Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 1 Sambutan Redaksi

Jakarta, Septrember 2015

PEMIMPIN REDAKSI

l PELINDUNG: Budi Susilo Soepandji l PEMBINA: Didit Herdiawana l PENGARAH: Suhardi Alius l PEMIMPIN REDAKSI: E. Estu Prabowo l EDITOR: Wahyu Wiji - Sumurung - Trias Noverdi l DESAIN: Bambang Iman Aryanto - Suryadi l SEKRETARIAT: Muhammad Isdar - Linda Purnamasari - Gatot l DISTRIBUSI: Supriyono - Indiah Winarni l Isi di luar tanggung jawab percetakan PT Ultima Sarana Abadi

2 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Daftar Isi

4 Optimalisasi Peran Kepemimpinan Negarawan dapat Meningkatkan ketahanan Nasional 11 Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi guna Memperkokoh Ketahanan Nasional 23 Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi 36 Penamaan Kodam Cermin Politik Integrasi TNI 52 Memperkuat Segitiga Pertahanan 61 Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional, dari Heartland ke Asia Pasifik. Apa Geopolitik Leverage Indonesia?

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 3 leaderswest.com

Optimalisasi Peran Kepemimpinan Negarawan dapat Meningkatkan Ketahanan Nasional

Asmawie Prawiro Peseta PPRA LIII Lemhannas RI

I. Pendahuluan Sementara itu, keamanan adalah Konsepsi Ketahanan Nasional kemampuan bangsa dalam melindungi (Tannas) Indonesia adalah konsepsi nilai-nilai nasionalnya terhadap pengembangan kekuatan nasional ancaman dari luar dan dari dalam. melalui pengaturan dan penyelenggaraan Dalam konteks ini, keseluruhan kesejahteraan dan keamanan yang faktor tersebut harus dapat dikelola seimbang, serasi, dan selaras dalam negara melalui peran yang dijalankan seluruh aspek kehidupan secara oleh seseorang atau sekelompok elit utuh dan menyeluruh dan terpadu bangsa, yang mampu melakukan proses berlandaskan Pancasila, UUD NRI kepemimpinan untuk “empowerment 1945, dan Wawasan Nusantara. all resources” menuju tercapainya Kesejahteraan dapat digambarkan cita-cita nasional sesuai dengan moral sebagai kemampuan bangsa dalam dan etika Pancasila. menumbuhkan dan mengembangkan Namun, saat ini Negara Indonesia nilai-nilai nasionalnya demi sebesar- sedang mengalami krisis kepemimpinan besar kemakmuran yang adil dan nasional. Peran pemimpin negarawan merata, rohaniah, dan jasmaniah. seolah semakin sulit dirasakan karena

4 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 zaman telah berubah. Masyarakat kondisi kepemimpinan nasional saat ini, Indonesia saat ini tengah mengalami dan peran kepemimpinan negarawan suatu perubahan sosial budaya dalam pada partai politik, sehingga nantinya skala yang besar serta berlangsung diharapkan dapat mewujudkan cepat karena perkembangan tiga faktor ketahanan nasional yang tangguh. utama, yaitu pesatnya kemajuan Iptek, masalah kependudukan, dan persoalan II. Pembahasan lingkungan hidup. Dalam menghadapi 1. Pemahaman Kepemimpinan setiap perubahan, peran dan fungsi Negarawan. kepemimpinan nasional dibutuhkan oleh Diskursus tentang masalah masyarakat untuk melestarikan sistem kepemimpinan (leadership) dan sosial budaya serta memacu kemajuan kenegarawanan (statesmanship) tidak masyarakat ke arah kehidupan yang mungkin dilakukan dalam ruang yang lebih bermakna. hampa. Kedua hal tersebut lahir sebagai Reformasi yang sedang berlangsung suatu konsekuensi logis dari perilaku dan saat ini telah menghasilkan berbagai budaya manusia, yang terlahir sebagai perubahan positif dalam tata individu dengan ketergantungan sosial kehidupan nasional, namun harus sangat tinggi dalam mencapai tujuan diakui bahwa reformasi telah mengkikis bersama, memelihara tertib sosial dan sistem sosial budaya masyarakat, memenuhi berbagai kebutuhannya. serta mendegradasi karakter dan Melalui proses inilah akan muncul jatidiri bangsa. Para pemimpin dan tokoh-tokoh pemimpin dan negarawan kelompok elite yang muncul lebih yang tidak lahir dengan tiba-tiba. banyak mengedepankan pragmatisme Dalam bahasa Inggris, negarawan kekuasaan dan kepentingan pribadi atau disebut ”statesman.” Menurut kamus kelompok, sehingga bangsa Indonesia Merriam-Webster, negarawan adalah mengalami krisis keteladanan dan krisis “orang yang aktif mengelola pemerintahan kenegarawanan. Selain itu, seringnya dan membuat kebijakan-kebijakan” terjadi pertentangan antar elite (one actively engaged in conducting dan benturan antar institusi Negara the business of a government or in membuat rakyat menjadi semakin apatis shaping its policies). Lebih spesifik dan memiliki persepsi negatif terhadap lagi, Merriam-Webster mendefinisikan setiap penyelenggaraan proses politik. negarawan sebagai” seorang pemimpin Akibatnya, kepercayaan masyarakat politik yang bijak, cakap, dan terhormat” terhadap partai politik terus menurun. (a wise, skillful, and respected political Muncul krisis kepercayaan atau leader). Pengertian pertama mengacu delegitimasi terhadap para pemimpin kepada pemimpin di pemerintahan, dan kepedulian terhadap persoalan sementara pengertian kedua mengacu kebangsaan juga turut melemah. kepada pemimpin politik (politisi) yang Kondisi ini tentu dapat mempengaruhi memiliki sifat-sifat terpuji seperti ketangguhan ketahanan nasional, bijaksana, cakap, dan terhormat. karena ketiadaan kerja sama antara Negarawan adalah orang yang pemimpin dengan rakyat yang dipimpin. tengah menjalani pemerintahan, baik Oleh karena itu, dalam pembahasan presiden, menteri, maupun gubernur, selanjutnya, akan diuraikan pemahaman atau pemimpin politik yang berada tentang kepemimpinan negarawan, di luar pemerintahan. Perbincangan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 5 tentang negarawan masuk dalam rakyat melalui kekuasaan yang wilayah Filsafat Politik. Para filsuf dimilikinya. umumnya berbicara tentang kriteria- Karakter tersebut tidak datang kriteria pemimpin politik. Plato pernah dari pemimpin nasional yang memiliki menulis sebuah buku dialog berjudul kapabilitas dan kompetensi tertentu, ”Negarawan” (Statesman), di mana tetapi hadir lewat sosok negarawan dia menguraikan syarat-syarat yang dalam individu pemimpin nasional. harus dimiliki seorang pemimpin untuk Karakteristik seorang negarawan ber- mengelola suatu negara. Menurut kaitan dengan terdapatnya karakter Plato, negarawan harus memiliki yang “extraordinary” dalam sosok kecakapan khusus dalam mengelola pemimpin nasional. Seorang pemimpin negara, sehingga dia bisa berlaku adil nasional yang negarawan tidak dan mengetahui apa yang diinginkan mendasarkan kebijakan dan tindakan rakyatnya. kepemimpinan pada kepentingan Tokoh yang berjasa pada bangsa individu atau golongan, serta tidak dan negara akan mengabdikan pikiran akan bersikap diskriminatif dalam dan tenaganya bagi kemajuan dan penyelenggaraan pembangunan nasional. kemakmuran bangsanya. Kepemimpinan Namun sosok pemimpin negarawan negarawan sangat berkaitan dengan dewasa ini sulit ditemukan seiring dengan komitmen kebangsaan dan kenegaraan. makin dinamisnya perkembangan Sikap ini menuntut politisi untuk lingkungan strategis. Kehadiran pemimpin meminimalkan kepentingan pribadi negarawan di Indonesia sangat dan kelompok, serta memaksimalkan didambakan untuk menghadapi beberapa kepentingan bangsa dan negara. persoalan mendasar, yang berkaitan Kiki Syahnakri menulis bahwa dengan efektivitas kepemimpinan kenegarawanan adalah karakter, sikap, nasional. Beberapa contoh persoalan visi, dan orientasi yang mengedepankan yang berkaitan dengan kepemimpinan nilai-nilai kebangsaan dan kerakyatan dan kenegarawanan di antaranya melampaui ego sang pemimpin. yaitu degradasi moral masyarakat, kompleksitas penanganan konflik 2. Kepemimpinan Nasional Saat Ini. komunal, ketimpangan ekonomi, Salah satu kendala bagi dan ketidakadilan dalam penegakan terbentuknya karakter kenegarawanan hukum. Implikasi lainnya dapat dilihat adalah power-oriented yang obsesif. dari banyaknya pemimpin yang terjerat Hal ini dilatarbelakangi oleh tendensi masalah korupsi yang seolah-olah untuk mengoleksi dan mengakumulasi sudah menjadi budaya, yang diikuti segala sumber daya dalam merebut/ oleh sikap apatisme dalam upaya mempertahankan kekuasaan. Di tengah mengatasi persoalan kebangsaan. proses kontestasi politik yang semakin Kondisi ini dilatarbelakangi oleh terbuka saat ini, semakin banyak kurangnya peran pemimpin negarawan, pihak yang memilih untuk berlomba- sehingga dikhawatirkan akan dapat lomba merebut dan mempertahankan mempengaruhi ketangguhan ketahanan kekuasaan. Padahal, karakter nasional. kenegarawanan bukanlah semata-mata Berbagai persoalan kebangsaan yang mengejar kekuasaan, melainkan terus terjadi sampai saat ini diyakini oleh berupaya mewujudkan kepentingan karena faktor kepemimpinan nasional.

6 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Sebagian kalangan menyatakan bahwa bisa memimpin bangsa melewati krisis kepemimpinan di Indonesia telah berbagai hambatan saat ini ataupun di berdampak terhadap pemerataan masa depan. kesejahteraan dan keadilan bagi Kondisi tersebut juga diiringi oleh seluruh lapisan masyarakat, serta terjadinya krisis kepemimpinan dalam menurunnya stabilitas keamanan dalam tubuh partai politik, sebagai salah satu negeri. Beberapa ahli mengemukakan mekanisme dalam kaderisasi calon- faktor-faktor yang menyebabkan ter- calon pemimpin nasional. Terjadinya jadinya krisis tersebut. Achmad krisis pada tingkat pimpinan partai Sanusi berpendapat bahwa terjadinya politik tersebut antara lain disebabkan krisis kepemimpinan disebabkan oleh oleh karena kurang efektifnya sikap mempertahankan hegemoni proses rekrutmen dan kaderisasi kenegaraan dan pemerintahan, sikap yang dijalankan oleh partai politik. paternalis-feodalis para pimpinan Calon legislatif dan eksekutif yang ormas, pimpinan parpol, maupun diajukan sebagai pemimpin nasional pimpinan birokrasi pemerintahan, serta dikhawatirkan belum melalui tahapan- pertumbuhan sektor swasta bersifat tahapan dan proses seleksi yang benar semu karena hasil mark-up, fasilitas dan dan belum diadopsinya standar Indeks praktik korupsi, kolusi serta nepotisme. Kepemimpinan Nasional Indonesia Kondisi tersebut memicu terjadinya (IKNI) yang meliputi penilaian moralitas krisis kepemimpinan, sehingga dewasa dan akuntabilitas individual, sosial, ini masyarakat kesulitan dalam institusional maupun global. menemukan para pemimpin lembaga pemerintahan, ormas, parpol, bisnis 3. Peran pemimpin negarawan dalam dan profesi yang amanah, adil, kuat dan partai politik dapat mewujudkan visioner, yang selalu hidup bersahaja ketahanan nasional yang tangguh. dan patut menjadi teladan seluruh Melemahnya kepemimpinan nasional, masyarakat. tidak terlepas dari lemahnya fungsi Karakter seorang pemimpin memberi partai politik sebagai lembaga pengaruh besar pada efektivitas rekrutmen para pemimpin, baik daerah kepemimpinannya. Publik menilai, maupun nasional. Partai politik juga saat ini tidak ada sosok pemimpin tidak mampu melakukan rekutmen berkarakter yang mampu mengatasi kepemimpinan. Realitasnya, begitu persoalan bangsa. Hasil jajak pendapat banyak kader-kader partai politik baik Kompas tahun 2012, mengungkapkan yang berada di legislatif, birokrat pandangan 686 responden di 12 kota maupun pada posisi elite pimpinan besar Indonesia tentang ketiadaan partai terbelit kasus korupsi. sosok pemimpin yang dianggap mampu Partai politik merupakan produk mengatasi persoalan bangsa. Dari 10 dari proses politik sekaligus sebagai responden, enam diantaranya tidak bisa sarana pembangunan politik bangsa dan menyebutkan nama tokoh pemimpin di masyarakat Indonesia. Dalam memenuhi masa kini yang dinilainya akan mampu rekrutmen kader-kadernya untuk disiapkan menyelesaikan persoalan bangsa. menjadi Pimpinan Tingkat Nasional, Secara khusus, bahkan, sepertiga salah satu peran partai politik adalah bagian responden menyatakan dengan untuk menyiapkan anak bangsa dalam lugas, tidak ada satu pun sosok yang menggeluti persoalan-persoalan yang

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 7 timbul dalam medan kehidupan, dalam terhadap kinerja pemimpin nasional. bentuk atensi dan partisipasi serta Miriam Budiardjo mendefinisikan menyiapkan mereka untuk mengemban partisipasi politik sebagai kegiatan tanggung jawab sebagai kader Pemimpin seseorang atau sekelompok orang Tingkat Nasional. untuk ikut secara aktif dalam Keberadaan seorang Pemimpin kehidupan politik, yaitu dengan cara Tingkat Nasional yang mempunyai memililih pimpinan negara secara kategori kepemimpinan sekaligus langsung atau tidak langsung, serta kenegarawanan dirasakan saat ini mempengaruhi kebijakan pemerintah. merupakan suatu konsekuensi logis Kegiatan ini mencakup tindakan seperti dari perilaku dan budaya manusia memberikan suara dalam pemilihan Indonesia pada era reformasi ini dengan umum, menghadiri rapat umum, dihadapkan kepada suatu kondisi euforia menjadi anggota suatu partai atau demokrasi, sekaligus sebagai suatu kelompok kepentingan, mengadakan kebutuhan bangsa Indonesia untuk hubungan dengan pejabat pemerintah mendapatkan seorang pemimpin yang atau anggota parlemen. dapat membawa bangsa ini kepada cita- Berdasarkan sejumlah faktor di cita nasional bangsa Indonesia sesuai atas, maka peran Pemimpin negarawan dengan Pembukaan Undang-undang yang visioner menurut Burt Nanus, Dasar 1945 pada alinea ke 4. 2001, yaitu sebagai penentu arah, Pilpres tahun 2014 menunjukkan agen perubahan, juru bicara dan peran partai politik dalam menyiapkan pelatih tentu sangat dibutuhkan pemimpin nasional diuji. Hal utama dalam rangka meningkatkan partisipasi yang paling mendesak adalah merekrut politik masyarakat. Kondisi tersebut dan menyiapkan kader-kader yang menjadi persoalan fundamental karena dinilai pantas untuk menjadi Pemimpin berimplikasi terhadap ketahanan politik Tingkat Nasional sekaligus negarawan bangsa dan ketahanan nasional secara pada pemilu Kepada Daerah bulan umum. Desember 2015 yang akan datang. Untuk mengatasi permasalahan Terjadinya krisis kepemimpinan belum optimalnya kepemimpinan di tingkat nasional maupun di sektor tingkat nasional yang negarawan, politik secara langsung akan berdampak partai politik harus mengacu kepada terhadap partisipasi politik masyarakat. standar IKNI. Hal ini dapat dilakukan Sebagai negara yang menganut sistem melalui proses verifikasi rekam jejak, demokrasi, kurangnya efektivitas serta menanamkan nilai-nilai nasional, dalam mekanisme rekrutmen dan kenegarawanan dan kebangsaan terhadap kaderisasi kepemimpinan tentu akan para kader yang akan dicalonkan mempengaruhi pelemahan partisipasi menjadi pejabat legislatif atau calon politik masyarakat. Bentuk dari kepala daerah. Dengan demikian, pelemahan partisipasi politik ini dapat calon/figur yang diajukan oleh partai dilihat dari keanggotaan di tubuh partai politik bersangkutan telah memiliki politik maupun yang terjadi pada kemampuan, kompetensi dan kalangan masyarakat di luar partai karakteristik yang memadai sebagai politik. Melemahnya partisipasi politik pemimpin negarawan. masyarakat tersebut ditunjukkan sebagai Selanjutnya, mengenai faktor respon dan wujud ketidakpuasan budaya politik dan motivasi masyarakat,

8 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 peran pemimpin negarawan dapat pembangunan,serta pada gilirannya dioptimalkan melalui sikap dan perilaku dapat mendukung ketangguhan yang dapat diteladani. Implementasi ketahanan nasional bangsa Indonesia.” pemimpin yang berkarakter negarawan dalam menjalankan kepemimpinan III. Penutup nasional dapat ditunjukkan melalui 1. Kesimpulan. sikap yang mencerminkan moralitas Kepemimpinan nasional saat ini dan akuntabilitas individual, sosial, masih belum cukup optimal dalam institusional maupun global. Pemimpin mengimplementasikan karakter seorang negarawan akan teguh berdiri di atas pemimpin negarawan. Bangsa Indonesia semua kepentingan kelompok, golongan tidak hanya membutuhkan sosok dan perbedaan. Sosok pemimpin pemimpin yang memiliki pengetahuan, negarawan akan dapat memper- kemampuan, dan kompetensi memadai, tanggungjawabkan kepemimpinannya, tetapi juga diharapkan memiliki baik melalui kebijakan yang ditetapkan karakteristik dan kepribadian yang maupun langkah-langkah yang ditempuh, bersifat negarawan. Pemimpin negarawan sehingga masyarakat merasa yakin merupakan suatu ciri kepemimpinan bahwa aspirasinya telah diperjuangkan nasional yang ideal, yang mencerminkan dan diupayakan sedemikian rupa guna terpenuhinya berbagai unsur moralitas mewujudkan keadilan, kesejahteraan, dan akuntabilitas individual, sosial, dan keamanan. institusional maupun global. Pemimpin yang menunjukkan sikap Tengah terjadi krisis kepemimpinan dan komitmen sebagai seorang dan krisis kepercayaan masyarakat negarawan nantinya akan mampu terhadap pemimpin nasional. Pemimpin memperoleh respek, kepercayaan, dan nasional yang hanya berorientasi legitimasi dari masyarakat. Melalui kekuasaan dan kepentingan pribadi/ kepercayaan dari masyarakat tersebut, kelompok yang mengakibatkan terjadinya akan mampu dibangun budaya politik delegitimasi terhadap kinerja kepemimpinan yang lebih aktif dan partisipatif, nasional. Akibatnya masyarakat pun sehingga masyarakat merasa menjadi semakin acuh tak acuh dan menunjukkan bagian integral dari suatu sistem politik sikap kurang peduli dalam proses nasional. Masyarakat diharapkan akan pembangunan nasional. Kondisi ini memiliki kesadaran, pemahaman, dan sesungguhnya merefleksikan bahwa kepedulian untuk berpartisipasi dalam masyarakat masih belum merasakan berbagai proses politik, yang dapat keteladanan dari figur pemimpin diaplikasikan melalui berbagai bentuk nasional yang berkarakter negarawan. berupa hak pilih dalam pemilu, diskusi Untuk mengatasi hal tersebut, publik, rapat dengar pendapat, bela dibutuhkan sosok pemimpin tingkat Negara, dan ketaatan terhadap hukum nasional yang berkarakter negarawan, serta pemimpin nasional. “Pemimpin sehingga sikap dan perilaku mereka berkarakter negarawan diyakini akan dapat diteladani. Perbaikan kinerja menghasilkan kinerja pemerintahan para pemimpin dalam pelaksanaan yang baik,sehingga diharapkan dapat tugas kenegaraan diharapkan akan meningkatkan motivasi masyarakat dapat meningkatkan citra positif untuk memberikan kontribusi terhadap di mata masyarakat sehingga akan proses penyelenggaraan negara dan terbangun kepercayaan yang lebih

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 9 baik terhadap kredibilitas pemimpin Kebangsaan. Krisis Kenegarawanan. nasional. “Sinergi antara pemimpin : Kompas Media Nusantara. yang berciri negarawan bersamaan Luthfi Assyaukanie,2012, “Mencari dengan legitimasi yang diperoleh dari Negarawan”, dikutipdari masyarakat akan dapat mendorong http://jakarta45.wordpress. kepercayaan masyaraat pada partai com/2012/12/19/kepemimpinan- politik yang pada akhirnya dapat mencari-negarawan-dan- mewujudkan ketahanan nasional yang kepemimpinan-transformational/ tangguh”. M. Alfan Alfian, 2009. Menjadi Pemimpin Politik: Perbincangan 2. Saran. Kepemimpinan dan Kekuasaan. Pertama, pemerintah bersama Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. partai politik perlu melakukan perbaikan Miriam Budiardjo. 1982. Partisipasi dan penyempurnaan proses rekrutmen, dan Partai Politik. Jakarta: kaderisasi, dan seleksi kepemimpinan PT.Gramedia nasional serta menjadikan IKNI sebagai Setiajeng Kadarsih dan Tedi Sudrajat. acuan melalui penataan regulasi. 2010. Analisis terhadap Hak Pilih Kedua, para pemimpin tingkat TNI dan POLRI dalam Pemilihan nasional, baik dalam lingkup supra- Umum.Purwokerto: FH Unsoed. struktur, infrastruktur maupun Sudijono, Sastroatmodj.1995. Perilaku substruktur membangun komitmen Politik. Semarang: IKIP Press. untuk menginternalisasikan nilai-nilai Modul BS. Ketahanan Nasional, nasional, kenegarawanan dan kebangsaan, Lemhannas RI. agar moralitas dan akuntabilitas para Modul BS. Kepemimpinan, Lemhannas pemimpin semakin meningkat. RI. http://news.detik.com/read/2013/03 /15/203521/2195547/10/tingkat- DAFTAR PUSTAKA golput-dalam-pilgub-sumut-lebih- Berliana Kartasumah. 2006. dari-50-persen Pemimpin Adiluhung: Genealogi http://kabar4.com/read/2013/03/03/ Kepemimpinan Nasional. Jakarta: tingkat-partisipasi-pilgub- Mizan Media Utama. masyarakat-di-kota--hanya- BI Purwantari & Yohan Wahyu, 2012, 4818-persen/ “Bayangan Krisis Kepemimpinan”, http://www.antarajawabarat.com/ dikutip dari http://nasional. lihat/cetak/29879 kompas.com/read/2012/09/03/ http://mediacenter.kpu.go.id/ 08510219/ Bayangan. Krisis. berita/1202-9-faktor-yang- Kepemimpinan mempengaruhi-tingkat-partisipasi- Husni Kamil Malik, 2013, “Diperkirakan masyarakat-dalam-pemilu.html Partisipasi Pemilu 2014 Hanya 54 Persen”, dikutip dari http:// www.riauposhariini.com/2013/03/ diperkirakan-partisipasi- pemilu-2014.html Kiki Syahnakri, 2008. Aku Hanya Tentara: Catatan Militer, Kepemimpinan dan

10 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 i.huffpost.com Pendidikan Karakter Bangsa di Perguruan Tinggi guna Memperkokoh Ketahanan Nasional Dr. Ati harmoni Peserta PPRA LIII Lemhannas RI

I. Pendahuluan kelanjutan, berdayaguna, berhasilguna, Ketahanan nasional akan sangat dan kompetitif. Pembangunan Indonesia menentukan Indonesia dalam pencapaian tercatat dalam beberapa tahun ini tujuan dan cita-cita bangsa dan negara telah berhasil menggerakkan roda sebagaimana yang telah diamanatkan pertumbuhan ekonomi dengan cepat. di dalam konstitusi nasional, karena Dalam statistik, Indonesia pernah itu semua entitas nasional (national tercatat sebagai negara kedua di dunia entities) harus bertanggungjawab dalam dalam peringkat pertumbuhan ekonomi usaha-usaha mewujudkan ketahanan paling tinggi. Hal ini menjadi prestasi nasional. Ketahanan nasional merupakan yang banyak dibanggakan oleh bangsa modal utama agar tercapainya stabilitas Indonesia. Namun demikian data nasional yang akan menjamin statistik yang lain, sayangnya, masih terselenggaranya segenap agenda pem- menunjukkan kenyataan yang bertolak bangunan nasional secara ber- belakang. Ketimpangan terjadi secara

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 11 multidimensi yakni antar-wilayah, antar- dalam memperkokoh ketahanan sektor, dan antar-kelompok pendapatan nasional Indonesia. Penulisan dibatasi (Samhadi, 2014). pada pedidikan karakter bangsa di Kompas, Senin, 1 Juni 2015, menulis perguruan tinggi. Hal ini dilakukan headline pada halaman pertamanya mengingat peran perguruan tinggi dalam “Pancasila Masih Sebatas Retorika.” menyiapkan sumber daya manusia (SDM) Pancasila hingga saat ini masih sebatas yang berkualitas dalam pembangunan retorika yang hangat diperbincangkan Indonesia di segala bidang. Lulusan menjelang peringatan Hari Lahir perguruan tinggi diharapkan sudah siap Pancasila, 1 Juni. Kompas menyoroti terjun ke tengah masyarakat dengan pentingnya keteladanan aparat dan kompetensi unggul dan juga karakter perlunya berbagai langkah strategis bangsa kuat. Tulisan ini diharapkan untuk mengimplementasikan nilai-nilai dapat memberikan masukan kepada Pancasila dalam kehidupan berbangsa pemerintah dan lembaga pendidikan dan bernegara.1 Pada halaman yang tinggi dalam mengembangkan pendidikan sama, Kompas memuat hasil jajak karakter bangsa yang sesuai Pancasila pendapat tentang pelaksanaan Pancasila serta konsensus dasar Indonesia lainnya, yang menunjukkan bahwa banyak yaitu Undang Undang Dasar Negara hal belum sesuai dengan nilai-nilai Republik Indonesia 1945 (UUD NRI Pancasila.2 1945), Bhinneka Tunggal Ika, dan Negara Dari apa yang dikemukakan di Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). atas, dapat dikatakan bahwa masih ada persoalan di dalam pembangunan yang II. Pembahasan dilaksanakan di Indonesia, di antaranya Agenda reformasi politik dan birokrasi, disebabkan oleh disorientasi dan belum reformasi ekonomi, dan reformasi hukum dihayatinya nilai-nilai Pancasila dan yang telah dimulai sejak 1998 harus memudarnya kesadaran terhadap diikuti dengan reformasi kebudayaan, nilai-nilai budaya bangsa. Di tengah yaitu reformasi kualitas manusia pembangunan yang gencar dilakukan, menjadi manusia ideal yang sesuai Pancasila terkesan tidak lagi dijadikan dengan apa yang dicita-citakan dalam acuan dalam bermasyarakat, berbangsa, Alinea Keempat Pembukaan UUD NRI dan bernegara. Perilaku masyarakat, 1945, yaitu cita-cita kehidupan bangsa terutama para penyelenggara negara - yang cerdas. Agar menjadi cerdas, maka yang merasa tidak malu memperlihatkan manusia dan bangsa Indonesia haruslah praktik-praktik korupsi, kolusi, konspirasi, terdidik dengan baik, yaitu melalui suap-menyuap, dan perilaku lain pendidikan yang bermutu, relevan, sejenisnya merupakan wujud penyimpangan dan merata. Pendidikan nasional yang nilai-nilai substansial dari Pancasila yang diselenggarakan untuk itu, menurut terkait dengan karakter bangsa. Pasal 31 ayat (3) UUD NRI 1945, tidak lain Berdasarkan latar belakang di atas adalah pendidikan yang meningkatkan maka tulisan ini bermaksud memberikan keimanan dan ketakwaan serta akhlak gambaran tentang pendidikan karakter mulia dalam rangka mencerdaskan bangsa sebagai salah satu upaya kehidupan bangsa.

