Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 16 Tahun 2009 PEMERINTAH PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BALI TAHUN 2009-2029 DAFTAR ISI BAB I Ketentuan Umum........................................ 10 BAB II Kedudukan, Wilayah Dan Jangka Waktu Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi .......................... 21 BAB III Kebijakan Dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Provinsi ................................................... 23 BAB IV Rencana Struktur Ruang Wilayah Provinsi ........... 39 BAB V Rencana Pola Ruang Wilayah Provinsi ................ 83 BAB VI Penetapan Kawasan Strategis Provinsi ............... 136 BAB VII Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Provinsi Bali .. 145 BAB VIII Arahan Pengendalian Pemanfaatan Ruang ........... 155 BAB IX Tugas Dan Wewenang ................................... 202 BAB X Peninjauan Kembali Dan Penyempurnaan ........... 204 BAB XI Pengawasan Penataan Ruang .......................... 205 BAB XII Hak, Kewajiban Dan Peran Masyarakat .............. 207 BAB XIII Kelembagaan ............................................ 209 BAB XIV Penyelesaian Sengketa ................................. 210 BAB XV Saksi Administratif ...................................... 210 BAB XVI Ketentuan Penyidikan .................................. 211 BAB XVII Ketentuan Pidana ....................................... 212 BAB XVIII Ketentuan Peralihan .................................... 213 BAB XIX Ketentuan Penutup ...................................... 214 PENJELASAN .............................................................. 217 LAMPIRAN ................................................................. 321 iii iv PERATURAN DAERAH PROVINSI BALI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH PROVINSI BALI TAHUN 2009 - 2029 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI, Menimbang : a. bahwa ruang merupakan komponen lingkungan hidup yang bersifat terbatas dan tidak terperbaharui yang harus dimanfaatkan secara berkelanjutan sebagai satu kesatuan ruang dalam tatanan yang dinamis berlandaskan kebudayaan Bali yang dijiwai oleh Agama Hindu sesuai dengan falsafah Tri Hita Karana; b. bahwa perkembangan jumlah penduduk yang membawa konsekuensi pada perkembangan di segala bidang kehidupan, memerlukan pengaturan tata ruang agar pemanfaatan dan penggunaan ruang dapat dilakukan secara maksimal berdasarkan nilai-nilai budaya; c. bahwa Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 3 Tahun 2005 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali yang masa berlakunya sampai dengan Tahun 2010 sudah tidak sesuai lagi dengan kebijakan tata ruang nasional sebagaimana diatur di dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b dan huruf c perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Bali; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 64 Tahun 1958 tentang Pembentukan Daerah-daerah Tingkat I Bali, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1958 Nomor 115, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1649); 2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2043); 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1984 tentang Perindustrian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1984 Nomor 22, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3274); 4. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1990 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3419); 5. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1992 tentang Perumahan dan Permukiman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3469); 6. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budidaya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478); 7. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 167, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3888) sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2004 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan Menjadi Undang- Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4412); 8. Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 32, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4377); 9. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389); 10. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4411); 11. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421); 12. Undang-Undang Nomor 31 tahun 2004 tentang Perikanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4433); 13. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah beberapa kali, terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 14. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444); 15. Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4723); 16. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); 17. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-pulau Kecil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 84, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4739); 18. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4849); 19. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 69, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4851); 20. Undang-Undang Nomor 43 Tahun 2008 tentang Wilayah Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4925); 21. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4956); 22. Undang-Undang Nomor 4 Tahun 2009 tentang Mineral dan Batubara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 4, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 959); 23. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 11, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4966); 24. Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas Dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 96, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5025); 25. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5059); 26. Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 149, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5068); 27. Peraturan Pemerintah Nomor 35 Tahun 1991 tentang Sungai (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1991 Nomor 44, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3445); 28. Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1996 tentang Pelaksanaan Hak dan Kewajiban, serta Bentuk dan Tata Cara Peran serta Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1996 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3660); 29. Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 2000 tentang Tingkat Ketelitian Peta untuk Penataan Ruang Wilayah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2000 Nomor 20, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3934); 30. Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 tentang Penatagunaan Tanah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4385); 31. Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 2004 tentang Perencanaan Kehutanan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 146, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4452); 32. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2004 tentang Perlindungan Hutan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 147, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4453); 33.
