DAFTAR ISI Berita Warga Gereja Santa Odilia EDISI NO. 25 Béwara OKTOBER 2018 Komunikasi Berbagi Menguatkan Iman Kristiani

Sapaan Gembala Keluarga 3 Gereja adalah Kita 15 Reuni, Tuhan dan Doa

Warta Utama 4 Ecclesia Est Nobis Berita Wilayah 7 Tak Tersurat tapi Tersirat (Bag.2) 26 Matahari Baru Pemilu OMK - Misdinar KbKk Katekese 10 Devosi dalam Tradisi Gereja Katolik Seputar Keuskupan 27 Pelatihan K-13 Komdik Keuskupan Bandung Religiusitas 29 Retret KSK 11 Adorasi Sakramen Maha Kudus "U and Me in God 30 Umat Katolik, Berita Paroki Pemilih yang Cerdas 11 Donor Darah PSE 16 Tata Gerak Bagi Misdinar Karikatur 17 Famgath Lingk. St. Maria Antapani Barat 28 Kang Uyo & Neng Odil 18 Ulang tahun PSO dan Pelantikan Pengurus DPP, Wilayah - Lingkungan Biografi 20 Raker Komsos Paroki 33 St. Ignatius Antiokhia 21 Jadilah Teladan Bagi Sesamamu! Aku ada Theopharus 22 Daftar Ketua dan Pengurus DPP, Wilayah dan Lingkungan Periode 2018 - 2021 OMK 34 The Last Bible Zaman Now PAROUSIA Profil Kita 12 Joseph Munthe “Menempel di Pokok Anggur” Bina Iman Anak 13 Lingk. St. Ignatius Antiokhia, 35 Generasi Muda Katolik Babakan Sari 1 36 QUIZ Berhadiah Psikologi 14 Hati yang Baal

Pengganti Ongkos Cetak: Rp 6.000,00/eksemplar Langganan 6 eksemplar: Rp 36.000,00 - Langganan 12 eksemplar: Rp 72.000,00 Cara berlangganan yaitu: mengisi formulir berlangganan yang tersedia di Sekretariat Paroki atau kirim email ke [email protected] cc [email protected] disertai dengan bukti pembayaran. Tuliskan Nama, Alamat, Telepon dan Alamat Email. Pembayaran tunai disetorkan di Sekretariat, atau transfer ke rekening: BCA cab. A. Yani, no. 437 1800 144 a/n Andreas R. M/ Sandra S. H.

IKLAN / UCAPAN Majalah Béwara Paroki Santa Odilia menyediakan ruang / halaman yang dapat digunakan sebagai sarana promosi Perusahaan, Produk, Jasa yang Anda miliki atau untuk memberi Ucapan Khusus/ Syukur kepada pihak lain. Informasi selanjutnya hubungi nomor 0895 2644 3548.

Konsep & Foto: Y. Harsono Tidak menerima iklan bernuansa politik dan unsur SARA. Isi iklan di luar tanggung jawab Redaksi Grafis: Sandra S.H. Model: Neisha Aryumahita Béwara Wartawan Béwara pada penugasan selalu dibekali tanda pengenal dan tidak diperkenankan menerima/meminta apapun dari narasumber.

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 1 TEAM REDAKSI Berita Warga Gereja Santa Odilia

Béwara diterbitkan oleh Béwara Komunikasi Berbagi Menguatkan Iman Kristiani Seksi Komunikasi Sosial Paroki Santa Odilia EDITORIAL

Pelindung & Penanggungjawab Pst. E. Bambang Adhi P., OSC Sampurasuuuun... Pemimpin Redaksi Raymon Mudrig Pernahkan Anda mengajak atau diajak untuk menjadi Wakil Pemimpin Redaksi pengurus lingkungan? Berapa besar statistiknya orang Yulianus Suhartono langsung mau saat ditunjuk untuk menjadi pengurus? Bendahara Apakah 50%, atau 40%, atau malah hanya 10% saja? Anastasia K.Y. Dua jawaban klise terbanyak adalah: “Saya tidak bisa” dan “Yang lain saja”. Staf Redaksi Agustina Utami, Aninditya Regina, Apakah ini masalah buat Gereja? Tidak. Ini tak lebih Anthonius Iwan Adhipraja, Antonia hanya fenomena sosial yang manusiawi. Sama seperti Karina, Daniel Setiawan, Evan statistika penjualan 10 orang yang ditawari, hanya satu yang Adrianto, Firta Yolin, Ignatius Eka mau beli, lebih lanjut lagi dari 10 orang yang beli hanya Bhakti, Laurensia Bertha, Oetomo, satu yang kembali lagi. Patricia Astrid, Sandra S. Hariadi, Sisvo Bernardus Apakah ini masalah buat umat? Jelas iya, karena kalau Fotografer di warung bakso kita bisa memilih. Kalau tidak suka di sini, Harsono, Yoseph Kebe, coba di tempat lain. Kalau sabun pilihannya banyak, kalau Benedictus kita menolak tawaran SPG, masih bisa beli barang yang lain. Tapi kalau iman, jelas tidak semudah ganti baju. Editor Firta Yolin, Rendra Dwi Jadmaka, Menjadi pengikut Kristus berarti mengikuti jalan Kasih. Sandra S. Hariadi Kasih dinyatakan dalam pelayanan. Dan pelayanan dimulai dengan kemauan untuk menanggung beban. “Lho, jadi Desain/Tata Letak Yoseph Kebe orang Katolik tidak harus jadi pengurus lingkungan atau wilayah atau paroki kan? Anda tahu dari mana saya tidak Iklan melayani di tempat lain?” Pertanyaannya salah, Ini adalah Anastasia K.Y. perkara niat dan kemauan. Kalau melayani di lingkungan sendiri saja keberatan, bagaimana mungkin mau melayani Karikatur (dengan tulus) di tempat yang jauh. Roni Y. Nurak Ingat orang Samaria yang baik hati. Sebelum dia Web. Admin menolong orang asing, tentulah dia lebih dulu terbiasa Krisogonus Ferdie R. menolong orang di sekitarnya. “Sebab, banyak yang Tata Usaha dipanggil, tetapi sedikit yang dipilih.” (Mat 22:14) Sandra - 0895 2644 3548 Mungkin kalau semua orang ingat ini, seharusnya semuanya rebutan melayani. Alamat Redaksi Untuk Paroki St. Odilia Cicadas, semuanya kembali Jl. Cikutra 7, Bandung 40124 seperti yang Romo Adhi bilang, “Kita jalan sama yang MAU Telp: 022-7271501 saja…” Sambil tetap bersukacita dalam pelayanan sembari WA: 0895 2644 3548 ditemani kopi dan tingwe.

Website - Email - Medsos Selamat ulang tahun ke-81 Parokiku, Ecclesia est Nobis. www.odiliacicadas.net [email protected] [email protected] instagram: @komsosodiliacicadas Redaksi

2 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Sapaan Gembala

GEREJA ADALAH KITA

Pastor Eduard Daeli, OSC L (Lu lagi, lu lagi) terkadang kita dengar dalam pemilihan pengurus lingkungan, DPH, DPPI, 4DPPP, kepanitiaan, dan lainnya. Rasanya tidak ada lagi selain orang itu lagi. Orang menjadi tergantung pada sosok tertentu, tidak mau terlibat sebab sudah ada yang mewakili kita. Begitulah yang terkadang terjadi. Haruskah begitu? Berbeda dengan kata-kata: “Kalau bukan kita siapa lagi?” Kalimat memudahkan dalam pelayanan pastoral, pelayanan ini lebih mengajak untuk ikut berpartisipasi dalam administrasi, pertemuan-pertemuan lingkungan. kehidupan menggereja kita, berpartisipasi dalam Pemekaran juga bertujuan untuk menghidupkan perkembangan Gereja. Namun, pertanyaannya semangat umat agar lebih giat, aktif dalam adalah apakah Gereja itu? Siapa Gereja itu? membangun lingkungan atau wilayahnya lebih hidup Gereja adalah umat Allah yang sedang berziarah lagi. Semakin kecil jumlahnya, semakin menyentuh menuju Allah. Siapakah dia, ya umat itu sendiri. dan menjadikan umat semakin aktif. Sehingga Siapakah umat itu, ya Anda, saya, dan kita semua. kata-kata 4 L (lu lagi, lu lagi) tidak lagi terdengar, Oleh karena itu, beranjak dari pemahaman akan tetapi kata-kata: “Kalau bukan kita, siapa lagi!” yang arti Gereja itu, kita pun sebagai umat ikut serta semakin terdengar. bertanggung jawab atas hidup matinya Gereja, Gereja adalah kita. Mari kita sebagai umat Allah ikut serta dalam mengembangkan kehidupan ikut ambil bagian dalam membangun, menghidupkan menggereja, baik dalam keluarga, lingkungan, semangat itu. Kita adalah Gereja dan Gereja adalah wilayah, paroki, maupun dalam lingkup hidup kita. Setiap orang, setiap pribadi sangatlah berharga bermasyarakat. Gereja membutuhkan kita. Kita dalam perkembangan Gereja kita. Ayo, bertanyalah membutuhkan Gereja. Maka, keterkaitan satu dalam diri kita masing-masing, ”Apa yang bisa saya sama lain itulah yang membuat kita sadar bahwa berikan untuk perkembangan Gereja Paroki St. tanpa Anda, saya, dan kita; Gereja tidak bisa hidup, Odilia?” Saya tidak boleh diam, tidak boleh hanya berkembang, dan bertahan. mengandalkan orang lain. Setiap dari kita adalah Sejarah perkembangan Paroki kita St. Odilia telah berarti, berguna, dan berharga. memberikan gambaran kepada kita betapa peranan Semoga kita semua merasakan betapa sebagai umat menjadi sangat vital dan penting dalam umat Allah, bisa ikut serta membangun Kerajaan perjalanan membangun Gereja yang hidup. Memulai Allah di dunia ini lewat keterlibatan kita dalam sesuatu yang baik tidaklah mudah. Akan tetapi, kehidupan menggereja kita. peranan Roh Kudus telah memberikan kekuatan Tuhan memberkati kita semua beserta keluarga bagi Paroki kita untuk terus maju, berbenah, dan kita. (*) berkembang. Pembenahan-pembenahan dilakukan, pemekaran- pemekaran menjadi cara untuk menjangkau umat secara lebih dekat. Pemekaran-pemekaran, baik wilayah maupun lingkungan bertujuan lebih

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 3 WARTA UTAMA

ECCLESIA EST NOBIS Bersyukur Lewat Budaya

Oleh: Y. Suhartono

“Allah, yang mewahyukan Diri kepada umat-Nya hingga penampakan diri-Nya sepenuhnya dalam Putera-Nya yang menjelma, telah bersabda menurut kebudayaan yang khas bagi pelbagai zaman.” Gaudium et Spes no. 58

eorang ahli sejarah dari Arab, Sheik Abu Salih al- Lihat saja tradisi ‘jagong’ bayi. Tradisi ini tidak Armini, mengatakan bahwa di Kota Barus pada hanya melekat dalam budaya Nusantara, melainkan Spertengahan abad ke-7 telah ada Gereja Katolik. di budaya lain pun ada. Kitab Suci menceritakan Letak kota itu sekarang terletak di salah satu stasi di ketika ada berita kelahiran Yesus, para gembala Paroki Pangaribuan, Sibolga, Sumatra Utara. dan bahkan tiga Raja dari Timur datang bersembah sujud sambil membawa aneka tanda mata. Ada yang Interseksi Budaya membawa hasil tani, hasil ternak, maupun berbagai barang berharga seperti emas, mur, kemenyan. Dengan demikian, jauh sebelum Candi Prambanan Di kalangan masyarakat budaya Jawa, ada tradisi dan Candi Borobudur dibangun, para sesepuh sunat. Tradisi ini juga bukan hanya dimiliki masyarakat Nusantara ini telah mengenal dan menjalin Jawa, namun masyarakat yang berbudaya Yahudi keanekaan budaya dari berbagai penjuru dunia. pun ada. Injil Lukas memaparkan, Yesus ketika Persilangan atau interseksi budaya telah lama berusia delapan hari, diberi nama lewat tata cara mewarnai pola budaya bangsa. budaya Yahudi, yaitu diawali acara sunatan, kemudian

Dekorasi altar pada Misa Seren Taun di Gereja Kristus Raja Cigugur yang kental dengan budaya agraris. (Foto: internet)

4 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 dilanjutkan pengudusan di Bait Allah. Ritualnya, untuk masyarakat biasa dengan melakukan persembahan berupa pemotongan dua ekor burung merpati atau sepasang burung terkukur.

Beruntung Jadi Katolik

Naif, jika kemudian ada yang berpikir bahwa orang Kristen harus mau berbuat persis seperti Yesus. Yesus dulu pernah disunat, maka kita juga harus mau disunat. Bukan itu yang dituntut, melainkan sebagai orang Kristen kita dipanggil untuk Masyarakat tetangga Gereja Ganjuran melaksanakan upacara ikut melestarikan adat istiadat budaya leluhur. Gereja KENDURI lengkap dengan tumpeng dan aneka sesaji khas budaya Katolik lewat Gaudium et Spes 58 mengajarkan: Jawa di plataran Candi. (Foto: internet) “Allah .... telah bersabda menurut kebudayaan yang khas bagi pelbagai zaman”. Ajaran Gereja ini mau menyatakan bahwa jutaan budaya yang tergelar di dunia ini telah dipakai katanya. Tuhan untuk mewartakan tanda kasih-Nya. Di Tidak jarang pula, guna memuaskan hasrat persada Nusantara ini saja ada ribuan adat istiadat batin, setiap malam Jumat Kliwon ia secara pribadi budaya yang berserak di 16.056 pulau bernama, melakukan ritual membakar kemenyan, serta sesaji dan terhampar di area seluas 1.904.569 kilo meter kembang tujuh rupa. “Ritual seperti ini sampai persegi. Beruntung kita menjadi Katolik, sebab Gereja sekarang masih banyak dilakukan secara pribadi oleh memperkenankan umatnya bersyukur dan memuji umat Katolik, terutama yang masih kental dengan nama-Nya lewat budaya yang telah dimiliki sejak lahir. budaya Jawa, seperti di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta,” tuturnya. Sentuhan Nilai Rasa Budaya Adalah hal yang biasa di daerah Yogyakarta, setiap kali umat Katolik mengadakan peringatan arwah Judul buku kenangan HUT ke-80 Paroki Santa entah itu hari ke-3, ke-7, ke-40, ke-100 hingga ke 1000 Odilia (2017) “Gereja adalah Kita” (Ecclesia Est Nobis), hari. Mereka selenggarakan dengan kenduri lengkap mengingatkan bahwa Gereja adalah himpunan dari dengan sesaji berupa aneka jajan pasar kesukaan kita yang berasal dari berbagai suku dan budaya, almarhum, bunga tabur, berikut minumam kopi atau seperti budaya Jawa, Sunda, Batak, Flores, Ambon. teh, memasang lilin, dan tidak ketinggalan membakar Umat yang berasal dari aneka budaya itu tentu rindu kemenyan. saat beribadat sekali-kali mendapat sentuhan nilai rasa budaya khas dari mana mereka berasal. Romo Utomo Ganjuran Guna melayani ini, Gereja Paroki Santa Odilia pernah beberapa kali menyelenggarakan Perayaan Gregorius Utomo adalah Romo Paroki Ganjuran Ekaristi dengan mengusung ‘aroma’ budaya daerah, Yogyakarta. Romo yang satu ini sangat menghargai seperti Sunda, Batak, maupun Jawa. Lagu-lagu, nilai-nilai budaya Jawa. Banyak umat dari pelosok bahasa, dan busana para petugas menggunakan tanah air yang secara khusus datang berkunjung ke budaya dan atau adat istiadat daerah. “Rasanya, sana. Bangunan Gereja yang didesain persis mirip ‘nyes’!”, ungkap seorang umat yang telah puluhan keraton menyimpan nilai-nilai filosofis budaya Jawa. tahun menetap di Bandung, namun masih merasa Di sebelah Gereja terlihat berdiri megah penuh sreg mengikuti misa bahasa Jawa. Bukan hanya itu, karisma Candi Hati Kudus Yesus. Menurut sejarahnya waktu doa pribadi entah di rumah atau di Gereja, ia Candi ini dibuat 1927. Di dalam Candi ada patung mengatakan biasa menggunakan doa-doa berbahasa Yesus sebagai raja dengan pakaian Jawa. Bukan lilin Jawa. “Mendaraskan rosario dengan bahasa Jawa yang di pasang di sana, melainkan pelita menyala terasa lebih mantap, ada sentuhan nilai rasa!” sepanjang waktu dengan minyak klentik (minyak

WARTA UTAMA Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 5 masyarakat secara adat bersyukur kepada Tuhan atas segala hasil pertanian, seraya berharap hasil pertanian meningkat pada tahun yang akan datang. Bila acara ini digelar, Cigugur berubah bagai magnet yang menyedot wisatawan. Gereja Katolik memulainya dengan perayaan Ekaristi di Gereja Kristus Raja, baru kemudian seluruh masyarakat merayakannya dalam acara adat di Gedung Paseban. Keberadaan Gedung Paseban ini memiliki sejarah yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Gereja Katolik Cigugur.

