<<

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK SHAMPOO PANTENE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWI STRATA I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

OLEH

ANDREA ANA MARIA K NIM. 100502128

PROGRAM STUDI S-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN

LEMBAR PERNYATAAN

Denganinimenyatakanbahwaskripsi yang berjudul :

PENGARUH IKLAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK SHAMPOO PANTENE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWI STRATA I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Adalahbenarhasilkaryatulissayasendiri yang disusunsebagaitugasakademikgunamenyelesaikanbebanakademikpadaFakultasEkonomidanBisni sUniversitas Sumatera Utara Medan. Bagianatau data tertentu yang sayaperolehdariperusahaanataulembaga, dan/ataukutipdarihasilkarya orang lain telahmendapatizin, dan/ataudituliskansumbernyasecarajelassesuaidengannorma, kaidahdanetikapenulisanilmiah. Apabilakemudianhariditemukanadanyakecurangandanplagiatdalamskripsiini, sayabersediamenerimasanksisesuaidenganperaturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2017

Andrea Ana Maria K 100502128

Universitas Sumatera Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS DEPARTEMEN MANAJEMEN

PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI

Nama : Andrea Ana Maria K NIM : 100502128 Program Studi : Manajemen Konsentrasi : Pemasaran Judul : PengaruhIklan, HargadanKualitasProduk Shampoo Pantene Terhadap KeputusanPembelianPadaMahasiswi Strata I FakultasEkonomidanBisnisUniversitas Sumatera Utara

Medan, Agustus 2017

Andrea Ana Maria K 100502128

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

PENGARUH IKLAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK SHAMPOO PANTENE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWI STRATA I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh iklan, harga, dan kualitas produk shampoo Pantene terhadap keputusan pembelian pada mahasiswi starata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan untuk mengetahui variabel manakah yang paling berpengaruh terhadap keputusan pembelian produk shampoo Pantene pada mahasiswi starata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasisiwi Strata I Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011-2014 yang pernah membeli produk shampoo Pantene yang jumlah tidak diketahui (unidentified). Teknik pengambilan sampel menggunakan formula dalam buku Supramono dengan teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis deskriptif dan teknik analisis regresi linier berganda. Jenis penelitian adalah eksplanasi asosiatif dan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Hasil yang didapat dalam penelitian ini menunjukkan bahwa variabel iklan, harga, dan kualitas produk secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian produk shampoo Pantene pada Mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Secara parsial dapat dilihat bahwa variabel kualitas produk memiliki pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian produk shampoo Pantene pada Mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Nilai adjusted R Square sebesar 0,688, berarti 68,8% keputusan pembelian pada produk shampoo Pantene dapat dijelaskan oleh iklan, harga dan kualitas produk. Sisanya sebesar 32,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Kata Kunci : Iklan, Harga, Kualitas Produk dan Keputusan Pembelian

ABSTRACT

Universitas Sumatera Utara THE EFFECT OF ADVERTISING, PRICE, AND QUALITY PRODUCT SHAMPOO PANTENE TOWARD PURCHASE DECISIONS ON STUDENT OF FACULTY OF ECONOMIC AND BUSSINESS UNIVERSITY OF NORTH SUMATERA

This study aims to determine how the influence of advertising, price, and quality product shampoo Pantene in improving purchasing decisions on student Faculty of Economic and Bussiness University of North Sumatera and where the most influential variabels dominant in influencing purchasing decisions shampoo Pantene on the student Faculty of Economic and Bussiness University of North Sumatera. The population in this study is the Faculty of Economic and Bussiness University of North Sumatera generation 2011-2014 who make purchase product shampoo Pantene that unidentified quantity. The sampling technique using formula in Supramono book with sampling technique used non-probability sampling. Technique analysis data used in study is descriptive technique analysis and the technique of multiple regression analysis. This type of research is eksplanasi asosiatif and the data used are primary data and secondary data. The result obtained in this study suggest that simultaneous advertising, price, and quality product very significant effect on purchasing product shampoo Pantene on the student Faculty of Economic and Bussiness University of North Sumatera. On the partial testing can be seen that variable quality product is the most domintant variable influencinf the purchase decision product shampoo Pantene on the student Faculty of Economic and Bussiness University of North Sumatera. Rated R Square is 0,688, means 68,8 % the purchase decision product shampoo Pantene can be explained by advertising, price, and quality product. The remaining 32,1% explained by other factor not examined in this study.

Keywords: Advertsising, Price, Quality Product and Purchasing Decisions.

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Puji beserta syukur peneliti panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat

dan kasih-Nya sehingga skripsi ini dapat Peneliti selesaikan. Skripsi yang berjudul

“PENGARUH IKLAN, HARGA DAN KUALITAS PRODUK SHAMPOO PANTENE

TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWI STRATA I FAKULTAS

EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA ” merupakan salah satu

syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Ekonomi.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua

Peneliti yaitu Bapak Edward Kaban dan Intan Tarigan selama perkuliahan hingga penelitian

skripsi ini selesai. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec., Ac., Ak., CA. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Dr. Muslich Lutfi, SE, MBA dan Bapak Dr. Amlys Syahputra SE, M.Si selaku Ketua

dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

3. Ibu Dra. Marhayanie M.Si selaku dosen pembimbing skripsi yang telah meluangkan waktu

untuk memberikan masukan, bimbingan, dan motivasi yang membangun kepada penulis

hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

4. Ibu Prof. Dr. Rismayani M.Si selaku dosen pembaca penilai yang senantiasa memberikan

masukan dan motivasi kepada peneliti.

5. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara untuk

segala jasa-jasanya selama perkuliahan.

Universitas Sumatera Utara 6. Untuk adik saya Coryna Kaban dan Axel Daely.

7. Kepada Sahabat geng Pongers Adewayne, Andryana, Matresya, Natasha, Luciana dan Donna

serta teman seperjuangan saya Ridhatullah, Riri, Maharani. Terima kasih atas dukungan moril

dan materil yang telah diberikan hingga Skripsi ini Selesai.

8. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Peneliti hanya bisa berdoa, semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas kebaikan-kebaikan

mereka dengan setimpal. Amin.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, peneliti memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan maupun format

dari Skripsi ini. Kritik dan saran Peneliti harapkan dan hargai demi penyempurnaan penulisan serupa dimasa yang akan datang. Besar harapan peneliti, semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membacanya.

Medan, 26 Oktober 2015 Peneliti,

Andrea Ana Maria K

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR ISI...... v DAFTAR TABEL ...... vii DAFTAR GAMBAR ...... ix DAFTAR LAMPIRAN ...... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ...... 1 1.2 Perumusan Masalah ...... 10 1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian ...... 10 1.3.1 Tujuan Penelitian ...... 10 1.3.2 Manfaat Penelitian ...... 10 . BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 LandasanTeoritis ...... 12 2.1.1 Pengertian Pemasaran ...... 12 2.1.2 Iklan ...... 13 2.1.2.1 Pengertian Iklan ...... 13 2.1.2.2 Tujuan dan Sifat-sifat Periklanan ...... 15 2.1.2.3 Jenis-jenis Periklanan ...... 17 2.1.2.4 Media Iklan ...... 19

2.1.3 Harga ...... 21 2.1.3.1 Pengertian Harga ...... 21 2.1.3.2 Penetapan Harga ...... 21 2.1.3.3 Strategi Penetapan Harga ...... 24 2.1.4 Kualitas Produk ...... 26 2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk ...... 26 2.1.4.2 Dimensi Kualitas Produk ...... 27 2.1.4.3 Mengukur Kualitas Produk ...... 29 2.1.5 Perilaku Konsumen ...... 30 2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen ...... 30 2.1.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen ...... 30 2.1.6 Keputusan Pembelian Konsumen ...... 31 2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian Konsumen ...... 31 2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ...... 32 2.2 Penelitian Terdahulu ...... 34 2.3 Kerangka Konseptual ...... 35 2.4 Hipotesis ...... 37

Universitas Sumatera Utara BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ...... 39 3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ...... 39 3.2.1 Tempat Penelitian ...... 39 3.2.2 Waktu Penelitian ...... 39 3.3 Batasan Operasional ...... 40 3.4 Defenisi Operasional ...... 40 3.5 Skala Pengukuran Variabel ...... 42 3.6 Populasi dan Sampel Penelitian ...... 42 3.6.1 Populasi Penelitian ...... 42 3.6.2 Sampel Penelitian ...... 43 3.7 Jenis Data ...... 44 3.8 Metode Pengumpulan Data ...... 45 3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ...... 45 3.9.1 Uji Validitas ...... 45 3.9.2 Uji Reliabilitas ...... 47 3.10 Teknik Analisis Data ...... 48 3.10.1 Teknik Analisis Deskriptif ...... 48 3.10.2 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda...... 49 3.11 Uji Asumsi Klasik ...... 49 3.12 Pengujian Hipotesis ...... 51 3.12.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji-F) ...... 51 3.12.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ...... 51 3.12.3 Koefisien Determinasi (R2) ...... 52

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ...... 53 4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan Procter&Gamble (P&G) ...... 53 4.1.2 Perusahaan P&G Indonesia ...... 54 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Procter&Gamble (P&G) ...... 56 4.1.4 Prestasi dan Penghargaan P&G ...... 56 4.1.5 Produk Shampo Pantene ...... 58 4.1.5.1 Perkembangan Shampo Pantene ...... 58 4.1.5.2 Rangkaian Produk Shampo Pantene ...... 59 4.2 Hasil Penelitian ...... 63 4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif ...... 63 4.2.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden ...... 64 4.2.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel ...... 66 4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ...... 73 4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ...... 73 4.2.2.2 Hasil Uji Heterokedastisitas ...... 76 4.2.2.3 Hasil Uji Multikolinieritas ...... 77 4.2.3 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ...... 78 4.2.4 Hasil Pengujian Hipotesis ...... 80 4.2.4.1 Hasil Uji Signifikansi Serempak (Uji-F) ...... 80 4.2.4.2 Hasil Uji Signifikansi Parsial (Uji-t) ...... 82

Universitas Sumatera Utara 4.2.4.3 Hasil Koefisien Determinasi (R2) ...... 85 4.3 Pembahasan ...... 87 4.3.1 Iklan Terhadap Keputusan Pembelian ...... 87 4.3.2 Harga Terhadap Keputusan Pembelian ...... 89 4.3.3 Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian ...... 90

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ...... 94 5.3 Saran ...... 95

DAFTAR PUSTAKA ...... 97 LAMPIRAN ...... 100

Universitas Sumatera Utara DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1.1 : Top Brand Index Kategori Perawatan Pribadi Produk Shampo...... 5 Tabel 1.2 : Top of Mind Advertising Produk Shampo di Indonesia Tahun 2010-2013...... 7 Tabel 1.3 : Daftar Harga Produk Shampo Pantene...... 8 Tabel 2.1 : Tujuan Iklan...... 15 Tabel 2.2 : Kelebihan dan Kekurangan Media Iklan...... 20 Tabel 2.3 : Penelitian Terdahulu...... 34 Tabel 3.1 : Operasional Variabel...... 41 Tabel 3.2 : Instrument Skala Likert …………………………………...... 42 Tabel 3.3 : Uji Validitas...... 46 Tabel 3.4 : Uji Reliabilitas.. ……...... 48 Tabel 4.1 : Rangkaian Produk Shampo Pantene...... 61 Tabel 4.2 : Karateristik Responden Berdasarkan Usia...... 64 Tabel 4.3 : Karateristik Responden Berdasarkan Stambuk...... 65 Tabel 4.4 : Karateristik Responden Berdasarkan Intensitas 65 Pembelian dalam Sebulan...... Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklan 66 (X1)...... Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga 68 (X2)...... Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas 70 Produk (X3)...... Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel 71 Keputusan Pembelian (Y)...... Tabel 4.9 : Uji Statistik Kolmogorv- Smirnov...... 75 Tabel 4.10 : Uji Multikolinieritas...... 77 Tabel 4.11 : Analisis Regresi Linier Berganda...... 79 Tabel 4.12 : Hasil Signifikansi Serempak (Uji-F)...... 82 Tabel 4.13 : Hasil Signifikansi Parsial (Uji-t)...... 84 Tabel 4.14 : Hubungan Antar Variabel...... 86 Tabel 4.15 : Uji Koefisien Determinan (R2)...... 86

Universitas Sumatera Utara DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ………………... 32 Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual Penelitian……………………….…… 37 Gambar 4.1 : Logo Procter dan Gamble…………………………………... 55 Gambar 4.2 : Grafik Histogram Uji Normalitas……………………...... 74 Gambar 4.3 : Grafik PP Plot Uji Normalitas………………………...... 74 Gambar 4.4 : Pengujian Heterokedastisitas Scatterplott...... 76

Universitas Sumatera Utara DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiram 1 : Kuesioner Penelitian...... …………… 100 Lampiran 2 : Distribusi Jawaban Uji Validitas...... 103 Lampiran 3 : Hasil Uji Validitas dan Reliabiltas...... 104 Lampiran 4 : Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitan.....…………...... 105 Lampiran 5 : Uji Asumsi Klasik………………………...... 108 Lampiran 6 : Uji Hipotesis...... 112

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perusahaan tidak akan pernah lepas dari unsur persaingan. Persaingan dunia bisnis yang begitu ketat sekarang ini telah menciptakan begitu banyak produk yang beredar di pasar yang membuat konsumen bebas untuk memilih produk. Situasi pasar consumer goods di Indonesia selalu berpeluang namun sangat kompetitif. Berbagai jenis produk dengan merek yang beragam membanjiri pasar Indonesia. Banyak perusahaan yang menciptakan produk yang sama dengan penawaran harga yang tidak jauh berbeda. Hal ini menyebabkan terjadinya persaingan antar merek yang sangat tajam antara produsen untuk menarik market share. Konsumen akan menggunakan berbagai kriteria dalam membeli produk yang sesuai dengan kebutuhan, selera, dan daya belinya. Persaingan ketat antarmerek menjadikan konsumen memiliki posisi yang semakin kuat dalam posisi tawar menawar. Situasi ini menuntut perusahaan untuk lebih berinovasi dalam pengembangan produk agar tidak tertinggal dari pesaingnya.

Dewasa ini menjaga penampilan dan kebersihan tubuh sangat penting bagi setiap konsumen. Ini menjadi suatu peluang bagi perusahaan untuk menciptakan produk yang berhubungan dengan perawatan tubuh. Salah satu industri yang mengalami persaingan ketat saat ini adalah industri consumer goods kategori perawatan pribadi yaitu produk shampo. Produk shampo bukanlah kebutuhan primer manusia namun keberadaannya sangat diperlukan dalam kehidupan sehari-hari khususnya bagi wanita. Rambut yang indah, harum, lembut, berkilau dan kuat adalah dambaan setiap wanita. Wanita memilih shampo yang tepat untuk memenuhi kebutuhannya. Beragam merek shampo beredar di pasar seperti Pantene, Sunsilk, Rejoice, Dove,

Clear, Zink, Tresemme dan masih banyak lagi. Dinamika merek dipasar menunjukkan bahwa

Universitas Sumatera Utara kompetisi antar merek di pasar semakin tinggi. Keberagaman produk ini memberikan keleluasan bagi konsumen untuk memilih produk yang akan dibeli. Ditambah lagi dengan banyaknya iklan produk shampo yang menarik, jenis-jenis shampo yang bervariasi serta perbedaan harga antar produk membuat konsumen semakin kritis dalam melakukan keputusan pembelian. Oleh karena itu perusahaan harus meningkatkan keunggulan produknya agar mampu bertahan serta bersaing dalam industri ini.

Saat ini banyak sekali bermunculan produk-produk sejenis dengan harga yang tidak jauh berbeda, sehingga konsumen bebas memilih produk apa yang akan digunakan karena begitu banyak penawaran. Perusahaan harus mampu berusaha untuk memahami bagaimana proses keputusan pembelian konsumen seperti bagaimana pengalaman konsumen dalam memilih produk, menggunakan produk bahkan sampai pada bagaimana menyingkirkan produk.

Keputusan pembelian adalah suatu reaksi yang rill atas keberhasilan program pemasaran suatu produk. Pemasar perusahaan dituntut untuk dapat mengembangkan strategi pemasaran yang baik untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Strategi iklan, harga, dan kualitas produk jika dirancang dengan baik dan tepat akan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus menyediakan informasi yang lengkap dan menarik mengenai produknya untuk mempengaruhi keputusan pembelian konsumen.

Perusahaan harus memperkenalkan produknya kepada masyarakat melalui promosi.

Salah satu alat promosi yang dilakukan perusahaan adalah media iklan. Setiap perusahaan mulai dari perusahaan kecil sampai perusahaan besar menggunakan media iklan untuk memasarkan produk yang diproduksi. Kehidupan konsumen juga tidak jauh dari iklan. Ketika konsumen menyalakan televisi akan ada iklan, bahkan disepanjang jalan ada iklan yang terpampang baik itu di baliho, spanduk, atau billboard. Menurut Lee dan Johnson (2007:3), periklanan adalah

Universitas Sumatera Utara komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya ke

suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti TV, radio, koran, majalah, direct mail dan reklame. Iklan adalah media promosi paling efektif dalam penjualan karena dapat menjangkau masyarakat dengan cepat dan luas serta memberikan informasi kepada konsumen mengenai suatu produk. Inti dari periklanan adalah untuk memasukkan sesuatu kedalam pikiran konsumen, mengubah persepsi konsumen, dan mendorong konsumen untuk bertindak. Jika pesan yang diinformasikan kepada konsumen efektif maka hal ini dapat meningkatkan keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Iklan sudah berkembang menjadi sistem komunikasi yang sangat penting tidak saja bagi produsen barang dan jasa tetapi juga bagi konsumen (Morrissan, 2010:1)

Harga adalah nilai pertukaran atas nama manfaat produk yang umumnya dinyatakan dalam satuan moneter. Perusahaan harus menetapkan strategi penetapan harga yang tepat seperti membuat harga yang terjangkau dan dapat dibeli masyarakat sehingga dapat menarik perhatian konsumen. Perusahaan perlu membandingkan harga produk sejenis yang diproduksi oleh perusahaan lain. Perusahaan harus mengawasi bagaimana harga yang ditetapkan oleh perusahaan tidak terlalu rendah atau terlalu tinggi dari harga produk perusahaan kompetitornya. Peranan harga sangat besar bagi perusahaan karena kalau sampai salah menentukan harga maka akan ada impact-nya terhadap omzet dan profit perusahaan (Kertajaya, 2010:143). Harga merupakan komponen yang penting bagi perusahaan dan konsumen. Bagi perusahaan tingkat harga yang ditetapkan akan mempengaruhi kuantitas produk yang dijual perusahaan sehingga dapat mempengaruhi laba perusahaan sedangkan bagi konsumen harga digunakan sebagai pengukur nilai dari manfaat yang dirasakan terhadap barang atau jasa yang pada akhirnya berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Universitas Sumatera Utara Beragam produk yang beredar di pasar memiliki kualitas yang berbeda dari suatu produk dengan produk yang lain. Kualitas produk merupakan hal yang perlu mendapat perhatian di perusahaan karena kualitas produk berkaitan dengan keputusan pembelian konsumen terhadap produk tersebut. Laksana (2008:89) menyatakan bahwa kualitas terdiri dari sejumlah keistimewaan produk yang memenuhi keinginan pelanggan dengan demikian memberikan kepuasan atas penggunaan produk. Kualitas keseluruhan dari suatu produk atau jasa dapat menentukan nilai dari produk atau jasa tersebut dan berpengaruh terhadap keputusan pembelian.

Kualitas produk yang baik merupakan harapan setiap konsumen dalam memenuhi kebutuhannya.

