Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali Ni Made Mitha Mahastuti NIP.1985070620140922001 PROGRAM STUDI ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS UDAYANA TAHUN 2018 Kata Pengantar Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) karena berkatNYAlah, tulisan ini dapat diselesaikan. Tulisan yang berjudul “Kontekstual Warisan Budaya Dunia DAS Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali” ini disusun sebagai bagian dari tugas-tugas selaku dosen, yang harus mencari sesuatu agar dapat menunjang kegiatan, dan untuk menambah wawasan materi perkuliahan khususnya, dan bermanfaat sebagai pengetahuan yang menyangkut arsitektur pada umumnya. Untuk mengerjakan tulisan ini, materinya diperoleh dari literature, foto-foto, surat kabar, majalah, brosur dan sebagainya, maupun diskusi, wawancara dan lainnya. Tak kalah juga pentingnya adalah dorongan semangat, bimbingan, masukan-masukan pemikiran dan sebagainya, dari berbagai pihak yang semuanya memberi kontribusi positif bagi penulis. Ucapan terima kasih disampaikan untuk semua pihak yang telah berperan seperti tersebut di atas, terutama Ibu Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT ( Ketua Program Studi Arsitektur FT UNUD ) yang menugaskan membuat tulisan ini. Selain dari pada itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada pihak-pihak lainya yang telah membantu memperkaya materi, baik melalui literatur, informasi maupun wawancara. Penulis sangat menyadari bahwa, tulisan ini masih banyak kekuragan, namun demikian harapan penulis, semoga materi sederhana ini dapat mencapai tujuannya yaitu memperkaya materi perkuliahan khususnya, dan pengetahuan arsitektur pada umumnya. Denpasar, Januari, 2018 Penulis Ni Made Mitha Mahastuti NIP.1985070620140922001 Abstrak Warisan budaya merupakan kekayaan budaya yang bernilai penting bagi pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan. Warisan budaya berupa cagar budaya dalam hal ini sebuah pura merupakan salah satu hasil karya arsitektur yang patut untuk dijaga dan dilestarikan. The World Cultural Heritage UNESCO pernah menetapkan tiga situs di Bali sebagai nominator Warisan Budaya Dunia (WBD) yakni DAS Pakerisan (Gianyar), persawahan Jatiluwih (Tabanan), dan Pura Taman Ayun di Mengwi, Badung. Hal itu menunjukkan komitmennya terhadap situs-situs penting yang menjadi cikal bakal lahirnya peradaban. Namun hal tersebut akan mustahil dilakukan apabila tidak didukung oleh partisipasi dari masyarakat serta pemerintah. Maksud UNESCO tersebut dapat dilihat sebagai tujuan yang baik, namun implementasinya juga harus dilihat, bagaimana kontekstualnya terhadap kesinambungan budaya Bali ke depannya. Tulisan ini membahas tentang DAS Pakerisan yang memiliki luas wilayah 884,88 hektar dan terletak di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar. Situs ini meliputi beberapa pura peninggalan para raja Bali Kuno yang terkait dengan kawasan subak di sebelah hilirnya. Empat pura yang dilindungi dalam DAS Pakerisan sebagai Warisan Budaya Dunia yang terletak di Kecamatan Tampaksiring adalah : 1. Pura Tirta Empul, 2. Pura Mengening, 3. Pura Pegulingan, dan 4. Pura Gunung Kawi. Namun mengingat ada dua situs selain yang disebut di atas yaitu Pura Goa Gajah dan Pura Penataran Sasih (juga terletak dalam wilayah yang berdekatan) yang juga memiliki keterkaitan dengan empat pura lainnya, maka tulisan ini akan membahas pula tentang Pura Goa Gajah dan Pura Penataran Sasih. Berdasarkan kajian yang telah dilakukan, DAS Pakerisan merupakan salah satu bagian dari benda cagar budaya yang nilainya tidak dapat diukur dengan materi. Nilai-nilai lain yang jauh lebih penting yaitu arti dan makna yang sarat telah terkandung di dalamnya. UNESCO tentu tidak asal pilih dalam menentukan suatu kawasan dinominasikan sebagai warisan budaya dunia. Sebagai bagian dari Bali, tentunya segala potensi yang dimiliki dan terdapat pada DAS Pakerisan telah ikut memperkaya khasanah dan menjadi cikal bakal kebudayaan Bali sekarang. Situs-situs di DAS Pakerisan merupakan suatu peninggalan budaya dari abad ke-10, serta memberi ciri adanya perpaduan unsur budaya prasejarah dan Bali Kuno yang terus dilestarikan/dikembangkan hingga kini. Inilah yang menjadi benang merah antara situs DAS pakerisan dengan kebudayaan Bali kini. Mengingat bahwa benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang sangat penting, maka diperlukan komitmen dari semua pihak untuk turut melestarikan. Melestarikan berarti memelihara atau menyimpan baik-baik sesuatu agar tidak lenyap begitu saja. Namun sesungguhnya tidak sesederhana itu. Pelestarian bertujuan untuk menjadikan sesuatu tetap ada seperti aslinya, tidak rusak, tidak musnah. Pelestarian khasanah budaya bangsa memang dapat dilakukan dengan berbagai cara. Benda-benda peninggalan sejarah harus diamankan dari tangan-tangan jahil. Salah satu cara yang sederhana dan bisa dilakukan adalah tidak boleh mencorat-coret, karena akan merusak peninggalan sejarah tersebut. Pemerintah juga harus bisa menyediakan anggaran yang cukup bagi kegiatan perawatan daerah cagar budaya. Jangan sampai, benda-benda sejarah tersebut telantar karena kurangnya anggaran perawatan. Begitupun dalam merawatnya supaya juga diperhatikan pemakaian bahan dan materialnya agar jangan sampai merusak wajah asli dari situs-situs tersebut. Kata Kunci: DAS Pakerisan, Warisan Budaya, Cagar Budaya, Pelestarian Daftar Isi Kata Pengantar ................................................................................................................i Abstrak ............................................................................................................................ii Daftar Isi .........................................................................................................................iii BAB I Pendahuluan .......................................................................................................1 I. 1 Latar Belakang ................................................................................................1 I. 2 Rumusan Masalah............................................................................................3 I. 3 Tujuan Penulisan .............................................................................................3 I. 4 Manfaat Penulisan ...........................................................................................3 I. 5 Metodelogi Penulisan ......................................................................................3 BAB II Landasan Teori Perubahan Kebudayaan ......................................................5 BAB III Tinjauan Umum ..............................................................................................7 III. 1 Peta Gianyar (DAS Pakerisan) .....................................................................7 III. 2 Gambaran Umum DAS Pakerisan ................................................................8 BAB IV Pembahasan .....................................................................................................11 IV. 1 Beberapa Situs di DAS Pakerisan ................................................................11 IV.1.1 Pura Goa Gajah...................................................................................11 IV.1.2 Pura Penataran Sasih...........................................................................13 IV.1.3 Pura Gunung Kawi .............................................................................15 IV.1.4 Pura Mangening..................................................................................17 IV.1.5 Pura Tirta Empul.................................................................................19 IV.1.6 Pura Pegulingan..................................................................................20 IV. 2 Kontekstual WBD Pakerisan Terhadap Kesinambungan Budaya Bali ........23 BAB V Kesimpulan dan Saran .....................................................................................26 V. 1 Kesimpulan ...................................................................................................26 V. 2 Saran...............................................................................................................27 Daftar Pustaka.................................................................................................................. BAB I PENDAHULUAN Bab ini mengemukakan mengenai hal yang melatar-belakangi pengambilan judul penelitian, rumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penulisan, dan metodelogi yang digunakan dalam penulisan makalah ini. Sebagai salah satu daerah dengan kekayaan budaya dan tradisi leluhur yang adiluhung, Bali mempunyai banyak situs- situs yang menjadi cikal bakal daerah ini. Diperlukan suatu komitmen untuk menjaga taksu Bali tersebut agar tetap lestari. Tulisan ini mencoba membahas kontekstual Warisan Budaya Dunia Daerah Aliran Sungai (DAS) Pakerisan terhadap kesinambungan budaya Bali. I.1 Latar Belakang Derasnya perkembangan teknologi komunikasi dan informasi telah meningkatkan intensitas interaksi antar masyarakat dan antar budaya. Interaksi antar budaya menuntut adanya ketahanan budaya sehingga intensitas interaksi mampu memperkuat nilai-nilai luhur sekaligus memperkaya khasanah budaya bangsa. Kombinasi sinergis antara kokohnya jati diri bangsa dan luasnya khasanah budaya bangsa berkontribusi dalam memperkuat toleransi dan harmoni sehingga keragaman budaya yang merupakan kondisi obyektif bangsa akan menjadi kekuatan dinamis yang bersinergi. Pencapaian kemajuan kebudayaan suatu bangsa tidak dapat dilepaskan dari peninggalan