Struktur Dan Perilaku Industri Maskapai Penerbangan Di Indonesia Tahun 2003-2007

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Struktur Dan Perilaku Industri Maskapai Penerbangan Di Indonesia Tahun 2003-2007 Struktur Dan Perilaku Industri Maskai Penerbangan Di Indonesia Tahun 2003-2007 STRUKTUR DAN PERILAKU INDUSTRI MASKAPAI PENERBANGAN DI INDONESIA TAHUN 2003-2007 Baskoro Santorizki Alumni Fakultas Ekonomi Universitas Trisakti Email : [email protected] Abstract The purpose of this study is to analyze market structure in Indonesia Airline Industry. Concentration ratio is used see the market structure and competition behavior. Seventeen (17) Airline Firm are used as sample for 2003-2007. We fad that airline industry in Indonesia face high oligopoly, competition so the best strategy of the firm in industry to win the competiton one price leadership, low cosh carrie, maintain the service and proposal. Keywords: Market stevence, Airline Industry, competitor behavior & strategy 1 Media Ekonomi Vol. 18, No. 3, Desember 2010 PENDAHULUAN cepat dari pada moda darat atau moda laut, harga tiket pesawat penerbangan relatif Dewasa ini industri maskapai terjangkau. Hal ini dimungkinkan karena penerbangan domestik nasional semakin pasar penerbangan domestik tidak lagi berkembang pesat, hal ini dapat dilihat dimonopoli perusahaan BUMN, Garuda dan dengan semakin banyaknya perusahaan Merpati tetapi juga dibuka bagi perusahaan penerbangan yang bermunculan. Undang- swasta lain. Oleh Karena itu pasar undang No. 15 Tahun 1992 tentang penerbangan berjadwal nasional akan penerbangan merupakan salah satu menjadi pasar yang strategis. tonggak deregulasi bisnis penerbangan di Dibukanya kran izin perizinan Indonesia. Dengan adanya undang-undang pengoperasian penerbangan komersial ini, maka jumlah perusahaan jasa tahun 1999 telah mendorong lahirnya penerbangan meningkat tajam. Sebelum berbagai maskapai penerbangan baru. adanya undang-undang ini perusahaan jasa Sebelumnya, orang hanya mengenal Garuda penerbangan di Indonesia hanya beberapa atau Merpati Nusantara, namun sekarang perusahaan, khususnya yang tergabung banyak operator penerbangan yang dapat dalam International Air Transport dipilih. Yang paling diuntungkan dari Association (IATA). Banyaknya pemain perubahan bentuk pasar ini adalah dalam industri jasa penerbangan ini antara konsumen sekaligus produsen. Konsumen lain karena industri penerbangan dapat menikmati harga tiket penerbangan memberikan kemungkinan memperoleh rendah, produsen tidak kehilangan pasar keuntungan yang cukup tinggi. Sebagai menengah bawah. Pendek kata, perubahan mana diketahui dalam jangka pendek, struktur pasar di maskapai penerbangan meskipun pada kondisi merugi, ke- domestik Indonesia ini adalah hilangnya untungan dari penjualan ticket pesawat potensi kerugian bobot mati ekonomi yang masih mampu untuk membayar variable seharusnya ditanggung oleh konsumen dan cost. Apalagi dalam kondisi perusahaan produsen. Cermin yang paling mudah memperoleh untung, kondisi harga tiket untuk mengukur meningkatnya jumlah rute masih lebih tinggi dari average cost, komersial penerbangan pada tahun 2007 keuntungan yang diperoleh perusahaan jasa yang sudah mencapai 93 tujuan. Sementara penerbangan akan berada di atas dari jumlah kota yang terhubung, rute keuntungan normal. Kondisi ini merupakan komersial mencapai 55 kota dan rute daya tarik bagi investor atau pelaku usaha propinsi 13 kota tujuan. Volume pe- untuk masuk dalam bisnis jasa numpang pesawat pun meningkat dari penerbangan. tahun ke tahun. Jika tahun 2002 tercatat 12,5 Indonesia yang terdiri dari beribu-ribu juta penumpang. Setahun berikutnya pulau pada masa depan akan lebih efesien berikutnya mencapai 16 juta penumpang. jika ditempuh melalui udara. Selain lebih Bahkan, selama tahun 2007 jumlah volume 2 Struktur Dan Perilaku Industri Maskai Penerbangan