Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali Ni Made Mitha Mahastuti NIP.1985070620140922001 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2018 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena berkatNYAlah, tulisan ini dapat diselesaikan. Tulisan yang berjudul “Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali” ini disusun sebagai bagian dari tugas-tugas selaku dosen, yang harus mencari sesuatu agar dapat menunjang kegiatan, dan untuk menambah wawasan materi perkuliahan khususnya, dan bermanfaat sebagai pengetahuan yang menyangkut arsitektur pada umumnya. Untuk mengerjakan tulisan ini, materinya diperoleh dari literature, foto-foto, surat kabar, majalah, brosur dan sebagainya, maupun diskusi, wawancara dan lainnya. Tak kalah juga pentingnya adalah dorongan semangat, bimbingan, masukan-masukan pemikiran dan sebagainya, dari berbagai pihak yang semuanya memberi kontribusi positif bagi penulis. Ucapan terima kasih disampaikan untuk semua pihak yang telah berperan seperti tersebut di atas, terutama Ibu Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT ( Ketua Program Studi Arsitektur FT UNUD ) yang menugaskan membuat tulisan ini. Selain dari pada itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak lainya yang telah membantu memperkaya materi, baik melalui literatur, informasi maupun wawancara. Penulis sangat menyadari bahwa, tulisan ini masih banyak kekuragan, namun demikian harapan penulis, semoga materi sederhana ini dapat mencapai tujuannya yaitu memperkaya materi perkuliahan khususnya, dan pengetahuan arsitektur pada umumnya. Denpasar, Januari, 2018 Penulis Ni Made Mitha Mahastuti NIP.1985070620140922001 Abstrak Warisan budaya merupakan kekayaan budaya yang bernilai penting bagi pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Warisan budaya berupa cagar budaya dalam hal ini sebuah pura merupakan salah satu hasil karya arsitektur yang patut untuk dijaga dan dilestarikan. The World Cultural Heritage UNESCO pernah menetapkan tiga situs di Bali sebagai nominator Warisan Budaya Dunia (WBD) yakni DAS Pakerisan (Gianyar), persawahan Jatiluwih (Tabanan), dan Pura Taman Ayun di Mengwi, Badung. Hal itu menunjukkan komitmennya terhadap situs-situs penting yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban. Namun hal tersebut akan mustahil dilakukan apabila tidak didukung oleh partisipasi dari masyarakat serta pemerintah. Maksud UNESCO tersebut dapat dilihat sebagai tujuan yang baik, namun implementasinya juga harus dilihat, bagaimana kontekstualnya terhadap kesinambungan budaya Bali ke depannya. Tulisan ini membahas tentang DAS Pakerisan yang memiliki luas wilayah 884,88 hektar dan terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Situs ini meliputi beberapa pura peninggalan para raja Bali Kuno yang terkait dengan kawasan subak di sebelah hilirnya. Empat pura yang dilindungi dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan Budaya Dunia yang terletak di Kecamatan Tampaksiring adalah : 1. Pura Tirta Empul, 2. Pura Mengening, 3. Pura Pegulingan, dan 4. Pura Gunung Kawi. Namun mengingat ada dua situs selain yang disebut di atas yaitu Pura Goa Gajah dan Pura Penataran Sasih (juga terletak dalam wilayah yang berdekatan) yang juga memiliki keterkaitan dengan empat pura lainnya, maka tulisan ini akan membahas pula tentang Pura Goa Gajah dan Pura Penataran Sasih. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, DAS Pakerisan merupakan salah satu bagian dari benda cagar budaya yang nilainya tidak dapat diukur dengan materi. Nilai-nilai lain yang jauh lebih penting yaitu arti dan makna yang sarat telah terkandung di dalamnya. UNESCO tentu tidak asal pilih dalam menentukan suatu kawasan dinominasikan sebagai warisan budaya dunia. Sebagai bagian dari Bali, tentunya segala potensi yang dimiliki dan terdapat pada DAS Pakerisan telah ikut memperkaya khasanah dan menjadi cikal bakal kebudayaan Bali sekarang. Situs-situs di DAS Pakerisan merupakan suatu peninggalan budaya dari abad ke-10, serta memberi ciri adanya perpaduan unsur budaya prasejarah dan Bali Kuno yang terus dilestarikan/dikembangkan hingga kini. Inilah yang menjadi benang merah antara situs DAS pakerisan dengan kebudayaan Bali kini. Mengingat bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat penting, maka diperlukan komitmen dari semua pihak untuk turut melestarikan. Melestarikan berarti memelihara atau menyimpan baik-baik sesuatu agar tidak lenyap begitu saja. Namun sesungguhnya tidak sesederhana itu. Pelestarian bertujuan untuk menjadikan sesuatu tetap ada seperti aslinya, tidak rusak, tidak musnah. Pelestarian khasanah budaya bangsa memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil. Salah satu cara yang sederhana dan bisa dilakukan adalah tidak boleh mencorat-coret, karena akan merusak peninggalan sejarah tersebut. Pemerintah juga harus bisa menyediakan anggaran yang cukup bagi kegiatan perawatan daerah cagar budaya. Jangan sampai, benda-benda sejarah tersebut telantar karena kurangnya anggaran perawatan. Begitupun dalam merawatnya supaya juga diperhatikan pemakaian bahan dan materialnya agar jangan sampai merusak wajah asli dari situs-situs tersebut. Kata Kunci: DAS Pakerisan, Warisan Budaya, Cagar Budaya, Pelestarian Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................................i Abstrak ............................................................................................................................ii Daftar Isi .........................................................................................................................iii BAB I Pendahuluan .......................................................................................................1 I. 1 Latar Belakang ................................................................................................1 I. 2 Rumusan Masalah............................................................................................3 I. 3 Tujuan Penulisan .............................................................................................3 I. 4 Manfaat Penulisan ...........................................................................................3 I. 5 Metodelogi Penulisan ......................................................................................3 BAB II Landasan Teori Perubahan Kebudayaan ......................................................5 BAB III Tinjauan Umum ..............................................................................................7 III. 1 Peta Gianyar (DAS Pakerisan) .....................................................................7 III. 2 Gambaran Umum DAS Pakerisan ................................................................8 BAB IV Pembahasan .....................................................................................................11 IV. 1 Beberapa Situs di DAS Pakerisan ................................................................11 IV.1.1 Pura Goa Gajah...................................................................................11 IV.1.2 Pura Penataran Sasih...........................................................................13 IV.1.3 Pura Gunung Kawi .............................................................................15 IV.1.4 Pura Mangening..................................................................................17 IV.1.5 Pura Tirta Empul.................................................................................19 IV.1.6 Pura Pegulingan..................................................................................20 IV. 2 Kontekstual WBD Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali ........23 BAB V Kesimpulan dan Saran .....................................................................................26 V. 1 Kesimpulan ...................................................................................................26 V. 2 Saran...............................................................................................................27 Daftar Pustaka.................