Berita Biologi 8(6) - Desember 2007

KAJIANILMIAHIKAN PELANGI {Marosatherina ladigesi (Ahl 1936)} FAUNA ENDEMIK [Scientific review of a rainbow {Marosatherina ladigesi (Ahl 1936)} an endemic fauna of Sulawesi]

Renny Kurnia Hadiaty Bidang Zoologi, Puslit Biologi-LIPI Jl. Raya Bogor Km 46, Cibinong 16911; email13: [email protected]

ABSTRACT Marosatherina ladigesi is one of the famous rainbow fish species from Sulawesi. This endemic fish species from Sulawesi is one of the Indonesian export commodity since more than 30 years ago. All of the export specimens come from the wild habitat. The anxiousness of the extinction of this species stated in the redlist of IUCN since 1994. Two field work of Maros Karst Project conducted in 2006, 2007 and an international expedition in 2007 showed the decreasing population of this species. The results of the three field trips showed the difficulties to get M. ladigesi in the streams. Taxonomical status and classification, coloration, sex dimorphism and distribution discussed.

Kata kunci: Marosatherina ladigesi, endemik, langka, Sulawesi

PENDAHULUAN Ikan Hias Indonesia (PIHI) menggunakan satu jenis Ikan Pelangi atau 'rainbow fish' sudah lama Pelangi Sulawesi, yaitu jenis Marosatherina ladigesi dikenal oleh masyarakat Indonesia. Dinamai ikan sebagai logo dari organisasi tersebut. Pelangi karena pola warnanya yang menyerupai Ikan Pelangi Sulawesi sangat populer di pelangi. Ikan ini cukup populer di kalangan penggemar kalangan penggemar ikan hias di dunia, hasil pencarian ikan hias, karena mudah dipelihara dan harganya pun di situs internet diperoleh 2080 judul untukM ladigesi. tidak terlalu mahal. Ikan Pelangi yang beredar di Ironisnya, masyarakat yang tinggal di habitat asli ikan pasaran dalam negeri berasal dari Propinsi Papua. ini tidak banyak yang mengenalnya, mungkin juga Biodiversitas Pelangi Papua telah diteliti dan karena populasinya sudah sangat menurun dan jarang dipublikasikan oleh Allen & Cross (1982). Pelangi dijumpai lagi. Ikan ini juga tidak dijumpai di pedagang Papua termasuk dalam famili Melanotaenidae, dengan ikan hias di Makassar. 9 genera yaitu Melanotaenia, Iriatherina, Kekhawatiran akan punahnya ikan ini telah Chilatherina, Glossolepis, Cairnsichthys, muncul sejak 14 tahun yang lalu, M. ladigesi telah Rhadinocentrus, Iriatherina, Popondetta dan masuk dalam Red Data Book IUCN sebagai ikan yang Pseudomugil. terancam punah sejak tahun 1994 (IUCN, 2007). Ikan Ikan Pelangi Sulawesi dan Pelangi Papua ini tergolong dalam VU D2 Red list versi 2.3 (1994), mempunyai ordo yang sama, yaitu , yang mengemukakan bahwa populasinya sangat kecil, namun keduanya berbeda famili. Pelangi Papua luasannya kurang dari 100 km2 ataupun lokasinya termasuk famili Melanotaenidae, sedangkan Pelangi (biasanya kurang dari lima) sangat terbatas. Ancaman Sulawesi termasuk famili Telmatherinidae, yang cenderung berasal dari aktifitas manusia dan diramalkan mempunyai 4 genera; Telmatherina, , menjadi sangat genting atau bahkan menjadi punah Tominanga dan Marosatherina. Ikan pelangi yang dalam waktu yang singkat. dibahas adalah jenis Marosatherina ladigesi. Berdasarkan tiga kali penelitian di perairan Ikan pelangi Sulawesi bisa dikatakan tidak Sulawesi Selatan, dua diantaranya bersama Tim dari pernah dipasarkan di dalam negeri. Ikan cantik ini telah Proyek Karst, Pusat Penelitian Biologi yaitu bulan diekspor sejak lama, bahkan sekitar tahun 1976 menjadi Agustus 2006 dan Mi 2007, serta perjalanan bersama primadona ekspor ikan hias Indonesia ke luar negeri. Ekspedisi International yang dipimpin oleh Dr. Louis Pola warna dan perilaku Pelangi Sulawesi sangat Deharveng, bulan Agustus 2007, ikan ini sudah sulit menarik. Tidak heran apabila Perhimpunan Pengusaha diperoleh.

