BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. A. Negara Kesatuan Republik
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan SINKRONISASI GELAR SATUAN-SATUAN TNI AD DENGAN STRATEGI PERTAHANAN NEGARA DIHADAPKAN PADA KEMUNGKINAN ANCAMAN SAAT INI DAN KEDEPAN BAB I PENDAHULUAN 1. Umum. a. Negara Kesatuan Republik Indonesia secara geografis terletak diantara dua samudra, dua benua, berbatasan langsung dengan beberapa negara dan memiliki panjang garis pantai 81.000 km serta terdiri dari 17.499 pulau besar maupun kecil. Dengan letak geografi Indonesia pada posisi silang tersebut, membawa konsekuensi logis dalam pergaulan bangsa Indonesia dengan bangsa lain di dunia, konsekuensi tersebut bisa berdampak positif yang menguntungkan dan bisa juga berdampak negatif yang dapat merugikan bagi bangsa Indonesia. Guna mengantisipasi dampak dan segala kemungkinan serta akibat yang mungkin terjadi, diperlukan adanya gelar kekuatan dan strategi pertahanan negara yang mampu menjamin keutuhan wilayah, kedaulatan negara dan melindungi segenap bangsa serta seluruh tumpah darah Indonesia. 1 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan b. Gelar kekuatan TNI AD yang ada saat ini belum sinkron dan sejalan dengan Strategi Pertahanan Negara dihadapkan dengan luas dan karakteristik wilayah nusantara dikaitkan dengan penyiapan ruang, alat dan kondisi juang yang merupakan inti dari strategi pertahanan negara termasuk implikasi dampak dari pemekaran pemerintahan daerah yang berpengaruh terhadap kendali dan pengawasan serta pembinaan wilayah teritorial, sehingga belum mampu mendukung peran dan tupok TNI AD dalam menyiapkan RAK juang yang tangguh guna menghadapi ancaman saat ini dan kedepan. c. Seskoad sebagai lembaga pengkajian strategis TNI AD memandang perlu membuat kajian tentang sinkronisasi gelar satuan-satuan TNI AD dengan strategi pertahanan negara dihadapkan pada kemungkinan ancaman saat ini dan kedepan, sehingga kajian ini menjadi sebuah rekomendasi dalam rangka gelar satuan TNI AD. 2. Maksud dan Tujuan. a. Maksud. Memberikan gambaran tentang sinkronisasi gelar satuan-satuan TNI AD dengan strategi pertahanan negara dihadapkan pada kemungkinan ancaman saat ini dan kedepan. b. Tujuan. Sebagai bahan masukan kepada pimpinan TNI AD tentang sinkronisasi gelar satuan-satuan TNI AD dengan strategi pertahanan negara dihadapkan pada kemungkinan ancaman saat ini dan kedepan. 2 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan 3. Ruang Lingkup. Kajian ini disusun dengan tata urut sebagai berikut : a. Pendahuluan. b. Latar belakang pemikiran. c. Data dan Fakta. d. Analisa. e. Penutup. 4. Metode dan Pendekatan. a. Metode. Metode yang digunakan dalam penulisan naskah ini adalah deskriptif analisis, yaitu dengan menganalisa data dan fakta yang ada dihadapkan dengan kondisi nyata. b. Pendekatan. Pembahasan naskah ini menggunakan pendekatan kepustakaan. 5. Pengertian. (terlampir) 3 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan BAB II LATAR BELAKANG PEMIKIRAN 6. Umum. Letak geografis Indonesia diantara dua benua dan dua samudra mengakibatkan adanya konsekuensi tantangan yang multidimensi sehingga menuntut adanya strategi pertahanan negara yang tepat untuk mengamankan wilayah tersebut. Tugas untuk melindungi dan mengamankan Indonesia dengan karakteristik negara kepulauan mengisyaratkan tantangan yang kompleks dan berimplikasi pada tuntutan pembangunan dan pengelolaan sistem pertahanan negara yang bisa menghasilkan daya tangkal handal. Untuk pembahasan lebih komprehensif dan utuh, maka dalam kajian ini dilandasi oleh landasan historis, landasan filosofis, landasan operasional dan landasan teori serta dasar pemikiran yang akan mengantar pada pokok bahasan. 7. Landasan Historis. Perjalanan sejarah, postur TNI AD yang meliputi kekuatan, kemampuan dan gelar satuan yang sesuai dengan kebijakan pembangunan kekuatan TNI. Ditahun 1984, gelar komando utama (kotama) TNI AD yang lebih dikenal dengan Komando Daerah Militer (Kodam) yang semula 17 Kodam, sebagian dilikuidasi menjadi 10 Kodam. Ditahun 1999, dengan pertimbangan untuk kepentingan komando dan pengendalian (Kodal) dalam penanganan konflik horizontal satu kodam kembali dioperasionalkan di wilayah Maluku yaitu Kodam XVI/Patimura, sehingga saat itu tergelar 11 Kodam. 