BOYANG to MANDAR.Pdf
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
BOYANG TO MANDAR BOYANG TO MANDAR Penulis: H. Ahmad Asdy Editor: Dr. Anwar Sewang, M.Ag H. S. Tamzil Alqadri, S.Sos., M.Pd Pembantu Penulis Hj. Wahdia, S.Pd., M.Pd Sartika Adelia, S.Farm BOYANG TO MANDAR H. Ahmad Asdy ISBN: 978-602-0923-95-6 Copyright © 2018 Penerbit Wineka Media Anggota IKAPI No.115/JTI/09 Jl. Palmerah XIII N29B, Vila Gunung Buring Malang 65138 Telp./Faks : 0341-711221 Website: http://www.winekamedia.com E-mail: [email protected] ______________________________________________________________ Hak cipta dilindungi Undang-Undang. Dilarang mengutip sebagian atau seluruh isi buku ini dengan cara apapun, termasuk dengan cara penggunaan mesin fotokopi, tanpa izin sah dari penerbit. ______________________________________________________________ SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI BARAT aya atas nama Pribadi dan Pemerintah Provinsi Sulawesi S Barat menyambut baik atas terbitnya buku yang berjudul: Boyang to Mandar dengan latar belakang tentang tatanan adat istiadat Mandar yang ditulis oleh Sdr H.Ahmad Asdy, karena data dan informasi yang diungkap di dalamnya sungguh- sungguh sangat bermakna penting karena informasi yang di sajikan sudah sangat langkah orang yang mencatat peristiwa akan keunikan dari Boyang To Mandar. Buku ini merupakan catatan yang mengungkapkan akan proses Mapake’de Boyang dengan semua tipe rumah adat yang tersebar di berbagai belahan wilayah Nusantara untuk dijadikan sebagai bahan kajian dan acuan. Tentu disadari oleh penulis bahwa isi buku ini yang Insyah Allah akan dipersembahkan kepada para pembaca yang budiman dengan berpijak diatas segala kekurangan dan kekhilafan yang pasti dimiliki oleh setiap insan anak manusia yang mengaku dirinya selaku hamba Allah. Begitu juga dengan pemaparan dalam tulisan ini, yang diyakini dan disadari bahwa di dalam penyusunan dan penyajian karya ini, akan dipastikan memiliki beberapa kesalahan dan kekurangan yang diakibatkan oleh keterbatasan yang penulis miliki seperti yang dikatakan oleh sebuah ungkapan bahwa: ~ i ~ Tiada gading yang tak retak namun kesempurnaan dari gading itu terletak pada retaknya. Saya juga tak lupa mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah ikut membantu baik secara langsung, maupun tidak langsung, baik itu merupakan moril terlebih lagi dengan berupa material, sehingga penulis dapat mewujudkan naskah ini, yang pada akhirnya karena dengan adanya partisipasi dari Bapak, ibu dan Saudara (i) sehingga buku kecil ini dapat disajikan kepada para pembaca yang budiman. Semoga karya yang serba terbatas ini dalam berbagai bentuk dan variasinya dapat membawa manfaat bagi Pembangunan Bangsa, Kemanusiaan dan Agama demi terwujudnya Sulawesi Barat menjadi sebuah Provinsi yang Mawarra, Malino Tammalembong dan Mala’bi. Amin. Wassalam Mamuju 20 Maret 2018 Gubernur Sulawesi Barat Drs.H.M Ali Baal Masdar M.Si ~ ii ~ SA’AMMEANG LOA (Seteguk Kata) asa syukur Alhamdulillah yang tak terhingga atas curahan Rahmat dari:Tuhan Yang Maha Kuasa karena atas Rahim- R NYA pula maka Boyang to Mandar ini dapat kami terbitkan dengan harapan kiranya para pembaca yang budiman dapat memahaminya dan mengetahui akan proses keberadaan salah satu diantara sekian banyaknya tatanan adat tentang Boyang (rumah) di Mandar, sebab bangsa yang besar adalah bangsa yang tahu akan menghargai akan budaya sebagai peninggalan leluhur masa lalu. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam menyusun karya ini tentunya masih sangat jauh dari apa yang diharapkan sesuai dengan makna dari judul penulisan ini dan kami bukan berbangga untuk memberanikan diri dalam mempersembahkan karya tulis ini yaitu dengan mencoba meraih batu dalam kegelapan, akan tetapi sekedar sebagai bukti dari rasa terima kasih dan kecintaan terhadap tanah tumpah darah dimana tempat penulis dilahirkan, oleh karena itu penulis berupaya dari sisa tenaga bahkan berangkali juga sudah sisa dari umur yang telah senja mengetuk pintu malam, dan sudah semakin rapuh pula dilanda zaman untuk sekedar menggoreskan pena menjadi sebuah tulisan sebagai bukti penyembahan dari pernyataan sembah sujud Syukur Kepada-NYA yang tak sama dan tak akan mungkin serupa dengan kita seisi alam semesta ini. Dalam karya ini penulis mengangkat sebuah karya yang hampir terlupakan yaitu Boyang To Mandar beserta makna dan arti serta sejarah keberadaannya untuk dapat dipahami dan ~ iii ~ dijadikan sebagai bahan acuan dan perbandingan bagi generasi selanjutnya. Dan kepada semua pihak tak terkecuali yang telah turut serta berpartisifasi membantu kami memberikan data terutama para keluarga ataupun kerabat dan kawan terdekat dari kami, sehingga kami berhasil menyusun goresan ini sampai pada penerbitannya, maka tak lupa kami haturkan ucapan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya dengan penuh harap semoga apa yang kita lakukan ini dapat menjadi sebuah Ibadah disisi Tuhan Yang Maha Kuasa, Sangat pula diharapkan bahwa dengan karya yang sangat terbatas ini akan dapat membawa manfaat walaupun hanya sedikit guna dapat mengantar kita lebih mengenal akan kebudayaan lewat Boyang ada’. Akhirnya sekali lagi saya memohon maaf jika sekelumit tulisan yang diperuntukkan khusus melengkapi perbendaharaan dalam memaparkan Boyang ada’ to Mandar sangat subyektif serta cara penulisannya kurang sempurna hal itu disebabkan oleh keterbatasan dan kemampuan yang penulis miliki. Penulis ~ iv ~ SEPENGGAL CATATAN EDITOR ilayah Mandar yang dahulu terdiri dari Binanga Karaeng W di Selatan dan Lalombi di utara yang sekarang ini telah menjadi sebuah Provinsi dengan batas hanya terdiri dari Paku Sampai Suremana yang merupakan salah satu Provinsi dalam bingkai NKRI yang letaknya sangat strategis karena berada digaris khatulistiwa. Ditetapkan pada tanggal 22 september 2004 dengan UU no: 26 tahun 2004. Sebelumnya Sulawesi Barat merupakan bagian dari wilayah Provinsi Sulawesi Selatan yang kemudian dimekarkan dan menjadi jalur lalu lintas ekonomi antara Sulawesi dan Kalimantan yang menjadi urat nadi perokonomian di Tanah air. Jauh sebelum terbentuknya provinsi Sulawesi Barat, nama Mandar telah dikenal luas oleh para pedagang Eropa, sejak kedatangan mereka dipesisir selatan Sulawesi yaitu sebelum berdirinya kerajaan-kerajaan di Mandar Nama Mandar telah menjadi salah satu mata rantai pelabuhan-pelabuhan penting dalam peta pelayaran pertama Portugis dan Belanda yang melakukan perdagangan rempah-rempah. Sudah sejak