Transformasi Ormas Menjadi Partai Politik (Studi Tentang Perubahan Ormas Persatuan menjadi Partai Persatuan Indonesia Di Sumatera Utara)

Sabrizal 110906014

Dosen Pembimbing: Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si

DEPARTEMEN ILMU POLITIK FAKULTAS SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2017

Universitas Sumatera Utara UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK DEPARTEMEN ILMU POLITIK

SABRIZAL (110906014) Transformasi Ormas Menjadi Partai Politik ( Studi Tentang Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Persatuan Indonesia) Rincian ini skripsi, 97 halaman, 2 tabel, 2 gambar, 19 buku, 1 undang-undang, 3 dokumen, 5 sittus internet

ABSTRAK Ormas Perindo didirikan dengan tujuan untuk meggalang, menggorganisasi, menggerakkan dan menumbuh kembangkan persatuan nasional dengan bersungguh sungguh mewujudkan bangsa yang demokratis. Ormas perindo juga mempunyai fungsi yaitu membangun persatuan nasional sebgai prasyarat bangsa berdaulat dan mendorong nilai nilai nasional sebagai pedoman bersama kehidupan berbangsa dan bernegara. Pada awalnya ormas perindo merupakan sayap demokrasi untuk masyarakat menengah kebawah tanpa disadari bahwa kegagalan ormas perindo menjalankan visi misi mereka, semua anggota ormas perindo yang ada di seluruh Indonesia maupun di sumatera utara membuat konsep untuk didirikannya partai politik yang tentunya itu di barengi dengan pak hary tanosudibjo selaku pendiri ormas perindo. Stelah persetujuan konsep dari anggota anggota ormas yang di setujui oleh pak hary tanosudibjo maka terbentuklah partai perindo.partai perindo mempunyai tujuan yaitu untuk mewujudkan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan taraf hidup haruslah melalui sebuah perubahan yang menyeluruh, sistematis, terpadu, terarah. Partai Persatuan Indonesia memahami bahwa Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan memiliki landasan ideologis dan konstitusional yang sangat kuat. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ormas perindo yang bertanformasi menjadi partai politik khususnya di Sumatera Utara yang akan berdampak pada sistem demokrasi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif. Teknik pengumpulan data yang dipakai untuk mengetahui keterangan atau informasi segala yang berkaitan tentang perubahan ormas perindo menjadi partai perindo

Universitas Sumatera Utara KATA PNGANTAR

Dengan mengucap Bismillahirrahmannirrohim dan Alhamdulillah, puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat allah SWT karena atas ridho-Nya, akhirnya skripsi yang berjudul “Transformasi Ormas Menjadi Partai Politik (Studi Tentang Perubahan Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Persatuan Indonesia Di Sumatera Utara)” dapat selesai dengan tujun untuk memenuhui salah satu syarat memperoleh gelar sarjana Departemen Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Muryanto Amin, S.Sos, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Sekaligus Dosen Pembimbing penulis yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing dan megarahkan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. 2. Bapak Dr. Warjio, MA, PhD, Selaku Ketua Departemen Ilmu Politik FISIP USU. 3. Bapak husnul Isa Harahap, S.Sos, M.Si, Selaku Sekertaris Departemen Ilmu Politik FISIP USU. 4. Seluruh dosen Departemen Ilmu Politik FISIP USU, yang telah memberikan ilmu kepada penulis selama masa perkuliahan. 5. Pegawai dan Petugas Fisip Usu, bang burhan, kak siti, buk juraida, kak ema, kaka ade, dan kak indah saya mengucapkan banyak terima kasih 6. Kedua orang tua saya, Bapak Yusnan dan Mamak Boini. Terimakasih buat doa, sayang, semangat, materi dan motivasi penuh kepada saya untuk menyelesaikan perkuliahan. semoga dengan selesai nya skripsi ini bisa membuat bapak dan mamak sedikit tersenyumm bahagia. 7. Saudara penulis, Adik saya satu-satu nya yang sangat saya sayangi Bagus Irawan makasi buat doa dan semangat yang di berikan kepada penulis. 8. Kawan kawan seperjuangan penulis yang sangat luar biasa, Bang Rian, Bang Ayar, Tedy, taufik, Anton, Bagus, mizan, Lutfi, si Aceh, lambok, yang telah memberi dukungan, dan meluangkan waktu untuk mendampingi penulis, dan penulis juga mengucapkan terima kasih kepada: helda, qoqom, aceh, haikal, iqbal hitam, mbak ulan yang sering bilang “Skripsi jol..Skripsi Joll!!” kata kata yang simple dan cukup membangkitkan semangat penulis.

Universitas Sumatera Utara 9. Bapak Rudi Zulham Hasibuan, selaku Ketua DPW Partai Perindo Sumatra utara, Bapak Effendy Syahputra Selaku ketua DPW Ormas Perindo Sumatera Utara, bapak Dr.Bobby Susilo, selaku ketua departemen sosial Ormas perindo Sumatera Utara, Bapak Joko Soekardi selaku wakil sekertaris Ormas Perindo, Ahmad iskandar selaku wakil ketua Pemuda Perindo Sumatera Utara. Yang telah meluangkan waktunya untuk di wawancarai oleh penulis. 10. Kepada pihak-pihak yang telah mendukung penulis yang tidak dapat disebutkan namanya. Penulis berharap semua amal kebaikan buat pihak-pihak yang telah membantu penulis mendapat balasan dari Allah S.W.T.

Akhir kata penulis ucapkan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca dan pengembangan ilmu pengetahuan, terutama kajian tentang partai politik

Universitas Sumatera Utara DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN…………………………………………………… i

ABSTRAK……………………………………………………………………... ii

TERIMA KASIH………………………………………………………………. iii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………… iv

DAFTAR TABEL……………………………………………………………… v

BAB I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2 Perumusan Masalah…………………………………………………. 7

1.3 Pembatasan Masalah ……………………………………………….. 7

1.4 Tujuan Penelitian …………………………………………………… 8

1.5 Manfaat Penelitian …………………………………………………. 8

1.6 Keranka Teori……………………………………………………….. 8

1.6.1 Teori Elit ………………………………………………..... 8

1.6.2 Rekrutmen politik……………………………………….... 11

1.6.3 Partai Politik…………………………………………….... 14

1.7 Metode Penelitian………………………………………………….. 21

1.7.1 Lokasi penelitian ………………………………………… 22

1.7.2 Jenis Penelitian …………………………………………... 22

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data……………………………….. 22

1.7.4 Teknik Analisis Data…………………………………….. 23

Universitas Sumatera Utara 1.8 Sistematika Penulisan……………………………………………… 23

BAB II Profil Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Indonesia Sumatera Utara

2.1 Deskripsi Ormas Perindo………………………………………….. 25

2.1.1 Sejarah Ormas perindo…………………………………. 26

2.1.2 Manifesto Ormas Perindo………………………………. 30

2.1.3 Mukadimah Ormas Perindo……………………………. 31

2.1.4 Struktur Ormas Perindo ……………………………….. 33

2.1.5 Visi dan Misi Ormas Perindo………………………….. 34

2.2 Sejarah Ormas Perindo Sumatera Utara…………………………. 36

2.3 Deskripsi Partai Perindo…………………………………………. 41

2.3.1 Sejarah Partai Perindo………………………………….. 42

2.3.2 Visi Dan Misi Partai Perindo…………………………... 43

2.3.3 Mukadimah Partai Perindo…………………………….. 44

2.3.4 Struktur Dan Kepengurusan partai Perindo……………. 47

2.3.5 Platform Partai Perindo………………………………... 50

2.4 Deskripsi Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara 53

BAB III Transformasi Ormas Persatuan Indonesia Menjadi Partai Persatuan Indonesia Di Sumatera Utara

3.1 Elit Lokal Yang Mendukung Pendirian Partai Persatuan di Sumatera Utara……………………………………………………………. 60 3.2 Peran Elit Lokal Dalam Pendirian Partai Perindo Sumatera Utara 78

Universitas Sumatera Utara BAB IV Penutup

4.1 Kesimpulan………………………………………………………….. 93

4.2 Implikasi teori……………………………………………………….. 94

Universitas Sumatera Utara BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan Masyarakat Indonesia terdapat bermacam-macam kepentingan dan keinginan untuk ikut berpartisipasi mewujudkan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Berbagai ide dan gagasan dari sekelompok orang, diwujudkan sebagai bentuk keikutsertaan dan kepedulian untuk turut serta mewujudkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa ini. Oleh karena itu, banyak sekali dibentuk perkumpulan- perkumpulan di Indonesia. Indonesia merupakan salah satu negara yang menganut paham demokrasi, yang artinya pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, dan untuk rakyat. Kemudian dijalankan melalui mekanisme kelembagaan yang bernama Partai Politik. Kemudian Partai Politik saling berkompetisi secara sehat untuk memperebutkan kekuasaan pemerintahan negara, melalui mekanisme pemilihan umum. Inilah wujud dari adanya hak asasi manusia yang telah diakui dan dijamin oleh Undang-Undang dasar Republik Indonesia tahun 1945 yaitu hak untuk berserikat, berkumpul, dan mengeluarkan pikiran serta pendapat. Perkembangan Partai Politik di Indonesia tidak terlepas dari hak dan kewajiban warga negara dalam memberikan partisipasi politik serta membentuk karakter bangsa dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, dan Momentum pemilu tahun 2004 merupakan saat yang sangat bersejarah bagi perjalanan demokrasi di negeri ini. Pemilu di tahun 2004 ini menjadi pemilu pertama yang memungkinkan rakyat memilih langsung wakil mereka untuk duduk di DPR, DPD, dan DPRD serta memilih Presiden dan Wakil Presiden.1 Berdasarkan sistem demokrasi yang telah berjalan melalui pemilihan Presiden dan Wakil Presiden secara langsung. Sejak tahun 2004, bentuk pendidikan politik bagi masyarakat yang membawa dalam situasi politik praktis dengan berbagai macam Partai Politik yang bermunculan dari tahun ke

1 www.kpu.go.id diakses pada tanggal 12 Desember 2015 Pukul 20.05 WIB.

Universitas Sumatera Utara tahun. Hal ini menunjukkan bahwa pendidikan politik bagi masyarakat merupakan bagian yang penting dalam membangun sistem pemerintahan yang kuat dan berkelanjutan. Berdasarkan Pasal 31 ayat (1) dalam Undang-Undang nomor 2 Tahun 2008 Tentang Partai Politik menyebutkan bahwa Partai Politik melakukan pendidikan politik bagi masyarakat sesuai dengan ruang lingkup tanggung jawabnya dengan memperhatikan keadilan dan kesetaraan gender.2 Maka, dapat dinyatakan bahwa pendidikan politik bagi masyarakat merupakan suatu ruang lingkup dalam upaya meningkatkan kesadaran atas hak dan kewajibannya dalam berpolitik, terutama memberikan partisipasi politik dengan kemandirian, kedewasaan dan membangun karakter bangsa dengan tujuan utama memelihara persatuan dan kesatuan bangsa. Selain itu, Partai Politik diharapkan mampu membangun iklim berdemokrasi yang berlandaskan pada Pancasila sebagai wadah bagi masayarakat dalam memberikan hak dan kewajibannya dalam berpolitik. Pendidikan politik oleh Partai Politik penting diimplementasiakan kepada usaha peningkatan kesadaran berdemokrasi sebagai salah satu upaya untuk menjabarkan pemerintahan dari rakyat, oleh rakyat, untuk rakyat, yakni pemerintahan yang kewenangannya pada rakyat. Pelaksanaan dari demokrasi ini telah dilakukan dari dahulu di berbagai daerah di Indonesia, hingga Indonesia merdeka sampai sekarang ini. Demokrasi di negara Indonesia bersumber dari Pancasila dan UUD’45 sehingga sering disebut dengan demokrasi pancasila. Demokrasi pancasila berintikan musyawarah untuk mencapai mufakat, dengan berpangkal tolak pada paham kekeluargaan dan kegotongroyongan. Partai Politik merupakan keharusan dalam kehidupan politik modern yang demokratis. Sebagai suatu organisasi, Partai Politik secara ideal dimaksudkan untuk mengaktifkan dan memobilisasi rakyat, mewakili kepentingan tertentu, memberikan jalan kompromi bagi pendapat yang saling bersaing, serta menyediakan sarana

2 UUD No. 2 Tahun 2008. Tentang Partai Politik.

Universitas Sumatera Utara suksesi kepemimpinan politik secara absah (legitimate) dan damai.3 Secara umum Partai Politik dikatakan sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota- anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai dan cita-cita yang sama. Tujuan kelompok ini adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan melalui kekuasaan itu, melaksanakan kebijakan mereka.4 Demikian pula Partai Politik merupakan perantara yang besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi-ideologi sosial dengan lembaga-lembaga pemerintahan yang resmi dan publik politik yang lebih luas.5 Indonesia terdapat trend baru dalam pendirian Partai Politik, yaitu sebagai pecahan atau sempalan karena adanya politisi-politisi yang kecewa di partai sebelumnya. Konflik internal, kekecewaan terhadap pemimpin, dan garis kebijakan partai, terhambatnya proses regenerasi kader, dan tertutupnya aspirasi politik merupakan faktor-faktor penyebab keluarnya sejumlah politisi dari suatu Partai Politik. Mereka yang keluar dari suatu Partai Politik sepakat satu dengan yang lain untuk membentuk partai sempalan atau pecahan. Karena partai baru yang mereka dirikan memiliki sejumlah kesamaan karakteristik dengan partai lama yang mereka tinggalkan. Kita dapat melihat secara visual dari atribut partai misalnya, bendera, dan bentuk logo partai sampai ke ideologi partai.6 Partai Politik dapat juga lahir sebagai institusional kelompok-kelompok yang sudah ada di dalam masyarakat. Dalam hal ini, individu-individu dan kelompok bukannya didasarkan pada ideologi politik, tetapi lebih karena kesamaan hobi, pekerjaan, permasalahan yang dihadapi, atau karena tergabung pada suatu asosiasi, klub, ikatan, organisasi kemasyarakatan, dan grup sosial lainnya. Ketertarikan kelompok-kelompok masyarakat ini terhadap dunia politik hanya akan terjadi apabila kepentingan mereka dirasakan terancam oleh pengambil kebijakan di tingakat daerah

3 Ichasul Amal, 1996. Teory Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : Tiara Mutiara, hal.11. 4 Miriam Budihardjo. 1981. Partisipasi dan Partai Politik-Sebuah Bunga Rampai. : PT Gramedia, hal. 14. 5 Drs. M. Rusli Karim.1993. Perjalanan Partai Politik Di Indonesia. Jakarta: Citra niaga Rajawali. hal. 32. 6 Firmanzah Ph.D. 2008. Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. hal 63

Universitas Sumatera Utara atau nasional. Sehingga mereka merasa perlu memperjuangkan eksistensi kelompok mereka. Organisasi yang tadinya tidak didesain untuk terlibat dalam politik ‘electoral’ akhirnya terlibat untuk menyuarakan aspirasi politiknya. Salah satu contoh di Indonesia sendiri, banyak sekali organisasi keagamaan maupun organisasi kemasyarakatan yang melalui muktamar dan kesepakatan elite organisasi lalu memutuskan untuk membentuk Partai Politik. Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) tidak dapat dilepaskan dari organisasi Nadlathul Ulama. Lambang partai ‘Bintang Sembilan’ merupakan istilah yang sangat di kenal dikalangan Nadlathul Ulama dan merupakan identitas NU. Sehingga tidak mengherankan apabila PKB dianggap sebagai rumah politik NU. Pola pendirian partai seperti ini juga dapat kita temui di partai lain seperti PAN dengan Muhamadiyah.7 Partai HANURA yang dengan Perhimpunan Kebangsaan (PK). Partai NasDem dengan Ormas Nasioanal Demokrat (OND). Kemudian yang terbaru adalah pendirian Partai Persatuan Indonesia yang diawali dengan membentuk Ormas Persatuan Indonesia. Pembentukan Partai Persatuan Indonesia Bertolak dari pemahaman atas peluang dan tantangan di atas, maka di tengah dinamika ketegangan politik antara kubu Koalisi Indonesia Hebat (KIH) dan Koalisi Merah Putih (KMP) di parlemen setelah penyelenggaraan Pemilhan Presiden 2014 yang lalu, dibentuklah sebuah Partai Politik baru yang luput dari perhatian publik. Partai Politik itu adalah Partai Persatuan Indonesia (Perindo) pimpinan Hary Tanoesoedibjo, seorang Tokoh Nasional dan pengusaha sukses di bidang media yang sebelumnya pernah bergabung di Partai Nasdem dan Partai Hanura. Pembentukan partai ini bukanlah secara tiba-tiba, melainkan telah dipersiapkan cikal bakalnya jauh-jauh hari dalam bentuk ormas Persatuan Indonesia yang dideklarasikan di Jakarta pada 24 Februari 2013 oleh Hary Tanoesoedibjo bersama tokoh nasional lainnya.

7 Ibid. hal. 62.

Universitas Sumatera Utara Struktur Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Indonesia8 yaitu Ketua Umum adalah Hary Tanoesoedibjo, Ketua Bidang Organisasi yaitu Syafril Nasution, Ketua Bidang Kader Anggota dan Saksi ialah Armyn Gultom, Ketua Bidang Litbang dan IT yaitu Sururi Alfaruq, Ketua Bidang Politik ialah Arya Mahendra Sinulingga, Ketua Bidang Pendidikan dan Kebudayaan yaitu Budiyanto Darmastono, Ketua Bidang Hukum dan Advokasi adalah Christophorus Taufik, Ketua Bidang Pemberdayaan Perempuan yaitu Ratih Purnamasari, Ketua Bidang Sosial Ekonomi yaitu A. Wishnu Handoyono, Ketua Bidang Hubungan Antar Lembaga adalah Mohammad Yamin Tawary, Ketua Bidang Hubungan Luar Negeri dan Pertahanan Keamanan yaitu Didi Supriyanto, Ketua Bidang Pemuda Pemilih Pemula yaitu Anna Luthfie, Sekretaris Jenderal adalah Ahmad Rofiq, Bendahara Umum yaitu Henry Suparman. Meski sebagai Partai Politik baru, Partai Persatuan Indonesia telah memiliki badan hukum yang sah berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-03.AH.11.01 Tahun 2014 tertanggal 08 Oktober 2014. Oleh karena itu, dengan status badan hukum, berarti satu tahapan verifikasi yang wajib diikuti Partai Persatuan Indonesia telah terlampaui. Tahapan selanjutnya yang mesti dilewati adalah verifikasi yang dilakukan KPU lolos sebagai Partai Politik peserta pemilu. Status sebagai partai peserta pemilu, Partai Persatuan Indonesia akan ikut menentukan dalam kompetisi politik tahun 2019 yang akan datang. ”Persatuan Indonesia” sebagai nama partai diambil dari isi sila ketiga Pancasila. Penggunaan nama tersebut tentu mengandung maksud dan tujuan, dasar pertimbangan filosofis, serta konsekuensi logis yang harus dapat dipertanggung jawabkan. Partai Persatuan Indonesia memahami realitas sejarah bahwa masalah persatuan di Indonesia senantiasa mengalami pasang-surut seiring dengan dinamika dan perkembangan bangsa dan negara. Partai Persatuan Indonesia menjadikan Pancasila sebagai ideologi partai dan meyakini bahwa Pancasila adalah ideologi yang

8 Struktur Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai persatuan Indonesia. Lihat Dalam https://partaiperindo.com/?page_id=6. Diakses 13 Mei 2016. Pukul 18:28

Universitas Sumatera Utara benar, tepat, dan menyelamatkan, karena telah teruji dan terbukti mampu melewati dengan selamat berbagai ujian dan cobaan disintegrasi dalam proses perjalanan bangsa, dan tetap berhasil mempersatukan bangsa yang sangat majemuk ini. Bagi Partai Persatuan Indonesia, Pancasila merupakan sumber inspirasi dan motivasi, serta rujukan sekaligus tolok ukur keberhasilan perjuangan partai dalam proses pembangunan bangsa. Konsekuensi logis dari penggunaan nama tersebut, maka Partai Persatuan Indonesia harus mampu berperan sebagai garda terdepan Persatuan Indonesia. Partai Persatuan Indonesia harus senantiasa proaktif mengingatkan seluruh komponen bangsa mengenai urgensi persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partai Persatuan Indonesia digagas sebagai partai modern yang merupakan hasil perpaduan dari karakteristik partai kader dan partai massa. Jati diri partai secara singkat dapat dirumuskan sebagai ”Partai modern yang menjadi garda terdepan Persatuan Indonesia, menjunjung tinggi prinsip keadilan, memelihara nilai-nilai luhur budaya bangsa, berbasis pada kekuatan rakyat, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. Pendirian Persatuan Indonesia merupakan tahap penjajakan dari sebuah Partai Politik. Ormas tersebut bukan ormas biasa. Tidak dimaksudkan sebagai ormas selamanya. Akan tetapi, dipersiapkan sebagai kekuatan politik yang dapat mengikuti kompetisi pemilu. Tidak dipungkiri oleh partai lain, pendirian Partai Persatuan Indonesia akan berkembang pesat dengan adanya kekuatan Media yang dimiliki oleh ketua Partai Persatuan Indonesia. Partai Persatuan Indonesia yang merupakan partai yang bertransformasi dari organisasi masyarakat untuk berkepentingan politik. Sebelumnya, Ormas Persatuan Indonesia didirikan dengan tujuan untuk mengatasi kesenjangan sosial di Indonesia, tetapi dengan berkembangan politik di Indonesia terlalu pesat, maka organisasi masyarakat Persatuan Indonesia bertransformasi ke Partai Persatuan Indonesia. Partai Persatuan Indonesia yang diketuai oleh Hary Tanoesudibjo selaku CEO MNC Group tentunya akan mengangkat perkembangan Partai Persatuan Indonesia di kalangan masyarakat dan perpolitikan di Indonesia.

Universitas Sumatera Utara Atas pernyataan sebelumnya, bahwa penulis ingin mendeskripsikan proses Ormas Persatuan Indonesia bertransformasi menjadi Partai Persatuan Indonesia khususnya di Provinsi Sumatera Utara.

1.2 Perumusan Masalah Perubahan Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Politik yang terjadi di tingkat nasional juga berpengaruh di daerah daerah lain, khususnya di Sumatera Utara. Ormas Persatuan Indonesia sudah ada semenjak tahun 2013 dan memiliki basis massa yang cukup besar di Indonesia. Oleh karena itu, pendirian Ormas Persatuan Indonesia memungkinan untuk menjadi Partai Politik di Indonesia dan kemudian didukung oleh kekuatan lokal dan pengaruh elit lokal yang ada di Sumatera Utara. Selain itu elit lokal juga mempengaruhi terbentuknya Partai Persatuan Indonesia di Sumatera Utara. Ini jelas bahwa perubahan struktur yang terjadi diakibatkan karena kekuatan lokal di Sumatera Utara. Sekalipun terdapat banyak perubahan yaitu perubahan infrastruktur, AD/ART yang terjadi di Partai Persatuan Indonesia. Sebenarnya sudah tampak jelas bahwa terjadinya transformasi ke Partai Politik bertujuan untuk mengambil kekuasaan. Penulis ingin menjelaskan secara deskriptif dengan data yang diperoleh untuk melihat mekanisme maupun proses yang terjadi. Dalam hal ini pertanyaan peneliti yang akan dijawab yaitu, 1. Siapa sajakah elit lokal di Sumatera Utara yang mendukung pendirian Partai Persatuan Indonesia ? 2. Bagaimana perananan elit lokal Sumatera Utara dalam pendirian Partai Persatuan Indonesia di Sumatera Utara ?

1.3 Pembatasan Masalah Penulisan ini memperjelas dan memaparkan dalam menghasilkan data yang akurat mengenai mekanisme perubahan Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Persatuan Indonesia yang ada di Sumatera Utara. Hal ini menarik, mengingat terjadi perubahan yang begitu instan, seperti yang penulis jelaskan di rumusan masalah.

Universitas Sumatera Utara Kendala keterbatasan waktu dan kemampuan faktor ekonomi, peneliti hanya menjelaskan mengenai perubahan infratruktur, struktur, AD/ART yang terjadi di dalam Transformasi Partai Persatuan Indonesia di tingkat DPW Sumatera Utara.

1.4 Tujuan penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1. Untuk menganalisis elit lokal di Sumatera Utara yang mendukung pembentukan Partai Persatuan Indonesia di Sumatera Utara 2. Untuk mengetahui peranan elit Sumatera Utara dalam pendirian Partai Persatuan Indonesia dari ormas ke Partai Politik di Sumatera Utara.

1.5 Manfaat penelitian Penelitian ini diharapkan mampu memberikan manfaat baik bagi peneliti maupun bagi orang lain. Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan baru bagi peneliti dalam mengembangkan kemampuan berfikir untuk menulis karya ilmiah. 2. Secara teoritis, penelitian ini merupakan kajian ilmu politik yang dapat memberikan kontribusi pemikiran politik dan kepentingan politik di dalam Ormas Persatuan Indonesia. 3. Secara akademis, sebagai bahan referensi bagi peneliti berikutnya dalam topik yang relevan khususnya mahasiswa departemen ilmu politik. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

1.6 Kerangka Teori. 1.6.1. Teori Elit Kehidupan bermasyarakat dapat ditemukan adanya perbedaan di antara umat manusia satu dengan yang lainnya. Perbedaan itu tidak hanya sebatas perbedaan yang bersifat fisik, tetapi juga perbedaan lainnya seperti bakat keterampilan dan kekayaan.

Universitas Sumatera Utara Perbedaan tersebut dapat dinyatakan sebagai titik awal bagi munculnya kelompok- kelompok yang mempunyai keunggulan apabila dibandingkan dengan kelompok lainnya dalam suatu masyarakat yang sama. Anggota masyarakat yang mempunyai keunggulan pada gilirannya akan tergabung dalam suatu kelompok yang lebih dikenal dengan sebutan elit.9 Elit yang sering diartikan sebagai sekumpulan orang sebagai individu yang suverior, yang berada dengan massa yang menguasai jaringan-jaringan kekuasaan adalah sekelompok yang berada di lingkaran kekuasaan maupun yang sedang berkuasa. Menurut buku Teori Politik Modern, Pareto menjelaskan bahwa membagi stratifikasi masyarakat ke dalam dua kategori yaitu:10 1. Elite yang memerintah (governing elit), kelas ini terdiri dari individu-individu yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan dan memainkan peranan yang besar . 2. Elit yang tidak memerintah (non-elite). Kelas ini terdiri dari individu-individu di luar sirkulasi pemerintah.

Elit berdasarkan kajian teoritis yang dibagun awal-awalnya oleh Mosca dalam The Rulling Class, Pareto dan Michels mempunyai beberapa prinsip umum yaitu:11 1. Adanya kekuasaan politik, seperti juga barang-barang sosial lainnya di distribusikan dengan tidak merata. Gagasan Pareto tentang orang berdasarkan pemilikan akan barang yang berwujud kekayaan, kecakapan atau kekuasaan politik merupakan hal yang menunjukkan prinsip itu. 2. Secara umum masyarakat di kategorikan ke dalam dua kelompok, mereka yang memiliki kekuasaan politik penting dan mereka yang tidak memilikinya. 3. Elit bersifat homogen, bersatu, dan memiliki kesadaran kelompok. Elit itu bukan merupakan penjumlahan orang saja tetapi individu yang berada dalam

9 SP Varma. 2001. Teori Politik Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hal. 200 10 Ibid. hal 202. 11 Mas Mohtar dan Colin Mac Andrew, 1986. Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. hal. 78-79.

