BAB 5 KONSEP PERANCANGAN 5.1. Konsep Dasar Konsep dasar yang digunakan dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah konsep hibridisasi arsitektur candi. Konsep dasar ini dicapai dengan cara menampilkan kembali unsur bentuk dari arsitektur candi Songgoriti dan dimodifikasi secara kreatif dan inovatif. Karena candi Songgoriti adalah termasuk dalam golongan candi zaman transisi atau termasuk dari candi zaman pertengahan antara zaman mataram sampai sampai majapahit. Konsep yang dipakai dalam perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu adalah hibridisasi dari penggabungan komplek candi Prambanan dan komplek candi Penataran. Sehingga mendapatkan kombinasi bentuk yang memiliki unsur sama dengan kedua bentuk candi. Sebagai contoh adalah candi songgoriti, candi gunung kawi Bali, dan candi Gunung Gangsir. Maka dari ketiga contoh candi tersebut dapat dikembangkan secara kreatif untuk pengaplikasian pada konsep dasar Extending Tradition arsitektur candi yang di inginkan. Konsep dasar yang dipakai adalah hibridisasi candi sebagai berikut: 1. Candi Prambanan Pada candi Prambanan perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke tengah dan simetris. Orientasinya ke segala arah seperti penjuru mata angin dan berpusat ke tengah 211 Gambar 5.1 Oreintasi candi Prambanan Sumber : konsep perancangan (2012) 2. Candi Penataran Pada candi Penataran perletakan bangunannya lebih cenderung poros ke belakang dan semi simetris seolah-olah seperti di tengah. Orientasinya ke satu arah seolah-olah seperti menuju ketempat yang lebih tinggi. Gambar 5.2 Orientasi candi Penataran Sumber : konsep perancangan (2012) Penerapan konsep rancangan bentuk pada perancangan Pusat Seni dan Kerajinan Arek di Kota Batu ini melalui penggabungan dari candi Prambanan dan candi 212 Penataran. Hal ini dicapai dengan menggabungkan perletakan candi Prambanan dan candi Penataran. Dengan Proses sebagai berikut: Bentuk candi Bentuk candi Penataran seolah- Prambanan olah simetri, simetri, orientasi orientasi dari satu arah dari semua arah Gambar 5.3 Proses konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012) Dari penggabungan kedua bentuk candi Prambanan dan candi Penataran didapatkan juga kombinasi bentuk yang menyerupai kedua candi tersebut. Seolah- olah bentuk tersebut sama dengan bentuk kedua candi prambanan dan candi penataran tetapi sebenarnya berbeda. Jadi jati diri dari bangunan candi zaman isana termasuk bentuk candi yang baru yang berbeda dari candi-candi yang lain. Bentuk candi Prambanan besar dan Bentuk candi penataran ramping, melebar, terdiri dari tingkatan ratna terdiri dari tingkatan ratna, pintu candi berbentuk persegi Gambar 5.4 Hasil konsep dasar Sumber : konsep perancangan (2012) 213 5.2. Konsep Tapak 5.2.1. Konsep Kontur Konsep kontur yang akan dipakai adalah kolaborasi antara sistem pengolahan kontur cut (pemotongan) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara dipotong atau mengurangi tanah. Fill (pengisian) yang merupakan pengolahan kontur dengan cara diisi pada bagian tertentu untuk mendapatkan kedalaman level tanah yang bisa berfungsi sebagai area sirkulasi kendaraan bermotor dan pejalan kaki. Selain itu teknik cut (pemotongan) dan Fill (pengisian) juga memberikan manfaat yaitu lebih efisiensi dan ekonomis terhadap biaya. Memanfaatkan kontur Lahan yang di isi Lahan yang di untuk tangga berundak potong Sirkulasi pejalan kaki Pemanfaatan kontur tapak untuk mengikuti kontur tapak jalan sirkulasi kendaraan bermotor Gambar 5.5 Pemotongan kontur Sumber : konsep perancangan (2012) 214 5.2.2. Konsep Kebisingan Pada konsep kebisingan ini ialah memberikan space/ jarak yang dapat digunakan sebagai taman, plaza, atau parker dan Menggunakan (barrier) pagar massif dari batu alam. U VEGETASI Sumber bising Gambar 5.6 konsep kebisingan mengguakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Sumber bising PAGAR MASIF Gambar 5.7 konsep kebisingan menggunakan pagar masif Sumber : konsep perancangan (2012) 5.2.3. Konsep Matahari Pada konsep matahari ini untuk mengurangi radiasi sinar matahari maka dengan memanfaatkan kemiringan posisi tapak dari tegak lurus sinar matahari 215 menjadikan bangunan tidak terlalu banyak terkena sinar matahari dan memberikan vegetasi dengan demikian hanya sedikit permukaan bangunan yang akan menerima panas matahari. Gambar 5.8 konsep matahari memanfaatkan kemiringan tapak Sumber : konsep perancangan (2012) Pada fasade bangunan menggunakan shading device. Sehingga mengurangi cahaya yang masuk kedalam bangunan melalui setiap sirkulasi udara yang berbentuk langgam candi peralihan. Shading device VEGETASI Gambar 5.10 menggunakan shading device Gambar 5.9 Memanfaatkan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Sumber : konsep perancangan (2012) 216 5.2.4. Konsep Angin Pada konsep angin ini yang digunakan dari analisis sebelumnya yaitu menggunakan pengaturan penempatan vegetasi berdasarkan karakter candi Isana yang ada untuk mencegah hembusan angin kencang. ANGIN U VEGETASI ANGIN Gambar 5.11 Melalui perletakan vegetasi Sumber : konsep perancangan (2012) Mengarahkan angin melalui perletakan bangunan berdasarkan karakter candi Isana ANGIN BANGUNAN ANGIN Gambar 5.12 Melalui perletakan bangunan Sumber : konsep perancangan (2012) 217 5.2.5. Konsep View Gunung Gunung Arjuno panderman U Gunung Banyak Gambar 5.13 Kondisi eksisting (Sumber: konsep perancangan 2012) Material kaca agar pandangan keluar tapak dapat melihat gunung-gunung Gambar 5.14 Konsep view dan penggunaan material kaca sebagai dinding (Sumber: konsep perancangan 2012) 218 Pada tapak sendiri memilki banyak Potensi view yang diperoleh salah satunya yaitu beberapa gunung yang tampak menonjol dan cukup bagus untuk dijadikan latarbelakang bangunan ini. Pada dalam bangunan sendiri memberikan material kaca agar pandangan keluar bangunan menuju gunung. Untuk ke sisi udara di dapat dari jendela-jendela dan glass wall U 5.2.6. Konsep Aksesbilitas Untuk konsep aksesbilitas ini ada pelebaran jalan pada arah barat tapak dan dibuat tiga pintu masuk dan keluar pada area. Entrance atau pintu masuk terletak pada sisi barat dan exit (keluar) pada sisis tengah tapak karena mempermudah pengunjung untuk pencapaiannya dan tidak mengakibatkan kemacetan depan tapak. Serta ada jalur khusus area servis terletak pada area jalan sekunder ini berfungsi sebagai jalur servis dan pengelola agar membedakan area sifat public dan area sifat privasi. Jalur service/ pengelola Exit Entrance kendaraan Entrance A bermotor pejalan kaki Jalan utama Pelebaran jalan Gambar 5.15 Konsep aksesbilitas (Sumber: konsep perancangan 2012) 219 A GERBANG MAIN ENTRANCE Gambar 5.16 Gerbang main entrance (Sumber: konsep perancangan 2012) 5.2.7. Konsep Penzoningan Tapak Pembagian zona-zona dalam tapak dilakukan dengan membagi zona dalam tapak berdasarkan hirarki dari zona public sampai privat. Untuk lokasi main entrance diletakan pada sisi tapak bagian barat yaitu jalan Arumdalu karena merupakan jalan kebanyakan pengunjung dari arah Kota Batu. Untuk area parkir diletakan pada tapak disebalah barat yang merupakan arah masuk pengunjung dan merupakan jalan yang lebar yang memungkinkan arus sirkulasi mobil masuk dan keluar dengan lancar, selain itu akses utama menuju tapak yang berasal dari Kota Batu ada di area ini. 220 Fungsi apresiasi dan promosi Fungsi transaksi Fungsi U transaksi Fungsi Semi Public Area informa si dan Parkir area edukasi Keluar Masuk Jalan Arumdalu Gambar 5.17 Konsep penzoningan tapak (Sumber: konsep perancangan 2012) Sedangkan untuk side entrance yang berfungsi sebagai jalan masuk pengelola, servis, loading dock dan pengunjung dengan kepentingan adsministrasi. Untuk fasilitas penunjang berada pada sisi barat bagian selatan yang berdekatan dengan jalan sebagai akses masuk uatamanya. Untuk plaza penerima diletakan pada bagian tapak yang terletak disebelah timur antara jalan utama Arumdalu dengan bangunan. Hal ini terkait dengan fungsi plaza penerima user itu sendiri sebagai ruang transisi. 221 UNIT INFORMASI UNIT PROMOSI UNIT TRANSAKSI DAN EDUKASI DAN APRESIASI U UNIT EDUKASI (KLS PRAKTIKUM JALAN UTAMA SENI DAN KERAJINAN) Gambar 5.18 Konsep penerapan zoning pada tapak (Sumber: konsep perancangan 2012) 5.2.8. Konsep Sirkulasi Sirkulasi dalam tapak dibedakan menjadi dua bagian yaitu sirkulasi kendaraan bermotor dan sirkulasi pejalan kaki. Sesuai dengan hasil analisis sebelumnya maka pola sirkulasi yang diterapkan dalam tapak adalah sirkulasi linier. 222 Elemen pembentuk sirkulasi kendaraan bermotor berupa jalan aspal sedangkan pedestrian dan jalan setapak menggunakan paving stone dan batu-batuan alami. U Area terbangun Parkir area Jalan Arumdalu Gambar 5.19 Konsep sirkulasi user (Sumber: konsep perancangan 2012) Sirkulasi Kawasan Pola sirkulasi kawasan yang digunakan adalah pola linier sesuai dengan kombinasi antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi penataran. Candi Songgoriti merupakan candi zaman pertengahan dari zaman Isana sampai Zaman Rajasa, sehingga konsep sirkulasi menggunakan penggabungan antara pola sirkulasi komplek candi Prambanan dan pola sirkulasi komplek candi penataran. 223 EXIT ENTRANCE U JALAN UTAMA ENTRANCE Gambar 5.20 Konsep penggolongan sirkulasi user (Sumber: konsep perancangan 2012) Keterangan gambar: Sirkulasi pengunjung (mobil dan motor) tujuan rekreasi parkir area depan Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (mobil dan motor) tujuan informasi, edukasi parkir area depan Sirkulasi pengunjung umum dan seniman (pejalan kaki ) tujuan rekreasi, informasi, edukasi 5.2.9. Konsep Vegetasi Vegetasi yang terdapat pada tapak sebelah selatan merupakan potensi
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages35 Page
-
File Size-