environmental investigation agency

ILLEGAL LOGGING IN TANJUNG PUTING NATIONAL PARK An Update on The Final Cut Report PENEBANGAN LIAR DI TAMAN NASIONAL TANJUNG PUTING Update Laporan ‘Final Cut’

www.eia-international.org Introduction

If a Introduction Pengantar government ignores its Orangutans are disappearing, their forest Orangutan menuju kepunahan, hutan yang homes are being destroyed, and scientists are menjadi ‘rumah’ mereka semakin menyusut, true assets raising their status to ‘endangered’. Why should dan para ilmuwan mengangkat status and lets them we care? The answer is, of course, that every kerentanan mereka menjadi ‘terancam punah’. be plundered high profile species such as an orangutan is our Mengapa kita harus peduli? Tentu saja, indicator of the ecological health of the area in jawabannya adalah bahwa semua spesies besar by criminals which it lives. The plight of the few remaining seperti orangutan adalah indikator kesehatan and thieves orangutans, Asia’s only great ape, tells us that ekologis dari kawasan tempat tinggal mereka. then it ’s forests are sick. Sick with Kondisi buruk dari orangutan – satu-satunya ignores the corruption, money-politics, greed, violence, and kera besar di Asia – yang tersisa, menunjukkan self-interest. And the sad fact, borne out by the bahwa hutan Indonesia dalam keadaan rusak. very basis of inaction of President Wahid’s government, is Rusak karena korupsi, politik uang, kerakusan, civil society that nobody seems to have the courage to care. praktek-praktek kekerasan, dan egoisme The forests of Indonesia provide valuable pribadi. Dan fakta yang menyedihkan, resources to local communities, to wildlife that tampak dari kepasifan pemerintahan Presiden can generate valuable future income, and to Abdurrahman Wahid, adalah bahwa tak regional and national treasuries through tariffs seorang pun memiliki keberanian untuk peduli. and taxes. The forests protect the land from Hutan Indonesia menyediakan sumberdaya erosion and play a vital role in the provision of berlimpah untuk komunitas lokal, untuk fresh water. If a government ignores its true kehidupan liar yang bisa menghasilkan rezeki assets and lets them be plundered by criminals berlimpah pada masa depan, dan untuk and thieves – even if some of these are kekayaan daerah dan nasional melalui tarif powerful people – then it ignores the very basis dan pajak. Hutan melindungi tanah dari erosi of civil society. dan memainkan peranan penting sebagai The situation is so serious that credible pemasok air bersih. Bila suatu pemerintahan estimates of illegal logging in Indonesia suggest mengabaikan asetnya dan membiarkannya that 70 per cent of timber supplied to the dijarah – yang justru biasanya adalah orang- processing sector comes from illegal logging. orang yang berkuasa – maka ia telah This means that 70 per cent of the industry mengabaikan prinsip-prinsip masyarakat sipil avoids taxes and tariffs while uncontrollably yang paling dasar. denuding vast tracts of land. One and half Situasi kehutanan Indonesia sangat million hectares of forest has been cleared every gawat karena perkiraan yang bisa dipercaya year for the past 15 years according to recent mengenai penebangan liar di Indonesia estimates from new mapping data. menunjukkan bahwa 70% kayu yang dipasok In August 1999 EIA and Telapak Indonesia ke sektor pengolahan berasal dari penebangan published ‘The Final Cut’, launched a campaign liar. Ini berarti bahwa 70% dari industri itu and showed the commercial illegal logging of menghindari pajak dan tarif, dan sementara Tanjung Puting National Park to millions of itu, telah terjadi penggundulan hutan tanpa television viewers in Indonesia and around the kendali secara besar-besaran. Satu setengah world. This world-renowned area is the only juta hektar hutan ditebang tiap tahun dalam protected area for orangutans in Central 15 tahun terakhir menurut perkiraan terakhir . We named the culprits. We dari data pemetaan baru. provided dossiers to the police and the Ministry Pada bulan Agustus 1999 EIA dan Telapak of Forestry and Estate Crops. We returned to Indonesia menerbitkan ‘The Final Cut’, Tanjung Puting on a further six investigations melancarkan kampanye dan menyiarkan after the launch. We presented the evidence to praktek penebangan liar berskala komersial the then Governor of the province. di Taman Nasional Tanjung Puting dan Taman The international donor community Nasional Gunung Leuser kepada jutaan through the Consultative Group on Indonesia penonton televisi di Indonesia dan di seluruh raised the issue with our evidence at an dunia. Taman Nasional Tanjung Puting yang important seminar in January 2000. The terkenal di dunia itu merupakan satu-satunya national and international media continued to kawasan lindung bagi orangutan di Kalimantan show considerable interest in the issue with Tengah. Kami membeberkan nama para some Indonesian journalists carrying out their pelaku penebangan liar. Kami memberikan own investigations. When EIA and Telapak

2 Introduction

nama-nama tersebut kepada pihak Kepolisian photo left dan Departemen Kehutanan dan Perkebunan. Illegal logging in Setelah peluncuran kampanye, kami kembali Gunung Leuser melakukan enam kali investigasi di Tanjung National Park Puting, dan memaparkan bukti-bukti yang Penebangan liar ditemukan kepada Gubernur Kalimantan di Taman Nasional Tengah pada masa itu. Gunung Leuser Dalam seminar Consultative Group on Indonesia (CGI) pada bulan Januari 2000, komunitas donor internasional mengangkat isu ini dengan bukti-bukti temuan kami. Media nasional dan internasional semakin menunjukkan minat yang besar terhadap isu ini. Sejumlah wartawan Indonesia bahkan melakukan penyelidikan mereka sendiri. Ketika personil EIA dan Telapak dianiaya, diancam dan dicegah agar tidak meninggalkan Pangkalanbun pada awal 2000, dunia disuguhi tayangan sekilas tentang mengapa taman nasional itu dihancurkan secara terang- terangan di hadapan aparat dan pejabat pemerintah. Banyak pejabat daerah yang sudah dibeli.

© A. Ruwindrijarto – EIA/Telapak Tidaklah mengherankan bila pandangan dunia terhadap Kalimantan Tengah menjadi personnel were viciously assaulted, threatened sangat buruk. Propinsi itu begitu dikuasai oleh with murder and prevented from leaving iklim korupsi, mengingat si penjarah kayu Pangkalanbun in early 2000 the world was nomor wahid justru terpilih mewakili rakyat given a snapshot of why the park is being daerah itu sebagai anggota Majelis blatantly destroyed in front of officials and Permusyawaratan Rakyat. the government. Many local officials have Nasib Tanjung Puting menjadi batu ujian been bought. bagi pemerintah, yang mengaku memiliki World opinion of is komitmen untuk memberantas korupsi dan deservedly at an all time low. The province is so telah berjanji kepada lembaga-lembaga donor controlled by corruption that the main timber internasional untuk secepatnya menghentikan thief has been elevated to represent its people in penebangan liar, terutama di Taman-Taman the highest parliamentary body in Indonesia – Nasional. Tidak perlu dipertanyakan tentang the Peoples’ Consultative Assembly (MPR). apa yang terjadi, siapa tokoh yang berada The fate of Tanjung Puting is a test case for dibelakangnya, dan tidak perlu didiskusikan a government that claims to be committed to tentang ketiadaan hukum yang tercipta. Yang fighting corruption and has made promises to perlu dipertanyakan adalah apakah pemerintah its international donors that it will tackle illegal memiliki keberanian untuk bertindak. logging immediately, especially in National Tanjung Puting memberikan kesempatan Parks. There is no question of what is bagi pemerintahan ini untuk menangkap sang happening, no question of who is behind it, raja penjarah kayu, membasmi korupsi di and no question of the lawlessness it creates. tingkat lokal dan memberikan masa depan bagi The only question is whether the government masyarakat setempat. Bila mereka tidak has the courage to move in. mampu melakukannya di Tanjung Puting, di Dave Currey Tanjung Puting provides an opportunity for mana masalahnya relatif jelas, maka tiada lagi Director this government to hold the timber baron masa depan bagi sumberdaya hutan Indonesia The Environmental accountable, root out local corruption and yang begitu berharga. Orangutan, satu-satunya Investigation provide a future for the local communities. spesies kera besar Asia memberikan peringatan Agency If they can’t do that in Tanjung Puting where kepada semua kita – segeralah bertindak atau segala sesuatunya menjadi terlambat. A. Ruwindrijarto the issues are relatively clear, then Indonesia’s Executive Director precious forest resources have no future. Asia’s Telapak Indonesia only great ape is warning us all – act now or it will be too late. July 2000

3 Illegal logging © Dave Currey – EIA photo above Indonesia’s Illegal Forest fires have Epidemi Penebangan devastated vast areas Logging Epidemic Liar di Indonesia of Indonesia Kebakaran hutan telah The Indonesian archipelago contains ten per Sepuluh persen dari hutan tropis dunia berada merusak kawasan cent of the world’s tropical forest cover, di Indonesia, dan menjadi habitat penting bagi yang luas sekali di providing vital habitat for a unique array of keanekaragaman hayati yang unik(1). Meski Indonesia biodiversity(1). Yet the systematic plundering of demikian, penggundulan hutan yang sistematik these forests for short-term profit is accelerating demi keuntungan jangka pendek, mempercepat the country towards an environmental kehancuran lingkungan hidup Indonesia dengan catastrophe with devastating social dampak sosial yang dahsyat. implications. Bukti-bukti baru secara gamblang Emerging evidence vividly demonstrates the menunjukkan betapa parahnya kondisi hutan perilous state of Indonesia’s once abundant Indonesia, yang dahulu begitu lebat. forests. Illegal logging, appalling management Penebangan liar, pengelolaan konsesi hutan of forest concessions, conversion to plantations yang sangat jelek, perubahan hutan menjadi and annual forest fires are decimating the perkebunan dan kebakaran hutan setiap tahun rainforest, and forcing keystone species such as membuat hutan tropik kian menyusut, dan the orangutan and Sumatran tiger to the brink mendesak spesies-spesies unik macam of extinction. Forest dependent communities orangutan dan harimau Sumatra ke jurang are rapidly losing their future natural resources. kepunahan. Komunitas-komunitas yang At the present rate of logging the country’s bergantung pada hutan dengan cepat production forests will be exhausted within two kehilangan sumberdaya alam masa depan decades.(2) mereka. Dengan tingkat penebangan kayu The World Bank in Jakarta estimates that seperti sekarang, hutan produksi negara akan between 1985 and 1997 Indonesia lost an habis dalam dua dekade.(2) average of 1.5 million hectares of forest cover Bank Dunia di Jakarta meramalkan bahwa every year – much higher than previously thought antara 1985 dan 1997, Indonesia kehilangan – and there are now only around 20 million rata-rata 1,5 juta hektar kawasan hutan tiap hectares of quality production forest left.(3) tahun – jauh lebih tinggi daripada perkiraan The consumption of roundwood in sebelumnya – dan sekarang, hanya tersisa

