Bab 3 Rencana Pembangunan Kabupaten Kutai Barat

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Bab 3 Rencana Pembangunan Kabupaten Kutai Barat RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 1 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 BAB 3 RENCANA PEMBANGUNAN KABUPATEN KUTAI BARAT 3.1 Fenomena Perkembangan Kabupaten Kutai Barat. Kabupaten Kutai Barat dengan Ibukota Sendawar merupakan pemekaran dari wilayah Kabupaten Kutai yang telah ditetapkan berdasarkan UU. Nomor 47 Tahun 1999 tentang Pembentukan Kabupaten Nunukan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Timur dan Kota Bontang. Luas Kabupaten Kutai Barat sekitar 35.696,59 Km2 atau kurang lebih 15 persen dari luas Provinsi Kalimantan Timur. Perkembangan sejak ditetapkannya Kutai Barat sebagai Kabupaten baru hasil pemekaran demikian cepat. Kebutuhan atas arahan pembangunan terutama ruang yang menekankan pada perkembangan ekonomi kecil, serta perubahan kebijakan baik pada tingkatan nasional, Propinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Kutai Barat menjadi dasar perlunya berbagai penyesuaian dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat. Pada tataran nasional, dikeluarkannya Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; Undang-undang No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah; serta Peraturan Pemerintah No. 7 Tahun 2005 tentang Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2004 – 2009 memberi pengaruh yang cukup besar pada sistem perencanaan pembangunan di daerah termasuk di Kabupaten Kutai Barat. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat ditetapkan menjadi produk hukum yaitu Peraturan Daerah Nomor 32 Tahun 2005. RTRW Kabupaten Kutai Barat merupakan acuan perencanaan tata ruang di Kabupaten Kutai Barat sampai tahun 2013. Penyusunan RTRW Kabupaten Kutai Barat tersebut telah mulai sejak tahun 2002 dan direvisi kembali Tahun 2005, di mana substansi RTRW tersebut disusun berdasarkan kondisi Kabupaten Kutai Barat pada tahun 2005 dan perkembangan sampai tahun 2007. Kemudian pada tahun anggaran 2007, dilakukan Peninjauan kembali Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kutai Barat dilakukan sesuai dengan tuntunan pembangunan dan perkembangan kawasan perkotaan dan dilakukan secara berkala sesuai kebutuhan. Menurut Undang- Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang disebutkan bahwa tiap 5 tahun rencana tata ruang perlu dievaluasi dan bila perlu direvisi kembali. Berdasarkan hal tersebut upaya evaluasi (dan revisi) RTRW mutlak dilakukan, sehingga pelaksanaan Revisi RTRW Kabupaten Kutai Barat dilakukan tahun berikutnya. Kemudian selanjutnya Kabupaten Kutai Barat menetapkan Peraturan Daerah Kabupaten Kutai Barat Nomor 32 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kutai Barat Tahun 2011 – 2031. Kabupaten Kutai Barat merupakan salah satu Kabupetan di Propinsi Kalimantan Timur yang kaya akan potensi sumber daya alam (SDA). Potensi SDA tersebut merupakan salah satu modal dasar untuk Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 2 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 melaksanakan roda pemerintahan bagi kesejahteraan masyarakat. Berdasar potensi yang ada, berbagai kegiatan pembangunan yang telah dilaksanakan secara umum telah menunjukkan kemajuan di berbagai bidang kehidupan. Namun banyak juga permasalahan dan kendala yang dihadapi, terutama berkaitan dengan masalah keterisolasian akibat tipologi wilayah yang bergelombang. Pada perkembangannya, pada Tahun 2013 terjadi pemekaran pada Kabupaten Kutai Barat yang menyebabkan Luas Wilayah, jumlah kecamatan dan jumlah kampung berubah. Berdasarkan UU No. 02 Tahun 2013 Kabupaten Kutai Barat dimekarkan menjadi Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten Mahakam Ulu. Luas wilayah Kabupaten Barat yang terdiri dari 16 kecamatan yaitu 20.381,59 Km2 dan Kabupaten Mahakam Ulu dengan 5 kecamatan 15.315 Km2. 