Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

KONTRIBUSI MR. ALEXANDER ANDRIES MARAMIS BAGI NEGARA KESATUAN REPUBLIK

Nency Aprilia Heydemans1 Fienny Maria Langi2

Institut Agama Kristen Negeri 1 [email protected] 2 [email protected]

Abstract The Unitary State of the Republic of Indonesia (NKRI) has distinctive cross-ethnic, religious and cultural characteristics that govern sovereignty of people's lives. The founders of the Unitary Republic of Indonesia represented the whole of the Indonesian people governing common life based on as the philosophical and ideological basis of the Unitary Republic of Indonesia. Indonesia is a large country that has a history and historical figures. One historical figure is Mr. Alexander Andries Maramis (Mr. A. A. Maramis) who contributed to the independence of Indonesia and helped to form the basis of the State. The purpose of this study is (1) to know the life history and contribution of Mr. A. A. Maramis for the Republic of Indonesia. (2) Changes that occur after the contribution of Mr. A. A. Maramis for the Republic of Indonesia. This research uses the historical method with a descriptive approach through data analysis techniques, interviews, documentation and literature study. This paper is about to reveal that Mr. A. A. Maramis has an identity as a native of Minahasa () fighting for the independence of the Indonesian Nation both nationally and internationally. This is seen in nationalist identities and attitudes as markers of his struggle and for later generations. This article concludes that the next generation needs to build a collective memory of Mr. A. A. Maramis as a national hero who contributes to the value of humanity and nationalism.

Keywords : A. A. Maramis, Contribution, NKRI, Nationalism, Identity.

PENDAHULUAN karakteristik khas yaitu heterogenitas (suku, Indonesia adalah negara yang budaya dan agama) di tengah perjuangan. memiliki banyak pulau, beraneka suku, Mempertahankan NKRI berarti agama, budaya, bahasa dengan sederetan mempertahankan Pancasila sebagai dasar sejarah yang panjang dan tokoh sejarahnya. negara di tengah kondisi sosial, politik, dan Titaley (1991:208) menjelaskan Bangsa ekonomi nasional. Indonesia lahir pada tanggal 17 Agustus Sejarah Indonesia tidak lepas 1945 merupakan fenomena baru. Bangsa dengan hadirnya tokoh pendiri bangsa Indonesia sebelumnya belum pernah ada. Indonesia menjelang kemerdekaan. Yang ada adalah kerajaan-kerajaan suku di Terdapat satu ketua, satu wakil ketua dan 66 wilayah Nusantara. Negara Kesatuan anggota dalam Badan Penyelidik Usaha- Republik Indonesia (NKRI) bukan lanjutan usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia dari salah satu suku yang ada seperti (BPUPKI). Kemudian mengerucut menjadi Majapahit atau Sriwijaya. Fenomena baru sembilan Panitia Persiapan Kemerdekaan bangsa Indonesia hadir dengan adanya Indonesia (PPKI) yaitu tokoh Soekarno,

47

Moh. Hatta, Alexander Andries Maramis Ilmu Hukum Universitas Leiden, Belanda (Mr. A. A. Maramis), Moh. Yamin, dengan gelar Meester in de rechten (Mr). Abikusno Tjokrosuyoso, Abdul Kahar Selama menjadi mahasiswa di Muzakir, , , Belanda, Mr. A. A. Maramis pernah Wahid Hasjim (Bahar, 1998:lvii-lviii, 407). menjabat sebagai sekretaris pengurus Tokoh Mr. A. A. Maramis beridentitas organisasi Perhimpunan Indonesia (PI). orang Minahasa berperan mewakili kaum Organisasi ini mendirikan majalah Hindia Kristen di bagian Indonesia Timur, Putra yang kemudian mengganti nama berkiprah dikancah nasional dan menjadi majalah Indonesia Merdeka. internasional. Sebagai seorang Organisasi ini bertujuan untuk menghimpun revolusioner, Mr. A. A. Maramis memiliki seluruh mahasiswa untuk bekerja sama jiwa nasionalis, dan moderasi beragama. dengan rakyat terutama gerakan politik Pada zaman pemerintahan Hindia menentang kolonialisme. Adapaun sikap Belanda, pendidikan dikhususkan untuk fundamental dari organisasi mahasiswa anak laki-laki bangsawan pribumi dan yakni menyatakan bangsa bernama keturunan Belanda yang menikah dengan Indonesia, terdapat sebuah negeri bernama orang pribumi atau disebut orang indo. Indonesia dan rakyat menuntut Tidak semua orang mengecap pendidikan kemerdekaan (Kartodirdjo, 2005: xii). formal. Dampak positif dari pendidikan Mr. A. A. Maramis terpengaruh formal yaitu manusia dapat hidup dengan pemikiran J. E. Stovkis seorang berkualitas dengan memiliki paradigma Belanda yang Indonesianis anti visioner untuk mencapai cita-cita luhur. Di imperialisme dengan aliran sosial sisi lain terjadi pengotakan pendidikan demokrat. Sebelum pulang ke tanah air, berdasarkan golongan (orang Belanda, tahun 1924 Mr. A. A. maramis dan kawan- orang indo, orang pribumi dan Tionghoa) kawannya menulis buku berjudul dan jenis kelamin (laki-laki dan perempuan) Gedenkboek yang intinya: melawan dan menjadi objek diskriminasi (Walanda, tidak mau berkompromi dengan penjajah. 1983:9-13). Rakyat harus bersatu melampaui pelbagai Peristiwa ini ditulis oleh Wolajan perbedaan yang nantinya akan menjadi (2018:7-8) menurut kesaksian Lody Rudy kekuatan dan Belanda dapat dibubarkan Pandean bahwa Mr. A. A. Maramis yang (Poeze, 2008:155-177). lahir di Paniki Bawah Distrik Minahasa Setibanya di tanah air, Mr. A. A. (Sekarang sudah masuk daerah Manado) Maramis mendapat tawaran dari pemerintah merupakan salah satu anak yang beruntung, Hindia Belanda untuk bekerja sebagai lahir dari keluarga terpandang dengan pegawai negeri pemerintahan Hindia mengecap pendidikan formal sekolah Belanda. Akan tetapi tawaran pekerjaan itu Belanda di Manado yakni Europeesche ditolaknya. Ini disebabkan adanya rasa Lagere School (ELS) sampai tahun 1911. nasionalisme, cinta tanah air dan berjuang Melanjutkan pendidikan formal di Batavia bersama rakyat untuk lepas dari penjajah tahun 1918, bernama Hogere Burger School dalam usaha pembentukan kedaulatan (HBS). Selain itu, pemerintah Hindia negara melalui Undang-undang Dasar Belanda memberikan beasiswa selama 1945. Awalnya Mr. A. A. Maramis bekerja enam tahun melanjutkan studi di Fakultas sebagai pengacara bagi rakyat yang kurang mampu yang datang meminta bantuan 48

Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

hukum tanpa meminta bayaran. Keikhlasan telah mengabdikan diri bagi pemerintah untuk membela rakyat dilakukan tanpa Republik Indonesia tanpa pamrih dengan memandang bulu. Di Palembang 1928, Mr. membangun jejaring bersama elemen A. A. Maramis menangani suatu perkara rakyat, pemerintah dan para pemuda hukum sekaligus bertemu dengan seorang terpelajar untuk melakukan aksi bersama janda bernama Elizabeth M. D. Veldhoed membela tanah air sebagai satu kedaulatan yang akhirnya menjadi istrinya. RI. Sebagai konsekuensi, Mr. A. A. Pernikahannya tidak memiliki keturunan Maramis melakukan aksi di kancah (Pandean, 1985:6). internasional dan nasional untuk NKRI. Menurut Pandean, “Sikap Oleh karena itu, generasi bangsa perlu nasionalisme untuk NKRI sudah dilakukan dibekali memori kolektif tentang kontribusi oleh para pendiri bangsa, termasuk Mr. A. Mr. A. A. Maramis dalam kiprahnya di A. Maramis dengan menjadi pemimpin dunia pemerintahan RI. Agar supaya nilai- delegasi Indonesia di . Mr. A. A. nilai luhur budaya bangsa terus dilestarikan. Maramis berhasil memperjuangkan Berdasarkan latar belakang di atas, pengakuan kedaulatan RI dalam dunia perumusan masalah dalam penelitian ini internasional,” (Wolayan, 2018:7-8). Mr. diidentifikasikan melalui pertanyaan yaitu A. A Maramis juga pernah menjabat 1. Bagaimana riwayat hidup dan kontribusi sebagai anggota BPUPKI, anggota PPKI, Mr. A. A. Maramis bagi NKRI? 2. menjadi Menteri Keuangan RI pertama, Bagaimanakah perubahan yang terjadi menteri luar negeri dan Kadubes diberbagai setelah adanya kontribusi Mr. A. A. daerah dalam pemerintahan RI (Pandean, Maramis bagi NKRI? 2014:4). Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, generasi muda KERANGKA TEORITIK mulai lupa menjaga nilai-nilai luhur bangsa. 1. Perspektif Negara Kesatuan Diharapkan sikap nasionalisme generasi Republik Indonesia muda dapat membangun memori kolektif Cohan dan Peterson menyatakan Mr. A. A. Maramis dan menjadi agent of bahwa suatu negara dipimpin oleh change ikut berpatisipatif aktif dalam pemerintah pusat yang memegang membangun bangsa melalui nilai kekuasaan dan kewenangan tertinggi dalam kemanusiaan berdasarkan jiwa Pancasila. negara dengan menerapkan tugas secara Generasi bangsa saat ini berada pada titik efektif dibatasi oleh undang-undang. kurang menghargai sejarah bangsa. Pemerintah pusat secara organisasional Nasionalisme merupakan suatu membentuk seluruh unit pemerintahan tindakan untuk mengembalikan politik berdasarkan peraturan perundang- identitas yang berlaku pada masyarakat undangan yang berlaku (Wasistiono, melalui simbol perlawanan pada 2004:9). Ada dua bentuk negara yaitu kolonialisme dan sikap solidaritas yang Pertama, Negara Kesatuan bersistem tinggi untuk cintai tanah air (Alfaqi, sentralisasi artinya seluruh urusan dalam 2015:111-112). Salah satu nilai dasar negara termasuk urusan daerah diatur oleh nasionalisme adalah rela berkorban untuk pemerintah pusat. Kedua, Negara kesatuan kepentingan bersama. Mr. A. A. Maramis bersistem desentralisasi artinya daerah

