Strategi Program Tayangan Infotainment Di Rcti

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Strategi Program Tayangan Infotainment Di Rcti Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ... STRATEGI PROGRAM TAYANGAN INFOTAINMENT DI RCTI Andi Fachrudin TVRI Pontianak e-mail: [email protected] Abstract, Infotainment is a mandatory requirement that every television. RCTI presents In-TENS for loyal audience in order to meet the needs will watch news about celebrities. The goal of all the programs are no exception Intense is to get the best rating and share, and for that strategy is needed to obtain optimal results. This study aims to pulled-tahui what programs are implemented strategies infotainment Intense. In this study, the strategies are strategies to achieve the goals set in advance through management functions, namely planning, organizing, mobilizing and monitoring.This type of research is descriptive qualitative approach. The method used was a case study. Data was collected through interviews men-in.The results of this study indicate that the strategy of views used for infotainment Intense is Head to head, Strong Lide In, dayparting, stripping, crossprogramming, and bridging.Dapat concluded that the strategy used has been progressing as planned. Keyword : television program, strategy of production, infotainment Abstrak, Tayangan infotainment adalah suatu kebutuhan yang wajib disetiap televisi. RCTI mempersembahkan Intens untuk penonton setia demi memenuhi kebutuhan tontonan akan berita seputar selebritis. Tujuan dari semua program tak terkecuali Intens adalah untuk mendapatkan rating dan share terbaik, dan untuk itu dibutuhkan strategi untuk mendapatkan hasil yang optimal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui strategi program apa yang diterapkan tayangan infotainment Intens. Pada penelitian ini strategi yang digunakan adalah strategi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu melalui fungsi manajemen, yaitu tahap perencanaan, pengorganisasian, penggerakkan dan pengawasan.Tipe penelitian yang digunakan adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah studi kasus. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa strategi penayangan yang digunakan untuk infotainment Intens adalah Head to head, Strong Lide In, dayparting, stripping, crossprogramming, dan bridging.Dapat disimpulkan bahwa strategi yang digunakan telah berjalan sesuai yang direncanakan. Kata kunci: strategi produksi, program televisi, infotainment PENDAHULUAN depan pesawat televisi dibandingkan dengan waktu yang digunakan untuk Televisi sebagai salah satu bentuk mengobrol dengan keluarga atau pasangan media massa, saat ini telah menjadi mereka. bagian tak terpisahkan dari kehidupan Bagi banyak orang, televisi adalah manusia. Banyak orang yang teman. Televisi memperlihatkan bagaimana menghabiskan waktunya lebih lama di kehidupan orang lain dan memberikan 137 Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153 Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ... ide tentang bagaimana kita ingin menjalani infotainment ini dengan bervariasi, mulai hidup ini (Sun, 2008; Kavada, 2005). dari infotainment yang membahas beberapa Bermula dengan satu stasiun televisi, orang ternama di beberapa segmennya, yaitu Televisi Republik Indonesia (TVRI) namun saat ini ada juga program sebagai televisi publik yang mengudara infotainment yang khusus membahas satu pada tanggal 24 Agustus 1962. Kemudian persoalan atau satu objek dengan berbagai disusul RCTI sebagai stasiun televisi macam berita dikulik secara lebih swasta yang pertama kali di Indonesia. mendalam yakni biasa disebut infotainment RCTI beroperasi sejak bulan April 1989. investigasi (Sood, 2012). Dan ditetapkan secara resmi tanggal 24 Dengan adanya masyarakat yang Agustus 1989. Dengan misi, ikut serta membutuhkan informasi mengenai dalam proses pencerdasan bangsa