PRESS RELEASE Official Trailer 'Gundala' Diluncurkan, Siap Tayang Di Seluruh Indonesia 29 Agustus 2019

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

PRESS RELEASE Official Trailer 'Gundala' Diluncurkan, Siap Tayang Di Seluruh Indonesia 29 Agustus 2019 PRESS RELEASE UNTUK SEGERA DISIARKAN Official Trailer ‘Gundala’ Diluncurkan, Siap Tayang Di Seluruh Indonesia 29 Agustus 2019 ‘Gundala’ patriot pertama dalam jagat sinema Bumilangit (Jakarta, 20 Juli 2019) Sebulan menjelang tayangnya film „Gundala‟ pada 29 Agustus, pada hari ini diluncurkan official trailer di kanal YouTube Screenplay Films dan We the Fest 2019. Film yang ditulis skenarionya dan disutradarai oleh Joko Anwar ini menjadi patriot pertama dalam Jagat Sinema Bumilangit, jalinan film-film tentang Jagoan dan Pendekar dari cergam Indonesia legendaris. Dalam trailer film „Gundala‟ yang berdurasi dua menit, keseruan aksi tiada habisnya terlihat. Gundala diperlihatkan bertarung dengan berbagai tipe penjahat, dengan kekuatan petirnya ia menghajar mereka satu per satu. Makin bikin penasaran karena di trailer ini sudah dapat dilihat bagaimana Gundala beraksi ketika memakai kostum. Dunia sinematik khas Joko yang sudah teruji di berbagai film juga membuat trailer ini semakin mendebarkan. Rasanya layak jika film ini menjadi salah satu film paling diantisipasi untuk ditonton di bioskop selama 2019. Film „Gundala‟ berkisah tentang Sancaka yang telah hidup di jalanan sejak orang tuanya meninggalkannya. Menjalani kehidupan yang berat, Sancaka bertahan hidup dengan memikirkan keselamatannya sendiri. Ketika keadaan kota makin buruk dan ketidakadilan berkecamuk di seluruh negara, Sancaka harus memutuskan, apakah dia terus hidup menjaga dirinya sendiri atau bangkit menjadi pahlawan mereka yang tertindas. Gundala, karakter ciptaan Hasmi yang tahun ini telah memasuki tahun ke-50 sejak peluncurannya pertama kali adalah salah satu tokoh jagoan yang dicintai berbagai generasi. Abimana Aryasatya didapuk untuk memerankan karakter berkekuatan petir yang bernama asli Sancaka tersebut. Di film „Gundala‟ terbaru, Gundala akan melawan Pengkor, musuh bebuyutannya yang diperankan oleh Bront Palarae. Perubahan paling mencolok adalah Sancaka yang kini menjadi security. Menurut Joko Anwar, “Untuk meramu cerita film „Gundala‟, saya mengambil referensi dari beberapa catatan pribadi pencipta Gundala, Harya Suryaminata alias Hasmi.” Sebagai film yang akan membuka Jagat Sinema Bumilangit, film „Gundala‟ dikerjakan oleh orang-orang terbaik Indonesia dengan terobosan baru. Salah satunya adalah film ini merupakan film Indonesia pertama yang memanfaatkan teknologi audio Dolby Atmos. Penonton „Gundala‟ akan terpuaskan dengan sound mixing bertaraf internasional ketika menonton di bioskop. Joko mengatakan, “Saya berharap film ini adalah permulaan. Bahkan untuk mereka yang belum pernah membaca komik, Gundala merupakan representasi Jagoan Indonesia, dan harapan Indonesia.” Film ini diharapkan dapat membawa cergam Indonesia ke masyarakat yang lebih luas. Bagi generasi pencinta komik di masanya dapat berbagi kisah dengan generasi yang lebih muda. Dengan dibuatnya film yang akan ditayangkan berskala