Layout SD18.Indd

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Layout SD18.Indd 1 Daftar Isi Vol. 5, No. 3 ASADHA 2551BE/2007 30 SETETES KEBIJAKSANAAN Mati Satu Tumbuh Seribu 03 DUNIA BUDDHIS DHARMA TEACHING - From Germany with Love 06 - Dialog dengan Y.M. Man Ya: Satu - Mengenal Buddhisme di Israel 14 Saat - Satu Kehidupan 42 - Presiden Srilanka Menjamu - Sutra Seratus Perumpamaan 45 Delegasi Sangha Tiongkok 15 - Amitofo Care Center, Malawi, FIGUR BUDDHIS Afrika 16 Bodhisattva Ksitigarbha 48 - Bhiksu Kecil Itu Tamu Kehormatan Istana Kremlin 17 PERSPEKTIF - 108 Pendekar “Serbu” Shaolin 18 Terlahir Sebagai Manusia Itu Sulit 52 - Ya Kungfu, Ya Mandarin, Hanya di Shaolin 20 BERPIKIR CARA BUDDHIS - Debat Chan di Shaolin 21 Musuh Terbesar Umat Manusia 56 - Pagoda Vihara Chan Tianning Tertinggi di Dunia 22 BELAJAR PRAKTIK - From DDM For Peru 24 Ada Buddha Dharma Maka Ada Cara 60 DUNIA BUDDHIS - BENQ Menghayati Kebahagiaan From Germany With Love 6 Chan 25 JEJAK AGUNG Laporan dari Kongres Internasional Perempuan Buddhis - Rekonstruksi Vihara Dingshan 26 Master Yijing 62 Pertama, 18-20 Agustus, Hamburg, Jerman. - Penemuan Situs Buddhis Gua Bhuto 28 PROFIL - Manchester United di UK Petra? 66 SUDUT PERISTIWA SELEBRITIS BUDDHIS - Heartbeat 68 - Vannes Wu: Saya bukan Bintang Film, Saya Cuma Murid DHARMA KELANA GUA BUTHO Shaolin 30 Sinar Dharma Singgahi Bumi Setelah ratusan Blambangan Banyuwangi 69 tahun berlalu SUDUT PERISTIWA gua Butho tidak - Program Bhikkhu Sementara di PENGALAMAN DHARMA dikunjungi oleh Myanmar 32 Wutaishan Menanti Penggenapan Ikrar 76 bhikkhu, akhirnya KAMPUS LINGUAL 47 Y.A. Bhikkhu - Sejuta Pelita Sejuta Harapan 34 Dhammasubho - Healthy Life Style 36 LINTAS AGAMA menjejakkan kaki di - Seminar Original Live & - Bakar Tongkang: Tradisi Tua dari POTRET 59 gua yang merupakan Program Detox 38 Bagan Siapi-api 84 tempat meditasi - Retret Triyana Dharma Center - Dentang Genta Perdamaian INFO BUKU 74 bhikkhu-bhikkhu di 88 masa lalu. Surabaya: Ubah Buruk Jadi Baik 40 - Hak Daya Guna, Bukan Hak SUDUT PUBLIK 76 Milik 41 28 TUTUR MENULAR 83 4 5 DUNIA BUDDHIS Hari itu hari di bulan Agustus yang cerah di kota Hamburg, Jerman Utara. Musim telah berganti menjadi musim panas. Langit membiru seluas samudera, pemandangan yang biasa kita temukan di Indonesia kecuali udara yang masih cukup dingin. Bagi penduduk Jerman dan negara Eropa lainnya, musim From panas adalah musim yang paling dinantikan. Musim yang penuh dengan keceriaan, pesta-pesta kebun, berjalan-jalan dengan gaya backpackers keliling Eropa, melihat pemandangan kota dari puncak Menara Eiffel atau Gereja Notre Dame, berkeliling dengan kapal di Germany kanal pelabuhan dan aktivitas lainnya yang tidak bisa dilakukan di musim-musim yang lalu. Waktu setempat menunjukkan pukul 07.00. Waktu with Jerman lebih lambat 5 jam ketimbang Indonesia Barat. Seraya kami bersiap diri, aku sempat mencelingukkan LOVE wajah ke luar jendela apartemen kami. Sedikit mobil yang sedang mengantri dengan beberapa orang yang lalu lalang di trotoar. Rasa penasaran menyelimuti pikiranku karena hari itu adalah hari pertama Kongres Internasional Perempuan Buddhis Pertama dengan topik Peran Perempuan di dalam Sangha: Menghidupkan Kembali Ordonasi Bhiksuni. Kongres ini berlangsung dari tanggal 18-20 Agustus 2007. Menurut beberapa orang, topik yang dibahas terkesan begitu rumit dan membutuhkan pemikiran yang tinggi, apalagi pembahasannya dilakukan dengan bahasa asing (bahasa Jerman, Inggris, Korea, Tibet). Namun terlepas dari semua kerumitan itu, aku dapat melihat bahwa di balik itu semua, terdapat esensi perjuangan manusia yang sangat sederhana, perjuangan untuk menjadi seorang yang tercerahkan, Buddha. Bertempat di salah satu hall besar Universitas Hamburg, berkumpullah lebih dari 300 peserta kongres yang datang dari 19 