Artikel Kajian Historis Dan Arsitektur Candi Surowono

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Artikel Kajian Historis Dan Arsitektur Candi Surowono ARTIKEL KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO HISTORICAL STUDIES AND SUROWONO TEMPLE ARCHITECTURE Oleh: UDANADI PINGALA NPM: 12. 1. 01. 02. 0023 Dibimbing oleh : 1. Drs. Yatmin, M.Pd 2. Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI TAHUN 2019 Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 1|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO Udanadi Pingala 12.1.01.02.0023 Fakultas-Program Studi FKIP/PENDIDIKAN SEJARAH [email protected] Drs. YATMIN, M.Pd dan Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Dalam pandangan dunia Indonesia dikenal sebagai sebuah Negara yang identic dengan karakteristik masyarakat yang heterogen serta Negara yang memiliki kekayaan budaya dengan jumlah yang banyak. Secara garis besar kekayaan budaya Indonesia dapat dibagi menjadi dua yakni in material dan material. Kekayaan in material sebagai contoh adalah bahasa daerah, dimana menurut hasil survey Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia yang terdata mencapai 652 bahasa daerah. Selain berbentuk bahasa daerah kekayaan in material juga berwujud ajaraan dan nilai moral yang sampai saat ini masih hidup dan bahkan digunakan sebagai hukum non formal dalam masyarakat. Permasalahan penelitian ini adalah dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut(1)Bagaimana latar belakang dibangunnya candi surowono?(2)Bagaimana arsitektur pada candi surowono? Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pendekatan Penelitian Historis (sejarah), sebab tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengidentifikasi Relief- relief yang mengandung cerita panji dengan obyek yaitu Candi Surawana. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peninggalan-peninggalan/sumber benda, sumber primer, dan sumber sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka (library research), studi arsip, observasi, dan wawancara. Dalam penelitian ini tekhnik analisis data dimulai dalam kegiatan Kritik Sumber. Tujuan kritik sumber adalah agar dapat di temukan keabsahan/kebenaran dari sumber. Kesimpulan hasil penelitian Ditinjau dari seni pahat atau relief yang menghiasinya, relief candi Surawana menunjukan adanya keterpaduan dua unsur agama yang berbeda. Pada bagian kaki candi dipahatkan relief cerita binatang yang bersifat Budha, sedang di bagian tubuh candi dipahatkan relief Arjunawiwaha dan Sri Tanjung yang bersifat Hindu dan relief Bubuksah Gagangaking yang bersifat Budha. Adanya dua unsur agama yang ada dalam candi Surawana tampaknya berhubungan erat dengan kehidupan beragama pada masa itu. Kata Kunci: historis, Relief, Candi surowono, UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 2|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri I. Latar belakang masalah kabupaten Kediri. Secara sepintas candi surawana bentuknya tidak utuh lagi, Dalam pandangan dunia Indonesia terlihat dari sisa bebatuan dan balok batu dikenal sebagai sebuah Negara yang serta fragmen arca yang terdapat di identic dengan karakteristik masyarakat halaman depan candi. Dalam Kitab yang heterogen serta Negara yang Negarakertagama disebutkan dua kali memiliki kekayaan budaya dengan jumlah tentang shurabhana, umunya identik yang banyak. Secara garis besar kekayaan dengan surawana ataupun surowono dalam budaya Indonesia dapat dibagi menjadi dua penyebutan masa kini. Di dalam yakni in material dan material. Negarakertagama menyebutkan raja hayam Dalam hal kekayaan budaya yang bersifat wuruk menginap semalam di material, Negara Indonesia juga memiliki “Shurabhana”. Menyebut tempat yang jumlah kekayaan