KONSEP KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR BANGUNAN Concept of Power, Leadership, and Organisation As Reflected in Architecture

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

KONSEP KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR BANGUNAN Concept of Power, Leadership, and Organisation As Reflected in Architecture KONSEP KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI YANG TERCERMIN PADA ARSITEKTUR BANGUNAN Concept of Power, Leadership, and Organisation as Reflected in Architecture Sutrisno Murtiyoso Lembaga Sejarah Arsitektur Indonesia Jln. Karangarum 8, Bandung 40162 E-mail: [email protected] Abstract ifferences of social status and hierarchy in human, as the most complex creature, is reflected Din its members appearances. In built-environment scene, architecture is the reflection of their selves. Appearances send images by way of symbol systems adhered to, aside from following architectural norms that support it. Architectural norms consist of first, placement of buildings on certain points of prominence, then the composition of building or parts of it, following certain setting or manner. Then comes the building’s or site’s orientation according to tradition or system of belief. Lastly is the shape of building used, some shapes are restricted to certain members of the group only. This paper limited its scope to Indonesia only, as the region is well defined, and its social and cultural patterns are relatively similar. but more importantly, they experienced the same histori- cal progress. Timetable is based on development of political and state manifestation. The earliest level was the beginning of agricultural societies, namely the village (wanua) level and region (watek), then stepped up to mandala which based on trade, all the way to kingdom (negara) with a more complex society. Entering modern era, represented by Dutch colonial government under a General Governor, followed by, in the mid 20th century, as republic which power is in the hand of the people represented by the People’s Representative Council and run by a president. Apparently the idea of power relies on the symbol system which reflected power through images moulded by the society’s historical development. Architecture supports by manifestation of opu- lence, a magnitude of size and appearance of grandeur. Keywords: power, architecture, Indonesia, development Abstrak erbedaan martabat dan jenjang kemasyarakatan pada manusia sebagai mahluk sosial yang Ppaling kompleks dicerminkan oleh tampilan anggota jenjang masing-masing. Dalam tataran ruangan binaan, maka arsitektur menjadi perwujudan cermin diri itu. Penampilan ini memberikan gambaran melalui sistem perlambangan yang berlaku, selain juga mematuhi tatanan arsitektur pendukungnya. Tatanan arsitektur itu meliputi penempatan bangunan pada titik-titik tertentu yang memberikan penonjolan, kemudian susunan bangunan atau bagian-bagiannya yang mengikuti aturan atau ke- biasaan tertentu. Selain itu ada arah hadapan bangunan tunduk kepada tradisi atau kepercayaan, dan terakhir adalah bangun atau sosok bangunan yang digunakan, biasanya hanya boleh atau bisa digunakan oleh golongan tersebut. Tulisan ini dibatasi pada wilayah Indonesia saja, karena batasan geografisnya jelas, pola kema- syarakatan dan kebudayaannya nisbah sama, serta lebih dari itu, mengalami perkembangan seja- rah yang serupa. Tatamasa dibedakan berdasarkan perkembangan wujud politik dan kenegaraan. KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI MASYARAKAT MASA LAMPAU — 51 PROSIDING SEMINAR NASIONAL ARKEOLOGI 2018: 51 – 64 Paras paling awal adalah masyarakat petani awal, yaitu paras desa (wanua) dan watek (kawasan), ketika lebih berkembang menjadi mandala yang berlandaskan perniagaan, serta kemudian men- jadi negara dengan raja yang lebih rumit lagi tatanannya. Kurun modern diwakili dengan negara jajahan dibawah seorang Gubernur Jenderal, kemudian pertengahan abad ke-20 lahir