4 Illegal logging

Indonesia is now far in excess of official supply. Sawmill processing In 1997 the gap between consumption and illegal timber, northern supply stood at 41 million cubic metres, but by Sumatra 1998 it had grown to 56 million cubic metres. Sawmill mengolah This deficit is accounted for by rampant illegal kayu curian, Sumatra logging, which now provides around 70 per bagian utara cent of timber supplied to the processing sector. The situation is so out of control that unlicensed, illegal sawmills have a total capacity double that of licensed mills.(4) Analysis carried out by the World Bank shows that the vital lowland dry forest type is suffering most from the onslaught. This forest type has virtually been logged out in Sulawesi, and could disappear from Sumatra by 2005 and Kalimantan by 2010.(5) These lowland forests provide vital habitat for a host of endangered species. Tanjung Puting National Park is the only protected lowland forest in Central Kalimantan and yet even this area has now become a rich source of commercial illegal logs. Although much of the responsibility for Indonesia’s forest crisis rests with former President Suharto and his coterie of family members and close business cronies, there has © A. Ruwidrijarto – EIA/Telapak been an upsurge in illegal logging since he was removed from power. New, more locally based sekitar 20 juta hektar hutan produksi yang and powerful timber barons are emerging using cukup baik.(3) the same methods of corruption and violence to Konsumsi kayu gelondongan di Indonesia increase their wealth. As with their saat ini jauh melebihi persediaan dari sumber- predecessors, they are backed by officials and sumber resmi. Pada 1997, selisih antara the military, but use the new government’s konsumsi dan pasokan adalah 41 juta meter decentralisation policy to their advantage. Some kubik, tetapi pada 1998, selisih tersebut have already bought members of local membengkak menjadi 56 juta meter kubik. parliaments and are responsible for corrupting Defisit ini disebabkan oleh penebangan liar policies designed to support local communities. secara serampangan, yang sekarang memasok The losers are, once again, the local people, the 70 persen kayu bagi sektor pengolahan. Situasi forests and the wildlife. ini begitu tak terkendali. Sampai-sampai, total Other sources confirm a dramatic upsurge kapasitas sawmill kayu liar dan tak berizin in illegal logging. In 1998 the value of teak adalah dua kali lipat dibandingkan sawmill timber stolen in Java was seven times greater kayu resmi.(4) than in the previous year.(6) The Centre for Analisis yang dilakukan oleh Bank Dunia International Forestry Research (CIFOR) notes menunjukkan bahwa jenis hutan kering dataran that while illegal logging has boomed during rendahlah yang paling menderita akibat the economic crisis, the factors driving it pre- penghancuran tersebut. Jenis hutan ini sudah Illegal date the economic downturn. habis digunduli di Sulawesi, dan bisa lenyap logging CIFOR’s analysis of the impact of the dari Sumatra pada 2005 dan Kalimantan pada economic and political upheaval on the 2010.(5) Hutan dataran rendah ini merupakan now provides Indonesian forest sector concludes: ‘The country’s habitat pokok untuk spesies langka. Taman around 70 natural forests are under serious threat, and the Nasional Tanjung Puting adalah satu-satunya per cent threat pre-dates the economic crisis. Excess hutan dataran rendah yang dilindungi di processing capacity by the timber industry, Kalimantan Tengah dan sekarang justru of timber over-commitment to production at the expense menjadi sumber kayu komersial liar yang supplied of conservation and insufficient forest access berlimpah. to the rights at the local level are the key policy issues, Kendatipun sebagian besar dari tanggung as they were long before the crisis.’(7) jawab atas krisis hutan di Indonesia ada di processing The situation has deteriorated to such an pundak mantan Presiden Suharto dan lingkaran sector

5 Illegal logging

anggota keluarga serta kroni bisnisnya, telah terjadi kenaikan dalam skala penebangan liar sejak ia digusur dari kekuasaan. Cukong- cukong kayu dari berbagai daerah, bermunculan dengan menggunakan metode korupsi dan kekerasan yang sama untuk menambah kekayaan mereka. Sebagaimana para pendahulunya, mereka juga dibekingi oleh pejabat, sipil maupun militer. Selain itu mereka memanfaatkan kebijakan desentralisasi untuk keuntungan sendiri. Beberapa orang telah menyogok anggota DPRD dan bertanggung jawab atas tindakan mengkorupsi kebijakan yang dirancang untuk mendukung masyarakat lokal. Yang menjadi korban lagi-lagi adalah rakyat setempat, hutan dan hidupan liar. Sumber-sumber lain mengkonfirmasikan kenaikan luar biasa dalam penebangan liar. Pada 1998, nilai kayu jati yang dicuri di Jawa adalah tujuh kali lebih besar daripada tahun sebelumnya.(6) Centre for International Forestry Research (CIFOR) mencatat bahwa meskipun penebangan liar meningkat drastis sejak krisis, faktor-faktor pendorongnya telah ada sebelum krisis ekonomi. Analisis CIFOR mengenai dampak gonjang- ganjing ekonomi dan politik terhadap sektor kehutanan di Indonesia menyimpulkan: ‘Hutan alam Indonesia menghadapi ancaman serius, dan ancaman itu telah ada sebelum krisis ekonomi. Kapasitas pengolahan yang berlebih oleh industri perkayuan, sikap mendahulukan produksi yang keterlaluan dengan mengorbankan konservasi serta hak atas hutan yang tidak memadai pada tingkat lokal merupakan isu kebijakan pokok, yang telah ada jauh sebelum krisis.’ (7) © A. Ruwindrijarto – EIA/Telapak Sedemikian parahnya situasi ini, sampai- sampai industri kehutanan di Indonesia, yang photo above extent that even the forestry industry in terkenal karena salah kelola dan korupsi, Illegal logging Indonesia, long characterised by malpractice menyerukan untuk mengambil tindakan. accounts for 70 per and corruption, is calling for action. The wood Asosiasi Pengusaha Kayu Lapis Indonesia cent of timber panel industry association (APKINDO) claims (APKINDO) mengklaim bahwa ekspor tahunan processed in that annual official exports of logs to China, kayu gelondongan ke Cina, Malaysia dan Indonesia Malaysia and Hong Kong have fallen by one Hong Kong anjlok satu juta meter kubik dalam 70 persen kayu olahan million cubic metres in a year due to sales of satu tahun akibat penjualan kayu ilegal dari di Indonesia berasal cheap illegal timber from Kalimantan and Kalimantan dan Sumatra.(8) dari penebangan liar Sumatra.(8) Taman Nasional dalam Krisis National Parks in Crisis Sebagai konsekuensi penebangan liar yang As a consequence of such rampant illegal merajalela itu, Taman Nasional yang dilindungi logging even so called protected National Parks pun mengalami kerusakan parah. Kawasan are being devastated. These parks offer the last lindung bagi spesies langka ini, banyak yang refuge for many endangered species, yet many rusak karena kayu-kayunya ditebangi untuk are being logged on a commercial scale, often kemudian dijual. Bahkan tidak jarang terjadi with the connivance of the local authorities persekongkolan dengan petugas setempat yang

6 Illegal logging charged with protecting the forest. Up to half bertugas melindungi hutan. Baru-baru ini, Budgets for of National Park managers in Indonesia report setengah dari pejabat pengelola Taman protected recent increased encroachment in their areas, Nasional melaporkan meningkatnya while budgets for protected areas have fallen in pelanggaran batas dalam kawasan mereka, areas have real terms every year since 1996.(9) sementara itu anggaran untuk kawasan yang fallen in real EIA and Telapak Indonesia have highlighted dilindungi semakin merosot dari tahun ke terms every blatant illegal logging in both Tanjung Puting tahun sejak 1996.(9) and Gunung Leuser National Parks. Further EIA dan Telapak Indonesia telah menyoroti year since reports of illegal logging have since flooded in penebangan liar terang-terangan di Taman 1996 from areas in West Papua, Gunung Palang Nasional Tanjung Puting dan Gunung Leuser. National Park in , Kerinci-Seblat Semenjak kampanye itu diluncurkan, laporan- National Park in Sumatra and in many others. laporan lebih jauh mengenai penebangan liar Left unchecked the massive theft of timber terus mengalir dari berbagai kawasan, yaitu will have dire consequences for Indonesia – dari Papua Barat, Taman Nasional Gunung increased deforestation, dwindling wildlife, loss Palung di Kalimantan Barat, Taman Nasional of vital state and local revenue, and a climate Kerinci-Seblat di Sumatra dan di berbagai of corruption and lawlessness. It presents one tempat lainnya. of the greatest challenges to the government Pencurian kayu besar-besaran yang tak of President Wahid, the country’s first tertangani akan berdampak mengerikan bagi democratically-elected leader for over 30 years. Indonesia – meningkatnya penggundulan hutan, menyusutnya hidupan liar, hilangnya The Government’s response – words pendapatan vital bagi negara dan daerah, dan but little action suburnya iklim korupsi serta ketiadaan hukum. Inilah salah satu tantangan terbesar The main improvement in dealing with illegal pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid, logging has been in the form of greater pemimpin pertama yang terpilih secara transparency by the government of President demokratis sejak lebih dari 30 tahun terakhir. Wahid. This has allowed open discussion of the issues between Ministries, NGOs and the Tanggapan Pemerintah – banyak international community. Greater press interest bicara sedikit tindakan in these issues has resulted from this remarkable change. Yet there has been little Kemajuan utama dalam menangani penebangan effective action to date. liar adalah dalam bentuk transparansi yang

photo left Protest against timber theft, Jakarta Protes terhadap pencuri kayu, Jakarta © Telapak

7 Illegal logging

Indonesian NGOs and the international lebih besar oleh pemerintahan Presiden community have attempted to bring pressure Abdurrahman Wahid. Sikap ini memungkinkan to bear on the Indonesian government. The diskusi terbuka mengenai isu-isu antara European Union’s Commissioner for berbagai Departemen, LSM dan komunitas

© Dave Currey – EIA Development and Humanitarian Aid was internasional. Minat pers yang besar terhadap explicit during a visit to Jakarta in December: isu-isu ini muncul akibat perubahan besar ‘Illegal logging is a problem that must be tersebut. Kendati demikian, masih sedikit addressed. I see it as a test case of governance tindakan yang benar-benar dilakukan. for the new Indonesian government – whether LSM-LSM Indonesia dan komunitas or not they are able to do something real internasional telah berupaya menekan about this problem,’ he said. (10) pemerintah Indonesia. Komisioner Uni Eropa The Consultative Group on Indonesia, untuk Bantuan Pembangunan dan comprised of international donor agencies, Kemanusiaan mengungkapkannya dalam persuaded the government to participate in an sebuah kunjungan ke Jakarta bulan Desember: unprecedented forestry seminar, held in Jakarta "Penebangan liar adalah masalah yang harus photo above in January 2000. Unfortunately all but one of ditangani. Menurut saya itu merupakan ujian Wood from Central the Indonesian cabinet members attending the terhadap pemerintah Indonesia yang baru – Kalimantan’s forests, meeting left after the opening session. apakah mereka mampu atau tidak melakukan turned into broom As a result of the seminar the Indonesian tindakan nyata dalam menghadapi masalah ini,’ handles for export government agreed to immediately establish ujarnya.(10) markets an Interdepartmental Committee on Forestry. Consultative Group on Indonesia, terdiri Kayu dari hutan It took four months for the committee to be dari lembaga-lembaga donor internasional, Kalimantan Tengah, agreed and to date it has not met. The mendorong pemerintah untuk berpartisipasi menjadi gagang government also stated it would take immediate dalam sebuah seminar kehutanan, yang baru sapu untuk pasar action to ‘impose strong measures against pertama kali terjadi, yang diselenggarakan di ekspor illegal loggers, especially those operating Jakarta pada Januari 2000. Sayang, dari within National Parks, and closure of illegal anggota-anggota kabinet yang diundang, hanya sawmills’.(11) But illegal loggers are still active satu orang menteri yang tetap bertahan hingga in National Parks, including Tanjung Puting in akhir seminar, selebihnya keluar ruangan segera Central Kalimantan and Gunung Leuser in setelah sesi pembukaan. northern Sumatra. Illicit sawmills in both these Sebagai hasil seminar itu, pemerintah areas are also operating with impunity. Indonesia setuju untuk selekasnya membentuk Yet some sporadic actions have been sebuah Komisi Antar-Departemen untuk launched against the timber thieves, mostly Masalah Kehutanan. Perlu waktu empat bulan under the authority of Mr Suripto, Secretary untuk terbentuknya komisi itu dan hingga kini General at the Ministry of Forestry and Estate belum ada pertemuan. Pemerintah juga Crops (MOFEC). Little concrete change has menyatakan akan mengambil langkah segera ‘Illegal emerged from his actions other than the high untuk ‘menerapkan tindakan tegas terhadap logging is a profile arrest and detention of Suharto crony, penebang liar, terutama yang beroperasi di problem that Mohamad ‘Bob’ Hasan. Some seizures have dalam Taman Nasional, dan menutup sawmill occurred, but illegal logging and the trafficking kayu liar.’(11) Tetapi, penebang liar masih must be of these logs remains seriously out of control. beraksi di dalam Taman Nasional, termasuk addressed. Suripto is reported to be working under Tanjung Puting di Kalimantan Tengah dan I see it as a extraordinarily difficult circumstances, with Gunung Leuser di Sumatra bagian utara. most Ministry officials blocking him from Seakan-akan kebal hukum, sawmill liar di test case of accessing information. There are rumours of kedua kawasan itu juga masih beroperasi. governance death threats made to him by military Meski demikian, tindakan-tindakan for the new commanders, warning him away from their sporadis telah dilakukan untuk menghadapi patch.(12) The Minister announced that they para pencuri kayu, terutama di bawah Indonesian had learned of a bribery fund that had been koordinasi Suripto, Sekretaris Jenderal government’ put together by leading timber barons to Kementerian Kehutanan dan Perkebunan. Poul Nielson, destabilise the efforts of the Ministry to combat Selain penahanan mantan pejabat tinggi dan European illegal activities.(13) kroni Suharto, Mohamad ‘Bob’ Hasan, hanya Commissioner for In February Suripto visited the Tanjung sedikit terjadi perubahan nyata dari tindakan- Development and Puting National Park area and launched tindakannya. Langkah-langkah tegas telah Humanitarian Aid, investigations into Abdul Rasyid, the timber dilakukan, tapi penebangan liar dan December 1999 baron. In April Suripto spearheaded an pengangkutan kayu-kayu curian tersebut tetap