budaya dengan jumlah sama berlokasi di Pasuruhan sebagai ranah yang banyak, salah satunya adalah candi. keagamaan yang dibuka oleh pangeran dari Bahkan UNESCO mengakui candi Wengker Wijayarajasa. Dalam Pararaton Borobudur dan prambanan sebagai menceritakan bagaimana Bhre Prameswara memory of the world atau warisan dunia. dari Pamotan wafat pada tahun 1388 M Selain kedua candi tersebut tentunya masih dan diabadikan di Manyar di candi banyak candi-candi lain yang terdapat di Wisnubhawanapura. Arkeolog Belanda, Indonesia. Brandes (1920 : 168) menyimpulkan Fungsi candi di era sekarang tidak hanya identitas Bhre Wengker adalah sekedar sebagai tempat peribadatan, Wijayarajasa atau Prameswara dari melainkan juga fungsi pariwisata serta pamotan. Dari potongan informasi tersebut pendidikan. Dalam bidang pendidikan Krom (1923:209-10) menyimpulkan nama misalnya, mulai banyak guru sejarah yang Wisnubhawanapura sebagai nama menjadikan candi sebagai media peresmian surawana. (Lydia Kieven 2014 pembelajaran sejarah. Sedangkan dalam :285). segi pariwisata komplek bangunan candi II. METODE dilakukan penataan sehingga komplek bangunan candi terlihat lebih indah dan Jenis penelitian pada obyek Candi menarik untuk dikunjungi. Surowono menggunakan penelitian Salah satu candi yang terdapat di jawa kualitatif. Berdasarkan pada data-data timur adalah candi surawana di daerah deskriptif dengan tujuan untuk UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 3|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri mendistribusikan obyek penelitian yaitu penguasa Majapahit adalah para penguasa Candi Surowono yang meliputi aspek kerajaan Singasari yang runtuh akibat arsitektur dan historis. Menurut Helius serangan dari kerajaan Daha. Raden Sjamsuddin dalam penelitian sejarah, Wijaya yang merupakan panglima identifikasi sumber dibedakan atas dua perang Singasari kemudian memutuskan klasifikasi, yaitu klasifikasi sumber sejarah untuk mengabdi pada Daha di bawah berdasarkan bentuk dan klasifikasi sumber kepemimpinan Jayakatwang.Berkat sejarah berdasarkan sifat / kualitas pengabdiannya pada Daha, Raden Pengumpulan data dilakukan dengan cara Wijaya akhirnya mendapat kepercayaan studi pustaka (library research), studi penuh dari Jayakatwang. Bermodal arsip, observasi, dan wawancara. Menurut kepercayaan itulah, pada tahun 1292 Iyan yang dikutip Rimba (2015:35) Studi Raden Wijaya meminta izin kepada kepustakaan yaitu cara melakukan Jayakatwang untuk membuka hutan pengumpulan data tertulis dengan Tarik untuk dijadikan desa guna membaca literatur, majalah-majalah, surat menjadi pertahanan terdepan yang kabar, kisah sejarah, catatan sejarah dan melindungi Daha. Setelah mendapat izin sebagainya. Dalam penelitian ini tekhnik Jayakatwang, Raden Wijaya kemudian analisis data dimulai dalam kegiatan Kritik membabat hutan Tarik itu, membangun Sumber. desa yang kemudian diberi nama III. HASIL DAN KESIMPULAN Majapahit. Bila candi Surawana yang A. Latar belakang dibangunnya Candi merupakan tempat pendharman dari Bhre Surowono Wengker yang meninggal 1388 M maka Setelah terjadi pergeseran kekuasaan diperkirakan candi tersebut dibangun pada dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada saat diadakanya upacara sradha atau 12 abad ke 10 berdirilah kerajaan Kediri dan tahun setelah meninggalnya Bhre Wengker belakangan kerajaan Singosari. Munculnya yakni tahun 1400 M. Mengenai tokoh yang kerajaan Singasari tidak terlepas dari di dharmakan di Candi Surawana dapat kehadiran tokoh ken arok atau ken angrok, diketahui dari informasi dari kitab yang menandai munculnya wangsa baru Negarakertagama dimana Bhre Wengker yaitu wangsa rajasa yang berkuasa di merupakan paman Hayam Wuruk dan kerajaan Singosari dan majapahit. berkududkan tinggi dalam keluarga Keberadaan Majapahit tidak bisa kerajaan, mengemban beberapa tugas dilepaskan dari kerajaan Singasari. Tidak danntanggung jawab otoritas kerajaan. hanya karena urutan waktu, tapi juga UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 4|| Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri Sedangkan dalam berita Cina dari tahun tubuh candi, pilar-pilar ini diberi hiasan 1377 M didapat gambaran bahwa Bhre relief.