Analisis Fungsi Dan Makna Simbol Ornamen Pada

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Analisis Fungsi Dan Makna Simbol Ornamen Pada ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL ORNAMEN PADA BANGUNAN VIHARA CHI KUNG TIEN KOTA MEDAN 棉兰殿宝佛济寺庙象征地势功能与意义分析 Miánlán diàn bǎo fú jì sìmiào xiàngzhēng dìshì gōngnéng yǔ yìyì fēnxī SKRIPSI OLEH: SANTO JOHANNES P SIREGAR 140710049 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lembar Pengesahan ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA SIMBOL ORNAMEN PADA BANGUNAN VIHARA CHI KUNG TIEN KOTA MEDAN 棉兰殿宝佛济寺庙象征地势功能与意义分析 (Miánlán diàn bǎo fú jì sìmiào xiàngzhēng dìshì gōngnéng yǔ yìyì fēnxī) SKRIPSI SARJANA OLEH: SANTO JOHANNES P SIREGAR 140710049 Skripsi ini diajukan untuk melengkapi persyaratan memperoleh gelar sarjana ilmu budaya dan telah disetujui: Medan, 27 juli 2018 Pembimbing T. Kasa Rullah Adha, S.S.,MTCSOL NIP 199006252018031001 PROGRAM STUDI SASTRA CINA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2018 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENGESAHAN Diterima Oleh: Panitia Ujian Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Ujian Sarjana Sastra Dalam Bidang Ilmu Sastra Cina Pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Pada Tanggal : 27 Juli2018 Hari : Jumat Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Dekan, Dr. Budi Agustono, M.S NIP 1960080519870310 Panitia Ujian No. Penguji Tanda Tangan 1. Mhd. Pujiono, M.Hum.,Ph.D ............................... 2. T. Kasa Rullah Adha, S.S.,MTCSOL .............................. 3. Niza Ayunintias, S.S.,MTCSOL ............................... UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Disetujui Oleh : Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara Medan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PERNYATAAN ORISINALITAS Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi dan sepanjang pengetahun saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRAK Judul penelitian ini adalah “Analisis Fungsi dan Makna Simbol Ornamen Pada Bangunan Vihara Chi Kung Tien Kota Medan”. Rumusan masalah penelitian ini adalah 1) Bagaimana fungsi dan makna simbol yang terdapat pada bangunan Vihara Chi Kung Tien Kota Medan? 2) Bagaimana fungsi dan makna ornamen yang terdapat pada bangunan Vihara Chi Kung Tien Kota Medan? Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif dan diuraikan secara deskriptif. Teori yang digunakan untuk menjawab kedua rumusan masalah diatas adalah Teori Fungsionalisme dari Bronislaw Malinowski dan Teori Semiotik dari Ferdinan de Sausure. Teknik yang digunakan adalah: observasi, wawancara, dan dokumentasi. Kemudian menganalisis fungsi dan makna simbol ornamen dan membuat kesimpulan dari fungsi dan makna simbol ornamen pada bangunan Vihara Chi Kung Tien. Hasil yang diperoleh: 1) Fungsi Simbol pada bangunan Vihara Chi Kung Tien diklasifikasikan menjadi empat bagian, (i) Simbol alat kebaktian : sebagai alat pelengkap umat untuk melakukan aktivitas ibadah (ii) simbol hewan tumbuhan : memiliki fungsi estetik untuk menambah keindahan dari bangunan vihara (iii) simbol dewa dewi : sebagai media komunikasi spiritual dengan penguasa alam semesta (iv) simbol umum bangunan vihara : sebagai ragam hias estetik 2) Dari hasil penelitian terdapat ornamen pada bangunan Vihara Chi Kung Tien yaitu: (i) ornamen naga, (ii) ornamen Qilin dan (iii) ornamen Burung Phoenix dan. Ornamen-ornamen tersebut terukir pada bangunan utama Vihara Chi Kung Tien. Adapun makna ornamen-ornamen tersebut sebagai berikut: ornamen naga yang melambangkan kekuatan dan kebaikan, keberanian dan pendirian teguh, keberanian dan daya tahan, ornamen Naga ini diletakkan pada pilar dan langit-langit altar pemujaan Dewi Kuan Im Pu Sat. Ornamen qilin yang melambangkan panjang umur, kemegahan, kebahagian, dan kebijaksanaan, ornamen qilin ini diletakkan pada kontruksi kayu atap bagian depan. Ornamen burung phoenix melambangkan keabadian, keselarasan dan keberuntungan, ornamen burung phoenix diletakkan pada kontruksi kayu atap bagian depan. Kata kunci: Vihara Chi Kung Tien, Bangunan, Fungsi, Makna, Kota Medan UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ABSTRACT The title of this research is "Function Analysis and Meaning of Ornament Symbol at Chi Kung Tien Temple Medan City". The formulation of this research problem is 1) How the