34

KEARIFAN MASYARAKAT DESA PENGLIPURAN KABUPATEN BANGLI DALAM MELESTARIKAN TANAMAN BAMBU DAN APLIKASINYA SEBAGAI BAHAN BANGUNAN

I Wayan Muliawan1) 1) Jurusan Teknik Sipil, Universitas Warmadewa, Denpasar,

[email protected]

ABSTRACT

The resources of in are quite potencial. Penglipuran traditional village is an integrated residential and has a unique architecture that its still existence. The concept of traditional settlement of penglipuran has no different social status and they are one in togetherness. This can be seen from the house in Penglipuran use of bamboo as building materials. This research uses descriptive qualitative methods by observation, interviews, and study literature. Utilization of bamboo house technology has a very positive impact on the utilization of natural resources and cultural preservation by local indigenous peoples. Bamboo is a basic material or material that can provide an alternative to build a house. Indigenous peoples in Penglipuran also combine bamboo round and woven so that the value of estetikapun seen together with nature. The use of bamboo material can be seen from paon, sekenem, angkul-angkul and banjar hall.

Keyword: settlement, bamboo, building materials, conservation

ABSTRAK

Sumber daya bambu di Indonesia cukup petensial. Desa Penglipuran merupakan kompleks pemukiman tradisional terpadu dan mempunyai keunikan arsitektur yang keberadaannya masih tetap terjaga sampai saat ini. Konsep pemukiman adat penglipuran tidak memiliki perbedaan status sosial dan mereka adalah satu dalam kebersamaan. Hal ini dapat terlihat dari rumah Penglipuran yang rata-rata menggunakan bambu sebagai material bangunannya.penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan cara melakukan observasi, wawancara, dan study literature. Pemanfaatan teknologi rumah bambu memberikan dampak yang sangat positif terhadap pemanfaatan sumber daya alam dan pelestarian budaya oleh masyarakat adat setempat. Bambu sebagai bahan dasar atau material yang dapat memberikan alternatif untuk membangun rumah. Masyarakat adat di Penglipuran juga mengkombinasi antara bambu bulat dan anyaman sehingga nilai estetikapun terlihat menyatu dengan alam. Penggunaan bahan bambu dapat dilihat dari paon, sekenem, angkul- angkul dan balai banjar.

Kata kunci: pemukiman, bambu, material bangunan, pelestarian

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 35

1 PENDAHULUAN bambu tali yang di manfaatkan sebagai Sumber daya bambu di Indonesia bahan bangunan. Untuk mengatur cukup potensial dan yang cukup melimpah pengelolaan bambu ditelah diaatur dalam perlu ditingkatkan pemanfaatannya agar awig-awig, bahwa siapa saja yang akan dapat memberi sumbangan terhadap menebang bambu harus ada ijin dari kelian pertumbuhan ekonomi nasional. adat. Pemanfaatan bambu di Indonesia saat ini Warga adat di desa Penglipuran pada umumnya untuk mebel, barang menjadikan bambu sebagai penghasilan kerajinan, supit dan konstruksi ringan. warga dengan cara menjual bambu dan di Bambu yang digunakan untuk mebel anyam menjadi bahan kerajianan. Apabila biasanya berbentuk bulat atau kombinasi ada upacara keagamaan seperti galungan antara bambu bulat dan anyaman. dan lain-lain warga di luar Penglipuran Bambu merupakan tanaman yang masih mendatangkan bambu dari daerah mudah ditemukan di wilayah Indonesia. lain sedangkan warga yang ada di desa Pertumbuhan tanaman bambu di Indonesia Penglipuran sudah tersedia. (Kompas, dapat tumbuh pada dataran rendah sampai 2009). Pertumbuhan teknologi saat ini pada pada wilayah pegunungan dan pada telah menuntut hampir semua orang untuk umumnya berada di tempat-tempat daerah hidup serba instan sehingga pola pikir terbuka tanah kering (Krisdianto, et al., orang pun juga serba instan dalam hal ini 2000). dapat lihat pada teknologi material dan Sutiyono dalam Artiningsi (2012) bahan bangunan maupun konstruksi yang Indonesia memiliki kurang lebih 75 jenis dipakai saat ini, salah satu teknologi yang bambu tetapi hanya sekitar 10 jenis saja sering di abaikan orang adalah teknologi yang mempuyai nilai atau manfaat bambu. Bambu tetap bisa di manfaatkan ekonomis. Beberapa jenis bambu yang oleh masyarakat penglipuran sebagai umum di gunakan di indonesia untuk alternatif bahan bangunan yang konstruksi dan bahan bangunan adalah berkelanjutan maka perlu jaga bambu wulung, bambu legi, bambu kelestariannya, karena bambu merupakan petung, bambu ampel. suatu tanaman yang mempunyai banyak Desa Penglipuran memiliki hutan fungsi salah satunya adalah sebagai bahan bambu seluas 45 Ha. Jenis bambu yang material bangunan karena kelenturannya ada adalah bambu petung, jajang, dan dan mudah dimanfaatkan.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 36

Kasuma (2012) membagi ruang nista sacral peruntukan karakteristik ruang tradisional desa adat lahan sebagai kebun dan tegalan Penglipuran menjadi 3 ruang yaitu: berfungsi sebagai aktifitas 1. Ruang utama merupakan ruang pereknomian warga. yang paling di sucikan terletak di bagian utara pada dataran tinggi 2 METODE PENELITIAN dan di peruntukan sebagai Peneletian ini menggunakan motede fasilitas peribadatan yaitu pura deskriptif kualitatif, di mana di lakukan serta kawasan konserfasi hutan observasi lapangan, wawancara, dan studi bamboo. literature. Digunakan metode tersebut 2. Ruang madya tingkat bertujuan untuk memperoleh data kecuciannya sedang dan terletak pemanfaatan material dan aplikasi bambu di tengah, kategori dari ruangan pada berbagai jenis bangunan yang ada di ini terbagi dua yaitu sebgai desa adat Penglipuran. madya pekarangan dengan peruntukan lahan perumahan, 3 HASIL DAN PEMBAHASAN peribadatan, fasilitas umum dan 3.1 Karakteristik Dan Gambaran social sebagai ruang pemukiman. Umum Desa Adat Penglipuran Ruang madya tegalan di Penduduk penglipuran awalnya peruntukan sebagai kebun yang berasal dari desa Buyung Gede. Arti kata dari Penglipuran adalah kata adalah berfungi sebagai aktifitas perekonomian warga. pertama “Pengeliang dan kata Pura”. 3. Ruang nista sebagai ruang yang Kedua “kata Pelipur dan Lara “adalah memiliki tingkat kecusiannya tempat untuk menghibur raja yang sedang paling rendah terletak di bagian bersedih ketika menghadapi masalah. selatan bawah desa ruag nista di Ketiga “pangling dan pura” yang berarti bagi menjadi yaitu Ruang nista orang yang datang kedesa ini akan sacral dengan penggunaan lahan melewati empat buah pura pura dan kuburan mempunyai Letak desa Desa adat Penglipuran fungsi sebagai kawasan berada di bawah administrasi Kelurahan penghubung manusia dengan Kubu, Kecamatan Bangli, Kabupaten alam tidak suci. Sedangkan Bangli. Desa Panglipuran berada pada

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 37 ketinggian 500-625 m di atas permukaan 10 Ha dan lahan pertanian 21.5 Ha, dengan laut. Permukaan tanah relatif berkontur, batas- batas wilayah sebagai berikut. jenis tanahnya merah kekuning- kuningan. Utara: Desa Adat Kaya, selatan: Desa Adat Luas Desa Tradisional Penglipuran Cempaga, Timur: Desa Adat Kubu, Barat: 112 ha, terdiri dari pekarangan 5.5 Ha, desa Adat Cekeng. (Monografi Desa hutan bambu 45 Ha, hutan vegetasi lainnya Penglipuran, 2013).

Gambar 1. Pola Pemukiman desa adat Penglipuran (Sumber: Kusuma, 2012)

Suhu rata-rata di Desa Penglipuran Desa Penglipuran termasuk dalam adalah 18oC-32oC, dengan curah hujan katagori wilayah sejuk dan meliliki rata-rata setiap tahunnya antara 2.000-2500 cadangan air dalam jumlah cukup besar mm per tahun. (monografi desa penglipuran, 2013). Pemerintah kabupaten Bangli memberikan hak khusus kepada

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 38 masyarakat adat yang ada di desa 3.2 Teknologi Bambu sebagai Bahan Material Pemukiman Desa Adat Penglipuran untuk mengelola Penglipuran pemerintahan adat yang ada di desanya Bambu di Indonesia banyak sehingga, terbentuknya suatu tatanan ditemukan di daerah pegunungan yang lingkungan yang harmonis merupakan berada di perdesaan maupun di kawasan bentukan dari arsitektur yang hutan. Bambu juga dapat tumbuh pada telah menjamah wilayah Indonesia dalam semua jenis tanah, kecuali pada daerah hal ini fisik dalam wujud bangunan dekat pantai. Bambu pertumbuhannya nusantara bergantung pada bahan lambat dan batangnya kecil (Sastrapraja, bangunan yang mengadopsi iklim tropis et.al, 1977). dan budaya yang menjadi sebagai kekuatan Daerah perdesaan merupakan daerah (Nugroho, 2013). tumbuhnya bambu, karena kelenturannya Berdasarkan hasil observasi di dan tanggap terhadap alam serta bersifat pemukiman adat Penglipuran, desa adat ringgan bambu dimanfaatkan sebagai Penglipuran merupakan kompleks bahan bangunan (Artiningsi, 2012). pemukiman tradisional terpadu dan Arsitektur tradisional cenderung mendapat mempunyai keunikan arsitektur yang pengaruh dari lingkungan sekitar yang keberadaannya masih tetap terjaga sampai kemudian diolah berdasarkan kemampuan saat ini. Desa adat Penglipuran ini dasar. Sifat yang ditimbulkan dari merupakan salah satu desa yang masih arsitektur ini akhirnya membentuk mempertahankan nilai-nilai budaya, arsitektur yang bersifat lokal dengan sehingga masuk dalam arsitektur nusantara karakternya masing-masing. dan keberlanjutannya. setiap pekaragan Karakter dari masyarakat adat di bangunan mempunyai keteraturan sendiri Penglipuran dapat dilihat dari sikap yang berbeda dengan desa- desa yang lain menjaga hutan bambu Penglipuran yang walaupu sudah perubahan pada beberapa akhirnya menjadi satu bagian sikap warga bangunan intinya tetapi setiap bangunan dalam menjaga kekhasan Penglipuran masih menonjolkan arsitektur sebagai salah satu desa Bali Aga atau Bali tradisionalnya Tua. Kondisi ini sinergis dengan semangat memelihara keaslian sekaligus keunikan desa yang juga sebagai desa wisata.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 39

Gambar 2. Hutan bambu desa adat Penglipuran (Sumber: Monografi Desa adat Penglipuran 2013)

Karakter bangunanan pemukimanan bercirikan masyarakat adat adat yang memperlihatkan kesenergisan Penglipuran. Bangunan masyarakat dengan alam dapat dilihat pola mepunyai ukuran 4 x 3 meter bangunan yang disucikan atau yang persegi, tidak terdapat jendela dan dianggap paling tinggi derajatnya. hanya memiliki satu buah pintu. Hal Tercantum dalam awig-awig desa bahwa ini hubungannya dengan keadaan setiap warga yang ada di desa cuaca yang agak dingin terutama perkaranganya harus memiliki antara lain: pada waktu malam hari. Selain berfungsi untuk memasak juga 1. Pawon Bangunan ini merupakan ruang membuat ruangan menjadi hangat tertutup yang dapat difungsikan untuk dapur yang didalamnya terdapat padi serta untuk tempat tidur/peristirahatan. Secara fisik bangunan ini menggunaan material bambu yang tampak pada konstruksi dinding, atap, tempat tidur, bahkan peralatan makan juga terlihat dalam ruangan ini. Semuanya Gambar 3. Pawon

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 40

2. Bale Sakenem Bahan atap angkul-angkul Bangunan ini ada pada setiap menunjukkan ciri khas angkul- unit pemukiman, Bale Sakenem ini angkul rumah tradisional merupakan tempat dilaksanakannya Penglipuran yaitu dari bahan sirap upacara agama yang hanya di dari bambu, bagian dinding khususkan untuk keluarga yang penyangga juga sudah bervariasi, tinggal di dalamnya. Bangunan ini dapat terbuat dari campuran tanah tidak tertutup hanya diberi tembok liat dicampur dengan air kemudian pad dua sisinya. Upacara agama dipadatkan dengan cara diijak-injak yang sering dilakukan pada Bale sampai lembut (bahan tanah Sakenem ini adalah upacara Pitra popolan) langsung diaplikasikan Yadnya (Ngaben) dan upacara membentuk pintu gerbang, bahan Manusa Yadnya seperti upacara batu bata bataku yang diplester. perkawinan/pewiwahan. Ciri khas Mengingat makin banyak bangunan ini memakai atap sirap masyarakat memiliki kendaraan dari bahan bambu. sepeda motor, untuk angkul-angkul pada sisi barat tidak lagi berundak melainkan dalam bentuk ramp supaya sepeda motor mudah dibawa kedalam rumah.

Gambar 4. Bale sakenem

3. Angkul-angkul Angkul-angkul merupakan pintu masuk yang berupa gerbang yang ada pada setiap pekerangan rumah masyarakat Penglipuran. Bentuknya masih dipertahankan akan tetapi

baha/materianya sudah dimodifikasi. Gambar 5. Angkul-angkul

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 41

4. Bale Banjar Bangunan bale banjar ini merupakan bangunan yang dapat digunakan bersama oleh seluruh masyarakat adat di Penglipuran. Balai banjar ini konstruk bangunannya tidak memiliki dinding, hanya memiliki tiang penyangga, biasanya digunakan dalam prosesi upacara Ngaben masal dan pertemuan warga. Gambar 7. Atap

Gambar 6. Bale banjar

3.3 Aplikasi Bambu Pada Pemukiman Desa Adat Penglipuran 3.3.1 Atap Aplikasi bambu yang ada di desa adat penglipuran ditemukan di atap Gambar 8. Tata Cara Penyusunan Atap Sirap Bambu bangunan paon, sakenem, angkul-angkul dan bale banjar, tata cara penyusunan atap 3.3.2 Dinding Dinding merupakan elemen yang ditumpuh antara 4-5 lapisan antar lapisan pada bangunan berfungsi sebagai pembatas dikaitkan antara lapisan atas di tumpuk. dan sebagian sebagai peyokong struktur selain itu juga sebagai pemisah antara ruang terbuka maupun ruang dalam. Dinding yang ada di pemukiman adat penglipuran dapat ditemukan di paon dan

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 42 sakenem. Berbahan bambu yang dianyam 5 DAFTAR PUSTAKA dengan anyaman sederhana. Anonim. (2009). Ikatan Ekologis Bambu Penglipuran. Kompas 8 November 2009.

Anonim. (2013). Monografi Desa Penglipuran.

Artiningsih, N.K.A. (2012). Pemanfaatan Bambu Pada Konstruksi Bangunan Berdampak Positip Bagi Lingkungan. Ejournal Undip.Ac.Id. Gambar 9. Dinding bambu Krisdianto, G. Sumarni, dan Ismanto, A. 4 KESIMPULAN (2000). Sari Hasil Penelitian Bambu. Bambu merupakan tanaman yang Departemen Kehutanan, Jakarta. mempunyai berbagai macam fungsi salah Nugroho, A.M. (2013), Arsitektur satunya adalah sebagai alternatif bahan Nusantara Kontemporer Di- Ujung bangunan. Lahan bambu yang ada di desa Pandang. Sains Lingkungan Binaan. Penglipuran sebesar 45 Ha dari 112 Ha Kusuma, I.P.A.W. (2012) Karakteristik total lahan desa sisanya adalah hutan dan Ruang Tradisional Pada Desa Adat pemukiman. Penglipuran, Bali Characteristic of Hutan bambu yang ada di Traditional Space in the Traditional Penglipuran digunakan sebagai bahan Village Of Penglipuran, Bali. Jurnal bangunan yang pada paon, sakenem, Pemukiman Vol 7 No 1 1-60. Bandung angkul-angkul dan bale banjar penggunaan bahan bambu yang menonjol Purnawan, I.B. (2011). Kajian Fungsi, ada pada atap yang ditumpuhkan secara Bentuk Dan Makna Angkul-Angkul berlapis dan dikaitkan antara lapisan yang Penglipuran Di Desa Adat satu dengan yang lainnya atas dan bawah, Penglipuran. Institut Seni Indonesia sedangkan pada bahan dinding terpasang Dempasar. dari anyaman bambu yang terdapat pada Sastrapraja, S., Widjaja, E.A, bangunan paon dan sakenem. Prawiroatmodjo, S. dan Soenarko, S. (1977). Beberapa Jenis Bambu.

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939 43

Lembaga Biologi Nasional. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Bogor. http://joramehombudilanombe.blogspot.co m/2014/02/pemanfaatan-teknologi- bambu-di.html

PADURAKSA, Volume 6 Nomor 1, Juni 2017 P-ISSN: 2303-2693 E-ISSN: 2581-2939