Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
227 Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak Karolina Sianipar, Gugun Gunardi, Widyonugrahanto, Sri Rustiyanti Universitas Padjadjaran (UNPAD) Bandung Jalan Raya Jatinangor KM. 21 Sumedang 45363 ABSTRACT This paper entitled “The meaning of art carving on custom home gorga Batak”. Gorga carving is a form of art carvings typical of indigenous Batak culture. This paper aims to determine the various forms of carving on custom home gorga Batak. Gorga carving shape manifold, so that on any form of carving gorga have different meanings. Therefore, this paper also aims to understand the meanings that exist in gorga carving. Within the meaning of carving gorga using semiotics approach. Semiotics is to approach the study of signs. In the traditional house of Batak carving gorga meaning of life, which it is drawn through the forms on each carving. Keywords: Carving, Gorga, Traditional House of Batak ABSTRAK Tulisan ini berjudul “Makna seni ukiran gorga pada rumah adat batak”. Ukiran gorga merupakan salah satu bentuk kesenian ukiran khas kebudayaan adat batak. Tulisan ini bertujuan untuk mengetahui berbagai bentuk dari ukiran gorga pada rumah adat batak. Bentuk ukiran gorga bermacam-macam, sehingga pada setiap bentuk ukiran gorga memiliki makna yang berbeda-beda. Oleh karena itu, tulisan ini juga bertujuan untuk memahami makna yang ada pada ukiran gorga. Dalam pemaknaan ukiran gorga menggunakan pendekatan semiotika. Semiotika ialah pendekatan ilmu yang mempelajari tentang tanda. Pada ukiran gorga rumah adat batak memiliki makna kehidupan, yang mana hal ini tergambar melalui bentuk-bentuk pada setiap ukiran. Kata kunci : Ukiran, Gorga, Rumah Adat Batak PENDAHULUAN dapat memandangi bentuk ukiran gorga1. Indonesia memiliki berbagai macam Pada bangunan-bangunan tradisionil kebudayaan yang sangat luas. Salah satu tempat tinggal adat batak memiliki istilah kebudayaan yang ada di Indonesia ialah yang disebut jabu Batak. Jabu merupakan seni kebudayaan ukiran gorga. Gorga istilah yang berarti rumah, sedangkan jabu merupakan ukiran yang menjadi sebuah ruma merupakan rumah adat. Rumah adat ciri khas dalam kebudayaan batak. batak dibagi menjadi dua, yaitu: jabu ruma Biasanya gorga terdapat pada bagian luar yaitu rumah adat tanpa gorga dan jabu eksterior rumah Batak, sehingga baik ruma gorga artinya rumah adat pakai gorga masyarakat Batak ataupun wisatawan (Sitanggang, 2008: 151). Ukiran gorga pada Panggung Vol. 25 No. 3, September 2015 228 jabu batak memberikan kesan estetika yang menyatakan Tanda terdiri dari dua konsep tinggi dan memberikan makna-makna yaitu penanda dan petanda, dan keduanya filosofi yang menarik untuk diamati lebih tidak dapat dipisahkan. Penanda dan lanjut. petanda membentuk tanda. Teori semiotika Ukiran Gorga memiliki ciri khas ter- digunakan untuk mengetahui makna sendiri terutama dalam bentuk lekukan melalui relasi tanda-tanda yang ada dalam ukirannya. Bagi masyarakat Batak ukiran sebuah ukiran gorga. sendiri memiliki nilai-nilai simbolis dan Melalui teori semiotika, maka kita akan magis. Ukiran tradisional lahir dan ber- melihat makna apa yang terkandung dalam kembang seiring dengan peradaban masya- sebuah ukiran gorga. Pemahaman menge- rakat. Pada masyarakat tradisional batak nai makna ukiran gorga menarik untuk kental dengan unsur-unsur magis. Oleh diketahui. Ukiran gorga menjadi ciri khas karena itu, beberapa masyarakat batak sebagai bentuk seni budaya adat batak yang masih menanggap bahwa dalam ukiran saat ini masih ada. gorga terdapat unsur magis didalamnya (diakses melalui http://www.anneahira.