Bab 3 Rencana Pembangunan Kabupaten Kutai Barat
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 1 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN KUTAI BARAT 3.1 Fenomena Perkembangan Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten Kutai Barat dengan Ibukota Sendawar merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang. Luas Kabupaten Kutai Barat sekitar 35.696,59 Km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur. Perkembangan sejak ditetapkannya Kutai Barat sebagai Kabupaten baru hasil pemekaran demikian cepat. Kebutuhan atas arahan pembangunan terutama ruang yang menekankan pada perkembangan ekonomi kecil, serta perubahan kebijakan baik pada tingkatan nasional, Propinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Barat menjadi dasar perlunya berbagai penyesuaian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat. Pada tataran nasional, dikeluarkannya Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; serta Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 – 2009 memberi pengaruh yang cukup besar pada sistem perencanaan pembangunan di daerah termasuk di Kabupaten Kutai Barat. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat ditetapkan menjadi produk hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2005. RTRW Kabupaten Kutai Barat merupakan acuan perencanaan tata ruang di Kabupaten Kutai Barat sampai tahun 2013. Penyusunan RTRW Kabupaten Kutai Barat tersebut telah mulai sejak tahun 2002 dan direvisi kembali Tahun 2005, di mana substansi RTRW tersebut disusun berdasarkan kondisi Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2005 dan perkembangan sampai tahun 2007. Kemudian pada tahun anggaran 2007, dilakukan Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat dilakukan sesuai dengan tuntunan pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan dan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan. Menurut Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa tiap 5 tahun rencana tata ruang perlu dievaluasi dan bila perlu direvisi kembali. Berdasarkan hal tersebut upaya evaluasi (dan revisi) RTRW mutlak dilakukan, sehingga pelaksanaan Revisi RTRW Kabupaten Kutai Barat dilakukan tahun berikutnya. Kemudian selanjutnya Kabupaten Kutai Barat menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2011 – 2031. Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu Kabupetan di Propinsi Kalimantan Timur yang kaya akan potensi sumber daya alam (SDA). Potensi SDA tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 2 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 melaksanakan roda pemerintahan bagi kesejahteraan masyarakat. Berdasar potensi yang ada, berbagai kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan secara umum telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Namun banyak juga permasalahan dan kendala yang dihadapi, terutama berkaitan dengan masalah keterisolasian akibat tipologi wilayah yang bergelombang. Pada perkembangannya, pada Tahun 2013 terjadi pemekaran pada Kabupaten Kutai Barat yang menyebabkan Luas Wilayah, jumlah kecamatan dan jumlah kampung berubah. Berdasarkan UU No. 02 Tahun 2013 Kabupaten Kutai Barat dimekarkan menjadi Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. Luas wilayah Kabupaten Barat yang terdiri dari 16 kecamatan yaitu 20.381,59 Km2 dan Kabupaten Mahakam Ulu dengan 5 kecamatan 15.315 Km2. 3.2 Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Barat. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai : 1. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; 3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;dan 4. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Karakteristik wilayah kabupaten; 3. Kapasitas sumber daya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang; dan 4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi; 2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan; 3. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 3 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut: . Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; . Pengembangan ekonomi berwawasan lingkungan dan berbasis kerakyatan; . Pengembangan sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, dan pariwisata mendukung ekonomi sub regional; . Pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi budaya; . Pengembangan pusat – pusat kegiatan yang terintegrasi dan terpadu; . Pengembangan sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya yang terpadu dan merata di seluruh wilayah; . Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam; . Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan . Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 3.3 Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kutai Barat. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; 2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;dan 3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; 2. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 4 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 3. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; 4. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan 5. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut: a) Strategi pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA meliputi: (1) Memantapkan kedudukan Kabupaten sebagai kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; (2) Memantapkan fungsi Kabupaten sebagai pusat pengembangan kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; (3) Menetapkan lokasi pusat pengembangan kegiatan; (4) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kegiatan. b) Strategi pengembangan ekonomi berwawasan lingkungan dan berbasis kerakyatan meliputi: (1) Menetapkan potensi unggulan Kabupaten; (2) Mengembangkan dan meningkatkan potensi unggulan Kabupaten; (3) Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan masyarakat lokal; (4) Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang; (5) Mengendalikan pengembangan sektor ekonomi berwawasan lingkungan; dan (6) Mengembangkan kegiatan sektor perekonomian dengan pola kemitraan bagi masyarakat. c) Strategi pengembangan sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, dan pariwisata mendukung ekonomi sub regional meliputi: (1) Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian; (2) Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan; (3) Mengembangkan kawasan peruntukan kehutanan; (4) Mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata; (5) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kegiatan; dan (6) Mengoptimalkan sistem dan pola pengembangan kegiatan. d) Strategi pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi budaya meliputi: (1) Mengembangkan dan meningkatkan daya tarik wisata budaya; (2) Mengembangkan sarana