Di Indonesia Tahun 2003-2007 penumpang menjadi 34 juta penumpang. sehingga menjadi benda atau barang, Tidak hanya itu, bentuk pasar yang produk-produk baru yang sifatnya lebih berubah kearah oligopoli juga memaksa dekat kepada konsumen akhir. Hasibuan mereka yang tidak mampu untuk (1993:12), berpendapat bahwa industri melakukan efesiensi usaha untuk tutup secara mikro adalah kumpulan dari buku. perusahaan-perusahaan yang meng- Dari masalah dan kondisi tersebut hasilkan barang-barang yang homogen atau diatas, maka penulis melakukan suatu barang-barang yang mempunyai sifat penelitian yang lebih mendalam mengenai saling mengganti yang sangat erat. struktur dan perilaku industri maskapai Studi tentang struktur industri penerbangan di Indonesia. Sehingga penerbangan Indonesia termasuk dalam nantinya kemajuan dan pertumbuhan dari lingkup persoalan dari masalah-masalah industri ini sendiri akan menunjang ekonomi yang berhubungan dengan kemajuan sektor-sektor lain yang berkaitan industri (industrial economic). Pokok baik langsung maupun tidak langsung persoalan dari masalah-masalah ekonomi dengan industri maskapai penerbangan ini. tersebut adalah behaviour (perilaku) dari Berdasarkan pertimbangan tersebut maka perusahaan yang bergerak di bidang penelitian ini berniat untuk melihat : industri. Ahli ekonomi industri 1. Bagaimana perkembangan industri mempelajari berbagai kebijakan maskapai penerbangan di Indonesia ? perusahaan (the policy of the firm) dalam 2. Termasuk struktur pasar apakah menghadapi pesaing dan konsumen industri maskapai penerbangan di (termasuk bagaimana menetapkan harga Indonesia ? input dan produk, strategi iklan dan R&D) 3. Bagaimanakah perilaku dan strategi (Martin, 1998:98). yang seharusnya dilakukan oleh Dalam ekonomi industri terdapat dua perusahaan-perusahaan dalam industri pendekatan yang saling bertolak belakang tersebut ? dalam memandang hubungan antara struktur pasar, perilaku dan kinerja. LANDASAN TEORI Pendekatan pertama, paradigma SCP (Structure-Conduct-Performance) dan yang Pengertian Industri kedua paradigma Chicago School. Menurut Badan Pusat Statistik (2000) Paradigma SCP (Structure,Conduct, dalam penelitian Wahyudi (2006), industri Perfomance) adalah suatu unit atau kesatuan produksi Pendekatan SCP mengatakan bahwa yang terletak pada suatu tempat tertentu antara struktur, perilaku dan kinerja pasar yang melakukan kegiatan untuk mengubah terdapat hubungan yang linear, kausal dan barang-barang secara mekanis atau kimia satu arah. Menurut pendekatan ini, yang 3 Media Ekonomi Vol. 18, No. 3, Desember 2010 sering juga disebut sebagai hipotesis menetapkan harga di atas biaya. Situasi ini tradisional, bahwa kekuatan monopoli akan mempengaruhi perilaku dan kinerja sebagai gambaran yang mapan dari banyak perusahaan. Ketiga, diferensiasi produk. pasar. Hambatan paling serius dari suatu pasar adalah perilaku strategis beberapa Paradigma Chicago School perusahaan yang mencegah perusahaan Pada sisi lain paradigma Chicago lain berkompetisi pada tingkat tertentu. School, menolak pandangan dari kelompok Mekanisme tersebut terjadi karena yang mendasarkan pada paradigma SCP. struktur pasar menentukan perilaku Paradigma ini, disebut juga sebagai perusahaan di pasar, selanjutnya perilaku penganut teori organisasi modern, menentukan berbagai aspek kinerja pasar. berpandangan bahwa perusahaan bukan Mekanisme tersebut digambarkan sebgai semata-mata alat produksi. Perusahaan berikut : lebih dipandang sebagai kumpulan aksi yang menghasilkan hubungan transaksi Struktur Perilaku Kinerja Sumber : Industrial Economics, Stephen Martin : 1989 Gambar 1 Kerangka Linear SCP Terciptanya struktur pasar tertentu dalam lingkungan yang penuh ketidak dipengaruhi oleh beberapa elemen yang pastiaan. Adanya informasi yang asimetri membentuknya. Pertama, jumlah dan dalam dinamika yang penuh ketidak ukuran distribusi para penjual. Pasar yang pastiaan akan melahirkan perilaku bisnis kompetitif akan tercipta jika semakin yang cenderung menghambat persaingan banyak pelaku dalam industri, sebaliknya sehingga persaingan menjadi tidak pasar menjadi monopolistik jika semakin kompetitif. Apapun yang dapat dilakukan sedikit pelakunya. Situasi pasar yang oleh suatu perusahaan juga dapat dilakukan kompetitif akan menghasilkan alokasi oleh perusahaan lain selama perusahaan- sumber daya yang optimal, sedangkan perusahaan itu berada pada posisi yang monopoli akan mengarah kepada sama. Dengan demikian, jika salah satu inefisiensi. Kedua, jumlah dan ukuran perusahaan mempunyai kedudukan yang distribusi pembeli. Ketika terdapat sedikit lebih kuat, maka perusahaan yang lebih pembeli yang memiliki kekuatan tawar kuat tersebut mem-punyai potensi untuk terhadap sedikit penjual yang besar, akan menekan perusahaan lain yang muncul kesulitan di pihak penjual untuk kedudukannya lebih lemah. 4 Struktur Dan Perilaku Industri Maskai Penerbangan Di Indonesia Tahun 2003-2007 Paradigma Chicago School juga dimana kebebasan masuk menjamin berpendapat bahwa sumber utama kekuatan adanya perilaku dan kinerja yang optimal. monopoli adalah intervensi pemerintah di Pada pemaparan operasional pengaruh pasar. Pemerintah dalam hal ini kedua paradigma yang telah disebutkan, memberikan hak monopoli kepada menurunkan dua hipotesis yang sama- individu atau kelompok tertentu dalam sama didasarkan pada argumentasi yang memproduksi barang dan jasa tertentu. kuat dalam hal hubungan antara struktur Dalam sub sektor distribusi, monopoli pasar dan keuntungan yang diraih akan muncul jika pemerintah menunjuk perusahaan dalam pasar industri. penyalur atau distributor tertentu sehingga Paradigma SCP menurunkan hipotesis mempunyai hak monopoli distribusi. konsentrasi pasar, sedangkan paradigma Oleh karena itu paradigma ini Chicago School menurunkan hipotesis memberikan kemungkinan yang sama bagi efisiensi. berhasilnya perilaku strategis bagi perusahaan yang sudah mapan, perusahaan Teori Struktur
Recommended publications
  • Vol-5, Issue 2
    International Journal of Management Sciences and Business Research, Feb-2016 ISSN (2226-8235) Vol-5, Issue 2 Analysis on the Factors Causing Airlines Bankruptcy: Cases in Indonesia Author’s Details: (1)Suharto Abdul Majid-Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia (2) Sucherly - Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia (3) Umi Kaltum- Faculty of Economic and Business, Padjadjaran University, Bandung, Indonesia Abstract the high growth of national aviation services after the aviation deregulation in 2000 has given a positive impact on the increase of national economic activities, especially in tour and trade. In the same time, however, it negatively impacts the aviation business itself, making many airline companies stop their operation and then go to bankruptcy. The aim of this research is to analyze the factors causing bankruptcy to some national airline companies in Indonesia after the aviation deregulation in the periods of 2001-2010 and 2011-2015. It is an exploratory research with a qualitative descriptive approach emphasizing on evaluating the factors causing bankruptcy to a number of domestic airlines in Indonesia. The method of data collection is an interview with the format of focus group discussion (FGD), while the data analysis uses factor analysis method. The results of this research show that there are two main factors that cause bankruptcy to a number of domestic airlines in Indonesia. They are both internal and external factors of the companies. Key words: Airline companies bankruptcy, internal factors, and external factors. INTRODUCTION Since the implementation of the national aviation deregulation policy in 2000, the growth of aviation business in Indonesia increases rapidly.
