UNIVERSITAS INDONESIA

ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN

MAKALAH NONSEMINAR

Syavira Retty Radiyanti 1006716556

FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK 2014

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 2

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 3

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 4

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 5

ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN

Syavira Retty Radiyanti, Rita Maria Siahaan Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia

Email : [email protected]

Abstrak Penelitian ini membahas tentang jenis-jenis metafora yang biasa digunakan untuk artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis metafora ditinjau dari segi semantik dan menunjukkan fungsi pembentukan metafora yang digunakan dalam artikel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora yang sering digunakan dalam artikel musik majalah Rolling Stone Jerman adalah metafora kreatif dan terdapat banyak personifikasi. Fungsi metafora yang terlihat jelas adalah untuk menggambarkan berbagai situasi dan menjelaskan suatu hal.

The Semantics Analysis of Metaphor in the Music Article in the Rolling Stone Magazine Germany This research analyzes the varieties of metaphor, which are frequently used in the one of the music article in the Rolling Stone magazine Germany, edition of 227 on September 2013. The aim of this research is to describe the varieties of metaphor in the chosen music article observed from the semantic aspects and to show what those metaphors function as. This is a library-based research and is qualitative. The result of this research shows that creative metaphor and personification are frequently used in the music article in the Rolling Stone magazine Germany. The functions of metaphor are obviously to explain and describe something and situations. Key Words: Metaphor, music article, personification, function

Pendahuluan

Musik adalah hal yang lekat dalam kehidupan seseorang. Musik dapat didengarkan melalui radio, televisi dan mp3 player dengan aliran yang beragam seperti, pop, jazz, classic, rock dan lain sebagainya. Musik adalah bahasa untuk merepresentasikan suatu objek.1 Dengan adanya musik, maka muncul grup band, penyanyi dan para musisi lainnya dan hal

1 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 6 tentang musik tersebut dibuat menjadi artikel dalam suatu majalah, seperti majalah Rolling Stone Jerman yang memiliki artikel musik di dalamnya.

Artikel merupakan salah satu bentuk media dan di dalam suatu media, metafora sering digunakan, terutama pada media masa (Schmitz, 2004: 117). Metafora tidak hanya digunakan pada karya sastra, artikel-artikel ekonomi, olahraga dan politik, tetapi metafora juga digunakan pada artikel-artikel musik. Istilah metafora menurut Kridalaksana adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan, misalnya kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Kridalaksana, 2011: 152). Sedangkan Frans Asisi Datang berpendapat, metafora merupakan fenomena lingual yang unik karena dalam metafora terdapat unsur ketaksesuaian antara isi tuturan secara harafiah dengan maksud penuturnya. Secara semantis fenomena ini menarik karena dalam metafora kita bisa menemukan makna harafiah dan makna metaforis.2

George Lakoff dan Johnson (1980: 7) menyatakan bahwa metafora meresapi seluruh kehidupan manusia, tidak hanya bahasa tetapi juga pikiran dan aktifitas manusia. Menurut Lakoff dan Johnson, seluruh sistem konseptual manusia sehari-hari secara mendasar berciri metaforis. Contohnya pada kata TIME IS MONEY, merujuk kepada hal yang berhubungan dengan waktu, seperti pada kalimat „I’ve invested a lot of time in her“. Menurut pengalaman dan kehidupan kita sehari-hari, waktu dianggap hal yang bernilai dan suatu hal yang terbatas yang bisa digunakan, disimpan atau bahkan terbuang sia-sia.3 Selain itu, menurut Knowles dan Moon, metafora juga dapat mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan penulis mengenai sesuatu, dapat menjelaskan dan menyampaikan suatu gagasan atau ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik sehingga mudah dipahami oleh pembaca (Knowles dan Moon, 2006: 32). Dengan adanya metafora, tujuan mencari kata yang tepat untuk menggambarkan suatu hal yang lebih mendalam lagi dapat berhasil, contohnya seperti pada kata ARGUMENT IS WAR dengan kalimat “He shot down all of my arguments” yang memasukkan konsep argumen ke dalam konsep peperangan dengan penggunaan kata shot down.4 Saya ingin menganalisis metafora dalam artikel musik karena menurut saya, metafora merupakan topik yang menarik untuk diteliti, terutama dalam artikel musik majalah Rolling

2 Datang, Frans Asisi. 1994. Teori Kognitif Tentang Metafora: Sebuah Penjelasan Teoretis. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

