KEBIJAKAN MUSEUM SONOBUDOYO DALAM MENGATASI KLAIM KEPEMILIKAN WARISAN BUDAYA

Rendi Purnama1; Sri Rohyanti Zulaikha1 1Magister Ilmu Perpustakaan dan Informasi UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Korespondensi: [email protected] Diajukan: 02-10-2020; Direview: 22-10-2020; Direvisi: 15-12-2020; Diterima: 30-12-2020

ABSTRACT This study aims to explain the policies taken by the Sonobudoyo Yogyakarta Museum in overcoming crimes that may harm the Museum and the general public. This study uses a qualitative descriptive method through a case study approach that occurs at the Sonobudoyo Yogyakarta Museum. The result of this research is that the policy taken by the Sonobudoyo Museum is to no longer publish manuscript data or other manuscripts to minimize theft and ownership claims that occur. Manuscripts that are digitized are only published to people within the scope of the museum. So that there is no notification to the general public to avoid things that are not desirable. If you want to see manuscripts and ancient manuscripts, you can come directly to the Sonobudoyo Museum.

Keywords: Preservation, Manuscript, Sonobudoyo Museum, Digitalization

ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan kebijakan yang diambil oleh Museum Sonobudoyo Yogyakarta dalam mengatasi kejahatan-kejahatan yang terjadi yang bisa merugikan pihak Museum dan masyarakat umum. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif yang melalui pendekatan studi kasus yang terjadi di Museum Sonobudoyo Yogyakarta. Hasil penilitian ini adalah Kebijakan yang diambil oleh Museum Sonobudoyo adalah dengan tidak lagi mempublikasikan data-data manuskrip ataupun naskah-naskah lain untuk meminimalisir pencurian dan klaim kepemilikan yang terjadi. Manuskrip yang didigitalisasi hanya dipublikasikan kepada orang-orang yang ada di ruang lingkup museum saja. Sehingga tidak ada pulikasi kepada masyarakat umum untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Jika ingin melihat manuskrip dan naskah-naskah kuno bisa langsung datang ke Museum Sonobudoyo.

Kata Kunci: Preservasi, Manuskrip, Museum Sonobudoyo, Digitalisasi.

PENDAHULUAN dimiliki). Oleh karena itu, Yogyakarta masih Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan banyak menyimpan banyak naskah-naskah suatu daerah yang berada di dan kuno yang berusia sangat tua sebagai bentuk merupakan central dari pulau Jawa. Yogyakarta sejarah-sejarah yang pernah dialami Yogyakara. merupakan daerah dengan istimewa yang masih Hingga saat ini naskah-naskah kuno yang ada menganut sistem kerajaan dan masih sangat masih dijaga dan dirawat dengan baik sehingga kuat dalam melestarikan dan mempertahankan tidak menghilangkan esensi dari naskah budaya dan sumber-sumber sejarah yang ada tersebut. Tujuan perawat naskah tersebut adalah (masih menjunjung tinggi kearifan lokal yang untuk menjaga nilai-nilai luhur yang berupa