lama Mandar merupakan pelabuhan yang penting dan memiliki berbagai jenis perahu niaga dan orang Mandar juga dikenal sebagai perantau dan pelaut ulung yang sangat berani menentang badai karena bermodalkan akan Paissangan mosasi (pengetahuan kelautan) yang didasari dengan kepercayaan dari Ritual dan Mistik yang menjadi semangat untuk pantang menyerah. dan orang Mandar juga terkenal sebagai perantau yang pantang pulang sebelum berhasil karena bermodalkan Siri’ anna lokko. ~ v ~ Dan didalam melakukan intraksi perdagangan mereka maka sering diadakan acara yaitu Mappande Sasi’ (mensyukuri hasil laut) dengan segala macam makanan dan kue-kue khas tradisional Mandar serta menampilkan hiburan sebagai tanda kesyukuran akan hasil keuntungan yang didapatkan dengan puncak acara adalah pergelaran Pakkacaping dan Pakkeke serta alat kesenian lainnya yang akan bereaksi melantungkan syair lagu. Penerbitan buku ini merupakan salah satu langkah dalam upaya memberikan pemahaman tentang Boyang Ada’ to Mandar serta pengertian makna dari kebudayan yang selama ini cenderung masyarakat sebahagian menganggap bahwa kebudayaan bertentangan dengan ajaran Islam sehingga lewat pemahaman melalui tulisan ini maka terjawablah sudah anggapan itu. Semoga dengan diterbitkannya buku kecil ini kita dapat memahami akan manfaat dari tatanan adat istiadat terutama dengan Boyang Ada’ to Mandar, yang bertujuan sebagai bahan informasi dan pembelajaran. Akhirnya kepada penulis saya pribadi menyampaikan penghargaan atas upaya yang dilakukannya sebagai bahan informasi buat generasi kini dan yang akan datang. Sangat pula diharapkan bahwa dengan karya yang sangat terbatas, ini akan dapat membawa manfaat walaupun hanya sedikit, guna dapat mengantar kita lebih mengenal akan latar belakang sejarah dari Boyang ada’ to Mandar sebagai sebuah referensi bagi generasi kedepan sesuai dengan harapan dan cita- cita dari para pahlawan terdahulu dan para pejuang Sulawesi Barat untuk menjadikannya sebuah Provinsi yang damai dan Mala’bi, tetapi bukan damai seperti damainya embun diujung daun yang akan sirna tertimpah sinar matahari, namun sangat diharapkan untuk damai dan Mala’bi seperti damainya seorang ibu yang sedang menyusui anaknya dengan penuh kasih Sayang. ~ vi ~ Akhirnya kami segenap kerabat kerja mengucapkan terimah kasih dan penghargaan yang tinggi kepada semua pihak atas bantuan dan partisipasinya, selamat membaca buku ini, sebagai bahan masukan sekaligus dapat menjadi acuan dan perbandingan untuk kita semua. Wassalam ~ vii ~ DAFTAR ISI SAMBUTAN GUBERNUR SULAWESI BARAT --- i SA’AMMEANG LOA (Seteguk Kata) --- iii SEPENGGAL CATATAN EDITOR --- v DAFTAR ISI --- viii 1. PENDAHULUAN --- 1 a. Kesaksian --- 1 b. Keragaman Arsitektur Rumah adat --- 5 c. Pendekatan --- 7 d. Keberadaan Rumah --- 15 e. Arsitektur Boyang Mandar --- 18 f. Keutamaan dan kelemahan rumah kayu --- 26 2. MENDIRIKAN RUMAH --- 30 1. Boyang ada’ to Mandar --- 30 2. Musyawarah --- 33 3. Unsur Mitos --- 36 4. Fungsi tingkat rumah --- 42 5. Mappake’de boyang --- 44 6. Matta’bang --- 48 7. Mattema --- 49 8. Mappae --- 50 9. Arriang Boyang --- 51 10. Aratang --- 55 11. Passollor --- 57 12. Bae --- 59 13. Balimbungan --- 59 14. Su’du --- 60 15. Mattolor --- 60 16. Massanna ---