sebagai Republik ketika kekuasaan ada di tangan rakyat dan dijalankan oleh DPR/MPR serta Presiden. Nyata bahwa gambaran kekuasaan memang pada sistem perlambangan yang mampu mencermink- an kekuasaan melalui citra yang telah dikenal melalui perjalanan sejarah masyarakatnya. Arsitektur mendukung melalui pewujudan kemegahan, ukuran yang besar dan tampilan keagungan. Kata kunci: kekuasaan, arsitektur, Indonesia, perkembangan PENDAHULUAN atau mengikatkan diri pada seperangkat keadaan dan nilai. … the princely court … combine[s] two distinct functions … the Dalam suatu kelompok masyarakat household of terjadi saling komunikasi antar anggotanya the extended royal family, secara terus menerus, dan justru karena and the central organ of the entire state komunikasi inilah mereka terjalin menjadi administration, the govern- satu masyarakat. Komunikasi ini terjadi dalam ment. berbagai paras (level), bukan hanya bahasa lisan dan tulisan, justru yang paling kuat adalah Norbert Elias penggunaan lambang-lambang bukan bahasa. dalam The Court Society (1983: 1) Bahasa bentuk dan ruangan, yaitu arsitektur, merupakan sarana komunikasi yang paling ila kita berdiri di alun-alun Kasepuhan mudah dimengerti, bahkan oleh kelompok- BCirebon, misalnya, atau di depan Gedung kelompok masyarakat selain pembangun atau Sate, segera kita akan merasa dan menyadari pembinanya. bahwa bangunan atau wujud arsitektur Tulisan ini ingin melacak dan di hadapan kita itu jauh berbeda dengan memaparkan beberapa konsep dasar akan bangunan atau gedung biasa, apalagi dengan wujud arsitektur di Indonesia yang merupakan rumah kebanyakan dari kita. Wujud arsitektur cerminan kekuasaan, kepemimpinan dan itu dibangun, diadakan, untuk sesuatu yang organisasi. Perhatian akan dipusatkan pada berbeda daripada sekedar tempat kediaman, konsep kekuasaan, karena kepemimpinan tetapi justru lebih untuk menampilkan dan organisasi biasanya sudah tercakup ‘sesuatu’ yang melampaui kehidupan sehari- dalam konsep kekuasaan manusiawi. Batasan hari. berikutnya berdasarkan konsep geopolitik, Ada beberapa unsur yang segera tampak yaitu Indonesia. Pencerminan pada kelompok berbeda, antara lain ukuran, perletakan, masyarakat lain bisa berbeda sama sekali, oleh arahan dan bangun bentuknya. Bangunan- karena itu tidak dibahas disini. bangunan itu lebih resmi, lebih tertata dan lebih sempurna, serta terutama berusaha PEMBAHASAN ‘mengecilkan’ keberadaan kita. Ada kekuatan yang mengatasi kita sebagai perorangan. Pengertian Dasar Hanya kita, manusia yang bisa merasakan semua itu, karena wujud arsitektur adalah Sebelum lebih lanjut, perlu kita tengok hasil kebudayaan, dan hanya manusia yang lebih dahulu beberapa pengertian dasar yang mempunyai, membina dan terdampak oleh digunakan dalam tulisan ini. Bagian pertama kebudayaan. Pada gilirannya kebudayaan akan sedikit dibahas mengenai konsep-konsep adalah hasil aspirasi dan kegiatan sekelompok yang menjadi judul tulisan ini, sedangkan masyarakat, sekelompok manusia yang terikat berikutnya adalah paparan mengenai 52 — KEKUASAAN, KEPEMIMPINAN, DAN ORGANISASI MASYARAKAT MASA LAMPAU Konsep Kekuasaan, Kepemimpinan, dan Organisasi ... | Sutrisno Murtiyoso pengertian arsitektur yang akan digunakan tertentu yang mengampunya, seringkali dalam pembahasan. bahkan hanya diteruskan melalui keturunan. Mengenai kekuasaan, sudah banyak sekali Inilah perbedaan mendasar dibandingkan dibahas oleh para pakar, terutama para sarjana dengan konsep kekuasaan Barat (Eropa) yang sosiologi, sejak Max Weber sampai Francis terbuka dan bisa diampu oleh siapa saja yang Fukuyama. Konsep kekuasaan di Jawa juga siap atau mampu. dibahas oleh Soemarsaid Moertono (1968), Organisasi dalam susunan ini sekedar Ben Anderson (1972) dan Koentjaraningrat sarana. Di Indonesia dengan latar budaya (1980). Untuk kebutuhan dalam tulisan ini, pertanian, penjenjangan kemasyarakatan konsep kekuasaan diambil pengertian dasar biasanya lebih rumit, sedangkan masyarakat saja, untuk itu digunakan pengertian umum Eropa yang berlandaskan farming, seperti dipaparkan di Wikipedia. seringkali lebih egaliter dan penjenjangan Wikipedia menyebutkan bahwa kemasyarakatannya lebih sederhana. kekuasaan adalah daya tak kasat mata yang dapat memaksa orang atau kelompok untuk Dalam tulisan ini, arsitektur diartikan melakukan yang diinginkan oleh seseorang sebagai ruangan terbina dan maujud bagi atau suatu lembaga. Memang menurut kegiatan dan aspirasi manusia. Dengan Anderson ada perbedaan antara konsep Barat sendirinya arsitektur tidak selalu berupa dan Indonesia (Jawa), kekuasaan itu maujud bangunan atau gedung, suatu penataan (concrete) pada pribadi orang tertentu namun ruang terbuka juga bisa disebut wujud disanggah oleh Koentjaraningrat, yang arsitektur. Seumumnya wujud arsitektur menyatakan bahwa pada dasarnya bagi orang terdiri atas sosok dan tampilan. Sosok adalah Jawa, kekuasaan juga mujarad (abstract). bentukan atau binaan ruang yang ditata Perbedaan hanyalah pada sumber dan cara untuk menampung dan menunjang kegiatan mendapatkannya. Namun tulisan ini tidak manusia, sedangkan tampilan berupa wujud akan mengarah kesana, cukuplah apabila kita akhir yang berusaha mengkomunikasikan memahami prinsip dasarnya. gagasan dan apresiasi pemilik, pengguna atau pembangunnya. Demikian juga dengan kedua konsep berikutnya, kita hanya memerlukan Arsitektur dibentuk oleh tiga kekuatan pengertian dasar sebagai landasan untuk besar, yaitu kekuatan alam, kekuatan pembahasan. Adalah cerminannya yang nanti kemasyarakatan dan kekuatan kebudayaan. akan menjadi pumpunan kita. Oleh karena Kekuatan alam adalah segala sesuatu yang ada itu, kembali kita berpaling kepada Wikipedia. dan sudah ada dalam alam semesta. Manusia Kepemimpinan adalah kemampuan seseorang tidak bisa mengubah segala kekuatan itu, atau sekelompok orang untuk mempengaruhi dan mengarahkan para pengikutnya untuk yang bisa diperbuatnya hanyalah menghindar menuju atau mencapai tujuan. Sedangkan atau menyesuaikan diri. Dalam upaya inilah Organisasi dimaknai sebagai
Recommended publications
  • Bracing Sebagai Teknologi Kontrol Seismik Pada Struktur Rumah Tradisonal Sumatra
    E-ISSN : 2621-4164 Vol. 01 No 02 Desember 2018 BRACING SEBAGAI TEKNOLOGI KONTROL SEISMIK PADA STRUKTUR RUMAH TRADISONAL SUMATRA Mohammad Ihsan 1Universitas Bakrie *)Kawasan Rasuna Epicentrum, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav. C-22, RT.2/RW.5, Karet Kuningan, Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12940 Abstract Sumatra Island is earthquake hazard area in Indonesia, because two continental plates generate subduction zone. In Sumatra there are many traditional house, function of traditional house is dwellings as well as community meeting halls because that have cultural and historical values. The ancestors have also learned a lot about natural events they have experienced, from this experience they can make earthquake resistant structures for large earthquake, the result is that the Traditional Houses can still stand firm. One of the seismic control technologies in Sumatran traditional house is bracing. In this paper the structure of Sumatran Traditional Houses modeled by numerical analysis and analyzed dynamically behavior from its structure. The analysis revealed the secrets of seismic bracing control in the structure of the Sumatran Traditional House. Keywords: Sumatran Traditional House, Earthquake, Bracing Abstrak Pulau Sumatra merupakan salah satu daerah rawan gempa di Indonesia karena terdapatnya pertemuan dua lempengan benua. Di Pulau Sumatra masih banyak Rumah Tradisional baik yang difungsikan sebagai tempat tinggal maupun sebagai Rumah Adat yang mempunyai nilai budaya dan historis dan seringkali berfungsi sebagi balai pertemuan masyarakat. Para leluhur juga telah banyak belajar dengan kejadian alam yang pernah mereka alami sehingga mereka dapat membuat struktur tahan gempa dan jika terjadi gempa besar Rumah Tradisional masih dapat berdiri kokoh.