Gereja yang Meng-kita

Peribadatan dalam Gereja Katolik itu boleh dipilah Romo Utomo dalam perayaan Ekaristi memakai busana adat Jawa menjadi dua bagian besar, yaitu ibadah rohani (bdk. sedang melakukan ritual membakar kemenyan agar semerbak wanginya membubung sampai di hadirat Allah. (Foto: internet) Rm. 12:1), dan perayaan Sakramen. Ibadah rohani adalah doa yang dilakukan secara pribadi dengan menggunakan rumusan dan cara yang selaras dengan kelapa) sebagai bahan bakarnya. nilai rasa budaya sendiri. Untuk ibadah jenis ini Gereja Ada aturan yang tidak tertulis, sebelum bersujud membebaskan memilih rumusan doa yang pas, masuk ke dalam stupa Candi, bagi mereka yang akan sesuai dengan jiwa dan kebudayaan masing-masing bersyukur dan memuji kepada-Nya, terlebih dulu (Sacrosanctum Concilium no. 37-40). melakukan ritual bersih diri, entah dengan cara mandi Sedangkan pada perayaan Sakramen ada forma atau membersihkan tangan, kaki, muka, telinga, (kata-kata yang digunakan) dan materia (barang atau hidung, mulut dengan air kran sebanyak sembilan kali tindakan tertentu yang kelihatan) tidak dapat diganti simbol sumber nafsu manusia. dengan sekehendak hati. Itulah kenyataan Liturgi. Banyak yang percaya dengan melakukan ritual ini Kita dituntut bijak memilah mana yang bisa diubah, aneka doa permohonan akan dikabulkan. Kentalnya mana bagian-bagian yang tetap, tidak berubah, budaya Jawa di Gereja ini juga terlihat pada perayaan karena berasal dari Allah, dan harus dilindungi Gereja tahun baru Jawa, 1 Suro. Perayaan tahun baru sebagaimana disampaikan Yohanes Paulus II dalam Jawa digelar di Paroki ini dengan Perayaan Ekaristi Surat Apostolik Vicesimus Quintus Annus no. 16. khasanah budaya Jawa lengkap dengan sesaji khas Maka, sangatlah bijaksana bila kita mampu Jawa. Perayaan ini biasa dihadiri ribuan umat dari memposisikan kerderadaan diri dalam himpunan berbagai pelosok Indonesia. Gereja. Gereja itu kita. Aku sendiri tidak bisa menumbuhsuburkan benih iman, tanpa mampu Gereja Kristus Raja Cigugur menggabungkan kebersamaan dengan yang lain dalam kebersamaan umat sedunia yang dipimpin Hampir sama dengan Gereja Ganjuran Yogyakarta, oleh Kristus dan Paus di Vatikan sebagai wakil-Nya. di Keuskupan Bandung ada juga Gereja yang sangat Selamat merayakan Gereja yang meng-kita, sebab kental dengan budaya daerah, yaitu daerah Sunda. ecclesia est nobis. Gereja adalah kita (*). Gereja ini berada di desa Cigugur. Sebagian besar umat Gereja ini penduduk setempat yang kuat budaya Sundanya, berbeda dengan umat di Bandung yang rata-rata perantau atau kaum diaspora. Jika ingin merasakan suasana Gereja Katolik yang ‘kental’ dengan budaya Sunda, di sinilah tempatnya. Suasana Natal dan Paskah akan terasa lebih semarak, sebab hampir seluruh penduduk yang berdiam di sekitar Gereja beragama Katolik. Budaya saling kirim Komsos Paroki St. Odilia, Cicadas - Bandung makanan masih ada di sini. telah memiliki akun Instagram; Tidak kalah uniknya, di Cigugur terkenal dengan upacara ‘Seren Taun’. Seren (bahasa Sunda) artinya @komsosodiliacicadas serah, seserahan, atau menyerahkan. Taun (bahasa Sunda) artinya tahun. Jadi upacara ‘Seren Taun’ dikelola oleh Team Admin dari Majalah Bewara. adalah upacara serah terima tahun yang lalu ke Silahkan follow untuk update informasi dan tahun yang akan datang. Dalam kesempatan ini pula kegiatan di Paroki

6 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 WARTA UTAMA TAK TERSURAT, TAPI TERSIRAT Gereja Mengarungi Zaman - Bagian 2

Oleh: Raymon Mudrig

ada zaman pertengahan, Gereja mengambil berangkat dari tradisi Skolastik yang cenderung inisiatif untuk memimpin di depan dan menjaga puritan dan memandang tabu banyak hal, namun Pagar peradaban manusia tidak mundur akibat tetap melahirkan semangat kebebasan berpikir runtuhnya kekaisaran Romawi. Namun sejalan yang kemudian berbagai perkembangan ilmu dengan perkembangan peradaban manusia, Gereja pengetahuan. kembali harus berubah. Perannya sebagai motor Yang terkenal dari era ini adalah inkuisisi Gereja dalam khasanah keilmuan menghantarkan dunia terhadap Galileo Galilei yang mengajarkan teori pada tatanan peradaban modern. Namun demikian Heliosentris (bumi dan benda langit mengelilingi Gereja tetap setia mendampingi umat manusia matahari). Padahal sudah berabad-abad manusia menghadapi berbagai tantangan yang baru. menganggap bahwa dunia ini adalah pusat penciptaan dan semua benda langit lainnya Ilham Abad Pencerahan (Renaissance) mengelilingi bumi Geosentris. Dalam beberapa naskah Kitab Suci memang ada beberapa ayat yang Sejak abad 16M, tradisi Skolastika melahirkan seakan-akan bisa diinterpretasikan sebagai konsep komunitas-komunitas akademisi yang berkembang Geosentris. pesat, universitas-universitas di seluruh Eropa Pada saat ini berbagai teori Heliosentris yang mengalami perkembangan yang signifikan. dikemukakan di hadapan para akademisi memang Pada abad 18M saat negara-negara Eropa baru sebatas hasil pengamatan semata. Mengingat mulai menikmati hasil-hasil dari perdagangan dan teori Geosentris juga berangkat dari pengamatan eksplorasi maritim, berbagai koloni yang didirikan mata manusia, yang jelas-jelas bisa dilihat bahwa di Asia dan Amerika melipatgandakan keuntungan matahari, bulan, dan semua benda langit terbit di dari pola kolonialisasi. Kemakmuran ini menelurkan timur dan tenggelam di barat. Jadi di antara dua masyarakat kota dan kaum borjuis yang pengamatan tidak bisa dipilih mana yang lebih benar. tentu saja berpendidikan. Penolakan Gereja terhadap presentasi Galileo Menumbuhkan sebuah adalah kurangnya sarana pembuktian atas teorinya. gerakan pemikiran Namun karena sebelum memperoleh izin dari civitas baru yang berusaha akademia secara luas, Galileo telah menerbitkan keluar dari belenggu berbagai buku dan mendesak agar Gereja juga takhayul dan menerima teorinya. Akhirnya Gereja mengadakan mengutamakan inkuisisi dan menghukum Galileo dengan tahanan nilai-nilai akal budi, rumah. kemanusiaan, dan Hasil karya Sir Isaac Newton 1687M yang berjudul ilmu pengetahuan. "Mathematical Principles of Natural Philosophy" Walaupun yang menjadikan titik tolak ilmu alam. Newton gerakan ini mengubah wajah ilmu alam menjadi dapat dikenali sebab-akibatnya dan dapat dikuantifikasi dengan Sebuah text books menggunakan matematika. Perlu sekitar dua abad dari abad-15 tentang lamanya hingga akhirnya Robert Small tahun 1814M ilmu kesehatan dan pengobatan yang merumuskan formula baku dengan menggabungkan mengacu pada tradisi kinetika Kepler dan hukum gravitasi Newton. Skolastik Gereja. Sejak saat inilah maka teori Heliosentris menjadi (Foto: internet) resmi diterima oleh dunia sains (dan Gereja). Perlu dicatat di sini justru Gereja, tepatnya kaum Scholar Gereja, lebih memegang teguh tradisi disiplin dalam berlogika (dan sains).

WARTA UTAMA Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 7 dunia. Sebelum 1800 tatanan masyarakat umumnya adalah agraria dengan skema tuan tanah, tentara dan pekerja. Selepas tahun 1800 dunia ekonomi berubah drastis dengan munculnya pabrik-pabrik dengan menggunakan mesin dan modal transportasi kereta api (uap) dan mobil (uap) bahkan pesawat terbang membuat kecepatan produksi dan distribusi menjadi berlipat-lipat kali, dimulailah faham kapitalisme. Pada periode ini kata teknologi adalah idola baru. Teknologi menyulap kota-kota menjadi benderang, dan dengan telegram Ilustrasi inkuisisi Galileo Galilei 1616M. Tahun 1623M Gereja kabar bisa disampaikan hanya dalam hitungan menit. akhirnya mengizinkan publikasi atas karyanya dalam bentuk Adanya industri juga memungkinkan manusia Dialog. (Foto: internet) memproduksi peluru. Hasil mencolok dari era pencerahan adalah Selepas tahun 1900, hasil-hasil teknologi semakin sekularisme, yaitu berbagai cara pandang yang menyemarakkan muka bumi, namun masyarakat menempatkan realitas duniawi di atas nilai-nilai non- mulai penuh dengan kaum buruh dan ideologi material. Semboyan yang terkenal adalah "Carpe komunisme. Penguatan terhadap hak asasi dan Diem" yang berarti "nikmati hari ini", merupakan gejolak-gejolak sosial membuat abad 20M dimulai antitesa semboyan dari jaman pertengahan dengan berbagai revolusi, munculnya sistem "memento mori" yaitu “ingatlah hari kematianmu”. kepartaian baik yang bersifat nasionalis, komunis, Paham sekulerisme memiliki pengaruh positif dan maupun fasis. Segala gejolak ini memicu Perang negatif. Keburukan paham ini memicu munculnya Dunia I dan II. budaya hedonisme (pemuja kenikmatan) dan Wajah perang yang didukung oleh teknologi skeptisme (hanya menerima hal yang bisa dibuktikan persenjataan otomatis dan tank-tank serta altilerI secara fisik semata). jarak jauh menjadikan manusia pembunuh yang Nilai positif dari sekularisme adalah meningkatnya efisien. Separuh abad pertama diisi oleh konflik dan kesadaran akan hak asasi dan di kemudian hari pada kengerian perang, namun setelah Perang Dunia II era modern yang membuka berbagai profesi baru berakhir (1945), segenap bangsa-bangsa berkumpul dalam masyarakat adanya pemisahan kewenangan dan mendirikan Perserikatan Bangsa Bangsa sebagai berdasarkan kemampuan masing-masing individu wujud perdamaian dunia. atau lembaga. Dalam bidang politik dan tata negara Selain konflik yang bersifat peperangan ideologis sistem ini diadopsi secara luas oleh negara-negara dan perebutan sumber-sumber minyak bumi, demokrasi yaitu Trias Politica (eksekutif, legislatif, umumnya paruh kedua abad 20M umat manusia yudikatif). mulai lepas dari kengerian perang. Ditemukannya Dalam kurun waktu lebih dari dua abad Gereja teknologi plastik, membuat kebutuhan manusia mengalami pergeseran posisi dan peran. Paus Pius VII adalah Bapa Gereja yang mulai merintis konsep baru tentang pemisahan Gereja sebagai institusi religius dengan negara dan pemerintahan sebagai institusi politik. Beliau secara aktif menentang perbudakan, dan berbicara tentang HAM dan kebudayaan.

Dua Abad Penuh Perubahan

Abad modern (akhir abad 18M-20M) ditandai dengan berkembangnya disiplin ilmu politik, senjata, sains dan teknologi. Ledakan teknologi ini yang memicu Revolusi Industri. Penemuan mesin uap oleh James Watt, lampu pijar oleh Thomas Alva Edison Semua yang kita gunakan hari ini hampir seluruhnya baru adalah serentetan kejadian yang merubah wajah ditemukan/diciptakan dalam 100 tahun terakhir (Foto: internet)

8 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 WARTA UTAMA Paus Yohanes Paulus II: Redemptor Hominis, Dives in Misericordia, Laborem Exercens, Slavorum Apostoli, Dominum et Vivificantem, Redemptoris Mater, Sollicitudo Rei Socialis, Redemptoris Misso, Centesimus Annus , Veritatis Splendor, Evangelium Vitae , Ut Unum Sint, Fides et Ratio.

Semakin Canggih Semakin Krisis

Era post modern, abad 21 Masehi dibuka dengan isu yang dulu dikenal dengan nama Y2K (way to key, year two thousand) atau masalah komputer akibat perubahan angka abad, dikenal dengan era informasi yang kemudian disebut globalisasi. Industrialisasi memunculkan kota2 padat penduduk dengan Dalam dua abad terakhir, Gereja mengarungi suasana lingkungan buruk namun penduduknya berbeban kerja perubahan dunia yang sangat drastis. Begitu banyak tinggi, bahkan hingga problem pekerja di bawah umur (Foto: internet) hal yang dulu tak terpikirkan sekarang menjadi perdebatan pelik, seperti: Komunisme, Kapitalisme, dapat diganti dengan produk yang lebih murah. Liberalisme, Euthanasia, Cloning, Sel Punca, LGBT, Teknologi pembangkit tenaga listrik juga semakin Kecerdasan Buatan, Teknologi Perang, Hubungan murah. Akibatnya populasi bertambah dengan antar Agama Majemuk, Hak Asasi Manusia, signifikan, angka kematian menurun drastis dan umat Pemanasan Global dan lain-lain. Topik-topik ini tidak manusia bersiap menghadapi tantangan yang baru. dibahas dalam Kitab Suci secara gamblang, namun Dua abad yang penuh perubahan dikawal oleh nilai-nilai Kristiani hendaknya menjadi landasan bagi Gereja dengan berbagai ajaran-ajarannya. Dari masa sikap Gereja dalam menghadapi tantangan zaman. inilah muncul apa yang disebut sebagai Ajaran Sosial Berbagai ajaran Gereja dalam era ini adalah: Gereja. Paus Yohanes Paulus II: Ecclesia de Eucharistia. Paus Benediktus XVI: Deus Caritas Est, Spe Salvi, Caritas Semua ensiklik para Bapa Gereja selama abad in Veritate. Paus Fransiskus: Lumen Fidei, Evangelii modern: Gaudium, Laudato Si, Amoris Laetitia, Veritatis Gaudiuum , Gaudete et Exsultate. Paus Pius IX: Quanta Cura, Paus Leo XIII: Humanum Genus , Rerum Novarum, Providentissimus Penutup Deus. Paus Pius X: Vehementer Nos, Pascendi Dominici Gregis. Paus Benediktus XV: Sebagai orang Katolik kita memiliki cara pandang Redemptionem , Pacem, Dei Munus Pulcherrimum. yang unik terhadap peradaban manusia. Kehadiran Paus Pius XI: Quas Primas, , Gereja dan dinamikanya dalam perubahan Casti Connubii, Quadragesimo Anno, , zaman tidak hanya menunjukkan perkembangan , Divini Redemptoris, Mit Brennender kematangan dan kedalamannya secara institusi, Sorge. namun sungguh Roh Kudus berkarya dalam Gereja- Paus Pius XII: , , Nya yang kudus. (*) , , Orientales Omnes, , , , , In Referensi: Multiplicibus, Redemptoris Nostri, Humani Generis, 1. Sejarah Dunia, Alfi Arifian, 2017, Penerbit Sociality , , , 2. Sejarah Dunia untuk Pembaca Muda, Ernst H. , Evangeli Praecones, Orientales Combrich, 2004, DuMont Literatur und Kunst Ecclesia, , Ad Sinarum Gentes, Sacra Verlag Gmbh Virginitas, , Miranda Prorsus, Invicti 3. Paus dan Kekuasaan, Robert McClory, 2010, Athletae, . Penerbit Obor Paus Yohanes XXIII: Ad Petri Cathedram, Sacerdotii Nostri Primordia, Grata Recordatio, Princeps Pastorum, Mater et Magistra, Aeterna Dei Saipentia, Poenitentiam Agere, Pacem in Terris. Paus Paulus VI: Ecclesiam Suam, Mense Maio, Mysterium Fidei , Christi Matri, Populorum Progressio, Sacerdotalis Caelibatus , Humanae Vitae, ditambah seluruh hasil Konsili Vatikan II.

