Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1(1) (2019): 73 - 85 KAINAWA JURNAL PEMBANGUNAN & BUDAYA

ISSN (Cetak): 2657-0505

http://jurnalkainawa.baubaukota.go.id/index.php/knw

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau

The Effectiveness of the Regional Legal Products Implementation in the City of Baubau

Ali Rizky*, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham Fakultas Hukum Universitas Halu Oleo Jl. H.E.A Mokodompit Anduonohu

Dikirim: 8 April 2019; Disetujui: 28 Juni 2019; Diterbitkan: 31 Juli 2019

Intisari Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelaksanaan produk hukum daerah tentang Pajak dan Retribusi di Kota Baubau serta permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan produk hukum tersebut. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian normatif empiris dengan menggunakan teknik pengumpulan data melalui studi pustaka dan studi lapangan serta dianalisis secara deskriptif kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan peraturan daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah dapat dikatakan efektivitas, namun masih dipengaruhi beberapa hal yaitu: a) perubahan peraturan yang lebih tinggi, b) kerja sama masyarakat dan organisasi perangkat daerah dalam pembentukan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah, c) Kesadaran hukum masyarakat, d) sumber daya manusia aparat penegak Produk Hukum Daerah, dan e) Sosialisasi pembentukan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi Kota Baubau dari tahap perencanaan hingga penetapan. Maka hal mendasar yang harus di lakukan sebagai tindak lanjut berkaitan dengan mengurangi permasalahan yang dapat menghambat pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau maka dapat di sarankan sebagai berikut: 1) pembentukan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi melalui perencanaan dalam Program Pembentukan Peraturan Daerah Kota Baubau, 2) pembentukan Produk Hukum Daerah disarankan untuk turut melibatkan berbagai stakeholder yang terkait terutama masyarakat sebagai unsur yang melaksanakan peraturan tersebut, 3) produk Hukum Daerah yang telah ditetapkan perlu dipublikasikan atau sosialisasi langsung kepada masyarakat, dan 4) pemerintah daerah Kota Baubau perlu meningkatkan sumber daya manusia aparat penegak hukum untuk menunjang efektivitas pelaksanaan Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi.

Kata Kunci: Produk Hukum Daerah, Efektivitas, Pelaksanaan.

* Penulis Korespondensi © 2019 Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham Telepon : +62-813-4151-4090 Ciptaan disebarluaskan di bawah Lisensi Creative Commons Atribusi- Surel : [email protected] NonKomersial-BerbagiSerupa 4.0 Internasional. 73 Abstract The purpose of this study was to determine the effectiveness of the implementation of local legal products on Tax and Retribution in the Baubau City and the problems faced in the implementation of these legal products. The research method used is empirical normative research using data collection techniques through literature and field studies and analyzed descriptively qualitatively. The results showed that the implementation of regional regulations on Tax and Retribution can be said to be effective, but it is still influenced by several things, namely: a) higher regulation changes, b) community collaboration and regional apparatus organizations in the formation of Regional Regulations on Tax and Retribution, c ) Public legal awareness, d) human resources enforcement officers Regional Legal Products, and e) Socialization of the formation of Regional Regulations on Baubau City Tax and Retribution from the planning stage to the determination. So the basic things that must be done as a follow-up related to reducing problems that can hinder the implementation of the Baubau City Regional Legal Products and increase the effectiveness of the implementation of the Baubau City Regional Legal Products can be suggested as follows: 1) the formation of a Regional Regulation on Tax and Retribution through planning in the Establishment of the Baubau City Regional Regulation Program, 2) the formation of Regional Legal Products is recommended to involve various stakeholders, especially the community, as the elements implementing the regulation, 3) the stipulated Regional Law products need to be published or directly socialized to the public, and 4) government of Baubau City needs to increase the human resources of law enforcement officers to support the effectiveness of the implementation of the Regional Regulation on Tax and Retribution.

Keywords: Regional Legal Products, Effectiveness, Implementation.

