Jurnal Penelitian Politik Vol. 11, No. 1, Juni 2014

DAFTAR ISI

Catatan Redaksi iii Artikel • “Menerobos Batas” Nelayan Indonesia di Perairan Australia: Permasalahan dan Prospek Ganewati Wuryandari 1–20 • Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste: Sebuah Kajian Diplomasi Perbatasan RI Mutti Anggitta 21–38 • Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN Awani Irewati 39–58 • Masalah Krusial di Kabupaten Kepulauan Terluar Rote Ndao Poltak Partogi Nainggolan 59–77 • Krisis Ukraina dan Dampaknya Terhadap Tatanan Politik Global dan Regional Frassminggi Kamasa 79–108 Resume Penelitian • Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan Indonesia-Malaysia: Kasus Desa Long Nawang Malinau dan Krayan Nunukan, Kalimantan Utara Syafuan Rozi 109–130 • Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) Sarah Nuraini Siregar 131–148 • Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran: Upaya Memperkuat Sistem Presidensial di Indonesia Moch. Nurhasim 149–166 Review Buku • Memahami Perspektif Tiongkok dalam Upaya Penyelesaian Sengketa Laut China Selatan Faudzan Farhana 167–180

Tentang Penulis 181–182 Indeks 183–184 Pedoman Penulisan 185–189

| i ii | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10 No. 1 Juni 2013 CATATAN REDAKSI

Indonesia merupakan salah satu negara di dunia persoalan tersebut sebagai bahan pijakan untuk yang memiliki kawasan perbatasan terbanyak, mencari solusi atas permasalahan tersebut, baik perbatasan darat maupun perbatasan dalam rangka memberikan jaminan keamanan laut. Secara darat, Indonesia berbatasan dan kesejahteraan nelayan-nelayan tradisional dengan Malaysia, Papua Nugini dan Timor Indonesia. Leste. Sementara itu, wilayah laut Indonesia Artikel berikutnya berisi deskripsi proses berbatasan paling tidak dengan 10 negara yaitu pelaksanaan diplomasi perbatasan oleh Republik India, Malaysia, Singapura, Thailand, Vietnam, Indonesia (RI) kepada Timor Leste di tiga level Filipina, Republik Palau, Australia, Timor dalam mencapai Provisional Agreement between Leste dan Papua Nugini. Berdasarkan fakta the Government of Republic of Indonesia and di atas, maka kawasan perbatasan menduduki the Government of Republic Democratic Timor posisi yang strategis dan berperan penting Leste on the Land Boundary pada tahun 2002- dalam menjaga keamanan dan keutuhan 2005 untuk menyelesaikan masalah perbatasan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia kedua negara. Artikel berjudul “Kesepakatan (NKRI). Namun, kawasan perbatasan Indonesia Batas Darat RI-Timor Leste: Sebuah Kajian masih mengandung sejumlah problematika, Diplomasi Perbatasan RI” tersebut ditulis baik dalam hal pengelolaan batas wilayah oleh Mutti Anggitta, seorang dosen jurusan Indonesia dengan sejumlah negara, juga dalam Hubungan Internasional di Universitas Bina pengelolaan dan pembangunan di kawasan Nusantara. perbatasan. Persoalan di atas menyebabkan Pengalaman tiga sengketa perbatasan di masih terjadinya beberapa sengketa perbatasan antara negara-negara ASEAN yaitu Thailand- antara Indonesia dengan negara-negara tetangga Kamboja, Thailand-Laos, dan Malaysia- dan kondisi kawasan perbatasan yang tertinggal, Indonesia merupakan studi kasus yang diangkat terisolir dan miskin. Oleh karena pentingnya oleh Awani Irewati dalam artikelnya berjudul posisi kawasan perbatasan, maka pada edisi kali “Meninjau Mekanisme Penyelesaian ini Jurnal Penelitian Politik mengangkat tema Sengketa Perbatasan di ASEAN.” Menurut “Problematika Kawasan Perbatasan” dalam penulis, ketiga sengketa tersebut memiliki sejumlah artikelnya pada terbitan Vol. 11, Edisi keunikan latar belakang dan masing-masing 1, tahun 2014. menempuh mekanisme penyelesaian sengketa Terdapat sembilan artikel yang dimuat di level bilateral, regional, dan multilteral. dalam Jurnal Penelitian Politik ini, yang terdiri Sengketa batas wilayah masih menjadi isu di dari lima artikel lepas sesuai tema, tiga artikel antara negara anggota ASEAN karena masih ringkasan hasil penelitian yang dilakukan oleh belum tuntasnya penentuan garis-garis batas peneliti di Pusat Penelitian Politik, dan satu artikel darat sebagai penanda fisik tegaknya kedaulatan book review. Artikel pertama yang ditulis oleh suatu negara. Ganewati Wuryandari berjudul “’Menerobos Selain persoalan bilateral antar negara, Batas’ Nelayan Indonesia Di Perairan isu perbatasan juga terkait dengan pengelolaan Australia: Permasalahan dan Prospek” kawasan perbatasan. Hal inilah yang mengkaji isu nelayan tradisional Indonesia di menjadi fokus dari artikel yang ditulis oleh perairan Australia yang menimbulkan persoalan Poltak Partogi Nainggolan, peneliti di Pusat dalam hubungan bilateral Indonesia-Australia. Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi Dengan menggunakan perspektif Indonesia, (P3DI), Sekretariat Jenderal DPR RI. Dengan tulisan ini dimaksudkan untuk memahami

Catatan Redaksi | iii mengambil studi kasus salah satu kawasan perbatasan. Selain menyajikan potret rasa perbatasan Indonesia, yaitu Kabupaten Rote kebangsaan dalam pemahaman dan keseharian Ndao di Provinsi Nusa Tenggara Timur, masyarakat perbatasan di wilayah penelitian artikel ini berargumen bahwa kawasan yang di atas, penelitian ini berupaya memberikan menjadi beranda depan Indonesia tersebut sebuah rekomendasi atas pendekatan untuk belum diperhatikan kondisinya. Artikel menumbuhkan dan memelihara rasa kebangsaan berjudul “Masalah Krusial Di Kabupaten masyarakat di kawasan perbatasan. Kepulauan Terluar Rote Ndao” yang didasari Kepolisian Negara Republik Indonesia oleh penelitian yang dilakukan pada tahun (Polri) sebagai salah satu institusi negara telah 2012 tersebut, selain mendeskripsikan kondisi berupaya memenuhi tuntutan gerakan reformasi, kawasan tersebut, juga mengungkapkan salah satunya dalam bentuk reformasi kultural. persoalan-persoalan yang kerap terjadi di Hal inilah yang dikaji oleh tim peneliti Pusat kawasan perbatasan, diantaranya pelanggaran Penelitian Politik LIPI dalam artikel ringkasan wilayah perairan oleh negara lain dan ancaman penelitiannya yang berjudul “Tinjauan pengelolaan potensi kawasan oleh pihak asing. Kritis Reformasi Kultural Polri (1999- Sebagai salah satu isu internasional yang 2012)”. Tim yang dikoordinatori oleh Sarah tengah hangat, krisis Ukraina menjadi fokus Nuraini Siregar ini berargumen bahwa dalam pembahasan Fransminggi Kamasa dalam aspek reformasi kultural, Polri tampak belum artikelnya berjudul “Krisis Ukraina dan berhasil menjadi ‘polisi sipil’ yang berwajah Dampaknya terhadap Tatanan Politik Global humanis serta demokratis. Padahal, peran dan Regional”. Sejumlah isu yang dibahas Polri sebagai penegak hukum dan fungsinya dalam artikel ini antara lain analisis makro yang berhubungan dengan masyarakat melekat dan mikro atas aktor, isu dan dimensi konflik satu dengan yang lainnya. Fungsinya sebagai krisis politik di Ukraina. Dalam artikel tersebut, pelindung, pengayom, pelayan, dan penegakaan penulis mempertanyakan sejauh mana hak untuk hukum merupakan satu kesatuan universal yang menentukan nasib sendiri berupa referendum melekat pada identitas Polri sendiri. dapat digunakan untuk menyelesaikan krisis, Artikel berisi ringkasan hasil penelitian sementara di sisi lain kedaulatan negara berjudul “Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran: merupakan hal yang penting yang harus dijaga. Upaya Memperkuat Sistem Presidensial Di Dengan melihat situasi referendum di Krimea, Indonesia” yang ditulis oleh Moch. Nurhasim penulis juga berupaya untuk menarik pelajaran ini merupakan serangkaian upaya untuk yang dapat dipetik Indonesia. mencari solusi dalam membenahi watak rapuh Artikel berikutnya merupakan ringkasan dan kelemahan utama sistem proporsional yang hasil penelitian yang dilakukan oleh tim telah beberapa kali diterapkan di Indonesia. peneliti Pusat Penelitian Politik LIPI dengan Tulisan ini berupaya untuk membandingkan koordinator tim Syafuan Rozi ini berjudul tingkat kecocokan penerapan varian-varian “Potret Rasa Kebangsaan Di Wilayah sistem pemilu bagi Indonesia dengan tujuan Perbatasan Indonesia-Malaysia: Kasus untuk menemukan sebuah formulasi sistem Desa Long Nawang Malinau dan Krayan pemilu yang dapat memunculkan pemenang Nunukan, Kalimantan Utara”. Hasil pemilu mayoritas minimal di parlemen (DPR) penelitian menunjukkan bahwa anggapan rasa dalam rangka mengurangi jumlah partai. Hal ini nasionalisme pada masyarakat perbatasan dilakukan mengingat proses pencarian sistem itu rapuh tidak sepenuhnya salah, tetapi juga pemilu yang cocok bagi Indonesia merupakan tidak sepenuhnya benar. Banyak faktor yang peluang sekaligus tantangan bagi kalangan menyebabkan rasa nasionalisme masyarakat intelektual. perbatasan menjadi kuat atau rapuh. Negara Bagian akhir dari jurnal edisi ini merupakan memiliki peran penting dalam menumbuhkan artikel berupa Book Review atas buku berjudul dan memelihara rasa kebangsaan masyarakat “Solving Disputes for Regional Cooperation di seluruh nusantara, khususnya di wilayah and Development in the : iv | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 A Chinese Perspective” dengan penulisnya Pada akhirnya, kami mengucapkan Wu Sichun. Artikel yang ditulis oleh Faudzan terima kasih kepada segenap pihak yang Farhana dengan judul artikel “Memahami telah berkontribusi dalam penerbitan Jurnal Perspektif Tiongkok Dalam Upaya Penelitian Politik, mulai dari penulis, mitra Penyelesaian Sengketa Laut Cina Selatan” bestari dan pengelola jurnal. Kami berharap mengulas tentang isi buku mengenai sudut semoga kehadiran jurnal ini dapat bermanfaat pandang Tiongkok terhadap perkembangan isu dalam memperkaya khasanah keilmuan dan sengketa kewilayahan di Laut Cina Selatan. praktis terkait dengan problematika kawasan Sebagai salah satu aktor kunci dalam sengketa perbatasan, khususnya di Indonesia. Selamat ini, penulis berargumen bahwa buku ini penting membaca. dalam upaya memahami pandangan Tiongkok agar dapat memprediksi kebijakan politiknya terkait dengan upaya penyelesaian sengketa Redaksi secara damai dan pengembangan kerja sama di kawasan.

Catatan Redaksi | v vi | Jurnal Penelitian Politik | Volume 10 No. 1 Juni 2013 Jurnal Penelitian Politik Vol. 11, No. 1, Juni 2014

______Kata Kunci: Indonesia, Australia, UNCLOS, MoU Box, nelayan tradisional. DDC: 320.12 Ganewati Wuryandari ______

“MENEROBOS BATAS” NELAYAN DDC:320.12 INDONESIA DI PERAIRAN Mutti Anggitta AUSTRALIA: PERMASALAHAN DAN PROSPEK KESEPAKATAN BATAS DARAT RI- TIMOR LESTE: SEBUAH KAJIAN Jurnal Penelitian Politik DIPLOMASI PERBATASAN RI Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 1-20 Jurnal Penelitian Politik Tulisan ini mengkaji isu nelayan tradisional Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 21-38 Indonesia di perairan Australia yang telah berulangkali menimbulkan persoalan dalam Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan proses hubungan bilateral kedua negara. Konvensi Hukum pelaksanaan diplomasi perbatasan oleh Republik Laut (UNCLOS) dan nota kesepakatan Indonesia- Indonesia (RI) dalam mencapai Provisional Australia atau MoU Box 1974 sesungguhnya telah Agreement between the Government of Republic memberikan jaminan hukum atas hak penangkapan of Indonesia and the Government of Republic ikan tradisional oleh nelayan-nelayan tradisional Democratic Timor Leste on the Land Boundary pada Indonesia di perairan Australia yang telah mereka tahun 2002-2005. Dalam mencapai kesepakatan lakukan secara turun menurun sejak sekitar abad tersebut, diplomasi perbatasan dilaksanakan oleh 17. Namun fakta empiris memperlihatkan adanya berbagai aktor (kementerian, institusi pemerintah praksis berbeda. Nelayan-nelayan tradisional nonkementerian, dan akademisi) pada tiga level, Indonesia tersebut masih menghadapi hambatan yaitu level Joint Ministerial Commission (JMC) dalam melaksanakan hak perikanan tradisionalnya yang fokus pada penyelesaian masalah-masalah akibat perbedaan penafsiran hak penangkapan residual antara RI dan Republik Demokratik Timor ikan tradisional dan perubahan kawasan area yang Leste (RDTL), Joint Border Committee (JBC) yang disepakati dalam MoU Box oleh pihak Australia. fokus pada pengelolaan perbatasan RI-RDTL, dan Dengan menggunakan perspektif dari Indonesia, Technical Sub-Committee on Border Demarcation kajian ini dimaksudkan untuk memahami persoalan and Regulation (TSC-BDR) yang fokus pada hal-hal tersebut sebagai bahan pijakan untuk mencari solusi teknis delimitasi batas darat RI-RDTL. atas permasalahan tersebut. Persoalan ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Tidak Kata Kunci : diplomasi perbatasan, kesepakatan saja untuk kepentingan menjaga hubungan bilateral batas darat, RI, RDTL Indonesia-Australia, tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan nelayan-nelayan tradisional kita.

Abstrak | vii ______Jurnal Penelitian Politik DDC: 327.59 Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 59-77 Awani Irewati Pulau-pulau terluar adalah beranda Indonesia MENINJAU MEKANISME yang penting, yang belum banyak diperhatikan PENYELESAIAN SENGKETA kondisinya. Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, bagian paling selatan Indonesia yang berbatasan PERBATASAN DI ASEAN dengan perairan Australia, adalah pulau terluar yang seharusnya penting secara geopolitik dan Jurnal Penelitian Politik geostrategis, tetapi posisinya rawan dari gangguan Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 39-58 asing. Untuk melindungi eksistensinya, beberapa permasalahan krusial yang dihadapi di Rote Ndao Sengketa perbatasan antarnegara di ASEAN harus dapat dipetakan secara komprehensif dan secara mendasar dipicu oleh belum tuntasnya segera dicarikan solusinya. Kajian ini mendiskusikan penentuan garis-garis batas darat. Garis-garis batas Rote Ndao dari kondisi infrastruktur, kelangkaan sebagai penanda fisik tegaknya kedaulatan suatu penduduk, pengelolaan ilegal, dan keamanan, baik negara adalah hal yang sensitif di ASEAN. Pengalaman tradisional maupun non-tradisional, dan kaitannya tiga sengketa Thailand–Kamboja, Thailand–Laos, dengan transmigrasi sebagai solusi untuk melindungi Malaysia–Indonesia merupakan contoh sengketa di wilayah itu. Pengumpulan data dilakukan dengan ASEAN yang masing-masing memiliki keunikan kunjungan lapangan dan wawancara dengan para latar belakang. Beberapa mekanisme menjadi pejabat dinas terkait dan aparat keamanan, pada pilihan mereka mengatasi sengketa, yaitu bilateral, tahun 2012, selain penggunaan data sekunder, yang regional, dan multilateral. Tiga pilihan ini tercantum diperoleh dari studi kepustakaan. Analisis dilakukan dalam klausul TAC (1976) dan ASEAN Charter dengan pendekatan kualitatif, yang temuan (2007). Proses friendly negotiation sebagai cara pentingnya antara lain mengungkap pelanggaran perundingan bilateral menjadi mekanisme solusi wilayah perairan yang dilakukan oleh Angkatan Laut yang selalu dianjurkan dalam ASEAN. Setelah Australia belakangan ini dan munculnya ancaman melewati proses bilateral yang panjang, dua kasus pengelolaan secara ilegal oleh orang asing, serta para sengketa (Thailand-Kamboja, Malaysia-Indonesia) pelaku non-negara lainnya. akhirnya dibawa ke ranah penyelesaian hukum tingkat multilateral (International Court of Justice), Kata Kunci: pulau terluar, kabupaten kepulauan sebagai upaya terakhir. Sedangkan antara Thailand terluar, Rote Ndao, Provinsi NTT, ancaman dan Laos diputuskan untuk gencatan senjata/ status keamanan, migran ilegal, perdagangan manusia. quo (1988) sebelum Laos bergabung ke ASEAN (1997), dan mengembangkan kerja sama ekonomi ______perbatasan sebagai gantinya. Tulisan ini mengangkat tinjauan atas pengalaman mekanisme penyelesaian DDC: 327.477 sengketa terhadap 3 kasus sengketa itu dengan Frassminggi Kamasa proses penyelesaian yang variatif. Proses friendly negotiation yang berlangsung relatif lama telah membangun ikatan antarpihak, sehingga sengketa KRISIS UKRAINA DAN DAMPAKNYA tidak mencabik ASEAN. TERHADAP TATANAN POLITIK GLOBAL DAN REGIONAL Kata Kunci: Mekanisme Penyelesaian Sengketa, Perbatasan, TAC, Piagam ASEAN, Sengketa Jurnal Penelitian Politik Thailand-Kamboja, Sengketa Thailand-Laos, Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 79-108 Sengketa Malaysia-Indonesia. Krisis politik di Ukraina adalah isu internasional ______aktual yang terjadi saat ini. Artikel ini akan membahas krisis Ukraina dan dampaknya terhadap DDC: 320.59868 tatanan politik global dan regional. Secara khusus, Poltak Partogi Nainggolan artikel ini akan fokus menganalisa secara makro dan mikro aktor, isu, dan dimensi konflik krisis politik MASALAH KRUSIAL DI di Ukraina. Berbeda dengan studi lainnya, artikel KABUPATEN KEPULAUAN ini membahas bahwa krisis Ukraina membawa pada TERLUAR ROTE NDAO suatu perubahan lingkungan strategis yang baru di viii | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 Eropa dan usaha untuk mempertahankan tatanan Kata Kunci: kebangsaan, wilayah perbatasan, peran global yang ada saat ini dari ancaman antisistemik. pemerintah. Sebagai tambahan, artikel ini akan membahas sejauh mana hak untuk menentukan nasib sendiri berupa ______referendum dapat digunakan untuk menyelesaikan krisis, sementara di sisi lain kedaulatan negara DDC: 363.23 merupakan hal yang penting yang harus dijaga. Sarah Nuraini Siregar Selanjutnya artikel ini juga membahas pelajaran referendum Krimea bagi Indonesia. Terakhir, artikel ini menemukan bahwa hasil krisis Ukraina tidak TINJAUAN KRITIS REFORMASI hanya berpengaruh bagi masa depan Ukraina tetapi KULTURAL POLRI 1999-2012 juga awal/dasar pada perimbangan baru dalam Jurnal Penelitian Politik tatanan politik global dan regional. Implikasinya, hal Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 131-148 itu menimbulkan dua kemungkinan apakah Barat dan Rusia menahan diri untuk tidak saling mengganggu Selama 14 tahun terakhir, Polri telah berusaha atau sebaliknya. memenuhi tuntutan gerakan reformasi meski belum berhasil seluruhnya. Khusus reformasi kultural, Kata Kunci: krisis Ukraina, tatanan politik global menurut klaim Polri, telah ada beberapa upaya yang dan regional, geopolitik, sistem/masyarakat dilakukan oleh Polri, seperti perubahan doktrin, internasional, referendum, hak untuk menentukan perumusan pedoman tata perilaku anggota Polri, nasib sendiri. dan sebagainya. Namun dalam perkembangannya, ______khusus untuk aspek kultural selaku muara dari reformasi, Polri tampak belum berhasil menjadi DDC: 320.54 ‘polisi sipil’ yang berwajah humanis serta Syafuan Rozi demokratis. Padahal peran Polri sebagai penegak hukum dan fungsinya yang berhubungan dengan masyarakat melekat satu dengan yang lainnya. POTRET RASA KEBANGSAAN Fungsinya sebagai pelindung, pengayom, pelayan, DI WILAYAH PERBATASAN dan penegakkan hukum merupakan satu kesatuan INDONESIA-MALAYSIA: KASUS universal yang melekat pada identitas Polri sendiri. DESA LONG NAWANG MALINAU Kualitas dari implementasi fungsi tersebut yang DAN KRAYAN NUNUKAN, akan mencerminkan bagaimana perilaku Polri sesungguhnya di dalam masyarakat. Oleh karena itu, KALIMANTAN UTARA berbicara mengenai reformasi kultural Polri, turut menganalisis pula seluruh fungsi-fungsi tersebut Jurnal Penelitian Politik dijalankan oleh anggota Polri. Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 109-130 Kata Kunci : Polri, polisi, reformasi, budaya, kultural, sipil, humanis. Anggapan bahwa rasa nasionalisme pada masyarakat perbatasan itu rapuh tidak sepenuhnya ______salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Banyak faktor yang menyebabkan rasa nasionalisme DDC: 324.6 masyarakat perbatasan menjadi kuat atau sebaliknya, Moch. Nurhasim rapuh. Negara memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan memelihara rasa kebangsaan masyarakat di seluruh nusantara, khususnya di FISIBILITAS SISTEM PEMILU wilayah perbatasan. Tulisan ini menyajikan potret CAMPURAN: UPAYA MEMPERKUAT rasa kebangsaan dalam pemahaman dan keseharian SISTEM PRESIDENSIIL DI masyarakat perbatasan. Pada akhirnya, tulisan ini INDONESIA ingin memberikan sebuah rekomendasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, Jurnal Penelitian Politik bahwa pendekatan untuk menumbuhkan dan memelihara rasa kebangsaan masyarakat perbatasan Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 149-166 haruslah lebih inovatif dan humanis serta beradab.

Abstrak | ix Proses pencarian sistem pemilu yang cocok agar dapat memprediksi kebijakan politiknya bagi Indonesia merupakan peluang sekaligus terkait dengan upaya penyelesaian sengketa tantangan bagi kalangan intelektual. Dalam proses secara damai dan pengembangan kerja sama di pencarian itu, tim pemilu P2P LIPI telah melakukan kawasan. Tiongkok mengklaim kedaulatannya serangkaian upaya untuk mencari solusi dalam atas keempat grup kepulauan di LCS dan lautan membenahi watak rapuh dan kelemahan utama di sekelilingnya berdasarkan tiga hal: (1) hak-hak sistem proporsional yang telah beberapa kali historis yang mencakup penemuan, penamaan, diterapkan di Indonesia. Kajian P2P LIPI mengenai penggunaan nama yang berkelanjutan, dan tindakan Fisilibilitas Sistem Pemilu Campuran: Upaya protes dan perlawanan terhadap invasi asing, (2) Memperkuat Sistem Pemilu Presidensial di Indonesia penyelenggaraan kekuasaan administratif yang adalah sebuah kajian yang membandingkan tingkat berkelanjutan, serta (3) adanya pengakuan atas kecocokan penerapan varian-varian sistem pemilu kedaulatan Tiongkok dari komunitas internasional bagi Indonesia. Tujuannya adalah untuk menemukan dan bahkan juga dari beberapa negara pengklaim sebuah formulasi sistem pemilu yang dapat lainnya. Sementara itu, dalam upaya penyelesaian memunculkan pemenang pemilu mayoritas minimal sengketa ini disarankan agar seluruh pihak dapat di parlemen (DPR) dalam rangka mengurangi jumlah bekerjasama dalam menemukan resolusi damai partai. berdasarkan empat prinsip: (1) pengelolaan laut secara damai, (2) upaya selangkah-demi-selangkah, Kata Kunci: Sistem Presidensial, Sistem Pemilu, (3) pembagian keuntungan yang adil dan seimbang, Sistem Pemilu Campuran serta (4) pengeksplorasian yang ramah lingkungan.

______Kata Kunci: perspektif Tiongkok, Laut Cina Selatan, sengketa wilayah, kerja sama regional. DDC: 320.12 Faudzan Farhana

MEMAHAMI PERSPEKTIF TIONGKOK DALAM UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA LAUT CINA SELATAN

Jurnal Penelitian Politik Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Hlm. 167-180

Ulasan buku ini adalah tentang sudut pandang Tiongkok terhadap perkembangan isu sengketa kewilayahan di Laut Cina Selatan (LCS). Sebagai salah satu aktor kunci dalam sengketa ini, sangatlah penting untuk memahami pandangan Tiongkok

x | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 Jurnal Penelitian Politik Vol. 11, No. 1, Juni 2014

______

DDC: 320.12 DDC:320.12 Ganewati Wuryandari Mutti Anggitta

CROSSING BORDER: INDONESIAN THE AGREEMENT ON THE LAND TRADITIONAL FISHERMEN IN BOUNDARY BETWEEN RI AND AUSTRALIAN WATERS TIMOR LESTE: A STUDY OF INDONESIAN BORDER DIPLOMACY Jurnal Penelitian Politik Jurnal Penelitian Politik Vol. 11, No. 1, June 2014, Page 1-20 This paper examines the issue of Indonesian Vol. 11, No. 1, June 2014, Page 21-38 traditional fishermen in Australian waters that have The purpose of this article is to describe repeatedly caused serious problems in their bilateral the practice of border diplomacy by the Republic relations. Convention on the Law of the Sea of Indonesia (RI) in attaining of the Provisional (UNCLOS ) and the Memorandum of Understanding Agreement between the Government of Republic between Indonesia and Australia in 1974 or MoU of Indonesia and the Government of Republic Box certainly grant legal assurance for the rights Democratic Timor Leste on the Land Boundary since of traditional fishing by traditional Indonesian 2002 until 2005. Border diplomacy was conducted fishermen in Australian waters which have been th by various actors (ministerial, non-ministerial carried out since the 17 century. However, their government institutions, and academicians) in three implementations have demonstrated that Indonesian levels: Joint Ministerial Commission (JMC) level traditional fishermen still confront obstacles in which focused on the settlement of residual problems performing their traditional fishing rights due to the between RI and RDTL, Joint Border Committee different interpretations of traditional fishing rights (JBC) level which focused on border management, and the changes made by Australia on the area of Technical Sub-Committee on Border Demarcation traditional fishing ground. This study, which based and Regulation (TSC-BDR) level which focused on on Indonesian perspective, aims to understand this the delimitation of the land boundary between RI problem and strive to find its solution. This issue and RDTL. indeed needs government serious attention. Not just for the sake of maintaining Indonesia-Australia Keywords: Border Diplomacy, agreement on the bilateral relations, but far more important is to land boundary, RI, RDTL. guarantee security and welfare of our traditional fishermen.

Keywords: Indonesia, Australia, UNCLOS, MoU Box, traditional fishermen.

Abstract | xi ______Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 59-77 DDC: 327.59 Outmost islands are Indonesia’s important Awani Irewati frontiers which have not yet properly handled. Rote Ndao, an archipelagic municipality in the REVIEWING THE MECHANISM OF most southern part of Indonesia, whose islands BORDER DISPUTES SETTLEMENT IN located near Australian water territory, which supposedly have important position geopolitically ASEAN and geostrategically, is still vulnerable from various forms of foreign threats. To protect the Jurnal Penelitian Politik archipelago, crucial problems confronting there should be able to be comprehensively explained Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 39-58 in order to find their solutions. This essay discloses situation in Rote Ndao concerning with problems of It has been a common picture within ASEAN infrastructure, rare population, illegal practices of that the border disputes remain highly sensitive governance, and other security threats, traditional problems among states. As long as it deals with the and non-traditionally, and their connections with territory sovereignty issue of a state, the procedure of transmigration policy as a solution to guarantee the negotiations chosen by the disputed states were often prospect of the región. Data gathering was conducted under prolonged process, even without final solution with field observation and in-depth interviews with such as Thailand–Laos case. Several mechanisms state apparatus and security officers during 2012, in from bilateral, regional and multilateral forum were addition to the secondary data gained from library stages of negotiations in which the disputed states studies. Its analysis applies a qualitative method, can entrust on. These stages have been listed within whose findings, among other, reveal violations of both the TAC (1976) and the ASEAN Charter (2007). Indonesia’s waters, recently conducted by Australian The bilateral stage, namely ‘friendly negotiation’ navy, and the rising of threats coming from illegal should be prioritized first in any dispute resolution businesses conducted by foreign nationalities and before any other way be taken. Despite having a other non-state actors. long term of ‘friendly negotiation’, the two cases, Thailand–Kamboja, and Malaysia–Indonesia were Keywords: outmost islands, outmost archipelagic finally decided to be taken to the International municipality, Rote Ndao, NTT Province, security Court of Justice. As with the two cases above, threats, illegal migrants, human trafficking. the Thailand–Laos case has been decided to be temporary a ceasefire. Both agreed to expand the ______border economic development instead. This paper analyses the mechanism of border dispute settlement DDC: 327.477 of the three cases, respectively. The way the disputed Frassminggi Kamasa states took negotiations gives the significant lessons in which the border disputes can be overcome without disturbing the ASEAN existence as a whole. UKRAINE’S CRISIS AND ITS IMPACT TOWARDS GLOBAL AND REGIONAL Keywords: dispute settlement mechanism, border, POLITICAL SYSTEM TAC, ASEAN Charter, ICJ,Thailand-Cambodia dispute, Thailand-Laos dispute, Malaysia-Indonesia Jurnal Penelitian Politik dispute. Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 79-108 ______Political crisis in Ukraine is a recent DDC: 320.59868 international issue. This article is going to discuss Poltak Partogi Nainggolan Ukraine’s crisis and its impact towards global and regional political system. Its focus is on analyzing macro and micro actors, issues, and conflict CRUCIAL PROBLEMS IN THE dimensions in Ukraine’s political crisis. Different OUTMOST ARCHIPELAGIC from other articles, this article reviews that the MUNICIPALITY ROTE NDAO Ukrainian crisis demonstrated a new strategic environment in Europe and an effort to maintain Jurnal Penelitian Politik global system from an anti-systemic threat. In addition, this article also discusses whether right to xii | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 self-determination in form of referendum can be used REFORM OF INDONESIAN POLICE or not to solve the crisis in Ukraine whereas in other (1999-2012) hand, the state sovereignity is an important thing to be held. Furthermore, this article explains the Jurnal Penelitian Politik lessons point for Indonesia from Krimea referendum. Lastly, this article finds that the result of Ukraine’s crisis not only gives the impact to Ukraine’s future Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 131-148 but also as the starting point to the parity towards Over the past 14 years, Polri have tried global and regional political system. The implication to fullfill the demands of the reform movement, from what has been mentioned above is whether the although not yet entirely succeeded. Especially West and Russia restraint to interfere or vice versa. for cultural reform, according to Polri’s claims, there have been some efforts made by them, such Keywords : Ukraine’s crisis, global and regional as doctrine transformation, the formulation of political system, geopolitics, international society/ behaviour guidelines for Polri’s members and so on. system, referendum, right to self-determination. But in reality, especially for the cultural aspect as the springhead of the reform, Polri seemed to have ______not managed as ‘civilian police’ which should be humanist and democratic. Whereas the role of the DDC: 320.54 police as law enforcement and community-related Syafuan Rozi functions attached to one another. Their function as protector, steward, and law enforcement is an NATIONHOOD IN BORDER AREA integral universal and attached to their identity. The OF INDONESIA-MALAYSIA: CASES quality of the implementations of these functions will reflect how the actual Polri’s behavior in society. OF LONG NAWANG MALINAU AND Therefore, study about Polri’s cultural reform also KRAYAN NUNUKAN VILLAGE IN analyze the whole of these functions are obtain by NORTH KALIMANTAN Polri’s members.

Jurnal Penelitian Politik Keywords: Polri, police, reform, culture, cultural, civil, humanist.

Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 109-130 ______The presumption that a sense of nationalism in border communities is fragile is not entirely wrong, DDC: 324.6 but also not entirely correct. Many factors that cause Moch. Nurhasim a sense of nationalism border communities strong or otherwise, weak. The state has an important role FEASIBILITY OF MIXED in growing and maintaining a sense of nationality communities across the country, especially in border ELECTORAL SYSTEM: EFFORTS areas. This paper presents a portrait of a sense of TO STRENGTHEN PRESIDENTIAL nationhood in the comprehension and daily life of SYSTEM IN INDONESIA border communities. At the end, this paper is trying to give some recommendation to the government Jurnal Penelitian Politik and another stakholders, about how to crate a good approach to build nationhood in a border Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 149-166 communities which more civilized and humanist. Keywords: Nationhood/nationalism, Border Land, The process of finding a suitable electoral Government Role. system for Indonesia poses not only opportunities but also challenges for intellectual circles. In the ______search process, P2P LIPI election team has made a series of attempts to find a solution to fix the fragile DDC: 363.23 character and the main disadvantage proportional system which had several times applied in Indonesia. Sarah Nuraini Siregar The study about Feasibility of Electoral Mixed System: Efforts to Strengthen Presidential System CRITICAL REVIEW ON CULTURAL in Indonesia tries to compare the level of suitability in the application of variants of electoral systems to

Abstract | xiii of cooperation in the region. From this book we can Indonesia. Its goal is to find the formulation of an concluded that China claims its sovereignty over electoral system that can bring the minimal majority four group of islands in SCS and sea around it based of winner in parliament (DPR) in order to reduce the on three reason: (1) historical rights that consist of number of parties. discovery, naming, continuous act of using the name, and protest and fight towards foreign invasion, (2) Keywords: Presidential System, Electoral System, continuous application of administrative authority, Mixed Electoral System and (3) recognition of China’s sovereignty from international community and even from some of ______the claimant states. Further more in the efforts of disputes settlement, China adviced that all of the DDC: 320.12 parties should work together towards a peaceful Faudzan Farhana resolution based on four principles: (1) peaceful uses of the sea, (2) step-by-step efforts, (3) equal UNDERSTANDING THE CHINESE sharing of benefits, and (4) environmentally friendly PERSPECTIVE ON SOLVING exploration. DISPUTES IN THE SOUTH CHINA Keywords: Chinese perspective, South China Sea, SEA territorial disputes, regional cooperation. Jurnal Penelitian Politik

Vol. 11, No. 1, Juni 2014, Page 167-180 This review is about a Chinese perspective towards development of territorial disputes in the South China Sea (SCS). As one of the key actor in the disputes, it is very important to understand China’s perspective in order to predict its policies, regarding to the effort of disputes settlement and development

xiv | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 “MENEROBOS BATAS” NELAYAN INDONESIA DI PERAIRAN AUSTRALIA: PERMASALAHAN DAN PROSPEK

CROSSING BORDER: INDONESIAN TRADITIONAL FISHERMEN IN AUSTRALIAN WATERS

Ganewati Wuryandari

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected] Diterima: 15 Januari 2014; direvisi: 15 Mei 2014; disetujui: 27 Juni 2014

Abstract

This paper examines the issue of Indonesian traditional fishermen in Australian waters that have repeatedly caused serious problems in their bilateral relations. Convention on the Law of the Sea (UNCLOS ) and the Memorandum of Understanding between Indonesia and Australia in 1974 or MoU Box certainly grant legal assurance for the rights of traditional fishing by traditional Indonesian fishermen in Australian waters which have been carried out since the 17th century. However, their implementations have demonstrated that Indonesian traditional fishermen still confront obstacles in performing their traditional fishing rights due to the different interpretations of traditional fishing rights and the changes made by Australia on the area of traditional fishing ground. This study, which based on Indonesian perspective, aims to understand this problem and strive to find its solution. This issue indeed needs government serious attention. Not just for the sake of maintaining Indonesia- Australia bilateral relations, but far more important is to guarantee security and welfare of our traditional fishermen.

Keywords: Indonesia, Australia, UNCLOS, MoU Box, traditional fishermen.

Abstrak

Tulisan ini mengkaji isu nelayan tradisional Indonesia di perairan Australia yang telah berulangkali menimbulkan persoalan dalam hubungan bilateral kedua negara. Konvensi Hukum Laut (UNCLOS) dan nota kesepakatan Indonesia-Australia atau MoU Box 1974 sesungguhnya telah memberikan jaminan hukum atas hak penangkapan ikan tradisional oleh nelayan-nelayan tradisional Indonesia di perairan Australia yang telah mereka lakukan secara turun menurun sejak sekitar abad 17. Namun fakta empiris memperlihatkan adanya praksis berbeda. Nelayan-nelayan tradisional Indonesia tersebut masih menghadapi hambatan dalam melaksanakan hak perikanan tradisionalnya akibat perbedaan penafsiran hak penangkapan ikan tradisional dan perubahan kawasan area yang disepakati dalam MoU Box oleh pihak Australia. Dengan menggunakan perspektif dari Indonesia, kajian ini dimaksudkan untuk memahami persoalan tersebut sebagai bahan pijakan untuk mencari solusi atas permasalahan tersebut. Persoalan ini perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah. Tidak saja untuk kepentingan menjaga hubungan bilateral Indonesia-Australia, tetapi yang jauh lebih penting adalah untuk memberikan jaminan keamanan dan kesejahteraan nelayan-nelayan tradisional kita.

Kata Kunci: Indonesia, Australia, UNCLOS, MoU Box, nelayan tradisional.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 1 Pendahuluan Dalam konteks kekinian, pelaksanaan “hak Penangkapan dan penahanan nelayan tradisional penangkapan ikan tradisional“ termasuk yang Indonesia di wilayah perairan Australia dalam dilakukan oleh nelayan-nelayan tradisional beberapa tahun terakhir ini telah berkembang Indonesia di atas, dijamin oleh hukum menjadi isu yang semakin penting dalam internasional, melalui Pasal 51 dan Pasal 62 Ayat hubungan bilateral kedua negara. Hal ini terlihat 3 UNCLOS. Pemerintah Indonesia dan Australia dari tiga indikasi utama. Pertama, isu ini telah juga telah mengakomodasikan kepentingan menjadi salah satu agenda pembahasan dalam nelayan-nelayan tradisional tersebut dalam berbagai kesempatan pertemuan bilateral sebuah nota kesepakatan, yaitu Memorandum kedua negara, kesepakatan perjanjian, dan of Understanding between the Government of kerjasama baik di bidang perikanan/kelautan Australia and the Government of the Republic of dan keamanan.1 Kedua, keseriusan masalah Indonesia Regarding of operation of Indonesian nelayan tradisional dalam hubungan kedua Traditional Fisherment in area of the Australian negara ini ditunjukkan oleh fakta penangkapan Exclusive Fishing zone and Continental Shelf nelayan tradisional Indonesia di Australia masih pada tahun 1974. MoU ini populer juga disebut terus berlangsung dan dengan kecenderungan MoU Box. semakin sering terjadi.2 Ketiga, kasus-kasus Sekalipun keberadaan Konvensi Hukum penangkapan, penahanan dan pembakaran kapal Laut dan MoU di atas memberikan jaminan nelayan Indonesia di negara kangguru tidak hukum atas hak penangkapan ikan tradisional RI- jarang menimbulkan komplikasi dalam hubungan Australia, tetapi fakta empiris memperlihatkan kedua negara.3 adanya praksis berbeda. Salah satu sumbu Ditilik dari catatan sejarah, nelayan-nelayan masalahnya terletak pada perbedaan penafsiran Indonesia, terutama yang berasal dari Indonesia hak penangkapan ikan tradisional. Realitas ini, Timur seperti nelayan dari Pulau Rote, Flores, sebagaimana dikatakan Irawati dan Oentoeng Alor, Buton, Sabu, Madura, Timor, Sulawesi, Wahjoe (2011), menyebabkan persoalan dan Maluku sudah turun menurun sejak abad 17 “traditional fishing right” dan “illegal fishing”, (sebelum adanya negara Australia) telah melaut bagaikan “pepatah” yang mengatakan madu di dan melakukan kegiatan penangkapan ikan di tangan kanannya dan racun ditangan kirinya”. perairan antara Republik Indonesia-Australia. Mereka yang sudah turun menurun dan terus Mereka melaut hingga sekitar perairan selatan menerus melakukan kegiatan penangkapan ikan Nusa Tenggara Timur dengan Australia.4 di wilayah perairan MoU Box tidak lagi terjamin hak-haknya, karena tidak ada kepastian hukum.5

1 Lihat salah satunya Rote Online, “Bahas Nasib Nelayan, Perbedaan penafsiran atas hak penangkapan Bupati Rote Ndao, KKP dan Australia Gelar MoU Box, 7 ikan tradisional tersebut dalam praktiknya November 2013, http://news.roteonline.com/bupati-rote-ndao- sering kali telah menyebabkan persoalan bagi kkp-dan-australia-gelar-MoU-box.php, diakses pada tanggal 6 Mei 2014; Defence News, “Australia and Indonesia Combine nelayan Indonesia. Mereka yang telah biasa Forces To Tackle Illegal Fishing”, 19 September 2013, http:// secara turun menurun melaut dan menangkap www.defence.gov.au/defencenews/stories/2013/sep/0920.htm, ikan di wilayah perairan MoU Box ditangkap. diakses pada tanggal 6 Mei 2014. Tidak jarang pula mereka ditahan dan kapalnya 2 Lihat Warta Terkini, September 2006, “Makin Banyak Nelayan dibakar oleh pihak Australia. Mereka yang Indonesia Ditangkap Australia”, http://www.wartaterkini. com/78/11/44/makin-banyak-nelayan-indonesia-ditangkap- dituduh melanggar batas wilayah teritorial dan australia.htm, diakses pada tanggal 6 Mei 2014. melakukan kegiatan penangkapan ikan secara ilegal diperkirakan jumlahnya sudah mencapai 3 Lihat antara lain Antaranews, “Nelayan Indonesia menang di pengadilan Australia”, 20 Maret 2014, http://www.antaranews. ribuan sejak MoU Box ditandatangani sampai menang-di-pengadilan-australia, diakses pada tanggal 6 Mei sekarang. 2014.

4 Menurut penuturan nelayan Pulau Rote, mereka sudah 5 Irawati dan Oentoeng Wahjoe, “Tanggung Jawab Negara melakukan penangkapan ikan di sekitar perairan tersebut sejak dalam Melindungi Hak Nelayan Tradisional Indonesia di abad 17. Lihat Radio Australia, “Pokok dan Sosok”, 11 Januari Perairan Australia”, Mimbar, Vol. XXVII, No. 1, Juni 2011, 1997, http://www.library.ohiou.edu/indopubs/1997/09/17/0011. hlm. 19. html, diakses pada tanggal 6 Mei 2014.

2 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 Tulisan ini mengkaji isu nelayan tradisional perburuan teripang adalah Bajau atau Bajau Indonesia di perairan Australia yang telah Laut. Nenek moyang suku Bajau ini berasal menjadi persoalan serius yang mengganjal dari Filipina Selatan yang kemudian bermigrasi hubungan bilateral Indonesia-Australia. Dengan hingga ada sebagian dari mereka sampai ke menggunakan perspektif dari Indonesia, kajian Indonesia pada abad 15. Suku Bajau saat ini ini dimaksudkan untuk memahami persoalan mendiami daerah pesisir di sekitar wilayah tersebut sebagai bahan pijakan untuk mencari Sulawesi Selatan dan Tenggara. Sejarah Bajau solusi atas permasalahan tersebut. Masalah tidak bisa dilepaskan dengan aktivitas nelayannya ini harus memperoleh perhatian yang serius sebagai pemburu teripang. Salah satu bukti dan dicari jalan keluar pemecahannya, tidak sejarah yang mendukung hal tersebut adalah hanya untuk kepentingan hubungan bilateral sebuah surat yang ditulis oleh seorang pejabat Indonesia-Australia, tetapi yang jauh lebih Dutch East India Company di Kupang pada penting adalah untuk memberikan jaminan tanggal 14 Mei 1728 yang melaporkan kepada keamanan dan kesejahteraan nelayan-nelayan Gubernur Jenderal Batavia bahwa 40 perahu kecil tradisional kita. Bajau terlihat di sekitar perairan pulau Rote dan melaut ke arah selatan (Australia) untuk mencari 7 Menyusuri Jejak Sejarah Penjelajahan dan menangkap teripang. Samudara Nelayan Indonesia Ke Menurut studi yang dilakukan oleh James Australia Fox dan Sevaly Sen tahun 2002, suku Bajau ini Mendiskusikan sejarah nelayan tradisional juga diyakini oleh sebagian besar penduduk pulau 8 Indonesia di perairan Australia tidak bisa Rote sebagai penemu pulau Ashmore Reef. Pada dilepaskan dari sejarah perburuan teripang. Dari tahun 1729, dalam pelayaran yang dipimpin oleh berbagai catatan sejarah yang dikumpulkan jelas seorang raja bernama Foe Mpura, perahu yang menunjukkan bahwa pertautan antara nelayan seharusnya berlayar menuju ke Batavia terseret nusantara dan Australia telah berlangsung lebih ke arah selatan hingga mencapai suatu pulau kecil dari tiga ratus tahun lalu. Pertautan mereka yang berada sekitar 120 km dari Pulau Rote yang kurang lebih dimulai sejak abad ke-17, yaitu kemudian disebut sebagai Nusa Solo Kaek (Pulau ketika para nelayan nusantara mengkayuh Pasir Panas). Namun demikian, Pulau Pasir perahu kayu mereka mengarungi Samudra ini sekarang berada dalam jurisdiksi wilayah Hindia dan Laut Timor hingga sampai ke Australia dan dinamakan Ashmore Reef. Nama perairan Australia utara dan barat daya. Mereka ini diberikan oleh pihak Australia sesuai dengan memiliki tujuan yang sama yaitu berburu teripang penemunya, yaitu Samuel Ashmore yang berlayar 9 yang juga dikenal dengan sebutan timun laut mencapai daerah tersebut pada tahun 1811. (sea cucumber). Permintaan besar pasar Asia, Salah satu catatan sejarah penting lainnya khususnya Tiongkok akan teripang menjadi salah akan awal kontak hubungan antara nelayan satu faktor pendorong kuat nelayan nusantara, Indonesia dan Australia juga dapat ditelusuri khususnya dari Sulawesi untuk berlayar hingga melalui catatan Flinder dan Pobasso (1803). ke perairan Australia.6 Menurut Flinders dan Pobasso, nelayan Makasar Salah satu masyarakat nelayan Sulawesi sudah berlayar mencari teripang hingga ke yang sudah sejak lama dikenal ikut dalam pulau-pulau di sekitar Jawa sampai ke daerah kering yang terletak di selatan Pulau Rote dan

6 Lihat buku klasik studi tentang penangkapan teripang di 7 Fox dan Sen, op.cit., hlm. 13. Australia Utara oleh C.C.Macknight, The Voyage to Marege: Macassan trepangers in northern Australia, (Melbourne: 8 Ibid. Pandangan yang hampir sama dikemukakan oleh Tom Melbourne University Press, 1976); James J.Fox dan Sevaly Therik, seorang akademisi dari Rote. Therik menyatakan bahwa Sen, A Study of Socio-Economic Issues Facing Traditional cerita turun temurun menyatakan bahwa seorang Raja dari Rote Indonesian Fisheries who access the MOU Box, A Report menemukan Nusak Solok Kae (Sandy Beach) - nama sebutan for Environment Australia, Research School of Pacific and Ashmore Reef oleh orang Rote – sejak berabad-abad lampau. Asian Studies, The Australian National University dan FERM, Lihat The Age, “Caught in the Net”, 26 September 2003. Canberra, Oktober 2002, hlm.14; Pradina Purwati, “Teripang Indonesia: Komposisi Jenis dan Sejarah Perikanan”, Oseana, 9 Purwati, op.cit., hlm. 13; Lihat juga Kompas, “Nelayan Timor Vol. XXX, No. 2, 2005, hlm. 3. dan Laut”, 28 Mei 2005.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 3 Pantai Kimberly (Australia Barat) sekitar dua memiliki nilai ekonomis tinggi. Sirip ikap hiu, puluh tahun sebelum mereka menulis catatan misalnya, yang biasa diolah sebagai bahan mereka tahun 1803.10 sup yang lezat harga per kilogramnya berkisar 12 Bukti pelayaran orang Makasar ke pantai Rp.250.000–Rp.300.000. Sedangkan teripang Australia barat laut dan utara ini juga telah yang dikenal untuk bahan makanan dan obat terdokumentasi dengan baik dalam bentuk harganya di pasar lokal sekitar Rp.30.000 – Rp. 13 lukisan-lukisan yang dibuat oleh bangsa asli 150.000 per kilogramnya. Nilai harga jual yang Australia, Aborigin di dinding-dinding goa. cukup tinggi dari teripang tersebut telah memicu Peninggalan sejarah lainnya adalah model para nelayan Indonesia untuk mencoba mencari kano (canoe) dan penggunaan kosa kata oleh teripang dimanapun berada. Perburuan mereka orang-orang Aborigin seperti ‘balanda’ untuk bahkan sampai di perairan laut Australia. menunjuk orang kulit putih. Selain itu, bukti yang Ketiga adalah faktor relatif masih cukup signifikan lainnya adalah diketemukannya berlimpahnya perairan Australia yang berbatasan dokumen yang menyangkut peraturan pajak dan dengan Indonesia, Samudra Hindia dan Laut perizinan tahun 1882 untuk nelayan Makasar Timor akan sumber hayati laut seperti sirip ikan yang mengambil teripang di perairan Northern hiu, teripang dan kerang lola. Hasil penelitian Territory Australia.11 yang dilakukan selama enam tahun oleh tim Dari berbagai catatan sejarah tersebut Australia yang bekerjasama dengan Indonesia, terlihat jelas bahwa adanya jejak ratusan tahun misalnya, menggarisbawahi temuan tersebut. Dari nelayan-nelayan tradisional Indonesia melaut 140 jenis ikan hiu yang diketemukan di perairan hingga ke perairan Australia. Mereka mengarungi kedua negara, penelitian tersebut menyatakan laut untuk mencari teripang di wilayah perairan bahwa sebagian besar ikan hiu tersebut berada tersebut bahkan sebelum negara Australia di perairan Australia dengan populasi jumlah 14 terbentuk tahun 1901. yang diperkirakan sangat banyak. Melimpahnya sumber hayati laut, termasuk ikan hiu di Tradisi melaut di perairan Australia tersebut perairan Australia tidak terlepas dari ketatnya masih terus dipertahankan oleh nelayan-nelayan perlindungan atas ekosistem lautnya. Munculnya tradisional Indonesia sampai saat ini. Mereka tuntutan hidup baru, kondisi ekonomi sebagian pada umumnya berasal dari Indonesia Timur, besar nelayan Indonesia yang relatif buruk dan yaitu Bajo, Makasar, Bugis, Rote, Buton dan semakin langkanya sumber hayati di perairan Madura. Ada tiga faktor utama yang mendorong Indonesia juga semakin mendorong para nelayan nelayan-nelayan Indonesia untuk terus melaut Indonesia melaut hingga ke perairan Australia. mencari ikan hingga perairan Australia. Pertama adalah faktor tradisi. Perburuan ikan oleh nelayan Namun demikian, tradisi melaut nelayan Indonesia di perairan Australia sebagaimana yang Indonesia di perairan Australia yang sesungguhnya terus berlanjut hingga sekarang ini merupakan diakomodasi pemerintah Australia dengan MoU aktivitas yang sebetulnya telah dilakukan secara Box tahun 1974 dalam realitas pelaksanaannya turun temurun oleh nenek moyang mereka sejak tidak sama pada masa lalu dan saat ini. Pada tiga ratus tahun lalu. masa lalu nelayan Indonesia bisa memasuki zona Kedua adalah dorongan faktor ekonomi. Para nelayan tersebut melaut hingga ke perairan 12 Kompas, “Nelayan Timor dan Laut”, 28 Mei 2005. Australia dengan tujuan utama yaitu mencari 13 Departemen Kelautan dan Perikanan, “Teripang Geliat teripang, sirip ikan hiu dan kerang lola (trochus Potensi dari Laut”, Informasi Teknologi, 28 September 2006, shell). Aktivitas mereka ini tidak saja hanya http://www.dkp.go.id/content.php?c=3367, diakses pada tanggal 23 Mei 2007. semata untuk memenuhi keperluan mereka sendiri, tetapi juga untuk kebutuhan komersial 14 Lihat Freddy Numberi, Menteri Kelautan dan Perikanan yaitu hasil tangkapan laut mereka jual karena ketika menjelaskan hasil kunjungan kerjanya ke Australia 15-19 November 2006 kepada wartawan di Jakarta tanggal 25 November 2006 di Direktorat Jenderal Perbendaharaan, 10 Purwati, op.cit., hlm. 13. Kementerian Keuangan RI, “Australia Beri dana Hibah Rp. 651 milyar”, http://www.perbendaharaan.go.id/modul/terkini/index. 11 Ibid. php?id=1859, diakses pada tanggal 5 Mei 2007.

4 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 perairan yang disepakati dalam MoU tersebut Perahu mereka dibakar termasuk semua peralatan secara bebas, namun tidak demikian halnya pada di dalamnya.17 masa kini. Hal ini sebagaimana diungkapkan oleh Pembakaran kapal mereka mengakibatkan Juhdar Asenong, seorang nelayan asal Papela, nelayan-nelayan tersebut menanggung kerugian Pulau Rote dalam wawancaranya dengan harian sosial ekonomi yang sangat besar. Kehilangan umum Sinar Harapan sebagai berikut: “Pada alat sumber kehidupan ekonomi menyebabkan masa lalu, tidak ada masalah kalau ke Pulau Pasir, mereka kehilangan sumber nafkah utama. tapi sejak 1990-an sama sekali tidak dibolehkan Ketiadaan pendapatan nafkah utama dan Australia. Kami dulu sering istirahat di Pulau pengangguran menyebabkan mereka selanjutnya 15 Pasir tidak ada masalah, sekarang tidak boleh.” jatuh dalam lilitan utang, padahal kapal-kapal Mereka yang mencari ikan di perairan Australia yang dibakar di atas dibeli seharga Rp 50 juta tersebut bahkan ditangkap dan digiring ke penjara – Rp 100 juta dan pada umumnya masih dalam oleh pihak otoritas Australia. status kredit dengan sesama nelayan dan atau Ada beberapa faktor yang bisa menjelaskan perbankan.18 inkonsistensi Australia dalam melaksanakan nota Meskipun Australia bersikap tegas kesepakatan MoU Box. Pertama, ada perubahan terhadap nelayan-nelayan tradisional Indonesia pandangan otoritas Australia. Pada awalnya yang memasuki wilayah perairannya, tetapi nelayan tradisional Indonesia dapat mencari ikan penangkapan terhadap mereka masih terus terjadi di zona perairan yang disepakati bersama melalui hingga kini. Ironinya mereka nampak tidak MoU Box. Namun, saat ini nelayan-nelayan jera dan bahkan menunjukkan kecenderungan tersebut dianggap telah menyalahi peraturan semakin meningkat. Fakta ini terlihat dalam hukum laut internasional, khususnya mengenai pernyataan Menteri Luar Negeri Australia, batas wilayah negara. Mereka dituduh menerobos Alexander Downer bahwa “[p]enangkapan batas wilayah negara Australia secara ilegal. ikan illegal di perairan Australia bagian utara Menurut Ferdi Tanoni, Ketua Pokja Celah Timor meningkat secara dramatis dalam tempo lima dan Pulau Pasir, sebagian kalangan di Australia tahun terakhir”.19 bahkan mencap mereka sebagai bagian dari Beberapa dari sejumlah kasus penangkapan “sindikat kejahatan internasional”.16 yang terjadi di Australia adalah sebagai berikut. Dengan adanya pandangan tersebut, Pada April 2005, misalnya, dalam upaya nelayan tradisional Indonesia yang mencari memerangi maraknya praktek Illegal, Unreported, ikan di perairan Australia menghadapi persoalan. Unregulated (IUU) Fishing, Australia menggelar Patroli laut Australia akan mengusir dan atau Clear Water Operation yang berujung pada menangkapnya. Mereka juga harus menghadapi penahanan 240 nelayan Indonesia karena terlibat resiko berat lainnya yaitu dipenjara. Pihak praktek tersebut.20 Pada tahun berikutnya, jumlah berwenang akan menuntut nelayan-nelayan kapal yang ditangkap mengalami lonjakan tersebut untuk membayar denda hukuman mereka kenaikan signifikan. Pada November 2006, pihak sebesar $3,000-$5,000 jika mereka terbukti berwenang Australia menangkap 341 kapal dan bersalah melanggar batas wilayah perairan Australia di pengadilan. Seandainya tidak mampu 17 The Age, “Caught in the net”, 26 September 2003. membayarnya, otoritas Australia tidak segan 18 Lihat pernyataan Ketua Himpunan Masyarakat Pesisir Selatan memberlakukan mereka secara tidak manusiawi. NTT, Hamzah Ali, di “Batas Laut RI-Australia Membingungkan Nelayan”, 21 Agustus 2013, http://www.batasnegeri.com/ batas-laut-ri-australia-membingungkan-nelayan/, diakses pada tanggal 6 Mei 2014. 15 Daniel Tagukawi, “Pulau Rote, Keindahan Khas dari Selatan”, Sinar Harapan, 16 Nopember 2013, http://sinarharapan.co/ 19 Lihat Alexander Downer dalam siaran pers-nya dirilis pada news/read/28120/pulau-rote-keindahan-khas-dari-selatan, 10 Desember 2005 di Tempo Interaktif, “Australia-Indonesia diakses pada tanggal 13 Mei 2014. Perangi Ilegal Fishing”, 10 Desember 2005, hhtp://www. tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/12/10/brk,20051210- 16 Suara Merdeka Cyber News, “RI-Australia Didesak 70424,id,html, diakses pada tanggal 23 Maret 2007. Tuntaskan Batas Laut”, 5 Mei 2007, http://www.suaramerdeka. com/cybernews/harian/0705/05/nas5.htm, diakses pada tanggal 20 M. Zulficar Mochtar, “Silang Persepsi Bertumbal Nelayan”, 7 Mei 2007. Inovasi Online, Vol. 6, No. XVIII, Maret 2006.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 5 793 nelayan yang secara ilegal mencari ikan di Untuk lebih jelasnya mengenai jumlah kapal perairan wilayahnya. Sebagian besar diantaranya dan nelayan Indonesia yang dituduh secara ilegal berasal dari Indonesia.21 memasuki perairan Australia, antara lain dapat Kebijakan Sovereign Border yang dilihat pada tabel berikut ini. diluncurkan oleh Tony Abbot sejak ia terpilih sebagai Perdana Menteri Australia tahun 2013 untuk memproteksi wilayah perbatasannya pada kenyataannya juga tidak mampu secara efektif menghentikan nelayan-nelayan Indonesia yang melaut memasuki perairan negara tersebut. Pada 16 Mei 2014, misalnya, pihak berwewenang Australia kembali menahan 49 nelayan Indonesia karena dituduh mencuri ikan di perairan utara wilayahnya.22

Tabel 1. Kapal dan Nelayan Ilegal Indonesia di Perairan Australia

No Waktu Kapal dan nelayan Daerah Asal Tempat Kejadian Keterangan 1 Sejak tahun Kurang lebih 140 Papela, Perairan utara Australia Tenggelam ketika mencari kerang 198823 nelayan Sulawesi dan sirip ikan hiu karena faktor cuaca/angin 2 Sejak tahun Kurang lebih 400 Pulau Broome Dipenjara. Bila di-gabung dengan 1988 nelayan Maginti, nelayan remaja yang dipenjara, Masaloka, angkanya mencapai 2000 orang. Kadatua, di Sulawesi Tenggara 3 Mid 1994 Beberapa nelayan Makasar Hirbinia Reef, 300 km Perahu mereka dibakar barat daya Australia 4 199424 134 perahu 5 Juli 199825 Rombongan nelayan Papela, Rote Broome, Australia Barat Ditangkap. Rombongan dipimpin Timur Sadli H. Ardhani. 6 1998-199926 50 perahu Northern AFZ Ditahan 7 Sept 200027 Rombongan nelayan Papela, Rote Broome, Australia Barat Ditangkap. Timur Rombongan dipimpin Sadli H. Ardhani. 8 200028 5 ABK Papela, Rote Broome, Australia Barat Ditangkap. Rombongan dipimpin Timur Dahlan Karabi 9 200329 4 ABK Papela, Rote Broome, Australia Barat Ditangkap. Timur Rombongan dipimpin Dahlan Karabi 10 Jan- Sept 2003 80 perahu

21 Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan 24 RI, “Australia Beri dana Hibah Rp. 651 milyar”, http://www. The Age, “Caught in the net”, 26 September 2003. perbendaharaan.go.id/modul/terkini/index.php?id=1859, 25 Kompas, “Nelayan Timor dan Laut”, 28 Mei 2005. diakses pada tanggal 5 Mei 2007. 26 Andrew Forbes, “Protecting the National Interest: Naval Constabulary Operations in Australia’s Exclusive Zone”, 22 Antara, “Konsulat Darwin Gali Informasi Penangkapan 49 Working Paper No. 11, Royal Australian Navy, Sea Power Nelayan”, 21 Mei 2007, http://www.antara.co.id/arc/2007/5/21/ Centre, April 2002, hlm. 21. konsulat-ri-darwin-gali-informasi-penangkapan-49-n, diakses 27 pada tanggal 22 Mei 2007. Kompas, “Nelayan Timor dan Laut”, 28 Mei 2005. 28 Ibid. 23 Ibid. 29 Ibid.

6 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20

Sumber: data dikumpulkan oleh penulis dari berbagai sumber. Nelayan-nelayan tersebut adalah nelayan Indonesia, kalau ada nelayan asing dengan menggunakan kata mayoritas yang ditangkap nelayan Indonesia. No Waktu Kapal dan nelayan Daerah Asal Tempat Kejadian Keterangan 11 Mei 200430 2 kapal Perairan Australia Utara Dilaporkan ditembak dan diteng- gelamkan 12 16 Mei 200531 49 nelayan Desa Deka, Ditangkap Ndao, Kab. Rote 13 12-21 April 240 nelayan Ditahan 200532 tradisional 14 200533 250 kapal asing Ditangkap dan lebih dari 1000 ne- layan, kebanyakan asal Indonesia ditahan 15 1 Jan – 31 Juli 243 kapal asing Ditangkap. Jumlah ini lebih dari 200634 2 x lipat dari jumlah kapal asing yang ditangkap pada periode sama tahun 2005, kebanyakan kapal tersebut berasal dari Indonesia. 16 Januari 200635 25 nelayan kapal Kimberley, Australia Ditangkap dan diadili karena me- Devi Jaya Barat nangkap secara ilegal kerang lola. 17 200636 4 nelayan Papela (Rote, NTT) 18 Nov 200637 793 nelayan dan 341 650 nelayan diantaranya sudah kapal dipulangkan ke Indonesia 19 Jan-Mei 2007 Kurang lebih 78 Dideportasi Australia melalui nelayan bandara El-Tari karena memasuki perairannya ilegal. 20 16 Mei 200738 49 nelayan Perairan dekat Taman Ditangkap, ditahan di Darwin. Enam Laut Ashmore kapal mereka terancam dibakar jika terbukti bersalah memasuki perairan Australia secara illegal. 21 25 Agust 3 perahu nelayan Perairan kepulauan Ditangkap 200739 dengan 29 orang karang Ashmore. ABK 22 Nov 200740 201 nelayan Perairan utara Australia Ditahan di Darwin, Northern Ter- ritory, atas tuduhan secara ilegal penangkapan ikan. 23 15 Jan 200841 9 nelayan Perairan laut Australia Ditangkap 24 16 Mei 201442 49 nelayan Perairan utara Australia Ditangkap, ditahan dengan tuduhan mencuri ikan 25 26 Mei 201443 5 nelayan Sinjai, Sulsel Perairan wilayah Ditangkap sengketa perbatasan RI-Aust

30 Lindsay Murdoch, “Indonesia deplores hard line on fishing”, 37 Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan The Sydney Morning Herald, 18 Juni 2004. RI, “Australia Beri dana Hibah Rp. 651 milyar”, http://www. 31 Irawati dan Wahjoe, op.cit., hlm. 12. perbendaharaan.go.id/modul/terkini/index.php?id=1859, diakses pada tanggal 5 Mei 2007. 32 Mochtar, op.cit. 38 Antara, “Konsulat Darwin Gali Informasi Penangkapan 49 33 ABC News Online, “Australia, Indonesia to probe illegal Nelayan”, 21 Mei 2007, http://www.antara.co.id/arc/2007/5/21/ fishing”, 19 Desember 2005, http://www/abc.net.au/news/ konsulat-ri-darwin-gali-informasi-penangkapan-49-n, diakses newsitems/200512/s1534450.htm, diakses pada tanggal 7 pada tanggal 22 Mei 2007. Mei 2007. 39 Irawati dan Wahjoe, op.cit., hlm. 12. 34 Kedutaan Besar Australia Indonesia, “Kunjungan Bersama 40 Indonesia dan Australia ke Rote Untuk Menentang Penangkapan Ibid. Ikan Ilegal”, Siaran Pers, 21 September 2006, http://www. 41 Ibid. austembjak.or.id/jaktindonesian/SM06_043.html, diakses pada 42 Antara, “Konsulat Darwin Gali Informasi Penangkapan tanggal 22 Mei 2007. Nelayan”, 21 Mei 2007, http://www.antara.co.id/ 35 Departement of Fisheries, Western Australia, “26 Indonesians arc/2007/5/21/konsulat-ri-darwin-gali-informasi- to face illegal fishing charges”, 8 Januari 2006, http://www.fish. penangkapan-49-n, diakses pada tanggal 22 Mei 2007. wa.gov.au/docs/media/index.php?0000&mr=307, diakses pada 43 Lihat Metro TV, 26 Mei 2014, jam 11.53 WIT. tanggal 5 Mei 2007. 36 Mochtar, op.cit.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 7 Nelayan Tradisional, Kerangka Hukum tradisional, yaitu rezim hukum negara kepulauan 45 Laut Internasional, Nota Kesepakatan dan rezim Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE).24 Dan Permasalahannya Terkait dengan hukum laut di atas, Indonesia Nelayan-nelayan tradisional Indonesia yang dapat dikategorikan sebagai negara kepulauan, telah turun menurun melakukan penangkapan yaitu negara yang seluruhnya terdiri atas satu ikan di perairan Australia sejatinya memiliki atau lebih kepulauan dan dapat mencakup hak yang keberadaannya secara kuat dilindungi pulau- pulau lainnya. Kedaulatan suatu negara oleh hukum internasional dan nota kesepakatan kepulauan ini meliputi perairan yang ditutup bilateral dua negara Indonesia-Australia. Namun oleh atau terletak di sebelah dalam dari suatu demikian, peraturan hukum tersebut dalam garis pangkal lurus kepulauan, yang disebut implementasinya belum dilaksanakan secara sebagai perairan kepulauan. Penetapan garis tegas yang menyebabkan sejumlah permasalahan pangkal lurus kepulauan ini menimbulkan yang berdampak terhadap hubungan bilateral adanya perubahan status hukum perairan, yaitu Indonesia-Australia dan secara khusus terhadap dari laut lepas yang berada di luar kedaulatan nelayan tradisional Indonesia. Permasalahan ini atau yurisdiksi negara pantai menjadi perairan dikaji lebih dalam berikut ini. kepulauan yang tunduk kepada kedaulatan atau yurisdiksi negara pantai. Konteks ini terjadi di Indonesia, yaitu sebelum ditetapkannya 1. Pengaturan Hak Penangkapan Ikan sebagai negara kepulauan melalui konsepsi Tradisional dalam Rezim Hukum Laut Nusantara yang diusung dengan Deklarasi Juanda Internasional 1957, perairan di antara pulau-pulau Indonesia Berdasarkan ketentuan hukum kebiasaan merupakan kantung-kantung laut lepas.46 internasional yang berlaku, semua negara Rezim hukum negara kepulauan yang memiliki hak tradisional (traditional right to diakui dalam rezim hukum laut internasional fish) untuk melakukan penangkapan ikan di laut (KHL1982) tersebut di atas diikuti dengan 44 lepas.23 Konsep ini didasarkan kepada kebebasan berbagai kompromi-kompromi yang menangkap ikan di laut lepas. Sejalan dengan mengakomodasikan kepentingan masyarakat dinamika perubahan yang terjadi khususnya internasional, seperti hak lintas bagi kapal asing setelah Perang Dunia II, seperti munculnya dan hak penangkapan ikan tradisional. Di dalam negara-negara baru, kemajuan teknologi dan rezim negara kepulauan, hak penangkapan ketergantungan masyarakat internasional atas ikan tradisional diakomodasikan di perairan sumber daya alam laut, hukum internasional kepulauan. Hal ini dinyatakan dalam Pasal 51 tetap mengakui hak tradisional atas penangkapan Konvensi Hukum Laut 1982 sebagai berikut: ikan. Namun, hak tersebut diberikan dengan pembatasan-pembatasan tertentu utamanya untuk State must recognise tradisional fishing mengakomodasikan perubahan yang terjadi rights and other legitimate activities of the immediately adjacent neighbouring States in pasca Perang Dunia II tersebut dengan adanya certain areas falling within archipelagic waters. perkembangan dan perubahan kepentingan dan The term and conditions for the exercise of such kebutuhan masyarakat internasional. right and activities, including the nature, the Hukum laut internasional yang saat ini extent and the areas to which they apply, shall, berlaku adalah United Nations Convention on at the request of any of the States concerned, be regulated by bilateral agreements between the Law of the Sea (UNCLOS), yang juga dikenal 47 them ...25 dengan sebutan the Law of Sea Convention (selanjutnya disebut Konvensi Hukum Laut atau Pasal di atas secara tegas mengatur KHL). KHL yang ditandatangani tahun 1982 bahwa negara kepulauan berkewajiban untuk ini juga semakin berkembang pesat. Dewasa menghormati hak penangkapan ikan tradisional ini di dalam KHL ada dua rezim hukum baru yang mengatur mengenai hak penangkapan ikan 45 Irawati dan Wahjoe, op.cit., hlm. 15.

44 Hasyim Djalal dikutip Irawati dan Wahjoe, op.cit., hlm. 14. 47 Lihat Pasal 51 Konvensi Hukum Laut 1982.

8 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 dan juga kegiatan-kegiatan lain yang sah dari untuk menangkap ikan, berubah menjadi laut negara tetangga yang langsung berdekatan yang berada dalam yurisdiksi negara pantai. di bagian bagian tertentu dari perairan Selain memberikan hak berdaulat negara kepulauan. Namun demikian, kewajiban pantai atas sumber daya alam laut di atas, negara kepulauan untuk menghormati hak KHL 1982 juga menegaskan negara pantai penangkapan ikan tradisional negara tetangga memiliki kewajiban mengakomodasi hak- yang langsung berdekatan tersebut tidak dapat hak negara lain yang sah menurut hukum dilaksanakan secara otomatis. Negara yang internasional, diantaranya hak penangkapan nelayan tradisionalnya telah terbiasa melakukan ikan tradisional. Ketentuan ini sebegaimana penangkapan ikan di area perairan kepulauan, diatur dalam Konvensi Pasal 51 di atas, dan menurut Hasyim Djalal (1996:163) harus juga Pasal 62 ayat (2). Dalam hal ini, negara mengajukan hak tersebut. Hak tersebut dapat pantai memiliki kewajiban di ZEE, yaitu apabila diberikan melalui perjanjian bilateral negara ada surplus perikanan negara tersebut harus yang bersangkutan, yang didalamnya memuat memberikan hak akses kepada negara lain untuk hal-hal yang berkenaan antara lain dengan dapat memanfaatkan surplus tersebut. Hak akses persyaratan, bentuk, dan area penangkapan ini terutama harus diberikan kepada negara 48 ikan. tak berpantai dan negara yang secara geografis tidak beruntung yang berada pada kawasan yang Selain mendapatkan pengakuan di bawah sama. Ketentuan ini ditegaskan Pasal 62, ayat (2) rezim hukum negara kepulauan, hak penangkapan sebagai berikut: ikan tradisional secara tegas juga diakui keberadaannya di dalam rezim hukum ZEE. The coastal State shall determine its Pasal 55 KHL 1982 tentang ZEE menyatakan: capacity to harvest the living resources of the EEZ. Where the coastal State does not have the The exclusive economic zone is an area capacity to harvest the entire allowable catch, it beyond and adjacent to the territorial sea, shall, through agreement or other arrangements subject to the specific legal regime established in and pursuant to the terms, conditions, laws this part, under which the rights and jurisdiction and regulations referred to in paragraph 4, of the coastal state and the right and freedom give other States access, to the surplus of of other States are governed by the relevant the allowable catch, having particular to the 49 provisions of this convention.26 provisions of articles 69 and 70, especially in relations to the develoving States mentioned 50 Terkait dengan ketentuan tersebut, Pasal 57 therein.27 KHL 1982 menegaskan bahwa negara pantai memiliki hak untuk menetapkan ZEE dengan Dalam pemberian hak akses atas surplus tidak melebihi jarak 200 mil diukur dari garis perikanan kepada negara lain, pasal di atas pangkal. Negara pantai ini memiliki hak berdaulat menegaskan hak tersebut tidak secara otomatis untuk mengaksplorasi dan mengeksploitasi dapat dinikmati oleh nelayan-nelayan asing sumber daya alam baik hayati maupun nonhayati tersebut. Hak tersebut dapat diberikan melalui (Pasal 56 KHL 1982). Dengan ditetapkannya kesepakatan atau perjanjian antarnegara yang ZEE ini akan terjadi perubahan status hukum bersangkutan untuk mengatur mengenai dari laut, yang tadinya merupakan laut lepas persyaratan dan pengaturan tertentu. Dalam yang mana masyarakat internasional memiliki pelaksanaan pemberian hak surplus perikanan kebebasan laut lepas, diantaranya kebebasan kepada negara lain, KHL 1982 juga menegaskan bahwa negara pantai juga berkewajiban memperhatikan kebutuhan untuk mengurangi dislokasi ekonomi di negara yang warga 48 Lihat Ahmad Porwo Edi Atmaja, “Sengkarut Nelayan dan Hak Perikanan Tradisional Mereka Dalam Negara Kepulauan”, negaranya sudah biasa menangkap ikan di zona Makalah kuliah Hukum Laut Internasional, Fakultas Hukum, tersebut. Hal ini sebagaimana disebutkan dalam UNDIP, 2010, http://www.academia.edu/1366006/Sengkarut_ Pasal 62 ayat (3) sebagai berikut: Nelayan_dan_Hak_Perikanan_Tradisional_Mereka_dalam_ Negara_Kepulauan, diakses pada tanggal 13 Mei 2014. 49 Lihat Pasal 55 Konvensi Hukum Laut 1982. 50 Lihat Pasal 62, ayat (2) Konvensi Hukum Laut 1982.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 9 In giving access to other States to its Kesepakatan yang ditandatangani pada 7 EEZ under this article, the coastal State November 1974 ini adalah Memorandum of shall take into account all relevant factors, Understanding between the Government of including, inter alia, the significance of the Australia and the Government of the Republic living resources of the area to the economy of the coastal State concerned and its other national of Indonesia Regarding the Operations of interests, the provisions of the article 69 and Indonesian Traditional Fishermen in Areas 70, the requirements of developing States in of the Australian Exclusive Fishing Zone and the subregion or region in harvesting part of Continental Shelf, yang populer disebut dengan the surplus and the need to minimize economic MoU Box. MoU ini berlaku secara efektif pada dislocation in States whose nationals have Februari 1975. habitually fished in the zone or which have made substansial efforts in research and identification 51 of stocks.28 Melalui nota kesepahaman ini, Indonesia dan Australia menyetujui kawasan yang disepakati Ketentuan pasal tersebut secara jelas kedua negara yang dapat dimanfaatkan para menegaskan bahwa konvensi memberikan nelayan tradisional Indonesia itu adalah seluas perlindungan terhadap nelayan-nelayan dari 50.000 kilometer persegi yang berada di dalam suatu negara yang telah terbiasa menangkap wilayah Australian Exclusive Economic Zone ikan. Ditegaskan secara jelas bahwa dalam (Zona Ekonomi Eksklusif, ZEE). Di wilayah ZEE rangka pemberian akses kepada negara lain untuk tersebut, ada lima daerah operasi perikanan yang memanfaatkan sumber daya hayatinya, negara disepakati untuk nelayan-nelayan tradisional pantai harus menghormati hak nelayan–nelayan Indonesia di perairan Australia, yaitu Ashmore yang telah terbiasa melakukan penangkapan ikan. Reef (Pulau Pasir), Browse (Pulau Burselan), Berdasarkan uraian rezim hukum laut negara Pulau Cartier (Pulau Baru), Pulau Scott, dan kepulauan dan ZEE di atas, dua rezim hukum 53 Pulau Seringapatam.30 Di antara lima gugusan laut tersebut secara tegas mengakui keberadaan pulau karang tersebut, Ashmore Reef merupakan hak nelayan-nelayan yang telah terbiasa secara gugusan pulau yang terbesar. Pulau ini terletak turun menurun yang diistilahkan oleh David di ujung paling utara dan kira-kira berada sekitar Josef Attard sebagai historic fishing rights, untuk 120 kilometer ke arah selatan dari pulau Rote, melakukan penangkapan ikan di perairan negara Propinsi Nusa Tenggara Timur. Untuk lebih 52 pantai.29 Namun demikian, hak ini tidak dapat jelasnya lima daerah operasi perikanan tersebut dilaksanakan secara otomatis, melainkan dapat dilihat di Gambar di bawah. hanya dapat diberikan melalui perjanjian antar negara yang bersangkutan.

2. Pengaturan Hak Penangkapan Ikan Tradisional Antara RI-Australia Untuk mengakomodasi kepentingan nelayan- nelayan Indonesia yang secara turun menurun sejak ratusan tahun telah melaut hingga perairan Australia dan untuk melaksanakan ketentuan- ketentuan hukum laut internasional di atas, pemerintah Republik Indonesia dan Australia berhasil menetapkan kesepakatan pengaturan hak penangkapan ikan tradisional nelayan Indonesia dalam sebuah Nota Kesepakatan atau Memorandum of Understanding (MoU).

53 Rote Online, “Bahas Nasib Nelayan, Bupati Rote Ndao, 51 Lihat Pasal 62 ayat (3) Konvensi Hukum Laut 1982. KKP dan Australia Gelar MoU Box, http://news.roteonline. com/bupati-rote-ndao-kkp-dan-australia-gelar-MoU-box.php, 52 Dikutip dari Irawati dan Oentoeng Wahjoe, op.cit., hlm. 16. diakses pada tanggal 6 Mei 2014.

10 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20

Sumber: Dedi Supriadi Adhuri, “Traditional and ‘modern’ trepang fisheries on the border of the Indonesian and Australian fishing zones” dalam Marshall Clark, Sally K. May, Macassan History and Heritage, ANU Press, http://press.anu.edu.au/apps/bookworm/view/Macassan+History+and+Heritage/10541/ch11.xhtml

Gambar 1. Peta Lokasi Operasi Perikanan Nelayan Tradisional di Mou Box

Selain mengatur mengenai wilayah perairan Indonesia untuk beroperasi mencari ikan di dalam Australia yang boleh dimasuki oleh nelayan wilayah perairan tertentu yang sudah disepakati di tradisional Indonesia, MoU Box yang terdiri dari Australia. Nota kesepahaman tersebut merupakan tiga lembar halaman dokumen ditambah peta ini wujud nyata komitmen pemerintah dua negara juga mengatur mengenai sumber hayati laut yang untuk mengakomodir para nelayan tradisional boleh ditangkap. Sumber hayati tersebut antara Indonesia yang telah beratusan tahun melakukan lain kerang lola, teripang, abalone, siput hijau, penangkapan ikan di perairan Australia. dan juga semua jenis kerang-kerangan yang ada di lima area operasi penangkapan di atas. 3. Permasalahan Yang Dihadapi Kedua negara dalam MoU tersebut juga sepakat Sebagai sebuah negara kepulauan, perairan bahwa nelayan tradisional Indonesia diijinkan laut Indonesia sangatlah luas sekitar 5,8 juta untuk mengambil air tawar pada dua lokasi yang kilometer persegi dengan garis pantai terpanjang sudah ditentukan di Ashmore Reef. Australia juga di dunia sebesar 81,000 km. Perairan laut mengijinkan para nelayan beristirahat bersama Indonesia ini diperkirakan memiliki potensi dengan kapal-kapal mereka di wilayah perairan 54 sumberdaya perikanan laut yang melimpah. tersebut.31 Menurut Kementerian Kelautan dan Perikanan Dilihat dari isi kesepahaman di atas, MoU (2013), potensi produksi perikanan di perairan Box 1974 secara jelas memberikan pengakuan atas hak penangkapan ikan terbatas dan juga kerangka hukum bagi nelayan tradisional

54 Fox dan Sen, op.cit. hlm. 8-9.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 11 laut Indonesia terbesar di dunia yaitu sekitar 65 Dalam rangka memperbaiki tingkat 55 juta ton per tahun.32 Indonesia juga merupakan kehidupan sosial ekonomi mereka, nelayan- negara dengan potensi tuna tertinggi di dunia. nelayan Indonesia terus melaut untuk mencari Tercatat, total produksi tuna mencapai 613.575 ikan. Namun, hal tersebut tidak jarang ton per tahun dengan nilai sebesar 6,3 triliun menimbulkan persoalan bagi mereka dan dalam 56 rupiah per tahun.33 konteks hubungan bilateral Indonesia dengan Dengan didukung wilayah geografis yang negara tetangga, seperti misalnya Australia. mencakup dua samudera yakni Samudera Hindia Nelayan-nelayan tersebut tidak jarang dituduh dan Samudera Pasifik, Indonesia seharusnya secara ilegal telah memasuki wilayah perairan menjadi negara penting bagi perikanan global negara Kangguru, sehingga mereka ditangkap, baik dari sisi sumberdaya, habitat dan juga ditahan dan kapalnya disita untuk dimusnahkan. perdagangan. Namun, sungguh merupakan suatu Realitas persoalan yang ditimbulkan oleh ironi bahwa perairan laut Indonesia yang luas kegiatan nelayan-nelayan Indonesia di perairan dan kaya dengan sumberdaya perikanan laut Australia di atas pada kenyataannya telah tersebut secara signifikan belum dimanfaatkan mempengaruhi hubungan bilateral kedua secara optimal. Menurut Rokhmin Dhanuri, negara. Hal ini tercermin jelas dari pernyataan potensi perikanan Indonesia baru dimanfaatkan Freddy Numberi, Menteri Kelautan dan sebesar 20 persen. Kontribusi sektor ekonomi Perikanan Republik Indonesia (2006), bahwa kelautan akibatnya kecil terhadap PDB yakni “[k]egiatan para nelayan [Indonesia] tersebut sekitar 25 persen dan angka ini jauh lebih sering mengakibatkan hubungan kedua negara 58 kecil ketimbang negara-negara yang wilayah terganggu”.35 lautnya lebih sempit dari pada Indonesia seperti Sebagian kalangan di Australia, baik dari Thailand, Jepang, Korea Selatan, Tiongkok kelompok akademisi, pemerintah dan pencinta Selandia, dan Norwegia, yaitu antara 30-60 lingkungan menganggap bahwa penangkapan persen. Pertumbuhan ekonomi yang dihasilkan ikan oleh para nelayan Indonesia di perairan sektor-sektor kelautan hanya dinikmati oleh Australia menyebabkan dampak buruk terhadap sebagian kecil masyarakat Indonesia yang kerusakan lingkungan laut, ekonomi, kesehatan 59 terlibat dalam berbagai kegiatan ekonomi dan keamanan nasional Australia.36 Keprihatinan kelautan modern, sementara mayoritas penduduk Australia ini dikemukakan oleh Menteri 57 pesisir lokal masih berada dalam kemiskinan.34 Perikanan, Eric Abetz dalam kunjungannya di Realitas ini secara jelas memperlihatkan kinerja Darwin pada 16 Mei 2006, misalnya, bahwa pembangunan kelautan Indonesia yang masih perahu-perahu nelayan ilegal Indonesia bisa jauh dari optimal dan belum memberikan membawa berbagai macam penyakit, seperti kesejahteraan terhadap masyarakat nelayan flu burung, rabies, atau penyakit kuku dan pesisir. mulut yang bisa menimbulkan kerugian bernilai 60 milyaran dollar pada perekonomian Australia.37

58 Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan 55 Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Potensi Perikanan RI, “Australia Beri dana Hibah Rp. 651 milyar”, http://www. Indonesia Terbesar di Dunia”, 24 Oktober 2013, http:// perbendaharaan.go.id/modul/terkini/index.php?id=1859, www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/10088/Potensi-Perikanan- diakses pada tanggal 5 Mei 2007. Indonesia-Terbesar-di-Dunia/?category_id=58, diakses pada tanggal 13 Mei 2014. 59 Alexander Downer dalam siaran pers-nya pada 10 Desember 2005 menyatakan bahwa pencurian ikan menghabiskan 56 Siaran Pers KKP No. 14/PDSI/HM.310/II/2014, “Potensi potensi ikan dan menimbulkan kerusakan lingkungan, Tuna Indonesia Tertinggi Di Dunia”, 15 Februari 2014, karantina dan resiko keamanan bagi Australia. Lihat Tempo http://www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/10421/Potensi-Tuna- Interaktif, “Australia-Indonesia Perangi Ilegal ……”. Lihat Indonesia-Tertinggi-Di-Dunia/?category_id=34, diakses pada juga pernyataan Mike Yates, pejabat senior di Australian tanggal 13 Mei 2014. Fisheries Management Authority (AFMA), “the fragile marine ecosystem, especially among the sharks populations, has been 57 Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Potensi Perikanan damaged by unsustainable and illegal fishing practice”, di The Indonesia Terbesar di Dunia”, 24 Oktober 2013, http:// Age, “Caught in the net”, 26 September 2003. www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/10088/Potensi-Perikanan- Indonesia-Terbesar-di-Dunia/?category_id=58, diakses pada 60 Siaran Radio Australia Bahasa Indonesia, “Perahu illegal tanggal 13 Mei 2014. Indonesia bias bawa penyakit”, 16 Mei 2006, http://www.abc.

12 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 Australia juga menaruh perhatian besar terhadap pada akhirnya telah memunculkan berbagai kelangsungan ketersediaan ikan di perairan persoalan-persoalan baru yang tidak diinginkan mereka utamanya setelah adanya penurunan fish atau yang oleh James Fox dan Sevaly Sen disebut 61 64 stocks.38 “unintended consequences”.41 Kekhawatiran-kekhawatiran di atas menjadi Permasalahan utama terkait dengan MoU salah satu latar belakang alasan pihak berwenang Box 1974 yang menimbulkan munculnya Australia untuk melakukan langkah-langkah persoalan berlarut-larut mengenai penangkapan monitoring, pengawasan dan pengintaian ikan oleh nelayan Indonesia di perairan Australia atas keamanan maritim mereka terutama di dapat diindentifikasi pada dua hal. Pertama perairanan sekitar Australia utara dan kepulauan adalah ketidakjelasan mengenai konsep nelayan 62 sub-Antartic. 39 Dalam rangka menjalankan tradisional. Di dalam MoU Box, “Indonesian operasi tersebut itulah banyak nelayan-nelayan traditional fishermen” dipahami sebagai tradisional Indonesia yang tertangkap. Mereka “fishermen who have traditionally taken fish diusir, ditangkap dan juga digiring ke penjara and sedentary organisms in Australian waters karena dianggap secara ilegal memasuki wilayah by methods which have been the tradition dan menangkap ikan di perairan Australia. Hanya over decades of time”. Pengertian ini pada saja, perlakuan tidak manusiawi oleh Australia kenyataannya ini masih kabur, karena tidak terhadap para nelayan Indonesia, misalnya secara langsung memberikan referensi mengenai 65 dengan cara memusnakan perahu mereka dengan mode of production.42 cara dibakar memunculkan persepsi buruk publik Oleh karena itu, pada tahun 1989 kedua Indonesia terhadap Australia. Tindakan represif negara kemudian menyepakati amandemen Australia tersebut tidak jarang menyebabkan MoU 1974 yang memberikan referensi lebih berbagai macam protes dan kecaman dari tegas mengenai kapal dan teknologi perikanan 63 Jakarta.40 yang diperbolehkan untuk digunakan nelayan Rezim hukum internasional mengenai hak tradisional Indonesia ketika mencari ikan di nelayan tradisional dan kesepakatan pemerintah perairan Australia. Berdasarkan amandemen Indonesia-Australia yang sesungguhnya juga 1989 ini, akses ke wilayah perairan dalam telah memberikan pengakuan hak nelayan MoU BOX hanya dibatasi untuk: “Indonesian tradisional Indonesia untuk menangkap ikan di traditional fishermen using traditional methods wilayah tertentu di Australia yang dituangkan and traditional vessels consistent with the dalam nota sepahaman MoU Box 1974 di tradition over decades of times, which does atas pada kenyataannya mengalami kesulitan not include fishing methods or vessels utilising 66 didalam implementasinya. MoU yang awalnya motors or engines.43 dilatarbelakangi dengan niatan baik kedua Berdasarkan ketentuan amandemen negara untuk menyelesaikan persoalan nelayan tersebut, pemahaman tentang nelayan tradisional tradisional Indonesia di perairan Australia, tetapi mengalami transformasi substansial dari hak-hak net.au/ra/indon/news/stories/s1639383, diakses pada tanggal tradisional menjadi bergeser lebih mengacu 22 Mei 2007. pada alat atau cara penangkapan dan kapal

61 Sam Bateman, “Securing Australia’s maritime approaches”, yang digunakan oleh nelayan Indonesia, yaitu Security Challenges, Vol. 3, No. 3, Agustus 2007, hlm. 120. tradisional. Artinya, cara dan kapal yang dipakai

62 Ibid. 64 Fox dan Sen, op.cit., hlm. 3.

63 Lihat, misalnya pendapat yang disampaikan oleh Muhammad 65 Natasha Stacey, “Crossing Borders: Implications of Hatta, anggota Komisi I DPR-RI kepada ANTARA News di the Memorandum of Understanding on Bajo fishing Canberra dalam kunjungan delegasi Grup Kerjasama Bilateral activity in northern Australian waters”, makalah (GKSB) DPR-RI di Canberra dengan kalangan Parlemen dan Pemerintah Australia. “Konsistensi Australia diperlukan Bagi disampaikan pada Understanding the Cultural and Hak Nelayan Tradisional RI”, di http://www.cybermq.com/ Natural Heritage Values and Management Challenges index.php?risalahmq/detail/1/5912/risalahmq-5912.html, of the Ashmore Region, 4 - 6 April 2001, Darwin, diakses pada tanggal 7 Mei 2007. Lihat juga pernyataan Ferdi hlm. 6. Tanoni, Ketua Pokja Celah Timor dan Pulau Pasir di Suara Merdeka Cyber News, “RI-Australia Didesak .....”. 66 Ibid, hlm. 7.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 13 untuk menangkap ikan oleh para nelayan tersebut efektivitas dan maksud awal disusunnya MOU 68 adalah sesuatu yang secara turun temurun sudah menjadi tidak tercapai optimal.45 mereka pakai (“over decades of times”). Dengan Sebagai konsekuensi pembatasan demikian, nelayan Indonesia yang menggunakan teknologi yaitu dengan tidak diperbolehkannya cara dan kapal-kapal mesin modern dengan menggunakan perahu motor, nelayan harus menggunakan mesin tidak diperbolehkan benar-benar harus menggantungkan diri pada beroperasi di wilayah perairan yang disepakati kekuatan angin untuk melaju/berlayar. Namun di MoU Box. demikian, perahu yang hanya menggandalkan Pemahaman ini secara tersirat merefleksikan pada kekuatan angin semata pada kenyataannya adanya pandangan yang melihat masyarakat tidak akan sekokoh perahu dengan kekuatan sebagai sesuatu hal statis tidak berkembang mesin ketika harus berhadapan dengan angin, dinamis meski dalam periode yang lama. cuaca buruk atau ombak besar. Dalam kondisi Dengan demikian, kebijakan MoU 1974 beserta demikian apalagi dengan perubahan iklim dimana amandemennya tersebut secara efektif berhasil memicu perubahan cuaca yang tidak menentu, mengunci realitas budaya melaut nelayan nelayan-nelayan tradisional Indonesia seringkali tradisional Indonesia yang telah dilakukan sejak sulit untuk menjaga arah perahu pada tujuannya. masa lampau dan mengabaikan perkembangan Kapal-kapal mereka tidak jarang terseret keluar 67 teknologi (a technological freeze).44 Oleh karena wilayah perairan MoU dan jika diketahui pihak pengertian tradisional dalam MoU tersebut berwenang Australia, mereka ditangkap dan hanya merujuk pada perlengkapan dan peralatan ditahan. menangkap ikan. Sementara hak-hak tradisional Hal lain yang menimbulkan masalah adalah nelayan Indonesia yang memiliki sejarah batas penangkapan ikan yang diijinkan di dalam panjang mencari sumber penghidupan dengan perairan sebagaimana diatur di MoU Box di atas 69 mencari ikan di Australian Fishing Zone yang tidak ditandai dengan tanda-tanda khusus.46 Batas sebenarnya menjadi landasan dasar dari MoU dalam wilayah perairan MoU hanya sebagai 1974 terabaikan. bentuk garis dalam peta, tidak ada satu tanda ciri Masalah lainnya adalah MoU tersebut juga khusus dalam geografi. Padahal sistem navigasi tidak secara khusus mengidentifikasi siapa saja nelayan-nelayan tradisional Indonesia hanya yang bisa mendapatkan akses masuk di dalam diijinkan dengan cara dan metode tradisional, area yang diijinkan MoU Box. Akses ditentukan yaitu didasarkan pada pengetahuan turun temurun tidak oleh sejarah hak pakai dari kelompok- yang diwariskan oleh leluhur mereka, seperti kelompok masyarakat tertentu yang telah mengenai arah angin, bintang dan hewan-hewan beraktivitas jauh berabad-abad lampau di wilayah laut. Seorang navigator profesionalpun akan sebelum terjadinya perluasan wilayah maritim mengalami kesulitan bila tidak dibantu alat Australia, tetapi lebih bertumpu pada penggunaan khusus untuk menentukan secara tepat wilayah teknologi yang digunakan, yaitu setiap nelayan perairan MoU Box sebagaimana yang digariskan “tradisional” Indonesia yang menggunakan dalam peta. perahu tanpa motor (“traditional” methods and Fakta ini merupakan sebuah ironi. Pada vessels) yang hanya diperbolehkan menangkap satu sisi, MoU Box hanya memperbolehkan ikan di wilayah yang sudah ditentukan. Dengan nelayan Indonesia menggunakan “traditional demikian MoU ini tidak melakukan rujukan methods”, sementara pada sisi lain pihak khusus terhadap kelompok-kelompok masyarakat Australia mengharapkan mereka akan “high-tech tertentu yang sudah turun temurun memiliki akses accuracy” terkait dengan batas-batas wilayah di Australian Fishing Zone (AFZ), sehingga perairan di Australia yang diijinkan untuk

68 Stacey, op.cit., hlm. 8.

67 Campbell, B. and B. V. E. Wilson, The Politics of Exclusion: 69 Lihat batasnegeri.com, “Batas Laut RI-Australia Indonesian fishing in the Australian Fishing Zone, (Perth: Indian Membingungkan Nelayan”, 21 Agustus 2013, http://www. Ocean Centre for Peace Studies & the Australian Centre for batasnegeri.com/batas-laut-ri-australia-membingungkan- International Agricultural Research, 1993), hlm. 185. nelayan/, diakses pada tanggal 6 Mei 2014.

14 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 70 nelayan tradisional Indonesia.47 Nelayan-nelayan Konsesi secara terbatas diberikan pada tahun tersebut diharuskan untuk mengetahui batas 1974 melalui MoU Box, mereka diperbolehkan wilayah perairan tangkap mereka yang diijinkan untuk mencari ikan dengan secara tradisional dalam MoU Box, namun sisi lain sesuai dengan pada wilayah perairan tertentu dalam AFZ. ketentuan di MoU mereka tidak diperbolehkan Namun, secara berangsur kenyataannya akses menggunakan alat-alat modern untuk membantu mereka semakin dipersempit lagi. Pada tahun navigasi mereka. Sehingga jika nelayan-nelayan 1979, kawasan AFZ diperluas dari 12 mil menjadi tradisional tersebut melewati batas MOU, 200 mil. Pemerintah Australia juga mengubah Australia menjerat mereka dengan menggunakan status kawasan Ashmore Reef dan Cartier aplikasi peraturan modern. Artinya, para nelayan Island yang merupakan bagian dari kesepakatan tersebut akan diperlakukan sama seperti nelayan MoU Box menjadi kawasan konservasi dan asing ilegal lainnya dan didakwa dengan tertutup bagi aktivitas nelayan tradisional 73 menggunakan ketentuan-ketentuan yang diatur Indonesia.50 Penerapan kebijakan ini tentunya dalam Australian Fisheries Management Act mengurangi hak nelayan tradisional Indonesia 1991. dalam menjalankan mata pencahariannya, yang Kedua, kebijakan agresif pemerintah sudah dijamin oleh ketentuan UNCLOS 1982 dan Australia terhadap wilayah perairannya. MoU Box 1974 yang merupakan landasan hukum Serangkaian perluasan wilayah maritim Australia traditional fishing rights antara RI-Australia telah menyebabkan semakin hilangnya akses yang menetapkan lima daerah operasi perikanan penangkapan ikan yang sebelumnya secara tradisional tersebut di atas. turun temurun sudah menjadi wilayah tangkapan Dalam penetapan status baru dua gugusan nelayan Indonesia. Dari tahun ke tahun, Australia pulau karang tersebut, Australia jelas tidak secara sistematis dan bertahap terus melakukan mengindahkan kesepakatan bersama dengan upaya pembatasan wilayah penangkapan ikan pemerintah Indonesia yang dituangkan dalam bagi nelayan Indonesia. Pengurangan wilayah MoU Box yang secara jelas dua gugusan pulau tangkapan ikan bagi nelayan Indonesia di atas tersebut termasuk dalam dua diantara lima bahkan telah dimulai sejak awal abad ke-20. wilayah perairan yang disepakati untuk para Proses penolakan nelayan Indonesia untuk nelayan tradisional Indonesia. Pemerintah akses ke wilayah perairan tradisional mereka Australia seharusnya memberikan penghormatan di Australia dimulai tahun 1906. Pemerintah kepada pemerintah Indonesia atas kesepakatan Australia melarang mereka untuk mengambil yang mereka tandatangani bersama dengan tidak 71 teripang di perairannya.48 melakukan tindakan sepihak atas perubahan Upaya pemerintah Australia untuk mengatur status dua gugusan pulau karang tersebut. aktivitas penangkapan ikan oleh nelayan Berbagai permasalahan yang terkait dengan Indonesia di perairan utara Australia pun MoU Box dan kebijakan ketat Australia atas semakin intensif pada tahun 1968. Wilayah perairan wilayahnya di atas pada gilirannya tangkapan tradisional mereka semakin sempit menimbulkan masalah baru terhadap nelayan dengan perluasan kawasan Australian Fishing Indonesia secara sosial dan ekonomi. Di Zone (AFZ) dari 3 menjadi 12 mil. Pemerintah tengah lilitan utang sebagai akibat dari status Australia hanya mengijinkan penangkapan ikan pengangguran setelah kapal mereka disita dan oleh nelayan Indonesia pada area 12 mil laut dibakar pihak otoritas Australia serta kebijakan yang berdekatan dengan pulau Ashmore, Cartier, ketat Australia telah mendorong nelayan-nelayan Seringapatam Reef, Scott Reef, Browse Island tradisional Indonesia yang pada awalnya mencari 72 dan Adele Island.49 ikan di perairan Australia, seperti nelayan tradisional di Pulau Rote, untuk selanjutnya beralih 70 Stacey, op.cit., hlm. 10.

71 Jill Elliot, “Fishing in Australian Waters”, Inside Indonesia, 73 Elliott, op.cit. Lihat juga Sausan Afifah Muti, “Penetapan No. 46, Maret 1996, http://www.serve.com/inside/edit46/elliot. Daerah MoU Box 1974 Sebagai Marine Protected Area (MPA) htm, diakses pada tanggal 12 April 2007. Menurut Hukum Internasional dan Implikasinya Terhadap Hak Nelayan Tradisional Indonesia”, Jurnal Hukum, 27 November 72 Stacey, op.cit., hlm. 4. 2013, hlm. 1.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 15 profesi dalam kegiatan penyelundupan manusia and Fisher Identification Activity”. Kegiatan ini 74 ke Australia.51 Kebijakan ketat pembatasan, bertujuan untuk mengembangkan suatu skema penangkapan dan bahkan pembakaran kapal khusus untuk mengatasi persoalan nelayan nelayan Indonesia yang merupakan kebijakan tradisional Indonesia di Australia. Skema yang penangkal dari Australia terbukti tidak efektif dikembangkan meliputi empat komponen karena gagal menahan arus kegiatan nelayan utama: (1) identifikasi kapal dan nelayan yang tradisional tersebut. Dengan resiko yang sama melakukan penangkapan ikan; (2) pencatatan besarnya mereka terima jika memasuki perairan hasil ikan tangkap dan hasil yang didaratkan; Australia dan adanya kesulitan sosial ekonomi (3) penggunaan alat keselamatan di laut; dan yang diakibatkan oleh ketatnya kebijakan (4) pembentukan kerangka kerja kelembagaan. Australia di atas, mereka pada akhirnya terdorong Kegiatan berlangsung mulai Juli 2013 – Juni untuk mencoba bisnis penyelundupan manusia 2014. Langkah awal yang dilakukan kegiatan yang “lebih menjanjikan” . ini adalah dengan meluncurkan program kartu nelayan yang melibatkan 50 perahu dan 400 75 4. Upaya Penyelesaian dan Prospeknya nelayan dari Kabupaten Rote Ndao.52 Identifikasi dan registrasi ini penting dilakukan sebagai Hukum internasional yang tertuang dalam Pasal- bagian upaya untuk menghindari penyalahgunaan pasal UNCLOS 1982 dan nota kesepahaman oleh pihak lain yang sesungguhnya tidak memiliki RI-Australia (MoU Box) 1974 telah memberikan hak untuk menangkap ikan di wilayah MoU jaminan hukum terhadap nelayan-nelayan Box. Untuk melaksanakan pengawasan atas hal tradisional Indonesia menangkap ikan di perairan tersebut, pemerintah Indonesia juga bekerjasama Australia. Namun, realitasnya penangkapan, dengan Australia untuk melakukan koordinasi penahanan dan pembakaran kapal serta alat patroli, pertukaran informasi, pendidikan dan tangkap mereka oleh aparat Australia terhadap pelatihan, serta pengawasan dan monitoring nelayan Indonesia terus saja terjadi hingga 76 bersama.53 saat ini. Nelayan tradisional tersebut masih menghadapi hambatan dalam melaksanakan Meskipun ada niatan pemerintah untuk hak perikanan tradisional mereka secara optimal penyelesaian masalah nelayan tradisional sebagai akibat adanya perkembangan yang terjadi tersebut di atas, pemerintah Indonesia sejauh baik pada kondisi mereka dalam hal penangkapan ini dapat dikatakan belum memperlihatkan ikan dan juga pada ketentuan di kawasan MoU upaya maksimalnya di dalam memberikan Box oleh pihak Australia. perlindungan terhadap mereka. Hal ini antara lain terlihat dari indikasi perhatian pemerintah Terkait dengan tindakan Australia terhadap terhadap perlindungan warga negara, khususnya nelayan-nelayan tradisional di atas, pemerintah nelayan tradisional yang belum memadai. Indonesia sejauh ini telah mengupayakan ragam Pemerintah, misalnya, memang sesungguhnya cara untuk memberikan perlindungan terhadap telah mengeluarkan sejumlah regulasi terkait mereka. Salah satunya adalah membangun dengan perikanan seperti Peraturan Menteri kerjasama bilateral dengan Australia. Dalam hal Kelautan dan Perikanan No. Per 05/Men/2008, ini, pemerintah kedua negara telah menyepakati Peraturan mengenai Pengelolaan Perikanan No. berbagai kerjasama yang sifatnya praksis. Salah satunya adalah pada tanggal 7 November 75 Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Bahas Nasib Nelayan, 2013, misalnya, pemerintah Indonesia melalui Bupati Rote Ndao, KKP dan Australia Gelar MoU Box, 7 November 2013, http://news.roteonline.com/bupati-rote-ndao- Kementerian Kelautan dan Perikanan dan kkp-dan-australia-gelar-mou-box.php, diakses pada tanggal 6 pemerintah Kabupaten Rote Ndao serta Mei 2014. pemerintah Australia sepakat melaksanakan 76 Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Kebijakan kegiatan yang dinamakan “MoU Box – Vessel Pembangunan Sektor Kelautan Harus Indonesia-Australia Sepakat Tingkatkan Kerjasama Hadapi IUU Fishing”, Siaran 74 Kate Evans, “Nelayan Pulau Rote Alih Profesi jadi Penyelundup Pers No. 70/PDSI/XI/2008, 14 November 2008, http://www.kkp. Manusia”, Radio Australia, 14 November 2013, http://www. go.id/index.php/mobile/arsip/c/677/kebijakan-pembangunan- radioaustralia.net.au/indonesian/2013-11-14/nelayan-pulau- sektor-kelautan-harus-indonesia-australia-sepakat-tingkatkan- rote-alih-profesi-jadi-penyelundup-manusia/1219570, diakses kerjasama-hadapi-iuu-fishing/?category_id=34, diakses pada pada tanggal 27 Mei 2013. tanggal 13 Mei 2014.

