MAKNA SIMBOL PADA ETNIK TOBA (RUMA BOLON) DI KABUPATEN SAMOSIR

Oleh : Marzuki Naibaho Pembimbing : Dr. Yasir, M.Si Email: [email protected] Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Riau Kampus Bina Widya Jl. H.R. Soebrantas Km. 12,5 Simp. Baru Pekanbaru 28294 Telp/Fax. 0761-63277

ABSTRACT Ruma Bolon is a traditional house of Batak Toba that is full of symbols and meanings, used by Batak Toba ethnic community as a guideline for life, ideals and hope. In Batak Toba ethnic houses (Ruma Bolon) There are aspects of symbols that have certain meanings represented by the form of houses, materials used to make houses, the arrangement of space on the house (cosmology), and ornaments carved art Batak Toba Ethnic House (). This research aims to determine the meaning of symbols in Batak Toba ethnic house, as well as to know the shift or change in the traditional house of Batak Toba ethnic in Samosir Regency This research uses qualitative research methods with a symbolic interaction approach. This research informant is a figure of ethnic Batak Toba culture, indigenous people, the caretaker of Batak Toba ethnic house in Samosir Regency, and the community that occupies the traditional house as a home of residence chosen by the technique of Purposive. The data collection techniques undertaken are through observation, interviews, and documentation. The data analysis technique used is the interactive analysis model by Miles and Huberman. The results of this study showed that the meaning of symbols in Batak Toba ethnic house in Samosir Regency can be seen through the form of the house, the material used to make the house, the arrangement of space on the house, and ornaments art carving (Gorga) at the traditional Batak ethnic house Toba. The shift in Batak Toba ethnic house in Samosir Regency can be seen from two aspects, namely the physical aspect of the building and the social aspect of tradition or ceremony in building a house, shifting to the physical aspects of the house include shifting to the form of Traditional Batak Toba ethnic house becomes modern, Ruma Epper, a shift in the material used in Batak Toba ethnic houses from traditional to modern, as well as a shift in carved art ornaments (Gorga) from carving into relief . The shift from the social aspect is a shift in tradition or ceremony in the construction of the Batak Toba ethnic House (Ruma Bolon) in Samosir Regency which previously existed a variety of traditional traditions or ceremonies used to build houses, but At this time, the traditional traditions or ceremonies are no longer found.

Keywords: Meaning of symbol, Symbolic Interaction Ruma Bolon, Batak Toba.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 1 PENDAHULUAN setinggi 1,75 meter dan dengan Keanekaragaman budaya diameter lebih dari 40 sentimeter, yang begitu majemuk, Untuk menyatukan bagian bangunan menjadikan Indonesia terkenal dibuat sistem kunci antar kayu, serta dengan adat-istiadat setiap suku yang digunakan rotan dan ijuk sebagai ada di Indonesia, hal ini menjadikan pengikat bahan-baha bangunan. bangsa Indonesia memiliki identitas Rumah adat bagi orang Batak yang kaya akan kebudayaannya, dan Toba didirikan bukan hanya sekedar dengan hal ini juga menunjukkan tempat bemaung dan berteduh dari bahwasanya masyarakat kita hujan dan panas terik matahari memiliki kualitas produksi budaya semata, tetapi sebenanya sarat yang begitu luar biasa (Dibia, dengan nilai filosofi yang dapat 2006:5). dimanfaatkan sebagai pedoman Indonesia terkenal sebagai hidup. Beragam pengertian dan nilai Negara yang kaya akan luhur yang melekat dan terkandung kebudayaannya dapat terlihat dari dalam rumah adat tradisional yang berbagi aspek kebudayaannya yang mestinya dapat dimaknai dan digunakan oleh masyarakat atau dipegang sebagai pandangan hidup bangsa Indonesia itu sendiri sebagai dalam tatanan kehidupan sehari-hari, pandangan hidup, nilai sosial dan dalam rangka pergaulan antar falsafah yang mengatur aspek individu. kehidupan, seperti hubungan sosial Rumah adat bagi orang batak kemasyarakatan, ritual, upacara adat, adalah sebuah produk kebudayaan kepercayaan, mitos-mitos dan sanksi yang sangat luhur nilainya karena adat yang berlaku dilingkungan bagi orang batak rumah adalah masyarakat, hal tersebut tercermin tempat atau wadah dimana kita akan secara simbolik pada produk memulai perilaku yang nantinya akan kebudayaan masyarakat bangsa kita terapkan terhadap dunia luar Indonesia yaitu berupa bahasa, atau lingkungan masyarakat, maka tarian, pakaian tradisional, alat dalam halnya orang batak musik, musik, senjata tradisional mengajarkan nilai-nilai sosial yang serta elemen produk kebudayaan baik harus dimulai dari rumah yaitu lainnya yang penuh dengan simbol keluarga, dan nilai-nilai sosial yang dan makna. Salah satu dari berbagai diajarkan oleh masyarakat batak itu suku yang ada di indonesia adalah semua tidak terlepas dari rumah adat etnik Batak Toba yang memiliki Batak Toba yang tergambar secara produk kebudayaan yaitu pada rumah simbolik pada rumah adatnya atau adatnya yang disebut dengan Ruma yang disebut dengan Ruma Bolon. Bolon. Namun rumah adat suku Batak Toba Ruma Bolon (Rumah besar) saat ini sudah mengalami perubahan pada etnik suku Batak Toba adalah sesuai dengan perkembangan jaman rumah adat suku Batak di daerah yang semakin modern, hal ini dapat sumatera utara yang menjadi simbol dilihat dari 2 aspek yaitu perubahan keberadaan masyarakat Batak, atau pergeseran dari segi fisik mempunyai ciri khas pada bentuknya bangunan dan aspek sosial. yaitu berbentuk persegi panjang, Sesuai dengan penjalasan layaknya rumah panggung dengan tersebut maka penulis tertarik untuk tiang penyangga terbuat dari kayu menggali lebih dalam makna- makna

