BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep Dasar

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep Dasar BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah konsep hibridisasi arsitektur candi. Konsep dasar ini dicapai dengan cara menampilkan kembali unsur bentuk dari arsitektur candi Songgoriti dan dimodifikasi secara kreatif dan inovatif. Karena candi Songgoriti adalah termasuk dalam golongan candi zaman transisi atau termasuk dari candi zaman pertengahan antara zaman mataram sampai sampai majapahit. Konsep yang dipakai dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah hibridisasi dari penggabungan komplek candi Prambanan dan komplek candi Penataran. Sehingga mendapatkan kombinasi bentuk yang memiliki unsur sama dengan kedua bentuk candi. Sebagai contoh adalah candi songgoriti, candi gunung kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. Maka dari ketiga contoh candi tersebut dapat dikembangkan secara kreatif untuk pengaplikasian pada konsep dasar Extending Tradition arsitektur candi yang di inginkan. Konsep dasar yang dipakai adalah hibridisasi candi sebagai berikut: 1. Candi Prambanan Pada candi Prambanan perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke tengah dan simetris. Orientasinya ke segala arah seperti penjuru mata angin dan berpusat ke tengah 211 Gambar 5.1 Oreintasi candi Prambanan Sumber : konsep perancangan (2012) 2. Candi Penataran Pada candi Penataran perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke belakang dan semi simetris seolah-olah seperti di tengah. Orientasinya ke satu arah seolah-olah seperti menuju ketempat yang lebih tinggi. Gambar 5.2 Orientasi candi Penataran Sumber : konsep perancangan (2012) Penerapan konsep rancangan bentuk pada perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu ini melalui penggabungan dari candi Prambanan dan candi 212 Penataran. Hal ini dicapai dengan menggabungkan perletakan candi Prambanan dan candi Penataran. Dengan Proses sebagai berikut: Bentuk candi Bentuk candi Penataran seolah- Prambanan olah simetri, simetri, orientasi orientasi dari satu arah dari semua arah Gambar 5.3 Proses konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012) Dari penggabungan kedua bentuk candi Prambanan dan candi Penataran didapatkan juga kombinasi bentuk yang menyerupai kedua candi tersebut. Seolah- olah bentuk tersebut sama dengan bentuk kedua candi prambanan dan candi penataran tetapi sebenarnya berbeda. Jadi jati diri dari bangunan candi zaman isana termasuk bentuk candi yang baru yang berbeda dari candi-candi yang lain. Bentuk candi Prambanan besar dan Bentuk candi penataran ramping, melebar, terdiri dari tingkatan ratna terdiri dari tingkatan ratna, pintu candi berbentuk persegi Gambar 5.4 Hasil konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012) 213 5.2. Konsep Tapak 5.2.1. Konsep Kontur Konsep kontur yang akan dipakai adalah kolaborasi antara sistem pengolahan kontur cut (pemotongan) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara dipotong atau mengurangi tanah. Fill (pengisian) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara diisi pada bagian tertentu untuk mendapatkan kedalaman level tanah yang bisa berfungsi sebagai area sirkulasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Selain itu teknik cut (pemotongan) dan Fill (pengisian) juga memberikan manfaat yaitu lebih efisiensi dan ekonomis terhadap biaya. Memanfaatkan kontur Lahan yang di isi Lahan yang di untuk tangga berundak potong Sirkulasi pejalan kaki Pemanfaatan kontur tapak untuk mengikuti kontur tapak jalan sirkulasi kendaraan bermotor Gambar 5.5 Pemotongan kontur Sumber : konsep perancangan (2012) 214 5.2.2. Konsep Kebisingan Pada konsep kebisingan ini ialah memberikan space/ jarak yang dapat digunakan sebagai taman, plaza, atau parker dan