Pengaruh Terpaan Program Berita Investigasi Trans Tv Terhadap Kecemasan Penonton (Survei Pada Ibu Rumah Tangga Rt 01 Rw 09 Perumahan Pegawai Rumah Sakit Cipto Mangun Kusumo Griya Cilebut Asri Bogor)

Risma Kartika & Detty Purnama Sari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Pancasila [email protected][email protected]

Abstrak:Media massa televisi sangat berperan penting untuk memberikan informasi dari tempat kejadian ke masyarakat. Televisi sebagai media massa tentu saja mempunyai berbagai program acara yang disajikan bagi masyarakat, salah satunya adalah program berita yang disajikan secara lebih mendalam atau yang sering disebut berita investigasi. Sebuah tayangan berita reportase investigasi, informasi yang disampaikan oleh acara tersebut dapat mempengaruhi khalayak, salah satunya dalam bentuk reaksi emosi berupa kecemasan atau rasa takut. Untuk itulah penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dari tayangan berita reportase investigasi terhadap tingkat kecemasan penonton. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survei kepada 81 ibu-ibu rumah tangga dan perempuan dewasa yang berada di Perumahan Pegawai RSCM Griya Cilebut Asri, Bogor. Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara tayangan program berita Reportase Investigasi terhadap kecemasan penonton sebesar 29.9%. Kecemasan yang timbul bisa berbagai macam seperti rasa takut, khawatir, gelisah, emosi, dan lain sebagainya. Kata Kunci: media televisi, berita kriminal, reportase investigasi, kecemasan

Abstract: Television mass media is very useful to provide information from the scene to the public. Television as a mass media of course has a variety of event-oriented programs for the community, one of which is news programs that publish higher news. A news show of reportage, information submitted by events that can affect audiences, one of them in the form of an emotional reaction or fear. To perform the tasks to report information from the news reportage impressions against the background of the viewers. This research uses quantitative approach with survey method to 81 housewives and adult women residing in Housing Employees RSCM Griya Cilebut Asri, Bogor. The result of the research shows that there is influence between news program reportage of Investigation to the viewer angle of 29,9%. Anxiety that appears can be various kinds such as fear, worry, anxiety, logs, and so forth. Keyword : television media, criminal news, investigative reporting, anxiety

348

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)349

PENDAHULUAN dasarnya, media menjalankan Kedudukan media massa fungsinya untuk mengkomunikasikan dalam masyarakat sangatlah penting, beberapa informasi dalam beragam maka industri media massa pun tujuan pada program dan segmen. berkembang pesat saat ini. Hal ini Untuk menjalankan fungsinya dapat terlihat dari banyaknya stasiun sebagai media informasi, stasiun televisi, stasiun radio, perusahaan televisi di Indonesia membuat media cetak lainnya. Wirodono program berita (news program). Pada (2006:8) berpendapat televisi saat ini, acara siaran berita sudah merupakan media luas yang menjadi program unggulan di konsumsi oleh masyarakat Indonesia, televisi. Hal tersebut dapat terlihat Perkembangan keberadaan televisi bahwa tidak ada satu pun stasiun jauh melampau media-media massa televisi yang tidak menayangkan lainnya. Di Indonesia televisi program berita. Salah satu program menjadi media dengan konsumen berita tersebut adalah Reportase terbesar dibanding jenis media Investigasi yang ditayangkan oleh lainnya seperti media cetak, radio, Trans TV. bahkan internet. Hasil riset Nielsen pada tahun 2013 menunjukkan Reportase Investigasi itu bahwa konsumsi media televisi merupakan salah satu program berita masih memimpin total konsumsi kriminal dengan format berbeda dari media, yaitu sebesar 94% dari total program berita kriminal pada populasi media konvensional di umumnya. Reportase Investigasi Tanah Air (Mix.co.id, 2013). menyajikan berita secara lebih mendalam dan investigatif. Berita Televisi menjadi salah satu disajikan dengan membedah sebuah media yang sangat penting bagi peristiwa secara menyeluruh dan masyarakat. Menurut Laswell televisi lengkap, seperti latar belakang, sebagai media massa memiliki fungsi pelaku, korban, modus, serta surveillance atau pengawasan, komentar. Program ini tayang sekali artinya media sebagai pemberi dalam seminggu, yang pada informasimengenai lingkungan sosial umumnya menyajikan berita kriminal (Kriyantono, 2007:3). Melalui tentang peristiwa penyimpangan dan program-programnya masyarakat peristiwa penangkapan yang dapat memperoleh informasi yang kemudian dikupas secara mendalam. sekiranya diperlukan dan mendapatkan hiburan untuk Program Reportase menghilangkan rasa penat dan bosan. Investigasi yang merupakan program unggulan di Trans TV. Berita Hal tersebut sejalan dengan reportase investigasi hadir pada hari fungsi media massa itu sendiri, minggu pukul 17.00 WIB dengan termasuk televisi. Menurut Effendy, durasi 30 menit, Beberapa contoh setidaknya ada 4 (empat) fungsi program berita Reportase Investigasi utama dari media massa yakni yang pernah ditayangkan Trans TV memberikan informasi (to inform), yaitu “Mie mengandung formalin”, mendidik masyarakat (toeducate), “Bakso yang mengandung Boraks”, menyajikan hiburan (to entertain) “Buah-buahan yang mengandung dan mempengaruhi masyarakat(to lilin”, “Minyak goreng curah campur influence) (Effendy, 2006:31). Pada solar”, dan lain sebagainya yang akan

350Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 348-359

di ungkap secara detail. Sesuai Efek-efek pesan yang media dengan fungsi media yaitu to massa tersebut berjalan melalui influence, sebuah program berita proses terpaan media masuk ke Reportase Investigasi, juga dapat dalam pikiran seseorang, sehingga mempengaruhi khalayak. Menurut menuju pada tahap kognitif dan Byrne & Branscombe (2006), ketika afektif. Dwyer (di kutip Purba, menonton televisi, individu dapat 2010:2) menyatakan bahwa sebagai mengidentifikasikan diri terhadap media audiovisual, televisi mampu tokoh dalam tayangan program merebut 94% saluran masuknya televisi tersebut. pesan-pesan atau informasi ke dalam jiwa manusia lewat mata dan telinga. Dalam hal ini, adanya sebuah Televisi juga berkemampuan reaksi emosional yang muncul membuat seseorang pada umumnya, terhadap kegembiraan (joys), mengingat 50% dari apa yang dukacita (sorrows), dan ketakutan mereka lihat dan dengar dari layar (fears) (Purba, 2010:4). Program televisi walaupun hanya sekali Reportase Investigasi ini dapat ditayangkan. Atau secara umum menjadi nilai membentuknya reaksi seseorang akan mengingat 85% dari emosi. Program berita Reportase apa yang mereka lihat di televisi Investigasi merupakan berita setelah 3 (tiga) jam kemudian, dan kriminal karena menyangkut tentang 65% setelah 3 (tiga) hari kemudian. keselamatan manusia. Dalam Hal tersebut membuktikan akan pendekatan Psikologi, keselamatan sangat mungkin seseorang menempati urutan pertama bagi terpengaruh secara kognitif, yang kebutuhan dasar manusia, sehingga kemudian akan berlanjut ketahap tak heran apabila berita kriminal selanjutnya yaitu afektif, sehinga memiliki daya rangsang tinggi bagi akan menimbulkan satu perasaan pemirsanya (Muda, 2005:36). yang disertai sikap, yang Hal tersebutlah yang berwujudkan dengan kecemasan menimbulkan efek media massa (West dan Turner, 2010). televisi akibat dari terpaan Namun, menonton program pemberitaan yang terjadi. Efek media berita kriminal, kejahatan, dan massa televisi dapat bersifat kognitif, kecurangan secara terus-menerus afektif maupun behavioral. Efek bisa saja berdampak negatif terhadap kognitif akibat yang timbul pada diri psikologi pemirsanya. Salah satunya khalayak yang sifatnya informatif dapat menimbulkan kecemasan yang bagi dirinya. Efek kafektif yaitu, berlebihan. Kecemasan menunjukkan penasaran yang timbul bila ada reaksi terhadap bahaya yang perubahan pada apa yang dirasakan, memperingatkan orang dari dalam disenangi, dibenci khalayak. Efek ini secara naluri bahwa ada bahaya dan berhubungan dengan emosi, sikap, orang yang bersangkutan mungkin atau nilai. Efek behavioral kehilangan kendali dalam situasi merupakan akibat yang timbul pada tersebut. Kecemasan timbul dari diri khalayak dalam bentuk perilaku, reaksi terhadap bahaya sesungguhnya tindakan, atau kegiatan (Rakhmat, yang mungkin menimbulkan bencana 2009:231). (Ramaiah, 2003:6).

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)351

Pada dasarnya, kecemasan dikarenakan program ini masih merupakan hal wajar yang pernah mendominasi program berita di Trans dialami oleh setiap manusia. TV atau, dengan kata lain penonton Kecemasan sudah dianggap sebagai masih meminati untuk menonton bagian dari kehidupan sehari-hari. program berita ini. Kecemasan adalah suatu perasaan yang sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau TINJAUAN PUSTAKA kehilangan kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya Televisi (Sutardjo Wiramihardja, 2005:66). Media televisi adalah media Penulis telah mempelajari pandang sekaligus media dengar beberapa penelitian yang (audio-visual).Ia berbeda dengan mengangkat mengenai media cetak yang lebih merupakan pengaruh terpaan berita televisi media pandang. Orang memandang terhadap sikap termasuk penelitian- gambar yang ditayangkan di televisi, penelitian mengenai pengaruh sekaligus mendengar atau mencerna terpaan program berita reportase narasi atau narasi dari gambar investigasi di televisi. Di antaranya tersebut.Kekuatan televisi terletak penelitian yang dilakukan Dadan pada gambar yang didukung oleh Mulyana (2012 dalam Lia Nurdiana, narasi atau sebaliknya paparan dari 2014:5). Penelitian ini dilakukan narasi yang diperkuat oleh untuk menemukan pengaruh gambar.Tentu saja gambar yang intensitas penayangan informasi dimaksud adalah hidup yang kesehatan terhadap sikap ibu-ibu membuat televisi lebih menarik rumah tangga mengenai hidup sehat dibanding media cetak (Badjuri, dalam keluarga. Hasil dari penelitian 2010:39). ini menunjukkan bahwa penayangan Televisi merupakan media informasi kesehatan melalui televisi komunikasi yang menyediakan berpengaruh terhadap sikap ibu berbagai informasi yang update, dan rumah tangga mengenai hidup sehat menyebarkannya kepada khalayak dalam keluarga. umum. Dalam Baksin (2006: 16) Dalam pesan yang ingin mendefinisikan bahwa: “Televisi disampaikan oleh berita Reportase merupakan hasil produk teknologi Investigasi Trans TV, kepada tinggi (hi-tech) yang menyampaikan penonton adalah dalam isi pesan dalam bentuk audiovisual mengkonsumsi makanan agar lebih gerak. Isi pesan audiovisual gerak berhati-hati. Jika dilihat dari share memiliki kekuatan yang sangat tinggi rating program berita Reportase untuk mempengaruhi mental, pola Investigasi Trans TV pada tanggal 15 pikir, dan tindak individu”. September 2015 share rating-nya Media massa adalah alat yang yang terendahnya 7,6% dan yang digunakan dalam penyampaian pesan tertingginya 9,1% (Sumber: Lubis dari sumber kepada khalayak Hadi, Head of MarketingPR Trans (penerima) dengan menggunakan TV). Maka dengan ini penulis alat-alat komunikasi mekanis seperti tertarik untuk meneliti program surat kabar, film, radio, dan televisi beritareportase investigasi Trans TV, (Cangara, 2006:122).

352Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 348-359

Program Berita Televisi Trans TV, beberapa program berita televisi yang menyajikan laporan Program atau acara yang investigasi kriminal dan kejahatan disajikan adalah faktor yang adalah Buser yang disiarkan stasiun membuat audien tertarik untuk televisi SCTV dan SIGI yang mengikuti siaran yang dipancarkan disiarkan oleh RCTI. setasiun penyiaran apakah itu radio atau televisi. Program dapat Berita Kriminal disamakan atau dianalogikan dengan produk atau barang (goods) atau Berita kriminal merupakan pelayanan (services) yang dijual berita atau laporan mengenai kepada pihak lain, dalam hal ini kejahatan yang didapatkan dari pihak audiens dan pemasang iklan kepolisian yang di antaranya berita (Morrisan, 2005:200). pembunuhan, penodongan, pencopetan, perampokan, pencurian, Program berita (news) berarti perkosaan, dan lain sebagainya yang suatu kajian laporan berupa fakta melanggar undang-undang yang memiliki nilai berita (unusual, negara.Stasiu televisi biasanya factual, esensial) dan disiarkan memiliki acara berita atau melalui media secara periodik menayangkan berita setiap (Wibowo 2007:132). JB Wahyudi harinyua.Termasuk berita kriminal memb agi jenis-jenis berita televisi yang sering ditayangkan di program menjadi dua bagian, yakni berita berita (Effendy dalam achmad, langsung (straight news) dan berita 2005:23). mendalam (indepth news). Masih menurut JB Wahyudi, berita Berita kriminal sebagai acara mendalam (indepth news) terbagi lagi yang menayangkan informasi yang menjadi tiga bagian yaitu berita hanya berkisar mengenai kejadian komprehensif, berita interpretatif, kriminal atau kejahatan, mengupas dan berita investigative (Baksin, suatu kasus lama atau baru yang 2013:94).Dalam hal ini program belum, atau sudah terungkap, dan berita Reportase Investigasi Trans terkadang disertai tips-tips untuk TV termasuk program berita mengantisipasi setiap modus kejatan investigatif. Hal tersebut didasarkan (Dewi, 2013:155). Awalnya berita pada ciri khas berita investigatif yang kriminal masih menjadi bagian dari diuraikan oleh JB Wahyudi yaitu siaran berita (program berita reguler), pencarian fakta tersembunyi dengan namun kini berita kriminal memiliki cara menelusuri jejak dari peristiwa program khusus yang memuat dan pendapat yang sudah diketahui tayangan-tayangan kriminal di atau fakta di permukaan (Baksin, beberapa stasiun televisi. Berita 2013:94-95). kriminal merupakan salah satu jenis program yang ditayangkan televisi. Program berita reportase Ada yang disajikan dalam bentuk investigasi merupakan jenis berita news seperti Patroli (), Buser yang ekslusif.Datanya tidak bisa (SCTV), dan Sergap (RCTI).Dan ada diperoleh di permukaan, tetapi harus yang disajikan dalam bentuk indepth dilakukan berdasarkan penyelidikan news, di mana dalam setiap (Deddy Iskandar Muda, 2005:40- episodenya hanya menampilkan satu 43).Selain Reportase Investigasi berita yang dikupas secara mendalam

