ARTIKEL

KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO HISTORICAL STUDIES AND SUROWONO TEMPLE ARCHITECTURE

Oleh: UDANADI PINGALA NPM: 12. 1. 01. 02. 0023

Dibimbing oleh : 1. Drs. Yatmin, M.Pd

2. Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PGRI KEDIRI TAHUN 2019

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 1||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

KAJIAN HISTORIS DAN ARSITEKTUR CANDI SUROWONO

Udanadi Pingala 12.1.01.02.0023 Fakultas-Program Studi FKIP/PENDIDIKAN SEJARAH [email protected] Drs. YATMIN, M.Pd dan Drs.AGUS BUDIANTO,M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI

ABSTRAK Dalam pandangan dunia dikenal sebagai sebuah Negara yang identic dengan karakteristik masyarakat yang heterogen serta Negara yang memiliki kekayaan budaya dengan jumlah yang banyak. Secara garis besar kekayaan budaya Indonesia dapat dibagi menjadi dua yakni in material dan material. Kekayaan in material sebagai contoh adalah bahasa daerah, dimana menurut hasil survey Badan Pengembangan Pembinaan Bahasa Kementerian Pendidikan Kebudayaan, jumlah bahasa daerah di Indonesia yang terdata mencapai 652 bahasa daerah. Selain berbentuk bahasa daerah kekayaan in material juga berwujud ajaraan dan nilai moral yang sampai saat ini masih hidup dan bahkan digunakan sebagai hukum non formal dalam masyarakat. Permasalahan penelitian ini adalah dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut(1)Bagaimana latar belakang dibangunnya candi surowono?(2)Bagaimana arsitektur pada candi surowono?

Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian pendekatan Penelitian Historis (sejarah), sebab tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan dan mengidentifikasi - relief yang mengandung cerita panji dengan obyek yaitu Candi . Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian Kualitatif. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Peninggalan-peninggalan/sumber benda, sumber primer, dan sumber sekunder. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara studi pustaka (library research), studi arsip, observasi, dan wawancara. Dalam penelitian ini tekhnik analisis data dimulai dalam kegiatan Kritik Sumber. Tujuan kritik sumber adalah agar dapat di temukan keabsahan/kebenaran dari sumber. Kesimpulan hasil penelitian Ditinjau dari seni pahat atau relief yang menghiasinya, relief candi Surawana menunjukan adanya keterpaduan dua unsur agama yang berbeda. Pada bagian kaki candi dipahatkan relief cerita binatang yang bersifat Budha, sedang di bagian tubuh candi dipahatkan relief dan Sri Tanjung yang bersifat Hindu dan relief Bubuksah Gagangaking yang bersifat Budha. Adanya dua unsur agama yang ada dalam candi Surawana tampaknya berhubungan erat dengan kehidupan beragama pada masa itu.

Kata Kunci: historis, Relief, Candi surowono,

UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 2||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