massal, film „Gundala‟ bisa membuka jalan bagi banyak karakter lainnya, terutama mereka yang berada dalam Jagat Bumilangit. Jagat Bumilangit sendiri menyimpan sekitar 1000 lebih karakter ciptaan banyak komikus legendaris Indonesia. Nama-nama legenda seperti bapak komik Indonesia RA Kosasih, Ganes TH., Hasmi, Jan Mintaraga, Mansyur Daman, Wid NS, Nono GM, Banuarli Ambardi, Mater sampai Iwan Nazif dan Is Yuniarto merupakan original artist yang karyanya dilisensi oleh perusahaan berbasis hiburan Bumilangit. Selain Abimana Aryasatya, film „Gundala‟ juga dibintangi oleh Tara Basro (berperan sebagai Wulan/Merpati), Bront Palarae (Pengkor), Ario Bayu (Ghani Zulham), Rio Dewanto (Bapak Sancaka), Marissa Anita (Ibu Sancaka), Muzakki Ramdhan (Sancaka kecil), Cecep Arif Rahman (Swara Bathin), Faris Fadjar (Awang), Aqi Singgih (Ganda Hamdan), Lukman Sardi (Ridwan Bahri), dan masih banyak lagi lainnya. Menjelang perilisan film, film „Gundala‟ bersiap memberikan apresiasi kepada para fans yang sudah berkontribusi untuk merayakan kembalinya Gundala. Ratusan fan art yang sudah resmi terkurasi dan siap untuk dipamerkan. Setelah #GundalaFanArt yang berhasil mengumpulkan lebih dari seribuan fan art Gundala di dunia maya, saatnya mereka dapat disaksikan secara langsung. Tempat dan waktu akan segera diumumkan. Bukan cuma itu, #GundalaSongTribute yang juga ramai di dunia maya dengan berbagai kiriman fans dari berbagai genre juga telah dipilih 7 lagu yang akan diputar di End Credit. Detail mengenai mereka yang terpilih juga akan segera diumumkan. Bumilangit Studios, Screenplay Films bekerja sama dengan Legacy Pictures dan Ideosource Entertainment mempersembahkan film „Gundala‟ yang akan tayang 29 Agustus 2019. Tentang Bumilangit Berdiri tahun 2003, Bumilangit merupakan tonggak awal dimulainya sebuah ikhtiar untuk membangkitkan kembali budaya penceritaan komik bertema kepahlawanan di Indonesia. Bumilangit adalah sebuah keluarga bagi banyak seniman pencipta dari generasi awal hingga kini, juga bagi para penggemar setia yang selalu menghargai karya-karya seniman. Kini Bumilangit menjadi sebuah perusahaan hiburan berbasis karakter terdepan di Indonesia yang mengelola pustaka karakter terbanyak, lebih dari 1,100 karakter-karakter komik yang telah diterbitkan selama enam puluh tahun terakhir. Kekuatan dari karakter-karakter ini tidak hanya berdasarkan popularitas semata, tetapi melainkan pada kekayaan cerita komik dari setiap karakter. Tentang Screenplay Films Screenplay Films adalah perusahaan produksi inovatif yang telah memproduksi film Indonesia dari berbagai genre. Screenplay Films selalu memproduksi film-film Indonesia yang berkualitas dan bertujuan untuk mengangkat konten lokal dan menjadikannya materi yang dapat dipasarkan secara internasional. Dikenal melalui genre romansa remaja, aksi, dan horor. Screenplay Films yang sudah merilis film-film seperti „Sebelum Iblis Menjemput‟, „The Night Comes For Us‟ dan tahun ini „Orang Kaya Baru‟ dan „Hit & Run‟. Ke depannya Screenplay Films masih terus memproduksi film-film Indonesia dari beragam genre. [Media contact] Poplicist Publicist Nazyra C. Noer Email: [email protected] Mobile: +62 815-1141-9009 .