3.2 Kebijakan Penataan Ruang Kabupaten Kutai Barat. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten adalah arahan pengembangan wilayah yang ditetapkan oleh pemerintah daerah kabupaten guna mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten dalam kurun waktu 20 (dua puluh) tahun. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten merupakan arah tindakan yang harus ditetapkan untuk mencapai tujuan penataan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi sebagai : 1. Sebagai dasar untuk memformulasikan strategi penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Sebagai dasar untuk merumuskan struktur dan pola ruang wilayah kabupaten; 3. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;dan 4. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Tujuan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Karakteristik wilayah kabupaten; 3. Kapasitas sumber daya untuk mewujudkan tujuan penataan ruang; dan 4. Ketentuan peraturan perundang-undangan terkait. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. Mengakomodasi kebijakan penataan ruang wilayah nasional dan kebijakan penataan ruang wilayah provinsi; 2. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan; 3. Mampu menjawab isu-isu strategis baik yang ada sekarang maupun yang diperkirakan akan timbul di masa yang akan datang; dan 4. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 3 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 Dengan rangka pencapaian tujuan penataan ruang wilayah kabupaten, maka rumusan kebijakan penataan ruang Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut: . Pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; . Pengembangan ekonomi berwawasan lingkungan dan berbasis kerakyatan; . Pengembangan sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, dan pariwisata mendukung ekonomi sub regional; . Pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi budaya; . Pengembangan pusat – pusat kegiatan yang terintegrasi dan terpadu; . Pengembangan sistem jaringan prasarana utama dan sistem jaringan prasarana lainnya yang terpadu dan merata di seluruh wilayah; . Pengoptimalan potensi lahan budidaya dan sumberdaya alam; . Pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian fungsi lingkungan hidup; dan . Peningkatan fungsi kawasan untuk pertahanan dan keamanan negara. 3.3 Strategi Penataan Ruang Kabupaten Kutai Barat. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten merupakan penjabaran kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten ke dalam langkah-langkah operasional untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten berfungsi : 1. Sebagai dasar untuk penyusunan rencana struktur ruang, rencana pola ruang, dan penetapan kawasan strategis kabupaten; 2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam RTRW kabupaten;dan 3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang wilayah kabupaten. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan berdasarkan : 1. Kebijakan penataan ruang wilayah kabupaten; 2. Kapasitas sumber daya wilayah kabupaten dalam melaksanakan kebijakan penataan ruangnya; dan 3. Ketentuan peraturan perundang-undangan. Strategi penataan ruang wilayah kabupaten dirumuskan dengan kriteria: 1. Memiliki kaitan logis dengan kebijakan penataan ruang; 2. Tidak bertentangan dengan tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah nasional, dan provinsi; Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur RENCANA PROGRAM INVESTASI JANGKA MENENGAH III. 4 BIDANG PU/CIPTA KARYA 2016 - 2021 3. Jelas, realistis, dan dapat diimplementasikan dalam jangka waktu perencanaan pada wilayah kabupaten bersangkutan secara efisien dan efektif; 4. Harus dapat dijabarkan secara spasial dalam rencana struktur dan rencana pola ruang wilayah kabupaten; dan 5. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. Sebagai turunan dari rumusan kebijakan penataan ruang yang dijabarkan secara lebih operasional, maka strategi penataan ruang Kabupaten Kutai Barat adalah sebagai berikut: a) Strategi pemantapan fungsi dan kedudukan Kabupaten dalam kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA meliputi: (1) Memantapkan kedudukan Kabupaten sebagai kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; (2) Memantapkan fungsi Kabupaten sebagai pusat pengembangan kawasan ekonomi sub regional BIMP – EAGA; (3) Menetapkan lokasi pusat pengembangan kegiatan; (4) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kegiatan. b) Strategi pengembangan ekonomi berwawasan lingkungan dan berbasis kerakyatan meliputi: (1) Menetapkan potensi unggulan Kabupaten; (2) Mengembangkan dan meningkatkan potensi unggulan Kabupaten; (3) Mengembangkan kegiatan ekonomi dengan memanfaatkan masyarakat lokal; (4) Mengembangkan sarana dan prasarana penunjang; (5) Mengendalikan pengembangan sektor ekonomi berwawasan lingkungan; dan (6) Mengembangkan kegiatan sektor perekonomian dengan pola kemitraan bagi masyarakat. c) Strategi pengembangan sektor pertanian, pertambangan, kehutanan, dan pariwisata mendukung ekonomi sub regional meliputi: (1) Mengembangkan kawasan peruntukan pertanian; (2) Mengembangkan kawasan peruntukan pertambangan; (3) Mengembangkan kawasan peruntukan kehutanan; (4) Mengembangkan kawasan peruntukan pariwisata; (5) Meningkatkan sarana dan prasarana pendukung pengembangan kegiatan; dan (6) Mengoptimalkan sistem dan pola pengembangan kegiatan. d) Strategi pengembangan kegiatan wisata dengan memanfaatkan potensi budaya meliputi: (1) Mengembangkan dan meningkatkan daya tarik wisata budaya; (2) Mengembangkan sarana
Recommended publications
  • Data Peminat Dan Terima Di Universitas Mulawarman
    DATA PEMINAT DAN TERIMA DI UNIVERSITAS MULAWARMAN JALUR SNMPTN 2020 PEMINAT PEMINAT Nama Provinsi Nama Kota NAMA SEKOLAH LULUS PL1 LULUS PL2 JML LULUS PL1 PL2 Kalimantan Timur Kab Berau MAN BERAU 20 4 15 4 SMA IT ASH SHOHWAH 1 SMA NEGERI 12 BERAU 26 8 25 1 9 SMAN 1 BERAU 33 13 28 13 SMAN 10 BERAU 1 1 SMAN 11 BERAU 6 1 6 1 SMAN 13 BERAU 3 1 SMAN 14 BERAU 1 1 SMAN 2 BERAU 37 8 33 8 SMAN 3 BERAU 20 5 18 1 6 SMAN 4 BERAU 28 7 21 2 9 SMAN 5 BERAU 17 2 9 1 3 SMAN 6 BERAU 14 1 12 1 SMAN 7 BERAU 28 6 19 6 SMAN 8 BERAU 37 8 34 1 9 SMAS MUHAMADIYAH TANJUNG REDEB 2 2 SMAS PGRI 13 TANJUNG REDEB 15 2 11 2 SMK NEGERI 8 BERAU 8 3 6 3 SMKN 1 BERAU 12 11 SMKN 2 BERAU 4 1 2 1 2 SMKN 6 BERAU 2 2 Kab Berau Total 315 69 257 7 76 Kab Kutai Barat MAN KUTAI BARAT 6 1 5 1 SMAN 1 BENTIAN BESAR 2 1 SMAN 1 BONGAN 6 5 SMAN 1 JEMPANG 6 1 4 1 SMAN 1 LINGGANG BIGUNG 39 11 29 1 12 SMAN 1 LONG IRAM 11 2 11 2 SMAN 1 MUARA LAWA 11 2 10 2 SMAN 1 MUARA PAHU 5 1 5 1 PEMINAT PEMINAT Nama Provinsi Nama Kota NAMA SEKOLAH LULUS PL1 LULUS PL2 JML LULUS PL1 PL2 SMAN 1 PENYINGGAHAN 10 3 7 3 SMAN 1 SENDAWAR 47 15 34 1 16 SMAN 1 SILUQ NGURAI 4 3 SMAN 2 SENDAWAR 19 10 15 10 SMAN 3 SENDAWAR 6 1 4 1 SMKN 1 SENDAWAR 16 5 16 5 SMKN 2 SENDAWAR 8 1 6 1 Kab Kutai Barat Total 196 53 155 2 55 Kab Kutai Kartanegara MA DDI KARYA BARU LOA JANAN 6 1 6 1 MA Negeri 1 Kutai Kartanegara 13 3 12 3 MAN 2 KUTAI KARTANEGARA 70 20 57 20 MAS AS ADIYAH SANTAN TENGAH 6 2 6 2 MAS MIFTAHUL ULUM ANGGANA 18 5 18 5 SMA AL HAYAT SAMBOJA 1 1 SMA ISLAM ULUMUDDIN SAMBOJA 2 1 2 1 SMA IT NURUL ILMI TENGGARONG 10 1 9 1
    [Show full text]
  • East Kalimantan
    PROVINCE INFOGRAPHIC EAST KALIMANTAN Nunukan NUNUKAN Tideng Pale Malinau TANA The boundaries and names shown and the TID UNG designations used on this map do not imply KOTA TARAKAN official endorsement or acceptance by the Tarakan United Nations. MA LINAU BULUNGAN Tanjungselor MOST DENSE LEAST DENSE Tanjung Selor Kota Balikpapan Malinau Tanjungredep MOST POPULATED LEAST POPULATED BERA U Kota Samarinda Tana Tidung 14 1,435 KUTAI DISTRICTS VILLAGES TIMUR Putussibau Sangatta 136 KAPU AS Ujoh Bilang HULU SUB-DISTRICTS Bontang SINTANG KOTA MU RUNG KUTAI BONTANG RAYA KARTANEGARA Legend: Sendawar KOTA SAMARIND A Administrative Boundary Tenggarong Samarinda Samarinda Province Province Capital Purukcahu District District Capital BARITO KUTAI GUNUN G UTARA BARAT MA S Population Transportation Muara Teweh PEN AJAM Population counts at 1km resolution Toll road PA SER Kuala Kurun UTARA KOTA Pasangkayu Primary road 0 BALIKPAPAN Secondary road 1 - 5 Balikpapan Port 6 - 25 Penajam BARITO KATINGAN Airport 26 - 50 SELATAN 51 - 100 Buntok KOTA Other KAPU AS TABALONG PASER 101 - 500 PALANGKA Kasongan Volcano 501 - 2,500 RAYA Tanah Grogot Tamiang Water/Lake 2,501 - 5,000 KOTAWARINGIN Layang Tobadak Tanjung 5,000 - 130,000 TIMUR Palangka Raya BARITO Coastline/River TIMUR Palangkaraya Paringin MA MUJU HULU BALANGAN SUNGAI Amuntai TAPIN UTARA Barabai HULU Sampit SUNGAI KOTA PULANG BARITO HULU SUNGAI Mamuju MA MASA SELATAN TEN GAH BARU GEOGRAPHY PISAU KUALA Mamuju TORA JA East Kalimantan is located at 4°24'N - 2°25'S and 113°44' - 119°00'E. The province borders with Malaysia, specifically Sabah and Sarawak (North), the Sulawesi Ocean and Makasar Straits (East), South Kalimantan (South) and West Kalimantan, Central Kalimantan and Malaysia (West).
    [Show full text]
  • Inside Indonesia's Highest-Profile Land Conflict
    Inside Indonesia’s highest-profile land conflict December 7, 2015 Masrani stood at the confluence of two rivers in Indonesian Borneo as his father recited the most dreadful oath. The extreme form of sumpah adat, a ritualistic nuclear option for Indonesia’s Dayak indigenous peoples, was reserved for dealing with crises nothing else could solve. The forest chattered to the post-daybreak sounds of hornbills and proboscis monkeys as the two-dozen men assembled for the rite. One by one, they beseeched the ancestors to punish those who had shifted their borders and robbed them of their territory. “They were brave enough to steal our land, but not to meet us at the river,” said Masrani, the deposed former chief of Muara Tae, a village in East Kalimantan province. “They didn’t come because they know they’re wrong.” Indonesia’s shambolic internal borders are a national emergency. No single map of land-use claims exists; contradictory references persist across the different levels of government. The problem impedes efforts to zone the country for sustainable development and underlies thousands of conflicts that pit communities against companies, the state or each other. Amid the chaos, oil palm plantations have sprung up at breakneck speed across Indonesia’s ravaged hinterlands, eating away at the forests and propelling this country of 250 million to become the world’s sixth-largest emitter of greenhouse gases. At the start of last century more than four-fifths of the archipelago was covered by jungle; today it is fighting to stem forest losses even in its national parks as species like the Javan tiger (Panthera tigris sondaica) fall away into extinction.