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan mengenai hal yang melatar-belakangi pengambilan judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan metodelogi yang digunakan dalam penulisan makalah ini. Sebagai salah satu daerah dengan kekayaan budaya dan tradisi leluhur yang adiluhung, Bali mempunyai banyak situs- situs yang menjadi cikal bakal daerah ini. Diperlukan suatu komitmen untuk menjaga taksu Bali tersebut agar tetap lestari. Tulisan ini mencoba membahas kontekstual Warisan Budaya Dunia Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan terhadap kesinambungan budaya Bali. I.1 Latar Belakang Derasnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah meningkatkan intensitas interaksi antar masyarakat dan antar budaya. Interaksi antar budaya menuntut adanya ketahanan budaya sehingga intensitas interaksi mampu memperkuat nilai-nilai luhur sekaligus memperkaya khasanah budaya bangsa. Kombinasi sinergis antara kokohnya jati diri bangsa dan luasnya khasanah budaya bangsa berkontribusi dalam memperkuat toleransi dan harmoni sehingga keragaman budaya yang merupakan kondisi obyektif bangsa akan menjadi kekuatan dinamis yang bersinergi. Pencapaian kemajuan kebudayaan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peninggalan
Recommended publications
  • Indonesia Insights
    Indonesia Insights CELESTIAL VOYAGERS, Inc 27-28 Thomson Ave., Suite WS 11, Long Island City, NY 11101 Tel: +1 212-203-1021 www.celestialvoyagers.com May 27 - June 10, 2020 Indonesia Insights: Java, Bali, & Lombok DAY 1&2 WEDNESDAY, THURSDAY MAY 27, 28 DEPARTURE & TRAVEL TIME Trip price $3250- per person Departure from JFK. SQ#25 leaves JFK AT 8:55 PM from terminal 4. Single room supplement + $520. - DAY 3 FRIDAY MAY 29 JAKARTA, JAVA (D) Arrival Singapore at 6:50 AM. Connection with SQ # 952 lv. at 7:40 AM, arr. Jakarta 8:25 AM. Assistance,guided city tour, check-in at hotel for 1 night. Dinner at Padang Restaurant. DAY 4 SATURDAY MAY 30 YOGYAKARTA TEMBI JAVA(B, L, D) This price includes: Morning flight to Yogyakarta. On arrival drive to Domah Yogya Hotel in the village of Tembi. Check-in for 4 nights. Rest ● International flights from JFK with Singapore Airlines after lunch. Signature Rijsttafel Dinner with traditional music. ● Domestic flights within Indonesia DAY 5 SUNDAY MAY 31 YOGYAKARTA / TEMBI, JAVA (B, D) ● 11 nights hotel accommodation with double occupancy Full day guided tour: Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Palace of Yogyakarta, Tamansari Watercastle. Lunch at ● Buffet breakfast daily Sentra Gudeg Wijilan (not included); Malioboro street to explore stalls and shops. Return for dinner at Domah Yogya. ● 3 Lunches and 8 dinners as per itinerary DAY 6 MONDAY JUNE 1 PRAMBANAN / TEMBI. JAVA (B, D) ● All sightseeing and entrance fees as per itinerary Morning guided tour: Prambanan Temple and Candi Rato Boko ruins. Return to Domah Yogya for lunch (not included).
    [Show full text]
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • Bělahan and the Division of Airlangga's Realm
    ROY E. JORDAAN Bělahan and the division of Airlangga’s realm Introduction While investigating the role of the Śailendra dynasty in early eastern Javanese history, I became interested in exploring what relationship King Airlangga had to this famous dynasty. The present excursion to the royal bathing pla- ce at Bělahan is an art-historical supplement to my inquiries, the findings of which have been published elsewhere (Jordaan 2006a). As this is a visit to a little-known archaeological site, I will first provide some background on the historical connection, and the significance of Bělahan for ongoing research on the Śailendras. The central figure in this historical reconstruction is Airlangga (991-circa 1052 CE), the ruler who managed to unite eastern Java after its disintegration into several petty kingdoms following the death of King Dharmawangśa Těguh and the nobility during the destruction of the eastern Javanese capital in 1006 (Krom 1913). From 1021 to 1037, the name of princess Śrī Sanggrāmawijaya Dharmaprasādottunggadewī (henceforth Sanggrāmawijaya) appears in sev- eral of Airlangga’s edicts as the person holding the prominent position of rakryān mahāmantri i hino (‘First Minister’), second only to the king. Based on the findings of the first part of my research, I maintain that Sanggrāmawijaya was the daughter of the similarly named Śailendra king, Śrī Sanggrāma- wijayottunggavarman, who was the ruler of the kingdom of Śrīvijaya at the time. It seems plausible that the Śailendra princess was given in marriage to Airlangga to cement a political entente between the Śailendras and the Javanese. This conclusion supports an early theory of C.C.