negara. Dari Indonesia, hadir 6 anggota sangha yang terdiri dari Bhiksuni Sila dan Bhiksuni Santini, 2 anggota Sangha Mahayana, Bhiksuni Bhadra Pranidhana dan Bhiksu Nirmana Sasana dan 1 anggota Sangha Agung Indonesia (Sagin), Bhiksu Gedung Konferensi Bhadra Ruci (Lobsang Oser). Terakhir, saya sendiri sebagai umat awam biasa. Di sana, kami bertemu dengan salah satu anggota Sagin kelahiran Jerman “Kami sangat berterima kasih kepada anggota kongres yang telah yaitu Bhiksu Lhodro Sangpo atau yang biasa kita kenal dengan sebutan “Bhante Ingo”. memerhatikan kami (Tibetan nun) tetapi bagi kami, perjuangan Kongres ini berhasil mengumpulkan 65 para ahli mendapatkan penahbisan bukan berdasarkan isu kesetaraan dan praktisi vinaya yang datang dari seluruh penjuru perempuan dan laki-laki tetapi yang paling penting bagi kami dunia. Mereka berkumpul guna mencurahkan hasil penelitian, pemikiran, dan pandangan yang telah adalah bagaimana kami dapat melestarikan dan mempertahankan dipersiapkan selama lebih dari 1 tahun atau bahkan Buddhadharma dan menolong sesama.” ada yang bertahun-tahun. Di antaranya adalah para bhiksu dan bhiksuni senior seperti Bhiksu Bodhi Kelompok Tibetan Nun di depan Kongres Internasional Perempuan Buddhis Pertama, (Theravada), Acarya Ge she Tashi Tsering (Tibet), 18-20 Agustus 2007, Hamburg, Jerman. Bhiksuni Dr. Myonsong Sunim dari Korea dan Bhiksuni Huimin Shih dari Taiwan (Mahayana), Bhiksuni Tenzin Palmo dan Bhiksuni Prof. Dr. Karma Lekshe Tsomo dari 6 Photo: Lenny H. 7 melihat perbedaan suku, budaya Perkumpulan Nasional Bhiksuni adalah selaras dengan semangat literatur yang berkembang pesat, dan bangsa dengan menyatukan Korea Tradisi Jogye dan Dekan mempertahankan Buddhadharma. terutama di Eropa, adalah literatur ajarannya ke dalam budaya lokal Sekolah Sangha Un Munm, Bhiksuni Sesuai dengan tradisi yang terus tradisi Tibet. yang terus berkembang. Dr. Myonsong Sunim dan terakhir dilestarikan oleh HH. Dalai Lama Satu-satunya tradisi yang Bepergian dengan para Presiden Asosiasi Perempuan XIV bahwa komunitas Buddhis yang masih mengakui dan melestarikan anggota Sangha juga merupakan Buddhis Sakyadhita Internasional, ideal adalah komunitas yang terdiri penahbisan bhiksuni adalah pengalaman dan kehormatan Prof. Dr. Karma Lekshe Tsomo. dari 4 unsur yaitu Bhiksu, Bhiksuni, Dharmagupta. Informasi ini tersendiri yang mungkin tidak Panel dimoderatori oleh Dr. Thea Upasaka dan Upasika. Ke empat membantuku memahami mengapa bisa saya lupakan. Menjalani 15 Mohr, koordinator panitia kongres. pilar ini diibaratkan kaki meja yang jika ada perempuan dari belahan hari bersama memberikan sebuah Selain memberikan kata berfungsi menopang ajaran. dunia mana pun yang menginginkan pemahaman mendalam akan sambutan, mereka juga memberikan Dua hari dilalui dengan atau yang sudah siap menerima budaya dan tradisi antar aliran. pandangan sekaligus dukungan presentasi dari 25 pembicara penahbisan bhiksuni, maka Dengan pengalaman ini, saya penuh terhadap niat HH. Dalai utama dan 40 pembicara diksusi mereka harus terbang ke negara- semakin mengerti dan memahami Lama XIV yang telah memulai usaha paralel yang terbagi dalam tiga negara yang menganut tradisi bahwa perbedaan itu hanya penelitian sejak 30 tahun yang lalu sesi: pagi, siang, sore hari dan Dharmagupta seperti Taiwan atau sebatas perbedaan sudut pandang dan cara. Adanya perbedaan ini karena kapasitas manusia berbeda- Dari kiri-kanan: penulis, Bhiksuni Bhadra Pranidhana, Photo: Lenny H. beda sehingga Buddha memberikan Bhikhhuni Sila, Bhiksuni Santini, Bhiksu Nirmana Sasana Dharma sesuai dengan kapasitas dan Bhiksu Bhadra Ruci dan arah minat kita. Inggris (Tradisi Tibet); para penulis melihat begitu banyak rupa jubah Hiruk pikuk para peserta buku-buku Buddhis yang sudah yang tidak pernah kita lihat di di meja registrasi menyaingi terkenal di seluruh dunia yakni Indonesia. Para bhiksuni Korea padatnya acara di hari kongres Prof. Dr. Lambert Schmithausen dengan jubah besar berpita di pertama yang diselenggarakan atas dan Vicki Mackenzie, serta para tengah, sepatu putih dan topi khas kerja sama Foundation of Buddhist tokoh, aktivitis, simpatisan, Korea, para bhiksuni Tibet yang Studies dengan Institut Asia- dan umat Buddha dari berbagai berasal dari Eropa menggunakan Afrika Universitas Hamburg ini. negara. Juga tidak lupa, meskipun jubah merah kuning, para bhiksuni Kata sambutan diwakili oleh para di dalam aliran Theravada tidak Taiwan, Thailand, Vietnam, dan petinggi universitas dan Buddhis mengakui keberadaan bhiksuni, sebagainya. Pemandangan ini termasuk di dalamnya Presiden namun saya secara pribadi benar-benar membuka pikiran Universitas Hamburg, Prof. Dr-Ing. menghormati kehadiran Bhiksu kita yang mungkin selama ini di Habil. Monika Auwere-Kurtz; Dekan Mettanando, Bhiksu Sujato dan Indonesia hanya terpaku pada Fakultas Studi Asia-Afrika, Prof. Photo: Lenny H. Bhiksuni Dhammananda yang telah jubah coklat dan kuning. Dr. Ludwig Paul; Mantan Menteri guna melihat kemungkinan untuk diakhiri dengan sesi tanya jawab. Korea. Itu karena mereka harus berkiprah untuk menyuarakan Padahal di luar sana, kita Pendidikan Pemerintahan Tibet di menghidupkan kembali silsilah Titik berat dua hari kongres ini mencari Sangha yang mengakui perlunya komunitas bhiksuni bisa melihat jubah merah, abu- pengasingan dan Direktur Program penahbisan bhiksuni dari silsilah adalah presentasi dari para ahli akan keberadaan silsilah bhiksuni. guna mempertahankan dan abu, coklat tua dengan gayanya Bhiksuni Tibet, Rinchen Khando Mulasarvastivada (silsilah yang dan peneliti vinaya tentang sejarah Karena itulah para ahli vinaya di mengembangkan Buddhadharma di yang berbeda-beda. Hal ini Chogyal; Kalon Tripa Pemerintahan berkembang di Tibet) yang telah bhiksuni di berbagai belahan dunia dalam kongres ini atas permintaan Thailand. membuktikan betapa Buddha Tibet dalam pengasingan,
Recommended publications
  • I LAMBANG ORNAMEN LANGIT
    LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh Nanda Harya Hellavikarany NIM. 11206241003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2015 i MOTTO Segala sesuatu yang terbentuk, kelak akan terurai. Segala sesuatu berawal dari kosong, dan kembali kosong. Kehidupan bagaikan roda yang terus - menerus berputar tanpa henti. Setiap sesuatu mengalami dua jalan tersebut (terbentuk dan terurai; terbentuk dan terurai; terbentuk dan terurai; begitu seterusnya), tiada jalan lain. Oleh karenanya, kehidupan diwarnai dengan yin dan yang. Keseluruhan Alam Semesta adalah satu mekanisme. Jika salah satu bagian darinya keluar dari aturan, maka bagian lainnya juga akan keluar dari aturan. Segala sesuatu cenderung menarik sesuatu yang sejenis dengannya. Oleh karenanya, jika salah satu berjalan sesuai kebenaran, maka keseluruhan yang lain juga akan berjalan sesuai kebenaran. Pembalikan adalah ketetapan hukum alam. Ketika sesuatu telah mencapai titik ekstrem, maka cenderung akan berbalik darinya. Segala sesuatu memiliki batasan kekuatan, seperti bola yang dilambungkan ke atas, setelah ia mencapai titik tertingginya, maka bola akan kembali ke tempat semulanya (jatuh). Oleh karenanya, segala sesuatu harus hidup sewajarnya, mengambil jalan tengah, jangan terlalu sedikit dan terlalu banyak (jangan mengambil langkah ekstrem). v PERSEMBAHAN Alhamdulillahirobbil „alamin. Ridho-Mu senantiasa menyertaiku. Sebuah langkah usai sudah. Satu cita telah ada di tanganku. Namun… Itu bukanlah akhir dari perjalanan. Melainkan awal dari satu perjuangan. Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan. Begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan / harapan dan tantangan.
    [Show full text]
  • Vihara Data Jumlah Rumah Ibadah Per Kecamatan
    DATA JUMLAH RUMAH IBADAH PER KECAMATAN TAHUN 2015 DI KOTA SURABAYA VIHARA NO NAMA ALAMAT PENGURUS KECAMATAN KELURAHAN KET 1 VIHARA MAHA VIRA GRAHA JL. PASAR BESAR WETAN No. 4 SUHU CHUANG HUI BUBUTAN ALON-ALON CONTONG 2 VIHARA SANGGAR AGUNG JL. SUKOLILO No. 100 SETYADI YUDHO BULAK SUKOLILO 3 VIHARA BUDHA MATREYIA JL. KUPANG INDAH VIII/18 JENNY DUKUH PAKIS DUKUH PAKIS 4 VIHARA KASIH ABADI JL. KUPANG INDAH 17/50 A3 5 VIHARA UTIR RUMAH SUCI JL. GENTENG SAYANGAN No. 29 - 31 LAOSHE WILLY SIM GENTENG GENTENG 6 BUDI BHAKTI HUTAMA JL. GENTENG MUHAMMADIYAH No. 43 SUCINDRA 7 VIHARA DANA MAITREYA JL. KALISARI II/23 SLAMET KAPASARI 8 VIHARA VIDYA DHARMA JL. MANYAR SAMBONGAN No. 62 GUBENG KERTAJAYA 9 VIHARA JL. NGAGEL TAMA SELATAN 3/5 KAMAWATI PUCANG SEWU 10 SHAN POO YHAY DJIEN/BAH RATU JL. DEMAK ONG KA HWEI KREMBANGAN MOROKREMBANGAN 11 VIHARA IKA DHARMA LOKA JL. BABATAN PANTAI UTARA 9/67 TAN TJIONG STE HEND MULYOREJO DUKUH SUTOREJO 12 VIHARA DAMMAJAYA JL. DK. SAMBISARI RT. 01 RW.III WIDIA SABIKEREP LONTAR 13 VIHARA SANGGRAHA BUDHIS MUKA DUKUH BULU RT. 02 RW. IV SLAMET 14 VIHARA MUDITAMAMAITREYA JL. SIMOLAWANG BARU TAMAN SELATAN 20 SIMOKERTO SIMOKERTO 15 JL. KENJERAN No. 587 KAPASAN 16 KAPASAN DALAM 17 KAPASAN DALAM 18 VIHARA BUDHA MAETREA JL. DUKUH KUPANG UTARA I/1 - 4 JIMMI CHENDRAWAN SAWAHAN 19 VIHARA YAYASAN CHONG ZHENG JL. DUKUH KUPANG TIMUR NO. 872 AYONG 20 VIHARA BUDAYANA JL. RAYA PUTATA GEDE 3 IWAN PONTO SUKOMANUNGGAL PUTAT GEDE 21 VIHARA PERUM WISMA MUKTI SUKOLILO KLAMPISNGASEM 22 VIHARA BHUMI FAJRA JL.
