KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK Xvii KABUPATEN ACEH TAMIANG Preface from Head Officer of Aceh Tamiang Central Boards of Xix Statistics

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

KATA PENGANTAR KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK Xvii KABUPATEN ACEH TAMIANG Preface from Head Officer of Aceh Tamiang Central Boards of Xix Statistics ACEH TAMIANG DALAM ANGKA 2013 A C E H T A M I A N G I N F I G U R E S 2 0 13 NOMOR KATALOG / CATALOG NUMBER : 1102001.1114 UKURAN BUKU / BOOK SIZE : 15,51 X 21,00 CM JUMLAH HALAMAN / NUMBER OF PAGES : 486 + LXXII HAL / PAGES SUMBER DATA / DATA SOURCE : SELURUH BADAN/DINAS/INSTANSI/LEMBAGA DALAM RUANG LINGKUP PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TAMIANG ALL AGENCY/DEPARTMENT/INSTITUTION/ORGANIZATION IN SCOPE OF ACEH TAMIANG GOVERNMENT NASKAH / MANUSCRIPT : - SEKSI STATISTIK NERACA WILAYAH DAN ANALISIS STATISTIK REGIONAL ACCOUNT AND STATISTIC ANALYSIS SECTION - SEKSI INTEGRASI, PENGOLAHAN DAN DISEMINASI DATA STATISTIK INTEGRATION, DATA PROCESSING AND DISSEMINATION STATISTIC DATA SECTION DESAIN DAN GAMBAR KULIT / COVER PICTURE AND DESIGN : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG ACEH TAMIANG CENTRAL BOARDS OF STATISTICS SUMBER GAMBAR / SOURCE OF PICTURE : KANTOR BUPATI ACEH TAMIANG / ACEH TAMIANG REGENT OFFICE KANTOR DPRD ACEH TAMIANG / ACEH TAMIANG PARLIAMENT OFFICE DITERBITKAN OLEH / PUBLISHED BY : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG ACEH TAMIANG CENTRAL BOARDS OF STATISTICS BOLEH DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNY A CAN OBTAINED WITH CITED THE SOURCE BUPATI ACEH TAMIANG ACEH TAMIANG REGENT H. HAMDAN SATI, ST PETA KABUPATEN ACEH TAMIANG THE MAP OF ACEH TAMIANG REGENCY LAMBANG KABUPATEN ACEH TAMIANG A C E H T A M I A N G S Y M B O L ARTI LAMBANG KABUPATEN ACEH TAMIANG THE MEANIANG OF ACEH TAMIANG SYMBOL BINGKAI SEGI LIMA Dengan warna kuning yang diapit oleh warna hijau dapat diartikan kemuliaan dalam kesejahteraan dan kemakmuran sebagai daerah yang dalam kehidupan bernegara berada dibawah dasar falsafah Pancasila dan kehidupan beragama dengan tuntunan rukun Islam yang lima. PUCOK REBONG Adalah lambang dan sejarah masyarakat Tamiang yang kekuatan legendanya telah mengikat dalam kehidupan masyarakat sebagai awal dari asal kata Tamiang dan dapat memberi makna kepada suatu pertumbuhan yang kokoh dalam persatuan, hidupnya yang berumpun dapat dicerminkan pada kehidupan bambu, dimana yang muda menjadi benteng pelindung mengelilingi yang lebih tua berada ditengah. TEPAK SIREH Adalah lambang adat yang dimiliki oleh 3 (tiga) suku perkauman di Tamiang yaitu Suku Perkauman Aceh, Suku Perkauman Tamiang, dan Suku Perkauman Gayo. Tepak ada lah tempat sireh yang disusun sebagai sempene resam pengiring sembah pembuka madah, ketika kata akan dimulai, sireh sombul disorong dahulu. Sireh juga melambangkan persahabatan dan persaudaraan dimana setiap orang menyodorkan sireh untuk dimakan, berarti perdamaian dan persahabatan kesemuanya merupakan pelambang rukun dan damai mencakup seluruh ruang lingkup tatakrama kehidupan. Peranan tepak yang berisi sireh susun merupakan kelengkapan peradapan dari resam qanun yang tersimpul dalam kate tetuhe " Mulie Kaom Bersireh Tepak, Kembang Kerabat Manih Bahase ". KAPAS DAN PADI Melambangkan kehidupan pertanian yang dapat membawa kepada kemakmuran dalam usaha yang gigih. Pertanian yang merupakan usaha dari sebahagian masyarakat wilayah Tamiang baik dari tanaman keras tahunan seperti kelapa sawit, karet dan lain-lain yang telah memberikan hasil bagi pendapatan daerah serta tanaman jangka pendek seperti palawija yang mampu membawa kepada kehidupan masyarakat yang makmur dari berbagai hasilnya disamping perluasan areal percetakan sawah baru yang juga membawa arah kemakmuran masyarakat. MENARA MINYAK Sebagai lambang dari sumber daya hasil bumi berupa minyak dan gas bumi yang dikelola oleh Perusahaan Tambang Minyak Nasional (Pertamina) milik Pemerintah serta lambang kelautan yang merupakan kekayaan hasil laut, disamping sebagai sarana akses transportasi bagi lalu lintas perdagangan juga adalah sumber yang dapat memberikan kemakmuran masyarakat. BUKU Merupakan lambang dari ilmu pengetahuan bagi sumber daya manusia yang dapat meningkatkan kwalitas melalui peningkatan minat baca kepada sumber- sumber ilmu pengetahuan. BINTANG Adalah lambang dari ketuhanan, dimana masyarakat wilayah Tamiang dalam kehidupannya ta'at dan tunduk dari tuntunan syari'at Islam secara berdampingan dengan adat istiadat Tamiang. IKATAN YANG MEMPERSATUKAN PADI DAN KAPAS BERJUMLAH DELAPAN IKATAN Adalah lambang persatuan diantara masyarakat dari 8 (delapan) Kecamatan. Kabupaten Aceh Tamiang mencakup 8 (delapan) Kecamatan yang terdiri dari berbagai etnis dan suku bangsa diantaranya Suku Tamiang, Suku Aceh dan Suku Gayo dimana merupakan suku asli dari wilayah tamiang disamping suku pendatang yang telah menetap di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang seperti Jawa, Batak, Minang, Tionghoa dan lain-lain. Semuanya etnis dan suku hidup rukun, damai dan bersatu serta membaur dengan keberadaan masyarakat asli Tamiang dengan toleransi yang tinggi dan merupakan satu prinsip yang telah diwarisi secara temurun dikenal dengan ungkapan " Digoyang Buleh, Dicabut Te'ek ". Toleransi tersebut dibatasi dalam wewenang yang nemberikan kebebasan terarah dimana tercermin dalam kate tetuhe " Tande Belang Ade Batahnye, Tande Empus Berantare Paga ". JUMLAH 2 RIAK AIR DAN TUJUH MENARA MINYAK Adalah lambang dari hari lahirnya Kabupaten Aceh Tamiang yaitu tanggal 2 Juli 2002. Kabupaten Aceh Tamiang lahir selain dari perjuangan panjang masyarakat Tamiang juga didukung oleh berbagai potensi daerah, diantaranya yang terbesar adalah Perusahaan Tambang Minyak Nasional (Pertamina) yang memberikan kontribusi besar bagi lahir dan berkembangnya Kabupaten Aceh Tamiang disamping potensi kelautan diantaranya tambak udang dan tambak ikan dan merupakan salah satu aset pendapatan daerah. 17 JUMLAH KAPAS, 8 IKATAN ANTARA PADI DAN KAPAS SERTA 45 BUTIR PADI Melambangkan Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia 17 - 8 - 1945. B U P A T I A C E H T A M I A N G SAMBUTAN Dalam rangka meningkatkan pembangunan regional khususnya di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang, sangat dibutuhkan data yang akurat dan komprehensif. Dengan keadaan demikian maka diharapkan setiap perencanaan pembangunan dapat dilaksanakan tepat waktu, tepat guna, berkesinambungan dan efektif sehingga sasaran yang diharapkan dapat dicapai secara optimal. Dengan adanya buku publikasi “Aceh Tamiang Dalam Angka Tahun 2013” ini, kami berharap arah dan tujuan pembangunan daerah dapat tercapai semaksimal mungkin dengan dijadikannya buku ini sebagai acuan pokok dalam rangka merencanakan pembangunan daerah. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam rangka menerbitkan publikasi ini, dan kami minta agar selalu meningkatkan kualitas informasi yang disajikan dengan melakukan konfirmasi dan koordinasi dengan Dinas/Instansi/Lembaga terkait. Diharapkan kegiatan seperti ini akan terus berlanjut, sehingga pada masa-masa yang akan datang dapat diterbitkan berbagai publikasi lainnya dengan jenis data yang beragam, tidak hanya dalam dalam bentuk kuantitatif, akan tetapi juga dalam bentuk kualitatif, sehingga masyarakat pembaca dan para praktisi pembangunan dapat menjadikan Aceh Tamiang Dalam Angka ini sebagai rujukan data yang lengkap dan utuh. Karang Baru, Juli 2013 M Ramadhan 1434 H BUPATI ACEH TAMIANG H. Hamdan Sati, ST A C E H T A M I A N G R E G E N T GREETING In order to improving regional development especially in Aceh Tamiang Region, it’s very needed a data which have accurancy and comprehensive. With this condition hopefully every each development planning can be done on schedule, preciseable, effective and continual so the development target can reached in optimal. With