WONOKROMOINFO - Liburan Di Yogyakarta Belum Pas Rasanya Kalau Tidak Mencicipi Sate Klatak

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

WONOKROMOINFO - Liburan Di Yogyakarta Belum Pas Rasanya Kalau Tidak Mencicipi Sate Klatak WONOKROMOINFO - Liburan di Yogyakarta belum pas rasanya kalau tidak mencicipi sate klatak. Menu sate klatak merupakan kuliner khas Wonokromo. Menu sate klatak ini banyak dijumpai di kawasan Wonokromo, Pleret, Bantul. Ada puluhan warung sate kambing mulai dari simpang empat Ringroad, Gondowulung atau Jalan Imogiri Timur hingga Jejeran, Wonokromo, Pleret Bantul yang menyajikan sate klatak. Beberapa warung sate di Wonokromo yaitu : . Sate Pak Keru . Sate Bu Sri . Sate Topa . Sate Pak Penjol . Sate Pak Untung . Sate Pak Jito . Sate Pak Abu . Sate Pak Jam . Sate Mak Adi . Sate BU Jazim . Sate Pak Jam 2 . Sate Pak Jupaini . Sate Pak Pong 2 . Sate Pak Nyong . Sate Pak Wawi . Sate Pak A (Pasar Jejeran) . Sate Pak Jono (Pasar Jejeran) . Sate Pak Bari (Pasar Jejeran) . Sate Lek Yunus . Sate Pak Hawing . Sate Pak Sawal . Sate Pak Mus . Sate Pak Pong I . Sate Pak Hudan Menu sate kambing yang dikenal selama ini menggunakan bumbu kecap atau sering disebut sate bumbu. Sedangkan sate klatak, bumbu yang digunakan cukup garam dan sedikit merica. Kambing yang dijadikan sate ini juga masih berumur muda sehingga daging tidak alogt dan keras tapi empuk. Sate klatak saat dibakar tidak menggunakan tusuk sate/sujen bambu, namun dengan jeruji sepeda. Hal ini dilakukan agar saat daging kambing yang dibakar bagian dalam bisa matang keseluruhan. Saat disajikan, tusuk sate klatak dari jeruji besi itu tetap dibiarkan. Berbeda kalau memilih sate bumbu, tusuk sate dari jeruji itu dilepas kemudian ditambah bumbu kecap, irisan bawang merah dan cabe. Cara menikmati, saat memakan sate klatak, cukup ditambah dengan kuah gulai plus nasi putih. Meski cara penyajian atau membakarnya cukup sederhana, namun banyak wisatawan yang ingin menikmati kuliner sate yang tidak ada ditemui di lain daerah. Selain sate klatak, warung-warung sate di kawasan itu juga menyajikan menu lainnya seperti gulai, tongseng, tengkleng dan nasi goreng kambing. "Sate klatak seporsi untuk satu orang bisa isi 2 tusuk, plus kuah gulai. Kalau ada tambahan biasanya tongseng. Minumannya teh gula batu," ungkap Pak Pong salah satu penjual sate klatak. Masjid Kagungan Dalem di Dusun Jejeran WONOKROMOINFO. Berikut wawancara kami dengan Mbah Munajat selaku penjaga Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh Dusun Jejeran. Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh adalah salah satu masjid kagungan dalem. Masjid ini persisnya terletak di dusun Jejeran, kelurahan Wonokromo, kecamatan Pleret, Bantul. Dusun Jejeran sendiri dikenal sebagai dusun santri sejak K. H. Nawawi membangun pesantren sejak tahun 1901. Sampai tahun 2014, jumlah pondok pesantren berkembang menjadi 8 buah. Kedelapan masjid ini adalah tempat belajar dari kurang lebih 1.100-an santri. Walau terkenal sebagai dusun santri, namun dusun Jejeran hanya memiliki satu masjid yakni Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh. Selebihnya, banyak bertebaran mushola- mushola. Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh merupakan salah satu satu masjid kagungan dalem yang berdiri di atas tanah keraton Yogyakarta. Masjid ini berdiri sejak zaman pemerintahan Sultan Hamengku Buwono III pada akhir abad 16. Di atas tanah seluas 220 meter persegi menjadi, bangunan masjid ini berdiri. Posisi masjid berada hampir di tengah-tengah dusun dan memiliki arsitektur khas Jawa klasik. Pada mulanya, bangunan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh hanya seluas 6x6 meter dan berbentuk limasan. Kemudian, bangunan mengalami perluasan menjadi 8x8 meter dan 10x6 meter. Beberapa perubahan kembali terjadi – terutama pasca gempa 2006— sehingga kini masjid terlihat lebih seperti masjid modern. Padahal, bangunan utama masjid masih kental dengan arsitektur khas Keraton. Saat gempa 2006 terjadi, dusun Jejeran luluh lantak. Kawasan ini dinilai merupakan salah satu kawasan rawan gempa. Bisa dibilang, pasca gempa dusun Jejeran berubah menjadi hutan yang sempat ditempati. Jaringan listrik padam berpuluh-puluh hari. Di lain waktu, hujan lebat membanjiri tenda pengungsian. Rumah-rumah penduduk ambruk, dan puluhan korban jiwa melayang. Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh mengalami nasib serupa. Ia jadi tak layak pakai. Pada kondisi kritis demikian, masyarakat dimintai bantuan dana demi membetulkan bangunan masjid yang tampak payah. Perbaikan ini dilakukan segera mengingat bantuan dari luar tak segera datang. Maka, disepakatilah untuk merehab bagian utama masjid saja. Pada perundingan setelahnya, disepakati masjid akan tetap dibangun dengan mempertahankan kondisi arsitektur Jawa klasik. Kini, luas bangunan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh tercatat menjadi 12x12 meter dan ukuran serambi 18x18 meter. Jarak antara masjid dan serambi 3,80x18 m. Dan memiliki luas total sekitar 630an meter persegi. Masjid juga mengalami perubahan ketinggian. Saka guru yang masih asli dinaikkan setinggi 2 meter dengan harapan kubah bagian utama masjid lebih tinggi ketimbang bagian serambi. Di kawasan Masjid Mi’roojul-Muttaqiinalloh, terdapat makam istri Sultan Hamengku Buwono III. Selain itu, terdapat pula makam Kyai Jejer yang punya hubungan dekat dengan Sultan Agung Hanyorokusumah. Kyai Jejer adalah ayah dari Kanjeng Ratu Kilen yang menjadi istri dari Sultan Agung. Selain itu Kyai Jejer merupakan cucu dari Sunan Drajad yang bernama Syekh Syarifudin dan Sunan Bonang yang bernama Maulana Makdum Ibrahim. Kyai Jejeran juga merupakan cucu-cicit dari Sunan Ampel (Raden Ahmad Rahmatulloh). Oleh keraton Mataram, Kyai Jejeran dijuluki juru Suroprobo. Situs Masjid Patok Negoro Wonokromo Sipel 17 Januari 2018 12:37:58 WIB Sejarah Berdirinya Masjid Wonokromo berdiri pada tahun 1775 Masehi dengan sengkalan ―Nyoto Luhur Pandhito Ratu‖ 1682 tahun jawa. Didirikan oleh KH. Muhammad Fakih alias Kyai Welit. Didirikan di atas tanah perdikan anugerah dari Sultan Hamengku Buwono I, setelah KH. Mohammad Fakih diangkat sebagai Penghulu Kraton. Tanah Perdikan ini masih berupa hutan (alas) yang penuh dengan pohon awar-awar, maka terkenal dengan sebutan alas awar-awar. Atas kesyukuranya dianugerahi tanah itu, KH. Mohammad Fakih lalu mendirikan masjid di ujung tenggara alas awar-awar itu. Ketika meresmikan pendirian masjid yang masih sangat bersahaja dan sesederhana itu, Sultan lalu memberikan nama alas awar- awar itu dengan nama : Wa an-na karoo-maa dengan arti ―supaya benar-benar mulya‖ dengan harapan supaya penghuni kampong ini nantinya benar-benar mulya karena pada beribadah kepada Allah. KH Muhammad Fakih alias kyai Welit alias kyai Seda Laut. KH. Muhammad Fakih disebut dengan sebutan Kyai Welit karena pekerjaan sehari-harinya membuat welit, yaitu atap rumah yang dibuat dari daun ilalang (alang-alang). Selesai membuat welit, lalu ditumpuk begitu saja, sebab welit ini tidak dijual, tetapi diberikan kepada siapa saja yang membutuhkan. KH. Muhammad Fakih juga disebut Kyai Seda Laut (meninggal di laut) karena sepulang dari tanah suci pada tahun 1757, kapal yang ditumpangi karam di selat Malaka. Kyai Muhammad Fakih karam dilaut, sedang putranya KH. Abdullah terdampar di selat Malaka. Perkembangan Bentuk Bangunan Masjid Tempat wudlu terbuat dari padasan, yang ditempatkan di halaman masjid di sebelah utara dari selatan.Ada dua sumur da nada pohon randu untuk tempat senggot untuk menimba air.Bentuk bangunan masjid (arsitektur masjid) pada saat masjid ini di dirikan, bangunan induk masjid dalam bentuk kerucut (lancip) dengan mustaka dari kuwali yang terbuat dari tanah liat. Sedang bangunan serambi berbentuk limasan dengan satu pintu di depan. Semua bahan bangunanya dari bambu, atapnya dari welit.Dindingnya darigedhek. Bentuk bangunan serta bahan bangunan tak pernah berubah dalam kurun waktu yang sangat lama, sampai pada tahun 1867 Masehi pada periode K.H Muhammad Fakih II, baik atap bangunan maupun tembok ada sedikit perubahan dengan atap bangunan diganti genteng dari tanah liat, tembok dari batu bata yang direkatkan dengan tanah liat, lantai yang dibuat dari komposisi aci dari gamping dan tumbukan bata merah dan pasir. Pada awal berdirinya, bentuk masjid masih sangat sederhana dan apa adanya. Serambi masjid berbentuk limasan, sedang bangunan masjid berbentuk kerucut. Bentuk bangunan ini sampai dengan tahun 1867 M. pada tahun ini oleh K.H. Muhammad Fakih II, bentuk bangunan masjid dibongkar diganti dengan bentuk atap tumpang.Sedang bangunan serambi tetap berbentuk limasan.Dipuncak atap tumpang, mustoko yang dulu hanya dari kuwali yang dibuat dari tanah liat kemudian diganti dengan bentuk bawangan yang dibuat dari kayu nagka.Tidak hanya bentuk bangunanya yang dirubah oleh K.H Muhammad Fakih II, kerangka yang semula bambu diganti dengan kayu nangka dan sebagian dengan kayu gelugu.Tembok yang semula hanya dari gedhek (anyaman bambu) diganti dengan batu bata yang direkatkan dengan tanah liat yang diplester dengan adukan aci gamping dengan tumbukan bata dan pasir.Demikian lantainya dibuat dari bata yang ditata lalu diplester dengan adonan seperti membuat tembok. Pada masa K.H Muhammad Fakih II, ruangan di dalam masjid didalam di sisi kiri dan kanan bangunan masjid atau sebelah utara dan sebelah selatan ruangan masjid dibuat ruangan untuk jama’ah sholat bagi orang-orang putri yang disebut pawastren. Tempat berwudhu yang semula dari padasan dibuat kolam didepan serambi masjid.Air dialirkan dari sungai Belik. Pada tahun 1958, bangunan masjid kembali dibongkar.Bentuk bangunan masjid dengan bentuk atap tumpang tetap dipertahankan, malah ditambah dengan gulu melet sebagai penyela antara atap tumpang sebelah atas dan atap tumpang sebelah bawah.Bangunan serambi masjid diperluas.Kolam tempat wudlu diurug (ditimbun) tanah dijadikan halaman masjid.Tempat wudlu dibuat kulah yang ada disisi utara dan selatan serambi
Recommended publications
  • Studi Tentang Sejarah Migrasi Penjual Sate Madura Di Yogyakarta)
    OJS: http://heritage.iain-jember.ac.id ORANG MADURA DI YOGYAKARTA (Studi Tentang Sejarah Migrasi Penjual Sate Madura di Yogyakarta) MADURESE IN YOGYAKARTA (A Study on the History of Madures Satay Sellers Migration in Yogyakarta) Sitti Zulaihah Program Studi Sejarah Peradaban Islam, FUAH IAIN Jember (email: [email protected]) Abstract Madurese is one of the tribe that has high mobility. In its history, the Madurese has migrated to other areas since the days of the kingdom. One of the target area is the city of Yogyakarta, which is a multicultural, tourism and culinary city. This study aims to find out how the Madurese did migration to Yogyakarta, their early history to Yogyakarta and the types of informal work there. This research is an ethnographic study that was conducted for one year, data collection was carried out by in-depth interviews and observations. The results of this study indicate that the history of the migration of the Madurese to Yogyakarta dates back to the 17th century, namely the reign of the Sultan Agung in the Islamic Mataram kingdom. There are three factors of migration of Madurese to Yogyakarta, namely historical and political factors, economics and education. Meanwhile, the work done by Madurese in Yogyakarta is mostly in the informal sector, one of which is selling satay. That work has been passed down from generation to generation since the Dutch era. In addition, the branding of Madura satay as a delicious traditional food and the success stories of other satay sellers are also reasons for their choice to become Madurese satay sellers.
    [Show full text]
  • 1. Kuliner Ikonik Dari Provinsi Aceh
    Dalam pengembangan pariwisata suatu daerah atau Provinsi dari seluruh Indonesia biasanya terdapat juga Kuliner yang menjadi ikon dan khas dari daerah tersebut. Kuliner ikonik ini contohnya Mie Aceh dari Provinsi Aceh, Rendang dari Sumbar ada juga Ayam Taliwang dari Lombok NTB nah artikel ini akan mengupas lebih dalam terkait ragam kuliner Ikonik yang menyebar di seluruh Nusantara. 1. Kuliner Ikonik dari Provinsi Aceh Terkenal dengan Syariat Islam kota Banda aceh menyimpan ragam kuliner yang siap menyambut para wisatawan yang datang ke kota ini. Salah satu yang paling ikonik ialah Mie Aceh, versi lain dari mi aceh ini ada mie racing namun miimin sendiri belum pernah mencicipi mi racing ini, so kita akan membahas mi aceh biasa aja yang mudah di temui di Banda Aceh. 1.a Mie Aceh dan Timun Serut kelezatan mi aceh kering dan basah (img custom via google img) Varian dari mie aceh terdiri dari mi aceh basah dan kering, sementara varian campuran terdiri dari, kepiting, daging sapi, udang dan telur ayam. Biasanya konsumen akan memesan sesuai selera, untuk anda yang kolestrol tinggi mungkin jangan varian kepiting yang standar biasa aja. Tidak lupa pelengkap minuman yang khas dari pasangan miaceh yaitu timun serut. Jika anda mengininkan makanan berat ada ayam sampah atau ayam tangkap, yang dicampur dengan dedaunan khas Banda Aceh. 1.b Kopi Sanger (Bean Gayo) Kenikmatan kopi sanger espresso banda aceh (img via kampretnews) Jenis kopi sanger ini terdiri dari Hot dan Ice, dengan campuran susu kenikmatan kopi sanger aceh ini sangat pas. Bean yang digunakan dalam racikan kopi ialah Gayo yang di mix antara robusta dan arabika dengan roasting standar barista aceh.
    [Show full text]
  • Ugmpress.Ugm.Ac.Id3.1 Dadih
    DAFtar ISI KATA PENGANTAR ........................................................................................ v DAFtar TABEL ............................................................................................... ix DAFtar Gambar ......................................................................................... xi BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1 BAGIAN I RAGAM MAKANAN FERMENTASI TRADISIONAL INDONESIA................................................................................ 5 BAB II PRODUK FERMENTASI BAHAN NABATI .......................... 7 2.1 Tempe ..................................................................................... 7 2.2 Varian Tempe ........................................................................ 13 2.3 Oncom ................................................................................... 18 2.4 Semayi .................................................................................... 22 2.5 Kecap ...................................................................................... 25 2.6 Tauco ...................................................................................... 31 2.7 Tape ....................................................................................... 34 2.8 Brem ....................................................................................... 39 2.9 Gathot..................................................................................... 43 2.10 Growol.................................................................................
    [Show full text]
  • Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University Feeding a Crowd: Hybridity and the Social Infrastructure Behind Street Food Creation in Bandung, Indonesia
    http://englishkyoto-seas.org/ Prananda Luffiansyah Malasan Feeding a Crowd: Hybridity and the Social Infrastructure behind Street Food Creation in Bandung, Indonesia Southeast Asian Studies, Vol. 6, No. 3, December 2017, pp. 505-529. How to Cite: Malasan, Prananda Luffiansyah. Feeding a Crowd: Hybridity and the Social Infrastructure behind Street Food Creation in Bandung, Indonesia. Southeast Asian Studies, Vol. 6, No. 3, December 2017, pp. 505-529. Link to this article: https://englishkyoto-seas.org/2017/12/vol-6-no-3-prananda-luffiansyah-malasan/ View the table of contents for this issue: https://englishkyoto-seas.org/2017/12/vol-6-no-3-of-southeast-asian-studies/ Subscriptions: http://englishkyoto-seas.org/mailing-list/ For permissions, please send an e-mail to: [email protected] Center for Southeast Asian Studies, Kyoto University Feeding a Crowd: Hybridity and the Social Infrastructure behind Street Food Creation in Bandung, Indonesia Prananda Luffiansyah Malasan* Based on ethnographic research on street vendors’ activities in Bandung city, this article attempts to uncover the production process of street food. Drawing on Simone’s (2004) idea of people as infrastructure, the research focuses on street vending activities as a conjunction of heterogeneous activities and modes of produc- tion that becomes a platform to support the vendors’ livelihood: for example, the ways in which vendors achieve efficiency in street food production. We need to consider, however, the roles of various actors surrounding the street vending activ- ities that directly or indirectly contribute to the production process of street food, as well as the large network that is created as social infrastructure.
    [Show full text]
  • LUNCH MENU SMALL PLATES RICE SETS (Sharing Portions)
    LUNCH MENU SMALL PLATES RICE SETS (Sharing Portions) Our small plates are designed to share an experience of multiple flavours and tastes from NASI LIWET ANEKA JAMUR (V) - WEST JAVA 105 NASI YASA 115 across Indonesia’s many islands. We recommend starting with 2-3 dishes per couple Assorted field mushrooms, lemon basil Balinese blessing mix rice with shredded and mixed West Java style spices, chicken in sambal matah, spiced ground chicken ASINAN SAYUR KUAH ROSELA (V) 65 TUNA MASKRING - NORTH MALUKU 105 served with baked yellow rice in a clay pot satay, crispy whitebait and peanut relish - CHEF’S INSPIRATION Stewed tuna belly with sweet soy sauce, NASI GORENG MAWUT AYAM ASAP 145 Mixed vegetables pickled in a sweet, sour and root spices and palm sugar - CHEF’S INSPIRATION spicy dressing served with deep fried tofu stuffed AYAM BERANTAKAN - 75 Wok-fried rice and noodles and chargrilled chicken, with vegetables, fried peanuts and rice crackers CHEF’S INSPIRATIONFROM ACEH served with fried egg, vegetable pickles and crackers OTAK-OTAK IKAN - SOUTH SULAWESI 85 Pan-fried free range chicken topped with toasted Grilled traditional fish cake wrapped in banana spicy coconut flakes, fried garlic slivers, fried curry leaves served together with mix nuts sauce leaves, fried oyster mushrooms and red chilies BATAGOR - WEST JAVA 45 GULAI NANGKA MUDA (V) - WEST SUMATRA 60 SIDE DISHES Fried prawn and fish dumplings tossed in a Braised young jackfruit and red beans in a spicy cashew nut sauce with sweet soy sauce mild coconut curry sauce TERI KACANG MEDAN
    [Show full text]
  • Ubud Is Very Famous Tourist Attractions to Foreign Countries
    Ubud is very famous tourist attractions to foreign countries. Because the attractions of Ubud, the center of cultural tourism and arts in the island of the gods. So much you can do in Ubud, such as Ayung rafting, cycling. Watch Balinese art you also can get in Ubud, such as watching Kecak, monkey forest travel, buy typical souvenirs of Bali in Ubud art market and many others. Search for your hotel in Ubud, is also very easy. Ranging from budget hotels to luxury hotels. See here for detailed information about, Tourism Ubud Bali. 2. Kuta Hearing the name of Kuta tourist attractions, of course, you must know about this attraction. One of the famous tourist spots in Bali, which is very rare in the miss by tourists, while on vacation to the island of the gods. Kuta beach, offering white sand beach, which extends along 7 kilometers. Many things you can do in Kuta Bali attractions, like, playing on the white sand beach, watch the sunset in the afternoon. If you love the performing arts, you can visit the Kuta Theater. For those of you who are on vacation with the kids, of course, visit Waterbom Bali, would make the children very happy. Dapakan detailed information here, Attractions Kuta. 3. Nusa Dua Nusa Dua is a tourist spot located in the southeastern tip of the island of gods. Place a five-star hotel area, which is often used as a place of international conferences. Attractions Nusa Dua, has white sand beaches are not inferior to the Kuta beach. One of the things that can be done in this tourist area is watching the performing arts Devdan Show.
    [Show full text]
  • E-Bulletin PT Kereta Api Logistik
    E-Bulletin PT Kereta Api Logistik Edisi 8 – Januari 2017 KALOG Angkut Rail Clinic ke Bandar Lampung HALO Redaksi Susunan Redaksi Penanggung Jawab Pertama-tama redaksi mengucapkan Selamat Tahun Baru 2017, - Yusren dengan penuh semangat semoga Insan KALOG terus berkomitmen untuk menorehkan prestasi dan kinerja terbaik. Pemimpin Umum: Pada edisi Januari 2017, LOGIN akan menyuguhkan projek - Gigis Saptono angkutan Rail Clinic yang ditangani oleh divisi BHP Kurir. Pengarah: Sementara, pada rubrik sosok, LOGIN akan menampilkan sosok - Widodo VP BHP Kurir, Army Hani yang juga mengawal secara ketat - Ruhara Agus Mulyono projek angkutan Rail Clinic. - Dwi Wulandari Sama seperti edisi sebelumnya, LOGIN akan mengupas rubrik kuliner dengan hidangan khas Sate Klatak serta rubrik asah otak Pemimpin Redaksi - Achmad Burhan dengan menantang pengetahuan KALOGErs melalui teka teki silang. Wakil Pemimpin Redaksi Akhir kata, semoga bulletin ini dapat dinikmati oleh seluruh - Asama Jogi KALOGers dan mampu menjadi referensi berita perkembangan - Odang Bhakti terkini terkait Perusahaan. Graphic Designer Kami membuka kesempatan seluas-luasnya bagi KALOGers - Adjeng Putri Adhatu untuk dapat menyumbangkan tulisan atau ide untuk menjadi bagian dari LOG IN. Redaktur Pelaksana - Adjeng Putri Adhatu Selamat membaca! Staf Redaksi: Redaksi menerima sumbangan berupa - Yudhi Kurniawan artikel, foto, saran dan kritik. - Ana Iswari Sumbangan foto dapat dikirimkan dalam - Teggy Windi - Rizqi Yulianti bentuk jpeg dan dalam resolusi tinggi. - Sentosa Adi Cahyo Redaksi berhak untuk melakukan - Nur Muhammad Azmi penyuntingan pada setiap artikel yang diterima tanpa mengurangi substansi tulisan. email: [email protected] 2 Sosok Berpikir Positif Menyambut Peluang dan Tantangan Sosok yang gesit dan cekatan merupakan dua kata yang menggambarkan sosok Army Hani.
    [Show full text]
  • “Tuna Satak Bathi Sanak” Sebuah Perancangan Video Profil Legenda
    “TUNA SATAK BATHI SANAK ” SEBUAH PERANCANGAN VIDEO PROFIL LEGENDA KULINER UNTUK PROMOSI WISATA KABUPATEN BANTUL PEPERTANGGUNGJAWABANRT AN GG UN GJAWAB AN TERTULIST ER TU LIS PENCIPTAANPE NC IPTAAN SENIS EN I untuk mememenuhime nu hi ppersyarataner sy aratan mmencapaien ca pa i dederajadrajad mamagister dalam bidang Seni, MMinatin at UtaUtamama DDesainesain Komunikasi Visual Dody Oktavian NIM: 1220651411 PROGRAM PASCASARJANA INSTITUT SENI INDONESIA YOGYAKARTA 2015 UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PERTANGGUNGJAWABAN TERTULIS PENCIPTAAN SENI “TUNA SATAK BATHI SANAK ” SEBUAH PERANCANGAN VIDEO PROFIL LEGENDA KULINER UNTUK PROMOSI WISATA KABUPATEN BANTUL Oleh DodyDo dy OktavianO kt av ia n NIMNI M 122065141112 20 651411 TelahTe la h didipertahankanpe rt ah an ka n papadada ttanggalan gg al 23 JaJanuarinu ar i 202015 Di depand ep an DewanD ew an PPengujien gu ji yyangan g teterdirird ir i dadariri Pembimbingmb im bingng UUtamata ma PengujiPe ng uj i AhliAh Drs. Hartono Karnadi.,Ka rn ad i., M.SnM .S n Dr.Dr . PrayantoPr ay an to WidyoWidyo Harsanto, M.Sn KetuaKe tu a Dr. Ir. Yulriawan Dafri, MHum Yogyakarta,…………………… Direktur Program Pascasarjana Institut Seni Indonesia Yogyakarta, Prof. Dr. Djohan Salim, MSi NIP 196112171994031001 ii UPT Perpustakaan ISI Yogyakarta PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa karya seni dan pertanggungjawaban tertulis ini merupakan hasil karya saya sendiri, belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik di suatu perguruan tinggi manapun, dan belum pernah dipublikasikan. Saya bertanggungjawab atas keaslian karya saya
    [Show full text]
  • Preferensi Mahasiswa Dalam Mengkonsumsi Makanan Indonesia Pada Program Studi Pendidikan Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta
    PREFERENSI MAHASISWA DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN INDONESIA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA TUGAS AKHIR SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Disusun oleh : ABY KUNCAHYANINGTYAS NIM. 14511247012 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK BOGA DAN BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2016 PREFERENSI MAHASISWA DALAM MENGKONSUMSI MAKANAN INDONESIA PADA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BOGA UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Oleh: Aby Kuncahyaningtyas NIM 14511247012 ABSTRAK Tujuan penelitian ini dirancang untuk: 1) mengetahui preferensi mahasiswa dalam mengkonsumsi Makanan Indonesia pada Program Studi Pendidikan Teknik Boga Universitas Negeri Yogyakarta; 2) mengetahui alasan-alasan apa saja yang melatar belakangi preferensi mahasiswa dalam mengkonsumsi Makanan Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian survey dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal yaitu preferensi mahasiswa dalam mengkonsumsi Maknaan Indonesia. Populasi pada penelitian ini yaitu seluruh mahasiswa program studi pendidikan teknik boga Universitas Negeri Yogyakarta angkatan 2013, angkatan 2014, dan angkatan 2015 yang masih aktif dalam perkuliahan. Sedangkan teknik pengambilan sampel yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Purposive Sampling dengan menggunakan perhitungan yang dikembangkan oleh Isaac dan Michael dalam Sugiyono (2013: 126). Berdasarkan
    [Show full text]
  • How Human Resources Management Practice and Change Management Contribute to the Small Medium Enterprises Performance 1. Introduc
    Warmadewa Management and Business Journal (WMBJ) Volume 2, Nomor 1 , Februari 2020; pp. 41-47 https://ejournal.warmadewa.ac.id/index.php/wmbj ISSN Print: 2654-816X and ISSN Online Dipublikasi: 29 Februari 2020 HOW HUMAN RESOURCES MANAGEMENT PRACTICE AND CHANGE MANAGEMENT CONTRIBUTE TO THE SMALL MEDIUM ENTERPRISES PERFORMANCE Bagus Kusuma1, Andhika Kautsar2 1Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer-Indonesia 2School of Business and Management, Institut Teknologi Bandung Email: [email protected] How to cite (in APA style): Kusuma, B., & Kautsar, A. (2020). How Human Resources Management Practice and Change Management Contribute To The Small Medium Enterprises Performance. Warmadewa Management and Business Journal 2(1), pp.41-47. Abstract SMEs (small and medium enterprises) food & beverage is one type of business that plays a role in improving the economy in Indonesia. This research has a goal to explore for some owner/manager of SMEs in managing change, recognizing the importance of the people within the company, and knowing the ability of the owner/manager of SMEs in adapting and developing new learning and skill. The observation is conducted in Bandung with an in- depth interview and questionnaire method to 30 respondents involving 10 SME owners/managers in in-depth interview. The analysis of the mixed method finds that the solution of the existing issue of change management needs to be done to help the occurrence of change management. Therefore, the system in the company concerned with human resources can be improved so that talent management will be more efficient and targeted. Keywords: SME, food and beverage industry, performance, change management, talent management 1.
    [Show full text]
  • Culinary Development Model: Destination Attractiveness to Increase Visits
    Academy of Strategic Management Journal Volume 18, Issue 6, 2019 CULINARY DEVELOPMENT MODEL: DESTINATION ATTRACTIVENESS TO INCREASE VISITS Rita Komaladewi, Universitas Padjadjaran Asep Mulyana, Universitas Padjadjaran Deru R Indika, Universitas Padjadjaran Merita Bernik, Universitas Padjadjaran ABSTRACT Tourism is Indonesian’s mainstay factor in improving the country’s economy, since it is quite large in bringing in foreign exchange and regional income due to its unique culture and natural beauty. Optimizing tourism sector is quite effective to attract tourists to visit Indonesia. One of potential and favored tourism sectors is culinary. If this potential is developed, it will impact on the increasing entrepreneurships around, including small and medium enterprises. This is supported by other researches that a region that is able to serve and offer culinary sector can increase tourist attraction. However, with diversity of local traditional food, the role of culinary industry in general still receives less attention, and supports such as regulations are required to regulate and support the development local food. Therefore, a model integrated with government support, culinary industry, community and media is required. This research was conducted with survey method towards consumers in Bandung, Medan and Jogjakarta with total of respondents 360, as well as conducting focus group discussionwith culinary entrepreneurs, tourism department, and MUI (Indonesian Ulema Council). From the result, an integrated model was obtained in increase the number of tourists and will increase the small and medium enterprises that support the national economy. Keywords: Tourism, Local Culinary, Enterprises, Integration. INTRODUCTION Based on the government’s appeal, the tourism sector must be promoted more intensively because currently tourism is a leading sector that contributes greatly to the Indonesia’s economy improvement.
    [Show full text]
  • BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Kuliner Merupakan Salah Satu Identitas Yang Mencermin
    BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang I.1.1 Latar Belakang Pengadaan Proyek Kuliner merupakan salah satu identitas yang mencerminkan ciri khas suatu daerah. Saat ini kuliner menjadi sebuah gerakan bisnis untuk mengembangkan potensi dalam kemajuan di sektor perekonomian D.I. Yogyakarta. Di tengah gempuran berbagai macam kuliner dari berbagai negara serta berkembangnya peredaran kuliner modern, keberadaan makanan atau kuliner khas tradisional suatu daerah semakin penting untuk dipertahankan. Pusat merupakan tempat yang letaknya dibagian tengah, pokok/ pangkal yang menjadi pumpunan (berbagai urusan, hal dan sebagainya)1. Sedangkan kata Kuliner berasal dari bahasa Inggris “culinary” yang didefinisikan sebagai sesuatu yang terkait dengan dapur atau masakan. Masakan tersebut dapat berupa lauk-pauk, makanan (panganan) dan minuman. Kata kuliner menjadi luas di Indonesia akibat dari pemberitaan media massa dan televisi yaitu acara-acara wisata. Kuliner merupakan segala sesuatu yang berkaitan atau berhubungan dengan dunia memasak. Jadi pusat kuliner adalah tempat yang menyediakan keragaman aktivitas kuliner berupa hasil olahan masakan yang letaknya di tengah kota. Kuliner tak hanya terkait dengan makanan hasil olahan dapur rumah tangga saja, tapi juga telah berkembang kepada industri peralatan dapur, industri makanan olahan yang melayani kebutuhan rumah tangga hingga kebutuhan industri seperti restoran. Pusat kuliner merupakan bagian dari wisata kuliner yang menjual makanan khas suatu daerah. Wisata kuliner dapat didefinisikan 1 Kamus Besar Bahasa
    [Show full text]