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 74 I. Pendahuluan terutama oleh sebab adanya beberapa gejala Kota Baubau ditetapkan menjadi ketidakpatuhan dan/atau perbuatan orang daerah otonom sendiri, yaitu berpisah per orang maupun institusi (badan) yang dengan kabupaten , sejak tahun 2001 terindikasi melanggar ketentuan yang tersurat berdasarkan Undang-Undang Nomor 13 Tahun dalam produk hukum daerah dimaksud. 2001 tentang Pembentukan Kota Baubau Terkait adanya gejala ketidakpatuhan terdiri dari 4 kecamatan yaitu Kecamatan dan/atau perbuatan yang terindikasi Wolio, Betoambari, Sorawolio, dan Kecamatan melanggar ketentuan dalam produk hukum Bungi. Sekarang terdiri dari 8 kecamatan. daerah dimaksud, diperlukan adanya upaya- Kedelapan kecamatan tersebut adalah upaya sistematis yang bersifat ilmiah- Betoambari, Murhum, Batupoaro, Wolio, akademis untuk mengevaluasi, sekaligus Kokalukuna, Sorawolio, Bungi, dan Lea-Lea. menganalisis permasalahan dan tingkat Jumlah kelurahan per kecamatan berkisar efektivitas pelaksanaan produk hukum daerah antara 4 hingga 7 kelurahan. Kecamatan dengan tersebut dalam konteks penyelenggaraan jumlah kelurahan terbanyak adalah Kecamatan urusan pemerintahan, kemasyarakatan Wolio dan Kecamatan dengan jumlah dan pembangunan daerah. Dalam konteks kelurahan paling sedikit adalah kecamatan manajemen pemerintahan dan pembangunan Sorawolio (Kota Baubau Dalam Angka Tahun daerah, evaluasi produk hukum daerah 20018). Salah satu upaya Pemerintah Daerah merupakan instrumen penting untuk Kota Baubau untuk memperkuat sistem dan menjamin pencapaian target dan rencana mekanisme pengaturan, paksaan pemerintahan pembangunan daerah, sekaligus untuk (bestuurdwang) dan pengendalian dinamika menilai sejauh mana materi muatan produk masyarakat melalui pembentukan produk hukum daerah memiliki dampak positif bagi hukum daerah, baik dalam bentuk Peraturan penyelenggaraan pemerintahan dan urusan Daerah (Perda) maupun dalam bentuk sosial kemasyarakatan. Peraturan Wali Kota. Berdasarkan penjelasan di atas, yang Dewasa ini, sejak terbentuk sebagai unit menjadi permasalahan adalah bagaimana pemerintahan daerah otonom tersendiri pada efektivitas pelaksanaan produk hukum daerah tahun 2001, Pemerintah Daerah Kota Baubau tentang Pajak dan Retribusi di Kota Baubau telah mendorong pembentukan berbagai serta permasalahan apa yang dihadapi dalam produk hukum daerah, baik dalam bentuk pelaksanaan produk hukum tersebut? Peraturan Daerah (Perda) maupun dalam bentuk Peraturan Walikota, salah satunya II. Metode adalah produk hukum daerah tentang pajak Penelitian ini menggunakan jenis atau tipe dan retribusi. Produk hukum daerah tersebut penelitian hukum normatif empiris, di mana dibentuk untuk menjabarkan peraturan penelitian hukum normatif adalah penelitian perundang-undangan yang lebih tinggi ke dalam hukum yang meletakkan hukum sebagai sebuah konteks sistem sosial dan sistem pemerintahan bangunan sistem norma (Fajar & Achmad, daerah yang exist di Kota Baubau. Harapan 2010, p. 33). Dalam penelitian normatif empiris utama Pemerintah Kota Baubau terkait dilakukan dengan pengumpulan data primer adanya pembentukan produk hukum daerah dan sekunder. Pengumpulan data primer dalam dimaksud tentu saja agar tercipta keteraturan, pelaksanaan kegiatan Analisis Efektivitas kestabilan dan keterarahan penyelenggaraan Pelaksanaan Produk Hukum Daerah di Kota berbagai urusan pemerintahan, urusan sosial Baubau ini dilakukan dengan cara Wawancara kemasyarakatan dan urusan pembangunan (Interview), yakni pengambilan data dan daerah di Kota Baubau itu sendiri. informasi melalui tatap muka dan tanya jawab Dalam praktik penyelenggaraan urusan secara langsung dan intensif dengan para pemerintahan, urusan sosial kemasyarakatan informan yang terdiri dari: Pimpinan OPD dan urusan pembangunan di daerah ini, terkait di lingkungan Pemda Kota Baubau, harapan terciptanya keteraturan, kestabilan Camat atau Staf Pemerintah Kecamatan dan keterarahan sebagaimana dikemukakan yang dipandang perlu, dan Lurah atau Staf di atas relatif belum sepenuhnya tercapai, Kelurahan, Anggota DPRD Kota Baubau, serta

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 75 tokoh dan warga masyarakat yang dipandang Perundang-undangan yang dibentuk oleh banyak mengetahui seluk-beluk pembentukan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi dan pemberlakuan produk hukum daerah, di dengan Persetujuan bersama Gubernur. Kota Baubau. Sedangkan Pasal 1 angka 8 menyebutkan Selanjutnya, pengumpulan data sekunder Peraturan Daerah Kabupaten/Kota adalah dilakukan dengan cara mengumpulkan, Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk menelaah dan mengkaji bahan-bahan tertulis oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dari berbagai sumber resmi, baik dalam bentuk Kabupaten/Kota dengan Persetujuan Bupati/ buku, laporan, jurnal, buletin, maupun dalam Walikota. bentuk naskah resmi lainnya yang dikeluarkan Dalam tata urutan peraturan perundang- oleh Pemerintah daerah Kota Baubau terkait undangan di , peraturan daerah pajak dan retribusi daerah Kota Baubau dan dimaksud menjadi salah satu bagian dalam menggunakan analisis data secara deskriptif bentuk-bentuk peraturan perundang- kualitatif, yaitu mencari dan mengumpulkan undangan yang berlaku. Sebagaimana dalam bahan hukum yang ada hubungannya dengan Pasal 7 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 obyek dan permasalahan yang diteliti, Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan kemudian diambil dan disusun secara Perundang-undangan menyebutkan jenis sistematis untuk mendapatkan gambaran yang dan hierarki Peraturan Perundang-undangan jelas dan lengkap mengenai permasalahan terdiri dari : yang dibahas. Setelah bahan hukum dianalisis 1. Undang-Undang Dasar Negara Republik dan dibahas, kemudian ditarik kesimpulan Indonesia 1945 dengan metode deduktif. Metode deduktif 2. Ketetapan Majelis Permusyawaratan yaitu suatu metode analisis yang berakar Rakyat dari pengetahuan yang bersifat umum untuk a. Undang-Undang/Peraturan Pemerintah menilai suatu kejadian yang khusus, atau Pengganti Undang-Undang pembahasan yang dimulai dari permasalahan b. Peraturan Pemerintah yang bersifat umum menuju permasalahan c. Peraturan Presiden yang bersifat khusus, dengan berpedoman d. Peraturan Daerah Provinsi dan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku e. Peraturan Daerah Kabupaten/Kota. sehingga dapat menghasilkan jawaban dan kesimpulan terhadap permasalahan yang dikaji Dalam hal ini peraturan daerah secara dalam penelitian ini. tata urutan atau hierarki perundang-undangan sebagaimana diatur dalam undang-undang III. Hasil dan Pembahasan pembentukan peraturan perundang-undangan tersebut di atas, berada pada urutan bawah A. Konsep Pembentukan Produk Hukum namun pengawasannya juga dilakukan sama Daerah seperti pengawasan terhadap peraturan perundang-undangan lainnya yang lebih tinggi 1) Landasan Pembentukan Produk Hukum oleh lembaga pemerintah pusat yang memiliki Daerah kapasitas untuk melakukan tugas pengawasan Peraturan Daerah merupakan salah hukum. Pengawasan teknis bersifat evaluasi satu produk hukum daerah yang merupakan dilakukan sebelum suatu Peraturan Daerah peraturan perundang-undangan yang berlaku ditetapkan oleh Kepala Daerah yaitu dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. pengawasan oleh Kementerian Dalam Negeri Peraturan daerah adalah peraturan bersifat Republik Indonesia dan Biro Hukum Sekretariat lokal yang berlaku di daerah tempat produk Daerah Provinsi. Oleh karena itu peraturan hukum tersebut dibentuk yakni daerah daerah tidak dapat dipandang sebagai produk provinsi, daerah kabupaten dan kota. Menurut hukum yang hanya bersifat lokal sehingga Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang tidak perlu pengawasan atau dengan kata lain Pembentukan Peraturan Perundang-undangan, pemerintah daerah tidak boleh mengabaikan dalam Pasal 1 angka 7 menyebutkan bahwa kewajiban untuk melakukan laporan kepada Peraturan Daerah Provinsi adalah Peraturan kelembagaan negara di tingkat pusat maupun