    [Show full text]
  • Kajian Awal Keaslian Struktur Dari Arsitektur Tradisional Di Sumatera
    Seminar Ikatan Peneliti Lingkungan Binaan Indonesia (IPLBI) 4, 001-008, Februari 2020 https://doi.org/10.32315/sem.4.001 Kajian Awal Keaslian Struktur dari Arsitektur Tradisional di Sumatera Ari Siswanto Korespondensi : [email protected] Program Studi Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Sriwijaya Abstrak Arsitektur dan struktur dari beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera memiliki keaslian yang tidak disadari karena belum banyak penelitian tentang hal tersebut. Keaslian yang tidak mendapatkan pengaruh dari budaya di luar Indonesia karena memang kontekstual dengan budaya dan lingkungan setempat. Rumah tradisional berbentuk panggung menggunakan struktur kayu tanpa paku yang memiliki fleksibilitas gerakan jika terjadi goncangan akibat gempa bumi yang akrab di wilayah Sumatera Bagian Barat. Keaslian arsitektur dan struktur tradisional di Sumatera merupakan mahakarya di bidang bangunan yang membanggakan dan memperoleh apresiasi mendalam secara global. Sebaliknya, penghargaan dari bangsa Indonesia terhadap arsitektur dan struktur asli Indonesia masih sangat kurang. Beberapa tipe rumah tradisional di Sumatera menunjukkan keaslian arsitektur dan struktur yang mengagumkan dan sesuai dengan prinsip arsitektur dan struktur masa kini. Prinsip dan filosofi struktur bagian bawah asli Indonesia masih tetap relevan dan dapat menjadi inspirasi bagi para arsitek dan ahli struktur secara lokal maupun global. Kata-kunci: arsitektur, keaslian, struktur, Sumatera, tradisional Pendahuluan Hindu, Buddha, Kristen, Islam, Cina dan Eropa (Barat) yang telah mempengaruhi arsitektur Pulau Sumatera dihuni oleh beberapa suku tradisional di Sumatera bahkan di Indonesia. bangsa yang memiliki berbagai tipe arsitektur Walaupun demikian, masih terdapat beberapa tradisional yang telah melekat dengan arsitektur tradisional di Sumatera yang tidak kehidupan mereka selama beberapa generasi mendapatkan pengaruh dari kebudayaan luar, secara turun temurun (Alain & Viaro, 2007; Ari, setidak-tidaknya struktur bagian bawah 2009; Mukhtar, Pangarsa, & Wulandari, 2013).
    [Show full text]
  • Riwayat Hidup Seseorang) Juga Merupakan Bagian Dari Obyek Penelitian Sejarah
    Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas GAGASAN STUDI KOMPARATIF PENELITIAN DAN PENULISAN SEJARAH KEPULAUAN NIAS1 Anatona Gulo (Ketua Jurusan Sejarah, Fak. Ilmu Budaya Universitas Andalas; Penasehat DPD HIMNI Provinsi Sumatera Barat) Email : [email protected] Abstrak Biografi (riwayat hidup seseorang) juga merupakan bagian dari obyek penelitian sejarah. Seperti kisah-kisah sejarah pada umumnya, para sejarawan dan penulis sejarah juga sudah banyak yang melakukan penelitian dan menulis biografi. Dari karya biografi ini, dapat diketahui nama, daerah asal dan riwayat hidup lengkap seseorang, yang pada umumnya mereka ini dikategorikan sebagai tokoh. Dari sekian banyak biografi tokoh yang sudah ditulis, sebagian di antaranya diusulkan dan sudah mendapatkan gelar sebagai pahlawan. Gelar pahlawan yang disematkan kepada seorang tokoh, sangat erat kaitannya dengan aktivitas perjuangan yang dilakukan oleh tokoh tersebut semasa hidupnya. Di Indonesia, gelar pahlawan diberikan kepada tokoh-tokoh pejuang, baik yang berjuang pada masa pergerakan Nasional dalam merebut kemerdekaan, maupun yang berjuang untuk mempertahan dan mengisi kemerdekaan. Kata Kunci : Nias 1 Disampaikan dalam forum Rapat Kerja Nasional (Rakernas) DPP Himpunan Masyarakat Nias Indonesia (HIMNI), Jakarta, 15-16 Juli 2017. Dengan judul asli Penelitian Dan Penulisan Sejarah Kepulauan Nias Secara Komprehensif Serta Biografi Tokoh-Tokoh Masyarakat Nias: Sebuah Gagasan ~ 1 ~ Analisis Sejarah, Volume 7, No. 1, 2018 © Labor Sejarah, Universitas Andalas sejarah Mesir di Afrika, sejarah I. PENGANTAR Persia, Asyria dan Babylonia di “JASMERAH”. Jangan sekali-kali Timur Tengah, peradaban lembah melupakan sejarah!”. Demikian salah Sungai Indus di India dan lembah satu statemen yang pernah Sungai Hoang Ho di China, sejarah diucapkan oleh proklamator kebudayaan suku Indian di Amerika sekaligus Presiden Republik dan suku Aborigin di Australia atau Indonesia pertama, Ir.