    [Show full text]
  • FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi
    FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Ni Luh Enita Maharani NIM 11209241026 JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Ni Luh Enita Maharani NIM 11209241026 JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i PERSETUJUAN Skripsi yang be{udul F*ngsi Tari RoJang Adat Klasik D.alsm Upaeara Fiodalan Di Pxra SafiSgor Agilrtg Boao Bebwdsm Knbupaten Karangasem Baliimtel& disqiui oi& peurbimbing unfuk diqjikan, Yogyakart&3t Maret 20 I 6 Yogyakarta,r,t Maret 2016 Pmbimbing I, Pembinrbing II, \W! Ni Nyomm Ser{ati, M.tfum Drs. Bambang Suharjana, M.Sn NIF. 19621231 198803 2 003 NIP. 19610906 19890r r 001 b-- PENGESAIIAN Skripsi yang berjudul Fungsi Tari Rejang Adat Klasik dalam Upacara Piodalan di Puro Sanggar Aguftg Dcso Bebandent Kabupaten,Karangasem Bqli ini telah dipertahankan di depan Dewan Pengpji pada 13 April 2016 dan dinyatakan lulus. Tanggal ...!.?./*."..'..? Dm. Barnbang S !!l*1.'9 Dr. Sutiyono, M '.1/*],? Dra. NiNyoman 'Y*if l5April 2016 bkultas Bahasa dan Srmi ffi i Purbani, M.A. 19610s24 199001 2001 $l E't' L PERI{YATAAII Yang bertandatangan di bawah ini, saya Nama Ni Luh Enita Maharani NIM 1t20924rc26 Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
    [Show full text]
  • Signs of Multilingualism at Religious Places in Surabaya: a Linguistic Landscape Study
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 228 International Conference on Language Phenomena in Multimodal Communication (KLUA 2018) Signs of Multilingualism at Religious Places in Surabaya: A Linguistic Landscape Study Ali Wafa, Universitas Airlangga Sheila Wijayanti, Universitas Airlangga Abstract This paper aims to present the languages used as public signs at the places of worship in Surabaya. The area is selected for its multilingual society. The data is in the forms of photos of outdoor and indoor signs and is taken from ten outstanding religious places in the city namely two mosques, two churches, two Chinese temples (klenteng), two Hindu temples (pura), and two Buddhist temples (vihara). Three hundred and eighty six public signs are collected. As stated by Landry and Bourhis (1997) the collected data is then analyzed based on the landscape linguistic theory. The results demonstrate that the languages as public signs found in the ten places of worship vary, i.e., Indonesian, Balinese, Javanese, Madurese, Malay, English, Chinese, Arabic, Pāli language, Latin language, German, French, Dutch and Japanese. However, Indonesian remains the most used language at mosques, churches, and Buddhist temples. However, Chinese language is the most frequently used at Chinese temples. Meanwhile, Indonesian and Balinese language almost have the same position at Hindu temples. Keywords: buddhist temples; chinese temples; churches; hindu temples; linguistic landscape; mosques; multilingualism 1. Introduction Surabaya, like other cities in the world, has developed and become center of business and economic activities in East Java. As a result, many people from different regions and countries come and live in the city.
    [Show full text]
  • Refleksi Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2000
    DAFTAR REFERENSI Ali, Samsjiah.Teladan Kehidupan. Surabaya, 2012. Anas, Biranul (et.al). Refleksi Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2000. “Arti Kelenteng”. Kelenteng.Com. 2013. 31 Januari 2013. <http://kelenteng.com/arti-kelenteng/> Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Chai, Chin Fern. “Chinese Gods, Ghosts, Ancestors and their Neighbours: An observation through fieldwork”. researchgate.net Publication (17 April 2013): 1-17. Chen Dawei. Illustrate Ancient Chinese Armour. Shanghai: Shanghai Booksotre Publishing House, 2009. Ching, Francis D.K. Ilustrasi Desain Interior. Penerbit Erlangga, 1996. Chung, Robert. “Chinese Design: A Myth? A Wherefrom? A Whereto?”. Warrane College Monograph No.20 (April 2010): 1-57. Fernie, Eric. Art history and Its Methods.London: Phaidon, 1995. Indonesian Heritage: Agama dan Upacara Vol.9. Jakarta: Buku Anak Bangsa- Grolier International, 2002. Indonesian Heritage: Seni Rupa Vol.7. Jakarta: Buku Anak Bangsa-Grolier International, 2002. Johnston, Reginald Fleming. Buddhist China. London: John Murray, Albemarle Street, W, 1913. “Kajian Ikonografis Ornamen pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya”. Petra Christian University Library. 2013. 31 Januari 2013. <http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_6832.html> “Kajian Ikonografis Ornamen pada Klenteng Kwan Sing Bio Tuban”. Petra Christian University Library. 2013. 31 Januari 2013. <http://dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=6855> Kleinsteuber, Asti dan Maharadjo, Syafri M. Kelenteng-Kelenteng Kuno di Indonesia. Genta Kreasi Nusantara, 2010. Langley, Myrtle. Religion. London: Dorling Kindersley Limited, 2012. 149 Universitas Kristen Petra McCreery, John L. “Why do the gods look like that?: Material Embodiment of Shifting Meanings”. Open Anthropology Cooperative Press www.openanthcoop.net/press (2010): 1-22. Margolis, Eric. The Handbook of Visual Research.