    [Show full text]
  • Bali Tours D'horizons
    Bali Tours d’horizons Jours: 17 Prix: 1750 EUR Vol international non inclus Confort: Difficulté: Les incontournables Vous ne voulez rien manquer de Bali ? Voici un circuit fait pour vous. À travers ce « tour d’horizon », vous découvrirez toutes les merveilles de l’île des Dieux. Visites de temples, balades à travers d’incroyables paysages, sessions de snorkeling, matinée rafting etc., autant d’activités pour se faire plaisir et découvrir toutes les subtilités de cette île. Aussi, c’est un voyage fait de rencontres et de partage avec les habitants : partez au marché local, préparez un bon repas local accompagné d’une famille Balinaise, échangez, discutez, rigolez etc. Partez à la découverte de Bali ! Jour 1. Accueil et transfert à Ubud Aéroport de Denpasar - Ubud Arrivée à l’aéroport de Denpasar et transfert vers Ubud, une cité située sur les collines au nord de Denpasar, dans un paysage valonné de rizières verdoyantes et de ravins. Ubud est réputée pour son école de peinture. Malgré le développement touristique exponentiel qu’elle a connu ces dernières années, la cité a su préserver sa tranquillité et sa beauté. Le reste de la journée est libre. Aéroport de Denpasar Déjeuner Repas libre 40km - 1h 20m Ubud Dîner Repas libre Hébergement Hôtel 3 étoiles Jour 2. A la découverte de la culture locale Ubud - Temple de Tirta Empul Ce matin nous visitons le palais d'Ubud - complexe historique emblématique de l'histoire balinaise où residait autrefois la famille royale. Juste en face se trouve le marché artisanal, où nous pourrons trouver toutes sortes de souvenirs.
    [Show full text]
  • Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring Kabupaten Gianyar
    TUGAS AKHIR – PW09 1333 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR NYOMAN ARTO SUPRAPTO NRP 3606 100 055 Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST, MT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Nyoman Arto Suprapto1); Putu Gede Ariastita2) 1) Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS 2) Dosen S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS E-mail: [email protected] ABSTRAK Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring (GKT) adalah salah satu aset/benda cagar budaya yang terletak di Kabupaten Gianyar. GKT ini memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi (wisata budaya), hal ini terbukti dari besarnya jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi ini dari tahun ke tahun. Potensi pariwisata yang besar tersebut membawa dampak positif dan negatif terhadap keberadaan situs GKT. Dampak negatif dari perkembangan pariwisata tersebut adalah adanya intervensi terhadap aktivias GKT. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pemanfaatan lahan kawasan GKT. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis scoring skala likert, analisis overlay, dan analisis kualitatif. Analis scoring skala likert digunakan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan yang ada dan berpotensi ancaman. Analisis overlay digunakan untuk menentukan mintakat inti, mintakat penyangga dan mintakat pengembangan. Sedangkan analisa secara kualitatif digunakan untuk menentukan arahan pengendalian di tiap-tiap mintakat. Hasil analisa menunjukan bahwa jenis kegiatan dapat dikelompokan menjadi empat berdasarkan potensi tingkat ancaman dan tingkat kepentingannya, yaitu: jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan tinggi; jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan rendah; jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan tinggi; dan jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan rendah.
    [Show full text]
  • Ida Bagus Nyoman Wartha–Manfaat Penting “Benda Cagar Budaya”