1036 Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 adat istiadat, budaya, dan serta sejarah yang manuskrip yang ada di museum. Maraknya ada. Hal ini seperti yang dilakukan di Museum kejahatan dan pengakuan warisan budaya Sonobudoyo Yogyakarta. yang terjadi membuat Museum Sonobudoyo Museum banyak diartikan oleh banyak mengambil keputusan dan kebijakan untuk orang dengan tempat penyimpanan benda- menyelamatkan warisan budaya yang saat benda kuno atau benda-benda sejarah saja. ini di jaga dengan baik. Pencurian manuskrip Pemikiran seperti ini tidaklah salah tetapi perlu merupakan hal yang tidak lazim karena penambahan diantaranya museum sebagai manuskrip tersebut merupakan aset sejarah tempat penyimpanan data-data sejarah yang yang dimiliki suatu tempat. Jika pencurian berupa naskah atau bentuk manuskrip yang manuskrip terjadi bisa berakibat fatal karena tersimpan. Artinya barang-barang kuno yang pencuri manuskrip tersebut bisa mengklaim memiliki nilai historis dan sejarah seperti kepemilikan dari mansukrip tersebut. artefak dan manuskrip. Di Yogyakarta Museum Berdasarkan uraian diatas peneliti Sonobodyo masih sangat kuat dan menyimpan tertarik untuk mengkaji startegi Museum banyak barang-barang bersejarah seperti Sonobudoyo dalam mengatasi klaim pemilikan yang dijelaskan diatas. Museum Sonobudyo warisan budaya dalam bentuk manuskrip. sebagai tempat untuk menyimpan benda- Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui benda bersejarah awalnya dari Yayasan mengatasi klaim pemilikan warisan budaya Institut yang berdiri tahun 1919 di dalam bentuk manuskrip. (Yanuarius: 2019, 12). Museum ini banyak menyimpan banyak manuskrip-manuskrip KAJIAN TEORI yang ada di Yogyakarta. 1. Kebijakan Koleksi manuskrip memiliki kandungan Kebijakan dalam prespektif William nilai sejarah dan informasi yang sangat N Dunn ialah kegiatan intelektual penting bagi semua kalangan apalagi kalangan maupun praktis yang bertujuan untuk sejarawan yang banyak mencari data-data menciptakan, menilai secara kritis, serta tentang sejarah sehingga manuskrip ini menngkomunikasikan pengetahuan dalam sangat penting bagi mereka. Karna nilai dan proses kebijakan atau perumusan. Adapun unsurnya sangat penting maka manuskrip harus tahap-tahap dalam mengambil kebijakan dilestarikan dan dipertahankan eksistensinya. adalah: (Nugroho, 2009: 128). Salah satu sarana untuk melestarikan eksistensi a. Merumuskan masalah, merumuskan dari manuskrip tersebut adalah dengan cara masalah bertujuan untuk problematika digitalisasi. Digitalisasi merupakan salinan kongkrit yang terjadi sehingga bisa yang dibuat dalam media lain atau sering disebut mendapatkan asumsi-asumsi yang dengan alih media (Intan, 2019: 2). Namun bisa menjawab problematika yang pernyataan dari kepala Museum Sonobudoyo terjadi sehingga bisa memetakan dan mengatakan upaya digitalisasi yang dilakukan merancang sebuah kebijakan. Museum Sonobudoyo dimanfaatkan oleh b. Permasalahan masa depan kebijakan, oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab kebijakan yang diambil apabila dimasa untuk kepentingan pribadi dengan mencuri yang akan datang terjadi permasalahan manuskrip yang sudah di digitalisasi sehingga sehingga bisa menemukan alternatif permasalahan ini membuat pihak musem dalam permasalahan-permasalahan menutup diri untuk mempublish manuskrip- yang akan muncul diwaktu yang akan datang.

Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 1037 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 c. Rekomendasi kebijakan, rekomendasi sebagai manuskrip adalah tulisan ataupun ini merupakan bentuk saran yang akan dokumen yang sudah berusia lima puluh diambil dalam merumuskan kebijakan. tahun ke atas yang memiliki nilai dan d. Pemantauan hasil kebijakan, gagasan yang ada ataupun memiliki nilai pemantauan ini berupa monitoring historis. Manuskrip dalam prespektif ilmu dari hasil kebijakan dengan memilah arsip adalah dokumen yang menggunakan imapact maupun outputs dari kebijakan media kertas yang ditulis dengan tulisan yang dibuat. tangan maupun mesin cetak yang berupa e. Evaluasi, merupakan penilaian atas mesin tik di masa lalu seperti buku, kebijakan yang sudah terjadi sehingga surat, catatan, silsilah keturunan, dan lain menghasilkan kebijakan yang lebih sebagainya yang berupa naskah. Adapun baik dari sebelumnya. menurut Mazyah (2005: 13) informasi 2. Manuskrip sebagai warisan budaya yang terdapat di dalam manuskrip tidak Manuskrip merupakan sumber primer diterbitkan dan menggunakan media yang outentik dalam kajian sejarah. kertas. Pada prinsipnya manuskrip adalah Manuskrip bisa mengantarkan seseorang data yang sangat diperlukan oleh para kepada masa lalu dengan peristiwa- sajarawan untuk mengungkap fakta sejarah peristiwa yang terjadi. Manuskrip juga serta mengetahui kebudayaan-kebudayaan bisa menjadi jembatan dari masa lalu yang ada. dan masa sekarang yang artinya bisa Manuskrip pada esensinya banyak menjembatani kajian dan pengetahuan merekam informasi serta pengetahuan sehingga memberikan khazanah intelektual masayarakat di masa lalu sehingga bisa yang runtun dari masa lalu sampai melihat warisan budaya yang ada pada berkembang ke masa sekarang bahkan masa lalu. Warisan ini bermacam-macam bisa terus mengalami perkembangan serta dan dimiliki oleh seluruh dunia yang mengetahui sejarah sosial di masa lalu ditulis dengan berbagai macam aksara dan kehidupan sosial di masa lalu (Oman, seperti aksara jawa, aksara arab melayu, 2010: 3-4). Manuskrip bisa dijadikan data dan lain sebagainya (Widiesha, 2013: primer dalam ilmu sejarah karena terdapat 1). Manuskrip dengan berbagai macam informasi mengenai kehidupan sejarah manfaat dan kepentingan didalamnya yang terjadi di masa lalu sehingga menjadi maka perlu seharusnya manuskrip ini tolak ukur masayarakat untuk berprilaku dilestarikan sehingga eksistensinya tetap dan bertingkah laku di masa sekarang dan terjaga. Manuskrip ini memiliki berbagai yang akan datang. Suatu dokumen ataupun informasi tentang segi-segi dan kondisi arsip bisa dikatakan manuskrip apabila sosial masyarakat masa lalu (budaya yang sudah berusia limapuluh tahun ke atas ada di masa lalu). (Suradi, 1992:1). Adat istiadat, nilai dan norma yang Manuskrip bisa diartikan sebagai terdapat di masyarakat, perilaku, sistem tulisan tangan yang di dalamnya terdapat hukum di masa lalu, dan aturan-aturan berbagai gagasan dan pemikiran tentang khusus yang mengikat di masa lalu hasil budaya yang terdapat di masa lalu merupakan nilai budaya yang terkandung yang mengandung nilai-nilai historis didalam manuskrip. Adapun manuskrip (Pudjiastuti, 2006: 9). Sesuatu tulisan yang berada di Museum Sonobudoyo ataupun dokumen yang bisa dikatakan Yogyakarta selain fungsinya menjadi