    [Show full text]
  • Kajian Ikonografis Ornamen Pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya
    KAJIAN IKONOGRAFIS ORNAMEN PADA INTERIOR KLENTENG SANGGAR AGUNG SURABAYA Sriti Mayang Sari, Raymond Soelistio Pramono Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya e-mail: [email protected] ABSTRAK Klenteng Sanggar Agung Surabaya menunjukkan bentuk yang tidak umum pada klenteng di Indonesia. Bentuk dalam hal ini tidak berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan aspek fungsi dan makna. Penelitian ini mengkaji hubungan antara bentuk, fungsi, dan makna ornamen pada interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya, dengan pendekatan ikonografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ornamen-ornamen yang ada pada interior bangunan itu didominasi oleh ornamen-ornamen tradisional Bali. Tetapi, ornamen-ornamen Bali yang digunakan di sini polos, tidak serumit ornamen-ornamen yang dibuat oleh orang Bali. Hal ini bisa terwujud karena pemilik klenteng menyewa seorang desainer dari Bali. Dari segi fungsi, makna ornamen-ornamen tersebut masih merujuk pada ajaran Tri Dharma. Kata kunci: Bentuk, fungsi, makna dan ornamen klenteng ABSTRACT The Sanggar Agung Temple in Surabaya has an extraordinary form when compared to other temples in Indonesia, not only physically but also in relation to aspects of function and meaning. This research observes the relationship between the form, function and meaning of ornaments applied in the interior of the Sanggar Agung Temple in Surabaya, using the iconographical approach. The results show that the ornaments applied in the interior of the temple are mostly traditional ornaments from Bali. However, the Balinese ornaments used are more plain in form and are not as complex as those produced in Bali. This is because the owner of the temple hired a designer from Bali.
    [Show full text]
  • Arahan Pengembangan Desa Wisata Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan
    TUGAS AKHIR – RP 141501 ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 i ii TUGAS AKHIR – RP 141501 ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 iii FINAL PROJECT – RP 141501 THE DEVELOPMENT DIRECTION OF TOURISM VILLAGE ARGOSARI SENDURO DISTRICT LUMAJANG REGENCY BASED ON THE ENVIROMENTAL CARRYING CAPACITY ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Advisor : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTMENT REGIONAL AND URBAN PLANNING Faculty Civil Engineering and Planning Institute Technology of Sepuluh Nopember Surabaya 2017 iv LEMBAR PENGESAHAN ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh : ERLINA MAGHFIROH NRP. 3613 100 022 Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T NIP. 1980051220050110003 SURABAYA, JULI 2017 v ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Nama Mahasiswa : Erlina Maghfiroh NRP : 3613 100 022 Departemen : Perencanaan Wilayah dan Kota Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T Abstrak Desa Wisata Argosari merupakan salah satu Desa Wisata yang terletak di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang yang menawarkan suasana Desa pegunungan masyarakat tengger yang khas dan ditunjang dengan sarana maupun prasarana pariwisata.