473 Hadiaty - Kajian Ilmiah Ikan Pelangi

Kajian ilmiah M. ladigesi, yang nama lokalnya identifikasi. beseng-beseng, dilakukan mengingat fenomena yang Identifikasi ikan dilakukan berdasarkan Aarr dijumpai di lapangan sangat mengkhawatirkan. al. (1998), Ahl (1936), Brembach (1991), Kottelat et el Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap kondisi (1993), Kottelat & Whitten (1996), Weber & de Beaufor terkini dari M. ladigesi di alam, statusnya dalam (1913). sistematika ikan serta beberapa aspek biologinya. Diharapkan dengan dipublikasikannya tulisan ini dapat HASIL menjadi dasar bagi Taman Nasional Bantimurung- Bersama tim karst pada tahun 2006, koleksi Bulusaraung untuk mengambil kebijakan yang dilakukan di 14 lokasi dan berhasil mendapatkan 18 diperlukan dengan azas pemanfaatan secara lestari jenis ikan, 14 familia dengan jumlah spesimen sebanvi. untuk ikan endemik ini. 507 ekor dan terdiri dari 58 lots. Hal yang menggembirakan adalah dengan diperolehnya BAHANDANMETODE spesimen ikan M. ladigesi walaupun hanya 2 ekor Penelitian ini menggunakan metode survey saja (tabel 1, gb.l). Spesimen ini diperoleh di 5 berdasarkan data primer dan sekunder. Alat yang Kasikebo. digunakan berupa 'electric fishing', 'seine net' dan Penelitian karst tahun 2007, koleksi dilakukan serokan. Dokumentasi pola warna dilakukan sesaat di 17 lokasi dan berhasil mendapatkan 18 jenis, 14 setelah ikan ditangkap, di tepi sungai ikan dimasukkan familia, sedangkan jumlah spesimen yang diperoleh dalam akuarium kecil dan difoto. Apabila kondisinya sekitar 1558ekordan terdiri dari 89 lots. Pada penelitian tidak memungkinkan untuk melakukan pemotretan di kali ini ikan M. ladigesi diperoleh dari S. Ta'deang, S lokasi, dipilih beberapa ekor yang mempunyai pola Patunuang, S. Leang-leang, S. Tampala, S. Manrepc warna terbaik, dimasukkan dalam ember plastik berisi dan S. Rumbia, spesimen yang diperoleh sebanyak 8- air dan diberi aerator. Sesampainya di 'base camp' baru ekor(tabell,gbl). dilakukan pemotretan. Semua spesimen yang diperoleh Dari hasil koleksi bersama tim ekspedisi diawetkan dengan formalin 4 % dan diberi label. internasional di wilayah karst Sulawesi Selatan, bulan. Di laboratorium, spesimen dicuci dari formalin, Agustus 2007 diperoleh 21 ekor spesimen M. ladigesi. direndam dalam air selama lebih kurang satu hari satu Perolehan ikan betina (74 ekor) lebih banyak malam untuk kemudian dimasukkan dalam botol yang dibandingkan ikanjantan (17 ekor), sedangkan panjang sudah diisi alkohol 70 % selanjutnya dilakukan maksimal keduanya tidak begitu berbeda (gb. 1 ab)

Tabel 1. Perolehan hasil koleksi ikan Marosatherina ladigesi dari hasil koleksi Proyek Karst (2006 & 2007) serta ekspedisi internasional (2007)

JANTAN BETINA ANAKAN TAHUN JUMLAH (ekor) n Panjang (mm) n Panjang (mm) n Panjang (mm) SL: 37,9 SL: 40,2-43.8 SL:- Karst 2006 3 1 2 TL: 50.9 TL: 52.2-57 - TL:- SL: 26,7-36,0 SL: 22,7-43,3 SL: 12,5-16.0 Karst 2007 86 15 54 17 TL: 45,2-55,7 TL: 27,3-53,6 TL: 15.9-21,2 SL: 30,2-44,1 SL: 17,7 - 40,7 SL: 15 El 2007 21 2 18 1 TL: 39,9-58,0 TL: 22,2-51,2 TL: 18,2 Jumlah 109 18 74 18 Total