function and meaning of the symbol contained in Chi Kung Tien Temple Medan City? 2) How does the function and meaning of ornaments contained in the Chi Kung Tien Vihara Temple of Medan? The research method used is qualitative research method and described descriptively. The theory used to answer the two formulation of the above problems is the Functionalist Theory of Bronislaw Malinowski and Semiotic Theory of Ferdinan de Sausure. The techniques used are: observation, interview, and documentation. Then analyze the function and meaning of the ornament symbol and make the conclusion of the function and meaning of the ornament symbol on Chi Kung Tien Temple. The results obtained: 1) The function of the symbol on the building of the Chi Kung Tien Temple is classified into four parts, (i) Symbol of the devotional tool: as a complementary tool for the worship activities (ii) the symbol of plant animals: it has the aesthetic function to add to the beauty of the monastery (iii) the symbol of the goddess: as a medium of spiritual communication with the ruler of the universe (iv) the general symbol of the temple building: as a decorative aesthetic 2) From the results of research there are ornaments in Chi Kung Tien Temple are: (i) dragon ornaments, (ii) ) Qilin ornaments and (iii) the ornaments of the phoenix. The ornaments are engraved on the main building of Chi Kung Tien Vihara. As for the meaning of the ornaments are as follows: dragon ornaments that symbolize strength and goodness, courage and firm stance, courage and endurance, Dragon ornaments are placed on the pillars and ceiling of the altar worship Dewi Kuan Im Pu Sat. Ornaments that symbolize qilin longevity, splendor, happiness, and wisdom, qilin ornaments are placed on the construction of the roof of the front roof. The phoenix ornament symbolizes immortality, harmony and luck, the phoenix ornament is placed on the front roof construction. Keywords: Chi Kung Tien Temple, Building, Function, Meaning, Medan City UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena atas kasih dan karuniaNya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Fungsi dan Makna Simbol Ornamen Pada Bangunan Vihara Chi Kung Tien Kota Medan”. Skripsi ini disusun sebagai persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dari Program Studi Sastra Cina, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan, semangat, bimbingan, dan doa kepada penulis. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis dengan segenap hati ingin mengucapkan terima kasih kepada semua yang telah membantu penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih ini penulis tujukan kepada : 1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara. 2. Bapak Mhd Pujiono, M.Hum., Ph.D, selaku Ketua Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara, sekaligus DosenPenguji yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membangun selama proses penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini. 3. Ibu Niza Ayuningtias, S.S., MTCSOL, selaku Sekretaris Program Studi Sastra Cina Universitas Sumatera Utara sekaligus Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan kritikan yang membangun selama proses penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini. UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4. Bapak Tengku Kasa Rullah Adha, S,S., MTCSOL selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan masukan, motivasi, semangat serta kritikan yang membangun selama proses penyempurnaan penulisan karya ilmiah ini. 5. Bapak Drs. Muhammad Takari M.Hum, Ph.D selaku dosen penasehat akademik yang telah memberikan bimbingan, masukanyang membangun kepada penulis selama berlangsungnya proses perkuliahan Program Studi Sastra Cina Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Sumatera Utara. 6. Seluruh dosen dan staf pengajar di Fakultas Ilmu Budaya khususnya Program Studi Sastra Cina, Universitas Sumatera Utara. 7. Keluarga penulis yang sangat luar biasa, orangtua tercinta Ayahanda Moses Partogi Siregar dan Ibunda Rosenti Lumban Tobing yang telah mendidik penulis dari kecil, mencintaidan mendoakan penulis dengan sepenuh dan setulus hati. 8. Saudara penulis Fernando Rian Parasian Siregar dan Sion Parluhutan Siregar serta saudari penulis Ester Rosalinda Parsaulian Siregar yang selalu memberi semangat, serta mendoakan. 