JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KOTA NOMOR 22 TAHUN 2014 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PERSAMPAHAN/KEBERSIHAN (Studi Terhadap Pedagang Kreatif Lapangan Dalam Pelaksanaan Car Free Day di Bundaran Besar Kota Palangka Raya)

Eriani1, Ira Zuraida2, Suprayitno3

1University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, , Email: [email protected]

2University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, Indonesia, Email: [email protected]

3University of Palangka Raya, Faculty of Social and Politics, Department of Public Administration, Yos Sudarso Street, Palangka Raya, Indonesia, Email: [email protected]

ABSTRAK

Cleanliness Retribution is one of the sources that has the potential to increase Regional Original Income, especially in the implementation of Car Free Day in the “Bundaran Besar” Palangka Raya City. This can be seen from its contribution to the Regional Original Income which is quite large and always increases every year. This cleanliness levy serves to fulfill the routine needs of the regional treasury, regulate the health of the community and the environment, as well as to cover the costs of administering waste / cleaning services. This study aims to find out, analyze and describe how the implementation of Regional Regulations Regarding Cleaning Levies Against Creative Traders of Car Free Day in the “Bundaran Besar” Palangka Raya City. In addition, it is also to analyze the factors that influence the implementation of Regional Regulations concerning Cleaning Levies Against Creative Traders in the Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City. The author uses the theory of policy implementation from George C. Edward III which consists of four indicators, namely communication, resources, disposition and bureaucratic structure. This study uses a Qualitative Approach with data collection techniques that include Observation, Interview and Documentation. From the results of the study, it was found that the Implementation of Regional Regulations concerning Hygiene Levies on Creative Traders of Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City is still not optimal, so it still needs to be addressed.The conclusions from the research on the implementation of the Regional Regulations on Hygiene Levies Against Creative Traders of Car Free Day “Bundaran Besar” Palangka Raya City are still not optimal, this is caused by the first, the lack of supervision by the management agency so that it is prone to irregularities. Secondly, there was no socialization regarding the content and purpose of the Regional Regulations concerning Cleanliness retribution. Third, the management office is less aware of the potential for cleaning fees at the location.

50

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

Keywords: Implementation, Cleanliness Retribution, Field Creative Trade

I. PENDAHULUAN umum, jasa usaha dan retribusi perizinan A. Pengantar tertentu. Berdasarkan data tersebut, sudah jelas bahwa penerimaan PAD dari Penyerahan kewenangan kepada sumbangan sektor retribusi masih sangat Kepala Daerah sebagaimana telah diatur rendah dan perlu upaya yang lebih dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun maksimal dalam meningkatkan 2015 tentang Pemerintah Daerah dan penerimaan PAD dari sektor retribusi. pembagian kewenangan yang diatur Salah satu tempat yang menjadi sasaran dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun pungutan sektor retribusi kebersihan yaitu 2014 tentang Otonomi Daerah. Dengan terhadap Pedagang Kreatif Lapangan adanya Otonomi Daerah, Pemerintah (PKL) dalam pelaksanaan Car Free Day Daerah mulai merumuskan berbagai (CFD) di Bundaran Besar kota Palangka program dan kebijakan untuk Raya yang dilaksanakan setiap hari membangun Daerah dan mensejahterakan minggu pukul 06.00-09.00 yang dikelola masyarakatnya, salah satunya dengan oleh Dinas Perumahan Rakyat dan metapkan peraturan tentang Pajak dan Kawasan Permukiman (PERKIM). Retribusi sebagai salah satu upaya pemerintah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dimana setiap daerah berhak dan diwajibkan B. Rumusan Masalah mengatur dan mengurus sendiri urusan 1. Bagaimana Impementasi PERDA Kota pemerintahannya termasuk dalam hal Palangka Raya Nomor 22 Tahun 2014 Anggaran Pendapatan dan Belanja Tentang Retribusi Pelayanan Daerah (APBD) dan salah satunya adalah Persampahan/Kebersihan Terhadap PKL memungut Pajak dan Retribusi Daerah Dalam Pelaksanaan CFD di Bundaran yang tata pelaksanaannya telah diatur Besar Kota Palangka Raya? dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2. Faktor-faktor apa saja yang mendukung 2009 yang didasari oleh Peraturan dan menghambat Impementasi PERDA Pemerintah Nomor 65 tahun 2001 tentang Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun Pajak Daerah dan Peraturan Pemerintah 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Nomor 66 tahun 2001 tentang Retribusi Persampahan/Kebersihan Terhadap PKL Daerah. Dalam Pelaksanaan CFD di Bundaran Dalam upaya meningkatkan PAD Besar Kota Palangka Raya? di Kota Palangka Raya, pemerintah daerah telah melaksanakan berbagai C. Tujuan Penelitian bentuk retribusi, salah satu bentuk Berdasarkan rumusan masalah retribusi daerah tersebut adalah mengenai diatas, maka tujuan penelitian ini dapat retribusi persampahan/kebersihan yang dirumuskan sebagai berikut: diatur dalam Peraturan Daerah (PERDA) Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun 1. Mengetahui, menganalisis dan 2014. Pemerintah Kota Palangka Raya mendeskripsikan Implementasi sendiri menargetkan penerimaan untuk PERDA Kota Palangka Raya Nomor PAD dari sektor retribusi sebesar 22 Tahun 2014 Tentang Retribusi Rp17,112 miliar selama tahun 2018, Pelayanan Persampahan/Kebersihan namun hanya terealisasi sebesar Rp5,838 Terhadap PKL Dalam Pelaksanaan milliar yang terdiri atas retribusi jasa