- PEMBAHASAN com/tanggal 16 Juni 2014,jam 15.48). Ukiran gorga merupakan kesenian Pada penggunaan hiasan ukiran gorga, ukiran yang biasanya terdapat pada setiap pemakaian ornamen tidak dapat dipakai bagian luar eksterior rumah Batak. Ukiran sembarangan. Masyarakat Batak harus gorga memiliki nilai estetika yang tinggi melakukan musyawarah untuk menentu- karena memiliki makna didalamnya. Pada kan jenis gorga yang pantas dipakai ukiran gorga terdapat bentuk-bentuk yang menurut kedudukan pada satu kampung bermacam-macam. Gorga diklasifikasi itu. Keindahan akan ukiran gorga pada dalam berbagai jenis yang berkaitan dengan ruma jabu batak membuat munculnya bentuk. Adapun jenis-jenisnya ialah gorga pertanyaan bagaimana jenis bentuk ukiran sompi, gorga ipon-ipon, gorga desa na ualu (mata gorga di rumah tradisional adat batak. angin), gorga simataniari (matahari), gorga Berbagai jenis bentuk ukiran gorga mem- simarogung-ogung, gorga singa-singa, gorga berikan arti satu sama lain. jenggar dan jorngom, gorga boras pati (cecak), gorga adop-adop (susu), gorga gaja dompak, gorga METODE dalihan na toru, gorga simeol-eol, gorga sitagang, Ukiran gorga memiliki makna filosofi, gorga sijonggi, gorga silintong, gorga iran-iran, sehingga untuk mengetahui hal tersebut gorga hariara sudung di langit, gorga hoda-hoda, dibutuhkan teori semiotika. Semiotika dan gorga ulu paung. merupakan sebuah teori yang mempelajari Berbagai macam bentuk ukiran gorga, tentang sebuah tanda. Dalam hal ini sehingga jenis ukiran gorga memiliki penulis akan menggunakan teori semiotika makna yang berbeda-beda. Dalam hal ini dari Ferdinand de Saussure. Tanda ialah dibutuhkan pisau bedah untuk mengetahui sebuah konsep yang sangat mendasar. makna tersebut. Semiotika adalah ilmu Tanda adalah segala sesuatu yang memiliki yang mempelajari tentang tanda. Semiotika makna relasi antara sesuatu yang abstrak adalah cabang ilmu yang berurusan dengan dan sesuatu yang konkrit. Ferdinand de peengkajian tanda dan segala sesuatu yang Saussure, dalam Berger (2010: 14) berhubungan dengan tanda, seperti sistem Sianipar, dkk: Makna Seni Ukiran Gorga Pada Rumah Adat Batak 229 tanda dan proses berlaku bagi penggunaan Bentuk dan Makna Ukiran Gorga tanda (Semiotika Aart van Zoest, dalam Ukiran gorga memiliki makna yang Soekowati, 1993: 1). berbeda pada setiap bentuknya. Menurut Sistem tanda ialah kombinasi antara Sitanggang (2008) bahwa ada beberapa jenis sintagm dan paradigm, yang mana meng- ukiran gorga, yaitu: gabungkan tanda dengan tujuan tertentu. Sintagm merupakan serangkaian tanda 1. Gorga Sompi yang tersusun sesuai aturan untuk meng- Gorga sompi berasal dari kata Tompi, hasilkan makna tertentu. Oleh karena itu, artinya alat yang digunakan untuk ketika seseorang mengatakan ukiran gorga, mengikat leher kerbau pada gagang bajak terdapat sebuah elemen-elemen tanda yang sewaktu membajak di sawah. Gorga sompi membentuk ukiran gorga tersebut, yaitu dimaknai sebagai lambang ikatan kebu- warna, bentuk, nama dan lainnya. dayaan. Pada masyarakat Batak Toba yang Sedangkan paradigm ialah seperangkat hidupnya selalu bekerja bergotong royong elemen tanda yang satu dan lainnya terjalin sebuah ikatan kekeluargaan. Oleh dipertukarkan dalam konteks tertentu. karena itu untuk melakukan suatu peker- Misalnya elemen warna pada gorga ada jaan, tidak baik mengabaikan golongan merah, hitam, putih. Oleh karena itu, sistem lemah. Golongan lemah tidak boleh dipan- paradigm ialah seperangakat tanda yang dang rendah. Fungsi dari ukiran ini memiliki pilihan-pilihan yang sama dalam dianggap sebagai peringatan bahwa tidak konteks tertentu. baik menyisihkan golongan-golongan Menurut Roland Barthes, dalam tertentu dalam masyarakat supaya terdapat semiotika terdapat makna denotasi dan kehidupan sosial yang saling mencintai makna konotasi yang memberikan arti (Sitanggang, 2008: 146). penting. Makna denotasi bersifat langsung, dan dapat disebut sebagai gambaran dari suatu petanda (Berger, 2010: 65). Sedangkan makna konotatif ialah makna yang dihu- bungkan dengan kebudayaan yang tersirat dalam pembungkusnya, tentang makna yang terkandung didalamnya (Berger, 2000: Gambar 1. Ukiran Gorga Sompi 55). Makna denotasi dalam warna gorga Sumber : http://akubatak.blogspot.com/ misalnya, gorga memiliki tiga jenis warna (diakses 18 Juni 2014) yang dihiasi oleh cat, yaitu merah (narara), putih (nabontar), dan hitam (nabirong). Sedangakan makna konotasi pada warna gorga tersebut ialah warna merah (narara) 2. Gorga ipon-ipon sebagai ilmu pengetahuan dan kecerdasan Gorga Ipon-ipon merupakan gorga yang yang berbuah kebijaksanaan. Kemudian disebut sebagai hiasa tepi, berfungsi warna putih (nabontar) bermakna ketulusan sebagai keindahan yang memperkuat dan kejujuran yang berbuah kesucian. komposisi. Beberapa gorga Ipon-ipon memi- Terakhir warna hitam (nabirong) yang liki bentuk yang sama yaitu geometris, dan berarti kerajaan dan kewibawaan yang salah satu bentuk geometrisnya berlapis berbuah kepemimpinan. menyerupai empun, sehingga disebut Panggung Vol. 25 No. 3, September 2015 230 Gambar 2. Ukiran Gorga Ipon-ipon Sumber: http://hutagalunharean16. blogspot.com/ (diakses 18 Juni 2014) Gambar 4. Ukiran Gorga Simata ni ari (Matahari), Sumber : http://raymond sitorus.files.wordpress.com/, (diakses sebagai Ombu Marhehe (diakses melalui 18 Juni 2014) www.gobatak.com tanggal 12 Juni 2014, jam 19.42 WIB) Ombu Marhehe dimaknai sebagai lambang kemajuan, karena setiap 4. Gorga Simata ni ari (Matahari) insan mengharapkan keturunannya ber- Gorga Simata ni ari umunya diletakkan pendidikan (Sitanggang, 2008: 149). disebelah sudut dorpi. Mataniari bermakna sebagai sumber kekuatan hidup dan 3. Gorga Desa na Ualu (Mata angin) sebagai penentu jalan kehidupan. Oleh Gorga Desa na Ualu merupakan ukiran karena itu, Gorga Simata ni ari sering disebut gorga yang terdapat pada kanan kiri rumah purba manusia (Sitanggang, 2008: 154). adat Batak. Gorga Desa na Ualu sebagai simbol perbintangan yang menentukan 5. Gorga Simarogung-ogung saat-saat baik untuk manusia dalam