9. Sahabat yang selalu bisa memberi saran, dan motivasi kepada penulis, Sahabat terbaik yang selalu mendengar suka duka dan canda tawa penulis, Fiska Aya, Jade Eklesia, Noven, Taufik Akbar Yogia Yose S Sembiring, Martin Leonardi, Mhd Dicki Praksasa, Rizka Aniza, Neylan Syarah, Mei Veronika, Ony Naraulita, dan Christina Sitorus yang UNIVERSITAS SUMATERA UTARA memberi semangat, mendoakan dan selalu mengingatkan penulis dalam pengerjaan skripsi ini. 10. Seluruh pengurus dan pengelola Yayasan Indonesia Vidya Carita, Bapak Jansen, Ibu Maria, Ibu Farida Hanum, Ibu Lina Lim dan kepada semua pengurus Vihara Chi Kung Tien yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu. Kepada informan yang telah memberikan banyak informasi kepada saya hingga terselesaikannya skripsi ini. 11. Civitas
Recommended publications
  • I LAMBANG ORNAMEN LANGIT
    LAMBANG ORNAMEN LANGIT - LANGIT RUANG KWAN TEE KOEN KLENTENG KWAN TEE KIONG YOGYAKARTA DITINJAU DARI FILSAFAT CHINA SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh Nanda Harya Hellavikarany NIM. 11206241003 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA OKTOBER 2015 i MOTTO Segala sesuatu yang terbentuk, kelak akan terurai. Segala sesuatu berawal dari kosong, dan kembali kosong. Kehidupan bagaikan roda yang terus - menerus berputar tanpa henti. Setiap sesuatu mengalami dua jalan tersebut (terbentuk dan terurai; terbentuk dan terurai; terbentuk dan terurai; begitu seterusnya), tiada jalan lain. Oleh karenanya, kehidupan diwarnai dengan yin dan yang. Keseluruhan Alam Semesta adalah satu mekanisme. Jika salah satu bagian darinya keluar dari aturan, maka bagian lainnya juga akan keluar dari aturan. Segala sesuatu cenderung menarik sesuatu yang sejenis dengannya. Oleh karenanya, jika salah satu berjalan sesuai kebenaran, maka keseluruhan yang lain juga akan berjalan sesuai kebenaran. Pembalikan adalah ketetapan hukum alam. Ketika sesuatu telah mencapai titik ekstrem, maka cenderung akan berbalik darinya. Segala sesuatu memiliki batasan kekuatan, seperti bola yang dilambungkan ke atas, setelah ia mencapai titik tertingginya, maka bola akan kembali ke tempat semulanya (jatuh). Oleh karenanya, segala sesuatu harus hidup sewajarnya, mengambil jalan tengah, jangan terlalu sedikit dan terlalu banyak (jangan mengambil langkah ekstrem). v PERSEMBAHAN Alhamdulillahirobbil „alamin. Ridho-Mu senantiasa menyertaiku. Sebuah langkah usai sudah. Satu cita telah ada di tanganku. Namun… Itu bukanlah akhir dari perjalanan. Melainkan awal dari satu perjuangan. Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan. Begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan / harapan dan tantangan.
    [Show full text]
  • Theravada Practices and Religious Life in Kelantan1
    Volume 1, Number 1, 2006 BUDDHISM IN A MUSLIM STATE: THERAVADA PRACTICES AND RELIGIOUS LIFE IN KELANTAN1 Mohamed Yusoff Ismail School of Social, Development and Environment Studies Faculty of Social Sciences and Humanities Universiti Kebangsaan Malaysia Abstract Although Kelantan is noted for its orthodoxy, in particular with regard to national politics and local practices of Islam, Theravada Buddhism seems to thrive very well among the local Thai ethnic group. This is testified by the fact that there are twenty temples in the state with a full-fledged Sangha organization, whose monks also serve in major towns outside the state. This paper describes some aspects of Theravada religious life in the Malay Muslim state of Kelantan, located south of Thai-Malaysian border in the east coast of the Malay Peninsula. The main concern of this paper is to examine how Thai Theravada Buddhism places itself in the context of a predominantly Malay society and adapts to local social and cultural conditions. The paper will give particular attention to the sociological and anthropological factors contributing to the non-antagonistic nature of relationship between Buddhism and Islam. Part of the answer can be traced to the historical origin of Buddhist temples in the area and also from the adaptive mechanism Theravada Buddhism has made in order to accommodate itself to the demand of the larger society in which the Thais are a minority group. In terms of its ecclesiastical organization, the Sangha body of Kelantan maintains a close link with the Thai clergy, the latter being the source of religious reference and validation.