    [Show full text]
  • Museum of Nias Earthquake (Vernacular Architecture)
    International Journal of Architecture and Urbanism Vol. 03, No. 02, 2019 | 132 – 139 Museum of Nias Earthquake (Vernacular Architecture) Oscar A. Halawa1*, Nelson Siahaan1 1Department of Architecture, Faculty of Engineering, Universitas Sumatera Utara, Medan, Indonesia Abstract. Museum of Nias Earthquake is about a place to reintroduce local wisdom from Nias Island that related to their history and traditional building technology in response to earthquake disasters, with the aim of education and tourism. Nowadays, modern civilization marginalized a local culture. Vernacular themes are a solution in presenting the results of local-themed design. It will become an example of how to apply the local wisdom in contemporary building design, with the aim of reintroducing local sense. To achieve a vernacular theme, it started by using local materials, abstraction of local traditional houses, application of symbols and meanings from traditional building cosmology, and using observation and literature methodology. The result of this design is to meet the community needs for tourism objects that have a locality feel in Gunungsitoli City, Nias. Keywords: earthquake, local wisdom, museum, tourism, vernacularism. 1. Introduction Indonesia as the largest archipelago country in the world has the most extensive coastal line as well. The state has many cultures, traditions, and ethnicity that spread over 13,487 islands and one of them is The Nias Islands. This small archipelago located on the western tip of Sumatra Island has an area over 5,625 km3 and a population of nearly 900,000. The livelihoods on this island rely heavily on the agricultural sectors, such as rubber, coconut, and coffee, etc.
    [Show full text]
  • Tradisi Dan Kebudayaan Nusantara.Indd
    Undang Undang Nomor 19 Tahun 2002 Tentang Perubahan atas Undang Undang Nomor 12 Tahun 1997 Pasal 44 Tentang Hak Cipta 1. Barang siapa dengan sengaja dan tanpa hak mengumumkan atau memper- banyak suatu ciptaan atau memberi izin untuk itu, dipidana dengan pidana penjara paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). 2. Barangsiapa dengan sengaja menyerahkan, menyiarkan, memamerkan, meng edarkan, atau menjual kepada umum suatu ciptaan atau barang hasil pelanggaran hak cipta atau hak terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Editor: Sumanto Al Qurtuby & Izak Y.M. Lattu TRADISI DAN KEBUDAYAAN NUSANTARA © Copyright Nusantara Institutes ISBN: 978-602-6418-39-5 Editor : Sumanto Al Qutuby & Izak Y. M. Lattu Desain Cover dan Isi : Abdus Salam Cetakan Pertama, Agustus 2019 Penerbit: Lembaga Studi Sosial dan Agama (eLSA) Press Perumahan Bukit Walisongo Permai, Jl. Sunan Ampel Blok V No. 11 Tambakaji- Ngaliyan-Semarang 50185 Telp. (024)7627587 CP: 085727170205 (Wahib), 082225129241 (Salam), E-mail: [email protected] Website: www.elsaonline.com/toko.elsaonline.com © Hak pengarang dan penerbit dilindungi undang-undang No. 19 Tahun 2002. Dilarang memproduksi sebagian atau seluruhnya dalam bentuk apapun tanpa izin tertulis dari penerbit. PRAKATA Oleh Jahja Setiaatmadja Presiden Direktur PT Bank Central Asia Tbk ndonesia memiliki kekayaan ragam tradisi dan budaya yang terbentang dari Sabang sampai Marauke dan dari Miagas ke IPulau Rote.