melalui selebritis maka terciptalah rating dan tayangan yang menghibur sekaligus share. Dimana rating dan share ini yang informatif dan mendidik . mengetahui seberapa besarkah penonton Lalu diikuti dengan TPI, SCTV, program tayangan tersebut dan akan Indosiar, ANTV, Trans TV, Trans 7, TV bertahan samapai kapan program tayangan One, Global, Metro TV, Spacetoon. Serta tersebut (Stiernstedt, 2008). televisi swasta lokal yaitu, O‘Channel, Jak Peringkat program atau rating TV, CTV Banten, DAAI TV dan lain-lain. menjadi hal yang sangat penting bagi Seiring dengan maraknya kehadiran pengelola stasiun penyiaran komersial. televisi-televisi swasta nasional dan lokal Perusahaan atau lembaga rating baru maka, persaingan pun semakin ketat menyediakan jasa kepada stasiun penyiaran untuk menarik audience. Televisi- televisi dengan mengeluarkan laporan rutin yang ada berlomba-lomba membuat mengenai program apa saja yang menjadi program yang kreatif dan inovatif. unggulan dan program apa saja yang sudah Infotainment adalah berita yang ditinggalkan audiennya. menyajikan informasi mengenai kehidupan Rating merupakan hal yang penting orang-orang yang dikenal masyarakat karena pemasangan iklan selalu mencari (celebrity), dan karena sebagian besar dari stasiun penyiaran atau program siaran mereka bekerja pada industri hiburan yang paling banyak ditonton atau didengar seperti pemain film/sinetron, penyanyi dan orang. sebagainya maka berita mengenai mereka RCTI memiliki beberapa prgram disebut juga dengan infotainment. Infotainment, diantaranya —Go Spot“, Infotainment adalah salah satu bentuk —Intens“, —Chek n Ricek“, —Kabar-Kabari“, berita keras karena memuat informasi yang dan —Silet“. Dari sekian banyaknya harus segera ditayangkan. Program berita program infotainment yang ada maka reguler terkadang menampilkan berita peneliti memfokuskan pada infotainment mengenai kehidupan selebritis yang —Intens“ karena —Intens“ merupakan suatu biasanya disajikan pada segmen akhir program infotainment yang baru berdiri suatu program berita. Namun dewasa ini menggantikan posisi —Silet“. infotainment disajikan dalam program Pada saat program —Silet“ menuai berita sendiri yang terpisah dan khusus kontroversi, pada akhirnya —Intens“ cukup menampilkan berita-berita mengenai berhasil menggantikan —Silet“. Rating dan kehidupan selebritis. share yang diperolehnya pun cukup tinggi Untuk menarik audience biasanya jika dibandingkan program infotainment televisi yang membuat program tayangan lain yang ada di RCTI. —Inten“ yang 140 Jurnal Visi Komunikasi Volume 13, No. 01, Mei 2014: 137-153 Fachrudin: Strategi program tayangan program infotainment di ... awalnya menggantikan program —Silet“ stasiun penyiaran tidak hanya untuk saat ini sudah mulai dapat diterima oleh mencapai tujuan program yang telah masyarakat ini terihat karena penempatan disepakati sebelumnya, tetapi juga untuk waktu tayangnya yang juga tepat. mempertahankan apa yang telah dicapai —Intens“ memperoleh rating 2,1% selama ini. dan share 17,0% hal tersebut merupakan Tanpa sebuah strategi, mustahil perolehan yang cukup baik suatu program akan berumur panjang.Oleh dikemunculannnya yang secara tiba-tiba karena nya, penelitian ini bertujuan ingin menggantikan posisi program tayangan lain mengetahui Strategi Program Tayangan Peningkatan rating dan share —Intens“ di RCTI ? tertinggi diperoleh pada bulan April yakni memperoleh rating 2,7% dan share 20,0%. KAJIAN TEORI Namun mengalami penurunan di bulan Mei yakni menjadi rating 2,2% dan share Komunikasi massa . Menurut Jay 16,5%. Black dan Frederick C. Whitney dalam Meskipun demikian program Nurudin (2007 : 12) menyebutkan tayangan —Intens“ masih menjadi komunikasi massa adalah sebuah proses Infotainment yang dapat diandalkan.. Intens dimana pesan-pesan yang di produksi secara juga dapat menyaingi program-program massal atau tidak sedikit itu disebarkan yang ada di stasiun televisi lainnya, seperti kepada massa penerimaan pesan yang luas, program Drama FTV di Indosiar rating anonim, dan heterogen. 