1038 Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 benda warisan budaya di Yogyakarta juga menghindari kerusakan perlu adanya berperan dalam proses eksistensi budaya perawatan yang membuat nyaman arsip di Yogyakarta. Manuskrip yang terdapat tersebut dengan memperhatikan suhu, di Museum Sonobudoyo Yogyakata tempat (agar terhindar dari debu), dan berjumlah 1350 yang terdiri dari manuskrip melakukan penyimpanan yang aman yang berasala dari daun lontar dengan sehingga kecil kemungkinan arsip tersebut jumlah 300 manuskrip. Jenis manuskrip mengalami kerusakan. Inti dari perservasi yang ada di Museum Sonobudoyo ini adalah penjagaan dan pemeliharaan aset berisi tentang manuskrip yang berupa seperti manuskrip dan dokumen-dokumen sejarah, agama Islam, Bahasa, Primbon lainnya agar terhindar dari kerusakan. dan Pawukon, Surat keputusan, Hukum Penjagaan nilai-nilai informasi dan Peraturan, Silsilah, , Sastra yang terkandung di dalam manuskrip Wayang, Sastra, Piwulang dan Suluk, Adat dan mempertahankan bentuk fisik dari Istiadat, dan lain sebagainya (Fiqrie, 2019: manuskrip merupakan suatu yang sangat 2). Manuskrip ini sangat penting bagi penting untuk dipikirkan agar manuskrip eksistensi kebudayaan sehingga sangat tetap utuh dan terjaga. Untuk penjagaan penting dipertahankan dan dijaga. Adapun manuskrip tersebut dapat digunakan cara dalam menjaga nilai-nilai manuskrip dengan penanganan yang bersifat ini adalah dengan mengadakan kegiatan tradisional mapun yang modern. Penganan preservasi. ini memiliki plus dan minus (kelebihan dan 3. Preservasi kekurangannya) masing-masing. Saat ini Preservasi menurut Lasa HS (2009: manusia dihadapkan dengan perkembangan 287) merupakan unsur pengelolaan, zaman yang sangat pesat dan di hadpkan penyimpanan, alat-alat bantu, dengan era modernitas yang begitu kuat ketenagakerjaan, ataupun metode yang dan tinggi, dimana ilmu pengetahuan dan dapat digunakan untuk melestarikan bahan teknologi sedang berkembang begitu cepat. pustaka, dokumentasi, arsip, ataupun Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi yang dikandungnya. Sedangkan teknologi tersebut memberikan dampak Amjad (2014: 110-111) berpendapat yang begitu baik bagi keselamatan dan tentang presevasi yaitu kegiatan perawatan pelestarian manuskrip yang ada. Di era jangka panjang yang terfokus kepada modern ini dengan kecanggihan teknologi, koleksi perpustakaan yang dilakukan mempertahankan eksistensi manuskrip dengan cara perawatan, pencegahan, serta bisa menggunakan upaya digitalisasi (alih perbaikan dan pemulihan pengobatan. Pada media digital) sehingga nilai dan informasi prinsipnya preserpasi merupakan kegiatan yang ada pada manuskrip bisa terjaga dan yang dilakukan untuk mempertahankan tetap bertahan sampai kapanpun. dan memperpanjang usia dari suatu Lee (2001: 29) mengemukakan dokumen atau arsip agar tetatap selalu digitalisasi adalah proses konversi dari eksis. Kegiatan preservasi meliputi media analog ke digital. Berangkat dari perawatan dan pemeliharaan arsip yang definisi yang dikemukan oleh Lee tersebut bertujuan untuk mempertahankan dan digitalisasi dapat diartikan menyalin meminimalisir kemungkinan hilangnya nasakah atau manuskrip yang ada dengan sumber ataupun nilai informasi yang mengalihkannya ke media lain atau ada di dalam arsip. Maka dari itu untuk ke dalam media digital. Seperti yang

Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 1039 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 dikemukakan diatas tujuan digitalisasi METODE PENELITIAN adalah untuk mempertahankan nilai-nilai Penelitian ini merupakan penelitian yang terkandung di dalam manuskrip dengan menggunakan metode deskriptif yaitu informasi, selain itu digitalisasi juga kualitatif yang melalui pendekatan studi kasus. merupakan bentuk dari penjagaan dan Teknik pengumpula data yang digunakan pelestarian bentuk fisik dari manuskrip dalam penelitian ini adalah melalui wawancara. tersebut sehingga manuskrip tersebut Wawancara merupakan pengumpulan data bisa dinikmati sampai kapanpun dan bisa dengan cara tanya jawab dengan informasi bertahan lama (berumur panjang). Aktivitas penilitian yaitu kepala Museum Sonobodudoyo digitalisasi ini memberikan dampak positif dan pengelola manuskrip Museum Sonobudoyo. bagi lembaga-lembaga yang bergelut di dalamnya seperti perpustakaan, lembaga HASIL DAN PEMBAHASAN kerasipan, maupun museum. Dampak 1. Preservasi Manuskrip di Museum positif yang diberikan menurut Atmoko Sonobudoyo Yogyakarta (2015: 1) adalah: Preservasi manuskrip merupakan a. Melindungi dan mewakili sumber segala aktivitas yang dilakukan untuk aslinya. memperpanjang umur dari suatu manuskrip b. Lebih mudah dalam pengelolaan dan yang termasuk di dalamnya adalah aktivitas cepat dalam proses temu kembali perawatan dan pemeliharaan manuskrip informasi sehingga manuskrip tersebut bisa bertahan c. Lebih mudah dalam penyimpanan dan sehingga bisa dimanfaatkan informasinya hemat sehingga tidak memerlukan untuk khalayak ramai sehingga bisa menarik ruangan yang besar. informasi di dalam manuskrip yang pernah d. Lebih interaktif atau konten ditulis. Kegiatan preservasi ini sering dan multimedia. rutin dilakukan di Museum Sonobudoyo e. Lebih mudah dalam penyebaran dalam rangka mempertahankan nilai informasi (disseminasi informasi) budaya baik manuskrip yang sudah berumur f. Lebih mudah dalam pengadaan dan sangat tua sampai manuskrip yang baru back up data. (tidak terlampau tua). Preservasi memiliki peran yang sangat penting dalam aspek Digitalisasi merupakan cara untuk pelindungan dan penyelamatan koleksi mengatasi ancaman kerusak yang saat ini dari berbagai macam ancaman kerusakan, terjadi, kerusakan ini bisa dilakukan oleh apalagi dalam konteks manuskrip yang individu-individu yang tidak bertanggung sangat rawan terhadap berbagai macam jawab dengan melakukan tindakan kerusakan karena terbuat dari kertas yang vandalisme, selain itu kerusakan juga bisa memiliki tekstur yang tipis dan kertas yang terjadi dengan adanya bencana alam dan berumur cukup tua membuat manuskrip hama binatang seperti rayap dan ancaman- rawan terhadap kerusakan. ancaman lain yang bisa merusak keadaan Museum Sonobudoyo memahami fisik dari manuskrip tersebut. Tindakan preservasi ini merupakan bentuk kegiatan untuk melakukan digitalisasi dirasa sangat yang meliputi tentang perawatan, penting dilakukan sehingga manuskrip pembersihan benda museum yang sudah maupun naskah tetap bisa terjaga dengan rapuh seperti manuskrip yang harus baik dan tetap lestari. ditangani dengan khusus dan benar-benar

