Analisis Peran Keluarga Masdar Pasmar Dalam Birokrasi Pemerintahan Di Kabupaten Polewali Mandar
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan Volume 7, Nomor 1, Juli 2014 (35-50) ISSN 1979-5645 Analisis Peran Keluarga Masdar Pasmar dalam Birokrasi Pemerintahan di Kabupaten Polewali Mandar Fadillah Ulandari (Mahasiswa Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin) Muhammad Amirul Haq (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin) Hasrat Arief Saleh (Ilmu Pemerintahan Universitas Hasanuddin) Email: [email protected] Abstract This study attempts to analyze the role of the family masdar pasmar in bureaucracy govern- ment in district polewali mandar and how the role of a raid in legal-formal in bureaucracy go- vernment can run and maintain power. This research using the kind of research in eksploratory qualitative. Scope of research location was conducted in districts Polewali Mandar. The result showed the role of the family Masdar Pasmar in bureaucracy government can be seen and ob- served in aspects of power player, include visible and invisible power. The causes of strengthe- ning terjabarkan role in of economic capital, social capital and culturally capital . Strengthening the role of this family pattern government made bureaucratic local Polewali Mandar be bureau- cracy with patrimonial pattern. Keywords: family, role, power, capital, patrimonial Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis peranan keluarga Masdar Pasmar dalam birokrasi pemerintahan di kabupaten Polewali Mandar dan bagaimana peranan yang didapatkan secara legal-formal dalam birokrasi pemerintahan dapat menjalankan dan memelihara kekuasaan. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif secara eksploratory. Lingkup lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Polewali Mandar. Hasil Penelitian menunjukkan peran atau peranan Keluarga Masdar Pasmar dalam birokrasi pemerintahan dapat dilihat dan diamati da- lam aspek-aspek kuasa yang dimainkan, berupa adanya Visible dan Invisible Power. Faktor penyebab menguatnya peranan terjabarkan dalam modal-modal berupa modal ekonomi, mo- dal sosial dan modal kultural. Menguatnya peranan keluarga ini menjadikan corak birokrasi pemerintahan di lokal Polewali Mandar menjadi birokrasi dengan corak patrimonial. Kata kunci: keluarga, peran, kuasa, modal, patrimonial PENDAHULUAN dalam birokrasi pemerintahan di Kabupaten Polewali Mandar. Penelitian ini memiliki fokus mengenai fe- Penelitian ini difokuskan dalam birokrasi nomena politik pemerintahan di Indonesia pemerintahan untuk melihat bagaimana dikhususkan di Kabupaten Polewali Mandar. peranan Keluarga Masdar dan pengaruh yang Desentralisasi politik yang tercermin dalam diberikan. Keluarga Masdar Pasmar di Pole- UU No. 22 tahun 1999, menjadikan Keluarga wali Mandar memiliki pengaruh yang cukup Masdar Pasmar berpengaruh “kuat” dalam besar, terutama dalam politik pemerintahan. politik pemerintahan di lokal Polewali Man- Selain tiga Pilkada terkahir, beberapa jabatan dar. Menguatnya pengaruh ini dibuktikan di di SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) di tiga pemilihan kepala daerah terakhir dan 35 Analisis Peran Keluarga Masdar Pasmar dalam Birokrasi Pemerintahan di Kabupaten Polewali Mandar (Fadillah Ulandari, Muhammad Amirul Haq, Hasrat Arief Saleh) tingkat birokrasi dijabat oleh keluarga- aktor politk Puang (sebutan bergelar bang- keluarga Masdar Pasmar. sawan). Jaringan Keluarga Puang ditempat- “Max Weber considers patrimonialism as a kan pada ranah birokrasi, dengan posisi jab- form of government centered on family struc- atan yang “basah”. tures, particularly on the authority of fathers Revivalisme Keluarga Puang di ranah in families. It is a form of political domination pemerintahan semakin terlihat antara tahun in which authority rests on the personal and 2004, Kepala Bagian, Camat, dan Lurah di- bureaucratic power exercised by a royal angkat melalui jaringan Keluarga Puang household, where that power is formally arbi- (disebut jalur jati; jalan ke rumah puang, sep- trary and under the direct control of the rul- erti jalan cendana untuk Keluarga Pak Harto). er”. (fakhar bilal, Mughal Dinasty And Patri- Jalur jati ini merupakan jalur untuk men- monial Bureaucracy). duduki jabatan pemerintahan strategis di Wa- Model birokrasi Indonesia, dilihat dari per- jo. Keluarga Puang lainnya menjabat sebagai spektif kultural, merupakan birokrasi yang di Kabag perlengkapan. SKPD (Satuan Kerja balik struktur modernnya masih membawa Perangkat Daerah) semacam kantor dinas nilai-nilai budaya patrimonial ataupun pater- pertanian, pajak, transportasi, pertanahan, nalistik dari budaya masyarakat tradisional. perhutanan, dipimpin oleh kerabat dan Sebagai birokrasi yang lahir dari kandungan saudara sepupu Puang, 10 dari 14 camat yang masyarakat tradisional, birokrasi Indonesia ada merupakan kaum bangsawan yang lebih mendekati pengertian Weber tentang menyatakan memiliki hubungan darah pola dominasi pa-trimonial terhadap tipikal dengan puang. Lapisan atas birokrasi Wajo masyarakal tradisional, yang ditandai dengan masa ini dikuasai oleh kalangan aristokrat, kuatnya hubungan kekerabatan, kekeluar- 90% menguasai kedudukan yang lebih tinggi gaan, dan ikatan emosi. (Agus Suryono, 2011) dan masuk melalui jalur jati. Keluarga Masdar Pasmar merupakan aktor Penelitian mengenai kuasa dan budaya ju- politik yang memiliki peranan kuat di tingkat ga dilakukan oleh Andi Muhammad Yusuf lokal. Priyono menyatakan (Van Klinken, (2015), tesisnya hegemoni budaya dalam 2009) “Ada indikasi kuat bahwa aktor-aktor praktik politik dan kekuasaan di Belawa Ka- dominan memang punya akar secara sosial bupaten Wajo. Pendekatan antropologi poli- dan politik. Mereka bukan merupakan elite tik etnografi. Penelitiannya menunjukkan yang terisolasi dan bercokol di puncak negara otonomi daerah justru berimpilikasi meng- dan yang bisa dikelilingi dan dikepung oleh hadirkan tatanan lama kultur orang bugis, masyarakat sipil.” menjadikan legitimasi budaya: nilai-nilai yang Terkait fenomena politik lokal, beberapa direproduksi bersinggungan dengan praktik penelitian telah dilakukan semisal kajian yang politik semisal assituruseng (nilai budaya dilakukan oleh Zuhro,dkk (2006) mengenai orang bugis) yang bermakna legtimasi kuasa jawara dan kekuasan dalam pembentukan dari anakarung. Konteks kultural dari kuasa Provinsi Banten, keterlibatan birokrasi dalam akan melahirkan berbagai tatanan nilai dan Pilkada jember, sengketa Pilkada depok dan simbol-simbol budaya yang dapat digunakan jalan panjang menuju demokrasi, penelitian sebagai instrumen hegemoni kelas penguasa. Andi Faisal Bakti tahun 2004 mengenai Penelitian selanjutnya yang paling dekat kekuasaan keluarga di Wajo Sulawesi Selatan. dengan konteks daerah penelitian penulis Penelitian Andi Faisal Bakti (2004) di Wajo ialah penelitian yang dilakukan oleh Mu- yang dimuat dalam buku politik lokal Indone- hammad Naswir (2013). Tesis Muhammad sia (2007) menggambarkan keterkaitan anta- Naswir (2013) mengerucut pada tiga klan ra Militer, Golkar, dan Orde Baru. Terdapat Manggabarani, Mengga, dan Masdar. Ketiga 36 Government: Jurnal Ilmu Pemerintahan, Volume 7, Nomor 1, Januari 2014 klan ini dalam pandangan Naswir merupakan pada Peranan Keluarga Masdar Pasmar, bentukan negara, dengan pendekatan ABRI, mengingat Keluarga Masdar Pasmar cukup Golkar dan Birokrasi. Pendekatan elit dan berpengaruh dalam politik pemerintahan di patronase-klien, logika sumberdaya politik Kabupaten Polewali Mandar. Kajian ini di- oleh charles F. Andrain digunakan untuk men- harapkan juga dapat menambah khasanah jelaskan bagaimana dominasi dapat terpeli- kajian mengenai fenomena politik pemerin- hara oleh ketiga klan ini. Hasil penelitian tahan di tingkatan lokal, terkhususnya di Ka- memperlihatkan bahwa sumberdaya politik bupaten Polewali Mandar. yang kemudian dijabarkan dalam kekuasaan Berangkat dari pengetengahan latar fisik, kekuasaan ekonomi, kekuasaan nor- belakang diatas dan uraian mengenai matif, kekuasaan personal dan kekuasaan penelitian-penelitian terdahulu serta domain keahlian, yang dimiliki oleh ketiga klan ini dari birokrasi pemerintahan dari perdebatan sangatlah besar sehingga pola sirkulasis elit struktural hingga kultural, penulis mencoba hanya berputar diantara ketiga klan ini saja. melihat bagaimana peran kuasa Keluarga Mempertahankan dominasi mereka dalam Masdar Pasmar tetap terpelihara melalui masyarakat Mandar, setiap proses elektoral, modalitas jaringan (birokrasi pemerintahan) selain berkontestasi ternyata ketiga klan ini dan modalitas symbolik dan kultural (patri- juga sering terjadi kolaborasi sehingga proses monial) Keluarga Masdar Pasmar di Kabupa- politik seolah menutup ruang bagi elit-elit ten Polewali Mandar. yang lain untuk tampil sebagai pemimpin di Ada tiga alasan yang mendorong mengapa Polewali Mandar. persoalan peran keluarga ini dijadikan fokus Terkhusus mengenai birokrasi pemerinta- kajian. Pertama dalam setiap proses pesta han, beberapa karya maupun penelitian telah demokrasi semisal Pilkada tidak akan pernah dilakukan, misalnya Peter M Blau (1963), Cro- lepas dari eksistensi keluarga ini. Kedua, cier (1964), Smith (1971), Albrow (1990). Be- Desentralisasi politik dan domain dari berapa karya tersebut lebih mengkhususkan birokrasi pemerintahan dari perdebatan pada aspek kelembagaan birokrasi. Sepan- struktural hingga kultural menarik untuk jang penelusuran penulis, penelitian dan dikaji disebabkan besarnya pengaruh Keluar- kajian terbaru mengenai politik dan birokrasi ga Masdar Pasmar di Kabupaten Polewali pemerintahan telah dilakukan oleh Kiki Lut- Mandar. Ketiga, Keluarga Masdar Pasmar da- fiah (2012) mengenai Demokrasi dan lam sistem strata sosial memiliki kedudukan Kekuasaan