    [Show full text]
  • Amazing Tour @ Singapore
    Amazing Tour @ Singapore St. John Island & Kusu Island Home to a rich diversity of flora and fauna, St. John’s Island is perfect for nature lovers seeking a little adventure. It is the largest of the Southern Islands in Singapore. Its 2.8 km St John’s Island Trail serves as both station markers and educational resources, highlighting the diversity of flora and fauna as well as the island’s colourful history. Have a chance to visit Kusu Island’s Chinese Temple, subject to ferry schedule. MUST TRY! “OMAKASE” Cantonese Dinner @ Braised Pork Belly in Pumpkin Wo Peng Cuisine A quaint Cantonese restaurant helmed by famous Chef Julian Tam, a Hong Kong Platinum Awarded Winner. He was the Head Chef at Hong Kong famous Yung Kee Restaurant (镛记酒家) in the 1980s. Chef Julian Tam was the first to bring Poon Choy to the Singapore Chinese cuisine scene as a festive New Year delicacy. Enjoy an “OMAKASE-style” dinner specially created by Chef Julian Tam! Teochew-style Afternoon Tea + Dim Sum @ Yixing Xuan Teahouse Experience the ambience and therapeutic effects of the traditional art of Chinese tea-making in an authentic Chinese Teahouse. Learn about Chinese Culture, history of Chinese Tea & preparing Kungfu tea in traditional way. Enjoy dim sum with the wonderful tea experience. AMAZING TOUR @ SINGAPORE Itinerary Tour Code: Tour Includes: Meet & Greet at People’s Park Complex, Hong Thai Travel Office SGTED5 - Air-conditioned coach service St John Island Walking Tour (subject to ferry schedule): SGTEDD - Mandarin-speaking guide SGTED5 (3hrs route): - 8-Course Cantonese Dinner Waterfront Promenade - Historic Building – Kusu Island Chinese Temple & Free Time - Island tour by a Ferry Ride SGTEDD (2hrs route): Tour Excludes: Historic Building – Marine Museum – Waterfront Promenade - Personal Expenses & Insurance SGTEDD: Yixingxuan Teochew-style Afternoon Tea + Dim Sum - Guide, Driver & Tour Leader Tipping $10p.p Cantonese Dinner by HKG Celebrity Chef @ Wo Ping Cuisine (Collect upon booking) - Excludes GST Tour Ends at People’s Park Complex, Hong Thai Travel Office St.
    [Show full text]
  • Vihara Data Jumlah Rumah Ibadah Per Kecamatan
    DATA JUMLAH RUMAH IBADAH PER KECAMATAN TAHUN 2015 DI KOTA SURABAYA VIHARA NO NAMA ALAMAT PENGURUS KECAMATAN KELURAHAN KET 1 VIHARA MAHA VIRA GRAHA JL. PASAR BESAR WETAN No. 4 SUHU CHUANG HUI BUBUTAN ALON-ALON CONTONG 2 VIHARA SANGGAR AGUNG JL. SUKOLILO No. 100 SETYADI YUDHO BULAK SUKOLILO 3 VIHARA BUDHA MATREYIA JL. KUPANG INDAH VIII/18 JENNY DUKUH PAKIS DUKUH PAKIS 4 VIHARA KASIH ABADI JL. KUPANG INDAH 17/50 A3 5 VIHARA UTIR RUMAH SUCI JL. GENTENG SAYANGAN No. 29 - 31 LAOSHE WILLY SIM GENTENG GENTENG 6 BUDI BHAKTI HUTAMA JL. GENTENG MUHAMMADIYAH No. 43 SUCINDRA 7 VIHARA DANA MAITREYA JL. KALISARI II/23 SLAMET KAPASARI 8 VIHARA VIDYA DHARMA JL. MANYAR SAMBONGAN No. 62 GUBENG KERTAJAYA 9 VIHARA JL. NGAGEL TAMA SELATAN 3/5 KAMAWATI PUCANG SEWU 10 SHAN POO YHAY DJIEN/BAH RATU JL. DEMAK ONG KA HWEI KREMBANGAN MOROKREMBANGAN 11 VIHARA IKA DHARMA LOKA JL. BABATAN PANTAI UTARA 9/67 TAN TJIONG STE HEND MULYOREJO DUKUH SUTOREJO 12 VIHARA DAMMAJAYA JL. DK. SAMBISARI RT. 01 RW.III WIDIA SABIKEREP LONTAR 13 VIHARA SANGGRAHA BUDHIS MUKA DUKUH BULU RT. 02 RW. IV SLAMET 14 VIHARA MUDITAMAMAITREYA JL. SIMOLAWANG BARU TAMAN SELATAN 20 SIMOKERTO SIMOKERTO 15 JL. KENJERAN No. 587 KAPASAN 16 KAPASAN DALAM 17 KAPASAN DALAM 18 VIHARA BUDHA MAETREA JL. DUKUH KUPANG UTARA I/1 - 4 JIMMI CHENDRAWAN SAWAHAN 19 VIHARA YAYASAN CHONG ZHENG JL. DUKUH KUPANG TIMUR NO. 872 AYONG 20 VIHARA BUDAYANA JL. RAYA PUTATA GEDE 3 IWAN PONTO SUKOMANUNGGAL PUTAT GEDE 21 VIHARA PERUM WISMA MUKTI SUKOLILO KLAMPISNGASEM 22 VIHARA BHUMI FAJRA JL.
    [Show full text]
  • FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi
    FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Ni Luh Enita Maharani NIM 11209241026 JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 FUNGSI TARI REJANG ADAT KLASIK DALAM UPACARA PIODALAN DI PURA SANGGAR AGUNG DESA BEBANDEM KABUPATEN KARANGASEM BALI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan oleh: Ni Luh Enita Maharani NIM 11209241026 JURUSAN PENDIDIKAN SENI TARI FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 i PERSETUJUAN Skripsi yang be{udul F*ngsi Tari RoJang Adat Klasik D.alsm Upaeara Fiodalan Di Pxra SafiSgor Agilrtg Boao Bebwdsm Knbupaten Karangasem Baliimtel& disqiui oi& peurbimbing unfuk diqjikan, Yogyakart&3t Maret 20 I 6 Yogyakarta,r,t Maret 2016 Pmbimbing I, Pembinrbing II, \W! Ni Nyomm Ser{ati, M.tfum Drs. Bambang Suharjana, M.Sn NIF. 19621231 198803 2 003 NIP. 19610906 19890r r 001 b-- PENGESAIIAN Skripsi yang berjudul Fungsi Tari Rejang Adat Klasik dalam Upacara Piodalan di Puro Sanggar Aguftg Dcso Bebandent Kabupaten,Karangasem Bqli ini telah dipertahankan di depan Dewan Pengpji pada 13 April 2016 dan dinyatakan lulus. Tanggal ...!.?./*."..'..? Dm. Barnbang S !!l*1.'9 Dr. Sutiyono, M '.1/*],? Dra. NiNyoman 'Y*if l5April 2016 bkultas Bahasa dan Srmi ffi i Purbani, M.A. 19610s24 199001 2001 $l E't' L PERI{YATAAII Yang bertandatangan di bawah ini, saya Nama Ni Luh Enita Maharani NIM 1t20924rc26 Program Studi Pendidikan Seni Tari Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta menyatakan bahwa karya ilmiah ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri.
