Jurnal Etnosia. Vol. 01, No. 01 Juni 2016.

Dari Masa Lalu ke Masa Kini: Memori Kolektif, Konstruksi Negara dan Normalisasi Anti-Komunis

Hardiyanti Munsi Departemen Antropologi, Fisip-Unhas [email protected]

Abstract

This article is focused on how the incident of G30S/PKI has left atrauma to the state and how the state deals with it in the era afterwards. It show that such incident is constructed by the state that PKI is the enemy of the state and threathens the sovereignity of the state ideology, and this is embedded to shape a collective memory. This has been used to construct and to normalize the anti-communist movement in Indonesia through various strategies by, for example, the establishment of Monumen Sakti, the suppression of communist movement, the military recruitment, and a variety of doctrines in the military education. These aim to construct a united understanding about the incident of G30S/PKI and to normalize the anti-communist discourse in Indonesia.

Keywords: Collective memory, PKI, G30S/PKI, TNI, state, construction, anti-communist, normalization.

Pendahuluan markas PKI, dan pembentukan kelompok Peristiwa bersejarah yang menimpa bangsa pemuda yang anti-komunis. Indonesia pada tahun 1965 yang dikenal dengan Menurut Herlambang (2013), upaya pem- istilah Gerakan 30 September/Partai Komunis berantasan bangkitnya komunisme di segala lini Indonesia (G30S/PKI) memang telah hampir kehidupan terus dilakukan oleh pemerintah Orde setengah abad yang lalu. Peristiwa yang melibat- Baru dimana berperan sebagai otak dari kan dua kubu (TNI dan PKI) bahkan seluruh rencana ini. Pemberantasan komunisme secara komponen negara dan menarik perhatian secara sistematis dan represif telah dilakukan selama 32 nasional dan internasional. Peristiwa ini dipicu tahun, antara lain, dengan menetapkan peraturan oleh penculikan dan pembunuhan 6 Jendral oleh perundang-undangan yang ditujukan bagi para kelompok yang menyebut diri mereka ‘Gerakan eks-tahanan politik (eks-tapol). Sedikitnya 30 30 September’. Propaganda militer mulai butir undang-undang ini memang terutama sekali disebarkan, dan menyerukan ‘pembersihan’ PKI berlaku bagi seluruh anggota PKI dan ormas di seluruh negeri. Propaganda ini berhasil yang bernaung dibawahnya. Bukan hanya itu, meyakinkan rakyat Indonesia dan pemerhati perlakuan yang sangat menyakitkan juga harus internasional bahwa dalang di balik semua dirasakan orang-orang yang tidak ada sangkut- peristiwa itu adalah PKI. Penyangkalan PKI pautnya dengan PKI. Ada peraturan ‘surat bebas sama sekali tidak berpengaruh sehingga PKI G30S’ bagi orang-orang yang akan bersekolah dinyatakan sebagai partai terlarang. Ketegangan dan melamar pekerjaan, melampirkan surat dan kebencian yang terpendam selama bertahun- pernyataan ‘bersih diri’ dan ‘lingkungan’ bagi tahun pun meledak. ‘Pembersihan’ dilakukan orang yang memiliki sanak-saudara yang diduga dengan memusnahkan seluruh simpatisan PKI, atau dituduh dekat dengan PKI atau organisasi termasuk Soekarno (yang pada saat itu dipaksa kiri, bahkan melarang anak keturunan PKI untuk menyerahkan kepemimpinan karena menjadi anggota ABRI dan PNS dengan diduga sebagai pendukung PKI), pembakaran menerapkan skrining (screening) yang ketat.

30 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

Penelitian mengenai PKI telah banyak di- yang masih tersimpan dalam museum tersebut. lakukan oleh peneliti dari berbagai sudut Berbagai dokumen, seperti buku saku TNI, buku pandang, beberapa diantaranya dilihat dari sudut sejarah TNI, majalah, koran online, yang pro pandang pandang politik, Soemarmi dkk. (2001), ataupun kontra terhadap G30S, buku saku TNI misalnya, berfokus pada proses pergantian dan buku sejarah dari tahun 1982-2012. Selain presiden sebelumnya oleh Soekarno dengan buku-buku teks dan Museum Lubang Buaya, presiden baru yakni Soeharto, langkah suksesi observasi juga dilakukan pada beberapa foto dan yang ditempuhnya dengan menyuarakan istilah film digunakan untuk mencari informasi me- ‘bahaya laten PKI’ dan pengaturan hukum yang ngenai penyampaian cerita PKI kepada publik, mendukungnya; Fic (2004) menitikberatkan seperti Film G30S/PKI. penelitiannya pada wacana konspirasi dalam Analisis diawali dengan melakukan close- menganalisis peristiwa kudeta 1 Oktober 1965; reading terhadap fieldnotes dan transkrip Studi Wieringa (2010) melihat bagaimana wawancara yang terkumpul. Close-reading gerakan perempuan dihancurkan pasca kejatuhan diikuti dengan coding dan sorting dengan meng- PKI melalui pendekatan politik seksual; dan identifikasi, memilah, dan mengaktegorisasikan Herlambang (2013) yang berfokus pada bagai- data-data yang didapatkan berdasarkan tema- mana upaya sistematis pemerintah Orde Baru temanya, yakni mengenai prosedur penerimaan memanfaatkan produk-produk budaya untuk anggotaa baru TNI, tahap pendidikan dan doktrin melegitimasi pembantaian 1965-1966. Artikel ini bagi anggota TNI, perluasan cakupan skrining, berfokus pada bagaimana negara mengkon- dan upaya pembersihan PKI oleh TNI. struksikan memori kolektif dengan penggunaan Wawancara didahului dengan penjelasan beragam strategi, teknik dan wacana-wacana tentang maksud dan tujuan penelitian, me- pendisiplinan dengan tujuan untuk menormali- nanyakan kesediaan calon informan (informed sasikan wacana anti-komunis di Indonesia. consent) untuk diwawancarai, menjelaskan bahwa semua informasi dijaga kerahasiaannya Metode Penelitian (confidential) dan nama-nama informan yang Penelitian ini dilakukan di salah satu terlibat dalam penelitiaan ini juga disamarkan Markas Besar TNI di dan Museum (pseudonym). Lubang Buaya di jalan Raya Pondok Gede Jakarta. Informan yang berpartisipasi dalam Memori Kolektif: G30S/PKI & TNI penelitian ini berjumlah 5 orang, yakni anggota Olick (1999:337) menganalisa memori TNI OMSP (TNI Operasi Militer Selain Perang), kolektif dengan memasukkan faktor representasi yang berusia antara 38 dan 57 tahun, yang kolektif (simbol-simbol, makna, narasi, dan direkrut secara snowball sampling atas petunjuk ritual yang tersedia bagi publik), struktur informan pertama dan seterusnya. kebudayaan (sistem peraturan atau pola yang Pengumpulan data dilakukan melalui memproduksi representasi), konstruksi sosial wawancara mendalam, observasi, dan review (pola interaksi), dan memori-memori individual dokumen. Wawancara dilakukan dengan meng- yang terbentuk secara kultural dan sosial. Olick gunakan guide interview, dengan topik-topik (1999:336) juga mengemukakan tiga prinsip wawancara menyangkut prosedur penerimaan dalam menganalisa dan mengolah materi yang anggota baru TNI, tujuan skrining, sejarah ditemukan di dalamnya. Pertama memori G30S/PKI, bahaya PKI, pemberontakan PKI di kolektif tidak bersifat monolitik. Pengingatan Indonesia, serta organisasi terlarang binaan PKI. kolektif merupakan proses yang sangat Observasi dilakukan di Museum Lubang kompleks, melibatkan banyak macam orang, Buaya dengan pertimbangan museum ini me- praktik, materi, dan tema. Yang kedua, konsep rupakan hasil konstruksi TNI mengenai peristiwa memori kolektif akan mendorong kita untuk G30S/PKI, dengan mengamati patung, diorama, melihat memori sebagai residu otentik akan masa relief, pesan-pesan dan sisa-sisa peristiwa 65 lalu atau sebaliknya sebagai konstruksi yang

