Bali: So Many Faces--Short Stories and Other Literary Excerpts in Indonesian. INSTITUTION Western Sydney Univ., Macarthur (Australia)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Load more
Recommended publications
-
Apresiasi Masyarakat Terhadap Kesenian Burok Grup Pandawa Nada Di Desa Kemurang Wetan Kabupaten Brebes
APRESIASI MASYARAKAT TERHADAP KESENIAN BUROK GRUP PANDAWA NADA DI DESA KEMURANG WETAN KABUPATEN BREBES SKRIPSI disajikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Seni Musik oleh M. Ricky Juliardi 2503407015 JURUSAN PENDIDIKAN SENI DRAMA, TARI, DAN MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013 ii iii MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto: Ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu dan bersabarlah (Q.S Yunus: 109) Persembahan: Kupersembahkan skripsi ini untuk orang-orang terkasih yang telah memberi warna dan makna dalam alur kehidupan yang telah terlalui dan yang akan dilalui: Ayahku yang tercinta Joko Irianto, Ibuku yang tersayang Lily Mulyati dan adikku Laras Nur Maulida yang cinta dan kasihnya tak pernah terbatas. Rekan-rekan Mahasiswa Pendidikan Seni Musik Angkatan Tahun 2007. Segenap Dosen Sendratasik Abdul Muklis, Lingling, dan teman-teman kos Tumpuk yang telah membantu dan memberikan inspirasi kepadaku. iv KATA PENGANTAR Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya. Hanya dengan anugerah dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Apresiasi Masyarakat Terhadap Kesenian Burok Grup Pandawa Nada Di Desa Kemurang Wetan Kabupaten Brebes”. Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan ilmu yang telah diberikan kepada penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam rangka penyusunan skripsi ini, terutama kepada : 1. Bapak Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberi kesempatan untuk menyelesaikan studi di Pendidikan Sendratasik FBS Universitas Negeri Semarang. 2. Bapak Prof. Dr. Agus Nuryatin, M.Hum., Dekan Fakultas Bahasa dan Seni yang telah memberikan ijin untuk melaksanakan penelitian. -
Mantra Bahasa Dayak Desa: Studi Tentang Gaya Bahasa, Tujuan, Proses Ritual, Dan Fungsi
MANTRA BAHASA DAYAK DESA: STUDI TENTANG GAYA BAHASA, TUJUAN, PROSES RITUAL, DAN FUNGSI Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sastra Indonesia Program Studi Sastra Indonesia Disusun oleh Sri Astuti NIM: 034114015 PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA JURUSAN SASTRA INDUNESIA FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 HALAMAN PERSEMBAHAN Ia berkata kepada Simon: “Bertolaklah ke tempat yang lebih dalam dan tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan”. Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa, tetapi karena Engkau yang menyuruhnya, aku akan menebar jala juga”. Dan setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak. Lalu mereka memberi isyarat kepada teman-temannya di perahu yang lain supaya mereka datang membantunya. Dan mereka itu datang, lalu mereka bersama-sama mengisi kedua perahu itu dengan ikan hingga hampir tenggelam. (Lukas 5:4-7) Skripsi ini kupersembahkan kepada: • Tuhan dan sahabatku Yesus Kristus • Keluargaku yang tercinta, Ibu, Bapak, dan Tuai Ayang • Semua orang yang kukasihi dan mengasihiku iv ABSTRAK Astuti, Sri. 2008. Mantra Bahasa Dayak Desa Studi Tentang Gaya Bahasa, Tujuan, Proses Ritual, dan Fungsi. Skripsi Strata I (S-I). Yogyakarta: Program Studi Sastra Indonesia, Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini membahas gaya bahasa, tujuan, proses ritual, dan fungsi mantra bahasa Dayak Desa. Ada beberapa alasan yang mendasari pemilihan topik ini, yaitu (1) studi khusus tentang mantra bahasa Dayak Desa sampai saat ini belum pernah dilakukan, (2) ada keunikan penggunaan bahasa dalam mantra bahasa Dayak Desa. Selain itu, peneliti beranggapan bahwa budaya daerah sangat perlu dilestarikan, mengingat sifat mantra yang rahasia dan tertutup, akan membuka peluang punahnya mantra. -
MALAY HEALING PRACTICES Ubat-Ubatan As Remedies Administered Hybridised Form of Islam
BIBLIOASIA OCT – DEC 2018 Vol. 14 / Issue 03 / Feature Nadirah Norruddin is an Associate Librarian with the National Library, Singapore. Her PAWANG, BOMOH AND BIDAN gathering and preparing ubat-ubatan main responsibility lies in managing and Traditional Malay healers are the from plants and herbs developing the Singapore and Southeast Asian collections. main providers of Malay medicine. In his book, A Descriptive Diction- To achieve the necessary credentials, ary of British Malaya (1894), Nicholas some have resorted to living in soli- B. Dennys compares the dukun to tude, spending their time meditating, “being on par with witch doctors of fasting or putting themselves through history”. Although the dukun has been strict dietary regimens – all in the generally described in disparaging name of spiritual cleansing. Healers terms by Western scholars, a small are also expected to have an extensive minority saw the merits of these knowledge of botany and nature so traditional healers. Percy N. Gerrard that they can classify and identify the defines the “doctor” as a bomoh, dukun right plants and herbs as well as their or pawang in his dictionary, A Vocabu- healing properties, and prescribe the lary of Malay Medical Terms (1905). correct remedies. Bidan Pawang Also known as “Mak Bidan” or “dukun A pawang is commonly defined as a beranak”, these midwives specialise shaman or general practitioner of in women’s health matters, including magic who incorporates incantations fecundity, midwifery and contraception, (Facing page) The betel vine, prayer bowl engraved into his craft. He is usually involved in along with a variety of beauty-related with Quranic verses and invocations, and the mortar conducting agricultural rituals and disorders. -
Phd Thesis Tamara Aberle
Socially-engaged theatre performances in contemporary Indonesia Tamara Alexandra Aberle Royal Holloway, University of London PhD Thesis 1 Declaration of Authorship I, Tamara Alexandra Aberle, hereby declare that this thesis and the work presented in it is entirely my own. Where I have consulted the work of others, this is always clearly stated. Signed: ______________________ Date: ________________________ 2 Abstract This thesis argues that performances of contemporary theatre in Indonesia are socially- engaged, actively creating, defining and challenging the socio-political environment, and that theatre practitioners are important members of a vibrant civil society who contribute and feel actively committed to democratic processes. Following an initial chapter about the history of modern theatre from the late 19th century until the fall of President Suharto in 1998, the four core chapters centre on four different aspects of contemporary Indonesian socio-politics: historical memory and trauma, violence and human rights, environmentalism, and social transition. Each of these chapters is preceded by an introduction about the wider historical and socio-political context of its respective discourse and is followed by an analysis of selected plays. Chapter 2 focuses on historical trauma and memory, and relates the work of two theatre artists, Papermoon Puppet Theatre and Agus Nur Amal (a.k.a. PM Toh), to processes seeking truth and reconciliation in Indonesia in the post-Suharto era. Chapter 3, on violence and human rights, discusses the works of Ratna Sarumpaet and B. Verry Handayani, with a specific focus on human trafficking, sexual exploitation, and labour migration. Chapter 4 discusses environmentalism on the contemporary stage. It investigates the nature of environmental art festivals in Indonesia, taking Teater Payung Hitam’s 2008 International Water Festival as an example. -
B. Barendregt the Sound of Longing for Homeredefining a Sense of Community Through Minang Popular Music
B. Barendregt The sound of longing for homeRedefining a sense of community through Minang popular music In: Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 158 (2002), no: 3, Leiden, 411-450 This PDF-file was downloaded from http://www.kitlv-journals.nl Downloaded from Brill.com09/23/2021 02:24:12PM via free access BART BARENDREGT The Sound of 'Longing for Home' Redefining a Sense of Community through Minang Popular Music Why, yes why, sir, am I singing? Oh, because I am longing, Longing for those who went abroad, Oh rabab, yes rabab, please spread the message To the people far away, so they'll come home quickly (From the popular Minangkabau traditional song 'Rabab'.) 1. Introduction: Changing mediascapes and emerging regional metaphors Traditionally each village federation in Minangkabau had its own repertoire of musical genres, tunes, and melodies, in which local historiography and songs of origin blended and the meta-landscape of alam Minangkabau (the Minangkabau universe) was depicted.1 Today, with the ever-increasing disper- sion of Minangkabau migrants all over Southeast Asia, the conception of the Minangkabau world is no longer restricted to the province of West Sumatra. 1 Earlier versions of this article were presented at the 34th Conference of the International Council of Traditional Music, Nitra, Slovakia, August 1996, and the VA/AVMI (Leiden Uni- versity) symposium on Media Cultures in Indonesia, 2-7 April 2001. Its present form owes much to critical comments received from audiences there. I would like to sincerely thank also my colleagues Suryadi, for his suggestions regarding the translations from the Minangkabau, and Robert Wessing, for his critical scrutiny of my English. -
The Transnational Legal Process of Global Health Jurisprudence: HIV and the Law in Indonesia
The Transnational Legal Process of Global Health Jurisprudence: HIV and the Law in Indonesia Siradj Okta A dissertation submitted in partial fulfillment of the requirements for the degree of Doctor of Philosophy University of Washington 2020 Reading Committee: Walter J. Walsh, Chair Rachel A. Cichowski Dongsheng Zang Aaron Katz Program Authorized to Offer Degree: Law © Copyright 2020 Siradj Okta University of Washington Abstract The Transnational Legal Process of Global Health Jurisprudence: HIV and the Law in Indonesia Siradj Okta Chair of the Supervisory Committee: Walter J. Walsh School of Law As one of the most pressing global health priorities, HIV disruption requires effective transnational work. There is growing confidence among experts about ending AIDS by 2030. In Indonesia, a country with one of Asia’s fastest-growing HIV epidemics, the law is instrumental to achieve that goal. Nonetheless, national laws and policies that undermine HIV prevention are continuously being adopted or preserved. This suggests that the presence of global health jurisprudence does not necessarily lead to national legal processes to enable HIV prevention policies. This situation raises the central question of whether the perpetuation of national legal barriers to HIV prevention is associated with Indonesia’s internalization of global health jurisprudence. This study uses Professor Harold Koh’s transnational legal process theory to examine the transfer of global health jurisprudence by looking at Indonesia’s interaction at the global level, interpretation of norms, and domestic internalization thereof. As a multi-method study with an inductive reasoning approach, this research utilizes a qualitative data analysis of international organizations’ laws and policies, public/private institutions’ policies, international treaties, Indonesian laws, and relevant public records. -
Prosiding Seminar Nasional
PROSIDING SEMINAR NASIONAL PEMAJUAN SENI RUPA DAN DESAIN UNTUK MEMBANGUN KEBUDAYAAN DAN PERADABAN YANG BERKEPRIBADIAN Ruang Vicom, Gedung Citta Kelangen Lt.2 Institut Seni Indonesia Denpasar Selasa, 4 September 2018 FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN INSTITUT SENI INDONESIA DENPASAR 2018 PROSIDING SEMINAR NASIONAL! Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar Pemajuan Seni Rupa dan Desain!untuk Membangun Kebudayaan dan Peradaban yang Berkepribadian Ruang Vicom, Gedung Citta Kelangen Lt.2 Institut Seni Indonesia Denpasar Selasa, 4 September 2018 Reviewer : Dr. Drs. I Gede Mugi Raharja, M.Sn Dr. Drs. I Wayan Mudana, M.Par Ida Bagus Ketut Trinawindu, S.Sn., M.Erg Dr. I Nyoman Larry Julianto, S.Sn., M.Ds Tata letak dan desain : I Made Saryana, S.Sn., M.Sn Amoga Lelo Octaviano PENERBIT Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar Jalan Nusa Indah, Denpasar 80235, Bali Telp. 0361-227316 Fax. 0361- 236100 web. www.isi-dps.ac.id 8+342 halaman, 29.7 x 21 cm cetakan pertama: september 2018 Hak Cipta Dilindungi Undang-undang Copyright @2018 ISBN: 978-602-51033-8-4 KATA PENGANTAR Perkembangan bidang seni rupa dan desain Indonesia, dapat ditelusuri dari peninggalan purbakala berupa benda-benda yang tebuat dari batu, logam, tanah liat (gerabah dan terakota), manik-manik (asesoris) dan lukisan di gua-gua prasejarah. Setelah berkembangnya sistem pemerintahan kerajaan di Indonesia, kemudian dikenal aturan-aturan tentang penciptaan karya seni rupa dan desain, serta telah mempercepat lajunya perkembangan seni rupa dan desain pada masa Indonesia klasik. Masuknya pengaruh budaya kolonial, menyebabkan terjadinya perkembangan seni rupa dan desain modern di Indonesia. -
“Saweran Sebagai Bentuk Interaksi Simbolik Antara
“SAWERAN SEBAGAI BENTUK INTERAKSI SIMBOLIK ANTARA PEMAIN DAN PENONTON DALAM TARI REOG GONDORIYO PADA KESENIAN BARONGAN SINGO LODRO DI DESA TODANAN KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA” SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan (S1) Oleh: Nama : Selvi Widya A NIM : 2501412154 Program Studi : Pendidikan Seni Tari Jurusan : Pendidikan Seni Drama Tari dan Musik JURUSAN SENI DRAMA TARI DAN MUSIK (PENDIDIKAN TARI) FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2017 i PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi dengan judul “Saweran Sebagai Bentuk Interaksi Simbolik Antara Pemain Dan Penonton Dalam Tari Reog Gondoriyo Pada Kesenian Barongan Singo Lodro Di Desa Todanan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora” telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke Sidang Panitia Ujian Kripsi Semarang, 11 Agustus 2017 Pembimbing I Pembimbing II Drs. Bintang Hanggoro P. M. Hum.. Restu Lanjari, S.Pd, M.Pd. NIP. 196002081987021001 NIP. 196112171986012001 ii PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Skripsi Jurusan Seni Drama, Tari dan Musik, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang pada hari : Jumat tanggal : 11 Agustus 2017 Panitia Ujian Skripsi Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. (196008031989011001) Ketua Abdul Rachman, S.Pd.M.Pd (198001202006041002) Sekertaris Dra. Eny Kusumastuti, M.Pd (196804101993032001) Penguji I Restu Lanjari, S.Pd, M.Pd (196112171986012001) Penguji II/Pembimbing II Drs. Bintang Hanggoro P, M. Hum. (196002081987021001) Penguji III/Pembimbing I Prof. Dr. Agus Nuryatin, M. Hum. (196008031989011001) Dekan Fakultas Bahasa dan Seni iii PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi yang berjudul “Saweran Sebagai Bentuk Interaksi Simbolik Antara Pemain Dan Penonton Dalam Tari Reog Gondoriyo Pada Kesenian Barongan Singo Lodro Di Desa Todanan Kecamatan Todanan Kabupaten Blora” adalah benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan dari karya orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. -
Traditional Malay Healing in Malaysia: a Juristic Study by Syed Muhammad
TRADITIONAL MALAY HEALING IN MALAYSIA: A JURISTIC STUDY BY SYED MUHAMMAD SHAHRIZAL B. S. OTHMAN INTERNATIONAL ISLAMIC UNIVERSITY MALAYSIA 2008 TRADITIONAL MALAY HEALING IN MALAYSIA: A JURISTIC STUDY BY SYED MUHAMMAD SHAHRIZAL B. S. OTHMAN A dissertation submitted in partial fulfilment of the requirements for the degree of Masters of Islamic Revealed Knowledge and Heritage (Fiqh and UÎËl al-Fiqh) Kuliyyah of Islamic Revealed Knowledge and Human Sciences International Islamic University Malaysia MARCH 2008 ﴿ ﻭ ﻗﹶ ﺎ ﻝﹶ ﺭ ﺑ ﻜﹸ ﻢ ﺍﺩﻋﻮﻧِﻲ ﺃﹶ ﺳ ﺘ ﺠِ ﺐ ﻟﹶ ﻜﹸ ﻢ ﺇِ ﻥﱠ ﺍ ﻟﱠ ﺬِ ﻳ ﻦ ﻳﺴﺘﻜﹾﺒِﺮﻭﹶﻥ ﻋ ﻦ ﻋِ ﺒ ﺎ ﺩ ﺗِ ﻲ ﺳ ﻴ ﺪ ﺧ ﻠﹸ ﻮ ﻥﹶ ﺟ ﻬ ﻨ ﻢ ﺩ ﺍ ﺧِ ﺮِ ﻳ ﻦ ﴾ “And your Lord says: "Call on Me; I will answer your (Prayer): but those who are too arrogant to serve Me will surely find themselves in Hell - in humiliation!” (Al-Qur’Én, GhÉfir: 60) ABSTRACT The Malays are known as a people who have practiced traditional healing since the animistic era and this practice continued throughout the Hindu-Buddhist era up to present day. The Malays use many types of medical techniques for the purpose of treating and curing illnesses and diseases caused by non-spiritual or spiritual elements. It is important to note that there are some spiritual techniques used in traditional Malay healing that follow certain beliefs and contain components which contradict the Islamic SharÊÑah. This research attempts to discuss and examine the practices and types of traditional Malay healing and their compatibility with the Islamic point of view. -
Reviewessay Remembering the Indonesian Genocide
Bijdragen tot de Taal-, Land- en Volkenkunde 175 (2019) 67–79 bki brill.com/bki Review Essay ∵ Remembering the Indonesian Genocide, 53 Years Later Grace Leksana KITLV/Royal Netherlands Institute of Southeast Asian and Caribbean Studies [email protected] Djoko Sri Moeljono, Pembuangan Pulau Buru: Dari Barter ke Hukum Pasar. Bandung: Ultimus, 2017, x + 261 pp. ISBN: 9786028331647, price: IDR 75,000.00 (paperback). Gregorius Soeharsojo Goenito, Tiada Jalan Bertabur Bunga: Memoar Pulau Buru dalam Sketsa. Yogyakarta: InsistPress, 2016, xviii + 248 pp. ISBN: 9786020857114, price: IDR 65,000.00 (paperback). IPT 1965 Foundation, Final Report of the International People’s Tribunal on Crimes Against Humanity in Indonesia 1965 / Laporan akhir Pengadilan Rakyat Internasional 1965. Bandung: Ultimus, 2017, 384 pp., ISBN: 9786028331791, price: IDR 75,000.00 (paperback). Jess Melvin, The Army and the Indonesian Genocide: Mechanics of Mass Murder. New York: Routledge, 2018, xxv + 319 pp. ISBN: 9781138574694, price: GBP 80.50 (hardback). Mars Noersmono, Bertahan Hidup di Pulau Buru. Bandung: Ultimus, 2017, viii + 368 pp. ISBN: 9786028331340, price: IDR 85,000.oo (paperback). © grace leksana, 2019 | doi:10.1163/22134379-17501001 This is an open access article distributed under the terms of the prevailing CC-BY-NC license at the time of publication. 68 review essay Putu Oka Sukanta, Cahaya Mata sang Pewaris: Kisah Nyata Anak-Cucu Korban Tragedi ’65. Bandung: Ultimus, 2016, xviii + 422 pp. ISBN: 9786028331784, price: IDR 70,000.00 (paperback). R. Nasution (writer), D.S.W. Yanar (producer), Pulau Buru Tanah Air Beta. 2016. Soe Tjen Marching. The End of Silence: Accounts of the 1965 Genocide in Indone- sia. -
Perlakuan Terhadap Orang Meninggal Dalam Tradisi Penguburan Masyarakat Desa Trunyan Bali
BAB III Tradisi Penguburan Masyarakat Trunyan Bali 3.1. Letak Geografi1 Desa Trunyan yang terletak di Kaki Bukit Abang sebelah timur, di Tepi Danau Batur yang sering disebut kawasan Bintang Danu, adalah salah satu desa dari 48 desa yang ada di kecamatan Kintamani, dengan latar belakang pegunungan yang terjal dan curam. Desa Trunyan merupakan daerah berbukit dan berlembah, secara geografis terletak di: 1. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Karangasem 2. Sebelah Barat berbatasan dengan Danau Batur 3. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Songan 4. Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Abang Batudinding Desa Trunyan terletak disebelah timur Kota Kecamatan dengan jarak orbital ke ibukota kecamatan 20 Km, ke ibu kota kabupaten 35 Km, serta ke kota provinsi 70 Km. Trunyan yang merupakan daerah berbukit dengan kondisi masih cukup kritis, dengan tipe iklim 6 bulan musim hujan, dan 6 bulan musim kering dengan curah hujan 1, 860 mm/ tahun (Sumber BPS Kintamani). Luas wilayah Desa Trunyan 1963 Ha, dan secara administratif desa ini terbagi dalam Lima Banjar Dinas, yaitu: Banjar Dinas Trunyan, Banjar Dinas Madia, Banjar Dinas Bunut, Banjar Dinas Puseh, dan Banjar Dinas Mukus. 1 Data Desa Trunyan, diambil dari Gambaran Umum Desa dan Potensi Desa 27 Konon riwayatnya pada tahun Saka 833 (911 Masehi), Raja Singhamandawa mengizinkan penduduk Turunan (Trunyan) membangun kuil. Kuil berupa bangunan bertingkat tujuh ini merupakan tempat pemujaan Bhatara Da Tonta. Desa Trunyan merupakan desa Tua di Bali, yang masih memegang teguh warisan dan tradisi leluhur. Untuk menjangkau lokasi, ada dua akses yaitu yang pertama adalah lewat askes dengan menggunakan sarana angkutan penyeberangan perahu tempel dan dayung, dan dari darat. -
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.01.07/MENKES/200/2019 TENTANG DAFTAR LOKASI PRORITAS INTERVENSI KEGIATAN SANITASI TOTAL BERBASIS MASYARAKAT DAN KEGIATAN PENGENDALIAN PEYAKIT BERSUMBER DANA ALOKASI KHUSUS BIDANG KESEHATAN TAHUN ANGGARAN 2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2018 tentang Petunjuk Operasional Penggunaan Dana Alokasi Khusus Fisik Bidang Kesehatan dan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 3 Tahun 2019 tentang Petunjuk Teknis Penggunaan Dana Alokasi Khusus Nonfisik Bidang Kesehatan, Menteri Kesehatan perlu menetapkan daftar lokasi prioritas intervensi kegiatan sanitasi total berbasis masyarakat dan kegiatan pengendalian penyakit bersumber dana alokasi khusus bidang kesehatan Tahun Anggaran 2019; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan tentang Daftar Lokasi Prioritas Intervensi Kegiatan Sanitasi Total Berbasis Masyarakat dan Kegiatan Pengendalian Penyakit Bersumber Dana Alokasi Khusus Bidang Kesehatan Tahun Anggaran 2019; -2- Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2018 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 223 Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6138); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 137); 3. Peraturan Presiden Nomor 129 Tahun 2018 tentang Rician Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Tahun 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 225); 4. Peraturan Presiden Nomor 141 Tahun 2018 tentang Petunjuk Teknis Dana Alokasi Khusus Fisik Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2018 Nomor 271); 5. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2019 tentang petunjuk operasional dana alokasi khusus fisik bidang kesehatan Tahun Anggaran 2019 (Lembaran Negara Republik Indonesa Tahun 2019 Nomor 116); 6.