1,5% share 13,4%, Insert di Trans Tv Komunikasi Massa adalah rating 1,5% share 12,1%, Lintas Siang di komunikasi yang menggunakan media MNC Tv rating 1% share 7,9%, Redaksi massa, baik cetak (Surat Kabar, Majalah) Siang di Trans 7 rating 1,1% share 8,7% atau elektronik (radio, televisi) yang dikelola dan Abdel dan Temon di Global Tv rating oleh suatu lembaga yang ditujukan kepada 0,7% share 5,7%, dengan demikian dapat sejumlah khalayak dibanyak tempat. terlihat Intens tetap lebih unggul. Komunikasi massa tidak akan terlepas dari Keberhasilan dan meningkatnya media massa, karena objek kajian terbesar rating dan share Infotainment Intens tidak adalah peran dan pengaruh dari media massa lepas dari strategi program yang digunakan tersebut (Gajendran, 2012). oleh tim program RCTI sehingga mampu Gejala umum dari suatu proses adalah merebut perhatian audien. Strategi bahwa proses merupakan suatu peristiwa program merupakan pilihan tentang apa yang berlangsung secara kontinyu, tidak yang ingin dicapai serta bagaimana cara diketahui kapan mulainya dan kapan mencapainya. Strategi yang telah berakhirnya. Hakikatnya, komunikasi ditetapkan tersebut kemudian direalisasikan membutuhkan sebuah proses. Schramm dalam bentuk manajemen agar dapat mengatakan bahwa untuk berlangsungnya berjalan sesuai tujuan. suatu kegiatan komunikasi, minimal Manajemen tersebut meliputi diperlukannya tiga komponen yaitu source, perencanaan sebuah program, message dan komunikan. pengorganisasian, penggerakkan, serta Harold D. Lasswell mengungkapkan evaluasi yang dilakukan setiap saat. sebuah formula dalam menentukan suatu Melalui manajemen yang baik inilah, proses dari komunikasi massa yang tediri sebuah strategi program dijalankan.
Recommended publications
  • Indonesia in View a CASBAA Market Research Report
    Indonesia in View A CASBAA Market Research Report In Association with Table of Contents 1. Executive Summary 6 1.1 Large prospective market providing key challenges are overcome 6 1.2 Fiercely competitive pay TV environment 6 1.3 Slowing growth of paying subscribers 6 1.4 Nascent market for internet TV 7 1.5 Indonesian advertising dominated by ftA TV 7 1.6 Piracy 7 1.7 Regulations 8 2. FTA in Indonesia 9 2.1 National stations 9 2.2 Regional “network” stations 10 2.3 Local stations 10 2.4 FTA digitalization 10 3. The advertising market 11 3.1 Overview 11 3.2 Television 12 3.3 Other media 12 4. Pay TV Consumer Habits 13 4.1 Daily consumption of TV 13 4.2 What are consumers watching 13 4.3 Pay TV consumer psychology 16 5. Pay TV Environment 18 5.1 Overview 18 5.2 Number of players 18 5.3 Business models 20 5.4 Challenges facing the industry 21 5.4.1 Unhealthy competition between players and high churn rate 21 5.4.2 Rupiah depreciation against US dollar 21 5.4.3 Regulatory changes 21 5.4.4 Piracy 22 5.5 Subscribers 22 5.6 Market share 23 5.7 DTH is still king 23 5.8 Pricing 24 5.9 Programming 24 5.9.1 Premium channel mix 25 5.9.2 SD / HD channel mix 25 5.9.3 In-house / 3rd party exclusive channels 28 5.9.4 Football broadcast rights 32 5.9.5 International football rights 33 5.9.6 Indonesian Soccer League (ISL) 5.10 Technology 35 5.10.1 DTH operators’ satellite bands and conditional access system 35 5.10.2 Terrestrial technologies 36 5.10.3 Residential DTT services 36 5.10.4 In-car terrestrial service 36 5.11 Provincial cable operators 37 5.12 Players’ activities 39 5.12.1 Leading players 39 5.12.2 Other players 42 5.12.3 New entrants 44 5.12.4 Players exiting the sector 44 6.