Prangko Pahlawan Revolusi

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Prangko Pahlawan Revolusi KOLEKSI PUSTAKA FILATELI Ir. YORDANSYAH J GOMARATHONDA PRANGKO PAHLAWAN REVOLUSI Mengenang sejumlah perwira militer yang gugur dalam tragedi berdarah Gerakan Politik Militer 30 September 1965. Indonesia menerbitkan set sepuluh prangko Pahlawan Revolusi pada tanggal 10 Nopember 1966, dalam perayaan Hari Pahlawan Indonesia. Sepuluh pahlawan yang diabadikan kedalam prangko tersebut antara lain: 01. Jenderal TNI Anumerta Ahmad Yani Menteri/Panglima Angkatan Darat/Kepala Staf Komando Operasi Tertinggi. Pada 1 Oktober 1965 tewas ditembak dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Pembantu Letnan Satu Mukidjan bin Sanawi dari Brigade Infantri I Komando Daerah Militer V Jayakarta sebelum dibawa ke Lubang Buaya. KOLEKSI PUSTAKA FILATELI Ir. YORDANSYAH J GOMARATHONDA 02. Letnan Jenderal TNI Anumerta R. Suprapto Deputi II Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Administrasi. Pada 1 Oktober 1965 diculik dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Sersan Dua Sulaiman dan tewas di Lubang Buaya. 03. Letnan Jenderal TNI Anumerta Mas Tirtodarmo Haryono Deputi III Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Perencanaan dan Pembinaan. Pada 1 Oktober 1965 tewas ditembak dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Sersan Mayor Bungkus sebelum dibawa ke Lubang Buaya. 04. Letnan Jenderal TNI Anumerta Siswondo Parman Asisten I Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Intelijen. Pada 1 Oktober 1965 diculik dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Sersan Mayor Satar dan tewas di Lubang Buaya. KOLEKSI PUSTAKA FILATELI Ir. YORDANSYAH J GOMARATHONDA 05. Mayor Jenderal TNI Anumerta Donald Isaac Panjaitan Asisten IV Menteri/Panglima Angkatan Darat bidang Logistik. Pada 1 Oktober 1965 tewas ditembak dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Sersan Dua Sukarjo sebelum dibawa ke Lubang Buaya. Dalam peristiwa pembunuhan itu. keponakan beliau Albert Naiborhu juga tertembak dan meninggal beberapa hari kemudian. 06. Mayor Jenderal TNI Anumerta Sutoyo Siswomiharjo Inspektur Kehakiman/Oditur Jenderal Angkatan Darat. Pada 1 Oktober 1965 diculik dirumahnya oleh pasukan yang dipimpin Sersan Mayor Surono dan tewas di Lubang Buaya. 07. Kapten Czi. Anumerta Pierre Andreas Tendean Ajudan Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. Pada 1 Oktober 1965 diculik dirumah Jenderal TNI Abdul Harris Nasution oleh pasukan yang dipimpin Pembantu Letnan Dua Djahurup dan tewas di Lubang Buaya. Dalam peristiwa penculikan itu Putri Jenderal TNI Abdul Harris Nasution - Ade Irma Suryani Nasution juga tertembak dan meninggal beberapa hari kemudian. KOLEKSI PUSTAKA FILATELI Ir. YORDANSYAH J GOMARATHONDA 08. Ajun Inspektur Polisi Dua Anumerta Karel Satsuit Tubun Pengawal kediaman Wakil Perdana Menteri II Dr. Johannes Leimena. Pada 1 Oktober 1965 tewas ditembak dipos jaga saat berlangsung penculikan yang gagal terhadap Jenderal TNI Abdul Harris Nasution. 09. Brigadir Jenderal TNI Anumerta Katamso Darmokusumo Komandan Komando Resor Militer 072/Pamungkas, Yogyakarta. Pada 2 Oktober 1965 tewas dibunuh oleh bawahannya sendiri dipimpin oleh Mayor Mulyono dalam perebutan komando Korem 072/Pamungkas. 10. Kolonel Inf. (Anumerta) R. Sugiyono Mangunwiyoto Kepala Staff Komando Resor Militer 072/Pamungkas, Yogyakarta. Pada 2 Oktober 1965 tewas dibunuh oleh bawahannya sendiri dipimpin oleh Mayor Mulyono dalam perebutan komando Korem 072/Pamungkas. KOLEKSI PUSTAKA FILATELI Ir. YORDANSYAH J GOMARATHONDA Seluruh prangko Pahlawan Revolusi adalah bernilai sama yaitu sebesar 5 Rupiah. Masuk dalam kategori koleksi prangko era Pemerintahan Presiden Soekarno 1945-1967. Penerbitan prangko dilengkapi dengan dua buah Sampul Hari Pertama (First Day Cover), yang masing-masing mencantumkan prangko lima pahlawan. Disusun dan disebarluaskan oleh YORDANSYAH DJON GOMARATHONDA Filatelis Tematik Politik Nasional dan Internasional Indonesia .