    [Show full text]
  • The Sacred Site: the Conservation Based on the Local People in Tengger Community and Its Potential As Ecotourism Activities
    Journal of Socioeconomics and Development Widyagama Vol 1, No 1, April 2018, 7 – 15 DOI: 10.31328/jsed.v1i1.517 The Sacred Site: The Conservation Based on The Local People in Tengger Community and Its Potential as Ecotourism Activities Purnomo1*, Anggraeni In Oktaviani1, and Iwan Nugroho2 1 Graduate Program in Environmental Resource Management and Development, Brawijaya University 2 Agribusiness Department, Widyagama University of Malang (Received April 25, 2017; Accepted February 22, 2018; Published April 5, 2018) ABSTRACT. Tengger is one of the Java sub-tribes that has a belief system in the form of a life view called Kejawen. Kejawen's life is a view that is considered holistic in looking at the environment. The traditional wisdom of the Tengger community in the management of natural resources is one of the living and sustainable local wisdom in Indonesia. One of the local wisdom associated with environmental management is the existence of sacred areas as a part of environmental conservation. This research was conducted in Ngadas Village, Poncokusumo District, Malang Regency. The purpose of this study is to study the types of areas that are sacred by the Tengger community and the factors behind the existence of the area as a part of the conservation-based ecotourism. This research was conducted by interviewing the key person of the traditional leader. The interview materials in questions include the types of sacred places and the reason behind the area is sacred. The research results showed that the form of preservation of certain sacred areas has a unique ecosystem and shows the historical ties.
    [Show full text]
  • 20 a Guide Book for International Student Annual Events A
    Excellent in Education Excellent in Science Strong A Guide Book for International 20 Student Located Jl. Lidah Wetan, Surabaya (60213) T: +6231-99423002 F: +6231-99424002 Email: [email protected] A Guide Book for International Student A Guide Book For International Student 1 Foreword I wholeheartedly welcome you all to Universitas Negeri Surabaya (Unesa). Unesa is one of state universities in Surabaya predicated A, ranked by National Accreditation Board of Higher Education, Republic of Indonesia. As one of the top universities in Indonesia, we provide interdisciplinary research and offer 62 study programs from bachelor to doctoral degrees. We open all departments to foreign students, delivered both in Indonesian language and a few in English. Thus, you will mostly learn various Indonesian cultures as well as conceptual values which we update continuously. All classes and teaching and learning activities lie on our University jargon, Growing with Characters. In order to serve our students, we put forward good characters in the heart of our service, teaching and learning programs. The university is also supported by professional administrative staff who will help you in adapting with Indonesian cultures. I assure you that you will get help and supporting systems to ensure your comfortable stay and study at Unesa. Thus, do not hesitate to ask any queations if you need a help. 2 A Guide Book For International Student A Guide Book For International Student 3 Table of Content Academic Why This Campus? 7 Design Your Degree 9 Design Your Degree
    [Show full text]
  • The Linguistic Landscape of Educational Tourism in Mojokerto
    THE LINGUISTIC LANDSCAPE OF EDUCATIONAL TOURISM IN MOJOKERTO THESIS BY: EKA WIDYA NUR WIJAYANTI REG. NUMBER: A73216058 ENGLISH DEPARTMENT FACULTY OF ARTS AND HUMANITIES UIN SUNAN AMPEL SURABAYA 2020 i DECLARATION I am the undersigned below: Name : Eka Widya Nur Wijayanti NIM : A73216058 Department : English Department Faculty : Arts and Humanities University : UIN Sunan Ampel Surabaya Truly state that the thesis I wrote entitled “The Linguistic Landscape of Educational Tourism In Mojokerto” is really my original work, and not a plagiarism in part or in whole. If in the future it is proven that this thesis results from plagiarism, either in part or in full, then I am willing to accept sanctions for such actions in accordance with the applicable provisions. Surabaya, 09 March 2020 Who make the statement Eka Widya Nur Wijayanti i APPROVAL SHEET THE LINGUISTIC LANDSCAPE OF EDUCATIONAL TOURISM IN MOJOKERTO by Eka Widya Nur Wijayanti Reg. Number: A73216058 Approved to be examined by the Board of Examiners, English Department, Faculty of Arts and Humanities, UIN Sunan Ampel Surabaya Surabaya, February 25th, 2020 Thesis Advisor Dr. A. Dzo’ul Milal, M. Pd NIP. 196005152000031002 Acknowledged by: Head of The English Department Dr. Wahju Kusumajanti, M.Hum NIP.197002051999032002 ii EXAMINER SHEET This thesis has been approved and accepted by the Board of Examiners, English Department, Faculty of Arts and Humanities, UIN Sunan Ampel Surabaya on The Board of Examiners are: Examiner 1 Examiner 2 Dr. A. Dzo’ul Milal, M. Pd Dr. Mohammad Kurjum, M.Ag NIP. 196005152000031002 NIP. 196909251994031002 Examiner 3 Examiner 4 Raudlotul Jannah, M. App.