1040 Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 dijaga dengan baik seheingga selalu kegiatan restorasi. Salah satu cara preservasi terpelihara dan tetap relevan. Museum di Museum Sonobudoyo Yogyakarta untuk Sonobudoyo selalu melakukan preservasi mempertahankan manuskrip agar selalu manuskrip dengan rutin. Tujuannya adalah eksis dan bisa digunakan oleh masyarakat untuk mempertahankan dan memperhatikan banyak sampai kapanpun adalah dengan manuskrip agar tidak rusak, selain itu menggunakan cara digitalisasi. tujuan lainnya adalah untuk melihat bentuk Manuskrip pada prinsipnya memiliki fisik dari manuskrip tersebut kuat atau tidak nilai yang sangat penting dan merupakan sehingga bisa dilakukan antisipasi dan arsip statis yang kaya akan informasi- penangan yang akan dicanangkan ketika informasi sejarah dan kebudyaan yang ada manuskrip yang mangalami kerusakan terjadi di masa lalu, yang terpenting (Fiqrie, 2019: 7). manuskrip tersebut merupakan pusat 2. Tahapan Preservasi Manuskrip di Museum rekaman dan jejak masa lalu yang berisikan Sonobudoyo Yogyakarta peristiwa-peristiwa yang dilestarikan Tahap yang paling dasar untuk untuk memberikan informasi dan edukasi melakukan preservasi adalah dengan kepada generasi-generasi berikutnya. mencari penyebab dari kerusakan sehingga Kebijakan untuk mendigitalisasi manuskrip bisa menghindari kerusakannya dengan merupakan suatu hal yang sangat penting melakukan suatu tindakan. Tindakan mengingat begitu besarnya nilai historis yang diambil untuk mencegah kerusakan yang terdapat pada manuskrip sehingga dari fisik manuskrip ataupun naskah keberadaan dan nilai informasi yang bisa dilakukan dengan memasukkannya terkandung tetap bertahan. ke dalam kotak kaca. Tujuan dari 3. Proses Pelestarian dan Penyelamatan memasukkannya ke dalam kaca adalah Informsi pada Manuskrip di Museum untuk membuat suhu yang lebih baik bagi Sonobudoyo Yogyakarta manuskrip atau naskah di dalam kotak kaca Digitalisasi merupakan cara untuk tersebut. Apabila kegiatan ini masih ada mengatasi ancaman kerusak yang saat ini potensi kerusakan seperti masih adanya terjadi, kerusakan ini bisa dilakukan oleh telur serangga atau yang lainnya maka individu-individu yang tidak bertanggung langkah selanjutnya yang diambil adalah jawab dengan melakukan tindakan dengan mengadakan kegiatan freezing. vandalisme, selain itu kerusakan juga bisa Tahap freezing ini manuskrip- terjadi dengan adanya bencana alam dan manuskrip dibungkus dengan pelastik hama binatang seperti rayap dan ancaman- untuk menjaga atau melindungi naskah ancaman lain yang bisa merusak keadaan dari bunga es yang muncul disaat kegiatan fisik dari manuskrip tersebut. Digitalisasi freezing, naskah akan dikeluarkan dengan pada prinsipnya dilakukan karna melihat alat vacum sealer agar tidak terjadi proses kondisi fisik manuskrip yang tua sehingga kondensasi ketika freezing. Kemudian memungkinkan terjadi kerusakan dan bisa setelah freezing naskah akan dibersihkan berpotensi untuk menghilangkan informasi dengan menggunakan kuas. Apabila dari yang terkandung di dalamnya, sehingga kegiatan-kegitan yang dilakukan masih digitalisasi dirasi bisa memberikan didapati kerusakan-kerusakn yang terjadi eksistensi dari manuskrip tersebut. Alasan pada fisik naskah maka maka proses ini merupakan salah satu faktor yang selanjutnya adalah dengan melakukan menyebabkan didigitalisasinya manuskrip

Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 1041 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 di Museum Sonobudoyo, alasan yang dilakukan penggabungan naskah tersebut mengatakan bahwa kondisi fisik manuskrip dengan menggunakan corel draw pada yang semakin hari semakin tua dan mulai microsoft, setelah file dirasa sudah rapi mengalami kerapuhan sehingga perlu maka file tersebut disimpan. adanya penanganan dengan cepat dalam 4. Kebijakan yang diambil Museum mempertahakan manuskrip tersebut. Sonobudoyo Yogyakarta dalam Mencegah Proses digitalisasi pada manuskrip Kasus Pencurian Manuskrip bertujuan untuk melestarikan fisik Seperti yang diketahu manuskrip manuskrip, mempertahankan informasi yang terdapat di Museum Sonobudoyo pada manuskrip, dan mempermudah Yogyakata berjumlah 1350 yang terdiri dari dalam proses pengaksesan pada generasi manuskrip yang berasala dari daun lontar berikutnya. Manfaat dari digitalisasi yang dengan jumlah 300 manuskrip. Jumlah dilakukan tidak hanya menguntungkan yang banyak ini harus di jaga dengan baik pihak museum saja tetapi yang lebih dan benar dan harus didigitalisasi agar tetap esensinya adalah bermanfaat untuk brtahan. Digitalisasi yang dirasa untuk para pengunjung dan peniliti yang ingin mempermudah pengaksesan bagi para mengetahui isi dari manuskrip tersebut. pengunjung dan peneliti tidak selamanya Intan Prastiani (2019: 6) mengatakan ada 4 berdampak baik bagi Museum Sonobudoyo manfaat dari digitalisasi, yaitu: sehingga banyak pihak yang merugikan a. Mempermudah layanan akses yang Museum Sonobudoyo dengan mencuri diberikan kepada para pengunjung dan data-data manuskrip yang didigitalisasi dan peneliti. di publikasi. Banyak oknum-oknum yang b. Mempertahakan fisik dan nilai tidak bertanggung jawab yang mencuri informasi pada manuskrip. manuskrip tersebut dan mengklaim c. Mempermudah dalam membaca bahwa manuskrip tersebut adalah miliki naskah karena bisa diakses. mereka dan berpotensi menjual manuskrip yang sudah didigitalisasi ke pihak yang Efisiensi (lebih praktis, cepat dan membutuhkan naskah-naskah kuno. ekonomis.Proses digitalisasi manuskrip Manuskrip merupakan warisan budaya bisa dilakukan dengan alat scanner, yang tertera banyak informasi didalamnya kegiatan ini bisa dilakukan oleh staf yang sehingga membuat banyak pihak yang profesional dan berkompeten di dalam menginginkan manuskrip tersebut bidang alih media. Tahapan digitalisasi menjadi kepunyaan mereka. Pencurian manuskrip bisa dilakukan dengan langkah- data manuskrip yang dipublikasi oleh langkah seperti seleksi naskah (manuskrip), Museum Sonobudoyo pada beberapa setelah proses penyeleksian maka dilakukan waktu yang lalu banyak di klaim sebagai proses pengambilan gambar ataupun scan, kepunyaan orang lain ujar kepala kasi yang kemudian setelah proses pengambilan menjaga manuskrip. Kejahatan inilah yang foto atau scaning maka akan dilakukan membuat Museum Sonobudoyo tidak lagi proses editing yang meliputi cropping mempublikasi manuskrip-manuskrip yang (pemotongan) untuk memratakan naskah sudah didigitalisasi. selain cropping proses lain yang dilakukan Maraknya kejahatan dan pengakuan adalah proses contrass (pencahayaan) agar warisan budaya yang terjadi membuat naskah tersebut lebih cerah dan mudah Museum Sonobudoyo mengambil untuk dibaca, setelah editing maka akan

1042 Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 keputusan dan kebijakan untuk KESIMPULAN menyelamatkan warisan budaya yang saat Manuskrip merupakan situs warisan ini di jaga dengan baik. Kebijakan yang budaya yang didalamnya terdapat banyak nilai diambil oleh Museum Sonobudoyo adalah informasi dan nilai historis yang terkandung. dengan tidak lagi mempublikasikan data- Manuskrip pada prinsipnya adalah suatu benda data manuskrip ataupun naskah-naskah yang terbuat dari kertas dan ditulis diatas kertas lain untuk meminimalisir pencurian dan dan memiliki usia yang sangat panjang dan renta klaim kepemilikan yang terjadi. Manuskrip terhadap kerusakan. Kerusakan manuskrip yang didigitalisasi hanya dipublikasikan tersebut bisa disebabkan oleh beberapa faktor kepada orang-orang yang ada di ruang yaitu vandalisme pengunjung, hama yang lingkup museum saja. Sehingga tidak ada disebabkan oleh rayap dan serangga, bencana pulikasi kepada masyarakat umum untuk alam dan lain sebagainya. menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Karena renta terhadap kerusakan maka Jika ada penilitian yang membutuhkan perlu adanya preservasi untuk membuat informasi baik yang bersangkutan ketahanan dan memperpanjang usia dari dengan budaya maupun informasi yang manuskrip tersebut sehingga nilai-nilai terdapat pada manuskrip maka pencarian informasi yang terkandung bisa selalu bertahan informasi tersebut langsung ke pihak dan tetap eksis untuk generasi berikutnya. Museum Sonobudoyo. Selain itu jika ingin Salah satu preservasi yang dilakukan oleh melihat manuskrip dan naskah-naskah Museum Sonobudoyo Yogyakarta dalam kuno bisa langsung datang ke Museum mempertahankan manuskrip adalah dengan Sonobudoyo. Hal lain yang juga dilakukan mendigitalisasi manuskrip dan naskah- oleh pihak Museum Sonobudoyo adalah naskah kuno. Sayangnya pendigitalisasi dengan melakukan sistem keamanan yang dilakukan banyak disalah gunakan oleh ruang penyimpanan manuskrip seperti oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab penngaturan akses dan melakukan sehingga banyak manuskrip yang dicuri dan pengaturan ruang simpan. diklaim kepemilikannya. Adanya pencurian ini Kebijakan ini merupakan cara agar membuat Museum Sonobudoyo mengambil manuskrip-manuskrip tidak dicuri dan kebijakan untuk tidak mempublikasi manuskrip- tidak diakui kepemilikannya. Sehingga manuskrip dan hanya dipublikasikan kepada situs warisan budaya yang ada tetap utuh kerabat-kerabat museum saja. Sehingga dan mempertahankan eksistensi dari meminimalisir kejahatan-kejahatan yang manuskrip tersebut. Apabila manuskrip terjadi. tersebut dicuri dan diklaim kepemilikannya sangat merugikan museum Sonobudoyo Yogyakarta. Maka dengan kebijkan inilah eksistensi dari kebudayaan dan nilai-nilai informasi bisa terjaga dengan untuh dan tetap menjadi milik Museum Sonobudoyo pada umumnya dan milik masayarakat Yogyakarta pada khusunya.

Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 1043 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265 DAFTAR PUSTAKA Pudjiastuti, Titik. Naskah dan Studi Naskah: Ali, Amjad. Glossary of Library and sebuah antologi Seri Kajian Filologi. Information Sciebce. New Delhi: Ess Bogor: Akademia. 2006. Publications. 2004. Putra, Yanuarius Vandana. “Pemanfaatan Agusti, Fiqrie Restia. Wasito, Joko. “Preservasi Museum Sonobudoyo Sebagai Manuskrip di UPT Museum Sonobudoyo Sumber Belajar dan Destinasi Wisata Sebagai Usaha Menjaga Eksistensi di Yogyakarta”. Skripsi. Yogyakarta: Budaya di Yogyakarta”. 2019. Universitas Sanata Dharma. 2019. Atmoko, Pitoyo Widhi. Digitalisasi dan Alih Riant, Nugroho. Public Policy, : PT Elex Media. Disampaikan di Acara Forum media komputindo kelompok Gramedia. Komunikasi Pengelola Perpustakaan 2009. di Lingkungan Badan Diklat ESDM. Widiesha, Gio David. “Pribadi Rasa Pangrasa Lihat https://lib.ub.ac.id/home/ Sorangan”. Skripsi. Bandung: Universitas image//2015/08/Digitalisasi.pdf. Diakses Pendidikan Indonesia. pada tanggal 8 Maret 2020. Faturhman, Oman. Dkk. Filologi dan Islam Indonesia. Jakarta: Bandung Litbang. 2010. HS, Lasa. Kamus Kepustakawanan Indonesia. Yogyakarta: Pustaka Book Publisher. HP, Suradi. Babad Nitik. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. 1992. Mazyah, Siti. Dkk. Metode Preservasi dan Konservasi Arsip. Semarang: UNDIP. 2005. Prastiani, Intan. Subekti, Slamet, “Digitalisasi Manuskrip Sebagai Upaya Pelestarian dan Penyelamatan Informasi (Studi Kasus Pada Museum Padya Pustaka Surakarta)”. 2019.

1044 Jurnal Pustaka Ilmiah, Volume 6 Nomor 2, Desember 2020 ISSN 2477-2070 (Print); ISSN 2685-8363 (Online) https://jurnal.uns.ac.id/jurnalpustakailmiah; DOI: https://dx.doi.org/10.20961/jpi.v6i2.42265