Oleh karen itu, perusahaan harus mampu menampilkan produk yang berkualitas agar dapat menarik perhatian konsumen untuk membeli produk perusahaan.

Produk Pantene adalah salah satu produk yang diproduksi oleh P&G (Procter & Gamble).

Beberapa tahun ini Pantene selalu masuk dalam TOP Brand Indonesia. Ini menandakan bahwa

Pantene memiliki kekuatan dalam merek. Mempertahankan penghargaan ini bukan perkara yang mudah karena Pantene selalu dihadapkan pada persaingan yang selalu datang dari perusahaan kompetitor baik dari pesaing lama maupun pesaing baru. Kondisi persaingan ini tidak membuat

Pantene mundur dalam mengasai pangsa pasar. Hal ini dapat dilihat dari prestasi yang diperoleh

Pantene dalam Top Brand Index pada tahun 2013 dan 2014 dalam kategori perawatan pribadi produk shampo yang ditampilkan dalam Tabel 1.1 berikut:

Tabel 1.1 Top Brand Index Kategori Perawatan Pribadi Produk Shampo Tahun 2013 Tahun 2014

Merek TBI TOP Merek TBI TOP

Pantene 27,3% TOP Pantene 25,1% TOP

Clear 23,1% TOP Clear 22,5% TOP

Sunsilk 18,5% TOP Sunsilk 16,5% TOP

Universitas Sumatera Utara Lifebuoy 11,4% Lifebuoy 10,9%

Dove 5,5% Dove 6,1%

Rejoice 5,0% Rejoice 4,8%

Zinc 3,7% Zinc 4,6%

Emeron 1,9% Head&Shoulders 2,5%

Sumber: www.topbrand-award.com

Tabel 1.1 menunjukkan hasil survey dari Frontier Consulting Group yang memberikan

gambaran tentang kondisi merek di pasar. TBI Pantene yang diukur dari Top of Mind, Last

Usage, dan Future Intentio menempati posisi pertama yaitu sebesar 27,3% pada tahun 2013 dan

25,1% pada tahun 2014 walaupun nilai index produk Pantene mengalami penurunan sebesar 2,2

% pada tahun 2014. Survey ini mencerminkan seberapa besar merek dikenal dalam masyarakat, seberapa besar penetrasi merek di masyarakat, dan seberapa menarik sebuah merek di masa datang bagi masyarakat.

Perusahaan melakukan berbagai bentuk promosi untuk memperkenalkan merek ke pasar

salah satunya melalui media iklan (advertising). Strategi iklan yang diberlakukan P&G terhadap

brand produknya adalah dengan membuat pesan iklan yang lebih sedikit tetapi dikomunikasikan

lebih konsisten dan tidak banyak ada perubahan. P&G selalu melibatkan selebriti dalam promosi

dan iklan. Dalam pemilihan brand ambasador, P&G menetapkan bahwa sang bintang harus

memiliki style dan karakter yang bisa diterima publik. Bukan sekedar cantik, tapi harus juga bisa menjadi sumber inspirasi dan berkilau bagi sekelilingnya. Brand ambasador produk Pantene saat ini adalah , Rosaa, dan Raline Shah. Ketiga selebriti tersebut mewakili merek Pantene yang percaya diri dan bersinar.

Pantene selalu melakukan strategi promosi above the line dan below the line agar

konsumen aware terhadap iklan pantene. Promosi above the line bisa dilihat dari iklan yang

Universitas Sumatera Utara ditayangkan di media massa dengan tagline “Rambut tetap sehat dan berkilau”. Pantene sering

menjadi satu-satunya produk shampo yang menjadi sponsor dalam ajang pencarian bakat besar

seperti Asia’s Got Talent dan X Factor Indonesia. Iklan Pantene sering muncul di media massa

dengan konsep pesan iklan yang lebih sedikit tetapi dikomunikasikan lebih konsisten dan tidak

banyak ada perubahan akan efektif memberikan top-of-mind-awareness. Promosi below the line juga sangat atraktif seperti menggelar acara Pantene Swisshers Photo Contest, Pantene mencari bintang, Pantene Hair Week, menghadirkan bus kilau Pantene yang memberikan free hair makeover dengan membeli produk Pantene minimal Rp 50.000. Berikut adalah Top of Mind

Advertising (TOM Ad) produk shampoo Pantene pada tahun 2010-2013 yang ditampilkan pada tabel berikut:

Tabel 1.2 TOP of Mind Advertising Produk Shampo di Indonesia tahun 2010-2013

Tahun 2010 Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013

Merek TOM Ad Merek TOM Ad Merek TOM Ad Merek TOM Ad

% % % %

Sunsilk 25,0 Pantene 28,3 Pantene 26,6 Pantene 29,0

Clear 22,2 Sunsilk 22,6 Sunsilk 20,7 Sunsilk 19,3

Pantene 22,1 Clear 18,8 Clear 20,3 Clear 15,3

Lifebuoy 13,0 Lifebuoy 11,3 Lifebuoy 11,1 Lifebuoy 10,7

Rejoice 5,6 Dove 5,8 Dove 6,2 Dove 6,5

Sumber:SWA 15/XXVI/15-28 JULI 2010, SWA 15/XXVII/18-27 JULI 2011, SWA 20/XXVIII/20 SEPTEMBER-

03 OKTOBER 2012, dan SWA 19/XXIX/12-25 SEPTEMBER 2013.

Tabel 1.2 mencerminkan seberapa besar merek produk Shampo diingat konsumen

melalui media periklanan. Pada tahun 2010, Sunsilk menempati posisi pertama dalam TOM Ad

produk shampo di Indonesia dengan persentase 25,0% yang disusul posisi kedua oleh Clear

Universitas Sumatera Utara dengan persentase 22,2% dan Pantene ada pada posisi ketiga dengan persentase 22,1 %. Namun pada tahun 2011-2013 Pantene mampu bersaing dan meningkatkan TOM Ad produknya menduduki peringkat pertama TOM Ad produk shampo di Indonesia mengalahkan dua pesaing berat sebelumnya khususnya Sunsilk yang selama ini menjadi penguasa pangsa pasar shampo.

Hal ini menunjukkan merek yang paling diingat konsumen melalui media periklanan adalah merek shampo Pantene.

Strategi pemasaran yang dilakukan perusahaan produk shampo dalam menarik konsumen adalah strategi harga yang dapat dijangkau oleh konsumen. Berikut adalah daftar harga produk shampo yang ada di Pasar Indonesia:

Tabel 1.3 Daftar Harga Produk Shampo No. Nama Merek Ukuran Harga

1. Pantene (all varian) 170 ml Rp 22.900

2. Clear (all varian) 170 ml Rp 19.350

3. Dove (all varian) 160 ml Rp 18.850

4. Tresemme (all varian) 170 ml Rp 18.700

5. Sunsilk (all varian) 170 ml Rp 16.850

6. Rejoice (all varian) 170 ml Rp 16.000

7. Lifebuoy (all varian) 170 ml Rp 13.100

Sumber: Bahagia Swalayan Jl. Ngumban Surbakti

Tabel 1.3 menunjukkan produk Pantene memiliki harga yang cukup mahal yaitu Rp

22.900 dibandingkan dengan harga produk kompetitornya khususnya pesaing beratnya merek

Sunsilk dengan perbedaan harga sampai Rp 6.050. Pantene dapat dikatakan cukup berani menetapkan harga seperti ini karena masih banyak merek lain yang menetapkan harga yang lebih terjangkau oleh konsumen. Namun penetapan harga ini tidak menurunkan volume penjualan

Universitas Sumatera Utara Pantene. Terbukti dengan diterimanya Penghargaan TOP Brand Award yang menempati posisi

pertama seperti yang terlihat pada tabel .1 diatas.

Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk menjaga kebersihan rambut yang semakin

tinggi menyebabkan pasar produk shampo di Indonesia mengalami tingkat persaingan yang

tinggi juga. Oleh karena itu setiap produsen shampo harus berusaha menampilkan produk yang

berkualitas untuk mendapatkan pangsa pasar konsumen shampo di Indonesia. Hal ini jugalah

yang dilakukan oleh produk shampo merek Pantene dengan variasi jenis shampo yang memiliki

tujuan untuk menciptakan rambut indah berkilau seperti bintang dengan tagline “Rambut tetap

sehat dan berkilau”. Selain itu Pantene juga menampilkan iklan yang sangat menarik dengan

bintang ambasador yang sangat berkelas. Dengan adanya iklan maka konsumen akan termotivasi

untuk melakukan pembelian. Ketika konsumen melihat iklan yang dibintangi oleh model iklan

yang memiliki pesona ditambah dengan variasi jenis shampo yang ditawarkan maka ini akan

mempengaruhi sikap konsumen dalam mempersepsikan bagaimana kualitas produk tersebut

didalam benaknya. Konsumen Indonesia percaya pada janji kualitas atau manfaat fungsional

yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh produk, bahkan 60% merek shampo dapat dijual dengan

harga lebih tinggi karena persepsi tentang kualitas (www.mix.co.id). Konsumen akan memilih shampo yang menurut persepsinya terbaik dalam memenuhi kebutuhannya. Peneliti memilih

Mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara sebagai objek penelitian karena disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu mahasiswi merupakan konsumen yang selalu kritis dalam membeli suatu produk dengan berbagai persepsi yang mereka miliki. Selain itu wanita selalu memiliki keinginan untuk berpenampilan menarik khususnya mendambakan rambut yang sehat dan berkilau.

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian dengan judul:

“Pengaruh Iklan, Harga, dan Kualitas Produk Shampoo Pantene Terhadap Keputusan

Pembelian pada Mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimana Pengaruh Iklan, Harga, dan Kualitas Produk Shampo Pantene

Terhadap Keputusan Pembelian pada Mahasiswi Strata 1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara?.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh iklan, harga, dan kualitas produk shampo Pantene terhadap keputusan pembelian pada mahasiswi strata 1 Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

1.3.2 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah:

1. Bagi Perusahaan Procter & Gamble (P&G)

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan saran dan masukan bagi perusahaan Procter

& Gamble (P&G) untuk mengetahui bagaimana iklan, harga, dan kualitas produk shampo

Pantene dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian sehingga perusahaan dapat

mengembangkan strategi pemasaran yang lebih efektif.

2. Bagi Kalangan Akademisi

Universitas Sumatera Utara Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi dan tambahan referensi kepada

kalangan akademik untuk melakukan penelitian sejenis dan dalam hal pengembangan studi

pemasaran.

3. Bagi Penulis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang lebih luas serta

menambah wawasan penulisan mengenai manajemen pemasaran khususnya yang berkaitan

dengan iklan, harga dan kualitas produk serta keputusan pembelian konsumen.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya

Hasil penelitian ini dapat dijadikan referensi dalam melakukan penelitian-penelitian

selanjutnya yang berkaitan dengan iklan, harga, dan kualitas produk serta keputusan

pembelian konsumen.

Universitas Sumatera Utara BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teoritis

2.1.1 Pemasaran

Menurut American Marketing Association (2007) dalam Tjiptono dan Chandra (2012:3) menyatakan bahwa pemasaran adalah aktivitas, serangkaian institusi dan proses menciptakan, mengkomunikasikan, menyampaikan dan mempertukarkan tawaran (offerings) yang berguna

bagi pelanggan, klien, mitra, dan masyarakat umum.

Pemasaran adalah kegiatan yang kompleks dan melibatkan berbagai pihak, perlu waktu

dan tenaga. Sebagai sebuah proses, kegiatan pemasaran dapat dijabarkan menjadi lima langkah,

yaitu:

1. Memahami kebutuhan dan keinginan pasar.

2. Merancang strategi pemasaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan pasar sekaligus

dapat meningkatkan manfaat bagi perusahaan.

3. Menyusun program pemasaran yang terintegrasi dan yang dapat memberikan manfaat lebih

baik kepada pasar.

4. Membangun hubungan yang menguntungkan dan menciptakan kepuasan pelanggan menjadi

utama.

5. Menciptakan nilai dari pelanggan untuk menciptakan laba dan ekuitas pelanggan.

Universitas Sumatera Utara 2.1.2 Iklan

2.1.2.1 Pengertian Iklan

Promosi membentuk peranan penting dalam membantu mengkomunikasikan produk

barang dan jasa kepada khalayak. Salah satu bidang utama dalam bauran promosi adalah

periklanan. Iklan dan promosi merupakan bagian yang tidak dapat terpisahkan dari sistem

ekonomi dan sosial masyarakat modern. Iklan merupakan salah satu alat komunikasi pemasaran

yang potensial yang sangat berpengaruh pada kinerja pemasaran. Iklan merupakan cara yang

efektif untuk menyebarkan pesan, untuk membangun referensi merek, mendorong pemakaian

produk lebih banyak, dan meyakinkan pasar mengenai keunggulan produk. Menurut Morrisan

(2010:17), iklan atau advertising dapat didefinisikan sebagai bentuk komunikasi nonpersonal

mengenai suatu organisasi, produk, servis, atau ide yang dibayar oleh suatu sponsor yang

diketahui. Adapun maksud “dibayar” pada defenisi tersebut menunjukkan fakta bahwa ruang

atau waktu bagi suatu pesan iklan pada umumnya harus dibeli. Maksud kata “nonpersonal”

berarti suatu iklan melibatkan media massa (tv, radio, majalah, koran) yang dapat mengirimkan

pesan kepada sejumlah besar kelompok individu pada saat bersamaan. Dengan demikian, sifat

non personal iklan berarti pada umumnya tidak tersedia kesempatan untuk mendapatkan umpan

balik. AMA (American Marketing Association) mendefinisikan iklan sebagai semua bentuk

bayaran untuk mempresentasikan dan mempromosikan ide, barang atau jasa secara non personal

oleh sponsor yang jelas. Sedangkan yang dimaksud dengan periklanan adalah proses yang

meliputi penyiapan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan iklan.

Menurut Setiadi (2003:253) defenisi standar dari periklanan mengandung enam elemen, yaitu:

1. Periklanan adalah bentuk komunikasi yang dibayar.

Universitas Sumatera Utara 2. Dalam iklan terjadi proses identifikasi sponsor.

3. Upaya membujuk dan mempengaruhi konsumen.

4.Periklanan memerlukan elemen media massa merupakan sarana untuk menyampaikan pesan

kepada audiens sasaran.

5. Bersifat non personal.

6. Audiens adalah kelompok konsumen yang akan dijadikan sasaran pesan.

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa iklan (advertising) merupakan alat komunikasi pemasaran produk maupun jasa yang dibayar oleh sponsor untuk mempromosikan suatu ide, barang atau jasa melalui media massa kepada konsumen dengan tujuan agar konsumen melakukan tindakan pembelian. Agar iklan bekerja maksimal, diperlukan elemen-elemen yang saling melengkapi satu sama lain. Hasan (2008:378) menyebutkan elemen-

elemen tersebut disebut bauran periklanan (advertising mix) yang terdiri atas kreatif dan media,

yang kedua-duanya sebagai penentu bagi iklan untuk menjangkau dan menyerang konsumen

sasaran. Penggunaan pendekatan kreatif dan media yang tepat akan menjamin ketepatan iklan

menjangkau sasaran yang tersegmentasi secara spesifik.

2.1.2.2 Tujuan dan Sifat-sifat Periklanan

Kesiapan konsumen melakukan pembelian harus dimulai dari mengubah pelanggan dari

yang tidak tahu menjadi memahami, mengambil sikap dan membeli. Periklanan diarahkan pada

setiap tahap-tahapan tersebut. Oleh karena itu, kejelasan tujuan iklan akan membantu marketer

menempatkan tahap mana yang perlu digarap lewat iklan. Terdapat tiga tujuan utama dari

periklanan, yaitu menginformasikan, membujuk, dan mengingatkan yang dijelaskan dalam tabel

berikut:

Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1 Tujuan Iklan Memberi Informasi

Menginformasikan pasar tentang produk baru Menggambarkan jasa yang tersedia

Menggunakan kegunaan baru sebuah produk Memperbaiki kesan yang salah

Menginformasikan perubahan harga ke pasar Mengurangi keraguan pembeli

Menjelaskan cara kerja produk Membangun citra perusahaan

Membujuk

Membangun preferensi merek Membujuk pembeli untuk membeli sekarang

Mendorong agar audiens beralih ke merek perusahaan Mengubah persepsi pembeli tentang atribut produk

Mengingatkan

Mengingatkan pelanggan bahwa produk bisa saja Agar produk tetap dilihat pelanggan walaupun penjualan

dibutuhkan dalam waktu dekat sedang sepi

Mengingatkan pelanggan dimana tempat membeli Menjaga agar kesadaran akan produk tetap menjadi hal

produk utama

Sumber: Sunarto (2004:284)

Periklanan informatif berarti pemasar harus merancang iklan sedemikian rupa agar hal-

hal penting mengenai produk bisa disampaikan dalam pesan iklan. Tujuan pemasar adalah

pilihan yang tepat. Iklan yang bersifat membujuk biasanya dituangkan dalam pesan-pesan iklan

perbandingan (comporative advertising). Pemasar berusaha membandingkan kelebihan produk yang ditawarkan dengan produk lain yang sejenis, biasanya digunakan untuk produk-produk konsumsi. Untuk tujuan ketiga yaitu mengingatkan biasanya digunakan untuk produk-produk yang sudah mapan dan sudah mempunyai kelompok konsumen tertentu.

Iklan memiliki sifat-sifat yang terdiri dari memasyarakatkan (public presentation),

kemampuan membujuk (pervasivenesess), ekspresif (amplified expressiveness), tidak terhadap

Universitas Sumatera Utara orang tertentu saja (impersonality) dan efisien yang dapat dijelaskan dalam uraian sebagai

berikut:

1. Memasyarakatkan (Public Presentation)

Iklan memungkinkan setiap orang menerima pesan yang sama tentang produk yang diiklankan.

Dengan iklan yang baik dan tepat dapat menjangkau masyarakat luas dengan cepat. Dapat

memberikan pengaruh terhadap barang yang ditawarkan oleh penjual. Karena pesan yang

dirancang dalam iklan adalah sama untuk target audiens atau konsumen sehingga motivasi

pembelian konsumen akan dapat dikenali.

2. Kemampuan Membujuk (Pervasivenesess)

Periklanan memiliki daya bujuk yang tinggi (sangat persuasif), hal ini disebabkan periklanan

dapat dimuat berkali-kali. Dengan demikian para calon pembeli dapat membandingkan dengan

iklan yang dibuat oleh pesaing. Format iklan memberikan pesan yang positif akan citra

perusahaannya. Pesan iklan yang sama dapat diulang-ulang untuk memantapkan penerima

informasi.

3. Ekspresif (Amplified Expressiveness)

Periklanan memiliki kemampuan untuk mendramatisir produk sekaligus juga perusahaannya. Hal

ini disebabkan periklanan menggunakan seni cetak, warna, suara, dan formatnya yang menarik.

Iklan mampu mendramatisir perusahaan dan produknya melalui gambar dan suara untuk

menggugah dan mempengaruhi perasaan khalayak.

4. Impersonality

Periklanan merupakan bentuk komunikasi yang hanya monolog (satu arah). Oleh karena itu konsekuensinya tidak dapat menanggapi respon atau tanggapan secara langsung dari pembaca

Universitas Sumatera Utara iklan. Dalam hal ini iklan kurang luwes. Iklan tidak bersifat memaksa khalayak untuk

memperhatikan dan menanggapinya.

5. Efisien

Periklanan dikatakan efisien karena periklanan dapat menjangkau masyarakat luas, terutama

secara geografis sehingga biaya dalam persatuan untuk promosi menjadi rendah atau murah.

2.1.2.3 Jenis-jenis Periklanan

Menurut Batra, Rajeev dan Michael Ray (1996) dalam buku Hasan (2008:379)

membedakan periklanan menjadi empat jenis sebagai berikut:

1. Product advertising

Iklan ini berisi informasi produk suatu perusahaan, yang sering dibedakan menjadi:

a. Direct action advertising, yaitu iklan produk yang didesain sedemikian rupa untuk mendorong tanggapan segera dari khalayak atau pemirsa. b. Indirect action advertising, yaitu iklan produk yang didesain untuk menumbuhkan permintaan dalam jangka panjang.

2. Institutional advertising

Iklan yang didesain untuk memberi informasi tentang usaha bisnis pemilik iklan dan membangun goodwill serta image positif bagi organisasi. Institutional advertising terdiri dari: a. Patronage advertising, yaitu iklan yang menginformasikan usaha bisnis pemilik iklan. b. Iklan layanan masyarakat, yaitu iklan non-komersil, tidak bersifat keagamaan, nonpolitik, berwawasan nasional, dapat diterima seluruh lapisan masyarakat dan mempunyai dampak serta kepentingan yang tinggi.

3. Pull demand advertising

Universitas Sumatera Utara Pull demand advertising adalah perikalan yang ditujukan kepada pembeli akhir agar permintaan produk bersangkutan meningkat. Biasanya produsen menyarankan kepada para konsumen untuk membeli produknya ke penjual terdekat. Pull demand advertising juga disebut consumer advertising.

4. Push demand advertising

Push demand advertising adalah periklanan yang ditujukan kepada para penyalur. Maksudnya agar para penyalur bersedia meningkatkan permintaan produk bersangkutan dengan menjual sebanyak-banyaknya kepada pembeli atau pengecer. Barang yang diiklankan biasanya berupa barang industrial. Push demand advertising juga disebut trade advertising.

2.1.2.4 Media Iklan

Media periklanan pesan memegang peranan penting dalam proses komunikasi. Tanpa media, pesan tidak akan sampai kepada kelompok audiens yang diinginkan. Memilih media yang tepat akan sangat menentukan apakah pesan yang ingin disampaikan kepada kelompok sasaran akan sampai atau tidak. Iklan melibatkan media massa seperti surat kabar, televisi, radio, majalah, direct mail dan lain sebagainya untuk mengirim pesan kepada audiens. Menurut

Morrisan (2010:18) ada beberapa alasan mengapa perusahaan memilih iklan di media massa untuk mempromosikan barang atau jasanya. Pertama, iklan di media massa dinilai efisien dari segi biaya untuk mencapai audiens dalam jumlah besar. Iklan di media massa dapat digunakan untuk menciptakan citra merek dan daya tarik simbolis bagi suatu perusahaan merek. Hal ini menjadi sangat penting khususnya bagi produk yang sulit dibedakan dari segi kualitas ataupun fungsinya dengan produk saingannya. Alasan kedua adalah kemampuannya menarik perhatian konsumen terutama yang iklannya populer atau sangat dikenal masyarakat. Ini tentu saja pada akhirnya akan meningkatkan penjualan.

Universitas Sumatera Utara Dari masing-masing media tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu:

Tabel 2.2 Kelebihan dan Kekurangan Media Iklan MEDIA KEUNGGULAN KETERBATASAN

Surat Kabar Fleksibilitas, tepat waktu, mampu Umur informasi pendek, kualitas

menangkap pasar lokal dengan baik, gambar dan cetakan jelek, sedikit

jangkauan penerimaan yang luas, audiens yang meneruskan informasi

tingkat kepercayaan tinggi

Televisi Informasi bisa dilihat, di dengar dan Biaya tinggi, kebingungan yang tinggi,

gambar yang bergerak, menarik untuk tingkat pemaparan yang cepat berlalu

ditonton, perhatian tinggi, dan dan audiens kurang mampunyai daya

jangkauan luas seleksi

Radio Mempunyai banyak pendengar, Audiens hanya mendengar, perhatian

selektifitas geografi dan demografi yang lebih rendah dibandingkan

yang tinggi dan biaya rendah televisi, pemaparanyang cepat berlalu

Majalah Selektifitas geografi dan demografi Waktu tunggu lama, waktu sirkulasi

yang tinggi, prestise dan kredibilitas, terbuang, tidak ada jaminan posisi

hasil cetakakn berkualitas tinggi, yang lebih baik

berumur panjang, jumlah pembaca

yang meneruskan informasi cukup

baik

Direct Mail Memiliki selektifitas audiens, tidak Biaya relatif tinggi, kesan/citra surat

ada iklan pesaing dalam media yang sampah

sama, bersifat pribadi

Sumber : Setiadi (2003:255)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3 Harga

2.1.3.1 Pengertian Harga

Menurut Kotler dan Amstrong (2008:345) harga didefeniskan secara sempit adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Secara luas didefenisikan sebagai sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut.

Widiana (2010:59) mendefinisikan harga adalah nilai dari produk atau jasa yang diharapkan bersama pelayanannya, yang harus dikeluarkan atau dibayar oleh konsumen untuk mendapatkan sejumlah produk. Dapat juga diartikan harga adalah satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan masalah yang sangat penting dalam kegiatan pemasaran perusahaan karena sangat diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk atau jasa. Harga sebuah produk atau jasa merupakan faktor penentu dalam permintaan pasar. Jika konsumen merasa cocok dengan harga yang ditawarkan, maka konsumen akan cenderung melakukan pembelian ulang untuk produk yang sama.

2.1.3.2 Penetapan Harga

Harga dalam bauran pemasaran disatu sisi menunjukkan pendapatan dan disisi lainnya menunjukkan biaya penetapan harga yang diperhitungkan secara matang karena penetapan harga tidak hanya berpengaruh terhadap laba yang diterima perusahaan, tetapi dalam jangka panjang sangat berpengaruh terhadap penjualan produk atau jasa di pasar yang pada akhirnya akan berdampak pada kelangsungan hidup perusahaan secara keseluruhan. Bila harga yang ditetapkan terlalu rendah maka persepsi konsumen terhadap produk atau jasa menjadi jelek.

Universitas Sumatera Utara Strategi penetapan harga (pricing) sangat signifikan dalam pemberian value kepada konsumen dan mempengaruhi image produk, serta keputusan konsumen untuk membeli. Harga juga berhubungan dengan pendapatan dan turut mempengaruhi supply atau marketing channels.

Keputusan dalam harga harus konsisten dalam strategi pemasaran secara keseluruhan. Widiana dan Sinaga (2010:60) menyebutkan dalam menentukan strategi dalam pricing harus diperhatikan tujuan dari pricing, antara lain:

1. Survival

Strategi dimana perusahaan untuk selalu menetapkan harga yang lebih baik.

2. Profit Maximization

Perusahaan mengatur agar mendapatkan pendapatan yang maksimal.

3. Sales Maximization

Perusahaan mengatur agar mendapatkan penjualan yang maksimal.

4. Prestige

Strategi dimana menjaga citra dari perusahaan tersebut.

5. ROI

Strategi dimana perusahaan mendapatkan keuntungan yang berlipat.

Keputusan penetapan harga sebuah perusahaan dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti yang dikemukakan oleh Widiana dan Sinaga (2010:65) sebagai berikut:

1. Kondisi perekonomian

Pada keadaan resisi ekonomi, dimana harga berada ditingkat yang rendah dan nilai tukar dolar menjadi naik, sehingga dalam keadaan yang demikian ini akan menimbulkan kenaikan harga-

Universitas Sumatera Utara harga yang tidak menentu. Sedangkan dalam perekonomian yang stabil, tingkat harga umumnya tidak banyak mengalami pemulihan.

2. Penawaran dan permintaan

Secara teoritis harus digambarkan dalam bentuk titik pertemuan antara kurva penawaran dan permintaan. Dengan pengertian bahwa penawaran akan cenderung menjadi lebih besar apabila harga yang dipasakan tinggi, dengan kata lain bahwa tingginya tingkat harga akan diimbangi dengan peningkatan penawaran yang lebih besar juga. Sedangkan untuk permintaan akan cenderung lebih besar bila harga dipasaran rendah mengakibatkan permintaan semakin besar.

3. Elastisitas permintaan

Dalam hal ini sifat permintaan pasar harus diperhatikan dan perusahaan hendaknya mengetahui seberapa jauh reaksi permintaan terhadap perubahan harga akan mengakibatkan perubahan yang kecil pada volume persaingan sedangkan permintaan pasar yang bersifat elastis menyebabkan terjadinya perubahan volume penjualan dalam perbandingan yang lebih besar.

4. Persaingan

Persaingan merupakan faktor yang mempunyai pengaruh penting dalam menentukan harga dasar suatu produk dimana persaingan semakin ketat, maka faktor penting yang perlu diperhatikan apakah penentuan harga tersebut dilewati lebih rendah, lebih tinggi atau bahkan sama ditetapkan pihak pesaing.

5. Biaya

Biaya merupakan dasar pokok didalam penentuan harga dengan pengertian bahwa tingkat harga harus lebih atau impas dengan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan harga bisa diperoleh.

6. Pengawasan Pemerintah

Universitas Sumatera Utara Faktor ini merupakan faktor yang penting dalam pengawasan terhadap penentuan harga. Ini merupakan salah satu usaha untuk melindungi konsumen dari kecurangan para penjual.

Pengawasan pemerintah dapat diwujudkan dalam bentuk penentuan harga maksimum dan minimum mencegah usaha kearah monopoli.

2.1.3.3 Strategi Penetapan Harga

Ketika suatu perusahaan telah menetapkan harga dasar dari suatu produk barang atau jasa maka perusahaan dapat menentukan strategi harga dengan mempertimbangkan beberapa faktor seperti harga kompetitor, tujuan perusahaan dan daur hidup produk. Strategi tersebut dapat digunakan untuk produk yang baru maupun yang lama sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. Berikut ini merupakan berbagai pilihan teknik atau strategi penentuan harga menurut

Widiana dan Sinaga (2010:67) :

1. Strategi Penentuan Harga Pada Produk Baru a. Skimming Price

Strategi skimming price adalah menetapkan harga awal yang tinggi ketika produk baru diluncurkan dan semakin lama akan terus turun harganya. b. Penetration Price

Strategi penetration price adalah menentukan harga awal rendah serendah-rendahnya atau murah dengan tujuan untuk penetrasi pasar dengan cepat dan juga membangun loyalitas merek dari pada konsumen.

2. Strategi Penentuan Harga yang Mempengaruhi Psikologi Manajemen a. Prestige Pricing / Harga Prestis

Strategi harga prestige price adalah menetapkan harga yang tinggi demi membentuk image kualitas produk yang tinggi yang umumnya dipakai untuk produk shopping dan specialty.

Universitas Sumatera Utara b. Odd Pricing / Harga Ganjil

Strategi Odd price adalah menetapkan harga yang ganjil atau sedikit di bawah harga yang telah

ditentukan dengan tujuan secara psikologis pembeli akan mengira produk yang akan dibeli

murah.

c. Multiple- Unit Pricing / Harga Rabat

Strategi harga Multiple unit price adalah memberikan potongan harga tertentu apabila konsumen

membeli produk dalam jumlah yang banyak.

d. Pricing Lining / Harga Lini

Strategi harga lini adalah memberikan cakupan harga yang berbeda pada lini produk yang beda.

e. Leader Pricing / Pemimpin Harga

Strategi harga Leader price adalah menetapkan harga lebih rendah dari harga pasar/harga normal

untuk meningkatkan omzet penjualan/pembeli.

3. Strategi Penentuan Harga Diskon / Potongan Harga

Strategi harga diskon pada penjual adalah dengan memberikan potongan harga dari harga yang

ditetapkan demi meningkatkan penjualan suatu produk barang atau jasa. Diskon dapat diberikan

pada umumnya dalam bentuk diskon kuantitas, diskon pembayaran tunai/cash, dan trade diskon.

4. Strategi Penentuan Harga Kompetitif

a. Relative Pricing / Harga Relatif

Strategi harga relatif adalah menentukan harga di atas, di bawah atau sama dengan tingkat harga persaingsan dimana gerakan harganya mengikuti gerakan pesaing. b. Follow The Leader Pricing

Universitas Sumatera Utara Strategi harga follow the leadee price adalah penetapan harga produk barang maupun jasa diserahkan para pemimpin pasar dan tidak menetapkan harga sendiri.

2.1.4 Kualitas Produk

2.1.4.1 Pengertian Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan produk untuk menunjukkan berbagai fungsi termasuk didalamnya ketahanan, handal, ketepatan, dan kemudahan dalam penggunaan. Menurut

Kotler dan Amstrong (2008:272) kualitas produk (product quality) adalah karateristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan dan salah satu sarana positioning utama pemasaran yang mempunyai dampak langsung pada kinerja kepuasan pelanggan. Menurut Lovelock dan Wright

(2007:121), kualitas produk adalah suatu kondisi dari sebuah barang berdasarkan pada penilaian atas kesesuaiannya dengan standar ukur yang telah ditetapkan. Setiap konsumen memiliki harapan akan kualitas produk yang dibelinya. Konsumen akan merasakan kepuasan apabila produk yang dibelinya sesuai dengan harapan atau melampaui harapan konsumen. Untuk mencapai kualitas produk yang diinginkan maka diperlukan standarisasi kualitas. Standarisasi kualitas dimaksudkan untuk menjaga agar produk yang dihasilkan memenuhi standar yang telah ditetapkan sehingga konsumen tidak akan kehilangan kepercayaannya terhadap produk tersebut.

2.1.4.2 Dimensi Kualitas Produk

Ada delapan dimensi kualitas produk dalam Laksana (2008:89), yaitu terdiri dari:

1. Performance

Performance berkaitan dengan aspek fungsional dari produk itu dan merupakan karateristik utama yang dipertimbangkan pelanggan ketika akan membeli suatu produk yaitu meliputi faster berkaitan dengan dimensi waktu yang menggambarkan kecepatan dan kemudahan atau

Universitas Sumatera Utara bagaimana untuk memperoleh produk ini dan aspek cheaper berkaitan dengan dimensi biaya yang menggambarkan harga atau ongkos dari suatu produk yang harus dibayarkan oleh pelanggan.

2. Feature

Feature merupakan aspek kedua dari performansi yang menambah fungsi dasra berkaitan dengan pilihan-pilihan dan pengembangannnya.

3. Reliability

Reliability berkaitan dengan tingkat probabilitas atau kemungkinan suatu produk melaksanakan fungsinya secara berhasil dalam periode waktu tertentu. Dengan demikian kehandalan merupakan karaterisitik yang merefleksikan kemungkinan atau probabilitas tingkat keberhasilan dalam penggunaan produk.

4. Conformance

Conformance berkaitan dengan tingkat kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang telah ditetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan. Konformasi merefleksikan derajat dimana karateristik desain produk dan karateristik operasi memenuhi standar yang telah ditetapkan.

5. Durability

Durability merupakan ukuran masa pakai suatu produk. Karateristik ini berkaitan dengan daya tahan produk.

6. Service Ability

Universitas Sumatera Utara Service Ability merupakan karateristik yang berkaitan dengan kecepatan, keramahan/kesopanan, kompetinsi, kemudahan serta akurasi dalam perbaikan.

7. Aesthetics

Aesthetics merupakan karateristik yang bersifat subyektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan pribadi dan refleksi dari referensi atau pilihan individual. Dengan demikian estetika dari suatu produk lebih banyak berkaitan dengan perasaan pribadi dan mencakup karateristik tertentu.

8. Perceived Quality

Perceived Quality bersifat subyektif berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk.

2.1.4.3 Mengukur Kualitas Produk

Menurut Gummeson yang dikutip oleh Tjiptono (2004:98) ada empat sumber yang menentukan atau mengukur kualitas suatu produk yaitu:

1. Desaign Quality, yang menjelaskan bahwa kualitas produk ditentukan pada waktu pertama produk didesain untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

2. Production Quality, yang menjelaskan bahwa kualitas produk ditentukan oleh kerja sama

departemen manufaktur dan departemen pemasaran.

3. Delivery Quality, yang menjelaskan bahwa kualitas produk dapat ditentukan oleh janji

perusahaan kepada pelanggan.

4. Relationship Quality, yang menjelaskan bahwa kualitas produk dapat ditentukan oleh

hubungan profesional dan sosial antara perusahaan dengan stakeholder (pelanggan, pemasok,

agen dan pemerintah, serta karyawan perusahaan).

Universitas Sumatera Utara Menurut Tjiptono (2008:80) ada lima gap yang menyebabkan kegagalan penyampaian kualitas produk, yaitu:

1. Gap antara harapan konsumen dan persepsi manajemen

2. Gap antara persepsi manajemen terhadap harapan konsumen dan spesifikasi kualitas

produk

3. Gap antara spesifikasi kualitas produk dan penyampaian produk

4. Gap antara penyampian produk dan komunikasi eksternal

5. Gap antara kualitas produk yang dirasakan dan kualitas produk yang diharapkan.

2.1.5 Perilaku Konsumen

2.1.5.1 Pengertian Perilaku Konsumen

American Marketing Association dalam peter dan olso (2013:6) mendefiniskan perilaku konsumen (consumer behaviour) sebagai “dinamika interaksi antara pengaruh dan kesadaran, perilaku, dan lingkungan dimana manusia melakukan pertukaran aspek-aspek kehidupan”.

Dengan kata lain, perilaku konsumen melibatkan pemikiran dan perasaan yang mereka alami serta tindakan yang mereka lakukan dalam proses konsumsi. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan oeh pemasar dalam perilaku konsumen yaitu:

1. Perilaku konsumen bersifat dinamis karena pemikiran, perasaan, dan tindakan individu konsumen, kelompok konsumen, dan masyarakat berubah konstan.

2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara pemikiran seseorang, perasaan, dan tindakan serta lingkungan.

3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran antara manusia.

Universitas Sumatera Utara 2.1.5.2 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

Dalam Suharsono dan Sutarso (2009:85) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

perilaku konsumen dalam melakukan keputusan pembelian, yaitu:

1. Faktor kebudayaan seseorang mempengaruhi perilaku mereka dalam mencari, menyeleksi, dan

mengkonsumsi suatu produk secara mendalam dan konsisten. Pemasar perlu memahami peran

yang dimainkan oleh faktor kebudayaan yang didalamnya terdapat budaya, subbudaya, dan kelas

sosial.

2. Faktor Sosial

Faktor sosial merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yang terbentuk dan

berasal dari lingkungan sekitar. Aktivitas sosial seseorang dengan orang-orang disekelilingnya setiap hari akan membentuk pola perilaku yang khas pada masyarakat. Faktor sosial terdiri dari pengaruh kelompok, keluarga, peran, dan status.

3. Faktor Pribadi

Faktor pribadi yag mempengaruhi perilaku pembelian adalah usia dan tahap siklus hidup, pekerjaan, situasi ekonomi, gaya hidup, dan kepribadian.

4. Faktor Psikologis

Faktor psikologis adalah faktor dari dalam diri seseorang dan menentukan bagaimana mereka memilih dan mengkonsumsikan produk. Faktor psikologis terdiri dari motivasi, persepsi, pengetahuan, keyakinan, dan sikap.

2.1.6 Keputusan Pembelian Konsumen

2.1.6.1 Pengertian Keputusan Pembelian

Setiap perusahaan berusaha memahami proses keputusan pembelian konsumen secara penuh seperti semua pengalaman konsumen dalam pembelajaran, memilih, menggunakan, dan

Universitas Sumatera Utara bahkan menyingkirkan produk. Didalam Kamus Besar Bahasa Indonesia keputusan pembelian adalah sikap terakhir yang berkaitan dengan proses atau cara dalam melakukan kegiatan membeli setelah mempertimbangkan beberapa faktor.