    Ida Bagus Nyoman Wartha–Manfaat Penting “Benda Cagar Budaya” ... MANFAAT PENTING “BENDA CAGAR BUDAYA” SEBAGAI PENINGGALAN SEJARAH/ARKEOLOGI UNTUK KEPENTINGAN AGAMA,SOSIAL BUDAYA, SOSIAL EKONOMI, PENDIDIKAN DAN ILMU PENGETAHUAN (STUDI KAJIAN BUDAYA) Ida Bagus Nyoman Wartha Dosen Prodi Sejarah, FKIP Unmas Denpasar ABSTRAK Benda-benda cagar budaya adalah peninggalan yang paling luhur untuk warisan bangsa, karena mengandung makna nilai dari budaya nenek moyang untuk kenangan sepanjang masa.Hal yang paling penting dalam warisan budaya sebagai peninggalan sejarah / arkeologi adalah benda dimana tidak terlepas dari lingkungan masyarakatnya yang menghormati peningalan-peninggalan tersebut. Karena kenyataannya peningggalan benda cagar budaya ditinjau dari sifatnya dapat dikelompokan antara lain tidak mendapat perhatian dari masyarakat dan bahhkan tidak difungsikan lagi keberadaannya (peninggalan/monumen mati). Tetapi di bagian lain ada bagimasyarakat yang menjadikan peninnggalan sejarah/arkeologi sangat penting bahkan disakralkan pada tempat ibadah dan suci sebagai (peninggalan/monumen hidup).Khususnya di Bali, peningalan sejarah/arkeologi sebagai warisan budaya bagi masyarakat Hinndu, benda seperti patung, relief dan bangunan, kesemuanya disucikan karena dipercaya memiliki nilai-nilai agama dan kehidupan berguna orang di Bali. Sehingga semua peninggalan sejarah/arkeologi yang bermanfaat untuk dilestarikan dan menjadi peradaban suatu bangsa.Benda cagar budaya sebagai peninggalan yang ada di Bali banyak mendapat perhatian dari berbagai belahan
    [Show full text]
  • Bali Discovery Fam – November 2018
    BALI DISCOVERY FAM – NOVEMBER 2018 Because education is about experience – Experience only achieved when you step away from your desk. WWW.GOWAY.COM GOWAY’S BALI DISCOVERY DAY 1 DAY 2 DAY 3 NOV 4 – SEMINYAK NOV 5 – MANGGIS NOV 6 – UBUD Bring back the natural life Explore the Tirta Gangga Water Palace with its Upon arrival in Bali, clear After breakfast, we maze of pools and customs, pick up your embark on a day of hotel fountains. After lunch, visit luggage and meet your inspections while making the Besakih Temple, Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed driver. Tdoransfer eiusmod tempor to incididuntyour ut labore et dolore magna our way up the southern located on the slopes of hotel in aliqua.Seminyak Ut enim ad minim. veniam, quis nostrud exercitation coastline of Bali to the volcanic Mount Agung. ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse Manggis. Arrive in Ubud in the late cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. afternoon. Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, Meals: Breakfast quis nostrud Meals: Breakfast | Lunch INTO THE WILD WWW.GOWAY.COM STORY DAY 6 DAY 4 DAY 5 NOV 9 – SANUR NOV 7 – UBUD NOV 8 – KINTAMANI A day of adventure brings Bring back the natural life us to the Kintamani, set Today, we’ll depart Ubud around the rim of Gunung for Sanur but along the Step inside the Monkey Batur, one of Bali’s most Forest and get the chance way, we’ll stop in Nusa active volcanos.
    [Show full text]
  • Morphological Typology and Origins of the Hindu-Buddhist Candis Which Were Built from 8Th to 17Th Centuries in the Island of Bali
    計画系 642 号 【カテゴリーⅠ】 日本建築学会計画系論文集 第74巻 第642号,1857-1866,2009年 8 月 J. Archit. Plann., AIJ, Vol. 74 No. 642, 1857-1866, Aug., 2009 MORPHOLOGICAL TYPOLOGY AND ORIGINS OF THE MORPHOLOGICALHINDU-BUDDHIST TYPOLOGY CANDI ANDARCHITECTURE ORIGINS OF THE HINDU-BUDDHIST CANDI ARCHITECTURE IN BALI ISLAND IN BALI ISLAND バリ島におけるヒンドゥー・仏教チャンディ建築の起源と類型に関する形態学的研究 �������������������������������������� *1 *2 *3 I WayanI Wayan KASTAWAN KASTAWAN * ,¹, Yasuyuki Yasuyuki NAGAFUCHINAGAFUCHI * ² and and Kazuyoshi Kazuyoshi FUMOTO FUMOTO * ³ イ �ワヤン ��� カスタワン ��������,永 渕 康���� 之,麓 �� 和 善 This paper attempts to investigate and analyze the morphological typology and origins of the Hindu-Buddhist candis which were built from 8th to 17th centuries in the island of Bali. Mainly, the discussion will be focused on its characteristics analysis and morphology in order to determine the candi typology in its successive historical period, and the origin will be decided by tracing and comparative study to the other candis that are located across over the island and country as well. As a result, 2 groups which consist of 6 types of `Classical Period` and 1 type as a transition type to `Later Balinese Period`. Then, the Balinese candis can also be categorized into the `Main Type Group` which consists of 3 types, such as Stupa, Prasada, Meru and the `Complementary Type Group` can be divided into 4 types, like Petirthan, Gua, ������ and Gapura. Each type might be divided into 1, 2 or 3 sub-types within its architectural variations. Finally, it is not only the similarities of their candi characteristics and typology can be found but also there were some influences on the development of candis in the Bali Island that originally came from Central and East Java.
