1

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

TESIS

Oleh

CITRA DEWI 137017043 / Akt

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

TESIS

Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara

Oleh

CITRA DEWI 137017043 / Akt

MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3

Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM

MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL

MODERATING

Nama Mahasiswa : Citra Dewi Nomor Pokok : 137017043 Program Studi : Akuntansi

Menyetujui Komisi Pembimbing,

(Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak) (Drs. Rasdianto, M.S, Ak. CA) Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Dekan,

(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA ) (Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4

Tanggal Lulus : 13 Juli 2015

PERNYATAAN

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING

Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS FAKTOR-

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH

KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR

AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN

KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING” adalah benar hasil

karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber-

sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.

Medan, 13 Juli 2015 Yang Membuat Pernyataan,

Citra Dewi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 5

ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh simultan dan parsial sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual dan untuk menganalisis apakah komitmen memoderasi hubungan antara sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dengan kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Pengambilan sampel menggunakan konsep Non Probability Sampling. Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling dengan jumlah sampel 53 responden dari 46 Satuan Kerja Perangkat Kabupaten di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah survey dengan teknik pengumpulan data melalui kuesioner dan wawancara. Peneliti menggunakan regresi linier berganda untuk menguji hipotesis pertama dan uji residual untuk menguji hipotesis kedua dan alat olah data yang digunakan adalah Statistical Package for Social Sciences (SPSS) versi 22. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa secara simultan sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi berpengaruh terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual, namun secara parsial sumber daya manusia dan kebijakan akuntansi tidak signifikan mempengaruhi kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Komitmen memperkuat hubungan sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi dengan kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.

Kata Kunci : Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual, sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi, sistem akuntansi pemerintah daerah, komitmen, kesiapan pemerintah.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 6

ABSTRACT

This explaination study was to analyze the effect of partially or simultaneously from the factors of human resources, resistance to change, automated and integrated application, accounting policies and Local Government Accounting System on the readiness of the Government of Aceh Tamiang in implementing accrual-based Governmental Accounting Standards and to analyze whether the commitment may be moderating variables on the relationship between human resources, resistance to change, application of automated and integrated accounting policies and Local Government Accounting System on the readiness of the Government of Aceh Tamiang in implementing accrual-based Government Accounting Standards. This study using non Probability Sampling concept dan purposive sampling method with a sample of 53 respondents from 46 SKPK of Aceh Tamiang government environment. Data collection method used was survey with data collection through questionnaires and interviews. For the first hypothesis testing used multiple linear regression test and the second is used residual test. This Study used Statistical Package for Social Sciences (SPSS) version 22. Results of the study found that simultaneous human resources, resistance to change, application of automated and integrated accounting policies and accounting system affect the readiness of the Government of Aceh Tamiang in implementing the Government Accounting Standards based on accrual, however partially, human resources and accounting policies do not significantly affect the readiness of the Government of Aceh Tamiang in implementing accrual-based Governmental Accounting Standards. Commitmen as the moderating variable had possitive and significant of coeficient parameter that commitment was able to moderate the correlation of human resources, resistance to change, application of automated and integrated, policy accounting and accounting system with the readiness of the Government of Aceh Tamiang in implementing accrual-based Government Accounting Standards.

Keywords: Accrual based Government Accounting Standards, human resources, resistance to change, application of automated and integrated accounting policies, accounting systems of local government, the commitment, the readiness of the government.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 7

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala berkah dan karunia-

Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Akuntansi

Fakultas Ekonomi Program Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan dan penyelesaian tesis ini, penulis telah berusaha maksimal dan telah banyak menerima bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Prof. Sublihar, MA, Ph.D selaku Pejabat Rektor Universitas Sumatera

Utara.

2. Prof. Dr. Azhar Maksum M.Ec, Ak. CA selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA, CPA selaku Ketua Program

Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi

Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak. Selaku Dosen Pembimbing Utama yang

telah meluangkan waktu, memberikan bantuan dan masukan dalam

menyusun tesis ini.

5. Drs. Rasdianto, M.S, Ak. CA selaku Dosen Pembimbing Kedua yang telah

banyak memberikan saran dan masukan dalam menyusun tesis ini.

6. Dr. HB Tarmizi, SU selaku Dosen Pembanding yang telah banyak

memberikan saran dalam perbaikan tesis ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 8

7. Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M. Si, Ak. Selaku Dosen Pembanding yang telah

banyak memberikan saran dalam perbaikan tesis ini dan sekaligus sebagai

Sekretaris Jurusan Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi

Universitas Sumatera Utara.

8. Seluruh staf pengajar Fakultas Ekonomi Program Magister Akuntansi

Universitas Sumatera Utara atas segala ilmu dan pengetahuan yang telah

diberikan dan seluruh staf administrasi Program Magister Akuntansi.

9. Kepada seluruh rekan-rekan seangkatan di Program Magister Akuntansi,

Para PPK SKPK dalam lingkungan Pemerintahan Kabupaten Aceh

Tamiang, Kepala Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset

Kabupaten Aceh Tamiang dan rekan-rekan di Bidang Akuntansi yang telah

membantu penyusunan tesis ini.

Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang tulus dan tak ternilai kepada suami tercinta Syafrizal yang telah memotivasi dan selalu setia dalam cinta dan doa hingga selesainya tesis ini, anak-anak ku tercinta Riztra Sundusu Istibraq,

Riztra Kanzal Arsa dan Riztra Haykal Gusti Rama yang selalu menjadi penyemangat bagi penulis dalam menjalani pendidikan dan penyelesaian tesis ini serta orangtua tercinta Ismail Ali dan Ida Laila atas motivasi yang tiada henti serta kesetiaannya kepada penulis dan saudara-saudaraku yang memberikan dukungan moral sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

Sebagai manusia yang senantiasa memiliki kekurangan, penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan segala bentuk kritikan dan saran yang membangun bagi kesempurnaan tesis ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 9

Semoga hasil penelitan ini bermanfaat bagi pembaca, peneliti berikutnya dan perkembangan ilmu pengetahuan.

Medan, 13 Juli 2015 Penulis,

CITRA DEWI 137017043

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 10

RIWAYAT HIDUP

1. Nama : Citra Dewi 2. Tempat, Tanggal Lahir : Kuala Simpang, 23 Oktober 1975 3. Jenis Kelamin : Perempuan 4. Agama : Islam 5. Orang Tua a. Ayah : Ismail Ali b. Ibu : Ida Laila 6. Alamat : Jalan Sekerak, Desa Bundar Kecamatan Karang Baru, Kabupaten Aceh Tamiang, Provinsi Aceh. 7. Pendidikan a. Tahun 1980-1982 : Taman Kanak-kanak Nusa Indah Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. b. Tahun 1982-1988 : SDN II Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. c. Tahun 1988-1991 : SMPN 1 Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur, Aceh. d. Tahun 1991-1994 : SMAN 1 Kuala Simpang, Kabupaten Aceh Timur,Aceh. e. Tahun 1994-1997 : Program Studi Diploma III Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), , Aceh f. Tahun 1997-2000 : S 1 Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Syiah Kuala (UNSYIAH), Banda Aceh, Aceh.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 11

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK ...... i ABSTRACT ...... ii KATA PENGANTAR ...... iii DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...... vi DAFTAR ISI ...... vii DAFTAR TABEL ...... x DAFTAR LAMPIRAN ...... xi BAB I PENDAHULUAN ...... ix DAFTAR GAMBAR 1.1 Latar Belakang 1 1.2 Rumusan Masalah 6 1.3 Tujuan Penelitian 7 1.4 Manfaat Penelitian 7 1.5 Originalitas 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...... 12 2.1 Landasan Teori 12 2.1.1 Kesiapan ...... 12 2.1.2 Sumber Daya Manusia 16 2.1.3 Resistensi Terhadap Perubahan 17 2.1.4 Aplikasi Pegelolaan Keuangan yang diotomatisasi dan Terintegrasi 18 2.1.5 Kebijakan Akuntansi 18 2.1.6 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah 19 2.1.7 Komitmen 21 2.2 Review Peneliti Terdahulu 23 BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ...... 30 3.1 Kerangka Konsep 30 3.2 Hipotesis 40 BAB IV METODE PENELITIAN ...... 41 4.1 Jenis Penelitian 41 4.2 Lokasi Penelitian 41 4.3 Populasi dan Sampel 41 4.4 Metode Pengumpulan Data 43 4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel 44 4.6 Metode Analisis Data 49 4.6.1 Uji kualitas data ...... 50 4.6.2 Uji Asumsi Klasik ...... 52 4.6.3 Uji Residual ...... 54 4.6.4 Pengujian Hipotesis 54

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 12

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...... 56 5.1 Hasil Penelitian 56 5.1.1 Karakteristik Penelitian ...... 56 5.1.2 Uji Kualitas Data ...... 60 5.1.3 Uji Asumsi Klasik ...... 65 5.1.4 Pengujian Hipotesis...... 69 5.2 Pembahasan ...... 72 BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ...... 84 6.1 Kesimpulan ...... 84 6.2 Keterbatasan ...... 85 6.3 Saran ...... 86 DAFTAR PUSTAKA ...... 87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 13

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman Tabel 1.1 Originalitas ...... 11 Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu ...... 26 Tabel 4.1 Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel ...... 47 Tabel 5.1 Pengumpulan Data ...... 56 Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...... 57 Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ...... 57 Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ...... 58 Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di Bidang Keuangan ...... 58 Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ...... 59 Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan ...... 59 Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pelatihan ...... 59 Tabel 5.9 Uji Validitas Variabel Sumber Daya Manusia (X1) ...... 61 Tabel 5.10 Uji Validitas Variabel Resistensi Terhadap Perubahan (X2) ... 61 Tabel 5.11 Uji Validitas Variabel Aplikasi Diotomatisasi dan Terintegrasi (X3) ...... 62 Tabel 5.12 Uji Validitas Variabel Kebijakan Akuntansi (X4)...... 62 Tabel 5.13 Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (X5) ...... 63 Tabel 5.14 Uji Validitas Variabel Komitmen (Z) ...... 63 Tabel 5.15 Uji Validitas Variabel Kesiapan Pemerintah (Y) ...... 64 Tabel 5.16 Uji Reabilitas Variabel- Variabel yang Diteliti ...... 64 Tabel 5.17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ...... 66 Tabel 5.18 Nilai Tolerance dan VIF ...... 67 Tabel 5.19 Nilai Koefisien Determinasi (Model Summaryb)...... 69 Tabel 5.20 Hasil Pengujian Hipotesis Uji F ...... 70 Tabel 5.21 Hasil Pengujian Hipotesis Uji t ...... 71 Tabel 5.22 Hasil Pengujian Hipotesis Uji Residual ...... 72 Tabel 5.23 Hasil Pengujian Moderating ...... 72

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 14

DAFTAR GAMBAR Nomor Judul Halaman Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ...... 30 Gambar 5.1 Normal PP-Plot ...... 66 Gambar 5.2 Scatterplot ...... 68

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 15

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman Lampiran 1 Jadwal Kegiatan Penelitian ...... 88 Lampiran 2 Daftar Responden ...... 91 Lampiran 3 Kuisioner ...... 93 Lampiran 3 Hasil olah SPSS ...... 101

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 16

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Penyelenggaraan akuntansi pemerintahan dalam rangka penyusunan laporan keuangan pemerintah harus sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan. Pasal 32 ayat

1 Undang-Undang nomor 17 tahun 2003 tentang keuangan negara menyatakan bahwa bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN/APBD disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Masih di

Undang-undang yang sama, pasal 36 ayat 1 UU no 17 tahun 2003 menyatakan bahwa ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual dilaksanakan selambat-lambatnya dalam 5 (lima) tahun setelah ditetapkannya Undang-Undang tersebut artinya wajib diterapkan paling lambat tahun 2008. Selama pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.

Pemberlakuan Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 diikuti dengan ditetapkannya

Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005 tentang Standar Akuntansi

Pemerintahan, penerapan PP No. 24 Tahun 2005 dikenal dengan SAP kas menuju akrual. Dalam era kas menuju akrual yang dikenal juga dengan era transisi atau cash toward accrual (CTA) yang menggunakan pendekatan basis akuntansi modified accrual, era CTA relatif tidak dikenal di negara-negara lain. Ada Hal yang belum bisa dipenuhi oleh Akuntansi CTA, akuntansi CTA ini laporan posisi keuangan atau neraca telah disajikan akrual walapun laporan realisasi anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 17

masih berbasis kas dan belum ada laporan finansial lain yang menggambarkan operasional entitas di satu tahun anggaran, sehingga belum dapat memperlihatkan kinerja pemerintah, tidak dapat dievaluasi efektif dan dan efisiensi kegiatan operasional pemerintah.

Kemenkeu.go.id (2014), laporan keuangan berbasis kas menuju akrual belum memperlihatkan kinerja pemerintah secara keseluruhan, saat ini hanya fokus pada sumber daya keuangan berupa kas (financial assets). Laporan keuangan juga tidak menggambarkan beban keuangan yang sesungguhnya, karena beban yang diarualkan (misalnya beban penyusutan, beban penyisihan piutang tak tertagih dan beban yang terutang lainnya) tidak diinformasikan dalam laporan realisasi anggaran maupun laporan lainnya, hanya memberikan gambaran parsial bukan menyeuruh tentang keuangan negara sesuai makud UU 17 Tahun 2003. Selain itu laporan keuangan berbasis CTA juga kurang memberikan rekam jejak atas perubahan nilai ekuitas pemerintah, karena setiap transaksi terkait aset dan kewajiban akan langsung membebani ekuitas. Dengan demikian informasi akrual hanya dapat disajikan secara periodik yaitu pada saat pelaporan (semester dan tahunan). Bila sewaktu-waktu dibutuhkan informasi hak dan kewajiban maka diperlukan usaha- usaha tambahan yang tidak berdasarkan sistem (by system).

Dibandingkan akuntansi berbasis kas dan CTA, akuntansi berbasis akrual memiliki kelebihan antara lain : a. Dengan memenuhi “azas baik informasi, maka semakin baik keputusan”

menghasilkan laporan keuangan yang lebih baik untuk tujuan pengambilan

keputusan karena pengalokasian sumber daya dapat diketahui lebih akurat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 18

b. Penilaian kinerja yang lebih akurat dalam satu tahun pelaporan karena penilaian

kesehatan keuangan dikaitkan pada kinerja organisasi pemerintah c. Dapat menyajikan nilai aset, kewajiban dan ekuitas yang lebih baik d. Pengukuran penilaian biaya/beban suatu program/kegiatan yang lebih baik e. Sesuai Reformasi Manajemen Keuangan pemerintah yang diamanatkan oleh UU f. Sesuai dengan International best practices, termasuk untuk kebutuhan

Government Finance Statistics-2001 (GFS-2001) yang berbasis akrual g. Mengakumulasi kewajiban pembayaran pensiun h. Menyelaraskan/meratakan belanja modal dengan akuntansi penyusutan i. Mewaspadai risiko default hutang yang akan jatuh tempo bersanksi denda j. Memungkinkan perundingan dan penjadwalan utang yang mungkin tak mampu

dibayar di masa depan yang masih jauh, tanpa tergesa-gesa k. Permintaan hair cut apabila posisi keuangan terlihat tidak tertolong lagi menjadi

masuk akal di mana negara/lembaga donor l. Memberi gambaran keuangan lebih menyeluruh tentang keuangan negara dari

sekadar gambaran kas m. Mengubah perilaku keuangan para penggunanya menjadi lebih transparan dan

akuntabel.

Sedangkan kelemahan yang perlu diperhatikan adalah akuntansi berbasis akrual relatif lebih kompleks dibanding basis akuntansi kas maupun basis CTA, sehingga membutuhkan Sumber Daya Manusia (SDM) pengelola keuangan dengan kompetensi akuntansi yang memadai. Upaya reformasi di bidang pengelolaan keuangan ini terus disempurnakan dengan ditetapkannya Peraturan Pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 19

(PP) 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP). Pasal (4)

Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 menegaskan bahwa Pemerintah menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah berbasis akrual. Peraturan ini sekaligus sebagai pengganti Peraturan Pemerintah nomor 24 tahun 2005. Namun dalam menghadapi pemberlakuannya yang paling lama tahun 2015, hendaknya pemerintah daerah siap dengan segala faktor pendukung sehingga tidak ada kendala yang berarti atau bisa jadi kegagalan yang dikhawatirkan menurunkan kualitas laporan keuangan dan opini pemeriksaan atas laporan keuangan pemerintah daerah.

Kekhawatiran ini cukup beralasan karena prinsip, dasar, konvensi, aturan dan praktik standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dipandang lebih rumit dari standar akuntansi berbasis kas menuju akrual (CTA) dan informasi yang disajikan dari pemberlakuan standar ini juga lebih kompleks dengan bertambahnya jenis laporan yang disajikan dalam laporan keuangan. Dengan perubahan ini tentunya beberapa faktor pendukung keberhasilan penerapan dari Standar Akuntansi

Pemerintah juga perlu diupayakan. Koesdali, dkk. (2014), accrual-based financial report has become a hall mark of modern management but its implementation is not easy. Transition from current accounting based to accrual based needs big changes and long terms project. The problems of accrual based implementation are more difficult in local government. Semarang (2015), pernyataan IFAC terkait reformasi akuntansi di Perancis yang mulai menerapkan basis akuntansi akrual pada tahun 2005: Transition to accrual accounting is a long- term project. National and Internarional experience indicate that a time period of

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 20

about 8 to 10 years is needed to change the accounting system and fully implement the necessary reforms.