Universitas Sumatera Utara komunitas elit itu saling mengenal satu dengan yang lainnya, memiliki latar belakang yang sama (walau memiliki pandangan yang berbeda), memiliki nilai-nilai yang sama dan kepentingan yang sama. Dan anggotanya berasal dari satu lapisan masyarakat yang sangat terbatas. 4. Elit mengatur sendiri kelangsungan hidupnya dan anggotanya berasal dari satu lapisan yang sangat terbatas. 5. Elit bersifat otonom dan kebal akan gugatan dari siapapun yang diluar kelompoknya mengenai keputusan-keputusan yang dibuatnya. Semua persoalan politik penting diselesaikan menurut kepentingan atau tindakan kelompok. Secara Universal, Pareto memberikan konsep-konsep mengenai elit bahwa dalam setiap masyarakat senantiasa ada dan harus ada suatu kelompok minoritas yang menduduki jabatan komando yang memerintah dan memegang kendali atas pemegang keputusan politik.12 Elit politik itu dibedakan dari elit-elit lain yang kurang dekat dihubungkan dengan penggunaan kekuasaan, meskipun mereka mungkin memiliki pengaruh sosial yang besar. Seperti hal nya yang dapat kita lihat dengan seketika, gagasan tentang elit pada mulanya dipertentangkan dengan gagasan tentang sosial. Elit sering diartikan sebagai individu-individu yang superior, yang berbeda dengan massa yang menguasai struktur dan jaringan-jaringan kekuasaan atau kelompok-kelompok sosial yang berbeda dalam lingkaran kekuasaan maupun yang sedang melaksanakan kekuasaan. Menurut Pareto menyebutkan bahwa elit politik terdiri dari dua komponen yaitu: 1. Elit politik lokal merupakan individu-individu yang menduduki jabatan politik (kekuasaan) di eksekutif dan legislatif yang dipilih melalui pemilu dan dipilih dalam proses yang demokratis ditingkat lokal, mereka yang menduduki jabatan tinggi ditingkat lokal yang membuat kebijakan-kebijakan politik. Elit

12 SP Varma. 2001. Op.Cit. hal. 8

Universitas Sumatera Utara politik itu seperti: Gubernur, Bupati, dan Walikota, pemimpin DPRD, para anggota DPRD dan pemimpin-pemimpin Partai Politik 2. Elit non-politik lokal adalah seseorang atau individu yang menduduki jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Elit non-politik ini seperti: elit keagamaan, elit organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan serta profesi dan lain sebagainya.

Menurut Pareto secara prinsip menyatakan pendapat bahwa disetiap sistem masyarakat baik struktur masyarakat yang masih bersifat tradisional maupun tatanan masyarakat modern, pasti ditemukan sekelompok kecil minoritas individu yang memerintah anggota masyarakat lainnya. Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit adalah orang-orang yang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat.

1.6.2. Rekrutmen Politik

Dalam partai politik terdapat beberapa fungsi penting yang dijalankan partai sebagai sarana dalam mengaplikasikan tujuan mereka. Salah satu fungsi partai politik yang terkait dengan ini adalah rekrutmen partai politik.13 Rekrutmen merupakan suatu proses untuk mencari dan menyeleksi anggota untuk kegiatan regenerasi dari sebuah organisasi, baik partai politik, lembaga pemerintahan maupun organisasi lainnya. Namun, rekrutmen lebih dikenal dalam bahasa politik seperti yang terdapat dalam buku Dasar-Dasar Ilmu Politik yang menyebutkan: “…proses mencari dan mengajak orang yang berbakat untuk turut aktif dalam kegiatan politik sebagai anggota partai…”14

13 Amal, Ichlasul. 1996. Edisi Teori-teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Yogyakarta: Tiara Wacana Yogyakarta. Hal: 28 14 Budiardjo. Op.cit. hal:164

Universitas Sumatera Utara Istilah rekrutmen lebih dikenal dalam bahasa perpolitikan, dan kemudian diadopsi oleh partai politik seiring dengan kebutuhan partai akan dukungan kekuasaan dari rakyat, dengan cara mengajak dan turut serta dalam keanggotaan partai tersebut. Rekrutmen sendiri memiliki acuan waktu dalam prosesnya, maka pada saat itu pula rekrutmen dilakukan pada saat partai memerlukan. Pendapat lainnya yang mengemukakan pengertian rekrutmen politik oleh Ramlan Surbakti dalam buku Memahami Ilmu Politik yang dimaksud rekrutmen politik adalah:

“Seleksi dan pemilihan atau seleksi dan pengangkatan seseorang atau sekelompok orang untuk melaksanakan sejumlah peranan dalam sistem politik pada umumnya dan pemerintahan pada khususnya, dengan mengkhususkan kepada orang-orang yang mempunyai bakat yang cukup menonjol, partai politik menyeleksi dan menempatkannya sebagai seorang calon pemimpin”15

Rekrutmen politik partai dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan sebagai ajang untuk mencari dan menyeleksi keanggotaan baru untuk diikutsertakan dalam partai politik sebagai pembelajaran politik, disamping untuk melakukan regenerasi dalam partai politik tersebut maka dilakukan melalui mekanisme yang diterapkan oleh partai. Pengaruh rekrutmen politik sangat menentukan dalam regenerasi kehidupan partai. Hal itu dikarenakan partai memerlukan penyegaran keanggotaan untuk dapat bertahan dalam mempertahankan kekuasaan politiknya dimata masyarakat.

Pola rekrutmen adalah konstansi berbagai praktek rekrutmen oleh partai politik. Sungguhpun pada dasarnya setiap partai harus berprinsip untuk terbuka bagi kelompok sosial manapun, namun pada level parktis. Kerapkali sulit dihindari bahwa tiap kecenderungan tipe partai menstrukturkan perbedaan dalam menatap konsep rekrutmen yang dianggap ideal bagi partainya.16

15 Ramlan,Surbakti.1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia. hal:118. 16 I ketut Putra Erawan, Riswanda Imawan dkk.2010. Draft Modul Organisasi dan Manajemen Kepartaian: Bab I Manajemen Sumberdaya Manusia Politik. Hal: 17

Universitas Sumatera Utara Adapun mekanisme rekrutmen politik partai yang dikemukakan oleh Rush dan Althoff adalah: “…proses pengrekrutan politik memiliki dua sifat yaitu: (1) sifat tertutup; adalah suatu sistem pengrekrutan administratif yang didasarkan atas patronase. (2) sifat terbuka; adalah sistem yang berdasarkan pada ujian-ujian terbuka”.17

Proses pengrekrutan partai memiliki sifat khusus dalam tafsirannya, misalnya untuk pengrekrutan administratif diperlukan suatu dasar patronase (lindungan) dalam proses pengrekrutannya, dalam arti faktor kedekatan seseorang dapat dijadikan acuan untuk memperoleh pengaruh terutama ketika proses pemilihan pemimpin partai. Rekrutmen politik meliputi aspek: subyek politik dalam arti manusia, dan obyek politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik partai dapat dilakukan dengan cara-cara yang diinginkan partai baik secara terbuka maupun tertutup.

Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan atau bakat yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik. Setiap partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda.

Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua cara. Pertama, rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat-syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan-pertimbangan yang objektif rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk menduduki jabatan politik

17 Michael Rush, Phillip Althoff, 2007,Pengantar Sosiologi Politik, Alih Bahasa oleh Kartini Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Hal:247.

Universitas Sumatera Utara tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya individu-individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik.18

1.6.3. Konsep Partai Politik Partai Politik merupakan wadah atau sarana partisipasi warga negara dalam mempengaruhi proses pembuatan dan turut aktif dalam pelaksanaan (implementasi) keputusan-keputusan politik pemerintah yang berupa kebijakan publik. Partai Politik memiliki beberapa fungsi yaitu, fungsi sosialisasi politik, rekrutmen politik, partisipasi politik, komunikasi politik, artikulasi dan agregasi kepentingan, pengendalian konflik, serta kontrol politik. Partai Politik mempunyai peranan yang sangat besar dalam menjamin kelancaran proses politik di dalam sebuah sistem demokrasi perwakilan. Partai Politik merupakan agen demokratisasi di dalam sebuah sistem politik yang demokratis. Dalam defenisinya, Partai Politik merupakan sarana bagi warga negara untuk turut serta atau berpartisipasi dalam proses pengelolaan negara. Dimana Partai Politik adalah suatu kelompok terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama.19 Partai Politik dapat berarti organisasi yang mempunyai basis ideologi yang jelas, dimana setiap anggotanya mempunyai pandangan yang sama dan bertujuan untuk merebut kekuasaan atau mempengaruhi kebijaksanaan Negara baik secara langsung maupun tidak langsung serta ikut pada sebuah mekanisme pemilihan umum untuk bersaing secara kompetitif guna mendapatkan eksistensi. Berdasarkan pengertian konsep Partai Politik di dalam buku “Mengelola Partai Politik” yang menurut Firmanzah,20 Partai Politik sesungguhnya adalah kumpulan dari beberapa orang yang mempunyai orientasi sama yang terbentuk dalam suatu

18 Hesel Nogi Tangkilisan,2003, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. Hal:188 19 Miriam Budiarjo. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum. hal 160. 20 Firmanzah Ph.D. 2008. Op.Cit, hal. 67.

Universitas Sumatera Utara wadah lembaga formal berdasarkan kepada ketentuan konstitusi kelembagaan dan mengikuti sistem politik dan sistem pemilihan yang ada. Seperti halnya organisasi lain yang beroperasi dalam tataran public sphare, Partai Politik perlu melihat kembali peran dan tugas yang diembannya. Secara garis besar peran dan fungsi Partai Politik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, peran dan tugas internal organisasi. Dalam hal ini organisasi Partai Politik memainkan peranan penting dalam pembinaan, edukasi, pembekalan, kaderisasi, dan melanggengkan ideologi politik yang menjadi latar belakang pendirian Partai Politik. Kedua, Partai Politik juga mengemban tugas yang lebih bersifat eksternal organisasi, di sini peran dan fungsi Partai Politik terkait dengan masyarakat luas, bangsa dan negara. Kehadiran Partai Politik juga memiliki tanggung jawab konstitusional, moral, dan etika untuk membawa dan situasi masyarakat menjadi lebih baik. Menurut Miriam Budiardjo, Partai Politik memiliki fungsi utama yaitu mencari dan mempertahankan kekuasaan guna mewujudkan program-program yang disusun berdasarkan ideologi tertentu. Selain fungsi di atas, Partai Politik juga memiliki fungsi antara lain21: 1. Sebagai Sarana Komunikasi Politik Dalam menjalankan fungsi sebagai sarana komunikasi politik, Partai Politik mempunyai peran penting sebagai penghubung antara yang memerintah dan yang diperintah. Menurut Signmund Neumann dalam hubungannya dengan komunikasi politik, Partai Politik merupakan perantara besar yang menghubungkan kekuatan-kekuatan dan ideologi sosial dengan lembaga pemerintah yang resmi dan mengaitkannya dengan aksi politik di dalam masyarakat politik yang lebih luas. Dalam melaksanakan fungsi ini Partai Politik tidak menyampaikan begitu saja segala informasi dari pemerintah kepada masyarakat atau dari masyarakat kepada pemerintah, tetapi merumuskan sedemikian rupa sehingga penerima

21 Ibid. hal.167.

Universitas Sumatera Utara informasi dapat dengan mudah memahami dan memanfaatkan. Segala kebijakan pemerintah yang biasanya dirumuskan dalam bahasa teknis dapat diterjemahkan dalam bahasa yang lebih mudah dipahami oleh masyarakat. Sebaliknya segala aspirasi, keluhan, dan tuntutan masyarakat yang biasanya tidak terumuskan dalam bahasa teknis dapat diterjemahkan oleh Partai Politik ke dalam bahsa yang dapat dipahami oleh pemerintah. Jadi proses komunikasi politik antara pemerintah dan masyarakat dapat berlangsung secara efektif melalui Partai Politik 2. Sebagai Sarana Sosialisasi Politik Fungsi sosialisasi politik partai adalah upaya menciptakan citra (image) bahwa Partai Politik memperjuangkan kepentingan umum dan lebih tinggi nilainya apabila mampu mendidik anggotanya menjadi manusia yang sadar akan tanggung jawab sebagai warga negara dan menempatkan kepentingan sendiri dibawah kepentingan sosial. Melalui proses sosialisasi politik inilah para anggota masyarakat memperoleh sikap dan orientasi terhadap kehidupan politik yang berlangsung dalam masyarakat. Proses ini berlangsung seumur hidup yang dipeoleh secara segaja melalui pendidikan formal, nonformal dan informal maupun secara tidak sengaja melalui kontrak dan pengalaman sehari-hari, baik dalam kehidupan keluarga maupun dalam kehidupan masyarakat. Melalui proses ini masyarakat mengenal dan mempelajari nilai-nilai, norma-norma, dan simbol-simbol politik negaranya dari berbagai sarana sosialisasi politik, seperti sekolah, Partai Politik, dan pemerintah. Partai Politik dalam sistem politik dapat menyeleggarakan proses sosialisasi politik pada masyarakat. 3. Sebagai Sarana Rekrutmen Politik Fungsi Partai Politik ini yakni seleksi kepemimpinan dan kader-kader yang berkualitas. Rekrutmen politik menjamin kontinuitas dan kelestarian partai sekaligus merupakan salah satu cara untuk menjaring dan melatih calon-calon kader.

Universitas Sumatera Utara 4. Partisipasi Politik Partisipasi politik adalah kegiatan warga negara biasa dalam mempengaruhi proses pembuatan dan pelaksanaan kebijakan umum dan dalam ikut menentukan pelaksana pemerintahan. Dalam hal ini, Partai Politik memiliki fungsi untuk membuka kesempatan, mendorong, dan mengajak para anggota masyarakat yang lain untuk menggunakan Partai Politik sebagai saluran kegiatan mempengaruhi proses politik. Partai Politik merupakan wadah partisipasi politik. Fungsi ini lebih tinggi porsinya dalam sistem politik demokrasi mengharapkan ketaatan dari para warga dari para aktivitas mandiri. 5. Sebagai Sarana Pengatur konflik Potensi konflik selalu ada di setiap masyarakat. Negara Indonesia yang bersifat heterogen terdiri dari etnis, agama dan lain-lain. Perbedaan tersebut dapat menyebabkan konflik. Maka Partai Politik melaksanakan fungsi sebagai pengatur konflik. Partai Politik sebagai salah satu lembaga demokrasi berfungsi untuk mengendalikan konflik melalui cara berdialog dengan pihak- pihak yang berkonflik, menampung,dan memadukan berbagai aspirasi dan kepentingan dari pihak-pihak yang berkonflik dan membawa permasalahan pada musyawarah badan perwakilan rakyat untuk mendapatkan penyelesaian berupa keputusan politik. Untuk mencapai penyelesaian berupa keputusan itu diperlukan kesediaan berkompromi diantara para wakil rakyat, yang berasal dari partai-Partai Politik

Dalam kehidupan yang demokrasi seperti di Indonesia sekarang ini, Partai Politik merupakan instrumen yang wajib ada disuatu Negara yang menjalankan demokrasi. Bahkan pendapat yang ekstrim yang mengatakan bahwa tidak ada demokrasi ketika tidak ada Partai Politik didalamnya, karena Partai Politiklah yang memainkan peranan penting dalam sistem demokrasi. Dengan adanya Partai Politik maka masyarakat akan merasakan mempunyai Negara atau pemerintah, karena ketika tidak ada kekuatan penyeimbang dari penguasa maka kecenderungannya adalah

Universitas Sumatera Utara kekuasaan tersebut akan digunakan secara berlebihan dan tentunya masyarakatlah disini yang akan selalu dirugikan melalui kebijakan-kebijakannya.22 Tujuan khusus Partai Politik adalah memperjuangkan cita-citanya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang diwujudkan secara konstitusional. Perlu diterapkan bahwa partai berbeda dengan gerakan. Suatu gerakan merupakan kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perubahan-perubahan pada lembaga-lembaga politik atau kadang-kadang malahan ingin menciptakan suatu tata masyarakat yang baru sama sekali, dengan memakai cara-cara politik. Dibanding dengan Partai Politik, gerakan mempunyai tujuan yang lebih terbatas dan fundamental sifatnya dan kadang-kadang malahan bersifat ideologi. Orientasi ini merupakan ikatan yang kuat di antara anggota-anggotanya dan dapat menumbuhakan suatu identitas kelompok yang kuat. Organisasinya kurang ketat dibandingkan dengan Partai Politik. Berbeda dengan Partai Politik, gerakan sering tidak mengadukan nasib dalam pemilihan umum Partai Politik juga berbeda dengan kelompok penekan atau istilah yang lebih banyak dipakai dewasa ini, kelompok kepentingan. Partai Politik bertujuan memperjuangkan suatu kepentingan dalam skala yang luas melalui mekanisme pemilu, sedangkan kelompok pennekan atau kepentingan yang lain seperti kelompok profesi, kelompok adat, organisasi kemasyarakatan hanya mengejar kepentingan- kepentingan sesaat dalam ruang lingkup yang lebih kecil serta melewati mekanisme politik formal seperti pemilu. Partai Politik dianggap sebagai atribut suatu negara dan mempunyai fungsi yang erat kaitannya dengan jalannya pemerintahan. Seperti yang diungkapkan sebelumnya bahwa Partai Politik dapat berfungsi untuk ikut serta dalam kehidupan masyarakat, bangsa dan negara. Partai Politik adalah institusi yang berupa organisasi non- pemerintah, yang didirikan untuk memperjuangkan hak dan kewajiban warga negara dalam rangka mencapai kesejahteraan serta kedaulatan rakyat. Perbedaan Partai

22 Ibid. hal 170.

Universitas Sumatera Utara Politik dari lembaga sosial kemasyarakatan lainnya adalah bahwa Partai Politik dapat berperan dalam penentuan kebijakan publik, dimana kebijakan tersebut bisa membawa dampak kemaslahatan yang lebih luas bagi masyarakat dan mengakibatkan risiko pertanggung jawaban publik menjadi lebih besar. Selain memiliki peran dan fungsi yang penting, Partai Politik juga diklasifikasikan ke dalam tipologi tertentu. Klasifikasi Partai Politik dapat didasarkan atas beberapa hal diantaranya, dari segi komposisi, fungsi keanggotaan dan dasar ideologinya. Dalam klasifikasi berdasarkan komposisi dan fungsi keanggotaan, Partai Politik dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu partai kader dan partai massa. Menurut Haryanto, Partai Politik dari segi komposisi dan fungsi keanggotaannya secara umum dapat dibagi menjadi dua kategori, yaitu.23 1. Partai massa, dengan ciri utamanya adalah jumlah anggota atau pendukung yang banyak. Meskipun demikian, partai jenis ini memiliki program walaupun program tersebut agak kabur dan terlampau umum. Partai jenis ini cenderung menjadi lemah apabila golongan atau kelompok yang tergabung dalam partai tersebut mempunyai keinginan untuk melaksanakan kepentingan kelompoknya. Selanjutnya, jika kepentingan kelompok tersebut tidak terakomodasi, kelompok ini akan mendirikan partai sendiri. 2. Partai kader, kebalikan dari partai massa, partai kader mengandalkan kader- kadernya untuk loyal. Pendukung partai ini tidak sebanyak partai massa karena memang tidak mementingkan jumlah, partai kader lebih mementingkan disiplin anggotannya dan ketaatan dalam berorganisasi. Doktrin ideologi partai harus tetap terjamin kemurniannya. Bagi anggota yang menyeleweng, akan dipecat keanggotaannya. Partai kader biasanya lebih mementingkan keketatan, disiplin dan kualitas anggota. Kelemahan partai kader ini terutama dalam mencari dukungan, biasanya mereka kalah dalam

23 Haryanto. 2005. Mengenal Teori-Teori Politik. Depok: Grasindo. hal. 567.

Universitas Sumatera Utara persaingan mengumpulkan jumlah dukungan masayarakat luas karena dianggap anggota partai kader terbatas pada kelompok-kelompok tertentu.

Partai massa, merupakan kebalikan dari partai kader karena mereka lebih menekankan pada pencarian jumlah dukungan yang banyak di masyarakat atau dengan kata lain lebih menekankan aspek kuantitas. Kelemahan partai massa adalah bahwa disiplin anggota biasanya lemah, juga lemahnya ikatan organisasi sesama anggota, bahkan kadang kala tidak saling kenal, karena luasnya dukungan dari berbagai golongan dan lapisan masyarakat. Perkembangan partai massa sebenarnya berawal dari partai kader. Partai-partai kader yang sebelumnya masih terbatas keanggotaannya pada kalangan tertentu mulai membuka diri untuk keanggotaann yang lebih luas. Sedanngkan tipologi berdasarkan tingkat komitmen partai terhadap ideologi dan kepentingan, menurut Ichlasul Amal terdapat lima jenis Partai Politik, yakni:24 1. Partai proto, adalah tipe awal Partai Politik sebelum mencapai tingkat perkembangan seperti dewasa ini. Ciri yang paling menonjol partai ini adalah pembedaan antara kelompok anggota atau ins dengan non anggota atau outs. Selebihnya partai ini belum menunjukkan ciri sebagai Partai Politik dalam pengertian modern. Karena itu sesungguhnya partai ini adalah faksi yang dibentuk berdasarkan pengelompokkan ideologi masyarakat. 2. Partai kader, merupakan perkembangan lebih lanjut dari partai proto. Keanggotaan partai ini terutama berasal dari golongan kelas menengah ke atas. Akibatnya, ideologi yang di anut partai ini adalah konservatisme ekstrim atau maksimal reformis moderat. 3. Partai massa, muncul saat terjadi perluasan hak pilih rakyat sehingga dianggap sebagai respon politis dan organisasional bagi perluasan hak-hak

24 Ichlasul Amal. 1998. Teori-Teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Yogyakarta: Tiara wacana.

Universitas Sumatera Utara pilih serta pendorong bagi perluasan lebih lanjut hak-hak pilih tersebut. Partai massa berorientasi pada pendukungnya yang luas, misalnya buruh, petani, dan kelompok agama dan memiliki ideologi cukup jelas untuk memobilisasi massa serta mengembangkan organisasi yang cukup rapi untuk mencapai tujuan-tujuan ideologisnya. 4. Partai dictatorial, sebenarnya merupakan sub tipe dari partai massa, tetapi memiliki ideologi radikal. Pemimpin tertinggi partai melakukan kontrol yang sangat ketat terhadap pengurus bawahan maupun anggota partai. Rekrutmen anggota partai dilakukan secara lebih selektif dari pada partai massa. 5. Partai catch-all, merupakan gabungan dari partai kader dan partai massa. Istilah catch-all pertama kali dikemukakan oleh otto kirchheimer untuk memberikan tripologi pada kecenderungan perubahan karakteristik. Catch-all dapat diartikan sebagai menampung kelompok-kelompok sosial sebanyak mungkin untuk dijadikan anggotanya. Tujuan utama partai ini adalah memenangkan pemilihan dengan cara menawarkan program- program dan keuntungan bagi anggotanya sebagai pengganti ideologi yang kaku.

1.7 Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif dilakukan untuk menjawab sebuah atau beberapa pertanyaan mengenai keadaan objek atau subjek amatan secara rinci.25 Penelitian kualitatif merupakan metode-metode untuk mengeksplorasi dan memahami makna yang oleh sejumlah individu atau sekelompok orang dianggap berasal dari masalah sosial kemanusiaan. Pilihan pendekatan penelitian kualitatif dilakukan

25 Bagong Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. hal. 17-18.

Universitas Sumatera Utara dengan tujuan untuk menggambarkan dan menganalisis fenomena sosial yang sedang terjadi.26

1.7.1 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Provinsi Sumatera Utara dan hal pengumpulan data maupun informasi, Penelitian ini akan dilakukan di kantor Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera utara yang bertempat di jalan K.H Wahid Hasyim No.38/43 Medan baru.

1.7.2 Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kualitatif. Penelitian ini moncoba mengumpulkan data dari Partai Persatuan Indonesia dan melihat proses perubahan Ormas Persatuan Indonesia menjadi Partai Persatuan Indonesia di Dewan Perwakilan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera Utara dan menatap fokus pada masalah yang akan diteliti, diharapkan nantinya peneliti akan mendapat data yang maksimal untuk menggambarkan fenomena aktual yang terjadi.

1.7.3 Teknik Pengumpulan Data Dalam mengumpulkan data dan informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini digunakan beberapa teknik pengumpulan data yaitu data primer dan data sekunder.27 1. Data primer Untuk mendapatkan data primer, dalam penelitian ini dilakukan dengan wawancara. Wawancara merupakan proses Tanya jawab secara langsung yang ditujukan terhadap informan di lokasi penelitian dengan menggunakan panduan atau pedoman wawancara. Wawancara dengan melakukan komunikasi secara wawancara tersebut merupakan

26 K. Robert Yin. 2000. Studi Kasus (Desain dan Metode). Jakarta: Raja Grafindo Persada. hal. 1. 27 Burhan Bungin. 2001. Metode Penelitian Sosial. Format-Format Kualitatif dan Kualitas. : Airlangga University Press. hal 48

Universitas Sumatera Utara data pendukung bagi terlaksananya penelitian. Adapun informan kunci dalam penelitian ini adalah ketua Partai Persatuan Indonesia Sumatera Utara: Bapak Ir. Rudi Zulham Hasibuan, Sekertaris Partai Persatuan Indonesia Sumatera Utara, Bapak Binsar Marulitua Simatupang, SE, MM, mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara yaitu Effendy Syahputra dan beberapa pengurus DPW Partai Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera Utara yang memahami tentang pendirian Partai Persatuan Indonesia yang berasal dari Ormas Persatuan Indonesia 2. Data sekunder Data sekunder adalah semua data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yaitu pengumpulan data dari buku-buku referensi, jurnal, majalah, internet yang sesuai dengan objek kajian penelitian ataupun berkaitan dengan judul penelitian.

1.7.4 Teknik Analisia Data Teknik analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik analisis data kualitatif, yaitu dengan menekankan pada sebuah proses pengambilan kesimpulan secara induktif serta analisis pada fenomena yang sedang diamati dengan menggunakan metode ilmiah.28 Dalam penelitian ini data dan informan yang terkumpul baik data primer maupun data sekunder selanjutnya disusun dan diuraikan dengan cara menjelaskan fenomena yang ditemukan dalam proses pengumpulan data.

1.8 Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kerangka teori, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

28 Burhan Bungin. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana. Hal. 103.

Universitas Sumatera Utara BAB II : PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI PERSATUAN INDONESIA SUMATERA UTARA Dalam bab ini akan diuraikan tentang gambaran umum Partai Persatuan Indonesia secara keseluruhan, deskripsi singkat tentang Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera Utara. BAB III : TRANSFORMASI ORMAS ORMAS PERSATUAN INDONESIA MENJADI PARTAI PERSATUAN INDONESIA Bab ini berisi mengenai penyajian data dan analisis data yang diperoleh dari lapangan mengenai Ormas Persatuan Indonesia yang bertransformasi menjadi Partai Persatuan Indonesia. BAB IV : PENUTUP Bab ini terdiri dari kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis data dan memberikan saran atau hasil penelitian yang telah diperoleh.