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 76 pada daerah provinsi yang mempunyai Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan kapasitas melakukan tugas tersebut. Peraturan Perundang-undangan, menjadi Terkait dengan Peraturan Daerah landasan hukum untuk penyusunan peraturan Perpajakan dan Retribusi Daerah, maka perundang-undangan termasuk juga peraturan Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia lokal tadi yaitu peraturan daerah yang berlaku dan Kementerian Keuangan Republik Indonesia mengikat bagi daerah tempat peraturan daerah mempunyai tanggung jawab untuk melakukan itu dibentuk. Peraturan Daerah merupakan evaluasi terhadap setiap peraturan daerah produk hukum daerah yang ditetapkan perpajakan dan retribusi daerah, oleh karena oleh kepala daerah atas persetujuan Dewan itu kewajiban pemerintah daerah adalah Perwakilan Rakyat Daerah, dan dalam melaporkan semua produk hukum daerah pelaksanaannya berlaku secara lokal, sehingga tersebut pada lembaga negara tersebut, selain kekuatan mengikatnya hanya pada daerah untuk tugas pengawasan fungsional, maka dibentuk. Mahkamah Agung Republik Indonesia akan Peraturan daerah ditetapkan oleh Kepala melakukan pengujian terhadap peraturan- Daerah setelah mendapat persetujuan bersama peraturan dimaksud. Sedangkan tugas dengan DPRD, untuk penyelenggaraan otonomi pembinaan hukum atas peraturan perundang- yang dimiliki oleh daerah provinsi/kabupaten/ undangan akan dilakukan oleh Kementerian kota. Peraturan daerah pada dasarnya Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik merupakan penjabaran lebih lanjut dari Indonesia. peraturan perundang-undangan yang lebih Semua bentuk pengawasan yang dilakukan tinggi sebagaimana dijelaskan di atas, dengan baik oleh Kementerian Dalam Negeri, memperhatikan ciri khas masing-masing Kementerian Keuangan dan Mahkamah Agung daerah. Peraturan daerah yang dibuat oleh suatu adalah pengawasan yang dilakukan antara daerah, baru mempunyai kekuatan mengikat lain untuk membandingkan apa yang hendak setelah diundangkan dengan dimuat dalam dijalankan, dilaksanakan, atau diselenggarakan lembaran daerah, namun dalam asas hukum itu dengan apa yang di kehendaki, pemberlakuannya tidak boleh bertentangan direncanakan, atau diperintahkan melalui dengan Peraturan Perundang-undangan yang peraturan perundang-undangan yang dibentuk lebih tinggi dan atau menyangkut kepentingan dalam rangka kesesuaian dan pencapaian umum. tujuan yang diharapkan. Namun pengawasan Pengertian “bertentangan dengan Mahkamah Agung akan lebih bersifat yuridis kepentingan umum” tersebut adalah kebijakan menyangkut proses peradilan dalam rangka yang berakibat terganggunya kerukunan menguji peraturan perundang-undangan. antar warga masyarakat, terganggunya Pengawasan erat kaitannya dengan ketenteraman/ketertiban umum, serta pelaksanaan peraturan daerah, karena kebijakan yang bersifat diskriminatif (Abdullah, peraturan daerah yang baik yang mendapat 2010, p. 132). suatu legitimasi harus benar-benar untuk Perda merupakan produk hukum daerah menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang dibuat oleh DPRD Provinsi/Kabupaten/ sehingga tidak boleh bertentangan dengan Kota dan Kepala Daerah tingkat Provinsi/ asas-asas hukum dan kepentingan umum Kabupaten/Kota. Pemerintahan daerah adalah masyarakat yang berlaku. Peraturan daerah institusi yang merepresentasikan daerah dalam kedudukannya merupakan hukum otonom, yang memiliki hak untuk membentuk formal yang mempunyai kekuatan hukum Perda dalam kerangka pelaksanaan otonomi berlaku mengikat bagi setiap subyek hukum daerah. Hak ini didasarkan pada Pasal 18 yang mempunyai kepentingan yang diatur di ayat (6) Undang-Undang Dasar RI 1945 yang dalamnya. menjelaskan bahwa Pemerintahan Daerah Berkaitan dengan makna pelaksanaan berhak menetapkan peraturan daerah dan Peraturan Daerah merupakan salah satu peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dari jenis peraturan perundang-undangan daerah dan tugas pembantuan. yang berlaku dalam sistem ketatanegaraan Menurut ilmu pengetahuan hukum, Indonesia dewasa ini. Undang-Undang setidaknya terdapat 3 (tiga) landasan

