HASIL-HASIL LITBANGHAN TNI ANGKATAN DARAT

PAMERAN HASIL-HASIL LITBANGHAN TNI AD DALAM RANGKA INDO DEFENCE 2018 EXPO & FORUM

RANCANG BANGUN PROTOTIPE I UPGRADE ALAT PENGENDALIAN SENJDATAA LMAESMIN BRERAANT (GSMKBA) K IANL 1D2.O7 M DMEFENCE 2018PE NEEXMPBAOKA &N K FOOMPRUUTEMR Diterbitkan Oleh : DISLITBANGAD TAHUN 2018

SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab Brigjen TNI Mulyo Aji, M.A.

Wakil Penanggung Jawab Kolonel Cpl Subagyo, S.E., M.M.

Pimpinan Redaksi PENGANTAR Kolonel Czi Drs. Burlian Sjafei REDAKSI Sekretaris Redaksi Letkol Caj (K) Renny Dewi Korani, S.Pd. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Letkol Inf Edi Sujarwoko Maha Esa yang telah melimpahkan segala Rahmat dan KaruniaNya, sehingga Jurnal Hasil- hasil Katim Desain Grafis Litbanghan TA. 2018 edisi ke-7 (tujuh) dapat terbit Pencetakan dan Distribusi dan kembali hadir ditengah pembaca insan Letkol Arm Tejo Basuki, S.T. Litbang yang budiman, guna dapat mengetahui perkembangan kegiatan Program Litbanghan yang Staf Redaksi dilaksanakan oleh setiap masing-masing Badan Mayor Chb (K) Made Suastini Pelaksana Litbang setiap tahun berjalan. Mayor Inf Ony Mulyanto Tim Redaksi Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD TA. Bendahara 2018, menerbitkan Jurnal yang berisi tentang hasil- PNS III/d Sulastri, S.H. hasil Litbanghan TA. 2018 dengan harapan melalui Jurnal ini dapat dijadikan sarana transformasi Anggota (penyerapan dan penerapan) ilmu pengetahuan bagi Mayor Kav Indra Wahyudi, S.T. insan Litbang TNI AD. Mayor Inf S. Butar Butar Mayor Inf Sukarman Jurnal Hasil - hasil Litbanghan TNI AD TA. 2018 edisi Kapten Cba Kauron ke-7 (tujuh) ini berisi rangkaian kegiatan hasil- hasil PNS III/d Kurnia, S.E. Program Litbang satuan-satuan Badan Pelaksana PNS III/c Sumiarti, B.Sc. Pusat TNI AD TA. 2018, yang terdiri dari 20 kesatuan. PNS III/a Mulyaningsih Serka Eko Hadi Sucipto, S.A.P. Tim Redaksi dengan rendah hati menyadari bahwa Kopda Rahayu Widodo edisi jurnal kali ini masih jauh dari sempurna, oleh PNS II/c Sri Haryati karena itu kritik, saran dan masukan tetap kami harapkan guna kesempurnaan Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD di masa yang akan datang.

Alamat Redaksi Jl. Matraman Raya No. 143 Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Timur 13140 Telp. 021-8583696 Tim Redaksi DAFTAR ISI Sambutan Kadislitbangad ...... VI Lambang Satuan Dislitbangad ...... VII Visi Dan Misi Dislitbangad ...... VIII

SESKOAD • Peningkatan Jiwa Nasionalisme Prajurit Melalui Pemahaman Sejarah TNI ...... 2 • Kompetensi Pamen TNI AD Dihadapkan Dengan Kinerja Pada Jabatan Struktural Di Satuan Komando Kewilayahan ...... 11 AKMIL • Pengaruh On The Job Training Terhadap Peningkatan Kompetensi Taruna Akmil (Studi Kasus Efektivitas OJT Taruna Akmil TA 2015/2016 Di Wilayah Kodam III/Siliwangi Dan Kodam IV/Diponegoro) ...... 21 • Rancang Bangun Sistem Repeater Komunikasi Wi-Fi Pada Pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz Band) Dan Penguat Akhir 900 Mhz Untuk Mendukung Sarana Dan Prasarana Latihan Militer Di Lapangan Yang Memerlukan Jaringan Komunikasi Antara Taruna Dengan Komando Latihan Akademi Militer TA 2018 ...... 28

PUSSENIF • Rancang Bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II Untuk Satuan Yonif Mekanis ...... 38

KOPASSUS • Rancang Bangun Prototipe Micro Recon Hellycopter ...... 47 PUSKESAD • Ekstrak Batang Cempedak Sebagai Obat Alternatif Komplementer Profilaksis Malaria Di Daerah Pengamanan Perbatasan ...... 54 • Pengaruh Sindroma Metabolik Dan Diabetes Melitus Terhadap Nilai-Nilai Subset Limfosit Darah Tepi Pada Perwira Menengah Pria TNI AD ...... 57 • Hubungan Prediksi Mortalitas Dan Tingkat Kerentanan Pada Prajurit TNI AD Yang Terinfeksi HIV ...... 61 • Hubungan Nyeri Kepala Dan Stroke Pada Prajurit TNI AD (Hubungan Nyeri Kepala Dan Patent Foramen Ovale Sebagai Faktor Risiko Stroke Yang Dideteksi Dengan Transcranial Doppler Pada Prajurit TNI AD) ...... 64 PUSSENKAV • Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur ...... 70 • Rancang Bangun Sistem Kubah Bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI AD Tahap I ...... 74 • Standarisasi Awak Ranpur MBT Leopard ...... 77

PUSSENARMED • Upgrade Alat Pengendalian Penembakan Komputer ...... 86 PUSSENARHANUD • Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ...... 93 • Penelitian Tentang Sistem Pemeliharaan Alutsista Arhanud Dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Satuan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD .. 100

PUSINTELAD • Optimalisasi Penggunaan Matsus Intel Oleh Aparat Intelijen Dalam Mendukung Tugas Pokok Satuan Intelijen Kewilayahan Di Kodam I/Bb, II/ Swj, V/Brw, VI/Mlw, XIV/Hsn, IX/Udy, XII/Tpr, XVI/Ptm, XVIII/Cen Dan IM .... 107

DITZIAD • Rekayasa Body Armour Dan Body Vest ...... 116 • Penyempurnaan Dan Sertifikasi Sonar Rov ...... 120 DITHUBAD • Analisa Kepentingan Dan Kinerja Tonkom Di Satpur/Satbanpur Jajaran TNI AD TA 2018 ...... 124 DITPALAD • Rancang Bangun Ransus Pengangkut Danpenyimpan Munisi Khusus Dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I TA 2018 ...... 130 DITBEKANGAD • Rancang Bangun Simulator Anjungan Kapal Adri - L Tahap II TA 2018 ...... 138 DISBINTALAD • Pengaruh Media Sosial Facebook, Whatsapp Dan Youtube Terhadap Mental Prajurit Di Satuan ...... 145 DISPSIAD • Eksekutif Summary Hasil Kegiatan Litbanghan TA. 2018 Rancang Bangun Alat Ukur Pola Patologis Kepribadian (Alat Ukur Untuk Mengidentifikasi Pola Patologis Kepribadian Prajurit Dan Calon Prajurit TNI AD) ...... 150 • Penelitian Tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD Pada Tataran Taktis, Operasional Dan Strategis ...... 152 DISLITBANGAD • Rancang Bangun Model Rudal Menggunakan Teknologi Seeker Sinar Infra Merah ...... 159 • Rancang Bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) Kaliber 12,7 mm • Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil • Pengaruh Lama Pengabdian Dan Golongan Kepangkatan Bintara/Tamtama Serta Kepemimpinan Lapangan Danki/Danton Terhadap Loyalitas Bintara/ Tamtama Di Satpur/Banpur Di Jajaran TNI AD ...... 183 • Pengaruh Sikap Teritorial Prajurit Terhadap Keberhasilan Penugasan Di Daerah Perbatasan ...... 189 • Analisa Pengaruh Budaya Organisasi Dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Prajurit di Satuan Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ...... 195 • Standarisasi Lapangan Tembak Dan Spesifikasi Persenjataan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD ...... 200

DISINFOLAHTAD • Rancang Bangun Hardware Dan Software Sistem Proxy Server Sebagai Server Cache Dalam Rangka Pemanfaatan Bandwidth Internet ...... 212 DISJARAHAD • Rancang Bangun Tata Pameran Koleksi Museum Berbasis Multimedia Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama ...... 216 POLTEKAD • Rancang Bangun Robot Tempur Poltekad (RTP) Pengembangan Dari Robot Tempur Lemjiantek Versi 3 (Rtl-V3) ...... 225 • Modifikasi Granat Mortir Latih Kaliber 81 Mm Dengan Sistem Kompresi Untuk Latihan Drill Teknis Satuan Infanteri ...... 232 • Rancang Bangun Prototipe Corner Shot Dengan Sistem Elektrik Pengembangan Dari Corner Shot Model I ...... 239

PUSSIMPUR • Rancang Bangun Simulasi Penangulangan Bencana Alam TK Kabupaten Tahap 1 ...... 233

INDO DEFENCE • Wakasad : Litbang TNI AD Miliki Peran Strategis Bagi Institusi ...... 252 • Dislitbangad Pamerkan Alutsista Hasil Karya Anak Bangsa ...... 254 • Indo Defence Expo 2018, Litbangad Berperan Membangun Kekuatan TNI .. 255 SAMBUTAN KADISLITBANGAD

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera, om Swastiastu.

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia dan rahmat-Nya kita semua masih diberi kekuatan dan kesehatan sehingga sampai saat ini masih dapat melaksanakan tugas pengabdian untuk Bangsa dan Negara khususnya TNI AD yang kita cintai dan kita banggakan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya Kadislitbangad selaku penanggung jawab mengucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD edisi ke-7 (tujuh) tahun 2018. Ucapan terima kasih kepada Tim Redaksi dan semua pihak yang berpartisipasi membantu melalui pikiran dan penyiapan materi sehingga Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD edisi ke-7 (tujuh) TA. 2018 ini dapat diterbitkan.

Sebagai hamba Allah S.W.T, kami menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati kami menerima masukan, kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal berikutnya.

Demikian beberapa hal yang saya sampaikan, semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan rahmat bagi kita semua untuk melanjutkan pengabdian kepada Bangsa dan Negara yang sama-sama kita cintai.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh, Syalom, Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Dislitbangad

Mulyo Aji, M.A. Brigadir Jenderal TNI

VI LAMBANG SATUAN DISLITBANGAD

BINTANG SEGI LIMA Simbol dari Ketuhanan Yang Maha Esa Bersegi Lima Pancasila Ciri Khas TNI AD

PADI DAN KAPAS Lambang Kesejahteraan Tahun berdirinya Dislitbangad : Padi sebanyak 19, Kapas sebanyak 7, Daun sebanyak 8

LARAS SENJATA Senjata merupakan salah satu materiil utama TNI AD Bentuk bulat merupakan cerminan bahwa hasil Litbangad harus bulat dan utuh Alur dan galangan masing-masing 7 buah merupakan cerminan Sapta Marga

GRAFIK (Tiga Segi Tiga) Mempunyai arti siklus hidup suatu sistem di mana gunung pertama adalah Litbangad, gunung kedua investasi dan gunung ketiga adalah operasional dan pemeliharaan

BUKU TERBUKA Banyaknya 1 (satu) buah merupakan cerminan dari bulan Dislitbangad didirikan Buku adalah sumber ilmu pengetahuan

SATITI BHAKTI CAKTI SATITI : Teliti, Tekun BHAKTI : Berbakti, Mengabdi CAKTI: Kekuatan, Ampuh

Guna menunjang tugas pokok TNI AD, Dislitbangad melakukan kegiatan Litbang yaitu menciptakan postur kekuatan materiil yang ampuh dan Sakti sebagai pengabdian kepada bangsa dan negara.

VII VISI DAN MISI DISLITBANG

VISI

Menjadi badan peneliti Angkatan Darat yang profesional, berkualitas dan aplikatif untuk menjadi insan Litbang yang elit dan membanggakan dalam mendukung tugas pokok TNI AD berbasis riset MISI

1. Mewujudkan kualitas prajurit Dislitbangad yang memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan melalui pendidikan dan latihan 2. Meningkatkan Kreatifitas dan Inovasi Dislitbangad dalam rangka mendukung modernisasi Alutsista TNI AD 3. Membina dan menyelenggarakan fungsi penelitian dan pengembangan di kesatuan jajaran Angkatan Darat serta memberikan kontribusi nyata dan saran penentuan alternatif terbaik dari hasil penelitian dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD

VIII SUSUNAN REDAKSI

Penanggung Jawab Brigjen TNI Mulyo Aji, M.A.

Wakil Penanggung Jawab Kolonel Cpl Subagyo, S.E., M.M.

Pimpinan Redaksi PENGANTAR Kolonel Czi Drs. Burlian Sjafei REDAKSI Sekretaris Redaksi Letkol Caj (K) Renny Dewi Korani, S.Pd. Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Letkol Inf Edi Sujarwoko Maha Esa yang telah melimpahkan segala Rahmat dan KaruniaNya, sehingga Jurnal Hasil- hasil Katim Desain Grafis Litbanghan TA. 2018 edisi ke-7 (tujuh) dapat terbit Pencetakan dan Distribusi dan kembali hadir ditengah para pembaca insan Letkol Arm Tejo Basuki, S.T. Litbang yang budiman, guna dapat mengetahui perkembangan kegiatan Program Litbanghan yang Staf Redaksi dilaksanakan oleh setiap masing-masing Badan Mayor Chb (K) Made Suastini Pelaksana Litbang setiap tahun berjalan. Mayor Inf Ony Mulyanto Tim Redaksi Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD TA. Bendahara 2018, menerbitkan Jurnal yang berisi tentang hasil- PNS III/d Sulastri, S.H. hasil Litbanghan TA. 2018 dengan harapan melalui Jurnal ini dapat dijadikan sarana transformasi Anggota (penyerapan dan penerapan) ilmu pengetahuan bagi Mayor Kav Indra Wahyudi, S.T. insan Litbang TNI AD. Mayor Inf S. Butar Butar Mayor Inf Sukarman Jurnal Hasil - hasil Litbanghan TNI AD TA. 2018 edisi Kapten Cba Kauron ke-7 (tujuh) ini berisi rangkaian kegiatan hasil- hasil PNS III/d Kurnia, S.E. Program Litbang satuan-satuan Badan Pelaksana PNS III/c Sumiarti, B.Sc. Pusat TNI AD TA. 2018, yang terdiri dari 20 kesatuan. PNS III/a Mulyaningsih Serka Eko Hadi Sucipto, S.A.P. Tim Redaksi dengan rendah hati menyadari bahwa Kopda Rahayu Widodo edisi jurnal kali ini masih jauh dari sempurna, oleh PNS II/c Sri Haryati karena itu kritik, saran dan masukan tetap kami harapkan guna kesempurnaan Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD di masa yang akan datang.

Alamat Redaksi Jl. Matraman Raya No. 143 Selamat membaca dan semoga bermanfaat. Jakarta Timur 13140 Telp. 021-8583696 Tim Redaksi DAFTAR ISI Sambutan Kadislitbangad ...... VI Lambang Satuan Dislitbangad ...... VII Visi dan Misi Dislitbangad ...... VIII

SESKOAD • Peningkatan Jiwa Nasionalisme Prajurit Melalui Pemahaman Sejarah TNI ...... 2 • Kompetensi Pamen TNI AD Dihadapkan dengan Kinerja pada Jabatan Struktural di Satuan Komando Kewilayahan ...... 11 AKMIL • Pengaruh On The Job Training terhadap Peningkatan Kompetensi Taruna Akmil (Studi Kasus Efektivitas OJT Taruna Akmil TA 2015/2016 di Wilayah Kodam III/Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro) ...... 21 • Rancang Bangun Sistem Repeater Komunikasi Wi-Fi pada Pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz Band) dan Penguat Akhir 900 Mhz untuk Mendukung Sarana dan Prasarana Latihan Militer di Lapangan yang Memerlukan Jaringan Komunikasi Antara Taruna dengan Komando Latihan Akademi Militer TA 2018 ...... 28 PUSSENIF • Rancang Bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II untuk Satuan Yonif Mekanis ...... 38 • Rancang Bangun Prototipe Micro Recon Hellycopter ...... 47 PUSKESAD • Ekstrak Batang Cempedak sebagai Obat Alternatif Komplementer Profilaksis Malaria di Daerah Pengamanan Perbatasan Papua ...... 54 • Pengaruh Sindroma Metabolik dan Diabetes Melitus terhadap Nilai-Nilai Subset Limfosit Darah Tepi pada Perwira Menengah Pria TNI AD ...... 57 • Hubungan Prediksi Mortalitas dan Tingkat Kerentanan pada Prajurit TNI AD yang Terinfeksi HIV ...... 61 • Hubungan Nyeri Kepala dan Stroke Pada Prajurit TNI AD (Hubungan Nyeri Kepala dan Patent Foramen Ovale Sebagai Faktor Risiko Stroke yang Dideteksi dengan Transcranial Doppler pada Prajurit TNI AD) ...... 64 PUSSENKAV • Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur ...... 70 • Rancang Bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI AD Tahap I ...... 74 • Standarisasi Awak Ranpur MBT Leopard ...... 77

PUSSENARMED • Upgrade Alat Pengendalian Penembakan Komputer ...... 86 PUSSENARHANUD • Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ...... 93 • Penelitian Tentang Sistem Pemeliharaan Alutsista Arhanud dalam Rangka Meningkatkan Kemampuan Satuan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD .. 100 PUSINTELAD • Optimalisasi Penggunaan Matsus Intel oleh Aparat Intelijen dalam Mendukung Tugas Pokok Satuan Intelijen Kewilayahan di Kodam I/Bb, II/ Swj, V/Brw, VI/Mlw, XIV/Hsn, IX/Udy, XII/Tpr, XVI/Ptm, XVIII/Cen Dan IM .... 107 DITZIAD • Rekayasa Body Armour Dan Body Vest ...... 116 • Penyempurnaan dan Sertifikasi Sonar ROV ...... 120 DITHUBAD • Analisa Kepentingan dan Kinerja Tonkom di Satpur/Satbanpur Jajaran TNI AD TA 2018 ...... 124 DITPALAD • Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I TA 2018 ...... 130 DITBEKANGAD • Rancang Bangun Simulator Anjungan Kapal Adri - L Tahap II TA 2018 ...... 138 DISBINTALAD • Pengaruh Media Sosial Facebook, Whatsapp dan Youtube terhadap Mental Prajurit di Satuan ...... 145 DISPSIAD • Eksekutif Summary Hasil Kegiatan Litbanghan TA. 2018 Rancang Bangun Alat Ukur Pola Patologis Kepribadian (Alat Ukur untuk Mengidentifikasi Pola Patologis Kepribadian Prajurit dan Calon Prajurit TNI AD) ...... 150 • Penelitian Tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional dan Strategis ...... 152 DISLITBANGAD • Rancang Bangun Model Rudal Menggunakan Teknologi Seeker Sinar Infra Merah ...... 159 • Rancang Bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) Kaliber 12,7 mm ..... 170 • Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil ...... 177 • Pengaruh Lama Pengabdian dan Golongan Kepangkatan Bintara/Tamtama Serta Kepemimpinan Lapangan Danki/Danton terhadap Loyalitas Bintara/ Tamtama di Satpur/Banpur di Jajaran TNI AD ...... 183 • Pengaruh Sikap Teritorial Prajurit Terhadap Keberhasilan Penugasan di Daerah Perbatasan ...... 189 • Analisa Pengaruh Budaya Organisasi dan Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Prajurit di Satuan Dengan Kepuasan Kerja sebagai Variabel Intervening ...... 195 • Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD ...... 200

DISINFOLAHTAD • Rancang Bangun Hardware dan Software Sistem Proxy Server sebagai Server Cache dalam Rangka Pemanfaatan Bandwidth Internet ...... 212 DISJARAHAD • Rancang Bangun Tata Pameran Koleksi Museum Berbasis Multimedia Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama ...... 216 POLTEKAD • Rancang Bangun Robot Tempur Poltekad (RTP) Pengembangan dari Robot Tempur Lemjiantek Versi 3 (Rtl-V3) ...... 225 • Modifikasi Granat Mortir Latih Kaliber 81 Mm dengan Sistem Kompresi untuk Latihan Drill Teknis Satuan Infanteri ...... 232 • Rancang Bangun Prototipe Corner Shot dengan Sistem Elektrik Pengembangan dari Corner Shot Model I ...... 239

• Rancang Bangun Simulasi Penangulangan Bencana Alam TK Kabupaten PUSSIMPUR Tahap 1...... 233

INDO DEFENCE • Wakasad : Litbang TNI AD Miliki Peran Strategis Bagi Institusi ...... 252 • Dislitbangad Pamerkan Alutsista Hasil Karya Anak Bangsa ...... 254 • Indo Defence Expo 2018, Litbangad Berperan Membangun Kekuatan TNI .. 255 SAMBUTAN KADISLITBANGAD

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh dan Salam Sejahtera, om Swastiastu.

Puji dan Syukur kita panjatkan kehadirat Allah S.W.T, karena atas karunia dan rahmat-Nya kita semua masih diberi kekuatan dan kesehatan sehingga sampai saat ini masih dapat melaksanakan tugas pengabdian untuk Bangsa dan Negara khususnya TNI AD yang kita cintai dan kita banggakan.

Pada kesempatan yang berbahagia ini saya Kadislitbangad selaku penanggung jawab mengucapkan selamat atas terbitnya Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD edisi ke-7 (tujuh) tahun 2018. Ucapan terima kasih kepada Tim Redaksi dan semua pihak yang berpartisipasi membantu melalui pikiran dan penyiapan materi sehingga Jurnal Hasil-hasil Litbanghan TNI AD edisi ke-7 (tujuh) TA. 2018 ini dapat diterbitkan.

Sebagai hamba Allah S.W.T, kami menyadari bahwa Jurnal ini masih jauh dari sempurna, untuk itu dengan kerendahan hati kami menerima masukan, kritik dan saran guna penyempurnaan Jurnal berikutnya.

Demikian beberapa hal yang saya sampaikan, semoga Allah S.W.T senantiasa memberikan rahmat bagi kita semua untuk melanjutkan pengabdian kepada Bangsa dan Negara yang sama-sama kita cintai.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullaahi Wabarokaatuh, Syalom, Om Shanti, Shanti, Shanti Om.

Jakarta, Desember 2018 Kepala Dislitbangad

Mulyo Aji, M.A. Brigadir Jenderal TNI

VI LAMBANG SATUAN DISLITBANGAD

BINTANG SEGI LIMA Simbol dari Ketuhanan Yang Maha Esa Bersegi Lima Pancasila Ciri Khas TNI AD

PADI DAN KAPAS Lambang Kesejahteraan Tahun berdirinya Dislitbangad : Padi sebanyak 19, Kapas sebanyak 7, Daun sebanyak 8

LARAS SENJATA Senjata merupakan salah satu materiil utama TNI AD Bentuk bulat merupakan cerminan bahwa hasil Litbangad harus bulat dan utuh Alur dan galangan masing-masing 7 buah merupakan cerminan Sapta Marga

GRAFIK (Tiga Segi Tiga) Mempunyai arti siklus hidup suatu sistem di mana gunung pertama adalah Litbangad, gunung kedua investasi dan gunung ketiga adalah operasional dan pemeliharaan

BUKU TERBUKA Banyaknya 1 (satu) buah merupakan cerminan dari bulan Dislitbangad didirikan Buku adalah sumber ilmu pengetahuan

SATITI BHAKTI CAKTI SATITI : Teliti, Tekun BHAKTI : Berbakti, Mengabdi CAKTI: Kekuatan, Ampuh

Guna menunjang tugas pokok TNI AD, Dislitbangad melakukan kegiatan Litbang yaitu menciptakan postur kekuatan materiil yang ampuh dan Sakti sebagai pengabdian kepada bangsa dan negara.

VII VISI DAN MISI DISLITBANG

VISI

Menjadi badan peneliti Angkatan Darat yang profesional, berkualitas dan aplikatif untuk menjadi insan Litbang yang elit dan membanggakan dalam mendukung tugas pokok TNI AD berbasis riset MISI

1. Mewujudkan kualitas prajurit Dislitbangad yang memiliki penguasaan ilmu dan keterampilan melalui pendidikan dan latihan 2. Meningkatkan Kreatifitas dan Inovasi Dislitbangad dalam rangka mendukung modernisasi Alutsista TNI AD 3. Membina dan menyelenggarakan fungsi penelitian dan pengembangan di kesatuan jajaran Angkatan Darat serta memberikan kontribusi nyata dan saran penentuan alternatif terbaik dari hasil penelitian dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD

VIII 1

HASIL-HASIL LITBANGHAN SESKOAD VIYATA VIRA JATI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 2 SESKOAD

PENINGKATAN JIWA NASIONALISME PRAJURIT MELALUI PEMAHAMAN SEJARAH TNI Oleh : Sdirbinjianbang Seskoad

1. Abstrak.

Nasionalisme sebagai imunitas bangsa telah menjadi booster kemerdekaan yang telah lama dicita-citakan oleh bangsa . Nasionalisme sebagai nilai luhur bangsa diabadikan dalam Pancasila, dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia, yang merupakan pedoman sekaligus landasan dalam berperilaku guna mencapai arah dan cita-cita bangsa Indonesia. Jiwa nasionalisme sebagai suatu bangsa sangatlah diperlukan untuk menjadi negara Indonesia tetap utuh. Jiwa nasionalisme harus dimiliki oleh setiap warga negara termasuk di tubuh TNI khususnya TNI AD sebagai benteng terakhir untuk mempertahankan bangsa dan mewujudkan cita-cita bangsa. Nasionalisme tidak timbul dengan begitu saja. Perlu ditanamkan jiwa nasionalisme yang kuat. Jiwa nasionalisme sudah terpatri dalam jiwa seorang prajurit, prajurit siap menyerahkan segenap jiwa raga untuk NKRI. Jiwa nasionalisme sebagai suatu bangsa sangatlah diperlukan untuk menjadi negara Indonesia tetap utuh. Oleh karena itu, penguatan jiwa nasionalisme prajurit saat ini tidak boleh lepas dari sejarah TNI. Pemahaman sejarah TNI perlu ditingkatkan sebagai aplikasi pembelajaran sejarah disetiap masa yang diwariskan dari generasi ke generasi, sehingga jiwa nasionalisme prajurit dapat terus diperkuat guna menunjang pelaksanaan tugas pokok TNI. Dari latar belakang di atas perlu diadakan penelitian tentang “Peningkatan Jiwa Nasionalisme Prajurit Melalui Pemahaman Sejarah TNI”. Dalam melaksanakan penelitian digunakan strategi metode campuran dengan mengkombinasikan penelitian kuantitatif dan kualitatif (concurrent embedded mixed methods). Hasil uji validitas untuk variabel pemahaman sejarah TNI dan jiwa nasionalisme tampak bahwa seluruh nilai r hitung adalah positif dan bernilai lebih besar daripada r tabel, yaitu: 0,053. Hampir seluruh nilai r hitung juga bernilai lebih besar dari 0,30. Demikian pula, t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu: 1,646. Sedangkan hasil uji signifikansi koefisien jalur pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme (pYX) diperoleh bahwa t = 16,093 lebih besar daripada tabel = 1,651 atau nilai probabilitas kesalahan statistik p-value = 0,000 < ( = 0,05) pada tipe uji hipotesis uji 1-sisi. Dengan demikian, hipotesis penelitian diterima dan disimpulkan bahwa pemahaman sejarah TNI (X) berpengaruh positif secara signifikan terhadap jiwa nasionalisme (Y). Nilai koefisien jalur pYX yang positif menunjukkan arah pengaruh positif yang berarti bahwa kualitas pemahaman sejarah TNI yang lebih tinggi cenderung akan menghasilkan kualitas jiwa nasionalisme yang lebih tinggi. Sebagaimana uraian sebelumnya, pengaruh pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme tergolong cukup kuat. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemahaman Sejarah TNI memiliki efektivitas yang cukup kuat dalam mendorong peningkatan jiwa nasionalisme.

2. Latar Belakang.

Perkembangan globalisasi telah mendorong suatu bentuk interaksi antar individu, kelompok dan bangsa yang menafikan dimensi ruang dan waktu. Selain mendorong kemajuan di berbagai

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 3

bidang, globalisasi pun tak kuasa membendung masuknya berbagai pengaruh budaya dan paham asing yang tidak sesuai dengan jati diri bangsa tersebut. Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh terhadap semua lembaga pemerintah yang ada di Indonesia, salah satunya yaitu TNI. Efek yang ditimbulkan akibat dari adanya globalisasi, secara tidak langsung berimbas terhadap jiwa nasionalisme prajurit TNI AD yang ada saat ini. Indikasi melemahnya jiwa nasionalisme prajurit TNI AD ditandai dengan melemahnya semangat patriotik dan kesadaran berbangsa dan bernegara, diantaranya adalah melemahnya ketaatan prajurit pada UU dan Peraturan yang berlaku. Hal tersebut tercermin dari meningkatnya berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh oknum prajurit TNI AD (dari 929 kasus di semester I tahun 2017 menjadi 961 kasus di semester I tahun 2018). Fenomena pelanggaran terjadi di seluruh Satkowil, Satpur/Satbanpur dan Balakpus dengan jenis pelanggaran yang dominan adalah THTI (285 kasus), penyalahgunaan jabatan (42) dan Asusila (35 kasus). Selain itu, perkelahian antara oknum anggota TNI-Polri yang terjadi saat ini juga merupakan salah satu cermin melemahnya jiwa nasionalisme dimana kepentingan pribadi dan golongan diutamakan di atas kepentingan bangsa dan negara. Berdasarkan fenomena masalah jiwa nasionalisme prajurit yang terjadi di satuan TNI saat ini, tim peneliti Seskoad kemudian menyusun suatu penelitian tentang jiwa nasionalisme prajurit dihadapkan pada pemahaman sejarah TNI. Penelitian dilaksanakan di enam wilayah Kodam yang ada di satuan jajaran TNI AD dan turut melibatkan LVRI Provinsi dan Kota/Kabupaten. Penelitian yang dilakukan mengambil tema tentang “Peningkatan Jiwa Nasionalisme Prajurit Melalui Pemahaman Sejarah TNI”.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud dari penulisan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pimpinan TNI AD tentang peningkatan jiwa nasionalisme prajurit melalui pemahaman sejarah TNI. b. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Mengindentifikasi tentang jiwa nasionalisme prajurit TNI AD saat ini. 2) Mengidentifikasi pemahaman prajurit saat ini tentang sejarah TNI. 3) Menganalisis pengaruh pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme prajurit.

4. Manfaat Penelitian.

a. Bagi TNI AD, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan gagasan terkait dengan bagaimana peningkatan jiwa nasionalisme prajurit melalui pemahaman sejarah TNI. b. Bagi lembaga Seskoad, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan yang bersifat akademis dalam pengembangan keilmuan di Sekolah Staf dan Komando Angkatan Darat (Seskoad). c. Bagi peneliti, penulisan ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan peneliti tentang peningkatan jiwa nasionalisme prajurit melalui pemahaman sejarah TNI. d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut yang sejenis di masa yang akan datang khususnya tentang peningkatan jiwa nasionalisme prajurit melalui pemahaman sejarah TNI.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 4 SESKOAD

5. Metode Penelitian.

Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah pendekatan penelitian campuran (mixed method) yang menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Metode penelitian campuran digunakan karena dalam penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Creswell bahwa, “Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif”. Pengembangan alat pengumpulan data penelitian (instrument penelitian) dilakukan dengan mengacu kepada variabel yang diteliti. Dimana variabel penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu satu variabel bebas (independent variable) dan satu variabel terikat (dependent variable). Variabel bebas adalah Pemahaman Sejarah TNI (X) dan Variabel terikat adalah Jiwa Nasionalisme (Y). a. Data Penelitian. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data primer yaitu dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan teknik observasi langsung terhadap objek sasaran penelitian. Untuk data sekunder berupa studi dokumentasi, laporan-laporan, literatur-literatur dan dokumen-dokumen lainnya. b. Teknik Pengumpulan Data. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui teknik kuesioner, wawancara dan dokumentasi. Data yang ada akan dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji reliabilitas. c. Sumber Data. Sumber data yang menjadi sasaran penelitian adalah seluruh prajurit, baik prajurit aktif maupun veteran di satuan di jajaran TNI AD dan seluruh DPD/DPC LVRI sebagai perwakilan DPD/DPC LVRI Provinsi/Kabupaten dengan lokus di Kodam IM, Kodam III/Slw, Kodam XII/Tpr, Kodam IX/Udayana, Kodam XIII/Merdeka, Kodam XVIII/Kasuari dengan jumlah sampel 949 orang. Adapun nara sumber/informan terkait pengumpulan data penelitian ini terdiri dari: Para Komandan/Wadan, Kasi/Pasi Personel, Danramil dan Danki satuan serta Ketua Umum DPD/DPC LVRI Provinsi/Kabupaten di lokus penelitian.

6. Hasil Penelitian dan Pembahasan

a. Hasil Pengumpulan Data. Jumlah responden yang dilibatkan dalam analisis adalah sebanyak 949 responden dari enam tim pengumpul data. Distribusi jumlah responden untuk masing-masing tim relatif tidak jauh berbeda.

Keterangan:

Tim I : Tim II : Kodam III/Siliwangi Tim III : Kodam XII/Tanjungpura Tim IV : Kodam IX/Udayana Tim V : Kodam XIII/Merdeka Tim VI : Kodam XVIII/Kasuari

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 5

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas. Hasil uji instrumen kuesioner berdasarkan data riset (949 responden) menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang konsisten dengan hasil uji instrumen kuesioner pada tahap uji coba (58 responden Yonif 300). Kedua instrumen pengukuran adalah valid dan reliabel. Seluruh item pertanyaan instrumen variabel Pemahaman Sejarah TNI (variabel X) teruji valid secara signifikan dengan Koefisien Korelasi Pearson (r) antara 0,647 – 0,738. Demikian pula untuk instrumen variabel Jiwa Nasionalisme (variabel Y) dengan koefisien korelasi Pearson (r) antara 0,587 – 0,713. Kedua instrumen variabel juga teruji reliabel secara signifikan dengan koefisien reliabilitas (rtot) untuk variabel Pemahaman Sejarah TNI sebesar 0,907 dan untuk variabel Jiwa Nasionalisme (variabel Y) sebesar 0,922. Hasil uji validitas untuk variabel Pemahaman Sejarah TNI dan Jiwa Nasionalisme dapat dilihat pada tabel berikut. Tampak bahwa seluruh nilai r hitung adalah positif dan bernilai lebih besar daripada r tabel, yaitu: 0,053. Hampir seluruh nilai r hitung juga bernilai lebih besar dari 0,30. Demikian pula, t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu: 1,646. Dalam uji validitas, Koefisien Korelasi Pearson (r) menunjukkan koefisien korelasi item total yang mengukur korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total seluruh item pada suatu variabel. Suatu item yang teruji valid memiliki nilai r yang positif dan signifikan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi skor item tersebut, semakin tinggi pula skor total seluruh item. Hasil uji reliabilitas untuk variabel Pemahaman Sejarah TNI dan Jiwa Nasionalisme dapat dilihat pada tabel berikut. Tampak bahwa masing-masing nilai rtot (Koefisien Reliabilitas Speaman-Brown) adalah positif dan bernilai lebih besar daripada r tabel, yaitu: 0,053. Seluruh nilai rtot juga bernilai lebih besar dari 0,30. Demikian pula, t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu: 1,646. Semakin tinggi nilai rtot, semakin tinggi pula tingkat konsistensi skor antar item yang menyusun suatu variabel.

1) Jiwa Nasionalisme Prajurit Saat Ini. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat Jiwa Nasionalisme saat ini tergolong tinggi dengan skor total persentase sebesar 84,2% (terletak antara kuartil III s/d maksimal, atau 75% s/d 100%. Dari 2 dimensi Jiwa Nasionalisme, kedua dimensi berkualitas tinggi, yaitu: Patriotik (88,4%) dan Sadar Berbangsa dan Bernegara (80,1%). Tampak bahwa dimensi Patriotik memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada dimensi Sadar Berbangsa dan Bernegara. Dari 12 item Jiwa Nasionalisme, sebagian besar item berkualitas tinggi (10 item), sedangkan item lainnya berkualitas cukup (2 item). Dari 2 item yang berkualitas cukup, item dengan nilai terendah adalah item No. 8 (71,8%) dalam dimensi Sadar Berbangsa dan Bernegara pada indikator “Ikut melestarikan kebudayaan bangsa”. Dari 949 responden yang diteliti, mayoritas responden menilai bahwa kualitas Jiwa Nasionalisme tergolong tinggi (81,5%), sedangkan sisanya tergolong cukup (17,7%) dan kurang (0,8%).

2) Besar Pemahaman Prajurit Saat Ini tentang Sejarah TNI. Hasil analisis kuantitatif juga menunjukkan bahwa tingkat Pemahaman Sejarah TNI saat ini tergolong cukup dengan skor total persentase sebesar 67,3% (terletak antara median s/d

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 6 SESKOAD

Dari 2 dimensi Pemahaman Sejarah TNI, satu dimensi berkualitas cukup, yaitu: Rekonstruksi Masa Lalu (59,1%), sementara dimensi lainnya, yaitu Pembentukan Kepribadian dan Identitas berkualitas tinggi, (75,5%). Tampak bahwa dimensi pembentukan kepribadian dan Identitas memiliki kualitas yang lebih tinggi daripada dimensi Rekonstruksi Masa Lalu. Dari 8 item Pemahaman Sejarah TNI, sebagian besar item berkualitas cukup (5 item), sedangkan item lainnya berkualitas tinggi (3 item). Dari 5 item yang berkualitas kurang, item dengan nilai terendah adalah item No. 2 (53,0%) dalam dimensi Rekonstruksi Masa Lalu pada indikator “Mengetahui fakta, urutan waktu dan tempat kejadian sejarah TNI”. Dari 949 responden yang diteliti, mayoritas responden menilai bahwa kualitas Pemahaman Sejarah TNI tergolong cukup (56,6%), sedangkan sisanya tergolong tinggi (34,6%), kurang (8,7%) dan rendah (0,1%). Rincian hasil analisis deskriptif berdasarkan data kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner juga dapat dilihat pada bagian lampiran. Hasil perbandingan analisis deskriptif untuk kedua variabel yang diteliti menunjukkan bahwa kualitas Jiwa Nasionalisme (84,2%: tinggi) lebih tinggi daripada kualitas Pemahaman Sejarah TNI (67,3%: cukup).

3) Pengaruh Pemahaman Sejarah TNI terhadap Jiwa Nasionalisme Prajurit a) Penaikan Skala. Analisis Jalur adalah statistika parametrik yang mensyaratkan skala minimal interval sehingga data ordinal hasil pengukuran masing-masing variabel penelitian perlu dinaikkan menjadi skala interval melalui metode interval berurutan (Method of Successive Interval). Penaikan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item berdasarkan kepada skor ordinal yang diperoleh sebelum proses uji hipotesis. Secara terperinci, proses penaikan skala untuk seluruh item pada masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran mengenai hasil pengolahan data pada bagian penaikan skala dan data interval. Data interval untuk seluruh item yang valid pada masing-masing variabel selanjutnya dijumlahkan membentuk skor total interval. Skor total interval inilah yang kemudian digunakan sebagai data input analisis jalur dalam uji hipotesis. b) Hasil Pengujian Asumsi. Model pengaruh Pemahaman Sejarah TNI Terhadap Jiwa Nasionalisme yang dianalisis terbangun dari satu (1) struktur. Hasil pengujian asumsi klasik pada masing-masing model menunjukkan bahwa model telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan, yaitu: berdistribusi normal dan tidak terdapat situasi heteroskedastisitas. Dalam model penelitian ini, uji asumsi multikolinearitas tidak disertakan mengingat bahwa model yang dianalisis hanya terdiri dari satu (1) variabel independen. Demikian pula, uji asumsi autokorelasi tidak disertakan mengingat formasi data berbentuk cross-sectional antar responden (bukan time-series antar waktu). c) Hasil Analisis Jalur. Metode analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah Path Analysis atau Analisis Jalur dimana antar satu variabel penyebab mempengaruhi satu variabel akibat. Persamaan struktural yang menunjukkan hubungan kausatif antar variable.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 7

c. Pembahasan.

1) Jiwa Nasionalisme Prajurit Saat Ini. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kualitas jiwa nasionalisme prajurit saat ini tergolong tinggi (84,2%). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa jiwa nasionalisme prajurit saat ini sudah baik, namun masih dapat diperkuat di masa mendatang. Berdasarkan dimensi-dimensi jiwa nasionalisme, dimensi Sadar Berbangsa dan Bernegara memiliki kualitas yang lebih rendah (80,1%) dibandingkan dimensi Patriotik (88,4%). Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa jiwa nasionalisme prajurit yang perlu diprioritaskan penguatannya di masa mendatang adalah berkaitan dengan kesadaran prajurit dalam berbangsa dan bernegara. Selanjutnya baru diikuti dengan penguatan jiwa nasionalisme yang berkaitan dengan jiwa patriotik prajurit. Adapun berdasarkan kualitas masing- masing indikator jiwa nasionalisme prajurit, urutan prioritas penguatannya disesuaikan dengan urutan kualitas masing-masing indikator, yaitu: a) Ikut melestarikan kebudayaan bangsa (indikator 8: skor 71,8%); b) Ikut dalam kegiatan sosial kemasyarakatan (indikator 9: skor 74,6%); c) Menghargai kebudayaan bangsa (indikator 7: skor 76,8%); d) Mengutamakan kepentingan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan (indikator 10: skor 79,4%). e) Bangsa dan negara (indikator 6: skor 83,6%). f) Menaati undang-undang dan peraturan yang berlaku (indikator 11: skor 84,2%). g) Berjiwa tangguh dan pantang menyerah sebagai prajurit (indikator 5: skor 84,5%). h) Menghargai jasa pahlawan (indikator 4: skor 87,9%). i) Rela mengorbankan jiwa dan raga untuk kepentingan bangsa dan negara (indikator 2: skor 88,6%). j) Bangga berbangsa dan bernegara Indonesia (indikator 3: skor 93,1%). k) Mencintai tanah air dan bangsa (indikator 1: skor 92,5%). l) Mengaku dan menghormati bendera merah putih, lagu kebangsaan dan lambang negara (indikator 12: skor 93,8%).

2) Besar Pemahaman Prajurit Saat Ini tentang Sejarah TNI. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kualitas pemahaman prajurit saat ini tentang sejarah TNI tergolong cukup (67,3%). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa pemahaman prajurit saat ini tentang sejarah TNI cukup baik, namun perlu dioptimalkan lagi di masa mendatang. Berdasarkan dimensi-dimensi pemahaman prajurit tentang sejarah TNI, dimensi Rekonstruksi Masa Lalu memiliki kualitas yang lebih rendah (59,1%) dibandingkan dimensi Pembentukan Kepribadian dan Identitas (75,5%). Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa pemahaman prajurit tentang sejarah TNI yang perlu diprioritaskan peningkatannya di masa mendatang adalah berkaitan dengan kemampuan dan pemahaman prajurit untuk merekonstruksi masa lalu dari sejarah TNI. Selanjutnya baru diikuti dengan peningkatan pemahaman prajurit tentang sejarah TNI yang berkaitan dengan pembentukan kepribadian dan identitas prajurit. Adapun berdasarkan kualitas masing-masing indikator pemahaman prajurit tentang sejarah TNI, urutan prioritas

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 8 SESKOAD

peningkatannya disesuaikan dengan urutan kualitas masing-masing indikator, yaitu: a) Pemahaman prajurit tentang fakta, urutan waktu dan tempat kejadian sejarah TNI (indikator 2: skor 53,0%). b) Pemahaman prajurit tentang bukti sejarah TNI (indikator 3: skor 58,8%). c) Pemahaman prajurit tentang sejarah TNI sebagai cerminan perkembangan aktivitas prajurit (indikator 1: skor 60,8%). d) Pemahaman prajurit tentang peran TNI dalam peristiwa sejarah TNI (indikator 4: skor 63,7%). e) Pemahaman prajurit tentang sejarah TNI membentuk kesadaran akan pentingnya sejarah TNI bagi kemajuan TNI (indikator 5: skor 73,1%). f) Pemahaman prajurit tentang sejarah TNI membangun keinginan untuk mempelajari dan merenungkan sejarah TNI serta menerapkan nilai positifnya guna kemajuan TNI (indikator 6: skor 75,4%). g) Sejarah TNI menjadi aspirasi (harapan dan tujuan) kemajuan prajurit (indikator 7: skor 76,3%). h) Sejarah TNI menjadi idealisme (dasar keyakinan) prajurit untuk menghadapi tantangan di masa depan (indikator 8: skor 77,1%).

3) Pengaruh Pemahaman Sejarah TNI terhadap Jiwa Nasionalisme Prajurit. Berdasarkan hasil analisis jalur, dapat ditunjukkan bahwa pemahaman sejarah TNI berpengaruh positif secara signifikan terhadap jiwa nasionalisme. Adanya pengaruh positif yang signifikan dari pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme tercermin dari signifikannya nilai koefisien jalur yang diperoleh, yaitu sebesar pYX = 0,463 dengan t = 16,093 (> ttabel = 1,646). Nilai koefisien jalur pYX berada diantara 0,400-0,599 yang menunjukkan bahwa derajat pengaruhnya tergolong cukup kuat. Besarnya pengaruh pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme adalah sebesar R2YX = p2YX = 0,215 atau 21,5%. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya kualitas pemahaman sejarah TNI; yang ditandai dengan makin tingginya pemahaman prajurit untuk merekonstruksi sejarah TNI masa lalu dan memanfaatkannya dalam membentuk kepribadian dan identitasnya; maka akan cukup efektif mendorong meningkatnya kualitas jiwa nasionalisme prajurit, baik dalam aspek jiwa patriotik (patriotisme) maupun kesadaran berbangsa dan bernegara. Berdasarkan hasil analisis jalur, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan efektivitas pemahaman sejarah TNI yang sejalan dengan perbaikan jiwa nasionalisme prajurit yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan jiwa nasionalisme, peningkatan kualitas pemahaman prajurit tentang sejarah TNI harus mampu meningkatkan kedua aspek jiwa nasionalisme, yaitu jiwa patriotik dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kedua aspek ini merupakan dimensi-dimensi dalam variabel Jiwa Nasionalisme yang masih dapat dioptimalkan kualitasnya. Berdasarkan kaitan antara hasil analisis jalur dengan hasil analisis deskriptif, upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kualitas pemahaman prajurit tentang sejarah TNI dalam meningkatkan kualitas jiwa nasionalisme prajurit adalah dengan meningkatkan pemahaman prajurit untuk merekonstruksi sejarah TNI masa lalu. Dalam variabel Pemahaman Sejarah TNI, dimensi Rekonstruksi Masa Lalu memiliki kualitas yang lebih rendah (59,1%) dibandingkan dimensi Pembentukan Kepribadian

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 9

dan Identitas (75,5%). Adapun indikator-indikator pemahaman prajurit tentang sejarah TNI yang paling perlu diprioritaskan peningkatan kualitasnya untuk memperkuat jiwa nasionalisme prajurit, sesuai dengan urutan kualitasnya, adalah: a) Pemahaman prajurit tentang fakta, urutan waktu dan tempat kejadian sejarah TNI (indikator 2: skor 53,0%). b) Pemahaman prajurit tentang bukti sejarah TNI (indikator 3: skor 58,8%). c) Pemahaman prajurit tentang sejarah TNI sebagai cerminan perkembangan aktivitas prajurit (indikator 1: skor 60,8%). d) Pemahaman prajurit tentang peran TNI dalam peristiwa sejarah TNI (indikator 4: skor 63,7%).

7. Dokumentasi Kegiatan.

Kegiatan Tim Pokja Litbanghan Insani I TA 2018

Pelaksanaan Litbanghan Insani TA 2018 di Kodam-Kodam

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 10 SESKOAD

Pelaksanaan Litbanghan Insani TA 2018 di Kodam-Kodam

Kegiatan FGD Litbanghan Insani I TA 2018

8. Kesimpulan.

Berdasarkan pada hasil analisa dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: a. Jiwa nasionalisme prajurit di lingkungan TNI AD saat ini memiliki kualitas yang tergolong tinggi (84,2%), demikian pula dimensi-dimensinya, yaitu patriotik (88,4%) dan sadar berbangsa dan bernegara (80,1%). b. Pemahaman prajurit saat ini tentang sejarah TNI di lingkungan TNI AD memiliki kualitas yang tergolong cukup (67,3%). Adapun dimensi-dimensinya, yaitu rekonstruksi masa lalu berkualitas cukup (59,1%) dan pembentukan kepribadian dan identitas berkualitas tinggi (75,5%). c. Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme. Artinya bahwa semakin tinggi pemahaman prajurit tentang sejarah TNI, maka akan semakin kuat jiwa nasionalisme prajurit. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah pemahaman prajurit tentang sejarah TNI, maka akan semakin lemah pula jiwa nasionalisme prajurit. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya kualitas pemahaman sejarah TNI; yang ditandai dengan makin tingginya pemahaman prajurit untuk merekonstruksi sejarah TNI masa lalu dan memanfaatkannya dalam membentuk kepribadian dan identitasnya; akan cukup efektif mendorong menguatnya jiwa nasionalisme prajurit, yang ditandai dengan makin menguatnya jiwa patriotik (patriotisme) dan kesadaran berbangsa dan bernegara dalam diri prajurit. Dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi jiwa nasionalisme, pengaruh pemahaman sejarah TNI terhadap jiwa nasionalisme tergolong cukup kuat dengan kontribusi pengaruh sebesar 21,5%.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 11

KOMPETENSI PAMEN TNI AD DIHADAPKAN DENGAN KINERJA PADA JABATAN STRUKTURAL DI SATUAN KOMANDO KEWILAYAHAN Oleh : Sdirbinjianbang Seskoad

1. Abstrak.

Kompetensi merupakan hal yang umum dilakukan oleh suatu organisasi manapun di dunia saat karena kompetensi merupakan hal positif yang dilakukan oleh perusahaan/organisasi didalam menentukan pilihan kepada siapa yang akan dipilih untuk menduduki suatu ruang jabatan. Tentunya kompetensi ini akan diukur melalui berbagai dimensi ataupun variable yang salah satunya adalah kinerja. Seperti kita dengar bahwa komponen utama untuk menilai kompetensi seseorang sering dikaitkan dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap, hal ini hanya sebagian kecil yang digunakan untuk menilai kompetensi tersebut. Di dunia militer tidak jauh beda dengan dunia sipil pada umumnya bahwa kompetensi untuk menduduki suatu jabatan tertentu akan selalu dilihat dari pengetahuan dan Pendidikan, pengalaman dan diperkuat dengan kinerja yang dimiliki oleh setiap personal tersebut. Dalam artikel ini akan didiskusikan pula bagaimana menganalisis kinerja dan kompetensi Pamen, mengukur dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja Pamen serta menganalisis dimensi kompetensi yang paling berpengaruh terhadap kinerja Pamen pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam.

Kata kunci: Kompetensi dan Kinerja Pamen.

2. Latar Belakang.

Perkembangan era globalisasi yang diwarnai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, menimbulkan tuntutan yang semakin tinggi khususnya dalam bidang pengelolaan Sumber Daya Manusia (SDM). Pentingnya keberadaan SDM dalam organisasi berawal dari semakin diperlukannya fungsi sumber daya manusia untuk pelaksanaan dan pengembangan organisasi. Hutapea dan Nurianna (2008:86) mengemukakan bahwa peran sumber daya manusia perlu dikelola secara profesional. Peran sumber daya manusia yang semula hanya sebagai penunjang perlu diubah menjadi strategis, dimana pengelolaan sumber daya manusia ditujukan agar organisasi dapat beroperasi dengan efisien sehingga dapat mencapai sasaran kerjanya. Berkaitan dengan hal tersebut, organisasi-organisasi sipil maupun militer di berbagai negara, termasuk di Indonesia telah mengadopsi metode pengelolaan personel berbasis kompetensi. Kementerian Pertahanan Republik Indonesia sendiri, sebagai bagian dari reformasi birokrasi pemerintahan, telah mencanangkan konsep pengembangan personel berbasis kompetensi. Sejalan dengan kebijakan yang dilakukan oleh Kemenhan tersebut, maka TNI AD juga terus melakukan berbagai pembenahan di bidang pembinaan personel (SDM) agar dapat menerapkan metode pengelolaan personel berbasis kompetensi tersebut secara tepat. Melalui implementasi metode pengelolaan personel berbasis kompetensi yang tepat, diharapkan kinerja satuan menjadi lebih optimal. Komando Kewilayahan sebagai bagian dari TNI AD saat ini memiliki peran yang sangat sentral, bukan hanya di bidang pertahanan namun juga bidang lainnya dalam rangka membantu

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 12 SESKOAD

pemerintah meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan membangun bangsa. Sejalan dengan bergulirnya transformasi TNI AD di bidang teritorial, penilaian terhadap kinerja Satkowil TNI AD termasuk didalamnya Kodam dirasa belum optimal untuk menjawab tuntutan tugas saat ini dan masa yang akan datang. Salah satu faktornya adalah masih ditemukan adanya penempatan jabatan Pamen dalam organisasi Kodam diisi oleh personel dengan latar belakang kompetensi yang belum sesuai dengan tuntutan tugas pada jabatannya. Oleh karena itu, maka diperlukan suatu pembenahan di bidang pembinaan personel melalui implementasi pengelolaan personel berbasis kompetensi dalam penempatan jabatan Pamen di satuan Komando Kewilayahan khususnya Kodam. Dengan adanya perubahan mindset aparat teritorial sebagai agen perubahan/agent of change, maka perlu didukung dengan adanya penguatan sistem penataan manajeman SDM bagi para Pamen TNI AD yang merupakan para unsur manajerial strategis yang akan menduduki jabatan di satuan kewilayahan khususnya setingkat Kodam. Penataan berbasis kompetensi tersebut harus dilaksanakan secara terencana, terarah, berlanjut dan di sisi lain juga harus memenuhi norma jabatan dan kepangkatan yang tepat dengan tetap memperhatikan kepentingan dan kebutuhan organisasi, sehingga mampu menjawab tuntutan tantangan tugas. Hutapea dan Thoha (2008) mengemukakan ada empat komponen utama pembentukan kompetensi yang meliputi pengetahuan yang dimiliki seseorang, kemampuan/keterampilan, pengalaman dan perilaku individu. Kodam dalam melakukan penataan manajemen SDM berbasis kompetensi, maka terlebih dahulu perlu dilakukan pengukuran terhadap kondisi kompetensi Pamen TNI secara nyata di lapangan dihadapkan dengan kinerja yang ditunjukkan di satuan saat ini. Evaluasi hasil pengukuran tersebut nantinya dapat dijadikan acuan dalam mengambil langkah strategis selanjutnya terhadap pola mekanisme penataan SDM khususnya penempatan jabatan Pamen TNI AD di jabatan struktural Kodam di masa mendatang. Seskoad sebagai dapurnya pengkajian strategi TNI AD memandang perlu mengadakan penelitian tentang “Kompetensi Pamen TNI AD Dihadapkan dengan Kinerja pada Jabatan Struktural di Satuan Komando Kewilayahan” dengan mengambil studi kasus di satuan setingkat Kodam dalam rangka memberikan sumbangsih pemikiran kepada Komando Atas.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberi gambaran kepada Pimpinan TNI AD tentang kompetensi Pamen TNI AD dihadapkan dengan kinerja pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam. b. Tujuan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1) Menganalisis kinerja dan kompetensi Pamen TNI AD pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam. 2) Mengukur dan menganalisis pengaruh kompetensi terhadap kinerja Pamen TNI AD pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam. 3) Untuk menganalisis dimensi kompetensi yang paling berpengaruh terhadap kinerja Pamen pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam.

4. Manfaat Penelitian.

a. Bagi TNI AD, hasil penelitian ini diharapkan dapat sebagai bahan masukan dan sumbang saran kepada Pimpinan TNI AD dalam menyusun kebijakan penentuan kompetensi jabatan terhadap para perwira terpilih untuk berbagai jabatan struktural komando kewilayah

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 13

setingkat Kodam di masa depan. b. Bagi lembaga Seskoad, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan yang bersifat akademis dalam pengembangan keilmuan di Seskoad dan sebagai sumbang saran pemikiran terhadap pembenahan di bidang pembinaan personel (SDM) dalam penempatan jabatan struktural di Komando Kewilayahan setingkat Kodam dengan menerapkan metode pengelolaan personel berbasis kompetensi secara tepat. c. Bagi peneliti, penulisan hasil penelitian ini diharapkan akan meningkatkan pemahaman dan menambah pengetahuan peneliti tentang kompetensi dihadapkan dengan kinerja pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam. d. Bagi peneliti lainnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan penelitian lebih lanjut yang sejenis di masa yang akan datang khususnya tentang kompetensi dihadapkan dengan kinerja pada jabatan struktural di Satuan Komando Kewilayahan setingkat Kodam.

5. Metode Penelitian.

Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan penelitian campuran (mixed method). Metode penelitian campuran digunakan karena dalam penelitian ini menghasilkan dua jenis data, yaitu data kuantitatif dan data kualitatif. Sebagaimana dikemukakan oleh Creswell bahwa, “Penelitian metode campuran merupakan pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan bentuk kuantitatif”. Pendekatan kualitatif maupun kuantitatif mempunyai kelebihan dan kekurangannya masing-masing. Creswell mengemukakan bahwa, Penelitian kualitatif merupakan metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial atau kemanusiaan. Sedangkan penelitian kuantitatif menurut Creswell merupakan metode untuk menguji teori-teori tertentu dengan cara meneliti hubungan antar variabel. Dengan demikian jika dengan menggabungkan dari kedua pendekatan tersebut dalam hasilnya pun akan lebih baik. a. Data Penelitian. Jenis data yang digunakan berupa data primer yaitu dilaksanakan di lapangan dengan menggunakan teknik observasi langsung terhadap objek sasaran penelitian. Untuk data sekunder berupa studi dokumentasi, laporan-laporan, literatur-literatur dan dokumen-dokumen lainnya. b. Teknik Pengumpulan Data. Tehnik pengumpulan data dilakukan melalui teknik kuesioner dalam penilaian masing-masing Pamen yang diteliti terdiri dari 3 tipe responden, yaitu: atasan, rekan dan bawahan, wawancara dan dokumentasi. Data yang ada akan dilakukan pengujian melalui uji validitas dan uji reliabilitas. c. Sumber Data. Sumber data yang menjadi sasaran penelitian adalah seluruh Pamen Kolonel/Gol IV, Letkol/Gol V dan Mayor/Gol VI di satuan di jajaran TNI AD dengan lokus di Kodam IM, Kodam II/Swj, Kodam VI/Mlw, Kodam XIV/Hsn dan Kodam XVI/Ptm dengan jumlah sampel 365 orang. Adapun narasumber/informan terkait pengumpulan data penelitian ini terdiri dari: para Kasdam dan Aspers Kodam di lokus penelitian.

6. Hasil Penelitian dan Pembahasan.

a. Hasil Pengumpulan Data. Jumlah sampel Pamen yang dilibatkan dalam analisis adalah sebanyak 275 Pamen dari

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 14 SESKOAD

lima tim pengumpul data, yaitu: 48 orang dari Tim I Kodam Iskandar Muda di Banda , 57 orang dari Tim II Kodam II/Sriwijaya di Palembang, 59 orang dari Tim III Kodam VI/ Mulawarman di Balikpapan, 60 orang dari Tim IV Kodam XIV/Hasanuddin di Makassar dan 51 orang dari Tim V Kodam XVI/Pattimura di Ambon. Untuk mendapatkan hasil penelitian yang obyektif, pengukuran variabel penelitian untuk masing-masing Pamen yang menjadi sampel penelitian dilakukan dengan melibatkan responden, yaitu: atasan, rekan dan bawahan.

b. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas.

Hasil uji instrumen kuesioner berdasarkan data riset (275 sampel) menunjukkan hasil uji validitas dan reliabilitas yang konsisten dengan hasil uji instrumen kuesioner pada tahap uji coba (59 responden Yonif 300). Kedua instrumen pengukuran variabel kompetensi dan kinerja adalah valid dan reliabel. Seluruh item pertanyaan instrumen variabel kompetensi (variabel X) teruji valid secara signifikan dengan koefisien korelasi pearson (r) antara 0,544 – 0,759 untuk kuesioner yang dinilai oleh atasan; antara 0,602 – 0,728 untuk kuesioner yang dinilai oleh rekan dan antara 0,493 – 0,753 untuk kuesioner yang dinilai oleh bawahan. Demikian pula instrumen variabel kinerja (variabel Y) juga teruji valid dengan koefisien korelasi pearson (r) antara 0,539 – 0,706 untuk kuesioner yang dinilai oleh atasan; antara 0,546 – 0,728 untuk kuesioner yang dinilai oleh rekan, dan antara 0,487 – 0,740 untuk kuesioner yang dinilai oleh bawahan. Kedua instrumen variabel juga teruji reliabel secara signifikan. Variabel kompetensi memiliki koefisien reliabiitas (rtot) sebesar 0,925 untuk kuesioner yang dinilai atasan; 0,953 untuk kuesioner yang dinilai rekan; dan 0,953 untuk kuesioner yang dinilai bawahan. Sedangkan variabel kinerja (variabel Y) memiliki koefisien reliabiitas (rtot) sebesar 0,845 untuk kuesioner yang dinilai atasan; 0,908 untuk kuesioner yang dinilai rekan; dan 0,931 untuk kuesioner yang dinilai bawahan. Hasil uji validitas untuk variabel kompetensi dan kinerja dapat dilihat pada tabel berikut. Tampak bahwa seluruh nilai r hitung adalah positif dan bernilai lebih besar daripada r tabel pada tingkat signifikansi 5, yaitu: 0,099. Seluruh nilai r hitung juga bernilai lebih besar dari 0,30. Demikian pula, t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu: 1,650. Dalam uji validitas, koefisien korelasi pearson (r) menunjukkan koefisien korelasi item- total yang mengukur korelasi antara skor masing-masing item dengan skor total seluruh item pada suatu instrumen variabel. Suatu item yang teruji valid memiliki nilai r yang positif dan signifikan yang menunjukkan bahwa semakin tinggi skor item tersebut, semakin tinggi pula skor total seluruh item pada instrument variabel tersebut. Hasil uji reliabilitas untuk variabel kompetensi dan kinerja dapat dilihat pada tabel berikut. Tampak bahwa masing-masing nilai rtot (koefisien reliabilitas speaman-brown) adalah positif dan bernilai lebih besar daripada r tabel, yaitu: 0,053. Seluruh nilai rtot juga bernilai lebih besar dari 0,30. Demikian pula, t hitung lebih besar daripada t tabel, yaitu: 1,650. Semakin tinggi nilai rtot, semakin tinggi pula tingkat konsistensi skor antar item yang menyusun suatu variabel.

1) Kinerja Pamen Saat Ini. Hasil analisis kuantitatif menunjukkan bahwa tingkat kinerja Pamen saat ini tergolong cukup dengan skor total persentase sebesar 71,6% (terletak antara median

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 15

s/d kuartil III atau 50% s/d 75%. Dari enam (6) dimensi Kinerja, Pamen dinilai memiliki tingkat kinerja yang tergolong tinggi pada 2 dimensi, yaitu: kualitas pekerjaan (75,9%) dan dampak interpersonal (77,1%). Tampak bahwa Pamen memiliki tingkat Kinerja yang lebih tinggi pada dimensi dampak interpersonal daripada dimensi kualitas pekerjaan. Sedangkan di antara keempat dimensi yang kinerjanya dinilai cukup, dimensi “kemandirian dalam bekerja” merupakan dimensi yang tingkat kinerjanya terendah (56,9%). Dari 14 item kinerja, sebagian besar item dinilai memiliki kinerja yang cukup (9 item), sedangkan item lainnya dinilai memiliki kinerja yang tinggi (5 item). Dari 9 item yang kinerjanya dinilai cukup, item dengan nilai terendah adalah item No. 9 (55,7%) dalam dimensi “Kemandirian dalam Bekerja” pada indikator “Kemandirian menyelesaikan tugas tanpa bantuan orang lain”. Sedangkan dari item-item yang kinerjanya tinggi, item dengan kinerja tertinggi adalah item No. 1 (78,5%) dalam dimensi “kualitas pekerjaan” pada indikator “pelaksanaan pekerjaan sesuai prosedur”. Dari 275 Pamen yang diteliti, mayoritas Pamen dinilai memiliki tingkat kinerja yang tergolong cukup (61,5%), sedangkan sisanya tergolong tinggi (36,7%), dan kurang (1,8%). Tidak ada satu pun Pamen yang kinerjanya dinilai rendah. Rincian hasil analisis deskriptif berdasarkan data kuantitatif dari hasil penyebaran kuesioner selengkapnya dapat dilihat pada bagian lampiran.

2) Kompetensi Pamen Saat Ini. Hasil analisis kuantitatif juga menunjukkan bahwa tingkat kompetensi saat ini tergolong cukup dengan skor total persentase sebesar 74,3% (terletak antara median s/d

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 16 SESKOAD

Hasil perbandingan analisis deskriptif untuk kedua variabel yang diteliti menunjukkan bahwa tingkat Kompetensi Pamen (74,3%: cukup) relative lebih tinggi daripada tingkat Kinerja Pamen (71,6%: cukup). 3) Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Pamen. a) Penaikan Skala. Analisis Jalur adalah statistika parametrik yang mensyaratkan skala minimal interval, sehingga data ordinal hasil pengukuran masing-masing variabel penelitian perlu dinaikkan menjadi skala interval melalui metode interval berurutan (Method Of Successive Interval). Penaikan skala dari ordinal ke interval ini dilakukan untuk setiap item berdasarkan kepada skor ordinal yang diperoleh sebelum proses uji hipotesis. Secara terperinci, proses penaikan skala untuk seluruh item pada masing-masing variabel dapat dilihat pada lampiran mengenai hasil pengolahan data pada bagian penaikan skala dan data interval. Data interval untuk seluruh item yang valid pada masing-masing variabel selanjutnya dijumlahkan membentuk skor total interval. Skor total interval inilah yang kemudian digunakan sebagai data input analisis jalur dalam uji hipotesis. b) Hasil Pengujian Asumsi. Model pengaruh kompetensi terhadap kinerja yang dianalisis terbangun dari satu (1) struktur. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa model telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan, yaitu: berdistribusi normal dan tidak terdapat situasi heteroskedastisitas. Dalam model pengaruh kompetensi terhadap kinerja, uji asumsi multikolinearitas tidak disertakan mengingat bahwa model yang dianalisis hanya terdiri dari satu (1) variabel independen. Selain itu, uji asumsi autokorelasi juga tidak dilakukan mengingat formasi data berbentuk cross-sectional antar Pamen dan bukannya dalam bentuk time-series atau antar waktu. c) Hasil Analisis Jalur. Metode analisis yang digunakan dalam pengujian hipotesis adalah Path Analysis atau Analisis Jalur dimana antar satu variabel penyebab mempengaruhi satu variabel akibat. 4) Pengaruh Dimensi-Dimensi Kompetensi terhadap Kinerja Pamen. a) Hasil Pengujian Asumsi. Model pengaruh dimensi-dimensi kompetensi terhadap kinerja yang dianalisis terbangun dari satu (1) struktur. Hasil pengujian asumsi klasik menunjukkan bahwa model telah memenuhi asumsi klasik yang dipersyaratkan, yaitu: berdistribusi normal serta tidak terdapat situasi multikolinieritas dan heteroskedastisitas. Dalam model pengaruh dimensi-dimensi kompetensi terhadap kinerja, uji asumsi multikolinearitas disertakan mengingat bahwa model yang dianalisis terdiri dari lebih dari satu (1) variabel penyebab, yaitu dalam hal ini adalah dimensi-dimensi dari Kompetensi. Dalam model ini, uji asumsi autokorelasi juga tidak dilakukan mengingat formasi data masih berbentuk cross-sectional antar Pamen dan bukannya dalam bentuk time-series atau antar waktu. b) Hasil Analisis Jalur. Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis pengaruh dimensi-dimensi kompetensi terhadap kinerja adalah Path Analysis atau analisis jalur dengan pendekatan multivariate dimana lebih dari satu variabel penyebab mempengaruhi satu variabel akibat.

c. Pembahasan.

1) Kinerja Pamen TNI AD di Satuan Komando Kewilayahan Saat Ini. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, tingkat kinerja Pamen TNI AD saat ini tergolong cukup tinggi (71,6%).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 17

Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kinerja Pamen saat ini sudah cukup baik, namun masih perlu diperkuat di masa mendatang. Berdasarkan dimensi-dimensi kinerja, dimensi kemandirian dalam bekerja memiliki kualitas yang lebih rendah (56,9%) dibandingkan dimensi Kinerja lainnya. Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa kinerja Pamen yang perlu diprioritaskan peningkatannya di masa mendatang adalah berkaitan dengan kemandiriannya dalam bekerja. Selanjutnya baru diikuti dengan peningkatan kinerja yang berkaitan dengan dimensi lainnya.

2) Kompetensi Pamen TNI AD di Satuan Komando Kewilayahan Saat Ini. Berdasarkan hasil analisis deskriptif, kompetensi Pamen TNI AD tergolong cukup tinggi (74,3%). Hasil analisis ini menunjukkan bahwa kompetensi Pamen TNI AD pada jabatan struktural di satuan komando kewilayahan saat ini cukup baik, namun perlu dioptimalkan lagi di masa mendatang. Berdasarkan dimensi-dimensi kompetensi, dimensi kemampuan berpikir memiliki kualitas yang paling rendah (71,1%) dibandingkan dimensi-dimensi lainnya. Hasil analisis ini mengindikasikan bahwa kompetensi yang perlu diprioritaskan peningkatannya di masa mendatang adalah berkaitan dengan kemampuan berpikir dari Pamen. Selanjutnya baru diikuti dengan peningkatan kompetensi dari dimensi-dimensi lainnya.

3) Pengaruh Kompetensi terhadap Kinerja Prajurit. Berdasarkan hasil analisis jalur, dapat ditunjukkan bahwa kompetensi berpengaruh positif secara signifikan terhadap kinerja. Adanya pengaruh positif yang signifikan dari Kompetensi terhadap Kinerja tercermin dari signifikannya nilai koefisien jalur yang diperoleh, yaitu sebesar pYX = 0,776 dengan t = 20,359 (> ttabel = 1,650). Nilai koefisien jalur pYX berada diantara 0,600-0,799 yang menunjukkan bahwa derajat pengaruhnya tergolong kuat. Besarnya pengaruh kompetensi terhadap kinerja adalah sebesar R2YX = p2YX = 0,603 atau 60,3%. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya kompetensi Pamen TNI AD; yang ditandai dengan makin tingginya kemampuan berpikir, mengelola diri sendiri, mengelola pekerjaan/tugas dan mengelola hubungan, maka akan efektif mendorong meningkatnya kinerja Pamen pada jabatan struktural di satuan komando kewilayahan, baik kinerja dalam aspek kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, efisiensi waktu, efektivitas biaya, kemandirian dalam bekerja dan dampak interpersonal. Berdasarkan hasil analisis jalur, upaya yang dapat dilakukan adalah meningkatkan efektivitas kompetensi yang sejalan dengan perbaikan kinerja Pamen yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan Kinerja, peningkatan kompetensi harus mampu meningkatkan seluruh aspek kinerja, yaitu kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, efisiensi waktu, efektivitas biaya, kemandirian dalam bekerja, dan dampak interpersonal. Kedua aspek ini merupakan dimensi-dimensi dalam variabel kinerja yang masih dapat dioptimalkan kualitasnya. Berdasarkan kaitan antara hasil analisis jalur dengan hasil analisis deskriptif, upaya yang dapat dilakukan untuk memperbaiki kompetensi dalam meningkatkan kinerja Pamen pada jabatan struktural adalah dengan meningkatkan kemampuan berpikir. Dalam variabel kompetensi, dimensi kemampuan berpikir memiliki kualitas yang paling rendah (71,1%) dibandingkan ketiga dimensi kompetensi lainnya, yaitu mengelola pekerjaan/tugas (74,2%), mengelola hubungan (75,4%) dan mengelola diri sendiri (76,0%).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 18 SESKOAD

7. Dokumentasi Kegiatan.

Kegiatan Tim Pokja Litbanghan Insani I TA 2018

Pelaksanaan Litbanghan Insani TA 2018 di Kodam-kodam

Kegiatan FGD Litbanghan TA 2018

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat SESKOAD 19

8. Kesimpulan.

Berdasarkan pada hasil analisa dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Kinerja Pamen TNI AD di satuan komando kewilayahan saat ini tergolong cukup tinggi (71,6%). Kinerja Pamen yang paling menonjol adalah pada aspek dampak interpersonal (77,1%); sedangkan yang paling lemah adalah pada aspek kemandirian dalam bekerja (56,9%). Kompetensi Pamen TNI AD di satuan komando kewilayahan saat ini tergolong cukup tinggi (74,3%). Kompetensi Pamen yang paling menonjol adalah pada aspek mengelola diri sendiri (76,0%); sedangkan yang paling lemah adalah pada aspek kemampuan berpikir (71,1%).

b. Terdapat pengaruh positif yang signifikan dari kompetensi terhadap kinerja Pamen pada jabatan struktural di satuan komando kewilayahan. Artinya bahwa semakin tinggi kompetensi Pamen, maka akan semakin tinggi kinerja Pamen dalam melaksanakan tugas pokok, wewenang, dan tanggung jawabnya pada jabatan struktural yang diembannya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah kompetensi Pamen, maka akan semakin rendah pula kinerja Pamen dalam jabatan strukturalnya. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya kompetensi, yang ditandai dengan makin tingginya kemampuan Pamen untuk berpikir, mengelola diri sendiri, mengelola pekerjaan/tugas dan mengelola hubungan, akan cukup efektif mendorong meningkatnya kinerja Pamen, yang ditandai dengan makin meningkatnya kualitas pekerjaan, kuantitas pekerjaan, efisiensi waktu, efektivitas biaya, kemandirian dalam bekerja, dan dampak interpersonal. Dari keseluruhan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja, pengaruh kompetensi terhadap kinerja tergolong kuat dengan kontribusi pengaruh sebesar 60,3%. Kontribusi sebesar 39,7% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang yang tidak diteliti.

c. Dimensi-dimensi kompetensi berpengaruh simultan secara signifikan terhadap kinerja Pamen pada jabatan struktural di satuan komando kewilayahan. Dimensi kompetensi yang paling berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja Pamen adalah kemampuan Pamen untuk mengelola pekerjaan/tugas.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 20 SESKOAD

HASIL-HASIL LITBANGHAN AKMIL ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NEGARA BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 21

PENGARUH ON THE JOB TRAINING TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI TARUNA AKMIL (STUDI KASUS EFEKTIVITAS OJT TARUNA AKMIL TA 2015/2016 DI WILAYAH KODAM III/SILIWANGI DAN KODAM IV/DIPONEGORO )

1. Abstrak.

Penelitian ini mengenai Pengaruh On the Job Training terhadap peningkatan kompetensi Taruna Akmil (Studi Kasus Efektivitas OJT Taruna Akmil TA.2015/2016 di wilayah Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/Dponegoro. Metode penelitian yang digunakan adalah metode campuran (mixed methode) menggabungkan pendekatan kuantitatif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data menggunakan angket kompetensi, wawancara dan studi dokumen. Analisis data menggunakan uji Regresi Sederhana dengan software statistik SPSS versi 21.0 serta analisis data kualitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: (1) Ada pengaruh On the Job Training (OJT) terhadap peningkatan kompetensi Taruna Akmil dengan besar pengaruh 16%. Persentase jawaban angket skor tertinggi sangat baik pada indikator kompetensi intelektual 86% dan pada indikator emosional sebesar 88% dicapai oleh Abituren Akmil OJT TA 2016, sedangkan pada indikator kompetensi sosial sebesar 89% dicapai oleh Abituren Akmil OJT TA 2015; (2) Peningkatan kompetensi Abituren Akmil TA 2105 dan TA 2016 dipengaruhi oleh faktor: peserta, pelatih, waktu dan materi OJT. Besar kekuatan pengaruh antar variabel adalah lemah/ kecil, disebabkan karena Kurikulum/ materi Latihan Praktik Jabatan (OJT) Taruna Akmil di Akademi Militer bertujuan untuk membekali Taruna Akmil dengan pengetahuan dan keterampilan, belum ditujukan untuk meningkatkan kompetensi Taruna Akmil yang mensyaratkan pembekalan tidak hanya pengetahuan, keterampilan, namun juga sikap, terutama rasa percaya diri. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi intelektual, emosional dan sosial Taruna Akmil peserta OJT, diantaranya melalui pengembangan latihan positif dan internalisasi sikap nilai rasa percaya diri dalam metode pembelajaran diskusi dan latihan menggunakan alat simulasi di Akademi Militer. Saran penelitian kepada Staf Personel Angkatan Darat bahwa diperlukan adanya Buku Petunjuk Teknis (Bujuknis) atau Buku Pedoman Penyelenggaraan OJT yang berisi ketentuan Standar Keberhasilan OJT dan Indikator Keberhasilan peningkatan Kompetensi Taruna Akmil peserta OJT, serta Bujuknis atau Dokumen tentang Sistem Penjaminan Mutu Internal dan Audit Mutu Internal.

HASIL-HASIL LITBANGHAN Kata Kunci: On the Job Training, Internalisasi, Pembelajaran, Simulator, Kompetensi.

2. Latar Belakang.

a. Pendidikan berperan penting dalam meningkatkan kualitas hidup manusia. Menurut UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan didefinisikan AKMIL sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar agar peserta didik aktif mengembangkan potensinya Menurut Enoch berpendapat bahwa negara mengharapkan supaya pendidikan mempersiapkan dan menghasilkan tenaga kerja yang terampil untuk ADHITAKARYA MAHATVAVIRYA NEGARA BHAKTI pembangunan, baik dalam sektor pertanian, perdagangan, industri dan sebagainya.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 22 AKMIL

Kehidupan dalam masyarakat modern harus dimulai dari pendidikan di sekolah, sehingga kegiatan-kegiatan berjalan seimbang dan serasi dengan kebutuhan nyata yakni dengan pemanfaatan teknologi sebagai alat atau media di sekolah maupun lembaga-lembaga pendidikan. Pembaharuan dalam sistem pendidikan dengan berorientasi pada konsep keterkaitan dan kesepadanan (Link and Match) antara dunia pendidikan dan dunia kerja dicetuskan oleh mantan Mendiknas RI Wardiman. Ada keterkaitan antara produk Perguruan Tinggi dengan penggunanya dalam dunia kerja. Perguruan Tinggi dapat menyusun kurikulum sesuai dengan kebutuhan kerja. Penerapan link and match secara nyata diselenggarakan dalam program On the Job Training (OJT).

b. Akademi Militer sebagai salah satu lembaga pendidikan militer yaitu badan pelaksana pusat (Balakpus) TNI AD yang mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan pertama Perwira TNI AD tingkat akademi dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Tri pola dasar pendidikan dituangkan dalam suatu kurikulum pendidikan Akmilyang saat ini menggunakan program studi (prodi) yang mengacu kepada Diknas maupun Dikti tentu secara berkala akan menerima kunjungan dan penilaian tim asesor dari Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi, hal tersebut tentu sangat berpengaruh terhadap kelengkapan 10 komponen pendidikan. Dengan Tri pola dasar diharapkan peserta didik (Taruna dan Taruni) memiliki aspek sikap dan perilaku, pengetahuan, ketrampilan serta aspek jasmani yang baik sehingga siap terjun sebagai Perwira yang handal di satuan. Setiap Taruna dan Taruni menginginkan hasil yang baik dalam proses pembelajarannya. Hasil yang baik dapat dicapai, apabila didorong berbagai faktor yang mendukungnya, salah satunya yaitu dengan memenuhi setiap kompetensi yang harus ditempuh yang harus ditempuh dalam proses pembelajaran;

c. Salah satu upaya untuk meningkatkan kompetensi Taruna Akmil sesuai Kurikulum pendidikan Akmil menyelenggarakan mata kuliah On the Job Training (OJT) berjumlah 2 SKS. OJT merupakan kegiatan yang sangat penting untuk melengkapi Taruna Akmil TK.IV/ Sermatutar dengan pengalaman praktik lapangan yang diselenggarakan di satuan-satuan jajaran TNI AD, sehingga diharapkan dengan bekal pengalaman praktik lapangan tersebut para Taruna Akmil memiliki rasa percaya diri dan memiliki kemampuan untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang dimiliki tersebut di Satuan-satuan penugasan. Kondisi nyata saat ini, berdasarkan hasil evaluasi dan laporan OJT mengenai kurangnya kompetensi Taruna Akmil. Salah satunya ditandai dengan masih banyak Taruna Akmil yang belum mampu mengoperasionalkan dengan baik alat utama sistem senjata (alutsista) TNI AD di beberapa kecabangan. Selain itu masih adanya sikap keragu-raguan dan kurangnya rasa percaya diri Taruna Akmil yang telah melaksanakan OJT dalam melaksanakan tugas di lapangan. Dengan demikian, korelasi link and match antara program OJT dengan peningkatan kompetensi Taruna AkmilTK.IV/Sermatutar belum terwujud secara optimal; dan

d. Oleh karena itu diperlukan penelitian mendalam dan menyeluruh tentang Pengaruh On the Job Training (OJT) Terhadap Peningkatan Kompetensi Taruna Akmil, yang dalam penelitian ini difokuskan pada Taruna Akmil TA. 2014/2015 dan TA 2015/2016 yang pernah melaksanakan OJT di Wilayah Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 23

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penelitian ini disusun untuk memberikan gambaran tentang penyelenggaraan Latihan Praktik Jabatan (OJT) oleh Abituren Akademi Militer TA 2015 dan 2016 di wilayah Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro.

b. Tujuan. Penelitian ini bertujuan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi Pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan tentang peningkatan kualitas penyelenggaraan OJT di masa mendatang.

4. Sasaran Akhir.

Sasaran akhir dari penelitian ini yakni tercapainya suatu metode Latihan Praktik Jabatan (OJT) Taruna Akmil yang dirancang untuk meningkatkan kompetensi untuk (pengetahuan, keterampilan dan sikap) sebagai bekal Taruna Akmil peserta OJT saat bertugas di Satuan penugasan.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

Penelitian ini menggunakan metode campuran (mixed methods) yakni menggabungkan antara pendekatan kuantitatif dan kualitatif. Hal ini sesuai dengan pendapat Creswell mengemukakan bahwa penelitian metode campuran adalah pendekatan penelitian yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kuantitatif dan kualitatif untuk memperluas pembahasan dengan cara menerapkan dua metode sekaligus Pendekatan ini melibatkan asumsi-asumsi filosofis, aplikasi pendekatan-pendekatan kuantitatif dan kualitatif serta pencampuran (mixing) kedua pendekatan tersebut dalam suatu penelitian.

6. Pencapaian Sasaran.

Pencapaian sasaran dari penelitian ini yakni penyelenggaraan Latihan Praktik Jabatan (OJT) Abituren Akmil TA 2015 dan 2016 belum optimal meningkatkan kompetensi emosional yakni sikap nilai rasa percaya diri Abituren Akmil peserta OJT saat bertugas di Satuan penugasan.

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian ini dilaksanakan pada Satuan-satuan di Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/ Diponegoro dan Satuan-satuan di jajaran TNI AD yang menjadi Lokasi OJT Taruna Akmil TA. 2015 dan 2016 sebagai berikut :

NO KODAM III/SILIWANGI NO KODAM IV/ DIPONEGORO 1 2 3 4 1. Yon Grup 1/Para Komando 1. Yonkav 2/Tank 2. Skadron-21/Sena Puspenerbad 2. Yonif 406/CK 3. Yonif 320/BP 3. Yonif 407/PK; 4. Yonif 300/R 4. Yonarhanudse-15 5. Yonif 315/GRD 5. Lanuma A-Yani Jurnal6. Hasil-Hasil Yonif 310/KK Litbanghan TNI Angkatan Darat 6. Yonzipur 4/TK 7. Yonarmed 4/105 GS 7. Yonarmed 3/105 8. Yonarmed 5/105/TRK 8. Yonif 403/WP 9. Yonarhanud 3/YBP 9. Yonif 408/SBH 10. Yonkav 4/TANK 10. Kodim 0733/BS 11. Yonzipur 3/YW 11. Kodim 0714/Salatiga 12. Kodim 0601 /Pandeglang 12. Kodim 0705/Magelang 13. Kodim 0602/Serang 13. Kodim 0732 /Sleman 14. Kodim 0608/Cianjur 15. Kodim 0609/Kab. Cimahi 16. Kodim 0621/Kab.

NO KODAM III/SILIWANGI NO KODAM IV/ DIPONEGORO 1 2 3 4 1. Yon Grup 1/Para Komando 1. Yonkav 2/Tank 24 2. Skadron-21/Sena PuspenerbadAKMIL 2. Yonif 406/CK 3. Yonif 320/BP 3. Yonif 407/PK; 4. Yonif 300/R 4. Yonarhanudse-15 5. Yonif 315/GRD 5. Lanuma A-Yani 6. Yonif 310/KK 6. Yonzipur 4/TK 7. Yonarmed 4/105 GS 7. Yonarmed 3/105 8. Yonarmed 5/105/TRK 8. Yonif 403/WP 9. Yonarhanud 3/YBP 9. Yonif 408/SBH 10. Yonkav 4/TANK 10. Kodim 0733/BS 11. Yonzipur 3/YW 11. Kodim 0714/Salatiga 12. Kodim 0601 /Pandeglang 12. Kodim 0705/Magelang 13. Kodim 0602/Serang 13. Kodim 0732 /Sleman 14. Kodim 0608/Cianjur 15. Kodim 0609/Kab. Cimahi 16. Kodim 0621/Kab. Bogor

Sumber: Pengolahan Peneliti, Sdirbinlitbang Akmil, 2018.

8. Hambatan Penelitian.

Hambatan Kegiatan Litbanghan tentang penelitian Pengaruh On The Job Training (OJT) terhadap Peningkatan Kompetensi Taruna/Taruni Akmil (Studi Kasus Efektivitas OJT Taruna Akmil TA 2015/2016 di wilayah Kodam III/Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro) berlangsung sesuai dengan rencana dan jadwal penelitian, hingga saat mengalami beberapa kendala sebagai berikut: a. lengkap. b. Kesulitan mendapatkan tanggapan (respon rate) responden pada angket OJT WA Link. c. Terjadinya duplikasi responden. d. Pengumpulan data wawancara (interview) dengan informan kurang Kesulitan responden mengirim jawaban angket OJT WA Link, karena kurangnya koneksi internet.

9. Hasil Penelitian yang Telah Dicapai.

Pada bagian ini peneliti melakukan analisis kuantitatif dan kualitatif. Analisis kuantitatif menggunakan instrumen angket untuk mengukur variabel Kompetensi (variabel Y), sedangkan variabel X data penelitian diperoleh dari sumber sekunder, yakni Daftar Nilai OJT Taruna Tk. IV/ Akmil TP. 2014/2015 dan Daftar Nilai OJT Taruna Tk.IV/Akmil TP.2015/2016. (Daftar Nilai OJT Terlampir). Analisis kuantitatif untuk menguji kompetensi (variabel Y) dilakukan melalui beberapa langkah pengujian, meliputi: (1) Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen; (2) Uji Asumsi dasar Uji Normalitas dan Uji Linieritas ;dan (3) Uji Hipotesis/ Uji Regresi Linier Sederhana dengan menggunakan perhitungan otomatis program SPSS 21.0. Setelah analisis kuantitatif dilanjutkan dengan analisis kualitatif dimaksudkan untuk membuktikan, memperdalam temuan penelitian mengenai Pengaruh OJT Terhadap Peningkatan Kompetensi Taruna Akmil (Studi Kasus Efektivitas OJT Taruna Akmil TA. 2015/2016 di wilayah Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 25

Hasil penelitian didahului dengan penyajian statistik deskriptif terhadap hasil angket Kompetensi OJT Taruna Akmil TA.2015 dan 2016 serta kategori penilaian sebagai berikut:

Hasil Skoring Jawaban Responden OJT Taruna Akmil TA.2015 dan TA 2016 OJT SKOR KOMPETENSI/ KATEGORI JUMLAH KETERANGAN TA INTELEKTUAL EMOSIONAL SOSIAL

2015 643/760= 1000/1140= 1864/2090= 38 Terendah:Kompete 0,84x100%= 0,87x100%= 0,89x100%= nsi Intelektual:84% 84% 87% 89% (Baik). (Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) Tertinggi:Kompetes i Sosial:89% (Sangat Baik) 2016 743/860= 1103/1140= 2079/2365= 43 Terendah:Kompete 0,86x100%= 0,88x100%= 0,87x100%= nsi Intelektual:86% 86% 88% 87% (Sangat Baik). (Sangat Baik) (Sangat Baik) (Sangat Baik) Tertinggi:Kompeten si Emosional:88% (Sangat Baik)

Sumber:Pengolahan Peneliti,Sdirbinlitbang Akmil, 2018

Dari tabel di atas diketahui OJT Taruna Akmil TA.2015, skor tertinggi yakni pada Kompetensi Sosial sebesar 89% (Sangat baik) dan terendah yakni pada Kompetensi Intelektual sebesar 84%, sedangkan OJT Taruna Akmil TA.2016, skor tertinggi pada Kompetensi Emosional sebesar 88% (Sangat baik) dan terendah pada Kompetensi Intelektual sebesar 86% (Sangat baik). Adapun grafik skoring angket kompetensi Taruna Akmil OJT TA 2015 dan TA 2016 dapat disajikan pada tabel 3 dan 4 berikut ini.

Grafik Kompetensi Taruna Akmil OJT TA.2015 Grafik Kompetensi Taruna Akmil OJT TA.2016

Sumber: Pengolahan Peneliti, Sdirbinlitbang Sumber: Pengolahan Penelti, Sdirbinlitbang Akmil, 2018 Akmil,2018

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 26 AKMIL

Interpretasi keseluruhan analisis

Analisis kuantitatif

Terdapat pengaruh OJT 1.Secara kuantitatif dan kualitatif terhadap peningkatan Teori terbukti Ada pengaruh OJT terhadap kompetensi Taruna (t peningkatan kompetensi Taruna hitung 3,894>1,994). Menurut Spencer dan Akmil OJT TA.2015 dan 2016 di Besar pengaruh(r²)=16% Spencer dalam Tjutju wilayah Kodam III/Slw danKodam dan Suwatno (2009) IV/Dip. Besar pengaruh OJT terbukti bahwa kat Hal menonjol terhadap peningkatan Kompetensi kompetensi Taruna Akmil OJT TA.2015 dan individu,yakni 1. OJT TA 2015 dan 2016 sebesar 16%, sedangkan 84% pengetahuan dan lainnya dipengaruhi oleh variabel 2016 kat Kompetensi ketrampilan lebih mudah Intelektual dan Sosial lain di luar model penelitian ini, dikembangkan daripada antara lain: latihan Hulubalang, (pengetahuan, kompetensi Inti: Sikap Widya Yudha, Pramuka Yudha dan keterampilan), namun Nilai Rasa Percaya Diri belum kat Kompetensi Praja Bahkti. Emosional,yakni Rasa 2. Peningkatan kompetensi: Percaya Diri Taruna saat berbicara di muka umum. Pengintegrasian a.Faktor yang mempengaruhi

2. Faktor-faktor yang kompetensi emosional a.l.Peserta OJT, Pelatih atau Instruktur OJT dan Masa OJT. berpengaruh thd a.l percaya diri dalam metode PBM simulasi & keberhasilan OJT: b.Komponen kompetensi. pengajar berbasis Peserta OJT, Instruktur Penyelenggaraan OJT berpengaruh pengalaman OJT , Masa OJT dan meningkatkan kompetensi Materi OJT. Intelektual dan Sosial, namun belum mencapai kompetensi Emosional. Analisis kualitatif Internalisasi nilai-nilai Faktor penyebab krn Kompetensi Kurikulum/materi pelatihan OJT Terdapat pengaruh OJT terhadap ditujukan utk membekali Taruna dgn peningkatan kompetensi Taruna pengetahuan dan keterampilan shg TA.2015 dan 2016 di wilayah Karakter Percaya Diri KOMPETENSI belum ditujukan meningkatkan Kodam III/Slw dan Kodam IV/ Dip, Taruna pd gar OJT TARUNA AKMIL kompetensi secara utuh,termasuk ditinjau dari Evaluasi faktor‐faktor Kompetensi Emosional, Rasa yang meningatkan Kompetensi Percaya Diri. Taruna dan identifikasi kompetensi

10. Kesimpulan.

Dari pembahasan mengenai Pengaruh OJT terhadap peningkatan kompetensi Taruna Akmil OJT TA 2015 dan 2016 di wilayah Kodam III/ Siliwangi dan Kodam IV/ Diponegoro dapat disimpulkan beberapa hal sesuai rumusan masalah sebagai berikut:

a. Ada pengaruh On the Job Training (OJT) terhadap peningkatan kompetensi Taruna Akmil OJT TA. 2015 dan 2016 di wilayah Kodam III/Siliwangi dan Kodam IV/Diponegoro. Besar pengaruh variabel OJT (variabel X) terhadap variabel kompetensi (Y) sebesar 16%, sedangkan 84% lainnya dipengaruhi oleh variabel lain di luar model penelitian ini, antara lain: Latihan Pramuka Yudha, Latihan Hulubalang, Latihan Widya Yudha dan Latihan Praja Bhakti (Latihan Blok) yang latihan-latihan tersebut juga bertujuan untuk membekali dan melatih agar Taruna Akmil memiliki pengetahuan, keterampilan dan kemampuan aplikasi teknik dan taktik di lapangan sehingga dapat melaksanakan tugas serta kewajibannya sebagai Danton.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 27

b. Peningkatan kompetensi ditinjau dari penyelenggaraan OJT TA 2015 dan 2016 yang dilaksanakan di Satpur dan Satbanpur serta di Satkowil lokasi OJT bahwa OJT berpengaruh meningkatkan kompetensi Intelektual (pengetahuan dan keterampilan) dan kompetensi sosial (mengarahkan bawahan), namun belum mempengaruhi peningkatan kompetensi emosional (rasa percaya diri) Taruna Akmil. Hal ini disebabkan karena Kurikulum/ materi pelatihan OJT bertujuan untuk membekali Taruna dengan pengetahuan dan keterampilan, yakni kompetensi intelektual, namun kurikulum/materi pelatihan belum ditujukan untuk meningkatkan Kompetensi Emosional terutama sikap dan nilai rasa percaya diri dalam diri Taruna saat berbicara di depan anggota dan masyarakat.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 28 AKMIL

RANCANG BANGUN SISTEM REPEATER KOMUNIKASI WI-FI PADA PITA 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz BAND) DAN PENGUAT AKHIR 900 MHZ UNTUK MENDUKUNG SARANA DAN PRASARANA LATIHAN MILITER DI LAPANGAN YANG MEMERLUKAN JARINGAN KOMUNIKASI ANTARA TARUNA DENGAN KOMANDO LATIHAN AKADEMI MILITER TA 2018

1. Abstrak.

Pada Program Penelitian dan Pengembangan Pertahanan TNI AD, Sdirbinlitbang Akmil melaksanakan kegiatan penelitian tentang Rancang Bangun Sistem Repeater Komunikasi Wi-Fi Pada Pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz Band) dan Penguat Akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer dengan tujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Perwira keluaran Akmil. Komunikasi Wi-Fi adalah komunikasi tanpa kabel yang bekerja pada pita 2,4 GHz dan 5,8 GHz dengan kemampuan mentransfer data yang besar dengan kecepatan yang dapat dihandalkan. Tetapi dibalik kelebihan tersebut kemampuan komunikasi Wi-Fi dibatasi oleh banyak sedikitnya rintangan yang menghalangi proses transfer data, misalnya terhalang gedung maupun pepohonan. Jika diterapkan pada komunikasi data di medan latihan Akademi MIliter yang secara umum berada di lingkungan yang secara umum banyak pepohonan, maka komunikasi Wi-Fi ini tidak dapat berguna secara maksimal. Salah satu solusi yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut yaitu dengan menggunakan pengubah frekuensi dari 2,4 GHz dan 5,8 GHz kepada penguat akhir 900 MHz. Hasil dari Penelitian penguat akhir 900 MHz sudah dapat mentransfer data dengan melewati beberapa rintangan baik gedung maupun pepohonan pada jarak sampai dengan 2,78 Km yaitu dari bukit Tidar sampai dengan lapangan latihan Gembung di Panca Arga. Data yang dikirimkan berupa gambar video dari CCTV IP dengan kemampuan pada pemancar (Tx) samapi dengan 18,35 Mbps dan kemampuan penerima (Rx) sampai dengan 8,23 Mbps.

Kata Kunci : Penguat Akhir, frekuensi, Pemancar, Penerima

2. Latar Belakang.

Pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa perubahan di segala aspek kehidupan, termasuk dilingkungan TNI AD. Dalam menghadapi tantangan dan tugas yang semakin kompleks, TNI AD terus melakukan berbagai upaya peningkatan kualitas dan kemampuannya, antara lain melalui penelitian dan pengembangan bidang pertahanan;

Sdirbinlitbang Akmil merupakan Staf Pembantu Pimpinan yang bertugas menyelenggarakan penelitian dan pengembangan sesuai program TNI AD serta evaluasi program Akmil yang dilaksanakan secara terpadu dan berkesinambungan. Agar program dapat berjalan sesuai rencana, maka pelaksanaannya dikendalikan, diawasi dan dievaluasi. Program Penelitian dan Pengembangan Pertahanan TNI AD, Sdirbinlitbang Akmil melaksanakan kegiatan tentang Rancang Bangun Sistem Repeater Komunikasi Wi-Fi Pada Pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz Band)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 29

dan Penguat Akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer TA 2018. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan latihan Taruna-Taruni dengan peningkatan sarana dan prasarana latihan; Pada Program Penelitian dan Pengembangan Pertahanan TNI AD, Sdirbinlitbang Akmil melaksanakan kegiatan tentang Rancang Bangun Sistem Repeater Komunikasi Wi-Fi Pada Pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz Band) dan Penguat Akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer”. Kegiatan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas Perwira keluaran Akmil. Beberapa materi pelajaran yang masuk kategori latihan militer dasar/taktik membutuhkan Alins/Alongins (peralatan) yang memadai agar Taruna-Taruni dapat melaksanakan latihan dengan baik dan berhasil sesuai sasaran yang diharapkan;

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberi gambaran tentang merancang bangun prototipe sistem repeater komunikasi Wi-Fipada pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz band) dan penguat akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer.

b. Tujuan. 1) Membantu dalam pelaksanaan latihan Taruna Akademi Militer dalam meningkatkan sarana prasarana latihan berupa penggelaran jaringan komunikasi Wi-Fi di lapangan antara Taruna, pelatih dan komando atas; 2) Membantu para pelatih atau komando latihan untuk memantau dan pengawasi kegiatan latihan Taruna Akmil pada saat pelaksanaan latihan militer; 3) Melanjutkan penelitian terdahulu tahun 2017 berupa latihan navigasi darat menggunakan kompas digital yang berupa handphone yang menggunakan jaringan komunikasi Wi-Fi sehingga perlu penelitian komunikasi Wi-Fi untuk jarak yang jauh; dan 4) Mewujudkan komunikasi menggunakan jaringan komunikasi Wi-Fi 900 MHz di lapangan untuk jarak yang jauh dengan bentuk halangan pepohonan yang dapat digunakan di lembaga pendidikan maupun jajaran satuan TNI AD.

4. Sasaran Akhir.

Sasaran akhir dari rancang bangun prototipe sistem repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz band) dan penguat akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer adalah: ”Terwujudnya sebuah peralatan yang berupa suatu sistem repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz band) dan penguat akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan.”

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 30 AKMIL

5. Metode Penelitian.

a. Metode Teknis. Metode yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif analisis dengan menggambarkan suatu sistem repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4/5,8 GHz (2,4/5,8 GHz band) yang diubah frekuensinya menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang terdapat beberapa halangan pepohonan dan bangunan, metodologi tersebut digunakan dalam penelitian awal untuk menghimpun data tentang kondisi yang ada. b. Metode Pembuatan. 1) Proses mekanik. 2) Hasil pembuatan tripod. 3) Perancangan Software. 4) Konsep desain elektronik. 5) Proses pencetakan PCB. 6) Proses pelarutan pcb (Etching). 7) Pemasangan komponen dan penyolderan. 8) Pengujian Statis. 9) Pengujian Fungsi. 10) Pengujian Lapangan. Setelah selesai seluruh pengujian statis dan pengujian fungsi secara teknis di laboratorium elektro Depmipatek Akmil maka dilakukan pengujian lapangan untuk mengetahui kemampuan alat secara keseluruhan. Pengujian lapangan pada sinyal Repeater 900 MHz dengan memberi sinyal informasi berupa video dari CCTV yang ditunjukkan dalam Gambar 20 yang berupa hasil pengujian sinyal Repeater 900 MHz dengan memberi sinyal informasi berupa video dari CCTV dari satu buah antena sebagai pemancar dan satu buah antena sebagai penerima, kemudian dilihat menggunakan komputer atau laptop di Laboratorium Elektro Depmipatek Akmil. Hasil pengujian lapangan yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut: a) Pengujian dari puncak gunung Tidar menuju ke Laboratorium Drill Teknis Gembung dengan jarak sekitar ± 2.780 meter dengan halangan berupa pohon-pohon dan bangunan. Sebelum pengujian perlu dilakukan survey dengan menggunakan software google earth pro untuk mengetahui medan di lapangan terdapat halangan berupa apa saja (pepohonan dan bangunan) dan juga menggunakan software radio Mobile Wireless untuk mengetahui ketinggian dataran dan hambatan, arah dari 2 (dua) antena yang saling berhadapan dan ketinggian dari antena yang harus dipasang agar memperoleh hasil yang baik. Setelah disimulasikan dengan software google earth pro dan software radio Mobile Wireless maka dilakukan langkah pengujian dengan memasang ketinggian antena sesuai dari software tersebut dan juga arah sudut dari antena mengarah ke mana sesuai yang ditunjukkan dalam software tersebut.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 31

Hasil pengujian dapat mengirim sinyal informasi berupa video dari CCTV dengan baik (tanpa delay/terputus-putus).

Gambar lokasi pengujian dengan software google earth pro

Gambar lokasi pengujian dengan software radio mobile wireless

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 32 AKMIL

Gambar Pengujian Lapangan Berupa Sinyal Sistem Repeater 900 MHz Dengan Halangan Pohon dan Bangunan Di Laboratorium Drill Teknis Gembung

Gambar Pengujian Lapangan Berupa Sinyal Sistem Repeater 900 MHz Dengan Halangan Pohon dan Bangunan dari Puncak Gunung Tidar

b) Hasil pengujian pengiriman data dari CCTV dari puncak gunung Tidar menuju ke Laboratorium Drill Teknis Gembung dengan jarak sekitar ± 2.780 meter dengan halangan berupa pohon- pohon dan bangunan.

c) Pengujian dari laboratorium komputer Depmipatek menuju ke puncak Suroloyo (daerah Kalibawang) tanpa halangan berupa pohon-pohon dan bangunan dengan jarak sekitar ± 16,7 Km. Sebelum pengujian perlu dilakukan survey dengan menggunakan software google earth pro untuk mengetahui medan di lapangan terdapat halangan berupa apa saja (pepohonan dan bangunan) dan juga menggunakan software radio mobile wireless untuk mengetahui ketinggian dataran dan hambatan, arah dari 2 (dua) antena yang saling berhadapan dan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 33

ketinggian dari antena yang harus dipasang agar memperoleh hasil yang baik. Setelah disimulasikan dengan software google earth pro dan software radio mobile wireless maka dilakukan langkah pengujian dengan memasang ketinggian antena sesuai dari software tersebut dan juga arah sudut dari antena mengarah ke mana sesuai yang ditunjukkan dalam software tersebut. Hasil pengujian dapat mengirim sinyal informasi berupa video dari CCTV dengan baik (tanpa delay/ terputus-putus).

d) Hasil pengujian pengiriman data dari CCTV dari puncak gunung Tidar menuju ke Laboratorium Drill Teknis Gembung dengan jarak sekitar ± 16,7 Km tanpa halangan berupa pohon-pohon dan bangunan.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

a. Fungsi materiil yang dibuat, yaitu :

1) Sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4GHz yang diubah frekuensinya menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang terdapat beberapa halangan pepohonan dan bangunan dapat digunakan oleh seluruh prajurit TNI dengan mudah dan dapat meningkatkan profesional dalam latihan militer atau digunakan dalam medan operasi; dan

2) Sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4GHz yang diubah frekuensinya menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang terdapat beberapa halangan pepohonan dan bangunan dapat diperbanyak sesuai dengan keperluan, sehingga bisa komunikasi sesuai perkembangan situasi di lapangan.

b. Manfaat materiil yang dibuat, yaitu:

1) Memberikan sumbangan pemikiran teoritik kepada pimpinan TNI AD dalam perancangan materiil sebagai langkah awal proses pengembangan produk materiil, khususnya alat peralatan sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz dan penguat akhir 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan;

2) Memberikan masukan kepada satuan Pembina/pengguna di jajaran TNI AD, khususnya satuan perhubungan tentang sistem converter frekuensi dari 2,4 GHz diubah menjadi 900 MHz pada sistem repeater komunikasi Wi-Fi untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan;

3) Sebagai alat pengendali dan pendukung sarana prasarana lapangan latihan militer di Akademi Militer berupa komunikasi Wi-Fi.

4) Alat Repeater komunikasi Wi-Fi dapat mengirim sinyal berupa gambar, video dan suara, sehingga pimpinan bisa menerima secara real time dan utuh maka pimpinan dapat secara langsung dan segera untuk koreksi terhadap latihan militer tersebut.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 34 AKMIL

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis.

a. Gambar desain sistem Repeater komunikasi Wi-Fi.

1) Blok diagram alat. 2) Desain mekanik Tripod.

3) Desain elektronik.

b. Spesifikasi Teknis sistem Repeater komunikasi Wi-Fi

SPESIFIKASI 900 MHZ

Dimensions 1365 x 215 x 218 mm (53.74 x 8.47 x 8.58")

Weight (Mount Included) 2.5 kg (5.51 lb) Frequency Range 902 - 928 MHz

Gain 16 dBi, Both Polarizations HPOL Beamwidth 29 to 34° Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat VPOL Beamwidth 29 to 34° F/B Ratio 20 dB

Max. VSWR < 1.5:1 Over Band Wind Survivability 200 km/h (125 mph) Wind Loading 102.3 N @ 200 km/h (23 lbf @ 125 mph) Polarization Dual-Linear

Cross-Polarization Isolation 20 dB

SPESIFIKASI 900 MHZ

Dimensions 1365 x 215 x 218 mm (53.74 x 8.47 x 8.58") 35 Weight (Mount Included) 2.5 kg (5.51AKMIL lb) Frequency Range 902 - 928 MHz

Gain 16 dBi, Both Polarizations HPOL Beamwidth 29 to 34° VPOL Beamwidth 29 to 34° F/B Ratio 20 dB

Max. VSWR < 1.5:1 Over Band Wind Survivability 200 km/h (125 mph) Wind Loading 102.3 N @ 200 km/h (23 lbf @ 125 mph) Polarization Dual-Linear

Cross-Polarization Isolation 20 dB

8. Gambar Alat Materiil yang Sudah Jadi.

9. Hasil yang Telah Dicapai.

Terwujudnya sebuah peralatan yang berupa suatu sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4GHz yang diubah frekuensinya menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 36 AKMIL

latihan militer di lapangan yang terdapat beberapa halangan pepohonan dan bangunan dapat digunakan oleh seluruh prajurit TNI AD.

10. Dokumentasi.

Dokumentasi Litbanghan Akmil tentang sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4GHz yang diubah frekuensinya menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan pada TA 2018 pada lampiran tersendiri.

11. Kesimpulan.

Hasil perancangan sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz yang diubah frekuensi menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer TA 2018 sampai pengujian dan pembahasan sistem dihadapkan dengan tujuan penelitian maka dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Secara umum kegiatan penelitian sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz yang diubah frekuensi menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi Militer TA 2018 dapat dilaksanakan dengan lancar dan sesuai jadwal kegiatan;

b. Sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz yang diubah frekuensi menjadi 900 MHz dapat berfungsi dengan baik dalam mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan;

c. Dalam pengujian sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz yang diubah frekuensi menjadi 900 MHz untuk mendukung sarana dan prasarana latihan militer di lapangan yang memerlukan jaringan komunikasi antara Taruna dengan komando latihan Akademi masih belum mendapatkan batas jarak maksimal dari alat repeater tersebut, HASIL-HASIL LITBANGHAN sehingga belum mendapat batas kemampuan alat tersebut; dan

d. Aplikasi sistem Repeater komunikasi Wi-Fi pada pita 2,4 GHz yang diubah frekuensi menjadi 900 MHz untuk uji cobanya masih menggunakan CCTV dan Internet yang dihubungkan ke repeater dan diterima oleh laptop maupun handphone android. PUSSENIF YUDHA WASTU PRAMUKA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat AKMIL 37

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSENIF YUDHA WASTU PRAMUKA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 38 PUSSENIF

RANCANG BANGUN SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE TAHAP II UNTUK SATUAN YONIF MEKANIS 1. Abstrak.

a. Simulator Anoa merupakan bentuk fasilitas yang digunakan sebagai media latihan bagi para Awak Ranpur dalam meningkatkan kemampuan mengemudi maupun menembak di atas Ranpur sebelum bersentuhan langsung dengan Ranpur sebenarnya baik pada kondisi diam maupun bergerak.

b. Simulator dirancang sebagai alat bantu agar pelatihan para Awak Ranpur lebih efektif dan efisien dalam segi keselamatan, keterampilan, penghematan penggunaan bahan bakar (BBM) dan memudahkan dalam proses pembelajaran/pelatihan. Pembuatan rancang bangun simulator dilaksanakan melalui tahapan penelitian yang dilaksanakan oleh Litbang Pussenif bekerja sama dengan mitra dari PT LSKK (Langgeng Sejahtera Kreasi Komputasi) dan Narasumber yang berasal dari satuan Pussenkav Kodiklatad, Ditpalad, Dittopad, Dithubad, Institut Teknologi (ITB) dan Divisi KK PT Pindad (Persero), agar nantinya Rancang Bangun yang telah dibuat sesuai dengan harapan dan tujuan yang diinginkan.

2. Latar Belakang.

a. Batalyon Infanteri Mekanis merupakan bagian dari satuan Infanteri yang dilengkapi dengan alat angkut personel lapis baja dan sangat dibutuhkan dalam menghadapi dinamika tugas yang semakin kompleks di masa mendatang. Kecepatan manuver dan keamanan adalah keunggulan yang dimiliki Yonif Mekanis agar dalam penyelesaian tugas pokok dapat berjalan dengan efektif dan optimal.

b. Tugas pokok Yonif Mekanis adalah mencari, mendekati, menghancurkan dan menawan musuh serta merebut, menguasai dan mempertahankan medan baik berdiri sendiri maupun dalam hubungan yang lebih besar dalam rangka mendukung tugas pokok Brigif/Brigade Mekanis.

c. Terbentuknya satuan Yonif Mekanis yang terdapat di Satuan jajaran Infanteri TNI AD saat ini sejumlah 10 Batalyon meliputi Yonif Mekanis 201/Jaya Yudha, Yonif Mekanis 202/ Tajimalela, Yonif Mekanis 203/Arya Kemuning, Yonif Mekanis 411/Pendawa, Yonif Mekanis 412/Bharata Eka Sakti, Yonif Mekanis 413/Bremoro, Yonif Mekanis 516/Caraka Yudha, Yonif Mekanis 512/Quratara Yudha, Yonif Mekanis 521/Dadaha Yudha, Yonif Mekanis 741/Garuda Nusantara. Ranpur pendukung yang digunakan oleh Yonif Mekanis berupa Ranpur beroda ban maupun beroda rantai, sedangkan populasi yang telah diproduksi oleh PT Pindad pada Ranpur beroda ban dari tahun 2008 s.d. 2018 mencapai jumlah 357 unit.

d. Pelatihan awak ranpur yang ada saat ini adalah langsung menggunakan media ranpur sebenarnya, dimana pelaksanaan penataran/pelatihan ranpur di selenggarakan oleh

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENIF 39

Pusdikkav maupun PT Pindad, sedangkan sasaran yang diharapkan untuk misi dan visi satuan Infanteri selaku penanggung jawab belum dapat terealisasi secara maksimal; e. Proses pelatihan yang menggunakan kendaraan langsung dibandingkan dengan menggunakan simulator lebih efektif dan efisien menggunakan simulator karena tingkat keahlian dan keterampilan dapat dilatihkan lebih awal dan mendalam, terutama dalam hal menembak sasaran bergerak terutama di atas ranpur serta mengatasi gangguan dengan variasi medan yang berbeda-beda, begitu juga halnya dengan pengemudian Ranpur Anoa; f. Perkembangan teknologi alat simulator yang ada di dunia beraneka ragam, dimana pengembangan teknologi simulator masih bersifat monoton dan tempatnya permanen, sehingga satuan Infanteri membuat terobosan dan inovasi tentang simulator yang dirancang secara mobile (dapat dipindah-pindah) disesuaikan dengan kondisi Satuan Infanteri yang tersebar, begitu juga saat terjadi gangguan/kerusakan maka perlu adanya perbaikan terhadap perangkat simulator tersebut yang langsung menuju ke tempat service area berada, hal ini menjamin dibuatkan simulator ranpur mekanis yang dapat dioperasionalkan nantinya di lapangan guna memenuhi aspek teknis, taktis dalam mekanisme mengemudi dan menembak di atas Ranpur.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Membuat rancang bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II sesuai dengan prosedur dan mekanisme dalam mempercepat proses pembelajaran/pelatihan bagi para awak Ranpur Anoa agar nantinya mahir dalam mengoperasionalkan Ranpur Anoa sebenarnya sesuai tugas dan jabatan yang dilaksanakan di satuan Yonif Mekanis.

b. Tujuan. Menghasilkan rancang bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II yang dapat digunakan oleh para Awak Ranpur Anoa baik yang akan disiapkan sebagai sumber daya manusia (SDM) pemula maupun lanjutan dalam rangka membantu proses pembelajaran/ pelatihan maupun penataran bagi pengemudi maupun petembak.

4. Sasaran Akhir. Dengan kegiatan rancang bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II akan dihasilkan kriteria sebagai berikut:

a. Diperolehnya pembuatan rancang bangun Simulator Ranpur Anoa Mobile Tahap II yang dapat digunakan oleh personel awak Ranpur Anoa serta disesuaikan dengan perkembangan teknologi guna meningkatkan kemampuan dalam mengoperasikan ranpur anoa secara maksimal.

b. Dapat mendukung dalam melatihkan para awak ranpur Anoa terutama pada pengemudi maupun petembak, sehingga para awak Ranpur terbiasa dan terlatih dalam mengemudi maupun menembak baik pada kondisi ranpur diam maupun bergerak sebelum berlatih pada Ranpur sebenarnya.

c. Simulator tersebut mampu dioperasionalkan dilapangan secara mudah oleh seluruh prajurit terutama para awak Ranpur Anoa sebelum mencoba pada ranpur anoa sebenarnya.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 40 PUSSENIF

d. Dapat menampilkan data hasil pengemudian maupun penembakan yang telah dilakukan oleh peserta pelatihan/penataran secara real time.

e. Simulator dapat dipindah-pindahkan dari satu tempat ke tempat lainnya, disesuaikan dengan kebutuhan dari peserta didik (pelaku berada dimana).

5. Metoda Penelitian yang Digunakan.

a. Studi dokumentasi. b. Observasi. c. Rancang bangun/rancangan desain. d. Uji coba dengan cara uji sistem dan uji fungsi. e. Sosialisasi.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

a. Fungsi.

1) Dapat digunakan untuk melatihkan dan menyiapkan sumber daya manusia terutama bagi personel/prajurit yang disiapkan sebagai awak Ranpur Anoa serta sistem pengopersionalannya dengan menggunakan bahasa dan istilah bahasa Indonesia. 2) Software program dibuat sesuai dengan prosedur baku teknik mengemudi dan menembak pada Ranpur Anoa sehingga awak ranpur anoa mudah dalam pengoperasionalannya. 3) Simulator tersebut dapat digunakan secara berpindah-pindah (tidak permanen) disesuaikan dengan kondisi pengguna/pelaku berada, sehingga tidak monoton pada satu tempat latihan/ pembelajaran. 4) Tersedianya model persoalan dalam bentuk level maupun paket yang didalamnya berisi tentang tata cara pengemudian dan penembakan Ranpur Anoa. 5) Dapat menampilkan visualisasi mengemudi dan menembak baik pada kondisi medan terbuka, semi tertutup dan tertutup.

b. Manfaat.

1) Mengurangi ketergantungan terhadap negara luar dalam hal pembuatan simulator sehingga terwadahinya kemandirian teknologi dibidang simulator. 2) Meningkatkan profesionalisme/kualitas latihan prajurit dalam menembak di atas ranpur baik kondisi statis maupun dinamis. 3) Terjaminnya keamanan pada saat pelaksanaan latihan 4) Menghemat biaya terutama dalam hal penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM). 5) Efektif dan efisiensi waktu dalam hal penggunaan latihan/penataran yang diselenggarakan dan tidak tergantung pada kondisi cuaca dan waktu baik pagi, siang atapun malam. 6) Efektifitas penggunaan tenaga pelatih/Gumil. 7) Terwadahinya adaptasi Ranpur.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENIF 41

8) Ranpur dapat terpelihara/terjaga dengan baik dalam Harwat (pemeliharaan dan perawatan) 9) Di Simulator ranpur anoa: a) Mempercepat proses pembelajaran/pelatihan bagi para prajurit yang disiapkan sebagai awak ranpur anoa baik petembak maupun pengemudi. b) Mengurangi ketergantungan kepada ranpur anoa sebenarnya sehingga proses pelatihan dan operasional ranpur anoa dapat dilaksanakan secara efektif, efisien dan berdaya guna. c) Menampilkan visualisasi tentang skenario pembelajaran/pelatihan mengemudi maupun menembak pada kondisi diam maupun bergerak, sehingga berdampak kepada profesionalisme bagi para awak ranpur kedepannya. d) Mengamankan penggunaan ranpur anoa sebenarnya dan personel yang menggunakan pada saat proses pembelajaran/pelatihan bagi para awak ranpur pemula. e) Memberdayakan teknologi lokal tentang simulator dihadapkan terhadap penggunaan/produksi ranpur anoa yang telah dibuat mencapai 357 unit dan belum dilengkapi dengan perangkat simulatornya. f) Memberdayakan tenaga pelatih/instruktur secara efektif dalam melatih para awak ranpur anoa baik petembak maupun pengemudi. g) Penggunaan simulator secara mobile dan dapat dipindah-pindahkan sesuai dengan pelaku berada ataupun dimana pengguna akan melaksanakan pelatihan maupun pembelajaran.

7. Gambar Desain.

K e n d a r a a n P e n d u k u n g & Tr a n s p o r t e r Kondisi Tergelar Tampak Depan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 42 PUSSENIF

Gambar Ruang Penilai Yang Tergelar Tampak Diagonal

8. Gambar Material yang Sudah Jadi.

Simulator Pada Kondisi Tertutup Simulator Pada Kondisi Terbuka (Tampak Samping) (Tampak Samping)

9. Hasil yang Telah Dicapai.

Simulator dapat digunakan sebagai perangkat pembelajaran dan pelatihan bagi para awak Ranpur Anoa baik pemula maupun lanjutan, walaupun masih perlu penyempurnaan dalam hal perbendaharaan persoalan yang lebih banyak lagi sehingga para awak Ranpur diharapkan nantinya lebih terlatih dan profesional dalam mengemudikan dan menembak baik pada kondisi diam maupun bergerak di atas Ranpur secara maksimal sebelum memegang Ranpur sebenarnya.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENIF 43

10. Dokumentasi Kegiatan Program.

a. Tahap Perencanaan

RAPAT KOORDINASI TEKNIS AWAL TENTANG KONSEP PENENTUAN SPEKTEK RANCANG BANGUN SIMULATOR RANPUR ANOA TAHAP II DI RUANG RAPAT LABORATORIUM TEKNIK ITB BANDUNG

b. Tahap Persiapan

RAPAT KOORDINASI TEKNIS DENGAN NARASUMBER DIPIMPIN DIRBINLITBANG DENGAN INSTANSI TERKAIT (PUSSENKAV, DITPALAD, DITTOPAD, DITHUBAD, DIVISI KFK PT PINDAD, DAN ITB) DALAM RANGKA PEMBAHASAN PENENTUAN SPESIFIKASI TEKNIS DAN BENTUK DESAIN SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE TAHAP II

KUNJUNGAN TIM ASNIK DARI DISLITBANGAD DALAM RANGKA MENINJAU KEMAJUAN PROGRAM LITBANGHAN PUSSENIF KODIKLATAD PADA PENELITIAN TENTANG RANCANG BANGUN SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE TAHAP II UNTUK SATUAN YONIF MEKANIS

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 44 PUSSENIF

KUNJUNGAN TIM DALWASGIAT DARI SRENAD DALAM RANGKA MENINJAU KEMAJUAN PROGRAM LITBANGHAN PUSSENIF KODIKLATAD PADA PENELITIAN TENTANG RANCANG BANGUN SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE TAHAP II UNTUK SATUAN YONIF MEKANIS

c. Tahap Pelaksanaan

PELAKSANAAN PEMBUATAN SOFTWARE PERANCANGAN SKENARIO LEVEL PADA SIMULATOR RANPUR ANOA BAIK UNTUK PENGEMUDI MAUPUN PENEMBAKAN DI LABORATORIUM PT LSKK CIUMBULEUIT BANDUNG

PELAKSANAAN PEMBUATAN SOFTWARE PERANCANGAN SKENARIO LEVEL PADA SISTEM PENEMBAKAN MENGGUNAKAN RCWS DI LABORATORIUM PT LSKK CIUMBULEUIT BANDUNG

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENIF 45

PELAKSANAAN PENINJAUAN PEMBUATAN SOFTWARE PENGUJIAN SOFTWARE PENGEMUDIAN YANG TELAH PERANCANGAN SKENARIO LEVEL KE PT LSKK CIUMBULEUIT DIBUAT DI WORKSHOP PT LSKK DI CIUMBULEUIT BANDUNG OLEH DIRBINLITBANG PUSSENIF

PELAKSANAAN PENGUKURAN BERAT TRANSPORTER MAUPUN PELAKSANAAN UJI JELAJAH DARI BANDUNG MENUJU KE KENDARAAN PENDUKUNG SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE TANGERANG PADA TRANSPORTER MAUPUN KENDARAAN DI JEMBATAN TIMBANG BATANG JAWA TENGAH PENDUKUNG SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE

PELAKSANAAN UJI FUNGSI SIMULATOR RANPUR ANOA MOBILE DI YONMEK 203/AK DIHADIRI OLEH TIM DALWASGIAT DARI SRENAD, TIM ASNIK DARI DISLITBANGAD DAN NARASUMBER DARI PUSSENKAV, DITTOPAD, ITB DAN DIVISI KK PT PINDAD (PERSERO)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 46 PUSSENIF

HASIL-HASIL LITBANGHAN KOPASSUS TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENIF 47

RANCANG BANGUN PROTOTIPE MICRO RECON HELLYCOPTER 1. Abstrak.

Perkembangan yang pesat pada era globalisasi telah melahirkan suatu kondisi yang menuntut seluruh angkatan perang di setiap negara senantiasa mempersiapkan pasukan terbaiknya agar dapat menjawab tantangan yang ada. Pasukan yang dipersiapkan tersebut merupakan pasukan yang memiliki kriteria khusus sehingga mampu beroperasi dalam situasi Perang Generasi Keempat (4th Generation Warfare) saat ini. Komando Pasukan Khusus, disingkat Kopassus adalah Komando Utama Pembinaan di tingkat Mabesad yang berkedudukan langsung di bawah Kasad dan sebagai Komando Utama Operasi berkedudukan langsung di bawah Panglima TNI. Kopassus bertugas pokok membantu Kasad dalam membina fungsi dan kesiapan operasional Pasukan Khusus serta menyelenggarakan Operasi Komando, Operasi Sandhi Yudha, Operasi Penanggulangan Teror, dan Operasi Khusus lainnya terhadap sasaran strategis terpilih sesuai perintah Panglima TNI. Untuk dapat melaksanakan tugas-tugas tersebut, Kopassus memerlukan personel dan perlengkapan khusus sehingga tugas tersebut dapat dilaksanakan dengan baik. Tanpa dukungan sarana dan prasarana yang memadai maka hasil pelaksanaan operasi menjadi tidak maksimal. Dalam melaksanakan tugas operasi, Kopassus dituntut untuk selalu mengutamakan unsur kerahasiaan, kecepatan dan ketepatan dalam bertindak sehingga tugas yang diemban berhasil dicapai dengan baik. Untuk itu, informasi/data awal intelijen serta kemampuan penginderaan mutlak menjadi elemen yang sangat vital. Operasi pengintaian taktis sangat memerlukan data visual yang dapat diproyeksikan dengan cepat dan rahasia baik di medan operasi gunung hutan ataupun daerah urban. Kecepatan perolehan data dalam operasi penyerbuan taktis serta CQB (Close Quarter Battle) membutuhkan kemampuan penginderaan visual untuk mengantisipasi setiap potensi ancaman dan memastikan situasi sebelum bergerak. Oleh karena kesuksesan operasi/misi ditentukan oleh banyak unsur yang menjadi variabel maka diperlukan materiil khusus pengindera yang berukuran kecil dengan kemampuan yang baik sehingga tetap menjamin kualitas dan kerahasiaan penginderaan.

2. Latar Belakang.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pertahanan , telah mempermudah HASIL-HASIL LITBANGHAN kalangan militer dalam meminimalisir resiko maupun meningkatkan efektifitas serta efisiensi dari suatu kegiatan sebuah operasi. Demikian halnya dengan tugas yang dilaksanakan oleh Satuan Kopassuss memerlukan dukungan alat peralatan khusus pula, sehingga tugas yang dilaksanakan dapat berhasil dengan baik. Kemajuan peradaban manusia dalam bidang teknologi mengakibatkan bertambah pesatnya perkembangan taktik, teknik dan peralatan perang diantaranya adalah materiil khusus yang dapat digunakan sebagai alat pengintai yang dapat dioperasikan dari jarak jauh dengan tetap KOPASSUS mengedepankan kerahasiaan demi kelancaran dan keberhasilan sebuah operasi. Salah satu bentuk operasi intelejen yang menjadi pilihan banyak negara pada era sekarang TRIBUANA CHANDRACA SATYA DHARMA ini adalah dengan melaksanakan operasi yang dilakukan di dalam wilayah penguasaan musuh

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 48 KOPASSUS

atau berada jauh di belakang garis pertahanan musuh untuk dapat mengetahui kekuatan dan kesiapsiagaan serta karakteristik lainnya musuh yang bernilai strategis dengan menggunakan matsus berukuran relatif kecil serta dapat masuk ke sasaran/target operasi tanpa diketahui musuh, dapat dioperasikan dari jarak yang aman dari peninjauan dan tembakan musuh serta dapat mengirimkan data yang diperlukan satuan atas berupa audio dan visual. Adapun perlengkapan yang mutlak diperlukan oleh sebuah satuan kecil yang terlatih adalah alat pengintai yang relatif kecil dan dapat dioperasikan dari jarak yang jauh sehingga dapat mengurangi resiko kerugian personel baik korban, luka maupun tertawan oleh musuh. Untuk itu diperlukan sebuah riset maupun kajian yang mendalam terhadap almatsus tersebut baik secara teknis maupun taktis sehingga dapat menunjang pencapaian tugas pokok dengan baik. Berawal dari beberapa permasalahan tersebut maka menjadikan dorongan untuk membuat “Rancang Bangun Micro Recon Hellycopter” dengan harapan Almatsus ini dapat mengatasi dan menyelesaikan kelemahan dan kendala-kendala yang ada, seperti:

a. Mempermudah mendapatkan data intelejen yang diperlukan oleh satuan atas dengan meminimalisir jatuhnya korban jiwa, luka maupun tertawan oleh musuh; b. Pengoperasian alat yang sangat praktis; c. Ukuran yang relatif kecil dan bersifat Portable yang dapat masuk ke sasaran dengan tetap mengedepankan kerahasiaan serta dapat dibawa bermanuver; d. Micro Recon Hellycopter mempunyai bobot yang ringan sehingga mudah dibawa oleh personel di lapangan; e. Tingkat kebisingan yang dikeluarkan dari mesin rotor yang relatif tak terdengar membuat almatsus ini dapat bergerak sangat dekat dengan sasaran tanpa diketahui keberadaannya; f. Ketepatan waktu dan keakuratan penyajian informasi atau data sangat tinggi; dan g. Keamanan personel relatif lebih terjamin karena dapat memposisikan diri di tempat yang aman dari jarak pandang maupun jarak tembak musuh.

Micro Recon Hellycopter diharapkan akan memberikan kemudahan untuk mendapatkan pengumpulan data dan informasi aktual mengenai keadaan musuh dan keadaan daerah operasi yang sedang berlaku saat itu. Dengan demikian Pimpinan Operasi akan dapat mengambil keputusan dalam menentukan cara bertindak yang terbaik untuk dilaksanakan oleh Satuan Pelaksana Operasi.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran kepada pimpinan tentang kebutuhan Micro Recon Hellycopter dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Kopassus.

b. Tujuan. Sebagai bahan pertimbangan dalam penentuan kebijakan pimpinan dalam pengadaan Micro Recon Hellycopter untuk mendukung keberhasilan tugas Kopassus.

4. Sasaran Akhir.

Terwujudnya Prototipe Micro Recon Hellycopter pada Program Litbanghan TNI AD TA 2018.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat KOPASSUS 49

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam kegiatan Proglitbanghan rancang bangun Micro Recon Hellycopter TA 2018 adalah : a. Reverse Engineering; b. Experiment; c. Studi Kepustakaan; d. Observasi lapangan; e. Desain; f. Pemilihan bahan; dan g. Rancang bangun.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

Kegiatan Proglitbanghan Rancang Bangun Micro Recon Hellycopter TA 2018 diharapkan akan menghasilkan materiil yang memiliki fungsi dan manfaat sebagai berikut :

a. Sebagai almatsus intelijen yang tangguh serta dapat digunakan di segala medan dan cuaca. b. Dapat mendukung tugas Kopassus terutama saat akan melaksanakan aksi pada sasaran strategis terpilih. c. Mengurangi resiko jatuhnya korban di pihak sendiri. d. Memberikan informasi mengenai musuh dan keadaan daerah operasi secara akurat sehingga memudahkan Komandan/Pimpinan operasi untuk menentukan cara bertindak yang tepat dan cepat. e. Menjaga kerahasiaan dalam pelaksanaan operasi sehingga unsur pendadakan tetap dimiliki oleh pasukan sendiri.

7. Gambar Desain.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 50 KOPASSUS

8. Gambar Alat Materiil yang Sudah Jadi.

9. Hasil yang Telah Dicapai.

Hasil yang telah dicapai hingga saat ini adalah 2 (dua) unit Micro Recon Hellycopter siap operasional.

10. Dokumentasi Kegiatan Program Litbanghan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat KOPASSUS 51

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 52 KOPASSUS

11. Kesimpulan.

a. Micro Recon Hellycopter merupakan matsus pengintai yang dapat dioperasikan oleh satu orang operator, memiliki volume dan berat sistem yang ringan sehingga tidak menggangu mobilitas operator;

b. Secara teknis Micro Recon Hellycopter memiliki keunggulan-keunggulan lebih banyak dibandingkan matsus pengintai lainnya karena memiliki mobilitas yang tinggi sehingga mengurangi resiko korban di pihak sendiri;

c. Micro Recon Hellycopter dapat digunakan dalam berbagai macam tugas operasi, sehingga dapat manunjang tugas pokok Kopassus;

d. Pada Proglitbanghan TA. 2018, Kopassus mendapatkan 1 (satu) program Rancang Bangun /Rekayasa bidang materiil yaitu Rancang Bangun Micro Recon Hellycopter. Program ini sudah dilaksanakan dengan baik sesuai dengan perencanaan dan alokasi waktu serta anggaran yang telah ditentukan. Produk akhir dari Proglitbanghan Kopassus TA. 2018 ini berupa Prototipe Micro Recon Hellycopter; dan

e. Prototipe Micro Recon Hellycopter hasil Proglitbanghan Kopassus TA. 2018 masih sangat mungkin untuk dikembangkan pada Proglitbanghan TNI AD berikutnya sehingga mendapatkan hasil akhir? Produk yang lebih baik dari produk awal.

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSKESAD HESTI WIRA SAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat KOPASSUS 53

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSKESAD HESTI WIRA SAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 54 PUSKESAD

EKSTRAK BATANG CEMPEDAK SEBAGAI OBAT ALTERNATIF KOMPLEMENTER PROFILAKSIS MALARIA DI DAERAH PENGAMANAN PERBATASAN PAPUA

1. Tujuan.

a. Tujuan umum dari penelitian ini adalah menguji efektifitas dan keamanan pemberian kapsul Ekstrak Etanol Cempedak (EEC) kepada prajurit TNI AD yang bertugas di daerah endemis Malaria di Papua. b. Adapun tujuan khusus dari penelitian ini adalah observasi efikasi kapsul cempedak dan efek sampingnya bagi hati dan ginjal.

2. Sasaran.

a. Ekstrak kulit batang cempedak memiliki aktivitas antimalaria secara in vitro maupun in vivo. b. Uji pre klinik dan klinik pada kapsul berisikan ekstrak kulit batang cempedak memiliki potensi sebagai obat alternatif komplementer terapi malaria. c. Mengembangkan ekstrak kulit batang cempedak sebagai profilaksis malaria.

3. Metode Teknis.

a. Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian dengan randomized control trial design. b. Bahan Penelitian. Bahan yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah kapsul Ektrak Kulit Batang Cempedak (EEC) yang diproduksi oleh Lembaga Penyakit Tropis Universitas Airlangga bekerjasama dengan PT. Kimia Farma Tbk sesuai dengan prosedur kajian pustaka. Setiap kapsul mengandung 120 mg ekstrak kulit batang cempedak. c. Lokasi Penelitian. Penelitian dilaksanakan di daerah tugas operasi Papua Nugini. d. Subjek Penelitian. Subjek penelitian adalah prajurit TNI AD Batalyon 521/DY yang melaksanakan Pamtas Papua Nugini. e. Kriteria Subjek. Kriteria pemilihan subjek penelitian dibagi menjadi kriteria inklusi dan eksklusi.

1) Kriteria inklusi adalah prajurit TNI AD yang menjalankan tugas di daerah perbatasan, kondisi sehat secara klinis dan didukung hasil laboratorium, serta bersedia mengikuti penelitian dan menandatangani surat persetujuan sebagai peserta penelitian.

2) kriteria eksklusi adalah subjek dengan komplikasi gangguan medis umum lain dan dalam pengobatan selain malaria, subjek dengan penyakit komorbid lain seperti diabetes, gagal ginjal, hipertensi, kanker, dan perdarahan, serta berhenti mengikuti penelitian.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 55

4. Pencapaian Sasaran.

a. Adanya penambahan personel sebagai sampel menjadi berjumlah 113 orang, maka data telah berhasil dikoleksi 100%;

b. Telah diketahui hasil profil darah masing-masing sampel selama 3 periode, yaitu hari ke-0, hari ke- 15, dan hari ke-30; dan

c. Pemeriksaan mikroskopis malaria telah dilaksanakan di laboratorium Unair.

5. Hambatan.

Adanya perubahan jumlah pos dan personel yang mengisi di setiap pos satgas pamtas Yonif 521/DY yang menjadi subjek penelitian, sehingga daftar nominatif yang sudah disusun harus berubah bahkan masih ada perubahan setelah 2 minggu pengambilan data. Perubahan tersebut mempengaruhi jumlah subjek (sampel) penelitian yang ditargetkan.

6. Hasil yang Telah Dicapai.

a. Sampai dengan awal bulan Nopember 2018, kapsul berisikan ekstrak kulit batang cempedak telah diaplikasikan kepada prajurit batalyon 521/DY yang bertugas di Papua sebagai sampel penelitian. b. Pemeriksaan profil darah lengkap dari keseluruhan jumlah sampel telah dilaksanakan. c. Sediaan apus darah tebal dan tipis telah dikoleksi dan sedang dalam analisa di Laboratorium Unair. d. Analisa statistik sedang dalam proses pengerjaan di Unair, diperkirakan dapat selesai pada akhir bulan Nopember tahun 2018.

7. Kesimpulan. Pelaksanaan kegiatan penelitian dapat diselesaikan sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan.

FOTO KEGIATAN LITBANGHAN TA. 2018

BRIEFING KEPADA ANGGOTA YONIF 521/DY FOTO KEGIATAN APEL MINUM OBAT

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 56 PUSKESAD

KEGAIATAN PENGAMBILAN DARAH VENA PEMBUATAN PREPARAT APUS DARAH

PEMISAHAN SERUM DARAH DENGAN SENTRIFUGASI PREPARAT APUSAN DARAH

PENGAMBILAN SAMPEL DI HARI KE-30 PEMBUATAN PREPARAT APUSAN DARAH SAMPEL HARI KE-30

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 57

PENGARUH SINDROMA METABOLIK DAN DIABETES MELITUS TERHADAP NILAI-NILAI SUBSET LIMFOSIT DARAH TEPI PADA PERWIRA MENENGAH PRIA TNI AD 1. Tujuan.

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui adanya performa pertahanan tubuh pada prajurit perwira menengah dipengaruhi oleh faktor resiko penyakit kardio vaskuler seperti diabetes dan sindroma metabolik.

2. Sasaran.

Seberapa menurunnya daya tahan tubuh prajurit dan secara spesifik jenis-jenis sel- sel limfosit apa saja yang dipengaruhi dengan adanya faktor resiko kardiovaskuler seperti sindroma metabolik dan diabetes mellitus pada seorang prajurit perwira menengah pria TNI AD.

3. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Metode penelitian. Penelitian ini adalah Comparative Cross Sectional Study, membandingkan nila-nilai subset limfosit pada populasi perwira menengah pria yang sehat dan yang memiliki faktor resiko kardiovaskuler seperti sindroma metabolik dan diabetes melitus. b. Pengambilan sampel yang menjadi subyek penelitian dilakukan dengan teknik purposive sampling. Populasi penelitian, adalah perwira menengah pria yang mengikuti pemeriksaan kesehatan berkala, berusia antara 40 sampai 55 tahun dan memenuhi kriteria inklusi penelitian. Pemilihan subjek berdasarkan pertimbangan setelah dilakukan kajian awal, yaitu anamnesa, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium, dibagi menjadi 3 kelompok yaitu kelompok kontrol sehat, sindroma metabolik dan diabetes mellitus.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 58 PUSKESAD

c. Metode Teknis.

4. Pencapaian Sasaran.

a. Tersusunnya blanko status penelitian yang teruji secara validitas dan reabilitas. b. Terkumpulnya spesimen darah EDTA untuk pemeriksaan yang diperlukan dan dilakukan wawancara , pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium lainnya terhadap sampel sebagai cara pengumpulan data pendukung. c. Melakukan pemisahan sampel sesuai kriteria inklusi dan eksklusi (sampel penderita DM, sampel penderita Sindroma Metabolik, Kontrol sehat) dengan ketentuan:

0 = kontrol normal, kategori stakes U1, Kolesterol total < 220 mg/dL,trigliserida < 150 mg/dL dan bukan penderita Diabetes Mellitustipe2 1 = Resiko sindroma metabolik, kolesterol total sama atau lebih 220 mg/dL, dan/ atau Trigliserida sama atau lebih 150 mg/dL 2 = Diabetes Mellitus, kadar gula darah puasa sama atau lebih 126 mg/dL dan/atau gula darah 2 jam PP 200 mg/dL atau lebih.

d. Rekapitulasi data utama dan data-data pendukung ke dalam Tabel Induk e. Analisa dasar pada data yang telah terkumpul untuk melihat adanya pengaruh Sindroma Metabolik dan Diabetes Melitus terhadap nilai Subset Limfosit sebagai faktor kekebalan tubuh. f. Pengambilan sampel terus dilakukan hingga jumlahnya terpenuhi

5. Hambatan.

a. Keterlambatan penyediaan suku cadang untuk pemeliharaan, kalibrasi, dan optimasi alat flowctyometry facs canto II;

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 59

b. Proses pengajuan komite etik penelitian ke balitbang kementerian kesehatan cukup panjang; c. Koordinasi dengan Rumkit Tk.II 03.05.01 Dustira jadwalnya bersinggungan dengan kegiatan di Rumkit Tk.II 03.05.01 Dustira; d. Alat flowcytometry mengalami kerusakan 2 periode dengan perbaikan memakan waktu yang lama; e. Kondisi sampel yang harus segar terpaksa harus terbuang ketika alat flowcytometry rusak (pengambilan sampel diulangi); f. Bahan yang digunakan untuk pengambilan sampel serta langkah pengambilan sampel darah berbeda dengan yang ada di Rumkit (perlu diperhatikan); dan g. Adanya perubahan jadwal pemeriksaan kesehatan di Rumkit Tk.II 03.05.01 Dustira sehingga jadwal pengembilan sampel menjadi mundur.

6. Hasil yang Telah Dicapai.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 60 PUSKESAD

7. Kesimpulan.

a. Berdasarkan analisa rata-rata parameter terdapat gambaran adanya pengaruh resiko sindroma metabolik dan diabetes mellitus terhadap nilai subset limfosit; dan b. Resiko sindroma metabolik dan diabetes mellitus memiliki pengaruh signifikan pada Limfosit T (CD3+) dan sel T.

FOTO KEGIATAN LITBANGHAN TA. 2018

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 61

HUBUNGAN PREDIKSI MORTALITAS DAN TINGKAT KERENTANAN PADA PRAJURIT TNI AD YANG TERINFEKSI HIV

1. Tujuan.

Laporan ini bertujuan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan litbang Litbanghan TA. 2018 tentang hubungan prediksi mortalitas dan tingkat kerentanan pada prajurit TNI AD yang terinfeksi HIV.

2. Sasaran.

a. Prajurit TNI AD yang terinfeksi HIV. b. Klinik VCT di lingkungan kesehatan TNI AD. c. Petugas kesehatan yang menangani pasien yang terinfeksi HIV.

3. Metode Teknis.

Desain penelitian adalah cross sectional. Penelitian dilakukan di klinik VCT RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, Rumkit Tk.II Putri Hijau Medan, Rumkit Tk.II dr. Soepraoen Malang, Rumkit Tk.II Dustira, Cimahi. Kegiatan Teknis a. Pelaksanaan survei b. Pengisian kuesioner oleh responden, pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan laboratorium c. Pengumpulan dan rekapitulasi data d. Mengolah dan menganalisa data e. Kesimpulan dan rekomendasi Sebanyak 100 pasien menjadi responden penelitian memenuhi kriteria penerimaan dan kriteria penolakan yaitu: a. Kriteria Penerimaan : 1) Pasien berusia lebih atau sama dengan 16 tahun 2) Pasien telah menerima ARV minimal 1 bulan 3) Pasien merupakan pasien yang rutin dirawat di poliklinik VCT atau di rumkit TNI AD b. Kriteria Penolakan: 1) Pasien yang belum menerima terapi ARV minimal 1 bulan 2) Pasien dengan ketidakmampuan berjalan dan menggenggam sebelum didiagnosis HIV positif 3) Menggunakan alkohol dan narkoba dalam 1 tahun terakhir

Responden tersebut mengikuti serangkaian kegiatan berupa pengisian kuesioner tentang penapisan depresi dan aktivitas fisik di waktu senggang, pengukuran berat badan dan tinggi badan, pengukuran waktu berjalan cepat sejauh 5 kaki, pengukuran kekuatan genggam tangan,

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 62 PUSKESAD

pengambilan sampel darah untuk pemeriksaan darah perifer lengkap, fungsi ginjal, fungsi hati, jumlah CD4, jumlah virus HIV, dan ko infeksi Hepatitis C. Kegiatan tersebut dilakukan berdasarkan variabel dan indikator penelitian yang sudah ditetapkan. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini berupa kuesioner yang berisi pertanyaan terbuka untuk menapis depresi berdasarkan Center for Epidemiologic Studies Depression Scale, dan mengukur aktivitas fisik di waktu senggang berdasarkanThe Minnesota Leisure Time Activity Questionnaire. Kedua alat ukur yang digunakan telah diterjemahkan oleh penerjemah tersumpah dari Lembaga Bahasa Universitas Indonesia. Pada tahap awal alat ukur diujicobakan pada 30 orang responden dewasa yang diambil random di klinik VCT RSPAD Gatot Soebroto Jakarta. Hasil dari uji coba tersebut, kuesioner dapat digunakan dengan teknik wawancara interpersonal, pewawancara membacakan pertanyaan- pertanyaan dalam kuesioner dengan jelas dan jawaban ditulis sendiri oleh responden pada alat ukur tersebut. Waktu yang diperlukan dalam wawancara tersebut sekitar 30 menit. Pengukuran kekuatan genggam tangan dan waktu berjalan sejauh 5 kaki dilakukan sebanyak 3 kali pengambilan data. Pengambilan sampel darah dan pengerjaan laboratorium dilakukan di klinik Prodia dan laboratorium klinik RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.

4. Pencapaian Sasaran.

Penelitian mulai dari tahap perencanaan sampai dengan tahap pengakhiran telah dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan kegiatan penelitian.

TW 2 TW 3 TW 4 NO URAIAN KEGIATAN Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November 1 Tahap Perencanaan a. Menyusun rencana personel peneliti b. Merencanakan tugas dan tanggung jawab anggota peneliti c. Menyusun rencana metoda dan sistematika pelaksanaan Litbang d. Merencanakan anggaran dan kebutuhan bahan penelitian e. Merencanakan literature sebagai referensi daklam melaksanakan litbang f. Mencari literature sebagai referensi dalam melaksanakan litbang 2 Tahap Persiapan a. Melaksanakan rapat anggota Pokja Litbang guna persiapan sesuai tugas dan tanggung jawab masing-masing anggota Pokja Litbang b. Menentukan metode yang akan dipakai c. Menyiapkan lembar observasi d. Menyiapkan fasilitas alat-alat yang diperlukan 3 Tahap Pelaksanaan a. Pembuatan Kuesioner b. Observasi dan penitaian status fenotipe menurut Fried c. Pelaksanaan pemeriksaan laboratorium 4 Tahap Akhir a. Evaluasi pelaksanaan b. Laporan pelaksanaan c. Publikasi 5. Hambatan.

Secara umum kegiatan penelitian dapat terlaksana sesuai rencana. Hambatan yang bersifat teknis lebih diakibatkan dari upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu berkomunikasi dengan penderita HIV agar lebih terbuka dalam memberikan informasi yang sedang diperlukan.

6. Hasil yang Telah Dicapai.

Penelitian mulai dari tahap perencanaan dan tahap pengakhiran telah dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan kegiatan penelitian.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 63

7. Kesimpulan.

Terdapat hubungan antara prediksi mortalitas dengan tingkat kerentanan pasien prajurit TNI AD yang terinfeksi HIV. Hubungan tersebut memiliki kekuatan korelasi yang lemah.

FOTO KEGIATAN LITBANGHAN TA. 2018

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 64 PUSKESAD

HUBUNGAN NYERI KEPALA DAN STROKE PADA PRAJURIT TNI-AD (HUBUNGAN NYERI KEPALA DAN PATENT FORAMEN OVALE SEBAGAI FAKTOR RISIKO STROKE YANG DIDETEKSI DENGAN TRANSCRANIAL DOPPLER PADA PRAJURIT TNI-AD)

1. Tujuan.

a. Mendapatkan gambaran profil nyeri kepala pada subjek penelitian. b. Mengetahui faktor-faktor risiko nyeri kepala pada subjek penelitian. c. Mengetahui hubungan nyeri kepala dan patent foramen ovale pada subjek penelitian

2. Sasaran.

Untuk dapat memberikan pencegahan primer stroke pada prajurit TNI AD, ASN dan keluarganya serta masyarakat umum, sehingga menghasilkan kualitas kerja dan kelangsungan hidup prajurit TNI AD dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai aparatur negara.

3. Metode yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Subjek penelitian adalah prajurit TNI AD, ASN, masyarakat sipil, keluarga dan kerabat subjek, para siswa, staf dan dokter dari RSPAD dan RS Moh. Ridwan Meuraksa, Jakarta. Pengambilan data subjek kasus dari rawat jalan poli saraf. Pemeriksaan MES pada gelombang aliran darah otak menggunakan alat diagnostik Transcranial Doppler. Data dianalisis untuk melihat hubungan nyeri kepala dan paten foramen ovale.

4. Pencapaian Sasaran.

a. Subjek Penelitian. Sebanyak 300 subjek berusia 18 – 55 tahun terdiri dari 76 kasus nyeri kepala migren dan 80 kasus non-migren yang dijaring di poliklinik saraf RSPAD dan RS Moh. Ridwan Meuraksa; dan 100 subjek adalah kelompok kontrol yang direkrut dari prajurit TNI AD, ASN, masyarakat sipil, keluarga dan kerabat subjek, para siswa, staf dan dokter dari RSPAD dan RS Moh. Ridwan Meuraksa. Sebanyak 44 subjek dinyatakan drop out dikarenakan tidak terdeteksi aliran darah pembuluh otak (closed temporal window), subjek takut disuntik, subjek tidak hadir pada hari yang telah ditentukan, dan menolak untuk dilakukan pemeriksaan. Informasi mengenai nyeri kepala diperoleh melalui anamnesa dan menggunakan kuesioner. Sebanyak 256 subjek (156 kasus dan 100 kontrol) menjalani evaluasi diagnostik untuk PFO dengan menggunakan TCD.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 65

b. Karakteristik subjek penelitian dan faktor risiko migren. Rangkuman hasil analisis karakteristik subjek menyatakan bahwa mayoritas pengidap nyeri kepala migren adalah perempuan 58 (76,3%). Data ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Lipton RB, et al. (2007) dimana pengidap migren didominasi oleh perempuan dibanding laki-laki. Peningkatan kejadian migren pada jenis kelamin perempuan diduga akibat peran estrogen. Fluktuasi estrogen dapat mamicu nyeri kepala khususnya migren pada perempuan (Ward TN, 2012). Subjek migren terbanyak pada kelompok usia 41 – 55 tahun (43,4%). Sebagian kecil disertai hipertensi (36,8%), dislipidemia (23,7%) dan sedikit yang disertai DM (3,9%), obesitas (9,2%) maupun kebiasaan merokok (1,3%). Migren diketahui mempunyai hubungan bermakna dengan jenis kelamin dan usia. Namun, tidak ada hubungan bermakna antara obesitas dan kebiasaan merokok dengan serangan migren. Penelitian ini menunjukkan bahwa obesitas tidak memiliki hubungan bermakna dengan kejadian migren. Hal ini tidak sejalan dengan studi yang dilakukan oleh Yu S, et al (2012) yang mengatakan obesitas merupakan faktor risiko kejadian migren. Hubungan antara obesitas dan migren masih kontroversial hingga saat ini. Pada penelitian ini, kebiasaan merokok tidak berhubungan dengan kejadian migren. Hal ini sesuai dengan studi yang dilakukan oleh Fernandez de LP, et al.(2010). Namun, studi lain menunjukkan hal yang sebaliknya (Le H, et al. 2011). Mekanisme yang menjelaskan hubungan merokok dengan migren masih belum diketahui dengan pasti. Penyerta penyakit hipertensi dan dislipidemia ditemukan sebagai faktor risiko terjadinya migren (p<0,05), dan sebaliknya untuk diabetes mellitus. Hal ini tidak sejalan dengan studi Ghione S.(1996) yang mengatakan profil tekanan darah tidak berhubungan dengan nyeri kepala. Namun, secara teoritis, hipertensi dapat menyebabkan migren melalui peningkatan sensasi nyeri akibat tekanan darah tinggi. Namun, nyeri kepala tipe lain juga dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah sesaat akibat sensasi nyeri yang ditimbulkan. Hal yang senada dengan penelitian ini adalah studi Janoska M, et al.(2015) yang menunjukkan korelasi antara dislipidemia dan migren. Diduga efek hiperlipidemia merangsang agregasi platelet dan mencetuskan inflamasi neurogenik, menghasilkan vasodilatasi dan migren (Saberi A, et al. 2011). Studi Haghighi FS, et al. (2016) tidak menemukan korelasi antara diabetes mellitus dan migren yang sejalan dengan penelitian ini.

c. Hubungan antar variabel.

Tabel 1. Perbandingan prevalensi PFO pada kelompok migren dan non-migren

PFO Migren Non-Migren p* OR (n=76) (n=80) (95%CI) Positif 20 (20,3%) 11 (13,8%) 2,24 0,076 Negatif 58 (73,7%) 69 (86,2%) (0,99-5,07)

*Chi-square test

Tabel 1 menunjukkan prevalensi PFO pada kelompok migren lebih tinggi dibanding non-migren (20,3% vs 13,8%; OR=2,24, (CI) 0,99-5,07, p=0,076) dan secara statistik tidak didapatkan hubungan yang bermakna antara migren dan prevalensi PFO.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 66 PUSKESAD

Tabel 2. Perbandingan prevalensi PFO pada kasus migren dan kontrol

Migren Kontrol OR (95%CI) PFO p* (n=76) (n=100) Positif 20 (26,3%) 9 (9,0%) 3,61 0,004 Negatif 56 (73,7%) 91 (91,0%) (1,54-8,49)

*Chi-square test

Tabel 2 menunjukkan prevalensi PFO pada penderita migren secara bermakna lebih tinggi dibanding kontrol (26,3% vs 9,0%; OR=3,61 (CI) 1,54-8,49; p<0,05). Beberapa studi terdahulu melaporkan PFO lebih sering ditemukan pada pasien migren dengan aura (Domitrz I, et al. 2007). Pada penelitian ini sebagian besar nyeri kepala migren adalah tanpa aura. Dalam hal ini, bukti hubungan sebab-akibat antara PFO dan migren dapat dikatakan lemah, mengingat prevalensi PFO dapat ditemukan pada 25% populasi normal. Secara teoritis, diduga adanya defek pada jantung dapat mencetuskan substansi yang berada di dalam sirkulasi vena seperti bahan vasoaktif dan mikroemboli melewati filter pulmonar dan mencapai otak, dan menimbulkan serangan migren. Mekanisme yang mendasari kemungkinan adanya hubungan antara defek jantung dan migren masih dalam perdebatan.

Tabel 3. Perbandingan prevalensi PFO pada kasus non-migren dan kontrol

Non-Migren Kontrol OR (95%CI) PFO p* (n=80) (n=100) Positif 11 (13,8%) 9 (9,0%) 1,61 0,442 Negatif 69 (86,2%) 91 (91,0%) (0,63-4,11)

*Chi-square test

Tabel 3 menunjukkan prevalensi PFO pada penderita non-migren secara deskriptif lebih tinggi dibanding kontrol (13,8% vs 9,0%; OR=1,61 (CI) 0,63-4,11; p=0,442), namun secara statistik tidak bermakna. Pada penelitian ini, sebagian besar kasus nyeri kepala non-migren adalah nyeri kepala tipe tegang, sebagian kecil nyeri kepala cluster dan tidak terklasifikasikan. Suatu data diperoleh dari hasil autopsi pada 965 kasus jantung normal ditemukan prevalensi PFO sebesar 27% (Hagen PT, et al. 1984). Studi lain menunjukkan hubungan yang erat antara nyeri kepala tipe tegang dan abnormalitas septum atrial termasuk PFO (Dalla VG, et al.2005). Hasil penelitian kami menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan antara prevalensi PFO dengan nyeri kepala non- migren ketika dibandingkan dengan orang sehat tanpa nyeri kepala.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 67

Tabel 5. Perbandingan distribusi derajat PFO pada kelompok migren, non-migren dan kontrol

Derajat PFO Kelompok studi p OR(95%CI) Ringan Sedang Migren (n=20) 14 (70,0%) 6 (30,0%) 1,17 1,000 Kontrol (n=9) 6 (66,7%) 3 (33,3%) (0,22-8,28) Non-migren (n=11) 9 (81,8%) 2 (18,2%) 2,25 0,795 Kontrol (n=9) 6 (66,7%) 3 (33,3%) (0,29-17,76) Migren (n=20) 14 (70,0%) 6 (30,0%) 0,48 0,721 Non-migren (n=11) 9 (81,8%) 2 (18,2%) (0,08-2,95)

*Chi-square test; Fisher’s exact test

Secara deskriptif, Tabel 5 menunjukkan PFO derajat sedang lebih banyak ditemukan pada pengidap nyeri kepala migren dibanding non-migren (30,0% vs 18,2%; OR=0,778). Namun, secara statistik tidak ada hubungan bermakna antara migren dan derajat defek (p=0,721). Beberapa studi menunjukkan hubungan nyeri kepala migren terutama migren dengan aura lebih memiliki hubungan kuat dengan defek yang lebih besar (53%), dan hanya sebagian kecil yang memiliki defek sedang dan ringan (25% dan 4%) (Wilmshurst, et al. 2005). Pada penelitian ini, hanya ditemukan 1 kasus migren dengan aura dan hasil pemeriksaan TCD tidak ditemukan adanya PFO. Risiko migren berdasarkan derajat defek dikatakan masih kontroversial. Dibutuhkan jumlah kasus migren dengan aura yang lebih banyak untuk dapat menangkap PFO dengan derajat defek yang lebih bervariasi sehingga menghasilkan hasil statistik yang signifikan.

5. Hambatan.

Secara umum kegiatan penelitian dapat terlaksana sesuai rencana. Hambatan yang bersifat teknis lebih diakibatkan dari upaya untuk mendapatkan hasil yang lebih baik, yaitu terbatasnya jumlah kasus nyeri kepala primer yang memenuhi kriteria International Headache Society (IHS) yang datang ke poliklinik Saraf.

6. Hasil yang Telah Dicapai.

Pemeriksaan TCD diperlukan pada pasien dengan nyeri kepala migren untuk mendeteksi adanya paten foramen ovale. Hal ini penting karena paten foramen ovale mempunyai implikasi sebagai sumber yang potensial untuk terjadinya stroke, sehingga dapat diambil langkah-langkah tindakan preventif primer stroke.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 68 PUSKESAD

7. Kesimpulan.

a. Pelaksanaan kegiatan Litbanghan Puskesad Program TA. 2018 tentang Hubungan Nyeri Kepala dan Risiko Stroke pada Prajurit TNI-AD, berjalan sesuai dengan rencana pelaksanaan kegiatan; dan b. Tidak terdapat hambatan berarti dalam pelaksanaan kegiatan Litbang.

FOTO KEGIATAN LITBANGHAN TA. 2018

PEMERIKSAAN TRANSCRANIAL DOPPLER DI RSPAD GATOT SOEBROTO DAN DI POLIKLINIK SARAF RS MOH. RIDWAN MEURAKSA

GAMBARAN MES (MICROEMBOLIC SIGNS) MCA KANAN DI MONITOR TCD HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSENKAV PENYUNTIKKAN KONTRAS PADA LENGAN SUBJEK TRI DAYA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 69

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSENKAV TRI DAYA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 70 PUSKESAD

RANCANG BANGUN ALAT PENGATUR KELEMBABAN RUANGAN RANPUR

1. Latar Belakang.

Kavaleri sebagai salah satu fungsi teknis militer umum TNI AD memiliki tugas pokok menyelenggarakan pertempuran darat dengan menggunakan kendaraan tempur berlapis baja sebagai alat peralatan utama dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Sebagaimana motto Satuan Kavaleri TNI AD “Tri Daya Cakti” (Daya Gerak - Daya Tembak – Daya Kejut) adalah perwujudan sinergis gabungan kemampuan (Combined Capability) yang meliputi : mobilitas yang cepat dan lincah, daya tembak yang cepat-tepat-dahsyat, sistem komunikasi yang luas-kenyal- aman. Kendaraan tempur Tank merupakan Alat utama sistem senjata yang dimiliki TNI AD khususnya satuan kavaleri. Kendaraan tersebut sekarang tersebar di seluruh jajaran satuan Kavaleri Tank yang ada di Indonesia. Adapun kendaraan tempur yang masih operasional di satuan Kavaleri TNI AD mengalami beberapa kendala diantaranya bagian kompartemen elektronik dan teropong prisma yang berembun, korosi pada bagian logam di dalam ruangan Ranpur dan terdapat jamur pada bagian non logam yang disebabkan oleh lembabnya suhu di dalam ruangan Ranpur. Faktor cuaca di Indonesia yang tropis dan penyimpanan Ranpur di luar ruangan mengakibatkan suhu di dalam ruangan Ranpur menjadi lembab, sehingga terjadinya masalah tersebut. Dikarenakan tuntutan kesiapan operasional dan tugas pokok dari Satuan Kavaleri TNI AD maka kesiapan Ranpur dalam beroperasional baik di medan latihan atau di medan tempur harus tetap terjaga khususnya pada komponen yang ada di dalam ruangan Ranpur. Agar dalam pelaksanaan tugas dapat berjalan dengan lancar, dibutuhkan suatu alat pengatur suhu ruangan di dalam Ranpur. Program Rancang Bangun sistem Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur mempunyai spesifikasi yang dapat dipindah-pindahkan (portable) dan dapat digunakan pada tegangan listrik 220V AC dengan mesin yang tidak bersentuhan langsung dengan Ranpur dan kemampuan menyaring Kelembaban secara langsung pada 2 Ranpur pada waktu yang bersamaan. Adapun beberapa bagian kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mengatur semua sistem operasional.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang spesifikasi teknis Sistem Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur yang dilaksanakan oleh Pussenkav Kodiklat TNI AD TA. 2018.

b. Tujuan. Sebagai solusi bahwa Kavaleri mampu membuat sistem Kubah untuk memodernisasi Ranpur di satuan yang masih menggunakan sistem manual.

3. Sasaran Akhir.

Terwujudnya prototipe Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSKESAD 71

4. Metode Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam Rancang Sistem Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur yaitu metode pengumpulan data, penyelesaian, uji fungsi dan analisa evaluasi, dengan teknik Studi literatur, yaitu menggali dan mendalami materi berdasarkan literatur- literatur berupa buku ataupun artikel yang diperoleh dari open source yang berhubungan dengan Sistem Kubah. Selanjutnya melaksanakan Observasi selama pelaksanaan rancang bangun Sistem Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur baik secara langsung maupun dengan studi dokumentasi terhadap objek dan juga berkoordinasi secara aktif dengan PT. Keramat Hidro Mandiri sebagai penyedia barang nantinya.

5. Fungsi dan Manfaat.

a. Fungsi. Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur menjadi sangat penting dalam menjaga kompartemen dan indikator-indikator elektronik di dalam kabin Ranpur agar tidak mengembun serta kemampuan alat untuk mempertahankan Kelembaban ideal didalam kabin Ranpur.

b. Manfaat. Sampai dengan saat ini Satkav belum adanya Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur untuk mempertahankan Kelembaban ideal didalam kabin Ranpur. Dengan menggunakan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur diharapkan Satkav dapat merawat dan menjaga kompartemen dan indikator-indikator elektronik dan berkesinambungan.

6. Desain dan Spesifikasi Teknis.

GAMBAR DESAIN ALAT PENGATUR KELEMBABAN RUANGAN RANPUR

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 72 PUSSENKAV

GAMBAR DESAIN CARA KERJA ALAT PENGATUR KELEMBABAN RUANGAN RANPUR

7. Hasil yang Telah Dicapai.

Sistem Rancang Bangun Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur merupakan sebuah sistem yang terdiri dari Filter inlet, kipas vakum, evaporator, penampung air, kompresor, kipas blower dan selang dutching, program yang dapat membuat suatu alat pengatur kelembaban ruangan Ranpur yang bertujuan untuk menjaga kompartemen dan indikator-indikator elektronik di dalam kabin Ranpur agar tidak mengembun dan diperolehnya kemampuan alat untuk mempertahankan Kelembaban ideal didalam kabin. Sasaran Akhir dari program Litbanghan ini adalah terciptanya suatu alat yang dapat mengembangkan sistem penembakan yang masih manual yang dimiliki Ranpur Satkav saat ini dan dapat mengembangkan produk dalam negeri yang independent, efektif budget dan berkesinambungan serta peningkatan profesionalisme Awak Ranpur Satkav TNI AD. Keseluruhan sistem tersebut dapat diselesaikan TA. 2018 selanjutnya tahap berikutnya akan dilaksanakan sampai dengan selesai.

8. Kesimpulan.

Berdasarkan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur dapat digunakan dalam pemenuhan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur bagi Satuan Kavaleri TNI AD dimasa yang akan datang serta pemenuhan alat serupa yang dapat digunakan oleh Satuan lain. a. Ditinjau dari hasil Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur. Hasil dari rancang bangun tersebut dapat dijadikan tolak ukur pengembangan Satkav TNI AD, antara lain pada Ranpur yang memiliki alat-alat indikator elektronik di dalam kabin Ranpur pada saat Ranpur digunakan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 73

b. Ditinjau dari Conceptual desaign maka dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur. Dengan penggunaan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur tesebut bahwa Alutsista Diperolehnya kemampuan alat untuk mempertahankan Kelembaban ideal didalam kabin Ranpur. c. Ditinjau dari waktu pengoprasian. Dengan pelaksanaan waktu akan menjaga komponen- komponen indikator-indikator elektronik dan mempertahankan kelembaban ideal didalam kabin Ranpur sehingga tidak merusak komponen elektronik. d. Ditinjau dari ketersediaan Alat Pengatur Kelembaban Ruangan Ranpur. Ketersediaan alat dapat dilaksanakan secara kesinambungan dengan beberapa program dalam tahap pengerjaan tergantung pada tahap program kerja anggaran yang akan dilaksanakan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 74 PUSSENKAV

RANCANG BANGUN SISTEM KUBAH BAGI RANPUR KANON MEDIUM SATKAV TNI AD TAHAP I 1. Latar Belakang.

Kavaleri sebagai bagian dari kekuatan TNI AD yang mempunyai tugas pokok melaksanakan pertempuran di darat dengan menggunakan Ranpur yang terdiri dari Panser dan Tank sebagai suatu sistem senjata harus memiliki kondisi operasional yang efektif dan efisien dalam menjawab tantangan dan ancaman saat ini. Kesiapan operasional Ranpur merupakan tuntutan mutlak bagi pelaksanaan tugas pokok satuan Kavaleri sebagai salah satu kekuatan inti TNI AD dan dihadapkan dengan potensi ancaman yang saat ini sudah menggunakan perangkat teknologi yang jauh lebih canggih dibandingkan dengan teknologi manual yang saat ini masih dominan kita gunakan pada Ranpur Satkav. Maka hal tersebut cukup berpengaruh terhadap perimbangan kekuatan yang berimplikasi pada posisi tawar negara Indonesia di dunia Internasional terutama terhadap negara – negara di kawasan dan khususnya dengan negara tetangga. Ranpur sebagai unsur penggempur harus memiliki kemampuan/daya penghancuran yang optimal terutama jika menghadapi Ranpur musuh, sehingga kemampuan Ranpur Kavaleri harus memiliki kemampuan untuk menghancurkan/ melumpuhkan Ranpur lawan yang ditentukan oleh kecepatan dan akurasi penembakan serta jarak capai maksimal senjata dengan teknologi terbaru. Sebagai upaya untuk mengatasi keterbatasan kemampuan sistem penembakan yang saat ini masih digunakan pada Ranpur Satkav dengan sistem manual maka perlu adanya upaya secara bertahap dengan meningkatkan tingkat independensi teknologi dengan mewujudkan Rancang Bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI AD dengan menggunakan contoh sistem Ranpur Tank Leopard dan Ranpur Panser Tarantula dengan tingkat teknologi terkini sebagai aplikasi dasar pengembangan, sehingga diharapkan hasil rancang bangun ini dapat digunakan dan diaplikasikan pada Ranpur Satkav, terutama fungsi penggempur/Kanon sebagai support teknologi bagi pengembangan teknologi penggempur kelas medium yang saat ini sangat dibutuhkan oleh Satkav TNI AD. Program Rancang Bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI AD ini timbul dikarenakan sistem penembakan yang masih manual yang dimiliki Ranpur Satkav saat ini, sehingga diharapkan hasil program ini dapat mengembangkan produk dalam negeri yang independent, efektif budget dan berkesinambungan.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Maksud dari penulisan jurnal ini adalah untuk memberikan gambaran tentang spesifikasi teknis Sistem Kubah bagi Kanon Medium Satkav TNI AD tahap I yang dilaksanakan oleh Pussenkav Kodiklat TNI AD TA. 2018.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 75

b. Tujuan. Sebagai solusi bahwa Kavaleri mampu membuat sistem Kubah untuk memodernisasi ranpur di satuan yang masih menggunakan sistem manual.

3. Sasaran Akhir.

Terciptanya suatu alat yang dapat mengembangkan sistem penembakan yang masih manual yang dimiliki Ranpur Satkav saat ini dan dapat mengembangkan produk dalam negeri yang independent, efektif budget dan berkesinambungan serta peningkatan profesionalisme Awak Ranpur Satkav TNI AD. Keseluruhan sistem tersebut dapat diselesaikan tahap I TA.2018 selanjutnya tahap berikutnya akan dilaksanakan sampai dengan selesai.

4. Metode Penelitian yang Digunakan.

Dalam Rancang Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI yaitu metode pengumpulan data, penyelesaian, uji fungsi dan analisa evaluasi, dengan teknik Study literatur, yaitu menggali dan mendalami materi berdasarkan literatur-literatur berupa buku ataupun artikel yang diperoleh dari open source yang berhubungan dengan Sistem Kubah. Selanjutnya melaksanakan Observasi selama pelaksanaan rancang bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI baik secara langsung maupun dengan studi dokumentasi terhadap objek dan juga berkoordinasi secara aktif dengan PT. Mahakarya Sukma Abadi sebagai penyedia barang nantinya.

5. Fungsi Sistem Kubah Bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI.

Fungsi Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI menjadi sangat penting dalam meningkatkan efektifitas dan efisiensi latihan menembak senjata kanon serta mengetahui desain awal untuk proses pembuatan. Hal ini dikarenakan sampai dengan saat ini Satkav masih menggunakan penembakan secara manual. Dengan menggunakan Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI diharapkan Satkav dapat mengembangkan produk dalam negeri yang independent, efektif budget dan berkesinambungan.

6. Gambar Desain.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 76 PUSSENKAV

7. Hasil yang Telah Dicapai.

Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI merupakan sebuah sistem yang terdiri dari Basket Turret, Prototype ring turret, model 1:6 Sistem Kubah Ranpur medium dan animasi 3D, program yang dapat membuat suatu alat yang berupa Basket Turret sebagai penempatan kru Ranpur (Danran dan petembak, mounting tempat duduk keu serta penempatan beberapa panel kontrol turret.

8. Kesimpulan.

a. Berdasarkan fungsi Rancang Bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI dapat digunakan dalam pemenuhan Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI bagi Satuan Kavaleri TNI AD dimasa yang akan datang serta pemenuhan alat serupa yang dapat digunakan oleh Satuan Kavaleri. b. Ditinjau dari hasil Rancang Bangun Sistem Kubah bagi Ranpur Kanon Medium Satkav TNI. Hasil dari rancang bangun tersebut dapat dijadikan tolak ukur pengembangan Satkav TNI AD, antara lain pada Ranpur yang memiliki senjata utama Kanon. c. Ditinjau dari dari desain maka dapat dijadikan pedoman dalam pengembangan Sistem Kubah. Dengan penggunaan sistem kubah tesebut bahwa Alutsista yang ada bekerja dengan sistem manual dapat dikembangkan menjadi sistem elektrik, hal ini tentu akan memungkinkan sehingga kemampuan dalam membidik musuh akan lebih baik. d. Ditinjau dari kemampuan mitra. Ketersediaan workshop dan alat penunjang produksi dan dukungan tenaga ahli sangat memungkinkan dilaksanakan oleh mitra dalam negeri.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 77

STANDARISASI AWAK RANPUR MBT LEOPARD 1. Abstrak.

Dinamika perkembangan situasi yang terjadi saat ini semakin kompleks, khususnya satuan Kavaleri yang tidak hanya melaksanakan pertempuran secara konvensional di daerah hutan saja namun juga harus dapat melaksanakan pertempuran di berbagai macam daerah lainnya. Oleh karenanya maka membutuhkan awak ranpur yang handal untuk dapat beroperasi diberbagai macam bentuk medan baik yang sempit, berbatu, bergelombang dan juga dapat mengoptimalkan fungsi ranpur dalam setiap pertempuran. Laju pekembangan teknologi saat ini sangatlah cepat khususnya teknologi mesin dan elektronika. Sistem yang sedang dikembangkan adalah sistem yang serba otomatis dan aman, sehingga semakin canggih teknologi maka semakin mudah dan aman dalam pengoperasiannya. Ranpur merupakan aplikasi dari suatu kecanggihan teknologi yang belakangan ini semakin berkembang dan hal ini dapat dilihat dari sejarah penggunaan ranpur pada perang dunia pertama sampai dengan perang dunia kedua hingga sekarang ini. Tak luput pula Kavaleri TNI AD juga telah mengikuti pekembangan ini, sehingga sampai dengan sekarang memiliki berbagai macam ranpur mulai dari tahun 1950 ( Ford Link, Humber Scout, Otter Body Car, Universal Carrier dan Stuart ) sampai dengan tahun 2015 ( Leopard ) Dari sekian banyak jenis ranpur yang dimiliki oleh Kavaleri TNI AD tersebut, yang tercanggih saat ini adalah MBT Leopard. MBT Leopard yang dimiliki oleh Kavaleri TNI AD adalah versi 2 yaitu Leopard 2 A4 dan Leopard 2 RI. MBT Leopard tersebut dipersenjatai dengan kanon L44- smoothbore (120mm). Leopard didesain secara modern untuk pertempuran masa depan dan dapat disesuaikan dengan skenario ancaman yang beragam. MBT Leopard telah digunakan oleh lebih dari 16 negara-negara NATO. Keunggulan yang dimiliki antara lain adalah keunggulan dalam manuver, perlindungan dan persenjataan

2. Latar Belakang.

Sejalan dengan kebijakan TNI AD yaitu tentang perkembangan taktik dan teknik Operasi Lawan Insurjensi (OLI) maka satuan Kavaleri sebagai satuan operasional TNI AD harus mampu menjabarkan kabijakan tersebut sebagai suatu tuntutan tugas yang harus dilaksanakan. Pertempuran melawan kekuatan bersenjata insurjen tidak pernah terjadi di daerah yang mudah. Hampir semua pertempuran terjadi di medan yang sulit seperti daerah pegunungan dengan medan terpotong-potong oleh jurang atau lembah, daerah hutan yang terpotong oleh sungai- sungai atau bahkan daerah pemukiman penduduk seperti daerah pedesaan atau perkampungan dengan media jalan yang sempit-sempitOleh karenanya, awak ranpur yang handal mutlak sangat diperlukan oleh satuan Kavaleri untuk dapat melaksanakan tugas pertempuran masa kini. Untuk menciptakan itu maka perlu kriteria-kriteria khusus dan standar bagi rekrutmen prajurit satuan MBT Leopard. Kemampuan awak ranpur MBT Leopard sangat menentukan manuver satuan Kavaleri karena sehebat apapun teknologi yang melekat pada ranpur MBT Leopard tidak akan terpakai secara optimal apabila yang mengawakinya tidak mahir dalam memahami teknologi yang ada di dalamnya. Hal yang menyebabkan dinamika tersebut antara lain adalah adanya perkembangan teknologi yang diterapkan pada ranpur dan tuntutan tugas ke depan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 78 PUSSENKAV

Penggunaan ranpur kelas berat khususnya ranpur MBT Leopard dengan aplikasi teknologi terkini telah berdampak pada tuntutan peningkatan sumber daya manusia prajurit Kavaleri TNI AD. Melalui pemahaman dan penguasaan aplikasi teknologi militer terkini yang diterapkan pada ranpur MBT Leopard maka prajurit Kavaleri akan mampu mengoptimalkan kemampuan ranpur tersebut. Kemampuan prajurit Kavaleri dalam menguasai ranpur MBT Leopard juga diharapkan sejajar atau bahkan lebih tinggi daripada prajurit Kavaleri dari negara-negara lainnya. Disamping itu keberadaan ranpur MBT Leopard yang diawaki oleh prajurit yang memiliki pengetahuan yang mumpuni akan membawa Kavaleri TNI AD siap melaksanakan tugas-tugas operasi militer untuk perang maupun tugas militer selain perang. Faktor sumber daya manusia sangat berpengaruh terhadap efektifitas penggunaan/ pengoperasionalan ranpur MBT Leopard. Saat ini prajurit Yonkav 1 /BCC Divif 1 Kostrad dan Yonkav 8/ NSW Divif 2 Kostrad yang mengawaki ranpur MBT Leopard merupakan prajurit yang sebelumnya mengawaki ranpur Scorpion dan Stormer. Ditinjau dari berbagai aspek tentu terdapat perbedaan antara ranpur tersebut baik dari segi perlakuan, dimensi, teknologi mesin, teknologi senjata maupun sistem informasi dan komunikasinya. Perbedaan tersebut menuntut prajurit yang mengawaki ranpur MBT Leopard harus menyesuaikan diri dengan cepat. Siklus pengisian personel yang akan bertugas di satuan yang memiliki ranpur MBT Leopard saat ini juga mengikuti proses yang sama dengan pengisian satuan Kavaleri yang lainnya. Artinya tidak ada perbedaan kriteria khusus terhadap prajurit yang akan mengawaki MBT Leopard.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa tentang kemampuan awak ranpur dalam penggunaan teknologi MBT Leopard.

b. Tujuan. Untuk mendapatkan kriteria/standar personel sebagai awak ranpur MBT Leopard di satuan Kavaleri.

4. Sasaran Akhir.

a. Meningkatkan kemampuan analisa awak ranpur. Kemampuan analisa ini adalah kemampuan untuk berfikir kritis terhadap berbagai persoalan yang terjadi. Kemampuan analisa ditingkatkan dengan cara: 1) Berinovasi dalam memecahkan masalah, harus selalu mencari fakta-fakta terbaik dalam memecahkan sebuah masalah sehingga menghasilkan dampak yang signifikan. 2) Mengasah refleks dengan berhitung cepat, Practice makes perfect.

b. Meningkatkan kemampuan konstruktif awak ranpur dengan cara memberikan pelatihan kesadaran berorganisasi, kesadaran untuk membangun kerjasama antara awak ranpur dalam menjalankan tugas pokoknya.

c. Meningkatkan kemampuan mengelola angka dan orientasi angka kepada awak ranpur dengan cara melatih kemampuan hitungan dan matematik .Hal ini dilakukan agar para personel mampu membaca angka serta mengolah data dalam bentuk angka.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 79

d. Meningkatkan kemampuan verbal awak ranpur dengan cara diberikan kursus bahasa asing seperti bahasa Inggris, bahasa Jerman atau bahasa Internasional lainnya.

e. Meningkatakan pengetahuan personel awak ranpur terutama kemampuan mekanik, kemampuan elektronika dan kemampuan teknologi.

f. Rekrutmen personel untuk jabatan awak ranpur sebaiknya diisi oleh prajurit dengan latar belakang mekanika, elektronika dan memiliki kemampuan komputer.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

Penelitian tentang Standarisasi Awak Ranpur MBT Leopard menggunakan jenis metode kualitatif dan kuantitatif (Mixed Methods) yang mengkombinasikan atau mengasosiasikan bentuk kualitatif dan kuantitatif.

6. Pencapaian Sasaran.

Pencapaian dari hasil penelitian akan berguna bagi satuan Kavaleri yaitu Yonkav 1 /BCC Divif 1 Kostrad dan Yonkav 8/ NSW Divif 2 Kostrad untuk dapat memiliki personel yang tepat dan handal dalam mengoperasionalkan MBT Leopard.

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian adalah tempat dimana penelitian dilakukan. Penetapan lokasi merupakan tahap yang sangat penting dalam melaksanakan penelitian karena dengan ditetapkan lokasi penelitian berarti objek dan tujuan sudah ditetapkan sehingga mempermudah penulis daam melakukan penelitian. Lokasi penelitian standarisasi awak ranpur MBT Leopard dilaksanakan di satuan-satuan Kavaleri yang memiliki MBT Leopard diantaranya Yonkav 1/BBC Divif 1 Kostrad, Yonkav 8/NSW Divif 2 Kostrad dan Pusdikkav Pussenkav. Sedangkan jadwal kegiatan penelitian dilaksanakan sesuai pada rencana pelaksanaan kegiatan penelitian dengan alokasi waktu Mei sampai dengan Agustus 2018.

8. Hambatan Penelitian.

Nihil.

9. Hasil Penelitian yang Telah Dicapai.

Hasil Penelitian (hasil analisa deskriptif dan statistikal). Hasil penelitian merupakan kaji ulang terhadap validitas hasil penelitian yang dilaksanakan Yonkav 1/ BCC Divif 1 Kostrad, Yonkav 8/NSW Divif 2 Kostrad dan Pusdikkav Pussenkav. Pembahasan hasil penelitian dapat diistilahkan dengan pemikiran original peneliti untuk memberikan penjelasan dan interpretasi atas hasil penelitian yang telah dianalisis guna menjawab pertanyaan penelitiannya. Intinya pembahasan hasil penelitian merupakan bahasan terhadap temuan yang diperoleh selama melaksanakan penelitian.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 80 PUSSENKAV

a. Hasil Analisa Deskriptif. Alat analisis yang digunakan untuk melihat gambaran kualitas awak MBT Leopard adalah analisis SWOT. Analisis SWOT adalah metode yang digunakan untuk mengevaluasi antara kekuatan (Strengths), kelemahan (Weaknesses), peluang (Opportunities) dan ancaman (Threats) dalam pemecahan masalah. Analisis SWOT memandu untuk mengidentifikasi hal positif dan negatif dari sisi dalam/internal (Strengths dan Weaknesses) maupun dari sisi luar/eksternal (Opportunities dan Threats).

Tabel 1. Analisis SWOT

EKSTERNAL OPPORTUNITY THREATHS INTERNAL Comparative STRENGTH Mobilization Anvantages

Divestment / WEAKNESS Damage Control Investment

1) Analisis Kualitas. Awak ranpur dalam operasional ranpur MBT Leopard Yonkav 1/ BCC dan Yonkav 8/NSW. Kualitas awak tidak terlepas dari: pengetahuan awak ranpur, keterampilan awak dalam mengoperasionalkan ranpur, konsepsi diri dan nilai awak ranpur dan motivasi awak ranpur. Berikut adalah prosedur pemecahan masalah untuk masing-masing faktor tersebut.

a) Pengetahuan Awak. Berikut adalah analisis SWOT untuk pengetahuan awak MBT Leopard.

Tabel 2. Analisis SWOT Pengetahuan Awak

OPPORTUNITY THREATHS EKSTERNAL 1. Pendidikan 1. Keterbatasan personel 2. Pelatihan 2. Keterbatasan 3. Operasional Ranpur kemampuan MBT Leopard INTERNAL

STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST 1. Memenuhi standar 2. Penerapan di satuan Gunakan S untuk Gunakan S untuk 3. Mengerti tugas dan tanggung memanfaatkan O menghindarkan T jawab 4. Alutista MBT Leopard yang "PENINGKATAN" "PENINGKATAN" modern “PENGUATAN” "MAKSIMALISASI' 5. Keseriusan

WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT

1. Kurangnya jumlah personel Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk yang melatih memanfaatkan O menghindari T 2. Hanya bisa latihan di medan

yg luas "PENGHILANGAN" “ANTISIPASI”

"PENINGKATAN"

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 81

Tabel 3. Tabel 4. Analisis SWOT Keterampilan Awak Analisis SWOT Konsepsi Diri dan Nilai

OPPORTUNITY THREATHS OPPORTUNITY THREATHS 1.Penggunaan checklist 1. Kendala teknis dalam EKSTERNAL 1. Kursus komputerisasi 1. Pengoperasian MBT EKSTERNAL alutsista sinkronisasi 2. Kursus Bahasa Inggris Leopard seluruhnya 2.Pelatihan secara bertahap, 2. Kegiatan tambahan di luar menggunakan Bahasa bertingkat dan berlanjut pelatihan MBT Leopard yang INTERNAL Inggris 3.Penyelenggaraan LDS dan mengakibatkan prajurit drill lomba kurang fokus STRENGTH 4. Buku saku operasional MBT A. Strategi SO C. Strategi ST Leopard 1. Antusias dalam INTERNAL 5. Pelatihan oleh Tenaga Ahli kegiatan pelatihan Gunakan S untuk Gunakan S untuk dari Jerman 2. Pendalaman teori dan memanfaatkan O menghindarkan T praktik MBT Leopard STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST "PENINGKATAN" "MAKSIMALISASI' 1. Pemahaman terkait “PENGUATAN” operasional MBT Leopard Gunakan S untuk Gunakan S untuk 2. Rasa sadar dan tanggung memanfaatkan O menghindarkan T jawab dari prajurit WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT "PENINGKATAN" "MAKSIMALISASI' 1. Kurangnya “PENGUATAN” penguasaan Bahasa Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk Inggris memanfaatkan O menghindari T 2. Kurangnya WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT penguasaan "PENGHILANGAN" “PENGHILANGAN” 1.Operator belum mengerti komputerisasi operasional MBT Leopard Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk 2. Kurangnya Bintara memanfaatkan O menghindari T 3. Durasi pelatihan yang singkat "PENGHILANGAN" “PENGATURAN”

Tabel 5. Tabel 6. Analisis SWOT Motif Analisis SWOT Karakteristik MBT Leopard

OPPORTUNITY THREATHS 1. Kegiatan TOT 1. Tuntutan untuk OPPORTUNITY THREATHS EKSTERNAL EKSTERNAL 1. Pengetahuan terkait 1. Terkendala kegiatan non menguasai alutsista karakteristik MBT Leopard program INTERNAL 2. Padatnya kegiatan non 2. Kesalahan teknis program operasional MBT Leopard 3. Pembelajaran terkait karakeristik Ranpur belum STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST INTERNAL merata bagi seluruh awak 1. Motivasi tinggi 4. Mindset anggota masih 2. Semangat dan rasa ingin Gunakan S untuk Gunakan S untuk terpatok pada Ranpur lama tahu yang tinggi memanfaatkan O menghindarkan T 3. Tingkat kehadiran tinggi STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST 1. MBT Leopard ideal untuk 4. Proaktif prajurit dalam "PERTAHANAN" "PENGUTAMAAN” digunakan di wilayah Gunakan S untuk Gunakan S untuk mengajukan pertanyaan “PENINGKATAN” Indonesia memanfaatkan O menghindarkan T

WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT "PENINGKATAN" "PENINGKATAN" 1. Belum cukup tingginya rasa "MAKSIMALISASI'

kepemilikan terhadap alutsista Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT yang baru memanfaatkan O menghindari T 1. Kemampuan MBT Leopard berkurang karena Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk "PENGHILANGAN" “PENGATURAN” adanya kesalahan teknis memanfaatkan O menghindari T

"PENGHILANGAN" “ANTISIPASI”

Tabel 7. Tabel 8. Analisis SWOT Dril MBT Leopard Analisis SWOT Pemeliharaan MBT Leopard

OPPORTUNITY THREATHS EKSTERNAL OPPORTUNITY THREATHS EKSTERNAL 1. Transfer ilmu dari yang sudah 1. Awak yang mahir hanya 1. Pemeliharaan menggunakan 1. Kelalaian operasional sistem checklist MBT Leopard mahir kepada yang belum mahir sebagian saja 2. Tidak dapat digunakan 2. Pelatih yang handal dan 2. Ilmu yang disampaikan INTERNAL sesuai target lama waktu mahir belum merata penggunaan INTERNAL 3. Kursus Bahasa Inggris dan STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST komputer 1. Adanya tim khusus pemeliharaan MBT Leopard Gunakan S untuk Gunakan S untuk STRENGTH A. Strategi SO C. Strategi ST (Timhar) memanfaatkan O menghindarkan T 1. Pelatihan secara bertahap, 2. Menggunakan prosedur bertingkat dan berlanjut Gunakan S untuk Gunakan S untuk yang jelas "PENINGKATAN" "OPTIMALISASI"

memanfaatkan O menghindarkan T WEAKNESS D. Strategi WT B. Strategi WO 1. Pemahaman belum merata

"OPTIMALISASI" "OPTIMALISASI" Minimalkan W untuk Menghilangkan W dengan menghindari T memanfaatkan O WEAKNESS B. Strategi WO D. Strategi WT

1. Kemampuan prajurit dalam " PEMBENAHAN " “ANTISIPASI” operasional MBT Leopard Menghilangkan W dengan Minimalkan W untuk belum merata memanfaatkan O menghindari T

"PEMBENAHAN" “ANTISIPASI”

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 82 PUSSENKAV

b. Hasil Analisa Statistikal. Kompetensi adalah suatu hal yang dikaitkan dengan kemampuan, pengetahuan/wawasan dan sikap yang dijadikan suatu pedoman dalam melakukan tanggung jawab pekerjaan yang dikerjakan oleh prajurit dalam hal ini khususnya awak ranpur MBT Leopard. Kesuksesan yang didapat oleh awak ranpur adalah hasil dari peningkatan kompetensi selama menjabat sebagai awak ranpur yaitu dapat menciptakan kerja yang baik dalam melakukan pekerjaannya.

10. Dokumentasi Kegiatan.

RAPAT PEMBUATAN DESAIN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN RAPAT PENDAHULUAN RENLAKGIAT PIMPINAN DIRBINLITBANG INSTRUMEN PENELITIAN

PELAKSANAAN FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) PENGISIAN KUESIONER DI YONAV 1/BCC DIVIF 1 KOSTRAD DI YONAV 1/BCC DIVIF 1 KOSTRAD

PELAKSANAAN FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) PENGISIAN KUESIONER DAN PELAKSANAAN DI YONAV 8/NSW DIVIF 2 KOSTRAD FGD (FOCUS GROUP DISCUSSION) DI PUSDIKKAV PUSSENKAV

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 83

11. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilaksanakan di Yonkav 1 /BCC Divif 1 Kostrad dan Yonkav 8 /NSW Divif 2 Kostrad serta Pusdikkav Pussenkav terhadap awak ranpur MBT Leopard dalam rangka kegiatan penelitian “Standarisasi Awak Ranpur MBT Leopard” disimpulkan sebagai berikut: a. Pengetahuan awak ranpur: 1) Hasil analisa deskriptif. Awak ranpur untuk membekali dirinya agar memiliki pengetahuan yang luas untuk mendukung tugas sebagai awak ranpur harus memanfaatkan peluang yang ada seperti mengikuti pembekalan melalui pelatihan, penataran atau pendidikan. 2) Hasil analisa statistikal. Hasil penelitian kompetensi pengetahuan menunjukkan hasil yang yang bervariasi dari kategori baik, sedang dan cukup. Berikut hasil penelitian pengetahuan: a) kategori “Baik” diantaranya adalah kemampuan daya tangkap, kemampuan mengingat dan kemampuan tentang transportasi; b) kategori “Sedang” diantaranya adalah Kemampuan analisa, kemampuan konstruktif, kemampuan mengelola angka, kemampuan orientasi angka, kemampuan mekanik, kemampuan elektronika dan kemampuan teknologi; dan c) kategori “Cukup” diantaranya adalah kemampuan verbal, kemampuan ini harus ditingkatkan. Hasil rata-rata dari kompetensi pengetahuan ini mencapai 3,32 dikategorikan sedang.

b. Keterampilan awak ranpur: 1) Hasil analisa deskriptif. Penguasaan sistem digitalisasi yang terdapat pada ranpur MBT Leopard mewajibkan awak ranpur harus berupaya keras agar mampu dan memahami cara mengoperasionalkan teknologi pada ranpur pada masing-masing jabatan baik Danran, Pengemudi, Penembak dan Loader. Rasa tanggung jawab terhadap tugasnya sebagai awak ranpur dapat meningkatkan keterampilan dalam operasional teknologi pada ranpur. Pemanfaatan waktu yang efektif dapat menghilangkan ancaman yang mungkin terjadi berupa kendala teknis dalam sinkronisasi dan adanya kegiatan tambahan di luar pelatihan MBT Leopard yang mengakibatkan prajurit kurang fokus dalam meningkatkan keterampilan operasional ranpur MBT Leopard. 2) Hasil analisa statistikal. Kompetensi keterampilan awak ranpur MBT sudah menunjukkan kategori baik seperti keterampilan dasar, keterampilan memecahkan masalah kompleks, keterampilan sosial, dan keterampilan teknik. Hasil rata-rata dari kompetensi keterampilan mencapai 3,57 dikategorikan “baik”.

c. Konsepsi diri awak ranpur: 1) Hasil analisa deskriptif. Antusiasme para awak ranpur dalam kegiatan pelatihan serta pendalaman teori dan praktik MBT Leopard untuk meningkatkan kemampuan dengan mengikuti kursus komputerisasi dan kursus bahasa Inggris atau bahasa Jerman. Dengan penguasaan bahasa tersebut sangat mendukung dalam menjalankan tugas jabatannya sebagai awak ranpur sekaligus menghilangkan ancaman ketidak pahaman dalam mengoperasionalkan ranpur.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 84 PUSSENKAV

2) Hasil analisa statistikal. Kompetensi konsep diri awak ranpur MBT Leopard sudah menunjukkan kategori baik seperti kompetensi menjalankan tugas pokok dan fungsi, kompetensi kinerja, kompetensi tanggung jawab, kompetensi relasi, kompetensi kerjasama dan kompetensi kepemimpinan. Hasil rata-rata dari kompetensi konsep diri mencapai hasil 3,85 dengan kategori “baik”.

d. Karakteristik pribadi awak ranpur: Kompetensi karakteristik pribadi menunjukkan kategori baik seperti halnya kemampuan Inisiatif, kemampuan kreatif, kemampuan energi, kemampaun konsentrasi, kemampuan kecepatan, kemampuan ketelitian, kemampuan ketekunan, kemampuan daya tahan, kemampuan kepekaan, kemampuan kepercayaan diri, kemampuan adaptasi, kemampuan postur tubuh. Hasil rata-rata kompetensi karakteristik pribadi mencapai 3,74.

e. Motivasi awak ranpur: 1) Hasil analisa deskriptif. Jika para awak ranpur memiliki motivasi tinggi, semangat dan rasa ingin tahu yang tinggi, tingkat kehadiran tinggi berarti siap menghadapi tuntutan untuk dapat menguasai teknologi ranpur MBT Leopard dan untuk membekali dirinya tidak berpengaruh terhadap padatnya kegiatan diluar latihan program. 2) Kompetensi motivasi. Kompetensi motif awak ranpur MBT Leopard menunjukkan kategori baik diantaranya adalah kemampuan dedikasi, kemampuan loyalitas, kemampuan kesadaran organisasi, kemampuan hubungan kerja, kemampuan menjalankan perintah, kemampuan prestasi kerja, kemampuan Kepedulian. Hasil rata- rata dari kompetensi motivasi mencapai 3,87 dengan kategori “baik”.

f. Postur tubuh. Berdasarkan penilaian “Kompetensi Karakteristik Pribadi” nilai postur tubuh pada kategori “Baik” dengan demikian tinggi badan prajurit saat ini (minimal 163 Cm) tidak berpengaruh secara signifikan terhadap personel khususnya awak ranpur dalam pelayanan dan pengoperasionalan ranpur dihadapkan dengan ranpur MBT Leopard yang memiliki dimensi yang lebih besar dari pada tank Scorpion.

h. Tidak ada kriteria khusus bagi awak ranpur MBT Leopard baik Danran, Penembak, Pengemudi dan Loader dengan kata lain awak ranpur yang mengawaki ranpur MBT Leopard saat ini tidak ada masalah yang signifikan namun perlu meningkatakan kompetensi “Pengetahuan”. i. Penelitian yang dihasilkan dapat dijadikan panduan dalam proses evaluasi, sehingga HASIL-HASIL LITBANGHAN diharapkan proses rekrutmen dan penempatan jabatan khususnya awak ranpur MBT Leopard dapat dilaksanakan secara lebih terarah dan selektif sesuai dengan kebutuhan. PUSSENARMED TRI SANDHYA YUDHA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENKAV 85

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSENARMED TRI SANDHYA YUDHA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 86 PUSSENARMED

UPGRADE ALAT PENGENDALIAN PENEMBAKAN KOMPUTER

1. Abstrak.

Artileri Medan (Armed) merupakan sarana bantuan tembakan utama di darat dengan dimensi tugas yang meliputi segala usaha, kegiatan dan pekerjaan untuk memperbesar daya tembak serta memberikan kedalaman dalam pertempuran dengan mempergunakan Alat Utama Sistem Senjata (Alut Sista) Armed serta alat peralatan pendukung lainnya. Tugas Pokok Armed yaitu menyelenggarakan bantuan tembakan utama di darat secara dekat, kontinyu dan tepat pada waktunya kepada satuan yang dibantu dengan cara menghancurkan atau menetralisir sasaran- sasaran yang mengganggu tercapainya tugas satuan yang dibantu dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Dalam perkembangannya, teknologi Alut Sista Armed secara global saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat meliputi Alut Sista meriam itu sendiri maupun roket, munisi, alat peninjauan, alat pimpinan penembakan, alat komunikasi, meteorologi dan radar.

2. Latar Belakang.

Pemikiran tentang perlunya Alat pengendalian penembakan komputer dilatar belakangi oleh penggunaan Alutsista saat ini yang berteknologi tinggi dalam mendukung kepentingan strategis pertahanan, senantiasa berupaya mengikuti perkembangan kemajuan teknologi sistem senjata Armed negara-negara maju serta berupaya menciptakan keseimbangan daya tempur relatif dengan negara-negara bakal lawan. Bantem Satuan Armed merupakan faktor yang sangat menentukan dalam menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas pokok satuan manuver. Keberhasilan tersebut ditentukan bagaimana kecepatan Satuan Armed melayani bantem dengan tepat dan akurat serta kontinyu sehingga hal tersebut menjadi pertimbangan dalam menentukan kebutuhan Aldalbak Komputer bagi Satuan Armed guna mengolah data permintaan tembakan secara cepat dan akurat.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran kepada pimpinan TNI AD tentang kegiatan Upgrade Alat Pengendalian Penembakan Komputer sebagai alat pengendalian penembakan Armed secara cepat, tepat dan teliti.

b. Tujuan. Sebagai saran dan masukan kepada pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan tentang kegiatan Upgrade Alat Pengendalian Penembakan Komputer sebagai alat pengendalian penembakan Armed secara cepat, tepat dan teliti.

4. Sasaran Akhir. Terwujudnya Upgrade Aldalbak komputer sebagai alat pengendalian tembakan secara cepat, tepat dan teliti guna mendukung terwujudnya profesionalisme Satuan Armed dalam memberikan bantuan tembakan utama di darat secara tepat kepada satuan yang dibantu.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARMED 87

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Studi Literatur tentang Aldalbak komputer yang berkembang saat ini. b. Diskusi teknik tentang konsep rancangan Upgrade Aldalbak komputer. c. Rapat koordinasi, presentasi, Design Review dan analisis tentang Aldalbak Komputer Armed secara cepat dan tepat yang telah disepakati bersama.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

Upgrade Alat Pengendalian Penembakan Komputer memiliki fungsi dan manfaat antara lain sebagai berikut : a. Meningkatkan kecepatan penyampaian informasi dari peninjau ke Pibak dengan realtime dalam proses penembakan Armed secara cepat dan akurat dengan jaringan informasi tanpa kabel lokal (Nirkabel Local Area Network). b. Meningkatkan akurasi dan mempercepat kinerja peninjauan tembakan khususnya dalam menentukan sasaran dan mengkoreksi jatuhnya peluru ke sasaran sehingga tugas pokok satuan Armed dalam membantu satuan manuver dapat terlaksana dengan cepat dan akurat. c. Mempercepat penghitungan data tembak dengan Aldalbak komputer yang sudah terintegrasi dengan kacamata peninjauan. d. Meningkatkan mobilisasi kelompok Pimpinan penembakan dalam mengolah data dan melayani permintaan tembakan dari Peninjau.

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis.

a. Binocular :

1) Casing : a) Bahan : Alumunium b) Panjang : 250 mm c) Lebar : 200 mm d) Tinggi : 120 mm e) Berat : 3 Kg

2) Sensor : a) Laser Range Finder : Maksimal 1 Km (11 Km visibility) b) Kompas : Akurasi 5 mils c) Inclinometer : Akurasi 10 mils 3) CPU : a) Processor : ARM 11 1 Ghz Single Core b) Ram : 512 MB c) Storage : 4 GB d) Konektifitas : Wireless LAN

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 88 PUSSENARMED

b. Unit Kontrol :

1) Casing : a) Bahan : Alumunium b) Panjang : 300 mm c) Lebar : 200 mm d) Tinggi : 100 mm e) Berat : 2 Kg

2) Radio Short Range : a) Frekuensi : UHF 420-470 Mhz b) Date Rate : 9600 Bps c) TX Power : 100 mW 3) GPS : a) Akurasi : 4 meter b) Frekuensi : L1 / L2 4) CPU : a) Processor : ARM Cortex-A9 1GhzDual Core b) Ram : 1 GB DDR3 c) Penyimpanan : 8 GB eMMC d) Konektifitas : Ethernet, Wireless LAN

c. Display Jaubak :

1) Casing : a) Bahan : Alumunium b) Panjang : 250 mm c) Lebar : 150 mm d) Tinggi : 80 mm e) Berat : 1,5 Kg

2) Display : a) Tipe : TFT b) Resolusi : 800 x 480 c) Ukuran : 7 Inch 3) CPU : a) Processor : ARM Cortex-A9 1Ghz Quad Core b) Ram : 1 GB DDR3 c) Penyimpanan : 8 GB eMMC d) Konektifitas : Ethernet, Wireless LAN

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARMED 89

d. Display Pucuk :

1) Casing : 3) GPS : a) Bahan : Alumunium a) Akurasi : 4 meter b) Panjang : 200 mm b) Frekuensi : L1 / L2 c) Lebar : 150 mm d) Tinggi : 100 mm 4) CPU : e) Berat : 1Kg a) Processor : ARM Cortex- M3 120 Mhz 2) Radio Short Range : 32 bit a) Frekuensi : UHF 420-470 b) Ram : 14 MB Mhz c) Penyimpanan : 2,5 MB b) Data Rate : 9600 Bps c) TX Power : 100 mW

e. Meteorologi :

1) Casing : 4) Sensor : a) Bahan : Alumunium a)Jangkauan suhu : -50ºC ~ b) Diameter : 150 mm 60ºC c) Tinggi : 200 mm b) Jangkauan Tekanan d) Tebal : 170 mm Udara : 600 ~ 1100 hPa e) Tinggi tiang : 1 Kg c) Jangkauan Kelembaban f) Berat : 2 Kg : 0~100%RH d) Sudut Putar Arah Angin 2) Display : : 0° ~ 360° a) Tipe : Dot Matrix e)Jangkauan Kecepatan b) Resolusi : 16 x 2 Line Angin : 0 ~ 60 m/s

3) MCU : a) Kecepatan : 72 Mhz b) Interface : USB

8. Gambar Alat Materiil yang Sudah Jadi.

a. Binocullar b. Unit Kontrol c. Gun Display Unit (GDU)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 90 PUSSENARMED

d. Pibak Komputer e. Sensor Metereologi f. Mobil Aldalbak Komputer

g. Display Jaubak h. Rompi Peninjau

9. Hasil Penelitian yang Telah Dicapai.

Kegiatan Litbanghan Upgrade Aldalbak Komputer dengan hasil yang dicapai adalah sebagai berikut : a. 1 (satu) unti perangkat Pibak Komputer. b. 1 (satu) unit Binocullar + Long Range Finder (LRF). c. Unit Control. d. Display Jaubak. e. Gun Display Unit (GDU). f. Sensor metereologi. g. 1 (satu) unti kendaraan Pibak. h. Power Pack. i. Antenna Long Range Digital Radio. j. Solar Cell.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARMED 91

10. Dokumentasi Kegiatan.

11. Kesimpulan.

Dari hasil kegiatan Litbanghan Upgrade Aldalbak Komputer dapat disimpulkan sebagai berikut : a. Alat Upgrade Aldalbak Komputer sudah bisa bekerja dengan baik.

b. Kegiatan Upgrade Aldalbak Komputer TA 2018 dapat terlaksana secara baik, aman dan lacar. Baik secara kuantitatif dapat mencapai 100% dan secara kualitatif dapat melaksanakan perhitungan sampai siap tembak dengan cepat dalam waktu 1 menit 24 detik, serta dapat memberikan data tembak dengan penyimpangan ± 4 ₥.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 92 PUSSENARMED

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSENARHANUD VIYATI RAKCA BHALA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 93

RANCANG BANGUN TARGET DRONE LASER TRAINER

1. Abstrak.

Tugas pokok Arhanud sebagaimana tertuang pada doktrin Kartika Eka Paksi adalah menjalankan fungsi tembakan dan perlindungan dalam pertempuran darat yang dengan menggunakan kemampuan perlindungan bagi fungsi pertempuran lainnya dan pertahanan udara untuk menghancurkan, meniadakan atau mengurangi daya guna dan hasil guna segala bentuk ancaman udara musuh dalam rangka pertahanan udara (Hanud) di medan operasi maupun pertahanan udara nasional. Dengan demikian latihan yang menggunakan Alutsista Arhanud harus diarahkan serealistis mungkin dan dapat diukur tingkat kemajuannya. Dengan pertimbangan di atas, muncul gagasan untuk melakukan rancang bangun perangkat yang dapat menimbulkan realisme latihan dan mengukur tingkat kemampuan awak Alutsista Arhanud. Untuk itu diperlukan perangkat sasaran udara, pendeteksi penembakan Alutsista dan sistem penilaian perkenaan tembakan pada drill penembakan kering. Perangkat ini dinamakan Target Drone Laser Trainer, diharapkan dengan perangkat ini dapat menjadikan latihan Alutsista menjadi lebih realistis dan dapat terukur.

2. Latar Belakang.

Pussenarhanud Kodiklatad sebagai pembina teknis kecabangan Arhanud TNI AD, bertanggung jawab melaksanakan pembinaan kesenjataan Arhanud baik dalam hal penyiapan Alutsista, peningkatan kemampuan prajurit maupun peranti lunaknya sehingga satuan-satuan Arhanud selalu dalam kondisi siap untuk melaksanakan tugas pokoknya secara berhasil guna dan berdaya guna. Melalui salah satu fungsi utamanya, Pussenarhanud melaksanakan penelitian dan pengembangan bidang insani/personel dan materiil serta organisasi, taktik dan teknik kesenjataan Arhanud TNI AD. Selain sebagai bagian dari kegiatan penelitian dan pengembangan pertahanan matra darat TNI AD, kegiatan Litbanghan ini juga sejalan dengan prioritas pemerintah dalam mengutamakan kemandiran pertahanan negara melalui pengembangan teknologi industri pertahanan, yang diawali dari kegiatan penelitian dan pengembangan. HASIL-HASIL LITBANGHAN 3. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Memberikan gambaran kepada Komando Atas tentang kegiatan Litbanghan yang akan dilaksanakan oleh Pussenarhanud Kodiklatad pada TA 2018 yaitu Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer.

b. Tujuan. Kegiatan Litbanghan Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ini bertujuan PUSSENARHANUD untuk menghasilkan perangkat yang dapat menciptakan realisme dalam latihan penjejakan, pembidikan dan penembakan sasaran udara serta dapat mengukur tingkat kemahiran awak Alutsista Arhanud. VIYATI RAKCA BHALA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 94 PUSSENARHANUD

4. Sasaran Akhir.

Terciptanya suatu perangkat berupa Target Drone Laser Trainer yang dapat memberikan realisme latihan dalam latihan penjejakan, pembidikan dan penembakan sasaran udara serta dapat mengukur tingkat kemahiran awak Alutsista Arhanud.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Dalam teknis pekerjaan, menggunakan metode kerjasama litbang antara pihak penyedia barang, pihak ahli/pakar Target Drone dengan beberapa tahapan kegiatan antara lain: 1) Kegiatan rancang bangun yang dilaksanakan merupakan pengembangan dari teknologi drone yang sudah ada saat ini namun lebih dikhususkan fungsinya dengan menambah fitur-fitur pendukung di antaranya yaitu laser receiver yang berfungsi menangkap pancaran laser yang dilepaskan oleh Firing Unit, kemudian hasil tangkapan tersebut diolah secara real time oleh ground station untuk mendapatkan data hasil tembakan. 2) Melakukan diskusi teknis dan penentuan sistem mana yang paling mungkin diambil sebagai model, atau membuat sistem baru yang berbeda. 3) Dalam teknis pengadaan barang dan jasa, menggunakan metode pelelangan terbatas untuk pengadaan seluruh materiil yang dibutuhkan dalam proses rancang bangun Target Drone Laser Trainer ini.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

a. Fungsi. Secara umum perangkat ini akan terdiri dari 3 bagian besar yaitu Firing Unit Adapter, Flying Unit (Target Drone), dan Ground Station dengan masing-masing fungsi antara lain : 1) Firing Unit Adapter berada pada Alutsista sebenarnya yang berfungsi untuk mensimulasikan tembakan. Sistem yang digunakan yaitu laser sebagai simulasi munisi yang keluar dari mulut laras atau simulasi misil yang lepas dari peluncurnya. Dimana pada saat awak meriam menekan tombol/pedal tembak maka laser akan aktif sesuai dengan karakter munisi/misil yang disimulasikan termasuk waktu cepat tembak maupun kerapatan tembakannya. 2) Flying Unit (Target Drone) berfungsi untuk mensimulasikan sasaran udara bergerak yang dilengkapi dengan alat pendeteksi laser sehingga dapat membaca perkenaan tembakan dari Alutsista. Disamping itu Target Drone memiliki kemampuan Auto Pilot dengan Waypoint sehingga dapat diatur pergerakannya sesuai dengan skenario yang diterapkan dalam latihan. 3) Ground Station berfungsi untuk mengolah data tembakan yang diterima oleh Target Drone dan secara langsung dapat menilai hasil tembakan, dengan demikian hasil tembak kering awak alutsista dapat terukur serta dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi latihan.

b. Manfaat. Hasil Produk Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ini akan sangat bermanfaat

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 95

bagi seluruh Satuan Arhanud TNI AD yang terdiri dari 12 Batalyon (48 Rai), 4 Detasemen, 1 Pusdik, 1 Resimen dan 1 Pussenarhanud. Adapun tinjauan manfaat rancang bangun ini antara lain: 1) Aspek Teknis. Dilihat dari aspek teknis, Target Drone Laser Trainer bermanfaat dalam mendukung Latihan Proglatsi Arhanud mulai dari tingkat Pucuk, Satbak, maupun Baterai. Dimana saat ini pada pelaksanaan latihan teknis, taktis, maupun UST, pembidikan dan penembakan sasaran udara hanya diperanggapkan saja sehingga realisme latihan tidak tercapai. Dengan adanya Target Drone Laser Trainer diharapkan realisme latihan dapat tercapai dan tingkat kemampuan Awak dalam membidik serta menembak sasaran udara dapat diukur. 2) Aspek Taktis. Diihat dari aspek taktis, dengan tercapainya realisme latihan dan terukurnya tingkat kemampuan Awak dalam menembak sasaran udara baik meriam maupun rudal, maka tingkat kesiapan operasional Satuan Arhanud dalam melaksanakan tugas pokok akan semakin tinggi. 3) Aspek Pemeliharaan. Rancang bangun Target Drone Laser Traineryang dilaksanakan oleh personel Arhanud dan tenaga ahli dalam negeri akan memudahkan dalam hal pemeliharaan. Rancang bangun semaksimal mungkin menggunakan spare part yang mudah disediakan dan memiliki pengganti yang identik (substitusi) namun dengan kualitas yang baik. Rancang bangun Target Drone Laser Trainer yang akan dilakukan ini merupakan tahap awal, sehingga sangat dimungkinkan untuk dapat di kembangkan dan diproduksi massal pada tahap berikutnya.

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis. a. Gambar Desain.

Gambar 1. Target Drone Laser Trainer

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 96 PUSSENARHANUD

b. Spesifikasi teknis. Konfigurasi secara umum dari sistem Target Drone Laser Trainer terdiri dari beberapa bagian kombinasi dari perangkat keras dan perangkat lunak yang mengatur semua kegiatan operasional yang akan dilaksanakan. 1) Spesifikasi perangkat keras yang dihasilkan meliputi: a) Multirotor. Gambaran umum modul Multirotor adalah sebagai berikut: (1) Dimensi minimal. (a) Tinggi : 80 cm. (b) Diameter : 120 cm. (2) Kecepatan terbang minimal : 40 m/det. (3) Lama terbang minimal : 30 menit. (4) Jarak terbang minimal : 1,5 km. (5) Terbuat dari Full Carbon Frame. (6) Dilengkapi frame 4 motor + 4 propeller. (7) Dilengkapi dengan kamera FPV untuk visualisasi dari Darat. (8) Dilengkapi unit sensor posisi (navigasi) dan failsafe. (9) Dilengkapi unit sensor baterai (kapasitas baterai) dan 2 buah baterai cadangan (10) Memiliki controller untuk autopilot. (11) Dilengkapi dengan unit penerima data (RX) dan unit pengirim data (TX) (12) Dilengkapi dengan controller untuk sistem kestabilan dan sistem autopilot. (13) Memiliki kemampuan hovering (statis) serta running (bergerak bebas). (14) Dilengkapi dengan kotak/koper rugged case untuk multirotor sebagai tempat penyimpanan multirotor dan kelengkapannya agar mudah dibawa dan dipindah tempatkan ke lokasi latihan. b) Sistem sensor multirotor (Laser Tembak). Gambaran umum modul Sistem sensor multirotor (laser Tembak) adalah sebagai berikut : (1) Dapat menjadi dudukan 1 unit rangka sensor. (2) Dilengkapi dengan sensor penerima data dan GPS. (3) Dilengkapi dengan controller pengolah data perkenaan. (4) Dilengkapi dengan baterai dengan kapasitas yang memadai untuk menjalankan multirotor selama minimal 60 menit. (5) Dilengkapi dengan remote pengendali manual yang mampu terhubung dan mengendalikan multirotor dengan jarak minimal 1 km. (6) Dilengkapi dengan Display Waypoint berupa controller yang dapat mengatur rute autopilot dari Multirotor. (7) Dilengkapi dengan sistem komunikasi data ke ground station berupa sistem komunikasi dengan bandwith tinggi yang dapat terhubung mengirimkan (TX) dan menerima (RX) data dengan ground station. (8) Dilengkapi dengan charger baterai yang dapat mengisi baterai dengan input tegangan sampai dengan 220V AC 50Hz. (9) Dilengkapi Accellerometer, sensor pendeteksi kecepatan dan perubahan posisi. (10) Dilengkapi Magnetometer, sensor pendeteksi ke arah mana flight controller menghadap (kompas).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 97

(11) Dilengkapi Gyroscope, sensor pendeteksi perubahan arah gerak. (12) Dilengkapi Barometer, sensor pendeteksi perubahan tekanan udara (penentu ketinggian). c) Ground Station. Gambaran umum modul Ground Station adalah sebagai berikut : (1) Berupa komputer/laptop toughbook dan Charger minimal intel I7, Ram 16GB, Intel Graphis, SSD 1TB, 13 Inch + Charger. (2) Dilengkapi dengan sistem komunikasi data ke Multirotor berupa sistem komuniasi data dengan bandwith tinggi yang dapat terhubung mengirimkan (TX) dan menerima (RX) data dengan Multirotor. (3) Dapat mengolah data jarak tembak, kecepatan awal laser, jarak efektif serta dilengkapi dengan sistem koreksi perkenaan sasaran dengan tampilan 3 Dimensi. (4) Dilengkapi dengan kotak/koper rugged case untuk Ground Station sebagai tempat penyimpanan Ground Station dan kelengkapannya agar mudah dibawa dan dipindah tempatkan ke lokasi latihan. d) Adapter Unit Tembak. Gambaran umum modul Adapter Unit Tembak adalah sebagai berikut : (1) Dilengkapi dengan sensor pada pedal tembak untuk meriam tanpa AKT. (2) Dilengkapi dengan sistem transmitter laser dan dudukan yang dapat bongkar pasang. (3) Terdapat unit pengendali tembak. (4) Dilengkapi sistem komunikasi data ke Ground Station. (5) Dilengkapi dengan charger baterai. 2) Perangkat lunak yang dihasilkan. Kegiatan Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ini terinstalasi dari beberapa perangkat yang berupa unit multirotor, sistem sensor multirotor, Ground Station dan Adapter Unit Tembak yang harus dapat bekerja secara terintegrasi. Sehingga diperlukan suatu perangkat lunak (Software) yang berfungsi untuk memanajemen seluruh pengoperasionalan Target Drone Laser Trainer ini.

8. Gambar Materiil Hasil Rancang Bagun yang Sudah Jadi.

Gambar 2. Flying Unit (Target Drone) Gambar 3. Groundstation

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 98 PUSSENARHANUD

Gambar 4. Laser Tembak Gambar 5. Adapter Unit Tembak

9. Hasil yang Telah Dicapai. Hasil yang telah dicapai dari kegiatan Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer adalah sebagai berikut: a. Kuantitas. Hasil yang telah dicapai secara kuantitas yaitu sebagai berikut: 1) Perangkat keras (Hardware), terdiri dari : a) Target Drone Multirotor ; b Ground Station; dan c) Adapter Unit Tembak. 2) Perangkat lunak (Software) terdiri dari : a) Sistem Autopilot dan Sistem Kestabilan Multirotor; b) Sistem Sensor Penerima Data; c) Sistem Controller Unit Tembak; d) Sistem Perhitungan Perkenaan; e) User Interface dan User Experience Display; dan f) Sistem Basis Data dan Enkripsi Data b. Kualitas. Berfungsinya Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer dapat memberikan manfaat antara lain : 1) Aspek Taktis. Manfaat yang didapatkan dilihat dari aspek taktis yaitu sebagai berikut: a) Diperoleh perangkat pendukung latihan Alutsista Arhanud yang dapat menimbulkan realisme latihan dalam penjejakan dan penembakan sasaran udara; dan b) Didapatkan alat sebagai tolak ukur tingkat kemampuan Awak dalam menembak sasaran udara baik meriam maupun rudal, maka tingkat kesiapan operasional Satuan Arhanud dalam melaksanakan tugas pokok akan semakin tinggi. 2) Aspek Teknis. Manfaat yang didapatkan dilihat dari aspek teknis yaitu Untuk mendukung Latihan Proglatsi Arhanud mulai dari tingkat Pucuk, Satbak, maupun Baterai. Dimana saat ini pada pelaksanaan latihan teknis, taktis, maupun UST, pembidikan dan penembakan sasaran udara hanya diperanggapkan saja sehingga realisme latihan tidak tercapai.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 99

a) Aspek Operasional. Manfaat yang didapatkan dilihat dari aspek operasional yaitu untuk memudahkan satuan Arhanud dalam melaksanakan latihan teknis, taktis, maupun UST, pembidikan dan penembakan sasaran udara. b) Aspek Pembinaan Satuan. Hasil Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer ini dapat dimanfaatkan oleh Pussenarhanud dalam rangka memberikan pelatihan kepada para prajurit dalam menembak sasaran udara.

10. Dokumentasi Kegiatan.

11. Kesimpulan.

Secara umum kegiatan Litbanghan Pussenarhanud Kodiklatad TA 2018, khususnya kegiatan Rancang Bangun Target Drone Laser Trainer dapat dilaksanakan dengan baik, aman dan lancar sesuai dengan tahapan dan rencana kegiatan yang telah ditentukan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 100 PUSSENARHANUD

PENELITIAN TENTANG SISTEM PEMELIHARAAN ALUTSISTA ARHANUD DALAM RANGKA MENINGKATKAN KEMAMPUAN SATUAN GUNA MENDUKUNG TUGAS POKOK TNI AD 1. Abstrak.

Pussenarhanud Kodiklatad selaku pembina teknis kecabangan memiliki fungsi utama dalam bidang pembinaan kesenjataan, doktrin, pendidikan, latihan dan pembinaan penelitian dan pengembangan. Dalam pelaksanaan fungsi pembinaan kesenjataan, diantaranya pembinaan satuan Arhanud dilaksanakan pembinaan material di seluruh satuan Arhanud. Dalam mekanisme pemeliharaan terdapat keterkaitan erat antara peran pembinaan kesenjataan khususnya dalam hal pembinaan material dengan pembinaan penelitian dan pengembangan khususnya bidang Orgtiknik. Litbang Orgtiknik dapat membantu fungsi peran pembinaan kesenjataan dalam pembinaan material, khususnya dalam sistem pemeliharaan Alut Sista Arhanud. Pemeliharaan Alutsista Arhanud dilaksanakan sesuai dengan ketentuan tingkatan pemeliharaan yang berlaku. Dimana satuan-satuan Arhanud melaksanakan pemeliharaan pada tingkat “0” yang artinya pemeliharaan dilaksanakan langsung oleh operator (awak) di satuan pemakai yang menangani peralatan Alutsista . Bentuk pemeliharaan yang dilakukan terbatas pada pekerjaan yang ringan dan rutin. Untuk alutsista yang mengalami kerusakan dilaporkan kepada Komando Atas dan dilaksanakan perbaikan oleh Bengkel Perbaikan Daerah di bawah Ditpalad. Kebijaksanaan Pemerintah untuk meningkatkan kemampuan dan profesionalisme TNI dilaksanakan melalui program MEF (Minimum Essencial Force). Salah satu program MEF yaitu dengan pengadaan persenjataan baru dan rematerialisasi Alutsista, termasuk didalamnya persenjataan Arhanud antara lain Sista TD-2000, Meriam 23 mm/Giant Bow, Meriam 23 mm/Zur, Rudal Mistral dan Rudal Starstreak. Dengan persenjataan-persenjataan baru tersebut maka satuan Arhanud diharapkan dapat meningkatkan kemampuannya dalam rangka melaksanakan tugas pokok.

2. Latar Belakang.

a. Kondisi kemampuan Alutsista Arhanud saat ini dalam mendukung kegiatan operasional guna melaksanakan tugas pokok dalam menghadapi ancaman udara sangat terbatas. Kondisi tersebut berkaitan erat dengan pengadaan Alutsista Arhanud yang selama ini berasal dari berbagai negara serta kondisi usia Alutsista Arhanud sebagian melebihi batas usia pakai, sedangkan proses pengadaan Alutsista Arhanud memerlukan waktu yang cukup lama. Menyadari lemahnya kemampuan Alutsista pertahanan udara yang dimiliki dan untuk mengimbangi perkembangan teknologi yang terjadi dalam dunia kemiliteran saat ini serta dalam rangka menghadapi tantangan tugas ke depan, maka sistem pemeliharaan terhadap Alutsista sangat diperlukan, karena diharapkan selain mampu menghadapi pesatnya perkembangan Alutsista udara masa kini, Alutsista yang sudah ada saat ini dapat terpelihara dengan baik sehingga mampu mendukung satuan-satuan Arhanud TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya. b. Selama ini sistem pemeliharaan Alut Sista Arhanud masih berpedoman pada sistem pemeliharaan materiil TNI AD sesuai Keputusan Kasad Nomor Skep/56/III/2004 tanggal 9

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 101

Maret 2006 tentang Buku Petunjuk Induk Logistik. Berdasarkan referensi tersebut, jenis bekal pemeliharaan yang dibina oleh Direktorat Peralatan Angkatan Darat diantaranya adalah bekal kelas II termasuk didalamnya yaitu Alut Sista Arhanud. Selain itu ketentuan tentang tingkatan pemeliharaan materiil TNI AD, ketentuan pengorganisasian dan tugas serta tanggung jawab diatur juga dalam referensi tersebut. Pengecualian justru diberlakukan pada 3 jenis material, yaitu materiil pesawat terbang, materiil zeni dan materiil perhubungan. Demikian juga dengan organisasi penyelenggara pemeliharaan materiil, yang diberlakukan sama berdasarkan tingkatan dari mulai tingkat satuan sampai dengan pusat, tanpa memandang kemampuan dari satuan pemeliharaan di tiap tingkatan tersebut, kecuali untuk ketiga jenis materiil tersebut. c. Kondisi sistem pemeliharaan materiil yang demikian pada kenyataannya banyak mengalami kendala yang merugikan satuan Arhanud terhadap pemeliharaan Alut Sista. Keterbatasan kemampuan unsur penyelenggara dan spesialisasi materiil terhadap pemeliharaan Alut Sista Arhanud perlu mendapatkan perhatian khusus supaya sistem pemeliharaan Alut Sista Arhanud dapat diimplementasikan secara efektif dan efisien.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran kepada Komando Atas tentang kegiatan Litbanghan yang akan dilaksanakan oleh Pussenarhanud Kodiklatad pada TA 2018 yaitu penelitian tentang sistem pemeliharaan Alutsista Arhanud dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan guna mendukung tugas pokok TNI AD. b. Tujuan. Untuk mendapatkan informasi tentang sistem pemeliharaan Alutsista di satuan-satuan Arhanud dan sistem pemeliharaan Alutsista/materiil di satuan-satuan pemeliharaan TNI AD serta kebijakan tentang pemeliharaan materiil Alutsista di Ditpalad dan Slogad serta sebagai bahan masukan bagi pimpinan TNI AD dalam menentukan kebijakan tentang pemeliharaan Alutsista Arhanud selanjutnya.

4. Sasaran Akhir. Diperolehnya produk dan hasil berupa laporan hasil penelitian tentang sistem pemeliharaan Alutsista Arhanud dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan guna mendukung tugas pokok TNI AD.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Metode penelitian. Metode penelitian yang dilakukan adalah Mixed Methods (metoda campuran), ialah penggabungan antara metode penelitian kuantitatif dengan kualitatif. Dimana penggabungan tersebut digunakan untuk mengurangi kelemahan masing-masing metode yang ada. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner dan wawancara sehingga jenis data yang digunakan tersebut adalah: 1) Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari responden melalui penyebaran kuesioner dan wawancara. Data hasil kuesioner selanjutnya menjadi data kuantitatif yang diolah secara statistik, sedangkan data hasil wawancara selanjutnya menjadi data kualitatif yang diolah secara kualitatif.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 102 PUSSENARHANUD

2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan observasi. Dalam penelitian ini, data sekunder digunakan sebagai data penunjang. b. Metode penarikan sampel. Dalam penelitian ini metode penarikan sampel yang digunakan yaitu menggunakan teknik proportional random sampling dimana teknik yang digunakan karena populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. c. Metode pengumpulan data. Metode pengumpulan data dilakukan dengan memberikan pertanyaan Kuesioner atau angket, dokumentasi dan wawancara dengan narasumber yang dibutuhkan.

6. Pencapaian Sasaran.

a. Secara Teknis. 1) Diperolehnya data tentang kegiatan pemeliharaan Alutsista yang dilakukan di satuan Arhanud yang dijadikan tempat penelitian. 2) Diperolehnya data tentang tentang sistem pemeliharaan peralatan/Alutsista di kecabangan lain yaitu Perhubungan dan Penerbad. 3) Diperolehnya data berkaitan dengan kebijaksanaan pemeliharaan peralatan/ Alutsista yang dilakukan oleh Pembina material Angkatan Darat (Ditpalad) terhadap Alutsista Arhanud. 4) Diperolehnya data tentang kesiapan Dohar Sista Arhanud dalam melaksanakan tugas pemeliharaan dan Asistensi Teknis Alutsista Arhanud. b. Secara Taktis. 1) Memberikan saran dan masukan kepada Pembina materiil Angkatan Darat (Ditpalad) tentang kondisi Alutsista Arhanud saat ini dan akan datang sehingga dapat direncanakan sistem pemeliharaan Alutsista yang terpadu dengan mengikutsertakan Dohar Sista Arhanud didalamnya. 2) Memberikan kepercayaan diri terhadap Dohar Sista Arhanud atas kemampuan yang telah dimiliki dalam pemeliharaan Alutsista Arhanud, sehingga dapat dikembangkan dan ditingkatkan pada masa yang akan datang.

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

a. Pelaksanaan. Pelaksanaan penelitian/survey dilakukan dengan dengan mendatangi beberapa satuan Arhanud TNI AD dan satuan diluar Arhanud TNI AD. Tim peneliti terbagi menjadi 4 Tim yang masing-masing terdiri dari 3 s.d 4 orang dipimpin seorang Pamen berpangkat Kolonel. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah melalui penyebaran kuesioner terhadap responden dan wawancara terhadap pejabat tertentu yang terkait dengan pemeliharaan Alutsisa di satuan. Pengisian kuisioner dalam penelitian ini dilaksanakan oleh para perwira, bintara dan tamtama di satuan Arhanud yang memiliki tugas terkait dengan sistem pemeliharaan Alutsista di satuan yaitu dengan menjawab beberapa pertanyaan yang telah dibuat oleh Tim peneliti.

b. Lokasi Penelitian. Pelaksanaan penelitian dilaksanakan di beberapa satuan Arhanud dan satuan diluar satuan Arhanud yang membidangi sistem pemeliharaan Alutsista antara

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 103

lain: 1) Staf Logistik AD (Slogad), Jakarta 2) Ditpalad, Jakarta 3) Bengpus Penerbad, Semarang 4) Bengpushub Dithubad, Bandung 5) Yonarhanud-1/1/Kostrad, Tangerang 6) Yonarhanud-2/2/Kostrad, Malang 7) Yonarhanud-3 Dam III/Slw, Bandung 8) Yonarhanud-11 Dam I/BB, Medan 9) Yonarhanud-15 Dam IV/Dip, Semarang 10) Yonarhanud-16 Dam XIV/Hsn, Makassar 11) Dohar Sista Arhanud Pussenarhanud, Batu Jawa Timur 12) Denarhanud-001 Dam IM, Lhouksemawe Aceh 13) Denarhanud-003/1/F Dam Jaya, Cikupa

8. Hambatan Penelitian.

Dalam pelaksanaan pengolahan data yang diperoleh dari hasil survey dan pengisian kuesioner ke beberapa satuan terkait sistem pemeliharaan Alut Sista perlu konsultasi kepada Konsultan, khususnya pada kegiatan pengolahan data harus menyesuaikan dengan jadwal kegiatan Konsultan.

9. Hasil Akhir Penelitian.

Hasil akhir penelitian tentang sistem pemeliharaan Alutsista Arhanud dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan guna mendukung tugas pokok TNI AD adalah sebagai berikut;

a. Diperolehnya nilai besaran kontribusi/pengaruh Sistem Pemeliharaan terhadap Kemampuan Satuan mencapai angka 66% dan faktor lain sebesar 34%. b. Indikator penggantian memiliki pengaruh yang paling tinggi dalam sistem pemeliharaan Alutsista Arhanud, sehingga untuk mengembalikan fungsi dan sistem Alutsista yang telah rusak menjadi baik kembali yaitu dengan cara melaksanakan penggantian pada bagian atau komponen yang rusak. c. Indikator penghancuran/destruksi memiliki prioritasi paling tinggi dalam penilaian kemampuan satuan Arhanud dibandingkan dengan kemampuan yang lainnya. Sehingga beberapa Alutsista Arhanud yang dioperasionalkan saat ini maupun yang dibeli pada masa yang akan datang harus dipilih yang memiliki kill probability paling tinggi. d. Dohar Sista Arhanud sudah mampu melaksanakan pemeliharaan Alutsista Arhanud khususnya meriam dan saat ini sedang terus ditingkatkan kemampuannya untuk pemeliharaan rudal khususnya Mistral dan Starstreak. e. Hubungan antara pemeliharaan Alutsista melalui dimensi Harcegah, perbaikan, dan penggantian dengan kemampuan satuan seperti kemampuan deteksi, kemampuan identifikasi, kemampuan penjajakan serta kemampuan destruksi yang saling mempengaruhi kondisi sama lain sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan satuan personil dalam pemenuhan tugas pokok TNI AD. Melalui kesiapan dari pemeliharaan Alutsista yang dilakukan oleh Dohar Sista Arhanud saat ini yang dijalankan sudah cukup bagus dan sesuai dengan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 104 PUSSENARHANUD

tatanan kewenangan serta kebijakan Angkaan Darat. Dengan adanya pegadaan Alutsista baru dimana dilibatkannya Dohar Sista Arhanud dalam sistem pemeliharaan Alutsista, meskipun hal ini masih mendapat ganjalan dari Ditpalad selaku Pembina materiil Angkata Darat. Selain itu, dalam upaya pemeliharaan Alutsista memiliki beberapa kendala, terutama kendala tersebut ada pada satuan seperti minimnya jumlah sumber daya manusia yang ahli/ profesional didalam mengoperasionalkan Alutsista, kerusakan Alutsista yang beragam, kurangnya suku cadang yang siap untuk tindakan perbaikan serta adanya keterbatasan dana yang digunakan untuk proses pemeliharaan Alutsista.

10. Dokumentasi Kegiatan Penelitian.

TIM POKJA MELAKSANAKAN RAPAT PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PENGUMPULAN DATA AWAL PENELITIAN DI YONARHANUD-3 DAM III/SLW, BANDUNG

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY DI BENGPUSHUB DITHUBAD, BANDUNG DI YONARHANUD-1/KOSTRAD, TANGERANG

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY DI DENARHANUD-003/1/F DAM JAYA, CIKUPA DI DITPALAD DAN SLOGAD, JAKARTA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSENARHANUD 105

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY DI YONARHANUD-15 DAM IV/DIP, SEMARANG DI BENGPUS PENERBAD, SEMARANG

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY DI YONARHANUD-2/K, MALANG DI DOHAR SISTA ARHANUD, BATU

PELAKSANAAN PENELITIAN DAN SURVEY PELAKSANAAN PENGISIAN KUESIONER DAN SURVEY DI YONARHANUD-11 DAM I/BB, MEDAN DI YONARHANUD-16, MAKASSAR

11. Kesimpulan.

Secara umum kegiatan penelitian tentang Sistem Pemeliharaan Alutsista Arhanud dalam rangka meningkatkan kemampuan satuan guna mendukung tugas pokok TNI AD dapat terlaksana secara baik, aman dan lancar. Adapun beberapa hambatan yang ditemukan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian masih dapat diatasi oleh Peneliti.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 106 PUSSENARHANUD

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSINTELAD SATYA TANGGAP WASKITA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 107

OPTIMALISASI PENGGUNAAN MATSUS INTEL OLEH APARAT INTELIJEN DALAM MENDUKUNG TUGAS POKOK SATUAN INTELIJEN KEWILAYAHAN DI KODAM I/BB, II/SWJ, V/BRW, VI/MLW, XIV/ HSN, IX/UDY, XII/TPR, XVI/PTM, XVII/CEN DAN IM 1. Abstrak.

Peran dan fungsi Intelijen di masa depan akan dihadapkan dengan tantangan yang semakin berat dan kompleks. Performa inteiljen harus ditingkatkan untuk menghadapi dinamika situasi global dan regional dalam menghadaoi persaingan penguasaan sumber energi dan pangan. Aparat intelijen harus berkomitmen untuk terus melakukan pembenahan dan penguatan baik dari sisi kelembagaan organisasi, SDM yang matang dan profesional serta didukung oleh personel maupun alat yang modern. Dinamika serta kecenderungan eskalasi ancaman aktual bersifat multidimensional. Indonesia memerlukan aparat Intelijen untung mendukung tugas pokok TNI AD yang dalam pelaksanaannya membutuhkan keterpaduan dengan unsur TNI AD di lapangan. Intelijen harus perlu untuk dikembangkan, karena dapat berfungsi untuk mencari masukan dari rakyat, dituntut untuk memiliki pengetahuan yang luas untuk memahami tantangan tugas, serta mampu memadukan nalar dan nurani dalam manajemen kebijakan yang sangat komplek saat ini. Oleh karena itu, Intelijen perlu diberi kewenangan luas, sepanjang untuk menjamin tetap utuhnya NKRI. Untuk mencapai hasil yang optimal, tugas Intelijen haruslah didukung oleh ketersediaan Matsus Intel dan kemampuan mengoperasikannya. Berdasarkan pengamatan, Matsus Intel masih belum dioperasikan secara efektik dan efisien oleh Apintel, sehingga perlu dilakukan penelitian dan pengkajian untuk mengetahui penyebab permasalahan ini. Kemudian, hasil dari penelitian dan pengkajian tersebut akan digunakan sebagai cara untuk meningkatkan kemampuan Apintel. Hasil penelitian tersebut akan memberikan manfaat bagis satuan Intelijen kewilayahan, Pusintelad, dan TNI AD.

2. Latar Belakang.

Secara geografis Indonesia merupakan negara kepulauan yang sangat strategis karena diapit HASIL-HASIL LITBANGHAN oleh dua samudera yaitu samudera Hindia dan samudera Pasifik serta dua benua yaitu benua dan benua Asia. Posisi strategis tersebut membawa dampak positif (sebagai aset negara) maupun dampak negatif yaitu berupa ancaman tersendiri bagi kedaulatan wilayah NKRI. Ancaman kedaulatan muncul baik sebagai keinginan untuk memisahkan diri dari NKRI oleh beberapa daerah yang kita sebut daerah rawan konflik, maupun batas negara yang merupakan manifestasi utama kedaulatan suatu negara, termasuk penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam serta keamanan dan keutuhan wilayah. Masing-masing ancaman PUSINTELAD tersebut memiliki permasalahan yang berbeda- beda mulai dari aspek fisik batas wilayah, aspek ekonomi, aspek sosial budaya serta aspek pertahanan dan keamanan. SATYA TANGGAP WASKITA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 108 PUSINTELAD

Intelijen adalah mata dan telinga pemerintah untuk dapat mencari dan mendapatkan data serta keterangan yang berguna dalam membantu pemerintah dalam membuat suatu keputusan. Dari segi militer, Intelijen adalah salah satu fungsi organik militer yang menyelenggarakan pembinaan fungsi Intelijen meliputi penyelidikan, pengamanan dan penggalangan. Salah satu tugas pokok Pusintelad adalah menyelenggarakan pembinaan fungsi Intelijen tersebut untuk terus meningkatkan kemampuan aparat Intelijen TNI AD yang handal dan profesional sehingga setiap saat siap melaksanakan tugas operasi Intelijen dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Untuk mengetahui sampai sejauh mana optimalisasi penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen Kewilayahan di lingkungan TNI AD, diperlukan penelitian tentang personel terhadap penggunaan Matsus Intel di wilayah dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/ Dip, V/Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/Hsn, XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Sebagai gambaran pelaksanaan hasil kegiatan yang telah dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Litbanghan tentang optimalisasi penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/Dip, V/Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/Hsn, XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM. b. Tujuan. Sebagai pertanggung jawaban hasil pelaksanaan Litbang tentang optimalisasi penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/Dip, V/Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/ Hsn, XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM.

4. Sasaran Akhir.

Sasaran akhir yang ingin dicapai pada pelaksanaan kegiatan Litbanghan tentang optimalisasi penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/Dip, V/Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/Hsn, XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM yaitu ingin mengetahui sejauh mana tingkat penggunaan Almatsus Intel terkait aspek pengetahuan, kemampuan dan keterampilan serta motivasi yang dimiliki oleh aparat Intelijen di satuan Intelijen Kotama kewilayahan jajaran TNI AD dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok satuan.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Metode Kuantitatif. Dalam metode ini dilaksanakan dengan memberikan lembaran kuesioner kepada aparat Intelijen di lokasi penelitian. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan- pertanyaan sesuai dengan topik penelitian yaitu ”Optimalisasi Penggunaan Matsus Intel Oleh Aparat Intelijen Dalam Mendukung Tugas Pokok Satuan Intelijen Kewilayahan”.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSINTELAD 109

b. Metode Kualitatif. Dalam metode ini penelitian dilakukan dengan melaksanakan wawancara, observasi/ pengamatan mencari dan mengumpulkan keterangan secara langsung di lapangan tentang tingkat pengetahuan dan keterampilan SDM, motivasi, piranti lunak serta sarana dan prasarana sesuai dengan tujuan penelitian. c. Teknik pengumpulan data. 1) Kuesioner. 2) Wawancara. 3) Dokumentasi. 4) Laporan.

6. Pencapaian Sasaran.

Sasaran penelitian secara umum dipilahkan menjadi dua hal yang dicapai, yaitu sasaran secara kuantitatif dan kualitatif. a. Sasaran kuantitatif adalah tersedianya data secara kuantitatif terkait penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen yang bertugas di satuan Intelijen kotama kewilayahan (Denintel Kodam, Tim Intel Korem dan Unit Intel Kodim) yang di peroleh dari hasil analisa kuesioner yang telah diberikan kepada 576 orang responden (Perwira 30 orang dan Bintara 546 orang). b. Sasaran kualitatif adalah tersedianya data secara kualitatif terkait penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen yang di peroleh melalui mekanisme wawancara langsung dengan perwakilan dari aparat Intelijen yang mengawaki Almatsus yang bertugas di satuan Intelijen kotama kewilayahan (Deninteldam, Timintelrem dan Unitinteldim).

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

a. Pelaksanaan Penelitian. Lokasi penelitian meliputi Satuan Intelijen Kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/Dip, V/ Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/Hsn, XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM. penelitian ini menggunakan metode pengumpulan, pengolahan, penilaian dan analisa data, guna mendapatkan hasil yang optimal. Adapun penghimpunan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang diperoleh dari aparat Intelijen yang bertugas di satuan Intelijen kotama kewilayahan (Deninteldam, Timintelrem dan Unitinteldim) sebagai responden yang ditunjuk dalam arti sebagai pemberi informasi yang pertama, dengan pentahapan sebagai berikut: 1) Tahap pra-lapangan. a) Menyusun rancangan penelitian. Pada tahap ini, penulis membuat usulan penelitian atau proposal penelitian yang sebelumnya didiskusikan dengan tim peneliti dan beberapa nara sumber lainnya. Pembuatan proposal ini berlangsung sekitar satu bulan melalui diskusi yang terus-menerus guna mendapatkan hasil yang terbaik. Dan setelah disetujui dan baru lakukan kegiatan berikutnya.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 110 PUSINTELAD

b) Memilih locus penelitian. Peneliti memilih aparat Intelijen yang bertugas di satuan Intelijen kotama kewilayahan (Denintel Kodam, Tim Intel Korem dan Unit Intel Kodim). c) Menjajaki dan menilai lapangan. Tahap ini dilakukan untuk memperoleh gambaran umum tentang keadaan yang terjadi, peneliti terjun langsung lapangan serta untuk menilai keadaan, situasi, latar belakang dan konteksnya sehingga dapat ditemukan dengan apa yang dipikirkan oleh peneliti. d) Menyiapkan perlengkapan penelitian. Pada tahap ini peneliti mempersiapkan segala sesuatu atau kebutuhan yang akan dipergunakan dalam penelitian ini. 2) Tahap lapangan dalam tahap ini dibagi atas tiga bagian yaitu : a) Memahami latar penelitian dan persiapan diri. Tahap ini selain mempersiapkan diri, peneliti harus memahami latar penelitian agar dapat menentukan model pengumpulan datanya. b) Memasuki lapangan. Pada saat sudah masuk ke lapangan, peneliti menjalin hubungan yang akrab dengan subyek penelitian dengan menggunakan tutur bahasa yang baik, akrab serta bergaul dengan mereka dan tetap menjaga etika dan norma-norma keprajuritan yang berlaku di dalam lapangan selama penelitian tersebut berlangsung. c) Berperan serta sambil mengumpulkan data. Dalam tahap ini peneliti mencatat data/merekam data (hasil wawancara) yang diperolehnya ke dalam field notes atau ke dalam recorder, baik data yang diperoleh dari kuesioner, wawancara, pengamatan atau menyaksikan sendiri kejadian tersebut. Secara terperinci kegiatan pelaksanaan penelitian yang telah dilakukan sebagai berikut: (1) Kodam I/BB dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 30 Maret 2018. (2) Kodam II/Swj dilaksanakan pada tanggal 26 s.d. 30 Maret 2018. (3) Kodam IV/DIp dilaksanakan pada tanggal 9 s.d. 13 April 2018. (4) Kodam V/Brw dilaksanakan pada tanggal 23 s.d. 27 April 2018. (5) Kodam VI/Mlw dilaksanakan pada tanggal 12 s.d. 16 Maret 2018. (6) Kodam IX/Udy dilaksanakan pada tanggal 30 April s.d. 5 Mei 2018. (7) Kodam XII/Tpr dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 20 April 2018. (8) Kodam XIV/Hsn dilaksanakan pada tanggal 9 s.d 13 Juli 2018. (9) Kodam XVII/Cen dilaksanakan pada tanggal 16 s.d. 20 Juli 2018. (10) Kodam IM dilaksanakan pada tanggal 23 s.d. 27 Juli 2018. (11) Kodam XVI/Ptm dilaksanakan pada tanggal 30 Juli s.d. 3 Agustus 2018. 3) Tahap analisa data. Analisa data merupakan suatu tahap mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori dan satuan uraian dasar agar dapat memudahkan dalam menentukan tema dan dapat merumuskan hipotesa kerja yang sesuai dengan data. Pada tahap ini data yang diperoleh dari berbagai sumber dikumpulkan, diklasifikasikan dan analisa. 4) Tahap penulisan laporan. Penulisan laporan merupakan hasil akhir dari suatu penelitian, sehingga dalam tahap

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSINTELAD 111

akhir ini, peneliti mempunyai pengaruh terhadap hasil penulisan laporan. Penulisan laporan yang sesuai dengan prosedur penulisan yang baik karena menghasilkan kualitas yang baik pula terhadap hasil penelitian.

b. Lokasi Penelitian. Penelitian mengambil lokasi di satuan-satuan Intelijen yakni Denintel Kodam, Tim Intel Korem serta Unit Intel Kodim di Kodam I/BB, Kodam II/Swj, Kodam IV/Dip, Kodam V/Brw, Kodam VI/Mlw, Kodam IX/Udy, Kodam XII/Tpr, Kodam XIV/Hsn, Kodam XVI/Ptm, Kodam XVII/ Cen, dan Kodam IM.

8. Hambatan Penelitian.

Secara umum pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilaksanakan dengan aman dan lancar, namun demikian ada beberapa hal yang menjadi hambatan dalam pelaksanaan kegiatan diantaranya: a. Faktor teknis. 1) Kondisi personel di satuan Intelijen yang menjadi sasaran penelitian tidak dapat hadir secara maksimal dikarenakan keterlibatan personel tersebut dalam penugasan yang bersifat kegiatan atau operasi yang dilaksanakan oleh satuan. 2) Masih banyak terdapat satuan Intelijen yang belum dapat dikunjungi untuk mendapatkan data guna mendukung kegiatan penelitian yang dilaksanakan. b. Faktor non teknis lain. 1) Letak geografi antara Kodam dan satuan Intelijen dijajarannya relatif jauh sehingga tidak semua satuan Intelijen tersebut dapat terlibat didalam pelaksanaan pengumpulan data. 2) Terbatasnya sarana transportasi.

9. Hasil Penelitian yang Telah Dicapai.

Hasil yang telah dicapai pada kegiatan penelitian sebagai berikut: a. Terlaksananya kegiatan pengambilan data Litbanghan dari semua satuan Intelijen dijajaran Kotama kewilayahan di lingkungan TNI AD. b. Terlaksananya kegiatan Litbanghan dengan hasil analisa dan kesimpulan yang dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi komando atas dalam menentukan kebijakan lebih lanjut. c. Didapatnya data-data yang terkait dengan peningkatan kompetensi Perwira dan Bintara Intelijen di satuan Intelijen kewilayahan dalam mendukung pelaksanaan tugas pokok sebagai berikut: 1) Data kuantitatif terlaksananya pengumpulan data terhadap aparat Intelijen (Perwira dan Bintara) yang bertugas di satuan Intelijen Kotama kewilayahan (Deninteldam, Timintelrem dan Unitinteldim) yang mencakup 536 orang responden. 2) Data kualitatif. Tersedianya data baik secara kualitatif melalui kuesioner, wawancara, observasi dan dokumentasi secara langsung di lapangan. d. Selama pelaksanaan kegiatan penelitian dapat dilaksanakan sesuai rencana.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 112 PUSINTELAD

10. Dokumentasi.

RAPAT PERENCANAAN RAPAT PERSIAPAN

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM I/BB PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM II/SWJ

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM IV/DIP PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM V/BRW

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM VI/MLW PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM IX/UDY

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSINTELAD 113

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM XII/TPR PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM XIV/HSN

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM XVI/PTM PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM XVII/CEN

PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANGHAN DI KODAM IM RAPAT EVALUASI/PENGAKHIRAN

11. Kesimpulan.

Bertitik tolak dari hasil penelitian, analisa data dan pembahasan mengenai optimalisasi penggunaan Matsus Intel oleh aparat Intelijen dalam mendukung tugas pokok satuan Intelijen kewilayahan di Kodam I/BB, II/Swj, IV/Dip, V/Brw, VI/Mlw, IX/Udy, XII/Tpr, XIV/Hsn,XVI/Ptm, XVII/Cen dan IM diperoleh beberapa kesimpulan antara lain:

a. Tingkat personel yang menggunakan matsus Intel baik Perwira maupun Bintara saat ini sudah cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari beberapa indikator antara lain:

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 114 PUSINTELAD

1) Perwira. a) Mempunyai nilai dan tugas pokok yang cukup. b) Kondisi Perwira di lapangan dalam penggunaan Matsus Intel sudah cukup memadai. c) Penggunaan Matsus Intel oleh Perwira Intelijen di lapangan sebagian besar telah dilakukan dalam kegiatan- kegiatan Intelijen baik terbuka maupun tertutup. 2) Bintara. a) Mempunyai nilai dan tugas pokok cukup baik. b) Sebagian besar memahami dan menggunakan Matsus dalam mendukung tugas pokok. c) Almatsus Intelijen yang di satuan-satuan Intelijen sebagian besar dimanfaatkan oleh Bintara Intelijen dalam mendukung tugas pokok di wilayah.

b. Kegiatan yang harus dilaksanakan guna meningkatkan kompetensi dan tugas pokok aparat Intelijen antara lain:

1) Melaksanakan pendidikan dan latihan dimana pada kegiatan ini harus dititikberatkan pada aspek keterampilan karena penilaian aspek keterampilan masih kurang dari aspek lain. 2) Penempatan personel yang harus memperhatikan kepribadian, sikap dan tingkah laku dihadapkan dengan kondisi sosial budaya wilayah sehingga tidak mudah tergoda oleh lingkungan. 3) Pimpinan berusaha semaksimal meningkatkan kemampuan personel baru atau berusia muda untuk meningkatkan kompetensinya. 4) Meningkatkan motivasi personel melalui tahapan teori hirarki yang dimulai dari pemenuhan kebutuhan dasar personel, pemenuhan kebutuhan keamanan, bersosialisasi, memberikan penghargaan dan memberikan kesempatan personel untuk mengaktualisasikan diri. 5) Mendukung personel yang bertugas terutama di daerah terpencil dengan sarana yang layak seperti Almatsus Intel, alat komunikasi dan alat transportasi.

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITZIAD YUDHA KARYA SATYA BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSINTELAD 115

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITZIAD YUDHA KARYA SATYA BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 116 DITZIAD

REKAYASA BODY ARMOUR DAN BODY VEST

1. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk menjelaskan pelaksanaan kegiatan Litbanghan Ditziad TA. 2018 tentang Body Armour & Body Vest b. Tujuan. Sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan kegiatan Litbanghan Ditziad TA. 2018 tentang Body Armour & Body Vest

2. Sasaran.

a. Secara Teknis. 1) Terwujudnya Rekayasa Body Armour & Body Vest yang dapat digunakan efektif, efisien,berdayaguna dan aman digunakan 2) Terwujudnya Alat Utama (Alut) Zeni yang murah dan efisien sebagai karya cipta tehnologi produksi dalam negeri, sehingga mengurangi ketergantungan produksi luar negeri serta mempunyai dayasaing dibidang teknologi, ekonomi dan sumber daya. b. Secara Taktis. 1) Terwujudnya kebijakan Pimpinan TNI tentang alih ilmu pengetahuan dan teknologi. 2) Meningkatnya kemampuan sumber daya manusia dalam ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Pelaksanaan.

Metode/Teknik yang digunakan pada kegiatan Rekayasa Body Armour & Body Vest sebagai berikut: a. Metode observasi. Melaksanakan kegiatan pengamatan terhadap pelaksanaan tugas pendeteksian dari personel Jihandak yang bertugas sebagai operator alat pendeteksi dengan memperhatikan keselamatan, kendala dan tingkat kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan pendeteksian terhadap obyek/benda. b. Metode eksperimen. Melaksanakan kegiatan dalam rangka mencari alternatif alat pelindung personel penjinak dari ancaman bom terhadap ledakan sehingga mendapatkan hasil yang lebih optimal. c. Metode pengujian. Melaksanakan kegiatan dalam rangka menguji kinerja alat pelindung personel penjinak ancaman bom terhadap ledakan.Dalam pengujian ini dilaksanakan beberapa metode diantaranya :

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITZIAD 117

1) Metode uji awal, yaitu pengujian terhadap fungsi tiap bagian alat di bengkel kerja atau workshop. 2) Metode uji tingkat Ditziad, yaitu pengujian dihadapan pejabat Ditziad guna mendapatkan koreksi dan masukan. 3) Metode uji fungsi, yaitu pengujian dihadapan tim uji dari Dislitbangad terhadap seluruh bagian/fungsi dari tiap bagian alat. d. Metode Penilaian, yaitu kegiatan akhir berupa penilaian terhadap fungsi, desain dan administrasinya yang dilakukan oleh Tim Penilai Mabesad dan Dislitbangad.

Pada kegiatan rekayasa Body Armour & Body Vest, telah dilakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Pentahapan Kegiatan. 1) Tahap I (Perencanaan): a) Penyiapan Sprin dan dukungan administrasi; b) Pembentukan Tim Pokja: c) Koordinasi dengan instansi terkait; d) Pengumpulan data awal e) Mempelajaripetunjuk/refensi 2) Tahap II (Persiapan): a) Rapat koordinasi; b) Penyusunanspesifikasi; c) Pembuatan gambar desain Body Armour & Body Vest; d) Pembuatan Renlatgiat; e) Pembuatan sprin Pokja; f) Mengadakan survey kesiapan Workshop; dan g) Proses pengadaanmateriil. 3) Tahap III (Pelaksanaan): a) Rapat koordinasi; b) Penerimaan materiil bahan baku Body Armour & Body Vest; c) Melaksanakan komisi hasil pengadaan materiil; d) Perakitan bahan baku Body Armour & Body Vest; e) Pelaksanaan Pra Uji Fungsi; f) Penyempurnaan hasil Pra Uji Fungsi: g) Pelaksanaan Uji Fungsi h) Membuat laporan BA Uji Fungsi. 4) Tahap IV (pengakhiran): a) Pengumpulan data uji; b) Pembuatan evaluasi pelaksanaan kegiatan; c) Pembuatan laporan akhir pelaksanaan kegiatan; e) Pendistribusian laporan akhir;

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 118 DITZIAD

4. Materiil.

Materiil yang digunakan dalam Litbanghan Ditziad TA 2018 tentang Rekayasa Body Armour & Body Vest terdiri dari :

NO JENIS SPESIFIKASI NO JENIS SPESIFIKASI

1 2 3 HELMET (Body Armour)

1. BODY ARMOUR FR 1) Bahan tahan peluru level IIIA (34,5 m)

1) Bahan Cordura FR (500m) Cordura 500D 2) Bahan Visor tahan peluru level IIIA (0,5 M2)

3) Moulding Helm (1 lot) 2) Resleting FR (74 Cm) (1 Pc) 4) Engsel (1 lot) 3) Benang FR (5 Lot) 5) Karet dan Sealing (1 lot) 4) Bahan Cordura 500D (1 m) 6) Sistim pendingin helm (1 lot) 5) Bahan tahan peluru level IIIA (230 m) 7) Sistim komunikasi helm (1 lot) 6) Bahan tahan peluru level IV (0,243M2) 8) Dudukan lampu dan kamera (3 pc) 7) Bahan Tafeta (3 m) 9) Coating (1 lot) 8) Webbing 2” (10 m) 10) Herness kepala (1 lot) 9) Webbing 1” (10 m) 11) Strap (1 lot) 10) Elastic band 2” (5 m)

11) Elastic band 1” (5 m) 2. BODY VEST 12) Piping 1” (10 m) 1) Bahan Cordura FR (50 M) Cordura 500D: 13) Velcro 4” (5 m) 2) Resleting FR (74 cm) (1 pc):Nomex 14) Velcro 2” (10 m) 3) Benang FR (5 lot) Nomex 15) Velcro 1” (15 m) 4) Bahan Cordura 500D (1 m) 16) Buckle 2” (6 psg) 5) Bahan tahan peluru level IIIA (230 m) 17) Buckle 1” (3 psg)

18) Tribar 2” (2 pc) 6) Bahan tahan peluru level IV (0,243M2)

19) Kydex 2,3 (0,5 m) 7) Bahan Tafeta (10 m)

20) Sistim pendingin Body Armour (1 lot) 8) Webbing 2” (10 m)

21) Label 1 (1 pc) 9) Webbing 1” (20 m)

22) Label 2 (1 pc) 10) Elastic band 2” (5 m)

23) Label 3 (1 pc) 11) Elastic band 1” (5 m)

12) Piping 1” (20 m)

13) Velcro 4” (5 m)

14) Velcro 2” (10 m)

15) Velcro 1” (15 m)

16) Buckle 2” (6 psg)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 14) Velcro 2” (10 m)

15) Velcro 1” (15 m)

16) Buckle 2” (6 psg)

17) Buckle 1” (15 psg)

18) Tribar 2” (4 pc)

19) Tribar 1”: (8 pc)

20) Kydex 2,3 (0,5 m)

21) Label 1 (1 pc) 14) Velcro 2” (10 m) DITZIAD22) Label 2 (1 pc) 119 15) Velcro 1” (15 m) 23) Label 3 (1 pc)

16) Buckle 2” (6 psg)

17) Buckle 1” (15 psg) HELMET (Body Vest)

18) Tribar 2” (4 pc) 1) Bahan tahan peluru level IIIA (275 m)

19) Tribar 1”: (8 pc) 2) Bahan Visor tahan peluru level IIIA (0,5 M2)

20) Kydex 2,3 (0,5 m) 3) Moulding Helm (1 lot)

21) Label 1 (1 pc) 4) Engsel (1 lot)

22) Label 2 (1 pc) 5) Karet dan Sealing (1 lot)

23) Label 3 (1 pc) 6) Dudukan lampu dan kamera (3 pc)

7) Coating (1 lot)

HELMET (Body Vest) 8) Herness kepala (1 lot)

1) Bahan tahan peluru level IIIA (275 m) 9) Strap (1 lot)

5. Dokumentasi2) Bahan Visor Kegiatan. tahan peluru level IIIA (0,5 M2) 3) Moulding Helm (1 lot)

4) Engsel (1 lot)

5) Karet dan Sealing (1 lot)

6) Dudukan lampu dan kamera (3 pc)

7) Coating (1 lot)

8) Herness kepala (1 lot)

9) Strap (1 lot)

6. Kesimpulan.

Secara umum kegiatan Litbanghan Ditziad TA 2018, khususnya kegiatan Rekayasa Body Armour & Body Vest dapat dilaksanakan dengan baik, aman dan lancar sesuai dengan tahapan dan rencana kegiatan yang telah ditentukan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 120 DITZIAD

PENYEMPURNAAN DAN SERTIFIKASI SONAR ROV

1. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Penjelasan tentang pelaksanaan giat litbanghan Ditziad TA. 2018 tentang penyempurnaan dan sertifikasi Sonar ROV

b. Tujuan. Sebagai laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program litbanghan Ditziad TA 2018 tentang penyempurnaan dan sertifikasi Sonar ROV

2. Sasaran.

a. Secara Teknis. Terwujudnya robot Sonar ROV yang dapat memetakan suatu ruangan dengan akurat dimana robot tersebut bekerja dan terwujudnya robot Sonar ROV yang dapat dioperasionalkan dari jarak jauh.

b. Secara Taktis. Terwujudnya robot Sonar ROV yang dapat dioperasionalkan siang maupun malam dan dapat dipindahkan secara cepat.