Recommended publications
  • BAB I PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang Indonesia Terkenal
    1 BAB I PENDAHULUAN . 1.1 Latar Belakang Indonesia terkenal dengan beragam adat, kebudayaan, suku, agama, maupun kepercayaan yang dianut. Salah satu pulau di Indonesia yang sangat disegani yakni Pulau Bali. Pulau Bali dikenal dengan julukan “Pulau Beribu Pura”. Pulau yang memiliki luas 5.780 km2, memiliki pura yang tersebar disegala penjuru. Bahkan pada setiap jengkal tanah di Bali dapat kita jumpai pura, baik yang terdapat disetiap rumah masyarakat Hindu maupun disetiap sudut daerah atau desa di Bali. Dalam ajaran Agama Hindu terdapat pembagian pura yang digolongkan berdasarkan klasifikasi tertentu. Pada setiap desa terdapat tiga pura utama yang disebut sebagai Pura Khayangan Tiga, kemudian dalam lingkup yang lebih besar ada Pura yang tergolong Pura Sad Khayangan Jagat yang terdiri atas enam pura utama, kemudian pura yang termasuk kedalam Pura Khayangan Jagat yang terdiri dari sembilan pura penguasa arah mata angin. Kemudian Pura Dhang Khayangan yang didirikan oleh tokoh penting keagamaan pada zaman kejayaan Hindu di Bali. Pura Dhang Kahyangan dijadikan tempat penghormatan atas jasa yang dilakukan oleh tokoh tersebut, yang diyakini telah membantu masyarakat daerah Bali Kuno dalam menyelesaikan masalah mereka. 1 2 Salah satu yang temasuk tiga pura terbesar di Bali selain Pura Besakih di Kabupaten Karangasem dan Pura Ulun Danu Batur di Kabupaten Bangli yakni Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur di Kabupaten Karangasem. Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur memiliki peran yang sangat penting bagi Umat Hindu di Bali. Peran Pura Sad Kahyangan Lempuyang Luhur diantaranya sebagai Catur Loka Pala, Padma Bhuwana dan juga Dewata Nawa Sanga atau Pura Sad Khayangan Jagat. Terletak di atas Bukit Lempuyang yang termasuk kedalam daerah Desa Adat Purwaayu, Desa Dinas Tribuana, Kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, Bali.
    [Show full text]
  • C. Sloka Kitab Suci Yang Menjelaskan Sumber Hukum Hindu
    Hak Cipta © 2015 pada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Dilindungi Undang-Undang MILIK NEGARA TIDAK DIPERDAGANGKAN Disklaimer: Buku ini merupakan buku siswa yang dipersiapkan Pemerintah dalam rangka implementasi Kurikulum 2013. Buku siswa ini disusun dan ditelaah oleh berbagai pihak di bawah koordinasi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, dan dipergunakan dalam tahap awal penerapan Kurikulum 2013. Buku ini merupakan “dokumen hidup” yang senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimutakhirkan sesuai dengan dinamika kebutuhan dan perubahan zaman. Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan kualitas buku ini. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Indonesia. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti/ Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.-- . Jakarta: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, 2015. x, 350 hlm. : ilus. ; 25 cm. Untuk SMA/SMK Kelas IX ISBN 978-602-282-425-1 (jilid lengkap) ISBN 978-602-282-428-2 (jilid 3) 1. Hindu -- Studi dan Pengajaran I. Judul II. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan 294.5 Kontributor Naskah : I Gusti Ngurah Dwaja dan I Nengah Mudana Penelaah : I Made Suparta, I Made Sutresna, dan I Wayan Budi Utama Penyelia Penerbitanwww.ebookanak.com : Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kemdikbud. Cetakan Ke-1, 2015 Disusun dengan huruf Times New Roman, 12 pt. Kata Pengantar Kurikulum 2013 dirancang agar peserta didik tidak bertambah pengetahuannya, tetapi meningkat juga keterampilannya dan semakin mulia kepribadiannya. Ada kesatuan utuh antara kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Keutuhan ini perlu tercermin dalam pembelajaran agama. Melalui pembelajaran pengetahuan agama diharapkan akan terbentuk keterampilan beragama dan terwujud sikap beragama siswa. Tentu saja sikap beragama yang berimbang, mencakup hubungan manusia dengan Penciptanya dan hubungan manusia dengan sekitarnya. Untuk memastikan keseimbangan ini, pelajaran agama perlu diberi penekanan khusus terkait dengan budi pekerti.
