ANALISIS PRODUKSI TALKSHOW HITAM PUTIH EPISODE SYEKH ALI JABERDI

Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun Oleh:

Ismi Khumairoh Iskandar NIM: 1112051000012

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH 1438 H/2017 M

i

ABSTRAK

Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber di Trans7. Oleh: Ismi Khumairoh Iskandar

Dakwah melalui televisi mempunyai pengaruh yang efektif. Agama dan media menyentuh manusia sebagai individu maupun bagian dari masyarakat. Di satu sisi bahwa dakwah merupakan kewajiban dari setiap muslim. Di sisi lain, terjadinya konstruksi sosial oleh media massa atas realitas sosial menjadikan hal yang tabu bagi kita. Talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber menjadi menarik karena adanya nilai dakwah Islam yang dikonstruksikan. Berdasarkan konteks diatas, maka tujuan tulisan ini adalah untuk menjawab pertanyaan mayor dan minor. Adapun mayornya adalah bagaimana proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada produksi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber? Kemudian, minornya adalah siapa dalang dari konstruksi tersebut? Mengapa nilai dakwah Islam yang dikonstruksikan? Apa tujuan dikonstruksinya nilai dakwah Islam pada talkshow Hitam Putih? Ada 6 tahap dalam proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada produksi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber. Pertama, tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah. Ke-dua, tahap pembingkaian prolog. Ke-tiga, tahap pengungkapan diri. Ke-empat, tahap pembentukan realitas subjektif. Ke-lima, tahap pengemasan realitas simbolik. Ke-enam tahap penetapan realitas objektif. Teori yang digunakan adalah konstruksi sosial media massa atas realitas sosial. Ada tiga proses terciptanya konstruksi yaitu eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Eksternalisasi merupakan proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural. Objektivasi ialah tahap interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan. Internalisasi ialah proses individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosialnya. (Burhan Bungin, 2008: 15) Setiap realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia. Proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba. Terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting. Tahap menyiapkan materi konstruksi, tahap sebaran konstruksi, tahap pembentukan konstruksi media massa, dan tahap konfirmasi. Tahapan tersebut terjadi pada praproduksi, produksi, pasca produksi, dan evaluasi sebuah program televisi. (Andi Fachruddin, 2012: 10-17) Terdapat konstruksi nilai dakwah Islam atas realitas sosial di episode ini. Produser dan tim kreatif yang menjadi dalangnya. Nilai dakwah Islam dikonstruksi agar tercapainya tujuan sesuai visi dan misi Trans7 yaitu menyajikan program yang berkualitas. Tujuannya untuk menciptakan rating dan share yang tinggi agar dapat merauk keuntungan sebesar-besarnya dari pengiklan. Dengan demikian, talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber dikonstruksi oleh produser dan tim kreatif. Konten dakwah Islam dijadikan materi konstruksi. Tujuannya untuk menciptakan rating dan share yang tinggi. Selain itu, juga untuk mencerdaskan, menghibur dan menjadikan bangsa yang membumi. Menyajikan konten dakwah Islam telah menjadi salah satu strategi media.

Kata kunci: Konstruksi, Produksi,Talkshow Hitam Putih, Syekh Ali Jaber

ii

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah menganugerahkan nikmat yang tidak terhingga kepada segenap hamba- Nya. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada junjungan Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya, para sahabatnya, dan para pengikutnya hingga akhir zaman. Berkat rahmat dan hidayah dari Allah SWT, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan penelitian ini dengan judul “Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syeikh Ali Jaber di Trans7”. Betapa pun hambatan dan kesulitan seakan terasa ringan berkat dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu peneliti mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Arief Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 2. Drs. Masran, M.Ag sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam beserta Fita Fathurokhmah, M. Si sebagai Sekretaris Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam. 3. Dr. H. Sunandar, MA sebagai Dosen Pembimbing skripsi peneliti yang telah memberikan arahan dan masukan dalam penelitian ini. 4. Seluruh Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu pengetahuannya kepada peneliti. 5. Seluruh Karyawan Perpustakaan di lingkungan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 6. Tansah Ginanjar sebagai Associate Produser Hitam Putih Trans7, Ardiha Nakamura sebagai tim kreatif Hitam Putih Trans7, Trimbil sebagai cameramen Trans7, Alwi Smith sebagai sekertaris Yayasan Syekh Ali Jaber, serta Bayu Yulianto dan Yogi madsoni sebagai narasumber talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber yang telah memberikan ilmu, waktu, informasi, data dan keakraban selama meneliti.

iii

7. Kedua orangtuaku tercinta, Drs. Iskandar, Dipl.Telf dan Hanifah yang telah banyak berjasa dan berkorban untuk peneliti. 8. Kakakku tersayang, Zahrotul Addawiyah Iskandar, S. Sos., Isnaini Alawiyah Iskandar, S.S, Alfiansyah Achmad, S. Sos., dan Abdul Kohar, S. Kom, M. Si yang telah memeberi arahan dan semangat peneliti dikala jenuh dengan skripsi. 9. Sahabat yang telah menemani dan banyak memberikan motivasi kepada peneliti serta dapat menghibur dikala kesedihan datang: Megawati Suganda, Ajeng Eka, Sitty Annisa, Mia Kartika dan Yona Pratama. 10. Seluruh teman-teman KPI A angkatan 2012 yang telah memberikan warna hidup semasa kuliah. Perjalanan indah bersama kalian tak akan terlupakan. 11. Keluarga KKN Medium 2015 yang telah mengajarkan arti hidup dan kekeluargaan. 12. Dan kepada seluruh pihak yang telah membantu jalannya penelitian ini yang tidak dapat disebutkan satu per satu. Namun, tidak mengurangi sedikitpun rasa terima kasih peneliti kepada kalian. Semoga Allah SWT melipatgandakan pahala atas semua kebaikan kalian. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan penelitian selanjutnya. Aamiin..

Peneliti, April 2017

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR PERNYATAAN...... i

ABSTRAK...... ii

KATA PENGANTAR...... iii

DAFTAR ISI...... v

DAFTAR GAMBAR...... viii

DAFTAR TABEL...... ix

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah...... 1

B. Fokus Penelitian dan Rumusan Masalah...... 5

C. Tujuan Penelitian...... 6

D. Manfaat Penelitian...... 6

1. Manfaat Akademis...... 6

2. Manfaat Praktis...... 7

E. Tinjauan Pustaka...... 7

F. Kerangka Konsep...... 10

G. Metodelogi Penelitian...... 12

1. Pendekatan dan Paradigma...... 12

2. Subjek dan Objek Penelitian...... 14

3. Tahapan Penelitian...... 14

a. Pengumpulan Data...... 14

v

b. Pengolahan Data...... 16

c. Analisis Data...... 16

H. Sistematika Penulisan...... 16

BAB II. LANDASAN TEORI

A. Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial...... 18

1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa...... 23

2. Realitas Media...... 26

B. Analisis Produksi...... 30

1. Pra Produksi...... 32

2. Produksi...... 33

3. Pasca Produksi...... 33

4. Transmisi ...... 34

5. Evaluasi...... 35

BAB III. GAMBARAN UMUM TRANS7 DAN HITAM PUTIH

A. Profil Trans7...... 37

1. Sejarah dan Perkembangan Trans7...... 37

2. Logo Trans7...... 37

3. Visi, Misi, dan Tujuan Trans7...... 38

4. Program-program Trans7...... 39

5. Struktur organisasi Trans7...... 40

B. Hitam Putih Episode Syeikh Ali Jaber...... 41

1. Latar Belakang Hitam Putih...... 41

vi

2. Identitas dan Karakter Talkshow Hitam Putih...... 42

3. Struktur Organisasi Hitam Putih...... 44

4. Profil Narasumber...... 46

5. Konten yang Dibahas...... 49

6. Tujuan Ditayangkannya Episode Syekh Ali Jaber...... 51

BAB IV. ANALISIS HASIL PENELITIAN

A. Eksternalisasi (Pra Produksi)...... 55

1. Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi Dakwah...... 57

2. Tahap Pembingkaian Prolog...... 59

B. Objektifasi (Produksi & Pasca Produksi)...... 62

1. Tahap Pengungkapan Diri...... 65

2. Tahap Pembentukkan Realitas Subjektif...... 66

3. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik...... 69

C. Internalisasi (Transmisi & Evaluasi)...... 71

Tahap Penetapan Realitas Objektif...... 73

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan...... 78

B. Saran...... 80

DAFTAR PUSTAKA...... 82

LAMPIRAN...... 85

vii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Kerangka Konsep...... 10

Gambar 2.1 Proses Konstruksi Sosial Media Massa...... 20

Gambar 2.2 Visualisasi Produksi Televisi Studio...... 31

Gambar 3.1 Logo Trans7...... 38

Gambar 3.2 Struktur Organisasi Trans7...... 40

Gambar 3.3 Signature Opening Hitam Putih...... 43

Gambar 3.4 Narasumber Episode Syekh Ali Jaber...... 47

Gambar 3.5 Al-Qur’an Brialle Manual...... 50

Gambar 3.6 Al-Qur’an Brialle Digital...... 50

Gambar 4.1 Citra Perempuan Chicka Jesica...... 54

Gambar 4.2 Citra Maskulin Syekh Ali Jaber...... 55

Gambar 4.3 Citra Kemewahan dan Eksklusif Set Studio...... 55

Gambar 4.4 Citra Persahabatan Chicka Jesica & Deddy Corbuzier...... 57

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Penghargaan Hitam Putih...... 2

Tabel 3.1 Tim Produksi Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber...... 45

Tabel 3.2 Format Talkshow Hitam Putih Trans7...... 52

Tabel 4.1 Rundown Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber...... 64

ix

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dakwah melalui media televisi mempunyai pengaruh yang efektif sebagai penyebar pesan-pesan kepada khalayak ramai karena pesan yang disampaikan dalam bentuk audio (suara) dan visual (gambar) terlebih televisi merupakan media yang sangat dekat dengan masyarakat.1 Agama dan media menjadi saling terhubungkan ketika berupaya menyentuh manusia sebagai individu maupun sebagai bagian dari masyarakat.2 Melalui televisi sirkulasi informasi menjadi cepat dan luas sehingga dalam mengkonstruksi pesan dakwah berlangsung dengan sangat cepat dan sebaranya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis.3

Hitam Putih adalah sebuah acara gelar wicara yang ditayangkan Trans7. Acara ini dibawakan oleh mentalist Indonesia, Deddy Corbuzier. Setiap acaranya menyampaikan tema-tema inspiratif yang dibawakan secara santai dan juga dibumbui oleh permainan Mind games ala Dedy Corbuzier untuk mengorek rahasia sang bintang tamu. Trans7 menayangkan talkshow ini sesuai dengan misinya yaitu menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat. Trans7 berkomitmen untuk menjaga keutuhan bangsa serta nilai-nilai demokrasi dengan memperbaharui kualitas tayangan bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja. Trans7 juga berkomitmen selalu memberikan yang terbaik bagi stakeholders dengan

1 Samsul Munir Amin, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam, (Jakarta: Amzah, 2008) hlm.143 2 Deddy Mulyana, solatun dkk. Metode Penelitian Komunikasi Contoh-contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), cet-2, hlm. 342 3 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) hlm. 207

1

2

menayangkan program berkualitas dan mempertahankan moral serta budaya kerja yang dapat diterima stakeholders.4

Hitam putih ditayangkan di trans 7 setiap hari senin-jum’at jam 18:30 WIB. Tayangan ini mendapatkan respon positif dari masyarakat karna tayangangnya yang mendidik, menghibur, menarik dan sangat menginspirasi. Bintang tamu yang diundang biasanya dari kalangan artis, tokoh, maupun masyarakat yang menginspirasi. Berbeda dengan talkshow lainnya hitam putih menyajikan pesan-pesan dakwah yang dikemas sangat menarik dengan back sound piano dan efek suara dari beatbox yang membuat kesan modern, selain itu setahun belakangan ini dalam episodenya selalu dihadirkan tokoh agama yaitu ustad wijayanto dengan gaya dakwahnya yang sering kali mengundang tawa. Program ini terbukti kualitasnya dari berbagai penghargaan yang telah diraih diantaranya dapat dilihat di tabel 1.1 sebagai berikut:

Tabel 1.1 Daftar Penghargaan Hitam Putih Tahun Award Kategori Hasil

2011 Panasonic Gobel Awards Program Talkshow Hiburan Nominasi

2012 Panasonic Gobel Awards Program Talkshow Hiburan Nominasi

2013 Panasonic Gobel Awards Program Talkshow Hiburan Nominasi

2014 Panasonic Gobel Awards Program Talkshow Hiburan Nominasi Indonesian Choice Awards TV Program Of The Year Menang

2015 Panasonic Gobel Awards Program Talkshow Hiburan Menang

Indonesian Choice Awards TV Program Of The Year Nominasi

2016 Indonesian Choice Awards TV Program Of The Year Nominasi

Sumber: https://id.wikipedia.org/wiki/Hitam_Putih_%28acara_TV%29 diakses pada hari jumat, 30 september 2016 jam 13:22

4 http://www.trans7.co.id/ diakses pada hari senin, 18 juli 2016 jam 17.35

3

Kali ini peneliti akan meneliti episode “Syeikh Ali Jaber” yang tayang pada jumat, 29 Juli 2016. Berbeda pada episode biasanya di luar bulan Ramadhan hanya mengundang artis-artis sensasional atau mengangkat yang sedang hangat saja episode ini mengangkat dakwah Islam dengan menceritakan Seikh Ali Jaber mulai dari latar belakangnya sebagai imam madinah yang hijrah ke Indonesia karena jatuh cinta dengan nuansa ramadhan di Indonesia sampai kehidupan pribadinya yang hoby jalan-jalan dan berbagi pengalaman mengenai cara mendidik anak. Menariknya pada episode ini Syeikh Ali Jaber mensosialisasikan teknologi baru dalam dakwah Islam yaitu al-qur’an digital untuk tuna netra atau biasa disebut “Braille” yang merupakan inovasi baru yang berfokus pada system suara yang dilengkapi dengan headset dan pena baca. Al- Qur’an Braille pertama yang masuk ke Indonesia adalah terbitan Yordania tahun 1952 yang berisi awal surat Al-Ankabut sampai dengn akhir surat Az-Zumar pada jilid 6 oleh Prof. Dr. Mahmud Syaltut.5 Ukuranya masih besar, cara membacanya masih manual dan sulit dibawa kemana-mana. Disegmen terakhir dihadirkan ustad Wijayanto yang ceramah mengenai komunikasi antar budaya di Arab dan di Indonesia.

Pentingnya episode ini karena program hitam putih yang notabenenya bukanlah talkshow religi tetapi menjadikan Syeikh Ali Jaber sebagai bintang utama pada talkshow tersebut ditambah dengan dakwah ustad Wijayanto yang ada hampir disetiap episode hitam putih. Pada episode ini juga memperlihatkan Chika Jesika (co-host) memakai jilbab yang menunjukan identitas seorang muslimah. Dengan adanya episode ini penonton juga mendapatkan informasi mengenai al- Quran Braille digital sehingga dapat membantu dari segi pengetahuan ataupun edukasi kepada tuna netra agar dapat mempermudah dalam menghafal dan membacanya dengan mudah. Di episode ini al-quran Braille digital juga di pelajari dan dicoba oleh host Deddy Corbuzier yang beragama Kristen

5 http://Majelis-quran.com>sejarah-perkembangan-al-quran-braille-di- indonesia/?fdx_swicher=true diakses pada jumat, 30 september 2016 jam 19:08

4

menunjukkan toleransi beragama dan berati al-Quran Braille digital ini tidak hanya diperuntukkan tuna netra muslim tapi bisa untuk orang yang ingin mempelajarinya dari agama apapun itu. Selain itu di segmen terakhir ustad Wijayanto memulai dakwahnya tentang komunikasi antar budaya di Arab dan di Indonesia sehingga penonton menafsirkan dengan realitas di lingkungannya. Kemudian individu membangun sendiri pengetahuan atas realitas yang dilihatnya berdasarkan pada struktur pengetahuan yang telah ada sebelumnya.6

Proses simultan tidak bekerja secara tiba-tiba tetapi melalui beberapa tahap penting.7 Yaitu bagaimana tim produksi hitam putih mengkonstruksi fikiran masyarakat dalam merencanakan pra produksi (Eksternalisasi) dalam tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah dalam penentuan narasumber hingga wardrobe dll. Selain itu pada tahap pembingkaian prolog dari masing-masing narasumber pada episode ini apakah terdapat script tertentu untuk narasumber agar unsur-unsur komunikasi dakwah tersampaikan dengan rapih sesuai rencana atau tidak. Kemudian, pada kegiatan produksi, pasca produksi, dan transmisi (objektivasi) dalam tahap pengungkapan diri apa yang dilakukan agar semua yang dipandang penting oleh tim Hitam Putih menjadi penting pula bagi penonton kemudian, pembentukan realitas subjektif yaitu apa saja yang ingin ditonjolkan dalam episode ini. Bagaimana pengemasan realitas simbolik dan ekspresi simbolik yang dilakukan oleh tim produksi dan narasumber dalam mengatur ke-4 segmen tersebut agar dapat dihayati sebagai realitas objektif hingga pada tahap evaluasi (Internalisasi) ditahap penetapan realitas objektif yaitu cara agar pesan dakwah dari acara Hitam Putih ini dapat menjadi kompleksitas ideologi dan keyakinan serta rutinitas tindakan dan tingkah laku yang mapan terpola, kesemuanya dihayati oleh individu secara umum sebagai fakta dan tidak lupa evaluasi.

6 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) hlm. 194 7 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) hlm. 207

5

Pada penelitian ini peneliti menggunakan metode analisis produksi untuk mengetahui tahapan proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada talkshow Hitam Putih di Trans7 sesuai teori konstruksi sosial media massa atas realitas sosial dari Peter L. Berger dan Thomas Luckmann. Dari alasan yang telah dipaparkan sebelumnya maka peneliti tertarik untuk meneliti “Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber di Trans7”

B. Fokus Penelitian dan Perumusan Masalah

1. Fokus Penelitian

Agar lebih terarah antara masalah yang dikemukakan dengan pembahasannya, maka perlu diberikan pembatasan masalah yang akan diteliti guna menghindari perluasan pembahasan. Penelitian ini tidak fokus pada pesan, penonton, efek dan hasil konstruksi tayangan talkshow Hitam Putih. Penelitian ini fokus kepada proses konstruksi tim produksi trans7 yang berperan sebagai dalang dari konstruksi sosial yang dibingkai dalam tayangan talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber sebagai saluran dakwah yang mengemas realitas simbolik pada siaran langsung.

2. Perumusan masalah

Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka perumusan masalah pada penelitian ini adalah:

a. Bagaimana proses pra produksi pada talkshow Hitam Putih di trans7 pada tahap eksternalisasi? b. Bagaimana proses kegiatan produksi, pasca produksi dan transmisi pada talkshow Hitam Putih di trans7 pada tahap objektivasi? c. Bagaimana proses evaluasi pada talkshow Hitam Putih di trans7 pada tahap internalisasi?

6

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan pertanyaan penelitian diatas, secara khusus penelitian ini bertujuan:

1. Untuk mengetahui, memahami dan membuktikan adanya unsur-unsur komunikasi dakwah pada talkshow Hitam Putih di trans7. 2. Untuk memahami dan mengungkapkan naskah dan prolog dalam membingkai talkshow Hitam Putih di trans7. 3. Untuk mengetahui dan memahami talkshow Hitam Putih di trans7 dalam membentuk realitas subjektif, mengemas realitas simbolik, dan menetapkan realitas objektifnya.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat secara akademis maupun praktis:

1. Manfaat Akademis

a. Memperkaya kajian ilmu dakwah dan ilmu komunikasi, terutama dakwah melalui televisi secara holistik. b. Mendukung paradigma devinisi sosial yang mengkaji penonton sebagai individu yang aktif dan komunitas penonton yang aktif bersama tim produksi yang kreatif dalam mengkonstruksi realitas kedalam tiga proses dialektika. c. Menerapkan paradigma konstruktivisme dalam menjembatani berbagai paradigma; rancangan penelitian deskriptif kualitatif ini mengikuti prosedur mix-method dengan memfokuskan pada proses konstruksi media massa dalam membangun masyarakat yang cerdas, kreatif dan inovatif.

7

2. Manfaat Praktis

a. Pengamat, praktisi televisi bisa memahami proses konstruksi televisi atas realitas pada talkshow Hitam Putih di trans7. b. Produser konten dan tim produksi menetepkan kriteria host, co host dan narasumber, kriteria naskah, pilihan format, segmentasi, kriteria efek talkshow sebagai karakter dan identitas stasiun TV. c. Pihak penonton mendapatkan pencerahan sehingga penonton pasif menjadi aktif. Penonton aktif mampu membangun pencitraan dirinya melalui televisi.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam penulisan skripsi ini, penulis meninjau beberapa tulisan, buku hasil penelitian terdahulu, ada beberapa contoh judul yang menjadi inspirasi untuk penulis. Beberapa skripsi yang menginspirasi penulis untuk memfokuskan penelitian pada “Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syeikh Ali Jaber di Trans7” diantaranya adalah:

1. Fortuna Rinaldi, Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Bina Darma Palembang dengan judul skripsi Pengaruh Tayangan Talkshow “Hitam Putih” di Trans7 terhadap Sikap Masyarakat Kelurahan Tanjung Raja Barat, menyimpulkan bahwa tayangan talkshow Hitam Putih di Trans7 tidak memengaruhi sikap masyarakat Tanjung Raja Barat dan hubungan korelasi antara kedua variable tersebut sangat kuat.8 Kesamaan dengan penelitian ini adalah subjek penelitian yaitu talkshow Hitam Putih. Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian ini yaitu teori, metodelogi, objek penelitian dan masalah penelitian.

8 Fortuna Rinaldi, Pengaruh Tayangan Talkshow “Hitam Putih” di Trans7 terhadap Sikap Masyarakat Kelurahan Tanjung Raja Barat, Universitas Bina Darma Palembang: Fakultas Ilmu Komunikasi, 2014

8

2. Suci Nurul Khairiyah, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Analisis produksi program sinetron tukang bubur naik haji the series: Episode 402 dan 403, menyimpulkan bahwa sinetron Tukang Bubur Naik Haji the series memiliki enam tahapan produksi yaitu dimulai dari tahapan pertama merupakan penyiapan komponen komunikasi, tahapan kedua merupakan proses pemilihan realitas sinetron, tahapan ketiga merupakan proses membingkai realitas menjadi rencana naskah skenario yang akan digunakan dalam produksi sinetron, tahapan keempat merupakan naskah skenario yang telah jadi yang siap digunakan dalam produksi sinetron. Tahapan kelima merupakan hasil dari produksi sinetron yang sudah tayang di televisi, tahapan kenam merupakan tahap evaluasi dalam produksi sinetron.9 Kesamaan dengan penelitian ini adalah teori konstruksi sosial media massa atas realitas sosial, kemudian metodeloginya yaitu analisis deskriptif. Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian ini yaitu objek, subjek penelitian dan masalah penelitian. 3. Qurnia Nirmala Sari, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan judul skripsi Analisis produksi program sinetron Islam KTP, menemukan bahwa sinetron kejar tayang yang disiarkan setiap hari melalui stasiun televisi SCTV ini, terlebih dahulu melewati proses yang merupakan hal yang pokok pada setiap program siaran televisi, yakni perencanaan, produksi dan pasca produksi. Pengembangan ide cerita mendapat perhatian khusus demi keberlangsungan tayangan program tersebut. Selain itu berbagai faktor penghambat juga sering kali ditemukan oleh orang-orang yang terlibat di dalamnya.10 Kesamaan dengan penelitian ini adalah metodeloginya yaitu

9 Suci Nurul Khairiyah, Analisis produksi program sinetron tukang bubur naik haji the series: Episode 402 dan 403, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2013 10 Qurnia Nirmala Sari, Analisis produksi program sinetron Islam KTP, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 2010

9

analisis deskriptif. Namun, terdapat perbedaan dalam penelitian ini yaitu landasan teori, objek, dan subjek penelitian.