(Ahmad Kholif Yulianto, 2006:1) Wengker merupakan raja independen Menurut Agus Aris Munandar (2015, 92- kedua memiliki keraton sendiri di bagian 93) Candi Surawana memiliki banyak timur ibukota Majapahit dan memlihara keistemewaan, diantaranya. hubungan baik diplomatik sendiri dengan Kesimpulan kaisar cina (Lydia Kieven, 2014 :285). Candi Surawana adalah B. Arsitektur Candi Surowono peninggalan dari kerajaan Majapahit. Masa pendirian candi ini belum dapat diketahui Candi Surawana terletak di Dusun secara pasti, namun berdasar sumber Surawana, Desa Canggu, Kecamatan Pare, sejarah yang ada dapat diperkirakan Kabupaten Kediri, penduduk sekitar candi mengenai masa pendirian candi. Sumber menyebutnya dengan nama Candi Bloran. sejarah mengenai candi Surawana adalah Candi Surawana memiliki ukuran panjang kitab Negarakertagama dan pararaton. 14,37 m. Lebara 8,66 m dan tinggi tersisa Candi Surawana merupakan tempat 4,72 m. Candi Surawana secara material pendarmaan dari Bhre Wengker atau terbuat dari balok-balok batu di sisi luar Wijayarajasa atau Prameswara. dan material isiannya berupa susunan bata. Setelah terjadi pergeseran (Agus Aris Munandar, 2015:91). Pada saat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa sekarang candi ini yang dapat dilihat Timur pada abad ke 10 berdirilah kerajaan tinggal bagian kaki dan tubuh candi saja. Kediri dan belakangan kerajaan Singosari. Seperti candi-candi dijawa timur
Recommended publications
  • Chapter 5 in the Name of Islam: the Kiai and People’S Resistance Against Government Plans to ‘Modernise’ Madura
    Cover Page The handle http://hdl.handle.net/1887/21539 holds various files of this Leiden University dissertation. Author: Pribadi, Yanwar Title: Islam and politics in Madura : ulama and other local leaders in search of influence (1990-2010) Issue Date: 2013-08-28 Chapter 5 In the Name of Islam: the Kiai and People’s Resistance against Government Plans to ‘Modernise’ Madura Introduction This chapter discusses the government’s plans to ‘modernise’ Madura during the New Order administration and how segments of society responded to these plans. Specifically, it is concerned with two conflicts between the government (at central, provincial, and regency levels) and the powerful Islamic elites together with the people. The first is the Nipah dam incident and the second is the rejection of the industrialisasi scheme (to introduce industrialisation and to create industrial estates in Madura) by the kiai of Bassra (Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura - The Association of Friendship of Madurese Pesantren Ulama).73 Among the questions posed in this chapter are: what is the origin and nature of the Nipah dam incident and the Suramadu Bridge affair? What were the government’s efforts in implementing plans to ‘modernise’ Madura? How did the kiai and the people respond to the government’s approaches? How were Islamic symbols used in order to convey messages of rejection? Under the Suharto administration, the lack of state74 73 The industrialisasi scheme was included in a plan to build the Suramadu Bridge that would connect the islands of Java and Madura and be the country’s longest bridge. I will refer to this henceforth as the Suramadu Bridge affair.
    [Show full text]
  • Indonesia Insights
    Indonesia Insights CELESTIAL VOYAGERS, Inc 27-28 Thomson Ave., Suite WS 11, Long Island City, NY 11101 Tel: +1 212-203-1021 www.celestialvoyagers.com May 27 - June 10, 2020 Indonesia Insights: Java, Bali, & Lombok DAY 1&2 WEDNESDAY, THURSDAY MAY 27, 28 DEPARTURE & TRAVEL TIME Trip price $3250- per person Departure from JFK. SQ#25 leaves JFK AT 8:55 PM from terminal 4. Single room supplement + $520. - DAY 3 FRIDAY MAY 29 JAKARTA, JAVA (D) Arrival Singapore at 6:50 AM. Connection with SQ # 952 lv. at 7:40 AM, arr. Jakarta 8:25 AM. Assistance,guided city tour, check-in at hotel for 1 night. Dinner at Padang Restaurant. DAY 4 SATURDAY MAY 30 YOGYAKARTA TEMBI JAVA(B, L, D) This price includes: Morning flight to Yogyakarta. On arrival drive to Domah Yogya Hotel in the village of Tembi. Check-in for 4 nights. Rest ● International flights from JFK with Singapore Airlines after lunch. Signature Rijsttafel Dinner with traditional music. ● Domestic flights within Indonesia DAY 5 SUNDAY MAY 31 YOGYAKARTA / TEMBI, JAVA (B, D) ● 11 nights hotel accommodation with double occupancy Full day guided tour: Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Palace of Yogyakarta, Tamansari Watercastle. Lunch at ● Buffet breakfast daily Sentra Gudeg Wijilan (not included); Malioboro street to explore stalls and shops. Return for dinner at Domah Yogya. ● 3 Lunches and 8 dinners as per itinerary DAY 6 MONDAY JUNE 1 PRAMBANAN / TEMBI. JAVA (B, D) ● All sightseeing and entrance fees as per itinerary Morning guided tour: Prambanan Temple and Candi Rato Boko ruins. Return to Domah Yogya for lunch (not included).
    [Show full text]
  • Astw Announcement CETAK FINAL
    ASEAN Science Congress and Conferences ABAPAST, ABASF, and Flagship Meetings ASEAN COST 68 and Related Meetings 8th Informal ASEAN Ministerial Meeting on S&T ASEAN Innovation Exhibition ... and many more! Contents Background 05 Schedule of Activities 08 The 4th Science Congress and Conferences 10 Flagship Programs, SCIRD, ABAPAST, ABASF Meetings 11 The 68th ASEAN COST Meeting 11 ASEAN COST + Dialoguse Partner’s Meeting(s) 12 The 8th Informal Ministerial Meeting on S&T (8th IAMMST) 12 ASEAN S&T Awards 13 ASEAN STI Exhibition 15 9th ASTW - IIASA Joint Seminar 18 ASEAN Youth Science Summit (AYSS) 19 ASTW - APEC PPSTI Joint Workshop 20 ASTW - FEALAC Joint Workshop 21 Workshop on Biosecurity 22 Venue & Proposed Hotels 25 3 The Bogor Palace (Indonesian:Istana Bogor) - one of 6 Presidential Palaces in Indonesia. Courtesy : bp.blogspot.com innovations from the most dynamic region to earth INNOVATIONS FROM THE MOST DYNAMIC REGION TO EARTH The ASEAN S&T Week (ASTW) is a flagship project of the ASEAN COST, in order to showcase major achievements and potential of S&T generated both in ASEAN Member Countries and Dialogue Partners, relevant to the rapidly increasing needs of the public and private sectors, in light of the region's goal of achieving a knowledge-based economy. The ASTW is an important event of the ASEAN COST and it is conducted triennially in a rotational basis amongst ASEAN Member Countries, which has the main purpose of promoting of S&T Development in Southeast Asian Countries. In addition, it is expected that this event will open windows of opportunities for scientist, technologies, researchers, academicians, government officials, practitioners and private sectors, to interact and to promote networking, as well as to expand their S&T cooperation.
