Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 1 Sambutan Redaksi
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 1 Sambutan Redaksi Jakarta, Septrember 2015 PEMIMPIN REDAKSI l PELINDUNG: Budi Susilo Soepandji l PEMBINA: Didit Herdiawana l PENGARAH: Suhardi Alius l PEMIMPIN REDAKSI: E. Estu Prabowo l EDITOR: Wahyu Wiji - Sumurung - Trias Noverdi l DESAIN: Bambang Iman Aryanto - Suryadi l SEKRETARIAT: Muhammad Isdar - Linda Purnamasari - Gatot l DISTRIBUSI: Supriyono - Indiah Winarni l Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Ultima Sarana Abadi 2 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Daftar Isi 4 Optimalisasi Peran Kepemimpinan Negarawan dapat Meningkatkan ketahanan Nasional 11 Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi guna Memperkokoh Ketahanan Nasional 23 Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi 36 Penamaan Kodam Cermin Politik Integrasi TNI 52 Memperkuat Segitiga Pertahanan Indonesia 61 Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional, dari Heartland ke Asia Pasifik. Apa Geopolitik Leverage Indonesia? Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 3 leaderswest.com Optimalisasi Peran Kepemimpinan Negarawan dapat Meningkatkan Ketahanan Nasional Asmawie Prawiro Peseta PPRA LIII Lemhannas RI I. Pendahuluan Sementara itu, keamanan adalah Konsepsi Ketahanan Nasional kemampuan bangsa dalam melindungi (Tannas) Indonesia adalah konsepsi nilai-nilai nasionalnya terhadap pengembangan kekuatan nasional ancaman dari luar dan dari dalam. melalui pengaturan dan penyelenggaraan Dalam konteks ini, keseluruhan kesejahteraan dan keamanan yang faktor tersebut harus dapat dikelola seimbang, serasi, dan selaras dalam negara melalui peran yang dijalankan seluruh aspek kehidupan secara oleh seseorang atau sekelompok elit utuh dan menyeluruh dan terpadu bangsa, yang mampu melakukan proses berlandaskan Pancasila, UUD NRI kepemimpinan untuk “empowerment 1945, dan Wawasan Nusantara. all resources” menuju tercapainya Kesejahteraan dapat digambarkan cita-cita nasional sesuai dengan moral sebagai kemampuan bangsa dalam dan etika Pancasila. menumbuhkan dan mengembangkan Namun, saat ini Negara Indonesia nilai-nilai nasionalnya demi sebesar- sedang mengalami krisis kepemimpinan besar kemakmuran yang adil dan nasional. Peran pemimpin negarawan merata, rohaniah, dan jasmaniah. seolah semakin sulit dirasakan karena 4 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 zaman telah berubah. Masyarakat kondisi kepemimpinan nasional saat ini, Indonesia saat ini tengah mengalami dan peran kepemimpinan negarawan suatu perubahan sosial budaya dalam pada partai politik, sehingga nantinya skala yang besar serta berlangsung diharapkan dapat mewujudkan cepat karena perkembangan tiga faktor ketahanan nasional yang tangguh. utama, yaitu pesatnya kemajuan Iptek, masalah kependudukan, dan persoalan II. Pembahasan lingkungan hidup. Dalam menghadapi 1. Pemahaman Kepemimpinan setiap perubahan, peran dan fungsi Negarawan. kepemimpinan nasional dibutuhkan oleh Diskursus tentang masalah masyarakat untuk melestarikan sistem kepemimpinan (leadership) dan sosial budaya serta memacu kemajuan kenegarawanan (statesmanship) tidak masyarakat ke arah kehidupan yang mungkin dilakukan dalam ruang yang lebih bermakna. hampa. Kedua hal tersebut lahir sebagai Reformasi yang sedang berlangsung suatu konsekuensi logis dari perilaku dan saat ini telah menghasilkan berbagai budaya manusia, yang terlahir sebagai perubahan positif dalam tata individu dengan ketergantungan sosial kehidupan nasional, namun harus sangat tinggi dalam mencapai tujuan diakui bahwa reformasi telah mengkikis bersama, memelihara tertib sosial dan sistem sosial budaya masyarakat, memenuhi berbagai kebutuhannya. serta mendegradasi karakter dan Melalui proses inilah akan muncul jatidiri bangsa. Para pemimpin dan tokoh-tokoh pemimpin dan negarawan kelompok elite yang muncul lebih yang tidak lahir dengan tiba-tiba. banyak mengedepankan pragmatisme Dalam bahasa Inggris, negarawan kekuasaan dan kepentingan pribadi atau disebut ”statesman.” Menurut kamus kelompok, sehingga bangsa Indonesia Merriam-Webster, negarawan adalah mengalami krisis keteladanan dan krisis “orang yang aktif mengelola pemerintahan kenegarawanan. Selain itu, seringnya dan membuat kebijakan-kebijakan” terjadi pertentangan antar elite (one actively engaged in conducting dan benturan antar institusi Negara the business of a government or in membuat rakyat menjadi semakin apatis shaping its policies). Lebih spesifik dan memiliki persepsi negatif terhadap lagi, Merriam-Webster mendefinisikan setiap penyelenggaraan proses politik. negarawan sebagai” seorang pemimpin Akibatnya, kepercayaan masyarakat politik yang bijak, cakap, dan terhormat” terhadap partai politik terus menurun. (a wise, skillful, and respected political Muncul krisis kepercayaan atau leader). Pengertian pertama mengacu delegitimasi terhadap para pemimpin kepada pemimpin di pemerintahan, dan kepedulian terhadap persoalan sementara pengertian kedua mengacu kebangsaan juga turut melemah. kepada pemimpin politik (politisi) yang Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi memiliki sifat-sifat terpuji seperti ketangguhan ketahanan nasional, bijaksana, cakap, dan terhormat. karena ketiadaan kerja sama antara Negarawan adalah orang yang pemimpin dengan rakyat yang dipimpin. tengah menjalani pemerintahan, baik Oleh karena itu, dalam pembahasan presiden, menteri, maupun gubernur, selanjutnya, akan diuraikan pemahaman atau pemimpin politik yang berada tentang kepemimpinan negarawan, di luar pemerintahan. Perbincangan Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 5 tentang negarawan masuk dalam rakyat melalui kekuasaan yang wilayah Filsafat Politik. Para filsuf dimilikinya. umumnya berbicara tentang kriteria- Karakter tersebut tidak datang kriteria pemimpin politik. Plato pernah dari pemimpin nasional yang memiliki menulis sebuah buku dialog berjudul kapabilitas dan kompetensi tertentu, ”Negarawan” (Statesman), di mana tetapi hadir lewat sosok negarawan dia menguraikan syarat-syarat yang dalam individu pemimpin nasional. harus dimiliki seorang pemimpin untuk Karakteristik seorang negarawan ber- mengelola suatu negara. Menurut kaitan dengan terdapatnya karakter Plato, negarawan harus memiliki yang “extraordinary” dalam sosok kecakapan khusus dalam mengelola pemimpin nasional. Seorang pemimpin negara, sehingga dia bisa berlaku adil nasional yang negarawan tidak dan mengetahui apa yang diinginkan mendasarkan kebijakan dan tindakan rakyatnya. kepemimpinan pada kepentingan Tokoh yang berjasa pada bangsa individu atau golongan, serta tidak dan negara akan mengabdikan pikiran akan bersikap diskriminatif dalam dan tenaganya bagi kemajuan dan penyelenggaraan pembangunan nasional. kemakmuran bangsanya. Kepemimpinan Namun sosok pemimpin negarawan negarawan sangat berkaitan dengan dewasa ini sulit ditemukan seiring dengan komitmen kebangsaan dan kenegaraan. makin dinamisnya perkembangan Sikap ini menuntut politisi untuk lingkungan strategis. Kehadiran pemimpin meminimalkan kepentingan pribadi negarawan di Indonesia sangat dan kelompok, serta memaksimalkan didambakan untuk menghadapi beberapa kepentingan bangsa dan negara. persoalan mendasar, yang berkaitan Kiki Syahnakri menulis bahwa dengan efektivitas kepemimpinan kenegarawanan adalah karakter, sikap, nasional. Beberapa contoh persoalan visi, dan orientasi yang mengedepankan yang berkaitan dengan kepemimpinan nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan dan kenegarawanan di antaranya melampaui ego sang pemimpin. yaitu degradasi moral masyarakat, kompleksitas penanganan konflik 2. Kepemimpinan Nasional Saat Ini. komunal, ketimpangan ekonomi, Salah satu kendala bagi dan ketidakadilan dalam penegakan terbentuknya karakter kenegarawanan hukum. Implikasi lainnya dapat dilihat adalah power-oriented yang obsesif. dari banyaknya pemimpin yang terjerat Hal ini dilatarbelakangi oleh tendensi masalah korupsi yang seolah-olah untuk mengoleksi dan mengakumulasi sudah menjadi budaya, yang diikuti segala sumber daya dalam merebut/ oleh sikap apatisme dalam upaya mempertahankan kekuasaan. Di tengah mengatasi persoalan kebangsaan. proses kontestasi politik yang semakin Kondisi ini dilatarbelakangi oleh terbuka saat ini, semakin banyak kurangnya peran pemimpin negarawan, pihak yang memilih untuk berlomba- sehingga dikhawatirkan akan dapat lomba merebut dan mempertahankan mempengaruhi ketangguhan ketahanan kekuasaan. Padahal, karakter nasional. kenegarawanan bukanlah semata-mata Berbagai persoalan kebangsaan yang mengejar kekuasaan, melainkan terus terjadi sampai saat ini diyakini oleh berupaya mewujudkan kepentingan karena faktor kepemimpinan nasional. 6 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Sebagian kalangan menyatakan bahwa bisa memimpin bangsa melewati krisis kepemimpinan di Indonesia telah berbagai hambatan saat ini ataupun di berdampak terhadap pemerataan masa depan. kesejahteraan dan keadilan bagi Kondisi tersebut juga diiringi oleh seluruh lapisan masyarakat, serta terjadinya krisis kepemimpinan dalam menurunnya stabilitas keamanan dalam tubuh partai politik, sebagai salah satu negeri. Beberapa ahli mengemukakan mekanisme dalam kaderisasi calon- faktor-faktor yang menyebabkan ter- calon pemimpin nasional. Terjadinya jadinya krisis tersebut. Achmad krisis pada tingkat pimpinan partai Sanusi berpendapat bahwa terjadinya politik tersebut antara lain disebabkan krisis kepemimpinan disebabkan oleh oleh karena kurang efektifnya sikap mempertahankan hegemoni proses rekrutmen dan kaderisasi kenegaraan dan pemerintahan, sikap yang dijalankan oleh