this “Aceh Tamiang In Figure, 2013”, we hope the regional development purpose and direction can be reach as optimal as the goal by use this books as primary reference in order to planning a regional development. Thanks to all institution who have been participate in order to publish this book, and we hope always improve the quality of information by making confirmation and coordination with related Office/Agency. We hope this program can be continue, so in the future more other various publication can be created, not only in quantitative but also in qualitative form, so the reader and the development practice can use this book as intact and complete reference Karang Baru, Juli 2013 M Ramadhan 1434 H ACEH TAMIANG REGENT H. Hamdan Sati, ST K A T A P E N G A N T A R Dengan penuh rasa syukur kehadirat Allah SWT, berkat rahmat dan ridhonya akhirnya buku “Ac eh Tamiang Dalam Angka Tahun 2013” dapat diterbitkan. Buku ini berisi beragam data mengenai karakteristiik Kabupaten Aceh Tamiang dilihat dari segi geografis, pemerintahan, politik, ekonomi, sosial dan budaya. Buku ini merupakan hasil kompilasi data-data yang terdapat pada berbagai instansi pemerintahan dalam ruang lingkup Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang yang kemudian disusun dan dibuat publikasinya oleh Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang. Dengan terbitnya Aceh Tamiang Dalam Angka Tahun 2013 ini kiranya dapat memberikan Informasi bagi Konsumen Data terutama untuk Perencanaan Pembangunan dan Kebutuhan Data Lainnya. Kepada Semua Staf Badan Pusat Statistik kabupaten Aceh Tamiang dan semua pihak yang telah membantu terbitnya publikasi ini kami menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya. Walaupun publikasi ini telah disiapkan sebaik-baiknya, barangkali masih ada kekurangan-kekurangan dan kesalahan-kesalahan yang terjadi. Oleh karena itu, kami mohon maaf yang sebesar-besarnya. Dan kami sangat mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dari para pembaca untuk menyempurnakan publikasi ini di masa mendatang. Karang Baru, Juli 2013 M Ramadhan 1434 H Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Aceh Tamiang ttd Nursaidah, SE Nip. 19640703 199103 2 002 P R E FA CE Thanks to Allah
Recommended publications
  • Cagar Budaya Dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis Peninggalan Cagar Budaya Di Aceh Bagian Timur
    Mozaik Humaniora DOI 10.20473/mozaik.v20i1.7513 Vol 20 (1) : 12-25 © Aulia Rahman, Mufti Riyani, Hanafiah (2020) Cagar Budaya dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis Peninggalan Cagar Budaya di Aceh Bagian Timur (Cultural Heritage and Collective Memory: Building Historical Awareness of Local Communities Based on Cultural Heritage in Eastern Aceh) Aulia Rahman Mufti Riyani Hanafiah Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra Jalan Meuranda, Langsa Lama, Kota Langsa Tel.: +62 (641) 426535 Surel: [email protected] Diterima: 18 September 2019 Direvisi: 23 Maret 2020 Disetujui: 8 Juni 2020 Abstrak Wilayah Aceh Bagian Timur melingkupi Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah yang sangat kaya peninggalan cagar budaya. Warisan peninggalan tersebut dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan memori kolektif masyarakat dan membangun kesadaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menelusuri jejak- jejak peninggalan masa lalu di wilayah Pesisir Aceh Bagian Timur dan bagaimana proses membangun kesadaran sejarah dengan memori kolektif. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Sumber data diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan ke bangunan cagar budaya di wilayah Aceh bagian Timur. Untuk mendukung sumber tersebut, juga dilakukan studi arsip dan pustaka yang relevan dengan topik yang sedang dikaji. Dari hasil penelitian ini, telah dilakukan identifikasi terhadap peninggalan-peninggalan sejarah dan bangunan cagar budaya yang tersebar di wilayah Aceh Bagian Timur. Peninggalan tersebut istana raja-raja, rumah uleebalang, masjid kuno, dan makam keramat. Dari hasil identifikasi tersebut didapatkan adanya unsur memori kolektif yang ada dalam bangunan cagar budaya pada setiap wilayah di Aceh Bagian Timur, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang dengan memori Melayu, Islam dan multikultural; Kota Langsa dengan memori masyarakat multikultur; dan Kabupaten Aceh Timur dengan memori Islam.
