Partisipasi Stakeholder Dalam Konservasi Tuntong Laut Di Kabupaten Aceh Tamiang

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Partisipasi Stakeholder Dalam Konservasi Tuntong Laut Di Kabupaten Aceh Tamiang Partisipasi Stakeholders Dalam Konservasi Tuntong Laut PARTISIPASI STAKEHOLDER DALAM KONSERVASI TUNTONG LAUT DI KABUPATEN ACEH TAMIANG (Stakeholder Participation of Painted Terrapin Conservation in District Aceh Tamiang) ENDANG HERNAWAN1), SAMBAS BASUNI2), BURHANUDDIN MASY‘UD3), DAN MIRZA DIKARI KUSRINI4) 1)Balai Pendidikan dan Lingkungan Hidup Pematangsiantar, Jalan Bali No 12, Pematangsiantar, Kode Pos 41142 2,3,4) Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata, Fakultas Kehutanan, Institut Pertanian Bogor Alamat : Jalan Lingkar Akademik Kampus IPB Dramaga, Kecamatan Dramaga, Bogor, Kode Pos 16001 Email : [email protected] Diterima 21 Agustus 2018 / Disetujui 21 Desember 2018 ABSTRACT Painted Terrapin (Batagur borneoensis Schlegel and Muller 1845) conservation in the coastal area of Aceh Tamiang Regency faces difficulties because it involves many stakeholder. The objective of this study were to analyze stakeholder interest, influences and describe the relationship among stakeholder in the conservation of Batagur borneoensis at Aceh Tamiang District. The study was conducted in Aceh Tamiang District and respondents were selected using purposive sampling method. The data obtained using questionnaire, interview, and direct observation were analyzed with stakeholder clasification matrix, stakeholder interaction matrix and descriptive analysis. The results showed that there are twenty-seven stakeholder involved in the conservation of Batagur borneoensis which can be categorized as subjects, key players, context setters, and crowds. To achieve the management objectives of Batagur borneoensis conservation, stakeholder engagement needs to be improved through collaboration among key players, participation all key stakeholder, and community empowerment. Keywords: Batagur borneoensis, collaboration, conservation, stakeholder analysis ABSTRAK Konservasi tuntong laut (Batagur borneoensis Schlegel and Muller 1845) di daerah pesisir Kabupaten Aceh Tamiang menghadapi tantangan yang berat karena menyangkut banyak pemangku kepentingan (stakeholder). Studi ini bertujuan menganalisis kepentingan, pengaruh, dan hubungan antar stakeholder dalam konservasi tuntong laut di Kabupaten Aceh Tamiang. Penelitian dilakukan di Kabupaten Aceh Tamiang dengan pemilihan responden menggunakan metode purposive sampling. Data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner, wawancara, dan observasi langsung dianalisis dengan menggunakan matriks klasifikasi stakeholder, matriks interaksi stakeholder, dan analisis deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat dua puluh tujuh stakeholder yang terlibat dalam konservasi tuntong laut yang dapat dikategorikan sebagai subjects, key players, context setters, dan crowds. Untuk mencapai tujuan pengelolaan konservasi tuntong laut, keterlibatan stakeholder perlu ditingkatkan melalui kolaborasi di antara key players, partisipasi semua stakeholder key player, dan pemberdayaan masyarakat. Kata kunci: analisis stakeholder, Batagur borneoensis, kerjasama, konservasi PENDAHULUAN Critically Endangered (CE) karena telah terjadi penurunan populasi yang sangat signifikan mencapai Tuntong laut (Batagur borneoensis Schlegel and 80% selama 10 tahun atau tiga generasi (IUCN 2014). Muller 1845) merupakan kura-kura yang hidup di Berdasarkan status perdagangan internasional, sejak ekosistem mangrove. Tuntong laut merupakan reptil tahun 1997 tuntong laut dimasukan ke dalam Appendix yang memiliki peran ekologis penting sebagai penyebar II CITES (Convention on International Trade in biji tumbuhan mangrove, khususnya Sonneratia sp. Endangered Species of Wild Fauna and Flora) (IUCN Kura-kura ini merupakan salah satu jenis kura-kura air 2014). tawar berukuran besar yang sebaran alaminya hanya Di wilayah pemerintahan Kabupaten Aceh Tamiang dijumpai secara terbatas di Asia Tenggara. Berdasarkan yang merupakan satu-satunya wilayah penyebaran peta penyebarannya yang dibuat oleh Van Dijk et.al tuntong laut yang bersifat terbatas, Pemerintah (2000), tuntong laut diketahui terdapat di Selatan Kabupaten Aceh Tamiang telah menetapkan tuntong laut Thailand, pantai bagian Timur Sumatera, pantai bagian sebagai satwa yang dilindungi melalui Peraturan Bupati Barat dan Selatan Kalimantan, Sabah, Serawak dan Aceh Tamiang Nomor 2 Tahun 2014 Tentang Brunei. Perlindungan dan Pelestarian Tuntung Laut, dan Dalam status keterancaman yang dikeluarkan oleh Keputusan Bupati Aceh Tamiang No. 63 Tahun 2014 IUCN (International Union for Conservation of Nature Tentang Penetapan Spesies Tungtong Laut sebagai Satwa and Natural Resources) tahun 1996, tuntong laut Dilindungi di Kabupaten Aceh Tamiang. ditetapkan sebagai salah satu jenis satwa dengan status 226 Media Konservasi Vol. 23 No. 3 Desember 2018: 226-235 Dalam konservasi tuntong laut di Kabupaten Aceh METODE PENELITIAN Tamiang terlibat banyak stakeholder tetapi setiap stakeholder hanya melakukan kegiatan sesuai dengan Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2017 ± kepentingannya masing-masing. Sebagai contoh, sejak Januari 2018. Kabupaten Aceh Tamiang dipilih sebagai ditetapkan sebagai satwa yang dilindungi di Kabupaten lokasi penelitian karena merupakan daerah penyebaran Aceh Tamiang pada tahun 2014, Pemerintah Daerah tuntong laut dan Pemda Kabupaten Aceh Tamiang Kabupaten Aceh Tamiang telah menetapkan dalam merupakan satu-satunya Pemda yang telah membuat Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Aceh Tamiang regulasi perlindungan tuntong laut secara lokal melalui 2012-2031 fungsi ruang Suaka Alam Perairan seluas keputusan bupati, peraturan bupati dan peraturan daerah. 981,70 ha. Pada saat yang bersamaan Dinas Pangan, Objek penelitian adalah stakeholder yang terlibat dalam Kelautan, dan Perikanan Kabupaten Aceh Tamiang konservasi tuntong laut. Atribut yang ditelaah adalah merencanakan untuk memperluas tambak di sekitar pengaruh dan kepentingan stakeholder serta interkasinya habitat tuntong laut seluas 1.233 ha di Kecamatan dalam konservasi tuntong laut di Kabupaten Aceh Seruway dan 325 ha di Kecamatan Bendahara (DKP Tamiang. Groenendijk (2003) menyatakan bahwa dalam 2014). Demikian juga telah terjadi ekspansi perkebunan analisis stakeholder atribut adalah kepentingan (interests) kelapa sawit di areal habitat tuntong laut seluas 1.013 ha dan pengaruh (influence). milik PT Raya Padang Langkat dan 251,31 ha milik PT Jenis data yang dikumpulkan meliputi data primer Bahari Lestari (Disbuntanak 2016). Selain itu, terjadi dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui penebangan kayu mangrove di areal habitat tuntong laut observasi langsung dan kuesioner (wawancara tertutup) sebagai bahan baku kayu arang. terhadap 86 responden. Sampling responden pada Berdasarkan Friedman dan Miles (2006) setiap wawancara tertutup ini adalah seluruh stakeholder yang perbedaan kepentingan, kebutuhan, dan sudut pandang terlibat dalam konservasi tuntong laut dan habitatnya. antar stakeholder, harus dikelola dengan baik agar tujuan Pemilihan responden sebagai sumber dilakukan dapat diwujudkan. Hermans dan Thiesen (2008) menggunakan teknik purposive sampling yaitu menyatakan bahwa setiap stakeholder memiliki pengambilan sampel yang dilakukan berdasarkan pada kepentingan yang berbeda sehingga menyebabkan pertimbangan tertentu bahwa orang tersebut dianggap adanya kesenjangan informasi antar stakeholder. paling tahu tentang data dan informasi apa yang Konservasi tuntong laut tidak akan berhasil hanya diharapkan sesuai dengan tujuan penelitian (Sugiyono dengan berbekal pengetahuan ekologi semata tetapi juga 2012). Kuesioner digunakan untuk mengumpulkan data perlu didukung pengetahuan karaketristik stakeholder- pengaruh dan kepentingan stakeholder terhadap nya. konservasi tuntong laut dengan menggunakan skoring Sering kali