3. Pelaksanaan.

a. Tahap perencanaan - Persiapan sprin & duk adm - Pembentukan tim pokja - Koordinasi dengan instansi terkait - Pengumpulan data awal - Mempelajari petunjuk / refensi b. Tahap Persiapan - Rapat koordinasi - Penyusunan spesifikasi - Pembuatan gambar desain penyempurna Sonar ROV - Pembuatan renlakgiat - Pembuatan sprin pokja - Mengadakan survey kesiapan workshop - Proses pengadaan material c. Tahap Pelaksanaan - Penerimaan material bahan baku Sonar ROV - Melaksanakan komisi hasil pengadaan material - Perakitan Sonar ROV - Pelaksanaan pra uji fungsi/ uji intern - Penyempurnaan hasil pra uji fungsi/uji intern

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITZIAD 121

2) Frekuensi 2,4 G Hz - Pelaksanaan uji fungsi 3) SSID Sonar ROV 24G - Membuat laporan BA uji b. Sistem Sensor 1) Pemantau Objek 4. Materiil. a) Night Vision Up to 11m b) Zoom Digital 4X Materiil yang digunakan dalam Litbanghan Ditziadc) Produk TA keluaran 2018 Data tentang Video Rekayasa Body Armour & Body Vest terdiri dari : d) Fungsi Pencuplikan gambar digital

NO JENIS SPESIFIKASI 2) Pengenalan Objek

1 2 3 a) Mode kerja 3D point of clouds

1 Dimensi Rangka b) Produk keluaran Distribusi bayangan objek

a. Panjang 630 mm c) Fungsi - Pembuatan peta kedudukan objek - Perhitungan jarak antar objek b. Lebar 340 mm 6 Pengolah Data c. Tinggi 180 mm a. PC Laptop 2 Dimensi Robot 1) Processor [email protected] Ghz a. Panjang 750 mm 2) Memori 4 GB b. Lebar 630 mm 3) Hardisk 450 GB c. Tinggi 470 mm 4) Sistem Operasi 64 Bit Windows 10 d. Flipper 575 mm 5) Perangkat Sonar Kit Versi 0.9 3 Perlengkapan Rekontruksi 3D 1 2 3 a. Camera 27x optical zoom b. Monitor kemiringan 180º 1) Dimensi 10” kamera IR untuknight visión 2) Jeni TFT LCD Full HD jarak jangkauan kamera lebih 10 meter tanpa halangan 7 Roda

Baterry lithium a. Bahan Karet

1 2 3 b. Dimensi Ø310 mm b. Sensor Mapping 8 Sistem Penggerak Roda 1) Tegangan 12V 1ª a. Driver Motor 2) Posisi Atas 1) Tegangan keluaran 24 Vdc 3) Jangkauan 2) Jumlah 8 Modul a) Vertical 15º b. Motor DC b) Horizontal 360º - Tegangan 24 Vdc 4 Flipper Lengan Stabilizer Mampu naik tangga/halangan 20 cm 9 Sistem Pengendalian Robot 5 Sistem telemetri a. Type Wireless Communication a. Media Transmisi Data b. Teknologi RF 2,4 GHz 6 Kanal 1) Teknologi Wireless acces point c. Tegangan 6V 2) Frekuensi 2,4 G Hz d. Jangkauan 150 m 3) SSID Sonar ROV 24G 10 Kapasitas Sumber Energi 12V 20ª Listrik Battery b. Sistem Sensor

1) Pemantau Objek 11 Sistem Pengisian Energy Listrik a) Night Vision Up to 11m a. Power Input 220 VAC, 50/60Hz b) Zoom Digital 4X b. Power Output DC 12/24V, 20A c) Produk keluaran Data Video 12 Run Time Robot 60 Menit d) Fungsi Pencuplikan gambar digital 13 Operating Control Unit Integrated Joystick dua sumbuLCD Status2.4 GHz Digital Radio Baterai Lithium-ionRingan Pelican Case Rugged 2) Pengenalan Objek Style Enclosure a) Mode kerja 3D point of clouds

Jurnal Hasil-Hasilb) Produk Litbanghan keluaran Distribusi TNI bayangan Angkatan objek Darat 14 Power & Interface Unit

c) Fungsi - Pembuatan peta kedudukan objek 1) Dimensi - Perhitungan jarak antar objek a) Panjang 150 6 Pengolah Data 1 2 3 a. PC Laptop b. Diameter Socket diameter 15 mm 1) Processor [email protected] Ghz 2) Protective Casing Metal 2) Memori 4 GB

3) Hardisk 450 GB

4) Sistem Operasi 64 Bit Windows 10

5) Perangkat Sonar Kit Versi 0.9 Rekontruksi 3D 1 2 3

b. Monitor

1) Dimensi 10”

2) Jeni TFT LCD Full HD

7 Roda

a. Bahan Karet

b. Dimensi Ø310 mm

8 Sistem Penggerak Roda

a. Driver Motor 1) Tegangan keluaran 24 Vdc

2) Jumlah 8 Modul

b. Motor DC

- Tegangan 24 Vdc

9 Sistem Pengendalian Robot

a. Type Wireless Communication 1) Tegangan keluaran 24 Vdc b. Teknologi RF 2,4 GHz 6 Kanal 2) Jumlah 8 Modul c. Tegangan 6V b. Motor DC d. Jangkauan 150 m - Tegangan 24 Vdc 10 Kapasitas Sumber Energi 12V 20ª 9 Sistem Pengendalian Robot Listrik Battery

a. Type Wireless Communication 11 Sistem Pengisian Energy Listrik b. Teknologi RF 2,4 GHz 6 Kanal a. Power Input 220 VAC, 50/60Hz c. Tegangan 6V b. Power Output DC 12/24V, 20A d. Jangkauan 150 m 12 Run Time Robot 60 Menit 10 Kapasitas Sumber Energi 12V 20ª 13 Operating Control Unit Integrated Joystick dua sumbuLCD Status2.4 GHz Digital Listrik Battery Radio Baterai Lithium-ionRingan Pelican Case Rugged Style Enclosure 11 Sistem Pengisian Energy Listrik

122 a. Power Input 220 VAC, 50/60Hz DITZIAD 14 Power & Interface Unit

b. Power Output DC 12/24V, 20A 1) Dimensi

12 Run Time Robot 60 Menit a) Panjang 150

13 Operating Control Unit Integrated Joystick dua sumbuLCD Status2.4 GHz Digital 1 2 3 Radio Baterai Lithium-ionRingan Pelican Case Rugged Style Enclosure b. Diameter Socket diameter 15 mm

2) Protective Casing Metal 14 Power & Interface Unit

1) Dimensi

a) Panjang 150

1 2 3

b. Diameter Socket diameter 15 mm 5. Dokumentasi2) Protective Casing KegiatanMetal .

DESAIN AWAL DESAIN AKHIR

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITHUBAD CIGHRA APTA NIRBHAYA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITZIAD 123

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITHUBAD CIGHRA APTA NIRBHAYA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 124 DITHUBAD

ANALISA KEPENTINGAN DAN KINERJA TONKOM DI SATPUR/SATBANPUR JAJARAN TNI AD TA 2018

1. Latar Belakang.

Pembangunan sumber daya manusia (SDM), ketika diimplementasikan dengan baik di dalam organisasi yang produktif, dapat secara langsung berkontribusi dalam peningkatan kinerja dan pencapaian tujuan organisasi (Swanson & Arnold, 1996; Brown et al., 2000; Danish and Ali Usman, 2010). SDM sebagai salah satu sumber daya menjadi modal pembangunan yang penting untuk dikelola dan dikembangkan melalui kebijakan-kebijakan yang secara aktif melibatkan para pemangku kepentingan yang terlibat langsung maupun tidak langsung di dalamnya secara optimal (Vagar et al., 2011; Werner dan De Simone, 2012; Khan et al., 2012). Perkembangan lingkungan strategis dan lompatan-lompatan kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan komunikasi menuntut kesiapan sumber daya manusia agar mampu mengelola perubahan dan perkembangan tersebut dengan baik. Hal tersebut juga berimplikasi bahwa tantangan tugas TNI AD saat ini dan masa depan semakin kompleks, yang membutuhkan kesiapan personel yang handal terutama personel dengan kualifikasi perhubungan yang mampu mengikuti perkembangan teknologi informasi dan komunikasi tersebut. Dithubad sebagai salah satu Balakpus TNI AD kecabangan perhubungan sudah seharusnya mengikuti perkembangan dalam pembinaan personel sesuai dengan tuntutan tugas ke depan TNI AD dalam era globalisasi sehingga perlu mewujudkan personel-personel yang tangguh dan profesional serta dapat diandalkan dalam rangka mendukung tugas pokok Angkatan Darat. Direktorat Perhubungan Angkatan Darat (Dithubad) menyelenggarakan beberapa fungsi salah satunya adalah fungsi organik militer. Di dalam fungsi organik militer khususnya bidang personel, selama ini pembinaan dalam rangka mendukung kebutuhan personel Satpur dan Satbanpur diselenggarakan oleh Staf umum personel Angkatan Darat (Spersad) yang meliputi pembinaan tenaga manusia dan pembinaan personel khususnya prajurit TNI AD. Masih belum terpenuhinya kebutuhan personel perhubungan di satuan jajaran Satpur dan Satbanpur sehingga untuk mewadahi fungsi pembinaan personel perlu mempertimbangkan kinerja Sathub (Tonkom) yang ada guna menunjang kelancaran tugas pokok TNI AD. Tonkom merupakan bagian organisasi yang mendukung tugas pokok Batalyon baik Satpur maupun Satbanpur. Tonkom merupakan satuan dibawah Kima Yonif yang memiliki tugas pokok menyelenggarakan komunikasi radio, komunikasi telepon, Kantor berita Komunikasi Caraka, Harcegah tingkat 1 yang dihadapkan dengan adanya kendala keterbatasan baik personel maupun materiil yang dimiliki Satpur/Satbanpur. Dengan permasalahan khususnya jumlah dan kondisi personel, kinerja Tonkom diharapkan mampu mendukung kelancaran semua tugas satuan khususnya bidang komunikasi untuk menghadapi tantangan modernisasi Alutsista dan perubahan taktik bertempur dalam rangka mendukung tugas pokok TNI AD. Dalam mengukur tingkat kepuasan unit kerja atas suatu atribut kinerja pegawai tentunya perlu disesuaikan dengan relevansi kepentingannya. Tingkat kepuasan yang baik pada suatu pekerjaan yang tingkat kepentingannya rendah, tentu berbeda efeknya jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan yang baik untuk suatu pekerjaan yang tingkat kepentingannya rendah.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITHUBAD 125

Begitu pula sebaliknya, tingkat kepuasan yang kurang baik pada suatu pekerjaan yang tingkat kepentingannya rendah tidak akan terlalu bermasalah jika dibandingkan dengan tingkat kepuasan suatu pekerjaan penting yang hasilnya tidak memuaskan. Berdasarkan pertimbangan di atas agar terwujud kesatuan pola pikir dan pola tindak yang optimal dalam pelaksanaan tugas satuan maka untuk merealisasi hal tersebut diatas perlu disusun suatu kajian awal tentang kepentingan dan kinerja Tonkom di Satpur/Satbanpur dalam rangka pemenuhan kebutuhan personel perhubungan guna mendukung tugas pokok TNI AD.

2. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui tingkat kepentingan Satpur/Satbanpur terhadap personel Tonkom (Danton, Bintara Komunikasi, Tamtama Komunikasi dan Anggota Tonkom selain dari Kecabangan Perhubungan); b. Untuk mengetahui kinerja personel Tonkom (Danton, Bintara Komunikasi, Tamtama Komunikasi dan Anggota Tonkom selain dari Kecabangan Perhubungan) dalam rangka mendukung tugas pokok Satpur/Satbanpur; dan c. Untuk mengetahui komposisi dan system penataan personel Tonkom dalam rangka meningkatkan dan mengoptimalkan pelaksanaan tugas pokok Satpur/Satbanpur.

3. Manfaat Penelitian.

Manfaat penelitian dibagi menjadi dua yaitu secara teoritis dan secara praktis, adapun maanfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut : a. Manfaat Teoritis. 1) Memperkaya teori berdasarkan penelitian terhadap intake (pemasukan) personel Perhubungan Angkatan Darat di Satpur/Satbanbur dalam rangka meningkatkan kuantitas Personel Perhubungan mulai dari Kihub, Tonkom dan Sikom; dan 2) Sebagai pedoman bagi penelitian selanjutnya yang terkait dengan masalah intake (pemasukan) personel Perhubungan Angkatan Darat dalam rangka penempatan personel Perhubungan Angkatan Darat secara merata di Satpur/Satbanpur jajaran TNI AD. b. Praktis. 1) Bagi peneliti, diharapkan dapat menambah wawasan, khususnya dalam mendalami ilmu penelitian dan pengembangan (Litbang) bidang Personel; dan 2) Bagi pimpinan ataupun Ka/Dan Satuan Jajaran TNI AD yang terdapat Satuan Perhubungan, diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam rangka pengambilan keputusan yang terkait dengan intake (pemasukan) personel khususnya Perhubungan Angkatan Darat.

4. Metode Penelitian.

Metode penelitian yang digunakan adalah statistika deskriptif dan Importance Performance Analysis. Statistika deskriptif berguna untuk memperoleh gambaran atau ukuran-ukuran tentang data yang diteliti (Furqon, 1999). Jadi statistika deskriptif dalam penelitian ini bertujuan untuk

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 126 DITHUBAD

memperoleh gambaran-gambaran atas hasil pengolahan data profil responden, tingkat kepuasan dan tingkat kepentingan. Tujuannya adalah untuk memperoleh informasi yang menarik, berguna dan mudah dipahami.

5. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

Lokasi dan Waktu Penelitian berdasarkan judul penelitian yang diangkat yaitu “Analisa Kepentingan dan Kinerja Tonkom di Satpur/Satbanpur Jajaran TNI AD”, maka penelitian dilakukan pada 12 (dua belas) kesatuan jajaran TNI AD yang berada di 5 Kotama Ops yaitu : a. Kodam I/BB, meliputi personel Yonkav 6, Yonarmed 2, Yonzipur 1 dan Yonif 100/ Raider; b. Kodam II/Swj, meliputi personel Yonkav 5, Yonarmed 15, Yonzipur 2 dan Yonif 200/ Raider; c. Kodam VI/Mlw, meliputi personel Yonif 600/Raider; d. Kodam XIV/Hsn, meliputi personel Yonarmed 6 dan Yonif 700/Raider; dan e. Kodam XVII/Cen meliputi personel Yonif 751/Raider;

Dasar pemilihan ke 12 (duabelas) satuan tersebut yaitu dilihat dari aspek geografis sudah cukup mewakili jumlah responden yang diperlukan dalam penelitian ini. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Mei 2018

6. Analisis Hasil Penelitian.

Analisis Tingkat Kepuasan dan Kepentingan Tonkom. Dari 24 atribut pernyataan berkaitan dengan tingkat kepuasan, secara umum responden merasakan tingkat kepuasan yang sudah baik. Atribut pernyataan yang memberikan tingkat kepuasan paling tinggi adalah Keberadaan Dantonkom dan Kecepatan (atribut nomor 9) dan ketepatan Dantonkom dalam melaksanakan giat kom satuan (atribut nomor 17) dengan persentase tingkat kepuasan masing-masingnya 90,55%. Kemudian Sikap dan perilaku Ta GRAFIK TINGKAT KEPUASAN RESPONDEN TERHADAP KINERJA TONKOM Kom (atribut 5) dengan tingkat kepuasan 1 90%; Pengetahuan dan ketrampilan Ta 25 100 2 24 90 3 Kom (atribut 6) dengan tingkat kepuasan 80 23 4 89,16%; Kecepatan dan ketepatan Ba 70 60 Kom dalam melaksanakan giat kom 22 5 50 satuan (atribut 18) dengan 88,89%; 40 21 30 6 Perhatian dan kepedulian Ba Kom 20 dalam mendukung komunikasi di setiap 10 20 7 TIDAK 0 giat satuan (atribut 14) dan Sikap dan PUAS

19 8 perilaku Dantonkom (atribut 1) dengan tingkat kepuasan 88,61%. Persentase 18 9 kepuasan tersebut merupakan akumulasi

17 10 jawaban responden terhadap atribut pernyataan angket untuk setiap jawaban 16 11 15 12 “baik” dan “sangat baik” 14 13

Sumber : Pengolahan data (Peneliti, 2018).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITHUBAD 127

Sesuai dengan tujuan penelitian bahwa untuk mengetahui tingkat kepentingan Satpur/ Satbanpur dan kinerja Tonkom yang ada di Satpur/Satbanpur, maka berdasarkan hasil penelitian terhadap 360 orang responden dapat digambarkan untuk masing-masing indikator sebagai berikut :

GRAFIK TINGKAT KEPUASAN RESPONDEN TERHADAP KINERJA TONKOM

%-tase Tingkat Kepuasan (Kinerja) %-tase Tingkat Kepentingan Dimensi/ tidak kurang cukup sangat tidak kurang cukup sangat Indikator Atribut Pernyataan baik penting baik baik baik baik penting penting penting penting

1 Sikap dan perilaku Dantonkom 0,56 1,11 9,72 40,28 48,33 0 0 7,22 21,67 71,11 Pengetahuan dan kemampuan 2 0,28 1,39 11,1 46,67 40,56 0 0 10 31,11 58,89 Dantonkom 3 Sikap dan perilaku Ba Kom 0 0,83 12,5 41,95 44,72 0 0,56 12,78 27,22 59,44 Pengetahuan dan ketrampilan Ba 4 1,11 2,22 35,28 43,89 17,5 0,28 4,72 25,56 38,61 30,83 Kom

5 Sikap dan perilaku Ta Kom 0,28 0,28 9,44 43,89 46,11 0,28 1,39 7,22 32,22 58,89 Pengetahuan dan ketrampilan Ta 6 0,56 1,11 9,17 47,5 41,66 0,28 0,56 8,33 39,44 51,39 Kom Sikap dan perilaku non personel 7 0 1,39 11,94 47,78 38,89 0,28 0,28 12,78 36,94 49,72

Assurance Kom Pengetahuan dan ketrampilan non 8 0,83 3,06 26,94 46,39 22,78 0,83 5,83 29,17 42,78 21,39 personel Kom 9 Keberadaan Dantonkom 0,28 0,28 8,89 35,28 55,27 0 0,83 9,44 19,73 70

10 Keberadaan Ba Kom 0 0,83 11,11 43,06 45 0,28 0,28 10 26,67 62,78

11 Keberadaan Ta Kom 0 0 12,78 46,39 40,83 0 0,56 11,39 30,83 57,22

Reliability 12 Keberadaan non personel Kom 1,11 3,89 31,39 44,17 19,44 0,83 5,28 25,83 43,89 24,17 Perhatian dan kepedulian 13 Dantonkom dalam mendukung 0,28 0,56 11,39 38,33 49,44 0,28 1,11 7,78 27,5 63,33 komunikasi di setiap giat satuan Perhatian dan kepedulian Ba Kom 14 dalam mendukung komunikasi di 0,28 0,56 10,55 45 43,61 0,28 1,11 10 36,39 52,22 setiap giat satuan Perhatian dan kepedulian Ta Kom 15 dalam mendukung komunikasi di 0 0,56 12,78 45,55 41,11 0,28 0,83 13,06 37,5 48,33 setiap giat satuan Empathy Perhatian dan kepedulian non personel Perhubungan dalam 16 1,39 3,61 31,94 41,39 21,67 1,11 5,56 26,39 42,5 24,44 mendukung komunikasi di setiap giat satuan Kecepatan dan ketepatan 17 Dantonkom dalam melaksanakan 0,28 0,56 8,61 41,11 49,44 0 0,83 9,17 24,17 65,83 giat kom satuan Kecepatan dan ketepatan Ba Kom 18 dalam melaksanakan giat kom 0 1,11 10 42,78 46,11 0 0,83 9,44 30,83 58,89 satuan Kecepatan dan ketepatan Ta Kom 19 dalam melaksanakan giat kom 0 0 13,33 43,61 43,06 0,28 1,39 10,28 34,17 53,89 satuan

Kecepatan dan ketepatan anggota 20 TonKom non Hub dalam 0,56 2,5 27,22 43,33 26,39 0,83 4,72 24,17 45,56 24,72 Responsiviness melaksanakan giat kom satuan Kerapian, kebersihan dan 21 penampilan Dantonkom dalam 0,28 0,56 11,94 45 42,22 0,83 2,22 11,39 32,22 53,33 melaksanakan tugas Kerapian, kebersihan dan 22 penampilan Ba Kom dalam 0 0,28 13,33 47,78 38,61 0,28 0,83 9,44 41,67 47,22 melaksanakan tugas Kerapian, kebersihan dan 23 penampilan Ta Kom dalam 0 0,28 14,17 51,67 33,89 0,28 1,11 14,17 40,28 44,17 Tangible melaksanakan tugas Kerapian, kebersihan dan 24 penampilan anggota Tonkom non 0,83 2,5 25 47,5 24,17 1,39 3,61 18,33 46,11 30,56 Hub dalam melaksanakan tugas

Sumber : Pengolahan data (Peneliti, 2018).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 128 DITHUBAD

PERSENTASE TINGKAT KEPUASAN (KINERJA) TONKOM

60

50 (Kinerja) 40 Series1 Kepuasan 30 Series2 Series3 Tingkat Series4 20 Series5

Persentase 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Atribut Pernyataan

PERSENTASE TINGKAT KEPENTINGAN TONKOM

80

70

60

Kepentingan 50 Series1

40 Series2 Tingkat 30 Series3 Series4 20 Series5

Persentase 10

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 Atribut Pernyataan

7. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : a. Terdapat tingkat kepentingan yang tinggi terhadap Orgas Tonkom dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Satpur/Satbanpur jajaran TNI AD di bidang Komunikasi. Dari dua puluh empat atribut yang menjadi indikator penelitian, 18 atribut memiliki persentase terhadap tingkat kepentingan diatas 80 %; HASIL-HASIL LITBANGHAN b. Kinerja Tonkom dalam rangka mendukung pelaksanaan tugas pokok Satpur/Satbanpur jajaran TNI AD kurang optimal, hal ini disebabkan oleh personel Tonkom yang ada saat ini 80% berasal dari personel non kecabangan perhubungan, sehingga pengetahuan dan keterampilan personel di bidang komunikasi kurang memadai; dan c. Penataan personel Tonkom dilaksanakan dengan menempatkan personel non kecabangan perhubungan dalam Orgas Tonkom guna mendukung pelaksanaan tugas pokok Satpur/ Satbanpur di bidang komunikasi. DITPALAD DWI CAKTI BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITHUBAD 129

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITPALAD DWI CAKTI BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 130 DITPALAD

RANCANG BANGUN RANSUS PENGANGKUT DANPENYIMPAN MUNISI KHUSUS DAN MUNISI KALIBER BESAR DENGAN SISTEM PENGAMAN PERAKIT MULTI TAHAP I TA 2018

1. Abstrak

Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad) merupakan salah satu kecabangan TNI AD dan sebagai kekuatan yang menjalankan fungsi pembekalan, pemeliharaan, asistensi teknik, intelijen teknik dan penelitan pengembangan materiil peralatan. Dihadapkan pada fungsi tersebut, maka diperlukan kegiatan Litbang yang selaras dengan perkembangan teknologi melalui tahap kajian, rekayasa, pembuatan model, prototype, type serta kegiatan presentasi, demonstrasi dan uji coba materiil dan bekal. Penelitian dan pengembangan pertahanan (Litbanghan) TNI AD adalah salah satu jabaran dari agenda modernisasi alutsista TNI melalui konsep minimum essential force (MEF). Dengan demikian diharapkan bahwa selain menambah kekuatan dan kemampuan alutsista operasional, maka program litbanghan tersebut juga dilaksanakan dalam rangka peningkatan kapasitas satuan- satuan pembina di lingkungan TNI AD, seperti Direktorat Peralatan Angkatan Darat (Ditpalad) untuk melahirkan gagasan dan inovasinya. Ditpalad melaksanakan kegiatan Penelitian dan Pengembangan Pertahanan TNI AD TA 2018 berupa Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I yang diharapkan mampu mendukung pelaksanaan tugas satuan TNI AD terutama dalam mobilisasi dukungan munisi dalam kegiatan latihan PPRC ataupun tugas operasi lainnya

2. Latar Belakang.

a. Sesuai dengan rencana strategis angkatan darat yang tertuang dalam beberapa dokumen resmi, maka terdapat agenda modernisasi Alutsista dengan ditandai hadirnya Alutsista baru dan modern di jajaran TNI AD telah tergelar di wilayah Indonesia. Beberapa Alutsista tersebut beberapa menggunakan munisi khusus dan MKB, seperti : Munisi Roket Armed Astros, Munisi Roket Arhanud Mistral, Munisi Roket Arhanud Startreak, Munisi Helikopter Penerbad S 8 Kom, dll b. Pada Latihan Antar Kecabangan (Ancab) TNI AD dan Latihan PPRC TNI serta Kobantem Terpadu TA 2017, di Natuna, Kep. Riau ditemukan permasalahan mobilitas dan keamanan pada munisi Roket. Permasalahan mobilitas dan keamanan dalam pengangkutan dan penyimpanan munisi khusus dan MKB tersebut terjadi dikarenakan masih terbatasnya Ransus munisi roket dan kondisi medan latihan termasuk di Natuna–Kepri yang masih terbatas infrastruktur dasarnya (fasilitas pergudangan munisi, fasilitas pendingin ruangan, ketersediaan arus listrik yang stabil dll). c. Dari latar belakang di atas, untuk mengatasi permasalahan di atas maka Ditpalad melaksanakan kegiatan Litbanghan dengan membuat Ransus yang dapat digunakan untuk

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITPALAD 131

menjamin mobilitas dan keamanan dukungan munisi khusus dan munisi kaliber besar pada latihan dan operasi TNI AD. Adapun program Litbanghan susulan Ditpalad TA 2018 yang akan dilaksanakan adalah RANCANG BANGUN KENDARAAN KHUSUS ( RANSUS ) PENGANGKUT DAN PENYIMPAN MUNISI KHUSUS DAN MUNISI KALIBER BESAR DENGAN SISTEM PENGAMAN PERAKIT MULTI TAHAP I.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk menciptakan Ransus yang dapat digunakan sebagai pengangkut sekaligus penyimpan munisi khusus maupun MKB. b. Tujuan. Untuk menambah mobilitas dan kemampuan kendaraan angkut munisi yang masih terbatas dalam mendukung pelaksanaan latihan maupun operasi.

4. Sasaran Akhir.

Terwujudnya Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi tahap I yang dapat dipergunakan dalam mendukung tugas pokok TNI AD.

5. Metode Penelitian.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 meliputi : a. Metode Teknis. Metode teknis yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan program Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi tahap I program Litbanghan TA 2018 sebagai berikut : 1) Studi Kepustakaan. Yaitu studi yang dilaksanakan untuk mendapatkan data literatur yang berkaitan dengan rancang bangun. 2) Observasi Lapangan. Yaitu metode untuk mengamati dan memahami prinsip kerja Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I. 3) Desain. Yaitu metode untuk memudahkan dan mengefektifkan kerja sistem kerja mekanik dalam hal penggunaannya. 4) Pemilihan Bahan. Yaitu kegiatan yang efektif untuk mendapatkan bahan yang diinginkan. 5) perhitungan rancang bangun. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan dimensi dan karakteristik dari komponen yang akan digunakan pada Rancang Bangun Ransus

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 132 DITPALAD

Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I. b Metode Pembuatan. Metode pembuatan dalam rangkaian kegiatan Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 sebagai berikut : 1) Mempelajari Referensi dan Studi Literatur. Yaitu merupakan upaya untuk mencari data ilmiah guna dijadikan dasar pendukung dalam mengimplementasikan gagasan agar dapat diwujudkan secara fisik. 2) Perancangan Sistem Mekanik. Yaitu perancangan data hasil studi literatur ke dalam bentuk fisik, gambar desain model yang disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan.

6. Fungsi dan Manfaat.

a. Fungsi. Sebagai kendaraan khusus yang mampu mengangkut sekaligus menyimpan munisi khusus dan munisi kaliber besar sesuai ketentuan dengan tingkat mobilitas dan keamanan yang tinggi. b. Manfaat. 1) Satuan Pemakai (para Pussen), seperti : a) Batalyon Armed yang menggunakan Alutsista Astros. b) Batalyon Arhanud yang menggunakan Alutsista Mistral dan Startreak. c) Skuadron Penerbad yang memiliki Alutsista helikopter serbu/ serang berbagai varian yang menggunakan munisi roket seperti S 8 Kom. 2) Satuan Pendidikan : Pusdikarmed, Pusdikarhanud, Pusdikpenerbad dan Pusdikpal dalam uji penembakan. 3) Puslatpur : yang membawahi Puslatpur Baruraja dan rencana pengembangan Puslatpur yang lain (seperti : Natuna, Biak, Morotai, Merauke dll). 4) LKT : a) Ditpalad : setiap latihan TNI AD dan TNI, Satgas Ditpalad selalu terlibat. Melalui Gupusmu I, II, III dan IV maka Ditpalad memberikan dukungan ketersediaan munisi pada latihan dan operasi di seluruh medan latihan dan operasi TNI AD di Indonesia. b) Ditbekangad : setiap latihan TNI AD dan TNI, Ditbekangad selalu terlibat dalam mendukung pengangkutan materiil latihan termasuk munisi latihan sesuai Alutsista yang terlibat. Sampai dengan sekarang, Ditbekangad belum dilengkapi Ransus yang memiliki spesifikasi khusus pengangkut munisi khusus dan munisi kaliber besar dalam memberikan dukungan ketersediaan munisi pada latihan dan operasi di seluruh medan latihan dan operasi TNI AD di Indonesia.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITPALAD 133

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Alat.

a. Gambar Desain

b. Spesifikasi Alat.

1) Dimensi. a) Panjang : 7.480 mm b) Lebar : 2.230 mm c) Tinggi : 2.970 mm d) Bebas dasar : 190 mm e) Panjang container : 4.230 mm f) Lebar Kontainer : 2.090 mm g) Tinggi Kontainer : 2.015 mm 2) Kemampuan. a) Kecepatan Max Medan Datar : 100 km/jam. b) Kecepatan Max Medan Off-Road : 50 km/jam. c) Daya tanjak : 30 %. d) Radius putar minimum : 216 f) Berat kosong : 2400 kg. g) Kapasitas tangki : 100 liter. h) Mesin.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 134 DITPALAD

(1) Tipe : 4 langkah, direct injection, mesin diesel, common rail, pendingin air dengan turbo intercooler. (2) Jumlah silinder : 4 sejajar. (3) Diameter x langkah : 104 x 108 mm. (4) Isi silinder : 4.009 cc. (5) Daya maksimum : 130 / 2.700 RPM. (6) Torsi maksimum : 38 / 1.800 RPM. i) Kapasitas Crane : 6 Ton j) Kemampuan angkut : 3000 kg k) Kapasitas pendingin : 2 PK 3) Transmisi. a) Model : M 035 S 5 b) Perbandingan gigi final : 4.981 c) Kopling : Plat kering tunggal C 4 W 30 D d) Depan : Reserve Elliot, type “I” beam e) Belakang : Full floating type 4) Transfercase Penggerak : 4 WD ( 4x4 ). 5) Chassis dan Body. a) Kemudi. : Rack & Pinion. b) Chasis. (1) Chassis dan body : Terpisah. (2) Rangka : Rangka kaku. c) Suspensi. (1) Suspensi depan : Laminated leaf springs dengan shock absorber. (2) Suspensi belakang : Laminated leaf springs dengan shock absorber. 6) Rem. a) Rem depan (service brake): Leading training drum b) Rem belakang : Leading training drum. 7) Roda : Ban Uk.750-R 16 8) Kelistrikan : Accu12 V – 60 AH Accu 12 V-150 AH

7. Gambar Hasil Rancang Bangun.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITPALAD 135

8. Hasil yang Telah Dicapai.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 sebagai berikut :

1) Pengadaan Barang. Pembuatan administrasi pengadaan barang/jasa pada kegiatan pengadaan barang/ komponen dan jasa Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 menggunakan metoda kontrak jual beli/lelang. 2) Pembuatan/Perakitan Komponen. Pembuatan dan perakitan komponen dalam pelaksanaan Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 dilaksanakan di Bengpuspal Ditpalad.

9. Dokumen Kegiatan.

PERAKITAN/PEMASANGAN CRANE DAN JACK STAND PERAKITAN/PEMASANGAN SISTEM 4 WD

PERAKITAN PENGAMAN PERAKIT PERAKITAN/PEMASANGAN WINCH

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 136 DITPALAD

PEMASANGAN POLYURETAN DAN PLAT DALAM KONTAINER KEGIATAN PENGECATAN

10. Kesimpulan.

Kegiatan Rancang Bangun Ransus Pengangkut dan Penyimpan Munisi Khusus dan Munisi Kaliber Besar Dengan Sistem Pengaman Perakit Multi Tahap I program Litbanghan TA 2018 dapat berjalan dengan baik dan pelaksanaannya sesuai dengan Renlakgiat.

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITBEKANGAD DHARMAGATI KSATRIA JAYA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITPALAD 137

HASIL-HASIL LITBANGHAN DITBEKANGAD DHARMAGATI KSATRIA JAYA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 138 DITBEKANGAD

RANCANG BANGUN SIMULATOR ANJUNGAN KAPAL ADRI - L TAHAP II TA 2018 1. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran dan penjelasan tentang kegiatan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI - L untuk satuan Yonbekang- 4/Air Ditbekangad.

b. Tujuan. Sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI - L agar diperoleh hasil yang optimal.

2. Sasaran.

a. Secara Teknis. Untuk membina dan menyelenggarakan fungsi Pembekalan Angkutan (Bekang) dalam rangka mendukung tugas TNI AD yaitu dalam pembuatan Simulator Anjungan Kapal ADRI-L. b. Secara Taktis. Untuk terwujudnya simulator anjungan Kapal ADRI-L dan meningkatkan profesionalisme Nahkoda dan ABK ADRI Yonbekang-4/Air Ditbekangad.

3. Pelaksanaan.

Penyelenggaraan kegiatan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L dilaksanakan mulai bulan Januari s.d. November 2018 (selama sebelas bulan), kegiatan yang dilaksanakan meliputi tahapan perencanaan, persiapan, dan tahap akhir dengan kegiatan sebagai berikut: a. Tahap Pelaksanaan Kegiatan. 1) Tahap perencanaan (Januari 2018). Sebagai langkah awal dari kegiatan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L yang akan dilaksanakan Ditbekangad pada Tahun Anggaran 2018, yaitu: a) Mengevaluasi rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L Tahap I. b) Melaksanakan rapat Pokja koordinasi dengan Konsultan sebelum melaksanakan tugas pengembangan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L Tahap II. c) Melaksanakan rapat Pokja yang membahas tentang model dan desain rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L Tahap II . d) Melaksanakan pengambilan, pengolahan data dan desain gambar teknis dalam rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam melaksanakan tugas, serta menunjuk personel-personel yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan program ini. e) Melaksanakan rapat Pokja yang membahas penunjukan personel yang memiliki kemampuan operasional simulator.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITBEKANGAD 139

2) Tahap Persiapan (Februari 2018). Setelah semua rencana pekerjaan disusun dengan baik, dilanjutkan dengan tahap persiapan yang meliputi kegiatan: a) Melaksanakan rapat Pokja yang membahas tentang penentuan data teknis dan pengolahan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L. b) Melaksanakan rapat Pokja yang membahas tentang pengembangan rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L dari Tahap II. c) Melaksanakan rapat Pokja yang membahas tentang penyiapan desain dan gambar. d) Melaksanakan rapat Pokja tentang perencanaan pemilihan peralatan dan bahan suku cadang. e) Conseptual Design. (1) Mengidentifikasi instrumen yang akan digunakan serta software yang dibutuhkan (2) Penetapan spesifikasi teknik instrumen dan software simulator anjungan kapal ADRI-L tahap II (3) Penyusunan konsep desain rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II (4) Pengujian konsep desain rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II (5) Penentuan spesifikasi teknik instrumen dan software simulator anjungan kapal ADRI-L tahap II 3) Tahap Pelaksanaan (Maret–Nopember 2018). Setelah semua rencana dan persiapan pekerjaan disusun dengan baik, dilanjutkan dengan tahap pelaksanaan yang meliputi kegiatan: a) Detail Desain. (1) Melakukan review konsep rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II (2) Mendeskripsikan spesifikasi teknik rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II b) Teknical Data Package (TDP) (1) FTG (Fixture Tool Gauge) (a) Screen atau Layar (b) Visual Sistem (c) Host Computer (d) Instruments (e) I/O computer (f) Instructor Operating Station (IOS) (g) Aural Cue System dan kelengkapan materiil lainnya (2) Materiil Procurement (a) Pengadaan bahan pembuatan screen atau layar (b) Pengadaan perlengkapan visual sistem berupa IG komputer dan LCD projektor (c) Pengadaan KVM atau PC Switch untuk Host Computer (d) Pengadaan instrumen simulator anjungan kapal ADRI-L sebanyak 11 item

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 140 DITBEKANGAD

(e) Pengadaan monitor IOS sebanyak 3 buah (f) Pengadaan kelengkapan materiil lain meliputi alat pendingin (AC), UPS, Headset, CCTV dan laser jet printer (3) Software yang dibutuhkan (a) software image generator (b) software visual system (c) software host simulation application (d) software IO standard-1 (e) software IOS control and monitoring (f) software IOS Map (g) software aural cue tahap II dan communication (h) software drive aural cue tahap II dan communication (4) Rencana dan tahapan pekerjaan hardware development (a) Tahap Analisa Design i. Menganalisa desain pembuatan screen dan layar silinder. ii. Menganalisa desain instrumen rancang bangun simulator anjungan kapal ADRI-L sebanyak 11 item. iii. Menganalisa desain perlengkapan dan materiil pendukung pada rancang bangun simulator anjungan kapal ADRI-L

(b) Tahap Pembuatan Komponen Model/Prototype i. Pembuatan model sistem electrical dan hydraulics untuk semua instrumen tahap II ii. Mengkonvert engineering value menjadi digital input/output dan analog input/output signal untuk instrumen tahap II iii. Pembuatan software yang berfungsi untuk control dan monitoring parameter iv. Pembuatan software untuk map, penambahan fitur-fitur di tahap II v. Pembuatan software untuk suara environment dan communication vi. Pembuatan software interface tahap II antara communication dengan host computer.

(c) Tahap Assembling dan Adjustment i. Melaksanakan perakitan screen silinder ii. Melaksanakan perakitan instrumen pada anjungan simulator kapal ADRI-L iii. Melaksanakan pemasangan LCD Projector, komputer dan perangkat tambahan/ support. iv. Melaksanakan perakitan software dan hardware rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II.

c) Uji fungsi. Melaksanakan uji fungsi static terhadap rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DITBEKANGAD 141

4) Tahap Pengakhiran (November-Desember 2018). a) Melaksanakan evaluasi pelaksanaan seluruh rangkaian kegiatan litbang rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II b) Melaporkan hasil penelitian rancang bangun simulator kapal ADRI-L tahap II

b. Waktu Pelaksanaan. Lama pelaksanaan kegiatan Litbang materiil rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L selama 11 (sebelas) bulan, mulai bulan Januari s.d November 2018, sesuai dengan kalender kegiatan (Terlampir)

4. Materiil.

Materiil yang digunakan dalam Litbanghan Ditbekangad TA 2018 tentang program rancang bangun simulator anjungan Kapal ADRI-L Tahap II terdiri dari:

a. Anjungan konfigurasi umum untuk denah dan bangunan yang akan digunakan sudah dijelaskan di Tahap I. Pada Tahap II, perbedaan yang besar terdapat pada bentuk fisik dari Screen atau layar yang akan digunakan, yaitu berupa Screen berbentuk Silinder, dimana pada tahap sebelumnya (Tahap I) hanya layar datar di tembok dinding saja. Pada Tahap II ini ditambah 11 jenis instruments sehingga semua instrument kontrol dan monitor akan lengkap, yaitu 21 jenis instruments (10 jenis di Tahap I dan 11 jenis di Tahap II). Untuk Visual System, simulator ini dilengkapi dengan Silinder Screen dengan menambah 5 buah projectors, sehingga total menjadi 7 buah projector (2 projector di Tahap I dan 5 projector di Tahap II) untuk mengcover Field of View (FoV) 148º Horizontal x 25º Vertical. Untuk lebih jelasnya di bawah ini terdapat 2 gambar, yaitu Gambar-1 : Sketsa Konfigurasi Umum Simulator ADRI-L 1200 DWT Tahap II dan Gambar-2 : Konfigurasi Umum Simulator ADRI-L 1200 DWT Tahap II.

GAMBAR 1 – SKETSA KONFIGURASI UMUM GAMBAR 2 – KONFIGURASI UMUM SIMULATOR ADRI-L 1200 DWT TAHAP II SIMULATOR ADRI-L 1200 DWT TAHAP II

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 142 DITBEKANGAD

b. Simulator Kapal ini mempunyai ukuran anjungan seperti yang sebenarnya (full size), 5 Compass Reflector Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II yaitu replika yang realistis dari ADRI-L 1200 DWT dan pembuatannyaKapal ADRI L 1200sudah DWT dilaksanakan di Tahap I. instruments kontrol dan monitor. c. Instruments kontrol dan monitor pada Tahap II ini akan ditambah pemasangan 11 jenis instrument lagi sehingga (Tahap I+Tahap II) semua instrument kontrol dan monitor yang terpasang di Kapal ADRI-L 1200 DWT akan terpasang akan berfungsi sesuai dengan Kapal ADRI-L 1200 DWT sebenarnya, sehingga total dengan Tahap I (10 instrument) menjadi 21 instrument, yaitu :

1 Furono Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II 6 Navigation light Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT Kapal ADRI L 1200 DWT Radar 48 mill

7 Echo Sounder Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

2 ICOM M506 VHF Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

8 Clipper Log 1 unit Thp II Simulated / Modified instrument Kapal ADRI L 1200 DWT

3 EM-TRAK Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT 9 Clipper Wind Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

4 Gyro Compass 1 unit Thp II Simulated / Modified instrument

Kapal ADRI L 1200 DWT

10 Barometer Simulated/Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

5 Compass Reflector Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

11 Clinometer Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

6 Navigation light Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

7 Echo Sounder Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat

8 Clipper Log 1 unit Thp II Simulated / Modified instrument Kapal ADRI L 1200 DWT

9 Clipper Wind Simulated / Modified instrument 1 unit Thp II Kapal ADRI L 1200 DWT

DITBEKANGAD 143

5. Dokumen Kegiatan.

PENGAMBILAN DATA GATHERING KAPAL PENGAMBILAN VISUAL DATA BASE PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA

PEMBUATAN COMPOSITE SCREEN PEMBUATAN RANGKA SCREEN

PERAKITAN MECHANICAL INSTRUMENT INSTALASI & INTEGRASI DAN INTERNAL TEST

INSTALASI & INTEGRASI DAN INTERNAL TEST INSTALASI & INTEGRASI DAN INTERNAL TEST 6. Kesimpulan.

Secara umum kegiatan Litbanghan Ditbekangad TA 2018, khususnya kegiatan Rancang Bangun Simulator Anjungan Kapal ADRI-L dapat dilaksanakan dengan baik, aman dan lancar sesuai dengan tahapan dan rencana kegiatan yang telah ditentukan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 144

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISBINTALAD PINAKA WIRATAMA SAPTA MARGA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 145

PENGARUH MEDIA SOSIAL FACEBOOK, WHATSAPP DAN YOUTUBE TERHADAP MENTAL PRAJURIT DI SATUAN

1. Latar Belakang Masalah.

Dinas Pembinaan Mental Angkatan Darat (Disbintalad) adalah Badan Pelaksana Pusat yang bertugas pokok menyelenggarakan pembinaan mental dalam rangka mendukung tugas TNI Angkatan Darat. Pembinaan mental diselenggarakan dengan melaksanakan fungsi pembinaan mental rohani, fungsi pembinaan mental Ideologi dan fungsi pembinaan mental Kejuangan terhadap prajurit dan PNS TNI AD beserta keluarganya. Keberhasilan pembinaan mental akan dipengaruh oleh perkembangan media sosial yang dapat membentuk hubungan antara individu atau organisasi dimasyarakat nyata maupun struktur sosial di dunia maya. Penelitian Media sosial banyak digunakan oleh prajurit dalam melakukan komunikasi dengan organisasi dan termasuk keluarganya telah dilaksanakan. Media sosial yang memiliki andil besar dalam memberikan kemudahan bagi prajurit untuk berkomunikasi dan bersosialisasi. Media sosial Facebook, WhatsApp dan Youtube yang banyak digemari dapat memicu banyak perubahan manusia dalam bersosialisasi. Mengakses Facebook, WhatsApp dan Youtube bisa dengan mudah dilakukan dimana saja dan kapan saja hanya dengan menggunakan sebuah mobile phone. Media sosial telah memfasilitasi prajurit dan akan memberikan banyak peluang dalam melancarkan pelaksanaan tugas, berkomunikasi dan bersosialisasi. Kemajuan teknologi juga memiliki sisi buruk bisa digunakan untuk penipuan, pemerasan dan bentuk pelanggaran hukum disiplin dan tata tertib yang lainnya yang dapat mempengaruhi mental prajurit. Pengunaan media sosial harus hati-hati dengan ditetapkannya UU RI No 19 Tahun 2016 tanggal 28 November 2018 tentang ITE penyalahgunaan media sosial dapat dipakai sebagai bukti hukum. STR Kasad Nomor : STR 1184 2016 tanggal 30 Desember 2016 tentang pengunaan Media Sosial secara positif cermat dan bijak. STR Kasad Nomor : STR /38/ 2017 tanggal 17 Januari 2017 tentang pemahaman terhadap pengunaan Media Sosial tidak berkomentar yang bersifat menentang terhadap kebijaksanaan pemerintah maupun pimpinan. Penggunaan Media sosial perlu dipahami dengan baik, benar dan bijak sesuai hukum yang berlaku sehingga penggunaannya dapat mendukung keberhasilan tugas. Penelitian pengaruh pengunaan media sosial (Facebook, WhatsApp dan Youtube) terhadap mental prajurit sangat penting dilakukan untuk dapat mengetahui pengaruhnya terhadap kondisi mental prajurit di HASIL-HASIL LITBANGHAN Satuan.

2. Tujuan Penelitian.

Untuk menganalisa bagaimana pengaruh pengunaan Media Sosial (Facebook, WhatsApp dan Youtube) terhadap mental prajurit. DISBINTALAD 3. Manfaat Penelitian. PINAKA WIRATAMA SAPTA MARGA Litbang tentang “Pengaruh media sosial Facebook, WhatsApp dan Youtube terhadap mental

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 146 DISBINTALAD

prajurit di satuan”, ini sangat bermanfaat untuk mendukung fungsi pembinaan mental khususnya dalam upaya memelihara dan meningkatkan mental prajurit dalam melaksanakan tugas di satuan. a. Bagi Institusi. Hasil penelitian ini sebagai saran bagi Pimpinan TNI AD guna menentukan kebijakan lebih lanjut dibidang pembinaan mental dalam rangka meningkatkan mental prajurit di satuan. b. Bagi Peneliti. Bermanfaat bagi para personel, pejabat satuan dan peneliti dalam menambah wawasan pengetahuan untuk memahami masalah-masalah yang berkaitan dengan upaya mengoptimalkan peran Bintal dalam memberikan materi Bintal guna membentengi prajurit dari pengaruh-pengaruh negatif penyebaran media sosial khususnya Facebook, WhatsApp dan Youtube, sehingga mental prajurit tetap terpelihara dengan baik.

4. Pendekatan, Metode dan Variabel Penelitian.

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan menggunakan metode pengumpulan data survey (pengisian kuesioner) dan observasi.

5. Lokasi Penelitian.

Lokasi penelitian diperlukan untuk membantu pengumpulan data-data penulis butuhkan guna mencapai tujuan penelitian ini. Lokasi penelitian yang penulis pilih adalah : a. Kodam Daerah Rawan Konflik 1) Kodam IM a) Yonif 112 Raider ( Aceh) b) Yonkav 11/ Serbu Dam IM c) Rindam IM 2) Kodam XVI/ Ptm a) Yonif 733/Raider (Ambon) b) Rindam XVI/Ptm (Ambon) c) Korem 151/Binaya (Ambon) b. Kodam Daerah tidak Rawan Konflik 1) Kodam II/Swj 4) Kodam V/Brw a) Yonif 143/Twj (Lampung Selatan). a) Yonkav-3/Tank (Malang) b) Korem 043/Gatam (Tj Karang) b) Yonbekang Devisi II/Kostrad c) Rindam II/Swj (Muara Enim) (Malang) 2) Kodam III/ Slw c) Korem 081/Dsj (Madiun) a) Yonif 300/Rbk (Cianjur) 5) . b) Yonarmed – 5/105 Tarik (Cianjur) a) Yonhub Dithubad (Cimanggis) c) Korem 061/SK Bogor b) Yonbekang-5 Perbekud 3) Kodam IV/Dip Ditbekangad (Kramatjati) a) Yonif 410/Alg (Blora) b) Arhanudse-15 (Semarang) c) Korem 073/Mkt (Salatiga)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISBINTALAD 147

6. Pengaruh Penggunaan Media Sosial (Medsos) Terhadap Mentalitas Prajurit.

Analisis dilakukan pada 20 satuan prajurit untuk melihat apakah penggunaan sosial media memberikan pengaruh yang cenderung negatif. Pernyataan negatif dalam kuesioner yang digunakan adalah “Saat jam dinas saya menggunakan Medsos WhatsApp untuk berkomunikasi dengan teman di atas 2 jam”. Pilihan respon yang tersedia adalah: SS (Sangat Setuju); S (Setuju); RR (Ragu-Ragu); TS (Tidak Setuju); dan STS (Sangat Tidak Setuju). Untuk mengetahui apakah penggunaan sosial media apakah memberikan pengaruh negatif atau positif, maka dihitung persentase jawaban prajurit yang menyatakan persetujuan terhadap pernyataan negatif tersebut. Analisis dilakukan pada tiap satuan, tiap kodam, dan gabungan. Dari pengolahan data diperoleh hasil sebagai berikut: No. Jajaran/Kotama Nama Satuan % Setuju 1 2 3 4 39.44% 1. Yoninf 112/BJ 51.67% 1 KODAM IM 2. Yonkav 11/MSC 36.67% 3. Rindam IM 21.67% 44.17% 1. Korem 151/BNY 33.33% 2 KODAM XVI/PTM 2. Rindam XVI/PTM 48.33% 3. Yonif 733/RAIDER 36.67% 53.33% 1. Korem 043/TWEJ 29.51% 3 KODAM II/ SWJ 2. Yonif 143/TWJ 44.26% 3. Rindam II/SWJ 34.43% 36.07% 1. Yonif 300/RAIDER 55.00% 4 KODAM III/SLW 2. Korem 061/SK 41.82% 3. Yonarmed-5/105 46.55% 47.79% 1. Korem 073/WRT 44.62% 5 KODAM IV/DIP 2. Yonif 410/WP 39.34% 3. Yonarhanudse-5 32.31% 38.76% 1. Yonkav-3/TANK 48.33% 6 KODAM V/BRW 2. Korem 081/DSJ 40.00% 7 KOSTRAD Yonbekang -2 Divisi 2 53.33% 36.67% 1. Yonbekang-5/Perbekud 54.10% 8 BALAKPUS 2. Yonhubad Dithubad 42.62% 48.36% Jumlah 41.73%

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 148 DISBINTALAD

Berdasarkan tabel diatas ada 4 (empat) satuan yang setuju bahwa penggunaan media sosial memberi pengaruh negatif terhadap mentalitas (persentase prajurit yang setuju terhadap pernyataan negatif dalam kuesioner “Saat jam dinas saya menggunakan Medsos WhatsApp untuk berkomunikasi dengan teman di atas 2 jam” lebih dari 50%), yaitu Yonbekang -2 Divisi 2 (Kostrad), Yonif 300/Raider (Kodam III/Slw), Yoninf 112/BJ (Kodam IM), dan Yonbekang-5/ Perbekud (Balakpus) yang artinya bahwa di 4 (empat) satuan tersebut pengaruh sosial media untuk mentalitas prajurit masih perlu mendapat perhatian. Namun, apabila dilihat dari keseluruhan sampel kodam, maka persentase sebesar 41,73 persen yang artinya secara umum penggunaan sosial media tidak memberikan pengaruh yang negatif terhadap mentalitas prajurit. Atau dengan kata lain, sebanyak 58,27 persen prajurit menyatakan bahwa penggunaan sosial media membawa pengaruh yang positif terhadap mentalitas prajurit.

7. Kesimpulan.

a. Penelitian dan pengembangan pertahanan bidang Bintal tentang pengaruh Media Sosial (Facebook, WhatsApp dan Youtube) bagi prajurit di satuan telah dilaksanakan di delapan Kotama dengan sasaran 20 satuan yang terdiri dari dari Satpur, Satbanpur, Satbanmin,Satkowil dan Satlemdik. b. Secara umum pengaruh Media Sosial Facebook, WhatsApp dan Youtube bagi prajurit di satuan berpengaruh positif. Namun berdasarkan analisis per Satuan yang perlu mendapatkan perhatian khusus adalah Yon Bekang Kostrad, Yonif 300/Raider, Yonif 112/Bj dan Yon Bekang Ditbekangad yang menggunakan media sosial diatas dua jam pada jam dinas agar mendapat penekanan agar tidak menjadi kecanduan Media Sosial yang dapat berpengaruh pada tugas pokok. c. Berdasarkan hasil uji hipotesis per Kotama ada dua Kodam yang menolak hipotesis dimana pengunaan Media Sosial tidak berpengaruh Signifikan terhadap prajurit yaitu Kodam IV/Dip dan Kodam XVI /Ptm d. Perdasarkan analisa perbedaan pengaruh berdasarkan golongan kepangkatan pengaruh medsos tidak ada perbedaan bak itu Perwira, Bintara dan Tamtama e. Berdasarkan hasil uji Kruskal-Wallis, didapatkan p-value (Sig.) untuk golongan kepangkatan Perwira/Bintara/Tamtama adalah di atas alpha 5%, maka kesimpulannya adalah tidak ada perbedaan mentalitas, baik Perwira, Bintara maupun Tamtama. Dengan demikian, dapat menjawab tujuan dari penelitian yang menyatakan bahwa berdasarkan sampel responden, disimpulkan bahwa mentalitas Perwira,Bintara dan Tamtama tidak berbeda. HASIL-HASIL LITBANGHAN DISPSIAD UPAKRIYA LABDHA PRAYOJANA BALOTTAMA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISBINTALAD 149

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISPSIAD UPAKRIYA LABDHA PRAYOJANA BALOTTAMA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 150 DISPSIAD

EKSEKUTIF SUMMARY RANCANG BANGUN ALAT UKUR POLA PATOLOGIS KEPRIBADIAN (Alat Ukur untuk mengidentifikasi pola patologis kepribadian prajurit dan calon Prajurit TNI AD)

Bagi seorang prajurit, situasi dan kondisi penugasan kerapkali menuntut regulasi diri yang baik terhadap tugas yang dibebankan. Kekurang mampuan dalam meregulasi diri dapat memicu prajurit untuk memunculkan sejumlah gangguan kepribadian. Gangguan kepribadian ini adalah gangguan-gangguan dalam perilaku yang memberikan dampak atau dinilai negatif oleh masyarakat. Gangguan kepribadian merupakan pola perilaku atau cara berhubungan dengan orang lain yang benar-benar kaku. Kekakuan tersebut menghalangi mereka untuk menyesuaikan diri terhadap tuntutan eksternal, sehingga pola tersebut pada akhirnya bersifat self-defeating. Trait-trait kepribadian yang terganggu menjadi jelas di awal masa dewasa dan terus berlanjut disepanjang kehidupan dewasa, semakin mendalam dan mengakar sehingga sulit untuk diubah.

Untuk mendapatkan informasi mengenai pola patologis kepribadian prajurit, tentunya perlu ada suatu pengukuran objektif. Sebagaimana umumnya variabel psikologis, pola patologis kepribadian ini bersifat laten dan hanya dapat diamati melalui sampel perilaku. Merancang item- item yang mampu mengkategorikan pola patologis kepribadian seseorang merupakan tantangan besar yang dihadapi dalam perancangan alat ukur pola patologis kepribadian ini. Kebutuhan akan alat ukur kepribadian yang valid dan reliabel, khususnya untuk (calon) prajurit, dirasa sangat dibutuhkan. Terkait dengan pentingnya mengetahui GAMBAR 1. CIRCULARGRAM KEPRIBADIAN (THE MILLON PERSONALITY STYLES/DISORDERS AND SUBTYPES, 2018) pola patologis kepribadian seseorang, maka dalam penelitian ini akan disusun mengenai tes kepribadian berdasarkan teori dari Theodore Millon. Hal yang mendasar dalam teori kepribadian Millon adalah bahwa gangguan berada dalam suatu kontinum berdasarkan derajat gangguan yang tidak dapat diberi batasan secara jelas. Asumsi Millon mengenai kepribadian yang normal adalah sebagai berikut : 1) Kepribadian normal maupun abnormal terbentuk melalui proses dasar dan prinsip belajar yang sama, 2) kepribadian normal berada dalam kontinum dengan kepribadian patologis, 3) tidak ada batas yang jelas antara kepribadian normal dan abnormal, 4) hal yang membedakan kepribadian normal dan abnormal adalah kemampuan adaptasi yang

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISPSIAD 151

fleksibel dan keseimbangan pada ketiga polaritas. Setiap kepribadian memiliki cara tersendiri untuk beradaptasi. Gambar 1 memperlihatkan pengelompokan tipe kepribadian berdasarkan polaritasnya.

Tes kepribadian ini merupakan tes yang menggambarkan karakteristik individu, dengan tujuan agar dapat memperolah gambaran yang objektif dan terukur mengenai pola patologis kepribadian seseorang. Tes ini akan dibuat dalam bentuk self report, dimana individu akan mengisi pernyataan dengan jawaban yang sesuai dengan dirinya sendiri. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh alat ukur pola patologis kepribadian berdasarkan teori Millon yang valid dan reliabel yang sesuai untuk kepentingan seleksi, pemeliharaan dan perawatan prajurit TNI AD.

Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah : ”Apakah alat ukur pola patologis kepribadian yang dirancang berdasarkan teori kepribadian Millon memiliki validitas dan reliabilitas yang baik?”

Subyek dari penelitian ini adalah Prajurit Batalyon Infanteri di Kotama TNI AD sejumlah 1192 orang yang merupakan sampel yang diambil dari beberapa Kotama seperti Yonif Kodam I/BB, Kodam V/Brw, Kodam IX/Udy, Kodam XII/Tpr, Kodam XIV/Hsn, Kodam XVI/Ptm, Kodam XVIII/Ksr.

Hasil litbanghan rancang bangun alat ukur pola patologis kepribadian berjalan dengan baik, dengan pencapaian sampai dengan 100 % untuk hasil penelitian maupun administrasi. terdapat banyak produk yang dihasilkan dari penelitian ini, selain produk akhir berupa alat ukur Millon Personality Type Inventory (MPTI) dengan tingkat reliabilitas yang cukup dan bagus dengan tingkat reliabilitas sebagian diatas 0,7 bahkan diatas 0,8 sehingga alat ukur dapat dikatakan baik. Dan berdasarkan hasil analisis data kategorikal dengan metode Diagonally Weighted Least Square (DWLS) secara umum semua kepribadian memiliki indeks goodness of fit yang berada pada rentang yang diharapkan (good fit). Sehingga dapat disimpulkan MPTI memiliki reliabilitas dan validitas yang baik.

Terdapat hubungan yang kuat pada gangguan klinis dengan tipe kepribadian sebagai berikut : 1) Gangguan Klinis Neurotic berhubungan kuat dengan tipe kepribadian Negativistik. 2) Gangguan Klinis Psikotik berhubungan kuat dengan tipe kepribadian Sadistik. 3) Gangguan Klinis Agresif berhubungan kuat tipe kepribadian Antisosial. Berdasrkan hasil penelitian ini menunjukan bahwa Social Desirability yang berhubungan dengan Faking Good berhubungan kuat dengan tipe kepribadian negativistik dan terendah dengan Sadistik.

Saran yang dapat diberikan dari penelitian ini yaitu diharapkan Millon Personality Type Inventory (MPTI) dapat dijadikan acuan dan bahan pertimbangan pimpinan dalam kegiatan seleksi bagi prajurit dan calon prajurit TNI AD. Serta diharapkan Millon Personality Type Inventory (MPTI) dapat menjadi acuan dalam pengembangan alat tes yang lebih spesifik dalam mengidentifikasi gangguan kepribadian yang lebih spesifik.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 152 DISPSIAD

PENELITIAN TENTANG PERBEDAAN KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN TNI AD PADA TATARAN TAKTIS, OPERASIONAL DAN STRATEGIS

1. Latar Belakang Masalah.

Kepemimpinan memainkan peranan yang penting dalam organisasi. Berhasil tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan, dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya faktor kepemimpinan. Dalam organisasi, seorang pemimpin memiliki andil yang besar untuk ikut berperan aktif dalam mengatur pelaksanaan kegiatan usaha pengembangan organisasi. Keberhasilan kegiatan usaha pengembangan organisasi sebagian besar ditentukan oleh kualitas kepemimpinan seorang pemimpin serta komitmen pimpinan tersebut dalam organisasi. Kepemimpinan merupakan suatu hal yang seharusnya dimiliki oleh pemimpin organisasi. Efektivitas seorang pemimpin ditentukan oleh kepiawaiannya memengaruhi dan mengarahkan para anggotanya.