49 diberikan kewenangan mengatur rumah Dalam bukunya, “Peradaban Barat, tangganya sendiri atau disebut otonomi dari Revolusi Perancis Hingga Zaman daerah (Amrusyi, 1987:56). Di Indonesia, Globalisasi,” Perry (2013:94) menyatakan Undang-Undang Dasar 1945 pasal 1 bahwa nasionalisme merupakan suatu menyatakan “Negara Indonesia ialah negara tindakan sadar sekelompok orang yang kesatuan, yang berbentuk Republik.” Ini memiliki visi bersama tentang bahasa, merupakan bentuk Negara Kesatuan kebudayaan dan sejarah melalui masa Republik Indonesia (NKRI) yang menjadi penderitaan dan kejayaan bersama dalam amanat bagi seluruh rakyat Indonesia. suatu negeri. Sikap yang menonjol lahirnya NKRI merupakan negara yang nasionalisme yaitu penderitaan bersama terdiri dari 17.504 pulau dan 34 provinsi di dihubungkan dengan orang yang terjajah Indonesia. NKRI disebut sebagai negara dinegeri sendiri. Menurut Perry, kepulauan. NKRI dilakukan secara otonomi nasionalisme lahir dari sikap rela berkorban daerah di mana setiap daerah dapat untuk bangsa dan negara dengan mengakui mengatur potensi Sumber Daya Alam persamaan derajat. Di sisi lain, (SDA) dan Sumber Daya Manusia (SDM) nasionalisme ini lahir dari penindasan, yang dimiliki. Disisi lain, otonomi daerah kekerasan, diskriminasi, ketidakadilan mendapat dukungan dan pengawasan sebagai bentuk perlawanan dari suatu pemerintah pusat. Ada dua provinsi yang bangsa yang menguasai teritorial daerah berstatus istimewa yakni Daerah Istimewa tertentu. Akibatnya, pergerakan melawan (DIY) yang disahkan pada penjajah makin gencar. Oleh karena itu, tahun 1945 dan Daerah Istimewa Aceh muncullah gagasan dari pendiri bangsa (DIA) tahun 1959 dengan historisnya yang (founding father) untuk membentuk bangsa berbeda (Welianto, 2020). Untuk dalam bingkai wilayah politik negara memahami NKRI dengan baik, maka titik (Mulkhan, 1996:14). tolak yang terbaik merujuk pada Pancasila Istilah nasionalisme muncul pada saat dan UUD 1945. Sebagai negara kesatuan para mahasiswa Indonesia belajar di Hindia berarti tidak menghilangkan keragaman Belanda dengan mendirikan Perhimpunan yang ada. Hal ini disebabkan keragaman Hindia pada tahun 1908. Untuk itu, istilah merupakan anugerah dari Tuhan Yang nasionalisme muncul dalam rangka Maha Esa. Dengan adanya keberagaman perjuangan para pendiri bangsa termasuk agama, suku, bahasa, dan budaya dapat Mr. A. A. Maramis (Kartodirdjo, 1969:55). menyatukan masyakat plural dalam konteks Salah satu penyebab terjadinya nasionalime keindonesiaan. Pentingnya kerukunan antar adalah tumbuhnya semangat melawan umat beragama dapat mengurangi konflik kolonialisme. Tidak bisa dihindari bahwa antar umat beragama dan suku yang ada nasionalisme Indonesia berbeda dengan (Badan Litbang dan Diklat Kementerian nasionalisme yang berada di Eropa. Agama RI, 2019:2-7). Berbeda-beda tapi Nasionalisme Indonesia dipengaruhi oleh satu (Bhineka Tunggal Ika) di NKRI ini politik identitas (Alfaqi, 2015:112). Politik menjadi kekuatan bagi bangsa dalam sistem identitas berkaitan dengan latar belakang pemerintahan Presidensial. agama, suku dan budaya yang berbeda kemudian disatukan dalam perjuangan 2. Perspektif Nasionalisme kemerdekaan bangsa melalui rasa solidaritas untuk melahirkan semangat 50

Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

persatuan bangsa. Menurut Titatey (2000:4) Teknik analisis data menggunakan nilai dasar identitas nasional tertanam penelitian studi pustaka, dokumentasi dan dalam diri manusia yang tidak bisa wawancara pada informan. Adapun kendala dipisahkan dengan identitas primodial dalam penelitian studi pustaka yaitu belum (suku, agama). Karena itu, kedua identitas ada buku yang menuliskan dan menerbitkan ini mencerminkan nilai-nilai dasar tokoh Mr. A. A. Maramis ini. Masih berupa nasionalisme antara lain: cinta tanah air, kumpulan artikel, kumpulan kisah dari membela kebenaran, rela berkorban bagi keluarga terdekat. Wawancara dilakukan bangsa, kepentingan bersama, demokrasi, kepada dua informan, yaitu: Jeffry Maramis musyawarah dan menggunakan Bahasa (JM, 53 tahun) berdomisi di Amurang Indonesia yang benar. Hal ini juga nampak sebagai ketua Rukun Keluarga Maramis dari sikap nasionalis Mr. A. A. Maramis Sedunia dalam Ibadah Natal 2019. Jilly yang berjuang untuk kemerdekaan dan ikut Rorong (JR, 19 tahun) selaku mahasiswa membentuk dasar negara. Pada data ini, Jurusan Sosiologi Agama di IAKN generasi bangsa dapat membentuk memori Manado. Observasi dilakukan pada tanggal kolektif Mr. A. A. Maramis pada masanya 14 Februari sampai 20 April 2020. Manfaat dan pada masa kini. Tahun 2019, Mr. A. A. dilakukan wawancara yakni agar dapat Maramis telah ditetapkan menjadi menggali informasi berkaitan dengan Pahlawan Nasional RI. Ini dilakukan untuk perubahan yang terjadi setelah adanya mengenang dan menghargai jasa-jasanya kontribusi Mr. A. A. Maramis bagi bangsa. bagi Bangsa Indonesia. HASIL DAN PEMBAHASAN METODE PENELITIAN Riwayat Hidup Alexander Andries Penelitian ini menggunakan metode Maramis kualitatif melalui pendekatan deskriptif Alexander Andries Maramis (Mr. A. untuk meneliti, mencermati, memahami dan A. Maramis) merupakan pejuang sejati menganalisis data yang diteliti (Creswell, yang berpartisipatif aktif dalam 2015:45). Penelitian ini berfokus pada pembentukan Negara Kesatuan Republik riwayat kehidupan Mr. A. A. Maramis dan Indonesia. Ia menjadi salah satu pelaku perubahan yang terjadi setelah sejarah Kemerdekaan Republik Indonesia kontribusinya. Mr. A. A. Maramis adalah yang berkontribusi untuk memperjuangkan seorang pahlawan yang memberikan kemerdekaan melalui jiwa nasionalisme sumbangsih besar bagi bangsa. Oleh sebab dan patriotisme. Ia menjadi sosok dalam itu penelitian ini menggunakan studi deretan Pahlawan Nasional yang memiliki fenomenologi dalam rangka memaknai Mr. kemampuan dalam mempertemukan nilai- A. A. Maramis sebagai subjek. Studi nilai nasionalisme dan mengaktualisasikan fenomenologi merupakan sebuah metode pada Bangsa Indonesia. yang mengadakan refleksi pengalaman Mr. A. A. Maramis lahir pada langsung terhadap fenomena atau gejala zaman pemerintahan Belanda tanggal 20 (Hamzah, 2019:228-230) dengan Juni 1897 di Paniki Bawah wilayah distrik mengutamakan penghayatan. Minahasa sub etnis Tonsea, sekarang sudah menjadi bagian dari kotamadya Manado

51 kecamatan Mapanget. Ia lahir dari keluarga mahasiswa harus menguasai bahasa Yunani Kristen terpandang dan memiliki kebun dan bahasa Latin. kelapa yang luas. Ayahnya bernama Tujuan pemerintah Hindia Belanda Andries Alexander Maramis bekerja mendirikan sekolah dengan sistem Barat sebagai pokrol bambu. Istilah pokrol bambu dan memberikan peluang anak-anak adalah orang yang tidak sekolah hukum pribumi mendapat beasiswa sekolah di namun menangani perkara masyarakat Belanda yakni agar supaya dapat memenuhi pribumi. Sementara ibunya bernama tenaga administrasi untuk daerah-daerah Charlotte Ticoalu yang bekerja sebagai koloni dan diharapkan dapat membantu petani. Keluarga Maramis-Ticoalu jalannya pemerintahan. Situasi waktu itu, dikaruniai anak bernama Nelly Maramis, seluruh Eropa sedang mengalami Mathelda Maramis, dan Mr. A.A. Maramis. peperangan akhirnya muncullah Open Deur Setahun kemudian setelah melahirkan Mr. Politiek atau Politik Pintu Terbuka. A. A. Maramis, ibunya meninggal dunia. Ia Meskipun keputusan mendirikan sekolah dibesarkan dalam keluarga ibunya sangat berat bagi pemerintah Kolonial bermarga Ticoalu. Ayahnya menikah lagi Belanda. dengan Adriana Yulia Mogot, dan Mr. A. A. Maramis dipengaruhi dikaruniai 8 putra-putri(Pandean, 2014, 6). pemikiran J. E. Stokvis yang berkebangsaan Adik kandung dari ayahnya merupakan Belanda anti imperialisme dengan salah satu Pahlawan Nasional Republik pandangan politiknya yaitu bangsa-bangsa Indonesia, yakni yang terjajah termasuk Bangsa Indonesia. (1872-1924) yang memperjuangkan Menurut Stokvis dalam sebuah seminar emansipasi perempuan dan anak dengan “masyarakat Indonesia perlu dibekali mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak pendidikan sekolah agar supaya bisa Temurunnya (PIKAT) di Minahasa menentukan hak hidup, termasuk hak (Paputungan, 2016). politik mendiami negeri sendiri. Belanda Mr. A. A. Maramis sebagai anak harus pergi dari Indonesia dan laki-laki mendapat kesempatan menempuh menyerahkan kedaulatan pendidikan formal sekolah Belanda di Indonesia”(Pandean, 2014:8). Kritik dari Manado bernama Europeesche Lagere Stokvis menggarisbawahi bahwa ia peduli School (ELS) sampai tahun 1911. Pihak akan pendidikan anak-anak pribumi. keluarganya berunding untuk mengirimnya Pemikirannya yang brilian mempengaruhi ke sekolah lebih tinggi di Batavia yang Mr. A. A. Maramis tentang pendidikan dan bernama Hogere Burger School (HBS). kemerdekaan bangsa. Tahun 1918, ia bersekolah dan bergaul Menurut Lody Rudy Pandean dengan teman dari daerah Jawa, Sumatera (2014:8), ahli waris Mr. A. A. Maramis yang berbeda agama seperti Datuk Natsir sekaligus kemanakannya bahwa “Belajar di Pamuntjak dan Achmad Soebardjo. negara Belanda menjadi ajang Ketiganya mendapat beasiswa dari berkumpulnya para pemikir pribumi dan pemerintahan Hindia Belanda selama enam berkembangnya berbagai aliran. Ada tahun melanjutkan studi di Fakultas Ilmu kelompok pemuda Islam yang dipengaruhi Hukum Universitas Leiden Belanda. Syarat organisasi , ada juga para utama dalam menempuh studi ini yakni pemuda beraliran sosialis yang dipengaruhi Marxisme memerangi anti imperialisme.” 52

Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

Alhasil para pemuda yang kuliah di Belanda menjadi pendiri bangsa dengan membuat Kontribusi Mr. A. A. Maramis bagi gebrakan organisasi yang bernama NKRI Perhimpunan Indonesia (PI) di Belanda Mr. A. A. Maramis adalah seorang seperti Moh. Hatta, Mr. A. A. Maramis, Ki visioner, pemikir yang brilian, berideologi Hajar Dewantoro, G. S. S. J. Ratulangi, nasionalis, dan memiliki gelora untuk Achmad Subadjo, Natsir Datuk Pemuntjak, memperjuangkan kemerdekaan Bangsa R. M. , Iwa Kusuma Sumantri, dan Indonesia. Perannya sebagai pemersatu Soenaryo. Tujuan PI adalah menghimpun kemajemukan bangsa. Sebelum Proklamasi para pemuda Indonesia di Belanda dengan Kemerdekaan 17 Agustus 1945 tepatnya 29 gerakan politik menentang kolonialisme. April 1945 sebanyak enam puluh sembilan Pada tahun 1923, Mr. A. A. warga Indonesia yang pernah tergabung Maramis diangkat menjadi Sekretaris dalam dalam organisasi Perhimpunan Indonesia di organisasi PI. Organisasi PI menghasilkan Belanda. Mr. A. A. Maramis terpilih majalah Hindia Putra kemudian berubah sebagai anggota Badan Penyelidik Usaha menjadi nama majalah Indonesia Merdeka Persiapan Kemerdekaan Indonesia (Pandean, 2014: 9). Mr. A. A. Maramis juga (BPUPKI). Mr. A. A. Maramis mewakili menjabat sebagai Sekretaris Persatoean kaum minoritas Kristen, Hindu, Budha, Minahasa. Setahun kemudian, Mr. A. A. Konghucu yang berada dari Indonesia maramis dan kawan-kawannya menulis Timur. Ia masuk dalam perumus Undang- buku berjudul Gedenkboek. Intisari buku itu Undang Dasar 1945, Panitia 8 dan 9, yakni melawan dan tidak mau berkompromi Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP). dengan kolonialisme (Poeze, 2008:155- Pada tanggal 22 Juni1945, Mr. A. A. 177). Juli 1924, Mr. A. A. Maramis pulang Maramis menandatangani Piagam ke tanah air dengan menyandang gelar bersama 8 orang anggota. Meester in de Rechten (Mr) atau ahli Pada 19 Agustus 1945 sampai 14 hukum. November 1945 Kabinet Pertama Mr. A. A. Maramis memiliki (Presidentil), Mr. A. A. Maramis menjabat idealisme untuk mengabdi pada rakyat sebagai Menteri Negara dan Wakil Menteri sebagai pengacara kaum miskin. Ia menolak Keuangan. Kemudian 25 September 1945 tawaran menjadi pegawai negeri Hindia menjadi Menteri Keuangan RI pertama Belanda. Mr. A. A. Maramis bekerja dengan mengeluarkan Oeang Republik sebagai pengacara di Semarang, Indonesia (ORI) sebagai alat pembayaran Palembang, Teluk betung dan Jakarta yang sah mulai 17 Oktober 1945 dan (Bahar, 1998:483). Tahun 1928 di diedarkan tanggal 30 Oktober 1946 Palembang, pertama kali Mr. A. A. menggantikan uang Jepang dan uang Maramis bertemu dengan Elizabeth M. D. Belanda. Oleh karena itu, setiap tanggal 30 Veldhoed yang akhirnya menjadi istrinya. Oktober, Kementerian Keuangan Elizabeth keturunan Belanda, Ayahnya merayakan Hari Keuangan RI. berasal dari Belanda dan ibunya dari . Mr. A. A. Maramis menerbitkan 15 Pernikahan mereka tidak memiliki mata uang kertas dengan pecahan berbeda keturunan (Pandean, 1985:6). dari tahun 1945 sampai 1947. Empat dari 15