Meskipun penulis melakukan tinjauan terhadap skripsi tersebut di atas, penelitian yang dilakukan penulis tetaplah berbeda. Dalam hal ini penulis sama- sama membahas proses produksi program media elektronik dengan objek penelitian dan hasil penelitian yang berbeda pula. Maka penulis mengambil kesimpulan bahwa belum ada mahasiswa yang meneliti tentang “Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber di Trans7”.

10

F. Kerangka Konsep

Kerangka konsep ini peneliti gambarkan sesuai gambar 1.1 sebagai berikut:

GAMBAR 1.1 Kerangka Konsep

Konstruksi Sosial Media Massa

Media Massa Tim Produksi Proses Konstruksi Sosial Media Massa

Tahap penerapan unsur-unsur Konstruksi Sosial Eksternalisasi komuniksi dakwah Media Massa (praproduksi) Tahap pembingkaian prolog

Strategi Hitam Putih:

Tahap pengungkapan diri  Citra Talkshow Objektivasi  Tema Episode (produksi, pasca Tahap pembentukan realitas

 Strategi Trans7 produksi & subjektif

Transmisi) Tahap pengemasan realitas Program yang simbolik mengandung

Internalisasi konstruksi sosial Tahap penetapan realitas

(Evaluasi) (kesadaran semu) objektif

Peter L. Berger dan Luckmann menjelaskan konstruksi sosial atas realitas, terjadi secara simultan melalui tiga proses sosial yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.11 Kemudian dijelaskan dan dijabarkan lagi secara mendetil

11 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) hlm. 206

11

dalam ranah komunikasi dakwah dalam disertasi Armawati Arbi enam proses konstruksi media masa diantaranya adalah:

a) Tahap penerapan unsur-unsur komuniksi dakwah adalah pada persiapan praproduksi, seperti narasumber, setting, tim Hitam Putih, setra tema dan rundown yang akan disajikan. b) Tahap pembingkaian prolog/skrip kasus adalah proses dimana narasumber menyiapkan prolog dan host menyiapkan skrip kasus yang biasanya sudah disiapkan oleh tim kreatif. c) Tahap pengungkapan diri adalah ketika host dan narasumber membingkai fakta penonton berdasarkan pengungkapan diri yang dilakukan oleh penonton tersebut. d) Tahap pembentukan realitas subjektif adalah proses seleksi penonton yang dilakukan oleh host dan bintang tamu agar apapun yang disajikan di Hitam Putih dianggap benar oleh penonton. e) Tahap pengemasan realitas simbolik adalah strategi yang dilakukan dalam upaya menarik perhatian penonton. f) Tahap penetapan realitas objektif adalah proses evaluasi yang dilakukan trans7 untuk melihat hasil dari program agar dapat menjadikan Hitam Putih sebagai pilihan konsumtif.

Pelaku konstruksi pada talkshow Hitam Putih episode Seikh Ali Jaber adalah tim produksi Hitam putih sesuai visi misi trans7 yang akhirnya terbentuklah strategi diantaranya pada tahap pra produksi meliputi persiapan pada penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah dan pembingkaian prolog yang termasuk pada konsep Eksternalisasi yaitu penyesuaian diri dengan dunia sosio- kultural sebagai produk manusia “society is a human product”.12

12 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm.63

12

Tahap produksi, pasca produksi, dan transmisi meliputi tahap pengungkapan diri, pembentukan realitas subjektif, dan pengemasan realitas simbolik yang termasuk dalam konsep Objektivasi yaitu interaksi sosial dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan, “society is an objective reality”.13 Artinya, dalam tahap sebaran konstruksi dan pembentukan konstruksi realitas terjadi pada tahap evaluasi yaitu tayangnya program tersebut di Trans7 sebagai wacana dan nilai dari kehidupan nyata dan seakan-akan publik internal dan eksternal program ini ikut serta dalam setiap kejadian yang ditayangkan.

Kemudian pada tahap evaluasi internalisasi ialah individu mengidentifikasi diri ditengah lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial dimana individu tersebut menjadi anggotanya. “man is a social product”14 dalam tahap konfirmasi ini publik internal maupun eksternal dapat mempertahankan realitas subjektif atau merubah realitas objektif dakwah Islam sebagai identitas Trans7.

G. Metodologi Penelitian

1. Pendekatan dan Paradigma

Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan dalam situasi yang wajar (natural setting) dan data yang dikumpulkan umumnya bersifat kualitatif. Peneliti tidak menggunakan angka dalam mengumpulkan data dan dalam memberikan penafsiran terhadap hasil penelitian.15 Menurut Bogdan dan Taylor, penelitian kualitatif adalah prosedur sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif,

13 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm.63 14 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm.63 15 Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi, (Ciputat: UIN Jakarta press, 2006), hlm. 41.

13

berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan prilaku yang diamati.16 Sementara metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analisis. Metode deskriptif analisis digunakan untuk menghimpun data aktual. Kegiatan pengumpulan data dilakukan dengan melukiskan sebagaimana adanya.17 Sedangkan Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan metode deskriptif sebagai metode yang hanya memaparkan situasi dan peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji atau membuat prediksi.18

Alasan penulis menggunakan pendekatan dan metode kualitatif deskriptif analisis untuk menjawab rumusan masalah yang telah dirumuskan. Ringkasnya, untuk mengetahui bagaimana talkshow Hitam Putih mengkonstruksi nilai-nilai sosial yang ditayangkan di Trans7 dengan menjelaskan atau memaparkan apapun yang terjadi pada tahapan-tahapan konstruksi yang dilakukan apa adanya tanpa menutupi, mengurangi dan menambahkan hal yang tidak terjadi agar terjaga keaslian data dari data primer yang dikumpulkan, yakni wawancara peneliti dengan narasumber dan observasi yang dilakukan selama priode penelitian.

Paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma konstruktivis karena peneliti memandang konstruksi nilai dakwah pada talkshow Hitam Putih ini memiliki nilai konstruktif sesuai dengan asumsi dasarnya yaitu; realitas merupakan hasil ciptaan manusia kreatif, pemikiran manusia dan konteks sosial tempat pemikiran itu timbul bersifat berkembang dan dilembagakan, kehidupan masyarakat itu dikonstruksi secara terus menerus, dan kita dapat membedakan antara realitas dan pengetahuan.

16 Lexi, J. Moleong, Metode Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002), cet. Ke- 23, hlm. 4. 17Wardi Bachtiar, Metedelogi Penelitian Dakwah, (Jakarta: Logos, 1997), cet. Ke-1, hlm. 60 18Jalaluddin Rakhmat, Metode Penelitian Komunikasi, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996 ), hlm. 24.

14

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini Subjek merupakan faktor utama dalam menentukan hasil dari penelitian yaitu tahapan-tahapan konstruksi pada pra produksi, produksi, pasca produksi, transmisi dan evaluasi talkshow Hitam Putih di Trans7 episode Syekh Ali Jaber. Sedangkan, objek penelitiannya adalah orang-orang yang berperan penting dalam produksi talkshow Hitam Putih di Trans7 Episode Syeikh Ali Jaber yaitu Tansah Ginanjar sebagai Associate Producer, tim kreatif Hitam Putih, dan Narasumber talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber.

3. Tahapan Penelitian

a. Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang digunakan penulis adalah sebagai berikut:

1) Data Primer

Data primer digunakan sebagai acuan pertama untuk pembahasan penelitian ini dengan melakukan:

a) Observasi Observasi adalah kegiatan mengamati secara langsung suatu objek untuk melihat dengan dekat kegiatan yang dilakukan objek tersebut.19 Teknik observasi yang penulis lakukan adalah observasi langsung, yakni mendatangi lokasi shooting dengan mengamati secara sistematis apa yang dilihat.

19Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public relation, advertising, Komunikasi, organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: kencana, 2007), h. 106

15

b) Wawancara Wawancara adalah suatu cara pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh informasi langsung dari sumbernya.20 Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini bersifat mendalam (depth interview), yaitu wawancara terperinci yang dilakukan dengan menggunakan petunjuk umum berupa daftar pertanyaan yang telah disusun sebelumnya untuk ditanyakan kepada narasumber. Wawancara ini ditujukan kepada pihak-pihak yang terlibat dalam proses produksi yaitu Tansah Ginanjar sebagai Associate Producer, Ardiha Nakamura sebagai tim kreatif, dan Syekh Ali Jaber sebagai narasumber.

2) Data sekunder

Data sekunder penulis diperoleh dari sejumlah referensi yang ada atau menggunkan studi pustaka, yaitu dengan mempelajari bahan-bahan tertulis berupa arsip dan buku yang berhubungan dengan penelitian ini.

3) Lokasi dan Waktu

Penulisan ini dilakukan langsung dilokasi shooting talkshow Hitam Putih pada senin 09 Januari 2016 sampai dengan selesai di studio G7 Jl. Rangkayo Rasuna Said No. 54 Mampang – Jakarta Selatan. Kemudian di kantor Trans7 sendiri di Menara bank Mega Trans TV lantai 10 Jl. Kapten Tendean Kav. 12-14 Mampang Prapatan, Jakarta Selatan 10270. Dan di Yayasan Syekh Ali Jaber Jl. Jatinegara Barat, RT.10/RW.1, Bidara Cina, Jatinegara, Kota Jakarta Timur, DKI Jakarta 13320, Indonesia.

20Rachmat Kriantono, Teknik Praktis Riset Komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public relation, advertising, Komunikasi, organisasi, Komunikasi Pemasaran, (Jakarta: kencana, 2007), h. 96

16

b. Pengolahan Data

Setelah data diperoleh dari observasi dan wawancara, maka langkah selanjutnya adalah pengolahan data hasil observasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mencatat hasil dari apa yang diamati dilapangan; sedangkan pengolahan data dari hasil wawancara dilakukan dengan cara, penulis mendengarkan ulang rekaman wawancara kemudian menuliskannya kembali. Sesudah itu, data-data yang sudah di olah akan di analisis oleh penulis. c. Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif analisis kualitatif, yakni cara melaporkan data dengan memberi gambaran atau melukiskan tahapan-tahapan konstruksi sosial pada talkshow Hitam Putih episode Syeikh Ali Jaber. Penelitian dilakukan dengan menganilisis data primer yang dikumpulkan dari hasil observasi dan wawancara. Selain itu, peneliti juga menyertakan analisis dalam bentuk tabel dan bagan dari data-data yang dikumpulkan, penulis lalu melakukan analisis dan menyimpulkan pembahasan dalam penelitian ini.

H. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah proses penelitian ini, penulis menguraikan beberapa hal pada penulisan ini yang terdiri dari lima bab dengan beberapa sub babnya yaitu:

BAB I: PENDAHULUAN

Penulis menguraikan latar belakang masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan.

17

BAB II : LANDASAN TEORI

Penulis menguraikan teori dan definisi dari beberapa ahli yang menjadi landasan dalam kerangka pemikiran penelitian ini berisi tentang tahapan-tahapan konstruksi sosial pada talkshow Hitam Putih episode Syeikh Ali Jaber dengan menggunakan teori konstruksi sosial media massa atas realitas sosial dan deskripsi analisis produksi televisi.

BAB III: GAMBARAN UMUM TRANS7 DAN TALKSHOW HITAM PUTIH

Pada bab ini penulis menguraikan gambaran umum Trans7 yang meliputi sejarah dan perkembangan Trans7, logo, visi, misi, dan tujuan Trans7, program- program Trans7, struktur organisasi Trans7. Dan juga gambaran umum talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber meliputi latar belakang Hitam Putih, identitas dan karakter Hitam Putih, struktur organisasi Hitam Putih, profil narasumber, konten yang dibahas, dan tujuan ditayangkannya talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber.

BAB IV: TEMUAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

Bab ini berisi deskriptif temuan, hasil penelitian dan pembahasan mengenai “Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syeikh Ali Jaber di Trans7”

BAB V: PENUTUP

Penulis memberikan kesimpulan dan saran terhadap apa yang telah diteliti dalam skripsi ini, dan juga beberapa lampiran yang didapat.

BAB II LANDASAN TEORI

A. Konstruksi Sosial Media Massa atas Realitas Sosial Membahas teori konstruksi sosial (Social construction), tentu tidak bisa terlepas dari bangunan teoritis yang telah dikemukakan oleh Peter L. Berger dan Thomas Luckman. Berawal dari istilah konstruktivisme, konstruksi relaitas sosial terkenal sejak diperkenalkan Peter L. Berger dan Thomas Luckman melalui buku yang berjudul The Social Construction of Reality: A Treatise in The Sociological of Knowledge tahun 1966. Bagi Berger dan Luckman, realitas tidak terbentuk sendiri, namun dibentuk dan dikonstruksi. Realitas berwajah ganda atau plural, setiap orang dapat memiliki konstruksi berbeda atas sebuah relitas, selain itu juga realitas juga bersifat dinamis dan dialektis. Realitas tidak statis maupun tunggal karena ada relativitas sosial dari apa yang disebut pengetahuan dan kenyataan. Berger dan Luckman juga beranggapan realitas sosial dikonstruksi melalui proses eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi.1 Selain itu, ada pula model lingkaran konsentris yang merupakan salah satu model terlengkap untuk mengidentifikasi elemen-elemen dalam proses komunikasi massa. Thomas Bohn menyusun model lingkaran konsentris bersama Ray Hiebert dan Donald Ungurait yaitu, model komunikasi massa dengan sumber encoding dipusatnya. Salah satau lingkaran luas adalah audien penerima. Model lingkaran konsentris membayangkan proses sebagai tetes air yang jatuh di permukaan air yang tenang. Riak gelombang menyebar ke luar dari komunikator yang merupakan tugas gatekeeper dan Regulator melalui berbagai hambatan sebelum mencapai audien atau sebelum menimbulkan efek. Model ini mencakup tanggapan (feedback), amplifikasi media, gangguan dan distorsi dari media.2

1 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 194 2 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 h. 456-464

18

19

Menurut Claude Shannon dan Waren Waver sebagian besar model komunikasi massa dan bentuk komunikasi lain memiliki elemen dasar yang sama. Elemen itu adalah sekuensial (urutan), dimulai dengan stimulus yang ingin dikomunikasikan seseorang untuk memicu seseorang untuk berkomunikasi dan berlanjut melalui proses encoding yaitu meletakkan sesuatu dalam simbol dan transmisi (mengirim pesan). Untuk menggenapi proses komunikasi, penerima pesan harus mendekodekannya atau menerjemahkan pesan simbolik dan menginternalisasikannya dengan memahami pesan yang dikodekan.3 Substansi teori dan pendekatan konstruksi sosial dan Berger dan Luckman terletak pada proses simultan yang terjadi secara alamiah melalui bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada sebuah komunitas primer dan semi sekunder. Basis sosial teori dan pendekataan ini adalah transisi – modern di Amerika pada sekitar tahun 1960-an, di mana media massa belum menjadi sebuah fenomena yang menarik untuk dibicarakan.4 Dengan demikian Berger dan Luckman tidak memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas. Teori dan pendekataan konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Luckman telah direvisi dengan menambahkan variabel atau fenomena media massa yang sangat substantif dalam proses eksternalisasi, objektivasi dan internalisasi. Inilah yang kemudian dikenal sebagai konstruksi sosial media massa. Substansi teori konstruksi sosial media massa adalah pada sirkulasi informasi yang cepat dan luas sehingga konstruksi sosial berlangsung dengan sangat cepat dan sebarannya merata. Realitas yang terkonstruksi itu juga membentuk opini massa, massa cenderung apriori dan opini massa cenderung sinis.5

3 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 h. 456-458 4 Peter L Berger dan Thomas Luckman, Tafsir Sosial atas Kenyataan, (Jakarta: LP3S, 1990), hlm. 57 5 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 203

20

Gambar 2.1

Peter L. Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman mengatakan setiap realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia. Mereka menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Secara singkat, penjelasannya adalah sebagai berikut: 1. Eksternalisasi ialah proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia.6 Dimulai dari interaksi antara pesan tayangan televisi dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Tahap pertama ini merupakan bagian yang penting dan mendasar dalam satu pola interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Yang dimaksud dalam proses ini ialah ketika suatu produk sosial telah menjadi sebuah bagian penting dalam masyarakat yang setiap saat

6 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 15

21

dibutuhkan oleh individu, maka produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk melihat dunia luar. 2. Objektivasi ialah tahap di mana interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi.7 Pada tahap ini, sebuah produk sosial berada proses institusionalisasi, sedangkan individu memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen- produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka bisa dipahami secara langsung. Dengan demikian, individu melakukan objektivasi terhadap produk sosial, baik penciptanya maupun individu lain. Kondisi ini berlangsung tanpa harus mereka saling bertemu. Artinya, proses ini bisa terjadi melalui penyebaran opini sebuah produk sosial yang berkembang di masyarakat melalui diskursus opini masyarakat tentang produk sosial, dan tanpa harus terjadi tatap muka antar individu dan pencipta produk social. 3. Internalisasi ialah proses memahami pesan yang telah dikodekan. Konsumen yang telah melihat dan mendengar iklan suatu produk akan mengingat kembali pesan itu sebelum memutuskan untuk membeli suatu produk. Pesan yang diingat kembali itu dijadikan pertimbangan. Pesan itu sendiri adalah bentuk dari komunikasi massa.8 Terdapat dua pemahaman dasar dari proses internalisasi secara umum: pertama, bagi pemahaman mengenai “sesama saya” yaitu pemahaman mengenai individu dan orang lain. kedua, pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial.

7 Margareth Poloma, Sosiologi Kontemporer, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004) hlm. 303 8 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 hlm. 458

22

Teori konstruksi sosial atas realitas Peter L. Berger dan Thomas Luckman tidak memasukkan media massa sebagai variabel atau fenomena yang berpengaruh dalam konstruksi sosial atas realitas. Pada kenyatannya konstruksi sosial atas realitas berlangsung lamban, membutuhkan waktu yang lama, bersifat spasial, dan berlangsung secara hierarkis-vertikal, dimana konstruksi sosial berlangsung dari pimpinan ke bawahannya, pimpinan kepada massanya, kyai kepada santrinya, guru kepada muridnya, orang tua kepada anaknya, dan sebagainya.9 Karena manusia bisa menciptakan simbol-simbol, maka ia juga mampu mengomunikasikan suatu niat, makna, keinginan atau maksud yang kompleks, dank arena itu pula manusia bisa mengubah bentuk sosialnya. Harold Adams Innis, seorang ekonom Kanada yang menjadi teorisi ilmu komunikasi, percaya bahwa teknologi komunikasi merupakan inti dari teknologi. Ia juga mengatakan bahwa teknologi komunikasi memainkan peran utama dalam memengaruhi organisasi sosial dan kebudayaan. Ilmuan Kanada lainnya, Marshall McLuhan menambahkan bahwa teknologi komunikasi juga memengaruhi organisasi kehidupan bahkan pemikiran manusia.10 Posisi “konstruksi sosial media massa” adalah mengoreksi substansi kelemahan dan melengkapi “konstruksi sosial atas realitas”, dengan menempatkan seluruh kelebihan media massa dan efek media pada keunggulan “konstruksi sosial media massa” atas “konstruksi sosial atas realitas”. Namun, proses simultan yang digambarkan di atas tidak bekerja secara tiba-tiba, namun terbentuknya proses tersebut melalui beberapa tahap penting.11

9 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 194 10 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm.33-36 11 Burhan Bungin, Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat Edisi Pertama, (Jakarta: Prenada Media Group, 2006) hlm. 292

23

1. Tahap Konstruksi Sosial Media Massa Dari konten kontruksi sosial media massa, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut: a. Tahap Menyiapkan Materi Konstruksi: dalam menyiapkan materi konstruksi sosial media massa ada dua pemain utama yang amat memmengaruhi proses komunikasi massa yaitu gatekeeper dan regulator. Gatekeeper adalah orang media yang memengaruhi pesan. Regulator adalah orang nonmedia yang memengaruhi pesan.12 Setiap media massa memiliki desk yang berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan visi suatu media. Isu-isu penting setiap hari menjadi fokus media massa, terutama yang berhubungan dengan tiga hal, yaitu kedudukan, harta, dan perempuan. Ada tiga hal penting dalam menyiapkan materi konstruksi sosial yaitu: 1. Keberpihakan media massa kepada kapitalisme: Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan penggandaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang- orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah membuat media massa laku di masyarakat.13 2. Keberpihakan semu kepada masyarakat: media massa juga bisa dianggap menciptakan lingkungan semu tersendiri di antara manusia dan dunia “nyata” objektif. Anggapan ini mengandung implikasi penting terhadap pandangan tentang peram media di masyarakat.14 bentuk dari keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah untuk menjual berita dan menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis.