51

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

CFD di Bundaran Besar Kota dalam praktik implementasi kebijakan Palangka Raya. merupakan proses yang sangat 2. Mengetahui, menganalisis dan kompleks, sering bernuansa politis dan mendeskripsikan faktor pendukung memuat adanya intervensi kepentingan dan faktor penghambat implementasi untuk mendiskripsikan implementasi PERDA Kota Palangka Raya Nomor kebijakan (Nawawi, 2007:131). 22 Tahun 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Persampahan/Kebersihan Menurut Van Meter Van Horn Terhadap PKL Dalam Pelaksanaan (Agustino, 2006:139) menyatakan, CFD di Bundaran Besar Kota “implementasi kebijakan adalah Palangka Raya. tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu-individu (dan kelompok) D. Manfaat Penelitian pemerintah dan swasta yang diarahkan 1. Secara teoritis penelitian ini pada pencapaian tujuan dan sasaran yang bermanfaat sebagai analisis telah ditetapkan’’. kebijakan tentang CFD. 2. Secara praktis penelitian ini Implementasi kebijakan pada bermanfaat sebagai policy brief prinsipnya adalah cara agar sebuah kepada Dinas Terkait. kebijakan dapat mencapai tujuannya, tidak lebih dan tidak kurang, untuk II. TINJAUAN PUSTAKA mengimplementasikan kebijakan publik A. Kebijakan Publik ada dua pilihan langkah yaitu, langsung Kebijakan merupakan terjemahan mengimplementasikan dalam bentuk dari kata policy yang berasal dari bahasa program atau melalui formulasi Inggris. Kata policy diartikan sebagai kebijakan derivate atau turunan dari sebuah rencana kegiatan atau pernyataan kebijakan publik tersebut. mengenai tujuan-tujuan, yang diajukan atau diadopsi oleh suatu pemerintahan, Dari beberapa definisi tersebut partai politik, dan lain-lain. Kebijakan diatas dapat diketahui bahwa juga diartikan sebagai pernyataan- implementasi kebijakan menyangkut tiga pernyataan mengenai kontrak penjaminan hal, yaitu : 1) adanya tujuan atau sasaran atau pernyataan tertulis. Pengertian ini kebijakan; 2) adanya aktivitas atau mengandung arti bahwa yang disebut kegiatan pencapaian tujuan; dan 3) kebijakan adalah mengenai suatu adanya hasil kegiatan. rencana, pernyataan tujuan, kontrak penjaminan dan pernyataan tertulis baik C. Pengertian Retribusi yang dikeluarkan oleh pemerintah, partai Berdasarkan UU no. 28 tahun politik, dan lain-lain. Dengan demikian 2009 bahwa retribusi adalah pungutan siapapun dapat terkait dalam suatu daerah sebagai pembayaran atas jasa atau kebijakan. pemberian izin tertentu yang khusus disediakan dan/atau diberikan oleh B. Implementasi Kebijakan Publik Pemerintah Daerah untuk kepentingan pribadi atau badan. Berbeda dengan pajak Implementasi kebijakan publik pusat seperti pajak penghasilan dan pajak merupakan salah satu kajian tentang pertambahan nilai yang dikelola oleh kebijakan publik terkait dengan Direktorat Jendral Pajak. Retribusi daerah implementasi kebijakan yang mengarah juga berbeda dengan Pajak daerah. pada proses pelaksanaan kebijakan