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 2 simbol pada rumah adat etnik Batak TINJAUAN PUSTAKA Toba yaitu Ruma Bolon, hal ini Teori Interaksi Simbolik George dilakukan karena melihat Herbert Mead. pemahaman dari masyarakat Interaksi simbolik ada karena mengenai makna dari rumah adat ide-ide dasar dalam membentuk etnik Batak Toba ini yang semakin makna yang berasal dari pikiran pudar serta rumah adat tersebut manusia (Mind) mengenai diri (Self), hanya dilihat dan dinilai dari nilai dan hubungannya di tengah interaksi estetika dan tanpa mengetahui nilai sosial, dan bertujuan akhir untuk filosofi yang sangat mendalam dan memediasi, serta menginterpretasi sangat berharga bagi kehidupan makna di tengah masyarakat masyarakat (Hasil Observasi (Society) dimana individu tersebut penulis). serta simbol ukiran gorga menetap. Seperti yang dicatat oleh pada jabu Batak memberikan kesan Douglas (1970) (dalam Ardianto estetika tinggi dan memberikan 2007: 136), makna itu berasal dari makna-makna filosofi yang menarik interaksi, dan tidak ada cara lain untuk diamati lebih lanjut (Jurnal untuk membentuk makna, selain Penelitian, Karolina dkk, Makna dengan membangun hubungan simbol gorga pada rumah adat etnik dengan individu lain melalui Batak Toba, 2015), hal ini juga interaksi. Definisi singkat dari ke tiga dilakukan karena perkembangan dari ide dasar dari interaksi simbolik, etnik Batak dimulai dari etnik Batak antara lain: Toba sesuai dengan wawancara Pikiran (Mind) adalah kemampuan berikut : untuk menggunakan simbol yang “awal perkembangan dari mempunyai makna sosial yang sama, etnik Batak dimulai dari etnik Batak dimana tiap individu harus Toba (Wawancara dengan Bapak mengembangkan pikiran mereka Manto Nababan, 10 Juni 2019)” melalui interaksi dengan individu artinya penelitian ini juga lain. Diri (Self) adalah kemampuan dilakukan untuk mengeksplorasi untuk merefleksikan diri tiap makna dari rumah adat etnik Batak individu dari penilaian sudut Toba yaitu Ruma Bolon atau dengan pandang atau pendapat orang lain, kata lain adalah sebuah upaya dan teori interaksionisme simbolis pelestarian terhadap makna dari adalah salah satu cabang dalam teori rumah adat tersebut supaya tetap sosiologi yang mengemukakan dijaga. tentang diri sendiri (The-Self) dan dunia luarnya. Masyarakat (Society) adalah jejaring hubungan sosial yang diciptakan, dibangun, dan dikonstruksikan oleh tiap individu ditengah masyarakat, dan tiap individu tersebut terlibat dalam perilaku yang mereka pilih secara aktif dan sukarela, yang pada akhirnya mengantarkan manusia dalam proses pengambilan peran di tengah masyarakatnya. (Mead. 1934 dalam West-Turner. 2008: 960

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 3 ”Mind, Self and Society” demikian adagium komunikasi yang merupakan karya George Harbert diungkapkan untuk mengingatkan Mead yang paling terkenal (Mead. kita mengenai bahasa dan makna 1934 dalam West-Turner. 2008: 96), dalam komunikasi (Ibrahim, 2005; dimana dalam buku tersebut 210). Adagium di atas mengingatkan memfokuskan pada tiga tema konsep kita bahwa kata-kata (bahasa) dan asumsi yang dibutuhkan untuk sesungguhnya tidak mempunyai menyusun diskusi mengenai teori makna, akan tetapi manusia atau interaksi simbolik. Tiga tema konsep oranglah yang memberikan makna pemikiran George Herbert Mead terhadap bahasa atau kata-kata yang yang mendasari interaksi simbolik dibunyikan (Devito, 1997:490). antara lain: Pentingnya makna bagi Dengan demikian, ketika komunikasi perilaku manusia, Pentingnya konsep dilangsungkan, paling tidak ada dua mengenai diri, Hubungan antara orang yang memberikan makna individu dengan masyarakat. dalam komunikasi itu, yakni sender atau komunikator/pengirim pesan Makna dan Simbol. dan reciever atau Menurut Kamus Besar Bahasa komunikan/penerima pesan. Indonesia (2002:703) makna adalah Teori tentang simbol berasal arti, maksud penulis, pengertian yang dari Yunani kata symboion dari diberikan kepada suatu bentuk syimballo (menarik kesimpulan kebahasaan. Makna adalah hubungan berarti memberi kesan). Simbol atau antara subjek dengan lambangnya. lambang sebagai sarana atau mediasi Makna pada dasarnya terbentuk untuk membuat dan menyampaikan berdasarkan hubungan antara suatu pesan, menyusun sistem lambang komunikasi (simbol), akal epistimologi dan keyakinan yang budi, manusia penggunanya (objek) dianut.1 Pengertian simbol tidak (Verdiansyah, 2004 : 70-71) akan lepas dari ingatan manusia Mansoer (2001:79) secara tidak langsung manusia pasti mengemukakan bahwa istilah makna mengetahui apa yang di sebut simbol, merupakan kata-kata dan istilah yang terkadang simbol diartikan sebagai membingungkan, Makna tersebut suatu lambang yang digunakan selalu menyatu pada tuturan kata sebagai penyampai pesan atau maupun kalimat. Menurut Ullman keyakinan yang telah dianut dan (dalam Mansoer, 2001:82) memiliki makna tertentu, Arti simbol mengemukakan bahwa makna adalah juga sering terbatas pada tanda hubungan antara makna dengan konvensionalnya, yakni sesuatu yang pengertian. Dalam hal ini Ferdinand dibangun oleh masyarakat atau de Saussure (dalam Chaer, 1994:286) individu dengan arti tertentu yang mengungkapkan pengertian makna kurang lebih setandar yang disepakati sebagai pengertian atau konsep yang atau dipakai anggota masyarakat dimiliki atau terdapat pada suatu tersebut. tanda linguistik. Simbol-simbol pada umumnya ”Makna” merupakan dan bahasa pada khususnya substansi dalam komunikasi, maka mempunyai sebuah fungsi (George maknalah yang harus diperoleh dari Ritzer, 2012 : 630); Simbol proses komunikasi yang kita lakukan, memungkinkan manusia untuk Words don`t mean people`s means, berhubungan dengan dunia material