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Presenter atau biasa disebut news anchor dituntut untuk dapat membawakan berita dengan baik sehingga informasi yang ingin disebarkan bisa diterima oleh masyarakat yang menyaksikan. Zoebazary (2010:174) menyatakan: Pembaca berita atau presenter berita adalah seseorang yang membawakan atau mengantarkan acara berita di televisi atau radio. Istilah ini biasanya dipakai di industri televisi di Indonesia dan merupakan padanan penyiar berita yang juga banyak dipakai di radio. Secara internasional, dikenal tiga kategori penyampai berita, yakni pembaca berita (news reader), penyaji berita (news caster) dan jangkar berita (news anchor). Sementara menurut Baksin (2009:156) news anchor merupakan seseorang yang membawakan materi berita dan sering terlibat dalam memberikan improvisasi seperti komentar dalam siaran langsung yang dibawakannya. Tidak sedikit anchor yang juga terlibat dalam penulisan berita bagi program yang akan dibawakan sendiri oleh anchor tersebut. Anchor juga biasanya ikut terlibat dalam mewawancarai narasumber di studio maupun memandu program diskusi. Peran news anchor sangatlah penting dalam setiap tayangan program berita di televisi. Bagus tidaknya suatu tayangan program berita sangat ditentukan oleh bagus tidaknya penampilan news anchor yang membawakan program tersebut. Penampilan news anchor menjadi bagian penting dari wajah suatu tayangan program berita. News anchor tidak hanya harus memiliki wawasan serta 1 2 pengetahuan yang luas, tapi juga dituntut untuk bisa bekerja dalam tekanan dan mempertahankan citra dirinya sendiri dihadapan khalayak luas. Menurut Boyd (dalam Baksin, 2009 : 159) seorang news anchor harus memiliki kredibilitas, otoritas, kejernihan dan kejelasan volume suara, berkepribadian kuat, profesionalisme yang tinggi, komunikatif serta penampilan yang prima. Ia juga menyebutkan seorang news anchor sebagai pribadi yang kuat dan berotoritas serta memiliki pengalaman dan kharisma dan kontrol emosi yang baik.
    [Show full text]
  • Analisis Isi Pada Program Di SCTV, RCTI Dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015)
    ISSN : 2355-9357 e-Proceeding of Management : Vol.2, No.3 Desember 2015 | Page 4264 ANALISIS ISI PROGRAM ACARA EDUTAINMENT DI TELEVISI SWASTA NASIONAL (Analisis Isi pada Program di SCTV, RCTI dan Indosiar Periode 5 -11 Januari 2015) CONTENT ANALYSIS ON NATIONAL PRIVATE TELEVISION’S EDUTAINMENT PROGRAM (Content Analysis On Program in SCTV, RCTI and Indosiar period of 5th to 11th January 2015) 1 Muhamad Eko Wicaksono 2 Ira Dwi Mayangsari, S.Sos., MM 3 Agus Aprianti, S.Ikom., M.Ikom 1,2,3Prodi S1 Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom [email protected], [email protected] 3 [email protected] Abstrak Media massa sebagai perpanjangan tangan dari komunikator memiliki fungsi penting di masyarakat. Selain sebagai penyalur informasi dan pendidikan, media massa juga menjadi andalan pusat hiburan yang mudah untuk dijangkau. Kemudahan tersebut yang kemudian membuat kebutuhan audien akan informasi meningkat, dan membuat pelaku media madda memenuhi kebutuhan audien, terutama bagi media massa yang paling populer yakni televisi. Saat ini, terdapat 10 stasiun televisi swasta yang telah mewarnai peretelvisian Indonesia. SCTV, RCTI dan Indosiar lah yang merupakan stasiun televisi dengan rating and share tertinggi. Penelitian ini menggunakan metode analisis isi isi dalam menganalisis program-program yang terdapat pada tiga stasiun televisi tersebut berdasarkan unsur edutaiment yakni untuk meningkatkan pengetahuan, mengambil sikap yang positif, menyesuaikan norma sosial, dan mengubah perilaku. Edutainment merupakan salah satu bentuk media pembelajaran yang dikemas dengan nuansa menghibur dan mendidik serta mudah dicerna oleh masyarakat. Dari total 276 program di SCTV, RCTI dan Indosiar, ternyata program yang dapat mengubah perilaku adalah program yang paling banyak jumlahnya persentase nya yaitu (87,02%) diikuti dengan program pengetahuan (3,4%), sikap positif (8,6%) dan norma sosial (0,93%).
    [Show full text]
  • Who Owns the Broadcasting Television Network Business in Indonesia?
    Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) Rendra WIDYATAMA Károly Ihrig Doctoral School of Management and Business University of Debrecen, Hungary Communication Department University of Ahmad Dahlan, Indonesia Case WHO OWNS THE BROADCASTING Study TELEVISION NETWORK BUSINESS IN INDONESIA? Keywords Regulation, Parent TV Station, Private TV station, Business orientation, TV broadcasting network JEL Classification D22; L21; L51; L82 Abstract Broadcasting TV occupies a significant position in the community. Therefore, all the countries in the world give attention to TV broadcasting business. In Indonesia, the government requires TV stations to broadcast locally, except through networking. In this state, there are 763 private TV companies broadcasting free to air. Of these, some companies have many TV stations and build various broadcasting networks. In this article, the author reveals the substantial TV stations that control the market, based on literature studies. From the data analysis, there are 14 substantial free to network broadcast private TV broadcasters but owns by eight companies; these include the MNC Group, EMTEK, Viva Media Asia, CTCorp, Media Indonesia, Rajawali Corpora, and Indigo Multimedia. All TV stations are from Jakarta, which broadcasts in 22 to 32 Indonesian provinces. 11 Network Intelligence Studies Volume VI, Issue 11 (1/2018) METHODOLOGY INTRODUCTION The author uses the Broadcasting Act 32 of 2002 on In modern society, TV occupies a significant broadcasting and the Government Decree 50 of 2005 position. All shareholders have an interest in this on the implementation of free to air private TV as a medium. Governments have an interest in TV parameter of substantial TV network. According to because it has political effects (Sakr, 2012), while the regulation, the government requires local TV business people have an interest because they can stations to broadcast locally, except through the benefit from the TV business (Baumann and broadcasting network.
    [Show full text]
  • Trans Corpora Transtv Dan Trans-7 Merupakan Perusahaan Media Yang Berada Di Bawah Payung Trans Corpora
    BAB IV DESKRIPSI UMUM PARA GROUP, TRANS TV, DAN TRANS 7 IV.1. Para Group – Trans Corpora TransTV dan Trans-7 merupakan perusahaan media yang berada di bawah payung Trans Corpora. Trans Corpora sendiri adalah bagian dari Para Group, korporasi milik Chairul Tanjung, yang memfokuskan diri pada bisnis di bidang media, lifestyle dan entertainment. Oleh karena itu, dalam mengamati TransTV, Trans-7 dan bagaimana proses produksi berjalan di kedua stasiun televisi itu, kita perlu memahami bagaimana posisi Trans Corpora dan Para Group itu sendiri, serta visi ke depannya. Siapakah Chairul Tanjung? Chairul Tanjung lahir di Jakarta pada tahun 1962. Sejak kuliah Tanjung sudah berbisnis. Sepuluh tahun kemudian dia punya kelompok usaha bernama Para Group. Awalnya, kelompok ini mendirikan usaha ekspor sepatu anak-anak. Modal sebesar Rp 150 juta berasal dari Bank Exim. Tanjung mengembangkan cakar bisnisnya lewat Bandung Supermall. Dia juga menguasai Bank Mega yang dibeli pada 1996 dari kelompok Bapindo. Bank Mega waktu itu dalam keadaan sakit-sakitan. Setelah diambil Tanjung, Bank Mega pelan-pelan mengalami perbaikan. Pada 28 Maret 2001, bank ini berhasil mencatatkan saham perdana di Bursa Efek Jakarta seharga Rp 1.125 per lembar.145 Bank Mega menjadi sumber dana (cash cow) terbesar bagi Grup Para dengan kontribusi laba sekitar 40 persen. Kontribusi TransTV juga tidak kecil. Sekurang-kurangnya TransTV sudah mengalami break event point by operation pada tahun kedua, sekitar bulan Mei 2003, atau hanya dua tahun setelah berdiri. Artinya, sudah tak perlu kucuran dana lagi dari pemilik. Riza Primadi, mantan wartawan BBC yang punya andil besar membangun SCTV dan TransTV mengakui bahwa Chairul Tanjung adalah seorang pebisnis sejati.