4 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan Paska reformasi 1998 eskalasi aksi pemberontakan yang bersifat separatis berupa teror, anarkisme, pembunuhan, penculikan, penyanderaan dan berbagai tindakan dehumanisasi menghantui kehidupan masyarakat Aceh. Melihat bayang-bayang kehancuran bangsa yang mengerikan, tokoh masyarakat dan para pejabat pemerintah Aceh atas nama masyarakat, berinisiatif menemui Presiden dan DPR RI meminta Kodam dihidupkan kembali di Aceh. Diawal tahun 2002, aspirasi masyarakat Aceh direspon pemerintah dengan beroperasinya kembali Kodam IM, dengan demikian kotama kewilayahan menjadi 12 Kodam. Pada tahun 2010, di Provinsi Kalimantan Barat telah dioperasionalkan kembali organisasi Kodam XII/Tanjung Pura yang meliputi Provinsi Kalimantan Barat dan Tengah. 8. Landasan Filosofis. a. Landasan Idiil. Pancasila sebagai falsafah bangsa Indonesia diyakini telah mampu mempertahankan dan mempersatukan bangsa Indonesia dalam wujud kebhinnekaannya sebagai manusia Indonesia yang beragama dan bertaqwa kepada Tuhan YME, memiliki budi pekerti yang luhur, bermartabat, beradab, bersatu padu sebagai sesama warga bangsa, mengutamakan musyawarah dalam menyelesaikan berbagai masalah serta senantiasa menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan. 5 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan Gelar kekuatan TNI AD yang dijiwai oleh Pancasila adalah untuk menciptakan stabilitas keamanan guna mendukung pem- bangunan nasional dalam rangka mencapai tujuan nasional. b. Landasan Konstitusional. Pembukaan UUD'45 pada alenia ke empat menyatakan pemerintah negara Indonesia wajib melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia yang mengamanatkan kepada TNI khususnya TNI AD untuk menjaga kedaulatan NKRI di darat dari berbagai ancaman. Sebagai komponen utama dalam Sishanta, TNI AD berperan sebagai penindak awal pada jajaran terdepan dengan gelar satuannya didukung seluruh komponen pertahanan darat lainnya dalam menghadapi ancaman yang mengganggu kedaulatan dan keutuhan wilayah NKRI di wilayah darat. c. Landasan Konseptual. 1) Ketahanan Nasional. Pada hakekatnya adalah merupakan kondisi dinamis suatu bangsa yang berisi keuletan dan ketangguhan bangsa dan negara dalam menghadapi setiap ancaman dengan memberdayakan faktor ideologi, politik, sosial budaya, militer, agama serta informasi dan teknologi, untuk menjamin kelangsungan hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional. Ketahanan nasional yang tangguh pada dasarnya merupakan suatu kekuatan untuk menghadapi ancaman terhadap kedaulatan NKRI. 6 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan 2) Wawasan Nusantara. Hakekat wawasan nusantara merupakan cara pandang bangsa Indonesia berlandaskan Pancasila dan UUD 1945 tentang diri dan lingkungan dalam menjaga eksistensi yang serba nusantara dalam meng- ekspresikan diri ditengah-tengah lingkungan nasional. Wawasan nusantara yang dipahami dan diyakini oleh seluruh bangsa Indonesia akan merupakan benteng tangguh dalam menghadapi kemungkinan adanya ancaman terhadap kedaulatan NKRI. 3) Keamanan Nasional. Undang-undang keamanan nasional yang sampai saat ini masih belum disahkan menjadi salah satu hambatan untuk menerapkan strategi pertahanan negara secara komprehensif dan konsisten. Sementara di sisi lain undang-undang tersebut secara hukum diperlukan guna mewujudkan keamanan nasional yang merupakan syarat mutlak untuk eksistensi bangsa. Sedangkan keamanan nasional adalah komitmen bangsa atas segala macam upaya yang simultan, konsisten dan komprehensif, oleh seluruh warga negara untuk melindungi, menjaga keutuhan kedaulatan serta keselamatan bangsa dan negara, secara efektif dan efisien dari semua sifat, sumber, dimensi dan spektrum ancaman. 7 Kajian Triwulan II TA. 2012 Sinkronisasi Gelar Satuan-Satuan TNI AD dengan Strategi Pertahanan Negara Dihadapkan pada Kemungkinan Ancaman saat ini dan ke depan 9. Landasan Operasional. a. Undang-undang Nomor 3 tahun 2002 tentang Pertahanan Negara. Dalam Undang-undang ini. Sistem pertahanan yang bersifat semesta dengan melibatkan seluruh warga negara, wilayah dan sumber daya nasional lainnya, serta dipersiapkan secara dini oleh pemerintah dan diselenggarakan secara total, terpadu, terarah dan berlanjut untuk menegakkan kedaulatan negara, keutuhan wilayah dan keselamatan segenap bangsa dari segala ancaman. Dipersiapkan diartikan sebagai pengelolaan pertahanan yang salah satu wujudnya menata ruang wilayah nasional beserta komponen-komponen pertahanan lainnya menjadi kompartemen wilayah pertahanan dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. b. Undang-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Otonomi Daerah. Otonomi daerah yang dilaksanakan