    [Show full text]
  • PENANG CHINESE CUSTOMS and TRADITIONS1 Goh Sang
    Kajian Malaysia, Vol. 33, Supp. 2, 2015, 135–152 PENANG CHINESE CUSTOMS AND TRADITIONS1 Goh Sang Seong School of Humanities, Universiti Sains Malaysia, MALAYSIA Email: [email protected] The Chinese first settled in Penang about two centuries ago bringing along with them their cultural practices from China. However, with the passing of time their cultural practices had undergone significant changes especially among the Hokkien Chinese who comprise the majority of the Chinese community in Penang. This essay examines the customs and traditions of the Penang Chinese from the aspects of beliefs and prayer ceremonies, festive celebrations, artefacts and daily activities in a more comprehensive manner. The influences of modern education and geographical environments have resulted in the evolution of their own unique and distinctive variation of Chinese customs. Their festive celebrations, beliefs, practices and daily activities reveal the inheritance from their ancestors from China besides the incorporation of Malay sociocultural elements. In fact, some customs are peculiar only to the Penang Hokkien who had to survive in an environment that was different from China although these customs are still based on traditional Chinese concepts and philosophy. The difference is the way in which these customs and traditions are celebrated. Present day Penang Chinese remain loyal to traditional customs brought by their ancestors from China although there is evidence of assimilation with Malay elements. Keywords: Penang Chinese, customs, heritage, Malay elements INTRODUCTION As early as the 15th century, Penang (known to the Chinese as Bin Lang Yu) had already existed on the map used by Admiral Cheng Ho in his expeditions to Southeast and Central Asia (Tan, 2007: 17).
    [Show full text]
  • Signs of Multilingualism at Religious Places in Surabaya: a Linguistic Landscape Study
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research (ASSEHR), volume 228 International Conference on Language Phenomena in Multimodal Communication (KLUA 2018) Signs of Multilingualism at Religious Places in Surabaya: A Linguistic Landscape Study Ali Wafa, Universitas Airlangga Sheila Wijayanti, Universitas Airlangga Abstract This paper aims to present the languages used as public signs at the places of worship in Surabaya. The area is selected for its multilingual society. The data is in the forms of photos of outdoor and indoor signs and is taken from ten outstanding religious places in the city namely two mosques, two churches, two Chinese temples (klenteng), two Hindu temples (pura), and two Buddhist temples (vihara). Three hundred and eighty six public signs are collected. As stated by Landry and Bourhis (1997) the collected data is then analyzed based on the landscape linguistic theory. The results demonstrate that the languages as public signs found in the ten places of worship vary, i.e., Indonesian, Balinese, Javanese, Madurese, Malay, English, Chinese, Arabic, Pāli language, Latin language, German, French, Dutch and Japanese. However, Indonesian remains the most used language at mosques, churches, and Buddhist temples. However, Chinese language is the most frequently used at Chinese temples. Meanwhile, Indonesian and Balinese language almost have the same position at Hindu temples. Keywords: buddhist temples; chinese temples; churches; hindu temples; linguistic landscape; mosques; multilingualism 1. Introduction Surabaya, like other cities in the world, has developed and become center of business and economic activities in East Java. As a result, many people from different regions and countries come and live in the city.
    [Show full text]
  • Refleksi Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2000
    DAFTAR REFERENSI Ali, Samsjiah.Teladan Kehidupan. Surabaya, 2012. Anas, Biranul (et.al). Refleksi Seni Rupa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2000. “Arti Kelenteng”. Kelenteng.Com. 2013. 31 Januari 2013. <http://kelenteng.com/arti-kelenteng/> Azwar, Saifuddin. Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1998. Chai, Chin Fern. “Chinese Gods, Ghosts, Ancestors and their Neighbours: An observation through fieldwork”. researchgate.net Publication (17 April 2013): 1-17. Chen Dawei. Illustrate Ancient Chinese Armour. Shanghai: Shanghai Booksotre Publishing House, 2009. Ching, Francis D.K. Ilustrasi Desain Interior. Penerbit Erlangga, 1996. Chung, Robert. “Chinese Design: A Myth? A Wherefrom? A Whereto?”. Warrane College Monograph No.20 (April 2010): 1-57. Fernie, Eric. Art history and Its Methods.London: Phaidon, 1995. Indonesian Heritage: Agama dan Upacara Vol.9. Jakarta: Buku Anak Bangsa- Grolier International, 2002. Indonesian Heritage: Seni Rupa Vol.7. Jakarta: Buku Anak Bangsa-Grolier International, 2002. Johnston, Reginald Fleming. Buddhist China. London: John Murray, Albemarle Street, W, 1913. “Kajian Ikonografis Ornamen pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya”. Petra Christian University Library. 2013. 31 Januari 2013. <http://dewey.petra.ac.id/jiunkpe_dg_6832.html> “Kajian Ikonografis Ornamen pada Klenteng Kwan Sing Bio Tuban”. Petra Christian University Library. 2013. 31 Januari 2013. <http://dewey.petra.ac.id/dgt_res_detail.php?knokat=6855> Kleinsteuber, Asti dan Maharadjo, Syafri M. Kelenteng-Kelenteng Kuno di Indonesia. Genta Kreasi Nusantara, 2010. Langley, Myrtle. Religion. London: Dorling Kindersley Limited, 2012. 149 Universitas Kristen Petra McCreery, John L. “Why do the gods look like that?: Material Embodiment of Shifting Meanings”. Open Anthropology Cooperative Press www.openanthcoop.net/press (2010): 1-22. Margolis, Eric. The Handbook of Visual Research.