31 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

sifatnya dinamis dalam masa kini. Proses melawan pemerintah. Itupun dianggap tidak mengingat-ingat yang kompleks selalu meru- cukup karena belum dapat menguasai TNI-AD pakan proses negosiasi yang cair antara hasrat di seutuhnya yang dinilai PKI sangat anti-komunis masa kini dan peninggalan dari masa lalu. dan memiliki militansi serta semangat nasional Ketiga, harus diingat bahwa memori adalah yang tinggi. Sejumlah anggota TNI yang pro- sebuah proses, dan bukan sebuah benda. Memori PKI selalu menentang konsepsi TNI-AD terkait kolektif adalah sesuatu yang kita lakukan bukan pembinaan masyarakat karena dianggap meng- sesuatu yang dimiliki. Oleh karenanya diperlu- hambat program PKI dalam memonopoli pem- kan perangkat analisis yang sensitif terhadap binaan masyarakat. Sebagai lawan langsung dari keberagaman, kontradiksi, dan dinamikanya. PKI, TNI-AD merasa posisinya semakin ter- Narasi PKI berikut merupakan narasi puruk karena berbagai kebijakan politik yang tentang bagaimana negara mengkonstruksi dilakukan oleh Presiden Soekarno ternyata memori kolektif. Dalam upaya pemerintah sangat menguntungkan PKI. PKI menyokong Indonesia untuk menyatukan kekuatan angkatan hampir semua kebijakan yang dikeluarkan bersenjata di bawah satu komando, diharapkan Presiden Soekarno dalam rangka tahapan strategi dapat mencapai efektifitas dan efisiensi dalam yang menguntungkan PKI, sehingga banyak melaksanakan peran ABRI, serta tidak ter- yang menduga bahwa Soekarno adalah pro-PKI. pengaruh oleh kepentingan kelompok politik Informasi mengenai dugaan keterlibatan tertentu. Upaya tersebut menghadapi berbagai Soekarno dalam skenario PKI diungkapkan oleh tantangan, terutama dari PKI yang pada tahun Barka, sebagai berikut: 1965 telah menguasai sepertiga dari kekuatan Tau nasakom kan? Nasakom itu yang ABRI dengan melakukan penyusupan dan mempermulus jalan PKI. Itu skenarionya pembinaan khusus, serta memberi pengaruh Soekarno. Sebenarnya Komunis itu tidak terhadap Presiden dan Panglima Tertinggi ABRI cocok di Indonesia. Sekarang kan tinggal untuk mengingkari dan mengkhianati sumpah Cina yang masih kekeuh bertahan dengan prajurit dan Sapta Marga demi kepentingan partai komunisnya…. mereka (komunis) politik PKI. PKI merupakan sekelompok orang itu kan ateis sebenarnya’ (Barka, 13 April 2014). yang berpaham komunis dan menentang kapitalis yang bersesuaian dengan lambang kebesarannya, Dugaan keterlibatan Soekarno bukan tanpa yakni palu arit, yang berarti partai rakyat kecil, alasan. Menurut Barka, melalui politik dan yang mengakomodir keinginan-keingnan rakyat indoktrinasi Nasakom (Nasionalis, Agama, kecil. PKI mengajak orang-orang kecil ber- Komunis), Soekarno memberi kekuasan PKI gabung khususnya para petani dengan iming- untuk memperluas pengaruh. Nasakom menjadi iming akan memberikan lahan pertanian. Pasca salah satu kekuatan penting PKI pada masa kemerdekaan, PKI gencar melakukan pemberon- Demokrasi Terpimpin bersama Presiden takan, diantaranya Peristiwa Tiga Daerah (pem- Soekarno dan Angkatan Darat. berontakan yang terjadi di Kabupaten Pemalang, Bahkan sebelum peristiwa G30S, PKI Tegal, dan Brebes), terror gerombolan Ce’ gencar menyebarluaskan desas-desus yang Mamat, pemberontakan di Cirebon, revolusi semakin memojokkan ABRI, diantaranya dengan sosial di Langkat, dan yang paling fenomenal melakukan fitnah terhadap Dewan Jendral—7 adalah pemberontakan PKI di Madiun yang perwira tinggi AD yang terdiri atas Jendral A. H. berujung pada berdirinya Sovyet Republik Nasution, Letnan Jendral A. Yani, Mayor Jendral Indonesia (SRI). S. Parman, Mayor Jendral Haryono MT, Brigadir Menurut Barka, PKI yang pada awalnya Jendral Sutojo Siswamiharjo, dan Brigadir hanya melakukan gerakan bawah tanah yang Jendral D. I. Pandjaitan—bahwa mereka adalah secara intensif mulai menyebarluaskan penga- kelompok yang tidak loyal terhadap presiden dan ruhnya kepada rakyat Indonesia secara besar- mengutamakan kerjasama dengan imprealis. Isu besaran dan melakukan aksi massa terbuka ini menyebar ke masyarakat dan memberi kesan

