Implementasi Peraturan Daerah Kota Palangka Raya
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123 IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN (Studi Terhadap Pedagang Kreatif Lapangan Dalam Pelaksanaan Car Free Day di Bundaran Besar Kota Palangka Raya) Eriani1, Ira Zuraida2, Suprayitno3 1University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, Indonesia, Email: [email protected] 2University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, Indonesia, Email: [email protected] 3University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, Indonesia, Email: [email protected] ABSTRAK Cleanliness Retribution is one of the sources that has the potential to increase Regional Original Income, especially in the implementation of Car Free Day in the “Bundaran Besar” Palangka Raya City. This can be seen from its contribution to the Regional Original Income which is quite large and always increases every year. This cleanliness levy serves to fulfill the routine needs of the regional treasury, regulate the health of the community and the environment, as well as to cover the costs of administering waste / cleaning services. This study aims to find out, analyze and describe how the implementation of Regional Regulations Regarding Cleaning Levies Against Creative Traders of Car Free Day in the “Bundaran Besar” Palangka Raya City. In addition, it is also to analyze the factors that influence the implementation of Regional Regulations concerning Cleaning Levies Against Creative Traders in the Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City. The author uses the theory of policy implementation from George C. Edward III which consists of four indicators, namely communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This study uses a Qualitative Approach with data collection techniques that include Observation, Interview and Documentation. From the results of the study, it was found that the Implementation of Regional Regulations concerning Hygiene Levies on Creative Traders of Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City is still not optimal, so it still needs to be addressed.The conclusions from the research on the implementation of the Regional Regulations on Hygiene Levies Against Creative Traders of Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City are still not optimal, this is caused by the first, the lack of supervision by the management agency so that it is prone to irregularities. Secondly, there was no socialization regarding the content and purpose of the Regional Regulations concerning Cleanliness retribution. Third, the management office is less aware of the potential for cleaning fees at the location. 50 JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123 Keywords: Implementation, Cleanliness Retribution, Field Creative Trade I. PENDAHULUAN umum, jasa usaha dan retribusi perizinan A. Pengantar tertentu. Berdasarkan data tersebut, sudah jelas bahwa penerimaan PAD dari Penyerahan kewenangan kepada sumbangan sektor retribusi masih sangat Kepala Daerah sebagaimana telah diatur rendah dan perlu upaya yang lebih dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun maksimal dalam meningkatkan 2015 tentang Pemerintah Daerah dan penerimaan PAD dari sektor retribusi. pembagian kewenangan yang diatur Salah satu tempat yang menjadi sasaran dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun pungutan sektor retribusi kebersihan yaitu 2014 tentang Otonomi Daerah. Dengan terhadap Pedagang Kreatif Lapangan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah (PKL) dalam pelaksanaan Car Free Day Daerah mulai merumuskan berbagai (CFD) di Bundaran Besar kota Palangka program dan kebijakan untuk Raya yang dilaksanakan setiap hari membangun Daerah dan mensejahterakan minggu pukul 06.00-09.00 yang dikelola masyarakatnya, salah satunya dengan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan metapkan peraturan tentang Pajak dan Kawasan Permukiman (PERKIM). Retribusi sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana setiap daerah berhak dan diwajibkan B. Rumusan Masalah mengatur dan mengurus sendiri urusan 1. Bagaimana Impementasi PERDA Kota pemerintahannya termasuk dalam hal Palangka Raya Nomor 22 Tahun 2014 Anggaran Pendapatan dan Belanja Tentang Retribusi Pelayanan Daerah (APBD) dan salah satunya adalah Persampahan/Kebersihan Terhadap PKL memungut Pajak dan Retribusi Daerah Dalam Pelaksanaan CFD di Bundaran yang tata pelaksanaannya telah diatur Besar Kota Palangka