Kajian Bentuk Rumah Adat Dan Ragam Hiassapo Kalupini Di Kabupaten Enrekang
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
KAJIAN BENTUK RUMAH ADAT DAN RAGAM HIASSAPO KALUPINI DI KABUPATEN ENREKANG SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mengikuti Ujian Proposal pada Program Studi Pendidikan Seni Rupa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Oleh ADAM GUSTIAWAN AS NIM 10541 00356 10 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SENI RUPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2016 KATA PENGANTAR Allah maha penyayang dan pengasih, demikian kata untuk mewakili atas segala karunia dan nikmatnya. Jiwa ini takkan henti bertahmid atas anugerah pada detik waktu, denyut jantung, gerak langkah, serta rasa dan rasio pada-Mu, sang Khalik. Skripsi ini adalah setitik dari sederetan berkahmu, Setiap orang dalam berkarya selalu mencari kesempurnaan, tetapi terkadang kesempurnaan itu terasa jauh dari kehidupan seseorang. Kesempurnaan bagaikan barometer yang semakin dikejar semakin menghilang dari pandangan, bagai pelangi yang terlihat indah dari kejauhan tetapi menghilang jika didekati. Demikian juga tulisan ini, kehendak hati ingin mencapai kesempurnaan, tetapi kapasitas penulis dalam keterbatasan. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak, baik secara langsung maupun secara tidak langsung ikut membantu kelancaran studi dan penulisan skripsi ini. Ucapan terima kasih di sampaikan kepada: 1. Bapak Dr. Irwan Akib, M.Pd., Rektor Univesitas Muhammadiyah Makassar. 2. Bapak Dr. Andi Syukri Syamsuri,M.Hum., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Makassar. 3. Bapak Andi Baetal Mukaddas S.Pd., M.Sn. Ketua Prodi Pendidikan Seni Rupa, dan Bapak Muhammad Thahir S.Pd, Selaku Sekertaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa. 4. Bapak Drs.H. Abdul Kahar Wahid. Dosen Pembimbing I danBapak Andi Baetal Mukaddas S.Pd., M.Sn. Dosen Pembimbing II. Yang dengan ikhlas memberikan masukan, petunjuk, arahan dan saran dalam penyelesaian skripsi ini. 5. Bapak Dosen-Dosen Seni Rupa tanpa terkecuali yang selama ini membimbing serta memberikan masukan kepada kami. 6. Teristimewa buat kedua orang tuaku, bunda Jasmawati dan Ayahanda Asruddin yang telah berjuang, berdoa, mengasuh, membesarkan, mendidik, dan membiayai penulis dalam proses pencarian ilmu. 7. Terima kasih kepada saudara – saudariku, K‟comba, K‟opu, K‟Asrul, K‟fandi, K‟Rahim Adinda Nur Syamsi Bambang yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan skripsi. 8. Terima kasih kepada sahabat sahabatkuh taslim, Anton, ical, dan hamka yang selalu memberikan semangat. 9. Terima kasih kepada keluarga besar seni rupa yang telah membantu penulis menyelesaikan akademik, jasa-jasamu tak akan pernah saya lupakan. 10. Terima kasih pula kepada keluarga besar Gerakan Aktivis Mahasiswa yang telah memberikan pengertiannya kepada penulis sehingga semuanya dapat berjalan dengan baik. Billahi Fisabilillah Haq Fastabiqul Khaerat Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatu Makassar, April 2016 , MOTTO DAN PERSEMBAHAN Jangan pernah takut akan melangkah Karena akan membuatmu lemah dan kehilangan kepercayaan diri… Jangan pernah menyerah atas impianmu, Karena impian memberimu tujuan hidup…. Hadapilah rasa takut dan pantang menyerah dan teruslah melangkah. Kupersembahkan tulisan ini buat : Kedua orang tuaku, saudaraku, dan sahabatku, atas keikhlasan hati dan doanya dalam mendukung penulis mewujudkan harapan yang dinantikan menjadi kenyataan. Daftar Gambar Rumah Adat dan Ragam Hias yang ada di Nusantara Antara Lain: No Rumah Adat Nusantara Halaman 1. Rumah Adat Aceh Darussalam. Halaman : 8 2. Rumah Adat Sumatra Utara. Halaman : 9 3. Rumah Adat Riau. Halaman : 9 4. Rumah Adat Jambi. Halaman : 10 5. Rumah Adat Betawi. Halaman : 11 6. Rumah Adat Kalimantan Barat. Halaman : 12 7. Rumah Adat Sulawesi Utara. Halaman : 12 8. Rumah Adat Gorontalo. Halaman : 13 9. Rumah Adat Bugis Halaman : 14 Makassar,Balla Lompoa. 10. Rumah Adat Tanah Halaman : 14 11. Toraja(tonkonan) Halaman : 15 12. Rumah Adat Bone. Halaman : 15 Rumah Adat Mamasa(banua) 13. sulawesi Barat. Halaman : 16 14. Rumah Adat Polewali Mandar. Halaman : 20 15. Ragam Hias,Rumah adat Halaman : 21 16. Bantaeng. Halaman : 21 17. Ragam Hias,Rumah Adat Barru. Halaman : 22 18. Ragam Hias.Rumah Adat Halaman : 22 19. Jeneponto. Halaman : 22 20. Ragam Hias.Rumah Adat Kajang. Halaman : 22 21. Ragam Hias.Rumah Adat Selayar. Halaman : 35 22. Ragam Hias.Rumah adat Halaman : 38 23. Bulukumba. Halaman : 39 24 Ragam Hias.Rumah Adat Toraja. Halaman : 39 25. Rumah Adat Kaluppini Halaman : 42 26. Panggata Bola Halaman : 44 27. Motif Malekkong Halaman :45 Motif Malekkong Halaman :46 Liri Bola Halaman :47 Ukiran Malleku- leku BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Enrekang adalah nama suku yang mayoritas masyarakatnya bertempat tinggal di Provinsi Sulawesi selatan.Sedangkan sebutan Enrekang dari ENDEG