Recommended publications
  • 50 Years Since 30 September, 1965: the Gradual Erosion of a Political Taboo
    ISSUE: 2015 NO.66 ISSN 2335-6677 RESEARCHERS AT ISEAS – YUSOF ISHAK INSTITUTE SHARE THEIR UNDERSTANDING OF CURRENT EVENTS Singapore | 26 November 2015 50 Years since 30 September, 1965: The Gradual Erosion of a Political Taboo. By Max Lane* EXECUTIVE SUMMARY This year marks the 50th anniversary of the events of 30 September, 1965 and its aftermath. Amidst heightened discussion of the matter, President Widodo, on behalf of his government, stated that there would be no state expression of being sorry for the large scale massacres of 1965. He attended conventional activities on the anniversary consistent with the long-term narrative originating from the period of Suharto’s New Order. At the same time, there are signs of a gradual but steady erosion of the hegemony of the old narrative and an opening up of discussion. This is not driven by deliberate government policy, although some government decisions have facilitated the emergence of a generation for whom the hegemonic narrative holds less weight. The processes weakening the old hegemony have also been fostered by: a) Increased academic openness on the history of the period, both in and outside of Indonesia. b) More activity by lawyers, activists, researchers as well as former political prisoners demanding state recognition of human rights violations in 1965 and afterwards. c) A general attitude to educational processes no longer dominated by indoctrination concerns. 1 ISSUE: 2015 NO.66 ISSN 2335-6677 Hegemony may be slowly ending, but it is not clear what will replace it. *Max Lane is Visiting Senior Fellow with the Indonesia Studies Programme at ISEAS- Yusof Ishak Institute, and has written hundreds of articles on Indonesia for magazines and newspapers.
    [Show full text]
  • Daftar Nama Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Infeksi Coronavirus 2019 (COVID-2019) Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI
    Daftar Nama Rumah Sakit Rujukan Penanggulangan Infeksi Coronavirus 2019 (COVID-2019) Sesuai Keputusan Menteri Kesehatan RI Nama RS Alamat Kontak Nanggroe Aceh Darussalam RSU Dr. Zainoel Abidin Jl. Tgk. Daud Beurueh No. 108, Telp: 0651-34562 Fax: 0651-34566 1. Banda Aceh Banda Aceh Email :[email protected] RSU Cut Meutia Jl. Banda Aceh-Medan Km.6 Buket Rata, 2. Telp : 0645-46334, Fax: 0645-46222 Lhokseumawe Lhokseumawe Email: [email protected] Sumatera Utara RSU H. Adam Malik Jl. Bunga Lau No. 17 Medan Telp : 061-8360051, Fax: 061-8360255 3. Medan Email : [email protected] Jl. KS Ketaren 8 Kabanjahe Telp : 0628-20012, Fax: 0628-20012 4. RSU Kabanjahe Tlp : 0628-20550 Email : [email protected] RSUD dr. Djasamen Jl. Sutomo No. 230 P. Siantar Telp : 0622-22959 5. Saragih Jl. Agus Salim No.1 Tarutung Telp : 0633-21303, 20450 6. RSU Tarutung Kab.t Tapanuli Utara Email : [email protected] Jl. Dr FL Tobing No.10 Pd Sidempuan Telp : 0634-21780, Fax: 0634-21251 7. RSU Padang Sidempuan Email: [email protected] Sumatera Barat RSU Dr. M. Jamil Jl. Perintis Kemerdekaan, Padang Telp : 0751-32371 Fax: 0751-32371 8. Padang Email : [email protected] Jl. Dr A. Rivai Bukit Tinggi 9. RSU Dr. Achmad Telp : 0752-21720 Fax: 0752-21321 Modchtar Email : [email protected] Riau Telp : 0761-21618, 23418, 21657 RSU Arifin Ahmad Jl. Diponegoro No. 2, Pekan Baru 10. Fax: 0761-20253 Pekan Baru Email: [email protected] Jl. Tanjung Jati No. 4 Dumai Telp : 0765-440992 RSUD Kota Dumai 11. Telp : 0765-440992 Email : [email protected] Nama RS Alamat Kontak Jl.