    [Show full text]
  • Pengelolaan Taman Nasional Tanjung Puting
    LAPORAN KEGIATAN TAHUNAN 2008 KERJASAMA DINAS KESEJAHTERAAN SOSIAL DENGAN YAYASAN GAIA-OASIS ( The Gaia-Oasis Foundation ) Dinas Kesejahteraan Sosial Yayasan Gaia-Oasis TEJAKULA, FEBRUARI 2009 DAFTAR ISI DAFTAR ISI i I. PENDAHULUAN 1 A. Latar Belakang 1 B. Maksud dan Tujuan 1 II. LAPORAN KEGIATAN TAHUNAN 2008 2 A. Pengelolaan Kegiatan Wisata Spirituel & Latihan Spirituel 2 B. Dukungan program pendidikan, kesehatan dan kebudayaan 5 C. Perkembangan Tanaman Organik & AgroForestry 6 D. Rehabilitasi Kawasan Pantai & Bukit 9 III. PENUTUP 11 IV. LAMPIRAN – Laporan Keunangan Program Sosial (DRAFT) 12 i I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Om Swastyastu. Sejalan dengan perkembangan & pembangunan di wilayah Bali pada umumnya dan di Kabupaten Buleleng pada khususnya, maka di dalam pengelolaan desa Tejakula dan kawasan perbatasan di antara desa Tejakula, Bondalem and Madenan masih mengalami berbagai tantangan. Berbagai permasalahan yang terdapat di areal ini merupakan permasalahan yang kompleks sehingga untuk membantu penyelesaian permasalahan tersebut diperlukan kerjasama dengan berbagai pihak (multi stakeholder). Dengan adanya bentuk kemitraan antara Dinas Kesejahteraan Sosial dan Yayasan Gaia-Oasis tentang perkembangan masyarakat and pelestarian lingkungan, diharapkan permasalahan yang ada sedikit demi sedikit dapat diatasi atau dieliminir. Adapun bentuk permasalahan yang masih dihadapi dalam perkembangan daerah tersebut antara lain adalah sebagai berikut : 1. Keadaan ekonomi yang masih rendah 2. Banyaknya anak terutama dari kawasan perbatasan yang putus sekolah 3. Masalah nutrisi dan kesehatan 4. Kebersihan lingkungan yang belum terjaga dan kerusakan habitat laut maupun darat yang memprihatinkan B. MAKSUD DAN TUJUAN Penyusunan Lapuran Kegiatan Tahunan 2008 ini dimaksudkan untuk memberi gambaran kegiatan yang telah dijalankan oleh Yayasan Gaia-Oasis dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yaitu 2008.