Menggunakan (barrier) pagar massif dari batu alam. U VEGETASI Sumber bising Gambar 5.6 konsep kebisingan mengguakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Sumber bising PAGAR MASIF Gambar 5.7 konsep kebisingan menggunakan pagar masif Sumber : konsep perancangan (2012) 5.2.3. Konsep Matahari Pada konsep matahari ini untuk mengurangi radiasi sinar matahari maka dengan memanfaatkan kemiringan posisi tapak dari tegak lurus sinar matahari 215 menjadikan bangunan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dan memberikan vegetasi dengan demikian hanya sedikit permukaan bangunan yang akan menerima panas matahari. Gambar 5.8 konsep matahari memanfaatkan kemiringan tapak Sumber : konsep perancangan (2012) Pada fasade bangunan menggunakan shading device. Sehingga mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan melalui setiap sirkulasi udara yang berbentuk langgam candi peralihan. Shading device VEGETASI Gambar 5.10 menggunakan shading device Gambar 5.9 Memanfaatkan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Sumber : konsep perancangan (2012) 216 5.2.4. Konsep Angin Pada konsep angin ini yang digunakan dari analisis sebelumnya yaitu menggunakan pengaturan penempatan vegetasi berdasarkan karakter candi Isana yang ada untuk mencegah hembusan angin kencang. ANGIN U VEGETASI ANGIN Gambar 5.11 Melalui perletakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Mengarahkan angin melalui perletakan bangunan berdasarkan karakter candi Isana ANGIN BANGUNAN ANGIN Gambar 5.12 Melalui perletakan bangunan Sumber : konsep perancangan (2012) 217 5.2.5. Konsep View Gunung Gunung Arjuno panderman U Gunung Banyak Gambar 5.13 Kondisi eksisting (Sumber: konsep perancangan 2012) Material kaca agar pandangan keluar tapak dapat melihat gunung-gunung Gambar 5.14 Konsep view dan penggunaan material kaca sebagai dinding (Sumber: konsep perancangan 2012) 218 Pada tapak sendiri memilki banyak Potensi view yang diperoleh salah satunya yaitu beberapa gunung yang tampak menonjol dan cukup bagus untuk dijadikan latarbelakang bangunan ini. Pada dalam bangunan sendiri memberikan material kaca agar pandangan keluar bangunan menuju gunung. Untuk ke sisi udara di dapat dari jendela-jendela dan glass wall U 5.2.6. Konsep Aksesbilitas Untuk konsep aksesbilitas ini ada pelebaran jalan pada arah barat tapak dan dibuat tiga pintu masuk dan keluar pada area. Entrance atau pintu masuk terletak pada sisi barat dan exit (keluar) pada sisis tengah tapak karena mempermudah pengunjung untuk pencapaiannya dan tidak mengakibatkan kemacetan depan tapak. Serta ada jalur khusus area servis terletak pada area jalan sekunder ini berfungsi sebagai jalur servis dan pengelola agar membedakan area sifat public dan area sifat privasi. Jalur service/ pengelola Exit Entrance kendaraan Entrance A bermotor pejalan kaki Jalan utama Pelebaran jalan Gambar 5.15 Konsep aksesbilitas (Sumber: konsep perancangan 2012) 219 A GERBANG MAIN ENTRANCE Gambar 5.16 Gerbang main entrance (Sumber: konsep perancangan 2012) 5.2.7. Konsep Penzoningan Tapak Pembagian zona-zona dalam tapak dilakukan dengan membagi zona dalam tapak berdasarkan hirarki dari zona public sampai privat. Untuk lokasi main entrance diletakan pada sisi tapak bagian barat yaitu jalan Arumdalu karena merupakan jalan kebanyakan pengunjung dari arah Kota Batu. Untuk area parkir diletakan pada tapak disebalah barat yang merupakan arah masuk pengunjung dan merupakan jalan yang lebar yang memungkinkan arus sirkulasi mobil masuk dan keluar dengan lancar, selain itu akses utama menuju tapak yang berasal dari Kota Batu ada di area ini. 220 Fungsi apresiasi dan promosi Fungsi transaksi Fungsi U transaksi Fungsi Semi Public Area informa si dan Parkir area edukasi Keluar Masuk Jalan Arumdalu Gambar 5.17 Konsep penzoningan tapak (Sumber: konsep perancangan 2012) Sedangkan untuk side entrance yang berfungsi sebagai jalan masuk pengelola, servis, loading dock dan pengunjung dengan kepentingan adsministrasi. Untuk fasilitas penunjang berada pada sisi barat bagian selatan yang berdekatan dengan jalan sebagai akses masuk uatamanya. Untuk plaza penerima diletakan pada bagian tapak yang terletak disebelah timur antara jalan utama Arumdalu dengan bangunan. Hal ini terkait dengan fungsi plaza penerima user itu sendiri sebagai ruang transisi. 