Menurut Stogdill (1974), ada banyak definisi tentang kepemimpinan, sebanyak orang yang mencoba untuk mendefinisikan tentang kepemimpinan tersebut. Meski demikian menurut Fleishman dkk (1991) dalam 60 tahun terakhir, sebanyak 65 sistem klasifikasi berbeda telah dikembangkan untuk menetapkan dimensi kepemimpinan. Salah satu sistem klasifikasi diusulkan oleh Bass (1990) yang menyatakan bahwa sejumlah definisi melihat kepemimpinan sebagai suatu proses kelompok. Dijelaskan lebih lanjut bahwa dari sudut pandang ini, pemimpin merupakan pusat perubahan dan aktivitas kelompok. Pemimpin pun membentuk keinginan kelompok. Kelompok definisi yang lain adalah konsep pemimpin dari sudut pandang kepribadian, yang menyatakan bahwa kepemimpinan adalah kombinasi sifat khusus yang dimiliki sejumlah individu. Sifat ini memungkinkan individu tersebut untuk meminta orang lain menyelesaikan tugas. Pendekatan lain untuk kepemimpinan mendefinisikan hal itu sebagai tindakan atau perilaku, yaitu hal-hal yang dilakukan pemimpin untuk menghasilkan perubahan di dalam kelompok.

Selain itu, sejumlah orang mendefinisikan kepemimpinan dipandang dari segi hubungan kekuasaan yang muncul antara pemimpin dan pengikut. Dari sudut pandang ini, pemimpin memiliki kekuasaan yang mereka gunakan untuk menghasilkan perubahan dalam diri orang lain. Sejumlah orang yang lain melihat kepemimpinan sebagai proses transformasional yang menggerakkan pengikut untuk mencapai lebih dari apa yang diharapkan. Akhirnya dalam klasifikasi ini, kalangan akademisi mendefinisikan kepemimpinan dari sudut pandang keterampilan. Sudut pandang ini menekankan kecakapan (pengetahuan dan keterampilan) yang dapat mewujudkan kepemimpinan yang efektif.

Dalam lingkup TNI AD, pembinaan kepemimpinan telah menjadi fokus institusi Angkatan Darat. TNI AD senantiasa berupaya untuk membentuk dan mendidik pemimpin atau komandan- komandan satuan yang handal sehingga dapat membawa anggota dan satuannya untuk selalu dapat menuntaskan setiap tugas yang diberikan oleh komando atas. Perhatian yang tinggi terhadap aspek kepemimpinan mendorong institusi untuk menyusun suatu buku pedoman tentang pembinaan kepemimpinan dalam suatu Doktrin Induk Kepemimpinan TNI AD.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISPSIAD 153

Penyusunan kerangka konseptual pembinaan kepemimpinan TNI AD yang berada dalam doktrin induk kepemimpinan, selain didasarkan kepada sejarah kepemimpinan yang telah ada juga dilandaskan kepada teori-teori aktual yang berkembang saat ini. Disebutkan dalam Doktrin Induk Kepemimpinan TNI AD (2016) bahwa kerangka konseptual pembinaan kepemimpinan diarahkan kepada tiga aspek yaitu atribut, kemampuan, dan perilaku. Atribut kepemimpinan merupakan kumpulan karakteristik yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin, sehingga dengan karakteristik yang dimilikinya seorang pemimpin berhasil melaksanakan peran kepemimpinan secara efektif. Kemampuan pemimpin lebih menggambarkan kepada tuntutan keahlian dan kompetensi yang harus dipenuhi agar seorang pemimpin dapat melaksanakan peran kepemimpinannya secara optimal. Sedangkan perilaku lebih diarahkan kepada bagaimana seorang pemimpin mengaplikasikan atribut dan kemampuannya dalam menjalankan peran kepemimpinannya.

Selain aspek-aspek yang memengaruhi keberhasilan seseorang dalam menjalankan kepemimpinan, Doktrin Induk Kepemimpinan TNI AD juga membahas tentang tataran kepemimpinan. Disebutkan bahwa dalam institusi TNI AD terdapat tiga tataran kepemimpinan yang ditentukan oleh besaran tugas, wewenang dan tanggung jawab serta rentang dan besarnya pengaruh yang dapat dilaksanakan oleh seorang komandan pada posisinya, yaitu tataran taktis, tataran operasional dan tataran strategis.

Pembahasan karakteristik kepemimpinan TNI AD dalam Doktrin Induk Kepemimpinan TNI AD masih bersifat umum, tidak dijelaskan perbedaan karakteristik kepemimpinan dari tiap pembagian tataran kepemimpinan yang telah ditetapkan. Menyimak hal tersebut, maka Dispsiad tertarik untuk melaksanakan penelitian tentang perbedaan karakteristik kepemimpinan di setiap tataran kepemimpinan.

2. Tujuan.

Menjadikan pedoman dan sarana kendali dalam penyelenggaraan kegiatan penelitian yang telah dilakukan tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD Pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis.

3. Sasaran.

Melalui penyelenggaraan kegiatan penelitian tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis, diharapkan akan dapat memperoleh manfaat atau tercapainya sasaran sebagai berikut : a. Sasaran Teknis. 1) Tersusunnya alat ukur tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis yang valid dan reliabel. 2) Diperolehnya penjelasan ilmiah mengenai Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis. b. Sasaran Taktis. 1) Diperolehnya referensi dalam menyusun doktrin turunan dari Doktrin Induk Kepemimpinan TNI AD. 2) Diperolehnya karakteristik kepemimpinan TNI AD pada setiap tataran kepemimpinan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 154 DISPSIAD

TNI AD yang selanjutnya dapat dijadikan sebagai acuan dalam kegiatan pembinaan kepemimpinan TNI AD.

4. Metode Penelitian yang Digunakan.

Penelitian ini merupakan penelitian satu variabel dengan menggunakan metode mix method yang menggabungkan antara metode kualitatif dengan metode kuantitatif serta penjelasan secara teoritis mengenai Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis

5. Pencapaian Sasaran.

Melalui proses dan tahapan penelitian yang dilakukan maka penelitian ini telah mencapai sasaran akhir sebesar 100%.

6. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

Dilaksanakan 1 TA 2018 bertempat di : Kodam I/BB, Kodam III/SLW, Kodam IV/Dip, Kodam V /BRW, Kodam VI/MLW, Kodam XIII/Merdeka, Kodam XVI/PATIMURA,Kodam XVII/Cendrawasih, Kodam Jaya dan Mabesad.

7. Hambatan.

Hambatan dalam kegiatan pengambilan data penelitian tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis dikarenakan dengan padatnya kegiatan di satuan-satuan sasaran.

8. Hasil yang Telah Dicapai.

a. Diperoleh alat ukur penelitian tentang Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis yang valid dan reliabel sehingga memungkinkan dapat digunakan pada tupok TNI AD yang sesuai dengan konstruk dari alat ukur tersebut. b. Diperoleh hasil analisa mengenai Perbedaan Karakteristik Kepemimpinan TNI AD pada Tataran Taktis, Operasional, dan Strategis sehingga hipotesa penelitian (Ha) diterima (terdapat suatu perbedaan karakteristik kepemimpinan TNI AD pada tataran taktis, operasional dan strategis). c. Diperoleh penjelasan Hasil analisis uji perbandingan Karakteristik Kepemimpinan pada tataran taktis, operasional dan strategis sebagai berikut : 1) Secara umum karakteristik kepemimpinan pada tataran taktis, operasional, dan strategis berbeda secara signifikan karena memiliki nilai p value 0,000 kurang dari 0,05. 2) Berdasarkan hasil hipotesa yang ada dijelaskan bahwa: a) Karakteristik Kepemimpinan pada tataran taktis tidak berbeda signifikan dengan karakteristik kepemimpinan pada tataran operasional khususnya pada aspek Keterampilan interpersonal, artinya bahwa pada keterampilan interpersonal untuk tataran taktis dan operasional dituntut memiliki tuntutan yang sama.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISPSIAD 155

b) Karakteristik Kepemimpinan pada tataran taktis dan operasional berbeda signifikan dengan Karakteristik Kepemimpinan pada tataran strategis khususnya Keterampilan interpersonal artinya bahwa aspek ketrampilan interpersonal lebih dituntut pada tataran strategis dibandingkan dengan tataran taktis dan operasional. 3) Karakteristik Kepemimpinan pada tataran taktis tidak berbeda signifikan dengan Karakteristik Kepemimpinan pada tataran operasional khususnya pada aspek Keterampilan personal, artinya bahwa pada keterampilan personal pada tataran taktis dan operasional memiliki tuntutan yang sama dalam pelaksanaan kepemimpinan. 4) Karakteristik Kepemimpinan pada tataran taktis berbeda signifikan dengan Karakteristik Kepemimpinan pada tataran strategis, khususnya Keterampilan personal artinya bahwa ketrampilan personal lebih dituntut pada tataran strategis dibandingkan dengan tataran taktis dan operasional.

9 Kesimpulan.

a. Pelaksanaan kegiatan Litbanghan tentang karakteristik kepemimpinan TNI AD pada tataran taktis, operasional dan strategis berjalan dengan lancar, tertib, dan aman. Dinamika hambatan dan upaya mengatasinya dilakukan dengan koordinasi kepada pihak-pihak yang terkait dalam penelitian ini dan berjalannya asnik dari Dislitbang serta wasdal dari Srenad. b. Hasil penelitian yang diperoleh secara umum terdapat perbedaan karakteristik kepemimpinan TNI AD pada tataran taktis, operasional dan strategis, yang dapat dijabarkan sebagai berikut : 1) Karakteristik kepemimpinan pada tataran taktis berbeda signifikan dengan karakteristik kepemimpinan pada tataran operasional. 2) Karakteristik kepemimpinan pada tataran taktis berbeda signifikan dengan karakteristik kepemimpinan pada tataran strategis. 3) Karakteristik kepemimpinan pada tataran operasional berbeda signifikan dengan karakteristik kepemimpinan pada tataran strategis.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 156 DISPSIAD

DOKUMENTASI KEGIATAN LITBANGHAN TA.2018

1. Tahap Perencanaan. 2. Tahap Persiapan.

PENGARAHAN KADISPSIAD DAN SESDISPSIAD MEMBAHAS LITBANGHAN TATARAN KEPEMIMPINAN TA 2018

3. Tahap Pelaksanaan.

PENGAMBILAN DATA DI YON ARMED 4/105 GS PENGAMBILAN DATA DI YON ZIPUR 3/YW

PENGAMBILAN DATA DI YONIF 751/R PENGAMBILAN DATA DI YONIF 321/GALUH

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISPSIAD 157

PENGAMBILAN DATA DI KODAM VI/MLW PENGAMBILAN DATA DI KOREM151/BINAIYA

PENGAMBILAN DATA DI YON ZIPUR I/DD PENGAMBILAN DATA DI BRIGIF 22/OMS

PENGAMBILAN DATA DI KODAM JAYA PENGAMBILAN DATA DI DI BRIGIF 16/MY

WAWANCARA DENGAN ASOPS KASAD TIM ASNIK DARI DISLITBANGAD SMT II

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 158 DISPSIAD

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISLITBANG SATITI BHAKTI CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 159

RANCANG BANGUN MODEL RUDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SEEKER SINAR INFRA MERAH

1. Abstrak.

Rancang bangun Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah adalah jenis Rudal MANPADS jarak menengah buatan dalam negeri dengan system penembakan fire and forget, seeker/penjejak menggunakan teknologi sinar infra merah. Roadmap penelitian, dirancang menjadi 4 tahap dimulai dari tahap model I TA 2018, model II TA 2019, prototipe I TA 2020 dan prototipe II TA 2021. Rancangan pada tahap awal yaitu model TA 2018 ini warhead yang digunakan adalah dummy, peluncur berbentuk tripod menggunakan sistem rel, canard dan stabilizer fix/ tidak terlipat, penembakan menggunakan remot, jarak capai 1500 meter dan kecepatan Rudal 500 meter/detik.

2. Latar Belakang.

Teknologi pertahanan merupakan salah satu syarat mutlak teknologi yang harus dimiliki suatu bangsa termasuk bangsa Indonesia dalam menjaga kedaulatan wilayah negara disamping memiliki peran sebagai kekuatan diplomasi di kancah internasional. Ancaman bidang pertahanan dan keamanan yang datang dari luar negeri yang melibatkan teknologi perang merupakan masalah mendesak yang harus segera diatasi dengan teknologi yang berimbang. Disisi lain, dengan keterbatasan anggaran pengadaan Alutsista bangsa Indonesia perlu melakukan langkah taktis dan efektif untuk mengatasi ancaman tersebut. Selama ini Rudal yang dimiliki TNI AD cukup beragam dan merupakan produk luar negeri. Rudal untuk jarak menengah yang dimiliki TNI AD saat ini ada 2 macam, antara lain: Rudal RBS- 70. Sampai saat ini Rudal RBS-70 masih menjadi Rudal andalan TNI AD dan dioperasikan oleh Batalyon Arhanud Kodam dan Kostrad. Sifatnya yang mobile mudah dipindahkan dan dirakit, membuat Rudal buatan Bofors Swedia ini banyak dipakai oleh militer di banyak Negara seperti dari Argentina, Brazil, Jerman, Singapura dan Thailand. RBS 70 adalah Swedia MANPADS yang dirancang untuk pertempuran disemua zona iklim dan dengan sedikit atau tidak perlu adanya dukungan dari kekuatan lain. Rudal RBS 70 adalah sebuah sistem pertahanan udara portabel jarak pendek atau MANPADS (Man Portable Air Defence System) buatan Swedia yang dirancang untuk bisa beroperasi disegala cuaca. Untuk jarak jangkau, RBS 70 Mk2 bisa mencapai 8 kilometer HASIL-HASIL LITBANGHAN dan melesat hingga ketinggian 4.000 meter. Kecepatan RBS 70 Mk2 yakni 2 Mach dengan sistem pemandu laser. Rudal Grom. GROM adalah sebuah Rudal permukaan ke udara anti pesawat 72 mm yang dirancang untuk terbang pada kecepatan 650 m/d buatan Polandia. Nama Grom juga dipakai untuk Rudal buatan Yugoslavia/Serbia (Grom-A dan Grom-B). ‘Grom’ dipakai oleh militer Polandia semenjak tahun 1995. Adapun spesifikasi Grom, mempunyai berat 10,5 Kg, serta berat berikut peluncur mencapai 16,5 Kg. Bobot hulu ledak Grom yakni 1,82 Kg, sedangkan diameter Grom DISLITBANG hanya 72 mm dan panjang Rudal 1.566 mm. Jangkauan tembak Grom horizontal yakni 5.500 meter dan jangkauan tembak vertikal antara 3.000 sampai 4.000 meter, dengan minimal jangkauan SATITI BHAKTI CAKTI tembak 10 meter. Untuk kecepatan, Grom bisa mengejarr target dengan kecepatan 650 meter

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 160 DISLITBANGAD

per detik. Grom berpemandu infrared, sistem penembakan yakni mengusung konsep fire and forget, atau setelah ditembakkan secara otomatis Rudal akan mengejar sumber panas sasaran. Sampai saat ini bangsa Indonesia belum dapat membuat Rudal sendiri. Rudal yang merupakan sistem teknologi terintegrasi dari roket, kendali, struktur dan Seeker / sensor. Sementara teknologi roket mulai dikuasai namun teknologi sistem optik, kontrol, dan stabilitasnya belum dikuasai sehingga roket Indonesia baru sampai roket meluncur saja. Untuk dapat merealisasikan teknologi roket secara terintegrasi yang konkrit di atas maka kemandirian pembuatan detektor IR menjadi hal yang krusial agar teknologi Seeker ini dapat dikuasai. Sehubungan dengan hal tersebut sudah saatnya negara Indonesia khususnya TNI AD menyongsong kemandirian Alutsista secara bertahap sesuai dengan kemampuan serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui kegiatan penelitian dan pengembangan. Pada tahun 2018 Dislitbangad bermaksud melakukan penelitian dengan mengusulkan judul Rancang Bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah.

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan penjelasan kepada pimpinan tentang kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah.

b. Tujuan. Sebagai Pedoman yang dapat digunakan pada kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah.

4. Sasaran Akhir.

a. Secara Teknis. Terlaksananya kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah sesuai dengan rencana.

b. Secara Taktis. Terwujudnya model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah sebagai embrio MANPADS buatan dalam negeri untuk dapat dikembangkan ke penelitian selanjutnya.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

a. Metode teknis. Metode teknis yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan program rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seekerr sinar infra merah sebagai berikut : 1) Studi kepustakaan. Yaitu studi yang dilaksanakan untuk mendapatkan data literatur yang berkaitan dengan rancang bangun maupun sistem operasi model Rudal menggunakan teknologi Seekerr sinar infra. 2) Observasi lapangan. Yaitu metode untuk mengamati dan memahami spesifikasi dan prinsip kerja berbagai jenis Rudal yang menerapkan berbagai penerapan teknologi yang digunakan. 3) Review hasil pengamatan dan observasi terhadap beberapa sistem senjata Rudal

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 161

yang sudah tergelar di jajaran TNI AD meliputi Rapier, RBS 70, Rudal Grom dan Rudal QW 3. Dengan spesifikasi senjata sebagai berikut :

A) RUDAL RAPIER C) RUDAL GROM

B) RUDAL RBS 70 D) RUDAL QW 3

4) Desain. Yaitu metode untuk memudahkan dalam mengaplikasikan suatu ide atau gagasan dalam bentuk gambar 3D dan 2D. 5) Pemilihan bahan. Yaitu kegiatan pemiihan material yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. 6) Perhitungan rancang bangun. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan akurasi dimensi, karakteristik material maupun kebutuhan biaya yang diperlukan dalam kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah. b. Metode pembuatan. Metode pembuatan dalam rangkaian kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi Seeker sinar infra merah antara sebagai berikut : 1) Mempelajari referensi dan studi literatur. Yaitu merupakan upaya untuk mencari data ilmiah guna dijadikan dasar pendukung dalam mengimplementasikan gagasan dalam kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah agar dapat diwujudkan secara fisik. 2) Perancangan sistem. Yaitu perancangan data hasil studi literatur yang dituangkan ke dalam bentuk fisik, gambar desain model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah yang disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 3) Pembuatan model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah yaitu

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 162 DISLITBANGAD

tahapan pelaksanaan kegiatan pembuatan model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah meliputi : a) Desain Awal. Menentukan skema rencana rancang bangun dan menentukan komponen- komponen yang akan dirancang bangun pada model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah yang merupakan proses dari hasil pembuatan model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah. (1) Skema rancang bangun. Setelah mereview konsep spesifikasi SKEMA MODEL RUDAL MENGGUNAKAN model Rudal selanjutnya menentukan TEKNOLOGI SEEKER SINAR INFRA diagram perancangan sebagai berikut : MERAH

REVIEW (2) Menentukan komponen-komponen yang akan dibuat melalui reverse engineering dari beberapa model Rudal yang diawali PENGUKURAN dengan membongkar beberapa jenis model Rudal sehingga dapat ditentukan komponen- EVALUASI komponen yang diperlukan dalam pembuatan model Rudal antara lain : PEMBUATAN

(a) Modul seeker; PENGUKURAN (b) Modul sistem kendali; (c) Modul aero struktur; PERAKITAN (d) Modul motor roket; PENGUJIAN (e) Modul warhead dummy; UJI FUNGSI (STATIS (f) Modul peluncur; dan DAN DINAMIS) (g) Modul alat bidik.

b) Detail desain. Merupakan rincian dari konsep desain yang implementasikan dalam bentuk gambar desain 3D dan 2D sebagai acuan dalam proses pembuatan komponen- komponen dari model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra sehingga hasil pembuatan komponen lebih sempurna. (1) Gambar desain 2D. (2) Desain gambar 3D. 4) Uji statis. Yaitu pengujian terhadap hasil model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra dengan menggunakan alat ukur standar yang telah ditentukan dan untuk mengetahui panjang, lebar, diameter, tinggi dan berat dari konstruksi dan perlengkapan serta cara kerja sistem rancang bangun model Rudal. 5) Uji dinamis. Yaitu pengujian terhadap hasil model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra dengan menggunakan alat ukur standar yang telah ditentukan dan untuk mengetahui fungsi sistem, kemampuan dan kelancaran kerja sistem.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 163

6. Fungsi dan Manfaat.

a. Fungsi. Rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah merupakan Rudal darat ke udara (Surface-to-air missile, SAM) adalah peluru kendali yang dirancang untuk ditembakkan dari darat atau dari kapal permukaan untuk menghancurkan target di udara, seperti pesawat, helikopter, Rudal dan drone. SAM pada daratan terpasang pada instalasi tetap atau pada kendaraan peluncur. Rudal seeker rancang bangun ini merupakan SAM yang paling kecil dapat ditembakkan oleh satu orang, menggunakan peluncur yang ditembakkan dari atas bahu. SAM jenis ini disebut Sistem Pertahanan Udara Man-Portable (Man-Portable Air Defence Systems, ManPADS). b. Manfaat rancang bangun Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah. 1) Bagi satuan Arhanud TNI AD sebagai Alutsista untuk menghancurkan target di udara dalam rangka melaksanakan tugas pokok sebagai Satbanpur. 2) Bagi Dislitbangad memberikan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan personel dalam Litbang Alutsista. 3) Bagi TNI AD meningkatkan kemampuan Angkatan Darat dalam mengembangkan Alutsista dan mewujudkan model II Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah. 4) Bagi Negara, tidak tergantung dan terpengaruh pada kebijakan negara lain dalam meningkatkan kesiapan kemampuan dan kekuatan pertahanan di darat. 5) Bagi Industri pertahanan dalam negeri dapat berkembang mengikuti perkembangan teknologi Alutsista guna memenuhi kebutuhan Angkatan Darat

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis. a. Gambar desain.

1) PELUNCUR 2) RUDAL 3) ALAT BIDIK b. Spesifikasi Teknis. 1) Sistem Penembakan : Fire and Forget (tanpa di pandu selama Rudal terbang), setelah Rudal ditembakkan, Rudal secara otomatis mengejar sasaran. 2) Seeker / penjejak : Teknologi sinar infra merah 3) Kecepatan awal & maks : 54,33 m/det & 111 m/det 4) Jarak Jangkau : 1.500 m

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 164 DISLITBANGAD

5) Kaliber Rudal : 70 mm 6) Panjang Rudal : 1.500 mm 7) Berat Rudal : 10.5 Kg 8) Berat Peluncur : 16,5 Kg 9) Berat total : 27,0 Kg

8. Hasil yang Telah Dicapai.

a. Pembuatan Komponen. 1) Seeker. 5) Peluncur. 2) Pengendali. 6) Alat Bidik. 3) Aero Struktur. 7) Flare. 4) Warhead.

b. Pengujian. 1) Uji motor roket/propellant. a) Hasil pengujian daya dorong/Thrust motor roket : 46 Joule. b) Waktu bakar propellant : 3,5 det. 2) Uji Telemetri. 1 unit Rudal dilengkapi telemetri dan seeker dummy diterbangkan. a) Telemetri tidak dapat mendeteksi gerak Rudal. b) Modul/komponen yang disiapkan hanya tahan terhadap uji hentak 7 g, dalam pengujian telemetri, Modul/komponen tidak tahan hentakan karena hentakan gerak Rudal yang lebih besar dan hasil pengujian telemetri tidak dapat mendeteksi gerak Rudal karena system elektronik tidak bekerja. c) Penyempurnaan yang dilakukan untuk memperkokoh kedudukan komponen- komponen dan dirancang untuk tahan terhadap hentakan sebesar 14 g. 3) Uji fungsional modul terhadap. a) Integrasi modul seeker dan kendali. b) Integrasi modul seeker, kendali, bus, canard dan aero. 4) Uji windtunnel. a) Uji sistem Rudal di terowongan angin dengan kecepatan angin 30 m/det. b) Hasil uji, seeker dapat menjejak sumber infra merah dan kendali dapat berfungsi. 5) Uji statis. a) Kaliber Rudal : 70 mm b) Panjang Rudal : 1.500 mm

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 165

c) Berat Rudal : 8.89 Kg d) Berat Peluncur : 21,7 Kg e) Berat total : 30,59 Kg 6) Uji fungsi. a) Sistem Penembakan : Fire and Forget (tanpa di pandu selama Rudal terbang), setelah Rudal ditembakkan, Rudal secara otomatis mengejar sasaran. b) Seeker / penjejak : Teknologi sinar infra merah c) Kecepatan awal & maks : 54,33 m/det & 111 m/det d) Jarak Jangkau : 1.500 m

c. Pembahasan.

Rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah dari hasil pengujian statis terhadap uji fungsi komponen serta konstruksi dan perlengkapan dapat dianalisis sebagai berikut : a) Panjang Rudal. Dari hasil pengukuran terhadap rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah didapat 1.385 mm, hal ini masuk dalam range spesifikasi rancang bangun model Rudal yang direncanakan.

b) Dari hasil pengamatan. Rudal didesain dengan menggunakan sistem penjejak seeker infra merah sesuai dengan spesifikasi rancang bangun model Rudal, dimana Rudal menggunakan prinsip operasi fire and forget sehingga telah sesuai dengan spesifikasi. c) Mekanisme operasional model Rudal. Dari hasil uji statis mekanisme kerja rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah dapat bekerja dengan baik. d) Sistem penguncian sasaran/target. Dari hasil pengamatan dan telemetri diperoleh data bahwa sistem seeker serta sistem penguncian sasaran/target rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah dapat berfungsi, namun adanya kesalahan teknis setting kuadran pada seeker dengan kuadran sofware (terbalik arah) sehingga berakibat terhadap akurasi penjejakan Rudal kurang akurat dan terjadi penyimpangan gerak Rudal. e) Motor Roket. Hasil pengamatan pada motor roket memiliki daya thrust yang cukup tinggi sehingga motor roket pada rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah ini dapat digunakan untuk pembuatan Rudal ground to air. f) Jenis launcher/Peluncur. Dari hasil pengamatan, rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah menunjukkan sistem peluncuran masih menggunakan rel, sehingga masih belum berpangaruh pada operator penembakan. g) Sistem kerja rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 166 DISLITBANGAD

infra merah. Dari hasil pengamatan, sistem kerja menerapkan sistem automatic/remote sistem sehingga peluncurannya aman bagi penembak. h) Cog dan Cop. Dari hasil pengujian dan pengamatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah letak Cog dan Cop berada pada titik berat Rudal sehingga akan memberikan aero dinamis pada Rudal yang akan diluncurkan. i) Dalam proses pembuatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah terbuat dari bahan logam, alumunium. Elektronik equipment, prosesor baik hardwere dan soft ware, bahkan propellant komposit, optic sistem, pengkabelan dan baterai. j) Ditinjau dari sistem kerja senjata. Rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah menggunakan sistem kerja fire and forget sehingga memudahkan bagi operator dalam mengawakinya.

9. Dokumentasi Kegiatan Program Litbanghan TNI AD.

a. Kegiatan tahap perencanaan.

b. Kegiatan tahap persiapan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 167

c. Kegiatan tahap pelaksanaan. 1) Desain komponen

2) Integrasi/Asembling komponen

3) Uji Propellant/Motor Roket

4) Uji Telemetri

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 168 DISLITBANGAD

5) Uji Hentak.

6) Uji Windtunel

7) Uji Fungsi.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 169

11. Kesimpulan.

a. Konstruksi dan perlengkapan dari rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah telah sesuai dengan hasil rancangan desain terhadap spesifikasi rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah TA 2018 walaupun terdapat beberapa bagian dan kualitas penggunaan bahan yang harus disempurnakan.

b. Rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah sudah dapat ditembakan/diluncurkan dari peluncur dengan aman, baik dan mengarah ke target yang telah ditentukan berupa drone yang dilengkapi dengan flare sebagai sasaran yang memancarkan radiasi sinar infra merah.

c. Spesifikasi dari Rudal yang direncanakan dihadapkan pada hasil rancang bangun yang dihasilkan telah sesuai dengan harapan namun spek yang ada perlu ditingkatkan baik aspek kemampuan dan performa Rudal seeker diprogram rancang bangun selanjutnya.

d. Kegiatan rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah TA 2018 telah selesai pencapaian program baik administrasi, phisik maupun penyerapan anggaran 100 %, dan kesesuaian dari spesifikasi hasil rancang bangun dengan desain yang telah dibuat serta keinginan pengguna telah memenuhi sekitar 75 %.

e. Rancang bangun model Rudal menggunakan teknologi seeker sinar infra merah tersebut memberikan peluang terhadap kemandirian industri dalam negeri khususnya Industri strategis untuk memproduksi Alpalhan guna mengembangkan kekuatan pertahanan serta mengurangi ketergantungan dari pihak luar/produk luar negeri.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 170 DISLITBANGAD

RANCANG BANGUN PROTOTIPE I SENJATA MESIN BERAT (SMB) KALIBER 12,7 MM

1. Abstrak.

Ketergantungan Alutsista TNI AD terhadap Negara asing masih sangat tinggi yang sering menjadi kendala dalam pelaksanaan tugas operasi manakala diterapkan kebijakan embargo oleh negara-negara produsen senjata. Di satu sisi terdapat berbagai jenis dan tipe persenjataan yang dimiliki dan digunakan TNI AD merupakan produk negara-negara Barat (Eropa dan Amerika Serikat), termasuk diantaranya SMB Kaliber 12,7 mm, sedangkan disisi lain negara Indonesia sudah memproduksi munisi kaliber 12,7 mm (standart NATO) yang keberadaannya diperuntukkan untuk SMB tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut sudah saatnya Negara Indonesia dengan konsep Strategi Transformasi Teknologi, dalam menyongsong kemandirian Alutsista secara bertahap, dari hal tersebut Dislitbangad sebagai badan pelaksana pusat di tingkat Mabesad yang memiliki tugas pokok mambina, menyelenggarakan, fungsi penelitian dan pengembangan Angkatan Darat membuat Rancang Bangun Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm untuk meningkatkan kemandirian Alutsista.

2. Latar Belakang.

Senjata mesin berat (SMB) kal 12,7 mm yang merupakan aset TNI AD terdiri dari SMB kal 50 Browning M2 HBFL sebanyak 1460 pucuk, SMB kal 50 CIS MG sebanyak 241 pucuk dan SMB DSHK sebanyak 187 pucuk. Adapun jumlah munisi DSHK sudah sangat terbatas dan merupakan hasil produk tahun 1960. Sehubungan dengan tersebut maka hal ini yang mendasari dilakukannya penelitian oleh Dislitbangad yang bekerja sama dengan PT. Pindad ( Persero ). Untuk mengadakan penelitian terhadap SMB DSHK kal 12,7 mm yang dapat ditembakkan dengan menggunakan munisi dan laras buatan PT. Pindad serta perubahan pada bagian-bagian lainnya sehingga dapat memudahkan pelayanan operasional dilapangan serta dapat digunakan dan dipasang pada kendaraan tempur, kapal patroli, helikopter sebagai senjata pokok.

3. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mewujudkan Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan pengguna. b. Sasaran. Dapat dijadikan sebagai basic atau bahan acuan untuk dikembangkan dalam mewujudkan Prototipe-I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm.

4. Sasaran Akhir.

Pencapaian sasaran yang diharapkan yaitu : a. terwujudnya Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang dapat dijadikan sebagai basic atau acuan dalam pengembangan selanjutnya dalam pembuatan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 171

Prototipe II pada tahun anggaran 2019. b. Terlaksananya kegiatan program rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm TA 2018 sesuai spesifikasi teknik dan gambar desain yang telah dibuat sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm meliputi:

a. Metode teknis. Metode teknis yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan program rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm sebagai berikut : 1) Studi kepustakaan. Yaitu studi yang dilaksanakan untuk mendapatkan data literatur yang berkaitan dengan rancang bangun maupun mekanisme kerja SMB. 2) Observasi lapangan. Yaitu metode untuk mengamati dan memahami prinsip kerja Senjata mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang dimiliki TNI AD seperti M2 HBFL.50 buatan USA, M2 QCB buatan Belgia, DSHK dan CIS 50MG buatan Singapore. Dengan spesifikasi tiap-tiap senjata sebagai berikut: a) Senjata Mesin Berat (SMB) M2HB Browning Spesifikasi : (1) Buatan USA (2) Tahun produksi : 1932 (3) Berat : 38 kg (4) Panjang : 1,65 meter (5) Panjang laras : 1,140 meter (6) Munisi : Sabuk (7) Kaliber : 12,7 mm (8) Sistem operasi : Recoil (9) Rate of fire : 550 butir/menit (10) Kecepatan peluru : 930 m/dt (11) Jarak efektif : 2000-2500 meter b) Senjata Mesin Berat (SMB) CIS .50MG Spesifikasi : (1) Buatan : Singapura (2) Tahun produksi : 1988 (3) Berat : 30 kg (4) Panjang : 1,654 meter (5) Berat laras : 13 Kg (6) Kaliber : 12,7 x 90 mm NATO (7) Sistem operasi : Gas operated (8) Kecepatan peluru : 890 m/dt

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 172 DISLITBANGAD

c) DShk-38 Spesifikasi : (1) Buatan : Rusia (2) Tahun produksi : 1938 (3) Kaliber : 12,7 mm (4) Munisi : Sabuk (5) Sistem operasi : Gas operated (6) Rate of fire : 600 butir/menit (7) Kecepatan peluru : 850 m/dt (8) Jarak efektif : 2000 meter d) Senjata Mesin Berat (SMB) M2 QCB Spesifikasi : (1) Buatan : Belgia (2) Tahun produksi : 1975 (3) Kaliber : 12,7 mm (4) Berat : 38 kg (5) Panjang : 1.650 mm (6) Panjang laras : 1.440 mm (7) Jarak efektif : 2000 mm (8) Sistem operasi : Operasi recoil (9) Rate of fire : 550 butir/menit (10) Kecepatan peluru : 930 m/dt e) Desain. Yaitu metode untuk memudahkan dalam mengaplikasikan suatu ide atau gagasan dalam bentuk gambar 3D dan 2D. f) Pemilihan Bahan. Yaitu kegiatan pemiihan material yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan. g) Perhitungan rancang bangun. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan akurasi dimensi, karakteristik material maupun kebutuhan biaya yang diperlukan dalam kegiatan rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm.

b. Metode pembuatan. Metode pembuatan dalam rangkaian kegiatan rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm sebagai berikut : 1) Mempelajari referensi dan studi literatur. Yaitu merupakan upaya untuk mencari data ilmiah guna dijadikan dasar pendukung dalam mengimplementasikan gagasan dalam kegiatan rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm agar dapat diwujudkan secara fisik. 2) Perancangan sistem. Yaitu perancangan data hasil studi literatur yang dituangkan ke dalam bentuk fisik, gambar desain Prototipe I yang disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. 3) Pembuatan Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm. Yaitu tahapan pelaksanaan kegiatan pembuatan Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm meliputi :

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 173

a) Desain awal. Menentukan skema rencana rancang bangun dan menentukan komponen-komponen yang akan dirancang bangun pada Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang merupakan proses dari hasil pembuatan model Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm.

SKEMA PEMBUATAN PROTOTIPE I (1) Skema rancang bangun. Setelah mereview SENJATA MESIN BERAT (SMB) KALIBER konsep spesifikasi penelitian selanjutnya 12,7 MM menentukan diagram perancangan sebagai berikut :

(2) Menentukan komponen-komponen yang akan dibuat melalui reverse engineering dari beberapa Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang diawali dengan membongkar beberapa jenis Senjata Mesin Berat (SMB) seperti DShk, M2HB Browning, M2 QCB dan CIS .50MG sehingga dapat ditentukan komponen-komponen yang diperlukan dalam pembuatan Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm antara lain : (a) Kelompok laras (b) Kelompok rumah mekanik (c) Kelompok dinding belakang (d) Kelompok penyangga dan penyambung (e) Kelompok penutup (f) Tripod (dudukan senjata). b) Detail desain. Merupakan rincian dari konsep desain yang implementasikan dalam bentuk gambar desain 3D dan 2D sebagai acuan dalam proses pembuatan komponen-komponen dari Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm sehingga hasil pembuatan komponen lebih sempurna. 1) Gambar desain 2D. 2) Desain gambar 3D. 3) Uji statis. Yaitu pengujian terhadap hasil Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm dengan menggunakan alat ukur standar yang telah ditentukan dan untuk mengetahui panjang, lebar, tinggi dan berat dari konstruksi dan perlengkapan serta cara kerja senjata. 4) Uji dinamis. Yaitu pengujian terhadap hasil Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm dengan mengukur kemampuan dan kelancaran kerja Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm diantaranya uji ketelitian penembakan satu persatu maupun penembakan rentetan terbatas yang masih dibatasi pengoperasioanalannya.

c. Pengumpulan data. Data diambil langsung pada saat proses pembuatan Prototipe I Senjata Mesin Berat

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 174 DISLITBANGAD

(SMB) kaliber 12,7 mm meliputi pembuatan desain, pengujian komponen, asembling atau perakitan, uji statis dan uji dinamis sampai dengan penyempurnaan Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm TA. 2018.

6. Manfaat Materiil yang Dibuat.

a. Memberikan pembelajaran dan meningkatkan kemampuan kepada personel Dislitbangad dalam penelitian dan pengembangan Alutsista. b. Meningkatkan kemampuan TNI AD dalam mengembangkan Alutsista. c. Terbuatnya prototipe I Senjata Mesin Berat kaliber 12,7 mm. d. Industri Pertahanan Dalam Negeri dapat berkembang mengikuti perkembangan teknologi Alutsista dan memenuhi kebutuhan TNI AD. e. TNI AD tidak tergantung dan terpengaruh pada kebijakan Negara lain dalam meningkatkan kesiapan kemampuan dan kekuatan pertahanan di darat.

7. Gambar Desain dan Spesifikasi Teknis.

a. Desain gambar prototipe I Senjata Mesin Berat kaliber 12,7 mm.

b. Spesifikasi prototipe I Senjata Mesin Berat kaliber 12,7 mm. 1) Panjang Laras : 914 ±100 mm. 2) Berat Senjata : 38 ± 5 Kg. 3) Berat Tripod : 18 kg s/d 20 kg 4) Rotasi tripod azimut : 45 ° 5) Kebutuhan elevasi : 800 mil / 45 ° 6) Laras : QCB 7) Arah feeding : Arah kiri dan kanan 8) Kuat tarik penegang : 8 kg s/d 10 kg 9) Letak penegang : Sebelah kiri dan kanan 10) Jenis link belt : Disintregated 11) Sistem penguncian : Projecting lugs 12) Jinjing Laras : Berada pada titik berat laras 13) Rifling : Standar 8 alur arah kanan 14) Sistem kerja : blow back 15) Jarak efektif : 2000 m.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 175

8. Gambar Materiil yang Sudah Jadi.

a. Alat bidik. b. Rakitan tutup penyalur

PISIR PISIR c. Plat rumah mekanik kanan dan kiri d. Rakitan rumah mekanik & penyangga

e. Rakitan tripod.

9. Hasil yang Telah Dicapai.

Tercapainya tingkat kesiapan Alutsista dalam rangka pencapaian sasaran pembinaan kekuatan kemampuan TNI AD menuju kemandirian Alutsista dengan terwujudnya Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm yang dapat dijadikan sebagai basic atau acuan dalam pengembangan selanjutnya dalam pembuatan Prototipe II pada tahun anggaran 2019.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 176 DISLITBANGAD

10. Dokumentasi Kegiatan.

A. PEMBUATAN KOMPONEN DENGAN SOLID WORK B. ASSEMBLING

C. UJI STATIS D. UJI DINAMIS

11. Kesimpulan.

a. Mekanisme kerja senjata maka Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm dapat berfungsi dengan baik. b. Kegiatan rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm TA 2018 telah selesai pencapaian program baik administrasi, phisik maupun penyerapan anggaran 100 %, dan kesesuaian dari spesifikasi hasil penelitian TA 2009 dan Model TA 2017. c. Kegiatan Litbangh an rancang bangun Prototipe I Senjata Mesin Berat (SMB) kaliber 12,7 mm tersebut memberikan peluang terhadap kemandirian industri dalam negeri khususnya PT. Pindad untuk memproduksi Alpalhan guna mengembangkan kekuatan pertahanan/ serta mengurangi ketergantungan dari pihak luar/produk luar negeri.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 177

RANCANG BANGUN PROTOTIPE SENAPAN SNIPER KALIBER 20 MM ANTI MATERIIL 1 Latar Belakang.

a. Gambaran Umum. 1) Perang modern saat ini dan masa mendatang banyak menggunakan jenis persenjatan yang berkemampuan kinerja tinggi yaitu gerakan manuver yang lincah dan cepat, flexibelitas yang tinggi, persenjataannya memiliki daya perusak dan ketepatan yang tinggi/sangat masif, operasional segala cuaca, sulit dilacak dan kehadirannya tak terduga, berawak ataupun tanpa awak. 2) Dengan fenomena tersebut maka seperti Helicopter tempur, UAV bersenjata maupun Pengintai, Rantis pengintai yang melakukan penyusupan, termasuk jenis wahana laut maupun udara dikatagorikan obyek musuh yang sangat membahayakan pasukan sendiri. 3) Walaupun telah banyak berkembang sistem senjata penangkal canggih terhadap fenomena tersebut, kini berkembang suatu filosofi Senjata Sniper kaliber 20 mm Anti materiil yang dirancang mempunyai jarak jangkaun Maksimal 8000 Meter dan jarak efektif 2000 Meter.

b. Gagasan. 1) Rancang Bangun Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil ini filosofinya dirancang sedemikian rupa dengan memanfaatkan kemampuan kinerja Munisi 20 mm Standard NATO yaitu dari jenis munisi senjata Anti Aircraft/Senjata Mesin Berat pada pesawat tempur dengan Projectile Icendery dan memiliki Self Destroy. 2) Penggunaan Sniper 20 mm sangat bervariatif mulai dari penggunaan kemampuan maksimalnya untuk melumpuhkan Helycopter dan UAV terbang rendah, Kendaraan Taktis sampai dengan counter Anti Sniper yang berlindung dibalik tembok/persembunyian posisi tembak sniper lawan. 3) Pemanfaatan kinerja Munisi pengintegrasian dari senjata Anti Aircraft Kaliber 20 mm ke Senjata Sniper yang menggunakan Munisi Icendeari dan self destroy ke dalam mekanisme Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti materil guna mendapatkan jangkauan jauh, ketepatan tembak dan daya penghancur yang tinggi.

2. Metoda Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan meliputi : a. Metode teknis. Metode teknis yang digunakan pada pelaksanaan kegiatan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil sebagai berikut : 1) Studi kepustakaan. Dilaksanakan untuk mendapatkan data literatur yang berkaitan dengan rancang bangun. 2) Observasi lapangan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 178 DISLITBANGAD

Yaitu metode untuk mengamati dan memahami prinsip kerja dari senapan Sniper. 3) Desain. Yaitu metode untuk memudahkan dan mengefektifkan kerja dalam hal pembuatannya. 4) Pemilihan bahan. Yaitu kegiatan yang efektif untuk mendapatkan bahan yang diinginkan. 5) Perhitungan rancang bangun. Metode ini dilakukan untuk mendapatkan dimensi dan karakteristik dari komponen yang akan digunakan pada Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil.

b. Metode pembuatan. Metode pembuatan dalam rangkaian kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil sebagai berikut : a) Mempelajari referensi dan studi literatur. Yaitu merupakan upaya untuk mencari data ilmiah guna dijadikan dasar pendukung dalam mengimplementasikan gagasan agar dapat diwujudkan secara fisik. b) Perancangan sistem. Yaitu perancangan data hasil studi literatur ke dalam bentuk fisik, gambar desain model dan prototipe yang disesuaikan dengan spesifikasi yang telah ditentukan. c) Pembuatan sistem Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materil. Yaitu tahapan-tahapan kegiatan pembuatan Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil. d) Uji laboratorium. Yaitu pengujian terhadap Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil hasil rancang bangun, dengan menggunakan alat ukur standar yang telah ditentukan. e) Uji lapang. Yaitu pengujian terhadap sistem kerja dan kemampuan operasional serta efektifitas manfaat Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil yang telah selesai dibuat. f) Pengumpulan data. Data diambil langsung pada saat pembuatan desain, pengujian komponen, perakitan, uji internal, pra uji dan penyempurnaan Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil sampai dengan pelaksanaan uji fungsi.

3. Pencapaian Sasaran.

Pencapaian sasaran yang diharapkan yaitu : a. Tercapainya Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil yang dapat dijadikan sebagai acuan guna pengembangan selanjutnya dan dapat diproduksi masal dalam rangka pemenuhan kebutuhan Alutsista yang nantinya dapat digunakan oleh personel TNI AD baik dalam latihan maupun dalam tugas operasi. b. Terlaksananya kegiatan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil sesuai dengan gambar desain dan fungsi yang telah direncanakan dalam Renlakgiat dengan tahapan kegiatan sebagai berikut :

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 179

1) Tahapan kegiatan. a) Tahap perencanaan. (1) Rapat Pendahuluan. Rapat perencanaan awal tentang pelaksanaan kegiatan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 meliputi struktur organisasi kegiatan, penyusunan personel yang akan dilibatkan serta waktu dan prasarana yang diperlukan. (2) Koordinasi Dengan Instansi Terkait. Koordinasi dengan satuan atas dalam hal ini Srenad dan PT. Pindad (Persero) selaku mitra yang ditunjuk dalam pelaksanaan kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti MaterIiil program Litbanghan TA. 2018. (3) Penyiapan administrasi dan surat-surat yang berkaitan dengan kegiatan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018. (4) Penyusunan Renlakgiat pembuatan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil sebagai pedoman dalam pelaksanaan kegiatan

b) Tahap persiapan. (1) Rapat pembahasan teknis pelaksanaan kegiatan dengan PT. Pindad (Persero) tentang waktu dan tempat pelaksanaan kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil. (2) Pembahasan pekerjaan/kebutuhan komponen Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil dan penyempurnaan desain. (Kebutuhan komponen yang diperlukan dan gambar desain yang telah dibuat, data terlampir). (3) Penyiapan workshop/bengkel. Penyiapan tempat kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 di Workshop PT. Pindad (Persero) Jl. Gatot Subroto No. 517 Bandung Jawa Barat.

c) Tahap pelaksanaan. (1) Pembuatan Komponen. Pembuatan administrasi pada kontrak pekerjaan komponen/jasa lain dalam rangka pelaksanaan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 dilaksanakan melalui penunjukan langsung. (2) Pembuatan/Perakitan Komponen. Yaitu komponen pada tiap-tiap subsistem diintegrasikan menjadi satu kesatuan dalam bentuk Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil. (3) Uji Sistem dan Penyempurnaan. Uji sistem yang dilaksanakan yaitu pengujian menyeluruh dari tiap-tiap subsistem yang di rakit dan diintegrasikan ke dalam sistem kerja Rancang

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 180 DISLITBANGAD

Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil. (4) Melaksanakan Uji Internal. Uji internal dilaksanakan pada tanggal 20 Nopember di Lapangan tembak PT. Pindad (Persero) dengan tujuan untuk menguji secara langsung fungsi kerja sistem mekanik senapan setelah selesai dirakit, apakah dapat berfungsi dengan baik atau tidak namun jarak tembak dan hasil perkenaan diabaikan. (Dokumentasi terlampir) (5) Melaksanakan Pra Uji. Pra uji dilaksanakan pada tanggal 21 dan 22 Nopember 2018 di lapangan tembak Pusenarmed Kodiklatad Batujajar dengan jarak 300 Meter materinya yaitu zeroing dan Litbak menggunakan 15 butir peluru kaliber 20 mm jenis HE. (Dokumentasi terlampir) (6) Melaksanakan Uji Fungsi. Uji fungsi dilaksanakan pada tanggal 23 Nopember 2018 di Lapbak Pusenarmed Kodiklatad Batujajar Bandung dengan tujuan untuk menguji mekanis dan kemampuan senapan Sniper yang telah dibuat agar dapat dinilai hasil dan kemampuannya.

d) Tahap pengakhiran. Tahap pengakhiran yaitu tahap dimana kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 dinyatakan selesai, baik secara administrasi maupun secara fisik, tahapan ini adalah sebagai berikut : (1) Evaluasi dan pembuatan laporan akhir. (2) Distribusi laporan

4. Hambatan.

Dalam pelaksanaan program Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 tidak mengalami hambatan baik secara teknis maupun manajerial/administrasi dan pelaksanaanya dapat berjalan lancar sesuai dengan Renlakgiat.

5. Hasil yang Telah Dicapai.

Hasil yang dicapai dalam pelaksanaan kegiatan Litbanghan TA. 2018 yaitu berupa Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil dengan pelaksanaan program sebagai berikut : a. Pengadaan komponen. Pembuatan administrasi pengadaan komponen/jasa pada kegiatan pengadaan barang/ komponen dan jasa lain Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 menggunakan penunjukan langsung. b. Pembuatan/perakitan komponen. Pembuatan dan perakitan komponen dalam pelaksanaan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materil program Litbanghan TA. 2018 dilaksanakan di Workshop PT. Pindad (Persero) dengan hasil pencapaian 1 (satu) pucuk prototipe senapan Sniper kaliber 20 mm Anti Materiil.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 181

6. Dokumentasi Kegiatan.

A. DESAIN AWAL B. DESAIN AKHIR

C. PENGECEKAN BAHAN KOMPONEN DAN D. PEMERIKSAAN GAMBAR DESAIN DAN GAMBAR DESAIN SENAPAN SNIPER 20 MM KOMPONEN SENAPAN SNIPER 20 MM

E. KOMPONEN YANG TELAH SELESAI DIBUAT F. PERAKITAN SENAPAN SNIPER

G. PELAKSANAAN UJI INTERNAL DI LAPBAK PT. PINDAD H. PELAKSANAAN UJI FUNGSI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 182 DISLITBANGAD

H. PELAKSANAAN UJI FUNGSI

7. Kesimpulan.

Kegiatan Rancang Bangun Prototipe Senapan Sniper Kaliber 20 mm Anti Materiil program Litbanghan TA. 2018 dapat berjalan dengan baik,aman dan lancar serta dalam pelaksanaannya programnya sesuai dengan Renlakgiat.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 183

PENGARUH LAMA PENGABDIAN DAN GOLONGAN KEPANGKATAN BINTARA/TAMTAMA SERTA KEPEMIMPINAN LAPANGAN DANKI/DANTON TERHADAP LOYALITAS BINTARA/TAMTAMA DI SATPUR/BANPUR DI JAJARAN TNI AD 1. Latar Belakang.

Setiap organisasi/satuan pada hakikatnya akan berusaha mencapai tujuannya secara efektif dan efisien, karena tujuan merupakan aspek paling penting yang akan dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan dukungan sumber daya yang memadai, terutama kesiapan sumber daya manusia (SDM). Sumber daya manusia dalam setiap organisasi dapat dibedakan pemimpin dan yang dipimpin. Dalam lingkungan militer didefinisikan sebagai komadan dan bawahan. Masing- masing memiliki tugas dan peran yang berbeda, namun saling terkait dan melengkapi. Pola hubungan yang terjadi antara komandan dan bawahan dapat menyebabkan bawahan merasa nyaman atau sebaliknya. Sinergitas antara unsur komandan dan bawahan menjadi kata kunci keberhasilan organisasi/satuan mencapai tujuannya, tentunya komandan yang mampu memimpin dengan baik. Kepemimpinan seorang komandan merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi tercapainya tujuan organisasi/satuan.

Beberapa fakta yang menunjukkan telah terjadinya disharmonisasi hubungan antara komadan dan bawahan antara lain sebagai berikut : a. Pada tanggal 29 April 2009 telah terjadi pengerusakan rumah dinas Danyonif 751/ Vira Jaya Sakti dan pengeroyokan Wadan Yonif 751 oleh sebagaian anggota Yonif 751 dipicu karena dianggap mempersulit pemakaman anggota Batalion yang meninggal dunia; dan b. Pada tanggal 11 Januari 20014 Kopda Irianto Patur/31020385970781 Taban Mori Ru 1 Ton I Kipan C Yonif L 433/3/I Kostrad telah melakukan pelanggaran insubordinasi terhadap Sertu Jamaludin/21040215440883 Batih Kipan C Yonif L 433/3/I Kostrad, karena Kopda Irianto menolak untuk ditindak atas kesalahannya dan melakukan pemukulan terhadap Sertu Jamaludin.

Berdasarkan latar belakang masalah dan beberapa fakta disharmonisasi hubungan komandan dengan bawahan tersebut dapatlah diidentifikasikan beberapa permasalahan sebagai berikut : a. Apakah Wadan Yonif 751 telah melaksanakan kepemimpinan lapangan dengan benar? b. Bagaimanakah loyalitas anggotan baik golongan Bintara maupun Tamtama Yonif 751? c. Adakah perbedaan loyalitas anggota Yonif 751 antara Bintara dengan Tamtama?

2. Rumusan Masalah.

a. Seberapa besar pengaruh antara lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/Tamtama? b. Seberapa besar pengaruh antara golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama? c. Seberapa besar pengaruh antara kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 184 DISLITBANGAD

loyalitas Bintara/Tamtama? d. Seberapa besar pengaruh antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama? e. Seberapa besar pengaruh antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan serta kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama?

3. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan rumusan masalah penelitian yang telah dibahas sebelumnya maka penelitian ini bertujuan untuk : a. Menganalisa seberapa besar pengaruh lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama; b. Menganalisa seberapa besar pengaruh antara golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama; c. Menganalisa seberapa besar pengaruh antara kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama; d. Menganalisa seberapa besar pengaruh antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama; dan e. Menganalisa seberapa besar pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan serta kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama.

4. Manfaat Penelitian.

a. Bagi Institusi. Untuk TNI AD khususnya di Satpur/Banpur diharapkan dengan hasil penelitian ini menjadi bahan masukan bagi pimpinan guna mengambil kebijakan dalam peningkatan kualitas prajurit di lapangan dalam menghadapi perkembangan era Globalisasi. b. Bagi peneliti. Meningkatkan kompetensi bagi peneliti di institusi jajaran Litbang TNI AD sebagai wujud pemberdayaan sumber daya manusia.

5. Kerangka Teori.

a. Loyalitas.Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990) Loyalitas adalah kesetiaan, kepatuhan dan ketaatan. Robbins (2003), loyalitas adalah keinginan untuk memproteksi dan menyelamatkan wajah bagi orang lain. Dengan demikian secara umum loyalitas dapat diartikan dengan kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan yang diberikan atau ditujukan kepada seseorang atau lembaga, yang di dalamnya terdapat rasa cinta dan tanggung jawab untuk berusaha memberikan pengorbanan dan perilaku terbaik (Rasimin;1988). Menurut Hasibuan (2005) dijelaskan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas adalah organisasi, pemimpin/atasan dan pekerjaan. Berdasarkan uraian di atas, maka indikator karakteristik yang dapat mempengaruhi loyalitas organisasi, pemimpin/atasan dan pekerjaan. Sehubungan dengan hal tersebut, maka loyalitas bawahan akan dicermati dari dimensi organisasi, pimpinan/atasan dan pekerjaan dan dengan indikator sebagai berikut :

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 185

1) Dimensi organisasi. 2) Dimensi Pimpinan (Komandan). 3) Dimensi Pekerjaan. b. Kepemimpinan Lapangan. Kepemimpinan itu dapat dibedakan atas kepemimpinan langsung (tatap muka) dan tidak langsung. Dalam lingkungan militer kepemimpinan langsung atau kepemimpinan tatap muka dilaksanakan di tingkat Regu, Pleton dan Kompi sampai dengan tingkat Batalion. Kepemimpinan lapangan dapat digambarkan sebagai kepemimpinan yang mengetahui dengan tepat apa tugasnya, sehingga sadar sepenuhnya apa yang akan dihadapi dan dilaksanakan serta mengetahui dengan tepat bagaimana melaksanakannya. Inti dari kepemimpinan lapangan itu terletak pada “harus adanya kelebihan Komandan dan dalam segala hal daripada anak buahnya, khususnya dalam aspek tugasnya”. Dengan kata lain, Perwira harus memahami secara mendalam dan mampu merealisasikan hakikat kepemimpinan lapangan, dihadapkan pada tuntutan akan profesionalisme keprajuritan yang senantiasa harus ditingkatkan dari waktu ke waktu. Kepemimpinan lapangan itu menuntut hadirnya pemimpin yang memiliki berbagai peran yang dapat dijadikan acuan oleh anggota yang dipimpinnya dalam pelaksanaan tugas dan kewajibannya. Itulah sebabnya, seorang Komandan atau pemimpin itu juga merupakan guru, pelatih, bapak dan sahabat bagi anggota dan keluarga yang dipimpinnya. Mengalir dari uraian di atas, maka kepemimpinan lapangan akan dicermati dari dimensi sebagai berikut : 1) Dimensi peran sebagai Komandan; 2) Dimensi peran sebagai Guru/Pelatih; 3) Dimensi peran sebagai sahabat/kawan; dan 4) Dimensi peran sebagai Bapak.

6. Kerangka Pikir Penelitian.

LAMA GOL. PENGABDIAN PANGKAT

SDM SATUAN (BA/TA)

DANKI/ KEP DANTON LAPANGAN

LOYALITAS BA/TA

TUJUAN SATUAN

SUMBER : DIOLAH DARI KAJIAN TEORITIS DAN EMPIRIS (2017)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 186 DISLITBANGAD

7. Hipotesis Penelitian.

a. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. b. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. c. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan lapangan Danki/ Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. d. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. e. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan serta kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama.

8. Rancangan Penelitian.

a. Metode Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode Kuantitatif. b. Metode Penarikan Sampel. 1) Populasi. Populasi penelitian adalah Bintara dan Tamtama di satuan Tempur (Satpur) dan Bantuan Tempur (Banpur) jajaran Kodam di seluruh Indonesia. Berdasarkan data populasi Bintara dan Tamtama Satpur dan Banpur berjumlah 70.000 orang.

2) Metode Sampel. a) Sampling Purposive. Teknik pengambilan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2015; 126). Kodam di seluruh Indonesia dikategorikan ke dalam 3 wilayah, yaitu; wilayah Barat 7 Kodam, Tengah 5 Kodam dan Timur 3 Kodam, masing-masing wilayah terwakili; b) Simple Random Sampling. Pemilihan Kodam di setiap wilayah (Barat, Tengah dan Timur) dipilih secara random. Terpilih Kodam sebagai berikut: Kodam I/ BB, Kodam V/BRW, Kodam IX/UDY, Kodam XII/TPR, Kodam XVIII/KSR dan Kodam Iskandar Muda. Setelah sampel Kodam terpilih, maka satuan Tempur dan Banpur dipilih secara random. Selanjutnya Bintara dan Tamtama yang menjadi sampel dikelompokan menjadi dua, yaitu pertama dengan masa dinas di bawah 10 tahun (Ikatan Dinas Pertama) dan di atas 10 tahun (Ikatan Dinas Lanjutan), kemudian dipilih secara random; dan c) Jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini menggunakan dasar tabel Isaac dan Michael (Sugiyono,2015; 128) berjumlah 663 orang dengan taraf kesalahan 1%. c. Metode Pengumpulan Data. Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data kuesioner, ceklis, pedomanan wawancara dan dokumentasi. d. Metode Analisis Data. Metode analisa data dalam penelitian ini menggunakan analisa statistik deskriptif

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 187

(mendeskripsikan data sampel) melalui penyajian data tabel dan chart dengan software Excel dan SPSS, sedangkan analisis statistik inferensialnya dimana data sampel dan hasilnya diberlakukan untuk populasi memakai analisis Structrual Equation Model (SEM) menggunakan software Lisrel.

9. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil pengolahan data dan pembahasan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : a. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/Tamtama tidak dapat diterima, karena hasil uji Mann-Whitney didapatkan p-value (sig.) untuk lama pengabdian Bintara/Tamtama adalah 0,917, yaitu lebih besar dari alpha 5 %, maka tidak terdapat perbedaan loyalitas antara Bintara/Tamtama dengan lama pengabdian kurang dari sama dengan 10 tahun dan Bintara/ Tamtama dengan lama pengabdian lebih dari 10 tahun. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara lama pengabdian terhadap loyalitas. b. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama tidak dapat diterima, karena hasil uji Mann-Whitney didapatkan p-value (sig.) untuk golongan pangkat Bintara/Tamtama adalah 0,681, yaitu lebih besar dari alpha 5 %, maka tidak terdapat perbedaan loyalitas Bintara maupun Tamtama. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara golongan pangkat terhadap loyalitas. c. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama diterima, karena memiliki nilai koefisien jalur antara kepemimpinan lapangan dengan loyalitas sebesar 0,77 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari level of significan yang ditetapkan (p-value = 0,000 < ɑ = 0,05). Dengan kata lain dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan lapangan Danton/Danki berpengaruh signifikan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. d. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama Bintara/Tamtama pengabdian dan golongan kepangkatan terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama tidak dapat diterima, karena hasil uji Mann-Whitney pengaruh lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/Tamtama didapatkan p-value (sig.) adalah 0,917, yaitu lebih besar dari alpha 5 %. Sementara itu, hasil uji Mann-Whitney golongan pangkat Bintara/Tamtama dengan loyalitas didapatkan p-value (sig.) adalah 0,681, yaitu lebih besar dari alpha 5 %. Dengan demikian tidak terdapat perbedaan loyalitas antara Bintara/Tamtama baik ditinjau dari aspek lama pengabdian kurang dari sama dengan 10 tahun dan lama pengabdian lebih dari 10 tahun maupun dari aspek golongan pangkat. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara lama pengabdian dan golongan pangkat Bintara/Tamtama terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama. e. Hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan serta kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama tidak dapat diterima karena antara lama pengabdian dan golongan kepangkatan Bintara/Tamtama memiliki pengaruh terhadap loyalitas yang berbeda dengan pengaruh kepemimpinan lapangan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 188 DISLITBANGAD

Pengaruh Kepemimpinan lapangan Danki/Danton terhadap loyalitas Bintara/Tamtama memiliki nilai koefisien jalur antara kepemimpinan lapangan dengan loyalitas sebesar 0,77 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari level of significan yang ditetapkan (p-value = 0,000 < ɑ = 0,05). Hal ini berarti bahwa kepemimpinan lapangan Danton/Danki berpengaruh signifikan terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. Sementara itu, hasil uji Mann-Whitney pengaruh lama pengabdian terhadap loyalitas Bintara/ Tamtama didapatkan p-value (sig.) adalah 0,917, yaitu lebih besar dari alpha 5 %. Sedangkan, hasil uji Mann-Whitney golongan pangkat Bintara/Tamtama dengan loyalitas didapatkan p-value (sig.) adalah 0,681, yaitu lebih besar dari alpha 5 %. Dengan demikian baik ditinjau dari lama pengabdian maupun golongan kepangkatan tidak terdapat perbedaan loyalitas antara Bintara/Tamtama. Hal ini berarti tidak ada pengaruh antara lama pengabdian dan golongan pangkat Bintara/Tamtama terhadap loyalitas Bintara/Tamtama. f. Secara umum pada semua sampel Kodam penilaian terhadap loyalitas Bintara/Tamtama sudah cukup baik. Penilaian loyalitas dilakukan pada dua sisi atau sudut pandang, yaitu dari sisi Bintara/Tamtama dan sisi kepemimpinan lapangan, yaitu Danton/Danki. Penilaian loyalitas dari sudut pandang Bintara/Tamtama menunjukkan hasil bahwa dari keseluruhan indikator pengukur loyalitas (38 indikator), terdapat 28 indikator yang menunjukkan hasil pengukuran loyalitas yang baik. Penilaian loyalitas dari sudut pandang Danton/Danki menunjukkan hasil bahwa dari keseluruhan indikator pengukur loyalitas (41 indikator), terdapat 26 indikator yang menunjukkan hasil pengukuran loyalitas yang baik. g. Loyalitas yang perlu ditingkatkan adalah loyalitas pada aspek organisasi di antaranya adalah: motivasi dalam mendukung tugas satuan, kepedulian terhadap anggota lain yang membutuhkan pertolongan, pelaporan setiap tugas yang dibebankan, pengetahuan tentang peraturan di lingkungan militer, keterampilan dalam menggunakan senjata api, serta antusiasme melaksanakan tugas meskipun di luar jam dinas. Apabila ditinjau dari aspek pimpinan, loyalitas perlu ditingkatkan pada: ketaatan anggota pada atasan meskipun pernah dimarahi, pemberian hak-hak anggota oleh atasan, pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi, serta pemberian kesempatan kepada anggota untuk berkarier. Apabila ditinjau dari aspek pekerjaan, loyalitas perlu ditingkatkan pada kerjasama dalam menyelesaikan tugas satuan, pelaksanaan tugas tidak hanya apabila mendapat perintah, serta pelaksanaan tugas di luar kedinasan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 189

PENGARUH SIKAP TERITORIAL PRAJURIT TERHADAP KEBERHASILAN PENUGASAN DI DAERAH PERBATASAN

1. Abstrak.

Penugasan prajurit di perbatasan didasari Undang-Undang No.34 tahun 2004 mengenai Tentara Nasional Indonesia (TNI) bahwa wewenang untuk menjaga keamanan di wilayah perbatasan adalah menjadi tugas TNI, dalam tugas dibidang Operasi Militer Selain Perang. Tugas pengamanan perbatasan wilayah darat dipercayakan kepada TNI AD, hal ini mengacu pada tugas pokok dan tugas bantuan TNI AD yang antara lain bertugas menegakkan kedaulan negara di wilayah daratan dan menegakkan keutuhan wilayah negara di daratan. Oleh karena itu pimpinan TNI mengeluarkan Perpang/12/VII/2007 tanggal 11 Juli 2007 tentang naskah buku petunjuk pelaksanaan TNI tentang Operasi Pengamanan Perbatasan yang antara lain berisikan pembentukan Satgas Pamtas. Untuk mengamankan wilayah perbatasan dari kegiatan illegal dan pelanggaran hukum. Penugasan sebagai Pamtas tidak hanya terfokus kepada urusan kegiatan pengamanan secara mandiri mengingat kondisi geografi dan demografi yang sangat luas dan kompleks harus melibatkan keikutsertaan masyarakat sekitar sehingga perlu adanya hubungan yang erat antara prajurit dan masyarakat melalui kemanunggalan TNI AD-Rakyat. Fungsi TNI dalam menggalang masyarakat dilaksanakan dengan pembinaan teritorial untuk mendukung keberhasilan penugasan. Dalam penelitian aspek Binter yang diteliti adalah Sikap Teritorial karena aspek ini sangat mudah diterapkan dan merupakan gerbang dari pelaksanaan Binter selanjutnya. Bila prajurit tidak melaksanakan Sikap Teritorial dapat dipastikan kegiatan Binter selanjutnya tidak berjalan sehingga penugasan tidak berhasil. Penelitian menggunakan metode kuantitatif dimana data berasal dari kuesioner dan wawancara terstruktur dengan responden personel militer dan masyarakat umum. Kedua data hasil penelitian digeneralisasikan dan diolah. Data hasil pengolahan berupa angka-angka kemudian dianalisa dan dideskriptifkan untuk mengetahui apakah ada pengaruh antara pelaksanaan Sikap Teritorial dengan Keberhasilan Penugasan. Hasil penelitian menunjukan Prajurit telah melaksanakan Sikap Teritorial di daerah operasi dimanapun bertugas dan ada pengaruh yang signifikan antara pelaksanaan sikap teritorial terhadap keberhasilan penugasan. Kerawanan yang ada adalah masih adanya sikap prajurit yang menganggap statusnya lebih tinggi dari masyarakat sehingga perlu dilakukan oleh Komando atas adalah penambahan materi teritorial dalam pratugas dan disamping mendukung sarana dan sarata tugas. Kata Kunci : Prajurit Pamtas, Sikap Teritorial dan Keberhasilan Penugasan.