32 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

bahwa TNI-AD telah mengkhianati perjuangan telah dilakukan di Lubang Buaya mulai dari rakyat Indonesia, sehingga menimbulkan ke- penyiapan pasukan untuk menculik para pejabat, marahan rakyat. Untuk lebih memojokkan ABRI, hingga titik lokasi untuk melakukan penyiksaan PKI melancarkan isu bahwa Dewan Jendral dan penguburan. Sasaran penculikan dan pem- berencana melakukan kudeta atau merebut ke- bunuhan oleh PKI ditujukan pada Dewan Jendral kuasaan Soekarno. Sebelum disebarluaskannya atas pertimbangan bahwa sebagai pejabat TNI- isu ini, pimpinan PKI, D. N. Aidit menuduh AD, mereka telah menghambat langkah PKI bahwa TNI-AD merupakan sumber kekacauan dalam memperluas manuver mereka di segala ekonomi dan konsumen terbesar dari uang bidang dan merebut kekuasaan negara dengan rakyat. Di dalam buku sejarah TNI Jilid III, menentang berbagai tuntutan PKI, diantaranya selain isu Dewan Jendral, dokumen milik Sir Nasakom. Sikap TNI-AD yang nasionalis ini Andrew Gilchrist—Duta Besar Inggris di Jakarta dianggap mengancam keberadaan PKI, seperti (1963-1966)—diisukan oleh PKI berisi yang diungkapkan oleh Mica berikut ini: dukungan terhadap neokolonialisme. Dokumen Jendral ini kan pejabat…namanya juga yang memakai nama Sir Andrew Gilchrist pejabat, jadi mereka itu yang paling keras terdapat kata-kata our local army friends yang menentang usaha PKI dalam menguasai ditafsirkan serupa dengan Dewan Jendral. Hal ini pemerintahan… ibaratnya mereka itu dimanfaatkan PKI untuk menuduh bahwa barisan terdepan yang sangat berse- Angkatan Darat mempunyai hubungan dengan berangan dengan PKI… apalagi A. Yani yang pemikirannya, pandangannya ber- neokolonialisme. Kedua isu ini merupakan tolak belakang dengan pemimpin PKI, si bagian dari offensive revolution PKI untuk Aidit itu (Mica, 19 April 2014). menghilangkan kepercayaan rakyat terhadap TNI-AD yang diciptakan secara sistematis oleh Mica juga menceriterakan bahwa pada PKI (Sejarah TNI Jilid III 1960-1965, 2000:187). tanggal 30 September 1965, pasukan-pasukan Rangkaian isu yang ditujukan untuk memojok- seperti Pemuda Rakyat, , dan Resimen kan ABRI tersebut dibenarkan oleh Barka yang Cakrabirawa dikumpulkan oleh anggota PKI di menyatakan bahwa ‘fitnah itu datang bertubi- Lubang Buaya dan dipropaganda bahwa ke 7 tubi…macam-macamlah gosipnya.. yang paling Jendral yang akan diculik adalah tokoh-tokoh saya ingat itu isu Dewan Jendral.. kalau katanya Dewan Jendral yang akan melakukan kup ter- jendral-jendral itu penghianat’ (Barka, 13 April hadap Presiden Soekarno. Penculikan dilakukan 2014). pada tanggal 1 Oktober 1965 pukul 02.30 pagi. Untuk menghadapi aksi-aksi PKI tersebut, Prajurit dibagi dalam 7 kelompok kemudian para pimpinan TNI-AD berusaha untuk disebar untuk menjemput ketujuh Jendral mengatasinya dengan cara melakukan manuver- dirumahnya masing-masing dengan alasan manuver di berbagai bidang, sebagaimana yang bahwa mereka diperintahkan oleh Presiden untuk diungkapkan Barka bahwa upaya yang dilakukan menghadiri pertemuan. Semua sasaran berhasil diantaranya membentuk Bintara Desa (Babinsa) dikirim ke Lubang Buaya dalam kondisi masih dan Komando Rayon Militer (Koramil) untuk hidup, kecuali A. Yani yang tertembak di menekan aksi-aksi PKI di tingkat desa dan rumahnya. kecamatan dan melakukan pembinaan generasi Setibanya di Lubang Buaya, para korban muda Islam yang tergabung dalam Himpunan penculikan diserahkan kepada pasukan yang Mahasiswa Islam (HMI). Di lingkungan TNI- telah menunggu untuk dibunuh dan dikuburkan. AD, dibentuk Dewan Penelitian dan Pengem- Kedatangan para Jendral TNI-AD disambut bangan yang tugasnya mengidentifikasi dan dengan teriakan dan caci maki. Mereka yang mengantisipasi gerak-gerik PKI. masih hidup mendapatkan penyiksaan di luar Puncak pemberontakan yang dilakukan PKI batas prikemanusiaan oleh gerombolan yang melakukan penculikan dan pembunuhan G30S/PKI, dan kemudian di bunuh. Mayat terhadap pejabat TNI-AD. Seluruh persiapan mereka kemudian dimasukkan kedalam sumur

33 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

tua. Setelah tanggal 3 oktober 1965 G30S/PKI Pada tahun 1980, Pusjarah TNI (Pusat telah ditumpas oleh operasi ABRI dibawah Sejarah TNI) mendapatkan tugas sebagai pe- pimpinan Mayor Jendral Suharto sekaligus ngelola dan penanggungjawab monumen melakukan pengangkatan ke 7 jenazah para melalui Surat Keputusan Presiden No. 51/1980 jendral dari sumur yang disebut ‘sumur maut’ yang bertujuan untuk mengenang perjuangan (Sejarah TNI Jilid III 1960-1965, 2000:206). para pahlawan revolusi dalam mempertahankan Kegagalan demi kegagalan skenario PKI ideologi negara Indonesia, yakni Pancasila dari tidak membuat pihak komunis berhenti dalam berbagai ancaman ideologi komunis yang pada memantap-kan rencananya untuk menguasai era tahun 60-an memiliki suara yang cukup pemerintahan di Indonesia. Tuntutan untuk besar pada pemilu. Sebelum menjadi sebuah memasukkan antek-antek PKI dalam kabinet monumen dan museum, tempat ini merupakan juga mengalami kegagalan, meskipun ada di- tanah atau lahan kosong yang dijadikan sebagai antaranya sudah diangkat sebagai pejabat markas komando dan pusat pelatihan kemili- pemerintah di pusat, di daerah, maupun di luar teran PKI menjelang pemberontakan, serta negeri sebagai duta besar. Aksi pemberontakan menjadi tempat penyiksaan dan pembuangan lainnya juga terjadi, seperti peristiwa Bandar mayat ke 7 Jendral TNI-AD. Dalam kaitan Betsy, Kanigoro, dan Indramayu makin me- dengan ini Lukas mengungkapkan bahwa: manaskan situasi dalam negeri. Jadi setelah turun surat keputusan, museum Lubang Buaya berada dibawah Konstruksi Negara & PKI pantauan Pusjarah ABRI. Dulu namanya Berbagai upaya yang dilakukan negara, Pusjarah ABRI tapi dirubah menjadi khususnya TNI dalam membangun citra negatif Pusjarah TNI... daerah Lubang Buaya itu tentang gerakan-gerakan PKI, sehingga citra sebenarnya tanah kosong milik yang nampak dalam memori masyarakat sipil masyarakat yang dijadikan sebagai mar- kas komando PKI. Untuk mengumpul- terhadap PKI memberikan dampak traumatik kan massa, rapat, latihan militer, dan yang mendalam bagi masyarakat Indonesia. membuang jenazah 7 jendral. Pokoknya Berikut berbagai upaya dilakukan negara untuk semua persiapan pemberontakan di- mengonstruksi pengetahuan masyarakat terhadap lakukan di sana (Lukas, 8 April 2014). PKI. Gedung Museum terdiri dari dua lantai yang Monumen Pancasila Sakti: PKI Dalam berisi sisa-sisa peninggalan peristiwa G30S/PKI, Konstruksi TNI diantaranya seragam dan pakaian ketujuh Monumen Pancasila Sakti didirikan tepat di Jendral, senapan, dokumentasi berupa foto, dan lokasi terjadinya peristiwa G30S/PKI atas diorama yang menggambarkan kronologis inisiatif Presiden ke-2 Indonesia, Suharto, pada gerakan-gerakan PKI. Setiap diorama yang Agustus 1973. Monumen yang berada di area menggambarkan peristiwa tertentu dileng-kapi seluas ± 14 Ha ini berlokasi di Desa Lubang dengan deskripsi dalam dua bahasa, yakni Buaya, Kecamatan Cipayung, Jakarta Timur Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Diorama- (lihat Gambar 1). diorama yang tampilkan tidak banyak men- ceritakan puncak pemberontakan di tahun 1965, melainkan diorama yang menunjukkan bibit- bibit pergerakan PKI dari tahun 1945. Di luar museum terdapat serambi penyiksaan yang didalamnya berisi ragam diorama penuh darah yang detil dan mampu berkisah dengan backsound yang membuat diorama-diorama ter- sebut terasa ‘hidup’. Di dalam serambi terdapat 17 diorama yang terdiri dari 12 diorama PKI Gambar 1. Monumen Pancasila Sakti yang menggunakan seragam berwarna hijau