    [Show full text]
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: a Pilot for Community Based Approaches to Support the Sustainable Marine Resources Management
    Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: A pilot for community based approaches to support the sustainable marine resources management Presented by Johannes Subijanto Coral Triangle Center Coauthors: S.W.H. Djohani and M. Welly Jl. Danau Tamblingan 78, Sanur, Bali, Indonesia International Conference on Climate Change and Coral Reef Conservation, Okinawa Japan, 30 June 2013 Nusa Penida Islands General features Community, Biodiversity, Aesthetics, Culture, Social-economics • Southeast of Bali Island • Nusa Penida Islands: Penida, Lembongan and Ceningan Islands • Klungkung District – 16 administrative villages, 40 traditional villages (mostly Balinese)- 45.000 inhabitants • Fishers, tourism workers, seaweed farmers, farmers, cattle ranchers • Coral reefs (300 species), mola-mola, manta rays, cetaceans, sharks, mangroves (13 species), seagrass (8 species) • Devotion to tradition, rituals and culture, preserving sacred temples: Pura Penataran Ped, Pura Batu Medauh, Pura Giri Putri and Pura Puncak Mundi. Local Balinese Cultural Festival Marine Recreational Operations Table corals Manta ray (Manta birostris) Oceanic Sunfish (Mola mola) Historical Background Historical Background • 2008 - Initiated cooperation TNC/CTC – Klungkung District Government • Ecological surveys – baseline data • 2009 - Working group on Nusa Penida MPA Establishment (local government agencies, traditional community groups, NGO) • Focus Group Discussions – public consultations & awareness • Marine Area reserved for MPA – 20.057 hectares - Klungkung District Decree no. 12 of
    [Show full text]
  • Bělahan and the Division of Airlangga's Realm
    ROY E. JORDAAN Bělahan and the division of Airlangga’s realm Introduction While investigating the role of the Śailendra dynasty in early eastern Javanese history, I became interested in exploring what relationship King Airlangga had to this famous dynasty. The present excursion to the royal bathing pla- ce at Bělahan is an art-historical supplement to my inquiries, the findings of which have been published elsewhere (Jordaan 2006a). As this is a visit to a little-known archaeological site, I will first provide some background on the historical connection, and the significance of Bělahan for ongoing research on the Śailendras. The central figure in this historical reconstruction is Airlangga (991-circa 1052 CE), the ruler who managed to unite eastern Java after its disintegration into several petty kingdoms following the death of King Dharmawangśa Těguh and the nobility during the destruction of the eastern Javanese capital in 1006 (Krom 1913). From 1021 to 1037, the name of princess Śrī Sanggrāmawijaya Dharmaprasādottunggadewī (henceforth Sanggrāmawijaya) appears in sev- eral of Airlangga’s edicts as the person holding the prominent position of rakryān mahāmantri i hino (‘First Minister’), second only to the king. Based on the findings of the first part of my research, I maintain that Sanggrāmawijaya was the daughter of the similarly named Śailendra king, Śrī Sanggrāma- wijayottunggavarman, who was the ruler of the kingdom of Śrīvijaya at the time. It seems plausible that the Śailendra princess was given in marriage to Airlangga to cement a political entente between the Śailendras and the Javanese. This conclusion supports an early theory of C.C.
    [Show full text]
  • East Java: Deadheat in a Battleground Province
    www.rsis.edu.sg No. 058 – 27 March 2019 RSIS Commentary is a platform to provide timely and, where appropriate, policy-relevant commentary and analysis of topical and contemporary issues. The authors’ views are their own and do not represent the official position of the S. Rajaratnam School of International Studies, NTU. These commentaries may be reproduced with prior permission from RSIS and due recognition to the author(s) and RSIS. Please email to Mr Yang Razali Kassim, Editor RSIS Commentary at [email protected]. Indonesian Presidential Election 2019 East Java: Deadheat in a Battleground Province By Alexander R. Arifianto and Jonathan Chen SYNOPSIS Home to roughly 31 million eligible voters, both President Joko Widodo and his opponent Prabowo Subianto are currently locked in a statistical deadheat in East Java – a key province in which the winner is likely to become Indonesia’s next president. COMMENTARY FOR BOTH contenders of the 2019 presidential election – incumbent President Joko ‘Jokowi’ Widodo and his challenger Prabowo Subianto − East Java is a “must win” province. East Java has a total population of 42 million − including an estimated 31 million citizens who are eligible to vote in the 2019 Indonesian general election. It is Indonesia’s second largest province measured in terms of its population. East Java is generally considered a stronghold of Jokowi. This is because he won handily against Prabowo in the province – with a margin of six percent – during the pair’s first presidential match-up in 2014. Most experts expect Jokowi to have a strong advantage in East Java because of the dominance of two political parties within the president’s coalition, the Indonesian Democratic Party Struggle (PDIP) − which traces its lineage to Indonesia’s founding president Sukarno, and the National Awakening Party (PKB) − which is affiliated with Nahdlatul Ulama (NU), Indonesia’s largest Islamic organisation.