2. Latar Belakang.

Daerah perbatasan merupakan gerbang pintu masuk darat antar negara. Negara kita mempunyai daerah perbatasan darat dengan beberapa negara tetangga yaitu Malaysia, Timor Leste dan Papua Nugini. Adanya daerah perbatasan dengan berbagai negara tersebut akan menimbulkan beberapa permasalahan, mengingat adanya perbedaan budaya, ekonomi, sosial politik dan lain- lain sesuai sifat lingkungan dan kondisi regional negara-negara tersebut. Hingga saat ini masih terjadi pelanggaran perbatasan antara lain kegiatan illegal, pelanggaran wilayah perbatasan dan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 190 DISLITBANGAD

perusakan/pemindahan/penghilangan patok batas negara oleh kelompok tertentu. Sedangkan kegiatan illegal seperti terjadi di perbatasan RI-Malaysia maupun di perbatasan RI-Timor Leste (RDTL) antara lain berupa TKI illegal, illegal logging, illegal minning, illegal trafficking, illegal imigran dan Narkoba. Daerah perbatasan merupakan pijakan yang penting untuk memperkuat kedaulatan negara perlu adanya penugasan yang mampu untuk menjaga perbatasan yang dapat memonitor setiap dinamika yang berkembang di perbatasan terutama yang mempunyai dampak merugikan terhadap negara Indonesia. Bila dihadapkan alokasi satuan-satuan TNI AD setempat dengan luasnya daerah perbatasan, maka satuan tersebut masih belum mencukupi untuk mengawasi daerah perbatasan sehingga sesuai dengan surat keputusan Panglima TNI dilaksanakan penugasan operasi di perbatasan yang terdiri atas Batalyon-batalyon yang bertugas selama 9 bulan. Keputusan tersebut dituangkan dalam Perintah Operasi Korem selaku Komando Pelaksana Operasi. Tugas- tugas Pamtas adalah sebagai berikut : a) Melaksanakan operasi pengamanan perbatasan wilayah darat disepanjang kawasan perbatasan; b) Mencegah kegiatan illegal disepanjang kawasan perbatasan darat (imigran gelap, illegal trading, penyelundupan miras, narkoba, handak dll); c) Mencegah pergeseran dan hilangnya patok batas disepanjang kawasan perbatasan darat; dan d) Melaksanakan pemberdayaan wilayah pertahanan di sepanjang kawasan perbatasan. Tugas-tugas ini sejatinya merupakan tugas yang relatif berat manakala Satgas Pamtas tidak mendapatkan dukungan dari masyarakat. Untuk itu lah maka seluruh anggota Satgas Pamtas harus selalu berbuat yang terbaik terhadap masyarakat dengan selalu menerapkan Sikap Teritorial yang baik dalam setiap waktu dan tempat di mana pun mereka berada.

Kegiatan Sikap Teritorial selalu bertujuan untuk menarik simpati rakyat, bila berjalan dengan baik maka masyarakat akan merasa bersatu dengan TNI AD, dampaknya mereka mau secara sukarela untuk membantu pelaksanaan tugas pokok prajurit di perbatasan antara lain sebagai pengumpul keterangan, temu cepat dan lapor cepat. Bila dilingkungan mereka ada gejala kerawanan seperti kegiatan illegal, pergeseran patok baik sengaja maupun tidak, mereka akan secara otomatis melaporkan kepada prajurit yang bertugas sehingga akan menunjang keberhasilan tugas Satgas Pamtas. Selain itu masyarakat juga akan menyadari untuk tidak melakukan pelanggaran. Tim Peneliti Dinas Penelitian dan Pengembangan TNI AD menyimpulkan bahwa pelaksanaan Sikap Teritorial merupakan kegiatan yang sangat penting sebagai ujung tombak dari kegiatan Binter selanjutnya sehingga perlu diteliti efektifitas pelaksanaannya dan dampaknya terhadap masyarakat sekitar dalam membentuk pemberdayaan wilayah pertahanan. Berdasarkan hal tersebut, Tim Peneliti merumuskan kegiatan penelitian dengan judul “Pengaruh Sikap Teritorial Prajurit terhadap Keberhasilan Penugasan di Daerah Perbatasan” dimana daerah perbatasan tersebut dibatasi untuk perbatasan RI-Malaysia dan RI-Timor Leste. Penelitian ini mengkaji bagaimana Sikap Teritorial berpengaruh terhadap Keberhasilan Penugasan melalui tanggapan prajurit yang bertugas di daerah perbatasan terhadap penerapan Sikap Teritorial yang dilaksanakan oleh mereka. Apakah mereka mampu menerapkan Sikap Teritorial dengan baik ataupun sebaliknya ada hambatan-hambatan dalam menerapkan Sikap Teritorial terhadap masyarakat di wilayah perbatasan tempat mereka bertugas. Selain itu juga akan dilihat bagaimana

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 191

tanggapan masyarakat terhadap penerapan Sikap Teritorial yang telah dilaksanakan oleh prajurit, apakah meningkatkan kesadaran berwarganegara mereka atau justru sebaliknya.

3. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan pada perumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah : a. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa pelaksanaan Sikap Teritorial prajurit diperbatasan dan dampaknya terhadap masyarakat; b. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa seberapa besar pengaruh pelaksanaan Sikap Teritorial terhadap keberhasilan tugas diperbatasan; c. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa hambatan-hambatan di lapangan yang dapat mempengaruhi prajurit untuk tidak melaksanakan Sikap Teritorial; dan d. Untuk mendeskripsikan dan menganalisa metode yang tepat dalam pelaksanaan Sikap Teritorial prajurit di perbatasan sehingga memberikan dampak yang positip terhadap masyarakat guna tercipta Kemanunggalan TNI AD-Rakyat.

4. Sasaran Akhir. a. Manfaat untuk Satuan Pamtas. 1) Satuan dapat mempersiapkan mental dan moral prajurit yang akan bertugas di perbatasan terutama dalam penerapan Sikap Teritorial. Dengan demikian para prajurit menjadi siap melaksanakan Sikap Teritorial guna mencapai keberhasilan tugas mereka di lapangan; dan 2) Satuan mendapat gambaran tentang kondisi pelaksanaan Sikap Teritorial dari penugasan sebelumnya sehingga satuan mampu untuk menyusun rencana dan strategi yang berhubungan dengan pelaksanaan Sikap Teritorial termasuk memberikan pembekalan dan pelatihan bagaimana melaksanakan Sikap Teritorial yang baik. b. Manfaat untuk TNI AD. Dengan terlaksananya penelitian tentang pelaksanaan Sikap Teritorial maka akan diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai manfaat Sikap Teritorial dan dampak positipnya terhadap masyarakat yang akhirnya akan terbentuk prajurit yang sadar teritorial guna terwujudnya Kemanunggalan TNI AD-Rakyat dengan tujuan akhir terlaksananya tugas pokok prajurit di perbatasan guna terwujudnya ketahanan nasional yang tinggi.

5. Metode Penelitian.

Dalam penelitian ini metode penelitiannya : a. Jenis Penelitian. Jenis penelitian yang dilaksanakan adalah kuantitatif deskriptif, karena penelitian ini disajikan dengan angka-angka atau nilai dan pemberian penjelasan dari angka-angka tersebut untuk membantu menginterprestasikan nilai tersebut. b. Variabel Penelitian. 1) Variabel bebas (independen variable), Variabel bebas (X) pada penelitian ini adalah Sikap Teritorial dengan indikator (Bujukmin Kemampuan Binter Nomor Perkasad/19-02/ XI/2013 tanggal 7 Nopember 2013) yaitu Senyum teritorial, Tegur sapa teritorial, Sikap menghargai, Saling membantu, Gotong royong, Tata krama dan Penyesuaian diri/

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 192 DISLITBANGAD

adaptasi. 2) Variabel terikat (dependent variable). Variabel terikat (Y) yaitu Keberhasilan Penugasan. c. Instrumen Penelitian. Instrumen yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian ini adalah kuesioner dengan wawancara terstruktur sebagai pendalaman materi. Skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala likert. d. Hipotesa penelitian. Hipotesa yang ditentukan dalam penelitian adalah : 1) Ho: Pelaksanaan Sikap Teritorial oleh prajurit tidak berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan penugasan di daerah perbatasan. 2) Ha: Pelaksanaan Sikap Teritorial oleh prajurit berpengaruh secara signifikan terhadap keberhasilan penugasan di daerah perbatasan. e. Pengolahan Data. Teknik pengolahan data dalam penelitian ini menggunakan metode statistik dengan program SPSS versi 20. Metoda statistik digunakan untuk menentukan pengaruh antara satu data dari masing-masing variabel. f. Analisis Data. Analisis data dalam penelitian ini adalah berupa analisis deskriptif , yaitu suatu metode untuk mengungkapkan dan memaparkan pendapat dari responden berdasarkan jawaban dari instrumen penelitian yang telah diajukan oleh peneliti. Pelaksanaannya adalah data yang telah diolah dilakukan analisis data dan diuraikan secara deskriptif yaitu dengan cara memaparkan secara objektif dan sistematis hasil pengolahan data sehingga dapat dipahami hasil dan tujuan penelitian oleh pembaca. g. Teknik Analisis Data. Teknik analisis data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah data kuantitatif penelitian yang berguna menguji suatu kesimpulan sementara atau hipotesa yang telah ditentukan.

6. Pencapaian Sasaran Akhir.

a. Hasil Uji Hipotesa (uji t). Ho ditolak dan Ha diterima yang berarti ada hubungan yang signifikan antara pelaksanaan Sikap Teritorial dengan keberhasilan penugasan. b. Variabel Sikap Teritorial. 1) Senyum Teritorial. Penelitian menunjukan bahwa prajurit mau tersenyum kepada masyarakat bila masyarakat harus tersenyum terlebih dahulu (67,5%). Hal ini menunjukan prajurit masih merasa status sosialnya lebih tinggi; 2) Tegur Sapa Teritorial. Penelitian menunjukan hampir semua responden (99,3%) menyadari pentingnya bertegur sapa dengan masyarakat sekitar. Prajurit yang yakin bahwa tegur sapa harus dilaksanakan agar fungsi teritorial dapat terlaksana cukup besar (51,3%) tetapi terdapat sejumlah 47,9% yang menjawab setuju yang artinya masih ada kemungkinan mereka untuk tidak bertegur sapa dengan masyarakat; 3) Sikap Menghargai. Hasil penelitian secara umum menyatakan bahwa prajurit telah menerapkan sikap

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 193

saling menghargai. Aspek yang menonjol adalah bahwa prajurit masih menganggap dirinya lebih tinggi status dan kedudukannya di banding masyarakat sekitar (67,5%). Dengan jumlah yang besar menandakan prajurit belum sepenuhnya memahami tentang jati dirinya sebagai TNI AD yang berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat; 4) Saling Membantu. Prajurit menyadari bahwa dengan menunjukan sikap saling membantu maka akan timbul rasa simpati rakyat terhadap prajurit Satgas yang kedepan akan menunjang keberhasilan pelaksanaan tugas; 5) Gotong-royong. Prajurit menyatakan sikap setuju (97,4%) dan keinginan untuk membantu sebesar (98,2%); 6) Tata Krama. Hasil penelitian menunjukan bahwa hampir semua prajurtit memahami bahwa mereka harus mengikuti tata krama yang ada dengan bersikap sabar, bersikap ramah terhadap masyarakat dan tidak berkata kasar. Hal ini terlihat dari persentasi yang sangat besar yaitu lebih dari 90%; dan 7) Penyesuaian Diri/Adaptasi. Terdapat tiga aspek yang dimasukkan ke dalam pernyataan yang menunjukkan apakah prajurit sudah dapat beradaptasi yaitu dapat menyesuaikan diri dengan pola hidup masyarakat (89,0%), tidak mempunyai perasaan negatif terhadap masyarakat (89,7%) dan menghormati budaya masyarakat setempat (81,9%). c. Variabel Keberhasilan Tugas. 1) Kemanunggalan TNI AD-Rakyat. Hasil penelitian menunjukan bahwa Kemanunggalan TNI AD-Rakyat telah terbentuk dengan persentasi yang besar yaitu lebih dari 80% untuk setiap aspek pernyataan telah meyakini Kemanunggalan TNI AD-Rakyat 2) Pelaksanaan tugas yang efektif. Hasil penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan tugas dapat efektif karena adanya dukungan dari masyarakat melalui kegiatan Sikap Teritorial. Hal ini terlihat dari seluruh aspek pernyataan mempunyai persentasi yang cukup besar yaitu lebih dari 85% menyatakan kegiatan yang dilaksanakan dapat berjalan efektif sesuai yang direncanakan; dan 3) Pemberdayaan wilayah pertahanan. Hasil penelitian menunjukan bahwa prajurit merasakan peningkatan pemberdayaan wilayah pertahanan di daerah tempat bertugas dengan persentase pernyataan setuju lebih dari 90%. 4) Pengaruh Lokasi Penelitian. Hasil yang diperoleh menunjukkan tidak adanya perbedaan yang berarti antara dua lokasi walaupun lokasi tersebut berjauhan. Hal ini menunjukkan prajurit TNI AD telah mempunyai kesamaam bertindak tentang Sikap Teritorial.

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

a. Badau perbatasan RI-Malaysia; dan b. Motaain perbatasan RI-Timor Leste.

8. Hambatan. Nihil.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 194 DISLITBANGAD

9. Hasil.

Hasil penelitian menunjukan hampir semua prajurtit memahami bahwa mereka harus mengikuti tata krama yang ada dengan bersikap sabar, bersikap ramah terhadap masyarakat dan tidak berkata kasar.

10. Dokumentasi Kegiatan.

KEGIATAN PENGARAHAN KEGIATAN DI BADAU KALIMANTAN BARAT

KEGIATAN PENGARAHAN KEGIATAN DI MOTAAIN, NTT.

11. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian Uji hipotesa (uji t) menyatakan Ho ditolak atau Ha diterima yang berarti ada pengaruh antara pelaksanaan Sikap Teritorial terhadap pelaksanaan tugas. Dimana : 1) Prajurit yang bertugas sebagai Satgas Pamtas telah melaksanakan Sikap Teritorial dengan baik dalam mendukung terciptanya keberhasilan yang ditunjukan dengan terciptanya Kemanunggalan TNI AD-Rakyat, pelaksanaan tugas yang efektif dan perberdayaan wilayah pertahanan; dan 2) Kegiatan Sikap Teritorial yang dilaksanakan sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat. Masyarakat beranggapan kehadiran prajurit menimbulkan rasa tenang, rasa keamanan yang semakin meningkat dan prajurit juga mau membantu mengatasi kesulitan masyarakat yang membutuhkan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 195

ANALISA PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PRAJURITDI SATUAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING 1. Abstrak.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit disatuan. Semakin baik budaya organisasi dan gaya kepemimpinan disatuan maka tingkat kepuasan kerja dan kinerja prajurit disatuan akan meningkat. Oleh karena itu diharapkan khususnya bagi pimpinan yang kebetulan prajuritnya menjadi responden dalam penelitian ini, untuk membuat kebijakan satuan dapat mempertahankan indikator- indikator dari kepemimpinan dan budaya organisasi hasil penelitian ini, dan diharapkan di masa mendatang dapat meningkatkan kinerja satuannya.

Kata Kunci : Budaya Organisasi, Gaya Kepemimpinan, Kinerja Prajurit dan Kepuasan Kerja.

2. Latar Belakang.

Salah satu masalah nasional yang dihadapi oleh bangsa Indonesia saat ini adalah penanganan terhadap rendahnya kualitas sumber daya manusia di jajaran TNI AD. Jumlah sumber daya manusia di satuan TNI AD yang besar, apabila dapat didayagunakan secara efektif dan efisien akan bermanfaat untuk menunjang tugas pokok satuan. Agar organisasi TNI AD tersedia sumber daya manusia yang handal diperlukan beberapa hal seperti : pendidikan yang berkualitas, dan penyediaan berbagai fasilitas yang dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok. Kualitas sumber daya manusia prajurit di lingkungan organisasi TNI AD, sepertinya masih relatif tertinggal, jika dibandingkan dengan SDM prajurit negara- negara lain pada umumnya. Dengan melihat kondisi diatas, Peneliti Dislitbangad pada tahun 2018 ini mengadakan penelitian insani yaitu : “ANALISA PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN GAYA KEPEMIMPINAN TERHADAP KINERJA PRAJURIT DISATUAN DENGAN KEPUASAN KERJA SEBAGAI VARIABEL INTERVENING” di jajaran TNI AD dengan menggunakan tipologi wilayah, yang mewakili barat, tengah dan timur.

3. Tujuan Penelitian.

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan batasan masalah, maka tujuan penelitian ini adalah : a. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja prajurit disatuan. b. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit disatuan. c. Untuk mengetahui pengaruh kepuasan kerja terhadap kinerja prajurit disatuan. d. Untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi terhadap kepuasan kerja. e. Untuk mengetahui pengaruh gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 196 DISLITBANGAD

4. Sasaran Akhir.

Dari hasil penelitian yang dilaksanakan didapat manfaat : a. Manfaat untuk Organisasi TNI AD. 1) Mengetahui hubungan faktor-faktor yang mempengaruhi dalam budaya organisasi, gaya kepemimpinan terhadap kinerja dalam organisasi sehingga dapat mencapai tujuan organisasi; dan 2) Dapat menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi tersebut sehingga diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja prajurit disatuan TNI AD dalam melaksanakan tugas pokoknya. b. Manfaat untuk Dislitbangad. 1) Dapat memberikan sumbangan bagi pengembangan konsep atau teori penelitian insani pada umumnya dan konsep atau teori dan disiplin kerja pada khususnya. 2) Hasil penelitian menjadi bahan rekomendasi bagi pimpinan dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan kinerja satuan, sehingga organisasi TNI AD dapat melaksanakan tugas pokoknya secara profesional.

5. Metode Penelitian.

Dalam penelitian ini metode penelitiannya : a. Desain Penelitian. Penelitian menggunakan penelitian kuantitatif yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara 4 (empat) variabel, yang diharapkan menemukan jawaban dan memberikan gambaran bagaimana pengaruh budaya organisasi dan kepemimpinan terhadap kinerja prajurit di satuan. b. Populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah prajurit berpangkat Bintara dan Tamtama. c. Sampel. Perhitungan sampel dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin sebagai berikut:

Dimana : n : Besaran sampel N : Besaran populasi (3565) e : Nilai kritis (batas ketelitian) sebesar 5% dengan tingkat kepercayaan 95%, maka jumlah sampel yang digunakan adalah jumlah sampel responden minimal ditiap satuan yang diteliti adalah : 357 : 8 = 44,62 org ≈ 45 org (Bintara maupun Tamtama).

d. Metode Pengumpulan Data. Dengan study kepustakaan dan penelitian lapangan) e. Variabel Penelitian. Variable yang digunakan dalam penelitian ini : 1) Variabel bebas (independen) Gaya Kepemimpinan (X1) dan Budaya Organisasi (X2). 2) Variabel terikat (dependen) adalah Kinerja (Z). 3) Variabel antara (intervening) adalah Kepuasan Kerja (Y).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 197

f. Instrumen Penelitian. Dengan menggunakan kuisioner penelitian skala Likert (Likert’s Summated Ratings),

6. Pencapaian Sasaran Akhir.

Dari hasil penelitian yang dilakukan dapat menjawab diduga tidak ada pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit disatuan dengan kepuasan kerja sebagai variabel Intervening, di tolak dan diduga adanya pengaruh budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit disatuan dengan kepuasan kerja sebagai variabel intervening, di terima.

7. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

Penelitian dilakukan di 4 Kotama Ops dengan 8 satuan yaitu : a. Yonif Raider 200/Bhakti Negara di Palembang. b. Kodim 0414/PLG di Palembang. c. Yonarmed 5/105 Tarik Pancagiri di Cipanas Cianjur. d. Kesdam III/Siliwangi di Bandung. e. Yonarhanudse 8/MBC di Sidoarjo. f. Zidam V/Brawijaya di Surabaya. g. Rindam XVI/PTM di Ambon. h. Bekangdan XVI/PTM di Ambon.

8. Hambatan. Nihil.

9. Hasil Penelitian.

a. Variabel Gaya kepemimpinan (X1). Dari 24 item pernyataan yang dijawab oleh para responden pada kuesioner yang diberikan kepadanya terhadap variabel gaya kepemimpinan (X1) presentase jawaban sebagai berikut : 1) (3,3%) Responden menyatakan sangat tidak setuju,sebanyak 285. 2) (23,91%) Responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 2066. 3) (57,82%) Responden menyatakan setuju, sebanyak 4996. 4) (14,97%) Responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 1293. Dari hasil yang didapat sebagian besar responden setuju dengan gaya kepemimpinan dalam meningkatkan kinerja prajurit TNI Angkatan Darat. b. Variabel Budaya Organisasi (X2). Dari 14 item pernyataan yang dijawab oleh para responden pada kuesioner yang diberikan kepadanya terhadap Budaya Organisasi persentase jawaban sebagai beikut : 1) (2,04%) Responden menyatakan sangat tidak setuju sebanyak 103 2) (10,2%) Responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 514 3) (64,47%) Responden menyatakan setuju, sebanyak 3249 4) (23,29%) Responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 1174 Dari data hasil sebagian besar responden setuju dengan Budaya Organisasi dalam meningkatkan kinerja prajurit TNI Angkatan Darat.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 198 DISLITBANGAD

c. Variabel Kepuasan Kerja (Y). Dari 10 item pernyataan yang dijawab oleh para responden pada kuesioner t yang diberikan kepadanya terhadap kepuasan kerja prajurit, persentase jawaban sebagai berikut : 1) (1%) Responden menyatakan sangat Xtidak setuju sebanyak 36. 2) (10,36%) Responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 373. 3) (75,61%) Responden menyatakan setuju, sebanyak 2722. 4) (13,03%) Responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 469. Dari hasil sebagian besar responden menyatakan setuju dengan kepuasan kerja prajurit dalam meningkatkan kinerja prajurit TNI Angkatan Darat. d. Variabel Kinerja (Z). Dari 18 item pernyataan yang dijawab oleh para responden pada Kuesioner yang diberikan kepadanya terhadap variabel Kinerja presentase jawaban sebagai berikut : 1) (0,93%) Responden menyatakan sangat tidak setuju,sebanyak 60. 2) (10,14%) Responden menyatakan tidak setuju, sebanyak 657. 3) (73,09%) Responden menyatakan setuju, sebanyak 4736. 4) (15,84%) Responden menyatakan sangat setuju, sebanyak 1027.

Sehingga berdasarkan angka-angka tersebut diatas dapat terjawab untuk hipotesa penelitian ini bahwa ada hubungan yang signifikan antara budaya organisasi dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit dengan ada dan tidaknya variabel antara yaitu kepuasan kerja.

10. Dokumentasi Kegiatan.

A. YONIF RAIDER 200/BHAKTI NEGARA DAN KODIM 0418/PALEMBANG KODAM II/SRIWIJAYA.

B. YONARMED 5 TARIK/105 PANCANGIRI KODAM III/SILIWANGI.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 199

C. YONARHANUDSE 8/MCB DAN ZIDAM KODAM V/BRAWIJAYA.

D. RINDAM XVI/PTM DAN BEKANG XVI KODAM XVI/PATIMURA.

11. Kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1) Terdapat pengaruh positif dan signifikan budaya organisasi terhadap kinerja prajurit disatuan yang di teliti secara parsial. 2) Terdapat pengaruh positif dan signifikan gaya kepemimpinan terhadap kinerja prajurit disatuan yang diteliti secara parsial. 3) Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepuasan kerja terhadap kinerja prajurit disatuan yang di teliti secara simultan. 4) Terdapat pengaruh signifikan budaya organisasi terhadap kepuasan kerja prajurit disatuan yang diteliti secara parsial. 5) Terdapat pengaruh signifikan gaya kepemimpinan terhadap kepuasan kerja prajurit disatuan yang diteliti secara parsial.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 200 DISLITBANGAD

STANDARISASI LAPANGAN TEMBAK DAN SPESIFIKASI PERSENJATAAN GUNA MENDUKUNG TUGAS POKOK TNI AD

1. Latar Belakang.

Yang melatar belakangi penelitian ini mencakup hal yang menjadi permasalahan yang terjadi pada kondisi nyata dan riil yang menjadi pokok bahasan yang meliputi:

a. Perkembangan teknologi persenjataan dikawasan Asia saat ini, berpengaruh terhadap perkembangan senjata yang mengalami perubahan dari yang bersifat konvensional sampai ke modern. Kawasan Asia Tenggara, diantaranya kekuatan Asia tengah RRC maupun negara selatan Australia yang militernya ditopang dengan pesenjataan modern oleh negara besar yaitu Amerika, baik dengan cara menempatkan pangkalan militer maupun dengan memasok persenjataan karena sebagai negara produsen persenjataan terbesar di dunia, sehingga merupakan suatu bentuk ancaman bagi kedaulatan negara kawasan Asia Tenggara termasuk negara Indonesia.

b. Tidak ketinggalan dengan perkembangan Industri persenjataan saat ini, negara Indonesia yang berkembang pesat baik persenjatan hasil produk dalam negeri maupun hasil pembelian yang disesuaikan kebutuhan TNI, sehingga dalam rangka menyikapi kondisi tersebut, TNI harus segera merumuskan standarisasi lapangan tembak sesuai KSU dan Spesifikasi senjata, sehingga dengan standarisasi lapangan tembak dapat digunakan sebagai sarana uji coba hasil industri pertahanan milik TNI yang berasal dari hasil Litbanghan maupun pengadaan dari luar negeri guna mewujudkan kendaraan, senjata dan munisi yang benar-benar handal dan teruji akurasinya, guna mewujudkan prajurit profesional.

c. Dihadapkan perkembangan kondisi tersebut standarisasi lapangan tembak dan spesifikasi peralatan senjata dari hasil Litbanghan/pengadaan untuk digunakan latihan satuan jajaran Kodam, Puscabfung Persenjataan dengan standar fasilitas lapangan tembak yang baik. Menyadari dengan kondisi perkembangan persenjataan yang dimiliki TNI AD yang menyangkut Spesifikasi persenjataan di hadapkan kesiapan Standar lapangan yang didalamnya pelaksanaan tugas satuan di jajaran TNI AD, maka Orgsismet Dislitbangad melaksanakan penelitian untuk menguji dari suatu permasalahan menjadi suatu bentuk penelitian dimana penelitian ini mengukur varibel penelitian dengan judul “Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD, kondisi permasalahan lapangan tembak yang dihadapi oleh TNI AD sebagai berikut : 1) Standar lapangan tembak. Kondisi riil lapbak yang ada di semua wilayah yang dimiliki TNI AD belum standar sesuai perkembangan spesifikasi persenjataan modern yang ada. 2) Konstruksi tentang lapangan tembak, perlengkapan yang dimiliki yang mencakup fasilitas, alat kontrol, alat kendali, pos tinjau, manuver tembakan dan manuver ranpur

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 201

ataupun kombinasi alutsista belum terukur dilihat dari perkembangan spesifikasi persenjataan yang ada. 3) Sehingga kondisi riil dari suatu latar belakang yang dihadapi tentang dinamika tersebut maka dengan standarisasi lapangan tembak nantinya dapat digunakan sebagai sarana uji coba hasil industri pertahanan milik TNI maupun TNI AD yang berasal dari hasil Litbanghan maupun pengadaan dari luar negeri guna mewujudkan kendaraan, senjata dan munisi yang benar-benar handal dan teruji akurasinya.

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran kepada pimpinan tentang kegiatan penelitian Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna mendukung Tugas Pokok TNI AD; dan b. Tujuan. Sebagai pedoman untuk dapat digunakan dalam kegiatan penelitian Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna mendukung Tugas Pokok TNI AD.

3. Sasaran Akhir.

Tercapainya sasaran sesuai dengan rencana penelitian antara lain : a. Tingkat keberhasilan dalam suatu tugas satuan ditentukan oleh kesiapan satuan melalui latihan yang terukur untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan personel sesuai SJM, diantaranya adalah latihan menembak satuan yang meliputi kemampuan menembak, kecepatan dan ketepatan menembak, terselenggaranya latihan, sasaran latihan dan uji coba munisi/alat utama sistim persenjataan, diperlukan standar lapangan yang mempunyai konstruksi lapangan tembak, kelengkapan lapangan tembak dan standar penembakan yang berkorelasi dengan spesifikasi persenjataan yang meliputi kemampuan jarak tembak, lintasan tembak dan kaliber senjata guna terselenggaranya program latihan menembak satuan dalam rangka mendukung tugas pokok satuan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan di jajaran Kodam diperoleh hasil analisa data sebagai berikut : 1) Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel spesifikasi persenjataan dengan tugas pokok satuan di jajaran TNI AD; dan 2) Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna Mendukung Tugas Pokok satuan di jajaran TNI AD.

b. Terlaksananya analisa data pada penelitian kuantitatif maka proses pengumpulan data kualitatif berdasarkan validasi pakar dari narasumber di jajaran Puscabfung melalui FGD, wawancara dan pelaksanaan observasi lapangan baik di jajaran Batalion dan Puscabfung menginginkan model standar lapangan yang mempunyai konstruksi lapangan, kelengkapan lapangan dan standar penembakan, masih kurang lengkap dan belum memadai dilihat dari perkembangan alutsista berdasarkan spesifikasi persenjataan saat ini, maka dirumuskan suatu konsep desain, model dan prototipe terhadap lapangan tembak serta juknis sesuai dengan jarak efektifnya persenjataan di jajaran Puscabfung yang nantinya dapat mewadahi

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 202 DISLITBANGAD

pada latihan satuan/integrasi, ancab dan latgab.

c. Pembuatan kerangka pikir. d. Hipotesis Penelitian sebagai berikut : 1) Diduga dari sudut penelitian adakah hubungan antara spesifikasi persenjataan terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD. 2) Diduga dari sudut penelitian adakah hubungan antara standarisasi lapangan tembak terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD 3) Seberapa besar pentingnya standar lapangan tembak terhadap tugas pokok di jajaran TNI AD. 4) Seberapa besar spesifikasi persenjataan mempengaruhi perencanaan dan perumusan standar lapangan tembak dalam proses latihan ke depan.

e. Teknik pembuatan metode penelitian yaitu teknik menyusunan pelaksanaan penelitian agar diperoleh hasil data yang dapat dipertanggungjawabkan untuk diolah dan dianalisa.

f. Variabel dan indikator penelitian yang dibuat sesuai dengan sasaran penelitian yaitu : 1) Indikator penelitian. Variabel Penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel itu sebagai atribut dari sekelompok orang atau objek yaitu Prajurit yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok tersebut. Variabel penelitian kuantitatif terdiri atas variabel independent (bebas) dan variabel dependent (terikat). Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent, jadi variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi. Variabel dependent (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 1999).

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 203

a) Variabel bebas terdiri dari dua variabel yaitu : (1) spesifikasi persenjataan (X1) (2) standarisasi lapangan (X2) b) Variabel terikat yaitu Tugas pokok satuan di jajaran TNI AD (Y) 2) Varibel penelitian standarisasi lapangan sesuai Ketentuan Standar Umum (KSU) Materiil/Bekal TNI AD yang mempunyai persyaratan taktis, tehnis, umum dan standar mutu. Pengendalian Mutu (Quality Control), pengendalian yang dilakukan selama proses produksi oleh bagian QC memiliki otonomi penuh Pemastian Mutu tahun 1989: Quality Assurance (QA) memastikan proses dan mutu produk melalui pelaksanaan audit operasi, analisis kinerja teknis, dan petunjuk operasi, bekerja sama dengan bagian lain yang bertanggung jawab terhadap mutu kinerja masing-masing bagian : a) kebijakan Mutu, seluruh maksud dan tujuan organisasi yang berkaitan dengan mutu, secara formal dinyatakan oleh pimpinan puncak; b) sistem Mutu, struktur organisasi, tanggung jawab, prosedur, proses, dan sumber daya untuk menerapkan manajemen mutu; c) jaminan mutu, seluruh perencanaan dan kegiatan sistematis yang memadai bahwa barang atau jasa memenuhi persyaratan mutu; dan d) sistem mutu dan struktur organisasi guna manajemen mutu. 3) Spesifikasi senjata. Spesifikasi senjata sesuai KSU Materiil/Bekal TNI ADdan standar mutu persyaratan taktis, tehnis, umum, dan spesifikasi serta karakteristik alutsista. Variabel berdasarkan penelitian Standarisasi Lapangan Tembak, Spesifikasi Persenjataan terhadap pencapaian Tugas Pokok TNI AD, maka berdasarkan KSU materiil persenjataan baik taktis dan tehnis pada variabel penelitian. 4) Pencapian Tugas pokok TNI AD. Sesuai dengan buku petunjuk teknik penyelenggaraan latihan menembak nomor perkasad/13-02/XII/2012 tanggal 10 Desember 2012 tentang pelaksanaan latihan menembak, sehingga Variabel yang di bangun dalam penelitian ini di jabarkan dalam indikator : a) Variabel yang di jabarkan ke Indikator dalam analisis jalur/SEM penelitian (1) Varibel X1 Spesifikasi Persenjataan X1.1: Kemampuan jarak tembak senjata X1.2: Lintasan tembak senjata X1.3: Kaliber senjata

(2) Varibel X2 Standarisasi Lapangan X2.1: Konstruksi lapangan tembak. X2.2: Kelengkapan lapangan tembak. X2.3: Standar penembak.

b) Variabel Y pencapaian tugas pokok TNI AD. Pembatasan masalah Variabel Y dititik beratkan penyiapan satuan di jajaran TNI AD guna mendukung tugas pokok dengan penyiapkan tempat latihan disatuan-satuan untuk mengukur program latihan dan uji coba serta melihat kondisi riil standar lapangan terhadap

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 204 DISLITBANGAD

kemampuan dan ketepatan menembak yang dimiliki prajurit, terselenggaranya sasaran latihan dan hasil uji coba menembak alusista. 5) Merumuskan instrumen penelitian yang terdiri atas pernyataan kuesioner dan pertanyaan wawancara terstruktur beserta metode pengujiannya.

4. Metodologi Penelitian yang Direncanakan.

a. Metode penelitian. Metode penelitian ini menggunakan penelitian gabungan kuantitatif dan penelitian kualitatif yaitu mixed methods.

b. Metode penarikan sampel. Teknik pengambilan sample. Melakukan pengambilan sample terhadap responden (satuan) dengan cara memilih sample random sampling dengan margin error 5% oleh Sugiyono (2011:126) penelitian dilaksanakan di jajaran Kodam satuan TNI AD.

n : Jumlah sampel N : Jumlah populasi (3565) e : Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolelir dalam penelitian ini.

Populasi N : disesuaikan (Yon Kavaleri, Yon Arhanud, Yon Armed dan Yon Infanteri Mekanis) dan e = 5% dalam Sugiyono (2011:126). Menurut Sugiyono dalam melakukan perhitungan ukuran sampel didasarkan atas kesalahan 5%. Jadi sampel yang diperoleh itu mempunyai kepercayaan 95% terhadap populasi. Pengumpulan besarnya sampel yang digunakan di dalam penelitian ini mengacu pada rumus Slavin : populasi : (Yon Kavaleri, Yon Arhanud, Mekanis, Yon Armed dan Skadron Penerbad) : 6000 personel dan sampel : 380 responden dari 9 Batalion.

5. Pencapaian Sasaran Akhir.

Jumlah sampel dalam penelitian ini sebanyak 380 prajurit yang dilaksanakan di 9 Batalion. Didistribusikan sampel dalam bentuk survei di Batalion di jajaran Kodam. Dari 380 orang yang dijadikan sampel, kemudian disebar angket/kuesioner, dengan tingkat pengembalian 380 orang. Adapun gambaran responden dalam mengisi angket dari yang kembali dalam penelitian ini dapat diketahui dari karakteristik responden di jajaran Batalion. Untuk mengetahui penjelasan lebih lanjut dapat dilihat pada uraian berikut :

a. Karakteristik responden berdasarkan golongan kepangkatan. Untuk mengetahui karakteristik jabatan penembak berdasarkan pelaksanaan menembak di lapangan dalam penelitian standarisasi lapangan tembak dan spesifikasi persenjataan guna mendukung tugas pokok.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 205

KARAKTERISTIK RESPONDEN DIAGRAM BATANG INDEKS BERDASARKAN GOLONGAN KEPANGKATAN BERDASARKAN GOLONGAN KEPANGKATAN

Tabel 1. Menunjukkan sebagian besar prajurit jajaran Batalion di lingkungan kotama sebanyak Perwira 27 Prajurit (7,10%), Bintara 81 Prajurit (21,32%) dan Tamtama 272 Prajurit (71,58 %).

KARAKTERISTIK RESPONDEN DIAGRAM BATANG INDEKS BERDASARKAN BERDASARKAN PENDIDIKAN DAN JABATAN PENDIDIKAN DAN JABATAN DALAM SATUAN

Tabel 2. Menunjukkan sebagian besar pelaksanaan menembak memiliki latar belakang pendidikan kursus dan jabatan petembak, yaitu sebanyak 217 prajurit (57,11 %), kursus menembak 92 prajurit (24,21%) dan memiliki latar belakang jabatan lain 71 prajurit (18,68 %). Dari karakteristik responden berdasarkan jenis latar belakang kursus pendidikan tersebut, mengindikasikan petembak di satuan Batalion jumlah terbanyak adalah latar belakang kursus dan jabatan petembak, hal ini dikarenakan bahwa spesialisasi yang ada di Batalion tersebut tidak semata-mata membutuhkan karena jabatan tetapi memerlukan tingkat kemahiran dan kualifikasi menembak dapat dilihat diagram indek petembak.

b. Pada tahap hubungan standarisasi lapangan tembak dan spesifikasi persenjataan terhadap tugas pokok TNI AD sebagai berikut: 1) Hubungan berdasarkan penyajian data dengan menggunakan Structural Equation Model (SEM) didapatkan koefisien jalurstandardize tiap pengujian variabel menghasilkan hipotesis: a) Pengujian hipotesis nilai koefisien jalur variabel spesifikasi senjata (X1) dengan variabel pencapaian tugas pokok TNI AD (Y) sebesar 0,0830 dengan nilai probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas tersebut lebih kecil dari level of signifikan yang ditetapkan (p=0,000 < α=0,05). Dengan demikian hipotesis yang menyatakan spesifikasi senjata berpengaruh signifikan terhadap Pencapaian Tugas Pokok TNI AD, diterima. Dari hasil hipotesis ini dapat dianalisis bahwa variabel X1

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 206 DISLITBANGAD

terhadap variabel Y memberikan petunjuk dan pedoman bahwa variabel spesifikasi persenjataan merupakan variabel masih sangat berhubungan dengan hasil latihan menembak prajurit guna mendukung tugas pokok TNI AD. b) Pengujian hipotesis nilai koefisien jalur antara standarisasi lapangan tembak (X2) dengan pencapaian tugas pokok TNI AD (Y) sebesar 0,0521 dengan nilai probabilitas sebesar 0,499. Nilai probabilitas tersebut lebih besar dari level of signifikan yang ditetapkan (p=0,499 > α=0,05). Dengan demikian, hipotesis yang menyatakan standarisasi lapangan tembak berpengaruh signifikan terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD (Y), ditolak. Dari hasil hipotesis ini dapat dianalisis bahwa variabel X2 terhadap variabel Y memberikan petunjuk dan pedoman bahwa variabel Standarisasi lapangan tembak merupakan variabel tidak berhubungan secara signifikan dengan hasil latihan menembak prajurit guna mendukung tugas pokok TNI AD. c) Dari hasil Structural Equation Model didapatkan koefisien jalur standardize variabel spesifikasi senjata lebih besar hubungannya daripada standarisasi lapangan tembak, maka dapat dianalisis dan disimpulkan bahwa spesifikasi senjata lebih besar pengaruhnya terhadap pencapaian tugas pokok TNI AD dibanding standarisasi lapangan tembak. 2) Hasil Pembahasan dari analisis yang telah dilaksanakan dari penelitian Standarisasi Lapangan Tembak dan Spesifikasi Persenjataan Guna Mendukung Tugas Pokok TNI AD.

Kondisi lapangan tembak yang ada Lapangan tembak yang ada sekarang Lapangan tembak belum mempunyai sudah sesuai dengan spesifikasi sudah dapat digunakan manuver dalam konstruksi bangunan yang standar persenjataan penembakan persenjataan bangunan lapangan tembak

32% 38% 25% 62% 68% 75%

% TS dan STS % S dan SS % TS dan STS % S dan SS % TS dan STS % S dan SS

Lapangan tembak belum mempunyai Lapangan tembak belum mempunyai jarak tembakan yang terukur konstruksi bangunan yang standar berdasarkan spesifikasi persenjataan. bangunan lapangan tembak

26% 25%

74% 75%

% TS dan STS % S dan SS % TS dan STS % S dan SS

3) Pembahasan dari analisis yang telah dilaksanakan dalam penelitian ini sebagai berikut : a) Melihat kontribusi yang dihasilkan dari kondisi Variabel Spesifikasi persenjataan (X1) terhadap pencapaian Pencapaian Tugas pokok satuan di jajaran

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 207

TNI AD sebanyak 32% penembak menyatakan setuju (S) dan sangat setuju (SS) terhadap pernyataan bahwa lapangan tembak yang ada sudah sesuai dengan spesifikasi persenjataan. Selebihnya, sebanyak 68% penembak menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) terhadap pernyataan tersebut. Lapangan tembak yang ada belum mempunyai jarak yang sesuai spesifikasi persenjataan. (Tabel 3). Jangkauan tembak efektif persenjataan belum bisa dilaksanakan pada lapangan tembak yang ada. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa Kemampuan tembakan belum dapat diukur secara optimal dengan kondisi sasaran, lintasan, dan ketepatan tembakan pada lapangan tembak yang ada dikarenakan lapangan tembak yang ada belum sesuai dengan spesifikasi persenjataan. b) Melihat kontribusi yang dihasilkan dari kondisi Variabel Standarisasi Lapangan Tembak (X2) sebanyak 62% penembak menyatakan setuju (S) dan sangat setuju (SS) Terdapat sebanyak 38% penembak menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) terhadap pernyataan tersebut bahwa lapangan tembak yang ada. Sekarang belum dapat digunakan untuk bermanuver dalam penembakan persenjataan. (Tabel 4). Responden penembak mayoritas menyatakan masih mengalami kesulitan dalam mobilitas masuk dan keluar kedudukan atau stelling dalam penembakan persenjataan. Manuver dengan kecepatan pergerakan persenjataan belum dapat dilakukan secara optimal, dikarenakan kedudukan yang belum stabil atau sering terjadi perubahan miring/pindah kedudukan. Kondisi medan lapangan juga belum mampu menampung stelling persenjataan secara tersebar. Lapangan tembak yang ada belum dilengkapi dengan perlengkapan pengukur jarak maksimal sesuai kaliber persenjataaan. Lapangan tembak belum dilengkapi dengan kedudukan yang disesuaikan dengan berat dan panjang persenjataan. Dari hasil data tersebut dapat dianalisis bahwa hal tersebut menyebabkan terbatasnya manuver penembakan, manuver alutsista, kemampuan manuver tembakan, kecepatan dan ketepatan menembak dan manuver masuk kedudukan menembak/ stelling yang dapat dilakukan. c) Melihat kontribusi yang dihasilkan dari kondisi lapangan tembak masih belum memenuhi standar optimal yang seharusnya. Sebanyak 25% penembak menyatakan tidak setuju (TS) dan sangat tidak setuju (STS) terhadap pernyataan tersebut. Sebanyak 75% penembak menyatakan Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) bahwa lapangan tembak yang ada belum mempunyai konstruksi bangunan yang standar lapangan tembak (Tabel 5). Lapangan tembak belum mempunyai struktur jalan yang mampu dilewati kendaraan dan persenjataan yang memadai. Mayoritas lapangan tembak belum dilengkapi alat kendali penembakan, peninjauan penembakan, dan pos peninjauan penembakan. Konstruksi lapangan tembak belum mempunyai kombinasi stelling kedudukan tembak persenjataan yang ideal. Konstruksi lapangan tembak mayoritas juga belum mempunyai tanggul alam maupun buatan yang sesuai dengan standar persenjataan. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa konstruksi bangunan lapangan tembak belum memenuhi syarat penembakan dihadapkan oleh spesifikasi persenjataan satuan. d) Melihat kontribusi yang dihasilkan dari kondisi lapangan tembak belum mempunyai jarak tembakan yang terukur berdasarkan spesifikasi senjata di samping itu, diperoleh 26% responden penembak menyatakan tidak setuju dan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 208 DISLITBANGAD

74% responden penembak yang Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) bahwa lapangan tembak belum mempunyai jarak tembakan yang terukur berdasarkan spesifikasi senjata (Tabel 6). Mayoritas lapangan tembak belum mempunyai standar lapangan tembak sesuai spesifikasi persenjataan. Proses masuk kedudukan belum terintegrasi dengan lapangan dan persenjataan. Kondisi sasaran selalu berubah dan belum sesuai dengan spek persenjataan. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa mayoritas lapangan tembak yang ada belum memenuhi standar dalam penembakan sesuai spesifikasi persenjataan. Dari hasil tersebut dapat dianalisis bahwa kondisi lapangan tembak belum mempunyai jarak tembakan yang terukur berdasarkan spesifikasi senjata. e) Melihat kontribusi yang dihasilkan dari Kondisi lapangan tembak yang belum memenuhi standar sesuai spesifikasi persenjataan diduga berpengaruh terhadap pencapaian/ pemenuhan tugas pokok satuan jajaran TNI AD. Hal ini dibuktikan oleh pernyataan responden penembak, di peroleh 23% responden penembak menyatakan tidak setuju dimana terdapat sebanyak 77% pibak/penembak yang Setuju (S) dan Sangat Setuju (SS) bahwa peningkatan kemampuan menembak kurang terpenuhi karena kondisi lapangan tembak yang belum sesuai standar (Tabel 7). Dari hasil tersebut dapat dianalisis sebagai pibak/penembak sasaran latihan kurang terukur karena kondisi lapangan tembak kurang memadai. Proses latihan menembak belum terstandarisasi sehingga tingkat kemahiran personel satuan pada latihan menembak persenjataan belum dapat diukur dari beberapa jarak sasaran sesuai kemampuan dan spesifikasi persenjataan. Hal ini tentu berpengaruh terhadap kesiapan persenjataan dan personel dalam kemampuan menembak.

6. Pelaksanaan dan Lokasi Penelitian.

a. Uji Validitas dan Reliabilitas di Batalion Kavaleri 3/AC Kodam V /Brawijaya Malang b. Survei Pengumpulan Data Kuantitatif sebagai berikut : 1) Kodam IV/DIP di Batalion Armed-3/105 Tarik GS 2) Puspenerbad di Skadron-31/Serbu 3) Kodam I/BB di Batalion Armed-2/KS 4) Kodam II/SWJ a) Yon Kav-5/Serbu; dan b) Yon Armed15/Cailendra. 5) Kodam V/BRW di Batalion Mekanis 516 /Branjangan 6) Batalion Kavaleri 8/Tank Narasinga Wiratama Divif-2/Kostrad 7) Kodam XIII/Merdeka di Kikav-10/MSC 8) Kodam XIV/HSN di Batalion Kavaleri-10/Serbu c. Survei Pengumpulan Data Kualitatif sebagai berikut : 1) Pussenif 2) Pussenkav 3) Pussenarmed 4) Pussenarhanud 5) Puspenerbad

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 209

7. Hambatan.

Hambatan yang terjadi selama pelaksanaan penelitian belum bisa melaksanakan pemetaan standarisasi lapangan tembak sesuai spesifikasi senjata di seluruh jajaran Kodam, kegiatan penelitian ini masih mengumpulkan dan menganalisa data, mekanisme latihan menembak satuan di jajaran Batalion. Karena Kodam perlu waktu yang lama untuk bisa merumuskan bentuk standar lapangan tembak dengan melaksanakan perumusan tentang gagasan tersebut. Sehingga hasil pengumpulan data kuantitatif perlu di validasi pakar, narasumber atau informan untuk mendapatkan blue print atau konsep desain guna mengukur standar lapangan tembak terhadap spesifikasi senjata yang dimiliki TNI AD, karena disesuaikan mekanisme pengumpulan data yang riil dalam penelitian dan masih kekurangan tenaga/personel peneliti dalam penelitian bidang Orgsismet.

8. Hasil yang Telah Dicapai.

Kegiatan penelitian standarisasi lapangan tembak dan spesifikasi persenjataan guna mendukung tugas pokok TNI AD, dapat terlaksana sesuai dengan penentuan variabel sampai dengan waktu penelitian yang telah ditentukan, mulai dari pengumpulan data kuantitatif di jajaran Kodam sampai dengan pengumpulan data kualitatif meliputi wawancara, FGD dan observasi di jajaran Puscabfung sampai menghasilkan kesimpulan penelitian.

9. Dokumentasi Kegiatan

RAPAT PEMBAHASAN KEGIATAN DAN PENYIAPAN ADMINISTRASI RAPAT UJI VALIDITAS DAN RELIABILITAS

PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN PENGARAHAN DAN PENGISIAN DATA DI SKADRON-31/SERBU PUSPENERBAD SEMARANG DI YONARMED-3/105 T MAGELANG

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 210 DISLITBANGAD

PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN YONIF MEKANIS-516/CY KODAM V/BRW PENELITIAN YONKAV-8/NSW DIVIF-2/KOSTRAD

PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN YONARMED-15/105 TARIK/SAILENDRA KODAM II/SRIWIJAYA YONKAV-5/DWIPANGGA CETA KODAM II/SRIWIJAYA

PENGARAHAN DAN PELAKSANAAN PENGISIAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN YONKAV-10/SERBU DATA DI YONARMED-2/105 TARIK KODAM I/BUKIT BARISAN MENDAGIRI KODAM XIV/HASANUDDIN HASIL-HASIL LITBANGHAN DISINFOLAHTAD PENGARAHAN DAN PENGISIAN KUESIONER PENELITIAN KEGIATAN EVALUASI DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN PRAJURIT KIKAV-10/MSC KODAM XIII/MERDEKA WIDYUTA AWASARA ANINDYAGUNA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISLITBANGAD 211

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISINFOLAHTAD WIDYUTA AWASARA ANINDYAGUNA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 212 DISINFOLAHTAD

RANCANG BANGUN HARDWARE DAN SOFTWARE SISTEM PROXY SERVER SEBAGAI SERVER CACHE DALAM RANGKA PEMANFAATAN BANDWIDTH INTERNET

1. Pendahuluan.

a. Disinfolahtad sebagai salah satu badan pelaksana pusat mempunyai tugas pokok menyelenggarakan fungsi pembinaan Sistem Informasi Angkatan Darat dalam rangka mendukung tugas Angkatan Darat. Untuk menyelenggarakan fungsi tersebut, maka Disinfolahtad melaksanakan tugas merancang, membangun, mensosialisasi dan mengimplementasikan Sistem Informasi di jajaran Angkatan Darat; b. Pengaruh pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat dilihat dari dampak pemanfaatan teknologi informasi pada rantai nilai organisasi (value chain). Pemanfaatan teknologi informasi dalam organisasi dapat meningkatkan akses atas informasi yang cepat dan akurat mengenai status pengiriman; memungkinkan organisasi untuk mengurangi jumlah persedian penyangga (inventory buffer), meningkatkan efisiensi operasi internal; dan c. Pengembangan perangkat Proxy Server sebagai Server Cache merupakan salah satu langkah dan upaya organisasi yang membutuhkan kecepatan dalam pengumpulan dan penyajian informasi khususnya informasi yang bersifat publik yang banyak tersedia di jaringan global (internet).

2. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Untuk memberikan gambaran tentang pembuatan Rancang Bangun Hardware dan Software Sistem Proxy Server Sebagai Server Cache dalam rangka pemanfaatan Bandwidth Internet.

b. Tujuan. Untuk penelitian dan pengembangan Sistem Proxy server sebagai server cache terhadap pemanfaatan bandwidth internet yang telah dialokasikan dilingkungan Mabesad.

3. Sasaran Akhir.

Pemanfaatan hasil Litbanghan Rancang Bangun Hardware dan Software Sistem Proxy Server sebagai Server Cache dalam rangka pemanfaatan Bandwidth Internet di lingkungan TNI AD.

4. Metode Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan Rancang Bangun Hardware dan Software Sistem Proxy Server sebagai Server Cache dalam rangka pemanfaatan Bandwidth Internet adalah metode induktif yaitu merancang dan menguji alat hasil rancang bangun sesuai dengan teori yang mendasari penelitian tersebut.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISINFOLAHTAD 213

5. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

Proxy Server sebagai Cache berfungsi untuk menyimpan data permintaan dari komputer client, permintaan yang sama dengan permintaan sebelumnya hanya akan diambilkan dari simpanan server proxy, sehingga manfaatnya dapat menghemat bandwidth internet yang digunakan komputer client.

6. Hambatan.

Hambatan yang ada relatif tidak mengganggu jalannya kegiatan penelitian, sehingga dapat dilaksanakan sesuai dengan program dan jadwal yang telah direncanakan.

7. Hasil yang Dicapai.

Kegiatan penelitian tentang Rancang Bangun Hardware dan Software Sistem Proxy Server sebagai Server Cache dalam rangka pemanfaatan Bandwidth Internet menghasilkan informasi sebagai berikut: 1) Menampilkan informasi real time monitoring terhadap user yang menggunakan Proxy, melalui Access Table dapat dilihat apa saja aktivitas user seperti status, source dan destination. Juga dapat menampilkan informasi realtime statistic melalui SQStat; 2) Proxy dapat melakukan filtering menggunakan Access Control List (ACL) terhadap URL yang akan dikunjungi dengan menerapkan rules berupa allow, deny, dan juga whitelist dengan menggunakan fiturblacklist tersendiri ataupun menggunakan beberapa URL blacklist yang sudah tersedia di internet. Filtering juga bisa menggunakan Expression atau RegEx, dan juga Time Based Rules; 3) Log dan Report untuk melihat laporan dari user yang menggunakan Proxy digunakan Lightsquid dimana laporan bisa ditampilkan berdasarkan tahun, bulan, tanggal dan usernya. Dengan report ini kita bisa mengetahui detail URL yang di akses user dan berapa total hit dan usage atau penggunaannya; dan 4) Terdapat juga status pada sistem yang bisa digunakan untuk melihat status interface, traffic graph, service yang berjalan, dan lain-lain.

8. Dokumentasi Kegiatan.

KEGIATAN ASISTENSI TEKNIK SEMESTER I TA 2018 DARI DISLITBANGAD

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 214 DISINFOLAHTAD

ASWASDALGIAT SEMESTER II TA 2018 DARI SRENAD

9. Kesimpulan.

Kegiatan penelitian Rancang Bangun Hardwarare dan Software Sistem Proxy Server sebagai Server Cache dalam rangka pemanfaatan Bandwidth Internet secara keseluruhan dapat terlaksana sesuai dengan rencana dan diselesaikan tepat waktu.

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISJARAHAD VIDYA YUDHA CASANA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISINFOLAHTAD 215

HASIL-HASIL LITBANGHAN DISJARAHAD VIDYA YUDHA CASANA

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 216 DISJARAHAD

RANCANG BANGUN TATA PAMERAN KOLEKSI MUSEUM BERBASIS MULTIMEDIA MUSEUM PUSAT TNI AD DHARMA WIRATAMA 1. Abstraksi.

Pada awal terbentuknya TNI AD, yang pada masa itu masih berupa TKR mengalami berbagai pertempuran heroik melawan Belanda, Jepang, dan Sekutu di beberapa daerah yang dikenal dengan 8 palagan serta Perang Kemerdekaan I dan II, antara lain; Palagan Semarang, Palagan Surabaya, Palagan Ambarawa, Palagan Medan, Palagan Palembang, Palagan Bandung, Palagan Bali, dan Palagan Makassar, dimana selama masa perjuangan dan pengabdiannya kepada bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai perjuangan yang dapat dijadikan suri tauladan bagi generasi saat ini dan generasi masa mendatang. Bentuk nilai-nilai perjuangan TNI Angkatan Darat pada masa kemerdekaan, mempertahankan kemerdekaan, mengisi kemerdekaan dan sampai sekarang ini terekam jejaknya dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia. Rekam jejak perjuangan dan pengabdian TNI Angkatan Darat terlihat nyata dari peninggalan benda-benda bersejarah yang sampai dengan saat ini tersimpan di museum-museum Angkatan Darat. Hal ini menunjukkan bahwa Museum Angkatan Darat benar- benar bernilai dan berfungsi sebagai sarana edukasi, penelitian dan rekreasi tentang sejarah militer perjuangan TNI Angkatan Darat. Namun sampai dengan saat ini tata pameran koleksi di museum-museum Angkatan Darat khususnya di Museum Pusat TNI Angkatan Darat Dharma Wiratama penataannya masih bersifat konvensional, terkesan angker dan kurang diminati masyarakat untuk berkunjung. Menyikapi permasalahan tentang penyajian tata pameran koleksi di museum-museum Angkatan Darat saat ini yang masih bersifat konvensional, Dinas sejarah Angkatan Darat selaku pembina fungsi sejarah Angkatan Darat khususnya di bidang permuseuman, berupaya untuk mewujudkan museum-museum di lingkungan Angkatan Darat berubah dari konvensional menjadi modern melalui kegiatan penelitian dan pengembangan rekayasa materiil rancang bangun tata pameran koleksi museum berbasis multimedia dengan tidak meninggalkan nilai historisnya, dengan obyek penelitian adalah Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama yang berlokasi di jalan Jenderal Sudirman 75, Kelurahan Terban Kecamatan Gondokusuman .

2. Latar Belakang.

Dinas Sejarah Angkatan Darat sebagai badan pelaksana pusat di bawah Kasad yang salah satu tugas pokoknya adalah melaksanakan pembinaan museum monumen di seluruh satuan jajaran Angkatan Darat, sangat membutuhkan type atau model museum monumen sebagai alat utama kesejarahan yang modern dan berbasis multimedia. Hal ini dikarenakan berdasarkan hasil kegiatan asistensi teknik yang telah dilaksanakan oleh Dinas Sejarah Angkatan Darat ke seluruh satuan jajaran Angkatan Darat yang memiliki museum monumen, didapatkan data dan fakta bahwa museum monumen yang berada dilingkungan Angkatan Darat secara umum sistem tata pameran koleksi museumnya masih konvensional, terkesan angker dan kurang menarik minat masyarakat untuk dikunjungi.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISJARAHAD 217

3. Maksud dan Tujuan.

a. Maksud. Memberikan gambaran tentang kegiatan tentang lanjutan dan penyempurnaan Rancang Bangun Tata Pameran Koleksi Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama berbasis Multimedia yang meliputi aspek grafis, motion grafik, animasi 3D, informatika/ elektrik, videografi, mural boomber dan interior dengan memanfaatkan teknologi Informatika, teknologi instrumentasi elektronik, Holografi, Sensor Optik/Fisik dan Digital.

b. Tujuan. Kegiatan ini dilaksanakan agar dapat dijadikan sebagai salah satu upaya Dinas Sejarah Angkatan Darat untuk mewujudkan standar tipe museum berbasis multimedia yang layak dikembangkan di seluruh satuan jajaran TNI Angkatan Darat.

4. Sasaran Akhir.

Terwujudnya prototype/type/model museum monumen berbasis multimedia, yaitu museum inklusif yang menggabungkan multimedia sistem informasi teknologi dalam mengenalkan konten museum.

5. Metode Penelitian yang Digunakan.

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan penelitian tata pameran koleksi museum berbasis multimedia di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama adalah: a. Studi Literatur; b. Design review dan analysis; c. Rekayasa Materiil/Rancang Bangun;dan d. Uji Coba/Uji Fungsi.

6. Fungsi dan Manfaat Materiil yang Dibuat.

Dengan kegiatan penelitian materiil tata pameran koleksi museum berbasis multimedia di Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama maka akan dapat memberikan beberapa manfaat yang ditinjau dari berbagai aspek, antara lain:

a. Bagi peneliti, penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan, mencakup 4 aspek yaitu Art (Seni Rupa dan Desain), Science (pengetahuan sejarah militer), Engineering (and Technology (ASET). 1) Aspek Art (Seni Rupa dan Desain), diperlukan proses perancangan untuk menyusun elemen-elemen/material artefak (obyek/ sejarah yang diamati), suara (musik), visual (gambar, film) maupun interior secara kreatif dan sengaja untuk mempengaruhi perasaan (sense) dan emosi dari pengunjung museum agar menimbulkan minat atau keingintahuan terhadap obyek yang diamati. 2) Aspek Science (keilmuan), dalam hal ini keilmuan sejarah militer di Indonesia khususnya sejarah TNI AD sebagai obyek utama dalam museum, diperlukan proses perancangan untuk mengumpulkan berbagai ilmu pengetahuan tentang sejarah militer TNI AD di Indonesia kemudian mengemasnya (organizing and condensing) agar menjadi

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 218 DISJARAHAD

sebuah informasi yang bermanfaat bagi prajurit TNI/ TNI AD dan keluarganya serta masyarakat (masyarakat umum, mahasiswa dan pelajar). 3) Aspek Engineering (rekayasa atau teknik), proses perancangan terhadap infrastruktur atau perangkat pendukung yang mencakup bangunan (sipil dan arsitektur), mekanikal dan elektrikal dengan memperhatikan berbagai kendala, agar dicapai standar atau persyaratan museum yang nyaman, aman dan andal. 4) Aspek Teknologi, perancangan secara efektif dan efisien terhadap perangkat teknologi, baik perangkat lunak (operating system, program applications, database system dan sebagainya) dan perangkat keras (komputer, sensor, audio visual dan sebagainya) agar dicapai sebuah produk yang sesuai untuk kebutuhan museum. b. Bagi penyelenggara Museum dilingkungan TNI AD. Hasil penelitian diharapkan dapat menginspirasi penyelenggaraan seluruh museum dilingkungan Angkatan Darat untuk dilakukan penataan pameran koleksi museum yang berbasis multimedia dengan sentuhan teknologi, mencakup aspek Art, Science, Engineering and Technology (ASET). Prototype/type/model tata pemeran koleksi Museum Pusat TNI AD Dharma Wiratama berbasis multimedia hasil Litbang rekayasa materiil diharapkan dapat dikembangkan di seluruh museum di lingkungan TNI/ TNI Angkatan Darat.