    [Show full text]
  • PK-LKS Final Report
    FINAL KNKT.13.04.09 . 04 KK OOMMIITTEE NNAASSIIOONNAALL KKEESSEELLAAMMAATTAANN TTRRAANNSSPPOORRTTAASSII Aircraft Accident Investigation Report PT. Lion Mentari Airlines (Lion Air) Boeing 737 - 800; PK-LKS Ngurah Rai International Airport, Bali Republic of Indonesia 13 April 2013 NATIONAL TRANSPORTATION SAFETY COMMITTEE REPUBLIC OF INDONESIA 2014 This Final Report was produced by the Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT), 3rd Floor Ministry of Transportation, Jalan Medan Merdeka Timur No. 5 Jakarta 10110, Indonesia. The report is based upon the initial investigation carried out by the KNKT in accordance with Annex 13 to the Convention on International Civil Aviation Organization, the Indonesian Aviation Act (UU No. 1/2009) and Government Regulation (PP No. 62/2013). Readers are advised that the KNKT investigates for the sole purpose of enhancing aviation safety. Consequently, the KNKT reports are confined to matters of safety significance and may be misleading if used for any other purpose. As the KNKT believes that safety information is of greatest value if it is passed on for the use of others, readers are encouraged to copy or reprint for further distribution, acknowledging the KNKT as the source. When the KNKT makes recommendations as a result of its investigations or research, safety is its primary consideration. However, the KNKT fully recognizes that the implementation of recommendations arising from its investigations will in some cases incur a cost to the industry. Readers should note that the information in KNKT reports and recommendations is provided to promote aviation safety. In no case is it intended to imply blame or liability. TABLE OF CONTENTS TABLE OF CONTENTS .......................................................................................................
    [Show full text]
  • Flying Blind
    VAN ZORGE REPORT — FEBRUARY 8, 2007 AVIATION Flying blind s the top executives from nearly every major Indonesian airline gathered THE MEETING OF AIRLINE EXECUTIVE WAS around a table at the ministry of transportation in mid-January, a TENSE. A general feeling of irritability filled the air. The group rarely meets and certainly not on such short notice—a combination that led to a somewhat tense atmosphere, one executive at the meeting told the Report. Following the January 1 Adam Air crash, the country’s beleaguered THEY FELT IT WAS UNNECESSARY DESPITE transportation minister, Hatta Radjasa, had called the meeting to discuss the THE RECENT CRASH. country’s aviation safety procedures, which had fallen under heavy scrutiny in the wake of the recent disaster. “Some of them were grumbling,” the executive said. “They said that they knew perfectly well the government’s aviation safety procedures, and they didn’t need reminding.” Indeed, many of those aviation executives certainly have a very professional HOWEVER, ACCUSATIONS ARE RIFE THAT attitude toward air safety. But since the Adam Air tragedy, accusations have SAFETY MEASURES ARE LACKING. intensified that not all airlines in Indonesia have prioritised the safety of their passengers and crews. Some NGOs, DPR members and media outlets have recently questioned THE AVIATION INDUSTRY SEEMS TO BE TWO what they see as the development of a two-tier system within Indonesia’s TIERED IN INDONESIA. aviation industry. They say that many of the budget carriers are prioritising profit over safety while the more expensive carriers are doing a more professional job. However, the jury is still out on whether these budget carriers, which BUT THE JURY IS STILL OUT ON THE mushroomed after the industry was deregulated in the late 1990s, are operating BUDGET CARRIERS.
    [Show full text]
  • 1 02.19 Edition
    Edition 02.19 BALIPLUS February 2019 | 1 2 | BALIPLUS February 2019 BALIPLUS February 2019 | 3 FEBRUARY 80 | Petani Restaurant at Alaya Resort Ubud Petani Restaurant: East Meets West Elegant Dining 84 | MÉTIS Restaurant, Lounge & Gallery Signature Spaces and Private Wine Cellars at MÉTIS Bali 10 Editorial 54 Shop Hop 12 Don’t Miss 58 Bali & Beyond 16 Bali’s Best Awards 61 How to Get Around 18 Hot Deals • Centre Pull Out Maps • 24 What’s New 62 Hotels & Villas 28 About Bali 74 Spa & Beauty 30 Culture 78 Food, Food, Food 32 Arts & Artists 102 Party Zone 38 Active Bali 108 Essential Info 48 Kid’s Zone 4 | BALIPLUS February 2019 BALIPLUS February 2019 | 5 88| Happy Chappy Chinese Ubud Real Good Chinese Food: Happy Chappy Chinese Now In Ubud 92| Kopi Pot Three Decades Of Delicious Dining at Kopi Pot 96| Sushi Tei Fantastic Fun: Japanese Cooking Class at Sushi Tei Bali C O N Z E P T 104| Braga Conceptz All About Music and Entertainment 6 | BALIPLUS February 2019 BALIPLUS February 2019 | 7 behind the scenes Jalan Krisna I Gg.III No. 3A, Canggu Permai, Berawa Beach, Tibubeneng, Canggu, Bali 80117 T. +62 895 394 350 333 www.baliplus.com Company Director: License: Hendra Lapusa 2464/SK/DITJEN PPG/STT/1998 Graphic Designer: General inquiries: Agus Hendra Manuaba [email protected] [email protected] Editor: Diana A. Social Media: facebook.com/baliplusmagazine twitter.com/baliplus Accounting: Yuliana Bela instagram.com/baliplus Web Design & Developer Publisher: Kadek Dwi Angga Permana Circulation & Distribution: Heri Yuherzan Putu Sukarsa Wayan Sudartha Traffic: Yuli Astuti Office Boy: Frans Bora In co-operation with: Bali Goverment Wonderful The Official Tourism Office Indonesia Guide Book by BVA BALI PLUS is available at over 210 tourist locations on the island.
    [Show full text]
  • Airliner Census Western-Built Jet and Turboprop Airliners
    World airliner census Western-built jet and turboprop airliners AEROSPATIALE (NORD) 262 7 Lufthansa (600R) 2 Biman Bangladesh Airlines (300) 4 Tarom (300) 2 Africa 3 MNG Airlines (B4) 2 China Eastern Airlines (200) 3 Turkish Airlines (THY) (200) 1 Equatorial Int’l Airlines (A) 1 MNG Airlines (B4 Freighter) 5 Emirates (300) 1 Turkish Airlines (THY) (300) 5 Int’l Trans Air Business (A) 1 MNG Airlines (F4) 3 Emirates (300F) 3 Turkish Airlines (THY) (300F) 1 Trans Service Airlift (B) 1 Monarch Airlines (600R) 4 Iran Air (200) 6 Uzbekistan Airways (300) 3 North/South America 4 Olympic Airlines (600R) 1 Iran Air (300) 2 White (300) 1 Aerolineas Sosa (A) 3 Onur Air (600R) 6 Iraqi Airways (300) (5) North/South America 81 RACSA (A) 1 Onur Air (B2) 1 Jordan Aviation (200) 1 Aerolineas Argentinas (300) 2 AEROSPATIALE (SUD) CARAVELLE 2 Onur Air (B4) 5 Jordan Aviation (300) 1 Air Transat (300) 11 Europe 2 Pan Air (B4 Freighter) 2 Kuwait Airways (300) 4 FedEx Express (200F) 49 WaltAir (10B) 1 Saga Airlines (B2) 1 Mahan Air (300) 2 FedEx Express (300) 7 WaltAir (11R) 1 TNT Airways (B4 Freighter) 4 Miat Mongolian Airlines (300) 1 FedEx Express (300F) 12 AIRBUS A300 408 (8) North/South America 166 (7) Pakistan Int’l Airlines (300) 12 AIRBUS A318-100 30 (48) Africa 14 Aero Union (B4 Freighter) 4 Royal Jordanian (300) 4 Europe 13 (9) Egyptair (600R) 1 American Airlines (600R) 34 Royal Jordanian (300F) 2 Air France 13 (5) Egyptair (600R Freighter) 1 ASTAR Air Cargo (B4 Freighter) 6 Yemenia (300) 4 Tarom (4) Egyptair (B4 Freighter) 2 Express.net Airlines
    [Show full text]
  • Rua 2020 “Omnibus Law, Supporting the Enhancement of Indonesia Aviation” Tata Tertib
    BUKU LAPORAN RUA 2020 “OMNIBUS LAW, SUPPORTING THE ENHANCEMENT OF INDONESIA AVIATION” TATA TERTIB 1. Akses ke Zoom akan dibuka 15 menit sebelum acara dimulai. 2. ID peserta Webinar harus menggunakan nama asli dan nama maskapai penerbangan. 3. Di awal acara, link daftar hadir akan dibagikan sebagai registrasi ulang. Link tersebut hanya akan aktif selama 30 menit. 1. Peserta yang mendapatkan akses ke Zoom harus berpakaian sopan dan berperilaku sopan saat Webinar berlangsung. 2. Peserta diharapkan untuk mematikan suara (mute) selama proses Webinar berlangsung. 3. Peserta Webinar dapat mengajukan pertanyaan melalui Chat box yang dibuka mulai jam 10.00 dan akan disampaikan oleh Moderator. INACA Annual General Meeting 2020 RUNDOWN 19 November 2020 TIME AGENDA REMARKS 9.30 - 9.35 (5') Opening AGM 2020 Moderator 9.35 - 9.40 (5') Singing The National Anthem of the Republics of Indonesia & Video INACA Hymn Songs (File 1 & 2) 9.40 - 9.50 (10') Opening speech by Chairman of INACA, Mr. Denon