    [Show full text]
  • Plagiarism Checker X Originality Report
    Plagiarism Checking Result for your Document Page 1 of 6 Plagiarism Checker X Originality Report Plagiarism Quantity: 11% Duplicate Sources found: Date Tuesday, February 12, 2019 Click on the highlighted sentence to see sources. Words 280 Plagiarized Words / Total 2549 Words Sources More than 30 Sources Identified. Internet Pages Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Remarks 3% https://www.emeraldinsight.com/doi/full/ Improvement. <1% https://www.researchgate.net/publication <1% https://www.revolvy.com/topic/North%20Ce Effect of Highway Network Connectivity on Regional Development in the North Zone of Aceh H Fithra1, <1% http://jatit.org/volumes/ninetyseven1.ph Sirojuzilam2, S M Saleh3 and Erlina4 1 Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, 1% https://www.emeraldinsight.com/doi/pdfpl Medan, Indonesia, 2Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia, <1% https://www.sciencedirect.com/science/ar 3 Department of Civil Engineering, University of Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia, 4Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT The geographical area of the <1% https://www.fhwa.dot.gov/security/emerge province of Aceh which is bordered by the oceans and only has land connection with the province of North <1% http://ppjpi.unair.ac.id/informasi-scopu Sumatra has made Aceh dependsgreatly on this neighboring province. <1% http://www.emeraldinsight.com/doi/10.110 <1% https://khairoelanwarr.blogspot.com/2015 In fact,
    [Show full text]
  • Cave Settlement Potential of Caves and Rock Shelters in Aceh Besar Regency
    Berkala Arkeologi Volume 40 No. 1, May 2020, 25-44 DOI: 10.30883/jba.v40i1.506 https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id CAVE SETTLEMENT POTENTIAL OF CAVES AND ROCK SHELTERS IN ACEH BESAR REGENCY POTENSI HUNIAN GUA DAN CERUK DI KABUPATEN ACEH BESAR Taufiqurrahman Setiawan Archaeology Research Office of North Sumatera [email protected] ABSTRAK Bukti adanya kehidupan masa prasejarah di Aceh telah dibuktikan dengan hasil penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara. Sampai saat ini penelitian masih terfokus di pesisir timur dan pegunungan tengah Aceh, Pesisir barat Aceh belum pernah diteliti. Pesisir barat Aceh merupakan wilayah yang memiliki bentangalam kars cukup luas, dan memiliki potensi gua yang mungkin digunakan sebagai lokasi hunian pada masa lalu. Salah satu metode yang digunakan adalah memprediksi keberadaan gua dengan peta topografi, peta geologi, serta digital elevation model (DEM). Selain itu, hasil inventarisasi gua yang pernah dilakukan di wilayah pesisir barat Aceh juga digunakan sebagai data awal untuk memperoleh sebaran gua dan ceruk. Pada penelitian ini lingkup wilayah yang disurvei adalah Kabupaten Aceh Besar. Tiga parameter gua hunian, yaitu morfologi dan genesa, lingkungan, serta kandungan arkeologis, digunakan untuk memperoleh gambaran potensi masing-masing gua. Sebelas gua dan ceruk yang telah ditemukan menunjukkan adanya tiga buah gua berpotensi sebagai lokasi hunian dan diteliti lebih lanjut, empat gua berpotensi sebagai lokasi hunian tetapi tidak berpotensi untuk diteliti, dan empat gua berkategori tidak potensial sebagai lokasi hunian. Kata Kunci: Gua; Ceruk; Karst; Pesisir Barat Aceh; Prasejarah ABSTRACT The evidence of prehistoric life in Aceh has been proven by the results of archeological research conducted by the Archaeology Research Office of North Sumatera.