12 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 a. Karakter Bangsa kualitas bangsa tersebut. Menurut Secara etimologis, kata karakter Kartadinata (2013), karakter bangsa berasal dari bahasa Inggris, character, bukan agregasi karakter perorangan, yang berarti watak atau sifat. Karakter karena karakter bangsa harus terwujud adalah nilai-nilai yang khas, baik watak, dalam rasa kebangsaan yang kuat dalam akhlak atau kepribadian seseorang konteks kultur yang beragam. Karakter yang terbentuk dari hasil internalisasi bangsa Indonesia akan menentukan berbagai kebajikan yang diyakini dan perilaku kolektif kebangsaan Indonesia dipergunakan sebagai cara pandang, yang khas-baik yang tercermin dalam berpikir, bersikap, berucap dan kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, bertingkah laku dalam kehidupan sehari- dan perilaku berbangsa dan bernegara hari. Orang berkarakter berarti orang yang Indonesia yang berdasarkan nilai-nilai berkepribadian, berperilaku, bersifat, Pancasila, UUD NRI 1945, keberagaman bertabiat, atau berwatak (Koesoema, dengan prinsip Bhinneka Tunggal Ika, dan 2007). Karakter terbentuk dari hasil komitmen terhadap NKRI (Pemerintah internalisasi berbagai kebajikan yang Republik Indonesia, 2010). diyakini dan dipergunakan sebagai cara Lebih lanjut disebutkan bahwa pandang, berpikir, bersikap, berucap untuk kemajuan Negara Republik dan bertingkah laku dalam kehidupan Indonesia, diperlukan karakter yang sehari-hari. Dengan demikian karakter tangguh, kompetitif, berakhlak mulia, akan menampilkan sikap dan perilaku bermoral, toleran, bergotong royong, yang didorong dari dalam (sebagai patriotik, dinamis, berbudaya, dan inner power) untuk menampilkan dan berorientasi Iptek berdasarkan Pancasila mewujudkan hal-hal yang terpuji. dan dijiwai oleh iman dan takwa Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karakter Karakter Bangsa, karakter didefinisikan yang berlandaskan falsafah Pancasila sebagai nilai-nilai yang khas-baik (tahu artinya setiap aspek karakter harus nilai kebaikan, mau berbuat baik, nyata dijiwai kelima sila Pancasila secara berkehidupan baik, dan berdampak baik utuh dan komprehensif meliputi: terhadap lingkungan) yang terpateri 1) bangsa yang ber-Ketuhanan Yang dalam diri dan terejawantahkan dalam Maha Esa, 2) bangsa yang menjunjung perilaku. Karakter secara koheren kemanusiaan yang adil dan beradab, 3) memancar dari hasil olah pikir, olah bangsa yang mengedepankan persatuan hati, olah raga, serta olah rasa dan dan kesatuan bangsa, 4) bangsa yang karsa seseorang atau sekelompok demokratis dan menjunjung tinggi orang. Karakter merupakan ciri khas hukum dan hak asasi manusia, dan 5) seseorang atau sekelompok orang bangsa yang mengedepankan keadilan yang mengandung nilai, kemampuan, dan kesejahteraan (Pemerintah Republik kapasitas moral, dan ketegaran dalam Indonesia, 2010). menghadapi kesulitan dan tantangan Dari penggalian nilai-nilai kebangsaan (Pemerintah Republik Indonesia, 2010). yang terkandung dalam konstitusi Kualitas karakter yang tinggi dari UUD NRI 1945 diperoleh 3 (tiga) nilai masyarakatnya akan menumbuhkan utama yang cukup signifikan dalam

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 13 menentukan perjalanan kehidupan berorientasi pada konsepsi Wawasan nasional di era reformasi, yaitu 1) nilai Nusantara. Terdapat 3 (tiga) nilai utama demokrasi, mengandung makna bahwa dalam NKRI yang dirumuskan oleh kedaulatan berada di tangan rakyat, Lemhannas RI, yaitu 1) nilai kesatuan setiap warga negara memiliki kebebasan wilayah, 2) nilai persatuan bangsa, dan yang bertanggung jawab terhadap 3) nilai kemandirian.4 penyelenggaran pemerintahan, 2) nilai kesamaan derajat, setiap warga negara b. Pentingnya Pembangunan Karakter memiliki hak, kewajiban dan kedudukan Bangsa yang sama di depan hukum, dan 3) nilai Pembangunan nasional pada hakekatnya ketaatan hukum, yaitu bahwa setiap dilaksanakan dalam rangka menjaga warga negara tanpa pandang bulu wajib kelangsungan hidup suatu bangsa dan menaati setiap hukum dan peraturan negara. Karena itu pembangunan yang belaku. yang dilaksanakan untuk menjaga Sesanti Bhinneka Tunggal Ika kelangsungan hidup bangsa dan negara Tanhanna Dharmma Mangrva merupakan haruslah pembangunan yang berkelanjutan. sikap dan perilaku setiap warga Namun hasil pembangunan selama negara Indonesia yang menyadari ini belum bisa dinikmati oleh seluruh bahwa keberadaannya sebagai bangsa masyarakat Indonesia. Ketimpangan yang berbeda-beda tetapi satu jua, antar-kelompok pendapatan, misalnya, merupakan suatu kebenaran yang tidak menunjukkan fakta peningkatan pangsa mendua dalam mengupayakan persatuan kue kelompok 20% terkaya dalam dan kesatuan wilayah dalam kehidupan distribusi pendapatan nasional ternyata nasional tanpa mengesampingkan tanggung dibarengi dengan penciutan pangsa 40% jawab untuk menghargai bangsa-bangsa penduduk termiskin. Efek tetesan ke lain. Lemhannas RI merumuskan 3 (tiga) bawah (trickle down effect) tak terjadi, nilai utama yang terkandung dalam yang terjadi adalah efek muncrat ke atas sesanti tersebut, yaitu 1) nilai toleransi, (trickle up effect). Dari sisi penguasaan 2) nilai keadilan, dan 3) nilai gotong aset, sekitar 70% aset ekonomi berupa royong.3 tanah, tambak, kebun, dan properti NKRI sebagai negara yang merdeka, Indonesia dikuasai oleh hanya 0.2% berdaulat, dan bersatu. Makna yang penduduk. Keadilan sosial bagi seluruh terkandung dari kata “bersatu” adalah rakyat Indonesia masih sangat jauh bahwa bangsa Indonesia yang terdiri dari harapan. Fakta ketidakmerataan dari berbagai macam suku bangsa dan multidimensi ini sangat mencederai sila golongan serta agama telah menyatukan kemanusiaan yang adil dan beradab. dirinya dalam ikatan kesatuan bangsa, yaitu Ketahanan nasional, sebagai kondisi bangsa Indonesia, dan Indonesia yang dinamik bangsa yang berisi ketangguhan terdiri dari ribuan pulau yang disatukan dan keuletan sulit terwujud dengan oleh laut menjadi satu kesatuan wilayah ketimpangan ekonomi seperti ini. yang tidak terpisahkan. Deklarasi Juanda Ketersediaan SDM yang andal dan Tahun 1957 menegaskan bahwa bentuk berkualitas adalah modal untuk mampu NKRI adalah negara kepulauan yang menciptakan ketahanan nasional yang

14 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 tangguh, yang mampu mengantisipasi memperlihatkan bahwa kebijakan dan mengatasi berbagai persoalan pemerintah pada beberapa hal masih yang muncul. Pada aspek demografi, belum sesuai dengan nilai-nilai Pancasila. kompetensi sumber daya manusia (SDM) Publik menilai 75% sikap dan perilaku nasional saat ini cukup memprihatinkan. elite-elite politik dalam menyelesaikan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) persoalan bangsa belum sesuai dengan atau Human Development Index (HDI) nilai-nilai Pancasila.6 Kompas juga SDM Indonesia sesuai dengan Laporan menunjukkan hasil jajak pendapat United Nation Development Programme yang menilai pelaksanaan nilai-nilai (UNDP) sebesar 0.629 di tahun 2012, Pancasila pada lembaga yang ada dan berada pada ranking 121 dari 187 hasilnya lembaga yang dinilai paling negara. IPM antarwilayah Sumatera lemah adalah Partai Politik, disusul DPR, dan Jawa-Bali dengan Nusatenggara- Kehakiman, Kejaksaan, dan Kepolisian. Maluku-Papua masih relatif tinggi (Fajar, Secara institusional, TNI dan KPK Yuliana, dan Rustiono, 2014). Fakta ini dipandang lebih kuat dalam pelaksanaan jelas sangat bertentangan dengan salah Pancasila.7 satu tujuan nasional yakni memajukan Kondisi bangsa Indonesia yang pluralistik kesejahteraan umum. Keterampilan dengan keberagaman suku, bahasa, (skill) tenaga kerja Indonesia juga budaya, dan geografis, berpotensi kuat sangat rendah. Berdasarkan survei Asian untuk munculnya konflik yang akan Productivity Organization 2004, dari melemahkan nilai-nilai persatuan setiap 1000 tenaga kerja Indonesia hanya dan kesatuan bangsa. Kecenderungan 4.3% yang tergolong terampil.5 Dengan ini berpotensi mendorong timbulnya tingkat keterampilan demikian akan perilaku masyarakat yang radikal sulit bagi tenaga kerja Indonesia untuk dan anarkis dalam menyikapi sebuah bersaing ketika Masyarakat Ekonomi permasalahan, yang akan mempertajam ASEAN berlaku efektif tahun 2016 yang konflik horizontal antarkelompok. Kondisi akan datang. Ketahanan nasional yang alamiah bangsa Indonesia tersebut tangguh sulit dicapai dengan kondisi ditambah kurangnya keteladanan dari kualitas SDM seperti itu karena salah para pemimpin nasional membuat satu prasyarat ketahanan nasional persoalan karakter bangsa menjadi adalah ketangguhan dan keuletan SDM. semakin relevan. Hasil jajak pendapat tentang Pembangunan karakter bangsa tidak pelaksanaan Pancasila yang dilakukan akan terlepas dari berbagai pengaruh, Kompas memperlihatkan bahwa publik baik dari tingkat global, regional, secara umum menilai kondisi masyarakat maupun nasional. Globalisasi dunia telah Indonesia semakin buruk, terutama berpengaruh pada munculnya berbagai pada kepercayaan dan ketakwaan pertemuan dan gesekan budaya. terhadap Tuhan YME, persatuan Gesekan-gesekan budaya yang terjadi bangsa di atas kepentingan golongan, tidak hanya berpengaruh pada budaya kerelaan berkorban untuk kepentingan itu sendiri tetapi dapat berpengaruh pula bangsa, serta pada keadilan ekonomi pada aspek-aspek lain, seperti politik, dan keadilan hukum. Jajak pendapat ekonomi, sosial, hukum, pertahanan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 15 dan kemananan. Jika kondisi ini tidak keberagaman dengan prinsip Bhinneka disikapi dengan bijaksana maka akan Tunggal Ika, dan komitmen terhadap berdampak pada sikap dan perilaku NKRI (integrasi nasional). anak bangsa yang dapat mengarah pada Harapan terhadap SDM yang berkualitas degradasi etika, moral dan wawasan untuk membangun ketahanan nasional kebangsaan. Derasnya arus globalisasi yang tangguh adalah pada pendidikan yang diperkuat teknologi komunikasi dan yang juga berkualitas. Pendidikan informasi memunculkan kekhawatiran yang bukan hanya sarana transfer bahwa konsumerisme, hedonisme, dan ilmu pengetahuan saja, melainkan bebas liberalis dinilai menjadi ancaman sebagai sarana pembudayaan dan seirus yang dapat menggerogoti penyaluran nilai. Menurut Syaiful Anam nilai Pancasila8. Untuk itulah Bangsa dalam Barnawi dan M. Arifin (2012), Indonesia perlu mengembangkan dalam pendidikan, peserta didik harus pendidikan karakter bangsa, terutama mendapatkan tiga aspek yaitu: 1) di tingkat perguruan tinggi, yang dapat Afektif, yang tercermin pada kualitas memperkokoh ketahanan nasional. keimanan, ketakwaan, akhlak mulia, termasuk budi pekerti luhur serta c. Pendidikan Karakter Bangsa di kepribadian unggul, dan kompetensi Perguruan Tinggi estetis, 2) Kognitif, yang tercermin pada Tujuan Pendidikan Nasional merupakan kapasitas pikir dan daya intelektualitas rumusan mengenai kualitas manusia untuk menggali dan mengembangkan modern yang harus dikembangkan serta menguasai ilmu pengetahuandan oleh setiap satuan pendidikan. Oleh teknologi, 3) Konatif, yang tercermin sebab itu rumusan tujuan pendidikan pada kemampuan mengembangkan nasional menjadi dasar pengembangan keterampilan teknis, kecakapan praktis, pendidikan karakter bangsa. Pendidikan dan kompetensi kinestetis. Dengan Karakter bangsa adalah usaha sadar dan memberikan ketiga aspek tersebut, terencana untuk mewujudkan suasana karakter peserta didik akan terbentuk serta proses pemberdayaan potensi sehingga menjadi seseorang yang dan pembudayaan peserta didik guna memiliki pribadi berkarakter. membangun karakter pribadi dan/ Pendidikan karakter bangsa secara atau kelompok yang unik, baik sebagai terintegrasi atau terpadu di dalam warga Negara yang berazaskan pada proses pembelajaran adalah pengenalan nilai-nilai dasar pancasila. Nilai-nilai nilai-nilai, fasilitasi diperolehnya dasar pancasila itu harus terimplimetasi kesadaran akan pentingnya nilai-nilai, dalam kualitas perilaku kolektif dan penginternalisasian nilai-nilai ke kebangsaan yang tercermin dalam dalam tingkah laku peserta didik sehari- kesadaran, pemahaman, rasa, karsa, hari melalui proses pembelajaran, baik dan perilaku berbangsa dan bernegara yang berlangsung di dalam maupun di sebagai hasil olah pikir, olah hati, olah luar kelas pada semua mata kuliah. Pada rasa, karsa dan perilaku berbangsa dan dasarnya kegiatan membangun karakter bernegara Indonesia yang berdasarkan tidak cukup dengan menyampaikan nilai- nilai-nilai Pancasila, norma UUD 1945, nilai karakter yang diyakini mulia kepada

16 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 setiap orang sehingga semua orang tahu kegiatan belajar-mengajar; kegiatan bahwa ada nilai-nilai karakter baik dan kehidupan keseharian di satuan berbeda dengan nilai-nilai karakter yang pendidikan; kegiatan ekstra-kurikuler; buruk. Namun nilai-nilai karakter itu kegiatan keseharian di rumah dan juga harus dipastikan dapat dipahami masyarakat. Di perguruan tinggi empat dengan baik, diinternalisasi dalam hati pendekatan tersebut dapat dilakukan. dan pikiran sehingga menjadi nilai yang Namun, patut diperhatikan bahwa diyakini dan dipraktikkan dalam perilaku mengimplementasikan pendidikan kehidupan sehari-hari. karakter bangsa pada mahasiswa Di Indonesia, pendidikan karakter membutuhkan strategi khusus. Selain bangsa kembali menjadi topik hangat karena mahasiswa merupakan insan sejak 2010. Pembangunan budaya dan akademis yang kritis, pendidikan karakter bangsa dicanangkan oleh karakter juga unik karena yang dibahas Pemerintah dengan diawali ‘Deklarasi adalah manusia. Vashdev (2012) Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa’ menyebutkan manusia adalah makhluk sebagai gerakan nasional pada Januari kebiasaan. Disebut demikian, karena 2010. Hal ini ditegaskan ulang dalam sistem kepercayaan (belief system), Pidato Presiden pada peringatan Hari nilai (value), aturan (rules) atau sifat Pendidikan Nasional, 2 Mei 2010. Sejak yang ada dalam diri manusia, semuanya itu, pendidikan karakter menjadi terbentuk dari pengalaman atau perbincangan di tingkat nasional. kebiasaan mereka di masa lalu. Sebagai Munculnya Deklarasi tersebut disinyalir peserta didik di perguruan tinggi, akibat kondisi bangsa kita yang mahasiswa telah memiliki pengalaman menunjukkan perilaku antibudaya dan dan kebiasaan yang beragam. Kondisi antikarakter (Marzuki, 2013). Perilaku tersebut telah membentuk karakter antibudaya bangsa tercermin di antaranya mereka. dari memudarnya sikap kebinekaan dan Mengacu pada konteks mikro kegotong-royongan bangsa Indonesia, pengembangan karakter (Pemerintah di samping kuatnya pengaruh budaya Republik Indonesia, 2010) dan ilustrasi asing di tengah-tengah masyarakat. yang digambarkan oleh Bendesa (2011), Adapun perilaku antikarakter bangsa di pelaksanaan pendidikan karakter di antaranya ditunjukkan oleh hilangnya perguruan tinggi, dapat diintegrasikan nilai-nilai luhur yang melekat pada ke dalam kegiatan tri dharma perguruan bangsa Indonesia, seperti kejujuran, tinggi yaitu pendidikan, penelitian kesantunan, dan kebersamaan, serta dan pengabdian kepada masyarakat ditandai dengan munculnya berbagai yang berkarakter. Pembiasaan dalam kasus kriminal (Marzuki, 2013). kehidupan keseharian di perguruan tinggi Dalam Kebijakan Nasional Pembangunan dapat terintegrasi ke dalam budaya Karakter Bangsa (Pemerintah Republik perguruan tinggi (kampus) atau budaya Indonesia, 2010), disebutkan bahwa organisasi. Sementara, implementasi bentuk kegiatan pada program pendidikan pendidikan karakter bangsa dapat karakter bangsa dalam konteks mikro, diintegrasikan ke dalam kegiatan dapat dibagi menjadi empat, yakni: kemahasiswaan dalam bentuk aktivitas

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 17 ko-kurikuler dan/atau ekstra-kurikuler, kemahasiswaan di lingkungan perguruan seperti: pecinta alam, olah raga, karya tinggi; mengaktualisasikan hasrat dan ilmiah, seni, dan kerohanian. Selain kepekaan sosial untuk berinteraksi itu, penerapan pembiasaan kehidupan dengan masyarakat. Beberapa contoh keseharian dalam rangka pendidikan implementasi pelaksanaan pendidikan karakter bangsa dapat disisipkan dalam karakter bangsa pada kegiatan setiap interaksi di lingkungan keluarga, kemahasiswaan di perguruan tinggi asrama, dan masyarakat. dapat dilihat Tabel 1. Pada dharma pendidikan dan Unesco menyarankan agar penelitian, kurikulum dapat dirancang pendidikan harus mengandung tiga dengan memasukkan karakter bangsa unsur: belajar untuk tahu (learn to pada setiap mata kuliah yang ada sebagai know), belajar untuk berbuat (learn to hidden curriculum. Mahasiswa tidak do) dan belajar untuk hidup bersama hanya belajar teknis dan pengetahuan (learn to live together). Unsur pertama pada mata kuliah yang diambilnya tetapi dan kedua lebih mengarah membentuk juga muatan karakter, misalnya kerja having, agar SDM mempunyai kualitas sama, disiplin, tanggung jawab, saling dalam pengetahuan dan keterampilan menghormati, tidak berprasangka, atau skill. Unsur ketiga lebih mengarah dan sebagainya. Melalui pemberian pada aspek being menuju pembentukan tugas mandiri dan kelompok, misalnya, karakter bangsa. Unsur-unsur itu menjadi mahasiswa belajar tentang tanggung amat penting dalam pembangkitan jawab pribadi dan kelompok, disiplin, rasa nasionalisme, penanaman etika saling menghargai terlepas mata kuliah berkehidupan bersama, dan termasuk apa pun yang diambilnya. Sementara berbangsa dan bernegara, pemahaman program pengembangan mahasiswa pada hak asasi manusia secara benar, dasarnya merupakan kegiatan ekstra- menghargai perbedaan pendapat, tidak kurikuler sebagai penunjang kurikuler, memaksakan kehendak, pengembangan yang dirancang sedemikan rupa agar sensitivitas sosial dan lingkungannya. menjadi program yang terintegrasi. Hal itu merupakan beberapa unsur dari Pendekatan yang digunakan adalah pendidikan karakter melalui belajar berproses, terpadu dan kontinyu. untuk hidup bersama.9 Dalam konteks Ranah pembinaan kegiatan pendidikan karakter bangsa, kegiatan kemahasiswaan di perguruan tinggi kemahasiswaan di atas dapat sekaligus biasanya terbagi ke dalam pembinaan 1) menjadi sarana untuk belajar untuk penalaran, keilmuan dan keprofesian; 2) tahu, berbuat, dan hidup bersama. minat, bakat dan kegemaran; 3) organisasi mahasiswa; 4) sosial kemasyarakatan. Masing-masing ranah memiliki tujuan, Tabel 1. seperti menanamkan sikap ilmiah dan Implementasi Pendidikan Karakter profesionalisme; mengaktualisasikan Bangsa pada Kegiatan Kemahasiswaan minat dan kegemaran serta bakat untuk di Perguruan Tinggi menunjang perkembangan jasmani dan rohani; mengembangkan organisasi

18 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 No Jenis Kegiatan Nilai yang Strategi Kegiatan Implementasi Kegiatan Dikembangkan 1 Penalaran dan Kejujuran, etika, disiplin, Pelatihan, Seminar, lokakarya, Program Keilmuan ketangguhan, ketaatan pendampingan, Kreativitas Mahasiswa (PKM), hukum workshop, pelaksanaan Mawapres, Pimnas, lomba, diskusi, organisasi mahasiswa kuliah umum, Kontes robot, kontes (Ormawa), kompetisi jembatan Pekan ilmiah mahasiswa nasional (Pimnas) 2 Minat, Bakat, dan Sportivitas, kerjasama, Pelaksanaan ormawa Pekan olah raga mahasiswa tk Kegemaran estetika, etika, Kompetisi, pelatihan, daerah/nasional (Pomda/ Pomnas), ketangguhan, toleransi, pendampingan Pekan seni mahasiswa tk daerah/ percaya diri nasional (Peksimida/ Peksiminas) Pesparawi, MTQ, Festival, Lomba 3 Organisasi Demokrasi, kemandirian, Pelaksanaan ormawa, Seminar, lokakarya, diskusi, lomba, Mahasiswa Kejujuran, kepedulian, pendampingan, magang, PKM, Pimnas, Mahasiswa berprestasi etika, inovatif, kreatif, pelatihan (Mawapres), latihan keterampilan moral manajemen mahasiswa (LKMM) 4 Kesejahteraan/ Kebersamaan, kepedulian, Pendampingan, Orientasi mahasiswa, English Day, Penunjang/ Sosial Keadilan, Kesopanan, pelaksanaan ormawa, Student Day, Pameran, Perayaan Kemasyarakatan kejujuran, etika, didiplin, kerjasama dengan hari besar keagamaan, bakti sosial, kecerdasan, ketangguhan eksternal kampus terkait bazaar d. Pendidikan Karakter Bangsa dan Dari pengertian di atas, dapat Ketahanan Nasional dipahami bahwa kelangsungan hidup Ketahanan nasional adalah kondisi bangsa dan negara tidak terlepas dari dinamis suatu bangsa yang terdiri adanya keberadaan dan pengaruh atas ketangguhan, keuletan dan bangsa dan negara lain, baik itu di kemampuan untuk mengembangkan kawasan regional, maupun global. kekuatan nasional dalam menghadapi Interaksi antarbangsa memiliki potensi segala macam dan bentuk ancaman, untuk munculnya ancaman, tantangan, tantangan, hambatan dan gangguan, hambatan dan gangguan dalam berbagai baik yang datang dari dalam maupun bentuk. Langsung atau tidak langsung, luar, secara langsung maupun tidak nyata maupun terselubung. Segala langsung yang mengancam dan bentuk ancaman, tantangan, hambatan membahayakan integritas, identitas, dan gangguan tersebut memerlukan kelangsungan hidup bangsa dan negara kekuatan bangsa Indonesia untuk dapat serta perjuangan dalam mewujudkan mengatasinya. Kekuatan tersebut berupa tujuan perjuangan nasional. Konsepsi ketangguhan, keuletan dan kemampuan ketahanan nasional Indonesia adalah bangsa Indonesia. Kekuatan tidak dapat konsepsi pengembangan kekuatan diperoleh dengan serta merta melainkan nasional melalui pengaturan dan harus dibangun dan dipelihara terus penyelenggaraan kesejahteraan dan menerus melalui berbagai macam cara, keamanan yang seimbang dan serasi diantaranya adalah dengan memperkuat dalam seluruh aspek kehidupan secara karakter bangsa. utuh dan menyeluruh berlandaskan Pembangunan karakter bangsa Pancasila, UUD NRI 1945 dan Wawasan menjadi sangat penting terlebih apabila Nusantara. membaca laporan Kemenpora yang