    [Show full text]
  • Dawai-47.Pdf
    contents 47 ajaran alam semesta . news on kedatangan buddhisme di myanmar . jing ming-bersih terang . talk show patria . interview with nathalia sunaidi . jalan jalan menemukan polonnaruwa . orang bijak thich nhat hanh . pandegiling news seminar 'hipnosis, hipnoterapi, dan kamma' . liputan dhamma talk vihara sinar borobudur . latihan meditasi di sanggar agung surabaya . resensi buku kronologi hidup buddha . dasar pandangan agama buddha . many lives, many masters . film bagus the pursuit of happyness . do you know? meditasi merangkul . antibiotika . kisah raja kebaikan yang agung . strip jadilah pelita . talk benih buddha dalam diri kita . agenda . donatur periode februari- mei 2007 . laporan keuangan dawai . tabel alam-alam kehidupan anda punya ide, kritik, saran, respon, atau komentar? atau mungkin anda tertarik menulis untuk dawai? boleh saja. apapun itu, kirimkan ke [email protected] atau [email protected] atau melalui sms ke 0817 318 147 kami tunggu... A J A R A N 04 alam semesta Alam semesta (universe) yang terbayang dalam benak orang awam biasanya adalah tentang luar angkasa, planet-planet, bintang, tata surya, galaksi, dan sebagainya. Alam semesta adalah suatu tempat yang sangat luas, di mana semua benda, materi, makhluk, atau apa saja yang pernah kita ketahui ataupun belum kita ketahui terdapat di dalamnya. Namun, apakah hanya sebatas itu gambaran kita (sebagai Buddhis) tentang alam semesta? Jika kita mau sedikit mengeksplorasi literatur-literatur Buddhisme, maka kita mungkin akan takjub karena ternyata Sang Buddha telah mampu mendeskripsikan dan menguraikan segala sesuatu tentang alam semesta dengan begitu rinci dan jauh. Ilmu pengetahuan (sains) memang telah melahirkan banyak teori dan penjelasan mengenai asal usul dan komposisi alam semesta. Sebagian dari kita semua sudah banyak belajar sains di bangku pendidikan, dan kemudian kita menjadi tahu bahwa alam semesta menyimpan banyak sekali misteri.
    [Show full text]
  • Bab Iv Paparan Data Dan Temuan Penelitian A
    BAB IV PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN A. PAPARAN DATA 1. Profil Sesuai dengan lokasi penelitian yang diambil oleh peneliti, maka profil dari kedua lokasi tersebut di Pantai Ria Kenjeran Surabaya dan Pantai Utara Lamongan adalah sebagai berikut: a. Profil Kenjeran Park Surabaya Kenpark atau Kenjeran Park merupakan salah satu wahana wisata yang berada di Surabaya. Lokasi wisata ini memiliki lahan yang begitu luas bahkan rimbun dengan pepohonan, sehingga menjadikan pengunjung nyaman. Lokasi yang luas, nyaman dan rimbun menjadi salah satu daya tarik wisatawan lokal maupun luar kota. Memiliki lahan luas tersebut tentu tidak hanya dibiarkan begitu saja, namun seiring berjalannya waktu, pembaharuan-pembaharuan dilakukan agar memiliki nilai jual dan semakin dikenal masyarakat luas. Lebih dari itu Kenjeran Park merupakan satu-satunya dunia fantastik yang ada di Surabaya. Disamping dilakukan pembaharuan- pembaharuan terhadap sarana dan prasarana jumlah pengunjung semakin bertambah dari berbagai kota di Indonesia. Dahulunya Kenjeran adalah pantai yang kumuh dan banyak 97 sampah, namun dewasa ini kawasan pantai ini dibagi menjadi dua lokasi kenjeran lama yang dikelola oleh Pemerintah dan Kenjeran Baru yang dikelola oleh pihak swasta dengan menyajikan Atlantis Land yang dijadikan sebagai Icon utama. Kawasan pantai Kenjeran Baru saat ini lebih baik dari pada dahulu, telah banyak lokasi-lokasi yang telah banyak dirombak menjadi lebih baik. Adapula fasilitas untuk menunggang kuda berkeliling kenjeran dengan biaya yang tidak mahal. Selain itu memasuki kawasan Atlantis Land menjadi salah satu lokasi yang bisa digunakan sebagai spot berfoto, misalnya tempat peribadatan Budha serta Konghucu seperti Pagoda Tian Ti, Patung Budha Empat Wajah, Klenteng Sanggar Agung serta Patung Dewi Kwan Im.
    [Show full text]