12 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 hlm. 459 13 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 196 14 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm.30-31

24

3. Keberpihakan kepada kepentingan umum: peran komunikasi massa sebagai alat kontrol sosial dan pemeliharaan tertib di masyarakat.15 Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa. Namun, akhir- akhir ini visi tersebut tak pernah menunjukkan jati dirinya, walaupun slogan-slogan tentang visi ini tetap terdengar

Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa cenderung menggunakan ketiga hal tersebut. Namun, kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan. b. Tahap Sebaran Konstruksi: karena komunikasi massa menjangkau audien yang amat luas, maka proses ini menguatkan pesan seperti megafon menguatkan suara. Hal-hal yang dikomunikasikan melalui media massa punya kesempatan menjadi lebih penting ketimbang pesan lewat medium lain. Komunikasi massa menunjukkan pengaruhnya jika komunikasi itu mampu menggerakkan orang-orang. Tahap ini juga disebut amplifikasi yaitu menyebarkan suatu pesan.16 c. Tahap pembentukan Konstruksi Media Massa:  Tahap pembentukan Konstruksi Realitas: Tahap berikut setelah sebaran konstruksi, dimana pemberitaan telah sampai pada pembaca dan pemirsanya, yaitu terjadi pembentukan konstruksi di masyarakat melalui tiga tahap yaitu: pertama, konstruksi realitas pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas kebenaran, kedua, kesediaan dikonstruksi oleh media massa yaitu sikap generik dari tahap pertama. Bahwa pilihan orang untuk

15 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm.38 16 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 hlm. 462-463

25

menjadi pembaca dan pemirsa media massa adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh media massa dan Ketiga, menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif, di mana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan.17  Pembentukan Konstruksi Citra adalah bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Kenyataan memang mengandung hal-hal yang dapat diindrakan manusia; namun ada kerangka dan struktur tertentu dalam memahami hal-hal itu yang keberadaanya terkadang tidak dapat dilihat secara langsung oleh manusia. Untuk mengetahui hal-hal itulah manusia menggunakan simbol. Manusia mengolahnya dengan pikiran, membuat citra-citra, konsep atau memiliki makna tersendiri. Itulah sebabnya bagi manusia, sang pencipta simbol, dunia adalah suatu yang semu, suatu jaringan atau rangkaian simbol ciptaannya.18 Simbol-simbol tersebut merupakan bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa yang terbentuk dalam dua model, yaitu: model good news dan bad news. Model good news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkontruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek dikontruksikan memiliki citra yang baik, sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Sedangkan bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jeleknya, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri.19 Konstruksi citra pada sebuah pemberitaan biasanya disiapkan oleh orang-orang yang bertugas di dalam redaksi media massa, mulai dari wartawan, editor, dan pimpinan redaksi.

17 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 199 18 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm. 28-29 19 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 199

26

Sedangkan konstruksi citra pada sebuah Talkshow biasanya disiapkan oleh produser atau tim kreatif dan seluruh crue yang bertugas. d. Tahap Konfirmasi: penerima pesan, setelah memahami pesan, memberikan respons. Si penerima ini menjadi pengirim, mengodekan tanggapan dan mengirimkannya melalui medium ke pengirim pertama, yang kini menjadi tujuan baru yang mendekodekan pesan.20 Proses pembalikan ini disebut umpan balik atau tanggapan atau konfirmasi yang merupakan tahap ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Alasan-alasan yang sering digunakan oleh konfirmasi ini adalah umpannya: Kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa, Kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern, dan media massa walaupun memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subjektivitas media.

2. Realitas Media Realitas media adalah realitas yang dikonstruksi oleh media dalam dua model yaitu model peta analog dan model refleksi realitas:  Model Peta Analog, Realitas peta analog adalah suatu konstruksi realitas yang dibangun berdasarkan konstruksi sosial media massa, seperti sebuah analogi kejadian yang seharusnya terjadi, bersifat rasional, dan dramatis. Realitas terkonstruksi begitu dahsyat, karena pemberitaan cepat diterima masyarakat, dan luas jangkauannya, serta tersebar merata.21  Model Refleksi Realitas, Yaitu model yang merefleksikan suatu kehidupan yang terjadi dengan merefleksikan suatu kehidupan yang pernah terjadi dalam masyarakat.22 Contohnya seperti kisah-kisah film animasi seperti film-film Wold Disney, Micky Mouse dan lainnya yang merupakan sebuah hasil

20 John Vivian, Teori Komunikasi Massa, (Jakarta: Penada Media Group, 2008) edisi ke-8 hlm. 464 21 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 202 22 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 203

27

konstruksi dari teknologi media yang mampu membangun sebuah realitas keidupan, seakan-akan memang benar terjadi. Seakan-akan realitas itu benar ada dalam kehidupan di sekeliling kita, bahkan seakan kita hidup bersama mereka. a. Realitas Sosial Bentukan Media Massa: Tayangan Televisi Di setiap masyarakat, mulai dari yang paling primitive hingga yang terkompleks, sistem komunikasi menjalankan empat fungsi. Harold Lasswell telah mendefinisikan tiga diantaranya: penjagaan lingkungan yang mendukung; pengaitan berbagai komponen masyarakat agar dapat menyesuaikan diri dengan perubahan lingkungan; serta pengalihan warisan sosial. Wilbur Schramm menggunakan istilah yang lebih sederhana, yakni sistem komunikasi sebagai penjaga, forum dan guru. Ia dan sejumlah pakar menambahkan fungsi keempat: sumber hiburan.23 Teknologi yang secara fungsional telah menguasai masyarakat, bahkan pada fungsi yang substansial, seperti mengatur beberapa sistem norma di masyarakat, umpannya sistem lalu lintas di jalan raya, sistem komunikasi dan seni pertunjukkan, dan sebagainya. Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind), sebagaimana gambaran realitas dalam tayangan televisi.24 Selain kekuatan media megkontruksikan theater of mind, dalam dunia pertelevisian, produser konten dan tim kreatif memiliki kemampuan membangun realitas media massa tersebut. Keduanya adalah manusia kreatif yang bekerja setiap hari untuk membangun berbagai reailtas setiap hari untuk membangun realitas bedasarkan dunia apa yang diinginkan tentang suatu isu yang kan tayangkan. Dalam membangun sebuah realitas, seorang produser konten dan tim kreatif juga dipengaruhi oleh klien, lingkungan mereka, budaya, pandangan

23 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm. 33-34 24 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 119

28

terhadap program talkshow, pengetahuan tentang dunia pertelevisian, keahlian teknologi, dan lainnya. Penciptaan realitas tersebut menggunakan satu model produksi yang oleh Baudrillard disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-asul atau realitas awal. Hal ini olehnya disebut (hiper-reality). Melalui model simulasi, manusia dijebak didalam satu ruang, yang disadarinya sebagai nyata, meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khyalan belaka.25 Agar tayangan tersebut dapat dikonstruksikan, maka diperlukan pencitraan dalam sebuah talkshow. Pada beberapa talkshow yang menonjol dalam pencitraan, diperoleh bebrapa kategoriasai penggunaan pencitraan dalam tayangan telivisi, sebagai berikut: 1. Citra perempuan. 2. Citra maskulin. 3. Citra kemewahan dan eksklusif. 4. Citra kelas sosial. 5. Citra kenikmatan. 6. Citra manfaat. 7. Citra pesahabatan. 8. Citra seksime dan Seksualitas. b. Bahasa Sebagai Realitas Sosial Tayangan Televisi Vestergaard dan Schroder menjelaskan, dalam bahasa komunikasi ada pesan verbal dan pesan visual. Pesan verbal berhubungan dengan situasi saat berkomunikasi dan situasi ini ditentukan oleh konteks sosial kedua pihak yang melakukan komunikasi. Sedangkan dalam pesan visual hubungan kedua belah pihak sepenuhnya tidak ditentukan situasi, namun bagaimana addressee menafsirkan teks dan gambar. dalam komunikasi verbal, interaksi simbolis selalu menggunakn ikon, indeks, dan simbol.26

25 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 120 26 Burhan Bungin, Konstruksi Sosial Media Massa, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008) hlm. 128

29

Tayangan televisi menggunakan kedua pesan (verbal dan visual) ini untuk mengkontruksikan makna dan pencitraannya. sehingga ketika di televisi hadir tayangan televisi menjelang tahun baru banyak yang membahas video viral dengan menggunakan kata-kata „om telolet om‟ sebenarnya tidak sekedar kata- kata itu yang menjadi kekuatan konstruksi, sebenarnya kata-kata „om telolet om‟ itu telah diperkuat oleh visualisasi orang yang menyebut kata-kata „om telolet om‟ itu dengan prilaku yang lucu dan seru. Ketika di waktu lain, pembahasan menjelang tahun baru muncul di media radio, maka kekuatan bahasa visual tetap saja muncul dalam ingatan pendengar yang pernah menonton video viral tersebut di televisi, inilah sebuah realitas bahasa dalam tayangan televisi. Media komunikasi massa dapat dan memang telah memengaruhi perubahan, apalagi jika itu menyangkut kepentingan orang banyak. Media juga mampu menggalang persatuan dan opini publik terhadap peristiwa tertentu, misalnya hubungan antarras. Dari situ, bisa terjadi perubahan dramatis. Kalau dukungan massa tidak ada, pengaruh media massa sebenarnya tetap ada, namun tidak seperti gelombang pasang, melainkan seperti arus sungai. Ia akan sedikit mengubah setiap jengkal tanah yang dilaluinya. Perubahan atau pengaruh yang ditimbulkan tidak besar-besaran, melainkan perlahan dan tersamar. Jika ketemu tanah lunak, atau jika ada dorongan dari hulu, maka ia akan mengubah kontur tanah atau membentuk cabang aliran baru, dan saat itulah perubahan mendasar terjadi.27

27 William L. Rivers, Media Massa & Masyarakat Moderen, (Jakarta: Prenada Media Group, 2005) edisi ke-2, hlm. 41-42

30

B. Analisis Produksi Televisi bagi kebanyakan masyarakat Indonesia dijadikan sarana hiburan dan sumber informasi utama. Di beberapa daerah pedesaan, masyarakat banyak menghabiskan waktunya didepan televisi. Kalau dakwah Islam dapat memanfaatkan media ini dengan efektif maka secara otomatis jangkauan dakwah akan lebih luas dan kesan keagamaan yang ditimbulkan akan lebih mendalam karena kemampuan menyajikan kebutuhan-kebutuhan manusia baik hiburan, informasi, maupun pendidikan, dengan sangat memuaskan karena daya visualnya yang mudah didapat.28 Dalam penelitian selalu dikenal dengan istilah analisis, menurut Mattew B. Milles dan A. Michael Huberman, mereka menganggap bahwa analisis terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan yaitu: reduksi data, proses penyajian data, dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data „kasar‟ yang muncul dari teman-teman dilapangan. Kedua, penyajian data yaitu merupakan menyajikan data dari sekumpulan teman-teman yang sekiranya dapat memberikan kemungkinan menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan yang ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai dicari arti benda-benda, mencarat keteraturan, pola-pola, penjelasan alur sebab-akibat dan proporsinya, sehingga semua dapat ditarik kesimpulan.29 Pelaksanaan produksi untuk produksi program televisi di studio memiliki nama yang berbeda dengan produksi jenis lainnya. Sutradara disebut pengarah program atau Program Director (PD) yang bertanggungjawab terhadap teknis pelaksanaan dan melakukan pemilihan gambar dan suara sesuai rundown PD bekerja di belakang meja kontrol di ruang kontrol. Asisten sutradara disebut Floor Director (FD) tugasnya membantu sutradara mengarahkan pemain dan crew di dalam studio rekaman gambar. Pembantu pengarah program yang lain adalah switcher. Ia bertugas membantu pengarah acara men-switch kamera melalui

28 Moh. Ali Aziz, Ilmu Dakwah, (Jakarta: Prenada Media Group, 2004) hlm. 424 29 Mathew B. Milles dan A. Michael Huberman, Analisis Data Kulaitatif Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi (Jakarta: UI Press, 1992), hlm.16-19

31

tombol di meja kontrol. Pelaksana produksi lain sama dengan pelaksana produksi shooting lapangan. Bedanya pada jumlah kameramen. Dengan multikamera diperlukan dua sampai empat kamerawan sekaligus. Berikut visualisasi saat pelaksanaan produksi program televisi di studio:

Gambar 2.2 Visualisasi Produksi Televisi di Studio

Produser

Program Director

Master Control Room Studio Technical Support

Swicher Opr. Floor Director

Crew Talent Crew

VTR Opr. Host Camera Opr.

CG Opr. Guest Lightning Opr.

Audio Opr. Home band Set & Props

Dancer Wardrobe VS Opr. Audience Make Up

Sumber: Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), Cet Ke-1, hlm. 31

32

Agar lebih memperkaya konsep standard operasional prosedur produksi televisi di studio dan bahan perbandingan menurut para ahli yang berpengalaman, selanjutnya akan dijabarkan pendapat dari Gerald Miller Son dalam arti luas sebagai berikut:

1. Pra Produksi (Ide, Perencanaan dan Persiapan) Praproduksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai makin baik sebuah perencanaan produksi, maka akan memudahkan proses produksi televisi. Millerson memulai tahapan praproduksi dengan production planning meeting (konsep program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Script untuk program dialog, variety show, kuis, hanya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan talent/ pengisi acara, fasilitas yang digunakan, dan video tape.30 Tahap pra-produksi meliputi tiga bagian antara lain: a. Penemuan Ide: Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan menuliskan naskah, atau meminta penulis naskah mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. b. Perencanaan: Tahap ini meliputi penetapan jangka waktu kerja (time schedule), penyempurnaan naskah, pemilihan artis, lokasi dan crew. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya dan rencana alokasi merupakan bagian dari perrencanaan yang perlu dibuat dan secara hati-hati dan teliti. c. Persiapan: Tahap ini meliputi pemberesan semua kontak, perizinan, dan surat menyurat. Latihan para artis dan pembuat setting, meneliti dan melengkapi peralatan yang diperlukan. Semua ini paling baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time schedule) yang sudah ditetapkan.

30 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), Cet Ke-1, hlm. 10

33

Kunci keberhasilan produksi program televisi sangat ditentukan oleh keberesan tahap perencanaan dan persiapan itu. Orang yang begitu percaya pada kemampuan teknis mengabaikan hal-hal yang sifatnya pemikiran di atas kertas dalam produksi program televisi, hal itu dapat berakibat kegagalan.31

2. Produksi Sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul, pelaksanaan produksi dimulai. Sutradara bekerja sama dengan para artis, crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan dalam kertas dan tulisan (shooting script) menjadi gambar, susunan gambar yang dapat bercerita. Inti dalam tahap produksi ini adalah recording apapun yang telah direncanakan pada tahap praproduksi. Dalam produksi Talkshow ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang disebut studio rehearsal yaitu pengecekan dimulai dari set design apakah unsur-unsur set sudah sesuai floor plan yang menjadi tanggung jawab set designer. Memastikan tata pencahayaan yang disiapkan sudah terpenuhi dengan baik, termasuk tata suara beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal yang dipimpin oleh sutradara dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara umum persiapan itu antara lain: dry run/walk through, camera blocking, pre-dress run trough, dress rehearsal, dan video taping.32

3. Pasca Produksi Setelah proses produksi khususnya pada talkshow taping diperlukan proses pasca produksi sebagai berikut:  Capturing: proses capture gambar terjadi pada editing non linier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital kedalam hardisk komputer.

31 Fred Wibowo, Dasar-dasar Produksi Program Televisi, (Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia), Cet. Ke-1, hlm. 20 32 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), Cet Ke-1, hlm. 15

34

Sehingga materi editing sudah dalam berbentuk file, apabila menggunakan editing linier langsung proses logging gambar.  Logging: logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta dikaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. Hal ini memudahkan proses editing selanjutnya.  Editing picture: penyuntingan (editing) adalah kata kunci dalam proses ini. Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan secara produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.  Editing sound: penyuntingan suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustri musik. Bila membutuhkan sound effeck tentunya akan memperjelas atmosfer yang dominan atau ingin ditonjolkan.  Final cut: sekarang peralatan yang digunakan dan kompleksitas ilustrasi music (sound track), menentukan bahwa materi program sudah dapat membaur (mix) suara pada tahap online dibutuhkan studio audio untuk mengerjakan bauran suara final (final mixing). Program yang sudah lengkap sekarang disebut “master”.

4. Transmisi Pada tahap transmisi hal yang paling dibutuhkan adalah marketing untuk mencapai kesuksesan sebuah program. Stasiun televisi dalam persaingan industri media, ketika menjalankan usahanya perlu memikirkan strategi dan perkembangan sistem pemasarannya, yaitu meraih perhatian, pikiran dan hati konsumen (klien) disinilah peran departemen marketing sangat kuat dalam menentukan program yang akan on air, bertahan atau tidak layak lagi dipertahankan.33 Ada tiga pilar penting dalam departemen marketing televisi yang saling terkait yaitu marketing, sales dan traffic.

33 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), Cet Ke-1, hlm. 16

35

Marketing menetapkan strategi menyusun kekuatan dan menghadapi kompetitor, feasibility study, target merebut market dan audience sasaran, membuat panduan marketing gathering, menetapkan rate card, memutuskan bidding big event, dan melayanai klien (agency dan pemilik brand atau produk). Sedangkan sales merupakan pendamping marketing yang memfokuskan pada prospek penjualan yang sebesar-besarnya. Sales harus membuat transaksi dengan output pencapaian target penjualan atau kegagalan target penjualan berbentuk pengiklan. Traffic adalah proses realisasi dari kinerja marketing dan sales. Seluruh progress report marketing dan sales baik merupakan MOU ataupun media order dengan klien selanjutnya direalisasikan dalam rundown siaran iklan. Sehingga siaran iklan akan lancar tanpa gangguan, materi iklan harus melalui digitize ke MCR/LTO dan terjadwal dalam rundown. Output akhir dari traffic adalah Log proof siaran iklan berbentuk print out dan audio visual/VCD

5. Evaluasi Yang tak kalah penting adalah Trials (audience evaluation/ program rating, informal audience feedback [phone calls, letter, and audience respons to advertisers commercial constitute more informal audience feedback]) preview sudah dapat dilakukan evaluasi awal terhadap program yang sudah selesai diproduksi.34 Evaluasi ini terbagi menjadi dua bagian yaitu interen pada ranah yang ada sangkut pautnya dengan produksi talkshow Hitam Putih seperti tim Hitam Putih, Trans7 dan stakeholders dan eksteren dari berbagai masyarakat yang menonton. Artinya, Analisis Produksi pada penelitian ini meliputi: Pertama, reduksi data yaitu proses pemilahan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakkan, dan transformasi data „kasar‟ yang muncul dari data yang saya dapatkan pada talkshow Hitam Putih di Trans7 mengenai proses konstruksi nilai dakwah islam atas realitas sosial pada tahap eksternalisasi (praproduksi), objektivasi (produksi, pasca produksi dan transmisi), serta internalisasi (evaluasi).

34 Andi Fachruddin, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing, (Jakarta: Prenada Media Group, 2012), Cet Ke-1, hlm. 17

36

Kedua, penyajian data yaitu merupakan menyajikan data dari crew yang bertugas dan juga bintang tamu yang dapat memberikan kemungkinan menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dan yang ketiga, penarikan kesimpulan atau verifikasi, yaitu dari data-data yang telah terkumpul mulai dicari arti benda-benda, mencatat keteraturan, pola-pola, penjelasan alur sebab-akibat dan proporsinya, sehingga semua dapat ditarik kesimpulan yang akan dijabarkan pada BAB IV.

BAB III GAMBARAN UMUM TRANS7 DAN HITAM PUTIH

A. Profil Trans7 1. Sejarah dan Perkembangan Trans7 Stasiun TV TRANS7 semula bernama TV7 (di bawah naungan Kelompok Kompas Gramedia KKG). Pada tanggal 22 Maret 2000 keberadaan TV7 telah diumumkan dalam Berita Negara Nomor 8687 sebagai PT. Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh dan berdiri dengan ijin dari Departemen Perdagangan dan Perindustrian Jakarta Pusat dengan Nomor 809/BH.09.05/III/2000.Sejalan dengan perkembangan di dunia pertelevisian di Indonesia dan semakin ketatnya persaingan di bidang tersebut, maka pada tanggal 4 Agustus 2006, KKG menjalin hubungan kerjasama (strategic partnership) dengan CT Corp. Pada proses selanjutnya, untuk lebih mendekatkan diri dengan pemirsa, maka pada tanggal 15 Desember 2006 TV7 melakukan relaunch dengan berganti logo dannama menjadi TRANS7.1 TRANS7 bersama dengan TRANS TV, Detikcom, TransVision dan CNN Indonesia, TRANS7 berada dalam group media TRANSMEDIA dengan program- program in-house productions yang bersifat informatif, kreatif, dan inovatif.

2. Logo Trans 7 Logo Trans7 memebentuk empat sisi persegi panjang yang merefleksikan ketegasan, karakter yang kuat, serta kepribadian yang bersahaja yang akrab dan mudah berdaptasi. Birunya yang hangat tetapi bersinar kuat melambangkan keindahan batu safir yang tak lekang oleh waktu, serta menempatkannya posisi terhormat di antara batu-batu berlian lainnya. Perpaduan nama yang apik dan mudah diingat, diharapkan membawa Trans7 ke tengah masyarakat Indonesia dan pemirsa setianya. Berikut gambar logo trans7:

1http://www.trans7.co.id/?v=artikel&id=3diakses pada Rabu, 18 Januari 2017 jam 16:45 WIB

37

38

GAMBAR 3.1 Logo Trans7

3. Visi, Misi, dan Tujuan Trans7 1) Visi Menyajikan tayangan yang mengutamakankecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. Dalam jangka panjang, Trans7 menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN.

2) Misi Trans7 menjadi wadah ide dan aspirasi guna mengedukasi dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat dengan cara sebagai berikut: a) Berorientasi kepada kepuasan pemirsa melalui penyajian programacara yang berkualitas baik dibidang hiburan, berita atau informasimaupun program-program lainnya. b) Membangun dan mengembangkan kekuatan melalui ketegasan,karakter yang kuat, kepribadian bersahaja yang akrab dan mudah beradaptasi.

3) Tujuan Tujuan adanya Trans7 antara lain: a) Menjaga keutuhan bangsa serta nilai-nilai demokrasi dengan memperbaharui kualitas tayangan bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja. b) Memberikan yang terbaik bagi stakeholders dengan menayangkan program berkualitas dan mempertahankan moral serta budaya kerja yang dapat diterima stakeholders.

39

4. Program-program Trans7 Trans7 berkomitmen untuk menyajikan yang terbaik bagi pemirsanya, dengan menyajikan program informasi seperti Redaksi yang hadir setiap pagi, siang, sore, dan malam yang dikemas secara apik dan dinamis, update dan informatif. Trans7 juga menghadirkan program berita dan dokumenter lainnya seperti Selamat Pagi, Mancing Mania, Jejak Anak Negri, dan Jejak Petualang yang memberikan wawasan unik dan berbeda bagi pemirsa. Tidak kalah informatif, program hiburan seperti Selebrita Pagi, Selebrita Siang, dan Seleb Expose, On the Spot, dan Redaksiana, semakin lengkap menambahcakrawala di ruang keluarga. Program variety show seperti New OVJ dan The Rooftop juga selalu dinantikan. Trans7 ada juga Hitam Putih program Talkshow yang sangat menarik, kreatif, inspiratif dan inovatif. Program dengan tema Reality Show juga menjadi andalan Trans7 seperti Merajut Asa, Orang Pinggiran, dan Rumah Uya. Selain itu program Gameshow seperti Mister Gameshow dan The Real Versus juga memberi keseruan tersendiri. Terlebih program pencarian bakat seperti The Star, Demi Nyai dan Asal Asli atau Palsu dapat memotifasi penonton untuk ikut serta dalam program tersebut untuk menyalurkan bakat dan mimpinya. Program sport Trans7 juga selalu dinantikan oleh para pecinta olahraga. para pecinta otomotif, MotoGP mengajak Anda untuk memacu adrenalin di lintasan balap kelas dunia. Trans7 juga menyajikan tayangan informasi olahraga setiap hari di layar pemirsa, diantaranya Sport7, One Stop Football, dan Galeri Sepakbola Indonesia. Trans7 juga tidak melupakan pemirsa cilik dengan memberikan pengetahuan dan hiburan bagi mereka. Dunia Binatang dan Si Unyil Keliling Dunia menghadirkan keunikan kehidupan anak-anak di seluruh penjuru Indonesia. Laptop Si Unyil memberikan ilmu pengetahuan yang mendasar bagi para pemirsa cilik. Indonesiaku dan Wow Indonesia juga dipercayakan untuk ditayangkan di Trans7. Selain program untuk anak kecil Trans7 juga menyajikan program inspiratif bagi wanita dirumah seperti Detektif Rasa, Modern Moms, dan She Can

40

Tupperware. Trans7 juga memiliki film-film berkualitas seperti Theater7 yang hadir padamomen-momen spesial, mengisi layar kaca anda. Serial-serial unggulan jugakerap kami hadirkan seperti Cermin Kehidupan dan Rahasia Tuhan. Dan masih banyak lagi program-program menarik lainnya.