    [Show full text]
  • Analisis Program Perjalanan 3 Wanita Di Trans Tv Jurusan
    ANALISIS PROGRAM PERJALANAN 3 WANITA DI TRANS TV Skripsi Diajukan untuk memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I) Oleh: Vina Monika NIM. 204051002866 JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M 36 37 DAFTAR ISI ABSTRAK .................................................................................................. i KATA PENGANTAR................................................................................. ii DAFTAR ISI............................................................................................... v DAFTAR TABEL ....................................................................................... vii BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah................................................... 1 B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...............................7 C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 8 D. Tinjauan Pustaka.............................................................. 8 E. Metodologi Penelitian ..................................................... 9 F. Sistematika Penulisan....................................................... 12 BAB II TINJAUAN TEORITIS ANALISIS PROGRAM A. Produksi........................................................................... 13 1. Pra Produksi ........................................................ 13 2. Produksi ............................................................... 14 3. Pasca Produksi ....................................................
    [Show full text]
  • Analisis Framing Seputar Inews Siang
    Inter Script: Journal of Creative Communication | Vol 2, No. 2, Th 2020, 01-20 P-ISSN: 2175-7261 E-ISSN: 2715-7253 ANALISIS FRAMING SEPUTAR INEWS SIANG RCTI SEGMEN “PILIHAN INDONESIA 2019” Tubagus Muhammad Rayhan1, Wirda Yulita Putri 2 1Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi Jl Wijaya II No 62 Jakarta 12160 [email protected] 2Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi Inter Studi Jl Wijaya II No 62 Jakarta 12160 [email protected] Diterima: Bulan, Tahun Direview: Bulan, Tahun Diterbitkan: Bulan, Tahun Abstrak. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya pesta demokrasi di tahun 2019, pada masa-masa tersebut program Seputar iNews Siang membuat satu segmen khusus mengenai berita-berita khusus politik yang berkaitan dengan capres, cawapres maupun tokoh politik lainnya yang juga menjadi bagian dari tokoh penting dari masa pesta demokrasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana program Seputar iNews Siang melakukan pembingkaian berita pada segmen “Pilihan Indonesia 2019” lalu dikaitkan dengan analisis framing milik Robert N. Entman dan bagaimana program tersebut mengkonstruksinya. Tinjauan Pustaka dalam penelitian ini meliputi Media Massa, Berita, Ideologi Media, Konstruksi realitas oleh media massa, Analisis Framing. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Pada metode deskriptif akan mengeksplorasi atau menjelajahi peristiwa yang akan diteliti secara mendalam. Penelitian ini menjelaskan bagaimana sebuah framing dibentuk oleh program berita, framing dibentuk dalam dua aspek yaitu seleksi isu dan penonjolan aspek tertentu dari suatu isu. Seleksi isu yang ditampilkan oleh segmen “Pilihan Indonesia 2019” di program Seputar iNews Siang menurut tim redaksi RCTI ialah berdasarkan kegiatan yang berkaitan dengan tema besar pemilu 2019 Penonjolan isu yang dilakukan oleh segmen “Pilihan Indonesia 2019” adalah berdasarkan tiga aspek yang mempengaruhi pemberitaan dalam suatu program yakni adalah bahasa yang menggungkapkan gagasan dengan kalimat, narasi , headline yang memperjelas penekanan.
    [Show full text]
  • Hubungan Motivasi Dan Pola Menonton Dengan Tingkat
    Hubungan Motivasi dan Pola Menonton dengan Tingkat Kepuasan Pemirsa pada Program Berita Topik ANTV (Kasus Pemirsa di Komplek Perumahan Pondok Sukatani Permai, Tapos, Kota Depok) Marwan Albab Mahasiswa Pascasarjana Universitas Mercu Buana e-mail: [email protected] Dr. Ir. Amiruddin Saleh, MS ABSTRACT Television is most effective mass media to transfer information to audience than print media. Recently, people use television not only to get entertainment but also information. One of television programme that content more information and knowledge is news programme. ANTV become one option which can be a source of recent information and science for audiences. Based on uses and gratification theory, the audiences were looked actively in using mass media to fulfill their need. It means that someone use mass media because of certain motive. Mass media application offer expectable satisfaction for audience. The audiences behavior in applying media continually will increase day after day, in which they get satisfaction. It called by pattern of watching. Therefore, this research examine relationship between motivation, pattern of watching and satisfactory rate of audiences on Topik ANTV news programme. This research was done by a quantitative survey using a desciptive correlational design. Respondent were audiences in Komplek Perumahan Pondok Sukatani Permai, Tapos Distric, Depok City, and it selected by proportional stratified random sampling technique. Data were processed by the Spearman correlation test with SPSS for windows version 18. Motivation and pattern of watching shows option had a highly significant relation (p<0,01) with whole aspects of motivation for each them. Motivation with satisfaction shows option had significant relation (p<0,05) and the pattern with satisfaction shows option had highly significant relation (p<0,01).