WARTA UTAMA Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 9 KATE KESE Devosi dalam Tradisi Gereja Katolik

Oleh: Antonius Maman Sutarman

evosi berasal dari kata “Devotio” yang – kaum religius – awam. Hal ini menimbulkan kesan berarti kebaktian, pengorbanan, penyerahan, seolah masing-masing kelompok Umat Allah itu Dsumpah, kesalehan, cinta bakti. Melalui memiliki gaya dan bentuk berdoa tersendiri. Selain devosi umat hendak menyatakan sikap hormat itu kurangnya pemahaman akan Kitab Suci. Hal ini dan hubungan khusus dengan Pribadi Ilahi, Santa bukan hanya terjadi di kalangan awam tetapi juga Perawan Maria, dan dengan para kudus di dalam sejumlah klerus dan religius. Akibatnya mereka sulit Gereja. memahami susunan dan bahasa simbol yang terdapat Dalam Gereja Katolik banyak devosi yang indah dalam liturgi. Seringkali homili sulit dipahami oleh dan digandrungi umat, misalnya: Doa Rosario, Jalan umat karena kurang memperhatikan aspek kateketis. Salib, Adorasi Ekaristi, berbagai penghormatan Liturgi seakan hanya milik kaum intelek sehingga kepada Santa Perawan Maria, Kerahiman Ilahi, Hati umat mencari bentuk dan moment ibadat alternatif. Kudus Yesus, perarakan Sakramen Mahakudus, ziarah Dalam suasana seperti itu ditemukanlah bentuk- ke tempat-tempat suci, penghormatan bentuk devosi yang populer dan dapat terhadap orang-orang kudus, Novena, dipahami. Jadi devosi lahir karena pemakaian medali atau skapulir, liturgi belum memenuhi cita rasa dan sebagainya. Berbagai devosi kerohanian umat setempat. tersebut dilaksanakan karena terdorong oleh sikap iman, Hubungan Devosi Dengan maka sangatlah baik dan Liturgi Resmi Gereja berguna ditekuni, karena turut menyuburkan hidup Walaupun devosi itu rohani umat. sungguh semarak dan meriah, Gereja tetap Latar Belakang memandang liturgi sebagai Berkembangnya Devosi ungkapan iman yang paling unggul, sebab liturgi Devosi bertumbuh subur merupakan ”puncak yang sejak abad ke-7 sampai 15. Umat dituju oleh kegiatan Gereja, dan amat rajin berdevosi namun kurang serta-merta sumber segala daya berliturgi. Suasana devosi berlangsung kekuatannya“ (Konsili Vatikan II dalam semarak, penuh dengan musik, hiasan Konstitusi Liturgi Sacrosanctum Concilium indah, lilin-lilin bernyala, pakaian indah dan – SC. 10). mewah sementara misa sendiri misalnya sering tanpa Gereja memang mengakui devosi sejauh selaras lagu dan sedikit umat yang menerima komuni. dengan iman resmi Katolik, karena, ”hidup rohani Kecintaan akan devosi terus meningkat setelah tidak tercakup seluruhnya dengan hanya ikut-serta Konsili Trente (1545-1563) yang menyeragamkan dalam liturgi” (SC 12). Keduanya saling melengkapi, bahasa Latin sebagai bahasa liturgi resmi Gereja tidak ada pertentangan di dalamnya. Karena itu Katolik secara tegas dan kaku. Akibat pemakaian Konsili Vatikan II tetap mengarahkan agar devosi itu bahasa Latin dalam liturgi resmi Gereja, umat tidak mengalir dari dan untuk liturgi. lagi mengerti apa yang sedang berlangsung dalam Apa yang dirasakan tidak tertuangkan dalam suatu perayaan liturgi. Liturgi sepertinya hanya liturgi dapat dilengkapi dalam devosi. Apa yang urusan kaum imam sementara para awam tidak dirasakan kurang dalam devosi disempurnakan lebih sekedar penonton-penonton yang bisu. Umat dalam liturgi. Kedua bentuk doa ini sungguh dapat merindukan kegiatan rohani yang menyentuh menyuburkan iman umat. Dan iman yang subur itu perasaan dan emosi. Kemudian muncul devosi yang ditampakkan dalam kehidupan. dilaksanakan dalam bahasa rakyat dan gampang Pada 1988, dalam kesempatan peringatan 25 dipahami. tahun Konstitusi Liturgi SC, Paus Yohanes Paulus Penyebab lain maraknya devosi adalah terlalu ditekankannya pembedaan peranan antara klerus bersambung ke Hal. 31

10 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 RELIGIUSITAS

(Dok: Béwara/Yos_Kebe) ADORASI SAKRAMEN MAHA KUDUS

Oleh: Yosef Sukarjon

erawal dari semangat Ulang Tahun Paroki dan menyediakan “perpetual adoration” (Adorasi Santa Odilia yang ke 80, maka dibuatlah tanpa henti) akan diberkati Tuhan. Panggilan imamat Btempat untuk Adorasi Sakramen Maha Kudus dari paroki tersebut akan meningkat, dan keluarga- dan Devosi Santa Odilia. Umat Paroki Santa Odilia keluarga dalam paroki tersebut dapat lebih bersatu Cicadas Bandung, sangat beruntung dengan memiliki dan bersemangat dalam melakukan tugas-tugas kedua tempat tersebut. kerasulan. Untuk lebih mendalami makna Adorasi dan 2. “Kami datang untuk menyembah Dia” (Mat. penggunaannya, ada beberapa hal yang perlu 2:2) diperhatikan: Penghormatan kepada Sakramen Maha Kudus 1. Adorasi tidak sama dengan devosi mempunyai dasar dari Kitab Suci, yaitu bagaimana kita ingin mengikuti teladan para gembala dan para Adorasi yang artinya penyembahan tidak sama majus yang menghormati Kristus yang telah lahir dan persis dengan devosi. Adorasi atau penyembahan diam di tengah-tengah kita. Paus Yohanes Paulus hanya diberikan kepada Kristus, sedangkan devosi II dalam surat ensikliknya “Gereja dan Ekaristi”, yang merupakan praktek religius, dapat berupa mengajarkan: penyembahan kepada Kristus maupun juga • “… pandangan Gereja selalu terus terarah penghormatan kepada para orang kudus. kepada Tuhannya, yang hadir dalam Sakramen Melihat penjabaran di atas, maka meditasi atau di Altar, yang di dalamnya Gereja menemukan merenungkan tentang Kristus, sabda-Nya dan pernyataan sempurna akan kasih Tuhan yang tak peristiwa hidup-Nya dapat merupakan bagian dari terbatas.” (The Church and the Eucharist, 1) Adorasi. Namun Adorasi sendiri dapat dilakukan • …Adorasi Sakramen Maha Kudus adalah… dengan beberapa cara yang lain, tidak harus meditasi. praktek sehari- hari yang penting dan menjadi Buah-buah yang diperoleh dari Adorasi sumber kekudusan yang tidak pernah habis… adalah pertumbuhan rohani bagi mereka yang Adalah menyenangkan untuk menghabiskan melaksanakannya, yang diperoleh karena rahmat dari waktu dengan Kristus, untuk bersandar pada- Kristus sendiri. Sudah menjadi rahasia umum bahwa Nya seperti yang dilakukan oleh murid yang paroki-paroki yang rajin melakukan doa Adorasi, bersambung ke Hal. 32

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 11 PROFIL KITA

Joseph Munthe MENEMPEL DI POKOK ANGGUR Oleh: Anthonius Iwan Adhipraja

kuntan Publik Joseph Munthe, demikian Karo Katolik Bandung dan sekitarnya. Di dua tertulis di depan kantornya, tempat Béwara organisasi di atas, Joseph pernah dipercaya menjadi Amelangsungkan wawancara. Joseph memang ketua. dikenal sebagai tokoh akuntan, baik di wilayah Tak hanya di perkumpulan satu daerah, Joseph Bandung maupun nasional. Saat ini beliau juga juga terlibat aktif di umat lingkungan dan wilayah terlibat aktif dalam kepengurusan Asosiasi Akuntan ketika dia pindah ke Antapani tahun 1990. "Dulu Publik di tingkat pusat. "Tapi sekarang kan bukan sempat jadi Sekretaris Lingkungan, Ketua Lingkungan mewawancarai seorang akuntan, tetapi seorang dan Ketua Wilayah. Kalau di Paroki, sempat jadi umat Katolik biasa," ujarnya diiringi tawa. Bendahara Paroki waktu zaman Pastor Soekarno, Pria dengan nama lengkap Drs. Joseph Munthe, OSC.," jelasnya. M.Si, Ak., CPA., CA., CPI. ini juga aktif sebagai dosen Sekarang Joseph Munthe diberi perutusan untuk di STIE TRIDHARMA, Jalan Soekarno Hatta, Bandung; menjadi Wakil Ketua Dewan Pastoral Paroki Harian dengan status Pegawai Negeri di Kementrian Riset, (DPPH) Santa Odilia. "Diberi penugasan oleh Romo Teknologi dan Pendidikan Tinggi. Adhi. Saya siap, cuma saya minta tolong supaya saya Joseph muda adalah seorang perantauan diarahin terus. Intinya kita akan kembangkan umat, dari Kabanjahe, Tanah Karo Sumatra Utara. Ia sejauh itu tidak melanggar ketentuan keuskupan, kita menginjakkan kaki di tanah Sunda pada 1975, ketika jalan terus." menjadi mahasiswa Fakultas Ekonomi, jurusan Sebagai Wakil Ketua DPPH, Joseph ingin membuat Akuntansi di Universitas Pajajaran. Prestasinya saat program-program supaya umat yang jauh dari kuliah membuatnya dikenal baik oleh dosen. Hampir kehidupan menggereja bisa disapa terus menerus di semua mata kuliah, Joseph muda menjadi ketua sehingga mereka kembali aktif. "Adalah tugas kelas, tentu juga menjadi asisten dosen. bagi umat yang sudah aktif, untuk menyapa dan Menurutnya, segala kelancaran hidupnya adalah merangkul mereka yang belum aktif." berkat kedekatannya dengan kehidupan menggereja. Dia juga berpesan, bagi umat yang sudah aktif, Waktu muda, Joseph aktif di Organisasi Muda-Mudi jangan hanya karena melakukan kesalahan kecil, Karo Katolik Bandung dan sekitarnya. "Waktu itu, terus dihakimi dan di-bully sedemikian rupa, nanti karena kerinduan bertemu dengan sesama umat jadi kapok tidak mau aktif lagi. "Kalau umat teman sekampung halaman. Saya hari melakukan kesalahan, hendaknya tetap di-support, Minggu coba masuk ke Gereja Kristen, tetap didukung, diberi motivasi lagi." demi bertemu dengan mereka. Ternyata, Terkait dengan bidang ilmunya, Joseph ke hampir separuh dari muda-mudi di depan juga ingin mengembangkan umat Paroki dari Gereja Kristen itu adalah orang Katolik. segi sosial ekonomi, lebih khusus lagi perencanaan Nah, kenapa kita tidak bikin saja sendiri. keuangan. "Saya beberapa kali ceramah manajemen Akhirnya muncullah Muda-mudi Karo keuangan keluarga di beberapa tempat. Saya Katolik Bandung tersebut," ingin juga umat kita bisa menata keuangan jelasnya. keluarga dengan baik." “Dulu,” sambungnya, Menurut Joseph, dari semua itu yang “kumpul-kumpul sesama terpenting adalah bahwa setiap umat perantauan itu semangat. Ke siapa pun juga di Paroki Santa Odilia mana-mana naik angkutan harus tetap “menempel di pohon umum. Tahun 1980-an itu naik anggur”. "Kita bertumbuh secara iman angkot di Bandung sudah bersama-sama, dengan menempel pada biasa, sampai ke Cimahi untuk pohon anggur yang satu, Yesus. Mari doa bersama.” menyapa mereka yang kurang aktif, Ketika sudah berkeluarga, dan mendukung antara umat satu sama Joseph juga aktif di Keluarga lain." Amin, Pak. (*)

12 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Lingkungan St. Ignatius Antiokhia, Babakan Sari 1 Doa Rosario ada Pemicunya

Oleh: Daniel Setiawan

erawal dari kring enam (VI) yang dipimpin oleh VD Sugenah (alm). Kring enam terus mengalami Bperkembangan, salah satunya adalah pemekaran lingkungan. Sejak Oktober 1985, pemekaran diresmikan. Diketuai oleh Y. Rejo dilanjutkan oleh Thomas S. dan dilanjutkan FX. Suwardi. Pada tahun 1997, terlahirlah nama lingkungan Babakan Sari yang masih diketuai oleh FX. Suwardi, dilanjutkan Sudarmanto. Januari 2010, dilakukan pengangkatan ketua baru yaitu Ignatius Sardjan. Beliau memimpin lingkungan Babakan Sari mulai dari tahun 2010-2015. Karena mengalami pemekaran kembali, adanya lingkungan Babakan Sari menjadi dua, maka lingkungan Babakan Sari 1 diketuai oleh Ignatius Sardjan dan lingkungan Babakan Sari 2 diketuai oleh Volmer Sitinjak. Pemilihan nama Santo dan Santa pelindung untuk Memiliki ciri khas lingkungan yang sering mengadakan lingkungan Babakan Sari memiliki cerita tersendiri. Ignatius doa rosario secara rutin menjadi pemicu kegiatan rutin Sardjan menjelaskan awal nama yang dipilih adalah lingkungan. Kegiatan rutin yang dilakukan selain doa Santo Paulus yang digunakan sejak kring VI, namun nama rosario yaitu koor, walaupun memiliki keterbatasan tersebut tidak bisa digunakan karena sudah digunakan anggota, namun tetap berusaha menjalankan tugas oleh lingkungan lain, sehingga dipilihlah Santo Ignatius sebaik-baiknya. Doa lingkungan yang dilaksanakan dari Antiokhia, merupakan seorang uskup yang saleh setiap Rabu jam 7 malam terkadang diselingi dengan doa menggantikan Petrus. Walaupun Babakan Sari terbagi novena pada malam Jumat kliwonan yang dihadiri rata- menjadi dua, mereka tetap menggunakan Santo Ignatius rata 18 – 25 orang. Pembahasan APP, BKSN, dan Adven dari Antiokhia sebagai santo pelindung lingkungan selalu dilakukan sesuai aturan Gereja. Lalu ada kegiatan mereka. Secara keseluruhan jumlah anggota lingkungan ziarah atau rekoleksi untuk menyemangati umat untuk Babakan Sari 1 dan 2 sebanyak 175 jiwa yang terdiri dari 86 aktif di lingkungan dan ada kegiatan khusus ibu-ibu yaitu laki-laki dan 89 perempuan. pertemuan rutin yang diawali dengan doa koronka pukul 15.00, dilanjutkan acara arisan dan kegiatan rutin perayaan Hari Kartini. Setiap 17 Oktober selalu diadakan perayaan pesta nama Santo Ignatius dari Antiokia bersama umat di lingkungan Babakan Sari. Ignatius Sardjan berencana untuk melakukan pendataan ulang umat lingkungan untuk arsip yang lebih lengkap dan lebih tertata lagi. “ Untuk umat di Babakan Sari dan keluarga muda yang belum aktif dimohon untuk lebih aktif lagi agar kegiatan di lingkungan kita lebih hidup lagi,” kata Sardjan. Ada pula pesan dari sesepuh lingkungan Babakan Sari yang dikenal dengan Mbah Paulus Bedjo, “Terima kasih untuk umat yang setia menjadi pembaca Bewara dan tim Bewara yang menyampaikan Atas: Foto bersama saat Ziarah ke Puh Sarang. berita tentang kegiatan lingkungan-lingkungan sehingga Atas Kanan: Dua sesepuh Lingkungan, Paulus Bedjo dan Udi S.. (Dok. Lingkungan) umat bisa lebih mengenal lingkungan lain di paroki.” (*)