3 Ibid hlm. 8 4 Ibid hlm. 31

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 7

Stone Jerman. Selain itu menurut saya, dengan adanya istilah metafora pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman dapat memberikan gambaran metaforis untuk sebuah grup Band, musisi dan aliran musik lainnya secara jelas dan mendalam. Majalah Rolling Stone adalah sebuah majalah yang pertama kali didirikan di San Fransisco pada tahun 1967 dan pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tanggal 9 November tahun 1967. Nama Rolling Stone diberikan oleh pendiri majalah ini karena terinspirasi oleh dua buah lagu, yang pertama lagu yang ditulis oleh Muddy Waters "A Rolling Stone gathers no moss" dan "Like A Rolling Stone" yang merupakan judul lagu dari rekaman Rock and Roll pertama Bob Dylan.5 Rolling Stone didirikan oleh Jann Wenner, seorang editor dan penerbit bersama seorang kritikus musik Ralph J. Gleason. Tema utama majalah ini adalah musik, politik liberal6 dan budaya populer7 dan diterbitkan dua minggu sekali. Majalah ini meliput tentang musik pada tahun 1990-an untuk menarik minat baca anak muda karena pada saat itu terfokus kepada acara televisi anak muda, aktor film dan musik pop. Majalah Rolling Stone memberikan informasi mengenai dunia musik nasional dan internasional dan cepat berkembang karena didukung oleh para penulis yang sudah terkenal seperti Cameron Crowe, Lester Bangs, Joe Klein, Joe Eszterhas, dan lain sebagainya. Wenner mengatakan bahwa motto majalah Rolling Stone adalah "is not just about the music, but about the things and attitudes that music embraces."8

Majalah Rolling Stone saat ini semakin berkembang dan memiliki banyak cabang di berbagai negara dengan bahasa yang disesuaikan dengan bahasa di negara setempat. Contohnya majalah Rolling Stone Jerman yang merupakan franchise dari majalah Rolling Stone Amerika Serikat. Aliran musik yang dibahas dalam Majalah Rolling Stone Jerman lebih banyak tentang musik Rock & Roll karena pendiri majalah Rolling Stone yaitu Jann Wenner, merupakan orang yang memiliki obsesi terhadap musik 60’s Rock & Roll pada zamannya saat

5 http://rockhall.com/blog/post/rolling-stone-first-issue-cover-story/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:41 6 Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan tersebut. http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/definisi-politik-liberalisme-pengaruh-serta-ciri-ciri-nya/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:52 7 Budaya popular (biasa disingkat sebagai budaya pop—dalam bahasa Inggris popular culture atau disingkat pop culture) adalah gaya, style, ide, perspektif, dan sikap yang benar-benar berbeda dengan budaya arus utama 'mainstream' (yang preferensinya dipertimbangkan di antara konsensus informal). Banyak dipengaruhi oleh media massa (setidaknya sejak awal abad ke-20) dan dihidupkan terus-menerus oleh berbagai budaya bahasa setempat, kumpulan ide tersebut menembus dalam keseharian masyarakat http://budaya- pop.blogspot.com/2010/09/budaya-populer.html diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:58

8 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 8 itu9 dan terdapat rubrik khusus mengenai Rock & Roll, sehingga aliran musik lainnya dijadikan tambahan berita di luar dari rubrik Rock & Roll.

Setelah membaca beberapa artikel musik pada website majalah Rolling Stone Jerman, isi dari artikel tersebut tidak terlalu panjang dan tidak banyak menggunakan istilah metafora. Oleh karena itu, saya memilih untuk menganalisis majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 karena sumber data lebih akurat, lengkap dan dapat menemukan istilah metafora lebih banyak di dalam majalah Rolling Stone Jerman pada edisi tersebut. Saya menganalisis artikel yang berjudul “Paradies der Ungeliebten” karena dalam artikel tersebut banyak menggunakan istilah metafora untuk menggambarkan grup musik, karakter musik dan karakter album dari Band yang menjadi pokok bahasan pada artikel tersebut. Metafora penting untuk digunakan dalam sebuah artikel karena terkadang beberapa kata sulit untuk dinyatakan dengan makna harafiah dan akan lebih mudah jika dinyatakan dengan metafora, seperti pada kata MUSIK IST EINE SPRACHE, yang mengibaratkan musik seperti sebuah bahasa10. Hal ini disebutkan demikian karena musik merupakan sarana untuk mengekspresikan ide, gagasan, atau perasaan ke dalam suatu konsep. Alasan saya memilih majalah Rolling Stone untuk menjadi sumber data analisis saya karena majalah Rolling Stone adalah majalah musik yang terkenal dengan ulasan berita musik lengkap, menarik, dan juga merupakan salah satu majalah yang terbaik di Amerika dan Inggris11. Hal tersebut terbukti dengan adanya berbagai cabang (franchise) majalah Rolling Stone di berbagai Negara, seperti majalah Rolling Stone Indonesia, Jerman, Jepang, Italia, Prancis, Spanyol dan lain sebagainya12. Oleh sebab itu, saya tertarik untuk meneliti jenis metafora yang digunakan pada majalah Rolling Stone berbahasa Jerman edisi 227 bulan September 2013. Saya akan menganalisis jenis metafora yang digunakan pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman ditinjau dari segi semantik dengan menggunakan teori dari Gerhard Kurz. Kemudian menunjukkan fungsi pembentukan metafora yang ada pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman dilihat dari contoh yang ada pada artikel yang di analisis.