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 19 menyebutkan bahwa terdapat sepuluh kebiasaan yang beragam yang diperoleh masalah karakter bangsa yang dari pendidikan dan lingkungan menyangkut generasi muda/pemuda sebelumnya. Pendidikan karakter (baca: usia mahasiswa), yaitu masih bangsa yang bersumber dari Pancasila, maraknya tingkat kekerasan di kalangan UUD NRI 1945, Bhinneka Tunggal Ika, dan pemuda, adanya kecenderungan sikap NKRI dapat dirancang sebagai hidden ketidakjujuran yang semakin mem- curriculum dan melalui pengembangan budaya, berkembangnya rasa tidak kegiatan kemahasiswaan. Pembangunan hormat kepada orang tua, guru dan karakter bangsa melalui pendidikan di pemimpin, sikap rasa curiga dan perguruan tinggi dapat menjadi kunci kebencian satu sama lain, penggunaan keberhasilan penyiapan SDM yang bahasa Indonesia yang semakin memburuk, berkualitas unggul dan berkarakter kuat berkembangnya perilaku menyimpang di yang pada gilirannya akan memperkokoh kalangan pemuda (narkoba, pornografi, ketahanan nasional. pornoaksi, dan lain-lain), kecenderungan mengadopsi nilai-nilai budaya asing, b. Saran melemahnya idealisme, patriotisme Kementerian Ristek dan Dikti serta mengendapnya spirit of nation, bersama-sama dengan Lemhannas RI meningkatnya sikap pragmatisme dan menyusun nilai-nilai karakter bangsa hedonisme, serta semakin kaburnya yang digali dari empat konsensus pedoman yang berlaku, dan sikap acuh nasional yang harus dikembangkan tak acuh terhadap pedoman ajaran oleh seluruh peserta didik di perguruan agama. Pembangunan karakter bangsa tinggi. Kebijakan Nasional Pembangunan melalui pendidikan di perguruan tinggi Karakter Bangsa harus lebih disosialisasikan karenanya harus ditempatkan sebagai dan dioperasionalisasikan kepada seluruh upaya membangun kekuatan bangsa pemangku kepentingan pendidikan untuk mewujudkan ketahanan nasional. karena pendidikan karakter bangsa pada hakikatnya adalah kewajiban bersama III. Penutup seluruh bangsa. Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik simpulan dan saran berikut: IV. Daftar Pustaka a. Simpulan Barnawi dan M.Arifin. 2012. pendidikan Pendidikan karakter bangsa di karakter untuk generasi Bangsa perguruan tinggi dapat dilakukan Indonesia.Insan Media: Jakarta. dengan memperhatikan aspek afektif, Bendesa, K.G. 2011. Model Pendidikan kognitif, dan konatif melalui kegiatan Karakter di Universitas Udayana. belajar mengajar, kegiatan kehidupan Makalah disampikan pada Workshop keseharian di satuan pendidikan, kegiatan Institusional Pemantapan Sistem ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler, serta Penjaminan Mutu Fakultas dan ISS kegiatan keseharian di rumah dan Universitas Udayana Tahun Anggaran masyarakat. Strategi khusus diperlukan 2011. 23 Agustus 2011. karena mahasiswa sebagai peserta Darmakusuma, 2015. Kepemimpinan didik telah memiliki pengalaman dan Nasional Berbasis Multikultural,

20 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Program Pendidikan Reguler Pembangunan Karakter Bangsa di Angkatan (PPRA) LIII, Lemhannas RI, Masa Depan. Jurnal Pendidikan 19 Mei 2015 Karakter. 3 (1): 64-76. Kartadinata, S. 2009. Mencari Bentuk Membumikan Gagasan Ideal Pancasila, Pendidikan Karakter Bangsa. Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 5 Makalah. Fakultas Ilmu Pendidikan. Opini Publik tentang Pelaksanaan Universitas Pendidikan Indonesia. Pancasila, Kompas, Senin, 1 Juni Bandung. http://file.upi.edu/ 2015, hal 1 direktori/fip/jur._psikologi_pend_ Pancasila masih Sebatas Retorika, dan_bimbingan/195003211974121- Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 1 sunarya_kartadinata/mencari_ Pemerintah Republik Indonesia, 2010, bentuk_pendidikan_karakter_ Kebijakan Nasional Pembangunan bangsa.pdf. Karakter Bangsa 2010 - 2025. Jakarta Koesoema, D.A. 2007. Pendidikan Samhadi, Sri Hartati, 2014. “Disparitas Karakter: Strategi Mendidik Anak di dan Ketimpangan: Ketika Agenda Zaman Global. Grasindo. Jakarta. Pembangunan Dibajak”, dalam Koesoema, D.A. 2007. Pendidikan Tinjauan Kompas: Menatap Karakter: Strategi Mendidik Anak di Indonesia, 2014 - Tantangan, Prospek Zaman Global. Grasindo. Jakarta. Politik dan Ekonomi Indonesia, Marzuki. 2013. Revitalisasi Pendidikan Kompas Media Nusantara, pp 94 Agama di Sekolah dalam

V. Alur Pikir

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 21 Endnotes 1. Pancasila Masih Sebatas Retorika, Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 1 2. Lihat “Opini Publik tentang Pelaksanaan Pancasila”, Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 1 3. Darmakusuma, Kepemimpinan Nasional Berbasis Multikultural, Program Pendidikan Angkatan (PPRA) LIII, Lemhannas RI tanggal 19 Mei 2015 4. Ibid 5. www.beritasatu.com 6. Lihat “Opini Publik tentang Pelaksanaan Pancasila”, Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 1 7. Lihat “Membumikan Gagasan Ideal Pancasila”, Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 5 8. “Membumikan Gagasan Ideal Pancasila”, Kompas, Senin, 1 Juni 2015, hal 5 9. Lihat juga Sukardjo dan Komarudin. Landasan Pendidikan: Konsep dan Aplikasinya. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Tahun 2009. Hal: 76.

3 Ibid, Hal 13

22 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 kompasiana.com Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Rangka Mewujudkan Ketahanan Nasional di Bidang Ideologi Suko Purwantoro, S.IP.,M.M.,M.Sc. Peserta PPRA LIII Lemhannas RI I. Pendahuluan. sejarah yang selama berabad – abad Ketahanan Nasional (national lamanya berhasil mempertahankan resilience) adalah istilah khas Indonesia kelangsungan hidupnya sebagai Bangsa. yang mulai dikenal sejak awal tahun 1960 Mengapa Bangsa Indonesia bisa dan kemudian semakin populer pada bertahan? Tentu saja bukan karena tahun 1965 setelah Pemberontakan G Bangsa Indonesia kuat, tetapi lebih 30 S/PKI. Secara universal, terminologi dikarenakan memiliki ketahanan sebagai serupa yang lazim digunakan disebut sebuah bangsa. Ketahanan Nasional, “National Power”, sebagaimana yang sebagai element of national powers dikemukakan oleh Hans Morgenthau Indonesia, ditopang oleh ketahanan di dalam bukunya “Politics Among Nation”, bidang ideologi, politik, sosial budaya, Hans mengistilahkan sebuah negara dan pertahanan-keamanan (hankam). harus memiliki kekuatan nasional yang Komponen ideologi, atau yang disebut dengan “elements of National disebut dengan ketahanan ideologi, Power”. Bangsa Indonesia lebih memilih didefinisikan sebagai kondisi dinamik istilah Ketahanan Nasional karena kehidupan ideologi bangsa Indonesia selaras dengan dinamika perjalanan yang berisi keuletan dan ketangguhan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 23 yang mengandung kemampuan Bangsa yang berkepribadian ramah mengembangkan kekuatan nasional tamah, santun, dan berbudi luhur kini dalam menghadapi dan mengatasi cenderung berubah ke arah tindakan segala tantangan, ancaman, hambatan, yang sebaliknya. serta gangguan (ATHG) yang datang dari Uraian diatas menjadi indikasi luar atau dari dalam, yang langsung bagi Bangsa Indonesia bahwa nilai- atau tidak langsung dalam rangka nilai luhur Pancasila sebagai jati diri menjamin kelangsungan kehidupan Bangsa telah tergerus erosi tekanan ideologi bangsa dan negara Republik global s-+ehingga menjadi faktor yang Indonesia. memperlemah ketahanan nasional Pada saat ini, nilai-nilai Pancasila dibidang Ideologi. Menyikapi hal yang merupakan inti dari ketahanan tersebut, maka Bangsa Indonesia perlu ideologi mendapat tekanan globalisasi menempuh langkah–langkah konkrit akibat dari fenomena di berbagai guna menjawab tantangan tentang belahan dunia yang mampu berinteraksi “Bagaimana mengimplementasikan antara satu bagian dengan bagian lain nilai-nilai Pancasila dalam rangka termasuk kultur masyarakat dunia mewujudkan ketahanan nasional dengan tanpa dibatasi waktu, jarak, dan dibidang ideologi ?”. ruang. Fenomena ini sudah sampai pada suatu kondisi dimana antar individu, II. Permasalahan implementasi Nilai- antar kelompok, dan antar negara saling nilai Pancasila dalam perspektif berinteraksi, bergantung, terkait, dan Ketahanan Nasional dibidang mempengaruhi satu sama lain lintas Ideologi dan Solusi pemecahannya. batas negara, termasuk Indonesia. Penyimpangan terhadap implementasi Tekanan globalisasi yang membawa dan pemahaman nilai-nilai Pancasila nilai-nilai luar secara langsung akan mengalami ekskalasi penurunan yang berinteraksi dengan nilai-nilai Pancasila cukup tajam sehingga potret dalam peri yang berisikan nilai-nilai budaya luhur kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bangsa Indonesia seperti, kebersamaan, dan bernegara masyarakat dewasa ini kekeluargaan, gotong royong, musyawarah dapat dideskripsikan sebagai berikut : untuk mufakat, serta solidaritas antar a. Implementasi Sila Ketuhanan umat beragama, antar etnis, dan Yang Maha Esa. Masih sering antar budaya. Pada saat ini, nilai- sekali terjadi konflik antara umat nilai tersebut semakin memudar dan beragama baik sesama agama semakin melemah karena terpengaruh maupun berbeda agama. Pada oleh nilai-nilai luar seperti liberalisme sepanjang tahun 2011 tercatat 244 dan individualisme. Pengaruh ideologi peristiwa pelanggaran kebebasan asing juga membawa dampak terhadap beragama/ berkeyakinan yang bergesernya karakter individu dan/atau mengandung 299 bentuk tindakan, masyarakat yang semula berorientasi yang menyebar di 17 wilayah kepada kepentingan umum, bangsa, dan pemantauan dan wilayah lain di negara berubah menjadi kepentingan luar wilayah pemantauan.1 Konflik pribadi dan/atau golongan serta agama di Indonesia yang cukup

24 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 menonjol seperti yang terjadi di sila Persatuan Indonesia telah Ambon dan Poso yang hingga kini terjadi pergeseran yang signifikan. masih terjadi, bahkan di beberapa Dengan berubahnya nilai-nilai tempat di Indonesia masih sering tersebut maka konflik-konflik terjadi seperti kasus antara Islam berkembang ke berbagai bidang Syiah dengan Sunni. Terjadinya dan intensitasnya meningkat. konflik agama di Indonesia lebih Contohnya adalah perkelahian disebabkan karena nilai-nilai antar kampung maupun perkelahian KeTuhanan YME telah keluar dari pelajar yang banyak terjadi di jalurnya. Dunia luar melihat bahwa beberapa daerah. Permasalahan konflik sosial yang melibatkan lain adalah masalah implementasi agama di Indonesia termasuk dalam nasionalisme, kurangnya kesadaran kategori tinggi2. masyarakat yang hanya sekedar b. Implementasi Kemanusiaan yang untuk memasang bendera di depan adil dan beradab. Penyimpangan rumah, kantor atau pertokoan pada nilai kemanusiaan yang dapat tanggal 17 Agustus 2014 dengan dilihat dari kesederajatan dalam berbagai dalih. hukum dan kesamaan dalam d. Implementasi Kerakyatan yang kehidupan sosial. Sebagai contoh, dipimpin dalam hikmat kebijakan ada beberapa hal yaitu penjatuhan dalam permusyawaratan/per- hukuman percobaan terhadap wakilan. Dari sudut pandang nenek Minah yang memetik 3 buah kebebasan yang taat hukum kakao di perkebunan dan nenek dan konsensus nasional, pada Asiani yang mengambil kayu milik kenyataanya dari sisi perumusan perhutani dibandingkan dengan regulasi misalnya, masih banyaknya para koruptor yang hukumannya Perda yang melanggar aturan dirasakan masih sangat ringan. demi euforia otonomi daerah Sedangkan dalam segi kesamaan yang tidak lagi memperhatikan hak dalam kehidupan sosial, hukum atau aturan yang berlaku. dibuktikan dengan banyaknya Sedangkan dari sudut pandang pelanggaran terhadap HAM, salah Konsensus Nasional, beberapa satunya adalah kasus Mesuji di elit politik telah meninggalkan Lampung. konsensus nasional dimana wakil- c. Implementasi Persatuan Indonesia. wakil rakyat mengingkari nilai-nilai Pada kenyataannya, nilai-nilai Pancasila sendiri. Sebagai contoh, tersebut di beberapa daerah sudah lunturnya permusyawaratan untuk mulai ditinggalkan. Hal ini dapat mencari jalan keluar saat dead lock dilihat dari meningkatnya konflik menjadi voting dan dalam sistem yang terjadi di Indonesia baik yang yang dibuat oleh DPR RI pasca berlatar belakang sumber daya reformasi menjadikan keterwakilan alam3 dan agrarian. Data grafik masyarakat minoritas hampir konflik agraria menunjukkan bahwa tidak ada. Demikian pula dengan nilai-nilai Pancasila khususnya diputuskannya pemilihan langsung

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 25 terhadap Presiden dan kepala yang merupakan para pemegang estafet daerah, menunjukkan bahwa salah dan pewaris bangsa, menganggap satu nilai pada Sila ke 4 telah Pancasila merupakan bagian dari Orde diingkari, karena nilai-nilai pada Baru, sehingga Pancasila ditinggalkan sila ke 4 mengamanatkan untuk oleh mereka yang tidak memahami diadakannya permusyawaratan/ sepenuhnya hakekat tentang Pancasila. perwakilan yang dimaksudkan Masyarakat, terutama generasi muda, untuk menjamin keterwakilan seolah-olah alergi terhadap berbagai kelompok minoritas pada NKRI. hal yang berkaitan dengan Orde Baru, Demokrasi yang ada di Indonesia termasuk terhadap Pancasila. Nilai- sudah mendekati liberal sehingga nilai Pancasila terkikis hampir di mekanisme pengambilan keputusan seluruh sendi kehidupan berbangsa sudah mengarah kepada liberalisme, dan bernegara. Nilai-nilai Pancasila bahkan terjadi anarkisme pada saat dianggap kuno, tidak modern, dan pengambilan keputusan. sudah ketinggalan zaman sekaligus e. Implementasi Keadilan Sosial dijauhi karena dianggap produk dan Bagi Seluruh Rakyat Indonesia. alat Orde Baru untuk melanggengkan Pada kenyataannya, jumlah orang kekuasaannya dan tentu saja kondisi ini miskin sangat banyak, sementara juga by design oleh kelompok tertentu di sisi lain, Indonesia memiliki yang selama dalam kekuasaan Orde kekayaan alam yang luar biasa, Baru mereka termarjinalisasikan. sehingga cukup ironis bila Pelajaran Pancasila yang sebelumnya masyarakat Indonesia masih cukup menjadi bagian integral kurikulum banyak yang miskin.4 Apabila dilihat pendidikan dari mulai pendidikan dari indikator ekonomi, dari segi dasar sampai dengan perguruan tinggi, kemakmuran menunjukkan bahwa dihilangkan. Sebagai akibatnya, moral tingkat kemiskinan berkurang. bangsa ini menjadi tidak terarah karena Namun apabila dilihat lebih tidak mempunyai pegangan yang dapat dalam pada sistem perekonomian membentengi diri dari nilai-nilai asing Indonesia, masih menunjukkan bahwa telah keluar dari nilai-nilai yang masuk dari berbagai media. Pancasila. Tidaklah heran apabila ada pelajar bahkan pejabat yang tidak mengenal Terlebih lagi sejak terjadinya Pancasila dan bahkan tidak dapat Reformasi pada tahun 1998 telah mengingat seluruh sila dalam Pancasila. meruntuhkan kekuasaan Orde Baru Sehingga tidaklah heran kecenderungan yang telah berlangsung selama kurang yang terjadi saat ini berupa persaingan lebih 32 tahun. Selama kekuasaan Orde untuk memperkaya diri sendiri Baru, Pancasila menjadi suatu simbol dengan menghalalkan segala macam yang disakralkan. Akibatnya ketika Orde Baru runtuh, implementasi Pancasila cara, menisbikan kepentingan rakyat pun mengalami eskalasi penurunan luas dan mengabaikan pencapaian yang cukup tajam. Bahkan, sebagian tujuan nasional dalam memajukan dari komponen bangsa lintas generasi kesejahteraan secara umum.

26 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Walaupun terkesan indoktrinasi yang identik dengan Orde Baru sehingga oleh sebagian masyarakat Indonesia, setiap hal yang berbunyi Pancasila pada masa Orde Baru, masyarakat akan dianggap sebagai bangkitnya terutama generasi muda memiliki Orde Baru. Saat ini, penanaman pegangan dalam mengamalkan Pancasila nilai-nilai Pancasila hanya sebatas yaitu dengan adanya P4. Apabila di diajarkan namun tidak pada tataran telaah butir demi butir di dalam P4, dihayati apalagi diimplementasikan. seluruhnya tidak ada yang salah dan Selanjutnya, pasca dikeluarkannya buruk. Dengan dihapuskannya P4, TAP MPR RI No XVIII/MPR/1998 tentang masyarakat, terutama generasi muda pencabutan ketetapan MPR Nomor menjadi kehilangan pegangan dalam No II/MPR/1978 tentang Pedoman menjalankan kehidupan keseharian. Pelaksanaan dan Pengamalan Pancasila Memang Pancasila tetap ada, namun (P4) dan penetapan tentang Penegasan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya Pancasila sebagai dasar negara, seolah terlarang untuk diamalkan. semenjak itu tidak ada lagi lembaga Lemahnya implementasi nilai- yang menangani segala sesuatu yang nilai Pancasila dalam peri kehidupan berkaitan dengan Pancasila. Munculnya bermasyarakat, berbangsa, dan persoalan sehingga nilai-nilai Pancasila bernegara dewasa ini sebagaimana yang mengalami penurunan diakibatkan digambarkan di atas, selain disebabkan karena tidak ada lembaga yang secara oleh faktor eksternal yaitu dampak khusus menangani berbagai hal yang negatif dari tekanan globalisasi, juga berhubungan dengan Pancasila. Tidak disebabkan oleh berbagai berbagai terdapat lagi pedoman implementasinya faktor internal yang berasal dari dalam dan tidak tergambarkan dengan jelas negeri sendiri. Diantaranya adalah tentang sanksi yang tegas bagi individu lemahnya ketertarikan masyarakat yang tidak mengimplementasikan nilai dewasa ini terhadap nilai – nilai nilai Pancasila dengan benar. Pancasila dan yang kedua adalah secara Pancasila sebagai landasan kehidupan regulasi belum adanya dasar hukum bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara yang mengatur tetang bagaimana pada hakikatnya mengajarkan nilai mengimplementasikan nilai-nilai luhur yaitu hidup rukun, tenggang rasa, Pancasila secara benar. dan gotong royong walaupun berbeda Sebagian komponen bangsa dalam berbagai aspek kehidupan, menganggap nilai-nilai Pancasila tetapi memiliki persatuan dan kurang menarik dibandingkan nilai- dipersatukan oleh harkat kemanusiaan nilai luar yang mereka anggap lebih yang sama untuk berjuang mengisi cocok untuk dijadikan nilai tertentu kemerdekaan secara demokratis, pada diri mereka, seperti nilai-nilai adil, dan beradab dalam kehidupan individualistis dan persaingan bebas berbangsa dan bernegara. Dengan untuk memperoleh keuntungan tertanamnya nilai-nilai Pancasila, sebanyak-banyaknya dalam dunia diharapkan masyarakat Indonesia usaha. Bahkan pada beberapa hal, nilai- memiliki keyakinan kebenaran landasan nilai Pancasila dianggap sebagai nilai berpijak dalam menjalankan kehidupan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 27 berbangsa dan bernegara sehingga Pancasila, nilai-nilai tersebut akan secara langsung akan meningkatkan lebih menarik dan meyakinkan seluruh ketahanan nasional di bidang ideologi. anak bangsa bahwa nilai-nilai Pancasila Terimplementasikannya nilai-nilai adalah nilai-nilai yang paling tepat Pancasila secara benar akan berdampak untuk bangsa Indonesia. Karena pada pada penurunan skala konflik, seperti dasarnya, nilai-nilai Pancasila adalah konflik agama, perkelahian anak sekolah, lebih baik dibandingkan nilai-nilai konflik lahan, dan konflik-konflik lain luar yang ada. Tujuan dari strategi ini yang umumnya mengalami peningkatan adalah menjadikan nilai-nilai Pancasila pasca reformasi; peningkatan toleransi, menjadi lebih menarik, aplikatif, dan peningkatan persatuan dan kesatuan mudah dipahami sehingga masyarakat bangsa; peningkatan iklim demokrasi Indonesia dapat lebih meyakini nilai- dan kedewasaan kehidupan politik; nilai murni bangsa Indonesia. dan peningkatan kesejahteraan dan Kedua, membuat peraturan keadilan sosial masyarakat. Guna perundang-undangan tentang mendukung terimplementasikannya penanaman nilai-nilai Pancasila dan nilai – nilai Pancasila secara benar menunjuk ataupun membentuk badan dalam rangka terwujudnya ketahanan yang bertanggung jawab terhadap nasional yang tangguh di bidang kelestarian Pancasila. Strategi ini ideologi, maka Pemerintah dengan berorientasi pada pembuatan regulasi dukungan seluruh komponen Bangsa sebagai landasan berpijak dalam harus bekerja sama, bahu-membahu implementasi nilai-nilai Pancasila pada melakukan langkah – langkah konkrit. seluruh sendi kehidupan. Tujuan dari Diantaranya Pemerintah harus strategi ini adalah adanya regulasi menetapkan kebijakan publik dan berupa peraturan perundang-undangan bersifat nasional yaitu “Penguatan yang digunakan sebagai landasan dalam implementasi Nilai-Nilai Pancasila mendorong untuk diimplementasikannya dalam rangka mewujudkan ketahanan nilai-nilai Pancasila secara menyeluruh nasional di bidang ideologi “ dan adanya lembaga yang secara resmi Berdasarkan rumusan kebijakan ditunjuk untuk bertanggung jawab tersebut, maka perlu ditempuh langkah terhadap sesuatu hal yang berkaitan – langkah kongkrit berupa strategi dengan Pancasila. Agar strategi- terpilih dalam implementasi Nilai-Nilai strategi yang telah ditentukan dapat Pancasila yaitu melalui pengembangan direalisasikan secara maksimal sebagai pemahaman nilai-nilai Pancasila, langkah nyata, perlu disusun upaya- serta pembuatan regulasi dengan upaya sebagai berikut : penjabarannya adalah sebagai berikut : a. Upaya dalam rangka penyebarluasan Pertama, penyebarluasan dan dan inseminasi nilai-nilai Pancasila. inseminasi nilai-nilai Pancasila sehingga Agar tujuan dari strategi ini yaitu nilai-nilai tersebut menjadi lebih menjadikan nilai-nilai Pancasila menarik dibandingkan nilai-nilai luar. menjadi lebih menarik, aplikatif, Dengan pembaruan penyebarluasan dan mudah dipahami sehingga dan inseminasi non doktriner nilai-nilai masyarakat Indonesia dapat lebih