Penelitian Ghulam (2013) pada prakteknya, pelaksanaan sistem akuntansi berbasis akrual di sektor publik tidak selalu berjalan mudah, dikarenakan salah satu alasannya adalah berbedanya karakteristik lingkungan sektor publik dibandingkan dengan sektor bisnis yang dalam prakteknya senantiasa sangat familiar dengan sistem tersebut. Entitas di sektor publik memberikan layanan kepada publik atau masyarakat tanpa bertujuan untuk mendapatkan laba dari layanan yang diberikannya tersebut, sedangkan untuk entitas bisnis, perolehan profit dari setiap aktivitas yang dilakukan adalah keniscayaan agar entitas tersebut dapat terus menjalankan operasinya di masa yang akan datang. Selain itu, akan sulit untuk mengharapkan terjadinya efisiensi terjadi di sektor publik, utamanya pemerintah, karena beragamnya jenis pelayanan yang harus diberikan kepada masyarakat.

Laporan keuangan yang disusun dan disajikan berbasis kas menuju akrual saja masih mengalami banyak kelemahan sehingga masih banyak kabupaten/kota di yang tidak memperoleh opini yang baik. Simanjuntak, 2010 dalam kemenkeu.go.id, 2014, jika penerapan akuntansi berbasis kas menuju akrual saja masih banyak menghadapi hambatan, apalagi jika pemerintah akan menerapkan akuntansi berbasis akrual.

Kemenkeu.go.id., (2014), penerapan akuntansi akrual dapat berakibat terhadap penurunan ekuitas sebagai akibat penyusutan dan amortisasi, dimana hal ini akan tercermin dalam nilai buku yang disajikan laporan keuangan pemerintah.

Penerapan akuntansi berbasis akrual dapat berakibat pada penurunan kualitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 21

laporan keuangan opini audit Laporan Keuangan Kementrian Lembaga dan

Laporan Keuangan Pemerintah Pusat menurun. hal ini dimungkinkan terjadi bila pemerintah kurang mengantisipasi dampak penyusunan laporan keuangan berbasis akrual yang jauh lebih kompleks.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan yang tidak disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan yang berlaku pada periode disusun dan disajikannya laporan keuangan tidak akan memperoleh opini yang baik. Dapat dipastikan bila Pemerintah Daerah tidak menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual pada tahun 2015, opini atas laporan keuangan akan disclimer, atau menolak memberikan pendapat jadi dapat disimpulkan “no accrual no unqualified”. Pernyataan dan kondisi di atas menjadi dasar peneliti melakukan penelitian ini.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, maka masalah penelitian yang akan diteliti adalah

:

a. Apakah faktor sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi

yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem

Akuntansi Pemerintah Daerah secara parsial dan simultan berpengaruh

terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual?

b. Apakah faktor komitmen memoderasi hubungan antara sumber daya

manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 22

terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

dengan kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah : a. Untuk menganalisis pengaruh secara parsial maupun simultan dari faktor-

faktor sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang

diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. b. Untuk menganalisis apakah komitmen dapat menjadi variabel moderating

terhadap hubungan antara sumber daya manusia, resistensi terhadap

perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi

dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah : a. Bagi Peneliti dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti dalam

bidang akuntansi pemerintahan khususnya tentang pengaruh sumber daya

manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 23

terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar Akuntansi berbasis akrual, serta apakah komitmen mempengaruhi

sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang

diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah dengan kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang

dalam menerapkan Standar Akuntansi Berbasis Akrual. b. Bagi kalangan akademisi, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

kontribusi untuk kajian akademik tentang sumber daya manusia, resistensi

terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan

akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap kesiapan

Pemerintah dalam menerapkan Standar Akuntansi berbasis akrual dengan

komitmen sebagai variabel moderating. c. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan

referensi penelitian lain yang meneliti hal yang sama. d. Bagi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang, penelitian ini diharapkan dapat

memberikan kontribusi dalam pengambilan keputusan dan penentuan

kebijakan agar berhasil dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan

Berbasis Akrual.

1.5 Originalitas

Penelitian yang sama telah dilakukan namun dengan variabel penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian dan metode penelitian yang berbeda. Alasan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 24

peneliti menentukan variabel sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi sebagai variabel independen karena merujuk pada penelitian-penelitian terdahulu. Peneliti menambahkan variabel kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah karena kedua variabel tersebut merupakan instrumen yang disyaratkan oleh Peraturan Menteri dalam Negeri nomor 64 Tahun 2013 wajib disusun oleh pemerintah daerah dalam rangka penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual pada pemerintah daerah.

Peneliti menentukan komitmen sebagai variabel moderating karena berdasarkan tulisan yang berjudul Pemerintah Kota Semarang Pelopor Implementasi Akuntansi

Akrual yang disadur dari disertasi Munawaroh (2014) disimpulkan bahwa dengan komitmen yang kuat dari pimpinan dan pelaksana, Pemerintah Kota Semarang berhasil mengatasi hambatan-hambatan secara bertahap dalam mengimplementasikan SAP berbasis akrual.

Kemenkeu.go.id, (2014), beberapa tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual pemerintahan Indonesia yang dapat diidentifikasi yaitu:

1. System Akuntansi dan Information Technology (IT) Based System

(simanjuntak, 2010) dan (Bastian, 2006).

2. Komitmen dari pimpinan

3. Tersedianya Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten

4. Resistensi terhadap perubahan

5. Lingkungan masyarakat

6. Pendanaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 25

Adapun persiapan pemerintah dalam penerapan sistem ini, yaitu penyesuaian regulasi di bidang akuntansi dan pelaporan keuangan, pembangunan sistem aplikasi, peningkatan kapasitas sumber daya manusia (SDM), serta penguatan komitmen penyelenggara pemerintah (http://m.beritasatu.com/ekonomi/254304- kemkeu-implementasi-akuntansi-akrual-siap-dijalankan.html).

Penelitian Munawaroh (2014), implementasi Kebijakan Standar Akuntansi

Pemerintahan Berbasis Akrual di Pemerintahan Kota Semarang mengambil lokasi di Pemerintah Kota Semarang. Penelitian tersebut bersifat kualitatif dan membahas berdasarkan teori kebijakan publik. Disertasi tersebut mengkonsentrasikan pembahasan sumber daya, inisiatif, kecenderungan, komunikasi kebijakan, monitoring evaluasi birokrasi yang meliputi SOP dan birokrasi dan berkesimpulan kebijakan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat diimplementasikan pada Pemerintah Kota Semarang dan implementasinya cenderung semakin baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 26

Tabel 1.1 Originalitas

No. Uraian Penelitian Terdahulu Penelitian Saat ini 1. Variabel 1. Sumber Daya 1. Sumber Daya Independen 2. Inisiatif Manusia 3. Kecenderungan 2. Resistensi terhadap 4. Komunikasi kebijakan perubahan 5. Monitoring Evaluasi 3. Aplikasi Terintegrasi 6. Struktur Birokrasi yang 4. Kebijakan Akuntansi meliputi SOP dan 5. Komitmen Fragmentasi

2. Variabel Kesiapan Pemerintah Kota Kesiapan Pemerintah Dependen Semarang dalam Menerapkan Kabupaten Aceh Standar Akuntansi Pemerintahan Tamiang dalam Berbasis Akrual Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

3. Variabel Tidak Ada Komitmen Moderating

4. Metode Kualitatif Kuantitatif Penelitian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 27

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Kesiapan

Kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu yang membuatnya siap untuk memberikan respon atau jawaban di dalam cara tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi (Slameto, 2003). Dalyono (2005) berpendapat bahwa kesiapan adalah kemampuan yang cukup baik fisik dan mental.

Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan. Kamus psikologi mendefenisikan kesiapan sebagai tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006). Hamalik (2008) mendefenisikan kesiapan sebagai tingkatan atau keadaan yang harus dicapai dalam proses perkembangan perorangan pada tingkatan pertumbuhan mental, fisik, sosial dan emosional.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau lembaga untuk merespon dan mempraktekkan suatu kegiatan yang memuat mental, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki dan dipersiapkan selama melakukan kegiatan tertentu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 28

2.1.1.1 Standar Akuntansi Pemerintahan

Pasal 184 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Republik Indonesia nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah yang senada dengan pasal 81 ayat (3)

Undang-Undang Republik Indonesia nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan

Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah mensyaratkan laporan keuangan pemerintah daerah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi

Pemerintahan. Peraturan pemerintah nomor 71 tahun 2010 pasal 1 ayat (3) tentang standar akuntansi pemerintahan mendefenisikan bahwa Standar Akuntansi

Pemerintahan, yang selanjutnya disingkat SAP, adalah prinsip-prinsip akuntansi yang diterapkan dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah.

2.1.1.2 Akuntansi Basis Akrual

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (2006) mendefenisikan akuntansi basis akrual sebagai suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi dan peristiwa akrual lainnya dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada saat terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau dibayarkan. Transaksi dicatat saat terjadinya perpindahan sumber daya walaupun transaksi tersebut tidak mengubah struktur kas, karenanya laporan keuangan yang disusun dengan akuntansi berbasis akrual dianggap menyajikan informasi yang paling komprehensif karena mencatat semua sumber daya, informasi yang dihasilkan akuntansi berbasis akrual dapat dianalisa, dievalusi lebih luas, informasi ini dibutuhkan manajer pengambil keputusan dan pengawasan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 29

Dari pemaparan pengertian akuntansi basis akrual di atas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi basis akrual merupakan akuntansi dimana hak dan kewajiban atas suatu objek yang terjadi karena transaksi ekonomi atau peristiwa akrual diakui dan dicatat saat sumber daya berpindah .

Transaksi Akrual yang belum diakui pada akuntansi CTA adalah :

1. Pendapatan Diterima Dimuka, yaitu pendapatan yang sudah diterima di rekening

kas daerah tetapi belum menjadi hak pemerintah daerah sepenuhnya karena

masih melekat kewajiban pemerintah daerah untuk memberikan barang/jasa di

kemudian hari kepada pihak ketiga, seperti pembayaran sewa tanah untuk masa

melebihi tanggal pelaporan.

2. Pendapatan yang Masih Harus Diterima, yaitu pendapatan daerah yang

berdasarkan perhitungan secara akuntansi sudah menjadi hak pemerintah tetapi

belum ada hak tagihnya karena belum waktunya untuk dibayar/ditagih.

3. Belanja Dibayar Dimuka adalah pengeluaran belanja pada tahun berjalan atau

tahun sebelumnya tetapi manfaatnya melampaui tahun anggaran berjalan,

sehingga pada tahun berikutnya masih terdapat manfaat yang akan diterima

akibat pembayaran tersebut.

4. Belanja yang Masih Harus Dibayar, adalah tagihan pihak ketiga atau kewajiban

pemerintah kepada pihak ketiga yang pada tanggal pelaporan keuangan belum

dibayarkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 30

2.1.1.3 Manfaat Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Laporan keuangan bukan hanya sebagai instrumen pengambilan keputusan, lebih luas lagi laporan keuangan merupakan bentuk komunikasi dari pihak yang menyajikan dengan pihak pengguna, begitu juga laporan keuangan pemerintah. Karena laporan keuangan digunakan oleh dan untuk beragam pengguna dan kepentingan maka sangat penting artinya pedoman dalam penyusunan dan penyajiannya, agar ada standar yang baku yang mengatur pengakuan dan pencatatan peristiwa yang mempengaruhi laporan tesebut. Terutama bagi laporan keuangan pemerintah daerah, dengan hadirnya standar akuntansi pemerintahan, pihak penyaji dalam hal ini pemerintah daerah yang menyusun laporan keuangan, pengguna yaitu masyarakat dan pengambil kebijakan maupun auditor memiliki pegangan (standar) yang sama yang berisi prinsip-prinsip yang diterima umum. Laporan keuangan yang penyusunan dan penyajiannya berdasarkan standar akuntansi pemerintahan selanjutnya dituangkan dalam peraturan daerah merupakan pertanggungjawaban dari pengelolaan dana masyarakat yang transparan dan akuntabel.

Semarang (2015) mengilustrasikan bahwa kerumitan dan kompleksitas dari konten Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual diimbangi dengan kemanfaatan yang diperoleh dari pengguna laporan keuangan tersebut khususnya

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Semarang. Manfaat tersebut antara lain kemampuan memprediksi piutang dan pendapatan dengan lebih riil serta biaya terukur dengan lebih baik sehingga meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah. Pemerintah Kota Semarang sendiri selaku penyusun sekaligus

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 31

pengguna laporan keuangan merasakan manfaat dari kelengkapan dan komprehensifnya informasi dalam laporan dengan basis akrual yaitu meminimalkan intervensi, menghindari penundaan penyetoran penerimaan pendapatan ke kas daerah, menangani aset dengan lebih baik, memprediksi pendapatan dengan lebih baik dan mencatat penggunaan anggaran dengan lebih detil dan jelas.

2.1.2 Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber Daya Manusia adalah merupakan kekayaan yang paling penting, yang dimiliki oleh organisasi, sedangkan manajemen yang efektif adalah kunci bagi keberhasilan organisasi tersebut. Menurut Sumarsono (2003) sumber daya manusia atau human resources mengandung dua pengertian. Pertama adalah usaha kerja atau jasa yang dapat diberikan dalam proses produksi. Dalam hal lain sumber daya manusia mencerminkan kualitas usaha yang diberikan oleh seseorang dalam waktu tertentu untuk menghasilkan barang dan jasa. Pengertian kedua, sumber daya manusia menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut. Mampu bekerja berarti mampu melakukan kegiatan yang mempunyai kegiatan ekonomis, yaitu bahwa kegiatan tersebut menghasilkan barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan atau masyarakat. Hariandja (2002), sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam suatu perusahaan disamping faktor yang lain seperti modal. Oleh karena itu sumber daya manusia harus dikelola dengan baik untuk meningkatkan efektifitas dan efisiensi organisasi. Jackson (2006), sumber daya manusia adalah rancangan sistem-sistem

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 32

formal dalam sebuah organisasi untuk memastikan penggunaan bakat manusia secara efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi. Dan Hasibuan (2003) mendefenisikan Sumber Daya Manusia adalah kemampuan terpadu daya fikir dan daya fisik yang dimiliki individu. Pelaku dan sifatnya dilakukan oleh keturunan dan lingkungannya, sedangkan prestasi kerjanya dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kepuasannya.

Dari uraian di atas daya manusia merupakan komponen pokok untuk mencapai tujuan organisasi, karenanya membangun atau menyediakan sumber daya manusia yang memiliki kompetensi dalam penguasaan disiplin akuntansi, penguasaan proses pengelolaan keuangan daerah, dan memiliki pengalaman praktis pengelolaan keuangan daerah mutlak dibutuhkan sebagai faktor yang bersama- sama berperan dalam keberhasilan dalam implementasi Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual.

2.1.3 Resistensi Terhadap Perubahan

Resistensi terhadap perubahan sering dibahasakan dengan penolakan terhadap perubahan. Prinsip dilakukannya perubahan adalah untuk menjadi lebih baik, namun tidak setiap upaya perubahan akan mendapatkan dukungan. Ketiadaan dukungan atau bahkan penolakan dapat disebabkan beberapa sebab. Salah satu sebab penolakan terhadap perubahan berkaitan dengan persepsi dan keyakinan.

Menurut Robbin (2007) lima alasan mengapa individu-individu menolak perubahan yaitu kebiasaan, keamanan, faktor-faktor ekonomi, rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui dan pengolahan informasi selektif. Sedangkan secara organisasi ada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 33

enam alasan perubahan yaitu kelembaman struktural, fokus perubahan terbatas, kelembaman kelompok, ancaman terhadap keahlian, ancaman terhadap hubungan yang mapan dan ancaman terhadap alokasi sumber daya yang mapan.

2.1.4 Aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi

Untuk menatausahakan dan mengelola keuangan yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditabel dibutuhkan faktor-faktor pendukung diantaranya aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi dari penganggaran, penatausahaan, pelaporan hingga pertanggungjawaban. Aplikasi pengelolaan keuangan yang diotomatisasi dan terintegrasi memiliki keunggulan, diantaranya :

1. Pengendalian transaksi terjamin, anggaran belanja tidak akan terealisasi

melebihi anggaran, sesuai dengan ketersediaan dana (anggaran kas).

2. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu kali input

data transaksi dan proses akuntansi tercipta otomatis dari proses penatausahaan

sehingga meminimalisir kesalahan, menghemat waktu, tenaga, dan biaya

tentunya.

3. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan laporan keuangan.

2.1.5 Kebijakan Akuntansi.

Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah sebagai prinsip-prinsip, dasar- dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan praktik-praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 34

keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Kebijakan Akuntansi Pemerintah

Daerah terdiri atas Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Kebijakan

Akuntansi Akun. Kebijakan akuntansi Pelaporan Keuangan memuat penjelasan atas unsur-unsur laporan keuangan yang berfungsi sebagai panduan dalam penyajian pelaporan keuangan. Kebijakan Akuntansi Akun mengatur defenisi, pengakuan, pengukuran, penilaian dan/atau pengungkapan transaksi atau peristiwa sesuai dengan PSAK atas : (a) pemilihan metode akuntansi atas kebijakan akuntansi dalam

Standar Akuntansi Pemerintahan dan (b) pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan akuntansi dalam Standar Akuntansi Pemerintahan. Kebijakan akuntasi berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan. (Kementrian Dalam Negeri , 2013)

2.1.6 Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 pasal 232 ayat (1)

Entitas pelaporan dan entitas akuntansi menyelenggarakan sistem akuntansi pemerintahan daerah. Pasal 233 ayat (2) Sistem akuntansi pemerintahan daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disusun dengan berpedoman pada prinsip pengendalian intern sesuai dengan peraturan pemerintah yang mengatur tentang pengendalian internal dan peraturan pemerintah tentang standar akuntansi pemerintahan.

Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 35

pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah daerah. Sistem Akuntansi

Pemerintah Daerah memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan terdiri dari : a. laporan realisasi anggaran; b. laporan perubahan saldo anggaran lebih; c. neraca; d. laporan operasional; e. laporan arus kas; f. laporan perubahan ekuitas; dan g. catatan atas laporan keuangan.

SAPD terdiri atas sistem akuntansi PPKD dan sistem akuntansi SKPD.

Sistem akuntansi PPKD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas : a. pendapatan – LO, b. beban, c. pendapatan – LRA, d. belanja, transfer, e. pembiayaan, f. aset, g. kewajiban, h. ekuitas,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 36

i. penyesuaian dan j. koreksi penyusunan laporan keuangan PPKD serta k. penyusunan laporan keuangan konsolidasian pemerintah daerah.

Sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas : a. pendapatan – LO, b. beban, c. pendapatan – LRA, d. belanja, e. aset, f. kewajiban, g. ekuitas, h. penyesuaian dan i. koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD.

2.1.7 Komitmen

Robbin (2001) memandang komitmen organisasi sebagai salah satu sikap kerja karena merefleksikan perasaan seseorang terhadap organisasi tempat ia bekerja. Komitmen adalah orientasi individu terhadap organisasi yang mencakup loyalitas, identifikasi dan keterlibatan. Pada intinya istilah komitmen organisasi memiliki penekanan pada proses yang dialami pegawai dalam mengidentifikasi dengan nilai-nilai, aturan-aturan dan tujuan organisasi. Komitmen organisasi mengandung pengertian sebagai sesuatu yang lebih dari sekedar kesetiaan yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 37

pasif terhadap organisasi. Dengan kata lain komitmen organisasi menyiratkan hubungan pegawai dengan organisasi secara aktif.

Luthans (2002) mendefenisikan komitmen organisasi dalam tiga pengertian, yaitu sebagai:

1. suatu kekuatan sikap sekaligus keputusan yang menjadi bagian dari

organisasi,

2. suatu keinginan atau kehendak untuk mewujudkan kinerja tinggi sebagai

bagian yang harus ditumbuhkembangkan dalam organisasi, dan sebagai

3. suatu keyakinan yang diterima sebagai value / nilai sekaligus tujuan yang

harus dicapai oleh organisasi.

Pada dasarnya komitmen organisasi tidak terbatas pada pimpinan yang memangku jabatan struktural maupun fungsional melainkan mencakup seluruh pegawai yang ada di organisasi. Zurnali (2010) mendefenisikan komitmen organisasi dalam tiga dimensi, yaitu : a. Affective Commitment yaitu perasaan cinta pada organisasi yang

memunculkan kemauan untuk tetap tinggal dan membina hubungan dengan

organisasi dikarenakan telah menjadi anggota organisasi. b. Continuance Commitment yaitu perasaan berat untuk meninggalkan

organisasi dan penghargaan yang berkenaan dengan partisipasi di dalam

organisasi. c. Normative Commitment yaitu perasaan yang mengharuskan untuk bertahan

dalam organisasi dikarenakan kewajiban dan tanggungjawab terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 38

organisasi yang didasari atas pertimbangan norma, nilai dan keyakinan

karyawan.

Menurut Steers (dalam Sjahbandhyni, 2001) ada tiga penyebab komitmen organisasi, yaitu a. karakteristik pribadi (kebutuhan berprestasi, masa kerja/jabatan, dan lain-

lain) b. Karakteristik Pekerjaan (umpan balik, identitas tugas, kesempatan untuk

berinteraksi, dll dan c. Pengalaman kerja.

Disamping komitmen pribadi, komitmen dalam penelitian ini juga didefenisikan sejauh mana pemerintah daerah merespon kewajiban pemberlakuan akrual basis di 2015 dengan disediakannya anggaran untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan sumber daya manusia penatausaha dan pengelola keuangan daerah dalam bentuk bimbingan teknis dan workshop, ketersediaan infrastruktur dan upaya lain.

2.2 Review Peneliti Terdahulu

Penelitian yang sama telah dilakukan namun hanya sebatas deskriptif, belum dilakukan analisa secara statistik. Penelitian ini juga berbeda objek dan variabel dengan penelitian sebelumnya. Penelitian Munawaroh (2014) Implementasi

Kebijakan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual di Pemerintahan Kota

Semarang mengambil lokasi di Pemerintah Kota Semarang. Penelitian tersebut bersifat kualitatif dan membahas berdasarkan teori kebijakan publik. Disertasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 39

tersebut mengkonsentrasikan pembahasan sumber daya, inisiatif, kecenderungan, komunikasi kebijakan, monitoring evaluasi dan struktur birokrasi yang meliputi

SOP dan birokrasi dan berkesimpulan kebijakan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dapat diimplementasikan pada Pemerintah Kota Semarang dan implementasinya cenderung semakin baik.

Kusuma (2013) Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Kasus pada Pemerintah Kabupaten

Jember), mengambil lokasi di Jember dengan variabel komiten, sumber daya manusia, infrastruktur dan sistem informasi. Dari hasil penelitian didiskripsikan kesiapan Pemerintah Kabupaten Jember dalam kategori cukup siap. Namun terdapat beberapa kendala diantaranya belum adanya sistem aplikasi pengelolaan keuangan sehingga penyusunan Laporan Keuangan masih menggunakan excel, sumber daya manusia pelaksana masih belum cukup secara kuantitatif, kurangnya

Bimtek atau pelatihan, kurangnya sosialisasi, sarana dan prasarana yang belum mencukupi. Direkomendasikan model strategis akselerasi implementasi PP

71/2010 agar pengembangan standar akuntansi pemerintahan di Kabupaten Jember sesuai kebutuhan, Penyusunan Bultek standar akuntansi pemerintahan sesuai kebutuhan, dan pengembangan sumber daya manusia di bidang akuntansi pemerintahan.

Faradillah (2013) Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintahan (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010)

Peneliti mengambil lokasi di Makassar dengan variabel sistem informasi dan it based system, komitmen dari pimpinan, tersedianya sumber daya manusia yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 40

kompeten dan resistensi terhadap perubahan. Diperoleh deskripsi dari bentuk persiapan Pemerintah Kota Makasar berupa sosialisasi kepada aparatur Pemerintah

Kabupaten Kota Makasar, merevisi peraturan Pemerintah Kota Makasar untuk menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual yaitu kebijakan akuntansi dan sistem dan prosedur pengelolaan keuangan.

Yafie (2013) Penerapan Basis Akrual pada Standar Akuntansi Pemerintahan

Indonesia menetapkan lima variabel dalam penelitiannya yaitu sistem akuntansi berbasis computer, akuntan yang kompeten, strategi yang digunakan untuk penerapan basis akrual, komitmen politik dan pengkomunikasian tujuan diterapkannya basis akrual dengan lokasi penelitian di Indonesia secara umum.

Hasil penelitian diuraikan bahwa pemberlakuan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual penuh dimaksudkan untuk mensejajarkan Indonesia dengan negara maju, diharapkan penerapan basis akrual akan memperbaiki kinerja satuan kerja pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah mengenai penggunaan dana yang telah diperoleh dari masyarakat.

Ghulam (2014) Mencari Batu Pijakan bagi Akrualisasi Sektor Publik di

Indonesia (studi atas penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Nepal, Hongkong dan Selandia Baru), menetapkan variabel-variabel yang dianggap mempengaruhi keberhasilan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di ketiga negara tersebut yaitu key people, axial principle, communicating ideas, contextual determinants, ethos, knowledge, innovation, information, concequences dan kondisi kekinian di Indonesia. Hasil penelitian yang diperoleh bahwa kesuksesan pelaksanaan sistem akuntansi akrual di Selandia Baru tidak lepas dari peran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 41

legislatif yang berhasil menciptakan kolaborasi produktif di tiap tingkatan struktural dalam mengkomunikasikan ide dan strategi hingga reformasi berjalan di semua lini organisasi pemerintah. Akrualisasi di Nepal tanpa adanya kesiapan sumber daya manusia dan sarana serta prasarana akan berujung gagal. Di Hongkong penerapan basis akrual muncul dari akuntan di negara tersebut yang sadar bahwa penerapan basis akrual akan lebih baik dari basis kas. Dari analisa atas variabel kondisi kekinian di Indonesia diperoleh hasil bahwa akuntan di Indonesia belum sepakat terhadap basis akrual yang sedang dijalankan.

Tabel 2.1 Review Penelitian Terdahulu

Judul Variabel yang Nama Peneliti Hasil Penelitian Penelitian digunakan Ririz Setiawati Kusuma, Analisis 1. Komitmen 1. Kesiapan Pemda Universitas Jember Kesiapan 2. Sumber Daya Kabupaten Jember (2013) Pemerintah Manusia dalam kategori dalam 3. Infrastruktur cukup siap. Menerapkan 4. Sistem Informasi. 2. Terdapat Kendala StandarAkunta diantaranya: nsi Pemerintah a. Belum adanya Berbasis aplikasi, Akrual(Kasus b. Jumlah sumber pada daya manusia Pemerintah masih kurang Kabupaten c. kurangnya Bintek, Jember) pelatihan dan sosialisasi, 3. sarana dan prasarana sudah ada namun masih belum mencukupi. Andi Faradillah, Analisis 1. Sistem akuntansi Bentuk persiapan Universitas Hasanuddin Kesiapan dan IT based Pemerintah Kota Makassar (2013 ) Pemerintah system Makassar : Daerah 2. Komitmen dari 1. Sosialisasi DalamMenerap pimpinan kepada aparatur kan Standar 3. Tersedianya Pemerintah Akuntansi Sumber Daya Kota Makassar Pemerintahan Manusia yang 2. Merevisi (Peraturan kompeten peraturan Pemerintah 4. Resistensi terhadap daerah tentang Nomor 71 perubahan. Kebijakan Tahun 2010). Akuntansi serta Sistem dan Prosedur .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA Lanjutan Tabel 2.1 42

M. Dhairolly Yafie, Penerapan 1. Sistem Akuntansi 1. Pemberlakuan Universitas Negeri Basis Akrual berbasis computer standar akuntansi Surabaya (2013) Pada Standar 2. Akuntan yang pemerintahan Akuntansi kompeten berbasis Akrual Pemerintahan 3. Strategi yang penuh dimaksudkan Indonesia digunakan untuk untuk mensejajarkan penerapan basis Indonesia dengan akrual negara maju. 4. Komitmen politik 2. Penerapan basis 5. Pengkomunikasian akrual diharapkan tujuan mampu memperbaiki diterapkannya basis kinerja satuan kerja ini. pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah atas penggunaan dana dari mereka. www.lintasberita.web.id/ Penerapan 1. Sistem yang Persiapan yang cukup penerapan-standar standar terintegrasi dengan baik dalam implementasi akuntansi pemerintahan- akuntansi anggaran dan akuntansi akrual sangat akrual-mulai-2015 pemerintahan perbendaharaan diperlukan agar transisi diakses 21 Maret 2014. Akrual Mulai berbasis IT dapat berjalan baik, Tahun 2015 2. Melaksanakan sehingga kualitas laporan akrual secara keuangan yang telah bertahap dengan dicapai tidak turun, tidak piloting dan paralel menurunkan kepercayaan run system masyarakat dan dunia 3. Sumber Daya internasional kepada Manusia Indonesia. Muhammad Ahyaruddin Tantangan 1. Sistem Akuntansi 1. Harus tersedia (2013) Penerapan dan Information Te sistem akuntansi dan Akuntansi chnology sistem teknologi berbasis akrual (IT) Based System informasi yang di 2. Komitmen dari mendukung basis Pemerintahan Pimpinan akrual. Indonesia 3. Tersedianya 2. Harus ada komitmen Sumber dan dukungan politik 4. Resistensi dari pimpinan dan Terhadap pengambil Perubahan keputusan dalam 5. Lingkungan pemerintahan /Masyarakat 3. Harus tersedia 6. Adanya resistensi Sumber Daya dari lembaga Manusia (sumber legislatif untuk daya manusia) yang Lanjutan Tabel 2.1 mengadopsi kompeten dan penganggaran profesional dalam akrual. pengelolaan keuangan. 4. Lingkungan/masyara kat harus mengapresiasi dan memberi dukungan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 43

5. Dukungan dari pemeriksa laporan keuangan, perubahan basis akuntansi akan mengubah pola pemeriksaan oleh pemeriksa. 6. Anggaran harus berbasis akrual, agar anggaran dapat dibandingkan dengan realisasi 7. Adanya resistensi pihak internal terhadap perubahan ke arah sistem akuntansi berbasis akrual, sehingga membutuhkan sosialisasi yang maksimal terkait dengan sistem tersebut Gabriella Ara Adventana, Analisis Faktor Independen 1. sumber daya manusia Universitas Atma Jaya, – Faktor Yang 1. Sumber Daya berpengaruh terhadap Yogyakarta (2014) Mempengaruhi Manusia kesiapan penerapan Pemerintah 2. Komitmen standar akuntansi Provinsi DIY Organisasi pemerintahan berbasis dalam 3. Teknologi akrual di Pemda Implementasi Informasi Provinsi DIY standar 4. Komunikasi 2. Komitmen organisasi akuntansi 5. Implementasi ber pengaruh terhadap pemerintahan standar akuntansi penerapan Pemprov Berbasis pemerintahan standar akuntansi Akrual Berbasis akrual pemerintahan berbasis Menurut PP akrual di DIY No. 71 Tahun Dependen 3. Teknologi informasi 2010 Penerapan standar tidak berpengaruh akuntansi pemerintahan terhadap kesiapan berbasis akrual di penerapan standar Pemda DIY akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Pemda Provinsi DIY 4. Komunikasi tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual di Pemda Provinsi DIY.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 44

Munawaroh Hadiyati, Implementasi 1. Sumber Daya Kebijakan Standar (2014) Kebijakan 2. Inisiatif Akuntansi Pemerintahan Standar 3. Kecenderung Berbasis Akrual dapat Akuntansi an diimplementasikan di Pemerintahan 4. Komunikasi Pemerintah Kota Berbasis Akrual kebijakan Semarang dan di Pemerintahan 5. Monitoring Implementasinya Kota Semarang. Evaluasi cenderung semakin baik. 6. Struktur Birokrasi yang meliputi SOP dan Fragmentasi Rhumi Ghulam-UGM Mencari Batu Faktor - faktor yang 1. Kesuksesan Yogyakarta). Pijakan bagi mempengaruhi pelaksanaan sistem (2014) Akrualisasi keberhasilan akuntansi akrual di Sektor Publik penerapan basis akrual Selandia Baru tidak di Indonesia di Selandia Baru lepas dari peran (studi atas 1. Key people, legislatif yang penerapan 2. Axial Principle, berhasil Akuntansi 3. Communicating menciptakan Berbasis Ideas, kolaborasi produktif Akrual di 4. Contextual di tiap tingkatan Nepal, Determinants, struktural dalam Hongkong dan 5. Ethos, mengkomunikasikan Selandia Baru) 6. Knowledge, ide dan strategi 7. Innovation, hingga reformasi 8. Information, berjalan di semua 9. Concequences lini organisasi dan pemerintah 10. Kondisi kekinian 2. Akrualisasi di Nepal, di Indonesia. tanpa adanya 11. Akuntansi kesiapan sumber Laporan daya Operasional pada manusia dan sarana PPKD dan SKPD. serta prasarana akan berujung gagal 3. Di Hongkong penerapan basis akrual muncul dari akuntan di negara tersebut yang sadar bahwa dengan penerapan basis akrual akan lebih baik dari basis kas 4. Kondisi kekinian di Indonesia, akuntan belum sepakat terhadap basis akrual yang sedang dijalankan. Sumber : Pengolahan dan hasil peneliti terdahulu oleh Peneliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 45

BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan rumusan masalah dan landasan teori maka peneliti mengembangkan kerangka konsep dengan Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang dalam menerapakan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual sebagai variabel dependen yang dipengaruhi oleh sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah sebagai variabel independen yang diuji secara simultan dan parsial dan komitmen sebagai variabel moderating antara variabel dependen dan variabel independen.

Adapun kerangka konsep yang akan diteliti oleh peneliti adalah sebagai berikut :

Komiten (Z)

2 Sumber Daya manusia (X1)

Resistensi Terhadap Perubahan (X2)

1 Kesiapan Pemerintah Aplikasi yang diotomatisasi dan Kabupaten Aceh Tamiang dalam Terintegrasi (X3) menerapkan Standar

Kebijakan Akuntansi (X4) Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual (Y) Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

(X5)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 46

Gambar 3.1 Kerangka Konseptual

Sumber daya manusia merupakan salah satu variabel yang dapat mempengaruhi kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Tidak tersedianya sumber daya manusia dalam jumlah yang cukup pada bidang akuntansi Dinas Pendapatan

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Aceh Tamiang pada tahun anggaran 2013 telah dijadikan indikator Kabupaten Aceh Tamiang tidak siap dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual sehingga menjadi temuan ketidakpatuhan pada audit atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

(LKPK) Aceh Tamiang Tahun Anggaran 2013. Sumber daya manusia diberikan pelatihan tentang Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.

Pengaruh faktor komitmen memperkuat atau memperlemah faktor-faktor sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah terhadap kesiapan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual baik secara parsial maupun simultan.

Penelitian ini tergolong dalam jenis penelitian eksplanasi dengan menggunakan metode survei, penelitian eksplanasi adalah penelitian yang objek penelitiannya bertujuan menguji hubungan antara variabel yang dihipotesiskan

(Wirartha, I Made, 2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 47

Survei merupakan suatu metode kuantitatif dalam menentukan hubungan- hubungan antara variabel-variabel serta membuat generalisasi untuk suatu populasi yang dipelajari (Wirartha, 2006).