Universitas Sumatera Utara BAB II

PROFIL DEWAN PIMPINAN WILAYAH PARTAI PERSATUAN INDONESIA SUMATERA UTARA

2.1. Deskripsi Ormas Perindo

Organisasi kemasyarakatan Perindo didirikan dengan tujuan untuk menggalang, mengorganisasi, menggerakkan dan menumbuh kembangkan persatuan nasional dengan bersungguh-sungguh mewujudkan bangsa yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, berbudaya,dan demokratis melalui pengguatan kedaulatan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan. Organisasi kemasyarakatan Perindo juga mempunyai fungsi secara luas yaitu Membangun persatuan nasional sebagai prasyarat bangsa berdaulat, Menggalang kekuatan perubahan menuju terwujudnya kesejahteraan masyarakat dan Mendorong nilai-nilai nasional sebagai pedoman bersama kehidupan berbangsa dan bernegara.

Perkembangan Organisasi kemasyarakatan Perindo didukung dengan media, yang tentunya Hary Tanoesoedibjo selaku ketua Ormas Perindo untuk mengembangkan Ormas Perindo dalam memenuhi fungsi Ormas Perindo kedepannya. Seperti yang kita ketahui bahwa media massa mempunyai peran yang sangat signifikan dalam kehidupan menusia. tak bisa dipungkiri bahwa hampir pada setiap aspek kegiatan manusia, baik secara pribadi maupu umum, selalu berhubungan dengan aktifitas komunikasi massa. Hasrat interaksi antar individu atau masyarakat yang tinggi tersebut menemukan salurannya yang paling efektif dan terandalkan dalam berbagai bentuk media massa, guna saling berkomunikasi dan bertukar informasi.

Universitas Sumatera Utara 2.1.1 Sejarah Ormas Perindo

Organisasi kemasyarakatan adalah organisasi yang mengedepankan, mengakomodasikan dan memperjuangkan kepentingan massa, baik organisasi massa kelas buruh, kaum tani, perempuan serta pemuda dan mahasiswa, yaitu kepentingan dan tujuan kesejahteraan sosial dan ekonomi.29 Organisasi massa atau ormas merupakan suatu gerakan politik yang pada prinsipnya juga bentuk dari partai. Pengertian organisasi kemasyarakatan menurut undang-undang adalah organisasi yang dibentuk oleh anggota masyarakat Warga negara Republik Indonesia secara sukarela atas dasar kesamaan kegiatan, profesi, fungsi, agama, dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, untuk berperan serta dalam pembangunan dalam rangka mencapai tujuan nasional dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila. Ada tiga prinsip dasar dari Partai Politik, yakni partai sebagai koalisi, partai sebagai organisasi, dan partai sebagai pembuat kebijakan (policy making). Dari ketiga prinsip dasar Partai Politik di atas, organisasi kemasyarakatan masuk ke dalam prinsip kedua, yaitu suatu gerakan (movement), dan prinsip ketiga, yaitu kelompok penekan (pressure group). Gerakan adalah kelompok atau golongan yang ingin mengadakan perubahan, atau menciptakan suatu lembaga baru dengan memakai cara cara politik. Sedangkan kelompok penekan (pressure group) adalah kelompok yang memperjuangkan kepentingan dan berusaha memberi pengaruh terhadap kekuatan politik yang ada di pemerintahan. Kelompok ini bisa terdiri dari perkumpulan, golongan, ataupun partai yang berada di luar pemerintahan.

“Karena melihat kondisi di Indonesia pada saat ini tidak ada kemajuan, dari awal kan pak HT bilang Ormas Perindo ini suatu saat bisa menjadi partai apabila kondisi bangsa ini seperti seperti ini saja, jadi kita liat dolar pun masih naek gas pun masi naik, jadi yang melatar belakangi itu lah manjadi

29 Lihat Dona Yosevha. 2014. Peran Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-ASRA, Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal. 16

Universitas Sumatera Utara partai politik jadi untuk menyelamatkan Indonesia, untuk Indonesia sejahtera.”30

Gambar 2.1 Lambang Organisasi Kemasyarakatan Pesatuan Indonesia

Perindo singkatan dari Persatuan Indonesia, adalah organisasi kemasyarakatan yang dideklarasikan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2013, organisasi ini didirikan oleh kaum muda yang memiliki integritas dan idealisme untuk mewujudkan cita-cita perubahan yang sesungguhnya. Sosok seorang Hary Tanoesoedibjo didaulat sebagai pencetus terbentuknya Ormas Perindo ini. Tentunya keputusan besar mendirikan organisasi ini atas dasar pemikiran yang mendalam, sembari melanjutkan kiprah beliau di tengah-tengah masyarakat yang sebelumnya sudah dimulai. Hary Tanoesoedibjo berfikiran bahwa inilah saatnya bagi kaum muda Indonesia untuk menunjukkan bakat dan kemampuannya dalam memimpin bangsa Indonesia.

30 Wawancara dengan Wakil Ketua Pemuda Perindo Sumatera Utara ahmad Iskandar, Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 20 Desember 2016, Pukul 10:11 WIB.

Universitas Sumatera Utara Program Utama Perindo yaitu Program ekonomi kerakyatan yaitu merupakan kerja utama Perindo. Sesungguhnya masyarakat menginginkan peningkatan kesejahteraan hidupnya, untuk mewujudkan hal tersebut maka perubahan di bidang ekonomi lah yang menjadi tujuan utamanya, dengan mendorong tumbuhnya kekuatan ekonomi masyarakat, terutama ditujukan kepada masyarakat yang kurang berkemampuan. Program ini dijalankan dengan membentuk wadah Koperasi Perindo. Oleh karena itu, koperasi merupakan bentuk badan usaha yang sangat cocok dengan pola aktifitas perekonomian masyarakat kita. Koperasi Perindo dalam kegiatannya akan secara aktif mempertahankan nilai kebangsaan yakni gotong-royong. Koperasi yang ada selama ini ternyata mulai memudarkan visi dan misi koperasi itu sendiri seperti yang telah dicetuskan oleh Bung Hatta sebagai Bapak Koperasi Indonesia. Inilah yang menjadi dasar Hary Tanoesoedibjo untuk kembali menggiatkan Koperasi sebagai awal perubahan perekonomian yang digagas Perindo. Banyak hal-hal baru yang bakal ditemukan dalam Koperasi Perindo ini, mulai dari suku bunga pinjaman yang kecil (50% dari suku bunga Bank saat ini), tidak memerlukan agunan/jaminan dari peminjam serta mekanisme “Tanggung-Renteng” yang diharap mampu meningkatkan tanggungjawab anggota koperasi itu sendiri.

Organisasi kemasyarakatan (Ormas) Persatuan Indonesia (Persatuan Indonesia) telah dideklarasikan, Minggu 24 Februari 2013 lalu. Ormas besutan CEO MNC Group yaitu Hary Tanoesudibjo, menyusul keluarnya dari Partai NasDem itu mencuri perhatian banyak pihak. Semenjak pembentukannya yang terkesan mendadak, Persatuan Indonesia dipersepsi tidak hanya sekedar Ormas biasa. Akan tetapi, sebagai organisasi yang dipersiapkan menjadi Partai Politik. Sinyalemen kuat itu terlihat dari pernyataan Hary Tanoesudibjo usai deklarasi Persatuan Indonesia yang bertempat di Istora Senayan Jakarta. Hary Tanoesudibjo menyatakan bahwa tidak tertutup kemungkinan Ormas yang dipeloporinya ini akan menjelma menjadi Partai Politik pada 2019. Langkah itu akan dilakukan bila kondisi negara tidak mengalami perubahan hingga 2019. Pendirian Ormas Persatuan Indonesia dan apa yang disampaikan Hary Tanoesudibjo di atas memiliki kemiripan dengan pendirian Ormas Perhimpunan Kebangsaan (PK) dengan apa yang disampaikan pasca deklarasi Ormas

Universitas Sumatera Utara tersebut di Jakarta Media Center (JMC) pada 20 September 2005. Wiranto juga mengakatan bahwa kemungkinan untuk mendirikan partai itu ada, tetapi sementara ini fokus pada masalah kebangsaan dulu. Terdapat kesamaan konsep yang disampaikan menyusul deklarasi kedua ormas di atas. Meski isu yang diusung oleh ormas masing-masing itu berbeda dengan Persatuan Indonesia mengambil isu perubahan, sementara Perhimpunan Kebangsaan yang mengangkat isu kebangsaan tetapi sama-sama menawarkan isu pengikat kebersamaan. Isu pengikat tersebut dibutuhkan untuk menjaring banyak orang dari beragam latarbelakang, yang setuju, untuk bergabung. Selain itu, latar belakang pendirian dan tujuan faktual kedua ormas tersebut juga memiliki kemiripan. Latar belakang pendirian ormas Perhimpunan Kebangsaan terkait dengan kegagalan Wiranto merebut kepemimpinan di Partai pada akhir 2004. Organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia berlatarbelakang kegagalan Hary Tanoesudibjo menjadi pengendali utama Partai NasDem. Rupanya, rencana Hary Tanoesudibjo mendirikan Partai Politik mengikuti pola pendirian Partai Hanura oleh Wiranto. Mengenai Partai Hanura menjelaskan bahwa proses pendirian Partai Politik di Indonesia, dapat dilakukan melalui 7 (tujuh) tahapan. Pertama, Kemunculan gagasan. Kedua, pendirian Ormas sebagai penjajakan. Ketiga, Pematangan gagasan, pembentukan Forum Pendiri Terbatas, dan pemberian nama partai. Keempat, perluasan kelompok pendiri. Kelima, penyiapan kelengkapan partai. Keenam, legalisasi dan deklarasi partai. Ketujuh, penyempurnaan kelengkapan partai. Pendirian Persatuan Indonesia merupakan tahap penjajakan dari pendirian sebuah Partai Politik. Organisasi kemasyarakatan tersebut tidak dimaksudkan sebagai Ormas selamanya akan tetapi, dipersiapkan sebagai kekuatan politik yang dapat mengikuti kontestasi Pemilu, bila Hary Tanoesudibjo gagal merebut kepemimpinan Partai Hanura kelak. Masuknya Hary Tanoesudibjo ke Partai Hanura merupakan langkah taktis, dengan dua tujuan. Pertama, memberikan ruang bagi barisan Hary Tanoesudibjo yang keluar dari Partai NasDem untuk bisa mencalonkan diri sebagai Caleg untuk Pemilu 2014. Oleh karena itu, diharapkan soliditas barisan terjaga. Kedua, menambah barisan dari kader Partai Hanura

Universitas Sumatera Utara seraya mencoba merebut kendali Partai Hanura pada Munas II tahun 2015 mendatang. Hary Tanoesudibjo akan berupaya tampil sebagai pengganti Wiranto. Bila gagal atau tidak berpeluang, maka Hary Tanoesudibjo akan mengubah Persatuan Indonesia menjadi Partai Politik atau mendirikan Partai Politik berbasis Persatuan Indonesia. Kemungkinan besar, Hary Tanoesudibjo akan mendulang keuntungan dengan menarik sebagian kader Partai Hanura ke dalam barisannya. Sekarang, gejalanya sudah tampak. Sejumlah kader Partai Hanura di daerah turut menjadi pengurus Persatuan Indonesia. Oleh Karena itu, pembinaan yang dilakukan Hary Tanoesudibjo, mereka cenderung akan merapat ke barisannya. Hary Tanoesudibjo paham, bagaimana memanfaatkan kapasitas finansial dan jaringan media yang dimilikinya untuk menambah deret barisan pendukungnya. Bermodal finansial dan jaringan media yang kuat, Hary Tanoesudibjo tampak optimis eksistensinya dalam kancah politik tanah air semakin kokoh. Merebut kepemimpinan Partai Hanura atau mengubah Persatuan Indonesia menjadi Partai Politik akan menjadi ajang pembuktian eksistensi dan kepiawaian Hary Tanoesudibjo dalam kancah politik Nusantara.

2.1.2 Manifesto Ormas Perindo

Manifesto politik organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia dibacakan oleh mantan Sekjen Partai NasDem Ahmad Rofiq di tengah ribuan simpatisan ormas Perindo yang hadir di Istora, Senayan, Jakarta, pada hari minggu tanggal 24 Februari 2013. Berikut ini adalah manifesto politik deklarasi Ormas Perindo, Hari ini kami nyatakan kami kaum muda menolak demokrasi oligarki. Kami belajar dari sejarah bahwa kejayaan sutau bangsa tidak jatuh dari langit tapi harus direbut dengan keringat sendiri. Kami kaum muda yang berbeda karena kami berani garis terang berpisah dnegan masa lalu. Kita berkumpul di sini karena kami dibesarkan dengan hal yang sama, Pancasila dan UUD 1945. Kami sadar akan datangnya pertanda zaman agar kaum muda bertindak, mengabdi pada kepentingan bangsa. Kami yang berkumpul di sini mengambil jalan baru dengan membentuk ormas bernama Persatuan Indonesia.

Universitas Sumatera Utara Sebagai wajah bersatunya potensi muda untuk memperjuangkan dan melindungi hak-hak warga negara menghidupkan kembali jiwa gotong-royong. Perindo adalah sebuh persemaian jati diri muda Indonesia. Keteguhan pengetahuan yang kokoh etos dan patuh untuk kepemimpinan baru Indonesia. Kebenaran harus diperjuangankan. Jayalah Perindo. Para deklarator Perindo antara lain Hary Tanoesoedibjo, , Romli Atmasasmita, Ahmad Rofiq dan lain-lain. Pada deklarasi tersebut hadir sejumlah tokoh penting seperti Ketua Umum PP Muhammadiyah Din Syamsuddin, Ketua Umum Partai Hanura Wiranto, dan sejumlah artis seperti Katon Bagaskara, Andre Hehanusa, dan lain-lain.

2.1.3 Mukadimah Ormas Perindo

Mukadimah organisasi kemasyarakatan Perstuan Indonesia yaitu Sejarah perjalanan sebuah bangsa adalah sejarah pergolakan kaum muda. Empat belas tahun sudah reformasi menjadi harapan dan tumpuan perubahan, empat belas tahun sudah reformasi diwarnai pergulatan pemikiran, sirkulasi kekuasaan dan utak atik angka pertumbuhan ekonomi. Empat belas tahun pula, penantian itu tak pernah berujung. Perjuangan merawat demikrasi malah menjurus pada kelelahan massal warga negara akibat korupsi, kolusi, kekerasan sosial, radikalisme dan kesulitan ekonomi yang akut.

Kondisi ini semakin parah, ketika segelintir elit anti demokrasi memanfaatkan kondisi kebatinan rakyat yang sudah lelah, namun menatap kembali kekuasaan oligarkis-plutokratiknya. Propaganda politik kaum oligarkis. Secara nyata di kumandangkan: bahwa demokrasi tidak membuahkan kesejahteraan dan keteraturan, tetapi ketidak teraturan, hari ini kami nyatakan, kami kaum muda, menolak kembalinya logika oligarkis dalam era demokrasi dan reformasi. Kami sadar, bahwa perjuanagn merawat demokrasi adalah jalan terjal yang harus kami ambil dan lewati. Kami belajar dari sejarah, bahwa kejayaan suatu bangsa tidaklah jatuh dari langit, kejayaan suatu bangsa harus di rebut dengan keringat dan tangan kita sendiri. Mengutuk keadaan hanyalah pekerjaan

Universitas Sumatera Utara kaum peragu. Meratapi liberalisme ekonomi, feodalisme politik, intolerensi dan kejahatan kemanusiaan hanyalah akan mengahalangi tumbuh kembangnya paham nasionalisme kebangsaan dan patriotime cinta tanah air.

Berhenti mengutuk keadaan, bersatu untuk sesama. Kami kaum muda yang berbeda, karena kami berani menarik garis terang berbeda dengan masa lalu. Kita yang berkumpul hari ini, adalah kita yang dibesarkan dalam alam nilai yang sama, pancasila dan undang-undang dasar 1945. Namun kami juga sadar, kita sedang hidup dalam relitas politik yang sedang mengotori akal budi dan nurani anak bangsa. Kami sadar akan datangnya petanda jaman, sebuah pertanda yang mengharuskan kaum muda bertindak, mengambil alih kendali bangsa, mengabdi pada segenap kepentingan rakyat dan bangsa indonesia.

Mengabdi pada res publik. Untuk itu, maka hari ini, kami yang berkumpul disini, mengambil jalan baru dengan membentuk sebuah organisasi kemasyarakatan bernama Persatuan Indonesia. Sebagai bentuk pembelaan kaum muda terhadap demokrasi dari upaya pembajakan kaum oligarkis. Sebagai wadah bersatunya potensi muda untuk memperjuangkan, merawat dan melindungi hak- hak politik warga negara, membangun kembali semngat republikalisme, menghidupkan kembali jiwa gotong royong, serta mempercepat terwujudnya negara kesejahteraan. Perindo adalah tempat berseminya jati diri kaum muda indonesia, yang memiliki militansi, simpati dan empati pada sesama serta keteguhan pengetahuan yang kokoh. Etos, Patos dan Logos untuk kepemimpinan Politik baru Bangsa Indonesia. Kebenaran tidak perlu dibela, kebenaran harus diperjuangkan Jayalah Perindo.31

Tujuan organisasi kemasyarakatan persatuan Indonesia didirikan yaitu dengan tujuan untuk menggalang, mengorganisir, menggerakkan, dan menumbuhkembangkan persatuan nasional dengan bersungguh sungguh mewujudkan bangsa yang berdaulat, adil, makmur, sejahtera, berbudaya, dan demokratis melalui penguatan kedaulatan di bidang ilmu pengetahuan, teknologi, ekonomi, politik, sosial budaya, pertahanan dan keamanan.

31 AD/ART Pembukaan Ormas Perindo hal 1

Universitas Sumatera Utara 2.1.4 Struktur Ormas Perindo

Struktur organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia terdiri dari 1) Dewan persatuan Nasional sebagai pemegang otoritas tertinggi organisasi, 2) Dewan pembina, 3) Dewan pakar, 4) Mahkamah Perindo, 5) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai eksekutif Perindo di tingkat nasional dan berkedudukan di ibukota Negara, 6) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) sebagai eksekutif Perindo di tingkat provinsi dan berkedudukan di ibu kota provinsi, 7) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai eksekutif Perindo di tingkat kabupaten/kota, 8) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai eksekutif Perindo di tingkat kecamatan, 9) Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) sebagai eksekutif Perindo di tingkat kelurahan/desa, 10 ) Perwakilan luar negeri, 11) Organisasi sayap Perindo.

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Kemasyarakatan Perindo

DPP DPP Organisasi Sayap PERINDO ( API, BARA, PERISAI, RESCUE, LENTERA, BUMI, TANEL, BURUH )

DPW (Provinsi)

DPD DPD DPD (Kabupaten/Kota)

DPC (Kecamatan) DPC (Kecamatan) DPC (Kecamatan)

DPRt (Kelurahan/Desa)

Universitas Sumatera Utara 2.1.5 Visi dan Misi Ormas Perindo

Organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia didalam mencapai visi misi organisasinya, menetapkan usaha dasar yaitu32 1) Menciptakan manusia Indonesia seutuhnya yang dicirikan dengan tindakan kepeloporan, nilai-nilai kebijakan, spiritualitas kebangsaan, solidaritas sosial, kearifan, kesediaan menerima perbedaan dan etos kerja produktif ditengah masyarakat. 2) Rekruitmen dan pendidikan kader untuk menjadi pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya. 3) Melakukan pelembagaan nilai persatuan dan perdamaian yang berorientasi pada pembentukan kekuatan daya tahan dan daya tolak sosial terhadap setiap tindakan dan atau gejala perpecahan di lingkungannya. 4) Menciptakan keteladanan nasional diberbagai bidang kehidupan berbangsa untuk mendorong transformasi nasional melalui system rekruitmen dan kaderisasi organisasi yang modern, terpadu dan solutif. 5) Menjadi organisasi yang menyediakan jawaban nyata bagi kebutuhan masyarakat melalui advokasi, gagasan, dialog dan program kerja yang langsung dirasakan manfaatnya oleh masyarakat dan diterima sebagai jalan keluar bersama bagi bangsa Indonesia. 6) Mendorong tumbuhnya kekuatan ekonomi nasional yang berkontribusi langsung pada kesejahteraan warga negara Indonesia.

Visi dari organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia yaitu membuat Indonesia yang berkemajuan, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat dan berbudaya diatas kekuatan persatuan nasional. Kemudian misi dari organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia33 adalah Pertama, Membangun persatuan nasional sebagai prasyarat bangsa berdaulat yang secara aktif membangun kesadaran dan kepeloporan untuk terciptanya persatuan nasional dalam perspektif satu negara bangsa yang bertumpu pada dimensi manusia sebagai rakyat, tanah air sebagai wilayah kedaulatan dan sumber kehidupan, dan mewujudkan impian didirikannya republik indonesia sebagai tugas sejarah Yang lahir dari semangat sumpah pemuda dan proklamsi kemerdekaan 1945.

32 AD/ART Ormas Perindo Pasal 8 33 AD/ART Ormas Perindo Pasal 5

Universitas Sumatera Utara Kedua, Menggalang kekuatan perubahan menuju terwujudnya visi organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia. Ormas Perindo menyadari sepenuhnya, adalah kewajiban untuk bekerja dengan sungguh-sungguh menggalang segenap kekuatan perubahan melalui perwujudan nyata untuk pemerataan, kesetaraan, emansipasi yang merupakan nilai dasar persatuan indonesia. Kekuatan perubahan yang dimaksud adalah untuk mewujudkan keadilan sosial, politik dan ekonomi bagi seluruh rakyat Indonesia.

Ketiga, Mendorong nilai-nilai nasional sebagai pedoman bersama kehidupan berbangsa dan bernegara. organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia secara aktif mempertahankan nilai kebangsaan dan gotong royang, bhineka tunggal ika, demokrasi ekonomi, negara hukum, hak asasi manusia nasional. Organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia tidak hanya mempertahankan, tapi secara sadar dan aktif mendorong nilai-nilai nasional tersebut untuk menjadi laku politik seluruh masyarakat Indonesia.

Sistem kaderisasi organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia berbentuk organisasi yang bersifat terbuka dan kemudian sumber kader organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia34 yaitu Pertama, Pengurus di setiap jenjang struktur organisasi. Kedua, Kader yang tersebar di organisasi sayap. Ketiga, Individu yang dianggap satu visi dan misi dengan organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia.

Jenjang perkaderan organisasi kemasyarakatan Persatuan Indonesia terdiri dari35 Pertama, kader dasar adalah yang telah membaca dan menyetujui AD/ART Persatuan Indonesia, Kedua, kader inti adalah anggota yang telah mengikuti kaderisasi di masing-masing organisasi sayap Persatuan Indonesia. Ketiga, kader pertama adalah anggota yang sedang atau telah pernah menjadi pengurus di masing-masing jenjang struktur organisasi. Keempat, pedoman mengenai kaderisasi diatur melalui sebuah pedoman organisasi tentang kader oleh dewan pimpinan pusat.

34 AD/ART Ormas Perindo Pasal 12 35 AD/ART Ormas perindo pasal 13

Universitas Sumatera Utara Program sosial perindo yakni ketika kita menyaksikan setiap kunjungan Ketua Umum DPP Perindo ke warga masyarakat, tentunya kita dapat melihat sosok Hary Tanoesoedibjo yang selalu melekat dengan tindakan-tindakan sosialnya, beliau selalu menyempatkan diri berdialog dengan warga masyarakat untuk menampung saran, kritikan serta keluhan masyarakat. Tak lupa beliau juga selalu memberikan bantuan sosial, seperti sembako, beasiswa, bantuan kesehatan berupa perobatan gratis. Pada kesempatan lain Hary Tanoesoedibjo selalu mengingatkan agar Perindo diseluruh daerah untuk siap turun memberikan bantuan kepada masyarakat jika terjadi bencana alam seperti banjir bandang, gempa bumi, kebakaran, letusan gunung dan bencana lainnya.

2.2 Sejarah Ormas Perindo Sumatera Utara

Pada tanggal 3 Juli 2013 bertempat di Hotel Candi Medan , diadakan pertemuan struktur kepengurusan DPW Perindo Sumut untuk pertama kalinya pasca deklarasi Perindo Sumut dalam tajuk Rapat Koordinasi Wilayah Perindo Sumatera Utara. Rapat Koordinasi Wilayah Perindo Sumut ini akan diisi langsung oleh dua fungsionaris DPP Perindo yakni Arya Sinulingga (Wakil Ketua Umum I DPP Perindo) dan Andi Saiful Haq (Wakil Ketua Umum III DPP Perindo), Rakor ini akan dibuka langsung oleh Ketua DPW Perindo Sumut Effendi Syahputra.36

Didalam Rakor yang pertama sekali diadakan oleh DPW dilingkup Ormas Perindo ini bukan saja dihadiri oleh pengurus harian DPW Perindo Sumut, namun juga dihadiri oleh Dewan Pembina antara lain Afifuddin Lubis, Parlindungan Purba, Lundu Panjaitan, Abdillah, Yohanes Sembiring, serta Dewan Pakar DPW Perindo Sumut yang diantaranya Profesor Ediwarman, Doktor Ferry K. Sitepu, Doktor Jusmadi Sikumbang. selain itu hadir para mandataris Perindo untuk daerah kabupaten/kota serta pemegang mandat organisasi sayap Perindo. Bapak Affifudin selaku Ketua Dewan Pembina akan memberikan arahan dan membangkitklan semangat berorganisasi para kader. Begitu juga dengan bapak Edy Warman Ketua

36 Effendi Syahputra, DPW Perindo Sumut gelar Rapat Koordinasi Wilayah, http://effendisyahputra.com/dpw-perindo-sumut-gelar-rapat-koordinasi-wilayah/, di unduh pada tanggal 20 Desember 2016, Pukul 20:11 WIB.

Universitas Sumatera Utara Dewan Pakar memberikan analisis ilmiah kondisi sosial politik ekonomi Sumut sekarang dan kedepan.