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 77 perundang-undangan yang harus dipenuhi c) Landasan Yuridis dalam menyusun peraturan perundang- Landasan yuridis tersebut sangat penting artinya dalam penyusunan (Thaib, 2009, pp. 229–230). peraturan perundang-undangan, undangana) Landasan yakni filosofis, filosofis sosiologis dan yuridis yaitu yang berkaitan dengan : • Keharusan adanya kewenangan perundang-undangan adalah dasar dari pembuat peraturan yangLandasan berkaitan filosofis dengan peraturan dasar perundang-undangan, yang berarti bahwa setiap peraturan arti bahwa peraturan perundang- perundang-undangan harus undanganfilosofis/ideologi harus negara,memperhatikan dalam dibuat oleh badan atau pejabat secara sungguh-sungguh nilai-nilai yang berwenang. (cita hukum) yang terkandung • Keharusan adanya kesesuaian dalam Pancasila. Setiap masyarakat antara jenis dan materi muatan mengharapkan agar hukum itu dapat peraturan perundang-undangan. menciptakan keadilan, ketertiban, Ketidaksesuaian jenis tersebut dan kesejahteraan. dapat menjadi alasan untuk membatalkan peraturan b) Landasan Sosiologis perundang-undangan yang Landasan sosiologis peraturan dibuat. perundang-undangan adalah dasar • Keharusan mengikuti tata cara yang berkaitan dengan kondisi/ atau prosedur tertentu. Apabila kenyataan yang hidup dalam prosedur/tata cara tersebut masyarakat berupa kebutuhan tidak ditaati, maka peraturan atau tuntutan yang dihadapi oleh perundang-undangan tersebut masyarakat, kecenderungan dan batal demi hukum atau tidak/ harapan masyarakat. Oleh karena belum mempunyai kekuatan itu peraturan perundang-undangan mengikat. yang telah dibuat diharapkan dapat • Keharusan tidak bertentangan diterima oleh masyarakat dan dengan peraturan perundang- mempunyai daya laku secara efektif. undangan yang lebih tinggi Peraturan perundang-undangan yang tingkatannya. diterima oleh masyarakat secara wajar akan mempunyai daya laku 2) Mekanisme Pembentukan Produk Hukum yang efektif dan tidak begitu banyak Daerah memerlukan pengarahan institusional Peraturan Daerah adalah sebagai dasar untuk melaksanakannya. Soerjono hukum untuk mengatur dan mengurus Soekanto-Purnadi Purbacaraka rumah tangganya sendiri (otonom). Urusan mencatat dua landasan teoritis rumah tangga daerah berasal dua sumber sebagai dasar sosiologis berlakunya yaitu otonomi daerah dan tugas pembantuan suatu kaidah hukum, yaitu : (madebewid). Peraturan Daerah dibidang • Teori kekuasaan (Machttheorie) otonomi adalah Peraturan Daerah yang secara sosiologis kaidah hukum bersumber dari kewenangan atributif yakni berlaku karena paksaan penguasa, kewenangan yang bersumber dari Undang- terlepas diterima atau tidak Undang, sementara Peraturan Daerah di bidang diterima oleh masyarakat; tugas pembantuan adalah Peraturan Daerah • Teori pengakuan, yang bersumber dari kewenangan delegasi (Annerkenungstheorie). Kaidah (Sirajuddin, Fatukhuroman, & Zulkarnain, hukum berlaku berdasarkan 2015, p. 158). penerimaan dari masyarakat Dari sisi prosesnya, pembentukan tempat hukum itu berlaku perundang-undangan secara garis besar meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut: 1)

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 78 tahap perancangan dan persiapan; 2) tahap Raperda yang telah disetujui bersama, pembahasan; 3) tahap penetapan dan atau oleh DPRD disampaikan kepada pengesahan; dan 4) tahap pengundangan atau kepala daerah untuk ditetapkan pengumuman. dan disahkan menjadi Perda. Jangka Proses pembentukan Perda di atas waktu penyampaian Raperda tersebut diterjemahkan dalam UU Nomor 10 Tahun paling lambat 7 (tujuh) hari terhitung 2004. Berdasarkan ketentuan Undang-Undang sejak tanggal persetujuan bersama. Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2014 Jika Raperda tidak ditandatangani dapat diketengahkan tahapan dalam legislasi kepala daerah dalam waktu paling Perda sebagai berikut: lambat 30 (tiga puluh) hari sejak a) Perencanaan Raperda disetujui bersama, maka Agar pembentukan Perda dapat Raperda sah menjadi Perda dan wajib dilaksanakan secara terencana dan diundangkan. tetap berada dalam kesatuan sistem hukum nasional, maka pembentukan d) Pengundangan dan penyebarluasan Perda perlu dilakukan berdasarkan Agar setiap orang tahu, maka Prolegda, yang disusun bersama setiap Perda harus diundangkan DPRD dan pemerintah daerah dengan menempatkannya dalam yang di dalamnya ditetapkan skala Lembaran Daerah dan Berita Daerah. prioritas berdasarkan perkembangan Pengundangan ini dilaksanakan kebutuhan masyarakat. oleh sekretaris daerah. Ketentuan normatif ini dalam ilmu hukum b) Persiapan Pada tahap ini, terdapat dua lembaga Kemudian pemerintah daerah wajib yang dapat memprakarsai penyiapan menyebarluaskanlazim disebut sebagai peraturan “fiksi hukum”.daerah Perda (yang berupa Raperda), yaitu yang telah diundangkan dalam DPRD (usul inisiatif) dan kepala Lembaran Daerah. daerah (provinsi atau kabupaten/ kota). Raperda yang disiapkan e) Partisipasi masyarakat kepala daerah disampaikan dengan Partisipasi masyarakat merupakan hal surat pengantar kepala daerah penting dalam proses pembentukan kepada DPRD. Sedangkan Raperda Perda. Partisipasi masyarakat usul inisiatif DPRD disampaikan dilakukan dengan cara memberikan oleh pimpinan DPRD kepada kepala masukan secara lisan maupun daerah untuk dibahas dalam rangka tertulis pada tahap penyiapan dan memperoleh persetujuan bersama. pembahasan. Pasal 53 UU Nomor 10 Tahun 2004 menyatakan bahwa: c) Pembahasan dan Penetapan/ Masyarakat berhak memberikan Pengesahan masukan secara lisan atau tertulis Pembahasan Raperda antara DPRD dalam rangka penyiapan atau dengan kepala daerah dilaksanakan di pembahasan Rancangan Undang- DPRD. Pembahasan bersama tersebut Undang (RUU) atau Raperda. dilaksanakan melalui tingkat-tingkat Partisipasi masyarakat dalam tahap pembicaraan. Tingkat-tingkat pembahasan di DPRD dapat dilakukan pembicaraan tersebut dilakukan sesuai dengan Peraturan Tata Tertib melalui rapat komisi/panitia/alat DPRD. Dalam kaitan ini, Saldi Isra kelengkapan DPRD yang khusus dalam Anis Ibrahim menganggap menangani bidang legislasi dan rapat bahwa hak masyarakat dalam paripurna. Sedangkan ketentuan lebih berpartisipasi dalam pembentukan lanjut mengenai tata cara pembahasan Perda ini sebagai sebuah ketentuan Perda diatur dengan Peraturan Tatip yang “relatif”, sebab masih tergantung DPRD. pada aturan yang dibuat DPRD.