    [Show full text]
  • UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
    SIMBOL KEKUASAAN RAJA PADA INTERIOR RUMAH ADAT OMO SEBUA DESA BAWOMATALUO NIAS SELATAN JURNAL Disusun oleh : Aditiya Giri Saputra 1111 8100 23 PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR JURUSAN DESAIN FAKULTAS SENI RUPA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2017 i UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta 2 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta ABSTRAK SIMBOL KEKUASAAN RAJA PADA RUMAH ADAT OMO SEBUA DESA BAWOMATALUO NIAS SELATAN Aditiya Giri Saputra Program Studi Desain Interior, Institut Seni Indonesia Yogyakarta Email : [email protected] Penelitian ini bertujuan mengungkap bagaimana arti atau makna dari simbol-simbol yang berbentuk ornament atau ragam hias yang menunjukkan sebuah simbol kekuasaan Raja, dengan meninjaunya dari aspek ikonografi. Seperti pada kebudayaan lain rumah adat merupakan sebuah cerminan dari kebiasaan masyarakat itu sendiri dalam melakukan aktivitas jangka pendek maupun jangka panjang. Rumah adat Omo Sebua merupakan sebuah warisan budaya dari nenek moyang Suku Nias di Besa Bawomataluo yang kental aan tradisi megalitik. dilihat dari asal usulnya, masyarakat Nias merupakan masyarakat yang heterogen sehingga terjadilah akulturasi budaya di dalammya. masyarakat nias memiliki pertimbangan dalam pembangunan sebuah Rumah Adat Omo Sebua, termasuk dalam memberikan ragam hias dan setting ruang. semua element interior pada Rumah Adat Omo Sebua merupakan cerminan atau symbol dari pemiliknya. Rumah Adat Omo Sebua adalah sebuah rumah yang dibangun dengan berbagai macam simbol yang menjadi sebuah legitimasi bagi Raja untuk mempertegas kekuasaannya. kata kunci : Simbol, kekuasaan, makna, raja, interior rumah adat. A. PENDAHULUAN Desa Bawomataluo merupakan sebuah desa adat dengan masyarakat yang dikenal masih menjaga dan melestarikan budaya dari nenek moyang mereka. Masyarakat yang tinggal di Desa Bawomataluo merupakan masyarakat asli yang menyebut diri mereka dengan sebutan Ono Niha (Orang Nias).
    [Show full text]
  • Settlements and Housing on Nias Island Adaptation and Development
    SETTLEMENTS AND HOUSING ON NIAS ISLAND ADAPTATION AND DEVELOPMENT P.Grubera, U. Herbigb aVienna University of Technology, Institute of Architecture and Design, Department of Building Construction (HB 2), [email protected] b Institute for Comparative Research in Architecture, [email protected] KEY WORDS: Nias, earthquake resistant architecture, adaptive structures, vernacular architecture, settlement structure ABSTRACT: On December 26th 2004 a major earthquake caused a Tsunami in the region of the Indian Ocean. The epicentre of the quake lay offshore the Indonesian Island of Sumatra close to its neighbouring island Nias. 3 months later Nias was again hit by a series of earthquakes causing death of 900 people. Besides the human tragedy the earthquake the natural disasters showed that outstanding resilience of the vernacular buildings: whereas 80 percent of the modern style houses collapsed few old buildings where damaged, causing less harm to the inhabitants. The traditional architecture of the Island of Nias is an outstanding example of the adaptation to specific environmental conditions. The design and the location of the settlements, used materials, building construction and techniques result from development over centuries. Even though, the knowledge and application of these techniques is endangered due to different reasons. The authors undertook an interdisciplinary excursion to Nias in summer 2005. The building surveys and results of ongoing interdisciplinary research shall finally lead to the development of earth quake resistant architecture in Nias for the 21st century considering indigenous principles, knowledge and techniques. 1. INTRODUCTION film, which was finished by the time the Tsunami hit the region. Our first reaction was to use the presentation of the preview to Nias is a small island 120 kilometres west offshore the collect donations for the victims.