2.1.6.2 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Sunyoto (2012:281) mengemukakan bahwa proses pembelian konsumen melewati model lima tahap proses membeli. Tahap-tahap proses pembelian dapat dilihat pada gambar berikut:

Pengenalan Pencarian Penilaian Keputusan Perilaku Masalah Informasi Membeli Setelah Alternatif Membeli Sumber :(Sunyoto, 2012:281)

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

1. Pengenalan Masalah

Tahap ini adalah tahap ketika konsumen menyadari suatu masalah atau suatu kebutuhan.

Masalah timbul dari dalam diri konsumen yang berupa kebutuhan yang digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar diri pembeli.

2. Pencarian Informasi

Pada tahap ini konsumen akan mencari informasi tentang objek yang bisa memenuhi dan memuaskan kebutuhannya. Pencarian informasi tergantung oleh banyaknya kebutuhan.

Konsumen umumnya mencari informasi dari berbagai sumber. Informasi tidak hanya dari sumber resmi yang dikeluarkan perusahaan seperti iklan atau dari pemasar melalui tenaga penjual, tetapi juga informasi dari pihak lain terutama dari orang yang berpengalaman mengkonsumsi suatu produk tesebut seperti keluarga, teman, kenalan, dan tetangga.

Universitas Sumatera Utara

3. Penilaian Alternatif

Infomasi yang diperoleh konsumen digunakan untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai alternatif-alternatif yang dihadapi serta daya tarik masing-masing alternatif. Konsumen

membandingkan berbagai pilihan yan dapat memberikan solusi atas masalah yang dihadapi

konsumen.

4.Keputusan Membeli

Konsumen membentuk preferensi di antara alternatif-alternatif merek barang. Biasanya barang

yang disukai adalah barang yang akan dibeli. Kotler dan Armstrong (2008:181) mengartikan

keputusan pembelian sebagai keputusan pembeli untuk memilih dan memutuskan untuk membeli produk apa yang disukainya. Namun keputusan pembelian tidaklah sama dengan pembelian yang sebenarnya (actual purchase). Ada dua faktor yang mempengaruhi nilai seseorang untuk membeli yaitu faktor sikap orang lain (sosial) dan faktor situasi (situasional).

5. Perilaku Setelah Membeli

Konsumen akan mengevaluasi begaimana manfaat dari produk yang dikonsumsi. Konsumen yang puas biasanya akan melakukan pembelian ulang, menceritakan kepada orang lain tentang manfaat produk yang dibeli dan kadang merekomendasikan kepada orang lain produk yang dibelinya (Suharsono dan Sutarso, 2009:96). Sebaliknya jika konsumen kecewa, maka konsumen cenderung akan bersikap negatif, menghentikan untuk pembelian berikutnya atau menceritakan

hal-hal yang tidak menyenangkan mengenai produk yang dibeli kepada konsumen lain (Suryani,

2008:19)

Universitas Sumatera Utara 2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.3 Penelitian Terdahulu Nama Judul Alat Analisis Hasil Penelitian Sri Analisis Pengaruh Iklan, Analisis Semua variabel independen Niriyani Citra Merek, dan Harga Regresi berpengaruh positif dan signifikan (2014) Terhadap Keputusan Berganda terhadap variaabel dependen Pembelian Shampo keputusan pembelian shampo sunsilk. Sunsilk di Semarang Variabel independen yang paling berpengaruh terhadap variabel dependen adalah variabel iklan (0,458) diikuti oleh variabel harga (0,322) dan terakhir variabel citra merek (0,220) Donald Pengaruh Kemasan, Analisis Secara simultan faktor kemasan, Hutagaol Harga, dan Kualitas Regresi harga dan kualitas produk shampo (2013) Produk Terhadap Berganda clear berpengaruh positif dan Keputusan Pembelian signifikan terhadap keputusan Produk Shampo Clear pembelian. Secara parsial harga tidak Pada Mahasiswa berpengaruh secara signifikan Fakultas Ekonomi sedangkan kemasan dan kualitas Universitas Sumatera produk berpengaruh secara signifikan Utara Grace P Y Pengaruh Persepsi Analisis Hasil uji-f dan uji-t dari penelitian Pakpahan Kualitas dan Deskriptif menunjukkan persepsi kualitas dan (2011) Pengetahuan terhadap Korelasional pengetahuan berpengaruh signifikan Keputusan Pembelian dan Analisis dan positif terhadap keputusan Sabun Mandi Cair Lux Statistik pembelian sabun mandi cair Lux pada (Studi Kasus: Konsumen konsumen swalayan Sinuraya Swalayan Sinuraya Simalingkar Medan Simalingkar Medan Ryan Pengaruh Citra Merek, Analisis Hasil penelitian ini menunjukkan Kusuma Perceived Quality, dan Regresi Linier bahwa citra merek, peceived quality, Perdana Iklan terhadap Berganda dan iklan memiliki pengsruh yang (2010) Keputusan Pembelian signifikan terhadap keputusam Shampo Merek Lifebuoy pembelian

Universitas Sumatera Utara Lanjutan,

Nama Judul Alat Hasil Penelitian Analisis Addhinsyah Analisis Pengaruh Analisis Hasil penelitian menunjukkan bahwa Adhitama Ekuitas Merek terhadap Regresi keempat variabel dalam ekuitas merek (2010) Keputusam Pembeliam Linier berpengaruh signifikan baik secara Konsumen pada Shampo Berganda simultan dan parsial terhadap keputusan Clear (Studi Kasus pembelian dengan nilai Adjusted R Mahasiswa Fakultas Square sebesar 0,527. Dapat Ekonomi Universitas disimpulkan bahwa kemampuan seluruh Diponegoro variabel independen untuk menjelaskan variabel dependen sebesar 52,7%

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual sering disebut juga sebagai kerangka teoretis. Menurut Kuncoro

(2009:52), kerangka teoretis adalah pondasi utama dimana sepenuhnya proyek penelitian

ditujukan. Hal ini merupakan jaringan hubungan antarvariabel yang secara logis diterangkan,

dikembangkan, dan dielaborasi dari perumusan masalah yang telah diidentifikasi melalui proses

wawancara, observasi, dam survey literatur. Hubungan antar variabel yang diteliti dalam

penelitian ini adalah iklan, harga, dan kualitas produk sebagai variabel independen dan

keputusan pembelian sebagai variabel dependen.

Keputusan pembelian adalah suatu proses penyelesaian masalah yang terdiri dari

menganalisa atau pengenalan kebutuhan dan keinginan, pencarian informasi, penilaian sumber- sumber seleksi terhadap alternatif pembelian, keputusan pembelian, dan perilaku setelah pembelian (Kotler dan Amstrong, 2008:179).

Iklan adalah komunikasi komersil dan non personal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransimisikan ke khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah dan direct mail (Lee dan Johnson, 2007:3). Iklan dimaksudkan untuk menarik perhatian konsumen pada produk yang sedang dipasarkan perusahaan dan

Universitas Sumatera Utara mempengaruhi sikap konsumen untuk melakukan pembelian atas produk. Semakin efektif sebuah iklan maka keputusan pembelian juga akan semakin tinggi.

Hasan (2008:298) menyebutkan harga merupakan segala bentuk biaya moneter yang dikorbankan oleh konsumen untuk memperoleh, memiliki, memanfaatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta pelayanan dari suatu produk. Tingkat harga yang ditentukan oleh perusahaan mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Oleh karena itu perusahaan harus menetapkan harga yang kompetitif dan terjangkau serta sesuai dengan kualitas manfaat dari produk yang diharapkan dapat mempengaruhi keputusan pembelian konsumen. Murah atau mahalnya suatu produk relatif sifatnya tergantung bagaimana manfaat atau kualitas yang dipersepsikan ataupun yang sudah dirasakan konsumen terhadap produk tersebut.

Saat ini pelanggan atau konsumen sudah semakin pintar dan kritis dalam menilai kualitas produk. Kualitas produk merupakan salah satu faktor pertimbangan yang sangat penting bagi konsumen sebelum melakukan keputusan pembelia. Perusahaan dituntut untuk menciptakan produk yang berkualitas agar dapat memenuhi kebutuhan dan keingingan konsumen serta mampu bersaing dengan produk lain. Kotler dan Keller (2009:10) menjelaskan bahwa dengan meningkatkan kualitas produk perusahaan dapat memperoleh pangsa pasar yang tinggi. Pangsa pasar yang tinggi dapat diperoleh bila konsumen memutuskan untuk membeli atau mengkonsumsi produk perusahaan tersebut.

Berdasarkan uraian diatas, ada tiga variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian konsumen, yaitu iklan, harga, dan kualitas produk. Maka kerangka konseptual yang disesuaikan untuk mendukung penelitian ini adalah sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara

Iklan

(X1)

Harga Keputusan Pembelian

(X2) (Y)

Kualitas Produk

(X3)

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

Hipotesis adalah suatu penjelasan sementara tentang perilaku, fenomena, atau keadaan tertentu yang telah terjadi atau akan terjadi. Dengan kata lain, hipotesis merupakan jawaban sementara yang disusun oleh peneliti, yang kemudian akan diuji kebenarannya melalui penelitian yang dilakukan (Kuncoro, 2009:59).

Berdasarkan perumusaan masalah dan kerangka konseptual yang diuraikan sebelumnya, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah iklan, harga, dan kualitas produk shampoo Pantene berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Mahasiswi Strata 1

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Peneliti menggunakan jenis penelitian eksplanasi asosiatif. Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui apakah terdapat hubungan antara dua variabel atau lebih atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, turun ke lapangan, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, perhitungan, rumus, dan kepastian data numeric (Ginting & Situmorang, 2008:77). Hasil analisis disajikan dalam bentuk angka-angka yang kemudian dijelaskan dan diinterpretasikan dalam suatu uraian.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Penelitian ini diadakan di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang berlokasi di jalan Prof. Dr. T. Hanafiah SH No. 1 Padang Bulan, Medan.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian akan diadakan mulai bulan Juli sampai bulan September 2015.

Universitas Sumatera Utara 3.3 Batasan Operasional

Dalam penelitian kuantitatif, biasanya peneliti melakukan pengukuran terhadap

keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen penelitian. Setelah itu mungkin

peneliti melanjutkan analisis untuk mencari hubungan satu variabel dengan variabel lainnya.

Oleh karena itu penelitian ini mengkhususkan pembahasan mengenai pengaruh iklan, harga dan

kualitas produk shampoo Pantene terhadap keputusan pembelian.

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Variabel Bebas (X), yang mencakup tiga dimensi yaitu iklan( 1), harga ( 2) dani kualitas

produk ( 3) 𝑋𝑋 𝑋𝑋

2. Variabel𝑋𝑋 Terikat (Y), yaitu keputusan pembelian.

3.4 Defenisi Operasional

Defenisi operasional merupakan penjelasan bagaimana untuk mengukur variabel.

Variabel adalah sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai (Kuncoro, 2009:49).

Pengukuran dapat dilakukan dengan angka-angka atau atribut-atribut tertentu. Dalam defenisi operasional dijelaskan mengenai ruang lingkup apa yang menjadi pembahasan dalam penelitian.

Operasional variabel yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahaan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel dependen nantinya (Situmorang dan Lutfi, 2012:8). Variabel bebas pada penelitian ini adalah iklan( 1),

harga ( 2) dan kualitas produk ( 3) 𝑋𝑋

2. Variabel𝑋𝑋 terikat (Y) adalah variabel𝑋𝑋 yang menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan

(Kuncoro, 2009:50). Variabel terikat (Y) dalam penelitian ini adalah keputusan pembelian.

Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Operasional Variabel VARIABEL DEFENISI VARIABEL INDIKATOR VARIABEL SKALA IKLAN Bentuk komunikasi tidak 1. Iklan shampoo Pantene mudah Likert

( 1) langsung yang didasari pada dimengerti informasi tentang keunggulan 2.Iklan shampoo Pantene menarik 𝑋𝑋 atau keuntungan produk 3. Iklan shampoo Pantene unik Pantene, yang disusun 4. Iklan shampoo Pantene mudah sedemikan rupa sehingga diingat menimbulkan rasa 5. Frekuensi/intensitas iklan menyenangkan yang akan shampoo Pantene di media mengubah pikiran konsumen untuk melakukan pembelian HARGA Sejumlah uang yang harus 1. Harga shampoo Pantene Likert

( 2) dikeluarkan konsumen untuk terjangkau mendapatkan manfaat atas 2. Harga shampoo Pantene 𝑋𝑋 penggunaan produk Pantene kompetitif 3. Kesesuaian antara harga dan kualitas 4. Potongan harga/diskon KUALITAS PRODUK Ciri dan bentuk shampo 1. Kinerja produk shampo Likert

( 3) Pantene yang mendukung Pantene kemampuannya untuk 2. Feature shampo Pantene 𝑋𝑋 memuaskan kebutuhan yang 3. Kehandalan shampo Pantene dijanjikan. 4. Estetika shampo Pantene 5. Persepsi kualitas shampo Pantene

Lanjutan,

KEPUTUSAN PEMBELIAN Tindakan konsumen untuk 1.Kesadaran akan kebutuhan (Y) memutuskan membeli produk 2. Pencarian informasi Pantene akibat pengaruh iklan, harga, 3. Evaluasi alternatif dan persepsi kualitas. 4. Mengambil keputusan 5. Perilaku pasca pembelian Sumber : Widiana dan Sinaga (2010:90), Sunarto (2004:207), Durianto dkk (2001:98) Data Diolah Peneliti

Universitas Sumatera Utara

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Setiap variabel dalam penelitian ini menggunakan skala pengkuran likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Situmorang dan Lutfi, 2012:6). Skala likert menggunakan lima tingkatan jawaban yang pada setiap jawaban diberikan skor sebagai berikut :

Tabel 3.2 Instrument Skala Likert No Alternatif Jawaban Skor 1 Sangat setuju (SS) 5 2 Setuju (S) 4 3 Ragu-ragu (R) 3 4 Tidak setuju (TS) 2 5 Sangat tidak setuju (STS) 1 Sumber : Sugiyono (2006:86)

3.6 Populasi dan Sampel Penelitian

3.6.1 Populasi

Menurut Sekaran (2006:12), populasi adalah sekelompok orang, kejadian atau hal minat yang ingin diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Mahasiswi Strata 1 Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011-2014 yang pernah membeli produk shampoo Pantene yang jumlahnya tidak diketahui atau tidak teridentifikasi

(unidentified).

3.6.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang karateristiknya hendak diteliti dan dianggap bisa mewakili keseluruhan populasi (Sunyoto, 2012:47). Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability. Non-probability sampling adalah teknik pengambilan sampel

Universitas Sumatera Utara yang tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Adapun kriteria sampel penelitian ini adalah:

1. Mahasiswi Strata 1 Reguler Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011-2014.

2.Mahasiswi tersebut pernah membeli dan menggunakan produk shampoo Pantene.

Menurut formula dalam buku Supramono (2003:63), pada penelitian yang jumlah populasinya tidak diketahui maka rumus yang digunakan untuk menentukan sampel adalah:

( )2(p)(q) = 2 𝑍𝑍 ∝ 𝑛𝑛 Keterangan : 𝑑𝑑

n :Jumlah Sampel

Z : Nilai standard normal yang besarnya tergantung

Bila = 0,05 maka Z = 1,67 dan bila = 0,01 maka Z = 1,96 p : estimator proporsi populasi d :penyimpangan yang dapat ditolerir (dinyatakan dalam %) q : 1-p

Berdasarkan riset awal yang melibatkan 30 mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan

Bisnis Universitas Sumatera Utara, terdapat 28 Mahasiswi yang pernah membeli dan menggunakan produk shampoo Pantene dan ada 2 orang yang belum pernah menggunakan

28 shampoo Pantene. Maka nilai p adalah x 100% = 93% dan nilai q adalah 7%. Maka jumlah 30 sampel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

( )2(p)(q) = 2 𝑍𝑍 ∝ 𝑛𝑛 𝑑𝑑

Universitas Sumatera Utara ( 1,67)2(0,93)(0,7) = 72,6 = 73 mahasiswi 0,052 =

𝑛𝑛 Berdasarkan perhitungan diatas maka jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini

adalah 73 responden dengan menggunakan metode accidental sampling. Metode accidental

sampling merupakan pemilihan sampel berdasarkan kebetulan yaitu siapa saja yang kebetulan

bertemu peneliti di lokasi penelitian yang dipandang memenuhi kriteria sampel dalam penelitian

ini.

3.7 Jenis Data

Data yang digunakan peneliti di dalam penelitian ini ada dua jenis, yaitu :

1. Data Primer

Data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari responden terpilih pada lokasi penelitian.

Data primer diperoleh langsung dengan memberikan daftar pertanyaan dengan menggunakan kuesioner yang dibagikan kepada Mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara yang pernah menggunakan produk shampoo Pantene.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh peneliti secara tidak langsung melalui perantara. Dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data-data dan informasi yang diperlukan dengan cara membaca literatur- literatur, buku, jurnal, artikel, majalah, data dari internet maupun skripsi dan tesis penelitian terdahulu.

3.8 Metode Pengumpulan Data

Beberapa metode yang digunakan dalam mengumpulakan data adalah:

1.Wawancara (Intervew), yaitu metode pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab dengan responden.

Universitas Sumatera Utara 2. Daftar Pertanyaan yaitu metode pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan

(kuesioner) kepada responden yang terpilih.

3. Studi Pustaka, yaitu metode pengumpulan data dengan membaca literatur-literatur, buku, jurnal, artikel, majalah maupun penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas digunakan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan dalam hal ini adalah kuesioner. Bila skala pengukuran tidak valid maka tidak bermanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur atau melakukan apa yang seharusnya dilakukan (Kuncoro, 2009:172). Uji validitas dilakukan kepada

30 responden yang diluar sampel yang telah ditentukan peneliti. Pengujian validitas ini menggunakan bantuan software SPSS (statistic package and social science). Kriteria dalam menentukan validitas suatu kuesioner adalah sebagai berikut: a. Jika > (pada tingkat signifikansi 5%) maka kuesioner valid.

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑔𝑔 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 b. Jika 𝑟𝑟 < 𝑟𝑟 (pada tingkat signifikansi 5%) maka kuesioner dinyatakan tidak valid.

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 N𝑟𝑟ilai tabel 𝑟𝑟r dengan ketentuan degree of freedom (df )= N-2. N adalah jumlah responden yang menjawab butir pertanyaan yaitu sebanyak 30 responden diluar dari sampel yang telah ditentukan peneliti. Maka df = 30-2 = 28 dan tingkat signifikansi sebesar 5% maka diperoleh nilai r 0,361. Kuesioner berisi 19 pertanyaaan yang menyangkut variabel bebas yaitu Iklan,

Harga dan Kualitas Produk serta variabel terikat yaitu Keputusan Pembelian. Hasil pengolahan dari uji validitas dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:

Universitas Sumatera Utara Tabel 3.3 Uji Validitas

No Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan 1 Per.I-1 0,486 0,361 Valid

2 Per.I-2 0,593 0,361 Valid

3 Per.I-3 0,434 0,361 Valid

4 Per.I-4 0,512 0,361 Valid

5 Per.I-5 0,686 0,361 Valid

6 Per.II-1 0,527 0,361 Valid

7 Per.II-2 0,475 0,361 Valid

8 Per.II-3 0,381 0,361 Valid

9 Per.II-4 0,366 0,361 Valid

10 Per.III-1 0,780 0,361 Valid

11 Per.III-2 0,699 0,361 Valid

12 Per.III-3 0,757 0,361 Valid

13 Per.III-4 0,377 0,361 Valid

14 Per.III-5 0,658 0,361 Valid

15 Per.IV-1 0,772 0,361 Valid

16 Per.IV-2 0,441 0,361 Valid

17 Per.IV-3 0,829 0,361 Valid

18 Per.IV-4 0,899 0,361 Valid

19 Per.IV-5 0,800 0,361 Valid

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 3.3 diatas terlihat bahwa semua pernyataan valid karena rhitung > rtabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian reliabilitas.