Variabel yang dihipotesiskan adalah :

1. Sumber Daya Manusia (SDM)

Sumber daya manusia pada penelitian ini adalah Pejabat Penatausaha

Keuangan (PPK) sebagai penyusun Laporan Keuangan Satuan Kerja

Perangkat Kabupaten (SKPK) yang disebut juga sebagai entitas akuntansi,

Para staf dan pejabat struktural pada bidang akuntansi DPPKA Kabupaten

Aceh Tamiang sebagai konsolidator yang disebut juga sebagai entitas

pelaporan dan Bendahara Umum Kabupaten (BUK) selaku Pejabat Pengelola

Keuangan Kabupaten (PPKK) sebagai pejabat kunci yang terlibat dalam

proses perencanaan hingga pertanggungjawaban.

Penelitian Ghulam (2014) menyimpulkan bahwa akrualisasi di Nepal,

tanpa adanya kesiapan SDM dan sarana serta prasarana akan berujung gagal.

Temuan Pemeriksaan atas ketidakpatuhan mengkondisikan bahwa belum

tersedianya SDM berlatar belakang pendidikan akuntansi dalam jumlah yang

memadai mengindikasikan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang belum

sepenuhnya dapat menerapkan SAP berbasis akrual sesuai Permendagri

64/2013 dan PP /712010. Variabel Sumber daya manusia pada penelitian ini

diukur dengan :

a. Jumlah personil yang cukup pada entitas akuntansi dan entitas pelaporan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 48

b. Jumlah personil D-3 akuntansi atau lebih tinggi yang terlibat dalam

penatausahaan, maupun penyusunan laporan keuangan dan pengelolaan

keuangan daerah.

c. Masa Kerja di bidang keuangan

d. Mengikuti pelatihan, bimtek, sosialisasi SAP berbasis akrual

e. Mampu menyusun laporan keuangan berbasis Cash Toward Accrual

(CTA)

2. Resistensi Terhadap Perubahan.

Resistensi terhadap perubahan dapat didefenisikan sebagai keengganan

untuk berubah. Resistensi Terhadap Perubahan muncul karena mereka

merasa nyaman dengan cara kerja yang ada. Dalam manajemen perubahan,

keengganan untuk berubah atau penolakan terhadap perubahan. Variabel

resistensi terhadap perubahan pada penelitian ini diukur dengan :

a. Ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui

b. Ketakutan kehilangan sesuatu yang berharga (status, kekuasaan)

c. Terlalu terpaku pada cara-cara lama

d. Ketakutan akan kegagalan

e. Ketidakmampuan menghadapi kritikan

f. Ancaman terhadap ketrampilan dan kompetensi

g. Tidak melihat adanya keuntungan

h. Takut terlihat bodoh

i. Enggan mencoba

j. Enggan melepaskan kebiasaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 49

3. Aplikasi pengelolaan keuangan yang diotomatisasi dan terintegrasi

Untuk menatausahakan dan mengelola keuangan yang efisien, efektif, transparan, akuntabel dan auditable dibutuhkan faktor – faktor pendukung diantaranya aplikasi yang diotomatisasi sehingga meminimalisir peran menjurnal oleh penatausaha keuangan SKPK yang memiliki kompetensi yang terbatas di bidang akuntansi. Aplikasi yang diotomatisasi meminimalisir terjadinya kesalahan.

Aplikasi pengelolaan keuangan yang terintegrasi mulai penganggaran hingga pertanggungjawaban menggunakan database yang sama yang diyakini tidak ada transaksi yang hilang dalam proses (loss in process) sehingga tingkat keakuratan data yang dihasilkan lebih tinggi dan meminimalisir peran sumber daya manusia dalam menginput. Proses input ulang rawan kesalahan, baik karena rendahnya kompetensi sumber daya manusia maupun resiko manusiawi. Sistem yang terintegrasi memiliki keunggulan, diantaranya : a. Pengendalian transaksi terjamin, anggaran belanja tidak akan terealisasi

melebihi anggaran, sesuai dengan ketersediaan dana (anggaran kas). b. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu kali input

data transaksi sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya. c. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan laporan keuangan. d. Proses akuntansi terbentuk secara otomatis sebagai hasil prosedur penatausahaan

yang dilakukan oleh bendahara dan PPK SKPK.

Variabel Aplikasi Terintegrasi pada penelitian ini diukur dengan :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 50

a. Tersedianya perangkat keras (hardware) yang mendukung aplikasi berbasis

akrual, b. Aplikasi berbasis akrual telah terintegrasi mulai penganggaran hingga

pertanggungjawaban sehingga meminimalisir faktor kesalahan manusiawi

karena input ulang di tiap proses penatausahaan maupun pertanggungjawaban, c. Aplikasi berbasis akrual telah online ke semua SKPK, d. Aplikasi yang terpasang telah sesuai dengan PP 71/2010 dan Peraturan Menteri

Dalam Negeri nomor 64 tahun 2013, e. Pemeliharaan hardware dan antivirus pada server maupun client f. Database tunggal yang auto backup, g. Aplikasi meminimalkan proses penjurnalan lebih banyak proses akuntansi

otomatisasi.

4. Kebijakan Akuntansi

Kementrian Dalam Negeri (2013) mendefenisikan Kebijakan akuntansi

Pemerintah Daerah sebagai prinsip-prinsip, dasar-dasar, konvensi-konvensi, aturan-aturan dan prakti–praktik spesifik yang dipilih oleh pemerintah daerah sebagai pedoman dalam menyusun dan menyajikan laporan keuangan pemerintah daerah untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan keuangan dalam rangka meningkatkan keterbandingan laporan keuangan terhadap anggaran, antar periode, maupun antar entitas. Kebijakan Akuntansi Pemerintah Daerah terdiri atas

Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan dan Kebijakan Akuntansi Akun.

Kebijakan Akuntansi Pelaporan Keuangan memuat penjelasan atas unsur -unsur

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 51

laporan keuangan yang berfungsi sebagai panduan dalam penyajian pelaporan keuangan. Kebijakan Akuntansi Akun mengatur defenisi, pengakuan, pengukuran, penilaian dan/atau pengungkapan transaksi atau peristiwa sesuai dengan PSAP atas

: a. pemilihan metode akuntansi atas kebijakan akuntansi dalam SAP dan b. pengaturan yang lebih rinci atas kebijakan akuntansi dalam SAP. Kebijakan

akuntasi berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan.

Variabel kebijakan akuntansi pada penelitian ini diukur dengan : a. Kebijakan Akuntansi telah disusun dalam bentuk peraturan kepala Daerah b. Kebijakan akuntansi berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan c. Kebijakan akuntansi telah memuat semua yang dipersyaratkan dalam akuntansi

berbasis akrual d. Kebijakan Akuntansi telah disosialisasikan

5. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Kebijakan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah yang selanjutnya disingkat

SAPD adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak analisis transaksi sampai dengan pelaporan keuangan di lingkungan organisasi pemerintah daerah. SAPD memuat pilihan prosedur dan teknik akuntansi dalam melakukan identifikasi transaksi, pencatatan pada jurnal, posting kedalam buku besar, penyusunan neraca saldo serta penyajian laporan keuangan. Penyajian laporan keuangan terdiri dari : a. laporan realisasi anggaran;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 52

b. laporan perubahan saldo anggaran lebih; c. neraca; d. laporan operasional; e. laporan arus kas f. laporan perubahan ekuitas; dan g. catatan atas laporan keuangan. SAPD terdiri atas sistem akuntansi PPKD dan

sistem akuntansi SKPD.

Sistem akuntansi PPKD mencakup teknik pengakuan, pengukuran, pencatatan, dan pengungkapan atas pendapatan – LO, beban, pendapatan – LRA, belanja, transfer, pembiayaan, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi penyusunan laporan keuangan PPKD serta penyusunan laporan keuangan konsolidasi pemerintah daerah. Sistem akuntansi SKPD mencakup teknik pencatatan, pengakuan dan pengungkapan atas pendapatan – LO, beban, pendapatan – LRA, belanja, aset, kewajiban, ekuitas, penyesuaian dan koreksi serta penyusunan laporan keuangan SKPD.

Variabel Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dalam penelitian ini diukur dengan: a. Jelasnya uraian sistem dan prosedur yang harus dilakukan dalam rangka

penyusunan laporan keuangan berbasis akrual. b. Otoritas akses pada sistem dibatasi untuk masing-masing fungsi SKPK, SKPKK,

Bendahara, Penatausaha, Anggaran, Pembukuan, Pertanggungjawaban, dan

seterusnya, c. Terdapat prosedur entry bukti yang merupakan point dari basis akrual,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 53

d. Sistem yang terpasang memungkinkan untuk transactional trail/ diaudit

database.

6. Komitmen

Komitmen dalam penelitian ini adalah komitmen para pejabat penata usaha keuangan (PPK) SKPK, Pegawai pada Bidang akuntansi sebagai konsolidator

Laporan Keuangan dan Bendahara Umum Kabupaten (BUK). Komitmen pemerintah kabupaten Aceh tamiang berupa dukungan agar Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang siap menerapkan SAP berbasis akrual.

Variabel komitmen pada penelitian ini diukur dengan : a. Penatausaha dan Pengelola Keuangan Memiliki keinginan yang kuat untuk terus

menjadi bagian dari setiap keputusan/kegiatan yang dilakukan organisasi,

walaupun keputusan organisasi untuk mengubah pola kerja, b. Penatausaha dan Pengelola Keuangan Daerah merupakan pribadi yang memiliki

integritas dan tanggungjawab pribadi untuk memenuhi tugas yang diemban, c. Tersedianya sarana prasarana pendukung keberhasilan penerapan SAP berbasis

akrual dan tersedianya anggaran untuk meningkatkan kompetensi SDM

penyusun laporan keuangan dan pengkonsolidasi laporan keuangan seperti

pendidikan dan pelatihan, bimbingan teknis, sosialisasi dan kegiatan lain

pendukung keberhasilan penerapan SAP berbasis akrual, d. Kuesioner dibuat sesuai kondisi yang seharusnya dan sudah diuji kualitasnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 54

7. Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan (SAP) Berbasis Akrual

Variabel kesiapan diukur dengan Indikator : a. Neraca Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang Tahun

Anggaran 2014 Telah menyajikan akumulasi penyusutan untuk aset tetap, b. Kebijakan akuntansi pemerintah kabupaten Aceh Tamiang telah mengatur

masa manfaat aset tetap, c. Piutang Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat disajikan per periode

(tahun), d. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat menyusun umur piutang, e. Kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah mengatur

tentang penyisihan piutang tak tertagih, f. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menggunakan aplikasi untuk

persediaan sehingga dapat diukur beban habis pakai, g. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang terus mengalokasikan anggaran untuk

berhasilnya penerapan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dalam

bentuk pendidian dan pelatihan nonformal, bimbingan teknis, sosialisasi,

pengadaan sarana pendukung lainnya. h. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat menyusun laporan Operasional

pada Triwulan I Tahun anggaran 2015. i. Informasi yang handal apabila informasi yang disajikan dalam laporan

keuangan tersebut dapat dipahami, dan memenuhi kebutuhan pemakainya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 55

dalam pengambilan keputusan, independen, bebas dari pengertian yang

menyesatkan, kesalahan material serta dapat diandalkan, sehingga laporan

keuangan tersebut dapat dibandingkan dengan periode-periode sebelumnya

dan dapat disajikan tepat waktu.

3.2 Hipotesis

Hipotesis merupakan pendapat, jawaban atau dugaan yang bersifat sementara dari suatu persoalan yang diajukan, yang kebenarannya masih perlu dibuktikan lebih lanjut, (Teguh, 2005).

Berdasarkan kerangka konseptual yang telah dikemukakan di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah:

1 Sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi

dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah

secara parsial dan simultan berpengaruh terhadap kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan

berbasis akrual

2 Komitmen memoderasi hubungan antara Sumber daya manusia, resistensi

terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan

akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah dengan kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan

berbasis akrual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 56

BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian pengujian hipotesis (hypothesis testing) atau biasa disebut penelitian eksplanasi yang bertujuan untuk menguji hipotesis yang diajukan oleh peneliti. Hipotesis yang diajukan untuk mengukur kesiapan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintah berbasis akrual yang diukur dengan komitmen, sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah. Penelitian eksplanasi ini untuk menjawab bagaimana variabel-variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y).

4.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang. Tahun

Anggaran 2015.

4.3 Populasi dan Sampel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 57

4.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah Pejabat Penatausaha Keuangan Satuan

Kerja Perangkat Kabupaten (PPK-SKPK), Bendahara Umum Kabupaten (BUK) dan Bidang Akuntansi Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset (DPPKA)

Kabupaten Aceh Tamiang.

4.3.2 Sampel

Pengambilan Sampel menggunakan konsep Non Probability Sampling yaitu pemilihan sampel yang tidak acak melainkan subyektif. Setiap anggota tidak memiliki peluang untuk menjadi bukan nol yang diketahui (Lubis, 2012). Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini, digunakan metode purposive yaitu pengambilan sampel berdasarkan kriteria tertentu (Lubis, 2012).

Penentuan kriteria sampel berdasarkan salah satu tugas PPK-SKPK menyusun laporan keuangan SKPK, tugas BUK menyusun arus kas dan selaku

Pejabat Pengelola Keuangan Kabupaten (PPKK) sebagai pajabat kunci yang terlibat dalam pengesahan anggaran hingga pertanggungjawaban Anggaran Pendapatan dan Belanja Kabupaten dan tugas pejabat struktural dan staf pada bidang akuntansi

Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) sebagai konsolidator laporan keuangan SKPK untuk menjadi laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang.

Sampel pada penelitian ini adalah 46 orang Pejabat Penatausaha Keuangan

(PPK) dari 46 Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) yang ada dalam kabupaten Aceh Tamiang, BUK dan 8 orang Pejabat Struktural serta staf pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 58

Bidang Akuntansi Dinas Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten

Aceh Tamiang. Sampel dapat dilihat pada lampiran 1.

4.4 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah metode survey.

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan teknik kuesioner dan wawancara.

1. Sumber Data

Sumber data primer dalam penelitian ini adalah berupa opini subyek yang

dikumpulkan secara individual dari responden yang terdiri dari PPK_SKPK,

BUK selaku PPKK dan pejabat struktural serta staf pada bidang akuntansi

DPPKA Kabupaten Aceh Tamiang.

2. Teknik Pengumpulan Data

Metode Pengumpulan data primer dari responden dilakukan dengan survey,

yaitu dengan cara mengumpulkan data pokok (data primer) dari suatu sampel

dengan menggunakan instrument kuesioner dengan cara memberikan daftar

pertanyaan tertulis kepada responden. Operasional penyebaran kuesioner ini

dilakukan dengan cara mendatangi dan membagi kuesioner secara langsung ke

populasi. Setiap paket kuesioner terdiri dari dua bagian yang harus dijawab oleh

responden dengan mengikuti perintah yang terdapat didalam setiap bagian.

3. Alat pengumpulan data

Penelitian ini menggunakan satu buah angket yang di dalamnya berisi tujuh buah

instrumen, yaitu instrumen sumber daya manusia (X1), resistensi terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 59

perubahan (X2), aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi (X3), kebijakan

akuntansi (X4) dan Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (X5) dan instrumen

yang mengukur kuat atau lemahnya komitmen (X6) dapat mempengaruhi dalam

kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan SAP berbasis

akrual (Y). Instrumen tersebut disusun dalam bentuk angket yang menyediakan

lima opsi pilihan dengan alternatif pilihan yang disediakan terdiri atas, Sangat

Setuju, Setuju, Ragu-Ragu, Kurang Setuju, dan Tidak Setuju, yang masing –

masing diberi skor 5,4,3,2, dan 1 untuk pernyataan positif dan 1,2,3,4, dan 5

untuk pernyataan negatif. Kuesioner sumber daya manusia, aplikasi yang

diotomatisasi dan terintegrasi, komitmen dan kesiapan diadopsi dari Adventana

(2014), Kuesioner untuk resistensi terhadap perubahan diadopsi dari Nurahaju

(2004). Kuesioner kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah

dibangun dari peraturan menteri dalam negeri nomor 64 tahun 2013, semua

kuesioner telah melalui uji kualitas data.

4.5 Defenisi Operasional dan Metode Pengukuran Variabel

Defenisi operasional dan pengukuran untuk masing-masing Variabel dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel independen (X1) sumber daya manusia (SDM) adalah Pejabat

Penatausaha Keuangan (PPK) penyusun laporan keuangan pada satuan kerja

perangkat kabupaten (SKPK), Bendahara Umum Kabupaten (BUK) dan

konsolidator laporan keuangan SKPK untuk menjadi Laporan Keuangan

Pemerintah Kabupaten (LKPK).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 60

Indikator yang digunakan :

a. Personil penyusun laporan keuangan dan konsolidasinya cukup dalam

jumlah dengan kualifikasi pendidikann minimal diploma akuntansi.

b. Masa Kerja di bidang keuangan

c. Mengikuti pelatihan, bimtek, diklat, sosialisasi SAP berbasis akrual

d. Mampu menyusun laporan keuangan berbasis Cash Toward Accrual (CTA)

2. Variabel independen (X2) resistensi terhadap perubahan adalah sikap enggan

dan penolakan dari Sumber Daya Manusia (SDM) dalam menghadapi perubahan

Standar Akuntansi.

Indikator yang digunakan :

a. Ketakutan akan sesuatu yang tidak diketahui

b. Ketakutan kehilangan sesuatu yang berharga (status, kekuasaan)

c. Terlalu terpaku pada cara-cara lama

d. Ketakutan akan kegagalan

e. Ketidakmampuan menghadapi kritikan

f. Ancaman terhadap ketrampilan dan kompetensi

g. Tidak melihat adanya keuntungan

h. Takut terlihat bodoh

i. Enggan mencoba

j. Enggan melepaskan kebiasaan lama

3. Variabel independen (X3) aplikasi pengelolaan keuangan yang diotomatisasi dan

terintegrasi dari penganggaran hingga pertanggungjawaban.