    [Show full text]
  • Kawasan Dan Daya Tarik Wisata
    Dinas Pariwisata Provinsi Bali KAWASAN DAN DAYA TARIK WISATA Dinas Pariwisata Provinsi Bali JUMLAH KAWASAN PARIWISATA DAN DAYA TARIK WISATA DI BALI TAHUN 2017 JUMLAH JUMLAH NO KABUPATEN/KOTA KAWASAN DAYA TARIK PARIWISATA WISATA 1 Denpasar 1 10 2 Badung 3 36 3 Gianyar 2 61 4 Bangli - 42 5 Klungkung 1 17 6 Karangasem 3 15 7 Buleleng 3 25 8 Tabanan 1 24 9 Jembrana 2 15 TOTAL 16 245 Dinas Pariwisata Provinsi Bali DATA KAWASAN PARIWISATA DI BALI TAHUN 2017 NAMA NO KABUPATEN/KOTA KAWASAN 1 Denpasar Sanur 2 Badung Nusa Dua,Kuta,Tuban 3 Gianyar Ubud,Lebih 4 Bangli - 5 Klungkung Nusa Penida 6 Karangasem Candi Dasa,Ujung,Tulamben 7 Buleleng Kalibukbuk,Batu Ampar,Air Sanih 8 Tabanan Soka 9 Jembrana Perancak,Candi Kesuma TOTAL 16 Dinas Pariwisata Provinsi Bali DAFTAR KAWASAN PARIWISATA 2017 NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN 1 Nusa Dua Benoa Tanjung Benoa Jimbaran Unggasan Pecatu Kutuh 2 Kuta Kuta Legian Seminyak Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Canggu Tibubeneng Pererenan Munggu Cemagi 3 Tuban Tuban Kedonganan 4 Sanur Sanur Kaja Sanur Kauh Sanur Serangan Kesiman Petilan 5 Ubud Ubud Dinas Pariwisata Provinsi Bali NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN Melinggih Kaja Melinggih Kelod Kedewatan Peliatan Mas Petulu Lod Tunduh Sayan Singakerta Kliki Tegallalang Puhu 6 Lebih Candraasri Ketewel Sukawati Saba Pering Keramas Medahan Lebih Siut (Tulikup) 7 Soka Lalanglinggah antap Brembang Beraban Tegalmengkeb Kalating Tibubiu Dinas Pariwisata Provinsi Bali NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN 8 Kalibukbuk Kalibukbuk Pemaron Tukad Mungga Anturan Kaliasem Temukus
    [Show full text]
  • Kawasan Dan Daya Tarik Wisata
    Dinas Pariwisata Provinsi Bali KAWASAN DAN DAYA TARIK WISATA Dinas Pariwisata Provinsi Bali JUMLAH KAWASAN PARIWISATA DAN DAYA TARIK WISATA DI BALI TAHUN 2018 JUMLAH JUMLAH NO KABUPATEN/KOTA KAWASAN DAYA TARIK PARIWISATA WISATA 1 Denpasar 1 10 2 Badung 3 36 3 Gianyar 2 61 4 Bangli - 42 5 Klungkung 1 17 6 Karangasem 3 15 7 Buleleng 3 25 8 Tabanan 1 24 9 Jembrana 2 15 TOTAL 16 245 355 Dinas Pariwisata Provinsi Bali DATA KAWASAN PARIWISATA DI BALI TAHUN 2018 NAMA NO KABUPATEN/KOTA KAWASAN 1 Denpasar Sanur 2 Badung Nusa Dua,Kuta,Tuban 3 Gianyar Ubud,Lebih 4 Bangli - 5 Klungkung Nusa Penida 6 Karangasem Candi Dasa,Ujung,Tulamben 7 Buleleng Kalibukbuk,Batu Ampar,Air Sanih 8 Tabanan Soka 9 Jembrana Perancak,Candi Kesuma TOTAL 16 356 Dinas Pariwisata Provinsi Bali DAFTAR KAWASAN PARIWISATA 2018 NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN 1 Nusa Dua Benoa Tanjung Benoa Jimbaran Unggasan Pecatu Kutuh 2 Kuta Kuta Legian Seminyak Kerobokan Kelod Kerobokan Kelod Canggu Tibubeneng Pererenan Munggu Cemagi 3 Tuban Tuban Kedonganan 4 Sanur Sanur Kaja Sanur Kauh Sanur Serangan Kesiman Petilan 357 Dinas Pariwisata Provinsi Bali NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN 5 Ubud Ubud Melinggih Kaja Melinggih Kelod Kedewatan Peliatan Mas Petulu Lod Tunduh Sayan Singakerta Kliki Tegallalang Puhu 6 Lebih Candraasri Ketewel Sukawati Saba Pering Keramas Medahan Lebih Siut (Tulikup) 7 Soka Lalanglinggah antap Brembang Beraban Tegalmengkeb Kalating Tibubiu 358 Dinas Pariwisata Provinsi Bali NO KAWASAN PARIWISATA DESA/KELURAHAN 8 Kalibukbuk Kalibukbuk Pemaron Tukad Mungga Anturan
    [Show full text]
  • Manajemen Produksi Dalam Film Pendek “MARGI”