9 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35 10 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32

11 http://www.allyoucanread.com/top-10-music-magazines/ diunduh tanggal 24 juni 2014 pukul 13:10 12 http://www.rollingstone.co.id/ diunduh tanggal 9-4-2014 pukul 15:23

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 9

Tinjauan Teoretis

Definisi Metafora

Menurut kamus linguistik Jerman oleh Theodor Lewandowski (1990: 708), „Metapher ist eine Übertragung von Bedeutungen/Bezeichnungen aufgrund von Ähnlichkeiten der äußeren Gestalt, der Funktion und Verwendung durch impliziten Vergleich bzw. Ineinanderfließen der Vorstellungen“. Berdasarkan penjelasan di atas, definisi metafora adalah suatu pengalihan makna/istilah karena memiliki kesamaan/kemiripan, yang fungsi dan manfaatnya dibandingkan atau dianalogikan secara implisit atau penggabungan ide-ide, untuk menyatakan suatu hal dengan hal yang lain. Contohnya seperti der Gesang der Wellen, menggambarkan nyanyian/lagu seolah seperti suatu gelombang.13 Contoh lain dalam bahasa Indonesia adalah kaki meja.

Metafora menurut Lakoff dan Johnson dalam karyanya yang berjudul Metaphor We Live By (1980:5) adalah pemahaman dan pengalaman mengenai sebuah hal melalui sesuatu yang lain. Seseorang dapat merasakan dan memahami sesuatu yang baru melalui pemahamannya atas hal yang lain yang sudah dikenal/diketahui sebelumnya. Metafora mengungkapkan maksud lain dari ekspresi yang diujarkan dan metafora terdapat dalam kehidupan kita sehari- hari sebagai manusia yang berkomunikasi melalui bahasa, pemikiran dan tindakan manusia.

Lakoff dan Johnson membagi metafora menjadi dua hal utama. Yang pertama adalah metafora sebagai proses kognitif dan merupakan hasil pengalaman, yaitu merupakan sebuah proses kognitif eksperimental. Yang kedua, metafora dinyatakan sebagai sebuah ekspresi linguistik dan metafora mempunyai karakteristik bahasa, sehingga metafora merupakan sebuah perspektif. Untuk lebih memahami konsep metafora menurut Lakoff dan Johnson, dapat kita lihat dengan contoh konsep metafora pada kalimat ARGUMENT IS WAR.14 Kalimat tersebut dapat merefleksikan bahasa sehari-hari dengan berbagai macam ekspresi, yaitu:

He attacked every weak point in my argument (dia “menyerang” setiap titik lemah pada argumen saya)

I demolished his argument (saya “meruntuhkan” argumennya)

13 Ibid. hlm. 708 14 Ibid hlm. 4

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 10

I’ve never won an argument with him (saya tidak pernah “memenangkan” argumen dengan dia)

Terlihat dari contoh-contoh kalimat tersebut, kemenangan dan kekalahan dalam perdebatan atau adu argumen dianggap seperti sedang menghadapi peperangan, sehingga dari hal tersebut muncul konsep metaforis dalam pikiran manusia dan konsep dalam berpendapat (arguing), dengan kata lain konsep ARGUMENT dapat dipahami dan dibentuk dari konsep WAR. Walaupun tidak ada pertarungan secara fisik, tetapi ada pertarungan secara verbal, dan struktur dari sebuah argumen lekat dengan attack, defense, counterattack dan lain sebagainya.15 Kalimat ARGUMENT IS WAR adalah salah satu contoh metafora yang ada dalam kehidupan manusia sehari-hari, manusia mengamati, merasakan dan kemudian mengaplikasikannya dalam bentuk bahasa yang bersifat metaforis.

Metafora dapat dihubungkan dengan musik, menurut Knowles & Moon (2006: 141):

“Music has an important role, and it too can realize non-verbal metaphor. The background music matches vision in further underpinning metaphorical and symbolic meanings. Other composers see music as symbolizing personal characteristics. Sounds are the material composers use to create images, to realize concepts.”

Berdasarkan definisi tersebut, musik memiliki peran penting dan dapat membentuk metafora non-verbal. Tujuan dari musik sendiri adalah membentuk makna metaforis dengan menggunakan simbol untuk dapat memahami maknanya. Para komposer lain melihat musik sebagai simbol karakteristik pribadi manusia, dan suara merupakan sebuah sarana para komposer untuk membuat sebuah gambaran agar dapat merealisasikan suatu konsep. Dari penjelasan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa dalam musik dibutuhkan penggunaan metafora sebagai sarana untuk mengekspresikan ide/gagasan ke dalam konsep yang lain. Sebagai contoh lagu Eltohn John yang berjudul “Candle in the Wind”, ditulis sebagai apresiasi kepada Marilyn Monroe dan Putri Diana. Judul, lirik, dan iringan musik non-verbal saling melengkapi sebagai elemen metafora dalam merepresentasikan maksud dari lagu tersebut yaitu, “kerapuhan hidup”.16

15 Ibid hlm. 4 16 Ibid hlm. 141

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 11

Jenis Metafora

Dalam penelitian ini, saya akan menitikberatkan kepada jenis metafora berdasarkan teori Gerhard Kurz, yaitu metafora kreatif, metafora leksikal dan metafora konvensional. Sedangkan teori jenis metafora Lakoff dan Johnson digunakan sebagai teori pendukung untuk lebih memperjelas analisis. Jenis metafora menurut Kurz dikelompokkan sebagai berikut:

1.1.1 Metafora Kreatif (kreative Metapher)

Definisi metafora kreatif menurut Kurz:

„Die >lebendige<, kreative Metapher. Sie wirkt neu und überraschend“ (Kurz, 1982: 19).

Dari definisi di atas menurut Kurz, jenis metafora kreatif merupakan jenis metafora yang “hidup”, yang bersifat baru dan mengejutkan.

Metafora kreatif merupakan metafora yang dibentuk oleh penulisnya untuk mengutarakan ide sesuai dengan keinginan penulis itu sendiri dalam membentuk metafora. Metafora jenis ini banyak terdapat dalam karya sastra, seperti pada penulisan cerita atau dongeng dan menggunakan kata atau kalimat tersirat, sehingga pembaca harus berusaha mengerti maknanya.

Contoh:

„Schwarze Milch der Frühe wir trinken sie abends. Wir trinken sie mittags und morgens, wir trinken sie nachts“ (Kurz, 1993: 10)

Arti dari kalimat tersebut adalah “susu yang berwarna hitam kami minum setiap setiap malam. Kami meminumnya setiap pagi dan siang”. Kalimat tersebut merupakan salah satu puisi karya Paul Celan. Kata „schwarze Milch der Frühe“ dalam konteks puisi tersebut adalah penggambaran tentang orang-orang Yahudi pada jaman Nazi yang mengacu pada penderitaan dan penyiksaan yang terus menerus dialami oleh mereka yang berada di sana. Terdapat kata seine Juden, Margarete, dan Sulamith yang memperjelas bahwa puisi tersebut tentang orang Yahudi.

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 12

Metafora kreatif menurut Knowles & Moon, sebagai berikut:

„Creative metaphors are those which a writer/speaker constructs to express a particular idea or feeling in a particular context, and which a reader/hearer needs to deconstruct or ´unpack´ in order to understand what is meant.(..). Creative metaphor is often associated with literature, but there are plenty of instances of it in other genres.” (Knowles & Moon, 2006: 5)

Metafora kreatif adalah apa yang dibuat atau diungkapkan oleh penulis/pembicara untuk mengekspresikan ide/gagasan dan perasaan mereka dalam konteks tertentu dan pembaca/pendengarnya perlu menafsirkannya atau menguraikannya untuk memahami apa yang dimaksud oleh penulis. Metafora kreatif sering dikaitkan dengan karya sastra, tetapi banyak juga contoh dalam jenis/aliran yang lain.

Metafora kreatif, dikenal mengacu pada kombinasi konseptual (seperti GELD ALS WASSER), yang dapat dideteksi dengan metafora leksikal (seperti Geldquelle) dan hal tersebut dapat dikembangkan atau paling tidak merujuk kepada perantara leksikal non konvensional (seperti Geldbächlein) dan metafora ini disebut metafora kreatif karena menggunakan konseptualisasi yang kreatif (Skirl & Schwarz-Friesel, 2007: 30).

1.1.2 Metafora Konvensional (konvensionalisierte Metapher)

Metafora konvensional menurut Kurz:

„die konvensionalisierte Metapher, d.h. eine Metapher, die nicht mehr neu, aber auch noch nicht lexikalisiert ist. Sie wirkt oft klischeehaft.“ (Kurz, 1977: 19)

Metafora konvensional merupakan metafora yang ketika seseorang mendengar atau membacanya, akan mengetahui bahwa kata atau kalimat tersebut merupakan metafora, bukan suatu hal yang baru karena maknanya sudah diketahui secara umum. Jenis metafora ini belum terdapat di dalam kamus, namun tidak mengandung kata-kata dengan makna yang baru.

Contoh:

- Die Sonne lacht. Jika membaca kalimat tersebut, maka maknanya sudah lumrah diketahui yaitu „hari yang cerah“. Matahari digambarkan seperti sedang tertawa dan makna tertawa sendiri adalah positif sehingga sesuai jika matahari disamakan dengan lachen (Kurz, 1993: 19).

