Soeharto, Militer Dan G 30 S/Pki
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PERAN SOEHARTO DALAM PERISTIWA G 30 S/PKI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Abdul Ghofur 103033227773 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA PERAN SOEHARTO DALAM PERISTIWA G 30 S/PKI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Untuk Memenuhi Persyaratan Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Oleh Abdul Ghofur 103033227773 Dibawah Bimbingan Dr. Nawiruddin, MA. NIP. 19720105 200112 1003 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA i KATA PENGANTAR Puji serta rasa syukur, penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan taufik hidayahNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, yang telah memberikan dan menunjukan jalan kebenaran yakni Islam kepada umat manusia di seluruh alam semesta. Selanjutnya, dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengalami hambatan dan pudarnya rasa semangat dalam menyelesaikan tugas akhir ini dalam rangka memperoleh gelar sarjana, namun berkat bantuan, dorongan dan semangat dari berbagai pihak, baik berupa moril dan materil, semua kesulitan tersebut dapat di atasi. Oleh karena itu, sudah sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa terima kasih yang tak terhingga kepada : 1. Ketua Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Bapak Prof. Dr. Bachtiar Effendi, MA. 2. Sekretaris Jurusan Ilmu Politik Bapak Zaki Mubarak, MA. 3. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Nawirudin, MA. Terima kasih atas pengarahan dan kritikan kepada penulis sampai selesainya skripsi ini. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan yang berlimpah, amin.. 4. Ayah dan Ibu tercinta, H. Nurhasan (alm) dan Hj. Asiah Ibrahim yang telah mengasuh, membesarkan, membimbing dan mendidik serta selalu memberikan motivasi dan semangat kepada penulis baik moril maupun ii materil hingga selesainya skripsi ini. Semoga Allah mengasihi beliau sebagaimana beliau mengasihi penulis, amin… 5. Abang dan tetehku tersayang semua, yang selalu memberikan kritikan konstruktif kepada penulis, keponakanku yang memancing tawa riang selalu dalam kehidupan penulis serta kawanku semua di Indonesia. 6. Sahabatku di PPI angkatan 2003 dan tim KKN Kraksaan Probolinggo yang telah menunjukan pasir berbisik di Bromo. Serta semua pihak-pihak yang telah membantu hingga selesai skripsi ini. Dengan penuk kerendahan hati, penulis berdoa semoga Allah SWT membalas bantuan dan dorongan mereka semua dengan keangunganNya, amin…. Depok, 01 Juni 2010 Penulis iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ..................................................................................... i DAFTAR ISI ................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN .................................................................. 1 A. Latar Belakang Masalah ................................................. 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................. 8 C. Tujuan Penelitian ............................................................ 9 D. Metode Penelitian ........................................................... 9 E. Sistematika Penulisan ..................................................... 11 BAB II MILITER INDONESIA DALAM RUANG LINGKUP 13 SEJARAH................................................................................ A. Sejarah Pembentukan Militer Indonesia ………………. 13 B. Dwi Fungsi Sebagai Legitimasi Politik Militer .............. 18 1. Proses Terbentuknya Konsep Dwifungsi ………… 19 2. Militer Sebagai Pertahanan dan Keamanan Negara .................................................................... 23 3. Militer Sebagai fungsi Sosial Politik …………….. 26 BAB III PROFIL PARTAI KOMUNIS INDONESIA........................ 30 A. Sejarah Singkat Berdirinya PKI ……………………….. 30 1. Awal Gerakan Komunis ………………………….. 30 B. PKI Sebagai Instrumen Politik ………………………… 34 1. Kepemimpinan PKI ………………………………. 34 2. Move PKI dibawah Muso ………………………... 36 3. Move PKI dibawah Aidit ………………………… 37 4. Penguatan Partai ………………………………….. 40 iv BAB IV SOEHARTO DAN G 30 S/PKI …… 43 A. Peristiwa GESTAPU (Gerakan Tiga Puluh September) . 43 B. Soeharto dan Penumpasan G 30 S/PKI……. 50 1.Biografi Singkat Soeharto …………………………… 50 2. Penumpasan G 30 s/PKI oleh Soeharto……………... 52 C. Soeharto, Militer dan Supersemar ……………………... 57 BAB V PENUTUP ............................................................................ A. Kesimpulan ................................................................... 61 B. Saran ............................................................................. 