Struktur Kepengurusan DPW Persatuan Indonesia Provinsi Sumatera Utara Nomor 31-SK/DPP-PERINDO/V/2013 yakni Dewan Pembina Wilayah diketuai oleh Drs. H. Affifudin Lubis, Sekretaris Yohanes Sembiring, Anggota Dr. R. E. Nainggolan, H. Razman Arif, Chairman, Mukhyan Tambusai, Lundu Panjaitan, Abdillah, Safarudin, Parlindungan Purba, Tommy Wistan, Joko Susilo, Bambang Sulaksono, Edwin Ginting. Dewan Pakar Wilayah Ketua Prof. Dr. Ediwarman, Sekretaris Dr. Ferry K. Sitepu, Anggota Prof. Dr. Binsar Panjaitan, Dr. Jhoni Manurung, Iwan Depari, Dr. Jusmadi Sikumbang, Dr. H. Triono Kumbang, Dra. Pujiati M, Muhammad Ishak, Dadang Darmawan, Benyamin Winata

Rapat yang diselenggarakan membicarakan tindak lanjut dan sosialisasi serta penjelasan posisi Perindo terkait deklarasi pencalonan capres & cawapres Partai Hanura, dimana Harry Tanoesoedibjo selaku Ketua Umum Perindo (Persatuan Indonesia) pada tanggal 12 Juli 2013 telah dicalonkan oleh Partai Hanura sebagai cawapres pada Pilpres 2014 kemarin. Rakor ini juga akan banyak mengupas dasar-dasar idiologi serta program-program prioritas Perindo yang harus segera dilaksanakan di Sumatera Utara terutama di daerah-daerah Kabupaten kota, Selain itu kedalam internal pengurus, rapat ini juga dijadikan evaluasi kerja organisasi setelah DPW Perindo Sumatera-Utara deklarasi. Kehadiran para pemegang mandat daerah adalah sebuah momentum konsolidasi antara DPP Perindo, DPW Perindo Sumut dan calon Perindo kabupaten/kota, sehingga ada kesamaan visi misi dan agenda dalam menjalankan kegiatan-kegiatan sosial kemasyarakatan dibawah bendera Ormas Perindo ini.

Dewan Pimpinan Wilayah Ketua Effendi Syahputra, Wakil Ketua I Timur Panjaitan, Wakil Ketua II Iskandar, Wakil Ketua III Kris Meliala, Wakil Ketua IV Akhwanul Akmal, Wakil Ketua V Kadri Rasyid, Wakil Ketua VI Ad Handoko, Wakil Ketua VII Setya Pandia, Wakil Ketua VIII Hendra Utama, Sekretaris Jonas Hudaya, Wakil Sekretaris I Joko Soekardi, Wakil Sekretaris II OK. Ikhsan, Wakil Sekretaris III Erwansyah, Wakil Sekretaris IV Sofyan, Wakil

Universitas Sumatera Utara Sekretaris V Dewi Astuti, Wakil Sekretaris VI Khairun Naim, Wakil Sekretaris VII Ginar S. Nainggolan, Wakil Sekretaris VIII H. Edy Koesriadi, Bendahara Yuri Subandi, Wakil Bendahara I Krisbayoe, Wakil Bendahara II Charly Harahap, Wakil Bendahara III Fira Dinda Harahap.

Departemen Organisasi & Keanggotaan Ketua Abirekso Panggalih, Sekretaris Budiyanta Tarigan. Departemen Ideologi & Kader Ketua Sutrisno Panggaribuan, Sekretaris Rholand Muary. Departemen Sosial Ketua Dr. Bobby Susilo, Sekretaris Rony Juliansyah. Departemen Penelitian & Pengembangan Ketua Anditya, Sekretaris Rudy Limbong. Departemen Politik Hukum & Keamanan Ketua Parulian Sinaga, Sekretaris Parameswhara. Departemen Komunikasi Ketua Rifian Arif, Sekretaris Yudhistira. Departemen Kebudayaan & Lingkungan Hidup Ketua Boy Brahmawanta Sembiring, Sekretaris Alfadh Firmansyah. Departemen Ekonomi Kerakyatan & Teknologi Ketua Binsar S. Simatupang, Sekretaris Johny Silaban

Ketua DPW Perindo Sumut, Effendi Syahputra ditemui disela-sela kegiatan persiapan Rakor Wilayah Perindo Sumut ini mengungkapkan bahwa sangat penting kegiatan seperti ini dilaksanakan, apalagi pasca pengumuman Hari Tanoe Ketua Umum DPP Perindo yang akan tampil sebagai cawapres di 2014 kemarin, Perindo mau tidak mau akan mendukung dan dipastikan ikut ambil bagian dari startegi pemenangan pasangan ini. Effendi Syahputra juga menjelaskan, bahwa pasca deklarasi inilah ajang pertemuan pertama secara formil yang melibatkan 3 unsur, DPP, DPW dan calon pengurus DPD Kabupaten/kota se Provinsi Sumut.

“Di Sumut bisa dikatakan sudah 33 adalah saya kira 10 DPD yang terbentuk Sibolga Tapteng Medan Binjai Deli Serdang Tebing Tinggi Padang Sidempuan Tapsel Tanjung Balai Nias Utara Nias Selatan Nias Barat itu lah seingat saya karna apa tadi di tahun itu juga ada kegiatan politik jadi mereka disibukkan pencalegkan kan 2013 tadi kan 2014 uda sibuk karena yang tadi kader kader Ormas tadi pada sibuk ada yang ke Partai PKPI ada yang ke Partai Nasdem dengan urusan pencalegkan karena tadi kan masih Ormas mana mungkin lewat Ormas nyaleg kan gitu jadi tapi sebagian besar itu ada di Partai Hanura.”37

37 Wawancara dengan Ketua Departemen Sosial Ormas Perindo Sumatera Utara Dr. Bobby Susilo Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera utara, Tanggal 20 Desember 2016, Pukul 13:23 WIB.

Universitas Sumatera Utara

Pada kesempatan yang sama Effendi Syahputra juga menyatakan DPW Sumut adalah DPW Pertama di Indonesia yang menggelar acara Rakor Wilayah Perindo ini, apalagi acara ini digelar sehari setelah Hary Tanoe dideklarasikan oleh Partai Hanura tentu ini menunjukan komitmen DPW Sumut yang serius dalam menjalankan Program-program yang telah dan akan di atur oleh DPP Perindo baik itu terkait pilpres maupun program-program utama Perindo lainnya, momen ini juga sekaligus menunjukan bahwa Perindo Sumut sangat solid dan terkoordinir secara baik ditingkat DPW dan DPD-DPD yang akan segera diluncurkan di seluruh Kabupaten-kota di Provinsi Sumatera Utara ini.

Effendi Syahputra, Lahir di Manado 16 Oktober 1979, Alumnus SMU Swasta Harapan (1994-1997) Medan ini menyelesaikan perkuliahan Strata-1 nya di Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (USU), Medan (1997-2001). Melanjutkan Master Hukumnya dibidang Litigasi di Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada, Yogyakarta. Beliau memilih jalan karier sebagai Advokat Profesional pada tahun 2006 dengan mendirikan dan bergabung sebagai Founding Partners di Kantor Hukum Suyitno Landung & Partners. Pada tahun 2010 mendirikan Kantor Hukum Effendi Syahputra & Partners sampai dengan saat ini.

Penggemar Sepakbola, Traveling dan Kuliner tradisional ikut terlibat dalam kegiatan-kegiatan pergerakan kampus di era 1998, pernah menjadi Sekjend Pengurus Pusat United Indonesia, kelompok fans pecinta klub Manchester United di Indonesia. Menulis buku Membangun Politik Non Diskriminasi yang merupakan kajian analisis dari Judicial review yang dilakukan terhadap Undang- undang Nomor 8 tentang Pemilu. Dan sampai sekarang masih aktif menulis artikel diberbagai media baik nasional dan media lokal, baik cetak maupun online.

Effendi Tumbuh dan berkembang di Kota Lhokseumawe (Aceh) dan Kota Medan (Sumatera Utara), dan kini menjadi salah satu politisi muda yang selama ini banyak berkiprah di Ibukota Jakarta, Alumnus Fakultas Hukum USU ini mulai banyak diperhitungkan setelah sebelumnya tercatat sebagai pendiri dan sempat duduk sebagai Ketua Badan Advokasi Hukum sekaligus anggota Mahkamah

Universitas Sumatera Utara Partai di DPP Partai NasDem, Partai yang juga ikut di bidani kelahiran nya, berprofesi sebagai Pengacara Profesional, Politisi muda ini naik pamornya setelah berhasil memenangkan gugatan uji materi terhadap UU Pemilu 2012 yang berimplikasi pada di verifikasinya kembali semua Parpol yang akan ikut Pemilu 2014, hal yang membuat peta perpolitikan nasional berubah signifikan, dan membuat partai-partai besar bekerja lebih keras karena bisa saja parpol-parpol “mapan” tersebut tidak lolos menjadi peserta pemilu 2014 apabila gagal dalam proses verifikasi.

Setelah menyatakan Mundur dari Partai Nasdem bersama-sama para tokoh muda lain, termasuk Hari Tanoesoedibjo (CEO MNC). Effendi Kemudian ikut membidani dan Mendirikan Ormas Persatuan Indonesia (Perindo). sebagai salah satu orang dekatnya, Hary Tanoesoedibjo kemudian mempercayakan mandat sekaligus menunjuk Effendi Syahputra sebagai Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Ormas Perindo Sumatera Utara, ini sekaligus menjadikan Effendi Syahputra sebagai Ketua DPW Perindo termuda di seluruh Indonesia (33 Tahun saat itu).

Bergabungnya Hari Tanoesoedibjo (HT) sebagai Ketua Dewan Pakar sekaligus sebagai Ketua Bappilu di Partai Hanura, maka secara langsung ikut memboyong gerbong besar HT di Partai besutan Wiranto tersebut, diketahui memiliki kader-kader yang mumpuni,maka beberapa kader terbaik Perindo pun dipinang masuk dan di usung oleh Partai Hanura untuk tampil dalam pertarungan Pemilu Legislatif 2014 termasuk tokoh muda Effendi Syahputra yang diplot sebagai caleg DPR RI unggulan di daerah pemilihan Sumatera Utara I.

Bertarung di Dapil 1 Sumut ibarat kembali pulang ke Rumah, Layaknya anak medan pada umumnya, maka haram bagi Effendi Syahputra untuk gentar menghadapi persaingan dengan para tokoh-tokoh besar di Dapil Sumut 1 tersebut, sebagai seorang profesional yang terbiasa dan menyukai akan tantangan, ESP justru merasa sangat bangga dan tertantang untuk bisa bersaing di grup “neraka” ini, baginya nama populer hanya akan menjadi sebuah nama apabila tidak di barengi oleh kerja-kerja nyata yang ril di lapangan.

Universitas Sumatera Utara Effendi Syahputra saat ini tercatat sebagai pengacara beberapa tokoh penting dan korporasi besar di Indonesia. Tercatat juga memimpin beberapa Perusahaan baik yang bergerak dibidang Media maupun di bidang Infrastruktur. Selain berkutat dalam Profesi dan usaha dibidang Politik Effendi juga berkiprah dengan mengemban berbagai amanah keorganisasian Partai Politik , pada Februari 2015 dilantik sebagai Wasekjend Bidang Politik dan Komunikasi Media DPP Partai Perindo, Ketua Ormas DPW Perindo Sumut, dan terakhir (8 Oktober 2015) Effendi Syahputra diberi amanah untuk menghimpun dan mengkonsolidir kekuatan Pemuda di tanah air lewat posisi yang dimandatkan DPP Partai Perindo kepadanya sebagai Ketua Umum DPP Pemuda Perindo.

Effendi Juga tercatat masih sering turun melakukan advokasi atau pendampingan hukum terhadap warga masyarakat yang hak-haknya terabaikan, terakhir Effendi turun melakukan advokasi terhadap Warga Sunter Jaya, Pedagang Pasar Cakung Kalimalang, Pedagang Pasar Cermai dan Pedagang Pasar Bahagia.

2.3. Profil Partai Perindo

Partai Persatuan Indonesia lahir sebagai wadah pengabdian untuk menegakan Indonesia berkemajuan yang adil, damai, makmur, sejahtera, bahagia, bermartabat dan berbudaya di atas fondasi kekuatan persatuan indonesia, dalam rangka menegakkan itu semua diperlukan sebuah organisasi yang tertata secara, rapih dan terstruktur secara modern. Maka hal tersebut dapat terwujud jika kerjasama dan soliditas semua unsur di dalam organisasi berjalan dengan baik. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian proses kerjasama semua unsur organisasi agar supaya pencapaian tujuan berlangsung secara efisien dan efektif. Salah satu pengendalian yang dimaksud adalah secara keseluruhan tanpa menitikberatkan pada salah satu unsur tertentu. Pengendalian proses kerjasama disusun dalam sebuah peraturan, yakni pedoman administrasi yang merupakan bagian dari organisasi secara umum.

Universitas Sumatera Utara 2.3.1 Sejarah Partai Perindo

Harry Tanoesoedibjo bergabung dengan Partai NasDem pada tanggal 9 Oktober 2011. Di partai tersebut, Hary Tanoesoedibjo menduduki posisi sebagai Ketua Dewan Pakar dan juga Wakil Ketua Majelis Nasional. Sejak ia berkiprah melalui Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo mendengung-dengungkan semboyan Gerakan Perubahan, suatu gerakan yang dimotori oleh kelompok angkatan muda Indonesia. Pada tanggal 21 Januari 2013, Hary Tanoesoedibjo mengumumkan bahwa ia resmi mengundurkan diri dari Partai NasDem karena adanya perbedaan pendapat dan pandangan mengenai struktur kepengurusan partai.

Setelah keluar dari Partai NasDem, Hary Tanoesoedibjo resmi bergabung dengan Partai Hanura pada tanggal 17 Februari 2013 dan Calon Wakil Presiden dari Hanura berpasangan dengan Wiranto. Hary Tanoesoedibjo kemudian mengundurkan diri dari Partai Hanura karena berbeda dukungan dengan Wiranto mengenai capres dan cawapres. Pada 7 Februari 2015, Hary Tanoesoedibjo mendeklarasikan Partai Politik baru, yaitu Partai Persatuan Indonesia atau disebut Partai Perindo. Awalnya Perindo adalah ormas yang baru dideklarasikan pada 24 Februari 2013 di Istora Senayan, Jakarta.

Partai Perindo (Persatuan Indonesia) pimpinan Hary Tanoesoedibjo yang sebelumnya beliau pernah bergabung di Partai Nasdem dan Partai Hanura. Pembentukan partai ini bukanlah secara tiba-tiba, melainkan telah dipersiapkan cikal bakalnya jauh-jauh hari dalam bentuk ormas Perindo yang dideklarasikan di Jakarta pada 24 februari 2013 oleh Hary Tanoesoedibjo bersama tokoh nasional lainnya. Meski sebagai partai politik baru, Partai Perindo telah memiliki badan hukum yang sah berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH-03.AH.11.01 Tahun 2014 tertanggal 08 Oktober 2014.

Status badan hukum yang telah diperoleh berarti satu tahap verifikasi yang wajib diikuti Partai Persatuan Indonesia telah terlampaui. Tahapan selanjutnya yang mesti dilewati adalah verifikasi yang dilakukan KPU lolos sebagai partai politik peserta pemilu. Status sebagai partai peserta pemilu Partai Perindo akan

Universitas Sumatera Utara ikut menentukan dalam kompetisi politik tahun 2019 yang akan datang. Persatuan Indonesia sebagai nama partai diambil dari isi sila ketiga Pancasila. Penggunaan nama tersebut tentu mengandung maksud dan tujuan dasar pertimbangan filosofis, serta konsekuensi logis yang harus dapat dipertanggung jawabkan.

Partai Persatuan Indonesia memahami realitas sejarah bahwa masalah persatuan di Indoensia senantiasa mengalami pasang surut seiring dengan dinamika dan perkembangan bangsa dan negara. Persatuan bangsa bukanlah sesuatu yang given, melainkan sesuatu yang dinamis dan harus terus menerus diperjuangkan. Partai Persatuan Indonesia menjadikan pancasila sebagai ideologi partai dan meyakini bahwa pancasila adalah ideologi yang benar, tepat, dan menyelamatkan, karena telah teruji dan terbukti mampu melewati dengan selamat berbagai ujian dan cobaan disintegrasi dalamproses perjalanan bangsa, dan tetap berhasil mempersatukan bangsa yang sangat majemuk ini. Bagi Partai Perindo, Pancasila merupakan sumber inspirasi dan motivasi, serta rujukan sekaligus tolak ukur keberhasilan perjuangan partai dalam proses pembangunan bangsa.

Konsekuensi logis dari penggunaan nama tersebut, maka Partai Perindo harus mampu berperan sebagai garda terdepan Persatuan Indonesia. Partai Perindo harus senantiasa proaktif mengingatkan seluruh komponen bangsa mengenai urgensi persatuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Partai Perindo digagas sebagai partai modren yang merupakan hasil perpaduan dari karakteristik partai kader dan partai massa. Jati diri partai secara singkat dapat dirumuskan sebagai Partai modren yang menjadi garda terdepan Persatuan Indonesia, menjunjung tinggi prinsip keadilan, memelihara nilai-nilai luhur budaya bangsa, berbasis pada kekuatan rakyat, dan berorientasi pada kesejahteraan rakyat dalam rangka mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat indonesia.

Universitas Sumatera Utara 2.3.2 Visi dan Misi Partai Perindo

Visi partai Persatuan Indonesia adalah38 Mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat dan berbudaya. Misi Partai perindo yaitu untuk mewujudkan visi tersebut, Partai Perindo mengemban misi dalam kehidupan berbangsa dan bernegara antara lain, Pertama, Mewujudkan pemerintahan yang berkeadilan, yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945. Kedua, Mewujudkan pemerintahan yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme untuk Indonesia yang mandiri dan bermartabat. Ketiga, Mewujudkan Indonesia yang berdaulat, bermartabat dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. Keempat, Menciptakan masyarakat adil, makmur, dan sejahtera berdasarkan pancasila dan UUD 1945 dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kelima Menegakan hak dan kewajiban asasi manusia dan supermasi hukum yang sesuai pancasila dan UUD 1945 untuk mewujudkan keadilan dan kepastian hukum guna melindungi kehidupan rakyat, bangsa dan negara. Keenam Mendorong tumbuhnya ekonomi nasional yang berkontribusi langsung pada kesejahteraan warga negara Indonesia.

Tujuan Partai Persatuan Indonesia Perindo adalah39 Pertama mempertahankan dan mengamalkan pancasila serta menegakkan UUD1945. Kedua mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang dimaksud oleh pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Ketiga menjaga dan mempertahankan keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Keempat mewujudkan negara yang sejahtera dan berkeadilan bagi seluruh Rakyat Indonesia.

Partai perindo didalam mencapai tujuan politiknya, maka fungsi-fungsi yang akan dilakukan adalah Pertama, melakukan pendidikan politik bagi angota dan masyarakat Indonesia agar sadar terhadap hak dan kewajibannya sebagai warga Negara. Kedua, menyerap, menampung, menyalurkan, memperjuangkan aspirasi rakyat dan meningkatkan kedasaran politik sebagai warga Negara. Ketiga,

38 AD/ART Partai Perindo Pasal 4 hal 2 39 AD/ART Partai Perindo Pasal 8 hal 4

Universitas Sumatera Utara mempersiapkan kader-kader politik dengan memperhatikan kesetaraan gender dalam segala aspek kehidupan bermasyarakat dan bernegara.

2.3.3 Mukadimah Partai Perindo

Mukadimah Partai Persatuan Indonesia yaitu40 bahwa sesungguhnya kemerdekaan negara republik indonesia adalah hasil perjuangan seluruh rakyat indonesia yang didasari atas kesamaan pandangan dan cita-cita luhur bersama yang termaktub dalam cita-cita proklamasi dan pembukaan Undang-Undang dasar 1945, yaitu melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah indonesia, memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, menjaga dan melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Cita-cita kemerdekaan ini akan terwujud jika kita bersama menjaga dan mempertahankan persatuan dan kesatuan Negara Republik Indonesia yang ber Bineka Tunggal Ika, menjalankan pemerintahan yang berkeadilan, yang menjunjung tinggi nilai-nilai hukum sesuai dengan Undang Undang Dasar 1945. Mewujudkan pemerintahan yang bersih, yang bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme untuk indonesia yang mandiri, berdaulat, bermartabat, dan berdaya saing tinggi. Mendorong tumbuhnya ekonomi nasional yang berkelanjutan yang selanjutnya berkontribusi langsung pada kesejahteraan warga negara indonesia. Serta mengurangi ketimpangan perekonomian agar tidak ada jurang yang semakin lebar antara kaya dan miskin.

Partai Persatuan Indonesia menyadari sepenuhnya bahwa telah terjadi pelbagai penyelewengan terhadap cita-cita kemerdekaan yang digagas oleh pada founding fathers kita. Tidak kunjung hadirnya kesejahteraan dan keadilan menjadi penanda utama kegagalan para penyelenggara negara dalam mengelola bangsa besar dengan kekayaan yang berlimpah ruah. Ironis memang, bahwa kemiskinan dan kebodohan masi menjadi sahabat di negeri yang kaya-raya seperti indonesia yang dikenal sebagai jamrud khatulistiwa. Praktek korupsi, kolusi, kekerasan

40 AD/ART Partai Perindo hal 1.

Universitas Sumatera Utara sosial, diskriminasi, radikalisme dan kesulitan ekonomi yang akut masi menjadi “sahabat” dekat bangsa ini.

Reformasi yang telah berjalan selama 16 tahun yang mestinya menjadi harapan dan tumpuan perubahan rakyat untuk mewujudkan mimpi indonesia yang lebih baik juga tinggal kenangan yang tidak memberi bekas. Atas dasar itulah, Partai Persatuan Indonesia hadir untuk mengabdikan diri kepada kepentingan bangsa dan Negara demi terwujudnya cita-cita dasar kemerdekaan yaitu keadilan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat indonesia. Partai Persatuan Indonesia akan hadir untuk menegakkan dan menjalankan secara murni nilai-nilai pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.

Gambar 2.1 Lambang Partai Persatuan Indonesia

Gambar 2.1 adalah lambang dari partai Persatuan Indonesia yang memiliki makna sebagai berikut41, Pertama, burung rajawali dengan mata tajam menatap ke depan, bermakna optimisme akan masa depan indonesia yang merdeka, berdaulat, sejahtera, berbudaya dan bermartabat. Burung rajawali juga melambangkan kebebasan dan keberanian, menunjukkan kebebasan berfikir dan

41 AD/ART Partai Perindo Pasal 7 Hal 3

Universitas Sumatera Utara keberanian. Kedua, kepak sayap berjumlah 5 (lima) helai berlambangkan azas partai adalah pancasila. Ketiga, warna merah putih bermakna nasionalisme kebangsaan dan semangat republikanisme yang terpatri dalam prinsip, sikap dan tindakan. Keempat, warna biru bermakna kedalaman berfkir dalam mengemban misi persatuan indonesia. Warna biru juga menunjukkan semangatperdamaian yang selalu mewarnai gerak dan langkah partai mengemban amanat rakyat indonesia.

2.3.4 Struktur dan Kepengurusan Partai Perindo

Struktur dan Kepengurusan Partai Perindo menggunakan sistem penunjukkan dalam pembentukan struktur kepengurusan, dimana struktur yang lebih tinggi berhak melakukan penghujukkan tersebut. Berikut pemaparan pengurus Perindo dan sistem kepengurusan yang dimiliki oleh Partai Perindo. Struktur partai terdiri dari,42 1) Majelis persatuan partai sebagai pemegang otoritas tertinggi partai. 2) Mahkamah Partai. 3) Dewan Pertimbangan Partai. 4) Dewan Pakar Partai. 5) Dewan Pimpinan Pusat (DPP) sebagai eksekutif partai di tingkat Nasional. 6) Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) sebagai eksekutif partai di tingkat Provinsi. 7) Dewan Pimpinan Daerah (DPD) sebagai eksekutif partai di tingkat Kabupaten/Kota. 8) Dewan Pimpinan Cabang (DPC) sebagai eksekutif partai di tingkat Kecamatan. 9) Dewan Pimpinan Ranting (DPRt) sebagai eksekutif partai di tingkat Kelurahan/Desa.

Penjelasan mengenai kepengurusan Partai Persatuan Indonesia terdiri atas 43Pertama, Majelis Persatuan Partai terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota. Kedua, Dewan pertimbangan terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota.Ketiga, Dewan Pakar terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota.Keempat, Mahkamah Partai terdiri dari unsur Ketua, Sekertaris dan anggota-anggota. Keempat, Dewan Pimpinan Pusat terdiri dari unsur Ketua Umum,ketua-ketua, Sekretaris Jenderal, sekretaris-sekretaris, Bendahara Umum, bendahara-bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan kebutuhan Dewan

42 AD/ART Partai Perindo Pasal 17 hal 6. 43 AD/ART Partai Perindo Pasal 9 hal 17.

Universitas Sumatera Utara Pimpinan Pusat Partai. Keenam, Dewan Pimpinan Wilayah, Daerah terdiri dari atas Dewan pertimbangan, Dewan Pakar, Dewan Pimpinan Wilayah dan Daerah, meliputi Ketua, Sekretaris, Bendahara dan perangkat lainnya sesuai dengan keperluan partai dan disesuaikan dengan struktur Dewan Pimpinan Pusat kecuali untuk Perwakilan Luar Negeri. Ketujuh, Dewan Pimpinan Cabang dan Ranting terdiri atas Ketua, Sekretaris, Bendaharadan perangkat lainnya sesuai dengan kebutuhan partai.

Dewan Pimpinan Pusat Partai Persatuan Indonesia memiliki artian sebagai berikut yakni,44 Pertama, dewan pimpinan pusat adalah pemimpin eksekutif tinggi dalam struktur partai. Kedua, dewan pimpinan pusat dipimpin oleh seorang ketua umum dan sekertaris jendral. Ketiga, komposisi dan wewenang dewan pimpinan pusat kan di sesuaikan denagan kebutuhan dan perkembangan partai. Keempat, dewan pimpinan pusat sepenuhnya tunduk pada keputusan organisasi dan keputusan majelis persatuan partai. Kelima, dewan pimpinan pusat menjalankan semua keputusan majelis persatuan partai dan keputusan-keputusan organisasi berdasarkan hasil dari permusyawaratan. Keenam, dewan pimpinan pusat menerbitkan peraturan organisasi agar organisasi berjalan sesuai dengan AD/ART. Ketujuh, memilih dan menetapkan nama-nama Dewan Pertimbangan, Dewan Pakar, Mahkamah Partai. Kedelapan, membentuk, memilih dan memutuskan sayap-sayap partai yang sesuai dengan kebutuhan partai. Kesembilan, mengusulkan kepada majelis persatuan partai tentang nama-nama calon legislatif, nama-nama calon presiden dan wakil presiden, nama-nama calon gubernur, nama-nama colon bupati/walikota berdasarkan masukan dari perangkat partai sesuai dengan tingkatannya. Kesepuluh, menetapkan nama-nama pimpinan fraksi, komisi-komisi, panitia anggaran dan pansus di lembaga legislatif. Kesebelas, menerbitkan surat keputusan kepengurusan partai ditingkat provinsi, kabupaten/kota.