    [Show full text]
  • Analysis of Banyak Island Tourism Development Plan in Aceh Singkil Regency
    ISSN (Online): 2455-3662 EPRA International Journal of Multidisciplinary Research (IJMR) - Peer Reviewed Journal Volume: 6 | Issue: 12 |December 2020 || Journal DOI: 10.36713/epra2013 || SJIF Impact Factor: 7.032 ||ISI Value: 1.188 ANALYSIS OF BANYAK ISLAND TOURISM DEVELOPMENT PLAN IN ACEH SINGKIL REGENCY Rista Audina1 Badaruddin2 1Department of Regional Development 2Department of Regional Development Planning, Planning, University of Sumatera Utara, University of Sumatera Utara, North Sumatra, North Sumatra, Indonesia Indonesia Lita Sri Andayani3 3Department of Regional Development Planning, University of Sumatera Utara, North Sumatra, Indonesia ABSTRACT Banyak Island is one of the leading tourism destinations in the Aceh Singkil Regency. Many natural and cultural tourism objects are served by Banyak Island. There are 99 islands in the cluster of islands, many of which are very feasible to be developed into mainstay tourist objects, including the natural beauty of the underwater world and green turtles. This study aims to analyze the condition of Banyak Island in terms of attractions, amenities, accessibility, and tourism management as well as to provide alternative development strategies for tourism objects. The method used in this research is a qualitative approach, namely research that produces descriptive data with data collection techniques through interviews, observation, and documentation. The results of this study show that the government's strategy is formulated in developing the Banyak Island tourism area are by utilizing human resources/community in the management of tourism areas, Strengthen the area by optimizing services, infrastructure, stakeholders, and human resources, and by providing supporting documentation for the management of tourism on Banyak Island, intensify the promotion of the Banyak Island Tourist Destination and other Aceh Singkil Regency tourism areas.
    [Show full text]
  • Conference Proceeding
    17.84 cm CONFERENCE PROCEEDING THE FIRST INTERNATIONAL CONFERENCE On INNOVATIVE PEDAGOGY (ICIP) 2017 18-19 May 2017 Conducted at STKIP Bina Bangsa Getsempena Banda Aceh 25.27 cm THEME THE INNOVATIVE PEDAGOGY AS A WAY TO ACTUALIZE A SUPERIOR, INDEPENDENT AND RELIGIOUS GENERATION IN THE REGION OF SOUTHEAST ASIA THE 1ST INTERNATIONAL CONFERENCE on INNOVATIVE PEDAGOGY2017 (ICIP 2017). Chief Editor: Prof. Dr. Jamaluddin Idris, M.Ed. (Coordinator KOPERTIS XIII Aceh) Editors: 1. 1.Prof. Madya. Dr. Qismullah Yusuf (UPSI, Malaysia) 2. Prof. Dr. Murniati. AR, M.Pd. (UNSYIAH, Banda Aceh) 3. Prof. Dr. Usman Kasim, M.Ed. (UNSYIAH, Banda Aceh) 4. Dr. Phil. Abdul Manan, M.Sc., MA (UIN Ar-Raniry, Banda Aceh) 5. Dr. Yunisrina Qismullah Yusuf (UNSYIAH, Banda Aceh) 6. Prof. Dr. Ian Robotom (Deakin University, Australia) 7. Prof. Dr. Dato’ Zakaria Kasa (UPSI, Malaysia) 8. Assoc. Prof. Dr. Adanan bin Basar (KUPU, Brunei Darussalam) 9. Assoc. Prof. Dr. Sukree Langputeh (Fatoni University, Thailand) 10. Tatat Hartati, M.Ed., Ph.D (UPI, Bandung) 11. Nasution, M.Ed., M.Hum., Ph.D (UNESA, Surabaya) 12. Andriansyah, M.S.Ed (UIN Ar-Raniry, Banda Aceh) 13. Elizar, Ph.D Candidate (University of Adelaide, Australia) STKIP BBG 1. Sri Wahyuni, M.Pd 2. Rosdiana, M.Pd 3. Mulyadi Syahputra, M.Pd 4. Rusmiati, M.Pd 5. Hijjatul Qamariah, M.Pd, M.TESOL 6. Salwa Chaira, M.Pd, M.TESOL i FOREWORDS FROM THE COMMITEE OF ICIP The Commitee of ICIP would like to extend a warm welcome to all presenters, participants who have contributed in succeeding The 1ST INTERNATIONAL CONFERENCE on INNOVATIVE PEDAGOGY2017 (ICIP 2017).