52

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

D. Retribusi Pelayanan Kas Daerah dan 40% untuk Pihak kedua Persampahan/Kebersihan sebagai pemungut Retribusi. Sesuai dengan PERDA Kota Palangka Raya Retribusi Pelayanan Nomor 22 tahun 2014 bahwa pelaksanaan Persampahan/Kebersihan sendiri CFD ternasuk dalam kategori merupakan salah satu pungutan daerah di Penyelenggaraan Keramaian yang bidang retribusi jasa umum. Retribusi didalamnya juga terdapat berbagai pelayanan persampahan/kebersihan macam kegiatan seperti Kegiatan dipungut atas setiap pelayanan Olahraga, Pameran, Pawai, Pasar/Bazar, persampahan/kebersihan yang diberikan Pertunjukan Musik, dan kegiatan lain oleh Pemerintah Daerah. Prinsip dan sejenis yang melibatkan/mengundang sasaran dalam penetapan struktur dan orang dalam jumlah banyak. Sesuai besarnya tarif retribusi dimaksudkan dengan ketentuan yang ada, maka untuk menutup biaya penyelenggaraan ditetapkanlah tarif Retribusi Pelayanan pelayanan antara lain biaya pengangkutan Persampahan/Kebersihan untuk setiap dari Tempat Penampungan Sementara lapak PKL dalam pelaksanaan CFD di (TPS) ke Tempat Pemrosesan Akhir Bundaran Besar Kota Palangka Raya (TPA), biaya penyediaan, pemeliharaan adalah sebesar Rp1.000,00 per hari atau lokasi pemrosesan/pemusnahan akhir Rp30.000,00 per bulan. sampah, biaya pengelolaan sampah, biaya adanya pelayanan jalan untuk kebersihan.

Objek retribusi pelayanan persampahan/kebersihan adalah pelayanan persampahan/kebersihan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Daerah, meiputi: a. Pengambilan/pengumpulan sampah dari sumbernya ke lokasi pembuangan III. METODE PENELITIAN sementara; b. Pengangkutan sampah dari sumbernya A. Jenis Penelitian atau lokasi pembuangan sementara ke Peneliti menggunakan metode lokasi pembuangan/pembuangan akhir penelitian kualitatif karena lebih dapat sampah; dan menyesuaikan dengan kondisi yang ada c. Penyediaan lokasi dilapangan dan dapat lebih jelas pembuangan/pemusnahan akhir menggambarkan terhadap fenomena yang sampah. diteliti, maka fenomena yang diteliti dapat dibahas secara mendalam sehingga E. Struktur/Besarnya Tarif Retribusi hasil dari penelitian ini dapat dipahami Pemungutan Retribusi Kebersihan secara jelas. Denzin dan Lincoln,1987 dilakukan pada tiap-tiap hari atau tiap- (Moloeng, 2013). tiap bulan sesuai dengan jangka waktu atau tanggal yang ditetapkan. Untuk B. Fokus Penelitian kegiatan Pasar Tradisional, Los Kios, Agar masalah yang akan diteliti PKL, Pertokoan, Ruko Milik tidak menjadi meluas, maka peneliti Pemerintah/Swasta Pembagian hasil membuat suatu batasan masalah yang penyetoran pungutan retribusi kebersihan disebut sebagai fokus penelitian. Fokus dilakukan dengan pembagian 60% untuk penelitian ini adalah tentang