53 mata uang yang pertama kali beredar Mr. A. A. Maramis pergi ke ditandatangani putra kawanua Minahasa, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dengan Mr. A. A. Mramis. ORI berfungsi sebagai beberapa juru bicara delegasi RI untuk alat pemersatu bangsa diseluruh wilayah melaporkan hasil Konferensi New Delhi Indonesia. Pada tanggal 3 Juli 1947 sampai 1949 tentang pengakuan kedaulatan 11 November 1947, Mr. A. A. Maramis Indonesia. Setahun kemudian tepat 28 menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam September 1950, NKRI diakui sebagai Kabinet A. Syarifudin I. Kemudian, 11 negara berdaulat dan menjadi salah satu November 1947 sampai 29 Januari 1948 negara anggota PBB ke-60 (Wolajan, dalam Kabinet A. Syarifudin II menjabat 2018:8). Sesudah Konferensi New Delhi, sebagai Menteri Keuangan. Periode ke-4, Mr. A. A. Maramis masih diberikan 29 Januari 1948 sampai 4 Agustus 1949 kepercayaan sebagai Dubes Istimewa menjabat sebagai Menteri Keuangan dalam pengawas semua perwakilan RI di Luar kabinet Presidentil Moh. Hatta I (Pandean, Negeri (1 Agustus 1949, SK Presiden RI 2014:24). Akhirnya, 30 Oktober 2007, Mr. No. 9/A/49), Penasehat Delegasi RI ke A. A. Maramis mendapat penghargaan Konferensi Meja Bundar (24 Agustus 1949- MURI sebagai satu-satunya Menteri 1 September 1949), Duta Besar RIS di Keuangan RI yang mengeluarkan dan Filipina (25 Januari 1959), Anggota mendatangani uang dengan jumlah yang Mahkama Arbitrase berdasarkan kuputusan banyak (Pandean, 2007). KMB di Belanda (9 Mei 1950, KS Presiden Mr. A A. Maramis ditahun 1946 RIS No. 173 (Pandean, 2014:24). diangkat menjadi dosen Fakultas Hukum Pengakuan kedaulatan RI oleh Universitas Indonesia (UI) menggantikan Belanda telah tercapai, namun Mr. A. A. Mr. R. Soewandi yang telah diangkat Maramis masih diberikan kepercayaan dari menjadi Menteri P. P dan K (Sesuai SK Negara untuk memegang beberapa jabatan Kemen P. P dan K No. 1031/BG) tahun strategis seperti: 1946 (Pandean, 2014:38). Mr. A. A. Duta Besar berkuasa penuh di Jerman Barat Maramis menulis buku No More Legal (10 April 1953, SKEP Presiden RI No. Power of the in Indonesia. 56/M), Kepala Direktorat Asia Pasifik Buku ini berisi Hukum Internasional Departemen Luar Negeri RI (28 Juni 1956, perjuangan diplomatik RI di dunia SKEP Menlu RI No. SP/351/PD/56), Duta internasional, terutama oleh Wakil RI untuk Besar Berkuasa penuh di Moskow dan PBB yakni Mr. L. N. Palar (Maramis, Finlandia (12 Oktober 1956 SKEP Menlu 1946). Kiprah Mr. A. A. Maramis di dunia RI No. SP/669/Djg/56, 10 Juni 1958, SKEP internasional terlihat saat ditugaskan Presiden RI No. 436/M). Selama 12 tahun memimpin delegasi RI ke Konferensi Asia Mr. A. A. Maramis bertugas sebagai Duta di New Delhi 20 sampai 23 Januari 1949. Besar di luar negeri, dan terakhir Saat itu Mr. A. A. Maramis menjabat berdomisili di Ligano, Swiss bersama sebagai Menteri Luar Negeri di Kabinet istrinya (Pandean, 2014:24). PDRI mulai 24 Desember 1948 sampai 13 Meskipun sudah pensiun selama 14 Juli 1949. Konferensi ini merupakan cikal tahun, akan tetapi Mr. A. A. Maramis bakal pengakuan dunia internasional akan (1975) masih diberikan kepercayaan oleh kedaulatan negara RI. pemerintah RI dibawah kepemimpinan Presiden Soeharto untuk masuk dalam 54

Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

“Panitia 5: Kesatuan Tafsir Pancasila dalam diperlukan upaya bersama dikalangan Pembukaan UUD 1945.” Empat panitia pemerintah, agama dan masyarakat untuk lainnya yakni Moh. Hatta (Ketua), Subarjo meneruskan perjuangan pembangunan (anggota), Sunarjo, dan Pringgodigdo. Ini berkelanjutan, nilai-nilai kemanusiaan dan menjadi amal bakti terakhir kehidupan Mr. memperkuat semangat nasionalisme A. A. Maramis bagi NKRI diusia 78 tahun. bangsa. Kurang lebih 20 tahun Mr. A. A. Maramis berada di negeri rantau dan Juli 1977 Mr. A. A. Maramis meninggal mengalami sakit seperti pikun, hidup dunia di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat terasing. Kemudian ia menyatakan diri Jakarta. Disemayamkan di bersama istrinya untuk kembali ke ruang Pancasila Departemen Luar Negeri Indonesia. Pada tahun 1976, Presiden kemudian upacara militer dan dimakamkan Soeharto membentuk Tim penyambutan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Mr. A. A. Maramis ke Indonesia. Tepat 27 Jakarta sebagai bentuk penghormatan Juni 1976, Mr. A. A. Maramis dan istri tiba negara bagi jasa-jasanya selama hidup. di Jakarta disambut para teman lamanya Ada delapan tanda bintang seperti Mr. Achmad Subarjo, Mononutu penghargaan yang didapat Mr. A. A. dan Rahmi Hatta yang merupakan istri Maramis dari tahun 1961 hingga tahun 2019 . Setahun kemudian, 31 dapat dilihat pada table berikut:

Tabel 1

Tanda Bintang Penghargaan yang Diperoleh Mr. A. A. Maramis Sumber: Pandean, 2014:24; Wikipedia, 2019. No Bentuk Penghargaan Keterangan 1 Mahaputra Utama Skep No. 15/2/1961 2 Satyalencana Peringatan Perjuangan Skep No. 228/1961 Kemerdekaan 3 Bintang Grilya Kepres No. 200960 Tanggal 5 Oktober 1963 4 Pahlawan Kemerdekaan Nasional Skep. No 012/1969 5 Perintis Kemerdekaan Skep. No. Pol. 8/1/77/PK 6 Bintang RI Utama Kepres No. 046/TK-1992, Tanggal 12 Agustus 1992 7 Rekor MURI Dunia sebagai Menteri 30 Oktober 2017 Keuangan 8 Pahlawan Nasional Keppres Nomor 120/TK/Tahun 2019

Mengenai bintang penghargaan yang diberikan negara pada Mr. A. A. Perubahan yang terjadi setelah adanya Maramis menjadi warisan sejarah yang kontribusi Mr. A. A. Maramis bagi tidak boleh dilupakan bangsa. Karena NKRI “bangsa yang besar adalah bangsa yang Untuk mengenang kontribusi Mr. A. menghargai jasa para pahlawannya” A. Maramis bagi pemerintahan NKRI ini, perkataan Soekarno pada Hari Pahlawan 10 maka dibangunlah monumen patung Mr. A. November 1961 (Kasenda, 2014:59). Mr. A. Maramis di Jalan A. A. Maramis, A. A. Maramis memperoleh gelar terakhir Kelurahan Paniki Bawah Kotamadya sebagai Pahlawan Nasional Republik Manado Sulawesi Utara. Monumen ini Indonesia pada tahun 2019. Karena itu, diresmikan oleh Menko Polkam Surono dan

55 turut dihadiri Gubernur SULT Cornelis J. bangku sekolah.” JR mengatakan bahwa Rantung. Monumen ini dibangun secara sebagai generasi bangsa, ia tidak mengenal gotong royong (mapalus) dari Keluarga tokoh Pahlawan Nasional berasal dari Besar Laskar KRIS (Kebaktian Rakyat SULUT. Ini menjadi perhatian bersama Indonesia Sulawesi), rakyat Minahasa di agar pemerintah bisa membuat bahan ajar dalam dan luar daerah serta dukungan dari kearifan lokal daerah masing-masing. pemerintah daerah melalui pimpinan Ny. S. Mengingat generasi muda sekarang K. Pandean. tidak mengenal, kurang peduli, kurang Sementara itu, Jefry Maramis (JM, menghargai para pendiri bangsa dan 53 tahun) selaku ketua panitia perayaan melupakannya. Oleh karena itu, perlu Natal Yayasan Keluarga Besar Maramis adanya sikap nasionalisme, cinta tanah air 2019 mengatakan “Sebagai bentuk syukur tentang memori kolektif perjuangan Mr. A. dan terima kasih kepada Pemerintah A. Maramis. Kendalanya yakni buku, bahan Republik Indonesia atas penganugerahan ajar dan gambar tidak ditemui di sekolah- Tou (artinya orang) Minahasa Mr. A. A. sekolah. Akan tetapi jika niat sendiri mau Maramis sebagai Pahlawan Nasional belajar perjuangan para Pahlawan Nasional Republik Indonesia oleh Presiden Joko RI, kemudian diwariskan pada orang lain Widodo tahun 2019 maka diadakan ibadah melalui keteladanan maka akan berdampak syukur Rukun Keluarga Maramis Se-Dunia positif dalam skala lokal. Pemerintahan RI di Gedung Mapalus Kantor Gubernur telah berdiri sampai saat ini, ingatlah Sulawesi Utara. Sekaligus diterbitkannya perjuangan Mr. A. A. Maramis dan Akte Pendirian Yayasan Keluarga Besar wariskanlah itu pada generasi bangsa untuk Maramis Nomor 09 tanggal 28 Oktober mewujudkan nilai-nilai kemanusiaan di 2019.” NKRI ini. Informan di atas mau menyampaikan bahwa perlu ada ungkapan KESIMPULAN syukur dan kesadaran diri sendiri untuk Berdasarkan penelitian tentang peduli dengan nilai-nilai luhur yang telah kontribusi Mr. A. A. Maramis bagi NKRI diwariskan Mr. A. A. Maramis bagi Bangsa dapat dikatakan tidak semua generasi Indonesia. JM merupakan Tentara Nasional bangsa mengenal sosok Pahlawan Nasional Indonesia (TNI) Angkatan Darat ini. Padahal Mr. A. A. Maramis telah berpangkat Letkol sekaligus keturunan berjuang sebelum, sementara dan sesudah keluarga besar Maramis. Dari penuturan di Proklamasi RI. Oleh karena itu, atas dapat dipahami bahwa menjadi warga Pemerintah, agama dan masyarakat perlu negara perlu memiliki jiwa nasionalisme, membangun memori kolektif bersama identitas dan jangan melupakan kontribusi dengan menerapkan nilai-nilai Mr. A. A. Maramis bagi NKRI. kemanusiaan, nasionalisme, dan Menurut Jilly Rorong (JR, 19 tahun) meneruskan semangat perjuangan Mr. A. A. “saya tidak mengenal Mr. A. A. Maramis. Maramis. Tidak ada satupun saya tahu Pahlawan Nasional yang berasal dari Sulawesi Utara. DAFTAR PUSTAKA Namun saya hanya mengenal R. A. Alfaqi, Mifdal Zusron. 2015. “Memahami dan Soekarno sebagai Pahlawan Nasional. Indonesia Melalui Prespektif Tahu dari buku pelajaran sewaktu duduk di Nasionalisme, Politik Identitas, 56