16 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 31 Tahun 2004, dan Undang-Undang No. 45 karena dalam penilaiannya kapal nelayannya Tahun 2009. Namun demikian, tidak ada satu “sedang memancing di daerah yang telah umum pasal pun dalam peraturan perundangan tersebut atau biasa digunakan oleh nelayan lainnya dari 77 yang mengatur mengenai nelayan tradisional.54 Indonesia. Tetapi, kami kemudian digiring oleh Kurangnya perhatian pemerintah terhadap patroli AL Australia ke wilayah perairan Australia masalah ini juga nampak dari kurang kuatnya dan kapal-kapal kami dibakar”. Gugatan Sahring diplomasi Indonesia. Pemerintah, misalnya, ini pada akhirnya dimenangkan oleh pengadilan belum pernah secara resmi mengajukan federal Australia di Darwin dan diberikan 79 pertanggungjawaban Australia, baik terhadap kompensasi sebesar Aus$44.000.56 upaya penghalangan pelaksanaan hak tradisional Persoalan nelayan tradisional tersebut nelayan Indonesia oleh Australia maupun dengan demikian perlu memperoleh terobosan perlakuan berupa tindakan fisik baik terhadap diri baru dalam penanganannya. Pemerintah manusia maupun harta bendanya. Upaya tuntutan kedua negara perlu untuk segera melakukan pertanggung jawaban Indonesia terhadap pembahasan dan peninjauan kembali atas Australia seharusnya dapat dilakukan melalui perangkat hukum yang telah ada mengenai 78 lembaga penyelesaian sengketa internasional.55 nelayan tradisional tersebut berdasarkan Politik luar negeri Indonesia seharusnya perkembangan dan kebutuhan-kebutuhan baru. bersikap asertif dalam merespon tindakan Salah satunya adalah pertimbangan akan adanya perlakuan Australia terhadap nelayan tradisional perubahan iklim yang menyebabkan terjadinya di atas. Apalagi dipahami bahwa tindakan gangguan cuaca ekstrim. Cuaca yang tidak kekerasan di tengah laut dalam upaya penegakan menentu menyebabkan perubahan penampilan hukum seperti pembakaran kapal nelayan dari para nelayan tradisional Indonesia dalam Indonesia oleh pihak otoritas Australia di atas sarana alat tangkap dan kapal mereka sebagai seharusnya tidak boleh terjadi. Kalau pembakaran bagian adaptasi menghadapi cuaca tersebut. perahu tersebut merupakan bentuk sanksi Kapal nelayan tradisional yang awalnya hanya hukum, seharusnya melalui proses peradilan dan mengandalkan pada kekuatan angin nampaknya vonis pengadilan. Tindakan kekerasan di luar tidak lagi mencukupi untuk menjaga keselamatan prosedur hukum tersebut bertentangan dengan mereka dalam menghadapi cuaca dan gelombang prinsip hukum internasional dan juga dapat ekstrim di laut. Perubahan ini diharapkan dapat menimbulkan persoalan hukum internasional disampaikan oleh Indonesia kepada Australia, lainnya, yaitu masalah tanggung jawab negara karena sejauh ini perbedaan persepsi tentang untuk memberlakukan warga negara asing di hak nelayan tradisional menjadi salah satu wilayah negaranya. sumber permasalahan kedua negara terkait soal implementasi hak tradisional nelayan. Masih minimnya kehadiran negara dalam Yang dipahami sebagai hak tradisional nelayan persoalan nelayan tradisional di perairan tersebut selama ini adalah suatu kegiatan Australia di atas pada akhirnya telah mendorong penangkapan ikan yang memenuhi kualifikasi munculnya kecenderungan baru di kalangan sebagai berikut, yaitu praktik yang berlangsung nelayan tradisional Indonesia. Mereka berusaha lama, dilaksanakan secara terus menerus, melakukan upaya hukum sendiri guna melindungi nelayan-nelayan tersebut secara turun temurun hak tradisional nelayan yang dilanggar oleh melakukan penangkapan ikan di wilayah tertentu, Australia. Apa yang dilakukan oleh Sahring, serta kapal dan alat penangkap ikan yang seorang nelayan asal Oesapa Kupang, Nusa 80 digunakan haruslah yang masih tradisional.57 Tenggara Timur yang menggugat pemerintah federal Australia yang membakar perahunya di ZEE Indonesia pada 2008 merupakan salah satu 79 Laurensius Molan, “Nelayan Indonesia menang di pengadilan ilustrasi menarik. Sahring menuntut Australia, Australia”, Antara, 20 Maret 2014, http://www.antaranews. com/berita/425086/nelayan-indonesia-menang-di-pengadilan- australia, diakses pada tanggal 6 Mei 2014. 77 Irawati dan Wahjoe, op.cit., hlm. 18-19. 80 Hasjim Djalal dikutip Akhmad Poerwo Edi Atmadja, 78 Ibid. “Sengkarut Nelayan dan Hak…..”, hlm. 6.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 17 Jika peninjauan MoU 1974 dan Daftar Pustaka amandemennya tidak dilakukan, dapat dipastikan bahwa persoalan nelayan tradisional Indonesia akan terus berulang di perairan Australia. Tekanan Buku sosial ekonomi yang antara lain berwujud B., Campbell and B. V. E. Wilson. 1993. The Politics of kemiskinan pada hampir sebagian besar nelayan Exclusion: Indonesian fishing in the Australian Fishing Zone. Perth: Indian Ocean Centre tradisional Indonesia mendorong mereka untuk for Peace Studies & the Australian Centre for terus melaut mencari nafkah. Mereka pun sudah International Agricultural Research. diduga akan kemudian ditangkap dan ditahan Fox, James J. dan Sen, Sevaly. 2002. A Study of Socio- serta kapalnya dibakar oleh pihak Australia, Economic Issues Facing Traditional Indonesian karena dianggap secara ilegal memasuki perairan Fisheries who access the MOU Box. A Report wilayahnya. for Environment Australia, Research School of Pacific and Asian Studies. Canberra: The Keberpihakan pemerintah Indonesia terhadap Australian National University dan FERM. nelayan seharusnya mutlak dengan berpijak pada Macknight, C.C. 1976. The Voyage to Marege: fakta geografi Indonesia sebagai negara maritim. Macassan Trepangers in Northern Australia. Keberpihakan ini sesungguhnya juga sudah dicoba Melbourne: Melbourne University Press. upayakan oleh pemerintah antara lain tercermin sepintas dengan dikeluarkannya Undang- Jurnal Undang No. 31 Tahun 2004 tentang Perikanan Bateman, Sam. 2007. “Securing Australia’s maritime yang di dalamnya memuat pemberdayaan approaches”. Security Challenges 3 (3). terhadap nelayan kecil. Namun, UU ini belum Irawati dan Oentoeng Wahjoe. 2011. “Tanggung memperlihatkan secara khusus perlindungan Jawab Negara dalam Melindungi Hak Nelayan 81 terhadap nelayan kecil dan tradisional.58 UU Tradisional Indonesia di Perairan Australia”. ini belum menyentuh perlindungan terhadap Mimbar XXVII (1). mereka dalam menghadapi persoalan, seperti Mochtar, M.Zulficar. 2006. “Silang Persepsi Bertumbal terbatasnya akses pemanfaatan sumberdaya Nelayan”. Inovasi Online 6 (XVIII). ikan, menghadapi persaingan dengan pengusaha Muti, Sausan Afifah. 2013. “Penetapan Daerah perikanan, mengatasi irama musim yang tidak MoU Box 1974 Sebagai Marine Protected menentu, dan lain sebagainya. Area (MPA) Menurut Hukum Internasional dan Implikasinya Terhadap Hak Nelayan Oleh karena itu, masalah nelayan tradisional Tradisional Indonesia”. Jurnal Hukum. Indonesia di perairan Australia hanya mungkin Purwati, Pradina. 2005. “Teripang Indonesia: akan dapat diselesaikan secara komprehensif Komposisi Jenis dan Sejarah Perikanan”. dengan melakukan perundingan ulang eksternal Oseana XXX (2). dengan pihak Australia dan internal dengan pembenahan pengelolaan perikanan di dalam Laporan dan Makalah negeri. Sebagai negara kepulauan yang memiliki Forbes, Andrew. 2002. “Protecting the National potensi kekayaan sumber daya laut yang luar Interest: Naval Constabulary Operations in biasa besar bila dipelihara dan dikelola secara Australia’s Exclusive Zone”. Royal Australian bijak, maka niscaya negara dapat memberikan Navy, Sea Power Centre, Working Paper (11). rakyatnya terutama masyarakat nelayan dan Natasha, Stacey. 4-6 April 2001. “Crossing pesisir untuk dapat hidup makmur tanpa perlu Borders: Implications of the Memorandum menjelajah samudera hingga di perairan laut of Understanding on Bajo fishing activity Australia. in northern Australian waters”. Makalah disampaikan pada Understanding the Cultural and Natural Heritage Values and Management Challenges of the Ashmore Region. Darwin.

81 Akhmad Poerwo Edi Atmadja, op.cit., hlm. 7.

18 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 Surat Kabar dan Website Department of Fisheries, Western Australia. 8 Januari Kompas. 2005, 28 Mei 2005. “Nelayan Timor dan 2006. “26 Indonesians to face illegal fishing Laut”. charges”, http://www.fish.wa.gov.au/docs/ media/index.php?0000&mr=307. Metro TV. 26 Mei 2014 jam 11.53 WIT. Elliot, Jill. Maret 1996. “Fishing in Australian Murdoch, Lindsay. 18 Juni 2004. “Indonesia deplores Waters”. Inside Indonesia (46), http://www. hard line on fishing. The Sydney Morning serve.com/inside/edit46/elliot.htm. Herald. Evans, Kate. 14 November 2013. “Nelayan Pulau The Age. 26 September 2003. “Caught in the Net”. Rote Alih Profesi jadi Penyelundup Manusia”. ABC News Online. 19 Desember 2005. “Australia, Radio Australia. http://www.radioaustralia. Indonesia to probe illegal fishing”. http://www/ net.au/indonesian/2013-11-14/nelayan- abc.net.au/news/newsitems/200512/s1534450. pulau-rote-alih-profesi-jadi-penyelundup- htm. manusia/1219570. Anonim (n.d). “Bahas Nasib Nelayan, Bupati Rote Informasi Teknologi, Departemen Kelautan dan Ndao, KKP dan Australia Gelar MoU Box. Perikanan. 28 September 2006. “Teripang http://news.roteonline.com/bupati-rote-ndao- Geliat Potensi dari Laut”. http://www.dkp. kkp-dan-australia-gelar-MoU-box.php. go.id/content.php?c=3367. ------. “Australia and Indonesia Combine Forces Kedutaan Besar Australia Indonesia. 21 September To Tackle Illegal Fishing”. http://www.defence. 2006. “Kunjungan Bersama Indonesia gov.au/defencenews/stories/2013/sep/0920. dan Australia ke Rote Untuk Menentang htm. Penangkapan Ikan Ilegal”. Siaran Pers. ------.“Makin Banyak Nelayan Indonesia http://www.austembjak.or.id/jaktindonesian/ Ditangkap Australia”. http://www.wartaterkini. SM06_043.html. com/78/11/44/makin-banyak-nelayan- Kementerian Kelautan dan Perikanan. 14 November indonesia-ditangkap-australia.htm. 2008. “Kebijakan Pembangunan Sektor ------http://www.library.ohiou.edu/ Kelautan Harus Indonesia-Australia Sepakat indopubs/1997/09/17/0011.html. Tingkatkan Kerjasama Hadapi IUU Fishing”. ------. 21 Agustus 2013. “Batas Laut RI-Australia Siaran Pers No. 70/PDSI/XI/2008. http:// Membingungkan Nelayan”, http://www. www.kkp.go.id/index.php/mobile/arsip/c/677/ batasnegeri.com/batas-laut-ri-australia- kebijakan-pembangunan-sektor-kelautan- membingungkan-nelayan/. harus-indonesia-australia-sepakat-tingkatkan- kerjasama-hadapi-iuu-fishing/?category_id=34. Antara. 21 Mei 2007. “Konsulat RI Darwin Gali Informasi Penangkapan 49 Nelayan”, http:// ------.2013. “Bahas Nasib Nelayan, Bupati Rote www.antara.co.id/arc/2007/5/21/konsulat-ri- Ndao, KKP dan Australia Gelar MoU Box”. darwin-gali-informasi-penangkapan-49-n. http://news.roteonline.com/bupati-rote-ndao- kkp-dan-australia-gelar-mou-box.php. ------. 20 Mei 2014. “Nelayan Indonesia menang di pengadilan Australia”, http://www.antaranews. ------.24 Oktober 2013. “Potensi Perikanan menang-di-pengadilan-australia. Indonesia Terbesar di Dunia”. http:// www.kkp.go.id/index.php/arsip/c/10088/ Atmaja, Ahmad Porwo Edi. 2010. “Sengkarut Nelayan Potensi-Perikanan-Indonesia-Terbesar-di- Dan Hak Perikanan Tradisional Mereka Dalam Dunia/?category_id=58. Negara Kepulauan”. Makalah kuliah Hukum Laut Internasional, Fakultas Hukum, UNDIP, “Konsistensi Australia diperlukan Bagi Hak Nelayan http://www.academia.edu/1366006/Sengkarut_ Tradisional RI”. http://www.cybermq. Nelayan_dan_Hak_Perikanan_Tradisional_ com/index.php?risalahmq/detail/1/5912/ Mereka_dalam_Negara_Kepulauan. risalahmq-5912.html. Batasnegeri.com. 21 Agustus 2013. “Batas Laut RI- Molan, Laurensius. 20 Mei 2014. “Nelayan Indonesia Australia Membingungkan Nelayan”, http:// menang di pengadilan Australia”. Antara. www.batasnegeri.com/batas-laut-ri-australia- http://www.antaranews.com/berita/425086/ membingungkan-nelayan/. nelayan-indonesia-menang-di-pengadilan- australia. Direktorat Jenderal Perbendaharaan, Kementerian Keuangan RI (n.d). “Australia Beri dana Hibah Rp. 651 milyar”. http://www.perbendaharaan. go.id/modul/terkini/index.php?id=1859.

Menerobos Batas Nelayan Indonesia di Perairan Australia | Ganewati Wuryandari | 19 Siaran Pers KKP No. 14/PDSI/HM.310/II/2014. Rote Online (n.d). “Bahas Nasib Nelayan, Bupati Rote 15 Februari 2014. “Potensi Tuna Indonesia Ndao, KKP dan Australia Gelar MoU Box”. Tertinggi Di Dunia”. http://www.kkp.go.id/ http://news.roteonline.com/bupati-rote-ndao- index.php/arsip/c/10421/Potensi-Tuna- kkp-dan-australia-gelar-MoU-box.php. Indonesia-Tertinggi-Di-Dunia/?category_ Tagukawi, Daniel. 16 Nopember 2013. “Pulau Rote, id=34. Keindahan Khas dari Selatan”. Sinar Harapan. Siaran Radio Australia Bahasa Indonesia. 16 Mei http://sinarharapan.co/news/read/28120/pulau- 2006. “Perahu illegal Indonesia bisa bawa rote-keindahan-khas-dari-selatan. penyakit”. http://www.abc.net.au/ra/indon/ Tempo Interaktif. 10 Desember 2005. “Australia- news/stories/s1639383. Indonesia Perangi Ilegal Fishing”. http://www. Suara Merdeka Cyber News. 5 Mei 2007. “RI- tempointeraktif.com/hg/nasional/2005/12/10/ Australia Didesak Tuntaskan Batas Laut”. brk,20051210-70424,id. http://www.suaramerdeka.com/cybernews/ harian/0705/05/nas5.htm.

20 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 1–20 KESEPAKATAN BATAS DARAT RI-TIMOR LESTE: SEBUAH KAJIAN DIPLOMASI PERBATASAN RI

THE AGREEMENT ON THE LAND BOUNDARY BETWEEN RI AND TIMOR LESTE: A STUDY OF INDONESIAN BORDER DIPLOMACY

Mutti Anggitta

Wakil Ketua Jurusan Departemen Hubungan Internasional, Universitas Bina Nusantara Gardenia Boulevard Resort Apartment, Tower A, Unit A1215 Jalan Warung Jati Barat No. 12 Jakarta Selatan E-mail: [email protected] Diterima: 1 Februari 2014; direvisi: 10 Mei 2014; disetujui: 20 Juni 2014

Abstract

The purpose of this article is to describe the practice of border diplomacy by the Republic of Indonesia (RI) in attaining of the Provisional Agreement between the Government of Republic of Indonesia and the Government of Republic Democratic Timor Leste on the Land Boundary since 2002 until 2005. Border diplomacy was conducted by various actors (ministerial, non-ministerial government institutions, and academicians) in three levels: Joint Ministerial Commission (JMC) level which focused on the settlement of residual problems between RI and RDTL, Joint Border Committee (JBC) level which focused on border management, Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR) level which focused on the delimitation of the land boundary between RI and RDTL.

Keywords: Border Diplomacy, agreement on the land boundary, RI, RDTL.

Abstrak

Tulisan ini bertujuan mendeskripsikan proses pelaksanaan diplomasi perbatasan oleh Republik Indonesia (RI) dalam mencapai Provisional Agreement between the Government of Republic of Indonesia and the Government of Republic Democratic Timor Leste on the Land Boundary pada tahun 2002-2005. Dalam mencapai kesepakatan tersebut, diplomasi perbatasan dilaksanakan oleh berbagai aktor (kementerian, institusi pemerintah nonkementerian, dan akademisi) pada tiga level, yaitu level Joint Ministerial Commission (JMC) yang fokus pada penyelesaian masalah-masalah residual antara RI dan Republik Demokratik Timor Leste (RDTL), Joint Border Committee (JBC) yang fokus pada pengelolaan perbatasan RI-RDTL, dan Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation (TSC-BDR) yang fokus pada hal-hal teknis delimitasi batas darat RI-RDTL.

Kata Kunci : diplomasi perbatasan, kesepakatan batas darat, RI, RDTL.

Pendahuluan Perbatasan merupakan sebuah konsep yang tidak mungkin tercapai.1 Dari sudut pandang sangat penting dalam hubungan antarnegara. keamanan, negara yang gagal mengontrol wilayah Dari sudut pandang perdamaian, tanpa hubungan perbatasannya, maka negara tersebut secara tidak lintas batas yang saling dapat diterima, hubungan baik di antara negara yang bertetangga hampir 1 Alan K. Henrikson, “Facing across Borders: The Diplomacy of Bon Voisinage”, International Political Science Review, Vol. 21, No. 2, April 2000, hlm. 121-147.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 21 langsung ‘mengundang’ teroris masuk.2 Dari sudut cara-cara damai dalam menyelesaikan konflik pandang konflik internasional, sengketa wilayah internasional. Kewajiban penyelesaian sengketa perbatasan sering kali tereskalasi menjadi konflik secara damai ini dijelaskan lebih lanjut dalam bersenjata (perang).3 Perbatasan internasional pasal 33 Piagam PBB, yang berbunyi:6 juga merupakan faktor penting dalam upaya identifikasi dan pelestarian kedaulatan nasional.4 “The parties to any dispute, the continu- ance of which is likely to endanger the main- Setiap negara perlu mengetahui secara pasti lokasi tenance of international peace and security, perbatasan wilayahnya guna menegakkan hukum shall, first of all, seek a solution be negotiation, dan peraturan masing-masing negara. Oleh enquiry, mediation, conciliation, arbitration, karena itu, penetapan perbatasan antarnegara judicial settlement, resort to regional agencies secara jelas tidak hanya dapat mengurangi resiko or arrangements, or other peaceful means of timbulnya konflik perbatasan di kemudian hari, their own choice.” tetapi juga dapat menjamin pelaksanaan hukum Indonesia masih mempunyai masalah di masing-masing sisi perbatasan. perbatasan wilayah (baik darat, maupun laut) International Boundaries Research Unit dengan negara-negara tetangganya. Untuk di Universitas Durham mengidentifikasi bahwa menghindari terjadinya sengketa atau klaim masih terdapat berpuluh-puluh perbatasan darat tumpang tindih dengan negara tetangga, maka dan laut serta klaim kedaulatan atas sejumlah penetapan batas wilayah adalah sangat penting. 5 pulau yang secara aktif dipersengketakan. Untuk itu, setiap negara mempunyai kewenangan Banyak di antara pertentangan yang terjadi menentukan batas wilayah yurisdiksinya hanya berlangsung di tataran diplomasi, tetapi masing-masing. Akan tetapi, karena batas tidak tertutup kemungkinan akan memburuk dan terluar wilayah suatu negara berbatasan dengan tereskalasi menjadi konflik atau perang. Dengan wilayah kedaulatan negara lain, maka penetapan demikian, masalah perbatasan antarnegara adalah tersebut harus memperhatikan kewenangan suatu ancaman yang konstan bagi perdamaian otoritas negara lain melalui suatu kerjasama dan keamanan internasional. Hal ini karena dan perjanjian.7 Sejak tahun 2001, pemerintah menyangkut kedaulatan yang sering kali sifatnya RI melaksanakan diplomasi perbatasan dengan nonnegotiable. Sejarah membuktikan bahwa konsep baru. Konsep baru di sini dalam artian perang antarnegara banyak yang dilatarbelakangi bahwa terjadi perpindahan paradigma mengenai oleh persoalan teritorial. Sebagai contoh adalah wilayah perbatasan yang awalnya dipandang Perang Dunia I dan II, sengketa Kepulauan sebagai halaman belakang, berubah menjadi Falkland/Malvinas, Dataran Tinggi Golan, halaman depan.8 Berikut ini adalah tabel yang Kashmir, dan konflik Balkan. Dalam perihal menunjukkan status keberadaan batas darat penyelesaian sengketa wilayah, Piagam dan batas laut antara RI dan negara-negara Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada pasal tetangganya. 1, 2, dan 33 melarang penggunaan kekerasan dan ancaman kekerasan, sebaliknya mewajibkan semua negara anggotanya untuk menggunakan

2 Anak Agung Banyu Perwita, “Manajemen Perbatasan dan Keamanan Nasional”, dalam Beni Sukadis (Ed.), Almanak Reformasi Sektor Keamanan Indonesia 2007, Cetakan Kedua, (Jakarta: LESPERSSI dan DCAF, 2008), hlm. 192.

3 Joshua S. Goldstein dan Jon C. Pevehouse, “International Conflict” dalam Joshua S. Goldstein dan Jon C. Pevehouse (Eds), International Relations, 7th Edition, (US: Pearson 6 United Nations, “Charter of the United Nations”, http://www. Longman, 2006), hlm. 174-177. un.org/en/documents/charter/.

4 Ali M. Sungkar, “Peran Strategis Kementerian Luar Negeri 7 Rizal Darmaputra, “Manajemen Perbatasan dan Reformasi dalam Menjaga Keutuhan NKRI”, http://ditpolkom.bappenas. Sektor Keamanan”, se2.dcaf.ch/serviceengine/Files/.../17_ go.id/index.php?page=news&id=39. Border_Management.pdf.

5 Ibid. 8 Ibid.

22 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38

Tabel 1. Status Keberadaan Batas Darat dan Batas Laut antara RI dan Negara-Negara Tetangganya.9

Penetapan Batas Laut Negara Tetangga Penetapan Batas Darat LT ZEE LK

Australia Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

Filipina Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

India Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

Malaysia Ada Ada Ada Ada

Palau Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

Papua Nugini Ada Ada Ada Ada

Singapura Tidak Ada Ada Tidak Ada Tidak Ada

Thailand Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

RDTL Ada Ada Ada Ada

Vietnam Tidak Ada Tidak Ada Ada Ada

Sumber: Decentralisation Support Facilities (DCF), Maret 2011, “Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara & Kawasan Perbatasan Tahun 2011-2014”, http://www-wds.worldbank.org/.

Sejak kemerdekaan RI pada 17 Agustus Hal yang menarik adalah dari berbagai 1945 hingga Mei 2014 kini, pemerintah RI belum kesepakatan yang telah dicapai oleh RI dengan berhasil menyelesaikan atau belum mencapai negara-negara tetangganya seperti yang tercantum seluruh kesepakatan penetapan batas wilayah pada tabel di atas, Provisional Agreement between (baik darat, maupun laut) dengan kesepuluh the Government of the Republic of Indonesia and negara tetangganya. Berikut ini adalah tabel yang the Government of the Democratic Republic berisi penetapan batas laut dan darat yang telah of Timor Leste on the Land Boundary yang dicapai oleh pemerintah RI melalui kerjasama ditandatangani pada 8 April 2005 merupakan dan perjanjian. perjanjian pertama yang dicapai oleh RI berkat pelaksanaan diplomasi perbatasannya sejak Tabel 2. Penetapan Batas Wilayah Darat dan Laut RI tahun 2001.10 Dengan dicapainya kesepakatan Penetapan Batas Darat Penetapan Batas Laut tersebut, dapat dipastikan kejelasan wilayah RI-Malaysia RI-Malaysia kedua negara dan kepastian hukum yang (sebagian besar batas darat) (sebagian segmen batas LT & LK) tentunya akan berdampak kepada meningkatnya RI-Papua Nugini RI-Australia (seluruh batas darat) (LK & ZEE) keamanan di sekitar perbatasan kedua negara. Peningkatan interaksi di antara masyarakat yang RI- RDTL RI-Singapura (sebagian besar batas darat) (sebagian segmen batas laut wilayah) tinggal di sekitar perbatasan, tentunya juga akan

RI-Thailand (LK) berdampak kepada peningkatan perekonomian khususnya dengan dibukanya pasar-pasar di RI-Vietnam (LK) sekitar perbatasan yang pada akhirnya diharapkan RI-India (LK) dapat mengurangi penyelundupan yang ditengarai RI-Papua Nugini (LK) sering terjadi di daerah perbatasan.11 Oleh karena RI-Palau (ZEE) 10 Hasil wawancara dengan Ibnu Wahyutomo, Kementerian Sumber: Decentralisation Support Facilities (DCF), Maret 2011, “Rencana Induk Pengelolaan Batas Wilayah Negara & Kawasan Luar Negeri Indonesia, Direktorat Hukum dan Perjanjian Perbatasan Tahun 2011-2014”, http://www-wds.worldbank.org/. Internasional, 2010. 11 Sobar Sutisna dan Sri Handoyo, “Delineation and Demarcation Surveys of the Land Border in Timor: Indonesian 9 Keterangan: Laut Teritorial (LT), Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE), dan Landas Kontinen (LK).

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 23 itu, pertanyaan penelitian ini, yaitu “Bagaimana dan UNTAET sepakat untuk membentuk suatu proses pelaksanaan diplomasi perbatasan RI lembaga Joint Border Committee (JBC) dan dalam mencapai Provisional Agreement between Border Liaison Committee (BLC) dalam rangka the Government of the Republic of Indonesia and membahas pengelolaan kerjasama perbatasan the Government of the Democratic Republic of antara RI dan RDTL. Alasan dibentuknya Timor Leste on the Land Boundary pada Tahun badan ini adalah untuk melakukan akselerasi 2002-2005? penyelesaian penetapan batas negara di antara Ada dua alasan spesifik mengapa studi kasus kedua negara dan untuk membangun langkah- kesepakatan penetapan batas darat antara RI langkah yang lebih konkret dalam upaya dengan RDTL penting untuk dibahas. Pertama, mempererat kerjasama, terutama dalam bidang penetapan batas laut RI dan RDTL hanya dapat kesejahteraan dan ekonomi dalam rangka dilaksanakan jika penetapan batas darat sudah membangun sebuah perbatasan yang aman dan 14 selesai. Hal ini karena batas laut pada dasarnya layak bagi kemanusiaan. adalah kelanjutan dari batas darat.12 Kedua, Secara geografis, dapat dikatakan bahwa hukum internasional tidak mengenal adanya wilayah perbatasan antara RI dan RDTL adalah aturan khusus yang berlaku dalam rangka unik. Berikut ini adalah peta wilayah perbatasan pengaturan penetapan wilayah perbatasan darat antara RI dan RDTL. antarnegara13 (tidak seperti perbatasan laut yang dapat mengacu pada United Nations Convention on the Law of the Sea-UNCLOS) sehingga proses penetapan batas darat benar-benar hanya bergantung pada diplomasi perbatasan negara- negara yang terlibat.

Urgensi Penetapan Batas Darat RI-RDTL Dimulainya perundingan batas darat antara RI dan RDTL ditandai dengan dicapainya Arrangement between the Government of the Republic of Indonesia and the United Nations Transitional Administration in East Timor on the Establishment of a Joint Border Committee yang ditandatangani oleh Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan Susilo Bambang Yudhoyono (selaku Menteri Luar Negeri RI ad interim) dan Administrator United Nations Transitional Administration in East Timor (UNTAET) Sergio Vieira De Mello pada 14 September 2000 di Denpasar, Indonesia. Di dalam arrangement tersebut pemerintah RI

Perspective”, http://www.bakosurtanal.go.id/upl_document / Paper%20IBRU%20Bangkok.pdf .

12 I Made Andi Arsana, Batas Maritim Antarnegara: Sebuah Tinjauan Teknis dan Yuridis, (Yogyakarta: UGM Press, 2007), hlm. 151. 14 Naskah Arrangement between the Government of the 13 Donnilo Anwar, “Potensi dan Nilai Strategis Batas Antarnegara Republic of Indonesia and the United Nations Transitional Ditinjau dari Aspek Hukum Perjanjian Internasional”, dalam Administration in East Timor on the Establishment of a Joint Sobar Sutisna (Ed.), Pandang Wilayah Perbatasan Indonesia, Border Committee, diperoleh dari Kementerian Luar Negeri (Cibinong: Bakosurtanal, 2004), hlm. 30. Indonesia.

24 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38

Sumber: http://www.etan.org/timor/1whitepg.htm

Gambar 1. Peta Perbatasan RI-RDTL

Dari peta di atas, dapat dilihat bahwa Diplomasi Perbatasan RI dalam keunikan secara geografis wilayah perbatasan RI Mencapai Kesepakatan Batas Darat dan RDTL ini seperti yang juga dikatakan oleh dengan RDTL Hasjim Djalal adalah karena wilayah perbatasan darat kedua negara dipisahkan oleh dua alur Diplomasi perbatasan yang dilaksanakan oleh wilayah, yaitu:15 RI dalam penetapan batas darat dengan RDTL pada periode tahun 2002-2005 dilaksanakan 1. Perbatasan di sekitar Oeccussi, yaitu pada tiga level, yaitu pada level Joint Ministerial suatu enclave (daerah kantong) yang Commission (JMC), level Joint Border Committee merupakan bagian wilayah kedaulatan (JBC), dan level Technical Sub-Committee on RDTL yang berada di Timor Barat Border Demarcation and Regulation (TSC- (yang merupakan bagian wilayah RI BDR). di Provinsi Nusa Tenggara Timur) dan terpisah sekitar 60 km dari wilayah induknya. 1. Diplomasi Perbatasan RI pada Level JMC 2. Perbatasan sepanjang 149,1 km yang Fakta bahwa Timor Timur berdiri menjadi sebuah membelah Pulau Timor menjadi Timor negara merdeka pada 20 Mei 2002 dengan nama Barat di bagian barat dan RDTL di ’Republik Demokratik Timor Leste’ (RDTL) bagian timur. memberikan konsekuensi kepada RI untuk menyelesaikan berbagai persoalan. Hal ini karena RDTL berubah menjadi salah satu negara 15 Hasjim Djalal, “Indonesia-Australia-East Timor Maritime tetangganya dan berbatasan darat langsung Boundaries and Border Issues: Indonesian Perspective”, The dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Indonesian Quarterly, Vol. XXX, No. 4, 4th Quarter, 2002, hlm. 344. Pemerintah RI harus menyelesaikan berbagai

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 25 masalah residual yang terjadi antara RI dan RI; Kementerian Pertahanan RI; Kementerian RDTL. Untuk menyelesaikan permasalahan Dalam Negeri RI; Kementerian Perindustrian residual, termasuk dalam penetapan batas darat dan Perdagangan RI; Kementerian Kesehatan dengan RDTL, pemerintah RI melaksanakan RI; Kementerian Pertanian RI; Kementerian diplomasi perbatasan dengan membentuk sebuah Kelautan dan Perikanan RI; Kementerian komisi bernama Joint Ministerial Commission Komunikasi dan Informatika RI. (JMC). Kelahiran JMC tersebut didasari dengan Kelima belas kementerian di atas disepakatinya nota kesepahaman pertama oleh menempatkan wakilnya masing-masing di dalam pemerintah RI dan pemerintah RDTL, yaitu tim perunding RI. Kelima belas kementerian Memorandum of Understanding between the tersebut dilibatkan karena mempunyai wewenang, Government of the Republic of Indonesia and tugas pokok, dan fungsi yang terkait dengan the Government of the Democratic Republic isu-isu yang perlu diselesaikan oleh pemerintah of East Timor on the Establishment of A Joint RI dan pemerintah RDTL. Ketua delegasi tim Commission for Bilateral Cooperation. Nota perundingan RI pada level JMC adalah Menteri kesepahaman tersebut ditandatangani oleh Luar Negeri. Peran Kementerian Luar Negeri Menteri Luar Negeri RI Hassan Wirajuda dan RI sebagai ketua delegasi tim perundingan RI Menteri Luar Negeri RDTL Jose Ramos Horta adalah tepat karena persoalan mengenai wilayah pada 2 Juli 2002 di Jakarta, Indonesia. perbatasan mempunyai dimensi internasional Selain karena ingin menyelesaikan masalah- sehingga penanganannya tidak dapat dilepaskan masalah residual yang terjadi di antara keduanya, dari kerangka politik luar negeri. Perundingan- latar belakang dicapainya nota kesepahaman perundingan yang membahas materi teknis, tersebut adalah kedua negara sama-sama koordinasinya diserahkan kepada sembilan berkeinginan untuk mempererat hubungan baik lembaga nonkementerian yang berwenang untuk antarnegara serta untuk meningkatkan kerjasama menangani, yaitu18: Arsip Nasional RI; Kepolisian yang efektif dan saling menguntungkan. Pada Negara RI; Kantor Perwakilan RI untuk RDTL; artikel I nota kesepahaman tersebut, kedua Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional; negara sepakat untuk membentuk sebuah Tentara Nasional Indonesia (TNI); PT. TASPEN komisi bersama pada level kementerian. Komisi (Persero); Kamar Dagang dan Industri Indonesia; tersebut lah yang kemudian disebut dengan Bank Ekspor Indonesia (Persero); dan Pemerintah Joint Ministerial Commission (JMC).16 Terdapat Daerah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). lima belas institusi pemerintahan pada level Kesembilan institusi nonkementerian kementerian yang berperan sebagai aktor tersebut dilibatkan dalam tim perunding RI di 17 diplomasi perbatasan pada level JMC , yaitu level JMC karena juga mempunyai wewenang, Kementerian Luar Negeri RI; Kementerian tugas pokok, dan fungsi yang terkait dengan Sosial RI; Kementerian Hukum dan Hak Asasi isu-isu yang perlu diselesaikan oleh pemerintah Manusia (HAM) RI; Kementerian Koordinator RI dan pemerintah RDTL, terutama yang terkait Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI; dengan permasalahan yang terjadi di perbatasan Kementerian Keuangan RI; Kementerian kedua negara. Jadi, jika digabungkan antara Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat RI; jumlah lembaga kementerian dan lembaga Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian nonkementerian yang terlibat dalam tim RI; Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata perunding RI pada level JMC, keseluruhannya mencapai dua puluh empat lembaga. Di lain 16 Naskah Memorandum of Understanding between the pihak, tim perunding RDTL dipimpin oleh Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of East Timor on the Establishment Menteri Luar Negeri RDTL Jose Ramos Horta. of A Joint Commission for Bilateral Cooperation, diperoleh dari Institusi-institusi pemerintahan yang menjadi kementerian Luar Negeri Indonesia. bagian dari tim perunding RDTL di JMC yaitu19: 17 Disarikan oleh penulis dari Record of Discussion of The First 18 Meeting of Joint Ministerial Commission between the Republic Ibid. of Indonesia and the Democratic Republic of Timor Leste, 19 Disarikan oleh penulis dari Record of Discussion of The First diperoleh dari Direktorat Topografi TNI AD. Meeting of Joint Ministerial Commission between the Republic

26 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 Ministry of Foreign Affairs and Cooperation; 1. Kedua tim perunding sepakat untuk Ministry of Justice; Ministry of Finance; Ministry membentuk lima kelompok kerja yang of Environment and Development; Ministry of terdiri dari: Transport, Communication, and Public Affairs; a. Kelompok kerja isu-isu Ministry of Internal Administration; Ministry of perbatasan. Agriculture, Fisheries, and Forestry; Ministry of b. Kelompok kerja keuangan dan Education, Culture, Youth, and Sport; Ministry of perdagangan. Health; Secretary of State for Defense; Secretary of State for Labor and Solidarity; Secretary c. Kelompok kerja masalah- of State for Commerce and Industry; Banking masalah hukum. Payments Authority; The United Nations Mission d. Kelompok kerja pendidikan dan of Support to East Timor (UNMISET); UN Police. sosial budaya. Tidak berbeda dari tim perunding e. Kelompok kerja transportasi dan RI, lembaga-lembaga kementerian dan telekomunikasi. nonkementerian RDTL di atas dilibatkan 2. Kedua tim perunding sepakat bahwa karena mempunyai wewenang, tugas pokok, keberlanjutan studi siswa-siswa RDTL dan fungsi yang terkait dengan isu-isu yang di berbagai universitas di RI adalah perlu diselesaikan oleh pemerintah RDTL dan penting untuk pengembangan tenaga pemerintah RI. Keberadaan UNMISET dan kerja RDTL, sekaligus meningkatkan Polisi PBB dalam perundingan tersebut adalah hubungan people to people antara sebagai observer tidak lebih dari itu. Keduanya RI dan RDTL. Sehubungan dengan tidak mempunyai wewenang untuk mencampuri hal tersebut, kedua tim perunding dinamika perundingan secara langsung.20 Selama menyambut dukungan dari negara- periode tahun 2002 hingga ditandatanganinya negara donor dan institusi-institusi Provisional Agreement between the Government untuk memberikan beasiswa kepada of the Republic of Indonesia and the Government siswa-siswa RDTL hingga Agustus of the Democratic Republic of Timor Leste 2003, setelah berakhirnya beasiswa dari on the Land Boundary pada 8 April 2005, pemerintah RI pada Desember 2002. pemerintah RI melaksanakan dua kali pertemuan 3. Tim perunding RI menolak usul tim dengan pemerintah RDTL pada level JMC. perunding RDTL untuk memindahkan Pertemuan pertama dilaksanakan pada 7-8 pemakaman Pahlawan Seroja dan Oktober 2002 di Jakarta, sedangkan pertemuan meminta pemerintah RDTL untuk kedua dilaksanakan pada 4-6 September 2003 memelihara pemakaman tersebut dan di Dili. memberikan akses ke pemakaman Untuk lebih memahami apa yang menjadi tersebut kepada keluarga yang fokus perhatian dan aktivitas diplomasi perbatasan dimakamkan. pada level JMC, berikut ini adalah hasil kedua 4. Tim perunding RDTL menyambut 21 pertemuan JMC tersebut: baik keinginan tim perunding RI untuk mempercepat proses rekonsiliasi anak- of Indonesia and the Democratic Republic of Timor Leste, anak (baik rakyat RI, maupun rakyat diperoleh dari Direktorat Topografi TNI AD. RDTL) yang terpisah dari orang tuanya. 20 Hasil wawancara dengan Kolonel CTP. Juni Suburi, 5. Kedua tim perunding sepakat untuk Kementerian Pertahanan RI, Kepala Subdinas Batas Wilayah memberikan dukungan penuh untuk Direktorat Strategi Pertahanan, 2010. meningkatkan kerjasama ekonomi dan 21 Disarikan oleh penulis dari “Joint Statement of the First perdagangan di antara RI dan RDTL. Tim Meeting of the Indonesia-Timor Leste Joint Ministerial Commission for Bilateral Cooperation”, diperoleh dari perunding RI setuju untuk menyediakan Direktorat Topografi TNI AD, dan “Joint Statement Second bantuan teknis dalam urusan layanan Meeting of the Indonesia-Timor Leste Joint Ministerial perbankan kepada tim perunding Commission for Bilateral Cooperation”, http://www.mfac.gov. tp/media/mr030912e. html. RDTL. Tim perunding RI juga setuju

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 27 untuk menyediakan kebutuhan medis (TSC-BDR). Kedua tim perunding dan akan mempertimbangkan untuk juga meminta JBC untuk segera berinvestasi di bidang medis di RDTL. memfinalisasi perjanjian perbatasan 6. Kedua tim perunding sepakat darat antara RI dan RDTL yang untuk menyusun mekanisme aturan berpedoman pada Traktat tahun 1904 transportasi dan telekomunikasi, dan Arbitrasi (Permanent Court of terutama untuk daerah kantong Arbitration, PCA) tahun 1914. Oeccussi. Untuk alasan keamanan, 12. Kedua tim perunding mendiskusikan mekanisme tersebut harus bersesuaian perihal pengadaan zona perdagangan dengan aturan RI. Kedua tim perunding bebas yang mencakup di dua sisi juga setuju untuk melihat kembali perbatasan dan perihal kerjasama persetujuan bilateral yang dicapai oleh trilateral yang melibatkan RI, RDTL, pemerintah RI dan UNTAET dalam hal dan Australia (khususnya pada sektor kerjasama dalam bidang transportasi perekonomian, perdagangan, pariwisata, dan telekomunikasi. olahraga, dan pertukaran budaya). 7. Kedua tim perunding sepakat untuk 13. Kedua tim perunding sepakat untuk menyelesaikan implementasi dari the membicarakan perihal penetapan Arrangement between the Republic perbatasan laut setelah perjanjian batas of Indonesia and UNTAET on the darat di antara kedua negara dicapai. Implementation of Payments of 14. Kedua tim perunding menyambut Pensions during the Transitional Period baik atas akan ditanda-tanganinya to Eligible Former Civil Servants and Communications Arrangement between Members of POLRI and TNI yang the National Police of the Republic of ditandatangani pada 10 Juli 2001. Indonesia and the National Police of 8. Kedua tim perunding sepakat untuk the Democratic Republic of Timor-Leste melanjutkan Joint Border Committee oleh pejabat tinggi polisi kedua negara (JBC) antara pemerintah RI dan pada waktu yang telah disepakati. UNTAET yang dibentuk pada 14 15. Kedua tim perundingan sepakat September 2000 di Bali, menjadi JBC untuk menandatangani versi baru antara pemerintah RI dan pemerintah Provisional Technical Arrangement RDTL. on the Coordination of the Measure 9. Tim perunding RDTL menyampaikan to Facilitate the Movement of People kepuasannya atas telah ditunjuknya and Their Personal Effects between the duta besar pertama RDTL untuk RI, Enclave of Oeccussi and Other Parts of serta menyampaikan harapannya East Timor pada pertemuan JBC yang agar pemerintah RI juga akan segera akan datang. menunjuk seorang duta besar untuk RDTL. Dilihat dari kelima belas poin yang 10. Kedua tim perunding mengakui dihasilkan dari kedua pertemuan JMC tersebut, bahwa delineasi batas darat sudah penulis berpendapat bahwa aktivitas dan isu hampir selesai dan menghargai bahwa yang menjadi fokus pelaksanaan diplomasi permasalahan yang terjadi (khususnya perbatasan RI pada level JMC adalah sesuai di daerah kantong Oeccussi) dapat dengan tujuan dibentuknya JMC itu sendiri, diselesaikan dengan baik. yakni menyelesaikan masalah-masalah residual 11. Kedua tim perunding mengesahkan yang terjadi pascajajak pendapat tahun 1999, kesepakatan pendahuluan yang dicapai sebagai konsekuensi berpisahnya Timor Timur oleh Technical Sub-Committee on dari RI dan berdirinya RDTL sebagai sebuah Border Demarcation and Regulation negara merdeka sekaligus sebagai negara tetangga RI yang berbatasan darat langsung

28 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Hubungan koordinasi antara kedua forum Jadi, pada perundingan di level JMC tersebut, pada poin satu dan dua di atas adalah JBC pelaksanaan diplomasi perbatasan oleh RI menyampaikan laporan hasil pertemuan- tidak hanya mendiskusikan isu penetapan batas pertemuannya, termasuk jika ada permasalahan darat saja, tetapi juga berusaha menyelesaikan yang tidak dapat diselesaikan dalam pertemuan permasalahan dalam semua dimensi kehidupan JBC, kepada Kelompok Kerja Isu-Isu Perbatasan. yang terjadi di perbatasan antara RI dan RDTL. Kelompok Kerja Isu-Isu Perbatasan akan Penulis berpendapat bahwa kompleks dan luasnya mendiskusikan isi laporan hasil pertemuan- cakupan isu yang didiskusikan oleh kedua tim pertemuan JBC, lalu menyampaikan pokok-pokok perundingan pada level JMC tersebut dapat hasil pertemuannya kepada tim perundingan RI dilihat juga sebagai upaya untuk memfasilitasi dan tim perundingan RDTL pada pertemuan konsultasi dan kerjasama dalam segala bidang JMC. Pada pertemuan JMC inilah diputuskan antara RI dan RDTL. permasalahan yang tidak dapat diselesaikan Walaupun tidak fokus sepenuhnya pada pada pertemuan JBC ataupun pada pertemuan persoalan penetapan batas darat, peran diplomasi Kelompok Kerja Isu-Isu Perbatasan. perbatasan pada level JMC tersebut sangat Melihat poin tiga dan empat di atas, dapat penting karena seperti yang dikatakan oleh disimpulkan bahwa kontribusi pelaksanaan Henrikson bahwa tanpa border relationship diplomasi perbatasan oleh RI pada level JMC yang baik dan saling dapat diterima oleh negara terhadap dicapainya Provisional Agreement yang bertetangga, hubungan diplomatik dan between the Government of the Republic of kerjasama yang memuaskan di antara negara Indonesia and the Government of the Democratic yang bertetangga tersebut hampir tidak mungkin Republic of Timor Leste on the Land Boundary tercapai.22 Terdapat empat dari kelima belas poin adalah berupa keberhasilan membangun fondasi hasil pelaksanaan diplomasi perbatasan RI pada hubungan baik antara RI dan RDTL sejak level JMC yang berkontribusi langsung secara keduanya resmi menjadi negara bertetangga teknis terhadap upaya penetapan batas darat pada tahun 2002. Fondasi hubungan baik tersebut antara RI dan RDTL, yaitu: dibangun oleh pemerintah RI dan pemerintah 1. Kedua tim perunding sepakat untuk RDTL dengan berusaha menyelesaikan masalah- membentuk Kelompok Kerja Isu-Isu masalah residual yang terjadi di antara kedua Perbatasan. negara pascajajak pendapat tahun 1999 secara bersama-sama pada forum JMC. 2. Kedua tim perunding sepakat untuk melanjutkan Joint Border Committee Cukup kuatnya fondasi tersebut menciptakan (JBC) yang sebelum kemerdekaan atmosfer positif atau suasana yang bersahabat di RDTL dilaksanakan oleh pemerintah antara kedua negara. Lalu, atmosfer positif atau RI dan UNTAET, menjadi JBC antara suasana yang bersahabat tersebut mengantarkan pemerintah RI dan pemerintah RDTL. kedua negara pada beberapa kesepakatan untuk menjalin kerjasama dalam berbagai bidang. 3. Kedua tim perunding mengakui Salah satu kesepakatan yang dicapai oleh kedua bahwa delineasi batas darat sudah negara pada level JMC adalah kesepakatan untuk hampir selesai dan menghargai bahwa bekerja sama menentukan penetapan batas darat. permasalahan yang terjadi (khususnya Pada level JMC juga, keputusan diambil oleh di daerah kantong Oeccussi) dapat kedua negara atas hal-hal atau permasalahan diselesaikan dengan baik. yang tidak dapat diputuskan atau diselesaikan 4. Kedua tim perunding meminta JBC pada pelaksanaan diplomasi perbatasan di level untuk segera memfinalisasi perjanjian bawah, yaitu di level JBC dan level TSC-BDR. perbatasan darat antara RI dan RDTL pada 30 November 2003.

22 Henrikson, op.cit.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 29 2. Diplomasi Perbatasan RI pada Level Direktorat Topografi TNI AD; Markas Besar JBC TNI; Badan Intelijen Negara (BIN); Kepolisian Oleh karena permasalahan di perbatasan Negara Republik Indonesia (POLRI). Kedelapan mencakup beberapa hal yang cukup kompleks, institusi tersebut dilibatkan karena mempunyai upaya menangani permasalahan di perbatasan wewenang, tugas pokok, dan fungsi yang terkait tidak hanya didiskusikan dan dirundingkan dengan penyelesaian isu-isu di perbatasan yang pada level JMC, tetapi juga pada sebuah level di bersifat teknis. Ketua delegasi tim perundingan bawahnya, yakni level Joint Border Committee RI pada level JBC adalah Direktur Jenderal (JBC). JBC adalah forum yang khusus dibentuk Pemerintahan Umum, Kementerian Dalam dengan tujuan untuk mengelola perbatasan Negeri RI. Negosiator untuk perundingan RI dan RDTL. Sesuai dengan kesepakatan penetapan batas darat adalah Direktur Politik, antara pemerintah RI dan pemerintah RDTL Keamanan, dan Kewilayahan, Kementerian yang dicapai pada pertemuan pertama JMC, Luar Negeri RI yang dibantu oleh Kepala Pusat forum JBC yang sebelum kemerdekaan RDTL Pemetaan Batas, BAKOSURTANAL.26 dilaksanakan oleh pemerintah RI dan UNTAET Di lain pihak, tim perundingan RDTL pada akan dilanjutkan menjadi JBC antara pemerintah level JBC dipimpin oleh Wakil Menteri Luar RI dan pemerintah RDTL. Pada level JBC, fokus Negeri RDTL Olimpio Branco. Kesembilan diplomasi perbatasan yang dilaksanakan oleh tim belas anggota delegasi tersebut mewakili sepuluh perunding RI adalah pada upaya penyelesaian institusi pemerintahan yang menjadi bagian dari permasalahan yang timbul khusus di wilayah tim perundingan RDTL di JBC:27Ministry of 23 perbatasan, yaitu: masalah lintas batas, baik Foreign Affairs and Cooperation; Ministry of manusia, maupun barang; masalah keamanan Agriculture, Fisheries, and Forestry; Ministry of di perbatasan; masalah ketertiban di perbatasan; Transport, Communication, and Public Affairs; masalah manajemen sungai di perbatasan; Ministry of Justice; Custom Service; Ministry of masalah delimitasi dan demarkasi garis batas Defense; Ministry of Commerce and Industry; darat. Immigration and Border Control; Police; Terdapat sembilan kementerian yang District Administrator. Tidak ditemukan adanya berperan sebagai aktor diplomasi perbatasan pada peran dan aktivitas NGO atau aktor non-negara level JBC, yaitu24: Kementerian Dalam Negeri lainnya dalam bentuk apapun yang berhubungan RI; Kementerian Luar Negeri RI; Kementerian dengan persoalan penetapan batas darat antara RI Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan dan RDTL, sejak RDTL merdeka pada 20 Mei Keamanan RI; Kementerian Pertanian RI; 2002 hingga 8 April 2005 ketika Provisional Kementerian Pertahanan RI; Kementerian Energi Agreement between the Government of the dan Sumber Daya Mineral RI; Kementerian Republic of Indonesia and the Government of the Hukum dan HAM RI; Kementerian Perindustrian Democratic Republic of Timor Leste on the Land dan Perdagangan RI; Kementerian Perhubungan Boundary ditandatangani oleh kedua negara. RI. Selain itu, terdapat delapan institusi Dalam perundingan-perundingan antarkedua pemerintahan nonkementerian yang juga tim, jelas tidak ada pihak di luar institusi berperan sebagai aktor diplomasi perbatasan pemerintahan (baik dari pihak RI, maupun pada level JBC, yakni25: Pemerintah Daerah pihak RDTL) yang terlibat atau ikut serta dalam Provinsi NTT; Badan Koordinasi Survei dan perundingan-perundingan tersebut. Pemetaan Nasional (BAKOSURTANAL); Badan Pemerintah RI melaksanakan hanya satu kali SAR Nasional; Kantor Perwakilan RI di RDTL; pertemuan dengan pemerintah RDTL pada level JBC, yaitu pada 18-19 Desember 2002 di Jakarta. 23 Disarikan oleh penulis dari Record of Discussion of The First Berikut ini adalah hasil pertemuan JBC tersebut:28 Meeting of Joint Border Committee between the Republic of Indonesia and East Timor/UNTAET, diperoleh dari Direktorat Topografi TNI AD. 26 Ibid.

24 Ibid. 27 Ibid.

25 Ibid. 28 Ibid.

30 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 1. Kedua tim perunding mendiskusikan dan Regulasi Perbatasan) berada di dan menyelesaikan draf laporan bawah pengawasan dan pelaksanaan gabungan yang mencakup laporan BAKOSURTANAL dan TNI. mengenai berbagai aktivitas teknis yang telah dilaksanakan oleh kedua Dilihat dari kelima subkomite yang dibentuk tim perundingan sejak November 2001 untuk menyelesaikan persoalan-persoalan hingga Desember 2002. tersebut, diplomasi perbatasan oleh RI pada 2. Kedua tim perunding sepakat untuk level JBC tersebut adalah bukan berusaha masing-masing negara membentuk menyelesaikan masalah-masalah residual yang lima subkomite yang mempunyai terjadi di antara RI dan RDTL, seperti yang tugas pokok melakukan kerjasama dan dilakukan oleh kedua tim perunding pada perundingan, terutama mengenai hal- pertemuan-pertemuan di level JMC, melainkan hal yang terkait dengan permasalahan untuk menciptakan suasana yang kondusif yang timbul di wilayah perbatasan, di wilayah perbatasan kedua negara, dengan seperti masalah delimitasi, demarkasi, melakukan pengelolaan perbatasan, yakni pos lintas batas, dan lain sebagainya. membentuk kelima subkomite tersebut. Fungsi Subkomite yang dibentuk di bawah diplomasi perbatasan pada level JBC untuk forum JBC adalah sebagai berikut:29 mengelola perbatasan adalah hal yang sangat a. Technical Sub-Committee on Border penting. Walaupun letak perbatasan jauh dari Movement of Person and Goods, pusat pemerintahan, hal ini sama sekali tidak TSC-BMPG (SubKomite Teknis mengurangi nilai perbatasan itu sendiri. Seperti Lalu Lintas Orang dan Barang) yang dikatakan oleh Jean-Marc F. Blanchard berada di bawah pengawasan dan dalam tulisannya yang berjudul Linking Border pelaksanaan Kementerian Hukum Disputes and War: An Institutional-Statist dan Perundang-undangan serta Theory bahwa perbatasan adalah sebuah unit Kementerian Perindustrian dan legal-politis yang mempunyai berbagai fungsi Perdagangan. unik dan strategis bagi suatu negara. Bagi setiap negara berdaulat, perbatasan mempunyai tujuh b. Technical Sub-Committee on Border fungsi, yaitu:30 Security, TSC-BS (SubKomite Teknis Keamanan Perbatasan) 1. Memenuhi kebutuhan militer-strategis berada di bawah pengawasan negara, terutama pembangunan sistem dan pelaksanaan Kementerian pertahanan laut, darat, dan udara untuk Pertahanan dan Panglima TNI. menjaga diri dari ancaman eksternal. c. Technical Sub-Committee on Police 2. Penetapan wilayah tertentu di mana Cooperation, TSC-PC (SubKomite negara dapat melakukan kontrol Teknis Kerjasama Polisi) berada di terhadap arus modal, perdagangan bawah pengawasan dan pelaksanaan antarnegara, dan investasi asing. Selain POLRI. itu, perbatasan memberikan patokan bagi negara untuk melakukan eksplorasi d. Technical Sub-Committee on sumber-sumber alam secara legal pada River Management, TSC-RM wilayah tertentu. (SubKomite Teknis Manajemen Sungai) berada di bawah 3. Menetapkan posisi konstitutif negara pengawasan dan pelaksanaan di dalam komunitas internasional. Kementerian Pekerjaan Umum. Negara memiliki kedaulatan penuh atas wilayah yang merupakan teritorinya e. Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation, TSC- BDR (SubKomite Teknis Demarkasi 30 Jean-Marc F. Blanchard, “Linking Border Disputes and War: An Institutional-Statist Theory”, Geopolitics, No. 10, 2005, hlm. 691. 29 Ibid.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 31 sebagaimana ditetapkan oleh perbatasan vertikal, JBC mengikutsertakan pemerintah yang ada. daerah di dalamnya. Dalam konteks horizontal, 4. Sebagai pembawa identitas nasional, dapat dilihat dari elemen-elemen berbagai perbatasan memiliki fungsi pengikat institusi terkait yang dilibatkan dan tugas-tugas secara emosional terhadap komunitas spesifik yang menjadi tanggung jawabnya. yang ada dalam teritori tertentu. 5. Melalui pembentukan identitas nasional, 3. Diplomasi Perbatasan RI pada Level perbatasan turut menjaga persatuan TSC-BDR nasional. Untuk menjaga persatuan Persoalan mengenai perbatasan RI dan RDTL dan kesatuan nasional, para pemimpin memang didiskusikan pada level JMC dan JBC, negara biasanya mengkombinasikan akan tetapi pembicaraan mengenai hal-hal yang simbol dan jargon dengan konsep lebih spesifik dan hal-hal yang lebih teknis sangat teritori dan perbatasan. dibutuhkan oleh RI dan RDTL dalam rangka 6. Membantu dalam pembangunan dan menetapkan batas darat kedua negara. Oleh pengembangan negara-bangsa karena karena itu, kedua negara sepakat untuk fokus memberikan kekuatan bagi negara membahas dan mendiskusikan perihal penetapan untuk menentukan bagaimana sejarah batas wilayah darat pada level di bawah JBC, bangsa dibentuk, menentukan simbol- yakni level Technical Sub-Committee on Border simbol apa yang dapat diterima secara Demarcation and Regulation (TSC-BDR). Pada luas, dan menentukan identitas bersama level TSC-BDR, hal-hal yang didiskusikan secara normatif dan kultural. adalah hal-hal yang sangat bersifat teknis untuk melakukan delimitasi, yang terdiri dari 7. Memberikan batas geografis bagi upaya beberapa tahap yaitu, definisi (menyepakati negara untuk mencapai kepentingan titik-titik, syarat-syarat, definisi-definisi tertentu nasional di bidang politik, sosial, sebagai dasar untuk menentukan perbatasan), ekonomi, pendidikan, pembangunan delineasi (penarikan garis batas), dan demarkasi infrastruktur, konservasi energi, dan (penegasan batas wilayah di lapangan). lain-lain. Seperti halnya forum JBC, TSC-BDR

antara RI dan RDTL merupakan kelanjutan dari Dilihat dari perspektif kelembagaan pada TSC-BDR yang dilaksanakan oleh pemerintah kelima subkomite yang dibentuk, pengelolaan RI dan UNTAET pada tahun 2001. TSC- keamanan di perbatasan darat RI dan RDTL BDR dibentuk dengan tujuan untuk mencapai melibatkan berbagai institusi. Penulis melihat kesepakatan penetapan batas darat antara bahwa keberadaan JBC beserta kelima kedua negara. Penulis menemukan bahwa subkomite tersebut merupakan sebuah kebutuhan hanya terdapat tiga kementerian yang berperan bagi penciptaan sebuah perbatasan yang sebagai aktor diplomasi perbatasan pada level mengakomodasi kepentingan-kepentingan RI dan TSC-BDR, yakni31: Kementerian Luar Negeri RDTL. Dalam konteks mencapai kesepakatan RI; Kementerian Dalam Negeri RI; Kementerian penetapan batas darat antara RI dan RDTL, JBC Pertahanan RI. Lebih sedikitnya jumlah serta dengan dibentuknya kelima subkomite kementerian yang terlibat dalam diplomasi tersebut memberikan kontribusi dalam hal perbatasan pada forum TSC-BDR dibandingkan pengelolaan pengaturan perbatasan RI dan RDTL. pada forum JMC ataupun JBC adalah karena Tentunya kondisi perbatasan yang kondusif dan memang isu yang menjadi fokus perundingan terkelola secara teratur dapat mendukung jalannya pada TSC-BDR adalah hal-hal yang bersifat proses pelaksanaan diplomasi perbatasan dalam lebih teknis dibandingkan dengan isu-isu yang mencapai penetapan batas darat antara RI dan RDTL. Secara substansial, JBC dan kelima 31 Disarikan dari Record of Discussion of The Meetings subkomite tersebut menekankan pada semangat of Technical Sub-Committee on Border Demarcation and pendekatan komprehensif, baik dalam konteks Regulation between the Republic of Indonesia and the Democratic Republic of Timor Leste, diperoleh dari Direktorat vertikal, maupun horizontal. Dalam konteks Topografi TNI AD.

32 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 menjadi fokus perundingan pada level JMC dan Seperti halnya tim perundingan RI, tim JBC. Oleh karena itu, terdapat lima institusi perundingan RDTL juga melibatkan pihak nonkementerian yang juga terlibat dalam TSC- akademisi dalam perundingan-perundingan BDR untuk menangani hal-hal yang bersifat lebih TSC-BDR, yakni Grupo de Estudos de teknis sesuai dengan kapasitas dan kapabilitas Reconstrução(Kelompok Peneliti untuk masing-masing institusi tersebut, yaitu32: Badan Rekonstruksi Timor Leste). Sama halnya juga Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional dengan pelaksanaan diplomasi perbatasan pada (BAKOSURTANAL); Direktorat Topografi TNI level JMC, pihak PBB hadir dalam perundingan- AD; Border Liaison Committee (BLC) Provinsi perundingan TSC-BDR sebagai pengamat, kali NTT; Badan Intelijen Negara (BIN); Universitas ini yaitu UNMISET dan PKF. Pemerintah RI Gadjah Mada (UGM). melaksanakan delapan kali pertemuan dengan Perwakilan BIN diikutsertakan dalam tim pemerintah RDTL pada level TSC-BDR sejak perunding RI dalam pelaksanaan diplomasi tahun 2002-2005, baik bertempat di RI (Jakarta, perbatasan pada level TSC-BDR karena persoalan Bogor, Yogyakarta, dan Bali), maupun di RDTL penetapan batas darat tersebut tidak terlepas (Dili). Mekipun jauh dari wilayah perbatasan dari salah satu tugas dan fungsi BIN, yaitu kedua negara, kota-kota tersebut dipilih dengan mengumpulkan data kegiatan kerjasama antara alasan demi kemudahan akomodasi, kelancaran RI dan RDTL untuk bahan analisa intelijen. Peran transportasi, dan keamanan. Berikut ini adalah 35 perwakilan UGM dalam pelaksanaan diplomasi hasil ke-delapan pertemuan TSC-BDR tersebut: perbatasan pada level TSC-BDR adalah sebagai 1. Kedua tim perunding melakukan tenaga pengkaji isi naskah Traktat tahun 1904, tinjauan atas spesifikasi teknis untuk Arbitrasi (PCA) tahun 1914, dan dokumen delineasi batas antara RI dan RDTL. terkait lainnya, serta sebagai tenaga teknis 2. Kedua tim perunding membandingkan survei geodesi kerangka pengukuran delineasi, garis batas yang didelineasi di atas peta demarkasi, dan pemetaan garis batas darat. topografi (buatan tim perunding RI) Dalam hal ini, perwakilan dari UGM adalah Prof. dan batas yang didelineasi di atas peta Ir. Djawahir, M.Sc, dari Jurusan Teknik Geodesi, Ikonos imagery (buatan tim perunding 33 Fakultas Teknik. Tim perundingan RI pada level RDTL) secara umum. TSC-BDR dipimpin oleh BAKOSURTANAL. 3. Kedua tim perunding menyetujui Di lain pihak, tim perundingan RDTL pada level sebuah workplan bersama dengan TSC-BDR dipimpin oleh Direktorat Hubungan tujuan mencapai delineasi garis batas Bilateral Kementerian Luar Negeri RDTL. pada 30 juni 2003 dengan titik koordinat Tim perundingan RDTL pada level TSC-BDR definitif jika memungkinkan. Delineasi terdiri dari sembilan institusi, yaitu34: Ministry dimaksudkan untuk mengidentifikasi dan of Foreign Affairs and Cooperation; Secretary untuk menyelesaikan ketidaksesuaian State of Defense; Ministry of Justice; Ministry dalam interpretasi Traktat tahun 1904 of Interior; Ministry of State Administration; dan Arbitrasi (PCA) tahun 1914 serta National Institute of Geodesy of East Timor; aturan hukum lainnya. UNMISET; UN Peace Keeping Force (PKF); Grupo de Estudos de Reconstrução(Kelompok 4. Kedua tim perunding sepakat untuk Peneliti untuk Rekonstruksi Timor Leste). saling mendukung kelengkapan data, peta, dan lain sebagainya yang dapat 32 Ibid. mempercepat penyelesaian delineasi garis batas. 33 Hasil wawancara dengan Kolonel CTP. Juni Suburi, Kementerian Pertahanan RI, Kepala Subdinas Batas Wilayah 5. Kedua tim perunding mendiskusikan Direktorat Strategi Pertahanan, 2010. tentang perjanjian perbatasan yang akan 34 Disarikan dari Record of Discussion of The dibuat oleh kedua tim perunding. Meetings of Technical Sub-Committee on Border Demarcation and Regulation between the Republic of Indonesia and the Democratic Republic of Timor Leste, diperoleh dari Direktorat 35 Ibid. Topografi TNI AD.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 33 6. Kedua tim perunding mendiskusikan tim perunding pada level JBC dan telah lokasi-lokasi yang bermasalah atau disetujui oleh kedua negara sebagai masih ambigu (terdapat interpretasi garis perbatasan yang tegas dan tepat. yang berbeda antara tim perunding RI 11. Kedua tim perunding mencapai saling dan tim perunding RDTL). Kedua tim kesepahaman untuk penetapan batas perunding mempertahankan posisi dan pada lima segmen, yaitu Mota Tiborok, interpretasi mereka masing-masing atas Kalan Fehan-Tahi Fehu, Uas Lulik, Fatu Traktat tahun 1904 dan Arbitrasi (PCA) Rocon, dan Subina. Akan tetapi, hingga tahun 1914. akhir pertemuan tersebut, kedua tim 7. Kedua tim perunding sepakat untuk perunding masih belum sepakat atas tiga membentuk tiga kelompok kerja, yaitu: segmen, yaitu Dilumil/Memo, Bijael a. Kelompok Kerja I fokus pada Sunan/Oben, dan Noel Besi/Citrana. pertukaran data dan diskusi tentang 12. Kedua tim perunding sepakat untuk data processing untuk Common menyelenggarakan sebuah kelompok Border Datum Reference Frame kerja kecil untuk membicarakan lebih (CBDRF) RI dan RDTL. jauh mengenai draf spesifikasi teknis b. Kelompok Kerja II fokus pada untuk survei demarkasi. kerjasama bidang keamanan dan logistik. Dari kedua belas poin di atas, terlihat bahwa c. Kelompok Kerja III fokus pada aktivitas yang dilaksanakan oleh pemerintah penyelesaian panduan teknis RI pada level TSC-BDR adalah aktivitas yang metodologi kerja lapangan untuk bersifat sangat teknis dan sesuai dengan tujuan delineasi garis batas. dibentuknya TSC-BDR, yakni melakukan delimitasi darat antara RI dan RDTL. Pada level 8. Kedua tim perunding sepakat untuk TSC-BDR, aktivitas diplomasi perbatasan yang melengkapi Joint Interim Report of dilaksanakan oleh tim perunding RI terhadap the Joint Border Delineation Survey. tim perundingan RDTL adalah meliputi berbagai Laporan bersama tersebut yang akan aktivitas (baik dilaksanakan secara bersama, menempatkan sebuah garis batas maupun secara unilateral) sebagai berikut: sementara dan akan memspesifikasi pengkajian dan pembahasan bersama naskah segmen-segmen yang belum selesai Traktat tahun 1904, naskah Arbitrasi (PCA) untuk didiskusikan pada level JBC dan tahun 1914, peta-peta, dan dokumen terkait JMC. lainnya; perencanaan kerja bersama beserta 9. Kedua tim perunding me-review penjadwalannya; lacakan bersama dalam Joint hasil kerjasama mereka, yang mereka Reconnaissance Survey (survei rekonesen pandang cukup kooperatif dan friendly bersama); survei delineasi bersama; survei sehingga telah disepakati delineasi demarkasi bersama; pelaksanaan pemetaan serta untuk hampir 90% dari total panjang pendokumentasian data dan informasi terkait. garis perbatasan darat. Akan tetapi, Berdasarkan pelaksanaan diplomasi beberapa segmen yang bermasalah perbatasan di level TSC-BDR yang sangat bersifat masih tetap belum dapat disepakati. teknis inilah, terlihat bahwa ditandatanganinya 10. Kedua tim perunding sepakat bahwa Provisional Agreement between the Government demarkasi garis perbatasan (dalam of the Republic of Indonesia and the Government artian menempatkan patok atau of the Democratic Republic of Timor Leste tanda batas yang permanen) dapat on the Land Boundary pada 8 April 2005 dilaksanakan sesegera mungkin mendapat kontribusi paling besar dalam hal setelah garis perbatasan (yang terbaru teknis dari pelaksanaan diplomasi perbatasan yang telah ditentukan oleh titik-titik yang dilaksanakan pada level TSC-BDR. Di koordinat) telah dievaluasi oleh kedua lain pihak, pelaksanaan diplomasi perbatasan

34 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 pada level JMC berkontribusi pada peningkatan Penandatanganan persetujuan tersebut merupakan hubungan diplomatik dan kerjasama bilateral suatu hasil konkret dari upaya diplomasi yang baik antara RI dan RDTL, sedangkan perbatasan sebagai alat pelaksanaan kebijakan pelaksanaan diplomasi perbatasan pada level luar negeri RI untuk menyelesaikan isu-isu JBC berkontribusi pada pengelolaan wilayah perbatasan melalui perundingan antara RI dan perbatasan dan menciptakan atmosfer serta negara-negara tetangganya. Persetujuan tersebut kondisi yang kondusif di wilayah perbatasan. memuat hal-hal yang telah disepakati dalam Berikut adalah tabel kronologi pelaksanaan perundingan batas darat kedua negara, yaitu diplomasi perbatasan oleh RI pada ketiga level 907 titik-titik koordinat yang menjadi titik-titik tersebut hingga ditandatanganinya Provisional koordinat dari garis batas darat kedua negara. Agreement between the Government of the Ditandatanganinya provisional agreement Republic of Indonesia and the Government of tersebut, dapat dipastikan kejelasan wilayah the Democratic Republic of Timor Leste on the kedua negara dan kepastian hukum, yang Land Boundary pada 8 April 2005. seharusnya akan berdampak kepada meningkatnya

Tabel 3. Kronologi Pelaksanaan Diplomasi Perbatasan oleh RI pada Ketiga Level

Tahun Pelaksanaan Diplomasi Perbatasan oleh RI terhadap RDTL

2001 Dicapai kesepakatan antara RI dan UNTAET untuk menetapkan batas darat RI dan RDTL. Dilanjutkan dengan menyepakati dan mengkaji secara bersama-sama dasar hukum keberadaan batas darat RI- RDTL, yaitu Traktat tahun 1904 dan Arbitrasi (PCA) tahun 1914.

2002 Tim perundingan RI dan RDTL melaksanakan survei rekonesen bersama di lapangan berdasarkan hasil kajian dasar hukum Traktat tahun 1904 dan Arbitrasi (PCA) tahun 1914 tersebut. Tujuan dilaksanakannya survei rekonesen bersama ini adalah untuk menelusuri di lapangan semua uraian teks dan peta yang terdapat di dalam Traktat tahun 1904 dan Arbitrasi (PCA) tahun 1914 tersebut.

2003 Tim perundingan RI dan RDTL melaksanakan survei delineasi bersama di lapangan untuk menetapkan lokasi titik-titik koordinat batas darat di lapangan.

2004 Tim perundingan RI dan RDTL melanjutkan survei delineasi bersama di lapangan hingga mencapai sekitar 96% dari keseluruhan garis batas. Lalu, kedua tim perundingan secara bersama membuat Joint Interim Report sebagai laporan sementara hasil-hasil survei bersama.

2005 Tim perundingan RI dan RDTL melaksanakan survei demarkasi bersama dan memasang lima puluh buah tugu batas. Pada 8 April 2005 ditandatangani Provisional Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor Leste on the Land Boundary.

Sumber: Disarikan oleh penulis dari berbagai sumber.

Pada 8 April 2005 di Dili, Timor Leste, keamanan di sekitar perbatasan kedua negara. Menteri Luar Negeri RI dan Menteri Luar Negeri Meningkatnya keamanan di perbatasan idealnya RDTL atas nama pemerintah masing-masing juga akan mendorong peningkatan interaksi menandatangani Persetujuan Sementara antara di antara masyarakat yang tinggal di sekitar Pemerintah RI dan Pemerintah RDTL tentang perbatasan. Peningkatan interaksi masyarakat Perbatasan Darat (Provisional Agreement perbatasan tentunya juga akan berdampak kepada between the Government of the Republic of peningkatan perekonomian dan diharapkan Indonesia and the Government of the Democratic tingkat penyelundupan yang ditengarai sering Republic of Timor-Leste on the Land Boundary). terjadi di daerah perbatasan dapat menurun.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 35 Ditandatanganinya kesepakatan batas darat Pada level JMC, aktor diplomasi tersebut selain karena kerja keras seluruh anggota perbatasan adalah berbagai lembaga kementerian tim perunding RI, juga didukung oleh sikap dan dan non-kementerian yang mempunyai tugas respon UNTAET dan pemerintah RDTL yang pokok dan fungsi yang berkaitan dengan cukup kooperatif dan bersahabat, dengan niat penyelesaian masalah-masalah residual antara yang baik segera menyelesaikan penetapan dan RI dan RDTL. Diplomasi perbatasan RI pada penegasan batas darat. level ini ditujukan untuk menyelesaikan masalah- masalah residual yang terjadi pascajajak pendapat Penutup tahun 1999, yaitu masalah aset pemerintah RI dan WNI yang tertinggal di RDTL, penyelesaian Pelaksanaan diplomasi perbatasan RI sejak tahun hak PNS, hak TNI eks-Timor Timur, hak POLRI 2001, dalam mencapai Provisional Agreement eks-Timor Timur, masalah anak pengungsi eks- between the Government of the Republic of Timor Timur, masalah yang terjadi di perbatasan Indonesia and the Government of the Democratic (seperti pelintas batas ilegal, penyelundupan Republic of Timor Leste on the Land Boundary barang dagangan, dan kegiatan ekonomi ilegal adalah murni government to government atau lainnya), serta masalah penetapan batas wilayah G-to-G (antarpemerintah). Diplomasi perbatasan darat dan laut. yang digaungkan mempunyai perspektif baru dalam memandang wilayah perbatasan (yang Pada level JBC, aktor diplomasi perbatasan pada awalnya dipandang sebagai halaman adalah berbagai lembaga kementerian dan belakang, berubah menjadi halaman depan) nonkementerian yang mempunyai tugas pokok sehingga pelaksanaannya pun dilakukan dengan dan fungsi yang berkaitan dengan pengelolaan total diplomacy. Hal ini dalam artian pelaksanaan perbatasan. Diplomasi perbatasan RI pada level diplomasi perbatasan melibatkan peran serta ini ditujukan untuk menyelesaikan permasalahan seluruh elemen bangsa, termasuk masyarakat yang timbul khusus di wilayah perbatasan, yaitu yang mendiami daerah perbatasan. Akan tetapi, masalah lintas batas (baik manusia, maupun pada praktiknya, pemerintah adalah aktor barang), masalah keamanan di perbatasan, utama dan satu-satunya pelaksana diplomasi masalah ketertiban di perbatasan, masalah perbatasan, tidak ditemukan keterlibatan peran manajemen sungai di perbatasan, serta masalah atau aktivitas aktor nonnegara (baik NGO lokal delimitasi dan demarkasi garis batas darat. dan internasional, kelompok pemuda, kelompok Pada level TSC-BDR, aktor diplomasi gereja, ketua adat, atau tokoh masyarakat di perbatasan adalah berbagai lembaga kementerian kedua negara) sedikit pun dan dalam bentuk dan nonkementerian yang mempunyai tugas apapun. pokok dan fungsi yang berkaitan dengan Pelaksanaan diplomasi perbatasan yang kerja teknis penetapan batas darat. Diplomasi bersifat murni G-to-G dalam mencapai perbatasan RI pada level ini ditujukan untuk Provisional Agreement between the Government melakukan pengkajian dan pembahasan bersama of the Republic of Indonesia and the Government naskah Traktat tahun 1904, naskah Arbitrasi of the Democratic Republic of Timor Leste on the (PCA) tahun 1914, peta-peta, dan dokumen Land Boundary terbukti dari proses pelaksanaan terkait lainnya; perencanaan kerja bersama diplomasi perbatasan RI sejak tahun 2002 beserta penjadwalannya; pelacakan bersama hingga ditandatanganinya kesepakatan tersebut dalam survei rekonesen bersama; survei delineasi pada 8 April 2005 yang dilaksanakan dengan bersama; survei demarkasi bersama; pelaksanaan ‘Three-Tier Diplomacy’. Three-Tier Diplomacy pemetaan; serta pendokumentasian data dan adalah istilah yang penulis berikan untuk model informasi terkait. atau konsep diplomasi perbatasan RI dalam Walaupun diplomasi perbatasan pada ketiga mencapai kesepakatan batas darat tersebut yang level tersebut mempunyai tujuan masing-masing, dilaksanakan secara bertingkat, yang terdiri dari koordinasi antartim perunding RI pada ketiga tiga level, yaitu JMC, JBC, dan TSC-BDR. level tersebut tetap terjalin. Koordinasi tersebut dalam hal jika tim perunding RI pada level

36 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 TSC-BDR tidak dapat mengambil keputusan bertetangga pada tahun 2002; level JBC berhasil atau menyelesaikan masalah, urusan tersebut menciptakan kondisi perbatasan yang kondusif disampaikan kepada level JBC. Jika pada level dan terkelola secara teratur; dan level TSC-BDR JBC ada hal yang tidak dapat diputuskan juga, berhasil melakukan delimitasi (penetapan batas persoalan tersebut lalu disampaikan kepada level wilayah) darat antara RI dan RDTL, yang terdiri JMC. dari tahap perencanaan (persiapan), delineasi, Terjalinnya koordinasi pada ketiga level dan demarkasi. tersebut mendukung tercapainya keberhasilan Di bawah ini adalah flowchart untuk pelaksanaan diplomasi perbatasan RI dengan melihat lebih jelas dan menyeluruh mengenai Three-Tier Diplomacy, yaitu level JMC berhasil pelaksanaan diplomasi perbatasan RI dalam membangun fondasi hubungan baik antara RI penetapan batas darat dengan RDTL. dan RDTL sejak keduanya resmi menjadi negara

BORDER DIPLOMACY RI DALAM PENETAPAN BATAS DARAT DENGAN RDTL

Masalah residual antara RI dan RDTL Permasalahan Mengkaji dasar yang terjadi pasca- yang timbul hukum serta jajak pendapat khusus di wilayah melakukan survei tahun 1999. perbatasan. dan pemetaan. Three- Tier

JMC Diplo- JBC macy TSC-BDR

Melakukan Menjalin hubungan Mengelola & delimitasi batas diplomatik yang menciptakan darat antara RI baik antara RI dan kondisi kondusif dan RDTL. RDTL di perbatasan.

Provisional Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government of the Democratic Republic of Timor Leste on the Land Boundary

Gambar 3. Flowchart temuan penelitian.

Kesepakatan Batas Darat RI-Timor Leste | Mutti Anggita | 37 Daftar Pustaka Joint Statement Second Meeting of the Indonesia- Timor Leste Joint Ministerial Commission for Buku Bilateral Cooperation. Andi Arsana, I Made. 2007. Batas Maritim Antarneg- Memorandum of Understanding between the Govern- ara: Sebuah Tinjauan Teknis dan Yuridis. Yog- ment of the Republic of Indonesia and the Gov- yakarta: UGM Press. ernment of the Democratic Republic of East Timor on the Establishment of A Joint Com- Goldstein, Joshua S. and Jon C. Pevehouse. 2006. mission for Bilateral Cooperation. International Relations, 7thEdition. US: Pear- son Longman. Provisional Agreement between the Government of the Republic of Indonesia and the Government Sutisna, Sobar (Ed.). 2004. Pandang Wilayah Per- of the Democratic Republic of Timor Leste on batasan Indonesia. Cibinong: BAKOSUR- the Land Boundary. TANAL. Record of Discussion of the First Meeting of Joint Border Committee between the Republic of Jurnal Indonesia and East Timor/UNTAET. Blanchard, Jean-Marc F. 2005. “Linking Border Dis- putes and War: An Institutional-Statist Theory”. Surat Kabar dan Website Geopolitics, No. 10. Darmaputra, Rizal. “Manajemen Perbatasan dan Re- Djalal, Hasjim. 2002. “Indonesia-Australia-East formasi Sektor Keamanan”, se2.dcaf.ch/ser- Timor Maritime Boundaries and Border Is- viceengine/Files/.../17_Border_Management. sues: Indonesian Perspective”. The Indonesian pdf. Quarterly 30 (4). Sungkar, Ali M. “Peran Strategis Kementeri- Henrikson, Alan K. 2000. “Facing across Borders: an Luar Negeri dalam Menjaga Keutuhan The Diplomacy of Bon Voisinage”, Internation- NKRI”, http://ditpolkom.bappenas.go.id/index. al Political Science Review, 21 (2): 121-147. php?page=news&id=39. United Nations, “Charter of the United Nations”, Laporan dan Makalah http://www.un.org/en/documents/charter/. Arrangement between the Government of the Republic of Indonesia and the United Nations Transition- al Administration in East Timor on the Estab- lishment of a Joint Border Committee. Joint Statement of the First Meeting of the Indonesia- Timor Leste Joint Ministerial Commission for Bilateral Cooperation.

38 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 21–38 MENINJAU MEKANISME PENYELESAIAN SENGKETA PERBATASAN DI ASEAN

REVIEWING THE MECHANISM OF BORDER DISPUTES SETTLEMENT IN ASEAN

Awani Irewati

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected] Diterima: 16 Januari 2014; direvisi: 14 Mei 2014; disetujui: 24 Juni 2014

Abstract

It has been a common picture within ASEAN that the border disputes remain highly sensitive problems among states. As long as it deals with the territory sovereignty issue of a state, the procedure of negotiations chosen by the disputed states were often under prolonged process, even without final solution such as Thailand–Laos case. Several mechanisms from bilateral, regional and multilateral forum were stages of negotiations in which the disputed states can entrust on. These stages have been listed within both the TAC (1976) and the ASEAN Charter (2007). The bilateral stage, namely ‘friendly negotiation’ should be prioritized first in any dispute resolution before any other way be taken. Despite having a long term of ‘friendly negotiation’, the two cases, Thailand–Kamboja, and Malaysia–Indonesia were finally decided to be taken to the International Court of Justice. As with the two cases above, the Thailand–Laos case has been decided to be temporary a ceasefire. Both agreed to expand the border economic development instead. This paper analyses the mechanism of border dispute settlement of the three cases, respectively. The way the disputed states took negotiations gives the significant lessons in which the border disputes can be overcome without disturbing the ASEAN existence as a whole.

Keywords: dispute settlement mechanism, border, TAC, ASEAN Charter, ICJ,Thailand-Cambodia dispute, Thailand- Laos dispute, Malaysia-Indonesia dispute.

Abstrak

Sengketa perbatasan antarnegara di ASEAN secara mendasar dipicu oleh belum tuntasnya penentuan garis-garis batas darat. Garis-garis batas sebagai penanda fisik tegaknya kedaulatan suatu negara adalah hal yang sensitif di ASEAN. Pengalaman tiga sengketa Thailand–Kamboja, Thailand–Laos, Malaysia–Indonesia merupakan contoh sengketa di ASEAN yang masing-masing memiliki keunikan latar belakang. Beberapa mekanisme menjadi pilihan mereka mengatasi sengketa, yaitu bilateral, regional, dan multilateral. Tiga pilihan ini tercantum dalam klausul TAC (1976) dan ASEAN Charter (2007). Proses friendly negotiation sebagai cara perundingan bilateral menjadi mekanisme solusi yang selalu dianjurkan dalam ASEAN. Setelah melewati proses bilateral yang panjang, dua kasus sengketa (Thailand-Kamboja, Malaysia-Indonesia) akhirnya dibawa ke ranah penyelesaian hukum tingkat multilateral (International Court of Justice), sebagai upaya terakhir. Sedangkan antara Thailand dan Laos diputuskan untuk gencatan senjata/ status quo (1988) sebelum Laos bergabung ke ASEAN (1997), dan mengembangkan kerja sama ekonomi perbatasan sebagai gantinya. Tulisan ini mengangkat tinjauan atas pengalaman mekanisme penyelesaian sengketa terhadap 3 kasus sengketa itu dengan proses penyelesaian yang variatif. Proses friendly negotiation yang berlangsung relatif lama telah membangun ikatan antarpihak, sehingga sengketa tidak mencabik ASEAN.

Kata Kunci: Mekanisme Penyelesaian Sengketa, Perbatasan, TAC, Piagam ASEAN, Sengketa Thailand-Kamboja, Sengketa Thailand – Laos, Sengketa Malaysia – Indonesia.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 39 Pendahuluan Tiga persoalan perbatasan ASEAN yang Meski era Komunitas ASEAN mulai berlaku resmi diangkat dalam tulisan ini ialah sengketa pada Desember 2015, ASEAN masih menghadapi perbatasan antara Indonesia dan Malaysia (dua beberapa masalah sengketa antarnegara, terutama Pulau Sipadan dan Ligitan), antara Thailand dan yang terkait dengan kedaulatan negara, seperti Kamboja (Candi Preah Vihear), antara Thailand perbatasan antarnegara. Secara nyata, tidaklah dan Laos (segmen wilayah perbatasan yang mudah dan cepat untuk menuntaskan sengketa diperebutkan). Pilihan atas tiga sengketa ini yang terkait dengan kedaulatan wilayah negara. didasarkan pada pertimbangan sebagai berikut: Meski demikian, ada beberapa sengketa yang 1) Ragam objek sengketa berupa sudah diselesaikan sesuai dengan kesepakatan kepemilikan atas pulau-pulau, bangunan 1 antarnegara yang bersengketa. Sejauh ini, bersejarah, dan wilayah di perbatasan; sengketa wilayah perbatasan di ASEAN mampu 2) Ragam mekanisme penyelesaian yang diakomodasi dan diselesaikan, baik di tingkat diambil yaitu, bilateral maupun di tingkat internasional. Kendati proses pencapaian kesepakatan bersama a. Melalui proses bilateral lalu berdasar seringkali memakan waktu yang lama, tarik- kesepakatan bersama dilanjutkan menarik dalam memperjuangkan kepentingan ke tingkat internasional (bilateralà nasional dari masing-masing negara yang internasional). bersengketa bisa dihadapi tanpa menimbulkan b. Melalui proses bilateralà ke perpecahan di dalam tubuh ASEAN itu sendiri. internasional (DK-PBB) à Bahkan proses panjang dalam menyelesaikan (kembali ke) bilateral à lanjut ke atau menyikapi suatu sengketa wilayah ASEAN sebagai fasilitatorà dan perbatasan menjadi episode tersendiri dalam ke internasional (ICJ). perjalanan ASEAN tanpa melahirkan perang c. Melalui proses bilateralàke besar antarnegara.2 Meski beberapa sengketa Internasional (PBB)à bilateral perbatasan ASEAN pada situasi tertentu dengan kondisi status quo . mencapai titik kritis, sengketa yang berlangsung tidak sampai memicu terjadinya perang terbuka. Mekanisme penyelesaian yang diambil Persoalan bisa “dikendalikan” dan dibicarakan antara pihak-pihak yang bersengketa memberi bersama. Sebagai contoh, konflik perbatasan sajian atas diutamakannya proses bilateral antara Thailand dengan Kamboja (tentang dalam mekanisme ASEAN yang dikenal dengan Candi Preah Vihear), sengketa antara Indonesia– istilah friendly negotiation. Meski dari dua Malaysia (tentang Pulau Ligitan dan Pulau kasus yang disajikan, pada akhirnya diserahkan Sipadan), disepakati secara bersama melalui penyelesaiannya ke tingkat internasional, ini proses bilateral dan akhirnya disetujui bersama tidak mengurangi makna penting dari proses- pula untuk dibawa ke tingkat Internasional proses bilateral yang berlangsung dalam kurun (International Court of Justice). waktu cukup lama. Mekanisme penyelesaian dari tiga kasus sengketa yang diangkat pada tulisan 1 Terhitung sejak keanggotaan ASEAN menjadi 10 negara, ini tentu memiliki kelebihan maupun kelemahan, didirikan pada 8 Agustus 1967 oleh 5 negara, yaitu Indonesia, dan itu bergantung pada case by case, bukan atas Malaysia, Singapura, Thailand, Filipina, diikuti Brunei (7 Januari 1984), Vietnam (28 Juli 1995), Myanmar (23 Juli 1997), dasar generalisasi dari macam sengketa yang Laos (23 Juli 1997), Kamboja (16 Desember 1998). terjadi. Kekuatan yang bisa dipelajari adalah tahap friendly negotiation antarpihak yang 2 Bisa dilihat lebih jauh pada hasil-hasil penelitian dari Tim Perbatasan P2P sejak tahun 2010-2014 yang mengangkat bersengketa menjadi keunikan dan keutamaan masalah perbatasan antarnegara di ASEAN. Sekalipun sengketa yang selalu ditegaskan dalam ASEAN ketika perbatasan yang paling kompleks dan menegangkan yang pernah terjadi yaitu sengketa tentang Candi Preah Vihear dan terdapat negara-negara yang sedang bersengketa. wilayah sekitarnya seluas 4,6 km², yang proses penyelesaian Hingga kini sengketa antara Thailand dan melalui beberapa tahap bilateral, regional, dan internasional, tidak sampai menimbulkan sebuah situasi yang disebut perang Laos yang mengambil proses negosiasi bilateral antarnegara. sesungguhnya belum berakhir, dan masih bersifat

40 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 status quo. Namun, keduanya sepakat untuk sengketa atas kepemilikan pulau-pulau, sebagai lebih mengutamakan membangun hubungan akibat dari belum ditetapkannya garis-garis batas kerja sama ekonomi demi pembangunan wilayah oleh penguasa asing3 mereka dimasa lampau. perbatasan mereka. Sedangkan pada kasus antara Malaysia dan Indonesia disepakati untuk dibawa ke mahkamah internasional. Begitupun antara Thailand dan Kamboja melalui proses yang kompleks, baik bilateral maupun internasional, pada akhirnya diajukan kembali oleh Kamboja ke mahkamah internasional. Fokus penyajian pada analisis mekanisme pengelolaan dan penyelesaian sengketa perbatasan antarnegara ASEAN, secara bilateral, regional, maupun internasional. Mekanisme penyelesaian sengketa semacam inilah yang diambil oleh negara-negara ASEAN ketika mereka dihadapkan pada kondisi saling menuntut satu sama lain atas kepemilikan pulau, peninggalan sejarah maupun sebuah wilayah sebagai hak kedaulatan mereka. Tahapan analisisnya mengikuti beberapa bagian sebagai berikut: 1) Peta sengketa perbatasan ASEAN; 2) Mekanisme penyelesaian sengketa perbatasan ASEAN; 3) Kasus sengketa perbatasan dan solusinya.

Peta Sengketa Perbatasan ASEAN

Dengan sepuluh negara ASEAN, betapa luas Sumber: Seth Mydans, “Thailand and Cambodia cakupan wilayah ASEAN. Menyatukan dan Clash Again in Border Dispute”, 24 April, 2011, mengikat sepuluh negara dalam ikatan ASEAN http://www.nytimes.com/2011/04/25/world/ merupakan perjalanan panjang ASEAN. Tentu asia/25temples.html?_r=0 diakses pada tanggal 10 saja itu tidak mudah pula bagi ASEAN untuk Mei 2014; Lihat “The ISAAN- Life in a Thai-Lao mengatasi masalah-masalah yang muncul, Village”, http://the-isaan.blogspot.com/2012/11/ terutama dalam menjaga dan mengatasi keutuhan ASEAN. Namun, sebelum masuk ke alur 3 Untuk kasus Candi Preah Vihear yang diperebutkan antara terjadinya sengketa perbatasan di tiga negara Thailand dan Kamboja itu juga sebagai akibat dari perbedaan interpretasi dari masing-masing pihak atas garis perbatasan (Thailand–Kamboja, Thailand–Laos, Malaysia– yang sesungguhnya tidak tegas dinyatakan oleh penguasa Indonesia), penjelasan singkat atas penggunaan Perancis di Kamboja saat itu. Wilayah seluas 4,6 km² disekitar istilah sengketa penting dikemukakan. candi memang belum ditentukan pada masa itu (Lihat Awani Irewati (Ed), Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand–Kamboja, Gambar 1 memperlihatkan objek sengketa (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2014)). Demikian pula wilayah yang diperebutkan oleh Thailand–Kamboja desa yang diperebutkan antara Thailand dan Laos memang belum ditetapkan oleh penguasa Perancis di Laos saat itu. terkait kepemilikan Candi Preah Vihear, sengketa Wilayah desa diperebutkan antara Laos sebagai bagian dari antara Thailand–Laos terkait wilayah desa, Distrik Laotian Boten, Provinsi Xaignabouri, dan Thailand sebagai bagian dari Distrik Chat Trakan, Provinsi Phitsanulok yang diklaim Thailand masuk ke distrik Chat (Lihat Rosita Dewi & Awani Irewati (Eds.), Masalah Trakan, Provinsi Phitsanulok, juga diklaim Perbatasan Thailand–Laos, dalam proses penerbitan). Untuk oleh Laos masuk ke Distrik Laotian Boten, sengketa dua Pulau, Sipadan dan Ligitan, juga terjadi perbedaan interpretasi dari masing-masing pihak, sebagai konsekuensi Provinsi Xaignabouri, dan sengketa antara dari belum ditetapkannya garis batas laut antara penguasa Indonesia–Malaysia terkait dua Pulau, Sipadan Inggeris (di Malaysia) dan penguasa Belanda (di Indonesia) dan Ligitan. Sengketa-sengketa yang terjadi ini saat itu (Lihat Awani Irewati (Ed.), Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia–Malaysia di Laut Sulawesi, (Jakarta: adalah termasuk sengketa perbatasan darat dan LIPI Press, 2006)).

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 41 love-shack-ii.html, diakses pada tanggal 20 Februari Akan tetapi yang diangkat dalam tulisan 2015; Renate Haller-Trost, “The Territorial Dispute ini bukanlah garis batas laut (Zona Ekonomi between Indonesia and Malaysia over Pulau Sipadan Eksklusif/ZEE) Malaysia–Indonesia di Laut and Pulau Ligitan in the Celebes Sea: a Study in Sulawesi yang sampai sekarang sedang dalam International Law”, https://www.dur.ac.uk/ibru/ publications/view/?id=209 diakses pada tanggal 20 proses perundingan bilateral, melainkan pola Februari 2015. sengketa atas kepemilikan Pulau Sipadan dan Pulau Ligitan antarnegara ini. Perlu dipahami Gambar 1. Peta Area Sengketa Thailand-Kamboja bahwa sengketa kepemilikan dua pulau ini tidak (Candi Preah Vihear), Thailand-Laos (wilayah desa menyertakan tentang garis batas lautnya (sesuai antara Laotian Boten District dan Chat Trakan District), Malaysia-Indonesia (Sipadan-Ligitan di dengan hasil perundingan di tingkat International Laut Sulawesi) Court of Justice/ICJ), tetapi sekali lagi hanya tentang kepemilikan atas dua pulau ini yang Tabel 1. Panjang Perbatasan Darat Antarnegara berada di Laut Sulawesi. ASEAN (Thailand–Kamboja dan Laos; Indonesia– Malaysia) 1. Istilah ‘Sengketa’ Perbatasan4 Penting untuk mengetahui pengertian istilah No. Perbatasan Darat Panjang-Km Antarnegara ‘sengketa’ dari dua istilah lain, ketegangan Kamboja 803 (tension) dan konflik (conflict). Identifikasi ini 1. Thailand Laos 1.754 mutlak diperlukan dalam menganalisis apakah 2. Indonesia – Malaysia ±2.000 suatu kasus tertentu masuk dalam kategori ‘ketegangan’, ‘sengketa’, atau ‘konflik’. Sumber: Ramses Amer, “Border Conflicts between Cambodia and Vietnam”, IBRU Boundary and Se- Untuk kasus yang terjadi antara Thailand- curity Bulletin Summer 1997, https://www.dur.ac.uk/ Kamboja, Thailand-Laos dan Malaysia-Indonesia resources/ibru/publications/full/bsb5-2_amer.pdf, merupakan dispute about territorial sovereignty. diakses pada tanggal 10 Mei 2014. Angka angka ter- Ilmu Hubungan Internasional menyebutnya sebut bisa berbeda tipis antara satu sumber dengan dengan istilah territorial dispute atau dikenal sumber lainnya. dengan arti sengketa wilayah. Apabila meninjau makna yang disajikan Permanent Court of Untuk masing-masing perbatasan darat International Justice 1924, istilah sengketa memiliki keunikan berbeda, baik dari sisi dimaknai sebagai “a disagreement on a point fisik perbatasan, maupun dari sisi faktor yang of law or fact, a conflict of legal views or mendasarinya. Perbatasan antarnegara secara interests between two persons”5. Pengertian fisik bisa dibedakan dalam 3 tipe, yaitu 1) sengketa antarnegara, atau dikenal dengan perbatasan alam (gunung, sungai, hutan); 2) istilah international dispute, dimaknai sebagai perbatasan artifisial (patok, tembok, pagar kawat); sosok negara menjadi subjek dalam hukum 3) perbatasan berdasarkan pada penentuan titik internasional, yang nota bene berperan sebagai koordinat. Batas pemisah wilayah perbatasan aktor dalam kasus sengketa ini.6 antara Thailand dan Kamboja didominasi oleh perbatasan alam yaitu Pegunungan Dong Rek Range. Sedangkan antara Thailand dan Laos 4 Penjelasan istilah ‘sengketa’ di sini lihat Awani Irewati dipisah oleh aliran Sungai Mekong yang juga (Ed), Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand–Kamboja, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015). merupakan perbatasan alam. Namun, untuk pemisah wilayah perbatasan antara Malaysia 5 Lihat pada Sandy Nur Ikfal Raharjo dan Awani Irewati, dan Indonesia ditandai dengan bangunan patok- “Gambaran Umum Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand- Kamboja” dalam Awani Irewati (Ed), Sengketa Wilayah patok sepanjang perbatasan, yang garis-garis Perbatasan Thailand–Kamboja, (Yogyakarta: Penerbit ANDI, batas daratnya berhenti hingga Pulau Sebatik. 2015), hlm. 10, yang didalamnya mengutip dan mencantumkan pandangan dari Mavrommatis Palestine Concessions Case Kelanjutannya ke arah timur dari Pulau Sebatik (1924) PCIJ Ser.A.No.2, hlm. 11. ditentukan dengan garis batas laut, yang hingga 6 kini masih dalam status perundingan antar dua Ibid., yang juga mengutip pandangan dari Anne Peters, “International Dispute Settlement: A Network of Cooperational negara. Duties”, EJIL, Vol. 14 No.1, 2003, hlm. 3.