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 549 Proceedings of the 1st International Conference on Law and Human Rights 2020 (ICLHR 2020) The Implementation of Business and Human Rights Principles to Palm Oil Companies in Aceh Province Khairani Arifin1,* Safrina Safrina1 1Faculty of Law Syiah Kuala University, Centre of Human Rights Syiah Kuala University, Darussalam Banda Aceh, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT Since 2011, the United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs) have been endorsed by the UN Human Rights Council, and Indonesia has also agreed to implement the guide by issuing the "Principles of Business and Human Rights”. This guide was prepared with concerns about business practices that are increasingly widespread and have the potential to worsen communities and environmental conditions. In this principle, in addition to pursuing profit, the business activities should be an effort for the welfare of every individual without discrimination, not hurting and not causing harm. However, currently, Business and Human Rights Principles have not been implemented properly by companies, especially plantation companies. This study aims to examine the implementation of the principles by palm oil companies in Aceh Province and to find out the government's efforts to ensure the implementation of the 3 pillars of the business and human rights principles. This is a qualitative research with an empirical juridical approach. The results show that palm oil companies have not applied the principles of business and human rights in running their business. The various policies issued by the company have not explicitly regulated the principles, both in the pillar of respect and the pillar of recovery.
    [Show full text]
  • Region Kabupaten Kecamatan Kelurahan Alamat Agen Agen Id Nama Agen Pic Agen Jaringan Kantor
    REGION KABUPATEN KECAMATAN KELURAHAN ALAMAT AGEN AGEN ID NAMA AGEN PIC AGEN JARINGAN_KANTOR NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA DEWANTARA ULEE PULO GAMPONG ULEE PULO 213IB0107P000076 INDI CELL INDIRA MAYA RISWADANA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEEH UTARA SEUNUDDON ALUE CAPLI DUSUN MATANG ARON 213IB0115P000048 DUA PUTRA MANDIRI RATNA JELITA PENSION LHOKSEUMAWE NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET DUSUN KRUENG CUT 213IA0115P000031 KIOS NASI IBU BETA SURYANI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000039 KIOS WARKOP PAYONG 1903 HERI DARMANSYAH PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005130 MOCHY CELL ERNI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010046 KIOS ARRAHMAN ARAHMAN KAUNUS PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM BAET JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000026 KIOS ZAIMAN ZAIMAN NURDIN S.PT PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P010008 ARITA NEW STEEL MASRI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P005091 USAHA HIJRAH SYAIF ANNUR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL MALAHAYATI 213IA0115P005080 USAHA BARU T ISKANDAR PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH BESAR BAITUSSALAM CADEK JL. LAKSAMANA MALAHAYATI 213IA0115P000004 PUTRA MAMA ANWARDI PENSION BANDA ACEH NORTHERN SUMATERA ACEH
    [Show full text]
  • Aceh Tamiang Regency)
    Investment Opportunities in Bumi Muda Sedia (Aceh Tamiang Regency) PB 1 Peluang Investasi Di Bumi Muda Sedia (Kabupaten Aceh Tamiang) PROFIL KEPALA DAERAH PROFILE OF REGIONAL HEAD H. MURSIL, SH., M.Kn. BUPATI ACEH TAMIANG THE REGENT OF ACEH TAMIANG H. Mursil, SH, M.Kn adalah seorang putra Tamiang yang lahir di Seruway H. Mursil, SH, M.Kn., Son of Tamiang, was born in Seruway on 26 pada tanggal 26 Maret 1958. Beliau dilantik sebagai Bupati Aceh March 1958. He was inaugurated as the Regent of Aceh Tamiang on Tamiang pada tanggal 29 Desember 2017 untuk masa tugas dari Tahun 29 December 2017 for the term of 2017-2022 period. He completed 2017-2022. Riwayat pendidikan, beliau menyelesaikan pendidikan dasar his primary education in State Elementary School (SDN) 6 of Tanjung di SD Negeri 6 Tanjung Mulia Tahun 1970, kemudian SMP Negeri Kuala Mulia (graduated in 1970), then State Junior High School (SMPN) of Simpang Tahun 1974, dan SMA Negeri Kuala Simpang Tahun 1977. Kuala Simpang (graduated in 1974), and State Senior High School Untuk pendidikan tingginya beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana (SMAN) of Kuala Simpang (graduated in 1977). While his higher (S1) pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh Tahun 1985, education he completed his first degree (S1) at Syiah Kuala University pendidikan Magister (S2) pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan (UNSYIAH) of Banda Aceh (graduated in 1985), then his Master Degree Tahun 2012. Dari perkawinannya Bapak H. Mursil, SH, M.Kn dikaruniai 5 (S2) he obtained at University of Sumatera Utara (USU) of Medan in orang anak yaitu 2 orang putera dan 3 orang puteri.
    [Show full text]
  • Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 10%
    Plagiarism Checker X Originality Report Similarity Found: 10% Date: Tuesday, September 15, 2020 Statistics: 567 words Plagiarized / 5569 Total words Remarks: Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Improvement. ------------------------------------------------------------------------------------------- Assessment of Social Sustainability of Nutmeg Based-Agroindustry Supply Chain in South Aceh Regency Trisna Trisna#1, Muhammad Zakaria#2, Mochamad Ari Saptari*3 #Industrial Engineering Department, Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh Jl. Batam Kampus Bukit Indah, Blang Pulo, Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Indonesia [email protected] [email protected] *Information System Department, Faculty of Engineering, Universitas Malikussaleh Jl. Batam Kampus Bukit Indah, Blang Pulo, Muara Satu, Lhokseumawe, Aceh, Indonesia [email protected] Abstract— Currently, nutmeg supply chain actors face various problems such as many damaged plants, the price of nutmeg seeds and oil which continues to decline, the processing industry has difficulty in the procurement of raw materials, and social impacts for the local community. Observing the current nutmeg commodity conditions, it need to assessment of sustainability, especially for the social dimension as a basis for improvement. This study aimed to identify social sustainability indicators, to assessment for each social sustainability indicators, and to measure the overall social sustainability index. The identification results were 19 indicators of social sustainability consisting of 7 main indicators, namely: employment, health and safety, nuisance, local community, infrastructure and resources, partnerships with stakeholders, and macro social performance. The measurement of importance weights showed that the most influential social indicator was the improvement of community welfare, then followed by the local employment. The assessment results showed that the nutmeg oil and food and beverage agroindustry, each had very poor and bad social sustainability.