Universitas Sumatera Utara 3.9.2 Uji Reliabilitas

Menurut Kuncoro (2009:175), reliabilitas menunjukkan konsistensi dan stabilitas dari suatu skor (skala pengukuran). Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Menurut Situmorang dan Lutfi (2012:79), bila suatu alat pengukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel. Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai cronbach alpha> 0,60 atau nilai cronbach alpha> 0,80. Adapun kriteria dari pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut: a. Jika > maka pernyataan reliabel.

𝑎𝑎𝑙𝑙𝑙𝑙ℎ𝑎𝑎 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 b. Jika 𝑟𝑟 < 𝑟𝑟 maka pernyataan tidak reliabel

𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎𝑎 ℎ𝑎𝑎 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 𝑟𝑟 𝑟𝑟 Tabel 3.4 Uji Reliabilitas

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items ,928 19

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 3.4 dapat diketahui bahwa Koefisien Alpha (Cronbach's Alpha) adalah sebesar 0,928, ini berarti 0,928 > 0,80 sehingga dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut reliable dan dapat disebarkan kepada responden untuk dijadikan sebagai instrumen penelitian.

Universitas Sumatera Utara 3.10 Teknik Analisis Data

3.10.1 Teknik Analisis Deskriptif

Teknik analisis deskriptif merupakan metode yang dilakukan dengan mengumpulkan,

mengolah, dan menyajikan data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai masalah yang

diteliti dalam penelitian ini.

3.10.2 Teknik Analisis Regresi Linier Berganda

Analisis regresi linier berganda digunakan dengan maksud meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen (kriterium) bila dua atau lebih variabel independen sebagai faktor prediktor dimanipulasi. Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen yaitu iklan, harga, dan kualitas produk serta variabel dependen yaitu keputusan pembelian.

Model penelitian ini dapat dijelaskan dengan model linier sebagai berikut:

Y = a+b1x1 + b2x2+ b3x3+e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstan

b1-b3 = koefisien regresi berganda

x1 = iklan, x2 = harga, x3 = kualitas produk

e = standard error

3.11 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi agar didapat perkiraan yang efisien dan tidak bias

maka harus dilakukan uji asumsi klasik. Adapun syarat asumsi klasik yang harus dipenuhi model

regresi liner berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Universitas Sumatera Utara Tujuan uji normalitas adalah untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau penyebaran data statistik pada sumbu diagonal dari grafik distribsi normal (Ghozali, 2006:147). Data yang baik adalah data yang mempunyai pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. Salah satu cara untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal yaitu dengan melakukan uji kolmogorv smirnov.

2. Uji Heteroskedasitisitas

Tujuan uji heteroskedasitisitas adalah untuk menguji apakah dalam sumber model regresi linier terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain sama dikatakan homoskedastisitas dan jika varian suatu pengamatan ke pengamatan lain tidak sama dikatakan heteroskedasitisitas. Model regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedasitisitas yaitu dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependent) yaitu ZPRED dan nilai residunya SRESID.

3. Uji Multikolineritas

Tujuan uji multikolineritas adalah untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Hubungan liniear antara variabel independen inilah yang disebut dengan multikolineritas. Untuk mengetahui ada atau tidaknya multikolineritas ini dapat diketahui dengan melihat tolerance value dan variance inflation factor

(VIF). Jika nilai 2 yang dihasilkan oleh estimasi model regresi sangat tinggi, dan korelasi antar variabel-variabel𝑅𝑅 independen cukup tinggi (diatas 0,90), serta nilai tolerance <0,10 atau sama

Universitas Sumatera Utara dengan nilai VIF (variance inflation factor) >10 maka diindikasikan ada multikolineritas dalam

model regresi (Ghozali, 2006:91).

3.12 Pengujian Hipotesis

3.12.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk mengetahui apakah secara serentak variabel bebas mempunyai

pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat. Model hipotesis yang digunakan dalam

uji f adalah:

0 : 1 = 2 = 3 =0, artinya variabel bebas yaitu iklan, harga dan kualitas produk

bersama𝐻𝐻 𝑏𝑏 -sama𝑏𝑏 tidak𝑏𝑏 berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian sebagai

variabel terikat.

1 0, artinya variabel bebas yaitu iklan, harga, dan kualitas produk secara

∝ bersama𝐻𝐻 ∶ 𝑏𝑏 -sama≠ berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian sebagai

variabel terikat.

Kriteria penilaian hipotesis pada uji-Fadalah:

0 ditolak bila f > f pada = 5%

𝐻𝐻 ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 0 diterima bila f < f pada = 5%

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 3.12.2 Uji𝐻𝐻 Signifikansi Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Model hipotesis yang digunakan dalam uji t adalah:

0 : = 0, artinya variabel bebas yaitu iklan, harga, dan kualitas produk secara parsial

𝑖𝑖 tidak𝐻𝐻 𝑏𝑏berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat.

0: 0, artinya variabel bebas yaitu iklan, harga, dan kualitas produk secara parsial

𝑖𝑖 berpengaruh𝐻𝐻 𝑏𝑏 ≠ positif terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara Kriteria pengambilan keputusan :

0 diterima jika < pada = 5%

𝐻𝐻 𝑡𝑡ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 0 ditolak jika > pada = 5%

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 3.12.3 Koefisien𝐻𝐻 Determinasi𝑡𝑡 ( 𝑡𝑡) 𝟐𝟐 Koefisien determinasi 𝑹𝑹( 2) menunjukkan besarnya kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen. Jika𝑅𝑅 nilai 2semakin besar (mendekati angka satu) berarti dapat dikatakan pengaruh variabel bebas yaitu𝑅𝑅 iklan, harga, dan kualitas produk adalah besar terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai 2 semakin kecil

(mendekati nol) berarti dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas yaitu𝑅𝑅 iklan, harga, dan kualitas produk adalah kecil terhadap keputusan pembelian sebagai variabel terikat.

Universitas Sumatera Utara BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan P&G

P&G merupakan perusahaan internasioanal yang memproduksi barang konsumen yang bergerak cepat. Kantor pusat P&G terletak di Cincinnati, Ohio, Amerika Serikat. P&G didirikan di Amerika Serikat pada Tahun 1837 oleh dua pria yang bertemu secara kebetulan. William

Procter (warga Inggris) seorang pembuat lilin dan James Gamble (warga Irlandia) seorang pembuat sabun. Keduanya menjadi ipar ketika menikah dengan kakak beradik Olivia dan

Elizabeth Norris. Ide pendirian usaha usaha bersama ini dirintis oleh Alexander Norris, mertua mereka, yang mengadakan pertemuan dimana dia membujuk Procter dan Gamble untuk menjadi partner bisnis. Pada tanggal 24 Agustus 1837, sebagai hasil dari pertemuan tersebut, Procter dan

Gamble didirikan. Tanggal inilah yang kemudian diperingati sebagai hari jadi P&G setiap tahun.

Perusahaan P&G dimulai dengan produk kecil seperti sabun keluarga dan lilin lalu terus berkembang sesuai dengan maksud dan tujuan P&G untuk menyediakan produk dan layanan dengan nilai dan kualitas terbaik. Perusahaan mulai membangun pabrik di lokasi lain di seluruh

Amerika Serikat seiring dengan meningkatnya demand. Ketika radio menjadi populer di tahun

1920-an dan tahun 1930-an, P&G mensponsori berbagai acara. Acara-acara yang disponsori oleh

P&G ini di kemudian hari disebut sebagai acara “opera sabun”. P&G juga mengembangkan usahanya ke negara lain, baik dalam hal manufaktur maupun penjualan produk dan menjadi sebuah perusahaan internasional saat mengakuisisi Thomas Hedley Co. Sebuah perusahaan yang berbasis di Newcastle upon Tyne, Inggris.

Universitas Sumatera Utara

4.1.2. Perusahaan P&G Indonesia

Kehadiran P&G di Indonesia diawali oleh PT Richardson Merrel Indonesia (MRI) pada tahun 1970 melalui brand Vicks yang kemudian diakuisisi oleh P&G pada tahun 1979.

Kehadiran MRI di Indonesia digantikan dengan berdirinya PT Procter & Gamble Indonesia di tahun 1989 dan kemudian menjadi PT Protecr & Gamble Home Products Indonesia pada tahun

1997 hingga saat ini. Anggaran dasar perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan akta No.23 tanggal 7 Desember 1999 dari Agus Madjid, S.H notaris di Jakarta mengenai perubahan ruang lingkup kegiatan perusahaan.

Kantor pusat P&G terletak di Jalan Asia Afrika No. 8 Jakarta Pusat sedangkan pabrik produksi P&G terletak di Kawasan Industri KIIC Karawang, Jawa Barat. Perusahaan P&G bergerak dalam bidang produksi produk perawatan tubuh dan keperluan rumah tangga seperti shampoo, sabun, deterjen, pasta gigi, pantyliner, dan lain sebagainya. Berikut adalah gambar logo Procter dan Gamble :

Universitas Sumatera Utara

Sumber: www.google.com Gambar 4.1 Logo Procter dan Gamble

Procter & Gamble Indonesia (P&G) adalah pendatang baru di industri consumer goods di

Tanah Air. Namun ini tidak membuat perusahaan multinasional asal Amerika Serikat ini tersudut dalam mengahdapi persaingan dengan pemain yang lebih dulu menguasai pasar Indonesia seperti

Unilever. Dengan pengalamannya yang panjang di berbagai negara, P&G tampak tenang

menghadapi persaingan consumer goods di Indonesia. Pasar Indonesia tidak langsung digempur

dengan 300 merek yang dikelolanya di selurruh dunia. P&G di Indonesia tidak membangun

merek dari nol melainkan cukup memilih mana yang paling cocok untuk karateristik pasar

Indonesia. P&G meluncurkan mereknya dalam kategori produk yang diperhitungkan sekaligus

mengedukasi masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 4.1.3 Visi dan Misi Perusahaan Procter & Gamble (P&G)

1. Visi P&G

Dapat diakui sebagai perusahaan consumer good yang memberikan layanan terbaik di dunia

konsumen.

2. Misi P&G

Menyediakan produk bermerek dan pelayanan kualitas unggul dan nilai yang meningkatkan

kehidupan konsumen di dunia, sekarang dan generasi yang akan datang.

4.1.4 Prestasi dan Penghargaan P&G

P&G telah dikenal sebagai salah satu perusahaan di dunia yang terdepan dan

berkomitmen penuh dalam menciptakan keanekaragaman lapangan kerja.

Berikut penghargaan yang diterima P&G:

a. Dalam Bidang Reputasi dan Kepemimpinan

1. Majalah Forbes yaitu menduduki urutan ke-41 di daftar Perusahaan Terkemuka di Dunia

2. Majalah Fortune yaitu urutan ke-15 didaftar “Perusahaan paling Spektakuler di Dunia” dan

di urutan pertama di kategori indusri sabun dan kosmetika.

3. Majalah Barron’s yaitu masuk ke urutan ke -20 sebagai “Perusahaan paling dihormati di

dunia”

4. Universum yaitu ditunjuk sebagai perusahaan paling diminati untuk bekerja.

5. Chief Executive Magazine yaitu urutan ketiga di daftar 40 perusahaan terbaik untuk

pemimpin 2015.

b. Dalam Bidang Inovasi

Universitas Sumatera Utara P&G telah menerima 3 dari 10 posisi di daftar besar tahunan IRI dikategori produk

baru yang terdepan. Dalam kurun waktu 18 tahun semenjak daftar prestisius ini dipublikasikan,

P&G telah berhasil menempatkan 148 produknya di kategori non makanan.

c. Dalam Bidang Diversity

1. Diversity Inc yaitu P&G rangking ke-7 di daftar 50 perusahaan dengan keanekaragaman.

Rangking ke-8 di daftar 10 perusahaan paling beragam di dunia. Rangking ke-5 di daftar

Top 10 perusahaan untuk perekrutan dan retensi . Rangking ke-5 di daftar 10 perusahaan

terbaik untuk pekerja disabilitas.

2. Asosiasi Nasional Untuk Wanita Eksekutif yaitu salah satu perusahaan yang masuk ke Top

10 perusahaan terbaik untuk wanita eksekutif dalam kurun waktu empat tahun berturut-

turut.

3. Working Mother yaitu diakui sebagai salah satu perusahaan di Top 5 perusahaan terbaik

untuk wanita multikultural dan salah satu dari 100 perusahaan terbaik untuk para ibu

pekerja.

4. Pemerintah Provinsi Jawa Barat yaitu perusahaan terbaik yang memperkerjakan tenaga

kerja perempuan 2014. d. Dalam Bidang Kesinambungan

Dinamakan menjadi FTSE4Good di index bursa saham. Para peneliti P&G telah menerima penghargaan dari Economist Innovation untuk hasil kerja di program Children’s Safe

Drinking Water (CSDW). Menerima Silver Award dari Global CSR Summit & Awards 2015 untuk produk terbaik atas P&G Purifier of Water dan Program Children’s Safe Drinking Water.

Universitas Sumatera Utara

4.1.5 Produk Shampoo Pantene

4.1.5.1 Perkembangan Shampoo Pantene

Selama bertahun-tahun Pantene telah membantu wanita di seluruh dunia mengatasi masalah rsmbut mereka, meningkatkan kepercayaan diri, dan menginspirasi wanita agar berkilau dari dalam. Pada tahun 1940-an di Swiss, para ilmuwan dari perusahaan obat Swiss yaitu

Hoffman-La Roche, menemukan keajaiban Panthenol. Vitamin ini biasa digunakan untuk merawat kulit terbakar ternyata juga memiliki sifat penyembuhan yang luar biasa pada rambut rusak.

Ditahun 1986, Pantene meluncurkan kampanye iklan yang kini dianggap sebagai salah satu kampanye paling ikonis di sepanjang masa. Pada saat peluncurannya, iklan ini sangat kontroversial karena satu kalimat yang diucapkan oleh sang model, “Dont’t hate me because I’m beautiful”. Kalimat ini dianggap narsistik dan dikritik oleh sejumlah kelompok. Di awal tahun1990-an Pantene memulai gerakan ekspansi cepat ke banyak negara di seluruh dunia. Di antaranya mencakup Australia, Selandia Baru, Eropa Tengah dan Timur, Timur Tengah, Afrika

Utara, Amerika Latin, Korea, dan Jepang. Kini Pantene terus berusaha mendistribusikan produknya ke seluruh dunia dengan tujuan untuk memberikan rambut kuat dan cantik kepada para wanita.

Seiring dengan pengakuan dan keterkaitan nama merek Pantene yang semakin kuat di antara wanita, Pantene dengan cepat menjadi primadona dunia mode di akhir tahun 1990-an dengan dukungan dari Milan Fashion Week, Vogue, Cosmopolitan dan lainnya. Di tahun 2010,

Pantene berkolaborasi dengan NASA menggunakan teknologi pemodelan mereka untuk menemukan informasi baru tentang struktur molekul rambut. Penemuan ini memungkinkan

Pantene untuk merancang ulang perawatan rambut menyempurnakan formula untuk memastikan

Universitas Sumatera Utara setiap tetes Pantene menutrisi rambut dari dalam hingga luar. Pada tahun 2012, perusahaan mendirikan Pantene Hair Research Alliance untuk membawa riset dan pengembangan Pantene ke level yang lebih tinggi yaitu perpaduan antara sains dan kecantikan. Alliance terus mengembangkan solusi yang lebih kuat untuk menciptakan perawatan rambut yang lebih efisien.

Setelah 60 tahun pengembangan dan lebih dari 1.000 formulasi, upaya Pantene yang tiada henti dalam mengejar kesempurnaan terus berlanjut untuk memberikan rambut yang lebih sehat dan lebih bernutrisi kepada para wanita di seluruh dunia.

4.1.5.2 Rangkaian Produk Shampoo Pantene

P&G dalam meraih market share yang lebih luas lagi berusaha selalu menawarkan inovasi- inovasi dalam produknya termasuk dalam produk shampoo Pantene. Berikut ini adalah rangkaian produk dari shampoo Pantene:

1. Daily Moisture Repair Shampoo

• Daily moisture repair shampoo berguna untuk membersihkan kelembapan agar rambut

tetap sehat dan berkilau. Produk ini mengandung teknologi keratin damage blockers yang

memberikan perlindungan hingga 10x lebih besar dari kerusakan.

• Memperbaiki kerusakan rambut dan melindungi dari kerusakan berikutnya.

• Mencegah ujung rambut pecah

• Melembabkan rambut secara mendalam sehingga terasa lebih lembut dan mudah diatur.

2. Total Damage Care Shampoo

• Mengandung teknologi keratin damage blockers yang memberikan perlindungan 99%

dari kerusakan dan membuat rambut lebih lembut serta mudah diatur.

• Memperbaiki 10 tanda nyata kerusakan rambut.

3. Hair Fall Control Shampoo

Universitas Sumatera Utara • Mengandung teknologi keratin damage blockers yang membantu mencegah rambut patah

akibat kerusakan, sehingga rambut rontok berkurang hingga 98% bila digunakan setiap

hari.

• Memperkuat rambut dari akar sampai ujung

4. Silky Smooth Care Shampoo

• Mengandung formula Pro-Vitamin dan pelembab yang kaya untuk mengembalikan

kelembapan dan melembutkan rambut yang sulit diatur.

• Menutrisi dan memperbaiki rambut yang rusak

5. Anti Dandruff Shampoo

• Membersihkan rambut secara lembut tanpa membuat kulit kepala kering dengan

pelembab ringan yang membuat rambut sehat berkilau.

• Dilengkapi dengan Zinc Pyrithione untuk membantu mencegah ketombe muncul

kembali.

6. Nature Care Smoothness & Life Shampoo

• Mengandung Cassia Complex yang membantu membersihkan rambut dengan lembut dan

memberikan manfaat kelembapan.

• Mengembalikan kilau dan ketebalan rambut yang kehilangan volume serta cahaya alami

rambut setelah mengalami kerusakan terus-menerus.

7. Aqua Pure Daily Intensive Shampoo

• Menghadirkan teknologi Clean Rinse untuk membilas rambut hanya dalam hitungan

detik.

• Bebas silikon dan bahan berat lainnya

Universitas Sumatera Utara • Membersihkan dan menutrisi rambut dengan lembut dari akar sampai ke ujung rambut.

Tabel 4.1 Rangkaian Produk Shampoo Pantene Nama Produk Gambar

1. Daily Moisture Repair Shampoo

2. Total Demage Care Shampoo

3. Hair Fall Control Shampoo

Universitas Sumatera Utara 4. Silky Smooth Care Shampoo

5. Anti Dandruff Shampoo

6. Nature Care Smoothness & Life Shampoo

7. Aquapure Daily Intensive Shampoo

Sumber : www. pantene.com/id

Universitas Sumatera Utara

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Hasil Analisis Deskriptif

Analisis deskritif merupakan uraian atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah diisi oleh responden. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Jumlah pernyataan seluruh kuesioner dalam penelitian ini adalah 19 pernyataan yang terdiri dari 5 butir pernyataan pada variabel Iklan ( 1), 4 butir pernyataan pada variabel Harga ( 2), 5 butir pernyataan pada variabel Kualitas 𝑋𝑋Produk ( 3) dan 5 butir pernyataan pada variabel𝑋𝑋 Keputusan Pembelian ( ). Populasi dalam penelitian ini𝑋𝑋 adalah seluruh

Mahasiswi Strata I Reguler Fakultas Ekonomi dan𝑌𝑌 Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan

2011-2014 yang pernah membeli produk shampoo Pantene yang jumlahnya tidak diketahui.