    Karya Ilmiah ISI Denpasar 1 Manajemen Produksi dalam Film Pendek “MARGI” Katherina Dwikirana Kuncoro, Dr. Drs. I Dewa Made Darmawan, M.Si, Drs. I Ketut Buda, M.Si Institut Seni Indonesia Denpasar Jalan Nusa Indah , Tlp. (0361) 223716 / Fax (0361) 236100 e-mail : [email protected] Abstrak Smartphone sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat kebanyakan yang penggunaannya yang tidak mengenal tempat, ruang, dan waktu. Salah satu dampak negatif yang ditimbulkan dalam masyarakat, yakni menjadi kecanduan smartphone dan cenderung menjadi individualis. Atas dasar fenomena tersebut terbesitlah sebuah ide untuk membuat karya film yang berhubungan dengan ketergantungan akan pengunaan smartphone yang diberi judul “MARGI”. Penciptaan ini bertujuan untuk mengetahui metode dan sistem kerja manajer produksi dalam perwujudan film pendek “MARGI”. Data diperoleh menggunakan Metode Observasi karena memiliki keunggulan yaitu, pencipta bisa secara langsung dapat merancang, mengorganisasian, melakukan pengkoordinasian, serta pengawasan. Teori yang diaplikasikan pada proses pembuatan film “MARGI” antara lain ; teori organisasi klasik menurut Henri Fayol (1916), teori komunikasi tatap muka dan teori komunikasi melalui media menurut Onong Effendy (2015). Hasil dalam penerapan produser pada film “MARGI” ialah peran yang diwujudkan sesuai dengan standar operasional prosedur produser dan aspek manajemen produksi yang terdiri atas perencanaan, produksi, pengawasan, dan penayangan suatu produksi. Kata kunci: manajemen produksi, film pendek, margi. Abstract Smartphones have become a lifestyle for most people. Smartphone usage certainly does not know the place, space and time. One of the negative impacts is that being addicted to smartphones and being individualism. Based on the phenomenon above, an ideawas made to make a filmwork related to the dependence on the use of smartphon entitled “MARGI”.
    [Show full text]
  • Acara Agama Hindu
    ACARA AGAMA HINDU DISUSUN OLEH DR. NI MADE SUKRAWATI, S.AG., M.SI EDITOR I Wayan Wahyudi UNHI PRESS ACARA AGAMA HINDU Penulis : Dr. Ni Made Sukrawati, S.Ag., M.Si ISBN : 978-623-91211-1-2 Editor : I Wayan Wahyudi,S.Si.,M.Si Penyunting : Ida Bagus Putu Eka Suadnyana, SH.H.,M.Fil.H Desain Sampul dan Tata Letak : I Made Hartaka, M.Fil.H Penerbit : UNHI Press Redaksi : Jl. Sangalangit, Tembau, Penatih, Denpasar - Bali Telp. (0361) 464700/464800 Email : [email protected] Distributor Tunggal : UNHI Press Jl. Sangalangit, Tembau Penatih, Denpasar-Bali Telp. (0361) 464700/464800 Email : [email protected] Cetakan pertama, Juli 2019 Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang memperbanyak karya tulis ini dalam bentuk dan dengan cara apapun tanpa ijin tertulis dari penerbit. i KATA PENGANTAR Om Swastyasu, Atas Asung Kerta Waranugraha-Nya, Buku berjudul ”Acara Agama Hindu” ini bisa terwujud. Buku kecil ini tidak bermaksud mengajarkan Agama Hindu, tetapi sekedar mengingatkan mereka yang kurang mendalami ajaran agamanya. Sebagai umat yang beragama Hindu wajarlah kalau kita memahami dasar-dasar pokok agama kita yang implementasinya pada praktik-praktik upacara keagamaan melalui bentuk-bentuk upakara yang tertuang dalam Acara Agama Hindu Acara adalah suatu tingkah laku manusia menuju akulturasi yang sempurna, baik perorangan maupun kelompok masyarakat yang didasari atas suatu Tradisi yang terdapat pada suatu desa atau tempat dimana mereka berada (desa, kala, patra) pelestarian (Local Genius), berupa Weda yang tertulis (bersumber pada Weda) maupun tidak tertulis (bersumber pada Tradisi/Budaya Bali). Upacara tidak semestinya yang biasa ditekuni oleh masyarakat didasarkan kepada tradisi atau kebiasaan ”gugon tuwon” dengan dasar ”nak mula keto” namun harus berdasarkan Weda atau sumber-sumber ajaran Agama Hindu.