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 4 dan sosial dengan membolehkan disebut komunikasi sebagai mereka memberi nama, membuat transaksi. Konseptualisaiyang sesuai katagori, dan mengingat objek-objek untuk komunikasi tatap muka yang yang mereka temukan dimana saja. memungkinkan pesan atau respon Dalam hal ini bahasa mempunyai verbal dan non verbal bias diketahui peran yang sangat penting, Simbol secara langsung (Yasir, 2009:12) menyempurnakan manusia untuk Ada terdapat banyak memahami lingkungannya, Simbol konseptualisasi mengenai menyempurnakan kemampuan komunikasi , dan konseptualisasi ini manusia untuk berfikir. Dalam arti telah mengalami banayk perubahn ini, berfikir dapat dianggap sebagai dalam tahun tahun terakhir ini. interaksi simbolik dengan diri Sebagaimana diungkapkan oleh John sendiri, Simbol meningkatkan R. Wenburg dan William W. Wilmot kemampuan manusia untuk (1975) (Mulyana, 2001:61) memecahkan persoalan manusia. setidaknya ada 3 kerangka sedangkan manusia bisa berfikir pemahaman mengenai komunikasi dengan menggunakan simbolsimbol sebagai tindakan satu arah, sebelum melakukan pilihan-pilihan komunikasi sebagai interkasi, dan dalam melakukan sesuatu, komunikasi sebagai transaksi. Penggunaan simbol-simbol 1. Komunikasi sebagai tindakan memungkinkan manusia satu arah. bertransendensi dari segi waktu, Laswell menggambarkan tempat dan bahkan diri mereka komunikasi dengan cara sendiri. Dengan menggunakan menjawab pertanyaan- simbol-simbol manusia bisa pertanyaan berikut: Who Says membayangkan bagaimana hidup What In Which Channel To dimasa lampau atau akan datang. Whom with What Effect?Dari Mereka juga bisa membayangkan definisi tersebut, dapat tentang diri mereka sendiri ditemukan lima unsur berdasarkan pandangan orang lain, komunikasi, yaitu: Simbol-simbol memungkinkan Sumber/komunikator, Pesan, manusia bisa membayangkan Saluran/media, kenyataankenyataan metafisis seperti Penerima/komunikasi, efek surga dan neraka, Simbol-simbol Dalam konteks ini, komunikasi memungkinkan manusia agar tidak dianggap suatu tindakan yang diperbudak oleh lingkungannya. disengaja (intentional act) Mereka bisa lebih aktif ketimbang untuk menyampaikan pesan pasif dalam mengarahkan dirinya demi memenuhi kebutuhan kepada sesuatu yang mereka perbuat. komunikator seperti menjelaskan sesuatu kepada Komunikasi dan Kebudayaan orang lain atau membujuknya Komunikasi melakukan sesuatu. Jadi kata Komunikasi adalah suatu kuncinya adalah efek (pesan) proses personal karena makna atau komunikasi. pemahaman yang kita peroleh pada 2. Komunikasi sebagai interaksi dasarnya bersifat pribadi. Komunikasi dipahami sebagai Komunikasi dalam pandangan ini suatu proses sebab-akibat atau bersifat dinamis dan inilah yang aksi-reaksi. Komunikasi ini

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 5 sedikit lebih dinamis daripada harus didapatkannya dengan belajar komunikasi sebagai tindakan dan semua itu tersusun dalam satu arah, namun masih kehidupan masyarakat. Senada berorientasi sumber meskipun dengan Koentjaraningrat, kedua pesan tersebut dianggap didefinisikan oleh Selo bergantian. Seseorang Soemardjan dan Soelaeman menyampaikan pesan baik Soenardi, pada bukunya Setangkai verbal atau nonverbal, seorang Bunga Sosiologi (Jakarta :Yayasan penerima bereaksi dengan Badan Penerbit Fakultas Ekonomi memberi jawaban baik verbal Universitas Indonesia, 1964) atau nonverbal dan demikian merumuskan kebudayaan sebagai seterusnya. Maka umpan balik semua hasil karya, cipta, dan rasa (feedback) ditambahkan masyarakat. Karya masyarakat sebagai salah satu unsur menghasilkan teknologi dan komunikasi. kebudayaan kebendaan atau 3. Komunikasi Sebagai Transaksi. kebudayaan jasmaniah (material Dalam pemahaman ini, culture) yang diperlukan oleh komunikasi terjadi apakah manusia untuk menguasai alam pelakunya sengaja atau tidak, sekitarnya agar kekuatan serta dan bahkan meskipun hasilnya dapat diabdikan untuk menghasilkan respons yang keperluan masyarakat. tidak dapat diamati. Pengertian Kebudayaan dalam Komunikasi dianggap telah bahasa inggris disebut culture. berlangsung bila seseorang merupakan suatu istilah yang relatif telah menafsirkan perilaku baru karena istilah culture sendiri orang lain, baik perilaku verbal dalam bahasa inggris baru muncul atau nonverbal. pada pertengahan abad ke-19. Sebelumnya pada tahun 1843 para Kebudayaan ahli antropologi memberi arti Kata "kebudayaan berasal dari kebudayaan sebagai cara mengolah (bahasa Sanskerta) yaitu buddayah tanah, usaha bercocok tanam, yang merupakan bentuk jamak dari sebagaimana tercermin dalam istilah kata "budhi" yang berarti budi atau agriculture dan holticulture. Hal ini akal. Kebudayaan diartikan sebagai bisa kita mengerti karena istilah "hal-hal yang bersangkutan dengan culture berasal dari bahasa Latin budi atau akal". Pengertian colere yang berarti pemeliharaan, Kebudayaan secara umum adalah pengolahan tanah pertanian. Pada arti hasil cipta, rasa dan karsa manusia kiasan kata itu juga berarti dalam memenuhi kebutuhan "pembentukan dan pemurnian jiwa". hidupnya yang kompleks yang Seorang antropolog lain, E.B. Tylor mencakup pengetahuan, keyakinan, (1871), dalam bukunya yang berjudul seni, susila, hukum adat dan setiap Primitive Culture (New York ; kecakapan, dan kebiasaan. Brentano's, 1924) yang Sedangkan menurut mendefinisikan pengertian definisi Koentjaraningrat yang kebudayaan bahwa kebudayaan mengatakan bahwa pengertian adalah kompleks yang mencakup kebudayaan adalah keseluruhan pengetahuan, kepercayaan, kesenian, manusia dari kelakuan dan hasil yang moral, hukum, adat istiadat, dan lain

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 6 kemampuan-kemampuan serta Kemudian menurut Bungin kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan (2007), wawancara merupakan salah oleh manusia sebagai anggota satu metode pengumpulan data masyarakat. penelitian dimana dalam pelaksanaannya terjadi proses METODE PENELITIAN percakapan untuk mengonstruksi Penelitian ini merupakan mengenai orang, kejadian, kegiatan, penelitian kualitatif yang berusaha organisasi, motivasi, perasaan, dan memberikan gambaran terhadap sebagainya yang di lakukan dengan keadaan yang terjadi, dikenal dengan dua pihak yakni pewawancara penelitian deskriptif. Penelitian dengan orang yang diwawancarai. deskriptif adalah penelitian yang Wawancara digunakan sebegai memberikan gambaran secara teknik pengumpulan data apabila sistematis fakta-fakta atau peneliti ingin mengetahui hal-hal karakteristik populasai tertentu responden yang lebih secara faktual dan cermat (Rahmat, mendalam (ruhyat dalam Sugiono, 2004:25) 2013).Penelitian ini menggunakan wawancara mendalam dengan Teknik Pengumpulan Data informan yaitu tokoh adat, tokoh Observasi seniman etnik Batak Toba, pengurus Observasi berguna untuk rumah adat dan masyarakat yang menjelaskan, memberikan dan menempati rumah adat etnik Batak merinci gejala yang terjadi. Toba yang ada di Kabupaten Observasi langsung dilakukan di Samosir. tempat penelitian yaitu di Kabupaten Samosir dengan mengunjungi objek Dokumentasi yang diteliti yaitu rumah adat Batak Dokumentasi adalah penelitian Toba atau Ruma Bolon di berbagai yang dilakukan dengan cara tempat di Kabupaten Samosir guna mengumpulkan data-data yang untuk mengumpulkan data mengenai relevan, yang diperoleh dari buku- rumah adat etnik Batak Toba yang buku, jurnal, majalah/suratkabar, bertujuan untuk mengeksplorasi yang ada kaitannya dengan setiap makna yang terkandung pada penelitian. Menurut Moleong simbol-simbol pada rumah adat dokumen adalah data tertulis ataupun Batak Toba. Dalam hal ini penulis film maupun foto yang dipersiapkan melakukan observasi secara langsung karena adanya permintaan seseorang dengan mengunjungi objek yang seorang penyelidik sesuai dengan diteliti yaitu diberbagai tempat (ada kepentingan (Moloeng, 2005:216). objek yang diteliti) di Kabupaten Dokumentasi dalam penelitian ini Samosir. adalah foto-foto dan video yang memuat rumah adat etniik Batak Wawancara Toba (Ruma Bolon) di Kabupaten Menurut Kamus Besar Bahasa Samosir. Indonesia (KBBI) wawancara adalah Tanya jawab dengan seseorang yang Teknik Analisis Data di perlukan untuk di mintai Bogdan & Biklen (Moleong, keterangan atau pendapatnya 2010:248) analisis data adalah upaya mengenai suatu hal. yang dilakukan dengan jalan bekerja