I. Latar belakang masalah kabupaten Kediri. Secara sepintas candi

surawana bentuknya tidak utuh lagi, Dalam pandangan dunia Indonesia terlihat dari sisa bebatuan dan balok batu dikenal sebagai sebuah Negara yang serta fragmen arca yang terdapat di identic dengan karakteristik masyarakat halaman depan candi. Dalam Kitab yang heterogen serta Negara yang Negarakertagama disebutkan dua memiliki kekayaan budaya dengan jumlah tentang shurabhana, umunya identik yang banyak. Secara garis besar kekayaan dengan surawana ataupun surowono dalam budaya Indonesia dapat dibagi menjadi dua penyebutan masa kini. Di dalam yakni in material dan material. Negarakertagama menyebutkan raja hayam Dalam hal kekayaan budaya yang bersifat wuruk menginap semalam di material, Negara Indonesia juga memiliki “Shurabhana”. Menyebut tempat yang jumlah kekayaan budaya dengan jumlah sama berlokasi di Pasuruhan sebagai ranah yang banyak, salah satunya adalah candi. keagamaan yang dibuka oleh pangeran dari Bahkan UNESCO mengakui candi Wengker Wijayarajasa. Dalam Pararaton dan sebagai menceritakan bagaimana Bhre Prameswara memory of the world atau warisan dunia. dari Pamotan wafat pada tahun 1388 M Selain kedua candi tersebut tentunya masih dan diabadikan di Manyar di candi banyak candi-candi lain yang terdapat di Wisnubhawanapura. Arkeolog Belanda, Indonesia. Brandes (1920 : 168) menyimpulkan Fungsi candi di era sekarang tidak hanya identitas Bhre Wengker adalah sekedar sebagai tempat peribadatan, Wijayarajasa atau Prameswara dari melainkan juga fungsi pariwisata serta pamotan. Dari potongan informasi tersebut pendidikan. Dalam bidang pendidikan Krom (1923:209-10) menyimpulkan nama misalnya, mulai banyak guru sejarah yang Wisnubhawanapura sebagai nama menjadikan candi sebagai media peresmian surawana. (Lydia Kieven 2014 pembelajaran sejarah. Sedangkan dalam :285). segi pariwisata komplek bangunan candi II. METODE dilakukan penataan sehingga komplek bangunan candi terlihat lebih indah dan Jenis penelitian pada obyek Candi menarik untuk dikunjungi. Surowono menggunakan penelitian Salah satu candi yang terdapat di jawa kualitatif. Berdasarkan pada data-data timur adalah candi surawana di daerah deskriptif dengan tujuan untuk

UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 3||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri mendistribusikan obyek penelitian yaitu penguasa adalah para penguasa Candi Surowono yang meliputi aspek kerajaan Singasari yang runtuh akibat arsitektur dan historis. Menurut Helius serangan dari kerajaan Daha. Raden Sjamsuddin dalam penelitian sejarah, Wijaya yang merupakan panglima identifikasi sumber dibedakan atas dua perang Singasari kemudian memutuskan klasifikasi, yaitu klasifikasi sumber sejarah untuk mengabdi pada Daha di bawah berdasarkan bentuk dan klasifikasi sumber kepemimpinan Jayakatwang.Berkat sejarah berdasarkan sifat / kualitas pengabdiannya pada Daha, Raden Pengumpulan data dilakukan dengan cara Wijaya akhirnya mendapat kepercayaan studi pustaka (library research), studi penuh dari Jayakatwang. Bermodal arsip, observasi, dan wawancara. Menurut kepercayaan itulah, pada tahun 1292 Iyan yang dikutip Rimba (2015:35) Studi Raden Wijaya meminta izin kepada kepustakaan yaitu cara melakukan Jayakatwang untuk membuka hutan pengumpulan data tertulis dengan Tarik untuk dijadikan desa guna membaca literatur, majalah-majalah, surat menjadi pertahanan terdepan yang kabar, kisah sejarah, catatan sejarah dan melindungi Daha. Setelah mendapat izin sebagainya. Dalam penelitian ini tekhnik Jayakatwang, Raden Wijaya kemudian analisis data dimulai dalam kegiatan Kritik membabat hutan Tarik itu, membangun Sumber. desa yang kemudian diberi nama III. HASIL DAN KESIMPULAN Majapahit. Bila candi Surawana yang A. Latar belakang dibangunnya Candi merupakan tempat pendharman dari Bhre Surowono Wengker yang meninggal 1388 M maka Setelah terjadi pergeseran kekuasaan diperkirakan candi tersebut dibangun pada dari Jawa Tengah ke Jawa Timur pada saat diadakanya upacara sradha atau 12 abad ke 10 berdirilah kerajaan Kediri dan tahun setelah meninggalnya Bhre Wengker belakangan kerajaan Singosari. Munculnya yakni tahun 1400 M. Mengenai tokoh yang kerajaan Singasari tidak terlepas dari di dharmakan di Candi Surawana dapat kehadiran tokoh atau ken angrok, diketahui dari informasi dari kitab yang menandai munculnya wangsa baru Negarakertagama dimana Bhre Wengker yaitu wangsa rajasa yang berkuasa di merupakan paman dan kerajaan Singosari dan majapahit. berkududkan tinggi dalam keluarga Keberadaan Majapahit tidak bisa kerajaan, mengemban beberapa tugas dilepaskan dari kerajaan Singasari. Tidak danntanggung jawab otoritas kerajaan. hanya karena urutan waktu, tapi juga UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 4||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Sedangkan dalam berita Cina dari tahun tubuh candi, pilar-pilar ini diberi hiasan 1377 M didapat gambaran bahwa Bhre relief.(Ahmad Kholif Yulianto, 2006:1) Wengker merupakan raja independen Menurut Agus Aris Munandar (2015, 92- kedua memiliki keraton sendiri di bagian 93) Candi Surawana memiliki banyak timur ibukota Majapahit dan memlihara keistemewaan, diantaranya. hubungan baik diplomatik sendiri dengan Kesimpulan kaisar cina (Lydia Kieven, 2014 :285). Candi Surawana adalah B. Arsitektur Candi Surowono peninggalan dari kerajaan Majapahit. Masa pendirian candi ini belum dapat diketahui Candi Surawana terletak di Dusun secara pasti, namun berdasar sumber Surawana, Desa Canggu, Kecamatan Pare, sejarah yang ada dapat diperkirakan Kabupaten Kediri, penduduk sekitar candi mengenai masa pendirian candi. Sumber menyebutnya dengan nama Candi Bloran. sejarah mengenai candi Surawana adalah Candi Surawana memiliki ukuran panjang kitab Negarakertagama dan pararaton. 14,37 m. Lebara 8,66 m dan tinggi tersisa Candi Surawana merupakan tempat 4,72 m. Candi Surawana secara material pendarmaan dari Bhre Wengker atau terbuat dari balok-balok batu di sisi luar Wijayarajasa atau Prameswara. dan material isiannya berupa susunan bata. Setelah terjadi pergeseran (Agus Aris Munandar, 2015:91). Pada saat kekuasaan dari Jawa Tengah ke Jawa sekarang candi ini yang dapat dilihat Timur pada abad ke 10 berdirilah kerajaan tinggal bagian kaki dan tubuh candi saja. Kediri dan belakangan kerajaan Singosari. Seperti candi-candi dijawa timur lainnya, Munculnya kerajaan Singasari tidak candi ini juga menghadap ke barat. Pelipit terlepas dari kehadiran tokoh ken arok atau pada kaki candi ada yang berelief, ken angrok, yang menandai munculnya terutama pada bagian atas dan bawah wangsa baru yaitu wangsa rajasa yang panil-panil berelief. Pada badan candi berkuasa di kerajaan Singosari dan pelipit-pelipit makin berkurang, yang majapahit sangat menonjol adalah hiasan tonjolan- Pada candi Surawana terdapat relief tonjolan di atas pelipit yang berbentuk Arjunawiwaha, Sri Tanjung, Bubuksah- Padma. Candi Surawana berbadan tambun, Gagangaking dan Binatang atau tantri. hal ini berdasar pada proporsi candi dan Relief Arjunawiwaha mengambil sumber kurangnya hiasan-hiasan atau panil-panil dari kitab Mahabarata bagian ketiga yaitu yang berposisi tegak. Pilar terdapat pada kitab wana parwa. Relief Arjunawiwaha sudut candi baik pada kaki candi maupun UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 5||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menceritakan kepahlawanan dan sangkut pautnya dengan agama budha. perkawinan dengan bidadari Adapun cerita-cerita binatang dalam relief Supraba, juga berisi ajaran kerohanian candi surawana adalah : Kerbau dan buaya, yang tinggi. kijang dan burung, Singa dan petani, Cerita Sri Tanjung ditulis oleh bangau dan yuyu, 2 lelaki yang mengadu seorang Resi bernama Citragotra dalam binatang,lelaki dan ular, 2 lelaki dan bentuk tembang dengan menggunakan seekor kijang serta babi hutan, ular, itik, bahasa jawa pertengahan. Dilihat dari segi burung dan dua lelaki dan seorang bahasa, cerita ini berasal dari zaman perempuan.adapun cerita yang dapat kerajaan Majapahit. Relief Sri Tanjung didentifikasi isi ceritanya adalah kerbau menceritakan kesetiaan seorang Sri dan buaya serta bangau dan ketam. Tanjung kepada suaminya Sidapaksa. Ditinjau dari seni pahat atau relief yang Cerita ini termasuk cerita yang bertema menghiasinya, relief candi Surawana ruwatan atau pelepasan atau pembebasan. menunjukan adanya keterpaduan dua Kitab Bubuksah Gagangaking unsur agama yang berbeda. Pada bagian adalah jenis sastra tutur yang ditulis dalam kaki candi dipahatkan relief cerita binatang bahasa Jawa pertengahan dan yang bersifat Budha, sedang di bagian menggunakan huruf . Adapun tubuh candi dipahatkan relief mengenai penulis atau pengarang kitab ini Arjunawiwaha dan Sri Tanjung yang belum diketahui dengan pasti demikian bersifat Hindu dan relief Bubuksah juga masa penulisanya. Relief Bubuksah- Gagangaking yang bersifat Budha. Adanya Gagangaking menceritakan dua bersaudara dua unsur agama yang ada dalam candi yang tua bernama Gagangaking dan yang Surawana tampaknya berhubungan erat muda bernama Bubuksah bertapa di dengan kehidupan beragama pada masa itu gunung Wilis. Disini mereka mendirikan IV. PENUTUP pondok tempat mereka mempelajari kitab- kitab suci. Mereka melakukan perbuatan 1. Kesimpulan yang diyakininya masing-masing untuk Pada candi Surawana terdapat relief mencapai kesempurnaan agar setelah mati Arjunawiwaha, Sri Tanjung, Bubuksah- dapat mencapai nirwana atau surga. Gagangaking dan Binatang atau tantri. Cerita binatang yang dipahatkan Relief Arjunawiwaha mengambil sumber sebagai relief candi di indonesia dari kitab Mahabarata bagian ketiga yaitu khususnya cerita binatang yang ada kitab wana parwa. Relief Arjunawiwaha

UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 6||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri menceritakan kepahlawanan dan sangkut pautnya dengan agama budha. perkawinan Arjuna dengan bidadari Adapun cerita-cerita binatang dalam relief Supraba, juga berisi ajaran kerohanian candi surawana adalah : Kerbau dan buaya, yang tinggi. kijang dan burung, Singa dan petani, Cerita Sri Tanjung ditulis oleh seorang bangau dan yuyu, 2 lelaki yang mengadu Resi bernama Citragotra dalam bentuk binatang,lelaki dan ular, 2 lelaki dan tembang dengan menggunakan bahasa seekor kijang serta babi hutan, ular, itik, jawa pertengahan. Dilihat dari segi bahasa, burung dan dua lelaki dan seorang cerita ini berasal dari zaman kerajaan perempuan.adapun cerita yang dapat Majapahit. Relief Sri Tanjung didentifikasi isi ceritanya adalah kerbau menceritakan kesetiaan seorang Sri dan buaya serta bangau dan ketam. Tanjung kepada suaminya Sidapaksa. Cerita ini termasuk cerita yang bertema 2. Saran ruwatan atau pelepasan atau pembebasan. Kepada peneliti selanjutnya yang Kitab Bubuksah Gagangaking adalah penelitiannya berkaitan langsung maupun jenis sastra tutur yang ditulis dalam bahasa tidak langsung dengan penelitian ini Jawa pertengahan dan menggunakan mengenai candi surowono, baik keseuaian huruf Bali. Adapun mengenai penulis tema maupun kesesuaian tempat atau pengarang kitab ini belum diketahui disarankan untuk menggunakan hasil dengan pasti demikian juga masa penelitian ini sebagai bahan pembanding, penulisanya. Relief Bubuksah- sehinggah hasil penelitian ini dapat Gagangaking menceritakan dua bersaudara semakin dilengkapi dan menambah yang tua bernama Gagangaking dan yang wawasan baru mengenai Candi surowono muda bernama Bubuksah bertapa di gunung Wilis. Disini mereka mendirikan V. DAFTAR PUSTAKA pondok tempat mereka mempelajari kitab- Asdi Dipojoyo. 1983. Cerita Binatang kitab suci. Mereka melakukan perbuatan Dalam Beberapa Relief Pada Candi Sojiwan dan Mendut. yang diyakininya masing-masing untuk : Lukman Offset mencapai kesempurnaan agar setelah mati Badan Penelitian dan Pengembangan Pusat Kurikulum. 2010. “Pengembangan dapat mencapai nirwana atau surga. Pendidikan Budaya Dan Karakter Cerita binatang yang dipahatkan Bangsa”. . Kementerian Pendidikan Nasional. sebagai relief candi di indonesia Balai Arkeologi Medan. 2014. Arkeologi khususnya cerita binatang yang ada dan Karakter Bangsa. Jakarta : Ombak Dariani, Ririn.2013. Sejarah Kebudayaan UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 7||

Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

Indonesia masa Hindu Budha. Suwardono.2013.Sejarah Indonesia Yogyakarta : Ombak. masa Hindu Budha. Yogyakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Ombak Kreatif Balai Arkeologi Yogi Sudiana, I Putu.2013. Relief tantri di Denpasar.2012.” Merajut Kearifan pertapaan bebitra Desa Lokal Membangun Karakter bitera,Gianyar.Online.https://www.myscie Bangsa”Denpasar. Balai Arkeologi ncework.com/publication/file/5274196/reli Denpasar. ef- tantri-di-pertapaan-gunung-kawi- Kieven, Lydia. 2014. Menelusuri Figur bebitra-desa-bitera-gianyar, diunduh pada Bertopi dalam relief candi Zaman 23 November 2015 Majapahit.Jakarta: Gramedia. Yulianto, Ahmad Kholif. 2006.Laporan Riyani, Mufti. 2005. Penggambaran etika Pendokumentasian Relief Candi jawa dalam relief Wiracarita Surawana dan Tegowangi, di candi Prambanan, jawa Kabupaten Kediri serta Candi tengah. Skripsi. Semarang: , Kabupaten . Universitas Negeri Semarang Departemen Kebudayaan dan Riharyani. 1987. “Latar Belakang Pariwisata Direktorat Jendral Sejarah Keagamaan Candi Surawana dan Purbakala Balai Pelestarian Ditinjau dari Relief-Reliefnya” Peninggalan Purbakala Mojokerto Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Sastra Provinsi Jawa Timur. Universitas Gajah Mada. Sjamsuddin Helius. 2007. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak. Slametmulyana.2005. Menuju Kemegahan. Yogyakarta: Lkis Slametmulyana. 1979. dan Tafsir Sejarahnya. Jakarta:Bhatara Karya Aksara Soekmono,R. 1974. Candi Fungsi dan Pengertianya. Semarang: IKIP Semarang Press Soekmono, R. 1981. Pengantar Sejarah Kebudayaan Indonesia 2. Yogyakarta: Kanisius. Soekmono, R. 1993. “Peninggalan- Peninggalan Purbakala Masa Majapahit”. Dalam 700 Tahun Majapahit: Suatu Bunga Rampai.: Dinas Pariwisata Daerah Propinsi Daerah Tingkat I JawaTimur. Pusat penelitian Arkeologi. 2001.Mencermati Nilai Budaya Masa Lalu Dalam Menatap Masa Depan. Jakarta . Proyek Peningkatan Penelitian Arkeologi Jakarta. Tanpa Pengarang. tt. Brosur Kunjungan ke Candi Surawana. Tanpa kota: tanpa penerbit. UDANADI PINGALA| NPM: 12.1.01.02.0023 simki.unpkediri.ac.id FKIP – Pendidikan Sejarah || 8||