Recommended publications
  • 2020 Sundance Film Festival: 118 Feature Films Announced
    FOR IMMEDIATE RELEASE Media Contact: December 4, 2019 Spencer Alcorn 310.360.1981 [email protected] 2020 SUNDANCE FILM FESTIVAL: 118 FEATURE FILMS ANNOUNCED Drawn From a Record High of 15,100 Submissions Across The Program, Including 3,853 Features, Selected Films Represent 27 Countries Once Upon A Time in Venezuela, photo by John Marquez; The Mountains Are a Dream That Call to Me, photo by Jake Magee; Bloody ​ ​ ​ ​ Nose, Empty Pockets, courtesy of Sundance Institute; Beast Beast, photo by Kristian Zuniga; I Carry You With Me, photo by Alejandro ​ ​ ​ ​ ​ López; Ema, courtesy of Sundance Institute. ​ ​ Park City, UT — The nonprofit Sundance Institute announced today the showcase of new independent feature ​ films selected across all categories for the 2020 Sundance Film Festival. The Festival hosts screenings in Park ​ ​ City, Salt Lake City and at Sundance Mountain Resort, from January 23–February 2, 2020. The Sundance Film Festival is Sundance Institute’s flagship public program, widely regarded as the largest American independent film festival and attended by more than 120,000 people and 1,300 accredited press, and powered by more than 2,000 volunteers last year. Sundance Institute also presents public programs throughout the year and around the world, including Festivals in Hong Kong and London, an international short film tour, an indigenous shorts program, a free summer screening series in Utah, and more. Alongside these public programs, the majority of the nonprofit Institute's resources ​ support independent artists around the world as they make and develop new work, via Labs, direct grants, fellowships, residencies and other strategic and tactical interventions.
    [Show full text]
  • A Case Study of Indonesia – US Bilateral Relations (2006 – 2013)
    The Promotion of US Campaign of War on Terrorism in Indonesia through Hollywood Action and War Films: A Case Study of Indonesia – US Bilateral Relations (2006 – 2013) By Tommy Surya Pradana ID No. 016201100081 A Thesis presented to the Faculty of Humanities President University in partial fulfillment of the requirements of Bachelor Degree in International Relations Major in Diplomacy 2015 i ii iii Abstrak Industri perfilman Amerika Serikat (Hollywood) dipercaya berperngaruh besar terhadap pembentukan opini masyarakat dunia karena produk-produk filmnya yang tersebar luas secara global dengan jumlah yang berlimpah dan bahkan sudah menjadi standar hiburan tersendiri bagi khalayak luas, terutama di Indonesia. Banyaknya pengambilan tema tentang terorisme serta penggambaran eksplisit terkait isu-isu terorisme di dalam film-film Hollywood bergenre action dan war membuat penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang bagaimana film-film ini mempromosikan kampanye Amerika Serikat dalam perang melawan terorisme di Indonesia. Dalam melakukan studi ini, penulis menggunakan teori diplomasi publik sebagai kerangka teoretis. Penulis mengambil kasus-kasus terkait Hollywood, Indonesia, Amerika Serikat, dan terorisme yang terjadi pada tahun 2006-2013 sebagai ruang lingkup dan keterbatasan penelitian. Berdasarkan hasil yang didapat, bisa disimpulkan bahwa Hollywood berperan cukup besar dalam membentuk opini masyarakat Indonesia dengan menggambarkan kekejaman, kegilaan, dan kebrutalan para teroris yang tidak dapat dibenarkan oleh alasan apapun dalam
    [Show full text]
  • !!Dvdrip!! Horror Film Indonesia Download – Watch Online with 123Movies
    !!DVdRIP!! Horror Film Indonesia Download – Watch online with 123movies This is an Indonesian Wayan brother's ripoff of Sccary Movie with the film making fun of its own horror movie industry. And believe me - there is a lot to make fun of in this horror industry. As with any spoof there isn't really much of a plot to tell... High school kids face ghosts, demons and witches. Eyes pop out and ghosts bang their heads against walls. Possessed fly off whilst being exorcised. Headless zombies lose their heads. Witches get shoeshines. And so forth... O yeah... and Spiderman makes an appearance... I'm not quite sure what to think of this movie, so I put myself to this test: Did I enjoy the movie? Yes. Did it make me laugh? From time to time. Did I enjoy it more than Scary Movie? Yes. Is it pointless? Yes. Is it so bad that its good? Hmm... not really. Acting was from bad to decent with Andhika Gumilang doing the only proper acting job, even if his role was being a geeky idiot... But well... the guy has potential in comparison with some other members of the cast like ms Ugly Betty (watch the movie). Special effects are mostly OK and don't subtract from the movie. Ghosts are nicely done, sometimes better than in the original movie. Its actually the most surprising thing about the Indonesian horror movies. No matter how bad the plot and directing it seems that the 'monsters' are actually nicely done, even though they are often overused and badly filmed to change them from scary into ridiculous.
    [Show full text]
  • DOSSIER DE PRESSE Édition 2021
    fantastic film festival · Toulouse DOSSIER DE PRESSE édition 2021 I’ll be back. Je reviendrai. La construction épurée de cette assertion en faisait une promesse qu’il nous semblait facile à tenir. Monumentale erreur. Il a fallu être aussi solide que l’endosquelette du T800 de Schwarzy pour y parvenir. Et cette réplique culte de devenir un véritable mantra tout au long de l’organisation de ce second round du Grindhouse Paradise. Une réplique culte derrière laquelle se cachait notre envie presque masochiste de remettre les mains dans le cambouis d’une organisation rendue chaotique par un contexte sanitaire pré-apocalyptique. Notre envie d’embrasser à nouveau la dimen- sion éminemment humaine d’un événement culturel festif. Notre envie irrépressible, enfin, et surtout, de revenir squatter les écrans de l’American Cosmograph avec des films délicieusement décalés et joyeusement transgressifs. Parce qu’après une année de privatisation, le cul rivé sur nos canapés, il est l’heure de remettre en marche la machine à gnons et d’oublier les films mi-figue mi-bouzin qu’on a eu tendance à trop se coltiner par défaut ces derniers temps. Mais si, vous savez, ces films pleins d’assurance, produits à la chaîne avec la même recette usée jusqu’à la moëlle, marketé avec mauvais goût. Et qui poussent malheu- reusement les spectateur·ice·s à se demander si le cinéma de genre, jadis gonflé à bloc par son envie d’en découdre avec le conventionnel, n’est finalement pas devenu un vieux roublard fainéant. Si tel est votre cas, quittez vos chaussures et installez-vous confortablement : on aimerait bien vous servir une programmation qui n’a d’autre ambition que de raviver la petite flamme sur le point de s’éteindre au fond de vous : celle de l’émotion de découvrir sur grand écran des films marquants, voire clivants, mais toujours atta- chants, et qui savent comment et où frapper pour faire mal.
    [Show full text]
  • Mengungkap Kebohongan Program Televisi Di Indonesia
    BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia i ii BELIEVE Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto iii Believe Mengungkap Kebohongan Program Televisi di Indonesia Hak cipta pada para penulis dan dilindungi oleh Undang-undang (All Rights Reserved) Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa izin tertulis dari penerbit, halaman xvI + 348; 15,5 x 23,5 cm ISBN : 978-6027-636-81-1 Cetakan Pertama, 2015 Penulis: Aisyah Aprilinda R, Afran Irfan, Hesti Susliowati, Nisa Akmala, Mohamad Nurul Pamungkas, Erwin Rasyid, Maharani Dwi Kusuma Wardani, Mohamad Kasyfi Fitra, Naswhan Ihsan Fazil, Reza Dovi Saputra, Rifki Putri Mahbubati, Amelia Arista Putri, Fathi Yakan Muntazari, Evan Aksara, Akhmad Maulana Subkhi, Ragil Susanto, Kiki Rizki Pramanda, Bayu Chandra Kumara, Syarifah Khamsiawi, Devi Permatasari, Maulida Hazana, Muhammad Fatur Al Bashori, Muhammad Syahidul Mubarok, Yoska Pranata, Ari Prasatyo, Muhammad Naufal, Rima Sulistya Ningsih, Tri Prasetyo, Slamet Arifin, Alif Maulana, Galang Pambudi Anggara, Viddya Dwi Pradianty, Pri Anugrah, Puspita Septi Maharani, Anisati Sauma N, Bagus Haryo W, Septi Nugrahaini, Martina Ernaningsih, Fajar Adhi K, Haris Sugiharto, Intan Permatasari, Lisa Karunias Jati, Ravi Setya Ayu, Pratiwi Yunita Dwi Rahmawati, Wahyu Sugiharto, Yunia Rahmah, Galuh Ratnatika, Muhammad Aulia Rahman, Sintha Puspitaningrum, M.Bimo Aprilianto. Editor: Fajar Junaedi, Bayu Chandra Kumara, Erwin Rasyid, Galuh Ratnatika, Maharani Dwi Kusuma Wardani, M.Bimo Aprilianto Kata Pengantar : Fajar Junaedi Filosa Gita Sukmono Perancang Sampul: ? Ilustrasi Isi: All Editor Penata Letak: Ibnu Teguh W Pertama kali diterbitkan: Pertama kali diterbitkan oleh Mahasiswa peserta kelas Hukum Media Massa Program Studi Ilmu Komunikasi UMY tahun ajaran 2014/2015.
    [Show full text]
  • BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN 3.1 Metodelogi Penelitian Dalam
    BAB III METODOLOGI PENCIPTAAN 3.1 Metodelogi penelitian Dalam pembuatan film Tugas Akhir ini, metode penelitian yang digunakan ialah penelitian secara kualitatif, dimana penelitian kualitatif merujuk pada penalaran baik secara tesktual maupun secara visual. Menurut Sugiyono (2008), Penelitian kualitatif mengkaji perspektif partisipan dengan strategi-strategi yang bersifat interaktif dan fleksibel. Melalui metode kualitatif ini akan dicari hal-hal yang berkaitan dengan Film Pendek, Bullying, Thriller dan Super Wide. Secara garis besar terdapat empat teknik memperoleh data secara kualitatif, yakni studi literatur, wawancara, observasi, serta studi eksisting. Dalam Tugas Akhir ini penulis melakukan penelitian melalui studi literatur, observasi dan wawancara. Setelah semua data ditemukan selanjutnya akan dikaji guna mendapatkan kesamaan. Hal-hal yang sama berikutnya akan dijadikan instrumen kunci atau keyword. 3.2 Objek Penelitian Dalam tahap ini dijelaskan objek penelitian yang mennjadi bahasan utama dalam pembuatan Tugas Akhir. Objek yang akan diteliti adalah bullying dengan fokus bullying secara verbal. Tidak semua jenis bullying akan diteliti dikarenakan dapat mengakibatkan melebarnya pembahasan. Sumber utama objek penelitian ini ialah bullying secara verbal. Target yang diteliti pada penelitian ini adalah remaja 20 21 perkotaan yang sedang mengeyam pendidikan digolongan Sekolah Mengah Atas dan Mahasiswa. 3.3 Lokasi Tempat yang ditujuh untuk melakukan penelitian mencakup wilayah kota- kota besar di Jawa Timur seperti Surabaya, Gresik, dan Malang. Kota tersebut dipilih sebagai lokasi penelitian dikarenakan mewakili kota besar dimana pertumbuhan dan perkembangan yang banyak teridentifikasi banyaknya pembullyan dikalangan remaja. 3.4 Sumber Data Dalam penyusunan laporan Tugas Akhir ini data sangat penting, agar laporan dapat dipertanggung jawabkan dan akurat. Sumber data pada laporan ini diperoleh dari buku-buku atau studi literatur.
    [Show full text]
  • CAT-2020-Web.Pdf
    1 3 Índice PRESENTACIÓN.................................................................................. 11 COMITÉ DE DIRECCIÓN Y DE SELECCIÓN DE CORTOS....................... 12 INSTITUCIONES COLABORADORAS.................................................... 13 7 ORGANIZACIÓN................................................................................. 15 JURADO JOVEN.................................................................................. 19 ACTIVIDADES PARALELAS.................................................................. 25 LARGOMETRAJES A CONCURSO........................................................ 28 2067.................................................................................................... 29 Alone.................................................................................................. 30 Archive................................................................................................ 31 Come True............................................................................................ 32 Mandibules.......................................................................................... 33 Post Mortem........................................................................................ 34 Rent-A-Pal........................................................................................... 35 Scare Me............................................................................................. 36 The Wave............................................................................................
    [Show full text]
  • BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab Ini Berisi
    56 BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK PENELITIAN Bab ini berisi pembahasan mengenai Kota Semarang secara umum, karaketeristik responden, profil perusahaan secara umum dan gambaran mengenai iklan Grab versi #OVOmatis sebagai objek penelitian. Profil Grab yang akan disampaikan dalam bab ini bertujuan untuk memberikan pandangan kepada pembaca tentang perusahaan dan iklan yang menggunakan brand ambassador serta E-wom yang sengaja dibentuk oleh Grab dalam masyarakat. 2.1 Gambaran Umum Transportasi Online Kota Semarang 2.1.1 Peta Persebaran Pengemudi Transportasi Online Dari hasil penelitian Muhammad Hendar, T. dan R. A. (2018) menyatakan bahwa ruang persebaran ruang pengemudi diketahui dengan melihat asal tempat tinggal pengemudi. Persebaran ruang pengemudi transportasi online di Kota Semarang menyebar pada seluruh 16 Kecamatan. Dari data yang diperoleh di lapangan transportasi online banyak terdapat di Kecamatan Banyumanik dan Kecamatan Semarang Timur. Menurut Muhammad Hendar, T. dan R. A. (2018) hal ini berkaitan dengan penggunaan lahan dan jumlah penduduk usia kerja yang ada pada wilayah tersebut. Penggunaan lahan sebagai permukiman dan banyaknya jumlah usia kerja akan menentukan intensitas jumlah 57 pengemudi pada daerah tersebut, seperti yang terlihat pada Gambar 2.1. Gambar 2.1 Peta Persebaran Pengemudi Transportasi Online di Semarang Sumber : Muhammad Hendar, T. dan R. A. (2018) 2.1.2 Peta-Peta Tujuan Pengemudi Transportasi Online Pengemudi transportasi online pasti mempunyai daftar daerah-daerah yang menurut mereka berpotensi tinggi untuk mendapatkan pelanggan dengan cepat. Biasanya daerah-daerah tersebut ada di tengah kota atau di pusat keramaian seperti pasar, mall atau lingkungan kampus. Di tempat-tempat itulah biasanya pengemudi akan mendapatkan pendapatan yang lebih banyak dibanding tempat tinggal pengemudi.
    [Show full text]
  • Indonesia 23/25-09-2016 Roma SPAZIO ALFIERI Via Dell’Ulivo 6, Firenze
    Con il patrocinio di: Ambasciata della Repubblica di Indonesia 23/25-09-2016 Roma SPAZIO ALFIERI via dell’Ulivo 6, Firenze FESTIVAL DEL CINEMA D’ indonesia WWW.QUELLIDELLACOMPAGNIA.IT WWW.SPAZIOALFIERI.IT INGRESSO LIBERO “L’ARCIPELAGO, AVEVA UN FASCINO DUREVOLE. NON È FACILE LIBERARSI DALLA MAGIA DELLA VITA SU QUELLE ISOLE” (Joseph Conrad, “Vittoria”, Garzanti, 2009, p. 75). IMI – Indonesia meets Italy L’associazione no profit “IMI – Indonesia meets Italy” nasce per un amore profondo verso la parte più autentica dell’Indonesia. Quella che, ad avviso di chi scrive, ne contraddistingue l’intima essenza. Ossia l’assoluta onestà, generosità ed affidabilità d’animo. Intento dell’associazione IMI è quello di custodire e promuovere tale carattere che, duole constatarlo, si avvia all’estinzione anche in Indonesia, nella affanno- sa corsa alla globalizzazione. La differenza, da sempre, la fanno le persone. CALENDARIO GIOVEDÌ 22 SETTEMBRE SABATO 24 SETTEMBRE ORE 19:30 Cena Indonesiana a cura della Chef ORE 18.00 “Turis Romantis“ Linda Sangalli, ristorante “I Cinque Sensi” di Senoaji Julius (Indonesia 2015 - 92') Anteprima europea via Pier Capponi, 3 - Firenze ORE 19.00 Indonesian Aperi-Cena info e prenotazioni: 055 500 0315 “I Cinque Sensi” (via Pier Capponi, 3 - Firenze) a cura della Chef Linda Sangalli ORE 21.00 Performance - Danza Saman di Aceh VENERDÌ 23 SETTEMBRE ORE 21.30 “Jingga“ di Lola Amaria (Indonesia 2016 - 102') ORE 21.00 Inaugurazione Festival Anteprima europea - Sarà presente la regista Ospite d'onore la cantante Anggun che si esibirà con Simone Basile (Conservatorio Cherubini di Firenze). ORE 21.30 “Filosofi Kopi” DOMENICA 25 SETTEMBRE di A.
    [Show full text]
  • White Nights Eigentum Der Columbia Tristar Marketing Group, Inc
    10 12.01.2020 MÜNCHEN 11+12.01.2020 BERLIN HAMBURG NÜRNBERG 18+19.01.2020 FRANKFURT KÖLN STUTTGART WHITE NIGHTS EIGENTUM DER COLUMBIA TRISTAR MARKETING GROUP, INC. GEBRAUCH NUR FÜR AUTORISIERTE WERBEZWECKE. VERKAUF, VERVIELFÄLTIGUNG ODER ÜBERTRAGUNG DIESES MATERIALS IST STRENGSTENS UNTERSAGT. AB 9. JANUAR IM KINO GRDG_Fantasy Filmfest Anzeige_130x210_RZ.indd 1 26.11.19 17:00 VORWORT Mit der neuen Ausgabe der Fantasy Filmfest White Nights laden wir euch ein, mit uns auf Entdeckungsreise zu gehen. Denn das Wochenende steckt voller Überra- schungen, und die finden sich nicht nur in ausgewiesenen Mystery-Stoffen wie dem nachdenklichen und vielschichtigen DISAPPEARANCE AT CLIFTON HILL von New- comer Albert Shin oder den gewohnt rätselhaften Visionen von Justin Benson und Aaron Moorhead in ihrem neuen Hit SYNCHRONIC. Erstaunliche, ungewöhnliche Ge- schichten, mit kuriosen Wendungen und einer gehörigen Portion Chuzpe und Ver- ve ziehen sich als (blut)roter Leitfaden durchs gesamte Programm. Klar, dass Taika Waititi dem Ganzen die Krone aufsetzt mit JOJO RABBIT, seiner Coming-of-Age- Satire auf Hitler und Nazi-Deutschland. Aber auch die neuen Beiträge von Joko Anwar (GUNDALA) und Joe Begos (VFW) bringen Fanherzen ordentlich in Wallung. Und im nachweihnachtlichen DEATHCEMBER findet sich mit Beiträgen von u.a. Isaac Ezban, Ruggero Deodato, Lucky McKee, Trent Haaga, Jürgen Kling und Andreas Marschall garantiert etwas für jeden Geschmack. Wenn dann noch hochkarätige Stars wie Scarlett Johansson, Sam Rockwell oder Jamie Dornan mit von der Partie sind, können wir uns ganz entspannt bzw. angespannt zurücklehnen und ein adre- nalintreibendes Wochenende genießen. Viel Spaß und gute Nerven! Euer Fantasy Filmfest-Team » With the new edition of the Fantasy Filmfest White Nights we invite you to join us on a journey of discovery.
    [Show full text]
  • LAAPFF 2017 Catalog
    LOS ANGELES ASIAN PACIFIC FILM FESTIVAL LOS ANGELES ASIAN PACIFIC FILM FESTIVAL APRIL 27 - MAY 4 presented by Visual Communications #LAAPFF2017 • 1 THEATER & PROGRAM SCHEDULE VENUE LEGEND ARATANI TAT 7:00 PM | 84 MINS WILDEST IMAGINATION Aratani Theatre @ THURS APRIL 27 Japanese American DTIND 7:00 PM | 124 MINS THREE SASSY SISTERS EGY 7:00 PM | 101 MINS BETTER LUCK TOMORROW Cultural & FRI APRIL 28 ARATANI 8:00 PM | 94 MINS GOOK Community Center DTIND 10:00 PM | 88 MINS TOKYO IDOLS TAT 4:00 PM | 79 MINS RELOCATION, ARKANSAS- ART AFTERMATH OF INCARCERATION SUN APRIL 30 Art Share L.A. DTIND 11:30 AM | 100 MINS CINE-DIORAMA DTIND 6:00 PM | 92 MINS I GOT YOU, FAM CGV TAT 6:30 PM | 49 MINS HBO APA VISIONARIES CGV3 11:30 AM | 88 MINS WINDOW HORSES CGV Cinemas ARATANI 8:00 PM | 113 MINS I CAN, I WILL, I DID TAT 12:00 PM | 81 MINS THE BIG PICTURE, IN BITE-SIZED Koreatown CHUNKS - APAS AND TAT 8:30 PM | 78 MINS RESISTANCE AT TULE LAKE CGV-BP DTIND 8:30 PM | 105 MINS BY THE TIME IT GETS DARK WEBISODIC SERIES CGV Cinemas DTIND 11:00 PM | 96 MINS YELLOW JANM 12:00 PM | 75 MINS C3 PANEL - BUZZFEED: “IMPACT Buena Park AND VISIBILITY ON THE DIGITAL SAT APRIL 29 DGA TAT 10:00 AM | 45 MINS ITSY BITSY SHORTS FRONTIER AND BEYOND” Directors Guild DTIND 11:30 AM | 84 MINS PINK HOUSE, PINK HOME CGV3 1:45 PM | 87 MINS THE SUM OF MY MEMORY of America JANM 1:45 PM | 75 MINS C3 PANEL - WRITERS GUILD OF TAT 11:30 AM | 62 MINS FROM VISION TO REEL DTIND JANM 12:00 PM | 75 MINS C3 PANEL - DIRECTORS GUILD OF AMERICA,WEST: “WOMEN ON TOP: Downtown AMERICA: “DIRECTING HORROR & MEET THE CREATIVE FORCES Independent BEHIND MARVEL’S AGENTS OF GENRE” EGYPT JANM 1:45 PM | 75 MINS C3 PANEL - MOTION PICTURE S.H.I.E.L.D., QUEEN OF THE SOUTH, The Egyptian Theatre AND QUEEN SUGAR” EDITORS GUILD: “EDITING FOR GEF DTIND 2:00 PM | 94 MINS MOTHERLAND ANIMATION AND STOP MOTION” Geffen Contemporary DTIND 2:00 PM | 96 MINS MIXED MATCH ARATANI 2:00 PM | 81 MINS DIGITAL HISTORIES 2017: at MOCA PAST INFORMS THE FUTURE TAT 2:00 PM | 57 MINS WET SAND: VOICES FROM L.A.
    [Show full text]
  • A Textual Analysis of Arisan! 2 (2011)
    The Performativity of Non-Heterosexual Subjects: A Textual Analysis of Arisan! 2 (2011) Shita Dewi Ratih Permatasari Lecturer of English Literature Program, Faculty of Social Sciences and Humanities, Universitas Pakuan, Indonesia Abstract In Indonesia, homosexuality is still perceived as problems mostly related to “moral” decadency even though it has long been deep-rooted and practiced in many parts of the archipelago. In contemporary Indonesia, two opposing discourses have been voiced. Those opposing homosexuality have been actively promoting their objection to the growth of this alternative sexuality while others keep campaigning the countering discourses to include these non- heterosexual subjects. Arisan 2 is Nia Dinata’s film which portrays the life of non-heterosexual subjects in urban context. As a cultural product, a film is inseparable from certain dominant ideology. Through textual analysis and cultural studies perspective as well as Butler’s performativity, the objective of this paper is to explore the performativity of the non-heterosexual characters in the film and how they negotiate their sexuality. This paper also aims to analyse how their sexualities are articulated within heteronormativity as the dominant ideology. Keywords: representation, non-heterosexual subjects, sexuality, performativity Introduction In the contemporary Indonesia, the issue of the non-normative gender and sexuality has been popular after the downfall of Soeharto’s New Order (1966-1998) (Murtagh, 2017). Since the rebirth of Indonesian movie industry, a number of movies have been screening the subjectivities of alternative sexualities particularly gay and lesbian. In addition, the reformasi era has become the starting point for the development of Q! Film Festival, the largest gay and lesbian films in Asia.
    [Show full text]