28 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 meyakini nilai-nilai murni bangsa wisdom (kearifan lokal) Indonesia, maka langkah-langkah melalui media-media yang ada yang dilakukan adalah: baik media yang bersifat lokal maupun nasional. Oleh karena itu, 1) Pemerintah Pusat (Kementerian pemahaman kepada masyarakat Pendidikan dan Kebudayaan, harus diperbanyak melalui: Kementerian Dalam Negeri, talk show, penayangan film – Lemhannas RI, Kementerian film yang mendidik, pembuatan Agama, Kementerian, Komunikasi film kartun kebangsaan untuk dan Informasi), Perguruan anak-anak dan pendidikan usia tinggi negeri dan swasta serta dini, pembuatan games virtual sejarawan melakukan riset dan baik yang bersifat offline kajian ilmiah secara terpusat apps maupun online yang serta mencari formulasi yang bernuansa kebangsaan serta tepat bentuk dan model membangun gerakan – gerakan pemahaman baik kepada dunia untuk mencintai Pancasila pendidikan maupun kepada ataupun gerakan untuk kembali masyarakat umum. Setelah kepada norma-norma atau dilakukan pengkajian secara nilai-nilai Pancasila. Kedua, terpusat, dilakukan integrasi kepada dunia pendidikan, harus untuk mendapatkan formulasi dapat dirumuskan formulasi yang tepat model ataupun pemahaman kepada dunia bentuk-bentuk pemahaman pendidikan yang meliputi: dari nilai-nilai Pancasila. o besaran waktu yang akan 2) Pembuatan formulasi pemahaman dimasukkan dalam kurikulum nilai – nilai Pancasila kepada pendidikan. Kurikulum harus seluruh komponen bangsa jelas, khususnya pelajaran dengan metoda yang sesuai tentang Pancasila, yang dengan situasi dan kondisi dimasukkan secara langsung sasaran: Pertama, kepada maupun pada materi pelajaran masyarakat umum, harus lain yang diberikan secara dapat dirumuskan formulasi tidak langsung; pemahaman yang tepat kepada o materi yang akan diberikan masyarakat umum seperti baik kepada pendidikan penggunaan media cetak tinggi, menengah, pertama maupun media elektronik baik maupun pendidikan dasar. langsung seperti talk show Materi yang ada tersebut maupun yang tidak langsung juga harus sudah realistik seperti pemahaman melalui dan digabungkan dengan film-film yang mendidik ke arah pelajaran lainnya seperti etika dan kultur-kultur yang pelajaran sejarah, budi baik yaitu upaya mengingatkan pekerti, Pancasila sendiri, sejarah perjuangan, local termasuk kultur-kultur baik

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 29 yang diterapkan secara diberikan sudah tepat atau harian seperti mencium belum ataupun menimbulkan tangan guru, mendengarkan permasalahan baru. Setelah dengan penuh hormat, dan dilakukan pengujian, seluruh sebagainya; pihak melakukan sosialisasi o pemberian materi harus rencana kemudian dilanjutkan menggunakan pendekatan dengan pelaksanaan kegiatan. contextual learning yaitu Diharapkan langkah-langkah ini pendidikan dengan meng- dapat memberikan pemahaman gunakan pendekatan mengarah yang lebih tepat terhadap nilai- kepada pembelajaran praktek nilai Pancasila dan nilai-nilai o materi pelajaran harus tersebut lebih menarik dan juga memuat budaya- lebih baik dibandingkan nilai- budaya lokal yang dikemas nilai luar. Dengan pembaruan dengan praktek kegiatan nilai-nilai Pancasila, maka agar dapat lebih mudah nilai-nilai tersebut akan lebih dipahami dan pada menarik dan meyakinkan akhirnya kembali menjadi seluruh anak bangsa bahwa kultur yang baik nilai-nilai Pancasila adalah o pemberian pelajaran Pancasila nilai-nilai yang paling tepat harus disesuaikan dengan untuk bangsa Indonesia. tingkat pendidikan dan 4) Pengawasan dan Pengendalian. harus selalu melalui proses Agar pelaksanaan peningkatan yang bertahap bertingkat implementasi nilai-nilai Pancasila dan berlanjut yang terbagi dapat terselenggara dengan baik pada level pendidikan dan benar serta berkesinambungan, yaitu: Pendidikan Tinggi, perlu dilakukan pengawasan Pendidikan Menengah, terhadap pelaksanaan kegiatan Pendidikan lanjutan dan yang telah direncanakan agar Pendidikan Dasar serta tidak terjadi penyimpangan Masyarakat umum sebagai ataupun hambatan yang berarti. upaya pemeliharaan secara Pengawasan dan evaluasi meluas. menggunakan tolok ukur yang 3) Pengujian dan Sosialisasi. jelas dan melibatkan peran Setelah didapatkan formulasi masyarakat luas. yang tepat, dilanjutkan dengan pengujian melalui simulasi b. Upaya yang dilakukan dalam di perguruan tinggi yang rangka membuat peraturan memiliki laboratorium Pancasila perundang-undangan tentang dan maupun di lembaga penanaman nilai-nilai Pancasila pendidikan yang ada. Maksud dan menunjuk ataupun membentuk dari pengujian adalah untuk badan yang bertanggung jawab menguji apakah formulasi yang terhadap kelestarian Pancasila

30 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 dilakukan melalui harmonisasi maupun mereka yang tinggal peraturan perundang-undangan dan di daerah terpencil mengenai mengajukan perubahan undang- penanaman hingga penanggung undang yang berkaitan dengan jawab terhadap naik turunnya nilai-nilai Pancasila. Langkah nilai-nilai Pancasila yang ada tersebut harus dilakukan dengan dilapangan. pengawasan atas rencana yang 2) Melakukan evaluasi terkait telah disepakati. Dengan demikian, dengan regulasi dan peraturan upayanya adalah harmonisasi perundang-undangan yang sudah peraturan perundang-undangan. ada dalam hal penanaman dan Pemerintah Pusat (Kementerian penanggung jawab terhadap Koordinator Politik Hukum dan nilai-nilai Pancasila. Hal Keamanan, Kementerian Dalam tersebut berkaitan erat Negri, Kemenkumham, Setneg), dengan upaya untuk mengukur Pemerintah daerah, Perguruan keterlibatan berbagai pihak yang tinggi di daerah, dan LSM pemerhati memungkinkan untuk terlibat Pancasila dalam melaksanakan dalam upaya penanaman dan harmonisasi peraturan Perundang- penanggung jawab terhadap undangan melakukan langkah- nilai-nilai Pancasila. Evaluasi langkah: difokuskan pada regulasi dan 1) Pemerintah Pusat (Kementerian peraturan perundang-undangan Koordinator Politik Hukum dari level UUD NRI 1945 hingga dan Keamanan, Kementerian peraturan daerah. Pelaksanaan Dalam Negri, Kemenkumham, evaluasi tetap menjunjung asas Sekretariat Negara), Pemerintah dan nilai-nilai Pancasila agar daerah, Perguruan tinggi di tidak terjadi intervensi dari daerah dan LSM pemerhati pihak luar mengingat integrasi Pancasila melakukan penelitian sistem akan berdampak hingga terhadap seluruh peraturan tingkat nasional. Pelaksanaan perundang-undangan yang ada evaluasi juga tetap mengedepankan untuk mencari relasi antara pemikiran agar nilai-nilai peraturan perundang-undangan Pancasila tidak luntur ataupun yang ada dari yang tertinggi hilang. (UUD NRI 1945) hingga 3) Pemerintah Pusat (Kementerian peraturan daerah dengan Koordinator Politik Hukum amanat negara menanamkan dan Keamanan, Kementerian nilai-nilai Pancasila dan penunjukan Dalam Negeri, Kemenkumham, lembaga yang bertanggung Sekretariat Negara), Pemerintah jawab. Dari hasil penelitian Daerah, Perguruan tinggi khususnya tersebut, dilakukan penjaringan yang mempunyai laboratorium masukan maupun hal lain yang Pancasila dan LSM pemerhati perlu baik dari masyarakat Pancasila melakukan harmonisasi yang tinggal di perkotaan besar regulasi dan peraturan.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 31 o Regulasi, diperuntukkan untuk pengujian terhadap lembaga- menetapkan pedoman peng- lembaga yang memungkinkan hayatan nilai-nilai Pancasila untuk diberikan tugas dan penunjukan badan dan wewenang tersebut yang bertanggung jawab. (didapat dari hasil evaluasi). Dari hasil evaluasi, akan 4) Penentuan model lembaga dapat diperkirakan bentuk ideal. Kriteria ideal berisi: regulasi yang ideal sebagai o kewenangan yang diharapkan wujud sinkronisasi (dalam adalah dapat memberikan bentuk peraturan perundang- peringatan terhadap setiap undangan di bawah undang- pelanggar baik Eksekutif, undang macam). Model Legislatif maupun Yudikatif harmonisasi tersebut o memiliki anggaran yang kemudian diseminarkan cukup dengan terlebih dahulu o memiliki Laboratorium yang disimulasikan di laboratorium didesain untuk melakukan Pancasila (khususnya pada pengujian ataupun pengem- perguruan tinggi yang bangan secara akademis memiliki laboratorium o independen atau dibawah Pancasila) untuk menguji presiden (tergantung kajian apakah model harmonisasi akademisnya). peraturan perundang- o pengawakannya adalah undangan tersebut telah personel yang memiliki sesuai dengan keinginan kredibilitas tinggi dan ataupun menjawab per- mengerti tentang nilai-nilai masalahan yaitu tidak Pancasila adanya pedoman dan o dinamis dan kreatif lembaga yang bertanggung o mampu mengikuti per- jawab tentang nilai-nilai kembangan zaman (agar dapat Pancasila. melihat penyimpangan o Penanggung Jawab, lembaga akibat pengaruh luar) yang akan diberikan o mempunyai jaringan per- tanggung jawab. guruan tinggi khususnya Pemerintah Pusat (Kementerian yang memiliki laboratorium Koordinator Politik Hukum Pancasila. dan Keamanan, Kementerian 5) Melakukan pengawasan terhadap Dalam Negeri, Kemenkumham, pelaksanaan kegiatan yang Setneg), Pemerintah daerah, telah direncanakan agar tidak Perguruan tinggi di daerah terjadi penyimpangan ataupun dan LSM pemerhati Pancasila hambatan yang berarti. Pengawasan menentukan model ideal dan evaluasi menggunakan lembaga penanggung jawab tolok ukur yang jelas dan tersebut dan melakukan melibatkan peran masyarakat luas.

32 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 6) Menyiapkan saran pembentukan ketahanan ideologi yaitu rendahnya Undang-undang (apabila sinkronisasi kondisi dinamik kehidupan ideologi tidak memungkinkan). Pemerintah bangsa Indonesia yang berisi keuletan Pusat (Kementerian Dalam dan ketangguhan, yang mengandung Negeri, Kementerian Hukum dan kemampuan mengembangkan kekuatan HAM, Kementerian Pendidikan nasional dalam menghadapi dan dan Kebudayaan, Sekretariat mengatasi segala ATHG yang datang dari Negara) dan DPR menyiapkan luar atau dari dalam negeri. Pembiaran bahan untuk dibawa pada terhadap kondisi yang demikian Program Legislasi Nasional ini, tidak hanya akan melemahkan (Prolegnas). Saran untuk ketahanan nasional di bidang ideologi perubahan ataupun perbaikan saja, tetapi juga akan melemahkan berdasarkan kepada hal-hal ketahanan nasional di bidang lainnya yang temukan pada langkah- mengingat terdapat hubungan integral langkah harmonisasi peraturan dan holistik diantara keseluruhan perundang-undangan. Sebelum gatra. Guna mengeliminasi terjadinya saran tersebut diajukan dalam eskalasi penurunan implementasi nilai- Prolegnas, dilakukan terlebih nilai Pancasila yang dapat mengancam dahulu pengujian ulang bentuk- kelangsungan hidup bermasyarakat, bentuk penanaman nilai- berbangsa dan bernegara maka sebagai nilai Pancasila dan lembaga solusi perlu ditempuh langkah – penanggung jawab terhadap langkah penyebarluasan dan inseminasi Pancasila. nilai-nilai Pancasila, membuat peraturan perundang-undangan tentang III. Penutup. penanaman nilai-nilai Pancasila, dan a. Kesimpulan. menunjuk ataupun membentuk badan Dari uraian tentang implementasi yang bertanggung jawab terhadap sila – sila dari Pancasila di atas, dalam kelestarian Pancasila. perspektif Tannas, ketidakhadiran nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan b. Saran. berbangsa dan bernegara akan Kepada pemerintah pusat agar menyebabkan masyarakat Indonesia melakukan koordinasi dengan lembaga kehilangan sifat religius, toleransi penyiaran serta memanggil pimpinan- kemanusiaan, rasa persatuan dan pimpinan media yang ada, untuk diajak kesatuan, serta kehidupan politik yang mendewasakan penonton dengan cara tidak sehat sampai dengan timbulnya memberikan tayangan-tayangan yang kesenjangan dan keadilan sosial yang bersifat mendidik dan mengurangi cukup tinggi, sehingga melemahkan tayangan yang tidak ada unsur kondisi mental bangsa yang berdampak pendidikan masyarakat. Penyiaran di pada lemahnya ketahanan nasional, media, khususnya tayangan televisi, utamanya di bidang ideologi. Ketidakyakinan harus proporsional antara pendidikan akan kebenaran ideologi Pancasila dengan hiburan, karena media televisi secara langsung akan melemahkan adalah media paling efektif untuk

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 33 meningkat kualitas manusia maupun Inpres Nomor 10 Tahun 1982 tentang menghancurkannya (pada pemikiran). Kewaspadaan Nasional Hal tersebut karena media televisi Inpres Nomor 2 Tahun 2013 tentang lebih banyak menggunakan indra yang Penanganan Gangguan dalam akan lebih efektif dalam menstimulasi Negeri otak. Kep Mendagri Nomor 40 tahun 2001 tentang Penugasan Kepada Dirjen Daftar Pustaka Kesbangpol untuk merumuskan Johnson, Doyle Paul, Teori Sosiologi dan melaksanakan kebijakan Klasik dan Modern, Jakarta: dan standarisasi teknis dibidang Gramedia, 1994. kesatuan bangsa. Landry Haryo Subianto, “Konsep Human Kepres Nomor 38 tahun 2000 tentang Security : Tinjauan dan Prospek”, Pembubaran Bakorstanas yang Jurnal Analisis CSIS, Tahun membina kewaspadaan nasional XXXI/2002, No.1. Kompas, 08-02-2012 sumber PPNR Lee Kuan Yew, From Third World To Lemhannas RI, Modul BS. Ketahanan First, Singapore Press Holdings, Nasional Lemhannas RI PPRA LII, 2007 2014 Otho H. Hadi, MA, Nation and character Lemhannas RI, Modul BS. Pancasila dan building melalui pemahaman UUD NRI 1945 PPRA LII Lemhannas Wawasan Kebangsaan, hal 1. Otho RI 2014 H. Hadi, MA adalah Staf Direktorat Lemhannas RI, Modul Lemhannas, Bidang Politik,Kominkasi dan Informasi Studi/Materi Pokok Geostrategi dan Bappenas. Ketahanan Nasional, Lemhannas, Setiawan , Bonnie. 1999. Peralihan hal.45 Kapitalisme di Dunia Ketiga. Insist SE Mendagri Nomor 8933/2877/SE Press tanggal 16 Desember 2002 tentang Sidabutar, Suhara Golan. 2008. Pelaksanaan Kegiatan Penataran Makalah Kewaspadaan Nasional: Ketahanan Bangsa Mewaspadai Dampak Kemajuan Surat Pang TNI Nomor B/1305/14/23/ Teknologi Informasi Guna Menjaga SET tanggal 27 Juni 2000 tentang Persatuan dan Kesatuan Bangsa dialihkannya tanggung jawab Tar Wingarta, Putu Sastra. 2012. Tenaga Pad Nas kepada Depdagri Profesional Lemhanas RI bidang UU Nomor 3 Tahun 2002 tentang Kewaspadaan Nasional:Urgensi Pertahanan Negara. Kewaspadaan Nasional dalam UU Nomor 56 tahun 1999 tentang Rakyat Mencegah Disintegrasi Bangsa. Terlatih Yudhoyono, Susilo Bambang. 2006. UU Nomor 7 Tahun 2012 tentang Menata Kembali Kerangka Kehidupan Penenangan Konflik Sosial Bernegara Berdasarkan Pancasila, Pidato hari lahir Pancasila, 1 Juni UUD NRI 1945 Bab XIV Kesejahteraan, 2006 di JCC Jakarta Pasal 33, ayat (3)

34 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Endnotes 1. http://www.academia. edu/4900906/POTRET_KONFLIK_ BERNUANSA_AGAMA_DI_ INDONESIA_Signifikansi_Model_ Resolusi_Berbasis_Teologi_ Transformatif. Diunduh pada 1 Juni 2015 pukul 08.30 2. http://www.pewforum. org/2014/01/14/religious- hostilities-reach-six-year- high/#countries-with-very-high- government-restrictions-on- religion diunduh pada 1 Juni 2015 pukul 10.00 3. http://huma.or.idpusat- database-dan-informasioutlook- konflik-sumberdaya-alam-dan- agraria-2012 diuduh tanggal 1 Juni 2015 pukul 10.30 4. www.setneg.go.id diunduh pada 1 juni 2015 pukul 12.51

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 35 id.wikipedia.org Penamaan Kodam Cermin Politik Integrasi TNI Dhia Prekasa Yoedha Jurnalis Senior Dinamika Sejarah Kodam dibentuk sesuai pendekatan regionalisasi Komando Daerah Militer (disingkat daerah dan wilayah pertahanan. Baik Kodam) adalah komando utama pembinaan berdasarkan perspektif kesatuan dan operasional kewilayahan TNI ketahanan kepulauan, pulau, maupun Angkatan Darat. Kodam merupakan sebagian pulau yang lalu dilebur kompartemen strategis yang bertugas jadi satu komando. Peleburan sesuai pokok menyelenggarakan pembinaan doktrin sistem pertahanan keamanan kesiapan operasional atas segenap rakyat semesta (Sishankamrata) yang komandonya dan operasi pertahanan bertumpu pada kebersatuan dan aktif di darat wilayahnya demi menjaga dukungan rakyat setempat melalui keutuhan Negara Kesatuan Republik berbagai pendekatan teritorial. Indonesia, sesuai kebijakan Panglima Peleburan jadi satu komando TNI. Kodam dipimpin seorang Panglima itu mirip pola tujuh TT (Tentara dan Kodam atau lazim disebut Pangdam. Teritorium) era revolusi fisik masa perang Sepanjang sejarah Indonesia, TNI gerilya 1945-1950. Atau mirip komando mengalami beberapa kali regenerasi dalam arti operasi penumpasan gerakan Kodam. Untuk itu sejumlah kodam separatis, seperti DI-TII (Darul Islam-

36 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Tentara Islam Indonesia), RMS (Republik Kodam VI/ Mulawarman. Ketiga Kodam Maluku Selatan), maupun pembrontakan ini semula merupakan eks TT VI – Kalimantan. PRRI/Permesta (Pemerintah Revolusioner Di Sulawesi, Kodam XIII/Merdeka Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat dan Kodam XIV/Hasanuddin sesuai Surat Semesta). Sehingga dalam perkembangan- Keputusan Nomor: Skep/131/11/1985 nya jumlah Kodam di Indonesia sempat KSAD tertanggal 12 Februari 1985, mencapai 17 kodam. dilebur menjadi Kodam VII/Wirabuana. Tahun 1985, KSAD Jendral TNI Rudini Juga Kodam XVI/Pattimura di mereorganisasi 17 kodam (tepatnya Maluku dan Kodam XVII/Cendrawasih 16 Kodam) jadi 9 kodam ditambah di Irian Jaya, dilebur menjadi Kodam satu kodam ibukota. Reorganisasi VIII Trikora yang membawahi wilayah kompartemen kewilayahan berupa Malirja (Maluku dan Irian Jaya). penyederhanaan ini didasari kebutuhan Sementara Kodam XV/Udayana yang maupun hakikat ancaman saat itu. membawahi gugus kepulauan Sunda Sehingga keberadaan kowilhan dan Kecil, baik Bali maupun kepulauan di kodam-kodam, terutama di luar Nusa Tenggara Barat dan Timur, saat Pulau Jawa, dinilai tak efisien lagi reorganisasi 1985 tetap dipertahankan dari segi penggunaan dan pemusatan dengan mengganti nomenklaturnya kekuatan, maupun dari sisi anggaran. menjadi Kodam IX/Udayana yang Khususnya jika ditilik dari kepentingan membawahi pula Komando Daerah mewujudkan postur pertahanan yang Pertahanan (Kodahan) Timor Timur efektif dan praktis. yang berstatus khusus melebihi Korem. Selebihnya ada beberapa kodam Kelima kodam tersebut dari kodam lain yang tetap dipertahankan sebagai yang ke-13 hingga 17 di Sulawesi, Sunda unit komando pertahanan seperti Kecil, Maluku, dan Irian ini pada Agustus semula, hanya dengan penyesuaian 1950 semula bagian dari TT VII/Indonesia nomenklatur atau nomer urut Timur dengan Panglima Kolonel Inf A.E. penyebutan komandonya. Kawilarang. Sesuai Kompas (Komando Contoh, ketika itu Kodam I/ Pasukan) cikal bakal resimen infantri di Iskandar Muda bersama Kodam II/Bukit regional masing-masing, maka secara Barisan dan Kodam III/Tujuh Belas bertahap TT VII/Indonesia Timur mekar Agustus (Kodam III/17 Agustus) yang menjadi Komando Daerah Militer (KDM) ketiga-tiganya semula eks TT I-SU pun atau yang kemudian dijadikan kodam. dilebur menjadi Kodam I/Bukit Barisan. Perkembangan pesat suatu Kompas Sementara Kodam IV/Sriwijaya yang karena dinamika territorial dan juga berada di Pulau Sumatera dan eks kondisi tertentu di sebagian wilayah TT II hanya dialihkan menjadi Kodam II/ TT VII/Indonesia Timur ini kadang Sriwijaya; menciptakan semacam dualisme Lalu Kodam IX/Tanjung Pura di komando situasional, Situasi dualisme Kalimantan Barat bersama Kodam X/ itu kemudian diatasi antara lain dengan Lambung Mangkurat di Kalimantan pemekaran KDM. Selatan dan Kodam XII/Mulawarman Contoh reorganisasi Angkatan Darat di Kalimantan Timur dilebur menjadi tanggal 26 Mei 1957 untuk mengatasi

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 37 dualisme komando itu ditempuh terkait penyebutan 17 kodam, karena dengan melikuidasi TT-VII dan KODPSST kodam yang ada sesuai jumlah Pangdam (Komando Daerah Pertempuran/ masing-masing, ternyata hanya 16. Hal Pengamanan Sulawesi Selatan dan ini terjadi karena sekitar tahun 1973- Tenggara). Lalu dibentuklah empat 1974, status Kodam XI/Tambun Bungai kodam. KDM SST (Sulawesi Selatan dan di Kalimantan Tengah telah diturunkan Tenggara) di Makassar jadi Kodam XIV/ jadi Korem untuk dilebur jadi satu Hasanuddin. KDM-SUT (Sulawesi Utara dengan Kodam X/Lambung Mangkurat. dan Tengah) di Manado jadi Kodam Alhasil jumlah kodam saat XIII/Merdeka. KDM-MIB (Maluku dan direorganisasi pada tahun 1985 Irian Barat) di Ambon, jadi Kodam X/ bukan lagi 17 kodam, tetapi hanya 16 Trikora (yang kelak dimekarkan lagi kodam. Repotnya lagi nama Bungai dan jadi Kodam XIV/Pattimura, dan Kodam Tambun, duet abang beradik pahlawan XVII/Cendrawasih), dan KDM-NT (Nusa suku Dayak dari Kalimantan Tengah Tenggara) di Denpasar jadi Kodam XVI/ ini belum begitu dikenal di Indonesia, Udayana. tidak sepopuler nama Mulawarman. Seperti Kodam Udayana dalam Likuidasi Kodam XI di Pulau reorganisasi 1985 yang hanya berganti Kalimantan jadi Korem di bawah nomer, begitu pula empat kodam di Kodam X, tanpa diikuti penyesuaian Pulau Jawa, Kodam V Jayakarta, nomenklatur nomer urut sederetan Kodam VI/Siliwangi; Kodam VII/ kodam berikutnya dari 12 hingga 17, Diponegoro; dan Kodam VIII/Brawijaya; otomatis menyisakan misteri tersendiri beralih nomenklatur menjadi Kodam selama sepuluh tahun berikutnya. III/Siliwangi; Kodam IV/ Diponegoro; Yaitu tentang di mana sesungguhnya Kodam V/Brawijaya; dan lokasi keberadaan Kodam XI akan yang tidak lagi memakai nomer, sesuai diproyeksikan di pulau Kalimantan? posisinya sebagai garnisun ibukota Lagi pula terkait misteri itu, Negara. institusi resmi TNI AD pun masih sering Berdasarkan penetapan reorganisasi menyebut jumlah Kodam ada 17 Kodam. tahun 1985 itu, maka dari 17 (baca: Contoh, tentang Pembentukan Kodam 16 Kodam), dibentuk 10 kodam. VII/Wirabuana, situs resmi Kodam Kodam I/Bukit Barisan; Kodam II/ Wirabuana menulis sebagai berikut: Sriwijaya; Kodam III/Siliwangi; Kodam “ Reorganisasi di lingkungan TNI-AD IV/Diponegoro; Kodam V/Brawijaya; dilakukan pertengahan Dasawarsa 80- Kodam VI/Mulawarman; Kodam VII/ an. pada awal tahun 1985 diadakan Wirabuana; Kodam VIII Trikora; Kodam reorganisasi di lingkungan kompartemen IX/Udayana; dan Kodam Jaya. kewilayahan di mana Kodam yang semula berjumlah 17 disederhanakan Misteri Kodam XI menjadi 10 Kodam. “ Silahkan lihat Sebelum reorganisasi 1985, kondisi http://www.kodam-wirabuana.mil.id/ keberadaan nomenklatur 17 kodam index.php?module=content&id=42) (baca: 16 Kodam) selama sekitar 10 Misteri itu menjelma menjadi tahun, sempat memunculkan teka-teki spekulasi dan analisis tersendiri