64 DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 65 1 BAB I PERAN SOEHARTO DALAM PERISTIWA G 30 S/PKI A. Latar Belakang Masalah Thomas Hobbes, filsuf Inggris, menjadi saksi perang saudara di Inggris pada penghujung abad ke–17. Demi darah yang ia lihat, memaksanya berkesimpulan bahwa manusia adalah serigala bagi manusia yang lain (homo homoni lupus). Menurut Hobbes sifat buruk manusia tersebut harus ditundukkan dengan cara penandatanganan kontrak (social contract). Produk dari penandatanganan itu di sebut negara, tempat segala bentuk sifat buruk manusia di tundukkan melalui UU yang telah di sepakati bersama melalui parlemen atau anggota legislatif yang telah dipilih oleh rakyat sebagai wakilnya dalam mengakomodir setiap permasalahan rakyat dari negara tersebut.1 Dalam sebuah negara masalah pertahanan dan menjaga stabilitas keamanan menjadi sangat penting, apalagi negara yang baru merdeka dari kolonialisasi. Maka peran militer, menjadi sangat sentral dalam negara yang baru terbentuk. Militer merupakan kelompok orang-orang terorganisir dan disiplin. Salah satu tugasnya adalah untuk menjaga negara dari rongrongan pihak luar maupun dalam. Menurut Muhammad Hatta, hakikat tugas militer yang sebenarnya dalam negara, ialah melatih diri dan mengadakan perlengkapan untuk menghadapi musuh dari luar, mereka harus bertanggungjawab dalam berbagai bidang 2 keamanan dan keselamatan umum. 1 Ahmad Suhelmi, Pemikiran Politik Barat, ( Jakarta: Gramedia pustaka Utama, 2001) 2 Mohammad Hatta, Demokrasi Kita, (Djakarta: Pandji Masyarakat, 1960), Cet ke-1, h. 15-16 2 Dari konsep di atas maka akan muncul pikiran bahwa fungsi militer di dalam negara adalah melakukan tugas dibidang pertahanan dan keamanan, yang disebut fungsi militer. Sedang tugas di luar bidang pertahanan dan kemanan menjadi tugas masyarakat sipil. Tugas ini disebut fungsi non militer atau fungsi sipil, dengan demikian akan terdapat perbedaan yang jelas tentang prinsip, tanggungjawab dan fungsi pokok antara golongan militer dan golongan sipil dalam kehidupan bernegara.3 Akan tetapi di negara-negara yang baru berkembang, kaum militer dalam kadar yang berbeda-beda dan dengan variasi yang bermacam-macam melakukan fungsi-fungsi social politik dengan memikul tugas-tugas sipil, bahkan militer bukan sekedar ikut berpartisipasi di dalam urusan-urusan politik, tetapi pada banyak negara mereka memegang peranan- peranan politik yang lebih dominan bahkan melebihi kaum sipil itu sendiri. Ada beberapa sebab yang mendorong militer secara aktif memasuki arena politik dan memainkan peranan politik. Pertama, karena adanya ketidakstabilan sistem politik. Keadaan seperti ini akan menyebabkan terbukanya kesempatan dan peluang yang sangat besar untuk menggunakan kekerasan dalam kehidupan politik; kedua, karena kemampuan golongan militer untuk mempengaruhi atmosfir kehidupan politik, bahkan memperoleh peranan-peranan politik yang menentukan. Yang menarik dalam kaitan ini adalah, dalam beberapa hal dominasi militer justru diundang dan dipermudah oleh golongan sipil. Ini biasanya terjadi sewaktu pemimipin sipil mengambil keputusan untuk memperbesar personil militer atau meningkatkan persenjataan militer yang diperlukan untuk menghadapi musuh dari 3 Yahya A Muhaimin, Perkembangan Militer Dalam Politik Indonesia 1945-1966, (Yogyakarta : UGM Press, 1982), h. 2. 3 luar atau untuk mengatasi pergolakan politik dalam negeri; ketiga, karena political perspective kaum militer. Yaitu: mengenai peranan dan status mereka di dalam masyarakat dan juga berkenaan dengan persepsi mereka terhadap kepemimpinan kaum sipil dan terhadap sistem politik secara keseluruhan.4 Asal mula Militer Indonesia adalah kumpulan pemuda bentukan belanda yang tergabung daam Koninklÿk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) dan Pembela Tanah Air (PETA) pada jaman Jepang. Selain bentukan pemerintah kolonial baik Belanda maupun Jepang. Milisi sipil di Indonesia telah merebak, diantaranya yang paling dikenal militansinya antara lain Laskar Hijbullah, dan Pesindo pada masa awal revolusi fisik. Dua milisi yang disebutkan terakhir adalah milisi yang dilikuidasi keberadaannya oleh Pemerintahan Mohamad Hatta dalam rangka membentuk Tentara Nasional Indonesia (TNI) profesional yang ditulang- punggungi oleh alumni-alumni Koninklÿk Nederlandsch-Indisch Leger (KNIL) dan Pembela Tanah Air (PETA).5 Perpolitikan Indonesia juga tidak lepas dari militer, sejak berdirinya bangsa ini, militer telah terlibat dalam pengambilan kebijakan politik yang semestinya menjadi tanggungjawab sipil. Bahkan dalam kesimpulan Salim Said sebagaimana yang dikutip oleh Eep Saipullah Fatah menyebutkan bahwa 6 keterlibtan militer dalam politik sama tuanya dengan dengan sejarah republik ini. 4 Muhaimin, Perkembangan Militer