    [Show full text]
  • UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta
    BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Berdasarkan analisis pada Bab IV yaitu analisis kebudayaan masyarakat Nias, mengacu pada sebuah Hoho yang menceritakan tentang leluhur masyarakat Nias, implementasinya terhadap seting interior, serta simbol-simbol kekuasaan raja terhadap desain rumah adat Omo Sebua dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: Hoho atau sebuah puisi yang dibawakan oleh pemuka agama masyarakat Nias Selatan merupakan pandangan hidup yang dianut dan menjadi pedoman masyarakat Nias dalam menjalani kehidupan perseorangan maupun bermasyarakat, hoho tersebut juga mempengaruhi tatanan rumah tinggal masyarakat Nias. Penerapan pandangan hidup terhadap element interior rumah adat Omo Sebua ada pada simbol- simbol yang menegaskan tentang kekuasaan raja yang tergolong menjadi tiga kategori yaitu kebangsawanan, kekayaan, dan kekuatan. Simbol kebangsawanan ditunjukkan dengan ukiran- ukiran pada dinding bagian atas tentang leluhur Raja merupakan keturunan Raja Langit yang dianggap suci oleh masyarakat Nias. Simbol kekayaan terdapat dari berbagai ukiran di dinding yang menggambarkan tentang harta yang berupa perhiasan dan emas, ditunjukkan juga dengan setting ruang yang serba besar, penggunaan 98 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta material kayu yang mahal, element accessories interior yang menjadi pertanda telah dilaksanakannya upacara-upacara adat yang membutuhkan banyak persembahan. Simbol kekuatan digambarkan melalui ukiran-ukiran pada dinding rumah adat Omo Sebua, penggunaan material kayu yang besar dan tebal pada tiang penyangga, lantai, dinding dan atap rumah. Simbol tentang kebangsawanan, kekayaan dan kekuatan tersebut merupakan legitimasi dari kekuasaan Raja yang dituangkan kedalam element interior rumah adat Omo Sebua. Kekuasaan Raja membutuhkan pengakuan dari masyarakat yang Ia dipimpin agar masyarakat menjadi tunduk dan patuh terhadap kerajaan. Maka legitimasi dibutuhkan oleh seorang Raja Untuk memimpin rakyatnya agar dapat dibawa kepada tujuan yang telah direncanakan sesuai dengan perintah leluhur masyarakat Desa Bawomataluo Nias Selatan.
    [Show full text]
  • Pengaruh Material Bangunan Rumah Tradisional Dalam Menanggapi Bencana Gempa
    Seminar Nasional AVoER XII 2020 Palembang, 18 - 19 November 2020 Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya PENGARUH MATERIAL BANGUNAN RUMAH TRADISIONAL DALAM MENANGGAPI BENCANA GEMPA M. Miranda1*, A. Siswanto1 dan L. Teddy1 1,Program Studi Teknik Arsitektur, Universitas Sriwijaya, Palembang Corresponding author: [email protected] ABSTRAK: Rumah tradisional merupakan rumah yang dibangun dengan memperhatikan kegunaan, fungsi sosial dan arti budaya dibalik corak atau gaya bangunan. Sebagai negeri yang berada di jalur Cincin Api Pasifik atau Ring of Fire. Kepulauan Nusantara sering mengalami berbagai bencana, salah satunya gempa bumi, walaupun demikian, sejak dulu penduduk Nusantara telah mencoba melakukan mitigasi bencana dengan membangun rumah-rumah tradisional yang tahan gempa. Permasalahan dalam kajian ini adalah bagaimana bangunan tradisional bisa menjadi sarana dalam menanggapi bencana gempa bumi. Tujuan dari kajian ini adalah mengkaji konsep mitigasi bangunan yang tahan terhadap gempabumi. Metode yang digunakan pada penelitian yaitu mendeskripsikan dan mengevaluasi berdasarkan analisis dari data primer dan sekunder untuk mengetahui data pengukuran lingkungan yang valid atau tidak, melalui rekayasa bentuk, dimensi dan material. Hasil dari penelitian ini dapat dibuktikan melalui tahapan-tahapan dalam merancang bangunan tradisional yang dilakukan oleh masyarakat setempat atau masyarakat yang masih menggunakan bangunan tradisional dan budaya yang dimiliki dalam suatu daerah. Kesimpulannya, untuk merancang bangunan yang tahan gempa adalah dengan mempertimbangkan konsep bentukan arsitektur, struktur dan material yang dipakai pada bangunan. Kata Kunci: budaya, gempa bumi, pengaruh material, struktur. ABSTRACT: A traditional house is a house that was built with due regard to the use, social function and cultural meaning behind the building style or style. As a country on the Pacific Ring of Fire or Ring of Fire.