Kuesioner penelitian ini disebarkan kepada 73 responden pada Mahasiswi Strata I Reguler

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara angkatan 2011-2014.

4.2.1.1 Hasil Analisis Deskriptif Responden

Berikut ini adalah tabulasi mengenai karakteristik responden yang berjumlah 73 orang

berdasarkan usia, stambuk dan intensitas pembelian dalam sebulan.

A. Karateristik Responden Berdasarkan Usia

Berikut adalah hasil karateristik responden berdasarkan usia :

Tabel 4.2 Karateristik Responden Berdasarkan Usia Usia (Tahun) Jumlah Presentase (%)

≤19 Tahun 10 13, 70 %

20 – 22 Tahun 52 71,23 %

≥ 23 Tahun 11 15,07 %

Total 73 100 %

Universitas Sumatera Utara Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 73 responden pada penelitian ini mayoritas usia responden pada penelitian ini adalah konsumen dengan usia 20-22 tahun sebanyak 52 responden atau sebesar 71,23 %. Responden dengan usia ≤19 tahun sebanyak 10 responden atau sebesar 13,

70 % dan pada usia ≥ 23 tahun sebanyak 11 responden atau 15,07 %. Dapat disimpulkan bahwa shampoo Pantene lebih banyak digunakan oleh Mahasiswi berusia 20-22 tahun dalam penelitian.

B. Karateristik Responden Berdasarkan Stambuk

Berikut adalah hasil karateristik responden berdasarkan usia:

Tabel 4.3 Karateristik Responden Berdasarkan Stambuk Stambuk Jumlah Persentase (%)

2011 22 30,13 %

2012 29 39,73 %

2013 15 20,55 %

2014 7 9,59 %

Total 73 100 %

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa responden pada penelitian ini didominasi oleh stambuk

2012 sebanyak 29 responden atau sebesar 39,73 % . Posisi selanjutnya diikuti oleh mahasiswi stambuk 2011 sebanyak 22 responden atau sebesar 30,13 %, stambuk 2013 sebanyak 15 orang atau sebesar 20,55 % dan stambuk 2014 sebanyak 7 responden atau sebesar 9,59 %.

C. Karateristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Shampoo Pantene dalam Sebulan:

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.4 Karateristik Responden Berdasarkan Intensitas Pembelian Shampoo Pantene Dalam Sebulan Intensitas Pembelian Jumlah Persentase (%)

2 kali 61 83,56 %

> 2 kali 12 16,44 %

Total 73 100 %

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa mayoritas intensitas atau frekuensi membeli dalam sebulan adalah 2 kali dengan persentase sebesar 83,56 %, dan lebih dari 2 kali dalam sebulan sebesar 16,44 %.

4.2.1.2 Hasil Analisis Deskriptif Variabel

Kuesioner yang dilakukan dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan skala likert untuk mengetahui tanggapan responden terhadap variabel independen yaitu Iklan ( 1), Harga

( 2), Kualitas Produk ( 3), dan variabel dependen yaitu Keputusan Pembelian (𝑋𝑋). Jumlah

pernyataan𝑋𝑋 seluruh kuesioner𝑋𝑋 dalam penelitian ini adalah 19 pernyataan yang terdiri 𝑌𝑌dari 5 butir

pernyataan pada variabel Iklan ( 1), 4 butir pernyataan pada variabel Harga ( 2), 5 butir

pernyataan pada variabel Kualitas 𝑋𝑋Produk ( 3) dan 5 butir pernyataan pada variabel𝑋𝑋 Keputusan

Pembelian ( ) 𝑋𝑋

A. Variabel 𝑌𝑌Iklan (X1)

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Iklan ( X1) No. STS TS KS S SS TOTAL Item F % F % F % F % F % F % 1 0 0 2 2,7 15 20,5 46 63,0 10 13,7 73 100 2 2 2,7 4 5,5 6 8,2 51 69,9 10 13,7 73 100 3 3 4,1 4 5,5 20 27,4 42 57,5 4 5,5 73 100 4 5 6,8 11 15,1 17 23,3 31 42,5 9 12,3 73 100 5 0 0 4 5,5 18 24,7 44 60,3 7 9,6 73 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.5 diatas menjelaskan bahwa :

1. Pada pernyataan pertama (pesan yang disampaikan iklan shampoo Pantene dapat anda

mengerti dengan baik) terdapat 10 responden (13,7%) menyatakan sangat setuju, 46

responden (63,0%) menyatakan setuju, 15 responden (20,5%) yang menyatakan kurang setuju

dan 2 responden atau 2,7% responden yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa pesan yang disampaikan shampoo

Pantene dapat dimengerti dengan baik.

2. Pada pernyataan kedua (iklan yang memuat shampoo Pantene sangat menarik sehingga

menimbulkan keinginan anda untuk menggunakan) terdapat 10 responden (13,7%)

menyatakan sangat setuju, 51 responden (69,9%) menyatakan setuju, 6 responden (8,2%) yang

menyatakan kurang setuju, 4 responden (5,5% ) responden yang menyatakan tidak setuju dan

2 responden atau 2,7% yang menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju bahwa iklan yang memuat shampoo Pantene sangat

menarik sehingga menimbulkan keinginan untuk menggunakannya.

3. Pada pernyataan ketiga (konsep iklan shampoo Pantene lebih unik daripada iklan shampoo

merek lain) terdapat 4 responden (5,5%) menyatakan sangat setuju, 42 responden (57,5%)

menyatakan setuju, 20 responden (27,4%) yang menyatakan kurang setuju, 4 responden (5,5%

) responden yang menyatakan tidak setuju dan 3 responden atau 4,1% yang menyatakan sangat

tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

konsep iklan shampoo Pantene lebih unik daripada iklan shampoo merek lain.

4. Pada pernyataan keempat (setiap hari anda selalu menyaksikan iklan shampoo Pantene di Tv)

terdapat 9 responden (12,3%) menyatakan sangat setuju, 31 responden (42,5%) menyatakan

setuju, 17 responden (23,3%) yang menyatakan kurang setuju, 11 responden (15,1% )

Universitas Sumatera Utara responden yang menyatakan tidak setuju dan 5 responden atau 6,8 % yang menyatakan sangat

tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

responden setiap hari selalu menyaksikan iklan shampoo Pantene di Tv.

5. Pada pernyataan kelima (iklan shampoo Pantene meyakinkan anda untuk menggunakan

shampoo Pantene) terdapat 7 responden (9,6%) menyatakan sangat setuju, 44 responden

(60,3%) menyatakan setuju, 20 responden (24,7%) yang menyatakan kurang setuju dan 4

responden atau 5,5% responden yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju iklan shampoo Pantene meyakinkan

responden untuk menggunakan shampoo Pantene.

B. Variabel Harga (X2)

Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X2)

No. STS TS KS S SS TOTAL Item F % F % F % F % F % F % 1 0 0 6 8,2 17 23,3 46 63,0 4 5,5 73 100 73 100 2 0 0 1,4 6 8,2 56 76,7 10 13,7 1 3 0 0 0 0 15 20,5 53 72,6 5 6,8 73 100 4 8 11,0 4 5,5 26 35,6 35 47,9 0 0 73 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Tabel 4.6 diatas menjelaskan bahwa :

1. Pada pernyataan pertama (harga shampoo Pantene sesuai dengan kemampuan/daya beli

masyarakat) terdapat 4 responden (5,5%) menyatakan sangat setuju, 46 responden (63,0%)

menyatakan setuju, 17 responden (23,3%) yang menyatakan kurang setuju dan 6 responden

atau 8,2% responden yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga shampoo Pantene sesuai dengan

kemampuan/daya beli masyarakat.

Universitas Sumatera Utara 2. Pada pernyataan kedua (harga yang ditawarkan shampoo Pantene sesuai dengan kualitas

shampoo Pantene) terdapat 10 responden (13,7%) menyatakan sangat setuju, 56 responden

(76,7%) menyatakan setuju, 6 responden (8,2%) yang menyatakan kurang setuju dan 1

responden atau 1,4% responden yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga yang ditawarkan shampoo

Pantene sesuai dengan kualitas shampoo Pantene.

3. Pada pernyataan ketiga (harga shampoo Pantene masih dapat bersaing dengan harga produk

shampoo lain) terdapat 5 responden (6,8%) menyatakan sangat setuju, 53 responden (72,6%)

menyatakan setuju dan 15 responden atau 20,5% yang menyatakan kurang setuju. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga shampoo Pantene

masih dapat bersaing dengan harga produk shampoo lain.

4. Pada pernyataan keempat (Shampoo Pantene sering memberikan potongan harga/diskon)

terdapat 35 responden (47,9%) menyatakan setuju, 26 responden (35,6%) menyatakan kurang

setuju, 4 responden (5,5%) menyatakan tidak setuju dan 8 responden atau 11,0% yang

menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa shampoo Pantene sering memberikan potongan harga/diskon.

C. Variabel Kualitas Produk (X3)

Tabel 4.7 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Produk (X3) No. STS TS KS S SS TOTAL Item F % F % F % F % F % F % 1 0 0 2 2,7 11 15,1 47 64,4 13 17,8 73 100 2 0 0 0 0 8 11,0 46 63,0 19 26,0 73 100 3 0 0 3 4,1 20 27,4 33 45,2 17 23,3 73 100 4 0 0 0 0 12 16,4 43 58,9 18 24,7 73 100 5 0 0 0 0 15 20,5 45 61,6 13 17,8 73 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa:

1. Pada pernyataan pertama (Shampoo Pantene memiliki kualitas yang baik) terdapat 13

responden (17,8%) menyatakan sangat setuju, 47 responden (64,4%) menyatakan setuju, 11

responden (15,1%) menyatakan kurang setuju dan 2 responden atau 2,7% yang menyatakan

tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

shampoo Pantene memiliki kualitas yang baik.

2. Pada pernyataan kedua (produk shampoo Pantene memiliki banyak variasi jenis yang sesuai

dengan beragam masalah rambut yang dialami wanita) terdapat 19 responden (26,0%)

menyatakan sangat setuju, 46 responden (63,0%) menyatakan setuju, dan 8 responden atau

11,0% yang menyatakan kurang setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa produk shampoo Pantene memiliki banyak variasi jenis yang sesuai

dengan beragam masalah rambut yang dialami wanita.

3. Pada pernyataan ketiga (shampoo Pantene mampu mengatasi rambut bermasalah anda)

terdapat 17 responden (23,3%) menyatakan sangat setuju, 33 responden (45,2%) menyatakan

setuju, 20 responden (27,4%) menyatakan kurang setuju dan 3 responden atau 4,1% yang

menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan

setuju bahwa shampoo Pantene mampu mengatasi rambut bermasalah anda.

4. Pada pernyataan keempat (shampoo Pantene memiliki wangi yang harum) terdapat 18

responden (24,7%) menyatakan sangat setuju, 43 responden (58,9%) menyatakan setuju dan

12 responden atau 16,4% menyatakan kurang setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju bahwa shampoo Pantene memiliki wangi yang

harum.

Universitas Sumatera Utara 5. Pada pernyataan kelima (harga shampoo Pantene sesuai dengan manfaat yang diberikan)

terdapat 13 responden (17,8%) menyatakan sangat setuju, 45 responden (61,6%) menyatakan

setuju dan 15 responden atau 20,5% menyatakan kurang setuju. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa harga shampoo Pantene sesuai dengan

manfaat yang diberikan.

D. Variabel Keputusan Pembelian (Y)

Tabel 4.8 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian (Y) No. STS TS KS S SS TOTAL Item F % F % F % F % F % F % 1 1 1,4 3 4,1 15 20,5 46 63,0 8 11,0 73 100 2 0 0 0 0 11 15,1 53 72,6 9 12,3 73 100 3 0 0 4 5,5 14 19,2 51 69,9 4 5,5 73 100 4 0 0 3 4,1 14 19,2 49 67,1 7 9,6 73 100 5 0 0 3 4,1 11 15,1 35 47,9 24 32,9 73 100 Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Pada Tabel 4.8 diatas menjelaskan bahwa:

1. Pada pernyataan pertama (kebutuhan akan shampoo dengan kualitas yang baik semuanya ada

pada shampoo Pantene) terdapat 8 responden (11,0%) menyatakan sangat setuju, 46

responden (63,0%) menyatakan setuju, 15 responden (20,5%) yang menyatakan kurang

setuju, 3 responden (4,1%) yang menyatakan tidak setuju dan 1 responden atau 1,4% yang

menyatakan sangat tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden

menyatakan setuju bahwa kebutuhan akan shampoo dengan kualitas yang baik semuanya ada

pada shampoo Pantene.

2. Pada pernyataan kedua (sebelum membeli shampoo, saya memiliki pertimbangan tertentu

seperti iklan dan harga) terdapat 9 responden (12,3%) menyatakan sangat setuju, 53

responden (72,6%) menyatakan setuju dan 11 responden atau 15,1% yang menyatakan

Universitas Sumatera Utara kurang setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa

sebelum membeli shampoo responden memiliki pertimbangan tertentu seperti iklan dan harga.

3. Pada pernyataan ketiga (saya memilih shampoo Pantene karena memiliki kelebihan

dibandingkan shampoo merek lain) terdapat 4 responden (5,5%) menyatakan sangat setuju, 51

responden (69,9%) menyatakan setuju, 14 responden (19,2%) yang menyatakan kurang

setuju dan 4 responden atau 5,5% yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan

bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden memilih shampoo Pantene

karena memiliki kelebihan dibandingkan shampoo merek lain.

4. Pada pernyataan keempat (saya mengambil keputusan membeli shampoo Pantene karena telah

membandingkannya dengan merek pesaing) terdapat 7 responden (9,6%) menyatakan sangat

setuju, 49 responden (67,1%) menyatakan setuju, 14 responden (19,2%) yang menyatakan

kurang setuju dan 3 responden atau 4,1% yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat

disimpulkan bahwa mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden mengambil

keputusan membeli shampoo Pantene karena telah membandingkannya dengan merek

pesaing.

5. Pada pernyataan kelima (saya akan melakukan pembelian kembali shampoo Pantene di waktu

yang akan datang) terdapat 24 responden (32,9%) menyatakan sangat setuju, 35 responden

(47,9%) menyatakan setuju, 11 responden (15,1%) yang menyatakan kurang setuju dan 3

responden atau 4,1% yang menyatakan tidak setuju. Maka dapat disimpulkan bahwa

mayoritas responden menyatakan setuju bahwa responden akan melakukan pembelian

kembali shampoo Pantene di waktu yang akan datang.

Universitas Sumatera Utara

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distrubusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng. Cara untuk mengetahui apakah data terdistribusi normal atau tidak adalah dengan melakukan analisi grafik dan uji statistik.

A. Analisis Grafik

Ada dua analisis grafik yang dapat dilakukan untuk mengetahui normalitas sebuah data yaitu dengan pendekatan grafik histogram dan grafik PP Plot. Hasil output SPSS dapat dilihat pada Gambar 4.2 dan Gambar 4.3 berikut :

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Gambar 4.2 Grafik Histogram Uji Normalitas

Distribusi data dikatakan normal pada grafik histogram adalah distribusi data yang tidak melenceng ke kiri atau melenceng ke kanan. Pada grafik pada Gambar 4.2 terlihat bahwa

Universitas Sumatera Utara variabel terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat dari distribusi data tersebut tidak melenceng ke kanan atau ke kiri dan membentuk pola lonceng.

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.3 Grafik P-P Plot Uji Normalitas Distribusi data dikatakan normal pada grafik PP Plot adalah apabila pola titik-titik mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Pada grafik PP Plot pada Gambar 4.3 terlihat bahwa variabel terdistribusi normal. Hal ini dapat dilihat pada pola titik-titik menyebar disekitar garis diagonal dan cenderung mengikuti arah garis diagonal.

B. Analisis Statistik

Uji normalitas secara grafik bisa saja berdistribusi normal namun secara statistik tidak

berdistribusi normal. Berikut adalah pengujian normalitas yang didasarkan dengan uji statistik

non parametik Kolmogorv – Smirnov.

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.9 Uji Statistik Kolmogorv-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 73 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,54691094 Most Extreme Differences Absolute ,101 Positive ,060 Negative -,101 Kolmogorov-Smirnov Z ,859 Asymp. Sig. (2-tailed) ,452 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Variabel residual dikatakan berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 0,05 dan

variabel tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan < 0,05. Pada Tabel 4.9 diperoleh nilai

Asymp.Sig. (2-tailed) sebesar 0,452 atau lebih besar dari 0,05 (0,452 > 0,05) yang berarti bahwa residual berditribusi normal.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam sumber model regresi linier terjadi ketidaksamaan varians dari residual suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.

Universitas Sumatera Utara

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah) Gambar 4.4 Pengujian Heteroskedastisitas Scatterplot

Pada Gambar 4.4 dapat dilihat bahwa titik menyebar secara acak dan tidak membentuk

pola tertentu serta titik-titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y. Ini

menandakan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.2.2.3 Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model sebuah regresi

ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Gejala multikolinieritas dapat dilihat dari

besarnya nilai Tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Tolerance adalah mengukur variabilitas variabel bebas yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya. Jika tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 maka terjadi multikolineritas namun bila tolerance value >

0,1 atau VIF < 10 maka tidak terjadi multikolineritas. Model regresi yang baik adalah tidak terjadi multikolineritas.

Hasil pengolahan dapat dilihat pada Tabel 4.10 berikut:

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.10 Uji Multikolinieritas Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 Iklan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 ,524 1,907 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 ,559 1,790 KualitasProduk ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 ,663 1,508 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan pada Tabel 4.10 di atas diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor

untuk variabel bebas yaitu variabel iklan, variabel harga dan variabel kualitas produk lebih kecil

dari 10 (VIF < 10) dan nilai tolerance setiap variabel bebas > 0,1. Ini menandakan bahwa tidak

terdapat multikolineritas antar variabel bebas dalam penelitian ini.

4.2.3 Analisis Regresi Linier Berganda

Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis regresi linier berganda. Analisis regresi linier berganda ditujukan untuk mengetahui hubungan linier antara beberapa variabel bebas yaitu variabel iklan, harga, kualitas produk dengan variabel terikat yaitu keputusan pembelian sehingga dapat diketahui seberapa besar pengaruh positif atau negatif dari ketiga variabel bebas tersebut terhadap terciptanya keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene. Model persamaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Y = a+b1x1+b2x2+b3x3+e

Keterangan:

Y = Keputusan Pembelian

a = Konstan

b1, b2, b3 = Koefiesien regresi linier berganda

Universitas Sumatera Utara x1 = Iklan, x2 = Harga, x3= Kualitas Produk e = Standard error

Analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini menggunakan metode enter yang dapat dilihat pada Tabel 4.11 Berikut:

Tabel 4.11 Analisis Regresi Linier Berganda

Coefficientsa Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 Iklan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 KualitasProdu ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 k a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Berdasarkan data hasil regresi linier berganda yang ditunjukkan pada Tabel 4.11 diatas maka diperoleh persamaan regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = 1,345 + 0,306X1+ 0,061X2+0,576X3+e

Persamaan diatas menunjukkan bahwa :

1. Konstanta (a) = 1,345. Ini menunjukkan jika variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas

produk X3 = 0 maka tercipta keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene

(Y) = 1,345.

2. Variabel iklan bertanda positif terhadap keputusan pembelian pada produk shampoo Pantene

dengan koefisien regresi sebesar 0,306 yang menunjukkan bahwa variabel iklan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene. Artinya, setiap

Universitas Sumatera Utara terjadi peningkatan variabel iklan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen pada

produk shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,306 satuan.

3. Variabel harga bertanda positif terhadap keputusan pembelian pada produk shampoo Pantene

dengan koefisien regresi sebesar 0,061 yang menunjukkan bahwa variabel harga berpengaruh

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene. Artinya, setiap

terjadi peningkatan variabel harga sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen

pada produk shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,061 satuan.

4. Variabel kualitas produk bertanda positif terhadap keputusan pembelian pada produk

shampoo Pantene dengan koefisien regresi sebesar 0,576 yang menunjukkan bahwa variabel

kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo

Pantene. Artinya, setiap terjadi peningkatan variabel kualitas produk sebesar 1 satuan maka

keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,576

satuan.

4.2.4 Pengujian Hipotesis

4.2.4.1 Uji Signifikansi Serempak (Uji-F)

Pengujian signifikansi serempak (Uji-F) dilakukan untuk menguji apakah variabel iklan

(X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara bersama-sama atau serempak mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap tercipta keputusan pembelian konsumen pada produk

shampoo Pantene (Y). Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah :

1. Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hα : b1, b2, b3 ≠0, artinya variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara

bersama-sama atau serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

Universitas Sumatera Utara 2. Untuk menentukan nilai F maka diperlukan derajat bebas pembilang dan derajat bebas

penyebut dengan rumus:

df (pembilang) = k-1

df (penyebut ) = n-k

Keterangan:

n = Jumlah sampel penelitian

k = Jumlah variabel bebas dan terikat

Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 73 responden dan jumlah variabel adalah 4 variabel, sehingga diperoleh :

df (pembilang) = k-1 = 4-1=3

df (penyebut ) = n-k = 73-4=69

3. Nilai F dapat diperoleh dari tabel F pada tingkat kesalahan (α )= 0,05 dimana df

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 (pembilang) = 3 dan df (penyebut ) = 69 maka F = 2,74

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 4. Kriteria pengambilan keputusan yaitu:

Ho diterima bila F < F pada α = 5 % atau 0,05

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 Hα diterima bila F > F pada α = 5 % atau 0,05

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 Hasil uji F dapat dilihat pada Tabel 4.12 berikut :

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖

Tabel 4.12 Hasil Signifikansi Serempak (Uji F) ANOVAb Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig. 1 Regression 403,544 3 134,515 53,871 ,000a Residual 172,291 69 2,497 Total 575,836 72 a. Predictors: (Constant), KualitasProduk, Harga, Iklan b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.12 dapat dilihat nilai F adalah 53,871 dengan tingkat signifikansi 0,00

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 sedangkan F 2,74 dengan tingkat kepercayaan 5% atau 0,05. Oleh karena itu pada kedua

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 perhitungan yaitu F = 53,871 > F = 2,74 dan tingkat signifikansi (0,00 < 0,05)

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 menunjukkan bahwa pengaruh variabel independen iklan, harga, dan kualitas produk secara serempak adalah signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo

Pantene.

4.3.4.2 Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

Pengujian signifikansi parsial (Uji-t) dilakukan untuk menguji apakah variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara parsial atau individual mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap tercipta keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene (Y).

Model hipotesis yang digunakan dalam uji F adalah :

1. Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara

parsial tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

Hα : b1, b2, b3 ≠0, artinya variabel iklan (X1), harga (X2) dan kualitas produk (X3) secara

parsial berpengaruh signifikan terhadap variabel keputusan pembelian.

2. Untuk menentukan nilai T maka diperlukan derajat bebas pembilang dan derajat bebas

penyebut dengan rumus:

df (pembilang) = k-1

df (penyebut ) = n-k

Keterangan:

n = Jumlah sampel penelitian

k = Jumlah variabel bebas dan terikat

Universitas Sumatera Utara Jumlah sampel pada penelitian ini adalah sebanyak 73 responden dan jumlah variabel adalah 4 variabel, sehingga diperoleh :

df (pembilang) = k-1 = 4-1=3

df (penyebut ) = n-k = 73-4=69

3. Nilai t dapat diperoleh dari tabel t pada tingkat kesalahan (α )= 0,05 dimana df

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 (pembilang) = 3 dan df (penyebut ) = 69 maka t = 1,667

𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 4. Kriteria pengambilan keputusan yaitu :

Ho diterima bila t < t pada α = 5 % atau 0,05

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 Hα diiterima bila t > t pada α = 5 % atau 0,05

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 Hasil uji signifikansi parsial (uji-t) dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.13 Hasil Signifikansi Parsial (Uji t)

Coefficientsa Standardized Unstandardized Coefficients Coefficients Model B Std. Error Beta T Sig. 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 Iklan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 KualitasProduk ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Hasil Uji-t pada Tabel 4.13 diatas dapat diketahui pengaruh variabel independen secara parsial terhadap variabel depeden yang hasilnya sebagai berikut:

Universitas Sumatera Utara 1. Variabel Iklan (X1) secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene (Y). Ini terlihat dari nilai

signifikansi (0,00) < (0,05) dan nilai t = 3,680 > t = 1,667.. Artinya, setiap terjadi

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 peningkatan variabel iklan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen pada

produk shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,306 satuan.

2. Variabel Harga (X2) secara parsial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene (Y). Ini terlihat dari nilai

signifikansi (0,655 ) > (0,05) dan nilai t = 0,449 < t = 1,667. Artinya, walaupun

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 terjadi peningkatan variabel harga sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen

pada produk shampoo Pantene tidak akan meningkat sebesar 0,061 satuan.

3. Variabel Kualitas Produk (X3) secara parsial berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene (Y). Ini terlihat dari

nilai signifikansi (0,00 ) < (0,05) dan nilai t = 7,169 > t = 1,667. Artinya, setiap

terjadi peningkatan variabel kualitas produk ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖sebesar𝑖𝑖𝑖𝑖 1 satuan 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡maka𝑙𝑙 keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,576 satuan.

4.3.4.3 Koefisien Determinasi ( ) 𝟐𝟐 Koefiisien determinasi (𝑹𝑹2) bertujuan untuk menunjukkan besarnya kontribusi variabel

independen iklan (x1) , harga𝑅𝑅 (x2) dan kualitas produk (x3) terhadap variabel dependen

keputusan pembelian konsumen (Y). Range nilai dari 2 adalah 0-1. Semakin mendekati nol

berarti model tidak baik dimana pengaruh variabel independen𝑅𝑅 iklan (x1) , harga (x2) dan

kualitas produk (x3) terhadap variabel dependen keputusan pembelian konsumen (Y) semakin

sedikit. Dengan kata lain model yang digunakan tidak kuat untuk menerangkan variabel bebas

yang diteliti terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika mendekati satu maka model semakin baik

dimana pengaruh iklan (x1) , harga (x2) dan kualitas produk (x3) terhadap variabel dependen

Universitas Sumatera Utara keputusan pembelian konsumen (Y) semakin besar. Dengan kata lain model yang digunakan

semakin kuat untuk menerangkan variabel bebas yang diteliti terhadap variabel terikat. Untuk

memastikan hubungan antar variabel dapat dilihat pada Tabel 4.14 berikut:

Tabel 4.14 Hubungan Antar Variabel Nilai Interpretasi 0.0 – 0.19 Sangat Tidak Erat 0.2 – 0.39 Tidak Erat 0.4 – 0.59 Cukup Erat 0.6 – 0.79 Erat 0.8 – 0.99 Sangat Erat

Sumber : Situmorang dan Lufti (2012:155)

Berikut adalah tabel hasil uji koefisien determinasi ( 2)

Tabel𝑅𝑅 4.15 Uji Koefisien Determinan ( ) b Model Summary 𝟐𝟐 Model R R Square Adjusted R Square𝑹𝑹 Std. Error of the Estimate 1 ,837a ,701 ,688 1,580 a. Predictors: (Constant), KualitasProduk, Harga, Iklan b. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Hasil uji determinasi ( 2) pada Tabel 4.15 diatas dapat dilihat hasil sebagai berikut:

1. Pada Tabel 4.15 diatas menunjukkan𝑅𝑅 nilai R sebesar 0,837, berarti hubungan (relation) antara

iklan, harga, dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian pada produk shampoo

Pantene sebesar 83,7%. Artinya hubungan sangat erat.

Universitas Sumatera Utara 2. Nilai adjusted R Square sebesar 0,688, berarti 68,8% keputusan pembelian pada produk

shampoo Pantene dapat dijelaskan oleh iklan, harga dan kualitas produk. Sisanya sebesar

32,1% dapat dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

4.4 Pembahasan

4.4.1 Iklan Terhadap Keputusan Pembelian

Periklanan merupakan salah satu alat promosi yang digunakan perusahaan untuk mengarahkan komunikasi persuasif pada konsumen potensial dan masyarakat. Iklan adalah bentuk komunikasi tidak langsung yang didasari pada informasi tentang keunggulan suatu produk, yang disusun sedemikian rupa sehingga menimbulkan rasa menyenangkan yang akan mengubah pikiran seseorang untuk melakukan pembelian (Widiana dan Sinaga, 2010:90).

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif variabel iklan terdapat sebesar 63,0% menjawab setuju bahwa pesan yang disampaikan iklan shampoo Pantene dapat dimengerti dengan baik.

Sebesar 69,9% responden menjawab setuju bahwa iklan yang memuat shampoo Pantene sangat menarik sehingga menimbulkan keinginan untuk menggunakan. Produk shampoo Pantene memiliki tagline ”Rambut tetap sehat dan berkilau”. Ketika konsumen melihat tagline seperti ini pada iklan Pantene maka konsumen mengerti bagaimana sebenarnya pesan yang disampaikan oleh Pantene yaitu dengan menggunakan shampoo Pantene maka rambut tetap sehat dan berkilau. P&G selalu melibatkan selebriti sebagai brand ambasador dalam promosi dan iklan.

Brand ambasador Pantene saat ini adalah Anggun, Rossa dan Raline Shah. Ketiga ambasador

selalu menarik, cantik, percaya diri dan bersinar ketika mempromosikan produk shampoo

Pantene.

Universitas Sumatera Utara Sebesar 57,5% responden menjawab setuju bahwa konsep iklan shampoo Pantene lebih

unik daripada iklan shampoo merek lain. Mayoritas sebesar 42,5% responden menjawab setuju

bahwa setiap hari mereka selalu menyaksikan iklan shampoo Pantene di Tv. Salah satu strategi

iklan P&G terhadap brand produknya adalah dengan membuat pesan iklan yang sedikit tetapi

dikomunikasikan lebih konsisten dan tidak banyak ada perubahan. Dapat kita lihat iklan yang

dibuat oleh shampoo Pantene selalu dengan konsep yang sama setiap tahun dan tidak banyak

yang berubah bahkan wardrobe yang digunakan setiap ambasador-nya dalam iklan Pantene selalu sama. Ini menandakan keunikan iklan shampoo Pantene dari iklan shampoo merek lain.

Sebesar 60,3% responden menjawab setuju bahwa iklan shampoo Pantene meyakinkan responden untuk menggunakan shampoo Pantene.

Berdasarkan uji-t variabel iklan berpengaruh berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene (Y). Ini terlihat dari

nilai signifikansi 0,00 < 0,05 dan nilai t = 3,680 > t = 1,667.. Artinya, setiap terjadi

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 peningkatan variabel iklan sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen pada produk

shampoo Pantene akan meningkat sebesar 0,306 satuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pernah diteliti oleh Ryan

Kusuma Perdana (2010) yang berjudul “Pengaruh Citra Merek, Perceived Quality, dan Iklan

Terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Merek Lifebuoy (Studi pada Pengguna Shampoo

Merek Lifebuoy di Kota Semarang). Hasil uji-t mengatakan bahwa secara parsial variabel iklan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian shampoo Lifebuoy.

Universitas Sumatera Utara 4.4.2 Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Harga adalah jumlah uang yang dibutuhkan untuk memperoleh beberapa kombinasi sebuah produk dan pelayanan yang menyertainya (Laksana, 2008:105). Harga merupakan hal yang sangat penting yang diperhatikan oleh konsumen dalam membeli produk atau jasa. Jika konsumen merasa cocok dengan harga yang ditawarkan, maka konsumen akan cenderung melakukan pembelian.

Berdasarkan hasil penelitian deskriptif variabel harga, mayoritas responden menjawab setuju bahwa harga shampoo Pantene sesuai dengan kemampuan/daya beli masyarakat yaitu sebesar 63,0%. Walaupun didalam kategori hair care produk shampoo Pantene termasuk harga

yang lebih mahal dibandingkan harga produk shampoo merek lain yaitu seharga Rp 22.900

dalam ukuran 170 ml, namun responden masih setuju bahwa harga tersebut masih sesuai dengan

kemampuan atau daya beli mereka.

Sebesar 76,7% responden menjawab setuju bahwa harga yang ditawarkan shampoo

Pantene sesuai dengan kualitas shampoo Pantene. Sebanyak 72,6 % responden menjawab setuju bahwa harga shampoo Pantene masih dapat bersaing dengan harga produk shampoo lain.

Meskipun harga shampoo Pantene lebih mahal dari harga shampoo merek lain namun kualitas yang diberikan oleh shampoo Pantene tidak kalah bersaing dengan shampoo merek lain.

Sebanyak 47,9% responden menjawab bahwa shampoo Pantene sering memberikan potongan harga/diskon. Dalam hal ini potongan harga atau diskon yang dimaksud adalah ketika ada promosi beli 2 sachet shampoo Pantene gratis 1 sachet shampoo Pantene atau promosi isi sachet lebih banyak 30% dari isi biasanya.

Ini sesuai dengan teori Tjiptono (2002:152) tentang peranan harga dalam mempengaruhi pembelian konsumen dimana salah satu fungsi harga dalam mendidik konsumen mengenai

Universitas Sumatera Utara faktor-faktor produk seperti kualitas. Hal ini terutama bermanfaat dalam situasi dimana pembeli

mengalami kesulitan untuk menilai faktor produk atau manfaatnya secara obyektif. Persepsi yang

sering berlaku bahwa harga yang mahal mencerminkan kualitas yang tinggi.

Berdasarkan Uji-t, variabel harga berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap

keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene. Ini terlihat dari nilai signifikansi

0,655 > 0,05 dan nilai t = 0,449 < t = 1,667. Artinya, walaupun terjadi peningkatan

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 variabel harga sebesar 1 satuan maka keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo

Pantene tidak akan meningkat sebesar 0,061 satuan..

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pernah diteliti oleh Donald

Hutagaol (2013) yang berjudul “Pengaruh Kemasan, Harga, dan Kualitas Produk Shampo Clear

Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara” . Hasil uji-t secara parsial bahwa harga tidak berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada shampoo Clear.

4.4.3 Kualitas Produk Terhadap Keputusan Pembelian

Kotler dan Amstrong (2001:354) menyatakan bahwa kualitas produk adalah kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan, kehandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan serta atribut bernilai lainnya. Dalam memproduksi suatu produk, perusahaan harus menciptakan produk yang manfaat dan kualitasnya harus sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ini dapat membuat konsumen akan tertarik menggunakan produk tersebut dan mengambil keputusan untuk membeli produk tersebut.

Shampoo Pantene adalah salah satu produk shampoo yang terbukti memiliki kualitas produk yang baik dengan berbagai variasi produk yang ditawarkan untuk mengatasi masalah

Universitas Sumatera Utara rambut wanita. Hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian dari jawaban 73 responden tentang kualitas produk shampoo Pantene.

Dari hasil penelitian deskriptif variabel kualitas produk yang ada pada Tabel 4. 9 mayoritas responden menjawab sebesar 64,4% menjawab setuju bahwa shampoo Pantene memiliki kualitas yang baik. Ini terbukti dari hasil yang dirasakan oleh responden setelah menggunakan shampoo Pantene dimana mereka merasakan sensali lembut, rambut mudah diatur, tidak berketombe dan tidak mudah patah.

Sebesar 63,0% responden menjawab setuju bahwa produk shampoo Pantene memiliki banyak variasi jenis yang sesuai dengan beragam masalah rambut yang dialami wanita. Faktanya bahwa shampoo Pantene memiliki tujuh variasi jenis shampoo yaitu ada daily moisture repair shampoo untuk melindungi rambut dari kerusakan, total damage care shampoo untuk membuat rambut lebih lembut serta mudah diatur, hair fall control shampoo untuk mencegah rambut patah akibat kerusakan, silky smooth care shampoo untuk mengembalikan kelembapan rambut, anti dandruff shampoo untuk membantu mencegah ketombe, nature care smoothness & life shampoo untuk mengembalikan kilau dan ketebalan rambut, aqua pure daily intensive shampoo untuk rambut lebih sehat.

Sebanyak 45,2% responden menjawab setuju bahwa shampoo Pantene mampu mengatasi rambut bermasalah. Sebesar 58,9% responden menjawab setuju bahwa shampoo Pantene memiliki wangi yang harum. Hal ini terbukti dari sensasi yang dirasakan oleh responden ketika sudah menggunakan shampoo Pantene dimana mereka merasakan rambut mereka sehat dan harum.

Sebesar 61,6% responden menjawab setuju bahwa harga shampoo Pantene sesuai dengan manfaat yang diberikan. Dalam kategori hair care, produk shampoo Pantene memiliki harga

Universitas Sumatera Utara yang lebih mahal jika dibandingkan dengan harga produk hair care merek lain. Namun hal ini

tidak mengurangi keinginnan respondem untuk menggunakan produk Pantene karena value atau

manfaat yang ditawarkan oleh shampoo Pantene terbukti bagus bagi kesehatan rambut.

Berdasarkan Uji-t, variabel kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan

terhadap keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo Pantene. Ini terlihat dari hasil

signifikansi 0,00 < 0,05. Nilai t = 7,169 > t = 1,667, artinya jika ditingkatkan variabel

ℎ𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖𝑖 𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡𝑡 kualitas produk sebesar satu satuan maka keputusan pembelian konsumen pada produk shampoo

Pantene akan meningkat sebesar 0,576 satuan.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang pernah diteliti oleh Donald

Hutagaol (2013) yang berjudul “Pengaruh Kemasan, Harga, dan Kualitas Produk Shampo Clear

Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara” . Hasil uji-t secara parsial bahwa kualitas produk berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada shampoo Clear.

Universitas Sumatera Utara

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Penelitian mengenai Pengaruh Iklan, Harga, dan Kualitas Produk Shampoo Pantene terhadap Keputusan Pembelian Pada Mahasiswi Strata I Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara menghasilkan kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdasarkan penelitian secara serempak (uji-F) menunjukkan bahwa variabel iklan, harga,

dan kualitas produk secara serempak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian

produk shampoo Pantene pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara.