    [Show full text]
  • Wcms 117126.Pdf
    Copyright © International Labour Organization 2007 First published 2007 Publication of the International Labour Office enjoy copyright under Protocol 2 of the Universal Copyright Convention. Nevertheless, short excerpts from them may be reproduced without authorization, on condition that the source is indicated. For rights of reproduction or translation, application should be made to the ILO Publications (Rights and Permissions), International Labour Office, CH-1211 Geneva 22, Switzerland, or by email: [email protected]. The International Labour Office welcomes such applications. Libraries, institutions and other users registered in the United Kingdom with the Copyright Licensing Agency, 90 Tottenham Court Road, London W1T 4LP [Fax: (+44) (0)20 7631 5500; email: [email protected]], in the Uited States with the Copyright Clearance Center, 222 Rosewood Drive, Danvers, MA 01923 [Fax: (+1) (978) 750 4470; email: [email protected]] or in other countries with associated Reproduction Rights Organizations, may make photocopies in accordance with the licences issued to them for this purpose. International Labour Organization SIYB Directory of Advice and Assistance Nanggroe Aceh Darussalam Jakarta, International Labour Office, 2007 Also available in Bahasa Indonesia: “Direktori Panduan untuk Dunia Usaha di Nanggroe Aceh Darussalam” ISBN 978-92-2-019565-9 (print) 978-92-2-019566-6 (web pdf) The designations employed in ILO publications, which are in conformity with United Nations practice, and the presentation of material therein do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the International Labour Office concerning the legal status of any country, area or territory or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers.
    [Show full text]
  • The Position and Competence of the Shariah Court of Nanggroe Aceh Darussalam in Indonesia’S Justice System
    Indonesia Law Review (2015) 2 : 165 - 186 ISSN: 2088-8430 | e-ISSN: 2356-2129 THE POSITION AND COMPETENCE OF THE SHARIAH COURT ~ 165 ~ THE POSITION AND COMPETENCE OF THE SHARIAH COURT OF NANGGROE ACEH DARUSSALAM IN INDONESIA’S JUSTICE SYSTEM Sufiarina * * Lecturer at the Faculty of Law Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta. Article Info Received : 17 December 2014 | Received in revised form : 7 March 2015 | Accepted : 19 June 2015 Corresponding author’s e-mail : [email protected] Abstract Article 27 paragraph (1) of Law No. 48 Year 2009 regarding Judicial Power states that special courts can only be formed in one of the court systems under the Supreme Court, which include general courts, religious courts, military courts and state administration courts. However, article 3A paragraph (2) of Law No. 50 Year 2009 concerning the Second Amendment to the Law on Religious Court places Shariah Court as a special court within the system of religious courts and as a special court within the system of general courts. Such positioning is inconsistent with Article 27 paragraph (1) of the Law on Judicial Power which raises a legal issue and therefore requires juridical solution. The inconsistency is subject to juridical normative study within the scope of a research concerning the level of horizontal synchronization, using descriptive analysis. The method applied for data collection in this research is through literature study supported by field data. The data obtained is analyzed by using juridical qualitative method. This study concludes that, in fact, the Shariah Court is neither a special court, nor does it stand in two systems of courts.
    [Show full text]
  • Batagur Borneoensis) in the Aceh Tamiang Regency, Aceh, Indonesia
    Joko Guntoro Tracing the Footsteps of the Painted Terrapin (Batagur borneoensis) in the Aceh Tamiang Regency, Aceh, Indonesia. Preliminary Observations The night is late; actually, it is early mor- Then, a repeating scraping sound is heard ning. My watch shows 1:37 a.m. The sky is from beach sand being excavated. Some dark, and only a few stars are out. There are time later, sounds of falling objects hitting no fishing activities in the estuary and out at sand: „tung, tong“.„Tung“ is the sound of an sea. From the beach, you can just see some egg being pressed out of the cloaca; „tong“ light on the fishing boats at anchor. Not much follows when the egg lands in the sand pit. activity on the boats either. Maybe they are Local people call the Painted Terrapin Tuntong waiting for the high swell out on the sea to laut. A clutch usually comprises twelve to subside. eighteen eggs. After all eggs are eventually A moment later, a large object with the sha- laid, the turtle refills her nest pit with sand pe of an upturned boat can be seen emerging by shovelling heap after heap back in until from the waves that ripple on the shoreline. It it is flush with the surrounding sand once moves slowly up the beach: A female turtle. more. Silence returns for a moment, then the Her forward motion is very slow, with occasi- Tuntong moves back down to the water, enters onal stops, as though she is very circumspect the waves where they break, starts swimming, of her surroundings.
    [Show full text]