    [Show full text]
  • Relief Dan Arca Candi Singosari - Jawi
    Relief dan Arca Candi Singosari - Jawi Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE Drs. Andi Harisman Malang 2015 © Dream Litera Buana i RELIEF DAN ARCA CANDI SINGOSARI - JAWI ©Dream Litera Buana Malang 2015 vi + 80 halaman, 15,5 x 23 cm ISBN: 978-602-1060-22-3 Penulis: Dr. Ir. Lalu Mulyadi, MTA. Dr. Ir. Julianus Hutabarat, MSIE. Drs. Andi Harisman. Cover dan lay out oleh tim desain penerbit Dream Litera Buana Naskah ini diselaraskan oleh tim editor penerbit Dream Litera Buana Diterbitkan oleh: CV. Dream Litera Buana Graha Al-Farabi Lt. III Jl. Panglima Sudirman 10 C Kepanjen Malang Telp. 0341-7580789 Email: [email protected] Website: www.dreamlitera.com Anggota IKAPI No.158/JTI/2015 Hak cipta dilindungi oleh Undang-undang. Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit Cetakan pertama, April 2015 Distributor: Dream Litera Buana ii Pengantar Penulis Daerah-daerah di Jawa Timur seperti Malang, Kediri, Trowu- lan, Pasuruan, dan Blitar merupakan daerah yang kaya dengan seni, budaya, dan sejarah. Di bidang seni dan sejarah misalnya kita belum banyak menggali potensinya secara maksimal, dikarenakan kurang- nya buku atau referensi yang membahas secara detail mengenai seni dan sejarah khususnya candi secara menyeluruh. Mengingat pen- tingnya nilai seni dan makna sejarah yang terkandung di dalam candi, maka perlu dilakukan studi secara mendalam yang bertujuan untukmelestarikan,mempertahankan,dan merawatsitus-situstersebut. Di daerah Malang terdapat beberapa candi. Jika kita amati secara mendetail candi-candi ini memiliki keunikan tersendiri serta sangat berbeda dengan candi-candi yang ada di Jawa Tengah.
    [Show full text]
  • Exótica Bali Y Dubái "A"
    MT-65009 Exótica Bali y Dubái "A" Viaje de 14 días y 11 noches Desde $1,899 USD | + 899 IMP Viaje de México a Indonesia, Emiratos Árabes Unidos, visitando Denpasar, Ubud, Gunung Kawi, Tirta Empul, Volcan Batur, Besakih, Alam Giri, Taman Ayun, Jatiluwih, Lago Bratan, Ulun Danu, Tanah Lot, Tegalalang, Bali, Dubái Incluye vuelo: Salidas: LUNES (CONSULTAR SALIDAS) ITINERARIO *ITINERARIO SUJETO A CAMBIO DÍA 01 MEXICO – E.E.U.U - DUBÁI Cita en el aeropuerto de la Ciudad de México para tomar el vuelo transatlántico con destino a Bali, vía Estados Unidos. Noche a bordo. DÍA 02 DUBÁI - DENPASAR Tiempo en vuelo y conexiones. Noche a bordo. DÍA 03 DENPASAR - UBUD Llegada a Denpasar, Bali y traslado al hotel en Ubud y resto de la tarde libre. Alojamiento. DÍA 04 UBUD – GUNUNG KAWI –TIRTA EMPUL – BATUR – BESAKIH – ALAM GIRI – UBUD Desayuno. A las 09:00 hrs, iniciaremos el día con una increíble excursión por el centro de Bali. Pasearemos por estrechas carreteras hacia el pueblo de Tampaksiring. Breve parada en el templo Gunung Kawi, ubicado en medio de exuberantes terrazas de arroz, ostentando 10 santuarios tallados en la pared del acantilado que datan del siglo XI. Se destacan atributos de antiguos templos hindúes y budistas a 7 metros de altura, con numerosas escaleras que conducen al templo. Se recomiendan buenos zapatos para caminar y protección contra el sol. Continuaremos explorando Tirta Empul, un templo famoso por sus aguas sagradas en primavera. Todos los balineses se bañan allí al menos una vez al año como parte de un ritual de limpieza en estas aguas sagradas dedicadas a Vishnu.
    [Show full text]
  • Bali, Lombok & Nusa Tenggara 17
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Bali, Lombok & Nusa Tenggara North Bali p253 Central Gili Islands Mountains p312 West Bali p237 p274 Ubud East Bali Region p203 Lombok p160 p283 Kuta & Southwest South Bali & Nusa Tenggara Beaches the Islands p334 p64 p115 Virginia Maxwell, Mark Johanson, Sofia Levin, MaSovaida Morgan PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Bali, Lombok KUTA & Batubulan . 202 & Nusa Tenggara . 4 SOUTHWEST Abiansemal . 202 Bali, Lombok & BEACHES . 64 Nusa Tenggara Map . 6 Kuta & Legian . 66 Bali, Lombok & Nusa EAST BALI . 203 Seminyak . 81 Tenggara’s Top 18 . 8 Gianyar . 206 Kerobokan . 92 Need to Know . 18 Klungkung Umalas . 98 First Time Bali, Lombok (Semarapura) . 206 & Nusa Tenggara . 20 Canggu . 98 Bangli . 208 Echo Beach . 104 What’s New . 22 Sideman . 209 Pererenan Beach . 106 If You Like… . 23 Gunung Agung . 211 Month by Month . 25 Coast Road to Kusamba . 213 SOUTH BALI & Itineraries . 28 Kusamba . 215 THE ISLANDS . 115 Activities . 36 Padangbai . 216 Travel with Children . 50 Denpasar . 117 Manggis . 219 Eat & Drink Like a Local . 53 Sanur . 124 Candidasa . 220 Regions at a Glance . 60 Bukit Peninsula . 132 Amlapura . 224 Jimbaran . 132 Tirta Gangga . 225 Central Bukit . 135 NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK © NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK Amed & the Balangan Beach . 136 Far East Coast . 227 Bingin . 137 Tulamben . 234 Padang Padang . 139 Northeast Coast . 236 Ulu Watu . 141 Ungasan . 143 CENTRAL Nusa Dua . 144 MOUNTAINS . 237 Tanjung Benoa . 147 Gunung Batur Area . 239 Nusa Lembongan & Islands . 149 Gunung Batur . 239 Nusa Lembongan . 150 Around Gunung Batur Crater . 240 Nusa Ceningan . 156 PURA TANAH LOT P277 Danau Batur .
    [Show full text]
  • Artikel Kajian Historis Dan Arsitektur Candi Surowono
    ARTIKEL KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO HISTORICAL STUDIES AND SUROWONO TEMPLE ARCHITECTURE Oleh: UDANADI PINGALA NPM: 12. 1. 01. 02. 0023 Dibimbing oleh : 1. Drs. Yatmin, M.Pd 2. Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2019 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO Udanadi Pingala 12.1.01.02.0023 Fakultas-Program Studi FKIP/PENDIDIKAN SEJARAH [email protected] Drs. YATMIN, M.Pd dan Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Dalam pandangan dunia Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang identic dengan karakteristik masyarakat yang heterogen serta Negara yang memiliki kekayaan budaya dengan jumlah yang banyak. Secara garis besar kekayaan budaya Indonesia dapat dibagi menjadi dua yakni in material dan material. Kekayaan in material sebagai contoh adalah bahasa daerah, dimana menurut hasil survey Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia yang terdata mencapai 652 bahasa daerah. Selain berbentuk bahasa daerah kekayaan in material juga berwujud ajaraan dan nilai moral yang sampai saat ini masih hidup dan bahkan digunakan sebagai hukum non formal dalam masyarakat. Permasalahan penelitian ini adalah dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut(1)Bagaimana latar belakang dibangunnya candi surowono?(2)Bagaimana arsitektur pada candi surowono? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pendekatan Penelitian Historis (sejarah), sebab tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengidentifikasi Relief- relief yang mengandung cerita panji dengan obyek yaitu Candi Surawana.
    [Show full text]