PROFIL KITA Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 13 PSIKO LOGI HATI YANG BAAL

Oleh: May Yustika Sari, M.Psi

Tuhan menciptakan manusia seperti Peristiwa meninggalnya Haringga Sirla, gambaran-Nya karena manusia adalah suporter Persija, ditangan suporter Persib citra Allah. Kalimat tersebut kerap adalah bukti gagal move on moral pelaku kita dengarkan namun ternyata tidak ke tahap perkembangan yang lebih tinggi. mampu mengubah kita untuk senantiasa 2. Konvensional berbuat seperti yang Allah kehendaki. Kepatuhan seseorang di tahap ini Demikianpun kalimat “Kesempurnaan berorientasi untuk menyenangkan orang lain hanyalah milik Allah dan manusia tempatnya dengan masih mempertimbangkan kepentingan salah” seakan-akan semakin menempatkan kita pribadi. Kemampuan analisa yang sederhana telah untuk berhak berbuat salah. Jangan sampai dimiliki individu di tahap ini. Pengawasan masih kata-kata tersebut menjadi pembenaran atau diperlukan meski tidak sekuat tahap sebelumnya. rasionalisasi bahwa manusia berhak berbuat salah Tahap ini kira-kira terjadi saat anak berusia 7 sampai namun semestinya menggiring kita untuk mampu 12 tahun. Misalnya, seorang anak yang tidak akan memaafkan kesalahan orang lain. menyontek saat ulangan karena ia merasa ayahnya Memaafkan orang lain tentu saja bukanlah hal akan bangga dengan kejujurannya. Apakah ayah yang mudah, memerlukan belas kasih atau welas berada di kelas saat ulangan? asih yang luar biasa besar. Welas asih salah satu bukti 3. Post-konvensional seseorang memiliki kecerdasan emosi yang baik, ia Pada tahap ini, seseorang mengarahkan diri untuk mampu mengolah emosi bukan sekedar mengontrol. terlibat pada penegakan norma sosial yang lebih Keterampilan mengelola emosi berkaitan erat luas misalnya kesejahteraan sosial, rasa keadilan dengan bagian otak, yaitu amigdala, sebagai pusat bagi semua pihak, dan penghormatan pada hak- memori emosi. Memori emosi yang tersimpan di hak asasi manusia. Seseorang yang berada pada amigdala lebih cenderung permanen dibanding tahap perkembangan ini sudah tidak memerlukan gambaran peristiwa yang tersimpan di hypocampus. bimbingan dan pengawasan dari pihak luar karena Amigdalalah yang sebenarnya menjadi “hati” individu yang telah mencapai tahap ini mampu secara seseorang. mandiri menganalisa baik buruk bagi dirinya sendiri Kemampuan berbelas kasih, berempati dan orang lain. Tahap ini seharusnya dicapai saat usia memerlukan proses pembelajaran. Proses ini diawali dewasa atau 24 tahun ke atas. Misalnya, pegawai dengan pembiasaan dari lingkungan sejak individu pajak melaporkan penggelapan pajak dan tidak mau masih kecil. Seperti kemampuan kita berjalan yang menerima gratifikasi dari pengusaha yang terbukti tidak didapat dengan cara instan maka proses belajar melakukan penggelapan pajak sehingga merugikan mengelola emosi pun demikian. Prosesnya terdiri negara. dari beberapa tahap yang seiring dengan tahap perkembangan moral, yaitu kemampuan seseorang Baalnya hati terjadi karena gagal move on di tahap untuk menilai sesuatu itu benar dan salah. Menurut perkembangan moral ahli psikologi, Kohlberg, perkembangan moral seseorang terdiri dari tiga tahap, yaitu: Bercermin dari peristiwa yang terjadi di sekitar 1. Pra-konvensional. kita, seperti perkelahian antar pelajar, maraknya Tahap ini berorientasi pada pemberian hukuman prostitusi on line, begal dan pencurian, fenomena atau sanksi agar seseorang mematuhi aturan. Ini ini semakin memperkuat fakta bahwa hati manusia merupakan awal seseorang menyesuaikan diri dapat menjadi baal atau mati rasa, tidak memiliki dengan norma sosial dengan tujuan mendapatkan belas kasih. Faktor-faktor yang menyebabkan hati imbalan. Diperlukan bimbingan dan pengawasan manusia baal, di antaranya: yang sangat ketat dari figur otoritas atau yang 1. Bergesernya nilai budaya lokal memiliki kekuasaan, dipandang memiliki pengaruh a. Toleransi (menghargai kepentingan, secara langsung. Seharusnya dialami oleh anak pendapat orang lain) yang digeser oleh keinginan berusia di bawah lima tahun namun tidak sedikit untuk selalu menjadi prioritas utama dan superior individu yang berusia lebih dari lima tahun tidak dalam kelompok. Misalnya, pengendara motor mampu move on dari tahap ini. Bersambung ke hal. 28.

14 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 KELUARGA Reuni, Tuhan dan Doa

Oleh: Maria Dona

iga tahun silam, tersebutlah tiga belas orang menempuh jarak Mboro-Muntilan. Meski semula perempuan dan laki-laki merelakan diri bekerja beliau enggan hadir, akhirnya luluh juga hatinya Tsebagai panitia sebuah reuni dua dekade untuk menghadapi kami para alumni yang melancarkan dua ratusan orang alumni beserta keluarga masing- segala jurus persuasif demi kata ‘ya’. masing. Tiga belas orang ini bisa dibilang sebuah Ketika reuni tiba, Bruder Kepala Sekolah kami ‘klik’ yang terbentuk karena ikatan pengalaman dan hadir mendahului semua tamu undangan serta kedekatan saat sekolah dulu. bercengkrama dengan kami se-angkatan yang Demi keinginan bertemu, keterbatasan waktu pernah diberinya julukan ‘Histeria Mania’ hingga dan jarak pun tak dihiraukan. Hanya dengan sesaat sebelum misa mulai. Saat homili, beliau mengandalkan media sosial, telepon dan e-mail, bercerita tentang panti asuhan dampingannya dan panitia mendiskusikan, merancang dan mengatur berpesan agar kami saling mencintai dalam keluarga, segala rencana hingga menangani keluhan di sela khususnya agar anak tidak mengalami ‘tuna cinta’. rutinitas sehari-hari. Reuni dipersiapkan dalam kurun Dua dekade silam, tak terbayang sedikit pun waktu kurang dari sebulan. Diskusi dilakukan tak bahwa kami akan kembali lagi ke aula sekolah, duduk kenal waktu, akibat tak mampu menghindar dari bersama keluarga masing-masing, mendengarkan godaan memberi porsi lebih banyak untuk bergurau. Bruder yang sama, yang berbicara di mimbar yang ‘Itulah gunanya teman’, begitulah prinsipnya. sama mengenai hal yang sama: pendidikan. Hanya Lewat survey online, terkumpul suara mayoritas saja, sekarang kami hadir sebagai pelaku pendidikan, yang menginginkan reuni berlangsung di lokasi sebagai orang tua dalam keluarga. Reuni telah sekolah dan asrama kami. Akibat serangan ‘amnesia memberikan kami kesempatan untuk berefleksi dadakan’ dalam kelompok panitia, membuat saya tentang peristiwa hidup yang lampau, yang sedang yang tinggal beda propinsi dan ratusan kilometer kami dijalani dan mengandaikan masa depan. Refleksi jauhnya dari lokasi reuni didaulat untuk mengurusi yang diawali, dibawa dan ditutup dalam Ekaristi, perijinan dan mengundang semua guru, suster, sebuah doa yang menyatukan kami dengan kasih bruder, pastor, karyawan sekolah serta karyawan Kristus. asrama putra dan putri dari bagian administrasi Sebagaimana kehidupan nyata yang telah, sedang hingga dapur yang berjumlah sekitar lima puluh dan akan kita jalani, berlaku pula ‘pola’ yang sama orang. dalam hal menggambarkan relasi kita dengan Tuhan Oleh sebab cinta kadang juga ‘preett banget’, yah, dan kehidupan doa sehari-hari. Pada prinsipnya, saya lakukan pula tugas tersebut. Setelah melakukan disadari atau tidak, sejak lahir kita telah memiliki penyelidikan amatir ke segala penjuru yayasan, kakak relasi dengan Tuhan. Sayangnya, kesibukan dan kelas, para guru yang masih aktif dan kongregasi para persoalan sehari-hari mengaburkan relasi tersebut, suster, pastor dan bruder; terlacaklah sejumlah nama bahkan membiarkan relasi tersebut hanya sebatas beserta nomor telepon dan alamat tinggal atau kerja. ‘klik’; relasi yang dibangun hanya pada saat kita Tak terduga, proses mencari dan menemukan ini sedang membutuhkan Tuhan saja. rupanya menjadi proses yang mengharukan. Salah Lalu kebanyakan dari kita membutuhkan waktu satunya, saat kami berhasil menemukan tempat untuk menyadari adanya relasi tersebut melalui berkarya Bruder Kepala Sekolah kami dulu: sebuah proses mencari dan menemukan Tuhan: ‘reuni’. panti asuhan sederhana di daerah Mboro-Jawa Proses yang mengarahkan hati dan rasa kita Tengah. Bruder yang usianya yang mendekati 70 kepada Tuhan dalam keheningan dan diam serta tahun yang terkenal disiplin menulis catatan harian melepasrelakan pikiran yang berkaitan dengan dan keuangan pribadi serta menguasai empat persoalan hidup dan mulai berdialog dengan Tuhan. bahasa asing serta dua ‘bahasa ibu’ itu merawat dan mendidik sejumlah anak yatim-piatu. Beliau pun masih setia mengendarai motor bebek tua untuk Bersambung ke hal. 28

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 15 BERITA PAROKI Tata Gerak Bagi Misdinar

Oleh: Evan Adrianto

isdinar Paroki Santa Odilia mengadakan gerakan tersebut. Para misdinar dengan semangat satu acara yaitu Pembahasan Tata Gerak mencobanya. MMisdinar (Minggu, 23/09/18). Acara ini Acara yang dihadiri oleh 112 orang peserta ini dihadiri oleh seluruh misdinar yang berada di Paroki ditutup oleh doa penutup yang dipimpin oleh Revan. Santa Odilia. Mereka berasal dari wilayah yang Semoga acara ini dapat menjadi panduan untuk berbeda-beda. Ada yang berasal dari Wilayah Kebon semua misdinar yang bertugas di Gereja mau pun di Kangkung, Arcamanik, Ujungberung, dan wilayah wilayah-wilayah yang berada di dalam Paroki Santa lainnya. Acara ini berlangsung dari pukul 11.00 Odilia. (*) sampai dengan pukul 13.00. Pst. Adhi, OSC. sebagai Pastor Kepala Paroki Santa Odilia tampil sebagai pembicara. Acara dibuka dengan sosialisasi tata gerak misdinar. Di awal sesi, Pastor Adhi menjelaskan terlebih dahulu bahwa Perayaan Ekaristi terbagi menjadi empat bagian yaitu Ritus Pembuka, Liturgi Sabda, Liturgi Ekaristi, dan Ritus Penutup. “Semua berawal dari sakristi. Dan sesudah berada di sakristi sebisa mungkin kita melakukan saat hening,” ucap Pastor Adhi. Setelah itu Pastor Adhi menjabarkan tentang apa itu menunduk, membungkukkan badan, dan berlutut, serta kapan gerakan-gerakan tersebut dilakukan. “Jika ada tabernakel, setiap kita masuk ke Gereja harus berlutut untuk menghormati tabernakel tersebut,” lanjut Pastor Adhi. Pada kesempatan itu Frater Bowo, Pr. pun mengajak para misdinar untuk mempraktekkan masing-masing dari

Atas: Pastor Adhi, OSC. memberikan pemaparan tentang dasar-dasar tata gerak kepada para misdinar. Kiri: Fr. Bowo, Pr. memimpin praktik tata gerak langsung di hadapan para misdinar. (Foto: Béwara/@yos_kebe)

16 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 MEMBANGUN KEBERSAMAAN DALAM KELUARGA Family Gathering Lingkungan Santa Maria Antapani Barat Teks dan foto oleh: Ignatius Eka Bhakti

“We are Family” adalah slogan Family Gathering Setelah senam, acara dilanjutkan dengan yang diadakan oleh Lingkungan Santa Maria Antapani permainan interaktif yang dipimpin oleh Gregorius. Barat. Taman Hutan Raya Bandung (Tahura) menjadi Permainan yang dilakukan sangat menarik dan pilihan untuk mengumpulkan keluarga-keluarga membuat setiap orang lebih mengenal lagi satu yang ada di Lingkungan Santa Maria Antapani sama lain. Dari yang belum kenal menjadi kenal dan Barat (09/09/18). Dresscode senada membuat rasa yang sudah kenal menjadi lebih kenal lagi. Dengan kekeluargaan dalam lingkungan ini semakin terasa. diiringi musik, permainan demi permainan peserta Acara ini memiliki tujuan untuk mengakrabkan lalui dengan bahagia. Anak-anak usia TK-SD diajak kembali keluarga-keluarga yang ada di Lingkungan bermain, menyanyi, dan mewarnai gambar santo- Santa Maria Antapani Barat. Dengan adanya acara santa. ini diharapkan rasa kekeluargaan dalam lingkungan Ketika jam sudah menunjukkan siang hari, peserta ini bisa semakin bertumbuh dan juga menjadi ajang menyantap siang yang sudah disiapkan oleh panitia. silaturahmi. Sambil mengisi tenaga peserta yang terkuras, peserta Sebelum berangkat ke Tahura, peserta berkumpul mengobrol satu sama lain sambil bersilaturahmi. terlebih dahulu di Kompleks Bougenville. Panitia Peserta diberikan waktu bebas untuk berjalan- terlebih dahulu mengerahkan mobil-mobil pribadi jalan ke Goa Jepang atau Goa Belanda atau hanya umat lingkungan. Bagi yang bisa membawa mobil sekedar berfoto-foto. Acara Family Gathering ditutup pribadi wajib mengangkut keluarga yang tidak dengan foto bersama. Acara yang diikuti sekitar 70 memiliki kendaraan dan sisanya yang tidak mendapat orang termasuk anak-anak dan OMK berlangsung tumpangan akan disewakan taksi online. dengan lancar. Sesampainya di tempat tujuan, peserta mulai Semoga dengan adanya Family Gathering ini, menyiapkan segala keperluan sambil menikmati Lingkungan Santa Maria Antapani Barat bisa semakin snack. Setelah semua sudah siap, acara dibuka oleh menjadi lingkungan yang semakin solid dan memiliki Herry selaku Ketua Lingkungan Antapani Barat. rasa kekeluargaan yang tinggi. We are Family! (*) Acara dilanjutkan dengan senam bersama untuk mencairkan suasana pagi hari yang masih terasa dingin. Meskipun begitu, setiap peserta melakukan senam tersebut dengan semangat.