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 7 dengan data, mengorganisasikan Batak Toba, Orang Batak Toba data, memilah-milahnya menjadi hendak menuangkan dan satuan yang dapat dikelola, mengembangkan pikiran mereka mensintesiskanya, mencari dan (Mind) untuk menyampaikan suatu menemukan pola, menemukan apa hal baik yaitu perilaku yang yang penting dan apa yang dipelajari, baik,harapan serta cita-cita pada dan memutuskan apa yang dapat masyarakat etnik Batak Toba diceritakan kepada orang lain. Dalam maupun pada masyarakat diluar etnik penelitian kualitatif memungkinkan Batak Toba yaitu melalui rumah dilakukan analisis data pada waktu adatnya lewat bentuk rumah, bahan peneliti berada di lapangan maupun yang digunakan untuk membuat setelah kembali dari lapangan baru rumah, susunan ruang yang terdapat dilakukan analisis. Pada penelitian pada rumah, serta ornamen seni ukir ini analisis data telah dilaksanakan (Gorga) hendak mengkomunikasikan bersamaan dengan proses sesuatu tentang budaya Batak Toba. pengumpulan data. Alur analisis Kemampuan untuk mengikuti model analisis interaktif merefleksikan diri lewat rumah adat sebagaimana diungkapkan Miles dan etnik batak toba (Rumah Bolon) Huberman (1992: 20). menciptakan penilaian tersendiri dari diri pribadi (Self) etnik Batak Toba HASIL DAN PEMBAHASAN maupun dari pandangan orang lain sehingga dapat menciptakan simbol Makna Simbol Pada Rumah Adat yang terdapat pada rumah adatnya Etnik Batak Toba (Ruma Bolon) di yang menunjukkan banyak hal yang Kabupaten Samosir. berkaitan dengan kepribadian etnik Adanya simbol-simbol yang Batak Toba. terdapat pada rumah adat Batak Hubungan sosial yang Toba (Ruma Bolon) adalah diciptakan, dibangun dan merupakan bagian dari komunikasi dikonstruksikan oleh tiap individu di nonverbal yang digambarkan oleh tengah masyarakat (Society) etnik masyarakat etnik Batak Toba yaitu batak Toba, masyarakat diharapkan untuk mejelaskan adanya harapan terlibat dalam perilaku yang mereka cita-cita ataupun pandangan hidup pilih dan disepakati secara aktif dan yang berlaku dimasyarakat etnik suka rela yang sesuai dengan makna Batak Toba. Hal tersebut sesuai yang terdapat pada rumah adat etnik dengan teori yang digunakan oleh Batak Toba yaitu.seperti adanya peneliti yaitu teori interaksi simbolik, kegaitan gotong royong atau yang dimana perilaku seseorang dikenal oleh masyarakat Batak Toa dipengaruhi oleh simbol yang yaitu Marsiadapari. diberikan oleh orang lain, demikian pula perilaku orang tersebut dengan Makna Simbol Bentuk Rumah cara membaca simbol yang Adat Etnik Batak Toba. ditampilkan oleh orang lain sesuai Pada rumah adat etnik Batak dengan pemikiran teori interaksi Toba ada makna yang terkandung simbolik dari George Herbert Mead didalamnya yaitu lewat simbol (1863-1931). bentuknya, dimana sudut runcing Melalui simbol-simbol yang bagian depan lebih menjorok panjang terdapat dalam rumah adat etnik kedepan, tetapi sudut runcing bagian

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 8 belakang lebih naik atau lebih tinggi dengan tiga dunia, ketiga dunia itu dibandingkan sudut runcing bagian disebut: dunia (benua) atas (Banua depannya, dalam hal ini ada makna ginjang), Dunia (benua) tengah atau filosofi yang terkandung dalam (Banua tonga, dan Dunia (benua) rumah adat orang batak itu lewat bawah (Banua Toru) dan hal inilah bentuknya yaitu harapan bagi yang menjadi simbol susunan ruang generasi orang batak. Bentuk rumah yang terdapat dalam rumah adat adat Batak Toba yang demikian yaitu etnik Batak Tob (Simamora, 1997:7). meyimbolkan adanya harapan dalam Kosmologis : susunan ruang masyarakat etnik Batak Toba, yaitu yang terdapat pada rumah adat etnik kelak anak-anak pemilik rumah lebih Batak Toba, bermakna bahwa dunia tinggi derajatnya dibandingkan bawah (banua toru) adalah tempat pemilik rumah atau orangtuanya. binatang yang memang dimakanai Serta bentuk kaki bangunan yang kotor dan buruk artinya sifat-sifat saling terhubung antara yang satu buruk tersebut tidak boleh ada dalam dan yang lainnya melambangkan diri manusia. Dunia tengah (banua bahwasanya itu bermakna sebagai tonga) bermakna bahwa ini adalah kerja sama untuk mencapai sebuah tempat tinggal manusia pada rumah tujuan atau gotong royong yang adat etnik Batak Toba yang biasanya dalam masyarakat etnik Batak ditempati oleh 4-6 keluarga menyebutnya sebagai Marsiadapari bermakna bahwa disana harus ada rasa salng menghormati, sopan santun dan perilaku saling menghargai. Dunia atas (banua ginjang) diyakini adalah tempat para dewa bagi etnik Batak Toba hal ini bermakna bahwa bagian ini adalah suci sebagi tempat untuk memohon kepada para roh nenek moyang.