    [Show full text]
  • Kajian Ikonografis Ornamen Pada Interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya
    KAJIAN IKONOGRAFIS ORNAMEN PADA INTERIOR KLENTENG SANGGAR AGUNG SURABAYA Sriti Mayang Sari, Raymond Soelistio Pramono Jurusan Desain Interior, Fakultas Seni dan Desain Universitas Kristen Petra - Surabaya e-mail: [email protected] ABSTRAK Klenteng Sanggar Agung Surabaya menunjukkan bentuk yang tidak umum pada klenteng di Indonesia. Bentuk dalam hal ini tidak berdiri sendiri tetapi terkait erat dengan aspek fungsi dan makna. Penelitian ini mengkaji hubungan antara bentuk, fungsi, dan makna ornamen pada interior Klenteng Sanggar Agung Surabaya, dengan pendekatan ikonografi. Hasil analisis menunjukkan bahwa ornamen-ornamen yang ada pada interior bangunan itu didominasi oleh ornamen-ornamen tradisional Bali. Tetapi, ornamen-ornamen Bali yang digunakan di sini polos, tidak serumit ornamen-ornamen yang dibuat oleh orang Bali. Hal ini bisa terwujud karena pemilik klenteng menyewa seorang desainer dari Bali. Dari segi fungsi, makna ornamen-ornamen tersebut masih merujuk pada ajaran Tri Dharma. Kata kunci: Bentuk, fungsi, makna dan ornamen klenteng ABSTRACT The Sanggar Agung Temple in Surabaya has an extraordinary form when compared to other temples in Indonesia, not only physically but also in relation to aspects of function and meaning. This research observes the relationship between the form, function and meaning of ornaments applied in the interior of the Sanggar Agung Temple in Surabaya, using the iconographical approach. The results show that the ornaments applied in the interior of the temple are mostly traditional ornaments from Bali. However, the Balinese ornaments used are more plain in form and are not as complex as those produced in Bali. This is because the owner of the temple hired a designer from Bali.
    [Show full text]
  • Arahan Pengembangan Desa Wisata Argosari Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang Berdasarkan Daya Dukung Lingkungan
    TUGAS AKHIR – RP 141501 ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 i ii TUGAS AKHIR – RP 141501 ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTEMEN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2017 iii FINAL PROJECT – RP 141501 THE DEVELOPMENT DIRECTION OF TOURISM VILLAGE ARGOSARI SENDURO DISTRICT LUMAJANG REGENCY BASED ON THE ENVIROMENTAL CARRYING CAPACITY ERLINA MAGHFIROH NRP 3613 100 022 Advisor : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T DEPARTMENT REGIONAL AND URBAN PLANNING Faculty Civil Engineering and Planning Institute Technology of Sepuluh Nopember Surabaya 2017 iv LEMBAR PENGESAHAN ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Pada Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Oleh : ERLINA MAGHFIROH NRP. 3613 100 022 Disetujui oleh Pembimbing Tugas Akhir : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T NIP. 1980051220050110003 SURABAYA, JULI 2017 v ARAHAN PENGEMBANGAN DESA WISATA ARGOSARI KECAMATAN SENDURO KABUPATEN LUMAJANG BERDASARKAN DAYA DUKUNG LINGKUNGAN Nama Mahasiswa : Erlina Maghfiroh NRP : 3613 100 022 Departemen : Perencanaan Wilayah dan Kota Dosen Pembimbing : Arwi Yudhi Koswara, S.T, M.T Abstrak Desa Wisata Argosari merupakan salah satu Desa Wisata yang terletak di Kecamatan Senduro Kabupaten Lumajang yang menawarkan suasana Desa pegunungan masyarakat tengger yang khas dan ditunjang dengan sarana maupun prasarana pariwisata.