Ket.: El = ekspedisi internasional SL= panjang standar TL= panjang total

474 Berita Biologi 8(6) - Desember 2007

minSL Jantan max SL Jantan minSLBetina max SL Betlna Jantan

Gambar 1. Hasil koleksi M. ladigesi dari tiga kali kerja lapang di perairan sekitar Maros; a. Perolehan ikan jantan, betina dan anakan; b. Minimal dan maximal panjang standar dari perolehan ikan selama tiga kali kerja lapang

PEMBAHASAN relatif kecil (dibawah 12,5 mm), sehingga tidak masuk Hasil koleksi tahun 2006 hanya berhasil dalam net dari 'electric fishing', namun anakan ikan mendapatkan 3 ekor M. ladigesi, jumlah yang sangat bisa dikoleksi dengan menggunakan 'seine net' yang sedikit bila dibandingkan dengan perolehan koleksi dari dioperasikan pada tahun 2007. koleksi tahun berikutnya yaitu 86 dan 21 ekor (tabel 1). Perolehan koleksi selama tiga kali kerja lapang Perolehan ikan jantan jauh lebih sedikit menunjukkan bahwa populasinya sangat rendah di dibandingkan dengan betina. Koleksi pertama, kedua alam. Hal ini tercermin dari hasil koleksi karst tahun dan ketiga hanya berhasil mendapatkan 1, 15 dan 2 2006 dan 2007, Mladigesi hanya diperoleh 3 ekor atau ekor jantan, sedangkan betina diperoleh 2, 54 dan 18 0.5% dan 86 ekor atau 5,52% dari total seluruh hasil ekor (gb la). Sedikitnya perolehan jantan mungkin tangkapan. disebabkan oleh perilaku yang jauh lebih aktif Maksimal panjang standar ikan jantan dan dibanding betinanya, sehingga mempunyai area ruaya betina hasil koleksi hampir sama, yaitu 44,1 mm dan yang lebih luas. Di samping itu, hasil pengamatan 43,8 mm (gb. lb), namun ikan betina mempunyai kisaran menunjukkan bahwa jantan yang siap memijah minimal panjang standar yang lebih lebar, yaitu 17,7 - mempunyai daerah teritorial yang tidak boleh 40,2 mm, sedangkan ikan jantan kisarannya lebih sempit dikunjungi oleh pejantan lainnya, wilayah tersebut yaitu antara 26,7 - 37,9 mm. Hal ini kemungkinan hanya diperuntukkan bagi para betinanya. Perilaku sebagai akibat dari perilaku agresif jantan dewasa yang agresif dilakukan dengan membentangkan sirip akan mengusir jantan muda, dimana keberadaan jantan punggung keduanya hingga tegak lurus membentuk muda, perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan sudut 90° dengan tubuhnya, perilaku ini diikuti dengan daerah cakupan yang lebih luas. Nampaknya koleksi mengejar bahkan menggigit pejantan lain dengan yang diperoleh dari tiga kali kerja lapang tersebut moncongnya. Jantan yang kalah akan menyingkir jauh- belumlah merupakan panjang maksimal dari M. jauh. Dua ekor jantan dewasa siap memijah terlihat ladigesi. Informasi dari web sites, ukuran ikan ini bisa dalam Foto 1. mencapai panjang 7 cm, diperkirakan ini merupakan Anakan ikan tidak diperoleh pada koleksi tahun panjang total ikan (http://www.stroodaquarist.co.uk/ 2006 dan hanya didapat pada tahun 2007 saja. Tidak content/factsheets/factsheet23 .asp; http://www.aqua- diperolehnya anakan ikan pada tahun 2006, fish.net/show.php?h=celebesrainbowfish) kemungkinan disebabkan karena ukurannya yang