Sumber : Dokumentasi Pribadi Penulis, 2019.

Makna Simbol kosmologi (susunan ruang) Pada Rumah Adat Etnik Batak Toba Rumah bagi orang Batak Toba, dan mungkin juga bagi orang dari suku lain, bukan hanya sekedar Sumber : tempat tinggal, akan tetapi rumah digilab.mercubuana.ac.id (diakses 23 adalah wujud dan gambaran dari juni 2019) keyakinan, cita-cita, pengharapan, dan pandangan hidup. Dalam rumah adat Batak Toba, rumah adalah sebagai gambaran kosmologi. Dalam kosmologi orang Batak Toba, alam semesta dan jagad raya terdiri atas tiga bagian, yang lebih dikenal

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 9 Makna Simbol Bahan Bangunan yang terdapat pada rumah adat etnik Pada Rumah Adat Etnik Batak Batak Toba tidak hanya sebatas Toba (Rumah Bolon) ornamen atau sebuah simbol saja, Hal yang membuat rumah adat namun sarat juga dengan makna dan etnik Batak Toba menjadi semakin filosofi yang merupakan sebuah nilai khas, menarik, dan unik adalah yang berlaku di dalam masyarakat karena bahan-bahan yang digunakan etnik Batak Toba, yang menjadi untuk membuat rumah adat etnik pedoman untuk berperilaku, Batak Toba ini masih bersumber dari pandangan hidup, dan cita-cita serta alam secara keseluruhan. Ini harapan bagi masyarakat. menandakan bahwasanya dahulu Ada berbagai ornamen seni masyarakat etnik Batak Toba ukir (Gorga) dalam rumah adat etnik memiliki keterikatan yang sangat erat Batak Toba terdapat serta memiliki dengan alam, karena kehidupan makna yaitu diantaranya masyarakat etnik Batak Toba dahulu 1. Gorga gaja doppak : Simbol dapat dikatakan masih bergatung dari kepala kerbau yang terdapat sepenuhnya pada alam, untuk itu hal pada seni ukir di rumah adat etnik ini menjadikan bahwasanya Batak Toba bermakna sebagai digunakannya bahan-bahan yang ucapan terima kasih, karena kerbau terdapat dalam rumah adat etnik bagi masyarakat etnik Batak Toba Batak Toba adalah memiliki makna telah membantu dalam aktivitas mata yang sangat mendalam bagi pencaharian masyarakat yaitu pada kehidupan masyarakat etnik Batak bertani yang digunakan untuk Toba sebagai sebuah ikatan yang membajak sawah,serta membawa masih kuat. hasil bersawah sampai ke rumah. Hal bahan yang digunakan dalam ini menjadikan masyarakat etnik rumah adat etnik Batak Toba yang Batak Toba menyimbolkan atau bersifat tradisional yaitu kayu, ijuk merepresentasikan kembali makna dan rotan menandakan adanya ikatan dari hewan kerbau tersebut pada yang kuat antara orang Batak toba rumah adatnya yaitu Ruma Bolon. dengan alam serta adanya ikatan 2. Gorga singa-singa : yang erat antara orang yang satu ornamen ini adalah simbol dari dengan orang lain dalam masyarakat manusia yang sedang jongkok dan etnik Batak Toba. bagi orang Batak ini adalah ornamen Makna Simbol Ornamen Seni Ukir yang berkharisma dan berwibawa, (Gorga) Rumah Adat Etnik Batak ornamen ini memiliki arti keadilan Toba (Ruma Bolon) dan kebenaran yang harus ada dalam Dalam rumah adat etnik Batak diri setiap manusia Toba, hiasan berupa ornamen seni ukir, ini disebut juga dengan Gorga, Gorga merupakan seni kebudayaan yang ada pada masyarakat Batak, yang terdapat pada rumah adatnya tepatnya di bagian depan luar rumah dan menjadi hiasan yang memperkaya keindahan dari rumah adat itu sendiri salah satunya rumah adat etnik Batak Toba, namun gorga

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 10 Pergeseran tersebut menjadikan makna dari simbol-simbol yang terdapat pada rumah tersebut kian hilang, seperti yang terjadi di Kabupaten Samosir. Rumah adat etnik Batak Toba (Ruma bolon) yang ada di Kabupaten Samosir telah mengalami perubahan atau . pergeseran dalam pembangunanya, pergeseran atau perubahan tersebut dapat dilihat dari pergeseran secara Dokumentasi Pribadi penulis, fisik dari rumah, dan pergeseran dari 2019. segi sosial berupa ritual atau upacara 3. Gorga dila paung : simbol adat untuk membangun rumah. dari lidah yang terdapat dalam seni Pergeseran yang terjadi dari ukir pada rumah adat etnik Batak fisik rumah dapat terlihat Toba yang bermakna harapan bagi perubahannya lewat bentuk, masyarakat etnik batak Toba agar perubahan pada bahan yang bisa diandalkan oleh orang lain untuk digunakan untuk membangun rumah, membantu karena ketangkasan dalam serta perubahan pada ornamen seni berbicara . ukir (Gorga) yang terdapat pada 4. Gorga boraspati : simbol rumah adat etnik Batak Toba yang dari hewan cicak yang bermakna ada di kabupaten Samosir, hal ini sebagai pemberi jalan untuk dapat menjadikan kesan rumah adat etnik membantu orang lain, hal ini menjadi Batak Toba yang ada di Kabupaten harapan bagi masyarakat etnik Batak Samosir tersebut sudah semakin Toba dimana setiap individu yang hilang. terdapat dalam masyarakat dapat Pergeseran bentuk pada rumah membantu sesamanya dalam keadaan adat Batak Toba di Kabupaten apapun. Samosir dapat terbilang sangat 5. Gorga adop-adop : simbol drastis berubah, Bangunan dari payudara yang bermakna tradisional rumah adat Batak Toba kesuburan dan kasih sayang yang mengalami proses transisi antara berarti menjadi sebuah pedoman tradisional dengan modern, perilaku dalam masyarakat etnik pergeseran yang terjadi terlihat pada Batak Toba yaitu tetap menyangi bentuk asli dari rumah adat Batak sesama walau bagaimanapun Toba itu tidak tellihat lagi pada kekayaan atau kesuburan yang kita rumah sekarang yang dominan miliki. digunakan oleh masyarakat sebagai rumah tempat tinggal yang disebut Pergeseran Pada Rumah Adat dengan ruma epper yang lebih Etnik Batak Toba Toba (Ruma bersifat modern (jurnal peneltian Bolon) Di Kabupaten Samosir. Aron Sinaga, transformasi arsitektur Jika membandingkan rumah tradisonal rumah adat Batak Toba di adat etnik Batak Toba yang dahulu Toba Samosir,2017) dengan yang sekarang, maka ada ada Pergeseran selanjutnya pada banyak pergeserarn yang terjadi pada rumah adat Batak Toba ini adalah rumah adat etnik Batak Toba terebut. dari bahan yang digunakan untuk

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 11 membuat rumah, dimana sekarang Batak Toba yang ada di Kabupaten ini rumah adat Batak Toba tersebut Samosir, sudah tidak memperhatikan sifatnya sudah lebih modern tradisi atau upacara membagun Pergeseran pada yang terjadi pada rumah adat Batak Toba, karena hal rumah adat etnik Batak Toba lewat dalam membangun rumah adat Batak bahan yang digunakan yaitu bahan Toba tersebut ada berbagai hal rumit bangunan yang sifatnya lebih yang mungkin saat ini tidak dapat modern, akan dapat mengakibatkan lagi dilakukan oleh masyarakat, hilangnya makna dari bangunan seperti contoh tradisi yang masih rumah adat etnik Batak Toba. karena bersifat dinamisme tidak dapat lagi pada dasarnya rumah adat etnik dilakukan, karena pada saat ini Batak Toba yang berbahan kayu, ijuk masyarakat Batak Toba yang ada di dan rotan yang bermakna sebagai Kabupaten Samosir sudah mayoritas ikatan, kekuatan dan keeratan beragama Katholik dan Protestan, kehilangan makna pada bahan yang memungkinkan hal tersebut bangunan yang sifatnya sudah tidak dapat diterima karena modern. bertentangan dengan keyakinan yang Pergeseran yang selanjutnya dipegang oleh masyarkat dan adalah ornamen seni ukir pada rumah memungkinkan tradisi atau upacara adat Batak Toba di Kabupaten untuk membangun rumah adat etnik Samosir, melihat kenyataan yang Batak Toba hilang secara perlahan- terjadi sekarang memang ornamen lahan atau memang harus ditiadakan. seni ukir yang terdapat pada Rumah adat Batak Toba di Kabupaten KESIMPULAN Samosir mengalami perubahan atau Adapun makna simbol dan pergeseran, hal ini ditandai dengan pergeseran yang terdapat pada rumah pembuatan seni ukir tersebut yang adat etnik Batak Toba yaitu Rumah sebelumnya seni ukir pada rumah Bolon di kabupaten samosir, dapat adat Batak Toba ini hanya disimpulkan sebagai berikut menggunakan media diatas kayu 1. Makna simbol pada rumah adat saja, namun sekarang jika etnik Batak Toba (Ruma diperhatikan media yang digunakan Bolon) adalah harapan, cita- adalah seperti penggunaan media cita, serta pandangan hidup tembok yaitu melalui relief dan yang direpresentasikan pada bukan dipahat lagi. rumah adatnya yaitu lewat Pergeseran aspek sosial pada simbol bentuk rumah, rumah adat etnik Batak Toba kosmologi rumah adat Batak dikabupaten Samosir yaitu Toba, bahan yang digunakan pergeseran dari tradisi atau upacara untuk membuat rumah, serta dalam membangun rumah adat etnik ornamen hias berupa ukiran Batak Toba, dahulu sebelum yang disebut dengan Gorga. membangun rumah adat etnik Batak 2. Pergeseran ataupun perubahan Toba ada berbagai tradisi upacara yang terjadi pada rumah adat adat yang dilakukan oleh masyarakat Batak Toba ini dapat dilihat Batak itu sendiri berupa pada dua aspek yaitu aspek penyambahan terhadap roh nenek fisik bangunan dan aspek sosial moyang namun saat ini bangunan, pergeseran pada pembangunan rumah adat etnik aspek fisik bangunan dapat