Jurnal Ilmu Pemerintahan Suara Khatulistiwa (JIPSK) ISSN 2528-1852, eISSN 2721-0537 VOL 5, No. 1, 01 Juli 2020

serta Solidaritas.” Jurnal Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI. Pendidikan Pancasila dan 2019. Moderasi Beragama. Kewarganegaraan, Th. 28, Nomor Jakarta: Kementerian Agama RI. 2: 111-116. Maramis, A. A. No More Legal Power of Amrusyi, Fahmi. 1987. Beberapa the Netherlands in Indonesia. Pemikiran Tentang Otonomi 1946. Daerah. Media Sarana Press, Mulkhan, Abdul Munir. 1996. Jakarta: Media Sarana Press. Nasionalisme, Refleksi Kritis Kaum Ilmuan. Yogyakarta: Bahar, Saafroedin dan Nannie Hudawati Pustaka Pelajar. (Peny.). 1998. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-usaha Paputungan, Joutje A. Koapaha. 2016. “Mr. Persiapan Kemerdekaan A. A. Maramis, Tokoh Pejuang Indonesia (BPUPKI)-Panitia Lintas Agama.” Persiapan Kemerdekaan http://gedoan.blogspot.com Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 (Diakses 21 April 2020). Agustus 1945. Jakarta: Sekretariat Negara RI. Pandean, Lody Rudi. 2007. Upacara Penganugerahan Piagam Creswell, J. W. 2015. Riset Pendidikan, Penghargaan MURI Kepada Mr. Perencanaan, Pelaksanaan dan A. A. Maramis oleh Menteri Evaluasi: Riset Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: Pustaka Keuangan Republik Indonesia. Pelajar. Jakarta.

Hamzah, Amir. 2019. Metode Penelitian Pandean, Lody Rudy Pandean dan Daniel Kualitatif. : Literasi Pangemanan. 2014. Aksi Maramis Nusantara. for National Hero 2014-2015: Sebuah Catatan Buku Mengenai A. Kartodirdjo, Sartono. 1969. “Struktur A. Maramis. Jakarta. Sosial dari Masyarakat Tradisional dan Kolonial”, dalam Lembaran Pandean, Lody Rudi. 2014. Mr. Alexander Sedjarah, Yogyakarta: Seksi Andries Maramis (Mr. A. A. Penelitian Djurusan Sedjarah Maramis) dalam Kenangan Fakultas Sastra dan Kebudajaan Sekilas. Jakarta. Universitas Gadjah Mada. Nomor 4:55. Perry, Marvin. 2013. Peradaban Barat, Dari Revolusi Perancis Hingga Kartodirdjo, Sartono. 2005. Sejak Indische Zaman Globalisasi. Bantul: Kreasi Sampai Indonesia. Jakarta: Wacana. Kompas. Poeze, Harry A, Cees Van Dijk dan inge Van der Meulen. 2008. Di Negeri Kasenda, Peter. 2014. Bung Karno Penjajah: Orang Indonesia di Panglima Revolusi. Yogyakarta: Negeri Belanda 1600-1950. Galang Pustaka. Jakarta: Gramedia.

57

Titaley, John A. 1992. Sociohistorical Analysis of the Pancasila as Indonesia’s State Ideology in the Light of the Royal Ideology in the Davidic State. Graduate Theological Union.

Titaley, John. 2000. “Persoalan Keindonesiaan: Implikasinya bagi Upaya Berteologi kita”, dalam Kumpulan Artikel 1. Salatiga: Fakultas Teologi UKSW Salatiga. Nomor 1:3-4.

Wolajan, Finneke. 2018. “Kisah Perjuangan A. A. Maramis Mulai dari Pengacara Orang Miskin (1).” https://manado.tribunnews.com (Diakses 18 April 2020).

Wolajan, Finneke. 2018. “Kisah Perjuangan A. A. Maramis Pimpin Delegasi Indonesia di New Delhi (2).” https://manado.tribunnews.com (Diakses 18 April 2020).

Walanda, A. P. Matuli. 1983. Ibu Walanda- Maramis: Perjuangan Wanita Minahasa. Jakarta: Sinar Harapan.

Wasistiono, Sadu. 2004. “Kajian Hubungan antara Pemerintah Pusat dengan Pemerintah Daerah (Tinjauan dari Sudut Pandang Manajemen Pemerintahan)", Jurnal Administrasi Pemerintahan Daerah, Volume I:9.

Welianto, Ari. 2020. “Mengapa Yogyakarta dan Aceh Menjadi Daerah Istimewa?” https://www.kompas.com (Diakses 19 April 2020). Wikipedia. 2019. “Alexander Andries Maramis”. https://id.wikipedia.org (Diakses 21 April 2020).

58