38 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 bagi terutama kalangan pengamat dengan politik integratif keIndonesia- dari sejumlah negara tetangga yang Rayaan. Kodam, bagi TNI AD, juga mencermati gerak gerik militer memiliki pengertian tersendiri sebagai Indonesia, pasca politik konfrontasi Komando Utama (Kotama) Pembinaan Komando Ganyang Malaysia. dan Operasional Kewilayahan. Apalagi semasa tahun 1974an ketika Kekuatan Kodam selaku Kotama Kodam XI/Tambun Bungai di Kalimantan itu terdiri dari beberapa tingkatan Tengah dilikwidasi, justru di Asia komando. Mulai dari tingkat Komando Tenggara, tengah terjadi pergolakan Resort Militer (Korem) di jenjang bersenjata yang melibatkan langsung keresidenan atau gabungan dua-tiga aksi militer dari TNI di Timor Timur. kabupaten kota, hingga Bintara Pembina Itulah koloni terakhir di Asia Tenggara Desa (Babinsa) di tingkat desa atau yang ditinggalkan begitu saja oleh kelurahan. Korem sendiri membawahi Portugis, negara induk, kolonialisnya. jenjang komando pasukan di tingkat Misteri itu dicermati para analis kabupaten atau kota di bawahnya, militer sejumlah negara tetangga, yang popular dengan nama Komando khususnya Australia, Malaysia, Distrik Militer (Kodim). Lalu komando Singapura, dan Brunai Darussalam. territorial berikut yang di bawah Muncul praduga seolah TNI punya ambisi tanggung jawab Kodim, adalah Komando teritorial tertentu di Kalimantan, Rayon Militer (Koramil) di tingkat terutama terkait dengan implikasi dari kecamatan. Koramil ini memiliki fungsi Politik Konfrontasi Dwikora Ganyang sangat strategis dalam Sishankamrata Malaysia yang pernah dikampanyekan karena bertugas langsung menentukan Presiden Sukarno selaku Pangti ABRI. ujung tombak dari perlawanan rakyat Sehingga ada kesan seakan Kodam dengan cara seefektif mungkin melalui XI itu diproyeksikan untuk menamai penyebaran para Bintara Pembina Desa kodam baru yang terdiri dari wilayah (Babinsa) di tingkat desa atau kelurahan Kalimantan (termasuk Sabah dan se-Indonesia. Serawak, minus Brunai). Selain itu tiap Kodam pun didukung Spekulasi misteri Kodam XI itu satuan-satuan tempur dan satuan kemudian dikaitkan pula dengan bantuan tempur berupa Brigade, status Kodam XV/Udayana yang saat Batalyon, Detasemen atau Kompi. reorganisasi 1985 tetap dipertahankan Contoh Brigade Infanteri (Brigif), dengan nomenklatur baru menjadi Batalyon Artileri Medan (Yonarmed), Kodam IX/Udayana yang membawahi Batalyon Kavaleri Serbu (Yonkav/ Korem tersendiri di Timor Timur , Serbu), atau Batalyon Zeni Konstruksi dengan status khusus sebagai Kodahan (Yonzikon). Pembentukan satuan (Komando Daerah Pertahanan). tempur di tingkat kodam ini disesuaikan dengan kondisi dan situasi kewilayahan Politik Teritorial TNI masing-masing. Terlepas dari berbagai misteri, Untuk itu Kodam mengemban sesungguhnya TNI secara khusus pula tugas mendidik, membentuk, memiliki kebijakan tersendiri terkait dan mengembangkan keprajuritan di

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 39 tingkat Tamtama dan Bintara yang banyak mengisi tahun-tahun pertama dilaksanakan Resimen Induk Daerah setelah proklamasi kemerdekaan Militer (Rindam) melalui Sekolah hingga saat pengakuan kedaulatan Calon Tamtama (Secatam), Sekolah tahun 1949, bahkan sampai saat Dekrit Calon Bintara (Secaba). Termasuk pula Presiden 5 Juli 1959 diberlakukan. Komando Pendidikan Latihan (Kodiklat) Kekacauan politik yang terjadi di Tempur. dalam negeri ini sempat memancing Tentang penentuan kewilayahan Belanda untuk melancarkan agresi kodam yang dipimpin Panglima militer. Termasuk juga memicu berpangkat Mayor Jendral bintang pergolakan daerah dan pemberontakan dua, apa cukup dalam satu atau dua bersenjata di beberapa wilayah lebih provinsi, tergantung faktor tanah air. Contoh gerakan Darul situasi, kondisi, letak geografis, tingkat Islam/Tentara Islam Indonesia (DI/ kerawanan, dalam masyarakatnya. TII) di Jawa Barat, , Kalimantan Kombinasi faktor itu yang membuat Selatan, Sulawesi Selatan. Begitu pula Mabes TNI, juga selalu bersikap dinamis gerakan separatisme Republik Maluku dalam menanggapi perkembangan Selatan (RMS), maupun pembrontakan masing-masing wilayah. bersenjata Pemerintahan Revolusioner Dinamika ini tercermin pada Republik Indonesia/Perjuangan Rakyat pemekaran balik sejumlah kodam Semessta (PRRI/Permesta) di Sumatera dengan menghidupkan kembali Tengah dan Sulawesi Utara, dst.. beberapa kodam yang pernah ada. Fenomena itu sigap ditanggapi Contoh terakhir terkait dinamika sosial pemerintah dan TNI dengan politik ini bisa ditilik dari diaktifkannya mengkonsolidasi dan mereorganisasi kembali mulai 5 institusi militer. Pada tanggal 20 Juni Februari 2002 yang membawahi Korem 1950 dibentuk tujuh Territorium di 011/Lilawangsa dan Korem 012/Teuku seluruh Indonesia. Contoh, Territorium Umar. Hal ini jelas terkait dengan upaya VII yang berkedudukan di Makassar di antisipasi atas realisasi alih status bawah Panglima Letkol Achmad Yunus Daerah Istimewa Aceh menjadi Nangroe Mokoginta; Instruksi pembentukan Aceh Darussalam (NAD) sesuai isi MoU Teritorium itu tertuang dalam Surat (Memorandum Of Understanding) Penetapan KSAD Nomor : 83/KSAD/ Helsinki. Pnt/1950. Nama Teritorium itu lalu Secara umum sejarah kelahiran diubah lagi pada bulan Agustus 1950 dan pembentukan kodam terlihat menjadi Tentara dan Teritorium (TT). sejalan dengan dinamika situasi politik Pembentukan Teritorium VII/ dan keamanan dalam negeri selama Indonesia Timur yang membawahi beberapa tahun setelah proklamasi wilayah Sulawesi dan Maluku ini, kemerdekaan 17 Agustus 1945 yang merupakan cikal bakal lahirnya Kodam belum menunjukkan titik terang VII/Wirabuana. Tanggal peristiwa itu semasa itu. Di beberapa daerah terjadi juga dijadikan sebagai acuan tanggal pembrontakan dan aksi bersenjata lahir Kodam VII/Wirabuana, yakni 20 yang mengarah pada separatisme yang Juni.

40 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Berdasarkan penetapan Menteri 1950-an juga menuntut pembentukan Pertahanan No.12/MP/1950 tertanggal kekuatan militer handal melalui institusi 5 Januari 1950 itu maka ditentukanlah militer yang terorganisasi. Institusi bahwa seluruh wilayah Indonesia, yang mau tidak mau harus mampu kecuali Irian Barat, kemudian dibagi mengoperasikan fungsi pertahanan kembali ke dalam 11 Teritorium, yang kuat, pembinaan teritorial yang termasuk Teritorium Sulawesi dan berjangkauan lebih luas, dan sanggup Maluku. menghadapi berbagai bentuk ancaman Berkenaan dengan situasi dinamika di wilayahnya. pergolakan daerah saat itu, maka TT Kebutuhan ini muncul sebagai VII/Indonesia Timur yang berkedudukan konsekwensi mencuatnya konsepsi di Makassar di bawah komando Panglima strategi perang wilayah atau perang Kolonel Inf. A.E. Kawilarang mendapat rakyat semesta yang dinilai jitu guna tugas utama untuk menghancurkan menghadapi kekuatan kaum separatis gerombolan separatisme Republik yang condong merusak kekuatan Maluku Selatan (RMS) pimpinan Dr. integritas nasional. Strategi pertahanan Soumokil di Maluku. Untuk itu Panglima daerah dengan titik berat pulau besar TT-VII lalu membentuk Komando dengan penguasaan unsur daratan juga Pasukan (Kompas) Maluku Selatan mewarnai pandangan dan pemikiran dengan Komandan Operasi Panglima strategi saat itu. TT-VII sendiri, yang dalam melanjutkan Penumpasan gerakan separatis RMS penumpasan RMS kelak digantikan oleh di Maluku itu menyita seluruh perhatian Letkol Slamet Riyadi. pemerintah, dalam hal ini Komando TT Enam bulan setelah Teritorium VII/Indonesia Timur yang kemudian Sulawesi dan Maluku dibentuk, disebut sebagai Komando Tentara dan diadakan lagi reorganisasi di lingkungan Teritorium VII/Wirabuana. Padahal APRIS (Angkatan Perang Republik penyelenggaraan operasi militer di Indonesia Serikat). Kali ini reorganisasi wilayah Sulawesi Selatan dan Tenggara itu dilakukan terkait dengan hasil juga masih berada di bawah Komando persetujuan Konperensi Meja Bundar TT VII/Wirabuana, dengan pelaksana (KMB) di Den Haag, 19 Desember 1949 tugas satuan Komando yang diberi nama berupa pelikuidasian Tentara Kerajaan Mobile Comando Operatie (MCO). Hindia Belanda (KNIL) untuk digabung dalam lingkungan APRIS. Sekitar 30.000 Trikora Pembebasan Irian orang tentara Belanda bekas KNIL pun Dalam konflik dengan Belanda harus direkrut ke dalam tubuh APRIS. atas penyelesaian pengembalian Irian Adanya penambahan personel dan Barat, maka pemerintah RI membentuk kondisi ancaman pada saat itu pula, Tentara dan Teritorium VII (TT-VII) pada otomatis mengakibatkan keberadaan bulan Mei 1950 yang dikomandani oleh organisasi APRIS harus ditinjau kembali. Kolonel A.E. Kawilarang berkedudukan Sementara itu perkembangan di Makassar. Tentara dan Teritorium situasi keamanan di Indonesia Timur VII (TT-VII) membawahi wilayah yang belum stabil pada akhir dekade Indonesia Timur yaitu Sulawesi, Sunda

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 41 kecil termasuk Maluku dan Irian Barat dengan Panglima Mayjen TNI Barat. Pada bulan September 1950 Soeharto. Rencana Operasi Pembebasan TNI direorganisasi, Komando Pasukan Irian Barat disusun, satuan-satuan APRI (Kopas) Maluku Selatan diganti menjadi dan sukarelawan digelar, sementara Kopas D dikomandani oleh Letkol C.F. diplomasi berjalan terus. Warou dengan wilayah meliputi Maluku Pada tanggal 8 Agustus 1962, Irian Barat. Panglima Angkatan Darat membentuk Berdasarkan Penetapan Panglima Kodam XVII Irian barat dengan TT-VII Nomor : 8004/VII/1950 tanggal 5 Surat Keputusan Pangad Nomor : Juli 1952 Kopas D dilikuidasi, kemudian KPTS 1052/ 8/1962 dengan nama dibentuk Resimen Infanteri-25 (RI-25) lengkapnya Komando Daerah Militer dengan Komandan Letkol Suprapto Irian Barat. Selanjutnya tanggal 15 Sukowati, yang diresmikan pada tanggal agustus 1962 berlangsung perundingan 1 Agustus 1952 dengan wilayah Maluku secara bilateral pemerintah Republik dan Irian Barat. Untuk pertama kali Indonesia dengan Belanda di New york kedua wilayah itu berada di bawah satu yang menghasilkan penandatanganan Komando. Persetujuan Indonesia – Nederland Maka di bawah komando RI-25, mengenai : penyusupan ke daratan Irian Barat 1. Gencatan senjata dilakukan di Irian pun mulai dilakukan sebagai langkah Barat. awal yang bersifat militer untuk 2. Belanda akan menyerahkan Irian mengembalikan wilayah itu ke pangkuan Barat kepada Republik Indonesia ibu pertiwi. Pada bulan Mei 1957 melalui PBB. Angkatan Perang Republik Indonesia Sebagai tindak lanjut persetujuan (APRI) kembali direorganisasi. Tentara New York tersebut, maka PBB dan Teritorium VII (TT-VII) dilikuidasi, membentuk pemerintahan transisi di dengan membagi wilayahnya menjadi Irian Barat, yaitu UNTEA (United Nation empat Komando Daerah Militer. Di Temporary Executive Authority). antaranya adalah Komando Daerah Untuk menyiapkan pengalihan Militer Maluku Irian Barat atau disingkat tanggung jawab keamanan dari UNTEA, (KDM-MIB) sebagai pengganti fungsi Pemerintahan Republik Indonesia komando Resimen Infanteri-25 (RI-25). membentuk satuan tugas yang disebut Perjuangan pengembalian Irian Kontingen Indonesia Irian Barat Barat semakin menggelora setelah (KOTINDO) yang secara taktis dibawah Presiden RI mengumandangkan Tiga UNTEA yang kemudian menjadi inti Komando Rakyat yang disingkat Trikora Kodam XVII/Irian Barat. di Yogyakarta pada tanggal 19 Desember Pada tanggal 1 Mei 1963 UNTEA 1961 yang mendapat respon dan menyerahkan Irian Barat kepada didukung dari seluruh rakyat Indonesia, Pemerintah Republik Indonesia, termasuk rakyat Irian Barat. Untuk sehingga selanjutnya sejak tanggal 17 mewujudkan Komando Presiden RI, Mei 1963 pun nama Kodam XVII/Irian pada bulan Februari 1962 dibentuklah barat resmi dirubah menjadi Kodam Komando Mandala Pembebasan Irian XVII/Cenderawasih dengan tugas

42 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 melaksanakan fungsi baik sebagai maupun regional, maka berdasarkan kekuatan pertahanan keamanan Surat Keputusan Kasad nomor Skep/175/ maupun sebagai kekuatan sosial IX/2007 tanggal 26 September 2007, masyarakat. terhitung mulai tanggal 5 Oktober Selanjutnya 20 tahun kemudian 2007 nomor Registrasi Kodam XVII/ terkait dengan kepesatan laju Trikora berubah menjadi Kodam hasil pembangunan nasional, dan XVII/Cenderawasih yang meliputi mengantisipasi kemungkinan ada wilayah Papua dan Papua Barat serta ancaman, maka pemerintah Republik membawahai 4 Korem dan 12 Kodim. Indonesia pun memandang perlu Pada tanggal 17 Mei 2008 Kodam mengadakan reorganisasi ABRI lagi. XVII/Cenderawasih genap berusia Dalam jajaran TNI AD reorganisasi 45 tahun. Meski beragam hambatan dilaksanakan sesuai perintah operasi menantang di medan tugas yang berat, Kasad Nomor: 01 tanggal 27 September Prajurit Kodam XVII/Cenderawasih 1984. Beberapa Kotama dilikuidasi, maju melangkah bersama rakyat kemudian dibentuk Kotama baru. mencapai kejayaan dan kesejahteraan Untuk itu maka Kodam XV/Pattimura masyarakat melalui peningkatan dan Kodam XVII/Cenderawasih pun stabilitas pertahanan yang mantap dilikuidasi menjadi satu kodam untuk menunjang pembangunan kembali, yaitu Kodam VIII/Trikora yang nasional sebagai pengamalan Pancasila diresmikan pada tanggal 8 Mei 1985. dan Undang-undang Dasar 1945. Sejak itu pun Maluku dan Irian Jaya berada di satu Komando wilayah lagi, Pembentukan Kodam VII/Wirabuana. setelah yang pertama pada tanggal 1 Berkaitan dengan pembentukan Agustus 1952. Atas fakta sejarah ini, Kodam VIII/Trikora, maka sebelum itu maka pada tanggal 1 Agustus ditetapkan dibentuk pula Kodam VII/Wirabuana sebagai hari jadi Kodam VIII/Trikora yang khusus mencakup seluruh wilayah sesuai Surat Keputusan Kasad Nomor : Pulau Sulawesi. Gugus pulau Sulawesi Skep/691/VI/1986. ini memerlukan pendekatan tersendiri, Berdasarkan Surat Keputusan apalagi wilayah ini juga merupakan Kasad Nomor : Skep/11/V/199 tanggal pintu masuk utama ke Kawasan Timur 7 Mei 1999 tentang perubahan nomor Indonesia, sehingga membutuhkan registrasi wilayah Kodam XVII/Trikora suatu institusi pertahanan matra darat menjadi Kodam XVII/Trikora terhitung yang kokoh dan terkendali yang mampu mulai tanggal 12 Mei 1999, maka Kodam berperan sebagai pengendali stabilitas XVII/Trikora hanya meliputi wilayah keamanan di wilayah. Irian Jaya yang membawahi Korem Berdasarkan pertimbangan 171/PVT, Korem 172/PWY, Korem 173/ itu pula, maka KSAD Jenderal TNI PVB, Korem 174/ATW dan meliputi 12 Rudini pada 12 Februari 1985 segera wilayah Kodim. mengeluarkan Surat Keputusan Nomor: Namun dalam perjalanan sejarah Skep/131/11/1985 tentang liquidasi berikutnya, sesuai dengan dinamika Kodam XIII/ Merdeka dan Kodam XIV/ perkembangan sosial politik domestik Hasanuddin menjadi Kodam VII/Wirabuana.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 43 Tindak lanjut pelaksanaan dari dilikuidasi pada 1 Mei 1985, telah Surat Keputusan KSAD itu, maka dipimpin 13 Panglima. Panglima Kodam VIII/ Merdeka di Manado resmi pertama Kodam XIII/Merdeka ini adalah diliquidasi pada 1 Mei 1985, kemudian Letkol Inf. Moersjid yang menjabat menyusul Kodam XIV/ Hasanuddin di hingga tahun 1959. Dan terakhir adalah Ujungpandang dilikuidasi pada 3 Mei Brigjen TNI Raja Inal Siregar yang 1985. setelah kedua Kodam tersebut menjabat Pangdam pada tahun 1984 dilikuidasi, maka di wilayah Sulawesi hingga 1985. hanya ada satu Kodam. Kodam VII/Wirabuana dengan Komando Teritorial Sumatera Panglima pertama Kodam VII/ Wirabuana Sebagaimana di kawasan Timur adalah Brigjen TNI Nana Narundana ini Indonesia, dinamika perkembangan merupakan kompartemen territorial komando territorial di Pulau Sumatera strategis yang luas wilayah tanggung juga sangat dinamis. Meski tanggal 17 jawabnya mencakup 6 provinsi di seluruh Agustus 1945 menjadi hari yang paling Pualu Sulawesi yang meliputi Sulawesi bersejarah dalam perjalanan Bangsa Utara, Gorontalo, Sulawesi Barat, Indonesia, namun akibat keterbatasan Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, alat komunikasi, maka berita dan Sulawesi Tenggara. Dengan wilayah Proklamasi Kemerdekaan oleh Soekarno terbentang luas serta penduduk yang dan Mohamad Hatta di Pegangsaan sangat plural, mau tidak mau Kodam Timur 56 Jakarta saat itu tidak serta VII/Wirabuana dituntut selalu menjaga merta sampai ke daerah–daerah. Pada kredibilitasnya sesuai dengan sesanti waktu itu Rakyat di Sumatera Timur Kodam VII Wirabuana terhadap NKRI kala itu, baru mengetahui Indonesia “Setia Hingga Akhir Dalam Keyakinan”. Merdeka pada tanggal 30 September Meski Kodam VII/Wirabuana 1945. berdiri pada 12 Februari 1985, Kodam Meski demikian para pemuda ini menetapkan tanggal 20 Juni 1950 patriot kemerdekaan Republik Indonesia sebagai hari jadinya. Penetapan hari di Sumatera tak kalah sigap dengan jadi tersebut didasarkan atas hari saudara saudaranya di Jawa. Mereka pun pembentukan Komando Tentara dan bergegas membentuk berbagai organisasi Teritorium VII/Indonesia Timur, pada massa. Seperti di Aceh berdirilah Ikatan tanggal 20 Juni 1950. Komando TT VII/ Pemuda Indonesia (IPI), di Medan Barisan Indonesia Timur itu pada saat itu resmi Pemuda Indonesia (BPI), di Sumatera dinamai sebagai Kodam VII/Wirabuana, Barat, Pemuda Republik Indonesia (PRI) sebelum kemudian dimekarkan jadi dan di Riau Pemuda Indonesia (PI). Dari lima kodam di kawasan Timur Indonesia, banyak ormas yang terbentuk itu dan yaitu dua kodam di Sulawesi, satu dalam upaya menghimpun kekuatan kodam di gugus kepulauan Sunda Kecil, bersenjata maka pada tanggal 10 satu kodam di gugus kepulauan Maluku, Oktober 1945 dibentuklah BKR yang dan satu lagi kodam di Irian Barat. dipimpin Achmad Tahir. yang kemudian Sebelum itu Kodam XIII/ Merdeka menjelma jadi Tentara Keamanan sejak berdiri pada tahun 1957 hingga Rakyat (TKR).

44 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Lalu tanggal 12 Oktober 1945 Terkait dengan itu, dalam berdiri TKR Divisi V di Aceh, tanggal 10 perkembangan berikutnya pun terjadi Oktober 1945 TKR Divisi IV di Sumatera perubahan sebutan Brigade jadi Timur, tanggal 10 November 1945 Divisi Resimen.. Berdasarkan Penetapan VI di Tapanuli. Terbentuknya divisi- Kasad No: 83/Kasad/Pnt/1950 tanggal divisi tersebut terkait erat dengan 20 Juni 1950 maka KO TT-SU pun peristiwa bentrokan bersenjata di Jl. dijadikan Komando Tentara Teritorium-I Bali pada tanggal 13 Oktober 1945, dan Sumatera Utara (KO TT-I/SU) dengan peristiwa di Siantar Hotel pada tanggal wilayah meliputi Aceh, Sumatera Utara, 15 Oktober 1945, dan peristiwa di Sumatera Barat dan Riau. Bersamaan Matahari Hotel Berastagi pada tanggal dengan itu pada 20 Juni 1950 diresmikan 23 Nopember 1945. Semua peristiwa itu pula lambang Bukit Barisan sebagai menjadi saksi dan bukti sejarah tentang Lambang Komando Territorium I/ semangat patriotisme dan pantang Sumatera Utara dengan nama Komando menyerah yang ditunjukkan pejuang- Tentara Territorium I/ Sumatera Utara. pejuang di Sumatera ini. Semua Tanggal 20 Juni ini kemudian ditetapkan rangkaian pertempuran ini kemudian juga sebagai Hari Jadi Kodam I/ dikenal dengan nama “Palagan Medan Bukit Barisan yang dikuatkan dengan Area.” ST Kasad No:ST/636/V/1986 tanggal Bersamaan dengan itu ada tanggal 20 Mei 1986. Berdasarkan Penetapan 1 Januari 1946 di Sumatera Tengah Panglima KO TT-I/SU Nomor: 247/V/ yaitu Sumbar dan Riau, telah terbentuk ORG/1951, selanjutnya tanggal 21 Juni pula TKR Divisi III. 1951 KO TT-I/SU berubah menjadi KO Selanjutnya menjelang perundingan TT-I/Bukit Barisan (KO TT-I/BB) dengah KMB di Den Haag dilakukanlah persiapan wilayah komando yang sama dengan KO di bidang militer untuk menerima TT-I/SU. penyerahan tanggung jawab keamanan Setelah Ko.TT/SU berhasil dari Belanda kepada pihak Indonesia., mengkonsolidasi kekuatan dan Berkenaan dengan persiapan itu, struktur organisasi maka Ko.TT I/BB maka seluruh jajaran TNI-AD di pun siap mengatasi segala gangguan Indonesia dibagi dan ditetapkan dalam keamanan nasional yakni menumpas 7 Territorium. Karena itulah dengan pemberontakan DI/TII di Aceh, dan mengingat keberadaan divisi-divisi terutama pemberontakan yang TKR di Sumatera bagian Utara dan dilakukan PRRI di wilayah Sumatera Sumatera Tengah, maka pada tanggal 13 Utara, Sumatera Barat dan Riau. Di Desember 1949 dibentuklah Komando wilayah Sumatera Utara melalui operasi Tentara Teritorium Sumatera Utara (KO “Sapta Marga” dipimpin Mayor Palawi, TT-SU), yang meliputi seluruh wilayah Mayor Syafei dan Mayor Raja Syahnan. Aceh, Tapanuli dan Sumatera Timur, Lalu di wilayah Sumatera Barat melalui dengan sekaligus menetapkan Letkol operasi “17 Agustus “ yang dipimpin A.E Kawilarang sebagai Komandan oleh Kolonel A.Yani, dan di wilayah Komando Territorium/Sumatera Utara Riau melalui operasi “ Tegas” dipimpin (Ko. TT/SU). Letkol Kaharudin Nasution.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 45 Karena itulah pada tanggal 27 dan Kepulauan Riau. Desember 1956 Resimen I di Aceh Kodam I/Bukit Barisan kemudian dipisah dari Ko.TT I/BB menjadi membawahi 7 Korem, yang terdiri dari Komando Daerah Militer Aceh (KDMA), Korem 011/Lilawangsa di Lhokseumawe, dan Resimen IV jadi KDM Sumatera Korem 012/Teuku Umar di , Tengah, Sementara itu Resimen II Korem 022/Pantai Timur di Pematang dan Resimen III tetap berada di Ko. Siantar, Korem 023/Kawal Samudra TT I/BB. Setelah keadaan pulih dari di Sibolga, Korem 031/Wira Bima di pemberontakan PRRI/PERMESTA, maka Pekanbaru, Korem 032/Wira Braja di tanggal 15 April 1959 Komando Daerah Padang, Korem 033/Wira Pratama di Militer Aceh ditetapkan menjadi Kodam Tanjungpinang. I/Iskandar Muda, dan Komando Militer Namun sejalan dengan tercapainya Sumatera Tengah menjadi Kodam III/17 perdamaian antara pihak separatis Agustus, sementara Komando TT I/BB Gerakan Aceh Merdeka (GAM) dengan menjadi Kodam II/Bukit Barisan. Pemerintah RI yang dituangkan dalam Pembentukan Kodam III/17 Agustus Memorandum Of Understanding di Sumatera Tengah yang meliputi (MOU) di Helsink, maka Korem 011/ Sumatera Barat dan Riau berkenaan Lilawangsa dan Korem 012/Teuku dengan penumpasan pembrontakan PRRI Umar atas kebijakan pemerintah pusat (Pemerintahan Revolusioner Republik terhitung sejak tanggal 5 Februari 2002 Indonesia) itu juga terkait erat dengan dipisahkan kembali dari Kodam I/Bukit pembentukan Kodam XIII/Merdeka di Barisan dan dimekarkan menjadi Kodam Sulawesi Utara dan Sulawesi Tengah Iskandar Muda guna mengantisipasi kaitan tugas pemulihan keamanan pembentukan provinsi Nangroe Aceh akibat penumpasan pembrontakan Darussalam (NAD). Permesta (Perjuangan Rakyat Semesta). Namun 25 tahun kemudian Politik Integrasi Penamaan Kodam berdasarkan Perintah Operasi Kasad Dari dinamika pembentukan, No:011/1984 tanggal 22 September pemekaran, likuidasi dan peleburan, 1984 tentang Reorganisasi TNI-AD yang maupun pengaktifan kembali sejumlah disempurnakan dengan Surat Telegram komando territorial TNI AD itu, tercermin Kasad No:STR/430/1984 tanggal 21 pula kesigapan strategis pemerintah Oktober 1984 dan STR/603/1984 tanggal dan TNI dalam mengantisipasi setiap 28 Desember 1984, maka sejalan gejolak ancaman disintegrasi nasional dengan penciutan jumlah kodam yang di semua wilayah Negara kesatuan ada menjadi 10 Kodam, maka Kodam I/ Republik Indonesia. Kesigapan itu Iskandar Muda, Kodam II/Bukit Barisan terlihat jelas hingga saat terbentuknya dan Kodam III/17 Agustus pun dilikuidasi. ke-17 komando territorial TNI AD di Ketiga kodam tersebut kemudian seluruh wilayah NKRI. dilebur kembali menjadi satu komando Sesungguhnya pun, jika ditilik dari territorial dengan nama Kodam I/Bukit nama-nama kodam yang diberikan bagi Barisan yang berwilayah meliputi Aceh, suatu komando territorial terbersit pula Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau sikap dan semangat kesatuan persatuan

