Kontribusi Tarekat Naqsabandiyah Dalam Membangun Pendidikan Akhlak Mulia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).5539 P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770 Kontribusi Tarekat Naqsabandiyah Dalam Membangun Pendidikan Akhlak Mulia Hamzah*, Nasrul Universitas Islam Riau, Indonesia*, Universitas Islam Riau, Indonesia *Jl. Kaharuddin Nst No.113, Simpang Tiga, Kec. Bukit Raya, Kota Pekanbaru, Riau 28284 *Email: [email protected] Abstract: The study on Naqsabandiyah Order (Tariqa) has been widely carried out, but the findings on its contribution to the Ukui Dua Pelalawan community have not been found yet. This study aims to investigate the contribution of Naqsabandiyah Order in Building Education for the Community in Ukui Dua Village, Pelalawan Regency, Riau Province. The type of this study is qualitative with three research informants. The data collection technique used is interviews and they are analyzed with the steps of data reduction, data display, and drawing conclusions. The results of this study show that there are 20 contributions of Naqsabandiyah Order in building Moral Education for the Community, namely: Presenting a sense of Faith and Taqwa to Allah SWT; Taking care of ourselves; Religious lectures and Tabligh Akbar; Islamic studies; Tawakkal and Gratitude; Penance and Dhikr; Reciting Surah Yaasin; Tausiyah and fasting; Tawheed; Ridha; Celebrating the Birthday of Prophet Muhammad P.B.U.H. and Isra’ Mi'raj; Hadith and As-sunnah; Salawat; Expressing greetings; Tolerating; A sense of caring; doing pilgrimage; Fulfiling the invitation; Loving animals and taking care of plants; and Being as a Caliph. The benefits of this study for local governments and especially for tariqa teachers are as a reference for the development of moral education learning and as an enrichment for Islamic culture. Keywords: Tarekat Naqsabandiyah, Education, Character Abstrak: Penelitian tentang Tarekat Naqsabandiyah telah banyak dilakukan, namun melihat kontribusinya di masyarakat Ukui Dua Pelalawan belum ditemukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kontribusi Tarekat Naqsabandiyah dalam Membangun Pendidikan Masyarakat Desa Ukui Dua Kabupaten Pelalawan Riau. Jenis penelitian ini kualitatif dengan tiga orang informan penelitian. Data dikumpulkan dengan wawancara dan dianalisis, penyajian data, reduksi data, penarikan kesimpulan. Hasil penelitian ini menunjukan terdapat 20 kontribusi Tarekat Naqsabandiyah dalam membangun Pendidikan Akhlak Masyarakat yaitu; Menghadirkan rasa Iman dan Taqwa kepada Allah Swt; Memelihara dirinya; Ceramah agama dan Tabligh Akbar; Kajian-kajian keIslaman; Tawakkal dan Bersyukur; Tobat dan Dzikir; Yasinan; Tausiyah dan puasa; Tauhid; Ridha; Maulid Nabi Muhammad Saw. dan isra’ mi’raj; Hadist dan As-sunnah; Bershalawat; Mengucapkan salam; Bertoleransi; Rasa kepedulian; Berziarah; Memenuhi undangan; Mencintai hewan dan Memelihara tumbuhan; Khalifah. Kegunaan penelitian bagi pemerintah setempat khususnya para guru tarekat sebagai bahan acuan terhadap pengembangan pembelajaran pendidikan akhlak dan sebagai memperkaya kebudayaan Islam. Kata Kunci: Tarekat Naqsabandiyah, Pendidikan, Akhlak Jurnal Pendidikan Agama Islam Al-Thariqah Vol. 5, No. 2, Juli - Desember 2020 Received: 02 September 2020; Accepted 17 December 2020; Published 21 December 2020 *Corresponding Author: [email protected] DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).5539 P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770 PENDAHULUAN pada taraf yang memprihatikan. Agama Pendidikan suatu hal yang sangat Islam menempatkan akhlak sebagai yang penting dalam mengembangkan seluruh wajib untuk dilaksanakan oleh setiap aspek kepribadian manusia. Dalam Islam manusia baik itu kaum laki-laki dan kepribadian merupakan salah satu faktor perempuan (Nasution, 2019). Bahkan yang sangat penting, bahwa tujuan dalam hadist Nabi SAW pernah dikatakan pendidikan Islam itu tertuju pada “tuntutlah ilmu dari buayan sampai ke pembentukan kepribadian. Di zaman liang lahat”. Hal ini mengisyaratakan sekarang ini, banyak orang yang bahwa menuntuk Ilmu itu mulai sejak mengetahui agama tetapi tidak kandungan sampai manusia itu merealisasikan dalam kehidupanya. meninggal dunia. Sedangkan Pendidikan Pendidikan akhlak tidak akan pernah di Indonesia terbagi beberapa jalur yaitu terlepas dari ajaran Islam, dimana formal, nonformal, dan informal. pendidikan akhlak suatu proses Pendidikan nonformal merupakan jalur mendekatkan manusia kepada tingkat pendidikan di luar pendidikan formal kesempurnaan dan mengembangkan yang dapat dilakukan secara terstruktur kemampuanya, salah satu contohnya dan berjenjang, seperti lembaga kursus, dalam hal ini adalah tasawuf (Mubarok & kelompok belajar, bahkan Lembaga Giyoto, 2020). tarekat. Untuk melihat pendidikan yang Ahklak dalam kehidupan manusia dilakukan dengan tarekat atau tasawuf, menempati suatu hal kedudukan yang harus memiliki kembali apa tujuan dari penting, sebagai individu maupun tujuan akhir Pendidikan akhlak itu masyarakat dan bangsa, sebab jatuh sendiri. Karena ajaran tarekat juga bangunya suatu masyarakat itu merupakan ajaran Islam yang tidak bisa tergantung kepada akhlaknya. Apabila terpisakan dari pembentukan akhlak masyarakat itu akhlaknya baik, maka manusia. Jika tujuan akhir dari sejahteralah lahir dan batinya, kemudian pendidikan Islam adalah terwujudnya apabila akhlak di masyarakat itu rusak manusia sebagai hamba Allah, maka maka rusaklah lahir dan batinnya. pendidikan haruslah dapat menjadikan Menurut Al-Ghazali dalam Abuddin Nata seluruh manusia mau menghambakan akhlak ialah seluruh aspek kehidupan diri kepada Allah SWT (Abdullah, 2018). manusia baik secara individu Menurut Anwar dalam tambak (perseorangan) maupun kelompok (Agus, menyatakan bahwa psikososial Islam 2018). memiliki kontribusi yang tinggi terhadap Akhlak kepada sesama manusia pengembangan kualitas diri manusia merupakan sikap antara manusia dengan dalam setiap profesi yang dilakukan orang lain. Dalam kehidupan ini, selain (Tambak, Sukenti : 2020). Salah satu manusia berinteraksi kepada Tuhan, kentribusi Islam yaitu Tarekat manusia yang lain, bahkan manusia Naqsabandiyah memiliki peran dalam dengan alam. Pada saat ini masyarakat menumbuh kembangkankan akhlak telah mampu menguasai teknologi yang masyarakat desa Ukui Dua sehingga sangat canggih dan modern pada masa masyarakat memiliki jiwa yang berakhlak kini, disamping membawa dampak positif mulia, dan mampu menjadi teladan serta teknologi yang cangggih juga membawa menciptakan kasih sayang antara sesama dampak negatif salah satunya dapat makhluk, di masyarakat guru (mursyid), merusak akhlak masyarakat. Ada wakil guru (badal/khalifah) sudah sebagian kalangan pendapat saat ini mencontohkan melalui sikap, yang bangsa Indonesia mengalami dilakukan keseharian dengan tingkah kemerosotan tingkah laku yang berada laku, dan perbuatan yang telah 117 DOI: 10.25299/al-thariqah.2020.vol5(2).5539 P-ISSN 2527-9610 E-ISSN 2549-8770 mencerminkan sosok seorang guru kepada Allah, sehingga mereka sampai ke (mursyid), dan wakil guru hadirat Allah, yakni mengadakan kontak (badal/khalifah) dalam ajaran tarekat. (hubungan) jiwa dengan Allah dan Dari sinilah dapat diketahui peran tarekat akhirnya mereka mendapat keridhaan Naqsabandiyah dalam membangun Allah. Berkekalan berkepanjangan pendidikan Akhlak masyarakat desa Ukui mengingat Allah dalam arti yang seluas- dua mendapatkan perubahan yang lebih luasnya adalah pokok kebahagiaan dunia baik, ketenangan jiwa, maupun mendidik dan akhirat, serta merupakan pula suatu ahklak serta ketaatan dalam beribadah jembatan emas untuk mencapai kepada Allah dan berbuat baik sesama perdamaian dunia yang kekal abadi makhluk melaui dengan hidup sederhana, (Djalaluddin, 2005: 89). Sebagai jalan Zuhud. spiritual yang ditempuh ulma Tarekat oleh para sufi atau zahit di sepanjang KONSEP TEORI zaman. Setiap orang yang menempuhnya Asal kata tarekat dalam bahasa Arab mungkin mempunyai pengalaman yang ialah “thariqah” yang berarti jalan, berbeda-beda. Sekalipun tujuannya keadaan, aliran, atau garis pada sesuatu. adalah sama, yaitu menuju atau Dapat pula digambarkan sebagai jalan mendekati Tuhan atau bersatu dengan- yang berpangkal dari syari`at sebab jalan Nya, baik dalam arti majasi ataupun utama disebut syar`, sedangkan anak hakiki, baik dalam apa yang disebut jalan disebut thariq (Anwar, 2014). sebagai kesatuan mistik (Ittihad) Pengertian Tarekat Naqsyabandiyah (Kartanegara, 2006: 16). terdiri dari tiga kata “Tharikat, Naqsya, Tarekat yang pendiriannya bandy”. Tharekat artinya jalan (suluk) dinisbatkan kepada wali quthub bernama yakni perjalanan jiwa (rohani) kepada Muhammad Bahauddin bin Muhammad Allah, Naqsya artinya ukuir atau garis dan bin Muhammad al- Syarif Al-Husaini Al- bandi artinya berkekalan atau Hasani Al-Uwaissi Al-Bukhari, lebih berkepanjangan. Jadi Tarekat dikenal dengan sebutan Syeikh an- Naqsyabandiyah maka artinya perjalanan Naqsabandi (Ngajuk & Sholeh, 2012: hati berkekalan atau berkepanjangan 486). mengingat Allah (Wahyuningsih, 2014). Adapun manfaat-manfaat Thariqat- Dalam Sabilus Salikin Tarekat ini disebut thariqat itu (mengingat Allah dengan Naqsabandiyah, karena diantaranya; (1) Mamfaat Ilmu Thariqat dinisbatkan pada Naqsya Bandi yang (Ilmu Ma’rifatullah) yamh kita amalkan artinya sambungan pahatan. An-Naqsy semata-mata dengan roh saja (tanpa ada adalah bentuk cap (stempel) yang lidah) di ‘almul roh yakni kaluar tidak kita dicapkan pada malam (sejenis lilin) dan terima talkin/baiat ilmu Ma’rifatullah sebagainya. Rabithahnya (sambungan) (ilmu madani), yang diajarkan Allah adalah tetapnya Naqsyabandi yang tidak berarti kita telah kafir (ingkar) di ‘alamu lebur, maksudnya adalah Sayyid Arwah.