    [Show full text]
  • In Singapore
    Commentary: Volume 22, 2013 The Idea of Singapore Editor: Associate Professor Victor R Savage Published by The National University of Singapore Society (NUSS) Kent Ridge Guild House 9 Kent Ridge Drive Singapore 119241 All rights reserved. No part of this publication may be reproduced, stored in a retrieval system, or transmitted in any form or by any means, electronic, mechanical, photocopying, recording or otherwise without the prior written permission of the publisher. Printed by XPOPRINT ASIA MCI (P) 128 / 01 / 2013 Contents Foreword 64 - 65 A Song for Singapore - 3 - 12 Singapore: National Ideas and Aches & Dreams City-state Branding By Kirpal Singh By Victor R Savage Singaporean Cultural Mandate Brand Singapore: Sustaining a City- 66 - 76 Maze and Minefield: state Political Economy Reflections on 13 - 20 Singapore’s Nation Branding Multiculturalism in Singapore By Lai Szu Hao By Lai Ah Eng 21 - 27 The Singapore Story: 77 - 83 Imagining Singapore 2030: The Writing & Rewriting of Language, Demographics a History and the Region By Kwa Chong Guan By Yang Razali Kassim 28 - 35 The Singapore Recipe for 84 - 93 Tracking Signs of the ‘Sacred’ Sustainability in Singapore By Lee Soo Ann By Vineeta Sinha 36 - 40 Singapore’s Foreign Policy: Maintaining Identity in Changing Unique Features Landscapes By Tommy Koh 94 - 103 Wild Greenery for Nature Conservation in Singapore Singaporean Expressions By Ho Hua Chew 41 - 48 Branding Singapore Through Singapore(an) English? 104 - 113 Singapore’s City in a Garden: By Vincent B Y Ooi 50 Years of Greening By Kenneth Er & 49 - 55 How to Look at Leong Chee Chiew Contemporary Art from Singapore? 114 - 123 How Singapore can By Tan Boon Hui Transform Itself into a Creative Centre in the Region 56 - 63 Singapore Food, Seriously On By Tay Kheng Soon My Mind By Margaret Chan THE ideaideaidea OF SINGAPORE COMMENTARY VOLUME 22, 2013 1 .
    [Show full text]
  • The Sacred Site: the Conservation Based on the Local People in Tengger Community and Its Potential As Ecotourism Activities
    Journal of Socioeconomics and Development Widyagama Vol 1, No 1, April 2018, 7 – 15 DOI: 10.31328/jsed.v1i1.517 The Sacred Site: The Conservation Based on The Local People in Tengger Community and Its Potential as Ecotourism Activities Purnomo1*, Anggraeni In Oktaviani1, and Iwan Nugroho2 1 Graduate Program in Environmental Resource Management and Development, Brawijaya University 2 Agribusiness Department, Widyagama University of Malang (Received April 25, 2017; Accepted February 22, 2018; Published April 5, 2018) ABSTRACT. Tengger is one of the Java sub-tribes that has a belief system in the form of a life view called Kejawen. Kejawen's life is a view that is considered holistic in looking at the environment. The traditional wisdom of the Tengger community in the management of natural resources is one of the living and sustainable local wisdom in Indonesia. One of the local wisdom associated with environmental management is the existence of sacred areas as a part of environmental conservation. This research was conducted in Ngadas Village, Poncokusumo District, Malang Regency. The purpose of this study is to study the types of areas that are sacred by the Tengger community and the factors behind the existence of the area as a part of the conservation-based ecotourism. This research was conducted by interviewing the key person of the traditional leader. The interview materials in questions include the types of sacred places and the reason behind the area is sacred. The research results showed that the form of preservation of certain sacred areas has a unique ecosystem and shows the historical ties.
    [Show full text]