Prawiraatmadja Live 9.50 - 9.55 (5') Keynote speech by Board of Supervisors of INACA, Mr. Irfan Setiaputra Live 9.55 - 10.00 (5') Speech and official opening by Minister of Transportation, Mr. Budi Karya Sumadi Live 10.00 - 10.05 (5') Group photo session 10.05 - 10.50 (45') Sponsor Presentation by Boeing – Mr. John Bruns Live Sponsor Presentation by Airbus – Mr. Vincent Tessier Live Sponsor Presentation by ATR – Mr. Jean-Pierre Clercin Live Sponsor Presentation by Angkasa Pura II – Mr. Rinaldy Octaviandhy Live 10.50 - 10.55 (5') Timeline (Lini Masa) of INACA Video (File 3) 10.55 - 11.00 (5') Group photo session & Short Break (File 4A) MEMBERS ONLY 11.00 - 11.20 (20') Activity Reports by Secretary General of INACA, Mr.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam menjalani kegiatan usaha atau bisnis setiap orang atau badan usaha baik badan usaha perseorangan maupun badan usaha berbentuk badan hukum memerlukan modal usaha baik uang atau dana maupun barang, tetapi dalam kenyataannya ada perusahaan yang memiliki cukup modal dan ada juga perusahan yang terbatas modalnya sehingga perlu mendapat bantuan dari pihak ketiga baik dari lembaga pembiayaan bank dan non bank maupun dari perseorangan. Perusahaan yang melaksanakan kegiatan usaha tidak semua dapat berjalan mulus atau berjalan lancar, khususnya dalam bisnis angkutan udara memiliki risiko yang sangat besar, ketatnya persaingan disertai dengan ketentuan dan permodalan besar menuntut pengelola bisnis ini harus pintar mencari celah demi keuntungan. Beberapa pengusaha yang mencoba peruntungan dalam bisnis padat modal ini, namun akhirnya harus rela melikuidasi perusahaan atau gagal dalam bisnis di industri penerbangan nasional, yaitu:1 1. Air Wagon International Airline (Awair) Kurang dari sebulan sebelum pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden Republik Indonesia ke-4 bersama dengan 4 (empat) orang pendiri lainnya membangun maskapai penerbangan Awair. Maskapai ini 1 Liputan6, “Pengusaha-pengusahan yang Gagal di Bisnis Penerbangan”, https://www.liputan6.com/bisnis/read/504571/pengusaha-pengusaha-yang-gagal-di-bisnis- penerbangan, Diakses pada tanggal 12 Juni 2018 pukul 20.00. 1 memperoleh izin dari Departemen Perhubungan pada tahun 2000. Setelah pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI ke-4, ia mengundurkan diri dari jajaran perusahaan. Maskapai penerbangan ini hanya dapat melayani pengguna jasa angkutan udara selama setahun sejak memperoleh izin dari Departemen Perhubungan hingga akhirnya menghentikan operasional maskapai penerbangan tersebut dan diambil alih oleh Air Asia. Investor baru ini pun mengubah orientasi bisnis perusahaan menjadi maskapai penerbangan berbiaya rendah dan mengganti nama Awair menjadi PT Indonesia Air Asia.
    [Show full text]
  • Digital Repository Universitas Jember Digital Repository Universitas Jember
    DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember LIBERALISASI INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA STUDI KASUS: DAMPAK BEROPERASINYA LOW COST CARRIER TERHADAP PERTUMBUHAN PARIWISATA DI BALI (AVIATION INDUSTRY LIBERALISATION IN INDONESIA CASE STUDY: LOW COST CARRIER OPERATION’S IMPACT TOWARDS TOURISM GROWTH IN BALI) SKRIPSI Oleh REZKA NUR AULIA NIM 100910101054 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 i DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember LIBERALISASI INDUSTRI PENERBANGAN INDONESIA STUDI KASUS: DAMPAK BEROPERASINYA LOW COST CARRIER TERHADAP PERTUMBUHAN PARIWISATA DI BALI (AVIATION INDUSTRY LIBERALISATION IN INDONESIA CASE STUDY: LOW COST CARRIER OPERATION’S IMPACT TOWARDS TOURISM GROWTH IN BALI) SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Studi Program Ilmu Hubungan Internasional (S1) dan mencapai gelar Sarjana Sosial Oleh REZKA NUR AULIA NIM 100910101054 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS JEMBER 2017 2 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember MOTO Janganlah kamu berduka cita, sesungguhnya Allah berserta kita (At Taubah:40)1 1 Departemen Agama Republik Indonesia. 2004. Al-Quran dan Terjemahannya. Bandung: PT Sya’amil Cipta Media. 3 DigitalDigital RepositoryRepository UniversitasUniversitas JemberJember SURAT PERNYATAAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rezka Nur Aulia NIM : 100910101054
    [Show full text]
  • Cheap Direct Flights to Bali from Sydney
    Cheap Direct Flights To Bali From Sydney impermissibly,Self-excited Thaddus he bowdlerising still planning: his feverfew playful and very alkaline allegretto. Cain Pyrrhic unwinds Rodrique quite revivingly diffuses butgallantly. coacervating her disputants terminably. Octupling Paton chum Sydney to Denpasar Bali Flight Airfare 9941 Flat Rs. Looking for tourism makes it is incredibly affordable option! Confirm is no direct bali for cheap sydney, visa number of arts management support in entertainment for updates when is greater than when is updated. Find flights see our next deal will earn Falconflyer Miles on your travels. US the Bali bombings the 2004 Indian Ocean earthquake and tsunami and the. Cheap Flights from Sydney Australia to Denpasar Bali. When you can get from china eastern airlines or you had been automatically cancelled the side trip with your password. Fares are direct sydney, cheap flights sydney flights from private jet? Flights To Bali From Australia Almost Landing Bali. In the indonesia to be confirmed and to flights from bali sydney to the heart of rainfall. Get sydney or id card companies that offer nonstop service request has less money well. You must either registered with? Garuda Indonesia Wikipedia. We want cheap cost a direct with our special assistance? You are plenty of your flight prices will be deducted from and enter to flights from bali itself for? Starwood preferred travel experts love affair with a trip details of taormina, we can enjoy other gifts that demand. Sydney to Denpasar Bali Flights Book Sydney to Denpasar Bali flight tickets and get upto 20 cashback to reach Book Sydney Denpasar Bali flights at cheap.
    [Show full text]
  • Annex a APEC Economic Policy Report Case Study China: Structural Reform in the Retail Services Sector
    APEC Economic Policy Report 2016 Annex A APEC Economic Policy Report Case Study China: Structural Reform in the Retail Services Sector 54 ANNEX A: APEC Economic Policy Report Case Study INTRODUCTION: OBJECTIVES AND METHODOLOGY The study documents and assesses the process and impact of structural reform in the retail services sector in China and the flow on effects into other goods and services sectors and across the entire economy. The structural reforms involved were initially policy-driven as a result of market-opening commitments on China’s accession to the WTO. Commencing in an experimental manner in 1992 and phased in fully after WTO accession in 2001, these reforms centred on opening up to commercial presence of foreign retailers. The reforms had far reaching impacts of various kinds not only on local small and medium- sized retailers (SMEs) but also on growth and employment across the retail sector more generally. Major effects were experienced by SME goods suppliers accessing the new and increasingly efficient domestic business-to-business (B2B) supply chains for produce of all kinds into the retail sector. Chinese consumers also benefitted by way of greater choice of consumer goods at lower prices, in wider geographic regions, with more attractive embedded services and higher product quality. The story does not end there. Ongoing radical structural reform in the retail sector is underway everywhere in the world as consumers increasingly shift from “bricks and mortar” towards online electronic retail (e-tail) platforms. While e-tail has a higher penetration rate in some other APEC members, the sheer number and rapid increase of Chinese consumers gives special significance to this transition to electronic commerce (e-commerce) in China, Chinese online services providers such as Alibaba are rapidly proving highly competitive not only in China but in the global markets.
    [Show full text]
  • Indonesia: Structural Reform in Air Transport Service
    Indonesia: Structural Reform in Air Transport Service APEC Policy Support Unit May 2017 Prepared by: Titik Anas and Christopher Findlay Asia-Pacific Economic Cooperation Policy Support Unit Asia-Pacific Economic Cooperation Secretariat 35 Heng Mui Keng Terrace Singapore 119616 Tel: (65) 6891-9600 Fax: (65) 6891-9690 Email: [email protected] Website: www.apec.org Produced for: Economic Committee Asia-Pacific Economic Cooperation APEC#217-SE-01.9 This work is licensed under the Creative Commons Attribution-NonCommercial- ShareAlike 3.0 Singapore License. To view a copy of this license, visit http://creativecommons.org/licenses/by-nc-sa/3.0/sg/. This paper was first published in the APEC Economic Policy Report 2016, under publication number APEC#216-EC-01.1. The views expressed in this paper are those of the authors and do not necessarily represent those of the APEC Member Economies. TABLE OF CONTENTS 1. BACKGROUND ............................................................................................... 1 2. LITERATURE SURVEY ................................................................................ 2 3. THE INDONESIAN DEREGULATION ....................................................... 4 4. AIR TRANSPORT IN INDONESIA .............................................................. 9 5. AIR TRANSPORT VALUE CHAIN IN INDONESIA .............................. 11 6. AIR TRANSPORT AND GLOBAL VALUE CHAIN ................................ 13 7. THE IMPACT OF DEREGULATION ........................................................ 15 7.1 MARKET
    [Show full text]
  • Abaeté Linhas Aéreas Absa-Aerolinhas
    Aviação Comercial Brasileira - Frota geral 13/07/2021 www.aeromuseu.com.br - [email protected] 1 ABAETÉ LINHAS AÉREAS MatrículaTipo MsnF/F D/DObservação PT-GKO EMB-110E 1191976 12.1994AEROTÁXI ABAETÉ LTDA PT-MFN EMB-110 0401974 05.2003 AEROTÁXI ABAETÉ LTDA (BU) PT-MFO EMB-110 0581975 2012 (WFU) PT-MFQ EMB-110 1211976 11.08.2000 (WFU) ABSA-AEROLINHAS BRASILEIRAS MatrículaTipo MsnF/F D/DObservação PP-ABS Douglas DC-8-71F 4581014.03.1966 2000 XA-MAX MAS AIR CARGO (WFU) PR-ABA Douglas DC-8-61F 45980 21.06.2001 AIR BRASIL (WFU) PR-ABB Boeing 767-316FER 2988113.12.1999 19.01.2002 Em operação PR-ABD Boeing 767-316FER 3424519.07.2005 02.08.2005 Em operação PR-ACG Boeing 767-316FER 3078015.08.2000 02.2015 N532LA LATAM CARGO PR-ACO Boeing 767-346ERF 3581701.09.2007 02.10.2014 Em operação PR-ACQ Boeing 767-346ERF 3581801.10.2007 04.2015 OY-SRW STAR AIR PR-ADY Boeing 767-316FER 3257302.10.2001 14.07.2012 N68079 FEDERAL EXPRESS (WFU) AERO EXPRESS MatrículaTipo MsnF/F D/DObservação PP-ITZ Cessna 208B Caravan 0499 AMAZONAVES TAXI AÉREO LTDA PT-MEA Cessna 208B Caravan 03331993 09.2001 AZUL CONECTA PT-MES Cessna 208B Caravan 0507 17.10.2002 PIQUIATUBA TÁXI AÉREO PT-MET Cessna 208B Caravan 0509 AMAZONAVES TAXI AÉREO LTDA PT-MEV Cessna 208B Caravan 0512 CTA TÁXI AÉREO PT-OGF Cessna 208 Caravan 00187 09.2003 VERA CRUZ TÁXI AÉREO LTDA PT-WYP Cessna 208B Caravan 0696 2003 VERA CRUZ TÁXI AÉREO LTDA PT-WZN Cessna 208B Caravan 06981998 09.2003 AZUL CONECTA AERO GERAL LTDA MatrículaTipo MsnF/F D/DObservação PP-AGA Consolidated PBY-5A Catalina 97-883 24.08.1952
    [Show full text]