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 79 Dalam proses pembentukan peraturan telah tercapai sesuai dengan apa yang telah perundang-undangan jika mengacu pada direncanakan. Berbeda dengan Susanto (1975, Undang-undang Nomor 12 Tahun 2011, maka tahapan-tahapan itu sesuai dengan Pasal 1 merupakan daya pesan untuk mempengaruhi Angka (1) yang kemudian diterjemahkan dalam ataup. 156), tingkat memberikan kemampuan definisi pesan-pesan tentang Efektivitas untuk pembagian bab dan substansi pembahasan mempengaruhi. Pengertian sebagaimana pada batang tubuh undang-undang tersebut dikemukakan oleh Susanto tersebut, bisa yang terdiri dari : diartikan sebagai suatu pengukuran akan 1. Perencanaan; tercapainya tujuan yang telah direncanakan 2. Penyusunan; sebelumnya secara matang. 3. Pembahasan; Agung Kurniawan (2005, p. 109), dalam 4. Pengesahan atau penetapan; bukunya Transformasi Pelayanan Publik bahwa 5. Pengundangan; dan Efektivitas adalah kemampuan melaksanakan 6. Partisipasi masyarakat tugas, fungsi (operasi kegiatan program atau misi) daripada suatu organisasi atau sejenisnya Semua tahapan dalam proses yang tidak adanya tekanan atau ketegangan di pembentukan Perda di atas adalah tahapan antara pelaksanaannya. yang simultan dan saling terkait antara satu Memperhatikan pendapat para ahli di atas, tahap dengan tahapan lainnya. Oleh karenanya disimpulkan bahwa efektivitas merupakan konsistensi dalam setiap proses juga harus suatu konsep yang bersifat multidimensional, dapat dijamin baik dari prosesnya maupun substansi yang diusungnya. Untuk menjamin berbeda-beda sesuai dengan dasar ilmu yang hal tersebut, peran serta masyarakat dalam dimilikiartinya walaupun dalam mendefinisikantujuan akhir dari efektivitas proses pembentukan Perda sangat dibutuhkan adalah pencapaian tujuan. Kata efektif sering dan diberikan ruang yang cukup untuk dapat mengawal proses dan substansi sesuai dengan walaupun artinya tidak sama, sesuatu yang kebutuhan masyarakat dan kepentingan publik. dicampur adukkan dengan kata efisien Efektivitas hukum merupakan proses yang B. Efektivitas Pelaksanaan Peraturan bertujuandilakukan secaraagar supaya efisien hukum belum tentuberlaku efektif. efektif. Daerah tentang Pajak Dan Retribusi Keadaan tersebut dapat ditinjau atas dasar Daerah Kota Baubau beberapa tolok ukur efektivitas di antaranya: Kata “Efektivitas” berasal dari kata efektif hukumnya, penegak hukum, fasilitas, kesadaran dalam bahasa Inggris “effective” yang telah hukum masyarakat dan budaya hukum mengintervensi kedalam bahasa Indonesia masyarakat. Ketika kita ingin mengetahui dan memiliki makna “berhasil” dalam bahasa sejauh mana efektivitas dari hukum, maka kita Belanda “effectiev” memiliki makna “berdaya pertama-tama harus dapat mengukur, “sejauh guna” (Subchan, 2016). mana aturan hukum itu ditaati atau tidak Istilah efektivitas berasal dari kata efektif ditaati” (Muliadi, 2014). yang mengandung pengertian dicapainya Membahas efektivitas suatu peraturan keberhasilan dalam mencapai tujuan yang telah harus mengetahui terlebih dahulu faktor- ditetapkan. Efektivitas selalu terkait dengan faktor yang dijelaskan oleh Lawrence M. hubungan antara hasil yang diharapkan dengan Friedman. Menurut Salim HS & Erlis Septiana hasil yang sesungguhnya dicapai. Menurut Nurbani (2013, p. 375) yang dikutip oleh Effendy (1989, p. 14), menjelaskan Efektivitas Prameswari, dkk (2018, p. 5), suatu aturan adalah ”Komunikasi yang prosesnya mencapai hukum ditaati oleh sebagian besar target tujuan yang direncanakan sesuai dengan biaya masyarakat atau badan hukum yang menjadi yang dianggarkan, waktu yang ditetapkan dan sasaran ketaatannya maka akan dikatakan jumlah personil yang ditentukan.” Pengertian di bahwa aturan hukum tersebut telah efektif. atas mengartikan bahwa indikator efektivitas Berkaitan dengan pelaksanaan peraturan dalam arti tercapainya sasaran atau tujuan perundang-undangan, bahwa yang dimaksud yang telah ditentukan sebelumnya merupakan dengan efektivitas pelaksanaan peraturan sebuah pengukuran di mana suatu target daerah adalah ukuran pencapaian tujuan yang