BERITA PAROKI Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 17 BERITA PAROKI

idak terasa perjalanan paroki kita, Paroki Santa Odilia sudah mencapai umur yang ke- ULANG TAHUN PAROKI DAN PELANTIKAN T81, tepatnya 1 Oktober 2018. Segala suka dan duka sudah dilewati dengan mantap. Segala halangan dan rintangan dilalui bersama. Semua hal DPP, WILAYAH DAN LINGKUNGAN itulah yang menjadikan Paroki Santa Odilia seperti saat ini. Pastor, para Pengurus Gereja dan umat, PERIODE 2018 - 2021 bersama-sama membangun Paroki (dan Gereja) ini agar menjadi berkat bagi umat dan juga masyarakat Teks oleh: Ignatius Eka Bhakti di sekitarnya. Foto: Béwara/Aninditya Regina Ulang tahun ini dirayakan dengan misa yang dibarengi dengan pelantikan pengurus DPP, Wilayah dan Lingkungan. Misa dipimpin oleh Pastor dan diiringi para Pengurus DPH. Pelantikan para Kepala Paroki Pst. E. B. Adhi Prakosa, OSC., dengan Ketua dan Pengurus DPP, Wilayah dan Lingkungan konselebran Pastor Eduard Daeli, OSC. dan Pastor T. dan Wilayah Paroki Santa Odilia dilakukan dalam Warhadi, OSC. misa. Nama-nama ketua dan pengurus dibacakan Sebelum misa dimulai, dibacakan narasi singkat satu per satu di hadapan para umat, dan dilanjutkan mengenai sejarah Paroki Santa Odilia, sehingga kita dengan janji suci untuk pelayanan di Gereja dan bisa mengetahui bagaimana sejarah Gereja kita. dilanjutkan dengan berkat air suci dari Pastor Adhi, Setelah itu diadakan perarakan pataka Paroki Santa OSC. Odilia yang dipimpin oleh Ketua DPH Yoseph Munte Dengan adanya pemekaran wilayah dan

18 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Tahun Pemuda. Sebelum makan, Suster Florencia ULANG TAHUN PAROKI DAN PELANTIKAN memimpin doa makan. Berbagai macam makanan disuguhkan untuk para umat. DPP, WILAYAH DAN LINGKUNGAN Para OMK mengisi acara dengan menyanyi, bermain musik, dance, flash mob dan bahkan bermain api. Dengan begitu banyaknya bakat dari PERIODE 2018 - 2021 anak muda Paroki Santa Odilia, diharapkan ke depannya pemuda-pemuda inilah yang nantinya Teks oleh: Ignatius Eka Bhakti akan melanjutkan semangat Santa Odilia. Tidak Foto: Béwara/Aninditya Regina mau kalah dari yang muda, bahkan bapak ibu ada yang ikut bernyanyi keroncong. Antusiasme yang besar dari umat Paroki Santa Odilia membuat malam lingkungan, maka Paroki Santa Odilia memiliki 15 yang dingin menjadi lebih hangat dengan rasa wilayah dan 81 lingkungan. kekeluargaan yang sangat kental. Setelah misa, ada acara ramah tamah di area Perjalanan Paroki Santa Odilia tidak selesai sampai parkiran Gereja. Di sana sudah terpasang panggung di sini. Selama rahmat Tuhan masih menyertai, Paroki dengan alat musik yang akan mengiringi selama Santa Odilia akan terus menjadi pelayan Tuhan kita acara. Acara dimulai dengan kata sambutan dari Yesus Kristus. Selamat ulang tahun Paroki Santa Romo Adhi, OSC., dilanjutkan dengan potong Odilia dan selamat melayani bagi para pengurus DPP, tumpeng bersama Tessa sebagai Ketua Seksi Wilayah dan Lingkungan yang baru. Ecclesia est nobis. Kepemudaan. Tiga tahun depan kita menyambut (*)

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 19 BERITA PAROKI RAKER SEKSI KOMSOS PAROKI

Oleh: Team Komsos

abtu pagi (29/09/18) itu tampak suasana riuh di makan siang. Dan setelahnya ada sesi kedua, yaitu salah satu ruang di Keuskupan Bandung, yaitu di Komsos mengundang Ketua DPP dan pejabat Paroki Sruang Fransiskus. Suasana riuh tersebut berasal lainnya. dari anggota Seksi Komsos Paroki Santa Odilia. Ya, Tanggal 1 Oktober ini, bertepatan dengan hari jadi untuk ke sekian kalinya Seksi Komsos mengadakan Béwara yang ke 2. Proficiat! Béwara menyadari masih Rapat Kerja (raker). Kali ini, Komsos memilih gedung banyak kekurangan yang dimiliki. Saran dan kritik Bumi Silih Asih yaitu gedung Keuskupan Bandung membangun akan terus diterima. Kita akan terus baru yang terletak di Jalan Mohamad Ramdan 18, memperbaiki diri, agar dapat diterima seluruh umat. Bandung. Walaupun tidak semua dapat hadir dalam Layaknya manusia, Komsos juga terus berevolusi, raker tersebut, namun anggota Komsos yang lain berkembang ke arah yang lebih baik dan dewasa. tetap antusias mengikutinya. Kehadiran Béwara tidak ada artinya tanpa campur Raker Komsos diadakan dengan tujuan untuk tangan dari para Pastor Paroki, kontributor penulis, meningkatkan kinerja para anggota Komsos, pemasang iklan dan seluruh umat paroki. Dalam penyusunan matriks majalah Paroki Santa Odilia kesempatan ini, Béwara mengucapkan terima kasih yaitu Béwara untuk satu tahun ke depan, presentasi atas segalanya. (*) tentang kegiatan Komsos baik berupa peliputan segala kegiatan di dalam mau pun di luar Paroki, wawancara dan juga penulisan artikel. Selain dalam penulisan majalah Béwara, Komsos juga membuat website Paroki Santa Odilia yang dapat diakses oleh seluruh umat. Media sosial lain yang lebih mudah diakses melalui Instagram dengan akun komsosodiliacicadas. Silahkan follow. Sesi pertama dalam raker tersebut dibuka dengan sharing pengalaman pribadi kita selama menjadi anggota Komsos. Juga hadir Pst. Adhi, OSC. selaku penanggungjawab Seksi Komsos Paroki. Raker ini bersifat santai sehingga kita dapat mengungkapkan suka duka secara terbuka selama menjadi anggota Komsos. Ada yang merasa deg- degan menjelang deadline, ada yang tidak percaya diri dengan tulisannya dan memiliki rasa khawatir apakah tulisannya akan dibaca atau tidak. Di sisi lain, ada yang merasa bangga karena cita-citanya dapat terwujud untuk menjadi anggota Komsos, menambah pertemanan, pengetahuan baru dan belajar disiplin. Secara keseluruhan, para peserta raker merasa senang dapat bergabung dengan Komsos karena memiliki passion dalam bidang ini. Selain sharing pengalaman pribadi, peserta raker juga berbagi SWOT (Strength Weakness Oppurtunity Threat). Hal tersebut diungkapkan agar Komsos semakin baik ke depannya dan tantangan (threat) Komsos adalah bagaimana Béwara dapat diterima oleh semua umat, tak hanya di Paroki namun umat Romo ADHI, OSC. memberikan evaluasi dan se-keuskupan. pengarahan terhadap kinerja Komsos selama satu Setelah sesi pertama, dilanjutkan dengan break tahun ini. (Béwara/@yos_kebe)

20 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Jadilah Teladan Bagi Sesamamu!

Oleh: Evan Adrianto

anggilan hidup membiara untuk OMK saat ini mulai berkurang. PLebih banyak anak muda yang lebih memilih menikah atau bekerja untuk masa depannya. Hidup membiara mungkin pilihan yang sulit dan sangat berat dengan segala kaulnya. Dengan alasan itu semua, Susteran Ordo Sakramen Mahakudus dari Surabaya, datang untuk menjelaskan apa itu panggilan. Mereka datang jauh dari Surabaya untuk menyapa para kaum muda di Bandung dengan harapan bahwa makin banyak panggilan tumbuh di kalangan kaum muda. Acara Minggu Aksi ini diadakan di Gedung Serba Guna Arcamanik (Minggu, 16/09/18), mulai pk. 12.00. Tagline yang Minggu Aksi Panggilan yakni “Hai Kaum Muda, Jadilah Teladan bagi Sesama”. Acara dibawakan oleh Susteran Ordo Sakramen Mahakudus dari Surabaya ini merupakan kerjasama Dewan Pastoral Paroki Santa Odilia bersama Orang Muda Katolik Arcamanik, dan bagi sesama. Suster juga menceritakan pengalaman diperuntukkan kepada Orang Muda Katolik dari imannya sejak awal belum terpanggil sebagai delapan wilayah di Paroki Santa Odilia yaitu OMK biarawati, melewati berbagai godaan duniawi, hingga Kebon Kangkung, OMK Cinunuk, OMK Rancaekek, akhirnya memantapkan diri menjadi biarawati dan OMK Antapani, OMK Ujungberung, OMK Cicaheum, mengucapkan kaul. Tambahnya, bahwa menjadi dan OMK Cikutra. OMK Arcamanik ditunjuk sebagai teladan bagi sesama harus dicontohkan dengan tuan rumah dalam acara Minggu Aksi. hal yang konkrit. Sesama tidak akan tersentuh jika Diawali dengan makan siang, ice breaking, teladan hanya diucapkan dengan kata-kata, tapi dilanjutkan seminar oleh Susteran Ordo Sakramen teladan harus dilakukan dengan perbuatan nyata, Mahakudus, acara ditutup dengan permainan yang meski dari hal yang sederhana. mengakrabkan satu sama lain sambil menunggu para Di akhir seminar, para Suster meminta para suster datang. Akustikan yang dimulai pada pukul peserta untuk menuliskan nama, kontak, dan cita-cita 13.00 dipersembahkan oleh beberapa OMK Wilayah dalam hidup di selembar kertas. Nama-nama tersebut memeriahkan acara yang dihadiri oleh 56 peserta. MC akan didoakan oleh para Suster sesuai cita-cita dan Eva dan Bagas menyambut kedatangan empat suster permohonannya. dari Susteran Ordo Sakramen Mahakudus Surabaya Semoga semakin banyak OMK yang terpanggil ini. untuk menjadi teladan bagi sesama, terlebih-lebih Dalam seminar, Suster menjelaskan bahwa terpanggil untuk menjadi pastur, biarawan, ataupun panggilan tidak hanya untuk hidup selibat. Panggilan menjadi biarawati. (*) juga ada di setiap diri OMK untuk menjadi teladan

BERITA PAROKI Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 21 BERITA PAROKI Ketua dan Pengurus DPP, Wilayah dan Lingkungan Periode 2018 - 2021

DPP dan Koordinator Bidang Periode 2018 - 2021

Ketua Umum DPP Pst. Emanuel Bambang Adhi Prakosa, OSC Ketua I DPP Pst. Tarcisius Warhadi Hardjasemeru, OSC Ketua II DPP Pst. Eduard Daely, OSC Wakil Ketua Joseph Munthe Sekretaris I Agustinus Tri Sulistyo Sekretaris II Deddy Maryadi Bendahara Maria Pia Suyadi

Koordinator Bidang Liturgi Prodiakon Denny Mamahani Misdinar Maria Theresia Susianty, Laetesia Megawati Wijaya, Maria Evi Mia Pemazmur Fernandius Evan Adrianto Koor Heribertus Endro Sarmono Organis Paulina Maria Devy Agustin Kartawaria Perangkai Bunga Yustina Eko Margi Putranti Asiani Tata Tertib Simon Petrus Sucipto Putro Lektor

Koordinator Bidang Pewartaan PAK Fransiskus Ngadilan Kerasulan Kitab Suci Herkulanus Entangai Fasilitator Lingkungan Indra C. J. Riadi BIA – BIR Paramitha Pelayanan Sakramen Philipus Bambang

Koordinator Bidang Pelayanan Kesehatan Maria Endang Susilowati Lingkungan Hidup (SPM-FP) Damianus Djumma Komsos Ignatius Heri Prasetyo, Dorothea Yuli Riyani Kerawam Jusup Slamet Daryono Keadilan dan Perdamaian Agustinus Joko Nugroho APK

Koordinator Bidang Persaudaraan Pendidikan Antonius Eko Kustanto Keluarga Antonius Alih Kepemudaan Theresa Silviana Suryo Putri HAAK Bonifacius Bambang Bremani

Bagian Keuangan Kasir Anasthasia Krismastuti Yanti Pembukuan Margareth Sapta Yunita Nindyastuti Kolekte Florentius Mardianto

Bagian Aset Bangunan Ignatius Eko Putranto, Yohanes Maryono, Martin Haryo S. Perencanaan & Pembangunan Imanuela Priliani, Ludowikus P. P. , Ignatius Risma, Evan Adrianto Dokumen/Legal F. X. Endro Tahjono, Gregorius Rory

Bagian Kategorial Gita Maria Maria Sri Astuti Legio Mariae Yustina Eko Margi Putranti Asiani KKI Aloysius Sumeri Chandra PDPKK Monika Sergia Lani Wati Warakawuri Tri Aris Catatan: di bawah Koordinator Bidang terdapat Koordinator Wilayah dan Lingkungan

22 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Nama Wilayah dan Lingkungan Koordinator Wilayah dan Ketua Lingkungan Periode 2018 - 2021 WILAYAH RANCAEKEK TIMUR Agustinus Daryanto 1 Lingkungan Santo Franciscus Asisi Poltak Hasoloan Rumahombar (Nainggolan) 2 Lingkungan Santa Veronika Fransiskus Matur (Frenky) 3 Lingkungan Santo Nikolaus Yosep Yusep Gunawan 4 Lingkungan Santa Yohana Fransiska de Chantal Matius Teddy Gunawan

WILAYAH RANCAEKEK BARAT Damianus Marwoto 1 Lingkungan Santo Antonius Pertapa Marianus Marilon Sianturi 2 Lingkungan Santo Yoakim Yohanes Aryanto 3 Lingkungan Santa Faustina Wilhelmus Jeramu 4 Lingkungan Santo Damianus Teofilus Teguh Pujiono 5 Lingkungan Santo Yohanes de Britto Henricus Retobjaan

WILAYAH CINUNUK Yohanes Suraji 1 Lingkungan Santo Carolus Borromeus I Maria Magdalena Sri Hartini 2 Lingkungan Santo Carolus Borromeus Ii Leonardus Singgih Marsudi 3 Lingkungan Santa Brigitta Agustinus Joko Nugroho 4 Lingkungan Santa Katarina Fabianus Madruno 5 Lingkungan Santa Maria Fatima Andi Doweng Bolo

WILAYAH UJUNG BERUNG TIMUR G. Prasetyo A 1 Lingkungan Santo Mathius Agustinus Purwanto 2 Lingkungan Santo Edward Yohanes Baptista Supriyanto 3 Lingkungan Santa Catharina Benardinus Budihadi Nursasono 4 Lingkungan Santa Agnes Magdalena Gultom 5 Lingkungan Santa Monica Yusup Tulus Sejati 6 Lingkungan Santo Nicholas Antonius Supardi

WILAYAH UJUNG BERUNG UTARA Ignatius Slamet 1 Lingkungan Santo Yohanes Rasul dan Penginjil Andreas Maria Surya Febriantoko 2 Lingkungan Santa Theresia Lisieux Yosep Ero Asmara 3 Lingkungan Santa Mechtildis Bernatius Mugiyat 4 Lingkungan Santo Gabriel Kristianus Nurcahya 5 Lingkungan Gregorius Agung Bartolomeus Samho

WILAYAH UJUNG BERUNG BARAT Maria Dona Puspitaningrum 1 Lingkungan Santo Paulus Persadaan Hasugian 2 Lingkungan Santo Yustinus Yustinus Andreas Wahyanto 3 Lingkungan Santo Bonaventura Fransiskus Xaverius Wijanarto 4 Lingkungan Santo Fransiscus Xaverius Fransiscus Xaverius Benyamin 5 Lingkungan Santa Ursula Yoseph Sutarno 6 Lingkungan Santo Yohanes Paulus II Christoforus Ichlas Bachtiar 7 Lingkungan Santo Gregorius Nazianze Albertus Tarman

WILAYAH CICAHEUM TIMUR Paulian Umi Suharmi 1 Lingkungan Santa Marie Louis de Montfort Heribertus Yun Widiatmoko 2 Lingkungan Santo Eugenius de Mazenod Yohanes Lewa Ojan 3 Lingkungan Santo Ignatius Loyola Antonius Eko Kustanto 4 Lingkungan Santa Helena Antonius Alex Harmoko 5 Lingkungan Santo Martinus Listiamin Erika Silalahi 6 Lingkungan Santo Yakobus Rasul Yoseph Sardjono Budi S.

WILAYAH CICAHEUM BARAT Yohanes Sabar Untoro 1 Lingkungan Santa Agatha Herlina Kembaren 2 Lingkungan Santa Martha Hendry Zaputra Tedja 3 Lingkungan Santa Cesilia Yohanes Casmadi 4 Lingkungan Santo Antonius Padua Elisabeth Yuyun Kartini 5 Lingkungan Santo Yohanes Don Bosco Yohanes Sabar Untoro

BERITA PAROKI Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 23 BERITA PAROKI

6 Lingkungan Santa Teresa Kalkuta Leonard Sudjono 7 Lingkungan Santo Lucas Lucia Tini Suhartini

WILAYAH CIKUTRA UTARA Serenia Lucia Ismail (Sonja) 1 Lingkungan Santo Rafael F. X. Tri Handoyo Rayali 2 Lingkungan Santo Blasius Antonius Warsimin 3 Lingkungan Santo Agustinus Andreas Andri Muliawan 4 Lingkungan Santo Kosmas dan Damianus Yohanes Basuki Sudharwanto

WILAYAH CIKUTRA SELATAN Stefanus Suhardi 1 Lingkungan Santo Yusuf Chrispinus Lebdo Baroto 2 Lingkungan Santo Antonius Padua Lucia Ambarwati 3 Lingkungan Santo Yohanes Pembaptis Yohanes Argo Sudargo 4 Lingkungan Santo Petrus Eddy Hendra 5 Lingkungan Santo Michael Yohanes Don Bosco Bambang Pratomo Sudibjo

WILAYAH ARCAMANIK Fabianus Hariyanto 1 Lingkungan Santa Clara Stephani Bertha Kusnandar 2 Lingkungan Santo Paskalis Baylon Franciscus Xaverius Endro Tahjono 3 Lingkungan Santa Angela Merici Maria Endang Susilowati 4 Lingkungan Santo Vincentius Florentin Natalia Nining 5 Lingkungan Santa Skolastika Maria Pujiati 6 Lingkungan Santo Filipus Neri Eduard Geger Subagyo 7 Lingkungan Santa Teresia de Avila Maria Margaretha Sandrawati 8 Lingkungan Santa Maria Ignatius Herry Prasetyo

WILAYAH ANTAPANI 1 Edwardus Manik 1 Lingkungan Santa Faustina Fredisius Herry Susanto 2 Lingkungan Santo Aloysius Gonzaga Edwardus Manik 3 Lingkungan Santo Irenius Lyon Engelbertus Bawono Budiyanto 4 Lingkungan Santa Anna Markus Sumartono

WILAYAH ANTAPANI 2 Hermanus Herbert G. Gozali 1 Lingkungan Santo Ambrosius Maria Theresia Titin Wijaya 2 Lingkungan Santo Heronimus Agustinus Widjianta 3 Lingkungan Santo Petrus Damianus Petrus Dwi Purwoko 4 Lingkungan Santo Stefanus Agustinus Iwan Kirana 5 Lingkungan Santa Baptista Varani Constani Paulani Fernandi 6 Lingkungan Santo Bernardus Dari Clairvaux Paulus Aleksander Gultom

WILAYAH KEBON KANGKUNG 1 - 1 Lingkungan Santo Kristoforus Monica Saryati Rehulina 2 Lingkungan Santo Benedictus Andreas Sutopo 3 Lingkungan Santo Gregorius VII Matheus Triwanto 4 Lingkungan Santo Yusuf Pekerja Albertus Togar Obaja Sihombing

WILAYAH KEBON KANGKUNG 2 Yohanes Suyono 1 Lingkungan Santo Raymundus Benediktus Suwardi 2 Lingkungan Santo Remigius Yohanes Kristianus Tarman 3 Lingkungan Santo Ignatius Antiokia I Ignatius Sardjan 4 Lingkungan Santo Ignatius Antiokia II Volmer Sitinjak

Redaksi Bewara menerima kiriman tulisan dari umat Paroki St. Odilia, Cicadas Bandung. Tulisan dapat berupa berita kegiatan di Wilayah/Lingkungan/Kategorial atau juga artikel sesuai dengan thema terbit Majalah Bewara. Untuk detail berita atau thema bulanan, silahkan hubungi WA 0895 2644 3548

24 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 Donor Darah PSE Berbagi dan Tetap Sehat Oleh: Lucia Ariyanthi

eksi Pengembangan Sosial Ekonomi (PSE) Paroki Santa Odilia secara rutin mengadakan Sdonor darah (30/09/18). Maria Endang salah seorang aktivis PSE menginformasikan bahwa jumlah pendonor kali ini sebanyak 54 orang. Seperti dikatakan dr. Robby Nur Aditya, Unit Donor Darah Pusat PMI, “Bila kita berdonor darah secara rutin maka sel darah pendonor akan mengalami regenerasi lebih cepat, selalu baru dan segar. Pastinya ini baik untuk tubuh. Dokter lainnya, Dr. Riani Susanto, ND. C.T. mengatakan, “Ini disebabkan karena darah berkoresponden untuk berbagi cinta dari dunia luar dan diri sendiri. Jadi bisa dibayangkan, kalau kita mendonorkan darah sama saja dengan juga membagikan cinta ke dunia luar.” Penulis pernah mengikuti “Aksi Donor Darah Gereja Santa Odilia” beberapa tahun lalu yang dikoordinir OMK yang bekerjasama dengan organisasi Lion Club Bandung. Donor darah kali ini donor yang ke-98. Anda bisa membagi cinta, menjaga kesehatan, sekaligus beribadah melalui donor darah. Ayo, ikut donor darah! (*)

BERITA PAROKI Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 25 BERITA WILAYAH

"MATAHARI BARU" Oleh: Patricia Astrid

i hari Minggu yang cerah, OMK dan Putra/i Binong). Altar Wilayah Kebon Kangkung menjadi saksi Proses pemilu berlangsung lancar hingga akhirnya Duntuk perjalanan baru mereka (09/09/18). sampailah pada sesi perhitungan hasil pemilu. Dengan berakhirnya masa kepengurusan OMK dan Suasana menegangkan karena setiap bakal calon, Putra/i Altar Wilayah Kebon Kangkung periode 2015- baik bakal calon OMK maupun Putra/i Altar sempat 2018, di hari itu tim formatur memutuskan untuk saling mengejar poin. Diputuskan yang akan menjadi mengadakan Pemilu untuk menentukan siapakah pemenang adalah yang jumlah pemilihnya bisa yang akan menjadi ketua dan wakil selanjutnya, baik mencapai 50% dari jumlah keseluruhan pemilih. untuk OMK maupun Putra/i Altar. Pemenang dengan hasil poin akhir 74% (28 suara Semua anggota OMK dan Putra/i Altar Wilayah pemilih) untuk Ketua OMK Wilayah Kebon Kangkung Kebon Kangkung diundang hadir untuk memberikan dimenangkan oleh Priscilla Tria Devalia dan 26% (10 hak suaranya. Turut juga beberapa Bapak dan Ibu suara pemilih) untuk Florencia Judith Widyarini yang Pengurus Wilayah yang menjadi saksi dalam kegiatan akan menjabat menjadi Wakil Ketua OMK Wilayah

Atas: Foto bersama OMK dan Putra/i Altar Wil. Kebon Kangkung setelah pemilu Kiri ke kanan: 1. Priscilla Tria Devalia (Ketua OMK Periode 2018-2021) 2. Florencia Judith Widyarini (Wakil Ketua OMK Periode 2018-2021) 3. Jose Feliksilda (Ketua Putra/i Altar Periode 2018-2021) 4. Maria Elsa Stella (Wakil Ketua Putra/i Altar Periode 2018-2021) (Dok. OMK Kebon Kangkung)

Pemilu tersebut. Terasa sekali antusias dari pemilih Kebon Kangkung. maupun para bakal calon, hal itu terlihat dari respon Sedangkan untuk Ketua Putra/i Altar Wilayah aktif dalam sesi tanya jawab yang dilakukan sebelum Kebon Kangkung yang terpilih dengan hasil poin pemilihan. Tentunya setiap bakal calon menunjukkan akhir 69% (18 suara pemilih) dimenangkan oleh Jose keunggulannya masing-masing, sehingga tidak sedikit Feliksilda dan 31% (8 suara pemilih) untuk Maria Elsa juga pemilih yang menjadi semakin bingung karena Stella yang akan menjadi Wakil Ketua Putra/i Altar setiap bakal calon mampu memberikan jawaban yang Wilayah Kebon Kangkung. terbaik. Total pemilih untuk Ketua OMK ada 38 orang, Bakal calon Ketua OMK Wilayah Kebon Kangkung sedangkan total pemilih untuk Ketua Putra/i Altar adalah Priscilla Tria Devalia dan Florencia Judith ada 26 orang, dengan kata lain semua memakai hak Widyarini. Keduanya berasal dari Lingkungan St. suaranya. Gregorius VII – Sukapura. Sedangkan bakal calon Proficiat bagi para pengurus yang baru untuk Ketua Putra/i Altar Wilayah Kebon Kangkung adalah periode 2018-2021! Selamat berkarya! Selamat Jose Feliksilda (Lingkungan St. Yusuf - Kiara) dan melayani! Maria Elsa Stella (Lingkungan St. Kristoforus - Salam Orang Muda! (*)

26 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 SEPUTAR KEUSKUPAN

Pelatihan K-13 Komdik Keuskupan Bandung Oleh: Agustina Utami

unia pendidikan senantiasa mengalami Komisi Pendidikan Keuskupan Bandung yang perkembangan sesuai dengan kebutuhan dipimpin oleh Pastor Fransiskus Samong, OSC. Dpendidikan dan psikologi siswa-siswinya. mengadakan pelatihan K-13 bekerjasama dengan Perkembangan ilmu pengetahuan dan informasi penerbit Kanisius. Pelatihan tersebut dilaksanakan di telah mempengaruhi psikologi anak dan metode Bumi Silih Asih (Kantor Keuskupan Bandung) Jalan pendidikan anak di sekolah. Moh. Ramdhan no. 18, Bandung (15-16/09/18). Pemerintah pun memiliki kebijakan dalam Narasumber yang dihadirkan adalah Yohanes perkembangan pendidikan di Indonesia, salah Sulisdwiyanta (untuk Sekolah Dasar) dan Y. H. satunya kebijakan melaksanakan pendidikan sekolah Bintang Nusantara (untuk SMP dan SMA). Peserta berdasarkan Kurikulum 2013 (K-13). Kurikulum yang hadir adalah guru-guru yang mengajar di 2013 memberikan kesempatan kepada siswa-siswi sekolah-sekolah, baik dari sekolah Katolik, sekolah untuk lebih mandiri dalam mencari informasi dan swasta non Katolik dan sekolah negeri. mengekplorasi pengetahuan. Hari pertama dilaksanakan dalam beberapa Guru sebagai pelaksana pendidikan di sekolah sesi, antara lain penilaian menurut Kurikulum 2013, harus menyesuaikan pendidikan sekolah menurut praktek pengolahan penilaian dalam kegiatan belajar kebijakan pemerintah dan kebijakan sekolah. Dengan mengajar, dan rencana pembelajaran. Hari kedua ada demikian, guru diharapkan mampu mengembangkan sesi praktek penyusunan RPP (Rencana Pelaksanaan diri dengan mengikuti berbagai kebijakan Pembelajaran) dan simulasi kegiatan belajar pemerintah, perubahan metode pelaksanaan, mengajar. dan perkembangan dunia pendidikan yang dapat Dengan pelatihan tersebut, maka guru-guru diterapkan di sekolah. Agama Katolik mendapatkan pengetahuan, Gereja harus hadir memberikan perhatian dan pelaksanaan pengajaran dan administrasi sekolah bantuan khusus bagi putera-puteri Gereja untuk berdasarkan Kurikulum 2013 yang sedang berjalan. mendapatkan pendidikan iman dan penyempurnaan Pelatihan tentang Kurikulum 2013 diharapkan dapat pribadi manusia (bdk. Gravissimum Educationis 3). bermanfaat bagi kemajuan pendidikan sekolah dan Komisi Pendidikan Keuskupan Bandung memiliki pengembangan pribadi peserta didik. (*) perhatian kepada guru-guru agama Katolik untuk dapat mengembangkan diri dalam hal teknis pengajaran dan administrasi sekolah.

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 27 KELUARGA yang menghalangi kita untuk berdoa. Sukacita Sambungan Halaman 15 yang kita dapatkan melalui berdoa berangsur- angsur memperbaiki relasi kita dengan Tuhan dan memperbaiki relasi kita dengan sesama. Lambat laun, Seringkali dialog tersebut hanya berlangsung satu doa menjadi usaha untuk mempertahankan kedua arah, melalui doa permohonan atau doa pujian. Tapi relasi tersebut. ada kalanya dialog itu berlangsung dua arah, melalui Relasi yang baik dengan Tuhan dan sesama Ekaristi dan devosi. merupakan wujud nyata dari sifat dan tindakan Dalam Ekaristi, kita diberi kesempatan untuk kasih Allah terhadap manusia. Pemahaman tersebut membaca, mendengarkan dan merenungkan Kitab mendorong kita untuk meniru dan mengamalkan Suci sebagai sumber utama dalam memahami sifat dan tindakan kasih Allah dalam kehidupan kehendak Tuhan. Dengan demikian, doa bukan hanya sehari-hari, di keluarga dan masyarakat. Dalam sarana menyampaikan kehendak pribadi melainkan proses meniru inilah, atas kemurahan hati Allah juga sebagai proses memahami kehendak Tuhan. dan bimbingan Roh Kudus, semangat hidup kita Yang tidak hanya membawa kebaikan bagi pribadi diperbarui dan visi hidup kita diperkuat. Kekosongan orang yang berdoa tetapi juga bagi orang lain, hidup diisi kembali oleh harapan dan sukacita. khususnya bagi orang-orang terdekat yang kita cintai. Akhirnya, doa menjadi sarana ber’reuni’ dengan Beberapa kebaikan yang lahir dari kebiasaan Tuhan yang dapat berakhir dalam suasana haru-sedih berdoa dapat dikenali melalui perasaan tenang, atau haru-bahagia, kebanggaan maupun penyesalan, merasa menemukan solusi, merasa dapat harapan serta sukacita sekaligus menjadi ekspresi berdialog dengan Tuhan dan perasaan sukacita. iman. Sambil menyadari besarnya manfaat doa, Sukacita menjadi rahmat yang mendorong kita marilah mulai membangun kebiasaan doa dalam untuk memberikan lebih banyak porsi waktu keluarga agar keluarga tidak ‘tuna cinta’ dan kasih doa dan mengatasi segala hambatan akal budi senantiasa terbarui. (*)