    [Show full text]
  • Indonesia 12
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Indonesia Sumatra Kalimantan p509 p606 Sulawesi Maluku p659 p420 Papua p464 Java p58 Nusa Tenggara p320 Bali p212 David Eimer, Paul Harding, Ashley Harrell, Trent Holden, Mark Johanson, MaSovaida Morgan, Jenny Walker, Ray Bartlett, Loren Bell, Jade Bremner, Stuart Butler, Sofia Levin, Virginia Maxwell PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Indonesia . 6 JAVA . 58 Malang . 184 Indonesia Map . 8 Jakarta . 62 Around Malang . 189 Purwodadi . 190 Indonesia’s Top 20 . 10 Thousand Islands . 85 West Java . 86 Gunung Arjuna-Lalijiwo Need to Know . 20 Reserve . 190 Banten . 86 Gunung Penanggungan . 191 First Time Indonesia . 22 Merak . 88 Batu . 191 What’s New . 24 Carita . 88 South-Coast Beaches . 192 Labuan . 89 If You Like . 25 Blitar . 193 Ujung Kulon Month by Month . 27 National Park . 89 Panataran . 193 Pacitan . 194 Itineraries . 30 Bogor . 91 Around Bogor . 95 Watu Karang . 195 Outdoor Adventures . 36 Cimaja . 96 Probolinggo . 195 Travel with Children . 52 Cibodas . 97 Gunung Bromo & Bromo-Tengger-Semeru Regions at a Glance . 55 Gede Pangrango National Park . 197 National Park . 97 Bondowoso . 201 Cianjur . 98 Ijen Plateau . 201 Bandung . 99 VANY BRANDS/SHUTTERSTOCK © BRANDS/SHUTTERSTOCK VANY Kalibaru . 204 North of Bandung . 105 Jember . 205 Ciwidey & Around . 105 Meru Betiri Bandung to National Park . 205 Pangandaran . 107 Alas Purwo Pangandaran . 108 National Park . 206 Around Pangandaran . 113 Banyuwangi . 209 Central Java . 115 Baluran National Park . 210 Wonosobo . 117 Dieng Plateau . 118 BALI . 212 Borobudur . 120 BARONG DANCE (P275), Kuta & Southwest BALI Yogyakarta . 124 Beaches . 222 South Coast . 142 Kuta & Legian . 222 Kaliurang & Kaliadem . 144 Seminyak .
    [Show full text]
  • Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lokasi : Tepian Sungai Mahakam Editor : Lutfi Budiarto BIGNEWS Edisi II Juni 2009 DAFTAR ISI
    Perwakilan BPKP Provinsi Kalimantan Timur Lokasi : Tepian Sungai Mahakam Editor : Lutfi Budiarto BIGNEWS Edisi II Juni 2009 DAFTAR ISI MEMBANGUN KALTIM UNTUK SEMUA, LAUNCHING SAMSAT ONLINE ............. 17 DARI REDAKSI ..............................................3 PERWAKILAN BPKP KALTIM FASILITASI PROFIL ............................................................6 DIKLAT SIMDA UNTUK AUDITOR BPK RI KALTIM........................................................ 19 SEKAPUR SIRIH ............................................8 PENERIMAAN PENGHARGAAN DARI KOMITE OLAH RAGA NASIONAL SATGAS SPIP BPKP INDONESIA (KONI) ATAS PARTISIPASI MENSOSIALISASIKAN SPIP KEPADA BPKP PERWAKILAN PROV. JAJARAN MUSPIDAPROV KALTIM PARA KALIMANTAN TIMUR DALAM BUPATI, WALIKOTA, KETUA DPRD DAN PIMPINAN SKPD SE KALIMANTAN PENYELENGGARAAN PON KE XVII TIMUR..............................................................9 PROVINSI KALIMANTAN TIMUR......... 20 BPKP KALTIM MERINTIS JALAN BPKP PERWAKILAN PROV. MENUJU PENGELOLAAN KALIMANTAN TIMUR MENGGANDENG PEMERINTAHAN YANG BAIK DAN SELURUH RSUD SE PROV. KALTIM DALAM RANGKA SOSIALISASI BERSIH. .........................................................10 PENERAPAN PPK-BLUD .......................... 22 SOSIALISASI SPIP : PERSIAPAN PENINGKATAN KAPASITAS : DIKLAT PENERAPAN SPIP DILINGKUNGAN BENDAHARAWAN PEMKAB. NUNUKAN23 PEMKOT BONTANG DAN BALIKPAPAN14 PRESENTASI HASIL EVALUASI GUBERNUR KALTIM MEMINTA KAPER PENERAPAN GCG PT. PUPUK KALTIM BPKP MEMBERIKAN ARAHAN DALAM OLEH BPKP PERWAKILAN PROV. RAPAT KERJA DAERAH...........................15
    [Show full text]
  • Natural Resources Under Vortex of Simultaneously Elections
    Natural Resources Under Vortex of Simultaneously Elections Semuel Risal1, Johnles2, Abner Herry Bajari3, Ika Devy Pramudiana4, Bartholomeus Padatu5 {[email protected], [email protected], abner. bajari@gmail3, [email protected], [email protected]} Polytechnic Malinau, North Kalimantan, Indonesia1, Polytechnic Malinau, North Kalimantan, Indonesia2, Universitas Cenderawasih Jayapura, Papua, Indonesia2, Universitas Dr. Sutomo, Surabaya, Jawa Timur, Indonesia4, Sekolah Tinggi Ilmu Administrasi (STIA) "AAN" Yogyakarta, Indonesia5 Abstract. The political phenomenon that develops in the democratic order in Indonesia shows that local election (Pilkada) has become a "political industry" that requires large capital for investment. This research explores the high cost of contest local elections, which is then used by the cukong to become a partner for politicians in hunting down rent through the Pilkada. Our findings show that the Pilkada becomes an arena for battle between cukong, and regions that have abundant natural resources are contested by large local and national cukong to finance all the needs of the candidate's campaign. They control natural resources, so they are the ones who decide who is the regent, who is the governor. Natural resources, especially coal mines, are occupied emphasize as one of the main sources of driving the political machine, which has an impact on bad environmental management practices. A large number of political party leaders and several businessmen who own mining, large-scale plantations have contributed to the destruction and overexploitation of nature. Therefore, the issue of natural resources must be included in the agenda of local and national political processes and break the chain of political cukong with transactional natural resource rulers.
