KONSEP KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR BANGUNAN Concept of Power, Leadership, and Organisation As Reflected in Architecture
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KONSEP KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR BANGUNAN Concept of Power, Leadership, and Organisation as Reflected in Architecture Sutrisno Murtiyoso Lembaga Sejarah Arsitektur Indonesia Jln. Karangarum 8, Bandung 40162 E-mail: [email protected] Abstract ifferences of social status and hierarchy in human, as the most complex creature, is reflected Din its members appearances. In built-environment scene, architecture is the reflection of their selves. Appearances send images by way of symbol systems adhered to, aside from following architectural norms that support it. Architectural norms consist of first, placement of buildings on certain points of prominence, then the composition of building or parts of it, following certain setting or manner. Then comes the building’s or site’s orientation according to tradition or system of belief. Lastly is the shape of building used, some shapes are restricted to certain members of the group only. This paper limited its scope to Indonesia only, as the region is well defined, and its social and cultural patterns are relatively similar. but more importantly, they experienced the same histori- cal progress. Timetable is based on development of political and state manifestation. The earliest level was the beginning of agricultural societies, namely the village (wanua) level and region (watek), then stepped up to mandala which based on trade, all the way to kingdom (negara) with a more complex society. Entering modern era, represented by Dutch colonial government under a General Governor, followed by, in the mid 20th century, as republic which power is in the hand of the people represented by the People’s Representative Council and run by a president. Apparently the idea of power relies on the symbol system which reflected power through images moulded by the society’s historical development. Architecture supports by manifestation of opu- lence, a magnitude of size and appearance of grandeur. Keywords: power, architecture, Indonesia, development Abstrak erbedaan martabat dan jenjang kemasyarakatan pada manusia sebagai mahluk sosial yang Ppaling kompleks dicerminkan oleh tampilan anggota jenjang masing-masing. Dalam tataran ruangan binaan, maka arsitektur menjadi perwujudan cermin diri itu. Penampilan ini memberikan gambaran melalui sistem perlambangan yang berlaku, selain juga mematuhi tatanan arsitektur pendukungnya. Tatanan arsitektur itu meliputi penempatan bangunan pada titik-titik tertentu yang memberikan penonjolan, kemudian susunan bangunan atau bagian-bagiannya yang mengikuti aturan atau ke- biasaan tertentu. Selain itu ada arah hadapan bangunan tunduk kepada tradisi atau kepercayaan, dan terakhir adalah bangun atau sosok bangunan yang digunakan, biasanya hanya boleh atau bisa digunakan oleh golongan tersebut. Tulisan ini dibatasi pada wilayah Indonesia saja, karena batasan geografisnya jelas, pola kema- syarakatan dan kebudayaannya nisbah sama, serta lebih dari itu, mengalami perkembangan seja- rah yang serupa. Tatamasa dibedakan berdasarkan perkembangan wujud politik dan kenegaraan. KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI MASYARAKAT MASA LAMPAU — 51 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ARKEOLOGI 2018: 51 – 64 Paras paling awal adalah masyarakat petani awal, yaitu paras desa (wanua) dan watek (kawasan), ketika lebih berkembang menjadi mandala yang berlandaskan perniagaan, serta kemudian men- jadi negara dengan raja yang lebih rumit lagi tatanannya. Kurun modern diwakili dengan negara jajahan dibawah seorang Gubernur Jenderal, kemudian pertengahan abad ke-20 lahir sebagai Republik ketika kekuasaan ada di tangan rakyat dan dijalankan oleh DPR/MPR serta Presiden. Nyata bahwa gambaran kekuasaan memang pada sistem perlambangan yang mampu mencermink- an kekuasaan melalui citra yang telah dikenal melalui perjalanan sejarah masyarakatnya. Arsitektur mendukung melalui pewujudan kemegahan, ukuran yang besar dan tampilan keagungan. Kata kunci: kekuasaan, arsitektur, Indonesia, perkembangan PENDAHULUAN atau mengikatkan diri pada seperangkat keadaan dan nilai. … the princely court … combine[s] two distinct functions … the Dalam suatu kelompok masyarakat household of terjadi saling komunikasi antar anggotanya the extended royal family, secara terus menerus, dan justru karena and the central organ of the entire state komunikasi inilah mereka terjalin menjadi administration, the govern- satu masyarakat. Komunikasi ini terjadi dalam ment. berbagai paras (level), bukan hanya bahasa lisan dan tulisan, justru yang paling kuat adalah Norbert Elias penggunaan lambang-lambang bukan bahasa. dalam The Court Society (1983: 1) Bahasa bentuk dan ruangan, yaitu arsitektur, merupakan sarana komunikasi yang paling ila kita berdiri di alun-alun Kasepuhan mudah dimengerti, bahkan oleh kelompok- BCirebon, misalnya, atau di depan Gedung kelompok masyarakat selain pembangun atau Sate, segera kita akan merasa dan menyadari pembinanya. bahwa bangunan atau wujud arsitektur Tulisan ini ingin melacak dan di hadapan kita itu jauh berbeda dengan memaparkan beberapa konsep dasar akan bangunan atau gedung biasa, apalagi dengan wujud arsitektur di Indonesia yang merupakan rumah kebanyakan dari kita. Wujud arsitektur cerminan kekuasaan, kepemimpinan dan itu dibangun, diadakan, untuk sesuatu yang organisasi. Perhatian akan dipusatkan pada berbeda daripada sekedar tempat kediaman, konsep kekuasaan, karena kepemimpinan tetapi justru lebih untuk menampilkan dan organisasi biasanya sudah tercakup ‘sesuatu’ yang melampaui kehidupan sehari- dalam konsep kekuasaan manusiawi. Batasan hari. berikutnya berdasarkan konsep geopolitik, Ada beberapa unsur yang segera tampak yaitu Indonesia. Pencerminan pada kelompok berbeda, antara lain ukuran, perletakan, masyarakat lain bisa berbeda sama sekali, oleh arahan dan bangun bentuknya. Bangunan- karena itu tidak dibahas disini. bangunan itu lebih resmi, lebih tertata dan lebih sempurna, serta terutama berusaha PEMBAHASAN ‘mengecilkan’ keberadaan kita. Ada kekuatan yang mengatasi kita sebagai perorangan. Pengertian Dasar Hanya kita, manusia yang bisa merasakan semua itu, karena wujud arsitektur adalah Sebelum lebih lanjut, perlu kita tengok hasil kebudayaan, dan hanya manusia yang lebih dahulu beberapa pengertian dasar yang mempunyai, membina dan terdampak oleh digunakan dalam tulisan ini. Bagian pertama kebudayaan. Pada gilirannya kebudayaan akan sedikit dibahas mengenai konsep-konsep adalah hasil aspirasi dan kegiatan sekelompok yang menjadi judul tulisan ini, sedangkan masyarakat, sekelompok manusia yang terikat berikutnya adalah paparan mengenai 52 — KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI MASYARAKAT MASA LAMPAU Konsep Kekuasaan, Kepemimpinan, dan Organisasi ... | Sutrisno Murtiyoso pengertian arsitektur yang akan digunakan tertentu yang mengampunya, seringkali dalam pembahasan. bahkan hanya diteruskan melalui keturunan. Mengenai kekuasaan, sudah banyak sekali Inilah perbedaan mendasar dibandingkan dibahas oleh para pakar, terutama para sarjana dengan konsep kekuasaan Barat (Eropa) yang sosiologi, sejak Max Weber sampai Francis terbuka dan bisa diampu oleh siapa saja yang Fukuyama. Konsep kekuasaan di Jawa juga siap atau mampu. dibahas oleh Soemarsaid Moertono (1968), Organisasi dalam susunan ini sekedar Ben Anderson (1972) dan Koentjaraningrat sarana. Di Indonesia dengan latar budaya (1980). Untuk kebutuhan dalam tulisan ini, pertanian, penjenjangan kemasyarakatan konsep kekuasaan diambil pengertian dasar biasanya lebih rumit, sedangkan masyarakat saja, untuk itu digunakan pengertian umum Eropa yang berlandaskan farming, seperti dipaparkan di Wikipedia. seringkali lebih egaliter dan penjenjangan Wikipedia menyebutkan bahwa kemasyarakatannya lebih sederhana. kekuasaan adalah daya tak kasat mata yang dapat memaksa orang atau kelompok untuk Dalam tulisan ini, arsitektur diartikan melakukan yang diinginkan oleh seseorang sebagai ruangan terbina dan maujud bagi atau suatu lembaga. Memang menurut kegiatan dan aspirasi manusia. Dengan Anderson ada perbedaan antara konsep Barat sendirinya arsitektur tidak selalu berupa dan Indonesia (Jawa), kekuasaan itu maujud bangunan atau gedung, suatu penataan (concrete) pada pribadi orang tertentu namun ruang terbuka juga bisa disebut wujud disanggah oleh Koentjaraningrat, yang arsitektur. Seumumnya wujud arsitektur menyatakan bahwa pada dasarnya bagi orang terdiri atas sosok dan tampilan. Sosok adalah Jawa, kekuasaan juga mujarad (abstract). bentukan atau binaan ruang yang ditata Perbedaan hanyalah pada sumber dan cara untuk menampung dan menunjang kegiatan mendapatkannya. Namun tulisan ini tidak manusia, sedangkan tampilan berupa wujud akan mengarah kesana, cukuplah apabila kita akhir yang berusaha mengkomunikasikan memahami prinsip dasarnya. gagasan dan apresiasi pemilik, pengguna atau pembangunnya. Demikian juga dengan kedua konsep berikutnya, kita hanya memerlukan Arsitektur dibentuk oleh tiga kekuatan pengertian dasar sebagai landasan untuk besar, yaitu kekuatan alam, kekuatan pembahasan. Adalah cerminannya yang nanti kemasyarakatan dan kekuatan kebudayaan. akan menjadi pumpunan kita. Oleh karena Kekuatan alam adalah segala sesuatu yang ada itu, kembali kita berpaling kepada Wikipedia. dan sudah ada dalam alam semesta. Manusia Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang tidak bisa mengubah segala kekuatan itu, atau sekelompok orang untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pengikutnya untuk yang bisa diperbuatnya hanyalah menghindar menuju atau mencapai tujuan. Sedangkan atau menyesuaikan diri. Dalam upaya inilah Organisasi dimaknai sebagai