475 Hadiaty - Kajian Ilmiah Ikan Pelangi

STATUS TAKSONOMI Wawontoa dijumpai T. celebensis dan P. labiosa, di Marosatherina merupakan satu dari 5 genus perairan sungai dari danau-danau tersebut dijumpai T anggota famili Telmatherinidae. Genus yang lain adalah bonti (Kottelat, 1990; Hadiaty & Wirjoatmodjo, 2002: Telmatherina, Paratherina, Tominanga dan Hadiaty e?. al, 2004). Kalyptatherina. Tiga nama terdepan dijumpai di empat Ikan Pelangi Sulawesi dideskripsi oleh Ahl danau Malili (Malili Lakes), yaitu Danau Matano, D. (1936) sebagai satu jenis dari genus Telmatherina, yaitu Mahalona, D. Wawontoa dan D. Towuti, sedangkan T. ladigesi. Lectotipe dari species ini dideposit di Kalyptatherina merupakan satu-satunya anggota Museum Berlin, yaitu dengan nomer katalog ZMB famili Telmatherinidae yang berada diluar pulau 21224, sedangkan Paralectotype terdiri dari 2 spesimen Sulawesi. Kalyptaherina merupakan genus endemik dengan nomer katalog ZMB 31454 (Paepke & Seegers di Kepulauan Raja Ampat, Papua. 1986; Paepke 1995). Telmatherina merupakan genus yang paling Spesimen dari jenis ini juga dijumpai di The banyak yaitu sekitar 9 species. Beberapa jenis hanya Academy of Natural Sciences Philadelphia, Amerika dijumpai di D. Matano yaitu T. abendanoni, T. Serikat dengan nomer katalog ANSP 85143 terdiri dari antoniae, T. prognatha, T. opudi, T. sarasinorum, T. 2 ekor, sedangkan di United States Natural History obscura, T. wahyui. Danau Mahalona dan D. Towuti Museum (USNM) atau lebih dikenal dengan mempunyai beberapa species dari famili yang sama, Smithsonian Museum di Washington DC, dijumpai 19 diantaranya yaitu: T. celebensis, , spesimen dengan nomer katalog USNM 340419 (Foto P. cyanea, P. labiosa, P. wolterecki, juga jenis 2). Spesimen dari ANSP dan USNM diamati saat Tominanga sanguicauda dan T. aurea. Dari D. kunjungan ke Philadelphia dan Washington DC pada tahun2006.

Foto 1. Dua ekor Marosatherina ladigesi jantan dari perairan di Sulawesi Selatan.

Foto 2. Marosatherina ladigesi, koleksi dari USNM 340419: a. Jantan, skala 2 mm; b. Betina, skala 5 mm.

476 Berita Biologi 8(6) - Desember 2007

Berdasarkan kajian filogenetik pada famili Sirip ikan jantan jauh lebih panjang dibanding Telmatherinidae, Aarn et. al (1998) mencermati adanya sirip pada ikan betina, terutama sirip punggung ke dua. perbedaan nyata antara ikan ini dengan jenis Telmatherina lainnya. Oleh karena itu ketiganya sepakat untuk menetapkannya sebagai genus yang berbeda, karena spesimen diperoleh dari daerah Maros maka dinamakan Marosatherina, jenisnya Marosatherina ladigesi. Dalam situs The California Academy of Sciences yang dikomandoi oleh Dr. William Eschmeyer (www.calacademy.org) dan memuat semua jenis ikan dunia, status taksonomi terakhir ikan M. ladigesi adalah valid. Situs ini merupakan 'up dating' dari buku The Catalog of (Eschmeyer, 1998 vol. 1-3).