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 80 ditentukan pengaturannya dalam peraturan pajak berfungsi sebagai sumber dana bagi daerah. Dengan demikian dapat dijelaskan pemerintah Kota Baubau untuk membiayai bahwa efektivitas peraturan daerah diukur pengeluaran-pengeluarannya seperti contoh dari suatu target yang diatur dalam peraturan dimasukkannya pajak dalam APBN sebagai daerah, telah tercapai sesuai dengan apa yang penerimaan dalam negeri. Sedangkan dalam ditentukan lebih awal. Guna mencapai tujuan fungsi mengatur pajak dan retribusi Kota tersebut maka perlu diperhatikan hal-hal Baubau berfungsi sebagai alat untuk mengatur sebagai berikut; rumusan peraturan perundang- atau melaksanakan kebijakan pemerintah undangan harus diterima oleh masyarakat, dalam biang sosial dan ekonomi. menjadi tujuan bersama masyarakat yaitu cita- Hal demikian, jika dikaitkan dengan cita kebenaran, cita-cita keadilan, dan cita-cita tolak ukur efektivitas pelaksanaan suatu kesusilaan. Peraturan daerah juga harus sesuai produk hukum daerah yaitu Peraturan Daerah dengan suatu paham atau kesadaran hukum tentang pajak dan retribusi Kota Baubau, maka masyarakat, harus sesuai dengan hukum yang pajak dan retribusi merupakan kebijakan hidup di masyarakat, serta harus mempunyai yang mampu membiayai penyelenggaraan dasar atau tujuan pembentukan yang telah pemerintahan Kota Baubau. Sebagaimana telah diatur sebelumnya dan atau ditetapkan pada dikatakan di atas bahwa efektivitas berasal peraturan yang lebih tinggi kewenangan dari kata efektif yang mengandung pengertian berlakunya. dicapainya keberhasilan dalam mencapai Kepala Pusat Penyuluhan Hukum Badan tujuan yang telah ditetapkan. Sedangkan Pembinaan Hukum Nasional, Peraturan Daerah dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata mempunyai berbagai fungsi yaitu: efektivitas mempunyai beberapa pengertian 1. Sebagai instrumen kebijakan untuk yaitu, akibatnya, pengaruh dan kesan, manjur, melaksanakan otonomi daerah dan tugas dapat membawa hasil (Depdikbud, 1995). pembantuan sebagaimana diamanatkan Dalam kamus Ilmiah Populer, efektivitas adalah dalam Undang-Undang Dasar Negara ketepatgunaan, hasil guna, menunjang tujuan. Republik Indonesia Tahun 1945 dan Berdasarkan hal di atas, peneliti dapat Undang-Undang tentang Pemerintahan mengukur efektivitas pelaksanaan Perda Pajak Daerah. dan Retribusi Daerah Kota Baubau. Hal tersebut 2. Merupakan peraturan pelaksanaan dari dilakukan berdasarkan kemampuan pajak dan Peraturan Perundang-undangan yang retribusi daerah Kota Baubau dalam membiayai lebih tinggi. Dalam fungsi ini, Peraturan penyelenggaraan pemerintahan Kota Baubau. Daerah tunduk pada ketentuan hierarki Dari hasil wawancara peneliti dengan instansi Peraturan Perundang-undangan. Dengan terkait yaitu Badan Pengelolaan Keuangan demikian Peraturan Daerah tidak dan Aset Daerah Kota Baubau, menunjukkan boleh bertentangan dengan Peraturan realisasi anggaran tahun 2017 dan 2018 Perundang-undangan yang lebih tinggi. melebihi target anggaran. Meskipun dari sektor 3. Sebagai penampung kekhususan dan retribusi menunjukkan realisasi anggaran keragaman daerah serta penyalur aspirasi tahun 2017 dan 2018 tidak mencapai target. masyarakat di daerah, namun dalam Akan tetapi, menurut Lawrence M. pengaturannya tetap dalam koridor Friedman dalam bukunya yang berjudul “Law Negara kesatuan Republik Indonesia yang and Society”, yang dikutip oleh Soerjono berlandaskan Pancasila dan Undang- (Soekanto & Mustafa, 1982, p. 13), efektif atau Undang Dasar Negara Republik Indonesia tidaknya suatu perundang-undangan sangat Tahun 1945. dipengaruhi oleh tiga faktor, yang kita kenal 4. Sebagai alat pembangunan dalam sebagai efektivitas hukum, di mana ketiga meningkatkan kesejahteraan daerah. faktor tersebut adalah: 1. Substansi hukum adalah inti dari Perda pajak dan retribusi daerah peraturan perundang-undang itu sendiri. Kota Baubau berfungsi untuk penerimaan 2. Struktur hukum adalah para penegak (budgetair). Dalam fungsi penerimaan hukum. Penegak hukum adalah

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 81 Tabel 1. Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum

Penilaian Berdasarkan Hasil Indikator Penjelasan Wawancara masyarakat dan Rekomendasi instansi terkait

Substansi Substansi Perda tentang Pajak dan • Berdasarkan materi muatan Perda • Pemerintah Kota Baubau aktif Retribusi sangat ditentukan oleh Pajak dan Retribusi dinilai tidak menanggapi perubahan peraturan proses pembentukan Perda itu sendi- bertentangan dengan peratur- yang lebih tinggi terkait pajak ri dari tahap perencanaan hingga an perundang-undangan yang dan retribusi dengan membentuk penetapan. lebih tinggi. Namun, perubahan tim analisis baik dari instansi peraturan yang lebih tinggi terkait ataupun dari akademisi terkait pajak dan retribusi sangat yang dapat bekerja secara cepat mempengaruhi pelaksanaan dan tepat untuk menyesuaikan Perda Pajak dan Retribusi di Kota perubahan tersebut ataupun un- Baubau. tuk melakukan evaluasi terhadap • Masih terdapat Perda yang telah pelaksanaan Perda Pajak dan ditetapkan namun belum dapat Retribusi daerah Kota Baubau per dilaksanakan. Tiga Tahun. • Pada tahap pembahasan mas- • Pemerintah Kota Baubau perlu yarakat dan instansi terkait kurang sosialisasi kepada masyarakat terlibat , namun bagian hukum terlebih dahulu terkait rencana Kota Baubau telah berupaya pembentukan Perda pajak dan untuk meningkatkan keterlibatan retribusi sebelum dilakukan masyarakat dan instansi terkait. pembahasan untuk persetujuan • Masyarakat kurang mengetahui disetujui oleh DPRD dan Pemda tentang Perda Pajak dan Retribusi Kota Baubau baik secara langsung Kota Baubau. melalui musyawarah ataupun se- cara tidak langsung melalui media cetak dan elektronik. • Kepala Daerah Kota Baubau perlu tegas menginstruksikan kepada OPD Terkait untuk melakukan so- sialisasi Perda Pajak dan Retribusi.

Aparat Penegak Hukum Berdasarkan Pasal 255 dan Pasal 256 • SATPOL-PP kurang diberdayakan • Pelatihan tugas dan fungsi Satpol Undang Undang Undang Nomor 23 dan difungsikan dalam penegakan PP untuk mendukung efektivitas Tahun 2014 tentang Pemerintahan hukum pelaksanaan Perda Pajak dan Daerah satpol pp bertindak sebagai • Kemampuan identifikasi terhadap Retribusi penegak produk hukum daerah pelanggaran pembayaran pajak • Membangun hubungan kerja dan retribusi Kota Baubau masih sama dengan masyarakat untuk lamban meningkatkan keaktifan mas- yarakat melaporkan tindakan yang melanggar Perda Pajak dan Retribusi. • Penyidik pajak • Sosialisasi tentang cara pemba- yaran pajak dan retribusi yang sah

Budaya Hukum Kesadaran hukum masyarakat dan • Masih harus perlu ditingkatkan • Sosialisasi Meningkatkan kesada- pemerintah sangat mendukung efek- kesadaran hukum untuk pelaksa- ran hukum masyarakat dengan ak- tivitas pelaksanaan produk hukum naan Pajak dan Retribusi daerah tif dilibatkan dalam penyelengga- daerah Kota Baubau raan pemerintahan Kota Baubau • Terdapat beberapa masyarakat • Sosialisasikan Perda Pajak dan yang kurang bekerja sama atau Retribusi yang telah ditetapkan kooperatif dalam pembayaran oleh Pemerintah Kota Baubau pajak dan retribusi lewat iklan-iklan di tempat • Masih banyak masyarakat yang umum atau media lainnya yang tidak mengetahui adanya Perda memudahkan masyarakat untuk Pajak dan Retribusi. Namun, mas- mengetahuinya yarakat tetap membayar pajak dan retribusi.