53

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

Implementasi PERDA Kota Palangka Pada indikator pertama ini dapat Raya Nomor 22 Tahun 2014 Tentang kita ketahui bahwa komunikasi antara Retribusi Pelayanan pihak implementor dalam hal ini yaitu Persampahan/Kebersihan Terhadap PKL Dinas PERKIM terhadap sasaran Dalam Pelaksanaan CFD di Bundaran program memang sudah dilakukan namun Besar Kota Palangka Raya dianalisis belum secara menyeluruh, khususnya menggunakan Teori Implementasi kepada PKL di CFD Bundaran Besar menurut George C. Edward III. Kota Palangka Raya sama sekali belum dikomunikasikan, baik yang IV. HASIL PENELITIAN disosialisasikan secara langsung maupun Penelitian ini untuk mencari melalui selebaran surat atau sejenisnya. tahu dan menemukan masalah apa saja Jadi pada indikator pertama ini, yang mempengaruhi proses Implementasi implementor kebijakan masih belum bisa PERDA Kota Palangka Raya Nomor 22 mengkomunikasikan dengan baik tujuan Tahun 2014 Tentang Retribusi Pelayanan dari program tersebut. Persampahan/Kebersihan (Studi Implementasi PERDA Kota Terhadap Pedagang Kreatif Lapangan Palangka Raya Nomor 22 Tahun 2014 Dalam Pelaksanaan Car Free Day di Tentang Retribusi Pelayanan Bundaran Besar Kota Palangka Raya) Persampahan/ Keberihan terhadap PKL beserta faktor pendukung dan dalam pelaksanaan CFD di Bundaran penghambatnya. besar Kota Palangka Raya dalam hal Penelitian ini menggunakan Komunikasi Internal yaitu antarunit kerja metode penelitian kualitatif deskriptif, sudah berjalan dengan baik, namun dimana dalam proses hasil penelitian Komunikasi Eksternal yaitu terhadap yang disajikan dalam bagian ini, peneliti kelompok sasaran belum optimal. dapatkan dengan teknik pengumpulan B. Sumber Daya data yang meliputi observasi, wawancara dan dokumentasi guna mendeskripsikan Seperti yang diketahui pada hal-hal yang berkaitan sesuai dengan indikator kedua ini bahwa sumber daya tema penelitian dan setiap data yang manusia maupun dalam hal anggaran disajikan berupa kata-kata, fenomena, dalam pelaksanaan program ini sudah foto, sikap dan perilaku keseharian dari cukup baik, baik dari pihak implementor objek penelitian tersebut. Dalam tahap maupun target atau sasaran program ini, peneliti melakukan wawancara tersebut, sehingga mampu mendukung dengan pihak Dinas PERKIM selaku dengan baik keberhasilan implementasi pelaksana dan pengeola Peraturan Daerah program ini. Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Retribusi Pelayanan Bidang Kebersihan Dinas Persampahan/Kebersihan dan juga PERKIM tidak memiliki kendala terkait melakukan wawancara terhadap sasaran masalah anggaran semuanya tercukupi, dari kebijakan. Dalam penelitian ini, mereka hanya membutuhkan sedikit Peneliti menggunakan teori implementasi biaya untuk pencetakan karcis dan dari George C. Edwards III (1980). fasilitas lainnya sudah terpenuhi dan fasilitas itu juga disediakan oleh Bidang, dimana bekerjasama dengan Pengelola Persampahan. Bagian Kebersihan Dinas A. Komunikasi PERKIM Kota Palangka Raya dalam hal Sumber Daya sudah terpenuhi dengan

54

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

baik dan tidak ada kendala sehingga tugas pokok dan fungsi sudah jelas dan implementasi program ini dapat berjalan dijalankan dengan baik. Hanya saja tidak dengan baik pula. didukung dengan pengawasan yang baik kepada petugas pemungut retribusi. C. Disposisi E. Faktor Pendukung Dalam disposisi atau sikap dari Faktor pendukung yang paling pelaksanan kebijakan harus dimiliki oleh penting dari program ini adalah kualitas setiap aktor dari implementasi suatu dari sumber daya manusia itu sendiri, program, bersikap bertanggung jawab, dalam hal ini peran petugas dilapangan komitmen, jujur dan demokratis dalam dan sasaran program sangat berpengaruh, mengimplementasikan sebuah kebijakan. khususnya bagi petugas dilapangan Maka dari itu pelaksana harus memiliki diharapkan mampu melaksanakan tugas disposisi yang baik agar dapat dan tanggung jawabnya sesuai dengan menjalankan kebijakan tersebut dengan aturan yang ada. Tidak hanya itu, terdapat baik sesuai dengan apa diinginkan juga faktor-faktor pendukung lainnya sehingga tidak terjadi penyimpangan dari yaitu: setiap program yang dilaksanakan. a. Sumber Daya Manusia, Sebagai Dinas Temuan dilapangan tidak ada pengelola dari sebuah kebijakan, Dinas sosialisasi kepada PKL. Tidak adanya PERKIM khususnya Bidang Kebersihan sosialisasi ini menyebabkan terjadinya sudah memiliki sumber daya manusia perbedaan harga pada karcis dan harga dengan kualitas pelaksana dan jumlah yang dibayarkan oleh PKL kepada pegawai yang yang cukup. Hal ini dapat Petugas. Jadi dengan disposisi yang dilihat mulai dari jumlah pegawai Dinas sudah cukup baik ini seharusnya di PERKIM Bidang Kebersihan yang imbangi dengan sosisalisasi yang baik mencukupi yaitu sejumlah 149 orang, 87 pula untuk meningkatkan optimalisasi orang merupakan sarjana yang terdiri dari kebijakan. 61 orang PNS dan 88 orang merupakan tenaga kontrak. Kemudian petugas D. Struktur Biroktasi pemungut retribusi dilapangan yang juga Struktur birokrasi mempunyai dua mencukupi terdiri dari 2 orang khusus indikator yaitu yang pertama SOP dalam pelaksanaan CFD yang merupakan (Standar Operating Prosedures) dimana petugas kontrak dan target sasaran Dinas PERKIM sebagai implementor PERDA yaitu PKL yang koorperatif melaksanakan program ini yaitu dalam membayar retribusi Kebersihan. implementasi PERDA tentang retribusi b. Anggaran, dari segi anggaran, Bidang kebersihan. Kemudian indikator kedua Kebersihan Dinas PERKIM sudah yaitu upaya penyebaran tanggung jawab terpenuhi dan mencukupi kebutuhan yang antar unit kerja karena sudah memiliki diperlukan, dalam pengelolaan tugas dan fungsinya masing-masing. kebersihan pihak Dinas hanya Dalam pelaksanaan dilapangan membutuhkan biaya untuk mencetak terdapat perbedaan pelaksaan dengan karcis dan biaya pengangkutan dari TPS SOP seperti minimnya pengawasan yang ke TPA, dimana sumber dana tersebut mengakibatkan rawan penyimpangan disalurkan dari DISPENDA rutin setiap contohnya perbedaan tarif yang dipungut tahun sebesar Rp40.000.000,00 dan dan gratifikasi. Pada struktur birokrasi dikelola oleh bendahara Bidang memang sudah cukup baik dapat dilihat Kebersihan. dari terkoordinirnya Bidang Kebersihan Dinas PERKIM. Selain itu pembagian c. Potensial, hal ini dapat dilihat dari terpenuhnya target PAD dari sektor

55

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

retribusi kebersihan bahkan terus terhadap salah seorang oknum yang meningkat setiap tahunnya. Untuk tahun melakukan Pungli, Peneliti mendapati 2018 ditargetkan sebesar 2,3 m dan yang bahwa pungutan yang dilakukan itu terealisasi 2,36 m, ini artinya target PAD memang tidak dikenakan kepada seluruh terlampaui dan sebenarnya pemerintah lapak PKL, hanya sebagian lapak yang daerah harus melakukan survey atau dikenakan pungutan dan besaran melakukan pendataan rutin untuk pungutan itu juga berbeda-beda, mulai mengetahui seberapa besar potensi dari Rp5.000,00-20.000,00. Kemudian diwilawah tersebut sehingga dengan itu uang hasil pungutan tersebut tidak disetor mereka bisa merancang kembali target kepada siapapun termasuk kas Daerah, PAD yang sesuai dengan potensi wilayah uang tersebut murni untuk pribadi si tersebut. Selain itu, perlu adanya survey pelaku Pungli. lokasi pemungutan retribusi juga untuk b. Kurang Sosialisasi, Dalam mencegah terjadinya hal-hal yang tidak implementasi PERDA tentang retribusi diinginkan misalnya penyimpangan kebersihan khususnya terhadap PKL di antara hasil yang didapatkan dilapangan CFD Bundaran Besar Kota Palangka dengan yang disetor ke kas Daerah. Raya belum pernah disosialisasikan d. Kerjasama antara Kepolisian dan sehingga para PKL tersebut tidak DISHUB, Kerjasama lintas sektor sudah mengetahui persis isi dan tujuan dari dibangun dimana pihak kepolisian PERDA tersebut, yang mereka tau melakukan pengamanan dilokasi mereka hanya membayar retribusi pemungutan retribusi yaitu dalam kebersihan untuk biaya pengelolaan pelaksanaan CFD di Bundaran Besar kebersihan, mereka tidak mengetahaui Kota Palangka Raya dan penataan kalau uang retribusi yang mereka kendaraan atau parkir yang dikelola oleh sumbangkan juga bermanfaat sebagai DISHUB. salah satu sumber PAD. Hal ini sebenarnya sangat berbahaya dimana para F. Faktor Penghambat oknum yang tidak bertanggung jawab Yang menjadi faktor penghambat bisa dengan leluasa melakukan dalam pelaksanaan program ini adalah penyimpangan, seperti praktek pungli dan rawan Pungli, karena ada saja oknum- gratifikasi. oknum yang tidak bertanggung jawab c. Disposisi, hal ini dapat dilihat ketika yang melakukan pungutan diluar apa dia melakukan tarif yang berbeda dengan yang sudah ditetapkan, hal ini sulit diatasi ketentuan yang ada di PERDA kemudian karena pasti ada saja yang luput dari juga melakukan gratifikasi dengan pantauan implementor program, menukarkan tarif retribusi dengan barang kemudian faktor lain juga terkait dengan dagangan PKL. Sikap kurang jujur dari sumber daya manusia terkadang ada saja petugas pemungut retribusi di Lapangan petugas maupun target retribusi yang dengan melakukan gratifikasi dan tidak sesuai dengan yang diharapkan. perbedaan tarif yang tertera dikarcis Faktor Penghambat sebagai berikut: dengan yang dipungut merupakan sebuah a. Rawan Pungutan Liar, hal ini terbukti masalah dalam implementasi PERDA dari perbedaan tarif yang dipungut tentang retribusi kebersihan ini, dimana dilapangan dengan ketentuan besaran hal ini telah merugikan pihak lain dan tarif yang tertera di PERDA atau di karcis menyalahgunakan wewenangnya resmi, kemudian hal lain juga dapat kemudian juga menodai amanat dari dilihat dari keberadaan oknum lain yang PERDA itu sendiri. juga melakukan praktek Pungli terhadap lapak PKL, berdasarkan hasil wawancara

56

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

d. Pengawasan yang kurang, Sejauh ini, 4. Dinas PERKIM Bidang pihak Dinas belum melakukan tindakan Kebersihan seharusnya tegas apapun terkait dengan mepublikasikan informasi yang penyimpangan dilapangan dan cenderung diperbaharui secara berkala, rinci melakukan pembiaran. Hal ini dapat dan transparan yang bisa diakses dilihat dari pembiaran terhadap oknum melalui media internet. yang melakukan Pungli padahal pihak Dinas sendiri sudah mengetahui hal itu. Tidak adanya pengawasan dan cenderung melakukan pembiaran membuat Implementasi PERDA ini rawan penyimpangan dan membuat oknum yang tidak bertanggung jawab dapat dengan leluasa melakukan praktek Pungli, gratifikasi atau tindakan penyimpangan lainnya. V. PENUTUP A. Kesimpulan Kesimpulan dari hasil penelitian ini yaitu: 1. Implementasi PERDA tentang belum optimal. 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi Implementasi PERDA tentang retribusi kebersihan terhadap PKL di CFD yakni faktor pendukung dan Faktor penghambat. B. Saran Adapun saran-saran yang peneliti sampaikan yaitu; 1. Melakukan survey jumlah PKL di CFD agar potensi reribusi dapat memberikan kontribusi yang maksimal bagi PAD. 2. Dinas PERKIM Bidang Kebersihan bisa lebih maksimal dalam melakukan pengawasan dan pengelolaan retribusi pelayanan persampahan/kebersihan supaya meminimalisir terjadinya penyimpangan. 3. Melakukan sosialisasi mengenai tujuan dan isi PERDA retribusi kebersihan terhadap PKL di CFD agar tidak ada pihak yang dirugikan.

57

JISPAR, Jurnal Ilmu Sosial, Politik dan Pemerintahan. Volume 8, Issue 1 (2019) ISSN 2089-6123

DAFTAR PUSTAKA Rinny, Asva. 2011. Analisis Pengaruh Retribusi Kebersihan dan Agustino, L. 2008. Dasar-dasar Kontribusinya terhadap Retribusi Kebijakan Publik. : Daerah (Studi Kasus di Kota Alfabeta Baubau). Universitas Indonesia: Bungin, Burhan. 2006. Metodologi . Penelitian Sosial, Format-Format Siagian, P. Sondang 1985. Filsafat Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta : Administrasi, Jakarta: Gunung Bumi Aksara. Agung. Indiahono, Dwiyanto. 2009. Kebijakan Subarsono, AG. 2013. Analisis Kebijakan Publik Berbasis Dynamic Policy Publik Konsep Teori dan Aplikasi Analisis. : Gava Media. Yogyakarta:Pustaka Pelajar Moleong, J. Lexy. 2013. Metodologi Sutarso, Eko. 2010. Analisis Faktor- Penelitian Koalitatif. Bandung: faktor yang Mempengaruhi PT. Remaja Rosdakarya Retribusi Daerah di Kota Nawawi, Ismail. 2007. Public Policy . Institut Pertanian Analisis, Strategi Advokasi teori . dan Aplikasinya di Indonesia. Wahab, Abdul, S. 2008. Pengantar Bandung: Pmn.Itspress. Analisis Kebijakan Publik. Poerwaarminta. 2003. Kamus Umum : UPT Universitas Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Muhammadiyah Malang Pustaka. Website Pasolong, Harbani. 2016. Metode Penelitian Administrasi Publik. https://www.cekkembali.com/pajak-dan- Bandung: Alfabeta retribusi-daerah/ Riduansyah. Mohammad. 2003. http://sebutsajarendy.blogspot.com/2015/ “Kontribusi Pajak Daerah dan 12/makalah-retribusi-daerah- Retribusi Daerah Terhadap dalam.html Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Anggaran Pendapatan dan https://kalteng.antaranews.com/berita/284 Belanja Daerah (APBD) Guna 692/pad-kota-palangka-raya- Mendukung Pelaksanaan Otonomi masih-rendah Daerah https://prkp.palangkaraya.go.id/ Regulasi

Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 Tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah Peraturan Daerah Kota Palangka Raya Nomor 22 Tahun 2014

58