    [Show full text]
  • Morphological Typology and Origins of the Hindu-Buddhist Candis Which Were Built from 8Th to 17Th Centuries in the Island of Bali
    計画系 642 号 【カテゴリーⅠ】 日本建築学会計画系論文集 第74巻 第642号,1857-1866,2009年 8 月 J. Archit. Plann., AIJ, Vol. 74 No. 642, 1857-1866, Aug., 2009 MORPHOLOGICAL TYPOLOGY AND ORIGINS OF THE MORPHOLOGICALHINDU-BUDDHIST TYPOLOGY CANDI ANDARCHITECTURE ORIGINS OF THE HINDU-BUDDHIST CANDI ARCHITECTURE IN BALI ISLAND IN BALI ISLAND バリ島におけるヒンドゥー・仏教チャンディ建築の起源と類型に関する形態学的研究 �������������������������������������� *1 *2 *3 I WayanI Wayan KASTAWAN KASTAWAN * ,¹, Yasuyuki Yasuyuki NAGAFUCHINAGAFUCHI * ² and and Kazuyoshi Kazuyoshi FUMOTO FUMOTO * ³ イ �ワヤン ��� カスタワン ��������,永 渕 康���� 之,麓 �� 和 善 This paper attempts to investigate and analyze the morphological typology and origins of the Hindu-Buddhist candis which were built from 8th to 17th centuries in the island of Bali. Mainly, the discussion will be focused on its characteristics analysis and morphology in order to determine the candi typology in its successive historical period, and the origin will be decided by tracing and comparative study to the other candis that are located across over the island and country as well. As a result, 2 groups which consist of 6 types of `Classical Period` and 1 type as a transition type to `Later Balinese Period`. Then, the Balinese candis can also be categorized into the `Main Type Group` which consists of 3 types, such as Stupa, Prasada, Meru and the `Complementary Type Group` can be divided into 4 types, like Petirthan, Gua, ������ and Gapura. Each type might be divided into 1, 2 or 3 sub-types within its architectural variations. Finally, it is not only the similarities of their candi characteristics and typology can be found but also there were some influences on the development of candis in the Bali Island that originally came from Central and East Java.
    [Show full text]
  • PURA LEMPUYANG LUHUR Artinya Kurang Lebih Seperti Berikut
    PURA LEMPUYANG LUHUR Pura ini terletak di puncak bukit Bisbis, termasuk wilayah kecamatan Abang, Kabupaten Daerah Tingkat II Karangasem, sebagai tempat suci untuk memuliakan dan memuja Ida Sanghyang Widhi Wasa dalam perwujudannya sebagai Icwara. Pura ini berstatus sebagai salah satu “Sad Kahyangan Jagad” sehingga dengan demikian jelas bahwa pura ini merupakan penyungsungan jagat yg terletak pada arah timur pulau Bali. Dengan demikian dilihat dari segi letak, dapat dijelaskan bahwa fungsi dari pura ini sebagai perlambang untuk menjaga keseimbangan alam semesta. Berdirinya Pura Lempuyang Luhur ini tidak dapat dipisahkan dengan peristiwa turunnya “Bhatara Tiga” pada zaman dahulu dari gunung Semeru di Bali dan kejadian-kejadian sesudah peristiwa tersebut. Dari sekian banyak sumber , ada baiknya dikutip tiga buah diantaranya, yaitu 1. Babad Pasek Di Dalam Babad Pasek ini antara lain diuraikan demikian: Malawas lawas ayusa ikang rat 70 tahun, dina, Ka, Su, Tolu, sasih Kalima, tang ping 5, rah panenggek 1, tandwa hana riris deres, ketug dahat banter, lindu 2 sasih tahun icaka 113, malih makepelug hyanghing tolankir, mijil Bhatara Putrajaya tumut arin Ida Bhatari Dewi Danuh, tumurun maring Besakih, abhiseka Bhatara Mahadewa, arine Bhatari Dewi Danuh, aparhyangan maring hulun danu, mwah Bhatara Gnijaya aparhyangan maring giri Lempuyang duking lumampah Bhatara Tiga tinuduh de Bhatara Pacupati: “Kita Mahadewa mwang Danuh, Gnijaya, agelah ta kita ku kinon samangke, tumedun wontening Balirajya, didine tistis kang Balipulina, kita maka panghuluning
    [Show full text]
  • Bali, Lombok & Nusa Tenggara 17
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Bali, Lombok & Nusa Tenggara North Bali p253 Central Gili Islands Mountains p312 West Bali p237 p274 Ubud East Bali Region p203 Lombok p160 p283 Kuta & Southwest South Bali & Nusa Tenggara Beaches the Islands p334 p64 p115 Virginia Maxwell, Mark Johanson, Sofia Levin, MaSovaida Morgan PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Bali, Lombok KUTA & Batubulan . 202 & Nusa Tenggara . 4 SOUTHWEST Abiansemal . 202 Bali, Lombok & BEACHES . 64 Nusa Tenggara Map . 6 Kuta & Legian . 66 Bali, Lombok & Nusa EAST BALI . 203 Seminyak . 81 Tenggara’s Top 18 . 8 Gianyar . 206 Kerobokan . 92 Need to Know . 18 Klungkung Umalas . 98 First Time Bali, Lombok (Semarapura) . 206 & Nusa Tenggara . 20 Canggu . 98 Bangli . 208 Echo Beach . 104 What’s New . 22 Sideman . 209 Pererenan Beach . 106 If You Like… . 23 Gunung Agung . 211 Month by Month . 25 Coast Road to Kusamba . 213 SOUTH BALI & Itineraries . 28 Kusamba . 215 THE ISLANDS . 115 Activities . 36 Padangbai . 216 Travel with Children . 50 Denpasar . 117 Manggis . 219 Eat & Drink Like a Local . 53 Sanur . 124 Candidasa . 220 Regions at a Glance . 60 Bukit Peninsula . 132 Amlapura . 224 Jimbaran . 132 Tirta Gangga . 225 Central Bukit . 135 NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK © NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK Amed & the Balangan Beach . 136 Far East Coast . 227 Bingin . 137 Tulamben . 234 Padang Padang . 139 Northeast Coast . 236 Ulu Watu . 141 Ungasan . 143 CENTRAL Nusa Dua . 144 MOUNTAINS . 237 Tanjung Benoa . 147 Gunung Batur Area . 239 Nusa Lembongan & Islands . 149 Gunung Batur . 239 Nusa Lembongan . 150 Around Gunung Batur Crater . 240 Nusa Ceningan . 156 PURA TANAH LOT P277 Danau Batur .
    [Show full text]
  • Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 12%
    Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 12% Date: Monday, June 22, 2020 Statistics: 6065 words Plagiarized / 51144 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- Mrateka Marana NGABEN TIKUS Praktik Sosial Budaya Petani Dalam Penanggulangan Hama Tikus di Kabupatten Tabanan Sanksi Pelanggaran Pasal 72 Undang-undang No. 19 Tahun 2002 tentang Hak Cipta (1) Barangsiapa dengan sengaja dan tanpa hak melakukan perbuatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (1) atau Pasal 49 ayat (1) dan ayat (2) dipidana dengan pidana penjara masing-masing paling singkat 1 (satu) bulan dan/atau denda paling sedikit Rp 1.000.000,00 (satu juta rupiah), atau pidana penjara paling lama 7 (tujuh) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 5.000.000.000,00 (lima miliar rupiah). (2) Barangsiapa dengan sengaja menyiarkan, memamerkan, mengedarkan, atau menjual kepada umum suatu Ciptaan atau barang hasil pelanggaran Hak Cipta atau Hak Terkait sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun dan/atau denda paling banyak Rp 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah). Penerbit PÀRAMITA Surabaya 2013 Mrateka Marana NGABEN TIKUS Praktik Sosial Budaya Petani Dalam Penanggulangan Hama Tikus di Kabupatten Tabanan Oleh : Dr. Pande Wayan Renawati, S.H., M.Si. Katalog Dalam Terbitan (KDT) Dr. Pande Wayan Renawati, S.H., M.Si. Surabaya: Pàramita, 2013 xii + 180 hal ; 155 mm x 235 mm ISBN : 978-602-204-351-5 Penerbit & Percetakan : “PÀRAMITA” Email: info@penerbitparamita. com http://www. penerbitparamita. com Jl. Menanggal III No. 32 Telp. (031) 8295555, 8295500 Surabaya 60234 Fax : (031) 8295555 Pemasaran “PÀRAMITA” Jl.
    [Show full text]
  • Daftar Penyalur LPG Pertamina
    DAFTAR PENYALUR LPG PT PERTAMINA (PERSERO) No. Nama Penyalur Region Jenis Penyaluran LPG Wilayah Penyaluran Alamat Penyalur 1 PT. KISARAN SARI MEGAH 1 Umum Kab.Serdang Bedagai, Kota T.Tinggi, Kota Tg.Balai, Kab.Asahan, Kab. Labuhan Batu Tanjung Balai 2 PT. ASAHAN GASINDO ABADI 1 Umum Kabupaten Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kab. Asahan dan Kab. Labuhan Batu JL.M.Yamin No.7 Kel.Kisaran Naga, Kec.Kisaran Timur Kab Asahan 3 PT. BIRANTA NUSANTARA 1 Umum 4 PT. JALAHAN ARTHA PRIMA 1 Umum Labuhan Batu Jl.Sisingamangaraja No.67 A Rantau Prapat Kab.Serdang Bedagai, Kota Tebing Tinggi, Kabupaten Batu Bara, Kabupaten Asahan/Tanjung Balai, 5 PT. WIRA PRATAMA GASINDO 1 Umum Kab.Labuhan Batu Rantau Prapat 6 PT. SINAR SAKINAH SEJAHTERA 1 Umum Kab. Padang Lawas Desa Sialambue, Kec. Barumun - Padang Lawas 7 PT. SABUNGAN JAYA 1 Umum Tapanuli Utara JL. DI Panjaitan No. 24 Kel. Partali toruan Kec.Tarutung Kab. Tapanuli Utara 8 PT. NAULI TAPANULI JAYA 1 Umum Kota Sibolga, Kab. Tapanuli Tengah, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Mandailing Natal dan Kab. Nias Jl. Gatot Subroto, Kelurahan Pondok Batu, Kecamatan Sarudik 9 PT. BINTANG TAPANULI 1 Umum PSP, Madina, Sibolga, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, Padang Lawas, Padang Lawas Utara Jl. WR Supratman Kota Sibolga, Kab.Tapanuli Tengah, Kota Padangsidimpuan, Kab. Tapanuli Selatan, Kab. Padang Lawas, 10 PT. TAPTENG JAYA 1 Umum Kab. Madina, Kota Gunung Sitoli, Kab. Nias, Kab. Nias Barat, Kab Nias Utara, Kab. Nias Selatan Jalan Mesjid No. 10 Kota Sibolga 11 PT. CAHAYA MADINA 1 Umum Kab. Mandailing Natal Pidoli Lombang 12 PT.
    [Show full text]