KLASIF1KASI Berdasarkan Nelson (1994) klasifikasi dari M ladigesi adalah sebagai berikut: Phylum: Chordata Subphylum: Vertebrata Superclass: Gnathostomata Foto 3. Dimorfisme kelamin pada ikanM.ladigesi, atas: Class: ikan jantan, bawah: betina Subclass: Neopterygii Division: Teleostei POLA WARNA Subdivision: Euteleostei Tubuh M. ladigesi transparan, sehingga organ Superorder: Acanthopterygii dalamnya tembus pandang, dapat terlihat dengan jelas Series: Atherinomorpha terutama gelembung renangnya. Warna dominan Order: Atheriniformes ditubuhnya adalah hijau tosca metalik, kuning-kunyit Famili: Telmatherinidae dan hitam. Bila dilihat dari samping, semburat garis Genus: Marosatherina hijau tosca metalik di tengah tubuhnya, semula berupa Species: T. ladigesi bintik-bintik yang kemudian menyerapai garis dan kian melebar kearah batang ekor. Sisik punggung dengan Dalam buku (Eschmeyer, 1998) bintik-bintik keperakan dibagian distalnya. Sisik ikan ini masih tertulis sebagai Telmatherina ladigesi, ventral tubuh dari belakang sirip punggung pertama Hal ini terjadi karena Aam et. al(\998) mempublikasikan sampai batang ekor berwama kuning kunyit (Foto 1,3). tulisannya pada tahun yang sama, sehingga tidak Moncong yang meruncing berwarna tersitir dalam buku tersebut. Namun dari web site The kekuningan. Bola mata ditengahnya berwarna hitam California Academy of Sciences namaM ladigesi mi kelam, di sebelah atas dijumpai semacam pemulas mata sudah muncul. berwarna kuning-hijau keemasan. Operkulum DIMORFTSMEKELAMEV mempunyai warna yang sama namun samar-samar Ada perbedaan morfologi tubuh ikan jantan (Foto 1,3). dan betina (Foto 3). Seperti umum dijumpai pada jenis Semua sirip dengan ujung berwarna putih, ikan lain, ikan jantan mempunyai pola warna yang jauh kecuali sirip punggung pertama yang berwarna hitam lebih menarik serta bentuk tubuh yang lebih indah legam atau keabuan dengan ujung berwarna kuning- dibanding betinanya. kunyit. Sirip dada hyalin dengan semburat kekuningan

477 Hadiaty - Kajian Ilmiah Ikan Pelangi

di bagian distal. Sirip perut kuning-kunyit di bagian pengumpul dan kerabatnya yang tahu benar tentang proximal. Skip punggung kedua berwama hitam-kuning ikan ini. Rupanya primadona ekspor saat ini adalah dan putih diujungnya. Sirip yang berwarna hitam ini serangga (kupu2 dan kumbang). terpisah dari yang kuning. Pada saat-saat tertentu, sirip Informasi di lapangan menyebutkan bahwa ini bisa tegak, terbentang, terutama saat masa ditingkat pengumpul, harga ikan jantan dewasa berkisar reproduksi dan menakutkan bagi pejantan lain yang Rp 500,- per ekor, sedangkan betina atau jantan muda akan mendekati betina. Sirip ekor dengan tepi atas dan sekitar Rp 200,- sampai Rp 300,- saja. Berapa harga bawah berwarna kuning kunyit, sedang bagian yang ditetapkan oleh pengumpul untuk melepas ikan tengahnya hyalin (Foto 1,3). ini ke pengusaha, tidak diketahui. Namun satu hal yang bisa dipastikan bahwa pengusaha akan menjual ini HABITATDANDISTRIBUSI dengan mata uang asing: dollar, euro atau pun yen. Pelangi Sulawesi hidup di daerah hulu sungai, Salah satu web (http://www.practicalfishkeeping.co.uk/ yang cirinya berdasar pasir, kerikil sampai berbatu. Ikan pfk/pages/show_article.php?article_id=196) ini menyukai perairan yang jernih dan mengalir. menyebutkan harganya sekitar 1,5-3 dollar per ekor, Pengukuran kualitas air menunjukkan bahwa tergantung dari ukuran dan ketersediaannya. perairan tempat hidup M.ladigesi mempunyai suhu Salah satu negara pengimpornya adalah Jerman. sekitar 25,1 — 32,7 C; pH perairan sekitar: 7,3 - 8,8; Saat melakukan kerja sama penelitian dengan peneliti konduktivitas 0,056 - 0,401mS/cm, dan kesadahan 30,8 Jerman tahun 2004 lalu, dikatakan bahwa ia telah

- 24,3 mg/L CaCO3 eq (Anonim, 2006). memelihara ikan ini sejak berumur 4 tahun. Beseng- Distribusinya meliputi beberapa sungai di beseng banyak dijumpai di 'aquarium shop' di Propinsi Sulawesi Selatan, di Kabupaten Maros: negaranya. Sangat ironis, mengingat di Museum dijumpai di S. Kasikebo, S. Makatoang & S. Patunuang, Zoologicum Bogoriense (MZB) yang menyimpan S. Sambueja, S. Batangase & S. Abbalu. Di Kab. koleksi ikan dari perairan Indonesia, ikan ini tidak ada Pangkep dijumpai di S. Padae; di Kab. Gowa ditemui di sama sekali. Akhirnya kami pergi ke Maros dan S. Jenerata & S. Rakikang; sedangkan di Kab. Bone mendatangi pengumpulnya, diperoleh keterangan diperoleh di S. Sanrego dan S. Lamuru (Anonim, 2006). bahwa dia mencari Beseng-beseng sampai ke daerah Hal yang menarik dari distribusi M.ladigesi Bone-bone, karena di sekitar Maros sudah sangat sulit adalah dengan dijumpainya jenis ini di sungai yang diperoleh. mengalir ke Danau Matano, Desa Soroako, Kecamatan Salah satu fakta bahwa ikan ini sudah hampir Nuha, Kab. Luwu yang merupakan daerah perbatasan punah di perairan sekitar Maros bisa dibuktikan dari dengan Propinsi Sulawesi Tengah. Spesimen ini pernyataan para penduduk sekitar Taman Wisata Alam dijumpai di koleksi di Smithsonian Museum, USNM (TWA) Bantimurung, yang tidak mengenal ikan ini saat 340419. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa ikan diperlihatkan gambarnya. Mereka yang notabene ini benar-benar M.ladigesi. Dengan demikian sebaran merupakan penduduk asli tempat ini tidak mengetahui M. ladigesi tidak hanya di seputar Makassar dan adanya ikan ini di daerahnya. Decak kekaguman Maros saja. terpancar saat mereka melihat kecantikan ikan ini. Hal yang sangat mengganggu dan DATASEKUNDER menyedihkan adalah kenyataan akan kepunahan ikan Ikan M.ladigesi merupakan satu di antara ini di alam, sementara di internet dinyatakan bahwa beberapa fauna yang menjadi komoditi ekspor dari sesungguhnya ikan ini tidak sulit untuk dibudidayakan Propinsi Sulawesi Selatan ke mancanegara. Sekalipun (http://www.stroodaquarist.co.uk/content/factsheets/ sudah lama menjadi komoditi ekspor, namun ternyata factsheet23.asp), bahkan ada informasi bahwa untuk saat ini tidak banyak masyarakat yang mengenalnya. memenuhi keburuhan pasar ikan hias dunia, saat ini Kemungkinan besar karena populasinya sudah M. ladigesi sudah diproduksi secara massal di menurun tajam, sehingga hanya penangkap, Singapura dan Republik Checnya (http://

478 Berita Biologi 8(6) - Desember 2007

www.practicalfishkeeping.co.uk/pfk/pages/ USA. show article.php?article id=196"). Anonim. 2006. Penelitian dan konservasi Ikan Beseng-beseng (Telmatherina ladigesi). Poster di TWA Bantimurung, LIPI, Dephut, Pemda Maros. KESMPULAN Brembach M 1991. Lebendgebarende Halbschnabler - Penelitian di lapangan menunjukkan bahwa M Untersuchungen zu Verbreitung.Morphologie, Systematik und Fortpflanzungsbiologie der ladigesi sedang menuju kepunahan. Kenyataan lebendgeba renden halbschnabler der gattung membuktikan sangat sulit untuk mendapatkannya, Dermogenys und Nomorhamphus bahkan pendudukpun tidak mengenali keberadaan ikan (Hemirhamphidae: Pisces). Verlag Natur & cantik ini di wilayahnya. Wiesenschaft, Solingen. Eschmeyer WS (Ed.). 1998. Catalog of Fishes. Vol. 1. Status taksonomi ikan ini adalah valid sebagai Introductory. Materials. Species of Fishes A-L. jenis Marosatherina ladigesi (Ahl, 1936). Species ini California Academy of Sciences. San Fransisco. mempunyai dimorfisme kelamin, ikan jantan mempunyai Eschmeyer WS (Ed.). 1998. Catalog of Fishes. Vol. 2. Materials. Species of Fishes M-Z. California pola waraa yang lebih menarik dibanding betinanya. Academy of Sciences. San Fransisco. Perlu dilakukan tindakan segera untuk Eschmeyer WS (Ed.). 1998. Catalog of Fishes. Vol. 3. mencegah punahnya ikan endemik ini di habitat aslinya, Genera of fishes: Species & Genera in classification. Literature cited. Appendices. California Academy of bila tidak dikhawatirkan generasi mendatang hanya Sciences. San Fransisco. mendengar atau mengenali gambarnya saja. Hadiaty RK dan S Wirjoatmodjo. 2002. Studi pendahuluan biodiversitas dan distribusi ikan di Danau Matano, SARAN Sulawesi Selatan. Jurnal Iktiologi 2(2), 23-29. Perlu dibuat dan diterapkan suatu aturan Hadiaty RK, S Wirjoatmodjo dan Sulistiono. 2004. pelarangan menangkap ikan dengan racun di sungai- Koleksi ikan di danau Mahalona, Lantoa dan Masapi, Sulawesi Selatan. Jurnal Iktiologi Indonesia 4(1), sungai di mana terdapat jenis ikan endemik, M. ladigesi 31-42. juga jenis endemik seperti celebensis, IUCN 2007. 2007 IUCN Red List of Threatened Species. Nomorhamphus spp., Dermogenys spp., Lagusia . Ivansoft W and GR Allen. 1984. Two new species of micracanthus dan jenis-jenis lainnya. Pseudomugil (Pisces: Melanotaeniidae) from Irian Diharapkan pemerintah daerah setempat, dalam Jaya and New Guinea. Austr. Zool. 21, 479-489. hal ini Pemda Propinsi Sulawesi Selatan dan Taman Nelson J. 1994. Fishes of The World. Third edition. John Wiley & Sons, Inc. New York. Nasional Bantimurung-Bulusaraung dapat Paepke HJ and L Seegers. 1986. Kritischer Katalog der mensosialisasikan keberadaan jenis M.ladigesi. Typen und Typoide der Fischsammlung des Kecantikan dan perilaku dari M.ladigesi.dapat Zoologischen Museums Berlin. Teil 1: dijadikan sebagai satu aset obyek wisata yang dapat Atheriniformes. Mitt. Zool. Mus. Berlin 62 (1), 135- 186. mendatangkan turis ke wilayah ini. Dengan demikian Paepke HJ. 1995. Uber das Leben und Werk von Ernst masyarakat akan dapat diajak untuk menjaga kelestarian Ahl. Mitt. Zool. Mus. Berlin 71 (1), 79-101. dan mencegah punahnya jenis tersebut dari wilayah Kottelat, MAJ Whitten, SN Kartikasari and S Wirjoatmodjo. 1993. The Freshwater Fishes of ini, juga untuk jenis-jenis endemik lainnya. Western Indonesia and Sulawesi. Periplus editor & EMDI Project. PUSTAKA http://www.stroodaquarist.co.uk/content/factsheets/ Aarn AWIvanstsoff and M Kottelat. 1998. Phylogenetic factsheet23.asp, Breeding Fact Sheet No. 23, analysis of Telmatherinidae (Teleostei: Marosatherina ladigesi Ahl 1936. Atherinomorpha) with description of http://www.practicalfishkeeping.co.uk/pfk/pages/ Marosatherina, a new genus from Sulawesi. show_article.php?article_id=196, Celebes rainbow, Ichthyol. Explor. Freshwaters 9(3), 311-323. Marosatherina ladigesi. Ahl E. 1936. Beschreibung eines neuen Fisches der Familie http://www.aqua-fish.net/show.php?h=celebesrainbowfish), Atherinidae aus Celebes. Zool. Anz. 114 (7/8), 175- Marosatherina ladigesi. 177. Allen GR and NJ Cross. 1982. Rainbow fishes of Australia and Papua New Guinea. TFH Publications, Inc.

479