Indikator yang digunakan :

a. Pengendalian transaksi terjamin, anggaran belanja tidak akan terealisasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 61

melebihi anggaran, sesuai dengan ketersediaan dana (anggaran kas).

b. Efisien dalam melakukan penatausahaan, hanya membutuhkan satu kali

input data transaksi sehingga menghemat waktu, tenaga dan biaya.

c. Cepat, akurat dan efisien dalam menghasilkan laporan keuangan.

d. Peran SDM dalam proses akuntansi diminimalisir, proses akuntansi

terbentuk dari prosedur penatausahaan.

e. Sistem yang terpasang memungkinkan untuk transactional trail/ diaudit

database.

4. Variabel independen (X4) adanya kebijakan akuntansi pemerintah daerah.

Dengan inikator yang digunakan :

a. Kebijakan Akuntansi telah disusun dalam bentuk peraturan kepala Daerah

b. Kebijakan akuntansi berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan

c. Kebijakan akuntansi telah memuat semua yang dipersyaratkan dalam

akuntansi berbasis akrual

d. Kebijakan Akuntansi telah disosialisasikan

5. Variabel independen (X5) Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (SAPD).

a. Jelasnya uraian sistem dan prosedur yang harus dilakukan dalam rangka

penyusunan laporan keuangan berbasis akrual.

b. Otoritas akses pada sistem dibatasi untuk masing-masing fungsi,SKPK,

SKPKK,Bendahara, Penatausaha, Anggaran, Pembukuan,

Pertanggungjawaban,dan seterusnya,

c. Terdapat prosedur entry bukti, data kontrak yang merupakan point dari basis

akrual.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 62

1. Variabel moderating (Z) Komitmen

a. Indikator dari komitmen Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang adalah

tersedianya sarana dan prasarana

b. tersedia dana dalam bentuk kegiatan baik kegiatan sosialisasi, bimbingan

teknis, pendidikan dan pelatihan serta kegiatan lain guna mendukung

kesiapan penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual.

2. Variabel dependen (Y) Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang adalah:

a. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 dapat menyajikan

piutang berdasarkan tahun terjadinya transaksi dan menyajikan tabel

umur piutang

b. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang tahun 2014 dapat menyajikan

akumulasi penyusutan

c. Kebijakan akuntansi mengatur persentase penyisihan piutang tidak

tertagih

d. Kebijakan akuntansi mengatur masa manfaat aset tetap.

e. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menggunakan aplikasi

persediaan untuk menghitung beban persediaan habis pakai.

f. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menggunakan aplikasi

pendapatan sehingga memiliki database wajib pajak dan wajib retribusi.

Defenisi operasional masing-masing variabel dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 63

Tabel 4.1 Defenisi Operasional Variabel dan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Sumber Daya Sumber Daya Manusia 1. Personil penyusun laporan keuangan dan Interval Manusia pada penelitian ini adalah konsolidasinya cukup dalam jumlah (SDM) Pejabat Penatausahaan dengan kualifikasi pendidikann minimal (X1) Keuangan (PPK) sebagai diploma akuntansi. penyusun laporan Keuangan 2 Masa Kerja di bidang keuangan SKPK (entitas akuntansi) dan 3. Mengikuti pelatihan, bimtek, diklat, Personil pada bidang sosialisasi SAP berbasis akrual akuntansi DPPKA Kabupaten 4 .Mampu menyusun laporan keuangan Aceh Tamiang sebagai berbasis Cash Toward Accrual (CTA) konsolidator (entitas pelaporan).

Resistensi Keengganan untuk berubah 1. Ketakutan akan sesuatu yang tidak Interval Terhadap atau penolakan terhadap diketahui Perubahan perubahan yang muncul 2. Ketakutan kehilangan sesuatu yang (X2) berharga (status, kekuasaan) 3. Terlalu terpaku pada cara-cara lama 4. Ketakutan akan kegagalan 5. Ketidakmampuanmenghadapi kritikan 6. Ancaman terhadap ketrampilan dan kompetensi 7. Tidak melihat adanya keuntungan 8. Takut terlihat bodoh 9. Enggan mencoba 10. Enggan melepaskan kebiasaan lama Aplikasi Aplikasi yang diotomatisasi 1. Pengendalian transaksi terjamin, pengelolaan sehingga meminimalisir anggaran belanja tidak akan terealisasi keuangan peran SDM terutama dalam melebihi anggaran, sesuai dengan Interval yang menjurnal dan memiliki satu ketersediaan dana (anggaran kas). diotomatisasi database mulai 2. Efisien dalam melakukan dan penganggaran hingga penatausahaan, hanya membutuhkan terintegrasi pertanggungjawaban satu kali input data transaksi sehingga (X3) sehingga meminimalisir menghemat waktu, tenaga dan biaya. peran SDM dalam 3. Cepat, akurat dan efisien dalam menginput, proses akuntansi menghasilkan laporan keuangan. terbentuk dari prosedur 4. Peran SDM dalam proses akuntansi penatausahaan, aplikasi diminimalisir, proses akuntansi pengelolaan keuangan dapat terbentuk dari prosedur penatausahaan. dionlinekan dan sesuai 5. Sistem yang terpasang memungkinkan dengan PP 71/2010. untuk transactional trail/ diaudit database

KebijakanA Telah diatur Kebijakan 1. Kebijakan Akuntansi telah disusun Interval kuntansi Akuntansi dalam Peraturan dalam bentuk peraturan kepala Daerah (X4) Bupati Kabupaten Aceh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 64

Tamiang 2. Kebijakan akuntansi berlaku bagi entitas akuntansi dan entitas pelaporan 3. Kebijakan akuntansi telah memuat semua yang dipersyaratkan dalam akuntansi berbasis akrual 4. Kebijakan Akuntansi telah Lanjutan Tabel 4.1 disosialisasikan Sistem Telah diatur Sistem 1. Jelasnya uraian sistem dan prosedur yang Interval Akuntansi Akuntansi dalam Peraturan harus dilakukan dalam rangka Pemerintah Bupati Kabupaten Aceh 2. penyusunan laporan keuangan berbasis Daerah (X5) Tamiang akrual. 3. Otoritas akses pada sistem dibatasi untuk masing-masing fungsi,SKPK, SKPKK,Bendahara, Penatausaha, Anggaran, Pembukuan, Pertanggungjawaban,dan seterusnya, 4. Terdapat prosedur entry bukti, data kontrak yangmerupakan point dari basis akrual. Komitmen Komitmen Organisasi 1. SDM Terikat secara emosional, Interval (X6) Suatu orientasi nilai terhadap MerasakanKebutuhan & organisasi yang menunjukan KeinginanUntuk sukses bersama bahwa individu sangat entitasnya dalam setiap keputusan dan Memikirkan dan kebijakann yang diambil pemerintah mengutamakan pekerjaan kabupaten Aceh Tamiang. SDM percaya dan organisasinya. (Setia) dan Loyalitas pada atasan Komitmen Pemerintah langsung, memiliki integritas. adalah keinginan dari bupati 2. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dan tim anggaran pemerintah berkeinginan sukses menerapkan SAP kabupaten untuk berhasil berbasis akrual dengan disediakannya menerapkan SAP berbasis sarana dan prasarana pendukung serta akrual. anggaran untuk meningkatkan kompetensi SDM dalam bentuk kegiatan baik asistensi, bimtek, diklat, sosialisasi dan lain sebagainya. Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh 1. neraca Laporan Keuangan Pemerintah Interval Tamiang dapat Kabupaten Aceh Tamiang Tahun mengaplikasikan SAP Anggaran 2014 Telah menyajikan berbasis akrual tanpa kendala akumulasi penyusutan untuk aset tetap, yang berarti 2. Kebijakan akuntansi pemerintah kabupaten Aceh Tamiang telah mengatur masa manfaat aset tetap, 3. Piutang Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat disajikan per periode (tahun), 4. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat menyajikan tabel umur piutang, 5. kebijakan akuntansi Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah mengatur tentang penyisihan piutang tak tertagih, 6. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menggunakan aplikasi untuk persediaan sehingga dapat diukur beban habis pakai,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 65

7. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menggunakan aplikasi pendapatan sehingga memiliki database wajib pajak dan wajib retribusi..

4.6 Metode Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda

(Multiple Regression Analysis) dan uji residual untuk moderating variabel. Data penelitian ini diolah dengan menggunakan program Statistical Package for Social

Science (SPSS) 22. Analisis regresi berganda bermaksud untuk meramalkan bagaimana keadaan variabel dependen bila dihubungkan dengan dua atau lebih variabel independen. Untuk menguji variabel moderating dipilih menggunakan uji residual. Dengan persamaan regresi berganda pada model I dan uji residual pada model II.

Model I Analisis Regresi Linear Berganda untuk menjawab hipotesis pertama:

Y = b0 + b1X 1+ b2X2 + b3X3+ b4X4+b5X5+ e

Model II Uji Residual untuk menjawab hipotesis kedua

Z = b0 + b1X 1+ b2X2 + b3X3+ b4X4+b5X5

|e| = b0 + b6Y

Dimana :

Y = Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang b0 = Konstanta b1 = Koefisien Regresi Sumber Daya Manusia b2 = Koefisien Regresi Resistensi Terhadap Perubahan b3 = Koefisien Regresi Aplikasi Terintegrasi b4 = Koefisien Regresi Kebijakan Akuntansi b5 = Koefisien Regresi Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 66

b6 = Koefisien Parameter Variabel Moderating (Komitmen) X 1 = Sumber Daya Manusia X = Resistensi Terhadap Perubahan X3 = Aplikasi diotomatisasi dan terintegrasi X4 = Kebijakan Akuntansi X5 = Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Z = Pemoderasi Komitmen e = Variabel pengganggu (error)

4.6.1 Uji Kualitas Data

Menurut Indriantoro dan Supomo (1999) ada dua konsep mengukur kualitas data yaitu reliabilitas dan validitas. Kualitas data yang dihasilkan dari penggunaan instrumen penelitian dapat dievaluasi melalui uji validitas dan reliabilitas.

Pengujian tersebut masing-masing untuk mengetahui konsistensi dan akurasi data yang dikumpulkan dari penggunaan instrumen Sebelum digunakan untuk mengumpulkan data, instrumen yang telah disusun diujicobakan terlebih dahulu.

Tujuannya adalah untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrument yang disusun berdasarkan teori – teori pada Bab II. Uji coba dilakukan terhadap responden yang tidak termasuk sebagai sampel penelitian. Jumlah sampel uji coba sebesar 30 responden. Responden yang dijadikan sampel uji adalah PPK SKPK pada Pemerintah Kota tahun anggaran 2015. Proses kalibrasi instrument dilakukan dengan menganalisis data hasil uji coba untuk menentukan validitas butir dan reliabilitas instrumen.

4.6.1.1 Uji Validitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 67

Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pernyataan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan korelasi bivariate antara masing- masing skor tiap-tiap item pernyataan dengan skor total seluruh pernyataan dalam kuesioner (Ghozali, 2013).

4.6.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.(Ghozali, 2013). Dalam penelitian ini, uji reliabilitas menggunakan Cronbach Alpha (α). Sekaran (2003) menyatakan cara mengukur reliabilitas dengan Cronbach Alpha’s dengan kriteria sebagai berikut : a. Kurang dari 0,6 tidak reliabel b. 0,6-0,7 akseptabel c. 0,7-0,8 baik d. Lebih dari 0,8 reliabel.

4.6.2 Uji Asumsi Klasik

Pengujian asumsi klasik bertujuan untuk melihat kelayakan model serta untuk melihat apakah terdapat pelanggaran asumsi klasik dalam model, karena model regresi yang baik adalah model yang lolos dari pengujian asumsi klasik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 68

Terdapat dua asumsi dasar yang harus dipenuhi oleh model regresi agar parameter estimasi tidak bias, yaitu:

4.6.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi

variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal. Uji t dan uji F

mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal, oleh sebab itu

nilai residual diharapkan akan memiliki distribusi normal (Ghozali, 2005). Salah

satu cara yang digunakan untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi normal

atau tidak yaitu dengan analisis grafik (Erlina dan Mulyani, 2007). Uji normalitas

residual dilakukan dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov test

dengan taraf signifikan 5%. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

a. Jika nilai Sig ≥ 0,05 maka dikatakan berdistribusi normal.

b. Jika nilai Sig < 0,05 maka dikatakan berdistribusi tidak normal.

4.6.2.2 Uji Multikolinearitas

Ghozali (2013) menjelaskan bahwa Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas

(independen). Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolonieritas dalam model regresi dapat dilihat dari beberapa gejala berikut ;

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 69

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi,

tetapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak

signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matriks korelasi variabel-variabel independen. Jika korelasi antar

variabel tinggi, hal ini mengindikasikan adanya multikolinearitas. c. Melihat nilai tolerance dan lawannya dan variance inflation factor (VIF).VIF=

1/tolerance. Nilai cutoff yang umum dipakai untuk mendeteksi adanya

multikolinearitas adalah nilai toleran ≤0,10 atau sama dengan nilai VIF≥10.

4.6.2.3 Uji Heteroskedastisitas

Ghozali (2013) menjelaskan bahwa uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas, diantaranya dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID, uji Park, uji Glesjer, uji White.

4.6.3 Uji Residual

Pengujian variabel moderating dengan uji interaksi maupun uji selisih nilai absolute mempunyai kecenderungan akan terjadi multikolonieritas yang tinggi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 70

antar varibel independen dan hal ini akan menyalahi asumsi klasik dalamr regresi ordinary least square (OLS). Untuk mengatasi multikolonieritas ini, maka dikembangkan metode lain yang disebut uji residual” (Ghozali, 2013).

4.6.4 Pengujian Hipotesis

1. Koefisien determinasi (R Square)

Pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variansi variabel dependen. Adjusted R Square berarti R Square sudah disesuaikan dengan derajat masing – masing jumlah kuadrat yang tercakup dalam perhitungan

Adjusted R Square. Nilai koefisien determinasi adalah nol atau satu. Nilai Adjusted

R Square yang kecil berarti kemampuan variabel –variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas.

2. Uji t ( t – Test)

Uji t bertujuan menguji pengaruh parsial variabel independen terhadap variabel dependen dengan variabel lain dianggap konstan. Uji t menyimpulkan bahwa jika signifikan nilai t hitung yang dapat dilihat dari analisa regresi menunjukkan kecil dari α = 5%, berarti variable independen berpengaruh terhadap variabel dependen.

3. Uji F ( F Test )

Pada dasarnya uji F menunjukkan apakah semua variabel independen dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 71

model berpengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Selain itu, uji F dapat digunakan untuk melihat model regresi yang digunakan sudah signifikan atau belum, dengan ketentuan bahwa jika p value < α= 0,05 berarti model tersebut signifikan dan dapat digunakan untuk menguji hipotesis. Dengan tingkat kepercayaan untuk pengujian hipotesis adalah 95% atau α = 5%.

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah personil yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan di SKPK yang berjumlah 46 (empat puluh enam) orang, 8 orang yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, dan Pejabat

Pengelola Keuangan Kabupaten (PPKK) selaku pejabat kunci yang terlibat langsung dalam penganggaran hingga pertanggungjawaban keuangan daerah.

Dalam penelitian ini peneliti menyebarkan 55 eksemplar kuesioner pada 55 orang responden, 53 eksemplar kembali sedangkan 2 eksemplar tidak kembali. Kuisioner yang kembali dijadikan sampel penelitian.

Tabel 5.1 Pengumpulan Data

Keterangan Jumlah

Kuesioner yang dikirim 55 eksemplar Kuesioner yang tidak kembali 2 eksemplar Kuesioner yang kembali 53 eksemplar Kuisioner yang dapat digunakan dalam penelitian 53 eksemplar Sumber: Data diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 72

5.1.1 Karakteristik Penelitian

Hasil penelitian berdasarkan jenis kelamin (Tabel 5.2) menunjukkan bahwa

Pegawai yang terlibat dalam penyusunan laporan keuangan paling banyak berjenis kelamin perempuan 33 orang (60%) dan berjenis kelamin laki-laki sebanyak 22 orang (40%). Responden yang mengembalikan kuisioner berjumlah 53 responden yang terdiri dari 31 orang (58%) berjenis kelamin perempuan dan 22 orang (42%) berjenis kelamin laki-laki.

Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Frekuensi Persen Laki-laki 22 orang 42% Perempuan 31 orang 58% Jumlah 53 orang 100% Sumber: Data diolah

Hasil Penelitian berdasarkan umur (Tabel 5.3) menunjukkan bahwa PPK

SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK berumur diatas 40 tahun sejumlah 26 orang (49%) dan di bawah 40 tahun 27 orang (51%), dan secara tabel dapat diklasifikasi sebagai berikut:

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persen di bawah 40 tahun 27 orang 51% di atas 40 tahun 26 orang 49% Jumlah 53 orang 100% Sumber: Data diolah

Hasil penelitian berdasarkan masa kerja (Tabel 5.4) menunjukkan bahwa PPK

SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK memiliki masa kerja

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 73

beragam dengan komposisi terbanyak 1-10 tahun ssebanyak 30 orang (55%), diikuti dengan masa kerja 21-30 tahun sebanyak 15 orang (27%), selanjutnya masa kerja

11-20 tahun sebanyak 9 orang (16%) dan jumlah terkecil masa kerja di atas 30 tahun sebanyak orang (2%).

Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa Kerja Frekuensi Persen 1-10 Tahun 27 51% 11-20 Tahun 9 17 21-30 Tahun 16 30 Diatas 30 Tahun 1 2% Total 53 100% Sumber: Data diolah

Hasil penelitian berdasarkan masa kerja di Bidang Keuangan (Tabel 5.5) menunjukkan bahwa PPK SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK memiliki masa kerja beragam dengan komposisi terbanyak 1-10 tahun ssebanyak

45 orang (85%), diikuti dengan masa kerja 11-20 tahun sebanyak 5 orang (9%) dan komposisi terkecil dengan masa kerja 21-30 tahun sebanyak 6 orang (6%).

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja di Bidang Keuangan

Masa Kerja Frekuensi Persen 1-10 Tahun 45 85% 11-20 Tahun 5 9% 21-30 Tahun 3 6% Total 53 100% Sumber: Data diolah

Hasil penelitian berdasarkan pendidikan (Tabel 5.6) menunjukkan bahwa

PPK SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK memiliki jenjang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 74

pendidikan yang beragam dengan komposisi terbanyak S1 tahun ssebanyak 45 orang (85%), diikuti dengan D3 sebanyak 5 orang (9%), sekolah menengah atas sebanyak 2 orang (4%) dan komposisi terkecil S2 sebanyak 1 orang (6%).

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan

Pendidikan Frekuensi Persen D3 5 9% S1 45 85% S2 1 2% SMA 2 4% Total 53 100% Sumber: Data diolah

Hasil penelitian berdasarkan status perkawinan (Tabel 5.7) menunjukkan bahwa PPK SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK yang telah kamin berjumlah 43 orang (81%) dan belum kawin sejumlah 10 orang (19%).

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan

Status Perkawinan Frekuensi Persen Belum Kawin 10 19% Kawin 43 81% Total 53 100% Sumber: Data diolah

Hasil penelitian berdasarkan jumlah pelatihan (Tabel 5.8) menunjukkan bahwa PPK SKPK, pejabat dan staf pada bidang akuntansi dan PPKK yang telah

%) dan belum kawin sejumlah 10 orang (19%).

Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Pelatihan

Status Perkawinan Frekuensi Persen

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 75

1-5 kali 52 98% 6-10 kali 1 2% Total 53 100% Sumber: Data diolah

5.1.2 Uji Kualitas Data

Sebelum kuisioner diberikan kepada responden, perlu diuji coba terlebih dahulu. Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen dilakukan pada 30 orang PPK

SKPK Kota Langsa.

5.1.2.1 Uji validitas

Pengujian validitas dilakukan untuk menguji apakah instrumen penelitian yang telah disusun benar-benar akurat, sehingga mampu mengukur apa yang seharusnya diukur (variabel kunci yang sedang diteliti). Uji validitas berguna untuk mengetahui apakah ada pertanyaan-pertanyaan kuesioner yang harus dibuang/diganti karena dianggap tidak relevan. Uji validitas dihitung dengan menggunakan korelasi person dan setelah dilakukan pengukuran dengan SPSS akan dilihat tingkat signifikan atas semua pertanyaan. (Amin, 2011).

Berdasarkan pengujian validitas instrumen, nilai corrected item-total correlation bernilai positif dan nilai sig di bawah (lebih kecil dari) 0,05 yang artinya semua butir pertanyaan dapat dikatakan valid. Hasil uji validitas variabel Sumber

Daya Manusia (X1), Resistensi Terhadap Perubahan (X2), Aplikasi yang

Diotomatisasi dan Terintegrasi (X3), Kebijakan Akuntansi (X4), Sistem Akuntansi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 76

Pemerintah Daerah (X5), Komitmen (Z) dan Kesiapan dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual (Y).

Tabel 5.9 Uji Validitas Variabel Sumber Daya Manusia (X1)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2-tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,732 0,266 0,000 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,594 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,727 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,647 0,266 0,000 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,504 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,790 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,689 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,611 0,266 0,000 Valid Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.10 Uji Validitas Variabel Resistensi Terhadap Perubahan (X2)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2-tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,306 0,266 0,023 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,359 0,266 0,007 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,310 0,266 0,021 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,451 0,266 0,001 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,269 0,266 0,047 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,334 0,266 0,013 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,681 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,560 0,266 0,000 Valid 9. Pernyataan butir 9 0,320 0,266 0,017 Valid 10. Pernyataan butir 10 0,614 0,266 0,000 Valid 11. Pernyataan butir 11 0,489 0,266 0,000 Valid 12. Pernyataan butir 12 0,390 0,266 0,003 Valid 13. Pernyataan butir 13 0,487 0,266 0,000 Valid 14. Pernyataan butir 14 0,647 0,266 0,000 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 77

15. Pernyataan butir 15 0,524 0,266 0,000 Valid Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.11 Uji Validitas Variabel Aplikasi Diotomatisasi dan Terintegrasi (X3)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2- tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,555 0,266 0,000 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,663 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,667 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,693 0,266 0,000 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,523 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,646 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,500 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,544 0,266 0,000 Valid 9. Pernyataan butir 9 0,483 0,266 0,000 Valid 10. Pernyataan butir 10 0,306 0,266 0,023 Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.12 Uji Validitas Variabel Kebijakan Akuntansi (X4)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2-tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,836 0,266 0,000 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,772 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,829 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,800 0,266 0,000 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,791 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,809 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,856 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,629 0,266 0,000 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 78

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.13 Uji Validitas Variabel Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah (X5)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2- tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,634 0,266 0,000 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,744 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,637 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,773 0,266 0,000 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,652 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,638 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,706 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,760 0,266 0,000 Valid 9. Pernyataan butir 9 0,744 0,266 0,000 Valid 10. Pernyataan butir 10 0,806 0,266 0,000 Valid 11. Pernyataan butir 11 0,761 0,266 0,000 Valid 12. Pernyataan butir 12 0,719 0,266 0,000 Valid 13. Pernyataan butir 13 0,639 0,266 0,000 Valid

Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.14 Uji Validitas Variabel Komitmen (Z)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2- tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,366 0,266 0,006 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,697 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,775 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,696 0,266 0,000 Valid

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 79

5. Pernyataan butir 5 0,670 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,657 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,744 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,368 0,266 0,006 Valid 9. Pernyataan butir 9 0,767 0,266 0,000 Valid 10. Pernyataan butir 10 0,592 0,266 0,000 Valid 11. Pernyataan butir 11 0,610 0,266 0,000 Valid 12. Pernyataan butir 12 0,573 0,266 0,000 Valid 13. Pernyataan butir 13 0,643 0,266 0,000 Valid 14. Pernyataan butir 14 0,620 0,266 0,000 Valid Sumber: Hasil olahan SPSS

Tabel 5.15 Uji Validitas Variabel Kesiapan (Y)

No. Pernyataan Pearson- r _ Sig. Hasil Uji Correlation Tabel (2- tailed)

1. Pernyataan butir 1 0,573 0,266 0,000 Valid 2. Pernyataan butir 2 0,813 0,266 0,000 Valid 3. Pernyataan butir 3 0,697 0,266 0,000 Valid 4. Pernyataan butir 4 0,688 0,266 0,000 Valid 5. Pernyataan butir 5 0,793 0,266 0,000 Valid 6. Pernyataan butir 6 0,707 0,266 0,000 Valid 7. Pernyataan butir 7 0,629 0,266 0,000 Valid 8. Pernyataan butir 8 0,806 0,266 0,000 Valid 9. Pernyataan butir 9 0,646 0,266 0,000 Valid 10. Pernyataan butir 10 0,694 0,266 0,000 Valid Sumber: Hasil olahan SPSS

5.1.2.2 Uji reliabilitas

Untuk mengetahui apakah kuesioner tersebut telah reliabel, maka dilakukanlah pengujian reliabilitas kuesioner dengan bantuan komputer program

SPSS. Uji reliabilitas dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya. Secara umum suatu instrumen dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,7 (Ghozali, 2013).

Tabel 5.16 Uji Reliabilitas Variabel-Variabel yang diteliti

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 80

Variabel Cronbach’s Keterangan Alpha

Sumber Daya Manusia (X1) 0,804 Reliabel Resistensi Terhadap Perubahan (X2) 0.984 Reliabel Aplikasi Diotomatisasi dan 0,996 Reliabel Terintegrasi (X3) Kebijakan Akuntansi (X4) 0,999 Reliabel Sistem Akuntansi (X5) 0,999 Reliabel Komitmen (Z) 0,999 Reliabel Kesiapan(Y) 1,000 Reliabel

Sumber: Hasil olahan SPSS

Dari data di atas dapat dilihat bahwa hasil perhitungan uji reliabilitas menunjukkan alpha cronbach’s lebih besar dari 0,7 maka dapat dinyatakan instrumen tersebut reliabel.

5.1.3 Uji Asumsi Klasik

Oleh karena hipotesa akan diuji dengan memakai alat Uji Regresi, maka harus dilakukan terlebih dahulu Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari: Uji

Normalitas, Uji Multikolinearitas dan Uji Heteroskedastisitas.

5.1.3.1 Uji normalitas

Hasil pengujian normalitas data pada variabel sumber daya manusia,

Resistensi terhadap Perubahan, Aplikasi Diotomatisasi dan Terintegrasi, Kebijakan

Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, Komitmen dan Kesiapan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual diperoleh hasil uji normal dengan One-Sample

Kolmogorov-Smirnov Test didapati bahwa data telah terdistribusi dengan normal dibuktikan dengan angka Asymp. Sig. (2-tailed) = 0,619

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 81

Tabel 5.17 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual N 53 Mean ,0000000 Normal Parametersa,b Std. Deviation ,24127615 Absolute ,104 Most Extreme Positive ,104 Differences Negative -,069 Kolmogorov-Smirnov Z ,755 Asymp. Sig. (2-tailed) ,619 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Analisa lebih lanjut dengan menggunakan Normal Probability Plot of Regression.

Gambar 5.1. Normal P - P Plot

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 82

Hasil pengujian menunjukkan bahwa data Residual terdistribusi secara normal dimana titik-titik di sekitar garis diagonal dan penyebarannya masih mengikuti garis diagonal.

5.1.3.2 Uji multikolinearitas

Hasil pengujian multikolinieritas bertujuan untuk menguji pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen yaitu Kesiapan Pemerintah

Kabupaten Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual yang disajikan pada Tabel 5.12 di bawah ini yang diambil dari output koefisien korelasi.

Tabel 5.18. Nilai Tolerance dan VIF

Model Collinearity Statistics Tolerance VIF (Constant) Sumber Daya ,578 1,731 Manusia Resistensi Terhadap ,818 1,222 Perubahan 1 Aplikasi ,464 2,157 Diotomatisasi dan Terintegrasi Kebijakan Akuntansi ,539 1,856 Sistem Akuntansi ,564 1,7741,4

Pengujian menggunakan VIF dan Tolerance menunjukkan bahwa tidak ada nilai Tolerance yang bernilai lebih kecil dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 83

bernilai lebih dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkanbahwa tidak terdapat multikolinearitas dalam model regresi.

5.1.3.3 Uji heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam satu model

Regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah regresi yang tidak terdapat heteroskedastisitas, yaitu model regresi yang memiliki persamaan variance residual suatu periode pengamatan dengan periode pengamatan yang lain. Uji

Heteroskedastisitas ini dapat dilihat pada Gambar 5.3 di bawah ini.

Gambar 5.2. Scatterplot

Dari gambar Output SPSS (Scatterplott) di atas bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka model regresi berganda tidak terdapat Heteroskedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 84

5.1.4 Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis kedua model regresi digunakan untuk mengetahui apakah kelima variabel independen berpengaruh terhadap variabel dependen baik secara simultan maupun parsial dan apakah variabel komitmen memoderasi hubungan kelima variabel independen dengan variabel dependen.

5.1.4.1 Koefisien determinasi (R2)

Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk melihat kemampuan model dalam menjelaskan variabel independen terhadap variabel dependen dari model yang dibangun. Berdasarkan hasil pengujian statistik untuk model dengan variabel independen sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, Kebijakan Akuntansi dan Sistem Akuntansi Pemerintah

Daerah dan variabel moderating serta variabel dependen Kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 5.19 Nilai Koefisien Determinasi

Model Summaryb Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1 .872a .760 .734 .25379 a. Predictors: (Constant),Kebijakan Akuntansi, Resistensi Terhadap Perubahan, Sumber Daya Manusia, Sistem Akuntansi, Aplikasi Diotomatisasi dan Terintegrasi b. Dependent Variable: Kesiapan Pemerintah

Koefisien determinasi dengan nilai Adjusted R Square sebesar 0,734 berarti variabel independen mampu menjelaskan variasi variabel dependen hanya sebesar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 85

73,4%, sisanya sebesar 26,6% diterangkan oleh variabel lain di luar model yang terangkum dalam error.

5.1.4.2 Uji statistik F

Uji F ini bertujuan mengetahui pengaruh secara serentak variabel independen terhadap variabel dependen. Hasil output SPSS untuk Uji - F ini dapat dilihat pada

Tabel 5.20.

Tabel 5.20 Hasil Pengujian Hipotesis Uji F

ANOVAa Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 9,578 5 1,916 29,743 ,000b Residual 3,027 47 ,064 Total 12,605 52 a. Dependent Variable: Kesiapan b. Predictors: (Constant),Resistensi, Aplikasi, Kebijakan, sumber daya manusia, Sistem

Nilai P Value (sig) 0,000 lebih kecil dari 0,05, artinya semua variabel independen (sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi, dan sistem akuntansi) secara simultan berpengaruh terhadap variabel dependen yaitu kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan SAP berbasis akrual pada taraf signifikansi α = 5%.

5.1.4.3 Uji statistik t

Hasil pengujian statistik t (uji parsial) untuk variabel sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan komitmen terhadap kesiapan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 86

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi

Pemerintahan berbasis akrual dapat dilihat pada tabel 5.21:

Tabel 5.21 Hasil Pengujian Hipotesis Uji t

Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -1,887 ,418 -4,512 ,000 Sumber Daya Manusia ,128 ,141 ,085 ,908 ,368 Resistensi Terhadap ,351 ,122 ,228 2,884 ,006 Perubahan

Aplikasi Diotomatisasi ,344 ,145 ,249 2,372 ,022 dan Terintegrasi Kebijakan Akuntansi -,085 ,092 -,089 -,918 ,363 Sistem Akuntansi ,899 ,142 ,604 6,340 ,000 Dependent Variable: Kesiapan Pemerintah

Variabel independen yang mempunyai nilai P Value (sig) lebih kecil dari pada

0,05 dalam nilai absolut pada taraf signifikansi α= 5% adalah variabel resistensi terhadap perubahan, variabel aplikasi yang diotomatisasi dan variabel sistem

Akuntansi. Variabel-variabel ini berpengaruh signifikan terhadap variabel kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang secara parsial. Sedangkan variabel sumber daya manusia sebesar 0,368, dan kebijakan 0,363 lebih besar dari P Value (sig), artinya variabel-variabel tersebut secara parsial tidak berpengaruh terhadap variabel kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan SAP berbasis akrual pada taraf signifikansi α= 5%, dan dapat diterangkan dengan model :

Y = -1,887 +0,128X1 + 0,351 X2 +0,344 X3 - 0,085X4 + 0,899 X5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 87

Tabel 5.22 Hasil Pengujian Hipotesis Uji Residual

Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -,832 ,590 -1,410 ,165 Sumber Daya Manusia ,290 ,199 ,213 1,453 ,153 Resistensi Terhadap ,238 ,172 ,171 1,385 ,173 Perubahan

Aplikasi Diotomatisasi ,487 ,204 ,390 2,382 ,021 dan Terintegrasi Kebijakan Akuntansi -,168 ,130 -,196 -1,291 ,203 Sistem Akuntansi ,257 ,200 ,191 1,285 ,205 Dependent Variable: Komitmen

Tabel 5.23 Hasil Pengujian Moderating

Model Unstandardized Standardized t Sig. Coefficients Coefficients B Std. Error Beta (Constant) -,163 ,188 -,866 ,390

Kesiapan Pemerintah ,140 ,064 ,293 2,191 ,033 Dependent Variable: Moderating

Dalam model dapat diterangkan sebagai berikut :

Z = -0,832 +0,290 X1 + 0,238 X2 + 0,487 X3 - 0,168 X4 + 0,257 X5

| e | = -0,163 + 0,140 Y

5.2 Pembahasan

Kesimpulan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adventana (2014) bahwa sumber daya manusia dan komitmen merupakan faktor-faktor yang mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY dalam Implementasi

SAP Berbasis Akrual menurut PP No. 71 Tahun 2010. Faktor yang mempengaruhi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 88

secara signifikan terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual adalah faktor resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, dan

Sistem Akuntansi Pemerintah, sedangkan faktor sumber daya manusia dan kebijakan akuntansi tidak signifikan mempengaruhi kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual.

5.2.1 Pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Hasil pengujian menerangkan bahwa sumber daya manusia secara parsial tidak signifikan mempengaruhi kesiapan pemerintah kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual, hal ini tidak sejalan dengan kesimpulan dari penelitian adventana (2014) bahwa sumber daya manusia berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual di Pemda

Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Penelitian ini hanya membahas persepsi responden tentang pengaruh kompetensi dan proporsi pegawai dengan latar belakang pendidikan akuntansi pada entitas pelaporan dan entitas akuntansi. Persepsi responden yang dimaksud adalah tingkat dimana seseorang yakin bahwa dengan tersedia sumber daya manusia dalam jumlah dan kompetensi yang memadai akan membuat Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang siap dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Sebab lain tidak signifikannya pengaruh Sumber Daya Manusia terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan SAP

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 89

berbasis akrual karena responden sebagian besar 44 orang (83%) adalah PPK SKPK dengan latar belakang pendidikan mayoritas bukan akuntansi, sehingga kompetensi dan pengetahuan responden tentang akrual basis sangat kurang. Akrual merupakan hal yang baru sehingga sumber daya manusia pada entitas akuntansi tidak semuanya langsung dapat memahami hal yang baru ini. Hasil wawancara dengan BUK diperoleh informasi bahwa bimbingan teknis dan sosialisasi telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten Aceh Tamiang pada tahun 2014 dan 2015. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa pelatihan, bimbingan teknik serta sosialisasi tentang akuntansi berbasis akrual yang telah dilakukan masih kurang karena tidak signifikan meningkatkan kompetensi dan pengetahuan sumber daya manusia pada

SKPK, sehingga perlu diupayakan kembali pelatihan akuntansi berbasis akrual bagi penatausaha keuangan pada SKPK di lingkungan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang. Menghadapi fenomena ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang perlu menghitung kembali kebutuhan sumber daya manusia berlatar belakang pendidikan akuntansi. Pengadaan pegawai mungkin dipandang sesuatu yang mahal karena akan diikuti dengan penambahan belanja operasional daerah, karenanya pendistribusian sumber daya manusia berlatar belakang pendidikan akuntansi menjadi solusi, sumber daya manusia berlatar belakang pendidikan akuntansi yang mungkin ada pada unit kerja yang kecil atau tidak pada unit akuntansi sebaiknya dimutasi ke unit akuntansi SKPK yang transaksi belanjanya material, mengingat pengakuan transaksi akrual bukan berdasarkan keterjadian kas melainkan transaksi yang bernilai ekonomi, transaksi ini kurang disadari PPK SKPK dan tidak diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) serta tidak disampaikan pada saat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 90

konsolidasi laporan keuangan pemerintah daerah oleh PPK SKPK sehingga berpotensi menjadi temuan dan bila material akan menyebabkan pengecualian, hal ini dapat terjadi bila sumber daya manusia penatausaha keuangan bukan berlatar pendidikan akuntansi atau tidak memahami akuntansi dengan baik.

5.2.2 Pengaruh Resistensi Terhadap Perubahan terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Uji parsial terhadap faktor resistensi terhadap perubahan didapati bahwa faktor resistensi terhadap perubahan signifikan mempengaruhi kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh tamiang dalam menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan berbasis akrual. Keadaan ini mengharuskan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang untuk terus melakukan sosialisasi dan bimbingan teknis kepada sumber daya manusia tentang apa dan bagaimana akuntansi berbasis akrual, karena penolakan disebabkan ketidakmengertian, tidak adanya kompetensi untuk mengikuti perubahan, takut terlihat bodoh dan sikap maupun perilaku lain yang didasarkan pada kekhawatiran bertambahnya beban kerja dan lain sebagainya. Hasil wawancara dengan BUK diperoleh informasi bahwa Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang telah beberapa kali melakukan bimbingan tenis, sosialisasi dan pelatihan, namun dari hasil penelitian ini Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dapat mengevaluasi bahwa bimbingan teknis, sosialisasi dan pelatihan yang telah dilakukan masih belum cukup, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah mempersiapkan diri dalam menghadapi resistensi ini, dengan telah dialokasikannya sejumlah anggaran untuk meningkatkan pengetahuan dan kompetensi sumber daya

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 91

penatausaha keuangan SKPK. Upaya lain dengan menciptakan kegiatan pendampingan SKPK dalam penyusunan laporan keuangan oleh sumber daya manusia yang ada pada bidang akuntansi, melakukan rekonsiliasi triwulanan dan menggali informasi seluas-luasnya tentang transaksi ekonomis yang terjadi pada

SKPK.

5.2.3 Pengaruh Aplikasi yang Diotomatisasi dan Terintegrasi Terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Hasil pengujian diperoleh hasil bahwa aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi secara parsial berpengaruh terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis

Akrual. Kesimpulan penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Adventana (2014) bahwa Teknologi informasi tidak berpengaruh terhadap kesiapan penerapan SAP berbasis akrual di Pemerintah Daerah Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta. Menurut Bendahara Umum Kabupaten saat ini aplikasi keuangan yang digunakan adalah SIMDA versi 2.7.6 yang dikembangkan oleh

BPKP dan telah sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 64 Tahun

2013 dan telah mengakomodir kebijakan akuntansi serta aplikasi ini telah dapat mencetak laporan keuangan akrual. Aplikasi untuk aset tetap adalah SIMDA BMD yang juga dikembangkan oleh BPKP dan telah mengakomodir penyusutan dan akumulasi penyusutan. Akun pada SIMDA BMD telah sesuai dengan belanja modal

SIMDA keuangan dan Peraturan Menteri Dalam Negeri nomor 17 sehingga mudah merekonsiliasi data yang dihasilkan oleh SIMDA BMD dengan SIMDA keuangan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 92

Pengelolaan pendapatan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menggunakan

SIMDA Pendapatan, sehingga pendapatan asli daerah memiliki database wajib pajak dan retribusi serta dapat menghitung penyisihan piutang tidak tertagih.

Khusus untuk PBB sebagai pajak daerah yang material Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang menggunakan SISMIOP Engine yang dibeli dari konsultan dan sudah diuji pada pemerintah kabupaten/kota yang lain. Dengan digunakannya aplikasi PBB ini, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah memiliki database

PBB sehingga piutang PBB serta penyisihan piutang tidak tertagih untuk PBB dapat dihitung. Aplikasi untuk gaji digunakan aplikasi yang dikembangkan oleh PT.

TASPEN yang memiliki akurasi yang tinggi. Keseluruhan aplikasi yang digunakan telah diotomatisasi dan terintegrasi mulai dari penganggaran hingga pertanggungjawaban sehingga meminimalisir kesalahan akibat rendahnya kompetensi sumber daya manusia penatausaha keuangan. Dari proses pembutan

SP2D, BKP, STS dan SPJ otomatis terbentuk jurnal, belanja modal karena proses korolari langsung naik ke neraca dan dengan mapping akan otomatis terbentuk laporan berstruktur Standar Akuntansi Pemerintahan walaupun penganggaran berstruktur peraturan menteri dalam negeri nomor 13 tahun 2006, bahkan jurnal penutup dan konsolidasi SKPK menjadi laporan keuangan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang dibangun dari proses tutup tahun sehingga jurnal hanya dilakukan untuk penyesuaian dan koreksi yang dalam proses penjurnalannya diasistensi oleh konsolidator laporan keuangan yang ada pada bidang akuntansi Dinas Pendapatan,

Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) Kabupaten Aceh Tamiang.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 93

5.2.4 Pengaruh Kebijakan Akuntansi Terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Dari hasil pengolahan statistik diperoleh kesimpulan bahwa kebijakan akuntansi tidak signifikan mempengaruhi kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh

Tamiang dalam menerapkan SAP berbasis akrual. Sumber daya manusia penatausaha keuangan tidak menyadari bahwa kebijakan akuntansi adalah turunan dari standar akuntansi yang telah disesuaikan dengan keadaan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang. Tidak signifikannya kebijakan akuntansi karena responden tidak mengerti apa dan seberapa perlunya kebijakan akuntansi, secara parsial hal ini akan mengganggu kesiapan SKPK dalam menyusun laporan keuangan karena bila penatausaha keuangan pada SKPK tidak memperlakukan akun secara tepat sesuai kebijakan akuntansi dalam jumlah yang material, dapat menyebabkan kualifikasi atau bahkan laporan keuangan menjadi tidak wajar.

Walaupun kebijakan akuntansi telah tertuang dalam aplikasi dan sistem yang dari hasil uji statistik diperoleh hasil yang signifikan, namun fenomena tidak signifikannya kebijakan akuntansi harus ditindaklanjuti dengan dilakukannya sosialisasi tentang prinsip-prinsip yang terkandung dalam kebijakan akuntansi.

Pemahaman yang memadai tentang kebijakan akuntansi yang dianut oleh

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang oleh penatausaha keuangan akan mempengaruhi pengakuan dan perlakuan setiap akun pada laporan keuangan dan transaksi keuangan yang terjadi pada SKPK dan tentunya akan terkonsolidasi dalam laporan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Aceh Tamiang, namun peran aplikasi yang telah mengakomodir kebijakan akuntansi dan kegiatan pendampingan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 94

SKPK dalam penyusunan laporan keuangan oleh konsolidator laporan keuangan akan mengurangi resiko yang tidak diinginkan.

5.2.5 Pengaruh Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah Terhadap Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Dari hasil pengolahan data diperoleh kesimpulan bahwa sistem akuntansi pemerintah daerah berpengaruh segnifikan terhadap kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Sistem akuntansi pemerintah daerah telah dibangun dan telah berjalan, sehingga lemahnya faktor lain dapat dieleminasi. Sistem pengelolaan keuangan yang telah dibangun harus terus dipelihara baik hardware maupun kesesuaianya dengan regulasi yang terus berubah. Hardware harus tetap tersedia dalam keadaan yang baik dan dalam jumlah serta spesifikasi yang cukup.

Pemeliharaan hardware secara berkala seperti service, anti virus, perlunya daya listrik yang stabil, generator set, UPS sangat penting karena software tidak dapat berjalan sendiri tanpa hardware. Kesesuaian aplikasi dengan regulasi juga perlu karena regulasi terus berkembang, penyesuaian dilakukan dengan updating versi dan terus mengikuti workshop yang dilakukan pihak pengembang aplikasi. Sistem pengelolaan keuangan yang dibangun oleh Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah online hingga ke pelosok kecamatan. Sistem pengelolaan keuangan ini tidak dibangun dengan biaya yang mahal. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang memanfaatkan PVN untuk koneksinya melalui tower yang ada pada setiap kecamatan di lingkungan Pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang yang diperoleh

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 95

dari hibah Pemerintah Pusat kepada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil

Kabupaten Aceh Tamiang dan tower-tower menara telekomunikasi milik pengelola jaringan seluler yang ada di lingkungan Kabupaten Aceh Tamiang untuk menjangkau daerah-daerah terpencil. Untuk menjamin sistem berjalan sesuai prosedur, dibentuk tim pengembang aplikasi keuangan yang terdiri dari tim pengelola jaringan dan tim supervisor yang ada di setiap bidang pada Dinas

Pendapatan, Pengelola Keuangan dan Aset Kabupaten Aceh Tamiang. Online nya sistem sangat memudahkan pengelola keuangan memantau penatausahaan keuangan yang dilakukan oleh SKPK, semua transaksi kas dapat dipantau.

Transaksi yang bersifat non kas dapat digali informasinya oleh pengelola keuangan dari PPK SKPK dengan melihat karakteristik anggaran SKPK melalui sistem yang online sehingga laporan keuangan dapat selesai tepat waktu. Dengan dukungan sistem, Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang menjadi daerah yang tercepat dalam penyusunan laporan keuangan Tahun Anggaran 2014 di Indonesia dengan opini

Wajar Tanpa Pengecualian.

5.2.6 Sumber Daya Manusia, Resistensi Terhadap Perubahan, Aplikasi yang Diotomatisasi dan Terintegrasi, Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dan Komitmen Secara Simultan Mempengaruhi Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan SAP Berbasis Akrual Hasil Pengujian statistik sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi, sistem akuntansi

Pemerintah Daerah dan komitmen secara simultan mempengaruhi kesiapan

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan SAP berbasis akrual.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa kelemahan pengelolaan keuangan Pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 96

Kabupaten Aceh Tamiang karena tidak signifikannya variabel sumber daya manusia, kebijakan akuntansi dan signifikannya resistensi terhadap perubahan dapat dieleminir oleh keunggulan lain pengelolaan keuangan Kabupaten Tamiang dari variabel aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi serta sistem akuntansi keuangan daerah.

5.2.7 Komitmen Memoderasi Hubungan Sumber Daya Manusia, Resistensi Terhadap Perubahan, Aplikasi yang diotomatisasi, Kebijakan Akuntansi, Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah dengan Kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual

Hasil pengujian SPSS didapati bahwa komitmen memperkuat hubungan sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi, sistem akuntansi pemerintah daerah dengan kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar

Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Adventana (2014) bahwa komitmen organisasi berpengaruh terhadap penerapan SAP berbasis akrual di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Variabel komitmen signifikan mempengaruhi kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual, walaupun tidak memoderasi hubungan variabel-variabel yang diteliti pada penelitian ini. Dari wawancara dengan Bendahara Umum Kabupaten diperoleh informasi bahwa komitmen sebagai variabel yang turut menentukan keberhasilan pengelolaan keuangan di Kabupaten Aceh Tamiang, komitmen

Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang yang tinggi dengan menyediakan anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 97

agar tersedia aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, sistem yang berjalan baik, peningkatan sarana dan prasarana, kompetensi sumber daya manusia dan lain sebagainya sehingga Kabupaten Aceh Tamiang menjadi daerah percontohan pengelolaan keuangan di lingkungan Pemerintah Aceh khususnya. Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang juga turut berkontribusi positif bagi kabupaten lain di

Provinsi Aceh seperti Sabang, Simeulue, dan daerah-daerah lain dalam pemasangan jaringan sistem pengelolaan keuangan daerah sehingga sistemnya online. Kabupaten Aceh Tamiang sudah beberapa kali menerima kunjungan studi banding dari kabupaten lain di lingkungan Pemerintah Aceh terutama dalam pengelolaan aset. Dari wawancara dengan Bendahara Umum

Kabupaten juga diperoleh informasi bahwa pada hasil audit atas LKPD Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang terdapat temuan positif bahwa Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang telah siap menerapkan SAP berbasis akrual, dan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang sebagai daerah yang belum menerapkan SAP berbasis akrual telah diundang oleh BPK RI ke Semarang bersama Kementrian Keuangan dan daerah lain di Indonesia yang telah menerapkan SAP berbasis akrual dalam

Focus Group Discussion (FGD) dengan BPK tentang pemaparan implementasi

SAP berbasis akrual pada Pemerintah Daerah, pada hari Rabu tanggal 13 Mei di

Ballroom Hotel Semarang.

Temuan positif BPK RI Perwakilan Aceh atas LKPD Kabupaten Aceh

Tamiang Tahun Anggaran 2014 didasari pada : a. Pada Tahun anggaran 2014 Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah

menyajikan Akumulasi Penyusutan, nilai aset berdasarkan perolehan (SP2D)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 98

dan nilai pasar, telah ditetapkannya besarnya tarif penyusutan dan masa manfaat

aset tetap pada kebijakan akuntansi. b. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah menyajikan piutang pajak dan

retribusi berdasarkan tahun keterjadian, telah ditetapkan tarif penyisihan piutang

tak tertagih pada kebijakan akuntansi c. Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang telah merapatkan barisan dalam

menghadapi pemberlakuan akrual basis ini, Pemerintah sadar bahwa komitmen

adalah hal yang utama. Bentuk dari komitmen Pemeritah adalah dengan

dilakukannya penguatan sumber daya manusia pada bidang akuntansi dan pada

SKPK yang transaksinya material seperti Rumah Sakit Umum Daerah, Dinas

Pendidikan, Dinas Pekerjaan Umum dan lain-lain dalam waktu dekat dengan

akan diisi oleh Pegawai Negeri Sipil yang berlatar belakang pendidikan

akuntansi. Pemerintah dengan segenap jajarannya akan mendukung berhasilnya

penerapan SAP berbasis akrual, baik dari sisi anggaran, pengadaan sarana dan

prasarana, peningkatan mutu sumber daya manusia dengan bimbingan teknis dan

sosialisasi, serta kegiatan pendampingan SKPK dalam penyusunan laporan

keuangan dan hal-hal lain yang dianggap perlu.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 99

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis sehingga diketahui pengaruh sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi terhadap kesiapan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual dan apakah komitmen memoderasi hubungan sumber daya manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi dengan kesiapan pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengujian secara simultan menunjukkan bahwa sumber daya manusia,

resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi,

kebijakan akuntansi, sistem akuntansi pemerintah daerah berpengaruh

terhadap kesiapan Pemerintah Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan

Standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual. Secara parsial sumber daya

manusia dan kebijakan akuntansi, tidak berpengaruh, namun resistensi

terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi dan sistem

akuntansi pemerintah daerah berpengaruh terhadap kesiapan Pemerintah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 100

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan Standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual.

2. Komitmen memperkuat hubungan sumber daya manusia, resistensi terhadap

perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan terintegrasi, kebijakan akuntansi,

dan sistem akuntansi pemerintah daerah dengan kesiapan Pemerintah

Kabupaten Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi

pemerintahan berbasis akrual.

6.2 Keterbatasan

1. Keterbatasan penelitian ini yaitu hanya menggunakan variabel sumber daya

manusia, resistensi terhadap perubahan, aplikasi yang diotomatisasi dan

terintegrasi, kebijakan akuntansi dan sistem akuntansi pemerintah daerah

sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi kesiapan Pemerintah Kabupaten

Aceh Tamiang dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis

akrual. Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kesiapan pemerintah daerah

dalam menerapkan standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual seperti

buletin teknis, infrastruktur, struktur birokrasi belum dimasukkan dalam

penelitian ini.

2. Keterbatasan penelitian ini, kuesioner penelitian diberikan kepada responden

yang menilai diri mereka sendiri untuk sebuah penelitian yang berkaitan

dengan kesiapan mereka sehingga pemberian nilai yang tidak sewajarnya

merupakan kemungkinan yang dapat saja terjadi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 101

6.3 Saran

1. Penelitian berikutnya disarankan menggunakan faktor-faktor yang lebih

lengkap terhadap kesiapan pemerintah daerah dalam menerapkan standar

akuntansi pemerintahan berbasis akrual sehingga faktor-faktor yang

mempengaruhi pertanggungjawaban laporan keuangan lebih teruji.

2. Penelitian selanjutnya hendaknya meneliti cakupan yang lebih luas yaitu

pemerintah kabupaten/kota yang ada di satu provinsi atau

kementrian/lembaga sehingga hasil penelitian lebih luas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 102

DAFTAR PUSTAKA

Adventana, G.A. 2014. Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pemerintah Provinsi DIY dalam Implementasi SAP Berbasis Akrual Menurut PP No. 71 Tahun 2010. Yogyakarta : Universitas Atma Jaya.

Ahyaruddin, Muhammad. 2013. Tantangan Penerapan Akuntansi berbasis akrual di Pemerintahan Indonesia.

Amin, Agus Muhardi. 2011.Pengaruh Kompetensi Dan Sistem Akuntansi Instansi Terhadap Kualitas Pertanggungjawaban Laporan Keuangan Pada Unit Pelaksana Teknis (Upt) Kementerian Pendidikan Nasional Provinsi Sumatera Utara

Andayani, Wuryan. 2007. Akuntansi Sektor Publik. Malang : Bayu Media Publishing.

Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan R.I. 2013. Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual : Modul Konsep, Pemikiran dan Implementasi di Indonesia.

Badan Pemeriksa Keuangan R.I. 2006. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara.

Chaplin, J.P. 2006. Kamus Lengkap Psikologi. Kartini Kartono (Penerjemah). Jakarta : RajaGrafindo Persada.

Dalyono, M. 1997. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT Rineka Cipta.

Direktorat Jenderal Keuangan Daerah, Kementrian Dalam Negeri. 2014. Konsep Siklus Akuntansi di Pemerintah Daerah : Modul Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah. Diperbanyak oleh Dinas Keuangan Aceh.

Erlina. 2008. Metodologi Penelitian Bisnis untu Akuntansi dan Manajemen. Usu Press. Medan.

Erlina dan Rasdianto. 2013. Akuntansi Keuangan Daerah berbasis Akrual. Medan : Penerbit Brama Ardian.

Fathoni, Abdurrahmat. 2006 Organisasi dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit Rineka Cipta.

Faradillah, Andi. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah Daerah Dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintahan ( Peraturan Pemerintah No. 71 Tahun 2010. Makassar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 103

Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program :IBM SPSS 21 Update PLS Regresi. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro,

Ghulam, Rhumi. 2014. Mencari Batu Pijakan Bagi Akrualisasi Sektor Publik Indonesia ( Study Atas Penerapan Akuntansi Berbasis Akrual di Nepal, Hongkong dan Selandia Baru). Yogyakarta :Universitas Gajah Mada,.

Hamalik, Oemar. 2008. Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Bandung : PT.Remaja Rosda Karya.

Hariandja, Marihot T.E. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusi. Jakarta : PT. Grasindo. Hasibuan, Malayu S.P. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi Bumi Aksara. Jakarta : Grasindo,. http://m.beritasatu.com/ekonomi/254304-kemkeu-implementi-akuntansi-akrual- siap-dijalankan.html diakses pada21 September 2014.

Jackson. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi 10, Salemba Empat.

Indriantoro dan Supomo. 1998. Pengaruh Struktur dan Kultur Organisasi terhadap Keefektifan Partisipasi Anggaran dalam Peningkatan Kinerja Manajerial: Studi Empiris Perusahaan Manufaktur. Kelola No. 18. hal. 61 s/d 68.

Koesdali, dkk. 2014, Bureautic Structure Aspect in Implementation of Indonesian Finance Policy About Accrual Based Accounting in Local Government.

Komite Standar Akuntansi Pemerintahan. 2006. Memorendum Pembahasan Penerapan Basis Akrual Dalam Akuntansi Pemerintahan Indonesia – Bahan Bahasan Untuk Limited Hearing.Jakarta ( Diakses dari www.ksap.org )

Kusuma, Ririz Setiawati. 2013. Analisis Kesiapan Pemerintah dalam Menerapkan Standar Akuntansi Pemerintah Berbasis Akrual (Kasus pada Pemerintah Kabupaten Jember). Universitas Jember.

Lubis, Ade Fatma. 2012. Metode Penelitian Akuntansi dan Format Penulisan Tesis. Medan : USU press.

Luthans, Fred. 2002. Organizational Behavio. 7th Ed. New York : McGraw-Hill. ,

Mardiasmo. 2009. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Penerbit Andi.

Munawaroh, Hadiyati. 2014. Implementasi Kebijakan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual di Pemerintahan Kota Semarang. Disertasi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 104

Munawaroh, Hadiyati 2014. Role of Regional Head of State’s Attitides in Implementation of Finance Policy about The Government Acounting Standards in Indonesia.

Nurahaju, Rini. 2004. Pengaruh Resistensi Perubahan dan Kecerdasan Emosi Dosen terhadap Sikap Dosen Mengenai Perubahan ITS dari PTN menuju PT. BHMN. Tesis. Surabaya : Program Pascasarjana Universitas Airlangga.

Republik Indonesia, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara .

------, Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara.

------, Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

------,Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan.

------, Kementrian Dalam Negeri. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 64 Tahun 2013 tentang Penerapan Standar Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual pada Pemerintah Daerah.

Robbins, SP. (2001). Perilaku Organisasi. Jilid I. Edisi 8. Jakarta : PT. Prenhalindo, ,

Robbins, SP. (2007). Perilaku Organisasi. Jakarta : Salemba Empat.

Rozikin, Khairun (2007). Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada P.T. Perkebunan Nusantara IV (Persero) Medan Unit Kebun Pabatu.

Sekaran, Uma (2006). Research Methods for Business: A Skill Building Approach. 4 rd Edition. John Wiley & Sons, Inc.

Semarang, Pemerintah Kota (2015). Pemerintah Kota Semarang Pelopor Implementasi Akuntansi Akrual.

Slameto (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT Rineka Cipta.

Steers. RM. (1985). Efektifitas Organisasi( Terjemahan ) Jakarta : Erlangga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 105

Sumarsono,Sonny (2003). Ekonomi Manajemen Sumber Daya Manusia dan Ketenaga kerjaan. Yogyakarta : Graha Ilmu.

Tanjung, Abdul Hafiz (2013). Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual :Pendekatan Teknis Sesuai PP No. 71/2010. Bandung : Penerbit Alfabeta.

Teguh, Muhammad (2005). Metodologi Penelitian Ekonomi : Teori dan Aplikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo Persada.

Umar, Husein (2008). Desain Penelitian Akuntansi Keperilakuan. Jakarta : PT Raja grafindo Persada.

Winardi, J. (2008). Manajemen Perubahan : Management of Change. Jakarta : Kencana Prenada Media Group.

Wirartha, I Made (2006). Metodologi Penelitian Sosial Ekonomi. Yogyakarta : Penerbit Andi. www.bppk.kemenkeu.go.id/berita-makassar/19410-menyongsong-penerapan- akuntansi-pemerintahan-berbasis-akrual. Oleh Tenry Nur Amriani. Widyaiwsara Muda Balai Diklat Keuangan Makassar. Diakses pada 12 September 2014.

Yafie, M. Dhairolly (2013). Penerapan Basis Akrual Pada Standar Akuntansi Pemerintah Indonesia. Surabaya : Universitas Negeri Surabaya.

Zurnali, Cut (2010). Knowledge Worker, Kerangka Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Masa Depan. Bandung : Penerbit Unpad Press.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 106

Lampiran 3

DAFTAR POPULASI DAN SAMPEL SATUAN KERJA PERANGKAT KABUPATEN (SKPK) DI PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN ANGGARAN 2014

Kriteria No. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Sampel 1 2 3 4 1 Dinas Pendidikan √ √ √ √ 1 2 UPT Dinas Pendidikan - - - √ - 3 Pendidikan Dasar - - - √ - 4 Pendidikan Menengah - - - √ - 5 Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) - - - √ - 6 Dinas Kesehatan √ √ √ √ 2 7 Rumah Sakit Umum Daerah √ √ √ √ 3 8 Dinas Pekerjaan Umum √ √ √ √ 4 9 Bina Marga - - - √ - 10 Cipta Karya - - - √ - 11 Pengairan - - - √ - 12 Bina Program - - - √ - 13 Tata Ruang - - - √ - 14 Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah √ √ √ √ 5 15 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informasi √ √ √ √ 6 16 Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan √ √ √ √ 7 17 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil √ √ √ √ 8 18 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera √ √ √ √ 9 19 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi √ √ √ √ 10 20 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi √ √ √ √ 11 21 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga √ √ √ √ 12 22 Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan √ √ √ √ 13 Masyarakat 23 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja danWilayatul Hisbah √ √ √ √ 14 24 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten √ √ √ √ 15 25 Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) - - - √ - 26 Sekretariat Majelis Permusyawaratan Ulama √ √ √ √ 16

27 Sekretariat Daerah √ √ √ √ 17 28 Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah - - - √ - 29 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset √ √ √ √ 18 30 UPTD Alat Berat - - - √ - 31 Inspektorat Kabupaten √ √ √ √ 19 32 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan √ √ √ √ 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 107

Lanjutan Lampiran 3

Kriteria No. Satuan Kerja Perangkat Kabupaten (SKPK) Sampel 1 2 3 4 33 Dinas Syariat Islam √ √ √ √ 21 34 Badan Penanggulangan Bencana Daerah √ √ √ √ 22 35 Kantor Pelayanan Terpadu Satu Pintu √ √ √ √ 23 36 Kecamatan Manyak Payed √ √ √ √ 24 37 Kecamatan Bendahara √ √ √ √ 25 38 Kecamatan Seruway √ √ √ √ 26 39 Kecamatan Rantau √ √ √ √ 27 40 Kecamatan Karang Baru √ √ √ √ 28 41 Kecamatan Kota Kualasimpang √ √ √ √ 29 42 Kecamatan Kejuruan Muda √ √ √ √ 30 43 Kecamatan Tamiang Hulu √ √ √ √ 31 44 Kecamatan Banda Mulia √ √ √ √ 32 45 Kecamatan Sekerak √ √ √ √ 33 46 Kecamatan Tenggulun √ √ √ √ 34 47 Kecamatan Bandar Pusaka √ √ √ √ 35 48 Sekretariat Baitul Mal √ √ √ √ 36 49 Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah √ √ √ √ 37 50 Majelis Adat Aceh √ √ √ √ 38 51 Pejabat Penatausaha Keuangan Daerah √ √ √ √ 39 52 Badan Pelaksana Penyuluhan Pertanian √ √ √ √ 40 53 Badan Pemberdayaan Masyarakat √ √ √ √ 41 54 Kantor Perpustakaan dan Arsip √ √ √ √ 42 55 Dinas Pertanian dan Peternakan √ √ √ √ 43 56 Dinas Kehutanan dan Perkebunan √ √ √ √ 44 57 Dinas Pertambangan dan Energi √ √ √ √ 45 58 Dinas Kelautan dan Perikanan √ √ √ √ 46

Sumber: Data diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 108

Lampiran 4

DAFTAR RINCIAN JUMLAH RESPONDEN YANG BERKAITAN DENGAN PENGUMPULAN DATA KUESIONER DI PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG TAHUN 2015

Kuesioner yang Kuesioner Persen- No. SKPK Responden disebar (eks) yang kembali tase (eks) (%) 1 Badan Kepegawaian, Pelatihan dan Pendidikan 2 2 1,64 2 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 2 1 0,82 3 Badan Lingkungan Hidup dan Kebersihan 3 3 2,46 4 Badan Pemberdayaan Masyarakat 2 2 1,64 5 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 2 2 1,64 6 Badan Penyuluhan Pertanian 2 2 1,64 Badan Perencanaan Pembangunan 7 2 2 1,64 Daerah 8 Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olah Raga 3 3 2,46 9 Dinas Kehutanan dan Perkebunan 2 2 1,64 10 Dinas Kelautan dan Perikanan 3 3 2,46 11 Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 3 3 2,46 12 Dinas Kesehatan 3 3 2,46 13 Dinas Pekerjaan Umum 2 2 1,64 14 Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset 15 15 12,30 15 Dinas Pendidikan 3 3 2,46 16 Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika 3 3 2,46 17 Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi 3 3 2,46 18 Dinas Pertambangan dan Energi 3 3 2,46 19 Dinas Pertanian dan Peternakan 3 3 2,46 20 Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi 2 2 1,64 21 Dinas Syariat Islam 2 2 1,64 22 Inspektorat Kabupaten 2 2 1,64 23 Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu 3 3 2,46 24 Kantor Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Sejahtera 2 2 1,64

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 109

Lanjutan Lampiran 4

Kuesioner yang Kuesioner Persen- No. SKPK Responden disebar (eks) yang kembali tase (eks) (%) 25 Kantor Perpustakaan dan Arsip 2 2 1,64 26 Kantor Satuan Polisi Pamong Praja 2 1 0,82 27 Kecamatan Banda Mulia 3 3 2,46 28 Kecamatan Bandar Pusaka 3 3 2,46 29 Kecamatan Bendahara 3 3 2,46 30 Kecamatan Karang Baru 3 3 2,46 31 Kecamatan Kejuruan Muda 3 3 2,46 32 Kecamatan Kuala Simpang 3 3 2,46 33 Kecamatan Manyak Payed 3 3 2,46 34 Kecamatan Rantau 3 3 2,46 35 Kecamatan Sekerak 3 3 2,46 36 Kecamatan Seruway 3 3 2,46 37 Kecamatan Tamiang Hulu 3 3 2,46 38 Kecamatan Tenggulun 3 3 2,46 39 Pejabat Penatausahaan Keuangan Daerah 1 0 0,00 40 Rumah Sakit Umum Daerah 4 2 1,64 41 Sekretariat Baitul Mal 2 2 1,64 42 Sekretariat Daerah 3 0 0,00 Sekretariat Dewan Perwakilan Rakyat 43 2 2 1,64 Kabupaten 44 Sekretariat Majelis Adat Aceh 2 2 1,64 45 Sekretariat Majelis Pendidikan Daerah 2 2 1,64 Sekretariat Majelis Permusyawaratan 46 2 2 1,64 Ulama Total 130 122 100,00

Sumber: Data diolah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 110

Lampiran 12

TABEL r PRODUCT MOMENT

Taraf Signif Taraf Signif Taraf Signif N N N 5% 1% 5% 1% 5% 1%

3 0.997 0.999 27 0.381 0.487 55 0.266 0.345

4 0.950 0.990 28 0.374 0.478 60 0.254 0.330

5 0.878 0.959 29 0.367 0.470 65 0.244 0.317

6 0.811 0.917 30 0.361 0.463 70 0.235 0.306

7 0.754 0.874 31 0.355 0.456 75 0.227 0.296

8 0.707 0.834 32 0.349 0.449 80 0.220 0.286

9 0.666 0.798 33 0.344 0.442 85 0.213 0.278

10 0.632 0.765 34 0.339 0.436 90 0.207 0.270

11 0.602 0.735 35 0.334 0.430 95 0.202 0.263

12 0.576 0.708 36 0.329 0.424 100 0.195 0.256

13 0.553 0.684 37 0.325 0.418 125 0.176 0.230

14 0.532 0.661 38 0.320 0.413 150 0.159 0.210

15 0.514 0.641 39 0.316 0.408 175 0.148 0.194

16 0.497 0.623 40 0.312 0.403 200 0.138 0.181

17 0.482 0.606 41 0.308 0.398 300 0.113 0.148

18 0.468 0.590 42 0.304 0.393 400 0.098 0.128

19 0.456 0.575 43 0.301 0.389 500 0.088 0.115

20 0.444 0.561 44 0.297 0.384 600 0.080 0.105

21 0.433 0.549 45 0.294 0.380 700 0.074 0.097

22 0.423 0.537 46 0.291 0.376 800 0.070 0.091

23 0.413 0.526 47 0.288 0.372 900 0.065 0.086

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 111

24 0.404 0.515 48 0.284 0.368 1000 0.062 0.081

25 0.396 0.505 49 0.281 0.364

26 0.388 0.496 50 0.279 0.361

Sumber: https://teorionline.files.wordpress.com/2010/01/tabel-r.doc

Lampiran 13

TABEL t PRODUCT MOMENT

SIGNIFIKANSI LEVEL one-tail = 0,05 0,025 0,005 0,0005 DF two-tail = 0,10 0,05 0,01 0,001 1 6,314 12.706 63.357 636.619 2 2,920 4.303 9.925 31.598 3 2.353 3.182 5.841 12.941 4 2.132 2.776 4.604 8.610 5 2,015 2.571 4.032 6.895

6 1,943 2.447 3.707 5.959 7 1,895 2.365 3.499 5.405 8 1,860 2.306 3.355 5.041 9 1.833 2.262 3.25 4.781 10 1.812 2.228 3.169 4.587

11 1.796 2.201 3.106 4.437 12 1.782 2.179 3.055 4.318 13 1.771 2.160 3.012 4.221 14 1.761 2.145 2.977 4.14 15 1.753 2.131 2.947 4.073

16 1.746 2.120 2.921 4.015 17 1.74 2.110 2.8989 3.965 18 1.734 2.100 2.878 3.922 19 1.729 2.093 2.861 3.883 20 1.725 2.086 2.845 3.850

21 1.721 2.080 2.831 3.819 22 1.717 2.074 2.819 3.792 23 1.714 2.069 2.807 3.767 24 1.711 2.064 2.797 3.745 25 1.708 2.060 2.787 3.725

26 1.706 2.056 2.779 3.707

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 112

27 1.703 2.052 2.771 3.690 28 1.701 2.048 2.763 3.674 29 1.699 2.045 2.756 3.659 30 1.697 2.042 2.750 3.646

40 1.684 2.021 2.704 3.551 60 1.671 2.000 2.660 3.460 120 1.658 1.980 2.617 3.373 https://teorionline.wordpress.com/tag/tabel-t/

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 113

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 114

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 115

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 116

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 117

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 118

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 119

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 120

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 121

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 122

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 123

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 124

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 125

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 126

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 127

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 128

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 129

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 130

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 131

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 132

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 133

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 134

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 135

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 136

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 137

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 138

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 139

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA