Culturally Responsive Teaching Terintegrasi Etnokimia
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS BUDAYA DAN KARAKTER: CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING TERINTEGRASI ETNOKIMIA Yuli Rahmawati, M.Sc., Ph.D Arif Rahman, M.Si Dr. Achmad Ridwan, M.Si Maruni Triwana, S.Pd Tri Istia Handayani, S.Pd Neneng Nur Fahriza, S.Pd Nisa Ulfa Sanah, S.Pd Laeli Dina Rizqiya, S.Pd 2017 ii i KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan buku tentang Pendekatan pembelajaran culturary responsive teaching (CRT) terintegrasi etnokimia ini dengan baik. Penulis sangat berharap buku ini dapat berguna dalam menambah wawasan serta pengetahuan kita mengenai pembelajaran berbasis budaya, dan juga bagaimana mempertahankan identitas budaya Indonesia dalam proses pembelajaran. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam buku ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, penulis berharap adanya kritik, saran dan usulan demi perbaikan buku yang telah dibuat untuk perbaikan di masa mendatang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa adanya saran yang membangun. Semoga buku Pendekatan pembelajaran ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Sekiranya buku yang telah disusun ini dapat berguna bagi penulis, guru kimia, dan siswa yang ingin mempelajari kimia dengan konteks budaya. Kurang lebihnya penulis mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan penulis memohon kritik dan saran yang membangun dari pembaca sekalian demi kebermanfaatan buku ini. Jakarta, April 2017 Penulis ii DAFTAR ISI DAFTAR ISI ..................................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................. 1 BAB II CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT) ........................................ 5 BAB III PENERAPAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN CULTURALLY RESPONSIVE TEACHING (CRT) ........................................................................ 15 A. Integrasi Budaya pada Konten Materi (Content Integration) ...... 19 B. Konstruksi Pengetahuan (Facilitating of Knowledge Construction) .................................................................................................. 24 C. Tidak berprasangka dalam perbedaan (Prejudice Reduction)..... 28 D. Keadilan sosial (Social Justice) ................................................................. 30 E. Perkembangan akademik (Academic development) ...................... 31 BAB IV INTEGRASI ETNOKIMIA ............................................................................ 41 A. Etnokimia ......................................................................................................... 41 B. Artikel Etnokimia .......................................................................................... 43 BAB V KIMIA DAN KEKAYAAN ALAM DAN TRADISI INDONESIA ........... 67 BAB V PENUTUP ....................................................................................................... 173 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................... 174 iii DAFTAR GAMBAR Gambar 1 . Gambaran Pengetahuan dalam Kimia ........................................... 11 Gambar 2 . Kategori Pendekatan Culturally Responsive Teaching............. 15 Gambar 3 . Model Pembelajaran dengan Prinsip Pendekatan Culturally Responsive Teaching ................................................................................ 16 Gambar 4 . Bagan Alir Penerapan Culturally Responsive Teaching ........... 17 Gambar 5. Pembahasan Artikel Etnokimia ........................................................ 20 iv DAFTAR TABEL Tabel 1. Prinsip Pendekatan Culturally Responsive Teaching ........................ 7 Tabel 2 Keterkaitan artikel etnokimia dengan materi kimia ...................... 43 v BAB I PENDAHULUAN Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa beranekaragam, Indonesia adalah salah satu negara yang mempunyai jumlah suku bangsa terbanyak di dunia. Di indonesia terdapat lebih dari 1.300 jenis suku bangsa, dari 633 kelompok etnis dengan proporsi 40.05% berasal dari suku Jawa (Badan Pusat Statistik, 2015). Kelompok etnis ini memiliki budaya yang berbeda yang mempengaruhi cara mereka berpikir dan berperilaku. Namun, proses globalisasi dan interaksi lintas budaya antara kelompok-kelompok etnis di Indonesia telah berdampak pada memudarnya identitas budaya (culture identity) dan karakter masyarakat di Indonesia. Kehilangan identitas budaya merupakan salah satu masalah dalam pengembangan karakter bangsa, khususnya generasi muda. Permasalahan yang timbul di masyarakat, baik kasus kejahatan susila dan asusila dianggap sebagai dampak hilangnya identitas