42 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 Hal serupa juga dikemukakan oleh konflik à konflik terbuka à krisis à perang. Paul K. Huth yang mendefinisikan sengketa Untuk kasus-kasus yang diangkat dalam tulisan wilayah sebagai perselisihan antarnegara, yang ini, proses masalah antara Thailand dan Kamboja didalamnya terjadi saling menentang antarnegara yang memperebutkan candi Preah Vihear maupun atas hak kedaulatan atas tanah air atau batas-batas wilayah seluas 4,6 km² melewati tahap sengketa, wilayah peninggalan penguasa di masa lalu.7 lalu meningkat ke konflik, kemudian sempat Menurutnya ada tiga faktor utama penyebab mencapai tahap konflik terbuka, dan tahap suatu wilayah menjadi saling diperebutkan krisis dimana penggelaran dan kontak senjata satu sama lain, yaitu karena nilai sumber daya di wilayah perbatasan sempat dilakukan, meski alamnya, peninggalan sejarah yang bernilai tidak berlangsung lama. Kehadiran ASEAN tinggi (termasuk budaya dan populasi), dan letak sebagai fasilitator dengan memanfaatkan Ketua geografi yang strategis secara militer. ASEAN 2011, tingkatan kasus menurun ke tahap Menurut Niklas L.P. Swanstrom dan Mikael sengketa. Saat ini, sengketa Thailand–Kamboja S. Weissmann, ada beberapa tahap dari sengketa telah berakhir dengan keluarnya keputusan menjadi perang.8 Tahapannya dijelaskan dengan mahkamah internasional yang memenangkan menggunakan model “the conflict cycle” 9adalah Kamboja sebagai pemilik candi dan wilayah sengketa bisa mengarah naik menjadi konflik sekitarnya. apabila kondisi kedua belah pihak yang semula Pada kasus antara Thailand dan Laos tentang stable peace mengarah pada ketegangan yang perebutan wilayah antara Provinsi Xaignabouri, sudah meningkat (unstable peace), sehingga Laos dan Provinsi Phitsanulok di Thailand, tidak ada lagi jaminan atas kedamaian. Tahap sempat mengalami tahapan yang sama dengan berikutnya adalah kondisi konflik terbuka, yaitu Thailand dan Kamboja di tahun 1987-1988, ketika kedua belah pihak sudah bersiap segala bahkan ada juga yang menyebut situasi saat itu kekuatan menghadapi kemungkinan buruk yang sudah memasuki situasi perang. Akan tetapi, bisa dihadapinya. Tahap selanjutnya ialah kondisi kedua negara yang berkasus itu tiba pada satu krisis apabila penggunaan kekuatan militer sudah keputusan dengan kondisi status quo, dimana menjadi pilihan walaupun ini masih bersifat tahap sengketa masih belum dituntaskan. Pasca sporadic. Tahap yang paling tinggi intensitas 1988 keduanya lebih memilih jalan seperti konfliknya adalah perang, yaitu ketika kekerasan itu demi peningkatan hubungan kerja sama bersenjata terjadi dalam tempat yang bisa meluas ekonomi yang diyakini lebih menguntungkan. dan waktu yang tak terbatas. Pengembangan ekonomi perbatasan gencar Pada tiga kasus yang terjadi di ASEAN, dilakukan, sementara perundingan wilayah istilah ’sengketa’ dipakai dalam tulisan ini untuk perbatasan nampaknya kurang mengalami menjelaskan situasi yang terjadi. Sebagaimana kemajuan. Dengan kata lain, istilah ‘sengketa’ dituliskan di atas tentang tahapan dari ‘sengketa’ perbatasan Thailand–Laos hingga kini masih hingga menjadi ‘perang’ melewati ‘konflik’ disandingkan ke mereka dalam kondisi status (unstable peace) lalu ‘konflik terbuka’ menuju quo, karena belum ada penyelesaiannya. ‘krisis’ dan ‘perang’. Apabila ditulis secara Dua pulau, Sipadan dan Ligitan merupakan berurutan, tahapannya akan berupa: sengketa à dua pulau yang kepemilikannya diperebutkan

7 Penjelasan Paul K Huth, Standing Your Ground: Territorial oleh Malaysia dan Indonesia. Meski sempat Disputes and International Conflict, (Michigan: University of mengalami ketegangan dalam hubungan bilateral, Michigan, 1998), hlm. 19-23, yang juga dikutip dalam buku kasus kedua negara tidak sampai menyentuh Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand-Kamboja, ibid., hlm. 11. konflik terbuka, apalagi krisis dan perang. Denyut kasus lebih banyak berkisar antara ‘sengketa’ dan 8 Lihat pada Niklas L.P. Swanstrom dan Mikael S. Weissmann, ‘konflik’ (unstable peace), dan akhirnya berkisar “Conflict, Conflict Prevention and Conflict Management and Beyond: A Conseptual Exploration”, Concept Paper, Summer di tahap ‘sengketa’. Proses penyelesaian bilateral 2005, Uppsala: the Central Asia-Caucasus Institute & Silk Road sangat lama yaitu 8 tahun (terhitung tahun 1989 Studies, 2005, hlm. 9-11, http://www.mikaelweissmann.com/ wp-content/uploads/2014/12/051107_concept-paper_final.pdf, dimulainya pembahasan sengketa di tingkat kepala negara hingga 1997 ketika disepakati resmi 9 Ibid., hlm. 11.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 43 oleh kedua negara untuk membawa sengketa (kegiatan ilegal). Indonesia dengan Malaysia ke tingkat mahkamah internasional). Tahun seringkali timbul gesekan-gesekan perbatasan 2002 mahkamah internasional mengeluarkan yang bersifat fluktuatif. Demikian pula Thailand hasil pengajuan sengketa dua pulau, Sipadan– menghadapi masalah serupa dengan negara- Ligitan, dimana Malaysia adalah sebagai pihak negara tetangganya (Myanmar, Malaysia, yang berhak atas kepemilikan dua pulau itu. Kamboja, Laos). Ini semua adalah tantangan Dengan demikian, sengketa antara Malaysia yang tak mudah untuk diselesaikan maupun dan Indonesia atas dua Pulau, Sipadan – Ligitan dikelola agar sekecil apapun masalahnya harus telah berakhir. disikapi dengan tingkat kehati-hatian yang tinggi, 11 Tentang tipe penyelesaian sengketa, dua karena terkait dengan kedaulatan suatu negara. akademisi James McCall dan Jonas Tallberg, Tentang kedaulatan dan non-interference mengajukan dua tipe ideal, yaitu melalui principle yang dianut ASEAN selalu menjadi interstate dispute settlement dan supranational stressing points bagi para kritikus atas eksistensi dispute settlement.10 Sedangkan Keohane kurang ASEAN, sehingga tak jarang memandang lebih sama dalam memaknai penyelesaian sceptical pada ASEAN dalam mencapai sebuah sengketa seperti dua akademisi di atas. Esensinya, komunitas. Menlu Ali Alatas pernah menyatakan mereka sependapat bahwa pilihan terhadap bahwa adanya globalisasi dan kemajuan penggunaan tipe penyelesaian sengketa, baik teknologi telah membuat negara tidak bisa melalui perundingan bilateral atau melalui menutup diri dari dunia luar.12 Artinya, semua lembaga supranasional, sangat bergantung pada masalah domestik suatu negara menjadi terbuka kemauan dan kepentingan negara yang bertikai dan dengan mudah dan cepat bisa diketahui untuk memilih penyelesaian mana yang dianggap oleh dunia. Karena itu, prinsip tak boleh turut paling menguntungkan negaranya. campur masalah domestik negara, kemudian harus dilonggarkan dalam ASEAN. 2. Kedaulatan dan Non-Interference Dalam perkembangannya, ASEAN Principle dalam ASEAN sebenarnya tidak sekeras makna prinsip itu secara Secara umum, 10 negara ASEAN yang saling harafiah. Masalah demokrasi dan pelanggaran berbatasan secara darat dan laut memiliki HAM di Myanmar, pencemaran lingkungan masalah perbatasan satu sama lain. Kedekatan seperti efek kebakaran hutan di Indonesia tidak geografis ini sering menimbulkan permasalahan lepas dari perhatian dan sikap kritis negara- kompleks, baik pelanggaran di wilayah negara ASEAN. Bantuan teknis diberikan perbatasan/kedaulatan maupun kegiatan- untuk mengatasi haze akibat kebakaran hutan di kegiatan ilegal di perbatasan. Belum tuntasnya Sumatera, serta fasilitas ASEAN dimanfaatkan perundingan tentang kesepakatan garis batas dalam melakukan pendekatan ke Myanmar. wilayah antarnegara bisa menimbulkan masalah Kembali mengutip apa yang dikatakan oleh saling klaim wilayah. Bahkan kesepakatan garis Menlu Ali Alatas (saat itu) yang mengambil batas wilayah antarnegara yang sudah dicapaipun contoh dari integrasi EU “They don’t lose seringkali masih juga menimbulkan masalah. their sovereignty, but pool it to achieve bigger 13 Sebagai contoh, Indonesia yang berbatasan objectives.” Maksudnya adalah kedaulatan darat maupun laut dengan 10 negara tetangganya juga tak luput dari masalah seputar perbatasan 11 Masalah kedaulatan di ASEAN masih menjadi hal yang penting dan sensitif, meski Komunitas ASEAN sudah terbentuk. (garis batasnya) maupun masalah di perbatasan Bagi ASEAN menjadi satu komunitas tidak berarti perihal politik dan hukum terkait kedaulatan negara bangsa, kemudian menjadi “diperlemah”. Masalah kedaulatan/sovereignty dan 10 Diambil dari penjelasan yang dikemukakan dalam Awani non-interference principle adalah dua hal yang sensitif bagi Irewati (Ed), Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand–Kamboja, ASEAN dan sering dipandang sebagai kendala didalam (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015), yang didalamnya mengutip mencapai sebuah integrasi kelompok. pemjelasan dari James McCall Smith dan Jonas Tallberg, 16 Oktober 2008, “Dispute Settlement in World Politics: State, 12 Abdul Khalik, “Sovereignty, non-Interference should not Supranational Prosecutors, and Compliance”, makalah pada hinder ASEAN Integration”, The Jakarta Post, 16 Maret 2007. Covington and Burling LLPand Stockholm University, hlm. 1-48. 13 Ibid.

44 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 dimaknai tidak akan hilang selama itu demi ini sudah banyak terjadi di dalam ASEAN tujuan dan keutuhan bersama dalam ikatan maupun di sekelilingnya. Kasus-kasus sengketa integrasi. yang diangkat dalam tulisan ini, yaitu antara Hal senada juga dikemukakan oleh Menhan Thailand dengan Kamboja; antara Indonesia Juwono Sudarsono bahwa tidak ada satu dengan Malaysia; antara Thailand dengan negarapun yang bisa memiliki kedaulatan Laos merupakan contoh-contoh kasus yang absolut, dan tak ada negara yang bisa melindungi sudah selesai dan belum selesai alias status quo perbatasannya secara absolut.14 Karena itu, (Thailand–Laos), yang sangat mengedepankan negara harus “mengurangi” kedaulatannya demi ‘harga mati’ itu dalam memperjuangkan mutual interest. Sementara yang dikemukakan ‘sejengkal’ perbatasan sebagai hak kedaulatan. oleh mantan Sekjen ASEAN, Rodolfo C. Severino: 3. Garis Batas Darat: Delimitasi dan Demarkasi ..that non-interference is not a doctrine that is adhered to and applied on dogmatic or Dari sejumlah perbatasan darat antarnegara ideological ground. It springs from a practical yang ada, belum semua kesepakatan dan need to prevent external pressure from being penetapan tentang garis perbatasan dicapai secara exerted against the perceived national interest – bersama. Meski penentuan garis perbatasan or the interest of the regime. Essentially arising darat antarnegara masih ada yang sedang dalam from pragmatic considerations, ASEAN’s prac- perundingan bahkan ada sisi perbatasan tertentu 15 tice of non interference has not been absolute. yang belum dicapai kesepakatan (dalam Jelas statement mantan Sekjen ini kondisi status quo), pada umumnya hubungan menegaskan bahwa prinsip tidak turut campur/ antarnegara (khususnya antar masyarakat non-interference bukanlah sebuah doktrin yang berbatasan) relatif tetap bisa berjalan normal. mutlak sebagaimana sebuah ideologi maupun Ini terutama didorong oleh adanya hubungan dogmatis. Prinsip ini diterapkan atas dasar ekonomi terutama hubungan perdagangan. Di kepentingan praktis untuk mencegah adanya bawah kondisi yang demikian ini, wilayah tekanan luar terhadap kepentingan nasional. perbatasan semacam ini sangat rentan atas Pertimbangan pragmatis menjadi esensi dari apa terjadinya masalah-masalah yang berkategori yang ditegaskan oleh Severino. ilegal. Jangankan wilayah perbatasan dengan garis perbatasan yang belum selesai ditetapkan Beberapa pandangan tentang penerapan dan disepakati bersama antarnegara, wilayah prinsip tidak turut campur dalam masalah perbatasan dengan garis-garis batasnya yang domestik suatu negara di ASEAN, pada dasarnya sudah resmipun seringkali masih memunculkan bukan ‘harga mati’. Namun, pada kasus tertentu masalah. bisa saja masalah kedaulatan itu menjadi ‘harga mati’. Pada tingkatan tertentu ketika sejengkal Faktanya, garis batas antarnegara yang sudah wilayah darat/tanah dan laut suatu negara diklaim jelas dan sah ketentuan garisnya pun seperti ataupun ‘digoyang’ oleh negara lain sebagai perbatasan antara Thailand Selatan dan Malaysia miliknya, keadaan ini bisa menimbulkan masalah Utara yaitu antara Sadao dan Bukit Hitam yang sangat sensitif. Pada kasus semacam tak lepas dari kegiatan ilegal, atau di wilayah perbatasan lainnya sepanjang Sungai Kolok yang 14 Ibid. memisahkan antara kedua negara itu bisa menjadi 15 Lee Jones, “ASEAN’s Unchanged Melody? The Theory ‘akses’ bagi gerakan separatisme ataupun and Practice of ‘Non Interference’ in Southeast Asia”, yang penyelundupan.16 Contoh lain, bisa disaksikan mengutip dari Rodolfo C. Severino, Southeast Asia in Search of an ASEAN Community: Insights from the Former ASEAN apa yang kerap terjadi di perbatasan darat antara Secretary General, (Singapore: ISEAS, 2006), hlm. 94. Untuk memahami lebih jauh tentang penerapan prinsip non- 16 Berdasarkan hasil penelitian lapangan di perbatasan antara interference ini di ASEAN bisa dibaca pada makalah yang Thailand Selatan – Malaysia Utara yang dilakukan penulis ditulis oleh Lee Jone. Dalam tulisannya diketengahkan tentang dengan tim Perbatasan P2P-LIPI pada bulan Mei tahun 2012 kajian teori dan praktek dalam memandang non-interference yang berjudul Kerja Sama Perbatasan Thailand – Malaysia ini dengan menyinggung pandangan dari “constructivists” Dalam Mengatasi Illegal Border Crossing (sedang dalam versus “realists”. proses penerbitan).

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 45 Malaysia dan Indonesia. Geser menggeser patok hendak ditentukan garis-garis batasnya, lengkap perbatasan seringkali memunculkan masalah dengan dokumen-dokumen resmi sebagai dasar tersendiri dalam hubungan keduanya. pendukung argumentasi dalam meja perundingan Pada kenyataannya memang tidak mudah antarnegara. bagi negara yang saling berbatasan untuk Ada banyak definisi yang bisa kita temui melakukan perundingan tentang garis-garis dalam buku-buku perbatasan tentang pengertian batas wilayah. Proses perundingan melalui istilah delimitation dan demarcation. Salah perhitungan teknis di lapangan yang tidak mudah satunya definisi yang dikemukakan oleh di masing-masing negara memakan waktu yang McMahon (1897): relatif lama. Tahap perundingan yang dilakukan oleh pemerintah dari kedua belah pihak untuk “...Delimitation covers...all the prelimi- nary processes and procedure involved before mencapai satu kesepakatan bersama tidak a boundary is laid down on the ground...Hav- bisa hanya dilakukan dalam waktu singkat. ing done all that, you then come to work on Selanjutnya, ketika kesepakatan antarnegara the ground, and then the process ceases to be (pemerintah) dalam delimitasi perbatasan sudah delimitation and becomes demarcation.” 18 dicapai, proses selanjutnya akan ditindaklanjuti oleh instansi pemerintah yang terkait langsung Curson (1907) juga memberi batasan pada dengan pelaksanaan teknis demarkasi di lapangan kedua istilah itu yaitu: – perbatasan . “I use the word intentionally as applying Dalam tahap inipun, instansi-instansi teknis to the final stage and the marking out of the yang melakukan demarkasi juga akan melakukan boundary on the spot. Diplomatic agents and secara bersama dengan instansi-instansi teknis documents habitually confound the meaning of dari negara yang berbatasan. Tugas instansi yang the two words ‘delimitation’ and ‘demarcation’, using them as if they were interchangeable melakukan demarkasi ini sangat berat karena terms. This is not the case. Delimitation signi- secara teknis tentu kendala di lapangan seperti fies all the earlier processes for determining a kondisi topografi, rintangan alam termasuk pula boundary, down to and including its embodiment perbedaan persepsi penarikan dan penentuan in a Treaty or Convention. But when the local garis-garis batas dari masing-masing pihak bisa Commissioners get to work, it is not delimitation 19 terjadi. but demarcation on which they are engaged.” Dalam makalahnya, Adler menuliskan Dengan kemajuan teknologi peralatan bahwa ada dua kelompok ahli di dalam proses pengukuran yang semakin canggih diharapkan pembuatan perbatasan maupun manajemen bisa semakin meningkatkan proses pelaksanaan perbatasan, yaitu boundary architects dan delimitation, khususnya demarcation, sehingga boundary engineer.17 Yang pertama itu mencakup masalah garis perbatasan antarnegara yang belum negarawan, politisi, diplomat, lawyer yang berlatar belakang ilmu hubungan internasional, 18 Dikutip dalam Dennis Rushworth, “Mapping in Support of hukum, sejarah, ilmu politik dan ekonomi. Frontier Arbitration: Delimitation and Demarcation”, IBRU Sedangkan yang terakhir meliputi surveyors Boundary and Security Bulletin Spring 1997, https://www.dur. ac.uk/resources/ibru/publications/full/bsb5-1_rushworthlm.pdf, and mappers, yang berlatar belakang geografi, diakses pada tanggal 9 Mei 2014. geodesi, kartografi, dan ilmu komputer. Bisa 19 dibayangkan betapa tidak mudahnya untuk Ibid. Menurut Vocabulary.com dituliskan “A demarcation is a line, boundary, or other conceptual separation between mencapai satu titik kesepakatan bersama tentang things. Geographically, a demarcation might be the border that garis-garis perbatasan antarnegara. Pada titik separates two countries or the river that divides two regions.” awal sangat dibutuhkan kajian-kajian mendalam Dijelaskan lebih jauh bahwa istilah ‘demarcation’ berasal dari kata German yang berarti tanda (mark).Selain digunakan untuk tentang sejarah suatu perbatasan wilayah yang menunjuk batas geografi maupun perbatasan, kata ini sering pula digunakan untuk menggambarkan garis antara kategori 17 Ron Adler, “Surveyors Role in Delineation and Demarcation atau kelompok. Sebagai contoh “a definite demarcation exists of International Land Boundaries”, JS20 International Borders, between people who love the Boston Red Sox and those FIG XXII International Congress, Washington, DC, USA, 19-26 who love the New York Yankees”, http://www.vocabulary.com/ April 2002, https://www.fig.net/pub/fig_2002/Js20/JS20_adler. dictionary/demarcation#word=demarcation%20line diakses pdf, diakses pada tanggal 9 Mei 2014. pada tanggal 9 Mei 2014.

46 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 seluruhnya selesai akan semakin dipercepat regional differences.” Deklarasi ini menyodorkan pelaksanaannya. Kedua negara yang sedang poin-poin penting yang tercantum dalam Bab IV melakukan proses itu bergerak dibawah komisi TAC (Treaty of Amity and Cooperation) yang perbatasan yang dibentuk bersama, dan komisi ini harus dihormati dan dijalankan oleh negara- terus berunding tentang garis-garis perbatasan. negara ASEAN. Ada 3 tahap yang harus dilalui apabila terjadi sengketa, yaitu: Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan ASEAN 1. Pencegahan meningkatnya sengketa serta upaya penyelesaian melalui negosiasi Ketika ASEAN terbentuk melalui Deklarasi langsung antarpihak yang bertikai. Hal itu Bangkok (Bangkok Declaration) pada tahun ditegaskan dalam pasal 10 yang berbunyi: 1967, belum ada ketentuan didalamnya tentang pentingnya sebuah mekanisme penyelesaian “Each High Contracting Party shall not in sengketa apabila terjadi sengketa di dalam any manner or form participate in any activity which shall constitute a threat to the political ASEAN. Yang tertera dalam Deklarasi Bangkok and economic stability, sovereignty, or territori- ditujukan: al integrity of another High Contracting Party.” “To promote regional peace and stability through abiding respect for justice and the rule 2. Pasal 13 menekankan bahwa “the High of law in the relationship among countries of Contracting Party” diwajibkan menahan the region and adherence to the principles of diri dari hal-hal yang bisa memicu terjadinya the United Nations Charter.”20 sebuah ancaman ataupun penggunaan kekuatan serta harus memprioritaskan Pada saat itu, apabila terjadi sengketa penyelesaian sengketa melalui negosiasi antarnegara ASEAN akan diselesaikan di bawah damai (“the High Contracting Parties shall kondisi dan kesepakatan bersama berdasarkan have the determination and good faith to aturan hukum dan mengacu pada prinsip-prinsip prevent disputes from arising. In case of piagam PBB. disputes on matters directly affecting them, Namun setelah itu, seiring dengan perjalanan they shall refrain from the threat or use dan perkembangan organisasi ASEAN, sudah of force and shall at all times settle such dimiliki tiga mekanisme penyelesaian sengketa disputes among themselves through friendly yang dikembangkan ASEAN, yaitu mekanisme negotiations”). versi TAC (1976 dengan Deklarasi Bali Concord 3. Pasal 14 dari TAC berisikan mekanisme I); Protokol Mekanisme Penyelesaian Sengketa penyelesaian sengketa selanjutnya melalui (Protocol on Dispute Settlement Mechanism) pengawasan High Council yang terdiri dari dibentuk 1996 khusus menangani perselisihan satu perwakilan tingkat menteri dari masing- ekonomi; Piagam ASEAN (2007). Untuk masing negara anggota yang berjumlah penyelesaian sengketa perbatasan, mekanisme 10 negara anggota bersama dengan pertama dan ketiga menjadi dasar analisis negara-negara nonASEAN yang terlibat penulisan ini. langsung dalam sengketa. Apabila cara friendly negotiation yang dilakukan tidak 1. Mekanisme Dalam TAC (Treaty of mendatangkan hasil positif, High Council Amity and Cooperation) dapat merekomendasikan kepada pihak yang Kesepakatan dalam TAC dengan Deklarasi Bali bersengketa sebuah penyelesaian melalui 1976 menyatakan “Member states, in the spirit jasa baik (good offices), mediasi, inquiry or of ASEAN solidarity, shall rely exclusively on conciliation (Pasal 15). peaceful processes in the settlement of intra- 4. Pasal 16 menyatakan bahwa apabila melalui friendly negotiation tidak berhasil, mereka 20 Walter Woon SC, “Dispute Settlement The ASEAN Way”, http://cil.nus.edu.sg/wp/wp-content/uploads/2010/01/ bisa menyerahkan sengketa ke High Council WalterWoon-Dispute-Settlement-the-ASEAN-Way-2012.pdf, untuk dibicarakan didalamnya, yang diakses pada tanggal 9 Mei 2014.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 47 memungkinkan untuk menyertakan negara “The Secretary-General of ASEAN, nonASEAN yang terikat pada TAC namun assisted by the ASEAN Secretariat or any other tidak terlibat dalam sengketa terkait. designated ASEAN body, shall monitor the compliance with the findings, recommendations 5. Pasal 17 menyatakan bahwa para pihak or decisions resulting from an ASEAN dispute yang bersengketa setelah melalui tahapan settlement mechanism, and submit a report to perundingan di atas bisa merujuk pada pasal the ASEAN Summit. “ 33 ayat 1 Piagam PBB, yaitu menyerahkan 5. Selanjutnya, para pihak yang bersengketa penyelesaian sengketa menurut cara yang bisa memutuskan secara bersama untuk diatur dalam Piagam PBB. melanjutkan penyelesaian sengketa ke tingkat yang lebih tinggi yaitu menggunakan 2. Mekanisme dalam Piagam ASEAN mekanisme yang tertera dalam Piagam (ASEAN Charter) PBB Bab IV pasal 33 ayat1. Ketentuan itu Dengan adanya Piagam ASEAN (2007), berbunyi: mekanisme penyelesaian sengketa sesungguhnya tidak jauh berbeda dengan apa yang sudah “The parties to any dispute, the continuance of which is likely to endanger the maintenance dirintis dalam TAC. Terwujudnya mekanisme of international peace and security, shall, first penyelesaian sengketa ala Piagam ASEAN of all, seek a solution by negotiation, enquiry, dimaksudkan untuk mendorong sebuah organisasi mediation, conciliation, arbitration, judicial ini, terutama bagi terbentuknya Komunitas settlement, resort to regional agencies or ASEAN, untuk memiliki pijakan kerangka arrangements, or other peaceful means of their hukum yang jelas dan mengikat bagi negara own choice (ayat 1), The Security Council shall, ASEAN. when it deems necessary, call upon the parties to settle their dispute by such means. “ (ayat 2). Prosedur penyelesaian sengketa berdasarkan Piagam ASEAN yang termaktub dalam Bab VIII pasal 22 – 28 (lihat bagan 1) berisikan sebagai berikut: 1. Pasal 22 menyatakan perlunya upaya negosiasi, dialog dan konsultasi disertai dengan (wajib) menahan diri untuk tidak menggunakan cara kekerasan. 2. Apabila cara di atas kurang berhasil, pihak yang bersengketa bisa merujuk pada pasal 23. Isi dari pasal 23 menyatakan mekanisme penyelesaian sengketa melalui jasa-jasa baik (good offices), mediasi, konsiliasi. 3. Mekanisme melalui arbitrase bisa dipakai oleh pihak yang bersengketa apabila mekanisme sebelumnya tidak berhasil. Hal ini termaktub dalam pasal 25. 4. Pasal 27 menegaskan mekanisme penyelesaian sengketa dibawa ke KTT (Konferensi Tingkat Tinggi) ASEAN sebagaimana tertera dalam ayat 1 yang berbunyi:

48 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58

Negara anggota ASEAN

INTERNATIONAL COURT

OF JUSTICE (ICJ) Sengketa Bilateral ASEAN

Negara anggota ASEAN

TAC (1976) PIAGAM ASEAN (2007) BAB IV PASAL 13-17 BAB 8 PASAL 22-28

Pasal 13 Pasal 22 Tahap I (Friendly Negotiation) Mekanisme I 1. Negosiasi 1. Negosiasi 2. Dialog 2. Dialog 3. Konsultasi 3. Konsultasi (Menahan diri (wajib) tidak (Menahan diri (wajib) tidak menggunakan kekerasan menggunakan kekerasan

Pasal 23 Pasal 14 Mekanisme melalui Jasa-jasa baik: Tahap II mediasi, konsiliasi (Pacific settlement of Disputes) The High Council 1. Mediasi 2. Penyelidikan 3. Konsiliasi Pasal 25 Mekanisme Arbitrase

Pasal 17 Pasal 27 Tahap III Mekanisme KTT TAC mengatur mekanisme damai yang terdapat dalam Pasal 33 (1) Piagam PBB

Pasal 28 Mekanisme Piagam PBB Pasal 33 ayat 1

Sumber: Disusun oleh Tim Perbatasan P2P-LIPI, 2014.

Gambar 2. Bagan Mekanisme Pengelolaan dan Penyelesaian Sengketa Perbatasan di Negara Anggota ASEAN

Dari uraian mekanisme di atas (Gambar 2) Penegasan inilah yang digambarkan dalam Bagan bisa disimpulkan bahwa langkah pertama (dan ini 1 yang berkisar pada level bilateral, sebagaimana penting dalam ASEAN) yang harus diupayakan dicantumkan di TAC (pasal 13) maupun Piagam oleh pihak-pihak yang bersengketa adalah upaya ASEAN (pasal 22) sebagai upaya awal di dalam negosiasi, dialog dan konsultasi untuk mencapai ASEAN. satu titik pemahaman atas munculnya sengketa. Dalam Gambar 2 itu juga digambarkan Upaya ini dijabarkan baik di dalam TAC maupun adanya prosedur penyelesaian di tingkat di Piagam ASEAN. Tahap awal inilah yang International Court of Justice (ICJ). Dalam selalu ditekankan oleh ASEAN sebagai langkah hal ini, tidak tertutup kemungkinan sengketa meredam sengketa agar tidak semakin meluas. yang tidak bisa diselesaikan di dalam ASEAN,

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 49 diteruskan ke ICJ berdasarkan kesepakatan Joint Working Group (JWG).24 Tidak hanya bersama. Lalu mekanisme seperti apa yang sudah sampai di sini, masing-masing Kepala Negara dilalui oleh negara-negara yang bersengketa juga menunjuk wakil-wakil khusus/introlocutor untuk menyelesaikan maupun meredam sengketa untuk melakukan penjajagan adanya peluang itu? untuk penyelesaian sengketa. Namun, upaya keras JWG ataupun wakil-wakil khususnya tidak Kasus Sengketa dan Solusi yang diambil menghasilkan apapun. oleh Negara-Negara ASEAN Atas usulan Malaysia, akhirnya pada 14 September 1994, kasus sengketa diusulkan 1. Sengketa Malaysia – Indonesia untuk diajukan ke tingkat internasional, yaitu Sengketa antara Malaysia dan Indonesia21 Mahkamah Internasional (ICJ). Indonesia, ditemukan ketika perundingan tahun 1969 melalui Mochtar Kusumaatmadja sebenarnya oleh kedua negara tidak mencapai kesepakatan kurang menyetujui adanya pelibatan pihak dalam upaya delimitasi landas kontinen di Laut ketiga dalam proses penyelesaian sengketa Sulawesi di mana Pulau Sipadan dan Ligitan di ASEAN. Meskipun keanggotaan ASEAN berada, meski keduanya berhasil melakukan saat itu masih berjumlah 5 negara, Mochtar delimitasi Landas Kontinen di Selat Malaka, Kusumaatmadja lebih memilih permasalahan Selat Singapura, dan Laut China Selatan pada 22 di ASEAN diselesaikan lewat Dewan Tinggi September 1969.22 Berkaitan dengan hal tersebut, (High Council) sebagaimana tercantum dalam kedua negara menyetujui sebuah treaty pada 27 TAC 1979 ASEAN. Bulan Oktober 1996 kedua Oktober 1969, dan saling bertukar ratifikasi pada pimpinan negara, akhirnya, menyetujui sengketa 7 November 1969. dibawa ke ICJ. Pada 2 November 1998, kedua pihak menyerahkan berkas-berkas ke ICJ, dan Selang 10 tahun kemudian, Malaysia secara 4 tahun kemudian tepatnya 17 Desember 2002, sepihak mengeluarkan sebuah peta baru yang ICJ mengumumkan sengketa dimenangkan oleh menyertakan di dalamnya Sipadan-Ligitan dan pihak Malaysia dengan 16 suara banding 1 suara. Batu Puteh tahun 1979. Hal ini menimbulkan tindakan protes dari Indonesia dan Singapura. Indonesia dibawah Presiden Suharto melontarkan Solusi penolakan formal atas terbitnya peta Malaysia Secara umum ada tiga tipe penyelesaian sengketa yang ditujukan ke Perdana Menteri Datuk antarnegara ASEAN. Pertama, penyelesaian Hussein Onn, dan mendiskusikannya pada 26 sengketa perbatasan melalui tahap bilateral Maret 1980.23 Berikutnya, Presiden Suharto, untuk selanjutnya diputuskan bersama ke melakukan pertemuan berturut-turut dengan tahap multilateral /internasional (ICJ). Kedua, Perdana Menteri Malaysia yang baru, Mahathir penyelesaian sengketa secara bilateral, Muhamad pada tahun 1992, 1993, 1994. Instruksi kemudian berlanjut ke tingkat internasional untuk penyelesaian masalah bilateral intensif (ICJ) yang diajukan sepihak, tetapi dari tingkat ditingkatkan melalui pertemuan tingkat teknis ini dikembalikan langsung ke tingkat regional/ seperti Senior Official, Joint Commision, dan ASEAN. Ketiga, melalui tahap bilateral, ke tingkat internasional dan kembali ke bilateral untuk kemudian diputuskan dibawah kondisi status quo, yang disikapi kedua belah pihak 21 Ulasan tentang Sengketa antara Malaysia-Indonesia ini diambil dari hasil penelitian Tim Perbatasan P2P-LIPI dengan sebuah kerja sama persahabatan. Yang tentang Mekanisme Pengelolaan dan Penyelesaian Sengketa terakhir ini sesungguhnya menunjukkan tipe Perbatasan ASEAN, tahun 2014 (sedang dalam proses pengelolaan sengketa perbatasan, karena penerbitan). sengketanya itu sendiri belum diselesaikan. 22 Asri Salleh, Che Hamdan Che Mohd Razali and Kamaruzaman Jusoff, “Malaysia’s policy towards its 1963 - 2008 territorial Disputes”, Journal of Law and Conflict Resolution, Vol. 1(5), Oktober, 2009, hlm. 107-116.

23Ibid., hlm. 110. 24 Pailah, Op cit., hlm. 40.

50 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58

(Indonesia–Malaysia Joint Committee).27 Sehubungan perundingan di tingkat ini juga tidak Malaysia ASEAN menghasilkan kemajuan, pada akhirnya masing- Multilateral/ Bilateral High masing pimpinan negara menunjuk perwakilan ICJ Council Indonesia pribadi, dengan harapan kedekatan pribadi bisa lebih mudah memberi hasil perundingan yang lebih jelas. Presiden Indonesia Soeharto dan Perdana Sumber: Bagan sengketa antarnegara ini dimodifikasi Menteri Malaysia Mahathir Mohamad oleh penulis, yang diinspirasi dari bagan besar milik mendisposisikan perundingan sengketa ini Tim Perbatasan P2P-LIPI (2011-2013). masing-masing kepada Menteri/Sekretaris Negara Moerdiono dan Wakil PM Anwar Gambar 3. Bagan Alur Penyelesaian Sengketa Sipadan-Ligitan Ibrahim. Namun, dalam rentang waktu yang begitu lama, hasil perundingan di tingkat inipun tidak menunjukkan kemajuan signifikan. Gambar 3 di atas memaparkan alur Akhirnya upaya pendekatan diserahkan kembali penyelesaian sengketa dari tingkat bilateral kepada masing-masing pimpinan negara. menuju multilateral-ICJ. Penyelesaian sengketa Kedua pimpinan negara ini, akhirnya sepakat dua Pulau Sipadan dan Ligitan merupakan satu mengusulkan masalah ini untuk dibawa ke contoh penyelesaian sengketa kepemilikan mahkamah internasional. pulau berdasarkan argumentasi historis dari masing-masing pihak yang relatif tanpa gejolak Jika melihat proses dan waktu penyelesaian sengit25 sebelum diajukan ke International Court secara bilateral, kedua negara sudah mengikuti of Justice (ICJ). tahapan yang dianjurkan dalam Pasal 13 Bab IV yang tercantum dalam TAC (Treaty of Amity Tahap penjelasan alur solusi sengketa and Cooperation) 1976, yaitu tahap friendly disajikan pada uraian sebagai berikut: negotiation yang mencakup negosiasi, dialog, dan konsultasi dengan menahan diri tidak Alur 1àBilateral menggunakan kekerasan. Alur sengketa antara Malaysia–Indonesia Selanjutnya, di tahap II pada Pasal 14 perihal didahului dengan perundingan bilateral, yang Pacific Settlement of Disputes yang mencakup kalau diikuti prosesnya mencerminkan tahapan proses mediasi, penyelidikan, dan konsiliasi yang cukup variatif. Perundingan itu dimulai tahun sudah dilalui oleh Malaysia dan Indonesia 1969 dengan keputusan Indonesia mendaulat berdasarkan kesepakatan bersama. Di tahap ini, 26 kedua pulau itu berdasarkan Konvensi 1891. keduanya tidak menyentuh /memberi kesempatan Setelah terhenti lama, perundingan dimulai sedikitpun ke mekanisme the High Council kembali tahun 1991 dengan pembentukan dalam TAC (1976) untuk bekerja. Komite Bersama Indonesia–Malaysia Alur 2à Ke Tingkat Internasional Pada akhirnya, kedua pimpinan negara sepakat 25 Sengketa Sipadan-Ligitan antara Malaysia dan Indonesia ini untuk mengajukan persengketaan Sipadan- memang tidak diawali dengan satu perseteruan fisik (dalam arti kontak senjata) sebagaimana yang terjadi pada persengketaan Ligitan ke tingkat internasional tanpa adanya perbatasan antara Thailand dan Laos maupun antara Thailand aksi ‘buying time’ dari kedua belah pihak pada dan Kamboja. Hubungan Malaysia–Indonesia menjadi tegang bahkan bergejolak di tingkat masyarakatnya setelah keputusan 2 November 1998. Mengapa langsung diajukan ICJ tentang kepemilikan Sipadan– Ligitan menetapkan ke tingkat internasional?. Bukankah sengketa ini Malaysia sebagai pihak yang berhak atas kedua pulau itu. bisa diajukan terlebih dulu ke tingkat regional, 26 CPF Luhulima, “Kasus Sipadan–Ligitan Sebagai Satu yaitu ASEAN High Council dalam TAC (1976)?. Pembelajaran Bagi Penyelesaian Sengketa di Laut Sulawesi”, Alasan mendasar bagi Malaysia ialah apabila dalam Awani Irewati (Ed.) Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia-Malaysia di Laut Sulawesi, (Jakarta: P2P-LIPI, 2006), hlm. 113. 27 Ibid., hlm. 114.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 51 sengketa ini diajukan ke High Council, maka Internasional tidak mendasarkan pengambilan dewan juri yang duduk dalam dewan itu tidak lain keputusannya atas dasar isi pasal Konvensi adalah negara-negara ASEAN yang mana hampir 1891 ini. Mahkamah menetapkan keputusannya semuanya memiliki masalah perbatasan dengan berdasarkan azas effectivités, yaitu apa yang Malaysia. Faktor subyektivitas dalam keputusan sudah dilakukan oleh pihak Indonesia (sejak yang dihasilkan dikhawatirkan (oleh Malaysia) ketika masih dikuasai Hindia Belanda) dan bisa terjadi. Sementara Indonesia, berdasarkan apa pula yang sudah dilakukan oleh Malaysia faktor kedekatan Soeharto dengan Mahathir (termasuk ketika masih dikuasai Inggris). menyetujui sengketa ini dibawa langsung ke Pada akhirnya Mahkamah Internasional (ICJ) Mahkamah Internasional.28 mengeluarkan keputusan tentang kepemilikan Keyakinan Indonesia atas dua pulau ini Sipadan-Ligitan kepada Malaysia pada 17 didasarkan pada Konvensi 1891, utamanya Desember 2002. pada pembukaan konvensi “…of defining the Sampai di sini, kedua negara mengikuti boundaries between the Netherlands possessions tahap III dari Pasal 17 TAC (1976) yang mana in the Island of Borneo and the States in that mengatur mekanisme damai untuk lanjut ke Island which are under British protection”. 29 Itu mekanisme berikutnya, yaitu tahap yang lebih dipertegas dengan ketentuan penting Konvensi tinggi sesuai dengan bunyi Pasal 33 (1) Piagam yang tercantum pada Pasal IV konvensi yang PBB. Pada Chapter 6 Pacific Settlement of berbunyi:30 Disputes Pasal 33 Piagam PBB ini berbunyi:32

From 4° 10’ north latitude on the east Ayat 1: The parties to any dispute whose coast the boundary-line shall be continued continuance is likely to endanger the main- eastward along that parallel, across the island of tenance of international peace and security Sebitik: that portion of the island situated to the shall, first of all, seek a solution by negotiation, north of that parallel shall belong unreservedly inquiry, mediation, conciliation, arbitration, to the British North Borneo Company, and the judicial settlement, resort to regional agencies portion south of the parallel to the Netherlands. or arrangements, or other peaceful means of their own choice. Isi Pasal IV yang mencantum kata “across” (dalam versi bahasa Inggris) dan “over” (dalam Ayat 2: The Security Council shall, when it versi bahasa Belanda), menurut interpretasi deems necessary, call upon the parties to settle dewan juri di ICJ mengandung dua pengertian their dispute by such means. yang berbeda. Dalam tulisan Luhulima dijelaskan lebih mendalam tentang makna ganda atas Kandungan Ayat 1 itu sangat menganjurkan kedua kata ini.31 Namun faktanya, Mahkamah tahap 1 (friendly negotiation) hingga tahap- tahap yang bersifat nonkekerasan terlebih dulu 28 Sebagaimana diceritakan secara langsung oleh CPF Luhulima kepada penulis. Tentang ini bisa lihat lebih jauh pada tulisan diupayakan oleh pihak-pihak yang bersengketa CPF Luhulima, “Kasus Sipadan – Ligitan Sebagai Satu sebagai cara penyelesaiannya sesuai dengan Pembelajaran Bagi Penyelesaian Sengketa di Laut Sulawesi,” kesepakatan bersama. dalam Awani Irewati (Ed.), Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia – Malaysia di Laut Sulawesi, (Jakarta: P2P-LIPI, 2006). interpretasi berbeda ketika dinarasikan dalam 2 bahasa. “From 4°10’ north latitude on the east coast the boundary line shall 29 Merrils, JG, “Sovereignty over Pulau Ligitan and Pulau be continued eastward along the parallel, across the island of Sipadan (Indonesia v Malaysia), Merits, Judgement of 17 Sebitik:....” (versi bahasa Inggris). “Van 4°10’ noorder breedte December 2002, The International and Comparative Law ter oostkust zal de grenslijn oostwaarts vervolgd worden langs Quarterly, Vol. 52 Issue. 3, Juli 2003, hlm. 798. die parallel over het eiland Sebitik;..” (versi bahasa Belanda). Mahkamah Internasional melihat kedua versi ini memiliki 30 Ibid. Hal yang sama juga dikutip dalam CPF Luhulima, interpretasi yang berbeda. Kata “across” bisa bermakna “Kasus Sipadan – Ligitan Sebagai Satu Pembelajaran Bagi “melintasi” suatu pulau (yaitu Sebitik) atau berhenti pada ujung Penyelesaian Sengketa di Laut Sulawesi”, dalam Awani Irewati pantai pulau dimaksud. Sedangkan “over” bermakna berlanjut (Ed.), Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia-Malaysia melampaui pulau dimaksud hingga terus ke arah timur. Ibid., di Laut Sulawesi, (Jakarta: P2P-LIPI, 2006), hlm. 120. hlm.120-121.

31 Artikel IV Konvensi 1891 yang dipakai sebagai dukungan 32 The United Nations Charter, Treaties and Alliances of the klaim atas Sipadan dan Ligitan oleh Indonesia memiliki World, (London: John Harper Publishing, 2007).

52 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58

Dari penjabaran tentang alur penyelesaian 2& 5 Thailand sengketa dua Pulau Sipadan dan Ligitan 1 bisa disimpulkan bahwa kedekatan pribadi DK-PBB Bilateral ASEAN antara pimpinan negara Indonesia Soeharto Multilateral/ICJ Kamboja dan Malaysia Mahathir Mohamad saat itu 4 mampu menyelesaikan sengketa perbatasan, tanpa memunculkan kontak senjata (berbeda 3 dari sengketa perbatasan antara Thailand dan Kamboja dan sengketa antara Thailand dan Sumber: Bagan sengketa antarnegara ini dimodifikasi Laos). oleh penulis, yang diinspirasi dari skema besar milik Tim Perbatasan P2P-LIPI (2011-2013). Tidak dipakainya mekanisme penyelesaian sengketa melalui ASEAN High Council, Gambar 4. Bagan Alur Penyelesaian Sengketa sesungguhnya ini melemahkan fungsi High Thailand-Kamboja Council menghadapi sengketa internal. Media penyelesaian sengketanya lantas dipilih media Namun, selang 46 tahun kemudian, ketika yang berada di luar zona internal, yaitu ICJ UNESCO menetapkan Candi Preah Vihear meski ini masih masuk dalam tahap akhir yang sebagai warisan situs dunia (World Heritage Site) dicakup dalam Pasal 17 TAC. Kesepakatan pada tahun 2008, Thailand memperlihatkan sikap tanpa menggunakan High Council merupakan protes besar terhadap UNESCO apalagi terhadap keputusan politik antara Malaysia dan Indonesia, Kamboja. Meski sebelumnya Kamboja telah sedangkan keputusan ICJ atas sengketa ini melakukan pemberitahuan resmi ke Thailand merupakan keputusan hukum (2002). tentang rencana pengajuan candi ini ke UNESCO (Maret 2008), tetapi akhirnya Thailand merasa 2. Sengketa Thailand–Kamboja masalah ini bisa melebar hingga ke wilayah 4,6 km² yang masih dalam status sengketa dengan Melihat alur sengketa antara Thailand dan Kamboja. Thailand khawatir terjadi pemanfaatan Kamboja,33 proses penyelesaian sengketa ini atau pencaplokan sebagian kecil wilayah dari mengalami tahap penyelesaian yang beragam. wilayah sengketa seluas 4,6 km² yang berbatasan Di samping itu, keputusan tentang penyelesaian dengan Candi Preah Vihear,34 akan dilakukan sengketa di tingkat Mahkamah Internasional Kamboja. (International Court of Justice) tentang kepemilikan Candi Preah Vihear telah diterima oleh kedua belah pihak di tahun 1962. Kenyataan Solusi Kamboja adalah pemilik sah Candi Preah Vihear Tahap penjelasan alur penyelesaian sengketa berdasarkan keputusan ICJ tidak disangkal oleh (Gambar 4) disajikan pada uraian sebagai berikut: Thailand. Alur 1àPenyelesaian Bilateral Kedua belah pihak telah melakukan sejumlah pertemuan bilateral, baik di tingkat kementerian

34 Dalam bagian ini tidak menjelaskan secara rinci argumentasi masing-masing pihak terhadap sengketa perbatasan, mengingat fluktuasi sengketa ini lebih diwarnai oleh masalah politik dalam negeri Thailand. Mengenai penjelasan lebih lanjut tentang Candi Preah Vihear dan wilayah seluas 4,6 km² lihat Sandy Nur Ikhfal Raharjo, “Kronologi Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand – Kamboja 2008 – 2011” dalam Awani Irewati 33 Sengketa yang terjadi antara Thailand dan Kamboja adalah (Ed.), Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand – Kamboja, perebutan wilayah seluas 4,6 km² yang hingga kini belum ada (Yogyakarta: Penerbit ANDI, 2015), hlm. 57-65. Penelitian ini penyelesaian. Penyelesaian sengketa yang diputuskan oleh ICJ juga mengutip penjelasan dari The Council of Ministers (Ed.), tahun 1962 adalah keputusan tentang kepemilikan Candi Preah Kingdom of Cambodia, the Temple of Preah Vihear, Proposed Vihear yang ditetapkan menjadi milik Kamboja. Keputusan ICJ for the inscription on the World Heritage List, Phnom Penh, itu tidak menetapkan garis perbatasan maupun kepemilikan Juni 2008. wilayah sengketa seluas 4,6 km² bagi kedua negara.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 53 pertahanan maupun kementerian luar negeri, perbatasannya dengan Kamboja. Di tahap ini, guna mencari solusi peredaan sengketa. Ketika Thailand jelas sekali menolak atas campur tangan di tingkat bilateral tidak dapat dicapai suatu jalan pihak internasional (pihak ketiga) dalam proses keluar yang kondusif, ASEAN (22 Juli 2008) penyelesaian sengketa perbatasan. menawarkan suatu bantuan penyelesaian sebagai mediator untuk meredakan sengketa itu. Tawaran Alur 3àPengajuan Sepihak ke Tingkat ASEAN ini sayangnya ditolak oleh Thailand dengan Pada 24 Agustus 2010 Kamboja sempat meminta alasan masalah sengketa perbatasan yang terjadi bantuan ASEAN untuk mengatasi masalah antara dirinya dengan Kamboja merupakan sengketa dengan Thailand. Di tahap ini terlihat masalah bilateral. betapa Kamboja sesungguhnya sudah bisa Dalam konteks mekanisme penyelesaian melihat ke depan bahwa masalah sengketa yang sengketa ASEAN, upaya pertemuan bilateral dihadapinya ini tidak akan bisa selesai hanya di yang dilaksanakan antara Thailand dan Kamboja tingkat bilateral. Namun, ASEAN menanggapinya sesungguhnya sudah mengikuti tahap yang untuk diselesaikan di tingkat bilateral. Lagi pula, dianjurkan dalam mekanisme itu yaitu proses pengajuan Kamboja itu dilakukan sepihak, tanpa friendly negotiation (sesuai dengan TAC 1976 diikuti dengan pengajuan serupa dari pihak Bab IV pasal 13). Thailand. Ketika sengketa semakin mencapai titik kritis, yang mana kedua pasukan bersenjata dari Alur 4à Tingkat Bilateral masing-masing pihak sudah saling melakukan Pada 24 September 2010 Thailand dan Kamboja kontak senjata di perbatasan (sehingga sengketa kembali sempat menyisihkan waktu di sela the melaju menjadi ‘krisis’), pertemuan bilateral 2nd ASEAN-US Summit yang berlangsung di diadakan kembali pada 18-19 Agustus 2008 New York, AS untuk melakukan pertemuan untuk menyepakati dibentuknya Joint Border informal bilateral. Kedua negara menghasilkan Committee (JBC) yang bisa memayungi suatu kesepakatan untuk tidak menambah tentara di bentuk kerja sama ekonomi, budaya dan masing-masing pihak di perbatasan. Selanjutnya, pariwisata. Namun, selang waktu setelah itu kedua negara telah beberapa kali mengupayakan terjadi kontak senjata lagi di perbatasan. Hingga kembali ke meja perundingan, yang difasilitasi pada 25–26 Januari 2009 dilaksanakan pertemuan oleh ketua ASEAN (yang saat itu diketuai Kemenlu antarnegara guna menyepakati Indonesia), seperti pertemuan JBC (Joint Border penarikan pasukan. Sesudahnya, kontak Committee) pada 7-8 April 2011 di Bogor. senjata terus terjadi tanpa ada keinginan untuk Pertemuan itu gagal karena Thailand tidak hadir. mengakhirinya. Sampai sejauh ini, kedua negara tidak berhasil menggiring krisis ke tahap-tahap Alur 5à Kamboja Mengajukan ke ICJ, penyelesaian sebagaimana yang dianjurkan TAC Penyelesaian Hukum Bab IV Pasal 13 maupun Pasal 14 yaitu melalui friendly negotiation dan pacific settlement of Pada 28 April 2011 Kamboja mengajukan disputes (lihat Bagan 1). sengketanya dengan Thailand ke tingkat Mahkamah Internasional di Belanda dalam hal Alur 2à Pengajuan Sepihak ke DK-PBB interpretasi kembali atas keputusan ICJ 1962 (yang saat itu dimenangkan pihak Kamboja Tahap penyelesaian sengketa mulai merambah sebagai pemilik Candi Preah Vihear). Kamboja ke tingkat internasional ketika pihak Kamboja meminta ICJ untuk membuat aturan penarikan melaporkan Thailand ke pihak internasional militer Thailand dari perbatasan dekat Preah yaitu DK PBB pada 8 Agustus 2010. Thailand Vihear. Keputusan sela ICJ menetapkan masing menimpalinya dengan laporan berbeda ke masing pihak menarik mundur pasukan bersenjata PBB. Intinya Kamboja melaporkan sekaligus dari wilayah sengketa, serta meminta ASEAN mengharap PBB bertindak tegas atas sengketanya untuk segera mengirim tim pemantau di zona dengan Thailand. Sebaliknya, Thailand menolak demiliterisasi. Tahun 2013 (bulan November) turut campurnya pihak PBB atas sengketa telah keluar hasil ICJ bahwa militer Thailand

54 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 harus keluar dari wilayah sengketa (candi Preah maupun Laos, yang mana Thailand melihat Vihear), dan Kamboja memenangkan hasil bahwa penentuan garis batas harus dirundingkan dari keputusan ICJ. Thailand bisa menerima kembali mengingat kedua negara tetangganya keputusan ICJ ini. ini sudah tidak lagi berada di bawah kekuasaan Eropa (yaitu Perancis). Sementara Kamboja dan 3. Sengketa Thailand–Laos Laos melihat bahwa apa yang sudah diputuskan dalam perjanjian di masa lampau antara Perancis Pada kasus sengketa antara Thailand dan Laos, dan Siam (sebutan Thailand saat itu) tetap penentuan garis perbatasan belum selesai hingga menjadi ketentuan final yang tidak bisa digugat. kini. Kalau ditelusuri sebelumnya, kedua negara sebenarnya telah berupaya melakukan pertemuan Ketika Laos mendapat kemerdekaan dari formal guna menemukan ruang negosiasi. Bagi Perancis tahun 1949, sikap politis Thailand tidak Thailand, klaim garis perbatasan yang disodorkan mau mengakui batas-batas yang sudah disepakati Laos sesungguhnya adalah garis perbatasan yang sebelumnya. Karena itu, Thailand bersikeras dibuat oleh Perancis di masa lalu yaitu ketika untuk mengajukan kembali ketetapan garis batas Laos masih menjadi bagian dari Indochina. Pada itu ke meja perundingan bilateral. Ini adalah tahun 1946 antara Thailand dan Perancis sudah yang menjadi latar belakang mengapa sengketa sepakat untuk menggunakan perjanjian 1893, wilayah perbatasan antara Thailand (di Provinsi 1904, 1907 dan 1926 sebagai dasar penentuan Phitsanulok) dan Laos (di Provinsi Xaignabouri) batas antara Thailand dan Laos.35 Penting untuk yang memperebutkan sebuah wilayah darat dipahami bahwa sejumlah perjanjian itu hanya terjadi pada tahun 1970 an dan 1987–1988. mencantumkan pembagian wilayah saja, dan Sengketa tersulut hingga mencapai titik ‘krisis’. tidak menetapkan tentang garis-garis batas Namun, krisis perbatasan yang dihadapi bisa antarnegara. Kondisi demikian juga dialami diredam berdasarkan kesepakatan bersama oleh Kamboja dan negara lainnya yang di masa untuk lebih memajukan hubungan ekonomi lampau berada di bawah kekuasaan negara- perbatasan di antara mereka. Hingga kini, sudah negara Eropa, sehingga ini menimbulkan masalah dibangun 4 ‘jembatan persahabatan’ (Friendship di wilayah perbatasan. Dua sisi kepentingan Bridge) di beberapa lokasi Sungai Mekong, yang yang berbeda antara Thailand dan Kamboja memisahkan kedua negara ini. 3 35 International Boundary Studies,”Laos–Thailand Boundaries”, The Geographer No. 20, Department of States, United States Thailand 1 of America, 18 September 1962, yang dikutip juga dalam penelitian Masalah Perbatasan Thailand–Laos, P2P-LIPI, 2013 Bilateral DK-PBB (dalam proses). Beberapa perjanjian yang diambil antara Siam (nama Thailand saat itu) dan Perancis ini berisikan kesepakatan Laos peta perbatasan yang membagi wilayah otoritas antara wilayah jajahan Perancis (Indochina yaitu Kamboja, Laos, Vietnam)) dan wilayah otoritas Siam. Konvensi 1904, perjanjian 1907 penentuan wilayah.Perjanjian 23 Maret 1907 ditandatangani 2 di Bangkok oleh Victor Collin de Plancy (Perancis) dan Sumber: Bagan sengketa antarnegara ini dimodifikasi Prince Devawongse (Siam). “….Siam ceded the province of Battambang, Sisophon and Siem Reap (art.1) and received oleh penulis, yang diinspirasi dari skema besar milik the port of Kratt and the Territory of Dan-Sai (art.2)” dikutip Tim Perbatasan P2P-LIPI (2011-2013) dari Lawrence Palmer Briggs, “The Treaty of March 23, 1907 Between France and Siam and the Return of Battambang and Gambar 5. Bagan Alur Penyelesaian Sengketa Angkor to Cambodia”, The Far Eastern Quarterly, Vol. 5, Thailand – Laos Issue 4, hlm. 452. Ronald Bruce St. John menuliskan “In August 1926, representatives of France and Siam concluded an agreement in which the former agreed to make the thalweg Solusi of the Mekong River the riverine borderline except where there Alur penyelesaian sengketa perbatasan bisa were islands in the river…..In spite of French concessions, the Siamese government was dissatisfied with the terms of the dilihat pada proses berikut (sesuai dengan 1926 convention because it failed to resolve two longstanding Gambar 5): issues.” Lihat Ronald Bruce St John, “The Land Boundaries of Indochin: Cambodia, Laos and Vietnam”, Boundary and Territory Briefing Vol. 2, No. 6, 1998, hlm. 18.

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 55 Alur 1 à Bilateral Sementara masalah garis batas belum Pada tanggal 16-23 April 1970 kedua negara tuntas, kedua negara ini sudah melangkah sempat duduk dalam satu meja perundingan. lebih jauh menuju suatu bentuk kerja sama Namun, ini tidak menghasilkan kesepakatan baru, persahabatan yang didasarkan pada kebutuhan sebagaimana yang diinginkan Thailand, karena saling menunjang. Di sepanjang Sungai Mekong Laos nampaknya lebih tertarik pada keinginan telah dibangun empat jembatan persahabatan dibangunnya kerja sama perdagangan. Akibatnya, (friendship bridges) dari lima jembatan yang hubungan keduanya semakin memburuk, direncanakan guna mewadahi kepentingan sehingga ketegangan di perbatasan semakin ekonomi dan perdagangan melalui sungai. memuncak. Pada akhir 1975 terjadi ‘konflik Jadi dalam konteks sengketa perbatasan terbuka’ di perbatasan Sungai Mekong. yang terjadi antara Thailand dan Laos sejatinya Upaya perdamaian dilakukan Thailand merupakan perjuangan kepentingan atas garis- dengan mengadakan komunike bersama (joint garis batas sebagai penanda fisik kedaulatan communiqué) tahun 1976 dan 1979. Di tahap ini negara. Garis kedaulatan ini masih dalam keduanya menganggap pentingnya kesepakatan keadaan status quo, belum ada penyelesaian untuk menghormati kedaulatan, terutama yang secara tuntas. Kalau melihat pada perkembangan terkait dengan keberadaan Sungai Mekong kerja sama persahabatan yang semakin pesat, sebagai “river of true peace and friendship”. kedua pihak secara implisit menjalankan politik Tahun 1984 ketegangan memuncak kembali ‘buying time’ atas penyelesaian perbatasan di dengan peristiwa kontak senjata yang kali ini bawah payung kerja sama ekonomi yang semakin tidak terkait dengan Sungai Mekong. Pusat menguntungkan. sengketa ada pada wilayah pedesaan (Ban Mai, Secara logika, apabila jembatan persahabatan Ban Kang, dan Ban Savang) yang belum jelas (friendship bridge) yang dibangun itu kurang garis perbatasannya. Tiga desa yang menjadi menguntungkan bagi keduanya, kalkulasi di atas sengketa ini berlokasi di wilayah yang memang kertas sudah pasti akan memperlihatkan perlunya belum jelas garis batasnya yaitu antara Provinsi pembatasan proyek pembangunan jembatan Xaignabouri di Laos dan Provinsi Utaradit di persahabatan yang mungkin hanya berjumlah Thailand. satu atau dua saja.36 Sementara masalah garis batas antara Thailand dan Laos belum seluruhnya Alur 2à Laos Ajukan ke PBB selesai, perundingan dan pengelolaan melalui Hingga akhirnya, Laos mengajukan sengketa ini Joint Commission for Bilateral Relation (JCBR) ke Dewan Keamanan PBB pada 9 Oktober 1984. tahun 1991, General Border Committee (GBC) Akan tetapi, PBB tidak mengindahkan pengajuan 1994, Joint Border Commission (JBC) 1996, Laos ini. Joint Cabinet Meeting (JCM) 2013 tetap dijalankan dan diintensifkan untuk meredam Alur 3à Ke Bilateral sengketa. Yang patut dijaga oleh kedua negara adalah terpenuhinya tuntutan ekonomi di wilayah Akhirnya Thailand bersedia kembali ke meja yang dipersengketakan agar tidak memunculkan perundingan bilateral untuk membicarakan sengketa kembali. kejelasan garis batas. Meski tahun-tahun berikutnya antara Thailand dan Laos masih 36 Pada kenyataannya Jembatan Persahabatan (Friendship diwarnai beberapa kali kontak senjata, perebutan Bridge) yang dibangun di beberapa lokasi di Sungai Mekong wilayah perbatasan akhirnya diakhiri dengan mendukung kelancaran transportasi kegiatan ekonomi antara dibuatnya persetujuan gencatan senjata pada 19 Laos – Thailand. Dari segi ekonomi jelas pembangunan infrastruktur ini menjadi akses utama dalam kegiatan Februari 1988, yang berlanjut pada ditariknya perdagangan dan investasi. Dari segi politik, jembatan-jembatan pasukan bersenjata dari masing-masing pihak. ini merupakan mediasi dan penghubung Thailand menuju Vietnam, dan bagi Laos dengan kondisi ‘land-locked state’ bisa Garis putus-putus pada alur 3 di Bagan 5 memainkan peran penghubung antara Thailand dan Vietnam dimaksudkan sebagai kondisi gencatan senjata itu sembari membangun hubungan baik di perbatasan. Dari atau status quo hingga kini. segi sosial bisa semakin mendekatkan hubungan kekerabatan antarmasyarakat perbatasan.

56 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 Penutup Kedua pihak sepakat atas konsekuensi dari Di dalam ASEAN diatur tentang mekanisme keputusan ICJ merupakan keputusan hukum. penyelesaian sengketa perbatasan antarnegara Sedangkan penyelesaian sengketa Thailand- yang tahap-tahapnya ditulis jelas dalam Treaty Laos (1987-1988) merupakan sengketa yang of Amity and Cooperation (TAC) dan ASEAN relatif lebih singkat daripada lainnya, dan Charter. Klausul-klausul yang dikandung keduanya sepakat mengadakan gencatan senjata dalam TAC maupun ASEAN Charter, dalam (1988) untuk menghentikan pergesekan senjata implementasinya lebih merupakan suatu di wilayah perbatasan yang diperebutkan oleh instrumen untuk meredakan sengketa agar tidak kedua pihak. Proses penyelesaiannya melalui meningkat menjadi konflik terbuka, apalagi proses bilateral, dan diajukan sepihak oleh Laos perang. Ada tiga tahap yang direkomendasikan ke multilateral (DK PBB), tetapi tidak mendapat dalam TAC maupun ASEAN Charter, yaitu respon, lalu kembali ke cara bilateral. Disinilah bilateral, regional, multilateral. sengketa perbatasan kedua pihak disepakati untuk Pada tiga kasus sengketa, Thailand-Kamboja, “ditahan” untuk waktu yang belum ditentukan, Malaysia-Indonesia, Thailand-Laos, sama-sama sehingga status sengketanya menjadi status quo. mengikuti tahap bilateral (negosiasi, dialog, Kedua negara, kemudian melihat hal lain yang konsultasi), sebagaimana dicantumkan dalam lebih signifikan yaitu pengembangan kerja sama TAC dan ASEAN Charter. Namun, lamanya ekonomi perbatasan. Kerja sama ini disambut proses bilateral ini berbeda satu sama lain positif oleh kedua negara dan berlangsung pesat tergantung pada latar sengketa masing-masing hingga saat ini, disamping perundingan tentang pihak. Untuk kasus sengketa antara Thailand garis perbatasan masih berlangsung terus. dan Kamboja, yang mana klaim kepemilikan Melihat ketiga kasus yang disajikan tidak sebuah candi (Preah Vihear Temple) dan wilayah bisa disebutkan mekanisme apa yang terbaik bagi 4,6 km² di sekitar candi dipermasalahkan oleh penyelesaian mereka. Proses penyelesaian yang keduanya membuat proses penyelesaiannya ditempuh oleh masing-masing kasus sengketa begitu kompleks. tergantung pada latar kepentingan domestik Secara historis, keputusan ICJ tentang dan sejarah hubungan. Pada dasarnya, Thailand kepemilikan candi ini sudah ditetapkan menjadi lebih menginginkan adanya perundingan baru milik Kamboja tahun 1962. Namun, tahun tentang penentuan garis-garis batas wilayah 2000an Thailand kembali mempermasalahkan perbatasannya dengan Kamboja dan Laos, yang itu, apalagi tentang keberadaan wilayah darat sesungguhnya memperoleh warisan wilayah seluas 4,6 km² memang tidak ditentukan dalam dari kekuatan penguasa (Perancis) di masa keputusan 1962. Dari proses bilateral (‘friendly lalu. Setelah mereka lepas dari kekuasaan negotiation’), lalu ke proses DK-PBB, kembali Perancis, ketetapan batas wilayah itu dipandang ke ASEAN dengan fasilitatornya adalah Ketua (Thailand) tidak berlaku lagi. Kalau antara ASEAN, selanjutnya kembali ke bilateral, Malaysia dan Indonesia sama-sama merupakan dan pada akhirnya dilontarkan ke multilateral, “pendiri” ASEAN, dan karenanya keduanya yaitu ICJ. Tahun 2013 keluar keputusan ICJ harus menyelesaikan kasus sengketa yang terjadi yang memenangkan kembali Kamboja dengan dengan tanpa memberi dampak menggoyahkan kepemilikan wilayah 4,6 km². keutuhan ASEAN. Meski kasus sengketa Malaysia-Indonesia Intinya pengutamaan tahap bilateral, yang berakhir sama yaitu di tingkat multilateral/ICJ, dikenal dengan ‘friendly negotiation’ menjadi perjalanan prosesnya tidak sekompleks sengketa prioritas utama yang selalu ditekankan dan Thailand-Kamboja. Proses bilateral memang dianjurkan oleh ASEAN bagi setiap negara berlangsung lama, meski keduanya akhirnya ASEAN yang sedang menghadapi suatu masalah, tidak mencapai kata sepakat di tingkat bilateral, terlebih sengketa perbatasan. Dengan cara inilah tetapi keduanya sepakat untuk membawa keutuhan ASEAN tetap terjaga. Meski begitu, sengketa ini ke tingkat multilateral yaitu ICJ. tahap kedua yaitu penyelesaian sengketa via regional (ASEAN), khususnya ASEAN High

Meninjau Mekanisme Penyelesaian Sengketa Perbatasan di ASEAN | Awani Irewati | 57 Council, belum pernah difungsikan sehubungan Surat Kabar dan Website pihak-pihak yang bersengketa seperti Malaysia, Haller-Trost, Renate. (tanpa tahun). “The Territorial maupun Thailand masih menghadapi masalah Dispute between Indonesia and Malaysia perbatasan dengan negara-negara tetangganya. over Pulau Sipadan and Pulau Ligitan in the Dengan demikian, apabila sebuah Dewan Tinggi Celebes Sea: a Study in International Law”. https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/ ASEAN dibentuk untuk merundingkan suatu view/?id=209. sengketa, yang dewan jurinya adalah negara- Adler, Ron. 2002. “Surveyors Role in Delineation negara ASEAN, dikhawatirkan tidak mampu and Demarcation of International Land mengambil sikap obyektif, dan adil. Inilah Boundaries”, JS20 International Borders, FIG sebuah kekurangan dari mekanisme penyelesaian XXII International Congress, Washington, DC, sengketa yang ditawarkan di ASEAN. Sekali USA, 19-26 April 2002. https://www.fig.net/ lagi ini merupakan yang ‘terbaik’ yang ditempuh pub/fig_2002/Js20/JS20_adler.pdf. oleh mereka yang bersengketa, demi menjaga Rushworth, Dennis. 1997. “Mapping in Support keutuhan ASEAN. of Frontier Arbitration: Delimitation and Demarcation”. IBRU Boundary and Security Bulletin Spring 1997. https://www.dur.ac.uk/ Daftar Pustaka resources/ibru/publications/full/bsb5-1_ rushworth.pdf. Buku International Boundary Studies. 1962.”Laos– Thailand Boundaries”, The Geographer No. 20, Department of States, United States of America, 18 September. Irewati, Awani (Ed.). 2015. Sengketa Wilayah Perbatasan Thailand-Kamboja. Yogyakarta: Penerbit ANDI. Irewati, Awani (Ed.). 2006. Masalah Perbatasan Wilayah Laut Indonesia-Malaysia di Laut Sulawesi. Jakarta: P2P-LIPI. The United Nations Charter. 2007. Treaties and Alliances of the World, London, John Harper Publishing. The Council of Ministers (Ed.). 2008. “Kingdom of Cambodia, the Temple of Preah Vihear”, Proposed for the inscription on the World Heritage List, Phnom Penh, Juni.

Jurnal JG, Merrils. 2003. “Sovereignty over Pulau Ligitan and Pulau Sipadan (Indonesia v Malaysia), Merits, Judgement of 17 December 2002.” The International and Comparative Law Quarterly, 52 (3). Palmer Briggs , Lawrence. “The Treaty of March 23, 1907 Between France and Siam and the Return of Battambang and Angkor to Cambodia.” The Far Eastern Quarterly, 5 (4). Ronald Bruce St John, Ronald. 1998. “The Land Boundaries of Indochina: Cambodia, Laos and Vietnam.” Boundary and Territory Briefing 2 (6).

58 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 39–58 MASALAH KRUSIAL DI KABUPATEN KEPULAUAN TERLUAR ROTE NDAO

CRUCIAL PROBLEMS IN THE OUTMOST ARCHIPELAGIC MUNICIPALITY ROTE NDAO

Poltak Partogi Nainggolan

Peneliti Pusat Pengkajian Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) Sekretariat Jenderal DPR RI E-mail: [email protected] Diterima: 27 Februari 2014; direvisi: 12 Mei 2014; disetujui: 16 Juni 2014

Abstract

Outmost islands are Indonesia’s important frontiers which have not yet properly handled. Rote Ndao, an archipelagic municipality in the most southern part of Indonesia, whose islands located near Australian water territory, which supposedly have important position geopolitically and geostrategically, is still vulnerable from various forms of foreign threats. To protect the archipelago, crucial problems confronting there should be able to be comprehensively explained in order to find their solutions. This essay discloses situation in Rote Ndao concerning with problems of infrastructure, rare population, illegal practices of governance, and other security threats, traditional and non-traditionally, and their connections with transmigration policy as a solution to guarantee the prospect of the región. Data gathering was conducted with field observation and in-depth interviews with state apparatus and security officers during 2012, in addition to the secondary data gained from library studies. Its analysis applies a qualitative method, whose findings, among other, reveal violations of Indonesia’s waters, recently conducted by Australian navy, and the rising of threats coming from illegal businesses conducted by foreign nationalities and other non-state actors.

Keywords: outmost islands, outmost archipelagic municipality, Rote Ndao, NTT Province, security threats, illegal migrants, human trafficking.

Abstrak

Pulau-pulau terluar adalah beranda Indonesia yang penting, yang belum banyak diperhatikan kondisinya. Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, bagian paling selatan Indonesia yang berbatasan dengan perairan Australia, adalah pulau terluar yang seharusnya penting secara geopolitik dan geostrategis, tetapi posisinya rawan dari gangguan asing. Untuk melindungi eksistensinya, beberapa permasalahan krusial yang dihadapi di Rote Ndao harus dapat dipetakan secara komprehensif dan segera dicarikan solusinya. Kajian ini mendiskusikan Rote Ndao dari kondisi infrastruktur, kelangkaan penduduk, pengelolaan ilegal, dan keamanan, baik tradisional maupun non- tradisional, dan kaitannya dengan transmigrasi sebagai solusi untuk melindungi wilayah itu. Pengumpulan data dilakukan dengan kunjungan lapangan dan wawancara dengan para pejabat dinas terkait dan aparat keamanan, pada tahun 2012, selain penggunaan data sekunder, yang diperoleh dari studi kepustakaan. Analisis dilakukan dengan pendekatan kualitatif, yang temuan pentingnya antara lain mengungkap pelanggaran wilayah perairan yang dilakukan oleh Angkatan Laut Australia belakangan ini dan munculnya ancaman pengelolaan secara ilegal oleh orang asing, serta para pelaku non-negara lainnya.

Kata Kunci: pulau terluar, kabupaten kepulauan terluar, Rote Ndao, Provinsi NTT, ancaman keamanan, migran ilegal, perdagangan manusia.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 59 Pendahuluan Kondisi Rote Ndao secara keseluruhannya Kabupaten Kepulauan Rote Ndao merupakan masih terisolasi dan terbelakang, termasuk dari salah satu dari 92 pulau pesisir terluar Indonesia, akses darat dan laut. Kabupaten kepulauan itu yang terletak di perbatasan laut dengan negara masih sangat bergantung pada eksistensi armada tetangga, dengan kondisi tertinggal, khususnya feri atau jenis kapal yang tetap mampu beroperasi infrastruktur. Kabupaten Kepulauan Rote Ndao selama musim angin barat. Waktu tempuh adalah bagian dari Provinsi Nusa Tenggara Timur langsung melalui transportasi laut antara Rote (NTT), yang turut membentengi perairan provinsi Ndao-Kupang, ibukota Provinsi NTT, mencapai 5 tersebut, seluas 200.000 km2, dengan panjang jam, termasuk untuk rute pelayaran jarak pendek. garis pantai 5.700 km dari negara Timor Leste Bandingkan dengan rute Kupang ke wilayah dan Australia.1 Adapun Timor Leste, sebelum lainnya yang hingga rata-rata 10 sampai 25 jam. referendum tahun 1999, masih merupakan Akibatnya, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao bagian dari Indonesia, yang kemudian selama menjadi wilayah NTT yang terisolasi, apalagi 15 tahun ini menjadi salah satu tetangga terdekat selama musim angin barat. Terbatasnya armada Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. Sedangkan, feri yang berjumlah enam kapal untuk melayani Australia merupakan tetangga terdekat di bagian seluruh perairan kepulauan di Provinsi NTT Tenggara, dengan posisi geografis Rote Ndao tidak mampu beroperasi selama musim barat, tampak lebih dekat ke benua kangguru itu. sehingga baik mobilitas warga, barang, maupun Dengan letak geografisnya di selatan Samudera jasa benar-benar terhambat selama musim itu.2 Hindia, Rote Ndao menjadi strategis dan penting Karena posisi geografis dan kondisi artinya karena merupakan salah satu kabupaten konektivitas yang lemah, Pulau Ndana di kepulauan terluar, yang berbatasan langsung Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, yang dengan perairan Australia. merupakan empat pulau terluar di Provinsi Sementara itu, di sebelah utara dan barat, NTT, bersama Ndana Sabu dan Mengudu seluruh wilayah Kabupaten Kepulauan Rote Ndao di Sumba Timur, serta Pulau Batek, rentan dibatasi Laut Sawu, yang merupakan wilayah penyusupan pihak asing. Kondisi Pulau Batek konservasi alam yang luas di wilayah Indonesia dikhawatirkan masyarakat menjadi milik Timor Timur, khususnya Provinsi NTT, yang kaya Leste.3 Alasannya, selain karena klaim Timor dengan Sumber Daya Alam (SDA), terutama, Leste, juga letaknya berdampingan dengan minyak dan mineral, serta flora dan fauna, yang batas darat Timor Leste di Oekusi, dan beberapa menjadi warisan dunia (world heritage). Adapun pelanggaran seperti oleh pembangunan dua Taman Nasional Laut Sawu, yang statusnya kantor pemerintah Timor Leste. Selain itu, menjadi Taman Nasional Perairan, dari luas 3,55 Kabupaten Kepulauan Rote Ndao tidak luput juta ha, sekitar 2,95 juta ha berada di wilayah dari ancaman pelanggaran wilayah perairan oleh perairan Timor NTT, Rote Ndao, Sabu Raijua, Angkatan Laut Australia, dalam upaya mengusir dan Batek. Adalah logis, jika kepentingan negara imigran gelap yang masuk ke wilayahnya, dan asing terhadap kawasan ini sangat tinggi, yang memulangkannya ke wilayah perairan Indonesia.4 ditandai dengan tingginya nilai bantuan mereka, Seperti dilaporkan, setiap tahunnya, imigran dan banyaknya LSM asing dan lokal yang bekerja gelap asal mancanegara yang masuk ke Provinsi sama dalam berbagai proyek konservasi alam. NTT mencapai 500-1.000 orang.5 Mereka yang

Kemudian, sebelah timur wilayah perairan Rote 2 Lihat, Frans Sarong,”Beranda Depan yang Harus Didandani, Ndao yang dibatasi Laut Banda, yang merupakan Kompas, 8 Maret 2014. salah satu perairan terdalam di dunia, menandai 3“4 Pulau di NTT Rawan Dicaplok Negara Lain,” Media betapa tingginya manfaat kabupaten kepulauan Indonesia, 25 Februari 2014. Lihat juga, Yohanes Seo dan Ali itu, karena kawasan perairannya kaya dengan Akhmad,”Pulau Batek Terancam Jadi Milik Timor Leste,” sumber daya ikan, khususnya tuna. Koran Tempo, 26 Oktober 2013. 4 Natalia Santi,”Australia Akui Langgar Perairan Indonesia,” Koran Tempo, 18 Januari 2014. 1 Lihat posisi penting Rote Ndao di jalur ALKI III, dalam Kresno Buntoro, Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI): Prospek dan 5 Lihat Poltak Partogi Nainggolan, Masalah Penyelundupan Kendala, (Jakarta: Seskoal, 2012), hlm. 106. dan Perdagangan Orang, (Jakarta: P3DI Setjen DPR, 2009).

60 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 masuk secara ilegal, ditangkap, terdampar, kebijakan pemerintah dalam mengembangkan atau dipulangkan dari Australia menimbulkan kawasan Indonesia Timur ke depan, untuk berbagai persoalan bagi Indonesia dan Australia, menjaga integritas teritorial negara secara efektif. sebab akan memunculkan persoalan kedaulatan, 6 wibawa hukum, dan juga kemanusiaan. Kendala Konektivitas Kabupaten Kepulauan Rote Ndao termasuk Sesuai dengan letak geografisnya, penduduk salah satu dari 92 pulau terluar Indonesia, dan Kabupaten Kepulauan Rote Ndao menghadapi juga salah satu yang memiliki pulau tanpa tantangan kondisi alam yang berat, selain penghuni, yang berbatasan wilayah perairannya ancaman kemarau panjang, yang sering melanda 7 dengan negara tetangga. Kondisi realitanya sebagian besar wilayah Provinsi NTT. Di musim memperlihatkan banyak pulau di kabupaten basah, nelayan di perairan selatan Provinsi NTT itu yang belum mendapat sentuhan kebijakan menghadapi cuaca yang tidak bersahabat dan pusat, melalui pengembangan infrastruktur kondisi ombak yang tinggi. Di banyak wilayah, yang memadai. Padahal, tanpa kehadiran tinggi gelombang relatif lebih tinggi dibanding negara (pemerintah pusat) yang bisa dirasakan dengan di wilayah perairan provinsi Indonesia oleh masyarakat di sana, keutuhan negara bisa lainnya.8 Cuaca buruk yang sering melanda terancam, karena masyarakat di sana tidak akan bukan bagi penduduk setempat, tetapi juga berdaya menjaga integrasi wilayahnya dan maskapai dan petugas penerbangan Provinsi mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan NTT. Di provinsi ini, dan terutama Kabupaten Republik Indonesia (NKRI). Dengan kata lain, Kepulauan Rote Ndao, penundaan pelayaran masalah integritas teritorial, kedaulatan nasional, dan penerbangan merupakan hal yang lumrah dan keutuhan bangsa menjadi hal yang asing buat terjadi, tetapi merugikan buat banyak pihak, penduduk di sana. Karena itulah, hal tersebut termasuk penduduk setempat. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan memberikan perhatian menjadi suatu hal yang logis, petugas Angkutan, pada aspek keterasingan dan keterbelakangan Sungai, Danau dan Penyeberangan (ASDP) dan penduduk. penerbangan harus sering-sering memantau Kondisi terisolasi dan lemahnya konektivitas perkembangan cuaca dan menjadwal ulang wilayah harus dapat diatasi dengan mengenal keberangkatan. dan membahas lebih jauh masalah dan ancaman Di wilayah perairan, gelombang laut yang dihadapinya, di samping membuka akses yang tinggi telah menyebabkan terganggu dan darat, laut, dan juga udara, dengan membangun terhentinya operasi armada feri, yang menjadi dan menyediakan moda dan fasilitas transportasi kunci penghubung beberapa kabupaten kepulauan di ketiga mandala itu. Untuk tujuan tersebut, di Provinsi NTT, termasuk Rote Ndao. Sebagai kajian ini berupaya membahas masalah-masalah akibatnya, pasokan bahan kebutuhan pokok krusial apa yang dihadapi Kabupaten Kepulauan sering terganggu, menipis dan terhenti. Selama Rote Ndao, sebagai salah satu wilayah dengan ini, dalam musim hujan, Rote Ndao, bersama pulau terluar dan terbelakangnya di Indonesia. dengan Sabu Raijua, menjadi dua kabupaten Posisinya yang perlu mendapat perhatian setelah di Provinsi NTT yang bergantung pada suplai mencuatnya perselisihan dengan negara tetangga bahan pokok dari ibukota provinsi, Kupang. Australia akibat masalah imigran gelap, membuat Kedua kabupaten kepulauan tersebut merupakan kajian ini penting dilakukan. Selanjutnya, analisis wilayah yang paling sulit memperoleh suplai dari beberapa perspektif, mencakup ancaman bahan pokok dalam musim hujan. Sedangkan keamanan tradisional maupun nontradisional, kabupaten-kabupaten lainnya di Provinsi NTT, perlu dilakukan, agar dapat diperoleh informasi jika menghadapi hambatan cuaca, masih bisa yang realistis dan mendalam tentang keadaan di memperoleh atau mendatangkan suplai alternatif sana. Kajian diharapkan dapat menyumbangkan dari wilayah lain di luar Kupang, seperti masukan atau pemikiran yang produktif bagi Makassar dan Flores. 6 “Imigran Gelap akan Dilokalisasi,” Kompas, 12 Februari 2014. 8 “ASDP Mewaspadai Perairan Selatan NTT,” Kompas, 19 7 “Pulau Terluar Masih Tertinggal,” Kompas, 19 Agustus 2013. Februari 2014.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 61 Dalam kondisi perubahan cuaca ekstrim Ndao pun ditandai dengan kelangkaan fasilitas yang sering berlangsung belakangan dan melanda infrastruktur. Padahal, di saat musim hujan wilayah-wilayah di Indonesia, cuaca buruk terus dengan ombak yang tinggi, tidak dimungkinkan mendera banyak wilayah di perairan Provinsi untuk dilayari dengan fasilitas angkutan laut NTT, terutama wilayah selatan. Hal ini dapat yang tidak memadai seperti kondisi sekarang dipahami, mengingat perairan di wilayah selatan ini. Provinsi NTT dan Kabupaten Kepulauan ini berhadapan langsung dengan Samudera Rote Ndao membutuhkan kapal-kapal laut Hindia dan Laut Australia, dengan ketinggian (besar) yang mampu berlayar selama musim gelombang berkisar antara 4 sampai 7 meter, hujan, untuk melayani dan menyuplai kebutuhan dan kecepatan angin mencapai 50 km per jam. masyarakat yang berdiam di pulau-pulau Sebagai konsekuensinya, tiga tujuan pelayaran terpencil. Keberadaan kapal-kapal feri yang kapal feri yang harus melewati kawasan perairan ada sudah tidak memadai, karena hanya mampu selatan, yaitu Rote Ndao, Sabu Raijua, dan beroperasi selama empat jam perjalanan, Waingapau, harus menghadapi risiko dihadang sementara, perjalanan kapal-kapal feri di gelombang yang berbahaya. Untuk menghindari Provinsi NTT lebih dari empat jam. Untuk bahaya, seringkali pelayaran harus dihentikan jalur udara, dalam menghadapi kondisi cuaca untuk sementara, termasuk pasokan bahan buruk, fasilitas transportasinya tidak jauh lebih pangan dan kebutuhan pokok lain sehari-hari. baik. Keberangkatan maskapai Susi Air, yang Padahal, persediaan kebutuhan pokok harus tetap menghubungkan bandara Kupang-Rote Ndao, tersedia, termasuk pada hari-hari dengan cuaca dengan kapasitas penumpang 12 orang, seringkali tidak memungkinkan. Demikian juga, dengan harus dibatalkan, akibat masalah cuaca yang tidak kondisi serupa, tidak memungkinkan penggunaan mendukung. Sedangkan maskapai lain, Trans angkutan logistik melalui jalur udara, atau yang Nusa, dengan armada Fokker 50, sekalipun ingin memanfaatkan jalur penerbangan. tetap beroperasi, harus mengalami beberapa jam Dalam kondisi ombak tinggi, sekitar 50 truk penundaan. Sebagai implikasinya, karena tidak pengangkut barang kebutuhan pokok, bahan menguntungkan dari sisi finansial, penerbangan bangunan, dan dagangan lain, yang sebagian bandara Kupang-Rote Ndao pulang-pergi ini, besar bertujuan ke wilayah Kabupaten Kepulauan seringkali ditutup atau tidak dilanjutkan lagi. Rote Ndao, hanya bisa menunggu di dermaga Terhambatnya jalur transportasi darat, laut, feri di pelabuhan Bolok Kupang.9 Kondisi ini dan udara akibat masalah alam ini menjadi telah menyebabkan naiknya harga barang-barang masalah besar buat Provinsi NTT dan Kabupaten kebutuhan pokok di daerah tujuan, Rote Ndao. Kepulauan Rote Ndao. Karena itu, keterpencilan Ketersediaan bensin susah diperoleh hingga dan ketertinggalan sejak dini harus diatasi dua minggu lamanya, dan harganya lebih mahal dengan membuka akses wilayah tersebut dibandingkan dengan harga normal, tanpa seluas-luasnya bagi kunjungan banyak orang, gangguan alam dan masalah transportasi. Selain dengan memberikan berbagai pilihan bagi itu, akibat cuaca yang buruk dan gelombang laut berbagai macam moda transportasi. Ini belum yang tinggi, sering terjadi kecelakaan kapal di lagi melihat permasalahan kondisi dan dukungan laut. Sebagai contoh, kapal motor “Bukit Siam”, infrastruktur lain, yang dihadapi wilayah bagian yang mengakut 75 drum bahan bakar minyak timur Indonesia di posisi paling selatan tersebut, pada 26 Januari 2014 tenggelam di Selat Pukuafu, seperti kondisi pelabuhan udara dan laut, jalan setelah berlayar menggunakan jalur perairan raya, angkutan darat, dan pasokan listrik, hotel, pelabuhan rakyat Namosaen Kupang menuju dan sebagainya. Rote Ndao.10 Sebagaimana kondisi wilayah Indonesia Kelangkaan Penduduk Timur lainnya, Kabupaten Kepulauan Rote Dengan tujuh pulau besar, dan beberapa pulau-pulau kecil lainnya, wilayah Kabupaten 9 “Bahan Pokok Menipis: Sudah Tiga Minggu Pasokan Barang ke Kepulauan Terhenti,” Kompas, 28 Januari 2014. Kepulauan Rote Ndao masih banyak yang kosong, tidak diokupasi secara de facto, atau 10 Ibid.

62 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 tidak berpenghuni, apalagi di bagian yang dan TNI (semua matra, yakni darat, laut dan terluar. Sangat mengejutkan memang, dari 107 udara), khususnya terhadap tata letak patok-patok pulau-pulau besar dan kecil, dekat dan terpencil perbatasan yang terpancang di bagian wilayah dari ibukota Provinsi Kupang, di Kabupaten terluar, wilayah-wilayah tidak berpenghuni itu Kepulauan Rote Ndao, ternyata hanya 8 yang akan merawankan kedaulatan NKRI. Kehadiran berpenghuni, dan selebihnya, 99 pulau tidak aparat keamanan Indonesia, walaupun sementara, berpenduduk, tidak diokupasi.11 Sebaran pulau tetapi jika rutin dilakukan, dapat menunjukkan yang cukup jauh jaraknya satu dengan lain, kepada negara tetangga dan berbagai pihak menyulitkan untuk pengawasan keamanan dan dari negara lain yang lalu lalang di sekitar upaya mempertahankannya dari ancaman asing perairan wilayah Kabupaten Kepulauan Rote oleh aparat Kepolisian dan aparat TNI dari Ndao, bahwa wilayah itu ada pemiliknya. Lebih berbagai matra, darat, laut, maupun udara. jelas lagi, faktor kehadiran dapat menunjukkan Begitu pula, luas wilayah darat dan perairan bahwa tidak benar teritori yang kosong tersebut pulau-pulau yang bervariasi besar dan kecilnya, tidak dikontrol dan dikuasai, apalagi tidak serta sebaran penduduknya, menyulitkan dimiliki secara sah dan de facto oleh pemerintah aparat pemerintahan kabupaten (pemkab) Indonesia, khususnya pemerintah provinsi dan dalam menetapkan, mengatur, dan mengelola kabupaten dalam lingkup yang lebih kecil. administrasi pemerintahannya. Itulah sebabnya, Oleh karena itu, kehadiran instansi dan jumlah desa dan kelurahan yang ada amat aparat pemerintah provinsi dan kabupaten, bervariasi. Di satu sisi, terdapat wilayah yang sebagai perpanjangan tangan pemerintah pusat, cukup banyak jumlah desa dan kelurahannya, di dalam bentuk kantor-kantor dinas, sangat sisi lain terdapat wilayah yang memiliki sedikit membantu dalam mengontrol kedaulatan NKRI jumlah desa dan kelurahannya. Wilayah yang di lapangan. Eksistensi kantor Dinas Kelautan memiliki desa terbanyak adalah Rote Barat dan Perikanan, Dinas Pertanian. Perkebunan dan Daya Batu Tua dengan 14 desa, sedangkan Rote Kehutanan, serta Dinas Kesehatan, Dinas Tenaga Selatan Daleholu hanya terdiri dari 5 desa. Secara Kerja dan Transmigrasi, Dinas Perindustrian dan keseluruhan, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao Perdagangan, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata, terdiri dari 82 desa, dan 7 kelurahan.12 Sedangkan Dinas Kependidikan dan Catatan Sipil, serta dusun, rukun kampung, dan rukun tetangga badan-badan seperti Badan Pemberdayaan terbanyak terdapat di wilayah Kecamatan Rote Masyarakat dan Pemerintahan Desa, Badan Barat Laut, dan yang paling sedikit di wilayah Penanaman Modal Daerah, Badan Lingkungan Kecamatan Rote Selatan, masing-masing dengan Hidup, dan Badan Ketahanan Pangan dan rincian 88 dusun, 145 rukun kampung, dan P3K dan lain-lain sangat membantu menjaga 266 rukun tetangga, serta 25 dusun, 37 rukun kelangsungan hidup dan masa depan bagian- kampung, dan 70 rukun tetangga.13 bagian terluar wilayah NKRI tersebut.14 Keberadaan pulau-pulau tidak berpenghuni Selain persentase pulau kosong mencapai ini menyebabkan tidak ada pemerintahan 90%, tampak juga sebaran dan densitas penduduk daerah setempat dan aparatnya yang bekerja di Kabupaten Kepulauan Rote Ndao sangat menjalankan roda pemerintahan sehari-hari. rendah, seperti tampak dalam Tabel 1. Dapat Sementara, tanpa pengawasan rutin aparat dikatakan, semakin jauh letak dan koneksinya keamanan dan pertahanan, baik kepolisian (air) dari pusat ibukota kabupaten dan provinsi, dan semakin sedikit sumber daya alam (SDA) yang 11 Brosur No. 30 Tahun 1979, Direktorat Agraria Propinsi Dati l NT; SK Bupati Rote Ndao No 97/KEP/HK/2010 Tanggal 6 dimilikinya, semakin jarang ditemui penduduk Mei 2010 tentang Penetapan Nama-nama Pulau di Kabupaten yang tinggal di wilayah tersebut. Begitu pula, Kepulauan Rote Ndao Tahun 2010. semakin terbatas infrastruktur dan sumber daya 12 BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, Registrasi Penduduk manusia (SDM) yang dimilikinya. Mengingat 2011, (Kupang: BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012); BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, Rote Ndao dalam 14 Lihat data dan tabel Jumlah Pegawai dan Komposisinya Angka, (Kupang: BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012). menurut dinas-dinas dan badan-badan yang ada dari Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2011; 13 Ibid. BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 63 terbatasnya fasilitas pendidikan dan kualitas Gambaran ini semakin jelas, dengan melihat guru-guru yang mengajar, itulah sebabnya jumlah peserta ujian SD dan mereka yang lulus, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao menjadi salah untuk Sekolah Dasar (SD) Negeri/Inpres dan satu penerima program sosial bantuan guru swasta di wilayah kecamatan di Kabupaten mengajar se-Indonesia (“Indonesia Mengajar”) Kepulauan Rote Ndao pada tahun 2011. Dalam yang telah dicanangkan Anies Baswedan dari data yang diperoleh, tampak bahwa di semua Universitas Paramadina dengan Yayasan Gerakan kecamatan di kabupaten tersebut, kecuali di Indonesia Mengajar. Dari bantuan senilai 6,67 Kecamatan Rote Barat Daya dan Rote Selatan miliar Rupiah, 46 guru SD di enam kabupaten, yang tidak ada datanya, seluruh peserta ujian Rote Ndao menjadi penerimanya.15 SD berhasil lulus dengan tingkat mencapai 100%.16 Sedangkan untuk tingkat SMP, angka Tabel 1. Jumlah Penduduk, Luas Daerah, dan kelulusan menyeluruh mencapai 99,43%, atau Kepadatan Penduduk di Kabupaten Kepulauan Rote jauh lebih baik daripada Kabupaten Kupang Ndao menurut Kecamatan, 2011 dan Kota Kupang, yang masing-masing hanya

Jumlah Penduduk Luas Wilayah Densitas Penduduk memiliki tingkat kelulusan total 97,28% dan Kecamatan (orang) Km Persegi Per Km Persegi 97,79%, padahal fasilitas pendidikannya jauh Rote Barat 11.237 128,37 88 17 Rote Barat Daya 20.102 114,57 175 lebih maju. Demikian pula, tingkat kelulusan Rote Barat laut 22.789 172,43 132 total murid untuk jenjang SMA yang mencapai Lobalain 25.590 145,71 176 99, 89%, jauh mengungguli Kabupaten Kupang Rote Tengah 8.193 162,51 50 dan Kota Kupang, yang masing-masing hanya Rote Selatan 5.444 75,34 74 18 Panatai Baru 13.217 176,18 75 mencapai angka 80,95% dan 97,64%. Rote Timur 16.836 304,94 55 Kabupaten 123.408 1.278,05 97 Demikian pula, jika dilihat dari Indeks Kepulauan Rote Pembangunan Manusia – IPM (Human Ndao (total) Development Index) seluruh kabupaten/kota

Sumber:“Registrasi Penduduk 2011”, BPS Provinsi NTT dalam rentang waktu 2009-2011, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012. tampak bahwa IPM penduduk Kabupaten Kepulauan Rote Ndao tidaklah lebih buruk dibandingkan dengan kondisi kabupaten- Selanjutnya, tabel di bawah ini kabupaten lainnya, kecuali jika dibandingkan menggambarkan sejauh mana kondisi dan dengan Kota Kupang, yang sudah jauh lebih perkembangan kualitas SDM penduduk maju. IPM penduduk Kabupaten Kepulauan Kabupaten Kepulauan Rote Ndao dewasa ini: Rote Ndao pada tahun 2011 mencapai angka 66,57 meningkat sedikit dari tahun 2011 dan Tabel 2. Jumlah Guru menurut Jenjang, 2011 2010, yang masing-masing mencapai 65,80 dan

Jenjang Sekolah Jumlah Guru 66,18. Sementara itu, di Kabupaten Sabu Raijua, (PNS dan Honor) hanya mencapai 56,16, dan di tahun sebelumnya TK Negeri 18 masing-masing hanya 54,53 dan 55,54, atau Swasta 27 SD 16 Terkonfirmasi dalam wawancara dengan Bagian Program Negeri 1.253 Data dan Evaluasi Dinas Pendidikan Provinsi NTT Flora Triana Swasta 172 SMP dan Goris Babo, 5 November 2012; BPS Kabupaten Kepulauan Negeri 545 Rote Ndao, 2012. Swasta 54 SMA 17 Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Data Kelulusan SMP/MTs Negeri 237 2011-2012, (Kupang: BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, Swasta 29 SMK 2012); BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, Rote Ndao dalam Negeri 126 Angka, (Kupang: BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012). Swasta 68 18 Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Data Perbandingan Sumber: Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga, Persentase Kelulusan SMA/MA, SMK dan SMP/MTS BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012. (2010/2012 dan 2011 /2012), (Kupang: BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012); Hasil wawancara dengan Bagian Program Data dan Evaluasi Dinas Pendidikan Provinsi NTT, 15 “Bantuan Pendidikan BNI,” Koran Jakarta, 3 November Flora Triana dan Goris Babo, 5 November 2012. 2012.

64 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 sebagai yang terendah di seluruh Provinsi NTT. komunikasi tidak bisa berkembang di sana, Padahal, capaian rata-rata untuk Provinsi NTT sehingga perusahaan yang ada harus menutup mencapai 67,62, dan di tahun 2011 dan 2010, usahanya di wilayah kabupaten tersebut. 19 masing-masing mencapai 66,60 dan 67,26. Kehadiran perusahaan sektor pertambangan Dari sisi kondisi ekonomi dewasa ini, angka dan galian belum ada, padahal diketahui, wilayah persentase penduduk miskin di Kabupaten Kabupaten Kepulauan Rote Ndao kaya dengan Kepulauan Rote Ndao, termasuk yang tertinggi hasil tambang mangan, batu hias, batu gamping, di seluruh kabupaten/kota di Provinsi NTT. dan juga memiliki SDA besi, kalsit, barit, Menurut data tahun 2010, tercatat 32,81% angka sirtu, gypsum, dan lempung. Demikian pula, kemiskinan di Rote Ndao. Sementara, angka di wilayah kabupaten itu belum ada kegiatan kemiskinan di Kabupaten Flores Timur hanya usaha (kehadiran perusahaan) di sektor listrik, 9,61% dan Sabu Raijua mencapai 41,16%, atau gas, dan air minum. Sedangkan kegiatan usaha yang tertinggi di Provinsi NTT. Sedangkan Kota industri pengolahan tampaknya mulai menarik. Kupang, yang sudah jauh lebih baik kondisi Itulah sebabnya, pada tahun 2011, sudah ada satu ekonominya secara menyeluruh, mempunyai perusahaan yang tercatat melakukan kegiatan angka kemiskinan 10,57%. Angka kemiskinan di usaha di sektor tersebut. Kegiatan usaha yang seluruh wilayah Provinsi NTT secara menyeluruh mulai tumbuh dan tampaknya menjanjikan adalah menggambarkan kondisi yang masih tinggi dan sektor keuangan, asuransi, usaha persewaan sekaligus memprihatinkan, yang pada umumnya bangunan, tanah, dan jasa perusahaan. Sebab, mencapai dua digit, kecuali di Kabupaten dari semula tidak ada sama sekali di tahun Flores Timur. Angka kemiskinan rata-rata untuk 2009, muncul satu perusahaan di tahun 2010, keseluruhan Provinsi NTT mencapai 21,77%.20 dan berkembang menjadi 10 perusahaan dalam 22 Dari data jumlah perusahaan yang melakukan setahun berikutnya (2011). kegiatan dan berkembang di Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, sepanjang 2009-2011, Ancaman Aktivitas Ilegal tampak kegiatan ekonomi belum berjalan dan Pulau-pulau tidak berpenghuni, terutama berkembang secara dinamis. Sektor tradisional yang potensial dalam kepemilikan SDA dan pertanian, perkebunan, kehutanan dan perikanan pariwisatanya, amat rawan dari ancaman kurang berkembang dalam tiga tahun terakhir penyalahgunaan, baik oleh pihak-pihak dari ini. Selain jumlah perusahaan sangat sedikit, dalam negeri maupun asing, dari kalangan pribadi, terjadi penurunan pula dalam jumlah perusahaan swasta atau pengusaha, dan negara.23 Ancaman yang beroperasi dari tiga perusahaan di tahun dari kalangan domestik berupa penyewaan, dan 2009 menjadi hanya satu di tahun 2010, dan bahkan, penjualan pulau kepada investor dalam dua di tahun 2011. Penurunan kehadiran yang dan luar negeri, swasta dan pemerintah, yang drastis juga tampak dalam kehadiran perusahaan mudah terjadi akibat pemekaran wilayah dan bangunan di sana, dari semula 33 perusahaan di kebijakan desentralisasi kewenangan daerah yang tahun 2009, menjadi empat di tahun 2010, dan semakin besar belakangan ini.24 Pihak asing yang 21 berikutnya delapan di tahun 2011. Sementara mengelolanya, mudah menyalahgunakannya, itu, perusahaan angkutan, pergudangan, dan karena sulitnya pemerintah pusat untuk komunikasi, dari semula tiga perusahaan di melakukan kontrol di era reformasi yang penuh tahun 2009, menjadi hanya dua di tahun 2010, dengan tuntutan kebebasan, persamaan hak, dan benar-benar tidak ada (nihil) di tahun 2011. keadilan, kesejahteraan, dan devolusi kekuasaan. Ini memberi makna, selama rentang waktu yang ada, sektor bisnis angkutan, pergudangan, dan

22 Ibid. 19 BPS Provinsi NTT, 2012. 23 Wawancara dengan Kepala Bidang Kemitraan Dinas 20 Ibid.. Pariwisata Provinsi NTT, Johny Rohi, 5 November 2012.

21 Dinas Perindustrian dan Perdagangan Rote Ndao, BPS 24 Wawancara dengan Kepala Bidang Promosi Dinas Pariwisata Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, 2012. Provinsi NTT, Bonaventura Rumat, 5 November 2012.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 65 Kasus-kasus yang rawan pelanggaran Beberapa pantai di Kabupaten Kepulauan hukum dalam bentuk sewa dan jual-beli pulau, Rote Ndao, anatara lain, Nemberala dan Boa, yang dapat berdampak luas pada ancaman telah menjadi perhatian internasional, tidak kedaulatan teritorial nasional, telah terjadi di hanya turis perorangan, namun lembaga riset pulau-pulau kecil yang sangat potensial dan dan konservasi yang mendunia, seperti The strategis di wilayah Papua, Bali, NTB, dan juga Nature Conservancy (TNC), selain Dewan NTT lainnya. Pulau Batek, misalnya, salah satu Konservasi Perairan Provinsi NTT. Ini belum pulau terluar dari 4 pulau terluar di Provinsi NTT termasuk pantai-pantai di gugusan pulau- yang dijaga Tentara Nasional Indonesia (TNI), pulau kecil seperti Ndo’o, Nuse, Ndao, dan terancam kepemilikannya oleh negara tetangga Ndana, yang terletak di koridor perairan Laut baru Indonesia, yaitu Timor Leste.25 Selain Sawu dan Samudera Hindia. Laporan yang penduduknya terbatas, Pulau Batek bersama disampaikan media massa dan catatan perjalanan dengan Pulau Ndana Rote merupakan pulau turis lokal dan mancanegara menggambarkan terluar, yang menjadi semakin rawan posisinya, potensi besar itu. Kondisi Nemberala yang jika ada masalah perbatasan dengan negara telah berkembang pesat membuatnya sangat tetangga Indonesia yang belum terselesaikan berbeda dengan kondisi daratan Rote lainnya. dengan baik. Begitu pula, tidak dapat dipungkiri, Ketidakseimbangan pembangunan yang telah godaan penyalahgunaan hukum oleh aparat berlangsung di Nemberala ini tampak dari pemerintah daerah semakin besar, jika kebutuhan adanya enam resor dan beberapa rumah megah untuk mengisi kas daerah dan pribadi begitu dengan halaman luas, yang dimiliki orang tinggi, sebagai konsekuensi dari pemberian asing. Sedangkan akses jalan dari Rote Tengah otonomi daerah dan kemampuan tata kelola ke Nemberala, yang panjangnya sekitar 2 km, yang buruk, serta pemilihan umum kepala daerah kondisinya rusak. Fasilitas jaringan telepon, (pemilukada) yang berbiaya tinggi dan korup. internet, dan jalan membutuhkan perbaikan, Ancaman atas eksistensi dan kedaulatan wilayah untuk bisa mendukung pengembangan Pulau semakin lengkap, jika kondisi di perbatasan dan Rote Ndao secara komprehensif dan maksimal. wilayah negara tetangga jauh lebih baik dari sisi Mereka yang datang ke Nemberala dan Boa infrastruktur dan peluang ekonomi yang tersedia. mempunyai tujuan khusus untuk berolahraga Rote Ndao merupakan Daerah Tujuan selancar (surfing) dan selam (diving). Seorang Wisata (DTW) alternatif di luar Bali, Lombok, asal Belanda diketahui telah mendirikan sekolah dan Flores yang sudah ramai dan sesak oleh selam di sana. Turis-turis Australia diketahui turis domestik dan manca negara, serta jenuh telah berkali-kali mengunjungi DTW pantai- pemesanan jasa wisata. Daerah ini menjadi sangat pantai di Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, potensial untuk dikembangkan, karena banyak terutama Nemberala dan Boa. Kehadiran yang belum dikelola dan ditawarkan, apalagi mereka yang semakin meningkat di kemudian dikembangkan secara maksimal. Kabupaten hari bisa bermakna ganda, yakni akan semakin Kepulauan Rote Ndao merupakan pulau atau meningkatkan kepedulian terhadap konservasi batas paling selatan dari jajaran Kepulauan ekosistem pulau-pulau di sana, tetapi bisa juga Indonesia, yang pulau-pulaunya ada yang berdampak destruktif terhadap ekosistem serta berbatasan dengan Samudera Hindia (Indian adat istiadat dan budaya lokal. Kedua hal ini Ocean), sebelum masuk ke wilayah perairan telah berlangsung di berbagai DTW utama Australia. Letaknya yang semakin dekat dengan Indonesia, termasuk Bali dan Lombok. Sebagai negara tetangga Australia, yang penduduknya konsekuensinya, kerusakan lingkungan kawasan adalah pengunjung mayoritas Bali, Lombok, pantai dan pesisir menjadi ancaman serius di sana, dan Flores, membuat prospek perkembangannya terutama jika akses DTW di sana dibuka secara amat menjanjikan. luas dan dikembangkan tanpa kontrol. Sampah, yang dibuang sembarangan dan tidak terkelola baik, akan menjadi masalah besar di masa depan, 25 “Pulau Batek Terancam Diklaim Timor Leste”, Lintas NTT, 26 Oktober 2013, http://www.lintasntt.com/pulau-batek-terancam- seperti yang pernah dialami di Bali sebelumnya. diklaim-timor-leste/, diakses pada tanggal 10 Mei 2014.

66 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 Kekurangpekaan terhadap pentingnya menjaga umum dan wisata bahari.27 Penetapan TNP Laut kebersihan di kalangan penduduk lokal dan turis Sawu juga akan membantu upaya peningkatan domestik akan menyebabkan kondisi pantai kesejahteraan penduduk Kabupaten Kepulauan terancam kotor, termasuk akibat eksploitasi Rote Ndao, seperti juga terhadap budidaya pohon SDA, seperti rumput laut, yang tidak terkelola lontar, yang tumbuh alami di tanah Rote, dan dengan baik. yang menjadi tumpuan kehidupan penduduk 28 Sementara, ruang publik berpeluang untuk lokal di sana. Eksploitasi akan menjadi penentu dimanfaatkan berlebihan untuk kepentingan dan penjamin masa depan kelestarian ekosistem bisnis atau upaya mencari keuntungan pribadi Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. warga domestik26 dan asal mancanegara Upaya mencegah pengelolaan secara yang memiliki modal dan akses kewenangan ilegal atau melanggar hukum terhadap potensi (kesempatan) tidak terbatas. Sebaliknya, orang SDA Kabupaten Kepulauan Rote Ndao dapat kebanyakan (penduduk lokal) akan dibatasi dilakukan dengan kehadiran undang-undang akses mereka untuk dapat menikmati kekayaan yang mengatur pengelolaan secara baik dan tepat, alam dan ekosistem Rote Ndao yang sebagian yang sekaligus melindungi masa depannya. Yang besar masih baik. Hak publik untuk mengontrol ada selama ini belum dapat mengakomodasikan melalui jaringan masyarakat sipil mereka dapat kepentingan dan prospek Rote Ndao dalam terganggu, jika para investor dan pengusaha jangka panjang.29 Kebijakan semacam ini bisnis pariwisata tersebut melakukan kolaborasi juga bisa mengatur ulang investasi dari pihak yang melanggar hukum (kolusi) dengan aparat asing, yang sudah memperoleh hak pengaturan pemerintah kabupaten. Kasus-kasus ini telah eksklusif pengelolaan pulau, sebagaimana yang terjadi di La Petite Kepa (Kabupaten Alor, telah berlangsung di wilayah-wilayah pulau- Provinsi NTT, yang nama barunya tersebut pulau pesisir Provinsi NTT lain, khususnya yang berbau Prancis, negeri asal si pengelolanya), bermasalah, yang telah dikuatirkan banyak pihak, Kabupaten Kepulauan Wakatobi, Kabupaten terutama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM), Kepulauan Raja Ampat, dan bahkan, Kabupaten seperti Aliansi Masyarakat Adat Nusantara Kepulauan Morotai, yang jauh sekali jaraknya (AMAN), selama ini.30 Dengan hadirnya UU dari pusat pemerintahan Indonesia, Jakarta. ini, pemberlakuan akses khusus atau eksklusif Dalam kasus Morotai, terjadi tarik-menarik ke wilayah-wilayah potensial yang tertutup kepentingan antara pemerintah kabupaten dan bagi masyarakat awam lokal, dapat dihindari, investor yang mengelola industri perikanan ataupun diakhiri, jika telah dilakukan secara kerapu berskala internasional yang diekspor terang-terangan. Sebaliknya, masyarakat adat langsung ke konsumennya di berbagai restoran setempat, dapat menetapkan mana yang masih kelas atas di Hong-Kong. 27 Masa depan keberadaan Nemberala tidak Ibid. dapat dilepaskan dari keberadaan Taman 28 Lihat James J. Fox, Harvest of the Palm, Harvest of the Palm: Nasional Perairan (TNP) Laut Sawu dan Ecological Change in Eastern Indonesia Ecological Change in Eastern Indonesia, (Harvard: Harvard University Press, 1977). statusnya, yang masih digantung sebagai TNP oleh pemerintah pusat. Sebab, penetapan 29 Lihat Dewan Kelautan Indonesia, Himpunan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Kelautan, (Jakarta: Dewan statusnya akan berimplikasi pada pengelolaan, Kelautan Indonesia, 2009). dan sekaligus, perlindungan yang benar sebagai 30 Contoh kasus lain adalah di Pulau Peperu, Maluku Tengah, wilayah konservasi, dengan penetapan zonasi dengan keberadaan investor asal Swiss mendapat hak-hak yang jelas, yang membedakannya dari zona eksklusif mulai di daratan pulau sampai ke perairannya. perairan dan pesisir untuk perikanan, pemanfaatan Padahal, sebenarnya mereka hanya memperoleh izin mengelola kawasan untuk melakukan kegiatan selam (diving side). Hal ini bisa dilakukan dengan dukungan aparat pemkab dan keamanan setempat, terutama militer, sehingga masyarakat lokal tidak 26 Salah satu investor dalam negeri (nasional) yang dikatakan memiliki akses masuk ke wilayah yang mereka telah melakukan masyarakat disana potensial adalah cucu Soeharto, yang sedang kegiatan di sana, sebelumnya. Sementara, pihak asing itu membangun Pulau Ndo’o. Lihat, Rini Kustiasih, “Ombak memperlakukan wilayah tersebut seolah-olah miliknya. Lihat Tinggi Rote di Ujung Selatan Negeri,” Kompas, 24 Desember “Hak Eksklusif Pengelolaan Pulau: Atur Investasi Asing Lewat 2013. UU Pesisir,” Neraca, 8 Januari 2014.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 67 merupakan wilayah adat, yang dapat mereka Ancaman Keamanan olah, dan mana yang boleh dikelola secara Ancaman keamanan adalah juga masalah yang bersama, tanpa ada wilayah yang tertutup sama rawan dihadapi di sana, baik yang bersifat 31 sekali aksesnya bagi mereka. Inisiatif, usulan, konvensional maupun nonkonvensional. Untuk dan keputusan masyarakat adat perlu mendapat yang disebutkan pertama, ancaman berasal perhatian serius, agar dampak negatif pembukaan dari faktor militer, yakni kekuatan angkatan wilayah-wilayah yang potensial di Kabupaten laut negara tetangga di kawasan sekitarnya dan Kepulauan Rote Ndao bagi pengelolaan dengan negara-negara besar di luar kawasan. Dalam kerja sama dengan investor dan tenaga asing, konteks ini, ancaman berasal dari kapal-kapal dapat dicegah dan dikoreksi. asing, termasuk kapal-kapal selam yang tidak Selanjutnya, perlu mendapat perhatian kelihatan, ke wilayah Kabupaten Kepulauan seksama, setiap pembangunan fasilitas pariwisata, Rote Ndao untuk tujuan yang dijelaskan dan harus memiliki atau disusun analisis dampak tidak dijelaskan. Contohnya, kapal-kapal selam lingkungan (amdal) yang akurat.32 Sebab, Cina, yang telah memperoleh konsesi bagi kehadiran berbagai hotel, resor, dan akomodasi pemanfaatan pelabuhan laut di Timor Leste dan fasilitas pendukung kegiatan pariwisata dan dan melintas secara damai melalui Alur Laut turis lainnya, serta penetapan kawasan menyelam Kepulauan Indonesia (ALKI) II (selat Lombok dan sebagainya, akan memiliki implikasi yang dan seterusnya), perlu diwaspadai. Sedangkan serius terhadap lingkungan hidup, apalagi jika kapal-kapal besar AS serta kapal-kapal patroli tidak diantisipasi dan disiapkan pencegahannya dan penjaga pantai Australia dan Selandia Baru sejak dini. Pembangunan dan pengembangan turut berpotensi memberikan ancaman, dengan konsep minawisata sekalipun, dengan dukungan segala konsekuensinya, termasuk polusi dan investasi dan tenaga ahli asing, harus dicermati, dampak kerusakan ekologi, yang dihasilkannya. karena tidak luput dari berbagai dampak Sementara itu, ancaman nonkonvensional 33 lingkungan yang menyertainya, termasuk di berasal dari faktor non-militer, dengan aktor Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. nonnegara, yakni seperti masuk dan kembalinya Sementara, upaya penetapan cagar alam di para pendatang gelap atau imigran ilegal, Pulau Pasir, Ashmore Reef, menurut Australia, yang sebagian besar datang dari negeri-negeri sejak tahun 1996-1997, yang tidak mengundang yang dilanda konflik sektarianisme, malfungsi protes resmi pihak Indonesia (Kementerian demokrasi, dan meluasnya kemiskinan di Luar Negeri --Kemlu), harus disadari, memberi Timur Tengah, Afrika Utara, Asia Selatan, implikasi buruk. Sebab, ini mengartikan seolah- serta Asia Tenggara. Para aktor nonnegara olah pemerintah Indonesia mengakui penguasaan, dari berbagai latar belakang kewarganegaraan yang berarti kedaulatan Australia, atas pulau yang banyak terlibat aktivitas di wilayah perairan disengketakan itu. Oleh karena itu, sikap aparat ini, apakah itu para imigran gelap yang ingin keamanan laut dan pertahanan Indonesia, dan tinggal dan hidup di Australia, ABK kapal juga para nelayan tradisional asal Rote Ndao, domestik dan lintas nasional yang melakukan yang terus-menerus mempertahankan kehidupan kegiatan penyelundupan manusia, para awak di wilayah nenek moyang mereka di sana, kapal penjaga pantai Australia, Selandia Baru, menjadi sia-sia, seperti kontraproduktif dengan serta personil Angkatan Laut AS, Cina, dan sikap Kementerian Luar Negeri dan respons sebagainya.35 Sedangkan berbagai jenis kegiatan pemerintah Indonesia.34 yang memberikan ancaman nontradisional dalam hal ini adalah human trafficking, pencemaran 31 Ibid. lingkungan perairan, illegal mining, illegal 32 Diperkuat oleh keterangan yang diperoleh dalam wawancara logging, serta illegal fishing, sebab kekayaan dengan Kepala Bidang Kemitraan Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Johny Rohi, 5 November 2012. alam Provinsi NTT sangat potensial, khususnya

33 Lihat “Hak Ekslusif Pengelolaan Pulau: Atur Investasi Asing “Keamanan Maritim di Kawasan,” pada 2 April 2014 di Lewat UU Pesisir.” Neraca, 8 Januari 2013. Kupang, Provinsi NTT.

34 FGD P3DI dengan Universitas Nusa Cendana mengenai 35 Nainggolan, op.cit., hlm. 67-68, 73-76., 79, 87, 94-96.

68 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 yang terdapat di kawasan perairan Taman Laut Morrison, juga mengatakan, bahwa kejadian Nasional Sawu, yang sangat luas, dan berbagai pelanggaran tersebut tidak disengaja dan ikan. tanpa sepengetahuan Pemerintah Australia. Dalam beberapa tahun terakhir, setelah Walaupun kemudian, Pemerintah Australia gelombang migran ilegal mengalir deras dari menegaskan bahwa pelanggaran-pelanggaran berbagai wilayah di luar kawasan, setelah wilayah perairan Indonesia seperti itu tidak akan maraknya konflik-konflik sektarianisme, terulang, tetapi tidak ada kepastian semuanya terdapat kecenderungan wilayah Kabupaten akan dipatuhi begitu saja di lapangan. Sebab, Kepulauan Rote Ndao menjadi salah satu wilayah pelanggaran wilayah yang telah dilakukan AL perairan yang tidak luput dari lintasan aktivitas Australia pada saat mereka mendorong kapal penyelundupan manusia. Berdasarkan catatan, kayu para pencari suaka asal Afrika dan Timur dalam kasus yang terjadi pada 6 Januari 2014 Tengah yang menuju Australia kembali ke terdapat tiga kapal perang dan enam kapal cepat perairan Indonesia, sebenarnya telah terjadi pula AL Australia36 telah masuk jauh hingga 7 mil pada 19 Desember 2013, atau dua kali, dalam 40 ke wilayah perairan Rote Ndao. Akibatnya, 45 waktu yang sangat berdekatan. Yang lebih jelas imigran gelap37 yang telah dipulangkan oleh AL lagi, dari sumber yang berbeda, 3 kapal, termasuk Australia itu telah menjadi beban Pemerintah jenis freegat, dengan diperlengkapi persenjataan Indonesia, terutama pemerintah lokal Rote Ndao. penuh, HMAS Stuart, dan 1 kapal lainnya, telah Pemerintah Australia telah mengakui kesalahan melanggar batas 12 mil laut, sekitar 22 kilometer, 41 pelanggaran batas wilayah yang dilakukan secara sebanyak 5 kali, sejak 13 Desember 2013. sengaja ini, tetapi sikap pemerintah Indonesia di Pelanggaran wilayah perbatasan laut bawah kepemimpinan Presiden Susilo Bambang Indonesia di sekitar Kabupaten Kepulauan Yudhoyono yang tidak kooperatif, kecuali Rote Ndao rawan terjadi karena perbatasan panglima TNI-nya,38 menjadi sasaran kesalahan. teritorial laut Indonesia dengan Australia Adapun kesalahan-kesalahan pihak Indonesia belum diselesaikan.42 Kasus-kasus pelanggaran lainnya adalah terlalu beriba pada imigran gelap terjadi tidak hanya dalam kasus “boat people,” atau pengungsi (boat people) yang satu latar namun juga seringnya tudingan atas masuknya belakang agama, membiarkan praktek permainan nelayan-nelayan tradisional Indonesia, terutama uang, kegiatan suap dan bisnis di kalangan asal Rote Ndao, ke wilayah perairan Australia. aparat keamanan dan pelabuhan setempat yang Ketidakjelasan atau ketidakbakuan batas wilayah meloloskan mereka, dan lain-lain.39 laut kedua negara yang dapat dijadikan pegangan, Terkait dengan pelanggaran teritorial, selalu menjadi pangkal persoalan, yang Menteri Imigrasi dan Perlindungan Perbatasan melibatkan AL Australia, nelayan tradisional Australia, Scott Morrison, telah melakukan asal Rote Ndao, dan para imigran gelap asal 43 konferensi pers bersama Letjen Angus Campbell mancanegara, khususnya Timur Tengah. Selama dari Departemen Pertahanan Australia, yang ini masalah belum berhasil diselesaikan, karena isinya mengakui bahwa Komando Perlindungan belum dicapainya kesepakatan atas Pulau Pasir 44 Perbatasan dalam operasinya telah memasuki (Ashmore Reef). wilayah perairan Indonesia. Namun, janggalnya,

40 Natalia Santi,”Australia Akui Langgar Perairan Indonesia,” 36 “Panglima TNI Fasilitasi Kapal Perang Australia,” Media Koran Tempo, 18 Januari 2014. Indonesia, 9 Januari 2014. 41 Ibid. 37 Ibid. 42 Lihat Poltak Partogi Nainggolan, Batas Wilayah dan Situasi 38 Panglima TNI, Jend. Moeldoko, menolak dikatakan Perbatasan Indonesia: Ancaman terhadap Integritas Teritorial, mendukung kebijakan militer Australia, melainkan apa yang (Jakarta: Tiga Utama, 2004). ia lakukan sudah sesuai dengan standar operasi. Lihat, Ina Parlina and Margareth S. Aritonang,”TNI chief denies backing 43 Wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Oz policy,” The Jakarta Post, 10 Januari 2014. Provinsi NTT, Aba Maulaka, 22 April 2014.

39 “On Australia’s boat people’s policy,” The Jakarta Post, 10 44 Wawancara dengan Sekretaris Badan Pengelola Perbatasan Januari 2014; Lihat Nainggolan, op.cit. Provinsi NTT, I Gusti Lanang Ardika, 22 April 2014.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 69 Kian meningkatnya ancaman keamanan Rote Ndao, pada 6 Januari 2014. Salah seorang yang datang dari aktivitas penyelundupan pelaku, imigran gelap, mengaku bahwa mereka dan perdagangan manusia, secara realistis, digiring anggota AL Australia menggunakan 3 membutuhkan kehadiran kapal-kapal TNI-AL kapal perang dan 6 speed boat sampai memasuki untuk melakukan patroli laut sesering dan sejauh perairan Rote Ndao, sekitar 7 mil dari daratan mungkin, sebagai upaya pencegahan untuk dapat Pulau Rote. Para imigran gelap tersebut sempat menangkap para pelaku, termasuk mereka yang bertahan selama 1,5 hari, dengan pengawasan mengorganisasi dan memperoleh keuntungan ketat tentara AL (marinir) Australia. Adapun, dari kegiatan tersebut. Terlebih lagi, dengan sebagaimana diungkapkan Kapolres Rote Ndao, terjadinya berulangkali tindakan pelanggaran AKBP Hidayat, para imigran gelap tersebut wilayah secara sengaja oleh AL Australia, untuk berangkat dari Pulau Kendari pada 21 Desember dalih apapun, TNI-AL telah diminta untuk 2013, dan tiba di Australia pada 1 Januari 2014.48 menempatkan kapal-kapal perangnya di perairan Selanjutnya, kapal mereka dihadang dan digiring Provinsi NTT. Kapal-kapal ini perlu menjalankan ke luar dengan kapal perang oleh AL Australia operasinya di Laut Timor sampai perairan sampai ke perairan Rote Ndao, tanpa ijin selatan Pulau Rote dan Sumba. Kehadiran memasuki perairan Indonesia.49 Aparat Polres TNI-AL secara nyata dan sering di lapangan akan Rote Ndao, yang menemukan para imigran, bermanfaat pula untuk melindungi kekayaan laut langsung mengamankan dan menampung mereka Indonesia dari ancaman pencurian para nelayan di Mapolres Rote Ndao. Ke-45 imigran gelap asing. Selama ini, TNI-AL tidak menempatkan itu terdiri dari 39 orang laki-laki dan 9 orang kapal-kapal perangnya secara permanen di perempuan, berasal dari Somalia (28 orang), Pangkalan TNI-AL VII (Lantamal) Kupang.45 Sudan (9 orang), Mesir (3 orang), Nigeria (2 Padahal, pelanggaran wilayah laut banyak terjadi orang), Yaman (1 orang), Ghana (1 orang) , dan di sekitar wilayah perairan tersebut, termasuk Lebanon (1 orang).50 pencurian ikan secara besar-besaran oleh para Kasus terbaru terjadi pada 5 Mei 2014, 46 nelayan asing. setelah AL Australia memulangkan para pencari Dalam kasus tiga kapal perang asal Australia, suaka dari India (16 orang), Nepal (2 orang), dan kapal-kapal itu diketahui telah memasuki Albania (2 orang), yang telah berlayar menyewa perairan Indonesia di Kabupaten Kepulauan perahu nelayan dari Pulau Rote menuju Australia. Rote Ndao, tanpa kehadiran aparat TNI-AL. Ketika akan memasuki perairan Australia, Ini wajar saja, karena di sana hanya ada Lanal perahu mereka langsung digiring kembali ke yang terbilang kecil, dengan peralatan sangat perairan Indonesia, sedangkan 1 perahu lagi terbatas, sehingga menyulitkan kemampuan ditenggelamkan oleh penjaga pantai Australia. aparat keamanan dan pertahanan Indonesia di Para pendatang gelap itu diserahkan ke Polres lapangan, seperti yang terdapat di Rote Ndao, Rote Ndao di Pulau Rote, dan dievakuasi dan juga untuk Rote Ndana.47 Kedatangan tiga menggunakan kapal patroli polisi ke Kupang. kapal perang tersebut diketahui setelah aparat Polres Rote Ndao sendiri telah menahan 2 Polres Rote Ndao berhasil mengamankan lagi tersangka, yaitu nakhoda dan 1 anak buah kapal, 45 imigran gelap yang terdampar di Dusun dengan barang bukti perahu yang disewa itu.51 Kakaek, Desa Lenupetu, Kecamatan Pantai Baru,

48 “Kapal Australia Giring Imigran di Perairan Indonesia Tanpa 45 Wawancara dengan Danlantamal VII, Laksmana Pertama Izin, Suara Pembaruan, 7 Januari 2014. (Pelaut) Deddy Muhibah Pribadi,S.E.,MPA, Wadanlantamal Kol. Laut (Pelaut) Lukman H, dan Asisten Operasi, Kol. 49 Dika Dania Kardi,”Australia kembali Lecehkan RI,” Media Sunarno Adi, 25 April 2014, di Kupang, Provinsi NTT. Indonesia, 8 Januari 2014; Wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi NTT, Aba Maulaka, 22 April 46 “Perairan NTT Butuh Kapal Perang,” Media Indonesia, 13 2014. Januari 2014. 50 “Kapal Giring Imigran di Perairan Indonesia Tanpa Izin”, 47 Wawancara dengan Danlantamal VII, Laksmana Pertama Suara Pembaruan, 7 Januari 2014. (Pelaut) Deddy Muhibah Pribadi,S.E.,MPA, Wadanlantamal Kol. Laut (Pelaut) Lukman H, dan Asisten Operasi, Kol. 51 “Äustralia Usir 20 Pencari Suaka”, Media Indonesia, 7 Mei Sunarno Adi, 25 April 2014, di Kupang, Provinsi NTT. 2014.

70 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 Kegiatan penyelundupan dan perdagangan NTT lainnya, yang sebagian besar terdiri dari manusia lintas-negara rawan sekali terjadi wilayah perairan Kabupaten Kepulauan Rote di Provinsi NTT, termasuk yang melintasi Ndao, tidak luput dari ancaman pencemaran. Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, selain didukung Dalam kasus Montara, ledakan sumur minyak keterlibatan aparat keamanan lokal. Para pelaku (21 Agustus 2009) di Blok West Atlas, yang sudah sering dilaporkan kepada penegak hukum, merupakan konsesi Australia, tumpahan tetapi tidak pernah diproses dan ditindak secara minyaknya sudah mencemari perairan di Celah hukum. Laporan Lembaga Swadaya Masyarakat Timor. Akibat kasus pencemaran minyak di (LSM) dan media massa belakangan menengarai laut terbesar di Asia Pasifik ini, environmental keterlibatan oknum perwira di jajaran Kepolisian security Rote Ndao turut terancam. 52 Daerah (Polda) Provinsi NTT. Bahkan, lebih Tumpahan minyak mentah dari sumur yang jauh lagi, ditengarai adanya keterlibatan langsung dioperasikan PTTEP Australasia membawa oknum polisi dalam jaringan penyelundupan ancaman kerusakan bagi tiga negara, yakni orang. Kasus perdagangan manusia lintas negara Indonesia, Timor Leste, dan Australia. Bencana melibatkan pula pelaku asal Rote, yang sudah yang belum teratasi, termasuk persoalan ganti dilaporkan berulang kali ke Polda NTT, tetapi ruginya, dirasakan juga oleh penduduk pesisir tidak ditindaklanjuti dengan proses hukum. selatan Pulau Timor dan pulau-pulau sekitar Untuk itu, fakta di lapangan memperlihatkan Provinsi NTT, termasuk di Kabupaten Kepulauan bahwa pelanggaran hukum transnasional rawan Rote Ndao. Dengan tumpahan minyak total pula terjadi di Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. mencapai 40 juta liter minyak mentah, wilayah Dilaporkan, lemahnya tindak lanjut perairan yang tercemar di seluruh Provinsi NTT penanganan terkait pula dengan keterbatasan mencapai 90.000 km².55 Kasus Montara ini jauh aparat lokal dalam menangani TKI dan imigran lebih besar dari kasus tumpahan minyak kapal gelap yang bermasalah. Dalam sebulan terakhir, tanker Exxon Valdez di Teluk Alaska tahun 1989 Pemerintah Australia telah mengusir 93 imigran dan meledaknya anjungan minyak Deepwater gelap asal Timur Tengah dan Afrika ke wilayah Horizon di Teluk Meksiko, tahun 2010. Bencana perairan Provinsi NTT, termasuk yang melalui Montara tidak hanya telah merusak biota laut, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao.53 Tempat- tetapi juga berdampak pada ribuan warga pesisir, tempat penampungan di rumah detensi imigrasi khususnya para nelayan di selatan Timor, seluruh (rudenim) di Kupang saja dewasa ini sudah pesisir Pulau Rote, Sabu dan selatan Alor, sempat menampung sebanyak 171 imigran gelap, jauh berbulan-bulan tidak bisa melaut. Bencana serius melebihi kapasitas yang hanya 100 orang. Pada telah menghancurkan budidaya rumput laut dan tahun 2013 dilaporkan, aparat keamanan dan keramba apung. imigrasi Provinsi NTT telah mengamankan Mengenai pencemaran minyak Montara ini, paling sedikit 1.614 imigran gelap, dengan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning, mengatakan sejumlah 127 orang sudah dideportasi ke negara bahwa masyarakat Rote Ndao tengah menangisi 54 asal masing-masing. Sisanya direlokasi ke hidup mereka karena tumpahan minyak Montara, rudenim lain, sehingga masih terdapat 171 orang yang telah membunuh mata pencaharian mereka. di rudenim Kupang. Sebagai konsekuensinya, penghasilan petani rumput laut telah berkurang sampai 80 persen.56 Pencemaran Lingkungan Demikian halnya dengan nelayan, yang terhalang Dari perspektif ancaman keamanan melaut dan kehilangan sumber ikan mereka di nonkonvensional, sebagaimana wilayah Provinsi perairan. Yang ironis, walaupun sedemikian besar dampaknya, sejauh ini belum ada perhatian, apalagi upaya ganti rugi yang disampaikan, dan 52 “Perdagangan Manusia: Oknum Perwira Polda NTT Diduga Terlibat,” Suara Pembaruan, 6 Maret 2014.

53 “NTT Kewalahan Tangani Imigran,” Koran Tempo, 10 55 “Pencemaran Lingkungan: Petaka Montara, di mana Februari 2014, hlm. 11. Kepedulian Negara?,” Kompas, 6 April 2014.

54 Ibid. 56 Ibid.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 71 juga upaya alternatif yang telah diperjuangkan dan lain-lain.60 Karena itu, lemahnya dukungan pemerintah. Pemerintahan Presiden SBY61 dalam menyerap Bencana tumpahan ladang minyak Montara dan mewujudkan tuntutan rakyat Provinsi NTT, yang telah mencemari Laut Timor telah dinilai yang wilayah perairannya tercemar tumpahan sebagai pelanggaran Hak Asasi Manusia minyak Montara dan mengalami kerugian besar (HAM) berat dan harus diproses sampai tuntas ini, sangat disayangkan. dengan meminta pertanggungjawaban, baik dari pihak negara maupun swasta di Indonesia dan Australia.57 Namun sayangnya, sekalipun seperti dikatakan Bupati Rote Ndao, Leonard Haning, masyarakat nelayan di wilayah perairan paling selatan Indonesia yang berbatasan dengan Australia itu telah menderita kerugian besar, yang hingga kini tuntutan ganti kerugian belum ada penyelesaiannya, baik secara ekonomi, maupun sosial. Sementara itu, Pemerintah Rote Ndao telah menghitung nilai kerugian atas bencana tumpahan minyak yang telah menimpa penduduknya di perairan tersebut, yang diperkirakan mencapai Rp. 7,5 trilyun, dengan rincian, jumlah kerugian langsung sebesar Rp. 4,7 trilyun, sedangkan dampak tidak langsung mencapai Rp. 671 miliar.58 Sebagaimana dijelaskan Dinas Kelautan Sumber: “Bahasa dan Budaya Rote-Ndao,” http:// dan Perikanan, selain dari pemboran minyak di bbronda.blogspot.com/2012/12/normal-0-false- false-false-en-us-x-none.html tengah laut, seperti di Laut Timor dengan kasus Montara-nya, ancaman pencemaran perairan Rote Ndao juga datang dari pembuangan limbah rutin Gambar 1. Peta Wilayah Kabupaten Kepulauan Rote Ndao dari kapal-kapal yang dibersihkan di tengah laut, terutama kapal-kapal asing berukuran besar dari Transmigrasi sebagai Solusi Australia.59 Hal ini terjadi karena pengawasan dan tindakan pencegahan dari aparat yang berwenang Kebijakan transmigrasi bagi Pemerintah Provinsi cenderung lemah. Selain itu, kelestarian perairan NTT dan Kabupaten Kepulauan Rote Ndao Rote Ndao menjadi terancam akibat penggunaan adalah salah satu solusi yang dinilai efektif untuk bahan peledak dalam penangkapan ikan. SDA mengatasi kekosongan dan ketidakmerataan Rote Ndao terancam, terutama rumput laut serta penyebaran penduduk di banyak pulau di NTT, berbagai jenis ikan. Untuk budidaya rumput khususnya Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. laut, areal yang terancam mencapai 5.342 hektar, Kebijakan yang sebenarnya telah dimulai walaupun yang baru dimanfaatkan 2.995,7 lebih dari 5 tahun lalu dilakukan tidak dengan hektar, dengan produksi mencapai 1.048.762,72 memindahkan penduduk yang padat dari luar ton basah, sebagai bagian dari Klaster II bersama- Provinsi NTT dan Pulau Jawa, tetapi dari sama dengan Kota Kupang, Kabupaten Kupang, wilayah kecamatan di sekitar ibukota Kabupaten Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara, Kepulauan Rote Ndao yang padat penduduknya. Lokasi yang dijadikan sasaran kebijakan 57 “Pencemaran Laut Timor: Pemerintah agar Dukung Langkah transmigrasi di Rote Ndao adalah Oeteas (2005), Masyarkat,” Suara Pembaruan, 26 Februari 2014.

58 “Australia Harus Bayar ganti Rugi Dampak Pencemaran 60 Ibid. Montara,” Suara Pembaruan, 19 Februari 2014. 61 FGD P3DI dengan Universitas Nusa Cendana mengenai 59 Wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan “Keamanan Maritim di Kawasan,” pada 2 April 2014 di Provinsi NTT, Aba Maulaka, 22 April 2014. Kupang, Provinsi NTT.

72 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 Paal (2006), Oengggaut (2008), dan Istua (2011), wilayah baru seluas 180 ha, sebuah wilayah yang dengan masing-masing warga binaan sebanyak tidak kecil.65 62 100 KK. Strategi transmigrasi ini membutuhkan Proyek transmigrasi di wilayah-wilayah biaya yang jauh lebih sedikit dibandingkan pulau terluar dan strategis adalah salah satu dengan harus mendatangkan para transmigran jalan untuk meningkatkan kesejahteraan dari luar kabupaten dan provinsi, apalagi dari penduduk Kabupaten Kepulauan Rote Ndao Pulau Jawa. Di samping itu, dari perspektif yang telah dimekarkan, selain untuk tujuan dasar antropologis (lihat Gambar 1.), para transmigran menciptakan desa, kelurahan dan kecamatan lokal ini tidak memiliki perbedaan primordial baru, khususnya di berbagai lokasi yang masih (agama, kesukuan, bahasa dan lain-lain) dan kosong. Melalui proyek transmigrasi, upaya latar belakang yang signifikan antara pendatang meningkatkan dan mempercepat pembangunan dengan penduduk lokal dan wilayah baru mereka, daerah, meningkatkan Pendapatan Asli Daerah 63 sehingga lebih mudah membaur. (PAD), serta peningkatan peran penduduk dalam Kesamaan latar belakang juga dibantu pembangunan dan penyerapan tenaga kerja, oleh persiapan dan kerja sama yang baik antara wilayah perbatasan di pulau-pulau terluar yang pemerintah pusat, pemerintah provinsi, dan menjadi beranda Negara Kesatuan Republik pemerintah kabupaten dalam menyiapkan Indonesia (NKRI), dapat dilakukan. Jalan prasarana dan sarana yang dibutuhkan para ini untuk memperkecil tingkat kesenjangan transmigran, seperti kawasan pemukiman dan penduduk perbatasan yang tinggal di wilayah perumahan yang layak, kawasan pertanian dan Indonesia dari negara tetangga terdekat, sehingga perkebunan untuk diolah, fasilitas kesehatan mereka tidak perlu tertarik untuk keluar, (puskesmas, posyandu), air bersih (sumur, bermigrasi dan tinggal di negara lain, tetangga pipa dan sebagainya), fasilitas pendidikan, dan terdekat, baik secara legal maupun ilegal. sebagainya. Dalam perjalanannya kemudian, Proyek transmigrasi di pulau-pulau terluar kerja sama ketiga unsur pemerintah tersebut di wilayah perbatasan adalah tindak lanjut terus memperhatikan kondisi dan kebutuhan dari keinginan mewujudkan wilayah tersebut para transmigran di tempat kehidupan mereka sebagai halaman depan. Kebijakan ini bukan yang baru, seperti apakah mereka membutuhkan diarahkan sebaliknya, yaitu membuat pulau- pembangunan sekolah TK, SD dan sebagainya dan pulau terluar sebagai halaman belakang, sehingga sudah sesuai dengan pertumbuhan keluarga dan tetap terbelakang, karena kurang perhatian anak-anak mereka, serta meletakkan pembinaan pemerintah. Melalui proyek transmigrasi 64 dalam bercocok tanam dan sebagainya. Dengan dengan tujuan khusus ini, keutuhan wilayah kondisi demikian, kebijakan pemerataan sebaran dan kedaulatan teritorial dapat dijaga, dengan dan ‘pengiriman’ penduduk ke wilayah-wilayah melakukan pembangunan yang lebih berkeadilan yang masih jarang ataupun kosong penduduknya dan relatif merata secara nasional.66 Proyek dapat mencapai sasarannya, untuk pengamanan transmigrasi khusus di Kabupaten Kepulauan wilayah secara de facto, melalui langkah okupasi. Rote Ndao akan membantu pengembangan Sebagai contoh, sejumlah 400 KK warga yang wilayah itu sebagai sabuk pengaman (security ditransmigrasikan ke wilayah-wilayah baru yang belt) NKRI dari ancaman luar, terutama tetangga jarang atau kosong penduduknya di Kabupaten terdekat.67 Terciptanya kesejahteraan melalui Kepulauan Rote Ndao itu telah menempati 65 Dinas Transmigrasi Provinsi NTT, op.cit.

66 “Transmigrasi Percepat Pembangunan di Perbatasan,” Suara 62 Dinas Transmigrasi Provinsi NTT, Data Bulanan P2K Pembaruan, 10 Desember 2013. Trans Agustus 2012, (Kupang: Dinas Transmigrasi Provinsi NTT, 2012). 67 Lihat khususnya PP No. 62/2010 tentang Pemanfaatan Pulau-pulau Kecil Terluar, yaitu pemanfaatan pertahanan 63 Wawancara dengan Kepala Bidang Pemberdayaan Kawasan dan keamanan, kesejahteraan masyarakat, dan pelestarian Transmigrasi Provinsi NTT, Fransiskus Gabi Tola, 5 November lingkungan. Contoh kasus yang pernah terjadi adalah Sipadan 2012. dan Ligitan, lihat kembali, “Hak Eksklusif Pengelolaan Pulau: Atur Investasi Asing Lewat UU Pesisir.” Neraca, 8 Januari 64 Ibid. 2013.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 73 proyek transmigrasi ini, jika dijalankan dengan terjadi setelah tingkat kepadatan penduduknya tepat dan mencapai hasil optimal, termasuk bertambah dan memperoleh kemajuan yang di Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, yang pesat, karena perebutan kekuasaan di antara merupakan batas paling selatan NKRI dan mereka. berbatasan dengan negara tetangga Australia, Belakangan, muncul inisiatif Menteri Hukum akan mendukung pendekatan keamanan atau dan HAM (Menkumham), Amir Syamsudin, teritorial (security approach), yang selama ini yang melontarkan gagasan mengirimkan para dijalankan aparat pertahanan-keamanan, dengan narapidana dan memberdayakan mereka sebagai kekuatan utamanya Tentara Nasional Indonesia transmigran ke pulau-pulau terluar Indonesia, 68 (TNI). Sebaliknya, absennya proyek semacam yang belum berpenghuni sama sekali.69 Gagasan ini, atau jika gagal dalam implementasinya akan ini sangat baik, karena para narapidana itu akan menyimpan bom waktu, berupa konflik-konflik dikirim ke daerah yang terisolasi dan akan horizontal dan vertikal di kemudian hari, seperti dipaksa untuk bekerja dan menyumbangkan di Papua. tenaga dan pikiran mereka secara produktif. Dengan kebijakan mengisi pulau-pulau Sementara, di wilayah-wilayah yang masih tidak berpenduduk dengan penduduk Provinsi kosong penduduknya, kehadiran mereka akan NTT dari pulau-pulau yang padat penduduknya sangat dibutuhkan, dan jauh dari mengganggu melalui kebijakan transmigrasi diharapkan kehidupan penduduk asli. Sehingga, aksi konflik-konflik lokal di masa depan akibat pendudukan atau lintas batas secara ilegal oleh perbedaan etnik, agama, dan bahasa dapat aparat negara asing, dan klaim ilegal kepemilikan dihindari. Belajar dari pengalaman di masa lalu di wilayah terpencil dari (pengelolaan) pusat, dari kebijakan transmigrasi yang dilakukan dapat dicegah. Begitu pula, berbagai aksi di Kalimantan, Aceh dan Papua, pemindahan pengelolaan secara ilegal atau pencurian sumber penduduk dari wilayah-wilayah sekitar daya alam oleh pihak asing dapat segera Kabupaten Kepulauan Rote Ndao jauh lebih diketahui, jika telah ada para transmigran yang kondusif dan mendukung, selain dari sisi tinggal dan hidup di wilayah-wilayah yang ekonomi bisa efisien (lihat Gambar 1.). Melalui jauh dari kontrol pemerintah pusat dan lokal proyek transmigrasi yang inovatif semacam ini, tersebut. Para narapidana itu akan berperan turut konflik-konflik kesukuan (tribalisme) dan agama mengawal NKRI dari ancaman dan gangguan (sektarianisme) yang selama ini sering terjadi pihak asing. di banyak tempat daerah tujuan transmigrasi di pulau-pulau yang kosong di Indonesia, dapat Penutup dicegah. Oleh karena itu, kebijakan Pemerintah Dari pengungkapan data-data di atas tampak Kabupaten Kepulauan Rote Ndao sudah tepat, bahwa Kabupaten Kepulauan Rote Ndao adalah tetapi tetap perlu diamati dengan seksama arus pulau pesisir terluar Indonesia dengan kondisi kedatangan dan perpindahan manusia yang yang sangat tertinggal. Infrastruktur menjadi besar dari pulau-pulau, apalagi jika bersifat masalah terbesar bagi kabupaten kepulauan yang permanen, berkelanjutan, dan jangka panjang. sangat membatasi keterhubungan pulau tersebut Karena, akibat perbedaan kepentingan dan latar dengan wilayah lainnya, terutama pemerintah belakang, gesekan antara penduduk setempat Provinsi NTT. Janji pemerintah pusat untuk (lokal) dengan pendatang mudah muncul, melakukan pengembangan pulau-pulau pesisir terutama jika proses asimilasi sulit dan tidak kecil dan terluar setiap tahun harus ditagih berlangsung secara alamiah. Demikian pula, jika kemajuan pelaksanaannya. Oleh karena itu, pada wilayah-wilayah di Kabupaten Kepulauan Rote tahun 2014, diharapkan sudah dapat dilihat, hasil Ndao itu dimekarkan di kemudian hari, ancaman pembangunan dari salah satu pulau pesisir terluar bentrokan antarwarga di perbatasan kecamatan, untuk Kabupaten Kepulauan Rote Ndao, sebagai kelurahan dan desa di masa depan bisa saja

68 Wawancara dengan Kepala Bidang Pemberdayaan Kawasan Transmigrasi Provinsi NTT, Fransiskus Gabi Tola, 5 November 69 Irfan Fitrat dan Gilang Akbar Prambadi,”Napi Diberdayakan 2012. di Pulau Terluar,” Republika, 26 Februari 2014.

74 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 bagian dari 92 pulau yang telah direncanakan belanja atau perwujudan kekuatan esensial selama ini. minimum (minimum essential forces) pertahanan Adapun kelangkaan jumlah penduduk di dan keamanan nasional. pulau pesisir terluar di bagian paling selatan Demikian pula dengan sikap para diplomat Indonesia yang berbatasan dengan Australia itu Kemlu Indonesia. Mereka diharapkan dapat lebih meningkatkan ancaman terhadap eksistensi dan proaktif merespons perkembangan di lapangan, masa depan Rote Ndao. Tidak heran, kehadiran dengan melakukan kunjungan langsung ke pulau- dan aktivitas orang asing semakin menimbulkan pulau terluar. Sehingga diharapkan, mereka ancaman terhadap kehidupan penduduk asli lebih memiliki pengetahuan di lapangan, yang dan kedaulatan pengelolaan dan wilayah akan menjadi modal penting dalam berhadapan kabupaten kepulauan yang baru dimekarkan dengan negara tetangga Australia. Mereka tidak dan telah menjadi wilayah yang semakin perlu menjadi inferior dan cepat mengalah. terbuka itu. Sehingga logis, berbagai jenis Hal ini penting demi peningkatan kapabalitas ancaman keamanan, yang bersifat tradisional dan aparat pengawal negara dalam memperjuangkan nontradisional, serta lintas batas, rentan dihadapi kepentingan dan mempertahankan eksistensi wilayah dan penduduknya, termasuk yang Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. berdampak dari pengelolaan wilayah sekitarnya Penduduk Kabupaten Kepulauan Rote yang legal, tetapi telah menimbulkan dampak Ndao, terutama para nelayan tradisionalnya, pencemaran atas lingkungan perairan Rote Ndao diharapkan tetap dapat menjaga garis perbatasan dewasa ini. Sebagai konsekuensinya, pembuatan laut Indonesia di wilayahnya di pulau terluar, UU pesisir yang mengatur soal pengelolaan yakni Pulau Pasir (Ashmore Reef), dengan pulau-pulau pesisir, terutama di wilayah terluar, peninggalan kuburan nenek moyang mereka dan oleh investasi dan tangan asing, baik secara kekayaan ikan di sekitar perairannya di sana, individual maupun korporasi, perlu didukung, yang belakangan telah diklaim oleh Australia. untuk dipercepat penyusunannya. Dalam kasus tumpahan minyak Montara yang Transmigrasi sebagai salah satu solusi telah mencemari perairan Kabupaten Kepulauan yang tepat untuk mengisi pulau-pulau yang Rote Ndao dan merugikan para nelayan di sana, sampai sekarang masih kosong, tanpa penghuni, Pemerintah Indonesia (Jakarta) seharusnya di kabupaten kepulauan pesisir terluar di mendukung gugatan rakyat Provinsi NTT Provinsi NTT tersebut, yang salah satunya terhadap Montara, perusahaan asal Australia, dengan mendatangkan para narapidana untuk untuk mendapatkan ganti kerugian yang layak. mendiami dan mengolah bagian-bagian pulau Tanpa ini, kewenangan dan kedaulatan wilayah yang sangat terisolasi. Oleh karena itu, gagasan Indonesia atas Kabupaten Kepulauan Rote proyek transmigrasi khusus yang dimunculkan Ndao, atau integritas wilayah NKRI secara utuh, Menkumham Amir Syamsudin, di samping dianggap tidak ada, karena tidak dihormati secara dengan pemindahan penduduk dari wilayah realistis di lapangan oleh pihak asing. sekitar pulau di provinsi yang sama, yang padat penduduknya, perlu didukung, demi Daftar Pustaka mempertahankan keutuhan atau integritas wilayah NKRI. Selanjutnya, kebijakan untuk meningkatkan Buku pengadaan kapal-kapal patroli dan aktivitas Buntoro, Kresno. 2012. Alur Laut Kepulauan patroli laut perlu didukung. Ini penting untuk Indonesia (ALKI): Prospek dan Kendala. Jakarta: Seskoal. segara dapat dapat direalisasikan, agar dapat merespons kian meningkatnya ancaman Fox, James J. 1977. Harvest of the Palm: Ecological Change in Eastern Indonesia Ecological keamanan langsung, khususnya yang datang Change in Eastern Indonesia. Harvard: Harvard dari aparat keamanan laut asing, terutama negara University Press. tetangga, terhadap Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. Upaya ini harus menjadi bagian dari

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 75 Dewan Kelautan Indonesia. 2009. Himpunan Wawancara dengan Kepala Dinas Kelautan dan Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perikanan Provinsi NTT, Aba Maulaka, 22 Kelautan. Jakarta: Dewan Kelautan Indonesia. April 2014. Nainggolan, Poltak Partogi. 2009. Masalah Wawancara dengan Sekretaris Badan Pengelola Penyelundupan dan Perdagangan Orang. Perbatasan Provinsi NTT, I Gusti Lanang Jakarta: P3DI Setjen DPR. Ardika, 22 April 2014. ______.2004. Batas Wilayah dan Situasi Wawancara dengan Danlantamal VII Laksmana Perbatasan Indonesia: Ancaman terhadap Pertama (Pelaut) Deddy Muhibah Pribadi, Integritas Teritorial. Jakarta: Tiga Utama. S.E., MPA, Wadanlantamal Kol. Laut (Pelaut) BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. 2012. Rote Lukman H, dan Asisten Operasi, Kol. Sunarno Ndao dalam Angka. 2012. Kupang: BPS Adi, 25 April 2014, di Kupang, Provinsi NTT. Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. FGD P3DI dengan Universitas Nusa Cendana Samantho, Ahmad Y, Oman Abdurahman et. al. 2011. mengenai “Keamanan Maritim di Kawasan,” Peradaban Atlantis Nusantara. Jakarta: Ufuk 26 April 2014, di Kupang, Provinsi NTT. Press. Surat Kabar dan Website Laporan dan Makalah “ASDP Mewaspadai Perairan Selatan NTT,” Kompas, Brosur No. 30 Tahun 1979, Direktorat Agraria 19 Pebruari 2014. Propinsi Dati l NT; SK Bupati Rote Ndao No. “Australia Harus Bayar ganti Rugi Dampak 97/KEP/HK/2010 Tanggal 6 Mei 2010 tentang Pencemaran Montara,” Suara Pembaruan, 19 Penetapan Nama-nama Pulau di Kabupaten Februari 2014. Kepulauan Rote Ndao Tahun 2010. “Australia Usir 20 Pencari Suaka,”Media Indonesia, Dinas Transmigrasi Provinsi NTT. 2012. Data 7 Mei 2014. Bulanan P2K Trans Agustus 2012. Kupang: “Bahan Pokok Menipis: Sudah Tiga Minggu Pasokan Dinas Transmigrasi Provinsi NTT. Barang ke Kepulauan Terhenti,” Kompas, 28 Dinas Pendidikan Provinsi NTT. 2012. Data Januari 2014. Kelulusan SMP/MTs 2012. Kupang: Dinas “Bantuan Pendidikan BNI,” Koran Jakarta, 3 Pendidikan Provinsi NTT. November 2012. Dinas Pendidikan Provinsi NTT. 2012. Data Dika Dania Kardi,”Australia kembali Lecehkan RI,” Perbandingan Persentase Kelulusan SMA/ Media Indonesia, 8 Januari 2014. MA, SMK dan SMP/MTS 2010/2012. Kupang: “Empat Pulau di NTT Rawan Dicaplok Negara Lain,” Dinas Pendidikan Provinsi NTT. Media Indonesia, 25 Februari 2014. BPS Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. 2012. Fitrat, Irfan dan Gilang Akbar Prambadi,”Napi Registrasi Penduduk 2011. Kupang: BPS Diberdayakan di Pulau Terluar,” Republika, Kabupaten Kepulauan Rote Ndao. 26 Februari 2014. Wawancara dengan Danlantamal VII, Laksmana “Hak Eksklusif Pengelolaan Pulau: Atur Investasi Pertama (Pelaut) Deddy Muhibah Asing Lewat UU Pesisir.” Neraca, 8 Januari Pribadi,S.E.,MPA,Wadanlantamal Kol. Laut 2013. (Pelaut) Lukman H, dan Asisten Operasi, Kol. Sunarno Adi, 25 April 2014, di Kupang, “Imigran Gelap akan Dilokalisasi,” Kompas, 12 Provinsi NTT. Februari 2014. Wawancara dengan Bagian Program Data dan “Kapal Australia Giring Imigran di Perairan Indonesia Evaluasi Dinas Pendidikan Provinsi NTT, Flora Tanpa Izin, Suara Pembaruan, 7 Januari 2014. Triana dan Goris Babo, 5 November 2012. Kustiasih, Rini.”Ombak Tinggi Rote di Ujung Selatan Wawancara dengan Kepala Bidang Kemitraan Negeri,” Kompas, 24 Desember 2013. Dinas Pariwisata Provinsi NTT, Johny Rohi, 5 “NTT Kewalahan Tangani Imigran,” Koran Tempo, November 2012. 10 Februari 2014. Wawancara dengan Kepala Bidang Promosi Dinas “On Australia’s boat people’s policy,” The Jakarta Pariwisata Provinsi NTT, Bonaventura Rumat, Post, January 10, 2014. 5 November 2012. “Pulau Terluar Masih Tertinggal,” Kompas, 19 Wawancara dengan Kepala Bidang Pemberdayaan Agustus 2013. Kawasan Transmigrasi Provinsi NTT, “Panglima TNI Fasilitasi Kapal Perang Australia,” Fransiskus Gabi Tola, 5 November 2012. Media Indonesia, 9 Januari 2014.

76 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 59–77 Parlina, Ina & Margareth S. Aritonang,”TNI chief Santi, Natalia, ”Australia Akui Langgar Perairan denies backing Oz policy,” The Jakarta Indonesia,” Koran Tempo, 18 Januari 2014. Post, 10 Januari 2014.“Pencemaran Laut Seo Yohanes, dan Ali Akhmad,”Pulau Batek Terancam Timor: Pemerintah agar Dukung Langkah Jadi Milik Timor Leste,” Koran Tempo, Masyarakat,” Suara Pembaruan, 26 Februari 26 Oktober 2013. 2014. Sarong, Frans,”Beranda Depan yang Härus Didandani, “Pencemaran Lingkungan: Petaka Montara, di mana Kompas, 8 Maret 2014. “Transmigrasi Kepedulian Negara, Kompas, 6 April 2014. Percepat Pembangunan di Perbätasan,”Suara “Perairan NTT Butuh Kapal Perang,” Media Pembaruan, 10 Desember 2013. Indonesia, 13 Januari 2014. “Pulau Batek Terancam Diklaim Timor Leste”. Lintas NTT. 26 Oktober 2013. http://www.lintasntt. . com/pulau-batek-terancam-diklaim-timor- leste/.

Masalah Krusial di Kabupaten Terluar Rote Ndao | Poltak Partogi Nainggolan | 77 78 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 KRISIS UKRAINA DAN DAMPAKNYA TERHADAP TATANAN POLITIK GLOBAL DAN REGIONAL

UKRAINE’S CRISIS AND ITS IMPACT TOWARDS GLOBAL AND REGIONAL POLITICAL SYSTEM

Frassminggi Kamasa1

Staf Direktorat Jenderal Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri RI Jalan Pejambon No. 6, Jakarta Pusat, 10110 E-mail: [email protected] Diterima: 20 Februari 2014; direvisi: 25 Mei 2014; disetujui: 25 Juni 2014

Abstract

Political crisis in Ukraine is a recent international issue. This article is going to discuss Ukraine’s crisis and its impact towards global and regional political system. Its focus is on analyzing macro and micro actors, issues, and conflict dimensions in Ukraine’s political crisis. Different from other articles, this article reviews that the Ukrainian crisis demonstrated a new strategic environment in Europe and an effort to maintain global system from an anti- systemic threat. In addition, this article also discusses whether right to self-determination in form of referendum can be used or not to solve the crisis in Ukraine whereas in other hand, the state sovereignity is an important thing to be held. Furthermore, this article explains the lessons point for Indonesia from Krimea referendum. Lastly, this article finds that the result of Ukraine’s crisis not only gives the impact to Ukraine’s future but also as the starting point to the parity towards global and regional political system. The implication from what has been mentioned above is whether the West and Russia restraint to interfere or vice versa.

Keywords : Ukraine’s crisis, global and regional political system, geopolitics, international society/system, referendum, right to self-determination.

Abstrak

Krisis politik di Ukraina adalah isu internasional aktual yang terjadi saat ini. Artikel ini akan membahas krisis Ukraina dan dampaknya terhadap tatanan politik global dan regional. Secara khusus, artikel ini akan fokus menganalisa secara makro dan mikro aktor, isu, dan dimensi konflik krisis politik di Ukraina. Berbeda dengan studi lainnya, artikel ini membahas bahwa krisis Ukraina membawa pada suatu perubahan lingkungan strategis yang baru di Eropa dan usaha untuk mempertahankan tatanan global yang ada saat ini dari ancaman antisistemik. Sebagai tambahan, artikel ini akan membahas sejauh mana hak untuk menentukan nasib sendiri berupa referendum dapat digunakan untuk menyelesaikan krisis, sementara di sisi lain kedaulatan negara merupakan hal yang penting yang harus dijaga. Selanjutnya artikel ini juga membahas pelajaran referendum Krimea bagi Indonesia. Terakhir, artikel ini menemukan bahwa hasil krisis Ukraina tidak hanya berpengaruh bagi masa depan Ukraina tetapi juga awal/ dasar pada perimbangan baru dalam tatanan politik global dan regional. Implikasinya, hal itu menimbulkan dua kemungkinan apakah Barat dan Rusia menahan diri untuk tidak saling mengganggu atau sebaliknya.

Kata Kunci: krisis Ukraina, tatanan politik global dan regional, geopolitik, sistem/masyarakat internasional, referendum, hak untuk menentukan nasib sendiri.

1 Artikel ini adalah pendapat pribadi dan tidak mencerminkan posisi institusi di mana penulis bekerja (this article only represents the author’s personal opinions).

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 79 Pendahuluan seperti yang terjadi di beberapa negara Arab, Ukraina saat ini sedang berada dalam keadaan Asia, dan Amerika Latin, menjadi sebuah transisi, keadaan yang membingungkan baik program masyarakat/sistem internasional yang bagi rakyat Ukraina yang pro-Barat, yang harus terjadi untuk menyongsong kedatangan pro-Rusia, maupun yang netral. Mau dibawa ke satu tatanan global yang baru?. Dapatkah suatu mana rakyat Ukraina dengan perubahan politik masyarakat internasional membatalkan produk yang terjadi saat ini?. Rakyat Ukraina yang kebijakan yang ditempuh secara demokratis pro-Barat mempercayai bahwa ‘takdir’ Ukraina oleh suatu negara?. Andaikan atas tekanan dan adalah dengan Barat dan untuk itu seharusnya bantuan AS, Rusia, NATO, dan UE Pemerintah Ukraina bergabung total dalam hal aliansi politik, Ukraina harus bergabung dengan UE, NATO ekonomi, dan militer dengan negara-negara Barat atau Rusia, apakah AS, Rusia, NATO, dan UE yang umumnya tergabung dalam Uni Eropa bertanggung jawab atas kerusuhan sosial dan (UE), Amerika Serikat (AS), dan Organisasi politik yang timbul akibat kebijakan tersebut?. Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO). Sejauh mana hak untuk menentukan nasib Rakyat Ukraina yang pro-Rusia berbeda. sendiri berupa referendum dapat digunakan Mereka memiliki pandangan bahwa Ukraina untuk menyelesaikan krisis sementara di sisi lain adalah bagian dari Rusia karena ikatan agama, kedaulatan negara merupakan hal penting yang persaudaraan, dan historis. Rakyat Ukraina harus dijaga?. yang pertengahan ingin agar Ukraina memiliki Pertanyaan-pertanyaan di atas sesungguhnya hubungan baik dengan Barat dan Rusia dalam menggugat urgensi demokrasi dalam tatanan keadaan yang sejajar dan saling menguntungkan. politik dan ekonomi global saat ini. Adalah Dengan krisis yang terjadi hingga saat ini, suatu ironi besar tatkala apa yang dipercaya akankah rakyat Ukraina dapat bersatu padu untuk sebagai prinsip-prinsip liberal yang dianut oleh melawan kekuatan-kekuatan yang memecah masyarakat internasional dan mendominasi belah mereka menjadi seperti sekarang?. Krisis diskursus politik dan ekonomi internasional politik di Ukraina adalah cerminan realitas justru menghasilkan dan melestarikan sistem hubungan internasional saat ini. Artikel ini dan rezim yang tidak demokratis, seperti yang berupaya untuk memahami cermin itu dan terlihat dalam revolusi Maidan di Ukraina. Hal arah pergerakan sejarah saat ini untuk dapat itu karena terdapat pertarungan geostrategi antara menembus realitas yang ada. Artikel ini akan kekuatan-kekuatan besar dunia (major powers) menyajikan dimensi geopolitik dan sistem/ di Ukraina yang dimungkinkan dengan adanya masyarakat internasional dalam krisis politik di berbagai permasalahan di dalam dan di luar Ukraina dan dampaknya terhadap tatanan politik Ukraina. global dan regional. Pertarungan geostrategi antar major powers Pertanyaan dari artikel ini adalah: bagaimana di Ukraina sebenarnya dimulai di luar Ukraina krisis politik di Ukraina terjadi dan apa dampaknya terhadap tatanan politik global dan adalah revolusi di suatu negara yang didalangi oleh pihak regional?. Apakah krisis politik di Ukraina yang asing atau negara lain di mana revolusi itu tampak dilakukan oleh rakyat di negara itu sendiri. Teknik ini diperkenalkan oleh 2 pada realitasnya adalah ‘revolusi berwarna’, RAND Corporations, lembaga think-thank militer strategis berpengaruh AS, sebagai swarming (berkerumun) karena 2 Istilah revolusi berwarna diasosiasikan dari rangkaian gerakan massa terlihat terpencar tetapi sesungguhnya saling terhubung politk di tahun 1990-an dan 2000-an yang terjadi di beberapa satu sama lain, seperti swarm of bees (segerombolan lebah). negara Eropa Timur dan eks Republik Soviet. Revolusi Teknik ini lahir sebagai strategi promosi demokrasi yang berwarna dikenal juga sebagai perang proksi atau perang bertujuan untuk menggulingkan pemerintah yang melawan asimetris. Gerakan ini menggunakan ciri/label sebuah benda hegemoni Judeo-Anglo-American. Lihat di John Arquilla atau mengenakan tanda/simbol khas yang berwarna, seperti & David Ronfeldt, Swarming & The Future of Conflict, misalnya pita oranye yang digunakan di Ukraina tahun 2004. (California: RAND, 2000), hlm. 2-7, 43-55; John Arquilla & Gerakan ini bercirikan timbulnya kebangkitan (uprisings) David Ronfeldt, Cyberwar is Coming!, (California: RAND, masyarakat luas secara damai maupun dengan kekerasan 1993), hlm. 23; Bureau of Political-Military Affairs, U.S. untuk menjatuhkan rezim anti-sistemik yang berkuasa dan Government Counterinsurgency Guide, (Washington: Bureau menggantikannya dengan rezim yang seolah-olah populis dan of Political Military Affairs, 2009), hlm. 7; F. William Engdahl, pro-demokrasi. Di permukaan, hal itu tampaknya merupakan Full Spectrum of Dominance, (Wiesbaden: edition.engdahl, kejadian atau gerakan politik yang asli. Realitasnya, hal itu 2009), hlm. 31.

80 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 sejak AS, NATO, dan UE mendorong perubahan of influence) yang tumpah tindih, pengaruh rezim melalui revolusi berwarna di Georgia, hegemoni yang tidak sama, hierarki yang Azerbaijan, dan beberapa negara di kawasan bervariasi, adanya interaksi antara komponen Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (internal) nasional dan pengaruh transnasional, (CIS).3 Sebagai eks wilayah Uni Soviet, Rusia interdependensi, dan self-containment. Di sini memandang kawasan Asia Tengah dan Kaukasus negara di kawasan memainkan peran yang sebagai strategic objective dan inti dari kebijakan berbeda menurut interaksi ruang dan ekonomi luar negerinya.4 dengan major powers dan tetangganya. Dalam rangka memaparkan subjek dimensi Sistem geopolitik terdiri dari (kategori) geopolitik dalam krisis politik di Ukraina dan ruang yang strukturnya hierarkis, yaitu lingkup dampaknya terhadap tatanan politik-ekonomi geostrategis maritim dan kontinental. Lingkup global dan regional sekaligus menjawab beberapa merupakan arena tempat dan gerakan strategis. pertanyaan tersebut di atas, artikel ini akan Di bawah lingkup adalah wilayah-wilayah menggunakan teori geopolitik dan sistem/ geopolitik. Wilayah dibentuk oleh persentuhan masyarakat internasional. dan interaksi politis, budaya, militer, dan ekonomi. Wilayah tingkat kedua ini merupakan Konsep I: Geopolitik suatu sabuk pemisah (shatterbelt) yang menjadi wilayah persaingan kedua lingkup. Dengan Geopolitik adalah ilmu yang mempelajari kata lain, shatterbelt adalah kawasan strategis hubungan antara faktor-faktor geografi, strategi, yang secara politis terfragmentasi menjadi dan politik suatu negara.5 Konsep geopolitik wilayah persaingan antara lingkup maritim dan juga menjelaskan permasalahan strategis dalam kontinental.6 konteks pertarungan kekuatan (struggle for power) dalam struktur sistem internasional. Ukraina sebagai shatterbelt atau juga diacu sebagai crush zone merupakan wilayah potensi Geopolitik kekinian berupaya meningkatkan instabilitas dalam pertentangan antara major pemahaman sifat holistik dan dinamis proses powers yang bertarung di Ukraina saat ini. Dalam geopolitik di mana pola ruang tidak lagi dibatasi definisi operasional, Ukraina sebagai shatterbelt dalam batas nasional tetapi juga strategi yang adalah kawasan strategis yang secara politis mengikutinya di bidang politik, ekonomi, terfragmentasi menjadi wilayah persaingan dan pertahanan dan keamanan. Geostrategi antara AS, UE dan NATO berhadapan dengan merupakan cabang dari geopolitik yang berurusan Rusia. Dan masih berlanjutnya konflik di Ukraina dengan strategi. Geostrategi adalah perumusan timur saat ini menyiratkan adanya tingkat konflik strategi nasional dengan memperhitungkan dan fragmentasi yang tinggi di wilayah tersebut. kondisi dan konstelasi geografi sebagai faktor utamanya serta mempertimbangkan kondisi budaya, penduduk, Sumber Daya Alam (SDA), lingkungan regional maupun internasional. Sistem dunia yang makin rumit dan terbuka mengakibatkan lingkungan pengaruh (sphere

3 Anthony Cordesman, Russia and the “Color Revolution”. (Washington: CSIS), hlm. 13-19, hlm. 25-27; Jeanne Wilson, Colour Revolutions: The View From Moscow and Beijing, (Cambridge: Centre for East European Language Based on Area Studies, 2014), hlm. 1-3.

4 Vladimir Putin, “Russia in a Changing World: Stable Priorities and New Opportunities”, President of Russia Official Web Portal, http://eng.kremlin.ru/news/4145, diakses pada tanggal 8 Mei 2014.

5 Yulius Hermawan (Ed), Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Metodologi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2007), hlm. 185. 6 Ibid., hlm. 186.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 81

Sumber: http://si.wsj.net/public/resources/images/P1-BP367A_ UKRAI_G_20140306181829.jpg, diakses pada tanggal 8 Mei 2014.

Gambar 1. Fragmentasi Barat dan Timur Ukraina (populasi etnik Rusia di Ukraina menurut sensus 2001)

Selain wilayah yang berpotensi mempunyai nyai dampak yang cukup di antara mereka dalam konflik yang penuh akibat pertentangan antara berbagai keputusan yang menyebabkan mereka major powers, Ukraina juga merupakan playing berperilaku sebagai bagian dari keseluruhan.”7 field yang seimbang dalam kerangka akses Dalam pengertian tersebut, Barat adalah sebuah pada dua atau lebih kekuatan yang bersaing sistem internasional karena terdapat kontak yang dan beroperasi dari lingkup geostrategis yang cukup di antara mereka yang berdampak satu berbeda. Ukraina barat ditempati oleh masyarakat dengan yang lainnya sehingga menyebabkan pro-Barat sementara Ukraina timur ditempati mereka berperilaku sistemik sebagai bagian oleh masyarakat pro-Rusia seperti terlihat pada dari keseluruhan. Eksistensi interaksi sistemik Gambar 1. Dalam wilayah yang secara internal yang signifikan antara negara-negara Barat terfragmentasi ini, kekuatan besar eksternal diperlihatkan dalam organisasi regional dan (Barat) menjadi suatu intrusive power, sementara multilateral utama yaitu UE, NATO, Konsensus kekuatan besar regional (Rusia) menjadi kekuatan Washington, dan G7. penyeimbang dalam (hubungan) perimbangan Menurut Bull, masyarakat internasional kekuatan. terwujud “ketika kelompok negara-negara, sadar akan beberapa kepentingan-kepentingan bersama Konsep II: Sistem/Masyarakat dan nilai-nilai bersama, membentuk masyarakat Internasional dalam pengertian bahwa mereka sadar untuk Bull mendefinisikan sistem internasional terben- terikat dalam seperangkat aturan-aturan bersama tuk “ketika dua atau lebih negara mempunyai 7 Hedley Bull, The Anarchical Society. A Study of Order in kontak yang cukup di antara mereka dan mempu- World Politics, (New York: Columbia University Press, 1977), hlm. 9-10.

82 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 dalam hubungan mereka satu dengan yang lainnya Untuk mengatasi krisis Ukraina, sistem/ dan berbagi dalam mengerjakan institusi-institusi masyarakat internasional mengguyur bersama.”8 Integrasi dalam kerangka teori Ukraina dengan pinjaman bersarat tanpa demekian kemudian dapat diterjemahkan sebagai mempertimbangkan akar penyebab krisis dan kemampuan negara-negara untuk mengakui dan solusi damai bagi krisis yang masih berlangsung taat pada aturan-aturan umum dalam berinteraksi hingga tulisan ini selesai dibuat (pada semester dan berbagi tanggung jawab demi terlaksananya kedua tahun 2014). Menurut Yudiatmaja, institusi-institusi yang mereka bangun secara “secara teoritik, negara yang stabil pembiayaan bersama-sama. pembangunannya sebagian besar bersumber dari Dengan demikian, tindakan Rusia yang sumber daya dalam negeri, bukan dari bantuan menganeksasi Krimea, menurut Barat, atau asing. Dari perspektif ekonomi, pembiayaan mereunifikasi Krimea menurut Rusia, merupakan pembangunan yang bertumpu pada pinjaman aksi anti-sistemik terhadap sistem/masyarakat atau luar negeri memiliki nilai positif karena internasional. Aksi anti-sistemik adalah reaksi tidak membebani masyarakat dengan pajak. terhadap kekuatan-kekuatan pro-sistemik di Akan tetapi, jika tidak dilakukan dengan bawah hegemoni AS atau reaksi terhadap hati-hati, bisa menjadi bumerang bagi negara 12 korupsi, arogansi, dan penindasan yang dilakukan pengutang.” Sebagaimana diketahui bersama, oleh Barat.9 Untuk itu, Rusia harus diisolasi, kreditor internasional mempunyai track record diberikan sanksi, dikeluarkan dari kelompok G8, yang buruk dalam menangani ketimpangan dan dianggap sebagai musuh bersama kekuatan- global, termasuk dalam jebakan utang bagi kekuatan pro-sistemik.10 Sementara untuk negara-negara berkembang dan miskin. Ukraina, sistem/masyarakat internasional segera Per Februari 2014, Ukraina adalah negara bekerja sama untuk membantu Ukraina keluar termiskin kedua di Eropa dengan utang sebesar dari pengaruh Rusia dengan skema Konsensus $73 milyar atau sekitar 41,47% dari PDB-nya.13 Washington. Per Maret 2014, utang Ukraina telah mencapai Konsensus Washington adalah model $140 milyar dengan hutang sebesar $16 milyar sistem/masyarakat internasional yang pilar akan jatuh tempo pada akhir tahun 2015. Di akhir utamanya terdiri dari Bank Dunia, IMF, dan tahun 2014, rasio utang Ukraina terhadap PDB Kementerian Keuangan AS. Menurut Hadar, telah mencapai 71,21%, inflasi sebesar 28,5%, dalam Konsensus Washington, IMF dan Bank mata uang Ukraina susut sebesar 50%, dan Dunia gencar mempromosikan pengurangan ekonominya berkontraksi sebesar 7,5%. Setelah peran pemerintah, mendorong liberalisasi pasar, rezim Yanukovych jatuh, kreditor internasional penghapusan subsidi, dan penjualan Badan Usaha kemudian berdatangan untuk membantu Ukraina. Milik Negara (BUMN), yang menurut banyak Hingga Juli 2014, komitmen sistem/masyarakat pihak telah turut menjerumuskan perekonomian internasional berupa bantuan ekonomi terhadap global ke dalam ketimpangan, yang berujung Ukraina datang dari IMF sebesar $18 milyar, pada krisis yang sulit diatasi.11 UE sebesar $15 milyar, Bank Eropa untuk Rekonstruksi dan Pembangunan (EBRD) sebesar $6,9 milyar, Bank Dunia sebesar $3 milyar, 8 Ibid, hlm. 13. Jepang sebesar $1,1 milyar, AS sebesar $1 milyar,

9 Giovanni Arrighi, “Hegemony and Anti-Systemic Movements”, dan Kanada sebesar $220 juta. Dengan bantuan Makalah dalam International Seminar REGGEN (Global yang berjumlah total sekitar $72 milyar tersebut Economic Network and Sustainable Development) 2003, maka Ukraina diharapkan dapat membangkitkan Globalization Constraints and Regionalization Processes, Rio de Janeiro, 18-22 Agustus 2003, hlm. 1-3. 12 Wahyu Eko Yudiatmaja, “Jebakan Utang Luar Negeri Bagi 10 Robert Burns, “NATO official: Russia now an adversary”, Beban Perekonomian dan Pembanguan Indonesia”, Jurnal http://news.yahoo.com/nato-official-russia-now-adversary- Ilmiah Administrasi Publik dan Pembangunan, Vol. 3, No.1, 150211090--politics.html, diakses pada tanggal 2 Mei 2014. Januari-Juni 2012, hlm. 453.

11 Ivan Hadar, “Warisan Utang 2014”, Koran Sindo, http:// 13 Nidhi Sinha, “Ukraine seeks way between EU and Russia,” nasional.sindonews.com/read/866412/18/warisan-utang-2014, http://www.globaltimes.cn/content/842988.shtml, diakses pada diakses pada tanggal 24 Mei 2014. tanggal 20 Mei 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 83 ekonominya. Tetapi banyak studi menemukan (Barat atau lebih tepatnya aliansi Judeo-Anglo- bahwa utang dalam sistem ekonomi kapitalis America) saat ini dalam struktur unipolar dengan pasar saat ini menyebabkan ketidakmandirian, kemampuan strategis ekonomi dan militer yang hilangnya kemerdekaan, dan memperdalam krisis dapat diproyeksikan ke seluruh dunia.16 Jika yang ada.14 memang demikian siapa yang ingin memerintah dunia sebagai pemimpin dari satu pemerintahan Analisa Makro global tersebut?. Sebagaimana diketahui pascaruntuhnya Ko- Adalah hal misterius, membingungkan, munisme di Eropa Tengah dan Timur (ETT) dan sulit untuk dijelaskan secara rasional serta likuidasi Uni Soviet di tahun 1990 maka mengenai hubungan antara Inggris dan AS, kawasan ETT dan eks-Republik Soviet men- Inggris dengan Israel, dan AS dengan Israel. galami transformasi menuju demokrasi liberal. Ketiganya merupakan aktor (negara) utama yang Banyak negara yang mengalami transformasi menggerakkan sistem/masyarakat internasional secara cepat, banyak yang lambat, dan ada yang saat ini. Inggris membina AS dan Israel, harus ditekan sedemikian rupa untuk menempuh AS kemudian menggantikan Inggris dalam transformasi (demokratisasi) tersebut. menjadi negara adikuasa, lalu AS membantu dan mengamankan Israel tanpa reserve untuk Dalam studi kajian wilayah ETT menjadi negara adikuasa dan kini Israel bersiap kontemporer, isu Ukraina, Kosovo, demokratisasi menggantikan AS sebagai negara adikuasa.17 dan perluasan UE serta NATO merupakan Persis seperti Pax Americana menggantikan Pax isu kontemporer yang menonjol. Selain itu, Britanica, kini tampaknya Pax Judaica hendak pergolakan etnonasionalisme pascalikuidasi menggantikan Pax Americana. Menurut teori Soviet dan terpecahnya dua kubu (pro-Barat transisi kekuasaan dari A.F.K. Organski, Pax dan pro-Rusia) di dalam Negara-negara Judaica merupakan salah satu kandidat kuat Persemakmuran Independen (CIS), dan negara- pengganti Pax Americana.18 Hal itu karena Israel negara eks-Pakta Warsawa merupakan isu mempunyai ekonomi yang kuat, keunggulan kontemporer yang juga mengemuka. teknologi, kekuatan militer, dan hubungan yang Perluasan tandem UE-NATO dan intervensi kuat dengan AS.19 Konsensus Washington ke ETT dapat dipahami Tetapi sebelum hal itu terwujud terdapat sebagai sebuah program transformasi untuk ancaman geopolitik dari Rusia. Rezim Zionis menyongsong kedatangan satu tatanan global yang Israel mengetahui bahwa ancaman baginya baru.15 Sebuah tatanan global yang baru karena transformasi tersebut sebagian mencerminkan 16 realisasi dari impian supranasionalisme dan Zbigniew Brzezinski, The Grand Chessboard: American Primacy and Its Geostrategic Imperatives, (Washington dari sini kemudian UE dan NATO, sebagai DC: Basic Books, 1997), hlm. 49; William Engdahl, Anglo- sebuah komunitas nilai lahir. Sebagian lain American Oil Politics and the New World Order, (London: Pluto Press, 2004), hlm. 135-137; Michel Chossudovsky, War mencerminkan dijunjungnya prinsip globalisme and Globalisation, (Global Outlook: Ottawa, 2002), hlm. 117. tebal yang mengaburkan batas kedaulatan suatu 17 negara. Keduanya bersumber pada dominasi John Mearsheimer & Stephen Walt, Dahsyatnya Lobi Israel, (Jakarta: Gramedia, 2010), hlm. 31-40. sistem/masyarakat internasional Trans-Atlantik 18 A.F.K. Organski & Jack Kugler, The War Ledger, (Chicago: 14 Frassminggi Kamasa, “Global Governance in a Globalizing the University of Chicago Press, 1980), hlm. 23; Ronald L. World: Do Globalization and Global Governance Erode Tammen, dkk, Power Transitions: Strategies for the 21st National Sovereignty?”, Opinio Juris, Vol. 14, 2014, hlm. Century, (New York: Chatham House Publishers, 2000), hlm. 71; Jeffrey Frieden, Global Capitalism: Its Falls and Rise in 68, 80. the Twentieth Century, (New York: W.W Norton & Company, 2006), hlm. 469; John Perkins, Hoodwinked, (New York: 19 Di tahun 2010, menurut Anthony Cordesman, Israel Broadway Books, 2009), hlm. 101, 134; John Perkins, mempunyai 375-500 alat peledak nuklir canggih. Lihat Confessions of an Economic Hit Man, (San Fransisco: Berrett- Anthony Cordesman, dkk, The Arab Israeli Military Koehler, 2004), hlm. 35. Balance, Conventional Realities and Assymetric Challanges, (Washington: CSIS), hlm. 52; Fareed Zakaria, “Israel has 15 Pavel Kubicek, “The European Union and democratization in become Mideast superpower,” Toronto Star, http://www.thestar. Ukraine”, Communist and Post-Communist Studies 38, 2005, com/opinion/editorialopinion/2012/11/22/israel_has_become_ hlm. 272-274. mideast_superpower.html, diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

84 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 di masa depan akan datang dari Rusia karena memperbaiki struktur politik-ekonomi global Rusia atau Pax Ortodoksica (Kristen Ortodoks) yang timpang, menciptakan tatanan dunia yang bukanlah bagian dari aliansi Judeo-Anglo- multipolar, dan melawan hegemoni AS. Kelima America.20 Oleh karena itu, Krimea, tempat negara ini mempunyai kapasitas ekonomi yang ditambatkannya Armada Laut Hitam Rusia yang kuat untuk menciptakan alternatif dari sistem bertenaga nuklir berada, tidak boleh jatuh ke moneter petro-dollar.21 Dan sejak krisis Ukraina tangan Rusia. Hal itu karena Krimea merupakan muncul, Rusia terlihat aktif memimpin inisiatif satu-satunya akses Angkatan Laut (AL) Rusia itu. Apabila hal itu berhasil maka konsekuensi ke Laut Mediterania. Inilah salah satu alasan logisnya hal itu akan mengancam dominasi Barat mengapa Ukraina, khususnya Krimea yang atas tatanan politik-ekonomi internasional saat terletak di Laut Hitam dan mempunyai garis ini. Dengan demikian, provokasi Barat di Ukraina lurus dengan Selat Bosphorus harus dijauhkan dapat dilihat sebagai cara untuk mempertahankan dari pengaruh Rusia. sistem moneter petro-dollar.

Sumber: http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/5/52/Black_Sea_map.png, diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Gambar 2. Posisi Strategis Krimea dan Laut Hitam

Sebagai tambahan dari masalah armada laut Rusia di Krimea, terdapat ancaman baru 21 Lucy Westcott, “BRICS Conference Plots a Challange to yang datang dari BRICS (Brazil, Rusia, India, Western Economic Domination” Newsweek, http://www. Cina, dan Afrika Selatan) yang mencoba untuk newsweek.com/brics-conference-plots-challenge-western- economic-domination-259093, diakses pada tanggal 25 September 2014. Sistem moneter petro-dollar intinya adalah 20 Manfred Gerstenfeld, “Why Israel should monitor the Ukraine suplai minyak hanya dapat dibeli dengan dollar AS. Untuk conflict closely” The Jerusalem Post. http://www.jpost.com/ penjelasan lebih lanjut dapat dibaca pada Frassminggi Kamasa, Opinion/Op-Ed-Contributors/Why-Israel-should-monitor- “Dari Bretton Woods ke Petro-Dollar: Analisis dan Evaluasi the-Ukraine-conflict-closely-352559, diakses pada tanggal 20 Kritis Sistem Moneter Internasional”, Jurnal Global Strategis, Mei 2014; Vol. 8, No. 2, September 2014, hlm. 233-254.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 85 Sementara bagi Rusia, munculnya rezim Keputusan tersebut menghasilkan anti-Rusia di Kyiv membahayakan kepentingan demonstrasi pro-integrasi dengan Eropa di alun- strategisnya di Ukraina, khususnya di Krimea alun (Maidan) Kyiv dan diadakannya pemungutan dan Ukraina Timur, kerawanan di sekitar suara di parlemen Ukraina (Verkhovna Rada) perbatasan, dan ancaman bagi etnis Rusia untuk mengajukan mosi tidak percaya terhadap yang ada di Ukraina. Dan apabila Ukraina pemerintah. Demonstrasi yang awalnya bergabung ke UE dan NATO maka itu merupakan berlangsung damai dan menuntut agar Ukraina ancaman strategis utama bagi ketahanan nasional bergabung dengan UE kemudian menjadi anarkis (eksistensi) Rusia, khususnya kompleks industri dan berubah isu menjadi pergantian rezim. Hal militer Rusia di sepanjang perbatasan Ukraina itu dipicu oleh diterbitkannya UU Anti Protes dan sebagai faktor penghalau TAHG (tantangan, munculnya kaum radikal Spilna Sprava (Sektor ancaman, hambatan, dan ganguan) yang mungkin Kanan) yang beraliran fasis dan Partai Svoboda timbul. (beraliran neo-Nazi) dalam demonstrasi massa. Selain tujuan geopolitik dan ekonomi Bentrokan pecah pada 19 dan 22 Januari yang strategis tersebut, Barat juga mempunyai tujuan mengakibatkan 80 orang tewas dan sekitar 700 ekonomi praktis yaitu: memutus integrasi Ukraina orang lainnya luka-luka. Selain itu, 108 polisi dengan Uni Pabean Eurasia (Eurasian Customs ditembak, beberapa meninggal, dan 63 dalam Union) dan Masyarakat Ekonomi Eurasia keadaan kritis.22 (Eurasian Economic Community); menghambat Kantor Jaksa Agung Ukraina menjelaskan hubungan komersial Ukraina dengan Rusia bahwa Berkut (polisi anti huru-hara Ukraina) tidak selaku mitra dagang utamanya; membuka akses menembak para demonstran. Kementerian Dalam pasar bagi produk Eropa; memperkuat peran Negeri Ukraina mengatakan bahwa polisi hanya Eropa menghadapi diplomasi energi Rusia; dan menggunakan peluru karet untuk membubarkan mendapatkan akses Sumber Daya Alam (SDA) demonstran dan tidak mengetahui siapa yang dan Sumber Daya Manusia (SDM) Ukraina. menggunakan peluru tajam untuk menembaki Tujuan tersebut terwujud, secara eksplisit demonstran. Barat menuduh Rusia berada dan implisit, dalam agenda rezim transisi Kyiv dibalik aksi penembakan tersebut sementara dan pemerintahan pascapemilu 25 Mei 2014. Rusia balik menuding bahwa Barat membiayai Hal itu membuat Ukraina nampaknya menjadi dan mempersenjatai aktivis Euromaidan yang pelaku sekaligus korban konsekuensi geopolitik digunakan sebagai pion untuk menggoyang Barat dengan Rusia. Dan dengan bergabungnya Ukraina dan menembaki massa. Tindakan Krimea dan Kota Sevastopol ke dalam Federasi penembakan oleh orang tidak dikenal dan adanya Rusia, maka tatanan politik global dan regional indikasi campur tangan major powers dalam mengalami perimbangan baru yang hingga suasana demikian membuat jelas kompetisi tulisan ini selesai dibuat belum jelas arahnya geopolitik antara Barat dengan Rusia di Ukraina apakah major powers tidak saling ganggu atau adalah pertarungan yang sengit, berdarah, dan justru sebaliknya. panjang. 23 William Engdahl dalam artikelnya di Analisa Mikro Global Research, Ukraine Protests Carefully Orchestrated: The Role of CANVAS, US- Krisis politik di Ukraina berawal ketika Presiden Financed “Color Revolution Training Group, Ukraina Viktor Yanukovych memutuskan untuk mengungkap keterlibatan Center for Applied tidak menandatangani Perjanjian Stabilisasi dan Asosiasi (PSA) dengan UE di Vilinus, Lithuania, 22 RT, “Kiev allows police to use firearms, demands armed pada 28-29 November 2013. Incumbent lebih rioters lay down weapons”, http://rt.com/news/ukraine-kiev- menerima dana talangan dari Rusia dalam bentuk firearms-weapons-police-934/, diakses pada tanggal 22 Februari pembelian obligasi pemerintah Ukraina senilai 2014. $15 milyar serta diskon gas dari Rusia sebesar 23 Michael Hudson, “The New Cold War’s Ukraine $280 per 1.000 m³. Gambit”, Strategic Culture, http://www.strategic-culture.org/ news/2014/05/21/the-new-cold-war-ukraine-gambit.html, diakses pada tanggal 23 Mei 2014.

86 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 Non-violent Action and Strategies (CANVAS), pelatihan militer di kamp teroris NATO di Estonia organisasi yang diciptakan untuk membina tahun 2006.27 oposisi di berbagai negara, dalam memicu Lalu, pada 25 Februari 2014, sebuah krisis politik di Ukraina. CANVAS mendapat percakapan telepon antara Kepala Kebijakan pendanaan dari Freedom House, International Luar Negeri UE, Catherine Aston dengan Menteri Republican Institute, Institute for Open Society Luar Negeri Estonia, Urmas Paet mengungkap, (George Soros), USAID dan American Institute bahwa kelompok oposisi bertanggung jawab for Peace. CANVAS terlibat dalam mengobarkan atas eskalasi kekerasan selama demonstrasi revolusi berwarna untuk menggulingkan di Kyiv. Menurut Menlu Estonia, seseorang Slobodan Milosevic di Yugoslavia. CANVAS dari kelompok oposisi yang kini memegang juga bekerjasama dengan oposisi Venezuela kekuasaan di Ukraina berada di balik aksi 24 untuk menggulingkan Chavez. penembakan terhadap demonstran dan koalisi Pada bulan Desember 2013, Wakil yang baru tidak ingin menyelidiki hal tersebut.28 Menteri Luar Negeri AS, Victoria Nuland, Keaslian pembicaraan yang bocor ke media mengingatkan para pemimpin bisnis AS untuk tersebut dibenarkan oleh Pemerintah Estonia.29 membantu Ukraina mencapai aspirasi Eropa- Tanggal 28 Februari 2014, Pando Daily nya. Ia juga memberitahukan bahwa AS telah menurunkan laporan terkait keterlibatan AS, menginvestasikan $5 milyar untuk membantu terutama melalui US Agency for International 25 Ukraina mencapai “masa depan yang layak.” Development (USAID) dan National Endowment Selain itu, tanggal 28 Januari 2014, melalui for Democracy (NED), dalam mendanai kelompok pembicaraan telepon dengan Dubes AS untuk oposisi di Ukraina. USAID menyediakan Ukraina, Geoffrey Pyatt, Nuland berbicara 54% dana Centre UA, sebuah LSM yang aktif tentang solusi atas Ukraina dengan pemerintahan berkampanye membongkar korupsi rezim baru. Dalam percakapan yang juga dipublikasi di Yanukovych. Situs itu juga menyebut keterlibatan Youtube itu, Nuland cenderung memilih Arseniy Pierre Omidyar, pengusaha AS pendiri situs Yatsenyuk sebagai Perdana Menteri (PM) lelang Ebay dan pemilik Omidyar Network, Ukraina baru. Sementara Vitali Klitschko, di dalam mendanai kaum oposisi Ukraina.30 26 mata Nuland, “masih kurang berpengalaman.” Pada awal Maret 2014, mantan kepala Tidak hanya itu, salah satu kelompok demonstran Dinas Keamanan Ukraina Aleksandr Yakimenko di lapangan Maidan, yakni Ukrainian National mengungkap bahwa para penembak jitu yang Self Defence Organization (Ukrainska Narodna menewaskan puluhan orang selama demonstrasi Sambooborunu, UNSO), pernah mendapat Maidan dioperasikan dari sebuah bangunan yang

27 Jonathan Marcus, “Ukraine Crisis: Transcript of leaked Nuland-Pyatt Call” BBC, http://www.bbc.com/news/world- 24 William Engdahl, “Ukraine Protests Carefully Orchestrated: europe-26079957, diakses pada tanggal 8 Februari 2014. Saat The Role of CANVAS, US-Financed “Color Revolution dikonfirmasi keaslian rekaman, Asisten Menlu AS mengatakan Training Group” Global Research, http://www.globalresearch. bahwa itu adalah tradecraft yang mengesankan. Tradecraft ca/ukraine-protests-carefully-orchestrated-the-role-of-canvas- adalah istilah yang kerap dipakai di kalangan mata-mata, terkait us-financed-color-revolution-training-group/5369906, diakses pengumpulan data intelijen. pada tanggal 8 Januari 2014. 28 Press TV, “Kiev snipers hired by Maidan coalition: Leaked 25 “American Conquest by Subversion: Victoria Nuland’s call”, http://www.presstv.com/detail/2014/03/07/353636/ Admits Washington Has Spent $5 Billion to “Subvert maidan-coalition-hired-kiev-snipers/, diakses pada tanggal 26 Ukraine”, Global Research News, http://www.globalresearch. April 2014. ca/american-conquest-by-subversion-victoria-nulands-admits- washington-has-spent-5-billion-to-subvert-ukraine/5367782, 29 John Hall, “Estonian Foreign Ministry confirms authenticity diakses pada tanggal 7 Februari 2014.; “US Providing Ukraine of leaked phone call discussing how Kiev snipers who shot with financial, technical and non-lethal aid before presidential protesters were possibly hired by Ukraine’s new leaders” Daily elections-Nuland”, Interfax-Ukrain, http://en.interfax.com.ua/ Mail, 27 September 2014. news/general/204163.html, diakses pada tanggal 12 Mei 2014. 30 Mark Ames, “Pierre Omidyar co-founded Ukraine revolution 26 Raymond Samuel, “Kegelapan’ Menghantui Ukraina” grops with US government, document show” Pando Daily. Berdikari Online, http://www.berdikarionline.com/dunia- http://pando.com/2014/02/28/pierre-omidyar-co-funded- bergerak/20140302/kegelapan-menghantui-ukraina. ukraine-revolution-groups-with-us-government-documents- html#ixzz36rMZ59hc, diakses pada tanggal 2 Maret 2014. show/, diakses pada tanggal 1 Maret 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 87 dikendalikan oleh oposisi dan khususnya oleh melakukan sidang istimewa secara maraton untuk komandan Maidan, Andrey Parubiy, yang telah membentuk pemerintahan masa transisi termasuk melakukan kontak dengan pasukan khusus AS.31 memakzulkan incumbent, menunjuk Oleksandr Ia juga mengungkap bahwa para penembak jitu Turchynov sebagai Presiden sementara dan bertindak di bawah perintah AS dan Polandia.32 menetapkan pilpres pada 25 Mei 2014 (dari Dalam suasana yang kritis tersebut, pada 25 jadwal seharusnya pada 29 Maret 2015). Januari 2014, incumbent menawarkan jabatan Empat hari kemudian, parlemen menyetujui strategis di dalam kabinet kepada kubu oposisi pilihan Presiden Turchynov atas Arseniy untuk menerapkan perubahan UUD yang akan Yatsenyuk sebagai PM sementara dan kemudian mengurangi kekuasaan presiden. Proposal juga menyetujui pembentukan kabinet yang ini ditolak oleh para pemimpin oposisi yang menyingkirkan elemen pro-Yanukovych dan kemudian terus melanjutkan demonstrasi hingga menggantinya dengan elemen pro-Barat, radikal agenda yang diklaim sebagai tuntutan rakyat dan ultra-nasionalis. Ukraina terpenuhi, antara lain: Ukraina bergabung Kekacauan di bidang politik kemudian dengan UE, memajukan jadwal pilpres, dan merembet ke bidang ekonomi. Setelah incumbent pergantian pimpinan nasional (parlemen, dimakzulkan, harga diskon gas Rusia sebesar presiden, PM, dan Kabinet Menteri). Keadaan $280 per 1.000 m³ merangkak naik menjadi berkembang dengan cepat ketika berbagai $485 per 1.000 m³. Kenaikan 173% harga gas konsesi yang ditawarkan incumbent dalam bentuk Rusia merupakan sebuah pukulan berat bagi pembatalan UU Anti Protes, pengunduran diri ekonomi Ukraina. Di tengah upaya pembentukan PM, dan pengesahan UU pemberian amnesti pemerintahan yang baru di Ukraina untuk bagi demonstran yang ditahan, tidak membuat mengakhiri krisis politik dan penyelamatan kekacauan menjadi mereda. Bahkan sebaliknya, perekonomian Ukraina, nilai mata uang Ukraina bentrokan kembali pecah pada 18-19 Februari Hryvna (Hrv) semakin melemah terhadap mata 2014 yang mengakibatkan 82 orang tewas dan uang dolar AS yang pada penutupan pasar uang ratusan orang luka-luka. antarbank tanggal 25 Februari 2014 mencapai Untuk mencegah keadaan menjadi semakin Hrv 9,68 – 9,78 per 1 dolar AS yang hampir memburuk, para pihak yang bertikai kemudian mendekati nilai terendah yang pernah terjadi sepakat untuk duduk bersama guna mengakhiri pada tahun 2008 ($1,- = Hrv10,-). Selain itu, krisis politik berdarah yang terjadi sejak cadangan devisa Ukraina selama bulan Februari November 2013. Pada 21 Februari 2014, 2014 juga menyusut sekitar $2,8 milyar dan kesepakatan damai tercapai antara incumbent telah masuk tahapan kritis dengan jumlah sekitar dengan oposisi. Namun, kesepakatan ini berumur $15 milyar. Diperkirakan PDB Ukraina di awal pendek karena kekerasan kembali pecah ketika tahun 2014 tinggal $200 milyar. Dan semenjak kelompok Spilna Sprava dan Partai Svoboda terjadinya krisis politik di Ukraina (21 November mengambil alih gedung parlemen Ukraina dan 2013), nilai mata uang Hryvna telah mengalami berhadap-hadapan dengan Berkut. Dengan penurunan sebesar 28%. Di sisi lain, defisit gagalnya kesepakatan 21 Februari tersebut maka anggaran pada tahun 2013 mencapai 9% dari proses transisi politik di Ukraina secara damai PDB yang merupakan defisit anggaran tertinggi 33 mengalami jalan buntu. dibandingkan negara-negara di kawasannya. Keadaan berubah sedemikian cepat ketika Kekacauan di bidang politik dan merembet parlemen di akhir pekan (22-23 Februari 2014) di bidang ekonomi tersebut membuat partai pendukung Yanukovych, Partai Region, kemudian 31 RT, “Kiev Snipers shooting from bldg. controlled by Maidan forces-Ex Ukraine security chief”, http://rt.com/news/ukraine- 33 Olga Pogarska & Edilberto Segura, “Ukraine-Economic snipers-security-chief-438/, diakses pada tanggal 5 April 2014 Situation-April 2014” Unian Information Agency, http:// www.unian.info/politics/908836-ukraine-economic-situation- 32 Christopher Harress, “Poland and Lithuania Wary of april-2014.html, diakses pada tanggal 18 April 2014; Kenneth Kaliningrad Being Base of Next Move From Russia” Rapoza, “Ukraine Welcomes IMF Austerity Regime,” International Business Times, http://www.ibtimes.com/ Forbes, http://www.forbes.com/sites/kenrapoza/2014/03/28/ poland-lithuania-wary-kaliningrad-being-base-next-move- ukraine-welcomes-imf-austerity-regime/, diakses pada tanggal russia-1561963, diakses pada tanggal 19 Maret 2014. 29 Maret 2014.

88 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 berbalik dengan menjadi oposisi. Sementara itu, Artikel ini melihat pemicu krisis adalah Yanukovych yang telah melarikan diri dari Kyiv pilihan incumbent yang tidak menandatangani dan meminta suaka di Rusia mengatakan bahwa PSA dengan UE yang menimbulkan demonstrasi ia menolak pemecatannya dan mengatakan bahwa Euromaidan yang dilakukan secara proksi pemerintahannya yang sah terpilih lewat pemilu untuk mengganti rezim pro-Rusia dengan yang demokratis telah dikudeta. Ia mengatakan rezim anti-Rusia. Akarnya adalah aksi anti- lebih lanjut bahwa pemerintahan interim di Kyiv sistemik yang dilakukan Rusia sejak era Putin sebagai kelompok fasis yang dibantu oleh Barat.34 yang bertentangan dengan masyarakat/sistem Senada dengan Yanukovych, Rusia internasional. Mobilizing factor-nya adalah menyatakan masih menganggap Yanukovych para pemimpin oposisi yang menggerakkan sebagai presiden Ukraina yang sah dan Euromaidan berkat dukungan Barat. Dan mempertanyakan legitimasi pemerintahan terakhir aggravating factor-nya adalah rezim Ukraina yang baru. Meski pada akhirnya Rusia Yanukovych yang korup dan tidak berdaya melunak paska terpilihnya Petro Poroshenko menghadapi bentrokan berdarah yang dilakukan sebagai presiden baru Ukraina dalam pilpres oleh kelompok ultranasionalis beraliran fasis dan 25 Mei 2014.35 Menurut Rusia, pemerintahan neo-nazi. interim Ukraina berada di bawah pengaruh Analisa tersebut sejalan dengan strategi dan para kaum ultra-nasionalis serta fasis yang pendapat di Washington dan Moskwa. Dalam mengancam keamanan dan eksistensi etnis Rusia dengar pendapat di Senat AS pada 15 Januari di Ukraina dan warga negara Rusia yang tinggal 2014 dibahas perlu adanya kesatuan aksi hingga di Ukraina. sanksi bagi Ukraina untuk menghadapi krisis yang berlangsung. Menurut penasehat keamanan Geostrategi Revolusi Berwarna nasional AS periode 1977-1981, Zbigniew Baik Barat dan Rusia saling tuding sebagai biang Brzezinski, Ukraina harus dibebaskan dari keladi yang menciptakan krisis Ukraina yang pengaruh Rusia dan untuk itu disarankan agar AS merupakan revolusi berwarna jilid II di Ukraina berdialog dengan oligarki yang memiliki pengaruh (yang pertama di tahun 2004). Perspektif yang dengan incumbent dan tidak ingin didominasi luas dan berimbang penting untuk melihat akar oleh Rusia. Lebih lanjut ia menyampaikan agar permasalahan krisis politik di Ukraina. Minimal aksi Euromaidan dapat dijadikan alat politik terdapat empat faktor yang terlibat dalam sebuah yang efektif dan menyarankan untuk membentuk konflik, yaitu triggers (pemicu), pivotal (akar), komite nasional dengan tujuan utama bergabung 37 mobilizing (peran pemimpin), dan aggravat- menjadi negara UE. Rencana unilateral ini ing (faktor yang memperburuk situasi krisis/ adalah bentuk thrust kekuatan utama masyarakat/ konflik).36 Keempat faktor ini umumnya berjalin sistem internasional yang menginginkan agar berkelindan dalam sebuah krisis/konflik. dengan terjadinya revolusi berwarna ini maka Ukraina akan menjadi negara UE. Apabila 34 Kathy Lally, “Ousted Ukraine president warns of civil war, tidak, Ukraina akan disanksi dan gelombang criticizes U.S. for aiding current government” Washington revolusi berwarna selanjutnya akan muncul untuk Post, http://www.washingtonpost.com/world/ousted-ukraine- president-warns-of-civil-war-criticizes-us-for-aiding- mengganti rezim delinkuen tersebut. current-government/2014/03/11/13fd0482-a907-11e3-b61e- Dalam sebuah memorandum berjudul 8051b8b52d06_story.html, diakses pada tanggal 12 Maret 2014. “Yanukovych blames fascists, West for Ukraine Chaos” “Selamatkan Ukraina“ yang dipublikasikan The Times of Israel, http://www.timesofisrael.com/yanukovych- tanggal 12 Februari 2014 dalam majalah Rusia, blames-fascists-west-for-ukraine-chaos/, diakses pada tanggal 2 Maret 2014. Zavtra, dikemukakan bahwa kudeta di Ukraina yang menggunakan metode fasis dan Nazi 35 Alexey Lossan, “Putin: Rusia Siap Akui Pemilu Ukraina” RBTH merupakan strategi Barat untuk mengancam Indonesia, http://indonesia.rbthlm.com/politics/2014/05/28/ putin_rusia_siap_akui_pemilu_ukraina_23923.html, diakses pada tanggal 31 Mei 2014. 37 United States Committee on Foreign Relations, “Business Meeting and Implications of the Crisis in Ukraine Hearing”, 36 Sholihan,“Memahami Konflik,” dalam Mukhsin Jamil (Ed), http://www.foreign.senate.gov/hearings/business-meeting-and- Mengelola Konflik Membangun Damai, (Semarang: Wali Songo implications-of-the-crisis-in-ukraine-hearing, diakses pada Media Center, 2007), hlm. 5. tanggal 17 Januari 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 89 Federasi Rusia.38 Memorandum itu ditulis oleh Ukraina ke Rusia, dan menyetop pasokan gas ke kelompok ahli Izborsk, kelompok intelektual Ukraina sebagai hukuman atas hubungan dekat berpengaruh dalam lingkaran think-thank Ukraina dengan UE. Presiden Rusia. Memorandum itu secara Di tahun 2013, tekanan Rusia dalam detail juga memprediksi konsekuensi dari bentuk pengawasan transportasi barang dari pergantian rezim di Kyiv terhadap kepentingan Ukraina ke Rusia menyebabkan kerugian bagi strategis Rusia dan bencana besar bagi masa Ukraina hingga $2,5 milyar. Di tengah ancaman depan Rusia. Selain itu, memorandum tersebut Ukraina untuk bergabung dengan UE, Rusia menyatakan bahwa AS dan UE bertanggung kemudian akhirnya mengambil langkah yang jawab terhadap proyek pergantian rezim lebih bersahabat dengan memberikan diskon di Ukraina. Memorandum itu kemudian gas kepada Ukraina dari harga biasanya $410 merekomendasikan agar Rusia bersama dengan menjadi $260 per 1.000 m³. Ukraina menerima AS untuk berkonsultasi menghindari krisis di hal itu dengan senang hati karena faktor ekonomi bawah Memorandum Budapest atas Kedaulatan yang mendesak. Ukraina tahun 1994. Dalam Memorandum Hal itu karena dari segi ekonomi, 25% tujuan tersebut disebutkan bahwa AS, Rusia, Prancis, ekspor Ukraina adalah ke Rusia dan pada tahun Inggris, dan Cina menyepakati akan menahan diri 2013, impor gas Ukraina dari Rusia mencapai untuk menggunakan ancaman terhadap integritas lebih dari 92%. Perdagangan Ukraina-Rusia wilayah atau kebebasan politik Ukraina apabila di tahun 2013 tumbuh lebih dari 18% dan Ukraina melucuti senjata nuklirnya. perdagangan Ukraina dengan negara-negara Uni Pabean meningkat 34% di tahun 2011, Memperebutkan Ukraina 11% di tahun 2012, dan 2-3% di tahun 2013.39 Posisi Ukraina sebagai shatterbelt Barat dan Dengan tumbangnya rezim Yanukovych dan Rusia membuat keduanya berusaha untuk mema- keadaan yang tidak menentu di bidang politik sukkan Ukraina ke dalam lingkup pengaruhnya. dan ekonomi, maka Ukraina pun semakin terbuka Di sisi lain, seperti halnya negara eks-Soviet untuk diperebutkan oleh major powers untuk yang melakukan demokratisasi, setiap rezim yang mencapai kepentingan masing-masing. berkuasa di Kyiv senantiasa dihadapkan pada pilihan untuk bergabung dengan Barat, Rusia, Krimea Melawan Kyiv atau netral. Konflik berdarah di Kyiv ternyata tidak usai Meskipun banyak yang menganggap Presiden setelah tergulingnya Yanukovych. Perseteruan Yanukovych pro-Rusia, namun sesungguhnya kepentingan Barat, Ukraina, dan Rusia menjalar ia tidak membiarkan Ukraina berada dalam hingga wilayah Krimea dan Ukraina bagian timur pengaruh Rusia. Meski dinilai sebagai rezim yang menuntut diadakannya referendum untuk yang korup dan gagal mengembangkan ekonomi otonomi yang lebih luas atau bahkan pemisahan Ukraina, ia kukuh melindungi kepentingan diri dari Ukraina. Khusus di Krimea, perseteruan ekonomi dan politik Ukraina yang independen. tersebut telah mencapai titik nadir. Ketegasan dan independensi Yanukovych terlihat Berdasarkan sensus penduduk Ukraina ketika pemerintahannya memberikan tantangan pada 2001, populasi Krimea terdiri dari 2,4 juta kepada Rusia dalam hubungan perdagangan jiwa. Menurut catatan Dinas Statistik Ukraina, kedua negara di 2013. Sepanjang tahun 2013, hingga 1 November 2013, penduduk Republik keinginan Ukraina untuk berintegrasi dengan Otonom Krimea berjumlah 1,9 juta jiwa dengan UE membuat Ukraina mengurangi produk impor komposisi lebih dari 50% merupakan orang Rusia di pasar Ukraina. Hal ini dibalas Rusia Rusia, 24% orang Ukraina dan sekitar 12% orang dengan perang dagang, hambatan ekspor produk 39 Rika Dragneva-Lewers & Katryna Wolczuk, “Russia, the 38 “Russia’s “Save Ukraine” Memorandum: Prevent the Ukraine Eurasian Customs Union and the EU: Cooperation, Stagnationor from Going Fascist,” Global Research News, http://www. Rivalry?” National Security & Defence, 2013, No.4-5, hlm. 108; globalresearch.ca/russias-save-ukraine-memorandum-prevent- Information-Analytical Bulletin of the Cabinet of Ministers of the-ukraine-from-going-fascist/5368608, diakses pada tanggal Ukraine, “Ukraine wants global free trade”, 25 Oktober 2013. 15 Februari 2014.

90 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 Tatar Krimea. Terkait penggunaan bahasa, hukum Republik Otonom Krimea tidak membahas gagasan bahasa ‘negara’ atau bahasa ‘resmi’ untuk penduduknya. Oleh karena itu, baik bahasa Rusia maupun bahasa Ukraina digunakan sebagai bahasa resmi di Krimea. Menurut survei yang dilakukan oleh Institut Internasional Sosiologi di Kyiv pada 2004, bahasa Rusia digunakan sebagai alat komunikasi oleh 97% penduduk Krimea. Meski de jure adalah daerah otonomi di bawah pemerintahan Ukraina, secara de facto Krimea ‘milik’ Rusia. Krimea adalah satu- satunya daerah di Ukraina dengan penduduk keturunan Rusia mencapai sekitar 60%. Selain Sumber:http://news.bbcimg.co.uk/media/ lokasi, banyaknya warga keturunan Rusia di images/73286000/gif/_73286672_Krimea_black_ Krimea disebabkan faktor sejarah. Sebelum sea_fleet_624.gif, diakses pada tanggal 20 September 1954, Krimea adalah oblast (provinsi) di bawah 2014 administrasi Rusia. Namun, pemimpin Uni Soviet Gambar 3. Krimea dan Kekuatan Armada Laut Hi- saat itu, Nikita Khrushchev, memberikan Krimea tam Rusia ke Ukraina. Ada dua alasan yang diungkapkan. Pertama, latar belakang Khrushchev yang Rusia menggunakan pelabuhan Sevastopol merupakan etnis Ukraina. Kedua, sebagai karena tidak ada pelabuhan di Rusia yang mampu ‘hadiah’ perayaan 300 tahun bergabungnya menampung Armada Laut Hitam. Pelabuhan Ukraina ke Rusia. Rusia di Novorossiysk tidak cukup dalam dan Selain itu, Krimea juga menjadi lokasi kurang infrastrukturnya. Armada Laut Hitam strategis tempat ditambatkannya Armada Laut Rusia terdiri dari 388 kapal perang Rusia, Hitam Rusia. Militer Rusia masih berada di termasuk 14 kapal selam diesel. Selain itu, Sevastopol karena di bawah Traktat Persahabatan, terdapat 161 jet tempur di pangkalan udara yang Kerja Sama dan Kemitraan Kyiv-Moskwa tahun disewa Rusia di Gvardeyskaya dan Sevastopol. 1997, Rusia mengakui status kepemilikan Total terdapat 25.000 personel militer Rusia di Sevastopol dan kedaulatan Ukraina. Sebagai Krimea, belum termasuk staf sipil. balasannya, Ukraina memberikan Rusia hak Selain faktor geostrategis, juga terdapat untuk terus menggunakan pelabuhan Sevastopol pertimbangan ekonomi menyangkut Krimea. bagi armada laut Rusia hingga tahun 2017. Pertama, Ukraina merupakan jalur transit pipa Perjanjian awal izin Armada Laut Hitam migas Rusia, apabila jalur tersebut bermasalah di Sevastopol berlangsung untuk 20 tahun. maka Rusia dapat mengalihkannya ke arah Perjanjian ini otomatis diperpanjang lima tahun selatan (Laut Hitam) tempat Krimea berada. kecuali salah satu pihak membatalkannya. Kedua, Ukraina adalah salah satu produsen Perjanjian kedua, ditandatangani di Kharkiv jagung dan gandum terbesar di dunia, sebagian tahun 2010, memperpanjang penggunaan besar terdapat di wilayah Krimea. Berdasarkan pelabuhan Sevastopol untuk armada Rusia hingga data pemerintah Ukraina, lebih dari 50% ekonomi 2042. Rusia membayar Ukraina $98 juta per Krimea dikhususkan untuk industri pangan tahun untuk menyewa pangkalan laut di Krimea. dan distribusi.40 Ketiga, Krimea dapat menjadi Selain itu, berdasarkan perjanjian Kharkiv, Rusia choke point dalam alternatif jalur pipa energi akan memberikan potongan harga gas $100 per hidrokarbon dari Rusia. ton.

40 Garry Adrian, “Ukraina Memanas; Beli Dollar atau Emas?”, IM Trader, Vol. 5, Maret-April 2014, hlm. 4.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 91 Mengetahui arti strategis Krimea tersebut itu. Namun, fakta-fakta tersebut masih perlu maka Rusia bergerak cepat. Pada 1 Maret 2014, pendalaman lebih lanjut. parlemen Rusia menyetujui permohonan Presiden Artikel ini secara sederhana mencoba melihat Rusia untuk penggunaan militer di Ukraina. Putin secara berimbang rationale pihak yang anti dan mengatakan bahwa etnis Rusia dan Armada Laut pro-referendum, debat yang terjadi dalam tataran Hitam Rusia di Krimea terancam oleh situasi di multilateral, penilaian akan hak penentuan nasib, Ukraina. Hal itu ditambah dengan permintaan dan pelajarannya bagi Indonesia. Tetapi sebelum formal presiden terguling Ukraina kepada membahas hal tersebut, terlebih dahulu akan Moskwa agar mengirim pasukannya untuk dibahas implikasi perkembangan situasi pasca menegakkan hukum di Ukraina.41 Krimea dan gejolak di Ukraina bagian timur. Krimea berhasil dikuasai secara cepat oleh demonstran pro-Rusia tanpa adanya pertumpahan Pasca Krimea darah. Selain karena faktor pemerintah pusat di Respons anti-sistemik yang dilakukan Rusia di Kyiv yang masih sangat rapuh pasca tergulingnya Krimea membuat Barat menjatuhkan sanksi eko- Yanukovych, Rusia memiliki barak militer di nomi dan politik kepada Rusia berupa pembekuan Sevastopol dan mayoritas penduduk Ukraina di aset dan tidak lagi melibatkan Rusia pada G-8 Krimea beretnis Rusia cenderung mendukung karena Rusia dianggap telah melanggar hukum demonstran. Dengan dukungan tersebut internasional. Namun demikian, Eropa terlihat referendum pun dilakukan untuk menentukan menjatuhkan sanksi secara terbatas untuk men- masa depan Krimea apakah akan tetap berada ghukum Rusia karena tidak ingin mengganggu dalam Ukraina dengan otonomi yang lebih luas hubungan dagang dengan Rusia dan beberapa atau menjadi negara yang berdaulat. negara Eropa secara ekonomi bergantung kepada Rusia dalam hal suplai gas. Referendum Krimea Barat dan Rusia mempunyai potensi kerugian Pada 16 Maret 2014, masyarakat Krimea melak- di bidang ekonomi apabila ketegangan di antara sanakan referendum dengan hasil sekitar 96% mereka terus berlanjut. Keduanya merupakan pemilih memutuskan untuk bergabung dengan mitra dagang yang saling membutuhkan. Ekspor Rusia. Di tengah krisis politik domestik yang gas Rusia ke wilayah Eropa melalui jalur pipa belum menemukan penyelesaian, referendum ini Nord Stream dan Yamal mencapai 185 juta m³ per memperumit kondisi krisis di Ukraina apalagi hari42 dan yang melewati Ukraina mencapai 16 Barat menganggap referendum ini ilegal. Refer- juta m³ per hari. Adapun ekspor Rusia ke UE pada endum ini kemudian mempertajam perseteruan tahun 2013 mencapai 50% dari total ekspornya, antara Barat dengan Rusia. sedangkan ekspor UE ke Rusia mencapai 7% dari Dari segi hukum, penilaian apakah total ekspornya.43 referendum dilaksanakan secara legal atau ilegal memerlukan studi khusus yang mendalam dan memerlukan pemahaman mengenai ketentuan- ketentuan hukum internasional, UUD Ukraina, dan instrumen hukum lainnya yang mengatur hubungan Krimea dengan Ukraina. Yang paling sulit adalah mendapatkan fakta-fakta yang akurat terkait dengan referendum tersebut. Banyak media massa yang membeberkan berbagai informasi seputar referendum itu seperti tuduhan adanya intervensi dan tekanan Rusia atas proses 42 ITAR-TASS News Agency, “Russia stops gas supplies to Ukraine, transit to EU totals 185 million cu m daily-Prodan”, http://en.itar-tass.com/economy/736286, 15 Juni 2014.

41 Nick Bryant, “Ukraine’s Yanukovych asked for troops, 43 RT, “Who will threatened sanctions hit most? US-EU Russia tells UN” BBC, http://www.bbc.com/news/world- Russia trade in numbers”, http://rt.com/business/us-eu-russia- europe-26427848, diakses pada tanggal 5 Maret 2014. sanctions-590/, diakses pada tanggal 8 April 2014.

92 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108

Sumber:http://indonesia.rbthlm.com/multimedia/infographics/2014/03/07/jalur_ pipa_gas_rusia_ke_uni_eropa_23359.html, diakses pada tanggal 20 September 2014.

Gambar 4. Jalur Pipa Gas Rusia via Ukraina.

Setidaknya terdapat tiga alasan mengapa Dengan demikian, Ukraina adalah titik Ukraina pasca Krimea menjadi ajang perebutan transit serta titik penghambat bagi ekspor gas pengaruh antara Rusia dengan Barat. Pertama, Rusia. Hal ini juga menjadi titik bocornya faktor pipa gas Ukraina-Rusia-Turkmenistan. pengiriman. Pada awal 1990-an, terjadi gangguan Hingga pecahnya Uni Soviet, jaringan pipa serius ketika Ukraina melanggar kontrak gas itu merupakan jaringan domestik. Saat ini, dengan Rusia. Sejak saat itu pengiriman gas telah perdagangan gas antara Turkmenistan, Rusia dan menjadi isu penting dalam hubungan politik dan Ukraina tidak hanya menjadi proposisi komersial, keamanan antara Rusia dan Ukraina. tetapi sebuah ilustrasi dependensi segitiga dari Kedua, Semenanjung Krimea menjadi ketiga negara. Isu-isu kunci dalam hal transit markas bagi AL Rusia yang masa sewanya ekspor gas ke Turkmenistan di luar Asia Tengah diperpanjang selama 25 tahun pada tahun 2010 melewati Rusia, yang akhirnya dikendalikan dengan perjanjian khusus antara Presiden D. secara penuh dari sekitar tiga perempat ekspor Medvedev dan V. Yanukovych, meskipun Turkmenistan. Dan posisi Rusia berhadapan masih terdapat sengketa gas yang belum dengan Ukraina sangat rentan karena sekitar 66% terselesaikan. Fasilitas ini menyediakan Moskwa ekspor gas Rusia ke Eropa melewati Ukraina dengan kemampuan militer strategis di daerah (lihat Gambar 4 dan 5). yang dianggap penting oleh Rusia bagi keamanan perbatasan barat daya dan pengaruh geopolitis dekat ‘laut hangat’ yang dapat mengancam Pax

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 93 Judaeca. Sebagai imbalan untuk perpanjangan untuk penerapan negara federal Ukraina atau sewa, Rusia setuju untuk penurunan 30% dalam menggabungkan diri dengan Rusia. harga gas alam yang dijual ke Ukraina. Pada 11 Mei 2014, separatis pro-Rusia di Ketiga, kepentingan Barat dan Rusia di bagian timur Ukraina mengadakan referendum Ukraina bisa jadi bahwa yang terakhir merupakan kemerdekaan meski pemerintah Ukraina di pasar yang menjanjikan dari 45 juta konsumen Kyiv tidak mengakui referendum tersebut. Para potensial, dalam konteks di mana keduanya pemilih di kawasan Donetsk dan Luhansk, yang berusaha untuk mendiversifikasi ekonomi dan penduduknya sektiar 15% dari populasi Ukraina, tujuan ekspornya. memberikan suara dengan hasil sekitar 90% warga di kedua wilayah tersebut memilih untuk Gejolak di Timur Ukraina melepaskan diri dari Ukraina. Kyiv membalas aksi separatisme tersebut dengan melancarkan Implikasi dari perkembangan situasi di Krimea operasi anti-teroris skala besar menghadapi mengakibatkan timbulnya pergerakan massa separatis pro-Rusia bersenjata yang menimbulkan pro-Rusia yang semakin intensif khususnya korban di kedua belah pihak. di berbagai kota di wilayah timur Ukraina seperti: Kharkiv, Donetsk, Luhansk, Sloviansk, Menurut PBB, hingga September 2014, Odessa, Zaporizhzhia, dan Mykolayiv. Sebagian korban tewas dalam konflik Ukraina timur diantaranya menuntut diadakannya referendum

Sumber: https://pbs.twimg.com/media/BhvkmhHIUAAWc3Q.jpg:large, diakses pada tanggal 20 Mei 2014.

Gambar 5. Ukraina dalam Pusaran Fragmentasi dan Konflik Kepentingan

94 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 mencapai 3.543 jiwa, termasuk 298 korban pada dan Luhansk. Pada 16 September 2014, Parlemen kecelakaan pesawat Malaysia Airlines.44 Badan Ukraina menetapkan undang undang otonomi Urusan Pengungsi PBB (UNHCR) menyatakan luas untuk kawasan Donetsk dan Luhansk. pada 27 Juni 2014 sekitar 110.000 orang telah Undang-undang baru ini adalah bagian dari melarikan diri dari Ukraina ke Rusia dan kompromi dengan kelompok separatis pro-Rusia. sekitar 54.400 warga Ukraina lainnya terpaksa Selain itu, kawasan timur diberikan hak untuk mengungsi di dalam negeri Ukraina.45 Sementara menyelenggarakan pemilu regional sendiri dan data per September 2014, menyatakan jumlah mendirikan pasukan keamanan di daerah-daerah pengungsi sudah mencapai lebih dari 275.000 otonomi. Para anggota separatis yang selama ini orang.

Sumber: http://www.bbc.com/news/world-europe-27308526, diakses pada tanggal 21 Mei 2014.

Gambar 6. Peta Ukraina Timur

Pada tahun 2014 ini, pihak Ukraina dan berperang melawan pasukan pemerintah akan separatis pro-Rusia telah menandatangani mendapat amnesti, kecuali mereka yang terlibat kesepakatan gencatan senjata di Minsk, Belarus. dalam kejahatan besar. Quid pro quo dari UU Pertemuan difasilitasi oleh Pemerintah Belarus tersebut, separatis pro-Rusia harus mencabut dan dihadiri oleh perwakilan Rusia dan OSCE. tuntutan untuk merdeka dari Ukraina. Meski Parlemen Ukraina juga menetapkan undang terdapat gencatan senjata dan pembaharuan undang otonomi luas untuk kawasan Donetsk gencatan senjata secara penuh pada 20 September, kontak senjata masih terjadi dan menimbulkan 44 “Death toll of Ukraine conflilct exceeds 3,500-UN”, Interfax- 46 Ukraine, http://en.interfax.com.ua/news/general/225196.html korban sipil. diakses pada tanggal 27 September 2014.

46 45 UNHCR, “Sharp Rise in Ukrainian displacement, with “NATO: Gencatan Senjata di Ukraina Baru Sebatas Teori,” more than 50,000 internally displaced”, http://www.unhcr. The Global Review, http://www.theglobal-review.com/content_ org/53ad57099.html, diakses pada tanggal 27 Juni 2014. detail.php?lang=id&id=16304&type=103#.VCoiYVfuyso, diakses pada tanggal 25 September.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 95 Perkembangan tersebut cukup kalah simpatinya dengan saudaranya tersebut memprihatinkan karena pada dasarnya Ukraina menginginkan agar Ukraina tidak bergabung dan Rusia adalah negara bersaudara yang dengan UE/NATO atau setidak-tidaknya berada saling membutuhkan. Dari data yang ada, etnis dalam status quo. Rusia terbesar di negara eks-Soviet berada di Dengan kondisi demikian, terdapat Ukraina (sekitar 29,6% etnis Rusia dari total kemungkinan Ukraina terbelah dua. Apabila penduduk Ukraina berdasarkan sensus tahun memang demikian, populasi Ukraina yang di 2001). Sedangkan warga Ukraina terbesar di tahun 2014 berjumlah sekitar 50 juta penduduk luar Ukraina berada di Rusia (lebih dari 2 juta akan tergenggam kembali oleh kesengsaraan 47 orang). yang tak terbayangkan. Pemisahan antara Ketika masih bergabung dengan Uni Soviet, barat dan timur Ukraina sulit didefinisikan dan Ukraina menjadi negara termakmur keempat nampaknya tidak ada yang dapat mengendalikan di dalam Soviet. Setelah Soviet runtuh, hal perang saudara yang terjadi saat ini. Dan oleh tersebut tidak hanya memberikan kesempatan karena itu Kyiv berusaha sekuat tenaga agar pada Ukraina untuk meraih kemerdekaannya wilayahnya di bagian timur tidak menjadi seperti tetapi juga membuka kotak pandora dari konflik Krimea, yang menurut Kyiv, dianeksasi oleh etnis antara barat dan timur Ukraina. Revolusi Rusia lewat referendum yang tidak sah. Oranye di tahun 2004 dan Euromaidan di tahun 2013 membingkai suramnya skenario Posisi Ukraina terkait Referendum Ukraina yang terfragmentasi antara wilayah pro- Krimea Barat dan pro-Rusia. Fragmentasi ini semakin Ukraina tidak menerima referendum yang digelar lebar sejak aksi Euromaidan karena sistem di Krimea. Kyiv meminta agar semua negara, demokrasi konstitusional nampaknya tidak cukup lembaga-lembaga internasional, dan badan-badan meyakinkan para demonstrator sebagai rules of khusus agar tidak mengakui pergantian status the game di Ukraina. Bahkan, The Global Times, Krimea berdasarkan referendum. koran berpengaruh yang diterbitkan Harian Rakyat milik Partai Komunis Cina, menilai Pada tanggal 16 Maret 2014, Parlemen bahwa Ukraina saat ini didominasi oleh politik Ukraina menyatakan bahwa pelaksanaan jalanan dengan parlemen hanya sebagai alat referendum di Krimea pada 16 Maret 2014 adalah politik tambahan semata.48 tidak sah karena bertentangan dengan UUD Ukraina. Pasal 73 UUD Ukraina menyebutkan Setelah melalui banyak perubahan issues of altering the territory of Ukraine kondisi, ekonomi Ukraina pernah turun dengan are resolved exclusively by an All-Ukrainian pendapatan perkapita berkisar $3.200, lebih referendum. Selanjutnya pasal 134 UUD Ukraina rendah sedikit dari Indonesia, setengahnya menyebutkan the Autonomous Republic of Krimea Cina, dan seperempatnya Rusia. Ukraina yang is an inseparable constituent part of Ukraine and dilanda kerusuhan sejak November 2013 decides on the issues to its competence within the mendapatkan perhatian yang luas dari dunia limits of authority determined by the Constitution karena pertentangan Barat dengan Rusia. of Ukraine.49 Sedangkan berdasarkan pasal 7 Barat yang dengan simpatinya yang luar biasa (2) UU Republik Otonomi Krimea (yang telah terhadap krisis Ukraina acapkali mengganggu disahkan dalam UUD Ukraina No. 350-XIV urusan internal Ukraina dengan menghasut tanggal 23 Desember 1998) pada intinya partai/kelompok oposisi dengan melawan menyebutkan bahwa referendum republik (lokal) rezim incumbent. Di sisi lain, Rusia yang tak diperbolehkan dalam hal melakukan perubahan 47 Ministry of Foreign Affairs of Ukraine, ”Comparative Data on atas wilayah Republik Otonomi Krimea sepanjang Protection of Russian Ethnic Minority’s Right in Ukraine and tidak bertentangan dengan UUD Ukraina. Selain Ukrainian Ethnic Minority’s Rights in Russia”, 14 Maret 2014. itu, Ukraina berpendapat bahwa Rusia jelas telah 48 ”West-Russia rivalry bleeds Ukraine dry” Global Times, http://backup.globaltimes.cn/NEWS/tabid/99/ID/843608/West- Russia-rivalry-bleeds-Ukraine-dry.aspx, diakses pada tanggal 49 Lihat Constitution of Ukraine. Chapter III, Article 73 & 21 Februari 2014. Chapter X, Article 134.

96 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 melanggar Memorandum Budapest tahun 1994 dengan sah, demokratis, sesuai dengan hukum yang menghormati kedaulatan Ukraina. internasional, berjalan baik dan aman karena Selanjutnya, dalam pertemuan khusus Grup tidak ada pertumpahan darah. Rusia berpendapat Asia Pasifik di New York pada 19 Maret 2014, bahwa referendum diatur dalam hukum internasi- Perwakilan Tetap Ukraina di PBB menyampaikan onal, antara lain, secara tegas dinyatakan dalam uraian resmi pemerintah Ukraina mengenai Pasal 1 ayat (1) International Convenant on Civil referendum Krimea sebagai berikut (Journal of and Political Rights (ICCPR), yaitu all peoples the United Nations, No. 2014/51): have the right of self-determination. By virtue of that right they freely determine their political • Proses peralihan otoritas maupun status and freely pursue their economic, social, penyelenggaraan referendum mengenai and cultural development. pemisahan Krimea dari Ukraina berlangsung secara ilegal. Rusia menganggap situasi di Krimea merupakan analogi mutlak dari pengakuan • Penduduk Krimea berjumlah sekitar kemerdekaan Kosovo oleh Barat. Secara 2,5 juta, dimana 1,5 juta merupakan khusus Rusia mengutip keputusan Mahkamah keturunan Rusia dan 1 juta penduduk Internasional pada 2010 yang memutuskan terdiri atas keturunan Krimea Tatar, Kosovo memiliki hak untuk mendeklarasikan Bulgaria dan lain-lain. kemerdekaan unilateralnya dari Serbia. Keputusan • Penduduk Krimea di luar keturunan itu mengakui bahwa deklarasi kemerdekaan Rusia telah memboikot rencana dapat melanggar peraturan negara, tetapi itu penyelenggaraan referendum. Dengan tidak berarti melanggar hukum internasional. demikian, hasil referendum di mana Keputusan Mahkamah Internasional mengatakan 90% dinyatakan mendukung pemisahan bahwa ”Tidak ada larangan apapun terhadap Krimea dari Rusia, tidak mencerminkan deklarasi kemerdekaan sepihak, bahkan oleh realitas di lapangan. Dewan Keamanan (DK) PBB. Tidak ada larangan • Deklarasi kemerdekaan Krimea serta yang berlaku terhadap deklarasi kemerdekaan permintaan untuk menjadikan Krimea sepihak dalam Jus Cogens (prinsip dasar hukum sebagai wilayah Rusia oleh parlemen Internasional).”50 Saat itu, keputusan Mahkamah Krimea adalah ilegal. Internasional memicu reaksi keras para pemimpin • Ditegaskan bahwa penting bagi PBB dunia, termasuk Rusia. Kremlin menganggap untuk menyampaikan proses yang kemerdekaan Kosovo mengancam dan merusak tidak sah akan referendum Krimea tatanan hukum internasional. Untuk itu, saat dan permohonan kepada negara- ini Rusia mempertanyakan mengapa Barat negara anggota untuk tidak mengakui menerapkan standar ganda dengan menyetujui referendum maupun kemerdekaan kemerdekaan Kosovo tetapi tidak mengakui Krimea. Krimea. • Ditegaskan pula bahwa peristiwa Terkait dengan Memorandum Budapest Krimea merupakan tantangan terhadap tahun 1994, Rusia mengganggap tidak melanggar sistem PBB dan kiranya merupakan kewajibannya dalam Memorandum tersebut. pelajaran mengenai bagaimana Rusia berpendapat hilangnya keutuhan wilayah menggunakan piagam PBB dalam cara Ukraina di Krimea menjadi akibat dari berbagai yang layak untuk menjamin integritas proses internal yang rumit dan tidak ada sangkut wilayah. pautnya dengan Rusia dan kewajibannya sesuai dengan Memorandum Budapest. Hal Posisi Rusia terkait Referendum Krimea itu karena Pemerintah Kyiv mendapatkan kekuasaannya melalui kudeta inkonstitusional Rusia berpendapat bahwa referendum di Krimea adalah keinginan rakyat Krimea. Lebih dari 90% 50 Oleg Fornichev, “Putin: Kami Tidak Ingin Memecah Ukraina” rakyat Krimea memilih untuk bergabung dengan RBTH Indonesia, http://indonesia.rbth.com/politics/2014/03/19/ putin_kami_tidak_ingin_memecah_ukraina_23425.html, Rusia. Dengan demikian, referendum berjalan diakses pada tanggal 20 Maret 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 97 dan kebijakannya, khususnya mengenai etnis Pembahasan Ukraina di PBB minoritas, telah merobek kesatuan Ukraina dan Setidaknya PBB telah melakukan 23 sesi mengancam daerah yang tidak sejalan dengan yang membahas krisis Ukraina dari Februari- 51 Kyiv. Hal ini karena Gerakan Maidan yang September 2014 (RBTH, 2014). Artikel ini sukses merebut kekuasaan dari incumbent memaparkan tujuh dari 23 pertemuan mengenai sebagian besar terdiri dari perwakilan bagian situasi di Ukraina dan Krimea tersebut. barat. Ideologi mereka ialah tidak menghendaki Pertama, pada 28 Februari 2014 atas adanya konsensus publik dengan perwakilan permintaan perwakilan tetap Ukraina di PBB agar bagian timur, seperti ideologi nasionalisme DK menyelenggarakan pertemuan darurat sesuai Ukraina yang tunggal dan solid. Nasionalisme Pasal 34 dan 35 Piagam PBB mengingat situasi Ukraina muncul sebagai ideologi pada awal di daerah otonom Krimea merupakan ancaman abad ke-20 dan memiliki sifat yang sama dengan terhadap integritas wilayah Ukraina. Nazisme Jerman dan ideologi-ideologi sayap kanan pada waktu itu.52 Kedua, pada 15 Maret 2014 DK PBB telah melakukan pungut suara terhadap rancangan Hal itu menjelaskan intoleransi ekstrim, resolusi (ranres) yang disusun AS yang pada kecenderungan tindakan politik frontal, intinya menegaskan bahwa referendum di Krimea kekerasan, dan pengingkaran hak kaum minoritas tidak sah dan tidak dapat digunakan sebagai dasar dalam nasionalisme Ukraina. Nasionalis untuk mengubah status Krimea. AS menegaskan Ukraina menilai “tangan besi” dibutuhkan bahwa masyarakat internasional tidak akan untuk membangun negara dan menindas elemen- pernah mengakui hasil referendum tersebut. elemen non-Ukraina di masyarakat. Masalahnya, Mayoritas anggota DK mendukung ranres karena elemen non-Ukraina di Ukraina jumlahnya sangat memuat prinsip-prinsip piagam PBB, khususnya banyak. Pemikiran itulah yang mendasari semua terkait keperluan untuk menghormati kedaulatan ideologi nasionalisme Ukraina, yakni musuh dan integritas wilayah suatu negara. Selain itu, utama bangsa Ukraina adalah “Moskal” (sebutan ranres menekankan keperluan untuk mencari untuk orang Rusia) yang tidak menghargai penyelesaian secara damai melalui dialog politik nasionalisme Ukraina. Bukan hanya orang Rusia langsung dan penurunan ketegangan. saja, tetapi juga orang Polandia dan Yahudi. Menurut para sejarawan Polandia, sekitar Ranres gagal karena diveto oleh Rusia. 150.000 warga Polandia terbunuh dalam pogrom Sebelum ranres dipungutsuarakan, dalam (tindakan kekerasan besar-besaran) terhadap penjelasan sebelum pemungutan suara, Rusia bangsa Yahudi di Ukraina barat, dan juga dalam menyampaikan alasan pihaknya menolak karena peristiwa pembunuhan massal Volhynian 1943- tidak menyetujui asumsi dasar referendum 1944.53 di Krimea adalah ilegal. Dijelaskan bahwa referendum dilakukan oleh rakyat Krimea akibat keadaan luar biasa yang menyebabkan kehidupan berdampingan secara damai tidak memungkinkan dilakukan di Krimea. 51 The Ministry of Foreign Affairs of the Russian Federation, 2014, “Statement by the Russian Ministry of Foreign Affairs Satu-satunya anggota DK PBB yang abstain regarding accusations of Russia’s violation of its obligation dalam ranres ini adalah Cina. Cina memilih under the Budapest Memorandum of 5 December 1994”, 1 abstain dengan alasan bahwa pengajuan ranres April 2014. tidak tepat waktunya dan akan membuat situasi 52 Frassminggi Kamasa, “Dinamika Kawasan Eropa Tengah dan lebih rumit walaupun penghormatan terhadap Timur dan Kepentingan Indonesia”, Makalah disampaikan pada acara Workshop Perdamaian dan Hubungan Internasional di kedaulatan dan integritas wilayah serta prinsip Amerika dan Eropa, Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 5 non-intervensi merupakan dasar kebijakan luar September 2014, hlm. 5. negeri Cina. 53 Vyacheslav Charskiy, “Gerakan Maidan: Nasionalis, atau Ketiga, konsultasi tertutup DK PBB Pemberontak Ukraina?” RBTH Indonesia, http://indonesia. mengenai situasi Ukraina pada 28 Maret rbth.com/politics/2014/05/05/gerakan_maidan_nasionalis_ atau_pemberontak_ukraina_23731.html, diakses pada tanggal 2014 sebagai good offices Sekjen PBB ke 20 Mei 2014.

98 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 Moskwa dan Kyiv untuk bertemu dengan kedua oleh Kyiv di wilayah tenggara Ukraina, di pemimpin negara tersebut guna menenangkan mana dalam aksi tersebut digunakan helikopter situasi dan mencari solusi politik terhadap militer dan pemukulan terhadap demonstran krisis di Ukraina. Dalam konsultasi tersebut, yang telah mengakibatkan korban jiwa. Rusia negara-negara anggota DK dari kelompok Barat menegaskan, jika aksi-aksi kriminal Kyiv tidak menyampaikan (1) keprihatinan mereka atas dihentikan maka konsekuensinya tidak akan military build-up di perbatasan timur Ukraina dapat dihindari. Ditekankan bahwa aksi-aksi yang dinilai provokatif; (2) aneksasi Rusia atas tersebut menunjukkan ketidakmauan Kyiv untuk Krimea tidak sah; (3) Rusia harus segara menarik mematuhi Kesepakatan Jenewa pada 17 April pasukannya dari Krimea dan segera memulai 2014. Rusia juga menyerukan kepada AS untuk dialog dengan Ukraina untuk mengatasi krisis; menghentikan praktek standar gandanya dan (4) Tim pemantau PBB maupun OSCE harus mencampuri urusan Ukraina, di mana dukungan diberikan akses masuk ke Krimea untuk dapat AS dan UE kepada pihak yang melakukan kudeta memantau situasi HAM di daerah tersebut. di Ukraina dinilai memberangus jalan menuju Rusia menanggapi hal tersebut dengan solusi yang damai. menyatakan bahwa misi pemantauan OSCE Kesepakatan Jenewa adalah pertemuan tidak diperbolehkan masuk ke Krimea karena empat pihak Ukraina, Rusia, AS, dan UE sudah menjadi wilayah Rusia. Untuk mengakhiri membahas krisis Ukraina. Pertemuan tersebut krisis di Ukraina yang dibutuhkan adalah menghasilkan dokumen mengenai kesepakatan penerapan secara penuh perjanjian 21 Februari untuk meredakan ketegangan di Ukraina. 2014, termasuk reformasi UUD. Dan mengingat Beberapa poin penting yang disepakati antara bahwa terdapat elemen-elemen radikal pada lain:54 pemerintahan Ukraina, maka Rusia menilai • Mengecam tindakan ekstrimisme, bahwa para pemimpin Ukraina tidak kredibel. rasisme, dan intoleransi, serta Keempat, pada 23 Maret 2014 Majelis menyerukan agar semua pihak menahan Umum PBB telah melakukan pungut suara diri dari segala tindakan kekerasan dan terhadap ranres The Territorial Integrity of provokatif. Ukraine yang pada intinya memuat komitmen • Agar seluruh pihak bersenjata pada kedaulatan dan keutuhan wilayah Ukraina, meletakkan senjata dan membebaskan menyerukan agar para pihak mencari cara-cara serta mengosongkan tempat-tempat damai dalam menyelesaikan masalah, dan yang dikuasai secara ilegal. menggarisbawahi tidak sahnya hasil referendum • Pemberian amnesti kepada pihak yang Krimea. Hasil pemungutan suara terhadap meninggalkan gedung dan meletakkan ranres tersebut adalah 100 negara mendukung, senjata, kecuali bagi yang dianggap 11 negara menolak, 58 negara abstain, dan 24 melakukan kesalahan besar. negara absen/tidak berpartisipasi. Hasil ini dapat • dikatakan cukup berimbang yang menunjukkan Misi pengamat OSCE akan berperan di satu sisi separuh dari anggota PBB mendukung membantu otoritas Ukraina dan resolusi dan di sisi lain menunjukkan hampir komunitas lokal dalam de-eskalasi separuh dari anggota PBB, dalam bentuk satu dan situasi. lain hal, tidak mendukung resolusi yang dimotori • Proses reformasi konstitusional akan oleh negara-negara Barat dengan tujuan, yang dilakukan secara inklusif dan akuntabel. menurut Rusia, untuk mengisolasi Rusia. Kelima, pada 2 Mei 2014 atas permintaan Keenam, pada 25 Mei 2014, usai pertemuan Rusia, DK PBB telah mengadakan pertemuan mengenai masalah HAM di Ukraina, Rusia darurat untuk membahas situasi di Ukraina. meminta PBB untuk menyelidiki insiden Rusia menjelaskan bahwa alasan pihaknya kebakaran di kota Odessa pada 2 Mei 2014 yang meminta DK melakukan pertemuan disebabkan oleh operasi punitive yang terus dilakukan 54 European Union External Action, “Joint Statement Geneva Statement on Ukraine,” Geneva, 17 April 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 99 mengakibatkan korban jiwa lebih dari 40 orang. Keempat, beberapa negara yang belum Rusia mengungkapkan bahwa penyelidikan telah secara lugas menyampaikan posisi nasionalnya dilakukan dengan hasil adanya bukti penggunaan dapat dilihat sebagai bentuk dilema prioritas bahan kimia sebagai penyebab kebakaran dalam hubungan bilateral mereka dengan major tersebut. powers yang terlibat dalam krisis Ukraina Ketujuh, pada 17 September 2014, sehingga menyulitkan posisi mereka untuk atas inisiatif Rusia telah dibahas mengenai mengambil sikap. aspek kemanusiaan dan pengiriman bantuan Kelima, konsekuensi logisnya masalah kemanusiaan serta kebutuhan umum untuk keamanan dan perdamaian dunia, seperti krisis memulai upaya penyelesaian konflik secara politik di Ukraina, didominasi oleh major powers politis di Ukraina. Barat tidak mendukung hal yang bersikap tidak demokratis dan mengancam itu. Dan permintaan Rusia untuk memfokuskan perdamaian dunia. Negara-negara berkembang upaya masyarakat internasional mengakhiri kemudian hanya menjadi pemain pinggiran pertumpahan darah dan memulai dialog politik bukan mitra yang sejajar, pemain kunci, apalagi antara pihak-pihak yang terlibat konflik juga aktor utama yang dapat mengambil sikap politik mengalami jalan buntu. secara independen atau mengarusutamakan suatu Baik pertemuan di PBB dan Kesepakatan kebijakan politik. Jenewa ternyata belum dapat menyelesaikan dan Keenam, resolusi PBB dapat dimainkan menemukan solusi damai bagi krisis Ukraina. bukan sebagai solusi untuk menyelesaikan Hal itu memperlihatkan delapan hal yang penting masalah tetapi sebagai propaganda major powers untuk dicermati. dalam bentuk pemerasan politik dan ancaman Pertama, adanya perpecahan sikap, posisi, ekonomi untuk menekan anggota PBB untuk dan perbedaan pandangan negara-negara anggota menyetujui resolusi yang ditawarkan. PBB terhadap prinsip-prinsip PBB, khususnya Ketujuh, dengan demikian resolusi tersebut penghormatan terhadap kedaulatan, hak untuk belum mencerminkan hubungan berdasarkan menentukan nasib sendiri, dan integritas persamaan hak, saling menghormati, dan saling wilayah suatu negara, serta keperluan untuk mempertimbangkan kepentingan di antara menyelesaikan perselisihan secara damai. Dari negara-negara yang berdaulat. sini terlihat bahwa konsep kedaulatan bersifat Kedelapan, dalam perspektif yang lebih luas nisbi tergantung dari perspektif kekuatan yang terdapat kecenderungan major powers saling memutuskannya. bersaing untuk mendikte aturannya di negara lain, Kedua, walapun isi ranres memuat prinsip- mengatur semuanya, dan memberlakukan aturan prinsip Piagam PBB, khususnya penghormatan secara seragam atas perilaku dan kehidupan terhadap kedaulatan dan integritas wilayah masyarakat dunia. suatu negara, namun belum menyentuh akar permasalahan krisis dan hal itu membuat Standar Ganda Hak Penentuan Nasib penggunaannya terlihat bias dan memihak. Hal Referendum merupakan bentuk hak untuk itu mengindikasikan pula adanya muatan politis menentukan nasib sendiri yang diakui dalam Barat dibalik pengajuan ranres terkait krisis hukum internasional. Menurut Sujatmoko, hak politik di Ukraina. untuk menentukan nasib sendiri merupakan Ketiga, pengajuan ranres mengenai krisis suatu prinsip hukum internasional yang secara politik Ukraina juga dapat dinilai bukan semata- normatif telah diatur dalam berbagai instrumen mata hanya sebatas substansi ranres, yakni hukum internasional, antara lain, yaitu: Pasal 1 prinsip penghormatan terhadap kedaulatan dan ayat (2) Piagam PBB; Pasal 1 ayat (1) Interna- integritas wilayah suatu negara, namun juga tional Covenant on Civil and Political Rights dan tidak konsistennya negara-negara Barat dalam International Covenant on Economic, Social and mengedepankan isu terkait prinsip tersebut, di Cultural Rights; Resolusi Majelis Umum PBB mana pada kasus Kosovo, AS dan UE justru Nomor 1514 (XV) 14 Desember 1960 tentang mendukung pemisahan Kosovo dari Serbia.

100 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 Deklarasi Pemberian Kemerdekaan kepada menghiraukan negara-negara yang melakukan Bangsa dan Negara Terjajah; Resolusi Majelis referendum seperti di Transnistria pada 2006, Umum PBB Nomor 2625 (XXV) 24 Oktober Ossetia Selatan pada 2006, Catalonia pada 2013 1970 mengenai Deklarasi tentang Prinsip-prinsip dan pada beberapa kasus bahkan turut aktif Hukum Internasional tentang Kerja Sama dan mendukungnya seperti di Timor Timur pada 1976 Hubungan Bersahabat di antara Negara-negara dan 1999, Kosovo pada 2008, Sudan Selatan dan Hubungan Bersahabat sesuai dengan Piagam pada 2011, dan Kepulauan Falkland/Malvinas PBB.55 pada 2013, dan rencana referendum Skotlandia Menurut perspektif tersebut, dengan pada 2014.57 Bahkan hingga saat ini Barat tanpa demikian referendum di Krimea merupakan reserve mendukung okupasi Israel di Palestina bentuk pelaksanaan hak untuk menentukan nasib dan pemisahan Taiwan dari Cina. sendiri, meskipun menimbulkan permasalahan Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa internasional. Inti permasalahan tersebut adalah sesungguhnya tidak terdapat prinsip-prinsip pada sah tidaknya penggabungan Krimea hukum internasional yang riil yang mengatur ke Rusia. Barat menganggap pelaksanaan dan melindungi kedaulatan suatu bangsa referendum di Krimea merupakan cara Rusia dalam hubungan internasional saat ini. Hal itu untuk melakukan aneksasi terhadap Krimea. tergantung daripada kepentingan, kekuatan, daya Aneksasi dalam hukum internasional merupakan tawar dan kriteria dari masing-masing pihak yang perolehan wilayah secara tidak sah. Rusia tidak mengingingkan satu hal dan menolak hal yang melihatnya demikian. lain. Keadaan semacam ini apabila dibiarkan Menurut Juwana, situasi penggabungan terus terjadi akan menciptakan anarki yang akan Krimea ke Rusia di bawah ancaman penggunaan menerapkan hukum rimba. Konsekuensinya, kekerasan oleh militer Ukraina mirip ketika kekerasan dalam hubungan antar negara adalah Timor Timur bergabung ke Indonesia tahun hal yang lumrah dan bahkan kekerasan merupakan 1976. Negara-negara Barat, Eropa dan AS, fitur endemik sistem/masyarakat internasional menganggap proses formal tidak cukup. Beda yang anarki serta kontrol kekerasan atau konflik antara Indonesia dan Rusia saat ini adalah tersebut dilakukan melalui hukum internasional Indonesia ketika itu dianggap tidak mempunyai yang ditentukan oleh power politics. kekuatan yang memadai ketika berhadapan dengan negara-negara Barat. Tentu tidak Belajar dari Krimea demikian bagi Rusia. Rusia sangat mampu untuk Dengan memperhatikan aspek-aspek politik dan menghadapi negara-negara Barat, baik dalam hukum di atas, Indonesia perlu berhati-hati dalam proses damai maupun tidak damai. Dalam proses menentukan sikap atas keabsahan referendum damai, Rusia memiliki hak veto di DK PBB. Krimea dan mencermati implikasinya bagi Rusia akan mudah memveto apa pun resolusi DK penanganan kasus separatisme di tanah air. 56 PBB yang tidak menguntungkan mereka. Kejadian semacam Krimea dapat menimbulkan Dengan demikian, terlihat adanya standar preseden yang berbahaya bukan saja bagi ganda Barat mengenai hak untuk menentukan perkembangan dan kelangsungan hidup bangsa nasib sendiri. Sistem/masyarakat internasional dan negara, tetapi juga kemerdekaan, kedaulatan, masih menerapkan inkonsistensi yang dan keutuhan wilayah suatu bangsa dan negara. diterapkannya terkait isu referendum, kedaulatan, Menyatakan hasil referendum Krimea tidak sah dan hak penentuan nasib. Di masa lalu, Barat tidak secara terbuka akan membenturkan Indonesia dengan Rusia. 55 Andrey Sujatmoko, “Kemerdekaan Sebagai Hak untuk Menentukan Nasib Sendiri (Right to Self-Determination) Di sisi lain, Indonesia tidak dapat menyatakan dalam Perspektif Hukum Internasional (Studi Kasus terhadap referendum sah karena dapat berdampak terhadap Kemerdekaan Kosovo)”, hlm. 3-5. sikap negara-negara yang menentang referendum 56 Hikmahanto Juwana, “Krimea: Menjaga agar Tak Jadi Perang Panas,” Koran Sindo, http://law.ui.ac.id/v2/buletin/media/50- 57 RT, “5 Referendums that the West has not taken issue with”, Krimea-menjaga-agar-tak-jadi-perang-panas, diakses pada http://rt.com/news/referendums-ukraine-west-relations-782/, tanggal 10 April 2014. diakses pada tanggal 15 Maret 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 101 Krimea. Dan hal itu kemudian akan dapat Indonesia kemudian memformulasikan posisinya memberikan peluang bagi gerakan-gerakan terhadap referendum Krimea. Pada 21 Maret separatisme domestik. Mempertimbangkan hal 2014, Menteri Luar Negeri RI menyampaikan tersebut, Indonesia menghindari memberikan posisi RI terkait referendum Krimea sebagai pernyataan mengenai keabsahan referendum berikut (Kementerian Luar Negeri RI, 2014): Krimea hingga tiba waktu dan kesempatan yang • Indonesia konsisten mendukung tepat. Indonesia memberikan posisinya secara integritas teritorial suatu negara dan umum terkait krisis politik di Ukraina pada 4 inviolability of borders, serta tidak Maret 2014 sebagai berikut: bisa menerima langkah apapun yang • RI prihatin atas semakin memburuknya melanggar kedaulatan dan keutuhan kondisi di Ukraina, yang semula wilayah suatu negara. Terkait hal ini, menyangkut ketidakstabilan politik di di satu sisi Indonesia dapat mendukung dalam negeri negara, kini berkembang pemisahan suatu wilayah dari suatu menjadi suatu krisis internasional yang negara jika disetujui negara induknya, tidak saja mengancam kedaulatan serta contoh: pemisahan Montenegro dari keutuhan wilayah negara Ukraina, Serbia, serta Sudan Selatan dari melainkan juga beresiko meningkatkan Sudan. Di sisi lain, Indonesia menolak ketegangan hubungan antara negara- pemisahan suatu wilayah dari suatu negara terkait; negara yang dilakukan secara sepihak, sebagaimana kasus Kosovo dari Serbia, • Indonesia menegaskan posisi prinsipnya serta Abkhazia dan Ossetia Selatan dari selama ini dalam menghadapi Georgia tersebut. Dalam isu Krimea, berbagai permasalahan internasional Indonesia juga mengedepankan yang senantiasa menjunjung tinggi dan memegang teguh posisi prinsip penghormatan terhadap kedaulatan dan tersebut. Dengan demikian, Indonesia integritas wilayah sebagai prinsip dasar tidak mendukung pemisahan Krimea hubungan antar negara; dari Ukraina, karena tidak melalui • Indonesia mendorong semua pihak persetujuan negara induknya; yang terkait untuk menahan diri, • Indonesia juga senantiasa menghormati mengelola krisis (crisis management) proses konstitusional dan penegakan dan mengutamakan penyelesaian prinsip-prinsip demokrasi. Merujuk damai situasi di Ukraina dan senantiasa gejolak politik di Ukraina sebelumnya, menghormati hukum internasional; Indonesia tidak ingin melihat perubahan • Indonesia juga menyerukan kepada DK sebuah pemerintahan yang sebenarnya PBB, termasuk negara-negara anggota terpilih secara sah dilakukan melalui tetap DK PBB, agar memikul tanggung aksi yang tidak konstitusional; jawabnya sesuai Piagam PBB dalam • Indonesia menekankan penyelesaian memelihara perdamaian dan keamanan politik secara damai melalui dialog internasional menyangkut krisis di nasional yang inklusif melibatkan Ukraina, termasuk kemungkinan semua pihak, serta; melalui pengiriman utusan khusus Sekjen PBB ke kawasan terkait.58 • Mendukung upaya-upaya menurunkan ketegangan dan promosi penyelesaian sengketa secara damai. Dan baru setelah pembahasan referendum di Krimea dibahas di PBB pada 15 Maret 2014 maka Dari pernyataan tersebut Indonesia telah bersikap jelas bahwa kedaulatan negara adalah 58 Kementerian Luar Negeri RI, “Indonesia Serukan Sikap Menahan Diri dan Penyelesaian Damai Krisis Ukraina”, http:// hal prinsipil yang tidak dapat diganggu gugat. kemlu.go.id/Pages/News.aspx?IDP=6832&l=id, diakses pada Dalam kasus Ukraina, Indonesia secara implisit tanggal 4 Maret 2014.

102 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 memahami bahwa revolusi berwarna di Kyiv potensi disintegrasi nasional. Pendekatan adalah kudeta yang menimbulkan eskalasi otoriter yang tidak menyerap aspirasi rakyat krisis politik di Ukraina. Oleh karena itu, karena justru membuat konflik semakin dalam dan tidak menginginkan hal itu terjadi di tanah air, lebar. Meski demikian, tindakan tegas perlu Indonesia menekankan pentingnya penghormatan dilakukan terhadap intervensi asing dalam kasus terhadap integritas wilayah dan tidak ikut campur separatisme di Indonesia. dalam negeri negara lain. Untuk itu, Indonesia Terkait dengan intervensi asing dalam meminta agar semua pihak yang berkonflik kasus separatisme di Indonesia, Chomsky menahan diri dan mengedepankan penangangan (2013) berpendapat bahwa AS dan Australia krisis dengan jalan damai serta menghormati sebagai aktor utama di balik kasus Timor Timur hukum internasional. karena kepentingan untuk membendung efek Dengan demikian, posisi Indonesia terlihat domino Komunisme di Asia Tenggara. Indonesia cukup seimbang, konsisten, dan impersonal. hanyalah negara yang didukung oleh AS untuk Indonesia tidak mengaitkan dengan hubungan menjalankan skandal tersebut. Hal yang sama, Utara-Selatan atau Timur Barat tetapi berdasarkan menurut Chomsky, juga terjadi pada kasus prinsip-prinsip nasional. Posisi Indonesia Papua.59 Oleh karena itu, selain fokus untuk cukup konsisten karena dalam menghadapi mengatasi tekanan internal dengan pendekatan berbagai situasi serupa di berbagai kawasan, kesejahteraan, kebebasan, dan keamanan yang Indonesia berprinsip penghormatan terhadap berimbang, Indonesia juga perlu fokus dan kedaulatan dan integritas wilayah sebagai dasar waspada akan intervensi asing dan jalinan hubungan antar bangsa. Hal itu terefleksikan pada komprador dalam negeri melalui revolusi pandangan RI dalam kasus Kosovo, Abkhazia, berwarna. dan Ossetia Selatan yang berbeda dengan kasus Berbagai skema bantuan melalui isu Sudan Selatan dan Montenegro yang mendapat demokratisasi, penyebaran HAM, dan penguatan persetujuan dari pemerintah pusat. Meski harus kapasitas untuk good governance di seluruh diberikan catatan bahwa posisi tersebut terlihat daerah Indonesia pada umumnya, dan daerah canggung karena secara faktual tidak ada rawan separatisme pada khususnya, perlu pemerintah yang ingin melepaskan wilayahnya dicermati dan dikelola dengan mengedepankan secara genuine dan damai. aspek wawasan nusantara dan ketahanan nasional. Oleh karena itu, artikel ini berpendapat untuk Hal itu karena, seperti yang terlihat pada krisis amannya, selanjutnya dalam fora internasional, Ukraina, dalam hubungan internasional saat Indonesia dapat untuk tidak memihak namun ini berbagai manuver tersebut telah dilakukan tetap menyuarakan posisi prinsipilnya. Tidak oleh sistem/masyarakat internasional untuk memihak, secara realistis, adalah hal yang terbaik mendestabilisasi, menjatuhkan rezim, atau yang dapat dilakukan Indonesia untuk memagari bahkan mem-balkanisasi suatu negara yang tidak kedaulatan NKRI. Dan upaya memagari sejalan dengan agenda dan kepentingannya. kedaulatan NKRI setidaknya dapat dilakukan Dalam kebijakan luar negeri, upaya melalui sinergi kebijakan dalam dan luar negeri memagari kedaulatan bangsa/negara dapat Indonesia. dilakukan pada tingkat bilateral, regional, Dalam kebijakan dalam negeri, Indonesia dan multilateral. Dalam upaya bilateral perlu perlu mengatasi sumber konflik daerah bergejolak dilakukan pendekatan kepada individu dan di tanah air. Secara umum sumber konflik daerah kelompok gerakan separatis di Indonesia, bergejolak di Indonesia, misalnya di Papua, menangkal diseminasi informasi terkait kondisi adalah karena adanya pelanggaran HAM dan 59 Victor Mambor, “Noam Chomsky: Kasus Papua Barat itu kekerasan, eksploitasi SDA, pembangunan “Major Scandal” Papua Post, http://papuapost.com/2013/12/ ekonomi yang lambat, marginalisasi masyarakat, noam-chomsky-kasus-papua-barat-itu-major-scandal/, diakses pada tanggal 3 Juli 2014. “There have been efforts to move to dan sejarah integrasi. Selain itu, Indonesia an independent Asia. Noam Chomsky interviewed by Prodita perlu menyeimbangkan antara pendekatan Sabarini” The Jakarta Post, http://www.thejakartapost.com/ kebebasan dan keamanan dalam mengatasi news/2014/03/19/there-have-been-efforts-move-independent- asia.html, diakses pada tanggal 3 April 2014.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 103 daerah separatis atau proses integrasi ke dalam hukum nasional maka akan terjadi benturan NKRI, pengembangan otonomi khusus yang dengan local wisdom yakni keunikan, kekhasan, bertanggung jawab, pelaksanaan repatriasi, dan dan ciri suatu bangsa yang berbeda dengan bangsa lobi intensif kepada pemerintah negara akreditasi lain. Akibatnya harmoni dan kemajuan bangsa untuk memperoleh dukungan atas integritas dan suku bangsa terancam punah. Keempat, wilayah RI. Dalam upaya regional, Indonesia selain itu, bukan tidak mungkin setiap tindakan dapat berpartisipasi sebagai mitra dialog dalam pemerintah nasional dalam mengatasi daerah berbagai forum di mana aktor intelektual gerakan separatis, yang dibenarkan dalam UU nasional, separatis bermain. Dalam upaya multilateral, dinilai bertentangan dengan hukum internasional Indonesia dapat melakukan lobi, penggalangan dan kemudian dihukum dengan berbagai cara. dalam berbagai forum internasional seperti DK Yang paling aktual adalah melalui intervensi PBB, dan mencegah internasionalisasi masalah dengan alasan kemanusiaan (Responsibility to separatisme di Indonesia. Protect-R2P). Kelima, Kesemuanya itu pada Selain itu, dalam fora internasional, Indonesia gilirannya akan mengancam kedaulatan dan harus konsisten untuk menyuarakan bahwa berpotensi memecah NKRI. self-determination hanya dapat diaplikasikan Melihat cermin dunia internasional yang pada negara dan tidak kepada masyarakat, terjadi di Ukraina saat ini, Indonesia harus tidak bertentangan dengan integritas wilayah, mendukung tatanan dunia yang multipolar yang dan mengusung prinsip non-intervensi dalam menghargai perbedaan cara pandang dalam domestik masalah negara tersebut. Indonesia menjalankan pemerintahan/negara, kemajemukan tidak dapat menerima segala macam manuver dalam mencapai proyeksi kepentingan nasional, politik-ekonomi dengan mengajukan ancaman dan tidak menginginkan adanya agresivitas, untuk merdeka apabila suatu kepentingan tertentu eksepsionalisme, dan unilateralisme masyarakat/ tidak diluluskan atau pemisahan sebagai suatu alat sistem internasional saat ini. Dengan itu Indonesia tawar dan bahkan pemerasan politik atau sanksi. dapat menjaga keselamatan bangsa, kedaulatan Strategi politik demikian adalah pelanggaran negara, integritas wilayah, dan marwah bangsa. prinsip demokrasi konstitusionalisme dan Pelajaran dari Ukraina membuat Indonesia hubungan antara negara-negara yang beradab. harus lebih cermat dan waspada melihat Jalinan perpaduan antara kebijakan dalam dinamika hubungan internasional aktual dan luar negeri tersebut kemudian harus terhadap kepentingan nasionalnya. Sebelum disinkronkan dengan posisi Indonesia dalam mengeluarkan suatu kebijakan, dalam dan luar penerimaan hukum internasional ke dalam negeri, Indonesia harus melihat berbagai aspek hukum nasional. Indonesia tidak perlu terjebak poleksosbudhankam secara komprehensif untuk dalam dikotomi penerapan hukum internasional mencapai kepentingan nasionalnya. Untuk itu, secara dualisme atau monisme. Indonesia dapat mutlak diperlukan lintas koordinasi dan sinergi mempunyai jalan tengahnya sendiri dengan antar para pemangku kepentingan. Dengan mengedepankan primat hukum nasional di atas demikian diharapkan dengan koordinasi dan hukum internasional, bukan sebaliknya. Hal ini sinergi dalam berbagai aspek tersebut Indonesia karena lima hal: dapat memagari kedaulatan bangsa/negara dan Pertama, hukum internasional dalam menangkal TAHG internal dan eksternal. berbagai kasus hanya menjadi alat sistem/ masyarakat internasional untuk menggapai Penutup tujuannya dengan mengorbankan hak/ Krisis di Ukraina adalah revolusi berwarna yang kepentingan pihak lain. Kedua, Penerapan hukum dilakukan oleh sistem/masyarakat internasional internasional sering inkonsisten tergantung untuk menggulingkan pemerintahan yang sah oleh siapa yang menentukan, apa isunya, terpilih lewat pemilu dan menggantinya dengan dan bagaimana dampaknya terhadap sistem/ pemerintahan yang pro-Barat. Krisis di Ukraina masyarakat internasional. Ketiga, apabila primat berdampak pada tatanan politik global dalam hukum internasional bersifat universal di atas dua hal. Pertama, kekuatan politik internasi-

104 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 onal menuju sebuah perimbangan baru yang macam manuver politik-ekonomi (domestik sebelumnya didominasi oleh Barat. Kedua, dan global) dengan mengajukan ancaman untuk konsekuensinya, tatanan politik global multipolar merdeka apabila suatu kepentingan tertentu kini mulai menemukan bentuknya. Hal itu karena tidak diluluskan atau pemisahan sebagai suatu Rusia yang sebelumnya terlihat terpojok dan alat tawar dan bahkan pemerasan politik atau lemah, kini atas respons anti-sistemiknya di sanksi tidak dapat diterima. Strategi politik Rusia tampak lebih asertif menghadapi Barat. demikian adalah pelanggaran prinsip demokrasi Sebaliknya bagi Barat, hal itu membuat mereka konstitusionalisme dan hubungan bangsa-bangsa bersatu padu untuk menghukum Rusia dengan yang beradab. memberikan sanksi atau eskalasinya di saat yang Sebagai negara kekuatan menengah, tepat. Indonesia harus lebih jeli membaca berbagai Mengingat peran Rusia sebagai pemain dinamika internasional saat ini menjadi kesatuan global yang semakin diperhitungkan dan aliansi yang utuh sehingga dapat menjadi panduan dalam strategisnya dengan negara-negara Brasil, menentukan kebijakan nasionalnya. Dengan itu Rusia, India, Cina, Afrika Selatan (BRICS), pula Indonesia dapat menjaga kedaulatan bangsa/ situasi ini dapat memunculkan awal/dasar negara, mengantisipasi TAHG, dan mengukur pada perimbangan baru dalam tatanan politik- kemampuannya secara objektif dan rasional. ekonomi global dan regional. Implikasinya, hal itu menimbulkan dua kemungkinan apakah Daftar Pustaka Barat dan Rusia menahan diri untuk tidak saling mengganggu atau sebaliknya. Apabila yang Buku terakhir dipilih maka hal itu dapat membawa konsekuensi global berupa tantangan serius Arquilla, John & David Ronfeldt. 2000. Swarming & The Future of Conflict. California: RAND. terhdap sistem petro-dollar, ambruknya dollar Arquilla, John & David Ronfeldt. 1993. Cyberwar is AS, perang konvensional, atau bahkan bencana Coming!. California: RAND. nuklir di Eropa Timur. Brzezinski, Zbigniew. 1997. The Grand Chessboard: Terkait dengan legitimasi krisis politik di American Primacy and Its Geostrategic Ukraina, tidak dibenarkan dalam hubungan Imperatives. Washington DC: Basic Books. bangsa-bangsa yang beradab siapapun untuk Bull, Hedley. 1977. The Anarchical Society. A Study of mengganti rezim atau membatalkan produk Order in World Politics. New York: Columbia kebijakan yang ditempuh secara demokratis University Press. dalam suatu negara. Tindakan tersebut yang Bureau of Political-Military Affairs. 2009. U.S. apabila kemudian diikuti dengan kebijakan Government Counterinsurgency Guide. konstitusional tidak membenarkan tindakan Washington: Bureauf of Political Military Affairs. inkonstitusional tersebut. Dengan demkian, Chossudovsky, Michel. 2002. War and Globalisation. pihak yang melakukan tekanan atau bantuan Ottawa: Global Outlook. dalam tindakan inkonstitusional tersebut harus Cordesman, Anthony. 2014. Russia and the “Color bertanggung jawab atas kerusuhan sosial dan Revolution”. Washington: CSIS. politik yang timbul darinya. Cordesman, Anthony (et.al). 2010. The Arab Israeli Sehubungan dengan hak untuk menentukan Military Balance, Conventional Realities and nasib sendiri dalam bentuk referendum, terlihat Assymetric Challanges. Washington: CSIS. adanya power politics Barat dalam melihat Engdahl, F. William. 2009. Full Spectrum of permasalahan tersebut. Hal itu memberikan Dominance, Totalitarian Democracy in the pelajaran bagi Indonesia yang secara konsisten New World Order. Wiesbaden: edition.engdahl. harus mengusung prinsip non-intervensi dan ------. 2014. Anglo-American Oil Politics and the menyuarakan bahwa self-determination hanya New World Order. London: Pluto Press. dapat diaplikasikan pada negara dan tidak Frieden, Jeffrey. 2006. Global Capitalism: Its Falls kepada masyarakat, dan tidak bertentangan and Rise in the Twentieth Century. New York: W.W Norton & Company. dengan integritas wilayah. Selain itu, segala

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 105 Hermawan, Yulius (Ed). 2007. Transformasi dalam Pembangunan Indonesia.” Jurnal Ilmiah Studi Hubungan Internasional: Aktor, Isu dan Administrasi Publik dan Pembangunan I 3(1). Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu. Jamil, Mukhsin (Ed). 2007. Memahami Konflik. Laporan dan Makalah Semarang: Wali Songo Media Center. Arrighi, Giovanni. 2003. “Hegemony and Anti- Mearsheimer, John & Stephen Walt. 2010. Dahsyatnya Systemic Movements”, Paper Prepared Lobi Israel. Jakarta: Gramedia. for the International Seminar REGGEN Organski, A.F.K. & Jack Kugler. 1980. The War (Global Economic Network and Sustainable Ledger. Chicago. Development) 2003, Globalization Constraints Perkins, John. 2009. Hoodwinked. New York: and Regionalization Processes, Rio de Janeiro. Broadway Books. 18-22 Agustus. ------. 2004. Confessions of an Economic Hit Man. Constitution of Ukraine. Chapter III, Article 73 & San Fransisco: Berrett-Koehler Publishers, Inc. Chapter X, Article 134. Sujatmoko, Andrey. Tanpa Tahun. Kemerdekaan European Union External Action. 2014. “Joint Sebagai Hak untuk Menentukan Nasib Sendiri Statement Geneva Statement on Ukraine.” (Right to Self-Determination) dalam Persepektif Geneva, 17 April. Hukum Internasional (Studi Kasus terhadap Kamasa, Frassminggi. 2014. “Dinamika Kawasan Kemerdekaan Kosovo). Eropa Tengah dan Timur dan Kepentingan Tammen, Ronald, dkk. 2000. Power Transitions: Indonesia.” Workshop Perdamaian dan Strategies for the 21st Century. New York: Hubungan Internasional di Amerika dan Chatham House Publishers. Eropa. Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Wilson, Jeanne. 2014. Colour Revolutions: The View 5 September. From Moscow and Beijing. Cambridge: Centre Ministry of Foreign Affairs of Ukraine. 2014. for East European Language Based on Area ”Comparative Data on Protection of Russian Studies. Ethnic Minority’s Right in Ukraine and Ukrainian Ethnic Minority’s Rights in Russia.” 14 Maret. Jurnal The Ministry of Foreign Affairs of the Russian Adrian, Garry. 2014. “Ukraina Memanas; Beli Dollar Federation. 2014. “Statement by the Russian atau Emas?.” IM Trader, Vol. 5, Maret-April. Ministry of Foreign Affairs regarding Dragneva-Lewers, Rika & Katryna Wolczuk. 2013. accusations of Russia’s violation of its “Russia, the Eurasian Customs Union and obligation under the Budapest Memorandum the EU: Cooperation, Stagnationor Rivalry?” of 5 December 1994.” 1 April. National Security & Defence, No.4-5. Information-Analytical Bulletin of the Cabinet of Surat Kabar dan Website Ministers of Ukraine. 2013. “Ukraine wants Ames, Mark. 2014. “Pierre Omidyar co-founded global free trade”, 25 Oktober. Ukraine revolution grops with US government, Kamasa, Frassminggi. 2014. “Global Governance document show.” Pando Daily. http:// in a Globalizing World: Do Globalization pando.com/2014/02/28/pierre-omidyar-co- and Global Governance Erode National funded-ukraine-revolution-groups-with-us- Sovereignty?”, Opinio Juris 14. government-documents-show/. ------. 2014. “Dari Bretton Woods ke Petro-Dollar: Bryant, Nick. 2014. “Ukraine’s Yanukovych asked for Analisis dan Evaluasi Kritis Sistem Moneter troops, Russia tells UN.” BBC. http://www.bbc. Internasional”, Jurnal Global Strategis, 8(2): com/news/world-europe-26427848. 233-254. Burns, Robert. “NATO official: Russia now an Kubicek, Pavel. 2005. “The European Union and adversary”. http://news.yahoo.com/nato- democratization in Ukraine”, Communist and official-russia-now-adversary-150211090-- Post-Communist Studies 38: 272-274. politics.html. Journal of the United Nations. “Asia-Pasific Group Charskiy, Vyacheslav. 2014. “Gerakan Maidan: (on the latest developments in Ukraine),” Nasionalis, atau Pemberontak Ukraina?” 2014/51, 19 Maret 2014. RBTH Indonesia, http://indonesia.rbth. Yudiatmaja, Wahyu Eko. 2012. “Jebakan Utang com/politics/2014/05/05/gerakan_maidan_ Luar Negeri Bagi Beban Perekonomian dan nasionalis_atau_pemberontak_ukraina_23731. html.

106 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 China Daily. “Ukraine detains 12 former riot police Interfax-Ukraine. 2014.“US Providing Ukraine in deaths of protesters”, http://www.chinadaily. with financial, technical and non-lethal aid com.cn/world/2014-04/04/content_17405888. before presidential elections-Nuland.” http:// htm. en.interfax.com.ua/news/general/204163.html. Engdahl, William. 2014. “Ukraine Protests Carefully ------. 2014. “Death toll of Ukraine conflilct Orchestrated: The Role of CANVAS, US- exceeds 3,500-UN.” http://en.interfax.com.ua/ Financed “Color Revolution Training Group.” news/general/225196.html. Global Research. http://www.globalresearch. ITAR-TASS News Agency. 2014. “Russia stops gas ca/ukraine-protests-carefully-orchestrated-the- supplies to Ukraine, transit to EU totals 185 role-of-canvas-us-financed-color-revolution- million cu m daily-Prodan.” http://en.itar-tass. training-group/5369906. com/economy/736286. Faruqi, Shad Saleem. 2014. “Double Standards on Juwana, Hikmahanto. 2014. “Krimea, Menjaga agar Krimea.” The Star, http://www.thestar.com.my/ Tak Jadi Perang Panas.” Koran Sindo. http:// Opinion/Columnists/Reflecting-On-The-Law/ law.ui.ac.id/v2/buletin/media/50-Krimea- Profile/Articles/2014/04/03/Double-standards- menjaga-agar-tak-jadi-perang-panas. on-Krimea/. Kementerian Luar Negeri RI. 2014. “Indonesia Fornichev, Oleg. 2014. “Putin: Kami Tidak Ingin Serukan Sikap Menahan Diri dan Penyelesaian Memecah Ukraina.” RBTH Indonesia, http:// Damai Krisis Ukraina”, http://kemlu.go.id/ indonesia.rbth.com/politics/2014/03/19/putin_ Pages/News.aspx?IDP=6832&l=id. kami_tidak_ingin_memecah_ukraina_23425. Lally, Kathy. 2014. “Ousted Ukraine president html. warns of civil war, criticizes U.S. for Global Research News. 2014. “American Conquest aiding current government.” Washington by Subversion: Victoria Nuland’s Admits Post. http://www.washingtonpost.com/ Washington Has Spent $5 Billion to “Subvert world/ousted-ukraine-president-warns-of- Ukraine.” http://www.globalresearch.ca/ civil-war-criticizes-us-for-aiding-current- american-conquest-by-subversion-victoria- government/2014/03/11/13fd0482-a907-11e3- nulands-admits-washington-has-spent-5- b61e-8051b8b52d06_story.html. billion-to-subvert-ukraine/5367782. Liphshiz, Cnaan. 2014. “In Kiev, an Israeli army vet Global Times. “West-Russia rivalry bleeds Ukraine led a street-fighting unit” JTA, http://www.jta. dry.” http://backup.globaltimes.cn/NEWS/ org/2014/02/28/news-opinion/world/in-kiev- tabid/99/ID/843608/West-Russia-rivalry- an-israeli-militia-commander-fights-in-the- bleeds-Ukraine-dry.aspx. streets-and-saves-lives#ixzz2uvYcMBEl. Gerstenfeld, Manfred. 2014. “Why Israel should Lossan, Alexey. 2014. “Putin: Rusia Siap Akui Pemilu monitor the Ukraine conflict closely.” The Ukraina” RBTH Indonesia, http://indonesia. Jerusalem Post. http://www.jpost.com/Opinion/ rbth.com/politics/2014/05/28/putin_rusia_ Op-Ed-Contributors/Why-Israel-should- siap_akui_pemilu_ukraina_23923.html. monitor-the-Ukraine-conflict-closely-352559. Macdonald, Alastair. 2014. “Putin aide warns Hadar, Ivan. “Warisan Utang 2014.” Koran U.S. on Ukraine, says Russia could Sindo. http://nasional.sindonews.com/ act.” Reuters. http://www.reuters.com/ read/866412/18/warisan-utang-2014. article/2014/02/06/us-ukraine-russia-glazyev- Hall, John. 2014. “Estonian Foreign Ministry confirms idUSBREA150X720140206. authenticity of leaked phone call discussing Mambor, Victor. 2014. “Noam Chomsky: Kasus Papua how Kiev snipers who shot protesters were Barat itu “Major Scandal.” Papua Post. http:// possibly hired by Ukraine’s new leaders.” papuapost.com/2013/12/noam-chomsky-kasus- Daily Mail. papua-barat-itu-major-scandal/. Harress, Christopher. 2014. “Poland and Lithuania Marcus, Jonathan. 2014. “Ukraine Crisis: Transcript Wary of Kaliningrad Being Base of Next Move of leaked Nuland-Pyatt Call.” BBC, http://www. From Russia.” International Business Times. bbc.com/news/world-europe-26079957. http://www.ibtimes.com/poland-lithuania- Pogarska, Olga & Edilberto Segura. 2014. “Ukraine- wary-kaliningrad-being-base-next-move- Economic Situation-April 2014.” Unian russia-1561963. Information Agency. http://www.unian.info/ Hudson, Michael. 2014. “The New Cold War’s politics/908836-ukraine-economic-situation- Ukraine Gambit”, Strategic Culture, http:// april-2014.html. www.strategic-culture.org/news/2014/05/21/ the-new-cold-war-ukraine-gambit.html.

Krisis Ukraina dan Dampaknya ... | Frassminggi Kamasa | 107 Press TV. “Kiev snipers hired by Maidan coalition: interviewed by Prodita Sabarini.” http://www. Leaked call.” http://www.presstv.com/ thejakartapost.com/news/2014/03/19/there- detail/2014/03/07/353636/maidan-coalition- have-been-efforts-move-independent-asia. hired-kiev-snipers/. html. Putin, Vladimir. 2014. “Russia in a Changing World: The Times of Israel. “Yanukovych blames fascists, West Stable Priorities and New Opportunities.” for Ukraine Chaos.” http://www.timesofisrael. http://eng.kremlin.ru/news/4145. com/yanukovych-blames-fascists-west-for- Rapoza, Kenneth. 2014.“Ukraine Welcomes I M F ukraine-chaos/. Austerity Regime.” Forbes. http://www.forbes. UNHCR. 2014. “Sharp Rise in Ukrainian displacement, com/sites/kenrapoza/2014/03/28/ukraine- with more than 50,000 internally displaced.” welcomes-imf-austerity-regime/. http://www.unhcr.org/53ad57099.html. RT. “Kiev allows police to use firearms, demands United States Committee on Foreign Relations 2014. armed rioters lay down weapons”. http:// “Business Meeting and Implications of the rt.com/news/ukraine-kiev-firearms-weapons- Crisis in Ukraine Hearing.” http://www.foreign. police-934/. senate.gov/hearings/business-meeting-and------.“5 Referendums that the West has not taken implications-of-the-crisis-in-ukraine-hearing. issue with.” http://rt.com/news/referendums- The Global Review. “NATO: Gencatan Senjata ukraine-west-relations-782/. di Ukraina Baru Sebatas Teori.” http:// ------.“Who will threatened sanctions hit most? www.theglobal-review.com/content_detail. US-EU Russia trade in numbers.” http://rt.com/ php?lang=id&id=16304&type=103#. business/us-eu-russia-sanctions-590/. VCoiYVfuyso. Samuel, Raymond. 2014. “Kegelapan’ Menghantui Westcott, Lucy. 2014. “BRICS Conference Plots a Ukraina.” Berdikari Online. http://www. Challange to Western Economic Domination.” berdikarionline.com/dunia-bergerak/20140302/ Newsweek. http://www.newsweek.com/brics- kegelapan-menghantui-ukraina. conference-plots-challenge-western-economic- html#ixzz36rMZ59hc. domination-259093. Sinha, Nidhi. 2014. “Ukraine seeks way between Zakaria, Fareed. 2012. “Israel has become Mideast EU and Russia.” Global Times. http://www. superpower.” Toronto Star. 25 September. globaltimes.cn/content/842988.shtml. The Associated Press & Reuters. 2014. ”Everything you need to know about Krimea” Haaretz. http://www.haaretz.com/news/world/1.577286. The Jakarta Post. “There have been efforts to move to an independent Asia. Noam Chomsky

108 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 79–108 POTRET RASA KEBANGSAAN DI WILAYAH PERBATASAN INDONESIA-MALAYSIA: KASUS DESA LONG NAWANG MALINAU DAN KRAYAN NUNUKAN, KALIMANTAN UTARA1

NATIONHOOD IN BORDER AREA OF INDONESIA-MALAYSIA: CASES OF LONG NAWANG MALINAU AND KRAYAN NUNUKAN VILLAGE IN NORTH KALIMANTAN

Syafuan Rozi

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected], [email protected] Diterima: 4 Maret 2014; direvisi: 23 Mei 2014; disetujui: 27 Juni 2014

Abstract

The presumption that a sense of nationalism in border communities is fragile is not entirely wrong, but also not entirely correct. Many factors that cause a sense of nationalism border communities strong or otherwise, weak. The state has an important role in growing and maintaining a sense of nationality communities across the country, especially in border areas. This paper presents a portrait of a sense of nationhood in the comprehension and daily life of border communities. At the end, this paper is trying to give some recommendation to the government and another stakholders, about how to crate a good approach to build nationhood in a border communities which more civilized and humanist.

Keywords: Nationhood/nationalism, Border Land, Government Role.

Abstrak

Anggapan bahwa rasa nasionalisme pada masyarakat perbatasan itu rapuh tidak sepenuhnya salah, namun juga tidak sepenuhnya benar. Banyak faktor yang menyebabkan rasa nasionalisme masyarakat perbatasan menjadi kuat atau sebaliknya, rapuh. Negara memiliki peran penting dalam menumbuhkan dan memelihara rasa kebangsaan masyarakat di seluruh nusantara, khususnya di wilayah perbatasan. Tulisan ini menyajikan potret rasa kebangsaan dalam pemahaman dan keseharian masyarakat perbatasan. Pada akhirnya, tulisan ini ingin memberikan sebuah rekomendasi kepada pemerintah dan pemangku kepentingan terkait, bahwa pendekatan untuk menumbuhkan dan memelihara rasa kebangsaan masyarakat perbatasan haruslah lebih inovatif dan humanis serta beradab.

Kata Kunci: kebangsaan, wilayah perbatasan, peran pemerintah.

1 Artikel ini merupakan summary yang ditulis oleh Syafuan Rozi dari hasil penelitian Tim Nasionalisme P2P LIPI tahun 2013 dengan tema besar Eksistensi Kebangsaan dan Keindonesiaan di Wilayah Perbatasan Darat Indonesia-Malaysia: Kasus Kalimantan Utara dengan tim peneliti terdiri dari: Firman Noor (koordinator), Syafuan Rozi, Nina Andriana, Asvi Warman Adam, Mochtar Pabottingi dan (Alm.) Muridan S Widjojo. Ucapan terima kasih kepada semua pihak dan narasumber yang menjadi inspirasi dan sumber data dari tulisan ini.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 109 “Jika dalam waktu 5 tahun tidak ada perbaikan pemerintah desa di Long Betaoh dan Long jalan ke Krayan, Nawang ini tetap cinta dan optimis berada di Jangan salahkan kami jika patok batas berpindah dalam Rumah Kebangsaan kita walaupun dengan ke Malaysia”. kondisi sangat terbatas dengan harga barang yang (Pernyataan Ketua Adat Besar Dayak Lundayeh serba mahal. Krayan, Long Bawan, Nunukan 2013) Betapa perlu adanya rasa empati negara dan bangsa Indonesia kepada Ketua Adat Besar Krayan, berinisial YB dan warganya di Long Pendahuluan Bawan, Nunukan Darat, yang memberikan Bukanlah hal yang mudah untuk tidak meng- peringatan dini tentang kemungkinan gunakan emosi dalam menggambarkan apa dan berpindahnya patok-patok perbatasan Long bagaimana terjadinya pasang surut dan krisis Bawan menjadi bagian Malaysia. Ketika rasa kebangsaan warga Indonesia di perbatasan. terabaikan, berpuluh tahun berkubang dalam Fakta bahwa kondisi warga “kita” di perbatasan lumpur keterisoliran dari “Indonesia” karena Indonesia yang masih jauh tertinggal kondisi buruknya konektivitas ke batas negeri kita 2 infrastruktur dan pelayanan publiknya, diband- tersebut. Juga kepada narasumber berinisial ingkan dengan Sabah Serawak. Sementara itu, “BTM” yang mengancam akan mengusir seluruh warga perbatasan Malaysia, tampak kian maju transmigran dari wilayahnya. dalam derap pembangunan fisik dan pelayanan Selain itu, terhadap kerabat Kerajaan publik serta perekonomiannya. Ketimpangan Bulungan yang hingga kini masih terus hidup itu telah menggerus rasa kebangsaan warga kita bersama “noda hitam” yang masih terus melekat menjadi tipis seperti lapisan ari kulit bawang. dari masa “Konfrontasi” di bawah Demokrasi Sementara itu, pihak kerajaan Malaysia terus Terpimpin, tanpa upaya rekonsiliasi dan berpacu dalam Politik Unifikasi, Satu Malaysia, rehabilitasi. Juga salut kepada Awang Dampit, membangun daerah ‘sempadannya’ di Serawak tokoh masyarakat Dayak yang mengambil dengan bantuan kredit bank untuk pengolahan inisiatif membangun jalan (dengan alat-alat berat perkebunan, skema bantuan pendidikan dan berat yang didatangkannya sendiri) sejak dari subsidi barang kebutuhan pokok (Gas, BBM, Long Midang di Kabupaten Nunukan menuju gula, dan sebagainya). Namun di perbatasan kita, Ba’ Kelalan di wilayah Malaysia. Warga lokal masih dalam pembentukan ‘Badan Pengelola lebih hadir di perbatasan, ketimbang sosok negara Perbatasan’, pulangnya dokter PTT, perpustakaan menjadi agen pembangunan. tanpa buku, penerbangan oleh misionaris dan Hubungan benci tapi rindu terasa hadir swasta. Upacara bendera dan pengajaran semangat dalam opini narasumber kepada kami peneliti kebangsaan di sekolah untuk menghidupkan nasionalisme di perbatasan. Sebagian warga di wacana NKRI Harga Mati dan ‘bersatu itu indah’. tapal batas menyatakan walaupun mereka hidup Mata uang yang lebih banyak digunakan adalah terbatas tetap saja mereka cinta kepada Indonesia. Ringgit daripada Rupiah. Ada ungkapan ‘Garuda’ (kebangsaan Indonesia) Ada rasa rasa sedih dan kecewa ketika di dada ku, walaupun harimau (ekonomi bertanya adakah kehadiran negara dan bangsa di Malaysia) di perutku. Negeri para leluhurnya, perbatasan Long Nawang, Kabupaten Malinau, sebelum Indonesia atau Malaysia itu ada. Namun, dan di Krayan, Kabupaten Nunukan di perbatasan sebagian lagi sikap nasionalismenya cenderung antara Kalimantan Utara (Kaltara) dan Malaysia menipis untuk pindah warga negara dan sebagian kepada Pastor Frans Uksolteja, Lah Bilong, lagi hidup bersandiwara dengan dua identitas Wilson Ului, dan Kueng Jalung. Empat pejabat warga negara sesuai keperluan pragmatis dalam kehidupan. Pernyataan keras akan berpindahnya 2 Kondisi infrastruktur di perbatasan yang mesti dikembangkan tapal batas dan hadirnya bendera, tampaknya adalah menjadikan perbatasan Long Nawang dan Krayan sebagai etalase pembangunan. Etalase itu antara lain bukan sikap separatis yang radikal karena tidak terbangunnya pasar modern, jalan yang bagus, listrik dan air membangun kekuatan bersenjata. Ekspresi itu bersih, rumah sakit terbaik, bandara yang bisa didarati oleh pesawat berukuran menengah.

110 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 lahir agar negara dan bangsa Indonesia memberi 1. Kondisi Long Nawang Malinau perhatian kepada warga kita di perbatasan. Desa Long Nawang adalah bagian dari Ke- camatan Kayan Hulu di Kabupaten Malinau, Potret Perbatasan yang ‘Serba Kalimantan Utara. Desa ini terletak hanya sekitar Terbatas” 40 km dari perbatasan Indonesia-Malaysia. Wilayah perbatasan Indonesia-Malaysia di Desa yang termasuk wilayah yang kerap disebut Kalimantan mencakup garis batas yang demikian sebagai Jantungnya Kalimantan (the Heart of panjang. Dalam konteks perbatasan darat, panjang Borneo), bukanlah tempat yang mudah untuk garis perbatasan antara kedua negara berkisar dituju. Tidak ada jalur darat yang memadai dan 2.004 km atau 970 mil. Saat ini, berdasarkan efisien menuju desa ini. Dipagari oleh alam, UU yang telah ditetapkan ada tiga provinsi di terutama rapatnya belantara hutan, Desa Long Kalimantan yang berbatasan langsung dengan Nawang menjadi semacam ghetto yang tidak wilayah Malaysia (Serawak dan Sabah), yakni mudah ditembus melalui jalur darat. Jalur melalui Kalimantan Barat (Kalbar), Kalimantan Timur sungai pun kerap memiliki kendala tersendiri. (Kaltim) dan Kalimantan Utara (Kaltara). Dari Seperti di wilayah Kalimantan lainnya, ken- ketiga wilayah itu terdapat 8 Kabupaten (Sambas, dala itu terutama adalah ketidakpastian kondisi Sanggau, Bengkayang, Sintang, Kapuas Hulu, sungai. Jika kondisi sungai sedang ramah, yang Kutai Barat, Malinau dan Nunukan), dan 23 ke- menyebabkan ketinting (perahu kecil bermotor) camatan yang berbatasan dengan Malaysia. Hal dapat melaju di atas air, perjalanan ke pedalaman yang paling terasa di perbatasan adalah jalan yang termasuk perbatasan dapat mudah dilakukan. rusak, lebih mudah ke akses ke negara tetangga, Namun, saat air dangkal ataupun sebaliknya arus ketimbang ke ibukota provinsi. Wilayah kita terlalu deras, perjalanan kerap harus ditunda atau masih sulit dibangun karena perbedaan konsep dilanjutkan dengan amat tersendat. Di beberapa tata ruang hijau, konservasi atau produktif, kasus, sebagian orang harus menunggu beberapa sehingga sangat terbatas yang bisa dibangun di hari hingga kondisi sungai benar-benar kondusif perbatasan kita. untuk dapat dilalui. Kecenderungan tingkat kemakmuran yang Dengan pelbagai kondisi tersebut, jalur lebih tinggi, peluang hidup yang lebih layak, udara menjadi sebuah pilihan alternatif yang dan berbagai kemudahan dan “kepedulian” yang relatif mampu mengatasi halangan hutan dan kerap ditunjukan oleh Malaysia dalam kurun ketidakpastian arus sungai. Namun, jalur udara waktu yang lama diyakini beberapa kalangan itu sesungguhnya juga tidak mudah. Tingkat telah cukup menarik hati warga di sekitar kepastian ketersediaan penerbangan masih perbatasan. Kondisi ini cukup memberikan relatif belum memadai mengingat terbatasnya “beban tersendiri” bagi penumbuhan dan jumlah armada pesawat. Hal ini ditambah pemeliharaan rasa kebangsaan. Penelitian LIPI dengan minimnya kapasitas penumpang yang mengenai perbatasan Indonesia-Malaysia, dapat diangkut, dimana tidak lebih dari 10 hampir 20 tahun yang lalu, mengindikasikan orang saja yang dapat dilayani dalam sekali bahwa masyarakat di perbatasan memiliki penerbangan. Belum lagi persoalan cuaca yang persepsi positif terhadap Malaysia, dalam kerap kurang bersahabat yang mengganggu makna bahwa mereka memandang negara jiran jadwal penerbangan. itu jauh lebih makmur dan sejahtera dan belum sebaliknya terhadap Nusantara.3

3 Lihat Ratna Indrawasih, Asfar Marzuki, Soewarsono, Sukri Abdurrachman, Dinamika Sosial Budaya Masyarakat di Daerah Perbatasan Indonesia-Malaysia: Studi Kasus Desa Entikong- Kalimantan Barat dan Pulau Nunukan-Kalimantan Timur (Jakarta: PMB-LIPI, 1996), hlm. 92.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 111

Sumber: Dokumentasi Pribadi.

Gambar 1. Tugu Peringatan kemerdekaan Desa Long Nawang, Malinau

Untuk mencapai wilayah Desa Long di masa lalu. Salah satunya adalah kuburan Nawang melalui jalur udara, penumpang dapat dari tokoh Dayak bernama Lancau Ingan, yang langsung menuju bandara kecil atau perintis di terletak di kompleks Bandara Long Nawang. Long Nawang– atau dapat pula melalui bandara Lancau Ingan diyakini oleh warga setempat kecil di Desa Long Ampung – yang kemudian sebagai raja besar yang merupakan keturunan dilanjutkan dengan menggunakan mobil selama raja-raja Dayak. Wilayah kekuasaannya demikian kurang lebih satu jam atau sepeda motor selama luas mencakup wilayah yang saat ini berada kurang lebih dua jam. Jalan menuju perbatasan di Indonesia dan Malaysia. Saat ini keturunan yang masih belum beraspal, dan di beberapa Lancau Ingan sebagian masih ada di desa Long tempat masih rusak, dengan medan yang naik Nawang, sebagiannya lagi telah migrasi ke turun (kadang cukup curam), menyebabkan banyak daerah, termasuk ke Malaysia. pengemudi kendaraan harus ekstra hati-hati jika akan menuju ke sana. 2. Kondisi Krayan Nunukan Daratan Desa Long Nawang memiliki cerita yang Krayan merupakan sebuah kecamatan perbatasan cukup panjang. Desa ini dipercaya telah ada yang masuk wilayah Kabupaten Nunukan, Ka- sebelum republik ini lahir. Wilayah Long Nawang limantan Utara. Kecamatan ini terletak wilayah yang masuk dalam daerah yang dikenal sebagai perbatasan darat Indonesia-Malaysia. Batas Apau Kayan, bahkan diyakini telah menjadi itu ada di Desa Long Midang dan tetangganya salah satu titik penting dari pola hidup berpindah Ba’ Kelalan, wilayah Serawak Malyasia Timur. masyarakat Dayak Kenyah sejak tahun 1600- Kecamatan Krayan mempunyai luas wilayah an.4 Jauh sebelum kemerdekaan, Desa Long sekitar 1.837,54 km2 dengan penduduk tahun Nawang adalah pusat dari masyarakat Dayak, 2010, sebanyak 2.077 Kepala Keluarga (KK), terutama Dayak Kenyah, setidaknya untuk terdiri dari 4.271 perempuan dan 3.685 laki-laki.5 wilayah Kalimantan Utara. Hal ini dibuktikan Menurut Ketua Adat Dayak Lundayeh Krayan dengan banyaknya kuburan-kuburan tua, tempat Yagung Bangau, wilayah Krayan mencakup 65 bersemayamnya tokoh-tokoh Dayak Kenyah desa. Dahulu jumlah penduduknya sekitar 16.000

4 Lihat Edi Sedyawati, dkk., Konsep Tata Ruang 5 Lihat Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan, Kabupaten Suku Bangsa Dayak Kenyah di Kalimantan Timur, (Jakarta: Nunukan dalam Angka, (Nunukan: Badan Pusat Statistik Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1995), hlm.19. Kabupaten Nunukan, 2010).

112 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 jiwa. Dalam perkembangannya sebanyak 8.438 jiwa yang tetap bertahan, selebihnya “merantau” ke Kuching, Miri, Kota Kinabalu, dan lain-lain. Sebagian dari mereka juga akhirnya memiliki IC (Identity card) Malaysia.6 Krayan hanya dapat dijangkau dengan pesawat udara berbadan kecil, yang kondisi angkutnya sangat terbatas. Belum ada jalan tembus darat yang nyaman untuk sampai ke sana. Untuk sampai ke ibukota kecamatan Krayan, Long Bawan, sarana transportasi udara sangat terbatas (maksimal 12 penumpang) dan mengantri tiket jauh sebulan sebelumnya karena menyangkut subsidi Pemda Nunukan. Pesawat Sumber: Koleksi Mitchell Lawa Bungan Danil, 7 yang ada pun seperti Susi Air dan MAF , kerap Rong & Tayen, 2010. lebih mengutamakan warga yang sakit keras dan kunjungan misionaris. Pesawat-pesawat itu Gambar 2. Topi Adat Dayak Lundayeh, Krayan, pun tidak beroperasi setiap hari. Secara umum, Nunukan Daratan berbeda dengan wilayah Kalimantan yang dapat dilalui oleh sungai atau jalan raya, posisi Krayan Warna topi adat ini memang berwarna Merah yang di pegunungan tidak dapat di tempuh Putih. Namun, selembar atau sehelai kain yang dengan cara lazimnya dengan perahu. Sebagian membentang di atas topi-topi tersebut justru masyarakat merasa tidak memiliki keterkaitan bertuliskan “I Love Ba’Kelalan”. Ba’Kelalan, yang sungguh erat terhadap Indonesia. Bagi adalah kota terdekat dengan Krayan yang mereka Indonesia bukanlah segala-galanya, merupakan wilayah Serawak, Malaysia Timur. dalam makna fleksibilitas keberpihakan Keberadaan topi ini seolah menunjukkan adanya kebangsaan masih mungkin terjadi. Sikap ini dualisme identitas diri pada penduduk Krayan. tercermin, misalnya, salah satunya dapat dilihat Kecintaan mereka pada Indonesia tampak sama dari produk topi Adat Dayak Lundayeh yang beratnya dengan kecintaan mereka pada Ba’ dibuat oleh Warga Krayan. Kelalan, yang notabene merupakan bagian dari Malaysia. Untuk pulang kampung ke Krayan, mereka

yang tidak dapat memperoleh tiket pesawat terpaksa kerap harus masuk ke wilayah Tawau, Malaysia terlebih dahulu, kemudian baru naik bus melalui jalan darat menuju Miri (perbatasan Malaysia-Brunei Darussalam). Dari sana kemudian melanjutkan perjalanan darat ke Ba’Kelalan Serawak, dengan bus atau jeep, lalu menyambung lagi dengan ojek atau jeep empat gardan melalui Long Midang atau Long Luyu untuk sampai ke kampungnya, Krayan. Ungkapan, pergi ke luar negeri dulu, baru pulang 6 Wawancara dengan Ketua Adat Krayan, berinisial YB, di Krayan, 29 Juni 2013. kampung, benar-benar terjadi di sini. Penduduk asli Krayan adalah suku Dayak 7 Pesawat MAF (Missionary Aviation Fellowship) hampir semuanya dikemudikan oleh pilot asing seperti Amerika Serikat, Lundayeh, umumnya beragama Kristen Katolik, Inggris atau Kanada yang bekerja sebagai semacam volunteer. Protestan dan Kaharingan. Di wilayah itu juga Tanpa adanya pesawat MAF atau Susi Air itu maka dapat dikatakan tidak ada angkutan ke wilayah NKRI di perbatasan terdapat pendatang yang berasal dari berbagai Krayan dan daerah ini akan selamanya terpencil. suku seperti, Jawa, Toraja, Batak, Kawanua,

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 113 Bugis-Makasar, atau Wajo. Profesi atau pekerjaan dengan perbatasan, termasuk yang terkait dengan sebagian besar penduduk Krayan adalah petani, masalah kebangsaan. pengrajin garam, peternak, peramu hasil hutan, guru, rohaniwan, sopir, tukang ojek dan pedagang 1. Eksistensi “Teduh Kebangsaan” di sembako.8 Penduduk Indonesia di dataran tinggi Long Nawang Krayan terdiri dari Suku Dayak Lundayeh. Persepsi masyarakat Long Nawang terhadap Kalau kita baru hadir seminggu di sana, secara Indonesia dan kebangsaan tidak dapat dikatakan selintas seolah tidak ada yang kurang dari sederhana karena terpaksa bersikap mendua kehidupan penduduknya. Rumahnya kebanyakan untuk bertahan hidup. Mengakui Indonesia, tapi berbentuk rumah panggung seperti di Sumatera, tidak segan memiliki ID (KTP) Malaysia. Dalam berdiri kokoh dan megah dari bahan kayu dan konteks yang paling permukaan, Indonesia dipan- beratap seng yang bermanfaat menahan panas dang oleh masyarakat layaknya sebuah rumah di cuaca dingin. Beberapa rumah memiliki alat atau bahkan jati diri. Dikatakan sebagai rumah, parabola di halaman depannya. Seolah-olah tak lain karena di wilayah itulah masyarakat Long memamerkan, inilah rumah kami yang ada alat Nawang melihatnya sebagai tempat bernaung, telekomunikasinya untuk menonton tayangan menjalani kehidupan hingga akhir hayat9. Dalam televisi Indonesia atau Malaysia. makna kejatidirian terbersit sebuah isyarat sebagai wilayah yang harus dipertahankan. Gaduh Kebangsaan di wilayah Sehubungan dengan itu, perangkat desa Perbatasan Darat Indonesia Malaysia meyakini bahwa persoalan kebangsaan dalam makna kecintaan terhadap tanah air masyarakat Beberapa pertanyaan mendasar dalam kajian perbatasan tidak perlu diragukan. Seorang kami adalah: seberapa besar pemahaman ma- pastor yang juga aparatur pemerintah di syarakat di perbatasan akan kebangsaan, dan Desa Long Betaoh, desa paling dekat dengan seberapa besar nilai-nilai keindonesiaan itu Malaysia, misalnya, menyatakan bahwa tidak ada hadir dalam keseharian kehidupan masyarakat persoalan sama sekali dalam hal nasionalisme di di sana. Penelitian ini juga menelaah lebih wilayahnya.10 Pandangan itu dikonfirmasi oleh dalam mengenai bagaimanakah upaya-upaya Kepala Desa Long Betaoh Lah Bilong–yang pemerintah dalam menghadirkan eksistensi na- meskipun amat kritis terhadap pemerintah sion, dengan program-program kebangsaan, sehubungan dengan masih minimnya kepedulian dan respons masyarakat atas upaya-upaya itu. pemerintah pusat atas daerah yang dipimpinnya – Salah satu temuannya adalah terjadi semacam menyatakan bahwa rasa kebangsaan masyarakat ‘gaduh kebangsaan’ di Krayan, Nunukan yang perbatasan di wilayah Desa Betaoh masih tetap mengekspresikan kemungkinan berpindahnya dapat diandalkan11. tapal batas dan kewarganegaraan. Namun terjadi semacam ‘teduh kebangsaan’ di Long Nawang, Pandangan nasionalisme mendua seperti Malinau. Meminta perhatian pusat dengan cara lapis kulit bawang. Ada semangat keindonesiaan ‘berkata keras’, agar diperhatikan dan dimengerti. namun juga menyaru menjadi berkebangsaan Malaysia. Lagi pula, kedayakan atau keborneoan Dalam pada itu, Provinsi Kalimantan Utara mereka lebih dulu hadir ketimbang nation-state itu sendiri merupakan wilayah kajian yang Republik Indonesia atau Kerajaan Malaysia. penting, mengingat pula ada dua kabupaten Hal demikian itu disampaikan oleh Wilson Ului, (Nunukan dan Malinau) yang berbatasan langsung dengan Malaysia. Atas dasar ini, 9 Disarikan dari sejumlah hasil wawancara dengan beberapa Kaltara jelas merupakan wilayah penelitian responden di Desa Long Nawang, Malinau. yang nampak tidak dapat dihindari manakala 10 Wawancara dengan Frans Uktolseja, Pastor merangkap kita mengkaji pelbagai persoalan yang terkait Kepala Urusan Pemerintahan Desa Long Betaoh, di Desa Long Betaoh, 5 Juni 2013.

8 Pendapat Ketua Adat Krayan, berinisial YB, di Krayan, 29 11 Wawancara dengan Lah Bilong, Kepala Desa Long Betaoh, Juni 2013. di Desa Long Betaoh, 5 Juni 2013.

114 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 Camat Kayan Hulu. Meski merupakan sosok Long Nawang. Simbol Merah Putih juga dapat baru di lingkungan pemerintahan Kayan Hulu, ditemui di banyak bangunan, mulai di tempat Wilson meyakini bahwa rasa kebangsaan seperti musyawarah adat, bangunan-bangunan sederhana lapis bawang itu menjadi ciri khas di wilayah tempat masyarakat berkumpul lainnya, hingga perbatasan. Dia merujuk, misalnya, pada masih bangunan reot di tempat-tempat terpencil. tetap maraknya pelaksanaan Peringatan Hari Dalam bentuk yang lain, nasionalisme Kemerdekaan di wilayah yang dipimpinnya. diekspresikan dengan adanya loyalitas. Terkait Kesemarakan itu melibatkan semua unsur dengan itu, keberadaan negara tetangga yang jauh pemerintah dan masyarakat tanpa sebuah lebih makmur tidak mudah memicu terjadinya rekayasa. Dia menambahkan bahwa semua migrasi. Memang ada beberapa penduduk Long perwakilan dari setiap generasi hadir dalam Nawang yang mencari nafkah di Malaysia upacara itu, tidak terkecuali mereka yang tidak kembali lagi ke desanya. Dari awal tahun sudah berusia lanjut. Namun, beberapa warga 1980-an hingga kini, sekitar 82 orang yang untuk kemudahan pelayanan kesehatan, akses melakukan migrasi ke Malaysia menetap di pendidikan juga memiliki ID Card Malaysia.12 sana dan dikabarkan telah menjadi warga negara Di tengah himpitan kemiskinan dan serba Malaysia.14 Namun demikian, jumlah mereka terbatas, masyarakat Desa Long Nawang yang melakukan migrasi pertahun dari waktu memang tetap berupaya menyelenggarakan ke waktu semakin mengecil. Menurut Kepala Peringatan Hari Kemerdekaan dengan Desa Long Nawang dapat dikatakan saat ini semeriah mungkin. Kemeriahannya bahkan sudah tidak pernah terjadi lagi peristiwa orang banyak dikatakan mengalahkan kemeriahan yang tidak kembali, apalagi sebuah eksodus. penyelenggaraan acara-acara keagamaan, Menurut Kepala Desa, mereka yang beraktivitas termasuk Hari Natal. Menurut Kueng Jalung, dan mencari nafkah di Malaysia cenderung untuk saat memperingati Hari Kemerdekaan semua kembali lagi ke tanah air15. masyarakat berhenti berladang.13 Momen Sebagai perbandingan, di Desa Long Betaoh acara peringatan kemerdekaan menjadi agenda juga terbetik kisah yang cukup menarik. Pasca tahunan masyarakat desa yang cukup dinanti, terjadinya konfik Indonesia-Malaysia di tahun dan biasanya dirayakan hingga satu minggu 1962, ratusan KK warga desa pindah ke wilayah lamanya. Acara-acara disiapkan oleh seluruh Malaysia meninggalkan sepertiga penduduk masyarakat dan menelan angggaran yang cukup desa yang berjumlah puluhan.16 Alasan yang banyak untuk ukuran masyarakat desa. Pada saat dikemukakan oleh banyak kalangan adalah perayaan itu, Bendera Merah Putih berkibar di karena kemiskinan, kelaparan dan pendidikan seluruh pelosok desa, menandai semacam rasa yang buruk. Namun demikian, situasi tersebut memiliki bangsa yang kuat. sudah jarang terjadi dan saat ini dapat dikatakan Simbol bendera negara, Sang Merah Putih, tidak lagi terjadi. tidak saja ada pada saat momen-momen perayaan Fenomena WNI dari Desa Long Nawang hari-hari besar kenegaraan, namun pula pada yang mengikuti pemilu pada saat Pemilihan hampir di setiap penyelenggaraan acara-acara Raya di Malaysia juga sudah hampir tidak desa, termasuk pesta rakyat. Bendera seolah pernah terjadi lagi saat ini.17 Hal tersebut seiring telah menjadi bagian penting dari acara-acara dengan semakin ketatnya pihak Malaysia dalam tersebut. Bendera Merah Putih kerap ditemui mengontrol masyarakat pendatang dan semakin pada saat acara-acara yang diselenggarakan oleh dipersulitnya proses untuk mendapatkan kartu partai dan organisasi kepemudaan, termasuk pada banner atau spanduk yang menandai adanya 14 Ibid. kegiatan yang dilakukan organisasi tersebut di 15 Ibid.

12 Wawancara dengan Wilson Ului, Camat Kayan Hulu, di Desa 16 Wawancara dengan Lah Bilong, Kepala Desa Long Betaoh, Long Nawang, 4 Juni 2013. di Desa Long Betaoh, 5 Juni 2013.

13 Wawancara dengan Kueng Jalung, Kepala Desa Long 17 Wawancara dengan Kueng Jalung, Kepala Desa Long Nawang, di Desa Long Nawang, 4 Juni 2013. Nawang, di Desa Long Nawang, 4 Juni 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 115 identitas (identity card/IC) Malaysia. Sementara responden yakni siswa SDN 01 Long Nawang hanya mereka yang memiliki IC saja yang dapat peringkat 1 di kelas 5 berinsial KWN, alias memilih dalam pemilu. Namun demikian, tidak Nicke, menyatakan diri bangga menjadi warga tertutup kemungkinan masih ada sebagian kecil Negara Indonesia. Dalam benaknya, Indonesia warga RI di perbatasan, terutama yang bekerja adalah negara yang bagus dan indah. Saat ditanya di Malaysia, yang turut aktif berkampanye apakah dirinya akan pindah ke Malaysia, jika untuk partai-partai tertentu. Keaktifan itu bisa sudah besar nanti, dia dengan tegas menyatakan dimotivasi oleh rasa simpati atau memang tidak19. dimobilisir oleh partai tertentu untuk mendapat Dalam konteks pemahaman geografis, imbalan uang.18 dia mampu menjawab letak desanya. Namun, Hal yang pasti, menurut pengakuan beberapa demikian, yang menarik adalah manakala Nicke kalangan untuk mengurus IC memang tidak ditanya di pulau manakah letak desanya dia tidak semudah dulu. Jika dulu saat mendapat IC itu mampu menjawabnya. Meski dia mengatakan mudah, fenomena kewarganegaraan ganda amat dirinya tinggal di Kalimantan, tidak tampak jarang ditemui, apalagi saat ini yang jauh lebih sebuah keyakinan bahwa ada sebuah pulau yang sulit untuk bisa mendapat IC Malaysia. Minim disebut sebagai Kalimantan di wilayah tanah atau tiadanya kewarganegaraan ganda merupakan airnya. Hal ini terkonfirmasi dengan jawaban “prestasi” lain bagi sebuah wilayah terpencil di Nicke bahwa hanya ada dua pulau besar di perbatasan. Hal ini terutama mengingat bawah Indonesia yakni Pulau Jawa dan Pulau Bali, fenomena kewarganegaraan ganda seolah ketika diminta untuk menjawab ada berapakah menjadi hal yang biasa di perbatasan Indonesia- pulau terbesar di Indonesia. Malaysia, termasuk misalnya di wilayah Krayan Saat diminta menunjukkan letak Jakarta dan Nunukan. (Ibu Kota Negara) pada peta buta sederhana, Beberapa peristiwa di atas nampak dia meletakan jarinya di bagian selatan Pulau mencerminkan situasi yang positif terhadap Sumatera. Respons Nicke tersebut nampak eksistensi rasa kebangsaan atau nasionalisme. menunjukkan sebuah keterasingan, tidak saja Namun demikian, kajian lebih dalam akan akan letak Jakarta, namun juga pulau-pulau menunjukkan beberapa hal menarik, yang yang ada pada peta tersebut.20 Jawaban-jawaban menunjukkan bahwa adanya alasan-alasan Nicke tersebut secara hipotesis mengarahkan praktis yang mempengaruhi sikap dan perilaku pada kemungkinan kesederhanaan jawabannya masyarakat dalam masalah seputar kebangsaan. atas pertanyaan mengenai seberapa kaya bahasa Pembahasan di bawah ini akan menunjukkan dan suku bangsa yang dimiliki oleh Indonesia, sisi lain dari persoalan kebangsaan di wilayah berapa banyak jumlah pulau yang dimiliki oleh perbatasan. Wilayah Apau Kayan sempat negaranya, termasuk seberapa luas wilayah pula menjadi bagian dari basis pergerakan yang dimiliki oleh negara kepulauan ini. separatis. Terkait dengan celah dalam soal Terbukti kemudian pada soal suku bangsa dia kebangsaan tersebut, hal ini terutama berkenaan menyebutkan hanya ada 12 (dua belas) suku dengan pertanyaan bagaimanakah sebenarnya bangsa di Indonesia. pemahaman atau wawasan masyarakat tentang Dalam konteks pemahaman sejarah, Indonesia, yang kemudian terkait dengan Nicke memiliki pemahaman yang cukup baik persoalan persepsi mengenai Indonesia yang ada mengenai sosok Bung Karno, meski dia harus di benak masyarakat. dibantu dengan penyebutan nama panjang tokoh Kenyataannya adalah bahwa wawasan proklamator berikut gelar kesarjanannnya (Ir. mengenai eksistensi atau makna keindonesiaan Soekarno). Dia dengan percaya diri mengatakan masih demikian terbatas. Hasil wawancara bahwa Bung Karno adalah tokoh proklamator dan mengenai persepsi masyarakat di sana mengenai presiden pertama RI. Namun yang unik adalah dia Indonesia cukup menarik. Salah seorang 19 Wawancara dengan Nicke, seorang pelajar Sekolah Dasar, di Desa Long Nawang, 5 Juni 2013. 18 Ibid. 20 Ibid.

116 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 tidak mengenal sama sekali sosok Bung Hatta. nama tokoh pahlawan ataupun momen bersejarah Nama tokoh kedua proklamator itu nampak hingga letak geografis dianggap cukup berat demikian asing baginya.21 Nicke menggelengkan oleh pemuda itu yang mengaku tidak sempat kepala ketika nama Wakil Presiden pertama RI bersekolah. itu ditanyakan. Kondisi ini cukup memberikan Beberapa pemuda dengan latar belakang kejutan, mengingat ke-dwitunggal-an tokoh ini pendidikan yang sama hanya melemparkan menurut pemahaman rata-rata orang Indonesia. senyum untuk kemudian mengatakan “tidak Bisa jadi momen detik-detik proklamasi yang tahu”, atas pertanyaan seputar kebangsaan dipahami atau sempat terekam dalam benak yang diajukan. Secara umum dapat dikatakan Nicke berbeda cukup jauh dari pemahaman bahwa jawaban atau respons yang diberikan atas yang coba ditularkan dari buku pelajaran sejarah pertanyaan seputar wawasan kebangsaan cukup standar. Apa pun alasan dibalik kenyataan ini, memperlihatkan adanya jarak antara mereka jawaban Nicke kembali membawa pada sebuah yang bersekolah atau tidak. Juga secara umum hipotesis mengenai keterbatasan jawaban dirinya memperlihatkan pula adanya jarak pemahaman atas pelbagai pertanyaan seputar nama-nama antara mereka yang hidup di perbatasan dengan tokoh pahlawan sekaligus momen-momen hakikat jati diri dan sejarah bangsanya. bersejarah bangsa ini. Situasi yang ada pada Nicke dan beberapa Dapat dibayangkan bahwa untuk anak pemuda yang sempat ditemui saat penelitian ini sekolahan dengan peringkat terbaik di kelasnya berlangsung tentu saja tidak dapat digeneralisir. saja berbagai pertanyaan mendasar itu demikian Kesimpulan bahwa akan demikianlah jawaban sulit untuk dijawab, apa lagi dengan mereka yang seluruh anak seusianya atau masyarakat berada di peringkat jauh dibawahnya. Situasi perbatasan pada umumnya manakala ditanyakan bisa jadi semakin buruk pada mereka yang soal-soal wawasan kebangsaan jelas terburu- sama sekali tidak bersekolah. Padahal secara buru. Tetap saja terbuka kemungkinan kondisi umum persentase mereka yang tidak bersekolah anomali, yang menunjukkan sisi lain yang atau lulus SD di Long Nawang cukup tinggi. berlawanan dengan hasil penelitian sederhana Di seluruh Kabupaten Malinau jumlah mereka yang dilakukan oleh tim ini. Di samping itu, termasuk dalam kategori ini memang cukup bagi sebagian kalangan, fenomena rendahnya tinggi yakni 42,15% dari total jumlah penduduk22. wawasan kebangsaan itu sebetulnya tidak khas Lepas dari persentase mereka yang tidak perbatasan, dan dalam praktiknya tidak juga bersekolah, masyarakat Long Nawang nampak dapat dijadikan barometer untuk mengukur rasa yakin bahwa mereka yang bersekolah mampu kebangsaan. menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar Meski bersepakat dengan pandangan- wawasan kebangsaan. Persepsi masyarakat pandangan tersebut, penulis melihat bahwa sedemikian terkonfirmasi saat penulis berupaya temuan lapangan ini tetap tidak dapat diabaikan. mendapatkan jawaban dari seorang pemuda Temuan itu tetap dapat menjadi semacam seputar wawasan kebangsaan. Pemuda tersebut rujukan, meski sederhana, mengenai kondisi dengan bersikeras mengatakan janganlah dirinya wawasan kebangsaan di perbatasan. Lebih dari ditanyakan hal-hal semacam itu, karena dia itu, kondisi ini walau bagaimana pun adalah tidak memahami sama sekali pertanyaan apalagi peringatan, yang harusnya dapat memunculkan jawabannya.23 Pertanyaan-pertanyaan seputar sense of emergency terkait dengan pemeliharaan persepsi dan rasa kebangsaan. Karena bisa jadi 21 Ibid. saat ini memang diperlukan upaya yang lebih keras lagi dalam membangunnya. Dengan 22 Bappeda Kabupaten Malinau dan BPS Kabupaten Malinau, Survei Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Malinau 2012, persepsi warga perbatasan yang demikian terbatas (Malinau: Bappeda Kabupaten Malinau dan BPS Kabupaten mengenai tanah airnya, tentu tidak mudah untuk Malinau, 2012), hlm. 21. membentuk sebuah bangunan kebangsaan yang 23 Wawancara dengan Ngah, Warga Desa Long Nawang, di tumbuh dengan subur dan kuat di wilayah itu. Desa Long Nawang, 5 Juni 2013 dan wawancara dengan Rum, Pemuda Desa Long Betaoh, di Long Betaoh, 5 Juni 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 117 2. “Gaduh Kebangsaan” Tanpa dari gunung. Lahan yang subur itu menyebabkan Kekerasan di Krayan Nunukan areal persawahan menjadi cukup produktif. Sawah-sawah Krayan menghasilkan limpahan Ada pernyataan Ketua Adat Besar Krayan, beras, terutama Beras Adan, yang demikian sehat YB, di Long Bawan di pertengahan tahun 2013 dan nikmat. Kenikmatannya menyebabkan beras yang menyatakan “Jika dalam waktu 5 tahun ini menjadi salah satu makanan favorit Sultan tidak ada perbaikan jalan ke Krayan, Jangan Brunei.24 Karena kesuburan dan keindahannya salahkan kami jika patok batas berpindah ke itu masyarakat mengatakan bahwa Krayan Malaysia”. Hal itu menggambarkan betapa adalah 1 persen miniatur surga di bumi Tuhan kondisi nasionalisme di Krayan layaknya sebuah di Kalimantan. lukisan yang indah, jika dilihat dari maraknya perayaan 17 Agustusan, namun tak beraturan Meski subur, kehidupan masyarakat tidak ketika dilihat lebih dekat terkait keterisolirannya beranjak naik secara signifikan. Kenyataannya dari Indonesia. Perlawanan warga perbatasan, produk-produk pertanian Krayan tetap sulit bagaikan bara dalam sekam. Dalam hasil dipasarkan ke tanah air. Hal ini terutama karena penelusuran yang dilakukan, ditemukan adanya sulitnya transportasi untuk membawa berbagai kecenderungan kondisi yang saling bertentangan. produk itu ke luar Krayan. Produk-produk Ketika sebagian penduduk perbatasan di Krayan Krayan, dalam kenyataannya, lebih banyak mendukung bangun keindonesiaan, namun dipasarkan di Malaysia. Namun permainan harga disaat yang sama, sebagiannya lagi memilih oleh pihak Malaysia menyebabkan kemakmuran meninggalkan identitas mereka sebagai bangsa masyarakat tidak kunjung mewujud. Mengenai Indonesia dengan memilih Malaysia menjadi perilaku warga Malaysia ini simak penuturan tempat mereka bernaung. warga Krayan berikut ini: Cukup banyaknya warga Krayan yang ”Warga Malaysia melakukan diskriminasi pada memilih Malaysia menjadi sebuah kenyataan kami warga Krayan bila berniaga ke Ba’ Kelalan. pahit bagi politik identitas Indonesia. Nasion Harga kebutuhan pokok mereka jual sangat cenderung belum berhasil secara optimal tinggi kepada kami, sementara mereka membeli mempertahankan ikatan kebangsaan bagi warga produk kami begitu rendah. Kemudian upah kerja kami juga sangat murah dan dibedakan negaranya, dan tentunya ini bukanlah hal yang dengan warga asli Malaysia.”25 membanggakan dalam sejarah bangsa ini. Kenyataan pahit tidak hanya berhenti hingga Pelbagai kondisi di atas menunjukan di situ. Ancaman bernada separatis kerap adanya sebuah keterisoliran serius dan dalam dilontarkan oleh elit ataupun masyarakat biasa perkembangannya telah menimbulkan banyak di Krayan. Sepertinya saat ini ancaman seperti dampak terhadap cara pandang dan perilaku inilah yang mereka anggap mampu menyentuh kewarganegaraan ganda beberapa warga di ”pendengaran” dan ”hati” para elit di tingkat perbatasan. Dalam nuansa serba terbatas, pusat ataupun daerah. Mengingat NKRI adalah ketidakadilan dan kemiskinan relatif menjadi harga mati, yang tentunya tidak menolerir potret buram perbatasan. Untuk melihat ekspresi tindakan separatis apapun. Lalu seperti apa kebangsaan dapat dilihat dari pengetahuan warga sesungguhnya rasa keindonesiaan itu hadir dalam perbatasan soal simbol kebangsaan yang mereka benak dan keseharian masyarakat di Krayan?. ketahui dan gunakan sebagai orientasi politik Bagi sebagian orang Krayan, tanah yang identitas mereka. Bagian ekspresi dan persepsi mereka tinggali adalah berkah dari Tuhan yang kebangsaan ini dapat diketahui mulai dari merupakan tanah air mereka, Indonesia, yang tindakan, sikap, pandangan hingga sesuatu yang tak kan tergantikan. Ada ungkapan Garuda di bersifat simbolis seperti bangunan, perayaan dadaku, walaupun harimau di perutku. Indonesia ataupun kegiatan upacara atau perayaan yang tetap kebangsaanku walaupun Malaysia tempat 24 Informasi bersumber dari Tipa S. Padan, di Krayan, bergantungnya kehidupanku. Krayan yang Nunukan. berhawa sejuk dan subur, letaknya seperti 25 Informasi bersumber dari Damus Singa, di Nunukan. “Kuali” di dataran tinggi, menampung humus

118 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 menandakan hadirnya semangat kebangsaan. kuliner tradisional Luba laya terbesar dan Walaupun bagi sebagian ilmuwan sosial hal itu terbanyak khas Dayak Lundayeh Krayan.28 Simak tidak menunjukan kenyataan yang sesungguhnya, petikan ajakan dari ketua adat Dayak Lundayeh namun sebagai sebuah kenyataan, dianggap Krayan di bawah ini. penting dalam memotret nasionalisme dan politik identitas suatu komunitas penduduk di perbatasan “..Ayo mahasiswa dan orang Krayan yang su- dah lama ndak pulang-pulang ke Krayan- ten- darat Indonesia Malaysia di Krayan. gok Krayan bah... pas 17 Agustus neh..... dalam Menurut anggota DPRD Nunukan, Damus rangka HUT RI tahun 2010. Kita di Krayan ada Singa, eksistensi nasionalisme masyarakat ide atau misi untuk memecahkan rekor MURI Krayan dapat terlihat dari khidmatnya upacara terkait makanan tradisional. Selama ini rekor bendera pada saat terutama perayaan Hari tersebut dipegang oleh Kab. Malinau. dengan jumlah jenis makanan 170 lebih jenis makanan Kemerdekaan. Perayaan itu biasanya diikuti oleh tradisional dengan panjang susunannya lebih berbagai kalangan dan dihadiri oleh penduduk dari 1,5 km. Nah...kami undang pulang semua dari berbagai usia di lapangan Berian Baru, orang Krayan agar pencapaian misi itu berhasil Krayan. Kekhidmatan itu menurut Damus, yang kita laksanakan.…”.29 Lahir di Long Bawan, Krayan, menyiratkan makna keindonesiaan yang cukup dihayati. Joe Albert Christian warga Krayan yang Baginya momen 17 Agustus merupakan momen lain menilai ide membuat rekor MURI Kuliner yang spesial.26 tradisonal terbanyak dan terpanjang dalam rangka perayaan 17 Agustusan di Krayan merupakan Tidak hanya berhenti pada pelaksanaan sebuah hal menarik dan tepat waktu karena upacara yang khidmat tersebut. Wujud dilaksanakan pada hari kemerdekaan RI di penghayatan keindonesiaan yang mendalam Krayan. Dengan membuat rekor MURI yang tersebut juga diwujudkan dengan kegiatan- baru, mengalahkan rekor kabupaten tetangga kegiatan perayaan kemerdekaan yang meriah. Malinau, tentu akan memberikan kebanggaan Damus Singa mengatakan selain kekhidmatan bagi masyarakatnya. Dalam konteks ini, tampak perayaan Hari Kemerdekaan RI di Krayan ada upaya menumbuhkan politik identitas Krayan pada setiap tahunnya juga diwarnai dengan sebagai bagian Indonesia, dengan mengambil kemeriahannya. Dia menggambarkan bahwa momentum perayaan Hari Kemerdekaan. perayaan kemerdekaan itu layaknya sebuah pesta Tentunya tidak meninggalkan identitas budaya rakyat, yang diadakan selama sebulan penuh dan asli mereka. diisi oleh berbagai kegiatan seperti seni, olah raga dan perlombaan. Kegiatan itu dilakukan nyaris Indikator kebangsaan yang lain adalah tanpa henti, siang dan malam hari. Demikian mengenal simbol negara. Jika hal itu diujikan marak perayaan hari kemerdekaan itu hingga kepada penduduk Krayan yang telah bersekolah diyakini oleh beberapa kalangan bahwa Perayaan pengetahuan mereka tentang simbol-simbol 17 Agustus di Kecamatan Krayan lebih ramai jika keIndonesiaan tidaklah mengecewakan. Saat dibanding dengan perayaan Hari Natal, atau hari ditanyakan apa lagu kebangsaan Indonesia kepada besar agama Kristen lainnya.27 beberapa pelajar SD 10 Krayan, jawabannya persis sama dengan jawaban pelajar SD di Long Belum lama ini, ekspresi kebangsaan Nawang, Malinau, mereka lancar menjawabnya masyarakat Krayan itu juga ditunjukan ”Indonesia Raya” dan bisa menyanyikannya dengan membuat sebuah prestasi besar demi menunjukkan eksistensinya sebagai bagian dari 28 Dalam bahasa Dayak, luba’ berarti nasi, dan laya’ berarti bangsa ini. Pada tahun 2010, sebagai rangkaian empuk atau lembek. Nasinya terus-menerus diaduk selama dari perayaan Hari Kemerdekaan digelar acara proses memasak, sehingga hasilnya adalah setengah bubur pencapaian rekor MURI untuk gelar makan setengah nasi. Bubur padat yang masih panas ini kemudian dibungkus dengan daun pisang, sehingga aroma daun membuat nasinya harum. Lihat “Budaya Dayak”, Bondan Winarno, 26 Ibid,- Damus Singa. Kompas, Rabu, 27 Agustus 2008.

27 Wawancara dengan Damus Singa, MA, Anggota DPRD 29 Wawancara dengan Tipa S. Padan seorang tokoh masyarakat, Nunukan Dapil Krayan, di Nunukan, 25 Juni 2013. di Krayan, 28 Juni 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 119 dengan lancar. Juga pertanyaan tentang apa tokoh nasional adalah sebuah ironis yang Bendera Negara Indonesia, jawabannya Merah mencerminkan sebuah keterisoliran yang akut. Putih. Siapa pahlawan nasional Indonesia, para Jika tokoh-tokoh seperti presiden saat ini saja pelajar umumnya mengenal dari guru di kelas demikian asing, bisa jadi figur-figur pemimpin dan bahan bacaan minimal yang ada di sekolah nasional sebelumnya sama asingnya di benak mereka. Patut diketahui bahwa di Krayan sudah masyarakat. Keironisan ini menjadi bertambah ada SMAK dan sekolah Teologia pertama di dengan kenyataan bahwa di sebagian masyarakat, Borneo atau pulau Kalimantan, yang letaknya figur-figur pimpinan negara Malaysia lebih di Berian Baru. mereka ketahui. Sepintas lalu, masalah kebangsaan di Krayan Hal yang juga menarik diketahui terkait tidak menunjukan sebuah persoalan yang berarti. kadar nasionalisme di perbatasan adalah bahwa Namun, di balik gegap gempita Perayaan 17 di wilayah ini semangat yang bernuansakan Austus setiap tahunnya, ada arus besar yang pemisahan diri juga ada. Semangat ini bukanlah berulang datang melawan arus nasionalisme hal yang baru di wilayah Kalimantan pada yang tampak baik di permukaan. Sehingga umumnya dan wilayah Kalimantan Utara dapat dikatakan kemeriahan Perayaan Hari pada khususnya. Kondisi orientasi politik Kemerdekaan cenderung hanya bersifat simbolis kewargaan wilayah Kalimantan Utara, terutama bukan yang substansial. di pertengahan tahun 1960-an menjadi salah Namun disisi lain, lewat wawancara dengan satu basis kelompok separatis di Indonesia, penduduk akan terasa gejala alienasi atau khususnya di Kalimantan. Dalam konteks keterasingan terhadap Indonesia yang nampak kekinian, di beberapa wilayah Apo Kayan saat ini dari pemahaman atau pengetahuan masyarakat kerap terlontar lagi pernyataan-pernyataan yang pada figur-figur pemimpin RI. Ketika pelajar bernuansakan disintegratif. Menurut narasumber SD 10 Krayan, misalnya, ditanyakan siapa Dr. Soni Sumarsono, pejabat di Badan Nasional presiden mereka, mereka lama terdiam. Begitu Pengelolaan Perbatasan, bisa jadi ada fenomena juga saat ditanya siapakah Gubernur Kalimantan “tidak ada hari tanpa pernyataan merdeka di Timur. Akhirnya terungkap bahwa mereka tak perbatasan”.30 kenal siapa pasangan Presiden SBY-Budiono Dalam konteks itulah tidak mengherankan atau Gubernur Kalimantan Timur Awang jika hingga saat ini pernyataan-pernyataan Faroek pun tak begitu dikenal. Uniknya mereka bernuansakan separatis itu masih kerap terdengar. justru lebih mengenal Awang Dampit, seorang Hal itu terlontar misalnya dari seorang narasumber tokoh keturunan Krayan yang berhasil di Miri ini berinisial BTM yang menyatakan sebagai (perbatasan Serawak dan Brunei Darusalam). berikut: Dia lah tokoh fenomenal asal Krayan, “Jika kalian (Presiden dan Pemerintah Pusat) yang pulang kampung membawa alat-alat berat tidak memperlakukan kami dengan layak sep- (bulldozer, eskavator) untuk membuka jalan darat erti orang-orang transmigran yang kalian taruh dari Long Midang menuju Ba’ Kelalan. Nama di Tanah kami, Kami berhak mengusir orang- Awang Dampit demikian harum karena apa yang orang kalian untuk pulang ke pulau mereka mas- dilakukannya itu memungkinkan warga Krayan ing masing! Kami tidak rasis, Tapi kami realistis. 31 untuk dapat lebih mudah membeli barang- Kami sudah cukup bersabar!...” . barang kebutuhan pokok (sembako, minyak) Dualisme kondisi di atas menunjukkan dan memasarkan produk Krayan (beras Adan, bahwa soliditas nasionalisme di Krayan tidaklah garam gunung, kerbau, gaharu, hasil hutan) di pada sebuah posisi yang kokoh. Meski sampai Ba’ Kelalan. Meski kondisi tersebut tidak dapat saat ini belum sampai pada titik yang benar- dianggap mewakili situasi yang ada di perbatasan Indonesia-Malaysia, namun realitas di atas patut 30 pula diperhatikan dan tidak dinafikan. Kenyataan Pendapat ini dikemukakan pada saat seminar hasil penelitian DIPA, 2013 di P2P LIPI, Jakarta. bahwa masyarakat di sana lebih mengenal tokoh lokal dan asing sama sekali terhadap 31 Wawancara dengan nara sumber yang tidak ingin diungkap identitasnya di Krayan, 28 Juni, 2013.

120 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 benar mengkhawatirkan ataupun berbahaya, Dam ini mestinya dibuat dihulu untuk namun bukan tidak mungkin ketidakkokohan menampung air kemudian menjadi bagian ini dikemudian hari semakin memburuk. irigasi di persawahan. Ada satu hal yang ironis Apalagi jika situasi dan kondisi keterpurukan dan paradoks, karena dana yang tersedia untuk yang ada –sebagaimana yang akan dibahas pada Krayan kecil, maka yang mampu dibangun bagian selanjutnya– tidak kunjung mendapatkan hanya dam, dan sengaja dibuat di hilir sebagai jawaban yang komprehensif. Hal yang pasti, bentuk protes sosial. Krayan berdasarkan kondisi di Krayan menunjukan sebuah dukungan wawancara dengan berbagai narasumber lebih pada anggapan bahwa eksistensi nasionalisme membutuhkan pembangunan jalan darat dalam pada akhirnya perlu selalu didukung oleh jangka menengah dan menginginkan perbaikan upaya pemeliharaan yang intensif dan sungguh- sarana trasportasi udara dalam jangka pendek. sungguh, agar dapat berkembang dan menguat Namun, apa yang dapat dibuat dengan alokasi sebagaimana yang diharapkan. APBD yang kurang dari 1 miliyar dan dibagi Dualisme politik identitas dan posisi untuk 5 kecamatan perbatasan lainnya. Hasilnya melemahnya rasa kebangsaan yang ada di dibangunlah dam irigasi Krayan di tempat yang Krayan tidak tumbuh dalam suasana vakum. salah. Bukan di hulu untuk menampung air, tapi Terdapat berbagai hal yang melatarbelakanginya. di hilir, sebagai “proyek asal jadi”. Penelitian ini meyakini bahwa banyak faktor Selain soal alokasi pembangunan untuk yang terlibat di dalamnya. Diantara banyak faktor daerah Krayan yang masih sangat timpang, itu terdapat dua faktor yang tidak dapat diabaikan nara sumber juga menambahkan posisi politik dalam mengkaji dualisme masyarakat di Krayan orang Lundayeh, Krayan yang masih marginal. yakni, (1) keberlanjutan keterasingan akibat, Masyarakat Krayan menurutnya masih sulit terutama disebabkan oleh belum maksimalnya masuk dalam dunia politik, birokrasi, pendidikan, kepedulian pemerintah, yang menyebabkan ada tentara atau polisi di Kalimantan Timur, yang perasaan disingkirkan, (2) ketidakberdayaan sekarang di mekarkan menjadi Kalimantan Utara. untuk selalu tergantung pada jiran yang pada Ia juga menyinggung soal politik anggaran yang akhirnya menyebabkan kebanggaan sebagai belum berpihak kepada pembangunan perbatasan bagian dari Republik Indonesia menjadi tereduksi. wilayah darat dengan Malaysia. Dia mengatakan: Perhatikan bangunan irigasi di bawah ini. “..Krayan merupakan salah satu kecamatan Keberadaanya merupakan ekspresi perlawanan yang tercatat sebagai kecamatan tertinggal dan tanpa kekerasan terhadap politik anggaran saya menyatakan pemerintah daerah Kab.Nunu- perbatasan yang timpang dialokasikan ke wilayah kan tidak becus mengurus daerahnya.....bukan perbatasan darat Indonesia-Malaysia. Hal ini hanya Krayan saja, masih terdapat 3 kecamatan menjadi keluhan utama dari wakil rakyat asal yang tertinggal infastruktur pembangunan itu, Krayan, Damus Singa, yang mewakili warganya dikarenakan APBD bukan untuk rakyat melain- kan membangun sebuah dinasti. Buktinya Lun di DPRD Nunukan. Dayeh sendiri hampir tidak ada yang mendapat posisi di kabupaten Nunukan. Bahkan guru yang di tempatkan di Krayan “non lundayeh” itu sam- pai hari ini belum muncul batang hidungnya di Krayan! Apakah ini merupakan suatu kepedulian dari wakil rakyat dan pemimpin daerah di ka- bupaten Nunukan.....Jangan membangun dinasti kekuasaan saja!..”32.

Politik anggaran yang sama sekali tidak didasari oleh prinsip keadilan dan persamaan hak terjadi nyata terjadi di Krayan. Meskipun Pemerintahan Presiden SBY telah mencanangkan Sumber: Dokumentasi Pribadi. Gambar 3. Bangunan Dam di Desa Krayan 32 Wawancara dengan Damus Singa, MA, Anggota DPRD Nunukan Dapil Krayan, 25 Juni 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 121 sebuah program percepatan pembangunan, Selain itu, perlu adanya tugas khusus TNI semisal, Masterplan Percepatan Perluasan sebagai tentara pembangunan infrastruktur, Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), penugasan Zeni untuk pembangunan jalan darat, namun tetap saja tidak mampu mengoreksi AU untuk bandar udara Militer-Sipil yang lebih politik anggaran yang timpang untuk wilayah besar di Long Nawang dan Krayan, dan penugasan perbatasan. Masyarakat tetap melihat bahwa Kementerian Ekonomi dan Industri Kreatif APBD yang ada justru diupayakan untuk juga kementerian Desa, Pembangunan Daerah memperkaya diri jajaran pemerintahan daerah Tertinggal dan Transmigrasi , untuk mengubah (kabupaten Nunukan). Bahkan mereka menuding paradigma perbatasan yang serba terbatas kabupaten induknya sedang membangun dinasti menjadi ‘halaman depan Indonesia’ yang maju politik demi melanggengkan kekuasaan yang dan melimpah dengan membangun infrastruktur mereka pegang saat ini. Pemerintah Kabupaten perdagangan dan pariwisata yang terbengkalai. Nunukan yang sudah diberikan amanah sebagai Hal tersebut sangat penting bagi warga Indonesia pengelola pembangunan daerahnya melalui di perbatasan untuk merawat kebangsaan warga konstitusi (UUD 1945 pasal 18), harusnya Long Nawang dan Krayan di Kalimantan Utara, mampu mengelola pendapatan asli daerah yang agar bangga menjadi orang Indonesia dan juga mereka miliki untuk kebutuhan masyarakat di Bank Indonesia untuk wajib menjaga agar mata perbatasan. uang rupiah menjadi alat tukar resmi yang Ada usulan agar TNI di perbatasan bukan berdaulat di halaman depan negara. hanya bertugas menjaga perbatasan, namun juga Kemampuan mengelola pembangunan sebagai ‘prajurit pembangunan’ infrastruktur daerah perbatasan ini juga sebaiknya diikuti perbatasan. Komisi I DPR RI dan Kementerian kemampuan untuk melihat potensi-potensi Pertahanan RI perlu duduk satu meja memberikan apa yang belum dan sudah dimiliki wilayah regulasi kebijakan payung hukum bagi TNI AD perbatasan, sehingga optimalisasi terhadap bagian Zeni untuk mendapatkan penugasan pemanfaatan potensi kehutanan, keindahan alam, khusus pada masa damai membangun ruas dan buah-buahan tersebut akan memberikan jalan darat yang mulus sepanjang perbatasan; dampak yang signifikan bagi perbaikan kehidupan penugasan khusus bagi TNI AU untuk masyarakat di sana. Selain salah urus pengelolaan membangun bandara perintis militer dan sipil; pembangunan, ketergantungan yang cukup di beberapa titik strategis desa ujung perbatasan besar terhadap Malaysia, ini juga dapat dilihat untuk akses jembatan udara yang cepat dan sebagai akibat dari keterisoliran yang dijelaskan efisien; dan mendampingi Pemda di kabupaten sebelumnya, ketergantungan yang cukup kuat perbatasan membuat perencanaan jangka panjang terhadap Malaysia memberikan pengaruh memiliki Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) terhadap kedekatan masyarakat perbatasan atau penyertaan modal penerbangan. Akibatnya, dengan keindonesiaan, seperti yang dijelaskan akses untuk masuknya barang dan orang dalam di bawah ini. konteks pariwisata dan perdagangan akan Ada kecenderungan bahwa hampir 90 persen memakmurkan wilayah perbatasan. kebutuhan pokok warga Krayan Indonesia, Selain itu, untuk merawat kebangsaan di didatangkan dari Ba’ Kelalan, Malaysia. Sebut halaman depan Indonesia ini, pihak eksekutif saja komoditas bensin dalam drum dan gas di Jakarta perlu mendukung dan meneruskan dalam tabung bermerk Petronas, gula pasir dalam pembuatan program televisi dan radio yang kantung plastik berlogo One Malaysia, makanan memuat acara khusus bagaimana perhatian semua cemilan seperti kue-kue, permen dan coklat pihak di Indonesia untuk memajukan halaman bermerk Milo, Malaysia. Kendaraan operasional depan negara. Acara semacam ‘suara dari tapal empat gardan yang beredar di jalan berlumpur batas’, iklan layanan masyarakat, sinetron dan dan motor roda dua tanpa plat nomor polisi, film, menjadi penting untuk merawat kebangsaan. didatangkan dari Malaysia. Stasiun pemancar ulang yang menayangkan Seorang narasumber asal Krayan, Hengki program-program nasional wajib ditambah di Lalung Basar, secara emosional menyampaikan Long Nawang dan Krayan.

122 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 keluh-kesahnya soal nasionalisme Indonesia pilihan mengingat keterbatasan yang ada. Namun, dan aksi ganyang Malaysia, karena berbagai di kalangan anak-anak usia sekolah, keakraban persoalan hubungan kedua negara. Namun pesan ini justru telah menjadi suatu prestise kondisi tersiratnya, jika memang orang dan tokoh di ekonomi. Sesuatu yang membanggakan bagi Indonesia mempunyai nasionalisme yang tinggi, mereka jika pada peralatan sekolah yang mereka tentu merekalah yang perlu membangun secara gunakan terdapat logo yang bernuansakan nyata wilayah perbatasan. Mereka yang tidak mau Malaysia, baik itu bendera Malaysia ataupun membangun Krayan lah yang tidak nasionalis, logo menara kembar petronas. jangan salahkan mereka jika bergantung dengan Salah satu indikator seseorang memiliki negara sebelah. Berikut penuturan nara sumber : rasa kebangsaan yang tinggi dalam penjelasan sebelumnya adalah adanya rasa bangga dan “…Dimana-mana ada teriakan orang-orang di Jawa dan tempat lain-lain berupa aksi ganyang bahagia ketika menjadi bagian sebuah bangsa. Malaysia...... sikat habisi....apakah kita sebagai Lalu bagaimana ceritanya jika rasa kebangsaan anak bangsa tidak melihat daerah-daerah per- (keindonesiaan) itu diekspresikan oleh anak- batasan, seperti kami di Krayan, yang hidupnya anak usia sekolah di perbatasan yang justru hampir 80% masih numpang dengan negara bangga dengan kemalaysiaannya? Tentunya sebelah, yang saat ini isu yang kurang enak hal ini menjadi sebuah fakta yang cukup didengar dan dibaca, di media TV dan Majalah mengkhawatirkan bagi pemeliharaan rasa ‘Koran’ Nasional, maupun Lokal, mereka yang katanya sebangsa dengan kami, bisanya cuma kebangsaan bagi generasi penerus bangsa. asal bicara saja. Ada yang mengatakan salut bagi Peringatan dini atas rasa keindonesiaan yang daerah perbatasan yang selalu sabar menanti... semu rasanya layak untuk menjadi catatan kapan? Siapa yang akan mengubah nasib orang- penting bagi siapapun yang menjadi pemimpin orang yang tinggal di perbatasan?. Siapa yang di Indonesia ke depan. lebih tidak nasionalis, kami atau mereka?...”.33

Walaupun kampung Long Bawan berada di Upaya Menghadirkan Keindonesiaan: wilayah Indonesia namun jangan tanya produk Penawar yang Masih Hambar? buatan negeri sendiri di kios-kios tersebut. Semua Untuk kasus Long Nawang, ada upaya pemer- yang dijual adalah buatan Malaysia, mulai dari intahan di era reformasi, tepatnya pada masa gula, kopi, snack, permen, roti biskuit, sabun, Pemerintahan SBY telah berupaya untuk batu baterai, jala, alat pancing hingga bahan menghadirkan peran negara yang memiliki bakar. Lebih mudah memperoleh barang-barang perhatian lebih pada wilayah perbatasan dengan tersebut dari Malaysia daripada Indonesia. membentuk Kementerian Daerah Tertinggal. Dapat terlihat di sini, kebutuhan paling Posisi negara saat itu mulai kian positif untuk mendasar masyarakat justru hanya mampu membangun kadar nasionalisme di perbatasan dipenuhi dengan membeli mahal dari kota bahwa perbatasan bukan lagi halaman belakang, terdekat di negeri jiran. Keakraban di lidah dan namun sebagai “beranda negara”. Sebuah di perut terhadap produk makanan Malaysia perhatian yang kemudian diterjemahkan dengan pada akhirnya bisa saja menciptakan persepsi mengombinasikan tiga pendekatan sekaligus, bahwa yang menopang kebutuhan hidup paling yakni pendekatan keamanan, kesejahteraan dan mendasar adalah Malaysia. Indonesia sama lingkungan.34 Pendekatan ini telah melahirkan sekali tidak pernah hadir atau belum, “di dalam beberapa pandangan, misi dan program yang lidah maupun perutnya” orang Krayan. Lalu, cukup atraktif meski dalam kenyataannya, bagaimana Indonesia akan mampu hadir di dalam layaknya sebuah permulaan, amat membutuhkan benak mereka, pertanyaan kritisnya. sebuah akselerasi yang kuat. Keakraban dalam mengonsumsi produk- Sebagai bentuk komitmen dan perhatian produk Malaysia di perbatasan saat ini ditemukan pusat, misalnya, para pejabat saat ini sudah tidak oleh peneliti tidak lagi dalam kondisi tidak ada segan untuk masuk ke wilayah perbatasan. Para

34 Narasumber Soni Soemarsono dalam Focus Group 33 Wawancara dengan Hengky Lalung Basar, Krayan, Juni 2013. Discussion, di P2P LIPI, di Jakarta, 1 Oktober 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 123 pejabat mulai dari Presiden hingga pejabat teras kaki memanggul barang di kepala atau naik ojek berbagai eselon ataupun anggota DPR telah yang melewati jalan tikus yang ketika musim menyempatkan hadir ke perbatasan. Meski tentu hujan berubah menjadi anak sungai yang begitu saja belum meliputi seluruh wilayah perbatasan, berat untuk dilewati. Jerry Semion, seorang namun masyarakat nampak telah mulai terbiasa warga Krayan bercerita betapa banyak warga dan merasa hambar dengan kehadiran pejabat Krayan di perantauan yang cinta akan daerah publik level nasional itu. Demikian cukup banyak kelahirannya, namun terkendala dengan sarana dan seringnya frekuensi kehadirannya, hingga transportasi yang kondisinya sangat buruk dan ada ungkapan di masyarakat perbatasan yakni terbatas, sebagai berikut: bahwa “hanya tinggal malaikat saja yang belum datang”.35 “…Kalau mau menjawab soal keindonesiaan orang Krayan dan krisis kebangsaaan yang ter- Adanya paradigma baru pemerintah pusat jadi. Jawabannya sederhana lihatlah kondisi ja- yang mulai memandang penting wilayah lan dan biaya transportasi ke sini. Jalan darat perbatasan telah cukup mendorong pemerintah ke Malinau jangan ditanya, satu-satunya jalan daerah dan jajarannya di kecamatan untuk ya di atas awan, tapi ketersediaannya terbatas. lebih intens lagi berhubungan atau membuka Mau pulang ke Krayan saat libur Natal atau 17 Agustusan tidak mudah pesawat penuh alias komunikasi dengan masyarakat perbatasan. full...harus... tunggu lagi tahun depan..... rindu Dengan dorongan ini telah muncul sebuah dengan daerah Krayan yg dingin... nggak perlu kepedulian yang lebih baik untuk membangun pakai kipas angin... nggak perlu pakai AC.... perbatasan. Tema-tema “membangun desa”, udah beku.... walau memakai selimut yang tebal misalnya, menjadi sesuatu yang menggejala, seinci... ditutupi pakai tikar lagi, untuk mencari termasuk di Pemerintahan Malinau. panas. Kalau pun mau pulang juga, harus me- mutar dari Tarakan, naik speed atau pesawat ke Bupati Malinau Yansen TP, misalnya, Tawau, lalu naik bus Miri, dari Miri lanjut ke memiliki program kerja untuk membangun Bakelalan Serawak, baru lah naik ojek atau four desa yang disebutnya sebagai “Gerakan Desa wheel, ke Krayan. Coba bayangkan untuk pu- Membangun” (Gerdema), termasuk di wilayah lang ke Krayan, dari Kaltim atau Kaltara, harus perbatasan. Gerdema saat ini telah cukup terasa memutar lewat Malaysia....”.37 di banyak pedesaaan di Kabupaten Malinau.36 Berkaitan dengan sulitnya transportasi ke Tidak mengherankan jika kemudian di Desa Krayan, Ir. Faridil Murad Kepala Badan Pengelola Long Nawang, pada beberapa kesempatan Perbatasan Kabupaten Nunukan menjelaskan pesan-pesan pemerintah tentang membangun dalam jangka panjang akan diperkeras jalan dari desa itu terlihat demikian semarak. tembus dari Malinau menuju Krayan. Sementara Termasuk, misalnya, saat dilakukannya pagelaran inovasi yang akan dilakukan untuk memperbaiki pertemuan masyarakat Dayak Kenyah, dimana mahalnya harga barang di Krayan adalah dengan spanduk dan umbul-umbul bertuliskan Gerdema memberikan alokasi anggaran subsidi untuk demikian masif terlihat, terutama di tempat akan pesawat angkut udara, yang selama ini hanya dilangsungkannya acara tersebut. subsidi penumpang. Selain itu, patut dicoba untuk Untuk kasus Krayan, bagaimana menjelaskan mendatangkan kuda ke Krayan, selain untuk upaya negara kita untuk menghadirkan mengangkut orang dan barang, kuda makannya perannya di perbatasan. Sebagai ilustrasi, untuk rumput dan daun yang melimpah di Krayan. mendatangkan sembako ke Krayan sungguh Sehingga tidak perlu memakai bensin atau solar penuh perjuangan. Warga Krayan harus berjalan yang mahal karena dibeli dari Petronas dengan ringgit.38 35 Pernyataan yang lebih sarkastik adalah “hanya tinggal setan Kepala Badan Pengelola Perbatasan saja yang belum datang”. Pernyataan-pernyataan semacam ini kerap terlontar dalam setiap wawancara dan diskusi terutama Kabupaten Nunukan, Ir. Faridil Murad menegaskan dengan kalangan tokoh masyarakat, aparat pemerintah di level bawah atau cendekiawan. 37 Wawancara dengan Damus Singa, di Nunukan, Juni 2013. 36 http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/detail/ 38 Wawancara dengan Faridil Murad, Kepala Badan Pengelola Malinau/43915, diakses pada tanggal 17 Juni 2013. Perbatasan, di Nunukan, Juni 2013.

124 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 bahwa pembangunan kawasan perbatasan Menurutnya, tidak maksimalnya merupakan tanggungjawab pemerintah pusat, pembangunan di kawasan perbatasan selama terkait dengan perubahan paradigma perbatasan ini disebabkan karena pemerintah pusat dan yang tadinya berupa wilayah sempadan, sekarang Pemprov Kaltim tidak merespons usulan program dan ke depan akan menjadi halaman depan pembangunan perbatasan yang diajukan Pemkab Indonesia. Seharusnya, kata dia, APBD Nunukan dan DPRD Nunukan. Hal ini juga dijelaskan tidak perlu lagi dibebankan anggaran untuk oleh Damus Singa, yang setiap ada pertemuan pembangunan kawasan perbatasan. Sebab masih dengan anggota DPR RI pusat dan acara yang banyak program lainnya yang perlu dibiayai dibuat oleh Harian Kompas soal Tapal Batas, daerah untuk meningkatkan kesejahteraan mengungkapkan perhatian pihak pusat soal rakyatnya terutama mereka yang berada di anggaran yang tepat sasaran untuk membangun kawasan pedalaman. Ia menyayangkan karena daerah perbatasan dapat dikatakan ‘masih jauh pemerintah pusat di Jakarta tidak atau belum panggang dari api’.40 mempunyai masterplan untuk pengembangan Terisolirnya Krayan dari Kabupaten kawasan perbatasan. Padahal masterplan induknya, Nunukan, juga menjadikan mereka menjadi dasar untuk pembangunan di daerah ini. semakin tidak mengenal baik Indonesia. Akses Kepala Badan Pengelola Perbatasan Kabupaten transportasi baik darat ataupun udara tidak Nunukan, Faridil Murad memberikan keterangan memungkinkan mereka untuk lebih sering sebagai berikut: melakukan kontak dan bersosialisasi dengan dunia luar. Menurut Lewi Gala, hanya kendaraan “…Masterplan pengelolaan daerah perbatasan untuk Nunukan, termasuk Krayan dan 4 ke- ojek motor yang masih berani lewat. Namun camatan perbatasan darat lainnya, belum ada. dengan harga yang “gila-gilaan” mencapai Rp Masterplan potensi daerah yang harus digali 500.000, belum termasuk barang bawaan. Waktu apa-apa, juga tidak ada... Bagaimana rakyatnya tempuh ojek motor bisa 5 jam hingga 2 hari mau sejahtera kalau infrastrukturnya minim? tergantung kondisi alam, hujan atau kering. Padahal penduduk perbatasan itu ibarat pagar bangsa di sana. Ini juga tidak mendapatkan Hal yang membuat mahalnya biaya perhatian. Uang Pemda itu untuk membantu kendaraan darat adalah sarana fisik jalan yang rakyatnya yang ada di pedalaman. Kalau bapak sangat buruk karena hanya terbuat dari tanah ke pedalaman melihat infrastruktur di sana san- dan batu tanpa pengerasan aspal atau semen. gat menyedihkan dan terisolir, untung saja ma- Selain itu, harga bahan bakar seperti bensin syarakat pedalaman Long Nawang tidak terlalu sangat melambung tinggi, dibanding harga banyak tuntutan, karena sudah terbiasa begitu. resmi subsidinya di Indonesia, Rp. 6.500, karena Masyarakat Krayan, lewat ketua adatnya sudah membuat pernyataan, tetapi ini jangan dijadikan didatangkan dari Malaysia. Harganya di Krayan pembiaran. ….”.39 bisa mencapai Rp. 25.000/liter. Betapa biaya hidup yang mahal, membuat mereka sukar untuk Atas usul itu, Bupati Nunukan Basri, bangga menjadi orang Indonesia di perbatasan. telah menyetujui untuk pembuatan masterplan Lewi Gala lebih lanjut menjelaskan adanya pembangunan infrastruktur wilayah perbatasan upaya membantu warga perbatasan dalam dan masterplan penggalian potensi daerah bentuk affirmative action, ada alokasi subsidi perbatasan, untuk mengetahui potensi yang naik pesawat perintis dari APBD Nunukan, perlu digali untuk percepatan pembangunan biaya dengan pesawat Susi Air dari Long daerah perbatasan. Faridil juga mengatakan, jika Bawan ke Long Layu berkisar Rp. 250.000 penanganan kawasan perbatasan menggunakan dengan waktu tempuh hanya 10 menit. Namun, APBD berarti Pemkab Nunukan dibebankan jika tidak dapat tiket subsidi, dengan pesawat tanggungjawab untuk hal itu. Padahal, kawasan MAF sekitar Rp. 500.000. Itupun harus singgah perbatasan merupakan masalah nasional yang dulu di Long Bawan, bermalam dan keesokan mestinya menjadi tanggungjawab pemerintah harinya lanjut ke Long Layu menggunakan pusat.

40 Wawancara dengan Damus Singa, di Nunukan, Juni 2013. 39 Ibid.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 125 penerbangan Kura-Kura Aviation. Kebetulan Satu-satunya alat komunikasi yang bisa saja kalau ada penerbangan, kalau tidak harus digunakan adalah radio di kantor lapangan menyewa ojek motor yang melelahkan ke Long terbang perintis di tiap kampung dan wartel Layu. Lewi Gala mengungkapkan perasaan satelit dengan tarif tinggi mencekik leher yang nasionalismenya terhadap Indonesia yang “layu” per menitnya mencapai Rp.6.000. Wilayah akibat terisolirnya mereka untuk bergerak dan Krayan Hulu berlimpah dengan beras dan memasarkan hasil pertaniannya, sebagai berikut: sayuran, namun kebutuhan pokok lainnya sangat sulit didapat. Hanya ada beberapa kios yang “….Keadaan sulitnya transportasi inilah yang menjual kebutuhan sehari-hari, namun isinya membuat warga Long Layu di Krayan Hulu, sangat sedikit dan tidak lengkap. Sikap tidak terbelakang dan terkucil. Warga Long Layu memendam ‘benci tapi rindu’ kepada pemerintah peduli pemerintah juga menyebabkan kondisi Indonesia. Kami merasa seperti belum merdeka, pembangunan perbatasan dinilai masih setengah kami masyarakat Long Layu merasa terjepit, hati dan asal ada saja. karena ditekan Malaysia dan tidak diperhati- Keluhan Lewi Gala yang lain adalah kan pemerintah Indonesia....Kami warga Long anggota dewan yang mereka pilih pada pemilu Bawan dan Krayan hanya bisa membawa dan menjual hasil bumi ke perbatasan di kawasan yang lalu (2009) cenderung malas untuk Ba’Kelalan, bukan ke Malinau atau Kecamatan datang ke pedalaman Krayan Hulu. Lewi Gala Nunukan yang lain. Kurang apa kesetiaan warga mengisahkan, ia pernah bertemu dengan salah Krayan kepada Indonesia. Dulu ketika konfron- seorang anggota dewan dari DPRD Nunukan di tasi antara Indonesia dan Malaysia pecah tahun Long Bawan yang didampingi wartawan Radar 1963, masyarakat Krayan membantu kebutu- Tarakan dari Malinau, saat tengah melakukan han logistik tentara Indonesia, selama 3 tahun kunjungan kerja (reses) di wilayah Kecamatan lamanya. Sekarang kami merasa dilupakan. Na- mun demikian, mau apa lagi…sebenci-bencinya Krayan. Kepada Lewi Gala dia memastikan akan kami pada pemerintah Indonesia, kami tetap datang berkunjung, namun sampai hari ini tidak cinta Indonesia, tidak terbersit sedikit pun untuk ada batang hidungnya. Menurut Lewi ”Apa yang ikut Malaysia. Kami tidak minta banyak kepada akan dia laporkan kalau dia tidak lihat dan datang pemerintah Indonesia, kami hanya minta pemer- sendiri ke Long Layu”? Padahal ada yang intah membuka akses jalan dari Long Layu ke Lewi Gala ingin laporkan soal proyek yang perbatasan dengan kota Miri di Sarawak, Ma- laysia yang jaraknya hanya 30 km. Sehingga dibangun di tempatnya yang terbengkalai. ada pasar untuk semua hasil bumi masyarakat Wakil rakyat ada yang belum merakyat. di Krayan….”41 ”…Coba lihat proyek pembangunan parit yang Walaupun demikian, suasana kehidupan terbengkalai ini, begitu saja ditinggalkan pembo- yang penuh dengan keterbatasan dapat terlihat rongnya. Sepanjang tepian kampung bertumpuk dan dirasakan. Keluhan mereka soal energi bebatuan yang berserakan. Seluruhnya hampir ditutupi rerumputan. Adukan pasir juga ber- menjadi indikatornya. Tidak ada jaringan listrik serakan dimana-mana. Sungguh pemandangan sama sekali di Krayan Hulu. Untuk penerangan, yang tidak sedap di kampung kami. Long Layu warga mengandalkan generator dan beberapa dan kampung lain di Krayan Hulu sudah lama rumah membeli perangkat solar sel dari Malaysia jadi obyek permainan para pemborong yang dengan harga yang sangat mahal. Ketersediaan menang tender proyek untuk mengeruk keun- listrik darurat dengan genset ini hanya mampu tungan besar, tanpa ada tanggungjawab. Semua proyek pemerintah yang diorder kepada pem- untuk dinikmati untuk beberapa jam saja di borong sama sekali tanpa pengawasan pemer- malam hari. Listrik mulai dinyalakan pada pukul intah setempat. Bahkan pejabat yang melaku- 18.00 hingga pukul 22.00 karena harga bahan kan kunjungan kerja ke Krayan enggan masuk bakar yang mahal. ke kampung-kampung di pedalaman. Mereka Sulitnya sarana komunikasi melengkapi hanya sampai di Long Bawan kemudian segera kembali ke Nunukan….”.42 kondisi keterpencilan dataran tinggi Krayan.

41 Wawancara dengan Lewi Gala, petani asal Krayan Hulu, di Krayan, 29 Juni 2013. 42 Ibid.

126 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 Selain itu terdapat fakta menyedihkan Situasi semacam ini relatif tidak banyak berubah ketika berbicara tentang sarana transportasi di hingga saat ini. Hal ini terlihat, misalnya, dengan Krayan. Tiga bangkai pesawat yang mengalami masih dapat digunakannya Ringgit dalam setiap kecelakaan di lapangan terbang perintis Long transaksi perdagangan di Desa Long Nawang. Kayu, Krayan Hulu telah menjadi hiasan dan Bahkan di daerah-daerah tertentu Ringgit saksi bisu tidak pedulinya pemerintah terhadap cenderung lebih disukai, karena nilai tukarnya dunia transportasi Krayan selama ini. Hingga yang lebih tinggi ketimbang Rupiah.44 tulisan dari laporan penelitian ini dibuat, belum Meski demikian, seiring dengan perbaikan ada usaha dari pihak terkait untuk sekedar infrastruktur terutama jalan raya yang terus memperbaiki pesawat-pesawat tersebut. dikembangkan oleh pemerintah, saat ini sudah mulai masuk barang-barang produksi dalam Catatan Penutup: Peringatan Dini dan negeri ke desa ini. Dari sisi proporsi, jumlah Solusi Kebangsaan barang dari tanah air memang belumlah banyak, Catatan pertama, untuk masyarakat perbatasan dan tetap beberapa kebutuhan pokok seperti gula di desa Long Nawang, Malinau, dalam kesehari- dan telur didatangkan dari Malaysia. Namun annya, sebagaimana masyarakat Indonesia pada secara umum, proporsi produk dalam negeri, umumnya, disibukkan oleh pemenuhan kebutu- setidaknya terlihat dari toko-toko kelontong di han harian. Keterasingan akibat lokasi yang sulit sekitar masyarakat, jumlahnya terus merambat dijangkau memunculkan pelbagai keterbatasan. naik. Menurut Ingkong Ala, salah seorang Akses yang terbatas bagi mobilitas barang-barang usahawan di Desa Long Nawang, jika dulu atau produk dari tanah air, baik dari Pulau Jawa, hampir 100% barang-barang yang dikonsumsi wilayah Kalimantan yang lainnya, ataupun Ibu di desanya berasal dari Malaysia, maka saat ini 45 Kota Provinsi menyebabkan keterbatasan pilihan jumlahnya sudah hampir sekitar 75-80% saja . barang-barang pemenuhan kebutuhan hidup. Menurutnya, adanya akses darat –yang “Jembatan udara” melalui pesawat-pesawat meskipun masih sangat menyedihkan yang demikian kecil dalam prakteknya tidak kondisinya— yang menghubungkan wilayah banyak membantu. Dengan kapasitas angkut Desa Long Nawang dengan Long Bagun di pesawat yang demikian minim ditambah daerah Kutai Barat, telah memungkinkan lebih dengan harga tiket yang mahal, tentu saja banyak lagi barang-barang dari Indonesia yang 46 jumlah dan ragam barang menjadi terbatas dan dapat masuk ke desanya. Namun demikian, berharga mahal. Secara umum, upaya pemenuhan secara umum, kondisi perekonomian di Desa kebutuhan itu, pada akhirnya, memunculkan Long Nawang belum seutuhnya terlepas dari semacam “fenomena ketergantungan” atas ketergantungan terhadap Malaysia. Keterisoliran barang-barang dari negeri jiran. Terkait dengan ekonomi inilah nantinya menjadi salah satu kondisi perdagangan itu, masyarakat di Desa persoalan pelik yang belum terpecahkan, yang Long Nawang pun akrab dengan mata uang belakangan sulit untuk tidak mengatakan Ringgit Malaysia. Konon keakraban itu telah tidak berpengaruh pada persoalan kemunculan tumbuh sejak Malaysia itu berdiri, bahkan jauh dualisme yang tercermin dari pernyataan yang sebelumnya.43 umum disuarakan masyarakat perbatasan yakni, “Garuda di dadaku, Malaysia di perutku”.47 Hal ini tidak mengherankan mengingat keterisoliran dari sentra-sentra perdagangan di 44 Wawancara dengan Kueng Jalung, Kepala Desa Long tanah air telah memaksa penduduk untuk terus Nawang, di Long Nawang, 4 Juni 2013. menerus membuka kontak dagang dengan sentra- 45 Wawancara dengan Ingkong Ala, pedagang dan tokoh sentra perdagangan yang ada di wilayah Malaysia masyarakat Desa Long Nawang, di Long Nawang, 6 Juni 2013. yang memang lebih terjangkau jaraknya. Dalam 46 proses jual beli itulah penduduk perbatasan tidak Ibid. punya pilihan lain selain menggunakan Ringgit. 47 Pernyataan tersebut berulangkali didengar oleh Tim Peneliti dengar hampir di setiap wawancara atau diskusi dengan 43 Informasi dari Dave Lumenta dalam FGD, di Pusat Penelitian masyarakat perbatasan yang terkait dengan persoalan ekonomi Politik-LIPI, di Jakarta, 1 Oktober 2013. atau situasi interaksi mereka dengan pihak Malaysia.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 127 Selain dalam konteks ekonomi atau ditanya soal uang, yang mereka tahu itu Ringgit perdagangan, ketergantungan juga terlihat dari Malaysia. Kenapa, karena memang di kampung mobilitas masyarakat di antara dua negara. Jika mereka mata uang itu laku dibelanjakan”.50 Hal mayoritas WNI yang pergi ke Malaysia adalah ini menjadi pekerjaan rumah bagi Bank Indonesia mereka yang membutuhkan pekerjaan, atau untuk mengawal kedaulatan rupiah sebagai alat dengan kata lain menyambung hidup, maka warga tukar resmi Negara di halaman depan Indonesia. Malaysia yang berkunjung ke Indonesia sebagian Catatan kedua, Nasionalisme Indonesia besar adalah berkategori turis, yang datang di perbatasan Krayan, Nunukan, sedang sekadar beranjangsana dengan saudara-saudara dalam pertaruhan. Perlu peringatan dini untuk mereka atau melakukan napak tilas eksistensi disampaikan bahwa telah terjadi kecenderungan nenek moyang mereka di masa lampau. Dengan krisis politik identitas di sebagian besar kata lain, setidaknya hingga kini, jika masyarakat masyarakat dan elit lokal Krayan. Indikasinya, Indonesia di perbatasan cenderung melihat jiran sebagian warga Krayan telah melakukan diaspora sebagai sarana pemenuhan kebutuhan-kebutuhan ke Serawak, Sabah dan Brunei Darussalam. yang bersifat primer, maka warga Malaysia Mereka yang keturunan Lun Dayeh atau Lub melihat Indonesia sebagai wilayah pemenuhan Bawan atau Orang Ulu Sungai ini telah memiliki kebutuhan sekunder atau bahkan tertier saja. Identitiy Card (IC) Malaysia dan sebagian telah Dalam posisi ini tentu saja akan dapat dengan menjadi pemilih dalam Pilihan Raya (Pemilu). jelas terlihat makna ketergantungan itu. Dengan situasi yang telah digambarkan di atas Posisi asimetris atau ketergantungan adalah logis kalau dikatakan bahwa jika Krayan sedemikian tentu saja menimbulkan banyak efek. tidak dikelola dengan baik oleh pihak pusat dan Bagi sebagian kalangan, termasuk para pengamat pemerintah daerah maka risiko politik yakni, sosial, ketergantungan pada jiran itu menimbulkan Krayan akan menjadi bagian Serawak Malaysia masalah kebangsaan. Prof. Adri Patton, misalnya, sangat tinggi. Apalagi kenyataan menunjukan ada mengatakan bahwa dalam batas-batas tertentu, gejala dimana hampir separuh populasi Dayak kondisi tersebut telah cukup lama berkontribusi Lun Dayeh, Krayan sudah bermigrasi ke wilayah atas terjadi proses pemudaran rasa kebangsaan.48 Malaysia Timur, karena terbuka akses jalan darat Masyarakat melihat pemerintah Indonesia tidak ke sana, ketimbang ke wilayah Indonesia. cukup memberikan perhatian terhadap kondisi Problem transportasi, untuk itu mau tidak mau wilayah dan kehidupan perbatasan, sementara harus dituntaskan. Kondisi dimana masyarakat Malaysia nampak memberikan prioritas untuk terus terisolir karena persoalan minimnya pembangunan di wilayah perbatasan. Akibatnya, transportasi ini harus segera di atasi. Upaya-upaya kejomplangan kesejahteraan dan kondisi itu harus mendapat jawaban. Jangan sampai terus infrastruktur demikian kentara. terulang, misalnya, kegagalan upaya masyarakat Keterdesakan hidup ini menyebabkan Krayan melalui anggota DPRD Nunukan untuk meredupnya rasa kebanggaan apa lagi rasa dapat mendaratkan kapal berbadan sedang atau nasib sepenanggungan dengan anak bangsa besar di bandara Krayan, Yupep Semaring. Saat lainnya. Sebaliknya, timbul semacam perasaan ini, walaupun secara fisik bandara tersebut telah membanggakan jiran. Menurut Adri, ”mereka diperkeras dan telah diperpanjang landasannya (masyarakat perbatasan, pen) bangga dengan dari 600 meter, menjadi 1600 meter, sehingga semua yang berbau Malaysia. Sedang yang layak untuk didarati pesawat Foker, Cassa berbau Indonesia dijelek-jelekan oleh bangsa dan sejenisnya. Sampai dengan saat ini, dapat sendiri”.49 Bahkan bukan hal aneh jika warga di disimpulkan bahwa kendalanya terkait dengan perbatasan ada yang tidak tahu siapa Presiden birokrasi perizinan yang tidak jelas dan berbagai RI, lagu kebangsaan Indonesia Raya sampai pihak tidak mendukung dan menutup mata saja mata uang. Adri juga mengatakan, ”Kalau terhadap persolan transportasi di Perbatasan. Ada gagasan dari warga agar Pemda 48 Wawancara dengan narasumber Adri Patton, Mei 2013. di provinsi perbatasan membuat Perda 49 http://www.bongkar.co.id/news/politik/664-kok-perbatasan- diurutan-10.html, diakses pada tanggal 24 Mei 2013. 50 Ibid.

128 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 Penyertaan modal atau lebih baik lagi kalau Selain persoalan transportasi, yang terkait membentuk Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) erat dengan situasi keterisoliran, masalah penerbangan, daripada terus menerus menyewa ketergantungan pada jiran dan pemiskinan yang atau memberikan subsidi penerbangan yang berkelanjutan juga hal pokok lain yang harus hasilnya kuantitas dan kualitas penerbangan segera dijawab. Dengan kata lain, peningkatan dari Krayan ke wilayah Indonesia yang lain dan pemerataan kesejahteraan harus menjadi sangat terbatas dan jelek. Terkait dengan hal itu, prioritas. Hal ini telah menjadi rumusan umum. perlu terobosan dan keberanian Pemda Nunukan Soni Sumarsono bahkan menyimpulkan bahwa dan dukungan pemerintah pusat agar Krayan pada akhirnya persoalan kebangsaan akan dijadikan tujuan wisata unggulan, sehingga selalu terkait dengan persoalan kesejahteraan.51 armada udara semacam Air Asia, Citilink, Lion Kegagalan menciptakan kesejahteraan adalah Air, secara alamiah dan hukum pasar membuka pintu masuk bagi luruhnya rasa kebangsaan. rute penerbangan ke Krayan. Hal itu bukanlah Dengan kata lain, jika kesejahteraan tak kunjung tanpa peluang, mengingat potensi alam dan hadir, maka nasionalisme di perbatasan darat komoditas lokal Krayan, sangat potensial untuk akan jadi pertaruhan politik di halaman depan pengembangan pariwisata dan penerbangan, Indonesia. kuncinya di transportasi udara dalam jangka Sebagai catatan tambahan, saat ini keberadaan pendek dan transportasi darat dalam jangka Indonesia di perbatasan yang antara lain menjadi menengah dan panjang. kewenangan Tentara Nasional Indonesia (TNI) di perbatasan perlu dikembangkan bukan hanya Hingga kini terasa sekali adanya perbedaan penjaga tapi juga pembangun. Kehadiran TNI yang besar antara armada penerbangan di sebagai penjaga perbatasan di tanah air Indonesia Krayan (RI) dan Ba’kelalan (Malaysia). Di patut disyukuri dan dibanggakan. Kehadiran Krayan kebutuhan transportasi udara dilayani mereka menandakan Krayan adalah tanah bertuan oleh penerbangan swasta dan volunteer, pesawat dan dijaga dengan baik. Ada usulan agar program berbadan kecil, sementara jirannya dilayani TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) perlu penerbangan publik Malaysia yang daya dihidupkan menjadi TNI Membangun Perbatasan angkutnya lebih besar. Dalam hal ini, negara (TMP), pasukan Korps Zipur perlu diberdayakan kita kalah dalam memberi pelayanan transportasi untuk membangun infrastuktur jalan yang kepada bangsa sendiri. Selain persolan jalur udara, menghubungkan Malinau ke Krayan. pembenahan dalam pelayanan jalur daratpun jelas Bukan tanpa alasan dan juga bukan tidak dapat dibaikan. Keduanya berkelindan dan merupakan pemikiran atau saran yang terburu- akan saling menguatkan. Meskipun disadari buru jika peneliti disini melihat bahwa TNI oleh banyak kalangan bahwa pembangunan memiliki peran sangat penting dalam menjaga infrastuktur darat di jantung Kalimantan ini penuh dan membangun nasionalisme di perbatasan tantangan, namun keberadaannya diyakini akan dengan fungsi selain kombatan (perang). banyak memberikan manfaat dalam berbagai Membangun perbatasan dengan medan geografis sendi kehidupan. Hal yang pada akhirnya (alam) yang amat berat tentunya tidaklah mudah. akan mengakhiri keterisoliran masyarakat Perlu pengalaman dan daya dukung peralatan dan pada gilirannya dapat mengokohkan rasa untuk menembus hutan-hutan lebat di jantung keindonesiaan yang kian tergerus. Secara praktis Kalimantan tersebut. TNI dengan pengalaman dapat dikatakan, jika jalan darat terbuka, maka pelatihannya yang sangat dekat dengan alam ketergantungan perdagangan dengan Malaysia seperti di perbatasan dan didukung oleh peralatan perlahan akan beralih juga ke Indonesia. Masalah yang memang dirancang untuk efektif di Krayan sebagai wilayah hutan lindung Kayan medan yang sulit, tentunya diharapkan mampu Mentarang, sudah tegas dijawab oleh ketua Adat mendukung upaya pembangunan tersebut. Hal Krayan, Yagun Bangau, bukan termasuk wilayah ini terutama dalam hal membuka keterisoliran tanah adat Krayan. Sehingga tidak ada alasan perbatasan dengan pembangunan jalan darat. hambatan birokrasi perizinan dalam membangun jalan tembus Krayan Malinau. 51 Narasumber Soni Soemarsono dalam Focus Group Discussion, di P2P LIPI, di Jakarta, 1 Oktober 2013.

Potret Rasa Kebangsaan di Wilayah Perbatasan ... | Syafuan Rozi | 129 Meskipun saran ini terkesan hendak Laporan dan Makalah memasukkan kembali TNI dalam persoalan- Wawancara dengan Ketua Adat Krayan, berinisial YB, persoalan pembangunan yang harusnya di Krayan, 29 Juni 2013. dikerjakan sipil, namun tidak ada salahnya Wawancara dengan TSP, di Krayan, 27 Juni 2013. pengalaman yang dimiliki TNI dijadikan Wawancara dengan Frans Uktolseja, Pastor merangkap pendukung, tetapi bukan sebagai motor utama Kepala Urusan Pemerintahan Desa Long Betaoh, di Desa Long Betaoh, 5 Juni 2013. dalam upaya pembangunan di perbatasan tersebut Wawancara dengan Lah Bilong, Kepala Desa Long misalnya lewat payung hukum Perpres/Inpres Betaoh, di Desa Long Betaoh, 5 Juni 2013. (Peraturan Presiden/Instruksi Presiden). Proposal Wawancara dengan Wilson Ului, Camat Kayan Hulu, membangun jalan Patroli Perbatasan dari ujung di Desa Long Nawang, 4 Juni 2013. Kalbar hingga ujung Kaltara, dengan posisi 50 Wawancara dengan Kueng Jalung, Kepala Desa Long meter paralel dengan batas sempadan. Nawang, di Desa Long Nawang, 4 Juni 2013. Selain itu perlunya penugasan khusus Wawancara dengan Nicke, seorang pelajar Sekolah untuk Kementerian Ekonomi, Pariwisata Dasar, di Desa Long Nawang, 5 Juni 2013. dan Industri Kreatif juga Kementerian Desa, Wawancara dengan Ngah, Warga Desa Long Nawang, di Desa Long Nawang, 5 Juni 2013. Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi, wawancara dengan Rum, Pemuda Desa Long Betaoh, untuk mengubah paradigma perbatasan yang di Long Betaoh, 5 Juni 2013. serba terbatas menjadi ‘halaman depan Indonesia’ Wawancara dengan Tipa S. Padan, di Krayan, 27 yang maju dan melimpah, sangat penting Juni 2013. bagi warga kita di perbatasan, untuk merawat Wawancara dengan Damus Singa, MA, Anggota kebangsaan warga Long Nawang dan Krayan di DPRD Nunukan Dapil Krayan, di Nunukan, Kalimantan Utara, agar bangga menjadi orang 25 Juni 2013. Indonesia dan juga Bank Indonesia untuk wajib Wawancara dengan nara sumber yang tidak ingin menjaga agar mata uang rupiah menjadi alat tukar diungkap identitasnya di Krayan, 28 Juni 2013. resmi yang berdaulat di halaman depan negara. Wawancara dengan Hengky Lalung Basar, Krayan, Juni 2013. Hal ini akan merupakan upaya nyata bagi Negara Wawancara dengan Ir. Faridil Murad, tokoh dalam membangun nasionalisme di halaman masyarakat, di Nunukan, Juni, 2013. depan Indonesia di Long Nawang dan Krayan, Wawancara dengan Lewi Gala, petani asal Krayan Kalimantan Utara. Hulu, di Krayan, 29 Juni 2013. Wawancara dengan Ingkong Ala, pedagang dan Daftar Pustaka tokoh masyarakat Desa Long Nawang, di Long Nawang, 6 Juni 2013. Informasi Soni Soemarsono dalam Focus Group Buku Discussion, di P2P LIPI, di Jakarta, 1 Oktober Indrawasih, Ratna Asfar Marzuki, Soewarsono, Sukri 2013. Abdurrachman. 1996. Dinamika Sosial Budaya Informasi Dave Lumenta dalam FGD, di Pusat Masyarakat di Daerah Perbatasan Indonesia- Penelitian Politik-LIPI, di Jakarta, 1 Oktober Malaysia: Studi Kasus Desa Entikong- 2013. Kalimantan Barat dan Pulau Nunukan- Kalimantan Timur. Jakarta: PMB-LIPI. Surat Kabar dan Website Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan. 2010. Kabupaten Nunukan dalam Angka. Nunukan: “Budaya Dayak”, Bondan Winarno, Kompas, Rabu, Badan Pusat Statistik Kabupaten Nunukan. 27 Agustus 2008. Sedyawati, Edi dkk. 1995. Konsep Tata Ruang http://www.bongkar.co.id/news/politik/664-kok- perbatasan-diurutan-10.html. Suku Bangsa Dayak Kenyah di Kalimantan Timur. Jakarta: Departemen Pendidikan dan http://www.radartarakan.co.id/index.php/kategori/ Kebudayaan RI. detail/Malinau/43915. Bappeda Kabupaten Malinau dan BPS Kabupaten Malinau. 2012. Survei Sosial Ekonomi Daerah Kabupaten Malinau 2012. Malinau: Bappeda Kabupaten Malinau dan BPS Kabupaten Malinau.

130 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 109–130 TINJAUAN KRITIS REFORMASI KULTURAL POLRI (1999-2012)1

CRITICAL REVIEW ON CULTURAL REFORM OF INDONESIAN POLICE (1999-2012)

Sarah Nuraini Siregar

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected] Diterima: 18 Maret 2014; direvisi: 13 Mei 2014; disetujui: 19 Juni 2014

Abstract

Over the past 14 years, Polri have tried to fullfill the demands of the reform movement, although not yet entirely succeeded. Especially for cultural reform, according to Polri’s claims, there have been some efforts made by them, such as doctrine transformation, the formulation of behaviour guidelines for Polri’s members and so on. But in reality, especially for the cultural aspect as the springhead of the reform, Polri seemed to have not managed as ‘civilian police’ which should be humanist and democratic. Whereas the role of the police as law enforcement and community-related functions attached to one another. Their function as protector, steward, and law enforcement is an integral universal and attached to their identity. The quality of the implementations of these functions will reflect how the actual Polri’s behavior in society. Therefore, study about Polri’s cultural reform also analyze the whole of these functions are obtain by Polri’s members.

Keywords: Polri, Indonesian police, reform, culture, cultural, civil, humanist.

Abstrak

Selama 14 tahun terakhir, Polri telah berusaha memenuhi tuntutan gerakan reformasi meski belum berhasil seluruhnya. Khusus reformasi kultural, menurut klaim Polri, telah ada beberapa upaya yang dilakukan oleh Polri, seperti perubahan doktrin, perumusan pedoman tata perilaku anggota Polri, dan sebagainya. Namun dalam perkembangannya, khusus untuk aspek kultural selaku muara dari reformasi, Polri tampak belum berhasil menjadi ‘polisi sipil’ yang berwajah humanis serta demokratis. Padahal peran Polri sebagai penegak hukum dan fungsinya yang berhubungan dengan masyarakat melekat satu dengan yang lainnya. Fungsinya sebagai pelindung, pengayom, pelayan, dan penegakan hukum merupakan satu kesatuan universal yang melekat pada identitas Polri sendiri. Kualitas dari implementasi fungsi tersebut yang akan mencerminkan bagaimana perilaku Polri sesungguhnya di dalam masyarakat. Oleh karena itu, berbicara mengenai reformasi kultural Polri, turut menganalisis pula seluruh fungsi-fungsi tersebut dijalankan oleh anggota Polri.

Kata Kunci : Polri, polisi, reformasi, budaya, kultural, sipil, humanis.

Pendahuluan Indonesia (Polri) sebagai salah satu institusi Sesuai dengan semangat demokrasi melalui keamanan juga didorong menjadi institusi polisi reformasi 1998, Kepolisian Negara Republik yang demokratis. Secara institusional perlu di- dorong sistem pemolisian demokratik, sehingga

1 Tim peneliti terdiri dari: Sarah Nuraini Siregar (koordinator); Indria Samego; Ikrar Nusa Bhakti; Sri Yanuarti; dan Muh. Haripin.

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 131 dalam perjalanannya, Polri dapat mandiri, tidak Selama 14 tahun terakhir, Polri telah lagi menjadi perpanjangan tangan penguasa berusaha memenuhi tuntutan gerakan reformasi dan melakukan tindakan sewenang-wenang meski bukan berarti berhasil seluruhnya. Khusus terhadap masyarakat. Sebaliknya, Polri lebih reformasi kultural, menurut klaim Polri, telah ada berperan sebagai penegak hukum serta pelindung beberapa upaya yang dilakukan oleh Polri, seperti masyarakat dari berbagai gangguan kejahatan. yang terlihat pada tabel berikut ini. Implementasi nyata peran ini dalam konteks sistem pemolisian demokratik adalah seluruh Tabel 1. Upaya Reformasi Kultural Polri anggota Polri dapat menghargai hak-hak sipil dengan mengedepankan etika dan sopan santun, 1. Perubahan doktrin dan pedoman induk dari Doktrin Catur Darma Eka bersahabat dalam berinteraksi dengan masyara- Karma sebagai pedoman induk di masa Orba dan Doktrin Sad Daya Dwi kat, bertanggungjawab, jujur, terpercaya, adil, Bhakti sebagai doktrin pelaksanaan menjadi Doktin Tri Brata sebagai dan membela kepentingan masyarakat. Selain itu, doktrin induk, dan Doktri Catur Prasetya sebagai pedoman hidup Polri tunduk dan patuh pada prinsip supremasi anggota. 2. Perumusan pedoman perilaku polisi dalam melaksanakan tugasnya hukum, menghormati HAM, menghargai parti- yaitu postur Polri yang profesional, bermoral, dan modern sebagai sipasi publik, serta menganut asas akuntabilitas. pelindung, pengayom, dan pelayan masyarakat yang terpercaya dalam Polri lantas mencanangkan reformasi internal melindungi masyarakat dan menegakkan hukum. pada tiga aspek, yaitu struktural, instrumental, 3. Pemberdayaan bintara dan tamtama Polri dalam upaya community dan kultural; yang kemudian dikenal dengan policing. Dalam hal ini, polisi tidak lagi menempatkan diri secara 2 “Reformasi Polri. Ini direalisasikan melalui vertikal, tetapi horizontal di dalam masyarakat. dikeluarkannya Buku Biru Reformasi Polri tahun 1999 oleh Polri. Tekadnya adalah menciptakan Sumber : “Langkah-langkah Reformasi Internal Polri yang profesional dan mandiri, menjadi alat Polri,” dalam IDSPS, AJI, dan FES, Newsletter, (Edisi VII/10/2008). negara yang efektif, serta tidak mengabaikan kepentingan masyarakat. Reformasi Polri Namun dalam perkembangannya, Reformasi diharapkan mampu mewujudkan Polri sebagai Polri masih memiliki kekurangan pada aspek alat penegak hukum yang sesuai dengan prinsip- struktural maupun instrumental.4 Khusus untuk prinsip civil society yang bercirikan supremasi aspek kultural, Polri tampak belum berhasil hukum dan menjunjung tinggi HAM.3 menjadi ‘polisi sipil’ yang berwajah humanis Reformasi Polri di aspek struktural serta demokratis. Kekerasan yang dilakukan bermakna perubahan kelembagaan kepolisian oleh anggota Polri terhadap masyarakat masih dalam ketatanegaraan, organisasi, susunan banyak terjadi. Laporan KontraS mengenai dan kedudukan. Aspek instrumental meliputi evaluasi kinerja Polri 2010-2011, khususnya reformasi filosofi (visi, misi, dan tujuan), yang berkaitan dengan penghormatan terhadap doktrin, kewenangan, kompetensi, kemampuan hak asasi manusia menjelaskan bahwa banyak fungsi, dan ilmu pengetahuan serta teknologi. anggota Polri melakukan tindakan kekerasan Terakhir, aspek kultural merupakan muara berupa penyiksaan, penganiayaan, penembakan, atas reformasi struktual dan instrumental. pelecehan seksual, intimidasi, serta penangkapan Reformasi kultural menjadi ujung tombak dari sewenang-wenang.5 reformasi Polri yang bertujuan meningkatkan Bagaimanapun, penyebab terjadinya kualitas pelayanan kepada masyarakat, terutama tindakan kekerasan anggota Polri terhadap melalui pembenahan sistem rekrutmen, sistem pendidikan, sistem material fasilitas dan jasa, 4 Analisis kritis mengenai tema ini dapat dibaca dalam laporan sistem anggaran, serta sistem operasional. penelitian Pusat Penelitian Politik – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (P2P – LIPI) tentang Dinamika Pemikiran Internal Reformasi Polri (2010), Reformasi Struktural Polri (2011), serta Reformasi Instrumental Polri (2012). 2 Lihat situs resmi Polri, http://www.polri.go.id. 5 KontraS, “Catatan Evaluasi Kinerja Polri 2010-2011. Hari 3 Indria Samego, “Polri di Era Demokrasi,” dalam Sarah Nuraini Bhayangkara ke-65. Mempertanyakan Bukti Nyata Komitmen Siregar (Ed), Polri di Era Demokrasi: Dinamika Pemikiran Polri,” http://www.kontras.org/data/Evaluasi%20Polri%20 Internal, (Jakarta: P2P LIPI, 2010), hlm. 37. 2011.pdf, diakses pada tanggal 6 Februari 2012.

132 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 masyarakat memiliki banyak dimensi dan tidak diajarkan dalam pendidikan, dan kedua, praktik dapat sepenuhnya dilekatkan kepada kegagalan di lapangan. Secara kausitis, yang terjadi di reformasi kultural Polri. Mengapa demikian? kepolisian Indonesia bahwa kultur Polri terbentuk Sebab, segala yang dilakukan Polri, baik itu melalui perilaku dan sikap yang ditampilkan pada tataran legal-normatif maupun praksis, oleh anggotanya secara turun temurun dalam berhubungan dengan tiga aspek reformasi menjalankan tugasnya. Analisis mengenai kultur yang diupayakan Polri. Namun, sebagai muara perilaku anggota kepolisian tentu tidak terlepas reformasi, reformasi kultural berada pada posisi dari kultur organisasi yang melingkupinya, yaitu yang krusial dalam hubungan antara polisi dan organisasi kepolisian. Kultur organisasi pada masyarakat. Reformasi kultural adalah perubahan umumnya merupakan pernyataan filosofis dan yang mendasar bagi kinerja dan citra Polri di mata dapat berfungsi sebagai tuntutan yang mengikat masyarakat. Keberhasilan reformasi kultural para anggotanya karena dapat diformulasikan dapat menjadi wahana pencitraan bagi Polri secara formal dalam berbagai kebijakan dan agar bisa diterima serta dipercaya oleh publik. peraturan yang berlaku.7 Oleh karena itu, reformasi yang dilakukan Polri Makna “polisi yang berwatak sipil” secara di tingkat instrumental dan struktural tidak ada sederhana sebagai suatu cara perpolisian artinya jika reformasi kultural tidak berjalan yang tidak boleh menyebabkan warga sesuai dengan tuntutan masyarakat. masyarakat kehilangan harkat dan martabat Hasil penelitian ini melihat sejauhmana kemanusiaannya. Oleh karena itu, dimensi moral reformasi kultural dilakukan secara mendasar, dalam pekerjaan polisi menjadi sangat penting. bertahap, dan berkesinambungan, dikaitkan Polisi yang menjalankan tugasnya tidak dengan dengan reformasi instrumental dan struktural menggunakan cara yang pendek dan mudah, yang berjalan selama ini. Beberapa poin yang seperti memaksa dan menggunakan kekerasan, dianalisis antara lain; (1) hakikat dari Reformasi melainkan bersedia mendengarkan dan mencari Kultural Polri; (2) Upaya reformasi kultural tahu penyebab masalahnya. Kemampuan polisi Polri dilaksanakan selama ini; baik di tataran untuk tampil dalam watak sipil juga perlu instrumen dan kelembagaan; (3) Perjalanan didukung oleh arsitektur dan organisasi polisi reformasi kultural Polri dikaitkan dengan sebab organisasi yang berat akan menjadi dinamika lingkungan eksternal Polri. hambatan untuk menciptakan karakter sipil dalam polisi.8 Polisi yang berwatak sipil harus Kerangka Konseptual dapat banyak berkomunikasi dan berdialog dengan lingkungannya, karena masyarakat yang Untuk melakukan analisis kajian ini, digunakan menjadi poin utama dalam perpolisian sipil. beberapa konsep untuk menganalisis perma- Salah satu cara untuk mendekatkan polisi dengan salahan. Konsep-konsep yang digunakan antara masyarakat yang menjadi lingkungannya adalah lain Kultur Individu dan Organisasi Kepolisian, dengan membuatnya bertanggung jawab terhadap Paradigma Polisi Sipil, Polisi Dalam Sistem lingkungannya, dan sewaktu-waktu dapat Negara Demokrasi, dan Reformasi Sektor diminta pertanggungjawaban tersebut. Dalam Keamanan. Berikut adalah uraian secara singkat konteks inilah, polisi didorong untuk mengenali dari masing-masing konsep tersebut. masyarakat dan lingkungannya dengan baik. Pengertian kultur jika dikaitkan dengan polisi Polisi juga dapat menjadi referensi apabila orang adalah berhubungan dengan sikap dan perilaku ingin mengetahui keadaan suatu masyarakat. polisi, norma, nilai, perspektif dan aturan-aturan Watak “sipil” dalam kepolisian juga sejalan teknis yang berhubungan dengan kepolisian dengan prinsip demokrasi. Ini dapat dilihat yang ditampilkan oleh setiap anggotanya pada bagaimana polisi menjalankan fungsi penegakan saat berhubungan dengan masyarakat.6 Terdapat hukum (law enforcement) di dalam masyarakat. dua macam kultur kepolisian, yaitu pertama, normatif yang ada dalam UU serta aturan yang 7 Ibid., hlm. 41. 6 A. Kadarmanta, Membangun Kultur Kepolisian, (Jakarta: Forum Media Utama, 2007), hlm. 35. 8 Ibid. hlm. 64.

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 133 Penegakan hukum bertujuan agar tercipta material (karya) sampai bentuk yang tak terlihat negara yang menjunjung tinggi supremasi atau immaterial (karsa). Maka tidak heran jika hukum. Terkait dengan prinsip ini, maka ada pandangan yang menganggap budaya adalah peran polisi menjadi penting dalam menjaga sistem makna. Di dalam makna itu terdapat konsistensi penegakan hukum diiringi dengan berbagai sub-sistem yang di satu saat bisa berdiri tindakan persuasif kepada masyarakat agar secara otonom, namun di saat yang lain dapat saling bekerjasama dalam mencegah terjadinya saling berkomplementer dan menunjukkan fungsi tindak kejahatan. Disini akan terlihat watak sebagai satu kesatuan. “sipil” kepolisian saat menjalankan fungsinya. Di tataran konsep, Reformasi Kultural Semua hal tersebut tidak lain demi terciptanya memang terasa lebih mendasar dan bersifat ketertiban hukum, keamanan, dan ketentraman kualitatif sifatnya. Reformasi Kultural, idealnya masyarakat. Dalam masyarakat yang menganut menjadikan budaya (Culture) sebagai inti sistem demokrasi, polisi dipandang sebagai perubahannya. Keinginan untuk melakukan institusi yang memiliki tanggungjawab utama perubahan itu didasarkan pada kebudayaan. menjamin keamanan masyarakat. Pandangan Namun, harus diakui bahwa sampai saat ini tidak ini mengandung pengertian bahwa penegakan mudah untuk mendapatkan sebuah pemahaman hukum dalam masyarakat yang demokratis tunggal tentang konsep tersebut. adalah solusi yang diharapkan masyarakat kepada Dalam kaitannya dengan Reformasi polisi, karena polisi dapat membuat rusaknya Kultural Polri dan Reformasi Birokrasi Polri, suatu tatanan masyarakat, dan sebaliknya juga keduanya merupakan sebuah sistem gagasan dapat menciptakan suasana keadilan dalam yang perlu ditindaklanjuti. Artinya, sistem tatanan masyarakat.9 gagasan merupakan sesuatu yang inheren Konsep terakhir adalah Reformasi Sektor dalam pengembangan budaya, namun langkah Keamanan. Implementasi reformasi sektor penerapannya, juga menjadi hal yang lain. keamanan secara khusus memberikan kerangka Wacana Reformasi Birokrasi pada prinsipnya penyelesaian menyeluruh bagi masalah- mengikuti amanat dari Kementerian Negara masalah keamanan, seperti penegakan hukum, Pemberdayaan Aparatur Negara RI agar tiap perlindungan hak-hak sipil dengan kebutuhan instansi pemerintah melakukan reformasi ini melakukan reformasi institusional dan internal sebagai bagian dari upaya meningkatkan kinerja di tubuh TNI, Polri, lembaga intelijen, dan instansinya. Sebagaimana pernah disampaikan institusi sipil yang bertanggung jawab melakukan oleh Koentjaraningrat, bahwa budaya merupakan pengawasan terhadap lembaga-lembaga keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan 10 keamanan tersebut. Sektor keamanan meliputi hasil karya manusia dalam rangka kehidupan TNI, Polri, lembaga-lembaga intelijen, sistem masyarakat yang dijadikan milik diri sendiri peradilan, Departemen Pertahanan, dan DPR dengan belajar.11 Dengan kata lain, bagaimana (parlemen). budaya Polri dimunculkan dan siapa yang memiliki otoritas dalam memproduksi budaya Analisis Perjalanan Reformasi Kultural Polri tersebut. Lewat budaya sebagai social Polri forms, pemahaman mengenai budaya dan reformasinya akan semakin mendekati hakikat 1. Reformasi Kultural Polri: Konsep dan budaya yang dimaksud. Wacana Reformasi Birokrasi Polri Bila merujuk pada sumber nilai budaya Ada pandangan yang mengatakan bahwa inti Polri sendiri, sebetulnya sudah ada sejumlah dari budaya adalah bahasa, sejarah dan tradisi. prinsip sebelum Polri masuk menjadi bagian dari Dengan demikian, budaya menyangkut berbagai ABRI. Tata tentrem kerta raharja, merupakan aspek, mulai dari yang terlihat dan bersifat salah satu doktrin yang menjadi dasar dari lahir dan berkembangnya Polri sebelum bergabung 9 Ibid., hlm. 17.

10 Andi Widjajanto (Ed), Reformasi Sektor Keamanan 11 Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta: PT Indonesia, (Jakarta: ProPatria, 2004), hlm. 12-13. Aksara Baru, 1986), hlm.180.

134 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 menjadi bagian dari ABRI yang lebih menekankan melakukan perubahan “tata laku, etika, dan Catur Dharma Eka Karma (Cadek). Kemudian, budaya pelayanan Polri”16 Tri Brata dan Catur Karya, juga mencerminkan Oleh karena itu, yang diperlukan Polri bukan bagaimana Polri harus berkembang sesuai sekedar melakukan reposisi dan reorganisasi, 12 dengaan prinsip-prinsip Pancasila. melainkan juga re-evaluasi, reorientasi dan Para pimpinan Polri sejak awal mengakui redefinisi peran, dengan senantiasa menempatkan bahwa untuk mewujudkan tugas pokok dan otoritas hukum serta keamanan masyarakat yang fungsi Polri yang baru pascareformasi mustahil dilayani dan dilindungi, sebagai utamanya. dilakukan bila tidak disertai dengan adanya Dengan demikian, profesi menjadi polisi reformasi kultural. Bila kedua tahap reformasi bukanlah semata pekerjaan transaksional untuk Polri terdahulu lebih menekankan pada aspek mendapatkan upah. Menjadi polisi merupakan legal dan struktur organisasi, maka reformasi jalan hidup, suatu panggilan hidup untuk kultural sangat menggantungkan pada sistem pengabdian” 17 nilai dan perilaku seluruh anggota Polri, mulai Tidak hanya secara akademis, reformasi dari jajaran pimpinan tertinggi sampai ke kultural juga patut dibahas secara kritis, dan tataran terendah dalam organisasi Polri. Dalam secara empiris, serta perlu diuji dari waktu ke perspektif praksis, reformasi kultural dapat waktu. Apalagi Polri di era reformasi sekarang dilihat pada kinerja empirik (reality) dari para menghadapi berbagai tuntutan dan rencana anggota Polri yang mengemban filosofi Tribrata tindakan akan pentingnya perubahan. Tuntutan serta Catur Prasetya. Filosofi yang disebut masyarakat sangat jelas bahwa setelah berpisah terdahulu, merupakan “sumber moralitas pada dari ABRI, Polri harus mampu membuktikan tataran sistem nilai dan norma, sedangkan yang dirinya sebagai alat negara di bidang keamanan. dikatakan kemudian adalah “pedoman pada Institusi ini mesti bekerja keras untuk dapat tataran sistem perilaku”. menghapus citra lama yang tak bisa dilepaskan Di masing-masing era pimpinan Polri, dari watak militeristik. Sebagai lembaga penegak sebenarnya telah ada semangat untuk mengubah hukum, Polri harus menjadikan hukum sebagai Polri menjadi ke arah yang lebih baik. Pada era aspek utamanya. Sementara rencana tindakan Roesmanhadi, dapat disimpulkan telah terjadi (action plan) Polri harus diorientasikan pada Demokratisasi Polri yang lebih terbuka, obyektif, langkah konkrit, bukan sekedar cita-cita, agar netral dan responsif, tajam dan efektif.13 Era masyarakat dapat memantau seberapa jauh Da’I Bachtiar, tuntutan publik di era demokrasi agenda tersebut dapat dijalankan. kepada Polri adalah agar institusi ini mampu berkinerja lebih “jujur, bersih, makin tanggap 2. Reformasi Kultural Polri Dalam dan terbuka, khususnya menyangkut korupsi dan Perspektif Regulasi dan Kebijakan eksploitasi birokrasi”.14 Sementara era Sutanto, Salah satu langkah yang dilakukan Polri Polri baru adalah polisi sipil, menjunjung tinggi untuk melakukan perubahan adalah membuat HAM, berada di bawah otoritas pemerintahan kebijakan, regulasi, dan aturan-aturan internal. sipil yang demokratis”15 Polri yang profesional Ini yang kemudian disebut dengan reformasi di era globalisasi dan demokratisasi ditandai instrumental Polri. oleh perubahan struktural, instrumental dan kultural. Artinya, setiap anggota Polri mesti Secara teoritik, reformasi instrumental mengarah pada perubahan atau upaya pembaruan di tingkat regulasi; dari mulai regulasi tertinggi

12 Prof. Adlow dari Boston University sebagaimana dikutip (konstitusi) sampai kepada peraturan-peraturan Nurinwa dkk dalam Polri Mengisi Republik, (Jakarta: PTIK, pada tingkatan terendah. Maka yang lebih harus 2010). dilihat adalah reformasi instrumental bukan 13 Ibid., hlm.73 16 Sutanto, Polri Menuju Era Baru Pacu Kinerja Tingkatkan 14 Ibid., hlm.77 Citra terhadap Polri, (Jakarta: Cipta Manunggal, 2006), hlm. 2.

15 Ibid., hlm.80. 17 Nurinwa dkk, op.cit., hlm. 80.

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 135 hanya dianggap sebagai perubahan di tataran Keputusan (Skep) Kapolri No. Pol. 737/X/2005 kebijakan, melainkan juga melihat apakah tanggal 13 Oktober 2005 tentang Kebijakan dan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan memang Strategi Penerapan Model Pemolisian Masyarakat linear dengan tujuan utama Reformasi Polri, dalam Penyelenggaraan Tugas Polri.19 Instrumen- yakni membangun institusi Polri yang berwatak instrumen diharapkan agar program Pemolisian sipil dan profesional. Masyarakat (Polmas) dapat diterapkan dalam UUD 1945 hasil amandemen mengamanatkan masyarakat dalam konteks membangun kemitraan Polri sebagai institusi yang bertugas menjaga dengan masyarakat. Program ini bertujuan agar keamanan dan ketertiban masyarakat. Amanat polisi dapat melakukan kemitraan dengan konstitusi ini memberikan konsekuensi logis masyarakat dalam rangka mengurangi kejahatan bahwa Polri adalah aktor keamanan yang selalu dan meningkatkan keamanan. berhubungan dengan masyarakat. Relasi ini yang Berbagai instrumen Polri sebenarnya sudah mau tidak mau membuat Polri harus menata menunjukkan bahwa perubahan kultur Polri sedemikian rupa institusinya agar sejalan dengan adalah sebuah keharusan, sebab semua instrumen kebutuhan masyarakat. Penataan inilah yang telah mengamanatkan ke arah tersebut. Apalagi kemudian melahirkan paradigma besar sebagai perubahan kultur menjadi titik awal bagi capaian bagian dari perubahan instrumental Polri, yaitu perubahan Polri agar menjadi institusi polisi Polisi Sipil (Civilian Police). yang humanis, berwatak sipil, dekat dengan Jika melihat di tataran instrumen, dapat masyarakat, dan tidak diragukan integritasnya dilihat pada Undang-Undang No. 2 Tahun (profesional). Oleh karena itu, salah satu program 2002 tentang Kepolisian Negara Republik unggulan yang diimplementasikan Polri dalam Indonesia. Dalam UU disebutkan bahwa peran rangka membangun institusi polisi yang berwatak utama polisi adalah memelihara keamanan polisi sipil adalah melalui Polmas. dan ketertiban masyarakat, menegakkan Di dalam Polri sendiri, langkah-langkah hukum, serta memberikan pelayanan kepada menuju perubahan kultur dan mindset memang masyarakat. Sehingga dapat disimpulkan telah dilakukan oleh beberapa kesatuan, seperti bahwa fungsi utama kepolisian meliputi tiga Polda dan Polres. Salah satunya Polda Metro hal, yaitu fungsi pre-emptif, preventif, dan Jaya. Dalam rangka perubahan kultur tersebut, represif.18 Fungsi pre-emptif merupakan tugas kebijakan di tingkat Polda ini diprioritaskan pembinaan masyarakat yang hanya meliputi pada tugas operasional dan pembinaan para 205 dari tugas pokok Polri. Dalam konteks ini, anggotanya maupun pembinaan dari personel dikenal istilah Community Policing (Perpolisian Polri kepada masyarakat. Masyarakat). Fungsi preventif merupakan fungsi Strategi preventif dilakukan dengan memelihara keamanan dan ketertiban masyarakat, menggelar pasukan dan anggota polisi sebanyak- memberikan perlindungan, dan mencegah banyaknya di lapangan dengan dibantu oleh terjadinya pelanggaran hukum. Sedangkan TNI, Dinas Perhubungan, Satpol PP dan para fungsi represif adalah fungsi penyelidikan dan pemangku kepentingan lainnya untuk menjaga penyidikan atas sebuah kejahatan. dan mengatur lalu lintas pada pagi, siang, Untuk pengaturan operasionalisasi fungsi dan malam hari dengan harapan agar dapat pre-emptif Polri, dikeluarkan beberapa regulasi memberikan rasa aman bagi masyarakat. untuk merealisasikan program Perpolisian Tidak hanya upaya preventif; upaya pre- Masyarakat. Dasar hukum Perpolisian Masyarakat emptif terus digalakkan karena jika ini berjalan adalah UUD 1945 perubahan kedua Bab XII dengan baik, maka tugas penegakan hukum bisa Pasal 30; UU No. 2 Tahun 2002 tentang Polri menjadi lebih ringan. Oleh karena itu, instruksi pada Pertimbangan huruf b tentang Pemeliharaan Kapolda maupun imbauan terus dilakukan agar Keamanan Dalam Negeri dan Pasal 3, serta Surat anggota Polri terus melakukan koordinasi dengan Babinsa. Tidak hanya itu, program optimalisasi 18 Jend. Pol (Purn) Prof. Dr. Awaloedin Djamin, MPA., Kedudukan Kepolisian RI dalam Sistem Ketatanegaraan : 19 “Relasi Polisi-Masyarakat,” dalam IDSPS, AJI, dan FES, Dulu, Kini, dan Esok, (Jakarta : PTIK Press, 2007), hlm. 54-55. Newsletter, (Edisi VII/10/2008), hlm. 2.

136 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 Babinkambtibmas juga terus digalakkan dengan untuk mencegah bentrokan yang terjadi antara melakukan prinsip “sambang” atau “door to door masyarakat dengan para siswa (pelajar) akibat system.” dari tawauran tersebut. Lalu terdapat program Implementasi prinsip upaya pre-emptif “polisi cilik.” Program ini dinilai efektif memikat dicerminkan melalui instruksi Kapolda agar masyarakat karena yang dilibatkan adalah para anggotanya melaksanakan tugas seperti: anak-anak. Beberapa kegiatan dalam program memperkenalkan dirinya kepada masyarakat. Ini ini seperti pelatihan baris berbaris anak-anak, dilakukan dengan cara kewajiban anggota Polri tari, marching band, karnaval seragam Polri, dalam unit Pembinaan Masyarakat (Binmas) di dan sebagainya. semua kesatuan untuk melakukan kunjungan ke Kemudian terdapat program Polmas yang rumah-rumah penduduk minimal 5 (lima) kepala (sudah) diatur dalam kebijakan Polri. Untuk keluarga dalam satu hari. Mereka juga wajib mencapai keberhasilan implementasi Polmas, menyampaikan pesan-pesan yang berhubungan tentu memerlukan tolak ukur yaitu paradigma dengan pemeliharaan keamanan dan ketertiban Polri yang harus mengarah pada konsep masyarakat, penyuluhan hukum, dan sebagainya. Polisi Sipil. Operasionalisasi paradigma ini Tugas lainnya juga melakukan deteksi dini sebenarnya dapat dilihat di Polresta Bekasi yang potensi-potensi kejahatan melalui informasi yang mendapatkan program bantuan kepolisian Jepang didapatkan langsung dari masyarakat.20 Program melalui Japan International Cooperation Agency ini dinilai oleh Polri sendiri cukup efektif dan (JICA). Paradigma Polisi Sipil di Polresta Bekasi signifikan. Bahkan program ini sudah diajukan dilakukan dengan jalan melakukan perubahan ke Gubernur DKI Jakarta agar dapat mendukung perilaku polisi dalam pelayanan, yang dimulai dari segi pendanaan. di bidang identifikasi kriminal dan bidang Selain “door to door system”, terdapat manajemen tingkat dasar. pula program-program unggulan yang dinilai JICA sendiri memandang program Polmas oleh Polri sebagai langkah awal yang dapat adalah strategi yang cukup baik dalam mengubah mengubah persepsi masyarakat mengenai wajah polisi Indonesia. Apalagi program ini institusi ini. Di antaranya adalah “polisi peduli sangat didukung oleh JICA, sebab pemerintah pendidikan.” Cara yang mereka lakukan adalah sendiri yang meminta JICA untuk melakukan bekerjasama dengan pengusaha-pengusaha di pembinaan atas program Polmas kepada Polri. Jakarta dalam pemanfaatan dana CSR, lalu Jadi, program Polmas di Indonesia dipastikan dana tersebut disalurkan dalam bentuk bantuan sudah sesuai karena sebelum mereka memberikan fasilitas pendidikan ke sekolah-sekolah yang bantuan, sudah dilakukan diskusi secara intensif membutuhkan. Kemudian ada “polisi peduli dengan pihak Polri. pengangguran.” Ini menjadi program yang Sampai penelitian ini dilakukan, program cukup penting bagi Polri, sebab masalah Polmas masih berada dalam tahap pengembangan. pengangguran membuka potensi terjadinya JICA sendiri menegaskan bahwa fokus program kriminalitas dalam masyarakat. Sama dengan Polmas di Indonesia tetap dalam pengembangan program pendidikan, dana yang dimanfaatkan menuju perubahan Polri menjadi polisi sipil. juga berasal dari dana CSR para pengusaha. Poinnya adalah bagaimana cara yang dapat Hasilnya menurut klaim mereka, telah banyak dilakukan agar polisi meraih kepercayaan dari pengangguran yang bekerja kembali namun tetap masyarakat. Dengan demikian, maka perlu dijadikan binaan oleh Polri. Program lainnya identifikasi kegiatan-kegiatan yang perlu adalah ”polisi siswa.” Program ini juga dinilai dilakukan untuk meraih kepercayaan masyarakat oleh Polri sebagai program yang dapat mencegah dan bagaimana bentuk kerjasama yang ideal terjadinya kejahatan tawuran yang selama antara polisi dengan masyarakat. ini meresahkan dan merugikan masyarakat. Salah satu model kegiatan kerjasama Sedangkan dari sisi siswanya, program ini juga antara polisi dengan masyarakat yang dilakukan adalah dengan model Chusaizou. Model ini 20 Hasil wawancara dan diskusi dengan jajaran Polda Metro Jaya (April, 2013). menggambarkan seorang polisi yang tinggal di

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 137 wilayahnya dan melakukan kegiatan pelayanan yang ramah dalam pelayanan serta tegas dalam untuk wilayah itu. Jika polisi tersebut tidak penegakan hukum. berada di tempat, maka salah satu anggota Namun, walau program-program di atas keluarganya (misal Istri) dapat menggantikan telah berjalan, citra Polri di mata masyarakat sementara untuk memberikan pelayanan. pada tahun 2014 diperkirakan belum beranjak Segala permasalahan keamanan yang terjadi membaik. Hal ini disebabkan kinerja Polri masih di wilayah itu diselesaikan juga di tempat jauh dari harapan masyarakat. Walau dalam tersebut. Disinilah peran Babinkambtibmas berbagai momentum dan strategi kambtibmas menjadi sangat signifikan oleh JICA. Oleh Polri meraih banyak keberhasilan, tetapi di dalam karena itu, salah satu prioritas bantuan Polmas banyak hal masih terdapat kelemahan-kelemahan khusus di Kabupaten Bekasi adalah pembinaan Polri, sehingga berdampak pada citra mereka.22 Babinkambtibas dengan menanamkan kesadaran Misalnya, sejumlah kasus yang ditangani seperti akan tugas polisi di dalam masyarakat. Menurut kasus korupsi memperlihatkan masih kuat dugaan JICA, dari pengalamannya menjadi tenaga keterlibatan para perwira tingginya. Kemudian ahli dan mengevaluasi program ini, petugas- perilaku polisi lalu lintas di jalan juga masih petugas kepolisian di Bekasi, khususnya belum berubah. Terkadang kata-kata kasar Babinkambtibmas memiliki kemauan untuk masih dilontarkan oleh petugas di lapangan. 21 melaksanakan Polmas. Evaluasi yang dilakukan Sejumlah penanganan kriminal lainnya seperti juga bersifat independen. Evaluasi ditujukan penebangan kayu ilegal, pencurian ikan legal, untuk menilai tingkat kepercayaan masyarakat kasus perdagangan manusia, perjudian juga terhadap kinerja polisi yang dilakukan secara masih banyak yang tidak tuntas. Semua ini dapat objektif dan dilaksanakan oleh pihak luar. berimplikasi terhadap makin merosotnya wibawa Strategi yang dikembangkan oleh Polda Polri di mata masyarakat. Metro Jaya melalui “door to door system” dan Kasus yang cukup menarik perhatian publik program Polmas sebenarnya dapat menjadi adalah korupsi. Harus disadari oleh Polri bahwa peluang yang baik dalam upaya reformasi kasus korupsi sangat berpengaruh pada performa kultural Polri. Walaupun di sisi lain, upaya mereka di mata masyarakat. Ini dikarenakan melakukan reformasi kultural tidak hanya bisa hampir semua kasus korupsi terpublikasi di media diandalkan melalui instrumen saja, tetapi juga dan korupsi telah menjadi sesuatu stigma yang implementasi yang konsisten dan didukung oleh sangat dibenci oleh masyarakat. Dalam banyak semua pihak. Sayangnya, program yang berjalan hal, Polri kerapkali masih banyak diragukan ini baru bisa dilembagakan di tingkat Polda, masyarakat dalam penanganan kasus tersebut. belum menjadi kebijakan nasional. Sehingga Polri, dalam penilaian masyarakat, lebih senang yang terjadi adalah program ini baru bisa berjalan menangani kasus kecil yang tidak berdampak dengan baik apabila ada dorongan dari pimpinan besar terhadap kebijakan Polri. Bahkan ada kepada anak buahnya.Tentu saja ini kembali lagi anggapan bila kasus-kasus korupsi yang ditangani pada inisiatif masing-masing pimpinan polisi di Polri ada yang mengarah ke pejabat tinggi, maka tingkat daerah. kasusnya kerap “dipinggirkan” karena tidak mau Penjelasan mengenai instrumen di atas berbenturan dengan pemegang kekuasaan.23 telah menunjukkan bahwa terdapat “ruang” yang luas kepada Polri untuk melaksanakan 3. Reformasi Kultural Polri Dalam fungsinya. Dengan fungsi diskresi, semestinya Perspektif Kelembagaan Polri dapat mengemban tugas untuk memelihara Sejak bergulirnya gerakan reformasi pada keamanan, ketertiban, memberikan perlindungan, pertengahan 1998, format kelembagaan Polri pengayoman, dan pelayanan dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia. Lewat program dan strategi ini, masyarakat dihadapkan pada polisi 22 Brigjen Pol (Purn) Drs. Syafriadi Cut Ali, “Mencari Kapolri yang Melayani,” Jurnal Suara Komisi Kepolisian Nasional, Juni 2013, hlm. 14.

21 Ibid. 23 Ibid., hlm. 15.

138 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 mengalami perubahan drastis. Perubahan tentang perubahan nama pangkat bagi perwira tersebut memiliki dampak luas bagi pranata tinggi, perwira menengah, perwira pertama, internal kepolisian dalam menjalankan tugasnya bintara tinggi, dan tamtama, sedangkan pangkat di tengah masyarakat Indonesia yang majemuk. bintara tetap dengan istilah militer.28 Polri mendapat wewenang, baik bersumber Inpres, Keppres, dan Tap MPR pada periode dari peraturan hukum (legal-formal) maupun awal reformasi adalah rangkaian regulasi yang legitimasi politik, untuk menjaga keamanan serta bertujuan mengarahkan kelembagaan Polri agar ketertiban dalam negeri. memiliki kultur sipil yang kuat. Namun demikian, Reformasi kelembagaan Polri pertama kali sejak awal timbul kekhawatiran baru mengenai terjadi pada tahun 1999. Presiden B.J. Habibie posisi Polri yang berada langsung di bawah mengeluarkan Instruksi Presiden No. 2 Tahun Presiden. Dalam situasi transisi demokrasi, 1999 dimana posisi Polri yang semula di bawah di mana ‘pertarungan politik’, baik politik Markas Besar Angkatan Bersenjata Republik intra-parlementer maupun ekstra-parlementer Indonesia menjadi di bawah Departemen menguasai diskursus nasional, posisi Polri dan Pertahanan dan Keamanan (Dephankam).24 Kapolri rawan dijadikan instrumen kepentingan Pelaksanaan Inpres tersebut ditandai upacara politik oleh presiden maupun rezim kekuasaan serah terima panji Polri pada tanggal 1 April tertentu. Kekhawatiran tersebut terbukti beralasan 1999 di Mabes ABRI di Cilangkap, Jakarta, dalam peristiwa pemberhentian Rusdihardjo dan dari Kepala Staf Umum Letjen TNI Sugiyono pengangkatan kontroversial Surojo Bimantoro kepada Sekjen Dephankam Letjen TNI Fahrul secara sepihak oleh Presiden Abdurrahman Rozi. Panji Polri tersebut kemudian diserahkan Wahid. 25 kepada Kapolri Jenderal Polisi Roesmanhadi. Namun, perubahan-perubahan struktur dan Presiden Abdurrahman Wahid melanjutkan kelembagaan tetap dilakukan dalam rangka reformasi dengan memisahkan Polri dari membangun karakter Polri yang lebih “sipil.” Dephankam.26 Berdasarkan Keputusan Presiden Dengan terkikisnya kepangkatan ala militer, Polri (Keppres) No. 89 Tahun 2000, presiden juga sebisa mungkin sebenarnya tengah menjaga menyatakan bahwa Polri berkedudukan langsung jarak dan membedakan dirinya dengan militer di bawah Presiden, dan Polri dipimpin oleh (ABRI, TNI). Upaya-upaya ini yang sebenarnya Kapolri yang dalam pelaksanaan tugasnya diharapkan dapat menciptakan secara perlahan bertanggungjawab langsung kepada Presiden.27 watak “sipil” di masing-masing personalianya. Pada tanggal yang sama (1 Juli 2000), Kapolri Ini yang kemudian menjadi titik tolak perubahan mengeluarkan Surat Keputusan 801/VI/2000 kelembagaan Polri dalam konteks reformasi kultural. 24 Presiden menginstruksikan Menhankam/Pangab untuk “… secara bertahap mulai mengambil langkah-langkah seperlunya Salah satu upaya reformasi kultural dalam dalam rangka reformasi Kepolisian Negara Republik Indonesia konteks penataan kelembagaan Polri adalah dengan menempatkan sistem dan penyelenggaraan pembinaan penambahan jumlah personel. Kebijakan ini kekuatan dan operasional Kepolisian Negara Republik Indonesia pada Departemen Pertahanan dan Keamanan Republik awalnya dimaksudkan untuk mengakselerasi Indonesia.” Lihat Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor reformasi Polri, namun dalam praktiknya di 2 Tahun 1999 Tentang Langkah-langkah Kebijakan Dalam lapangan justru tidak jarang menimbulkan Rangka Pemisahan Kepolisian Negara Republik Indonesia Dari Angkatan Bersenjata Republik Indonesia. masalah baru. Selain itu, penambahan personel tidak dapat diasumsikan menjadi solusi dan 25 Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. Awalloedin Djamin, MPA, dkk, Sejarah Perkembangan Kepolisian di Indonesia. Dari Zaman jawaban atas kompleksitas tugas serta fungsi Kuno Sampai Sekarang (Jakarta: Yayasan Brata Bhakti POLRI, Polri di dalam masyarakat. Penambahan personel 2007), hlm. 471. Polri dilakukan dalam situasi di mana reformasi 26 Ibid., hlm. 474-475. struktural serta instrumental Polri yang belum tuntas, padahal –seperti dinyatakan sendiri oleh 27 Lihat Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 Tahun 2000 Tentang Kedudukan Kepolisian Negara Republik Polri- reformasi kultural merupakan muara Indonesia. Keppres ini juga memuat ketentuan bahwa susunan, sebutan dan tanda pangkat Polri akan diubah serta ditetapkan oleh Keputusan Kapolri. 28 Awalloedin Djamin, op.cit., hlm. 473-474.

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 139 dari perubahan pada aspek struktural serta Kuliah Umum Mahasiswa/Sivitas Akademika instrumental Polri.29 Departemen Kriminologi FISIP UI dan STIK, 21 Februari 2011). Realitas yang terjadi adalah personel bertambah namun tanpa memiliki kultur Gambar 1. Grafik Tren Angka Kejahatan Dalam demokratis (sipil dan menghormati HAM) dan Masyarakat kemampuan persuasif untuk berkomunikasi dengan masyarakat. Pada saat polisi lulusan Pola kejahatan yang telah berkembang baru Akademi Kepolisian yang berusia muda sebagaimana terlihat pada gambar di atas, dan minim pengalaman turun ke lapangan maka perlu strategi lain agar kejahatan tidak berhadapan dengan barisan demonstran yang terus meningkat dan upaya preventif dapat provokatif, kemungkinan besar para anak muda dikedepankan. Polmas dapat menjadi strategi tersebut akan membalas provokasi serta dorongan pemolisian yang baik untuk tujuan tersebut. fisik para pengunjuk rasa dengan siksaan Tindakan polisi, wewenang diskresi, dan dalam tahanan, serta memukul atau menembak kebijakan institusional Polri sebisa mungkin langsung para pengunjuk rasa di jalan.30 Alih-alih lebih diarahkan kepada pencegahan terjadinya menyelesaikan masalah, penambahan personel kejahatan (preventif), dibandingkan merespon polisi namun tanpa kultur demokrasi yang kuat setelah terjadi (reaksioner), yaitu dengan cara malah menghasilkan problem baru bagi Polri membangun kemitraan dengan masyarakat sendiri maupun masyarakat.31 sehingga Polri dapat mendeteksi serta mengetahui Penambahan personel juga tidak berbanding dengan pasti potensi atau dugaan lokasi/peristiwa lurus pada penurunan angka kejahatan dalam kejahatan, dan masalah-masalah sosial dalam masyarakat. Berdasarkan data dari Polri sendiri, masyarakat. angka kejahatan dalam level nasional selama Reformasi kultural Polri dalam konteks sepuluh tahun terakhir mengalami peningkatan. penataan kelembagaan juga terkait erat dengan Ini terlihat pada Gambar 1. faktor kepemimpinan. Dalam berbagai diskusi,32 tidak hanya satu kali muncul pendapat bahwa 400000 344942 naik-turunnya kinerja aparat keamanan di 350000 330354 326752 332490 299168 lapangan maupun citra Polri secara umum di mata 300000 256543 223282 masyarakat tergantung kepada pemimpin yang 250000 220886 210538 196931 208824 187244 184360 180752 200000 165314 in-charge di Polri pada saat itu (Kapolri). Seorang 146263 150000 120982 103831 103040 110653 mantan petinggi Polri bahkan menyatakan bahwa 100000 reformasi Polri berhenti pada era kepemimpinan 50000 33 0 Jenderal Pol. Sutanto. Polri pada era Bambang 2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 Hendarso Danuri dan Timur Pradopo dinilai mengalami kemunduran karena mencuatnya Lapor berbagai kasus pelanggaran hukum –maupun Selesai dugaan pelanggaran hukum- yang melibatkan Sumber: Deputi Bidang SDM Mabes Polri; seperti aparat kepolisian, baik yang dilakukan perorangan yang disampaikan oleh Farouk Muhammad (Bahan maupun berkelompok (perkelahian dengan anggota militer, pemuda setempat, dan lain-

29 Reformasi kultural sebagai muara dari reformasi struktural serta instrumental, lihat situs resmi Polri, http://www.polri. go.id. 32 Satu format diskusi yang dapat disebut di antaranya adalah rangkaian focus group discussion tim riset P2P LIPI tentang 30 Narasi tentang konflik polisi dan masyarakat, lihat ICG, Reformasi Polri dengan personel aktif maupun pensiunan “Indonesia: The Deadly Cost of Poor Policing,” Asia Report, Polri serta kalangan masyarakat sipil di Jakarta dan Bekasi No. 218 – 16 Februari 2012, hlm. 8-16. pada tahun 2013.

31 Pendapat seorang narasumber berlatar belakang pensiunan 33 Pendapat seorang narasumber berlatar belakang pensiunan polisi (mantan perwira tinggi) dalam FGD Pusat Penelitian polisi (mantan perwira tinggi) dalam focus group discussion Politik LIPI tentang Reformasi Kultural Polri, pada tanggal 11 Pusat Penelitian Politik LIPI tentang Reformasi Kultural Polri, September 2013 di Jakarta. pada tanggal 11 September 2013 di Jakarta.

140 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 lain).34 Berbagai kasus yang menyita perhatian 4. Dinamika Lingkungan Eksternal publik dan dinilai benar-benar merusak usaha Polri: Tantangan dan Hambatan Polri dalam membangun citranya adalah pada Reformasi Kultural periode Bambang Danuri dalam kasus konflik Reformasi kultural Polri akan sangat dipengaruhi “cicak versus buaya” (silang pendapat antara oleh sejumlah faktor, baik internal maupun Susno Duadji dari Polri dan KPK) serta “kasus eksternal. Secara internal, reformasi di lingkungan rekening gendut” (kepemilikan rekening perwira Polri dipengaruhi oleh bentuk relasi dan kompetisi tinggi Polri dalam jumlah besar). Fokus kepada internal dari aparat yang ada, kapasitas SDM kepemimpinan pada dasarnya berpegang pada dan ketersediaan infrastruktur organisasi baik asumsi bahwa pendekatan top-down memegang yang berupa regulasi maupun kebijakan. peran lebih signifikan dalam sebuah perubahan, Sedangkan faktor eksternal lebih ditentukan atau dalam hal ini adalah reformasi kultural Polri. bagaimana lingkungan Polri mendukung atau Pendekatan kepemimpinan memang berguna justru mengabaikan proses reformasi kultural untuk memahami dinamika reformasi Polri yang sedang berjalan. Ini akan terlihat bagaimana pada level makro. Namun, pendekatan tersebut relasi Polri dengan Pemerintah, DPR, Organisasi berpotensi meminggirkan potensi perubahan Masyarakat Sipil, serta Media Massa. yang lebih bersifat bottom-up. Padahal dalam Di level pemerintah, gejala kemandegan institusi Polri, perubahan yang berasal dari bawah reformasi Polri sudah ditunjukkan oleh elit ke atas juga memiliki peran penting karena dua pemerintahan sejak masa Presiden Megawati dan hal. Pertama, dengan adanya falsafah Polmas Presiden SBY. Kebijakan-kebijakan reformasi membuka peluang besar bagi aparat di daerah, sektor keamanan terkesan tidak lagi bersemangat bahkan personel yang sehari-hari bertugas di mengambil inisiatif untuk melanjutkan proses- lapangan serta berinteraksi di lapangan, untuk proses yang telah dirintis oleh pendahulunya. menciptakan sebuah terobosan kreatif dalam Sejak masa kampanye sampai dengan terpilih memperbaiki citra buruk Polri, memaparkan menjadi Presiden pada Pemilu 2004, SBY hal-hal baik atau pencapaian yang telah dicapai sudah menunjukkan tanda-tanda bahwa ia tidak Polri. Kedua, wewenang diskresi yang diberikan menganggap penting reformasi struktur dan oleh UU No. 2 Tahun 2002 juga menjadi postur TNI, Polri dan BIN. Isu-isu penempatan instrumen untuk menentukan keputusan terbaik institusi keamanan di bawah kontrol otoritas yang dapat diambil oleh seorang personel politik sipil seperti Departemen Pertahanan, ketika berada di lapangan serta berhadapan Departemen Dalam Negeri, Departemen Hukum 35 dengan suatu masalah. Tepat pada wewenang dan HAM, bahkan kontrol parlemen nyaris tidak diskresi tersebut, potensi ataupun upaya konkret menjadi concern kampanye politiknya. reformasi kultural Polri yang bersifat bottom-up SBY lebih memilih untuk membangun patut mendapat perhatian. loyalitas TNI, Polri dan BIN kepada dirinya ketimbang menciptakan struktur kontrol yang demokratis. Ia berhasil meningkatkan pengaruh dan menjadi sentral legitimasi dari kepentingan-kepentingan institusi-institusi tersebut, menciptakan fragmentasi ketundukan politik para elit aktor keamanan hanya kepada 34 Saat laporan ini ditulis Kapolri Jenderal Pol. Sutarman, pemerintahan sipil yang memiliki cara pandang pengganti Timur Pradopo, baru saja dilantik. yang sama dengan mereka, dan perlahan-lahan 35 Poin reformasi kultural dan diskresi ini dikutip dari G. kembali memberi kesempatan ‘berpolitik praktis’ Ambar Wulan, “Penguatan Corpsgeest Polisi: Fundamen bagi pada institusi Polri. Pelaksanaan Reformasi Polri,” Makalah yang disampaikan dalam focus group discussion dengan tema “Reformasi Polri: Politisasi yang dilakukan oleh Polri juga Menuju Polri yang Profesional dalam Melayani Masyarakat”, terjadi saat kasus pemalsuan DPT yang berujung diselenggarakan oleh Pusat Penelitian Politik LIPI dan pada pemilihan ulang dalam Pilkada Jawa Sekretariat Wakil Presiden RI, pada tanggal 30 April 2012 di Jakarta, hlm. 3. Timur; Sampang dan Bangkalan, Madura. Kasus

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 141 lainnya juga menunjukkan bahwa dalam internal pemerintah (Presiden) dan Kapolri sebagai kepolisian sendiri ada kecenderungan Polri pembuat kebijakan di institusi tersebut dan lebih menuruti kehendak Presiden ketimbang bagaimana harus mempersoalkannya. Hal upaya untuk melaksanakan fungsinya secara ini diperparah dengan kian sibuknya anggota profesional. Kasus represi yang dilakukan oleh parlemen dengan urusan kepentingan politik Polri dalam aksi unjuk rasa kenaikan BBM kelompok dan partai ketimbang mendorong, yang terjadi pada tahun 2013 serta berbagai mengevaluasi, mengawasi dan mengambil sikap tindak penanganan yang terkait konflik agraria terhadap mandegnya pelbagai agenda reformasi dipandang oleh Kontras sebagai indikator dari Polri. Akibatnya, wacana reformasi keamanan Polri lebih menuruti kehendak Presiden. yang dikembangkan DPR cenderung menjauh Parlemen juga memainkan peran penting dari substansi reformasi yang sesungguhnya. dalam reformasi sektor keamanan. Sebagai Reformasi formal dan simbolik memang terjadi di wakil kepentingan warga negara, anggota tangan mereka, namun sangat sarat problematika parlemen memainkan peran legislatif dan Relasi Polri dengan Organisasi Masyarakat pengawasan yang sangat penting, yang meminta Sipil juga menjadi salah satu titik tolak bagi pertanggungjawaban lembaga eksekutif. perubahan Polri yang bisa lebih terbuka. Parlemen menyetujui anggaran, mengkaji Pengakuan akan pentingnya peranan civil dan melaksanakan perundang-undangan society juga ditunjukkan oleh pihak kepolisian yang berkaitan dengan sektor keamanan, dan dengan memberikan ruang kepada mereka untuk menjalankan fungsi perantara antara pemerintah terlibat dalam isu-isu strategis dan sensitif. dan warga negara dalam menentukan dialog Sebagai contoh adalah inisiatif kepolisian untuk nasional mengenai keamanan. mengundang salah satu perguruan tinggi untuk Idealnya, isu keamanan memang seharusnya melakukan kajian tentang anggaran kepolisian ditangani oleh orang yang punya kemampuan dan kemudian mendiskusikan secara terbuka untuk itu. Atau, setidaknya didukung oleh staf temuan-temuan tersebut, termasuk diantaranya ahli yang memadai guna memberikan amunisi terkait dengan sumber penerimaan ilegal yang tambahan bagi anggota DPR saat melakukan diterimanya. Demikian pula dengan keterbukaan rapat kerja. Anggota Komisi III DPR, mengakui Polri untuk bekerjasama dengan aktor-aktor civil bahwa faktor kualitas DPR juga mempengaruhi society lainnya untuk memperkuat kapasitas kualitas pengawasan. Ia bisa mengerti jika polisi dalam menangani isu-isu spesifik, seperti petinggi kepolisian enggan bisa lebih terbuka hak asasi manusia, pemolisian masyarakat, dengan anggota Dewan karena seringkali reformasi pendidikan kepolisian, gender, dasarnya bukan untuk menggali informasi, tapi manajemen kepolisian, rekrutmen sumber daya lebih seperti mencari sensasi. manusia, terorisme, dan isu-isu penting lainnya. Persoalan yang lebih serius adalah di Meskipun perjalanan reformasi Polri masih lingkungan parlemen sendiri mendefinisikan diwarnai dengan berbagai ambivalensi dan peran parlemen (parliamentary oversight) menghadapi berbagai kendala, namun hal ini sebagai peran di bidang legislasi, pengawasan telah memberikan sinyal tentang kesadaran dan anggaran tanpa secara spesifik mengaitkan bahwa Polri tidak dapat menjalankan proses apakah fungsi-fungsi seperti itu akan dilakukan reformasi kelembagaannya sendiri, namun pada tingkat pengambilan keputusan, perumusan membutuhkan kerjasama dan kemitraan dengan kebijakan, atau pelaksanaan kebijakan. Parlemen masyarakat serta institusi negara lainnya. tidak membedakan secara khusus bahwa peran Ini ditunjukkan sepanjang tahun 1999-2007 mereka adalah peran kontrol dalam kerangka bermunculan advokasi-advokasi strategis terkait checks and balances dengan menggunakan dengan rancangan legislasi, perumusan kebijakan anggaran dan legislasi sebagai instrumen. dan pencabutan legislasi dan kebijakan yang Salah satu konsekuensi serius dari kerancuan bertentangan dengan demokrasi, nilai-nilai HAM ini adalah ketidakjelasan tentang sejauhmana dan good governance yang dikeluarkan kalangan parlemen dapat mempersoalkan kebijakan Masyarakat Sipil. Selain itu, juga berkembang

142 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 corak advokasi sektor keamanan yang elegan, b. Masyarakat Sipil dan Profesionalisme: melalui rekomendasi, usulan RUU dan kebijakan, Beberapa kelompok masayarakat yang audiensi dengan DPR, Departemen Pertahanan, bekerja di ranah advokasi reformasi Markas Besar TNI dan Polri, gugatan class kepolisian hanya mengerti masalah action atau judicial review atas satu kebijakan mikro alias kurang menguasai aspek yang dianggap mengancam demokrasi, sampai makro. Ketika melakukan advokasi, dengan debat publik tentang konsep dan persepsi ditemukan pula data, argumentasi dan keamanan kalangan masyarakat sipil vis a vis substansi gugatan lemah. Di sisi lain, pemerintah dan aktor keamanan. belum terbentuk koalisi kuat yang Harus diakui bahwa advokasi masyarakat melibatkan unsur-unsur NGO, media, sipil terkait dengan sektor keamanan pada universitas dan Ormas sekaligus. umumnya dan reformasi Polri pada khususnya c. Masyarakat Sipil dan Jaringan: berlangsung lebih baik. Jika pada masa lalu Organisasi Masyarakat Sipil di daerah mereka lebih mengedepankan pendekatan tidak merasa terintegrasi, tersosialisasi parlemen jalanan, maka kritik-kritik yang dan kurang mengetahui perkembangan dilakukan oleh kelompok-kelompok masyarakat isu maupun advokasi di level nasional. saat ini lebih terorganisir. Dalam lima tahun Perlu ada kerjasama dengan Organisasi terakhir misalnya, lembaga seperti KontraS, daerah yang bergerak di luar isu RSK. Imparsial, AJI, serta Komnas HAM, IPW d. Masyarakat Sipil dan Pencitraan: (Indonesia Police Watch) secara rutin melakukan DPR-RI memandang Masyarakat Sipil evalusi tahunan terhadap kinerja kepolisian. masih sebagai “penggembira” dalam Evaluasi yang dilakukan tidak semata-mata prosedur penyusunan legislasi dan didasarkan data media massa saja, melainkan kebijakan serta sekadar dilibatkan pada penelitian yang dilakukan secara langsung di aktivitas-aktivitas formal ketimbang beberapa daerah. menjadikannya sebagai representasi Namun demikian, sejauh ini advokasi kepentingan publik. Sementara reformasi kepolisian yang dilakukan masyarakat pemerintah masih menempatkan sipil menghadapi dua tantangan utama, yaitu: 1) Masyarakat Sipil sebagai ancaman Persoalan dan hambatan berasal dari resistensi reintegrasi dalam analisis ancaman dan respons pengambil kebijakan dan aktor karena pengaruh persepsi tuntutan keamanan; serta 2) Persoalan dan hambatan penegakan HAM dan penegakan dari dalam komunitas Masyarakat Sipil sendiri. hukum terhadap aparat Polri, dinilai Beberapa manifestasi resistensi pemerintah sebagai ‘pesanan’ barat untuk memecah dan aktor keamanan ini juga muncul dalam belah persatuan. Sebagai reaksi atas persoalan dan hambatan yang berasal dari pencitraan ini, masyarakat Sipil internal kelompok atau organisasi masyarakat terutama Ornop HAM bersikap resisten sipil (OMS) sendiri, yaitu: terhadap setiap tindakan negara yang dianggap mengancam eksitensi kerja a. Masyarakat Sipil dan Konsolidasi mereka. Internal: Aliansi dan koalisi masyarakat sipil yang ada masih bersifat tentatif, belum solid dalam merumuskan dan Beberapa kecenderungan tersebut mengawal satu isu strategis dalam pada akhirnya mendorong banyak advokasi reformasi kepolisian, sebagai impact reformasi kalangan organisasi masyarakat dari aktivitas berbasis program/isu, mengedepankan pilihan agenda dan strategi sehingga kemampuan untuk melakukan yang lebih realistis sesuai dengan kapasitas dan follow up dan pengembangan sangat arah kepentingan masing-masing organisasi. tergantung pada ketersediaan kapasitas Misalnya pada kebijakan dan kasus tertentu dan sumber daya. ketimbang berkonsolidasi dan secara bersama- sama mengawal isu-isu reformasi kepolisian di

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 143 tataran pengembangan sikap dan kemauan politik diperkuat dengan fungsi Humas Polri yang Negara untuk melakukan perubahan total. lebih terbuka dengan media massa sebagaimana Media massa juga berperan banyak. Media telah diuaraikan dalam bagian sebelumnya. berperan sebagai pilar demokrasi, yakni sebagai Namun demikian, bukan berarti kekerasan media perpanjangan mata publik melakukan pengawasan yang dilakukan oleh Polisi terhadap jurnalis pada pelaksana tugas pemerintahan. Sebagai menurun. Aliansi Jurnalis Independen dalam pilar demokrasi media massa juga berperan Catatan Akhir Tahun 2012 AJI Indonesia justru sebagai rujukan pengetahuan. Oleh karena meningkat. Jika tahun 2011 jumlah kekerasan itu, media massa memiliki peran besar dalam pada wartawan hanya 49 kasus, maka pada mempengaruhi, membentuk dan mengubah cara tahun 2012 meningkat menjadi 56 kasus nasional pandang masyarakat. dan 12 di Papua. Pada kasus nasional pelaku kekerasan sebanyak 30% dilakukan oleh aparat Undang Undang Nomor 40 tahun 1999 kepolisian. Sedangkan di Papua dari 12 kasus memberikan perlindungan kepada jurnalis dan kekerasan pada jurnalis, hampir separuhnya media dalam menjalankan profesinya lebih dilakukan oleh pihak kepolisian.37 baik. UU tersebut juga turut membantu media massa mendapatkan kemudahan informasi pada Yang menarik dalam kaitan antara media dan institusi-institusi strategis seperti TNI dan Polri reformasi Polri adalah munculnya gejala media yang dulu sangat tertutup. Namun demikian, framing dalam soal peliputan terorisme. Media menurut seorang narasumber, informasi tentang dan terorisme menjadi dua tema sentral yang reformasi Polri yang mulai terbuka tersebut menarik perhatian karena memiliki benang merah lebih banyak pada soal-soal yang sifatnya pada beberapa aspek. Ross misalnya, memandang kebijakan umum. Untuk informasi yang lebih bahwa media massa merupakan lahan kampanye strategis, masih tak mudah mengaksesnya. yang penting serta menjadi ruang terbuka bagi Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti diskusi dan perdebatan tentang berbagai hal berpendapat, informasi soal reformasi sektor termasuk terorisme. Sementara Sharma melihat keamanan ini hanya pada regulasi umum seperti bahwa titik temu dari dua tema tersebut terletak UU, yang itu sebenarnya bisa dicari melalui pada fungsi dasar media massa sebagai aktor internet. Tapi informasi yang lebih detail dari UU, penyalur informasi, mendidik khalayak dan misalnya peraturan pemerintah atau keputusan menghibur masyarakat dengan keinginan dari 38 menteri, tetap tak mudah mengaksesnya.36 kelompok teroris untuk diperhatikan publik. Hal yang menonjol secara negatif dalam Selain itu, benang merah antara media dan setahun belakang ini adalah dominannya Polri terorisme tidak terlepas dari aspek komersialisasi dalam pemberitaan di seluruh media massa (cetak berita. Pada posisi ini, terorisme merupakan dan elektronik) terkait dugaan praktik korupsi, sebuah fakta sosial yang dapat dimanfaatkan rekayasa kasus, dan mafia peradilan. Pemberitaan untuk kepentingan peningkatan konsumsi berita ini jelas telah berimbas pada capaian grand di media massa. Secara jelas, relasi antara media strategy reformasi internalnya (2005-2010), massa dan terorisme dapat dideskripsikan melalui yaitu pembentukan kepercayaan (trust building) relasi simbiosis mutualisme dimana kedua belah publik terhadap Polri. Periode ini memiliki nilai pihak memerlukan satu sama lain dalam sebuah strategis dan sekaligus juga masa kritis dalam hubungan yang saling menguntungkan. rangka memantapkan organisasi Polri yang kuat Dalam kaitannya dengan reformasi Polri, dan mampu melaksanakan tugasnya sebagai keberhasilan melakukan penanganan terorisme pelindung, pengayom dan pelayan masyarakat serta sekaligus sebagai penegak hukum yang 37 Catatan Akhir Tahun 2012 AJI Indonesia, http://ajiindonesia. or.id/read/article/press-release/168/catatan-akhir-tahun-2012- dipercaya oleh rakyat. aji-indonesia.html), diakses pada tanggal 8 September 2013. Harus diakui akses media yang diberikan 38 Frank E. Dardis (et.al)., Media Framing Running Head: oleh Polri sangatlah mudah. Hal ini juga Media Framing of Capital Punishment and Its Impact on Individuals Cognitive Responses, Manuscript in Mass 36 FGD Penelitian “Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri”, Comummunication and Society, (Pennsylvania State University, September 2013. Desember, 2006), hlm. 15-17.

144 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 yang dimulai dengan penyingkapan kasus Bom polisi terhadap masyarakat tentunya juga berubah Bali pada tahun 2000, mendapat liputan besar dari yang dulu dilatarbelakangi oleh kepentingan di kalangan media. Bahkan tidak sedikit media kolonial menjadi melihat dan memperlakukan saat itu memberikan apresiasi yang besar dalam manusia Indonesia sebagai bagian dari bangsanya berbagai tajuk redaksional mereka. Penggunaan sendiri. embedded journalism pada kasus penangkapan Persoalan yang muncul kemudian adalah: terorisme hingga pada tahun 2007 menjadi Pertama, bagaimana anggota Polri dan institusi tontonan yang sangat menarik bagi kalangan Polri secara filosofis mengubah pola pikir dan pola masyarakat, sekaligus promosi bagi Polri dalam tindaknya dari polisi yang berbau militer menjadi program penanganan terorisme. Sambutan polisi yang bermartabat sipil (Civil Police). positif media dalam kasus penanganan terorisme Kedua, bagaimana Polri secara administratif menjadikan banyak negara asing memberikan tetap menerapkan sistem terintegrasi (integrated bantuan kepada Polri baik dalam kaitan program/ system) di satu pihak, tetapi aplikasi kerjanya kegiatan penanganan terorisme maupuan lebih mengedepankan sistem terdesentralisasi kegiatan lainnya seperti Polmas, dan sebagainya. yang didasarkan pada kebutuhan dan kekhasan Namun demikian, keharmonisan media wilayah atau masyarakat setempat. Ketiga, massa dengan polisi nampaknya harus berakhir. bagaimana Polri meletakkan masyarakat dan Penanganan dan peliputan terorisme tidak ditulis bukan penguasa politik sebagai titik sentral atau disiarkan atas fakta semata, melainkan pengabdiannya pada negara. mereka analisis dengan peristiwa-peristiwa yang Keempat, bagaimana individu anggota dan hangat kala itu. Hasilnya adalah, media kerap organisasi Polri dapat memahami Pasal 5 Ayat (1) menuding bahwa Polri memanfaatkan berita UU No. 2 Tahun 2002 tentang Kepolisian Negara penangkapan masalah terorisme sebagai langkah Republik Indonesia yang berbunyi “Kepolisian pengalihan isu-isu politik yang lebih besar. Negara Republik Indonesia merupakan alat negara yang berperan dalam memelihara keamanan dan Penutup: Problem dan Prospek ketertiban masyarakat, menegakkan hukum, Reformasi Kultural Polri serta memberikan perlindungan, pengayoman, Reformasi kultural mengandung dua hal yang dan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka amat mendasar, yaitu perubahan pola pikir (mind terpeliharanya keamanan dalam negeri” sebagai set) dari individu anggota Polri dan juga pola sesuatu yang bersifat terintegrasi. Dengan kata budaya (cultural set) dari organisasi Polri. Refor- lain, bagaimana Polri dapat berfungsi dalam masi kultural Polri bukanlah sesuatu yang terjadi penegakan hukum, pemeliharaan ketertiban dan dalam situasi yang vakum. Faktor-faktor budaya sekaligus pembasmi kejahatan demi melindungi individu, budaya organisasi dan perubahan ling- kepentingan publik. kungan Polri ikut mempengaruhi reformasi Kelima, secara operasional, bagaimana Polri kultural Polri. Dari sisi individu, menjadikan dapat menumbuhkembangkan kultur yang kuat Polri yang kuat, berkualitas, profesional dan dalam bentuk kekompakan atau solidaritas korps, proporsional harus ditopang oleh moralitas, sikap kesetiaan pada tugas serta memiliki kedisiplinan mental dan perilaku jujur anggotanya. Di sisi dan keberanian untuk menghadapi tugas dan lain, perubahan pola pikir dan pola tindak ang- risiko pekerjaan. Ini bukan berarti bahwa demi gota Polri juga amat ditentukan oleh perubahan solidaritas korps Polri lalu lebih mengedepankan budaya organisasi Polri serta lingkungan luarnya. budaya yang sinis kepada publik, saling menutupi Bila ditilik ke belakang, Polri sudah beberapa kesalahan rekan, pemujaan pada mitos yang kali mengalami reformasi budaya. Ketika era sudah terinternalisasi di kalangan kepolisian dan kemerdekaan, Polri juga harus mengubah sikap mengembangkan pola komunikasi yang hanya mental dan perilakunya dari yang dulu menjadi dipahami oleh kalangan kepolisian saja. bagian dari aparat keamanan kolonial, menjadi Keenam, pemberian penghargaan (reward) bagian dari suatu pemerintahan nasional yang dan hukuman (punishment) secara adil; apakah sudah merdeka. Persepsi dan perlakuan anggota

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 145 sudah menjadi bagian inheren dari reformasi menangani masalah terorisme dan belum kultural Polri. menyeluruh pada tindakan kriminal lainnya. Ketujuh, apakah sistem rekrutmen sudah Dalam beberapa kasus, aparat Polri juga benar-benar bebas dari Kolusi, Korupsi dan lebih banyak melindungi pemilik modal atau Nepotisme (KKN). Apakah sistem pendidikan kekuasaan ketimbang masyarakat, khususnya dari tamtama/bintara, akademi, sekolah pimpinan terkait dengan persoalan pertanahan dan atau Polri segalanya sudah memasukkan unsur-unsur perburuhan. Terkait juga dengan demonstrasi terkait dengan perubahan kultur Polri. Selain itu, mahasiswa anti pemerintah atau perusakan apakah kenaikan pangkat dan jabatan benar-benar barang milik pemerintah, disini ada kebimbangan sudah menerapkan sistem merit yang ditopang pada aparat Polri apakah akan bersikap tegas oleh analisis matriks psikologis atas semua sesuai dengan jalur hukum atau bersikap lembut perwira pertama, menengah dan tinggi Polri dan mengedepankan pendekatan persuasif. Kasus sesuai dengan tingkat jabatannya. demo mahasiswa bersifat anarkis yang sering terjadi di Sulawesi Selatan atau amarah salah Kedelapan, bagaimana pula lingkungan di satu kelompok massa pendukung salah satu luar Polri mempengaruhi pola pikir, pola budaya pasangan cagub/cawagub pilkada Maluku yang dan pola tindak dari anggota dan organisasi Polri. tuntutannya tidak dipenuhi Mahkamah Konstitusi Kesembilan, apa sikap dan tindakan atasan (MK) pada 14 Oktober 2013, adalah contoh terhadap publik atau bawahan sungguh-sungguh betapa sulitnya Polri untuk memilih cara-cara sudah memberikan contoh yang baik sesuai yang tegas atau cara-cara lain. dengan reformasi kultural Polri. Bila ditinjau dari sisi pembuatan regulasi Kesepuluh, adakah kesinambungan dan kebijakan (instrumental), tidak sedikit penerapan strategi, kebijakan dan tahapan aturan atau pun kebijakan yang dibuat oleh reformasi kultural Polri. Persoalan ini muncul pimpinan Polri yang pada akhirnya juga terkait karena setiap pergantian Kapolri tidak jarang dengan reformasi kultural Polri. Namun, pada diikuti oleh perubahan strategi, penekanan atau pelaksanaannya, tampak jelas betapa masih bahkan tahapan dari reformasi instrumental, kental aplikasi kebijakan yang lebih dipengaruhi struktural dan kultural Polri. Ketidaksinambungan oleh budaya pimpinan atau budaya organisasi ini antara lain disebabkan setiap Kapolri yang sudah usang, seperti dalam hal penentuan ingin meninggalkan warisan kebijakan sendiri jabatan-jabatan tinggi di Polri yang disinyalir mengenai reformasi Polri tersebut. masih menekankan faktor kedekatan dan loyalitas Berbagai kajian LIPI tentang Reformasi ketimbang sistem merit. Polri menunjukkan bahwa Polri memang Pilihan antara mengabdi kepada atasan atau masih terus melakukan reformasi instrumental, negara dan rakyat juga merupakan pilihan yang reformasi struktural dan reformasi kulturalnya. amat sulit. Budaya organisasi dan anggota Polri Dari sisi pelayanan masyarakat misalnya, sudah pada era Orde Baru yang lebih “melindungi banyak perubahan mendasar pada jajaran Polri dan melayani pimpinan” daripada “melindungi dalam melayani masyarakat seperti pembuatan dan melayani masyarakat” masih tetap berjalan dan perpanjangan Surat Ijin Mengemudi (SIM) hingga saat ini. dan Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), Dalam persoalan pemberian penghargaan laporan kehilangan barang, atau laporan terkait (reward) masih didasari pada berapa adanya tindakan kriminal dalam masyarakat. banyak seorang anggota Polri menangkap Namun, ini hanya terjadi di Jakarta dan kota-kota dan menjebloskan ke penjara para pelanggar besar di pulau Jawa serta kota-kota lainnya dan hukum; bukan pada bagaimana ia mampu belum menyebar ke seluruh wilayah Indonesia. membangun kerjasama dengan masyarakat Dalam kaitannya dengan perlindungan dalam pemeliharaan keamanan lingkungan terhadap masyarakat dan penegakan hukum, atau bagaimana ia mampu mencegah terjadinya keberhasilan Polri lebih pada bagaimana Polri, kekerasan atau pelanggaran hukum. Faktor dalam hal ini Densus 88, cepat tanggap dalam kemanusiaan atau jaringan kerja Polri dan

146 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 masyarakat melalui Polmas belum menjadi masyarakat dan menegakkan hukum. Kedua, ukuran keberhasilan kerja seorang anggota Polri. Polri melayani masyarakat secara baik, sopan Hukuman (punishment) terhadap anggota Polri dan tanpa pamrih ekonomi; ketiga, Polri yang juga lebih menekankan pada aspek hukuman profesional dan proporsional ditopang oleh seperti memenjarakan atau memecat anggota peralatan dan dukungan kecukupan ekonomi Polri yang melakukan kejahatan atau pelanggaran yang diberikan oleh negara; keempat, paradigma hukum ketimbang mendekatinya dari aspek baru Polri mengedepankan reformasi pada sistem psikologis seorang anggota dan pembinaan yang keorganisasian dan budaya individu yang didasari lebih manusiawi. Oleh karena itu, jangan heran oleh filosofi dan doktrin Polri dan bukan budaya bila Polri lebih mengekspos jumlah anggota Polri yang lebih bergantung pada atasan; kelima, yang dipenjarakan atau dipecat ketimbang jumlah reformasi kultural Polri tidak mungkin berhasil mereka yang disadarkan dan diaktifkan kembali tanpa adanya perubahan sikap mental pimpinan jabatannya sebagai anggota Polri. Polri, masyarakat dan pimpinan negara. Reformasi kultural Polri tidak mungkin Perubahan sistem politik menuju sistem berhasil jika tidak diikuti oleh perubahan demokrasi yang lebih mapan, penegakan paradigmatik individu atau kelompok masyarakat hukum yang bersifat imparsial dan perubahan atau institusi di luar Polri. Kebiasaan masyarakat paradigmatik masyarakat mengenai hukum untuk memilih “jalur cepat” untuk menyelesaikan dan keamanan menjadi tonggak yang kuat pelanggaran lalu lintas atau kriminalitas yang yang menopang reformasi kultural Polri. dilakukannya, menyebabkan budaya korupsi Upaya menggeser citra Polri yang dulunya masih merajalela di lingkungan Polri. Budaya militeristik ke arah polisi sipil yang demokratik, kelompok masyarakat berpunya yang mencari profesional, akuntabel, dan independen masih perlindungan atau pun dukungan Polri dalam menjadi tantangan Polri di masa mendatang. aktivitas bisnisnya tidak jarang menempatkan Oleh karena itu, “pekerjaan rumah” utama Polri berhadap-hadapan dengan masyarakat dan Polri dalam membangun citra positif dan sulit menjadi penengah yang adil atau pemelihara dukungan masyarakat adalah dengan kembali keamanan yang independen. Karena itulah, pada kemampuan mewujudkan polisi yang menjadi tepat tesis bahwa karakter kepolisian profesional. Beberapa indikatornya antara lain: suatu negara juga ditentukan oleh karakter Polri yang ahli dan memiliki pengetahuan tentang masyarakatnya. kepolisian, tunduk pada ketentuan hukum dan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) sumpah jabatan, independen, tidak berpolitik 39 memiliki andil yang amat besar dalam menjadikan dan berbisnis, serta akuntabel. Upaya-upaya ini Polri sebagai institusi yang reformis sesuai dengan tentu saja membutuhkan waktu serta kebijakan alam demokrasi, atau membiarkan apa yang dan program yang jelas dari pemerintah, DPR, sudah menjadi mitos buruk Polri tetap berjalan internal Polri, dan dukungan masyarakat. seperti sediakala. Kompolnas belum terlihat mampu melakukan peran dan fungsinya secara Daftar Pustaka baik. Ini disebabkan oleh kelemahan struktural kompolnas itu sendiri yang menempatkan Menko Buku Polhukam sebagai pimpinan ex-officio tertinggi di kompolnas dan juga kultur pimpinan Polri yang Dardis, Frank E.(et.al). 2006. Media Framing Running Head: Media Framing of Capital enggan untuk menjadikan kompolnas sebagai Punishment and Its Impact on Individuals institusi yang benar-benar mampu memberikan Cognitive Responses, Manuscript in Mass sumbangsihnya pada reformasi Polri. Comummunication and Society, Pennsylvania Polri berusaha agar reformasi instrumental, State University. struktural dan kultural yang dilakukannya Djamin, Jend. Pol (Purn) Prof. Dr. Awaloedin, MPA. selama ini menjadi suatu keniscayaan. Dengan 2007. Kedudukan Kepolisian RI dalam Sistem kata lain, Polri harus: pertama, Polri berada pada barisan terdepan dalam melindungi 39 Dorongan Masyarakat Sipil Atas Reformasi Polri,” dalam IDSPS, AJI, dan FES, Newsletter…Op.Cit., hal. 2

Tinjauan Kritis Reformasi Kultural Polri (1999-2012) | Sarah Nuraini Siregar | 147 Ketatanegaraan : Dulu, Kini, dan Esok. Jakarta: Hasil diskusi terbatas dengan narasumber mantan PTIK Press. perwira tinggi Polri dalam FGD P2P LIPI Djamin, Jenderal Polisi (P) Prof. Dr. Awalloedin, tentang Reformasi Kultural Polri, Jakarta 11 MPA, dkk, 2007. Sejarah Perkembangan September 2013. Kepolisian di Indonesia. Dari Zaman Kuno Hasil wawancara dan diskusi dengan jajaran Polda Sampai Sekarang. Jakarta: Yayasan Brata Metro Jaya, April, 2013. Bhakti Polri. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun Kadarmanta, A. 2007. Membangun Kultur Kepolisian. 1999 Tentang Langkah-langkah Kebijakan Jakarta: Forum Media Utama. Dalam Rangka Pemisahan Kepolisian Negara Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Republik Indonesia Dari Angkatan Bersenjata Jakarta: PT Aksara Baru. Republik Indonesia. Nurinwa dkk. 2010. Polri Mengisi Republik. Jakarta: Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 89 PTIK. Tahun 2000 Tentang Kedudukan Kepolisian Negara Republik Indonesia. Siregar, Sarah Nuraini (Ed). 2010. Polri di Era Demokrasi: Dinamika Pemikiran Internal. Jakarta: P2P LIPI. Surat Kabar dan Website Sutanto. 2006. Polri Menuju Era Baru Pacu Kinerja “Catatan Akhir Tahun 2012 AJI Indonesia.” Tingkatkan Citra terhadap Polri. Jakarta: Cipta http://ajiindonesia.or.id/read/article/press- Manunggal. release/168/catatan-akhir-tahun-2012-aji- Widjajanto, Andi (Ed). 2004. Reformasi Sektor indonesia.html). Keamanan Indonesia. Jakarta: ProPatria. http://www.polri.go.id. KontraS, “Catatan Evaluasi Kinerja Polri 2010-2011. Jurnal Hari Bhayangkara ke-65. Mempertanyakan Bukti Nyata Komitmen Polri.” http://www. Asia Report, No. 218 – 16 Februari 2012. kontras.org/data/Evaluasi%20Polri%202011. IDSPS, AJI, dan FES, 2008., Newsletter, Edisi VII pdf. Nomor 10. Jurnal Suara Komisi Kepolisian Nasional, Edisi Juni 2013.

Laporan dan Makalah Wulan, G. Ambar (makalah), “Penguatan Corpsgeest Polisi: Fundamen bagi Pelaksanaan Reformasi Polri,” disampaikan dalam Diskusi Terbatas “Reformasi Polri: Menuju Polri yang Profesional dalam Melayani Masyarakat”, Jakarta, Pusat Penelitian Politik LIPI dan Sekretariat Wakil Presiden RI, 30 April 2012.

148 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 131–148 FISIBILITAS SISTEM PEMILU CAMPURAN: UPAYA MEMPERKUAT SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA1

FEASIBILITY OF MIXED ELECTORAL SYSTEM: EFFORTS TO STRENGTHEN PRESIDENTIAL SYSTEM IN INDONESIA

Moch. Nurhasim

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected] Diterima: 30 Januari 2014; direvisi: 12 Mei 2014.; disetujui: 15 Juni 2014

Abstract

The process of finding a suitable electoral system for Indonesia poses not only opportunities but also challenges for intellectual circles. In the search process, P2P LIPI election team has made a series of attempts to find a solution to fix the fragile character and the main disadvantage proportional system which had several times applied in Indonesia. The study about Feasibility of Electoral Mixed System: Efforts to Strengthen Presidential System in Indonesia tries to compare the level of suitability in the application of variants of electoral systems to Indonesia. Its goal is to find the formulation of an electoral system that can bring the minimal majority of winner in parliament (DPR) in order to reduce the number of parties.

Keywords: Presidential System, Electoral System, Mixed Electoral System.

Abstrak

Proses pencarian sistem pemilu yang cocok bagi Indonesia merupakan peluang sekaligus tantangan bagi kalangan intelektual. Dalam proses pencarian itu, tim pemilu P2P LIPI telah melakukan serangkaian upaya untuk mencari solusi dalam membenahi watak rapuh dan kelemahan utama sistem proporsional yang telah beberapa kali diterapkan di Indonesia. Kajian P2P LIPI mengenai Fisilibilitas Sistem Pemilu Campuran: Upaya Memperkuat Sistem Pemilu Presidensial di Indonesia adalah sebuah kajian yang membandingkan tingkat kecocokan penerapan varian-varian sistem pemilu bagi Indonesia. Tujuannya adalah untuk menemukan sebuah formulasi sistem pemilu yang dapat memunculkan pemenang pemilu mayoritas minimal di parlemen (DPR) dalam rangka mengurangi jumlah partai.

Kata Kunci: Sistem Presidensial, Sistem Pemilu, Sistem Pemilu Campuran.

Pendahuluan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil, Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan salah satu rancangan tersebut juga berkaitan secara lang- instrumen demokrasi yang mendasar. Melalui sung dengan kualitas legislatif yang dihasilkan, pemilu, kedaulatan rakyat sebagai pemilik suara penataan sistem kepartaian dan efektivitas sistem akan ditransformasikan menjadi kekuasaan poli- presidensial yang berlaku. tik di parlemen dan eksekutif. Dalam merancang Sejarah pemilu-pemilu di Indonesia, sejak sistem pemilu selain memperhatikan asas-asas Pemilu 1955, pemilu di masa Orde Baru (Orba),

1 Tim peneliti terdiri dari: Moch. Nurhasim, Sri Yanuarti, Lili Romli, Syafuan Rozi, Mardyanto Wahyu Tryatmoko, Sarah Nuraini Siregar, Luky Sandra Amalia.

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 149 dan era reformasi masih dipengaruhi oleh mayoritas yang memudahkan untuk dapat kuatnya pengaruh sistem pemilu proporsional menyusun pemerintahan. Kesulitan itu sebagai (PR). Pemilu proporsional seakan-akan dianggap dampak dari tidak adanya partai yang memperoleh “satu-satunya” sistem pemilu yang paling cocok suara mayoritas. Hasil pemilu proporsional bagi Indonesia. Akibatnya, upaya untuk mencari yang dikombinasikan dengan multipartai justru sistem pemilu selain PR kurang berkembang, sebaliknya, cenderung menghasilkan kekuatan bahkan nyaris tidak menjadi pertimbangan politik yang menyebar (divergen). Menurut Jean dalam reformasi sistem pemilu di Indonesia. Blondel sistem multipartai dapat menghasilkan Reformasi sistem pemilu lebih diarahkan untuk dominasi partai (mayoritas pemenang) apabila memperbaiki Sistem Pemilu Paralel (SPP) secara ada partai yang menguasai kurang lebih 45 tambal sulam dari satu periode ke periode waktu persen suara di parlemen, sementara jika lainnya. perolehan suaranya hanya 25 persen dan/atau Kritik atas kelemahan PR telah banyak di bawahnya, sistem proporsional-multipartai 3 dikemukakan oleh berbagai kajian dan diskusi akan menghasilkan partai minoritas. Sebaran para penggiat pemilu yang demokratis. Dalam kursi itu menyulitkan partai pemenang pemilu rentang waktu yang cukup lama, sejak pemilu dalam membentuk pemerintahan yang kuat. pertama tahun 1955, praktik PR dalam sistem Implikasinya, pemilu gagal melahirkan satu politik di Indonesia telah menimbulkan sejumlah kekuatan mayoritas yang berfungsi sebagai paradoks. Di antara paradoks itu misalnya, instalasi demokrasi (democratic installation), kualitas anggota legislatif terpilih yang rendah sebuah proses pembentukan lembaga-lembaga dan anggota legislatif yang tidak akuntabel. Di demokrasi yang memperkuat sistem presidensial era transisi demokrasi, kombinasi antara PR dan mendorong pemerintahan yang bekerja dengan sistem multipartai menimbulkan gejala (governable). laten, tidak adanya partai mayoritas di parlemen Situasi seperti itu telah banyak disinggung dan pemilu melahirkan konvergensi, kerentanan, oleh berbagai studi sebelumnya. Mainwaring dan kerapuhan sistem politik, di mana PR gagal dan Scully menyebut bahwa ketiga kombinasi melahirkan partai mayoritas untuk memerintah. sistem proporsional, multipartai dan presidensial PR juga tidak berhasil mendorong lahirnya bukanlah sesuatu yang mudah. Salah satu komposisi multipartai moderat yang ideal bagi masalahnya, pemilu tidak menghasilkan kekuatan Indonesia. Yang terjadi sebaliknya, pemilu mayoritas, bahkan partai minoritas berpeluang di era reformasi justru menghasilkan partai atau dapat memenangkan pilihan presiden.4 Juga tanpa dukungan yang besar di parlemen untuk terdapat kesulitan-kesulitan dalam membentuk membangun pemerintahan. Lebih dari itu semua, pemerintahan yang kuat atau efektif, karena kombinasi PR dengan sistem multipartai yang kesulitan dalam membangun koalisi.5 Salah meluas telah mendorong menjamurnya politik satu kesulitan itu disebutkan oleh Linz dan transaksional, sebuah hubungan calon-calon Stepan bahwa watak koalisi sebenarnya hanya anggota legislatif dengan konstituen yang lazim dianut pada sistem parlementer,6 namun didominasi oleh pola barter, vote-buying, demikian karena kombinasi sistem multipartai electoral fraud, dan semua cara jalan pintas dengan sistem presidensial akhirnya ada suatu lainnya agar dapat terpilih sebagai anggota legislatif. 3 Arend Lijpart, Patterns of Democracy Goverment: Forms and Performance in Thirty Six Countries, (New Haven and London, Oleh karena itu, proses pemilu di era Yel University, 1999), hlm. 67. transisi, masih belum sepenuhnya terhindar dari 4 Jose Antonio Cheibub, Presidentialism, Parliamentarism, and kompleksitas masalah utama sistem proporsional. Democracy, (New York: Cambridge, 2007), hlm. 7-8. Sejak Pemilu 1955 hingga Pemilu 2009,2 kombinasi sistem pemilu proporsional dengan 5 Ibid., hlm. 8. sistem multipartai, tidak melahirkan kekuatan 6 Ibid., hlm.8. Mengenai hal ini juga dapat dilihat pada Juan J. Linz, “Defining and Crafting Democratic Transition, Constitutions, and Consolidation,” dalam R. William Liddle, 2 Kecuali pemilu-pemilu yang berlangsung di era Orde Baru ed., Crafting Indonesian Democracy, (Bandung: Mizan, 2001). sejak Pemilu 1971 hingga Pemilu 1997.

150 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 keharusan untuk membangun koalisi mana kala kecocokan Sistem Pemilu Campuran (khususnya ingin membentuk sebuah pemerintahan yang Mixed Member Majoritarian) sebagai pengganti kuat. sistem proporsional yang dalam praktiknya, Kajian tim tahun 2012 juga menyimpulkan hasilnya tidak pernah mengalami perubahan sejak hal yang mirip, kombinasi ketiganya sebagai Pemilu 1999, 2004, 2009, dan 2014. Adapun kombinasi yang rumit, kompleks dan metode pencarian data yang digunakan pada mengandung kerapuhan (fragile). Di antara kajian ini meliputi beberapa hal, pertama, kajian kerapuhan itu adalah koalisi yang tidak solid, pustaka yang dikhususkan untuk mempelajari pemerintahan presidensial yang “terkontaminasi” beberapa negara yang melakukan perubahan oleh kekuatan partai politik, dorongan pelemahan sistem pemilu ke sistem pemilu campuran; kedua, dari parlemen atas kebijakan presiden akibat review terhadap hasil-hasil penelitian sejumlah lemahnya dukungan pemerintahan. Melemahnya pihak di Indonesia juga dilakukan dalam rangka fungsi presiden setelah amandemen UUD 1945 memetakan kelemahan sistem proporsional yang merupakan salah satu faktor penyebabnya. dipraktikkan di Indonesia. Dan ketiga, melakukan Ciri lain dari sulitnya kombinasi sistem pemilu focus group discussion (FGD) dengan sejumlah proporsional, multipartai juga disebut oleh narasumber dari akademisi, partai politik, Cheibub, di mana kekuatan politik yang wartawan dan NGO kepemiluan di Yogyakarta, terpecah-pecah, terjadinya pemisahan kekuasaan Surabaya, dan Jakarta. (separation of power) yang dikombinasi oleh rapuhnya koalisi, pemerintahan minoritas Peta Jalan Perubahan Sistem Pemilu di dan ketidakefektifan legislatif, berpotensi Indonesia menimbulkan jalan buntu (deadlock), sehingga Kajian tentang pemilu, kepartaian, perwakilan dapat menimbulkan kerusakan demokrasi dalam rangka penguatan demokrasi presiden- 7 (breakdown of democracy). sial yang terkonsolidasi adalah kajian yang Bagaimana membenahi watak rapuh ketiga berkesinambungan (multi years). Pusat Penelitian kombinasi mendasar di atas?. Kajian tim pemilu Politik selama tiga tahun telah melakukan suatu P2P LIPI 2012 di antaranya merekomendasikan proses pencarian sistem pemilu yang cocok bagi perlunya pembenahan terhadap efektivitas sistem Indonesia. Tujuannya jelas yaitu untuk mencari presidensial yang dikombinasikan dengan sistem format ideal sistem pemilu yang memperkuat pemilu proporsional dan multipartai. Rumus demokrasi presidensial agar tercipta suatu efektivitas sistem presidensial diantaranya bahwa pemerintahan yang efektif, dan stabilitas politik sistem presidensial yang kuat dipengaruhi oleh serta demokrasi presidensial yang kuat. penggunaan sistem pemilu, sistem kepartaian Dalam menjawab tantangan dan kebutuhan yang sederhana (moderat), purifikasi demokrasi terhadap kecocokan sistem pemilu yang presidensial, kewenangan presiden yang kuat dibutuhkan oleh Indonesia, tim Pemilu P2P dalam konstitusi, dan koalisi permanen serta LIPI melakukan proses pencarian antara lain 8 kepemimpinan politik. mencari sistem pemilu yang dapat mendorong Masalahnya, bagaimana mendesain sistem munculnya partai pemenang pemilu mayoritas pemilu yang dapat melahirkan kepartaian yang minimal di parlemen (DPR), mencari sistem moderat, sekaligus adanya kekuatan pemenang pemilu yang dapat membenahi kelemahan utama minimal di DPR sebagai salah satu rumus sistem pemilu proporsional dan mencari sistem efektivitas pemerintahan presidensial. Untuk pemilu yang dapat menyederhanakan partai menjawab hal itu, tim telah menghasilkan politik secara alamiah. kajian pada 2013 tentang fisibilitas atau tingkat Untuk menjawab kebutuhan itu, tim pemilu P2P LIPI melakukan serangkaian riset sejak 2012 7 Ibid., hlm. 8. hingga 2014 dalam rangka menyiapkan alternatif 8 Mengenai hal ini dapat dilihat pada laporan penelitian tim sistem pemilu yang cocok bagi Indonesia. Tahun tahun 2012 yang berjudul Sistem Pemilu yang Memperkokoh 2012 riset tentang Sistem Pemilu dan Kepartaian Demokrasi Presidensial, (Jakarta: Pusat Penelitian Politik LIPI, 2012). yang Memperkuat Demokrasi Presidensial telah

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 151 dilakukan. Kajian tahun 2012 merekomendasikan governments; 4) victory of the “Condorcet bahwa untuk mewujudkan sistem presidensial winner”; (5) interethnic and interreligious yang efektif, dibutuhkan beberapa faktor. Rumus conciliation; and (6) minority officeholding.9 efektivitas sistem presidensial: sistem presidensial Berdasarkan pertimbangan itu, perbaikan yang kuat dipengaruhi oleh penggunaan sistem sistem pemilu di Indonesia harus diarahkan pemilu, sistem kepartaian yang sederhana agar tidak memunculkan partai-partai politik (moderat), purifikasi demokrasi presidensial, atas dasar etnik, agar tidak tercipta replikasi kewenangan presiden yang kuat dalam konstitusi, etnik di parlemen. Karena itu, perbaikan juga dan koalisi permanen serta kepemimpinan diarahkan agar tercipta partai politik yang politik. Hasil kajian pertama telah memetakan terbuka, menghindarkan pada basis kultural kelemahan-kelemahan sistem proporsional yang dan mendorong adanya kerja sama lintas batas telah dipraktikkan oleh Indonesia sejak Pemilu identitas dalam membangun partai politik. Selain 1955, 1999, 2004, 2009, dan 2014, di antaranya itu, perbaikan juga dimaksudkan agar terwujud tidak menghasilkan partai yang moderat dan tidak pemerintahan yang efektif. Perbaikan ini bukan adanya pemenang pemilu mayoritas minimal di semata-mata untuk menghindari kelemahan- DPR. Selain itu, kajian itu juga telah memetakan kelemahan utama praktik pemilu proporsional kelemahan utama sistem pemilu proporsional yang terjadi sejak 1999, 2004 dan 2009 semata, (PR) dari segi kajian sistem kepemiluan. tetapi jauh dari itu memiliki tujuan yang paling

Sumber : Diolah oleh Tim Peneliti

Gambar 1. Bagan Adaptasi Sistem Pemilu Pararel bagi Indonesia

Dalam konteks yang lebih besar, proses utama yakni bagaimana sebuah sistem pemilu pencarian sistem pemilu yang cocok bagi yang diterapkan dapat menciptakan efektivitas Indonesia dimaksudkan untuk sekurang- sistem presidensial, konsolidasi demokrasi kurangnya dapat menjawab problematika pemberlakuan sebuah sistem pemilu, antara lain: (1) proportionality of seats to votes; (2) 9 Larry Diamond and Marc F. Plattner (Eds.), Electoral Systems accountability to constituents; (3) durable and Democracy, (Baltimore: The Johns Hopkins University Press, 2006), hlm. 4.

152 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 menuju pada demokrasi yang dewasa (mature of dan adanya akuntabilitas anggota DPR terhadap democracy) serta stabilitas pemerintahan. konstituennya. Kebutuhan itu dilakukan untuk menjawab Selain itu dari segi sistem, perubahan sistem pertanyaan mendasar, sampai kapan situasi pemilu proporsional di Indonesia sebenarnya politik yang dihasilkan oleh Sistem Pemilu sudah bersifat “gado-gado,” yang mengalami Proporsional akan terus berlangsung?. Bukankah berbagai penyimpangan. Argumentasi selama empat kali pemilu proporsional dengan representasi di satu sisi menjadi paradoks sistem multipartai di era reformasi telah tampak multikompleks dari sistem pemilu proporsional nyata bahwa PR tidak pernah melahirkan itu sendiri. Paradoks itu terletak pada, jika sistem partai mayoritas sebagai pemenang pemilu di proporsional bekerja secara murni, di satu sisi atas 25 persen suara dan/atau kursi di DPR? tingkat representasinya sangat tinggi; tetapi di Dalam empat kali pemilu di era reformasi juga sisi lainnya juga melahirkan derajat fragmentasi tampak jelas kecenderungan yang kuat akan politik yang tinggi di parlemen akibat partai menyebarnya kursi-kursi partai, sebuah fenomena politik yang memperoleh kursi jumlahnya terlalu sistem multipartai tanpa partai mayoritas untuk banyak. memerintah. Paradoks seperti itu adalah warisan utama dari sistem proporsional. Untuk membenahi itu, Mengapa Memilih Pemilu Campuran sejumlah praktisi dan akademisi di Indonesia yang Secara umum variasi sistem pemilu dikem- concern pada reformasi kepemiluan kemudian bangkan dari polarisasi dua tipe sistem pemilu menyarankan agar kelemahan itu disempurnakan. yang sudah lama dikenal, yakni proportional Rumus penyempurnaannya dilakukan melalui representative (PR) dan plurality (distrik). Dari dua cara yaitu pada Pemilu 2004-2009 diterapkan varian itu, sejumlah negara menerapkan sistem electoral threshold (ET) dan pascaPemilu 2009 pemilu atas dasar kepentingan dan kecocokan diterapkanlah Parliamentary Threshold (PT). dengan kondisinya. Pilihan sistem pemilu selain Penerapan PT dalam praktiknya justru tergantung pada kondisi negara, juga tergantung membuang sekian juta suara akibat sebuah pada pilihan, dan arah reformasi politik yang partai politik tidak berhasil memenuhi ambang sedang dibangun. Pilihan atas format dan sistem batas parlemen tidak disertakan pada proses pemilu semestinya bertolak dari kesepakatan konversi suara partai menjadi kursi. Pada tentang tujuan berpemilu itu sendiri, apakah lebih Pemilu 2009 misalnya, diberlakukan PT sebesar pada tujuan pertama yakni representativeness 2,5 persen. Penerapan PT tersebut sebanding atau keterwakilan politik semua unsur, kelompok, dengan 19.045.481 suara pemilih atau sekitar dan golongan dalam masyarakat, atau lebih pada 18,30 persen. Jumlah suara yang hilang ini tujuan kedua ingin menghasilkan pemerintah hampir setara dengan hasil perolehan suara yang bisa memerintah (governable) atau yang Partai Demokrat yang menjadi pemenang pemilu populer disebut sebagai pemerintahan yang dengan meraih 21.655.295 suara atau 20,81 efektif. persen. Suara yang hilang itu juga sebanding Salah satu alasan mengapa Indonesia perlu dengan perolehan suara Golkar pada Pemilu memilih sistem campuran karena kegagalan sistem 2009. Sementara pada Pemilu 2014, dengan PT proporsional dalam menjawab masalah utamanya sebesar 3,5 persen justru suara yang hilang akan yaitu seberapa besar tingkat kemungkinan sistem lebih besar lagi. pemilu yang diterapkan menghasilkan kekuatan Bukankah jalan pintas itu justru merupakan mayoritas di parlemen dan adalah jaminan bahwa paradoks atas argumentasi kelebihan utama penerapan sistem pemilu dapat menyederhanakan sistem proporsional yaitu representasinya tinggi; partai secara alamiah. Hasil pemilu sejak 1955, tidak ada suara yang terbuang; memberikan 1999, 2004, dan 2009 telah menunjukkan peluang kepada semua golongan dalam kegagalan itu. Sistem PR gagal mengantarkan masyarakat (termasuk golongan minoritas) adanya partai pemenang mayoritas di parlemen untuk mendudukkan wakilnya di parlemen; memberikan kesempatan kepada partai kecil

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 153 untuk masuk ke parlemen, dan lain-lain. Tetapi proporsional. Membayangi sistem proporsional di sisi lain, kekuatan itu tidak dipertahankan, dengan penerapan PT adalah sesuatu yang naif melainkan dipangkas dengan cara lain yang pada satu sisi dan pada sisi yang lain dapat disebut justru merusak bekerjanya sistem proporsional sebagai kegagalan untuk memberikan formulasi itu sendiri. Penggunaan PT pada kenyataannya sistem pemilu lain yang lebih memungkinkan justru menyingkirkan kebaikan-kebaikan utama untuk kebutuhan penyederhanaan partai dan dari sistem pemilu proporsional yang selama ini mendorong pemenang pemilu adalah partai menjadi argumentasi utama mengapa sistem ini mayoritas. harus dipilih oleh sebuah negara. Penggunaan Terhadap alternatif itu, secara akademik PT yang tinggi justru mengacaukan bekerjanya pilihannya dapat menoleh ke sistem mayoritarian. sistem pemilu proporsional. Bahkan pada tataran Sejumlah kalangan yang menjadi narasumber tertentu, penggunaan PT justru menjadikan dari riset ini melihat bahwa sistem mayoritarian sistem pemilu proporsional bukan sebagai sistem kemungkinan cocok diterapkan di Indonesia, pemilu proporsional. ketimbang harus selalu terpaku pada sistem Penjelasan itu perlu digarisbawahi karena proporsional. Mereka menganggap kemampuan secara konseptual sistem pemilu proporsional sistem mayoritarian di dalam dua hal penting: bukan diperuntukkan untuk membatasi penyederhanaan partai (karena sistem ini secara jumlah partai di parlemen. Tetapi mendorong alamiah akan mendorong ke sistem dua partai) pada bekerjanya sistem untuk memberikan serta dalam hal peningkatan akuntabilitas kesempatan kepada setiap partai peserta pemilu calon terpilih. Akan tetapi kita tetap mesti memperoleh kursi secara proporsional. Hakikat berhati-hati bila hendak mengadopsi begitu saja ini sesungguhnya telah “tiada,” dan dihilangkan sistem mayoritas ini. Menyangkut kemampuan bahkan ditinggalkan dalam proses-proses penyederhanaan partai, kita tentu hampir sepakat reformasi sistem kepemiluan di Indonesia. untuk tidak meragukannya lagi, akan tetapi Rekayasa akademik atas sistem proporsional penyederhanaan partai secara alamiah yang melalui pemberlakuan PT seperti itu telah diakibatkan dari penerapan sistem mayoritarian memporak-porandakan hakikat utama dari cara akan berpotensi menimbulkan ketidaknyamanan, bekerjanya sistem pemilu proporsional. Dalam mengingat Indonesia merupakan negara yang konteks akademik, rekayasa melalui penerapan amat heterogen, baik secara etnik maupun ikatan pembatasan partai melalui PT ternyata juga primordial lainnya. Hal mana akan berpotensi tidak mampu mendorong kekuatan mayoritas di menimbulkan kekecewaan di kalangan minoritas parlemen. Ini adalah sebuah harga yang mahal etnik-etnik dan ikatan-ikatan primordial yang dari proses rekayasa sistem pemilu proporsional. tersingkir. Kalau penghitungan teknis dengan formula Rein Kalau secara sistem sudah tidak ada Taagepera dilakukan, dengan jumlah kursi DPR keraguan lagi bahwa sistem mayoritarian 560, besaran daerah pemilihan (dapil) 3-10 kursi, akan menyederhanakan partai, mengapa tidak dan jumlah dapil sebanyak 77 daerah pemilihan, langsung merekomendasikan sistem mayoritarian maka ambang batas perwakilan optimal untuk untuk diterapkan di Indonesia?. pemilu DPR yang sebenarnya hanya 1,03 Kajian P2P LIPI sejak tahun 2012 persen. Secara matematik, ambang batas 2,5 menekankan bahwa perubahan dari sistem persen pada Pemilu 2009 dan 3,5 persen pada proporsional ke sistem yang lain tidak boleh Pemilu 2014 merusak sifat alamiah dari sistem terlalu ekstrim, berpindah dengan sistem yang pemilu proporsional itu sendiri. Pertanyaan sama sekali bertolak belakang. Alasannya agar lebih lanjut, mengapa reformasi sistem pemilu tidak terjadi kegoncangan sistem, dan perubahan proporsional justru menjauhkan kemurnian reformasi kepemiluan masih mempertimbangkan sistem proporsional?. Besarnya suara pemilih kesinambungan cara kerja sistem sebelumnya. yang hilang akibat penerapan PT, sebagai jalan Belajar dari negara-negara lain, reformasi sistem pintas untuk menyederhanakan partai politik pemilu yang diarahkan pada tujuan seperti justru telah merusak kekuatan utama sistem menyederhanakan partai, adanya pemenang

154 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 mayoritas pemilu, misalnya, kebanyakan justru Penggunaan mixed system ini juga berpindah ke sistem pemilu campuran. tergantung dari kebutuhan yang akan dipilih Negara-negara yang menganut sistem oleh Indonesia, khususnya kelebihan-kelebihan proporsional seperti Belanda misalnya akhirnya sistem mayoritarian dan sistem proporsional juga memilih sistem campuran. Sementara mana yang akan diterapkan. Kalau belajar dari Israel yang awalnya menggunakan sistem distrik pengalaman sejumlah negara yang melakukan justru meninggalkannya dan beralih ke sistem perbahan sistem pemilu dengan menggunakan campuran. Kedua hal itu hanyalah contoh. sistem pemilu campuran, ada sejumlah dampak Penggunaan sistem campuran sebenarnya dari perubahan yang dapat dicatat. Perubahan sistem segi cara kerja sistemnya menguntungkan, pemilu menyebabkan perubahan struktur partai karena sistem campuran masih menggunakan yang tidak lagi oligarkis. Perubahan sistem juga sebagian cara kerja sistem lama yakni sistem mendorong parubahan cara kerja partai dalam proporsional yang berfungsi untuk melengkapi proses nominasi atau kandidasi, partai dalam kelemahan sistem mayoritarian dalam mencoba menentukan calon-calon yang akan dipilih mengisi ruang representasi politik di parlemen. (rekrutmen politik) tidak lagi sembarangan. Dengan kata lain, perubahan itu tidak serta merta Dari negara-negara yang menerapkan sistem menghilangkan tata cara sistem proporsional campuran, baik Mixed Member Majoritarian sama sekali, tetapi menambah mekanisme baru (MMM) atau Mixed Member Proportional yang dapat menjadi cara untuk mengimbangi (MMP), sebagian besar mampu melakukan kekuatan oligarki partai dalam menentukan beberapa perbaikan dari dua varian pemberlakuan perwakilan politik di parlemen. Mengombinasikan sistem pemilu sebelumnya (baik proporsional keunggulan keduanya adalah sebuah pilihan yang maupun distrik). Sebagai contoh, di Bolivia dua lebih rasional yang tidak begitu saja melakukan pemilu yang dilakukan yakni Pemilu 1985 dan perubahan yang sifatnya drastis. 1997 mendorong terjadinya penyederhanaan Sistem pemilu campuran sebenarnya partai secara alamiah, dan lahirnya sebuah mencoba menjembatani dua kutub ini dengan partai baru yang didukung oleh publik. Dalam mengambil sebanyak-banyaknya kebaikan konteks tertentu, ada pengaruh dari penggunaan dari sistem proporsional dan mayoritarian sistem pemilu campuran dengan dimensi sekaligus. Shugart dan Wattenberg menyebut hubungan antarpartai yaitu partai cenderung akan sistem pemilu campuran sebagai “the best of memperkuat posisi keterbukaan partai. Sebagai both worlds”. Sistem pemilu campuran ditandai contoh kasus partai Movimiento de la Izquierda oleh beberapa hal, pertama, daerah pemilihan Revolucionaria (MIR) dan Movimiento Bolivia terbagi atas daerah pemilihan berdasarkan sistem Libre (MBL) yang fokus dengan gagasan bahwa mayoritarian dan daerah pemilihan berdasarkan partai harus mentransformasikan dirinya ke dalam sistem proporsional. Kedua, kartu suara terdiri gerakan warga (citizen movement) dan mencoba atas kandidat perorangan (nominal seat) bagi memperbaiki diri terhadap kritikan sentimen penggunan sistem mayoritarian dan daftar partai. antipartai dengan membujuk secara persuasif Ketiga, ada dua calon, yaitu calon yang bertarung pihak luar yang tidak bersimpati tersebut. di sistem mayoritarian secara langsung dan calon Pada saat masa kampanye, partai melibatkan daftar tertutup melalui sistem proporsional. orang-orang atau aktor yang mempunyai reputasi Sistem pemilu campuran akan memaksa setiap nasional (national theater actor), menggunakan partai politik untuk mencari strategi pemenangan pemusik daerah (folk-music) dan lebih dari semua di dua ruang sekaligus (proporsional dan itu pengaruh media. mayoritarian/distrik) dengan calon legislatif Dari cara kerja sistem, pilihan terhadap yang terbatas. Dengan demikian partai tidak lagi MMM dan bukan MMP disebabkan oleh sembarangan mencalonkan orangnya di setiap kesulitan penerapan MMP, yang mensyaratkan daerah pemilihan. Sistem ini secara alamiah adanya transferable suara pada partai tertentu akan mengeliminasi pencalonan orang di dapil jika memenuhi prinsip tertentu yang diterapkan. di mana orang tersebut tidak tinggal atau tidak Transferable ini dapat memicu ketegangan cukup dikenal.

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 155 bahkan konflik dan pada sisi yang lain selain Mayoritarian) secara sinergis dan saling mengisi. rumit, juga memerlukan kesadaran politik Kebaikan itu misalnya, adanya akuntabilitas yang tinggi dalam proses kompensasi kursi. wakil rakyat kepada konstituennya yang Sebenarnya dari segi sistem, cara kerja keduanya diterapkan dari kebaikan sistem mayoritarian. tidak akan menimbulkan shock, baik bagi Sedangkan kelemahan mayoritarian—the winner kalangan partai (calon anggota legislatif) takes all—ditutupi oleh proporsionalitas yang maupun untuk pemilih. Bagi partai atau calon digunakan dalam suatu sistem pemilu yang anggota legislatif tinggal menentukan apakah bekerja dan saling memperbaiki. Pembelajaran kader-kadernya dicalonkan melalui jalur party atas kebaikan dan keburukan yang saling mengisi list atau jalur mayoritarian (distrik). Jika ada dari dua varian sistem pemilu tersebut akan kader yang potensial tetapi kurang dikenal di membuka manfaat baru bagi bekerjanya sistem masyarakat, mereka bisa dicalonkan lewat jalur pemilu campuran dalam memperbaiki situasi- party list, sedang kader yang berkualitas dan situasi politik yang tidak ideal. populer lewat jalur sistem distrik. Sementara Dari perbandingan hal-hal yang buruk dan bagi masyarakat atau pemilih sendiri, dengan yang baik, perpaduan bekerjanya dua sistem pengalaman pernah memilih kandidat langsung pemilu secara bersamaa, yang dalam hal ini pada pemilu sebelumnya, dengan menerapkan otonomi masing-masing sistem pemilu dijamin sistem MMM juga tidak akan bingung atau shock. diyakini akan memperbaiki beberapa keadaan Sementara dari segi praksis, penggunaan MMM “buruk” yang ditinggalkan oleh sistem pemilu dan bukan MMP dimungkinkan akan terciptanya proporsional. Paduan ini antara lain akan mayoritarian di parlemen, karena dengan melahirkan keuntungan: tidak adanya hubungan antara proportional 1) Derajat proporsionalitas tinggi; list dengan member of district memungkinkan Mendorong partai minoritas. peluang terciptanya partai mayoritas lebih terbuka ketimbang dengan menggunakan MMP. 2) Mendorong pembuatan kebijakan Dengan kata lain, konseptualisasi perbaikan secara konsensus. kualitas sistem proporsional sebagaimana telah 3) Turn-outs-nya tinggi. disinggung pada opsi pertama seiring dan sejalan 4) Mempertahankan satu distrik satu dengan gagasan praktik MMM yang lebih wakil. berpotensi menghasilkan kekuatan mayoritas di 5) Partai dapat menunjuk perempuan, ahli, parlemen. atau kaum minoritas sebagai calegnya. Kecocokan sistem campuran (mixed system), 6) Fleksibel. mixed member proportional (MMP) atau 7) Sedikit suara terbuang (wasted votes). mixed member mayoritarian (MMM), bagi Indonesia, ditelaah dari beberapa aspek, yaitu: 8) Dapat mempertahankan kandidat pertama, kemungkinan mudah diterapkan di yang mumpuni meskipun kalah dalam Indonesia; kedua mampu membenahi kelemahan pemilihan distrik, melalui sistem daftar utama sistem proporsional secara alamiah; PR. ketiga, dapat mencapai tujuan dari rekayasa 9) Memberi kesempatan bagi partai untuk sistem pemilu, khususnya menciptakan partai tetap memiliki wakil meskipun di dapil mayoritas minimal di parlemen; dan keempat, tersebut gagal memenangkan kursi memperbaiki akuntabilitas anggota parlemen distrik. kepada konstituennya. 10) Jumlah parpol yang moderat (termasuk Memadukan kekuatan dua varian sistem pilihan koalisinya) menciptakan pemilu yang paling utama yakni Proporsional stabilitas dan mendorong lahirnya dan Mayoritarian melalui cara kerja sistem kebijakan. secara otonom akan melahirkan banyak manfaat. Manfaat utamanya ialah akan ada paduan dua kebaikan langsung dari kedua sistem (PR dan

156 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 Tabel 1. Kebaikan dan Kelemahan Distrik dan Proporsional

Sistem Pemilihan Kebaikan Kelemahan

Distrik  mendorong ke arah integrasi parpol.  tidak memperhatikan kepentingan partai kecil.  terbentuknya relasi yang erat antara  tidak mengakomodir kelompok minoritas. anggota legislatif dengan konstituen  tidak memperhatikan keterwakilan  memudahkan parpol untuk perempuan. memperoleh suara mayoritas di  mendorong perkembangan partai berdasarkan parlemen. klan, etnisitas, atau wilayah.

 terciptanya stabilitas pemerintahan.  menciptakan wilayah- yang dikuasai satu  sederhana dan murah. partai.  melahirkan penguasa yang tidak tanggap terhadap perubahan opini publik.

 memberi peluang kepada partai tertentu untuk melakukan kecurangan melalui pembagian distrik.

Proporsional  representatif.  mempertajam perbedaan diantara parpol.  tidak ada suara terbuang (wasted  partai baru bermunculan dan fragmentasi votes). partai tidak dapat dihindari.

 tingkat proporsionalitasnya tinggi.  menghambat proses integrasi diantara  memberikan peluang kepada semua berbagai kelompok di masyarakat. golongan dalam masyarakat,  tidak mudah bagi parpol untuk mencapai kursi termasuk golongan minoritas, untuk mayoritas di parlemen.

mendudukkan wakilnya di parlemen.  pemerintahan yang stabil cenderung sulit  meningkatkan partisipasi masyarakat dicapai. karena para pemilih merasa lebih  Anggota parlemen cenderung lebih dekat percaya bahwa suara mereka, sekecil dengan pimpinan partai dan lebih apapun, akan berpengaruh pada hasil mengutamakan kepentingan partai politiknya pemilu. dari pada konstituennya.  memberikan kesempatan kepada partai kecil untuk masuk ke parlemen.

 memungkinkan perempuan untuk terpilih.

 pembagian kekuasaan semakin merata

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 157 Selain beberapa keuntungan tersebut, Keempat, akibat jumlah partai sederhana pilihan terhadap sistem pemilu campuran, atau ‘mayoritas yang moderat’ dalam sistem khususnya Pemilu Paralel bagi Indonesia politik maka ada peluang untuk menurunkan akan memiliki beberapa keuntungan ganda. biaya pengeluaran untuk anggaran publik dan Pertama, pilihan MMM sebagai jalan tengah dari biaya politik oleh pihak negara dan swasta sistem mayoritarian. Sistem MMM diterapkan serta perorangan kandidat pada saat pemilu dan di Indonesia sebagai jalan tengah dari titik pascapemilu. ekstrem sistem mayoritarian karena, di satu Kelima, sistem pemilu campuran MMM sisi dalam upaya untuk menyederhanakan ini diduga akan menurunkan tingkat Golput sistem kepartaian dan sisi lain untuk tetap pemilih ideologis. Kemunculan kandidat dalan mengakomodir kelompok-kelompok minoritas. mekanisme pencalonan distrik MMM memberi Selain itu, hasil proses pemilihan dengan sistem peluang bagi pemilih kalkulatif dan ideologis, ini akan cenderung menyederhanakan partai menaruh harapan akan terjadinya perubahan dengan jumlah yang masih moderat secara politik yang lebih sehat. Hal ini tidak mungkin alamiah. Perubahan yang dihasilkannya akan dapat dijamin pada sistem pemilu proporsional. cukup penting, dari yang begitu banyak (di atas 10) jumlah parpol yang ikut pemilu, dengan Desain Pemilu Paralel yang Ditawarkan aturan main sistem campuran MMM hasilnya 1. Pengertian akan terseleksi jumlah partai sederhana atau ‘mayoritas yang moderat’ di parlemen, yaitu Mixed Member Mayoritarian atau sistem pemilu berkisar sekitar 6-7 partai tergantung pada paralel adalah sebuah pemilu untuk memilih formula besaran kursi PR dan Mayoritarian yang anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang digunakan. Semakin berimbang penggunaannya mengombinasikan sebagian prinsip pemilu pro- (PR dan Mayoritarian) tingkat kemungkinan porsional dan distrik secara bersamaan. Sistem penyederhanaan partai secara alamiah yang proporsional yang dimaksud adalah suatu proses menuju partai moderat akan diperoleh. pemilihan untuk memilih beberapa orang calon anggota DPR (multi member constituency) pada Kedua, penggunaan MMM akan suatu daerah pemilihan tertentu oleh para kon- mengakomodir kelompok minoritas stituen atas dasar pilihan terhadap partai politik dan perempuan. Sistem MMM akan tetap dan bukan calon (daftar tertutup). Sementara mengakomodir kelompok minoritas dan sistem distrik adalah suatu proses pemilihan kalangan perempuan apalagi komposisi untuk untuk menentukan satu orang calon anggota DPR party list lebih besar dari sistem mayoritarian. pada suatu daerah pemilihan (single member Dengan komposisi untuk party list besar dengan constituency) yang telah ditentukan oleh KPU menggunakan sistem proporsional daftar atas dasar UU Pemilihan Umum. tertutup, maka kelompok-kelompok minoritas dan kalangan perempuan dapat dicalonkan dalam Cara kerja MMM, dalam setiap kertas daftar nomor urut teratas atau dengan zipper suara (ballot) akan ada dua kolom dalam satu system. Bila mereka terdaftar sebagai calon kertas suara (sebelah kiri untuk PR dan sebelah dengan nomor urut atas (kerap disebut daftar kanan untuk distrik), yaitu suara dengan daftar calon jadi) maka probabilitas atau peluang untuk partai dan suara nominal perseorangan dengan terpilih kemunginan besar. daftar nama pada distrik. Seorang pemilih akan melakukan dua pilihan secara bersamaan Ketiga, sistem MMM tidak memberlakukan terhadap calon-calon anggota DPR dari daftar kompensasi atau transferable vote, suatu tertutup (PR) dan calon anggota DPR dari distrik. penghitungan yang rumit dan diduga dalam Pilihan terhadap daftar tertutup (PR) harus paralel beberapa kasus di lapangan dapat memicu dengan calon anggota DPR di distrik dari partai keretakan dan konflik antarpartai dan antar yang sama. Sebagai ilustrasi, pemilih memilih kandidat yang dapat melibatkan pemilih sehingga Partai A pada daftar tertutup proporsional yang relatif dapat mencegah pecahnya konflik harus paralel dengan daftar calon distrik dari horizontal. Partai A. Jika pemilih memilih pada daftar PR

158 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 calon Partai A dan pada daftar calon distrik Partai kursi DPR perlu memperhatikan alasan dan B, maka suaranya dianggap tidak sah. titik berat penggunaan sistem campuran. Di antara pertimbangan itu adalah upaya untuk 2. Unsur Sistem Pemilu Paralel yang memperbaiki kualitas rekrutmen pencalonan Harus Dipenuhi oleh partai politik, mempererat hubungan calon dengan konstituen, atau menumbuhkan Sistem pemilu paralel ini dapat diimplementasi- pertanggungjawaban politik calon terhadap kan, apabila ada pengaturan mengenai beberapa konstituen. Upaya perbaikan semacam itu juga hal. Pertama, adanya penetapan komposisi kursi dimaksudkan bukan semata-mata mencoba parlemen (DPR) yang akan dipilih berdasarkan sistem pemilu yang baru, tetapi memiliki tujuan- sistem pemilu proporsional dan dipilih melalui tujuan tertentu. Dalam kasus Indonesia, tujuan sistem pemilu mayoritarian. Kedua, adanya itu dapat diarahkan untuk membenahi kualitas besaran daerah pemilihan (district magnitude) rekrutmen calon, akuntabilitas keterwakilan, yang diterapkan atau digunakan khususnya untuk pertanggungajwaban anggota DPR terpilih PR dan Mayoritarian. Ketiga, adanya pengaturan kepada konstituen dan mengarahkan agar ada penyebaran kursi yang akan dipilih (dalam hal partai pemenang pemilu serta pembatasan partai ini pengaturan penyebaran kursi DPR) ke setiap politik secara alamiah. Selain itu, alasan lainnya provinsi dan daerah pemilihan proporsional dan untuk menghindari disporposionalitas akibat mayoritarian. Keempat, bentuk kertas suara lompatan perubahan sistem pemilu yang drastis. dan cara pemilihan (ballot); dan kelima adanya metode konversi suara partai menjadi kursi. Oleh karena itu, tujuan yang paling utama penggunaan MMM adalah untuk menjawab Atas dasar itu, tahapan bekerjanya Sistem persoalan fragmentasi politik yang diakibatkan Pemilu Paralel adalah sebagai berikut: oleh sistem proporsional sebagai dampak tidak

Penentuan Penentuan besaran Sebaran kursi Penetapan Daerah adanya partai yang menjadi pemenang pemilu perbandingan daerah pemilihan PR dan Pemilihan dan secara mayoritas. Kesulitan yang disebabkan oleh jumlah kursi PR (district magnitude) Majoritarian jumlah kursi dan Majoritarian Proporsional ke sejumlah Proporsional dan itu antara lain fragmentasi politik di parlemen Provinsi Majoritarian yang terlalu tajam, dan dukungan partai yang memerintah di parlemen tidak kuat sehingga menyebabkan rapuhnya sistem presidensial. Pengalaman pemilu-pemilu selama era Reformasi (1999, 2004, dan 2009) memperlihatkan bahwa

Pemungutan suara Konversi Suara Konversi Suara sistem PR yang digunakan tidak berhasil dan penghitungan Partai (PR) Calon mendorong munculnya partai pemenang pemilu suara menjadi kursi (Majoritarian) menjadi kursi di atas 25%. Kecenderungan rata-rata partai politik yang menjadi pemenang pemilu hanya Gambar 2. Bagan Sistem Pemilu Pararel memperoleh suara antara 19 hingga 21 persen. Secara transisional dan gradual, komposisi 3. Komposisi Kursi Distrik dan kursi DPR atas dasar PR dan distrik perubahannya Proporsional DPR tidak dilakukan secara dramatis dan ekstrim. Pembagian kursi DPR antara distrik dan propor- Titik berat MMM masih pada komposisi kursi sional dalam sistem pemilu campuran tergantung proporsional yang lebih besar sekitar 70 persen, pada pilihan politik setiap negara. Tidak ada dan sisanya, 30 persen dipilih secara distrik. rumus baku dalam pembagian jumlah kursi DPR Transisi perubahan yang tidak ekstrem ini yang akan dipilih secara proporsional dan yang dimaksudkan agar tidak terjadi kegoncangan akan dipilih secara distrik. politik dan pertentangan politik dalam proses perubahan sistem. Pembagian kursi DPR yang akan dipilih secara proporsional dan distrik juga tergantung pada pilihan elit politik dan konsensus politik. Walau demikian, dalam menentukan kompoisi

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 159 Tabel 2. Komposisi Kursi DPR (Proporsional dan dapat didorong melalui prinsip distrik yang Distrik) diterapkan dalam sistem campuran, pembatasan Jumlah Kursi DPR Komposisi Transisi Tahap Pertama besaran daerah pemilihan proporsional juga 70:30 Kursi dipilih melalui Kursi dipilih melalui perlu dilakukan. Besaran daerah pemilihan PR Proporsional Distrik harus memiliki nilai yang setara dan konsisten 560 392 168 antara daerah pemilihan yang satu dengan

daerah pemilihan yang lain. Dalam konteks Sumber: Disain yang disusun oleh kajian ini. Indonesia, besaran daerah pemilihan PR yang Melalui perubahan komposisi tersebut, diterapkan sejak Pemilu 1999, 2004, 2009, diharapkan kurangnya akuntabilitas wakil rakyat dan 2014 cenderung tidak setara dan tidak pada kursi proporsional akan ditutupi oleh konsisten, karena untuk provinsi tertentu di akuntabilitas wakil-wakil yang dipilih melalui luar Pulau Jawa seperti Papua Barat, Papua, jalur distrik. Asumsinya, wakil yang terpilih Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Barat, Sulawesi pada distrik memiliki kedekatan yang kuat Tenggara, Gorontalo, Sulawesi Tengah, Sulawesi antara anggota legislatif dengan konstituennya. Utara, Kepulauan Bangka Belitung, Bengkulu, Sebaliknya, kekurangan dari distrik juga akan Kalimantan Tengah dan Riau, justru berlaku ditutupi oleh kelebihan dari proporsional. district magnitude yang kecil (sama dengan 3 dan antara 3-5). Sementara untuk wilayah Pulau Jawa seperti Jawa Timur, DKI Jakarta, 4. Besaran Daerah Pemilihan (District Jawa Barat, Banten, Jawa Tengah, DIY, justru magnitude) berlaku district magnitude yang besar. Sisanya, District Magnitude (besaran daerah pemilihan) berlaku prinsip district magnitude yang sedang.10 adalah jumlah wakil yang akan dipilih dari satu Maknanya, kompetisi yang berat justru terjadi daerah pemilihan. Besaran daerah pemilihan di daerah luar Pulau Jawa dibandingkan dengan adalah jumlah alokasi kursi buat satu daerah sejumlah daerah di Pulau Jawa. Padahal dari pemilihan, atau dengan kata lain, penetapan segi infrastruktur partai, tingkat pendidikan, dan jumlah wakil rakyat untuk mewakili sejumlah kepadatan jumlah pemilu amat berbeda. Secara penduduk/pemilih dalam satu daerah pemilihan. konseptual district magnitude yang digunakan District magnitude juga menyangkut bukan adalah besar (3-10), pada kenyataannya besaran berapa banyak pemilih tinggal di suatu daerah daerah pemilihan itu hanya dapat berlaku di pemilihan, melainkan berapa banyak wakil wilayah Jawa. Sementara di luar Pulau Jawa yang dicalonkan untuk dipilih di suatu daerah justru berlaku daerah pemilihan yang kecil (3 pemilihan. Dengan demikian, district magnitude dan antara 3-5). Ketidakadilan ini harus dibenahi mengacu pada jumlah wakil yang akan dipilih dengan menggunakan prinsip district magnitude dari suatu daerah pemilihan (number of repre- yang setara dan konsisten. sentatives elected from the district). Wakil yang Kajian ini menilai bahwa dengan komposisi akan dipilih tersebut dapat berjumlah tunggal/ kursi DPR 70% (PR), selain untuk membenahi satu (single member constituency) atau berjumlah kesetaraan besaran daerah pemilihan, dan agar banyak (multimember constituency). Tingginya kursi tidak mengalami penyebaran ke partai- sebaran kursi bagaimanapun akan memengaruhi partai secara ekstrem, pilihan penggunaan pada bentuk pluralitas partai yang dihasilkan besaran kursi daerah pemilihan proporsional pada Sistem Pemilu Proporsional. Pada Dapil harus ditentukan. Dalam simulasi yang dilakukan yang luas dengan kuota kursi yang cenderung oleh kajian ini, district magnitude PR diarahkan besar (10-12 kursi) tingkat kemungkinan plurali- pada tipe yang kecil (2-5) kursi. Selain dapat tas meluas akan terjadi, ketimbang dengan dapil membenahi prinsip pembagian district magnitude yang sempit dengan kuota kursi yang kecil (2-5 yang setara, penggunaan district magnitude PR kursi), yang cenderung mendorong tumbuhnya juga dimaksudkan untuk mendorong kompetisi pluralitas terbatas. 10 Untuk kebutuhan percepatan dalam Untuk hal ini dapat dilihat pada tabel 6 khususnya pembagian jumlah dapil dan jumlah kursi DPR pada Pemilu 2014 yang mendorong multipartai yang moderat, selain akan berlangsung pada 9 April 2014.

160 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 yang sama antara calon-calon anggota legislatif memungkinkan calon-calon dari daerah untuk di Pulau Jawa dan Pulau Luar Jawa yang selama tampil sebagai wakil dari distrik tersebut. Daerah ini tidak terjadi. Sebab persaingan di daerah pemilihan untuk proporsional dan distrik anggota pemilihan Pulau Jawa justru lebih longgar DPR adalah provinsi dan/atau gabungan dari ketimbang di sejumlah daerah di luar Pulau Jawa kabupaten dan/atau kota di provinsi tersebut yang kursinya lebih kecil. Konsekuensi lain dari dengan rumus M=1. penggunaan Sistem Pemilu MMM di antaranya Dari pembagian daerah pemilihan ini, juga berupaya mendekatkan besaran daerah konsekuensinya ada satu provinsi yang memiliki pemilihan PR dengan distrik. Dengan besaran lebih dari satu daerah pemilihan proporsional dan daerah pemilihan PR yang kecil akan mendorong lebih dari satu daerah pemilihan distrik. partai-partai politik melakukan proses rekrutmen secara ketat, matang, dan berkualitas. Dengan 5. Penyebaran Jumlah Kursi DPR district magnitude PR (2-5) kursi, artinya, setiap Proporsional dan Distrik daerah pemilihan minimal memiliki dua (2) kursi dan maksimal lima (5) kursi. Setelah adanya besaran daerah pemilihan (district magnitude) langkah berikutnya adalah Selain dapat melakukan pembenahan penyebaran kursi dari 560 kursi DPR sesuai tersebut, keuntungan lainnya adalah adanya dengan perbandingan 70:30 ke setiap provinsi kompetisi yang tinggi dengan preferensi pemilih untuk menentukan berapa jumlah kursi yang yang kecil, sehingga pemilih (konstituen) dapat diperoleh oleh tiap-tiap provinsi. Sebab tanpa mempertimbangkan kualitas calon-calon yang ada proses ini, tidak akan dapat ditentukan daerah akan dipilihnya. Perubahan besaran daerah pemilihan (Dapil) Pemilu Proporsional dan pemilihan PR (2-5) juga akan mendorong Distrik Mayoritariannya sebagaimana yang telah terciptanya multipartai yang moderat. Kompetisi dijelaskan pada tahapan di atas. yang ketat secara alamiah dapat memperkecil jumlah partai politik yang duduk di parlemen. Penentuan besaran daerah pemilihan Mengapa secara alamiah, karena dalam proporsional (PR) dan Mayoritarian (M) harus penggunaan MMM ini tidak berlaku ambang menganut prinsip berkeadilan (equality). batas parlemen (parliamentary threshold). Prinsip ini pada dasarnya adalah sebuah proses Pembatasan secara alamiah dilakukan melalui pengaturan penyebaran jumlah kursi DPR penggunaan distrik dan daerah pemilihan PR untuk dipilih melalui PR dan M di setiap yang dipersempit yang setara antara satu daerah daerah pemilihan PR dan M secara adil, dengan pemilihan dengan daerah pemilihan lainnya. konstanta yang tetap diberlakukan dalam proses penyebaran jumlah kursi parlemen yang akan Sementara itu, penerapan distrik dalam dipilih. Atas dasar prinsip itu, metode yang MMM suka atau tidak suka akan mendorong digunakan dalam Sistem Pemilu Paralel ini partai-partai politik untuk mencalonkan calon- adalah metode kombinasi antara kuota minimal calon anggota legislatif yang berkualitas, dan rumus d’Hondt Divisor.11 Mengapa dua dikenal dan telah memiliki basis dukungan dari kombinasi, karena pertama sesuai dengan besaran konstituen. Peluang tokoh-tokoh lokal yang daerah pemilihan PR yang telah ditetapkan (2-5) sudah dikenal oleh konstituen sangat besar jika itu berarti pertama-tama setiap provinsi harus partai tersebut ingin memenangkan pertarungan diberikan kuota minimal 2 kursi. Kursi sisanya pada suatu distrik. Hal ini yang terabaikan pada akan diterapkan dengan prinsip rumus d’Hondt praktik PR yang selama ini diterapkan oleh Divisor. Demikian pula dengan penyebaran untuk Indonesia. Tokoh-tokoh lokal hanya difungsikan kursi yang akan dipilih melalui Mayoritarian di sebagai “vote getter,” kurang diberi kesempatan utama dan pertama sebagai calon yang akan 11 Dalam pembagian kursi proporsional dan distrik, tim terpilih. Praktik dominasi orang-orang dari menggunakan rumus d’Hond Divisor (1,2,3.....dst) dengan pusat dan pengurus partai dalam praktik PR alasan penggunaan sistem d’Hond divisor lebih mendorong ke arah terbentuknya multipartai yang moderat. Penggunaan beberapa kali pemilu tentu akan dapat dibenahi. rumus ini secara konsisten digunakan pada tahap pembagian Dengan kata lain, penerapan distrik sangat kursi DPR Proporsional dan Distrik, serta pada tahap konversi suara menjadi kursi partai pada daftar PR.

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 161 setiap daerah pemilihan. Karena besaran district 1. Tahap 1: tentukan nilai 1 kursi magnitude mayoritarian adalah M=1, maka pada anggota DPR, dengan rumus jumlah tahap pertama, masing-masing provinsi diberikan penduduk/kursi distrik anggota DPR. kuota 1 kursi. Sisanya ditentukan dengan 2. Tahap 2: memberikan 1 kursi untuk menggunakan rumus d’Hondt Divisor. masing-masing provinsi (karena pada prinsipnya setiap provinsi menerima Tabel 3. Tahapan penyebaran jumlah kursi DPR (PR kuota 1 kursi). Sehingga pada tahap dan M) di Setiap Provinsi/Daerah Pemilihan ini kuota kursi distrik yang telah

Sistem Tahap 1 Tahap 2 dibagi sebanyak 33 kursi (sisa 138 PR Masing-masing provinsi Penentuan kursi selebihnya kursi). memperoleh kuota awal (326 kursi) melalui rumus 2 kursi d’Hond Divisor 3. Tahap 3: Menentukan jumlah Jumlah 66 kursi (33 provinsi) 326 kursi Mayoritarian Masing-masing provinsi Penentuan kursi selebihnya penduduk baru dengan cara: memperoleh kuota awal (135) kursi melalui rumus mengurangi jumlah penduduk awal 1 kursi Jumlah 33 kursi (33 provinsi) d’Hond Divisor dengan nilai 1 kursi distrik. 4. Tahap 4: Membagi jumlah penduduk Sumber: Tabel dibuat oleh tim kajian baru dengan rumus d’Hondt Divisor Adapun tahapan-tahapan sebagai berikut: (1,2,3...... dst sampai habis). A. Pembagian Kuota PR Anggota DPR 5. Tahap 5: Penentuan peringkat hasil (70%) atau setara dengan 392 kursi. penghitungan D’Hondt Divisor. Peringkat 1-135 itulah yang 1. Tahap 1: tentukan nilai 1 kursi memperoleh kuota kursi untuk anggota DPR, dengan rumus jumlah masing-masing provinsi. penduduk/kursi proporsional anggota DPR. 2. Tahap 2: memberikan 2 kursi untuk 6. Penentuan Jumlah Daerah Pemilihan masing-masing provinsi (karena Proporsional dan Distrik penentuan daerah pemilihan telah Jumlah dapil Proporsional ditentukan atas dasar ditetapkan 2-5 kursi. Yang berarti prinsip kisaran kursi besaran daerah pemilihan setiap daerah pemilihan minimal yang telah ditetapkan. Kisaran kursinya adalah memperoleh dua kursi dan maksimal 2-5, artinya setiap daerah pemilihan secara lima kursi). Jumlah kursi yang sudah konsisten diberlakukan masing-masing daerah dibagi pada tahap ini sebanyak 66 pemilihan maksimal 5 kursi. Sehingga diperoleh kursi (masih sisa 326 kursi). rumus: jumlah kuota kursi provinsi dibagi kisaran 3. Tahap 3: Menentukan jumlah kursi maksimal dari pemilihan (jumlah kuota penduduk baru dengan cara: kursi provinsi/5 kursi). Hasilnya adalah jumlah mengurangi jumlah penduduk awal daerah pemilihan di setiap provinsi. Semen- dengan nilai 2 kursi. tara itu, jumlah daerah pemilihan distrik karena dalam MMM ini mengunakan single member 4. Tahap 4: Membagi jumlah penduduk constituency, maka jumlah sebaran kuota kursi baru dengan rumus d’Hondt Divisor setiap provinsi sekaligus menunjukkan jumlah (1,2,3...... dst sampai habis). distriknya (atau terdapat 168 distrik). 5. Tahap 5: Menentukan peringkat Hasil simulasi pembagian kuota kursi 70% hasil penghitungan d’Hondt PR dan 30% Mayoritarian yang telah dilakukan Divisor. Peringkat 1-326 itulah oleh tim, secara garis besar dapat dibandingkan yang memperoleh kuota kursi untuk perbedaannya dengan kuota kursi Pemilu 2014 masing-masing provinsi. sebagai berikut: B. Pembagian Kuota Distrik Anggota DPR (30%) atau setara dengan 168 kursi.

162 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 Tabel 4. Perbandingan pembagian Dapil Pemilu 2014 dengan Dapil Campuran Hasil Simulasi Tim

Keterangan: Jumlah Anggota DPR 2014: 560 (Sistem Proporsional) Simulasi TIM: Proporsional (392) dan Distrik (168)

Pemilu 2014 Simulasi TIM dengan komposisi 70:30 Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah NO Provinsi Dapil Kursi Kursi PR Dapil PR* Dapil Kursi Distrik Distrik

1 Nanggroe Aceh Darussalam 2 13 8 2 4 4 2 Sumatera Utara 3 30 24 5 10 10 3 Sumatera Barat 2 14 9 2 4 4 4 Riau 2 11 10 2 4 4 5 Kepulauan Riau 1 3 2 1 3 3 6 Jambi 1 7 5 1 6 6 7 Sumatera Selatan 2 17 13 2 2 2 8 Kep. Bangka Belitung 1 3 2 1 6 6 9 Bengkulu 1 4 3 1 1 1 10 Lampung 2 18 15 3 2 2 11 DKI Jakarta 3 21 15 3 6 6 12 Jawa Barat 11 91 64 12 24 24 13 Banten 3 22 16 3 20 20 14 Jawa Tengah 10 77 52 10 3 3 15 DI Yogyakarta 1 8 5 1 23 23 16 Jawa Timur 11 87 60 12 6 6 17 Bali 1 9 6 2 3 3 18 Nusa Tenggara Barat 1 10 8 2 4 4 19 Nusa Tenggara Timur 2 13 8 2 4 4 20 Kalimantan Barat 1 10 8 2 4 4 21 Kalimantan Tengah 1 6 4 1 2 2 22 Kalimantan Selatan 2 11 6 2 3 3 23 Kalimantan Timur 1 8 6 2 3 3 24 Sulawesi Utara 1 6 4 1 2 2 25 Gorontalo 1 3 2 1 2 2 26 Sulawesi Tengah 1 6 4 1 5 5 27 Sulawesi Selatan 3 24 15 3 2 2 28 Sulawesi Tenggara 1 5 4 1 1 1 29 Sulawesi Barat 1 3 2 1 2 2 30 Maluku 1 4 2 1 2 2 31 Maluku Utara 1 3 2 1 1 1 32 Papua 1 10 6 1 3 3 33 Papua Barat 1 3 2 1 1 1 Jumlah 77 560 392 85 168 168

* Jumlah dapil Proporsional ditentukan atas dasar prinsip kisaran kursi besaran daerah pemilihan yang telah ditetapkan. Kisaran kursinya adalah 2-5, artinya setiap daerah pemilihan secara konsisten diberlakukan masing- masing daerah pemilihan maksimal 5 kursi. Sehingga diperoleh rumus: jumlah kuota kursi provinsi dibagi kisaran kursi maksimal dari pemilihan (jumlah kuota kursi provinsi/5 kursi). Hasilnya adalah jumlah daerah pemilihan di setiap provinsi.

Dari simulasi yang dilakukan oleh kajian Pulau Jawa, dan 45,66% wilayah Pulau Luar ini, terlihat bahwa ada perbedaan yang signifikan Jawa. Sementara untuk pembagian distriknya antara distribusi kursi PR dan Distrik dan kebalikannya, untuk distribusi kursi DPR distrik daerah pemilihan untuk setiap provinsi dengan di Luar Pulau Jawa sebanyak 55,95% dan Pulau pembagian kuota dan distribusi kursi pada Jawa sebanyak 44%. Hal ini disebabkan karena Pemilu 2014. Besaran daerah pemilihan (2-5) besaran wilayah Pulau Luar Jawa lebih banyak melahirkan 85 daerah pemilihan dengan jumlah dan lebih luas dibandingkan dengan Pulau Jawa. kursi sebanyak 392 dan 168 distrik. Dari segi Dari simulai perbandingan dapil pada tabel 2 dan proporsi antara Pulau Jawa dan Luar Jawa relatif tabel 8 di atas, hasil simulasi yang dilakukan oleh seimbang, untuk PR proporsinya 54,33 % wilayah tim lebih menunjukkan nilai yang setara dalam

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 163 besaran daerah pemilihan (district magnitude) Tabel 5. Simulasi Konversi Perolehan Suara Partai dibandingkan dengan besaran daerah pemilihan dengan rumus D’Hondt Divisor untuk PR

pada Pemilu 2014. Nama Partai Perolehan Pembagian dengan rumus d’Hondt Divisor Suara 1 2 3 4 5 Partai A 48 48 24 16 12 9,6 Partai B 25 25 12,5 8,33 6,25 5 7. Konversi Suara Partai menjadi Kursi Partai C 13 13 6,5 4,33 3,25 2,6 Partai D 9 9 4,5 3 2,25 1,8 Ada dua jenis konversi suara dalam sistem Partai E 4 4 2 1,33 1 0,8 pemilu paralel (MMM) yakni suara distrik dan Partai F 1 1 0,5 0,33 0,25 0,2 suara proporsional (suara partai). Oleh karena Jumlah Perolehan Suara : 100 persen itu, dalam desain ini juga ada dua jenis konversi Kursi : 6 suara pemilih baik ke partai (list tier) maupun ke daftar orang (nominal tier) pada distrik. Hasil peringkatan (terbesar ke terkecil) pembagian dengan d’Hondt Divisor untuk A. Nominal Tier pada Distrik memperoleh 6 kursi adalah (urutan tertinggi 1-6). Dalam desain ini untuk nominal tier dianut prinsip single member constituency atau berwakil Tabel 6. Ranking dan Perolehan Kursi tunggal. Oleh karena itu, anggota DPR yang No. Ranking hasil Partai Perolehan Jumlah menjadi pemenang pada nominal tier berlaku Kursi pembagaian d’Hond Kursi prinsip electoral system first past the post (FPTP) Formula 1 48 Partai A Partai A 3 calon di distrik yang memperoleh suara terbanyak 2 25 Partai B Partai B 2 adalah calon yang terpilih sebagai anggota DPR 3 24 Partai A Partai C 1 4 16 Partai A yang mewakili distrik tersebut. Satu distrik 5 13 Partai C adalah satu orang yang terpilih. 6 12,5 Partai B 6

B. List Tier pada Proporsional 8. Tata Cara/Teknik Penghitungan dan Sementara itu untuk calon yang terpilih pada Penentuan Calon PR, tahapannya adalah pertama-tama dilakukan Teknik penghitungan, pada daerah dengan single konversi suara menjadi kursi partai; dan kedua, member distrik (daftar nominal), tentu berlaku dari kursi partai itulah akan ditentukan siapa yang prinsip distrik (pemenang akan mengambil akan menduduki kursi yang diperoleh oleh partai kursi dengan mekanisme sistem ranking), politik di suatu daerah pemilihan sesuai dengan sedangkan untuk sistem proporsionalnya dapat daftar tertutup yang telah disusun oleh partai. menggunakan rumusan d’Hondt Divisor. Proses konversi suara menjadi kursi partai Sementara itu, untuk penentuan calon yang digunakan model rumus d’Hondt Divisor (dengan paling mendasar terletak pada daftar proporsional 12 bilangan pembagi 1,2,3....dst). Tahapan konversi tertutup, bagaimana sebenarnya partai politik suara menjadi kursi partai (Proporsional) adalah memperoleh kursi yang akan ditransformasikan sebagai berikut: menjadi miliki calon tertentu pada sebuah partai a. Masing-masing perolehan suara partai politik. Mekanisme ini ditentukan pada tingkat politik dijumlahkan. internal partai, karena partailah yang berhak b. Tahap berikutnya: bagi masing-masing menentukan suara partai tersebut yang akan jatuh perolehan suara partai tersebut dengan pada uratan kursi pertama, kedua, dan seterusnya. rumus d’Hondt Divisor (1,2,3....dst). Sedangkan yang menang pada distrik secara c. Tahap berikutnya adalah melakukan otomatis akan menjadi calon terpilih. peringkatan hasil pembagian perolehan Dalam menjaga kualitas demokrasi dan suara partai dengan rumus d’Hondt kejujuran serta keadilan pemilu MMM, basis Divisor (1,2,3....dst). penghitungan suara didasarkan pada basis data TPS dan tidak didasarkan pada basis data pemilihan yang sifatnya berjenjang. 12 Ibid., hlm. 29-32.

164 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 9. Kertas Suara dan Pemberian Suara dengan data Pemilu 2014 menggambarkan Kertas suara (ballot) dalam sistem pemilu pemenang pemilu memperoleh 26% suara. paralel hanya menggunakan satu jenis kertas Dalam konteks mencari jalan keluar suara. Hal ini berkaitan dengan sah tidaknya untuk membenahi kelemahan sistem pemilu di pemberian suara oleh pemilih. Dalam MMM, Indonesia, tim kajian pemilu P2P LIPI bukan saja suara dianggap sah apabila ada hubungan dalam telah menghasilkan kajian akademik dan teoretis memilih oleh seorang pemilih antara daftar sejak 2012. Pada kajian 2013 dan 2014 tim juga proporsional (partai) dengan calon distrik dari telah mengaplikasikan cara kerja Sistem Pemilu partai yang bersangkutan. Sebagai contoh, Paralel yang dibuktikan dengan simulai dengan jika seorang memilih partai A (pada daftar menggunakan data Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 proporsionalnya) maka calon distrik yang harus untuk menjawab keragu-raguan pelbagai pihak dipilih adalah calon dari partai A. Jika pada calon bahwa Sistem Pemilu Paralel tidak cocok bagi distrik pemilih tersebut memilih calon dari partai Indonesia. lain (Partai B, C atau D) maka suara tersebut dinyatakan tidak sah. Daftar Pustaka

Penutup: Beranikah Indonesia Beralih Buku ke Sistem Pemilu Paralel Asfar, Muhammad (Ed.). 2002. Model-model Sistem Sebagaimana diuraikan sebelumnya redesign Pemilihan di Indonesia. Surabaya: Pusat sistem pemilu dari proporsional menjadi sistem Studi Demokrasi dan HAM bekerja sama MMM pada dasarnya bertujuan untuk melakukan dengan Partnership for Governance Reform in Indonesia. penyederhanaan partai, terciptanya akuntabilitas, Basyar, M. Hamdan dan Freddy L Tobing (Eds.). representasi keterwakilan politik hasil pemilu, 2010. Kepemimpinan Nasional, Demokrasi dan dan mendorong efektivitas pemerintahan. Tantangan Globalisasi. Yogyakarta: Pustaka Keberhasilan penerapan sistem MMM sebagai Pelajar. pengganti sistem proporsional hanya akan Bhakti, Ikrar Nusa dan Riza Sihbudi (Eds.). 2001. berjalan dengan baik di Indonesia manakala Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat. Bandung: ada good will dari DPR dan pemerintah untuk Mizan. secara sungguh-sungguh mengkaji sistem pemilu Cheibub, Jose Antonio. 2007. Presidentialism, yang terbaik yang cocok bagi Indonesia dengan Parliamentarism, and Democracy. New York: parameter tujuan yang ingin dikehendaki. Dalam Cambridge. konteks ini, tim P2P LIPI memandang bahwa Colomer, Josep M. (Ed.). 2004. Handbook of Electoral Sistem Pemilu Paralel dapat menjawab sejumlah System Choice. New York: Palgrave Macmillan. kebutuhan seperti yang telah disampaikan di atas Diamond, Larry dan Marc F Plattner (Eds.). 2006. yaitu, membenahi kelemahan mendasar sistem Electoral Systems and Democracy. Baltimore: The Johns Hopkins University Press. pemilu proporsional, menciptakan pemenang mayoritas minimal di DPR, menyederhanakan Ferrara, Federico, Erik S. Herron, dan Misa Nishikawa. 2005. Mixed Electoral Systems Contamination partai secara alamiah, yang pada akhirnya akan and Its Consequences. New York: Palgrav memperkuat sistem presidensial. Macmillian. Pembuktian atas bekerjanya Sistem Pemilu Gallagher, Michale dan Mitchell, Palu. 2005. The Paralel di atas telah diuji coba oleh tim peneliti Politics of Electoral System. New York: Oxford dengan melakukan simulasi menggunakan data University Press. Pemilu 2009 dan Pemilu 2014 yang hasilnya Haris, Syamsuddin (Ed.). 2005. Pemilu Langsung di antara lain sesuai dengan asumsi awal pada saat Tengah Oligarkhi Partai: Proses Nominasi dan proses pencarian, bahwa Sistem Pemilu Paralel Seleksi Calon Legislatif Pemilu 2004. Jakarta: Gramedia. dapat menciptakan pemenang pemilu mayoritas minimal di parlemen. Hasil simulasi dengan data IDEA. 2005. Electoral System Design: An Overview of the New International IDEA Handbook. Pemilu 2009 menunjukkan pemenang pemilu Sweden: The International IDEA. memperoleh 36% suara, sedangkan hasil simulasi

Fisibilitas Sistem Pemilu Campuran ... | Moch. Nurhasim | 165 Lijphart, Arend (Ed.). 1995. Sistem Pemerintahan Jurnal Parlementer dan Presidensial. Terjemahan. Partnership Policy Paper No. 3/2011. Membangun Jakarta: Raja Grafindo Persada. Pemerintahan Presidensial yang Efektif Melalui Linz, Juan dan Velensuela, Arturo (Eds.). 1994. The Desain Sistem Pemilihan Umum. Failure of Presidensial Demokracy: The Case of Latin America. Jilid 2. Baltimore, MD: The John Hopkins University Press. Linz, Juan J. et.al. 2001. Menjauhi Demokrasi Kaum Penjahat: Belajar dari Kekeliruan Negara- negara Lain. Bandung: Mizan. Pamungkas, Sigit. 2011. Partai Politik: Teori dan Praktik di Indonesia. Yogyakarta: Institute for Democracy and Welfarism. Renwick, Alan. 2010. the Politics of Electoral Reform: Changging the Rule of Democracy. New York: Cambridge. Shugart, Matthew Soberg dan Martin P Wattenberg (Eds.). 2001. Mixed-Member Electoral Systems The Best of Both Worlds?. New York: Oxford University Press.

166 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 149–166 MEMAHAMI PERSPEKTIF TIONGKOK DALAM UPAYA PENYELESAIAN SENGKETA LAUT CINA SELATAN

UNDERSTANDING THE CHINESE PERSPECTIVE ON SOLVING DISPUTES IN THE SOUTH CHINA SEA

Faudzan Farhana

Peneliti Pusat Penelitian Politik, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia Jalan Jenderal Gatot Subroto No. 10, Jakarta E-mail: [email protected] Diterima: 26 Februari 2014; direvisi: 25 Mei 2014; disetujui: 25 Juni 2014

Judul Buku : Solving Disputes for Regional Cooperation and Development in the South China Sea: A Chinese Perspective Pengarang : Wu Sichun Penerbit : Chandos Publishing Tahun Terbit : 2013 Tebal : xxii + 211 halaman

Abstract

This review is about a Chinese perspective towards development of territorial disputes in the South China Sea (SCS). As one of the key actor in the disputes, it is very important to understand China’s perspective in order to predict its policies, regarding to the effort of disputes settlement and development of cooperation in the region. From this book we can concluded that China claims its sovereignty over four group of islands in SCS and sea around it based on three reason: (1) historical rights that consist of discovery, naming, continuous act of using the name, and protest and fight towards foreign invasion, (2) continuous application of administrative authority, and (3) recognition of China’s sovereignty from international community and even from some of the claimant states. Further more in the efforts of disputes settlement, China adviced that all of the parties should work together towards a peaceful resolution based on four principles: (1) peaceful uses of the sea, (2) step-by-step efforts, (3) equal sharing of benefits, and (4) environmentally friendly exploration.

Keywords: Chinese perspective, South China Sea, territorial disputes, regional cooperation.

Abstrak

Ulasan buku ini adalah tentang sudut pandang Tiongkok terhadap perkembangan isu sengketa kewilayahan di Laut Cina Selatan (LCS). Sebagai salah satu aktor kunci dalam sengketa ini, sangatlah penting untuk memahami pandangan Tiongkok agar dapat memprediksi kebijakan politiknya terkait dengan upaya penyelesaian sengketa secara damai dan pengembangan kerja sama di kawasan. Tiongkok mengklaim kedaulatannya atas keempat grup kepulauan di LCS dan lautan di sekelilingnya berdasarkan tiga hal: (1) hak-hak historis yang mencakup penemuan, penamaan, penggunaan nama yang berkelanjutan, dan tindakan protes dan perlawanan terhadap invasi asing, (2) penyelenggaraan kekuasaan administratif yang berkelanjutan, serta (3) adanya pengakuan atas kedaulatan Tiongkok dari komunitas internasional dan bahkan juga dari beberapa negara pengklaim lainnya. Sementara itu, dalam upaya penyelesaian sengketa ini disarankan agar seluruh pihak dapat bekerjasama dalam menemukan resolusi damai berdasarkan empat prinsip: (1) pengelolaan laut secara damai, (2) upaya selangkah-demi-selangkah, (3) pembagian keuntungan yang adil dan seimbang, serta (4) pengeksplorasian yang ramah lingkungan.

Kata Kunci: perspektif Tiongkok, Laut Cina Selatan, sengketa wilayah, kerja sama regional.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 167 Pendahuluan dan pendekatan tidak resmi melalui pejabat- Dalam menyelesaikan sebuah sengketa, yang pejabat resmi namun dalam kapasitas personal 5 menjadi prioritas adalah menyelesaikan sengketa masing-masing. Pendekatan formal ini telah itu, bukan memberikan penghakiman.1 Berbagai menghasilkan “Declaration on the Conduct of pihak, baik yang terlibat langsung maupun tidak Parties in the South China Sea” (DoC) yang langsung, dalam sengketa wilayah di Laut Cina ditandatangani oleh Menteri-Menteri Luar 6 Selatan (LCS) selama beberapa dekade ini terus Negeri ASEAN dan Tiongkok pada tahun 2002. berproses dalam mencari bentuk penyelesaian Pada bulan Juli 2011 dalam ASEAN Regional sengketa yang paling baik untuk keamanan dan Forum (ARF) kemudian lalu dikeluarkan pula 7 stabilitas kawasan. Republik Rakyat Tiongkok “Guidelines for the Implementation of DoC.” (RRT) adalah negara pertama yang mengklaim Selain itu, ada kesepakatan antara Tiongkok dan wilayah perairan di dalam ‘sembilan garis Filipina (1995), dan Filipina dengan Vietnam putus-putus’2 (nine-dashed line) yang tercantum (1996) dalam pembentukan Confidence Building 8 pada peta yang diproduksi oleh Departemen Measures, kode etik di antara mereka. Pendekatan Geografi Kementerian Dalam Negeri Republik informal telah diinisiasi oleh Indonesia melalui Tiongkok pada tahun 1947.3 Setelah itu, pada Workshop Process on Managing Potential 9 tahun 1951, di dalam Konferensi Perdamaian Conflict in the South China Sea sejak tahun 1989. San Fransisco, Perdana Menteri Vietnam Selatan Akan tetapi, meskipun upaya-upaya mengeluarkan pernyataan tentang kepemilikan tersebut terus berjalan, potensi konflik terbuka Vietnam terhadap Kepulauan Spratly dan Paracel. terus mengancam kedamaian di kawasan Dan di tahun 1970an, Brunei dan Malaysia turut LCS. Ketegangan kembali muncul ketika serta dalam pertikaian dengan mengklaim Landas pertama kalinya Tiongkok mempublikasikan Kontinen di LCS berdasarkan Hukum Laut peta wilayahnya yang mencakup empat gugus Internasional (United Nation Convention on the kepulauan di LCS. Peta ini diperlihatkan ke Law of the Sea –UNCLOS).4 publik internasional dengan cara dilampirkan Melihat potensi terjadinya konflik di di dalam Nota Verbal kepada United Nations kawasan, berbagai upaya dilakukan untuk Commission on the Limits of the Continental mengelola konflik dan penyelesaian sengketa Shelf sebagai aksi protes terhadap misi kerja sama secara damai terhadap isu ini. Usaha untuk antara Vietnam dan Malaysia yang dilakukan di mengembangkan kerja sama keamanan regional, batas terluar landas kontinen mereka di Laut Cina 10 penyelesaian sengketa, dan pengelolaan konflik Selatan (LCS). Aksi Tiongkok ini dilanjutkan serta pengembangan di LCS selama ini terbagi 5 Hasjim Djalal, “Dispute Settlement and Management Conflict atas: pendekatan formal melalui forum ASEAN, in the South China Sea”, http://www.sr-indonesia.com/in-the- pendekatan informal melalui institusi akademik, journal/view/dispute-settlement-and-conflict-management-in- the-south-china-sea, diakses pada tanggal 23 Mei 2014.

1 World Trade Organization, Chapter 3: Settling Disputes, http:// 6 Carlyle A. Thayer, “ASEAN and China Consultations on a www.wto.org/english/thewto_e/whatis_e/tif_e/utw_chap3_e. Code of Conduct of South China Sea: Prospects and Obstacles”, pdf, diakses pada tanggal 19 Mei 2014. http://www.iacspsea.com/wp-content/uploads/2013/10/Thayer-

2 Russian-Academy-of-Sciences-SCS-Paper.pdf, diakses pada Masih ada ketidakseragaman penggunaan istilah antara tanggal 23 Mei 2014. nine-dash lines, nine-dotted lines, dan U-shaped line dalam berbagai tulisan tentang batas wilayah RRT di wilayah Laut 7 Claire Taylor, “Military Balance in South East Asia”, www. Cina Selatan. Dalam buku ini juga Prof. Wu Sichun tidak parliament.uk/briefing-papers/rp11-79.pdf, diakses pada menegaskan penggunaan istilah yang mana yang lebih benar, tanggal 24 Mei 2014. akan tetapi agar tidak membingungkan pembaca maka istilah yang digunakan dalam ulasan ini adalah nine-dashed lines yang 8 Djalal, op.cit. merupakan terjemahan langsung dari jiu duan xian yang berarti sembilan garis putus-putus. 9 Hasjim Djalal dan Ian Townsend-Gault, “South China Sea Cooperation”, http://www.nst.com.my/opinion/columnist/ 3 Li Jinming dan Li Dexia, “The Dotted Line on the Chinese south-china-sea-cooperation-1.569022, diakses pada tanggal Map of the South China Sea: A Note,” Ocean Development and 23 Mei 2014. International Law 34, 2003, http://www.tandfonline.com/doi/ pdf/10.1080/00908320390221821. 10 Tran Truong Thuy, “China’s U-shaped Line in the South China Sea: Interpretations, Asserting Activities, and Reactions 4 Ibid. from Outside”, http://www.nghiencuubiendong.vn/trung-tam-

168 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 dengan adanya peningkatan aktivitas penggunaan berwenang dalam pembentukan mekanisme militer dan kapal-kapal penjaga, kapal-kapal tersebut. sipil, dan perahu nelayan untuk memperluas kehadirannya di dalam wilayah ini dan berusaha Memahami Perspektif Tiongkok dalam mengubah perairan di dalam garis tersebut Upaya Penyelesaian Sengketa LCS menjadi Zona Maritim Tiongkok.11 Secara garis besar penulis buku ini membagi Tindakan-tindakan dari Tiongkok ini bukunya ke dalam tujuh bab yang akan sangat menimbulkan beragam reaksi dari para pengamat, menarik bagi siapa saja yang ingin mengetahui akademisi, dan ahli yang mengikuti perkembangan lebih dalam mengenai perspektif Tiongkok isu ini. Banyak yang menyayangkan tindakan dalam sengketa di LCS. Diawali dengan bab yang seolah kontraproduktif dengan upaya- pengantar yang menekankan pentingnya me- upaya yang selama ini tengah dilakukan. mahami perspektif Tiongkok terhadap sengketa Tentu saja hampir keseluruhan pihak yang LCS, dan juga untuk mempelajari bagaimana menyayangkan aksi Tiongkok ini berasal dari Tiongkok melakukan pendekatan terhadap luar Tiongkok yang sebagai negara berdaulat masalah dan negara-negara tetangganya untuk mempunyai pertimbangan dan perspektifnya memprediksi langkah dan kebijakannya di sendiri. Buku berjudul “Solving Disputes for masa depan. Buku ini mendiskusikan tentang Regional Development and Cooperation in the sengketa LCS dari perspektif Tiongkok dalam South China Sea” ini ditulis oleh Wu Sichun berbagai dimensi yakni dimensi sejarah, hukum, dengan harapan dapat merepresentasikan sudut politik internasional, ekonomi, diplomasi, dan pandang Republik Rakyat Tiongkok (RRT) hubungan militer. Penulis buku ini berharap tidak mengenai permasalahan di LCS tersebut. hanya mendemonstrasikan posisi resmi Tiongkok Para pembaca yang tertarik pada isu ini mengenai kedaulatan dan sengketa maritimnya pada umumnya bergantung pada literatur yang melainkan juga menganalisa faktor-faktor yang ditulis oleh para akademisi dari luar Tiongkok memunculkan peningkatan sengketa di LCS. yang mungkin tidak benar-benar memahami Ketika merujuk pada berbagai formasi perspektif Tiongkok sehingga kemudian daratan di Laut Cina Selatan, kebanyakan literatur akan menimbulkan pandangan yang bias atau akan menyebutkan tiga gugusan kepulauan dan bahkan menyesatkan. Sementara itu, sebagian satu sungai di bawah laut, yakni Kepulauan besar literatur kebijakan politik Tiongkok dan Paracel (Xisha Qundao), Kepulauan Spratly perspektifnya dituliskan dalam bahasa Tionghoa. (Nansha Qundao), Kepulauan Pratas (Dongsha Akibatnya, terjadi kekosongan sudut pandang Qundao), dan (Zhongsa yang merepresentasikan kebijakan politik Qundao). Sebenarnya ada empat gugusan Tiongkok dalam literatur-literatur internasional. kepulauan lainnya yang terletak di sebelah barat Kehadiran buku ini tidak lain adalah untuk daya LCS, yakni Kepulauan Anambas, Badas, mengisi kekosongan tersebut dalam literatur Natuna, dan Tambelan. Akan tetapi, keempat berbahasa Inggris yang telah ada. Buku ini gugusan ini tidak begitu menarik perhatian sendiri berfokus pada pembentukan mekanisme sebab secara umum keempatnya dikenal sebagai pengelolaan konflik dan penyelesaian sengketa. wilayah kedaulatan Indonesia, sehingga tidak Oleh Dr. Wu, buku ini diharapkan dapat dijadikan dibahas secara lebih khusus dalam buku ini.12 referensi oleh para politisi dan pejabat yang Menurut Dr. Wu, Kepulauan Spratly (dalam bahasa Tionghoa: Nansha Qundao) merupakan pokok inti persoalan di LCS. Setidaknya ada du-lieu-bien-dong/doc_download/596-tran-truong-thuy-chinas- u-shaped-line-in-the-south-china-sea-possible-interpretations- lima negara yang mengklaim wilayah Kepulauan asserting-activities-and-reactions-from-outside, diakses pada Spratly ini, Tiongkok, Vietnam, Filipina, Malaysia tanggal 20 Mei 2014. dan Brunei Darussalam. Kelima negara di atas, 11 Jerry Bonkowski, “China Ciptakan Zona Maritim untuk kecuali Brunei Darussalam mempunyai klaim Membatasi Nelayan Asing di Propinsi Hainan”, http://apdforum. com/id/article/rmiap/articles/online/features/2013/12/18/china- fishing-zone, diakses pada tanggal 23 Mei 2014. 12 Pernyataan ini tertulis di halaman 3 buku ini.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 169 dan pemberian nama terhadap pulau-pulau di dari Kepulauan Spratly pun meningkat, ketika kepulauan Spratly, sementara Brunei Darussalam Tiongkok, Vietnam, Malaysia, Filipina, dan hanya mengklaim wilayah laut di Kepulauan Taiwan masing-masing mulai mengadakan Spratly sebagai bagian dari Zona Ekonomi kehadiran manusia yang berkelanjutan di pulau- Eksklusif (ZEE) negaranya.13 Pembahasan di pulau dan beberapa karang besar yang berbeda. buku ini fokus pada sengketa di kepulauan Pos-pos penjagaan militer dan fasilitas-fasilitas ini. Selain itu, klaim maritim dianggap sangat lain menunjukkan keseriusan terhadap klaim relevan dengan sengketa terhadap kepulauan kedaulatan mereka. Spratly, sehingga klaim tumpang tindih terhadap Kepulauan ini sendiri sebenarnya bukan zona maritim tersebut dideskripsikan dan merupakan pulau yang layak huni, akan tetapi dieksplorasi lebih jauh. Buku ini memaparkan pulau ini memiliki banyak potensi sumber secara cukup terperinci sejarah sengketa atas daya alam dan letak geografis yang sangat Kepulauan Spratly di antara Tiongkok dan strategis. Kekayaan alam yang dimiliki membuat negara-negara lainnya dengan harapan dapat beberapa negara bersikeras untuk mengakui menolong pembaca dalam memahami lebih dan mengklaim wilayah tersebut. Selain baik perspektif Tiongkok terhadap kompleksitas itu, kawasan ini merupakan kawasan lintas LCS, termasuk kompetisi memperebutkan laut yang sangat strategis sehingga mampu kedaulatan di atas pulau-pulau kecil, rezim mendukung perekonomian negara. Merupakan kepulauan dan dampaknya terhadap penetapan pengetahuan umum bahwa LCS terletak pada batas maritim, tumpang tindih klaim maritim dan posisi geostrategis yang penting. Sebagai leher bagaimana negara-negara yang berdekatan dapat dari Samudra Pasifik dan Samudra Hindia, bekerjasama untuk mengeksploitasi sumber daya perairannya menghubungkan perdagangan yang terdapat di LCS. negara-negara paling penting di Asia, Amerika, Berdasarkan paparan mengenai sejarah dan Eropa. Singapura dan Hong Kong, dua dalam buku ini, dapat diketahui bahwa sebelum kota pelabuhan paling utama di dunia terletak akhir tahun 1960an belum ada ketegangan di bagian utara dan selatannya. Fitur-fitur yang mengemuka tentang Kepulauan Spratly, daratannya membentang sekitar 1.000 kilometer meskipun kepemilikannya telah diklaim dari tenggara ke barat daya di LCS. 14 oleh berbagai dinasti dan pemerintahan yang Pada hakikatnya, semua pelayaran penting berbeda-beda baik dari pihak Tiongkok maupun dan jalur lalu lintas udara yang melewati LCS Vietnam. Di antara tahun 1930an dan 1950an akan melalui atau mendekati atol-atol Kepulauan kepemilikannya sering beralih kepada negara- Spratly. Kedekatan kepulauan ini dengan negara yang lainnya, seperti Prancis, Jepang, wilayah pantai dari negara-negara pantai, dimana dan bahkan pihak swasta dari Filipina. Sejak pelabuhan, kota, dan zona industri berkumpul, tahun 1970an, Filipina dan Malaysia juga semakin menunjukkan kepentingan strategis ikut serta dalam pertikaian ini. Sengketa dari kepulauan ini. Secara teoritis, kepemilikan atas berbagai negara kemudian semakin diperumit Kepulauan Spratly akan berujung pada kontrol dengan adanya hak Zona Ekonomi Eksklusif yang menyeluruh baik secara langsung maupun (ZEE) sejauh 200 mil berdasarkan United Nation tidak langsung dari kebanyakan perlintasan dari Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Selat Malaka ke Jepang, dari Singapura ke Hong Brunei pun menerbitkan peta dari landas Kong, dan dari Guangzhou ke Manila, oleh kontinennya pada tahun 1988 untuk mengklaim karena itu fitur-fitur dari kepulauan ini memiliki 200 mil ZEE ini, sehingga mengakibatkan adanya andil yang sangat strategis di seluruh wilayah tuntutan atas Karang Louisa (Nantong Jiao) dan LCS. Rifleman Bank (Nanwei Tan) dari Kepulauan Selain posisinya yang sangat strategis, Spratly. Sengketa mengenai yurisdiksi politik perairan ini juga berisi ekosistem laut dengan

13 Tkr, “Sengketa Kepulauan Spratly, Potensi Konflik di Asia keanekaragaman hayati yang menakjubkan. Tenggara”, http://militaryanalysisonline.blogspot.com/2013/09/ Keanekaragaman ini mendukung industri sengketa-kepulauan-spratly-potensi.html, diakses pada tanggal 23 Mei 2014. 14 Ibid.

170 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 penangkapan ikan yang, sebagai timbal baliknya, Di dalam buku ini juga dipaparkan bahwa bertanggungjawab dalam memenuhi kebutuhan disepakatinya UNCLOS pada tahun 1982 juga jutaan orang. Lebih jauh lagi, wilayah ini merupakan faktor yang memperumit sengketa disinyalir mengandung cadangan sumber daya wilayah di LCS. UNCLOS mengkodifikasikan energi dasar laut yang sangat besar. Kemungkinan ‘sejumlah hak’ yang ditambahkan kepada negara ini menjadi daya tarik utama di era peningkatan yang memiliki kedaulatan wilayah atas pulau kebutuhan energi seperti saat ini. Sementara atau kepulauan. Yang paling penting adalah cadangan energi dasar laut telah lama ditemukan hak eksklusif untuk mengekploitasi sumber dan masih dalam proses pengembangan di batas daya yang ada di dasar laut atau kepulauan. luar Laut Cina Timur, Laut Cina Selatan, dan Berdasarkan UNCLOS negara yang memiliki Teluk Thailand, potensi keseluruhannya masih kedaulatan wilayah atas pulau diperbolehkan belum bisa dipastikan dan belum disadari sebagai untuk memiliki 12 mil laut wilayah dan 200 konsekuensi dari sengketa yurisdiksi teritorial mil ZEE di sekitar pulau. Jika negara memiliki dan maritim yang secara terus menerus menjadi kedaulatan atas keseluruhan kepulauan dan bagian dari perairan ini. Tentu saja, ruang maritim menjadi negara kepulauan, maka negara tersebut selalu dikarakteristikkan dengan banyaknya mempunyai hak untuk menarik garis pangkal sengketa kedaulatan atas pulau-pulau kecil dan lurus di antara pulau-pulau terluar dan akan terpencil, bebatuan, dan karang-karang, dan lebar mempunyai kedaulatan atas sumber daya alam yang meskipun tidak selalu jelas, tumpang tindih di dasar laut yang terletak di dalam garis pangkal klaim yurisdiksinya.15 lurus tersebut (Pasal 47 dan 49). Di sisi lain, faktor lingkungan geopolitik Implikasi dari kedaulatan wilayah atas kawasan juga menjadi faktor utama yang pulau berdasarkan ayat 121 UNCLOS sangat mempengaruhi proses sengketa atas LCS mulai jelas, keuntungan potensial dari minyak dan dari tahun 1950an ke atas. Isu geopolitik meliputi sumber daya gas akan cenderung menimbulkan kekuasaan politik di antara negara-negara pelaku sengketa wilayah ketika setiap negara kemudian utama –Tiongkok, Amerika Serikat, dan Uni berlomba untuk menguasai fitur-fitur daratan di Soviet (sekarang Rusia) – dan pengembangan lautan; dalam hal ini Kepulauan Spratly. Selain Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) permasalahan tentang klaim tumpang tindih sebagai organisasi kawasan. Setelah Perang antar negara-negara yang bertetangga atau Dunia II, secara ideologis dunia terbagi menjadi bersebelahan pantai di mana ZEE dan landas dua: dunia komunis, yang dipimpin oleh Uni kontinennya akan terpengaruh, ada beberapa Soviet, dan dunia non-komunis yang dipimpin kelemahan lain dari UNCLOS yang berakibat oleh Amerika Serikat. Pemulihan kembali pada ketidakcocokan pada praktik-praktik pascaperang ini sangat mempengaruhi sengketa negara kapanpun peraturan-peraturan tersebut di Kepulauan Spratly. Meskipun Amerika Serikat diberlakukan. dan Uni Soviet, tidak menduduki fitur apapun Pertama, untuk mengakomodasi perhatian di kepulauan tersebut, mereka turut campur yang berbeda-beda dari seluruh negara peserta dalam sengketa ini sampai batas-batas tertentu. diskusi pada waktu pengkodifikasian UNCLOS, Keseimbangan kekuatan di wilayah LCS dapat dibuatlah kompromi yang menghasilkan kalimat- secara langsung mempengaruhi keseimbangan kalimat ambigu di dalam beberapa pasal. kekuatan di kawasan Asia Pasifik dan keseluruhan Negara-negara kemudian menerjermahkan dan 16 tata kelola politik internasional. mengejawantahkan pasal-pasal ini sesuai dengan kepentingan utama mereka masing-masing, dan inilah yang mengakibatkan ketidakcocokan 15 Hasjim Djalal dkk, “From Disputed Waters to Seas of atau bahkan konflik dalam penerjemahan Opportunity”, The National Bureau of Asian Research, NBR Special Report #30, Juli 2011. atau pelaksanaan pasal. Kedua, terkait dengan penyelesaian sengketa terkait dengan 16 Anu Krishnan, “South China Sea: Revival of the Cold War and Balace of Power?”, http://www.ipcs.org/article/china/ penerjemahan dan pengaplikasian UNCLOS, Bab south-china-sea-revival-of-the-cold-war-and-balance-3809. XV hanya menyediakan prinsip-prinsip umum, html, diakses pada tanggal 24 Mei 2014.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 171 dan para pihak yang bersengketa dipersilakan dipertimbangkan.19 Dari perspektif Tiongkok, untuk menerjemahkannya sesuai kebutuhan faktor-faktor historis seperti penemuan, penamaan mereka. Ketidakseragaman penerjemahan dan dan penggunaan nama secara berkelanjutan, dan pengaplikasian ini menimbulkan kontradiksi praktik penyelenggaraan kekuasaan negara dalam hal pengaplikasiannya. Ketiga, UNCLOS semuanya membentuk kedaulatan dan hak tidak mengatur tentang “perairan historis” atau berdaulatnya atas keempat gugus kepulauan yang “hak historis”. Kurangnya pertimbangan tentang terdapat di dalam sembilan garis putus-putus bukti-bukti historis dalam penentuan yurisdiksi di LCS. Bab ini bertujuan untuk menunjukkan maritim akan mengakibatkan kontradiksi bukti-bukti sejarah yang menjadi pokok dari antara UNCLOS dan prinsip-prinsip hukum klaim Tiongkok, dan juga mendiskusikan internasional yang lain. Sebagai contohnya perbedaan antara konsep kewilayahan pra- adalah kasus Kepulauan Spratly yang akan modern Tiongkok dan Barat. dibahas lebih lanjut di dalam bab 2. Klaim kedaulatan Tiongkok terhadap Bab 2 dari buku ini akan mengelaborasi keempat gugus kepulauan di LCS atas hak historis argumen-argumen Tiongkok dalam klaimnya berdasarkan faktor penemuan, penamaan, dan terhadap Kepulauan Paracel dan Kepulauan sejarah penyelenggaraan kekuasaan pemerintah Spratly. Tiongkok mengklaim kedaulatannya yang telah berlangsung selama lebih dari 2.000 atas keempat grup kepulauan di LCS dan tahun. Menurut penulis buku ini, tidak akan ada lautan di sekelilingnya berdasarkan tiga hal: (1) negara pantai di sekitar wilayah LCS yang dapat hak historis, (2) penyelenggaraan kekuasaan menyediakan bukti lebih banyak dari Tiongkok administratif yang berkelanjutan, serta (3) untuk mendukung klaim kedaulatannya atas adanya pengakuan atas kedaulatan Tiongkok dari kepulauan tersebut. Dalam buku ini disebutkan komunitas internasional dan bahkan juga dari bahwa negara-negara pengklaim lainnya tidak beberapa negara pengklaim lainnya. dapat diharapkan untuk menemukan catatan UNCLOS tidak berisi ketentuan yang tertulis atau penemuan arkeologis dengan jumlah mengatur tentang pendefinisian hak-hak historis yang sebanding tentang LCS seperti yang dimiliki dan rezim yang terkait dalam hal penentuan oleh kawasan kontinental Tiongkok karena kedaulatan atas sengketa wilayah. Meskipun bahkan ketika masih dalam penguasaan dinasti- demikian, menurut penulis buku ini, sejarah dinasti Tiongkok, LCS selalu menjadi wilayah tidak dapat diabaikan, dan negara tidak dapat yang paling terpencil dan tidak berpenghuni di diharapkan untuk mengabaikan begitu saja hak- dalam peta kedaulatan Tiongkok. hak tersebut ketika meratifikasi UNCLOS. “Hak Hal yang menarik untuk diperhatikan di Harus Didahulukan” berdasarkan preseden kasus dalam bab ini adalah, meskipun para pakar seperti Libya-Tunisia17 dan Eritrea-Yaman18 Tiongkok telah sepakat bahwa Tiongkok menunjukkan bahwa meskipun rezim terkait merupakan negara pertama yang menemukan masih baru, hak historis harus tetap dihormati dan kepulauan-kepulauan di LCS, mereka belum sepakat tentang waktu pasti penemuannya. Catatan sejarah Tiongkok dikritisi karena tidak cukup persuasif dalam mendukung klaimnya atas 17 Untuk memahami lebih lanjut tentang kasus ini sebaiknya baca tulisan International Court of Justice, “Case Concerning ‘okupasi rutin, penyelenggaraan administrasi Continental Shelf (Tunisia/Libyan Arab Jamahiriyah)”, http:// www.icj-cij.org/docket/index.php?sum=330&p1=3&p2=3&ca 19 Untuk memahami lebih lanjut tentang “Hak Harus se=63&p3=5, diakses pada tanggal 24 Mei 2014. Didahulukan” ini lihat tulisan Clive R Symmons, “Rights and Jurisdiction Over Resources and Obligations of Coastal States: 18 Untuk memahami lebih lanjut tentang kasus lihat tulisan Validity of Historic Rights Claims”, http://nghiencuubiendong. Barbara Kwiatkowska, “the Eritrea/Yemen Arbitration: vn/trung-tam-du-lieu-bien-dong/doc_download/876-clive- Landmark Progress in the Acquisition of Territorial symmons-rights-and-jurisdiction-over-resources-and- Sovereigntyand Equitable Maritime Boundary Delimitation”, obligations-of-coastal-states-validity-of-historic-rights- IBRU Boundary and Security Bulletin 2000, https://www.dur. claims&sa=U&ei=Jr5_U_qzN8blrAej4CACw&ved=0CBsQ ac.uk/ibru/publications/download/%3Fid%3D164&sa=U&ei FjAA&sig2=f8vu3949YXT8B13TTJdMxg&usg=AFQjCN =a7t_U63nKcH5rAeoqYDQCg&ved=0CCwQFjAG&sig2=n F8gbF1skOdp02DuWirZMHMxI6q7g, diakses pada tanggal MMGBHLBy_Nosn_-gZvv_w&usg=AFQjCNHUiMlA7oV 24 Mei 2014. N0K65ri5ZbLpT-42gbA, diakses pada tanggal 24 Mei 2014.

172 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 yang efektif atau penegasan kontrol kedaulatan’ (Son of Heaven). Ketika kekaisaran melemah dan atas Kepulauan Spratly.20 Akan tetapi, menurut menjadi tidak stabil, ikatan pemberian upeti akan buku ini, harus dipahami bahwa penyebab utama terputus dan LCS akan menjadi batas wilayah kelemahan dari bukti tersebut adalah karena negara. Ancaman yang terdapat di LCS, seperti konsep kewilayahan Tiongkok yang sangat kuno. ombak yang ganas dan karang serta beting yang Kedaulatan, menurut konsep kuno ini adalah berbahaya, akan mengamankan negara tersebut berdasarkan loyalitas dari masyarakat yang dari ancaman luar. Sebagai konsekuensinya, dipimpin bukan sekedar batas nasional yang Tiongkok kuno tidak menyadari kebutuhan jelas sebagaimana yang diterapkan dalam sistem akan kontrol yang dominan atas LCS (yang Westphalia. berfungsi seperti benteng pengamanan kerajaan). Konsep ini secara intrisik berhubungan Pada akhir Dinasti Qing, ketika Tiongkok telah dengan dimensi politik sistem pemberian membuka diri terhadap sistem internasional dan upeti Tiongkok (China’s ancient tributary sistem hukum modern, barulah Tiongkok menjadi system)21, yang dihasilkan dari persetujuan, atau lebih sadar akan konsep kedaulatan modern. bahkan kehendak bebas, dari negara-negara Sejak itu, Tiongkok secara konsisten terus taklukan. Sistem ini diperluas sampai ke memprotes pelanggaran batas terhadap fitur- pantai-pantai LCS ketika pengadilan kekaisaran fitur LCS yang dilakukan oleh Inggris, Jerman, Tiongkok menganugerahi gelar kepada raja-raja Prancis, dan Jepang. Traktat PascaPerang Dunia di negara taklukan tersebut dan negara-negara II yang ditandatangani oleh Tiongkok dengan ini memberikan pengakuan atas kedaulatan Jepang dan negara-negara lainnya kemudian Tiongkok. Melihat bahwa Sistem Pemberian menegaskan kedaulatan Tiongkok atas keempat Upeti Sinosentris adalah aturan internasional gugus kepulauan LCS. yang dominan di Asia Timur kuno pada waktu Lebih lanjut pada bab ketiga, Dr. Wu itu, Tiongkok tidak perlu menunjukkan praktik- melakukan penilaian terhadap sengketa LCS praktik kedaulatannya berdasarkan kriteria sistem dari perspektif hukum internasional, berdasarkan hukum internasional modern yang berkembang prinsip dan norma-norma hukum internasional di belahan dunia bagian barat.22 yang berlaku. Penilaian ini termasuk penghargaan Kelemahan lain dari argumen Tiongkok terhadap hak atas penemuan, penyelenggaraan yang dipaparkan oleh buku ini, terdapat pada administrasi berkelanjutan, dan pengakuan dari pengaturan hukum laut di bawah konsep komunitas internasional dan beberapa negara kewilayahan kunonya. Pada masa-masa jayanya, pengklaim terhadap kedaulatan Tiongkok atas penguasa Tiongkok percaya bahwa hanya mereka pulau-pulau yang dipersengketakan. Juga melihat lah pemilik dari wilayah daratan dan lautan. gabungan klaim Tiongkok berdasarkan berbagai LCS dan negara-negara barbar di sekelilingnya protes dan tindakan-tindakan, tanggal-tanggal berada di bawah pengaturan dari Putra Langit23 penting, klaim maritim Tiongkok terhadap wilayah tambahan dan permasalahan terhadap 20 Mohan Malik, “History the Weak Link in Beijing’s Maritime tantangan mengenai klaim Tiongkok. Claims”, http://thediplomat.com/2013/08/history-the-weak- link-in-beijings-maritime-claims/, diakses pada tanggal 24 Prinsip hukum Roma res nullius naturaliter Mei 2014. fit primi occupantis24 digunakan sebagai dasar

21 Untuk memahami lebih lanjut tentang sistem ini lihat Roland awal argumen Tiongkok akan kedaulatannya di L. Higgins, EAH, “The Tributary System”, http://www.olemiss. edu/courses/pol337/tributar.pdf, diakses pada tanggal 22 Mei 24 2014. Res nullius naturaliter fit primi occupantis adalah salah satu dari Hukum Roma yang secara harfiah berarti “penguasa 22 Untuk memahami lebih lanjut tentang pertimbangan pertama suatu hal/benda adalah pemilik berdasarkan hak keadilan sistem ini lihat Zhou Fangyin, “Equilibrium Analysis okupasi”. Okupasi sendiri didefinisikan sebagai seseorang/ of Tributary System”, The Chinese Journal of International subjek yang secara fisik menguasai sesuatu hal/benda Politics, Vol. 4, 2011, hlm. 147-148, http://cjip.oxfordjournals. pada waktu ketika hal/benda tersebut belum menjadi milik org/, diakses pada tanggal 26 Februari 2014. siapaun (res nullius), dengan maksud untuk memperoleh hal/benda tersebut. Lebih lanjut lihat Bruno de Vuyst dan 23 Yang dimaksud dengan Putra Langit adalah Kaisar yang Alea M. Fairchild, “Rights, Resource Allocation, and Ethical berkuasa pada saat itu. Ini mengacu pada sebutan kaisar dalam Usefulness”, Infomation Ethics: Privacy and Intellectual bahasa Tionghoa yakni Thian Zi. Property, Infomation and Sciences Publishing 2005.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 173 LCS. Sebagaimana yang telah dijelaskan secara selama Dinasti Ming dan Qing; dan lemahnya detil di dalam bab kedua, Tiongkok pertama kali kesadaran maritim di dalam dinasti feodal. Pada menemukan Kepulauan Spratly pada tahun 1500 masa yang lebih modern, Dinasti Qing yang SM. Namun, pada abad ke delapan belas, hukum korup juga terus mengabaikan kedaulatan dan internasional lebih mengutamakan okupasi hak maritim Tiongkok atas fitur-fitur di LCS. efektif dibandingkan sekedar penemuan. Oleh Bila pembaca mencermati kondisi karena itu, di dalam buku ini penulis memasukkan dibalik paparan-paparan penulis di dalam yurisprudensi dari Kasus Palmas Island pada bab ini, sebenarnya penjelasan di atas justru tahun 1928 yang mana pertama kali membahas menunjukkan bahwa ada ketidakberlanjutan 25 konsep hukum inter-temporal. Konsep hukum dalam hal penegakan kedaulatan Tiongkok di inter-temporal mengatakan bahwa ada tiga wilayah LCS. Tidak menutup kemungkinan periode pengunaan hukum: ketika fakta-fakta bahwa pada masa-masa Dinasti Ming dan Qing hukum seputar obyek sengketa muncul, ketika penegakan kedaulatan di Kepulauan Spratly sengketa muncul, dan ketika sengketa dibawa ke beralih kepada negara-negara lainnya. Sehingga lembaga penyelesaian sengketa. Hakim Huber penentuan ‘critical date’26 berdasarkan hukum mengatakan bahwa fakta-fakta hukum harus internasional dapat dilihat pada masa ini. Namun, dinilai berdasarkan hukum yang berlaku pada dalam bab ini pula Dr. Wu menjelaskan bahwa periode yang sama dengan obyek sengketa, bukan berdasarkan kasus ‘the Palmas Island’27 dan berdasarkan ketika sengketa terjadi atau ketika ‘the Eastern Greenland’28, ‘critical date’ untuk dibawa untuk diselesaikan secara hukum. Oleh sengketa Spratly adalah pada tanggal 25 Juli 1933 karena itu, penggunaan prinsip hukum Roma (tanggal ketika Prancis mengumumkan bahwa dapat diterapkan dalam kasus ini. ia telah mengokupasi sembilan pulau di grup Bentuk-bentuk penyelenggaraan Kepulauan Spratly berdasarkan terra nullius) administrasi negara sejak zaman Dinasti Qing dan 9 April 1939 (tanggal ketika Jepang secara sampai setelah Perang Dunia II diterangkan resmi mendeklarasikan bahwa mereka telah dengan sangat terperinci di dalam bab ini mengokupasi Kepulauan Spratly dan mengganti pada halaman 50-52. Menarik untuk ditelusuri namanya menjadi Xinnan Qundao). Jika ada lebih lanjut mengenai sumber dari fakta-fakta yang dapat membuktikan bahwa tindakan yang pengalihan kekuasaan administratif tersebut, dilakukan baik oleh Prancis maupun Jepang apakah berdasarkan sumber-sumber yang dapat terhadap kedaulatan Tiongkok di Kepulauan dipertanggungjawabkan di hadapan hukum?. Spratly adalah ilegal dan tidak valid, hal ini Apakah cerita rakyat ataupun puisi yang terdapat dapat menguatkan sudut pandang lain bahwa pada periode waktu tersebut dapat dijadikan dasar pertimbangan pembuktian?. Sementara 26 Menurut hukum internasional, critical date adalah periode itu, di dalam penjelasan mengenai pengaturan akhir waktu dimana fakta-fakta material dari sebuah sengketa diperkirakan terjadi dan juga ketika tindakan dari para pihak hukum maritim dipaparkan tentang banyaknya yang bersengketa tidak lagi dapat mempengaruhi permasalahan peraturan dan produk hukum yang dikeluarkan yang sedang berlangsung. Dalam sengketa wilayah, critical date oleh Pemerintah Tiongkok untuk menjaga juga diartikan sebagai waktu dimana pihak dapat menunjukkan pemenuhan dan pencapaian atas segala persyaratan kepemilikan kedaulatannya di LCS. Tetapi, perkembangan berdasarkan doktin okupasi. Lebih lanjut lihat L.F.E. Goldie, hukum maritimnya ini tidak sepesat “the Critical Date”, http://journals.cambridge.org/action/dis playAbstract?fromPage=online&aid=1477352, diakses pada penyelenggaraan administrasi pemerintah. tanggal 24 Mei 2014. Menurut buku ini, ada beberapa faktor yang 27 menyebabkannya yakni: perbedaan kebudayaan Untuk memahami lebih lanjut tentang kasus ini lihat United Nations, “Reports of International Arbitration Awards”, http:// antara Timur dan Barat; status Tiongkok yang legal.un.org/riaa/cases/vol_II/829-871.pdf, diakses pada tanggal unik di Asia Timur atau bahkan di seluruh Asia; 24 Mei 2014. kebijakan perdagangan maritim yang ketat 28 Untuk memahami lebih lanjut tentang kasus ini lihat International Court of Justice, “Case Concerning Maritime 25 Penjelasan lebih lanjut baca di J. Ashley Roach, “International Deimitation in the Area Between Greenland and Jan Mayen Legal Rules for Deciding Sovereignty Disputes”, http://cil.nus. (Denmark vs Norway)”, http:// http://www.icj-cij.org/docket/ edu.sg/wp/wp-content/uploads/2011/01/Working-Paper-by-J- index.php?sum=401&p1=3&p2=3&case=78&p3=5, diakses Ashley-Roach.pdf, diakses pada tanggal 24 Mei 2014. pada tanggal 24 Mei 2014.

174 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 kedaulatan Tiongkok atas kepulauan-kepulauan bagian yang saling melengkapi wilayah teritorial ini adalah sudah tidak dapat diperdebatkan lagi. Vietnam dan demikian pula dengan laut teritorial Di dalam bab keempat, buku ini memaparkan Vietnam sebagaimana yang telah disebutkan pada tentang sengketa antara Tiongkok dengan paragraf 1’. Vietnam terhadap Kepulauan Spratly. Setelah Mencermati klaim ini, Dr. Wu menekankan melihat secara umum dasar dari klaim tersebut, bahwa peta yang digunakan dalam banyak naskah bab ini kemudian menganalisa kelemahan- akademik yang menunjukkan klaim maritim kelemahannya dari sisi sejarah dan perspektif Vietnam dan mencakup wilayah selatan dan hukum. Sejarah sengketa Tiongkok dan Vietnam tengah LCS sebenarnya adalah peta konsesi blok akan dilanjutkan dengan pengenalan tentang minyak Vietnam yang diterbitkan pada tahun upaya bilateral mereka dalam mengelola konflik 1980an. Sehubungan dengan kasus pada tahun dan menyelesaikan sengketa. Upaya yang lebih 1887 tentang garis batas Tiongkok-Prancis, lagi dibutuhkan dari kedua belah pihak untuk peta ini secara resmi belum ‘diingkari’ oleh mengubah LCS dari daerah berkonflik menjadi Vietnam. Bukti sejarah Vietnam mengungkapkan laut perdamaian dan kerjasama. tiga hal. Yang pertama, bangsa Vietnam tidak Berdasarkan berbagai dokumen resmi yang sendirian dalam mengekploitasi Kepulauan dipaparkan dalam buku ini, posisi Vietnam Paracel. Nelayan Tiongkok dan krunya juga dibagi ke dalam dua periode: sebelum dan terlibat ketika memulai aktivitas di sana. Kedua, setelah Vietnam Utara (Democratic Republic aktivitas Vietnam yang terbukti baru di awal abad of Vietnam) bergabung dengan Vietnam Selatan kesembilan belas. Ketiga, validitas identifikasi (Republic of Vietnam) dan membentuk Republik Vietnam mengenai Van-ly Truong Sa dengan Sosialis Vietnam pada April 1975. Pada periode Kepulauan Spratly sangat patut dipertanyakan. pertama Vietnam Utara sangat mendukung Menurut penulis buku ini, kelemahan dari klaim kedaulatan Tiongkok atas Kepulauan Spratly Vietnam antara lain: kurangnya tingkat akurasi dan Paracel sedangkan Vietnam Selatan mulai terhadap penerjemahan bukti-bukti historis, mengeluarkan klaim terhadap kedua kepulauan ketidakjelasan atas lokasi yang diatur oleh tersebut berdasarkan Konferensi Damai di San ‘detasemen/pasukan Hong Sa’, Ketidakberlakuan Fransisco pada tahun 1951. Pada tahun 1956 suksesi dari Prancis, kurangnya interpretasi pemerintah Vietnam Selatan mengeluarkan yang komprehensif terhadap traktat perjanjian komunike yang menegaskan kedaulatannya yang berhubungan, tidak adanya penghormatan 29 atas Kepulauan Spratly dan Paracel berdasarkan terhadap prinsip estoppel. pernyataan San Fransisco tersebut. Pada bulan Kemudian dalam bab kelima buku ini Februari tahun 1975 pemerintah Vietnam Selatan membahas tentang klaim Filipina terhadap LCS. mengeluarkan ‘Kertas Putih tentang Kepulauan Klaim terbaru Filipina didasarkan pada kedekatan Hong Sa (Paracel) dan Truong Sa (Spratly)’ yang geografis, keamanan nasional, okupasi efektif, menyatakan suksesi dari Prancis merupakan dan kontrol serta ketentuan hukum dari ZEE, alasan dari klaim yang diajukan oleh Vietnam dan tidak ada yang didukung dengan bukti solid Selatan. Kertas putih ini adalah dokumen resmi dan hukum internasional. Kedekatan geografis pertama dimana Vietnam Selatan dan kemudian telah sejak lama dihapuskan dalam aturan Republik Sosialis Vietnam daftarkan sebagai dan kebiasaan hukum internasional. Protes bukti sejarah yang menghubungkannya dengan berkelanjutan dari Tiongkok dan pihak lainnya Kepulauan Paracel. Selama periode kedua, Vietnam membuat 29 Prinsip estoppel merupakan salah satu prinsip hukum klaim mutlak tentang kedaulatannya atas internasional yang intinya adalah mencegah perbuatan suatu negara dari tindakan yang tidak konsisten dan dapat merugikan Kepulauan Spratly yang mencakup laut teritorial, pihak lain. Lebih lanjut lihat Aini Nurul Iman, “Perkembangan zona tambahan, Zona Ekonomi Ekslusif, dan Prinsip Estoppel dalam Hukum Perjanjian Internasional dihubungkan dengan Kepemilikan Status Pulau Palmas di landas kontinen pada tanggal 12 Mei 1977. Indonesia”, http://fh.unpad.ac.id/repo/2014/02/perkembangan- Pernyataan ini didukung pula dengan pernyataan prinsip-estoppel-dalam-hukum-perjanjian-internasional- bahwa ‘Pulau-pulau dan kepulauan, membentuk dihubungkan-dengan-kepemilikan-status-pulau-palmas-di- indonesia/, diakses pada tanggal 24 Mei 2014.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 175 telah menggagalkan kemungkinan bagi Filipina Dibandingkan dengan Tiongkok dan untuk mengklaim Kepulauan Spratly berdasarkan Vietnam, Filipina baru saja mengeluarkan res nullius. Prinsip ‘daratan mendominasi klaimnya atas LCS dan tanpa bukti-bukti historis lautan’30 menolak penambahan yurisdiksi dari air yang mendukung. Selama bertahun-tahun ke fitur daratan. Filipina telah giat mengundang Filipina semakin memperkuat klaim tersebut kekuatan eksternal, termasuk Amerika Serikat dengan mencoba meningkatkan okupasi dan dan perusahaan-perusahaan minyak asing, untuk keberadaannya di daerah sengketa, bahkan tanpa mengukuhkan keberadaannya di wilayah yang kapasitas militer yang kuat. Untuk memprediksi dipersengketakan. Dasar klaim Filipina adalah langkah-langkah Filipina selanjutnya, ada dua Treaty of Paris. Filipina bergantung pada dua elemen yang harus diperhatikan menurut Dr. sumber utama untuk mendukung klaimnya atas Wu. Pertama, isu LCS telah digunakan sebagai okupasi dan kontrol efektif, ‘penemuan’ oleh alat dalam politik domestik, meningkatkan Thomas A. Cloma31, dan okupasi sah setelah ketidakpastiannya. Pemerintahan yang sedang Konferensi San Fransisco. berjalan sekarang di Filipina sedang menghadapi Sengketa terbaru antara Tiongkok dan berbagai permasalahan domestik seperti Filipina sebagian besar adalah tentang Mischief depresi ekonomi, korupsi, dan kompetisi di Reef, , dan . Pada antara kekuatan politik yang berbeda. Isu LCS akhir Januari 1995, militer Filipina awalnya memberikan pengalihan untuk meledakkan mengabaikan laporan dari nelayan Filipina ketegangan domestik. Kedua, penguatan bahwa Tiongkok telah membangun empat ikatan militer antara Filipina dan Amerika kelompok bangunan dengan tiang-tiang baja di akan menggerakkan insiden-insiden yang atas sebagai tempat perlindungan lebih keras lagi. Strategi ‘rebalance’ Amerika bagi nelayan, ketika anggaran belanja keamanan telah mengubah Asia Tenggara menjadi arena Filipina meningkat, pesawat pengintai tiba-tiba pertarungan bagi kekuatan-kekuatan besar. Aliansi mengonfirmasi keberadaan empat bangunan Filipina dengan Amerika akan memungkinkan dan kapal militer Tiongkok di beberapa titik di Filipina untuk mendapatkan keuntungan dari Mischief Reef.32 peningkatan kehadiran Amerika di wilayah LCS. Permasalahan LCS telah berevolusi dari sengketa kawasan menjadi sesuatu yang menimbulkan kecemburuan dan menarik perhatian dunia. Bagi 30 Prinsip ‘Land Dominates the Sea’ berasal dari peraturan yang tertulis di UNCLOS paragraf 1 Pasal 2 yang mengatakan Filipina, dengan menginternasionalkan sengketa bahwa hak-hak maritim merupakan turunan dari kedaulatan akan menguntungkan bagi negaranya. Dengan negara pantai atas wilayah daratannya. Lebih lanjut lihat Prof. kombinasi dari tuntutan AS dan ekspektasi Dr. Nele Matz-Luck, “International Law of the Sea”, http:// www.wsi.uni-kiel.de/de/lehre/vorlesungen/archiv/ss-2013/ Filipina, dapat dirasakan bahwa kebijakan politik matz-lueck/seerecht/materialien/int.-law-of-the-sea-ii, diakses Filipina akan menjadi lebih aktif dan akan ada pada tanggal 24 Mei 2014. langkah-langkah tegas dari Filipina di masa yang 31 Thomas A. Cloma adalah seorang nelayan Filipina yang pada akan datang. tahun 1956 menyerahkan sebuah laporan kepada pemerintah yang menyatakan bahwa ia sudah menemukan sebuah Bab keenam di dalam buku ini memaparkan kepulauan dengan luas sekitar 64.976 mil laut persegi yang tentang sengketa antara Tiongkok dengan kemudian diberi nama Freedom Land atau Kalayan. Jadi klaim Brunei dan Malaysia. Malaysia mengklaim Filipina ini didasarkan pada prinsip discovery and proximity atau karena penemuan serta kedekatan lokasi dan karena tidak kedaulatannya atas 12 fitur dari Kepulauan ada yang memiliki (belongs to no one). Lebih lanjut lihat Willy Spratly, dan 5 di antaranya telah didiami, yakni F. Sumakul, “Potensi Konflik di Laut Cina Selatan (Bagian-1)”, Ardasier Reef (Guangxingzai Jiao), Erica Reef http://www.fkpmaritim.org/potensi-konflik-di-laut-cina- selatan-bagian-1/, diakses pada tanggal 24 Mei. (Boji Jiao), Investigator Shoal (Yuya Ansha), Mariveles Reef (Nanhai Jiao), dan 32 Daniel J. Dzurek, “Chinese Occupies Mischief Reef in Latest Spratly Gambit”, http://www.google.com/ (Danwan Jiao). Fitur-fitur lain yang diklaim oleh url?q=https://www.dur.ac.uk/ibru/publications/downlo Malaysia adalah Royal Charlotte Reef (Huanglu ad/%3Fid%3D58&sa=U&ei=lY2AU5rnJsLTrQe4hY Jiao), Louisa Reef (Nantong Jiao), Dallas Reef CQBQ&ved=0CBsQFjAA&sig2=-K3sGpZqlQyOFG- FG79GmQ&usg=AFQjCNHahwHQkXtcRCc- (Guangxing Jiao), Luconia Reef (Lukang Ansha), RfYwoOBuU4TFQA, diakses pada tanggal 24 Mei 2014.

176 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 Commodore Reef (Siling Jiao), sebagai langkah maju apabila ada hal genting (Anbo Shazhou), dan Barque Canada Reef terkait pembangunan rasa saling percaya dalam (Bo Jiao), di mana Amboyna Cay dan Barque kerjasama lebih lanjut. Empat pemain kunci Canada Reef saat ini diduduki oleh Vietnam dalam penyelesaian sengketa yang berulang sejak dan Commodore Reef diduduki oleh Filipina. tahun 2009 adalah Tiongkok, Filipina, Vietnam, Selain kedaulatan atas pulau-pulau dan karang, dan AS. Di dalam bab ini, daripada membahas Malaysia juga mengklaim 200 mil ZEE dari garis lima tahun yang penuh dengan kejadian-kejadian, pantainya. 33 penulis membahas satu per satu sejumlah isu Seperti Malaysia, Brunei mengklaim kunci: penentuan batas maritim, pembuatan wilayah paling selatan dari Kepulauan Spratly, perundang-undangan nasional, dan keikutsertaan termasuk Luconia Reef dan Rifleman Bank negara-negara bukan pengklaim. (Nanwei Tan) dan lebih dari 200 mil zona maritim Tahun 2009 merupakan titik balik dari babak berdasarkan ketentuan landas kontinental di baru meningkatnya kembali sengketa di LCS. UNCLOS 1982. Tidak seperti negara-negara Ditandai dengan adanya kesepakatan bersama pengklaim lainnya, Brunei tidak menduduki antara Malaysia dan Vietnam terkait batas terluar fitur apapun di Kepulauan Spratly. Peraturan dari landas kontinen yang melebihi 200 mil dan tentang perpanjangan landas kontinen di pernyataan nasional Vietnam terkait penetapan UNCLOS membentuk dasar hukum atas klaim batas landas kontinennya yang lebih dari 200 Malaysia dan Brunei. Malaysia adalah produsen mil dihitung dari garis pangkalnya. Tiongkok dan eksportir minyak yang penting di antara keberatan dengan kedua pernyataan tersebut negara-negara ASEAN. Hampir keseluruhan dan menganggap bahwa kedua negara tersebut sumber daya minyak dan gas alamnya berasal telah melanggar kedaulatan, hak berdaulat, dari wilayah yang dipersengketakan di LCS. dan yurisdiksinya di LCS. Untuk mendukung Menurut buku ini, karena kesalahan dalam keberatannya tersebut, Tiongkok kemudian menafsirkan ketentuan-ketentuan tentang landas melampirkan peta yang kemudian didiskusikan kontinen di dalam UNCLOS, Malaysia dan oleh berbagai pihak secara intensif dan kritis Brunei kemudian mengklaim beberapa fitur setelahnya, dengan fokus terhadap legalitas dari di wilayah paling selatan Kepulauan Spratly. ‘sembilan garis putus-putus’nya. Klaim mereka relatif lebih ringan dibandingkan Filipina dan Vietnam juga mengukuhkan negara-negara pengklaim lainnya, dan sejauh klaim mereka dengan memasukkannya ke ini tidak ada konfrontasi militer yang terjadi. dalam perundang-undangan nasional mereka. Baik Malaysia maupun Brunei telah sepakat Menanggapi hal ini, Tiongkok merespon dengan untuk menyelesaikan sengketa melalui negosiasi mendirikan Kota , mengumumkan bilateral dan multilateral. penawaran tentang sembilan blok minyak, dan Dalam bab ketujuh yang sekaligus merupakan merevisi peraturan daerahnya dengan melegalkan bab penutup dalam buku ini, penulis buku aktivitas kapal asing di dalam wilayah laut menggambarkan perkembangan terkini dan kerja teritorialnya. Lebih lanjut dalam buku ini juga sama kawasan di LCS. Bila ditinjau kembali, ditekankan bahwa insiden maritim terjadi tidak ada masa-masa yang sangat damai di kawasan hanya antara negara-negara pengklaim tapi juga dari tahun 2002 sampai tahun 2009, utamanya dengan bangsa dari luar kawasan, terutama disebabkan oleh kerangka politis yang ada di dengan AS. Meskipun tidak ada hal serius yang DoC antara Tiongkok dan ASEAN. Meskipun terjadi sejak kasus EP-3 yang berujung pada karakteristik “soft law” membuatnya menjadi kematian seorang pilot, konflik kepentingan dari rezim yang tidak efektif dalam hal penyelesaian negara-negara pantai dan pemegang kekuasaan sengketa, keberadaan DOC jelas sangat penting maritim terus berlanjut dan mengakibatkan berbagai insiden di laut. Khususnya kasus 33 Robert C Beckam dan Tara Davenport, “CLCS Submission Impeccable34 di LCS sekitar 120 km di sebelah and Claims in the South China Sea”, http://cil.nus.edu.sg/wp/ wp-content/uploads/2009/09/Beckman-Davenport-CLCS- HCMC-10-12Nov2010-1.pdf, diakses pada tanggal 24 Mei 34 Jonathan G. Odom, “The True ‘Lies’ of the Impeccable 2014. Incident: What Really Happen, Who Disregarded International

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 177 selatan Hainan pada tahun 2009, dan kasus perspektif Tiongkok dalam hal sengketa wilayah sister-shipnya USNS Victorious di Laut Kuning. dan maritim di LCS. Dengan penggunaan Insiden ini merefleksikan tidak hanya bahasa Inggris yang cukup mudah dipahami interpretasi yang berbeda dari penerapan hukum dan penyusunan bab yang saling berkaitan, laut internasional, namun juga konflik kepentingan buku ini dapat menjadi referensi yang sangat yang fundamental di antara negara-negara pantai baik bagi orang awam, pengamat politik, dan pemegang kekuasaan maritim. Posisi akademisi dan bahkan pejabat yang berwenang. Tiongkok dan AS terbagi khususnya berkenaan Tidak menutup kemungkinan, dengan adanya dengan arti penelitian ilmiah kelautan dan pemahaman perspektif Tiongkok sebagai salah aktivitas survei, hak untuk melakukan aktivitas satu aktor kunci dalam sengketa ini, suatu saat pengumpulan-intelijen dan latihan militer di nanti akan ada solusi terbaik yang dapat segera ZEE, prinsip penggunaan samudera yang damai mengakhiri sengketa wilayah teritorial dan dan beberapa aspek perlindungan ekosistem maritim ini. Semoga! laut di ZEE. Meskipun AS sangat menentang beroperasinya Impeccable di bawah kebebasan Daftar Pustaka navigasi dan mencoba untuk memberikan dasar menggunakan UNCLOS, akan tetapi melalui Buku buku ini penulisnya kemudian mempertanyakan Djalal, Hasjim dan Ian Townsend-Gault. 1999. Pre- hak AS sebagai negara yang bukan pihak dalam ventive Diplomacy: Managing Potential Con- konvensi untuk menerjemahkan UNCLOS flicts in the South China Sea.Washington D.C: berdasarkan kepentingannya sendiri terhadap isu United Stated Institute of Peace Press. yang kontroversial. Sichun, Wu. 2013. Solving Disputes for Regional Co- Diakhir buku Dr. Wu kemudian operation and Development in the South China Sea: A Chinese Perspective. Oxford, UK: Chan- menyimpulkan bahwa dalam mengatasi tantangan dos Publishing. ini, negara-negara yang bersengketa harus menciptakan atmosfir yang lebih kondusif dalam upaya penyelesaian sengketa dan juga lebih Jurnal proaktif dalam kerja sama kawasan sehingga Djalal, Hasjim, dkk. 2011. “From Disputed Waters perdamaian dan keamanan di LCS dapat terjaga. to Seas of Opportunity”. The National Bureau of Asian Research, NBR Special Report #30. Sementara itu, dalam upaya penyelesaian July 2011. sengketa ini disarankan agar seluruh pihak dapat Fangyin, Zhou. 2011. “Equilibrium Analysis of Trib- bekerjasama dalam menemukan resolusi damai utary System”. The Chinese Journal of Inter- berdasarkan empat prinsip: (1) pengelolaan national Politics. Vol. 4. http://cjip.oxford- laut secara damai, (2) upaya selangkah-demi- journals.org/. selangkah, (3) pembagian keuntungan yang adil Goldie, L.F.E. 2008. “The Critical Date”. Internation- dan seimbang, serta (4) pengeksplorasian yang al and Comparative Law Quarterly. Volume 12 ramah lingkungan. / Issue 04/1963. http://journals.cambridge.org/ action/displayAbstract?fromPage=online&a id=1477352. Penutup Jinming, Li dan Li Dexia. 2003. “The Dotted Line on the Meskipun buku ini belum menunjukkan solusi Chinese Map of the South China Sea: A Note”. konstruktif dari Tiongkok yang dapat segera Ocean Development and International Law. 34 diterapkan terhadap upaya penyelesaian seng- (online version). http://www.tandfonline.com/ keta LCS, membaca buku ini dapat memberikan doi/pdf/10.1080/00908320390221821. gambaran yang cukup komprehensif mengenai Kwiatkowska, Barbara. 2000. “The Eritrea/Yemen Ar- bitration: Landmark Progress in the Acquisition of Territorial Sovereigntyand Equitable Mari- Law, and Why Every Nation (Outside of China) Should be time Boundary Delimitation”. IBRU Bound- Concerned”, Michigan State Journal of International Law, Vol. ary and Security Bulletin 2000. https://www. 18, No. 3, 2010, http://jnslp.files.wordpress.com/2010/06/the- dur.ac.uk/ibru/publications/download/%3Fid true-lies-of-the-impeccable-incident-odom-msujil-may-2010. pdf, diakses pada tanggal 24 Mei 2014. %3D164&sa=U&ei=a7t_U63nKcH5rAeoqY

178 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 DQCg&ved=0CCwQFjAG&sig2=nMMGBH International Court of Justice. 1982. Case Concern- LBy_Nosn_-gZvv_w&usg=AFQjCNHUiMl ing Continental Shelf: Tunisia/Libyan Arab Ja- A7oVN0K65ri5ZbLpT-42gbA. mahiriyah. http://www.icj-cij.org/docket/index. Odom, Jonathan G. 2010. “The True ‘Lies’ of the Im- php?sum=330&p1=3&p2=3&case=63&p3=5. peccable Incident: What Really Happen, Who International Court of Justice. 14 Juni 1993. Case Disregarded International Law,and Why Ev- Concerning Maritime Deimitation in the Area ery Nation (Outside of China) Should be Con- Between Greenland and Jan Mayen (Denmark cerned”. Michigan State Journal of Interna- vs Norway). http:// http://www.icj-cij.org/dock- tional Law 18(3), http://jnslp.files.wordpress. et/index.php?sum=401&p1=3&p2=3&case= com/2010/06/the-true-lies-of-the-impeccable- 78&p3=5. incident-odom-msujil-may-2010.pdf. Krishnan, Anu. 2013. “South China Sea: Revival of Vuyst, Bruno de dan Alea M. Fairchild. 2005. “Rights, the Cold War and Balace of Power?”, dalam Resource Allocation, and Ethical Usefulness”. http://www.ipcs.org/article/china/south-china- Infomation Ethics: Privacy and Intellectual sea-revival-of-the-cold-war-and-balance-3809. Property. Infomation and Sciences Publishing. html, diakses pada 24 Mei 2014. Malik, Mohan. 2013. “History the Weak Link in Bei- Surat Kabar dan Website jing’s Maritime Claims”. http://thediplomat. com/2013/08/history-the-weak-link-in-bei- Beckam, Robert C dan Tara Davenport. 2010. “CLCS jings-maritime-claims/. Submission and Claims in the South China Sea”. http://cil.nus.edu.sg/wp/wp-content/up- Matz-Luck, Prof. Dr. Nele. 2012. “International Law loads/2009/09/Beckman-Davenport-CLCS- of the Sea”. http://www.wsi.uni-kiel.de/de/ HCMC-10-12Nov2010-1.pdf. lehre/vorlesungen/archiv/ss-2013/matz-lueck/ seerecht/materialien/int.-law-of-the-sea-ii. Daniel J. Dzurek, “Chinese Occupies Mischief Reef in Latest Spratly Gambit”. http://www.google. Symmons, Clive R. 2013. “Rights and Jurisdiction Over com/url?q=https://www.dur.ac.uk/ibru/pub- Resources and Obligations of Coastal States: Va- lications/download/%3Fid%3D58&sa=U&- lidity of Historic Rights Claims”. http://nghien- ei=lY2AU5rnJsLTrQe4hYCQBQ&ved=0CBs cuubiendong.vn/trung-tam-du-lieu-bien-dong/ QFjAA&sig2=-K3sGpZqlQyOFG-FG79GmQ doc_download/876-clive-symmons-rights-and- &usg=AFQjCNHahwHQkXtcRCc-RfYwoOB jurisdiction-over-resources-and-obligations- uU4TFQA. of-coastal-states-validity-of-historic-rights- claims&sa=U&ei=Jr5_U_qzN8blrAe_j4CA- Bonkowski, Jerry. 2013. “China Ciptakan Zona Mari- Cw&ved=0CBsQFjAA&sig2=f8vu3949YXT tim untuk Membatasi Nelayan Asing di Propinsi 8B13TTJdMxg&usg=AFQjCNF8gbF1skOdp Hainan”. http://apdforum.com/id/article/rmiap/ 02DuWirZMHMxI6q7g. articles/online/features/2013/12/18/china-fish- ing-zone. Sumakul, Willy F. 2010. “Potensi Konflik di Laut Cina Selatan (Bagian-1)”. http://www.fkpmar- Djalal, Hasjim dan Ian Townsend-Gault. 16 April itim.org/potensi-konflik-di-laut-cina-selatan- 2014. “South China Sea Cooperation”. http:// bagian-1/. www.nst.com.my/opinion/columnist/south-chi- na-sea-cooperation-1.569022. Thuy,Tran Truong. 2012. “China’s U-shaped Line in the South China Sea: Interpreta- Djalal, Hasjim. 2012. “The South China Sea in tions, Asserting Activities, and Reactions Legal Perspective”. www.nghiencuubien- from Outside”. http://www.nghiencuubi- dong.vn/trung-tam-du-lieu-bien-dong/doc_ endong.vn/trung-tam-du-lieu-bien-dong/ download/698-hasjim-djalal-the-south-china- doc_download/596-tran-truong-thuy-chinas- sea-in-legal-perspective. u-shaped-line-in-the-south-china-sea-possible- Djalal, Hasjim. 2012. “Dispute Settlement and Man- interpretations-asserting-activities-and-reac- agement Conflict in the South China Sea”. tions-from-outside. http://www.sr-indonesia.com/in-the-journal/ Tkr. 2013. “Sengketa Kepulauan Spratly, Potensi Kon- view/dispute-settlement-and-conflict-manage- ment-in-the-south-china-sea. flik di Asia Tenggara”. http://militaryanal- Higgins, Roland L, EAH. 2014. “The Tributary Sys- ysisonline.blogspot.com/2013/09/sen- tem”. http://www.olemiss.edu/courses/pol337/ gketa-kepulauan-spratly-potensi.html. tributar.pdf.

Memahami Perspektif Tiongkok ... | Faudzan Farhana | 179 Taylor, Claire. 2011. “Military Balance in South East United Nations. 2006. “Reports of International Arbi- Asia”. www.parliament.uk/briefing-papers/ tration Awards”. http://legal.un.org/riaa/cases/ rp11-79.pdf. vol_II/829-871.pdf. Thayer, Carlyle A. 2013. “ASEAN and China Con- World Trade Organization. 2008. “Chapter 3: Set- sultations on a Code of Conduct of South Chi- tling Disputes”. http://www.wto.org/english/ na Sea: Prospects and Obstacles”. http://www. thewto_e/whatis_e/tif_e/utw_chap3_e.pdf. iacspsea.com/wp-content/uploads/2013/10/ Thayer-Russian-Academy-of-Sciences-SCS- Paper.pdf.

180 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 167–180 TENTANG PENULIS

Awani Irewati Ganewati Wuryandari Penulis adalah peneliti di bidang Perkembangan Saat ini tercatat sebagai Ahli Peneliti Utama Politik Internasional, Pusat Penelitian Politik- di Pusat Penelitian Politik (P2P LIPI). LIPI. S1 ilmu Hubungan Internasional Mendapatkan gelar Dra. Dari Fisipol, UGM diselesaikan di FISIP Universitas Airlangga, tahun 1987, MA. Dalam bidang International Surabaya. Gelar S2 diperoleh dari Asia and Relations, di Department of Politics, Monash International Studies di Griffith University, University tahun 1994, dan PhD Discipline Brisbane, Australia. Ia menekuni kajian utama of Asian Studies, the University of Western tentang perbatasan antarnegara, khususnya Australia, tahun 2006. Ia juga aktif sebagai perbatasan laut Indonesia dengan negara mitra bestari di Jurnal Politica dan Anggota tetangga seperti Malaysia dan Singapura. Selain Pengurus Pusat Asosiasi Ilmu Politik Indonesia itu juga melakukan kajian perbatasan antara (AIPI), Fokus kajiannya adalah Asia Pasifik, Thailand dengan negara-negara tetangganya, Australia-Indonesia, Timor Leste, Perbatasan, serta mengkaji pendekatan konsep connectivity Politik Luar Negeri Indonesia, dan isu-isu maupun interconnectivity di wilayah ASEAN kontemporer dalam hubungan internasional. dan sekitarnya. Penulis dapat dihubungi melalui Penulis dapat dihubungi melalui email: ndari_ email: [email protected]. [email protected].

Faudzan Farhana Moch. Nurhasim Peneliti pada Pusat Penelitian Politik LIPI. Peneliti Pusat Penelitian Politik-LIPI. Dia Minat kajian antara lain: Hukum Organisasi menyelesaikan studi S1 jurusan Politik di Internasional dan Hukum Laut Internasional. Universitas Airlangga dan S2 bidang Politik Memperolehgelar Sarjana Hukumnya dari di Universitas Indonesia dengan tesis masalah Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin dengan perdamaian di Aceh. Penelitian yang pernah Program Kekhususan Hukum Internasional ditekuni adalah kaitannya dengan konflik di dan Skripsi tentang Implikasi Piagam ASEAN berbagai daerah, masalah pedesaan, pemilihan terhadap Perubahan Struktur Kelembagaan dan umum, dan masalah kemiliteran. Selain itu, dia Kewenangan Membuat Perjanjian Sekretaris juga aktif sebagai Pengurus Pusat Asosiasi Ilmu Jenderal ASEAN.Penulis dapat dihubungi Politik Indonesia (AIPI), Jakarta. Penulis dapat melalui email: [email protected]. dihubungi melalui email: hasim_nur@yahoo. com. Frassminggi Kamasa Penulis adalah staf di Direktorat Jenderal Mutti Anggitta Amerika dan Eropa, Kementerian Luar Negeri. Penulis adalah pengajar di Departemen Menyelesaikan S2 Hubungan Internasional di Hubungan Internasional Universitas Bina Victoria University of Wellington, Selandia Nusantara. Gelar sarjana di bidang ilmu Baru. Pernah bekerja sebagai pedagang uang di Hubungan Internasional diperoleh dari salah satu perusahaan forex di Jakarta. Artikel Universitas Indonesia, dan menyelesaikan di jurnal ini merupakan pendapat pribadi program Master dalam bidang Science and penulis. Penulis dapat dihubungi melalui email: Security di King’s College London pada tahun [email protected]. 2013. Pernah bekerja sebagai peneliti di Kantor Atase Pertahanan, Kedutaan Besar Republik

Tentang Penulis | 181 Indonesia di London pada tahun 2012-2013. Syafuan Rozi Penulis dapat dihubungi melalui email: mutti. Peneliti perkembangan politik nasional [email protected]. Pusat Penelitian Politik (P2P), Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) ini Poltak Partogi Nainggolan adalah alumnus S1 dan S2 dari Departemen Ilmu Politik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Penulis adalah peneliti masalah-masalah Politik (FISIP), Universitas Indonesia. Minat hubungan internasional di Pusat Pengkajian, kajiannya antara lain studi tentang: politik Pengolahan Data dan Informasi (P3DI) identitas, resolusi konflik dan studi perdamaian, Sekretariat Jenderal DPR. Pemerhati masalah- birokrasi dan politik kebijakan publik, dinamika masalah keamanan tradisional dan non- kepartaian, sistem perwakilan, parlemen dan tradisional, terutama yang dihadapi di kawasan Pemilu, Cyberclash dan hubungan Indonesia- perbatasan Indonesia. Penulis dapat dihubungi Malaysia, politik lingkungan. Penulis dapat melaui email: [email protected]. dihubungi melalui email: syafuanrozi@yahoo. com.sg Sarah Nuraini Siregar Sejak tahun 2004 sampai sekarang menjadi salah satu peneliti bidang perkembangan politik nasional di Pusat Penelitian Politik LIPI dengan fokus studi tentang Reformasi Sektor Keamanan dan Perbandingan Politik. Gelar Sarjana dan Master Ilmu Politik diraih dari FISIP UI. Ia juga aktif sebagai salah satu staf pengajar di jurusan Ilmu Politik FISIP UI sejak tahun 2002 hingga sekarang. Penulis dapat dihubungi melalui email: [email protected].

182 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 | 181–182 INDEKS

Indeks Kata Kunci 55, 56, 57, 58, 60, 63, 66, 69, 73, 74, 75, 86, ASEAN i, iii, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 94, 99, 109, 110, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58, 168, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 124, 125, 171, 177, 180, 181 126, 127, 128, 129, 130, 181, 182 Australia i, iii, vii, viii, xi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, Perdagangan manusia viii, 59, 70, 71, 138 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 28, Piagam ASEAN viii, 39, 47, 48, 50, 181 38, 59, 60, 61, 62, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 74, Polisi iv, ix, 28, 70, 71, 86, 121, 122, 131, 132, 133, 75, 76, 77, 103, 181 134, 135, 136, 137, 138, 140, 142, 145, 147 Diplomasi perbatasan iii, vii, 21, 22, 24, 26, 27, 28, Polri i, iv, ix, xiii, 131, 132, 133, 134, 135, 136, 137, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37 138, 139, 140, 141, 142, 143, 144, 145, 146, Humanis iv, ix, 109, 131, 132, 136 147, 148 Indonesia a, i, iii, iv, v, vii, viii, ix, x, xi, xii, xiii, Pulau terluar viii, 59, 60, 61, 66, 73, 74, 75, 171 xiv, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, RDTL vii, xi, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, 33, 34, 35, 36, 37 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, Referendum iv, ix, xiii, 60, 79, 80, 91, 92, 94, 96, 97, 42, 43, 44, 46, 50, 51, 52, 53, 55, 57, 58, 59, 98, 99, 101, 102, 105 60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76, 77, 79, 83, 89, 92, 96, 97, 98, Reformasi budaya 145 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 109, 110, Rote Ndao i, iv, viii, xii, 2, 10, 16, 19, 20, 59, 60, 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 120, 121, 122, 123, 125, 126, 127, 128, 129, 73, 74, 75, 76 130, 131, 132, 133, 134, 136, 137, 139, 140, Sengketa iii, v, viii, x, 7, 17, 22, 39, 40, 41, 42, 43, 143, 144, 145, 146, 148, 149, 150, 151, 152, 44, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 153, 154, 155, 156, 158, 159, 160, 161, 165, 57, 58, 93, 102, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 166, 167, 168, 169, 175, 181, 182, 185, 186, 173, 174, 175, 176, 177, 178, 180 188, 189 Sipil iv, ix, 67, 91, 95, 122, 130, 131, 132, 133, 134, Kamboja iii, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 51, 135, 136, 137, 139, 140, 141, 143, 145, 147, 53, 54, 55, 56, 57, 58 169 Kebangsaan i, iv, 109, 110, 114, 118, 127 Sistem Pemilu i, iv, x, 149, 150, 151, 152, 153, 159, Laos iii, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 51, 53, 160, 161, 165 55, 56, 57, 58, 59 Sistem Pemilu Campuran i, iv, x, 149, 151 Laut China Selatan i, 50 Sistem Presidensial iv, x, 149 Malaysia i, iii, iv, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, TAC viii, xii, 39, 47, 48, 50, 51, 52, 53, 54, 57 50, 51, 52, 53, 57, 58, 59, 95, 109, 110, 111, Thailand iii, viii, xii, 12, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 112, 113, 114, 115, 116, 118, 119, 120, 121, 51, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 171, 181 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 168, 169, 170, 176, 177, 181, 182 Tiongkok i, v, x, 3, 12, 167, 168, 169, 170, 171, 172, 173, 174, 175, 176, 177, 178 Migran ilegal viii, 59, 69 Ukraina i, iv, viii, ix, 79, 80, 81, 82, 83, 84, 85, 86, MoU Box vii, xi, 1, 2, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 87, 88, 89, 90, 91, 92, 93, 94, 95, 96, 97, 98, 18, 19, 20 99, 100, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, Nelayan tradisional iii, vii, 1, 2, 3, 4, 5, 7, 8, 10, 11, 108 13, 14, 15, 16, 17, 18, 68, 69 UNCLOS vii, xi, 1, 2, 8, 15, 16, 24, 168, 170, 171, Perbatasan iii, iv, v, vii, viii, ix, 7, 21, 22, 23, 24, 25, 172, 176, 177, 178 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 47, 51, 52, 53, 54,

Indeks | 183 Key Words Index Malaysia i, iii, iv, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, ASEAN i, iii, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 45, 46, 50, 51, 52, 53, 57, 58, 59, 95, 109, 110, 111, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 57, 58, 168, 112, 113, 114, 115, 116, 118, 119, 120, 121, 171, 177, 180, 181 122, 123, 124, 125, 126, 127, 128, 129, 130, 168, 169, 170, 176, 177, 181, 182 ASEAN Charter viii, xii, 39, 48, 57 Mixed Electoral System xiv, 149 Australia i, iii, vii, viii, xi, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 25, 28, MoU Box vii, xi, 1, 2, 4, 5, 10, 11, 13, 14, 15, 16, 38, 59, 60, 61, 62, 66, 68, 69, 70, 71, 72, 74, 18, 19, 20 75, 76, 77, 103, 181 Nationhood xiii, 109 Border vii, xi, xiii, 6, 21, 22, 23, 24, 25, 28, 29, 30, Outmost islands xii, 59 31, 32, 33, 34, 38, 41, 42, 46, 54, 55, 57, 109 Police xiii, 131 Border Diplomacy xi, 21 Indonesian Police xiii, 131 Cambodia xii, 39, 41, 42, 54, 55, 58 China i, iv, xiv, 50, 88, 107, 167, 168, 169, 171, 173, Presidential System xiii, 149 177, 178, 179, 180 RDTL vii, xi, 21, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30, 31, 32, Civilian xiii, 131 33, 34, 35, 36, 37 Cultural reform xiii, 131 Referendum iv, ix, xiii, 60, 79, 80, 91, 92, 94, 96, 97, Dispute 41, 42, 44, 47, 59, 168, 179 98, 99, 101, 102, 105 Electoral System xiii, 149 Rote Ndao i, iv, viii, xii, 2, 10, 16, 19, 20, 59, 60, Human trafficking xii, 59, 68 61, 62, 63, 64, 65, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, 73, 74, 75, 76 Humanist xiii, 109, 131 South China Sea iv, xiv, 167, 168, 169, 171, 177, Indonesia a, i, iii, iv, v, vii, viii, ix, x, xi, xii, xiii, 178, 179, 180 xiv, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 27, TAC viii, xii, 39, 47, 48, 50, 51, 52, 53, 54, 57 28, 29, 30, 32, 33, 34, 35, 36, 38, 39, 40, 41, Thailand iii, viii, xii, 12, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 42, 43, 44, 46, 50, 51, 52, 53, 55, 57, 58, 59, 51, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 171, 181 60, 61, 62, 63, 64, 66, 67, 68, 69, 70, 71, 72, Traditional Fishermen xi, 1 73, 74, 75, 76, 77, 79, 83, 89, 92, 96, 97, 98, Ukraine xii, xiii, 79, 83, 84, 85, 86, 87, 88, 89, 90, 101, 102, 103, 104, 105, 106, 107, 109, 110, 92, 95, 96, 99, 106, 107, 108 111, 112, 113, 114, 115, 116, 117, 118, 119, 120, 121, 122, 123, 125, 126, 127, 128, 129, UNCLOS vii, xi, 1, 2, 8, 15, 16, 24, 168, 170, 171, 130, 131, 132, 133, 134, 136, 137, 139, 140, 172, 176, 177, 178 143, 144, 145, 146, 148, 149, 150, 151, 152, 153, 154, 155, 156, 158, 159, 160, 161, 165, 166, 167, 168, 169, 175, 181, 182, 185, 186, 188, 189 Laos iii, viii, xii, 39, 40, 41, 42, 43, 44, 46, 51, 53, 55, 56, 57, 58, 59

184 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 PEDOMAN PENULISAN

1. Tulisan yang dimuat harus merupakan kajian ilmiah atas isu dan peristiwa yang berkaitan dengan politik dalam negeri dan internasional, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Inggris. 2. Tulisan merupakan karya sendiri, bukan saduran atau terjemahan dan belum pernah dipublikasikan dalam bentuk dan bahasa apa pun. 3. Tulisan mengandung data atau pemikiran yang baru dan orisinal. 4. Tulisan yang dimuat sepenuhnya menjadi tanggung jawab pribadi penulis yang bersangkutan. 5. Panjang naskah untuk artikel, 20–25 halaman A4, spasi 1,5; book review, 10–15 halaman A4, spasi 1,5. 6. Sistematika artikel hasil pemikiran/telaahan adalah judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama dan alamat institusi; alamat e-mail penulis; riwayat naskah; abstrak (maksimum 150 kata dalam bahasa Inggris dan 25 kata dalam bahasa Indonesia); kata kunci (4–5 kata kunci); pendahuluan; pembahasan (terbagi dalam beberapa subjudul); penutup; daftar pustaka.

JUDUL

Penulis

Nama Instansi Alamat lengkap instansi penulis Email penulis

Riwayat naskah

Abstract: Abstract in English (max. 150 words) Keywords: 4–5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasan Indonesia (maks. 250 kata) Kata Kunci: 4–5 kata/ frasa

Pendahuluan Pembahasan Penutup Daftar Pustaka

7. Sistematika artikel review buku (book review) adalah judul; nama penulis (tanpa gelar akademik); nama dan alamat institusi; alamat e-mail penulis; riwayat naskah; judul buku; pengarang; penerbit; cetakan; tebal; abstrak (maksimum 150 kata dalam bahasa Inggris dan 25 kata dalam bahasa Indo- nesia); kata kunci (4–5 kata kunci); pendahuluan; pembahasan (terbagi dalam beberapa subjudul); penutup; daftar pustaka.

Pedoman Penulisan | 185 JUDUL

Penulis

Nama Instansi Alamat lengkap instansi penulis Email penulis

Riwayat naskah

Judul Buku Pengarang Penerbit Tahun Terbit Tebal

Abstract: Abstract in English (max. 150 words) Keywords: 4–5 words/ phrase

Abstrak: Abstrak dalam bahasan Indonesia (maks. 250 kata) Kata Kunci: 4–5 kata/ frasa

Pendahuluan Pembahasan Penutup Daftar Pustaka

1. Tabel dan gambar, untuk tabel dan gambar (grafik) di dalam naskah harus diberi nomor urut. a. Tabel atau gambar harus disertai judul. Judul tabel diletakkan di atas tabel, sedangkan judul gam- bar diletakkan di bawah gambar. b. Sumber acuan tabel atau gambar dicantumkan di bawah tabel atau gambar. c. Garis tabel yang dimunculkan hanya pada bagian header dan garis paling bawah tabel, sedangkan untuk garis vertikal pemisah kolom tidak dimunculkan.

Contoh penyajian Tabel: Tabel 1. Agenda-agenda Besar Konsolidasi

Domain Vertikal Horizontal Pemantapan kepengurusan partai hingga Pemantapan soliditas elite partai pada Internal level terendah level DPP Sosialisasi agenda politik Pemantapan agenda politik menyam- but pemilu Pembangunan, pemeliharaan dan peman- Penjajagan koalisi dengan partai-partai Eksternal tapan dukungan masyarakat lain dan kalangan institusi-institusi nonpolitik

186 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 Contoh penyajian Gambar/Grafik:

100 93.3 90 84.9 80 79.76 DPR 70 70.99 Presiden 60

50 1999 2004 2009

Sumber: Komisi Pemilihan Umum (KPU)

Grafik 2. Tren Partisipasi dalam Pemilu

9. Perujukan sumber acuan menggunakan footnotes, dengan ketentuan sebagai berikut:

a. Format rujukan dari buku: nama penulis, judul buku (italic), kurung buka, kota penerbitan, titik dua, nama penerbit, tahun terbit, kurung tutup, nomor halaman, titik. Contoh:

Denny J.A., Partai Politik Pun Berguguran, (Yogyakarta: LKIS, 2006), hlm. v.

b. Format rujukan dari buku (bunga rampai): nama penulis artikel, “judul artikel ditulis tegak dalam dua tanda petik”, dalam, nama editor buku, judul buku (italic), kurung buka, kota penerbitan, titik dua, nama penerbit, tahun terbit, kurung tutup, nomor halaman, titik. Contoh:

Leonardo Morlino, “Political Parties and Democratic Consolidation in Southern Europe,” dalam Richard Gunther, P. Nikiforos Diamandouros dan Hans Jurgen Puhle (eds.), The Politics of Democratic Consolidation: Southern Europe in Comparative Perspective, (Baltimore MD: Johns Hopkins University Press, 1995), hlm. 315−388.

c. Format rujukan dari jurnal: nama penulis, “judul artikel ditulis tegak dalam dua tanda petik,” sumber artikel (italic), nomor atau edisi, tahun, h., nomor halaman, titik. Contoh:

Lili Romli, “Peta Kekuatan Politik Setelah Reformasi dan Kecenderungan Koalisi Parpol,” Jurnal Demokrasi dan HAM, 2000, hlm. 124-125.

d. Format rujukan dari makalah seminar/konferensi: nama penulis, “judul makalah ditulis tegak dalam dua tanda petik,” makalah, nama/tema seminar, tempat pelaksanaan seminar, waktu, nomor halaman, titik. Contoh:

Andrea Ceron dan Alessandra Caterina Cremonesi, “Politicians Go Social: Estimating Intra- Party Heterogeneity (and its Effect) through the Analysis of Social Media,” makalah disampaikan pada NYU La Pietra Dialogues on Social Media and Political Participation, Florence, 10-11 Mei 2013, hlm. 3.

Pedoman Penulisan | 187 e. Format rujukan dari media online: nama penulis, “judul artikel ditulis tegak dalam dua tanda petik,” nama situs, tanggal akses situs. Contoh:

Berita8, “Media Sosial bisa Perkuat Fungsi Partai Politik”, 18 April 2013, http://www.berita8. com/berita/2013/04/MediaSosial-bisa-perkuat-fungsi-partai-politik, diakses pada tanggal 18 Juni 2013.

f. Format rujukan dari media massa: nama penulis, “judul artikel ditulis tegak dalam dua tanda petik,” sumber media (italic), tanggal terbit, nomor halaman, titik. Contoh:

Degung Santikarma, “Monumen, Dokumen dan Kekerasan Massal,” Kompas, 1 Agustus 2003, hlm. 12.

10. Penulisan sumber Daftar Pustaka dibedakan menjadi: buku; jurnal; laporan dan makalah; surat kabar dan website. Daftar Pustaka dituliskan dengan urutan abjad nama belakang (family name). Format penulisan sebagai berikut: a. Format rujukan dari buku Buku dengan satu pengarang: nama penulis; tahun terbit; judul buku; tempat terbit; nama penerbit. Contoh: Caplan, Bryan. 2007. The Myth of the Rational Voter: Why Democracies Choose Bad Policies. New Jersey: Princeton University Press.

Buku dengan dua pengarang: nama penulis (dua orang); tahun terbit; judul buku; tempat terbit; nama penerbit. Contoh: Aspinall, E. dan M. Mietzner. 2010. Problems of Democratisation in Indonesia: Elections, Insti- tutions and Society. Singapore: ISEAS Publishing.

Buku dengan lebih dari dua pengarang: nama penulis (et al.); tahun terbit; judul buku; tempat ter- bit; nama penerbit. Contoh: Ananta, Aris et al. 2004. Indonesian Electoral Behaviour: A Statistical Perspective. Singapore: ISEAS Publishing.

Artikel/tulisan dalam buku: nama penulis; tahun terbit; judul tulisan; dalam nama editor; judul buku; tahun terbit; tempat penerbit; nama penerbit. Contoh: Qodari, M. 2010. “The Professionalisation of Politics: The Growing Role of Polling Organisation and Political Consultants”, dalam Aspinall, E. dan M. Mietzner (eds.). Problems of Democratisa- tion in Indonesia: Elections, Institutions and Society. Singapore: ISEAS Publishing.

b. Format rujukan dari jurnal: nama penulis; tahun; judul artikel; nama jurnal; volume jurnal; nomor jurnal; nomor halaman. Contoh: Ufen, A. 2008. “From Aliran to Dealignment: Political Parties in post-Suharto Indonesia”. South East Asia Research, 16 (1): 5–41.

c. Format rujukan dari laporan dan makalah: Laporan penelitian: nama penulis; tahun terbit; judul laporan; tempat penerbit; nama penerbit. Contoh:

188 | Jurnal Penelitian Politik | Volume 11 No. 1 Juni 2014 Mainwaring, Scott, 1998. “Rethinking Party Systems Theory in The Third Wave of Democratiza- tion: The Importance of Party System Institutionalization.” Working Paper #260 - October 1998, Kellogg Institute.

Makalah seminar: nama penulis; tahun terbit; judul makalah; nama kegiatan seminar; waktu pelak- sanaan kegiatan seminar; tempat penerbit; nama penerbit. Contoh: Ceron, Andrea dan Alessandra Caterina Cremonesi. 2013. “Politicians Go Social: Estimating Intra- Party Heterogeneity (and its Effect) through the Analysis of Social Media”. Paper disampaikan pada NYU La Pietra Dialogues on Social Media and Political Participation, Florence, 10–11 Mei 2013.

d. Format rujukan dari surat kabar dan website Artikel media massa: nama penulis; tahun terbit; judul artikel; nama media massa; tanggal terbit; nomor halaman. Contoh: Wahid, Sholahuddin. 1998. “Di Balik Berdirinya Partai-Partai di Kalangan NU”, Republika, 3 Oktober.

Artikel online: nama penulis/institusi; tahun terbit; judul artikel, alamat websites; waktu unduh. Contoh: Aspinall, Edward, “The Taming of Ethnic Conflict in Indonesia”, http://www.eastasiaforum. org/2010/08/05/the-taming-of-ethnic-conflict.

11. Pengiriman Artikel: »» Naskah dikirim dalam bentuk printout sebanyak 2 eksemplar beserta softcopy ke alamat redaksi atau dapat dikirimkan melalui email redaksi ([email protected]). »» Redaksi memberikan honorarium untuk setiap artikel yang dimuat. »» Artikel yang diterima setelah deadline akan dipertimbangkan untuk dimuat pada edisi berikutnya.

12. Alamat Jurnal Penelitian Politik: P2P-LIPI, Widya Graha LIPI, Lantai III & XI Jl. Jend. Gatot Subroto No. 10 Jakarta Selatan 12710 Telp/Faks. (021) 520 7118

13. Langganan: Harga pengganti ongkos cetak Rp. 75.000,- per eksemplar sudah termasuk ongkos kirim biasa. Untuk berlangganan dan surat-menyurat langsung hubungi bagian sirkulasi Redaksi Jurnal Penelitian Politik.

Pedoman Penulisan | 189