PSIKOLOGI Sambungan Halaman 14 menjadi manusia seutuhnya. Apa yang dapat kita lakukan agar terhindar dari matinya hati? ataupun mobil yang berhenti di pinggir jalan untuk 1. Rajin berdoa, karena doa adalah senjata yang membeli gorengan tanpa memarkirkan kendaraan akan mampu menghidarkan kita dari perbuatan dosa. di bahu jalan dan tidak memikirkan kepentingan 2. Tempatkanlah diri kita sebagai orang lain. Apa kendaraan lain yang akan melintas. yang akan kita pikirkan, rasakan apabila perlakuan b. Tolong menolong yang digeser oleh sikap tersebut terjadi pada kita. pamrih atau berharap mendapatkan keuntungan 3. Lakukan introspeksi diri secara objektif. Bagi dalam menolong. Kepentingan pribadi yang orang tua, apabila melakukan kesalahan sebaiknya kerap menonjol seakan-akan tak mau dikalahkan. juga mengakuinya dan meminta maaf meskipun itu Fenomena sederhana yang kita alami di jalan, berapa pada anak sendiri. kendaraan yang akan menepi untuk memberi jalan 4. Melibatkan diri dalam komunitas sosial yang mobil ambulans meski mendengar sirinenya berbunyi bergerak di bidang kemanusiaan. keras? Banyak kendaraan yang tetap melaju cuek, 5. Melihat peristiwa negatif atau tidak seperti tidak mendengar suara sirine. menyenangkan dari sudut pandang lain. c. Kesederhanaan yang digeser dengan 6. Bagi orang tua, menerapkan aturan secara hedonisme dan materialisme. Misalnya keinginan konsisten pada anak, dimulai sejak umur satu membeli handphone yang terbaru, tercanggih tahun, adalah hal yang baik. Anak dapat belajar yang lebih didorong oleh rasa prestisius dibanding mengendalikan emosi marah, sedih, kecewa atau kebutuhan dan daya beli. tantrum mulai usia ini. Bimbing anak untuk mengatasi 2. Minimnya keteladanan dari orang tua atau emosi negatif, ajak anak untuk mencari solusi pemuka agama mengubah emosi negatif (bukan dialihkan). Berilah 3. Pendidikan yang lebih mementingkan reward yang tepat bila anak berhasil mengelola kecerdasan intelektual emosinya. Handphone nampaknya merupakan Kondisi akan tidak hanya menimbulkan frustrasi senjata ampuh orang tua zaman now dalam bagi individu yang taraf kecerdasan kognitifnya rata- mengendalikan anak namun sesungguhnya mereka rata atau di bawah rata-rata. Frustrasi juga dapat telah menjerumuskan anak untuk memiliki hati yang dialami oleh individu yang kecerdasannya di atas baal. rata-rata, superior, jenius. Frustrasi karena kenyataan hidup tak selalu berjalan mulus, tak semudah Handphone mengkondisikan anak untuk memiliki hitungan matematika. Pendidikan yang mengajarkan hati yang baal keterampilan hidup lebih membantu seseorang

28 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 SEPUTAR KEUSKUPAN

Retret KSK se Bandung U and Me in God

Oleh: Agustina Utami

SK (Keluarga Siswa/i Katolik) adalah God” diikuti oleh puluhan peserta dari kota Bandung suatu komunitas rohani, komunitas untuk dan sekitarnya. Udara sejuk Cikole memberikan Kbercengkrama siswa/i Katolik yang ada di suasana nyaman dan kegembiraan yang dirasakan kota Bandung. KSK Bandung berada dalam binaan seluruh peserta. Komisi Kateketik Keuskupan Bandung yang diketuai Retret ini dilaksanakan dengan beberapa tujuan oleh pastor Pastor Vincentius Dwi S, Pr. KSK memiliki kegiatan. Pertama, remaja SMA dapat menghayati pendamping dengan satu orang frater Projo Bandung dilingkupi kasih Allah, dengan kesadaran bahwa dan satu orang awam. Allah selalu menyertai kita dengan kasih-Nya. Adanya keprihatinan pendampingan remaja yang Kedua, generasi muda Kristiani yang handal, masih minim pendampingan iman dan spiritualitas, dengan menumbuhkan karakter dengan nilai-nilai maka dalam beberapa tahun terakhir format KSK Kristiani dan jiwa Pancasila. Ketiga, visi dan misi didampingi frater dan awam untuk membantu KSK, menyelaraskan tujuan KSK dengan nilai-nilai menumbuhkan nilai-nilai Kristiani pada remaja. ajaran Gereja. Keempat, kegiatan outing, dengan Komunitas KSK diharapkan menjadi pionir dalam tujuan mengakrabkan seluruh peserta, panitia dan meneruskan semangat pelayanan dan pastoral di pendamping untuk dapat memajukan KSK dengan kalangan remaja. menumbuhkan akar nilai-nilai Kristiani yang tidak Kegiatan KSK dilaksanakan setiap Jumat, kecuali sekedar memberi kesan hura-hura. Kelima, pemilihan jika ada halangan libur atau kegiatan seluruh anggota pengurus baru KSK. KSK. Kegiatan KSK diisi dengan rapat rutin dan Dengan demikian, retret KSK menjadi lembaran kumpul bersama untuk nonton, doa bersama atau baru KSK di tahun ajaran baru dan pengurus KSK sekedar sharing. Setiap awal tahun ajaran baru, yang baru terpilih. Besar harapan dari pembina dan KSK selalu melaksanakan kegiatan retret untuk pendamping bahwa kegiatan KSK selalu menjadi memfasilitasi siswa baru tingkat SMA dan pemilihan komunitas tempat seluruh anggota memiliki rasa pengurus baru. kebersamaan dalam menumbuhkan iman, harapan Retret KSK 2018 dilaksanakan di IP Farms Cikole dan kasih. Tidak hanya bagi diri remaja itu sendiri, Lembang (07-09/09/18) dengan tema “U and Me in namun juga untuk Gereja dan masyarakat. (*)

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 29 SEPUTAR KEUSKUPAN Umat Katolik, Pemilih Cerdas di Pesta Demokrasi 2019

Oleh : Y. Suhartono

enghadapi Pemilu 2019, Gereja Katolik kepentingan umum dan kesejahteraan bersama melalui Komisi Kerasulan Awam (Kerawam) (bonum commune). “Kita semua berharap jangan MKeuskupan Bandung bekerja sama dengan sampai ada sikap apolitik, karena sikap itu sangat Vox Point Indonesia, mulai memberikan pendidikan merugikan Gereja, Bangsa dan Negara” tutupnya. politik, bukan hanya bagi umat paroki tetapi juga Dialog ini menghadirkan 22 orang Calon Legislatif OMK bahkan siswa-siswi di sekolah Katolik, karena tingkat DPR-RI, DPRD Provinsi serta DPRD Kota/ menyadari bahwa Gereja dan masyarakat harus Kabupaten yang berasal dari Partai PDIP, Golkar, berperan aktif Hanura, Nasdem, membangun PSI, Perindo dan Bangsa dan Gerindra. Para Negara Kesatuan Caleg Katolik Republik diberikan waktu Indonesia (NKRI) tiga menit untuk (Sabtu, 29/09/18). memaparkan Sekitar 205 visi, misi serta umat Katolik program terdiri dari prioritas yang siswa-siswi dari diunggulkan di SMA Santo masa kampanye Aloysius, SMA ini didamping Santa Angela, Dr. Arianthana SMA Santa Maria selaku 1, SMA Santa moderator sesi. Maria 2, Para “Tujuan Seminaris Cadas kegiatan ini Hikmat, Ketua Pastor S. Dany Sanusi berfoto bersama Lingkungan, Ketua Wilayah dan umat Paroki Gereja dengan para calon anggota legislatif dari yang tercakup di Keuskupan Bandung mengikuti kalangan umat Katolik di Keuskupan Bandung. dialog bertema “Untuk Negara dan Bangsa, Umat (Foto: Béwara/Y. Suhartono) Katolik Mau Apa? Umat Katolik Bisa Apa?” sekaligus sangat bagus dan perlu dukungan penuh Keuskupan ramah tamah dengan para Calon Anggota Legislatif Bandung,” menurut Stephani Dania., S.IP.,M.Si., Katolik se-Jawa Barat. Acara ini dibuka dengan salah satu Caleg Nasdem dari Dapil 4 Kota Bandung. suasana budaya Sunda, tepat pukul 09.00, dibuka Kegiatan seperti ini memberi pendidikan politik oleh Dr. Arianthana selaku Ketua Vox Point Jawa bagi kaum muda khususnya bagi pemilih pemula Barat, dilanjutkan pembukaan oleh Pastor Serafin tingkat SMA, dan para lansia agar mereka dapat Dany Sanusi, OSC selaku Ketua Komisi Kerawam menggunakan hak pilihnya dengan baik, benar dan Keuskupan Bandung. bertanggungjawab. Dr. Arianthana mengatakan bahwa setiap orang Kegiatan ini pun dapat meningkatkan wawasan Katolik dipanggil untuk berkarya, melayani dalam terhadap visi misi para Caleg Katolik sehingga bidang politik, namun membangun kesadaran kesadaran calon pemilih terhadap pemahaman tersebut bukanlah mudah. “Acara hari ini sebagai program unggulan para Caleg menjadi salah satu suatu cara untuk mengajak Umat Katolik terlibat aktif alasan untuk tidak sembarangan mencoblos dan pada pesta demokrasi, 17 April 2019 mendatang.” tidak golput (golput bukan pilihan ya, guys). Acara Pastor Dani, OSC. menyampaikan bahwa dengan diakhiri dengan penjelasan simulasi pencoblosan seringnya diadakan kegiatan semacam ini, besar kertas suara tingkat Presiden, DPR- RI, DPD, DPRD harapan rakyat dan seluruh umat Katolik bisa memilih Provinsi dan DPRD Kota/Kabupaten. (*) calon legislatif yang bekerja untuk memperjuangkan

30 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 KATEKESE semua ulah kesalehan itu.” Sambungan Hal. 10 Devosi harus mengarahkan umat pada liturgi dan diperkaya dengan liturgi sakramental. Dan dari semua II dalam Surat Apostolik Vicesimus Quin-tus Annus sakramen-sakramen tersebut, Sakramen Ekaristi (VQA) mengharapkan devosi tetap dipelihara dan harus menjadi puncak dan sumber perayaan iman. dihargai. “Devosi yang merakyat ini tidak boleh Maka sangat dianjurkan agar praktek devosi dapat diabaikan atau diperlakukan dengan acuh tak acuh dihubungkan dengan liturgi resmi. Misalnya, novena atau malah diremehkan, karena devosi-devosi itu kaya dalam Perayaan Ekaristi. akan nilai, dan kegiatan itu sendiri mengungkapkan Devosi harus dijauhkan dari bahaya praktek magis/ sikap religius terhadap Allah” (no. 18). Paus ini amat klenik. Sekalipun devosi berhubungan dengan medali, yakin devosi dan liturgi sama-sama mengembangkan relikwi, rosario ataupun skapulir, namun bukan kehidupan rohani dan memperdalam iman umat. kepada benda-benda itu umat Katolik berdevosi, melainkan kepada Allah ataupun pribadi orang kudus Perbedaan antara Devosi dan Liturgi. yang diacu olehnya, dalam kesatuan dengan Kristus. Devosi itu pada dasarnya bernada privat, pribadi, Maka para orang kudus ini bukan saingan Kristus, walaupun dapat dilaksanakan secara bersama tetapi pendukung Kristus dalam peran Pengantaraan- dan pribadi. Sementara liturgi itu resmi sebagai Nya yang satu-satunya itu. pengungkapan iman Katolik dan selalu dirayakan Benda-benda tertentu sebagai pendukung devosi dalam kebersamaan. hendaknya tidak sebatas “dipakai” atau “disimpan” Devosi itu lahir dari inisiatif pribadi yang (seperti jimat), tetapi harus mendorong pada kemudian diakui oleh Gereja tetapi tidak menjadi kesediaan untuk hidup sesuai dengan penghayatan doa resmi yang mengikat. Dengan demikian devosi iman mereka kepada Tuhan sesuai dengan itu memiliki bentuk bebas, dapat dirombak sesuai teladan Kristus dan para orang kudus-Nya. Benda- dengan kebutuhan orang atau selera daerah. benda tersebut hanya mengingatkan orang yang Sedangkan liturgi itu merupakan ketetapan resmi memakainya agar berjuang untuk hidup kudus dalam oleh magisterium Gereja. Struktur liturgi sudah baku berbagai situasi hidup agar memperoleh keselamatan dan tidak begitu saja dapat dirombak oleh siapapun. kekal. Liturgi berlaku universal dan ibadat resmi Gereja. Iman akan misteri paska Kristus diproklamasikan Devosi Harus Tetap Sesuai dengan Iman Gereja. dalam liturgi baik pribadi maupun bersama. Devosi yang benar harus tetap sejalan dengan ajaran Kitab Suci dan Tradisi Gereja. Peringatan Hal-Hal Hang Perlu Diwaspadai Dalam Devosi Gereja ini terkait dengan pengakuan orang-orang Devosi tidak menggantikan liturgi. Devosi memang tertentu tentang penampakan, visiun, dan peristiwa- dapat menyuburkan iman, memupuk cita rasa religius peristiwa luar biasa yang terjadi saat devosi. Gereja dalam pelbagai situasi hidup umat. Melalui devosi, mengingatkan bahwa hal-hal tersebut bukan sesuatu rahmat Allah dapat menyentuh hati dan perasaan yang esensial dalam iman Gereja. Oleh karena itu umat secara mendalam sehingga ia semakin mampu Gereja selalu mengambil sikap hati-hati sebelum mendekatkan manusia dengan Allah, membangun menilai dalam terang iman Gereja dan sejauh tidak jemaatnya, meningkatkan iman pribadi, dan bertentangan dengan Kitab Suci. mengembangkan liturgi. Tetapi devosi yang terlalu Devosi harus berbuah dalam hidup sehari-hari, menonjolkan unsur subyektif dapat mengaburkan hendaknya tidak membuat orang merasa nyaman kesatuan iman pribadi dalam kebersamaan iman berkanjang dalam doa sehingga merasa lebih Gerejani. dekat dengan Tuhan, tanpa kasih nyata kepada Paus Yohanes Paulus II dalam surat apostoliknya manusia. St. Fransiskus dari Sales, menegaskan yang telah dikutip di atas mengingatkan, ”Devosi- demikian: “Ringkasnya, devosi adalah kesigapan devosi itu perlu terus menerus diinjili, sehingga dan kegairahan hidup rohani, yang melaluinya kasih iman yang diungkapkan di dalamnya dapat menjadi bekerja di dalam kita, ataupun kita di dalamnya, tindakan yang semakin matang dan benar. Baik ulah dengan cinta dan kesiapsiagaan; dan seperti halnya kesalehan umat kristen maupun bentuk-bentuk kasih memimpin kita untuk menaati dan memenuhi devosi lainnya baik dan dianjurkan oleh Gereja, semua perintah Tuhan, maka devosi memimpin asal semua itu tidak menggeser atau merongrong kita untuk menaati semua itu dengan segera perayaan-perayaan liturgis. Suatu pendidikan liturgi dan tekun. Dan seperti devosi terdapat dalam yang sungguh pastoral akan meningkatkan kekayaan kasih yang sempurna, maka devosi tidak hanya dari kesalehan umat itu, sambil memurnikan membuat kita aktif, bersedia, dan rajin/tekun dalam dan mengarah-kannya kepada liturgi sebagai melaksanakan perintah Tuhan, tetapi terlebih lagi persembahan umat” (VQA, 18). Pesan Paus tersebut devosi mendorong kita untuk melakukan semua selaras juga dengan dokumen SC. no. 13 dengan perbuatan baik dengan penuh semangat dan kasih, mengatakan, “ ... ulah kesalehan itu perlu diatur bahkan perbuatan-perbuatan yang tidak diharuskan, sedemikian rupa, sehingga sesuai dengan Liturgi tetapi hanya dianjurkan ataupun disarankan.” (lih. St. suci; sedikit banyak harus bersumber pada Liturgi, Francis de Sales, An Introduction to the Devout Life, dan menghantar Umat kepadanya; sebab menurut (Rockford, Illinois: TAN Books and Publishers, 1942), hakekatnya Liturgi memang jauh lebih unggul dari p.3) (*)