46 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 serta patriotism dari TNI AD dalam Kodam VI di Jawa Barat; (7) Diponegoro membina wilayah komando masing- untuk Kodam VII di Jawa Tengah dan DI masing territorial. Hal ini tercermin Jogyakarta; (8) Brawijaya untuk Kodam pada nama-nama yang ditetapkan VIII untuk di Jawa Timur; (10) Lambung TNI atas setiap kodam, yang niscaya Mangkurat untuk nama Kodam X di didasari pertimbangan filosofis historis Kalimantan Selatan; (11) Tambun (dan) dan geografis dari setiap wilayah Bungai untuk Kodam XI di Kalimantan komando territorial dalam konteks ke- Tengah; (12) Mulawarman untuk Indonesia-an sebagai bangsa Negara Kodam XII di Kalimantan Timur; (14) merdeka yang bersatu dan berdaulat. Hasanudin untuk Kodam XIV di Sulawesi Keberadaan ke-17 Kodam yang Selatan, Tengah, dan Tenggara; (15) pernah ada dengan nomenklatur nama Udayana untuk Kodam XV di Bali, dan logo masing-masing, tidak bisa Nusa Tenggara Barat dan Timur, (16) tidak tentu ditetapkan berdasarkan Pattimura untuk Kodam XVI di Maluku. pertimbangan matang atas sejumlah Semua nomenklatur itu adalah nama- aspek kejuangan. Dari ke-17 nama nama tokoh pejuang besar di wilayah kodam itu, 15 kodam jelas menyandang komando territorial masing-masing nama yang bersifat unik dan yang mewakili sikap dan semangat mencerminkan kekhasan dari wilayah juang cinta tanah airnya. Nomenklatur komando territorial masing-masing. nama-nama itu tentu saja diharapkan Umumnya nama-nama dari ke-15 kodam mampu menginspirasi jiwa masing- itu adalah gambaran khas tentang ciri masing prajurit di kodam tersebut. geografis flora fauna maupun historikal Lalu nomenklatur nama (4) tokoh atau kerajaan besar masing- Sriwijaya untuk Kodam IV di Sumatera masing. bagian Selatan; dan (9)Tanjung Pura Contoh nomenklatur nama (2) Bukit untuk nama Kodam IX di Kalimantan Barisan untuk Kodam II di Sumut ini Barat, tentu menggambarkan tentang jelas diambil dari nama pegunungan di kejayaan suatu kerajaan besar yang wilayah Sumatera yang menggambarkan pernah ada di wilayah komando tentang keunikan topografi dan territorial masing-masing. nilai strategis geografis dari wilayah Namun berbeda dari nomenklatur Sumatera bagian utara maupun tengah. ke 15 kodam di atas, ternyata ada Begitu pula nama (17) Cenderawasih dua kodam yang tidak diberikan nama yang merupakan nama burung dewata sesuai kekhasan dan keunikan yang yang hanya ada di Irian, jelas mewakili menjadi ciri tradisional dari wilayah keunikan identitas dari Papua yang kaya komando territorial masing-masing. dengan keanekaragaman Nusantara, Yaitu Kodam III di Sumatera Barat dan untuk disandang sebagai nama Kodam Riau, serta Kodam XIII di Sulawesi XVII di Irian Barat atau Papua. Utara. Kedua kodam itu masing-masing Demikian juga dengan nomenklatur Kodam III diberi nama (3) 17 Agustus nama (1) Iskandar Muda untuk Kodam XIII/dan untuk Kodam XIII diberi nama I di Aceh; (5) Jayakarta untuk Kodam (13) Merdeka. Anomali penamaan V di Jakarta Raya; (6) Siliwangi untuk kedua kodam itu tentu memiliki latar

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 47 belakang pertimbangan filosofis yang tentu mengandung maksud dan tujuan tersendiri. tertentu. Yaitu untuk mengingatkan Keganjilan penamaan kedua kodam semua pihak, terutama kalangan militer itu juga pernah disinggung dalam Indonesia, agar jangan lagi coba-cona catatan kaki di sebuah makalah berjudul membrontak dari hakekat proklamasi Risalah Blunder Politik Soeharto dan kemerdekaan Negara kestuan Republik Disintegrasi Nasional untuk mata kuliah Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. geografi yang diasuh Brigjen Prof Dr Peringatan ini boleh jadi ditanamkan Ir I Made Sandy pada program studi melalui penamaan komando territorial Ketahanan Nasional Pasca sarjana setempat di wilayah tersebut, Universitas Indonesia, tahun 1998. menimbang bahwa kedua pembrontakan Risalah yang ditulis Dhia Prekasha itu jelas merupakan gerakan subversive Yoedha itu menyebutkan bahwa yang terbukti disponsori oleh kekuatan penamaan kedua kodam tersebut jelas Negara asing lain. terkait langsung dengan pembrontakan Berdasarkan tilikan atas PRRI/Permesta. Dalam arti nama yang nomenklatur penamaan komando diberikan dan ditetapkan berdasarkan wilayah territorial ini, jelas tersirat nama operasi penumpasan kedua memang ada semacam politik integrasi pembrontakan tersebut, yaitu Operasi yang ditempuh oleh pemerintah, 17 Agustus yang dipimpin oleh Kolonel khususnya TNI-AD dalam menjaga dan Ahmad Yani di Sumatera Barat dan memperkokoh kesatuan persatuan Operasi Merdeka di Sulawesi Utara bangsa dan Negara Republik Indonesia.

Daftar Nama dan Logo 13 Kodam di Indonesia sekarang ini: MARKAS NAMA KODAM LOGO KOMANDO WILAYAH

Kodam Iskandar Muda Banda Aceh Seluruh Provinsi NAD

Kodam I 3 Provinsi Sumatra Utara, Sumatra Barat, Bukit Barisan Medan dan Riau

5 Provinsi Bengkulu, Jambi, Sumatra Kodam II Sriwijaya Palembang Selatan, Bangka Belitung, dan Lampung

48 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Kodam DKI Jakarta, plus Kota Bekasi dan Kota Jaya Jakarta

2 Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten Kodam III Siliwangi Bandung minus 2 Kota

Kodam IV Diponegoro Semarang 2 Provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta

Kodam V Brawijaya Surabaya 1 Provinsi Jawa Timur

Kodam VI 2 Provinsi Kalimantan Timur dan Kalimantan Mulawarman Balikpapan Selatan

6 Provinsi Sulawesi Utara, Gorontalo, Kodam VII Makassar Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Wirabuana Selatan, dan Sulawesi Tenggara

3 Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, dan Kodam IX Udayana Denpasar Nusa Tenggara Timur

Kodam XII 2 Provinsi Kalimantan Barat dan Kalimantan Tanjungpura Pontianak Tengah

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 49 Kodam XVI Pattimura Ambon 2 Provinsi Maluku dan Maluku Utara

Kodam XVII Cenderawasih Jayapura 2. Provinsi Papua dan Papua Barat

Kodam XIII Merdeka Kodam XVII/Cenderawasih (Dialihkan dari Kodam Trikora)

Kodam XII Tanjungpura (Logo Lama) Wikipedia bahasa Indonesia

Logo yang belum berhasil ditemukan: • Kodam III/17 Agustus; • Kodam XI/Tambun Bungai; • Kodam XIV/Hasanuddin; • Kodam Trikora; Kodam VII/Wirabuana (Dialihkan dari Kodam XIV/Hasanuddin) Daftar Bacaan dan Rujukan: • Dinas Sejarah Militer TNI-AD, Cuplikan Sejarah Perjuangan TNI- Angkatan Darat, Fa. Mahjuma, Bandung, 1972. • Dhia Prekasha Yoedha: Blunder Politik Soeharto dan Disintegrasi Wikipedia bahasa Indonesia http:// Nasional, Risalah untuk mata www.kodam-wirabuana.mil.id/index. kuliah Geografi dan Ketahanan php?module=content&id=42 Nasional yang diasuh Brigjen Prof Dr Ir I Made Sandy, Program Studi Ketahanan Nasional Pasca sarjana Universitas Indonesia, tahun 1998.

50 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 • logo kodam, logo militer • http://www.kodam- wirabuana.mil.id/index. php?module=content&id=42 • Sejarah Kodam I/BB Situs web resmi Komando Daerah Militer I/ Bukit Barisan • http://kodam1-bukitbarisan.mil. id/2014/06/12/sejarah-kodam- ibb/ • http://klikmunadi.blogspot. com/2012/10/daftar-nama- kodam-di-indonesia.html • Situs web resmi Komando Daerah Militer XVII/Cenderawasih • Kodam Iskandar Muda • Kodam I/Bukit Barisan • Kodam II/Sriwijaya • Kodam Jaya • Kodam III/Siliwangi • Kodam IV/Diponegoro • Kodam V/Brawijaya • Kodam VI/Mulawarman • Kodam VII/Wirabuana • Kodam IX/Udayana • Kodam XII/Tanjungpura • Kodam XVI/Pattimura • Kodam XVII/Cendrawasih • Kodam XIV/Hasanuddin Wikipedia bahasa Indonesia, http://www. kodam-wirabuana.mil.id/index. php?module=content&id=42

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 51 id.wikipedia.org Memperkuat Segitiga Pertahanan Indonesia Budi Afandi Penulis Pertahanan Indonesia dalam Ringkasan Berdasarkan Civil Affairs Agreement Tahun 1945 bisa dijadikan titik Tentara Pendudukan Sekutu (Satuan mula jika membicarakan jalan panjang Tentara Inggris) yang tergabung dalam Pertahanan Indonesia sebagai sebuah Komando SEAC bertugas melucuti bangsa dan negara. Tahun tersebut telah tentera Jepang dan mengurus memberikan pijakan bagi kelahiran pengembalian tawanan perang dan konsep pertahanan dan keamanan tawanan warga sipil sekutu (RAPWI). Indonesia yang tangguh. Mereka tiba di Medan, Padang, Mempertahankan kemerdekaan adalah Jakarta, Semarang, Surabaya dan terus hal pertama yang dihadapi bangsa Indonesia bergerak ke , Bandung, Ambarawa yang baru saja mendeklarasikan dan Magelang. Sementara tentara kemerdekaannya. Pada masa-masa Australia mendarat di Makasar dan awal tersebut, kekuatan Sekutu yang Banjarmasin, sedangkan Balikpapan telah membuat “babak belur” tentara telah diduduki oleh Australia sebelum Jepang, rupanya berkehendak untuk Jepang menyatakan menyerah kalah mengembalikan kekuasaannya di atas pada pihak sekutu sementara Pulau bumi pertiwi. Morotai telah diduduki oleh satuan

52 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 tentara Amerika Serikat. Rupanya sendiri yang memicu semakin kuatnya gerakan tentara Sekutu tersebut barisan pasukan Indonesia. Akibatnya, berusaha menyusupkan The Netherland posisi Indonesia menjadi semakin kuat Indies Civil Administration (NICA) yang sementara tentara Belanda semakin kemudian memicu perlawanan bangsa terdesak. Indonesia. Sebab situasi yang sudah tidak Pertempuran dimulai dari Surabaya menguntungkan dan desakan dunia pada 30 Oktober 1945 dan memicu internasional, maka perundingan pertempuran besar lain di Surabaya lainnya kembali digelar antara Belanda yang kemudian kita kenal dikenal dan Pemerintah Indonesia di atas dengan peristiwa 10 November yang kapal perang Amerika Serikat bernama diabadikan sebagai Hari Pahlawan. Renville di Teluk Jakarta. Pertempuran terus terjadi antara Perjanjian tersebut menghasilkan Bangsa Indonesia dengan kekuatan kesepakatan agar pemerintah Indonesia Sekutu yang bersikukuh untuk mengosongkan atau menarik pasukan mengembalikan kekuasaannya. Belanda bersenjata yang bergerilya dan unsur merasa cukup punya kekuatan militer atau aparat pemerintahan darurat untuk tetap memaksa Bangsa Indonesia Indonesia di daerah pendudukan yang baru saja merasakan bara Belanda. Hal itu tentu saja berimbas kemerdekaan untuk kembali tunduk pada kembali mampunya Belanda pada kekuasaan Belanda. mengkoordinasikan kekuasaan dan Tapi bara kemerdekaan itu ternyata kekuatannya diseluruh daerah yang memicu api perlawanan yang sengit, diduduki, sementara Indonesia makin hingga memaksa Belanda untuk mau terpojok dengan luas wilayah yang juga duduk dalam perundingan yang digelar semakin sedikit. di Linggarjati pada 12 November 1946. Ditengah deraan situasi yang Mengkompromikan hasrat berkuasa memburuk, kondisi dalam negeri juga dan kehendak untuk merdeka adalah semakin memburuk dengan munculnya sebuah kemuskilan, terang saja pemberontakan Partai Komunis Indonesia kemudian perjanjian tersebut gagal. (PKI-Muso) di Madiun pada September Belanda terus melancarkan operasi 1948. Beruntung semangat juang yang mendesak tentara Indonesia untuk menghadapi gangguan kedaulatan dari melakukan strategi perang gerilya, luar dan dalam masih membara hingga sebuah strategi yang berhasil melahirkan pemberontakkan PKI-Muso dapat kerjasama tentara Indonesia dengan dihancurkan. rakyat sipil yang memiliki tekad serupa Pada 19 Desember 1948, Belanda untuk mempertahankan kemerdekaan. kembali melancarkan aksi militer Strategi perang gerilya membuat setelah menambah jumlah kekuatan pasukan Indonesia memiliki militer dengan mendatangkan sekitar kemampuan menyerang dan bertahan 100.000 orang tentara. Aksi yang yang terbilang seimbang. Melimpahnya dikenal dengan “Polisional II” itu sumber daya manusia yang turut andil membuat pasukan Indonesia kembali dalam pertempuran menjadi kekuatan menggelar strategi perang gerilya

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 53 yang memungkinkan perlawanan terus dideklarasikan oleh Letnan Kolonel terjadi dipelbagai belahan bumi pertiwi. Achmad Husein sebagai Ketua Dewan Pada fase inilah Belanda mengalami Perjuangan pada 15 Februari 1958 “kehilangan muka” ketika pasukan Indonesia di Sumatera Barat. Dan Perjuangan berhasil menduduki Yogyakarta selama Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara enam jam. Tidak hanya itu, serangan yang dipimpin oleh Letnan Kolonel terhadap Surakarta antara 7-10 Ventje Sumual yang semula menjabat Agustus 1949, empat hari menjelang KSAD PRRI/Permesta. dihentikannya tembak-menembak oleh pihak Belanda dan Indonesia yang Tentara Nasional Indonesia (TNI) menghasilkan didudukinya sebagian dari Tentara Nasional Indonesia sejatinya kota Surakarta oleh pasukan Indonesia. tidaklah lahir bersamaan dengan Kekalahan tersebut kemudian kelahiran Negara Indonesia. Pada masa mendorong Belanda mengakui kedaulatan awal berdirinya, Negara Indonesia dan kekuasaan pemerintah Republik belumlah memiliki sebuah kesatuan Indonesia diseluruh bekas wilayah tentara atau pasukan. Badan Keamanan jajahannya di Nusantara. Pengakuan Rakyat yang dibentuk PPKI tanggal kedaulatan oleh Belanda tersebut 22 Agustus 1945 dan diumumkan secara rasmi dikukuhkan dalam oleh Presiden pada 23 Agustus 1945, Konferensi Meja Bundar (KMB) pada 27 bukanlah tentara sebagai suatu Desember 1949 di Den Haag, Belanda. organisasi kemiliteran yang resmi. Diakuinya Kemerdekaan Indonesia BKR di pusat dan daerah berada oleh Belanda dan dunia Internasional di bawah wewenang Komite Nasional tidak menjadi titik akhir perjuangan Indonesia Pusat (KNIP) dan KNI Daerah, gerakan pertahanan Indonesia, sebab tidak berada di bawah perintah Presiden setelah itu, masih berlanjut adanya sebagai Panglima Tertinggi Angkatan upaya-upaya dari dalam negeri untuk Perang. BKR tidak pula berada di jalur merongrong keutuhan dan kedaulatan koordinasi Menteri Pertahanan. Indonesia. Kemudian melalui Maklumat Setidaknya kita bisa mencatat ada Pemerintah tanggal 5 Oktober 1945, gerakan Angkatan Perang Ratu Adil yang kemudian diperingati sebagai hari pada 23 Januari 1950 di Bandung, Jawa kelahiran TNI, BKR diubah menjadi Barat, yang dipimpinan Kapten Raymond Tentara Keamanan Rakyat (TKR). Dan Westerling. Kemudian pemberontakan pada 7 Januari 1946, Tentara Keamanan Andi Azis pada 5 April 1950 di Makasar, Rakyat berganti nama menjadi Tentara Ujung Pandang. Selanjutnya ada Keselamatan Rakyat. Kemudian pada Gerakan Republik Maluku Selatan yang 24 Januari 1946, diubah lagi menjadi dipimpin MR. Dr. Robert Steven Soumokil Tentara Republik Indonesia (TRI). Baru yang ingin mendirikan Negara Republik pada tanggal 5 Mei 1947, Presiden Maluku Selatan dan memisahkan diri Soekarno mengeluarkan keputusan dari Indonesia. untuk mempersatukan Tentara Republik Adapula Gerakan Pemerintah Indonesia dengan barisan-barisan Revolusioner Republik Indonesia yang bersenjata yang ada menjadikannya

54 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 sebagai Tentara Nasional Indonesia dari institusi dan garis komando (TNI), dan secara resmi dilakukan pada TNI. Keputusan tersebut kemudian 3 Juni 1947. ditetapkan dalam Tap MPR/VI/2000 Pada 1950-1960-an TNI berjuang tentang pemisahan kedua lembaga mempertahankan persatuan negara yang tersebut dengan menempatkan TNI di sedang digoyang oleh pemberontakan bawah Departemen Pertahanan, khusus dan gerakan separatis di beberapa Polri berada langsung di bawah Presiden provinsi. Kemudian dari tahun 1961 presiden. sampai 1963, TNI terlibat dalam operasi Kebijakan lain yang cukup militer untuk pengembalian Irian Barat menggembirakan adalah pengalihan ke Indonesia, dan 1962-1965 TNI terlibat fungsi Menteri Pertahanan dan dalam Konfrontasi Indonesia-Malaysia. Keamanan menjadi hanya Menteri Pada masa Orde Baru (Orba), militer Pertahanan. Sedangkan unsur keamanan Indonesia disebut ABRI (Angkatan merupakan tugas Polri. Di mana Bersenjata Republik Indonesia) yang semuanya dikoordinasikan oleh Menteri merupakan lembaga yang terdiri dari Koordinator Politik dan Keamanan unsur angkatan perang dan kepolisian (Menkopolkam). negara (Polri). Awalnya unsur angkatan perang disebut ADRI (Angkatan Darat Segitiga Pertahanan Indonesia Republik Indonesia), ALRI (Angkatan Secara umum, pertahanan negara Laut Republik Indonesia) dan AURI atau nasional dapat diartikan sebagai (Angkatan Udara Republik Indonesia). segala usaha untuk mempertahankan Namun sejak Oktober 1971 sebutan kedaulatan negara, keutuhan wilayah resmi angkatan perang dikembalikan sebuah negara dan keselamatan lagi menjadi Tentara Nasional Indonesia, segenap bangsa dari ancaman dan sehingga setiap angkatan sebut dengan gangguan terhadap keutuhan bangsa TNI Angkatan Darat, TNI Angkatan Laut dan negara. dan TNI Angkatan Udara. Pada masa Seiring dengan perkembangan ini TNI ikut serta dalam dunia politik dunia, sebuah sistem pertahanan tidak yang merupakan penerapan dari konsep lagi hanya dipahami sebagai langkah- Dwifungsi ABRI. langkah militer yang efektif dan Memasuki reformasi, Dwifungsi efisien, namun juga sebuah langkah ABRI adalah salah satu hal yang yang mampu menempatkan paradigma mendapat sorotan tajam dari masyarakat yang lebih humanis dalam mendudukan untuk segera dihilangkan. Reformasi manusia itu sendiri, bahwa manusia Sektor Pertahanan dan Keamanan tidak an sich hanya merupakan objek (Security Sector Reform-SSR) terus dari persenjataan dan kekerasan fisik digiatkan dan menunjukkan hasil yang yang mungkin diambil sebagai langkah menggembirakan. pertahanan negara. Pada 1 April 1999, dibuat sebuah Untuk menemukan sebuah sistem keputusan yang membawa angin segar pertahanan yang efektif maka perlu bagi reformasi sektor pertahanan kerjasama yang baik antara Eksekutif Indonesia yakni memisahkan Polri dan Legislatif. Melalui kedua lembaga

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 55 tersebut diharapkan lahir sebuah Faktanya, luas Indonesia yang kebijakan besar yang dapat menjadi demikian besar membutuhkan kekuatan pondasi digerakkannya sistem militer yang tidak kecil agar semua titik pertahanan yang mengedepankan dapat terpantau dengan baik. Militer prinsip demokrasi. sebagai satu pilar pertahanan sudah Bagaimanapun, inovasi dalam seharusnya dikonstruk sesuai dengan strategi pertahanan harus terus mampu proporsional sesuai dengan kebutuhan beradaptasi dengan berbagai hal yang untuk melindungi kedaulatan kawasan melingkupi sebuah negara, termasuk Nusantara. Indonesia. Ada berbagai persoalan Kekuatan TNI di Darat, Laut dan geopolitik, hubungan antar negara, Udara harus dikembangkan secara konflik internal maupun eksternal, dan berimbang sesuai dengan kebutuhan hal lain yang menjadi ancaman bagi pertahanan. Pengembangan pertahanan eksistensi negara seperti kejahatan oleh TNI tentu saja harus selalu berada transnasional, hingga aksi terorisme. pada dua bidang yang utama yakni Seiring terus dilakukannya pengembangan kemampuan personil reformasi sektor pertahanan, tantangan (SDM) dan pengembangan kekuatan pertahanan Indonesia juga terus persenjataan. mengalami kebaruan. Invasi militer Banyaknya kawasan perairan negara lain, pemberontakan serta Indonesia memanglah menghendaki gerakan sparatis adalah tantangan keberadaan armada laut dan udara nyata di masa lalu. Mungkin kini, yang tangguh, namun tentunya gerakan sejenis dan senafas dengan itu benteng kekuatan di daratan pun yang secara nyata dapat mengancam menempati posisi yang tidak kalah kedaulatan dan keutuhan bangsa pentingnya. Pembaruan persenjataan Indonesia masih terus ada, meski sudah dan peningkatan kualitas dan kapasitas terang semuanya akan bertransformasi sumber daya manusia di internal dan beradaptasi dengan perkembangan TNI menjadi keniscayaan untuk teknologi dan zaman. mengembalikan “pamor” militer kita Menghadapi semua hal itu, seperti yang pernah terjadi di masa setidaknya ada tiga titik penting yang lalu. hendaknya terus mendapat perhatian Kita tercatat pernah memiliki terkait dengan pertahanan nasional sejumlah sarana tempur yang terbilang Indonesia, ketiga titik yang bisa kita tangguh untuk ukuran pada masa 1960- anggap sebagai Segitiga Pertahanan an, ketika Soekarno berkuasa. Saat Indonesia, yakni: itu perkembangan kekuatan militer a. Militer sebagai Kekuatan Pertahanan Indonesia mendapat dukungan besar- yang Utama besaran oleh teknologi militer terbaru Meski invasi militer tidak sedang dari Uni Sovyet. menjadi ancaman nyata dan langsung Jika diuraikan, peta kekuatan bagi bangsa Indonesia hari ini, kekuatan militer Indonesia saat itu antara lain : militer adalah salah satu kemutlakan Armada Laut bagi pembangunan pertahanan. 1. Kapal Perang Utama, salah satunya