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 13

- Ich fahre schwarz. Makna kata schwarz dalam konteks kalimat tersebut sudah merupakan hal yang lumrah diketahui, yaitu seseorang yang naik bus atau kereta tanpa membayar karcis dan dapat disebut „penumpang gelap“.17

1.1.3 Metafora Leksikal (lexikalisierte Metapher)

Metafora leksikal menurut Kurz (1993: 18):

„In dem Maße, in dem die Metapher lexikalisiert wird, wird ihre Bedeutung kontextunabhängiger. Am Ende dieses Prozesses stehen dann ein erweiterter Anwendungsbereich oder verschiedene nebeneinander bestehende Verwendungen eines Wortes.“

Metafora leksikal merupakan jenis metafora yang sudah kehilangan ciri metaforisnya dan tidak tergantung kepada konteksnya, karena metafora jenis ini sering digunakan dan kemudian dimasukkan ke dalam kosa kata sehari-hari. Jika kita mendengar atau membaca kata yang merupakan jenis metafora ini, tidak akan menganggap kata tersebut sebuah metafora.

Contoh: Wolkenkratzer (pencakar langit), Tischbein (kaki meja), Verkehrsfluß (arus lalu lintas), dan Motorhaube (kap mobil) (Kurz, 1993: 18).

Seperti contoh kata Wolkenkratzer di atas, dahulu kata tersebut merupakan metafora, tetapi saat ini tidak ada istilah lain atau padanan kata lain untuk mendeskripsikan „pencakar langit“ selain dengan kata Wolkenkratzer. Kap mobil yang dalam bahasa Jermannya Motorhaube, saat ini tidak ada istilah lain untuk mendeskripsikan kap mobil selain menggunakan kata Motorhaube tersebut.

1.2 Fungsi Metafora

Metafora berperan penting dalam suatu artikel karena berfungsi untuk menjelaskan, memperjelas, menggambarkan, mengungkapkan, mengevaluasi dan menghibur (Knowles & Moon, 2006: 4). Kita menggunakan metafora karena terkadang tidak ada kata lain untuk menyebutkan beberapa hal tertentu. Metafora dapat digunakan untuk mengkomunikasikan apa yang kita pikirkan atau apa yang kita rasakan (perasaan kita tentang sesuatu). Selain itu,

17 Schemann, Hans, Paul Knight. 1995. German-English Dictionary of Idioms. New York: Routledge.

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 14 fungsi metafora juga untuk menjelaskan seperti apa suatu hal dan menyampaikan makna dengan cara yang lebih menarik dan kreatif.18

Melalui metafora, makna dari sebuah kata dapat diperluas dan dapat dikembangkan dengan bentuk yang lebih ekspresif (Lewandowski, 1990: 709). Dengan menggunakan metafora, hal yang lebih mendalam dapat disampaikan melalui kiasan dan konotasi, yang mengacu kepada makna harafiah (Knowles & Moon, 2006: 11). Metafora bermakna “fuzziness”, tidak jelas atau maknanya kabur, membuat metafora menjadi sarana yang memiliki pengaruh kuat dalam mengkomunikasikan perasaan, emosi, penilaian dan interpretasi19. Contohnya pada kata the silver bullet whistling through the rigging, yang artinya “peluru perak itu bersiul melalui tali-temali”, maksud dari kalimat tersebut menjadi tidak jelas dengan adanya perumpamaan “peluru perak yang dapat bersiul” karena dapat diinterpretasikan berbeda oleh pembacanya.

Selain itu, metafora banyak digunakan oleh media massa. Seperti sumber data yang digunakan untuk penelitian saya berasal dari salah satu bentuk media yaitu majalah Rolling Stone Jerman. Berbagai media massa berada di sekitar kita dengan berbagai tujuan, yaitu untuk memberi informasi atau untuk hiburan. Berbeda dengan komunikasi tatap muka, komunikasi media massa bersifat satu-sisi dan tidak langsung dan kita sebagai penerima, konsumen dari berita di media, tidak bersentuhan langsung dengan pembuat/penciptanya. Oleh karena itu, metafora memiliki peran penting, karena metafora sangat sering digunakan untuk mempermudah menggambarkan suatu keadaan/fakta dan realitas sosial masyarakat yang kompleks dengan berbagai cara (Skirl & Schwarz-Friesel, 2007: 72). Dari penjelasan di atas, metafora digunakan pada media massa agar mempermudah pemahaman bagi para konsumennya karena dikaitkan dengan pengalaman dan fakta yang terjadi dalam masyarakat.

Metode Penelitian

Dalam penulisan ini, penulis menggunakan metode kualitatif dengan studi pustaka. Metode kualitatif digunakan untuk menganalisis jenis metafora ditinjau dari segi semantik, juga menganalisis bagaimana fungsi pembentukan metafora pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan metode deskriptif untuk menjelaskan teori-teori yang menjadi acuan dalam penelitian ini sesuai dengan landasan teori yang digunakan. Studi pustaka dilakukan dengan

18 Ibid hlm. 5 19 Ibid hlm. 12

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 15 cara mencari dan mendapatkan informasi dari buku, internet dan majalah. Selain itu, melihat secara langsung jenis metafora dalam artikel musik yang ada pada majalah Rolling Stone Jerman.

ANALISIS

Dalam bab ini, akan dianalisis jenis metafora yang terdapat pada artikel musik majalah Rolling Stone edisi 227 bulan September 2013, halaman 16-17 yang berjudul „Paradies der Ungeliebten“ (surga yang tidak dicintai). Saya akan menganalisis artikel tersebut untuk mendapatkan kata atau kalimat yang mengandung makna metaforis dan diklasifikasikan menurut teori Gerhard Kurz berdasarkan jenis metaforanya. Selain itu, saya juga akan menganalisis fungsi pembentukan metafora yang ada pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman dilihat dari contoh yang ada pada artikel “Paradies der Ungeliebten”. Saya menggunakan kamus Wahrig dan Duden 11 untuk membantu saya dalam menganalisis metafora yang ada pada kedua artikel tersebut. Kamus Wahrig digunakan untuk mencari makna harafiah/makna leksikal yang tepat dari sebuah kata dan kamus Duden 11 (Redewendungen) digunakan untuk membantu memahami ungkapan yang terdapat pada artikel tersebut.

Artikel „Paradies der Ungeliebten“

Artikel Paradies der Ungeliebten atau yang diartikan sebagai „surga yang tidak dicintai“ menceritakan tentang Band yang selama 14 tahun tidak mengeluarkan album, maka di tahun 2013 mereka mengeluarkan album barunya berjudul „“. Album tersebut adalah album ke-8 Sebadoh dan yang pertama di tahun 2000an. Sebadoh merupakan Band asal Amerika yang berdiri pada tahun 1989 dan dibentuk oleh penyanyi/penulis lagu yang saat itu juga merupakan pemain bass Band Dinosaur Jr. Sebadoh merupakan Band dengan aliran indie20 rock dengan teknik Lo-Fi music21. Setelah dikeluarkan

20 Musik indie adalah istilah untuk karya-karya musik yang berada di luar mainstreem atau berbeda dengan corak lagu yang sedang laris di pasaran, sehingga band indie bebas melahirkan karya yang sangat berbeda dari yang ada di pasar, atau dalam kata lain tidak komersial dan umumnya memiliki pangsa pasar tersendiri terhadap jenis lagu yang mereka tawarkan. http://irungmampet.blogspot.com/2009/11/pengertian-band-indie.html diunduh tanggal 6 juli 2014 pukul 06:51

21 Lo-fi atau Low Fidelity merupakan sebuah teknik rekaman yang tidak berada digaris standar rekaman music pada umumnya. Pada sebuah rekaman lo-fi, suara tidak terdengar jelas dan banyak sekali noise yang terdengar,

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 16 dari Dinosaur Jr. di tahun 1989, Barlow memfokuskan dirinya untuk Sebadoh dengan projeknya bersama pemain drum dan penulis lagu . Kemudian, Sebadoh menambahkan pemain drum dan penulis lagu . Pada tahun 1994, Gaffney keluar dari Sebadoh dan digantikan dengan pemain drum baru yaitu Bob Fay, kemudian Sebadoh merilis albumnya yaitu dan . Di akhir tahun 1989, Sebadoh memulai untuk melakukan konser rutin mereka.

Di awal 1991, Sebadoh merulis albumnya yaitu Sebadoh III. Lalu di musim semi tahun 1993, mereka merilis album kelima yang berjudul Bubble and Scrape dan Sebadoh melalukan tur ke Amerika dan Inggris disela rekaman mereka. Pada musim panas tahun 1994, Sebadoh membuat album pertamanya tanpa Eric Gaffney yaitu Bakesale. Album tersebut menjadi album mereka yang paling sukses, lalu Loewenstein dan Barlow merekrut pemain drum Bob D’Amico untuk bermain bersama mereka saat konser. Setelah sekian lama tidak mengeluarkan album, maka di tahun 2013 Band Sebadoh mengeluarkan album terbarunya yaitu „Defend Yourself“.22

Metafora pada kalimat Paradies der Ungeliebten, yang merupakan judul dari artikel majalah Rolling Stone. Halaman 16.

Paradies der Ungeliebten.

Arti dari kalimat di atas adalah „surga yang tidak dicintai“. Paradies yang dimaksudkan pada judul artikel tersebut mengacu kepada grup Band yang disamakan dengan suatu hal yang indah seperti Paradies, dalam konteks kalimat ini mengacu kepada Band Sebadoh. Kata Ungeliebten dalam konteks kalimat tersebut bermakna Liebhaber (Wahrig, 1986: 538) yang artinya penggemar, namun terdapat kata un- di depan Geliebte, sehingga bermakna “tidak ada penggemar”. Ungkapan Paradies der Ungeliebten tersebut bermakna metaforis, jika digabungkan maka menjadi „Band Sebadoh yang tidak memiliki penggemar/pengagum”. Terlihat pada kalimat Sebadoh waren vollfunktionsfähig, aber niemand fragte nach einem hal tersebut bagi sebagian besar terdengar menganggu, namun beberapa musisi sengaja menerapkan teknik lo-fi pada lagu-lagu mereka. http://versezine.tumblr.com/post/16976853011/lo-fi-dari-sebuah-kekurangan-menjadi- sebuah-style diunduh tanggal 22 April 2014 pukul 07:36 22 http://www.allmusic.com/artist/sebadoh-mn0000840523/biography diunduh tanggal 31-03-2014, pukul 07:33

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 17 neuen Album, Sebadoh masih tetap ada/aktif, tapi tak seorangpun yang menanyakan album baru mereka (Rolling Stone I, hlm. 16, kolom 2, paragraf 1).

Kenyataan yang dialami adalah, label Sub-Pop yang membawahi Sebadoh pada tahun 90- an mengalami kerugian, mereka mendapat banyak kritikan dari para kritikus musik. Band Sebadoh juga tidak bisa mendapatkan penggemar yang setia kepada Sebadoh seperti halnya Band Pavement. Band Pavement adalah Band asal Amerika yang merupakan salah satu band paling terkenal, berpengaruh, dan istimewa di tahun 90-an. Band Pavement seperti halnya Sebadoh merupakan pelopor Band dengan teknik lo-fi yang mendominasi Band dengan aliran di Amerika.23 Penulis artikel membuat konsep Band Sebadoh yang tidak memiliki fans atau penggemar setia dengan membuat kalimat Paradies der Ungeliebten. Terdapat pengalihan makna Band Sebadoh menjadi Paradies dan para penggemar setia menjadi Ungeliebten, sehingga kalimat tersebut bermakna metaforis. Dengan adanya pengalihan makna tersebut, berdasarkan teori Kurz kalimat tersebut termasuk ke dalam jenis metafora kreatif. Alasannya adalah persamaan kedua hal tersebut merupakan hal yang baru dibuat oleh penulis artikel untuk mengungkapkan keadaan Band Sebadoh yang sebenarnya. Jika tidak menggunakan metafora, maka judul dari artikel tersebut akan lebih panjang dan kurang menarik. Misalnya, Paradies der Ungeliebten diganti dengan kalimat Sebadoh hat keine Fans atau Sebadoh hat keine treue Fans.

Jadi fungsi pembentukan metafora yang dibuat oleh penulis artikel berdasarkan teori Knowles & Moon (2006: 4) pada kalimat Paradies der Ungeliebten adalah untuk menjelaskan kondisi dan kenyataan yang dialami Band Sebadoh secara keseluruhan, tetapi dengan bahasa yang singkat, padat, menarik, dan mencakup apa yang ingin diutarakan oleh penulis. Kalimat pada judul sebuah artikel tidak perlu terlalu panjang, sehingga metafora dibutuhkan untuk menggambarkan suatu konsep dengan konsep yang lain secara singkat dan menarik.

KESIMPULAN

Setelah melakukan analisis metafora dalam artikel “Paradies der Ungeliebten“ dalam majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013, banyak ditemukan kalimat atau kata yang mengandung metafora. Jenis metafora yang paling sering digunakan dalam artikel tersebut berdasarkan teori Kurz adalah metafora kreatif. Dalam penggunaan bahasa

23 http://www.allmusic.com/album/wowee-zowee-mw0000126291 diunduh tanggal 6 juli 2014 pukul 06:33

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 18 sehari-hari, metafora kreatif sangat sering digunakan karena dengan metafora kreatif kita dapat menggambarkan atau mengungkapkan suatu hal yang baru melalui konsep metaforis atau kiasan.

Kreativitas dibutuhkan dalam penulisan artikel musik, sehingga padanan kata dan kalimat yang dipilih oleh penulis artikel dapat beragam agar lebih menarik untuk dibaca dan metafora kreatif memberikan interpretasi yang berbeda pada setiap orang karena pembaca perlu untuk mencari makna yang tersirat pada metafora kreatif. Sedangkan, jenis metafora leksikal dan konvensional tidak ditemukan dalam artikel “Paradies der Ungeliebten” pada majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 karena biasanya kedua jenis metafora tersebut terdapat dalam teks ragam ilmiah yang tidak memerlukan kreativitas penulisan artikel dan memberikan informasi yang pasti tanpa interpretasi yang berbeda. Dalam wacana media massa, metafora kreatif sering digunakan untuk mengamati/menjelaskan fenomena yang kompleks dengan suatu hal yang baru dan perspektif yang tidak biasa (Skirl & Friesel, 2007: 72).

Media massa menggunakan metafora kreatif untuk memastikan wawasan baru ke dalam kompleksitas yang berhubungan dengan realitas sosial karena berita dalam media selalu bersesuaian dengan kehidupan masyarakat pada umumnya dan mengacu pada realitas yang ada. Metafora sering digunakan dengan suatu tujuan, dengan sifatnya yang ekspresif yang dapat menarik perhatian para pengguna media/konsumen. Berbagai layanan media akhirnya menghadapi persaingan sengit untuk menarik perhatian publik/konsumen, yaitu untuk menarik pangsa pasar.24 Oleh karena itu, saya menyimpulkan bahwa digunakannya metafora pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 adalah untuk menarik perhatian para pembaca, khususnya anak muda agar minat baca lebih meningkat sehingga wawasan mereka juga akan bertambah. Selain itu, agar tulisan dalam artikel musik tidak monoton yang bisa membuat para pembaca bosan.

Metafora berperan penting dalam suatu artikel karena berfungsi untuk menjelaskan, memperjelas, menggambarkan, mengungkapkan, mengevaluasi dan menghibur (Knowles & Moon, 2006: 4). Selain itu, untuk menjelaskan seperti apa suatu hal dan menyampaikan makna dengan cara yang lebih menarik dan kreatif.25 Metafora menjadi sarana yang memiliki pengaruh kuat pada komunikasi dalam mengungkapkan perasaan/emosi, penilaian/pendapat

24 Ibid hlm. 73 25 Ibid hlm. 5

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 19 dan interpretasi/penafsiran (Knowles & Moon, 2006: 12). Terdapat berbagai variasi metafora untuk mendeskripsikan musik (Spitzer, 2004: 78), seperti halnya yang terdapat pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013.

DAFTAR REFERENSI

BUKU

Datang, Frans Asisi. 1994. Teori Kognitif Tentang Metafora: Sebuah Penjelasan Teoretis. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Kentjono, Djoko. 1990. Dasar-dasar Linguistik Umum. Fakultas Sastra Universitas Indonesia.

Knowles, Murray and Rosamund Moon. 2006. Introducing Metaphor. Great Britain: TJ International, Padstow, Cornwall.

Kurz, Gehard. 1993. Metapher, Allegorie, Symbol. Goettingen: Vandenhoek u. Ruprecht.

Kushartanti, Untung Yuwono dan Multamia RMT Lauder. 2009. Pesona bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lakoff, George and Mark Johnson. 1980. Metaphor We Live By. Chicago: University of Chicago Press.

Moiij, J. J. A. 1976. A Study of Metaphor. Amsterdam: North Holland Publishing Company.

Skirl, Helge and Monika Schwarz-Friesel. 2007. Metapher. Heidelberg: Universitätsverlag Winter GmbH.

Ullmann, Stephen. 1957. The Principle of Semantics. Oxford: Basil Blackwell & Mott Ltd.

KAMUS

Drosdowski, Günther dan Werner Scholze-Stubenrecht. 1992. Duden Band 11: Redewendungen und sprichwörtliche Redensarten. Mannheim, Leipzig: Dudenverlag.

Heuken SJ, Adolf. 2009. Deutsch-Indonesisches Wörterbuch: Kamus Jerman Indonesia. Jakarta: PT: Gramedia Pustaka Utama.

Kridalaksana, Harimurti. 2011. Kamus Linguistik. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 20

Kridalaksana, Harimurti. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Lewandowski, Theodor. 1990. Linguistisches Wörterbuch. Heidelberg: Quelle & Meyer Verlag.

Schemann, Hans, Paul Knight. 1995. German-English Dictionary of Idioms. New York: Routledge.

Wahrig, Gerhard. 1986. Deutsches Wörterbuch „mit einem Lexikon der Deutschen Sprachlehre“. München: Bertelsmann Lexikon Verlag.

SUMBER INTERNET http://rockhall.com/blog/post/rolling-stone-first-issue-cover-story/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:41 http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/definisi-politik-liberalisme-pengaruh-serta-ciri- ciri-nya/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:52 http://budaya-pop.blogspot.com/2010/09/budaya-populer.html diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:58 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32 http://www.allyoucanread.com/top-10-music-magazines/ diunduh tanggal 24 juni 2014 pukul 13:10 http://www.rollingstone.co.id/ diunduh tanggal 9-4-2014 pukul 15:23 http://irungmampet.blogspot.com/2009/11/pengertian-band-indie.html diunduh tanggal 6 juli 2014 pukul 06:51 http://versezine.tumblr.com/post/16976853011/lo-fi-dari-sebuah-kekurangan-menjadi-sebuah- style diunduh tanggal 22 April 2014 pukul 07:36 http://www.allmusic.com/artist/sebadoh-mn0000840523/biography diunduh tanggal 31-03- 2014, pukul 07:33

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 21

LAMPIRAN

Rolling Stone I. Halaman 16-17 “Paradies der Ungeliebten

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 22

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 23

Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014