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 31 RELIGIUSITAS Aku. Kuduskanlah waktu ini dari segala kebisingan Sambungan Hal. 11 yang ada di dalam diriku. Kuduskanlah waktu ini dari segala yang dapat menggangguku dari ketenangan. Semoga tempat ini menjadi tempat yang penuh dikasihi-Nya, dan untuk merasakan kasih yang berkat bagiku. Semoga waktu ini yang telah Engkau tak terbatas yang ada di dalam hati-Nya.” kuduskan oleh karena kehadiran-Mu, menjadi waktu di mana aku menanti Engkau, Tuhanku, Allahku. 3. Apa saja yang sebaiknya kita lakukan ketika Semoga damai sejahtera menyelimuti aku, dan saat Adorasi Sakramen Mahakudus? menjangkau juga mereka semua yang kukasihi, dan semua orang di seluruh dunia. Berikut adalah beberapa saran mengenai apa yang Bantulah aku, ya Tuhan, untuk menyingkirkan semua sebaiknya dilakukan dalam Adorasi Sakramen Maha yang dapat menyebabkan aku gelisah dan izinkanlah Kudus secara pribadi: aku untuk melalui saat ini sepenuhnya dalam • Mendoakan Mazmur: memuji, menyembah, kehadiran-Mu yang agung dan mulia. bersyukur, memohon pengampunan atau doa- Tuhan, semoga doaku Engkau persatukan dengan doa permohonan. Selalu tersedia Mazrnur untuk doa semua orang percaya di seluruh dunia, yang Anda doakan dan renungkan. menghormati-Mu dalam kedamaian dan keheningan. • Membaca dan merenungkan Kitab Suci. Pilihlah Maka kami semua akan menggabungkan pujian satu perikop dari Kitab Suci. Baca dan renungkan. kemuliaan bagi-Mu dalam keheningan ini. Mungkin ada ayat yang menarik perhatian, Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan mintalah kepada Tuhan untuk mengajarkan apa dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa. yang ingin Ia sampaikan lewat ayat tersebut. Amin • Curahkan isi hati Anda dan sembahlah Dia. Bercakap-cakaplah dengan Yesus, sadarilah 2. Doa pada saat akhir Adorasi bahwa Anda berada di hadapan-Nya. • Berdoa bagi orang-orang di sekitar kita. Tuhanku, tibalah saatnya bagiku untuk pulang. Aku Sampaikanlah permohonan dan syukur kita atas bersyukur kepada-Mu atas waktu hening ini bersama- penyelenggaraan Tuhan bagi diri kita, keluarga, Mu, yang tidak dibebani oleh segala tugasku sehari- teman-teman atau sesama. hari. • Berdiam diri dan menikmati kehadiran Allah. Waktu ini telah memperbaharui aku. Waktu ini telah Anggaplah mengunjungi Sakramen Mahakudus mendatangkan kesembuhan bagi tubuh dan jiwaku. seperti mengunjungi seorang sahabat. Duduklah Aku telah beristirahat sejenak dan memberikan dalam keheningan, menikmati kehadiran bersama kesegaran pada tubuhku, dan keheningan ini telah Yesus. mendatangkan kesejukan pada jiwaku. Waktu ini yang telah kuhabiskan bersama-Mu telah Kita juga bisa lakukan doa sebelum dan sesudah memperbaharui di dalamku keinginan untuk selalu adorasi. bersekutu dengan-Mu dan dengan mereka semua yang kukasihi. Tempatkanlah di dalamku keinginan 1. Doa pada saat awal Adorasi untuk bersama-sama dengan mereka dan semua orang, untuk menyatakan kebaikan-Mu pada saat Tuhanku dan Allahku, kami menjalani kehidupan kami. Pada saat yang lalu, Engkau memanggil orang-orang Semoga waktu yang kudus ini dalam keheningan ini, pilihan-Mu di tengah kesibukan mereka, yaitu para memenuhkanku dengan kekuatan untuk sekali lagi hamba-Mu: Musa, Elia, Yohanes Pembaptis, Maria mengusahakan kekudusan di tengah-tengah kegiatan dari Nazareth, Maria dari Bethani, saudaranya dan pekerjaanku, dan di tengah-tengah keluargaku. Martha dan Lazarus untuk menyediakan waktu Tuhan Yesus, sertailah aku pada saat aku kembali untuk berdoa. pulang, untuk menjalani kehidupanku yang dipenuhi Sekarang, Tuhan, Engkau memanggil aku, untuk dengan hiruk pikuk kesibukan dan persimpangan menyediakan waktu bagi-Mu dan bersama-Mu, untuk jalan. bersyukur atas segala rahmat-Mu yang ajaib yang Dalam nama-Mu Yesus aku berdoa, dalam persatuan Engkau berikan kepadaku. Untuk bersyukur kepada- dengan Roh Kudus dan demi kemuliaan Allah Bapa. Mu terutama karena Engkau telah memberikan Amin. Diri-Mu sendiri di dalam Sakramen Maha Kudus ini, untuk bersyukur kepada-Mu karena Engkau telah mengundang aku untuk menghabiskan waktu ini Sumber : www.katoliksitas.org / www.Iman Katolik.or.id bersama Engkau. Gempar, Buletin Paroki St. Yoseph Palembang Tuhan, Engkau telah memberikan saat ini kepadaku. Pengajaran Iman Katolik. Petrus Danan Widharsana, R.D. Victorius Rudy Hartono

32 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 BIOGRAFI

St. Ignatius Antiokhia AKU ADALAH THEOPHORUS

Oleh: Firta Yolin

“Di mana ada Yesus Kristus, ada Gereja Katolik.” -St. Ignatius

uatu waktu dalam yang penuh binatang buas. perjalanannya menuju Di sana tubuhnya dicabik- SRoma, Ignatius cabik. Menurut legenda melewati daerah-daerah Kristen, tempat tersebut Asia kecil. Ketika berada adalah Colosseum tempat di daerah tersebut, ia para martir yang lain juga memberikan pengajaran diperlakukan sama seperti bahkan menuliskan surat- Ignatius. Sisa-sisa jenazah surat kepada jemaat- Ignatius yang sangat jemaat di wilayah tersebut. dihormati itu dipindahkan Surat-suratnya tersebut oleh Kaisar Theodosius II ke terlestarikan hingga saat Tikhaeum atau Kuil Tikhe ini. Tulisannya sebagai yang telah berubah menjadi salah satu contoh teologi gereja dan didedikasikan Kristen awal. Beberapa untuk Ignatius. Tahun 673, pembahasan yang penting relikuinya dipindahkan ke dalam suratnya tentang Basilika San Clemente. eklesiologi, sakramen- Seperti telah disebutkan sakramen dan peranan para di awal, perjuangan Ignatius Uskup. Dalam suratnya, juga menulis surat-surat. Ignatius menceritakan pula Surat-suratnya dianggap tentang penangkapan dirinya otentik oleh sejarawan. dan dibawa ke Roma untuk Ketujuh surat yang diadili. ditemukan tersebut adalah Mengapa Ignatius harus surat-surat kepada jemaat diadili? Pada masa itu adalah di Efesus, Magnesia, Tralles, masa pemerintahan Kaisar Roma, Filadelfia, Smirna dan Trajan, ketika umat Kristen surat kepada Polikarpus, dikejar dan dianiaya oleh Uskup Smirna. Ketika surat- kaki tangan Kaisar Trajan. Ignatius salah satunya. surat tersebut diketemukan, sejarawan meyakini Ketika mereka ditangkap, pilihannya adalah murtad bahwa surat-surat tersebut mengalami perubahan atau mati. Apabila mereka memilih murtad dan karena waktu. Teks asli enam surat tersebut menyangkal imannya maka akan selamat. Sedangkan diketemukan dalam Kodeks Mediceo Laurentianus, Ignatius ketika dihadapkan kepada Kaisar, Kaisar yaitu dalam bahasa Yunani. Sedangkan surat kepada menanyakan siapakah dirinya yang Kaisar anggap jemaat di Roma ditemukan dalam Kodeks Colbertinus sebagai orang jahat. Kemudian jawaban dari Ignatius yaitu naskah latin dalam Alkitab. membuat Kaisar murka, “Janganlah menyebut jahat Ignatius dikenal sebagai seorang Uskup dari orang yang membawa Tuhan dalam dirinya. Akulah Antiokhia. Awalnya ia bukanlah seorang Kristen. Ignatius, pemimpin orang-orang yang berdiri di Kemudian ia menjadi Kristen dan menjadi murid hadapanmu. Kami semua pengikut Kristus yang telah Yohanes. Ia selalu menamakan dirinya Theophorus disalibkan bagi keselamatan manusia. Kristus itulah yang artinya adalah pemanggul Allah dan ia bangga Tuhan kami dan Ia tetap tinggal dalam hati kami dan akan hal tersebut. Karena kesalehannya, Petrus menyertai kami.” mengangkat Ignatius menjadi Uskup, menggantikan Akibat jawabannya tersebut, Ignatius diadili. dirinya. Ignatius menjadi Uskup di Antiokhia selama Dan sebagai hukumannya, ia dibawa ke gelanggang empat puluh tahun. (*)

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 33 ORANG MUDA KATOLIK

THE LAST BIBLE ZAMAN NOW Oleh: Laurensia Bertha

epertinya baru saja kemarin pembukaan Bible Wahyu 6:1-17. Zaman Now (BZN) di Gereja Santa Odilia, dan Visualisasi yang disajikan tampak berhasil Ssekarang sudah sampai di wilayah terakhir yaitu menggerakkan hati para peserta sehingga suasana Ujung Berung (22/09/18). BZN ke-8 ini diadakan di yang diinginkan pun dapat terbangun, yaitu suasana Gereja Zipur dengan mengusung tema “Parousia”. mencekam dan ketakutan di dalam kegelapan. Parousia memiliki arti kedatangan Yesus yang kedua. Namun Tuhan Yesus (diperankan oleh Hieronimus Acara ini dihadiri oleh 90 OMK perwakilan wilayah di Egi) datang, ditemani oleh dua malaikat (diperankan Paroki Santa Odilia. oleh Ovi dan Ursula) dengan membawa lilin. Malaikat Frater Pranadi, OSC. dan Frater Hubert, OSC. ini menerangi ruangan yang tadinya gelap gulita dan menjelaskan konsep akhir zaman dengan sangat jelas dikuasai oleh roh jahat (diperankan oleh Marcell, dan mudah diserap oleh kaum muda. Akhir zaman itu Jono, dan Edo). seperti pencuri yang Setelah visualisasi, Frater Hubert dan Frater datang secara tiba- Pranadi memberikan penjelasan tentang arti kata tiba. Tidak ada yang Parousia dan memberikan beberapa cuplikan film mengetahui kapan tentang alam semesta yang menyadarkan kami akhir zaman datang, bahwa manusia itu sangat kecil dibandingkan alam Yesus sendiri pun semesta yang sangat luas tidak terbatas. Jadi, tidak tahu, yang janganlah menjadi sombong karena kita manusia, tahu hanya Allah. tetapi jadilah manusia yang memiliki akal budi, hati Maka hendaklah nurani, dan kehendak bebas namun bertanggung kita berjaga-jaga jawab. Hendaknya kita menjaga alam semesta ini. senantiasa dengan Setelah sesi, kami bernyanyi lagu “Hidup ini adalah selalu berbuat baik, Kesempatan”. Setelah itu kami berfoto bersama, dan mengenal pribadi acara ditutup oleh visualisasi penutupan BZN yaitu Tuhan Yesus sehingga dapat mewartakan Kerajaan MKM (Misa Kaum Muda) oleh Arvin. Allah di dunia. Misa Kaum Muda akan diadakan tanggal 27 Bagaimana caranya mengenal pribadi Yesus? Dengan Oktober 2018 di Paroki Santa Odilia, pukul 17.00. membaca Kitab Suci. Dalam Kitab Suci itulah kita Seluruh OMK Paroki Santa Odilia diundang dan bisa mengetahui cara hidup Tuhan Yesus dan sabda- diharapkan semuanya bisa hadir sebagai ucapan sabda-Nya. Namun, untuk membaca Kitab Suci, kita syukur bahwa BZN telah selesai dilaksanakan, harus punya keinginan dari dalam diri sendiri, tidak dan berhasil bisa dipaksakan. membangun Tidak ada lagi kecanggungan antar peserta karena hubungan erat acara ini telah rutin diadakan dari bulan Februari antar-OMK sampai September 2018. Semua sudah seperti se-Paroki Santa keluarga. Acara diawali dengan permainan, lalu Odilia. makan malam di halaman Gereja. Setelah itu di dalam Proud to Gereja diselenggarakan sesi pertama, yang diawali be OMK Santa dengan visualisasi tentang akhir zaman sesuai Kitab Odilia! (*)

34 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 BINA IMAN ANAK

Generasi Muda Katolik

Oleh: Agustina Utami

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah bermasyarakat. Kita juga harus menghargai tradisi- karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang- tradisi Gereja yang teladan dan arahan kepada kasih orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah Allah (bdk. Apostolicam Actuositatem 12). lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan Tidak sulit untuk mendapatkan kepercayaan dalam kesucianmu. (1 Timotius 4:12) mendapatkan peran dalam kehidupan menggereja, asalkan kita mau belajar dengan benar melalui pendampingan orang dewasa, mengikuti proses dalam kegiatan Gereja, dan meneladani Yesus dalam nstagram, Mobile Legend, Facebook, TikTok, dan tindakan juga perbuatan. menjadi YouTuber sedang ramai di kalangan orang Sebagai orang muda, tentu Teman-teman Imuda. Berbagai perkembangan teknologi dan cenderung ingin memiliki kebebasan tanpa terbebani informasi tidak jarang Anak-anak penerima Komuni telah mengubah minat Pertama memasuki tahap Teman-teman kaum pertama dalam proses muda. Kegiatan Gereja menjadi generasi muda di Gereja Katolik. (Foto: tidak lagi menjadi Béwara/@yos_kebe) peminatan pertama bagi Teman-teman, tetapi yang dicari adalah kesenangan dan menjadi gaul. orang dewasa. Teman- Teman-teman teman berusaha kaum muda (termasuk berekpresi dan anak-anak dan remaja) melakukan kegiatan adalah tunas muda dan tanpa pengawasan kekuatan bagi Gereja orang dewasa. Namun, atau pun di dalam masyarakat. Teks Kitab Suci di atas dengan pendampingan dan pengawasan orang adalah semangat yang harus ada dalam jiwa kaum dewasa, kita dapat mengambil keputusan dengan muda, sebagai jati diri dan pembuktian kaum muda. bijaksana. Orang dewasa akan mengarahkan kita Peran kaum muda tidak sebanyak peran orang pada kehidupan lebih baik karena mereka pernah dewasa dalam kehidupan menggereja, tetapi bukan “muda” dan telah mengalami proses lebih dahulu. karena tidak mampu, namun harus tetap belajar Gereja adalah kita semua. Ayo, Teman-teman dalam proses kehidupan menggereja. Teman-teman muda, sebagai masa depan Gereja, mari kita dapat kaum muda perlu mendapatkan pendampingan berbuat yang lebih baik untuk kemajuan Gereja orang dewasa dan rendah hati untuk selalu belajar dengan aktif dalam kegiatan menggereja. Teman- dalam kegiatan Gereja. teman juga harus bekerja sama dengan banyak Kaum muda adalah harapan dan masa depan pihak orang dewasa untuk mendapatkan ilmu dan Gereja, sebagai generasi muda untuk membangun keterampilan untuk sama-sama melayani Tuhan Gereja. Teman-teman muda bisa menjadi generasi melalui Gereja. (*) muda Gereja yang handal dengan semangat dan teladan Kristus. Kita harus hidup dengan semangat Kristus dalam iman, harapan, dan kasih. Peran sebagai kaum muda diharapkan menjadi rasul- rasul muda dalam kehidupan menggereja dan

Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018 35 36 Béwara NO. 25 - OKTOBER 2018