    [Show full text]
  • Kajian Etnomatematika Pada Rumah Adat Tongkonan Di
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT TONGKONAN DI TORAJA, SULAWESI SELATAN DAN PENGGUNAAN KONTEKS RUMAH ADAT TONGKONAN UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh : Erra EL-Taro NIM :171414085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI KAJIAN ETNOMATEMATIKA PADA RUMAH ADAT TONGKONAN DI TORAJA, SULAWESI SELATAN DAN PENGGUNAAN KONTEKS RUMAH ADAT TONGKONAN UNTUK MEMBELAJARKAN MATERI PERBANDINGAN DI KELAS VII SEKOLAH MENENGAH PERTAMA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika Disusun Oleh : Erra EL-Taro NIM :171414085 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2021 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN “Awali dengan berdoa, jalani dengan usaha, akhiri dengan bersyukur” “Pekerjaan-pekerjaan kecil yang selesai dilakukan lebih baik daripada rencana-rencana besar yang hanya didiskusikan” -Peter Marshall Dengan penuh rasa syukur kepada Tuhan, karya ini kupersembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu memberkati dan menyertai hidupku, Kedua orang tuaku, saudaraku dan nenekku yang selalu mendoakan, mendukungku dan menyayangiku tak terhingga, Almamaterku Universitas Sanata Dharma iii PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya dari orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
    [Show full text]
  • Investigasi Etnomatematika Terhadap Budaya Dan
    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI TESIS INVESTIGASI ETNOMATEMATIKA TERHADAP BUDAYA DAN ARSITEKTUR OMO SEBUA NIAS UTARA DAN PENERAPANNYA DALAM PENYUSUNAN LKPD UNTUK PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA AN ETHNOMATHEMATICAL INVESTIGATION OF THE CULTURE AND ARCHITECTURE OF OMO SEBUA IN NORTH NIAS AND ITS IMPLEMENTATION IN THE DEVELOPMENT OF STUDENTS’ WORKSHEET FOR MATHEMATICS LEARNING IN THE JUNIOR HIGH SCHOOL Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh derajat Magister Pendidikan pada Program Magister Pendidikan Matematika Novanolo Christovori Zebua 161442010 PROGRAM STUDI MAGISTER PENDIDIKAN MATEMATIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2020 i PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI MOTTO “Fakta unik, banyak manusia yang menghidari sakit, lelah dan jenuh. Bersyukurlah ketika kita merasakan sakit, lelah dan jenuh. Hal itu yang membuat manusia, manusia” nzebua080819 iv PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Dengan ini saya menyatakan bahwa pada tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya/kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka. Yogyakarta, 12 Juni
    [Show full text]
  • Laporan Hasil Penelitian Mandiri Asal Usul Bentuk
    LAPORAN HASIL PENELITIAN MANDIRI ASAL USUL BENTUK PERAHU PADA ARSITEKTUR NIAS SELATAN OLEH BURHAN NASUTION, ST. MT. SOFYAN, ST. MT. Ir. KHAIRUL HUDA, M.Eng JURUSAN ARSITEKTUR DAN PERENCANAAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA SEPTEMBER, 2016 i RINGKASAN Mata pencaharian merupakan salah satu unsur kebudayaan yang ada pada setiap kelompok manusia di dunia ini. Mata pencaharian dapat digunakan sebagai salah satu ciri dari sebuah kelompok atau etnis. Masyarakat Nias Selatan yang berdomisili di perbukitan dengan mata pencaharian utama bertani dan berburu, seakan kontras dengan tampilan bangunan rumah tradisonalnya yang berbentuk perahu. Hal ini bertentangan denga teori yang dikemukaan oleh Rapopot bahwa aspek fisik lingkungan maupun aspek sosio-kultural keduanya berpengaruh terhadap bentukan arsitektural. Untuk dapat memahami asal usul bentuk perahu pada arsitektur Nias Selatan maka perlu ada pengkajian yang lebih mendalam benarkah sosok yang tampil dari arsitektur Nias Selatan tersebut apakah benar berasal dari perahu.Metode yang digunaka pada penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif yaitu penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian secara holistik, dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata- kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Data yang digunakan bersumber dari literatur yang tersedia. Berdasarkan literatur yang tersedia masyarakat awal Nias bermata pencaharian sebagai nelayan, pengalaman sebagai nelayan dan kondisi lingkungan yang selalu di guncang gempa bumi, mengahasilkan arsitektur tradisional Nias yang berwujud perahu. ii SUMMARY Livelihood is one of the elements of culture that exist in every group of people in this world. Livelihood can be used as one of the characteristics of a group or ethnicity.
    [Show full text]