    [Show full text]
  • Laporan Pendahuluan
    Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KABUPATEN PASER 3.1 ARAHAN RTRW NASIONAL 3.1.1 Rencana Struktur Ruang Nasional Sesuai dengan lingkup perencanaan RTRWN yang meliputi seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka arahan RTRWN yang akan dijadikan sebagai acuan adalah kebijakan dan rencana yang ditetapkan lokasinya di Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Paser, sebagai berikut : 1. Sistem Perkotaan Nasional a. Pusat Kegiatan Nasional (PKN) : 1). Kota Samarinda 2). Kota Balikpapan 3). Kota Bontang b. Pusat Kegiatan Wilayah (PKW) : 1). Tanah Grogot 2). Tanjung Redeb 3). Sanga-sanga 4). Sendawar 5). Tenggarong 6). Sangatta 2. Jalan Bebas Hambatan a. Sp Penajam-Balikpapan b. Balikpapan-Samarinda c. Samarinda-Tenggarong 3. Pelabuhan Sebagai Simpul Transportasi Laut Nasional a. Pelabuhan Internasional : Pelabuhan Balikpapan b. Pelabuhan Nasional : Pelabuhan Pasir/ Tanah Grogot, Samarinda, Tanjung Sangatta, dan Tanjung Redep 4. Bandar Udara Sebagai Simpul Transportasi Udara Nasional a. Pusat Penyebar Primer : Sepinggan (Balikpapan) b. Pusat Penyebaran Sekunder : Samarinda Baru (Samarinda) c. Pusat Penyebaran Tersier : Kalimaru (Berau), Bontang 5. Wilayah Sungai LAPORAN AKHIR 3 - 1 Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah Kabupaten Paser Tahun 2016 – 2020 Wilayah Sungai Mahakam 6. Kawasan Lindung Nasional a. Tamana Nasional Kutai b. Cagar Alam Muara Kaman Sedulang c. Cagar Alam Padang Luwai d. Cagar Alam Teluk Apar e. Cagar Alam Teluk Adang 7. Kawasan Andalan Nasional a. Kawasan Tanjung Redeb dan sekitarnya b. Kawasan Bontang - Samarinda - Tenggarong, Balikpapan Penajam dan sekitarnya (Bonsamtebajam2) c. Kawasan Andalan Laut Bontang 8. Kawasan Strategis Nasional a. Kawasan Perbatasan Darat RI dengan Malaysia (Sabah-Sarawak) b.