34 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

lengkap dengan senjata, diantaranya ada 2 Bergeser ke sebelah utara ‘sumur maut’ prajurit perempuan, 1 orang perempuan yang terdapat tugu dan relief Monumen Pancasila merupakan pendukung PKI, dan 4 jendral. Se- Sakti. Di monumen itu terdapat patung ke 7 banyak 12 prajurit PKI terlihat sedang melaku- jendral TNI yang berdiri membentuk formasi kan kekerasan kepada ke 4 jendral dengan setengah lingkaran dengan latar belakang patung memukul bagian kepala dengan ujung senjata, garuda Pancasila. Kesan kokoh dan gagah menikam dengan celurit, dan beberapa juga sangat kentara. Dinding bagian bawah tugu terlihat sedang berjaga di bagian luar serambi. dihiasi ukiran yang menceritakan kekacauan, Seorang wanita yang merupakan simpatisan PKI pemberontakan, dan pertumpahan darah akibat menggunakan baju berlengan panjang dan ulah PKI dan penumpasannya oleh ABRI dan sarung sedang memegang besi terlihat sangat rakyat Indonesia (lihat Gambar 4). marah. Sedangkan ke 4 jendral terlihat berlumuran darah karena luka sobek di beberapa bagian tubuh mereka. Di serambi itu suasana penyiksaan dibangun untuk memperkuat upaya doktrin (lihat Gambar 2).

Gambar 4. Relief Peristiwa Prolog G30S/PKI Masih di lokasi yang sama, terdapat rumah yang dijadikan sebagai pos komando oleh gerombolan PKI untuk mempersiapkan penculi- Gambar 2. Diorama Penyiksaan 4 Jendral TNI- kan terhadap ke 7 jendral TNI-AD dan rumah AD dapur umum yang dijadikan sebagai tempat Di sebelah kiri serambi penyiksaan terdapat penyediaan sarana konsumsi gerombolan bangunan megah menyerupai pendopo dengan G30S/PKI. Di dalam rumah pos komando masih ukiran Jawa yang terbuat dari kayu. Bangunan terdapat beberapa peninggalan, diantaranya tersebut adalah lokasi ‘sumur maut’, yang ber- lampu, mesin jahit dan lemari kaca, sedangkan diamter 75 cm dengan kedalaman 12 m, dimana di dapur umum terdapat meja, kursi, lemari, ke 7 jendral dikuburkan setelah sebelumnya tempat tidur, wajan, dandang, dan genteng dibunuh di serambi penyiksaan. Di bagian rumah. Di beberapa sudut museum juga terdapat permukaan terdapat bercak merah menyerupai truk dodge, mobil dinas Letjen A. Yani, mobil darah sebagai penghias yang menambah kesan dinas Suharto, dan panser Saracen (mobil yang mistis dari ‘sumur maut’ tersebut (lihat Gambar digunakan untuk berpatroli melindungi ke- 3). amanan ibukota, mobil 6 roda tersebut juga menjadi ikon dalam film ‘Pengkhianatan G30S/ PKI’). Penuntasan Pasca G30S/PKI Tanggal 1 oktober 1965 merupakan hari bersejarah kelam Indonesia yang menunjukkan persaingan antara kekuatan komunis dan kekuatan anti-komunis se dunia yang berkepan- jangan dan ruwet, yang meluas dari perseteruan di tingkat desa sampai ke politik tingkat tinggi Gambar 3. ‘Sumur Maut’ (Roosa 2008:252). Untaian peristiwa yang mengenaskan tidak hanya terhenti pada pem-

35 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

bunuhan ke 7 Jendral TNI-AD sebagai usaha kan daftar orang PKI yang diberikan kepada untuk melakukan kudeta (pengambilan ke- Komandan RPKAD yang diduga terkait akan kuasaan) yang kemudian dituduhkan kepada disortir terlebih dahulu: siapa saja yang aktivis anggota PKI. dan siapa saja yang termasuk anggota pasif. Setelah pengambilalihan sementara pimpinan Dalam buku yang ditulis oleh Zulkifli & TNI-AD untuk mengisi kevakuman kepemim- Dhyatmika (2012) yang berjudul Sarwo Edhie pinan, Suharto melalui Kolonel Sarwo Edhi, dan Misteri 1965, Harold Crouch menjelaskan yang ketika itu menjabat sebagai Komandan bahwa aktivis PKI umumnya dieksekusi, Resimen Para Komando Angkatan Darat sedangkan anggota pasif dipenjarakan tanpa (Komando RPKAD) melakukan penyerangan ke diadili. gedung Telekomunikasi dan RRI yang telah Buntut upaya pembersihan ini adalah dikuasai oleh pasukan G30S/PKI untuk me- banyaknya korban yang tewas, dan yang ter- lakukan terror. Setelah kedua sarana komunikasi banyak ada di Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, tersebut telah berhasil direbut kembali, Sumatra Utara, dan Aceh. Jumlah korban disebarkanlah pidato Kolonel Sarwo Edhi yang keseluruhan memang masih simpang siur, meng-informasikan bahwa Pimpinan Angkatan namun beberapa sumber media cetak menyata- Darat untuk sementara dikendalikan oleh kan bahwa korban mencapai jutaan orang. Suharto. Pengaruh Suharto semakin kuat setelah Keseriusan Suharto dalam membumi-hanguskan ia menerima Surat Perintah 11 Maret 1966 dari PKI dan antek-anteknya diungkapkan dalam Soekarno yang berisi mengenai pemindahan buku yang ditulis oleh Robert E. Elson kekuasaan kepada Suharto. Berawal dari surat (2008:14), Suharto: A Political Bioghraphy, perintah inilah Suharto melakukan penangkapan bahwa: terhadap menteri dan pembantu Soekarno Setelah menyaksikan dengan mata kepala dengan alasan ‘diamankan’. saya sendiri apa yang kita temukan di Suharto bersama para pendukungnya mulai Lubang Buaya, tugas utama saya adalah melakukan upaya-upaya pembersihan dengan menghancurkan PKI, menghancurkan melakukan pembantaian bagi siapa saja yang perlawanan dimana pun, di ibu kota, di terdeteksi sebagai pengikut PKI dan Soekarno, daerah, dan juga di persembunyian di mulai dari partai-partai nasional dan Islam, gunung-gunung. organisasi buruh, petani, Gerwani, Pemuda Tekad serupa juga dimiliki Sarwo Edhie— Rakyat, guru, dan pamong desa. Salah satu etnis Komandan Resimen para komando Angkatan yang tak luput terseret dalam pergolakan ini Darat—yang menggerakkan pasukan khusus adalah etnis Tionghoa, dimana etnis tersebut Angkatan Darat untuk berkeliling Jawa dan Bali, mendapatkan perlakuan diskriminatif dari serta melatih pemuda Nahdlatul Ulama (NU) negara, karena menurut Suharto etnis Tionghoa menjadi ‘ujung tombak’ operasi besar me- di Indonesia disinyalir memiliki hubungan erat lumpuhkan basis-basis PKI. Dorongan Sarwo dengan PKI pada waktu itu. Akibatnya, Edhie dalam melakukan penumpasan lebih kelompok-kelompok tersebut harus ‘menelan pil dikarenakan hubungan baik seperti kakak- pahit’ atas kebijakan Suharto yang ingin mem- beradik yang terjalin antara dirinya dan A. Yani. bumihanguskan PKI dari tanah air sebagai Istri Sarwo Edhie mengungkapkan bahwa sesaat balasan bagi mereka yang telah melakukan setelah mendapatkan kabar tentang kematian A. pembantaian secara kejam dan sadis terhadap ke Yani, Sarwo menangis dihadapan fotonya. 7 Jendral TNI-AD (Bastian, 2013:7). Setiap hari Sarwo meletakkan setangkai bunga Upaya pembersihan PKI melibatkan tentara di samping foto sahabatnya. Dalam buku yang dan rakyat sipil yang sebelumnya mendapatkan tulis oleh John Hughes berjudul The End of pelatihan khusus dari Sarwo Edhie Wibowo. Soekarno sebagaimana dikutip oleh Zulkifli & Setelah mengikuti pelatihan, para rakyat sipil ini Dhyatmika(2012:14), Sarwo Edhie mengungkap berhasil menangkap ratusan ribu orang berdasar- kan, bahwa:

36 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

Ketika saya mendesak Jenderal Suharto Suharto, diantaranya salah satu wisma yang agar segera ditugaskan ke Jawa Tengah, menjadi rumah kediaman Soekarno bersama saya sama sekali tidak ingin mencari jasa isteri ke 5 beliau, yakni Ibu Ratna Sari Dewi atau kemegahan bagi diri saya sendiri. sekaligus menjadi tempat terakhir disemayam- Saya hanya ingin mengajak rakyat me- kannya Soekarno. Hal ini diungkapkan oleh numpas PKI sampai ke akar-akarnya. Lukas, bahwa: Saya ingin membuka kedok PKI, Nah…kalau museum ini ada sejarahnya kemudian menunjukkan ke rakyat, siapa dulu… ada kaitannya dengan PKI juga. sebenarnya yang berada di belakang kenal dengan ibu Dewi? Ratna Sari Dewi Gestapu. itu istri ke 5 Soekarno. Jadi museum ini Dorongan inilah yang dimanfaatkan oleh dulunya rumah ibu Dewi, tapi dijadikan Suharto untuk menumpas G30S/PKI yang di- museum sekarang konon kabarnya untuk tuduh didalangi oleh PKI. Apalagi Sarwo Edhie menghilang-kan jejak-jejak soekarnoisme oleh Suharto (Lukas, 8 April 2014). menggenggam pasukan elit Angkatan Darat yang memiliki ambisi untuk membumi hangus- Herlambang, dalam bukunya ‘Kekerasan kan anggota PKI. Budaya Pasca 1965’, mengungkapkan bahwa Upaya-upaya lainnya yang dilakukan oleh ideologi anti-komunis ini merupakan bentukan rezim Suharto adalah pembuatan dan pemutaran Orde Baru yang dapat bertahan lama karena film G30S/PKI yang ditayangkan di televisi adanya kampanye kebudayaan yang melegi- selama masa pemerintahan Orde Baru (±32 timasi kekerasan terhadap simpatisan komunis tahun) pada setiap tanggal 30 September. Selain pada 1965-1966. Kampanye kebudayaan yang itu, hampir semua buku sejarah yang digunakan dimaksud Herlambang adalah kemunculan sebagai bahan ajar di tingkat SD, SMP, dan narasi sejarah pemerintah Orde Baru, yang SMA menyajikan uraian mengenai peristiwa dituangkan melalui karya-karya sastra dan film G30S/PKI dengan versi yang serupa. Bahkan oleh para penulis anti-komunis dan militer hingga kini, selain sebagai objek wisata, (Herlambang 2013:3). sejumlah SD di Jawa, menjadikan kunjungan ke Hari berganti hari, bulan berganti bulan, Museum Pancasila Sakti sebagai bagian dari tahun berganti tahun, berbagai upaya pembas- proses belajar-mengajar pada Mata Pelajaran mian PKI yang dilakukan oleh militer atas Sejarah, sehingga siswa-siswi SD wajib komando Jendral Suharto terus berlanjut. Jutaan mengunjungi museum tersebut (lihat Gambar korban dan ratusan ribu orang yang tertuduh 5). sebagai simpatisan PKI berhasil ‘diamankan’. Orang-orang yang telah dipenjarakan menga- lami masa-masa sulit karena menjalani hukuman tanpa proses pengadilan. Mereka yang diduga simpatisan pasif PKI juga mendapatkan berbagai tekanan dan diskriminasi dengan diberlakukan- nya kartu tanda penduduk (KTP) yang bertanda mantan tahanan politik (eks-Tapol). Label eks- Tapol yang diberikan tidak hanya berdampak secara individual, tetapi juga berefek pada Gambar 5. Kunjungan Siswa-Siswi SD di seluruh keturunan yang bersangkutan. Istilah Museum Pancasila Sakti ‘keturunan Tapol’ menjadi bentuk diskriminasi

Upaya untuk menghilangkan jejak-jejak yang paling ekstrim bagi mereka yang orangtua/ soekarnoisme di berbagai tempat di Jakarta juga leluhurnya termasuk dalam kategori Tapol. gencar dilakukan oleh rezim Orde Baru. Keturunan eks-Tapol mendapatkan perlakuan Misalnya bangunan-bangunan bersejarah yang yang sangat diskriminatif, bahkan sangat men- sebenarnya memiliki nilai sejarah yang tinggi dera kelangsungan hidup mereka, seperti sulit justru direnovasi dan diganti namanya oleh mendapatkan pekerjaan, khususnya melarang

37 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

orang-orang yang ‘tidak bersih’ menjadi PNS, Rekrutmen TNI-AD: Bersih-Bersih dari PKI TNI/Polri, guru atau profesi yang dianggap bisa Untuk menjadi anggota TNI-AD, ada tiga memengaruhi masyarakat. Aturan ‘bersih diri’ tahapan tes yang harus dilalui: (1) Tes Penye- dan ‘bersih lingkungan’ dikeluarkan oleh diaan Berkas: tes ini ditangani oleh Sub-Panda Departemen Dalam Negeri digunakan untuk (sub-panitia daerah), yakni bukti pendaftaran membatasi ruang gerak para eks-Tapol atau online, ijazah SD, SMP, SMA, Surat Keterangan orang-orang yang terlibat dalam G30S/PKI, Hasil Ujian Nasional (SKHUN), KTP, dan KTP terutama yang terkait dengan pekerjaan. orang tua beserta wali (jika ada), KK (kartu Selain istilah ‘eks-Tapol’, rezim Orde Baru keluarga orang tua beserta wali), akta kelahiran, juga memomulerkan frasa ‘bahaya laten PKI’. dan surat keterangan ‘bersih diri’ dan ‘bersih Istilah ‘bahaya laten PKI’ mengandung arti lingkungan’ dan berkelakuan baik; setelah lolos ancaman yang berbahaya karena mampu berkas, maka yang bersangkutan akan mengikuti mengobrak-abrik kestabilan NKRI, bahkan (2) Tes Kesehatan: tes ini meliputi pemeriksaan merusak dasar dan ideologi negara, yaitu kesehatan, pengujian jasmani, tes ideologi Pancasila. (lihat Gambar 6). mental, dan pemeriksaan psikologi yang di- tangani oleh panitia daerah (Panda); jika tahap kedua ini lolos, maka tes berikutnya (3) Tes Pengetahuan Umum, yang ditangani langsung oleh Panpus (panitia pusat). Aturan dan tata cara penerimaan, tahap-tahap tes yang diberlakukan, dan jumlah anggota yang diterima ditentukan oleh Menteri Hankam dan Kepala Staff TNI yang merumuskan pedoman penerimaan anggota TNI-AD.

Gambar 6. Pesan Bahaya Laten Komunis Jika menilik Tes Penyediaan Berkas, maka surat keterangan ‘bersih diri’ dan ‘bersih ling- Pembersihan yang dilakukan hingga menelan kungan’ merupakan tahap awal yang dilakukan jutaan korban, ‘wajib tonton’ film ‘Pengkhiana- untuk menyingkirkan pengaruh-pengaruh PKI tan G30S/PKI’, pemuatan peristiwa G30S/PKI dalam tubuh TNI. Sedangkan bagian dari tes di dalam kurikulum pendidikan, penguburan kedua, yakni tes ideologi mental, yang di zaman jejak Soekarno yang diduga pro-PKI, perlakuan Suharto dikenal dengan istilah screening atau tes diskriminatif bagi para ‘eks-Tapol’, penerapan penelitian khusus (Tes Litsus), bertujuan untuk surat ‘bersih diri’ dan ‘bersih lingkungan’ bagi mengetahui latar belakang calon pendaftar dan aparat pemerintah adalah berbagai upaya yang keluarganya, organisasi formal dan informal dilakukan oleh rezim Suharto untuk menumbuh- yang diikuti, serta orientasi politiknya. Jika kan dan menciptakan sudut pandang bahwa calon anggota TNI atau salah satu keluarganya komunisme merupakan ‘musuh negara’. pernah menjadi simpatisan aktif atau pasif dari Namun, tumbangnya pemerintahan Suharto PKI, maka secara otomatis ia akan digugurkan.1 pada tahun 1998 tidak serta merta diikuti dengan Dalam kaitan dengan ini Lukas mengungkap- memudarnya semangat anti-komunis yang kan: puluhan tahun ditanamkan selama masa ke- pemimpinannya. Walaupun dalam pemerintahan Gusdur telah dicabut puluhan peraturan perundang-undangan berkaitan dengan eksis- 1 Jika merujuk kepada Lampiran Peraturan Panglima TNI, tensi eks-Tapol, namun perlakuan diskriminatif PKI termasuk kedalam ancaman non-militer berupa aksi tetap berlangsung. radikal, yakni mengatasnamakan rakyat untuk kepentingan kelompok, golongan dengan cara yang ekstrim dan merongrong stabilitas nasional, kewibawaan pemerintah dan ideologi negara (Lampiran Peraturan Panglima TNI, 2010:27).

38 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

Sebenarnya tes mental ideologi itu baru calon istrinya, yakni dengan menyerahkan surat ada setelah peristiwa G30S/PKI, ‘bersih diri’ dan ‘bersih lingkungan’ dan me- sebelumnya belum ada, tapi dulu ngikuti tes wawancara terkait ideologi mental namanya screening. Bukan TNI saja untuk mengetahui latar belakang dan asal-usul yang ada tes seperti itu, semua institusi pemerintah juga ada tesnya…tes ini calon istri agar terjamin ‘kebersihannya’ untuk penting diberlakukan…karena kalau menghindari unsur-unsur yang sifatnya mem- tidak, kita bisa kecolongan PKI (Lukas, 8 bahayakan, mengancam, apalagi memengaruhi April 2014). kinerja suaminya nantinya. Pada sejumlah kasus, Di zaman Orde Baru, setiap orang yang akan jika calon istri atau salah seorang anggota mendaftarkan diri ke instansi pemerintah akan keluarganya terdeteksi sebagai pengikut dari berurusan dengan intel tingkat desa dan organisasi terlarang, maka secara otomatis kecamatan untuk mendapatkan surat keterangan pasangan ini tidak mendapat izin untuk me- ‘bersih diri’ dan ‘bersih lingkungan’ karena nikah, sebagaimana diungkapkan Barka, berikut pihak intel memang memiliki ‘daftar hitam’ ini: sejumlah orang yang dianggap terlibat dengan Kalau mau jadi istri anggota TNI tidak G30S/PKI. Saat ini, pengurusan surat gampang, banyak persyaratan yang harus keterangan ‘bersih diri’ dan ‘berkelakuan baik’ dipenuhi. Misalnya adek mau nikah dengan tentara, adek harus mengurus telah dapat dilakukan di Kepolisian. Setelah surat ‘bersih diri’ dan ‘bersih ling- tumbangnya Suharto dan semakin banyaknya kungan’, surat berbadan sehat, berke- ancaman yang dihadapi Indonesia, baik lakuan baik… surat bersih diri dan ancaman militer maupun non-militer, men- lingkungan ini juga harus ada untuk ayah dorong TNI untuk memperluas fungsi dan dan ibu, jadi ayah ibu juga harus ada, cakupan screening atau Litsus. Setelah di- bukan cuma anaknya yang mau nikah… lakukan revisi, maka screening diganti menjadi pokoknya banyak itu yang diurus cuma saya agak lupa juga.. screening juga ‘tes ideologi mental’ yang bertujuan serupa ikut.. kalau terdeteksi si calon istri ada dengan screening. Tes semacam ini semakin hubungannya dengan PKI, tidak boleh ketat diberlakukan mengingat saat ini ancaman nikah.. dibatalkan… ada itu anggota saya tidak hanya datang dari PKI, melainkan juga yang batal nikah karena ternyata tante datang dari gerakan separatis serta terorisme pacarnya, kalau gak salah kakak pertama yang juga semakin marak. Dalam kaitan dengan ibunya itu anggota Gerwani dulu...batal dia nikah...mau gimana lagi.. harus ‘tes ideologi mental’ ini, Barka mengungkap- dibatalkan.. patah hati dia itu. Pokoknya kan: masuk TNI harus ‘bersih’… jadi orang- Intinya…tes Litsus itu sangat penting… orang yang terkait juga harus ‘bersih’... itu tes terpenting setelah tes kesehatan… tapi kasihan juga sih (Barka, 8 April latar belakang calon dan keluarganya 2014). harus kita telusuri… orang-orang yang Peristiwa berdarah puluhan tahun silam diterima sebagai TNI itu berarti mereka rupanya telah menjadi kenangan yang sangat bersih dari organisasi terlarang, gerakan- membekas dalam sejarah TNI. Upaya PKI yang gerakan bawah tanah yang mengancam NKRI, sekarang kan banyak itu gerakan- dianggap untuk mengucilkan, merusak, dan me- gerakan seperti itu, makanya kita harus ngadu domba TNI dengan Presiden dan rakyat tetap waspada, kalau jaman dulu, Indonesia dinilai sebagai percobaan pembu- jamannya Suharto kan yang ditakutkan nuhan karakter dan pencemaran nama baik yang itu cuma PKI dan orgaisasi-organisasi keji. Tidak hanya itu, pengkhianatan sejumlah binaannya (Barka, 13 April 2014) anggota TNI yng termakan hasutan PKI menjadi Penerapan screening tidak hanya diberlaku- peristiwa yang dianggap memukul dan men- kan pada saat penerimaan anggota baru, tetapi jatuhkan harga diri TNI. juga pada saat anggota TNI akan menikah. Screening (Tes Litsus) yang serupa juga dijalani

39 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

Dalam bidang politik, ekonomi, dan sosial penyatuan pemikiran, ideologi dan lain- budaya, naiknya Suharto sebagai Presiden lain. Jadi harus seragam dan satu (Mica, Indonesia menjadi titik balik perubahan dimana 19 April 2014). dulunya Indonesia yang cenderung non-blok Proses dan orientasi pendidikan dan pem- menjadi pro-barat dan pengikut Amerika bentukan perwira di masa perang kemerdekaan Serikat. Ekonomi Indonesia yang dulunya ber- yang dilakukan dalam situasi serba darurat dan dikari berubah menjadi ekonomi yang ter- terdesak untuk memenuhi kebutuhan tenaga gantung pada modal asing. Kebebasan berpo- perwira muda dalam menghadapi ancaman dan lemik juga dibatasi, seolah-olah satu, tidak ada pertempuran dengan penjajahan di Indonesia. perbedaan dan seragam. Pendidikan dilakukan di tengah-tengah kesibu- kan menegakkan kedaulatan negara. Lembaga Doktrin-Doktrin dalam Proses Pendidikan TNI pendidikan pada saat itu bukan atas perintah Setelah melewati berbagai ancaman per- pimpinan, tetapi atas inisiatif komandan pasukan pecahan, TNI terus berupaya untuk melakukan setempat (Moehkardi 1981:27). introspeksi dan berbenah diri dalam meningkat- Pada tanggal 5 Oktober 1951, Sapta Marga kan kualitas personelnya dengan mendirikan diresmikan sebagai pedoman hidup dan berbagai macam lembaga pendidikan. Upaya itu pengamalan Pancasila dalam kehidupan prajurit dilakukan untuk menyeragamkan kemampuan, TNI. Pimpinan TNI-AD membentuk Lembaga pengetahuan, dan wawasan, khususnya bagi para Candradimuka untuk penanaman dan peng- perwira TNI-AD yang memiliki latar belakang hayatan Sapta Marga dalam jiwa prajurit. Untuk berbeda-beda, upaya penyatuan ideologi. Semua itu setiap perwira secara bergantian mengikuti prajurit berasal dari kalangan masyarakat biasa pendidikan ini. Keutamaan Sapta Marga dalam yang dicekoki oleh berbagai paham politik yang kehidupan prajurit juga dibenarkan oleh Lukas hidup dan berkembang di daerah masing- bahwa ‘kalau itu sumpah TNI… Sapta Marga itu masing. Keragaman daerah asal dan paham kan intinya adalah keharusan berpegang teguh politik inilah yang ingin dihapuskan oleh pada Pancasila, hanya Pancasila. Komunis- pemerintah untuk membentuk sosok prajurit komunis itu tidak ada... itu angan-angan yang yang memiliki jati diri pejuang, penegak, dan mustahil’ (Lukas, 8 April 2014) (lihat Gambar pembela politik serta ideologi negara. Barka 7). mengungkapkan bahwa: Perlu… pendidikan itu perlu sekali, jadi setelah diterima, anggota baru langsung diasramakan untuk mengikuti pendidi- kan. Nah... disini kita akan melakukan doktrin… menyalurkan, menanamkan, menyuntikkan semangat prajurit biar mereka cinta negara, tangguh, tidak tergoyahkan…karena mereka ini kan latar belakangnya beragam, kita tidak Gambar 7. Sapta Marga TNI di Museum pernah tau sebelumnya apa saja yang Pancasila Sakti pernah dilakukan diluar sana...meskipun Selain Lembaga Candradimuka, juga didiri- sudah melalui litsus, kita harus tetap waspada… (Barka, 13 April 2014). kan SSKAD (Sekolah Staf dan Komando Ang- katan Darat) untuk pengembangan doktrin. Pentingnya mengikuti pendidikan juga Dewan Penelitian dan Pengembangan Doktrin diungkapkan oleh Mica bahwa: AD berhasil merumuskan konsep Doktrin Masa pendidikan itu masa yang paling Perang Wilayah/Perang Rakyat Semesta krusial karena disitulah pembentukan (sekarang Doktrin Pertahanan Negara). Doktrin fondasi ke-tentaraan. Masa-masa itu yang Pertahanan Negara merupakan doktrin perang akan menentukan kualitas tentara untuk kemerdekaan yang disesuaikan dengan kondisi

40 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

dan situasi baru pada saat itu. Konsep ini di- Doktrin Tri Ubaya Cakti ini dikomentari oleh terima oleh pemerintah yang kemudian dikukuh- Lukas, bahwa: kan menjadi Ketetapan MPRS. Inti dari Perang Karena waktu itu kepemimpinan Wilayah adalah bentuk perang ideologi yang Soekarno yah... jadi beberapa istilah dilakukan untuk mempertahankan ideologi seperti Nasakom termuat dalam Tri negara Pancasila dan doktrin revolusi lainnya. Ubaya Cakti. Tapi bagi kami, TNI-AD, Doktrin ini dirumuskan untuk membendung ada pengertian lain… kalau Soekarno kan manuver kaum komunis di Indonesia. kata –kom nya yang dibelakang itu Dengan diresmikannya Doktrin Perang artinya komunis, kalau kita –komnya di ganti sosialis… jadi Nasasos (Lukas, 8 Wilayah ternyata menimbulkan kemarahan April 2014). pihak PKI yang menganggap bahwa doktrin ini merupakan halangan terhadap strategi PKI Doktrin-doktrin tersebut diatas digunakan karena mencakup unsur territorial, yakni sebagai pedoman TNI dalam rangka melak- menyangkut penguasaan wilayah oleh TNI-AD. sanakan peran, fungsi, dan tugas pokok mereka PKI mencoba menyudutkan TNI-AD dengan sebagai alat pertahanan negara. Doktrin ini Doktrin Perang Wilayah dan menawarkan agar bertujuan agar TNI memiliki pedoman yang menggantinya dengan Doktrin Perang Revolusi jelas dan tegas dalam melaksanakan tugas Indonesia dengan alasan bahwa doktrin tersebut mereka agar terwujud kesamaan pola fikir, pola lebih revolusioner. Sebagian prajurit TNI-AD sikap, dan pola tindakan dalam pembinaan dan menganggap bahwa tawaran PKI tersebut penggunaan kekuatan. Kedudukan doktrin TNI sebagai ‘tanda bahaya’ (Sejarah TNI Jilid III merupakan pedoman yang berada pada tataran 1960-1965, 2000:70). strategis dan menjadi acuan dalam melakukan Selain Doktrin Perang Wilayah, ada pula tugas pokok sdalam mempertahankan kedaultan Doktrin Tri Ubaya Cakti. Di dalam Doktrin Tri negara. Ubaya Cakti terdapat tiga doktrin dasar, yaitu Doktrin Pertahanan Darat Nasional (Hanratnas), Normalisasi Anti-Komunis Doktrin Kekaryaan, dan Doktrin Pembinaan. Pasca kemunculan G30S/PKI pada awal Doktrin Tri Ubaya Cakti merupakan tiga ikrar tahun 1966 yang juga ditandai oleh pengalihan dan tekad TNI-AD untuk selalu siap setia jabatan dari Soekarno ke Suharto menjadi saat- memikul tugas nasional serta mewujudkan cita- saat kelabu bagi rakyat Indonesia, khususnya cita bangsa sesuai dengan tujuan nasional bagi orang-orang yang dituduh memiliki Bangsa Indonesia. Doktrin ini dicetuskan pada hubungan dengan PKI. Rakyat Indonesia dan suatu masa yang penuh dengan slogan-slogan militer bersama-sama dibawah kendali Suharto revolusioner, sehingga perumusannya mengikuti melakukan berbagai upaya pemusnahan PKI. suasana politik saat itu agar dapat diterima Dari berbagai upaya yang dilakukan, ditemukan diterima oleh Presiden. Misalnya, istilah keseragaman, yakni memosisikan PKI sebagai Nasakom yang menjadi obsesi Soekarno hanya ‘kambing hitam’ dari kekacauan politik di dimuat sekali didalam Tri Ubaya Cakti karena Indonesia yang berujung pada kematian ke 7 menuai protes dari kalangan pejabat TNI. pejabat TNI-AD di Lubang Buaya. Namun dalam lingkungan TNI-AD, Nasakom Dari semua upaya tersebut, tidak terlihat diganti dengan istilah Nasasos (Nasional, satupun yang mencoba mengungkit peristiwa Agama, Sosialis). Lahirnya Doktrin Tri Ubaya berdarah, yakni pembantaian massal pasca Cakti juga merupakan upaya untuk merapatkan G30S/PKI oleh militer, dan seolah-olah dihapus- barisan TNI-AD dalam menghadapi berbagai kan. Ini menunjukkan bahwa upaya tersebut kegiatan manuver yang dilakukan PKI diatas bukanlah bagian untuk mengekspos peran (Moehkardi 1981; 27). Dalam kaitan dengan militer dalam pembantaian massal, melainkan dicantumkannya istilah Nasakom di dalam untuk mendobrak wacana anti-komunis, sehingga kekerasan dan diskriminasi terhadap

41 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

simpatisan PKI dan mereka yang dituduh Akibat dari memori kolektif yang ter- komunis bisa diterima publik sebagai hal yang bentuk, baik di tingkat prajurit TNI-AD, normal dan alamiah (Herlambang 2013:130). maupun pada masyarakat sipil, upaya pember- Kekuasaan merupakan sesuatu yang sihan dan pemberantasan terhadap simpatisan produktif dan bekerja dengan apa yang disebut- PKI oleh Militer seolah-olah dibenarkan oleh nya sebagai normalisasi (Foucault 1984:4). rakyat Indonesia untuk menghilangkan jejak Kekuasaan yang bersifat produktif adalah me- PKI dan komunis sebagai musuh negara dan moduksi sesuatu, seperti pengetahuan, realitas, mengancam kedaulatan dan ideologi negara. dan juga klaim kebenaran. Dalam sebuah Upaya pemerintah untuk menumpas PKI masyarakat, menurut Foucault, tatanan ditegak- dilakukan melalui berbagai strategi, teknik dan kan melalui apparatus berupa strategi, teknik, wacana-wacana pendisiplinan dan penyera- dan wacana-wacana pendisiplinan, sehingga gaman pemahaman (dalam bentuk pemba- masyarakat dalam suatu negara tidak lagi ngunan Monumen Pancasila Sakti, penuntasan merasa sedang berada dalam jejaring kekuasaan. PKI pasca G30S/PKI, dalam pendidikan TNI Pendisiplinan berupa wacana-wacana memang mulai dari perekrutan TNI hingga doktrin- diselenggarakan negara terhadap rakyat dalam doktrin dalam proses pendidikan TNI). Berbagai setiap rezim untuk mengendalikan warganya upaya ini dilakukan untuk menyatukan pema- (Foucault 1979:13). Dalam konteks screening haman dan menormalisasikan wacana anti- yang diberlakukan oleh TNI pada penerimaan komunis di Indonesia. anggota baru merupakan upaya pendisiplinan yang menjadikan dan melegitimasi wacana anti- Daftar Pustaka komunis yang ‘dinormalisasikan’. Sampai pada Bastian, Radis. 2013. Tokoh-Tokoh Gelap: Yang saat wacana anti-komunis telah terbentuk Terlupakan dalam Peristiwa G30S. Jogjakarta: Palapa. dengan kokoh dan kuat kemudian digunakan untuk menghilangkan sisi kritis publik agar Elson, Robert E., 2008. Suharto: A Political Bioghraphy. Cambridge University mudah di kelola dan dikendalikan karena adanya Press keseragaman pemahaman, sehingga rakyat yang Fic, Victor M. 2004. Kudeta 1 Oktober 1965: sebenarnya sedang dikuasai oleh wacana- Sebuah Studi tentang Konspirasi. wacana pendisiplinan merasa seolah ‘tidak Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. dikuasai’. Dengan kata lain, pendisiplinan yang Foucault, Michael. 1979. Discipline and Punish: melegitimasi wacana anti-komunis oleh negara The Birth of the Prison. Diterjemahkan melalui TNI merupakan upaya untuk meng- oleh A. Sheridan. New York: Vintage hilangkan ‘kesadaran masyarakat’. Books. Foucault, Michael. 1984. Power/Knowledge: Kesimpulan Selected Interview and Other Writings Peristiwa G30S/PKI dipandang oleh TNI- 1972-1977. Diterjemahkan oleh C. Gordon. New York: Pantheon. AD sebagai suatu peristiwa yang menginjak- injak harga diri dan merusak citra bangsa, Herlambang, Wijaya. 2013. Kekerasan Budaya Pasca 1965: Bagaimana Orde Baru khususnya TNI-AD sebagai satuan keamanan Melegitimasi Anti-Komunisme Melalui negara. Memori kolektif yang tertanam dalam Seni dan Sastra. Jakarta: Marjin Kiri. tubuh TNI-AD adalah bahwa peristiwa G30S/ Lampiran Peraturan Panglima TNI. 2010. PKI merupakan bentuk-bentuk perlawanan Jakarta: Markas Besar TNI. komunis terhadap negara. Hal tersebut terus Moehkardi. 1981. Pendidikan dan Pembentukan digaungkan kemasyarakat dari generasi ke Perwira TNI-AD. Jakarta: PT. Inaltu. generasi, Memori kolektif ini menjadi dasar Olick, Jeffrey K., 1999. Collective Memory: untuk mengonstruksi citra PKI sebagai oposisi The Two Cultures. Sociological Theory, negara. 17(3), November, 333-348.

42 Dari masa lalu ke masa kini: memori kolektif....

Roosa, John. 2008. Dalih Pembunuhan Massal Sucipto, Herman Dwi. 2013. Kontroversi G30S: Gerakan 30 September dan Kudeta Antara Fakta dan Rekayasa. Jogjakarta: Suharto. Jakarta: Hasta Mitra. Palapa. Sejarah TNI Jilid III (1960-1965). 2000. Jakarta: Wieringa, Saskia Eleonora. 2010. Markas Besar TNI dan Pusat Sejarah Penghancuran Geran Perempuan: dan Tradisi TNI. Politik Seksual di Indonesia Pasca Soemarmi, Amiek; Prihatin, Eko Sabar; & Kejatuhan PKI. Jogjakarta: Galang Hasyim, Asy'ary. 2001. Suksesi press. Presiden: Studi Tentang Pengaturan Zulkifli, Arif & Dhyatmika, Wahyu., 2012. Hukum dan Pola Pergantian Jabatan Tokoh Militer: Sarwo Edhie dan Misteri Presiden di Indonesia. Laporan 1965. Seri Buku Tempo. Jakarta: PT. Penelitian. Semarang: Fakultas Hukum, Gramedia. Universitas Diponegoro.

43