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)353

seperti Derap Hukum (SCTV), Jejak Definisi terpaan secara Kasus (Indosiar) (Shakikya, 2004:92 sederhana yaitu konsumen berinteraksi dengan pesan dari Reportase Investigasi pemasar, mereka melihat iklan Atmaksumah dalam Santana majalah, mendengarkan iklan radio, (2003:15) menjelaskan reporting dan lain-lain (Shimp, 2003:182). berasal dari kata Latin reportare, Menurut Ardianto dan Erdinaya yang berarti membawa pulang (2005:2), terpaan dapat diartikan sesuatu dari tempat lain. Sementara sebagai kegiatan mendengar, melihat, investigative berasal dari kata Latin dan membaca pesan-pesan media vestigum, yang berarti “Jejak kaki”. ataupun mempunyai pengalaman dan Dengan demikian, bila digabungkan, perhatian terhadap pesan tersebut reportase investigasi, secara harfiah, yang dapat terjadi pada individu atau mengartikan membawa pulang jejak kelompok.Terpaan media berusaha kaki dari tempat lain. Hal itu mencari data khalayak tentang menyiratkan berbagai bukti yang penggunaan media baik jenis media, telah menjadi fakta, berbentuk data frekuensi penggunaan maupun durasi dan keterangan, dari sebuah penggunaan. peristiwa. Sedangkan menurut Steven Media exposure menurut Weinbreg dalam Budyatna Shore (dalam Kriyantono, 2006:204) (2007:258) bahwa yang disebut tidak menyangkut tentang apakah reportase investigasi adalah seseorang telah merasakan kehadiran “reportase yang melalui inisiatif media massa, tetapi juga apakah sendiri dan hasil kerja pribadi, yang seseorang itu benar-benar terbuka penting bagi pembaca, pemirsa dan terhadap pesan-pesan yang pemerhati.Dalam banyak hal, subjek disampaikan oleh media. Terpaan yang diberitakan menginginkan media merupakan kegiatan bahwa perkara yang berada dalam mendengarkan, dan membaca pesan penyelidikan tetap tidak tersingkap”. media massa ataupun mempunyai Greene Roberts mantan pengalaman dan perhatian terhadap pemimpin redaksi Newsday di pesan tersebut, yang dapat terjadi Amerika: “Ia (reportase investigasi) pada tingkat individu kelompok. adalah reportase, (terutama) melalui Frekuensi penggunaan media hasil kerja dan inisiatif sendiri, yang dalam satu bulan diukur dalam artinya penting yang oleh beberapa beberapa kali sebulan seseorang pribadi atau organisasi ingin tetap menggunakan media dalam satu dirahasiakan” (di kutip Budyatna, tahun.Untuk mengukur durasi 2007:259). Berdasarkan definisi dari penggunaan media adalah dengan para ahli di atas, bisa dibilang menghitung berapa lama seseorang reportase investigasi merupakan menggunakan media dan mengikuti sebuah kegiatan peliputan yang suatu artikel dalam sebulan, mencari berita, menemukan dan sedangkan hubungan antara khalayak menyampaikan fakta-fakta adanya, dengan isi media meliputi attention pelanggaran, kesalahan, atau atau perhatian. Dengan demikian kejahatan yang merugikan terpaan media dapat diukur melalui kepentingan umum dan masyarakat frekuensi, durasi, dan atensi khalayak Terpaan Media Massa

354Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 348-359

pembaca (Ardiyanto dan Erdinaya bahwa terpaan program berita 2005:164). diartikan sebagai penggunaan media oleh khalayak yang meliputi jumlah Terpaan media juga dapat waktu yang digunakan dalam didefinisikan sebagai penggunaan berbagai jenis media, jenis isi media, media, baik jenis media, frekuensi media yang dikonsumsi dan berbagai maupun durasi penggunaan hiburan antara khalayak dengan isi (Erdiyana, 2005:164). Frekuensi media yang dikonsumsi atau dengan penggunaan media dalam satu media secara keseluruhan (Rakhmat, minggu diukur dalam berapa kali 2009:66). seseorang menggunakan media tersebut dalam satu minggu.Untuk Dari beberapa pengertian mengukur longevity atau durasi terpaan program berita di atas, dapat penggunaan media, adalah dengan disimpulkan bahwa terpaan program menghitung berapa lama seseorang berita adalah intensitas penonton menggunakan media dan mengikuti dalam mengkonsumsi suatu program pemberitaan. berita yang dapat dilihat dari frekuensi, durasi dan atensi. Menurut Lebih lanjut lagi Ardianto dan Poerwadimanto (2005:384) bahwa Erdiyana (2006:164) menjelaskan intesitas menonton dapat diukur, bahwa frekuensi penggunaan media tingkatan atau ukuran tingkatan menggumpulkan data khalayak merupakan bagian yang dapat diukur. tentang berapa kali sehari seseorang Ukuran tingkatan disini menggunakan media dalam satu menggambarkan seberapa seringnya minggu (untuk meneliti program ibu-ibu rumah tangga menonton harian), berapa kali seminggu program berita Reportase Investigasi seseorang menggunakan dalam satu Trans TV. Dan Menurut Lestanti bulan (untuk program mingguan dan (2011:12) (di kutip Diana, 20014:16) tengah bulanan) serta berapa kali bahwa intensitas menonton memiliki sebulan seseorang menggunakan beberapa indikator yaitu: media dalam satu tahun (untuk program bulanan), sedangkan untuk a. Frekuensi . Frekuensi dapat durasi penggunaan media dapat diartikan dengan kekerapan atau dilihat dari beberapa lama khalayak kejarangan kerapnya, frekuensi bergabung dengan suatu media atau yang dimaksud adalah seringnya betapa lama khalayak mengikuti kegiatan itu dilaksanakan dalam suatu program. periode waktu tertentu, Misalnya dengan seringnya siswa Rakhmat (2009:55) melakukan belajar baik berpendapat bahwa hubungan antara disekolah maupun diluar khalayak dengan isi media berkaitan sekolah. juga dengan perhatian atau atensi b. Durasi. Durasi yaitu berapa (attention). Atensi sebagai proses lamanya kemampuan mental ketika stimuli atau rangkaian penggunaan untuk melakukan stimuli menjadi menonjol dalam kegiatan. Dari indikator ini kesadaran pada stimuli yang lainnya dapat dipahami bahwa motivasi melemah (Anderensen dalam akan dilihat dari kemampuan Rakhmat, 2009:66 dalam Andrini, seseorang menggunakan 2014:16). Rosengren mengemukakan