yang artinya NAIK DARI atau PANJAT dan dari sinilah asal mulanya sebutan ENDEKANtelahdikenaldengan nama “ENREKANG” versi Bugis sehingga jika dikatakan bahwa Daerah Kabupaten Enrekang adalah daerah pegunungan sudah mendekati kepastian, sebab jelas bahwa Kabupaten Enrekang terdiri dari gunung-gunungdan bukit- bukit sambung-menyambung mengambil ± 85% dari seluruh luas wilayah sekitar 1.786.01 Km². Sebagai suatu komunitas masyarakat, suku Massenrempulu memiliki falsafah hidup yang dianut oleh masyarakat tersebut. Falsafah hidup mempengaruhi berbagai macam kegiatan hidup yang dijalani masyarakatnya. Berbagai aspek kehidupan terbangun sebagai konkretisasi dari falsafah hidup yang ada, tanpa terkecuali karya-karya estetis. Rumahadat Enrekang kaluppini sebagai suatu karya estetis memiliki bentuk sedemikian rupa yang dijadikan sebagai tempat tinggal oleh pemiliknya. Selain sebagai karya fungsional, rumah adat enrekang juga memiliki falsafah yang terwujud dalam bentuk bangunan dan ragam hias yang melekat padanya. Tato (2009: 1) mengatakan bahwa manusia beraktivitas mempertahankan hidup dan mengembangkan kehidupan di muka bumi ini, berbekal kemampuan berpikir secara metaforis serta memanfaatkan seluruh indranya. Kemampuan berpikir secara metaforis itu terwujud dalam kreativitas penciptaan berbagai simbol, berisi ungkapan makna yang digunakan ketika berkomunikasi menyampaikan pesan, kesan, harapan, pengalaman, bahkan ungkapan perasaan kepada sesamanya. Heinz Frick (1988) mengatakan pembangunan dan kebudayaan merupakan perwujudan sejarah manusia, terutama pada masa yang lalu. Pembangunan rumah kediaman berarti tanda kehidupan, berarti aktivitas oleh masyarakat setempat. Kehidupan ditentukan oleh agama, kebudayaan, dan masyarakat setempat. Akan tetapi, falsafah hidup yang terkonkretkan dalam karya-karya estetis masa lampau, khususnya rumah adat Enrekang seakan tergerus oleh kenyataan hidup saat sekarang. Upaya untuk mengkaji dan memahami falsafah dalam bentuk-bentuk teraga begitu minim. Modernisasi telah menggiring manusia untuk meninggalkan falsafah yang dianut oleh masyarakat. Hal itu sejalan dengan hilangnya kesadaran generasi pelanjut untuk mengkaji dan mentransformasikan falsafah hidup yang telah lama dianut oleh generasi sebelumnya. Mayoritas manusia saat ini terpaku dengan kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan yang lahir dan berkembang di Barat. Kondisi demikian bukanlah suatu kesalahan, akan tetapi kecenderungan untuk memfokuskan diri kepada kebudayaan barat dan meninggalkan nilai luhur masyarakat adalah suatu kekeliruan. Sebab, pada falsafah yang dianut oleh masyarakat terdapat kebaikan hidup yang dicita-citakan. Norma yang terdapat dalam masyarakat dibahasakan dalam karya-karya yang tervisualisasi. Rumah adat Enrekang menyimpan jejak nilai yang layak untuk dikaji oleh kalangan yang sadar akan pentingnya melestarikan nilai hidup yang terbangun sejak lama dalam masyarakat. Bentuk rumah adat Enrekang dan ragam hiasnya tentunya memiliki pesan dalam bentuk simbol yang seyogyanya dipahami sebagai suatu nilai. Berdasarkan uraian di atas, penulis berkeinginan untuk menulis sebuah karya yang berupaya mengkaji falsafah dari masyarakat enrekang dalam bentuk skripsi dengan judul “Kajian Bentuk Rumah Adat dan Ragam Hias Sapo Kaluppini Kab.Enrekang”. Tulisan ini diharapkan mampu menampilkan nilai masyarakat Enrekang yang pernah diwujudkan dalam pola hidup mereka. Dengan harapan generasi masyarakat enrekang, khususnya penulis kembali memahami falsafah hidup masyarakatnya. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang yang dikemukakan, maka penulis mencoba merumuskan beberapa masalah, sebagai berikut : 1. Bagaimana bentuk rumah adat Bugis Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? 2. Bagaimana jenis ragam hias pada keseluruhan bagian rumah adat Bugis Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? 3. Bagaimana ciri khas rumah adat Bugis Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini penelitian: 1. Mendeskripsikan tentang bentuk bangunan rumah adat Bugis Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? 2. Mendiskripsikan jenis ragam hias padakeseluruhan bagian rumah adat Bugis Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? 3. Mendeskripsikan ciri khas rumah adat Bugis Sapo’ kaluppini’ Kabupaten Enrekang? D. Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti a. Melalui penelitian ini, diharapkan agar peneliti memiliki wawasan yang lebih luas dan dalam mengenai rumah adat MassenrenpuluSapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang? b. Melalui penelitian ini, peneliti dapat memahami alasan masyarakat Enrekang mengekspresikan bentuk- bentuk rumah adat Sapo’ Kaluppini’ Kabupaten Enrekang. c. Penelitian ini setidaknya menjadi langkah awal bagi peneliti dalam memahami kebudayaan masyarakat Enrekang. d. Peneliti memberikan kepada khalayak deskripsi makna ragam hias yang terkandung