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 12 terlihat pada pergeseran mengedukasi generasi bentuk, pergeseran pada bahan selanjutnya mengenai makna bangunan serta pergeseran yang terdapat pada rumah adat pada ornament hias berupa tersebut karena berisi mengenai ukiran atau Gorga. Aspek nilai-nilai ataupun pedoman pergeseran selanjutnya adalah yang baik dalam berperilaku di pada aspek sosialnya yaitu masyarakat serta menjadi pergeseran pada tradisi atau harapan untuk memperoleh upacara dalam membangun kehidupan yang lebih baik. rumah adat etnik Batak Toba, 2. Kepada pihak pemerintah, juga pergeseran tersebut telihat agar tetap meningkatkan upaya bahwasanay saat ini upacara pelestarian mengenai rumah atau tradisi dalam membangun adat Batak Toba karena hal ini rumah adat etnik Batak Toba juga bisa dijadikan sebagai itu sudah tidak ada lagi, hal ini upaya meningkatkan pariwisata terjadi karena tradisi tersebut berbasis budaya dan masih bersifat dinamisme yang bermanfaat agar identitas tidak dapat diterima oleh produk budaya dari etnik Batak keyakinan yang di pegang Toba tetap terjada walau masyarakat etnik Batak Toba. perkembangan zaman terus pergeseran tersebut pun terjadi berubah. ditandai dengan adanya 3. Kepada pihak sekolah juga perkembangan zaman, agar tetap mengedukasi anak kehadiran agama yang tidak didik mengenai pembelajaran dapat menerima hal-hal yang kebudayaan, salah satunya berbau mistik pada saat adalah mengenai makna dari membangun rumah adat Batak simbol-simbol yang terdapat Toba serta nilai ekonomi yang pada rumah adat etnik Batak sangat tinggi untuk Toba, karena bagaimanapun membangun rumah adat makna tersebut adalah harapan sehingga ada penurunan upaya bagaimana supaya masyarakat pembangunan atau pelestarian dapat lebih baik untuk rumah adat tersebut. kedepannya, hal ini sama seperti yang didapati oleh 6.1 Saran penulis pada saat wawancara Dari kesimpulan yang telah sebagai harapan bagi para disusun, maka penulis memiliki orangtua agar tetap pihak dari saran yang berkaitan dengan pendidikan mengedukasi anak penelitian ini yaitu, didik mengenai pembelajaran 1. Kepada masyarakat Batak kebudayaan, bagaimana supaya Toba yang ada di Kabupaten kebudayaan tersebut tetap ada Samosir untuk tetap dan tidak hilang walaupun melestarikan atau menjaga zaman semakin berkembang. eksistensi dari rumah adat ini karena hal ini juga yang menandakan identitas kita dikenal oleh masyarakat lain, serta mengajarkan atau

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 13 DAFTAR PUSTAKA Verdiansyah, Dani. 2004. Pengantar Ardianto, Elvinaro, 2007. Ilmu Komunikasi : Komunikasi Massa Suatu Pendekatan Taksonomi Pengantar, Simbosa Konseptual. Ghalia Rekatama Media, Bandung. Indonesia, Jakarta. Chaer, abdul, 1994, Linguistik West, Richard & Lynn H. Tuner, Umum. Rineka Cipta. Jakarta. 2008, Pengantar Teori Devito, A. Joseph, 1997, Komunikasi; analisis dan Komunikasi Antarmanusia. aplikasi, Edisi 3, Buku 1 dan Edisi Terjemahan, 2, Penerjemah Maria Natalia Prefessional Books, Jakarta. Damayani Maer, Salemba Dibia,I.W., 2006, Tari Komunal; Humanika, Jakarta. Buku Pelajaran Kesenian Yasir. 2009. Pengantar Ilmu Nusantara, Lembaga Komunikasi. Pusat Pendidikan Seni Nusantara, Pengembangan Pendidikan Jakarta. Universitas Riau, Pekanbaru. Griffin, Emory A., 2003, A First Look at Communication Theory, 5th edition, McGraw- Hill New York. Sumber online : Ibrahim, 2005, Problematika Komunikasi Antarbudaya. Defenisi kebudayaan- STAIN Pontianak Press, https://kbbi.kemdikbud.go.id Pontianak. (diakses 23 juni 2019) Mansoer Pateda. 2001. Semantik Gorga adop-adaop dan Leksikal. Rineka Cipta, boraspati pada rumah adat Jakarta. etnik Batak Toba- Moleong, Lexy.J, 2010. Metodologi solupblogspot.com (diakses Penelitian Kualitatif, Remaja 23 juni 2019). Rosdakarya, Bandung. Mulyana, Deddy, 2002, Metodologi Jurnal Penelitian Kualitatif ; Karolina sianipar, dkk. 2015. Makna Paradigma Baru Ilmu Seni Ukiran Gorga Pada Komunikasi dan Ilmu Sosial Rumah Adat Batak. Lainnya, Remaja Rosdakarya, Universitas Padjajaran Bandung. Bandung. Jurnal Ilmu Sosial. Simamora, Tano, 1997. Rumah 23(25): 229-234 Batak Toba : Usaha Inkulturatif, [de auteur], Pematang siantar Soemardjan, Selo, 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Universitas Indonesia, Jakarta Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan Kualitatif, R&D, Alfabeta, Bandung.

JOM FISIP Vol. 6: Edisi II Juli – Desember 2019 Page 14