budaya generasi muda di Indonesia. Sehingga, pendidikan sebagai salah satu sarana yang dianggap menjadi salah satu solusi pemecahan masalah menghadapi tantangan untuk menciptakan solusi dan inovasi dalam peranannya baik melalui proses pendidikan formal, non-formal, maupun informal. Dalam sebuah pendidikan, siswa berasal dari budaya yang berbeda yang memiliki seperangkat nilai-nilai, keyakinan, dan karakter yang berpengaruh dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa umumnya memperoleh pengetahuan dan keterampilan dari Western Knowledge (pengetahuan barat) yang dianggap paling benar dan mendominasi kurikulum pada setiap tingkat pendidikan. Sehingga, siswa semakin tidak mengenal latar belakang budayanya. Sebagai contoh, aplikasi materi pembelajaran kimia lebih cenderung merupakan contoh kimia dalam industri modern negara barat yang jarang ditemui oleh siswa dalam kehidupan sehari-harinya. Pengaruh globalisasi juga berdampak signifikan pada perubahan identitas budaya dan karakter siswa. Siswa membentuk identitas dirinya melalui konstruksi pengetahuan dan pengalaman yang diperoleh dari informasi teknologi yang tanpa batas. Sehingga pemerintah mengembangkan Kurikulum 2013 yang dengan menggunakan filosofi pendidikan yang berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan masa kini dan masa mendatang. Kurikulum 2013 menganut pola pembelajaran dalam bentuk pengalaman belajar langsung siswa (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik, dan kemampuan awal siswa (Lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 69, Tahun 2013). 1 Pada kurikulum 2013, tuntutan pada tiap kompetensi meliputi 3 ranah, yaitu ranah pengetahuan, ranah sikap dan ranah ketrampilan. Sekalipun, penerapan kurikulum ini masih menghadapi permasalahan baik dalam hal perubahan paradigma guru dan siswa, kompetensi guru, serta sarana dan prasarana, seperti: buku, laboratrium, dan sebagainya, namun tahapan perbaikan implementasi harus terus dilakukan. Pada penelitian ini akan terfokus pada pengembangan Pendekatan pembelajaran yang terintegrasi budaya dan karakter yang dapat diaplikasikan guru, khususnya dalam pembelajaran kimia. Hal ini menjadi tantangan bagi guru untuk dapat mengadakan proses pembelajaran yang bermakna, yaitu dengan mengaitkan latar belakang budaya dan karakter siswa yang berbeda-beda dengan pembelajaran kimia. Pendekatan pembelajaran Culturally Responsive Teaching merupakan pendekatan pendidikan tanggap budaya yang dapat menghubungkan materi pelajaran dengan latar belakang budaya siswa. Gay (2000) mendefinisikan Culturally Responsive Teaching sebagai cara menggunakan pengetahuan budaya, pengalaman sebelumnya, dan gaya kinerja siswa yang beragam dapat menimbulkan pengalaman belajar yang bermakna. Adapun hasil (outcomes) dari pendekatan Culturally Responsive Teaching sendiri adalah memastikan siswa mendapatkan kesuksesan akademik dan kompetensi budaya di mana siswa dapat membangun atau mempertahankan identitas budayanya, dan dapat berpikir kritis terhadap status budaya mereka saat ini (Ladson-Billings, 1995). Dengan Culturally Responsive Teaching, guru menyadari tidak hanya pentingnya prestasi akademik, tetapi juga mempertahankan identitas budaya siswa melalui penanaman nilai-nilai budaya dalam pembelajaran. Penanaman nilai-nilai karakter budaya menggunakan pendekatan Culturally Responsive Teaching ini dilakukan dengan mengintegrasikan etnokimia. Dengan demikian pembelajaran ini akan mengeksplorasi praktek-praktek budaya di Indonesia yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari siswa, seperti: obat tradisional, batik, pengawet makanan tradisional, cuka bali, roti buaya dari perspektif ilmu kimia. Siswa juga belajar untuk saling menghormati dan empati kepada siswa lain berdasarkan latar belakang budayanya. Siswa akan mengeksplor dan mengaitkan praktik kebudayaan Indonesia yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari siswa, seperti pemberian pupuk tanaman dan pembuatan roti buaya khas betawi dari perspektif kimia. Dengan begitu, selain mengembangkan kemampuan berpikir dalam akademik, pembelajaran akan memposisikan kebudayaan tersebut agar dapat dipelajari sehingga menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan 2 diwujudkan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa kini. Kurikulum ini juga mengupayakan peningkatan keseimbangan, kesinambungan, dan keterkaitan antara hard skills dan soft skills (Permendikbud Nomor 103. Tahun 2014). Sehingga, dalam proses pembelajaran yang dilakukan dapat memunculkan 18 nilai karakter yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan dan nasionalisme, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar