MAKNA KEMANUSIAAN MENURUT AHMAD WAHIB DALAM BUKU PERGOLAKAN PEMIKIRAN ISLAM KARYA AHMAD WAHIB (Analisis Wacana Kritis Model Teun A. van Dijk)
Oleh: Iftaqul Farida 13010114140117 Pos-el: [email protected] Pembimbing: I. Drs. Suharyo, M. Hum. II. Drs. Hendarto Supatra, S.U., M, Th.
DEPARTEMEN SASTRA INDONESIA, FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG 2018
ABSTRACT
This study aims to explain: (1) the structure of the text of Ahmad Wahib's thought about humanity in the book of Pergolakan Pemikiran Islam by Ahmad Wahib in terms of macro structure, superstructure, and microstructure according to critical discourse analysis theory Teun A. van Dijk; (2) social cognition and social context that shape Ahmad Wahib's thinking about humanity in the book of Pergolakan Pemikiran Islam by Ahmad Wahib. This research is qualitative by using literature study in data supply techniques. The data of this study are in the form of Ahmad Wahib's writings on humanity in the book Pergolakan Pemikiran Islam by Ahmad Wahib. The method of analysis in this study uses the critical discourse analysis method of the van Dijk model. The presentation of the results of this research analysis uses informal method for presentation section.
The results of research based on text analysis, social cognition and social contexts show that Wahib is a person who cares about humans and humanity. Wahib does not look at someone in certain boxes or schemes because he understands that there is no objective measure that can be used to understand humans. Humans are always full of subjectivity. Therefore, it is important to see someone based on his whole being as he is, without connecting with which group he is going to.
Key Words: Humanity, Ahmad Wahib, Pergolakan Pemikiran Islam, Critical Discourse Analysis.
1. Pendahuluan kritis. Ia pernah menjelaskan hal tersebut
dalam buku catatan hariannya yang Ahmad Wahib adalah seorang pemuda ditulis pada tanggal 18 September 1969 muslim yang lahir pada tanggal 9 bahwa ia pernah hidup di berbagai November 1942 di kota Sampang, kalangan masyarakat, seperti lingkungan Madura. Ia tumbuh di lingkungan yang pesantren, keluarga abangan yang memiliki budaya keislaman yang kuat. memelihara Anjing, serumah dengan Ayahnya, Sulaiman, merupakan seorang keluarga Katolik yang cukup fanatik, yang dianggap sebagai pemuka agama berteman baik dengan seorang komunis oleh masyarakat sekitar tempat yang masuk tahanan, bahkan ia pernah tinggalnya. Wahib tidak pernah secara mengagumi cara penjual jamu di alun- formal menyandang status sebagai alun Yogyakarta berbohong. Berbagai seorang santri, tetapi ia juga bukan orang arena kehidupan itulah yang membentuk yang buta akan kehidupan pesantren. pribadinya (Wahib, 2016: 41-42). Keterbukaan ayahnya—seperti yang Wahib memang bukan tokoh yang tertulis dalam catatan hariannya— banyak dikenal masyarakat. memberinya kebebasan untuk memasuki Banyak orang baru mengetahui jalur pendidikan umum. dirinya setelah ia meninggal. Pemuda asal Madura tersebut Padahal, menurut Borton(1999: dikenal memiliki pemikiran yang berani 253) dalam bukunya yang berjudul dan jujur. Pemikiran yang ia miliki tidak Gagasan Islam Liberal di terlepas dari latar belakang sosialnya Indonesia perannya yang beragam hingga berhasil membentuknya sebagai pribadi yang
begitu penting dalam perkembangan lebih baik berdasarkan asas pemikiran neo-modernisme di perikemanusiaan. Senada dengan hal
Indonesia. Ia bersama dengan tersebut Hanani melalui esainya
Nurcholis Majid, Djohan Effendi, “Berislam dari Konteks” dalam dan Abdurrahman Wahib merupakan (Ahmad, Husni Mubarak, dan orang-orang generasi pertama yang Testriono. Ed., 2012: 156) mendiskusikan dan mengemukakan menuliskan, kemanusiaan dipandang mengenai pemikiran-pemikiran Islam sebagai suatu ruang pemahaman secara berani. Ilahi melalui esainya yang toleran, baik bagi diri sendiri
“Membumikan Spirit Kebabasan maupun bagi orang lain yang
Beragama” (dalam Pembaharuan memiliki pengalaman yang berbeda.
Tanpa Apologia? Esai-esai tentang Wahib tidak pernah secara
Ahmad Wahib, 2010: 87) terus terang mengakui bahwa ia berpendapat bahwa pemikiran Wahib adalah seorang humanis. Tetapi hal yang bebas dan jujur itu dinilai jauh tersebut terlihat jelas dari setiap melampaui batas-batas kebiasaan tulisan-tulisannya bahwa ia adalah pemikiran Islam. Misal, manusia yang sangat mencintai pemikirannya tentang kemanusiaan. manusia dan kemanusiaan. Oleh
Menurut Kamus Besar karena itu, untuk mengetahui sosok
Bahasa Indonesia (KBBI) dalam Wahib melaui pemikiran- jaringan, humanis berarti orang yang pemikirannya tentang kemanusiaan, mendambakan dan memperjuangkan peneliti menggunakan analisis terwujudnya pergaulan hidup yang wacana kritis.
Peneliti menggunakan Protestan, bukan westernis. Aku bukan komunis. Aku analisis wacana karena kajian ini bukan humanis. Aku adalah semuanya. Mudah-mudahan menitikberatkan pada bahasa dalam inilah yang disebut muslim. Aku ingin bahwa orang penggunaan. Eriyanto (2009: 3) memandang dan menilaiku sebagai suatu kemutlakan menuliskan bahwa analisis wacana (absolute entity) tanpa menghubung-hubungkan dari dalam studi linguistik merupakan kelompok mana saya termasuk serta dari aliran apa reaksi dari bentuk linguistik formal saya berangkat. Memahami manusia sebagai yang hanya memandang teks dari manusia. (halaman 46). strukturnya saja. Catataan harian di atas ditulis
Analisis wacana memiliki oleh Wahib pada tanggal 9 Oktober banyak model penelitian. Kerangka 1969. Melalui analisis tematik, salah analisis yang peneliti gunakan dalam satu data yang berupa catatan harian penelitian ini adalah model van Dijk. tersebut termasuk dalam salah satu
Hal ini karena van Dijk subtopik yang mendukung tema mengelaborasi elemen-elemen utama, yakni kemanusiaan. Selain wacana hingga bisa didayagunakan itu, pemilihan kata, frasa, klausa, dan dipakai secara praktis (Eriyanto, atau bahkan kalimat yang digunakan
2009: 221) Wahib dalam menulis catatan akan
Salah satu penerapan dari semakin diketahui melalui analisis analisis wacana kritis model van Dijk struktur mikro. adalah sebagai berikut: Penelitian yang bertujuan
Aku Bukan... menjelaskan sudut pandang Wahib Aku bukan nasionalis, bukan katolik, bukan sosialis. Aku atas kemanusiaan tidak hanya bukan Buddha, bukan
berhenti pada tataran kebahasaan. yang menuliskan ulasannya dalam
Lebih dari itu, penelitian ini akan Kiblat, No. 16/ xxix menyebut berlanjut ke tahap kognisi sosial dan bahwa penerbitan buku ini dianggap konteks sosial. Hal tersebut penting memberi gambaran tentang seorang untuk dilakukan karena selain untuk pemuda yang cerdas, tetapi melantur mendapatkan simpulan terhadap dalam kesesatannya (Wahib, 2003: pemikiran-pemikiran Wahib tentang 372). Berbeda dari pendapat Rasjidi, kemanusiaan secara menyeluruh, Fathor Rahman Jm, salah satu analisis kognisi sosial dan konteks penulis esai terbaik dalam Ahmad sosial merupakan model analisis Wahib Award, menuliskan yang menjadi ciri khas dari van Dijk. tanggapannya terhadap buku ini
Catatan-catatan harian Wahib dalam sebuah esai yang berjudul diterbitkan dalam bentuk buku “Ahmad Wahib dan Proyek berjudul Pergolakan Pemikiran Kerukunan Antarumat Berkeyakinan
Islam atas inisiatif dari sahabatnya, di Indonesia”. Secara garis besar,
Djohan Effendi. Buku terbitan esai tersebut berisi pendapat Fathor
LP3ES itu tidak sepenuhnya Rahman yang menganggap Ahmad mendapatkan sambutan hangat dari Wahib sebagai contoh sosok pluralis- masyarakat. Pro dan kontra dari inklusif yang penting bagi kerukunan pelbagai kalangan justru menjadi antarumat beragama di Indonesia bukti jika buku tersebut merupakan yang masih memprihatinkan. Fathor buku yang berdampak bagi kembali menekankan betapa pembacanya. Prof. Dr. H.M. Rasjidi pentingnya sosok Ahmad Wahib bagi
Indonesia pada bagian penutup Demonstran Karya Soe Hoek Gie esainya bahwa, paham pluralisme (Analisis Wacana Kritis Model Teun selama ini masih terlalu abstrak dan A. Van Dijk)”. Skripsi tersebut masih hanya menyentuh hal-hal yang berusaha mengungkap pemikiran Gie melangit dan orang-orang elite. Oleh yang ditulis dalam sebuah buku sebab itu, pemikiran Ahmad Wahib harian yang merupakan bentuk kritik yang tertuang dalam catatan terhadap rezim yang sedang berjalan hariannya dapat dijadikan model kala itu, yaitu rezim orde lama. pemikiran yang lebih kongkret Bedanya, penelitian dengan judul
(Ahmad, Husni Mubarak, dan “Makna Kemanusiaan Menurut
Testriono. Ed., 2010: 131). Ahmad Wahib dalam Buku
Tanggapan beragam dari pelbagai Pergolakan Pemikiran Islam karya kalangan itulah yang membuat Ahmad Wahib (Analisis Wacana peneliti tertarik untuk mengkaji buku Kritis Model Teun A. van Dijk)” ini lebih lanjut. merupakan penelitian baru karena
Sebelumnya penelitian semacam sebelumnya belum ada yang ini sudah pernah dilakukan. Salah mengkaji buku tersebut dengan satunya ialah penelitian Apriyanti menggunakan analisis wacana kritis
(2016) dalam skripsi yang berjudul model Van Dijk. Selain itu, peneliti
“Mengungkap Pemikiran Soe Hoek membongkar sosok Ahmad Wahib
Gie tentang Kekuasaan dan Politik dari sudut pandangnya terkait
Indonesia di Era Akhir Orde Lama kemanusiaan yang mana sisi tersebut dalam Buku Catatan Seorang belum pernah pula dibahas secara
mendalam pada penelitian orang lain. pengambilan data ethnografis. Jenis
Peneliti mengungkap kemanusiaan penelitian kualitatif yang digunakan
Wahib tidak hanya berdasarkan dalam penelitian ini adalah model analisis kebahasaan saja, melainkan analisis wacana yang mana peneliti hingga tataran kognisi sosial dan mempunyai perhatian yang besar konteks sosial. terhadap praktek dan kontekstualitas.
2. Metode Penelitian Teknik penyediaan data pada
Metode penelitian yang digunakan penelitian ini adalah studi dalam penelitian ini adalah metode kepustakaan. Hal tersebut karena kualitatif. Metode tersebut informasi yang dikumpulkan merupakan metode yang berusaha bersumber dari hasil studi pustaka mengonstruksi realitas dan yang mendukung, seperti jurnal, memahami maknanya (Somantri, majalah, hasil penelitian, dan sumber
2005: 58). Dalam penggunaan lain yang sesuai. Data yang dianalisis metode ini realitas yang dikaji dalam penelitian ini adalah tulisan- bersifat subjektif sesuai yang peneliti tulisan Ahmad Wahib tentang lihat selama proses penelitian. kemanusiaan yang terdapat pada
Somantri (2005: 58-59) buku Pergolakan Pemikiran Islam menyebutkan lima jenis metode karya Ahmad Wahib. penelitian kualitatif yang sering Langkah selanjutnya, peneliti digunakan, yaitu: (1) observasi melakukan simak data. Hal tersebut terlibat; (2) analisis percakapan; (3) dilakukan dengan cara membaca dan analisis wacana; (4) analisis isi; (5) mencatat guna mengklasifikasi data.
Peneliti membaca buku Pergolakan sosial tersebut memengaruhi penulis
Pemikiran Islam dan mencatat teks dalam memproduksi suatu teks bagian-bagian yang menggambarkan yang ditunjukkan melalui pilihan pemikiran Wahib tentang kata, kalimat, proposisi, atau retorika kemanusiaan. tertentu untuk mendukung topik yang
Analisis data dalam disampaikan. penelitian ini menggunakan analisis Dalam penelitian ini, analisis wacana kritis model Teun A. van kognisi sosial tidak dilakukan dengan
Dijk. Analisis wacana ini tidak hanya metode wawancara mendalam. Hal dipandang dari segi teks saja, tetapi tersebut karena pihak pertama, yakni juga turut mempertimbangkan aspek Wahib telah meninggal dan sahabat- kognisi sosial dan konteks sosial. sahabatnya, seperti Djohan Effendi,
Struktur teks, kognisi sosial, dan Dawam Rahardjo, Nurcholish konteks sosial adalah bagian yang Madjid, dan Abdurrahman Wahid integral dalam kerangka analisis van telah menyusul kepergiannya. Oleh
Dijk. Pada dimensi teks yang karena itu, peneliti menggunakan menelaah struktur makro, studi kepustakaan untuk menjelaskan superstruktur, dan struktur mikro kognisi sosial dari Wahib. berkaitan dengan kognisi pembuat Penelitian ini juga bergantung teks dalam memandang suatu pada interpretasi dari peneliti. peristiwa. Selain itu, berkaitan pula Tulisan-tulisan tentang kemanusiaan dengan pandangan masyarakat secara dalam buku catatan harian Ahamd umum. Kognisi sosial dan konteks Wahib yang menjadi objek kajian
penelitian ini ditafsirkan oleh peneliti dalam buku Pergolakan Pemikiran berdasarkan kognisi yang dimiliki. Islam dengan analisis model van
Dalam analisis wacana kritis, Dijk. subjektivitas tidak dapat dihindari. 3. Pembahasan
Oleh sebab itu, peneliti menyajikan Wacana oleh van Dijk digambarkan data berupa analisis linguistik memiliki tiga dimensi, yaitu teks, sebagai bukti yang mendukung hasil kognisi sosial, dan konteks sosial. penelitian. 3.1 Analisis Teks
Hasil analisis data dalam Analisis teks difokuskan pada penelitian ini akan disajikan dengan struktur teks dan strategi wacana metode penyajian informal. Metode yang digunakan. Van Dijk membagi penyajian informal adalah metode dimensi teks menjadi tiga tingkatan penyajian data dengan menggunakan yang saling terkait, yakni struktur kata-kata, namun tetap berdasarkan makro, superstruktur, dan struktur terminologi yang bersifat teknis mikro.
(Sudaryanto, 2015: 241). 3.1.1 Struktur Makro
Penyajian hasil analisis akan Analisis struktur makro merupakan dipaparkan secara deskriptif. analisis tematik pada teks. Tematik
Pemaparan dapat berupa tulisan, yang dimaksud, yaitu topik umum tabel, ataupun bagan yang berupa yang terdapat dalam sebuah teks. uraian dari data yang telah dianalisis Topik tersebut dapat diketahui sesuai dengan fenomena kebahasaan setalah teks dibaca dengan tuntas terkait wacana kritis Ahamd Wahib kemudian ditemukan subtopik-
subtopik yang mendukung topik yang dikedepankan.
Van Dijk menjelaskan bahwa gagasan terpenting dalam tematik, yaitu wacana dibentuk dalam tata aturan tertentu. Penjelasan tersebut didapatkan atas sebuah pemahaman jika topik dan subtopik dalam teks saling terkait dan membentuk koherensi global. Koherensi global berkaitan dengan sudut pandang yang digunakan oleh komunikator dalam memandang sebuah realitas.
Topik dalam penelitian ini dititikberatkan pada perspektif
Ahmad Wahib terkait dengan isu kemanusiaan yang ia tulis dalam buku hariannya. Wahib menuliskan kegelisahannya terkait isu ini dalam beberapa tulisan. Topik tersebut
didukung pula dengan adanya terhadap diri sendiri; (8) Manusia subtopik-subtopik yang meliputi: (1) dalam kehidupan bermasyarakat; (9)
Rasa ingin tahu yang dimiliki Kesenian membentuk kemanusiaan; manusia; (2) Sifat demokratis (10) Kegelisahan pribadi. Subtopik- manusia; (3) Tegas dalam subtopik tersebut saling terkait satu mengambil sikap; (4) Toleransi sama lain dan membentuk sebuah antarmanusia; (5) Kekhususan setiap kesimpulan umum yang mendukung manusia; (6) Memahami manusia topik, kemanusiaan. sebagaimana adanya; (7) Jujur
3.1.2 Superstruktur dengan teks lainnya dapat berbeda
Superstruktur dalam analisis wacana karena memiliki cara penyusunan kritis model Van Dijk ialah skematik. yang berbeda pula. Misalnya,
Skematik digunakan untuk komunikator menyusun jurnal mengungkap strategi penyusunan ilmiah, susunan tersebut akan teks yang dilakukan oleh penulis. Hal berbeda skemanya apabila ia ini penting untuk diketahui karena menyusun teks berita. melalui analisis skematik, topik yang Teks berita umumnya memiliki ingin ditonjolkan dan maksud yang skema umum, yakni terdiri dari ingin disembunyikan oleh penulis summary dan story. Summary teks dapat diungkap. ditandai dengan adanya judul dan
Teks umumnya memiliki skema lead, sedangkan story berisi umum yang terdiri dari pembukaan, keseluruhan berita yang disampaikan isi, dan penutup. Skema teks satu melalui dua subkategori, yaitu
penggambaran situasi dan komentar tidak berarti pula catatan tersebut terhadap situasi tersebut (Eriyanto, yang paling lengkap dalam
2009: 232). Dalam penelitian ini, menjelaskan maksud pemikiran peneliti menganalisis buku yang Wahib. berisi catatan pribadi. Skema yang Jenis teks dapat menjadi faktor didapat dari hasil analisis teks penyebab hal demikian. Peneliti catatan pribadi akan berbeda dengan menganalisis teks catatan harian skema teks berita. yang mana jenis teks semacam ini
Peneliti menemukan tiga skema tidak memiliki struktur baku tertentu. penulisan catatan harian milik Hal itu karena catatan harian bersifat
Wahib. Perbedaan skema penulisan pribadi hingga komunikator memiliki ini tidak berpengaruh terhadap kebebasan dalam menuliskan maksud yang ia sampaikan. Wahib pemikirannya tanpa harus mematuhi tetap menyampaikan maksud suatu skema baku penulisan teks. pemikirannya secara jelas dan lugas Skema penulisan catatan pribadi dalam setiap catatan hariannya. Ahmad Wahib terkait dengan
Catatan yang ditulis tanpa judul kemanusiaan adalah sebagai berikut: ataupun lead tidak berarti bahwa catatan tersebut kurang menjelaskan pemikiran Wahib. Sebaliknya, catatan yang memiliki skema penulisan dengan judul dan lead
Analisis Superstruktur (Skematik)
Menurut van Dijk, skematik merupakan strategi yang digunakan oleh komunikator dalam menyusun sebuah teks. Melalui analisis ini, topik yang ingin ditonjolkan dan maksud yang berusaha untuk disembunyikan oleh penulis teks dapat diungkap. Skema penulisan catatan harian Wahib adalah sebagai berikut:
Skema Penulisan/ Alur Penulisan Catatan Maksud yang Tipe Harian Ahmad Wahib tentang Kemanusiaan No berusaha Skema Isi Tanggal Judul Lead Penutup disembunyikan Pemikiran Penulisan
1 Skema X X √ √ √ X 1
2 Skema √ X √ √ √ X 2
3 Skema √ √ √ √ √ X 3
3.1.3 Struktur Mikro menggunakan elemen-elemen yang
Melalui analisis struktur mikro, lebih kecil, seperti kata, kalimat, peneliti dapat mengerti tentang preposisi, maupun pengingkaran. skema teks yang disusun sedemikian Selain itu, dapat diketahui pula cara rupa oleh komunikator dengan komunikator mengungkapkan
realitas dengan menggunakan pilihan Analisis struktur mikro bahasa tertentu yang disampaikan tersebut meliputi: semantik, melalui retorika tertentu pula. sintaksis, stilistik, dan retoris.
Analisis struktur mikro tentang kemanusiaan menurut Ahmad Wahib dalam
buku Pergolakan Pemikiran Islam karya Ahmad Wahib
Elemen Struktur Struktur Mikro Hasil Analisis Mikro
Catatan harian Ahmad Wahib
tentang kemanusian secara garis
besar memiliki tiga latar
peristiwa, yakni:
1. Ketakutan orang-orang
untuk berpikir bebas; Strategi Semantik Latar 2. Keengganan untuk
berpikir secara mendalam;
dan
3. Toleransi dan saling
menghargai sesama
manusia.
Detil dalam catatan harian Wahib
Detil tentang kemanusiaan yang
semakin menguatkan gambaran
bahwa Ahmad Wahib adalah
seorang yang menghormati
manusia dan kemanusiaan.
Maksud yang disampaikan oleh
Wahib dalam setiap catatannya
adalah hal-hal yang
ditulisakannya tersebut
merupakan kritik untuk dirinya Maksud sendiri, orang lain, dan
lingkungan sekitarnya. Bukan
hanya itu, tetapi juga sebagai
upaya meyakinkan dirinya sendiri
atas hal yang ia yakini.
Wahib memiliki beberapa cara
dalam menghubungkan realita
yang ia tulis. Cara-cara tersebut
adalah sebagai berikut:
Strategi Sintaksis Koherensi 1. Wahib menggunakan
konjungsi walaupun;
2. Penggunaan konjungsi
atributif yang untuk
memperjelas kalimat
utama;
3. Wahib memilih konjungsi
dengan demikian untuk
menarik suatu simpulan
dalam teks yang memiliki
hubungan sebab akibat.
Wahib menuiskan beberapa
pengingkaran dalam catatan
hariannya. Pengingkaran tersebut
antara lain: Pengingkaran 1. Penulisan konjungsi tapi
untuk mengingkari
pendapat umum dan
menjadi penanda sikapnya
Dalam catatan hariannya tentang
kemanusiaan, Wahib
menuliskannya dengan
menggunakan bentuk kalimat Bentuk Kalimat aktif. Bentuk kalimat tersebut
berpengaruh terhadap prinsip
kausalitas. Selain itu, Wahib
mengeskpresikan subjek dalam
catatannya secara eksplisit.
Kata ganti yang digunakan oleh
Kata Ganti Wahib dalam catatan hariannya
adalah saya, kita, dan mereka.
Wahib melakukan pemilihan
leksikon tertentu dalam menulis
Strategi Stilistik Leksikon catatan hariannya. Leksikon-
leksikon tersebut adalah teror,
tirani.
Grafis yang ditampilkan oleh
Wahib merupakan penulisan
beberapa kata dalam huruf yang
bercetak miring. Kata-kata
tersebut merupakan kata dalam Strategi Retoris Grafis bahasa asing sekaligus
menunjukkan makna yang
ditonjolkan. Grafis tersebut ialah
phobi, aposteriori, single
standard, dan general atitude.
Metafora yang ditulis oleh Wahib
Metafora dalam catatan hariannya berupa
ungkapan sehari-hari yang sering
ia dengar. Ungkapan itu adalah
“Yang merasa tersinggung oleh
keadaan sekarang ini hanya kita
para mahasiswa atau orang-orang
terpelajar”.
3.2 Analisis Kognisi Sosial dan Ideologi komunikator dalam
Konteks Sosial penulisan catatan harian tentang
Analisis wacana kritis model van kemanusiaan dapat diketahui melalui
Dijk tidak hanya didasarkan pada analisis kognisi sosial. Komunikator analisis tekstual saja, melainkan juga dalam buku Pergolakan Pemikiran berfokus pada analisis sosial. Islam (2016) ialah Ahmad Wahib
Analisis sosial memiliki tujuan untuk karena dialah penulis buku tersebut. mengungkap kognisi komunikator Ia yang memilih menuangkan dan kondisi sosial yang pemikirannya dalam bentuk tulisan melatarbelakanginnya. Hal tersebut catatan harian tentu memiliki penting karena berpengaruh dalam ideologi yang secara pribadi ingin proses produksi teks dan reproduksi disampaikannya. makna. Analisis terhadap kognisi Kognisi Wahib dalam sosial dan konteks sosial tersebut menuliskan pemikirannya tentang adalah sebagai berikut: kemanusiaan ke dalam bentuk
3.2.1 Analisis Kognisi Sosial catatan harian menunjukkan hasil
sebagai berikut:
No Model Penggambaran
Ahmad Wahib memandang isu kemanusiaan secara
menyeluruh. Pemikirannya adalah murni tentang
kepeduliannya dengan sesama manusia, tanpa ia
mengotak-kotakkan berdasarkan agama,
kepercayaan, suku, bahkan status sosial. Hal itu ia
dapatkan karena pendapat-pendapat yang dirinya
Skema Person miliki bukan sekadar dari hasil mendengar atau 1 (Person Schemas) membaca. Tetapi, Wahib berinteraksi langsung dari
berbagai lapisan masyarakat. Kenyataan yang
terjadi di masyarakat, membaca, mendengar, dan
perenungan pribadilah yang membentuk
pandangan-pandangan Wahib tentang kemanusiaan
menjadi pendapat yang banyak menyimpang dari
pendapat mayoritas.
Wahib memandang dirinya sendiri sebagai pribadi
yang bebas. Ia tidak mau dikotak-kotakkan atau
diberi “stempel” golongan. Penggambaran dirinya Skema Diri (Self 2 yang semacam ini dapat dilihat pada catatan Schemas) hariannya yang berjudul “Aku Bukan...”. Selain itu,
dalam catatan hariannya yang lain, Wahib
mengungkapkan bahwa setelah kepengurusannya di
HMI selesai, ia ingin masuk ke dalam organisasi
yang tidak memiliki warna yang mana manusia
mempelajari manusia lain sebagai pribadi bukan
sebagai golongan (Wahib, 2016: 280).
Ahmad Wahib berpendapat bahwa permasalahan
terkait dengan kemanusiaan terjadi karena orang-
orang masih berpikir dalam ranah golongan- Skema Peran (Role 3 golongan. Misalnya, mahasiswa yang membentuk Schemas) organisasi karena persamaan daerah atau orang-
orang Islam yang ia pikir terlalu takut terhadap
adanya kritik terhadap agamanya.
Ahmad Wahib memandang peristiwa yang terjadi
sebagai bahan perenungan pribadinya. Hasil
perenungan pribadi disertai dengan membaca dan
Skema Peristiwa diskusi membuat Wahib dapat membentuk 4 (Event Schemas) pendapatnya sendiri. Menurut Wahib, jika
pendapatnya dianggap banyak menyimpang dari
pendapat mayoritas, hal tersebut karena informasi
yang ia dapatkan memang demikian adanya.
3.2.2 Analisis Konteks Sosial Analisis konteks sosial pada buku
catatan harian Ahmad Wahib tentang
kemanusiaan tidak dapat dilepaskan (Wahib, 2016: 14-15). Wahib hubungannya dengan kondisi sosial menuliskan pemikiran-pemikirannya masyarakat ketika catatan tersebut tentang kemanusiaan tentu ditulis. Wahib mulai menulis catatan dilatarbelakangi oleh kondisi sosial hariannya saat ia pindah ke masyarakat yang terjadi antara tahun
Yogyakarta, yakni tahun 1962. 1962-1973.
Catatan tersebut berakhir pada tahun Analisis konteks sosial
1973 karena ia meninggal. Tetapi, terhadap makna kemanusiaan sejak tahun 1972-1973 Wahib jarang menurut Ahmad Wahib dalam buku menulis catatan harian karena ia Pergolakan Pemikiran Islam karya sibuk dengan tugas barunya sebagai Ahmad Wahib adalah sebagai calon reporter di majalah Tempo berikut:
Analisis konteks sosial terhadap makna kemanusiaan menurut Ahmad
Wahib dalam buku Pergolakan Pemikiran Islam karya Ahmad Wahib
Menurut van Dijk, terdapat dua poin penting dalam analisis konteks sosial, yakni kekuasaan dan akses. Kedua poin penting tersebut berkaitan erat dengan adanya dominasi yang dimiliki oleh seseorang maupun golongan yang berpengaruh pada proses produksi dan reproduksi teks. Serta, dalam analisis ini menunjukkan bahwa wacana yang dimiliki oleh seseorang maupun kelompok tidak dapat dilepaskan dari wacana yang berkembang di masyarakat.
3.2.2.1 Praktik Kekuasaan
Ahmad Wahib mendapat pengaruh dari lingkungan pergaulannya. Ia mendapat
kontrol secara tidak langsung hingga dapat memengaruhi kondisi mentalnya yang kemudian membantuk pemikirannya. Proses pemerolehan pengaruh tersebut adalah sebagai berikut:
a. Wahib memiliki lingkungan pergaulan yang luas, antara lain: ia adalah
seorang mahasiswa FIPA UGM, tinggal di asrama Katolik, bergabung
dengan HMI, ikut serta dalam lingkaran diskusi limited group, sering
memasuki pasar, bahkan mengunjungi tempat-tempat kesenian.
b. Tahun 1967 bertemu dengan Djohan Effendi. Keduanya menjalin
hubungan yang akrab, baik di dalam maupun di luar HMI. Wahib terkesan
dengan pemikiran Djohan karena sesuai dengan pencarian batinnya.
c. Pertengahan tahun 1967, Wahib dan Djohan mendapat serangan dari
dalam HMI karena pemikiran mereka dianggap melewati batas.
d. Tahun 1968, Djohan disebut sebagai “kiri baru di HMI” oleh pemimpin-
pemimpin senior HMI, tetapi Wahib tetap mendukung posisi Djohan.
e. Tahun 1969, HMI Jawa Tengah menjadi pangkalan terdepan dalam
pembaruan pemikiran. Tetapi pada tahun yang sama, yakni pada 30
September dan 1 Oktober, Wahib dan Djohan memutuskan untuk keluar
dari HMI.
f. Pada tahun 1970-1971, lingkaran diskusi limited group yang
diselenggarakan di rumah Mukti Ali tetap berjalan, tetapi bubar pada
tahun 1971.
g. Tahun 1971, Wahib ke Jakarta. Ia kuliah filsafat, bergabung dalam diskusi
yang diselenggarakan di rumah M. Dawan Rahardjo, Djohan Effendi, atau
Nurcholish Majid, serta berstatus sebagai calon wartawan Tempo.
h. Tahun 1972, Wahib disibukkan dengan tugasnya sebagai calon wartawan
hingga jarang menulis buku harian, tetapi ia masih aktif mengikuti diskusi
bersama kawan-kawannya.
i. Pada 31 Maret 1973, Wahib pergi karena tertabrak motor.
3.2.2.2 Akses yang Memengaruhi Wacana
Akses yang dimiliki Wahib dalam menyebarkan wacana tentang kemanusiaan untuk memengaruhi pandangan khalayak adalah sebagai berikut:
1. Akses memeroleh informasi
Akses yang dimiliki Wahib dalam memeroleh informasi berkaitan dengan
latar belakang tempat tinggalnya yang diuraikan sebagai berikut:
a. Sampang merupakan salah satu tempat terpencil di Madura hingga
tidak kondusif dalam pertumbuhan dan perkembangan kebudayaan.
b. Tahun 1900-an, pedagang China sudah mulai memasuki Madura,
tetapi etnis China tidak berkembang secara signifikan.
c. Tahun 1913-1920, SI memasuki Madura dan memiliki basis pertama di
Sampang. Keberadaan SI berpengaruh pada munculnya pemikiran
Islam modern.
d. Tahun 1920-an, Muhammadiyah berkembang di Madura dan
membawa ide pembaruan Islam.
e. Ketika Wahib lahir, SI dan Muhammadiyah sudah digeser dengan
keberadaan NU. Tetapi, ayahnya memiliki akses dengan tokoh-tokoh
SI kala itu, karena ayahnya tinggal di kota.
f. Akhir tahun 1950, ayah Wahib yang memiliki sikap terbuka
mengizinkan Wahib untuk melanjutkan sekolah di Pamekasan. Daerah
itu merupakan daerah yang lebih maju dan plural dari Sampang.
g. Setamatnya dari SMA, Wahib pergi ke Yogyakarta untuk kuliah di
FIPA UGM. Di Yogyakarta, Wahib memiliki lingkungan pergaulan
yang luas.
2. Akses mereproduksi informasi
Akses untuk menyebarkan informasi dimiliki oleh Wahib ketika dirinya
menjadi pemimpin HMI Jawa Tengah. Meskipun saat itu ia memiliki
akses pula dalam lingkaran diskusi, tetapi akses tersebut menjadi semakin
terbuka saat dirinya memiliki posisi di HMI. Pada tahun 1972, Wahib
memiliki akses untuk menuliskan laporan dengan tema “pembaruan
pemikiran Islam” di Tempo menggantikan Syu’bah Asa yang sakit saat
menjelang deadline.
Walaupun Wahib telah tiada, tetapi ia tetap memiliki akses untuk
mereproduksi wacana. Akses yang dimilikinya adalah buku hariannya
yang diterbitkan. Buku tersebut memiliki peranan penting dalam
mereproduksi wacana yang disampaikan Wahib karena khalayak, yang
dalam konteks ini ialah pembaca, dapat dipengaruhi oleh pemikiran
Wahib.
4. Simpulan
Berdasarkan analisis dan tersebut dapat semakin jelas pembahasan pada bab III, simpulan dipahami dengan adanya dalam penelitian ini adalah sebagai analisis terhadap berikut: superstruktur atau skematik
1. Pada dimensi teks, analisis yang mana dalam tahap
terhadap catatan harian analisis ini dapat
Ahmad Wahib mencakup tiga mengungkap strategi
elemen yang saling terkait, penyusunan teks yang
yakni struktur makro, dilakukan oleh komunikator.
superstruktur dan struktur Wahib menulis catatan harian
mikro. Analisis struktur tentang kemanusiaan
makro atau tematik terhadap menggunakan tiga skema
buku harian Wahib yang berbeda untuk
menunjukkan bahwa ia mengontruksi realita yang ia
merupakan seseorang yang ungkapkan. Analisis terakhir
peduli terhadap isu-isu dalam dimensi teks ialah
kemanusiaan. Tema buku struktur mikro. Dalam
tentang “kemanusiaan” struktur mikro dapat
tersebut didukung dengan diketahui bahwa Wahib
adanya berbagai subtema menyampaikan suatu realita
hingga terbentuk suatu dengan menggambarkan latar
koherensi global. Tema peristiwa yang disertai
dengan detil peristiwa tersebut untuk dapat mengungkap maksud dengan lebih jelas. Selain itu, ia juga menggunakan pilihan kata, susunan kalimat, bahkan metafora tertentu untuk menegaskan maksudnya.
Berdasarkan analisis pada dimensi teks, dapat dikatakan bahwa gaya penulisan yang dimiliki Wahib ialah lugas dan jelas.
2. Tataran selanjutnya dalam aktivitas politik kepartaian
analisis wacana kritis model dan mengambil filsafat
van Dijk ialah kognisi sosial negara yang nonsektarian. Ia
dan konteks sosial. Pada menambahkan bahwa penting
tataran kognisi sosial, Wahib untuk memiliki semangat
dikenal sebagai sosok yang intelektual tinggi untuk
sering menyimpang dari melakukan pendekatan
pendapat mayoritas. Hal ini dengan cara diskusi maupun
karena pendapat mayoritas proses pencarian rasional
saat itu masih berada dalam yang terus-menerus guna
batas-batas tabu, bersifat mengungkap wacana Islam
dogmatis, serta menginginkan yang lebih memuaskan bagi
golongan tertentu—aktivis masyarakat. Kesadaran
muslim—mendapat mental Wahib yang berbeda
kemenangan dalam wilayah dengan kognisi sosial saat itu
politik-kepartaian. Menurut yang membuat Wahib dikenal
Wahib, hal tersebut sebagai sosok yang
seharusnya sudah tidak kontroversional. Selain
dilakukan lagi, karena kognisi sosial, penting pula
kepentingan umat Islam untuk mengungkap konteks
bahkan masyarakat yang sosial kala itu. Pada tataran
lebih luas akan terpenuhi konteks sosial terdapat dua
apabila meninggalkan komponen penting yang
menjadi fokus analisis, yakni disertai dengan akses yang ia praktik kekuasaan dan akses. miliki. Wahib yang pernah
Praktik kekuasaan erat masuk dalam jajaran kaitannya dengan kontrol pengurus HMI, berstatus yang dimiliki oleh pihak sebagai calon wartawan dominan, tetapi dalam Tempo serta sebagai anggota penelitian ini kontrol lebih lingkaran diskusi limited ditekankan pada pengaruh group semakin memudahkan sosial terhadap kondisi ia untuk memeroleh sumber- mental Wahib. Wahib yang sumber pengetahuan yang ia memiliki sikap terbuka inginkan. Hal tersebut mulanya mendapat pengaruh diperkuat dengan melihat dari ayahnya yang kemudian latar belakang keluarganya semakin berkembang karena yang juga bersikap berani dan lingkungan pergaulannya terbuka disaat banyak yang luas dan berasal dari masyarakat yang masih takut berbagai kalangan. Terlebih, dengan sikap yang demikian.
Wahib bersahabat dengan Berdasarkan kognisi sosial
Djohan Effendi yang dikenal dan konteks sosial yang sebagai sosok yang memiliki seperti itulah, Wahib dapat pemikiran progresif. Lebih memandang manusia lanjut lagi, pembentukan sebagaimana pemikiran Wahib juga kemanusiaannya tanpa
mengotak-kotakkan manusia Indonesia Universitas Diponegoro. dalam skema tertentu. Ia Eriyanto. 2009. Analisis Wacana: memandang manusia beserta Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: LKiS. kemanusiannya secara utuh. Fadilah, Siti Nur., dan B. Wahyudi Joko Santoso. 2017. “Pencitraan Soeharto dalam 5. Daftar Pustaka Buku Andai Pak Harto Nyapres, Kupilih! Ahmad, Saidiman, Husni Mubarak (Kebosanan Orang-orang dan Testriono. Ed., 2012. Pinggiran Menanti Pembaharuan Tanpa Kemakmuran) dalam Apologia? Esai-esai tentang Perspektif Wacana Kritis van Ahmad Wahib. Jakarta: Dijk”. Seloka: Jurnal Democracy Project Yayasan Pendidikan Bahasa dan Sastra Abad Demokrasi. Indonesia 6 (2). http://journal.unnes.ac.id/sju/ Apriyanti, Tutiek. 2016. index.php/seloka. “Mengungkap Pemikiran Soe Hoek Gie dalam Buku Kamus Besar Bahasa Indonesia Catatan Seorang Demonstran dalam Jaringan Kementrian (Analisis Wacana Kritis Teun Pendidikan dan Kebudayaan. A. Van Dijk)”. Skripsi https://kbbi.kemendikbud.go.i Departemen Sastra Indonesia d/. Universitas Diponegoro. Mintaredja, Abbas Hamami. 1983. Borton, Greg. 1999. Gagasan Islam Epistimologi. Yogyakarta: Liberal di Indonesia Fakultas Filsafat Universitas Pemikiran Neo-Modernisme Gadjah Mada. Nurchlish Madjid, Djohan Effendi, Ahmad Wahib, dan Mulyantoro, Siswa., dan Zen RS. Aburrahman Wahid. 2015. Me-Wahib Memahami Jakarta: Paramadia dan Toleransi, Identitas dan Pustaka Antara. Cinta di tengah Keberagaman. Jakarta: Cahyaningtyas, Gina Mardani. 2018. PUSAD Yayasan “Ideologi Media dalam Paramadina. Pemberitaan Dahlan Iskan Terkait Kasus Dugaan Mustafa, Resza. 2017. “Ekspresi Korupsi Pembangunan Gardu Bahasa dan Perspektif Rubrik Induk pada Jppn.com dan Laporan Utama Majalah Mediaindonesia.comí”. Hayamwuruk Jejak Kiri di Skripsi Departemen Sastra Semarang”. Skripsi
Departemen Sastra Indonesia Universitas Diponegoro. Usman, Ali (ed). 2008. Menegakkan Pluralisme: Nanda, Mia Dwi. 2015. Fundamentalisme- “Representasi Kecantikan Konservatif di Tubuh Perempuaan dalam Kolom Muhammadiyah. Jakarta: “Nisa” pada Majalah Hidayah LSAF Universitas (Analisis Wacana Kritis Teun Paramadina Mulya Jakarta. A. Van Dijk)”. Skripsi Jurusan Sastra Indonesia Wahib, Ahmad. 2016. Pergolakan Universitas Diponegoro. Pemikiran Islam Catatan Harian Ahmad Wahib. Raditya, Iswara N. 31 Maret 2018. Jakarta: LP3ES. “Pergolakan Pemikiran Islam: Keresahan-keresahan Wijana, I Dewa Putu. 2015. Ahmad Wahib”. Tirto.id. Pengantar Semantik Bahasa https://tirto.id/pergolakan- Indonesia. Yogyakarta: pemikiran-islam-keresahan- Program Sudi S2 Linguistik keresahan-ahmad-wahib- Fakultas Ilmu Budaya cGJD. (Diakses 3 Agustus Universitas Gadjah Mada dan 2018). Pustaka Pelajar.
Somantri, Gumilar Rusliwa. 2015. “Memahami Metode Kualitatif”. Makara, Sosial Humaniora Vol. 9 No. 2 Desember 2015 hlm. 57-65.
Sudaryanto. 2015. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa Pengantar Penelitian Wahana Kebudayaan secara Linguistis. Yogyakarta: Sanata Dharma University Press.
Surono. 2014. Analisis Frasa- Kalimat Bahasa Indonesia. Semarang: Gigih Pustaka Mandiri.
Suwardiyamsyah. 2017. “Pemikiran Abdurraham Wahid tentang Toleransi Beragama”. Jurnal Al-Irsyad Vol. VIII No. 1 Januari-Juni 2017.