    [Show full text]
  • Conference Series
    Licensing Supervision by the Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) of Banten Province For Local Private TVs Taufiqurokhman1, Evi Satispi2, Andriansyah3 {[email protected]} Universitas Prof.Dr. Moestopo (Beragama)1,3 Universitas Muhammadiyah Jakarta2 Abstract. Broadcasting licensing is a regulation of broadcasting and a decision stage of the state to provide an evaluation whether a broadcasting agency is eligible to be granted or eligible to continue the lease rights on frequency. The Regional Indonesian Broadcasting Commission (KPID) is an independent state institution in Indonesia established in each province serving as a regulator of broadcasting in every province in Indonesia. The license of Broadcasting is the right granted by KPID to broadcasters to conduct broadcasting. The results of the study said that in the level of requirements that must be met by local private television broadcasters to obtain IPP, KPID has performed its duties optimally. KPID is always proactive towards local private television broadcasting institutions especially in guiding to complete the necessary requirements so that local TV in Banten can meet the requirements required to manage IPP. However, in the implementation of its role related to the phases of acquisition of IPP, KPID has not played an optimal role in performing its duties and functions. This is because in broadcasting there is still a violation by local private TV in broadcasting concerning the content of broadcasting. In addition, in taking the policy, KPID is still intervened by the local government in the form of broadcast television broadcasting that is in accordance with local government requests. Keywords: KPID, Licensing, Broadcasting Operating License 1 Introduction The Program of Settlement and Broadcast Program Standards is designed based on the mandate of the Law of the Republic of Indonesia Number 32/2002 on Broadcasting of the Indonesian Broadcasting Commission (Komisi Penyiaran Indonesia).
    [Show full text]
  • Ideologi Dalam Unsur Tematik Pada Talkshow Mata Najwa Trans7 Episode
    IDEOLOGI DALAM UNSUR TEMATIK PADA TALKSHOW MATA NAJWA TRANS7 EPISODE “GARA-GARA TAGAR” Revina Siska Widiastuti 1), Jatmika Nurhadi 2) 1Universitas Pendidikan Indonesia 2Universitas Pendidikan Indonesia Korespondensi Penulis. E-mail: [email protected], [email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh deskripsi terkait ideologi dalam unsur tematik pada talkshow Mata Najwa Trans7 edisi “Gara-Gara Tagar”. Unsur tematik ini dikaji untuk memperoleh gambaran keberpihakan acara ini pada kubu presiden tertentu. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan pendekatan deskriptif. Data didapatkan dari tayangan Youtube Mata Najwa. Terdapat tujuh segmen yang dikaji. Hasil dari penelitian ini adalah terdapatnya keberpihakan ideologi Mata Najwa terhadap kubu petahana. Kata kunci: ideologi, Mata Najwa, talkshow, tanda pagar ABSTRACT This study aims to obtain a description of ideology related to the thematic elements in the Mata Najwa Trans7 talkshow "Gara-Gara Tagar" edition. This thematic element is examined to obtain a picture of the partisanship of this event to certain presidential camps. The research method used is a qualitative method with a descriptive approach. Data obtained from Youtube shows Mata Najwa. There are seven segments studied. The results of this study are the existence of the eyes of the ideology of Mata Najwa toward the incumbent. Keywords: ideology, Mata Najwa, talkshow, hashtag PENDAHULUAN Bertepatan dengan tahun politik, media dimanfaatkan sebagai pemberi informasi tercepat kepada khalayak umum. Media siber dimanfaatkan partai politik untuk menginformasikan profil-profil dari calon pemimpin daerah dan calon pemimpin negara. Tidak hanya itu, media siber juga memberikan informasi mengenai rapor merah untuk pemerintah di kepemimpinan Presiden Joko Widodo, terutama presiden Joko Widodo yang dianggap tidak menepati janji kampanye tahun 2014.
    [Show full text]
  • The Indonesia Policy on Television Broadcasting: a Politics and Economics Perspective
    The Indonesia Policy on Television Broadcasting: A Politics and Economics Perspective Rendra Widyatamaab* and Habil Polereczki Zsoltb aDepartment of Communication, Ahmad Dahlan University, Yogyakarta, Indonesia b Károly Ihrig Doctoral School of Management And Business, University of Debrecen, Hungary *corresponding author Abstract: All around the world, the TV broadcasting business has had an enormous impact on the social, political and economic fields. Therefore, in general, most of the countries regulate TV business well to produce an optimal impact on the nation. In Indonesia, the TV broadcasting business is growing very significantly. After implementing Broadcasting Act number 32 of 2002, the number of TV broadcasting companies increased to 1,251 compared to before 2002, which only had 11 channels, and were dominated by the private TV stations. However, the economic contribution of the TV broadcasting business in Indonesia is still small. Even in 2017, the number of TV companies decreased by 14.23% to 1,073. This situation raises a serious question: how exactly does Indonesian government policy regulate the TV industry? This article is the result of qualitative research that uses interviews and document analysis as a method of collecting data. The results showed that the TV broadcasting industry in Indonesia can not develop properly because the government do not apply fair rules to the private TV industry. Political interests still color the formulation of rules in which the government and big TV broadcasting companies apply the symbiotic
    [Show full text]
  • “Patroli Indosiar” Dengan Sikap Orangtua Di Rt 23 Kelurahan Satimpo Kota Bontang
    eJournal lmu Komunikasi, 2017, 5 (4): 245-259 ISSN 2502-5961 (cetak) 2502-597x (online), ejournal.ilkom.fisip-unmul.org © Copyright 2017 HUBUNGAN ANTARA TERPAAN BERITA KEKERASAN PADA ANAK DI PROGRAM “PATROLI INDOSIAR” DENGAN SIKAP ORANGTUA DI RT 23 KELURAHAN SATIMPO KOTA BONTANG Hanifa Nofiani 1 Abstrak Hanifa Nofiani, NIM 1202055204, Hubungan Antara Terpaan Berita Kekerasan Pada Anak Di Program “Patroli Indosiar” Dengan Sikap Orangtua Di RT 23 Kelurahan Satimpo Kota Bontang. Dibawah bimbingan Dr. H. Abdullah Karim M.S selaku dosen pembimbing I dan Inda Fitriyarini S.Sos., M.Si selaku dosen pembimbing II, Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya Hubungan Antara Terpaan Berita Kekerasan Terhadap Anak di Patroli Indosiar Dengan Sikap Orangtua Di RT 23 Kelurahan Satimpo Kota Bontang. Responden merupakan orangtua di RT 23 Kelurahan Satimpo Kota Bontang dengan jumlah sampel sebanyak 54 KK. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan teknik analisis data Koefisien Korelasi Rank Spearman. Dari populasi sebanyak 63 KK diambil sampel sebanyak 54 KK dengan menggunakan rumus slovin. Data diperoleh dengan menggunakan kuesioner dengan pengukuran skala likert. Hasil penelitian menunjukkan bahwa besar nilai koefisien korelasi (rs) adalah 0,718. Untuk mengetahui apakah ada hubungan yang signifikan antara variabel x dan variabel y, maka dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasinya. Dari hasil perhitungan maka dihasilkan nilai t hitung = 7,439, dengan tingkat signifikan α = 5% dan tingkat kepercayaan 95% dengan uji dua sisi dikatahui nilai t tabel = 2,00 untuk N=54 dapat dilihat bahwa t hitung = 7,439 > t tabel =2,00, maka dapat ditarik kesimpulan H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya terdapat hubungan antara variabel X (Terpaan Berita Kekerasan Terhadap Anak di Patroli) dan variabel Y (Sikap).
    [Show full text]