56 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 adalah yang terbesar dan tercepat dengan kecepatan supersonik. Pesawat di dunia buatan Sovyet dari kelas supersonic MiG-21 yang mampu terbang Sverdlov, dengan 12 meriam raksasa dengan kecepatan mencapai Mach 2. 25 kaliber 6 inchi. Di Indonesia kapal unit Pesawat Pembom Tu-16 Tupolev, 9 ini mendapat nama KRI Irian, Unit Helikopter MI-6 yang merupakan memiliki bobot 16.640 ton dengan buatan Rusia yang diproduksi oleh awak sebesar 1270 orang termasuk biro Mil yang dipimpin oleh Mikhail 60 perwira. L. Mil. 16 Unit Helikopter Mi-4 yang 2. Kapal Selam, Indonesia mempunyai bertugas pada wilayah sipil dan militer, 12 kapal selam kelas Whiskey kemudian Pesawat Angkut Antonov An- dari Uni Sovyet yang hampir 12B yang merupakan pesawat terbang seluruhnya di persenjatai Torpedo angkut kelas menengah militer buatan jenis SEAT-50. Torpedo fire and perusahaan Antonov dari Uni Soviet. forget ini merupakan torpedo terbaik pada zamannya. Kapal- Armada Darat kapal selam tersebut adalah KRI Hampir seluruh pasukan darat Cakra-401, KRI Nanggala-402, KRI Indonesia menggunakan senjata AK-47 Nagabanda-403, KRI Trisula-404, KRI yang dibeli dari Rusia. Nagarangsang-405, KRI Tjandrasa-406, Gambaran kekuatan militer Indonesia KRI Tjundamani-408, KRI Alugoro-407, di masa lalu tersebut tentu saja menjadi KRI Widjajadanu-409, KRI Pasopati-410, sejarah yang patut dibanggakan, KRI Hendradjala-411, KRI Bramasta-412. bahwa setidaknya kita pernah menjadi 3. Corvette, puluhan kapal tempur sebuah bangsa yang memiliki kesiapan kelas Corvette juga diberikan dan ketangguhan dalam menghadapi kepada pemerintah Indonesia kemungkinan datangnya invasi militer. dimasa itu. Fungsi Corvette pada Melakukan pembaruan persenjataan masa itu ialah sebagai penjaga adalah keniscayaan, tapi memandang atau pengiring dari kapal perang hal itu sebagai satu-satunya jalan terbesar milik Indonesia KRI Irian. memperkuat pertahanan negara untuk KRI Tjiptadi-881 yang merupakan salah satu dari Corvette bantuan hari ini, adalah tidak melulu bisa Uni Sovyet. Indonesia mempunyai dianggap tepat. 104 unit kapal tempur. Membeli alat-alat tempur yang bisa “menakut-nakuti” negara lain Armada Udara yang berminat menginvasi kedaulatan Angkatan udara Indonesia juga Indonesia secara militer, apakah selalu memiliki pesawat-pesawat canggih menjadi satu-satunya pilihan untuk pada masa itu, seperti 20 Unit pesawat mengembalikan “pamor” kita sebagai pemburu supersonic MiG-21 Fishbed bangsa? yang merupakan pesawat tempur sergap Untuk menjawab hal itu, kiranya berjarak pendek. 30 Unit pesawat kita harus merenung dan duduk sejenak MiG-15, 49 Unit pesawat tempur high- untuk menilai benar atau tidaknya hal subsonic MiG-17, 10 Unit pesawat itu. supersonic MiG-19 yang mampu terbang

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 57 Jika dibandingkan dengan kondisi oleh sebuah negara, sebab ancaman negara-negara di Timur Tengah, terhadap kedaulatan negara, yang bisa kawasan Asia (khususnya negara-negara sudah tidak melulu datang dari negara yang bertetangga dan tergabung dalam lain, juga bisa datang dari dalam negeri ASEAN) sangatlah berbeda dan relatif sendiri dalam berbagai bentuknya. tidak bergejolak seperti negara di Di masa lalu, hal itu telah ditunjukkan Timur Tengah. Negara-negara Asia dengan adanya pemberontakan dan khususnya yang tergabung dalam gerakan sparatis yang membuat ASEAN telah menunjukkan keakraban kekacauan dengan harapan bisa antar sesama negara dengan membuka membangun negara sendiri dan begitu banyak kerjasama ekonomi dan melepaskan diri dari NKRI. Hari ini, politik. Hingga keadaan tersembut gerakan-gerakan yang terindikasi memperkecil kemungkinan terjadinya berbahaya dan mengancam kedaulatan, konflik horizontal yang akan berakhir persatuan dan keutuhan NKRI juga dengan saling menyerang dengan kerap muncul melalui aksi-aksi teror. dengan menggunakan kekuatan militer. Bisa jadi gerakan terdahulu dan hari ini Pun muncul kemungkinan konflik, dalam memiliki semangat dan tujuan berbeda, kondisi tersebut, maka pendekatan tapi pada tingkatan tertentu, keduanya diplomasi dan politik menjadi salah telah menyebabkan teror yang kurang satu pilihan yang sangat masuk akal lebih sama dan mengancam keutuhan untuk diambil sebagai langkah awal. kita sebagai bangsa. Keadaan yang relatif ter- Namun demikian, pemisahan konsolidasikan tersebut memang antara TNI dan Polri telah menjadi tidak boleh membuat kita abai pada jawaban dari kenyataan tersebut. pengembangan kekuatan pertahanan Gerakan sparatis dan teror yang hari ini kita, namun hal tersebut juga harus terjadi tentu saja menjadi wewenang membuat kita tak mampu menahan diri Polri untuk mengatasinya sebagai dari melakukan langkah pengembangan alat keamanan negara. Militer, dalam pertahanan yang “membabi buta”. arti TNI, hendaknya tidak terlalu Yang dimaksud dengan “membabi jauh terlibat kecuali jika Polri benar- buta” dalam hal ini adalah dengan benar “lumpuh” dan tidak mampu memprioritaskan pengembangan satu menanganinya. bidang pertahanan dan mengabaikan Dengan kenyataan tersebut, maka pengembangan bidang lain, yang pada pengembangan persenjataan militer dasarnya memiliki peran penting juga (TNI) kita belum perlu menjadi dalam membangun sistem pertahanan prioriotas dengan mengorientasikan nasional yang kuat. seluruh anggaran belanja negara pada Apakah keadaan yang relatif ketersediaan alat tempur paling apik. tenang, seperti hari ini, berarti kita bisa Tapi tentu penentuan prioritas jenis alat “meminggirkan” kebutuhan pertahanan pertahanan menjadi penting, mengingat kita akan armada militer? Pertanyaan luas kawasan kita yang harus dijaga dari tersebut tentu juga mudah dijawab, segala macam ancaman kedaulatan. bahwa militer akan selalu dibutuhkan Selain itu, motivasi pengembangan

58 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 persenjataan perang kita juga harus kondisi-kondisi yang mengancam) maka sudah clear, bukan dengan semangat tak terbilang jumlah kekuatan yang invasi militer dan keinginan berperang terhimpun. Pelajaran tentang hal ini dengan negara lain, melainkan dengan sebenarnya sudah ada dalam sejarah motivasi untuk self defend terhadap perjalanan bangsa kita, terutama segala bentuk ancaman dan gangguan saat pasukan Indonesia memilih dari negara lain. menggunakan strategi perang gerilya dalam menghadapi kekuatan Sekutu b. Sumber Daya Manusia sebagai yang hendak mengembalikan kuasanya Modal Pertahanan atas Indonesia. Belum lama ini, Menteri Pertahanan Dan sejarah kita telah membuktikan Ryamizard Ryacudu mengungkapkan dengan nyata, ketika kekuatan militer bahwa kekuatan pertahanan Indonesia menyatu dengan semangat rakyat, maka meningkat pesat jika merujuk peringkat ketimpangan teknologi pertahanan di yang dirilis Global Fire Power. masa lalu tidak lagi menjadi penting. Berdasarkan rilis tersebut, kekuatan Maka apa yang dikatakan Ryamizard militer Indonesia naik di urutan ke-12 selanjutnya untuk melakukan inovasi dunia dari urutan sebelumnya yang terkait SDM guna meningkatkan berada pada urutan 19. pertahanan nasional adalah bisa Hal tersebut bisa jadi terdengar diterima akal. Ia mengungkapkan bahwa menarik mengingat sistem persenjataan dalam 10 tahun ke depan, Kementerian kita yang terbilang belum jauh Pertahanan menargetkan 100 juta berkembang dibandingkan negara lain. kader bela negara melalui program Namun ternyata, Ryamizard Pembinaan Kesadaran Bela Negara di memaparkan bahwa penilaian tersebut seluruh Indonesia. Sebuah program tidak sekadar memperhatikan yang akan digelar di 47 kabupaten/ perkembangan dan kekuatan persenjataan kota seluruh Indonesia yang berada di sebuah negara, namun juga juga 11 Kodam. memperhatikan sumber daya manusia Langkah yang disiapkan oleh (SDM) yang tersedia dan siap membela Menhan ini terbilang cukup apik, tapi negara jika negara sedang mengami tentu ada yang harus selalu diingat, ancaman. Bagaimanapun ada sekitar bahwa Kader Bela Negara nantinya 129 juta dari 250 juta penduduk yang adalah tetap merupakan orang sipil dapat dilibatkan saat membela negara (yang menjadi penopang kebutuhan jika negara sedang terancam. pertahanan) sehingga paradigma setiap Standar penilaian yang digunakan orang sebagai warga sipil harus terus Global Fire Power bisa jadi tidak salah, dijaga dan dipelihara. Tidak menjadikan sebab bagaimanapun besaran sumber mereka murni bermental militer dengan daya manusia yang tersedia di sebuah menerapkan doktrin yang serupa 100% negara bisa menjadi modal tersendiri dengan yang ada dalam dunia militer. dalam memperkokoh sistem pertahanan yang ada. c. Riset sebagai Basis Kekuatan Jika kekuatan militer sebuah negara Pertahanan bersatu dengan penduduknya (dalam

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 59 Perkembangan zaman, teknologi pertahanan tidak dapat lagi dihadapi dan segala bidang keilmuan tentu hanya menggunakan pendekatan- menjadi keniscayaan yang tidak dapat pendekatan konvensional yang melulu dihindari terjadinya di setiap belahan mengedepankan langkah militer, dunia, pun demikian di Indonesia. mobilisasi pasukan dan persenjataan. Secara lebih khusus maka perkembangan Diperlukan pilihan strategi yang dalam bidang pertahanan pun menjadi lebih humanis dan mengedepankan harus untuk mendapat perhatian secara penghormatan terhadap hak hidup lebih khusus, sehingga pertahanan setiap manusia. Sebab bagaimanapun, nasional kita tidak tertinggal dengan Indonesia adalah sebuah bangsa yang negara lainnya. sedang bersiap menuju kondisi yang Langkah yang bersifat antipasi kini lebih maju. Dalam pada itu, paradigma menempati posisi yang strategis dalam yang lebih maju dalam hal pertahanan pembangunan sistem pertahanan menjadi sangat diperlukan. Utamanya kita. Hal itu menjadi strategis demi sebuah paradigma yang mampu kepentingan membaca kemungkinan mendudukkan kebutuhan pertahanan munculnya ancaman dan cara-cara dengan kebutuhan perkembangan menghadapinya baik teknologi yang demokrasi yang ada. diperlukan terkait hal tersebut. Sementara riset teknologi pertahanan Inovasi dalam hal pertahanan juga tidak kalah pentingnya untuk kiranya menjadi sesuatu yang sudah menghadapi perubahan-perubahan jenis disadari pentingnya oleh Kementerian pertarungan dan serangan yang terjadi Pertahanan sendiri, mungkin karena pada level nasional dan internasional. itu pula kemudian mereka menelorkan Contohnya internet yang telah inovasi dalam bidang akademis mengantar kita pada kondisi di mana berbentuk Universitas Pertahanan dunia seakan tanpa tapal batas. Indonesia (UNHAN). Langkah yang Sebagaimana kita semua mahfum, terbilang sangat tepat guna melahirkan internet tak ubahnya sebuah pedang intelektual dalam bidang pertahanan bermata dua yang bisa melindungi dan negara. menyerang sekaligus. Melalui media Selain inovasi tersebut, penguatan tersebut dapat menyebar berbagai hal lembaga riset untuk mendukung yang jika tak disikapi dengan bijak, pengembangan pertahanan negara dapat memicu berbagai hal yang dapat menjadi sangat penting. Sebuah mengancam keutuhan masyarakat. lembaga yang secara khusus melakukan * Diolah dari berbagai sumber riset untuk kepentingan pertahanan, dan bahan bacaan: Jurnal Pacis baik dalam sektor sosial budaya maupun HI Unpar, Bandung, Bulan Mei teknologi (persenjataan) pertahanan 2006; http://www.kemhan.go.id; itu sendiri. http://nasional.republika.co.id; Mengapa sektor sosial budaya? Sektor militer-review.blogspot.co.id; tersebut hendaknya haruslah mendapat http://soekarnonkri.blogspot. porsi khusus untuk ditela’ah mengingat co.id tantangan yang ada dalam dunia

60 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 informearth.wordpress.com Pergeseran Sentral Geopolitik Internasional, dari Heartland ke Asia pasifik. Apa Geopolitik Leverage Indonesia? Hendrajit Peneliti Geopolitik dan Direktur Eksekutif Global Future Institute “Orang tidak bisa menyusun suksesnya: Kekuatan Kami, baik Pertahanan Nasional yang kuat, Orang defense maupun offensive, kami tidak bisa membangun Satu Bangsa dasarkan atas keadaan-keadaan yang yang kuat, Sebagai Satu Bangsa Negara nyata dari Vietnam sendiri. Bukan atas yang Kuat, Kalau tidak Berdasarkan dasar pengetahuan dari luar. Melainkan Pengetahuan Geopolitik. atas dasar pengetahuan geopolitik dari (Bung Karno, Mei 1965) Vietnam. (1) Atas dasar pandangan Nguyen Giap Mengapa Harus Menghidupkan Kembali tersebut, Bung Karno ketika berpidato Geopolitik? pada pembukaan Lembaga Pertahanan Jenderal vo Nguyen Giap, konseptor Nasional pada 1965, menganjurkan agar dan arsitek pertahanan nasional kita sebagai anak bangsa mengetahui Vietnam yang sukses mengusir Perancis kondisi tanah air kita. Geopolitik kita. pada 1954 dan Amerika Serikat pada Geopolitik merupakan pengetahuan 1975, pernah mengungkap rahasia segala sesuatu yang berhubungan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 61 dengan konstalasi geopolitik sebuah Panglima Besar Soedirman: “pertahankan negeri. Tahun seluk-beluk bangsa dan rumah serta pekarangan kita sekalian” tanah air. Mengenal segala kondisi baik (1947); atau Bung Karno menyebut fisik dan mental dari wilayah berikut “ketahanan nasional dapat maksimal masyarakatnya. jika berdasarkan geopolitik” (1965); Maka dalam penyusunan pertahanan Pak Harto dulu sering menyatakan: “.. yang efektif, maka tahapannya adalah kesatuan daratan, kesatuan lautan dan mengenali dan mengetahui segala unsur kesatuan udara ini dipandang sebagai dari tanah air dan bangsanya sendiri. satu keseluruhan yang bulat. Itulah Baru kemudian ditentukan model dan wawasan nusantara” (1967). cara menyusun pertahanannya. Geopolitik meniscayakan orang Geo itu bahasa Inggris, arti belajar tentang realitas dan hakikat Indonesianya adalah bumi, tanah, dan materi serta non materi atau spirit. seterusnya. Ia adalah salah satu unsur Oleh sebab perjalanan sebuah bangsa kehidupan selain air, api dan angin serta tak lepas dari kedua dinamika dan merupakan asal-usul manusia (Adam) dialektika alam tersebut (materi dan dulu. Dimanapun geo, seharusnya tak non materi), sementara ilmu dan hanya mengantar manusia atau bangsa filsafat membentang dalam spektrum pada gerbang kemerdekaan tetapi lebih di atas permukaan. Dengan demikian jauh lagi yakni membentuk bangsa geopolitik sebagai ilmu dan kenyataan dan negara yang hidup di atasnya hidup, umurnya sudah setua bumi bermartabat di dunia. bahkan seuzur kehidupan manusia itu Seperti dikatakan oleh Bung Karno, sendiri.(2) “Dulu Jepang mengebom Pearl Harbour itu tujuannya adalah Tarakan untuk Geopolitik-Indonesia menguasai sumber-sumber minyak, Indonesia memiliki geopolitik yang jadi sejak lama Indonesia akan jadi strategis dalam interaksi global, selain pertaruhan untuk penguasaan di posisinya di antara dua samudera dan wilayah Asia Pasifik, kemerdekaan dua benua yang merupakan peluang Indonesia bukan saja soal kemerdekaan betapa besar peran yang bisa dimainkan politik, tapi soal bagaimana menjadikan di panggung internasional, juga memiliki manusia di dalamnya hidup terhormat kekayaan alam (SDA) beraneka lagi dan terjamin kesejahteraannya” (1956). melimpah ruah. Tetapi bangsa ini tidak Dengan demikian, geopolitik merupakan mampu “mengelola” secara tepat dan ilmu tua yang mampu mengintegrasikan baik letak ke-”strategis”-an posisi dan semua hakikat keilmuan, karena di kekayaan SDA yang dimiliki. Mungkin atas geo itulah seluruh permasalahan hanya di era Bung Karno, Indonesia manusia diselesaikan. Manakala abai mampu mengelola geopolitiknya. terhadap geopolitik, hal itu merupakan Makanya ia berani menggempur Belanda titik awal dan sumber bencana bagi di Irian Barat dan “mempermainkan” ilmu-ilmu (politik) yang ada. Amerika Serikat. Bung Karno memahami Memahami dan implementasi geo- jika Irian Barat lepas maka Biak akan politik itu sederhana saja, menurut dijadikan pangkalan militer terbesar

62 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 di Asia Pasifik, dan nisaya bakal Di perbatasan Deli dengan Aceh, mengancam kedaulatan Indonesia terdapat minyak tanah yang berpusat yang baru tumbuh. Kemenangan atas di Pangkalan Brandan, Pangkalan Susu, Irian Barat merupakan kemenangan dan Perlak. atas kedaulatan modal terbesar Bahkan, di perbatasan Deli dengan Indonesia. Di wilayah barat memiliki Aceh terdapat besi. Seperti di Singkep, lumbung minyak Sumatera, Jawa dan Bangka dan Belitung, di Jambi sendiri Kalimantan, sementara di Irian Barat terdapat timah. Bauksit di Riau dan ada gas dan emas. Indonesia bersiap Alumunium terdapat di Asahan, Deli. menjadi negara paling kuat di Asia. Bahkan jika dihubungkan dengan arang Sumatera adalah salah satu bukti di Sawahlunto dan airmancur Sungai nyata. Pulau di sebelah barat Indonesia Asahan, yang punya kodrat nomor 2 ini tak sekadar cerita tentang pulau atau nomor 3 di dunia, maka bumi dan emas, eksotisme alam liar nan indah air Deli sekitarnya dapat mengadakan atau kemashyuran Sriwijaya. Secara perindustrian berat apapun juga. Apalagi geopolitik Sumatera ini sejatinya kalau nanti dapat diperhubungkan lagi sangat strategis, namun celakanya dengan logam besi, timah, dan lain lain banyak orang Indonesia sendiri yang dari tanah. tidak menyadarinya. Sumatera adalah Kalau kita mempelajari dan tempat pertama sekaligus terakhir menyerap apa yang menjadi ketahanan di Asia Tenggara yang ditemukan budaya dan ketahanan nasional negara- dunia perjalanan internasional (Baca negara lain, Iran bisa kita jadikan Sumatera Tempo Doeloe, dari Marcopolo contoh nyata yang paling aktual. Betapa sampai Tan Malaka, Anthony Reid, ed). kesadaran dan wawasan geopolitik dan Sebagai semacam barikade yang geostrategi para elit pemerintahan dihadapkan pada titik-titik masuk di Iran, merupakan salah satu faktor maritim ke Asia bagian timur, Sumatera kebangkitan Iran sebagai kekuatan adalah tempat pendaratan pertama yang patut diperhitungkan oleh negara- di bidang pelayaran. Emas dari negara adidaya seperti Amerika Serikat, rangkaian pegunungannya, lalu kapur Uni Eropa, Rusia dan Cina. barus dari hutan-hutannya, menarik Dengan segala kelebihan serta para pedagang dari seluruh dunia keterbatasannya mampu memaksimalkan menuju magnet Suvarna dvipa-Tanah peran geopolitik dalam perpolitikan Emas. Bukan itu saja. Beberapa jejak global. Setidak-tidaknya ancaman peninggalan tertua dari pengaruh India, penutupan Selat Hormuz oleh Arab, dan Cina di Asia Tenggara dapat Ahmadinejad dalam psy war kemarin ditemukan di Sumatera. Luar biasa! telah membuat “kekhawatiran” para Deli, di Sumatera Timur, sekadar adidaya dunia, terutama bagi jajaran ilustrasi yang lain lagi. Jika kita negara yang sangat tergantung dari menelisik ke 1919, Tan Malaka dalam dinamika selat tersebut. Ini cuma sekilas autobiografinya Dari Penjara ke contoh, betapa dahsyat pemanfaatan Penjara, sudah melukiskan Deli sebagai geopolitik suatu bangsa bila dikelola tanah emas, surga buat kaum kapitalis. secara baik, bahkan dapat dijadikan

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 63 geopolitic weapon. tak mampu mensyukuri, menikmati dan Namun untuk itu, para pemangku mengelola karunia Tuhan Yang Maha kepentingan kebijakan luar negeri dan Esa sehingga rakyat sebagai pemilik ketahanan nasional, harus menyadari kedaulatan justru termarginal dalam betapa pentingya wilayah NKRI secara kelimpahan rahmat-Nya.(4) geopolitik. Menyadari bahwa Indonesia Tatkala abai terhadap geopolitik, yang letak geografisnya berada di para elit pun seperti kehabisan waktu antara benua Asia dan Autralia, serta dan energi berdebat kesana-kemari diantara Lautan Hindia dan Lautan dalam derivatif berbagai paradigma Pasifik, menyebabkan Indonesia punya serta teori sosial politik yang sebenarnya posisi yang unik dan jarang dipunyai telah dihegemoni oleh kepentingan negara-negara lain.(3) asing. Terjebak gegap diskusi pada Selain dari itu, data menggambarkan tataran permukaan malah melupakan bahwa Indonesia memilikii 39 selat hal-hal yang tersirat, apalagi membahas dimana 4 selatnya termasuk checkpoint yang di bawah permukaan. Nonsense. shipping dari 9 selat-selat tersibuk di Bahwa debatisasi berbagai elemen dunia semacam Selat Hormuz, atau bangsa kini diduga kuat telah dirajut Selat Malaka, dan lain-lain. Bahkan oleh asing dan kaum komprador menjadi saat ini, hampir 50 persen perdagangan “industri demokrasi” dengan berbagai laut komersial dunia dilakukan melalui manufaktur dan fabrikasi, seperti perairan Indonesia dan perairan regional perbedaan pendapat, demonstrasi, ego kawasan ini. Bisa dipastikan bahwa sektoral, konflik, parlemen jalanan dan negara-negara lain sebagai pengguna lainnya. jalur strategis ini, memandang Maka inilah kemenangan wilayah Indonesia secara geopolitik memiliki simbol-simbol (kulit) namun tersungkur arti yang sangat vital dan strategis bagi di ruang hakiki (substansi). Lembaga perdagangan internasional. pendidikan dan pusat kajian dipompa Berarti, Indonesia punya satu hanya sekedar mengejar gelar serta senjata ampuh, yaitu takdir geopolitik status sosial dengan paradigma dan yang akan tumbuh sebagai pusat teori yang telah dikendalikan, berputar- perebutan pengaruh geopolitik negara- putar dalam isue serta terminologi negara adidaya dan menjadi pusat “rekayasa” (demokrasi, HAM, lingkungan gravitasi perekonomian global. Luas dll) yang berpihak kepada kepentingan wilayah yang mendominasi kawasan luar tetapi nihil terhadap historisme Asia Tenggara, penduduk terbanyak yang mutlak harus dipikul dan menjadi dan sumberdaya alam (SDA) terkaya tanggung jawab sejarah, sosial di Asia Tenggara, telah menempatkan dan realitas politik terutama bagi Indonesia sebagai kekuatan utama dan kepentingan nasional saat ini. kunci stabilisator keamanan kawasan. Sayangnya, sebagaimana diurai Dangkalnya Kesadaran dan Wawasan di atas, ilmu dan wawasan geopolitik Geopolitik, Mudah Masuk Perangkap di republik tercinta ini terdangkalkan Skema Kepentingan Strategis Asing. bahkan terabaikan, sehingga bangsa ini Sebagai contoh sederhana ialah

64 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 maraknya berbagai konflik di tanah air Desert (Afrika Utara), dan Island or sesungguhnya tak boleh dilepas dari Outer Continents (meliputi benua hipotesa sebagai “hajatan asing” dalam Amerika, Afrika Selatan, Asia Tenggara rangka protection oil flow atau blockade dan Australia). somebody else oil flow. Pola yang lazim Tesis Mackinder menyebutkan, digunakan oleh kolonialisme ialah bahwa negara yang menguasai kawasan menghadirkan pasukan multinasional Heartland (memiliki kandungan melalui resolusi PBB dengan alasan sumberdaya alam dan mineral yang HAM dan kemanusiaan, lalu dikeroyok melimpah), niscaya akan menuju ala NATO seperti Libya atau berujung kepada “Global Imperium”. Dalam referendum sebagaimana terjadi di kajian politik, conflict is protection Sudan, Timor Timur dan lainnya. Itulah oil flow and blockade somebody else potensi yang bakal terjadi di republik oil flow merupakan modus kolonial ini, sementara para elit bangsa “sibuk” sejak dulu, dan sering dilakukan untuk dengan dinamika di permukaan namun menebar penyesatan (mengalihkan melupakan what lies beneath the perhatian), baik dalam bentuk konflik surface (apa yang terkandung di bawah ataupun gerakan-gerakan massa lainnya permukaan). di permukaan, agar yang menjadi Sekali lagi, abai geopolitik berarti tujuan utamanya tidak terpantau.(5) awal bercokolnya “permainan asing” Menurut cermatan GFI, ‘Empat dan menjadi penyebab kehancuran Kawasan’ Mackinder itu, tampaknya sebuah bangsa. sudah tidak akurat lagi. Ini terbaca Dengan kegelisahan pokok seperti dari Smart Power-nya AS, apalagi terpapar di atas, maka mengenali melalui Arab Spring, AS ternyata juga dan mengetahui konstalasi geopolitik menggoyang negara-negara Afrika Utara Negara-negara adidaya, merupakan seperti Libya, Tunisia, dan Yaman yang langkah pertama kita untuk mengenali nota bene merupakan kawasan Desert. dan mengetahui kondisi-kondisi fisik GFI mengendus, AS dan sekutunya kini dan mental bangsa kita, geopolitik kita justru tengah menerapkan teori Toni sendiri. Cartalucci, Research Assosciate di Central for Research on Globalization Merevisi Kembali Doktrin Sir Harold (CRG), Montreal, Kanada. McKinder Cartalucci berasumsi: “Matikan Agaknya asumsi itu semakin Timur Tengah, maka anda mematikan menebalkan tesis Sir Halford China dan Rusia, dan anda akan Mackinder, pakar geopolitik Inggris menguasai dunia”. Faktanya bahwa abad ke-19 yang mengklasifikasikan sejak 1979, cengkeraman AS terhadap dunia kedalam Empat Kawasan. Empat beberapa negara di Timur Tengah kawasan tersebut terdiri dari Heartland melalui Dewan Kerjasama Teluk (GCC) (meliputi Asia Tengah dan Timur memang terbukti unggul dalam hal Tengah), Marginal Lands (meliputi dominasi minyak dunia. Setidaknya 90% Eropa Barat, Asia Selatan, sebagian Asia transaksi ekspor minyak dari kelompok GCC Tenggara dan sebagian daratan China), atau 40% minyak dunia, dikuasai oleh AS.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 65 Pertanyaannya adalah kenapa Rusia Laut China Selatan, melalui Menhan dan China tidak juga “mati” bahkan Leon Panetta, AS menganjurkan agar semakin menggeliat. Agaknya Cartalucci ASEAN melakukan “tindakan seragam” lupa, bahwa saat ini Rusia sudah sekaligus menyusun kerangka aksi yang menjadi Autarky (negara swasembada) memiliki kekuatan hukum. Tapi yang seperti halnya Kanada. Artinya bahwa paling mengejutkan adalah rencana ketergantungannya terhadap negara AS untuk menggeser 60% armada lain sangat kecil. Sebaliknya, meskipun tempurnya ke Asia Pasifik. kemajuan ekonomi dan militernya Kompleksitas pertikaian wilayah di relatif signifikan namun China masih Laut China Selatan, disinyalir memang tergantung dengan impor. bukan sebatas klaim kepemilikan Menurut hipotesa GFI, hal ini pulau-pulau, melainkan ada persoalan semata-mata karena ENERGI masih lainnya, diantaranya hak berdaulat atas tetap sebagai kunci skema bagi setiap Landas Kontinen dan Zona Ekonomi manuver apapun, terutama militer. Ekslusif (ZEE), termasuk penggunaan Begitupun, sampai saat ini Kawasan teknologi baru terkait exploitasi dan Heartland masih dianggap sebagai explorasi minyak dan gas bumi oleh titik tolak geopolitik global, sebab negara tertentu. merupakan basis produsen minyak Ketegangan antara negara-negara dan gas alam dunia, meskipun dalam di kawasan tersebut secara politis perkembangannya banyak jajaran cenderung meningkat karena miskinnya negara Afrika Utara, Amerika Latin dan win-win solution. Urgensi geografis Rusia telah menjadi Net Oil Exporter. Laut China Selatan yang cukup vital Perkembangan aktual perpolitikan dalam pergeseran geopolitik global, internasional saat ini memang memungkinkan terus terkendalanya mengisyaratkan terjadinya pergeseran upaya penyelesaian sengketa, bahkan sentral geopolitik dari Kawasan Timur diduga keras bahwa isu konflik teritorial Tengah menuju ke Asia Tenggara, itu akan menjadi trigger dalam benturan khususnya Laut China Selatan. militer secara terbuka. Isyarat peralihan tersebut terlihat Situasi ini tentunya akan dari beberapa indikasi, diantaranya mempengaruhi negara-negara di sekitar AS ingin secepatnya membangun wilayah sengketa, dimana secara sistem pertahanan rudal di Asia guna geografis, posisi Indonesia berada cukup melawan manuver Korea Utara. AS dekat dengan Laut China Selatan, baik juga menyatakan akan memperluas dalam konteks Asia Tenggara, ASEAN pengaturan militernya di Asia maupun Asia Pasifik. Tenggara dan Samudera Hindia, termasuk Situasi ini diperkirakan akan peningkatan kerja sama dengan Australia berlangsung lama, karena selain dan penempatan kapal-kapal perang di menunggu ‘momentum’, negara-negara Singapura. yang terlibat konflik juga melakukan Selain itu, AS juga mendukung upaya antisipasif secara intensif dan pembentukan ASEAN Security Community terbuka, terutama AS dan sekutunya pada 2015, dan terkait dengan isu versus China dan pendukungnya.

66 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Jalur Sutra Baru: Dasar Skema Tak bisa tidak. Itulah strategi awal Kolonialisasi Impereliasme Barat penguasaan geopolitik di Jalur Sutera Sebelum beranjak terlalu jauh, apabila ingin ‘merajai dunia’. mari kita selintas bahas soal Geopolitik. Ya, strategi penguasaan wilayah Kalau menyinggung geopolitik, maka Jalur Sutra yang menjadi dasar skema kita ingat pakar geopolitik Inggris kolonialisasi negara-negara imperialis Halford Mackinder (1861 – 1947) yang barat dari dulu hingga kini, seringkali menelorkan Teori Heartland (Jantung tidak diketahui atau dengan sengaja Dunia). diabaikan. Asumsinya: “Barangsiapa Jalur Sutera itu sendiri ialah menguasai Heartland maka akan lintasan rute yang membentang antara menguasai World Island”. Dijelaskan perbatasan Rusia/Cina, Asia Tengah- oleh Mackinder, bahwa Heartland itu Timur Tengah, Afrika Utara hingga istilah lain Asia Tengah, sedangkan berujung di Maroko. World Island adalah Timur Tengah. Jalur Sutra membelah antara Dunia Tidak dapat disangkal siapapun, kedua Barat dan Timur. Itulah kawasan sentral kawasan adalah wilayah yang kaya akan pergerakan (ekonomi) barang dan minyak, gas bumi dan bahan mineral jasa bahkan dikumandangkan sebagai lain di muka bumi. Siapa menguasai legenda jalur militer dunia sejak dahulu kawasan tersebut akan menjadi Global kala. Imperium, kata Mackinder! Mengendalikan Jalur Sutera, identik Itulah sepintas asumsi melegenda menguasai dunia, dan menguasai Mesir puluhan tahun lampau yang masih dan Syria, ibarat sudah menguasai diterapkan hingga kini oleh para adidaya separuh jalurnya. khususnya Paman Sam dan sekutu. Namun David Rockefeller, Yang kerap kita abaikan adalah fakta nampaknya sudah membaca tren bahwa “Teori Heartland” (penguasaan global akan berubah dan bergeser ke Asia Tengah dan Timur Tengah)-nya Asia Pasifik, karena skema distribusi Mackinder sesungguhnya hanya bagian energi(minyak) akan bergeser ke Laut (penggalan) dari Jalur Sutera,. Karena Cina Selatan. Karena dari berbagai dalam teorinya Mackinder tidak penelitian, 80 persen impor Cina menyertakan kawasan Afrika Utara melalui perairan Laut Cina Selatan. Di sebagai salah satu faktor penting dalam sinilah relevansi kajian Deep Stoat di konstalasi politik internasional. awal tulisan saya tadi. Sehingga kita sering abai ketika Maka, David Rockefeller kemudian negara-negara adidaya melakukan mengembangkan konsep Jalur Sutra mapping kolonialisasi di dunia, menjadi New Silk Road yang terdiri baik yang dilakukan oleh think tank dari Laut Cina Selatan, Selat Malaka, berikut para manpower negeri kaum Laut Andaman, Teluk Bengal, hingga ke penjajah dimanapun, niscaya akan Lautan Hindia. merekomendasi, bahwa menguasai Maka ketika Alfred Mahan, pakar kedua negara (Mesir dan Syria) kelautan Amerika Serikat (AS) yang hukumnya wajib bahkan mutlak. hingga kini “doktrin”-nya masih

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 67 dianut bahkan diletakkan sebagai negeri itu sebagai daerah transit untuk dogma negara terutama angkatan menaklukkan Timur Tengah dan juga laut: “Barangsiapa merajai Lautan daerah transit untuk Afrika”. India maka ia bakal menjadi kunci percaturan di dunia internasional”. Cerita Seputar Pencaplokan Pulau Berarti tersirat yang dimaksud Alfred Socotra Mahan adalah Lautan Hindia. Menurut dokumen GFI, tanggal 2 Bisa dimengerti jika Paman Januari 2010 lalu, Presiden Yaman, Sam tidak puas hanya dengan US Ali Abdullah Saleh mengadakan rapat Africa Command (US AFRICOM) guna tertutup dengan Panglima Komando mengendalikan Afrika, atau US Central Militer AS Jenderal David Petraeus. Command (US CENTCOM) untuk Diberitakan oleh media massa mencengkeram Dunia Arab. AS pun pertemuan itu adalah koordinasi membangun pangkalan militer terbesar penanganan aksi Al-Qaeda yang berbasis dunia di Diego Garcia, Kepulauan di Yaman, namun akhirnya terungkap Chargos, Lautan India. Setelah itu, bahwa pertemuan tersebut membahas masih dibangun pula pangkalan militer soal Socotra. di Pulau Socotra, Yaman. Belum lagi Singkat cerita, Presiden Saleh pun pangkalan militer lainnya seperti di menyerah atas “desakan” Petraeus. Pulau Cocos, Darwin, Subic dan lain- Pulau Socotra diserahkan kepada AS lain. sebagai pemegang otoritas keamanan Sekadar informasi. selain Socotra dalam rangka War on Terror (WoT) itu merupakan PINTU GERBANG ke Jalur dan menumpas aksi-aksi perompakan Sutera melalui Teluk Aden, Laut Merah warga Somalia. Dalam skema WoT - Terusan Suez dan bermuara di Laut kelak, Socotra diproyeksikan menjadi Mediterania, juga letak pulau tersebut pangkalan militer, oleh karena otoritas ternyata hanya 3000-an Km dari Diego AS diperkenankan untuk menggelar Garcia, artinya jika kelak terjadi situasi berbagai pesawat termasuk pesawat tempur dan komersil. darurat militer, maka permintaan Kemudahan mencaplok pulau unik penguatan militer ke Socotra bisa tersebut, selain disebabkan pemberian berlangsung secara cepat. konsesi ekonomi kepada petinggi Yaman Temuan tim riset Global Future sejumlah $ 14 juta US dari Kuwait Institute bahwa komando dan kendali Fund for Arab Economic Development tertinggi gerakan AS berpusat di Pulau guna membangun pelabuhan, juga Socotra, sedang manuver untuk wilayah ada isyarat Petraeus akan memberi Afrika dan Arab terletak di Qatar. bantuan peralatan militer. Akan Maka bukan hal yang aneh jika tetapi, fakta menyebut bahwa pasca media mainsteam Al Jazeera yang penyerahan Socotra kepada AS, sesaat sering menjadi propaganda Barat justru kemudian meletus gejolak massa dalam ada di Qatar. rangka pelengserkan Ali Abdullah dari Masih ingat George Rich mentornya kekuasaannya ---belakangan aksi massa John Perkins? Simak nasehatnya: tadi disebut Arab Spring atau Musim “Pergilah kau ke Mesir, dan gunakan Semi Arab.

68 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 Pertanyaan investigative kemudian modern yang progresif, juga muncul: adakah korelasi antara memerlukan akses lapangan terbang gerakan massa di Yaman yang notabene dan pelabuhan-pelabuhan. Target jalur merupakan benih Arab Spring dengan yang diincar ialah bentangan perairan keberadaan Socotra sebagai kendali dari pesisir Laut Cina Selatan, Selat tertinggi AS untuk “manuver”-nya di Malaka, melintasi Samudera Hindia, wilayah Afrika dan Arab? Pertanyaan Laut Arab dan Teluk Persia. Sehingga lagi: siapa berani menyanggah, bahwa dalam peta, terlihat mirip untaian maksud tersembunyi pada kalimat mutiara atau gambar kalung (Pearls). “Lautan India” dalam uraian Doktrin Inilah yang kita prediksikan akan Mahan makna tersiratnya ialah Jalur semakin menajamnya konflik terbuka Sutera? AS versus Cina di kawasan Asia Pasifik, utamanya Asia Tenggara. Karena Amerika Mengapa Bergeser ke Asia Pasifik? pun sudah merekomendasikan hal ini Jawabannya sederhana. Amerika lewat Council of Foreign Relations(CFR) dan Cina sama-sama mengincar Selat pada 2002, dan bahkan sudah digodok Malaka dan Laut Cina Selatan. Malaka secara lebih matang lewat beberapa memang selat paling sibuk setelah think thank di Washington. Sehingga Hormuz. Dan peningkatan pelayaran kemudian dirumuskan sebagai dasar merupakan keniscayaan seiring gegap kebijakan luar negeri Preisden George W dinamika baik kebutuhan maupun Bush yang kemudian kita kenal sebagai kepentingan pribadi, kelompok dan Project New American Century(PNAC). juga bangsa-bangsa di dunia. Pihak perancang kebijakan stretegis Mari kita simak Zhao Yuncheng, Keamanan Nasional di Washington ilmuwan dari China‘s Institute of tentunya mencermati dengan seksama Contemporary International Relation: strategi String of Pearls tersebut. “Whoever controls the Straits of Betapa tidak. Implementasi String Malacca and the Indian Ocean could of Pearls ini memang tergantung threaten China‘s oil supply route.” fasilitas militer yang memadai di Pulau Masuk akal jika Presiden Cina Hainan; landasan terbang darurat Hu Jiantao menegaskan, “Malacca- di Pulau Woody, Kepulauan Paracel, Dilemma” merupakan persoalan jaraknya sekitar 300 mil dari laut kunci untuk jaminan pasokan energi timur Vietnam; kontainer fasilitas mengingat 80% impor minyak Cina pengiriman di Chittagong, Bangladesh; melewati Selat Malaka, oleh karena pembangunan pelabuhan air dalam di itu keamanan jalur di “selat basah” ini Sittwe, Myanmar; pembangunan basis menjadi urgen bagi kelanjutan ekonomi angkatan laut di Gwadar, Pakistan; Negeri Paman Mao.(6) pipa melalui Islamabad dan Karakoram Maka Cina pun menerapkan Highway ke Kashgar di Xinjiang; fasilitas konsep String of Pearls. Yaitu strategi pengumpulan intelijen di pulau-pulau di Cina dalam rangka mengamankan Teluk Benggala dekat Selat Malaka dan suplai energi. Strategi ini mempunyai pelabuhan Hambantota di Sri Lanka, konsekuensi dibutuhkannya militer dan lainnya.

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 69 Dalam beberapa kasus, ia memberi Meskipun data-data ini masih subsidi pembangunan pelabuhan baru sangat terbatas, setidaknya sudah bisa dan fasilitas lapangan udara di negara- dijadikan mapping sementara tentang negara target dengan kompensasi kondisi geopolitik Asia Pasifik menjelang fasilitas dibuat sesuai standar Cina. friksi terbuka sebagaimana ramalan Sehubungan dengan tarik-menarik PNAC 2002, baik terkait implementasi pengaruh antara AS dan Cina ini, String of Pearl atau dinamika kapal- menarik mencermati pengamatan dan kapal negara pesaing Cina, yaitu prediksi Jean Paul Rodrigue. Menurut Amerika dan Australia. Rodrigue, jalur transportasi minyak dan gas untuk kebutuhan energi di Asia Selat Sunda, Geopolitics Leverage Timur selain melalui Selat Malaka, juga Indonesia? melintas di Selat Sunda, Selat Lombok Apabila dilemma malacca dan lainnya. Tak boleh dipungkiri, mencapai titik kulminasi akibat perang ketiganya merupakan selat vital bagi terbuka, maka besar kemunginan negara-negara Asia Timur, khususnya jalur Selat Malaka akan “tersumbat”. Cina dan Jepang. Isyarat Rodrigue, jika Sudah barang tentu, sesuai prakiraan terjadi hambatan pelayaran di Selat Rodrigue jalur pelayaran akan beralih Malaka maka alternatif jalur paling ke Selat Sunda karena dianggap rute singkat adalah Selat Sunda. alternatif tersingkat dari jalur-jalur Inilah sisi paling krusial dari lazimnya. Inilah keunggulan Indonesia wilayah seputar Laut Cina Selatan dan secara geopolitik terutama bagi negara- Selat Malaka dalam beberapa tahun negara yang terlibat konflik. Betapa ke depan. Cina sudah mengisyaratkan dahsyat urgensi Selat Sunda dan alur- bahwa hambatan utama implementasi alur laut lain di mata dunia, karena Strategi String of Pearls adalah banyak negara tergantung pada wilayah bercokolnya kapal-kapal perang AS dan perairannya. sekutu di Singapura. Sejatinya tinggal bagaimana faktor Semakin menegangnya hubungan geografis dijadikangeopolitical leverage politik antara Paman Sam dan Paman (daya ungkit) melalui pemberdayaan Mao, niscaya memiliki implikasi negatif secara benar dan optimal berkenaan atas hilir-mudik pelayaran Cina di posisi strategis di antara dua benua dan Selat Malaka. Shock and Awe pun telah dua samudera. Menurut Dirgo D. Purbo ditebar, melalui janji mengirim kapal (2012), geopolitik dalam wawasan tempur pesisir (LCS) USS Freedom nusantara merupakan jawaban untuk di Selat Singapura, ujar Laksamana Kepentingan Nasional RI di abad XXI. Thomas Rowden (10/5/2012). USS Tak bisa tidak, Kepentingan Nasional Freedom ialah kapal perang jenis RI harus menjadi rujukan utama terbaru AS, memiliki kecepatan hingga dalam memberdayakan daya ungkit lebih 40 knot serta handal untuk (geopolitik) yang melekat sebagai perang di lautan dekat pesisir, mampu keunggulan geografis Indonesia. menyapu ranjau laut dan menyerang Masalahnya adalah, Ketika kapal selam. beberapa waktu yang lalu Indonesia

70 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 memberi peluang Cina terlibat dalam Indonesia sebagai negara kepulauan. pembangunan Jembatan Selat Sunda Tanpa perencanaan strategis dan (JSS), tawaran itu mungkin dianggap pola negosiasi yang canggih dari para “berkah” dari langit bagi Cina. diplomat garis depan kita, jangan- Kenapa demikian? Selain nilai jangan rakyat di sekitar JSS cuma proyeknya menakjubkan (sekitar Rp menjadi penonton belaka. 100-an triliun) juga secara geopolitik, kelak Cina-lah yang “menguasai” Selat Kesimpulan dan Rekomendasi Sunda dengan alasan profit bisnis Pertama: Memanasnya suhu politik selaku investor. Belum masalah String antara Cina melawan AS dan sekutu, of Pearl dan implementasinya. Artinya selain menggeser geopolitik global dari peluang itu bukan hanya mengurangi Heartland ke Asia, juga meniscayakan malacca dilemma atau menghindari perubahan konstelasi di Asia Pasifik sekalipun, tetapi bahayanya justru terutama Laut Cina Selatan dan Cina akan menjadi pengendali baru di perairan sekitarnya. Apalagi jika kelak selat ini. Sehingga bisa memastikan benar-banar meletus konflik terbuka di tidak akan ada kendala signifikan pada perairan; sistem pelayarannya meskipun ada Kedua. Maka para perumus “sumbatan” di Selat Malaka akibat kebijakan strategis bidang luar friksi melawan AS dan sekutu. negeri maupun ekonomi, harus Untunglah, proyek pembangunan mempertimbangkan nilai strategis Jembatan Selat Sunda akhirnya batal. wilayah Indonesia secara geopolitik. Karena itu, jika ini terjadi bisa Dan memandang Geopolitik sebagai berpotensi timbul “bencana geopolitik.” Ilmunya Ketahanan Nasional. Ketika di Selat Malaka dan Laut Cina Ketiga: Menyadari pentingnya Selatan terjadi pergolakan bersenjata Indoensia dalam perspektif geopolitik, sehingga menjadi jalur yang tidak maka Indonesia harus mengantisipasi aman, maka Selat Sunda justru akan jika kelak terjadi perang terbuka antara menjadi jalur alternatif yang terdekat. AS versus Cina, potensi terjadinya Artinya, Selat Sunda merupakan senjata perang proxy (perang perpanjangan) geopolitik Indonesia. Dan ketika Cina antara kedua negara adidaya tersebut, sudah menguasai Selat Sunda sebagai yang tentunya akan berdampak bagi investor, maka Cina dalam posisi yang Indonesia pada khususnya mapun bisa mengatur sistem pengamanan ASEAN pada umumnya. maritim Selat Sunda. Keempat: Dari mapping prakiraan Maka itu, para penentu kebijakan situasi tadi, semakin terlihat urgensi luar negeri jangan hanya melihat dari Selat Sunda dari sisi geopolitik. Artinya aspek sosial ekonomi saja, melainkan ketika Selat Malaka telah menjadi harus juga juga secara komprehensif “jalur tidak aman” bagi pelayaran melakukan prakiraan keadaan dan internasional akibat perang, maka tren global ke depan. Termasuk rute alternatif tersingkat baik dari dan bencana geopolitik ketika JSS pada ke Lautan Hindia serta Lautan Pasifik perkembanganya bisa mengikis identitas dipastikan akan melintas di Selat Sunda

Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015 71 dan selat lainnya dalam koridor ALKI di Catatan Akhir Indonesia; 1). Arahan dan Kuliah Pertama Kelima: Perlu dibidani produk- Presiden Ir Sukarno Pada Peresmian produk hukum terkait geopolitical Lemhanas 20 Mei 1965. leverage (pemanfaatan geopolitik), 2). Untuk studi-studi teoritis yang lebih misalnya “penutupan sementara” mendalam tentang Geopolitik, selat-selat di Indonesia ketika dinamika baca artikel Dr Kusnanto Anggoro pelayaran telah mengancam keamanan berjudul Geopolitik, Pengendalian nasional dan Kepentingan Nasional RI. Ruang Laga Dan Strategi Pertahanan Hal ini mutlak segera dilangkahkan oleh Indonesia, dalam Jurnal terbitan segenap elit dan pengambil kebijakan CSIS yang bertema: Perspektif Baru di republik ini sebagai respon terhadap Keamanan Nasional(Jakarta: CSIS, situasi yang berkembang sekaligus 2005). penyikapan peralihan geopolitik global; Keenam: Belajar dari pengalaman 3). Kajian yang lebih mendalam pahit JSS, geopolitik harus menjadi terkait Indonesia dalam perspektif pertimbangan dalam membuat Geopolitik, baca artikel Hendrajit kebijakan ekonomi dan luar negri dan M Arief Pranoto, “Kenali Takdir yang terintegrasi, sehingga tercipta Geopolitik Indonesia dan Aneka keseimbangan antara kedaulatan Corak Perang Asimetris, Majalah negara, kesejahteraan maupun Aktual Edisi 37(25 Juni-9 Juli 2015). kepentingan pendukung lainnya. 4). Khusus untuk tema ini, silahkan baca Sehingga kebijakan nasional yang artikel M Arief Pranoto, Geopolitik diambil melibatkan berbagai instansi Ilmunya Ketahanan Nasional, The terkait maupun para tokoh dan Global Review Quarterly, November masyarakat (Stake Holder). 2014. Ketujuh: Salah satu prioritas pembangunan RI kedepan mutlak 5). Kajian-kajian mendalam terkait harus menguatkan sistem pengawasan pergeseran konflik global dari dan pengamanan selat-selat Indonesia “Daerah Jantung” atau heartland (ALKI) yang ditopang oleh lembaga dan (Timur Tengah dan Asia Tengah) ke kementerian terkait dengan maupun Asia Pasifik, bisa dibaca beberapa TNI-Polri sebagai ujung tombak; artikel M Arief Pranoto dan Kedelapan: Kelak dengan sistem Hendrajit dalam jurnal terbitan pengamanan dan pengawasan perairan Global Future Institute, khususnya yang canggih lagi handal, niscaya akan The Global Review Quarterly Edisi meningkatkan “daya tawar” Pemerintah 2, Januari 2013. Bertema: Merobek Indonesia di forum global manapun, Jalur Sutra. dan lebih jauh lagi adalah mengubah 6). Untuk tema ini, penulis olah dari skema geopolitical leverage menjadi beberapa kajian para peneliti geopolitical weapon, atau senjata Global Future Institute yang geopolitik bagi republik tercinta ini. terdokumentasi di situs kami www. theglobal-review.com

72 Jurnal Kajian Lemhannas RI | Edisi 23 | September 2015