2. Berdasarkan pengujian secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel iklan secara parsial

berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian produk shampoo

Pantene pada mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Variabel

harga secara parsial berpengaruh secara positif dan tidak signifikan terhadap keputusan

pembelian konsumen produk shampoo Pantene pada mahasiswi Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara. Variabel kualitas produk secara parsial berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen produk shampoo Pantene pada

mahasiswi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Berdasarkan hasil uji koefisien determinasi ( 2), R= 0,873 berarti 87,3 % hubungan antara

Iklan (X1), Harga (X2), dan Kualitas Produk𝑅𝑅 (X3) terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Artinya hubungannya erat. Semakin besar R artinya hubungannya semakin erat. Nilai

Adjusted R Square = 0,688 berarti 68,8% keputusan pembelian shampoo Pantene dapat

Universitas Sumatera Utara dijelaskan oleh Iklan, Harga dan Kualitas Produk. Sisanya sebesar 32,1 % dapat dijelaskan

oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelititian ini, peneliti memberikan saran atau masukan sebagai berikut:

1. Ditinjau dari hasil penelitian, variabel kualitas produk memberikan pengaruh terbesar

terhadap keputusan pembelian produk shampoo Pantene pada Mahasiswi FEB Universitas

Sumatera Utara. Oleh karena itu peneliti menyarankan agar perusahaan P&G harus fokus

dalam mempertahankan dan meningkatkan kualitas produk shampoo Pantene. Sekarang ini

kualitas produk shampoo Pantene sebenarnya sudah bagus, namun ditengah persaingan bisnis

yang sangat ketat ini dan selalu saja ada mucul produk-produk baru, maka peneliti

menyarankan agar perusahaan P&G melakukan riset pasar secara berkala untuk mengetahui

bagaiman selera, keinginan dan kebutuhan konsumen serta selalu melakukan inovasi dan

pengembangan produk sehingga kualitas produk tidak saja hanya sesuai dengan harapan

konsumen namun juga dapat melebihi harapan konsumen.

2. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Harga shampoo Pantene berpengaruh positif dan tidak

signifikan terhadap keputusan pembelian. Harga shampoo Pantene dapat dikatakan lebih

mahal dibandingkan harga produk shampoo merek lain. Oleh karena itu disarankan kepada

perusahaan P&G agar menetapkan harga yang lebih terjangkau lagi bagi konsumen dan

meskipun harga shampoo Pantene masih ditetapkan lumayan mahal, sebaiknya perusahaan

harus tetap mempertahankan kualitas atau mutu shampo Pantene agar konsumen tidak merasa

kecewa terhadap jumlah uang yang dikeluarkannya untuk mendapatkan shampoo Pantene.

3. Iklan sangat terbukti dapat menarik perhatian konsumen atas suatu produk. Oleh karena itu

peneliti menyarankan agar Perusahaan P&G tetap mempertahankan konsep iklannya yang

Universitas Sumatera Utara unik pada brand shampoo Pantene. Karena melalui keunikan tersebut konsumen dapat aware

terhadap iklan shampoo Pantene.

4. Jika dilihat dari nilai adjusted R Square keputusan pembelian pada produk shampoo Pantene

dapat dijelaskan oleh iklan, harga dan kualitas produk sebesar 68,85. Namun keputusan

pembelian shampoo Pantene dapat juga dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti di

penelitian ini seperti faktor brand awareness, loyalitas, brand association dan lain

sebagainya. Maka peneliti menyarankan kepada peneliti selanjutnya agar menggunakan

variabel-variabel yang berbeda dari peneliti atau dapat juga menambahkan variabel-variabel

baru ke dalam penelitian.

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR PUSTAKA

Buku : Dewi, Ike Janita, 2005. Perspekstif Baru dalam strategi Branding, Bisnis dan Karir, Penerbit Amara Books, Yogyakarta. Durianto, Sugianto dan Tony Sitinjak, 2001. Strategi Menaklukkan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Ghozali, Imam, 2006. Aplikasi SPSS, Universitas Diponegoro, Semarang. Griffin, Ricky W dan Ronald J.Ebert, 2003. Bisnis , Edisi 6, Indeks, Jakarta. Hasan, Ali, 2008. Marketing. Media Pressindo, Yogyakarta. Kartajaya, Hermawan, 2010. Connect! Surfing New Wave Marketing, PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, Philiph dan Amstrong, 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 8 Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta ______2002. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 13 Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta ______,2008. Prinsip-prinsip Pemasaran, Edisi 12 Jilid 1, Penerbit Erlangga, Jakarta. Kotler, Philiph dan Keller, 2009. Manajemen Pemasaran, Jilid 1, Edisi 13, Penerbit Erlangga, Jakarta Kuncoro, Mudrajad, 2001. Metode Kuantitatif (Teori dan Aplikasi untuk Bisnis dan Ekonomi), Unit Penerbit dan Percetakan AMP YKPN, Yogyakarta. ______, 2009. Metode Riset untuk Bisnis dan Ekonomi, Edisi 3, Penerbit Erlangga, Jakarta. Laksana, Fajar, 2008. Manajemen Pemasaran, Graha Ilmu, Sukabumi. Lee, Monle dan Carla Jhonson, 2007. Prinsip-prinsip Pokok Periklanan dalam Perspektif Global, Kencana Prenada Media Group, Jakarta. Lovelock, Cristoper H dan Lauren K. Wright, 2007. Manajemen Pemasaran Jasa, Cetakan 2 (Terjemahan), Indeks, Jakarta. Peter, J. Paul dan Jerry C. Olson, 2013. Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran, Penerbit Salemba Empat, Jakarta. M.A, Morissan, 2010. Periklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu, Kencana Prenada Media Group, Jakarta.

Universitas Sumatera Utara Sekaran, Uma, 2006. Research Methods For Bussiness : Metode Penelitian untuk Bisnis, , Penerbit Salemba Empat, Jakarta. Setiadi, 2003 Situmorang, Syafrizal Helmi dan Paham Ginting, 2008. Filsafat Ilmu dan Metode Riset, USU Press, Medan. Situmorang, Syafrizal Helmi dan Muslich Lutfi, 2012. Analisis Data untuk Riset Manajemen dan Bisnis edisi 2, USU Press, Medan. Sugiyono, 2006. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung. Suharsono dan Yudi Sutarso, 2009. Marketing in Practice, Graha Ilmu, Yogyakarta. Sumarwan, Ujang, dkk, 2011. Pemasaran Strategik, IPB Press, Bogor. ______, 2013. Riset Pemasaran dan Konsumen, IPB Press, Bogor. Sunarto, 2004. Prinsip-prinsip Pemasaran, Amus Yogyakarta dan UST Press, Yogyakarta. Sunyoto, Danang, 2012. Konsep Dasar Riset Pemasaran & Perilaku Konsumen, PT. Buku Seru, Jakarta. Supramono, dan Jony Octavian, 2003. Desain Proposa Penelitian : Studi Pemasaran, Andi, Yogyakarta. Suryani, Tatik, 2008. Perilaku Konsumen Implikasi pada Strategi Pemasaran, Graha Ilmu, Yogyakarta. ______2013. Perilaku Konsumen di Era Internet, Graha Ilmu, Yogyakarta. Tjiptono, Fandy,2002. Strategi Pemasaran , Edisi 2, Andi, Yogyakarta. ______, 2004. Manajemen Jasa, Andi, Yogyakarta. ______, 2008. Strategi Pemasaran, Edisi 3, Andi, Yogyakarta Tjiptono, Fandy dan Gregorius Chandra, 2012. Pemasaran Strategik, Andi, Yogyakarta. Widiana, Erma Muslichah dan Bonar Sinaga, 2010. Dasar-dasar Pemasaran, KPD Bandung, Bandung.

Universitas Sumatera Utara Jurnal: Aristyani, Ida Ayu Raras dan Ni Nyoman Kerti Yasa, 2013. “Perbandingan Brand Equity Produk Shampo Merek Sunsilk dengan merek Pantene”, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan, Volume 15 Nomor 2, hal 179-190. Fadli dan Inneke Qomariah, 2008. Analisis Pengaruh Faktor-faktor Ekuitas Merek Sepeda Motor Honda Terhadap Keputusan Pembelian, Volume 1 Nomor 2, hal 48-68.

Skripsi: Hutagaol, Donald, 2013. Pengaruh Kemasan, Harga dan Kualitas Produk Shampo Clear pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Ryan Kusuma Perdana, 2010. Pengaruh Citra Merek, Perceived Quality, dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Shampoo Merek Lifebuoy (Studi pada Pengguna Shampoo Merek Lifebuoy di Kota Semarang).

Penulisan Online: www.swa.co.id (14 Maret 2015) www.topbrands-award.com (14 Maret 2015) www.mix.co.id (16 Maret 2015) www.pantene.com/id_ID (7 Juli 2015) www.pg.com/id_ID (7 Juli 2015)

MAJALAH: Majalah SWA Edisi JULI 2010 Majalah SWA Edisi JULI 2011 Majalah SWA Edisi SEPTEMBER-OKTOBER 2012 Majalah SWA Edisi SEPTEMBER 2013

Universitas Sumatera Utara Sumber Lain: Bahagia Swalayan JL. Ngumban Surbakti Meda Lampiran 1

Universitas Sumatera Utara No. Responden :

KUESIONER PENELITIAN

PENGARUH IKLAN, HARGA, DAN KUALITAS PRODUK SHAMPO PANTENE TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA MAHASISWI STRATA I FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Responden yang terhormat, Peneliti meminta kesediaan anda sebagai sampel yang terpilih untuk penelitian ini, untuk mengisi daftar kuesioner ini. Informasi yang anda berikan merupakan bantuan yang sangat berharga bagi peneliti dimana informasi yang anda berikan dapat membantu peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini. Akhir kata, peneliti mengucapkan terima kasih atas waktu dan partisipasi yang Anda berikan untuk mengisi kuesioner ini.

I. Identitas Responden Nama : Usia : Jenis Kelamin : Jurusan : Stambuk : Melakukan Pembelian dalam1 Bulan : a. 2 kali b. Lebih 2 kali

II. Petunjuk Pengisian Isilah setiap pernyataan pada kuesioner ini sesuai dengan pendapat Anda dengan memberikan tanda checklist (√) pada kolom yang sudah disediakan. Setiap responden hanya diberi kesempatan untuk memberikan 1 (satu) jawaban saja. Keterangan Skor : STS : Sangat Tidak Setuju = 1 TS : Tidak Setuju = 2 KS : Kurang Setuju = 3 S : Setuju = 4 SS : Sangat Setuju = 5

Universitas Sumatera Utara III. Daftar Pernyataan

Iklan (X1) No. Pernyataan STS TS KS S SS 1 Pesan yang disampaikan iklan shampoo Pantene dapat anda mengerti dengan baik 2 Iklan yang memuat shampoo Pantene sangat menarik sehingga menimbulkan keinginan anda untuk menggunakan 3 Konsep iklan shampoo Pantene lebih unik daripada iklan shampoo merek lain 4 Setiap hari anda selalu menyaksikan iklan shampoo Pantene di Tv 5 Iklan shampoo Pantene meyakinkan anda untuk menggunakan shampoo Pantene

Harga (X2) No. Pernyataan STS TS KS S SS 1. Harga shampoo Pantene sesuai dengan kemampuan/daya beli masyarakat 2. Harga yang ditawarkan shampoo Pantene sesuai dengan kualitas shampoo Pantene 3. Harga shampoo Pantene masih dapat bersaing dengan harga produk shampoo lain 4. Shampoo Pantene sering memberikan potongan harga/diskon

Kualitas Produk (X3) No. Pernyataan STS TS KS S SS

Universitas Sumatera Utara 1. Shampoo Pantene memilik kualitas yang baik 2. Produk shampoo Pantene memiliki banyak variasi jenis yang sesuai dengan beragam masalah rambut yang dialami wanita 3. Shampoo Pantene mampu mengatasi rambut bermasalah anda 4. Shampoo Pantene memiliki wangi yang harum 5. Harga shampoo Pantene sesuai dengan manfaat yang diberikan

Keputusan Pembelian (Y) No. Pernyataan STS TS KS S SS 1. Kebutuhan akan shampoo dengan kualitas yang baik semuanya ada pada shampoo Pantene 2. Sebelum membeli shampoo, saya memiliki pertimbangan tertentu seperti iklan dan harga 3. Saya memilih shampoo Pantene karena memiliki kelebihan dibandingkan shampoo merek lain 4. Saya mengambil keputusan membeli shampoo Pantene karena telah membandingkannya dengan merek pesaing 5. Saya akan melakukan pembelian kembali shampoo Pantene di waktu yang akan datang

Universitas Sumatera Utara Lampiran 2

Distribusi Jawaban Uji Validitas dan Relibilitas

HARGA (X2) KUALITAS PRODUK KEPUTUSAN IKLAN (X1) X2-4 (X3) PEMBELIAN (Y) 13 14 15 16 17 18 19 No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4 2 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 5 4 3 5 4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4 6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 7 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 8 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 9 3 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 10 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 11 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 12 4 4 3 3 4 3 5 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 3 13 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 14 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 15 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4 16 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 2 4 3 3 5 4 4 3 17 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 18 4 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2 19 5 5 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 20 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 21 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 23 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 24 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 25 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 26 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 27 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 29 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 30 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Universitas Sumatera Utara Lampiran 3

Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji Validitas

Item-Total Statistics Corrected Item- Cronbach's Scale Mean if Scale Variance Total Alpha if Item Item Deleted if Item Deleted Correlation Deleted VAR00001 69,9667 52,930 ,486 ,927 VAR00002 70,0333 52,792 ,593 ,925 VAR00003 70,3000 53,803 ,434 ,927 VAR00004 70,0333 52,792 ,512 ,926 VAR00005 70,1000 50,438 ,686 ,922 VAR00006 70,1000 53,403 ,527 ,926 VAR00007 69,9333 53,789 ,475 ,927 VAR00008 70,0667 54,064 ,381 ,928 VAR00009 70,3000 54,286 ,366 ,929 VAR00010 70,0000 49,724 ,780 ,920 VAR00011 69,8000 51,131 ,699 ,922 VAR00012 70,1667 47,937 ,757 ,921 VAR00013 69,8000 54,097 ,377 ,928 VAR00014 70,0000 50,759 ,658 ,923 VAR00015 70,2000 49,200 ,772 ,920 VAR00016 69,9667 52,447 ,441 ,928 VAR00017 70,1333 49,016 ,829 ,919 VAR00018 70,0000 48,069 ,899 ,917 VAR00019 69,9000 48,093 ,800 ,919

Uji Reliabilitas

Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items ,928 19

Universitas Sumatera Utara Lampiran 4

Distribusi Jawaban Kuesioner Penelitian

Variabel Iklan (X1), Harga (X2), Kualitas Produk (X3) dan Keputusan Pembelian (Y)

No IKLAN (X1) HARGA KUALITAS KEPUTUSAN (X2) PRODUK (X3) PEMBELIAN (Y)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

1 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 3 4 4 4

2 4 4 4 2 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3

4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

5 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 3 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4

7 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

8 4 4 3 4 5 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

9 5 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4

10 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4

11 4 4 3 2 4 4 5 4 3 4 4 3 4 5 4 5 4 4 4

12 5 4 4 3 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4

13 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

14 4 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

15 3 2 3 3 2 3 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2

16 5 4 3 5 4 4 5 3 3 5 5 4 5 4 3 3 4 4 5

17 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3

18 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Universitas Sumatera Utara 19 4 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

20 4 2 2 3 2 4 4 4 2 3 3 3 3 3 2 4 2 2 2

21 5 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

22 4 4 4 2 5 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

23 3 4 2 1 4 3 4 4 1 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

24 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

25 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

26 5 5 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

27 5 5 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

28 4 4 3 4 4 3 2 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4

29 4 4 4 2 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5

30 3 3 1 1 3 2 4 3 1 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3

31 4 4 2 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4

32 4 2 3 3 2 4 3 4 4 2 3 2 4 3 2 4 2 2 2

33 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 4 4 4 5 4 4 4

34 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5

35 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3

36 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 5 5 3 4 4 5 4 5 4

37 4 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5

38 4 5 5 4 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5

39 4 4 4 3 4 4 4 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4

40 4 5 5 3 4 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5

41 3 4 4 1 4 2 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3

42 5 5 4 5 4 3 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

Universitas Sumatera Utara 43 3 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4

44 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

45 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

46 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4

47 2 2 1 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

48 4 4 3 2 4 4 4 5 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4

49 4 4 4 3 4 5 4 4 3 3 4 2 4 3 3 5 4 4 3

50 4 5 4 2 4 3 4 4 4 5 5 5 5 4 5 4 4 4 5

51 4 4 4 3 4 4 4 4 2 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4

52 2 1 2 1 2 3 3 3 1 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3

53 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4

54 3 4 3 2 3 2 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5

55 4 5 5 5 4 3 5 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4

56 4 4 4 3 4 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4

57 4 5 4 5 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5

58 4 4 4 4 4 4 5 4 1 4 5 5 5 4 4 4 4 4 5

59 3 3 3 4 3 2 4 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4

60 3 1 3 4 3 4 4 4 1 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3

61 4 5 4 3 3 5 4 4 4 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5

62 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

63 4 4 4 5 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 5

64 4 4 1 4 3 4 4 4 1 4 4 4 5 5 4 4 4 4 5

65 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4

66 4 4 3 2 4 3 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5

Universitas Sumatera Utara 67 4 4 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5

68 5 4 4 2 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 5

69 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3

70 4 4 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5

71 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4

72 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 4 4

73 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 5

Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Universitas Sumatera Utara Unstandardized Residual N 73 Normal Parametersa,b Mean ,0000000 Std. Deviation 1,54691094 Most Extreme Differences Absolute ,101 Positive ,060 Negative -,101 Kolmogorov-Smirnov Z ,859 Asymp. Sig. (2-tailed) ,452 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Uji Heterokedastisitas

Universitas Sumatera Utara Uji Multikolinearitas

Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 Iklan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 ,524 1,907 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 ,559 1,790 KualitasProduk ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 ,663 1,508

Universitas Sumatera Utara Coefficientsa

Unstandardized Standardized Coefficients Coefficients Collinearity Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 Iklan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 ,524 1,907 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 ,559 1,790 KualitasProduk ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 ,663 1,508 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian Sumber: Hasil Penelitian, 2015 (data diolah)

Universitas Sumatera Utara

Lampiran 6 Uji Hipotesis

Variables Entered/Removedb Variables Variables Model Entered Removed Method 1 KualitasProduk, . Enter Harga, Iklan a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Model Summaryb Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1 ,837a ,701 ,688 1,580 a. Predictors: (Constant), KualitasProduk, Harga, Iklan b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

ANOVAb Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 403,544 3 134,515 53,871 ,000a Residual 172,291 69 2,497

Total 575,836 72 a. Predictors: (Constant), KualitasProduk, Harga, Iklan b. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficientsa Standardized Collinearity Unstandardized Coefficients Coefficients Statistics Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF

Universitas Sumatera Utara 1 (Constant) 1,345 1,640 ,820 ,415 IKlan ,306 ,083 ,335 3,680 ,000 ,524 1,90 7 Harga ,061 ,135 ,040 ,449 ,655 ,559 1,79 0 KualitasProduk ,576 ,080 ,580 7,169 ,000 ,663 1,50 8 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Coefficient Correlationsa Model KualitasProduk Harga IKlan 1 Correlations KualitasProduk 1,000 -,237 -,338 Harga -,237 1,000 -,504 IKlan -,338 -,504 1,000 Covariances KualitasProduk ,006 -,003 -,002 Harga -,003 ,018 -,006 IKlan -,002 -,006 ,007 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Collinearity Diagnosticsa Variance Proportions Model Dimension Eigenvalue Condition Index (Constant) Iklan Harga KualitasProduk

1 1 3,971 1,000 ,00 ,00 ,00 ,00 2 ,014 17,036 ,39 ,59 ,00 ,01 3 ,010 20,235 ,15 ,05 ,10 ,98 4 ,006 25,870 ,46 ,37 ,90 ,01 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara