UNIVERSITAS INDONESIA ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN MAKALAH NONSEMINAR Syavira Retty Radiyanti 1006716556 FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN BUDAYA PROGRAM STUDI JERMAN DEPOK 2014 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 2 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 3 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 4 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 5 ANALISIS SEMANTIS METAFORA DALAM ARTIKEL MUSIK MAJALAH ROLLING STONE JERMAN Syavira Retty Radiyanti, Rita Maria Siahaan Program Studi Jerman, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok, 16424, Indonesia Email : [email protected] Abstrak Penelitian ini membahas tentang jenis-jenis metafora yang biasa digunakan untuk artikel musik majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013. Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan jenis metafora ditinjau dari segi semantik dan menunjukkan fungsi pembentukan metafora yang digunakan dalam artikel tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif dengan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis metafora yang sering digunakan dalam artikel musik majalah Rolling Stone Jerman adalah metafora kreatif dan terdapat banyak personifikasi. Fungsi metafora yang terlihat jelas adalah untuk menggambarkan berbagai situasi dan menjelaskan suatu hal. The Semantics Analysis of Metaphor in the Music Article in the Rolling Stone Magazine Germany This research analyzes the varieties of metaphor, which are frequently used in the one of the music article in the Rolling Stone magazine Germany, edition of 227 on September 2013. The aim of this research is to describe the varieties of metaphor in the chosen music article observed from the semantic aspects and to show what those metaphors function as. This is a library-based research and is qualitative. The result of this research shows that creative metaphor and personification are frequently used in the music article in the Rolling Stone magazine Germany. The functions of metaphor are obviously to explain and describe something and situations. Key Words: Metaphor, music article, personification, function Pendahuluan Musik adalah hal yang lekat dalam kehidupan seseorang. Musik dapat didengarkan melalui radio, televisi dan mp3 player dengan aliran yang beragam seperti, pop, jazz, classic, rock dan lain sebagainya. Musik adalah bahasa untuk merepresentasikan suatu objek.1 Dengan adanya musik, maka muncul grup band, penyanyi dan para musisi lainnya dan hal 1 http://dgpt.de/fileadmin/download/psychonewsletters/PNL-47.pdf diunduh pada tanggal 5 Juni 2014 pukul 20:32 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 6 tentang musik tersebut dibuat menjadi artikel dalam suatu majalah, seperti majalah Rolling Stone Jerman yang memiliki artikel musik di dalamnya. Artikel merupakan salah satu bentuk media dan di dalam suatu media, metafora sering digunakan, terutama pada media masa (Schmitz, 2004: 117). Metafora tidak hanya digunakan pada karya sastra, artikel-artikel ekonomi, olahraga dan politik, tetapi metafora juga digunakan pada artikel-artikel musik. Istilah metafora menurut Kridalaksana adalah pemakaian kata atau ungkapan lain untuk obyek atau konsep lain berdasarkan kias atau persamaan, misalnya kaki gunung, kaki meja, berdasarkan kias pada kaki manusia (Kridalaksana, 2011: 152). Sedangkan Frans Asisi Datang berpendapat, metafora merupakan fenomena lingual yang unik karena dalam metafora terdapat unsur ketaksesuaian antara isi tuturan secara harafiah dengan maksud penuturnya. Secara semantis fenomena ini menarik karena dalam metafora kita bisa menemukan makna harafiah dan makna metaforis.2 George Lakoff dan Johnson (1980: 7) menyatakan bahwa metafora meresapi seluruh kehidupan manusia, tidak hanya bahasa tetapi juga pikiran dan aktifitas manusia. Menurut Lakoff dan Johnson, seluruh sistem konseptual manusia sehari-hari secara mendasar berciri metaforis. Contohnya pada kata TIME IS MONEY, merujuk kepada hal yang berhubungan dengan waktu, seperti pada kalimat „I’ve invested a lot of time in her“. Menurut pengalaman dan kehidupan kita sehari-hari, waktu dianggap hal yang bernilai dan suatu hal yang terbatas yang bisa digunakan, disimpan atau bahkan terbuang sia-sia.3 Selain itu, menurut Knowles dan Moon, metafora juga dapat mengkomunikasikan apa yang dipikirkan dan dirasakan penulis mengenai sesuatu, dapat menjelaskan dan menyampaikan suatu gagasan atau ide yang bersifat khusus dengan cara yang lebih menarik sehingga mudah dipahami oleh pembaca (Knowles dan Moon, 2006: 32). Dengan adanya metafora, tujuan mencari kata yang tepat untuk menggambarkan suatu hal yang lebih mendalam lagi dapat berhasil, contohnya seperti pada kata ARGUMENT IS WAR dengan kalimat “He shot down all of my arguments” yang memasukkan konsep argumen ke dalam konsep peperangan dengan penggunaan kata shot down.4 Saya ingin menganalisis metafora dalam artikel musik karena menurut saya, metafora merupakan topik yang menarik untuk diteliti, terutama dalam artikel musik majalah Rolling 2 Datang, Frans Asisi. 1994. Teori Kognitif Tentang Metafora: Sebuah Penjelasan Teoretis. Fakultas Sastra Universitas Indonesia. 3 Ibid hlm. 8 4 Ibid hlm. 31 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 7 Stone Jerman. Selain itu menurut saya, dengan adanya istilah metafora pada artikel musik majalah Rolling Stone Jerman dapat memberikan gambaran metaforis untuk sebuah grup Band, musisi dan aliran musik lainnya secara jelas dan mendalam. Majalah Rolling Stone adalah sebuah majalah yang pertama kali didirikan di San Fransisco pada tahun 1967 dan pertama kali diterbitkan di Amerika Serikat pada tanggal 9 November tahun 1967. Nama Rolling Stone diberikan oleh pendiri majalah ini karena terinspirasi oleh dua buah lagu, yang pertama lagu yang ditulis oleh Muddy Waters "A Rolling Stone gathers no moss" dan "Like A Rolling Stone" yang merupakan judul lagu dari rekaman Rock and Roll pertama Bob Dylan.5 Rolling Stone didirikan oleh Jann Wenner, seorang editor dan penerbit bersama seorang kritikus musik Ralph J. Gleason. Tema utama majalah ini adalah musik, politik liberal6 dan budaya populer7 dan diterbitkan dua minggu sekali. Majalah ini meliput tentang musik pada tahun 1990-an untuk menarik minat baca anak muda karena pada saat itu terfokus kepada acara televisi anak muda, aktor film dan musik pop. Majalah Rolling Stone memberikan informasi mengenai dunia musik nasional dan internasional dan cepat berkembang karena didukung oleh para penulis yang sudah terkenal seperti Cameron Crowe, Lester Bangs, Joe Klein, Joe Eszterhas, dan lain sebagainya. Wenner mengatakan bahwa motto majalah Rolling Stone adalah "is not just about the music, but about the things and attitudes that music embraces."8 Majalah Rolling Stone saat ini semakin berkembang dan memiliki banyak cabang di berbagai negara dengan bahasa yang disesuaikan dengan bahasa di negara setempat. Contohnya majalah Rolling Stone Jerman yang merupakan franchise dari majalah Rolling Stone Amerika Serikat. Aliran musik yang dibahas dalam Majalah Rolling Stone Jerman lebih banyak tentang musik Rock & Roll karena pendiri majalah Rolling Stone yaitu Jann Wenner, merupakan orang yang memiliki obsesi terhadap musik 60’s Rock & Roll pada zamannya saat 5 http://rockhall.com/blog/post/rolling-stone-first-issue-cover-story/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:41 6 Di bidang pers, politik liberalis memungkinkan seorang wartawan bebas memuat berita apa pun yang ia ketahui, sementara para sastrawan bebas mengeluarkan pendapat dan ungkapan hatinya. Masyarakat umum berhak membaca dan menilai sendiri tulisan-tulisan para wartawan dan sastrawan tersebut. http://ridwanaz.com/umum/kewarganegaraan/definisi-politik-liberalisme-pengaruh-serta-ciri-ciri-nya/ diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:52 7 Budaya popular (biasa disingkat sebagai budaya pop—dalam bahasa Inggris popular culture atau disingkat pop culture) adalah gaya, style, ide, perspektif, dan sikap yang benar-benar berbeda dengan budaya arus utama 'mainstream' (yang preferensinya dipertimbangkan di antara konsensus informal). Banyak dipengaruhi oleh media massa (setidaknya sejak awal abad ke-20) dan dihidupkan terus-menerus oleh berbagai budaya bahasa setempat, kumpulan ide tersebut menembus dalam keseharian masyarakat http://budaya- pop.blogspot.com/2010/09/budaya-populer.html diunduh tanggal 19 April 2014 pukul 14:58 8 http://cecilbuffington.com/photo3_40.html diunduh tanggal 28 Maret 2013 pukul 20:35 Analisis semantis …, Syavira Retty Radiyanti, FIB UI, 2014 8 itu9 dan terdapat rubrik khusus mengenai Rock & Roll, sehingga aliran musik lainnya dijadikan tambahan berita di luar dari rubrik Rock & Roll. Setelah membaca beberapa artikel musik pada website majalah Rolling Stone Jerman, isi dari artikel tersebut tidak terlalu panjang dan tidak banyak menggunakan istilah metafora. Oleh karena itu, saya memilih untuk menganalisis majalah Rolling Stone Jerman edisi 227 bulan September 2013 karena sumber data lebih akurat, lengkap dan dapat menemukan istilah metafora lebih banyak di dalam majalah Rolling Stone Jerman pada edisi tersebut. Saya menganalisis artikel yang berjudul “Paradies der Ungeliebten” karena dalam artikel tersebut banyak menggunakan istilah metafora untuk menggambarkan grup musik, karakter musik dan karakter album dari Band yang menjadi pokok bahasan pada artikel tersebut. Metafora penting untuk digunakan dalam sebuah artikel karena terkadang beberapa kata sulit
Details
-
File Typepdf
-
Upload Time-
-
Content LanguagesEnglish
-
Upload UserAnonymous/Not logged-in
-
File Pages23 Page
-
File Size-