5. Struktur Organisasi Trans7 Berikut adalah gambar struktur organisasi Trans7 saat ini:

GAMBAR 3.2 Struktur Organisasi Trans7 Komisaris Utama Chairul Tanjung

Komisaris:

1. Ishadi SK

2. Asih Winanti

Direktur Utama Atiek Nur Wahyuni

Direktur Keuangan dan SDM Ch. Suswati Handayani

Direktur Produksi Andi Chairil

Kepala Divisi Sales: Kepala Divisi Kepala Divisi Kepala Divisi 1. Agustina Sembiring Promotion: News: HR&GS:

2. Filis Dilen P. Tedja Andrawan Titin Rosmasari Latief Harnoko

Kepala Divisi Kepala Divisi Kepala Divisi Programming: Marketing Servis: Marketing PR: Leona Anggraeni M. Ichsan Anita Wulandari

41

B. Deskripsi Hitam Putih Episode Syeikh Ali Jaber 1. Latar Belakang Hitam Putih Hitam Putih merupakan program NONFIKSI. Talkshow dengan format mind reading, yang sudah tayang sejak oktober 2010. Ditayangkan setiap Senin – Jumat jam 19.00 WIB yang merupakan Prime time. Pogram Hitam Putih dengan aksi-aksi menarik khas Deddy Corbuzier, diselipkan di setiap segmen talkshow ini. Kejahilan, kemahiran & ketajaman Host dalam mengatur permainan pikiran akan mengundang gelak tawa. Program ini sendiri memuat content pembahasan yang beraneka ragam, baik dari kalangan , profesi, hal unik, realitas kehidupan, celebrity, bahkan sensasi, yang terdapat dan dibahas pada program ini, merupakan Variety Show yang menayangkan materi acara yang edukatif , inspiratif dan menghibur. Durasi program ini sekitar 60 menit, dengan 4 segmen masing-masing berdurasi sekitar 10-17 menit, Diawali dengan tema apa yang akan dibahas dan selanjutnya perkenalan tokoh disetiap segmen yang diawali dengan „gimmick‟ berupa video ulasan, adegan yang dramatis yang memancing suasana hati penonton dari pembahasan tersebut yang disusun secara rapih pada setiap segmen lalu narasumber bercerita tentang latar belakang dirinya mulai dari awal karirnya sampai hobi dan kebiasaan bahkan kisah mengharukan dan menggelitik juga dipaparkan disetiap segmen, disinilah point dimana acara Talkshow benar-benar sangat menarik Dalam jangka waktu enam bulan, tak disangka program talkshow ini terbilang sukses. Perkembangannya cukup pesat dan ratingnya pun dapat dipastikan tinggi. Bisa dikatakan bahwa program ini berhasil merebut hati masyarakat. Pada awalnya, bintang tamu yang hadir adalah bintang tamu yang biasa saja. Dalam artian bintang tamu tersebut punya peran besar (bahkan legendaris) di dunia hiburan, akan tetapi mereka luput dari agenda setting media yang terjadi belakangan. Itu artinya Hitam Putih kurang mengikuti aktualitas pemberitaan. Kini Hitam Putih mulai berani berbeda. Ia berani mengikuti agenda setting media. Seperti contohnya, media terakhir kali tengah ramai memberitakan tentang tragedi pencurian sekaligus pembunuhan di Pulo Mas-Jakarta Timur

42

dengan mengundang narasumber korban selamat. Contoh lainnya juga ada pada episode syekh Ali jabber yang mensosialisasikan mengenai program wakaf Al- qur‟an Brialle Digital untuk tuna netra, yang mana masyarakat Indonesia khususnya yang beragama Islam harus melek teknologi dan membantu orang- orang yang membutuhkan. Hitam Putih sangat menarik untuk diteliti karena menjadi pemenang dalam Indonesian Choice Awards sebagai TV Program of the Year 2014 dan Panasonic Grobel Awards sebagai Program Talkshow Hiburan 2015 dan juga menjadi nominasi dalam penghargaan tersebuat di tahun-tahun sebelum dan berikutnya. Hal ini dapat memotivasi seluruh bagian dalam Hitam Putih untuk semakin berkarya dan memperbaiki apa yang perlu dikembangkan dalam program acara tersebut sehingga Talkshow ini patut diteliti guna menela‟ah kiat kesuksesan dalam setiap episodenya.

2. Identitas dan Karakter Talkshow Hitam Putih Adapun identitas dan karakterTalkshow Hitam Putih sebagai berikut: a. Target Audience adalah dewasa dan anak-anak, karena waktu penayangannya adalah pada saat keluarga sedang berkumpul setelah makan malam. b. Naskahnya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan pengisi acara, dan dapat diarahkan selama berjalanya proses produksi melalui program director atau floor director. c. Format Talkshow hitam putih adalah NONFIKSI (NONDRAMA) karena bintang tamu yang dihadirkan adalah orang-orang yang menginspirasi lewat jalan cerita hidup mereka. d. Signature Talkshow Hitam Putih sangat attractive sekali dimana sub dalam hitam putih juga ikut di tampilkan, 1 sampai 7 detik diantaranya Anu sang pianis dan Billy Beatbox sebagai instrumen pelengkap di tambah dengan teks yang menerjemahkan sesuatu yang berbeda dengan Talkshow lainnya. Berikut gambar signature opening Hitam Putih saat ini:

43

GAMBAR 3.3 Signature Opening Hitam Putih

e. Teknik penyutradaraan sangat mengedepankan STPWT (Shot the People Who Talk) dimana sutradara mengarahkan para juru kamera untuk posisi yang tepat dalam mengambil gambar apa yang naramsumber bicarakan, mimik narasumber, serta reaksi penonton di studio, sehingga tercipta sebuah moment ditambah lagi iringan sang pianis (anu) memainkan pianonya yang mendayu-dayu tematic sesuai dengan pembahasan. f. Talkshow hitam putih selalu menggunakan Punching Line dalam setiap episode nya contohnya seperti menghadirkan murid Sekh Ali Jaber yang tuna netra dapat membaca Al-qur‟an yang dibantu dengan teknologi baru. g. Terdapat Gimmick yang dibuat oleh Deddy Corbuzier seperti ditengah perbincangan Deddy melakukan trick trick sulap atau cara membaca fikiran bintang tamunya yang membuat penonton dirumah terhanyut atas apa yang dibahas dalam talkshow tersebut. h. Bumper Talkshow Hitam Putih yang terkesan misterius serta tune yang seru membuat penonton penasaran dan tertarik untuk menonton Talkshow Hitam Putih.

44

i. Penataan artistic dalam Talkshow Hitam Putih terkesan simple namun elegan, tata panggung di rancang agar menyerupai ruang keluarga sehingga nyaman untuk berbincang. j. Hitam putih memiliki ciri khas fashion yang di bawa erat oleh Deddy Corbuzier yang selalu menggunakan setelan baju, jas dan celana berwarna hitam selain itu anu (pianis) dan Billy (Beatbox) menggunakan kemeja putih, jas dan celana hitam. k. Interactive program yang diusung oleh Hitam Putih adalah melalui media social twitter, Siapapun yang ingin mengajukan pertanyaan kepada bintang tamu yang di studio diminta untuk mengirimkannya melalui twitter hitam putih dan akan dibacakan oleh Deddy Corbuzier secara transparan atau apa adanya pertanyaan yang tertulis.

3. Struktur Organisasi Hitam Putih Secara pelaksanaan lapangan struktur organisasi hitam putih sama aja dengan program TV lainnya. Jabatan yang tertinggi adalah kepala depertemen yang dipegang oleh Yustina Paramita, kepala departemen membawahi berbagai macam program, kemudian dalam program Hitam putih sendiri jabatan tertinggi adalah Eksekutif Produser (EP) yaitu Sisca Hormansyah. Tidak ada kepala divisi (kadiv) pada program hitam putih ini tetapi langsung dipegang oleh direktur sebenarnya. Struktural yang terjadi di hitam putih adalah produser, associate producer (asprod) sampai EP harus koordinasi dan juga bertanggung jawab terhadap program-program Trans7 namun secara pelaksanaan lapangan adalah asprod atau produser. Tim kreatif bertanggung jawab atas segala macam yang berkaitan dengan konten dan paling banyak dibutuhkan untuk berhubungan langsung dengan talent, wardrobe, make up, dan property dalam koordinasi dilapangan. Tugas bagian property yaitu menyiapkan segala property set studio yang dibutuhkan saat pelaksanaan shooting. Misalnya, ketika mau ada treatment sulap atau teratment tanya jawab perlu meja, bangku dll. itu mintanya ke property. Dan yang terakhir ada PA (production Assistant) bertanggung jawab segala sesuatu yang

45

berhubungan dengan teknis/ teknical di studio seperti penyediaan kamera, audio, dan lighting. Berikut adalah susunan kru yang bertugas di Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber: TABEL 3.1 Tim Produksi Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber No. Peran Nama 1 Penanggung jawab produksi Andi Chairil 2 Penanggung jawab program Yustina Pramita 3 Perancang acara madya Tansah Ginanjar 4 Senior kreatif Kristina Ari 5 Tim Kreatif Alisa Wardowi & Ardina Nakamura 6 Pengembangan kreatif & A. Novriandi (spv.), Yusdi Wibowo, Novy riset produksi Erlita Indriana, Nanda Bagus Prakasa 7 Unit sponsor produksi Dean Adit Prapanca (spv.), Valentina Elyn 8 Admin Produksi Rainold (spv.), Iwel Reswita, Irmayatih dkk. 9 P.J Pelayaran produksi Lambok Sibarani 10 P.J Studio&OB VAN Ratno Bayu, Satrio Adjie 11 Penata gambar Darmawan (spv.), Sigit Yudawarto dkk. 12 Ruang kendali siar Yosy Ardhani (spv.) 13 Penyelaras kamera Fahmi Maulana 14 Perekam gambar Ria Kamalasan 15 Penata aksara Tri Dewi Febriani 16 P.J Pengarah acara&lap. Moh. Razki 17 P.J Pasca produksi E. Indro Kardoutomo 18 Penyunting gambar Awino Zuhri (spv.), Yulianita 19 Pemandu gambar Prastowo Kristianto (spv.), Tomi Marshal 20 Pengarah lapangan Wirawan Harvy (spv.), fitriyah 21 Pelaksana set Agi Iksandi (spv.), Dion Wiryono 22 Perlengkapan set Maksima Prantauan (spv.), Irvan Fauzan dkk. 23 Perencana set Judi Listyo, Fameida Mitri

46

24 Dokumentasi gambar Agung Lesmana (spv.) 25 P.J Promosi siaran Aldo Kaecmir (spv.), Angga 26 P.J Transmisi Heribertus kongkau 27 Transmisi I Wayan (spv.) 28 P.J Peralatan Budhi Satata Ishak 29 Pendukung teknik Agung Wicaksono (spv.), Rizkan Karyadi 30 Teknik siaran Tim technical on air Trans7 31 Teknologi informasi Firman Wahyudi (Sec. Head), Herpe Aidil 32 P.J Sale&marketing Atiek Nurwahyuni 33 Tim marketing service Yudhi Hendarto, Renfist Jendi 34 P.J Keuangan CH. Suswati Handayani 35 Pengadaan Mazli Febriansyah, Iswarita 36 PABX Fahmi Ishato (spv.) 37 Perlengkapan Tim GS Trans7 38 Host Deddy Corbuzier 39 Co-Host Chika Jesica 40 Narasumber Syekh Ali Jaber 41 Pendukung music Anugrah Prahasta

4. Profil Narasumber Pada program-program acara talkshow tidak akan berjalan dengan baik jika tidak ada pakar-pakar atau narasumber yang mengerti dan faham mengenai pembahasan yang sedang diperbincangkan. Pada Talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber yang menjadi narasumbernya ada 3 yaitu Bayu Yulianto, Yogi Madsoni yang merupakan ketua ITMI (Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia) yang di naungi oleh Yayasan syekh Ali Jaber dan pastinya Syekh Ali Saleh Mohammed Ali Jaber itu sendiri atau yang lebih dikenal dengan Syekh Ali Jaber yang merupakan salah seorang imam di masjid Nabawi, Pendakwah dan Ulama berkewarganegaraan Indonesia. Ia juga menjadi juri pada Hafiz Indonesia di

47

RCTI. Berikut gambar host, co-host beserta narasumber talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber di Trans7: GAMBAR 3.4 Narasumber Episode Syekh Ali Jaber

Syekh Ali Jaber Lahir di Kota Madinah Munawarah Saudi Arabia 3 Shafar 1396 H / 03 Februari 1976 M. Sejak kecil Ali Jaber telah menekuni membaca Al- Quran. Ayahnyalah yang awalnya memotivasi Syekh Ali Jaber untuk belajar Al- Quran. Dalam mendidik agama, khususnya Al-Quran dan shalat, ayahnya sangat keras, bahkan tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat. Ini implementasi dari hadis Nabi Muhammad SAW yang membolehkan memukul anak bila di usia tujuh tahun tidak melaksanakan shalat fardhu. Keluarganya dikenal sebagai keluarga yang religius. Di Madinah ia memiliki masjid besar yang digunakan untuk syiar Islam. Sebagai anak pertama dari dua belas bersaudara, Ali Jaber dituntut untuk meneruskan perjuangan ayahnya dalam syiar Islam. Meski pada awalnya apa yang ia jalani adalah keinginan sang ayah, lama-kelamaan ia menyadari itu sebagai ke•butuhannya sendiri. Tidak mengheran•kan, di usianya yang masih terbilang be•lia, sebelas tahun, ia telah hafal 30 juz Al-Qur‟an, Sejak itu pula Syaikh Ali memulai berdakwah mengajarkan ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut, kemudian belanjut ke masjid lainnya. Selama di Madinah, ia juga aktif sebagai guru tahfizh Al-Qur‟an di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat di salah satu masjid kota Madinah.

48

Syekh Ali Jaber mengawali kegiatan dakwah di Indonesia di tahun 2008, hal itu didukung dengan menikahi seorang gadis asli Lombok, Indonesia, bernama Umi Nadia yang sudah lama tinggal di Madinah. Pada tahun yang sama, ia melaksanakan shalat Maghrib di masjid Sunda Kelapa Jakarta Pusat. Selepas shalat ada salah seorang pengurus masjid memin•tanya untuk menjadi imam shalat Tarawih di masjid Sunda Kelapa, karena saat itu hampir mendekati bulan Ramadhan, Maka Sejak itulah ia terus mendapat kepercayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia. Demi menunjang komunikasinya dalam berdakwah, ia pun mulai belajar bahasa Indonesia dan akhirnya sanggup berbicara bahasa indonesia dengan lancar. Di Indonesia, ia memiliki program mudah menghafal Al-Qur‟an. Hanya dengan waktu enam bulan kita bisa hafal Al-Qur‟an, karena pada dasarnya menghafal itu memang mudah. Bahkan dengan ketekunan dan kesungguh- sungguhan bisa hafal Al-Qur‟an dengan waktu yang lebih singkat. Salah satu metode menjaga hafalan adalah menyimpan hafalan melalui shalat sunnah qabliyah dan shalat sunnah malam dengan membacanya. Ada juga dengan membacanya sesaat sebelum tidur. Menurutnya, ini cara terbaik. Esok hari, ketika bangun tidur, insya Allah hafalan Al-Qur‟an-nya tidak hilang. Kegiatan Syekh Ali Jaber di Indonesia antara lain adalah guru tahfidz Al- Qur‟an di Islamic Centre / Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB, Imam besar dan Khatib di Masjid Agung Al- Muttaqin Cakranegara Lombok NTB, Imam Sholat Tarawih, Qiyamul Lail dan pembimbing Tadarus Al- Qur‟an selama Ramadhan 1429 H serta Imam Sholat Idul Fitri 1429 H di Masjid Agung Sunda Kelapa Menteng Jakarta Pusat, Pengajar di Pesantren Tahfidz Al- Qur‟an Al- Asykar Puncak Jawa Barat, Muballigh Majelis Taklim di Jakarta dan sekitarnya (Nikmatnya sedekah MNCTV, Indonesia Menghafal MNCTV, dan mengajar di majelis taqlim di pancoran), Menjadi Juri di acara Hafiz 2014 RCTI.2

2https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2016/12/profil-lengkap-syekh-ali- jaber.html diakses pada 21 Januari 2017 jam 01:58 WIB

49

5. Konten yang Dibahas Pada Episode Syekh Ali Jaber ini terdiri dari body talkshow berdurasi 40 menit yang terbagi kedalam 4 segmen yang mengangkat tema dakwah islam. Segmen pertama menceritakan secara singkat tentang kehidupan Syekh Ali Jaber mulai dari latar belakangnya sebagai imam madinah yang hijrah ke Indonesia karena jatuh cinta dengan nuansa ramadhan di Indonesia sampai kehidupan pribadinya yang hoby jalan-jalan dan berbagi pengalaman mengenai cara mendidik anak. Beliau mengaku bahwa ajaran ayahnya keras dalam mengajar dan sangat marah ketika telat shalat dan mengaji tetapi beliau menerapkan ajaran yang berbeda kepada anaknya yaitu tidak pernah memaksa anak untuk menghafal al- qur‟an dan memperkenalkan ajaran agama kepada anak dengan cara berdialog. Ada statmen Syekh Ali Jaber yang menarik menurut peneliti pada segmen ini yaitu “biasanya kita mendengar anak durhaka pada orang tua tapi ternyata ada juga orang tua yang durhaka kepada anak”. Di segmen ke-2, disinilah menariknya yaitu Syeikh Ali Jaber mensosialisasikan program wakaf sejuta al-Qur‟an Braille digital untuk tuna netra di Indonesia teknologi baru dalam dakwah islam yaitu al-qur‟an digital untuk tuna netra atau biasa disebut “Braille” yang merupakan inovasi baru yang berfokus pada system suara yang dilengkapi dengan headset dan pena baca ciptaan Syekh Ali Jaber sendiri yang diciptakan tidak hanya untuk tuna netra tapi bagi semua umat yang ingin belajar qur‟an, bermula karna mempunyai sahabat tuna netra di Madinah waktu kelas 1 SMP dan sudah dapat penghargaan dari Qatar, Mesir, Malaysia dan DEPAG Indonesia demi syiar di Indonesia. Dan ternyata program wakaf sejuta Qur‟an Braille Digital (QBD) sudah dilakukan sejak 2015 di Indonesia yang dibantu oleh jama‟ah Aceh, Palembang, Surabaya, Bandung, Lombok dan Jakarta. Dibagikan secara gratis dan rencana akan diwakili dengan presiden untuk pemberiannya. Di segmen ini juga diperlihatkan cara membaca QBD ini oleh perwakilan dari anggota Ikatan Tunanetra Muslim Indonesia (ITMI) yaitu Bayu dan Yogi mereka mengaku dipermudah untuk menghafal dan membaca al-qur‟an. Kelebihannya diantara lain dapat dibaca dan diulang perayat,

50

dapat membaca terjemahnya saja, dan suara yang ada sangat membantu. Berikut adalah gambar perbedaan antara al-Qur‟an brialle manual dan digital: GAMBAR 3.5 Al-Qur’an Brialle manual

GAMBAR 3.6 Al-Qur’an Braille Digital

Disegmen ke-tiga dihadirkan ustad Wijayanto yang ceramah mengenai komunikasi antar budaya di Arab dan di Indonesia yang secara antropologis dan etnografis berbeda yaitu mindset orang jawa terhadap orang arab selalu identik dengan kejam, galak, ngomong biasa saja seperti marah-marah contohnya ketika orang Arab memberi salam dengan mimik dan suara tinggi dianggap orang jawa seperti orang marah-marah. Praktik penghormatan di Arab dengan memegang jenggot, jika di sumatera ketika dinasehati harus melihat pada yang dinasehati berbeda dengan dijawa. Syekh Ali Jaber mengaku setelah beradaptasi dengan sikap daan makanan di Indonesia beliau berubah menjadi lembut dan manja menurut orang Arab. Ada statement terakhir yang diucapkan oleh Ustad wijayanto

51

“Alhamdulillah saya ikut memasarkan, karena prinsipnya itu ada kaidah: ْ َ َم ْن َّدَل َع َلى َخ ْي ٍر َف َلهُ ِمثلُ أ ْج ِر َف ِاعلِ ِه “Man dalla ‘ala khoirin fa lahu mitslu ajri fa’ilihi” Siapa yang bisa membuat jalan-jalan kebaikan maka pahalanya mengalir juga kepada siapa yang membuat jalan itu, Hitam Putih ini punya pahala banyak karna ikut mensyiarkan atau membuat share tentang pentingnya brialle, yang menemui Syekh Ali tetapi Hitam Putih yang mempersentasikan maka pahalanya mengalir kepada kita semua yang ada disini”. Selanjutnya si segmen ke-empat terdapat sponsor dari Nourish Skin Ultimate oleh Marisa Nasution. Ia memberi tahu pemirsa akan rahasia kulit cantiknya dengan mengkonsumsi Nourish Skin Ultimate setiap harinya. Ia juga menjelaskan kandungan dan manfaat yang ada pada Nourish Skin Ultimate yaitu mengandung anti oksidan seperti ultimate, green tea, beta carotin, vitamin C & E yang membantu mengatasi jerawat dan juga cegah flek hitam bekas jerawat. Mengandung marine protein dan kolagen yang efektif membantu meregenerasi sel-sel kulit hingga terasa elastic, kencang dan awet muda. Mengandung herba pelembab yang bias melembabkan seluruh kulit dari dalam sehingga tampak lebih fresh. Artinya Episode ini memiliki rating tinggi dan menjadi menarik untuk diteliti strategi talkshow Hitam Putih dalam penerapan pada setiap tahapan proses konstruksi pesan dakwahnya.

6. Tujuan Ditayangkannya Episode Syekh Ali Jaber Dalam Talkshow ini akan dirumuskan tujuan umum. Berdasarkan tujuan umum ini, kemudian akan dirumuskan tujuan khusus. Langkah untuk merumuskan tujuan khusus dan umum dapat digunakan sebagai bimbingan dan arahan dalam mengarang. Jadi sebagai acuan kerja kreatif yang bermakna, rumusan tujuan yang jelas dapat langsung menuju sasaran kreasi dalam masyarakat luas dengan kata lain, tujuan komunikasi sudah mencapai sasaran. Hitam Putih memiliki tujuan utama yaitu menghibur, memberi informasi, mempengaruhi dan mendidik penonton. Adapun pada episode ini bertujuan dalam ranah pendidikan yaitu untuk memberi informasi dan sosialisasi mengenai

52

teknologi baru pada al-Qur‟an Braille digital dan program wakaf sejuta al-Qur‟an Braille digital untuk tuna netra di Indonesia yang di pelopori oleh Syekh Ali Jaber sekaligus syiar agama Islam yang terdapat pada ceramah ustad Wijayanto di segmen 3 dengan alur mengangkat latar belakang syekh Ali Jaber pada segmen 1 kemudian dilanjutkan dengan tutorial menggunakan al-Qur‟an Braille digital yang diikuti juga oleh Deddy Corbuzier dengan tujuan menginformasikan kepada pemirsa bahwa al-Qur‟an Braille digital tidak hanya dibutuhkan dan dapat dipakai oleh tuna netra melainkan dapat digunakan pula untuk belajar mengaji pada pemula. Berikut format dan daftar crew yang bertugas pada talkshow Hitam Putih di Trans7 episode Syekh Ali Jaber: TABEL 3.2 Format Talkshow Hitam Putih di Trans 7 Mata Acara Hitam Putih Format Talkshow Segmen 4 Waktu Siar Senin – Jumat jam 19:00 WIB

Durasi 60 menit (include comercial break) Frekuensi 5x dalam sepekan penayangan Shooting Studio Camera System Lingkup Materi Membahas materi umum seperti: hot news, tokoh masyarakat, entertainment, religi, social, dan tema-tema unik inspiratif lainnya Sasaran Remaja & Dewasa Motto From the deppest mind, the emotions are Exposed Tujuan Entertainment dan edukasi Sifat Live dan taping

BAB IV TEMUAN DAN ANALISA HASIL PENELITIAN

Dalam dunia pertelevisian, sistem teknologi telah menguasai jalan pikiran masyarakat, televisi menguasai pikiran-pikiran manusia dengan cara membangun teater dalam pikiran manusia (theater of mind), sebagaimana gambaran realitas dalam tayangan televisi. Selain kekuatan media megkontruksikan theater of mind, dalam dunia pertelevisian produser konten dan tim kreatif memiliki kemampuan membangun realitas media massa tersebut. Keduanya adalah manusia kreatif yang bekerja setiap hari untuk membangun berbagai reailtas setiap hari untuk membangun realitas bedasarkan dunia apa yang diinginkan tentang suatu isu yang kan tayangkan. Dalam membangun sebuah realitas, seorang produser dan tim kreatif juga dipengaruhi oleh klien, lingkungan mereka, budaya, pandangan terhadap program talkshow, pengetahuan tentang dunia pertelevisian, keahlian teknologi, dan lainnya. Penciptaan realitas tersebut menggunakan satu model produksi yang oleh Baudrillard disebutnya dengan simulasi, yaitu penciptaan model-model nyata yang tanpa asal-asul atau realitas awal. Hal ini olehnya disebut (hiper-reality). Melalui model simulasi, manusia dijebak didalam satu ruang, yang disadarinya sebagai nyata, meskipun sesungguhnya semu, maya, atau khayalan belaka. Agar tayangan tersebut dapat dikonstruksikan, maka diperlukan pencitraan dalam sebuah talkshow. Pada beberapa hal dalam talkshow Hitam Putih yang menonjol dalam pencitraan, diperoleh beberapa kategoriasasi penggunaan pencitraan dalam episode Syekh Ali Jaber, sebagai berikut: 1) Citra perempuan: dapat dilihat di gambar 4.1 yaitu co-host pada talkshow Hitam Putih ini adalah seorang perempuan yang bernama Chicka Jesica, ini menggambarkan citra pigura untuk selalu tampil memikat dan citra pergaulan tidak seperti episode-episode sebelumnya, pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali jabber Chicka Jesica memakai hijab sebagai daya pikat penonton yang memberi arti bagi penonton bahwa chicka jesica merupakan wanita muslimah, sopan, menjalankan perintah agama dan lain

53

54

55

dibuat oleh Syekh Ali Jaber sebelumnya. Berikut gambar citra maskulin pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber: GAMBAR 4.2 Citra Maskulin Syekh Ali Jaber

3) Citra kemewahan dan eksklusif adalah citra yang diidamkan oleh banyak orang dalam kehidupan masyarakat. Citra ini dapat dilihat pada gambar 4.3 yaitu set studio Hitam Putih yang mewah dan eksklusif: GAMBAR 4.3 Citra kemewahan dan Eksklusif Set Studio

Tidak jarang masyarakat yang menginginkan ruang tamu seperti apa yang dikonstruksikan oleh tim Hitam Putih, yaitu ruang tamu dengan design mewah yang dilengkapi dengan piala-piala penghargaan, lukisan hitam putih, quotes kanfas, bupet hitam putih minimalis, meja putih yang unik,

56

ditambah dengan hiasan meja berbentuk dadu dan sofa mewah dengan alunan piano putih merek Yamaha dan beat box. Hal tersebut bertujuan untuk menarik minat kelas sosial menengah atas agar tertarik untuk menonton Hitam Putih. 4) Citra kelas sosial: individu juga mendambakan hidup dalam kelas sosial yang baik, kelas yang dihormati banyak orang. Kelas sosial pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber ditunjukan kepada remaja dan dewasa khususnya yang beragama Islam atau orang-orang yang disekitarnya terdapat tuna netra muslim sekaligus para dermawan yang ingin berpartisipasi dalam program wakaf 1000 Qur‟an brialle digital. 5) Citra manfaat: umumnya orang mempertimbangkan faktor manfaat sebagai hal utama dalam sikap memilih tayangan yang tayak ditonton, citra ini dapat dilihat di segmen ke-2 yaitu sosialisasi qur‟an brialle digital, dengan mudahnya para tuna netra membaca al-Qur‟an brialle digital ini yang sangat membantu tuna netra untuk menghafal al-Qur‟an dan praktis dibawa kemanapun dan kapanpun karena bentuknya yang praktis dan tidak sebesar al-quran brialle manual. Citra manfaat pada episode Syekh Ali Jaber ini adalah informatif akan program wakaf 1000 qur‟an brialle digital, edukatif dan inspiratif bagi tuna netra dan pengembang teknologi, unik dan menghibur ketika dakwah ustad wijayanto dibalut dengan humor. 6) Citra pesahabatan: pada gambar 4.4 terlihat host Deddy Corbuzier dan co- host Chicka Jesica yang mencitrakan kepada media bahwa mereka adalah rekan kerja sekaligus sahabat karib dan tidak jarang infotainment menggosipkan bahwa mereka adalah sepasang kekasih karena kedekatannya yang intens dan dikabarkan kedekatannya bermula semenjak Chicka Jesica menjadi co-host Hitam Putih salah satu tujuannya yaitu untuk mendongkrak share dan rating Hitam Putih. Berikut gambar citra persahabatan pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber:

57

GAMBAR 4.4 Citra Persahabatan Chicka Jesica & Deddy Corbuzier

Dalam menentukan tema yang akan diangkat kedalam talkshow Hitam Putih tim kreatif meninjau dari share dan rating yang tertinggi sehari pasca shooting live. Tema yang banyak diminati masyarakat diantaranya adalah segala sesuatu yang kekinian seperti menghadirkan Stand Up Comedy ketika sedang hits kompetisi Standup Comedy, viral yaitu yang banyak di perbincangkan di media sosial seperti kasus pulo mas, polwan cantik dan lain sebagainya, inspiratif, unik dan menghibur juga merupakan standart untuk setiap tema yang diangkat di Hitam Putih.

Hadirnya sesi Tanya jawab dari ustad Wijayanto di setiap episode Hitam Putih mendongkrak rating yang merupakan pengkayaan dan pengayaan problematika kehidupan, lebih kepada treatment pengganti question of lifenya Deddy Corbuzier. Karena berbagai pertimbangan produser yaitu cara berbicara ustad Wijayanto yang humoris, cara penerangan yang jelas, dan memahami segala aspek budaya kehidupan karena latar belakang beliau adalah seorang sosiolog yang paham dengan apa yang berkembang dimasyarakat, terlebih Indonesia yang notabenenya mayoritas beragama Islam otomatis menganut kultur islami yang kuat. Namun belakangan ini beliau jarang hadir karena berhalangan hadir karna sibuk dengan bisnis yang ditekuni sebelumnya yaitu travel haji dan umroh.

58

Berbagai strategi Hitam Putih dalam mempertahankan eksistensinya yang telah dijelaskan diatas tak terlepas dari strategi trans7 dalam menarik minat penonton setianya Trans7 memiliki pendirian untuk menyajikan tayangan yang mengutamakan kecerdasan, ketajaman, kehangatan penuh hiburan serta kepribadian bangsa yang membumi. Dengan tujuan agar Trans7 dapat menjadi stasiun televisi terbaik di Indonesia dan di ASEAN. Artinya, program-program Trans7 berpihak kepada kepentingaan umum walaupun adanya keberpihakan semu kepada masyarakat yang tidak terlepas dari kepentingan kapitalis. Peter L. Berger bersama-sama dengan Thomas Luckman mengatakan setiap realitas sosial dibentuk dan dikonstruksi oleh manusia. Mereka menyebutkan proses terciptanya konstruksi realitas sosial melalui adanya tiga tahap, yakni eksternalisasi, objektivasi, dan internalisasi. Berikut akan dijelaskan proses terciptanya konstruksi realitas sosial pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber mulai dari pra produksi, produksi, pasca produksi hingga transmisi dan evaluasi:

A. Eksternalisasi (Pra Produksi) Eksternalisasi ialah proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural sebagai produk manusia. Dimulai dari interaksi antara pesan tayangan televisi dengan individu pemirsa melalui tayangan televisi. Tahap pertama ini merupakan bagian yang penting dan mendasar dalam satu pola interaksi antara individu dengan produk-produk sosial masyarakatnya. Yang dimaksud dalam proses ini ialah ketika suatu produk sosial telah menjadi sebuah bagian penting dalam masyarakat yang setiap saat dibutuhkan oleh individu, maka produk sosial itu menjadi bagian penting dalam kehidupan seseorang untuk melihat dunia luar. Artinya, tahap eksternalisasi ini berlangsung ketika produk sosial tercipta di dalam masyarakat, kemudian individu mengeksternalisasikan (penyesuaian diri) ke dalam dunia sosiokulturalnya sebagai bagian dari produk manusia. Produk sosial bisa bermacam-macam bentuknya mulai dari kebutuhan pokok masyarakat seperti pakaian, makanan, sabun cuci, tempat tinggal dan lain sebagainya.

59

Informasi, hiburan, ideologi, teknologi, ekonomi, politik, dan religi juga termasuk paket produk sosial yang terus berkembang di masyarakat melalui televisi. Tahap eksternalisasi dalam proses produksi TV ada pada tahap praproduksi yang merupakan tahap terpenting dalam sebuah produksi televisi karena segala proses dan hasil tayangan TV dilihat dari persiapan perencanaan produksi jika persiapannya matang maka akan memudahkan proses produksi televisi dan menghasilkan tayangan sesuai ekspektasi. Millerson memulai tahapan praproduksi dengan production planning meeting (konsep program, tujuan, dan sasaran yang ingin dicapai). Script untuk program dialog, variety show hanya menggunakan outline script yang mencakup apa yang harus dilakukan talent/ pengisi acara, fasilitas yang digunakan, dan video tape.

Tahap pra-produksi talkshow Hitam Putih meliputi tiga bagian antara lain: a. Konsep Program: Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan, membuat riset dan rundown talkshow. Konsep talkshow Hitam Putih ada 4 yaitu mengedepankan unik, inspiratif, kekinian dan menghibur. b. Tujuan: selain tujuan pokok tayangan televisi yaitu untuk meberikan penonton informasi, edukasi, dan pengaruh ada tujuan khusus yaitu menjaga keutuhan bangsa serta nilai-nilai demokrasi dengan menayangkan kualitas tayangan bermoral yang dapat diterima masyarakat dan mitra kerja. Dan memberikan yang terbaik bagi stakeholders dengan menayangkan program berkualitas dan mempertahankan moral serta budaya kerja yang dapat diterima stakeholders. c. Segmentasi: Remaja dan Dewasa

Untuk mengetahui proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada tahap eksternalisasi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber peneliti menggunakan konten konstruksi sosial media massa yang dipelopori oleh Petter L. Berger dan Thomas Luckman, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap-tahap sebagai berikut:

60

1. Tahap Penerapan Unsur-unsur Komunikasi Dakwah Pada pra produksi talkshow Hitam Putih tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah ini dengan cara menyiapkan materi konstruksi sosial media massa pada persiapan tema, rundown, narasumber, setting dan tim Hitam Putih yang merupakan tugas associate producer Hitam Putih dengan cara mengadakan meeting konten setiap minggunya dengan Executive Produser, tugas itu dilanjutkan pada tim Hitam Putih sesuai job desk masing- masing yang bertanggung jawab di lapangan. Ada tiga hal penting dalam menyiapkan materi konstruksi sosial yaitu:  Keberpihakan media massa kepada kapitalisme: Sebagaimana diketahui, saat ini hampir tidak ada lagi media massa yang tidak dimiliki oleh kapitalis. Dalam arti, media massa digunakan oleh kekuatan-kekuatan kapital untuk menjadikan media massa sebagai mesin penciptaan uang dan penggandaan modal. Semua elemen media massa, termasuk orang- orang media massa berpikir untuk melayani kapitalisnya, ideologi mereka adalah membuat media massa laku di masyarakat. Salah satu tujuan Trans7 adalah “berorientasi kepada kepuasan pemirsa agar dapat memberikan yang terbaik bagi stakeholders dengan menayangkan program berkualitas dan mempertahankan moral serta budaya kerja yang dapat diterima stakeholders” artinya, Trans7 menarik minat penonton dengan acara-acara yang berkualitas dan mempertahankan moral seperti talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber dengan narasumber Syekh Ali Jaber yang memiliki banyak pengikutnya yang ujung-ujungnya adalah supaya banyak ditonton oleh masyarakat untuk mendongkrak share dan rating agar dapat memengaruhi pengiklan sehingga Trans7 digunakan sebagai mesin pencipta uang dan penggandaan modal bagi kapitalis.  Keberpihakan semu kepada masyarakat: Bentuk dari keberpihakan ini adalah empati, simpati, dan berbagai partisipasi kepada masyarakat, namun ujung-ujungnya adalah untuk menjual berita dan menaikkan rating untuk kepentingan kapitalis. Setiap episode yang ditayangkan di Hitam Putih tidak jarang yang menunjukkan rasa empati, simpati, dan partisipasi

61

kepada masyarakat termasuk pada episode Syekh Ali Jaber ini menunjukkan empati kepada tuna netra muslim, simpati kepada Syekh Ali Jaber, dan partisipasi pada program wakaf 10.000 al-qur‟an brialle digital di Indonesia. Padahal yang demikian itu bertujuan untuk mengambil hati pemirsa sehingga untuk mendongkrak share dan rating agar dapat memberikan yang terbaik bagi stakeholders.  Keberpihakan kepada kepentingan umum: Bentuk keberpihakan kepada kepentingan umum dalam arti sesungguhnya sebenarnya adalah visi setiap media massa, Trans7 sudah melakukan yang terbaik untuk selalu menayangkan program-program yang berkualitas, termasuk Hitam Putih yang selalu memberikan edukasi, inspirasi serta hiburan bagi penonton khususnya di episode Syekh Ali Jaber ini ditayangkan untuk kepentingan umum yaitu sosialisai program wakaf 10.000 al-qur‟an brialle digital di Indonesia sekaligus dakwah islam dengan tujuan memberi siraman rohani, pengetahuan akan perkembangan teknologi islam dan juga pengetahuan komunikasi antar agama dan budaya. Jadi, dalam menyiapkan materi konstruksi, media massa cenderung menggunakan ketiga hal tersebut. Namun, kepentingan kapitalis menjadi sangat dominan mengingat media massa adalah mesin produksi kapitalis yang mau ataupun tidak harus menghasilkan keuntungan. Tidak ada keberpihakan kepada suatu golongan dalam setiap episode di Hitam Putih semuanya berjalan sesuai kode etik penyiaran yang menjadi patokan hanyalah share dan rating.

2. Tahap Pembingkaian Prolog Prolog talkshow Hitam Putih bisa kita lihat dari perbincangan dan kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Deddy Corbuzier sebagai host, Chicka Jesica sebagai co-host dan Narasumber yang hadir. Untuk menghindari adanya kesalahan prolog maka di pra produksi ini tim kreatif meng-cross check profil narasumber dari hasil riset dengan sebenarnya kemudian briefing narasumber untuk tidak menyebut merek dari produk

62

apapun dan akan di-briefing ulang secara singkat sebelum dipersilahkan untuk memasuki studio, ketika sudah on cam tim kreatif hanya bisa mengingatkan dari promter saja yang hanya bisa di lihat oleh narasumber dan host di studio. Vestergaard dan Schroder menjelaskan, dalam bahasa komunikasi ada pesan verbal dan pesan visual. Pesan verbal berhubungan dengan situasi saat berkomunikasi dan situasi ini ditentukan oleh konteks sosial kedua pihak yang melakukan komunikasi. Sedangkan dalam pesan visual hubungan kedua belah pihak sepenuhnya tidak ditentukan situasi, namun bagaimana addressee menafsirkan teks dan gambar. dalam komunikasi verbal, interaksi simbolis selalu menggunakn ikon, indeks, dan simbol. Tayangan televisi menggunakan kedua pesan (verbal dan visual) ini untuk mengkontruksikan makna dan pencitraannya. Di talkshow Hitam Putih biasanya menggunakan prolog “jangan kemana-mana tetap di Hitam Putih” untuk jeda iklan dan quotes dari para ahli untuk menutup acara dilanjut dengan prolog “saya Deddy Corbuzier dan Chicka Jesica inilah Hitam Putih” disertai senyuman penutup. Ketika di waktu lain, ada salah satu radio yang mengundang Deddy Corbuzier untuk menjadi bintang tamu ditutup dengan quotes dan prolog ala Hitam Putih tanpa menyebutkan nama program Hitam Putih. Maka kekuatan bahasa visual tetap saja muncul dalam ingatan masyarakat yang pernah menonton Hitam Putih di televisi, inilah sebuah realitas bahasa dalam tayangan televisi. Pada episode Syekh Ali Jaber ini jika kita merujuk pada rundown banyak sekali point-point yang ingin dikonstruksi oleh tim Hitam Putih pada segmen pertama contohnya semua point yang tertera di rundown yaitu menceritakan profil dan latar belakang Syekh Ali yang berawal dari imam besar Madinah menjadi pendakwah di Indonesia. Kemudian sebelum menutup segmen Deddy corbuzier terlihat sedang membaca promter sambil menanyakan mengenai pandangan Syekh Ali tentang kerukunan umat beragama di Indonesia. Terlebih pada segmen ke-2 terdapat pertanyaan-pertanyaan cukup sensitif pada rundown mengenai

63

tuduhan membawa aliran tertentu, pendapat tentang qurban yang sudah ada clue menjawabnya, perbedaan pendapat tentang maulid itu bid‟ah, hubungan Syekh Ali dengan komisi dakwah MUI,dan kesulitannya berdakwah di Indonesia. Namun pada tayangan di segmen 2 tidak terlihat adanya pertanyaan-pertanyaan yang ada di rundown kecuali pertanyaan terakhir yaitu tentang kesulitannya berdakwah di Indonesia. Hal ini dikarnakan permintaan Syekh Ali karena beliau ingin bekerja sama dengan Hitam Putih dalam sosialisasi program 10.000 wakaf al-Qur‟an brialle digital di Indonesia. Berikut rundown Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber:

64

TABEL 4.1 Rundown Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber

RUNDOWN PROGRAM TRANS7 Mengetahui; Menyetujui; "HITAM PUTIH" TAPING EPISODE : SYEIKH ALI JABER KAMIS, 21 JULI 2016 Jenis Acara : Talk Show LOCATION: STUDIO G7 Sisca Hormansyah Bugie Aryatmo Executive Producer : NUR ARIYANTO Producer Ka. Dept Produksi Produser : SISCA HORMANSYAH Ass. Produser : Tansah Ginanjar Kreatif : Ivan David S & Ardiha Nakamura PA : ERIS, FARHAN Host : Deddy Corbuzier, Co Host : Chika Bintang tamu : SYEKH ALI JABER , USTAD WIJAYANTO, MARISSA NASUTION

PART NO SUBJECT CAST LOC DUR TIME REMARKS I 1 OBB VT VT 0:00:15 18:00:00 Live Piano + BEAT BOX

2 OPENING SEGMEN DC MAIN SET 0:02:00 18:00:15 OPENING SEGMEN BY DC & CHIKA CHIKA

3 INVITE SYEKH ALI DC MAIN SET 0:00:30 18:02:15 INVITE SYEKH ALI JABER SALAH SEORANG IMAM DI MASJID NABAWI JABER CHIKA

4 CHIT CHAT DC MAIN SET 00:10:00 19:00:00 POINTERS : CHIKA >>Lahir di kota Madinah Al-muwarah 3 Shafar 1396 H / 3 Febuari 1976 SYEKH ALI JABER >>Sejak kecil telah menekuni membaca Al-Quran >>Ayahnya sangat keras, tidak segan-segan memukul bila Ali Jaber kecil tidak menjalankan shalat >>Syekh Ali Jaber memiliki masjid besar di Madinah yang digunakan untuk syiar Islam >>Anak pertama dari 12 bersaudara >>Di usia 11 tahun telah hafal 30 juz Al Quran >>Aktif sebagai guru tahfizh Al-Quran di Masjid Nabawi dan menjadi imam shalat salah satu masjid kota Madinah >>Berdakwah hingga ke Indonesia di tahun 2008 >>Menikahi Umi Nadia asli Lombok yang lama tinggal di Madinah >>Berawal menjadi imam shalat Tarawih di masjid Sunda Kelapa, sejak saat itu ia terus mendapat kepercayaan masyarakat di sejumlah tempat di Indonesia >>Menjadi WNI tahun 2011

CERITAKAN TENTANG MASA KECIL NYA SYEKH BAGAIMANA PERJALANAN DAKWAH SYEKH DARI MADINAH KE INDONESIA

5 HOOKER DC MAIN SET 0:00:30 19:10:00 JANGAN KEMANA MANA TETAP DI HITAM PUTIH

6 BUMPER OUT VT VT 0:00:05 19:10:30 Song by pianist + BEAT BOX TOTAL PART I 0:13:20 COMMERCIAL BREAK 00:06:35 19:10:35 II 7 BUMPER IN VT VT 0:00:05 19:17:10 Live Piano + BEAT BOX

8 OPENING SEGMEN DC MAIN SET 0:00:30 19:17:15 OPENING SEGMEN 9 CHIT CHAT DC MAIN SET 0:10:00 19:17:45 POINTERS : CHIKA SYEKH ALI JABER 1. BAGAIMANA TANGGAPAN SYEKH ALI JABER TENTANG PERBEDAAN PENDAPAT KENAPA MAULID ITU BID'AH? 2. DAN BAGAIMANA DENGAN TANGGAPAN TENTANG QURBAN >>SYEKH ALI JABER tidak mengucapkan larangan, tapi bagi siapa yang ingin berqurban lebih dari 1 ekor kambing/ sapi 3. ADA YANG MENUDUHKAN MEMBAWA ALIRAN TERTENTU 4. BAGAIMANA HUBUNGAN SYEKH ALI JABER DENGAN KOMISI DAKWAH MUI? 5. KESULITAN NYA BERDAKWAH DI INDONESIA

10 HOOKER DC MAIN SET 00:00:30 19:27:45 JANGAN KEMANA MANA TETAP DI HITAM PUTIH 11 BUMPER OUT VT VT 0:00:05 19:28:15 Song by pianist + BEAT BOX

TOTAL PART II 0:11:10 COMMERCIAL BREAK 00:07:05 19:28:20

III 12 BUMPER IN VT VT 0:00:05 19:35:25 Live Piano + BEAT BOX 13 OPENING SEGMEN DC MAIN SET 0:00:30 19:35:30 DC OPENING SEGMEN TANYA USTAD 14 CHIT CHAT DC MAIN SET 00:10:00 19:36:00 POINTERS : USTAD WIJAYANTO TANYA USTAD

15 HOOKER DC MAIN SET 00:00:30 19:46:00 JANGAN KEMANA-MANA TETAP DI HITAM PUTIH !!

16 BUMPER OUT VT VT 0:00:05 19:46:30 Song by pianist + BEAT BOX

TOTAL PART IV 0:11:10

COMMERCIAL BREAK 00:07:15 19:46:35

IV 17 BUMPER IN VT VT 0:00:05 19:53:50 Live Piano + BEAT BOX 18 OPENING SEGMEN DC MAIN SET 0:00:30 19:53:55 OPENING SEGMEN BY DC & CHIKA CHIKA 19 BLOCKING NOURISH DC MAIN SET 0:10:00 19:54:25 POINTERS : SKIN ULTIMATE CHIKA MARISA BLOCKING NOURISH SKIN ULTIMATE NASUTION

20 CLOSING PROGRAM BY DC MAIN SET 0:00:30 20:04:25 CLOSING + QUOTES BY DC DC

21 CREDIT TITLE VT MAIN SET 0:00:30 20:04:25 outro song TOTAL PART IV 0:11:05 TOTAL DURASI 0:46:45 PROGRAM TOTAL COMMBREAK 0:20:55 TOTAL DUR. ALL 1:07:40 20:04:55 PROGRAM

65

B. Objektifasi (Produksi, Pasca Produksi dan Transmisi) Objektivasi ialah tahap dimana interaksi sosial yang terjadi dalam dunia intersubjektif yang dilembagakan atau mengalami proses institusionalisasi. Pada tahap ini, sebuah produk sosial berada proses institusionalisasi, sedangkan individu memanifestasikan diri dalam produk-produk kegiatan manusia yang tersedia, baik bagi produsen-produsennya maupun bagi orang lain sebagai unsur dari dunia bersama. Objektivasi ini bertahan lama sampai melampaui batas tatap muka di mana mereka bisa dipahami secara langsung. Dengan demikian, yang terpenting dalam tahap objektivasi ini adalah melakukan signifikasi, memberikan tanda bahasa dan simbolisasi terhadap benda yang disignifikasi, melakukan tipifikasi terhadap kegiatan seseorang yang kemudian menjadi objektivasi linguistik, yaitu pemberian tanda verbal maupun simbolisasi yang kompleks, yang mana selalu hadir dalam pengalaman dan pada suatu ketika sampai kepada sebuah representasi. Misalnya, lembaga hukum yang mana menjadi representasi dari bahasa hukum, kitab undang-undang, teori hukum, atau bahkan representasi yang mendasar dari lembaga dan norma-norma dalam system pemikiran etika, agama, atau mitologi. Pada tahap objektivasi dalam produksi TV ada pada tahap proses produksi dan pasca produksi yang melakukan signifikasi, yakni pembuatan tanda-tanda yang dilakukan tim kreatif karena tujuannya yang eksplisit untuk digunakan sebagai isyarat atau indeks bagi pemaknaan subjektif penonton. Proses produksi dilakukan sesudah perencanaan dan persiapan selesai betul. Program Director yang di bantu oleh Floor Director bekerja sama dengan talent dan crew mencoba mewujudkan apa yang direncanakan sesuai rundown yang telah dibuat oleh produser. Inti dalam tahap produksi ini adalah recording apapun yang telah direncanakan pada tahap praproduksi. Dalam produksi Talkshow ada beberapa hal yang harus diperhatikan yang disebut studio rehearsal yaitu pengecekan dimulai dari set design apakah unsur-unsur set sudah sesuai floor plan yang menjadi tanggung jawab set designer. Memastikan tata pencahayaan yang disiapkan sudah

66

terpenuhi dengan baik, termasuk tata suara beserta penempatan peralatan pendukungnya harus sudah pada posisi yang benar. Proses studio rehearsal yang dipimpin oleh floor director dapat dilakukan dengan berbagai cara, secara umum persiapan itu antara lain: dry run/walk through, camera blocking, pre-dress run trough, dress rehearsal, dan video taping. Pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber 29 Juli 2017 shooting taping pada hari kamis, 21 Juli 2017 dengan body talkshow 40-45 menit yang dibagi 4 segmen, jika ada konten yang tidak sesuai tim kreatif akan memotongnya yang dibantu oleh editor yang diawasi oleh asisten produser dan hasil akhir diserahkan kepada executive produser. Kesesuaian antara pra produksi dengan proses produksi terkadang ada yang tidak sesuai biasanya karena bintang tamu yang telat, jika telat secara fleksibel akan di switch segmen dengan bintang tamu yang lainnya atau jika bintang tamu belum ada yang datang maka studio harus dikuasai oleh host dibantu dengan crew dengan mengadakan treatment-treantment seperti games dan lain sebagainya hal ini dilakukan jika live berbeda dengan taping terkadang ada bintang tamu yang berhalangan hadir cara mengatasi hal semacam ini harus cepat mengambil keputusan untuk mengganti tema dengan bintang tamu yang berbeda pula. Kendala dalam proses produksi talkshow Hitam Putih secara teknis sangat sedikit, hanya saja lagi-lagi kendala disebabkan oleh narasumber yang tidak atraktif dan briefing yang belum dimengerti oleh narasumber sehingga menyebabkan miss pada sesi games dan lainnya. Setelah proses produksi live talkshow biasanya kaset diberi tanggal, nama program dan episode kemudian diberikan kepada bagian library trans7. Berbeda dengan taping talkshow diperlukan proses pasca produksi sebagai berikut:  Capturing: proses capture gambar terjadi pada editing non linier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital kedalam hardisk komputer. Sehingga materi editing sudah dalam berbentuk file, apabila menggunakan editing linier langsung proses logging gambar.

67

 Logging: logging gambar adalah membuat susunan daftar gambar dari kaset hasil shooting secara detail, disertai dengan mencatat time code-nya serta dikaset berapa atau nama file apa gambar itu berada. Hal ini memudahkan proses editing selanjutnya.  Editing picture: penyuntingan (editing) adalah kata kunci dalam proses ini. Pada tahap ini semua footage telah dikumpulkan secara produksi, selanjutnya disusun dan dirangkai menjadi produk final.  Editing sound: penyuntingan suara disinkronkan dengan gambar, serta menghidupkan suasana melalui ilustri musik. Bila membutuhkan sound effeck tentunya akan memperjelas atmosfer yang dominan atau ingin ditonjolkan.  Final cut: sekarang peralatan yang digunakan dan kompleksitas ilustrasi music (sound track), menentukan bahwa materi program sudah dapat membaur (mix) suara pada tahap online dibutuhkan studio audio untuk mengerjakan bauran suara final (final mixing). Program yang sudah lengkap sekarang disebut “master”.

Setelah itu, masuklah pada tahap transmisi. Hal yang paling dibutuhkan adalah marketing untuk mencapai kesuksesan sebuah program. Stasiun televisi dalam persaingan industri media, ketika menjalankan usahanya perlu memikirkan strategi dan perkembangan sistem pemasarannya, yaitu meraih perhatian, pikiran dan hati konsumen (klien) disinilah peran departemen marketing sangat kuat dalam menentukan program yang akan on air, bertahan atau tidak layak lagi dipertahankan. Ada tiga pilar penting dalam departemen marketing televisi yang saling terkait yaitu marketing, sales dan traffic. Marketing menetapkan strategi menyusun kekuatan dan menghadapi kompetitor, feasibility study, target merebut market dan audience sasaran, membuat panduan marketing gathering, menetapkan rate card, memutuskan bidding big event, dan melayanai klien (agency dan pemilik brand atau produk). Sedangkan sales merupakan pendamping marketing yang memfokuskan pada prospek penjualan yang sebesar-besarnya. Sales harus membuat transaksi dengan

68

output pencapaian target penjualan atau kegagalan target penjualan berbentuk pengiklan. Traffic adalah proses realisasi dari kinerja marketing dan sales. Seluruh progress report marketing dan sales baik merupakan MOU ataupun media order dengan klien selanjutnya direalisasikan dalam rundown siaran iklan. Sehingga siaran iklan akan lancar tanpa gangguan, materi iklan harus melalui digitize ke MCR/LTO dan terjadwal dalam rundown. Output akhir dari traffic adalah Log proof siaran iklan berbentuk print out dan audio visual/VCD. Pada episode Syekh Ali Jaber ini tahap transmisinya tergolong sukses karena tercapainya target penjualan berbentuk pengiklan dan sponsor. Proses transmisinya yaitu karena episode ini bersifat taping maka diperlukan proses editing setelah itu akan di lempar hasil editannya ke library kemudian akan diberi ke ruang on air dan saat jam tayangnya on air tinggal play ke satelit sampai pindah kerumah. Transmisi dilihat dari on air, Pada saat transmisi berlangsung penonton dirumah secara tidak langsung terkonstruksi secara objektivasi. Untuk mengetahui proses konstruksi sosial atas realitas sosial pada tahap objektivasi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber peneliti menggunakan konten konstruksi sosial media massa yang dipelopori oleh Petter L. Berger dan Thomas Luckman, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap- tahap sebagai berikut: 1. Tahap Pengungkapan Diri Tahap pengungkapan diri adalah ketika host dan bintang tamu membingkai fakta penonton berdasarkan pengungkapan diri yang dilakukan penonton tersebut. Hal ini dikonstruksi agar dapat menarik perhatian penonton karena merasa dirinya adalah bagian dari tayangan tersebut. Di segmen pembuka talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber telihat host dan bintang tamu menyinggung masalah mendidik anak sesuai perkembangan zaman dengan statment yang sangat menarik dari Syekh Ali yaitu “biasa kita mendengar anak durhaka kepada orang tua padahal ada juga orang tua yang durhaka kepada anak”. Hal ini merupakan tahap pengungkapan diri bagi orangtua dan calon orang tua yang menonton.

69

Di segmen ke-2 Syekh Ali menyinggung masalah kesibukannya yaitu sebagai pendakwah Islam yang hobi jalan-jalan bersama istri beliau mengatakan “kewajiban berdakwah sudah baik dan diluar itu juga harus baik”, hal ini merupakan tahap pengungkapan diri bagi pendakwah islam yang menonton. Kemudian disegmen ini pula Syekh Ali mensosialisasikan program wakaf 10.000 Qur‟an brialle digital di Indonesia dengan memberi tahu cara mengaplikasikan temuannya itu. Hal ini merupakan tahap pengungkapan diri bagi para dermawan dan tuna netra yang menonton. Di segmen ke-3 banyak sekali tahap pengungkapan diri sebab dalam sesi Tanya jawab kepada ustad Wijayanto beliau menjelaskan banyak tentang komunikasi antar budaya di Arab dan Indonesia dan komunikasi antar ras di Indonesia. Jadi, tahap pengungkapan diri pada segmen ke-3 ini adalah seluruh warga Indonesia dan Arab yang menonton. Di segmen terakhir ini adanya bintang tamu Marissa Nasution yang berbagi pengalaman merawat kulitnya dengan Nourish Skin dan mengajak pemirsa untuk menjaga kesehatan kulit ini sangat jelas tahap pengungkapan diri kepada masyarakat Indonesia yang ingin memiliki kulit sehat terutama untuk wanita yang menonton.

2. Tahap Pembentukkan Realitas Subjektif Tahap pembentukan realitas subjektif merupakan realitas yang terbentuk sebagai proses penyerapan kembali realitas objektif dan simbolis ke dalam individu melalui internalisasi. Artinya, tahap ini merupakan konstruksi realitas pembenaran sebagai suatu bentuk konstruksi media massa yang terbentuk di masyarakat yang cenderung membenarkan apa saja yang ada (tersaji) di media massa sebagai suatu realitas kebenaran. Pada tayangan Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber di Trans7 tahap pembentukan realitas subjektif dapat dilihat dari setiap pernyataan yang dilontarkan oleh host dan bintang tamu, terlebih dalam Episode ini dihadirkan tokoh agama yang sudah masyhur dan terpercaya sehingga dalam setiap pernyataan yang dilontarkan dapat mengkonstruksi fikiran

70

penonton dan penonton cenderung membenarkan statement host dan para bintang tamu. Pada segmen pembuka Syekh Ali menceritakan tentang bagaimana caranya dalam mendidik anak. Beliau menjelaskan pentingnya mendidik anak sejak dini dengan metode mengajar yang mengikuti perkembangan zaman diiringi dengan sikap tegas dan bersahabat. Beliau juga mempertegas bahwa ketegasan dalam mendidik anak itu penting tanpa disertai dengan kekerasan. Secara tidak langsung cerita pengalaman dari Syekh Ali ini mengkonstruksi fikiran penonton dengan membenarkan pernyataan-pernyataan yang dilontarkan karena pada realitas objektifnya masih banyak anak-anak yang melanggar norma dan jauh dari kata sukses karena didikan orang tuanya yang keras dan terlalu kolot. Realitas simbolis yang ditunjukan adalah sosok Syekh Ali sendiri yang dikenal taat dengan agama, hafiz qur‟an, dan terbilang sukses dalam mensyiarkan agama Islam yang dididik dengan sikap tegas dan bersahabat. Di segmen ke-2 terlihat tahap pembentukan realitas subjektif pada saat demonstrasi al-qur‟an brialle digital, fikiran penonton dikonstruksi seakan-akan al-qur‟an brialle digital harus dimiliki oleh para tuna netra muslim untuk mempelajari, memahami dan menghafal al-Qur‟an. Dengan segala kelebihan yang dimiliki al-Qur‟an brialle digital yang praktis, mudah dibawa kemana-mana, dan keunggulan pada sistem audionya sangat membantu karna pada dasarnya indra pendengaranlah yang sangat diandalkan para tuna netra. Padahal dalam realitas objektifnya jika para tuna netra muslim hanya mengandalkan al-Qur‟an brialle digital dengan hanya mendengar saja tanpa membaca bisa jadi tajwid dan makhrojul hurf nya ada yang salah. Realitas simbolik yang ditunjukkan pada segmen ini ialah ketika Pak Yogi dan Pak Soni sebagai tuna netra memperlihatkan kepada penonton bagaimana mereka dengan mudah membaca al-qur‟an brialle digital dengan pengakuan akan kelebihan al-Qur‟an brialle digital ini yang dapat menarik minat penonton untuk ikut serta dalam program wakaf 10.000 al-Qur‟an brialle digital di Indonesia.

71

Pada segmen ke-3 tahap pembentukan realitas subjektif terlihat pada setiap prolog yang dilontarkan host dan bintang tamu terlebih disesi tanya jawab dengan ustad Wijayanto disini beliau banyak mengulas mengenai realitas objektif dalam komunikasi antar budaya di Indonesia dan Arab selain itu, beilau juga membahas komunikasi antar ras di Indonesia sehingga penonton membenarkan ulasan tersebut karena fikiran realitas objektif yang telah dikonstruksi di lingkungan masing-masing berdasarkan pada struktur pengetahuan yang ada sebelumnya. Realitas simboliknya juga diperlihatkan ketika ustad Wijayanto telah membahas mengenai komunikasi salam dan sapa menyapa di Indonesia yang berbeda dengan di Arab langsung dicontohkan perbedaanya oleh Syekh Ali yaitu jika di Arab salam dan sapa dengan mimik dan intonasi yang tegas, singkat dan padat seperti ngajak berantem bila dilakukan di Indonesia. Tetapi temenjak beliau di Indonesia beliau banyak belajar mengenai komunikasi antar budaya salah satunya dengan berbahasa lembut yang diiringi dengan senyuman yang terkesan manja menurut orang Arab khususnya ketika salam dan sapa di Indonesia. Di segmen terakhir, tahap pembentukan realitas subjektif jelas terlihat pada prolog Marissa Nasution dengan host karena di segmen ini merupakan segmen sponsor dari Nourish Skin, Marissa Nasution mengajak pemirsa untuk mengkonsumsi Nourish Skin. Di segmen ini terlihat seakan-akan Marissa mengkonsumsi Nourish Skin sehingga kulitnya kencang, segar dan awet muda, Marissa juga menjelaskan akan kegunaan Nourish Skin yaitu melindungi kulit dari dalam yang dapat mencegah flek hitam dan memudarkan noda bekas jerawat. Penonton cenderung membenarkan apa yang disajikan di segmen ini karna melihat realitas simboliknya adalah Marissa Nasution yang merupakan public figure yang cantik, awet muda dan kulitnya sehat berseri berkat Nourish Skin. Padahal dalam realitas objektifnya sebagian konsumen Nourish Skin mengaku tidak ada perubahan yang signifikan pada kulitnya setelah mengkonsumsi Nourish Skin selama 3 bulan.

72

3. Tahap Pengemasan Realitas Simbolik Tahap pengemasan realitas simbolik merupakan strategi yang dilakukan dalam upaya menarik perhatian penonton, pada tahap ini fikiran penonton secara tidak langsung telah bersedia dikonstruksi oleh media massa yaitu sikap generik dari tahap pembentukan realitas subjektif. Artinya, penonton Hitam Putih memilih untuk menjadi pemirsa setianya adalah karena pilihannya untuk bersedia pikiran-pikirannya dikonstruksi oleh Hitam Putih. Dalam tahap pengemasan realitas simbolik biasanya terdiri atas pembentukan konstruksi citra yang merupakan bangunan yang diinginkan oleh tahap konstruksi. Dimana bangunan konstruksi citra yang dibangun oleh media massa ini terbentuk dalam dua model, yaitu: model good news dan bad news. Model good news adalah sebuah konstruksi yang cenderung mengkontruksi suatu pemberitaan sebagai pemberitaan yang baik. Pada model ini objek dikontruksikan memiliki citra yang baik, sehingga terkesan lebih baik dari sesungguhnya kebaikan yang ada pada objek itu sendiri. Sedangkan bad news adalah sebuah konstruksi yang cenderung memberi citra buruk pada objek pemberitaan sehingga terkesan lebih jelek, lebih buruk, lebih jahat dari sesungguhnya sifat jeleknya, dan jahat yang ada pada objek pemberitaan itu sendiri. Di Hitam Putih konstruksi citra disiapkan oleh orang-orang yang bertugas di dalam kegiatan produksi, mulai dari host dan bintang tamu, tim kreatif, produser dan seluruh crue yang bertugas. Adapun citra yang dikonstruksikan dalam episode Syekh Ali Jaber antara lain adalah citra perempuan yaitu Chicka Jesica memakai hijab sebagai daya pikat penonton Hitam Putih dan Marrisa Nasution sebagai daya pikat bagi konsumen Nourish Skin, citra maskulin terlihat pada Syekh Ali Jaber yang memakai jubah hitam, peci putih dan sorban putih yang menjulur dari kepala hinga sebagian badan sebelah kirinya yang memberi arti kesolehan, citra kemewahan dan eksklusif pada setting studio, citra kelas sosialnya yaitu untuk umum, dan citra manfaatnya

73

adalah informatif akan program wakaf 1000 qur‟an brialle digital, edukatif dan inspiratif bagi tuna netra dan pengembang teknologi, unik dan menghibur ketika dakwah ustad wijayanto dibalut dengan humor. Pada episode Syekh Ali Jaber tahap pengemasan realitas simbolik mengunakan citra good news dari sosok Syekh Ali Jaber untuk menarik penonton. Pada segmen pertama realitas simbolis yang ditunjukan adalah sosok Syekh Ali sendiri yang dikenal taat dengan agama, hafiz qur‟an, dan terbilang sukses dalam mensyiarkan agama Islam yang dididik dengan sikap tegas dan bersahabat. Di segmen ke-2 pengemasan realitas simbolik yang ditunjukkan ialah ketika Pak Yogi dan Pak Soni sebagai tuna netra memperlihatkan kepada penonton bagaimana mereka dengan mudah membaca al-qur‟an brialle digital dengan pengakuan akan kelebihan al-qur‟an brialle digital ini yang dapat menarik minat penonton untuk ikut serta dalam program wakaf 10.000 al-qur‟an brialle digital di Indonesia. Di segmen ke-3 pengemasan realitas simboliknya juga diperlihatkan ketika ustad Wijayanto telah membahas mengenai komunikasi salam dan sapa menyapa di Indonesia yang berbeda dengan di Arab langsung dicontohkan perbedaanya oleh Syekh Ali yaitu jika di Arab salam dan sapa dengan mimik dan intonasi yang tegas, singkat dan padat seperti ngajak berantem bila dilakukan di Indonesia. Tetapi temenjak beliau di Indonesia beliau banyak belajar mengenai komunikasi antar budaya salah satunya dengan berbahasa lembut yang diiringi dengan senyuman yang terkesan manja menurut orang Arab khususnya ketika salam dan sapa di Indonesia. Diakhir segmen ada sponsor dari Nourish Skin dengan menggunakan citra good news pula agar dapat mengkonstruksi fikiran penonton dengan tujuan agar Nourish Skin dikonsumsi masyarakat luas. realitas simboliknya adalah Marissa Nasution yang merupakan public figure yang cantik, awet muda dan kulitnya sehat berseri berkat Nourish Skin.

74

C. Internalisasi (Evaluasi) Internalisasi ialah proses di mana individu mengidentifikasikan dirinya dengan lembaga-lembaga sosial atau organisasi sosial tempat individu menjadi anggotanya. terdapat dua pemahaman dasar dari proses internalisasi secara umum: pertama, bagi pemahaman mengenai „sesama saya‟ yaitu pemahaman mengenai individu dan orang lain (sosialisasi primer). Kedua, pemahaman mengenai dunia sebagai sesuatu yang maknawi dari kenyataan sosial (sosialisasi sekunder). Individu oleh Berger dan Luckmaan dikatakan mengalami dua proses sosialisasi, yaitu sosialisasi primer dan sosialisasi sekunder. Sosialisasi primer dialami individu dalam masa kanak-kanak, yang dengan itu ia menjadi anggota masyarakat yang dipengaruhi oleh kognitif, afeksi, emosi dan linguistik dari lingkungan keluarga. Sosialisasi primer berakhir apabila konsep tentang orang lain pada umumnya dan segala sesuatu yang menyertainya telah terbentuk dan tertanam dalam kesadaran individu. Pada titik ini ia sudah menjadi anggota efektif masyarakat dan secara subjektif memiliki suatu “diri” dan sebuah dunia. Sedangkan sosialisasi sekunder adalah proses lanjutan dari sosialisasi primer yang mengimbas kepada individu yang sudah disosialisasikan kedalam sektor-sektor baru di dalam dunia objektif masyarakatnya. Internalisasi “subdunia” terjadi dalam sosialisasi sekunder yaitu proses memperoleh pengetahuan khusus sesuai dengan perannya, dimana peran-peran secara langsung atau tidak langsung berakar dalam pembagian kerja yang pada umumnya merupakan kenyataan-kenyataan parsial, dimana kenyataan itu berbeda dengan dunia dasar yang diperoleh dari sosialisasi primer. Walaupun demikian “subdunia” itu merupakan kenyataan yang sedikit banyak kohersif, bercirikan komponen normative, afektif maupun kognitif. Jadi, proses internalisasi melibatkan identifikasi subjektif dengan peran dan norma-normanya yang sesuai. Dalam kenyataannya, internalisasi memiliki konsistensi antara internalisasi pertama dengan yang baru. Untuk menciptakan dan mempertahankan konsistensi, sosialisasi sekunder mengandaikan prosedur- prosedur konseptual dengan mengintegrasikan berbagai perangkat pengetahuan.

75

Pada tahap internalisasi dalam mengkonstruksi fikiran penonton Hitam Putih ada pada tahap evaluasi yang berbentuk Trials (audience evaluation/ program rating, informal audience feedback [phone calls, letter, and audience respons to advertisers commercial constitute more informal audience feedback]) preview sudah dapat dilakukan evaluasi awal terhadap program yang sudah selesai diproduksi. Di Hitam Putih evaluasi internal diadakan setiap minggu secara meeting formal dan setiap 2 minggu sekali evaluasi on air baik secara teknis maupun non teknis. Kalo sudah berbicara soal tv itu sudah pasti bercondongnya ke AC. Nilsen kalo berbicara media nilsen ini akan mengeluarkan share, rating, disini akan muncul by minute yaitu grafik pergerakan dari menit ke menit grafiknya seperti apa apakah turun atau naik. Tim Hitam Putih akan memprediksi apa yang naik dan turun secara permenit dilihat dari konten dan bintang tamunya. Misalnya secara by minute rating dan sharenya flate tim akan mencari tahu sebabnya bisa jadi karena bintang tamunya tidak pas untuk suatu tema atau bintang tamunya kurang menarik maka akan dipending dulu untuk minggu depan dan mencoba alternatif lain.

Pada episode Syekh Ali Jaber ini evaluasi terjadi pada intern dan ekstern. Adapaun evaluasi interen dilakukan oleh tim Hitam Putih dalam tahap internalisasi terlihat dari penentuan tema di episode-episode berikutnya. Awalnya, tim Hitam Putih hanya berpedoman kepada teori AC. Nilsen yang mengandalkan share rating padahal sosial media sedang memegang posisi teratas dalam sebaran konstruksi saat ini akhirnya sosial media juga berperan dalam menentukan tema dan setting Hitam Putih. Evaluasi eksteren juga terjadi pada penonton yang dapat ditinjau dari sosial media milik Hitam Putih pada kolom komen dan posting-an.

Untuk mengetahui proses konstruksi sosial pada tahap internalisasi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber peneliti menggunakan konten konstruksi sosial media massa yang dipelopori oleh Petter L. Berger dan Thomas Luckman, proses kelahiran konstruksi sosial media massa melalui tahap penetapan realitas objektif:

76

 Tahap Penetapan Realitas Objektif Tahap penetapan realitas objektif adalah tahap terbentuknya realita dari pengalaman di dunia objektif yang berada diluar diri individu, dan realitas ini dianggap sebagai kenyataan. Untuk melihat keberhasilan dari talkshow Hitam Putih diperlukannya proses evaluasi dari transmisi yang telah berjalan agar menciptakan talkshow yang berkualitas dan diminati oleh masyarakat luas. Hal ini menjadikan konsumsi media massa sebagai pilihan konsumtif karena Hitam Putih selalu menyajikan konten yang diminati banyak orang agar mendapatkan rating yang tinggi, di mana seseorang secara habit tergantung pada media massa. Media massa adalah bagian kebiasaan hidup yang tak bisa dilepaskan. Karna itu, maka pengiklan menggunakan kesempatan ini untuk ikut serta mengkonstruksi fikiran masyarakat akan citra produk yang dibuatnya di media massa agar masyarakat mengkonsumsi produknya demi mengambil keuntungan sebesar-besarnya dari citra yang telah dibentuk Hitam Putih sebelumnya sebagai program yang unik, inspiratif, kekinian, dan menghibur. Tahap ini merupakan tahap konfirmasi yaitu ketika media massa maupun pembaca dan pemirsa memberi argumentasi dan akuntabilitas terhadap pilihannya untuk terlibat dalam tahap pembentukan konstruksi. Alasan-alasan yang sering digunakan oleh konfirmasi ini adalah umpannya: Kehidupan modern menghendaki pribadi yang selalu berubah dan menjadi bagian dari produksi media massa, Kedekatan dengan media massa adalah life style orang modern, dan media massa walaupun memiliki kemampuan mengkonstruksi realitas media berdasarkan subjektivitas media. Contoh pada segmen pembuka syekh Ali menegaskan bahwa yang selama ini kita dengar adalah anak yang durhaka kepada orang tua padahal ada juga orang tua yang durhaka kepada anak. Ini disebabkan pada sosialisasi primer kita hanya diajarkan untuk berbakti kepada orang tua dan jarang sekali adanya penyuluhan dimasyarakat mengnai cara mengasuh anak yang baik dan benar sehingga setelah menonton tayangan ini masyarakat menjadi sadar bahwa norma sesungguhnya orangtua tidak

77

boleh dzolim atau durhaka kepada anaknya sehingga sikap dan cara berfikir mengenai mendidik anak menjadi berubah menjadi lebih baik karena melihat realita banyak anak yang mempunyai kepribadian ganda karena terlalu dikekang oleh orang tuanya. Pada episode Syekh Ali Jaber penetapan realitas objektif terlihat pada setiap segmen yaitu pada segmen pembuka, realitas objektifnya masih banyak anak-anak yang melanggar norma dan jauh dari kata sukses karena didikan orang tuanya yang keras dan terlalu kolot. Di segmen ke-2 realitas objektifnya jika para tuna netra muslim hanya mengandalkan al- qur‟an brialle digital dengan hanya mendengar saja tanpa membaca bisa jadi tajwid dan makhrojul hurf -nya ada yang salah. Di segmen ke-3 disesi tanya jawab dengan ustad Wijayanto disini beliau banyak mengulas mengenai realitas objektif dalam komunikasi antar budaya di Indonesia dan Arab selain itu, beilau juga membahas komunikasi antar ras di Indonesia sehingga penonton membenarkan ulasan tersebut karena fikiran realitas objektif yang telah dikonstruksi di lingkungan masing-masing berdasarkan pada struktur pengetahuan yang ada sebelumnya. Di segmen terakhir realitas objektifnya sebagian konsumen Nourish Skin mengaku tidak ada perubahan yang signifikan pada kulitnya setelah mengkonsumsi Nourish Skin selama 3 bulan. Contoh realitas objektif di setiap segmen ini lah yang menjadi evaluasi bagi tim Hitam Putih (interen) maupun penonton dirumah (eksteren).

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah peneliti menguraikan, mempelajari, dan menganalisa tentang Analisis Produksi Talkshow Hitam Putih Episode Syekh Ali Jaber, maka peneliti dapat mengambil kesimpulan yaitu:

1. Pada pra produksi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber mulai mempersiapkan materi untuk mengkonstruksi fikiran penonton. Pra produksi merupakan tahap eksternalisasi yang mana tim Hitam Putih melakukan proses penyesuaian diri dengan dunia sosiokultural di Indonesia sebagai sasaran penonton. Proses terlahirnya konstruksi sosial atas realitas sosial pada eksternalisasi ini terbagi menjadi dua tahap yang pertama, tahap penerapan unsur-unsur komunikasi dakwah, Hitam Putih cenderung menyiapkan tiga materi penting pra produksi yaitu: Pertama, keberpihakan kepada kepentingan umum dengan menayangkan episode yang bermoral agar dapat mengedukasi penonton menjadi pribadi yang agamis. Kedua, keberpihakan semu kepada masyarakat dengan menayangkan episode yang menunjukkan rasa empati, simpati, dan partisipasi kepada masyarakat mayoritas Indonesia yaitu muslim agar mendapatkan rating dan share yang tinggi. Ketiga, keberpihakan kepada kapitalisme dengan menciptakan rating dan share yang tinggi agar dapat memengaruhi pengiklan yang digunakan sebagai mesin pencipta uang dan penggandaan modal bagi kapitalis. Selanjutnya, tahap pembingkaian prolog pada talkshow hitam putih telah dikonstruksi sepenuhnya oleh tim Hitam Putih agar terciptanya talkshow yang menarik dengan menunjukkan karakter dan identitas talkshow. Walaupun tidak sepenuhnya hasil produksi sama dengan yang direncanakan pada pra produksi, program ini

78

79

tetap dalam settingan produser secara spontanitas. Prolog ustad wijayanto- lah yang mendongkrak share dan rating setahun terakhir pada segmen “Tanya Ustad”. 2. Pada kegiatan produksi, pasca produksi dan transmisi talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber terlihat pengungkapan diri, pembentukan realitas subjektif dan pengemasan realitas simbolik yang termasuk dalam tahap objektivasi yaitu tahap interaksi sosial dalam dunia intersubjektif penonton talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber yang dilembagakan melalui trans7. Tahap pengungkapan diri, hal ini dikonstruksi agar dapat menarik perhatian penonton karena merasa menjadi bagian dari tayangan tersebut. Terlihat disetiap segmennya yang membahas tentang dakwah islam. Terlepas dari kepentingan kapitalis, hal ini bertujuan untuk menambah wawasan tentang islam dan kesadaran rohani agar dapat merubah seseorang secara kognisi dan afeksi kearah yang lebih baik. Tahap pembentukan realitas subjektif, dapat dilihat dari setiap pernyataan yang dilontarkan oleh host dan bintang tamu, terlebih dalam episode ini dihadirkan Syekh Ali Jaber yang sudah terkenal dan terpercaya sehingga dalam setiap pernyataan yang dilontarkan dapat mengkonstruksi fikiran penonton dan penonton cenderung membenarkan statement host dan para bintang tamu. Tahap pengemasan realitas simbolik, merupakan strategi Hitam Putih dalam mengkonstruksi pesan dakwah islam pada episode Syekh Ali Jaber diantaranya dengan adanya citra perempuan yaitu Chicka Jesica memakai hijab sebagai daya pikat penonton Hitam Putih dan Marrisa Nasution sebagai daya pikat bagi konsumen Nourish Skin, citra maskulin terlihat pada Syekh Ali Jaber, citra kemewahan dan eksklusif pada setting studio, citra kelas sosialnya yaitu untuk umum, citra persahabatan antara Chicka Jesica dan Deddy Corbuzier yang dikabarkan mempunyai hubungan khusus, dan citra manfaatnya adalah informatif, edukatif dan inspiratif, unik dan menghibur. 3. Tahap penetapan realitas objektif pada episode Syekh Ali Jaber ini digunakan sebagai bahan evaluasi bagi tim Hitam Putih dan penonton

80

dirumah. Evaluasi dari tim Hitam Putih berbentuk share dan rating untuk menentukan kesuksesan pada episode-episode berikutnya. Sedangkan evaluasi penonton dirumah berbentuk komentar atau postingan di sosial media Hitam Putih atau dengan cara lainnya untuk mencurahkan apa yang ada difikirannya mengenai talkshow HitamPutih.

B. Saran

Pada penulisan skripsi ini ada beberapa saran yang peneliti sampaikan, antara lain:

1. Untuk talkshow Hitam Putih, sejauh ini belum pernah mengangkat tema tentang tuna netra secara khusus. Maka, diharapkan dapat membuat episode khusus tentang tuna netra atau ITMI (Ikatan Tuna netra Muslim Indonesia) yang membahas kehidupan tuna netra secara general yaitu apa saja kebutuhannya, hambatannya, talentanya dan lain sebagainya. Sehingga masyarakat bukan hanya melihat tuna netra sebagai disabilitas atau memandang belas kasihan. 2. Untuk Yayasan Syekh Ali Jaber, ada beberapa hal yang dikeluhkan tuna netra dalam penggunaan al-qur’an braille digital diantaranya adalah jika hanya mengandalkan al-qur’an braille digital yang hanya dapat didengar saja tanpa membaca biasanya ada hukum bacaan yang belum benar dan karena al-qur’an braille digital berbasis MP3 terkadang ada vocal-vocal yang kurang jelas. Maka dari itu diperlukannya murottal care atau semacamnya untuk meluruskan bacaan atau terjemah yang menurut konsumen kurang jelas. 3. Untuk peneliti selanjutnya, penelitian ini belum komprehensif karena hanya menganalisis produksi dari tahapan konstruksi nilai dakwah islam pada talkshow Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber di Trans7 atas realitas sosialnya. Maka untuk kebutuhan penelitian berikutnya bagi yang berminat untuk meneliti analisis produksi dapat

81

menggunakan pendekatan kuantitatif untuk meninjau secara jelas akan prosentase keefektivitasan konstruksi sosial media massa atas realitas sosial.

DAFTAR PUSTAKA

Akbar, Rahmat, Analisis Produksi Program Voice Of Islam di Radio KISI 93.4 FM Bogor, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2011. Amin, Samsul, Rekonstruksi Pemikiran Dakwah Islam. Jakarta: Amzah, 2008. Arbi, Armawati, Ringkasan Disertasi Dakwah Melalui Radio Konstruksi Radio Dangdut Jakarta Atas Realitas Problem Keluarga. PascaSarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya, 2010. Aziz, Mohammad, Ilmu Dakwah. Jakarta: Prenada Media Group, 2004. Bachtiar, Wardi, Metedologi Penelitian Dakwah. Jakarta: Logos, 1997. Baran, Stanley, Pengantar Komunikasi Massa Melek Media dan Budaya. Jakarta: PT Gelora Aksara Pratama, 2012. Berger, Petter dan Luckman, Thomas, Tafsir Sosial atas Kenyataan. Jakarta: LP3S, 1990. Bungin, Burhan, Konstruksi Sosial Media Massa. Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008. ------. Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial lainnya. Jakarta: Preada Media Group, 2007.

------. Sosiologi Komunikasi: Teori, Paradigma, dan Diskursus Teknologi Komunikasi di Masyarakat. Jakarta: Kencana Renada, 2008. Edisi pertama. Fachruddin, Andi, Dasar-dasar Produksi Televisi: Produksi Berita, Feature, Laporan Investigasi, Dokumenter, dan Teknik Editing. Jakarta: Prenada Media Group, 2012. Jumroni dan Suhaimi, Metode-Metode Penelitian Komunikasi. Ciputat: UIN Jakarta press, 2006.

82

83

Khairiyah, Suci, Analisis produksi program sinetron tukang bubur naik haji the series: Episode 402 dan 403. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, 2013. Kriantono, Rachmat, Teknik Praktis Riset Komunikasi: disertai contoh praktis riset media, public relation, advertising, Komunikasi, organisasi, Komunikasi Pemasaran. Jakarta: kencana, 2007. Liliweri, Alo, Gatra-Gatra Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011. McQuail, Denis, Teori Komunikasi Massa McQuail. Jakarta: Salemba Humanika, 2012. Milles, Mathew dan Huberman, Michael, Analisis Data Kulaitatif Penerjemah Tjetjep Rohendi Rohidi. Jakarta: UI Press, 1992. Moleong, Lexi, Metode Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2002. Mulyana, Deddy, Bercinta dengan Televisi Ilusi, Impresi,dan Imaji Sebuah Kotak Ajaib. Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 1997. Poloma, Margareth, Sosiologi Kontemporer. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 2004. Rakhmat, Jalaludin Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996. Rivers, William, Media Massa & Masyarakat Moderen. Jakarta: Prenada Media Group, 2005. Edisi kedua. Sari, Qurnia, Analisis produksi program sinetron Islam KTP. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta: Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi, 2010.

Solatun, Mulyana, Deddy dkk. Metode Penelitian Komunikasi Contoh-contoh Penelitian Kualitatif dengan Pendekatan Praktis. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008. Cet-2

Vivian, John, Teori Komunikasi Massa. Jakarta: Penada Media Group, 2008. Edisi ke-8

84

Wibowo, Fred, Dasar-dasar Produksi Program Televisi. Yogyakarta: PT. Gramedia Widiasarana Indonesia, 2004.

Sumber dari internet:

https://biografi-tokoh-ternama.blogspot.co.id/2016/12/profil-lengkap-syekh- ali-jaber.html diakses pada 21 Januari 2017 jam 01:58 WIB.

http://Majelis-quran.com>sejarah-perkembangan-al-quran-braille-di- indonesia/?fdx_swicher=true diakses pada jumat, 30 september 2016 jam 19:08

https://id.wikipedia.org/wiki/Hitam_Putih_%28acara_TV%29 diakses pada hari jumat, 30 september 2016 jam 13:22

http://www.trans7.co.id/?v=artikel&id=3 diakses pada Rabu, 18 Januari 2017 jam 16:45 WIB.

http://www.trans7.co.id/ diakses pada hari senin, 18 juli 2016 jam 17.35

1

Ok, praproduksi disini sudah jelas kita akan meeting konten untuk minggu depan kita mau undang siapa aja setelah dapat kita akan report ke EP kali aja ada masukan atau dia kurang setuju terhadap konten untuk minggu depan berikut bintang tamunya siapa aja, dia mau bahas apa. Kalo produksinya sudah jelas shooting. Shooting ada dua live dan Taping kalo live ya langsung disiarkan. Kalo taping ini harus masuk pasca produksi kalo taping disini ada masuk ke editting nanti PA nanti biasanya misalkan durasi shooting taping adalah 50 menit sementara kebutuhan kita adalah 40-45 menit karna kalo kita kasih ini over karna body-nya rata-rata itu adalah 40-45 menit untuk 4 segmen. Nah ini kreatif akan memotongnya kontenya umpama yang mana yang akan dibuang nanti PA lebih ke smoothing cutinganya bersama dengan editor supaya editor ditemenin oleh PA nah nanti setelah dia selesai tugas saya preview ada editting dan preview adalah tugas saya (ASPROD) dan EP. kalo EP nya berhalangan bisa diserahkan ke asprod dalam artian sudah percaya. Tapi secara struktural ini harus lewat EP karna nanti akan berpengarus secara tayangan dan segala macem gitu. Di proses editing nah hal-hal yang tidak diperbolehkan tayang misalnya kekerasan atau terlalu kasar bahasanya itu di proses melalui proses editting. Setelah editting segala macem ini akan di lempar hasil editan ini ke ada library namanya terus dia akan lempar ke on air terus dia on air tinggal nge-play ke satelit segala macem sampai pindah kerumah. Transmisi dilihat dari on air 1. Kalo untuk evaluasinya sendiri itu gimna ka ? Evaluasi jelas sebenernya tiap minggu kita evaluasi. Evaluasi bisa secara langsung dalam artian secara formal itu kita evaluasi sendiri otomatis kita punya evaluasi. Kalo di produksi on airnya sendiri per 2 minggu. Kalo sudah berbicara soal tv itu sudah pastii bercondongnya ke AC. Nilsen kalo berbicara media yaah nilsen ini akan mengeluarkan share rating disini akan muncul by minute yaitu grafik pergerakan dari menit kemenit grafiknya seperti apa apakah turun atau naik disini break disini turun disini turun. Kita bisalihat wah ini absurd sih nilsen cuma udah tak ada pilihan

2

lagi kita akan memprediksi apa yang naik dan turun secara permenit atau per konten trus bintang tamunya misalkan secara by minute kita flat karna bintang tamunya ga pas buat tema bgini atau bintang tamu bgini kita pending dulu ya untuk minggu depan segala macem kita coba alternatif lain. 2. Terus kalo proses praproduksi sesuai ga sih ka sama produksi dilapangan? Bisa ada yang ga sesuai dengan catatan ni bintang tamu kalo acara talkshow sudah pasti 50% ke bintang tamu ya kalo acara talkshow karna kita mengundang si A ternyata dia saat dihari yang kita ajukan ternyata dia tidak bisa ya kita harus ganti tema. Otomatis itu ga sesuai dengan praproduksi dan secara konten secara treatment bisa jadi pertanyaan dilontarkan maksudnya udah kita bikin pertanyaan tapi secara durasi pertanyaan itu berkembang kemana-mana yaitu sih kenyataan dilapanganya. Cuma bisa terkadang melenceng cuman kita tetep punya pakemannya. Kalo pun bintang tamu ini ga bisa tapi kita akan mencari bintang tamu yang sesuai dengan tema yang sama jadi kita harus cepet. 3. Biasanya kendalanya apa aja pas proses produksinya sendiri? Kalo pra produksinya lebih kebintang tamu bisa apa engganya untuk diundang, kalo produksinya lebih ke..... sebenernya sih ga ada kendala yang bener-bener tiap eksekusi lebih ke kendala mungkin minor sih dalam artian kalo dikonten bintang tamunya ga mau jawab pertanyaan atau tanyanya sedikit atau tidak atraktif sehingga konten atau show-nya lebih boring atau pun treatmen misalkan kita mau bikin games-games ternyata games-nya itu tidak nyampai briefing-nya tidak nyampai ke talent atau sebaliknya host tidak nyampai briefing-nya ke si talent cuma di hitam putih sih aku lihat 2 bulan ini jarang menggunakan treatment-treatment seperti itu sih 4. Cara meminimalisir kendalanya ? Briefing yang jelas itu pasti kalo dari konten sih, untuk secara teknis tadi berhubungan dengan kameramen, audio, lighting dan studio kita jelas ini juga briefing saati ini kita ingin lighting-nya coloumb light jadi ada 2

3

ditengah suka ada bias mungkin pernah liat gitu atau lighting-nya agak redup ya audionya yang dipake misalnya kalo ada band audionya ini ini ini lebih ke briefing yang jelas untuk menghindari miss. 5. Biasanya kalo kita nonton hitam putih banyak yang mengangkat tema religi islami terutama itu sebenarnya motivasinya apa sih ka? Sebenernya bukan sering terutama pada sesi tanya jawab dengan ustad wijayanto itu sebenarnya pengkayaan, pengayaan, lebih ke treatment kalo dulu pernah liat question of life-nya Deddy 6. Kenapa harus ustad wijayanto kenapa ga tokoh agama lain? Secara alternatif pilihan ustad wijayanto yang paling fleksibel dalam artian secara kalo kita lihat cara ngomong ustad wijayanto enak, cara penerangan jelas, segala macem culture kehidupannya beliau seorang sosiolog juga dalam artian paham dengan apa yang berkembang dimasyarakat jadi saat kita menentukan suatu bintang tamu, suatu treatment atau sosok yang bisa dibilang sosok untuk hitam putih kita akan mempertimbangkan semua enak ga segala macemnya untuk diajak shareing segala macem. Berbicara kenapa ga pendeta atau pastur ya balik lagi ke Indonesia kulturnya adalah kultur muslim yang notabenenya mayoritas muslim 7. Tujuan di siarkan episode syekh ali jaber apa ka ? Alasan angkat Ali Jaber, saat itu beliau sedang ada pelaksanaan Wakaf Qur'an Braille Digital. Diangkat ke Hitam Putih untuk membantu sosialisasi dan informasi juga kepada masyarakat. Pada umumnya topik yang lagi ramai itu yang kita undang. 8. Bedanya dengan talkshow lain apa sih sebenernya identitasnya? Identitasnya ya jelas beda kalo berbicara talkshow udah pasti kalo hitam putih mengedepankan unik, inspiratif, dan baru-baru ini yang viral, jadi entertain 4 konsep itu yang di gembleng disini. Kalo viral masuk terakhir bari 1 tahun kebelakang ini istilah viral itu muncul awalnya kan inspiratif, unik, entertain. Inspiratif itu jelas ustad-ustad dapat memberikan inspirasi mungkin lagi jaman misalkan ustad-ustad yang dapat memberikan pengaruh besar pada kaumnya pasti why nya itukan. How nya dari orang-

4

orang yang unik segala macem, entertain ya dibalut dengan entrtain jadi tidak monoton Cuma ngobrol gitu si 9. Kalo di tema religi kenapa chica menggunakan hijab? Aku coba klarifikasi lagi logikanyaadalah untuk ya lebih ke adab bertemu seorang ustad. Ustad sendiri akan mungkin kaku dengan mungkin melihat hal yang terbuka jadi mungkin untuk menghindari itu otomatis harus ditutup

5

6

kadang-kadang kita jadi kaya kesusahan nyari kontaknya nih karna ada beberapa narasumber yang ga punya hp gitu jadi kita harus minta tolong aaa minta tolong dari temen-temen yang punya hp disana jadi gitu sih keribetanya paling. 1. Terus kenapa sih ka pada tema religi tertentu Chicka Jesikanya pake jilbab misalnya pada episode syekh Ali Jaber atau yang lainnya? Oooh hmm terkadang sih kadang-kadang kan kita kaya gimana ya hmm waktu syekh Ali Jaber kan kita juga menghormati beliau gitukan karna emang dia kan emng ulama yang udah punya nama gitu gimana ya kita juga menjaga kesopanan aja sih jadi biar enak diliatnya juga kan dia juga bukan pure orang Indonesia asli emng dari luar gitu jadi biar ngehormatin beliau aja si gitu. 2. Kalo dulu kan pernah ada episode syekh Ali Jaber tuh itu sebenernya tujuanya apa sih ka? Kenapa memilih tema Syekh Ali Jaber untuk tema tersebut? Seinget aku waktu itu ngangkat tentang Al-Qur’an brialle jadi seinget aku sih ini si Syekh Ali ini dia apa ya kerja sama dengan orang yang bikin Al- qur’an untuk orang-orang tuna netra gitu sih kalo ga salah gara-gara kerja sama itu aja sih seinget aku. 3. Berarti Cuma kerja sama aja ka bukan pure diundang untuk Hitam Putih? Aku lupa-lupa inget sih dulu yang jelas pembahasannya tentang si Al- Qur’an Brialle gitu seinget aku sih ya soalnya udah agak lumayan lama juga itu. 4. Oiya ka untuk setting hal-hal yang ada di pra produksi ada ga sih yang ditentukan untuk kepentingan Trans7 itu sendiri, missal kaya sengaja nih kita bikin kontennya tuh yang temanya religinya islam gitu misalnya supaya rating tinggi karna mayoritas penonton adalah muslim? Hmmm kayanya engga deh, kayanya ga ada setting gitu jadi ngalir aja ga harus yang plek plekan harus gini, kayanya engga sih ga ada . 5. Terus kalo buat mengangkat suatu tema itu sendiri diliatnya dari apa ka?

7

Paling dari viral dari current hmmm terus kaya tadi kan ngangkat beritanya Dadan yang pasukan orange terus kemaren pernah polisi cantik gitu biasanya sih paling bayak ngangkat dari yang viral-viral atau engga dari yang current kaya misalnya kasus pulomas. 6. Kalo dulukan hampir setiap episode ada ustad Wijayantonya ya nah itu kenapa tuh ka? Ini sih emang karna berbenturan sama waktu dan jadwalnya pak ustad sendiri karna kan pak ustad dia punya apa ya kaya bukan program hmm kaya apa ya kaya punya jama’ah ee umroh gitu loh travel umroh. Jadi dia sering bolak balik bawa jama’ahnya untuk umroh, ini aja jadwalnya kadang-kadang missal dalam sebulan yang bisa Cuma 1 hari gitu. Jadi emng terbentur sama jadwalnya pak ustad juga. Tapi masih di hitam putih terakhir juga sempet sebelum pergi umroh lagi ini baru pulang kayanya nih baru bisa Maret pertengahan baru bisa. 7. Terus ka pada saat briefing narasumber biasanya dikasih tau ga sih apa- apa nanti.. Oiya, kita pasti akan briefing karna kita pasti cross check eee hasil risetan juga kan takutnya nanti ternyata hasil riset kita salah nih missal masalah umur, misalkan risetan yang banyak di media online nyebutnya umur 70 gitu terus ternyata umurnya yang bener 73. Jadi harus ada cross check juga dari pada nanti udah on air ternyata salah jadi kita pasti cross check. 8. Terus dikasih tau ga apa-apa yang ga boleh, nanti ga boleh ngomong tentang ini atau .. Biasanya sih kita ngasih tau misalnya ga boleh nyebut merek gitu misalnya Cocacola atau ciki gitu atau apalah Cuma ya itu dia walaupun kita udah briefing kadang-kadang suka ada yang kecele juga gitu. 9. Terus cara meminimalisir itu gimna ka? Ya kita pasti briefing diawal terus sama pas dari temen-temen pas mau di invite kan udah standby nanti biasanya di ingetin lagi nanti jangan ini yaa jangan itu yaa tapi pas udah masuk itu udah itu yaa diluar kendali lagi paling kita bisa ngingetin dari promter aja sih

8

10. Terus kenapa sih ka Hitam Putih jarang menayangkan tema religi selain islam paling religinya islam lagi islam lagi missal bulan puasa aja kan pasti angkat tema yang islami dengan konsep islami pula, kenapa pada hari besar natal missal terus dihadirkan pasturnya? Pernah ga ya hmm ya ini sih pendapat pribadi aku aja sih mungkin ketakutan dari kitanya juga mungkin ya tapi gatau si takut karna kan lagi sensitive banget jadi kita harus rada hati-hati untuk ngomongin ga Cuma agama diluar islam deh maksudnya kita yang agama diluar islam aja buat ngomongin agama islam itu sendiri aja kadang-kadang suka takut sendiri karna apalah jadi takut sendiri. 11. Terakhir biasanya planning pas pra produksinya itu sesuai ga sama pas produksinya? Hmmm kadang-kadang sesuai kadang-kadang engga sih tergantung kalo misalnya narasumbernya ada yang telat jadi kita harus ngeploting lagi dari ulang misal segmen satu Acha Septriasa yang masuk tapi ternyata Achanya belum dateng jadi misalnya yaudah naikin dulu BCL jadi ubah lagi segmennya paling gitu sih kalo ngeliat yang udah dateng atau belumnya. 12. Terus kalo dua-duanya telat gimana tuh ka? Nah itu pasti kita cari back up lagi pokonya harus cepet mikir dan cepet cari solusi yang baik gitu aja sih paling.

9

10

1. Kenapa QBD didesign seperti ini dengan fiture-fiture yang demi kian sebenernya fungsi dan keunggulanya apa ka? Pertama lebih simple dari qur’an tuna netra sebelumnya, kalo qur’an tuna netra sebelumnya 1 juznya kurang lebih bisa beberapa kilo lah kurang lebih 10kg kalo ga salah panjangkan sampe segini, Cuma ini lebih simple kan terus kenapa ada headset, ada chargeran dan ada pennya karna disitulah fitur utamanya di QBD ini karna pen ini bisa didengar via headset juga ada chargernya juga ya itu udah otomatis buat penyimpanan daya batreinya karna sistemnya di charge gitu mba. 2. Terus sudah disosialisasikan dimana saja ka? Sosialisasi untuk Indonesia kita sudah dan kita sudah membuat TVC kaya iklan seperti itu keluar negri juga kita udah berikan jadi sosialisasinya merata diseluruh Indonesia karna ada istilahnya media sosial, website, youtube, dan kita sudah menggandeng istilahnya televisi-televisi nasional 3. Pada proses sosialisasi pada tempat2 yang sudah dijelaskan tadi itu sebenernya sudah direncanakan oleh yayasan atau gimana ka? Untuk sosialisasi kedaerah-daerah misalnya ya kami memang udah direncanakan missal kita ada pembagian QBD di semarang missal tanggal 22 disemarang 22 maret misalkan, itu kita rencanakan dari sini kita cari kerja sama dengan ITNI (Ikatan Tuna Netra Indonesia) Semarang itu sendiri jadi kelompok ITNI ini mencarikan tuna netra jadi istilahnya yang mau jadi fasilitator. 4. Berarti termasuk yang di Hitam Putih itu sudah ada jadwal dari yayasan ini ya? Kalo Hitam putih ya itu bentuknya kerja sama kan karna kita ingin radius QBD ini lebih banyak lebih mendengar se Indonesia. 5. Kenapa lebih memilih program Hitam Putih untuk sosialisasi bukan program lain? Engga, jadi untuk yang di Trans7 Hitam Putih itu kami diundang memperkenalkan tentang yang pertama tentang profil beliau, kan kalo Hitam putih Deddy Corbuzier mendatangkan artis-artis detilnya ke profil

11

mereka sepak terjang mereka di Indonesia bintang-bintang tamunya kebetulan Syekh Ali sudah dijelaskan semua profil-profilnya nah setelah itu berkecimpung didunia apa di Indonesia nah kebetulan beliau punya yayasan berkecimpung didalam bidang sosial, bidang dakwah, dan dibidang wakaf QBD maka dari situ diangkat gitu jadi diundang. 6. Berarti konten segmenya dari Hitam Putih yang atur atau permintaan dari yayasan? Ya semuanya Hitam Putih yang atur, tapi ada beberapa kejadian yang unik gitu dimana Sekh Ali yang ngatur, mempermasalahkan ketika beliau ketika ingin datang bertemu dengan Deddy Corbuzier dan satu lagi siapa.. yaaa Chicka Jesica kan dia ga pake jilbab kan Syekh Ali minta untuk pake jilbab, tadinya ga mau dari pihak Syekh Ali kita gamau karna kebutuhan dari Trans7 karna mereka yang mengundang mereka butuh mereka mengiyakan seperti itu. Jadi malah itu permintaan dari syekh Ali setau saya. 7. Permintaanya itu aja apa ada yang lain? Kurang lebih itu aja. 8. Terakhir, selain bertujuan untuk sosialisasi pada episode Syekh Ali Jaber di Hitam Putih ada tujuan lain ga sih untuk berdakwah atau lain sebagainya? Selain disana ada niat dakwah disana juga niat untuk memperkenalkan sosok Syekh Ali Jaber kedua ya mempromosikan gitu mereka mellihat artinya dalam kacamata komersil namanya juga media apalagi media swasta mereka berbondong-bondong siapa yang paling bagus ratingnya nah kebetulan sososk Syekh Ali Jaber ini di Indonesia maksudnya dikenal gitu loh banyak yang ikutin beliau di media sosialnya nah mau dicoba dimasukan ke media TV diacara-acara TV untuk menarik perhatian daan mungkin belum ada hal-hal sepertti ini mempromosikan sosial atau program wakaf secara live di TV itu ga ada itu tujuannya terlepas dari tujuan-tujuan lain.

12

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Yogi madsoni Jabatan : Narasumber Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber Tempat : Mushola Yayasan Syekh Ali Jaber Jl. Jatinegara Barat no. 169 RT 005/03 Kel. Balimester Kec. Jatinegara Jakarta Timur. Waktu : Rabu, 01 Maret 2017 jam 15.45 WIB

1. Pada saat sebelum shooting sebenernya ada briefing ga sih dari pihak Hitam Putihnya? Tidak ada, hmmm tidak ada sih. 2. Kendalanya apa aja sih saat shooting? Hmmmm ga ada. 3. Kalo pak soni sendiri gimna kesan dan pesannya pak? Ya setelah tadi ya saya mungkin menambahkan bahwa kesan saya adalah masyarakat jadi tau karna disitukan menggali potensi menggali masalah. Menggali potensinya adalah semua tuna netra kan punya talenta ternyata masyarakat tahu bahwa kebutuhan tuna netra itu adalah perlunya ada alat bantu baca alat bantu khusus, karna alat bantu baca kita membaca itu bukan harus pake mata tetapi membaca itu bisa memakai perabaan dan membaca juga bisa pakai audio pake pendengaran artinya masyarakat mulai tau paling tidak dasarnya itu. Kemudian menggali masalah banyak sekali sebetulnya masalah-masalah kita yang terkait dengan kehidupan kita baik yang berurusan dengan agama maupun dengan masalah kehidupan lain itu kesannya. Kalo pesan saya sih masyarakat mulai karna kemarin juga kita sempet waktu itu bang Deddy dengan mba chicka mulai memancing dan mulai apa saja yang dibutuhkan kegiatan. Pesan saya itu tadi apa yang disampaikan oleh pak bayu bahwa sebetulnya kami ingin secara khusus live hitam putih sama tuna netra artinya membahas kehidupan kami secara general apa kebutuhannya apa hambatannya

13

kemudian apa talentanya dan lain sebagainya. Sebetulnya kita ingin itu sehingga pertama masyarakat bukan hanya tau kan kesan masyarakat melihat disabilitas atau tuna netra ini mungkin pemikirannya lebih kepada mungkin masih ada yang charity memandang belas kasihan tapi kita lebih jauh lagi perlunya ada sebuah pemberdayaan khususnya bagi tuna netra. Pesannya adalah trans7 bisa ada penayangan khususnya dari kami ITNI (Ikatan Tuna Netra Indonesia) untuk memberikan tayangan khusus tuna netra itu aja. 4. Menurut bapak QBD sangat membantu atau apa yang mau dikatakan tentang QBD? Ya hafalan bisa untuk hafal kalo pentafsihan adalah mulai dari lafalnya, makhrojul hurufnya, kemudian sifat hurufnya dan lain sebagainya itu cukup bagus 5. Sebelum adanya QBD dlu bapak pake apa? Pake Qur’an Brialle biasa say abaca tapi sampe sekarang juga masih pake itu kalo buat baca hanya untuk pentasihan. Nah pentasihan itu saya harus belajar ke ustad-ustad yang lainnya 6. Dari pak Soni mungkin ada tambahan? Ya saya tambahin sedikit, mungkin kekurangan dr QBD ini karna terkait dengan MP3 terkadang memang ada vocal-vocal yang kurang jelas gitu ya karna masih menggunakan system MP3 dan memori kartu gitu itu saja sih.

14

TRANSKRIP WAWANCARA

Narasumber : Bayu Yulianto Jabatan : Narasumber Hitam Putih episode Syekh Ali Jaber Tempat : Mushola Yayasan Syekh Ali Jaber Jl. Jatinegara Barat no. 169 RT 005/03 Kel. Balimester Kec. Jatinegara Jakarta Timur. Waktu : Rabu, 01 Maret 2017 jam 15.45 WIB

1. Pada saat sebelum shooting sebenernya ada briefing ga sih dari pihak Hitam Putihnya? Tidak ada, langsung spontanitas aja bahkan kami taunya mendadak juga baru dikabarin paginya. 2. Kendalanya apa aja sih saat shooting? Saya kira ga ada ya karna semuanya berjalan sepontanitas aja. 3. Certain kesan dan pesan setelah shooting di Hitam Putih dari pak bayu dulu! Baik, jelas saya berkesan ya karna disitu selain membahas tentang Al- Quran digital waktu itu sama Syekh Ali. Setidaknya kami sebagai tuna netra juga bisa tebih mengangkat citra tuna netra sendiri bahwa sebenernya tuna netra ini punya berbagai macam potensi untuk dikembangkan dan diketahui oleh publik dan sarana televisi itu kan sangat mendukung sekali untuk sosialisasi itu sangat membantu karna mahal sekali ya artinya kesempatan yang sangat langka itu untuk kesan saya seperti itu, jadi banyak misalnya nah itu yang sederhana juga setidaknya ada juga banyak dari tayangan yang saya kira cukup singkat ya waktu itu saya muncul juga sangat singkat tapi banyak sekali mereka yang mengenal saya kemudian ternyata dia melihat saat itu jadi lebih dikenal itu kesanya begitu lalu pesanya mungkin media-media untuk penayangan mereka-mereka yang memiliki kebutuhan khusus kalo bisa diperbanyak lagi durasinya juga lalu intensitasnya juga karna media televise inilah yang membantu untuk

15

mensosialisasi apa dan bagaimana tuna netra lau bagaimana kebutuhannya bagaimana perjuangannya ini mestinya lebih diperbanyak lagi dan kita memberikan apresiasi kepada Trans7 yang menayangkan itu ya lalu memang kemaren karna sentralnya memang Syekh Ali dengan programnya kita jadi sangat sedikit untuk menyampaikan beberapa hal. Sebenernya pesan kita sih banyak sekali disitu tapi kemarin kesempatanya terlalu sedikit memang sebenarnya sehingga tidak banyak yang bisa kita sampaikan untuk memberikan pemahaman kepada publik itu aja sih. 4. Menurut bapak QBD sangat membantu atau apa yang mau dikatakan tentang QBD? QBD ini sangat membantu khususnya untuk hafalan dan pentasihan. 5. Kalo dari pak Bayu sendiri bagaimana menurut bapak tentang QBD ini? Ya sama, jadi sangat membantu sekali terutama untuk temen-temen tuna netra yang memang berminat untuk menjadi penghafal ya itu sangat membantu sekali walau pun sebenarnya kankita sebelumnya pake Qur’an brialle yang manual yang cukup besar itu tetapi sebetulnya itu juga blm bisa tergantikan artinya jika temen-temen tuna netra ini ingin belajar membaca al’qur’an brialle dengan benar dengan hokum-hukum yang benar dengan huruf-huruf yang benar pengucapan yang benar itu tetep harus melalui al-qur’an yang manual itu sedangkan QBD ini akan melengkapi ketika mereka ingin menjadi penghafal dan memang dari sisi hafalan biasanya tuna netra punya sesuatu yang lebih ya sehingga jelas qur’an melalui pendengaran ini sangat membantu mereka karna tuna netra identik dengan pendengaran ya karna hilangnya si indra penglihatan menjadikan indra pendengaran dimaximalkan. Ya ini lah fungsinya QBD disini 6. Kalo kelebihan dan kekurangan QBD ini apa saja? Ya tadi mungkin kekurangannya kita hanya mendengar tentu dengan membaca akan berbeda jadi informasi yang kita dapat itukan dengan melihat, membaca, mendengar, mengucapkan begitu ya. Tentu kalo kita hanya mengandalkan QBD hanya mendengar saja tanpa membaca ya itu

16 kekuranganya tentu ada yaitu mungkin hokum bacaanya belum benar mungkin seperti itu dari sisi kekurangannya. Tapi kelebihannya itu tadi mereka dengan mudah membawa al-qur’an itu karna praktis bentuknyan kemudian untuk berpindah dari satu ayat ke ayat lain bahkan dari satu surat kesurat lain mereka tidak mengalami kesulitan itu kelebihannya seperti itu.

17

PROPERTY HITAM PUTIH

ITEM PROPERTY KETERANGAN 1 SET SOFA : 1 SEATER, SOFA PANJANG, 3 BUAH PUFF, 4 BUAH BANTAL SOFA

PULL UP PIPE. TERBUAT DARI PIPA BESI UNTUK MELAKUKAN TREATMENT PULL UP

BARSTOOL SET TERDIRI DARI KURSI BARSTOOL, DAN MEJA BARSTOOL.

PLAYGROUND. TERDIRI DARI PUZZLE CARPET ANAK, BONEKA, DAN BERANEKA MAINAN. BERFUNGSI UNTUK MENDISTRAK BINTANG TAMU BALITA & ANAK-ANAK.

PROPERTY HITAM PUTIH

PROPERTY STEROFOAM. BIASA DIGUNAKAN UNTUK MEMBUAT ATAU MEREPLIKA BENDA ASLI UNTUK KEPERLUAN TERTENTU, SEPERTI MEMOTONG TANGAN DENGAN PISAU PALSU

ITEM WARDROBE STANDAR HITAM PUTIH

TALENT ITEM WARDROBE KETERANGAN

JAS SUITE DENGAN AKSEN FORMAL MAUPUN INFORMAL, SEPERTI KEMEJA, VAST, MAUPUN KAOS. DEDDY CORBUZIER

CHIKA JESSICA SECRETARY LOOK. DENGAN SETELAN BLAZER FORMAL DAN HEELS.

ANU & BILLY SETELAN BLAZER FORMAL / SPORT BLAZER DENGAN LOOK YANG RAPIH.

Peneliti bersama Associate Producer Peneliti bersama tim kreatif Hitam Putih, Hitam Putih, Tansah Ginanjar Ardiha Nakamura

Peneliti bersama crew Hitam Putih

Kantor Pusat Trans7 Studio Hitam Putih

Kontrol Audio Studio Kontrol Studio

Control Room Hitam Putih Ruang Kerja Hitam Putih

Peneliti bersama sekertaris Yayasan Peneliti bersama adik kandung Syekh Syekh Ali Jaber, Alwi Smith Ali Jaber, Annas Shalih Jaber

Peneliti bersama narasumber Hitam Komunitas Ikatan Tuna Netra Indonesia Putih episode syekh ali Jaber, Bayu (ITNI) di Yayasan Syekh Ali Jaber Yulianto, Yogi madsoni dan Pengurus

Gedung Yayasan Syekh Ali Jaber Pintu Utama Yayasan Syekh Ali Jaber

Front Office Yayasan Syekh Ali Jaber Waiting Room Yayasan Syekh Ali Jaber

Ruang Tamu Yayasan Syekh Ali Jaber Musholla Yayasan Syekh Ali Jaber

Ruang kerja Yayasan Syekh Ali Jaber Pantry Yayasan Syekh Ali Jaber