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 82 kalangan penegak hukum yang langsung 3. Pengalihan hak atas objek pajak berkecimpung di bidang penegakan 4. hukum tersebut. terutang 3. Budaya hukum adalah bagaimana sikap 5. KesadaranKemampuan wajib identifikasi pajak objek pajak masyarakat hukum di tempat hukum itu dijalankan. Apabila kesadaran Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang masyarakat untuk mematuhi peraturan Retribusi Daerah Kota Baubau juga terdapat yang telah ditetapkan dapat diterapkan beberapa masalah. Hal tersebut dapat dilihat maka masyarakat akan menjadi faktor dari hasil wawancara dengan instansi terkait pendukung. Namun, bila masyarakat di Kota Baubau. Adapun beberapa masalah tidak mau mematuhi peraturan yang ada tersebut adalah: maka masyarakat akan menjadi faktor 1. Pihak yang tidak berwenang melakukan penghambat utama dalam penegakan pemungutan retribusi peraturan yang dimaksud. 2. Perubahan objek retribusi dari Kota Baubau ke Provinsi C. Masalah Yang Dihadapi dalam 3. Penyediaan karcis Pelaksanaan Produk Hukum Daerah 4. Objek retribusi yang belum memungkinkan tentang Pajak dan Retribusi Daerah di dilakukan pungutan retribusi Kota Baubau 5. Kesadaran wajib retribusi membayar Kewenangan Daerah dalam menetapkan retribusi Perda PDRD seharusnya memperhatikan kriteria pungutan Daerah yang telah Selain permasalahan yang terjadi di atas, ditetapkan dalam undang-undang, satu dan ada hal lain yang diperoleh dari hasil wawancara lain hal agar perda-perda pungutan nantinya dengan beberapa anggota masyarakat terkait diharapkan tidak menimbulkan permasalahan dengan Perda pajak dan retribusi Kota Baubau. dan pembatalan dikemudian hari. Pada Seperti halnya dengan banyak masyarakat kenyataannya, hampir semua pungutan Daerah yang tidak mengetahui akan adanya peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah daerah daerah tentang pajak dan retribusi. Misalkan memberikan dampak yang kurang kondusif pajak restoran dan tempat hiburan. Masyarakat terhadap iklim investasi, menyebabkan mengetahui tentang pajak restoran dan tempat ekonomi biaya tinggi, dan tumpang tindih hiburan hanya saat mengonsumsi barang atau dengan pungutan Pusat. Akibatnya, pemberian jasa yang menjadi objek pajak tersebut. peluang bagi daerah untuk mengenakan Pada aspek retribusi masih terdapat hal pungutan baru yang semula ditujukan akan yang menjadi sorotan masyarakat seperti dapat meningkatkan PAD ternyata belum retribusi pelayanan kebersihan. Masyarakat terlalu banyak diharapkan untuk dapat merasa pembayaran retribusi pelayanan menutupi kekurangan kebutuhan pengeluaran persampahan belum sesuai dengan tingkat daerah (Ismail & dkk, 2003). kebersihan lingkungan di sekitar mereka. Selain itu, masyarakat menyoroti bahwa karcis Pelaksanaan Peraturan Daerah tentang yang digunakan terkadang masih karcis yang Pajak Daerah di Kota Baubau juga tidak luput lama. Artinya tanggal karcis yang digunakan dari berbagai permasalahan. Dari 11 jenis pajak tidak sesuai dengan tanggal karcis di hari daerah yang ditentukan berdasarkan Undang- petugas melakukan pemungutan retribusi Undang Republik Indonesia Nomor 28 Tahun (Hasil Wawancara dengan Sekretaris BPKAD 2009 tentang Pajak dan Retribusi Daerah dapat Kota Baubau Tanggal 25 Maret 2019). diuraikan berbagai masalah setelah melakukan Dari beberapa permasalahan di atas, tidak wawancara dengan instansi terkait di Kota mengurangi antusias masyarakat atau wajib Baubau. Adapun beberapa permasalahan pajak dan retribusi untuk membayar pajak terjadi karena: (Pemerintah Daerah Kota dan retribusi. Namun disisi hukum keadaan Baubau, 2019) tersebut menemukan adanya ketidakpatuhan 1. Pengalihan kewenangan baik petugas maupun wajib pajak dan retribusi. 2. Perubahan objek pajak Dibalik permasalahan tersebut masyarakat

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 83 tetap memiliki harapan yang mulia kepada Peraturan Daerah tentang Pajak dan Retribusi pemerintah Kota Baubau untuk memberikan Daerah; (3) Kesadaran hukum masyarakat; (4) yang terbaik kepada masyarakat. Khususnya SDM aparat penegak Produk Hukum Daerah; terhadap pembangunan Kota Baubau yang sosialisasi pembentukan Peraturan Daerah memberikan kesejahteraan kepada masyarakat tentang Pajak dan Retribusi Kota Baubau dari Kota Baubau. tahap perencanaan hingga penetapan. Berdasarkan hal di atas dan hasil Maka hal mendasar yang harus di wawancara dengan instansi terkait, jika dikaji lakukan sebagai tindak lanjut berkaitan berdasarkan teori efektivitas hukum menurut dengan mengurangi permasalahan yang dapat Lawrence M. Friedman, maka: menghambat pelaksanaan Produk Hukum 1. Substansi hukum adalah inti dari Daerah Kota Baubau dan meningkatkan peraturan perundang-undang itu sendiri. efektivitas pelaksanaan Produk Hukum “Tidak ada substansi Perda tentang pajak Daerah Kota Baubau maka dapat di sarankan dan retribusi yang bertentangan dengan sebagai berikut: (1) Pembentukan Peraturan peraturan di atasnya, hanya saja masih Daerah tentang Pajak dan Retribusi melalui terdapat perda pajak dan retribusi yang perencanaan dalam Program Pembentukan telah ditetapkan namun belum bisa Peraturan Daerah Kota Baubau; (2) dijalankan”. Pembentukan Produk Hukum Daerah 2. Struktur hukum adalah para penegak disarankan untuk turut melibatkan berbagai hukum. Penegak hukum adalah stakeholder yang terkait terutama masyarakat kalangan penegak hukum yang langsung sebagai unsur yang melaksanakan peraturan berkecimpung di bidang penegakan tersebut; (3) Produk Hukum Daerah yang telah hukum tersebut. ditetapkan perlu dipublikasikan atau sosialisasi “Satpol PP adalah aparat penegak langsung kepada masyarakat; (4) Pemerintah peraturan daerah di setiap kabupaten/ daerah Kota Baubau perlu meningkatkan SDM kota. Namun dalam pengekan perda di aparat penegak hukum untuk menunjang kota Baubau masih kurang dilibatkan. efektivitas pelaksanaan Peraturan Daerah Ditambah lai kemampuan aparat penegak tentang Pajak dan Retribusi.

pelanggaran pembayaran pajak dan Ucapan Terima Kasih retribusihukum Kota dalam Baubau identifikasi masih lamban. terhadap Puji dan syukur tim penulis sampaikan ke 3. Budaya hukum adalah bagaimana sikap hadirat Allah Subhanahu wa Ta’ala atas segala masyarakat hukum di tempat hukum itu limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga dijalankan. artikel “Analisa Efektivitas Pelaksanaan “Masyarakat yang kurang terlibat dalam Produk Hukum Daerah Kota Baubau” ini pembentukan Perda tentang Pajak dan dapat diselesaikan dengan baik sesuai yang Retribusi dan tidak mengetahui adanya direncanakan. Perda Pajak dan Retribusi tidak masih Artikel tentang “Analisa Efektivitas melakukan pembayaran pajak dan Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota retribusi di Kota Baubau. Namun masih Baubau” ini diharapkan dapat bermanfaat bagi terdapat pula masyarakat yang kurang pemangku kepentingan khususnya Pemerintah kooperatif dalam pembayaran pajak dan Daerah dan Pihak DPRD Kota Baubau berkaitan retribusi”. dengan cara mengatasi masalah-masalah yang dapat menghambat pelaksanaan dan efektivitas IV. Kesimpulan Produk Hukum Daerah Kota Baubau. Berdasarkan pembahasan di atas dapat Tim penulis juga menyampaikan terima disimpulkan bahwa pelaksanaan Peraturan kasih dan penghargaan yang setinggi- Daerah tentang Pajak dan Retribusi Daerah tingginya kepada Wali Kota Baubau melalui dapat dikatakan efektivitas, namun masih Badan Penelitian dan Pengembangan Daerah dipengaruhi beberapa hal yaitu: (1) Perubahan (BALITBANGDA) Kota Baubau yang telah peraturan yang lebih tinggi; (2) Kerja sama mempercayakan pelaksanaan penelitian ini. masyarakat dan OPD dalam pembentukan

Kainawa: Jurnal Pembangunan & Budaya 1 (1) (2019): 73 - 85 84 V. Referensi C. D. (2018). Efektivitas Peraturan Daerah Abdullah, R. (2010). Pelaksanaan Otonomi Luas Kabupaten Klungkung Nomor 2 Tahun dengan Pemilihan Kepala Daerah Secara 2014 tentang Ketertiban Umum Terkait Langsung. : Rajawali Pers. Penyalahgunaan Fungsi Trotoar sebagai Depdikbud. (1995). Kamus Besar Bahasa Tempat Parkir. E-Journal Universitas Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Udayana, 5. Effendy, O. U. (1989). Kamus Komunikasi. Sirajuddin, Fatukhuroman, & Zulkarnain. : PT. Mandar Maju. (2015). Legilslatif Drafting, Pelembagaan Fajar, M., & Achmad, Y. (2010). Dualisme Metode Partisipatif Dalam Pembentukan Penelitian Hukum Normatif dan Empiris. Peraturan Perundang-undangan. : : Pustaka Pelajar. Setara Press. HS, S., & Nurbani, E. S. (2013). Penerapan Teori Soekanto, S., & Mustafa, A. (1982). Sosiologi Hukum pada Penelitian Disertasi dan Tesis Hukum dalam Masyarakat. Jakarta: CV. (Cetakan Ke). Jakarta: Rajawali Press. Rajawali. Ismail, T., & dkk. (2003). Analisis Dan Evaluasi Subchan, A. K. (2016). Efektivitas Pelaksanaan Tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Badan Peraturan Daerah Kota Nomor Pembinaan Hukum Nasional Kementerian 9 Tahun 2009 Mengenai Pengurusan Hukum Dan Hak Asasi Manusia RI. Administratif Identitas Warga di kantor Kementerian Keuangan Republik Indonesia. Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (2018). Pajak Daerah. Retrieved from Kota Makassar Tahun 2011 sampai 2015. Direktorat Jenderal Perimbangan UIN-Alaudin, Makassar. Keuangan website: http://www. Susanto, A. S. (1975). Pendapat Umum. djpk.kemenkeu.go.id/wp-content/ Bandung: Bina Cipta. uploads/2018/08/pajak_daerah-1.pdf Thaib, D. (2009). Ketatanegaraan Indonesia Kurniawan, A. (2005). Transformasi Pelayanan Prerspektif Konstitusional. Yogyakarta: Publik. Yogyakarta: Pembaharuan. Total Media. Muliadi, S. (2014). Efektivitas Hukum Pidana Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011. Melalui Pengelolaan Sumber Daya Manusia Pembentukan Peraturan Perundang- di Daerah untuk Mencapai Penegak undangan. , Pub. L. No. 12 (2011). Hukum. Jurnal Academica Fisip Untad, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 06(02), 1267. 10 Tahun 2014. Pembentukan Peraturan Pemerintah Daerah Kota Baubau. (2019). No. Perundang-undangan. , Pub. L. No. 10 Title. Retrieved March 25, 2019, from (2014). Sekretaris Badan Pengelola Keuangan, Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 28 Aset dan Pendapatan Daerah website: Tahun 2009. Pajak Daerah dan Retribusi http://bpkapd.baubaukota.go.id/ Daerah. , Pub. L. No. 28 (2009). Prameswari, K. P., Resen, M. G. S. K., & Dahana, Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014. Pemerintah Daerah. , Pub. L. No. 23 (2014).

Efektivitas Pelaksanaan Produk Hukum Daerah Kota Baubau Ali Rizky, Rizal Muchtasar, Rahman Hasima, Ilham 85