banyaknya stakeholder dengan Skala Likert (1-5) yang dimodifikasi (Djaali 2008). kepentingan yang berbeda menyebabkan kegagalan Tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder dinilai upaya konservasi satwaliar di berbagai negara (Harteti et berdasarkan hasil wawancara mendalam dengan al. 2014; Jacobson dan Decker 2006; Riley et al. 2002). informan dan studi dokumen. Masing-masing elemen Dengan demikian, upaya konservasi tuntong laut yang kepentingan dan pengaruh dinilai dengan interval sangat komprehensif dan melibatkan berbagai stakeholder rendah sampai sangat tinggi dan dinyatakan dalam skor merupakan tindakan yang harus segera dilakukan untuk dengan kriteria seperti pada Tabel 1. penyelamatan populasi tuntong laut. Upaya konservasi Data sekunder diperoleh melalui penelurusuran tuntong laut yang cukup berhasil dengan melibatkan dokumen terkait konservasi tuntong laut di Kabupaten berbagai stakeholder telah dilakukan di Malaysia. Aceh Tamiang berupa laporan hasil kegiatan dan Konservasi tuntong laut di Malaysia dilakukan sejak informasi kondisi umum penelitian. Jenis data dan awal tahun 1988 yang melibatkan unsur pemerintah metode pengumpulan data disajikan dalam Tabel 2. pusat, LSM, pemerintah daerah, perguruan tinggi dan Pada penelitian ini pengukuran tingkat kepentingan masyarakat setempat. stakeholder dilakukan berdasarkan hak, kebutuhan, Belum adanya penelitian terkait karakteristik setiap harapan, keinginan dan manfaat potensial yang dapat stakeholder dalam konservasi tuntong laut di Kabupaten diperoleh stakeholder dari jasa tuntong laut dan Aceh Tamiang, penelitian ini lebih difokuskan pada habitatnya, meliputi: 1) jasa regulasi, 2) jasa habitat, 3) penelaahan tugas pokok dan fungsi para stakeholder jasa produksi; 4) jasa informasi, serta 5) jasa carrier (de dalam konservasi tuntong laut. Pengaruh dan Groot
Recommended publications
  • Cagar Budaya Dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis Peninggalan Cagar Budaya Di Aceh Bagian Timur
    Mozaik Humaniora DOI 10.20473/mozaik.v20i1.7513 Vol 20 (1) : 12-25 © Aulia Rahman, Mufti Riyani, Hanafiah (2020) Cagar Budaya dan Memori Kolektif: Membangun Kesadaran Sejarah Masyarakat Lokal Berbasis Peninggalan Cagar Budaya di Aceh Bagian Timur (Cultural Heritage and Collective Memory: Building Historical Awareness of Local Communities Based on Cultural Heritage in Eastern Aceh) Aulia Rahman Mufti Riyani Hanafiah Program Studi Pendidikan Sejarah - Universitas Samudra Jalan Meuranda, Langsa Lama, Kota Langsa Tel.: +62 (641) 426535 Surel: [email protected] Diterima: 18 September 2019 Direvisi: 23 Maret 2020 Disetujui: 8 Juni 2020 Abstrak Wilayah Aceh Bagian Timur melingkupi Kota Langsa, Kabupaten Aceh Timur, dan Kabupaten Aceh Tamiang merupakan wilayah yang sangat kaya peninggalan cagar budaya. Warisan peninggalan tersebut dapat menjadi jembatan untuk menghubungkan memori kolektif masyarakat dan membangun kesadaran sejarah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menelusuri jejak- jejak peninggalan masa lalu di wilayah Pesisir Aceh Bagian Timur dan bagaimana proses membangun kesadaran sejarah dengan memori kolektif. Penelitian ini menggunakan metode sejarah. Sumber data diperoleh dengan melakukan penelitian lapangan ke bangunan cagar budaya di wilayah Aceh bagian Timur. Untuk mendukung sumber tersebut, juga dilakukan studi arsip dan pustaka yang relevan dengan topik yang sedang dikaji. Dari hasil penelitian ini, telah dilakukan identifikasi terhadap peninggalan-peninggalan sejarah dan bangunan cagar budaya yang tersebar di wilayah Aceh Bagian Timur. Peninggalan tersebut istana raja-raja, rumah uleebalang, masjid kuno, dan makam keramat. Dari hasil identifikasi tersebut didapatkan adanya unsur memori kolektif yang ada dalam bangunan cagar budaya pada setiap wilayah di Aceh Bagian Timur, yaitu Kabupaten Aceh Tamiang dengan memori Melayu, Islam dan multikultural; Kota Langsa dengan memori masyarakat multikultur; dan Kabupaten Aceh Timur dengan memori Islam.
    [Show full text]
  • Plagiarism Checker X Originality Report
    Plagiarism Checking Result for your Document Page 1 of 6 Plagiarism Checker X Originality Report Plagiarism Quantity: 11% Duplicate Sources found: Date Tuesday, February 12, 2019 Click on the highlighted sentence to see sources. Words 280 Plagiarized Words / Total 2549 Words Sources More than 30 Sources Identified. Internet Pages Low Plagiarism Detected - Your Document needs Optional Remarks 3% https://www.emeraldinsight.com/doi/full/ Improvement. <1% https://www.researchgate.net/publication <1% https://www.revolvy.com/topic/North%20Ce Effect of Highway Network Connectivity on Regional Development in the North Zone of Aceh H Fithra1, <1% http://jatit.org/volumes/ninetyseven1.ph Sirojuzilam2, S M Saleh3 and Erlina4 1 Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, 1% https://www.emeraldinsight.com/doi/pdfpl Medan, Indonesia, 2Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia, <1% https://www.sciencedirect.com/science/ar 3 Department of Civil Engineering, University of Syiah Kuala, Banda Aceh, Indonesia, 4Doctoral Program of Regional Planning, University of Sumatera Utara, Medan, Indonesia ABSTRACT The geographical area of the <1% https://www.fhwa.dot.gov/security/emerge province of Aceh which is bordered by the oceans and only has land connection with the province of North <1% http://ppjpi.unair.ac.id/informasi-scopu Sumatra has made Aceh dependsgreatly on this neighboring province. <1% http://www.emeraldinsight.com/doi/10.110 <1% https://khairoelanwarr.blogspot.com/2015 In fact,
    [Show full text]
  • Cave Settlement Potential of Caves and Rock Shelters in Aceh Besar Regency
    Berkala Arkeologi Volume 40 No. 1, May 2020, 25-44 DOI: 10.30883/jba.v40i1.506 https://berkalaarkeologi.kemdikbud.go.id CAVE SETTLEMENT POTENTIAL OF CAVES AND ROCK SHELTERS IN ACEH BESAR REGENCY POTENSI HUNIAN GUA DAN CERUK DI KABUPATEN ACEH BESAR Taufiqurrahman Setiawan Archaeology Research Office of North Sumatera [email protected] ABSTRAK Bukti adanya kehidupan masa prasejarah di Aceh telah dibuktikan dengan hasil penelitian arkeologi yang dilakukan oleh Balai Arkeologi Sumatera Utara. Sampai saat ini penelitian masih terfokus di pesisir timur dan pegunungan tengah Aceh, Pesisir barat Aceh belum pernah diteliti. Pesisir barat Aceh merupakan wilayah yang memiliki bentangalam kars cukup luas, dan memiliki potensi gua yang mungkin digunakan sebagai lokasi hunian pada masa lalu. Salah satu metode yang digunakan adalah memprediksi keberadaan gua dengan peta topografi, peta geologi, serta digital elevation model (DEM). Selain itu, hasil inventarisasi gua yang pernah dilakukan di wilayah pesisir barat Aceh juga digunakan sebagai data awal untuk memperoleh sebaran gua dan ceruk. Pada penelitian ini lingkup wilayah yang disurvei adalah Kabupaten Aceh Besar. Tiga parameter gua hunian, yaitu morfologi dan genesa, lingkungan, serta kandungan arkeologis, digunakan untuk memperoleh gambaran potensi masing-masing gua. Sebelas gua dan ceruk yang telah ditemukan menunjukkan adanya tiga buah gua berpotensi sebagai lokasi hunian dan diteliti lebih lanjut, empat gua berpotensi sebagai lokasi hunian tetapi tidak berpotensi untuk diteliti, dan empat gua berkategori tidak potensial sebagai lokasi hunian. Kata Kunci: Gua; Ceruk; Karst; Pesisir Barat Aceh; Prasejarah ABSTRACT The evidence of prehistoric life in Aceh has been proven by the results of archeological research conducted by the Archaeology Research Office of North Sumatera.
    [Show full text]
  • Download Article (PDF)
    Advances in Social Science, Education and Humanities Research, volume 549 Proceedings of the 1st International Conference on Law and Human Rights 2020 (ICLHR 2020) The Implementation of Business and Human Rights Principles to Palm Oil Companies in Aceh Province Khairani Arifin1,* Safrina Safrina1 1Faculty of Law Syiah Kuala University, Centre of Human Rights Syiah Kuala University, Darussalam Banda Aceh, Indonesia *Corresponding author. Email: [email protected] ABSTRACT Since 2011, the United Nations Guiding Principles on Business and Human Rights (UNGPs) have been endorsed by the UN Human Rights Council, and Indonesia has also agreed to implement the guide by issuing the "Principles of Business and Human Rights”. This guide was prepared with concerns about business practices that are increasingly widespread and have the potential to worsen communities and environmental conditions. In this principle, in addition to pursuing profit, the business activities should be an effort for the welfare of every individual without discrimination, not hurting and not causing harm. However, currently, Business and Human Rights Principles have not been implemented properly by companies, especially plantation companies. This study aims to examine the implementation of the principles by palm oil companies in Aceh Province and to find out the government's efforts to ensure the implementation of the 3 pillars of the business and human rights principles. This is a qualitative research with an empirical juridical approach. The results show that palm oil companies have not applied the principles of business and human rights in running their business. The various policies issued by the company have not explicitly regulated the principles, both in the pillar of respect and the pillar of recovery.
    [Show full text]
  • Aceh Tamiang Regency)
    Investment Opportunities in Bumi Muda Sedia (Aceh Tamiang Regency) PB 1 Peluang Investasi Di Bumi Muda Sedia (Kabupaten Aceh Tamiang) PROFIL KEPALA DAERAH PROFILE OF REGIONAL HEAD H. MURSIL, SH., M.Kn. BUPATI ACEH TAMIANG THE REGENT OF ACEH TAMIANG H. Mursil, SH, M.Kn adalah seorang putra Tamiang yang lahir di Seruway H. Mursil, SH, M.Kn., Son of Tamiang, was born in Seruway on 26 pada tanggal 26 Maret 1958. Beliau dilantik sebagai Bupati Aceh March 1958. He was inaugurated as the Regent of Aceh Tamiang on Tamiang pada tanggal 29 Desember 2017 untuk masa tugas dari Tahun 29 December 2017 for the term of 2017-2022 period. He completed 2017-2022. Riwayat pendidikan, beliau menyelesaikan pendidikan dasar his primary education in State Elementary School (SDN) 6 of Tanjung di SD Negeri 6 Tanjung Mulia Tahun 1970, kemudian SMP Negeri Kuala Mulia (graduated in 1970), then State Junior High School (SMPN) of Simpang Tahun 1974, dan SMA Negeri Kuala Simpang Tahun 1977. Kuala Simpang (graduated in 1974), and State Senior High School Untuk pendidikan tingginya beliau menyelesaikan pendidikan Sarjana (SMAN) of Kuala Simpang (graduated in 1977). While his higher (S1) pada Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh Tahun 1985, education he completed his first degree (S1) at Syiah Kuala University pendidikan Magister (S2) pada Universitas Sumatera Utara (USU) Medan (UNSYIAH) of Banda Aceh (graduated in 1985), then his Master Degree Tahun 2012. Dari perkawinannya Bapak H. Mursil, SH, M.Kn dikaruniai 5 (S2) he obtained at University of Sumatera Utara (USU) of Medan in orang anak yaitu 2 orang putera dan 3 orang puteri.
    [Show full text]
  • Wcms 117126.Pdf
    Copyright © International Labour Organization 2007 First published 2007 Publication of the International Labour Office enjoy copyright under Protocol 2 of the Universal Copyright Convention. Nevertheless, short excerpts from them may be reproduced without authorization, on condition that the source is indicated. For rights of reproduction or translation, application should be made to the ILO Publications (Rights and Permissions), International Labour Office, CH-1211 Geneva 22, Switzerland, or by email: [email protected]. The International Labour Office welcomes such applications. Libraries, institutions and other users registered in the United Kingdom with the Copyright Licensing Agency, 90 Tottenham Court Road, London W1T 4LP [Fax: (+44) (0)20 7631 5500; email: [email protected]], in the Uited States with the Copyright Clearance Center, 222 Rosewood Drive, Danvers, MA 01923 [Fax: (+1) (978) 750 4470; email: [email protected]] or in other countries with associated Reproduction Rights Organizations, may make photocopies in accordance with the licences issued to them for this purpose. International Labour Organization SIYB Directory of Advice and Assistance Nanggroe Aceh Darussalam Jakarta, International Labour Office, 2007 Also available in Bahasa Indonesia: “Direktori Panduan untuk Dunia Usaha di Nanggroe Aceh Darussalam” ISBN 978-92-2-019565-9 (print) 978-92-2-019566-6 (web pdf) The designations employed in ILO publications, which are in conformity with United Nations practice, and the presentation of material therein do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the International Labour Office concerning the legal status of any country, area or territory or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers.
    [Show full text]
  • The Position and Competence of the Shariah Court of Nanggroe Aceh Darussalam in Indonesia’S Justice System
    Indonesia Law Review (2015) 2 : 165 - 186 ISSN: 2088-8430 | e-ISSN: 2356-2129 THE POSITION AND COMPETENCE OF THE SHARIAH COURT ~ 165 ~ THE POSITION AND COMPETENCE OF THE SHARIAH COURT OF NANGGROE ACEH DARUSSALAM IN INDONESIA’S JUSTICE SYSTEM Sufiarina * * Lecturer at the Faculty of Law Universitas Tama Jagakarsa, Jakarta. Article Info Received : 17 December 2014 | Received in revised form : 7 March 2015 | Accepted : 19 June 2015 Corresponding author’s e-mail : [email protected] Abstract Article 27 paragraph (1) of Law No. 48 Year 2009 regarding Judicial Power states that special courts can only be formed in one of the court systems under the Supreme Court, which include general courts, religious courts, military courts and state administration courts. However, article 3A paragraph (2) of Law No. 50 Year 2009 concerning the Second Amendment to the Law on Religious Court places Shariah Court as a special court within the system of religious courts and as a special court within the system of general courts. Such positioning is inconsistent with Article 27 paragraph (1) of the Law on Judicial Power which raises a legal issue and therefore requires juridical solution. The inconsistency is subject to juridical normative study within the scope of a research concerning the level of horizontal synchronization, using descriptive analysis. The method applied for data collection in this research is through literature study supported by field data. The data obtained is analyzed by using juridical qualitative method. This study concludes that, in fact, the Shariah Court is neither a special court, nor does it stand in two systems of courts.
    [Show full text]
  • Batagur Borneoensis) in the Aceh Tamiang Regency, Aceh, Indonesia
    Joko Guntoro Tracing the Footsteps of the Painted Terrapin (Batagur borneoensis) in the Aceh Tamiang Regency, Aceh, Indonesia. Preliminary Observations The night is late; actually, it is early mor- Then, a repeating scraping sound is heard ning. My watch shows 1:37 a.m. The sky is from beach sand being excavated. Some dark, and only a few stars are out. There are time later, sounds of falling objects hitting no fishing activities in the estuary and out at sand: „tung, tong“.„Tung“ is the sound of an sea. From the beach, you can just see some egg being pressed out of the cloaca; „tong“ light on the fishing boats at anchor. Not much follows when the egg lands in the sand pit. activity on the boats either. Maybe they are Local people call the Painted Terrapin Tuntong waiting for the high swell out on the sea to laut. A clutch usually comprises twelve to subside. eighteen eggs. After all eggs are eventually A moment later, a large object with the sha- laid, the turtle refills her nest pit with sand pe of an upturned boat can be seen emerging by shovelling heap after heap back in until from the waves that ripple on the shoreline. It it is flush with the surrounding sand once moves slowly up the beach: A female turtle. more. Silence returns for a moment, then the Her forward motion is very slow, with occasi- Tuntong moves back down to the water, enters onal stops, as though she is very circumspect the waves where they break, starts swimming, of her surroundings.
    [Show full text]
  • Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kesiapan
    1 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS Oleh CITRA DEWI 137017043 / Akt MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 2 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING TESIS Untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Akuntansi pada Magister Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara Oleh CITRA DEWI 137017043 / Akt MAGISTER AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2015 UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 3 Judul Tesis : ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Nama Mahasiswa : Citra Dewi Nomor Pokok : 137017043 Program Studi : Akuntansi Menyetujui Komisi Pembimbing, (Prof. Erlina SE, M.Si, Ph.D, Ak) (Drs. Rasdianto, M.S, Ak. CA) Ketua Anggota Ketua Program Studi, Dekan, (Prof.Dr.Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,CPA ) (Prof.Dr.Azhar Maksum,M.Ec,Ac,Ak,CA) UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 4 Tanggal Lulus : 13 Juli 2015 PERNYATAAN ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul : “ANALISIS FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KESIAPAN PEMERINTAH KABUPATEN ACEH TAMIANG DALAM MENERAPKAN STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL DENGAN KOMITMEN SEBAGAI VARIABEL MODERATING” adalah benar hasil karya saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun sebelumnya. Sumber- sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan secara benar dan jelas.
    [Show full text]
  • Chapter 1 Purpose, Members and Itinerary of the Reconnaissance
    Chapter 1 Purpose, Members and Itinerary of the Reconnaissance The purpose of the reconnaissance was to investigate damage to civil engineering structures caused by the earthquake shaking as well as by tsunami, for the progress of disaster mitigation and earthquake as well as tsunami resistant design and construction. The reconnaissance team consists of eleven members from distinguished universities, research institutes and construction companies. The experts’ background cover a broad areas of science and engineering such as geology, geotechnics, earthquake resistant design, tsunami, infrastructures, risk management. The members of the reconnaissance team composed as listed below: Leader: Yozo GOTO (National Research Institute for Earth Science and Disaster Prevention) Co-leader: Masanori HAMADA (Waseda University) Members: Ömer AYDAN (Tokai University) Shigeki UNJOH (Public Works Research Institute) Takahiro SUGANO (Port and Airport Research Institute) Hidetoshi NAKAJIMA (Geographical Survey Institute) Takashi TOMITA (Port and Airport Research Institute) Mikio TAKEUCHI (Nihon Suido Consultants Co., Ltd.) Naoki FURUKAWA (Kajima Corporation) S.F. Wong (Penta-Ocean Construction Co., Ltd.) Hiroyuki YANAGAWA (JSCE International Affair Division) The reconnaissance team visited the Aceh province of Indonesia from March 1 till March 5 to investigate and to assess the damage inflicted by the earthquake and by the induced tsunami. The team arrived at Banda Aceh together with the Sumatra Island Reconnaissance Team of the “Urgent Survey Research on the Northern Sumatra Offshore Earthquake/Indian Ocean Tsunami Disaster”, which is a national technical investigation team dispatched by the Japan Science and Technology Agency (Prof. H. IEMURA, Kyoto University, and other 14 members) and conducted the investigation in cooperation with them. It should also be noted that four researchers from Syiah Kuala University located in Banda Aceh and three researchers recommended by the Ministry of Research and Technology, 5 Indonesia joined with us in the reconnaissance.
    [Show full text]
  • Data Pokok Kabupaten Aceh Tamiang 2015 Main Data of Aceh Tamiang Regency 2 0 15
    DATA POKOK KABUPATEN ACEH TAMIANG 2015 MAIN DATA OF ACEH TAMIANG REGENCY 2 0 15 NOMOR KATALOG / CATALOG NUMBER : 1102001.1114 UKURAN BUKU / BOOK SIZE : 15,51 X 21,00 CM JUMLAH HALAMAN / NUMBER OF PAGES : 498+ LXXIV HAL / PAGES SUMBER DATA / DATA SOURCE : SELURUH BADAN/DINAS/INSTANSI/LEMBAGA DALAM RUANG LINGKUP PEMERINTAHAN KABUPATEN ACEH TAMIANG ALL AGENCY/DEPARTMENT/INSTITUTION/ORGANIZATION IN SCOPE OF ACEH TAMIANG GOVERNMENT NASKAH / MANUSCRIPT : - SEKSI STATISTIK NERACA WILAYAH DAN ANALISIS STATISTIK REGIONAL ACCOUNT AND STATISTIC ANALYSIS SECTION - SEKSI INTEGRASI, PENGOLAHAN DAN DISEMINASI DATA STATISTIK INTEGRATION, DATA PROCESSING AND DISSEMINATION STATISTIC DATA SECTION DESAIN DAN GAMBAR KULIT / COVER PICTURE AND DESIGN : BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN ACEH TAMIANG ACEH TAMIANG CENTRAL BOARDS OF STATISTICS SUMBER GAMBAR / SOURCE OF PICTURE : KANTOR BUPATI ACEH TAMIANG / ACEH TAMIANG REGENT OFFICE KANTOR DPRD ACEH TAMIANG / ACEH TAMIANG PARLIAMENT OFFICE DITERBITKAN OLEH / PUBLISHED BY : BPS KABUPATEN ACEH TAMIANG BEKERJA SAMA DENGAN BAPPEDA KABUPATEN ACEH TAMIANG / BPS – STATISTIC OF ACEH TAMIANG REGENCY COLLABORATION WITH BAPPEDA OF ACEH TAMIANG REGENCY BOLEH DIKUTIP DENGAN MENYEBUTKAN SUMBERNYA CAN OBTAINED WITH CITED THE SOURCE Halaman ini sengaja dikosongkan This page intentionally left blank BUPATI ACEH TAMIANG ACEH TAMIANG REGENT H. HAMDAN SATI, ST Halaman ini sengaja dikosongkan This page intentionally left blank PETA KABUPATEN ACEH TAMIANG THE MAP OF ACEH TAMIANG REGENCY Halaman ini sengaja dikosongkan This page intentionally left blank LAMBANG KABUPATEN ACEH TAMIANG A C E H T A M I A N G S Y M B O L ARTI LAMBANG KABUPATEN ACEH TAMIANG THE MEANIANG OF ACEH TAMIANG SYMBOL BINGKAI SEGI LIMA Dengan warna kuning yang diapit oleh warna hijau dapat diartikan kemuliaan dalam kesejahteraan dan kemakmuran sebagai daerah yang dalam kehidupan bernegara berada dibawah dasar falsafah Pancasila dan kehidupan beragama dengan tuntunan rukun Islam yang lima.
    [Show full text]
  • Study of Landslide Disaster in Aceh Tamiang Area of Nanggroe Aceh Darussalam Province Indonesia Sofyan
    Study of Landslide Disaster in Aceh Tamiang Area of Nanggroe Aceh Darussalam Province Indonesia sofyan. RACHMAN 1, harry PRAMUDITO1 1Prodi Teknik Geologi FTKE-Usakti, Indonesia Department Engginering Geology of University of Trisakti Phone: 08156243486, email:[email protected] Keywords: Arc-Info software / GIS, Land Use, GPS, Puddle Zone, man made disaster, Compass Geology, natural disaster ABSTRACT The Flash floods and landslides apparently continues. After the landslide in Bohorok, Pacet, and Aceh Tamiang, One accusation is an underlying cause catastrophic environmental damage, especially depletion of forests. This also reinforces the notion that the catastrophic flash floods and landslides is no longer as common natural disaster events (natural disaster), but as a natural disaster due to human actions (man made disaster). Studies conducted by using primary and secondary data about the condition of the surface (land use, Soil Types and morphology) and subsurface (rock types and geological structure) and rainfall, with the purpose of estimating the area of landslides and floods, The tool that used are: Devices such as a compass geological field surveys, geological hammer, Rool, meter and GPS (Global Position System) as well as computer equipment and software Arc- Info / GIS. Based on the analysis of the factors triggering landslides on the Map Slopes, Geological map, Map Lithology and map vegetation of the area of Aceh Tamiang especially the District Bandar Pusaka, District Tamiang Hulu and the District Tenggulun divided into 5 zones
    [Show full text]