JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 1

Studi Tata Ruang Dalam Rumah Kudus

Johana Theresia T/41409100 Program Studi Desain Interior, Universitas Kristen Petra Jl. Siwalankerto 121-131, Surabaya E-mail:[email protected]

adaptasi.Dengan demikian transformasi kultural adalah buah Abstrak—Perubahan kultural telah terjadi sejak Belanda dari pembangunan. mulai mengeksploitir sumberdaya manusia dan alam . Pembangunan juga terjadi di kota Kudus, sebuah kota Pembangunan juga terjadi di kota Kudus, sebuah kota kabupaten yang terletah di Jawa Tengah bagian Utara, kabupaten di Jawa Tengah. Rumah-rumah bergaya villa (rumah keberadaan insdustri rokok kretek telah melambungkan kota gedong) merupakan rumah adat di kota kudus yang Kudus ke seantero . Dengan tidak mengecilkan arti mengkombinasikan unsur-unsur tradisional jawa dengan unsur- unsur Eropa. Penelitian ini membahas apa saja keunikan yang keberadaan kultur asli masyarakat yang telah ada sebelumnya, ada pada interior rumah adat Kudus dari segi penataan agama Islam dan kegiatan industri rokok kretek adalah dua ruangan, ragam hias, dan makna dari ragam hias tersebut faktor utama yang menjadi landasan berdiri dan dengan menggunakan metode deskriptif. Hasil penelitian berkembangnya kota Kudus. menunjukan perbedaan interior rumah adat kudus berbeda Agama Islam yamg merupakan roh masyarakat Kudus, dengan interior rumah adat jawa pada umumnya, karena lebih menurut sejarah telah ada di Kudus sejak tahun 1500 an. banyak ukiran yang mendominasi interior rumah tersebut dan Kemakmuran yang telah di capai oleh masyarakat Kauman di seni ukir tersebut mempunyai makna dan penggambungan kota Kudus telah menyebabkan pergeseran kultural yang unsur-unsur dari luar pulau jawa dan di padukan dengan drastis. Hal ini berpengaruh pula pada aspek fisik, terutama budaya masyarakat setempat. dalam rancang bangun tempat ibadah dan rumah tinggalnya. Kata kunci—Rumahadat, budayakota Kudus, Interior, Sehingga tidak mengherankan wujud ragawi bangunan budayaJawa. tersebuat sangat berbeda dengan apa yang terdapat di daerah- daerah lain di pulau Jawa. Abstract—Cultural change it has been going on since the Kota Kudus muncul diperkirakan sejak tahun 1549 M, Dutch began to colonize the human and natural resources of berdasarkan temuan inskripsi di atas mimbar masjid Menara indonesia. Depelopment also accurred in the Kudus city, a city Kudus. Dan hanya Kuduslah satu-satunya kota yang ada di district in central java. Villa-style homes are custom homes in the seluruh Nusantara yang berasal dari bahasa Arab yaitu Al- Kudus city that combines the traditional elements of java with Quds yang berarti suci. Kota Kudus di bangun selama akhir european elements. This study discussing what uniqueness that exist in the interior of the sacred customs terms of arrangement abad ke XIX M, di lokasi baru, lebih kurang 1 km ke arah of the room, ornamnets, and the meaning of the decoration by timur pusat kota lama, menyeberangi sungai gelis. using descriptive method. The results showed thet interior of the Rumah-rumah bergaya villa ( rumah gedong) dibangun di house is different from traditional sacred javanese traditional antara rumah-rumah adat, atausekedar merenovasi rumah adat house interior in general, as more carvings that dominate the mereka dengan mengkombinasikan unsur-unsur tradisional interior of house and the sculpture has meaning and jawa dengan unsur-unsur Eropa. Unsur tradisional rumah incorporated elements from outside the island of java, combined tinggal mereka akan nampak pada bentuk atapnya yang masih with local culture. pencu, dan unsur Eropa diperlihatkan pada model pintu

dan jendela tinggi dengan dinding tembok. Rumah-rumah Key words—Traditional houses, the Kudus city of culture, interior, . adat Kudus yang tersebar hampir merata di wilayah Kudus, bukanlah sekedar wujud benda mati yang berdiri tegak di atas I. PENDAHULUAN tanah, tetapi keberadaan lebih dipengaruhi oleh simbol-simbol EMBANGUNAN merupakan motor penggerak terjadimya yang memang sengaja diciptakan oleh pemiliknya. Pperubahan kultural. Proses perubahan kultural di Bangunan yang lebih dikenal dengan rumah adat atau Indonesia telah terjadi sejak Belanda mulai mengeksploitir tradisional Kudus mempunyai latar belakang yang tidak sama sumber daya manusia dan alam Indonesia. Pada periode tahun dengan rumah-rumah tradisional Jawa di daerah pedalaman, 1600-1800 M, Belanda mulai melaksanakan pembangunan baik bentuk atapnya maupun organisasi dan elemen-elemen untuk pertahanan dari serangan musuh.Periode tahun 1900- ruangnya. Pertama kali yang jelas terlihat secara fisik adalah 1950 Belanda mulai melakukan pembangunan dengan tujuan bentuk atap joglo rumah adat kudus yang lebih tinggi dan meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat sedikit meruncing ke atas. Masyarakat setempat menyebutnya pribumi Indonesia.Pembangunan membawa pengaruh joglo pencu. Untuk penyelesaian ruang luar, rumah tinggal dominan pada pergeseran arsitektur di daerah-daerah, di tradisional Kudus sangat berbeda dengan yang berada di wilayah Indonesia.Arsitektur yang berlandaskan tradisi yang daerah-daerah lainnya, baik di pesisir maupun pedalaman, senantiasa membuka diri terhadap modifikasi dan yaitu terutama dengan adanya dinding yang tinggi membatasi JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 2 pekarangan rumahnya,sehingga antara rumah yang satu Pengumpulan data dengan studi literatur dilakukan melalui dengan rumah yang lain menciptakan lorong-lorong sempit. buku dan internet sebagai sumber dokumentasi perkembangan Dan pada umumnya desain rumah tinggal tradisional Kudus rumah adat kudus. menghadap ke arah selatan. Salah satu faktor yang menyebabkan rumah tradisional III. DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN Kudus memiliki kekhasan tersendiri yakni penuhnya ukiran A. Rumah Adat di Museum Kretek pada elemen-elemen rumah. Menurut cerita setempat, seni ukir Kudus diwariskan oleh seorang tionghoa bernama telingsing yang diduga pernah tinggal di Kudus. Menurut Solichin Salam, Sunggingan berasal dari sebuah nama Cina Sung Ging An , salah seorang imigran muslim yang bersama- sama dengan Kyai Telingsing datang ke Kudus. Di dalam ruang tamu atau jogosatru rumah tradisional Kudus, sebagian besar bidang permukaan keempat gebyok nya di pengaruhi dengan ragam hias ukiran. Pada umumnya motif- motif yang diukir adalah bentuk tanaman,daun , dan bunga. Gambar 1. Tampak depan rumah adat Kudus Tapi ada juga motif-motif yang khusus yang biasa menunjukan latar belakang bentuk ragam hiasnya. Pada Lokasi objek penelitian ini terletak di Museum Kretek gebyok tengah, terdapat susunan bentuk ragam hias dengan Kudus, di kota Kudus. Jalan, Desa Getas Pajetan No. 155, motif masjid dimana bidang dalamnya dipenuhi ukiran kecamatan Jati Kudus, kabupaten Kudus.Yang merupakan bermotif tanaman. museum rokok yang terletak di tengah-tengan pusat kota Pada bagian-bagian tertentu, dibuat ukiran-ukiran tembus Kudus. Sebagai tempat wisata bagi masyarakat sekitar yang kemudian di sisi baliknya ditambahkan background maupun dari luar kota Kudus yang ingin mengenal tentang berupa kertas berwarna kuning emas.Pada setiap permukaan asal mula Rokok sampai dengan tradisi dan adat masyarakat bidang tiang-tiang yang terlihat, penuh dengan ukiran dari Kudus dari masa dulu sampai sekarang. Didasari atas bagian bawah hingga atas.Motif ukirannya berupa sulur- kekhawatiran akan punahnya warisan budaya yang bernilai suluran tanaman dan daun beserta bunga melati, dan pada sejarah tinggi ini, pada tahun 1986 para pengusaha di Kudus merenovasi rumah tersebut tanpa menghilangkan sedikitpun bagian atas terdapat hiasan ukir geometri berupa pertalian garis yang tidak berpangkal dan tidak berujung. Menurut unsur-unsur dasar dari rumah tersebut, dan terletak di Bapak Bukhari, arti dari motif pertalian garis tak berpangkal kompleks Museum Kretek Kudus. dan tak berujung adalah bahwa Allah menurut ajaran Islam mempunyai sifat tidak berawal dan tida berakhir. Motif sulur- B.Rumah Adat di Area Wisata Puri Maerokoco suluran tanaman melati beserta bunganya melambangkan kehadiran agama Islam yang suci. Sedangkan motif kelopak daun yang jumlahnya lima mencerminkan seseorang yang melakukan takbir ( mengangkat tangan ) dalam shalat.

Dengan latar belakang yang demikian maka penelitian ini difokuskan pada pengenalan lebih dalam tentang interior- interior rumah adat Kudus, ragam-ragam hiasnya, makna dan symbol dari ragam hias tersebut, sampai pada penataan ruangannya yang berbeda dengan rumah-rumah adat jawa Gambar 2. Tampak depan rumah adat di Area Wisata Puri Maerokoco yang ada di pulau jawa. Karena keunikan tersendiri dari rumah adat Kudus yang memiliki cirri khas dari segi arsitektur dan Lokasi rumah adat ini di area wisata Puri Maerokoco, interiornya.Sehingga menjadikan penulis tertarik untuk terletak di Jl. Anjasmoro Tawang Mas Semarang Sari melakukan penelitian keilmuan mengenai rumah adat Kudus.( Genuk Semarang Jawa Tengah. Yang merupakan sebuah Salam, 1994:80). objek wisata Semarang yang letaknya berada di Jalan Yos Sudarso kurang lebih 5 km dari arah Tugu Muda satu komplek II. METODE PENELITIAN dengan PRPP (Pusat Rekreasi dan Promosi Pembangunan). Sifat penelitian yang digunakan adalah studi merupakan pelestarian dari pemerintahan setempat untuk deskriptif.Pengumpulan data dilakukan dengan observasi melestarikan Rumah Adat Kudus.Disekitar daerah tersebut langsung terhadap objek penelitian dengan melakukan juga terdapat beberapa rumah adat yang ada di daerah Jawa pengamatan terhadap arah hadap bangunan, bentuk bangunan, tengah yang juga dilestarikan oleh pemerintah. Rumah adat lay out, organisasi ruang,elemen pembentuk ruang,serta tersebut telah dibangun pada tahun 1990, dan di tempati oleh elemen pengisi ruang yang direkam dalam bentuk foto dan Bapak Giarto dengan keluarganya, yang merupakan penjaga catatan tertulis mengenai data yang dianggap relevan dengan dan perawat rumah tersebut. penelitian.untuk melengkapi data-data maka dilakukan wawancara secara langsung terhadap pemilik rumah adat. JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 3

C. Rumah Adat di Kompleks Perumahan Desa Kauman E. Rumah Adat di Jenang Kudus Sinar Tiga Tiga (rumah 1)

Gambar 3. Tampak depan rumah adat di Kompleks Perumahan Desa Kauman (rumah 1)

Gambar 5. Tampak depan rumah adat di Jenang Kudus Sinar Lokasi objek penelitian ini terletak di selatan menara kudus, Tiga Tiga di desa Kauman,kecamatan kota, kabupaten Kudus. Di jalan Menara, desa Kauman. Yang merupakan kompleks perumahan Lokasi objek penelitian ini terletak di salah satu pusat yang banyak terdapat rumah adat Kudus yang masih utuh fisik Jenang Kudus yaitu “Jenang Kudus Sinar Tiga-Tiga”. Terletak bangunannya sampai dengan fisik bangunan yang sudah di didalam kompleks toko sekaligus pabrik Jenang tersebut. renovasi. Rata-rata perumahan ini di tinggali oleh kepala Rumah Kudus tersebut sudah banyak mengalami renovasi dari keluarga sebagai tempat tinggal, dan banyak terjadi perubahan fisik bangunan. Yaitu pada bagian Dalem bangunan. Yang desain pada rumah adat tersebut. Rumah-rumah adat tersebut dibongkar untuk tempat pembuatan jenang dan tempat stok telah di renovasi bagian dalam nya dan bagian samping barang. ruangan.

D. Rumah Adat di Kompleks Perumahan Desa Kauman IV. ANALISIS (rumah 2) Analisis Layout

C

B

Gambar 4. Tampak depan rumah adat di Kompleks Perumahan Desa A Kauman (rumah 2)

Lokasi objek penelitian ini terletak di selatan menara kudus, di desa Kauman,kecamatan kota, kabupaten Kudus. Di jalan U Menara, desa Kauman. Yang merupakan kompleks perumahan yang banyak terdapat rumah adat Kudus yang masihutuh fisik bangunannya sampai dengan fisik bangunan yang sudah di Gambar 6. Layout Rumah Adat di Museum Kretek Kudus renovasi. Rata-rata perumahan ini di tinggali oleh kepala keluarga sebagai tempat tinggal, dan banyak terjadi perubahan desain pada rumah adat tersebut. Rumah-rumah adat tersebut telah di renovasi bagian dalam nya dan bagian samping ruangan.

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 4

U

B

C B B

A

Gambar 7. Layout Rumah Adat di Area Wisata Puri Maerokoco

Gambar 10. Layout Rumah Adat di Jenang Kudus Sinar Tiga Tiga

Bentuk layout rumah adat Kudus geometris, persegi empat bersudut. Letak Pawon pada rumah adat Kudus ada yang terdapat disebelah kiri, dan ada yang disebelah kanan. Dari hasil penelitian lima objek dapat dilihat dari layout, B terdapat dua macam layout pada rumah adat Kudus dengan

berbeda ukuran, ukuran yang lebih kecil dan lebih besar, terutama pada area Pawon. Dengan penambahan Pawon dibagian belakang area Dalem, dan di depan rumah terdapat A penambahan kamar mandi dan sumur. C Sofa Lemari Meja Makan Meja Pajangan U Gedongan

Gambar 8. Layout Rumah Adat di Kompleks Perumahan Desa Kauman A : Area Jogosatru (rumah 1) B: Area Dalem C : Pawon

A. Area Jogosatru( Ruang Tamu) Rumah Adat di kiri : kanan : C Museum Terdapat empat Terdapat empat kursi dan Kretek kursi dan satu satu meja ditengah,dengan B (Gambar 6) meja lampu diatas pafon. ditengah,dengan Dibagian sudut terdapat lampu diatas meja kecil.Letak plafon. Dibagian perabot,interior,dan A A C sudut terdapat elemennya dibuat simetris meja kecil. antara sisi kiri dan kanan.

U

Gambar 9. Layout Rumah Adat di Kompleks Perumahan Desa Kauman (rumah 2)

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 5

Rumah Adat di Terdapat empat Terdapat empat kursi 1(Gambar 8) Area Wisata kursi duduk dan duduk dan sebuah meja Rumah Adat di Sebagai ruang bersifat privat untuk ruang Puri sebuah meja bundar dengan lampu hias Kompleks tidur anak asrama. Terdapat penambahan Maerokoco bundar dengan di atas plafon. posisi kiri Perumahan Desa dinding kayu bersifat permanen Sehingga (Gambar 7) lampu hias di atas dan kanan simetris dari Kauman ,Rumah ruang tersebut terbagi menjadi tiga ruang plafon. segi desain dan elemen 2(Gambar 9) kamar. interiornya. Rumah Adat di Telah terjadi perubahan fungsi. Pada ruang Rumah Adat di Ruangan Ruangan juga dibiarkan Jenang Kudus Sinar ini digunakan sebagai dapur untuk Kompleks dibiarkan kosong, kosong. Tiga Tiga (Gambar pembuatan jenang dan ruang stok. dinding Perumahan hanya terdapat 10) dan ukuran ruangan telah dibagi dengan Desa sebuah jam besar pembatas partisi alumunium. Kauman,rumah yang berdiri 1(Gambar 8) disudut ruangan Kelima objek memiliki fungsi yang sama, yaitu sebagai tersebut. ruang untuk beristirahat atau tidur bagi pemilik Rumah Adat di Terdapat sebuah Terdapat sebuah lemari rumah.Perbedaan pada penataan dalam ruang tersebut yang Kompleks karpet hijau. rak untuk menyimpan Perumahan Untuk duduk buku. Juga terdapat berbeda-beda. Beberapa diantaranya telah direnovasi bagian Desa Kauman, anak asrama sebuah meja, dan sebuah temboknya yang diganti dengan tembok batu bata dengan rumah apabila ada tamu. sofa. finishing cat tembok putih. Di rumah adat Museum Kretek 2(Gambar 9) dengan maksud terdapat sebuah ruangan yang dinamakan Gedongan yang agar berkesan terletak didalam ruang Dalem yang dibiarkan kosong untuk kekeluargaan. ruang sholat. Rumah Adat di Terdapat delapan Terdapat delapan kursi Jenang Kudus kursi duduk duduk dengan dua buah C. Area Pawon(Ruang Keluarga) Sinar Tiga Tiga dengan dua buah meja di tengah. banyak Rumah Adat di Ruangan tidak difungsikan lagi. (Gambar 10) meja di tengah. aksesoris barang-barang Museum Kretek banyak aksesoris antik,lampu hias,miniatur. (Gambar 6) barang-barang Di Area Wisata Sangat sering difungsikan untuk ruang antik,lampu Puri keluarga, terdapat meja makan,kasur ditutupi hias,miniatur. Maerokoco(Gambar partisi. 7) Jogosatru merupakan ruang untuk menerima tamu. Terletak Rumah Adat Ukuran ruangan lebih besar. Digunakan didepan dalem. Material dan ornamentasi pada Jogosatru diKompleks untuk ruang keluarga,ada penambahan paling menonjol dibanding ruang-ruang yang lain. Arti nama Perumahan Desa ruangan untuk ruang tidur. “Jogo satru” yaitu menjaga (dari) musuh, sehingga dapat Kauman ,rumah dikatakan Jogosatru artinya adalah ruang untuk berjaga-jaga 1(Gambar 8) terhadap musuh yang berniat jahat [1] Rumah Adat di Merupakan salah satu ruang yang sering Kesamaan fungsi ruang, yang dipergunakan untuk ruang Kompleks digunakan dibandingkan dengan ruangan Perumahan Desa lain. Terdapat sebuah penambahan ruangan menerima tamu. Dan dua sisi sebelah kiri yang digunakan Kauman ,rumah didalam ruang ini sebagai ruang untuk tidur. untuk menerima tamu pria dan sisi kanan untuk menerima 2(Gambar 9) Ruang ini juga biasanya digunakan untuk tamu wanita.ornamenukiran pada dinding juga sama, menerima beberapa tamu yang masih rangkaian plafon juga dibuat sama antara keempat tempat keluarga pemilik rumah. tersebut. Rumah Adat di Telah dirubah fungsinya sebagai ruang Perbedaan pada tata cara peletakkan perabotnya,dan jumlah Jenang Kudus Sinar kantor pemasaran. Dengan ukuran yang kursi duduk. Dengan maksud dan tujuan tersendiri. Tiga Tiga (Gambar lebih kecil.Namun Interior dari ruangan ini 10) masih berciri khas dari rumah adat biasanya B. Area Dalem(Ruang Istirahat) dari dinding,plafon, dan beberapa perabot Rumah Adat di Terdapat gedongan yang dalam ruangan ini. Museum Kretek kesehariannya dibiarkan kosong atau (Gambar 6) untuktempat sholat, pada saat upacara Persamaan: pernikahan Rata-rata fungsi ruang digunakan sebagai ruang dan sebagai kamar pengantin. keluarga,ukurannya lebih besar,dan ada penambahan ruang Rumah Adat di Terdapat sofa didalam ruangan tersebut.Di dalam ruang pawon sebagai ruang Area Wisata Puri pinggir-pinggir ruangan terdapat beberapa Perbedaan: Maerokoco(Gambar lemari pajangan. Pada ukuran, tata cara peletakkan beberapa perabot, 7) renovasi pada dinding, adanya penambahan sebuah ruangan Rumah Adat Telah di renovasi dindingnya diganti dengan

diKompleks batu bata. Dan difungsikan sebagai kamar Perumahan Desa tamu, terdapat lemari pakaian dan perabot Kauman ,rumah bersifat pribadi. JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 6

Analisis Elemen Pembentuk Ruang Area Pawon: Sisi luar bahan batu bata,dilapisi semen,dan cat putih. A. Lantai Di Area Area Dalem: Bahan kayu jati, dengan ukiran Rumah Area Dalem: Wisata Puri sederhana. Adat di - Lantai kayu yang berwarna cokelat Maerokoco Area Jogosatru: Dibuat Lebih menonjol,bahan Museum - Tinggi lantai 70cm lebih tinggi. kayu jati. Kretek Area Jogosatru dan pawon: Area Pawon: Sisi pinggir berbahan - Lantai keramik ukuran 20x20 cm batu bata dilapisi semen,cat putih. Area tangga Masuk : Kompleks Area Dalem: Renovasi,dinding - Lantai keramik berwarna merah Perumahan batu bata,semen,dan cat putih. maroon,ukuran 20x20 cm. Desa Jogosatru: Bahan kayu jati,dipenuhi ukiran. Di Area Area Dalem : Kauman Pawon: Batu bata,semen,cat putih. Wisata Puri - Lantai teraso 30x30cm. (rumah 1) Maerokoco - Dengan tinggi lantai 70cm. Rumah 2 Dalem: Dominasi kayu jati,dengan ukiran Area Jogosatru dan Area Pawon : sederhana. - Lantai teraso 20x20cm. Jogosatru:Menonjol, kayu jati murni,banyak Kompleks Area Dalem : ukiran pahatan. Perumahan - Lantai teraso ukuran 30x30cm. Pawon: Batu bata,semen,dan cat putih. Desa Area Jogosatru : Rumah Dalem: Batu bata,semen,dan cat putih. Kauman - Lantai dengan ukuran 20x20cm, Adat di Jogosatru: Menonjol, kayu jati murni,banyak (rumah 1) berwarna krem, cokelat tua. Jenang ukiran pahatan kayu,keramik motif kayu,ukuran Rumah 2 Area Dalem : Kudus Sinar 10x20cm. - Lantai kayu berbahan kayu jati Tiga Tiga Pawon: Batu bata,semen,Keramik motif kayu Area Jogosatru : 10x20cm. - Lantai teraso berukuran 20x20 cm. Rumah Area Dalem dan Pawon Pada bagian yang menghadap Jogosatru ini ornamentasi Adat di - Lantai keramik dengan motif serat kayu, paling banyak diterapkan, baik pada elemen struktur, rangka Jenang ukuran 30x30 cm. dinding maupun pada panil pengisinya. Gebyok samping Kudus Sinar Area Jogosatru : memisahkan Jogosatru dengan Pawon. Pada Gebyok ini

Tiga Tiga - Lantai kayu lebar 10cm, dan ornamentasi tetap diterapkan walaupun tidak serumit gebyok panjangyang disambung dari ujung ke dalam. Sisi samping yang lain kadang-kadang berupa dinding ujung, dan tidak terputus. batu bata plesteran dinding ini ditemukan pada rumah adat

yang berpagar samping. Gebyok depan atau gebyok luar yang Ketinggian lantai pada rumah Adat Kudus berbeda antara memisahkan dengan halaman mempunyai perlobangan yang ruang. Posisi lantai Jogosatru kebanyakan cukup tinggi lebih besar dengan tiga macam tutupan. Ornamentasi terhadap halaman, sehingga terdapat anak tangga menuju diterapkan pada sisi luar yang menghadap kehalaman, kedalam. Anak tangga ini memanjang sepanjang Jogosatru sementara yang menghadap ruang Jogosatru dibiarkan serta Pawon. Rata-rata material yang digunakan dalam polos[1]. ruangan ini adalah kayu geladagan bebahan kayu jati dengan maksud agar ruangan terkesan lebih hangat karena merupakan Persamaan: ruang yang biasanya digunakan untuk tidur. Posisi lantai Dinding Pawon yang menggunakan batu bata di plester Jogosatru terhadap Pawon sama tinggi sehingga hubungan dengan semen dan finishing cat putih, dan Dinding pada antar ruangan ini sangat erat dan terdapat satu pintu yang pawon pada umumnya dibuat sederhana. menghubungkan Jogosatru dengan Pawon. Sedangkan posisi Area di Jogosatru, semua dinding yang dinamakan Gebyok lantai pada area Dalem lebih tinggi dari ruangan lainnya, yaitu dipenuhi dengan ukiran ornamentasi motif tanaman dan 70cm lebih tinggi, karena merupakan area ruangan yang binatang,material kayu jati murni. paling sakral, sehingga lantainya dibuat lebih tinggi [1]. Perbedaan: Persamaan: Pada dinding di ruang dalem, beberapa rumah telah Material lantai, menggunakan lantai teraso bermotif dengan merenovasi dinding tersebut dengan menggunakan material warna cerah. Posisi tinggi lantai lebih tinggi dari Area batu bata diplester. Jogosatru dan Pawon, yaitu sekitar 70 cm.

Perbedaan: C. Atap Pada ruang Dalem salah satu rumah yang terletak di Jenang Rumah -Tinggi atap diruang Jogosatru dan Pawon 4,30 Kudus Sinar Tiga Tiga menggunakan keramik. Adat di meter. Museum -Tinggi atap diruang Dalem 5,40 meter ke atas B. Dinding Kretek Tumpang Sari setinggi 8 meter. Rumah Area Dalem: Bahan kayu jati, dipenuhi -Gedongan ketinggiannya 2 meter, dengan plafon Adat di ukiran,teknik pahatan berlubang. triplek. Museum Area Jogosatru: Kayu jati,dipenuhi ukiran pahatan Di Area -Tinggi Atap diruang Jogosatru dan Pawon 4,3 Kretek dengan kesan menonjol. JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 7

Wisata Puri meter. Persamaan: Maerokoco -Tinggi atap diruang Dalem 5,4 meter,Tumpang - Dua balok kembar yang fungsinya mendukung pencapaian Sari setinggi 8 meter. ke area Dalem. Kompleks -Tinggi atap diruang Jogosatru dan Pawon 1,3 - Tiang penyangga yang disebut soko Geder yang fungsinya Perumahan meter,miring ke atas 3 meter, sebagai penopang kedua balok kembar tersebut dengan Desa -Tinggi plafon diruang Dalem 4,2 meter,Tumpang memiliki makna apabila terletak disebelah kiri, menandakan Kauman Sari setinggi 7 meter. (rumah 1) pemilik rumah tersebut seorang laki-laki dan apabila terletak Rumah 2 -Tinggi atap diruang Jogosatru dan Pawon 1,3 disebelah kanan, menandakan pemilik rumah tersebut adalah meter,miring ke atas 3 meter. seorang wanita. Makna lain dari tiang keseimbangan tersebut -Tinggi atap diruang Dalem 4,2 meter dan plafon adalah menandakan ke-Esaan Tuhan dan hanya satu Tuhan yang terletak diatas Tumpang Sari setinggi 7 yang patut disembah. meter. - Empat tiang utama yang menopang Tumpang Sari yang Rumah -Tinggi atap diruang Jogosatru dan Pawon 4 meter. berjumlah sama, yaitu Empat tiang penyangga. Adat di -Tinggi atap diruang Dalem 5,4 meter dan atap Perbedaan: Jenang yang terletak diatas Tumpang Sari setinggi 8 - Soko Guru yang terdapat di dalam Area Dalem. Kudus Sinar meter. - Dua rumah telah terjadi renovasi yang dimana empat tiang Tiga tiga tersebut telah ditiadakan .

- Penempatan tiang penyangga yang berbeda posisi, kiri dan Plafon di bawah atap menggunakan panil kayu dengan tetap kanan. mengekspose usuk. Konstruksi ini memberikan pola garis- - Ornamen hias pada Tiang Penyangga juga berbeda-beda, garis sejajar pada bagian atas Jogosatru. Adanya belandar ada yang penuh dengan ukiran pahatan kayu, dan ada besar, konsol kembar dan soko geder memberikan gambaran beberapa yang dibuat tanpa ukiran pahatan kayu yang ruang Jogosatru tinggi [1]. dikarenakan kondisi ekonomi pemilik rumah. Persamaan : - Posisi tiang Penyangga di lihat dari dalam rumah keluar. Ketinggian palfonnya sama, material plafon yang kebanyakan menggunakan rangka kayu yang terlihat usuk nya, E. Pintu dan Jendela / Ventilasi dengan ditutupi oleh papan kayu yang dominan berwarna Rumah Adat Pintu: Jendela / Ventilasi: cokelat muda sampai tua. di Museum Jogosatru, dua pintu Tidak terdapat jendela Perbedaan: Kretek geser berkisi-kisi hanya terdapat dinding Penggunaan material yang dipakai dalam beberapa area Ke Dalem dua daun yang ornamen ukirannya Pawon, yang menggabungkan balok kayu dan papan kayu, pintu, pintu dorong. dibuat pahatan dengan material gypsum board berwarna putih. Ke Pawon 2 daun berlubang. pintu dan Dalem ke D. Kolom Pawon 2 daun pintu. Rumah Adat TiangKeseimbangan: Soko Guru : Dari luar ke Pawon 2 di Museum Pada rumah ini Terletak di Area daun pintu. Kretek disebelah Dalem,yang Di Area Jogosatru, dua pintu Dalem terdapat jendela kanan.pemilik berjumlahempat tiang Wisata Puri geser berkisi-kisi Di bagian sisi kiri rumah tersebut penyangga, Maerokoco Ke Dalem dua daun terdapat dua jendela wanita. yang menyangga pintu, pintu dorong. dengan dua daun jendela. Tumpang Sari. Ke Pawon pintu Di Area Sebelah kiri. Jumlah tiang empat yang geser dan Dalem Wisata Puri pemilik rumah menyangga kePawon satu daun Maerokoco tersebut adalah Tumpang Sari. pintu. Dari luar ke seorang laki-laki. Pawon 1 pintu geser. Kompleks Terletak di kanan, Dengan empat tiang Kompleks Jogosatru, dua pintu Tidak terdapat jendela. Perumahan pemilik rumah Kolom yang meyangga Perumahan geser berkisi-kisi Sirkulasi dalam ruangan DesaKauman tersebut adalah Tumpang Sari. DesaKauman Ke Dalem dua daun tergantung pada pintu (rumah 1) seorang wanita. (rumah 1) pintu, pintu dorong. dibagiandepan Rumah 2 Disebelah kiri, Tidak terdapat soko guru. dan rumah 2 KePawon 1 daun ruanganyang tinggi dan pemilikrumah pintu dan Dalem lebar. tersebut seorang laki- kePawon satu daun laki. pintu. Rumah 2 tidak Rumah Adat Tidak terdapat tiang Tidak terdapat empat terdapat pintu ke area di Jenang penyangga pada tiang,direnovasi. Pawon dari Dalem, Kudus Sinar ruangan Jogosatru. dan terdapat 1 pintu Tiga tiga ke area Pawon dari luar ruangan. Tiang Keseimbangan Soko Guru JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 8

Rumah Adat pintu masuk terdapat Tidak terdapat jendela. pintu Dalem. Satu kelompok digunakan untuk tamu laki-laki, di Jenang dua pintu geser Sirkulasi dalam ruangan yakni pada posisi yang jauh dari pawon. Kelompok yang lain Kudus Sinar berkisi-kisi. tergantung pada pintu digunakan untuk tamu perempuan, pada posisi yang dekat Pintu dari Jogosatru dibagiandepan dengan pawon [1]. ke Dalem dengan dua ruanganyang tinggi dan Persamaan: daun pintu, tidak lebar. difungsikan, pintu Tata cara peletakan perabot pada ruang Jogosatru yaitu dorong. ruang pawon sama.Karena wanita lebih sering melakukan aktivitas di dalam satu pintu dari luar Pawon.Perabotan tersebut dengan fungsi masing-masing dan menuju Dalem. perabot dan ruangan diletakan sama didalam ruangannya masing-masing.Persamaan juga pada penggunaan material Tiga macam tutupan depan tersebut adalah : pintu tengah, pada perabot, dengan rata-rata menggunakan material kayu dinding geser serta pintu kere. Pintu tengah berbentuk pintu jati murni sebagai material yang dianggap kuat dan tahan ganda (kupu tarung), penampilannya mirip dengan pintu lama, dan dipenuhi dengan ukiran tanaman. Pada semua meja utama dalem hanya saja lebih kecil dan lebih sederhana tamu, material atas meja menggunakan marmer putih agar ornamentasinya. Pintu pengapit terdapat sepasang yang terkesan mewah dan sejuk. mengapit pintu utama[1]. Perbedaan: Persamaan : Jumlah kursi dan meja pada ruang jogosatru juga berbeda- Jumlah pintu dan letak pintu yang sama. Pintu dari beda.Disetiap ruang Dalem dan Jogosatru juga biasanya Jogosatru ke Dalem dengan dua daun pintu, yaitu pintu terdapat meja-meja kecil atau rak kecil untuk pajangan dorong,terdapat pintu dari Jogosatru ke ruang Pawon dengan aksesoris satu daun pintu dan pintu dari Dalem ke Pawon dengan dua daun pintu. Analisis Ornamen dan Simbol Perbedaan : Jendela yang terdapat pada ruangan, pada umumnya rumah - Motif sulur-suluran melambangkan kesuburan. adat tidak memiliki jendela, mereka mengandalkan jumlah pintu yang besar.Dan pada ukiran di gebyok rumah juga dibuat berlubang tembus dengan bagian luar maupun dengan ruang lainnya. Pada sebuah rumah adat terdapat jendela di ruang Dalem dan Pawon yang dibuat sebagai.

Analisis Perabot dan Material

Rumah Adat Dalem: lemari pakaian. di Museum Jogosatru: Empat kursi duduk, meja tamu,meja Kretek bundar di pojok ruangan. Gambar 11. Motif Sulur-suluran Pawon: Meja makan, kursi duduk. - Naga timur tidak mengerikan bagi orang pada abad Di Area Dalem: Sofa, lemari pajangan dipojok,meja pertenghan, tetapi lambang kekuatan dan kebaikan. ia adalah Wisata Puri televisi,peti barang,meja pajangan. semangat perubahan, sehingga kehidupan itu sendiri. Maerokoco Jogosatru: Kursi duduk, meja tamu bundar. Pawon: Meja besar untuk meja makan,tempat tidur kecil. Kompleks Dalem: bersifat privat,lemari baju. Perumahan Jogosatru: dibiarkan kosong, hanya ada DesaKauman jamberdiri.

(rumah 1) Pawon: Lemari pakaian.

Rumah 2 Dalem: Bersifat privat. Gambar 12. Motif Naga Jogosatru: Karpet hijau untuk duduk tamu,rak Motif ini merupakan pengaruh dari persia.Dalam buku dan sofa. khazanah seni Islam di Arab sering di buat dengan arabesk Pawon: Sofa, meja pajangan. yang berwujud dari abstraksi dari bentuk-bentuk tanaman Rumah Adat Dalem: Meja stok barang. di Jenang Jogosatru: Kursi tamu,dan meja pajangan. menjalar, geometrik, dan kaligrafi dalam rangkaian jalinan Kudus Sinar Pawon: Meja kantor, kursi duduk. yang ritmis, saling menyambung tanpa henti. Dengan simbol sebagai ikatan kasih sayang (mawaddah-warahmah) yang Penataan perabot pada Jogosatru mencerminkan aktifitas harus senantiasa disirami dan dikembangkan oleh anggota yang biasa dilakukan. Perabot inti pada jogosatru terdiri dari keluarga terutama dalam relasi suami istri ( Nur Said, 81). dua kelompok meja dan kursi tamu. Satu kelompok terdiri dari satu meja dikelilingi empat kursi tamu. Dua kelompok perabot ini diletakkan sebelah menyebelah ruang dengan sumbu pada

JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 9

makna tersendiri dari setiap pahatan kayu tersebut. Pada area Jogosatru pahatan kayu dibuat lebih menonjol dibanding ruangan lainnya, dikarenakan ruang Jogosatru sebagai ruang untuk menerima tamu. Material lantai yang digunakan pada ruang pawon dan jogosatru adalah lantai teraso dengan ukuran dari 20x20 cm – 30x30 cm dengan warna yang terang dihiasi ukiran tanaman. Ketinggian plafon pada kelima objek penelitian terdapat dua ukuran ketinggian yaitu yang pertama memilikiTinggi atap diruang Jogosatru dan Pawon 4,30 meter,Tinggi atap diruang Dalem 5,40 meter ke atas Tumpang Gambar 13. Motif Jalinan Tali Sari setinggi 8 meter dan ukuran kedua Tinggi atap diruang

Jogosatru dan Pawon 1,3 meter,miring ke atas 3 meter, Tinggi - Bentuk geometris adalah garis, lengkung segitiga hingga plafon diruang Dalem 4,2 meter,Tumpang Sari setinggi 7 sepi banyak dan lain-lain ada dalam ilmu ukur, bagian- meter. Dengan konstruksi yang sama pada semua objek yang bagiannnya termasuk sudut dan luasnya dapat diukur. memperlihatkan usuk. Rumah-rumah tersebut masih asli - Terdapat dua arti dari bentuk tersebut.Bentuk ini merupakan peninggalan dari jaman dulu, yang merupakan warisan dari perpaduan seni ukiran Eropa dan lokal, Menurut (Nur Said,77- nenek moyang,pemilik rumah hanya bertujuan untuk merawat 79), Motif Eropa dievaluasikan dalam bentuk mahkota yang dan melestarikan rumah Adat Kudus sebagai peninggalan terdapat diatas pintu masuk menuju gedongan. Motif ragam bersejarah. Hanya saja pada beberapa rumah, telah direnovasi hias berupa tetumbuhan juga dapat dijumpai berupa motif hias beberapa bagian dinding yang diganti dengan batu-bata buah nanas yang biasanya menggantung di bawah dado peksi atau pertengahan balok blandar ruang Jogosatru yakni didepan pintu masuk gedongan. Diambil dari dua suku kata Bahasa UCAPAN TERIMA KASIH Arab ana (saya) dan nas (manusia), yakni sebuah kesadaran Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang bahwa meskipun manusia mencapai derajat yang tinggi baik Maha Esa karena berkat penyertaan dan kasih-Nya sehingga dibidang keilmuan, pangkat/jabatan atau ekonomi tetap saja jurnal ini dapat terselesaikan dengan baik tepat pada posisinya sebagai manusia dengan segala keterbatasaanya. waktunya. Jurnal yang berjudul ini “ Studi Tata Ruang Dalam Rumah Adat Kudus” ini diangkat oleh penulis sebagai wujud partisipasi dalam mensosialisasikan desain yang memiliki jati diri sebagai Indonesia yang semakin hari semakin terkikis oleh perkembangan zaman yang semakin modern. Proses pendalaman materi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Penulis telah mendapatkan bimbingan, arahan, koreksi, dan saran. Maka untuk itu, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang dalam-dalamnya kepada : 1) Ir. Hedy C. Indrani, M.T, selaku Ketua Program Studi Desain Interior, 2) Poppy F.N.,S.T., selaku koordinator Tugas Akhir yang Gambar 14. Motif Nanasan telah memberi masukan – masukan sejak awal hingga akhir program mata kuliah Kerja Profesi dilaksanakan, V. KESIMPULAN 3) S.P Honggowidjaja, M.Sc.Arch dan Yohan S., S.Sn. Dari lima objek penelitian berbeda yang diteliti dan telah selaku dosen pembimbing Tugas Akhir yang selalu dianalisis di atas, dapat dilihat bahwa rumah Adat Kudus membimbing dan memberi masukan yang bermanfaat merupakan bangunan peninggalan kebudayaan yang harus bagi penulis dalam menyusun laporan kerja profesi, dilestarikan. Dari segi layout terlihat bahwa ada beberapa 4) Bapak Giarto dan Bapak Fauzan selaku pemilik rumah tipelayout pada rumah adat kudus,dimana terdapat perbedaan adat yang telah memberikan banyak waktunya untuk pada penambahan ruang dapur dibelakang dan kamar mandi membagi pengetahuan tentang Rumah Adat Kudus. didepan bangunan. Penataan perabot dari kelima objek tersebut rata-rata sama, yang paling terlihat ciri khas rumah adat kudus pada penataan empat kursi dan satu meja di ruang DAFTAR PUSTAKA Jogosatru yang dimana sisi sebelah kiri dan kana dibuat [1] Agung Budi Sardjono, Jogosatru Karakteristik Ruang Tamu pada simetris. Fungsi dari perabot di masing-masing ruangan juga Rumah Adat Kudus, Sebagai Perwujudan Budaya Pesisir Jawa. sama, misalnya diruang Jogosatru sebagai perabot untuk Architecture Departemen of Engineering Faculty Diponegoro menerima tamu dan di ruang pawon sebagai perabot untuk University, 2009. [2] Said, Nur. Tradisi Pendidikan Karakter Dalam Keluarga, Tafsir Sosial keluarga. Material yang digunakan untuk perabot, dinding, Rumah Adat Kudus. Kudus: Brilian Media Utama,2012. plafon juga sama, yaitu menggunakan kayu jati murni dengan [3] Dakung, Sugiyarto, ed. Arsitektur Tradisional Daerah Istimewa dihiasi pahatan kayu yang berukir tanaman dimana memiliki Yogyakarta. Yogyakarta :Dapartemen Pendidikan dan Kebudayaan Proyek, dan Dokumen Kebudayaan Daerah, 1983 JURNAL INTRA Vol. 1, No. 1, (2013) 1-10 10

[4] Jogja Heritage Siciety. Pedoman Pelestarian Bagi Pemilik Rumah KawasanPusaka , Yogyakarta, Indonesia. Jakarta : Unesco, 2007. [5] Mulder, Niels. Kepribadian Jawa dan Pembangunan Nasional. Yogyakarta: Gajah Mada University Press,1986. [6] Yunus, H. Ahmad. Arsitektur Tradisional Daerah Jawa Barat. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1984.