Dewan Pimpinan Pusat mempunyai wewenang yakni,45 Pertama, menyusun program dan anggaran tahunan baik untuk lembaga-lembaga struktural dibawahnya kemudian disahkan menjadi program partai. Kedua, menetapkan

44 AD/ART Partai perindo Pasal 23 hal 8. 45 AD/ART Partai Perindo Pasal 16. hal. 19

Universitas Sumatera Utara pedoman-pedoman organisasi. Ketiga, menetapkan produk-produk konsepsional untuk Bidang-bidang tugas dan lembaga lembaga struktural di bawahnya. Keempat, menetapkan produk-produk teknis operasional partai lainnya. Kelima, menerima iuran, hibah dan dana sukarela yang legal. Keenam, menjaring dan menyeleksi nama-nama calon sementara anggota DPR-RI, DPR Provinsi dan Daerah dan calon Presiden dan Wakil Presiden. Ketujuh, mengesahkan kepengurusan Pimpinan Wilayah dan Daerah. Kedelapan, mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pimpinan Wilayah dan lembaga terkait lainnya. Kesembilan, melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh Kongres. Kesepuluh, menetapkan kebijaksanaan Partai di tingkat pusat sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres serta Peraturan Partai lainnya. Dewan Pimpinan Pusat mempunyai kewajiban untuk mematuhi keputusan Majelis Persatuan Partai, melaksanakan segala ketentuan dan kebijaksanaan Partai sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres dan Peraturan Partai lainnya. Kemudian kewajibannya untuk menyampaikan Laporan dihadapan peserta Kongres. Terakhir, mengatur dan mengkoordinasikan anggota legislatif, eksekutif dan yudikatif yang berasal dari anggota kader partai. Partai Persatuan Indonesia memiliki peraturan mengenai Majelis Persatuan Partai yakni,46 Pertama Majelis Persatuan Partai disingkat MPP adalah pengambil keputusan tertinggi partai. Kedua, Majelis Persatuan Partai terdiri dari 5 (lima) orang anggota tetap. Ketiga, Anggota Majelis Persatuan Partai adalah individu- individu yang merupakan dianggap berjasa dalam mewujudkan visi dan misi Partai. Keempat, Majelis Persatuan Partai dapat merangkap jabatan Ketua Umum, Sekertaris Jenderal, Ketua Dewan Pertimbangan, Ketua Dewan Pakar atau Pengurus Dewan Pimpinan Pusat. Kelima, Majelis Persatuan Partai dipimpin oleh seorang Ketuadan Sekretaris. Keenam, Majelis Persatuan Partai memiliki kewenangan untuk memutuskan, menyetujui, membatalkan seluruh kebijakan Partai di semua jenjang struktur Partai. Ketujuh, Majelis Persatuan Partai berwenang untuk mengubah dan menetapkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Kedelapan, seluruh keputusan Majelis Persatuan Partai diambil

46 AD/ART Partai Perindo Pasal 19 hal 7.

Universitas Sumatera Utara melalui rapat yang demokratis dan egaliter dalam internal Mejalis Persatuan Partai. Kesembilan, keputusan Majelis Persatuan Partai bersifat final dan mengikat secara internal partai. Kesepuluh, keanggotaan Majelis Persatuan Partai berakhir apabila berhalangan tetap. Kesebelas, anggota Majelis Persatuan Partai yang berhalangan tetap akan digantikan melalui keputusan Majelis Persatuan Partai.

Sidang Majelis Persatuan Partai melakukan sidang-sidang internal untuk melakukan evaluasi dan mengambil keputusan terkait dengan kinerja partai ditingkat pusat, wilayah dan daerah. Selanjutnya, melakukan sidang tahunan untuk meminta laporan Tahunan Dewan Pimpinan Pusat. Oleh karena itu, Majelis Persatuan Partai melakukan sidang khusus terkait dengan hasil kongres, dan mengambilan keputusan serta sumpah jabatan terhadap ketua umum yang baru.

Dalam hal kelengkapan Partai Persatuan Indonesia memiliki lembaga dan badan sebagai kelengkapan partai yang merupakan alat pengabdian dan perjuangan Partai. Lembaga dan badan dibentuk oleh pimpinan partai sesuai kebutuhan. Kemudian lembaga dan badan memiliki struktur organisasi sendiri dari tingkat Pusat sampai ke tingkat Cabang. Oleh karena itu, lembaga dan badan berada di bawah koordinasi dan bertanggung jawab kepada pimpinan Partai menurut tingkatannya.

Dewan Pengurus Pusat Partai Persatuan Indonesia yaitu ketua umum adalah Hary Tanoesoedibjo, kemudian ketua bidang berjumlah 17 orang. Sekretaris Jendral diduduki oleh Ahmad Rofiq dan wakil sekretaris jendral berjumlah 9 orang. Bendahara Umum diduduki oleh Henry Suparman yang memiliki wakil bendahara berjumlah 5 orang. DPP Partai Persatuan Indonesia memiliki mahkamah partai yang di ketuai oleh Syafril Nasution, sekretaris ialah Christophorus Taufik dan anggota mahkamah partai Armyn Gultom, M. Budi Rustanto, dan Agus Mulyanto.

2.3.5 Platform Partai Perindo

Universitas Sumatera Utara Platform perjuangan Partai Perindo adalah mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia dengan fokus pada perbaikan secara signifikan kondisi ekonomi untuk meningkatkan income per kapita, mengurangi kesenjangan sosial, dan memperluas lapangan kerja. Sehingga pelayanan pendidikan yang makin merata, bermutu dan terjangkau; serta pelayanan kesehatan dan jaminan sosial yang memadai, sehingga secara keseluruhan kebijakan partai dapat meningkatkan taraf hidup rakyat yang layak sesuai dengan nilai-nilai kemanusiaan yang adil dan beradab. Untuk mewujudkan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat haruslah melalui suatu perubahan yang menyeluruh, sistematis, terpadu dan terarah, yakni perubahan yang dikehendaki dan direncanakan, baik di bidang politik, ekonomi, sosial, maupun budaya, terutama dalam merumuskan rencana kebijakan, subjek, proses, dan objek perubahan di dalam masyarakat.

Partai Persatuan Indonesia menyadari bahwa untuk mewujudkan kesejahteraan dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat haruslah melalui suatu perubahan yang menyeluruh, sistematis, terpadu dan terarah. Partai Persatuan Indonesia memahami bahwa Indonesia sebagai Negara Kesejahteraan (welfare state) memiliki landasan ideologis dan konstitusional yang sangat kuat. Oleh karena itu, Partai Persatuan Indonesia mendorong secara optimal terwujudnya Indonesia sebagai Welfare State berdasarkan Pancasila, karena telah memenuhi lima pinsip Negara sejahtera.

Partai politik sebagai salah satu pilar demokrasi dengan segala sumberdaya yang dimiliki sudah semestinya bersama kekuatan masyarakat lainnya ambil peranan dalam pembangunan kesejahteraan yang merupakan bagian integral dari pembangunan bangsa. Oleh karena itu, Partai Persatuan Indonesia hadir untuk menginspirasi partai-partai politik dan kekuatan masyarakat lainnya agar lebih peka dan peduli terhadap masalah kesejahteraan, guna memenuhi kebutuhan dasar masyarakat yang masih jauh berada dibawah garis kemiskinan, yang pada gilirannya akan meningkatkan partisipasi rakyat dalam proses politik dan demokrasi karena telah terpenuhi segala kebutuhan dasar hidupnya. Keuangan dan

Universitas Sumatera Utara kekayaan Partai diperoleh dari47 Pertama, iuran anggota. Kedua, sumbangan yang sah menurut ketentuan hukum. Ketiga, peralihan hak untuk dan atas nama Partai. Keempat, bantuan keuangan dari lembaga-lembaga formal maupun non formal yang tidak mengikat.

Dalam masyarakat yang sudah sejahtera, maka stabilitas politik dan demokrasi akan terwujud karena rasionalitas lebih didahulukan dari pada emosionalitas dalam menghadapi suatu masalah yang sangat berat sekalipun. Untuk itu, Partai Persatuan Indonesia berkeyakinan bahwa stabilitas politik dan kualitas demokrasi di Indonesia akan terwujud apabila kebutuhan dan hak dasar rakyat terpenuhi. Politik transaksional, money politics, dan prilaku koruptif yang selama ini tumbuh subur dalam setiap pelaksanaan pemilu, akan semakin berkurang bahkan hilang seiring dengan tingkat kesejahteraan rakyat yang makin meningkat.

Pada akhirnya, apabila kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh rakyat Indonesia dapat dicapai, maka dalam pandangan Partai persatuan Indonesia akan kokoh, kemajemukan bangsa tetap terpelihara, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagai bentuk Negara yang final benar-benar merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar 1945 akan terwujud, karena kesejahteraan adalah instrument pendorong meningkatnya loyalitas dan poduktifitas.

Bagi Partai Persatuan Indonesia, kesejahteraan tidak hanya ditinjau dari perspektif ekonomi semata sebagaimana lazim terekam dalam PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) per kapita, tetapi juga ditinjau dari capaian di sektor sosial yakni pendidikan dan kesehatan yang terefleksi kedalam Tingkat Melek Huruf (TMH) dan Tingkat Harapan Hidup (THH) sebagai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang digunakan untuk menggambarkan capaian bidang kesejahteraan masyarakat secara agregat, karena indeks ini menangkap perkembangan disektor ekonomi dan sektor sosial sekaligus.

47 AD/ART Partai perindo Pasal 36 hal 13.

Universitas Sumatera Utara Berikut ini adalah pembekuan kepengurusan Partai Perstuan Indonesia yakni,48 Pertama, Dewan Pimpinan Pusat dapat membekukan Pimpinan Partai pada tingkat pimpinan wilayah dan daerah. Kedua, pimpinan Wilayah dapat membekukan pimpinan partai pada tingkat pimpinan cabang. Ketiga, pimpinan Daerah dapat membekukan pimpinan partai pada tingkat Ranting ranting. Keempat, setiap pembekuan kepengurusan partai harus dilaporkan kepada seluruh struktur Pimpinan Partai setingkat di atasnya untuk mendapatkan persetujuan. Kelima, pembekuan kepengurusan harus menjunjung tinggi kebenaran dan keadilan dan tidak bertentangan dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga dan peraturan partai lainnya. Keenam, Setelah pembekuan terjadi, maka kepengurusan pimpinan partai dipegang oleh kepengurusan setingkat lebih tinggi atau membentuk caretaker sebagai pengurus sementara. Ketujuh, pimpinan sementara sebagaimana dimaksud dalam point (6), bertugas mempersiapkan penyelenggaraan musyawarah menurut tingkatan yang akan memilih kepengurusan baru. Kedelapan, selambat-lambatnya tiga (3) bulan setelah pembekuan, harus sudah terselenggara musyawarah menurut tingkatannya untuk memilih kepengurusan baru.

2.4 Profil Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara

Mengacu pada AD/ART Partai Perindo, maka Partai Perindo memiliki beberapa Dewan Pimpinan Wilayah yang berada pada tiap-tiap provinsi diseluruh Indonesia. Salah satunya adalah Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Perindo Sumatera Utara. DPW Partai Perindo beralamat di jalan Cut Nyak Dien No. 2C, Medan Polonia, Kota Medan (20151). Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara saat ini dijabat oleh Bapak Ir. Rudi Zulham Hasibuan dengan sekretarisnya yang dijabat oleh Bapak J. Donna Yulietta Siagian, serta bendahara yaitu Bapak Januazir Chuwardi. DPW Partai Perindo secara sah berada di Sumatera Utara yakni pada tanggal 11 Juni 2015.

48 AD/ART PArtai Perindo Pasal 37 hal 26.

Universitas Sumatera Utara Dewan Pimipinan Wilayah Provinsi Sumatera Utara adalah Dewan Pelaksana Partai yang bersifat kolektif di Daerah Tingkat Provinsi. Dewan Pimpinan Wilayah adalah dewan pimpinan partai sebagai pelaksana keputusan kongres, peraturan organisasi, keputusan musyawarah pusat, musyawarah wilayah serta memimpin semua kegiatan partai di tingkat wilayah serta kepengurusan dibawahnya. Selain itu Dewan Pimpinan Wilayah mewakili partai dalam bertindak kedalam dan keluar ditingkat provinsi dan Pengesahan berdirinya DPW ditetapkan oleh DPP. Dewan Pimpinan Wilayah mempunyai berbagai kewajiban, yaitu melaksanakan segala ketentuan dan kebijakan sesuai Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, Keputusan Rapat Tingkat Nasional, Keputusan Musyawarah Wilayah, Keputusan Rapat Tingkat Wilayah, Keputusan Musyawarah Daerah, Keputusan Rapat Tingkat Daerah, dan Peraturan Partai lainnya. Memberikan perintah, persetujuan, arahan, dan pedoman kepada dewan pimpinan partai di semua tingkatan di bawahnya dalam melaksanakan keputusan- keputusan dan strategi, Kebijakan, dan Rencana Aksi serta ketentuan partai. Menyampaikan laporan berkala kepada kepada Dewan Pimpinan Pusat dan Memberikan pertanggungjawaban pada Musyawarah Wilayah. Tugas Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Indonesia yakni,49 1) Menyusun program dan anggaran tahunan Wilayah dan lembaga-lembaga di bawahnya dan kemudian disahkan sebagai program partai. 2) Menetapkan produk-produk konsepsional untuk bidang-bidang tugas dan lembaga-lembaga struktural di bawahnya. 3) Melalui koordinasi dengan pimpinan pusat, berwenang menerima waqaf, hibah. 4) Menyusun laporan keuangan dan evaluasi akhir tahun. 5) Merekomendasikan nama-nama calon sementara anggota DPR Propinsi dan calon Gubernur dan Wakil Gubernur kepada Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapat persetujuan dari Dewan Pimpinan Pusat dan Majelis persatuan Partai 6) Memimpin, mengesahkan dan mengawasi lembaga dan sayap partai di bawahnya. 7) Membentuk dan mengkoordinasikan lembaga-lembaga pendukung partai. 8) Mengesahkan struktur kepengurusan Pimpinan Cabang. 9) Mengawasi dan mengevaluasi pelaksanaan program kerja Pimpinan Daerah dan lembaga terkait

49 AD/ART Partai Perindo Pasal 33 hal 24.

Universitas Sumatera Utara lainnya. 10) Melaksanakan kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh musyawarah Wilayah dan keputusan partai lainnya. 11) Menetapkan dan melaksanakan kebijaksanaan Partai di tingkat wilayah sesuai dengan Anggaran Dasar, Anggaran Rumah Tangga, Keputusan Kongres, musyawarah wilayah serta peraturan partai lainnya. 12) Menyampaikan Laporan pertanggungjawaban di hadapan peserta musyawarah Wilayah. 13) Mengatur dan berkoordinasi dengan anggota legislatif dan eksekutif yang berasal dari anggota kader partai di wilayahnya. 14) Melaksanakan rapat-rapat organisasi di tingkat wilayah. Demi kelancaran kegiatan partai di tingkat wilayah maka DPW Partai Perindo mempunyai hak untuk membuat berbagai peraturan pelaksana kebijakan dalam rangka pelaksanaan keputusan musyawarah wilayah. Selain hal tersebut pula DPW juga berhak untuk memberhentikan fungsionaris DPW melalui rapat pleno DPW dan dilaporkan dalam rapat pimpinan wilayah. Menerima atau menolak ketetapan rapat pleno Dewan Pimpinan Wilayah.

Kantor Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Indonesia Sumatera Utara sudah permanen dan merupakan milik Partai Persatuan Indonesia karena dahulu kantor Partai Perindo masih menyewa gedung. Dewan Pimpinan Daerah Partai Perindo yang mendapat apresiasi dari penilaian kinerja oleh Ketua Perindo Sumut juga akan dilakukan sama, dan kantor Dewan Pimpinan Daerah Partai Perindo yang berprestasi juga akan disediakan Dewan Pimpinan Pusat secara permanen dan merupakan milik Partai Perindo.

Universitas Sumatera Utara Gambar 2.2 Struktur Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara 2.4.1 Wewenang Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara

Dewan pimpinan wilayah Partai Perindo memiliki wewenang sebagai berikut yakni,50 Pertama, Dewan Pimpinan Wilayah adalah struktur pelaksana di tingkat provinsi. Kedua, ketua dan sekretaris Dewan Pimpinan Wilayah dipilih dan ditetapkan oleh majelis Persatuan Partai dan diberikan surat keputusan oleh Dewan Pimpinan Pusat. Ketiga, Dewan Pimpinan Wilayah menjalankan program partai sesuai dengan hasil permusyawaratan ditingkat pusat dan wilayah. Keempat, mengusulkan SK tentang kepengurusan partai ditingkat provinsi dan kabupaten/kota. Kelima, mengusulkan pergantian kepengurusan ditingkat provinsi dan kabupaten/kota berdasarkan hasil permusyawaratan partai. Keenam, menyelenggarakan serta bertanggungjawab atas pelaksanaan musyawarah wilayah dan musyawarah daerah. Ketujuh, menyusun calon angota legislatif tingkat provinsi dan diusulkan ke Dewan Pimpinan Pusat untuk mendapatkan persetujuan berupa surat keputusan dan untuk selanjutnya didaftarkan ke komisi Komisi Pemilihan Umum Daerah Provinsi. Kedelapan, memberikan persetujuan secara tertulis terhadap caleg-caleg yang telah disusun oleh Dewan Pimpinan Daerah tingkat kabupaten/kota. Kesembilan, memberikan surat keputusan kepada struktur pimpinan cabang yang telah diajukan oleh Dewan Pimpinan Daerah. Berikut ini penjelasan mengenai Musyawarah Wilayah Partai Persatuan Indoneia, yaitu51, Pertama, musyawarah wilayah diselenggarakan oleh pimpinan wilayah atas persetujuan Dewan Pimpinan Pusat. Kedua, musyawarah wilayah merupakan forum permusyawaratan tertinggi Partai ditingkat propinsi yang berfungsi sebagai representasi dari pemegang kedaulatan partai dan diadakan setiap 5 (lima) tahun sekali. Ketiga, musyawarah wilayah memiliki wewenang untuk menilai Laporan pertanggungjawaban Pimpinan wilayah, menetapkan pokok-pokok program Pimpinan wilayah untuk 5 (lima) tahun ke depan menetapkan keputusan-keputusan lain yang dianggap perlu, dan memilih 3 (tiga) calon-calon ketua wilayah untuk diusulan kepada Majelis Persatuan Partai. Keempat, peraturan tata tertib muswil ditetapkan oleh dewan pimpinan wilayah.

50 AD/ART Partai Perindo Pasal 24 hal 9. 51 AD/ART Partai perindo Pasal 55 hal 31

Universitas Sumatera Utara Peserta Musyawarah Wilayah adalah Utusan Dewan Pimpinan Pusat, Pimpinan harian Dewan Pimpinan Wilayah, Utusan Dewan Pimpinan Daerah terdiri dari Ketua, Sekretaris dan Bendahara. Kemudian dari utusan dewan pimpinan cabang terdiri darai ketua dan sekretaris. Selanjutnya, utusan Organisasi Sayap ditingkat propinsi. Setiap peserta musyawarah wilayah mempunyai hak suara dan hak bicara. Peninjau musyawarah wilayah dilakukan oleh utusan Dewan pertimbangan dan Pakar ditingkat daerah, undangan khusus yang ditunjuk oleh Dewan Pimpinan wilayah dan setiap Peninjau Kongres hanya memiliki hak bicara.52 Quorum musyawarah wilayah dinyatakan sah apabila dihadiri oleh sekurang-kurangnnya dua pertiga (2/3) jumlah daerah dan cabang yang sah. Kemudian sidang-sidang musyawarah wilayah sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua (1/2) tambah 1 (satu) jumlah peserta yang hadir. Keputusan muswil sah apabila disetujui oleh lebih dari seperdua (1/2) tambah 1 (satu) jumlah peserta yang hadir. Pemilihan calon ketua dalam musyawarah wilayah dilakukan secara langsung, bebas, rahasia, jujur, adil dan demokratis.53 Musyawarah Kerja Wilayah diadakan oleh Dewan Pimpinan Wilayah sekurang-kurangnya dua (2) kali dalam satu periode. Oleh karena itu, Musyawarah Kerja Wilayah merupakan permusyawaratan pada tingkat Wilayah untuk mengevaluasi serta membahas kinerja dan program-program Dewan Pimpinan Wilayah,54 membahas masalah-masalah yang berkaitan dengan keputusan-keputusan Musyawarah Wilayah, dan masalah-masalah lain yang dianggap penting. Kemudian, peraturan Tata Tertib Musyawarah Kerja Wilayah ditetapkan oleh Dewan Pimpinan Wilayah. Peserta musyawarah kerja wilayah adalah anggota Pimpinan Wilayah yang terdiri atas Dewan pertimbangan dan organisasi sayap. Kemudian utusan dari Dewan Pimpinan Daerah yang terdiri atas Ketua dan Sekretaris Pimpinan Daerah. Musyawarah Kerja Wilayah adalah sah apabila dihadiri oleh lebih dari seperdua (1/2) jumlah peserta musyawarah. Musyawarah kerja wilayah dipimpin oleh Dewan Pimpinan Wilayah dan dalam pengambilan putusan setiap peserta mempunyai satu hak suara.55

52 AD/ART Partai Perindo Pasal 56 hal 31 53 AD/ART Partai Perindo Pasal 57 hal 32 54 AD/ART Partai Perindo Pasal 61 hal 33 55 AD ART Partai perindo Pasal 62 hal 33.

Universitas Sumatera Utara Dewan pimpinan wilayah Partai Perindo Sumatera Utara melakukan kegiatan kegiatan sosial untuk sosialisasi pengenalan partai Perindo khususnya di daerah Sumatera Utara.

“Untuk pilot project, kami telah membuat branding Partai Perindo pada 10 becak bermotor (Betor) yang mudah-mudahan ini akan mampu mempromosikan Partai Perindo sehingga semakin disukai dan dicintai oleh seluruh warga masyarakat Sumut termasuk di Kota Medan. Selain membuat branding Partai Perindo, juga memberikan terval baru dan perbaikan bak becak gratis untuk membantu abang becak pemilik Betor. Target kami semua Betor di Kota Medan akan terbranding oleh Partai Perindo. Kita sudah dapat 10 becak dulu untuk pilot project yang akan dibawa ke Jakarta. Dan ini terus akan kita lanjutkan, saat ini Partai Perindo juga telah menyediakan sebanyak 440 gerobak Partai Perindo. Selain itu akan membuat koperasi Perindo yang bertujuan agar dapat membantu para pemilik betor untuk meringankan ekonomi mereka saat butuh dana untuk perbaikan Betor atau usaha lainnya. Karena Partai Perindo hadir untuk mensejahterakan rakyat Indonesia. Partai Perindo lahir bukan untuk pribadi Ketua Umum, namun untuk seluruh masyarakat Indonesia.”56

56 Dikutip dari wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumut Rudi Zulham Hasibuan pada peringatan satu tahun partai perindo SUMUT bantu 10 penarik bettor dan inginkan rakyat SUMUT hidup sejahtera. Dilihat dari http://metrorakyat.com/peringatan-satu-tahun-partai-perindo-sumut-bantu-10-penarik-betor-dan- inginkan-rakyat-sumut-hidup-sejahtera/ diakses pada 2 februari 2017 pukul 20.04

Universitas Sumatera Utara BAB III

TRANSFORMASI ORMAS PERSATUAN INDONESIA MENJADI PARTAI PERSATUAN INDONESIA DI SUMATERA UTARA

3.1 Elit Lokal yang Mendukung Pendirian Partai Persatuan Indonesia di Sumatera Utara

Pasca reformasi partai politik memiliki kedudukan yang semakin penting dalam sistem politik Indonesia. Dari sisi rekrutmen jabatan jabatan politik misalnya, hasil Perubahan UUD 1945 pada tahun 1999 sampai 2002 mengamanatkan, setiap rekrutmen yang dilakukan untuk mengisi jabatan jabatan politik dalam pemerintahan (eksekutif), perwakilan (legislatif), dan peradilan (yudikatif) baik di tingkat pusat maupun daerah mekanismenya harus melalui partai politik. Amanat konstitusi ini menunjukkan bahwa fungsi dan keberadaan partai politik menjadi sangat penting dalam relasi pengisian pos pos kenegaraan melalui mekanisme politik yang demokratis.

Pada pemilu tahun 1999 partai politik peserta pemilu tidak kurang dari 45 partai. Angka tersebut tentu merupakan jumlah yang besar untuk negara dengan sistem presidensial seperti Indonesia, padahal dalam berbagai literatur sistem pemerintahan presidensial tidak didesain untuk sistem politik multipartai. Keseimbangan pemerintahan menjadi esensi yang diusung pada sistem pemerintahan presidensial. Oleh karena itu, sistem politik yang digunakan lebih cocok menggunakan sistem dua partai seperti di Amerika. Uniknya, di Indonesia kekhasan sendiri bagi sistem politik dan pemerintahannya yang mengelaborasi antara sistem presidensial dengan sistem Politik Multipartai. Partai politik merupakan salah satu institusi dari pelaksanaan demokrasi modern. Demokrasi modern mengandaikan sebuah sistem dimana yang disebut keterwakilan, baik keterwakilan dalam lembaga lembaga formal seperti parlemen

Universitas Sumatera Utara maupun keterwakilan aspirasi masyarakat dalam institusi kepartaian.57 Kelembagaan sistem tata negara Indonesia kemudian menginjak fase baru. Pertumbuhan partai politik diredam dengan serangkaian peraturan dan syarat yang ketat dalam sebuah undang undang partai politik dan pemilu. Eforia politik yang dirasakan beberapa tahun pasca reformasi kini dihadapkan pada sebuah stabilitas politik dan pemerintahan dengan mengurangi jumlah partai politik diparlemen. Upaya ini sering juga disebut parliamentary threshold yakni partai politik harus memenuhi ambang batas tertentu untuk bisa masuk ke DPR dan membentuk fraksi tersendiri. Ada juga electoral threshold yang membatasi partai politik berdasarkan dukungan elektoral pada saat pendaftaran ke KPU dan ke Kemenkumham. Partai politik mempunyai posisi dan peranan yang sangat penting dalam sistem demokrasi. Partai politik memainkan peran sebagai penghubung yang sangat strategis antara proses proses pemerintahan dengan warga negara. Banyak kalangan berpendapat bahwa partai politiklah yang sebetulnya menentukan demokrasi. Artinya, semakin tinggi peran dan fungsi partai politik, akan semakin berkualitaslah demokrasi. Menurut Gabriel A. Almond partai politik yang termasuk salah satu kelompok infrastuktur politik adalah organisasi manusia dimana didalamnya terdapat pembagian tugas dan petugas untuk mencapai suatu tujuan, mempunyai ideologi (ideal objective), mempunyai program politik platform, sebagai rencana pelaksanaan atau cara pencapaian tujuan secara lebih pragmatis menurut penahapan jangka dekat sampai jangka panjang serta mempunyai ciri berupa keinginan untuk berkuasa.58 Dengan demikian, setiap organisasi manusia harus memenuhi kriteria secara material dan substansial dapat dianggap sebagai parpol.59

Adapun fungsi parpol yang ideal menurut Almond dan Coleman adalah berpartisipasi dalam sektor pemerintahan, dalam artian mendudukkan orang orang nya menjadi pejabat pemerintah, sehingga dapat turut serta mengambil atau

57 Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004, hlm. 1. 58 Rusadi, Kantaprawira. 2004. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Hal. 91 59 Fanina Farindita. 2010. Rekrutmen partai politik terhadap perempuan dalam partai politik dan parlemen suatu studi terhadap DPRD tingkat I di Sumatera Utara. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. hal. 16

Universitas Sumatera Utara menentukan keputusan politik ataupun output pada umumnya.60 Hal ini sesuai dengan proses rekrutmen yang berarti proses pengisian jabatan jabatan politik pada lembaga lembaga politik, termasuk jabatan dalam birokrasi atau administrasi negara dan partai partai politik. Rekrutmen politik mempunyai fungsi yang sangat penting bagi suatu sistem politik, karena melalui proses ini orang orang yang akan menjalankan sistem politik ditentukan.

Partai politik didirikan dengan anggapan bahwa dengan membentuk wadah organisasi bisa menyatukan orang orang yang memiliki pikiran serupa sehingga pikiran dan orientasinya bisa dikonsolidasikan dengan tujuan untuk memperbesar pengaruh mereka dalam pembuatan dan pelaksanaan keputusan. Dengan kata lain partai politik merupakan sebuah kelompok manusia yang terorganisir yang anggota anggotanya memiliki orientasi, nilai, cita cita yang sama yang tujuannya ada memperoleh kekuasaan politik dan berusaha untuk merebut kekuasaan politik. Strategi pendirian partai politik dengan mengawalinya melalui pembentukan organisasi kemasyarakatan bukanlah suatu hal yang baru. Pada demokrasi parlementer sebut saja pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berasal dari Klub Studi, lalu pendirian Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) yang berasal dari Serikat Islam (SI) dan pendirian Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berasal dari Indiche Sosial Demokratische Vereniging (ISDV). Pada saat ini, ideologi parpol masih kentara, mereka terbagi menjadi 3 golongan yakni Nasionalis, Religius dan Kelas. Sedangkan, pada orde baru, Golkar yang mengikuti pemilihan umum dan mendapat perlindungan dari penguasa pun dibentuk dari Kelompok Induk Organisasi (Kino) yang merupakan wadah dari ormas yang menghimpun hampir seluruh stratafikasi masyarakat yang ada.

Pada saat ini kekuatan ideologi dari parpol seakan samar, karena ekonomi dan pembangunanlah yang menjadi panglima, ditengah sistem otoritarian. Pada Reformasi, pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berasal dari Nahdatul Ulama (NU), lalu pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) berasal dari Muhammadiyah dan

60 Sudijono, Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press. Hal. 115

Universitas Sumatera Utara pendirikan Partai Hanura berasal dari Perhimpunan Kebangsaan. Kemudian yang terbaru adalah pendirian Partai NasDem yang diawali dengan membentuk Ormas Nasional Demokrat (OND). Kondisi seperti ini merupakan paradoks dilematis yang telah menciderai kehidupan masyarakat demokratis, dimana setiap orang memiliki hak untuk memperoleh informasi publik yang objektif. Sementara media massa sebagai sarana pemenuhan informasi paling mainstream justru mulai ditunggangi oleh elit politik tentunya yang berkepentingan mengarahkan pilihan politik masyarakat. Mungkin tidak disangkal juga perubahan

“pak HT ini sejak membentuk Ormas Perindo pak HT mengutamakan IT mengedepankan teknologi jadi keputusan itu bisa perdetik, ada juga beberapa petinggi Hanura yang kecewa karena ketua Bapilu tidak maksimal tapi bagi Perindo kalau Hanura tidak dibantu oleh media yang dimiliki pak HT mungkin bisa saja Hanura seperti PKPI. “61

Transformasi organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik dikarenakan untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Partai politik sebagai sarana politik yang menjebatani elit elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu Negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik untuk merubah Negara ini menjadi lebih baik. Berubah bukan dari organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik demi kepentingan golongan, berubah bukan untuk pribadi sendiri menjadi kaya, popular dan bangga mengisi jabatan penting di negara ini tapi memang berubah untuk Indonesia ini menjadi lebih baik dan maju bersaing dengan negara negara lain.

61 Wawancara dengan Mantan Wakil Sekretaris I Ormas Perindo Sumatera Utara dan sekarang menjabat Wakil Sekretaris I DPW Partai Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara Tanggal 20 Desember Pukul 11:25 WIB.

Universitas Sumatera Utara Transformasi organisasi kemasyarakatan menjadi Partai Politik dalam konteks penelitian ini adalah Perindo. Organisasi Perindo bakal awal dari pendirian partai politik Perindo yang dibentuk oleh Hary Tanoesudibjo berawal dari konflik internal dari partai nasdem. Partai NasDem terus bergerak dengan terus mengupayakan kuantitas anggota bisa menunjukan tren yang positif. Tetapi sebenarnya kematangan institusi belum teruji seperti suprastruktur dan infrastruktur untuk bisa mengakomodasi berbagai kekuatan dengan berbagai kepentingan politik hal ini bisa dilihat dari fenomena friksi antar kelompok di internal Partai Nasdem.

“Ormas berdiri atas keresahan sekelompok anak muda waktu itu sekitar februari 2012 dijakarta, kita melihat bahwa demokrasi dan kepemimpinan di indonesia masih belum mengalami kemajuan pasca 1 dekade reformasi, cita cita reformasi seperti jalan di tempat, rakyat semakin jauh dari wujud sejahtera, pertarungan politik hanya sebagai arena rebutan kekuasaan demi menguasai sumber-sumber ekonomi negara untuk kepentingan kelompok kelompok politik penguasa saja. Perindo mengambil jalan bahwa perlu satu organisasi massa yang punya tujuan untuk mengontrol kerja kerja pemerintah maupun turut serta dalam sistem demokrasi untuk menciptakan kader-kader muda calon pemimpin bangsa untuk masa depan Indonesia.”62

Keadaan perubahan ormas perindo menjadi partai dimulai dari berkembang konflik antara loyalis dan Hary Tanoesoedibyo beberapa hari sebelum kongres I Partai NasDem 23 26 Januari 2013. Konflik besar diinternal partai tidak bisa dipecahkan melalui instrumen organisasi hingga fragmentasi untuk memperjuangkan kepentingan masing masing pun tidak terelakan. Bahkan dalam jumpa pers yang diadakan di Aula Museum Adam Malik, Hary Tanoesoedibyo mengungkapkan konflik tersebut seperti perang di dalam organisasi dan tidak bisa dibendung lagi. Puncaknya Hary Tanoesoedibyo selaku Ketua Dewan Pakar Partai NasDem menyatakan mundur pada tanggal 17 Januari 2013.63 Menyusul

62 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra, Via whatsapp Tanggal 25 Maret Pukul 21: 08 WIB. 63 Diunduh melalui web http://www.gatra.com/fokus berita/23575 perang petinggi partai nasdem.html, pada tanggal 1 Maret 2017

Universitas Sumatera Utara dibelakangnya 3 pejabat teras Partai NasDem menyatakan mundur melalui surat pengunduran diri seperti Sekretaris Jendral Ahmad Rofik, Wakil Sekretaris Jendral Saiful Haq, dan Ketua Internal Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Endang Tirtana.

“Kalau transformasi artinya bahwasanya Ormas Perindo itu didirikan karena pada saat itu, sangat tidak mungkin HT langsung mendirikan partai karna posisinya itu kan tahun 2013 sudah tahun politik ya kan dan rasanya tidak akan mungkin terbagun infrastruktur yang kuat, dengan waktu yang sebegitu dekat selanjutnya pada saat itu pak HT pada saat deklarasi Ormas HT mengatakan apabila nanti orang orang Ormas Perindo yang duduk di pencalegkan mempunyai sampan dari partai lain itu berhasil atau kondisi negara ini eee terwujud sesuai dengan cita cita Ormas Perindo maka Perindo akan tetap menjadi Ormas tapi hasil yang didapat memang jauh dari harapan dan pak HT komitmen dengan pernyataan nya maka pada saat itu bulan juni tahun 2014 di adakanlah rakernas ormas perindo di DPP dan di situ langsung di bentuk tim kecil oleh pak HT untuk memperispkan hal hal teknis di lakukannya transformasi dari ormas menuju partai politik di bentuk tim kecil yang di dalamnya ada sekjen DPP Ormas Perindo bapak Ahmad Rofiq sebagaimana yang kita ketahui bahwa pak Ahmad Rofiq pernah menjabat sebagai sekjend Partai Nasdem di Partai PMB dan di Ormas Perindo dia juga sekarang di sekjend partai hasilnya apa ketika tim itu di bentuk kemudian di informasikan ke seluruh DPW Ormas Perindo di sampekan dalam bentuk edaran surat hasil hasil rakrenas ya bahwasanya Ormas Perindo itu bertranformasi menjadi partai politik.”64

Faktanya, konflik tersebut sebenarnya terbangun dari berbagai motif politik antara yang mendukung pengusungan Surya Paloh sebagai Ketua Umum dengan yang menolak. Gesekan demi gesekan terjadi ditataran pejabat teras dimana friksi terus melebar hingga “perang terbuka” pun terjadi. Upaya untuk meredakan konflik dilakukan dengan proses mediasi yang diadakan di Hotel Grand Hyatt tanggal 16 Januari 2013 dengan mediatornya adalah Rosano Barack. Pada proses ini, Hary Tanoesoedibyo bersedia untuk tidak menjadi ketua Majelis Partai bahkan Capres dari Partai NasDem dan beberapa persyaratan lain dalam materi kompromi. Proposal berisi sebuah syarat untuk posisi Ketua Majelis Nasional Partai (MNP) harus diisi

64 Wawancara dengan Ketua Departemen Sosial Ormas Perindo Sumatera Utara Dr. Bobby Susilo Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 20 Desember, Pukul 13:23 WIB.

Universitas Sumatera Utara oleh orang lain bukan Jan Darmadi dan Sekretaris Jendral tetap Ahmad Rofik serta menganulir pemecatan Syaiful Haq. Namun proposal tersebut tidak ditanggapi oleh Surya Paloh padahal upaya tersebut merupakan titik kompromi diantara keduanya. Surya Paloh memiliki alasan kuat untuk tidak menanggapi proposal tersebut karena kelompok dari Hary Tanoesoedibyo telah melakukan kegiatan yang inkonsensus. Setidaknya ada 3 kegiatan yang tersembunyi tanpa kesepakatan dilakukan oleh Hary Tanoesoedibyo. Pertama, bulan Juni 2012 Hary Tanoesoedibyo melakukan janji politik dengan memodali para caleg NasDem 5 milyar sampai 10 milyar rupiah. Kedua, menonjolkan sosok Hary Tanoesoedibyo dalam media iklan yang sering dilakukan oleh partai NasDem untuk memperkenalkannya ke publik di stasiun televisi MNC Grup. Padahal, dalam konsensus, sosok partai yang harus ditonjolkan bukan sosok sosok perorangan. Ketiga, Hary Tanoesoedibyo melakukan beberapa kali pertemuan dengan DPW DPW tanpa sepengetahuan para deklarator partai, sehingga memunculkan sebuah fragmentasi yang jelas antara beberapa Dewan Pimpinan Wilayah. Pertemuan pertama diadakan di Restoran Bunga Rampai, Menteng, Jakarta Pusat, 16 Desember 2012. Pertemuan tersebut digagas oleh Hary Tanoe dan diikuti oleh Ketua Umum Caprice Rio Capella, Sekjen Ahmad Rofik, dan 11 DPW, yaitu DKI Jakarta, Jawa Barat, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Kalimantan Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Barat, Gorontalo, Maluku, dan Maluku Utara. Tiga hari berikutnya, rapat tersebut ditindaklanjuti lagi dengan pertemuan di Hotel Royal Kuningan, Jakarta Selatan. Rapat lanjutannya digelar lagi di Menara MNC, Kebon Sirih, Jakarta Pusat. Agenda Rapat tersebut membahas setidaknya satu hal yang sensitif, yaitu amanat sebagian Dewan Pimpinan Wilayah kepada Hary Tanoesoedibyo untuk menyelamatkan Partai Nasdem dan menjalankan roda partai sebagaimana sistem yang ada, dan wacana menghentikan biaya operasional partai bagi para penentang ide ini yaitu bagi para pendukung Surya Paloh. Tentunya, mundurnya pejabat teras partai NasDem menimbulkan dampak yang sistemik bagi kader kader di daerah. Hal ini disebabkan konstituensi Hary Tanoesoedibyo yang dilakukannya selama menjadi Dewan Pakar Partai NasDem

Universitas Sumatera Utara dengan mengadakan pertemuan pertemuan dengan pengurus daerah berhasil menghasilkan pendukung yang kuat. Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Jawa Barat Rustam Effendi menjadi pejabat teras daerah pertama yang menyatakan mudur beberapa jam setelah pernyataan mundur Hary Tanoesudibyo.65 Kemudian disusul Ketua Dewan Pimpinan Wilayah DKI Jakarta Armyn Gultom serta dari beberapa pengurus dan anggota daerah lainnya seperti Dewan Pimpinan Daerah Kabupaten Bone, Kota Cimahi, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung barat serta daerah lain dengan jumlah yang tak kalah banyaknya.66 Kronologis singkat perubahan Ormas Perindo menjadi Partai Perindo yakni, Pertama, Harry Tanoesoedibjo mendirikan Organisasi Kemasyarakatan Persatuan Indonesia (Perindo) di Istoran Senayan, Minggu 24 Februari 2013. Ormas ini kemudian resmi menjadi partai politik dengan nama Partai Persatuan Indonesia (Perindo) di Jakarta International Expo, Sabtu 7 Februari 2014. Kedua kemenkumham menyatakan Partai Perindo lolos verifikasi badan hukum pada 8 Oktober 2015. Untuk lolos verifikasi itu, syarat yang harus dipenuhi setiap parpol baru adalah memiliki akta notaris, domisili kantor, dan melengkapi pengurus di setiap tingkatan daerah (DPW, DPD, DPC). Ketiga, Partai Perindo telah memiliki badan hukum yang sah berdasarkan Keputusan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor: M.HH 03.AH.11.01 Tahun 2014 tertanggal 08 Oktober 2014. Keempat, dengan status badan hukum tersebut dipoin 4, berarti satu tahapan verifikasi yang wajib diikuti Partai Perindo (dan juga parpol lain) telah terlampaui. Tahapan selanjutnya yang mesti dilewati adalah verifikasi faktual yang dilakukan KPU untuk menetapkan parpol peserta Pemilu 2019. Oleh karena itu, verifikasi KPU yang akan menetapkan nama nama partai yang nanti akan menjadi peserta Pemilu 2019. Kelima, Kemenkumham membuka pendaftaran dan verifikasi parpol baru pada 25 Mei 2016 sampai dengan 29 Juli 2016. Lima partai politik mendaftarkan diri: Partai Islam Damai dan Aman (Idaman), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai

65 Diunduh melalui web http://news.detik.com/read/2013/01/25/071414/2151694/10/para pengurus partai nasdem dki dan jakarta raya mundur, pada tanggal 1 Maret 2017 66 Diunduh melalui web http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/30/mhfhq1 ramairamai kader nasdem mengundurkan diri ini alasannya, pada tanggal 1 Maret 2017

Universitas Sumatera Utara Rakyat, Partai Rakyat Berdaulat, dan Partai Kerja Rakyat Indonesia. Adapun Partai Perindo tidak perlu mengikuti pendaftaran dan verifikasi tersebut, karena memang tidak perlu alias telah mendapatkan verifikasi dan badan hukum seperti yang dijelaskan di poin 3. Keenam, dari kelima partai yang disebutkan dipoin 5, hanya PSI yang dinyatakan lolos verifikasi dan mendapatkan status badan hukum. Ini juga yang dikatakan, Menkumham Yasonna H Laoly saat konferensi pers 7 Oktober 2016. Ketujuh, Tepat tanggal 8 Oktober 2016 Partai Perindo berulangtahun ke 2 sekaligus merayakan 2 tahun pula sebagai parpol yang terverifikasi dan memiliki badan hukum.

Proses pengrekrutan partai memiliki sifat khusus dalam tafsirannya, misalnya untuk pengrekrutan administratif diperlukan suatu dasar patronase (lindungan) dalam proses pengrekrutannya, dalam arti faktor kedekatan seseorang dapat dijadikan acuan untuk memperoleh pengaruh terutama ketika proses pemilihan pemimpin partai. Rekrutmen politik meliputi aspek: subyek politik dalam arti manusia, dan obyek politik dalam arti partai politik. Rekrutmen politik partai dapat dilakukan dengan cara cara yang diinginkan partai baik secara terbuka maupun tertutup.

Setiap sistem politik memiliki sistem atau prosedur rekrutmen yang berbeda. Anggota kelompok yang direkrut adalah yang memiliki suatu kemampuan atau bakat yang sangat di butuhkan untuk suatu jabatan politik. Setiap partai juga memiliki pola rekrutmen yang berbeda. Sistem rekrutmen politik menurut Rush dan Althoff dibagi menjadi dua cara. Pertama rekrutmen terbuka, yakni dengan menyediakan dan memberikan kesempatan yang sama bagi seluruh warga Negara untuk ikut bersaing dalam proses penyeleksian. Dasar penilaian dilaksanakan melalui proses dengan syarat syarat yang telah ditentukan melalui pertimbangan pertimbangan yang objektif rasional. Dimana setiap orang yang memenuhi syarat untuk mengisi jabatan politik yang dipilih oleh rakyat mempunyai peluang yang sama dalam melakukan kompetisi. Kedua, rekrutmen tertutup yaitu adanya kesempatan untuk masuk menduduki jabatan

Universitas Sumatera Utara politik tidaklah sama setiap warga negara artinya hanya individu individu tertentu yang dapat menduduki jabatan politik.67

Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara memiliki kewajiban yang sifatnya kolektif yakni kewajiban itu dilaksanakan secara efisien dan harus dilaksanakan dengan seksama dan sesuai dengan hasil keputusan dalam rapat rapat terbuka. Kewajiban itu harus ada pada diri Dewan Pimpinan Wilayah tersebut dan jangan sampai lari dari pada konsep yang telah di sepakati bersama dimana didalamnya sudah tertuang beragam kewajiban atas kewenangan tersebut. Seperti yang dikatakan oleh Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra yakni kewenangan untuk menentukan kebijakan tingkat wilayah sesuai dengan anggaran dasar, anggaran rumah tangga, keputusan kongres, rapat tingkat nasional serta peraturan partai lainnya dan berwenang untuk mensyahkan komposisi personalia Dewan Pimpinan Cabang.68

“Ya jadi kalau masalah kenapa tidak Ketua Perindo Sumut otomatis jadi Ketua Partai kewenangan ada di Ketum di Indonesia ini ada 6 DPW yng ketua DPW Ormasnya jadi Ketua Partai di Provinsi itu dan itu saya kita pak HT mengambil penilaian secara objektif artinya.”69 Menurut penjelasan ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Perindo Sumatera Utara yakni Rudi Zulham Hasibuan menjelaskan bahwa tidak semua Ketua ormas Perindo menjadi ketua partai, salah satunya adalah beliau. Dalam daerah lain bahwa memang ada juga sebagian yang ketua, yang tadinya dia ketua ormas Perindo tingkat provinsi langsung menjadi ketua partai Perindo tingkat provinsi. Oleh karena itu, salah satu contoh di Sumatera Utara ketua ormas Perindo adalah Effendy Syahputra transformasi perubahan menjadi partai politik Perindo di Sumatera Utara yang menjadi ketuanya adalah Rudi Zulham Hasibuan.

67 Hesel Nogi Tangkilisan,2003, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia. hal. 188 68 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra Via Whats app Tanggal 25 Maret, Pukul 21: 08 WIB. 69 Wawancara dengan Ketua Departemen Sosial Ormas Perindo Sumatera Utara Dr. Bobby Susilo, Di DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 20 Desember, Pukul 13:23 WIB.

Universitas Sumatera Utara Garis besar perkembangan elit Indonesia adalah dari yang bersifat tradisional yang berorientasi kosmologis, dan berdasarkan keturunan kepada elit modern yang berorientasi kepada negara kemakmuran, berdasarkan pendidikan. Elit modern ini jauh lebih beraneka ragam daripada elit tradisional.70 Secara struktural ada disebutkan tentang administratur administratur, pegawai pegawai pemerintah, teknisi teknisi, orang orang profesional, dan para intelektual, tetapi pada akhirnya perbedaan utama yang dapat dibuat adalah antara elit fungsional dan elit politik. Elit fungsional adalah pemimpin pemimpin yang baik pada masa lalu maupun masa sekarang mengabdikan diri untuk kelangsungan berfungsinya suatu negara dan masyarakat yang modern, sedangkan elit politik adalah orang orang (Indonesia) yang terlibat dalam aktivitas politik untuk berbagai tujuan tapi biasanya bertalian dengan sekedar perubahan politik.71 Dalam konteks penelitian ini elit yang dimaksud adalah elit fungsional yang menjadi elit politik yakni Rudi Zulham Hasibuan yaitu seorang Ketua Kamar Dagang Indonesia perwakilan Kota Medan yang dipilih oleh Ketua Umum Perindo untuk memimpin Perindo di Sumatera Utara.

“dijaringlah akhirnya saya yang menjadi ketua DPW partai Perindo Sumut. Jadi memang kita ada tiga gelombang waktu itu, gelombang pertama daerah jawa tentunya harus dibentuk duluan ketua partainya yang tadinya ada ketua ormas jadi ketua partai, ada yang dari luar dan seterusnya, dan Sumut ada di gelombang 2, Indonesia Timur gelombang 3 akhirnya terbentuknya partai ini. Jadi, bukan berarti karena dari Sumut mendesak ormas menjadi partai, justru ketum sendiri ingin membentuk partai Perindo di seluruh Indonesia. Kemudian ketum menjaring siapa-siapa saja calon-calonnya. Dari Sumut saja banyak, banyak calon pada saat itu yang bersedia dan mengajukan dirinya untuk menjadi ketua DPW partai Perindo Sumut. Nah, setelah diseleksi yang dipilih ketum adalah saya. Jadi, memang bukan berarti tokoh Sumut mendesak ormas berubah menjadi partai.”72

70 Robert Van Niel. 1984. Munculnya Elite Modern Indonesia. Jakarta: Pustaka jaya. Hal. 12 71 Ibid. 72 Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit yaitu orang orang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Pareto mempertegas bahwa pada umumnya elit berasal dari kelas yang sama, yaitu orang orang kaya dan pandai yang mempunyai kelebihan dalam matematika, bidang musik, karakter moral dan sebagainya. Konteks penelitian ini melihat bahwa jabatan ketua Perindo Sumatera Utara yakni Rudi Zulham Hasibuan yang juga sebelum bergabung dengan Partai Perindo adalah seorang Ketua Kamar Dagang Indonesia cabang Medan.

“saya ingin membangun kemandirian Sumatera utara, saya ingin membentuk partai itu di maping semua di daerah justru saya bukan bicara tentang politik waktu saya dijaring karena saya ketua Kadin Medan juga, bagi pak hary tanoesudibjo kan tujuannya Indonesia sejahtera, Indonesia sejahtera kan dalam bidang ekonomi, kebetulan saya kan di bidang usaha.”73

Cita cita dalam melaksanakan tujuan kegiatan, dan kepentingan bersama yang dibangun dengan kesadaran dan berkelompok yang diyakini dapat memecahkan kepentingan bersama dalam sebuah wadah yang populer dengan nama Organisasi Kemasyarakatan. Bentuk organisasi ini digunakan sebagai lawan dari istilah partai politik. Ormas dapat dibentuk oleh kelompok masyarakat berdasarkan beberapa kesamaan kegiatan, profesi dan tujuan fungsi, seperti agama, pendidikan, budaya, ekonomi, hukum dan sebagainya. Ormas merupakan peran serta masyarakat dalam melaksanakan pembangunan untuk memajukan kehidupan yang berkeadilan dan kemakmuran.

Pada saat ini, cara mendirikan Ormas atau Organisasi kemasyarakatan terlebih dahulu, setelah banyak massa lalu buat parpol atau partai politik sangatlah favorit bagi kalangan Elit politik saat ini. Para elit Politik berdalih pendirian Partai politik

73 Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara yang lahir karena pendirian Ormas sebelumnya hanya untuk melakukan perubahan yang lebih baik. Sekarang seakan akan menjadi tren situasi kondisi politik indonesia saat ini, kalau mau buat partai politik sebelumnya buat Ormas atau Organisasi kemasyarakatan yang mempunyai basis banyak massa lalu setelah banyak massa yang tertarik di dalamnya dibentuknya partai politik untuk mempermudah dalam pengenalan masyarakat atas parpol tersebut.

“Ormas perindo tetap ada, tidak hanya di sumut tapi nasional pun tidak pernah di bubarkan, hanya dari ormas perindo di telurkan kesepakatan bahawa perjuangan untuk meweujudkan visi misi dan agenda indonesia sejahtera tadi harus dilakukan dalam koridor sistem ketetanegaraan, bahwa untuk melaksanakan dan masuk dalam kanca politik praktis. Maka sebagian kepengurusan ormas perindo kemudian menginisiasi terbentuknya partai, yang akhirnya dinamakan partai perindo. Sebagian lagi tidak bergabung dengan partai namun masih bertahan sebagai kader dan pengurus ormas perindo, demikian juga di sumut, dan sampai saat ini saya dan teman teman pun masi berstatus sebagai pengurus ormas perindo di sumut.”74

Menurut Rudi Zulham Hasibuan dalam pernyataannya menjelaskan bahwa Ormas tetap, jadi seperti yang saya terangkan bahwa ormas perindo memang yang duluan didirikan oleh Bapak Hary Tanoe, ormas Persatuan Indonesia. Nah, dalam perjalanannya tentu ormas saja sesuai dengan cita-cita Pak Hary Tano ingin melakukan perubahan Indosesia kan ormas itu tidak bisa untuk misalnya untuk caleg untuk yang lain, kan harus partai. Jadi kita sama-sama mengetahui bahwa partai adalah air matanya Indonesia, produk-produk dari partailah yang bisa memimpin Negara ini. Oleh karena itu, secara keseluruhan semuanya harus memiliki partai. Dengan demikian bahwa forum perkembangannya, ormas yang sudah terbentuk seluruh Indonesia ini bukan berarti dirubah menjadi partai. Anggaran dasar anggaran rumah tangganya bukan berarti merubah menkumhamnya ormas berubah menjadi partai Perindo.

74 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra, Via Whats app Tanggal 25 Maret, Pukul 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara “Tapi memang dilahirkan dua, kemudian ketum membuat partai. Setelah membuat ormas, ketum membuat partai, jadi bukan dirubah ormas menjadi partai. Tapi justru dua kali bentuk, dibentuk ormas, setelah terbentuk ormas dalam perkembangannya oh ternyata butuh partai, ketum membentuk partai Perindo.”75

Kelahiran Partai Perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari Ormas Perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan berbudaya. Partai Perindo dengan jargon bersatu memimpin bangsa setidaknya harus mampu memberikan jawaban atas kegundahan publik selama ini, utamanya apatisme rakyat akan keberadaan partai politik. Partai Perindo berdiri murni lahir dari dan oleh nafas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki kesejahteraan Indonesia lebih baik dan mampu benar benar menjalankan fungsi partai politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang sudah ada saat ini. Oleh karena itu, sejak 7 Februari melalui deklarasi Partai Perindo, sejarah baru kehidupan partai politik mulai ditorehkan seraya menegaskan arah politik kesejahteraan yang menjadi pilihan perjuangan partai Perindo.

“Kalau untuk pengurusan dari Ormas ke Partai itu berbeda, hanya Cuma beberapa orang yang dari Ormas dulu masuk ke partai, karena kenapa karena Ketua Partai kan dari Kadin jadi berbeda bidang jadi kebanyakan 80% itu orang orang Kadin dan sisanya orang Ormas dulu, jadi kebanyakan memang pengusaha yang masuk di dalam Partai Perindo, karena di Ormas kan sebagian besar ada PNS juga kemaren itu yang gabung jadi kan gak mungkin mereka gabung ke partai karena kan ada undang undang yang melarang itu.”76

75 Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret, Pukul 09:32 WIB. 76 Wawancara dengan Wakil Ketua Pemuda Perindo Sumatera Utara Ahmad Iskandar di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara Pada Tanggal 20 Desember 2016 Pukul 10:11 WIB. pendapat serupa juga dijelaskan oleh Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan Di kaantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret 2017 Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai baru bukan sekadar menambah jumlah akan tetapi bermakna baru dari segi kualitas. Partai Perindo menjadi partai baru tidak berganti dalam wajah saja, melainkan baru juga dalam memberikan warna, platform perjuangan, misi dan program program yang berkualitas untuk Indonesia masa depan. Pendirian partai politik yang berkualitas setidaknya mensyaratkan perencanaan menyeluruh disertai muatan sumber daya manusia yang menggerakkan organ partai itu sendiri, yang kita kenal dengan sebutan kader. Pada bagian inilah kerap sejumlah partai politik di Indonesia kurang memberikan perhatian serius, di mana kader sesungguhnya menjadi kunci penting dalam melahirkan partai yang berkualitas. Partai Perindo khususnya daerah Sumatera Utara dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh sebagai suatu kelompok orang yang terorganisir secara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar dan dalam diri seorang kader melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas partai secara keseluruhan.

Kader partai Perindo adalah pelopor, inspirator, motivator, dan mediator bagi individu, lingkungan, dan masyarakat bangsanya sehingga kaderisasi menjadi ujung tombak partai yang harus diprioritaskan dengan bertumpu pada tiga hal yaitu pengetahuan dasar yang dimiliki, mampu memberikan solusi konstruktif atas berbagai permasalahan, dan tentunya berkiprah menghasilkan karya yang bermanfaat. Kualitas berikutnya, yang berkaitan dengan proses rekrutmen anggota dan pengurus partai secara terbuka. Salah satu perbedaan Partai Perindo yang harus ditampilkan adalah kemampuannya membangkitkan kesadaran politik warga negara (khususnya anak anak muda) serta ikut ambil bagian dalam aktivitas kepartaian.

Kesejahteraan yang belum sepenuhnya diakui maupun diakomodasi oleh partai politik selama ini ibarat pekerjaan rumah yang belum tuntas diselesaikan untuk bisa diwadahi dalam Partai Perindo. Bangsa yang besar ini telah sejak lama kokoh kuat di atas keberagaman dengan nilai nilai budaya luhur dan sangat menghormati

Universitas Sumatera Utara perbedaan. Oleh karena itu, dengan pijakan ragam latarbelakang serta suku, agama, ras yang berbeda beda tanpa memilah dan memilih status ekonomi/sosial, Partai Perindo harus menjamin sepenuhnya perlakuan dan kesempatan yang sama bagi seluruh warga negara untuk bergabung. Keluarga besar Partai Perindo tidak membedakan antara orang orang yang berlatarbelakang korporasi (MNC Group) dengan orang orang yang berlatarbelakang ormas, aktivis, maupun akademisi.

Kekuatan besar yang sangat bisa bersinergi saling menguatkan bila dikelola oleh sistem rekrutmen dan manajemen partai yang cerdas sehingga wajah Partai Perindo tampil utuh sebagai partai politik representasi denyut nadi rakyat. Kesan umum publik terhadap partai politik yang hanya dimiliki oleh sekelompok elit/petinggi partai, merangkul dan mengakomodir kepentingan tertentu saja bahkan cenderung pragmatis hendaknya bisa ditepis sejak dini dan terbantahkan oleh sistem rekrutmen partai Perindo yang terbuka. Anggota dan pengurus adalah kader partai yang tidak boleh berjarak dengan masyarakat. Mereka harus mampu menampung keluh kesah, merespons aspirasi rakyat yang memerlukan solusi cepat sehingga tidak ada kesan Partai Perindo tidak pro rakyat.

Membuat terbilang lebih mudah ketimbang mempertahankan dengan demikian Partai Perindo sebagai pendatang baru di antara para senior partai politik lainnya, berhadapan dengan tantangan besar dunia perpolitikan. Mesin Partai Perindo dalam hal ini manajemen organisasi dan kepemimpinan menjadi kunci utama dalam menghadapi tantangan, ujian, dan eksistensi partai ditengah masyarakat. Kualitas partai yang tadi sudah terbangun akan mencerminkan kader yang memiliki integritas dan kompetensi. Kader kader partai inilah yang nantinya akan terus berada di garda terdepan merespons permasalahan bangsa dan hadir pro rakyat.

Tantangan berikutnya adalah konsistensi dan fokus perjuangan Partai Perindo pada politik kesejahteraan, yang sama artinya dengan konsisten dan fokus berjuang melalui daerah daerah. Dewan Pimpinan Daerah yang tersebar di seluruh Indonesia sudah barang tentu menjadi tumpuan partai dalam menyosialisasikan dan

Universitas Sumatera Utara menjalankan program kerja partai sekaligus menggerakkan masyarakat agar menjadi lebih sejahtera. DPD melalui koordinasi dengan DPW dan DPP akan menjadi medan pertama implementasi kebijakan dan program Partai Perindo yang pro terhadap kesejahteraan rakyat di daerah. Berhasil atau tidaknya DPD memberikan hasil nyata yang bisa dirasakan rakyat serta merta, akan menjadi parameter keberhasilan partai secara keseluruhan. Hasil kerja nyata Itulah yang menjadi jawaban untuk eksistensi partai. Selain tantangan di atas, Partai Perindo juga dituntut mampu menerjemahkan fungsi partai politik sebagai sarana komunikasi dan sosialisasi politik. Pilihan Partai Perindo mengusung politik kesejahteraan tentunya berkorelasi dengan sejauh mana kebijakan kebijakan pemerintah dalam menyejahterakan rakyatnya.

“Pemandatan dan penunjukan dari ketua umum ormas dan partai perindo dalam hal ini bapak hari tanoesoedibjo karena ini untuk pertama kalinya, jadi belum dipilih dalam mekanisme musyawarah wilayah.”77

Elit lokal yang berada di daerah Sumatera Utara yang mendukung pendirian Partai Persatuan Indonesia atau Perindo dari organisasi kemasyarakatan Perindo khususnya di Sumatera Utara yaitu seperti Syafril Nasution, Armin Gultom, Arya Sinulingga, Effendy Syahputra dan lain lain. Tokoh tokoh Sumatera Utara tadi adalah tokoh dari organisasi kemasyrakatan Perindo yang mendukung berdirinya partai perindo secara nasional. Oleh karena itu, aktor atau elit dari transformasi perubahan organisasi kemasyarakatan perindo menjadi partai politik untuk daerah Sumatera Utara adalah elite lit yang berada di organisasi kemasyarakatan perindo sebelum terbentuknya partai Perindo di Sumatera utara. “Partai Perindo itu justru memang tokoh-tokoh di DPP itu banyak juga orang Sumut. Maksudnya yang di Perindo di DPP ditingkat nasionalnya yang misal wakil ketua bidang organisasi itu Bapak Syafril Nasution ya dia itu kan dulunya orang Sumut, wakil ketua bidang kader anggota organisasi Bapak Armin Gultom, yaitu dulunya memang dia orang Sumut, tapi sekarang uda jadi pengurus di DPP, ada juga sekarang di bagian media Arya Siulingga, nah itu juga kan orang Sumut, nah kalau Efendi yang tadinya ketua ormas Sumut menjadi ketua DPP Pemuda Perindo jadi

77 Wawancara dengan Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan, pendapat serupa juga dijelaskan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra via whastapp, tanggal 25 Maret 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara di sayap bukan di partainya. Jadi tokoh-tokoh Sumut itu sebenarnya bukan dari luar, tapi dia memang orang Perindo dari awal. Jadi, pembentukan di Sumut ini bukan karena pengaruh dari luar, justru orang Sumut yang ada di Perindo yang tadinya dia di ormas Perindo menyeleksi untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua DPW Sumutnya, jadi bukan dari luarnya yang mendesak untuk dibentuknya partai DPW Perindo di DPW Sumut.”78

3.2 Peranan Elit Lokal Dalam Pendirian Partai Perindo Sumatera Utara.

Sebagai Negara Demokrasi baru, tantangan yang dihadapi Indonesia sangat kompleks. Disatu sisi, tantangan itu masih banyak terkait dengan aspek aspek dasar kehidupan berbangsa dan bernegara seperti pelembagaan institusi institusi sosial, politik, dan ekonomi. Demikian juga dengan hal hal dasar dalam kehidupan rakyat seperti layanan publik dasar berupa penyediaan lapangan kerja, penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, tersedianya infrastruktur perhubungan, layanan dasar kesehatan, dan sebagainya. Disisi lain, Indonesia harus siap menghadapi tantangan kehidupan dan politik abad ke 21 dan setelahnya, yang ditandai oleh persaingan yang makin ketat sekaligus kaburnya batas batas antar negara. Dengan kata lain, untuk bisa menjawab tantangan tantangan baru tersebut Indonesia memerlukan transformasi, yakni perubahan dan penyesuaian kerangka institusional pada lingkup internal Negara. Tanpa adanya perubahan dan penyesuaian kerangka institusional internal, bisa dipastikan, Indonesia tidak akan memiliki kemampuan kompetitif untuk bisa menjadi pemenang di dalam kompetisi global dewasa ini. Sebab, kerangka kelembagaan dan aturan normative yang ada dewasa ini merupakan hasil dari upaya upaya transformasi terdahulu untuk menjawab masalah masalah kontekstual pada masanya. Transformasi atau pembaruan dan perubahan adalah cara paling baik untuk memastikan sebuah institusi besar bernama Negara tetap relevan dan sanggup berevolusi menjadi lebih kuat.

78Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara, Tanggal 23 Maret Pukul: 09:32 WIB

Universitas Sumatera Utara Menurut Pareto secara prinsip menyatakan pendapat bahwa disetiap sistem masyarakat baik struktur masyarakat yang masih bersifat tradisional maupun tatanan masyarakat modern, pasti ditemukan sekelompok kecil minoritas individu yang memerintah anggota masyarakat lainnya. Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit adalah orang orang yang berhasil yang mampu menduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat. Komponen dari elit non politik lokal adalah seseorang atau individu yang menduduki jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Elit non politik ini seperti: elit keagamaan, elit organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan serta profesi dan lain sebagainya. Perindo hendaknya membuat terobosan terobosan melalui programnya yang langsung bersentuhan dengan masyarakat yakni melalui faktor sosiologis, ekonomi politik dan psikologis. Elit lokal mempunyai peran yang cukup signifikan dalam mewujudkan pemerintahan yang demokratis dan mendorong demokratisasi di tingkat lokal. sekaligus untuk menumbuhkan kesadaran dan memberikan pemahaman demokrasi kepada masyarakat yang lebih luas. Elit lokal merupakan orang perorangan atau aliansi dari orang yang dinilai pintar dan mempunyai pengaruh di dalam masyarakat, misalnya para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan orang orang yang mempunyai kemampauan finansial yang relatif tinggi dibanding masyarakat umum atau dengan kata lain elit lokal diartikan sebagai elit non politik .

“Dimulai dari tujuan pak HT melihat kondisi bangsa, melihat kondisi kesejahteraan Bangsa, beliau memulai karir politiknya dipartai Nasdem, kemudian pak HT komitmen dengan ucapannya dan beliau melakukan komunikasi dengan ketum partai nasdem bahwa ini wadah generasi muda, yang selain yang generasi mudah menjadi yg mengayomi kemudian, namun ketika komitmen itu tidak bisa di jalankan lagi oleh ketum partai itu, pak HT komit keluar, kemudian diikuti yang satu pemikiran dengan pak HT kemudian tanggal 23 februari 2013 dideklarasikan Ormas yang dihadiri pak Yusril , Wiranto dll. Ormas ini didirikan sebagai wadah bagi generasi mudah, yang selama ini tertahan, kemudian didirikan lah dulu Ormas dan kader kader Perindo yang ingin mencaleg kemudian pak HT

Universitas Sumatera Utara melihat peluang untuk begabung ke hanura kemudian pak HT didaulat sebagai Ketua Bapilu Hanura, kemudian pak HT menyampaikan kepada masyarakat, perindo ini akan tetap jadi ormas jika hasil pemilu 2014 itu paling tidak mewujudkan tujuan dari Perindo ini, ada nama nama caleg yang masuk bung effendi syahputra caleg no 2 sumut 1, syafril nasution dapil sumut 3 no 1, arimin gultom dari sumut 2, nah ketika hasil sudah keluar hanura 5,6 kemudian ada yang membilang karena ketua bapilu yang menyebabkan, kemudian dilakukan mukernas Ormas Perindo dibulan Mei 2014, yang mana keputusannya di bentuk tim kecil untuk melakukan transformasi Ormas Perindo menjadi Partai Politik, alhamdulillah sudah di bentuk DPW DPW diseluruh Indonesia, memang ada penolakan penoilakan oleh kader Perindo yang tergabung pegawai negeri, namun sebagian besar setuju terhadap upgrading, namun pada tanggal 8 oktober 2014 Perindo resmi terdaftar, jadi hari jadi 8 Oktober, nah itu hari pendaftaran, dideklarasikan 7 Febuari 2015.”79

Namun, Partai Perindo tidak harus masuk dalam ranah dukung mendukung, setuju atau tidak setuju dengan kebijakan pemerintah tersebut melainkan berfungsi sebagai pemberi solusi alternatif kebijakan. Partai ini dibentuk salah satunya melihat potret kemiskinan yang terus bertambah dan kesejahteraan yang belum juga dinikmati oleh rakyat sehingga kehadirannya harus dipastikan sebagai solusi dengan tawaran alternatif kebijakan yang lebih tepat bagi pemerintah. Partai Perindo bersatu bersama rakyat membangun Indonesia sejahtera. Strategi pendirian partai politik (parpol) dengan mengawalinya melalui pembentukan organisasi kemasyarakatan (ormas) bukanlah suatu hal yang baru. Pada demokrasi parlementer sebut saja pendirian Partai Nasional Indonesia (PNI) yang berasal dari kelompok belajar, lalu pendirian Partai Serikat Islam Indonesia (PSII) yang berasal dari Serikat Islam (SI) dan pendirian Partai Komunis Indonesia (PKI) yang berasal dari Indiche Sosial Demokratische Vereniging (ISDV).

Pada saat ini, ideologi parpol masih kentara, mereka terbagi menjadi 3 golongan yakni Nasionalis, Religius dan Kelas. Sedangkan, pada orde baru, Golkar yang mengikuti pemilihan umum (pemilu) dan mendapat perlindungan dari penguasa pun

79 Wawancara dengan Mantan Wakil Sekretaris I Ormas Perindo Sumatera Utara dan sekarang menjabat Wakil Sekretaris I DPW Partai Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi. Di DPW Partai Perindo Sumatera Uttara Tanggal 20 Desember 2016, Pukul 11:25 WIB.

Universitas Sumatera Utara dibentuk dari Kelompok Induk Organisasi (Kino) yang merupakan wadah dari ormas yang menghimpun hampir seluruh stratafikasi masyarakat yang ada. Pada era ini kekuatan ideologi dari parpol seakan samar, karena ekonomi dan pembangunanlah yang menjadi panglima, ditengah sistem otoritarian. Pada Reformasi, pendirian Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berasal dari Nahdatul Ulama (NU), lalu pendirian Partai Amanat Nasional (PAN) berasal dari Muhammadiyah dan pendirikan Partai Hanura berasal dari Perhimpunan Kebangsaan. Kemudian yang terbaru adalah pendirian Partai NasDem yang diawali dengan membentuk Ormas Nasional Demokrat (OND).

Dalam sirkulasi elit, konflik bisa muncul dari dalam kelompok itu sendiri maupun antarkelompok pengusaha maupun kelompok tandingan. Sirkulasi elit menurut Pareto terjadi dalam dua kategori yaitu: Pertama, pergantian terjadi antara kelompok kelompok yang memerintah sendiri, dan Kedua, pergantian terjadi di antara elit dengan penduduk lainya. Pergantian model kedua ini bisa berupa pemasukan yang terdiri atas dua hal yaitu Pertama, individu individu dari lapisan yang berbeda kedalam kelompok elit yang sudah ada. Kedua, Individu individu dari lapisan bawah yang membentuk kelompok elit baru dan masuk kedalam kancah perebutan kekuasaan dengan elit yang sudah ada.80

Secara umum, elit merupakan sekelompok orang yang menempati kedudukan kedudukan tinggi. Dalam arti yang lebih khusus, elit juga ditunjukkan oleh sekelompok orang terkemuka dalam bidang bidang tertentu dan khususnya kelompok kecil yang memegang pemerintahan serta lingkungan dimana kekuasaan itu diambil. Dengan demikian, konsep tentang elit cenderung lebih menekankan kepada elit politik dengan merujuk pada pembagian elit penguasa dan elit yang tidak berkuasa yang mengarah kepada adanya kepentingan yang berbeda.

Agar krisis kepercayaan terhadap parpol, tidak terjadi juga pada Ormas maka yang dibutuhkan sekarang adalah ormas yang mampu mempraktikan ideologinya dengan program yang tepat sasaran, kader berkualitas dan waktu yang terukur untuk

80 S. P. Varma. Ibid.

Universitas Sumatera Utara melakukan perubahan. Terlebih bagi Ormas baru, yang tentunya masih diharapkan oleh sebagian masyarakat yang semakin sedikit jumlahnya dibandingkan dari sebelumnya, untuk dapat membangun budaya baru. Mengingat Ormas mempunyai kecenderungan sebagai embrio dari pendirian parpol, budaya baru yang dimaksud tentunya adalah budaya politik.

Tipe budaya politik partisipan lah yang dimana individu individu bersikap aktif dan terlibat dengan sistem secara utuh melalui proses input maupun output dalam sistem politik yang diperlukan oleh ormas baru untuk mengedepankan substansi demokrasi. Ini lah yang akan menjadi mata air yang dihasilkan ormas untuk parpol yang kini seperti tanah yang gersang. Persatuan Indonesia (Perindo) sebagai ormas baru yang dideklarasikan oleh Hary Tanoe, Ahmad Rofiq, kawan kawan aktifis beserta lapisan masyarakat lainnya, kiranya dapat dijadikan sebagai wadah mengabdi kepada masyarakat dan wadah berpolitik yang mengedepankan budaya partisipan dengan idealisme dan semangat kaum muda. Dengan maksud agar tidak mengalami nasib yang sama seperti OND atau Partai NasDem. Ahmad Rofiq sedari dini mengatakan bahwa Perindo nantinya akan menjadi Parpol. Dengan kejujuran seperti ini belum cukup dapat dijadikan bekal untuk membangun budaya politik baru. Dan belum cukup juga apabila Perindo sekedar membuat pengandaian yang sama seperti ormas ormas atau partai partai yang ada melalui platform yang dapat dibedakan hanya melalui redaksinya semata.

“Inisiasi pembentukan partai tentu melibatkan orang orang generasi awal dari pendirian ormas dan beberapa pengurus ormas perindo sumut yang bergabung ke partai tentu salah satunya adalah saya sendiri sebagai ketua ormas perindo sumut yang ketika itu di daulat untuk masuk dalam kepengurusan pusat sebagai wasekjend bidang politik dan komunikasi media.”81

81 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra Via Whatsapp, Tanggal 25 Maret 2017, Pukul 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara Perubahan Organisasi kemasyarakatan (Ormas) menjadi partai politik (Parpol) itu dikarenakan untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Karena hanya partai politik (Parpol) sebagai sarana politik yang menjembatani elit elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bercirikan mandiri dalam hal finansial, memiliki platform atau haluan politik tersendiri, mengusung kepentingan kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik untuk merubah negara ini menjadi lebih baik. Perubahan dari Organisasi Kemasyarakatan (Ormas) menjadi partai politik demi kepentingan golongan, populer dan bangga mengisi jabatan penting tapi memang berubah untuk Indonesia.

“secara eksistensi memang kita pasif karena memberi kesempatan kepada partai untuk melaksanakan tugas tugas politiknya mengawal agenda yang pernah digaungkan ormas perindo itu sendiri dan kalau kantornya masi melekat dengan kantor partai perindo”82

Elit politik merupakan individu individu yang memiliki keistimewaan dalam pemahaman, pemaparan, dan pengalaman mengenai sistem kekuasaan selain itu, elit politik juga merupakan individu yang telah mendapat pengakuan dari masyarakat sebagai suatu minoritas yang memiliki status sosial dalam peran dan fungsinya di tengah masyarakat. Sehingga dengan kedudukan yang istimewa inilah kemudian elit menjadi faktor penentu yang berperan dalam mendorong dan mempengaruhi partisipasi politik masyarakat.

Partisipasi politik elit politik masyarakat di Indonesia berdasarkan intensitasnya terbagi dalam tiga bentuk yakni sebagai pengamat, partisipan, dan aktivis. Masyarakat sebagai pengamat ditunjukkan dalam bentuk pemberian suara.Sedangkan elit politik masyarakat sebagai partisipan ditunjukkan dalam bentuk menjadi peserta kampanye, juru kampanye, saksi dalam pemilu, mencalonkan diri sebagai anggota legislatif, dan terlibat dalam diskusi diskusi informal. Dan elit politik masyarakat

82 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra, Via Whatsapp Tanggal 25 Maret 2017, Pukul 21:08 WIB

Universitas Sumatera Utara sebagai aktivis yaitu menjadi panitia penyelenggara pemilu dan menjadi pengurus partai politik. Adapun seberapa besar seseorang (aktor) berpengaruh pada pembuatan kebijakan dipengaruhi beberapa faktor di antaranya: minat pada politik, pengetahuan dan pengalaman politik, kecakapan dan sumber daya politik, partisipasi politik, kedudukan politik serta kekuasaan politik

Adapun yang mendorong elite politik atau kelompok kelompok elite untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah Karena ada dorongan kemanusiaan yang tidak dapat dihindarkan atau diabaikan untuk meraih kekuasaan. Politik merupakan permainan kekuasaan dan para individu menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi serta penanaman nilai nilai guna menemukan ekspresi bagi pencapaian kekuasaan tersebut. Keinginan berebut kekuasaan dan berusaha memperbesar kekuasaan yang menyebabkan terjadinya pergumulan politik antar elite di dunia politik.

Elit politik sering kali memainkan peran yang amat menentukan. Pernyataan elit politik bisa membius emosi dan pikiran konstituennya. Elit politik juga mampu menggerakkan kehidupan demokrasi pemerintahan. Selain itu elit politik juga mampu melakukan intervensi intervensi terhadap segala kebijakan yang dibuat oleh pemerintahan. Elit partai politik merupakan kelas penentu yang memiliki kemampuan tertentu dalam melakukan penggalangan massa untuk menjadi pendukung suatu partai politik. Sistem demokrasi yang memberi peran besar bagi partai politik memang tidak salah, karena di negara negara maju dan sejahtera, partai politiklah yang silih berganti memerintah. Partai politik dijadikan wadah mencetak pemimpin pemimpin bangsa, seperti itulah mekanismenya. Seharusnya, kekuasaan dan wewenang yang besar itu, harus diikuti dengan tanggung jawab yang menyertainya, sehingga peran partai politik dipercayai oleh masyrakat. Elit partai politik adalah orang orang pilihan yang mempunyai kemampuan dan kapasitas untuk memimpin dan menjalankan kontrol politik. Elit partai politik juga merupakan kelompok kecil yang menentukan arah kehidupan negara. Besarnya

Universitas Sumatera Utara tuntutan terhadap peranan elit untuk dapat mentransformasikan nilai nilai ideal demokrasi dalam masyarakat menjadi kenyataan empiris terutama dalam negara yang menganut demokrasi dan dengan kultur partai politik yang kuat seperti Indonesia, adalah suatu kewajiban bagi partai politik untuk dapat memilih dan menempatkan kadernya secara selektif. Oleh karena itu, mekanisme rekrutmen elit menjadi salah satu faktor terpenting dalam proses pembentukan pemerintahan organisasi yang aspiratif. “Penolakan gak ada, tapi dari internal ada Ketua Ormas di DPD Kota ada yang Pegawai Negeri di Serdang Bedagai ketua bpn dan ada Ketua Ormas yang pada saat itu komisaris KPU contoh di samosir si Fernando Sitanggang, artinya ketika ini bertranformasi menjadi partai politik mereka harus mundur mau ikut atau lepas jabatan atau kalau tetap kan gak mungkin, karena Perindo ini menurut pemahaman saya tranformasi ini kan udah gak ada, seperti kecebong yang bertranformasi menjadi katak kan kecebong nya uda gak ada. Beda seperti Nasdem, kalau Nasdem masih ada.”83

Kemampuan elit lokal dalam mempengaruhi masyarakat dikarenakan oleh beberapa hal yaitu, pertama mereka memiliki kekuasaan informal yang diakui dan dihormati oleh masyarakat. Elit lokal secara umum memiliki pengetahuan dan wawasan yang cukup luas dibanding dengan kebanyakan masyarakat. Akses informasi media baik cetak maupun elektronik, melalui tayangan media itulah mereka bisa mengakses isu isu reformasi dan juga akses pendidikan. Namun peran strategis dari elit lokal untuk menjadi corong demokratisasi, menjadi sangat dilematis, ketika mereka berafiliasi dengan kepentingan kepentingan politik yang ingin mendapatkan konstituen pemilu, terutama dalam Pilkada langsung, demi kepentingan kelompok atau golongan. Kondisi ini sebenarnya bisa dianggap sebagai sesuatu yang wajar dan bentuk dari partisipasi elit lokal dalam berdemokrasi. Tetapi yang menjadi masalah ketika elit lokal memanfaatkan kekuasaannya untuk memonopoli masyarakat atau masa politik dengan mengarahkan pada pilihan tertentu. Selain itu banyak juga terjadi

83 Wawancara dengan Mantan Wakil Sekretaris I Ormas Perindo Sumatera Utara dan sekarang menjabat Wakil Sekretaris I DPW Partai Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi. Di DPW Partai Perindo Sumatera Uttara Tanggal 20 Desember 2016, Pukul 11:25 WIB.

Universitas Sumatera Utara kerusahan kerusahan ditingkat lokal yang dipacu oleh provokasi elit lokal. Disinilah terjadi patahan patahan antara peran yang seharusnya dengan peran yang senyatanya, sehingga terjadi kemandekan kemandekan dalam proses demokratisasi di daerah. Dari uraian tersebut menarik untuk dikaji dalam makalah ini yaitu melihat bagaimana peranan elit lokal dalam proses demokratisasi di daerah, terutama dalam Pilkada langsung. Elit lokal merupakan orang perorangan atau aliansi dari orang yang dinilai pintar dan mempunyai pengaruh di dalam masyarakat, misalnya para tokoh masyarakat, pemuka agama, dan orang orang yang mempunyai kemampauan finansial yang relatif tinggi dibanding masyarakat umum atau dengan kata lain elit lokal diartikan sebagai elit non politik. Memang agak sulit untuk membedakan defenisi elit secara konseptual dan perlunya terminologi yang lebih cermat, dan ini sudah menjadi perdebatan panjang antara berbagai intelektual yang memberikan perhatian pada elit. Elit lokal didefinisikan sebagai elit yang tidak memerintah tetapi memiliki pengaruh dalam masyarakat lokal dan elit politik diartikan secara fungsional sebagai elit yang memerintah. Otonomi daerah sebagai amanat dari reformasi disambut cukup antusias oleh masyarakat lokal. Ada banyak harapan dan keinginan yang mereka sandarkan pada otonomi darah, meningkatnya pembangunan daerah dan juga pengingkatan ekonomi dan kesejahteraan. Inilah mimpi mimpi dari agenda desentralisasi dan implementasi otonomi daerah. Respon positif sangat nampak dari kalangan elit elit lokal. Perkembangan demokratisasi melalui desentralisasi dan otonomi daerah, munculnya semangat lokalitas dan kedaerahan bisa memberikan sumbangan yang positif bagi pembangunan daerah. Banyak sekali sumbangan dan respon positif dari elit lokal terhadap proses demokratisasi tersebut. Pada dasarnya semua elit lokal merespon dinamika politik dengan mengambil peran sambil membenahi dan meningkatkan sumber daya manusia baik secara formal maupun non formal. Perkembangan kehidupan demokrasi diaras lokal sangat ditentukan oleh peran elit elit lokal. Tidak dapat dipungkiri mekanisme perubahan sistem pemerintahan dari

Universitas Sumatera Utara sentralisasi ke desentralisasi, yang hampir berlangsung selama 10 tahun dengan berbagai kemajuan, elit lokal mempunyai andil didalamnya. Gerak nyata dari respon berwujud perilaku atau tindakan tindakan yang mendukung upaya demokratisasi dan pembangunan ditingkat lokal. Tidak heran modal sosial yang ada dalam masyarakat lokal digunakan oleh politisi, elit lokal dalam memenuhi kepentingan pemilihan pimpinan partai politik di daerah. secara logika maka modal sosial seperti, munculnya identitas, suku, agama, ras, budaya, dll, yang tentunya merupakan elemen elemen politik yang tidak bisa dihindari harus bersentuhan dengan persoalan politik. Tetapi yang menjadi titik fokus yaitu elit lokal dijadikan tameng politik dengan muatan yang tidak logis, tetapi rasional bagi elit yang mempunyai kepentingan, memperjuangkan apa yang diinginkan. Tidak heran elit elit lokal seperti tokoh adat, kepala suku, agama, dijadikan sebagai tameng demi memuluskan kepentingan dalam kebesaran partai di daerah daerah. Bagi penulis tidak salah jika modal sosial seperti disebutkan diatas dijadikan, dipakai sebagai alat politik, seperti dijelaskan diatas. Elemen politik harus dipergunakan secara santun, baik, cerdas, bagi kepentingan masyarakat. Nilai nilai dihormati dengan baik, tanpa diintervensi esensi nilainya. Elit merupakan seseorang yang menduduki jabatan jabatan politik (kekuasaan) di eksekutif dan legislatif yang dipilih melalui pemilihan umum dan dipilih dalam proses politik yang demokratis ditingkat lokal. Mereka menduduki jabatan politik tinggi ditingkat lokal yang membuat dan menjalankan kebijakan politik. Elit politiknya seperti Gubenur, Bupati, Walikota, Ketua DPRD, dan pimpinan pimpinan partai politik. Oleh karena itu, alam menganalisa kedudukan elit dalam masyarakat, elemen yang perlu di perhatikan adalah konsep kekuasaan. Hal ini disadari bahwa elit dan kekuasaan merupakan dua variable yang tidak dapat dipisahkan, karena elit adalah merupakan sekelompok orang yang memiliki sumber sumber kekuasaan dan sebaliknya. Kekuasaan merupakan salah satu unsur terbentuknya elit. Upaya penyederhanaan partai politik atau upaya mengurangi jumlah partai politik di parlemen memiliki sejumlah langkah perekayasaan, yang hendak dilakukan yakni Pertama, mempersulit syarat pendirian partai politik melalui Kemenkumham

Universitas Sumatera Utara (yang memang sudah sulit dan berbiaya mahal). Kedua, mempersulit syarat partai politik yang ada menjadi peserta pemilu (yakni merubah syarat memiliki kepengurusan di 75% jumlah kabupaten/kota menjadi 100% kabupaten/kota, dan 50% kecamatan di tiap kabupaten kota dengan memastikan adanya kantor kepengurusan). Ketiga, menaikkan electoral dan parliamentary threshold untuk menyaring partai politik yang bisa ikut pemilu maupun mendapatkan kursi di parlemen, dengan menetapkan ambang batas minimal perolehan suara dalam pemilu lebih tinggi dari 3,5%, yaitu menjadi 10%. Keempat, mengganti sistem penghitungan suara dan konversi kursi melalui metode kuota yang saat ini menguntungkan partai kecil menjadi sistem penghitungan dengan metode D’hondt84 yang menguntungkan partai besar. Kelima, hingga mendorong argumentasi irasional sekaligus lucu (setidaknya dari beberapa ahli politik) yang mengatakan bahwa ideologi yang eksis di Indonesia hanya tiga yakni nasionalis, agama (religius), dan developmentalism (modern). Para elit politik ini berharap jumlah partai yang sedikit diparlemen akan memudahkan negosiasi politik pemerintah yang berkuasa, karena tidak harus berurusan dengan banyak partai politik. Sebenarnya langkah ini bisa diidentifikasi sebagai upaya oligarki politik mengonsolidasikan diri dalam menguasai sumber daya negara. Oleh karena sedikitnya jumlah atau kuantitas partai politik tidak akan menghilangkan kecenderungan bernegosiasi politik untuk menguasai parlemen (tanpa basis platform, identitas, dan kepentingan ideologi). Partai politik yang ada saat ini tidak berbeda satu sama lain, sehingga jumlah menjadi tidak penting, apakah itu 10 ataupun hanya 5 partai politik diparlemen, bahkan ketika hanya tersisa 3 partai saja. Oleh karena itu, secara sederhana partai yang ada diparlemen saat ini bisa dibuktikan tidak bersandar pada identitas dan kepentingan ideologi yang jelas. Setelah 15 tahun proses demokrasi berjalan, partai partai yang ada kurang efektif dalam menjalankan amanat konstitusi. Warga semakin kecewa dan semakin apatis pada partai politik. Bukti dari kekecewaan itu adalah rendahnya kepercayaan

84 Metode divisor (highest average) yaitu d’hondt dengan metode ini, suara yang diraih setiap partai dibagi berdasarkan angka serial : 1, 2, 3, 4, 5, 6, dan seterusnya. Lihat dalam http ://www.academia.edu/5972593/ Metode_Penghitungan Suara. diakses pada 03 Maret 2016 Pukul 20.08 WIB.

Universitas Sumatera Utara mereka pada partai politik, seperti tercermin dari berbagai hasil survei belakangan ini. Upaya pembenahan yang dilakukan beberapa partai politik untuk merespon sikap apatisme itu tampaknya belum berhasil. Partai partai lama dan baru secara umum mengandalkan seorang tokoh tunggal atau segelintir elit. Partai seperti milik keluarga. Rekrutmen kader dan pemimpin partai sangat bertumpu pada preferensi tokoh tunggal tersebut. Partai kurang mau terbuka dalam rekrutmen putra putri terbaik bangsa. Tidak mengherankan kalau hasil rekrutmennya kemudian kurang memenuhi harapan. “Inisiasi pembentukan partai tentu melibatkan orang orang generasi awal dari pendirian ormas dan beberapa pengurus ormas perindo sumut yang bergabung ke partai tentu salah satunya adalah saya sendiri sebagai ketua ormas perindo sumut yang ketika itu di daulat untuk masuk dalam kepengurusan pusat sebagai wasekjend bidang politik dan komunikasi media.”85

Harus ada terobosan dari situasi ini. Disatu sisi, partai partai yang ada memerlukan dorongan yang kuat untuk memperbaiki organisasi maupun kinerjanya. Disisi lain, kita memerlukan partai politik baru dengan visi, misi, program, manajemen, dan strategi yang berbeda dari kecenderungan partai partai yang ada sekarang. Partai baru ini harus mampu menjawab aspirasi generasi baru yang dalam 10 atau 20 tahun ke depan akan menentukan politik dan kepemimpinan Indonesia. Partai baru ini juga harus menjadi contoh bahwa menjadi partai yang sukses haruslah dengan meninggalkan kebiasaan yang selama ini menjadi praktik umum di partai partai yang sudah ada. Pada Pemilu 2019 mendatang, mayoritas pemilih berasal dari kelompok umur muda, yakni berusia 40 tahun ke bawah. Generasi muda inilah yang akan menentukan kepemimpinan nasional, yang bakal menjadi wakil rakyat (DPR) dan menduduki jabatan jabatan penting di eksekutif. Generasi baru ini cenderung membesar di daerah perkotaan, sejalan dengan semakin besarnya gelombang urbanisasi. Secara umum, generasi baru ini juga lebih terpelajar. Populasi urban dan terpelajar ini punya akses

85 Wawancara dengan Mantan Ketua Ormas Perindo Sumatera Utara Effendy Syahputra Via Whatsapp 25 Maret 2017 Pukul 21:08 WIB.

Universitas Sumatera Utara yang lebih kuat pada media massa. Mereka terekspos ke berbagai berita dan opini, dan cenderung kritis terhadap kondisi politik sekarang. Partai baru harus mampu merespon aspirasi generasi baru ini. “syarat untuk mengikuti pemilu 2019 kan harus lulus verifikasi kpu dan itu bukan hanya partai yang baru melainkan seluruh partai yang telah lolos kemenkumhamnya baik itu partai baru partai lama yang telah lolos kemenkumhamnya, partai berkuasa atau ngak itu akan diverifikasi ulang oleh kpu dan verifikasi kpu itu ada di tahun ini mungkin ada di bulan 7atau bulan8 dan infrasuktur partai secara nasional sudah di bentuk, secara daerah sudah dibentuk secara kab/kota sudah dibentuk secara kecamatan juga sudah di bentuk untuk Sumatera Utara kita standardnya di atas dari KPU di DPW harus 100% dan kalau di kab/kota syarat dari KPU harus 75% dan kecamatan harus 50% namun ketum diatas target itu semua diminta harus 100%, seluruh kecamatan ada kantornya makanya kami ingin melakukan perispan, partai perindo lahir bukan unutk meramaikan peta politik Indonesia tapi pak HT bilang kita lahir untuk jadi pemenang, dan untuk jadi pemenag kita harus 100% kan semakin banyak terbentuk bahkan kita membentuk sampai tingkat DPRt samapai pak HT langsung yang melantik sampai tingkat DPRt tujuannya agar lebih solid”86

Kegiatan elit dalam pendirian Partai Perindo Sumatera Utara diawali dari kegiatan kegiatan yang dilakukan organisasi kemasyaraktan Perindo Sumatera Utara. Kegiatan Ormas Perindo Sumut yakni Pertama, Menjelang acara deklarasi pelantiikan Perindo Sumatera Utara, dilaksanakan kegiatan sosial Donor Darah, Pada Tanggal 14 Mei 2013, di kantor DPW Perindo Sumut, Jl. Abdullah Lubis No.55. Dengan diadakannya kegiatan tersebut, diikuti 100 peserta dan berbagai kalangan profesi. Termasuk beberapa Pengurus Perindo yang akan dilantik, dan Wakil Ketua Umum II DPP Perindo Bapak Amir Gultom, dalam pelaksanan kegiatan sosial tersebut. Kedua, Pengarahan yang diberikan Ketua DPW Perindo Effendy Syahputra. Tentang “Ikhtiarkan persaudaraan untuk persatuan.” Pada Acara Roadshow Ramadhan Minggu, 28 juli 2013 Di Kecamatan Medan Perjuangan. Ketiga, Penyerahan bantuan sembako kepada masyarakat Tapanuli Tengah yang terkena banjir . Keempat, Pengobatan gratis untuk masyarakat Tapanuli Tengah yang terkena

86 Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara Tanggal 23 Maret 2017 Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara banjir. Kelima, Penyerahan secara simbolis bantuan beasiswa dan korban banjir di Tapanuli Tengah.87

Kegiatan yang dilakukan embrio dari Partai Perindo Sumatera Utara yakni organisasi kemasyarakatan Perindo Sumatera utara adalah awal kegiatan yang dilakukan Perindo yang akan berubah menjadi Partai Politik di Sumatera Utara. Peranan dari elit terdahulu dari partai Perindo Sumatera yakni organisasi kemasyarakatan Perindo Sumatera Utara untuk mengenalkan kepada masyarakat Sumatera Utara bahwa Perindo hadir dalam kehidupan sosial politik Indonesia khususnya di Sumatera Utara.

“saya ingin membangun kemandirian Sumatera utara, saya ingin membentuk partai itu di meping semua di daerah justru saya bukan bicara tentang politik waktu saya dijaring karena saya ketua Kadin medan juga, bagi pak hary tanoesudibjo kan tujuannya Indonesia sejahtera, Indonesia sejahtera kan dalam bidang ekonomi, kebetulan saya kan di bidang usaha kemungkinan di situ letak mecing nya kalua masalah partai ad/art semua nya bias belajar apalgi partai perindo kan partai baru dan cara baru berpartai artinya walau yang sudah pengalaman pun harus belajar di aprtai perindo ini karena ketua umum ingin melakukan dengan cara cara yang baru”88

Peranan pendirian partai Perindo dari organisasi masyarakat khususnya di Sumatera Utara yang dilakukan sejumlah elit atau tokoh Sumatera Utara lebih berpengaruh secara nasional. Partai Perindo yang awalnya dari Organisasi Kemasyarakatan mempunyai elit politik yang dominasi berawal dari organisasi kemasyarakatan khususnya dari daerah Sumatera Utara yang dalam Partai Perindo mempunyai jabatan jabatan tinggi dalam Dewan Pimpinan Pusat Partai Perindo.

“Jadi tokoh-tokoh Sumut itu sebenarnya bukan dari luar, tapi dia memang orang Perindo dari awal. Jadi, pembentukan di Sumut ini bukan karena pengaruh dari luar, justru orang Sumut yang ada di Perindo yang tadinya dia di ormas Perindo menyeleksi untuk menentukan siapa yang akan menjadi ketua DPW Sumutnya,

87 Powerpoint aksi kegiatan yang diberikan oleh Mantan Wakil Sekertaris 1 Ormas Perindo Sumatera Utara Joko Soekardi Di DPW Partai Perindo Sumatera Utara Tanggal 23 Maret 2017 Pukul 11:25 WIB. 88 Wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan. Di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara Tanggal 23 Maret 2017 Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara jadi bukan dari luarnya yang mendesak untuk dibentuknya partai DPW Perindo di DPW Sumut. Tapi memang tokoh yang ada tentunya mereka kan harus turun. Ya mungkin pengurus DPP ada yang turun ke daerahnya di Jawa, misalnya dia orang Jawa, Jawa Timur misalnya lalu dia cari tokoh di Jawa Timur atau dia cari siapa yang akan mimpin Jawa Timur, nah begitulah seterusnya.”89

89 Wawancara dengan Ketua DPW Partai Perindo Sumatera Utara Rudi Zulham Hasibuan di Kantor DPW Partai Perindo Sumatera Utara tanggal 23 Maret 2017 Pukul 09:32 WIB.

Universitas Sumatera Utara BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di DPW Partai perindo Sumatera Utara, bahwa Ormas Perindo yang didirikan oleh bapak Hary Tanosudibjo bertujuan untuk bersosialisasi dengan masyarakat mengah kebawah tetapi perjalanan ormas perindo sangat kecil harapan untuk mengubah konsep kemakmuran rakyat kecil yang ada di Indonesia. Sehingga kalangan Elite Ormas Perindo mempunyai Prinsip bahwa Ormas Perindo akan mengembangkan menjadi Partai Perindo yang tentunya itu termasuk elite lokal Perindo Sumut Bapak Effendi Syahputra, Syafril Nasution dan Armin Gultom.

Perubahan Ormas Perindo menjadi Partai Politik Perindo itu dikarenakan untuk merubah sesuatu peraturan melalui kekuasaan politik. Sebab Partai Politik bisa menjalankan kegiatan sosial terhadap masyarakat itu dengan pendekatan yang nyata dan juga partai politik sebagai sarana politik yang menghubungkan elit, elit politik dalam upaya mencapai kekuasaan politik dalam suatu negara yang bertujuan untuk mengubah nasib kepentingan rakyat dalam memakmurkan jalannya roda pemerintahan saat ini. kepentingan kelompok dalam urusan politik, dan turut menyumbang political development sebagai suprastruktur politik untuk merubah negara ini menjadi lebih baik. Perubahan dari Ormas Perindo menjadi partai politik demi kepentingan golongan, popular dan bangga mengisi jabatan penting tapi memang berubah untuk Indonesia.

Secara keseluruhan, Elite lokal Ormas Perindo Sumatera Utara awalnya melakukan kegiatan yang dilakukan Ormas Perindo itu untuk mengenalkan kepada masyarakat bahwa kepedulian sosial tidak hanya dilakukan oleh pihak-pihak pemerintahan tetapi Ormas yang dinaungi oleh Perindo juga membantu masyarakat di

Universitas Sumatera Utara Sumatera Utara ini dalam kepentingan kesenjangan sosial yang ada di Sumatera Utara. Sehingga bermunculan elite-elite kepentingan untuk membesarkan Ormas menjadi Partai Politik, Partai Politik Perindo yang dibentuk oleh Pak Hary Tanoe langsung bertujuan untuk Indonesia Sejahtera dalam bidang Ekonomi, Politik dan Sosial. Dan Elite-elit didalam Ormas Perindo seluruh Indonesia yang termasuk Sumatera Utara menyetujui bahwa Pembentukan Partai Perindo itu akan dibentuk secara berskala Nasional demi mengubah nasib rakyat di Indonesia saat ini. Dan Partai Perindo sudah berdiri di Kab/Kota di seluruh Indonesia sudah terbentuk termasuk DPW Partai Perindo Sumatera Utara yang diketuai oleh Rudy Zulham Hasibuan.

4.2 Implikasi teori

Berdasarkan teori politik modern, yang dikembangkan oleh pareto bahwa elit yang sering di artikan sebagai sekumpulan orang sebagai individu yang superior yang berada dengan masa yang menguasai jaringan jaringan kekuasaan adalah sekelompok yang berada di lingkaran kekuasaan maupun yang sedang berkuasa. Didalam penjelasan di atas membagi stratifikasi masyarakat kedalam dua kategori yaitu:

1. Elit yang memerintah (governing elit), kelas ini terdiri dari individu-individu yang secara langsung atau tidak langsung mengendalikan dan memainkan peranan yang besar. 2. Elit yang tidak memerintah (non-elite), kelas ini terdiri dari individu-individu diluar sirkulasi pemerintah.

Elit sering diartikan sebagai individu-individu yang superior, yang berbeda dengan massa yang menguasai struktur dan jaringan-jaringan kekuasaan atau kelompok- kelompok sosial yang berbeda dalam lingkaran kekuasaan maupun yang sedang melaksanakan kekuasaan. Menurut pareto menyebutkan bahwa elit politik terdiri dari dua komponen yaitu:

Universitas Sumatera Utara 1. Elit politik lokal merupakan individu-individu yang mendukung jabatan politik (Kekuasaan) di eksekutif dan legislative yang dipilih melalui pemilu dan dipilih dalam proses yang demokratis ditingkat lokal, mereka yang menduduki jabatan tinggi tingkat lokal yang membuat kebijakan-kebijakan politik. Elit politik itu seperti: Gubernur, Bupati, dan walikota, pemimpin DPRD, para anggota DPRD dan pemimpin-pemimpin partai politik. 2. Elit non-politik lokal adalah seorang atau individu yang menduduki jabatan strategis dan mempunyai pengaruh untuk memerintah orang lain dalam lingkup masyarakat. Elit non-politik ini seperti elit keagamaan, elit organisasi kemasyarakatan dan kepemudaan serta profesi dan lain sebagainya.

Pareto menyatakan bahwa setiap masyarakat diperintah oleh sekelompok kecil orang yang mempunyai kualitas yang diperlukan dalam kehidupan sosial dan politik. Kelompok kecil itu disebut dengan elit, yang mampu menjangkau pusat kekuasaan. Elit adalah orang-orang yang berhasil yang mampu manduduki jabatan tinggi dalam lapisan masyarakat.

Kelahiran perindo merupakan metamorfosa sekaligus transformasi dari ormas perindo sebelumnya yang mengusung tema besar mewujudkan Indonesia yang berkemajuan, bersatu, adil, makmur, sejahtera, berdaulat, bermartabat, dan berbudaya. Partai Perindo dengan jargon bersatu memimpin bangsa setidaknya harus mampu memberikan jawaban atas kegundahan public selama ini, utamanya apatisme rakyatt akan keberadaan partai politik. Partai Politik berdiri murni lahir dari dan oleh nafas rakyat serta nantinya tumbuh bersama aspirasi rakyat yang menghendaki kesejahteraan Indonesia lebih baik dan mampu benar-benar menjalankan fungsi partai politik sejatinya bukan justru menambah kekisruhan, keruwetan, dan kebingungan masyarakat karena semakin banyaknya jumlah pilihan partai politik di samping yang sudah ada saat ini. Mendirikan partai baru bukanlah satu pekerjaan yang mudah meski alam demokrasi sekarang memberikan jalan dan ruang lebih terbuka. Partai perindo khususnya daerah Sumatera utara dituntut jelas dan tegas menerjemahkan pengertian kader secara utuh sebagai suatu kelompok orang yang terorganisir secara

Universitas Sumatera Utara terus menerus dan akan menjadi tulang punggung bagi kelompok yang lebih besar dan dalam diri seorang kader melekat integral kualitas individu dan juga organisasi yang akan membentuk kualitas partai secara keseluruhan.

Partisipan politik elit politik masyarakat di Indonesia berdasarkan intensitasnya terbagi dalam tiga bentuk yakni sebagai pengamat, partisipan, dan aktivis. Masyarakat sebagai pengamat ditunjukkan dalam bentuk pemberian suara. Sedangkan elit politik masyarakat sebagai partisipan ditunjukkan dalam bentuk menjadi peserta legislatif, dan terlibat dalam diskusi diskusi informal. Dan elit politik masyarakat sebagi aktivis yaitu menjadi panitia penyelenggara pemilu dan menjadi pengurus partai politik. Adapun seberapa besar seseorang (aktor) berpengaruh pada pembuatan kebijakan dipengaruhi beberapa faktor, diantaranya: minat pada politik, pengetahuan dan pengalaman politik, kecakapan dan sumber daya politik, partisipasi politik, keududukan politik, serta kekuasaan politik.

Adapun yang mendorong elit politik atau kelompok kelompok elit untuk memainkan peranan aktif dalam politik adalah karena ada dorongan kemanusiaan yang tidak dapat dihindari atau diabaikan untuk meraih kekuasaan. Politik merupakan mainan kekuasaan dan para individu menerima keharusan untuk melakukan sosialisasi serta penanaman nilai-nilai guna menemukan ekspresi baik pencapaian kekuasaan tersebut, keinginan berebut kekuasaan dan berusaha memperbesar kekuasaan yang menyebabkan terjadinya pengumulan politik antar elit di dunia politik.

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Nama : SABRIZAL

Nim : 110906014

Judul Skripsi : Transformasi Ormas Menjadi Partai Politik ( Studi Tentang Perubahan Ormas Persatuan Indonesia menjadi partai Persatuan Indonesia)

Dosen Pembimbing : Dr. Muryanto Amin, S.Sos, M.Si.

Ormas Perindo

Universitas Sumatera Utara DAFTAR PUSTAKA

Buku

Amal Ichasul, 1996. Teory Mutakhir Partai Politik. Yogyakarta : Tiara Mutiara.

Amal Ichasul. 1998. Teori-Teori Mutakhir Partai Politik Edisi Revisi. Yogyakarta: Tiara wacana

Bagong Suyanto dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagi Alternatif Pendekatan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group.

Budiarjo Miriam. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: Gramedia Pustaka Umum.

Budihardjo Miriam. 1981. Partisipasi dan Partai Politik-Sebuah Bunga Rampai. Jakarta : PT Gramedia, Bungin Burhan. 2008. Penelitian Kualitatif. Jakarta: Kencana.

Firmanzah Ph.D. 2008. Mengelola Partai Politik. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Haryanto. 2005. Mengenal Teori-Teori Politik. Depok: Grasindo.

Hesel Nogi Tangkilisan,2003, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.

I ketut Putra Erawan, Riswanda Imawan dkk.2010. Draft Modul Organisasi dan Manajemen Kepartaian: Bab I Manajemen Sumberdaya Manusia Politik.

Karim Rusli. 1993. Perjalanan Partai Politik Di Indonesia. Jakarta: Citra niaga Rajawali

Koirudin, Partai Politik dan Agenda Transisi Demokrasi, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004 Kantaprawira Rusadi. 2004. Sistem Politik Indonesia. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Mas Mohtar dan Colin Mac Andrew, 1986. Perbandingan Sistem Politik, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Surbakti Ramlan.1992. Memahami Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana

Universitas Sumatera Utara Michael Rush, Phillip Althoff, 2007,Pengantar Sosiologi Politik, Alih Bahasa oleh Kartini Kartono, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Sudijono, Sastroatmodjo. 1995. Perilaku Politik. Semarang: IKIP Semarang Press.

Hesel Nogi Tangkilisan,2003, Kebijakan Publik yang Membumi, Yogyakarta :Yayasan Pembaruan Administrasi Publik Indonesia.

SP Varma. 2001. Teori Politik Modern. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Internet www.kpu.go.id diakses pada tanggal 12 Desember 2015 . Struktur Pengurus Dewan Pimpinan Pusat Partai persatuan Indonesia. Lihat Dalamhttps://partaiperindo.com/?page_id=6. Diakses 13 Mei 2016. Dikutip dari wawancara Ketua DPW Partai Perindo Sumut Rudi Zulham Hasibuan pada peringatan satu tahun partai perindo SUMUT bantu 10 penarik bettor dan inginkan rakyat SUMUT hidup sejahtera. Dilihat dari http://metrorakyat.com/peringatan-satu-tahun-partai-perindo-sumut-bantu-10- penarik-betor-dan-inginkan-rakyat-sumut-hidup-sejahtera/ diakses pada 2 februari 2017

Diunduh melalui web http://news.detik.com/read/2013/01/25/071414/2151694/10/para pengurus partai nasdem dki dan jakarta raya mundur,

Diunduh melalui web http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/01/30/mhfhq1 ramairamai kader nasdem mengundurkan diri ini alasannya,

Undang-Undang

UUD No. 2 Tahun 2008. Tentang Partai Politik.

Skripsi

Dona Yosevha. 2014. Peran Organisasi Massa Petani Dalam Pendidikan Kaum Tani di Indonesia (Studi Kasus : Organisasi Massa Petani STPHL-ASRA, Padang Halaban, Kecamatan Aek Kuo, Kabupaten Labuhan Batu Utara). Skripsi. Medan: Universitas Sumatera Utara. hal. 16

Universitas Sumatera Utara Farindita Fanina. 2010. Rekrutmen partai politik terhadap perempuan dalam partai politik dan parlemen suatu studi terhadap DPRD tingkat I di Sumatera Utara. Medan: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

Universitas Sumatera Utara