221 UNIT INFORMASI UNIT PROMOSI UNIT TRANSAKSI DAN EDUKASI DAN APRESIASI U UNIT EDUKASI (KLS PRAKTIKUM JALAN UTAMA SENI DAN KERAJINAN) Gambar 5.18 Konsep penerapan zoning pada tapak (Sumber: konsep perancangan 2012) 5.2.8. Konsep Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi dua bagian yaitu sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kaki. Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya maka pola sirkulasi yang diterapkan dalam tapak adalah sirkulasi linier. 222 Elemen pembentuk sirkulasi kendaraan bermotor berupa jalan aspal sedangkan pedestrian dan jalan setapak menggunakan paving stone dan batu-batuan alami. U Area terbangun Parkir area Jalan Arumdalu Gambar 5.19 Konsep sirkulasi user (Sumber: konsep perancangan 2012) Sirkulasi Kawasan Pola sirkulasi kawasan yang digunakan adalah pola linier sesuai dengan kombinasi antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi penataran. Candi Songgoriti merupakan candi zaman pertengahan dari zaman Isana sampai Zaman Rajasa, sehingga konsep sirkulasi menggunakan penggabungan antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi penataran. 223 EXIT ENTRANCE U JALAN UTAMA ENTRANCE Gambar 5.20 Konsep penggolongan sirkulasi user (Sumber: konsep perancangan 2012) Keterangan gambar: Sirkulasi pengunjung (mobil dan motor) tujuan rekreasi parkir area depan Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (mobil dan motor) tujuan informasi, edukasi parkir area depan Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (pejalan kaki ) tujuan rekreasi, informasi, edukasi 5.2.9. Konsep Vegetasi Vegetasi yang terdapat pada tapak sebelah selatan merupakan potensi
Recommended publications
  • Indonesia Insights
    Indonesia Insights CELESTIAL VOYAGERS, Inc 27-28 Thomson Ave., Suite WS 11, Long Island City, NY 11101 Tel: +1 212-203-1021 www.celestialvoyagers.com May 27 - June 10, 2020 Indonesia Insights: Java, Bali, & Lombok DAY 1&2 WEDNESDAY, THURSDAY MAY 27, 28 DEPARTURE & TRAVEL TIME Trip price $3250- per person Departure from JFK. SQ#25 leaves JFK AT 8:55 PM from terminal 4. Single room supplement + $520. - DAY 3 FRIDAY MAY 29 JAKARTA, JAVA (D) Arrival Singapore at 6:50 AM. Connection with SQ # 952 lv. at 7:40 AM, arr. Jakarta 8:25 AM. Assistance,guided city tour, check-in at hotel for 1 night. Dinner at Padang Restaurant. DAY 4 SATURDAY MAY 30 YOGYAKARTA TEMBI JAVA(B, L, D) This price includes: Morning flight to Yogyakarta. On arrival drive to Domah Yogya Hotel in the village of Tembi. Check-in for 4 nights. Rest ● International flights from JFK with Singapore Airlines after lunch. Signature Rijsttafel Dinner with traditional music. ● Domestic flights within Indonesia DAY 5 SUNDAY MAY 31 YOGYAKARTA / TEMBI, JAVA (B, D) ● 11 nights hotel accommodation with double occupancy Full day guided tour: Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat, Palace of Yogyakarta, Tamansari Watercastle. Lunch at ● Buffet breakfast daily Sentra Gudeg Wijilan (not included); Malioboro street to explore stalls and shops. Return for dinner at Domah Yogya. ● 3 Lunches and 8 dinners as per itinerary DAY 6 MONDAY JUNE 1 PRAMBANAN / TEMBI. JAVA (B, D) ● All sightseeing and entrance fees as per itinerary Morning guided tour: Prambanan Temple and Candi Rato Boko ruins. Return to Domah Yogya for lunch (not included).
    [Show full text]
  • From the Jungles of Sumatra and the Beaches of Bali to the Surf Breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, Discover the Best of Indonesia
    INDONESIAThe Insiders' Guide From the jungles of Sumatra and the beaches of Bali to the surf breaks of Lombok, Sumba and Sumbawa, discover the best of Indonesia. Welcome! Whether you’re searching for secluded surf breaks, mountainous terrain and rainforest hikes, or looking for a cultural surprise, you’ve come to the right place. Indonesia has more than 18,000 islands to discover, more than 250 religions (only six of which are recognised), thousands of adventure activities, as well as fantastic food. Skip the luxury, packaged tours and make your own way around Indonesia with our Insider’s tips. & Overview Contents MALAYSIA KALIMANTAN SULAWESI Kalimantan Sumatra & SUMATRA WEST PAPUA Jakarta Komodo JAVA Bali Lombok Flores EAST TIMOR West Papua West Contents Overview 2 West Papua 23 10 Unique Experiences A Nomad's Story 27 in Indonesia 3 Central Indonesia Where to Stay 5 Java and Central Indonesia 31 Getting Around 7 Java 32 & Java Indonesian Food 9 Bali 34 Cultural Etiquette 1 1 Nusa & Gili Islands 36 Sustainable Travel 13 Lombok 38 Safety and Scams 15 Sulawesi 40 Visa and Vaccinations 17 Flores and Komodo 42 Insurance Tips Sumatra and Kalimantan 18 Essential Insurance Tips 44 Sumatra 19 Our Contributors & Other Guides 47 Kalimantan 21 Need an Insurance Quote? 48 Cover image: Stocksy/Marko Milovanović Stocksy/Marko image: Cover 2 Take a jungle trek in 10 Unique Experiences Gunung Leuser National in Indonesia Park, Sumatra Go to page 20 iStock/rosieyoung27 iStock/South_agency & Overview Contents Kalimantan Sumatra & Hike to the top of Mt.
    [Show full text]
  • Obtaining World Heritage Status and the Impacts of Listing Aa, Bart J.M
    University of Groningen Preserving the heritage of humanity? Obtaining world heritage status and the impacts of listing Aa, Bart J.M. van der IMPORTANT NOTE: You are advised to consult the publisher's version (publisher's PDF) if you wish to cite from it. Please check the document version below. Document Version Publisher's PDF, also known as Version of record Publication date: 2005 Link to publication in University of Groningen/UMCG research database Citation for published version (APA): Aa, B. J. M. V. D. (2005). Preserving the heritage of humanity? Obtaining world heritage status and the impacts of listing. s.n. Copyright Other than for strictly personal use, it is not permitted to download or to forward/distribute the text or part of it without the consent of the author(s) and/or copyright holder(s), unless the work is under an open content license (like Creative Commons). Take-down policy If you believe that this document breaches copyright please contact us providing details, and we will remove access to the work immediately and investigate your claim. Downloaded from the University of Groningen/UMCG research database (Pure): http://www.rug.nl/research/portal. For technical reasons the number of authors shown on this cover page is limited to 10 maximum. Download date: 23-09-2021 Appendix 4 World heritage site nominations Listed site in May 2004 (year of rejection, year of listing, possible year of extension of the site) Rejected site and not listed until May 2004 (first year of rejection) Afghanistan Península Valdés (1999) Jam,
    [Show full text]
  • Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: a Pilot for Community Based Approaches to Support the Sustainable Marine Resources Management
    Ecotourism at Nusa Penida MPA, Bali: A pilot for community based approaches to support the sustainable marine resources management Presented by Johannes Subijanto Coral Triangle Center Coauthors: S.W.H. Djohani and M. Welly Jl. Danau Tamblingan 78, Sanur, Bali, Indonesia International Conference on Climate Change and Coral Reef Conservation, Okinawa Japan, 30 June 2013 Nusa Penida Islands General features Community, Biodiversity, Aesthetics, Culture, Social-economics • Southeast of Bali Island • Nusa Penida Islands: Penida, Lembongan and Ceningan Islands • Klungkung District – 16 administrative villages, 40 traditional villages (mostly Balinese)- 45.000 inhabitants • Fishers, tourism workers, seaweed farmers, farmers, cattle ranchers • Coral reefs (300 species), mola-mola, manta rays, cetaceans, sharks, mangroves (13 species), seagrass (8 species) • Devotion to tradition, rituals and culture, preserving sacred temples: Pura Penataran Ped, Pura Batu Medauh, Pura Giri Putri and Pura Puncak Mundi. Local Balinese Cultural Festival Marine Recreational Operations Table corals Manta ray (Manta birostris) Oceanic Sunfish (Mola mola) Historical Background Historical Background • 2008 - Initiated cooperation TNC/CTC – Klungkung District Government • Ecological surveys – baseline data • 2009 - Working group on Nusa Penida MPA Establishment (local government agencies, traditional community groups, NGO) • Focus Group Discussions – public consultations & awareness • Marine Area reserved for MPA – 20.057 hectares - Klungkung District Decree no. 12 of
    [Show full text]
  • Pemanfaatan Candi Gunung Gangsir
    PEMANFAATAN CANDI GUNUNG GANGSIR: UPAYA MENUMBUHKAN KESADARAN SEJARAH SISWA SMAN 1 PURWOSARI MELALUI METODE OUTDOOR LEARNING (UTILIZATION OF GANGSIR MOUNTAIN TEMPLE: EFFORTS TO GROW HISTORY AWARENESS OF SMAN 1 PURWOSARI STUDENTS THROUGH OUTDOOR LEARNING METHOD) Akhmad Fajar Ma’rufin STMIK Yadika Bangil Shela Dwi Utari Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRACT Theresearch aims to analyze: (1) the history of Gangsir Mountain Temple, (2) the architectural form of Gangsir Mountain Temple, and (3) efforts to growhistory awareness ofSMAN 1 Purwosari students through outdoor learning method using of cultural preservation of Gangsir Mountain Temple. The method of this research is qualitative. The footage used in this research is purposive sampling with criterion selection. Data collection is done by direct observations, interviews, and recording documents. Data validation is done by triangulation. The used data analysis is an interactive analysis model, namely collection, data reduction, data presentation, and conclusion. The results of the research concluded that (1) Gangsir Mountain Temple is one of the cultural heritage remains of Medang KamulanKingdom, a continuation of the Ancient Mataram. The temple is located in Beji, Pasuruan, (2) the temple architecture can be concluded as a combination of Central and East Javanese styles but the Gangsir Mountain Temple is more inclined to the Ancient Mataram style. Ancient Mataram style can be seen from the reliefs on the temple walls of Gangsir Mountain and supported by the parama
    [Show full text]
  • Bělahan and the Division of Airlangga's Realm
    ROY E. JORDAAN Bělahan and the division of Airlangga’s realm Introduction While investigating the role of the Śailendra dynasty in early eastern Javanese history, I became interested in exploring what relationship King Airlangga had to this famous dynasty. The present excursion to the royal bathing pla- ce at Bělahan is an art-historical supplement to my inquiries, the findings of which have been published elsewhere (Jordaan 2006a). As this is a visit to a little-known archaeological site, I will first provide some background on the historical connection, and the significance of Bělahan for ongoing research on the Śailendras. The central figure in this historical reconstruction is Airlangga (991-circa 1052 CE), the ruler who managed to unite eastern Java after its disintegration into several petty kingdoms following the death of King Dharmawangśa Těguh and the nobility during the destruction of the eastern Javanese capital in 1006 (Krom 1913). From 1021 to 1037, the name of princess Śrī Sanggrāmawijaya Dharmaprasādottunggadewī (henceforth Sanggrāmawijaya) appears in sev- eral of Airlangga’s edicts as the person holding the prominent position of rakryān mahāmantri i hino (‘First Minister’), second only to the king. Based on the findings of the first part of my research, I maintain that Sanggrāmawijaya was the daughter of the similarly named Śailendra king, Śrī Sanggrāma- wijayottunggavarman, who was the ruler of the kingdom of Śrīvijaya at the time. It seems plausible that the Śailendra princess was given in marriage to Airlangga to cement a political entente between the Śailendras and the Javanese. This conclusion supports an early theory of C.C.
    [Show full text]
  • Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple
    Vol. 2 No. 2 October 2018 Character Education Value in the Ngendar Tradition in Piodalan at Penataran Agung Temple By: Kadek Widiastuti1, Heny Perbowosari2 12Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar E-mail : [email protected] Received: August 1, 2018 Accepted: September 2, 2018 Published: October 31, 2018 Abstract The ways to realize the generation which has a character can be apply in the social education through culture values, social ideology and religions, there are in Ngendar’ traditions that was doing by the children’s in Banjar Sekarmukti, Pangsan Village, Petang District, Badung regency. The purpose of this research to analyze the character values from Ngendar tradition. The types of this research are qualitative which ethnographic approach is. These location of this research in Puseh Pungit temple in Penataran Agung areal, Banjar Sekarmukti, Pangsan Village. Researcher using purposive sampling technique to determine information, collecting the data’s using observation, interviews, literature studies and documentation. The descriptive qualitative technique’ that are use to data analyses. The result of this research to show; first is process of Ngendar as heritage that celebrated in six months as an expression about grateful to the God (Ida Sang Hyang Widi Wasa). The reasons why these traditions’ always celebrated by the children’s are affected from holiness, customs and cultures. Second, Ngendar on the naming the characters which is as understanding character children’s with their religion that are affected by two things, the naming about religion behavior with way reprimand and appreciation through their confidence (Sradha) and Karma Phala Sradha. Next function is to grow their awareness.
    [Show full text]
  • No Nama Varietas Jenis Tanaman Nama Pemohon No Terdaftar Tanggal Terdaftar
    DAFTAR PENDAFTARAN VARIETAS HASIL PEMULIAAN TAHUN 2006 - DESEMBER 2020 No Nama Varietas Jenis Tanaman Nama Pemohon No Terdaftar Tanggal terdaftar 1 G 1 Serai Wangi Balitro 001/PVHP/2006 30 Juni 2006 2 G 2 Serai Wangi Balitro 002/PVHP/2006 30 Juni 2006 3 G 3 Serai Wangi Balitro 003/PVHP/2006 30 Juni 2006 4 Galesia 1 Kencur Balitro 004/PVHP/2006 30 Juni 2006 5 Galesia 2 Kencur Balitro 005/PVHP/2006 30 Juni 2006 6 Galesia 3 Kencur Balitro 006/PVHP/2006 30 Juni 2006 7 Sidikalang Nilam Balitro 007/PVHP/2006 02 November 2006 8 Lhokseumawe Nilam Balitro 008/PVHP/2006 02 November 2006 9 Tapak Tuan Nilam Balitro 009/PVHP/2006 02 November 2006 10 Yulikara Mawar Mini Balithi 010/PVHP/2006 27 November 2006 11 Rosanda Mawar Mini Balithi 011/PVHP/2006 27 November 2006 12 Halina 1 Jahe Balitro 01/PVHP/2007 05 Maret 2007 13 Halina 2 Jahe Balitro 02/PVHP/2007 05 Maret 2007 14 Halina 3 Jahe Balitro 03/PVHP/2007 05 Maret 2007 15 Halina 4 Jahe Balitro 04/PVHP/2007 05 Maret 2007 16 Jahira 1 Jahe Balitro 05/PVHP/2007 05 Maret 2007 17 Jahira 2 Jahe Balitro 06/PVHP/2007 05 Maret 2007 18 Ambon Cengkeh Balitro 07/PVHP/2007 05 Maret 2007 19 Siputih Cengkeh Balitro 08/PVHP/2007 05 Maret 2007 20 Zanzibar Cengkeh Balitro 09/PVHP/2007 05 Maret 2007 21 Zanzibar Komposit Cengkeh Balitro 10/PVHP/2007 05 Maret 2007 22 Bima 1 Jagung Balitsereal 11/PVHP/2007 03 April 2007 23 Kelapa Dalam Mapanget (DMT) Kelapa Dalam Balitkabi 12/PVHP/2007 16 April 2007 24 Kelapa Genjah Salak (GSK) Kelapa Genjah Balitkabi 13/PVHP/2007 16 April 2007 25 Srikandi Kuning 1 Jagung Balitsereal 14/PVHP/2007
    [Show full text]
  • Bali Tours D'horizons
    Bali Tours d’horizons Jours: 17 Prix: 1750 EUR Vol international non inclus Confort: Difficulté: Les incontournables Vous ne voulez rien manquer de Bali ? Voici un circuit fait pour vous. À travers ce « tour d’horizon », vous découvrirez toutes les merveilles de l’île des Dieux. Visites de temples, balades à travers d’incroyables paysages, sessions de snorkeling, matinée rafting etc., autant d’activités pour se faire plaisir et découvrir toutes les subtilités de cette île. Aussi, c’est un voyage fait de rencontres et de partage avec les habitants : partez au marché local, préparez un bon repas local accompagné d’une famille Balinaise, échangez, discutez, rigolez etc. Partez à la découverte de Bali ! Jour 1. Accueil et transfert à Ubud Aéroport de Denpasar - Ubud Arrivée à l’aéroport de Denpasar et transfert vers Ubud, une cité située sur les collines au nord de Denpasar, dans un paysage valonné de rizières verdoyantes et de ravins. Ubud est réputée pour son école de peinture. Malgré le développement touristique exponentiel qu’elle a connu ces dernières années, la cité a su préserver sa tranquillité et sa beauté. Le reste de la journée est libre. Aéroport de Denpasar Déjeuner Repas libre 40km - 1h 20m Ubud Dîner Repas libre Hébergement Hôtel 3 étoiles Jour 2. A la découverte de la culture locale Ubud - Temple de Tirta Empul Ce matin nous visitons le palais d'Ubud - complexe historique emblématique de l'histoire balinaise où residait autrefois la famille royale. Juste en face se trouve le marché artisanal, où nous pourrons trouver toutes sortes de souvenirs.
    [Show full text]
  • Bab 3 Kepurbakalaan Padang Lawas: Tinjauan Gaya Seni Bangun, Seni Arca Dan Latar Keaagamaan
    BAB 3 KEPURBAKALAAN PADANG LAWAS: TINJAUAN GAYA SENI BANGUN, SENI ARCA DAN LATAR KEAAGAMAAN Tinjauan seni bangun (arsitektur) kepurbakalaan di Padang Lawas dilakukan terhadap biaro yang masih berdiri dan sudah dipugar, yaitu Biaro Si Pamutung, Biaro Bahal 1, Biaro Bahal 2, dan Biaro Bahal 3. Sedangkan rekonstruksi bentuk dilakukan terhadap unsur-unsur bangunan biaro-biaro di Padang Lawas yang sudah tidak berada dalam konteksnya lagi, atau masih insitu dan berada dengan konteksnya tetapi dalam keadaan fragmentaris. Rekonstruksi tersebut dilakukan berdasarkan tulisan dan foto (gambar) para peneliti yang sudah melakukan penelitian di situs tersebut pada masa lalu. Tinjauan terhadap gaya seni arca dilakukan terhadap arca-arca logam untuk mengetahui bagaimana gaya seni arca tinggalan di Padang Lawas, apakah mempunyai kesamaan dengan gaya seni arca dari tempat lain baik di Indonesia maupun luar Indonesia. Gaya seni arca juga dapat memberikan gambaran periodisasinya secara relatif. Adapun periodisasi situs secara mutlak didapatkan berdasarkan temuan prasasti-prasasti yang menuliskan pertanggalan. Prasasti- prasasti yang ditemukan di Padang Lawas sebagian besar berisi tentang mantra- mantra dalam melakukan suatu upacara keagamaan, oleh karena itu latar keagamaan situs dapat diketahui berdasarkan isi prasasti. Di samping itu latar keagamaan diketahui juga dengan melalui studi ikonografi terhadap arca dan relief. 3.1 Gaya Seni Bangun (Arsitektur) Menurut Walter Grophius arsitektur adalah suatu ilmu bangunan yang juga mencakup masalah-masalah yang berhubungan dengan biologi, sosial, teknik, dan artistik, oleh karena itu arsitektur dapat didefinisikan sebagai: (1) Seni ilmu bangunan, termasuk perencanaan, perancangan, konstruksi dan penyelesaian ornament; (2) Sifat, karakter atau gaya bangunan; (3) Kegiatan atau proses membangun bangunan; (4) Bangunan-bangunan; (5) Sekelompok bangunan Universitas Indonesia 114 Kepurbakalaan Padang..., Sukawati Susetyo, FIB UI, 2010.
    [Show full text]
  • Arahan Pengendalian Pembangunan Kawasan Cagar Budaya Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring Kabupaten Gianyar
    TUGAS AKHIR – PW09 1333 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR NYOMAN ARTO SUPRAPTO NRP 3606 100 055 Dosen Pembimbing Putu Gde Ariastita, ST, MT PROGRAM STUDI PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya 2010 ARAHAN PENGENDALIAN PEMBANGUNAN KAWASAN CAGAR BUDAYA CANDI TEBING GUNUNG KAWI TAMPAKSIRING KABUPATEN GIANYAR Nyoman Arto Suprapto1); Putu Gede Ariastita2) 1) Mahasiswa S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS 2) Dosen S1 Perencanaan Wilayah dan Kota, ITS E-mail: [email protected] ABSTRAK Candi Tebing Gunung Kawi Tampaksiring (GKT) adalah salah satu aset/benda cagar budaya yang terletak di Kabupaten Gianyar. GKT ini memiliki potensi pariwisata yang sangat tinggi (wisata budaya), hal ini terbukti dari besarnya jumlah kunjungan wisatawan ke lokasi ini dari tahun ke tahun. Potensi pariwisata yang besar tersebut membawa dampak positif dan negatif terhadap keberadaan situs GKT. Dampak negatif dari perkembangan pariwisata tersebut adalah adanya intervensi terhadap aktivias GKT. Sehingga penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pemanfaatan lahan kawasan GKT. Metode analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis scoring skala likert, analisis overlay, dan analisis kualitatif. Analis scoring skala likert digunakan untuk mengidentifikasi jenis kegiatan yang ada dan berpotensi ancaman. Analisis overlay digunakan untuk menentukan mintakat inti, mintakat penyangga dan mintakat pengembangan. Sedangkan analisa secara kualitatif digunakan untuk menentukan arahan pengendalian di tiap-tiap mintakat. Hasil analisa menunjukan bahwa jenis kegiatan dapat dikelompokan menjadi empat berdasarkan potensi tingkat ancaman dan tingkat kepentingannya, yaitu: jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan tinggi; jenis kegiatan yang memiliki ancaman tinggi dan kepentingan rendah; jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan tinggi; dan jenis kegiatan yang memiliki ancaman rendah dan kepentingan rendah.
    [Show full text]
  • Perancangan Branding Candi Palah Penataran Blitar Berbasis Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat
    Perancangan Branding Candi Palah Penataran Blitar Berbasis Sejarah Sebagai Upaya Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Zaenal Fanani1) Muh.Bahruddin2) Dhika Yuan Yurisma3) 1)Program Studi Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya. Email: [email protected], 2)Program Studi Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya. Email: [email protected], 3)Program Studi Desain Komunikasi Visual Stikom Surabaya. Email: [email protected] Abstract Blitar Regency has a lot of tourism sector, one of which is in the historical Palah Penataran Temple. Palah Penataran Temple is the largest temple complex in East Java and one of the main attractions in Blitar. As a main tourist attraction, promotional activities should be the maximum. This research aims to increase public awareness of historical knowledge about the Palah Penataran Temple. So beside visitors who come to enjoy the beauty of Palah Penataran Temple also understand the historical. Data collection technique is doing by observation, interviews and documentation to obtain the Branding that will be applied to the Palah Penataran Temple. It brings the concept of "grandeur" Candi Penataran Palah are implemented in the design of media promotion starting from a color photo, illustrations, text, typography and logo. The results of this research are expected tourists visiting the Palah Penataran Temple to increase they knowledge about the historcal and finally is expected to increase a sense of concern in history of Palah Penataran Temple.. Keywords: Palah Penataran Temple, Branding, Design, History, Historical tourism Kabupaten Blitar memiliki banyak sektor jasa untuk mencapai tujuannya. Menurut Kotler pariwisata yang salah satunya adalah sektor yang dan Keller (2009: 172) Brand atau merk adalah sangat menjanjikan.
    [Show full text]