    [Show full text]
  • (Sesa) Ministry of Environment and Forestry East Kalimantan Province
    Public Disclosure Authorized Public Disclosure Authorized STRATEGIC ENVIRONMENTAL AND SOCIAL ASSESSMENT (SESA) MINISTRY OF ENVIRONMENT AND FORESTRY EAST KALIMANTAN PROVINCE Public Disclosure Authorized REPUBLIC OF INDONESIA Public Disclosure Authorized TABLE OF CONTENTS TABLE OF CONTENTS ..................................................................................... I LIST OF TABLES .............................................................................................V LIST OF FIGURES ..........................................................................................VII LIST OF APPENDICES ..................................................................................VII LIST OF ACRONYMS ................................................................................... VIII 1.0 INTRODUCTION ..................................................................................... 1 1.1 BACKGROUND............................................................................................. 1 1.2 OBJECTIVE .................................................................................................. 3 1.3 SCOPE OF THE SESA.................................................................................. 3 2.0 APPROACH ............................................................................................ 4 2.1 DATA COLLECTION ..................................................................................... 5 2.2 SCREENING AND SCOPING FOR THE SESA............................................. 6 2.2.1 Formulation
    [Show full text]
  • Borneo-5-Preview.Pdf
    ©Lonely Planet Publications Pty Ltd Borneo Brunei Darussalam Sabah p208 p50 Sarawak p130 Kalimantan p228 Paul Harding, Brett Atkinson, Anna Kaminski PLAN YOUR TRIP ON THE ROAD Welcome to Borneo . 4 SABAH . 50 Sepilok . 90 Borneo Map . 6 Kota Kinabalu . 52 Sandakan Archipelago . 94 Deramakot Forest Borneo’s Top 17 . 8 Tunku Abdul Rahman National Park . 68 Reserve . 95 Need to Know . 16 Pulau Manukan . 68 Sungai Kinabatangan . 96 First Time Borneo . 18 Pulau Mamutik . 68 Lahad Datu . 101 Pulau Sapi . 69 Danum Valley What’s New . 20 Conservation Area . 103 Pulau Gaya . 69 Tabin Wildlife Reserve . 105 If You Like . 21 Pulau Sulug . 70 Semporna . 106 Month by Month . 23 Northwestern Sabah . 70 Semporna Itineraries . 26 Mt Kinabalu & Archipelago . 107 Kinabalu National Park . 70 Tawau . 114 Outdoor Adventures . 34 Northwest Coast . 79 Tawau Hills Park . 117 Diving Pulau Sipadan . 43 Eastern Sabah . 84 Maliau Basin Sandakan . .. 84 Regions at a Glance . .. 47 Conservation Area . 118 BAMBANG WIJAYA /SHUTTERSTOCK © /SHUTTERSTOCK WIJAYA BAMBANG © NORMAN ONG/SHUTTERSTOCK LOKSADO P258 JAN KVITA/SHUTTERSTOCK © KVITA/SHUTTERSTOCK JAN ORANGUTAN, TANJUNG SARAWAK STATE PUTING NATIONAL PARK P244 ASSEMBLY P140 Contents UNDERSTAND Southwestern Sabah . 120 Tutong & Borneo Today . 282 Belait Districts . 222 Interior Sabah . 120 History . 284 Beaufort Division . 123 Tutong . 222 Pulau Tiga Jalan Labi . 222 Peoples & Cultures . 289 National Park . 125 Seria . 223 The Cuisines Pulau Labuan . 126 Temburong of Borneo . 297 District . 223 Natural World . 303 Bangar . 224 SARAWAK . 130 Batang Duri . 225 Kuching . 131 Ulu Temburong Western Sarawak . 151 National Park . 225 SURVIVAL Bako National Park . 152 GUIDE Santubong Peninsula . 155 KALIMANTAN . 228 Semenggoh Responsible Travel .
    [Show full text]
  • LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2012 PEMERINTAHAN
    LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.10, 2012 PEMERINTAHAN. WILAYAH. NASIONAL. Pemda. Rencana. Tata Ruang. Pulau Kalimantan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU KALIMANTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 21 ayat (1) Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang dan ketentuan Pasal 123 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, perlu menetapkan Peraturan Presiden tentang Rencana Tata Ruang Pulau Kalimantan; Mengingat : 1. Pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir dengan Undang- Undang Nomor 12 Tahun 2008 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844); 3. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4725); www.djpp.depkumham.go.id 2012, No.10 2 4. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 48, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4833); 5. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 21, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5103); 6. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2010 tentang Bentuk dan Tata Cara Peran Masyarakat dalam Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 118, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5160); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PRESIDEN TENTANG RENCANA TATA RUANG PULAU KALIMANTAN.