7. Gambar Design dan Spesifikasi Teknik.

a. Konsep Desain.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISJARAHAD 219

b. Prelimenary Desain.

1) Sistem Jaringan/Server.1)

SERVER SWITCH PORT

MICRO CONTROL DIGITAL BOOK DIGITAL BOOK VIRTUAL HOLOCREEN AUDIO SUDIRMAN URIP SUMOHARJO SELAMAT DATANG

VIDEO MAPPING INTERAKTIF HOLOGRAM AUGMENTED REALITY 8 PALAGAN BOOK CHEOPTIK DAPUR UMUM DAN 8 PALAGAN 8 PALAGAN MAKO PEJUANG

2) Digital Book.

MONITOR DISPLAY UKURAN 43”

CPU ALL IN ONE PC TOUCHSCREEN

CPU PROCESSOR

CONTROL DARI SERVER

3) Tematik Book dan Video Mapping

BUKU CERITA HARD PAGE UKURAN 60X40 CM VIDEO MAPPING

SENSOR DETEKSI VIDEO HALAMAN BUKU BLENDING

PROJECTOR 1

PROJECTOR 2 CPU PROCESSOR

CONTROL DARI SERVER

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat

DISPLAY HOLOGRAM TOUCH BOARD CHEOPTIC

CPU PROCESSOR

CONTROL DARI SERVER

BUKU CERITA HARD PAGE UKURAN 60X40 CM VIDEO MAPPING

SENSOR DETEKSI VIDEO HALAMAN BUKU BLENDING

PROJECTOR 1

220 PROJECTOR 2 CPU DISJARAHAD PROCESSOR

CONTROL DARI SERVER

4) Hologram Cheoptik. 5) Augmented Reality/AR.

SENSOR PENGUNJUNG DISPLAY HOLOGRAM KINECT V2 TOUCH BOARD CHEOPTIC

AUGMENTED REALITY

SUASANA DAPUR UMUM/ MARKAS PEJUANG

PROJECTOR

CPU PROCESSOR CPU PROCESSOR

CONTROL CONTROL DARI SERVER DARI SERVER

6) Hologram Virtual Display.

CPU PROCESSOR

CONTROL DARI SERVER

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISJARAHAD 221

8. Gambar Alat Materiil yang Sudah Jadi.

B. INTERAKTIK BOOK DAN VIDEO A. DIGITAL BOOK C. AUGMENTED REALITY. MAPPING.

D. HOLOGRAM CHEOPTIK. E. HOLOGRAM VIRTUAL DISPLAY

9. Hasil yang Telah Dicapai. Telah dihasilkan type/model tata pameran koleksi museum yang modern berbasis multimedia mencakup berbagai aspek antara lain grafis, motion grafik, animasi 3D, informatika/ elektrik, videografi, mural boomber dan interior dengan memanfaatkan teknologi Informatika, teknologi instrumentasi elektronik, Holografi, Sensor Optik/Fisik dan Digital.

10. Dokumentasi Kegiatan.

GAMBAR.1. GAMBAR.2. RAPAT KOORDINASI TEKNIS PELAKSANAAN KEGIATAN LITBANG- PENANDATANGANAN PERJANJIAN KERJASAMA (PKS) LITBANG- HAN DI PIMPIN OLEH KADISJARAHAD, BRIGJEN TNI DJASHAR HAN TA 2018 OLEH KADISJARAHAD BRIGJEN TNI DJASHAR DJA- DJAMIL, S.E.M.M DIHADIRI OLEH PEJABAT DISJARAHAD, TIM MIL, S.E.M.M DENGAN DIREKTUR PT. ARSI ENARCON IR. IMAN POKJA LITBANG DAN MITRA LITBANG NURYANTO DJATIATMADJA I.A.I SELAKU MITRA LITBANG

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 222 DISJARAHAD

GAMBAR.4. GAMBAR.3. KEGIATAN PEMBUATAN BOX WEAPON PERANGKAT PENDUKUNG KEGIATAN REKAYASA MULTIMEDIA HOLOGRAM VIRTUAL DISPLAY MULTIMEDIA VIDEO MAPPING 8 PALAGAN

GAMBAR.5. KADISJARAHAD BRIGJEN TNI DJASHAR DJAMIL, S.E.M.M DIDAMPINGI SESDISJARAHAD KOLONEL INF TRI SOESENO, S.SOS DAN KASUBDISBINFUNG KOLONEL INF R.L SIMANJUNTAK MENINJAU WORKSHOP MITRA LITBANG.

GAMBAR.7. GAMBAR.6. KEGIATAN REKAYASA MULTIMEDIA HOLOGRAM KEGIATAN REKAYASA MULTIMEDIA VIDEO MAPPING 8 PALAGAN CHEOPTIK 8 PALAGAN

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat DISJARAHAD 223

GAMBAR .8. KADISJARAHAD BRIGJEN TNI DJASHAR DJAMIL, S.E.M.M GAMBAR .9. DIDAMPINGI TIM POKJA LITBANGHAN MELAKSANAKAN UJI COBA KEGIATAN REKAYASA MULTIMEDIA AUGMENTED REALITY DIGITAL BOOK HASIL REKAYASA LITBANG

10. Kesimpulan.

Kegiatan penelitian dan pengembangan rekayasa materiil rancang bangun tata pameran koleksi museum berbasis multimedia program Litbanghan TA 2018 dapat diselesaikan tepat waktu sesuai dengan tahapan pelaksanaan yang direncanakan, dan telah berhasil mewujudkan suatu type/ model tata pameran koleksi museum yang modern berbasis multimedia yang diharapkan dapat dikembangkan di seluruh satuan jajaran TNI/ TNI Angkatan Darat.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 224 DISJARAHAD

HASIL-HASIL LITBANGHAN POLTEKAD WIKAN VIYATA BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 225

RANCANG BANGUN ROBOT TEMPUR POLTEKAD (RTP) PENGEMBANGAN DARI ROBOT TEMPUR LEMJIANTEK VERSI 3 (RTL-V3)

1. Umum.

Robot Tempur Poltekad ini merupakan pengembangan dari Robot Tempur Lemjiantek (RTL V3). Kegunaan sistem robot ini untuk membantu pertempuran pasukan infanteri, khususnya untuk membantu penerobosan atau juga pertempuran di perkotaan. Sistem robot ini dilengkapi dengan senapan jenis Senjata Mesin RIngan SMR dan 2 buah peluncur roket, sistem kendali menggunakan Radio Control (RC). Sistem robot dilengkapi 4 buah kamera untuk memonitor sasaran dan mengirimkan datanya melalui video sender dipancarkan selanjutnya diterima oleh pengendali dan divisualisasikan pada layar monitor laptop. Setiap kedudukan robot dapat dimonitor dilengkapi dengan GPS. Kemampuan jarak kendali mencapai 1 km line of sight atau tidak ada halangan, mampu bergerak dimedan yang datar mencapai 40 km/jam, dan sudut tanjakan maksimum 30o.Keterbatasan alat ini belum mampu untuk pengaruh cuaca khususnya hujan, medan berlumpur atau medan berat berbatuan dan menanjak.

2. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Membuat model robot tempur yang dapat membawa dan menembakkan senjata minimi dan peluncur roket C90 Instalaza.

b. Sasaran.

a. Kuantitas. Terwujudnya sebuah model Robot Tempur yang dapat membawa dan menembakan Roket C90 Instalaza. b. Kualitas. Robot tempur poltekad ini memiliki spesifikasi sebagai berikut : 1) Mampu membawa dan menembakan Roket C90 Instalaza. 2) Mampu membawa dan menembakan Senjata Mesin Ringan (SMR) Minimi. 3) Dapat dikendalikan sejauh 1 Km (LOS). 4) Dapat dimonitor kedudukannya dengan menggunakan GPS. 5) Dapat melakukan pengintaian menggunakan kamera. HASIL-HASIL LITBANGHAN 6) Mudah dalam operasional.

3. Metode dan Teknis.

a. Metode yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan rancang bangun ini adalah metode induktif yaitu merancang dan menguji alat hasil rekayasa sesuai dengan teori yang mendasari POLTEKAD penelitian tersebut. WIKAN VIYATA BHAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 226 POLTEKAD

b. Teknis kegiatan berdasarkan diagram alir yang dibuat sebagai berikut

4. Pencapaian Sasaran.

Penyelenggaraan kegiatan Litbang tentang rancang bangun Robot Tempur menggunakan peluncur roket dan senjata Minimi, meliputi 2 aspek pekerjaan yakni pekerjaan administrasi dan pekerjaan phisik. Pencapaian sasaran pada setiap tahap sebagai berikut :

a. Triwulan 1. Kegiatan pada triwulan 1 pencapaian kemajuan pekerjaan administrasi sebesar 60%, pekerjaan phisik sebesar 10%. b. Triwulan 2. Kegiatan pada triwulan 2 pencapaian kemajuan pekerjaan administrasi sebesar 72,5%, sedangkan kemajuan phisik sebesar 50%. c. Triwulan 3. Kegiatan pada triwulan 3 pencapaian atau kemajuan pekerjaan administrasi sebesar 85%, sedangkan kemajuan phisik sebesar 100%. d. Triwulan 4. Kegiatan pada triwulan 4 pencapaian sasaran pekerjaan administrasi maupun pekerjaan phisik, masing-masing sebesar 100%.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 227

5. Hambatan dan Cara Mengatasi. Dalam pelaksanaan rekayasa terdapat hambatan, namun telah diupayakan solusinya sebagai berikut :

a. Hambatan. 1) Penentuan spesifikasi robot ditinjau dari berbabagai aspek dihadapkan kebutuhan satuan pengguna dalam mendukung tugas operasi. 2) konstruksi mekanik penggerak roda mengalami masalah untuk menggerakkan roda. 3) konstruksi mekanik penggerak azimut mengalami masalah gerakan terlalu lambat. 4) konstruksi dudukan elevasi pada bodi robot terlalu tinggi. b. Cara Mengatasi. 1) Melaksanakan koordinasi dengan pihak LKT yakni Dirbinlitbang Pussenif terkait dengan kebutuhan Robot disesuaikan dengan doktrin pertempuran yang berlaku. 2) memperbaiki konstruksi mekanik penggerak roda dengan cara mengganti motor dan gearbox yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. 3) memperbaiki konstruksi mekanik penggerak azimut dengan cara mengganti ukuran perbandingan gear dan motor yang sesuai dengan spesifikasi yang diharapkan. 4) memperbaiki dudukan elevasi dengan cara mengurangi ukuran yang lebih rendah dan mengatur ukuran sesuai spesifikasi.

6. Hasil yang Telah Dicapai. Kegiatan rekayasa telah mencapai hasil sebagai berikut :

a. Aspek Konstruksi.

MODEL UJI ROBOT TEMPUR MODEL ROBOT TEMPUR POLTEKAD (LITBANGHAN TA 2016) (LITBANGHAN TA 2018)

RB ROBOT TEMPUR RB ROBOT TEMPUR NO KOMPONEN (LITBANGHAN TA. 2016) (LITBANGHAN TA. 2018) 1 2 3 4 1 Engine a. Kapasitas Mesin 125 CC 250 CC b. PxLxT 1500x1200x1500 2000x1500x2000 c. Bahan Baja Thicknes 2 mm Baja Thicknes 3 mm d. Berat 120 Kg 300 Kg e. Speed 20 Km/Jam 30 Km/Jam o o f. Sudut Tanjakan 20 30 g. Penggerak - 4x2

2 Jenis Senjata SS1 V2 SMR Minimi

o o o 3 Azimut Turret -45 s.d. 45 360

o o 4 Elevasi Turret 20 30

5 Roket : a. Jenis Dummy C90 b. Jumlah 4 2

6 Camera Biasa Zooming

7 Jarak Kendali 500 meter 1000 meter

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 228 POLTEKAD

1) Dimensi Robot Tempur : 3) Plat Baja : a) Panjang : 1970 mm; a) Thickness : 3 mm b) Tinggi : 1095 mm; b) Bahan : SS400 c) Lebar : 1102 mm; dan c) Type : Plate d) Berat : ±360 kg.

2) Dimensi Turret : 4) Chasis : a) Panjang : 980 mm. a) Type : Tube Square b) Lebar : 1102 mm. b) Thickness : 3 mm c) Tinggi : 275 mm c) Bahan : SS400

b. Aspek Teknis. 1) Mesin : a) Type : Single Cylinder 4 stroke,250 cc b) Transmisi : Automatic drive c) Penggerak : Gardan System d) Bahan Bakar : Gasoline e) Starter System : Electric + PULL Starter f) Berat : 150 kg 2) Kamera : a) Kamera CCTV b) Mudah diinstal dengan DirectIP NVR c) Kamera CCTV ini memiliki Full HD (1080p) resolution dan motorized vari-focal lens (f=3.3 - 10mm) 3) Sistem kendali (Radio Control). a) Channels: 12 proportional, 2 switched b) Compatible FASS Testelemetry c) Free user-updatable software d) 30 model memory e) Lebar, 1.75” x 3” backlit LCD screendengan 128 x 64 resolution f) Sensor Touch programming 4) Global Positioning System (GPS) : a) Dimensi : 87mm x 44mm x 14mm b) Berat : 53g c) Jaringan : GSM/GPRS d) Frekuensi : 850/900/1800/1900 MHz e) Sensitivitas : -159dBm f) Daya : 3.7V 400mAh Li-ion battery 5) Video sender memiliki daya 1 watt terdapat pada Robot Tempur. 6) Video receiver pada ground state.

c. Aspek Taktis. 1) Memiliki kemampuan manuver dan mampu bergerak naik dengan sudut tanjakankurang dari 30o. 2) Kecepatan maksimum 30 km/jam pada jalan datar.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 229

3) Dapat beroperasi siang dan malam. 4) Sudut elevasi penembakan 40o derajat dan azimut 360o. 5) Dapat menembakkan Senjata Mesin Ringan (SMR). 6) Dapat menembakkan Roket C90 Instalaza. d. Aspek Insani. 1) Operator dapat memonitoring pergerakan robot tempur dari jarak jauh 2) Mudah dalam pengoperasiannya. 3) Mudah dalam pemeliharaan dan perbaikan (maintenance) karena komponen terdapat di dalam negeri. e. Pencapaian akhir sebagai berikut : 1) Kegiatan phisik mencapai 100%. 2) Kegiatan administrasi mencapai 100%.

7. Dokumentasi Kegiatan.

KONSEPTUAL DESAIN PRELEIMINARY DESIGN

DETAIL DESIGN

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 230 POLTEKAD

PEKERJAAN MEKANIK

PEKERJAAN ELEKTRONIK

UJI FUNGSI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 231

8. Kesimpulan.

a. Rancang bangun Robot Tempur secara umum telah sesuai spesifikasi pencapaian sasaran yang diharapkan. b. Hambatan selama proses pembuatan dapat diatasi dengan beberapa solusi menyesuaikan dengan karakteristik komponen yang bermasalah agar diperoleh hasil akhir pencapaian. c. Selama proses rancang bangun, mulai dari tahap perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pengakhiran dapat diselenggarakan dengan tertib, aman dan sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 232 POLTEKAD

MODIFIKASI GRANAT MORTIR LATIH KALIBER 81 MM DENGAN SISTEM KOMPRESI UNTUK LATIHAN DRILL TEKNIS SATUAN INFANTERI

1. Latar Belakang.

a. Mortir merupakan salah satu jenis senjata bantuan yang digunakan oleh satuan-satuan Infanteri. Senjata yang dapat digunakan untuk menembak sasaran- sasaran yang tidak bisa dilihat oleh mata secara langsung, seperti sasaran yang berada dibalik bukit/gunung atau gedung-gedung yang tinggi. Pada umumnya mortir ditembakan dengan sudut besar, sehingga lintasan peluru sangat lengkung dan membentuk parabolik serta menggunakan laras licin/tidak beralur. Beberapa jenis senjata mortir yang digunakan diantaranya mortir 60 mm komando (GMO 6PE), 60 mm komando LR dan mortir 81mm (GMO 8PE). b. Drill Teknis adalah suatu metode latihan untuk membiasakan dan mempermahir kemampuan teknis perorangan dalam melakukan suatu kegiatan tertentu serta menggunakan, melayani dan mengerahkan alat peralatan/perlengkapan lainnya yang diperlukan untuk melakukan tugas, dengan tujuan untuk melakukan latihan teknis perorangan prajurit sesuai jabatannya sehingga memiliki kemahiran dalam melaksanakan tugas-tugasnya.. c. Untuk mendukung hal tersebut di atas, maka diperlukan alat pendukung lain yang bisa dioperasionalkan langsung oleh prajurit dengan mudah dan mendekati realisme sebenarnya, sehingga dengan adanya alat pendukung tersebut dalam hal ini mortir latih kaliber 81 mm dengan sistem kompresi akan memberikan keadaaan latihan mendekati realisme sebenarnya serta melatih kesiapan Prajurit dalam menggunakan Alutsista khususnya mortir.

2. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan.

Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk membuat model granat mortir latih kaliber 81 mm dengan sistem kompresi untuk latihan drill teknis satuan infanteri sebagai perangkat pendukung latihan bagi prajurit TNI AD dalam melaksanakan latihan penembakan senjata khususnya mortir di jajaran / satuan Infanteri. b. Sasaran. 1) Kuantitas. Dihasilkannya model granat mortir latih kaliber 81 mm dengan sistem kompresi yang dapat digunakan untuk latihan menembak mortir dalam latihan drill teknis satuan infanteri. 2) Kualitas. Mortir latih yang dihasilkan yang memiliki kriteria, sebagai berikut : 1) Dapat digunakan pada laras senjata mortir kaliber 81mm; 2) Bentuk badan mortir yang mendekati sebenarnya; 3) Sistem penembakan mendekati mekanisme penembakan sebenarnya; 4) Mudah dalam operasional alat mulai dari pengisian hingga proses

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 233

penembakan; 5) Bahan badan mortir yang kuat dan dapat digunakan berulang-ulang; 6) Jarak capai yang dihasilkan sejauh 100 - 150 meter;dan 7) Dilengkapinya dengan tabel tembak mortir latih.

3. Metode danTeknis.

a. Metode yang dijadikan pedoman dalam pelaksanaan rancang bangun ini adalah metode induktif yaitu merancang dan menguji alat hasil rancang bangun sesuai dengan teori yang mendasari penelitian tersebut.

b. Teknis kegiatan berdasarkan lay out / diagram alir yang dibuat sebagai berikut :

MULAI

Pengumpulan Data , Referensi & Inventarisasi Komponen

Perencanaan Alat (Conceptual & Preleminary Design)

a. Pembuatan Badan Analisis Sistem Kerja dan Kekuatan Material GMO Latih. b. Pembuatan Sistem pada Komponen Alat Katup Tekanan. c. Pembuatan Isian Asap. Pembuatan Komponen Alat / Model

a. Uji Kekuatan Bahan Uji Komponen & Model Badan GMO b. Uji sistem Katup Pengisi Tekanan N c. Uji Isian Asap Jika Komponen Alat Berfungsi & Tidak Ada Kerusakan Analisa dan Perbaikan Komponen Y Asembling / Perakitan Komponen

a. Uji Tembak Pengujian Alat & Pembuatan Tabel Tembak b. Uji Jarak Capai

1 2

GAMBAR 1. DIAGRAM ALUR PENELITIAN

1) Pengumpulan data dan referensi. Pengumpulan data meliputu data-data tentang karakteristik senjata dan material yang akan digunakan yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi dalam kegiatan rancang bangun alat.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 234 POLTEKAD

2) Perancangan alat meliputi : a) Penyempurnaan rancangan conseptual design, preleminary design dan detail design sesuai data dimensi dan spesifikasi komponen yang telah diperoleh, antara lain : (1) Badan mortir, ekor mortir dan pengait pengunci tekanan; (2) sistem fuze dan smoke werhead; dan (3) sistem pengisi dan pengunci tekanan. 3) Analisis sistem kerja. Analisis dilakukan berdasar landasan teori dan referensi yang ada serta melalui simulasi menggunakan batuan software analisis desain grafis yaitu Solid Work. Proses analisis dan uji simulasi alat dilakukan untuk mengetahui kinerja/fungsi alat, kesesuaian dimensi masing-masing komponen dan kemampuan material yang digunakan dalam menerima beban. Kegiatan ini dilakukan secara berulang untuk mengahasilkan desain komponen granat mortir yang optimal, yang nantinya digunakan sebagai acuan dalam pembuatan alat. 4) Pembuatan Komponen, tanggal 23 Maret s.d. 23 Juni 2018. Pembuatan model di fokuskan pada bentuk dan dimensi dari granat mortir latih. Setelah sistem dirancang/ di desain maka selanjutnya dilakukan asslembling atau perakitan, sehingga dapat diketahui kesesuaian antara komponen-komponen yang telah dibuat serta fungsinya. Pembuatan komponen alat, meliputi : a) pembuatan badan GMO Latih; b) pembuatan sistem katup tekanan;dan c) pembuatan isian asap. 5) Uji Komponen. Pengujian komponen alat meliputi : a) Uji Kekuatan Bahan Badan GMO dan sistem Katup Pengisi Tekanan. Pengujian ini dilaksanakan dengan cara mengisi badan GMO latih dengan tekanan maksimal sekitar 16 bar. Pengujian dilaksanakan berulang-ulang sampai menghasilkan perfoma alat pengaman sesuai yang direncanakan. Pengujian ini bertujuan untuk (1) mengetahui kekuatan dari bahan/material yang digunakan dalam menerima tekanan gas maupun kemampuan menerima beban benturan akibat jatuh di tanah; (2) mengetahui adanya kebocoran pada sambungan-sambungan pada badan GMO; dan (3) mengetahui fungsi dan kinerja dari katup sistem pengisi tekanan. b) Uji Isian Asap. Pengujian ini dilaksanakan untuk mengetahui sistem kerja dari isian asap yang digunakan. Pengujian dilaksanakan berulang-ulang sampai menghasilkan perfoma alat pengaman sesuai yang direncanakan. Adapun pengujian yang dilakukan meliputi: (1) Uji emisi dan kualitas asap yang bertujuan mengetahui warna asap dan lama emisi asap; dan (2) Uji droptest sistem fuze yang bertujuan mengetahui sistem kerja penyala (Fuze) untuk penyala awal isian asap. 6) Asembling. Jika seluruh komponen berfungsi sesuai fungsi masing-masing sistem, selanjutnya dilakukan perakitan komponen.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 235

7) Pengujian Alat dan Pembuatan Tabel Tembak meliputi : a) Pengujian alat. Komponen alat yang sudah di rakit menjadi sebuah granat mortir latih, selanjutnya dilakukan pengujian dilaksanakan di Lapangan tembak pusdik Arhanud dengan cara penembakan menggunakan laras dan medan sebenarnya. Pengujian bertujuan untuk: (1) mengetahui stabilitas terbang mortir di lintasan; (2) mengetahui kemampuan material badan GMO Latih yang digunakan pada saat tumbukan dengan tanah; dan (3) mengetahui kinerja dari isian asap di sasaran. b) Pengumpulan Data. Data jarak capai dilakukan dengan penembakan GMO latih secara berulang-ulang dengan menggunakan variasi tekanan dan sudut elevasi penembakan, sehingga pada akhirnya diperoleh hasil tabel tembak mortir latih serta untuk mengetahui kelemahan dari alat hingga sampai menghasilkan performa alat sesuai yang direncanakan. Jika dari hasil pengujian alat tidak terdapat kendala dan data yang dibutuhkan untuk pembuatan tabel tembak sudah terpenuhi, selanjutnya dilakukan uji fungsi. Jika dalam pengujian masih terdapat kendala dan belum terpenuhinya data untuk pembuatan tabel tembak, selanjutnya dilakukan analisa dan perbaikan alat dan dilakukan pengujian ulang alat. 8) Uji Fungsi. Pelaksanaan uji fungsi dilaksanakan di satuan Infanteri Brigif 18/2 Kostrad dan Lap tembak pusdik Arhanud. Uji fungsi ini bertujuan untuk : a) memperkenalkan dan memberikan informasi tentang mortir latih ke pada Satuan Infanteri; b) memberikan gambaran tentang pelayanan dan operasional alat pada saat penembakan; dan c) mengetahui dan mencari kendala-kendala dilapangan pada saat operasional alat serta menerima masukan untuk pengembangan konsep mortir latih dalam waktu yang akan datang. 9) Analisa, pembuatan laporan dan penyempurnaan TDP tanggal 08 September s.d. 10 Oktober 2018. Dari hasil uji coba, selanjutnya dibuat laporan meliputi: a) analisa dan evaluasi terkait pelaksananaan kegiatan uji coba dan uji fungsi; b) berita acara pelaksanaan uji fungsi;dan c) penyempurnaan Technical Data Package (TDP).

4. Pencapaian Sasaran.

Penyelenggaraan kegiatan Litbang tentang Modifikasi granat mortir latih kaliber 81mm dengan sistem kompresi untuk mendukung latihan drill teknis Satuan Infanteriini meliputi 2 aspek pekerjaan yakni pekerjaan administrasi dan pekerjaan phisik. Pencapaian sasaran pada setiap tahap sebagai berikut : a. Triwulan 1. Pekerjaan pada periode ini meliputi kegiatan perencanaan dan persiapan antara lain pembuatan rencana pelaksanaan kegiatan, koordinasi dengan berbagai pihak terkait serta kegiatan adminsitrasi (pembuatan surat-surat). Prosentase pencapaian sasaran administrasi sebesar 65%, sedangkan pencapaian fisik sebesar 5 %.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 236 POLTEKAD

b. Triwulan 2. Pekerjaan yang dilakukan adalah kegiatan tahap persiapan meliputi kegiatan penyiapan proses pengadaan barang dengan sistem yang berlaku sesuai jumlah dukungan, menyiapkan referensi pendukung serta pekerjaan phisik. Prosentase pencapaian sasaran administrasi sebesar 75%, sedangkan pencapaian fisik sebesar 50 %. c. Triwulan 3. Pekerjaan pada periode ini adalah kegiatan rekayasa materiil termasuk kegiatan uji coba alat dan kegiatan administrasi lainnya. Pencapaian pada periode ini yakni administrasi sebesar 82,5 %,dan fisik sebesar 95%. d. Triwulan 4 (tahap akhir). Pekerjaaan yang dilakukan pada periode ini merupakan pekerjaan penyempurnaan alat berdasar hasil uji dan kegiatan administrasi akhir berupa persiapan paparan dan penyusunan laporan akhir dengan pencapaian masing-masing sebesar 100%.

5. Hambatan.

Dalam pelaksanaan kegiatannya terdapat beberapa hambatan yang dihadapi antara lain : a. Pada saat uji coba yang pertama, terjadi kebocoran seal pada sambungan body mortir hal ini disebabkan karena tingginya tekanan yang digunakan pada sistem kompresi mortir latih. Cara mengatasi dengan mengganti seal dengan yang baru dan dimodifikasi yang semula hanya menggunakan satu menjadi empat seal. b. Faktor angin pada saat uji coba, berdampak pada kestabilan terbang mortir latih dilintasan kurang. Sehingga jatuhnya mortir latih menyimpang dari bidikan alat bidik. Cara mengatasi dengan melengkapi tabel tembak dengan keterangan pengaruh faktor angin dengan penyimpangan maksimal ± 5 m untuk kondisi cuaca kecepatan angin maksimal 3 m/s dan suhu ± 30°C . Hal ini masih relevan apabila dihubungkan dengan fungsi mortir yang menggunakan pecahan granat untuk menghancurkan atau membunuh sasaran.

6. Hasil yang Telah Dicapai. Kegiatan rekayasa mencapai hasil sebagai berikut:

a. Aspek Materiil. Ditinjau dari aspek meteriil, hasil rancang bangun alat sebagai berikut: 1) Alat Pembangkit Tekanan.

RANGKAIAN PEMBANGKIT TEKANAN

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 237

2) Badan Granat Mortir Latih

HASIL RANCANG BANGUN ALAT (BADAN GMO LATIH)

b. Aspek Teknis. 1) Penggunaan bahan Polyvinil Carbonate (PVC) mampu menahan beban benturan dengan tanah pada saat di tembakkan; 2) Kemampuan bahan menerima tekanan gas sebesar 16 bar, sedangkan untuk pengisian gas pada saat operasional/penggunaan alat adalah 11 bar;dan 3) Proses pengisian tekanan dapat dilakukan dengan mudah dan aman. c. Aspek Taktis. 1) Mendukung pelaksanaan latihan (Dril Teknis) yang mendekati realita/kondisi sebenarnya khususnya di satuan-satuan Infanteri dan Lembaga Pendidikan; 2) Pelayanan awak dan proses penembakan sama seperti sebenarnya;dan 3) Hasil tabel tembak mortir latih dapat dikonversikan dengan tabel tembak mortir sebenarnya. d. Aspek Insani. 1) Membantu meningkatkan kemampuan Prajurit dalam mengawaki/ mengoperasionalkan sistem persenjataan khususnya Mortir;dan 2) Proses pengisian tekanan gas (O2) ke dalam badan mortir aman dilaksanakan dan cukup dilakukan oleh 1 orang. e. Aspek Ekonomis. 1) Bahan yang digunakan untuk pembuatan mortir latih seluruhnya dapat dibuat dan terpenuhi dari dalam negri dengan kualitas yang baik;dan 2) Pelaksanaan latihan penembakan mortir dapat dilakukan dengan biaya yang sangat murah. f. Pencapaian akhir kegiatan Modifikasi Granat Mortir Latih Kaliber 81mm dengan Sistem Kompresi untuk Mendukung Latihan Drill Teknis Satuan Infanteri adalah: 1) Kegiatan phisik mencapai 100%;dan 2) Kegiatan administrasi mencapai 100%

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 238 POLTEKAD

7. Dokumentasi Kegiatan.

DESIGN GRANAT MORTIR LATIH KOMPONEN RANGKAIAN FUZE DAN ISIAN ASAP

GRANAT MORTIR LATIH

8. Kesimpulan.

a. Modifikasi Granat mortir latih kaliber 81mm dapat dipakai pada berbagai jenis laras senjata mortir kaliber 81 mm; b. Bahan bodi mortir mampu menahan benturan dengan tanah sehingga mortir latih dapat dipakai berulang – ulang; dan c. Dengan tekanan maksimal 16 bar dan sudut 450 jarak capai mortir 200 m

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 239

RANCANG BANGUN PROTOTIPE CORNER SHOT DENGAN SISTEM ELEKTRIK PENGEMBANGAN DARI CORNER SHOT MODEL I 1. Abstraksi.

Corner Shot merupakan salah satu perlengkapan/aksesoris yang pertama kali digunakan oleh pasukan khusus Amerika yaitu SWAT (Special Weapons And Tactics) yang digunakan untuk Pertempuran Jarak Dekat (PJD) dan pertempuran dalam kota (Purkota) dalam rangka pembebasan tawanan/sandra maupun penaggulangan teroris. Pada umumnya corner shot dipasang senjata pistol sehingga mampu ini bisa melepaskan tembakan ke arah yang menikung yang memungkinkan orang menembak dari balik dinding tanpa menjulurkan anggota badan . Corner Shot telah banyak digunakan oleh militer dan badan-badan penagak hukum di negara seluruh dunia. Versi standar dari corner shot adalah penempatan senjata (pistol) pada sebuah dudukan senjata yang mampu menekuk secara horisontal, dimana pada pengembangan selanjutnya corner shot dilengkapi dengan aksesoris lain seperti Kamera, Lampu (Senter), Infra Red dan lain-lain. Pada Tahun Anggaran 2014 (TA. 2014), Poltekad Kodiklat TNI AD (Lemjiantek pada saat itu) telah berhasil merancang model corner shot untuk senjata pistol serbu (PS 01) dengan sistem deteksi kamera yang merupakan corner shot model ke - 1 (Versi I). Pada corner shot model I, sistem penggerak azimut (kanan dan kiri) menggunakan sistem elektrik yaitu menggunakan motor servo sebagai penggerak dan baterai sebagai sumber daya serta sasaran dapat terdeteksi melalui monitor dan kamera yang terletak di badan popor. Ditinjau dari beberapa aspek hasil rancangan corner shot model I (TA. 2014) memiliki beberapa kelemahan dan kekurangan, sehingga diperlukan upaya penyempurnaan, pengembangan dan peningkatan alat yang hasil kegiatan rekayasa metriil sebelumnya. Sebagai upaya implementasi tugas Poltekad baik sebagai instansi dalam TNI AD maupun salah satu institusi perguruan tinggi, maka melalui kegiatan Litbanghan TNI AD Poltekad menyelenggarakan kegiatan penelitian khususnya tentang Alutsista corner shot dengan judul “RANCANG BANGUN PROTOTIPE CORNER SHOT DENGAN SISTEM ELEKTRIK PENGEMBANGAN DARI CORNER SHOT MODEL I”

Kata Kunci : Corner Shot, Motor Servo, Mekatro

2. Latar Belakang.

a. Pertempuran Jarak Dekat (PJD) dan pertempuran dalam kota (Purkota) merupakan pertempuran yang dilakukan dalam jarak dekat atau di dalam ruangan yang bersifat agresif, dadakan, surprise dan selektif fire. Tren pertempuran anti teroris menuntut senjata yang handal digunakan untuk pertempuran jarak dekat. Senjata ini biasa digunakan pasukan elite untuk misi-misi pembebasan sandera atau pertempuran dalam kota. Suatu sistem senjata yang belum lama ini beredar senjata corner shot. Corner shot merupakan salah satu perlengkapan/aksesoris yang pertama kali digunakan oleh pasukan khusus Amerika yaitu SWAT (Special Weapons And Tactics) yang digunakan dalam rangka pembebasan tawanan

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 240 POLTEKAD

oleh teroris. Corner shot telah digunakan oleh militer dan badan-badan penagak hukum di 15 negara seluruh dunia termasuk Amerika Serikat, Israel dan Inggris. Versi standar dari corner shot adalah penempatan senjata (pistol) pada sebuah dudukan senjata yang mampu menekuk secara horisontal, dimana pada pengembangan selanjutnya corner shot dilengkapi dengan aksesoris lain seperti Kamera, Lampu (Senter), Infra Red dan lain-lain. Pada umumnya corner shot dipasang senjata pistol sehingga mampu ini bisa melepaskan tembakan ke arah yang menikung yang memungkinkan orang menembak dari balik dinding tanpa menjulurkan anggota badan. b. Politeknik Angkatan Darat (Poltekad) adalah eselon pelaksana di tingkat Kodiklat TNI AD, yang berkedudukan langsung di bawah Dankodiklat TNI AD. Poltekad mempunyai tugas pokok menyelenggarakan pendidikan tinggi vokasi bidang ilmu pengetahuan dan teknologi alat utama sistem senjata matra darat guna mendukung tugas pokok Kodiklat TNI AD. Impelementasi sebagai lembaga perguruan tinggi, Poltekad wajib mengikuti ketentuan Tridharma Perguruan Tinggi diantara kegiatan penelitian. Tugas di bidang penelitian meniscayakan Poltekad untuk menyelenggarakan kegiatan penelitian yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara sistematis untuk memperoleh data dan keterangan yang berkaitan dengan pemahaman, pengujian dan/atau pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi alat utama sistem senjata matra darat. Memperhatikan kondisi di atas, maka setiap personel Poltekad terutama yang mengemban tanggung jawab dalam pembelajaran terdapat kewajiban untuk melakukan tugas penelitian yang akan menjadi referensi kualifikasi di lingkungan TNI AD maupun Kemenrsitek dan Dikti. c. Untuk mendukung tugas Prajurit TNI AD khususnya dalam Pertempuran Jarak Dekat (PJD) dan pertempuran dalam kota (Purkota), Pada Tahun Anggaran 2014 (TA. 2014), Poltekad Kodiklat TNI AD (Lemjiantek pada saat itu) telah berhasil merancang model corner shot untuk senjata pistol serbu (PS 01) dengan sistem deteksi kamera yang merupakan corner shot model ke-1 (Versi I). Pada corner shot model I, sistem penggerak azimut (kanan dan kiri) menggunakan sistem elektrik yaitu menggunakan motor servo sebagai penggerak dan baterai sebagai sumber daya serta sasaran dapat terdeteksi melalui monitor dan kamera yang terletak di badan popor.

3. Tujuan dan Sasaran.

a. Tujuan. Mengembangkan model corner shot yang sebelumnya di buat (TA. 2014) sehingga dihasilkan prototipe corner shot yang memiliki kemampuan dan sistem kerja menjadi lebih efektif, efisien serta unggul dari aspek konstruksi dan teknologi. b. Sasaran. 1) Kuantitas. Terwujudnya sebuah prototipe corner shot dengan sistem elektrik, yang dapat digunakan oleh pasukan khusus dalam Pertempuran Jarak Dekat (PJD). 2) Kualitas. Secara umum prototipe corner shot hasil kegiatan rekayasa materiil memiliki kualitas sebagai berikut : a) desain dan konstruksi lebih egronomis; b) menggunakan material yang ringan dan kuat; c) peningkatan kecepatan dan ketepatan gerakan azimut dudukan senjata; d) peningkatan akurasi pembidikan dengan perkenaan;

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 241

e) mudah dalam operasional maupun pemeliharaan; dan f) dapat digunakan untuk beberapa jenis senjata (pistol).

4. Pelaksanaan.

a. Tempat Penelitian. Penelitian dan pengembangan dilaksanakan di Laboratorium Balistik Poltekad Kodiklat TNI AD dan PT. Pindad Persero (Divisi Munisi)-Turen serta Lapangan Tembak Sukodadi Malang untuk pelaksanaan uji fungsi. b. Waktu Penelitian. Penelitian dan pengembangan dilaksanakan selama 11 bulan (Januari–Nopember ) TA.2018. c. Metode dan Teknis. 1) Metode. Metode yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini adalah: a) Study literatur yaitu perancangan dan menguji alat hasil rancang bangun sesuai dengan teori yang mendasari penelitian tersebut; b) Eksperimen yaitu pelaksanaan penelitian dengan melaksanakan uji coba langsung di lapangan, dengan menggunakan beberapa variabel kontrol, variabel bebas dan terikat; dan c) Grounded Research yaitu pelaksanaan penelitian yang berdasarkan kepada fakta-fakta dan menggunakan analisis perbandingan untuk memperoleh hasil yang diharapkan. 2) Teknis kegiatan berdasarkan layout/diagram alir yang dibuat.

5. Pencapaian Sasaran. Penyelenggaraan kegiatan Litbang Rancang Bangun Prototipe Corner Shot dengan Sistem Elektrik Pengembangan dari Corner Shot Model I, meliputi 2 aspek pekerjaan yakni pekerjaan administrasi dan pekerjaan fisik. Pencapaian sasaran pada setiap tahap sebagai berikut :

a. Triwulan 1. Pekerjaan pada periode ini sebagian besar kegiatan terfokus pada kegiatan administrasi meliputi penyusunan rencana pelaksanaan kegiatan, koordinasi dengan berbagai pihak terkait serta kegiatan adminsitrasi (pembuatan surat-surat). Prosentase pencapaian kegiatan administrasi sebesar 60%, sedangkan pencapaian kegiatan fisik sebesar 2%. b. Triwulan 2. Pekerjaan yang dilakukan adalah kegiatan tahap persiapan meliputi kegiatan penyiapan proses pengadaan barang dengan sistem yang berlaku sesuai jumlah dukungan, menyiapkan referensi pendukung serta pekerjaan fisik. Prosentase pencapaian kegiatan administrasi sebesar 72,5%, sedangkan pencapaian kegiatan fisik sebesar 50%. c. Triwulan 3. Pekerjaan pada periode ini adalah kegiatan rekayasa materiil elektrik dan mekanik termasuk kegiatan uji coba alat dan kegiatan administrasi lainnya. Pencapaian kegiatan administrasi sebesar 83,75%, sedangkan pencapaian kegiatan fisik sebesar 95%. d. Triwulan 4 (tahap akhir). Pekerjaaan yang dilakukan pada periode ini merupakan pekerjaan penyempurnaan alat berdasar hasil uji dan kegiatan administrasi akhir berupa persiapan paparan dan penyusunan laporan akhir dengan pencapaian masing-masing sebesar 100%.

6. Hambatan. Dalam pelaksanaannya terdapat beberapa hambatan, antara lain:

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 242 POLTEKAD

a. Perbedaan konstruksi dan dimensi tiga jenis pistol yang digunakan, mengakibatkan proses pembidikan sasaran melalui monitor tidak bisa dilakukan pada satu garis bidik; b. Belum maksimalnya proses sinkronisasi (Zeroing) antara perkenaan dengan pembidikan melalui monitor untuk tiga jenis pistol yang dikarenakan minimnya ketersediaan munisi. c. Penggunaan baterai untuk mensuplai kebutuhan sumber daya pada motor servo, kamera dan monitor menyebabkan waktu operasional alat lebih singkat. d. Penggunaan sistem elektrik menyebabkan operasional alat tidak dapat digunakan pada saat situasi hujan.

7. Hasil yang Telah Dicapai. Kegiatan rekayasa telah mencapai hasil sebagai berikut :

a. Spesifikasi Teknis. Spesifikasi teknis prototipe corne shot yang dihasilkan sebagai berikut:

b. Aspek Teknis. 1) Perubahan arah bidikan dan tembakan ke arah kanan dan kiri dapat dilakukan dengan cepat dan mudah; PROTOTIPE CORNER SHOT (LITBANGHAN TA 2018) 2) Untuk mengembalikan posisi dudukan senjata pada posisi lurus (0o) dapat dilakukan dengan mudah cukup dengan menekan switch/saklar ; dan 3) Berat corner shot lebih ringan dan lebih ergonomis. c. Aspek Taktis. 1) Jarak efektif penembakan adalah 50 meter (tidak merubah kemampuan efektif pistol yang digunakan); 2) Penggunaan popor corner shot untuk penembakan posisi lurus, dapat meredam energi tolak balik (recoil) senjata; dan 3) Pembidikan dapat dilakukan menggunakan layar / monitor atau red dot sight. d. Aspek Insani. 1) Petembak memiliki luas area peninjauan yang besar meskipun pada medan yang sempit/terbatas; dan 2) Petembak aman dari lindung tinjau dan lindung tembak musuh/ lawan.

8. Dokumentasi Kegiatan.

PEMBUATAN DESAIN ALAT PEMBUATAN PENCETAKAN KOMPONEN (3D PRINTING)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 243

PROSES PERAKITAN DAN PENGUJIAN PRODUK JADI CETAKAN SUB KOMPONEN ELEKTRONIKA

UJI KONEKSI MOTOR SERVO UJI TORSI MOTOR SERVO (POSISI VERTIKAL)

UJI KONEKSI KAMERA DAN MONITOR

8. KUNJUNGANKesimpulan. STAF PUSSENIF KODIKLATAD UJI FUNGSI DAN KUNJUNGAN TIM DALWAS SRENAD DI LAPANGAN TEMBAK POLTEKAD DI LAPANGAN TEMBAK POLTEKAD

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 244 POLTEKAD

KUNJUNGAN TIM ASNIK DISLITBANGAD UJI KONEKSI KAMERA DAN MONITOR DI LAPANGAN TEMBAK POLTEKAD

9. Kesimpulan.

a. Pelaksanaan kegiatan Litbanghan Rancang Bangun Prototipe Corner Shot dengan Sistem Elektrik Pengembangan dari Corner Shot Model I, dapat berjalan sesuai jadwal kegiatan yang telah direncanakan, sehingga prosentase pencapaian akhir untuk kegiatan administrasi maupun fisik adalah 100%.

b. Setiap komponen mekanik dan elektrik hasil rancang bangun popor Corner Shot dapat berfungsi dengan baik, sehingga sistem kerja Corner Shot dapat berjalan sesuai spesifikasi dan tujuan yang telah ditetapkan.

c. Pengembangan desain dan komponen, mampu meningkatkan aspek egronomis dan kemampuan alat. HASIL-HASIL LITBANGHAN d. Desain dudukan senjata pada Corner Shot ini dapat digunakan untuk beberapa jenis senjata pistol yakni Pistol Glok G-17, G2 Elite dan G2 Combat. Namun berkaitan dengan tampilan hasil pembidikan pada monitor harus menyesuaikan dengan karakteristik pistol yang digunakan. e. Alat ini memberikan ruang tinjau yang luas bagi petembak, termasuk memberikan PUSSIMPUR lindung tinjau dan lindung tembak yang baik, sehingga dapat digunakan sebagai pendukung dalam pertempuran jarak dekat (PJD) oleh Prajurit TNI AD. GRAHA PRAYUDHA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat POLTEKAD 245

HASIL-HASIL LITBANGHAN PUSSIMPUR GRAHA PRAYUDHA CAKTI

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 246 PUSSIMPUR

RANCANG BANGUN SIMULASI PENANGULANGAN BENCANA ALAM TK KABUPATEN TAHAP 1

1. Abstrak.

Simulasi Penanggulangan Bencana merupakan suatu sistem simulasi taktis berbasis 3D yang bertujuan untuk dapat meningkatkan kesiapan anggota TNI AD dalam kegiatan penanggulangan bencana dengan cara mensimulasikan penanggulangan bencana dalam bentuk 3D guna meningkatkan kecepatan personel yang terlibat dalam pengambilan keputusan dan koordinasi satuan baik pengendali atas, pengendali bawah dan pengendali pinggir pada saat penanggulangan bencana.

Keywords—simulasi, taktis, 3D, penanggulangan, pengambilan keputusan dan bencana alam.

2. Pendahuluan.

Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan baik oleh faktor alam dan/atau faktor non alam maupun faktor manusia yang mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis sehingga perlu penanggulangan bencana. Salah satu tugas pokok TNI AD dalam Operasi Militer Perang dan Selain Perang adalah melaksanakan penanggulangan bencana alam, pengungsian dan bantuan kemanusiaan. Memperhatikan situasi tersebut maka perlu adanya peningkatan upaya-upaya guna penanggulangan bencana sehingga dapat membantu memperingan, paling tidak memberikan solusi awal terhadap masalah yang ada serta dapat mengurangi berbagai hambatan prosedural dan birokrasi yang mengurangi efektifitas dan efisiensi pelaksanaan program pencegahan dan rehabilitasi bencana. Pusat Simulasi Tempur Kodiklat AD (Pussimpur) merupakan bagian dalam struktur organisasi Komando Pendikan dan Latihan Angkatan Darat bertugas sebagai penyelenggara kegiatan latihan pusat geladi posko dengan menggunakan alat dan metode serta aturan-aturan simulasi. Saat ini terdapat beberapa alat simulasi diimpor dari luar negeri, namun seiring dengan perkembangan, alat simulasi ini diproduksi di dalam negeri oleh putra-putri Indonesia. Beberapa alat utama sistem simulasi yang sedang digunakan terus menerus dievaluasi, sehingga Pussimpur telah dapat merumuskan alat simulasi yang relevan dengan kebutuhan latihan saat ini salah satunya adalah Simulasi Penanggulangan Bencana. Dengan pertimbangan di atas, muncul gagasan untuk melakukan rancang bangun Simulasi Penangulangan Bencana Alam Tk Kabupaten dengan tujuan dapat meningkatkan kesiapan anggota TNI AD dalam kegiatan penanggulangan bencana dengan cara mensimulasikan penanggulangan bencana dalam bentuk visual 3D.

3. Teori dan Konsep.

a. Mekanisme Kerja. 1) Membuat skenario perencanaan penanggulangan bencana yang meliputi

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSIMPUR 247

mengatur tipe bencana, lokasi bencana, korban dan berbagai parameter yang mendukung kegiatan penanggulangan benca 2) Menampilkan gameplay dalam bentuk visual 3D pada setiap kegiatan simulasi penanggulangan bencana. 3) Membuat simulasi penanggulangan bencana yang dapat mengakomodir kegiatan latihan penanggulangan bencana dengan melibatkan unsur Dalwah, Daltas dan Dalping.

b. Prinsip Kerja. 1) Kelompok Hardware. a) Server PC. Mendukung sistem simulasi penanggulangan bencana didukung dengan prosesor dan RAM yang besar, juga dilengkapi dengan sistem operasi jaringan (network operating system). b) Laptop Wasdal. Sebagai pengawas dan pengendali pada sistem simulasi penanggulangan bencana. 2) Kelompok Software a) Pembuatan 3D Aset. Sebagai komponen utama visualisasi simulasi penanggulangan bencana yang terdiri dari model 3D kendaraan, personel, pesawat, kapal perahu, dukungan material dan logistik dan bangunan. b) Database Editor dan API. Berfungsi sebagai manajemen semua kumpulan data yang mendukung simulasi penanggulangan bencana. c) Aplikasi Game. Berfungsi sebagai simulasi penanggulangan simulsai bencana dengan segala skenario yang sudah diatur. d) Aplikasi Animasi Simulasi. Merupakan modul perangkat lunak berupa visualisasi 3D dari animasi kebencanaan yang telah di tentukan. e) Lokasi Bencana Penumbuhan. Merupakan modul perangkat lunak berupa visualisasi 3D dari lokasi bencana dan penumbuhan nya yang telah ditentukan f) App Tools. Merupakan modul perangkat lunak berupa komponen pendukung dari simulasi penanggulangan bencana. g) Belanja Game Engine. Merupakan komponen pendukung pada saat pembuatan Simulasi penanggulangan bencana.

4. Desain dan Perancangan Sistem.

Konsep awal perancangan dari Simulasi Penanggulangan Becana ini dilihat pada gambar berikut, dimana kami rancang desain awal untuk kemudian dibuat aktualnya dan direvisi secara terus menerus hingga didapatkan hasil yang optimal dilapangan sesuai dengan kemampuan yang diharapakan.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 248 PUSSIMPUR

a. Rancangan Pembuatan Aplikasi Server.

GAMBAR 2. SKEMA JARINGAN KOMPUTER GAMBAR 1. SKEMA JARINGAN SIMULASI GULBEN BERDASAR METODE LAT POSKO I

Perangkat lunak pada Server terdiri dari beberapa perangkat lunak yang menjadi komponen utama pada saat pembuatan skenario kebencanaan yang akan disimulasikan pada simulasi penanggulangan bencana. Komponen perangkat lunak tersebut terdiri dari : 1) Perangkat Lunak Database. Seluruh data simulasi penanggulangan bencana akan tersimpan ke dalam satu database yang dapat diakses kapan pun data dibutuhkan. Database management system (DBMS) yang digunakan adalah MySQL. 2) Perangkat Lunak Map (Peta) di Server. Seluruh data peta akan dapat ditampilkan pada perangkat lunak peta yang terdapat di server. 3) Perangkat Lunak Skenario Builder. Sebelum simulasi dimulai perangkat lunak skenario builder berfungsi untuk mengatur keseluruhan parameter yang akan Disimulasikan pada simulasi penang- gulangan bencana 4) Perangkat Lunak Game Server. Pada saat simulasi dimulai maka perangkat lunak Game Server akan menjalankan modul perhitungan random korban bencana dan jam simulasi yang akan memberikan dinamika pada simulasi penanggulangan bencana 5) Perangat Lunak Aplikasi Client. Perangkat Aplikasi Client merupakan perangkat lunak yang dipasang pada Client dengan fungsi login dan password berdasarkan satuan yang terlibat pada simulasi penanggulangan bencana. 6) Perangkat Lunak Komunikasi. Perangkat Lunak Komunikasi merupakan perangkat lunak yang digunakan untuk komunikasi suara, text dan file yang digunakan pada simulasi penanggulangan bencana.

b. Perangkat Lunak Simulasi Penanggulangan Bencana. Perangkat Lunak Simulasi Penanggulangan Bencana yang dibuat merupakan simulasi berbasis 3D dimana menggambarkan visualisasi skenario bencana Banjir, Gempa Bumi, Tsunami, Longsor dan Gunung Api. Seluruh Visualisasi yang tergambar pada simulasi berdasarkan triger dari Rencana Informasi Latihan yang di set sebelumnya pada skenario builder.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSIMPUR 249

Berikut beberapa tampilan perangkat lunak simulasi penanggulangan bencana :

GAMBAR 3. GAME GULBEN SIMULASI BANJIR GAMBAR 4. GAME GULBEN EVAKUASI BANJIR

GAMBAR 5. TAMPILAN SKENARIO BUILDER GAMBAR 6. TAMPILAN VISUALISASI TSUNAMI PADA SIMULASI GULBEN

GAMBAR 7. TAMPILAN VISUALISASI TSUNAMI AIR PASANG GAMBAR 8. TAMPILAN VISUALISASI GEMPA BUMI

GAMBAR 9. TAMPILAN SKENARIO LONGSOR GAMBAR 10. TAMPILAN VISUALISASI LONGSOR

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 250 PUSSIMPUR

5. Dokumentasi Kegiatan.

Kegiatan Rancang Bangun Simulasi Penanggulangan Bencana TK Kabupaten Tahap 1, sudah dilakukan beberapa kali koordinasi dan uji coba yang diselenggarakan oleh pihak mitra dan pihak pussimpur untuk mengetahui progress keseluruhan dari rancang bangun simulasi gulben ini. Berikut berberapa dokumentasi kegiatan dari rancang bangun simulasi penanggulangan bencana. GAMBAR 11. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE 1

GAMBAR 12. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE 1 GAMBAR 13. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE 1

GAMBAR 14. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE – 2 GAMBAR 15. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE – 2

GAMBAR 15. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE – 2 GAMBAR 16. DOKUMENTASI KEGIATAN UJI COBA KE – 2

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat PUSSIMPUR 251

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 252 INDO DEFENCE

WAKASAD : LITBANG TNI AD MILIKI PERAN STRATEGIS BAGI INSTITUSI ungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI AD memiliki peran strategis dalam membangun dan membina kekuatan Angkatan Darat. Hal tersebut disampaikan oleh Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) saat mengunjungi stand TNI AD di Indo Defence Expo 2018 and Forum yang digelar di Jakarta Internasional Expo (JI-Expo) Kemayoran, FJakarta Pusat yang dibuka oleh Wakil Presiden Republik Indonesia H. Muhammad Jusuf Kalla, Rabu (7/11/2018).

Dalam pameran ini, TNI AD turut berpartisipasi dengan menampilkan produk hasil Litbang Pertahanan (Litbanghan) di Hall B-3 JI-Expo Kemayoran yang akan berlangsun sampai dengan tanggal 10 Nopember 2018.

Sebelum acara pembukaan, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman bersama dengan Pangdam Jaya Mayjen TNI Jony Supriyanto berkesempatan untuk meninjau stand TNI Angkatan Darat dan melihat secara langsung berbagai produk unggulan pertahanan yang di pamerkan oleh oleh Angkatan Darat.

Dalam kunjungannya tersebut, Wakasad memberikan apresiasi kepada inovasi yang dikembangkan oleh Lembaga Litbang TNI AD yang dibawah supervisi Staf Umum Perencanaan Angkatan Darat (Srenad). Letjen TNI Tatang Sulaiman juga, mengharapkan agar inovasi dan kreasi dari para Insan Litbang TNI AD terus digali dan dikembangkan serta segala potensinya dalam realiasi untuk kepentingan TNI AD.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat INDO DEFENCE 253

“Litbang itu sesungguhnya memiliki peran yang sangat strategis, segala mimpi yang ada dalam benak kita, tidak hanya jadi angan-angan, namun harus direalisasikan dalam bentuk konkrit, dan tentunya bermanfaat bagi institusi Angkatan Darat,” ujar Wakasad kepada Paban III/ Litbang Asro Srenad Kolonel Czi Suprayogi saat berkunjung di Stand TNI AD, Rabu (7/11/2018).

Sebelum meninggalkan stand TNI AD, Wakasad berpesan agar momen Indo Defence Expo 2018 and Forum ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan peningkatan pengetahuan dan penyerapan alih teknologi yang disajikan oleh para peserta pameran.

“Kaitannya dengan kesempatan seperti, kita harus dapat menyerap berbagai informasi dan alternatif teknologi yang ada untuk kemudian kita kaji, teliti, rekayasa dan dikembangkan, baik secara mandiri atau kemitraan. Tidak ada yang sulit, jika kita mau belajar dan berupaya,” pungkas Wakasad.

Sementara itu, Paban III/Litbang Asro Srenad mengungkapkan juga bahwa saat ini TNI AD sangat mendorong berbagai upaya terkait dengan kegiatan Litbang, apalagi dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) turut andil dalam menyelaraskan kegiatan tersebut bersama dengan Industri Pertahanan (Indhan) Dalam Negeri.

Pada pembukaan Indo Defence Expo and Forum 2018 yang bersamaan dengan Pameran Kedirgantaraan dan Helikopter “Indo Aerospace Featuring Indo Helicopter 2018 Expo and Forum” dan Pameran Kemaritiman “Indo Marine 2018 Expo And Forum”, Wapres Jusuf Kalla juga didampingi oleh Menteri Pertahanan RI serta beberapa Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan dan anggota DPR RI, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, Kapolri serta pejabat kementerian dan instansi terkait.

Indo Defence Expo 2018 and Forum kali ini diikuti oleh 867 perusahaan dari 60 negara, sehingga menjadikan ajang yang dihelat dua tahunan ini sebagai salah satu pameran pertahanan terbesar di dunia.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 254 INDO DEFENCE

DISLITBANGAD PAMERKAN ALUTSISTA HASIL KARYA ANAK BANGSA inas Penelitian dan Pengembangan TNI AD (Dislitbangad), hadirkan beragam Dproduk alutsista darat buatan anak bangsa dalam pameran Indo Defence Expo dan Forum 2018, yang digelar Kementerian Pertahanan (Kemenhan) pada 7 hingga 10 Nopember 2018, di JlExpo Kemayoran Jakarta.

Tidak kurang dari 14 item produk alutsista yang di pamerkan pada pameran Indo Defence 2018 ini, salah satunya adalah Sisbak Mortir. Letkol inf Trikoranto menjelaskan, Sisbak Mortir atau sistem penembakan mortir berbasis komputer, adalah untuk mempercepat waktu respon, mulai dari permintaan tembakan sampai penembakan,” jelasnya dalam pameran Indo Defence Expo dan Forym 2018, di JlExpo Kemayoran Jakarta Kamis (8/11).

“Jadi crew awak mortir ini terdiri dari Penembak, Tamtama amunisi, Pimpinan penembakan, dan Bintara penunjuk tempat,” tambahnya. Ia mengatakan, sistem ini dibangun dari mulai bintara penunjuk depan, sistem ini sebelumnya menggunakan cara manual, petanya, teropongnya maupun kompasnya juga manual. “Berkat kemampuan anak bangsa kita sekarang alat ini sudah digital,” katanya.

Mortir ini lanjutnya, juga sudah dilengkapi dengan teropong digital yang memiliki Inclinometer, serta kompas yang kemudian dikirim ke display CCU yang dalamnya terdapat GPS. Alat ini sudah diuji coba sampai sertifikasi sampai titik bidik,” ungkapnya. Selain Sisbak Mortir, masih banyak lagi produk yang ditampilkan antara lain, Senjata Mesin Multi Laras yang dapat menghasilkan tembakan 3000 butir peluru dalam 1 menit. Senjata ini rencananya akan digunakan pada pesawat helikopter.

Dislitbangad juga menampil Sonar Rov yang berfungsi sebagai pelacak bom, Radar Surveillance, Senapan Otomatis Kaliber 5,56 MM. Selain itu ada juga Senapan Dopper (SD) yaitu senapan yang digunakan untuk uji keberanian para prajurit baru dengan cara ditembaki menggunakan peluru tajam dari atas oleh pelatih,” tutupnya.(red)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat INDO DEFENCE 255

INDO DEFENCE EXPO 2018, LITBANGAD BERPERAN MEMBANGUN KEKUATAN TNI

Fungsi Penelitian dan Pengembangan (Litbang) TNI AD memiliki peran strategis dalam membangun dan membina kekuatan Angkatan Darat.

Pernyataan disampaikan Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) saat mengunjungi stand TNI AD di Indo Defence Expo 2018 and Forum yang dihelat di Jakarta Internasional Expo (JI-Expo) Kemayoran, Jakarta Pusat, Rabu (7/11).

Pada pameran alutsista yang dibuka langsung Wakil Presiden Republik Indonesia H.M. Jusuf Kalla itu, TNI AD turut berpartisipasi dengan menampilkan produk hasil Litbang Pertahanan (Litbanghan) di Hall B-3 JI-Expo Kemayoran yang berlangsun hingga 10 Nopember 2018. Sebelum acara pembukaan, Wakasad Letjen TNI Tatang Sulaiman bersama Pangdam Jaya Mayjen TNI Jony Supriyanto berkesempatan meninjau stand TNI Angkatan Darat dan melihat secara langsung berbagai produk unggulan pertahanan yang di pamerkan oleh Angkatan Darat.

Dalam kunjungannya tersebut, Wakasad memberikan apresiasi kepada inovasi yang dikembangkan oleh Lembaga Litbang TNI AD yang dibawah supervisi Staf Umum Perencanaan Angkatan Darat (Srenad). Letjen TNI Tatang Sulaiman juga, mengharapkan agar inovasi dan kreasi dari para Insan Litbang TNI AD terus digali dan dikembangkan serta segala potensinya dalam realiasi untuk kepentingan TNI AD.

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 256 INDO DEFENCE

“Litbang itu sesungguhnya memiliki peran yang sangat strategis, segala mimpi yang ada dalam benak kita, tidak hanya jadi angan-angan, namun harus direalisasikan dalam bentuk konkrit, dan tentunya bermanfaat bagi institusi Angkatan Darat,” ujar Wakasad kepada Paban III/ Litbang Asro Srenad Kolonel Czi Suprayogi saat berkunjung di Stand TNI AD, Rabu (7/11).

Sebelum meninggalkan stand TNI AD, Wakasad berpesan agar momen Indo Defence Expo 2018 and Forum ini dapat dimanfaatkan semaksimal mungkin untuk kepentingan peningkatan pengetahuan dan penyerapan alih teknologi yang disajikan oleh para peserta pameran.

“Kaitannya dengan kesempatan seperti, kita harus dapat menyerap berbagai informasi dan alternatif teknologi yang ada untuk kemudian kita kaji, teliti, rekayasa dan dikembangkan, baik secara mandiri atau kemitraan. Tidak ada yang sulit, jika kita mau belajar dan berupaya,” pungkas Wakasad.

Sementara itu, Paban III/Litbang Asro Srenad mengungkapkan juga bahwa saat ini TNI AD sangat mendorong berbagai upaya terkait dengan kegiatan Litbang, apalagi dari Kementerian Pertahanan (Kemenhan) turut andil dalam menyelaraskan kegiatan tersebut bersama dengan Industri Pertahanan (Indhan) Dalam Negeri.

Pada pembukaan Indo Defence Expo and Forum 2018 yang bersamaan dengan Pameran Kedirgantaraan dan Helikopter “Indo Aerospace Featuring Indo Helicopter 2018 Expo and Forum” dan Pameran Kemaritiman “Indo Marine 2018 Expo And Forum”, Wapres Jusuf Kalla juga didampingi oleh Menteri Pertahanan RI Ryamizard Ryacudu serta beberapa Menteri Kabinet Kerja, Pimpinan dan anggota DPR RI, Panglima TNI, Kepala Staf Angkatan, Kapolri serta pejabat kementerian dan instansi terkait.

Indo Defence Expo 2018 and Forum kali ini diikuti oleh 867 perusahaan dari 60 negara, sehingga menjadikan ajang yang dihelat dua tahunan ini sebagai salah satu pameran pertahanan terbesar di dunia. (her, sg/dispenad)

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat INDO DEFENCE 257 GaleriFoto

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat 258 INDO DEFENCE

Jurnal Hasil-Hasil Litbanghan TNI Angkatan Darat

INSAN LITBANG TNI AD BEKERJA DENGAN PROFESIONAL BERINTEGRITAS DAN DAPAT DIBANGGAKAN

RANCANG BANGUN MODEL RUDAL MENGGUNAKAN TEKNOLOGI SEEKER INFRA MERAH

RPAENYCEAMNPGU RBNAANANG UDANN PSREROTTIFOIKTAISPIE I R.B. RANSUS PENGANGKUT & PENYIMPAN MU SUS DALAREMKAY ARSAA SNONGARK ROAV INDO DEFENCE 2D0AN1 M8U BEESXARP DOEN G&AN SFISOTERM PUENMGAMAN SENJATA MESIN BERAT (SMB) KAL 12.7 MM PERAKIT MULTI TAHAP I