Raya? dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung 2009 yang didasari oleh Peraturan dan menghambat Impementasi PERDA Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Persampahan/Kebersihan Terhadap PKL Daerah. Dalam Pelaksanaan CFD di Bundaran Dalam upaya meningkatkan PAD Besar Kota Palangka Raya? di Kota Palangka Raya, pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai C. Tujuan Penelitian bentuk retribusi, salah satu bentuk Berdasarkan rumusan masalah retribusi daerah tersebut adalah mengenai diatas, maka tujuan penelitian ini dapat retribusi persampahan/kebersihan yang dirumuskan sebagai berikut: diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun 1. Mengetahui, menganalisis dan 2014. Pemerintah Kota Palangka Raya mendeskripsikan Implementasi sendiri menargetkan penerimaan untuk PERDA Kota Palangka Raya Nomor PAD dari sektor retribusi sebesar 22 Tahun 2014 Tentang Retribusi Rp17,112 miliar selama tahun 2018, Pelayanan Persampahan/Kebersihan namun hanya terealisasi sebesar Rp5,838 Terhadap PKL Dalam Pelaksanaan milliar yang terdiri atas retribusi jasa 51 JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123 CFD di Bundaran Besar Kota dalam praktik implementasi kebijakan Palangka Raya. merupakan proses yang sangat 2. Mengetahui, menganalisis dan kompleks, sering bernuansa politis dan mendeskripsikan faktor pendukung memuat adanya intervensi kepentingan dan faktor penghambat implementasi untuk mendiskripsikan implementasi PERDA Kota Palangka Raya Nomor kebijakan (Nawawi, 2007:131). 22 Tahun 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Menurut Van Meter Van Horn Terhadap PKL Dalam Pelaksanaan (Agustino, 2006:139) menyatakan, CFD di Bundaran Besar Kota “implementasi kebijakan adalah Palangka Raya. tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (dan kelompok) D. Manfaat Penelitian pemerintah dan swasta yang diarahkan 1. Secara teoritis penelitian ini pada pencapaian tujuan dan sasaran yang bermanfaat sebagai analisis telah ditetapkan’’. kebijakan tentang CFD. 2. Secara praktis penelitian ini Implementasi kebijakan pada bermanfaat sebagai policy brief prinsipnya adalah cara agar sebuah kepada Dinas Terkait. kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang, untuk II. TINJAUAN PUSTAKA mengimplementasikan kebijakan publik A. Kebijakan Publik ada dua pilihan langkah yaitu, langsung Kebijakan merupakan terjemahan mengimplementasikan dalam bentuk dari kata policy yang berasal dari bahasa program atau melalui formulasi Inggris. Kata policy diartikan sebagai kebijakan derivate atau turunan dari sebuah rencana kegiatan atau pernyataan kebijakan publik tersebut. mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, Dari beberapa definisi tersebut partai politik, dan lain-lain. Kebijakan diatas dapat diketahui bahwa juga diartikan sebagai pernyataan- implementasi kebijakan menyangkut tiga pernyataan mengenai kontrak penjaminan hal, yaitu : 1) adanya tujuan atau sasaran atau pernyataan tertulis. Pengertian ini kebijakan; 2) adanya aktivitas atau mengandung arti bahwa yang disebut kegiatan pencapaian tujuan; dan 3) kebijakan adalah mengenai suatu adanya hasil kegiatan. rencana, pernyataan tujuan, kontrak penjaminan dan pernyataan tertulis baik C. Pengertian Retribusi yang dikeluarkan oleh pemerintah, partai Berdasarkan UU no. 28 tahun politik, dan lain-lain. Dengan demikian 2009 bahwa retribusi adalah pungutan siapapun dapat terkait dalam suatu daerah sebagai pembayaran atas jasa atau kebijakan. pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh B. Implementasi Kebijakan Publik Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak Implementasi kebijakan publik pusat seperti pajak penghasilan dan pajak merupakan salah satu kajian tentang pertambahan nilai yang dikelola oleh kebijakan publik terkait dengan Direktorat Jendral Pajak. Retribusi daerah implementasi kebijakan yang mengarah juga berbeda dengan Pajak daerah. pada proses pelaksanaan kebijakan 52 JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123 D. Retribusi Pelayanan Kas Daerah dan 40% untuk Pihak kedua Persampahan/Kebersihan sebagai pemungut Retribusi. Sesuai dengan PERDA Kota Palangka Raya Retribusi Pelayanan Nomor 22 tahun 2014 bahwa pelaksanaan Persampahan/Kebersihan sendiri CFD ternasuk dalam kategori merupakan salah satu pungutan daerah di Penyelenggaraan Keramaian yang bidang retribusi jasa umum. Retribusi didalamnya juga terdapat berbagai pelayanan persampahan/kebersihan macam kegiatan seperti Kegiatan dipungut atas setiap pelayanan Olahraga, Pameran, Pawai,