8 Illegal logging

tidak bisa dihentikan. photo left Diberitakan bahwa Suripto bekerja di Timber being bawah tekanan amat berat, karena banyak unloaded at Tanjung pejabat di Departemen Kehutanan dan Priok port, Jakarta Perkebunan yang menghalanginya untuk Bongkar muatan kayu memperoleh informasi. Rumor menyebutkan di pelabuhan Tanjung bahwa ia diancam akan dibunuh oleh pejabat- Priok, Jakarta pejabat militer, sebagai peringatan agar ia tidak menghalangi ‘jalur’ mereka. (12) Menteri Kehutanan dan Perkebunan menyatakan bahwa departemennya mengetahui adanya uang suap yang diberikan oleh cukong-cukong kayu papan atas untuk mendestabilisasi upaya membasmi aktivitas-aktivitas ilegal.(13) Pada bulan Februari 2000, Suripto berkunjung ke kawasan Taman Nasional Tanjung Puting dan melakukan penyelidikan terhadap Abdul Rasyid, seorang pengusaha kayu. Selanjutnya pada bulan April, Suripto mengepalai penyelidikan penyelundupan kayu dari Kalimantan Timur ke Sabah, Malaysia. Penyelidikan itu mampu mengungkap keterlibatan personil keamanan dari kedua pihak di perbatasan, yang diduga © Dave Currey – EIA menyelundupkan sekitar 100.000 meter kubik kayu setiap bulan. Namun tindakan tegas gagal investigation into the smuggling of logs from dilakukan karena rencana tersebut telah to the Malaysian province of dibocorkan terlebih dahulu. Kepada pers, Sabah. The enquiry implicated security Suripto mengatakan bahwa kayu liar personnel on both sides of the border in diselundupkan dari Jambi di Sumatra ke smuggling around 100,000 cubic metres of Malaysia barat, dari Kalimantan Barat ke timber every month, but the attempted Sarawak, dan dari Papua Barat ke Cina. (14) crackdown failed as word of the covert Para aktivis dan mahasiswa Indonesia, y operation was leaked. Suripto has publicly ang semakin frustasi setelah mengetahui claimed that illegal logs are moved from Jambi keterlibatan aparat dalam pencurian kayu, in Sumatra to west Malaysia, from West berupaya membendung penyelundupan kayu Kalimantan to Sarawak, and from West Papua liar. Pada bulan Mei, para mahasiswa menahan to China.(14) empat pejabat pemerintah di pelabuhan Increasingly frustrated by official complicity Pontianak, Kalimantan Barat, setelah Kantor Bea Cukai, Angkatan Laut, petugas pelabuhan in the timber theft, Indonesian activists and Increasingly students are attempting to stem the tide of dan Dinas Kehutanan gagal menyetop illegal logging. In May students held four pengiriman kayu liar ke Singapura. Buah dari frustrated government officials at the port of Pontianak, aksi para mahasiswa tersebut, kapal yang by official West Kalimantan, after the customs, navy, port mengangkut 70 kontainer kayu liar dipaksa complicity authority and forestry department all failed to kembali ke pelabuhan dan muatannya disita.(15) halt the departure of an illegal consignment of in the timber timber bound for Singapore. As a result of their Tanggung Jawab Internasional theft, actions the ship carrying 70 containers of illegal Tanggung jawab menghentikan krisis Indonesian logs was forced to return to port and its cargo penebangan liar juga terletak pada komunitas (15) activists and seized. internasional, terutama negara-negara industri dan Cina, yang merupakan konsumen utama students are International Responsibility kayu curian dari Indonesia. Kelompok negara- attempting to Responsibility for tackling the illegal logging negara G8 ditambah anggota-anggota Uni stem the tide crisis also rests with the international Eropa mengimpor lebih dari separuh kayu yang of illegal community, particularly the industrialised diekspor dari Indonesia. (16) Mayoritas kayu countries and China, which are the major tersebut diperoleh dari penebangan liar di logging

9 Illegal logging

To date consumers of Indonesia’s stolen timber. The G8 Indonesia. Kayu semacam ramin, yang little of group of countries plus the European Union merupakan sasaran utama para penebang liar members import over half the timber exported yang beroperasi di Taman Nasional Tanjung substance from Indonesia.(16) The majority of this timber Puting, hampir selalu menjadi komoditas has emerged has been illegally felled in Indonesia. Timbers ekspor Indonesia. out of the G8’s such as ramin, which is the main target for Negara G8 telah membuat serangkaian illegal loggers operating in Tanjung Puting kesepakatan resmi untuk menghentikan pronounce- National Park, are almost solely intended for penebangan liar, yang berpuncak dalam ments and export from Indonesia. perumusan Program Aksi bagi Hutan tahun programmes The G8 has made a series of public 1998. Dalam kesepakatan itu, mereka mengakui commitments to tackle illegal logging, secara terbuka kerusakan ekologis akibat culminating in the formulation of an Action pencurian kayu.(17) Program itu menyatakan Programme on Forests in 1998, explicitly bahwa negara-negara G8 harus saling memberi recognising the ecological damage caused by informasi sebagai langkah pertama ke arah timber theft.(17) The programme requires the G8 perwujudan tindakan tegas terhadap penebangan countries to share information as a first step liar, mempertimbangkan penerapan tindakan towards developing counter measures against internal untuk mengawasi perdagangan kayu liar illegal logging, to assess their internal measures dan menggempur upaya penyuapan dan korupsi to control trade in illegal timber and to combat dalam sektor kehutanan. bribery and corruption in the forestry sector. Hingga hari ini pernyataan dan program To date little of substance has emerged out G8 tersebut sedikit sekali membuahkan of the G8’s pronouncements and programmes. perubahan. Sementara itu, penebangan liar di Meanwhile illegal logging in Indonesia Indonesia masih belum dapat dibasmi, dan continues unabated, with much of the stolen banyak kayu curian tersebut masuk di pasar timber ending up on the markets of negara-negara industri. industrialised nations. CITES Appendix lll CITES Appendix lll Sangat sedikit mekanisme untuk mengendalikan There are very few mechanisms available to ekspor, impor dan re-ekspor (ekspor kembali) control the export, import and re-export of kayu ramin dan spesies kayu lainnya. Namun ramin and other timber species. However, the CITES (Konvensi Perdagangan Internasional Convention on International Trade in untuk Spesies-spesies yang Terancam Punah) Endangered Species (CITES) does provide legal memiliki seperangkat mekanisma legal dan and international mechanisms to attempt to internasional dalam upaya mengatur regulate trade in flora and fauna. Indonesia and perdagangan flora dan fauna. Indonesia dan most consuming countries are party to CITES. sebagian besar negara konsumen lainnya If ramin was placed on Appendix lll of berpartisipasi dalam CITES. CITES, which can be done by simple notification Apabila ramin dimasukkan dalam CITES by Indonesia to the CITES Secretariat, then all Appendix III, yang bisa dilakukan pihak exports and imports of Indonesian ramin would Indonesia cukup dengan mengirimkan have to be accompanied by a certificate of origin pemberitahuan kepada Sekretariat CITES, and an Indonesian CITES export permit. This maka semua ekspor dan impor ramin dari mechanism is open to corruption and it would Indonesia akan harus disertai dengan sertifikat be recommended that, given the seriousness of asal-usul dan ijin ekspor CITES Indonesia. the problem of illegal logging, Indonesia impose Mekanisme ini terbuka untuk korupsi. Untuk a zero quota on an Appendix lll listing for at itu disarankan, mengingat parahnya masalah least two years. penebangan liar, agar Indonesia menerapkan Such a listing with a zero quota would zero quota pada daftar Appendix III sedikitnya make all exports of Indonesian ramin illegal, selama dua tahun. and very importantly, provide consuming Daftar zero quota akan membuat semua countries with legal mechanisms through their ekspor ramin dari Indonesia berstatus ilegal. own CITES implementing legislation to prevent Yang paling penting, akan memberikan negara import of illegal logs and products made from konsumen mekanisme legal untuk penerapan Indonesian ramin. legislasi CITES mereka dalam rangka mencegah impor kayu ramin ilegal dan produk-produk ramin buatan Indonesia.

10 Destruction of Tanjung Puting

Large areas in Tanjung Puting NP are seriously degraded Suatu kawasan yang luas di TN Tanjung Puting berangsur rusak © Dave Currey – EIA/Telapak

The Continuing Penghancuran Taman Destruction of Tanjung Nasional Tanjung Puting Puting National Park yang Berlanjut

In August 1999 EIA and Telapak Indonesia Pada Agustus 1999 EIA dan Telapak Indonesia launched ‘The Final Cut’ report, documenting menerbitkan laporan ‘The Final Cut’, yang massive illegal logging in two of Indonesia’s mendokumentasikan penebangan liar besar- orangutan reserves – Tanjung Puting National besaran di dua kawasan perlindungan Park in Central Kalimantan, and Gunung orangutan – Taman Nasional Tanjung Puting di Leuser in northern Sumatra. (18) Kalimantan Tengah, dan Gunung Leuser di EIA/Telapak made eleven separate field bagian utara Sumatra.(18) investigations in the Tanjung Puting area. This EIA/Telapak melakukan sebelas investigasi park provides the only protected habitat for lapangan terpisah di kawasan Tanjung Puting. orangutans in Central Kalimantan, but was Taman Nasional ini merupakan satu-satunya being devastated by blatant timber theft in full habitat perlindungan orangutan di Kalimantan, view of the authorities. namun dewasa ini sedang mengalami In the East of the park EIA/Telapak penghancuran teramat parah karena pencurian discovered an informal system of logging kayu secara terang-terangan di hadapan para concessions and even witnessed a logging road pejabat pemerintah. being used to move stolen timber out of the Di bagian timur Taman Nasional, reserve by truck. Along the , EIA/Telapak menemukan suatu persekongkolan where the park’s tourist lodges and scientific rahasia tentang pengaturan konsesi kayu dan research stations are found, a series of logging bahkan menyaksikan sendiri jalur truk camps were supplying an almost continual flow pengangkut kayu yang digunakan untuk of illegal timber, principally the profitable membawa kayu curian ke luar kawasan ramin logs. lindung. Sepanjang Sungai Sekonyer, di mana EIA/Telapak tracked the stolen timber to terdapat tempat-tempat persinggahan turis dan unlicensed sawmills and steel barges in nearby stasiun penelitian ilmiah, terdapat pula tempat- Kumai Bay. Posing as timber buyers tempat persinggahan kayu liar, terutama jenis EIA/Telapak identified local timber baron ramin yang mahal harganya. Abdul Rasyid’s Tanjung Lingga company as EIA/Telapak menelusuri jejak kayu curian

11 Destruction of Tanjung Puting

hingga ke unit-unit sawmill tak berizin dan tongkang-tongkang baja di dekat Teluk Kumai. Menyamar sebagai pembeli kayu, EIA/Telapak mengidentifikasi perusahaan Tanjung Lingga, milik cukong kayu Abdul Rasyid, sebagai pihak utama yang menampungkayu curian dari Tanjung Puting. Sejak mengungkap peran utama Rasyid selaku penjarah Tanjung Puting, terjadilah serangkaian peristiwa dramatis. Rasyid mampu mengkonsolidasikan pengaruh politiknya yang kuat, pada tingkat lokal, propinsi bahkan nasional. Bulan Januari, staf Tanjung Lingga menyandera dan menganiaya dua aktivis EIA/Telapak yang sedang mengamati unit sawmill kayu di sekitar Tanjung Puting. Pihak © Dave Currey – EIA/Telapak berwenang melakukan serangkaian tindakan tegas baik terhadap penebang maupun photo above the major recipient of logs stolen from pengolah kayu, tapi bisnis Rasyid tetap berjalan Illegal timber in Kumai Tanjung Puting. mulus dan terus terjadi pencurian kayu di Bay Since the revelations about Rasyid’s leading Taman Nasional itu. Kayu curian di Teluk role in the plunder of Tanjung Puting a series of Perusakan Tanjung Puting muncul sebagai Kumai dramatic events have unfurled. Rasyid has been ujian, apakah pemerintah Indonesia memiliki able to consolidate his considerable political tekad untuk memberantas korupsi dan influence, at the local, provincial and even mengakhiri keadaan tanpa hukum yang telah national level. merambat ke sektor kehutanan. In January Tanjung Lingga staff assaulted and held hostage two EIA/Telapak campaigners Dampak terhadap Masyarakat Lokal who had been observing sawmill operations Memang benar bahwa banyak warga setempat around Tanjung Puting. There have been a telah bergabung dengan orang luar untuk series of sporadic crackdowns by the authorities menjarah Taman Nasional itu. Jelas, kenyataan on both the loggers and sawmills, but Rasyid’s ini merupakan masalah rumit bagi pihak operation remains unscathed and timber berwenang, terutama di tengah krisis ekonomi continues to be looted from the park. dan ketika pemerintah sedang melaksanakan The devastation of Tanjung Puting has kebijakan politik desentralisasi. emerged as a test as to whether the Indonesian Sebelum terjadi pengrusakan Taman government has the will to tackle the Nasional yang kian cepat, kota Pangkalanbun corruption and lawlessness permeating the dan Kumai bukanlah kota yang miskin, telah country’s forest sector. ada cukup banyak industri kayu yang Impact on Local Communities mengandalkan penebangan legal serta pariwisata yang telah berkembang. Saat ini It is true that many local people have joined sektor pariwisata justru menurun karena outsiders in the looting of the Park. This clearly merebaknya kekerasan dan ketiadaan hukum presents complicated issues for the authorities yang didukung oleh aktivitas ilegal. to deal with, especially in the midst of an Mustahil bagi sebuah pemerintahan economic crisis and a political policy of menggantikan pendapatan yang diperoleh dari decentralisation. aktivitas ilegal. Tetapi, pengrusakan cepat picture right The local towns of Pangkalanbun and Taman Nasional itu sedang menghancurkan Rasyid was nominated Kumai are not stricken with abject poverty salah satu aset masyarakat lokal yang paling for the MPR by the and many industries based on legal logging and berharga dan merupakan aset masa depan yang local Golkar Party tourism flourished prior to the accelerated penting. Keuntungan yang diperoleh hari ini Rasyid dicalonkan destruction of the Park. Tourism is at an all sebagian besar masuk kantong cukong menjadi anggota time low because of the violence and perkayuan dan para kroninya, dan ia akan MPR oleh Partai lawlessness promoted by the illegal activities. beralih ke industri lain apabila sumberdaya Golkar lokal It is impossible for any government to ilegalnya habis. Sementara masyarakat lokal

12 Destruction of Tanjung Puting replace the income provided by an illegal tidak memiliki pilihan seperti itu. activity. But the rapid destruction of the Park is Cengkeraman Abdul Rasyid terhadap destroying one of the local community’s most masyarakat itu tercipta karena kemampuannya valuable and important future local assets. The memanfaatkan ketiadaan hukum dan korupsi. profits made today are largely in the hands of Rakyat awam tidak akan memiliki masa depan the timber baron and his cronies, and he will bila anarki semacam itu dibiarkan merajalela. move on into other industries when his illegal resources are used up. The local community Tampilnya Rasyid will not have that option. Walau ada bukti yang diberikan oleh EIA dan Abdul Rasyid’s hold on these communities Telapak kepada pihak berwenang tentang is founded on lawlessness and corruption. aktivitasnya, Abdul Rasyid justru telah There can be no future for ordinary citizens if meningkatkan pengaruh dan kekuasaannya. such anarchy is allowed to flourish. Pada semester kedua 1999, Rasyid terus Abdul Rasyid The Rise of Rasyid meraup keuntungan dengan merusak Taman Nasional dan menggunakan harta haramnya Despite the evidence supplied by EIA and Telapak untuk memperkuat ambisi politiknya. Dalam to the authorities regarding the activities of Abdul pertemuan antara EIA, Telapak dan Gubernur Rasyid, he has increased his influence and power. Kalimantan Tengah pada saat itu, Rapiuddin In the autumn of 1999 Rasyid continued to profit Hamarung, jelaslah bahwa Gubernur ditekan from the park’s destruction and used his illicit untuk memberikan konsesi hutan kepada Abdul wealth to further his political aspirations. In a Rasyid. Menyusul pertemuan Agustus 1999 ini meeting between EIA, Telapak and the then telah terjadi kejadian-kejadian lanjutan berikut: Governor of Central Kalimantan Rapiuddin Gubernur Kalimantan Tengah memberikan Hamarung, it was made clear that the Governor • photo below konsesi hutan kepada Abdul Rasyid; was under pressure to award forest concessions to Rasyid’s launch Abdul Rasyid. Immediate actions that followed • Sebuah komisi baru dibentuk oleh ferried the forestry this August 1999 meeting speak volumes: Gubernur untuk mengawasi pengelolaan minister and Taman Nasional Tanjung Puting. Duduk The Governor of Central Kalimantan provincial governor • sebagai ketua satu ialah Ruslan, saudara to a ceremony in awarded forest concessions to Abdul Rasyid; kandung Abdul Rasyid; Tanjung Puting, September 1999 • Abdul Rasyid dicalonkan oleh partai Golkar setempat untuk menjadi anggota Kapal milik Rasyid Utusan Daerah dalam Majelis mengantar Permusyawaratan Rakyat. Menhutbun dan Gubernur Kalteng Cara khas yang digunakan oleh Tanjung Lingga ke suatu acara di untuk melegalkan kayu curian adalah membeli Tanjung Puting, kayu sitaan pada pelelangan. Pada 21 September September 1999 © EIA

13 Destruction of Tanjung Puting

1999, kayu liar yang disita sebagai hasil operasi penertiban di Tanjung Puting pada bulan sebelumnya, telah dilelang. Tumpukan pertama sebanyak 3500 meter kubik dibeli seharga 306 juta Rupiah (US$ 50,000) oleh PT Sinarut Wirya Perkasa, anak perusahaan kerajaan bisnis Rasyid. (19) Beberapa hari setelah itu, sebuah upacara penanaman – yang tidak lebih dari sebuah lelucon – diadakan di Tanjung Puting, dihadiri oleh Muslimin Nasution, Menteri Kehutanan dan Perkebunan, dan Rapiuddin Hamarung, Gubernur Kalimantan Tengah pada saat itu. Dalam upacara tersebut, sepuluh izin penebangan kayu diberikan kepada perusahaan setempat termasuk Tanjung Lingga. Kapal © Dave Currey – EIA/Telapak mewah milik Rasyid mengantar menteri dan gubernur ke sebuah tempat untuk makan siang, photo above • A new commission was set up by the ditemani oleh Rasyid sendiri. Ketiga orang itu Tanjung Lingga Governor to oversee the management of meninggalkan Taman Nasional bersama-sama (20) sawmill. Rasyid and Tanjung Puting National Park. Its first dengan helikopter. his brother have been chairman was Mr Ruslan, Abdul Rasyid’s Pada waktu yang sama, nasib baik Rasyid accused of processing brother; dalam dunia politik tengah mekar. Pada akhir 60 per cent of illegal September, ia ditunjuk sebagai utusan daerah Abdul Rasyid was successfully nominated timber in the area • untuk Kalimantan Tengah di MPR, setelah by the local Golkar party to be a regional (21) Sawmill Tanjung dicalonkan oleh Golkar. Penunjukkannya representative in the Peoples’ Consultative Lingga. Rasyid dan meimbulkan serangkaian protes di luar DPRD Assembly (MPR) – the national parliament’s saudara kandungnya di Palangkaraya. Sebagai anggota MPR ia upper house. dituduh mengolah 60 memiliki hak suara langsung untuk pemilihan persen kayu curian A common ploy used by Tanjung Lingga to presiden pada Sidang Umum MPR. di kawasan tersebut legalise stolen timber is to buy confiscated logs Rasyid juga mendirikan sebuah kelompok at auction. On 21st September illegal timber lokal yang mengaku bekerja melindungi seized as a result of an enforcement operation Tanjung Puting. Akan tetapi, kelompok yang in Tanjung Puting the previous month was bernama Rakyat Peduli Konservasi Tanjung auctioned. The first lot of 3,500 cubic metres Puting, semata-mata merupakan tabir bagi para was purchased for Rupiah 306 million cukong kayu. Seperti halnya Rasyid, para ($50,000) by PT Sinarut Wirya Perkasa, part anggotanya termasuk saudara kandungnya, of Rasyid’s business empire.(19) Ruslan, juga terlibat dalam bisnis kayu, dan Later that week a farcical tree-planting Halim, pemilik bisnis sawmill yang diduga ceremony was held in Tanjung Puting, and terlibat dalam pengolahan kayu curian. attended by Muslimin Nasution, then the Langkah Rasyid berikutnya untuk Minister of Forestry and Estate Crops, and meningkatkan kekuasaannya atas Taman Rapiuddin Hamarung, then the governor of Nasional tampak pada bulan November, ketika Central Kalimantan. At the ceremony ten timber Gubernur Kalimantan Tengah membentuk concessions for clear-cutting (IPKs) were given to komisi khusus untuk mengawasi Tanjung local firms, including Tanjung Lingga. Rasyid’s Puting. Meskipun pengelolaan Taman distinctive motor launch ferried the minister and Nasional tetap di bawah kontrol pemerintah governor to a nearby lodge for lunch, pusat, komisi itu diberikan wewenang mutlak accompanied by Rasyid himself. The three men untuk mengelola dan berada di atas Polisi later left the park together by helicopter.(20) Hutan dan Direktorat Jenderal Perlindungan At the same time Rasyid’s political dan Konservasi Alam Departemen Kehutanan fortunes were also prospering. In late (PKA). Orang yang ditunjuk oleh gubernur September he was appointed as a regional untuk memimpin komisi tersebut adalah (22) representative for Central Kalimantan to the Ruslan, kakak kandung Rasyid . Kini ia tidak national MPR, after being nominated by the lagi memimpin komisi itu. ruling Golkar Party.(21) His appointment sparked

14 Destruction of Tanjung Puting

a series of protests outside the regional Penganiayaan dan Penculikan – Tanjung parliament in Palangkaraya. As a member of pelanggaran hukum dan ketertiban Lingga Indonesia’s upper house he had a direct vote in the presidential run-off on 20th October. Seakan-akan mengilustrasikan masalah yang executives Rasyid also established a local group diangkat dalam laporan EIA/Telapak openly claiming to be working for the protection of ‘The Final Cut’, para eksekutif Tanjung Lingga flaunted Tanjung Puting. Yet the group, called The secara terbuka melancarkan tindak kekerasan People Care for the Conservation of Tanjung dan intimidasi dengan menyerang staf violence and Puting, was merely a front for the timber bosses EIA/Telapak pada Januari 2000. Kedua aktivis intimidation and as well as Rasyid its members included his EIA/Telapak tersebut memerlukan waktu tiga in an attack brother Ruslan, also involved in the timber hari untuk dapat keluar dengan selamat dari business, and Halim, a sawmill owner Pangkalanbun, walaupun para pejabat senior on EIA and implicated in processing stolen timber. pemerintah dan anggota korps diplomatik Telapak staff Further manoeuvres by Rasyid to increase sudah ikut campur tangan. in January Bermula dari berkembangnya ketidaksabaran his control over the park came to light in 2000 November, when the governor of Central komunitas donor internasional terhadap krisis Kalimantan established a special commission hutan di Indonesia, mendorong CGI untuk to oversee Tanjung Puting. Despite the Park’s menyelenggarakan seminar khusus guna management remaining under central membicarakan masalah tersebut. Seminar government control, the commission was given dijadwalkan pada akhir Januari dan EIA/Telapak absolute authority to run the park and was diundang memberikan presentasi tentang given primacy over the national Forest Police penebangan liar. and Conservation Department (PKA). The Untuk memperoleh informasi langsung governor’s first appointment to the commission tentang situasi terbaru di Tanjung Puting was Ruslan, the elder brother of Rasyid.(22) sebelum seminar, A. Ruwindrijarto, Direktur He no longer chairs the commission. Eksekutif Telapak dan Faith Doherty, peneliti senior dan aktivis EIA pergi ke Taman Nasional Assault and Kidnap – the breakdown itu. Pada awalnya mereka memperoleh berita of law and order baik. Sebagian besar kawasan Sungai Sekonyer bebas dari tumpukan kayu ilegal. Sebuah As if to illustrate the issues raised in the kemajuan mencolok dibanding enam bulan EIA/Telapak report ‘The Final Cut’ Tanjung sebelumnya ketika setiap harinya sekitar 800 Lingga executives openly flaunted violence and balok kayu ramin dihanyutkan lewat sungai

Illegal log raft on the Sekonyer River, January 2000 Rakit bermuatan kayu curian di Sungai Sekonyer, Januari 2000 © Faith Doherty – EIA/Telapak

15 Destruction of Tanjung Puting photo right intimidation in an attack on EIA and Telapak Tanjung Lingga’s staff in January 2000. It took three days to gain sawmill where the safe passage out of Pangkalanbun for the EIA kidnapping drama and Telapak campaigners, despite early began intervention by senior government officials and Sawmill Tanjung members of the diplomatic community.

Lingga, tempat drama Growing impatience among the international © Dave Currey – EIA/Telapak penculikan berawal donor community over Indonesia’s forest crisis led to an insistence by the CGI that a special seminar be convened to discuss a range of problems. The seminar was scheduled for late January and EIA/Telapak were invited to give a presentation on illegal logging. To obtain direct information on the latest situation in Tanjung Puting ahead of the seminar, A. Ruwindrijarto, Executive Director of Telapak, and Faith Doherty, a senior investigator and campaigner with EIA tersebut. Akan tetapi, dokumentasi yang travelled to the park. Initially the news was diperoleh dari Sungai Buluh Kecil menunjukkan good. The Sekonyer River area was largely sejumlah kayu ramin yang baru ditebang sedang free of illegal log rafts, a marked improvement dipersiapkan untuk diolah. Para aktivis juga from six months before when up to 800 melihat kapal-kapal bermuatan kayu yang ramin logs were moving down the river on ditambatkan di luar Teluk Kumai. a single day. However, documentation Kedua aktivis tersebut memutuskan untuk obtained from the Sungai Buluh Kecil area of menilai operasi sawmill kayu sepanjang Sungai the park showed freshly cut ramin being Arut, yang dikenal memproses banyak kayu prepared for the sawmills. The campaigners curian dari Taman Nasional. Mereka also saw ships moored outside Kumai Bay mengunjungi salah satu sawmill Tanjung loaded with timber. Lingga, PT Mendawai Putra dan kayu-kayu opposite page right The pair decided to assess the operations ramin tak berizin terlihat di depan sawmill, and below, newspaper of sawmills along the nearby River Arut, menunggu untuk diproses. Ketika mereka cuttings known to be processing large quantities of meminta bertemu dengan Abdul Rasyid dan News of the assault timber stolen from the park. One of Tanjung berbicara dengan karyawan perusahaan, on EIA/Telapak hit the Lingga’s sawmills, PT Mendawai Putra was disarankan agar pertemuan diatur melalui headlines visited and unmarked ramin logs were seen in kantor Tanjung Lingga di Pangkalanbun. Berita tentang front of the sawmill, waiting to be processed. Sementara kedua orang dari EIA/Telapak itu penyerangan aktivis After requesting a meeting with Abdul Rasyid percaya bahwa pertemuan itu merupakan EIA/Telapak menjadi and speaking to personnel from the company, kesempatan untuk membicarakan masalah Berita Utama it was suggested that an appointment could be penebangan liar, staf Tanjung Lingga memiliki agenda tersendiri – yaitu mengintimidasi dan melakukan balas dendam. Begitu sampai di kantor, kedua aktivitis itu diajak naik ke lantai atas, ke suatu ruangan kantor. Sugianto Sabran Efendi, sepupu Rasyid, dan Een Juhaeriyah, keduanya direktur Tanjung Lingga, dengan didampingi oleh sekelompok orang tak dikenal telah menunggu di sana. Salah seorang mengatakan bahwa Rasyid sedang berada di Singapura. Sugianto langsung berteriak dan menyerang Ruwindrijarto, memukul dan menendangnya. Ia juga menyerang Doherty sampai cacat - jarinya luka parah, tendon sobek, dan persendian luka. Sampai hari ini jarinya masih cacat. Kamera dan barang-barang pribadi mereka dicampakkan ke lantai dan dihancurkan. Een Juhaeriyah turut

16 Destruction of Tanjung Puting made through the Tanjung Lingga office in Pangkalanbun. While the pair from EIA/Telapak believed the meeting provided an opportunity to discuss the illegal logging situation, Tanjung Lingga staff had a different agenda – intimidation and revenge. On arriving at the office the pair were led to an upstairs room where Mr Sugianto Sabran Efendi, Rasyid’s nephew, and Ms Een Juhaeriyah, both directors of Tanjung Lingga were waiting, flanked by a group of unidentified men. One of the men said Rasyid was in Singapore. Sugianto immediately started shouting and attacked Ruwindrijarto, punching and kicking him to the floor. He also assaulted Doherty, seriously dislocating her finger, ripping the tendons and damaging the ligaments, menyerang. Ketika sedang memukuli, Sugianto Tanjung leaving her to this day with a disability. Camera mengeluarkan pistol dan mengancam akan Lingga staff membunuh Ruwindrijarto. equipment and personal belongings were had a thrown around the room and smashed. Een Saudara kandung Rasyid, Ruslan, yang pada Juhaeriyah also joined in the attack. During the waktu itu menjadi Ketua Komisi Pengelola Taman different beating Sugianto produced a pistol and Nasional Tanjung Puting, masuk kantor dan agenda – memukuli Ruwindrijarto. Tak lama kemudian, threatened to kill Ruwindrijarto. intimidation Rasyid’s brother Ruslan, who at the time polisi datang, setelah dihubungi oleh seorang staf was Chairman of the Commission to manage Tanjung Lingga. Tiga polisi berpakaian preman and revenge Tanjung Puting National Park, entered the dan seorang berpakaian dinas membawa office and hit Ruwindrijarto. Shortly afterwards Ruwindrijarto dan Doherty ke pos polisi. the local police arrived, responding to a call Kedua orang itu dibawa ke kantor reserse made by one of the Tanjung Lingga staff. The untuk ditanyai dan diizinkan menelepon, lantas three plainclothes policemen and one uniformed dibawa ke rumah sakit. Tiga hari berikutnya, officer took Ruwindrijarto and Doherty to the terjadilah suasana mencekam, di mana regu police station. reserse melindungi Ruwindrijarto dan Doherty The pair were then taken across the road to ketika demonstrasi yang diorganisir oleh the detectives’ office to be interviewed and were Tanjung Lingga menghadang upaya mereka allowed to make a phone call and taken to keluar dari Pangkalanbun. hospital. Over the next three days a tense Walau telah ada perintah langsung dari stand-off ensued, with the detective squad perwira atasan, Kepala Kepolisian Resort protecting Ruwindrijarto and Doherty as a mob (Kapolres) Letkol Koto tetap melarang organised by Tanjung Lingga blocked their Ruwindrijarto dan Doherty keluar dari kota itu. safe departure. Ia bersama-sama staf Tanjung Lingga masuk ke Despite direct orders by superior officers, kantor reserse dan menginterogasi kedua aktivis local police commander Lt Col Koto refused to itu. Hanya setelah adanya dukungan LSM-LSM allow Ruwindrijarto and Doherty to leave. He Indonesia dan campur tangan pejabat tinggi accompanied Tanjung Lingga staff into the Indonesia dan Duta Besar Inggris, mereka detectives’ office and interrogated Ruwindrijarto diantar ke bandara dan diperbolehkan naik ke and Doherty with Tanjung Lingga staff present. pesawat. Berbagai upaya dilakukan oleh Tanjung It was only after Indonesian NGO support and Lingga untuk menyetop kepergian kedua aktivis the intervention from the highest level of the itu, diantaranya dengan mematikan lampu Indonesian government and the British landasan di bandara untuk menghalangi ambassador that they were escorted to the kedatangan pesawat yang datang menjemput. airport and able to board a charter aircraft. Setelah kedua aktivis itu tiba di Jakarta, Attempts were made by Tanjung Lingga to stop masuk laporan-laporan tentang orang-orang the escape by turning off the landing lights at Tanjung Lingga yang berupaya menangkapi an airport en route to the pick-up. siapa saja yang turut membantu EIA/Telapak, After the pair had safely reached Jakarta baik di Pangkalanbun dan Palangkaraya. reports came in of groups of Tanjung Lingga

17 Destruction of Tanjung Puting

Kelanjutan Peristiwa itu Berita tentang penyerangan itu menjadi berita utama, baik di Jakarta maupun luar negeri, memaksa pihak berwenang untuk meneliti lebih jauh bisnis Rasyid. Tidak lama setelah peristiwa tersebut, Sekretaris Jenderal Kehutanan dan © Dave Currey – EIA/Telapak Perkebunan melakukan kunjungan ke Tanjung Puting dan secara terbuka mengungkapkan keterlibatan Rasyid dalam penebangan liar di Taman Nasional itu. Menurut Suripto, Sekjen Departemen Kehutanan, tim mempunyai bukti bahwa Rasyid dan keluarganya sangat terlibat dalam pembelian kayu liar, menambahkan bahwa nilai kayu yang dicuri dari Tanjung Puting adalah tujuh puluh milyar rupiah ($8 juta) setiap tahunnya. photo above thugs trying to round up anyone who may have Ia mengatakan: ‘Rasyid tidak hanya worked with EIA/Telapak in both Pangkalanbun Illegal logs membeli kayu curian dari Taman Nasional Kayu-kayu curian and the provincial capital of Palangkaraya. Tanjung Puting, tapi juga kayu ilegal dari photo below The Aftermath konsesi penebangan di kawasan tersebut. Ia dan saudara kandungnya Ruslan mengolah Log raft on the News of the assault hit the headlines in both sedikitnya 60% kayu curian di kawasan itu.’ (23) Sekonyer River, November 1999 Jakarta and abroad, forcing the authorities to Suripto juga berbicara tentang perlindungan look more closely at Rasyid’s business politik tingkat tinggi bagi Rasyid dan Rakit kayu di Sungai dealings. Soon after the incident an inspection keterlibatan oknum aparat keamanan dalam Sekonyer, November 1999 © EIA

18 Destruction of Tanjung Puting team from MOFEC visited the area around There have been no Tanjung Puting and confirmed the efforts to halt timber involvement of Rasyid in the illegal logging of theft from the Buluh the park. Besar area of the park According to Suripto, Secretary General of Tidak ada upaya MOFEC, the team had evidence that Rasyid untuk menghentikan and his family were heavily implicated in pencurian kayu dari buying illegal logs, adding that the value of the kawasan Buluh Besar timber stolen from Tanjung Puting was Rupiah di Taman Nasional 70 billion ($8 million) every year. He said: ‘Rasyid is not only buying stolen logs from Tanjung Puting National Park but also illegal logs from logging concessions in the area. He and his brother Ruslan process at least 60% of stolen logs in the area.’ (23) Suripto also spoke of Rasyid’s high-level political protection and the involvement of elements in the security forces in facilitating Rasyid’s illegal operations. A news report in mid-February claimed that the Forestry Minister Ismail Nur Mahmudi was considering an investigation into Tanjung Lingga’s activities.(24) © Pete Knights/BDF Faced with threats to his business empire and his political power, Rasyid went on the offensive. At attempt by a team of membantu praktek ilegal Rasyid. Sebuah berita environmental police from Jakarta to audit pada pertengahan Februari menyatakan bahwa Rasyid’s sawmills failed when they were met Menteri Kehutanan Nur Mahmudi Ismail by an angry mob. The team had to seek mempertimbangkan suatu penyelidikan terhadap refuge in the Pangkalanbun police station berbagai aktivitas Tanjung Lingga. (24) before returning to Jakarta. Menghadapi ancaman bagi masa depan Violence also flared up at the bisnis dan politiknya, Rasyid balik menyerang. headquarters of the park in Kumai, when a Sebuah tim ‘polisi’ lingkungan dari Jakarta crowd stormed the building and burned it untuk melakukan audit terhadap sawmill milik down. Eyewitnesses report that some of the Rasyid gagal menjalankan tugasnya setelah mob were paid by Tanjung Lingga.(25) dihadang aksi demonstrasi. Tim itu harus Rasyid’s defence over allegations of mencari perlindungan ke kantor Polres massive timber theft has been to accuse Pangkalanbun sebelum kembali ke Jakarta. others, and he has drawn criticism from Kekerasan juga terjadi di kantor pusat members of the Parliament’s lower house, the Taman Nasional di Kumai. Sejumlah massa DPR, for failing to counter the charges menyerbu dan membakar bangunan kantor against him. DPR Commissions 3 (Forestry) tersebut. Saksi mata melaporkan bahwa and 8 (Environment) sent a delegation to the beberapa orang dari para perusuh dibayar oleh Park and Pangkalanbun, but Rasyid knew the Tanjung Lingga.(25) plane manifest in advance. Their report Pembelaan diri Rasyid atas dakwaan recommends returning 90,000 hectares of the pencurian kayu besar-besaran adalah dengan park (a former forest concession) to the local menuding pihak lain, dan ia mendapat kritik ‘Rasyid and community although no land claims are dari anggota-anggota DPR karena tidak his brother outstanding in this area. mampu menyangkal dakwaan terhadapnya. Ruslan Members of these commissions confirmed Komisi 3 (Kehutanan) dan Komisi 8 that Abdul Rasyid has been awarded five (Lingkungan) DPR mengutus delegasi ke process at forest concessions, contracted by the Taman Nasional dan ke Pangkalanbun, namun least 60% of government company Inhutani. They also Rasyid lebih dahulu mengetahui orang-orang stolen logs confirmed that illegal ramin had been yang akan berangkat ke lokasi. Laporan confiscated from five companies, but not from mereka merekomendasikan pengembalian in the area’ Rasyid’s companies. 90.000 hektar taman (bekas konsesi hutan) Suripto, Secretary kepada masyarakat setempat kendati tidak ada General of MOFEC

19 Destruction of Tanjung Puting © Dave Currey – EIA/Telapak

photo above Following further discussions with klaim yang menonjol di kawasan ini. Tanjung Puting’s members of the DPR commission, they have Para anggota komisi tersebut mengakui orangutan population stated that they are prepared to forward bahwa Abdul Rasyid telah memperoleh lima is under siege EIA/Telapak evidence of Abdul Rasyid’s konsesi hutan yang disetujui oleh Inhutani, Populasi orangutan involvement in illegal logging to the DPR sebuah perusahaan milik pemerintah. Mereka Tanjung Puting Commission 1 (Police and military). juga mengakui bahwa ramin liar telah disita terkepung dari lima perusahaan, tetapi bukan dari Failure to Act perusahaan Rasyid. Menyusul pembicaraan selanjutnya dengan Despite the dramatic events of January 2000 para anggota komisi DPR, mereka menyatakan and the attention focused on the plight of untuk siap meneruskan bukti dari EIA/Telapak Tanjung Puting, Rasyid remains largely tentang keterlibatan Abdul Rasyid dalam unscathed. While other sawmills in the area penebangan liar ke Komisi 1 DPR (Hankam). have been closed down, his remain operational, testament to the level of his political Gagal Bertindak connections and support from senior elements in the security forces. Tanjung Lingga staff have Walau terjadi peristiwa-peristiwa dramatis not yet been prosecuted over the attack on sepanjang Januari 2000 dan perhatian terpusat EIA/Telapak personnel. pada masalah Tanjung Puting, Rasyid tetap tak Since August 1999 the Indonesian tersentuh oleh hukum. Meskipun sawmill lain di authorities have launched sporadic actions kawasan itu telah ditutup, miliknya tetap against the illegal loggers – logging rails have beroperasi, yang merupakan bukti betapa kuat been dismantled, stolen logs seized and some koneksi politiknya dan betapa besar dukungan sawmills closed down. But most of these pejabat-pejabat keamanan senior. actions have been superficial and usually target Sejak Agustus 1999, pemerintah Indonesia the well-visited area of the park along the melancarkan tindakan sporadis melawan Sekonyer River, rather than more remote areas penebang liar – jalur pengangkutan dibongkar,

20 Destruction of Tanjung Puting such as the Sungai Buluh Besar and Sungai kayu curian ditahan dan sejumlah sawmill The case Buluh Kecil areas where the logging is more ditutup. Tetapi, sebagian besar tindakan of Tanjung deeply entrenched. tersebut tidak serius dan biasanya ditujukan A news report stated that the policy of pada kawasan sepanjang Sungai Sekonyer, Puting is giving concessions to those involved in the ketimbang kawasan yang lebih jauh seperti seen as a illegal logging has clearly failed to halt timber Sungai Buluh Besar dan Sungai Buluh Kecil di test for the theft from the park. It quoted an unnamed mana penebangan dan penimbunan kayu telah timber businessman as saying: ‘The richest berurat akar. Government ramin population is in Tanjung Puting National Sebuah berita menyatakan bahwa kebijakan of Indonesia Park. Whoever receives the logs can easily be memberikan konsesi kepada mereka yang identified. The local forestry office and police terlibat penebangan liar jelas-jelas gagal must have known it.’(26) menghentikan pencurian kayu dari Taman Loggers continue to loot timber from many Nasional. Laporan itu mengutip ucapan seorang areas of the park, even reaching as far as the pengusaha kayu: ‘Populasi ramin yang paling orangutan research area around Camp Leakey, padat adalah di Taman Nasional Tanjung previously unscathed. In late June a witness Puting. Siapa pun yang menerima kayu bisa counted 160 stolen ramin logs moving down diidentifikasikan dengan mudah. Kantor wilayah the Sekonyer River on a single afternoon. Illegal kehutanan setempat dan polisi pasti timber continues to flood out of the area, and mengetahuinya.’ (26) in June a ship carrying stolen ramin from the Para penebang terus menjarah kayu dari park was intercepted off the coast of Riau banyak kawasan di Taman Nasional tersebut, province, southern Sumatra. First reports bahkan mencapai area penelitian orangutan di indicate that Rasyid’s Tanjung Lingga group sekitar Camp Leakey, yang sebelumnya tak owned the ship. tersentuh. Pada akhir Juni 2000, seorang saksi menghitung 160 batang kayu ramin curian Test Case dialirkan sepanjang Sungar Sekonyer dalam semalam. Kayu curian terus mengalir keluar dari At a meeting of a small group of CGI members kawasan itu, dan pada bulan yang sama, sebuah and the government of Indonesia in June 2000, kapal yang mengangkut ramin curian dari Tanjung Puting and the involvement of Abdul Taman Nasional dicegat di pantai Propinsi Riau, Rasyid were firmly placed back on the agenda. bagian selatan Sumatra. Laporan pertama The case of Tanjung Puting is seen as a test menunjukkan bahwa pemilik kapal itu adalah for the Government of Indonesia. Although Tanjung Lingga, perusahaan milik Abdul Rasyid. complicated by money-politics, corruption and intimidation, it is simpler than many Batu Ujian problems facing the forestry sector. This is a protected area and the responsibility of central Dalam pertemuan sekelompok kecil anggota- government. Few contentious land claims are anggota CGI dan pemerintah Indonesia pada outstanding on the area, and much of the Juni 2000, Tanjung Puting dan keterlibatan evidence has already been provided to the Abdul Rasyid dicantumkan dalam agenda. authorities. Kasus Tanjung Puting dipandang sebagai It is time for the Government of Indonesia ujian bagi Pemerintah Indonesia. Kendati to show leadership and courage to honour its dibebani oleh politik-uang, korupsi dan commitments made in February and save intimidasi, kasus ini lebih mudah ketimbang Tanjung Puting. Every day action is delayed banyak masalah yang menghadang dalam sektor sees the park being further destroyed. kehutanan. Tanjung Puting merupakan kawasan lindung dan tanggung jawah pemerintah pusat. Beberapa klaim lahan yang diperdebatkan mengemuka pada kawasan itu, dan banyak bukti telah diberikan kepada pihak berwenang. Sudah waktunya bagi pemerintah Indonesia memperlihatkan kepemimpinan dan keberanian menghormati komitmennya yang dibuat pada bulan Februari dan menyelamatkan Tanjung Puting. Setiap hari yang terlewatkan tanpa tindakan, semakin menghancurkan Taman Nasional.

21 Orangutans face extinction

Orangutan terancam punah

Penebangan liar, konversi lahan dan kebakaran hutan tahunan merupakan semua faktor yang mendorong orangutan ke ambang kepunahan. Populasi orangutan yang tersisa hanya terdapat di Sumatra dan Kalimantan, atau sekitar 80 persen ditemukan di wilayah Indonesia. Proposal terbaru dari International Union for the Conservation of Nature (IUCN) akan mengangkat status populasi orangutan dari ‘rentan’ menjadi ‘sangat terancam punah’ bagi spesies di Sumatra dan ‘terancam punah’ bagi spesies di Kalimantan. Pada pergantian abad ini, sekitar 315.000 orangutan hidup di alam liar.(27) Dewasa ini, diyakini tinggal 25.000 yang masih ada, dan kemungkinan hidup bagi banyak populasi yang tersebar dalam kelompok kecil pada masa mendatang sangat diragukan. Saat ini para ilmuwan memperingatkan bahwa orangutan – satu-satunya kera besar Asia dan salah satu © Dave Currey – EIA kerabat terdekat manusia – bisa lenyap di muka bumi dalam dua dekade. photo above Kecenderungan terakhir menunjukkan Fewer than 25,000 Orangutans face bahwa populasi orangutan di Sumatra akan wild orangutans extinction dapat punah dalam 10 tahun mendatang. Pada remain kawasan utama tempat hidupnya kera besar Kurang dari 25.000 Illegal logging, land conversion and annual tersebut, populasinya turun dari 12.000 orangutan liar yang forest fires are conspiring to drive the menjadi 6.500 dalam satu dekade (28). Perkiraan tersisa orangutan to the very edge of extinction. terakhir dari Kalimantan menunjukkan bahwa Surviving orangutan populations are now kebakaran yang melanda daerah itu selama confined to the islands of Sumatra and , 1997 dan 1998 telah mengurangi populasi photo top right with around 80 per cent of the remaining apes orangutan hingga sepertiga dalam waktu (opposite page): found on Indonesian territory. kurang dari setahun (29). Populasi orangutan Kutai NP, East At the turn of the century around 315,000 secara keseluruhan di Kalimantan turun Kalimantan, used to orangutans existed in the wild.(27). Today hingga sekitar 15.000 dari jumlah 30.000 pada be a haven for around 25,000 are believed to remain, and the awal 1990-an.(30) orangutans long-term viability of many of the smaller Karena rendahnya tingkat reproduksi dan TN Kutai, Kalimantan remnant populations is in serious doubt. adanya bahaya selama masa pertumbuhan, Timur, dulu pernah Scientists are now warning that the orangutan – para ilmuwan telah menghitung bahwa hanya menjadi tempat Asia’s only great ape and one of humankind’s ada tiga kawasan lindung di mana terdapat berlindung bagi closest relatives – could disappear from the wild populasi yang memadai untuk bisa tetap orangutan within two decades. hidup dalam waktu lama, yaitu: Taman Present trends indicate that viable Nasional Tanjung Puting (Kalimantan populations of orangutans in Sumatra are likely Tengah), ekosistem Leuser (bagian utara to vanish within the next ten years. In the apes’ Sumatra) dan kompleks Betung Kerihun- last major stronghold on the island the Lanjak Entimau, sebuah kawasan dataran population has declined from 12,000 to 6,500 tinggi yang belum banyak dikenal yang in a decade (28). Latest estimates from Borneo melintasi perbatasan Kalimantan Barat dan show that the fires which engulfed the area Sarawak, Malaysia. Sementara ilmuwan during 1997 and 1998 may have reduced the lainnya yang pesimistis menyatakan bahwa orangutan population on the island by as much populasi di ekosistem Leuser-lah yang as a third in less than a year (29). Overall the memiliki harapan untuk kelangsungan hidup Borneo population is down to around 15, 000, jangka panjang.(31)

22 Orangutans face extinction © Dave Currey – EIA © J. Williams – EIA © J. Williams

Tanjung Puting is one Tanjung Puting salah of only three satu dari tiga protected areas where kawasan lindung orangutans have a tempat orangutan viable future memiliki masa depan untuk kehidupannya © J. Williamsy – EIA © J. Williamsy

23 Orangutans face extinction photo right half what it was at the start of the 1990s.(30) Bornean orangutans – Recent proposals from the International endangered species Union for the Conservation of Nature (IUCN) Orangutan Borneo – will raise the status of orangutan populations spesies terancam from vulnerable to critically endangered for the – EIA © J. Williams punah Sumatran species and endangered for the Bornean population. Due to its low reproductive rate and the danger of in-breeding scientists have calculated that there are only three protected areas where sufficient populations for long-term viability exist: Tanjung Puting National Park (Central Kalimantan), the Leuser ecosystem (northern Sumatra) and the Bentuang Karimun-Lanjak Entimau complex – a little known upland region straddling the border between West Kalimantan and Sarawak in Malaysian Borneo. Other scientists with less optimistic views believe that only the Leuser ecosystem population may have a long-term future.(31) In Tanjung Puting, as elsewhere, the removal of food tree species, the secondary destruction of associated creepers and smaller trees, and the clearing of tracks for the removal of logs, have a direct impact on orangutan numbers in areas affected by illegal logging activity. Studies have shown that orangutan densities decline by between 60 per cent and 95 per cent in selectively logged forest, as a result Di Tanjung Puting, sebagaimana di lain of forced migration, starvation, and fatal tempat, hilangnya spesies tanaman pangan, accidents.(32) penghancuran sekunder tumbuhan jalar dan The impact of this logging, combined with pepohonan kecil, dan pembukaan jalur untuk the effects of forest fires in 1997, has resulted pengangkutan kayu, berdampak langsung in a staggering decrease in numbers. Recent terhadap jumlah orangutan di kawasan sebagai estimates suggest that the number of akibat kegiatan penebangan liar. Penelitian orangutans left in Tanjung Puting National memperlihatkan bahwa kepadatan orangutan Park could be as low as 500, compared with turun antara 60 persen dan 95 persen pada 2,000 in 1994. Even the illegal loggers are hutan tebangan tertentu, sebagai akibat reported to have noticed fewer orangutans in migrasi-paksa, kelaparan dan kecelakaan.(32) the park over recent months.(33) Kegiatan penebangan, ditambah dengan Scientists working in the Leuser ecosystem akibat kebakaran hutan pada 1997, state that 1,000 orangutans have been lost mengakibatkan penurunan populasi yang every year since 1998, and blame rapid habitat mengejutkan. Estimasi terbaru menyebutkan destruction caused by logging and land bahwa jumlah orangutan yang tersisa di Taman conversion. In the Gunung Leuser National Nasional Tanjung Puting tinggal 500, There are Park, at the heart of the ecosystem, orangutan bandingkan dengan 2.000 pada 1994. Bahkan numbers have plummeted by 46 per cent in the pada bulan-bulan terakhir, para penebang liar only three last six years. mengaku jarang melihat orang utan.(33) protected Dr Carel van Schaik, who has studied the Para ilmuwan yang bekerja di ekosistem areas where Leuser orangutans, blames illegal logging for Leuser menyatakan bahwa 1.000 orangutan their present plight. He said: ‘Indonesia had mati setiap tahunnya sejak 1998. Mereka sufficient high deforestation rates but, until the mid- menyalahkan penebangan dan konversi lahan populations 1990s, we were always optimistic that this sebagai penyebab kerusakan habitat yang for long-term would not endanger orangutans because there cepat. Di Taman Nasional Gunung Leuser, di were national parks and even parts of logging jantung ekosistem, jumlah orangutan menciut viability concessions which were meant to be maintained 46 persen dalam enam tahun terakhir. exist as unlogged in perpetuity. ’ Dr Carel van Schaik, yang mempelajari

24 Orangutans face extinction

‘Since the Suharto regime got into trouble in orangutan Leuser, menyalahkan penebangan the mid-1990s, there has been anarchy in the liar sebagai penyebab keadaan ini. Ia forests. Laws have been flouted. A lot of mengatakan: ‘Indonesia memiliki tingkat logging concessions have been woefully over- penggundulan hutan yang tinggi, tapi, hingga logged and there has been rampant logging and pertengahan 1990-an, kami selalu optimis clearance for oil palms in areas not meant to be bahwa keadaan itu tidak akan membahayakan logged at all, even national parks. The fires and orangutan karena ada Taman-Taman Nasional the drought of 1998 were a double calamity.’ (34) dan bahkan ada bagian dari konsesi hutan yang Van Schaik is warning that if the current dimaksudkan sebagai hutan yang sengaja crisis persists there will be no orangutan dibiarkan tidak ditebang selamanya’. populations of undoubted viability left in the ‘Sejak rezim Suharto mulai kehilangan world within a decade. kekuasaan pada pertengahan 1990-an, terjadi anarki di hutan-hutan. Hukum menjadi obyek cemoohan. Banyak HPH melakukan penebangan kayu secara berlebihan dan terjadi penebangan besar-besaran dan pembukaan Orangutan Taxonomy and its kawasan hutan untuk kelapa sawit, di kawasan yang tidak diperuntukan untuk tebangan Relevance to Conservation bahkan di Taman-Taman Nasional. Kebakaran Recent data indicates that the difference hutan dan musim kemarau 1998 semakin (34) between Sumatran and Bornean menambah parah keadaan.’ orangutans is as great as that between Van Schaik memperingatkan bila krisis ini gorillas and chimpanzees.(35) This has led tetap berlangsung, dalam satu dekade tidak to agreement amongst a panel of ape akan ada lagi populasi orangutan di dunia. experts from the IUCN that the two pop- ulations should be re-classified as separate species. The same panel also recognised the existence of three sub-species of orangutan on the island of Borneo – Spesies dan Sub-Spesies: Taksonomi Orangutan Eastern, Northwestern and Southwestern. dan Relevansinya bagi Konservasi These new classifications have a real impact on the conservation status of the Data terbaru menunjukkan bahwa perbedaan antara orangutan, as each of these species or orangutan Sumatra dan Kalimantan adalah sebesar perbedaan sub-species will have a smaller and more antara gorila dan simpanse.(35) Kenyataan ini disepakati oleh vulnerable populations to that of the sebuah panel ahli kera dari IUCN bahwa kedua populasi orangutan as a whole, and the loss of any tersebut harus diklasifikasikan kembali sebagai spesies-spesies one of them will represent the irreversible tersendiri. Panel yang sama juga mengenali keberadaan tiga extinction of a separate taxonomic entity, sub-spesies orangutan di pulau Kalimantan – bagian Timur, rather than a sub-population of a larger Barat Laut dan Barat Daya. whole. As a result, the IUCN has decided Klasifikasi baru ini memiliki dampak nyata pada status to upgrade the status of the Sumatran konservasi orangutan, karena masing-masing spesies atau sub- orangutan from ‘Vulnerable’ to ‘Critically spesies ini akan memiliki populasi yang lebih kecil dan lebih Endangered’, while it is likely that the rentan bahaya ketimbang orangutan sebagai sebuah spesies newly recognised Bornean species will be tunggal. Hilangnya salah satu dari spesies-spesies tersebut upgraded to ‘Endangered’.(36) akan menghasilkan kepunahan total dari sebuah entitas If current trends continue, it seems taksonomi tersendiri, ketimbang sebuah sub-populasi dari likely that at least some of these new taxa spesies orangutan. Akibatnya, IUCN memutuskan untuk will be extinct within only a few years of menaikkan status orangutan Sumatra dari ‘rentan’ menjadi having been recognised by science. ‘sangat terancam punah’. Sementara itu, kemungkinan besar bahwa spesies baru di Kalimantan akan dinaikkan statusnya menjadi ‘terancam punah’. (36) Bila kecenderungan ini terus berlangsung, kemungkinan besar bahwa sekurang-kurangnya beberapa dari taksa baru ini akan punah dalam beberapa tahun setelah diakui keberadaannya oleh ilmu pengetahuan.

25 Conclusions

Conclusions Kesimpulan • The Government of Indonesia has failed to • Pemerintah Indonesia telah gagal memenuhi fulfil its promise to donors to immediately janjinya kepada para donor untuk segera deal with illegal logging, especially in menangani penebangan liar, terutama di National Parks. Taman-Taman Nasional. • The Government of Indonesia has failed to • Pemerintah Indonesia telah gagal hold the timber baron and MPR member menangkap para cukong kayu dan anggota Abdul Rasyid accountable for illegal logging MPR Abdul Rasyid yang bertanggung in Tanjung Puting National Park. jawab atas praktik penebangan liar di Taman Nasional Tanjung Puting. • Illegal logging in Indonesia’s National Parks is completely out of control. In Tanjung • Penebangan liar di kawasan Taman-taman Puting National Park commercial illegal Nasional di Indonesia semakin merajalela. logging continues despite local, national and Di Taman Nasional Tanjung Puting international protests. penebangan komersial secara liar terus berlanjut ditengah-tengah protes Corrupt local, provincial and national • masyarakat lokal, nasional dan officials are not being held accountable for internasional. their role in illegal logging. Aparat lokal, tingkat propinsi dan nasional Illegal logging in Indonesia is on the • • yang korup tidak dimintai increase. Latest reports suggest that 70 per pertanggungjawaban atas keterlibatan cent of the logs supplied to the processing mereka dalam praktik penebangan liar. sector are from illegal sources. Indonesia is losing massive tax and tariff revenue from • Penebangan liar di Indonesia semakin the theft of its forest resources. meningkat. Laporan terakhir menyebutkan bahwa 70% kayu gelondongan yang Local people, although sometimes involved in • dipasok ke sektor pengolahan berasal dari illegal logging, are losing their long-term suste- sumber-sumber ilegal. Indonesia merugi nance from the forest. Vast areas of forest are dalam bentuk kehilangan pemasukan besar being destroyed with the bulk of the revenue dari pajak dan tarif akibat pencurian ending up in the bank accounts of timber sumber daya alam hutannya. barons and corrupt officials and the military. Masyarakat lokal, walaupun kadang- Countless species are threatened by illegal • • kadang terlibat dalam penebangan liar, logging. Orangutans have declined so kehilangan daya dukung jangka panjang rapidly that their status is being reassessed mereka dari hutan. Kawasan hutan yang as ‘critically endangered’ or ‘endangered’. luas dihancurkan dan sejumlah besar There may only be viable populations in pemasukan negara masuk ke kocek para three areas, one of which is Tanjung Puting cukong kayu serta aparat dan pihak militer National Park. yang korup. • Berbagai spesies yang tak terhitung terancam oleh praktik penebangan liar. Orangutan berkurang dengan sangat cepat sehingga status keberadaan mereka dipertimbangkan kembali menjadi ‘sangat terancam punah’ atau ‘terancam punah’. Kemungkinan hanya ada tiga kawasan yang memungkinkan kelangsungan hidup populasi mereka, salah satunya adalah Taman Nasional Tanjung Puting. © Dave Currey – EIA

26 Recommendations

Recommendations Rekomendasi • The Government of Indonesia must fulfil its • Pemerintah Indonesia harus memenuhi promise to deal with illegal logging in janjinya untuk menangani penebangan liar di National Parks and as a test case, kawasan Taman-taman Nasional dan sebagai immediately stop illegal logging in all parts batu ujian, harus segera menghentikan of Tanjung Puting National Park and close penebangan liar di seluruh kawasan Taman sawmills using illegal logs. Nasional Tanjung Puting dan menutup sawmill yang mengolah kayu liar. • The Government of Indonesia must successfully conclude investigations into the • Pemerintah Indonesia harus berhasil activities of timber baron Abdul Rasyid and menuntaskan penyelidikannya terhadap any others known to have been behind the kegiatan cukong kayu Abdul Rasyid dan commercial illegal logging of Tanjung pihak lainnya yang berada dibalik Puting National Park. penebangan komersial liar di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting. • Consultation with the local community around Tanjung Puting National Park must • Konsultasi dengan masyarakat lokal di find solutions to any legitimate land claims sekitar kawasan Taman Nasional Tanjung and seek ways to build up employment Puting harus menemukan jalan keluar atas opportunities around the Park. Legal setiap kasus tuntutan tanah yang sah dan forestry and alternative opportunities for mengupayakan untuk membuka peluang local people should be sought by the kerja di sekitar kawasan. Peluang kerja di provincial government, but timber bosses sektor kehutanan yang legal dan alternatif who have been involved in running illegal lain untuk masyarakat setempat harus logging operations must not be allowed to diupayakan, tetapi para cukong kayu yang benefit. pernah terlibat dalam praktik penebangan liar harus disingkirkan. • Corrupt local, provincial and national officials must be prosecuted for their role in • Aparat lokal, di tingkat propinsi dan illegal logging. nasional harus dihukum atas peran mereka dalam praktik penebangan liar. • The Government of Indonesia should place ramin on Appendix lll of CITES with a zero • Pemerintah Indonesia perlu memasukkan quota for at least two years ramin kedalam CITES Appendix III dengan zero quota sedikitnya selama dua tahun • The international community must prevent consumption of illegally produced timber • Masyarakat internasional harus mencegah from Indonesia by placing the onus of proof konsumsi kayu yang dihasilkan secara liar of legality on the timber industry. dari Indonesia dengan menuntut industri perkayuan untuk membuktikan The international donors through the • legalitasnya. Consultative Group on Indonesia must hold the Government of Indonesia to its promise • Melalui Consultative Group on Indonesia to stop illegal logging, especially in (CGI) donor internasional harus memaksa National Parks. pemerintah Indonesia untuk memenuhi janjinya dalam menghentikan praktik penebangan liar, terutama di kawasan Taman Nasional. © J. Williams – EIA © J. Williams

27 References/Referensi 19) Kapos, 22/9/99 20) Pers comm, confidential, 27/9/99

1) Consultative Group on Indonesian Forestry (CGIF), Jakarta, Indonesia, 1996. 21) Partai Golkar, "Fraksi Partai Golkar Tingkat I Kalimantan Tengah", 25/9/99 2) Indonesia-UK Tropical Forest Management Programme (ITFMP), "Roundwood 22) Pers comm, confidential, 10/11/99 Supply and Demand in the Forest Sector in Indonesia, December 1999. 23) Business Indonesia, "Two Sawmills Owned By General Assembly Member Buys 3) Financial Times, "Indonesia’s Wood-processing Industry Under Scrutiny", Illegal Logs", 6/2/00. 17/12/99. 24) Jakarta Post, 17/2/00 4) ITFMP 1999, op cit. 25) Pers comm, confidential, 17/4/00 5) International Herald Tribune, "Indonesia’s Forests Are Vanishing Faster Than Ever", 26) Media Indonesia, "Logging in Tanjung Puting National Park has Reached the Core 25/1/00 Zone", 4/1/00 6) Bisnis Indonesia, "Penjarahan Hutan Semakin Brutal", 14/6/99. 27) The Daily Telegraph, "Fires and Logging Push Orangutans Close to Extinction, 7) Sunderlin, William D, "The Effects of Economic Crisis and Political Change on 8/5/00 Indonesia’s Forest Sector, 15/11/99. 28) Van Schaik et al, ‘Dramatic decline in Orangutan Numbers in the Leuser Ecosystem’, 8) Asia Pulse, "Illegal Loggers Steal Indonesia's Market Share in China", 22/6/00 in press, 2000 9) National Resources Management Project, "Analysis of Natural Resource Impacts of 29) Rijksen & Meijaard, ‘Our Vanishing Relative’, 1999 Indonesia’s Financial Crisis", 28/1/99 30) E-Wire, "World-renowned Primatologist Says Indonesian Orangutan 10) Agence France Presse, "EU Calls on Indonesia to Rein in Illegal Loggers", 16/12/99. Population May Have Declined by Half in the Past 10 Years", 7/3/00 11) "Commitments on Forestry from the Government at CGI" 31) Rijksen & Meijaard, 1999, op cit. 12) Pers comm., confidential, May 2000 32) Van Schaik et al, 2000, op cit. 13) Agence France Presse, "Slush Fund Set Up to Frustrate Indonesian Bribery Probe: 33) Asiaweek, ‘Chainsaw Massacre’ 26/11/99 Minister", 5/4/00 34) Daily Telegraph, 8/5/00, op cit. 14) Jakarta Post, "Security Personnel Aid Timber Thieves", 15/5/00. 35) Xu & Arnason ‘The Mitochondrial DNA Molecule of Sumatran Orangutan and a 15) Reuters, "Indonesia Students Kidnap Officials in Logging Row", 4/5/00 Molecular Proposal for Two (Bornean and Sumatran) Species of Orangutan’, J Mol Evol, 1996; Janczewski et al ‘Molecular Genetic divergence of Orangutan Subspecies 16) Greenpeace, "Against the Law: The G8 and the Illegal Timber Trade", 2000. Based on Isozyme and Two Dimensional Gel Electrophoresis’, Jnl of Heredity, 1996 17) University of Toronto G8 Information Centre. 36) Russell A Mittermeier, pers comm to the Orangutan Wkg Grp, 2000; Conservation 18) Environmental Investigation Agency/Telapak Indonesia, "The Final Cut: Illegal International, Press release, 2000. Sub-species definitions after Groves, C et al Logging in Indonesia’s Orangutan Parks", August 1999. ‘Unfinished business: Mahalanobis and a clockwork orang’, Jnl of Hum Evol, 1992

environmental investigation agency

EIA US EIA UK TELAPAK PO Box 53343, 69-85 Old Street, JL. Sempur Kaler No. 16 Washington DC 20009 London, EC1V 9HX BOGOR 16154, INDONESIA Tel (1) 202 483 6621 Tel +44 (0)20 7490 7040 Tel +62 251 320792 Fax (1) 202 986 8626 Fax +44 (0)20 7490 0436 Fax +62 251 351069 e-mail: [email protected] e-mail: [email protected] e-mail: [email protected] www.eia-international.org

This report was written by Julian Newman, Dave Currey and Sam Lawson. Edited by Dave Currey and Hapsoro.

Translation by Maria Adriana Sri Adhiati.

Design by Clare Mellor at Full Stop.

Many thanks to Brian Emmerson and all at Emmerson Press for the printing of this report (Emmerson Press tel: 01926 854400).

Printed on 100% recycled paper. Photo on front cover © Dave Currey/EIA

EIA would like to thank the following organisations for their invaluable support; Barbara Delano Foundation, John Ellerman Foundation, Rufford Foundation, Sustainable Solutions, Josh Mailman, Fast Frame (Rugby) and The Framing Centre (Croydon).

EIA/Telapak also wish to thank all those individuals and organisations who for their own safety we cannot name.