    [Show full text]
  • CHAPTER FOUR FINDING and ANALYSIS A. Academic Freedom: from the Ancient Greek Civilization to the End of World War II the Pionee
    CHAPTER FOUR FINDING AND ANALYSIS A. Academic Freedom: From the Ancient Greek Civilization to the End of World War II The pioneer of academic freedom is believed to occur at time of the Trial of Socrates. It was pioneered by the principle to seek and to reveal the truth to the public during Socrates’ life and after his death by Plato.1 Through the centuries, Frederick I Barbarossa established Authentica Habita as the source of legal protection for scholars in 1155 AD, where roads were unsafe, and dangers were everywhere threating everyone.2 Nearly eight centuries later, during the World War II, Franklin Delano Roosevelt3 introduced Four Freedoms in 1941 namely Freedom of Speech, Freedom of Religion, Freedom from Fear, and Freedom from Want4 which was declared as the Universal Declaration of Human Rights by the UN in 1948. From the Declaration, bore many legislations in respect with freedom of academic and its enforcement through decades.5 1 Waterfield, Robin, 2009, Why Socrates Died: Dispelling the Myths, New York, W. W. Norton and Company, p. 14 2 Moraw, Peter, Op.Cit. 3 Franklin Delano Roosevelt served as the 32nd President of the United States of America from 1933 until his death in 1945. He was a statesman and political leader of Democrat Party. 4 These Four Freedoms were introduced by Franklin Delano Roosevelt on his speech at the 1941 State of the Union Address “The Four Freedoms” in 6th of January 1941. See further his speech text at http://voicesofdemocracy.umd.edu/fdr-the-four-freedoms-speech-text/, accessed on 24th of December 2018 at 12:15 am 5 Hannum, Hurst, “The Universal Declaration of Human Rights in National and International Law”, Health and Human Rights, Volume 3(2), 1998, Boston, Harvard University Press, p.
    [Show full text]
  • National Heroes in Indonesian History Text Book
    Paramita:Paramita: Historical Historical Studies Studies Journal, Journal, 29(2) 29(2) 2019: 2019 119 -129 ISSN: 0854-0039, E-ISSN: 2407-5825 DOI: http://dx.doi.org/10.15294/paramita.v29i2.16217 NATIONAL HEROES IN INDONESIAN HISTORY TEXT BOOK Suwito Eko Pramono, Tsabit Azinar Ahmad, Putri Agus Wijayati Department of History, Faculty of Social Sciences, Universitas Negeri Semarang ABSTRACT ABSTRAK History education has an essential role in Pendidikan sejarah memiliki peran penting building the character of society. One of the dalam membangun karakter masyarakat. Sa- advantages of learning history in terms of val- lah satu keuntungan dari belajar sejarah dalam ue inculcation is the existence of a hero who is hal penanaman nilai adalah keberadaan pahla- made a role model. Historical figures become wan yang dijadikan panutan. Tokoh sejarah best practices in the internalization of values. menjadi praktik terbaik dalam internalisasi However, the study of heroism and efforts to nilai. Namun, studi tentang kepahlawanan instill it in history learning has not been done dan upaya menanamkannya dalam pembelaja- much. Therefore, researchers are interested in ran sejarah belum banyak dilakukan. Oleh reviewing the values of bravery and internali- karena itu, peneliti tertarik untuk meninjau zation in education. Through textbook studies nilai-nilai keberanian dan internalisasi dalam and curriculum analysis, researchers can col- pendidikan. Melalui studi buku teks dan ana- lect data about national heroes in the context lisis kurikulum, peneliti dapat mengumpulkan of learning. The results showed that not all data tentang pahlawan nasional dalam national heroes were included in textbooks. konteks pembelajaran. Hasil penelitian Besides, not all the heroes mentioned in the menunjukkan bahwa tidak semua pahlawan book are specifically reviewed.
    [Show full text]
  • Tinjauan Psikoanalisis Sastra Konflik Ideologi Film G30s/Pki (Sutradara: Arifin C
    TINJAUAN PSIKOANALISIS SASTRA KONFLIK IDEOLOGI FILM G30S/PKI (SUTRADARA: ARIFIN C. NOER) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Gunu Mencapai Gelar sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar ANDI AGUS 10533783414 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2018 MOTTO “Jadikan akhirat di hatimu, dunia di tanganmu, dan kematian di pelupuk matamu” (Imam Syafi‟i) “Kita boleh berbeda dalam pikiran karena pustaka kita „mungkin‟ berbeda namun selama lagu kebangsaanmu masih Indonesia Raya saya pastikan kita masih satu nusa satu bangsa (Indonesia)” (Andi Agus) Karya ini kupersembahkan kepada: Kedua orang tuaku yang berkorban untukku Terkhusus ibundaku (Rachmawati) yang telah memotivasiku Sahabat-sahabatku yang berjuang bersamaku sejak tahun 2014 ABSTRAK Andi Agus. 2018. Tinjauan Psikoanalisis Sastra Konflik Ideologi Film Pengkhianatan G30S/PKI (sutradara: Arifin C. Noer). Skripsi, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Salam dan Syekh Adiwijaya Latief. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui konflik ideologi dan psikologi yang terdapat dapat film G30S/PKI (Sutradara: Arifin C. Noer). Terjadinya suatu konflik dikarenakan adanya oposisi dan manusia harus memilih (pilihan hidup) dan psikologi yang di dalamnya terdapat id, ego, dan superego yang ada dalam diri manusia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa telah terjadi konflik Ideologi antara pihak Pancasila dengan Komunisme. Film Pengkhianatan G30S/PKI (Sutradara: Arifin C. Noer) diterbitkan oleh Pusat Produksi Film Negara (PPFN) durasi waktu 03:37:15. Dinyatakan lulus sensor oleh Lembaga Sensor Film Indonesia dengan No. SLS: 557/VCD/2.2006/2001 di Jakarta, 23 Februari 2001 dan sasarannya: Remaja.
    [Show full text]
  • 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah Sebagai Suatu
    BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sejarah sebagai suatu narasi besar diperlihatkan melalui peristiwa dan tokoh besar dengan mendokumentasikan asal-usul kejadian, menganalisis geneologi, lalu membangun dan mempertahankan keistimewaan suatu peristiwa, memilih peristiwa yang dianggap spektakuler (seperti perang).1 Bagi sejarawan yang ingin memahami perjalanan sejarah Indonesia Modern, hal yang terkadang menimbulkan rasa frustrasi ialah justru karena kejadian yang paling misterius ternyata merupakan salah satu babak kejadian yang terpenting. Kebenaran sejarah terletak dalam kesediaan sejarawan untuk meneliti sumber sejarah secara tuntas, sehingga dapat diharapkan sejarawan akan mengungkapkan secara objektif.2 Perjalanan sejarah banyak meninggalkan kesan faktual betapa pemikiran seorang tokoh mempunyai peran penting dan kontribusi di jamannya. Negara Indonesia lahir dan diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945 oleh Dwitunggal Soekarno-Hatta atas nama Bangsa Indonesia. Sejak pengakuan kedaulatan, nyaris tidak ada hari tanpa konflik yang menerpa Indonesia. Peritiwa sejarah Indonesia ketika menghadapi Agresi Militer 1 Rhoma Dwi Aria Y, Fiktif Sejarah, Sejarah Fiktif, Istoria, vol. 2 nomor 1, September 2006, hlm.121. 2 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Yogyakarta: Bentang Budaya, 1955, hlm.13. 1 2 Belanda II3, setelah itu perang-perang menyusul menghantam Republik Indonesia sampai Indonesia terseret dalam konfrontasi merebut Papua Barat yang kemudian diberi nama Irian Jaya. Usai konflik ini melanda lahir kembali konfrontasi menentang pembentukan Federasi Malaysia4 tahun 1963. Peristiwa-peristiwa tersebut sangat menguras energi nasional, kehidupan berbagai sektor tidak stabil. Namun bagi Angkatan Darat, keadaan ini membuka peluang untuk tampil sebagai benteng pertahanan Republik.5 Salah satu organ yang perlu dimiliki oleh Pemerintah suatu negara adalah Militer, yang merupakan satu kelompok orang-orang yang diorganisir dengan disiplin untuk melakukan pertempuran, yang diperbedakan dari orang-orang sipil.
    [Show full text]
  • 4.1.03 Urusan Wajib PU ATA 23-03-2015
    LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 4.1.3 URUSAN WAJIB PEKERJAAN UMUM 4.1.3.1 KONDISI UMUM Urusan pekerjaan Umum dilaksanakan dalam penyelenggaraan pemerinatahan daerah karena berfungsi strategis sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi baik regional maupun lintas wilayah pemerintahan. Pekerjaan Umum erat kaitannya dengan pembangunan Infrstruktur baik menyediakan sistem transportasi, pengairan, drainase, bangunan-bangunan gedung dan fasilitas publik yang lain yang dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia dalam lingkup sosial dan ekonomi (Grigg, 1988). Pelaksanaan urusan ini di Pemerintah Kota Semarang secara teknis dilakukan oleh Dinas Bina Marga Kota Semarang, Dinas PSDA & ESDM Kota Semarang dan Dinas Penerangan Jalan dan Pengelolaan Reklame Kota Semarang. 4.1.3.2 KEBIJAKAN PROGRAM Pelaksanaan Kebijakan Program pada tahun ini masih mengacu pada pada perwujudan keseimbangan pertumbuhan dan pelayanan wilayah yang lebih diakselerasikan melalui (1) pembentukan struktur jaringan jalan sesuai dengan hirarki dan pelayanan jalan, interkoneksi antar bagian wilayah pengembangan dan antar pusat pelayanan transportasi dan pusat pelayanan perkotaan serta peningkatan kapasitas jalan; (2) pengendalian dan penanggulangan banjir dan rob terpadu dan sistemik ; (3) penyelesaian DAM jatibarang beserta komponennya, pembangunan sistem drainase wilayah dan kawasan, dan (4) penyempurnaan wajah kota (5) pemenuhan kebutuhan air bersih masyarakat serta menjaga kualitas dan kuantitas sumber daya air. Wujud pelaksanaan Urusan Pekerjaan Umum ini diimpelemntasikan dalam RKPD dan APBD Kota Semarang Tahun 2014 adalah sebagai berikut: Program-program penunjang, yang meliputi : 1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran; 2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur; 3. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur; 4. Program Peningkatan Pengembangan Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Keuangan. hal | 103 LKPJ WALIKOTA SEMARANG AKHIR TAHUN ANGGARAN 2014 Program-Program Spesifik sebagai Pelaksanaan Teknis Urusan Pekerjaan Umum, yang meliputi : 1.
    [Show full text]
  • Soeharto, Militer Dan G 30 S/Pki
    PERAN SOEHARTO DALAM PERISTIWA G 30 S/PKI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Abdul Ghofur 103033227773 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERAN SOEHARTO DALAM PERISTIWA G 30 S/PKI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Abdul Ghofur 103033227773 Dibawah Bimbingan Dr. Nawiruddin, MA. NIP. 19720105 200112 1003 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA i KATA PENGANTAR Puji serta rasa syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan dan menunjukan jalan kebenaran yakni Islam kepada umat manusia di seluruh alam semesta. Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan pudarnya rasa semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini dalam rangka memperoleh gelar sarjana, namun berkat bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak, baik berupa moril dan materil, semua kesulitan tersebut dapat di atasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Ketua Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA. 2. Sekretaris Jurusan Ilmu Politik Bapak Zaki Mubarak, MA. 3. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Nawirudin, MA. Terima kasih atas pengarahan dan kritikan kepada penulis sampai selesainya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan yang berlimpah, amin.
    [Show full text]
  • The Contestation of Social Memory in the New Media: a Case Study of the 1965 Killings in Indonesia
    Aktuelle Südostasienforschung Current Research on Southeast Asia The Contestation of Social Memory in the New Media: A Case Study of the 1965 Killings in Indonesia Hakimul Ikhwan, Vissia Ita Yulianto & Gilang Desti Parahita ► Ikhwan, H., Yulianto, V. I., & Parahita, G. D. (2019). The contestation of social memory in the new media: A case study of the 1965 killings in Indonesia. Austrian Journal of South-East Asian Studies, 12(1), 3-16. While today’s Indonesian democratic government remains committed to the New Order orthodoxy about the mass killings of 1965, new counter-narratives challenging official history are emerging in the new media. Applying mixed-methods and multi-sited ethnography, this study aims to extend our collaborative understanding of the most re- cent developments in this situation by identifying multiple online interpersonal stories, deliberations, and debates related to the case as well as offline field studies in Java and Bali. Practically and theoretically, we ask how the tragedy of the 1965 killings is contest- ed in the new media and how social memory plays out in this contestation. The study finds that new media potentially act as emancipatory sites channeling and liberating the voices of those that the nation has stigmatized as ‘objectively guilty’. We argue that the arena of contestation is threefold: individual, public vs. state narrative, and theoretical. As such, the transborder space of the new media strongly mediates corrective new voices to fill missing gaps in the convoluted history of this central event of modern Indonesian history. Keywords: 1965 Killings; Master vs. Counter Narratives; Memory Studies; New Media; Southeast Asia INTRODUCTION Indonesia experienced one of the 20th century’s worst mass killings.
    [Show full text]
  • Original Article Analysis Non-Poisson Systems Cases of Queuing
    Vol. 10, No.1: 01 — 05 May 2021 DOI: 10.22487/25411969.2021.v10.i1.15452 Original article Analysis non-poisson systems cases of queuing passenger aircraft at Ahmad Yani Airport Dina Asti Prastiwi*, Sugito, and Puspita Kartikasari Department of Statistic, Faculty of Mathematics and Natural Sciences, Diponegoro University, Jalan Prof Soedarto, Tembalang 50275, Semarang, Central Java, Indonesia Keywords: Aircraft, Queue System, Abstract Non-Poisson, Normal Log, Logistic Aircraft are effective transportation compared to land and sea transportation. Logic This causes the growth of demand flow of movement, both passengers and Article history: aircraft each time period is always increasing. However, The issues that arise Received 09 March 2021 are the issues that arise. Meanwhile, the problems that occur are capacity Accepted 29 May 2021 building. Based on the description above, one example of a queue system that Published 31 May 2021 is often encountered in daily life is the transportation service system, for example the plane queue at Ahmad Yani International Airport. Based on observations made while boarding the plane, it is not according to the schedule, which is normal because of the arrival of the plane that is not on time. This causes the airport parking lot to be full or busy and can prevent the arrival of the aircraft. Related to the application of the queue method can overcome the difficulties in standing aircraft parking facilities at Ahmad Yani Airport in Semarang.The results analysis model data of passenger plane queue system at Ahmad Yani International Airport (G / G / 8) : (GD / ∞ / ∞). The non-poisson model of time distribution interval arrivals the normal log and * Coresponding Author : logistic distribution time, servers 8 with queue discipline use FIFO, unlimited [email protected] service capacity, and unlimited transfer resources.
    [Show full text]
  • SUMMARY ROUTE TOUR DE SINGKARAK RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kota Pariaman • (Start) Pantai Gandoriah – Terminal Dermaga (Water Front City) – Tugu Tabuik – Jl
    SUMMARY ROUTE TOUR DE SINGKARAK RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kota Pariaman • (Start) Pantai Gandoriah – Terminal Dermaga (water front city) – Tugu Tabuik – Jl. M. Yamin – Jl. Imam Bonjol – Jl. Syekh Burhanudddin – Muaro Sunur – Pantai Kata Pariaman – Pantai Cermin – Pantai Gandoriah (1 Loop) – Kantor Pos Pariaman – Tugu Tabuik – Kantor Walikota Pariaman – Simpang Jaguang – Jembatan Kurai taji – Simpang Asoy – Jl. Raya Padang – Bukit Tinggi – Pasar Lubuk Alung – Sicincin – Kayu Tanam – Lembah Anai. RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kab. Tanah Datar • Lembah Anai – Padang Panjang – Batipuh – Simp. Kubu Karambia – Pariangan – Lima Kaum (Batu Batikam) – Pasar Batusangkar (Tembus Verboden) – Istano Basa Pagaruyung (Finish) RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kab. Pasaman • Kantor Bupati Pasaman (Start) – Tugu Imam Bonjol – Lubuk Sikaping – SMAN Tiga Pasaman – Tugu Adipura (2x Loop) – Polsek Lubuk Sikaping – Batas Kota Pasaman Timur – Bukittinggi – Bonjol Monumen Khatulistiwa – Polsek Bonjol – Palupuh Sipisang. RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kota Bukittinggi • Simp. Taman Tugu Pesawat – Jl. Bypass – Simp. Taluak – Jl.Jambu Air – Simp. Jambu Air – Jl. Sudirman – Simp. DPR – Jl. Panorama – Simp. Tembok – Jl. A.yani. Jam Gadang (Finish) RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kab. Lima Puluh Kota • Start – Air Terjun Aka barayun – Sarasah Buntah, melewati Jl baru keluar di Simpang Dinas Perikanan – Gerbang Luar Harau – Kelok Sembilan dan putar balik – komplek Kantor Bupati – Jl. Tanjung Pati – Simpang Empat Tanjung Pati – Batu Balang – Taram – lewat Pasar Taram – Andaleh, belok kiri arah Lintau, ikuti Jl, belok kanan arah Padan Mangateh – DENDIPUR – Simpang Tanjung Kaliang – Labuah Basilang, Simpang Empat Labuah Basilang belok kiri arah Polres – Limbukan – Kantor KAN Limbukan – Simpang Ngalau – Agam. RUTE TDS 2019 DI KABUPATEN / KOTA • Kota Padang Panjang • Dari Bukittinggi • Jl Raya Bukittinggi Padang Panjang – Jl.
    [Show full text]
  • Peran Abri Sebagai Kekuatan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru (1966-1997)
    PERAN ABRI SEBAGAI KEKUATAN SOSIAL POLITIK PADA MASA ORDE BARU (1966-1997) SKRIPSI Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Sejarah pada Universitas Negeri Semarang Oleh Febrinita Dwi Istyaningrum NIM 3114000029 FAKULTAS ILMU SOSIAL JURUSAN SEJARAH 2004 ABSTRAK Istyaningrum, Febrinita Dwi. 2005. Peran ABRI Sebagai Kekuatan Sosial Politik Pada Masa Orde Baru (1966-1997). Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 86 halaman 12 lampiran. Kata kunci: ABRI, Sosial Politik, Orde Baru Bangsa Indonesia menyadari bahwa TNI yang terbentuk dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat mempunyai arti penting bagi kehidupan berbangsa dan bernegara. ABRI lahir dan dibentuk oleh rakyat Indonesia ditengah-tengah perjuangan nasional dalam merebut kemerdekaan dari penjajahan bangsa asing. ABRI lahir sebagai pejuang dan kemudian sebagai prajurit, bertekad untuk hidup dan mati dengan negara proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila sehingga keselamatan bangsa dan negara merupakan tugas dan tanggung jawab ABRI. Sesuai dengan latar belakang yaitu Peran ABRI Sebagai Kekuatan Sosial Politik pada Masa Orde Baru (1966-1997), maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejrah terbentuknya ABRI, perkembangan Dwifungsi ABRI, dan peran ABRI dalam bidang sosial politik pada masa Orde Baru. Manfaat penelitian ini adalah menambah pengetahuan dan wawasan tentang sejarah ABRI, mengetahui perkembangan Dwifungsi ABRI, mengetahui peran ABRI dalam bidang sosial politik pada masa Orde Baru. Dalam mengkaji permasalahan dalam penulisan skripsi ini menggunakan metode penelitian historis dengan tahap-tahap yaitu heuristik, kritik sumber, intepretasi, dan historiografi. Sedangkan yang menjadi sumber dalam penelitian ini adalah sumber kepustakaan. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa sejarah perkembangan ABRI berawal dari lahirnya Badan Keamanan Rakyat (BKR) tanggal 22 Agustus 1945.
    [Show full text]