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)355

waktunya untuk melakukan terhadap objek yang dimaksud. kegiatan. Perhatian dalam menonton c. Perhatian. Perhatian merupakan tayangan televisi berarti berupa ketertarikan terhadap objek tersitanya perhatian maupun tertentu yang menjadi target waktu dan perilaku. Hal ini diilustrasikan tenagaindividuunutukmenonton dengan adanya stimulasi yang tayangantayangan dating, kemudian stimulasi itu tersebut yang disajikan di direspon, dan responnya berupa televisi, tersitanya perhatian individu .

Model Analisis

Tingkat Kecemasan Penonton Terpaan Program Berita (Survei pada Ibu-Ibu Rumah Tangga Reportase Investigasi Trans Di RT 01 / RW 09 Perumahan TV Pegawai RSCM Griya Cilebut Asri,

Bogor

Variabel X Variabel Y

356Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 348-359

Penelitian ini terdiri dari satu suatu masalah yang hasilya dapat variabel independen dan satu variabel digeneralisasikan. Dengan demikian dependen.Variabel independen dalam tidak terlalu mementingkan penelitian ini adalah terpaan program kedalaman data atau analisis. Dalam Berita Reportase Investigasi Trans TV penelitian kuantitatif, penelitian dan variabel dependen dalam penelitian dituntut bersikap objektif dan ini adalah tingkat kecemasan memisahkan diri dari data. Artinya, penonton.Variabel pengaruh penelitian tidak boleh membuat (Independentvariable) adalah variabel batasan konsep maupun alat ukur yang diduga sebagai penyebab atau data sehendak hatinya sendiri, oleh pendahulu darivariabel lainnya. karena itu dalam hal analisis datapun, Sedangkan variabel tergantung penelitian tidak boleh mengikuti (dependent variable) adalah variabel sertakan analisis data inteprestasi yang diduga sebagai akibat atau yang yang bersifat subjektif, karena itu dipengaruhi oleh variabel yang digunakan uji statistik untuk mendahuluinya (Kriyantono, 2006:21). menganalisis data (Kriyantono, 2006:58). Hipotesis Penelitian Jenis Penelitian Hipotesis adalah pernyataan tentatif yang merupakan dugaan atau Jenis-jenis yang digunakan terkaan tentang apa saja yang kita amati dalam penelitian ini adalah dalam usaha untuk memahaminya Eksplanatif. Jenis-jenis penelitian (Nasution, 2007:39). Hipotesis yang dapat dikelompokkan menurut dirumuskan dalam penelitian ini tujuan, pendekatan, tingkat adalah: eksplanasi (level of explanation), analisis dan jenis data (Sugiyono, 1. H0: Tidak ada pengaruh 2010:4). Jenis penelitian eksplanasi terpaan program berita adalah penelitian yang bermaksud reportase investigasi menjelaskan kedudukan variabel- Trans TV terhadap tingkat variabel yang diteliti serta hubungan kecemasan penonton. antara satu variabel dengan variabel yang lain (Sugiyono, 2010:10).

2. H1: Ada pengaruh Eksplanatif memberikan penjelasan terpaanprogram berita dan alasan dalam bentuk hubungan reportase investigasi sebab akibat (Morissan, 2012:38). Trans TV terhadap tingkat Unit Analisis kecemasan penonton. Unit analisis dalam penelitian ini adalah ibu-ibu Rumah METODOLOGI Tangga Di RT 01 / RW 09 Pendekatan Penelitian Perumahan Pegawai RSCM Griya Cilebut Asri, Bogor. Dalam hal ini Pendekatan penelitian yang individu yang dimaksud Ibu-Ibu digunakan dalam penelitian ini Rumah Tangga yang memiliki adalah penelitian kuantitatif. Menurut kebiasaan menonton program berita Kriyantono (2010:50) penelitian Reportase Investigasi Trans TV. kuantitatif adalah riset yang menggambarkan atau menjelaskan Definisi Operasional Konsep

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)357

Dalam penelitian ini terdapat Kemudian yang kedua dua variabel yaitu variabel bebas dan kecemasan sebagai respon terikat. Variabel bebas adalah merupakan suatu perasaan yang tidak variabel yang diduga sebagai menyenang, kebinggungan, gelisah, penyebab atau pendahuluan dari khwatiran, dan takut. Perasaan ini variabel berikutnya sedangkan berhubungan dengan aspek subjektif variabel terikat adalah variabel yang dari emosi seseorang. diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang HASIL DAN PEMBAHASAN mendahuluinya (Sugiyono, 2010:21). Berdasarkan hasil yang diperoleh dari analisis antara konsep 1. Terpaan Program Berita dengan data maka dapat ditarik Reportase Investigasi kesimpulan bahwa keseluruhan (independent) Terpaan diartikan sebagai tujuan dari penelitian ini telah kegiatan mendengar, melihat, dan terjawab, secara rinci penelitian ini membaca pesan-pesan media ataupun telah menjawab bahwa Hasil mempunyai pengalaman dan penelitian menunjukan bahwa pada perhatian terhadap pesan tersebut tahap terpaan, ibu-ibu rumah tangga yang dapat terjadi pada individu yang berada di RT 01 / RW 09 ataukelompok (Ardianto dan Perumahan Pegawai RSCM Griya Erdinaya 2005:2). Dalam penelitian, Cilebut Asri memiliki tingkat terpaan variable terpaan program berita program berita Reportase Investigasi Reportase Investigasi Trans TV akan Trans TV yang cukup tinggi. Hal diukur dengan tiga dimensi, yaitu tersebut terlihat dari 35.8% dan frekuensi yang diukur dari berapa 29.6% penonton menonton 3 kali kali khalayak menonton program sampai 4 kali dalam sebulan. Dan berita reportase investigasi dalam 48.2% penonton yang menonton sehari, durasi yang diukur dari berapa program berita Reportase Investigasi lama khalayak menonton berita Trans TV kurang dari 30 menit setiap tersebut, dan atensi yang diukur dari kali ditayangkan. seberapa tahu dan khalayak Hasil penelitian menunjukan tentang program berita reportase bahwa pada tingkat kecemasan, ibu- investigasi Trans TV. ibu rumah tangga yang berada di RT 01 / RW 09 Perumahan Pegawai 2.Kecemasan (dependent) RSCM Griya Cilebut Asri memiliki Kecemasan merupakan reaksi tingkat kecemasan yang tinggi. Hasil emosi sementara yang timbul pada tersebut terlihat dari 60.5% penonton situasi tertentu, yang dirasakan merasa takut, 64.2% merasa sebagai suatu ancaman. Menurut khawatir, dan 59.3% merasa gelisah Lazarus (dalam Dananjaya, 2011:26) untuk mengkonsumsi makanan atau kecemasan terbagi menjadi dua, minuman yang diberitakan oleh yakni pertana kecemasan sebagai program Reportase Investigasi Trans reaksi terhadap pengalaman tertentu, TV. Terdapat adanya pengaruh keadaan seseorang tentang apa yang variabel terpaan program berita dikatakan, bagaimana ia bertindak Reportase Investigasi di Trans TV dan perubahan fisiologis. terhadap variabel tingkat kecemasan penonton. Hasil analisis menunjukan

358Jurnal Ilmu Komunikasi, Volume 8, Nomor 3, Juni 2018, hlm 348-359

bahwa keeratan hubungan antara dua Cangara, Hafied. 2008. Pengantar Ilmu variabel tersebut adalah sebesar Komunikasi. Jakarta: PT Raja 46.8%, sedangkan kekuatan Grafindo. pengaruhnya sebesar 21.0% yang dikategorikan sedang atau cukup. ______. 2010. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja DAFTAR PUSTAKA Grafindo. Antoni. 2004. Riuhnya Persimpangan Effendy, Onong Uchjana. 2006. Ilmu Itu: Profil Dan Pemikiran Para Komunikasi: Teori dan Praktek. Penggagasan Kajian Bandung: Remaja Rosda Karya Komunikasi, Solo: Tiga Serangkai. Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2006. Teori Kepribadian. Terjemahan Ardianto, Elvinaro dan Erdinaya, oleh SmitaPrathita Sjahputri. Lukiati Komala. 2005. 2009. Jakarta: Salemba Komunikasi Massa: Suatu Humanika. Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media. Gunarsa, Singgih D. 2008. Psiokologis Praktis : Anak, Remaja Dan ______.2007.Komunikasi Massa Keluarga. Jakarta : PT BPK. Suatu Pengantar. Bandung: Gunung Mulia. Rekatama Media Hidajanto, Djamal dan Andi Badjuri, Adi. 2010. Jurnalistik Televisi. Fachruddin. 2011. Dasar- Yogyakarta: Graha Ilmu. Dasar Penyiaran. Jakarta : Kencana Prenada Media Group. Baskin, A. 2006. Jurnalistik Televisi Teori dan Praktik. Bandung: Hikmat, Kusumaningrat 2005. Simbiosa Rekatama Media. Jurnalistik Teori dan Praktik. Bandung: PT Remaja Budiharto,Widodo. Visual Basic. Net Rosdakarya. 2005. Yogyakarta : CV.Andi Offset (Penerbit Andi), 2006. Kriyantono, R. 2006. Teknik praktis riset komunikasi disertai contoh Bungin, Burhan. (2008). Konstruksi praktis risetmedia, public Sosial Media Massa. Jakarta: relation, advertising, komunikasi Prenada Media. organisasi, komunikasi Budyatna, Muhammad (2007). pemasaran. Jakarta: Kencana Jurnalistik Teori & Praktis. Prenada. Bandung: PT Remaja ______. 2010. Teknik praktis Rosdakarya. riset komunikasi disertai contoh Chaer, Abdul. 2010. Bahasa Jurnalistik. praktis risetmedia, public Jakarta: PT Rineka Cipta. relation, advertising, komunikasi organisasi, komunikasi Cahya S, Inung. 2012. Menulis Berita di pemasaran. Jakarta: Kencana Media Massa. Jakarta: PT Citra Prenada. Aji Pramana. ______(2012) Teknis Praktis Riset Komunikasi, Kencana Prenada Media, Jakarta.

Pengaruh Terpaan Program (Risma Kartika & Detty Purnama Sari)359

Muda, Deddy Iskandar. 2008. Sundari, Siti. (2004). Kearah Jurnalistik Televisi. Bandung: PT Memahami Kesehatan Mental. Remaja Rosdakarya. Yogyakarta: PPB FIP UNY. Morissan. 2005. Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio dan Televisi. Jakarta: Ramdina Sugiyono 2008. Metode Penelitian Prakarsa. Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta ______2008. Jurnalistik Televisi Mutakhir. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. ______2012.Metode Penelitian Martono, Nanang. 2010. Metode Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Penelitian Kuantitatif Analisis Bandung: Alfabeta Isi dan Analisis DataSekunder. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Nasution. 2007. Metode Research Penelitian Ilmiah. Jakarta: Bumi Aksara. Mulyadi, Nadi dan Musman, Asti. 2013. Jurnalisme Dasar: Panduan Praktis Jurnalis. Yogyakarta: Citra Media. Rakhmat, Jalaludin. 2009. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosda Karya Riswandi.2009. Ilmu komunikasi. Jakarta: GrahaIlmu. Riduwan., d. 2011. Cara Mudah Belajar SPSS Versi 17.0 dan Aplikasi StatistikPenelitian. Bandung: Alfabeta. Salim, Agus. 2006. Teori Dan Paradigma Penelitian Sosial. Yogyakarta: Tiara Kencana. Santana K, Septiawan (2003). Jurnalistik Investigasi. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Silalahi, Ulber. 2006. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Unpar Press.