    [Show full text]
  • Decentralisation of Policies Affecting Forests and Estate Crops in Kutai Barat District, East Kalimantan
    Case Studies on Decentralisation and Forests in Indonesia case study 4 Decentralisation of Policies Affecting Forests and Estate Crops in Kutai Barat District, East Kalimantan Anne Casson AUSTRALIAN CENTRE FOR INTERNATIONAL AGRICULTURAL RESEARCH Decentralisation of Policies Affecting Forests and Estate Crops in Kutai Barat District, East Kalimantan Anne Casson Research Fellow of the Resource Management in Asia-Pacific Project, the Australian National University, Australia. She undertook this work while based at CIFOR. This paper constituted partial fulfilment of her PhD. © 2001 by Center for International Forestry Research All rights reserved. Published in 2001 Printed by SMK Grafika Desa Putera, Indonesia ISBN 979-8764-80-3 Published by Center for International Forestry Research Mailing address: P.O. Box 6596 JKPWB, Jakarta 10065, Indonesia Office address: Jl. CIFOR, Situ Gede, Sindang Barang, Bogor Barat 16680, Indonesia Tel.: +62 (251) 622622; Fax: +62 (251) 622100 E-mail: [email protected] Web site: http://www.cifor.cgiar.org Decentralisation and Forests in Indonesia: An Overview of the Study ince early-2000, the Center for International Forestry Research (CIFOR) has Sconducted research on the decentralisation of forest administration and policies affecting forests in Indonesia. This project has sought to document the real and anticipated impacts of decentralisation on forest management, forest community livelihoods, and economic development at the provincial and district levels. During the initial phase of this research, CIFOR conducted case studies in nine kabupaten or districts, in four provinces: Riau, East Kalimantan, Central Kalimantan, and West Kalimantan. These case studies were carried out in 2000, with follow up visits to some districts conducted in early 2001.
    [Show full text]
  • Bab Iii Arahan Strategis Nasional Bidang Cipta Karya Untuk Kota Bontang
    RENCANA TERPADU DAN PROGRAM INVESTASI INFRASTRUKTUR JANGKA MENENGAH (RPI2-JM) BIDANG CIPTA KARYA KOTA BONTANG BAB III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA UNTUK KOTA BONTANG 3.1. Arahan Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Nasional ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 26 Tahun 2008 bahwa Kota Bontang sebagai Lokasi Pusat Kegiatan Nasional (PKN) bersama Kota Samarinda sebagai Ibu Kota Provinsi Kalimantan Timur, Kota Balikpapan, Kota Tenggarong dan Kota Tarakan dengan Tahapan Pengembangan Revitalisasi dan Percepatan Pengembangan Kota-Kota Pusat Pertumbuhan Nasional (Pengembangan/Peningkatan Fungsi). Pusat Kegiatan Nasional yang dimaksud adalah kawasan perkotaan yang berfungsi untuk melayani kegiatan skala internasional, nasional, atau beberapa provinsi. I. Rencana Struktur Ruang Wilayah Nasional Arahan sistem perkotaan nasional Kota Bontang ditetapkan sebagai Pusat Kegiatan Nasional maka untuk mendukung kegiatan tersebut sistem jaringan transportasi nasional Kota Bontang di arahkan sebagai tahap pengembangan jaringan jalan bebas hambatan antar kota Samarinda–Bontang dan Bontang–Sangata untuk mempermudah aksesbilitas transportasi darat antar Kota Bontang terhadap kota disekitarnya serta Arahan Pemantapan Bandar Udara Tersier sebagai aksesbilitas transportasi udara. II. Rencana Pola Ruang Wilayah Nasional Arahan Pola Ruang Wilayah Nasional untuk Kota Bontang adalah penetapan kawasan lindung Taman Nasional Kutai dengan Tahap pengembangan Rehabilitasi dan Pemantapan Fungsi Kawasan Lindung Nasional (Taman Nasional dan Taman Nasional Laut). Penetapan Kawasan Budi Daya untuk Kota Bontang terdiri dari kawasan andalan darat meliputi Kawasan Bontang–Samarinda–Tenggarong, Balikpapan Penajam dan Sekitarnya (Bonsamtebajam) dengan Tahapan Pengembangan Kawasan Andalan disektor unggulan industri, perkebunan, pertambangan, kehutanan, perikanan dan pariwisata. Kawasan andalan laut meliputi Bontang –Tarakan dan sekitarnya dengan tahapan pengembangan kawasan andalan sektor perikanan, pertambangan dan pariwisata.
    [Show full text]