    [Show full text]
  • Analisis Daya Tarik Wisata Jawa Timur Park 1 Dalam
    ANALISIS DAYA TARIK WISATA JAWA TIMUR PARK 1 DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING Disusun Oleh: Ragil Satrio Baskoro Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Brawijaya Jalan MT.Haryono Nomor 165 Malang [email protected] Dosen Pembimbing: Dr. Rofiaty.,SE.,MM ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan mengetahui daya Tarik wisata Jawa Timur Park 1 dalam meningkatkan daya saing.Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif (descriptive research) dengan teknik pengumpulan data observasi, wawancara, kuesioner dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan adalah analisis deskriptif kualitatif (bersifat interaktif) yang terdiri dari ; (data collection), (data display), (data reduction) dan (conclusions ; / verifying). Kemudian dilanjutkan dengan analisis kondisi lingkungan internal dan eksternal, analisis tanggapan responden dan pengembangan strategi.Hasil penelitian ini menunjukan bahwa Jawa Timur Park 1 memiliki daya Tarik yang kuat kepada konsumennya sehingga memicu terwujudnya daya saing yang sangat kompetitif dengan wisata lainya. Kata kunci : Strategi Bersaing, Daya Tarik, Daya Saing, Keunggulan Bersaing ABSTRACT This study aims to analyze and know the attractiveness of East Java Park 1 attractions in improving competitiveness. This research is a descriptive research with observation data collection, interview, questionnaire and documentation. Data analysis techniques used are qualitative descriptive analysis (interactive) consisting of; (data collection), (data display), (data reduction) and (conclusions;
    [Show full text]
  • Candi Cangkuang
    Direktori Pariwisata Indonesia Kementerian Pariwisata Republik Indonesia https://wisatasia.com Candi Cangkuang Kawasan JAWA BARAT Kabupaten Garut, Jawa Barat Candi Cangkuang termasuk ke dalam wilayah Kampung Ciakar, Desa Cangkuang, Kecamatan Leles. Secara geografis beradapada koordinat 7º 06’ 067” LS 107º 55’168”. Untuk mencapai Candi Cangkuang bisa naik bus atau elf jurusan Bandung-Garut, berhenti di alun-laun Leles, kemudian dilanjutkan dengan naik delman atau ojeg, atau berjalan kaki sejauh 3 Km. Candi Cangkuang terletak di puncak bukit kecil di Pulau Panjang yang dikelilingi danau “Situ” Cangkuang, namun karena adanya pendangkalan pada sebagian danau maka salah satu sisinya menyatu dengan tanah di sekitar. Selain candi, ditemukan pula makam Arif Muhammad yang letaknya berdampingan dengan candi dan masih di areal Pulo Panjang ini terdapat pemukiman masyarakat adat Pulo. Nama Candi Cangkuang diambil dari nama Desa Cangkuang tempat dimana candi tersebut ditemukan, namun ada yang berpendapat bahwa Cangkuang adalah nama tumbuhan/pohon Cangkuang yang banyak tumbuh di kawasan tersebut. Candi Cangkuang ditemukan kembali pada tanggal 9 Desember 1966 berkat usaha penelusuran oleh ahli purbakala Drs. Uka Tjandrasasmita terhadap buku Notulen Bataviach Genoot Schap yang ditulis oleh orang Belanda bernama Vorderman tahun 1893. Dalam buku tersebut dinyatakan bahwa di Desa Cangkuang terdapat makam kuna Arif Muhammad dan 1 / 2 Direktori Pariwisata Indonesia Kementerian Pariwisata Republik Indonesia https://wisatasia.com sebuah arca siwa. Penelitian tahun 1967/1968 dengan cara penggalian di sekitar daerah tersebut menemukan pondasi kaki candi dan serakan batu bahkan oleh penduduk digunakan sebagai nisan makam. Pada tahun 1974 -1976 dilakukan pemugaran (rekonstruksi) bangunan candi yang dilaksanakan oleh proyek Pembinaan Kepurbakalaan dan Peninggalan Nasional Depdikbud dan hasilnya seperti sekarang ini dan makam Arif Muhammad yang terletak di sebelah candi.
    [Show full text]
  • Report on Biodiversity and Tropical Forests in Indonesia
    Report on Biodiversity and Tropical Forests in Indonesia Submitted in accordance with Foreign Assistance Act Sections 118/119 February 20, 2004 Prepared for USAID/Indonesia Jl. Medan Merdeka Selatan No. 3-5 Jakarta 10110 Indonesia Prepared by Steve Rhee, M.E.Sc. Darrell Kitchener, Ph.D. Tim Brown, Ph.D. Reed Merrill, M.Sc. Russ Dilts, Ph.D. Stacey Tighe, Ph.D. Table of Contents Table of Contents............................................................................................................................. i List of Tables .................................................................................................................................. v List of Figures............................................................................................................................... vii Acronyms....................................................................................................................................... ix Executive Summary.................................................................................................................... xvii 1. Introduction............................................................................................................................1- 1 2. Legislative and Institutional Structure Affecting Biological Resources...............................2 - 1 2.1 Government of Indonesia................................................................................................2 - 2 2.1.1 Legislative Basis for Protection and Management of Biodiversity and
    [Show full text]
  • Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple
    Vol. 2 No. 2 October 2018 Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple By: Kadek Widiastuti1, Heny Perbowosari2 12Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail : [email protected] Received: August 1, 2018 Accepted: September 2, 2018 Published: October 31, 2018 Abstract The ways to realize the generation which has a character can be apply in the social education through culture values, social ideology and religions, there are in Ngendar’ traditions that was doing by the children’s in Banjar Sekarmukti, Pangsan Village, Petang District, Badung regency. The purpose of this research to analyze the character values from Ngendar tradition. The types of this research are qualitative which ethnographic approach is. These location of this research in Puseh Pungit temple in Penataran Agung areal, Banjar Sekarmukti, Pangsan Village. Researcher using purposive sampling technique to determine information, collecting the data’s using observation, interviews, literature studies and documentation. The descriptive qualitative technique’ that are use to data analyses. The result of this research to show; first is process of Ngendar as heritage that celebrated in six months as an expression about grateful to the God (Ida Sang Hyang Widi Wasa). The reasons why these traditions’ always celebrated by the children’s are affected from holiness, customs and cultures. Second, Ngendar on the naming the characters which is as understanding character children’s with their religion that are affected by two things, the naming about religion behavior with way reprimand and appreciation through their confidence (Sradha) and Karma Phala Sradha. Next function is to grow their awareness.
    [Show full text]
  • Attractions Management Issue 4 2010
    Attractions management Attractionswww.attractionsmanagement.com management MFC(, H+)'(' M@J@FE8IPK8:K@:J The popularity of 3D and 4D continues to increase K?<LGJ ;FNEJ How have theme parks performed in 2010? C@=<@EK?<=8JKC8E< FERRARI WORLD ABU DHABI Read Attractions Management online: www.attractionsmanagement.com/digital follow us on twitter @attractionsmag K?<D<G8IBJsJ:@<E:<:<EKI<JsQFFJ8HL8I@LDJsDLJ<LDJ?<I@K8><sK<:?EFCF>Ps;<JK@E8K@FEJs<OGFJsN8K<IG8IBJsM@J@KFI8KKI8:K@FEJs>8CC<I@<Js<EK<IK8@ED<EK Look into my eyes and… Fly Me to the Moon Pirate Story The World of Sharks Haunted House Jett and Jin TurtleVision Bugs Dinosaurs 6()=-#1+;<9-:89-:-6;:)6-=-9-?8)6,16/41*9)[email protected]=-6+97>,84-):16/B45: that maximize the WOW factor and in-your-face nature of 3D/4D cinema. For more information contact: -,91+/7,;C%-4 C)? C+1/7,;6>)=-+75C>>>6>)=-+75 )616-)3-9C%-4 C)? C2*)3-96>)=-+75 (North & South America Sales) ## … discover a universal and timeless 3D/4D attraction nWave Pictures proudly presents A 3D/4D experience inspired by Antoine de Saint-Exupéry’s The Little Prince: an eternally enchanting story. Premiere at IAAPA Attractions Expo 2010 (Booth 5159), Orlando, Florida (USA), 16-19 November azen DESIGN ASSOCIATES For us, inspired design comes naturally... immersive environments, highly naturalistic Conceptual & complete design habitats & landscapes, for zoos, aquariums museums & themed attractions. Detailed visualization & models Creative & technical specification For more information please visit our website www.lazenbydesign.com, or email Interpretive & graphic design us at [email protected] to request a fully illustrated portfolio.
    [Show full text]