2. Edy Prihantoro.Pdf (433Kb)
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KONSTRUKSI BERITA “PAPA MINTA SAHAM” VERSI KOMPAS.COM DAN VIVA.CO.ID Edy Prihantoro Asri Saraswati Universitas Gunadarma [email protected] [email protected] ABSTRACT Media news online has advantages in delivering the news to the audience , one of which is the speed in delivering the news. Coverage in the online media is influenced by internal factors and external factors media is visible from the framing of the news carried by the media. This study aims to determine framing the news carried by the mass media online in delivering an event and to determine the influence of media independence and ownership of efforts to get close to objectivity and a neutral position in the news . This study uses a constructivist paradigm with qualitative approach . Pan and Kosicki framing analysis shows that the framing is done Kompas.com to news Ask Stocks Cases Papa Minta Saham to objectivity, while the framing is done Viva.co.id less objective in its message . Kompas.com using sociological frame, while Viva.co.id using psychological frame. Key Instrument : Framing, Political News, Online Mass Media Pendahuluan ini, perkembangan media sudah jauh Mayoritas masyarakat berkembang. Terbukti dengan berpendapat bahwa media memiliki munculnya media baru selain media kekuatan meskipun sulit untuk elektronik dan media cetak dalam menetapkan secara akurat kekuatan penyampaian informasi. Media baru jenis apakah yang dimiliki oleh tersebut adalah internet, atau yang media. Kekuatan utama pada media biasa disebut media online. terletak pada fakta bahwa media Media online membawa dapat menjadi sumber utama revolusi besar dalam komunikasi berbagai ide dan opini. Bahkan, massa, dengan lahirnya jurnalisme media dapat mempengaruhi cara kita online yang bukan lagi dipublikasi dalam berfikir serta bertindak. Saat dalam hitungan hari atau jam, namun 18 sudah dalam hitungan detik bahkan bahwa media online adalah agen dapat dipublikasikan pada saat komunikasi yag sangat membantu kejadian sedang berlangsung. penyebaran informasi kepada Sedangkan karakteristik tulisan masyarakat. Seperti sifat media berita biasanya berbentuk langsung online yang cepat dapat diakses oleh pada intinya, ringkas, pendek, dan siapa saja yang menggunakan padat. Jurnalisme bentuk baru ini layanan internet. Namun, hal yang memungkinkan akses informasi yang tidak dapat diabaikan bahwa media cepat kepada khalayak dan akses online bukan hanya sekedar yang disajikan secara gratis. menyampaikan informasi kepada Salah satu peristiwa yang khalayak, tetapi mempunyai masih hangat dibicarakan oleh kemampuan mengkonstruksi sebuah masyarakat mengenai kasus “Papa peristiwa atau fakta menjadi realitas Minta Saham”, yaitu kasus yang yang diinginkan media itu sendiri. melibatkan Ketua DPR RI Setya Selama kurun waktu dua Novanto dengan Pimpinan PT bulan, yakni pada bulan November - Freeport Indonesia Maroef Desember 2015, Kasus Papa Minta Sjamsoeddin. Dalam hal ini, Ketua Saham terus bergulir hingga DPR RI dilaporkan oleh Menteri akhirnya ketua DPR RI Setya ESDM terkait masalah pencatutan Novanto mengundurkan diri dari nama Presiden RI dan Wakil jabatannya. Dalam kurun waktu dua Presiden RI dalam pertemuannya bulan tersebut pula, Media online dengan Pimpinan PT Freeport seperti Kompas.com dan Viva.co.id Indonesia. Secara etika hal ini tidak menjadi media online yang selalu dibenarkan karena menggunakan mempublikasikan berita tersebut. nama orang lain untuk kepentingan Pemilihan media online pribadi. Kompas.com dalam penelitian ini Informasi mengenai kasus didasari atas pengetahuan bahwa diatas berdasarkan berita-berita yang Kompas.com adalah media yang terbit pada media online. Hal ini dikenal dengan independensi. memberikan satu benang merah, Berbeda dengan Kompas.com, 19 pemilihan Viva.co.id didasari pada Berger dan Luckmann (Bungin, 2011 pengetahuan tentang kepemilikan ; 13) menggambarkan proses sosial Viva.co.id oleh Bakri Group yang melalui tindakan dan interaksinya, pemimpinnya merupakan seorang dimana individu menciptakan secara politisi dari partai politik. terus menerus suatu realitas yang Dalam pemberitaan di dimiliki dan dialami bersama secara Kompas.com dan Viva.co.id subyektif. mengenai Kasus Papa Minta Saham Berger dan Luckmann tersebut, tentu ada proses dimana (Basari, 2013, 1) mulai menjelaskan media mengkonstruksi realitas yang realitas sosial dengan memisahkan ada. Salah satu metode untuk pemahaman „kenyataan dan mengetahui proses konstruksi adalah pengetahuan‟. Realitas diartikan analisis framing. sebagai kualitas yang terdapat di Penelitian ini akan melihat dalam realitas-realitas yang diakui sejauh mana independensi memiliki keberadaan (being) yang Kompas.com mempengaruhi framing tidak tergantung kepada kehendak berita tentang Kasus Papa Minta kita sendiri. Saham dan apakah ada pengaruh Pengetahuan didefinisikan kepemilikan pada framing yang sebagai kepastian bahwa realitas- dibangun Viva.co.id melalui berita realitas itu nyata (real) dan memiliki yang diterbitkannya. karakteristik yang spesifik. Berger dan Luckmann mengatakan terjadi dialektika antara individu Konstruksi Realitas Sosial Istilah konstruksi atas realitas menciptakan masyarakat dan sosial (social construction of reality) masyarakat menciptakan individu. menjadi terkenal sejak diperkenalkan Dialektika itu berlangsung dalam oleh Peter L. Berger dan Thomas suatu proses dengan tiga “momen” Luckmann melalui bukunya yang simultan, yakni eksternalisasi berjudul The Social Construction of (penyesuaian diri dengan dunia Reality: A Treatise in the sosio-kultural sebagai produk Sociological of Knowledge (1996). manusia), objektivasi (interaksi 20 sosial dalam dunia intersubyektivasi kenyataan yang tertib dan yang dilembagakan atau mengalami tertata.Fenomena-fenomenanya proses institusionalisasi), dan sudah tersusun sejak semula dalam internalisasi (individu pola-pola yang tampaknya tidak mengidenvifikasi diri dengan tergantung kepada pemahaman lembaga-lembaga sosial atau mengenainya dan menguasai organisasi sosial tempat individu pemahaman itu. menjadi anggotanya). Kenyataan hidup sehari-hari, Manusia adalah pencipta tampaknya sudah diobyektifikasi. kenyataan sosial yang subyektif Sudah dibentuk oleh suatu tatanan melalui proses eksternalisasi, obyek-obyek yang sudah diberi nama sebagaimana kenyataan obyektif sebagai obyek-obyek sejak sebelum mempengaruhi kembali manusia individu hadir. Kenyataan hidup melalui proses internalisasi. Dengan sehari-hari itu selanjutnya kemampuan berfikir dialektis, menghadirkan diri kepada saya dimana terjadi tesa, antitesa dan sebagai suatu dunia intersubyektif, sintesa, Berger (Basari, 2013 ; xx) suatu dunia yang individu huni memandang masyarakat sebagai bersama-sama dengan orang-orang produk manusia dan manusia sebagai lain (Basari, 2013 ; 28-31). produk masyarakat. Momen ketiga dalam proses Obyektivasi (pengobyektifan) ini, yakni internalisasi. Masyarakat dari proses-proses (dan makna- merupakan produk manusia. makna) subyektif dengan mana dunia Masyarakat merupakan kenyataan akal sehat intersubyektif dibentuk. obyektif. Manusia merupakan Kehidupan sehari-hari menampilkan produk sosial (Basari, 2013 ; 83). diri sebagai kenyataan yang Generasi baru menimbulkan masalah ditafsirkan oleh manusia dan ketaatan, dan sosialisasi mereka ke mempunyai makna subyektif bagi dalam tatanan kelembagaan mereka sebagai satu dunia yang memerlukan sanksi-sanksi (Basari, koheren dan memahami kenyataan 2013 ;85). Pengetahuan ini secara hidup sehari-hari sebagai suatu sosial diobyektivasi sebagai 21 pengetahuan, sebagai suatu lebih mudah dikenal. Akibatnya, perangkat kebenaran yang berlaku khalayak lebih mudah mengingat umum mengenai kenyataan, maka aspek-aspek tertentu yang disajikan setiap penyimpangan yang radikal secara menonjol oleh media. Aspek- dari tatanan kelembagaan tampak aspek yang tidak disajikan secara sebagai suatu penyimpangan dari menonjol, bahkan tidak diberitakan, kenyataan. Pengetahuan, dalam arti menjadi terlupakan dan sama sekali ini, merupakan inti dialektika yang tidak diperhatikan oleh khalayak. mendasar dari masyarakat, Framing merupakan sebuah diinternalisasi kembali sebagai cara bagaimana peristiwa disajikan kebenaran yang berlaku obyektif oleh media. Penyajian tersebut selama berlangsungnya sosialisasi. dilakukan dengan melakukan bagian Eksternalisasi, obyektivasi, tertentu, menonjolkan aspek tertentu, dan internalisasi. Masyarakat dan dan membesarkan cara bercerita tiap bagian darinya secara serentak tertentu dari suatu realitas atau dikarakterisasi oleh ketiga momen peristiwa. itu. Anggota masyarakat secara Disini media menyeleksi, individual, yang secara serentak menghubungkan, dan menonjolkan mengeksternalisasi keberadaannya peristiwa sehingga makna dari sendiri kedalam dunia sosial dan peristiwa lebih mudah menyentuh menginternalisasinya sebagai suatu dan diingat oleh khalayak (Eriyanto, kenyataan obyektif (Basari, 2013 ; 2012 ; 76). Karenanya, seperti 176). dikatakan Frank D. Durham (Eriyanto, 2012 ; 77), framing Framing Framing adalah pendekatan membuat dunia lebih diketahui dan untuk melihat bagaimana realitas lebih dimengerti. Realitas yang dibentuk dan dikonstruksi oleh kompleks dipahami dan media. Proses pembentukan disederhanakan dalam kategori konstruksi realitas itu, hasil akhirnya tertentu.Bagi khalayak, penyajian adalah adanya bagian tertentu dari realitas yang demikian membuat realitas yang lebih menonjol dan 22 realitas lebih bermakna dan Jurnalistik dipahami sebagai dimengerti. proses peliputan, penulisan, dan penyebarluasan informasi (aktual) Berita