M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

Komarudin Watubun

Penerbit YAYASAN TAMAN PUSTAKA

Maluku | STAGING POINT RI ABAD 21

Daftar Isi

Sambutan Jenderal TNI (Purn) Try Sutrisno, Wakil Presiden RI ke-6 ...... iii - vii Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia, Kata Pengantar...... ix - x

Bab 1. Maluku, RI, dan Pergeseran Pusat Ekonomi ke Asia Pasifik...... 1 1.1 Pergeseran Pusat Ekonomi Dunia Awal Abad 21...... 11 1.2 Posisi Maluku dan Republik Indonesia (RI)...... 24

Bab 2. Gas Blok Masela, RI dan Ekonomi-Gas Asia Abad 21...... 41 2.1 Ekonomi-Gas Asia-Pasifik...... 46 2.2 Nasionalisme dan Keamanan Migas...... 55 i 2.3 Gas Blok Masela Maluku...... 67

Bab 3. Maluku, RI dan Geopolitik Asia Pasifik Abad 21...... 95 3.1 Nilai Sejarah Maluku ...... 111 3.2 Strategi Jalur Sutera Tiongkok...... 112 3.3 Posisi Amerika Serikat, Jepang dan ASEAN...... 118 3.4 Posisi Maluku dan Negara RI...... 127

Bab 4. Ahli Asal Maluku dan Era Atom Negara RI ...... 141 4.1 Era Atom Asia Pasifik Abad 20 – Awal abad 21...... 149 4.2 Ahli Asal Maluku dan Awal Era Atom Negara RI...... 167

Bab 5. Maluku: Jejak Awal Perjuangan Kemerdekaan dan Anti-Perbudakan...... 187 5.1 Revolusi Melawan Kolonialisme dan Perbudakan...... 190

Maluku | STAGING POINT RI ABAD 21 5.2 Kolonialisme dan Penjajahan Maluku...... 198 5.3 Penjajahan dan Perbudakan di Maluku Awal Abad 19...... 208 5.4 Rakyat Maluku Melawan Penjajahan dan Perbudakan...... 220

Bab 6. Rempah Maluku dan Kelahiran Jaringan Ekonomi Global Abad 16...... 247 6.1 Ekspedisi Maritim Dunia Asal Portugal Ke Pusat Rempah Maluku...... 259 6.2 Persaingan Armada Dagang Dunia Merebut Maluku...... 271 6.3 Rempah Maluku, VOC dan Revolusi Sistem Keuangan Dunia...... 274 6.4 VOC Monopoli Perdagangan Rempah Maluku...... 288 6.5 Rempah Maluku dan Tata-Dunia Berbasis “Knowledge Network”...... 296

Bab 7. Peta Al-Idrisi, Venetia, Maluku dan Jazirah-Al-Mulk...... 311 7.1 Peta Al-Idrisi, Saudagar Venetia dan Rempah Maluku...... 315 ii 7.2 Jazirah-Al-Mulk, Levant dan Rempah Maluku...... 334

Bab 8. Maluku : “The Islands of Imagination”...... 353 8.1 Rempah-Rempah Asia : Legenda dan Mitos Sejak Pra-Masehi...... 356 8.2 Maluku : “The Islands of Imagination”...... 374

Bab 9. Maluku : “Staging Point” Negara RI Abad 21...... 391 9.1 Filosofi, Sistem dan Strategi...... 395 9.2 Program Maluku Staging Point Negara RI...... 410

Daftar Pustaka . Indeks

Maluku | STAGING POINT RI ABAD 21 iii PB PB iv v PB PB vi vii PB viii Assalamu’alaikum Wr. Wb. Salam Sejahtera Bagi Kita Sekalian,

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan Semesta Alam, atas rahmat dan karunia-Nya, buku “Maluku : Staging Point RI Abad 21” karya Bapak Komarudin Watubun, dapat diterbitkan untuk semakin memperkaya khasanah ilmu ix pengetahuan masyarakat Indonesia. Maluku sebagai wilayah yang memiliki nilai strategis tinggi telah tercantum dalam berbagai catatan sejarah, tidak saja karena nilai kandungan mineral dan hasil alamnya yang melimpah, namun juga karena budaya, adat istiadat, potensi wisata, serta posisinya yang sangat strategis untuk terus dikelola dan dikembangkan guna mendukung kepentingan nasional. Saat ini wilayah Maluku telah menjadi salah satu wilayah di Indonesia Timur yang memperoleh perhatian utama dari Pemerintah. Pembangunan wilayah Maluku diharapkan dapat menjadi pilar bagi tegaknya stabilitas nasional dan juga mengukuhkan posisi Indonesia agar semakin kuat di dalam percaturan ekonomi dan politik global. Oleh karena itu, komitmen Presiden Joko Widodo untuk menjadikan wilayah Maluku sebagai salah satu prioritas pembangunan adalah sangat tepat. Guna mewujudkan nilai strategis kawasan sebagaimana dimaksud penulis, stabilitas keamanan menjadi salah satu prasyarat terlaksananya pembangunan dan pengembangan wilayah Maluku. Di titik inilah keberadaan buku ini dapat memberi manfaat besar pagi personel Polri, khususnya dalam menyusun strategi pemeliharaan keamanan yang komprehensif dan betul- betul memperhatikan situasi dan potensi wilayah setempat. Seperti perlunya memperkuat sarana dan prasarana polisi perairan dan sinergi Polri dengan TNI-AL, Kementerian Kelautan dan Perikanan, serta stakeholder terkait, guna mengamankan semua sumber daya laut dan pengamanan pulau-pulau terluar. Selain itu juga perlunya implementasi pemolisian masyarakat melalui proactive policing, guna menyelesaikan permasalahan sosial di tengah masyarakat sejak dini, agar tidak berkembang menjadi gangguan kamtibmas. Saya sangat mengapresiasi terbitnya buku ini. Penulis secara lugas mengupas Maluku dari berbagai perspektif analisis. Buku ini x telah memberi jawaban dalam upaya mengetahui dan memahami Maluku secara lebih dekat, untuk selanjutnya menjadi modal berharga dalam pengembangan dan pembangunan Maluku. Demikian sambutan saya, semoga Allah SWT senantiasa memberikan bimbingan dan perlindungan kepada kita dalam melaksanakan pengabdian terbaik kepada masyarakat, Bangsa dan Negara.

Sekian dan terima kasih, Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Bab 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

“Seorang anak kecil dapat mengatakan, bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan lain-lain pulau kecil di antaranya adalah satu kesatuan.” – Ir. Soekarno.1

“Jika dilihat dari sudut pandang ekonomi, Negara Indonesia potensial untuk menjadi titik pusat peradaban ekonomi di masa-masa datang.” - Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy. 2

Suara pidato Ir. Soekarno di depan Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) hari Jumat 1 Juni 1945 di Gedung Tyuuoo Sangi-In (kini Gedung Pejambon), Jakarta, menembus zaman sampai hari ini. Ir. Soekarno (6 Juni 1901–21 1 Juni 1970) antara lain menyebut Negara-Kebangsaan Indonesia, geopolitik, Halmahera, Irian, dan Maluku. “Kita mendirikan suatu Negara Kebangsaan Indonesia. Orang dan tempat tidak dapat dipisahkan. Bangsa Indonesia ialah seluruh manusia yang menurut geopolitik yang telah ditentukan oleh Allah s.w.t. tinggal di kesatuannya semua pulau-pulau Indonesia dari ujung utara Sumatera sampai ke Irian! Seluruhnya menjadi satu! Seorang anak kecil dapat mengatakan bahwa pulau-pulau Jawa, Sumatera, Borneo, Selebes, Halmahera, Kepulauan Sunda Kecil, Maluku dan lain-lain pulau kecil di antaranya adalah satu kesatuan,” papar Ir. Soekarno di depan Rapat Besar BPUPKI hari Jumat 1 Juni 1945 di Jakarta.3

1 Sjaafroedin Bahar, Nanie Hudawati Sinaga, Ananda B. Kusuma, et al (ed), Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945 – 19 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1992, hlm. 63-64. 2 Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy, “Doktrin TNI Dan Strategi Peratahanan-Keamanan Negara”, dalam Letjen TNI (Purn) Julius Henuhili : Komunikasi Strategi, Jakarta, 2014, hlm. 11. 3 Sjaafroedin Bahar et al. (1992), loc. cit.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Hingga awal abad 21 ini, Negara-Kebangsaan Indonesia tidak steril dari pengaruh-pengaruh perubahan alam. “You can not step twice into the same river!” Kaki Anda tidak dapat menyentuh dua kali ke aliran sungai yang sama. Begitu sajak filsuf Heraclitus asal Yunani kuno tahun 535 – 475 Sebelum Masehi (SM) melukiskan kekekalan perubahan. Dulu, kini dan masa depan adalah perubahan. Karena panta rhei,, segala sesuatu selalu mengalir (rhei), bergerak dan berubah atau “everything flows” di alam semesta.4 Sedangkan ahli-ahli atom asal Yunani kuno seperti Leucipus, Democritus, ahli atom dan perwira militer Epicurus (341-270 SM) dan muridnya Hermarchus, ahli keuangan Idomeneus, Leonteus, satiris Colotes, ahli matematika Polyaenus dan Metrodorus,5 meyakini bahwa kekekalan perubahan dan peristiwa di dunia dipengaruhi oleh gerakan dan interaksi atom-atom di ruang hampa (kenos).6 “The universe is infinite and eternal, and that events in 2 the world are ultimately based on the motions and interactions of atoms moving in empty space,” papar Epicurus.7 Pesan guru Lao Tzu asal Tiongkok mirip keyakinan ahli-ahli atom Yunani kuno. “The reason why the universe is eternal is that it does not live for itself; it gives life to others as it transforms,” papar Lao Tzu.8 Bahwa sifat eternal alam karena alam selalu memberi. Dengan saling-memberi, segala sesuatu menemukan jalannya, yang melahirkan perubahan. Jika unsur-unsur alam berhenti saling- memberi, maka denyut perubahan pun berakhir.

4 Barnes (1982:65); Peters (1967:178). 5 Bertrand Russell, A History of Western Philosophy, Simon & Schuster, 1972, hlm. 64-65. 6 Lihat Bailey C. (1928) The Greek Atomists and Epicurus, Oxford; Digireads.com The Works of Epicurus, Januari, 2004. 7 Lucretius Carus, Titus (1976). On the nature of the universe. R. E. Latham, terjemahan, London: Penguin Books. Lihat juga Bailey C. (1928). The Greek Atomists and Epicurus, Oxford: Clarendon Press. Panichas, George Andrew (1967). Epicurus. New York: Twayne Publishers. Rist, J.M. (1972). Epicurus : an introduction. London: Cam- bridge University Press. 8 Lao Tzu, Tao te Ching, CreateSpace Independent Publishing Platform, 2016. Sean Carroll, From Eternity to Here, Oneworld Publications, 2011; Megan McKenna, Listen Here!: The Art and Spirituality of Listening, Paulist Press, 2016. Danny Quah (2011:1).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Setiap detik adalah perubahan. Saat ini, pusat gravitasi perubahan sosial-ekonomi skala global memasuki zona Asia. Sejak tahun 1980, misalnya, bukti sejarah (historical evidence) menunjukkan titik-titik pergeseran pusat kegiatan ekonomi penduduk dunia yang diukur dari Produk Domestik Bruto (PDB), bergerak ke zona Asia dari Lautan Atlantik. Tahun 2008, pusat gravitasi ekonomi dunia (the world’s economic centre of gravity atau WECG), menurut hasil riset dan analisa Danny Quah (2011:1), telah bergerak ke Izmir dan Minsk (Eropa Timur)—sisi timur Helsinki dan Bucharest atau bergerak sejauh 4.800 km sepanjang permukaan bumi atau sekitar 75% radius permukaan bumi dari pertengahan Lautan Atlantik tahun 1980 ke zona Asia awal abad 21. Hingga tahun 2050, diperkirakan pusat gravitasi kegiatan ekonomi dunia terletak pada zona antara India dan Tiongkok 3 (Republik Rakyat Tiongkok).9 Perkiraan dan analisa Danny Quah (2011:1) merujuk pada kegiatan ekonomi penduduk planet bumi yang diukur dari PDB pada hampir 700 lokasi di permukaan bumi. Maka jika melihat pergeseran dari zona Eropa Barat tahun 1980 ke zona antara India dan Tiongkok hingga tahun 2050, telah terjadi pergeseran sejauh 9.300 km atau 1,5 kali radius permukaan planet bumi. Akhir-akhir ini, Tiongkok dan Amerika Serikat berada di titik tarik-menarik center of gravity ekonomi global khususnya bidang energi. Respons awal Negara RI antara lain terlihat pada tahun 2010, sejumlah memorandums of understanding (MoUs) antara pengusaha Indonesia dan Tiongkok di bidang pertambangan, energi, pertanian, dan ekonomi kreatif, yang ditanda-tangani pada saat Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Shanghai World Expo 2010 di Shanghai, Tiongkok, Oktober 2010.10

9 Danny Quah (2011:1). 10 “President to attend Shanghai Expo 2010”, Antara, 25 Oktober 2010.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Maret 2015, Presiden RI Joko Widodo diterima oleh Presiden Tiongkok Xi Jinping di Beijing, Tiongkok. Hasil kunjungan kenegaraan Presiden RI Joko Widodo ini ialah penanda-tanganan Rencana Kerja 5 tahun dan penanda-tanganan 8 kesepakatan kerjasama dalam bidang perdagangan, infrastruktur, aviasi, pajak, dan maritim.11 Di sisi lain, Senin 26 Oktober 2015 di Washington DC, ibukota Negara Amerika Serikat (AS), Presiden Joko Widodo bertemu dengan Executive Vice President Upstream Chevron, James Johnson, dan Vice Chairman General Electric (GE), John Rice. Dalam pertemuan tersebut Chevron Corporation siap melanjutkan mega-proyek Deepwater Development bernilai lebih dari US$ 12 miliar di Kalimantan Timur, dengan syarat Pemerintah RI memperjelas regulasi pemanfaatan energi panas bumi (geothermal). Kemudian Presiden RI Joko Widodo bertemu dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Barack Obama, di Gedung Putih, Washington 4 (AS), Senin 26 Oktober 2015.12 Pada pertemuan di Washington DC (AS) tersebut di atas, Presiden Joko Widodo menyatakan bahwa Indonesia ingin bergabung ke pakta perdagangan 12 negara Trans-Pacific Partnership (TPP), seperti , Kanada, Meksiko, Vietnam, dan Amerika Serikat, di Asia Pasifik.13 Hingga tahun 2015, Indonesia belum bergabung ke TPP-yang didukung oleh Amerika Serikat.14 Meskipun, Presiden Donald Trump merilis penyataan kampanye Pemilihan Presiden AS tahun 2016 bahwa Amerika Serikat siap keluar dari kerjasama TPP.

11 Embassy of the People’s Republic of China in the Republic of Indonesia, Jakarta, 2017. 12 Kanupriya Kapoor, “Indonesia’s president cuts short U.S. trip due to haze crisis”, Reuters, 27 Oktober 2015. Agust Supriadi, “Bos Chevron Bertemu Jokowi di AS Bahas Proyek Laut Dalam”, CNN, Selasa, 27 Oktober 2015. Agust Supriadi, “Jokowi jadi Saksi 18 Kesepakatan Bisnis US$ 20 Miliar di AS”, CNN, Selasa, 27 Oktober 2015. 13 “Indonesia will join Trans-Pacific Partnership, Jokowi tells Obama”, Agence -Presse, 27 Oktober 2015. 14 Matthew Pennington, “U.S. trip offers Jokowi a chance to build rapport with Obama”, Associated Press, 25 Oktober 2015.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

TPP merupakan agenda politik luar negeri Presiden AS (2009-2014) Barack Obama untuk mengimbangi pengaruh Tiongkok di zona dagang Pasifik awal abad 21.15 Total nilai ekonomi Indonesia 1 (satu) triliun dollar AS per tahun dan keanggotan RI pada Group-20 memiliki nilai strategis bagi politik luar negeri Presiden AS Barack Obama.16 Total investasi asal AS di Indonesia tahun 2015 berkisar 60 miliar dollar AS. Nilai perdagangan RI – AS tahun 2014 berkisar 28 miliar dollar AS, atau lebih kecil dari nilai perdagangan AS-Vietnam. Selama ini perusahan raksasa energi asal AS, Chevron, beroperasi pada ladang minyak dan merencanakan ladang gas deep-sea di Negara RI awal abad 21.17 Hingga Agustus 2015, di kawasan kepulauan Maluku, Negara RI, terdapat 25 Blok Migas. Sebanyak 15 blok migas di antaranya telah digarap oleh investor asing dan 10 blok sedang ditawarkan ke 5 pihak investor.18 Hingga Agustus 2015, blok-blok migas ini, seperti Blok Gas Abadi Masela, masih termasuk rancangan “jurassic plays” berupa “deep water project development” dari tahun 1998-2008, bukan pembangunan proyek-proyek migas di zona darat.19 Topik ini dibahas lebih rinci pada bab 2 buku ini. Maret 2015, Pemerintah Tiongkok merilis sasaran zona Silk Road Economic Belt dan 21st Century Maritime Silk Road yaitu (1) Tiongkok-Eropa melalui Laut Cina Selatan, (2) Tiongkok-Pasifik Selatan, (3) Tiongkok – Asia Tenggara.20 Sejak terpilih menjadi Presiden Tiongkok tahun 2013, Presiden Xi Jinping mengubah

15 Ibid. 16 Joe Cochrane, “Indonesia to Decide on Joining Trans-Pacific Partnership”, The New York Times, 25 Oktober 2015. 17 Matthew Pennington (2015). 18 yarief Oebaidillah, “Maluku Provinsi Kaya, Tidak Layak Miskin”, Media Indonesia, Selasa 25 Agustus 2015. Nanang Wijayanto, “Maluku Miliki 25 Blok Migas”, Sindo News, Rabu, 5 Agustus 2015. 19 Sapto Andika Candra, “Rizal: SKK Migas Dipengaruhi Asing Soal Blok Masela”, Republika.co.id, Rabu 7 Oktober 2015. 20 Andrea (2014: 105).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

doktrin dan strategi global dan kawasan negaranya melalui “One Belt, One Road” (OBOR/Yi dai Yi lu) ke zona sekitar 55% PDB dunia, 70% penduduk dunia, dan 75% cadangan energi dunia.21 Akibatnya, timbul gesekan dan persaingan TPP vs Yi dai Yi lu di Asia Pasifik. Hingga Januari 2017, TPP beranggotakan Brunei, Cile, Selandia Baru, Singapura, Amerika Serikat, Australia, Jepang, Kanada, Malaysia, Meksiko, Peru dan Vietnam Pada September 2013 di Astana (Kazakhstan), Presiden Tiongkok Xi Jinping merilis pidato “Silk Road Economic Belt”,22 yang isinya adalah mengenai rencana Pemerintah Tiongkok untuk “forge closer economic ties, deepen cooperation, and expand development in the Euro-Asia region”.23 Tanggal 3 Oktober 2013, Presiden Xi Jinping menyampaikan prakarsa 21st Century Maritime Silk Road kepada Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI dan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta, ibukota Negara RI. 24 6 Di tengah perubahan lingkungan global dan regional tersebut di atas, buku ini hendak memaparkan gambaran (titik geostrategis dan skala waktu) daya-saing Negara RI kira-kira 100 tahun ke depan dengan melihat dan belajar dari nilai sejarah dan nilai strategis kawasan (staging point) Maluku dan sekitarnya khususnya selama lebih dari 800 tahun terakhir. Asumsi pokoknya yaitu kawasan Maluku dan sekitarnya memiliki nilai historis dan nilai strategis selama lebih dari 800 tahun pada level global dan kawasan Asia, yang pada masa- masa akan datang juga sangat mempengaruhi bahkan menentukan daya-saing Negara RI abad 21. Nilai strategis Maluku dan sekitarnya misalnya terletak pada mineral-mineral strategis. Gerakan tektonik kerak lempengan Samudera Pasifik dan Australia jutaan tahun membuat kawasan

21 He Yini (2015); Godement (2015:1). 22 Du (2015:A9); Szczudlik-Tatar (2013:1); Theresa Fallon (2015:140). 23 Deepak (2016:23); Rubin, Barnett R. and Tom Gregg (2016:96); Yiwei, Wang (2016: 93). 24 Kon, Michael, et al. (2016:1); Duquennoy, Antoine and Zielonka (2015:1); Wong, Anthony M. (2015:9).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur “terjepit” di antara kedua lempengan raksasa ini. Akibat gerakan tektonik ini terbentuk zona batu gamping di Papua dan sekitarnya. Instrusi batuan-batuan asidik menyebabkan mineralisasi logam-logam dasar. Dari mineralisasi logam-logam dasar itu terbentuk cadangan tembaga dan emas atau mineral lainnya seperti batubara, gambut, aluminium, nikel, kronium, kobalt, besi, timah, mangan, merkuri, timbel, tungsten, dan seng.25 Lebih rinci hal ini akan dibahas pada bab 2 buku ini. Karena mengandung intrusi batuan beku mafik dan ultramafik, maka tanah kawasan Maluku, Halmahera, Gebe, Gag, Waigeo, dan Papua memiliki banyak kromit yang tahan panas untuk bahan refraktori dan satu-satunya mineral bijih dari logam krom dan unsur kimia penyusun kromium. Kromit (Fe,Mg)Cr O merupakan mineral oksida pada grup spinel, dan mineral logam dalam kelompok mineral 7 besi selain nikel, titan, mangan, kobalt, dan bauksit. Deposit kromit ini merupakan hasil pelapukan batuan ultra-basa dari lempeng Pasifik.26 Selain itu, secara historis Maluku dan sekitarnya kaya mutiara, cangkang, getah damar, tripang, hasil hutan, dan lain-lain. Pada era kolonial Belanda di Maluku, Paul H. Kratoska (59) menulis : “The seas around Moluccas are also important for their yield of pearl and shells.”27 Pada dekade-dekade akan datang, penduduk dunia semakin banyak mengkonsumsi ikan. Hingga tahun 2012, menurut Food and Agriculture Organization (FAO) dari Perserikatan Bangsa- Bangsa (PBB), konsumsi per kapita ikan penduduk dunia mencapai

25 Barley et al. (2002); Groves (2005). 26 Ernowo, Penny Oktaviani, “Review of Chromite Deposits of Indonesia”, Buletin Sumber Daya Geologi 10 Volume 5 Nomor 1 – 2010, hlm. 1. 27 Paul H. Kratoska, South East Asia, Colonial History: High imperialism (1890s-1930s), Taylor & Francis, 2001, hlm. 59.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

20 kg/per tahun.28 Provinsi Maluku memiliki potensi sumberdaya perikanan sebesar 1.627.500 ton/tahun dengan jumlah tangkapan yang diizinkan 1.301.800 ton/tahun, menurut SK Mentan No:995/ KPTS/Ik.210/9/99, tanggal 27 September 1999.29 Nilai tradisi Maluku lainnya, misalnya, menurut hasil riset M. Kaya et al (2002) awal abad 21, bahwa sejumlah dusun di Saparua, selatan Seram (Maluku) yang menanam rempah-rempah seperti cengkeh (Syzygium aromaticum syn Eugenia aromatica), pala (Myristica fragrans), atau kelapa (Cocos nucifera) pada lahan-lahan ladang kosong tanpa tanaman, telah menghasilkan regenerasi spontan pohon. Sistem taman hutan (the forest garden system) ini berperan dalam merawat keragaman spesies pohon.30 Nilai sejarah level dunia, misalnya, zona Maluku, Papua, dan NTT selama ratusan tahun adalah zona pemasok komoditi mahal ke seluruh dunia, seperti rempah-rempah asal Maluku dan cendana 8 asal Timor. Supremasi dan dominasi Eropa di kawasan Asia-Pasifik, berawal dari persaingan antara Negara Spanyol vs Portugal abad 15 - 16 M merebut zona asal rempah-rempah kualitas terbaik dunia dari kawasan Maluku. 31 Bukti arkeologis menunjukkan, bahwa sejak lebih dari 3.000 tahun silam, rempah asal Maluku telah diperdagangkan ke Persia.32 Selama ratusan tahun, kawasan Maluku adalah titik temu peradaban dari Timur (India, Jepang, dan Tiongkok) dan Barat (Spanyol, Portugal, Inggris, Jerman, dan Perancis) melalui Timur Tengah (Arab dan Persia).

28 Food and Agriculture Organization (FAO), “The State of World Fisheries and Aquaculture”, FAO-UN, Rome, 2014. 29 Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, Profil Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku”, Jakarta, 2017. 30 Kaya, M., Kammesheidt, L. & Weidelt, HJ., “The forest garden system of Saparua island Central Maluku, Indonesia, and its role in maintaining tree species diversity”, Agroforestry Systems (Juli, 2002) 54: 225-234. 31 Cloos et al. (2005: 25). 32 Thomas M. Leonard (2006:1453).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Bahkan sejak era Piramida Mesir tahun 2.600 SM hingga tahun 1.522 Masehi di Ternate (Kepulauan Maluku), produksi, ekstraksi, perdagangan, dan konsumsi rempah dan herbal menjadi tanda-alam siklus jatuh-bangunnya kerajaan atau negara-negara dan peradabannya. Pelayaran Ferdinand Magellan melintasi Pasifik tahun 1519 dari Seville (Spanyol) dan bersaing dengan Portugal untuk merebut Spice Islands (Kepulauan Maluku).33 Maluku adalah zona awal titik penentu negara super-power di dunia. Ekspedisi Portugal dipimpin oleh António de Abreu mencapai Maluku awal 1512 dan Francisco Serrao membangun Forte de São João Baptista di Ternate tahun 1522.34 Persaingan antara Portugal vs Spanyol merebut Maluku diakhiri melalui Perjanjian Zaragoza tanggal 22 April 1529 yang membagi dua wilayah pengaruh dunia. Merediannya terletak di 17 derajat bujur timur Maluku untuk Portugal (Lautan India-Asia) dan 9 Spanyol (Amerika-sebagian besar Pasifik).35 Patokan titik pembagian zona pengaruh skala global itu terletak di kawasan Maluku. Ini adalah sejarah titik strategis dunia saat itu bahkan sampai kini. Secara historis, kawasan-kawasan dan kota pusat ekonomi di Asia Pasifik sejak Abad Pertengahan hingga awal abad 21 adalah jalur-jalur yang juga pernah dilintasi oleh rempah-rempah asal Maluku. Hingga awal abad 18 M, misalnya, lada, pala, dan cengkeh yang berkualitas terbaik, hanya tumbuh di kepulauan Maluku.36 Karena perdagangan rempah asal Maluku abad 16-17 M, armada dagang kolonial asal negara-negara Eropa membangun armada laut, pelabuhan-pelabuhan, dan benteng-benteng pertahanan di Afrika-Asia. Awalnya koloni diterapkan oleh Inggris di Banda abad 16 M. Rempah diproduksi dan dipasok dari Maluku dan diperjual-

33 Alan G. Hodgkiss (1994:94). 34 Hannard (1991: 7); M. Giles (1999: 5,7). 35 R. F. Rogers (1995:12). 36 Thomas M. Leonard, ed, (2006: 1453).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

belikan di Batavia, Malaka, Manila, Tayouan (Taiwan), Calicut (India), Goa (India), Mogadishu (Afrika Timur), Laut Merah, Teluk Persia, Macao, Hong Kong, San Salvador (Taiwan), Deshima, hingga Nagasaki di Jepang.37 Nilai historis Maluku dan sekitarnya melalui pengaruh rempah terhadap persaingan global dan jatuh-bangunnya negara dan kerajaan disimpulkan oleh E. E. Rich et al (1967:288) : “Thus the Moluccas became the richest bone of contention between the European powers. This was also the point where European penetration of the globe from the west and the east respectively met and clashed.” Hal ini dibahas rinci pada bab 3, 7 dan bab 8 buku ini. Sejak pra-Masehi, sekitar 400 tahun kejayaan Firaun Mesir ditandai oleh perdagangan dan konsumsi rempah dan herbal. Jejak otentik awal konsumsi rempah dan herbal bermula dari 10 Piramida Mesir tahun 2.600 – 2.100 SM. Maka saat itu, Mesir adalah tolok-ukur dominasi bisnis rempah, emas dan perak Asia- Afrika-Eropa. Rempah merajut hubungan Kekaiseran Romawi (Eropa), Parthian (Mesopotamia), Kushan (utara India), dan dinasti Han (Tiongkok) sejak pra-Masehi hingga abad 1 M.38 Hal ini dibahas lebih rinci pada bab 7 dan 8 buku ini. Untuk menggambarkan nilai sejarah atau historis dan strategis Maluku dan sekitarnya sebagai patokan ‘staging point’ RI abad 21, lebih dahulu dibahas berikut ini tentang pergeseran pusat-pusat ekonomi dunia selama 6 dekade terakhir dan posisi Maluku dan RI awal abad 21.

37 Ride L. et al, (1999: 15-23); HM Scott (2008). 38 Mehrdad Kia (2016: 132).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

1.1 Pergeseran Pusat Ekonomi Dunia Awal Abad 21

Sejak dini awal abad 21, Amerika Serikat (AS) menggeser strategi ekonomi dan maritim (titik zona dan skala waktu) guna merespons pergeseran pusat gravitasi ekonomi dari zona Lautan Atlantik ke zona Asia. Misalnya, fokus kebijakan departemen pertahanan (Department of Defense/ DoD) Amerika Serikat di bidang ekonomi dan maritim, mulai bergeser dari zona pusat ekonomi dan maritim Euro (Eropa Barat) ke pusat ekonomi dan maritim Asia Pasifik. Fokusnya ialah dampak ekonomi terhadap kehadiran angkatan laut Amerika Serikat di zona strategis secara ekonomi-maritim Asia-Pasifik. Sedangkan indikator pembandingnya antara lain pertumbuhan ekonomi negara- negara Asia Pasifik, khususnya Tiongkok, yang memacu lonjakan kebutuhan pasokan energi.39 11 Sejumlah lembaga riset berupaya memetakan dasar-dasar dan arah pergeseran pusat ekonomi dari zona Lautan Atlantik ke zona Asia Pasifik awal abad 21. Misalnya, Lembaga riset bisnis dan ekonomis McKinsey Global Institute (2012) merilis hasil riset dan kajian bahwa pusat kegiatan ekonomi penduduk planet bumi bergerak ke zona Asia, khususnya Tiongkok, hingga tahun 2025. Riset dan kajian McKinsey Global Institute tidak hanya berdasarkan perhitungan PDB, tetapi juga tren 30 industri mikro ekonomi dan kekuatan makro ekonomi pada 20 negara sejak 1990 hingga awal abad 21 (lihat gambar 1).

39 Sam J. Trangedi (2002:11).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Gambar 1. Evolusi Pusat Gravitasi Ekonomi Dunia Anno Domini (AD) 1 – Tahun 2025 M 40

12 Kekuatan mikro ekonomi dan makro ekonomi yang dipantau oleh McKinsey Global Institute (2012) antara lain meliputi pertumbuhan ekonomi 20 negara, produktivitas ekonomi 20 negara, pasar-pasar keuangan (financial markets), teknologi dan inovasi, urbanisasi, pasar tenaga kerja atau Sumber Daya Manusia (SDM), dan Sumber Daya Alam (SDA). Hasilnya ialah pergeseran pusat gravitasi ekonomi dunia bergerak sangat cepat bahkan paling cepat sepanjang sejarah umat manusia dan planet bumi yakni 140 km per tahun dari zona Lautan Atlantik tahun 1980-an ke zona Asia sekitar tahun 2025. Kekuatan pokok penggerak perubahan pusat gravitasi kegiatan ekonomi penduduk dunia tersebut di atas, menurut McKinsey Global Institute (2012), akibat ledakan penduduk dan

40 McKinsey Global Institute (2012).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

lonjakan urbanisasi, seperti kota besar Mumbai (India) dan Shanghai (Tiongkok) di Negara India dan Negara Tiongkok awal abad 21. Begitu pula BBVA Research dan Quah (2011) memperkirakan prosentase pergeseran pusat kegiatan ekonomi penduduk bumi sejak 1980 hingga 2045 (lihat gambar 2). Hasil riset dan perkiraan sebelumnya dari Grether dan Mathys (2009) dan Brinkhoff (2009) juga lebih memusatkan perhatian pada tren urbanisasi dan lonjakan penduduk (India dan Tiongkok) yang memicu pergeseran pusat kegiatan ekonomi dunia ke zona Asia awal abad 21.

Gambar 2. Prosentase dan waktu pergerakan pusat kegiatan ekonomi dunia ke zona Asia 41

13

Pergeseran pusat gravitasi ekonomi dunia dari zona Lautan Atlantik ke zona Asia awal abad 21, ditandai oleh fenomena kebangkitan kelompok-kelompok negara BRICs—Brasil, Rusia, India, dan Tiongkok;42 kebangkitan sosial-ekonomi Asia;43 kemerosotan relatif peran dan pengaruh kekuatan-kekuatan atau negara super-

41 BBVA Research dan Quah (2011). 42 Goldman Sachs Global Economics Group (2007). 43 Mahbubani (2008).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

power yang mapan selama abad 20;44 Evolusi cadangan nilai tukar dunia dan perubahan sistem moneter dunia;45 perkembangan distribusi “soft power”, seperti inovasi, teknologi, sains, kultur, dan gastro skala dunia.46 Di sisi lain, terjadi pula perubahan distribusi pendapatan ekonomi di berbagai negara. Ini menjadi sinyal awal lahirnya ketidak-adilan skala global.47 Tanggal 16 Juni 2009, pemimpin negara-negara BRICs menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Yekaterinburg (Rusia) dan mendeklarasikan pembentukan tata dunia baru yang multipolar.48 Akronim BRICs—Brasil, Rusia, India dan Tiongkok—dirilis pertamakali pada paper Jim O’Neill dari Goldman Sachs tahun 2001 dengan judul: “The World Needs Better Economic BRICs”.49 Sejak itu, BRICs menjadi simbol perubahan kekuatan ekonomi global dari kelompok negara-negara G-7 (Amerika Serikat, Inggris, 14 Jerman, Jepang, Rusia, Italia, Kanada) ke negara-negara BRICs yang dihuni oleh lebih dari 42% penduduk dunia, ¼ lahan planet bumi, dan 24% dari total PDB dunia hingga tahun 2013.50 Jika melihat paritas daya beli dan PDB nominalnya, kini Tiongkok menggeser posisi Jepang sebagai kekuatan ekonomi ke-2 setelah AS. India memasuki posisi ke-4, jauh lebih besar dari Jerman dan Inggris. Tiongkok memiliki sektor perbankan ke-3 terbesar dunia menurut kapitalisasi pasarnya. Tiongkok dan India sedang mengembangkan pasar kedua melalui kontrak bantuan militer ke Amerika Selatan dan Afrika sebagai barter dengan hasil-hasil alam. Keduanya memasok investasi skala besar ke kawasan ini untuk

44 Cox (2007). 45 Chinn and Frankel (2008). 46 Nye (2004). 47 Held and Kaya (2006); Milanovic (2005); Quah (2003). 48 Tony Halpin (Juni, 2009). 49 Beth Kowitt (Juni, 2009). 50 IMF (2013); Robert Marquand (18 Oktober 2011).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

dijadikan pasar-pasar produknya masa datang.51 Pada fase awal abad 21, terjadi persaingan kepemimpinan di Asia antara India, Jepang, dan Tiongkok. India dan Tiongkok sama- sama memiliki keunggulan lonjakan jumlah penduduk. Sedangkan Jepang mengalami kelambatan pertumbuhan penduduk. Seperti halnya Jepang, India juga memiliki keunggulan “soft power”, seperti sains, telekomunikasi, komputer, teknologi, dan lokasi fisik di Asia Selatan. Pada milenium pertama Masehi, Tiongkok dan India menguasai hampir 2/3 kegiatan ekonomi dunia. Sedangkan pusat kegiatan ekonomi berada di zona Asia. Posisi ini masih bisa bertahan hingga kira-kira tahun 1500 M. Kemudian perdagangan rempah-rempah asal Maluku melalui Asia dan Afrika ke Eropa menggeser posisi pusat kegiatan ekonomi dunia dari Asia ke Eropa, khususnya disusul oleh lahirnya Revolusi Energi atau Revolusi Industri abad 18-19 M di 15 Eropa Barat yang berimbas ke Amerika Utara. Pada tahun 2030, lebih dari separuh konsumen kelas menengah dunia tinggal dan hidup di Asia Pasifik. Zona ini awal abad 21 menguasai lebih dari separuh nilai perputaran triliun dollar AS ekonomi dunia.52 Ekonomi negara-negara Asia, khususnya Jepang dan kelompok negara Asian tigers sejak tahun 1980-an seperti Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura, kemudian disusul oleh India dan Tiongkok, telah menarik pusat gravitasi kegiatan ekonomi dunia dari zona Lautan Atlantik ke Asia. Selama 40 tahun terakhir, perekonomian negara-negara ini, tumbuh hampir 5 kali lipat. Pada tahun 2030, diperkirakan lebih dari 40% PDB dunia, berada di Asia.53

51 Mark Kobayashi-Hillary (November, 2007). 52 Cheng Li, China’s Emerging Middle Class: Beyond Economic Transformation (Washington, DC: Brookings Institution Press, 2010). 53 Asian Development Bank (ADB), Asia 2050: Realizing the Asian Century: Executive Summary (Manila: ADB, August 2011).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Tanggal 10 Juni 2014 di Beijing (Tiongkok), Pemerintah Tiongkok menyusun rencana Maritime Silk Route abad 21 dan Silk Road Economic Belt. Rencana ini disusun oleh Komisi Reformasi dan Pembangunan Nasional Tiongkok yang melibatkan sejumlah kementerian Pemerintah Tiongkok.54 Pemerintah Tiongkok menyebut prakarsa Silk Road Economic Belt di Asia Tengah dan 21st Century Maritime Silk Road di Asia Selatan dan Asia Tenggara itu dengan slogan Yi dai Yi lu atau One Belt, One Road (OBOR). Prakarsa tersebut untuk menata-ulang ekonomi-politik Asia Tengah dan Asia Pasifik melalui revitalisasi kerja rute perdagangangan, kerjasama politik dan tukar-menukar kebudayaan dari era Jalur Sutera (Silk Route) abad 14 M.55 Strategi Yi dai Yi lu merupakan upaya Tiongkok membangkitkan lagi zona-zona sejak pra-Masehi hingga abad 16 M yang menjadikan Tiongkok menguasai dan mengendalikan jalur-jalur perdagangan dan 16 distribusi barang, jasa, dan manusia sepanjang Asia, Afrika, dan Eropa. Silk Route, atau Silk Road, misalnya, merupakan satu serial perdagangan dan rute distribusi serta interaksi budaya sepanjang kawasan Asia. Jalur ini menghubungkan pula Timur (benua Asia) dan Barat (benua Eropa) melalui pedagang, saudagar, tentara, nomaden, perantau, pendeta, dari Tiongkok ke Laut Mediteranian sejak tahun 100 pra-Masehi.56 Jalur Sutera atau Silk Road mencapai 6.437 km atau 4000 mil. Sebutan Silk Road berasal dari nama komoditi dagang utama Tiongkok yaitu sutera sejak Dinasti Han tahun 206-220 pra-Masehi. Rute-rute dagang di Asia Tengah diperluas sekitar tahun 114 pra-Masehi oleh dinasti Han, khususnya melalui misi dan eksplorasi dari utusan Kaiser Cina, Zhang Qian.57

54 Xinhua (10 Juni 2014). Len, Christopher (2015:7). 55 Ferdinand, Peter (2016:949); Zimmerman, Thomas (2015:7); Justyna Szczudlik-Tatar (2013: 2); Ling, Jin, 2015 (148–157); Bing, Ma (2015:6); Cohen, David (2015:3). 56 Elisseeff, Vadime (2001). The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce. UNESCO Publishing / Berghahn Books. 57 Boulnois, Luce (2005). Silk Road: Monks, Warriors & Merchants. Hong Kong: Odyssey Books, hlm. 66.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Rakyat Tiongkok dan dinasti Han sangat menjaga keamanan perdagangan komoditi dan rute-rute perdagangannya dan membangun Tembok Besar (Great Wall) Cina untuk keamanan rute perdagangan dan komoditinya.58 Selama ratusan tahun hingga akhir abad 15 M, mata- rantai perdagangan pada Silk Road merupakan faktor kunci bagi perkembangan peradaban Tiongkok, Persia, Eropa, Arab, dan India. Karena jalur-jalur perdagangan itu menghasilkan interaksi sosial, politik, ekonomi, dan budaya di berbagai zona dan masyarakatnya.59 Meskipun sutera merupakan komoditi dagang utama, namun barang lain dijual-belikan pada jalur-jalur sutera seperti permata, rempah, perak, proselin, keramik, teh, dan lain-lain.60 Strategi ekonomi Yi dai Yi lu Tiongkok berbasis simpul dasar reformasi ekonomi Tiongkok selama 30 tahun terakhir ialah pengembangan ekonomi pesisir berorientasi ekspor atau pasar arus 17 barang, jasa, uang, manusia, dan informasi dunia.61 Di Asia Tenggara hingga awal abad 21, mata-rantai jaringan ekonomi Tiongkok terutama berbasis bamboo network (guanxi) yakni jaringan distribusi dan perdagangan barang, jasa, uang dan manusia dari warga Tiongkok perantauan di Singapura, Thailand, Malaysia, Singapura, dan Filipina.62 Sejak akhir abad 20, Tiongkok melipat-gandakan struktur industri dan perdagangan luar negeri serta menarik aliran modal asing melalui zona ekonomi pesisir. Tiongkok membangunan efisiensi zona ekonomi pesisirnya. Dari zona ekonomi pesisir, Tiongkok menjadi super-power ekonomi awal abad 21.

58 Xinru, Liu, The Silk Road in World History (New York: Oxford University Press, 2010), 11. 59 Jerry Bentley, Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times (New York: Oxford University Press, 1993), hlm. 32. 60 Ibid., hlm. 33. 61 “Upgrade path for China’s export-oriented economy in coastal areas”, Free Papers, 3 November 2009. 62 Murray L Weidenbaum (1 January 1996). The Bamboo Network : How Expatriate Chinese Entrepreneurs are Creating a New Economic Superpower in Asia. Martin Kessler Books, Free Press. hlm. 4–5.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Operasi jaringan Bank of China di kawasan Lautan Pasifik mendukung zona-zona pesisir pantai guna membangun pelabuhan, transportasi, lingkungan investasi, memacu produktivitas dan daya saing ekonomi serta menarik aliran modal asing. Jaringan keuangan ini sangat solid sepanjang provinsi Liaoning, Hebei, Shandong, Jiangsu, Zhejiang, Fujian, Guangdong, dan Hainan di Tiongkok. Operasi dukungan keuangan Bank of China juga merembes ke daerah otonom seperti Guangxi, Shanghai, dan Tianjin di Tiongkok. 63 Untuk mendukung strategi Yi dai Yi lu, Tiongkok menata-ulang strategi militernya. Misalnya, White Defence Paper Tiongkok tahun 2011 menyebut tantangan maritim Tiongkok: “...some neighbouring countries are taking actions that complicate the situation…, and Japan is making trouble over the issue of the Diaoyu Islands”.64 Perubahan unsur strategis di Asia mendorong Tiongkok merumuskan ulang strategi kawasan seperti persepsi situasi strategis 18 baru dan pembentukan lembaga baru Komisi Keamanan Nasional di bawah pengawasan Presiden Xi Jingping sebagai Panglima Tertinggi Tentara Tiongkok (People Liberation Army). 65 Dalam pidato awal sebagai Sekjen Partai Komunis Tiongkok tahun 2013, Xi Jinping merilis slogan “Chinese Dream” (Zhongguo Meng) yakni pembaharuan Tiongkok secara besar-besaran (Guojia de weida fuxing).66 Skala waktu Zhongguo Meng ialah tahun 2021 dengan target masyarakat Tiongkok lebih makmur—pendapatan per kapita empat- kali tahun 2000; tahun 2049, tercapai tahap negara sosialis Tiongkok modern, kaya dan kuat. Jadi, jelang Kongres Partai Komunias Tiongkok ke-20 dan alih-generasi kepemimpinan ke-6 tahun 2021,

63 Ibid. 64 Information Office of the State Council, Beijing (2012). 65 Swaine (2014:8). 66 Dolgorsuren Dorj (2016:14); Xinhua (29 Nov 2012); China Daily (18 March 2013).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

PDB Tiongkok melampaui PDB AS; tahun 2049, anggaran hankam Tiongkok melampui anggaran militer AS.67 Untuk meraih target Zhongguo Meng, Tiongkok berupaya mengurangi pengaruh global AS khususnya di Asia 68 melalui strategi Yi dai Yi lu. Misalnya, Pemerintah Tiongkok di bawah Presiden Xi Jinping, merespons doktrin strategi “pivot” atau “rebalance” Amerika Serikat (AS) di bawah Presiden Barack Obama dengan fokus ekonomi-politik untuk menjaga posisi AS di Asia. Tiongkok menanggapi perubahan strategi diplomasi AS ini,69 khususnya kerjasama bilateral (danbian zhuyi) dan kehadiran militer, agenda keamanan East Asia Summit, yang ditanda-tangan oleh AS tahun 2010.70 Di sisi lain, bagi Amerika Serikat (AS), pergeseran pusat gravitasi ekonomi ke Asia bakal membuka peluang baru barang dan jasa ekspor seperti daging, pangan, mobil, energi, alat-alat 19 kapital, teknologi dan obat-obatan, jasa-jasa keuangan, dan piranti lunak komputer. Awal abad 21, negara-negara Asia Pasifik adalah zona tujuan sekitar 28% produk barang dan jasa ekspor AS yang mendukung penciptaan sekitar 3,5 juta lapangan kerja di AS.71 Maka tidak heran, jika AS mendorong penerapan TPP di Asia Pasifik yang didukung oleh peraturan dan kelembagaan yang transparan, perdamaian dan stabilitas. AS memiliki kepentingan bidang ekonomi yakni keterbukaan pasar. Negara-negara Asia dapat memilih TPP atau Yi dai Yi lu (One Belt, One Road) dari Tiongkok. Selama sekitar 233 tahun, hingga pertengahan tahun 2017, Amerika Serikat adalah kekuatan Pasifik dan bagian dari sejarah

67 Kevin (16 Dec 2013). 68 Xuetong (2015:64). 69 Clinton, no.189, Nov, 2011, hlm. 56-63. Obama, 17 Nov 2011; Obama, 2014. 70 Department of Defense (DoD), USA (January, 2012). 71 Chris Rasmussen and Susan Xu, “Jobs Supported by Export Destination 2015,” Office of Trade and Eco nomic Analysis (USA), September 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Asia. Tahun 1784, jauh sebelum AS merdeka tahun 1787, pedagang bulu hewan dan ginseng beserta kapalnya asal AS berlayar dari New York, AS, ke Canton (Tiongkok). Orang yang bertanggungjawab atas kargo itu akhirnya menjadi konsul AS pertama di Tiongkok. Kapal AS tiba di Jepang tahun 1853 untuk membuka perdagangan negara itu dengan dunia luar. Selama lebih dari 75 tahun terakhir, AS merajut dan membangun aliansi yang akhirnya membentuk fondasi keamanan (the bedrock of security) Asia Pasifik. Di sisi lain, Tiongkok yang selama berabad-abad menjadi basis pertahanan darat, kini sudah beralih ke basis maritim dan kelautan sejak modernisasi People Liberation Army (PLA) pertengahan tahun 1990-an. Doktrin dan strategi baru Tiongkok ini mengawal jalur-jalur maritim Tiongkok masa damai dan perang sejak awal abad 21. Sejak penerapan reformasi ekonomi di Tiongkok tahun 1978, 20 Tiongkok menjadi satu dari perekonomian negara yang berkembang sangat pesat. Tahun 2013, ekonomi Tiongkok menempati nomor dua baik dari total nominal PDB maupun daya beli (purchasing power parity). Tiongkok menjadi importir dan eksportir barang yang terbesar di dunia awal abad 21.72 Maritime Silk Route sulit didukung oleh armada militer Tiongkok, seperti dilakukan oleh AS selama ini. Sebab Jepang, Australia, dan AS telah memiliki kerjasama militer. Meskipun, awal abad 21, Tiongkok diakui sebagai negara bersenjata nuklir dengan jumlah personil militer terbesar di dunia dan anggaran militer ke-2 terbesar di dunia.73 Tiongkok mengembangkan rudal balistik antar- benua yang mobile.74

72 White, Garry (10 Februari 2013). “China trade now bigger than US”, Daily Telegraph. 73 Department of Defense – United States of America. “Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2013”. Annual Report to Congress, Office of the Secretary of Defense, 2013, hlm. i. 74 Ibid., hlm. 6.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Tidak mudah pula bagi Tiongkok memperjuangkan Maritime Silk Route melalui forum multilateral. Meskipun, Tiongkok menjadi anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) sejak tahun 1971. Tiongkok juga menjadi anggota formal dan informal organisasi multilateral, seperti World Trade Organization (WTO), APEC, BRICS, G-20, BCIM, dan Shanghai Cooperation Organization. Tiongkok merupakan kekuatan kawasan Asia, namun masih sulit menjadi super-power abad 21.75 Karena kekuatan Tiongkok lebih berbasis jumlah penduduk sebesar 1,35 miliar jiwa di Tiongkok daratan yang justeru menjadi tantangan bagi pertumbuhan ekonomi Tiongkok, risiko sosial-lingkungan, dan berisiko bagi sustainabilitas planet bumi.76 Jiang Zemin, Li Peng, dan Zhu Rongji memimpin Tiongkok tahun 1990-an. Di bawah pemerintahan ketiganya, kinerja ekonomi Tiongkok berkembang dan tumbuh sangat pesat sehingga dapat 21 mengentaskan kemiskinan 150 juta petani dan meraih rata-rata pertumbuhan sekitar 11,2% per tahun era 1990-an. 77 Namun, pertumbuhan sosial-ekonomi Tiongkok memicu risiko di sektor sumber-sumber alam dan lingkungan, seperti polusi udara, hujan asam (acid rain), kepadatan penduduk, lebih dari 600 juta orang di berbagai provinsi hidup di bawah kondisi “water- stress”78 dan kesulitan rumah tinggal bagi penduduk.79 Pada Kongres Partai Komunis Tiongkok ke-18, November

75 Muldavin, Joshua (9 Februari 2006). “From Rural Transformation to Global Integration: The Environmental and Social Impacts of China’s Riset to Superpower”. Carnegie Endowment for International Peace. A Point of View: What kind of superpower could China be?”, BBC, 19 Oktober 2012. 76 Walton, Greg; International Centre for Human Rights and Democratic Development (2001). “Executive Summary”. China’s golden shield: Corporations and the development of surveillance technology in the People’s Republic of China. Rights & Democracy. hlm. 5. 77 “Nation bucks trend of global recovevery”, China Daily. 11 Juli 2003. Lihat juga “China’s Average Econom ic Growth in 90s Ranked 1st in World”, People’s Daily, 1 Maret 2000. 78 “China’s Environmental Crisis”, New York Times, 26 Agustus 2007; Daniel Griffiths. “China worried over pace of growth”, BBC, 16 April 2006. 79 “China: Migrants, Students, Taiwan”, Migrant News, Januari 2006, Vol. 13 No. 1. Edward Cody, “In Face of Rural Unrest, China Rolls Out Reforms”, The Washington Post, 28 Januari 2006.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

2012, Hu Jintao diganti oleh Sekjen Partai Komunis Tiongkok, Xi Jinping.80 Xi Jinping memulai upaya-upaya reformasi ekonomi Tiongkok81 untuk mengatasi kerapuhan struktural dan lambannya pertumbuhan82 Xi Jinping juga melakukan reformasi one-child policy dan sistem lembaga pemasyarakatan.83 Tiongkok merupakan negara dengan luas daratan ke-2 ter- besar setelah Rusia.84 Total daratan Tiongkok mencapai 9.600.000 km2 atau sekitar 9,596,961 km285 menurut laporan PBB.86 Masalah lingkungan Tiongkok antara lain luas padang pasirnya terus meningkat, khususnya di Gurun Gobi.87 Tiongkok menghadapi kesulitan air bersih, erosi, dan polusi seperti negara-negara lain.88 Tiongkok awal abad 21 menjadi investor terbesar di sector komersialisasi energi yang dapat diperbarui, senilai 52 miliar dollar AS tahun 2011.89 Tahun 2013, Tiongkok mulai rencana 5 tahun mengurangi polusi dengan anggaran sekitar 277 22 miliar dollar AS, khususnya di utara Tiongkok.90 Tiongkok memiliki 2,3 juta personil militer aktif 91 dan kekuatan nuklir strategis. Anggaran militer Tiongkok tahun 2012

80 Moore, Malcolm (15 November 2012). “Xi Jinping crowned leader of China Communist Party”, The Daily Telegraph (London). “New China leadership tipped to be all male.” Stuff.co.nz., 6 November 2012. 81 “China frees banks to set their own lending rates”, BBC, 19 Juli 2013. Evans-Pritchard, Ambrose (23 Juli 2013), “China eyes fresh stimulus as economy stalls, sets 7pc growth floor”, Daily Telegraph (London). 82 Gavyn Davies, “The Decade of Xi Jinping”, Financial Times, 25 November 2012. “China sees both trial output and retail sales rise”, BBC, 9 Desember 2012. “China’s exports and imports decline.”, BBC, 10 Juli 2013. “China ordrs government debt audit”, BBC, 29 Juli 2013. 83 “China ends one child policy”, Slate. 15 November 2013. Amitendu, Palit (2012), “China-India Economics: Challenges, Competition and Colaboration”, Routledge, hlm. 4. 85 “Land area”, GOV.cn, Chinese Government’s Official Web Portal. 86 “Demographic Yearbook-Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and densi ty”, UN Statistics, 2007. 87 Waghorn, Terry (7 Maret 2011), “Fighting Desertification”, Forbes. “Beijing hit by eighth sandstorm”, BBC, Senin, 17 April, 2006. 88 “Himalaya glaciers melting faster”, MSNBC, 24 November 2008. 89 Friedman, Lisa (25 Maret 2010), “China Leads Major Countries With $34.6 Billion Invested in Clean Tech nology”, The New York Times. Black, Richard (26 Maret 2010). “China steams ahead on clean energy”, BBC News. Perkowski, Jack (27 Juli 2012), “China Leads the World in Renewable Energy Investment”, Forbes. 90 Upton, John (25 Juli 2013), “China to spend big to clean up its air”, Grist Magazine. 91 “The new generals in charge of China’s gurns”, BBC, 14 November 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

mencapai 11 miliar dollar AS.92 Menurut Department of Defense (DoD) AS tahun 2013, Tiongkok memiliki sekitar 50 sampai 75 ICBM nuklir dan sejumlah SRBM.93 Tiongkok juga membangun pesawat siluman anti-radar94 dan sistem rudal modern,95 seperti rudal anti-satelit,96 rudal jelajah,97 dan kapal selam nuklir ICBM.98 Pembangunan sistem persenjataan Tiongkok didukung oleh pertumbuhan ekonomi Tiongkok. Misalnya, menurut laporan Dana Moneter International (IMF), PDB Tiongkok tahun 2013 mencapai 9,3253 triliun dollar AS atau kedua terbesar setelah PDB Amerika Serikat.99 Pada tahun 2009, Tiongkok memiliki sekitar 1,6 triliun sekuritas AS100 dan 1,16 triliun Treasury Bonds AS.101 Jadi, hingga tahun 2009, Tiongkok merupakan pemilik asing yang paling besar atas surat utang AS.102 Tahun 2012, Tiongkok mendapat aliran investasi sebesar 253 miliar dollar AS103 dan 23 melakukan investasi di luar negeri sebesar 62,4 miliar dollar AS.104 Tiongkok mengakuisisi banyak perusahan asing.105

92 “China’s reveals military structure”, BBC, 16 April 2013. 93 “Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2013”, US Secretary of Defense, 2013 94 “Inside China’s Secret Arsenal”, Popular Science, 20 Desember 2012. “Early Eclipse: F-35 JSF Prospects in the Age of Chinese Stealth”, China-Defense. “Chengdu J-20-China’s 5th Generation Fighter”, Defense-Up date.com. 95 “Surface-to-air Missile System”, SinoDefence.com, 2006. “HQ-19 (S-400) (China)”, Jane’s Weapons: Strategic, HIS, 23 Desember 2008. 96 “China plays down fears after satellite shot down”, Agence France-Presse, 20 Januari 2007. 97 “Chinese Navy Tests Land Attack Cruise Missiles: Implications for Asia Pacific”, New Pacific Institute, 25 Juli 2012. 98 “China expanding its nuclear stockpile”, The Washington Times, 25 Agustus 2011. 99 IMF, “World Economic Outlook Database”, April 2014. 100 “China must keep buying US Treasuries for now-paper”, Reuters, 20 Agustus 2009. 101 “China now owns $ 1,16 trillion of U.S. debt”, CBS News, 28 Februari 2011. 102 “Washington learns to treat China with care”, CNNMoney.coml, 29 Juli 2009. Hornby, Lucy (23 Septem ber 2009), “Factbox: US-China Interdependence Outweighs Trade Spat.” Reuters. 103 Ayse Bertrand and Emilie Kothe, “FDI In Figures”, OECD Investment Division – Secretariat of the OECD Investment Committee , April 2013. 104 Ibid. 105 “Being eaten by the dragon”, The Economist. 11 November 2010.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

1.2 Posisi Maluku dan Republik Indonesia (RI)

Jelang akhir 2014, Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014:11) melihat bahwa “Dari sudut pandang ekonomi, Indonesia potensial menjadi titik pusat peradaban ekonomi di masa-masa akan datang.” Alasan Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014) yakni pertama, letak geografis Negara Republik Indonesia (RI) sangat strategis di Asia, karena diapit oleh dua samudera dan dua benua. Di bagian barat laut, berbatasan dengan benua Asia, di tenggara, berbatasan dengan benua Australia. Sedangkan perbatasan laut di bagian barat laut berbatasan langsung dengan Samudera Hindia dan sebelah timur laut berbatasan dengan Samudera Pasifik. Posisi Indonesia sangat strategis karena menjadi persimpangan lalu-lintas internasional di udara dan di laut.106 24 Kedua, sumber daya laut dan darat menjadikan Indonesia sangat potensial untuk menjadi negara industri dan bahkan menjadi titik industri masa depan. Indonesia merupakan paru-paru ke-2 dunia setelah Amazon, Brazil. Indonesia kaya sumber alam seperti minyak, gas alam, timah, tembaga, bijih besi, batu bara, emas, hasil- hasil pertanian seperti padi, minyak sawit, teh, kopi, kakao, tanaman obat-obatan, rempah, kopra, dan karet pada zona wilayah seluas 1.904.569 km2. 107 Ketiga, menurut perkiraan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) tahun 2015, bahwa hingga Juli 2017,108 total penduduk Indonesia bakal mencapai 263.510.000 atau sekitar 3,51% dari total penduduk dunia. Sedangan penduduk Tiongkok berkisar 1.383.110.000 atau

106 Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014), op. cit. hlm. 11. 107 “Indonesia”, World Bank, 2015. 108 Population Division, United Nations, “World Population Prospects, the 2015 Revision”, Departmen of Economic and Social Affairs, United Nations, 2015.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

sekitar 18,4% total penduduk dunia hingga Mei 2017; penduduk Amerika Serikat berkisar 324.952.000 atau 4,33% dari total penduduk dunia hingga Mei 2017; penduduk India berkisar 1.315.740,000 atau sekitar 17,5% hingga Mei 2017; dan penduduk Jepang berkisar 126.790.000 atau sebesar 1,69% dari total penduduk dunia hingga April 2017. Jadi, Indonesia saat ini menempati urutan ke-4 sebagai negara berpenduduk sangat banyak di planet bumi. Namun, pengelolaan ke-3 potensi tersebut di atas mensyaratkan tiga hal yakni pertama, ada sistem pertahanan dan keamanan rakyat semesta (Sistem Hankamrata) dari Sabang sampai Merauke, dari Miangas sampai ke Rote sebagai Negara Maritim yang dipersatukan oleh laut (Archipelagic State) dengan batas Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) sepanjang 200 mil, yang diukur dari garis pangkal wilayah laut Negara RI sejak 1980. ZEE adalah wilayah laut sejauh 200 mil dari pulau terluar saat air surut. Pada zona ini Indonesia memiliki hak 25 atas segala kegiatan eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam permukaan laut, di dasar laut, dan di bawah laut serta mengadakan penelitian sumber daya hayati maupun sumber daya laut lainnya.109 Kedua, untuk mempersatukan Bangsa di wilayah sebesar Negara RI dan keragaman demografis seperti lebih dari 200 suku; agama Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, Khonghucu, kepercayaan lokal, dan lain-lain; ratusan bahasa daerah dan adat- istiadat, dibutuhkan unsur atau kekuatan mempersatukan yang sangat kuat. Secara historis telah dirintis oleh pendiri Bangsa tahun 1908 dan 1928 (Sumpah Pemuda) yang terdiri dari Jong ambon, Jong Java, Jong Sumatera, Jong Selebes, dan lain-lain yakni Satu Bangsa, Satu Bahasa, Satu Tanah Air. Ini cikalbakal kelahiran Bangsa Indonesia merdeka tahun 1945.110

109 Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014), op. cit. hlm. 12. 110 Ibid., hlm. 12.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Karena itu, menurut Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014), doktrin dasar Tentara Nasional Indonesia (TNI) harus memperhatikan kondisi historis, geografis dan demografis Bangsa Indonesia. Artinya, Bhinneka Tunggal Ika harus tetap diupayakan. Anggota TNI hendaknya tidak buta politik. Karena kebutaan atas politik, menurut Marsekal Muda (Purn) Teddy Rusdy (2014), membuat TNI tidak sadar terjadinya penyelewengan nilai-nilai Pancasila dan Undang-undang Dasar (UUD) Tahun 1945. Justru sebagai Sapta Margais, sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia yang bersendikan Pancasila, TNI dituntut untuk tidak buta politik. 111 Ketiga, kondisi geografis Indonesia yang diapit oleh dua benua dan dua samudera membuat darat, laut, dan udara Negara RI terbuka terhadap lalu-lintas dunia di antara benua Australia dan Asia, dan Samudera India dan Samudera Pasifik. Perlintasan manusia, 26 barang, jasa, uang, dan informasi dari barat ke timur atau dari utara ke selatan, melewati wilayah Negara RI. Letak geografis ini menuntut Rakyat dan Pemerintah Negara RI menyusun doktrin pertahanan yang sesuai dengan kondisi obyektif ini. Pada November tahun 1966, Seminar Hankam dalam rangka integrasi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI), menetapkan Doktrin Hankamnas dan Doktrin Perjuangan ABRI “Catur Dharma Eka Karma” (CADEK). Seminar Hankam tersebut juga menghasilkan Wawasan Nusantara sebagai Wawasan Hankamnas dan Wawasan Nasional. Dengan Wawasan Nusantara, ABRI tidak menonjolkan kepentingan suatu matra dan kepentingan salah satu bidang perjuangan politik, ekonomi, sosial budaya, dan hankam. Sedangkan inti doktrin hankamrata ialah Rakyat dan TNI (ABRI) dengan

111 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

kesemestaannya. Kemudian, pasca amandemen UUD 1945 tahun 1999-2002, khususnya Bab III Pasal 10, 11, 12 dan Bab XII Pasal 30 UUD 1945, Undang-undang (UU) No. 3 Tahun 2002 tentang Pertahanan dan UU No. 34 Tahun 2004 tentang TNI, Doktrin ABRI Cadek diubah menjadi Doktrin TNI “Tri Dharma Eka Karma” (Tridek) dan Sishankamrata diubah menjadi Sistem Pertahanan Semesta (Sishanta).112 Melihat dan mencermati pergeseran pusat gravitasi ekonomi dunia ke zona Asia tersebut di atas dan respons strategi kebijakan Tiongkok dan Amerika Serikat serta respons sistem pertahanan dan keamanan Negara RI sebelum dan sesudah perubahan UUD 1945 tahun 1999-2002 tersebut di atas, berikut penulis memaparkan posisi dan pilihan strategis Negara RI guna meraih cita-cita amanat Proklamasi 17 Agustus 1945 dan Pembukaan UUD 1945 dilihat dari staging point Maluku. 27 Ada 4 (empat) unsur staging point yang dibahas berikut ini yakni (1) Nilai historis dan ekonomis Maluku bagi Nusantara sejak abad 12 – abad 20, khususnya Perang Dunia II; (2) Geo-strategis Maluku dan RI; (3) Faktor energi dan mineral strategis Maluku; (4) Seleksi alam dan segitiga arus alam Maluku selama ini pada tingkat global. Keempat faktor tersebut merupakan pertimbangan pokok penulis meneliti dan menganalisis zona Maluku dan sekitarnya sebagai staging point produksi, penyedia atau suplai sumber- sumber daya atau jasa-jasa guna memanfaatkan peluang-peluang dan merespons tantangan pergeseran pusat gravitasi ekonomi dunia ke Asia (Pasifik) sejak awal abad 21 dalam rangka meraih cita-cita Rakyat sehat, adil, makmur, dan damai berdasarkan Pancasila dan sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 di Negara RI.

112 Ibid., hlm. 17.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Pertimbangan lainnya yakni dasar dan arah pelestarian kepemimpinan global AS di Asia Pasifik berbasis Lautan India sebagai center stage. Perihal ini Department of Defense (DoD) (2012) merilis prioritas pertahanan AS abad 21 yakni : “U.S. economic and security interests are inextricably linked to developments in the arc extending from the Western Pacific and East Asia into the region and South Asia, creating a mix of evolving challenges and opportunities. Accordingly, while the U.S. military will continue to contribute to security globally, we will of necessity rebalance toward the Asia-Pacific region. Our relationships with Asian allies and key partners are critical to the future stability and growth of the region.”113 Prioritas strategi pertahanan AS tersebut di atas mengantisipasi perubahan lingkungan strategis di Asia Pasifik. Misalnya, April 2014, Perdana Menteri (PM) Timor Leste, Xanana 28 Gusmao, berkunjung ke Beijing, Tiongkok. Ini merupakan kunjungan pertama kepala pemerintahan Timor Leste ke Tiongkok. Hasilnya, pernyataan bersama kedua pemerintahan memperkuat kerjasama politik, ekonomi, perdagangan, energi, agrikultur, dan hankam. PM Gusmao mengapresiasi rencana pemerintah RRT untuk membangun Maritime Silk Road.114 Kerjasama hankam dengan Timor Leste diupayakan oleh RRT, sebab titik terjauh dari kontrol satelit Tiongkok terhadap basis pertahanan Armada ke-7 AS di Pasifik ialah Timor Leste. Oleh karena itu, Tiongkok berupaya menjalin kerjasama dengan Timor Leste di bidang keamanan maritim, kontra-teror, dan kejahatan lintas-negara lainnya. Sedangkan bagi Amerika Serikat (AS), posisi RI ialah pintu

113 Departmen of Defense (DoD), USA (2012:2). 114 “China, Timor-Leste pledge partnership”, Xinhua, 14 April 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

masuk strategis bagi AS ke Asia dan Timur Tengah. Maka saat ini dan masa datang, persaingan dan rivalitas kedua negara bakal meningkat pada zona Timur Indonesia Maluku, Papua dan sekitarnya untuk mendapatkan akses ke produksi dan kontrol terhadap sumber- sumber alam, khususnya mineral strategis dan sumber energi. Maka pilihan strategis bagi Negara RI perlu berbasis zona Maluku dan sekitarnya sebagai staging point produksi, penyedia atau transit resources dari Papua, NTT, dan Maluku.

1.2.1 Nilai Historis Maluku Level Dunia

“It’s stupid to be afraid!” Begitu judul Der Spiegel edisi 8 Agustus 2005 mengutip Lee Kuan Yew, mantan Perdana Menteri (PM) Singapura, tentang kebangkitan ekonomi Asia, pergeseran center of gravity ekonomi dunia dari Eropa ke Asia dan ambisi 29 Tiongkok melahirkan tata dunia baru Asia Pasifik khususnya pasca Perang Dingin dan memasuki awal abad 21. Alasan Lee Kuan Yew, abad 17-18 M, India dan Tiongkok pernah mengisi 40% PDB dunia.115 Namun, Lee Kuan Yew belum merinci lebih jauh, apa faktor kunci atau kekuatan yang menggeser pusat gravitasi ekonomi dunia ke zona India dan Tiongkok abad 16-18 M. Faktor utamanya ialah perdagangan rempah-rempah asal Maluku,116 bukan karena sutera, teh dan keramik Tiongkok dan Jepang melalui Jalur Sutera (Silk Routes). Jalur Sutera dirintis oleh saudagar Tiongkok sejak abad 1 SM hingga abad 15 M sepanjang Asia Tengah dan Asia Barat ke Eropa117 yang menyisakan padang-pasir di zona Asia Tengah. Jaringan-kerja skala dunia mula-mula dirintis oleh East India

115 Sean Harkin (2012). 116 Findlay (1998:94); Marks (2002); Edward B. Barbier (2007: 69). 117 Fu Peng (2014).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Company (EIC) asal Inggris tahun 1600 dan VOC (Vereenigde Oost- Indische Compagnie) (1602-1798), serikat dagang Hindia Timur asal Belanda dengan komoditi utama rempah-rempah asal Maluku. Tahun 1602, VOC menjadi perusahan multinasional pertama dan perusahan penerbit saham pertama di dunia. VOC dapat melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain, menerbitkan mata-uang, menyatakan perang, dan membentuk koloni.118 Selama abad 16-18 M, VOC asal Belanda dan EIC asal Inggris membangun depot-depot, kamar-dagang (trading house) dan produksi komoditi utama khususnya rempah-rempah, tekstil, teh, proselin, dan logam mulia di sepanjang kota Afrika-Asia seperti Surat, Kalkuta, Madras, Bombai di India;119 Canton, Macao, Shanghai di Tiongkok; Hong Kong, Batavia di Hindia Timur. Serikat dagang asal Perancis, Swedia, dan Denmark juga berupaya memasuki jaringan-kerja global perdagangan rempah dan komoditi Asia lainnya 30 di kota-kota ini. 120 Tahun 1610-1619, VOC membangun markas-besarnya di Ambon, Maluku. Sekilas kota ini sangat strategis di dekat pusat produksi rempah dunia, Maluku. Namun, letaknya jauh dari rute perdagangan Afrika-India-Tiongkok-Jepang.121 Maka VOC memilih Batavia (Jawa Barat) yang berada di bawah kendali kekuatan lokal dan jauh dari armada Inggris dan Portugal.122 Khususnya perjanjian Saragossa tanggal 22 April 1529 membagi dua wilayah pengaruh dunia. Merediannya terletak di 17 derajat bujur timur Maluku untuk Portugal (Lautan India-Asia) dan Spanyol (Amerika-sebagian besar Pasifik).123

118 Glenn J. Ames (2008: 102-103). 119 Furber (1976:191-201); Philip Lawson (2014: 68-69). 120 Joseph Marshall (1772: 111-112); Jonathan I. Israel (1989: 279-295). 121 Om Prakash (1985:20); William De Lange (2006:21). 122 M.C. Ricklefs (1991: 25-28). 123 R. F. Rogers (1995:12).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Perjanjian Saragossa (1529) berada di bawah kontrol Vatikan. Belanda tidak ingin bertikai dengan Vatikan. Jadi, VOC memindahkan pusat produksi dan perdagangan rempah dari Ambon ke Batavia (Jawa Barat). Jika VOC tidak memindahkan pusat perdagangan rempah-rempah ke Batavia, maka kota besar di Asia Tenggara sampai awal abad 21 ini ialah Ambon (Maluku). Kita melihat misalnya, kota Nagasaki di Jepang dibangun oleh armada dagang Portugal tahun 1569-1571. Kota Nagasaki tidak kaya sumber alam dan hanya desa nelayan hingga tahun 1543 ketika kapal navigator Portugal, Fernao Mendes Pinto, merapat ke dekat Tanegashima, Nagasaki. Tahun 1569-1571, daimyo Omura Sumitada mengizinkan armada dagang Portugal membangun dermaga- pelabuhan kapal-kapal Portugal di Nagasaki.124 Di Maluku tahun 1575, Portugal juga membangun benteng di Ambon.125 Namun, VOC memindahkan pusat dagang rempah dari 31 Ambon ke Batavia dan menyisakan jejak kolonialisme pertama di dunia dan penjajahan terhadap rakyat di Maluku. Kota Nagasaksi memasok perdagangan komoditi tembakau, roti, tekstil asal Tiongkok, sutera asal Jepang, dan kastela asal Portugal. Selama Restorasi Meiji (1868-1912) di Jepang, Nagasaki dijadikan pusat produksi kapal Mitsubishi (kontraktor Angkatan Laut Jepang), Mitsubishi Steel and Arms Works, Akunoura Engine Works, Mitsubishi Arms Plant, Mitsubishi Electric Shipyards, Mitsubishi Steel and Arms Works, dan Mitsubishi-Urakami Ordnance Works. Nagasaki dibom Sekutu pada Perang Dunia II. Usai Perang Dunia II, Nagasaki membangun lagi jaringan-kerja perdagangan dunia, perikanan dan produksi kapal-kapal.126

124 C.R. Boxer (1993:100-101). 125 M.C. Ricklefs (1991:25). 126 Gian P. Gentile (2000: 86-87).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Selain nilai sejarah tersebut di atas, VOC yang menggeser pusat produksi dan dagang rempah dari Ambon (Maluku) ke Batavia (Jakarta, ibukota Negara RI saat ini), juga menyisakan sejarah kolonialisme. Yakni menyerahkan Banda ke Inggris yang menandai awal kolonialisme pada sejarah dunia sampai hari ini. Hal ini dibahas pada bab 5 buku ini. VOC juga merupakan perusahan pertama skala global yang membangun jaringan kerja skala global (global network).

1.2.2 Nilai Strategis RI dan Maluku

Pemerintah Republik Indonesia (RI) di bawah pimpinan Presiden RI Soeharto tahun 1996 pernah menyatakan rencana membatasi kapal-kapal komersial dan militer melintasi 3 (tiga) jalur utama dari Kepulauan Negara RI : (1) Selat Sunda (antara Jawa dan Sumatera), Selat Lombok (antara Bali dan Lombok), dan (3) selat 32 di Laut Maluku. Akses ke Selat Malaka juga hendak dibatasi oleh Pemerintah RI.127 Pemerintah AS mengajukan protes keras ke Pemerintah RI. Sebab arah kebijakan Pemerintah RI itu membatasi ruang-gerak angkatan laut AS ke akses dan jalur laut antara Jawa, Sumatera, dan Kalimantan. Hal ini akan membatasi gerakan angkatan laut AS jika terjadi krisis sepanjang pasokan dan distribusi energi dunia.128 Pada musim gugur tahun 1997, kapal angkut pesawat tempur AS, Nimitz, dikirim ke Asia. Namun, pada saat yang sama, terjadi krisis di Irak yang berada di bawah pengawasan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Pemerintah AS di bawah Presiden Bill Clinton membuat keputusan strategis tentang ancaman militer di Teluk Persia akibat krisis di Irak itu.129

127 Sam J. Trangedi, Globalization and Maritime Power, Institute for National Strategic Studies, National Defense University, 2002, hlm. 45. 128 Ibid. 129 Ibid., hlm. 10.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Dengan adanya jaminan hak-hak navigasi, kapal perang AS Nimitz diizinkan berlayar melalui Laut Cina Selatan, melintasi Selat Malaka, lepas pantai negara India, dan masuk ke perairan Teluk Persia, Timur Tengah. Tanpa hak-hak navigasi tersebut, kapal perang AS Nimitz harus mengitari Australia untuk tetap berada di perairan internasional sepanjang pelayaran dan menambah sekitar 5800 mil bahari dan 15 hari pelayaran dengan asumsi kecepatan 15 knot. Lagi pula, pembatasan transit melalui Malaka menambah biaya jutaan dollar AS.130 Awal abad 21, Tiongkok perlahan menyaingi dominasi dan supremasi AS.131 Hal ini dapat mendorong rivalitas kedua negara di zona pasar utama yakni kawasan Asia Pasifik. Dalam skenario krisis, RRT dapat menggunakan kekuatan nuklir melindungi kebijakan luar negerinya. Meskipun, arah kebijakan nuklir RRT saat ini yakni “no-first-use policy” bidang senjata nuklir.132 Di sisi lain, penempatan marinir AS (U.S. Marine), Coastal Guard, 33 dan US Navy di Perth, Darwin, dan Townsville (Australia) diperkuat oleh kapal-kapal selam, kapal pengangkut, dan super-hornet untuk pelatihan militer, basis-basis transit, dan latihan-latihan militer.134 Dalam sejarah AS sejak 1787 atau sekitar 230 tahun, untuk pertamakalinya AS menempatkan ketiga kekuatan militer ini di luar zona AS. Artinya, kawasan Timur Indonesia dipersepsikan oleh AS sebagai titik batas keamanan nasional (national security) AS awal abad 21. Kehadiran marinir dan militer AS di Australia juga meningkatkan kerjasama bilateral pertahanan-keamanan AS- Australia dan komitmen AS di kawasan Pasifik sepanjang zona Jepang, Korea Selatan, Guam, Filipina, Thailand, dan Singapura.135

130 Ibid. 113 M. Hulbert, et al. (2010:21). 132 Noguchi (2011: 71). 133 K. Noguchi (2011:64). 134 D. Scott (2011:611-612) 135 M. Yahuda (2012:34).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Awal abad 21, sekitar 1700-an pulau besar dan kecil dari luas 705.645 km2 Provinsi Maluku memiliki titik geostrategis di Asia Pasifik. Maluku dan Papua adalah ruang terdepan RI terhadap klaim tumpang-tindih dari 6 negara atas Laut Cina Selatan di Asia Pasifik. Rusia dan Amerika Serikat merasa berhak untuk ikut-campur di zona ini. Sehingga Maluku dan Papua menentukan derajat TANAS Negara RI. Sebab kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil adalah arteri (archipelagic zone). Dengan mengontrol ‘arteri’ ini, dapat mengontrol archipelagic zone Negara RI.136 Kontrol arteri itu teruji secara empiris dalam penguasaan maritim Indonesia 400 tahun oleh VOC dan Belanda sejak 1602: infrastruktur pelayaran bernilai ekonomi-politik di zona maritim137 dan zona Papua-Maluku sebagai “Staging-Point” Asia Pasifik pada Perang Dunia II. 138

34 1.2.3 Faktor Energi dan Mineral Strategis

Selama ini, khususnya sejak Revolusi Industri di Eropa Barat abad 18-19 M, kebutuhan mineral strategis semakin tinggi, seiring dengan kemajuan sosial-ekonomi dan lonjakan penduduk dunia. Sejak Revolusi Industri 1760-1840 di Eropa sampai awal abad 21, ketersediaan dan pasokan mineral mempengaruhi kehidupan setiap orang, negara dan lingkungannya termasuk Maluku. Mineral adalah bahan baku jutaan produk seperti pesawat, konstruksi, mobil, handphone, sendok, garpu, kacamata, garam, komputer, baja, kosmetik, bateri, cat tembok, bola lampu, tinta pulpen, solder, wallboard, kacamata, dan permata berbahan baku mineral.139

136 Daoed Joesoef, Kompas, 26 November 2012. 137 JNFM A. Campo (1992). 138 Willoughby, Charles A., ed. (1966). 139 Withgott et.al. (2011:4).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Industri agrikultur berbasis fertilizer dan industri persenjataan setiap negara, juga berbahan baku mineral.140 Kini mineral meliputi logam, digunakan sebagai bahan untuk industri, bahan baku bangunan, dan sumber energi.141 Di sisi lain, ekstraksi, kontrol, produksi, dan pasokan mineral sangat bergantung pada SDM sejak zaman batu, zaman besi dan abad 21.142 Isu keberlanjutan pasokan mineral semakin penting. Misalnya, keberlanjutan suplai tenaga listrik bergantung pada tembaga dan aluminium. Titanium menjadi bahan baku memproduksi mesin- mesin pesawat. Industri elektronik, telekomunikasi dan dirgantara membutuhkan mineral. Karena itu, sejak awal abad 20, Direktur United State Geological Survey, Smith (1920:99), menyebut mineral sebagai “Essential Raw Materials.” Keberlanjutan produksi, pasokan, dan konsumsi mineral-mineral strategis seperti emas, titanium, nikel, aluminium, tembaga, kobalt, seng, 35 kronium, fosfat, perak, dan uranium, juga sangat dibutuhkan untuk membangun industri mineral dan sistem persenjataan berbagai negara. Misalnya, potensi mineral strategis di selatan Afrika sangat dibutuhkan oleh AS dan sekutunya untuk sistem persenjataan.143 Selama 4 dekade terakhir, AS dan Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) menjaga keberlanjutan produksi dan pasokan mineral strategis, khususnya Platinum Group Metals (PGMs), seperti kromium, mangan, mineral langka kobalt dan uranium asal Kongo, Afrika Selatan, Zambia, Zimbabwe, dan Namibia.144 Untuk menjaga keberlanjutan pasokan mineral-mineral strategis tersebut di atas, global-actors berupaya membidik peluang ekstraksi sumber mineral strategis baru di berbagai zona dunia.

140 WCED (1987: 297-298); Ramlogan (2004:177). 141 Semaw et.al. (2003:169-177). 142 Madigan (1981); Sass (1998). 143 Defense National Stockpile Center/DNSC (2009). 144 Hagerman (1984); Brookes (2010); Burgess (2010:1).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Gesekan dan persaingan kawasan dapat dipicu oleh konflik mineral strategis. Kini Tiongkok mulai memainkan peran dalam geopolitik, keamanan dan ekonomi Asia Pasifik.145 Tahun 2011, Presiden AS, Barack Husein Obama, merilis strategi AS terhadap Asia Pasifik pada posisi pivotal untuk penyeimbangan-ulang kehadiran militer AS di Asia Pasifik146 dan menjamin hak navigasi laut khususnya Laut Cina Selatan dan “Sea Lines of Communications”,147 termasuk Selat Malaka, Australia, Timor Leste, dan kawasan Timur RI melalui 740 titik posisi militer AS di seluruh dunia. Australia dan AS di Canberra (Australia) menyepakati penempatan marinir AS melaksanakan misi militer dengan sistem rotasi dan menampung kapal angkatan laut AS di Her Majesty’s Australian Ship Stirling, Perth (Australia).148 Potensi mineral Maluku antara lain emas di Pulau Wetar, 36 Ambon, Haruku dan Pulau Romang; mercuri di Pulau Damar; perak di Pulau Romang; logam dasar di Pulau Haruku dan Nusalaut; kuarsa di Pulau Buru; minyak bumi di Bula (Seram), Laut Banda, Kepulauan Aru dan cadangan minyak di Maluku Barat Daya; dan mangan di Laut Banda. Hal ini lebih rinci dibahas dalam bab 2 buku ini. Maluku dengan perairan seluas 658.294,69 km2, memiliki potensi perikanan antara lain, ikan pelagis besar, ikan pelagis kecil, ikan demersal, ikan karang, udang, lobster, cumi. Potensi pariwisata antara lain termasuk Taman Laut, Pantai Pasir, dan Wisata Sejarah. Potensi budaya di Maluku selama ini termasuk musik dan tari sangat kaya. Awal abad 21, Maluku memiliki 15 Sekolah Tinggi, 2 Akademi, 4 Universitas, 2 Politeknik, dan 1 Institut.

145 T. Tubilewicz (2010:155). 146 Leah (2012:108). 147 C. Le Mière (2012:87). 148 T. Seng Chye (2012:117).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

1.2.4 Faktor Arus Alam Maluku dan Sekitarnya

Hasil riset Alfred Russel Wallace (1858) tentang persebaran burung di Maluku dan Papua, tidak hanya mengilhami lahirnya penjelasan ilmiah tentang keragaman-hayati di planet bumi, tetapi juga menjelaskan bahwa zona Papua dan Maluku adalah titik temu pergerakan kerak bumi Pasifik-Asia-Australia selama jutaan tahun. Maluku dan Papua kaya akan berbagai jenis burung dan satu- satunya tempat hidup Bird of Paradise selama bertahun-tahun. Arah terbang burung tersebut selalu peka terhadap gelombang gravitasi bumi yang dipengaruhi oleh mineral-mineral, mulai dari garam sampai mineral strategis untuk industri persenjataan dunia. Zona PAPUA, MALUKU, NTT dan sekitarnya merupakan SATU GARIS ARUS ALAM – siklus dasar dan arah pergerakan alam melalui rute segitiga zona ini. Kawasan ini merupakan garis setiga 37 arus alam yang terbesar dari 4 (empat) garis segitiga arus alam di planet bumi. Pola hubungan zona-zona ini (NTT, Maluku dan Papua) bersifat saling terkait, saling mendukung, dan saling-melindungi atau interlink dan interlocked. Secara historis selama hampir 3.500 tahun terakhir, kebutuhan (masyarakat) dunia dapat dipasok dari kawasan zona segitiga arus alam Maluku, Papua, dan NTT atau tersedia di zona ini dengan rumus dasarnya ialah VOM. Sedangkan kawasan barat Indonesia memiliki kelemahan yakni garis siklus alam bersifat kumparan membalik, lamban, kurang saling terkait, dan kurang saling mendukung dengan rumus dasar DOV, sehingga hanya memasok kebutuhan zona-zona tertentu bukan global. Karena itu, penerapan strategi pembangunan bio-ekonomi pada segitiga ini dapat menghasilkan perubahan siginfikan dan bersamaan pada seluruh sektor – pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, dan perhubungan baik pada level nasional

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

Negara RI maupun tingkat global. Hal ini sangat krusial, strategis, dan urgen mengingat kawasan ini merupakan kantong kemiskinan Negara RI awal abad 21 (Lihat gambar 3).

Gambar 3. Peta Kemiskinan Negara RI Tahun 2014. 149

38

Di sisi lain, awal abad 21, Provinsi Maluku, misalnya, terdiri dari gugusan Kepulauan Maluku (sekitar 1700-an pulau besar dan kecil) dengan luas sekitar 705.645 km2 (luas daratan sekitar 47.350,42 km2 dan perairan seluas 658.294,69 km2 ). Potensi hutan Provinsi Maluku meliputi Hutan Konversi : 475.433 ha, Hutan Lindung : 774.618 ha, Hutan Produksi Terbatas : 865.947 ha, Hutan Produksi Tetap : 908.702 ha, Hutan yang dapat dikonversi : 1.633.646 ha. Dengan potensi dan cadangan migas dan mineral strategis serta kondisi kemiskinan sistemik dari Maluku dan sekitarnya awal

149 Diolah dari laporan BPS (2014); Kata Data (Oktober, 2014).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

abad 21 ini, maka zona ini berisiko terjebak pada risiko konflik dan kemiskinan yang lazim disebut Resource Course. Hasil riset Richard M. Auty (1993) menemukan bahwa rakyat pada zona-zona kaya sumber alam di berbagai belahan dunia umumnya miskin dan acapkali terjebak dalam konflik.150 Dari hasil risetnya, Auty (1993) merilis tesis tentang Resource Curse atau Paradox of Plenty. Yakni rakyat terjebak miskin dan nestapa sosial-ekonomi di zona-zona kaya sumber alam. Secara empirik, Jeffrey Sachs dan Andrew Warner (1995) mendukung tesis Paradox of Plenty.151 Misalnya, tahun 1965-1998, pertumbuhan ekonomi GNP per kapita negara-negara produsen minyak OPEC merosot pada kisaran kira-kira 1,3% per tahun. Sedangkan GNP per kapita negara-negara non-produsen minyak naik kira-kira 2,2% per tahun.152 Maka kini tiba saatnya, mewujudkan amanat UUD 1945 untuk 39 mensejahterakan Rakyat Indonesia dan menyehatkan lingkungannya dengan membangun daya saing Indonesia dari basis poin produksi, penyedia, atau suplai sumber-sumber daya di zona Maluku, Papua, NTT dan sekitarnya. Strategi ini dapat memanfaatkan peluang dari pergeseran ekonomi dunia ke zona Asia dan merespons atau mengantisipasi ancaman atau potensi risiko-risiko ekonomi, pertahanan dan keamanan Indonesia kini dan masa-masa datang. ***

150 Saleem H. Ali (2009). 151 Jeffrey D. Sachs et al. (1995). 152 T. Gylfason (2001: 847-859).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK BAB 1 MALUKU, RI, DAN PERGESERAN PUSAT EKONOMI KE ASIA-PASIFIK

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

40

BAB 2

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Bab 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” – Psl 33 ayat 3 UUD 1945.

“Oil and gas companies can contribute to improving health and well-being in a variety of ways.” – UNDP (2015).

Sejak Revolusi Industri (Revolusi Energi) tahun 1760-1820 M 41 di Eropa Barat hingga awal abad 21, tata sosial-ekonomi dan politik negara-negara terpateri erat dengan sistem energi berbasis bahan bakar fosil yakni minyak, gas dan batu-bara.1 Revolusi ini menandai transisi dari eksploitasi energi solar, air, angin, dan biomass, ke energi fosil, seperti batubara.2 Dampaknya, kapitalisme global berbasis teknologi dan bahan bakar fosil3 yang mengakhiri peran rempah sebagai penggerak pasar dan peradaban global abad 15-18 M. Di Asia Pasifik, arus sistem energi itu terlihat dalam rencana kerjasama Amerika Serikat (AS) dan Tiongkok. Presiden AS Donald Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping membahas kerjasama AS- Tiongkok kira-kira 45 tahun mendatang antara lain kerjasama energi

1 Andreas Malm, Fossil Capital: The Rise of Steam Power and the Roots of Global, Verso, 2016. Elmar Altvater, The Social and Natural Environment of Fossil Capitalism, 2009, hlm. 42-28. Ian Angus, Facing the Anthro- pocene: Fossil Capitalism and the Crisis of the Earth System, NYU Press, 2016, hlm. 127-136. 2 Polanyi (2001: 24); David S. Landes (1969). 3 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

berbasis sumber alam gas di resort Mar-a-Lago, Florida, Amerika Serikat, Kamis 6 April 2017.4 Di Bogor, Jawa Barat, Senin 16 Januari 2017, Presiden Joko Widodo bertemu Perdana Menteri (PM) Jepang Shinso Abe. Usai pertemuan itu, Presiden RI Joko Widodo menyatakan bahwa ada kesepakatan kedua belah pihak tentang pembangunan proyek ladang gas Blok Masela di Maluku.5 Presiden RI Joko Widodo, PM Jepang Shinso Abe, Presiden AS Donald Trump, dan Presiden Tiongkok Xi Jinping merespons tiga tren kuat awal abad 21 di Asia Pasifik yakni (1) pergeseran pusat ekonomi dunia dari zona Atlantik ke Asia; (2) “Asia is now at the center of global energy markets as demand has grown rapidly in the wake of decades of high economic growth!” begitu tulis Mikkal E. Herberg (2015: 12);6 dan (3) revolusi gas alam hasil kemajuan 42 teknologi produksi gas alam guna merespons lonjakan kebutuhan gas awal abad 21.7 Respons kebijakan strategis terhadap ketiga dinamika lingkungan strategis tersebut di atas telah dilakukan oleh Pemerintah Indonesia. Di Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat, Rabu 23 Maret 2016, Presiden Joko Widodo merilis kebijakan pembangunan proyek Gas Abadi Blok Masela di darat (on shore).8 Pertimbangannya pertama ialah pembangunan proyek gas Blok Masela di darat, diharapkan dapat menjadi “mesin pembangunan”

4 Yamei, “Spotlight: Xi, Trump engage in deep-going, friendly, long-time talks at Mar-a-Lago resort”, Xinhua, 7 April 2017. 5 “Japan affirms deeper ties with Indonesia with eye on China”, Associated Press, 16 Januari 2017. Niniek Karmini and Stephen Wright, “Indonesia, Japan affirm deeper ties during Abe’s Asian tour”, Japan Today, 16 Januari 2017. 6 Mikkal E. Herberg, “Energy Competition and Energy Cooperation in Northeast Asia”, dalam Bo Kong, Jae H. Ku, Energy Security Cooperation in Northeast Asia, Routledge, 2015, hlm. 12. 7 Robert W. Kolb, The Natural Gas Revolution: At the Pivot of the World’s Energy Future, FT Press, 2013, hlm. 45-46. 8 Ahmad Wijaya, “Akhir silang pendapat Blok Masela”, Antara, Sabtu 26 Maret 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

(engine of development) dengan multiplier effect besar bidang sosial- ekonomi-lingkungan daerah, wilayah, dan nasional sejak awal abad 21. Nilai strategis gas Blok Masela baik untuk kawasan Maluku, maupun nasional sejak awal abad 21 telah dihitung cermat oleh Pemerintah RI. “Ini (ladang Gas Masela, red.) adalah sebuah proyek jangka panjang tidak hanya 10 tahun, 15 tahun tapi proyek sangat panjang yang menyangkut ratusan triliun rupiah, oleh sebab itu dari kalkulasi perhitungan, pertimbangan-pertimbangan yang sudah saya hitung, kita putuskan dibangun di darat,” tegas Presiden Joko Widodo di Bandara Internasional Supadio, Kalimantan Barat, Maret 2015.9 Pada Senin 4 April 2015 di Kota Ambon (Maluku), Presiden Joko Widodo lebih merinci dasar pertimbangan kebijakan proyek Blok Masela (Maluku) di darat yaitu pertama, laporan intelijen yang mendengar suara rakyat di Maluku yang menghendaki pembangunan proyek gas Blok Masela (Maluku) di darat; kedua, memudahkan rakyat 43 memantau dan mengawasi proyek Gas Abadi Blok Masela (Maluku); ketiga, nilai sosial-ekonomis, lingkungan, dan strategis gas Blok Masela (Maluku) untuk rakyat Maluku, Kawasan, dan Negara RI.10 Seperti halnya Indonesia, negara-negara lain di Asia Pasifik juga merespons 3 (tiga) tren tersebut di atas. Misalnya, sejak April 2017, AS siap melakukan negosiasi dan kesepakatan dengan perusahan-perusahan Tiongkok yang membeli liquefied natural gas (LNG) asal AS. AS siap mengapalkan LNG ke Tiongkok pasca pertemuan Presiden AS Trump dan Presiden Tiongkok Xi Jinping pada April 2017 di Florida, AS. Departemen Energi AS juga sudah mengotorisasi pengapalan ekspor 19,2 miliar cubic feet gas alam per hari ke Tiongkok.11

9 Ibid. 10 Hanni Sofia Soepardi, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016. 11 “ China, U.S. reach agreement on beef, poultry and natural gas”, The Associated Press, 12 Mei 2017.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Revolusi gas alam hasil kemajuan teknologi produksi gas-- hydraulic fracturing yang dipadu dengan horizontal drilling telah terjadi di AS sejak 2003. Hasilnya ialah November 2016, AS siap menjadi negara eksportir neto gas yang tidak pernah terjadi sejak 1950-an.12 Kini AS siap menjadi produser LNG ke-3 terbesar dunia untuk ekspor gas.13 Kesepakatan kerjasama jual-beli gas AS-Tiongkok menandai fase baru ekonomi Asia Pasifik berbasis gas. Tiongkok berupaya beralih ke gas alam guna mengurangi ketergantungannya pada batu-bara dan mengatasi polusi udara negara itu. Ekspor gas alam AS memudahkan upaya diversifikasi sumber gas Tiongkok dan menemukan pasar gas alam AS di Asia Pasifik. Ekspor gas AS ke Tiongkok mengatasi defisit perdagangan barang dan jasa AS dengan Tiongkok sebesar 310 miliar dollar AS tahun 2015. Jika 44 dihitung dari harga tahun 2016, ekspor gas alam sekitar 12 Bcf/d berkisar 7 - 20 miliar dollar per tahun sejak 2026 hingga 2040.14 Kerjasama jual-beli gas AS-Tiongkok juga menandai pergeseran sumber utama pasokan energi fosil gas selain minyak dunia. Sejak tahun 2000, aliran energi berbahan bakar fosil dunia telah beralih dari pola zona Timur ke Barat atau dari Timur Tengah ke Eropa dan Amerika Serikat ke pola zona Barat ke Timur atau dari Timur Tengah ke Asia.15 Gas mulai menjadi barometer atau kalkulus keamanan energi sepanjang zona Asia. Pasar LNG misalnya melonjak tajam karena permintaan zona Asia sejak 2000-an. Maka pasokan gas

12 Stephanie Yang and Alison Sider, “New Milestone: The U.S. Is Now a Net Exporter of Natural Gas”, The Wall Street Journal, 28 November 2016. Tom DiChristopher, “United States may become net energy exporter by 2026, EIA reports”, CNBC, 5 Januari 2017. 13 Ibid. 14 Rice University, “Increasing liquefied natural gas exports ‘marginally positive’ for US economy”, Science Daily, 4 Januari 2016. 15 Geoffrey Kemp, The East Moves West: India, China, and Asia’s Growing Presence in the Middle East, Brookings Institution Press, 2012, hlm. 7-8.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

asal AS, Australia, dan Kanada dapat memperkuat keamanan gas produksi dan pasokan--di Asia.16 Era baru ekonomi gas Asia berawal dari revolusi gas alam hasil kemajuan teknologi produksi gas alam di AS khususnya sejak 2003. Berikutnya, AS ekspor LNG ke Asia sejak 2017. Karena pasokan gas dan minyak mentah asal AS membantu keamanan energi di Asia Pasifik. Jepang dan Korea Selatan (Korsel) bakal menjadi importir baru ekspor LNG asal AS.17 Jepang, pasca bencana reaktor nuklir Fukushima, beralih ke pasokan gas alam, minyak, dan batu-bara impor sebagai bahan bakar sekitar 90% listrik Jepang awal abad 21. Tiongkok ingin mengurangi polusi dengan beralih ke LNG atau gas alam yang mungkin hanya dapat dipasok sekitar 10% dari dalam negeri pada tahun 2020. Tahun 2017, Korea Gas Corporation menanda-tangani kesepakaan pembelian gas impor untuk 20 tahun mendatang. Jepang juga telah menanda-tangan 45 kontrak jangka panjang 1.000 miliar cubic feet LNG sejak 2020. 18 Dinamika ekonomi gas, keamanan energi, dan geopolitik energi berbasis gas tersebut di atas tentu saja mempengaruhi pilihan kebijakan strategis proyek gas Blok Masela di Maluku untuk kesejahteraan Rakyat Maluku, kawasan dan Negara RI serta sehat-lestari lingkungan Maluku dan sekitarnya sejak awal abad 21. Hal ini dibahas lebih rinci pada bab 2 buku ini yang diawali dengan pembahasan tentang pemetaan keamanan energi, geopolitik, dan strategi gas masing- masing negara di Asia Pasifik yang secara langsung maupun tidak langsung juga mempengaruhi upaya membangun basis ekonomi gas nasional dari Blok Masela, Maluku.

16 Mike M. Mochizuki, Deepa M. Ollapally, Energy Security in Asia and Eurasia, Routledge, 2016. Ian Cronshaw and Quentin 17Grafton, “Reflections on Energy Security in the Asia Pacific”, Asia & the Pacific Policy Studies, vol. 1, no. 1, pp. 127–143. 17 Qinnan Zhou, “The U.S. Energy Pivot: A New Era for Energy Security in Asia?”, Environmental Change and Security Program, 26 Maret 2015. 18 Ibid

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

2.1 Ekonomi-Gas Asia-Pasifik

Dinamika sistem energi, kapitalisme global, dan tata ekonomi- politik dunia selama lebih dari 200 tahun terakhir, saling terkait. Misalnya, keamanan navigasi energi fosil dunia selama ini membutuhkan peran angkatan laut di berbagai negara. Kapitalisme global sangat bergantung pada produksi, pasokan, dan distribusi energi fosil, yakni batu-bara, minyak, dan gas.19 Kapitalisme global berbasis fosil memacu Produk Dunia Bruto selama 100 tahun terakhir. Konsumsi energi (fosil) naik dari 22 EJ ke level 355 EJ. Selama periode 1890-1990 itu, total produk dunia bruto naik dari 2 triliun dollar AS ke level 32 triliun dollar AS.20 Artinya, ekonomi dunia naik 14 kali lipat, konsumsi energi naik 16 kali dengan mayoritas konsumsi energi bahan bakar fosil.21 Akibatnya, 46 tata sosial, politik, dan ekonomi setiap negara terorganisasi dalam mata- rantai produksi, distribusi, dan konsumsi bahan bakar fosil. Misalnya, awal abad 21, nilai infrastruktur minyak dan gas mencapai 5 trilun dollar AS.22 Awal abad 21, industri minyak dunia mengelola 30 miliar barel minyak per tahun, yang diesktraksi di 100 negara. Distribusi minyak disalurkan melalui lebih dari 3.000 tanker dan 300 ribu mil jaringan pipa. Jumlah ini belum termasuk miliaran dollar AS investasi infrastruktur minyak. Di Amerika Serikat (AS), peralihan infrastruktur kapitalisme fosil kolosal-global ini ke tata-ekonomi karbon rendah membutuhkan waktu 100 tahun dan dana 2,5 trilun dollar AS untuk membangun kapasitas baru hanya sektor infrastruktur listrik dengan ongkos peralihan senilai 1,5 triliun dollar AS.23

19 Polanyi (2001: 24). Landes, David S. (1969). The Unbound Prometheus: Technological Change and Industrial Development in Western Europe from 1750 to the Present. Cambridge, New York: Press Syndicate of the University of Cambridge, hlm. 40. 20 Smil (2004 : 65). 21 Speth (2008 : 50). 22 Vaclav Smil (2008). 23 Smil (2008).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

The World Energy Council pernah membuat perkiraan bahwa total investasi global di sektor renewable energy meningkat periode tahun 2000 - 2010 berkisar 265 miliar - 709 miliar dollar AS. Sehingga sektor renewable energy menjadi penggerak pasar utama ekonomi dunia dan menggusur peran minyak, gas, dan emas di pasar.24 Ini adalah sinyal penting pilihan sistem energi menggerakan sosial ekonomi dan ekosistem negara sejak awal abad 21 yakni kapaitalisme global berbasis energi fosil akan beralih ke tata sosial ekonomi ramah lingkungan, karbon rendah dan energi yang dapat diperbarui (renewable energy).25 (Lihat grafik 2).

Grafik 1. Tren penggunaan 6 jenis energi tahun 1965 – 2095 di seluruh dunia.26

47

24 Jonathan Porritt (2006), op. cit. 25 Gao Yinan, “China and India low carbon pursuits central to south-south cooperation”, Xinhua, 19 Maret 2014. The United Nations Development Programme, “Joint China-India study underscores need for South- South exchanges on climate change”, 17 Maret 2014. 26 Paul Chefurka, “World Energy and Population — Trends to 2100”, Population Matters, Vol. 13, No 1, 2013, hlm. 7-10.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Di sisi lain, secara historis, khususnya gas memiliki jejak sejarah panjang dengan siklus peradaban manusia. Kira-kira abad 5 pra- Masehi, orang-orang Tiongkok mengumpulkan gas yang keluar dari permukaan tanah dengan pipa dari bahan bambu dan menggunakan panasnya untuk menyuling air minum yang berasal dari air laut.27 Di Yunani era pra-Masehi, riset geologis menyimpulkan bahwa aroma dan api pada kuil era Yunani kuno pra-Masehi di dekat kota kuno Delphi, Gunung Parnassus, berasal dari gas alam—ethylene, benzene atau campuran antara karbon-dioksida dan methane.28 Awal abad 21, api alam tidak lagi muncul di Delphi.29 Di zona lain kira-kira era pra-Masehi, seperti 1.500 tahun pra-Masehi di zona Mesopotamia dan Persia—kini Turki, Iran, Azerbaijan, Asia Tengah, Baku, dan lain-lain, api termasuk bagian dari ritual dan seremonial. Era pra-Revolusi Industri sebelum tahun 1750 M, konsumsi 48 energi masyarakat dunia sangat kecil dan berasal dari sumber- sumber organik, atau tenaga manusia dan hewan, bahan bakar kayu dan gambut. Peran air, angin, dan hidrokarbon sangat kecil. Teknologi dan sains menghasilkan inovasi sumber-sumber energi yang akhirnya mengubah tata-masyarakat dunia.30 Jean Pierre Minckelen, profesor filsafat dan sains pada University of Louvain (Perancis) menemukan gas lighting tahun 1785 untuk menerangi ruangan kelasnya. Akhir abad 18 M, Inggris merintis penggunaan batubara menghasilkan gas alam untuk penerangan rumah dan lampu jalanan.31 Tahun 1891, pipa gas alam pertama sepanjang 120 mil dibangun dari Indiana ke Chicago di Amerika

27 Ibid., hlm. 46. 28 Michael B. Smith, Organic Chemistry: An Acid-Base Approach, edisi ke-2, CRC Press, 2016, hlm. 145. Sarah Zielinski, “Ten Ancient Stories and the Geological Events That May Have Inspired Them”, smithso nian.com, April 4, 2014 29 Ibid. 30 Lynn White, Jr., Medieval Technology and Social Change, Oxford, UK : Oxford University Press, 1966.31 31 David A. Waples, The Natural Gas Industry in Appalachia: A History from the First Discovery to the Tapping of the Marcellus Shale, edisi ke-2, McFarland, 2012, hlm. 27-28. 31 University Press, 1966.David A. Waples, The Natural Gas Industry in Appalachia: A History from the First Discovery to the Tapping of the Marcellus Shale, edisi ke-2, McFarland, 2012, hlm. 27-28.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Serikat.32 Awal abad 21, AS telah membangun sekitar 300 ribu mil pipa gas di seluruh dunia. AS juga menjadi produser gas skala besar sejak penemuan teknologi drilling dan hydraulic fracturing.33 Kini awal abad 21, hampir 80% energi penggerak ekonomi dunia berasal dari hidrokarbon, seperti batu-bara, minyak, dan gas.34 Awal abad 21, dunia memasuki revolusi gas alam yang banyak menentukan masa depan energi. Pemicunya ialah inovasi baru teknologi produksi energi. Misalnya, teknologi pemompaan air, pasir, dan bahan-bahan kimia ke dalam suatu sumur dengan tekanan sangat tinggi untuk memisahkan serpih-serpih gas atau minyak dari unsur lainnya (hydraulic fracturing).35 Sehingga gas atau minyak mengalir atau naik ke permukaan bumi atau sumur agar dapat digunakan. Sejak 2003 AS memakai teknologi hydraulic fracturing dan horizontal drilling. Batuan-batuan sedimen berisi gas dan minyak pada dasar horizontal. Pembornya menciptakan campuran air dan bahan 49 kimia dan dengan tekanan tinggi memompa ke dalam sumur. Gas dan minyak menjadi barometer pasar global hingga awal abad 21. Oil Schok akibat embargo minyak dari Timur Tengah ke Amerika Serikat, Jepang, dan Eropa Barat tahun 1973- 1974, memastikan peran penting bahan bakar minyak terhadap tata ekonomi dan keamanan nasional setiap negara industri.36 Namun, AS siap-siap meninggalkan ketergantungan pada minyak impor karena hingga 2025, mandat Kongres AS menghendaki pengurangan konsumsi minyak sekitar 4,5 juta barel per hari hingga tahun 202537

32 Joseph Hilyard, The Oil & Gas Industry: A Nontechnical Guide, PennWell Books, 2012, hlm. 159-160. 33 Jonathan Crawford, “Want to Build a Gas Pipeline? Be Prepared to Wait Years”, Bloomberg, 21 Juli 2016. Robert W. Kolb, The Natural Gas Revolution: At the Pivot of the World’s Energy Future, FT Press, 2013. 34 Ibid., hlm. 30. 35 Ibid., hlm. 54. 36 Clifford Krauss, “Can We Do Without Middle East?”, The New York Times, 30 Maret 2011. 37 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Di Asia Pasifik, Jepang dan Korea Selatan sangat bergantung pada impor gas, batu-bara, dan minyak impor. Sekitar 80% minyak impor Asia dipasok melalui transportasi maritim Lautan India, Selat Malaka, dan Laut Cina Selatan. Pasokan gas alam ke zona Asia diimpor melalui laut dan pipa jarak jauh Asia Tengah dan Rusia. Tiongkok bergantung sekitar 60% pada minyak impor. India bergantung pada sekitar 75% minyak impor dan 10 negara Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) bergantung pada minyak impor hingga tahun 2014. Maka keamanan energi (energy security) memiliki unsur ekonomis dan strategis di Asia. Tiongkok, Jepang, Korea Selatan, dan India, misalnya, bersaing dalam diplomasi energi ke Timur Tengah, Afrika, Asia Tengah, Rusia, Amerika Selatan, dan Asia Tenggara untuk menjaga pasokan, transportasi, rute 50 navigasi, atau pasokan energi gas dan minyak khususnya ke zona Asia. Rivalitas memperebutkan kontrol jalur-jalur laut sepanjang Laut Cina Selatan, selain perebutan sumber-sumber alam gas Laut Cina Selatan, misalnya, memicu persaingan angkatan laut sejumlah negara dan klaim teritorial tumpang-tindih di wilayah tersebut. Awal abad 21, negara-negara Asia memperlihatkan tren peningkatan kebutuhan gas (lihat grafik 1).38 Karena batu-bara dan minyak lebih berisiko terhadap lingkungan, khususnya polusi dan risiko lingkungan lainnya. Negara-negara Asia memperluas penggunaan gas alam dan LNG karena alasan keamanan energi dan alasan risiko lingkungan. Tiongkok misalnya menggunakan gas alam hampir 4 kali lipat selama periode 2010-2020.

38 EIA, “International Energy Outlook 2016”, U.S. Energy Information Administration, Mei, 2016. Howard V. Rogers, “Asian LNG Demand : Key Drivers and Outlook”, The Oxford Institute for Energy Studies, April 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Grafik 2. Tren permintaan gas negara-negara di Asia Pasifik tahun 1970-2030.

Menurut perkiraan IEA (2009), kebutuhan dan permintaan 51 gas alam Tiongkok dan India bakal meningkat 3 (tiga) kali lipat hingga tahun 2030 dan kira-kira 2 (dua) kali lipat untuk negara-negara zona Asia lainnya.39 Sekitar 2/3 gas alam Asia diimpor dari luar Asia. India dan Tiongkok bergantung pada pasokan sekitar 40-50% gas alam impor guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Sedangkan Jepang, Korea Selatan (Korsel), dan Taiwan, selama bertahun-tahun sangat bergantung pada gas impor. Jepang, Korsel, dan Taiwan bergantung pada impor gas asal Asia Tenggara, khususnya LNG dari Negara RI, Malaysia, Brunei, dan Australia.40 Sedangkan menurut data National Development and Reform Commission (NDRC), Tiongkok membutuhkan gas sekitar 107,5 miliar kubik meter (bcm) tahun 2010 dan menjadi 260 miliar bcm tahun 2015.41 Kondisi ini mempengaruhi kebijakan Tiongkok di

39 IEA,World Energy Outlook, 2009, hlm. 366 40 Ibid., hlm. 434. 41 NDRC, “Tianranqi fazhan shier wu guihua”, Twelfth Five-Year Plan on Natural Gas, 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

bidang energi, khususnya pasokan, produksi, dan distribusi energi fosil berbahan bakar fosil seperti gas, minyak, dan batubara. Awal abad 21, Tiongkok menyerap LNG di tengah lonjakan permintaan energi dan peralihan dari sumber energi batu-bara yang lebih polusi. Namun, tren lonjakan permintaan gas Tiongkok tahun 2013 tidak bertahan hingga akhir 2014.42 Pada akhir Oktober 2015, impor LNG Tiongkok turun 3,8% menjadi 14,13 juta ton LNG selama 9 bulan pertama tahun 2015, jika dibandingkan dengan impor pada periode yang sama tahun 2014.43 Belakangan ini di Asia, Tiongkok merupakan produser minyak dan gas. Namun, di tengah lonjakan permintaan dalam negeri dan lesunya produksi dalam negeri, kebutuhan gas impor pun naik. Kebutuhan gas Tiongkok dapat dipasok dari pipanisasi gas dari Asia Tengah. Namun, kebutuhan 52 zona lain seperti Korea Selatan dan Jepang, masih sulit dipasok dari Asia Tengah. Sementara pasokan dari Timur Tengah, Afrika, dan Amerika Selatan menghadapi kendala jarak dan keamanan navigasi pasokan gas.44 Di sisi lain, ada pula tantangan awal abad 21 yakni mahalnya pipanisasi gas dari Rusia ke Asia. Tahun 2014, Rusia dan Tiongkok dapat menghasilkan kesepakatan pipanisasi gas alam dari Rusia ke Tiongkok untuk jangka waktu 30 tahun dengan nilai 40 miliar dollar AS, setelah melakukan pembahasan dan negosiasi selama 10 tahun. Arab Spring gejolak politik dan perang saudara di Suriah, Irak, Libia, Yaman, dan Mesir--awal abad 21 di Timur Tengah

41 NDRC, “Tianranqi fazhan shier wu guihua”, Twelfth Five-Year Plan on Natural Gas, 2012. 42 Chen Aizhu, “China’s natural gas drive may cut oil demand by a tenth”, Reuters, 28 Februari, 2013. 43 Adam Rose, “China’s 2015 natural gas output growth slowest in at least 10 years”, Reuters, 19 januari 2016. Manuel Mucari, “Exxon, Eni, Sasol win rights to explore Mozambique’s oil and gas reserves”, Reuters, 28 Oktober, 2015. 44 Elena Mazneva and Stepan Kravchenko, “Russia, China Sign $400B Gas Deal After Decade of Talks”, Bloomberg, 21 Mei, 2014. Alec Luhn and Terry Mecalister, “Russia signs 30-year deal worth $400bn to deliver gas to China”, The Guardian, 21 Mei, 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

memicu risiko keamanan pasokan energi bahan bakar fosil, khususnya impor LNG dan minyak dari Timur Tengah ke Asia. Namun, kebijakan “self-sufficient” energi di Amerika Utara dan lonjakan produksi minyak AS mengurangi ketergantungan kepada Timur Tengah sebagai pemasok utama bahan bakar fosil ke Asia. Kawasan Timur Tengah dan Afrika Utara memiliki cadangan minyak lebih dari 50% cadangan minyak dunia dan sekitar 40% dari total cadangan gas dunia. Zona ini juga memproduksi sekitar 35% minyak dunia dan sekitar 20% produksi gas alam dunia.45 Secara umum, geopolitik energi Asia Pasifik memperlihatkan tren awal abad 21 yakni keamanan energi di Asia dipengaruhi oleh lonjakan permintaan energi bahan bakar fosil, meningkatkan ketergantungan pada pasokan dan impor gas dan minyak, dan respons kebijakan strategis masing-masing negara mengamankan pasokan energi dan merespons dinamika harga. Akibatnya, semakin 53 menguat nasionalisme energi di berbagai negara yang dibahas berikut ini. Dari paparan tersebut di atas dapat dikemukakan bahwa pertama, pasar gas Asia masih terfragmentasi dan rapuhnya pasokan dalam negeri di berbagai negara. Hal ini sangat berbeda dengan pasar gas negara-negara Eropa yang semakin terinter- koneksi. Negara-negara Asia, seperti Jepang, Korea Selatan, Taiwan, dan Singapura, tidak memiliki ladang produksi gas dalam negeri, dan sangat bergantung pada pasokan LNG impor. Kedua, harga-harga gas di Asia tidak selalu merefleksikan pasar gas Asia, tetapi berbasis kontrak indeks minyak jangka panjang. Sedangkan harga gas di Amerika Serikat dan beberapa negara Eropa berbasis persaingan gas dengan gas dan pipanisasi gas. Akibatnya, harga saham

45 Prof. Mthuli Ncube and John C. Anyanwu, “Inequality And Arab Spring Revolutions In North Africa And The Middle East”, Africa Economic Brief, African Development Bank, Volume 3, Issue 7, July 2012, hlm. 1.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

dengan indeks minyak (gas LNG maupun gas dari pipanisasi gas) di Asia, khususnya Asia Pasifik, jauh lebih tinggi daripada rata-rata harga global.46 Ketiga, sebagian besar pasar gas di Asia memiliki karakter sama seperti monopoli, terbatasnya pelaku pasar gas, dan tidak adanya persaingan pasar. Karena dominasi BUMN terhadap pasar gas di Asia. Misalnya, pasar gas Tiongkok dikuasai dan didominasi oleh tiga BUMN migas yakni CNPC, Sinopec dan CNOOC. Sekitar 70% pipanisasi gas dikuasai dan dimiliki oleh CNPC.47 Perusahan-perusahan migas Jepang dan Korea Selatan sering membeli LNG melalui kesepakatan jangka panjang yang sebagian besar berbasis indeks minyak, sehingga membatasi persaingan sektor hilir guna menjaga distribusi gas ke konsumen.48 Di Korea Selatan, KOGAS adalah satu-satunya importir yang memiliki akses ke pasar gas dalam negeri.49 Sebagian besar pasar 54 listrik di negara-negara Asia diregulasi, kecuali Singapura. Meskipun ada liberalisasi pasar listrik di Jepang, tetapi perusahan utilitas Jepang memegang monopoli dan bergantung pada kontrak gas jangka panjang untuk keamanan pasokan energi.50 Keempat, negara-negara Asia menempatkan keamanan pasokan energi sebagai prioritas kebijakan dan peran perusahaan- perusahaan besar BUMN bidang migas. Sehingga BUMN migas kuat dan tidak ada keterbukaan pasar gas. Liberalisasi sektor gas hanya berkembang di Eropa Barat-laut awal abad 21. BUMN migas Asia umumnya terintegrasi secara vertikal dengan kekuasaan pemerintah. Ini terjadi ketika pertumbuhan pasar LNG Asia sangat pesat.51

46 IGU. Wholesale gas price survey, 2015 edition. : International Gas Union; 2015. 47 Huberator. Further gas trading growth. 2015. 48 IEA. Gas pricing and regulation: China’s challenges and IEA experience. Paris: IEA, 2012. 49 IEA. Energy policies of IEA countries: the Republic of Korea 2012 review. Paris: International Energy Agency, 2012. 50 IEA. Developing a natural gas trading hub in Asia: obstacles and opportunities. Paris: International Energy Agency, 2013. 51 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

2.2 Nasionalisme dan Keamanan Migas

Hingga awal abad 21, Jepang dapat mengamankan kendali pasokan-pasokan gas LNG (liquefied natural gas) yang 100% bergantung pada impor. Maka perusahan-perusahan Jepang mulai melakukan investasi di sektor bisnis LNG sejak tahun 1960-an dan tahun 1970-an. Mitsubishi, Mitsui, dan Marubeni misalnya sampai awal abad 21 menjadi stakeholders utama pada proyek-proyek LNG zona Asia Pasifik, Teluk Persia, Qatar, dan Uni Emirat Arab. Bahkan perusahan-perusahan Jepang sangat jauh terlibat dalam proyek- proyek ekspor LNG skala besar dari Amerika Serikat (AS) yang berbasis pada booming produksi shale gas yang tidak konvensional akhir-akhir ini.52 Korea Selatan (Korsel) juga bergantung 100% pada pasokan gas alam dan minyak impor. Sejak 1977, perusahan Badan Usaha 55 Milik Negara (BUMN) Korsel, Korea National Oil Corporation (KNOC), misalnya, mempromosikan dan mengelola pembangunan pasokan gas dan minyak. Hingga tahun 2015, KNOC mengelola proyek-proyek pasokan gas dan minyak pada 40 negara seperti di Yaman, Argentina, Peru, Amerika Serikat dan North Sea, selain proyek gas dan minyak skala kecil di Irak, Kolombia, Kazakhstan, Venezuela, Libya, dan Vietnam.53 Di Indonesia, spirit nasionalisme energi semula hanya samar- samar terlihat. Misalnya, sebanyak 15 blok Migas dikelola oleh investor asing di Maluku. Ini skenario dari Pemerintah tahun 2010 seperti pada Blok Masela (Maluku) dengan skema lepas pantai (offshore) dan biaya investasi sebesar 14,5 miliar dollar AS.54 Sedangkan 10 blok lainnya ditawarkan ke para investor lain. Namun, di sisi lain, Maluku

52 Mikkal E. Herberg (2015). 53 Ibid. 54 Kelik Dewanto, “Keekonomian Masela syarat ciptakan efek ganda”, Antara, Selasa, 21 Juni 2016 .

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

juga menempati urutan ke-4 sebagai provinsi miskin setelah Papua, Papua Barat, dan Nusa Tenggara Timur (NTT).55 Tata-kelola blok-blok Migas di Maluku perlu menghasilkan pengentasan kemiskinan Rakyat Maluku, Indonesia Timur, dan rakyat Indonesia pada umumnya dan sehat lestarinya ekosistem Maluku dan sekitarnya sejak awal abad 21 ini. Bab 2 buku ini membahas lebih rinci hal ini. Tren nasionalisme energi di Asia Pasifik terjadi pada saat persaingan blok-blok Migas di berbagai negara kian meningkat. Misalnya, Exxon Mobil, Eni (Italia) dan Sasol (Afrika Selatan) mendapat hak eksplorasi 15 blok cadangan minyak dan gas di Mozambique (selatan Afrika) seluas 74.259 km2.56 Pemerintah Mozambique berharap investasi awal lebih dari 30 miliar dollar AS di sektor gas alam cair dengan kapasitas 20 juta ton per tahun sejak 2018.57 56 Lonjakan ketergantungan pada impor energi fosil minyak dan gas—berisiko bagi perekonomian kawasan Asia Timur yang sedang maju pesat awal abad 21. Dalam hal ini, keamanan nasional akhirnya berkaitan pula dengan keamanan pasokan energi guna menggerakan sosial-ekonomi kawasan Asia Timur. Kondisi ini pernah dialami oleh ekonomi AS dan Eropa Barat ketika terjadi oil-shock embargo minyak dari negara-negara Timur Tengah terhadap negara-negara industri di Eropa Barat, Jepang, dan Amerika Serikat tahun 1973-1974. Sejak itu, Amerika Serikat (AS), khususnya merumuskan keamanan energi (energy security) sebagai bagian dari keamanan nasional (national security) Amerika Serikat.58

55 BPS Maluku, 2015. 56 Manuel Mucari, “Exxon, Eni, Sasol win rights to explore Mozambique’s oil and gas reserves”, Reuters, 28 Oktober, 2015. Paul Burkhardt, “Gas May Transform Mozambique Even as Debt Darkens Confidence”, Bloomberg, 3 Juni 2016. 57 Ibid. 58 Darwin C. Hall, Oil and National Security, Butterworth-Heinemann Ltd, 1992. Keith Crane et al., “Imported Oil and U.S. National Security”, RAND Corporation, the Institute for 21st Century Energy, U.S. Chamber of Commerce, 2009,

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Isu utama keamanan nasional yang berkaitan dengan isu energi di kawasan Asia Timur ialah (a) lonjakan kebutuhan energi fosil, khususnya gas dan minyak; (b) ketertantungan pada pasokan atau impor energi fosil batu-bara, gas, dan minyak; dan (c) fluktuasi harga minyak dan gas. Selama 2 (dua) dekade terakhir, negara-negara Asia bukan anggota OECD (Organization for Economic Cooperation and Development) mengisi sekitar 70% dari total permintaan minyak dunia. Tiongkok mengisi hampir 1/3 kebutuhan minyak dunia.59 BUMN minyak semakin menguasai industri gas dan minyak dunia yang berisiko memicu politisasi industri gas dan minyak dan meningkatkan unsur strategis keamanan energi berbagai negara. Kondisi ini sebetulnya telah bermula dari kebangkitan OPEC tahun 1970-an dan pembentukan BUMN energi di berbagai negara yang memproduksi dan mengekspor minyak dan gas, seperti Aramco (Saudi Arabia), Gazprom (Rusia), PDVSA (Petroleos de Venezuela, 57 SA) dari Venezuela, dan NIOC (National Iranian Oil Company) dari Iran. Hingga tahun 2013, sekitar 10 perusahan minyak dan gas terbesar dunia adalah BUMN.60 BUMN sektor migas menjadi mesin pembangunan (key engines of economic development) sosial-ekonomi di berbagai negara. Menurut data U.S. Energy Information Administration (2012), misalnya, BUMN menguasai 78% cadangan minyak terbukti di seluruh dunia dan 58% produksi minyak dunia.61

59 Norberto Fueyo, Antonio Gómez, and César Dopazo, “Energy Security, Sustaina bility, And Affordability in Asia and the Pacific”, ADB Economics Working Paper Series, No. 401, July 2014. Tsunekawa Jun, “Energy Situation in East Asia and Its Impact on the Strategic Environment”, NIDS Security Reports, No. 3 (March 2002), hlm. 73-96. Environment”, NIDS Security Reports, No. 3 (March 2002), hlm. 73-96. 60 Mikkal E. Herberg, The Rise of Energy and Resource Nationalism in Asia, The National Bureau of Asian Research, USA, 2014, hlm. 18. 61 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Peran perusahan-perusahan migas global, seperti Exxon Mobil, BP, Royal Dutch Shell, dan Total, memang masih penting di sektor proyek-proyek migas yang secara teknis sangat rumit dan skala sangat besar. Namun, perannya semakin tergerus oleh dominasi BUMN pada sektor migas akhir-akhir ini, khususnya pada negara-negara importir migas di Asia Pasifik.62 Alasan dominasi BUMN pada sektor migas, karena negara- negara tidak ingin menyerahkan keamanan produksi, pasokan, dan distribusi migas pada perusahan swasta internasional, swasta nasional atau kekuatan-kekuatan pasar sejenis lainnya. Akibatnya, BUMN berupaya mensubsidi dan mempromosi investasi migas pada sektor produksi dan pasokan migas impor guna menjaga keamanan energi nasional. Negara dan BUMN merajut kolaborasi dan konvergensi kepentingan migas. Di sisi lain, negara- 58 negara Asia Pasifik seperti Jepang, Korsel, Tiongkok, AS, dan ASEAN berupaya melakukan kerjasama atau kemitraan program kebijakan keamanan energi secara multilateral, misalnya melalui International Energy Agency (IEA), G20, dan forum-forum multilateral lainnya.63 Bagi AS, Jepang, India, Korea Selatan, dan sejumlah negara di Asia Pasifik, kebangkitan ekonomi-militer Tiongkok awal abad 21 mendorong pembentukan tata geopolitik, ekonomi dan strategis kawasan Asia Pasifik. Tiongkok membangun jaringan pinjaman keuangan dan investasi melalui BUMN bidang energi guna mengatasi ketergantungannya kepada energi impor dan menjaga pasokan dan distribusi energi. Negara-negara Asia Pasifik merespons dengan

62 Mikkal E. Herberg, “Energy Security Survey 2007: The Rise of Asia’s National Oil Companies,” National Bureau of Asian Research, NBR Special Report, no. 14, December 2007; John V. Mitchell and Glada Lahn, Oil for Asia: The Rise of Asian National Oil Companies (London: Chatham House, 2007). 63 Jeffrey D. Wilson, “Multilateral organisations and the challenge of international energy cooperation”, Asia Re search Centre, Murdoch University, Australia, 2014; Asia - Pacific Economic Cooperation (2007), “The Dar win Declaration on Achieving Energy Security and Sustainable Development Through Efficiency, Conservation and Diversity -29 May 2007”, APEC, Darwin, Australia, 2007. ASEAN Secretariat (2013), “ASEAN Economic Community Press Release and Statements”, ASEAN, Jakarta, 2013.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

upaya rivalitas, kerjasama, atau kolaborasi melalui forum multilateral seperti IEA, APEC, G8, ECT, dan G-20.64 Forum multilateral dapat memfasilitasi tukar-menukar informasi antara pemerintah berbagai negara,65 meyakinkan produsen dan konsumen memperhatikan dasar dan arah kebijakan masing- masing pihak,66 dan mencapai standardisasi kebijakan energi berbagai negara, menekan biaya transaksi dan memperkuat tranparansi dan keterbukaan pasar energi masing-masing negara.67 Forum multilateral juga dapat mengantisipasi gejolak pasar energi dengan menyediakan suatu forum bagi wakil-wakil pemerintah berbagai negara secara bersama dapat mengantisipasi keadaan pasar energi masa datang dan menegosiasi pilihan kebijakan guna merespons risiko pasar energi.68 Tahun 2013, Tiongkok hampir bergantung 60% pada minyak impor. Sedangkan Jepang dan Korea Selatan sangat bergantung atau hampir 100% bergantung pada pasokan impor minyak, gas, dan 59 batubara. Maka Pemerintah Tiongkok di Beijing, Pemerintah Korsel di Seoul, dan Pemerintah Jepang di Tokyo, menjadi sangat sensitif terhadap lonjakan harga bahan bakar fosil atau energi fosil atau kelangkaan pasokan dan impor bahan bakar fosil.69 Kondisi tersebut di atas juga memicu intervensi Pemerintah di sektor keamanan dan pasar energi negara-negara ini. Maka peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjadi sangat penting dan menentukan. Industri gas dan minyak Tiongkok, misalnya, didominasi oleh 3 Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Industri gas dan minyak Korsel dikuasai oleh BUMN seperti KNOC (Korea National Oil

64 Mikkal E. Herberg and David Zweig, “China’s ‘Energy Rise,’ ” Pacific Council on International Policy, April 2010 ; Zha Daojiong, “Oiling the Wheels of Foreign Policy? Energy Security and China’s International Relations,” S. Rajaratnam School of International Relations (RSIS), Asia Security Initiative Policy Series, Work ing Paper, no. 1, March 2010. 65 Dubash and Florini (2011). 66 Victor and Yueh (2010). 67 Goldthau and Witte (2009). 68 Harks (2010). 69 Z. Kong (2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Company), KOGAS, dan KEPCO.70 Misalnya, tahun 2011, Korea Electric Power Corp (KEPCO) membidik peluang investasi sektor gas senilai 2 miliar dollar AS di Negara RI guna mengamankan pasokan gas ke Korea Selatan.71 Sedangkan di Jepang, sektor gas dan minyak internasional dikontrol oleh Kementerian Ekonomi, Perdagangan dan Industri (METI). Semula sektor ini berada di bawah kendali Japan National Oil Company (JNOC). Namun, awal abad 21, sektor gas dan minyak Jepang berada di bawah kendali Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC), INPEX, dan badan usaha semi-pemerintah atau BUMN lainnya atau perusahan dagang seperti Mitusi dan Mitsubishi yang berhubungan erat dengan kontrol energi di bawah METI Jepang.72 Di sisi lain, ekspansi diplomasi energi Tiongkok sejak tahun 60 2000, memicu kecemasan Korsel dan Jepang, terhadap pasokan migas impor. Ketiga negara ini sama-sama memperkuat BUMN sektor migas melalui diplomasi energi, dana investasi, dan biaya rendah dari negara serta penawaran infrastruktur migas dan pinjaman bunga rendah bagi produsen-produsen migas atau investasi biaya pipanisasi migas. Dari sini pula lahir tren “resources nationalism” di Kremlin (Rusia), Seoul (Korsel), Beijing (Tiongkok), dan Tokyo (Jepang) yang bukan menjadi isu penting bagi kebijakan strategis energi AS guna menghasilkan keamanan energi nasional. Tiongkok telah mengubah kebijakan dasarnya “self- sufficiency” minyak pada tahun 1990-an dan beralih kepada impor migas. Tiongkok berupaya melakukan diversifikasi sumber utama pasokan migas dari Timur Tengah, ke Afrika, Amerika Selatan, dan Eurasia. Akibatnya, dalam 15 tahun ke depan, sekitar ¾ pasokan dan

70 Mike M. Mochizuki, Deepa M. Ollapally (2016); S Jeon (2010); 71 Alfian, “S.Korea energy firms to invest $2 bln in Indonesia gas power”, Reuters, Kamis 30 Juni, 2011. 72 Bo Kong, Jae H. Ku (2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

distribusi minyak bakal bergantung pada jalur atau rute Selat Malaka, Lautan India, dan zona Asia Tenggara. Sementara pipaninasi gas dari Rusia dan Asia Tengah ke Tiongkok bukan tanpa risiko keamanan jalur distribusi. Dalam hal ini, Tiongkok melakukan sentralisasi hulu dan hilir industri energi pada 3 (tiga) BUMN yakni China National Petroleum Corporation (CNPC), China Petroleum and Chemical Corporation (Sinopec), dan China National Offshore Oil Coorporation (CNOOC).73 Pilihan strategis Tiongkok ialah melakukan diplomasi finansial, komersial, dan energi, seperti pilihan investasi-investasi ekuitas ladang gas dan minyak luar negeri. Misalnya, BUMN migas Tiongkok telah mengakuisisi banyak kontrak pasokan LNG, saham perusahan minyak, pasokan minyak mentah dan proyek pipanisasi gas dan minyak pada negara-negara eksportir migas. Tiongkok juga telah menempatkan banyak cadangan devisa (foreign exchange reserves) 61 sebagai modal investasi BUMN migas Tiongkok dan pinjaman lunak kepada negara-negara produsen minyak dan gas guna menjamin pasokan migas jangka panjang ke Tiongkok.74 Tiongkok menerapkan strategi dan kebijakan kepemilikan fisik, kontrol fisik, “self-suffiency”, dan ideologi sosialisme di bidang keamanan energi nasional. Langkah ini diambil oleh Tiongkok guna mengimbangi peran pasar energi global yang sangat kuat dari Amerika Serikat, tekanan dan kontrol AS kepada zona pasokan migas di Timur Tengah, dan kontrol U.S. Navy terhadap jalur-jalur laut distribusi migas Asia Pasifik. Di sisi lain, negara-negara seperti India, Korsel, dan Jepang khawatir terhadap ekspansi BUMN Tiongkok yang didukung oleh diplomasi finansial, komersial, dan energi di Afrika, Timur Tengah,

73 EGM Francisco (2013); Michal Meidan, “The structure of China’s oil industry: Past trends and future pros pects”, The Oxford Institute for Energy Studies, Mei 2016; A Sepulchre (2004). 74 Jad Mouawad, “China’s Growth Shifts the Geopolitics of Oil,” The New York Times, March 19, 2010 .

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

dan Amerika Selatan. Iran, misalnya, menjadi pemasok ke-3 terbesar minyak impor Tiongkok. Hingga tahun 2010, lebih dari 1 (satu) juta barel per hari minyak impor dipasok dari Arab Saudi ke Tiongkok.75 BUMN migas Tiongkok menjadi investor utama rehabilitas dan pembangunan ladang minyak di Irak.76 Tahun 2015, BUMN Tiongkok menjadi produser minyak di Kazakhstan dan membangun pipanisasi minyak ke barat Tiongkok serta pipanisasi gas dari Turkmenistan. Akhir-akhir ini, Rusia memasok sekitar 250 ribu barel minyak per hari (mbd) ke Tiongkok. Pertengahan 2014, Tiongkok dan Rusia menyepakati kontrak jangka panjang pipanisasi gas ekspor dari Rusia ke Tiongkok. Tahun 2009, bank BUMN Tiongkok menyediakan pinjaman sebesar 25 miliar dollar AS dengan bunga lunak ke Transneft dan Rosneft yang kesulitan dana tunai atau likuiditas.77 Venezuela mendapat pinjaman dua paket investasi bernilai 62 miliaran dollar asal Tiongkok. April 2010, satu dari paket pinjaman ini mencapai pinjaman sebesar 20 milar dollar AS untuk biaya pembangunan ladang minyak di Venezuela.78 Untuk menjaga pasokan minyak, BUMN migas Tiongkok juga menjalin kontrak jangka panjang dengan Petrobras, Brazil.79 BUMN migas Tiongkok juga mengepak sayap investasi ladang minyak ke barat Kanada.80 Di Asia Tenggara, BUMN Tiongkok—China National Petroleum Corporation (CNPC) dan China National Offshore Oil Coorporation (CNOOC)—menguasai investasi-investasi ekuitas minyak dan LNG, khususnya di Negara RI (seperti misalnya proyek LNG Tangguh) dan Australia. Sejak 2009, Tiongkok telah menyediakan fasilitas pinjaman

75 Mouawad (2010). 76 Stanley Reed and Dexter Roberts, “Red Star over Iraq: China’s Ambitions in the Iraqi Oil Fields Could Change the Landscape,” BusinessWeek, January 20, 2010 77 Anishchuk (2014). 78 Bloomberg News (2010). 79 Ibid. 80 China Daily (2009); Jones (2010); Guo and Loon (2012). .

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

sebesar 30 miliar dollar AS bidang migas melalui CNPC untuk zona Asia Tenggara.81 Tiongkok memadukan diplomasi energi dan finansial yang menghasilkan 200 proyek investasi pada sekitar 50 negara dengan nilai investasi sekitar 50 miliar dollar AS. Diplomasi ini memicu politisasi, persaingan, dan lingkungan zero-sum game di sektor energi global.82 Jepang merespons rivalitas energi global dan ketergantungannya pada impor minyak dan gas melalui penyaluran bantuan langsung negara kepada Japan National Oil Company (JNOC) guna menjaga kendali pasokan minyak dan gas impor. JONC mendirikan sejumlah perusahan eksplorasi minyak dan gas seperti Inpex dan Japex guna meningkatkan kamampuan Jepang mengakuisisi ekuitas minyak dan gas.83 Jepang juga mendanai perusahan-perusahan negara dan menguasai pasokan- pasokan minyak dan gas nasional.84 Inpex Jepang misalnya mengupayakan negosiasi hak pembangunan ladang minyak Azadegan di Iran selama beberapa tahun. 63 METI mengupayakan negosiasi ini guna memenuhi kebutuhan energi Jepang. Tetapi, negosiasi dan kesepakatan ini berisiko mengganggu aliansi Jepang dan AS. AS menekan Jepang untuk menarik investasinya dari Iran. Hal ini mendorong Inpex Jepang menarik diri dari proyek ladang minyak Azadegan (Iran). CNPC Tiongkok melihat peluang ini dan berupaya melakukan negosiasi dengan Iran. Persaingan lain Tiongkok vs Jepang ialah ladang gas di Laut Cina Selatan. Tiongkok telah membangun ladang gas lepas pantai Chunxiao di dekat garis median yang diklaim oleh Jepang sebagai batas Zona Ekonomi Eklusif (ZEE) Jepang. Kini zona sangketa ini

81 J. Jiang (2011); Karen Smith Stegen (2015),“Understanding China’s global energy strategy”, International Journal of Emerging Markets, 10:2, hlm. 194 – 208. 82 Oxford Analytica, “China: Energy Companies Change Strategic Tack,” April, 2010. Ystein Tunsj, Security and Profit in China’s Energy Policy: Hedging Against Risk, Columbia University Press, 2013. Ashley J. Tellis, ‎An drew Marble, Travis Tanner (2010). 83 ME Herberg, Asia’s Energy Insecurity, 2004,hlm. 354–57. 84 Reiji Takeishi, “Japan’s Energy Security Strategy,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 208–56.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

terletak tidak jauh dari kepulauan sangketa Senkaku atau Diaoyu antara Jepang vs Tiongkok.85 Jepang mengklaim bahwa Jepang berhak atas produksi ladang gas itu. Tiongkok menolak klaim Jepang ini. Karena berdasarkan perluasan wilayah kontinental Tiongkok, garis batas ZEE Tiongkok lebih luas ke arah timur sehingga ladang produksi gas itu terletak di wilayah ZEE Tiongkok. Sangketa ini memuncak sehingga kapal bersenjata Tiongkok mengusir kapal Jepang di wilayah itu. Kemudian tahun 2008, Jepang dan Tiongkok mencapai suatu kesepakatan menegosiasi ladang gas di Laut Cina Selatan itu.86 Di zona lainnya, Jepang melibatkan Japan Oil, Gas and Metals National Corporation (JOGMEC) dan Inpex di sektor minyak dan gas. Misalnya, JOGMEC mengakuisisi hak eksplorasi di Siberia Timur. Meskipun Jepang masih mengupayakan pula pipanisasi Eastern Siberia– 64 Pacific Ocean (ESPO). Bersama Shell, Mitsui dan Mitsubishi asal Jepang juga pernah menguasai saham pada proyek Sakhalin-2 LNG. Kini saham mayoritas proyek ini dikuasai oleh Gazprom (Rusia). Awal abad 21, Inpex menguasai sekitar 100 mbd produksi minyak di Indonesia dan bersama konsorsium Jodco, menguasai saham ekuitas 200 mbd di dalam produksi minyak Uni Emirat Arab.87 Sedangkan Korea Selatan (Korsel) menjadi anggota IEA awal 1990-an dan memiliki pasokan oil stocks strategis sebagai kewajibannya bagi IEA guna merilis oil stocks jika ada gangguan pasokan minyak. Korsel juga membangun pasokan gas dan minyak melalui BUMN Korea National Oil Company (KNOC) sejak 1977.88

85 Emily Tamkin, “Japan Talks Tough on Senkaku Islans Dispute with China”, Foreign Policy, 21 Desember 2016. Emma Graham-Harrison, Islands on the frontline of a new global flashpoint: China v Japan, The Guardian, 5 Februari 2017. 86 Ibid. 87 Bo Kong, Jae H. Ku (2015); Ashley J. Tellis, Andrew Marble, Travis Tanner (2010). 88 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Kini KNOC mengelola proyek migas pada 37 negara seperti Yamen, Argentina, Peru, North Sea, AS, Iraq, Kolombia, Kazakhstan, Venezuela, Libya, dan Vietnam. Meskipun awal abad 21, KONC telah melakukan investasi senilai 10 miliar dollar AS guna menguasai pasokan migas global, namun jumlah investasi ini hanya memasok sekitar 3% dari konsumsi minyak Korsel. Tahun 2016, pemerintah Korsel berupaya menguasai 39% ekuitas produksi gas alam luar negeri untuk memasok kebutuhan gas dalam negeri 89 melalui pasokan dana investasi pada Energy Project Special Account.90 Perusahan migas Korsel tidak banyak bersaing dengan BUMN migas Tiongkok. Kecuali KNOC kalah lelang dengan Sinopec untuk mengkauisisi perusahan minyak Addax di London, Inggris, yang memiliki ladang produksi di Nigeria 91 dan Kurdi (Irak). 65 India juga termasuk negara besar di Asia yang berupaya mengamankan pasokan energi migas dari luar negeri.92 Awal abad 21, India bergantung pada sekitar 70% pasokan migas impor. Sekitar ¾ migas impor India berasal dari Timur Tengah. India juga mengimpor sekitar ¼ gas, khususnya LNG asal teluk Persia. Untuk menjaga keamanan pasokan migas impor, India memanfaatkan ONGC Videsh Limited (OVL), sayap internasional BUMN Oil and Natural Gas Corporation (ONGC) milik India. OVL, bersama BUMN CNPC (Tiongkok) dan BUMN Petronas (Malaysia) berhasil membangun investasi migas di

89 Ji-Chul Ryu, “Korea’s Perspective on Energy Security,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 2010, hlm. 290–319. 90 Shin Jung-Won, “South Korea Aims to Triple KNOC Assets by 2012,” Dow Jones Newswires, June 12, 2008. 91 David Winning, “KNOC Loses Race for Addax, But Has Edge on China Peers,” Dow Jones Newswires, June 25, 2009. 92 Untuk kajian tentang kebijakan keamanan energi AS lihat David Pumphrey, “U.S. Perspective on National Energy Security,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 2010, hlm. 118–44.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Sudan. Bersama Exxon Movbil, OVL juga menguasai 20% saham pada proyek minyak Sakhalin-1 oil di Rusia. OVL mengakuisisi saham ladang minyak lepas pantai Greater Plutonio di Angola.93 BUMN migas India selalu bersaing dengan BUMN migas Tiongkok untuk merebut ladang produksi migas di berbagai negara. Misalnya, tahun 2005, OVL bersaing dengan CNPC mengakuisisi aset Petro Kazakhstan, perusahan minyak di London (Inggris) yang memiliki ladang produksi di Kazakhstan. CNPC menang lelang dengan membayar 4,2 miliar dollar AS. Tahun 2006, OVL juga bersaing dengan BUMN Tiongkok Sinopec untuk mengakuisisi Akpo, ladang minyak lepas pantai Nigeria. Sinopec juga akhirnya memenangkan lelang ini. India membatalkan negosiasi pembangunan pipa gas Iran- Pakistan-India akibat tekanan dari Amerika Serikat agar India tidak melakukan kerjasama pipanisasi gas dengan Iran. Upaya pipanisasi gas 66 dari Myanmar ke India juga belum berhasil hingga tahun 2014. Karena Pemerintah Myanmar lebih memilih kesepakatan pipanisasi gas dari Myanmar ke selatan Tiongkok. Upaya India membangun pipanisasi gas dari Turkmenistan juga terkendala oleh masalah keamanan dan politik di Afghanistan. Di tengah lingkungan persaingan migas di Asia Pasifik ini, AS tidak memiliki BUMN migas. Sehingga AS lebih mendorong keterbukaan pasar migas dunia, membangun investasi pasokan migas global, dan pengembangan cadangan migas strategis melalui IEA dan upaya multilateral energi lainnya.94

93 Untuk informasi persaingan India vs Tiongkok, lihat Chietigj Bajpaee, “China-India Relations: Regional Rivalry Takes World Stage,” China Security 6, no. 2 (2010): 3–20; Rakteem Katakey and John Duce, “India Loses Out to China in Africa-Kazakhstan-Venezuela Oil,” Bloomberg News, June 29, 2010; dan Mohan Malik, “China’s Strategy of Containing India,” Power and Interest News Report, February 6, 2006. 94 Pumphrey (2010:118–44).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

2.3 Gas Blok Masela Maluku

Pasokan LNG dunia naik 170 juta ton gas dari sekitar 300 juta ton gas selama beberapa tahun terakhir. Hingga 2020, pasar dunia bakal kebanjiran LNG, khususnya 66 juta ton LNG baru dari Australia yang memasok pasar Asia dan 61 juta ton LNG baru dari Amerika Serikat. Tren pasokan gas dunia ini bakal memaksa Qatar, produsen LNG terbesar dunia awal abad 21, memasarkan LNG ke zona Eropa. Qatar bakal bersaing dengan Rusia, pemasok terbesar gas alam ke Eropa selama ini. Maka perdagangan LNG bakal dinamis hingga tahun 2020. Jepang sebagai pembeli terbesar LNG dunia berpeluang melakukan negosiasi-negosiasi jangka-panjang.95 Untuk jangka pendek, kondisi global ini mempengaruhi masa depan tata- kelola blok-blok Migas di Maluku awal abad 21. Selain itu, pada Oktober tahun 2015 di Washington D.C. (AS), 67 Presiden Joko Widodo mencapai kesepakatan (deal) ekonomi senilai 20 miliar dollar AS dengan berbagai pihak di AS, termasuk investasi infrastruktur 500 juta dollar dari Coca-Cola, kesepakatan jual-beli gas asal AS antara Pertamina dan Corpus Christi Liquefaction, perusahan subsidiari American Cheniere Energy, senilai 13 miliar dollar AS; investasi 5 (lima) tahun General Electric (GE) di bidang listrik, minyak, gas dan sektor kesehatan senilai 1 (satu) miliar dollar AS.96 Selama ini, dinamika kapitalisme global berbasis bahan bakar minyak, gas, dan batu-bara juga berdampak pada poros-poros maritim dunia. Keamanan navigasi energi dunia membutuhkan peran angkatan laut berbagai negara. Sebab kapitalisme global sangat

95 Clyde Russel (2015). 96 Reuters (26 Oktober 2015)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

bergantung pada produksi, pasokan, dan distribusi batu-bara, minyak, dan gas. Menurut perkiraan Departemen Pertahanan AS (Departmen of Defense/DoD) tahun 2001, bahwa kemungkinan lebih dari 50% produksi minyak asal Timur-Tengah digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi zona Asia Pasifik awal abad 21. Sebagian besar tanker pasokan dan distribusi minyak ini akan melintasi rute celah sempit Selat Hormuz antara Iran dan Oman dan Selat Malaka antara Indonesia, Thailand, Malaysia, dan Singapura.97 Jika melihat risiko-risiko pasokan dan distribusi migas dari Timur Tengah tersebut di atas, tata-kelola blok-blok Migas di Maluku membuka peluang bagi produksi, pasokan dan distribusi minyak dan gas serta produk turunannya dari Maluku ke Asia 68 Pasifik selama abad 21. Apalagi, risiko konflik dalam negeri atau konflik antara negara pada jalur lintasan rute migas sepanjang Timur Tengah hingga Asia Timur mendorong peningkatan dan kelanjutan peran U.S. Marine Corps di Australia awal abad ini dan kekuatan-kekuatan maritim negara-negara lain. Sasarannya ialah menjaga perdamaian dan keamanan jika rute jalur minyak ini hendak membagi profit dan benefit dari globalisasi melalui maritim.98 Faktor lain yang mempengaruhi tata-kelola ekonomi-gas Blok Masela (Maluku) ialah peran perusahan swasta global di sektor migas, faktor teknologi dan persaingan ekonomi-energi dari berbagai negara. Misalnya, jelang akhir 2015, Royal Dutch Shell bermaksud mengakuisisi (take-over) BG Group senilai 70 miliar dollar AS. Maka Shell siap menjadi pedagang gas alam cair

97 Energy Information Administration, USA (2001). 98 Department of Defense, USA, (2001).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

(liquefied natural gas/LNG) terbesar awal abad 21.99 Rencana ini masih harus mendapat persetujuan Foreign Investment Review Board Australia dan Tiongkok. Isyarat Tiongkok menyetujui deal ini, namun, ada isyarat kurang setuju datang dari Australian Competition and Consumer Commission (ACCC).100 Dari Jerusalem (Israel) Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu, menyetujui deal Delek Group (Israel) dan Noble Energy (Texas, Amerika Serikat) pada Agustus 2015 guna mengontrol ladang gas milik Leviathan (Israel). Kesepakatan-kesepakatan ini memungkinkan Noble dan Delek memasok hampir 10 miliar dollar AS guna memajukan Leviathan di Israel dan memperluas ladang baru di Tamar (Israel).101 Produksi gas alam Amerika Serikat mencapai rekor pada Agustus 2015. Meskipun harga gas global sedang turun, Amerika Serikat memproduksi 2,5 triliun cubic-feet (cf) pada Agustus 2015 69 atau naik 7% dari total produksi periode yang sama tahun 2014. 102 Di Asia tahun 2015, dibangun lebih dari 500 pabrik berbahan bakar batu-bara dari total lebih dari 1.000 pabrik berbahan bakar batubara. Pembangunan pabrik-pabrik itu dipicu oleh ketersediaan bahan bakar batubara dengan harga murah dan tersedia secara lokal sehingga tanpa mambutuhkan biaya impor. India membutuhkan sekitar 45% sumber energi batu-bara dan hanya 20% produk petroelum dan biomass. Biaya solar, energi terbarukan dan sumber energi angin, turun. Ini pula penyebab merosotnya penggunaan gas.103 Menurut International Energy Agency (IEA), sekitar 40% dari 400 gigawatts pembangkit listrik di Asia Tenggara hingga tahun 2040 bakal menggunakan batu-bara. Akibatnya, pasar pembangkit listrik

99 Reuters (19 November 2015). 100 Sonali Paul (2015). 101 Ari Rabinovitch (1 November 2015). 102 Reuters (12 November 2015); John Kemp (2015). 103 Reuters (3 November 2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

berbahan batu-bara bakal naik dari 32% menjadi 50%. Sedangkan pasar gas alam bakal merosot ke level 26% dari 44%. Institute of Energy Economics (Jepang) memperkirakan bahwa permintaan batu- bara dari Jepang bakal naik 30% pada tahun 2030 dari sekitar 22% tahun 2010. Meskipun, Tiongkok dan India giat melakukan investasi sektor sumber energi diperbarui.104 Oleh karena itu, pilihan bagi Maluku ialah memperkuat kapital berbasis keahlian, sains, dan teknologi guna mengekstraksi sumber- sumber alam, termasuk minyak dan gas, yang dapat memenuhi kebutuhan Asia Pasifik selama abad 21. Sasarannya ialah kesejahteraan Rakyat Maluku, kawasan, dan Negara RI dan sehat-lestarinya lingkungan Maluku dan sekitarnya. Hal ini dibahas lebih rinci berikut ini.

2.3.1 Dasar dan Arah Kebijakan Pemerintah 70 Dalam rangka tata-kelola sumber alam gas Blok Masela di Maluku, Peran Pemerintah merujuk pada pasal 33 UUD 1945 dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 36/PUU-X/2012 tanggal 13 November 2013. Isi putusan MK ini antara lain menyatakan bahwa beberapa pasal UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat yakni (a) mengadakan kebijakan (beleid); (b) pengurusan (bestuursdaad), (c) pengaturan (regelendaad), (d) pengelolaan (beheersdaad), dan (e) pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk tujuan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat, kemandirian, demokrasi ekonomi, efisiensi, keadilan dan sehat-lestarinya ekosistem. Blok Masela (Maluku) dikelola oleh PT Inpex Masela Limited sebagai Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) dan Shell Upstream Overseas Services. Kontrak kerja samanya telah ditandatangani pada

104 Florence Tan et al. (2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

16 November 1998 dan berlaku hingga 2028. Cadangan gas Blok Masela (Maluku) berkisar 10,7 triliun kaki kubik.105 Meskipun ada pula perkiraan lain yakni sekitar 40 triliun kaki kubik. Pada Mei 2017, Pemerintah RI menambah masa operasi Blok Masela (Maluku) selama tujuh tahun dengan kapasitas produksi gas alam cair (LNG) 7,5 juta metrik ton per tahun; gas bumi sebesar 474 juta kaki kubik per hari. Sedangkan Inpex meminta agar kapasitas kilang ditambah dari 7,5 juta metrik ton per tahun menjadi 9,5 juta metrik ton per tahun dengan masa perpanjangan 10 tahun karena perubahan skema kilang gas lepas pantai (offshore) menjadi kilang darat (onshore).106 Pemerintah RI menghitung batas kewajaran rasio pengembalian investasi internal rate of return (IRR) proyek kurang dari 15%.107 Hingga awal 2017, menurut perhitungan Kementerian Perindustrian bahwa nilai tambah industri petrokimia yang dikembangkan di Blok Masela, Maluku, mencapai 2 miliar dollar AS; mengurangi angka 71 impor hingga 1,4 miliar dollar AS dari substitusi komoditas turunan gas alam dan methanol; pendapatan dari pajak sekitar 250 juta dollar AS; peningkatan pendapatan asli daerah (PAD) sebesar 31 juta dollar AS.108 Blok Masela (Maluku) hendak dijadikan pusat industri petrokimia selain di Teluk Bintuni. Industri petrokimianya berbasis gas dengan total investasi sebesar 3,9 miliar dollar AS, yang mendukung pembangunan pabrik metanol dan turunannya. Proyek ini ditargetkan mampu menyerap 39 ribu tenaga kerja langsung dan 370 ribu tenaga kerja tidak langsung.109 Dengan skenario investasi semacam ini diharapkan Blok Masela di Maluku menjadi mesin pembangunan di Maluku, Kawasan Timur Indonesia, dan Negara RI sejak awal abad 21.

105 Afut Syafril, “Jonan ancam batalkan kerja sama pengembangan Blok Masela dengan Inpex”, Antara, Rabu 3 Mei 2017. 106 Ade Irma Junida, “Pemerintah bahas permintaan Inpex untuk garap Masela”, Antara, 5 Desember 2016. 107 Afut Syafril, “Jonan ancam batalkan kerja sama pengembangan Blok Masela dengan Inpex”, Antara, Rabu 3 Mei 2017. 108 Sella Panduarsa Gareta, “Nilai tambah industri petrokimia di Blok Masela capai 2 miliar dollar”, Antara, Minggu 22 Januari 2017. 109 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Pada Maret 2016, Presiden Joko Widodo mengumumkan skema onshore Blok Masela (Maluku) yang berbeda dengan rencana pengembangan (POD) offshore yang disetujui Pemerintah RI pada Desember 2010. Perubahaan skema pengembangan mempengaruhi keputusan investasi final (final investment decision/FID) karena revisi POD diperkirakan baru selesai 2019.110 Sejak 2010, Pemerintah RI merilis rencana besar investasi sektor migas berbasis tiga proyek gas laut dalam yaitu proyek Indonesia Deepwater Development (IDD), Ladang Abadi Blok Masela (Maluku) dan Ladang Jangkrik Blok Muara Bakau. Proyek IDD dibangun oleh Chevron Indonesia Company (Cico) di Cekungan Kutai, Kalimantan Timur. Ladang gas Jangkrik, Blok Muara Bakau, dibangun oleh Eni Muara Bakau b.v dan Ladang Abadi, Blok Masela, dibangun oleh Inpex Masela Ltd di Laut Arafura. Periode 1998- 72 2008, cadangan dan eksplorasi migas di kawasan timur Indonesia merupakan deep-water project (lihat gambar 1).

Gambar 1. Cadangan dan Eksplorasi Migas Deep-Water Project 1998-2008 111

110 Kelik Dewanto, “Keekonomian Masela syarat ciptakan efek ganda”, Antara, Selasa, 21 Juni 2016. 111 Dialah dari Darwin Sirait, “Indonesia Current Policy and Regulation”, Directorate of Upstream Business Development, Ministry of Energy and Mineral Resources , Jakarta, May 7, 2013, hlm. 6.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Blok Gas Masela di Maluku termasuk dalam skema penemuan sumber gas “Jurassic Plays” tahun 1998-2008 di kawasan timur Negara RI. Dalam Plan of Development pertama (PoD I) yang disetujui Desember 2010, kontraktor akan membangun kilang LNG terapung dengan kapasitas 2.5 juta ton per tahun (MTPA). Namun, Inpex merevisi kapasitas produksi dari 2,5 juta ton per tahun menjadi 7,5 juta ton per tahun dengan cadangan 10,7 triliun cubic-feet.112 Inpex juga meminta perpanjangan operasi gas Blok Masela di Maluku hingga 2048 dari jatuh tempo 2028.113 Energi Mega Persada, perusahan migas dari Bakrie Group, menjual seluruh sahamnya 10% di Masela PSC Block ke Inpex Masela (subsidiari Inpex di Jepang) dan Shell Upstream Overseas Services. Shell telah mengakuisisi saham 35% di Masela Block senilai 870 juta dollar AS dan Inpex menguasai 65% saham Blok Masela. Sehingga nilai saham 10% berkisar 290 juta dollar AS. Energi Mega membeli saham 73 di Blok Masela senilai 100 juta dollar AS tahun 2010.114 Inpex Holding Inc. melibatkan perusahan engineering asal Inggris, John Wood Group plc untuk memulai desain fasilitas-fasilitas produksi bawah laut proyek Blok Masela di Maluku sejak November 2011.115 Skenario investasi berbasis Floating Liquefied Natural Gas (FLNG) Abadi di blok Masela, Maluku, berdampak terhadap pilihan local content dan local packaging investasinya. Misalnya, skenario desain fasilitas offshore Blok Masela di Maluku hanya membutuhkan local-content seperti galangan kapal. Oleh karena itu, kebijakan Presiden RI Joko Widodo sejak Maret 2016 mengubah skema investasi Blok Masela (Maluku) dari laut ke darat, berdampak sangat besar terhadap upaya pembangunan sosial-ekonomi dan lingkungan Rakyat Maluku, kawasan, dan Negara RI.

112 The Jakarta Post (25 September 2015). 113 Reuters (2015). 114 Jakarta Globe (2013); The Jakarta Post (25 September 2015). 115 Nikkei (29 November 2012).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Pembangunan proyek ladang gas Masela (Maluku) di darat menghasilkan manfaat antara lain yaitu plant LNG di pulau Aru, pembangunan pipanisasi sejauh 600 km dari ladang gas ke plant LNG Aru dan pembangunan galangan kapal. Perusahan-perusahan pipa nasional, seperti PT Perusahan Gas Negara, PT Transportasi Gas Indonesia, PT. Energasindo Heksa Karya, PT Indoteknik Adiprana, dapat berpartisipasi dalam pembangunan pipa proyek Blok Masela. Skema pembangunan proyek Blok Masela (Maluku) di darat juga menghasilkan manfaat lanjutan di Kepulauan Aru dan Kawasan Timur RI umumnya serta lebih memudahkan penerapan program Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dan prinsip pembangunan berkelanjutan Triple Buttom Line pelestarian benefit bagi masyarakat, profit ekonomi, dan sehat-lestarinya ekosistem di Blok Masela (Maluku) untuk kesejahteraan masyarakat di Maluku dan 74 sekitarnya, dan kemakmuran Rakyat RI umumnya serta sehat- lestarinya ekosistem. Sedangkan pilihan offshore menyulitkan kontrol terhadap kontribusi Blok Masela (Maluku) di bidang sosial, ekonomi dan lingkungan Maluku dan kawasan sekitarnya. Apalagi jika pilihan teknologi offshore tanpa pengawasan yang kuat dari Pemerintah dan masyarakat. Selain itu, pengelolaan Blok Masela (Maluku) di darat merupakan momentum perubahan tata-kelola sumber daya alam (SDA) yang seharusnya dapat memberi manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan sekaligus. Maka pilihannya ialah menyiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) dari daerah Maluku khususnya, tidak mengekspor gas alam ke luar negeri, tetapi membangun industri turunannya di Maluku.116 Karena produk dari gas dapat mencapai 200 produk turunan. Maka sudah tiba saatnya, Rakyat dan Pemerintah Negara RI tidak dibodohi oleh investor-investor asing.

116 Jimmy Ayal, “Rizal tegaskan Maluku harus berperan di Blok Masela”, Antara, Sabtu, 28 Mei 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Perubahan paradigma tata-kelola SDA, menurut Menteri Koordinator Kemaritiman dan Sumber Daya, Rizal Ramli (2016), antara lain harus diterapkan pada investasi dan pengelolaan gas Blok Masela di Maluku yakni (1) pemerintah dan masyarakat Maluku berperan dan memanfaatkan peluang pengembangan dan pengelolaan ladang gas abadi Blok Masela (Maluku); (2) Pengembangan Blok Masela menjadi motor pengembangan wilayah dan pembangunan industri Negara RI; (3) pilihan kebijakan ideal ialah tidak mengekspor gas alam ke negara-negara, tetapi membangun industri gas dan industri turunannya untuk nilai tambah di Negara RI; (4) SDA (sumber daya alam) digunakan sebesar-besarnya untuk kemakmuran Rakyat Maluku, kawasan, dan Negara RI; 117 (5) proyek pengelolaan gas Blok Masela di Maluku dengan skema industri kilang darat terintegrasi seperti industri pupuk, industri LNG, industri petrokimia, dan lain-lain yang dapat menyerap sekitar 380.000 tenaga kerja di berbagai bidang keahlian 75 industri.118 Pada 1 April 2016, Operator Blok Masela, Inpex Masela Ltd, menerima surat resmi dari Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Hulu Migas (SKK Migas) Amien Sunaryadi yang berisi instruksi mengubah pengembangan Blok Masela di Maluku dari skema laut (offshore) menjadi skema darat (onshore) dengan mengacu kepada keputusan Presiden RI Joko Widodo. Presiden RI Joko Widodo di Bandara Supadio, Pontianak, Rabu 23 Maret 2016, memutuskan pengembangan Blok Masela di Maluku memakai skema darat (onshore) bukan skema kilang terapung di laut (offshore) seperti yang diusulkan oleh Inpex- Shell, kontraktor pengembangan Blok Masela di Maluku.119 Pada 6 April 2016 usai meresmikan dan meninjau pelabuhan di Tobelo, Halmahera Utara (Maluku), secara rinci Presiden Joko

117 Ibid. 118 Ade Junida, “Blok Masela serap 380.000 tenaga kerja”, Antara, Selasa, 19 April 2016. 119 Kelik Dewanto, “Inpex hormati keputusan Presiden Jokowi soal Masela”, Antara, Jumat, 15 April 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Widodo merilis dasar dan arah program kebijakan Pemerintah terhadap ladang gas Blok Masela di Maluku sebagai berikut:

“Kemarin malam, saya sudah ketemu dengan Rektor Universitas Pattimura dan juga politekniknya, sudah saya sampaikan ada kebutuhan ini, menyiapkan 12.000 sumber daya manusia (SDM) yang akan mendukung pengelolaan Blok Masela. Menristekdikti kemarin juga sudah kontak dengan Rektor Universitas Pattimura. Artinya, persiapan seperti itu memang harus jauh-jauh sebelumnya. Untuk Masela ‘kan operasi kira-kira 8 tahun lagi, tapi SDM harus disiapkan dari sekarang. Disiapkan! Jangan sampai nanti diambil oleh misalnya yang di Jawa atau yang asing. Saya kira, kita ingin agar wilayah menikmati dari sebuah proyek besar untuk pengembangan 120 76 wilayah terutama di Indonesia Timur.”

2.3.2 Blok Masela : Mesin Pembangunan Berkelanjutan

Dua unsur pokok setiap strategi yaitu (1) menentukan titik – awal dan arah atau sasaran (goals, outputs, outcomes); dan (2) skala waktu. Secara empirik, Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769–5 Mei 1821), panglima perang Perancis abad 18-awal abad 19 menemukan : “Strategy is the art of making use of time and space. Space we can recover, lost time never.”121 Karena itu, dalam setiap srategi, menentukan titik dan skala waktu sangat penting. Begitu pula, strategi tata-kelola Blok Masela jika hendak

120 Hanni Sofia Soepardi, “Presiden minta disiapkan 12.000 SDM untuk kelola Blok Masela”, Antara, Rabu, 6 April 2016. Lihat juga Hanni Sofia Soepardi, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016. 121 Steven W. Martin (2006:19).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

dijadikan lokomotif kemajuan sosial-ekonomi Maluku, Kawasan Timur Negara RI, dan Negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 sejak awal abad 21.122 Secara umum, Keputusan Presiden RI Joko Widodo terhadap pengelolaan Blok Masela di Maluku berisi kedua unsur pokok strategi tersebut di atas. Yakni titik lokasi ialah pengelolaan gas blok Masela di daratan Maluku; Zatnya ialah gas. Medannya ialah Maluku, Indonesia Timur, dan Negara RI. Sedangkan skala waktunya ialah sejak April 2016 mulai mempersiapkan SDM bidang teknik perminyakan, teknik geologi, teknik-teknik lain dan keahlian sektor industri terkait lainnya dengan skala waktu operasi sejak tahun 2024. Sasarannya ialah multiplier effect untuk kesejahteraan dan kesehatan Rakyat Maluku, kawasan timur RI, dan Negara RI serta sehat-lestarinya ekosistem Maluku dan sekitarnya.123 Visi dan misi dasar strategi kebijakan Pemerintah sektor 77 gas Negara RI di Blok Masela (Maluku) tersebut di atas sudah menjabarkan Amanat Pembukaan UUD 1945 dan khususnya Pasal 33 UUD 1945 yakni sumber-sumber daya alam dikuasai oleh negara untuk memakmurkan Rakyat yang menjamin pula perlindungan segenap Bangsa dan seluruh tumpah darah, mencerdaskan Rakyat, dan dikelola secara adil, berkelanjutan dan ramah lingkungan.124 Secara singkat, menurut penulis, strategi kebijakan Presiden Joko Widodo tersebut di atas yakni strategi tata-kelola pengembangan gas Blok Masela di Maluku menjadi suatu mesin pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang menghasilkan nilai-nilai sosial atau benefit (kesehatan, kecerdasan,

122 Hanni Sofia Soepardi, “Presiden minta disiapkan 12.000 SDM untuk kelola Blok Masela”, Antara, Rabu, 6 April 2016. Lihat juga Hanni Sofia Soepardi, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016. 123 Ibid. 124 Lebih rinci lihat Alinea IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

kesejahteraan, keadilan, dan perdamaian) bagi Rakyat, profit secara ekonomis, dan sehat-lestarinya ekosistem Maluku dan sekitarnya. Lebih rinci hal ini, khususnya sistem, model dan program gas Blok Masela berbasis prinsip-prinsip dasar pembangunan berkelanjutan, dibahas berikut ini.

(a) Konsep dan Prinsip Pembangunan Berkelanjutan

Sejak Revolusi Industri abad 18 – awal abad 19 M, ekstraksi sumber-sumber alam melalui usaha penambangan di berbagai zona negara-negara di dunia lazimnya melahirkan 3 (tiga) paradoks dan risiko yakni (a) masyarakat zona kaya sumber alam terperangkap dalam kemiskinan kronis dan keterbelakangan (marginal); (b) zona kaya sumber alam terperangkap pada konflik berlarut-larut; dan (c) 78 kontradiksi karena sumber-sumber alam seperti minyak, gas dan batubara, lazimnya tidak lestari dan menggerus kapasitas regenerasi, reproduksi dan daya-dukung ekosistem. Namun, dibutuhkan untuk pembangunan.125 Berbagai konsep dan prakarsa telah diupayakan di berbagai negara guna mengatasi risiko dan paradoks tersebut di atas. Misalnya, tahun 1972, Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mensponsori Conference on Human Environment di , Swedia. Hasilnya, (1) perhatian internasional terhadap perlindungan lingkungan melahirkan gagasan baru tentang “eco-development”;126 (2) legitimasi kebijakan lingkungan di berbagai negara; (3) perubahan pandangan terhadap hubungan antara manusia dan lingkungannya ;127 Yakni planet dipandang sebagai “an ultimately unified system of living species and interactive, regenerative biochemical process that may supply

125 Hilson and Basu (2003). 126 Lele (1991). 127 Sohn (1973).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

man’s need as long as he observes the system’s rule”;128 dan (4) pembentukan United Nations Environment Programms (UNEP) yang melaksanakan konferensi-konferensi tentang prakarsa dan program penyehatan dan pelestarian lingkungan.129 Di sisi lain, untuk mengatasi krisis lingkungan dunia, pada tahun 1983, Majelis Umum (MU) PBB meminta Sekjen PBB membentuk satu Komisi PBB mempromosi suatu agenda perubahan skala global melalui strategi lingkungan jangka-panjang yang menjalin kemitraan antara Rakyat, sumber daya alam, lingkungan dan pembangunan nasional dan skala global.130 Pada musim gugur tahun 1983, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBB, de Cuellarwon, memilih Harlem Brundtland asal Negara Norwegia sebagai Ketua World Commission for Environment and Development (Brundtland Commission). Komisi ini terdiri dari 22 ahli yang bekerja sejak Oktober 1984 selama 2,5 tahun untuk melakukan dengar 79 pendapat masyarakat di seluruh dunia, dan menerbitkan laporan Our Common Future.131 Komisi Brundtland merumuskan konsep dasar pembangunan berkelanjutan: “… development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs.”132 Prinsip pokoknya ialah sehat dan lestarinya tata-masyarakat, tata-ekonomi (human well being) dan ekosistemnya (ecosystem well being).133 Laporan Komisi Brundtland juga berisi 7 (tujuh) panduan pelaksanaan Sustainable Development (pembangunan berkelanjutan). Yakni (1) reviving growth; (2) changing the quality of growth; (3) meeting

128 Caldwell (1990). 129 Adams (1992). 130 WCED (1987: ix). 131 Ibid., hlm. 60. 132 Ibid., halm. 43. 133 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

essential human needs; (4) ensuring a sustainable level of population; (5) conserving and enhancing the resource base; (6) reorienting technology and managing risk; dan (7) merging environment and economics in decision making.134 Jadi, pembangunan berkelanjutan perlu melaksanakan pelayanan kebutuhan dasar manusia; konservasi dan pengingkatan basis sumber daya; keputusan ekonomi memperhatikan faktor lingkungan; manajemen risiko dan reorientasi teknologi; peningkatan kualitas pertumbuhan. Secara umum, konsep dan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) dari Komisi Bruntland PBB tersebut di atas memiliki unsur pokok yang sama dengan Pasal 33 UUD 1945. Misalnya, Pasal 33 ayat (3) UUD 1945 berbunyi : “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat”; 80 dan Pasal 33 ayat (4) UUD 1945 menyatakan: “Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokrasi ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.”135 Selain itu, konsep dan prinsip pembangunan berkelanjutan memadukan upaya meraih kemajuan masyarakat dan konservasi lingkungan yang merupakan tantangan utama berbagai strategi pembangunan selama ini di berbagai negara.136 Karena itu, sejak akhir 1990-an, Pemerintah dan Rakyat di berbagai negara berupaya melakukan mitigasi dan jalan keluar dari paradoks, potensi risiko, kontroversi dan kontradiksi usaha-usaha pernambangan sumber daya alam selama ini melalui penerapan Sustainable Development atau pembangunan berkelanjutan.137

134 WCED (1987: 60). 135 Lebih rinci lihat Pasal 33 UUD 1945. 146 Pronk and Haq (1992); Speth (1992); Brundtland (1993). 137 Sachs (1999); Beaten (2000).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

(b) Sistem dan Strategi Pembangunan Berkelanjutan Blok Gas Masela di Maluku

Untuk menjabarkan visi dan misi strategis strategi kebijakan Pemerintah RI dalam tata-kelola pengembangan gas Blok Masela di Maluku sejak 2016 guna meraih cita-cita Negara RI sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945, dibutuhkan sistem dan model. Dasar filosofi dan yuridisnya ialah Alinea IV Pembukaan UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945 serta pasal-pasal terkait lainnya. Menurut penulis, pilihan dan sistem yang cocok dengan filosofi dan ketentuan yuridis ini dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pembangunan yang berkelanjutan ialah sistem cincin berjenjang dari tingkat daerah, nasional, dan level global. Dalam praktek pembangunan berkelanjutan selama ini, sistem cincin ini dijabarkan melalui model dasar Egg of Sustainability yang 81 mulai dirilis oleh IUCN tahun 1994. Model ini dapat diadopsi dalam rangka penjabaran amanat Alinea IV Pembukaan UUD dan Pasal 33 UUD 1945 yang disajikan dalam gambar berikut (lihat gambar 2).

Gambar 2. Model Egg of Sustainability Pembangunan Berkelanjutan 138

138 Model egg of sustainability diadopsi dari IUCN (1994)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Menurut model egg of sustainability, rakyat berada di dalam suatu ekosistem sebagai komponen dasar. Masing-masing komponen sangat bergantung satu sama lain seperti sebutir telur, hanya baik jika baik putih telur maupun kuning telur sehat.139 Maka tahap pembangunan berkelanjutan dapat diraih, hanya jika masyarakatnya sehat-sejahtera dan lingkungannya sehat-lestari sebagai suatu sistem yang hidup. Dari model egg of sustainability tersebut di atas, dapat disusun model pembuatan keputusan-keputusan strategis dan program- program kerja pembangunan gas Blok Masela di Maluku baik pada level daerah, nasional, maupun sinergi dengan aktor global sejak tahun 2016. Alasannya, pertama, arahan kebijakan dari Presiden RI Joko Widodo dalam rangka tata-kelola pembangunan gas Blok Masela di Maluku ialah menghasilkan multiplier effect sosial, ekonomi dan lingkungan bagi Rakyat Maluku, Kawasan Timur Negara RI dan Negara RI;140 82 Gambar 3. Sustainable Decision-Making pembangunan gas Blok Masela di Maluku141

139 Guijt, et al., 2001. 140 Hanni Sofia Soepardi, “Presiden minta disiapkan 12.000 SDM untuk kelola Blok Masela”, Antara, Rabu, 6 April 2016. Lihat juga Hanni Sofia Soepardi, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016. 141 Kerangka sustainable decision-making diadopsi dari Aidan Davy (1998:3)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Kedua, tata-kelola pengembangan gas Blok Masela di Maluku melibatkan banyak pemangku kepentingan di daerah seperti perguruan tinggi, SDM daerah, masyarakat daerah, Pemerintah Daerah, lintas kementerian dan departemen pemerintah pusat, wakil-wakil rakyat, dan para pelaku bisnis khususnya kontraktor pembangunan gas Blok Masela di Maluku. Keunggulan sistem cincin dalam strategi ialah (a) kontrol kuat, (b) terukur dan terarah, (c) lentur merespons dinamika lingkungan strategis, dan (d) sasarannya tidak bias. Misalnya, dalam rangka kontrol dari Pemerintah dan Masyarakat dalam pembangunan gas Blok Masela. Satu alasan keputusan Presiden RI Joko Widodo memindahkan titik operasi gas Masela di Maluku dari laut ke darat ialah kemudahan pengawasan atau pemantauan oleh masyarakat dan Pemerintah.142 Dalam sistem cincin, pemantauan oleh masyarakat dan pengawasan dari Pemerintah dapat dilihat pada ketiga cincinnya yakni 83 indikator sosial, indikator ekonomi, dan indikator lingkungannya (triple bottom line) : apakah manfaat dan nilai sosial tercapai, apakah nilai dan manfaat ekonomi tercapai, dan apakah lingkungannya sehat-lestari. Dalam prakteknya selama ini, menurut Intergovernmental Forum on Mining, Minerals, Metals and Sustainable Development (IGF, 2010b), ada banyak bidang yang membutuhkan pengawasan Pemerintah dan masyarakat dalam setiap pengelolaan tambang di berbagai negara antara lain yaitu :

142 Hanni Sofia Soepardi, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Tabel 1. Bidang pengawasan dan pemantauan dari Pemerintah dan Masyarakat 143

No Bidang pemantauan atau pengawasan Masyarakat Pemerintah

1 Akses informasi geologis X X

2 Updating mining codes - X

3 Syarat-syarat proses perizinan - X

4 Royalti dan pajak - X

5 Distribusi benefit X X

6 Integrasi dengan sasaran kebijakan nasional - X

7 Partisipasi masyarakat X -

8 Program pendidikan dan kesehatan X X

9 Lapangan pekerjaan X X 84 10 Peluang bisnis tambang dan non-tambang X X 11 Keamanan - X

12 HAM, budaya, indigenous people, tradisi X X

13 Manajemen air X X

14 Kesiapan emergensi atau darurat bencana X X

15 Asuransi X X

16 Perlindungan keragaman-hayati X X

Selain itu, proses pembuatan keputusan dalam sistem cincin tata-kelola Blok Masela di Maluku perlu melibatkan partisipasi, aspirasi dan representasi para pemangku kepentingan dari kerangka triple bottom line pembangunan berkelanjutan yang disajikan dalam tabel berikut ini.

143 Forum on Mining, Minerals, Metals and Sustainable Development (IGF, 2010b).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Tabel 2. Pemangku Kepentingan Triple Bottom Line Blok Masela

No Stakeholders Ekonomi Lingkungan Sosial 1 Karyawan 2 Serikat Kerja 3 Kontraktor 4 Suppliers 5 Konsumen (customers) 6 Pemegang Saham 7 Kreditor 8 Asuransi 9 Masyarakat lokal/adat/daerah 10 Pemerintah Daerah 11 Pemerintah Pusat 12 Organisasi masyarakat (NGOs)

85 Tabel tersebut di atas merupakan perkiraan kadar isu, kepentingan dan kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan berdasarkan model dari hasil riset empirik Adisa Azapagic (2004: 642)144 yang dapat diadopsi dan diterapkan dalam tata-kelola pembangunan gas di Blok Masela, Maluku yaitu (1) = kadar kepentingan sangat kuat; (2) = kepentingan sedang; (3) = kepentingan kurang. Dari tabel tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa partisipasi masyarakat daerah Maluku dan sekitarnya dalam tata-kelola pembangunan gas Blok Masela (Maluku) dapat tersalur melalui sektor : (1) ketenaga-kerjaan, (2) serikat kerja, (3) penyedia barang dan jasa, (4) kontraktor, (5) konsumen, (6) masyarakat daerah dan masyarakat adat, dan (7) organisasi swadaya masyarakat (LSM). Pilihan sistem cincin model egg of sustainability dan sustainable decision making dalam rangka tata-kelola pembangunan

144 Adisa Azapagic (2004: 642).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

gas Blok Masela di Maluku tersebut di atas merujuk kepada sejumlah pertimbangan strategis yakni pertama, kemajuan masyarakat bergantung pada daya-dukung ekosistem yang sehat-lestari (natural capital). 145 Maka strategi kebijakan sektor pertambangan mesti menerapkan prinsip keseimbangan dan saling dukung, tanpa konflik, antara nilai-nilai sosial, nilai ekonomi dan nilai lingkungan146 melalui kebijakan, kelembangaan dan program-program kerja guna menghasilkan benefit sosial (manfaat bagi masyarakat), nilai ekonomi dan lingkungan.147 Tahun 1972, Conference on the Human Environment (1972 Stockholm Conference) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menyatakan risiko generasi masa datang tidak mendapat benefit dari sumber-sumber alam. Tahun 1987, World Commission on Environment and Development PBB melalui Brundtland Commission 86 merumuskan SD (Sustainable Development) : “Development that meets the needs of the present without compromising the ability of future generations to meet their own needs”. Sejak itu, konsep SD ini menjadi prinsip pokok strategi kebijakan pemerintah berbagai negara.148 Kedua, pada tahun 1992, United Nations Conference on Environment and Development (UNCED) dari PBB di Rio de Janeiro, Brazil, menekankan hak dan kedaulatan negara mengekstraksi sumber alamnya guna mengentaskan kemiskinan sebagai syarat pokok penerapan prinsip SD. Tugas dan tanggungjawab pemerintah ialah menerapkan prinsip SD melalui kerangka kebijakan nasional, regulasi, program kerja dan penerapan peraturan.149 Misalnya, Pemerintah harus konsisten menerapkan musyarawarah skala luas

145 Elkington, 1999; Barbier, 1987. 146 Kaiser et al, 1995; Neuman, 1999. 147 Alier, 2000; Lawn, 2006. 148 1E. Batisda, 2004:227-229; WCED, 1987. 149 MMSD, 2002:xxii.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

dalam masyarakat dengan melibatkan partisipasi dan memasukkan aspirasi kelompok-kelompok masyarakat marginal yang sangat berisiko (the voices of most vulnerable groups).150 Agenda PBB World Summit on Sustainable Development di Johannesburg, Afrika Selatan, tahun 2002 menekankan pentingnya mengatasi dampak negatif pertambangan dan meningkatkan benefitnya; melibatkan partisipasi luas para pemangku kepentingan (stakeholders) dan mengentaskan kemiskinan.151 Oleh karena itu, penerapan prinsip-prinsip Sustainable Development (SD) bukan lagi pilihan dalam strategi kebijakan, program, dan tata-kelola Blok Masela, tetapi suatu keharusan guna meraih benefit kemakmuran rakyat dan sehat-lestarinya ekosistem Maluku dan sekitarnya. Ketiga, selama beberapa dekade terakhir, industri pertambangan menjadi isu strategis dalam kebijakan berbagai negara karena lonjakan permintaan dunia terhadap komoditi hasil tambang 87 dan lonjakan harga logam dan banyak mineral lainnya.152 Tren ini bakal berlanjut pada dekade-dekade mendatang akibat akselerasi pembangunan di negara-negara berkembang yang mengandalkan sektor pertambangan. 153 Negara-negara Australia, Norwegia dan Kanada telah berhasil memetik manfaat dan keuntungan dari sektor pertambangan yang menghasilkan kemakmuran rakyatnya. Alasan pokoknya bukan karena sumber alam berlimpah, tetapi karena negara-negara ini memiliki institusi keuangan, demokrasi, materialisasi jaminan dan perlindungan hukum terhadap hak-hak dasar rakyat (negara-hukum)154 dengan menerapkan prinsip-prinsip SD di bidang sosial, kultural, ekonomi dan lingkungan dalam setiap tata-kelola sektor pertambangan.

150 E. Batisda, 2004. 151United Nations, 2002; World Bank, 2011; IGF, 2010b. 152 World Bank, 2011. 153 CSD 2011, World Bank 2011. 154 Slack (2010).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Sebaliknya, di negara-negara kaya sumber alam lainnya, sektor tambang membawa mudarat dan tidak mengentaskan kemiskinan.155 Bahkan eksploitasi sumber-sumber alam memicu konflik dan kemiskinan atau resource curse yakni negara atau zona kanya sumber alam terperangkap dalam kemiskinan dan konflik.156 Mudarat lainnya seperti polusi air dan udara, rapuhnya jasa- jasa ekosistem dan keragaman-hayati, deforestasi yang memicu perubahan iklim;157 dan perpindahan dan transmigrasi penduduk; kehilangan akses ke air bersih; risiko kesehatan, budaya dan mata- pencaharian.158 Karena itu, ekonom Joseph Stiglitz (2006:138) berpendapat : “The first challenge facing any resource-rich country is to ensure that the public gets as much of the value of the resources that lie beneath its land as possible”. Bahwa tantangan utama negara dan 88 zona kaya sumber alam ialah adanya jaminan dan perlindungan bahwa masyarakat mendapatkan nilai-nilai dan manfaat sosial-ekonomi dan lingkungan sebesar mungkin dari sumber-sumber alamnya. Keempat, sistem cincin lebih mudah menjabarkan Alinea IV Pem bukaan UUD 1945 dan Pasal 33 UUD 1945 dalam tata- kelola pembangunan gas di Blok Masela, Maluku, sejak awal abad 21. Karena sistem ini dapat mengintegrasikan dasar dan sasaran berbagai bidang kebijakan yang terkait dalam tata kelola sumber daya alam di Indonesia yakni (1) infrastruktur pendidikan (sains, teknologi, basik), (2) pajak, (3) ketenagakerjaan, (3) keuangan, (4) penegakan hukum yang mengakui, menjamin dan melindungi hak- hak dasar rakyat, (5) tarif, (6) aliran kapital dan teknologi asing, (7) perdagangan, (8) pertanahan-keamanan Negara.

155 Extractive Industries (2003). 156 Sachs and Warner (2001); Liebenthal et al. (2005). 157 CSD (2011). 158 ELAW (2010).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

(c) Nilai Strategis Sistem Cincin Tata-kelola Gas Blok Masela di Maluku

Ada 5 (lima) nilai strategis jika gas Blok Masela dijadikan model pengelolaan berbasis egg of sustainability atau sistem cincin yang dijabarkan dalam kerangka triple bottom line (nilai atau manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan yang saling terkait dan saling melindungi) yakni pertama, nilai atau keunggulan geostrategis. Awal abad 21, sekitar 1700-an pulau besar dan kecil dari luas 705.645 km2 Provinsi Maluku dan Papua memiliki titik-titik geostrategis di Asia Pasifik. Maluku dan Papua adalah ruang terdepan RI terhadap klaim tumpang-tindih dari 6 negara atas Laut Cina Selatan di Asia Pasifik. Rusia dan Amerika Serikat merasa berhak untuk ikut-campur di kawasan ini. Hal ini dibahas lebih rinci dalam bab 3 ini. Maluku dan Papua menentukan derajat TANAS Negara 89 RI. Sebab kepulauan Sunda Besar dan Sunda Kecil adalah arteri (archipelagic zone). Dengan mengontrol ‘arteri’ ini, dapat mengontrol ‘archipelagic zone’ Negara RI.159 Nilai strategis Maluku dan sekitarnya teruji empiris dalam penguasan maritim Indonesia 400 tahun oleh VOC dan Belanda sejak 1602160 dan zona Papua- Maluku sebagai staging-point Asia Pasifik pada Perang Dunia II.161 Sistem cincin tata-kelola pembangunan gas Blok Masela dapat mengawal nilai strategis Maluku dan sekitarnya guna meraih cita-cita pembentukan Negara RI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Kedua, mineral strategis. Zona Maluku, Papua dan Nusa Tenggara Timur (NTT), saling terkait dan saling melindungi. Gerakan tektonik kerak lempengan Samudera Pasifik dan Australia selama jutaan tahun membuat Maluku dan Papua “terjepit” antara kedua

159 Daeod Joesoef, Kompas, 26 November 2012. 160 JNFM A. Campo (1992). 161 Willoughby, Charles A., ed. (1966).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

lempengan raksasa ini. Instrusi batuan-batuan asidik menyebabkan mineralisasi logam-logam dasar. Dari mineralisasi logam-logam dasar di Papua, Maluku dan NTT selama jutaan tahun terbentuk cadangan tembaga dan emas atau mineral lainnya seperti batubara, gambut, aluminium, nikel, kronium, kobalt, besi, timah, mangan, merkuri, timbel, tungsten, dan seng.162 Papua merupakan faktor untuk memahami tahapan proses tektonik planet bumi, termasuk buka-tutup cerukan-cerukan samudera di muka bumi (siklus Wilson), akresi terane, obduksi ofiolit, pembalikan subduksi, dan ekshumasi karang tekanan tinggi (ultrahigh-pressure/UHP). Karena itu, zona Papua memiliki cadangan emas, minyak, perak, dan tembaga sangat besar.163 Penerapan sistem cincin egg of sustainability dalam tata-kelola 90 pembangunan gas Blok Masela di Maluku dapat meredusir risiko- risiko ekstraksi sumber-sumber alam selama ini dan menghasilkan manfaat sosial, ekonomi, dan lingkungan untuk Rakyat. Ketiga, gas Blok Masela merupakan cadangan gas terbesar di Negara RI awal abad 21. Zona ini terletak di Laut Arafura, Maluku, berdekatan dengan perbatasan Australia, Timor Leste, dan Papua . (lihat peta berikut) Maka Pemerintah RI perlu menerapkan suatu standar khusus keamanan maritim (maritime security system) dan mengelola gas Blok Masela di Maluku menurut prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan.

162 Barley et al, 2002; Groves, 2005. 163 Williamson A, Hancock G, ed., 2005.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

Peta. Ladang Gas Abadi Blok Masela di Maluku

91

Keempat, nilai historis Zona Maluku, Papua dan Timor memiliki jejak sejarah panjang memasok komoditi-komoditi dunia seperti rempah-rempah, bulu burung, dan cendana. Zona Maluku adalah titik-temu arus peradaban Barat-Timur, Cina-India-Jepang dan Eropa (Portugal, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Jerman) dan jejak awal koloni dan kolonialisme dunia. Banda adalah koloni Inggris, koloni pertama di dunia.164 Jejak awal lahirnya kapitalisme dan titik- temu peradaban dunia adalah zona Maluku.165 Penerapan sistem cincin egg of sustainability dan kerangka triple bottom line dapat mencegah lahirnya dan bangkitnya lagi

164 Hanna, 1991. 165 Braudel, 1984; Muller, 1997.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

kolonialisme atau imperialisme bentuk baru khususnya di Maluku dan sekitarnya dan Negara RI umumnya. Kini tiba saatnya meninggalkan pola dan strategi VOC yakni membangun koloni dan kekuatan maritim untuk mengeruk kekayaan-kekayaan alam Kawasan Timur Indonesia (KTI) sejak abad 17-awal abad 20 dengan menerapkan konsep dan sistem egg of sustainability yang menghasilkan percepatan pembangunan kawasan tertinggal Papua, NTT, dan Maluku. Kita belajar dari Kanada, Australia dan Norwegia bahwa zona sumber-sumber alam dapat dikelola sebagai pusat keuangan, ekonomi dan sosial melalui penerapan demokrasi ekonomi, efisiensi, berkeadilan, berkelanjutan, dan kemandirian guna mensejahterakan rakyat, dan sehat-lestarinya ekosistem. Kelima, persatuan dan kesatuan. Integrasi masyarakat dan 92 lahannya (ekosistem) melalui egg of sustainability dan kerangka kebijakan triple bottom line merajut dan merawat keragaman- hayati, memperkuat persatuan dan kesatuan di kalangan kelompok masyarakat, kemitraan dengan sektor swasta dan pemerintah, dan manusia dan ekosistemnya. Zona Papua, Maluku, NTT dan sekitarnya merupakan Satu Garis Arus Alam – siklus dan pergerakan alam melalui rute segitiga zona ini. Pola hubungan zona-zona ini bersifat saling terkait, saling mendukung, dan saling-melindungi. Karena itu, penerapan sistem cincin egg of sustainability dan kerangka triple bottom line pada segitiga garis arus alam ini dapat menghasilkan kemajuan siginfikan dan bersamaan pada sektor pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, keuangan, daya saing SDM, dan perhubungan daerah, nasional, dan global. Jika salah menerapkan sistem pembangunan pada satu garis segitiga arus alam ini, maka hasilnya berisiko nihil seperti selama ini. Namun, jika sistemnya jitu titik dan skala waktu

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

hasilnya membantu program Rakyat dan Pemerintah Negara RI mengentaskan kemiskinan, merawat dan melestarikan ekosistem Negara, dan menjadikan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) pusat ekonomi Asia. ***

93

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21 BAB 2 GAS BLOK MASELA, RI DAN EKONOMI-GAS ASIA ABAD 21

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

94

BAB 3

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Bab 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

“Pergerakan atau bangsa patah, karena pemimpinnya tidak mempunyai karakter.” – Mohamad Hatta (1954).1

“Pembangunan Hankamnas selalu berlandaskan integrasi ABRI dan Rakyat, berpegang teguh pada Pancasila, UUD 1945, Sumpah Prajurit, Sapta Marga.”- Jenderal TNI-AD Soeharto (1967).2

Presiden Negara Kesatuan Republik Indonesia (RI) Soeharto membekukan hubungan diplomatik Negara RI - Tiongkok sejak 95 Oktober 1967-Agustus 1990. Alasannya, ada petunjuk keterlibatan Tiongkok tahun 1950-an mendukung Partai Komunis Indonesia (PKI) dan upaya kudeta tahun 1965 di Negara RI.3 Upaya normalisasi hubungan RI-Tiongkok dibahas oleh Presiden RI Soeharto dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok, Qian Qichen, di Tokyo, Jepang, ketika menghadiri upacara pemakaman Kaiser Jepang, Hirohito, pada tanggal 24 Februari 1989.4 Pada tanggal 14-18 November 1990, Presiden RI Soeharto mengadakan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok. Hasilnya, ada penanda- tanganan suatu Joint Commission of Economy, Trade and Technical Cooperation antara RI-Tiongkok.5

1 Mohammad Hatta, Kumpulan Karangan IV, Djakarta – -Surabaya, 1954, hlm. 61. 2 Raker Hankam, Realisasi Pembangunan Pertahanan-keamanan Nasional dan Kekarjaan ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan, Jakarta, 1967, hlm. 9. 3 Graham Hutchings (2003:224-225); Rizal Sukma, Indonesia and China: The Politics of Troubled Relationship (London: Routledge, 1999), hlm. 44–60. 4 Michael R. J. Vatikiotis (2013). Rini Utami and A. Saragih, “Indonesia-China, from Soekarno to Jokowi”, Antara, 13 April 2015; Jonathan Hoslag (2015). 5 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Negara Israel juga baru membuka hubungan resmi diplomatik dengan Tiongkok sejak Januari 1992.6 Perdana Menteri (PM) Israel Yitzhak Rabin dan PM Tiongkok Li Peng, Minggu 10 Oktober 1993 di Beijing, Tiongkok, sepakat membuka konsulat dan meningkatkan perdagangan.7 Jumat 15 Oktober 1993, PM Yitzhak Rabin bertemu Ketua Gerakan Non-Blok, Soeharto, di Jakarta. Ketika itu, Panglima ABRI, Jenderal TNI (AD) Feisal Tanjung, membantah isu bahwa Negara RI membeli sistem senjata Israel.8 Awal Oktober 1993, Kongres AS memantau kunjungan PM Israel Yitzhak Rabin ke Tiongkok. Komite Senat AS Senate Governmental Affairs Committee merilis laporan dengar pendapat tentang “proliferation threats of the 1990’s”, yang pada intinya menilai laporan tertulis dinas intelijen AS, Central 96 Intelligence Agency (CIA), perihal penjualan teknologi militer Israel ke Tiongkok. Tiongkok membutuhkan teknologi militer generasi terbaru dari Israel, seperti produksi tank power, airborne radar systems, fighter, dan air-to-air missiles. Hingga 1993, Israel telah menjual teknologi elektronik dan ruang angkasa (satelit) ke Tiongkok.9 Tahun 1990-an, Kongres AS khawatir bahwa Israel menjual sistem senjata yang dibeli oleh Israel dari Amerika Serikat seperti teknologi rudal Patriot ke Tiongkok. Pada Juli 2000, Israel menjual Airborne Warning and Control System (AWACS) ke Tiongkok usai Presiden Jiang Zemin mengadakan kunjungan kenegaraan ke Israel. PM Israel, Benyamin Netanyahu datang ke Beijing

6 “First visit to China by an Israeli prime minister leads to closer ties”, Independent, 11 Oktober 1993. Hadar, Leon T., “China and Indonesia Warming Ties With Israel”, The Washington Report on Middle East Affairs, Washington XII.5 (31 Januari 1994), hlm. 19. 7 Ibid. 8 Retnowati Abdulgani-Knapp, Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President : an Authorised Biography, Marshall Cavendish, 2007, hlm. 158; Arthur S. Banks, Alan J. Day,Thomas C. Muller (2016:424). 9 Michael R. Gordon, “Israel Selling China Military Technology, C.I.A. Chief Asserts”, The New York Times, 12 Oktober 1993.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

(Tiongkok), Agustus 1997 dan Mei 1998. Pada Januari 2007, PM Israel Ehud Olmert melakukan kunjungan kenegaraan selama 3 (tiga) hari ke Tiongkok.10 Suplai sistem senjata dan teknologi dari Israel memperlihatkan hasilnya di Tiongkok awal abad 21. Tanggal 16 Juni 2009, Tiongkok bersama negara-negara BRICs Brazil, Rusia, India, dan Tiongkok tanpa Jepang dan Amerika Serikat, melaksanakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) pertama di Yekaterinburg dan mengumumkan pembentukan tata dunia baru yang multipolar.11 BRICs menjadi sinyal dan fase awal perubahan tata ekonomi- politik dunia dari dominasi kelompok G7 (Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Jepang, Rusia, Italia, Kanada) ke negara-negara BRICs yang dihuni oleh lebih dari 40% penduduk dunia, ¼ lahan planet bumi, dan 24% dari total PDB (Produk Domestik Bruto) dunia hingga Maret 2010.12 Pasca bubarnya imperium komunis di Eropa Timur awal 97 1991, konflik di Yugoslavia, penyatuan Jerman Barat dan Jerman Timur awal 1990-an, lambannya pertumbuhan penduduk di negara- negara Eropa Barat dan perang di Timur-Tengah awal 1990-an, memicu pergeseran aliran investasi dan pusat gravitasi ekonomi dari zona Atlantik ke Asia sejak 1980-an. Dua “exotic currencies” pertengahan 1990-an ialah nilai tukar Rupiah (Negara RI) dan nilai tukar Baht (Thailand)13 dan pertumbuhan ekonomi Asia Timur dan ASEAN dilabel oleh Bank Dunia sebagai Asian Miracle atau keajaiban Asia yang layak dijadikan model pembangunan.14 Upaya para spekulator nilai tukar, seperti Victor Niederhoffer dan George Soros, “memainkan” sejumlah nilai tukar Asia, yang dimulai dari Baht (Thailand) tahun 1997, hanya memicu krisis

10 Yitzhak Shichor, “Reconciliation: Israel’s Prime Minister in Beijing”, China Brief, Vol. 7, No. 2, 2007. 11 Halpin, Tony. “Brazil, Russia, India and China form bloc to challenge US dominance”, The Times, 17 Juni 2009. 12 Victoria Young , “Macquarie launches Australia’s first BRIC funds” Investor Daily, 17 November 2006. 13 Dimitris N. Chorafas (2011: 2002-2003). 14 The International Bank for Reconstruction and Development, The East Asian Miracle, Oxford University Press, 1993.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

keuangan sejumlah negara Asia tahun 1997-1998. Baht dipilih karena Thailand dijadikan zona aliran investasi skala besar dari industri otomotif Toyota, barometer pertumbuhan ekonomi Jepang. Sejumlah nilai tukar ASEAN, seperti Peso (Filipina), Baht (Thailand), Rupiah (Negara RI), dan Ringgit (Malaysia), tertekan aksi-jual (selling pressure). Akibatnya, nilai tukar ini merosot terhadap dollar AS dan terjadi krisis perbankan.15 Namun, nilai tukar Yen (Jepang), Yuan dan Renminbi (Tiongkok) tidak tertekan oleh aksi jual-beli para spekulator nilai tukar kawasan Asia. Perdana Menteri Tiongkok, Zhu Rongji, tidak mendevaluasi Renminbi dan menghapus program pinjaman bank sesuai kuota dan plafon; bank hanya diizinkan menyalurkan pinjaman berdasarkan aturan kelayakan kredit dan akuntabilitas. Hasilnya, sejak akhir 1970-an hingga 1998, Tiongkok berhasil mengentaskan kemiskinan absolut dari 250 juta orang 16 98 miskin menjadi 50 juta orang miskin. Di sisi lain, Tiongkok meningkatkan program modernisasi kekuatan militer sejak 1990-an. Misalnya, Tiongkok membeli kapal selam baru termasuk Song-class diesel-electric submarine (SS), Type 093 nuclear-powered attack submarine (SSN), dan Type 094 nuclear- powered ballistic missile submarine (SSBN) asal Rusia.17 Laporan dari Office of Naval Intelligence (ONI) AS tahun 1997 menyebutkan bahwa sejak 1991, Israel-Tiongkok telah merintis program pengembangan F-10 (J-10) fighter berbasis proyek Lavi fighter yang dibatalkan tahun 1987. Jenis fighter J-10 setara F-16.18

15 B. Ziemba (2014); Rachel E. S. Ziemba, William T Ziemba (2013); Andrew Sheng (2009). 16 S.D. Sharma (2002); China Statistical Yearbook, 1997. Beijing: China Statistical Publishing House; World Bank, East Asia: The Road to Recovery. (World Bank: Washington, D.C.: 1998): 3; Zuliu Hu and Moshin S. Khan, “Why is China Growing so Fast”, IMF Working Paper, nº 96/75, IMF Research Department, 1997; Joseph Stiglitz, “Second Generation Strategies for Reform for China” address given at Beijing University, July 20, 1998. 17 Office of Naval Intelligence, Worldwide Submarine Challenges, 1997; “Russia Helping China Develop New-Generation Attack SSN, SSBN,” Jianchuan Zhishi [Naval and Merchant Ships] (Beijing), October 1997, in FBIS; Secretary of Defense, “Report on the Military Power of the People’s Republic of China,” Report to Congress Pursuant to the FY2000 National Defense Authorization Act, Juni 2000. 18 Kuang Chiao Ching [Wide Angle] (Hong Kong), 16 Desember 16, 1991, diterjemahkan dalam JPRS-CAR-92-019, 1 April 1992; Washington Times, 13 Oktober, 1993; Flight International, 2-8 November 1994; Los Angeles Times, 28

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Melihat tren tersebut di atas, apakah Indonesia, Tiongkok, Jepang, atau Amerika Serikat, menjadi super-power di Asia abad 21? Awal abad 21 ini, sekilas tampak bahwa daya-saing Tiongkok sangat kuat, Jepang masih solid, dan Amerika Serikat sulit mengulang abad 20 yang lazim dilabel sebagai “The America Century”. Buku ini ditulis antara lain meriset dan mengkaji pilihan, peluang dan tantangan Indonesia meraih daya-saing dan level sustainabel tinggi sejak awal abad 21dengan menjadikan zona Maluku dan sekitarnya sebagai staging point produksi, penyedia, dan transit komoditi, mineral strategis, dan zona triple helix nexus berupa infrastruktur dasar, sains, teknologi, dan SDM skala global Negara RI abad 21. Dari sisi kekuatan ekonomi, tahun 2007, perputaran total nilai ekonomi AS mencapai 14,48 triliun dollar AS atau empat kali ekonomi Tiongkok yang hanya sebesar 3,494 triliun dollar AS. 99 Namun, pada tahun 2012, total nilai perputaran ekonomi nasional AS berkisar 16,6 triliun dollar AS dan ekonomi Tiongkok sudah mencapai 8,229 triliun dollar AS.19 Kemudian PDB AS mencapai 17,4 triliun tahun 2014; penduduk AS berjumlah 319 juta tahun 2014; anggaran militer AS mencapai 609,9 miliar dollar AS tahun 2014; personil militer AS sebanyak 1.433.150 tahun 2013; anggaran militer AS berkisar 682 miliar dollar AS tahun 2013 atau 38% dari total anggaran militer dunia; ada perjanjian pertahanan di Asia yakni Jepang, Korea Selatan, Thailand, Filipina, dan Australia; AS menempati kursi permanen di Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB); AS memilih Presiden Bank Dunia. 20

19 Brad Glosserman, “Can the United States Share Power in the Asia Pacific”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pa cific Security: An Introduction, Georgetown University Press, 2016, hlm. 31-32. 20 Brad Glosserman, “Can the United States Share Power in the Asia Pacific”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pacific Security: An Introduction, Georgetown University Press, 2016 hlm. 24-25; Terry , “Kerry Fights Mythof US ‘Fading’ under Obama”, Bloomberg News, 24 Januari 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Sedangkan PDB (GDP) Tiongkok mencapai 10.380,4 miliar dollar tahun 2014; GDP berdasarkan daya beli (purchasing power parity) Tiongkok berkisar 17.617,3 miliar dollar AS tahun 2014; penduduk Tiongkok berjumlah 1,367.8 miliar tahun 2014; anggaran militer Tiongkok berkisar 216,4 miliar dollar AS tahun 2014 21 dan personil militer Tiongkok berjumlah 2.993.000 tahun 2013. 22 Tiongkok memiliki kerjasama keamanan dengan Korea Utara di Asia. Menurut penulis, Indonesia berpeluang menjadi negara kuat dan pusat bio-ekonomi di Asia yang dapat bersaing dengan Jepang. Alasannya, antara lain, pertama, jejak historisnya pernah terjadi ketika Indonesia menggelar konferensi Asia-Afrika di Bandung, Jawa Barat (1955) dan mendirikan Gerakan Non-Blok. Tanggal 13 Februari 1963, Presiden RI Soekarno juga mengumumkan GANEFO sebagai ajang kejuaraan olahraga negara-negara Asia, Afrika, dan 23 100 Amerika Selatan. Tahun 1963, GANEFO Jakarta diikuti oleh 200 atlet dari 50 negara, seperti Uni Soviet, Jepang, Tiongkok, Korea Utara, Argentina, Meksiko. PM Tiongkok, Zhou Enlai, mendukung proposal GANEFO dari Presiden RI Soekarno karena Tiongkok tersisih dari ajang olahraga dunia akibat sangketa Tiongkok vs Taiwan.24 Tahun 1950-an dan awal 1960-an, Indonesia mendapat pasokan senjata dan teknologi dari negara Eropa, seperti pesawat pembom strategis TU- 16/KS asal Rusia,25 Jepang,26 dan Amerika Serikat. 27 Kedua, Nusantara pernah menjadi pusat komersial Asia abad 16-18 M karena jalur-jalur perdagangan rempah-rempah (spices route) asal Maluku dan sekitarnya, dan Morotai (Maluku) dijadikan

21 Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), SIPRI Military Expenditure Data Base, Stockholm SIPRI, 2015). 22 World Bank, Armed Forces Personnel, Total (Washington, DC : World Bank, 2015). 23 Eva Pauker (1964:6). 24 John Naughright et al (2012:223). 25 Servas Pandur, 70 Tahun Teddy Rusdy : Think Ahead, Pustaka Gramedia, 2007. 26 Daud Sinjal et al. (1996). FRUS, 1961-1963, vol. XXIII, Southeast Asia (Washington, 1994), hlm. 308. 27 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

zona penentu operasi tempur Sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat untuk menyerang langsung ke Jepang melalui Filipina pada Perang Dunia II. Ketiga, letak Indonesia sangat strategis yang diapit oleh dua lautan dan dua benua. Sehingga zona ini berada di lalu-lintas barang, jasa, manusia, dan manusia antara dua benua dan dua lautan. Maka pilihan strategisnya ialah membangun basis triple-helix-nexus di zona kawasan Timur Negara RI agar tidak terjebak pada jalur-jalur yang dulu dirancang oleh kolonialis dan imperialis Belanda dan Singapura untuk menyedot kekayaan asal Nusantara dan menjadikan Singapura sebagai commercial hub kawasan Asia Tenggara. Lebih rinci hal ini dibahas berikut ini.

3.1 Nilai Sejarah Maluku 101 Titik zona penentu dan rivalitas pengaruh kekuatan superpower dunia pertamakali terjadi di Maluku. Portugal dan Spanyol asal Eropa Barat berupaya mengakhiri monopoli dan kontrol saudagar-saudagar asal Persia, Mesir, dan India terhadap perdagangan rempah-rempah selama abad 4-16 M. Karena pada masa-masa itu, harga rempah melampaui harga emas (jika dihitung beratnya) di Eropa. Karena itu, negara-negara Eropa berupaya merebut zona sumber rempah- rempah kualitas terbaik dunia, Maluku (Spice Islands).28 Rempah-rempah dijadikan bahan dasar obat-obatan Abad Pertengahan di Eropa,29 bahan ritual keagamaan, kosmetik, parfum, menu, bumbu, pengawet, dan lain-lain 30 yang diimpor dari Asia dan Afrika melalui para Levants (pedagang Anatolia dan Mesir).

28 Miller, George (ed). (1996). To the Spice Islands and Beyond : Travels in Eastern Indonesia, Oxford University Press. 29 Chakrabarti, Pratik. (2013). Medicine and Empire : 1600-1960. Palgrave Macmillan, hlm. 21. 30 Anthony Farrington, Trading Places : The East India Company and Asia 1600-1834, (London: British Library), 2002, hlm. 10-12.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Levants menguasai rute-rute dagang maritim Lautan India sepanjang pesisir Asia Selatan-Afrika.31 Kontrol saudagar-saudagar Levants atas jalur-jalur dan rute komersial rempah dunia berakhir sejak abad 15 M. Karena tanggal 7 Juni tahun 1494, Perjanjian Tordesillas (Spanyol) menetapkan garis arbitrer “a meridian 370 leagues west of the Cape Verde Islands (off the western coast of Africa)” antara Kerajaan Spanyol dan Portugal. 33 Zona sisi Timur garis batas dikuasai oleh Portugal dan zona sisi Barat dari garis batas dikuasai oleh Spanyol. Perjanjian Tordesillas ditanda-tangan oleh Spanyol 2 Juli 1494 dan ditanda- tangan oleh Portugal tanggal 5 September 1494. Sedangkan zona lain bumi dibagi melalui Perjanjian Zaragoza antara Portugal dan Spanyol tanggal 22 April 1529. Naskah orisinal kedua perjanjian 102 ini masih tersimpan di Archivo General de Indias (Spanyol) dan Arquivo Nacional da Torre do Tombo (Portugal). 34 Perjanjian Tordesillas (1494) menandai fase awal dominasi negara-negara Eropa di Asia dan dunia umumnya. Dunia dibagi ke dalam dua zona pengaruh dan wilayah komersial atau perdagangan (lihat peta 1). Perjanjian Tordesillas (1494) dan Saragossa (1529) adalah jejak awal dan simbol dari geopolitik supremasi dan dominasi perdagangan dunia abad 15-abad 16 M. Artinya, dominisi dan pengaruh suatu negara ditentukan garis pembatasnya dan patokan di Maluku selama hampir 200 tahun.

31 Ayelet Gilboa and Dvory Namdar, “On the Beginning of South Asia Spice Trade with the Mediterranean Region : A Review”, Radiocarbon, Vol 57, Nr 2, 2015, hlm. 266-267. 32 Rawlinson, 2001:10-13. 33 Frances Gardiner Davenport, ed., European Treaties Bearing on the History of the United States and Its Dependencies to (Washington, DC: Carnegie Institute of Washington, 1917), hlm. 85, 171. 34 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Peta 1. Pembagian zona pengaruh dan perdagangan dunia di Maluku abad 15-16 M. 35

Sejak Perjanjian Tordesillas (1494) dan Saragossa (1529) sampai awal abad 21, tidak pernah lagi dunia dibagi dua wilayah 103 pengaruh melalui suatu perjanjian dengan penentuan titik-titiknya pada satu zona tertentu sebagai patokan seperti di Maluku. Seluruh dunia dibagi dua. Spanyol menguasai zona Amerika. Brazil diserahkan ke Portugal ketika kapal Pedro Alvares Cabral tiba Brazil dalam perjalanannya ke India tahun 1500. 36 Jadi, dalam prakteknya, pembagian wilayah pengaruh dan perdagangan antara kedua negara, tidak begitu ketat diterapkan di zona Atlantik. Apalagi periode 1580-1640, Raja Spanyol merangkap juga sebagai Raja Portugal dan negara-negara lain, seperti Inggris dan Belanda, tidak tunduk pada Perjanjian Tordesillas dan Saragossa. 38 Sisi penting dan nilai sejarah Perjanjian Saragossa (1529) ialah anti-meredian di Maluku. Semula garis demarkasi Perjanjian

35 H. Micheal Tarver Ph.D., Emily Slape (2016). 36 Crow, John A. (1992). The Epic of Latin America. Edisi ke-4. University of California Press, hlm. 136. 37 Parry, J. H. (1973). The Age of Reconnaissance: Discovery, Exploration, and Settlement, 1450–1650. London: Cardinal, hlm. 202. 38 Frances Gardiner Davenport (1997:111-112).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Tordesillas (1494), belum memastikan bahwa bumi berbentuk bulat. Maka garis demarkasinya tidak melingkar bumi. Tetapi, Spanyol dan Portugal dapat menguasai setiap wilayah dan tanah yang ditemukannya. Spanyol bergerak di sisi barat dan Portugal ke sisi timur. 39 Armada dagang kedua negara akhirnya berjumpa di Maluku. Nilai sejarahnya bahwa terbukti bumi bulat, seperti yang digambar pertamakali oleh Mohammad al-Idrisi tahun 1154 di Istana Roger King, Sisilia Italia. Bumi bukan berbentuk flat seperti tergambar pada peta-peta para ahli Yunani dan Romawi masa itu. Hal ini lebih rinci dibahas dalam bab 7 buku ini. Tahun 1511, Portugal merebut Malaka, mata-rantai komersial perdagangan Asia. Dari sini ekspedisi Portugal dikirim ke zona Kepulauan Maluku. Targetnya ialah merebut dan menguasai rempah- 104 rempah kualitas terbaik dunia di Maluku masa itu. Awal 1512, Portugal membangun benteng pertama di Ternate, Maluku. Armada Spanyol juga melakukan ekspedisi keliling dunia dan tiba di Maluku tahun 1521. Armada Spnyol dipimpin oleh Ferdinan Magellan yang berasal dari Portugal, tetapi mengabdi kepada Raja Spanyol, melakukan kolonisasi Kepulauan Maluku. 40 Akibatnya, timbul konflik antara Portugal vs Spanyol di Maluku. Tahun 1518, Spanyol mengusulkan Perjanjian Tordesillas (1494) mesti membagi dua wilayah pengaruh secara seimbang. Kedua negara sepakat menanda-tangan perjanjian Zaragoza atau Saragossa bahwa Spanyol melepaskan klaim atas Kepulauan Maluku dengan kompensasi 350.000 dukat atau sekitar 100 kg emas dari Portugal untuk Spanyol. Untuk membatasi klaim Spanyol atas Portugal, anti- meridian terletak pada 17° timur Maluku. 41

39 James R Akerman, The Imperial Map (Chicago: University of Chicago Press, 2009). 40 Lord Stanley of Alderley, The first voyage round the world, by Magellan, London: Hakluyt, 1874, hlm. 71 41 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Pada masa itu, harga cengkeh asal Maluku untuk obat-obatan di Eropa, lebih mahal dari harga emas. 42 Akibatnya, peta dunia abad 16-17 M, banyak didominasi oleh peta-peta tentang letak dan posisi Kepulauan Maluku Ternate, Tidore, Moti, dan Bacan, dan lain-lain dalam jalur dan perdagangan dan komersial Asia dan Asia Tenggara khususnya. 43 Tahun 1522-1523, Portugal yang diterima oleh Sultan Abu Lais asal Ternate, membangun benteng batu São João Baptista di Ternate.44 Benteng ini merupakan benteng pertama dibangun oleh Portugal di Asia—selain membangun Macao dan Nagasaki abad 16 M.

Gambar 2. Lukisan Benteng São João Baptista Tahun 1522.

105

42 Leonard Y. Andaya, The world of Maluku: Eastern Indonesia in the early modern period (Honolulu: University of Hawaii Press, 1993, hlm. 1–3. 43 Gavan Daws and Marty Fujita, Archipelago: The Islands of Indonesia, (Berkeley: University of California Press, 1999), hlm. 98, (awal1500s). Lord Stanley of Alderley (1874: 126-127). 44 Hannard (1991:7); Giles Milton (1999).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Menurut Perjanjian Saragossa (1529), Benteng São João Baptista hanya dapat direvonasi, bukan dimodifikasi. Mata-rantai utara selatan ini menempati dua derajat lintang yang dibagi oleh equator sekitar 127°24’E, dengan Ternate, Tidore, Moti, dan Makian utara equator dan Bacan di selatan equator. Garis demarkasi Perjanjian Saragossa (1529) berpengaruh sampai ke Guam dan Pulau Hokkaido (Jepang). Meskipun prakteknya, garis batas ini sudah cukup hanya sisi Timur Maluku dan Perjanjian Saragossa (1529) tidak memodifikasi dan tidak pula mempertegas garis-garis demarkasi Perjanjian Tordesillas (1494). 45 Portugal menguasai zona Asia dan Spanyol menguasai seluruh Lautan Pasifik. Portugal melepas Filipina karena tidak memiliki rempah-rempah. Portugal akhirnya menguasai dan mengontrol jalur- jalur perdagangan dan maritim di Brazil, Maluku, Angola, Mozambique, 106 Muscat, Ormus, Bahrein (Teluk Persia), Goa, Bombay, Daman dan Diu (India), Sri Lanka, Malaka, Makassar, Solor, Ambon, Timor, Macao dan Dejima (Nagasaki, Jepang). Spanyol menguasai benua Amerika dari zona Amerika Serikat hingga Argentina awal abad 21. Selain membangun benteng, Portugal juga membangun feitoria di Ambon pada tahun 1523 guna menguasai jalur-dagang rempah- rempah asal Maluku ke Eropa.46 Sejak itu, Maluku merupakan zona pertama di Nusantara yang pertamakali menerapkan pemerintahan model Eropa, bukan sistem kerajaan tradisional. 47 Birokrasi di Maluku, yang digaji dengan kontrol terpusat, mengelola monopoli dagang Kerajaan Portugal. Portugal membangun

45 Edward G. Bourne, ‘The History and Determination of the Line of Demarcation by Pope Alexander VI, between the Spanish and Portuguese Fields of Discovery and Colonization’, American Historical Association, Annual Report for 1891, Washington, 1892; Senate Miscellaneous Documents, Washington, Vol.5, 1891–92, hlm. 103–30. 46 Boxer, C.R., The Portuguese Seaborne Empire 1415–1825, Hutchinson, London, 1969. 47 M. Augusta Lima Cruz, “O assassinio do rei de Maluco. Reabertura de um processo”, Artur Teodoro de Matos and Luis Filipe F. Reis Thomaz(eds.), As relações entre a Índia Portuguesa, a Ásia do Sueste e o Extremo Oriente. Actas do VI Seminário Internacional de História Indo-Portuguesa (Macau, 22 a 26 de Outubro de l991), Macau-Lisboa, 1993, hlm. 518.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

40-50 penampungan masyarakat (vizinhos) Portugal di dekat pelabuhan Ternate, Maluku.48 Portugal menguasai juga perdagangan komoditi pala, fuli atau laung asal Maluku dan cendana asal Timor. 49 Namun, awal abad 17, armada dagang Perancis, Inggris, Belanda, dan Jerman berupaya merebut Maluku. Tahun 1604, armada dagang Inggris, British East India Company, dipimpin oleh Sir Henry Middleton merapat ke Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda (Maluku). Di Banda, armada Inggris bentrok dengan armada dagang Belanda untuk merebut Maluku yang kaya rempah-rempah. 50 Untuk menguasai rute perdagangan dan komersial rempah- rempah asal Maluku, tahun 1611-1617, armada dagang Inggris membangun pos perdagangan di Sukadana (baratdaya Kalimantan), Makasar (Sulawesi Selatan), Jayakarta dan Jepara di Jawa, dan Aceh, Pariaman dan Jambi di Sumatera. 51 Persaingan Inggris vs Belanda di Banda, Maluku, awal abad 17 107 M memicu tragedi penyiksaan dan eksekusi 20 orang (“Amboyna massacre”) tahun 1623 di Ambon, Maluku. Belanda menuduh 10 orang Maluku sebagai mata-mata armada dagang Inggris.52 Hal sangat penting dicatat dari sepak-terjang armada Inggris dan Belanda ialah memindahkan markas pusat perdagangan rempah- rempah asal Maluku dari Ambon ke Batavia. Sedangkan Inggris membangun Singapura sebagai commercial-hub imperialis. Tanggal 20 Maret 1602, armada dagang Belanda membentuk Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC) atau Serikat Dagang Hindia Timur sebagai organisasi bisnis sejumlah investor atau

48 Jacobs, Hubert Th. Th. M. (1980). New Sources for the History of Portuguese Maluku, 1575-1605, Letters of the Captains. Erste Reihe, Aufsatze zur Portugiesischen Kulturgeschichte. Munster, hlm. 79. 49 Hugh, Thomas. (1999). The Slave Trade : The History of the Atlantic Slave Trade : 1440 – 1870, Simon & Schuster, hlm. 38. Hugh, Thomas. (2013). Rivers of Gold: The Rise of the Spanish Empire, from Columbus to Magellan, Random House. 50 Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan, hlm. 29. 51 Ibid. 52 Shorto, R. The Island at the Center of the World. Doubleday 2004, hlm. 72. Miller, George (ed.) (1996). To The Spice Islands and 53 Beyond: Travels in Eastern Indonesia. New York: Oxford University Press. xvi.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

pemegang saham di bidang perdagangan, eksplorasi, eksploitasi hasil-hasil bumi zona koloninya. Pemerintah Belanda memberi hak monopoli 21 tahun atas perdagangan rempah-rempah negara Belanda kepada VOC. Sejak itu, VOC menjadi perusahan multinasional pertama 53 dan perusahan publik pertama yang menerbitkan saham di dunia. 54 AS mulai masuk ke zona Asia sejak abad 19. Komodor Perry mendorong keterbukaan Jepang kepada pasar global tahun 1852; AS berperan pada Portsmouth Treaty yang mengakhiri Perang Rusia vs Jepang tahun 1905; melalui kesepakatan Taftkatsura, AS menganeksasi Filipina dan AS mengakui kekuasaan Jepang atas Korea tahun 1905; AS mendesak kebijakan pintu-terbuka Tiongkok tahun 1899-1949; AS juga terlibat dalam Perang Korea tahun 1950-1953, Perang Vietnam tahun 1955-1975. 108 Nilai historis dan strategi Maluku bagi Amerika Serikat di Asia terjadi pada Perang Pasifik tahun 1941-1945 atau Perang Dunia II di Asia Pasifik antara kekuatan AS dan Sekutu (Australia, Inggris, Selandia Baru, dan Belanda) vs Jepang. Bersama dengan Joint Chiefs of Staff (JCS) di Washington, AS, Jenderal Douglas MacArthur dan Admiral Chester Nimitz, merancang strategi pisau-bermata-dua (two-pronged strategy) pada Perang Pasifik. Jenderal MacArthur memimpin operasi tempur di barat- daya Pasifik dengan basis Australia melalui Papua New Guinea dan Bismarck Islands sebagai persiapan membangun serangan ke arah Filipina-Okinawa (Jepang) melalui Morotai, Maluku. Pada 15 September 1944, pasukan sekutu Pacific Ocean Areas di bawah pimpinan Jenderal MacArthur mendarat di Pulau Peleliu dan Morotai, Maluku. Targetnya, netralisasi basis-basis untuk operasi serangan udara ke Pulau Mindanao (Filipina). 55 (lihat gambar 3).

53 Clem Chambers, “Who Needs Stock Exchange?” Mondo Vision, 14 Juli 2006. 54 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Gambar 3. Dari Morotai, Pasukan Sekutu menyerang Pasukan Jepang di Mindanao. 56

109

Pasukan Jenderal MacArthur merebut Morotai, Maluku, dari Jepang guna membangun basis dan fasilitas angkatan laut, angkatan udara, dan air warning dalam rangka operasi serangan ke basis kekuatan pasukan Jepang di Mindanao, Filipina, sekitar 7 – 22 September 1944. Selain itu, pasukan MacArthur dapat mengisolasi pasukan Jepang di Halmahera, Maluku. 57 Serangan sentrifugal Pasukan Jepang ke zona Hindia Belanda tahun 1942 pada Perang Pasifik juga memasukkan zona Maluku seperti Seram termasuk zona strategis (lihat peta 4).

55 Admiral Earnest J. King, Second Report to the Secretary of the Navy: Covering Combat Operations from 1 March 1944 to 1 March, 1945. March 1945, hlm. 103-133 dan Second Report to the Secretary of the Navy: Covering the period 1 March 1945 to 1 October 1945. December 1945, hlm. 173-204 56 Department of History, World War Two, Asia Pacific, United State Military Academy, West Point, 2002. Lihat juga Thomas E. Griess (ed), The Second World War: Asia and the Pacific, West Point Military Series, 2002. 57 Admiral Earnest J. King (1945).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Peta 4. Peta sentrifugal serangan pasukan Jepang pada Perang Dunia II di Pasifik.58

110

Dari paparan sejarah rempah Maluku dan pilihan titik strategis operasi tempur Jenderal MacArthur dan serangan sentrifugal pasukan Jepang pada Perang Dunia II di Asia Pasifik tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa letak kawasan Timur Negara RI lebih strategis jika dijadikan basis kekuatan. Karena jalur-jalur dan rute komoditi, barang, jasa, manusia, uang dan informasi selama ini dari zona Negara RI mengikuti rute- rute yang dulu dibangun oleh imperialis Belanda dan Inggris dengan menjadikan Batavia sebagai transit dan Singapura sebagai commercial- hub untuk menyedot kekayaan dari Negara RI dan menguntungkan penjajah. Ini harus diubah.

58 Department of History, World War Two, Asia Pacific, United State Military Academy, West Point, 2002. Lihat juga Thomas E. Griess (ed), The Second World War: Asia and the Pacific, West Point Military Series, 2002.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Sebagai perbandingan, misalnya, kota Ambon di Maluku dan kota Nagasaki di Jepang. Portugal membangun benteng dan pelabuhan pada kedua kota ini. Portugal misalnya membangun dermaga pelabuhan kapal-kapal di Nagasaki, yang tidak memiliki komoditi rempah dan hanya sebuah desa nelayan tahun 1543. 59 Portugal lebih dulu membangun benteng di Ternate, Maluku, tahun 1522-1523 dan dermaga pusat perdagangan rempah tahun 1575. 60 Pertanyaannya, mengapa Nagasaki menjadi kota pusat industri berat Jepang sampai awal abad 21, sedangkan Ternate, Ambon, dan Maluku tidak berkembang? Padahal kedua zona ini sama-sama berada di sudut geografi arus perdagangan dunia? Alasannya, karena kolonialis-imperialis Belanda dan Inggris memindahkan basis perdagangan rempah dari Maluku ke Batavia guna memudahkan kontrol perdagangan setiap komoditi dari Nusantara. Sedangkan Inggris membangun Singapura untuk mengatur arus barang, 111 manusia, uang, jasa, dan informasi dari Nusantara. Kota-kota di Nusantara, khususnya kota-kota kawasan timur Nusantara, tidak membangun jaringan-kerja produksi, keahlian, jasa, dan mata-rantai arus barang, jasa, komoditi, dan keuangan dunia. Sampai hari ini, kota-kota seperti ini lamban berkembang bahkan stagnan. 61 Hal ini memang diinginkan oleh penjajah Belanda dan Inggris. Oleh karena itu, kini tiba saatnya, merespons kebutuhan pasokan energi, komoditi, dan mineral strategis dari negara-negara kawasan Asia Pasifik dengan membangun basis-basis produksi dan jaringan-kerja skala global pada semua level seperti bidang jasa, perbankan dan keuangan, permesinan, perpajakan, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain pada zona- zona kaya sumber alam seperti Maluku dengan 25 blok Migas.

59 C.R. Boxer (1993:100-101). 60 M.C. Ricklefs (1991:25). 61 Zachary P. Neal (2012); Augusto Cusinato, et al., (2015); Phil Hubbard (2006:174); Gereffi & Korzenwiecz, 1994; Gereffi et al., 2005; Dicken et al., 2001; Henderson et al., 2002, Ernst & Kim, 2002; Coe et al., 2004; Kaplinsky,

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

3.2 Strategi Jalur Sutera Tiongkok

Xi Jinping dipilih sebagai Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok (PKT) pada Kongres ke-18 PKT November 2012 dan terpilih menjadi Presiden RRT tahun 2013. Sejak itu, terjadi perubahan doktrin dan strategi Tiongkok di Asia Pasifik. Pada Sidang Pleno PKT 12 November 2013, Presiden Xi Jinping menyampaikan secara resmi strategi ini dengan moto dan branding Yi dai Yi lu atau One Belt, One Road (OBOR).62 Ketika mengadakan kunjungan kenegaraan ke Indonesia 3 Oktober 2013, Presiden Tiongkok Xi Jinping menyampaikan prakarsa 21st Century Maritime Silk Road kepada DPR RI dan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono di Jakarta.63 Program Yi dai Yi lu antara lain sabuk infrastruktur (jichu 112 sheshi lianjie) seperti pos-pos laut (haiyun zhan), jalan raya, rel kereta api, kanal, jaringan IT, bandara; Tiongkok menyediakan fasilitas investasi dan perdagangan; Tiongkok menyediakan pula dukungan keuangan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), New Development Bank (NDB), Silk Road Infrastructure Fund, the Shanghai Cooperation Organization Development Fund; dan Tiongkok merajut diplomasi budaya melalui pendidikan, wisata, pencegahan wabah menular, dan kerjasama riset dan teknologi.64 OBOR hendak dijadikan perisai bagi Tiongkok guna merespons doktrin dan strategi AS yakni doktrin “pivot” atau “rebalance to Asia Pacific”. Sasaran strategi “pivot” AS di Asia Pasifik ialah menjaga posisi dan peran AS di bidang keamanan dan ekonomi Asia Pasifik.65 Tahun 2010, misalnya, AS menanda-tangan kerjasama keamanan melalui East Asia Summit di Asia Pasifik. AS

62 He Yini (2015); Godement (2015:1). 63 Kon, Michael, et al. (2016:1); Duquennoy, Antoine and Zielonka (2015:1); Wong, Anthony M. (2015:9). 64 Jianmin (2015). 65 Clinton (2011:56-63); Obama (2011); Obama (2014).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

aktif melakukan lobi dan kerjasama keamanan secara bilateral dan menjaga kehadiran militer AS di Asia.66 Dalam pidato perdana sebagai Sekjen PKT, November 2012, di Beijing (Tiongkok), Xi Jinping merilis Zhongguo meng (Impian Tiongkok) yakni reformasi Tiongkok skala besar dengan lompatan besar (Guojia de weida fuxing).67 Targetnya ialah pada tahun 2021, masyarakat Tiongkok lebih makmur—pendapatan per kapita empat- kali tahun 2000; tahun 2049, tercapai fase negara sosialis Tiongkok modern, kaya dan kuat. Untuk mengamankan operasi OBOR meraih impian Tiongkok tersebut di atas, White Paper hankam dan People Liberation Army (PLA) tahun 2011 menetapkan fokus strategis ialah strategi hankam berbasis maritim. Ini dijadikan alasan oleh Tiongkok untuk melakukan operasi maritim PLA sejak tahun 2010 di Asia Pasifik, 68 khususnya Laut Cina Selatan. 113 Presiden Xi Jinping menerapkan tiga prinsip dasar bidang strategi diplomasi dengan Amerika Serikat sejak 2012 di Asia Pasifik yakni (a) tanpa konfrontasi, (b) saling menghargai, dan (c) kerjasama saling menguntungkan.69 Tanggal 21 Mei 2014, Presiden Xi Jinping mengajukan proposal New Asian Security Concept (Xin yazhou anquan guan) kepada 26 anggota negara the Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia (CICA). Isinya, Tiongkok menolak aliansi militer era Perang Dingin di Asia :70 “It is for the people of Asia to run the affairs of Asia, solve the problems of Asia, and uphold the security of Asia.” Tiongkok ingin keluar dari “kepungan” AS melalui OBOR dan CICA.

66 Department of Defense (DoD), USA (2012). 67 Dolgorsuren Dorj (2016:14). 67 Toshi and Holmes (2010:14-43); Mahnken, ed. (2012:147-167). Information Office of the State Council (2012). 69 Yi (September, 2013). 70 “Statement by H.E. Mr. Xi Jinping”, Conference on Interaction and Confidence Building Measures in Asia, May 21 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Peta 4. Stategi Yi dai Yi lu (OBOR) Tiongkok.

Dari peta ekonomi-politik OBOR tersebut di atas sekilas 114 terlihat bahwa OBOR termasuk prakarsa politik luar negeri yang sangat penting abad 21. PerdaganganTiongkok-Asia Tengah, misalnya, meningkat dari 1 (satu) miliar tahun 2000 naik menjadi 50 miliar dollar AS tahun 2013.71 Tiongkok juga sangat aktif mengembangkan lobi, diplomasi, dan hubungan dengan zona-zona periferi (zhoubian) perbatasan dan zona dekat dengan Tiongkok. Zona periferi itu seperti 10 negara ASEAN, Korea Selatan, India, Jepang, Rusia, Korea Utara, India, Asia Tengah. Pada Oktober 2013 di Beijing, Tiongkok, Presiden Xi Jinping membentuk forum khusus diplomasi periferi dengan targetnya ialah (1) meningkatkan hubungan baik; (2) memperkuat integrasi ekonomi kawasan; (3) meningkatkan pengaruh budaya Tiongkok; (4) memajukan kerjasama keamanan kawasan.72

71 Cooley, Alexander (2015:1); Olimat, Muhamad S. (2015:xiii, 32-35); Contessi, Nicola P., (2016:4-6). 72 Xinhua (October 25, 2013).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Hingga Juni 2016, menurut Pemerintah Tiongkok, lebih dari 70 negara dan organisasi internasional berpartisipasi membangun program kerja OBOR, Tiongkok mengucurkan investasi sebesar 14 miliar dollar AS dan menciptakan 60 ribu lapangan kerja baru di negara-negara rute OBOR.73 Pada Juli 2015, menurut Kementerian Keuangan Tiongkok bahwa selama Januari-Juni 2015, perusahan-perusahan RRT telah menanda-tangan 1.401 kontrak proyek OBOR di negara-negara lain senilai 37,6 miliar dollar AS.74 Infrastruktur “Eurasian Land Bridge” dan “China-Central Asia- West Asia and China-Indochina Peninsula Economic Corridors” hendak dibangun untuk menghubungkan Tiongkok-Eropa.75 Juni 2015, Hongaria menjadi negara pertama Eropa yang menanda-tangan kesepakatan kerjasama dengan Tiongkok dalam kerangka Silk Road Economic Belt.76 Pertanyaan? Mengapa Tiongkok membangun strategi kawasan 115 berbasis Yi dai Yi lu awal abad 21? Dari sejarahnya, Silk Route atau Silk Road merupakan jalur perdagangan dan distribusi serta interaksi budaya sepanjang kawasan Asia. Jalur ini menghubungkan pula Timur (benua Asia) dan Barat (benua Eropa) melalui pedagang, saudagar, tentara, nomaden, perantau, pendeta, dari RRT ke Laut Mediteranian sejak tahun 100 pra-Masehi hingga sekitar tahun 1450 Masehi yang menghasilkan dialog dan interaksi kebudayaan Timur dan Barat, Utara dan Selatan.77 Jalur Sutera (Silk Road) tersebut di atas mencapai luas 6.437 km atau 4000 mil. Sebutan Silk Road berasal dari nama komoditi dagang sutera dari Dinasti Han tahun 206-220 pra-Masehi. Sebagai satu jalur diplomasi, rute-rute perdagangang di Asia Tengah

73 Tian Shaohui (ed) (2016). 74 Lee (2016:327-328); Xinhua (21 Juli 2015); The Hindu (21 Juli 2015). 75 Colquhoun, Andrew (15 April 2015); Prasad, Eswar S., (2016:240); Lim, Tai Wei, et al. (2016:198). 76 Zimmerman, Thomas (2015:7). 77 Elisseeff, Vadime (2000: 2, 265); Xinhua (10 Juni 2014).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

diperluas sekitar tahun 114 pra-Masehi oleh dinasti Han asal RRT, khususnya melalui misi diplomasi dan eksplorasi dari utusan Kaiser Cina, Zhang Qian.78 Jalur diplomasi Zhang Qian dimulai dari Xi’an melalui Gansu dan Xinjiang ke Asia Tengah, Asia Barat dan rute darat ke negara-negara di Laut Mediteranian.79 Jalur Sutera jalur perdagangan, diplomasi, komersial, arus manusia, barang, jasa, uang, dan informasi telah menghasilkan kemajuan Tiongkok selama berabad-abad. Maka Tiongkok selalu menyebut negaranya adalah “Pusat” dan negara-negara lain adalah “pinggiran”. Risikonya bagi 10 negara ASEAN ialah sulitnya negara-negara ASEAN mencapai satu sikap terhadap Tiongkok, khususnya dalam kasus sangketa di Laut Cina Selatan. Karena Tiongkok melakukan upaya-upaya diplomasi bilateral, dengan tekanan, dan bahkan 116 kekuatan militer. Hal ini perlu direspons dengan taktis dan strategis oleh negara-negara ASEAN yang sudah terbukti dan teruji mampu mempertahankan kerjasama ekonomi dan budaya selama ini, merawat stabilitas kawasan, perdamaian, dan kerjasama berbagai bidang baik pada level pemerintahan maupun level masyarakat. Beberapa contoh dapat dikemukakan di sini. Misalnya, sejak Maret 2014, Tiongkok mereklamasi 7 zona terumbu karang di Kepulauan Spratly. Akibatnya, luas lahan reklamasinya mencapai 2.000 ha. Reklamasi ini tidak pernah ada sebelumnya. Sehingga muncul protes dari Amerika Serikat dan negara-negara Asia lainnya.80 Berikutnya, akhir 2013, 50 ribu kapal iklan (fishing vessels) Tiongkok dilengkapi dengan peralatan keamanannya di Laut Cina Selatan.81

78 Loewe, Michael (2000:688); Boulnois, Luce (2005:66). 79 Boulnois, Luce (2005:66); Candice Goucher, Linda Walton (2013:270); Millward, James A., (2013:150-152). 80 Lolita C. Baldor (2015). 81 John Ruwitch (2014).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Contoh lain ambisi militer dan pengaruh Tiongkok melalui OBOR yakni November 2013, PLA membangun Air Defense Identification Zone (ADIZ) di Laut Cina Selatan.82 Berikutnya, Tiongkok membangun landasan pacu pesawat 3.000 m di Fiery Cross Reef, zona reklamasi Spratly.83 Agustus 2014, Menlu Tiongkok Shuanggui Fangshi harus menghadapi negara yang terlibat sangketa dengan Tiongkok dan negara-negara yang tidak bersangketa di Laut Cina Selatan. Kemudian sangketa wilayah dan maritim hendak diselesaikan oleh masing-masing pihak secara bilateral melalui konsultasi persahabatan dan negosiasi damai atau perdamaian dan stabilitas dijaga oleh Tiongkok dan ASEAN.84 Di sisi lain, PLA (People Liberation Army) selama tahun 2012- 2013, sangat aktif melakukan kunjungan dan kegiatan militer bersama di berbagai negara. Kira-kira total kegiatan ini mencapai 80 117 aktivitas militer di timur-laut Asia, Asia Tenggara, Asia Selatan, Asia Tengah, Pasifik Selatan dan Rusia.85 Aktivitas militer Tiongkok juga memperlihatkan tren meningkat di kawasan pada Februari – Juli tahun 2013. PLA Navy Third Fleet melakukan 7 (tujuh) manuver dan pelatihan militer di Pasifik barat. Alasannya, PLA hendak mengawal kedaulatan RRT, dan mengantisipasi dinamika keamanan sepanjang zona periferi (Waiwei anquan dongtai).86 Sejumlah negara ASEAN berupaya mengantisipasi dan merespons pelaksanaan OBOR dari Tiongkok yang didukung oleh operasi militer maritim. Filipina merintis program modernisasi

82 Xinhua (February 2, 2014). 83 Victor Robert Lee (2015). 84 Xinhua, (August 10, 2014). 85 “Foreign Ministry spokesperson Hua Chunying’s Regular Press Conference February 24, 2014”; “Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, February 24, 2014”, diterjemahkan oleh Audrye Wong. 86 “The military regions, Navy, Air Force, and Second Artillery support Xi Jinping’s directive to build a new type of head quarters organization”, PLA Daily, 24 September, 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

militer jangka-panjang, memperkuat kerjasama Filipina-Amerika Serikat, dan kerjasama pertahanan dengan Jepang. Sedangkan Vietnam merancang modernisasi militer dan memperkuat hubungan bilateral dengan Amerika Serikat. Karena respons kedua negara ini, usai sangketa dengan Filipina di Laut Cina Selatan, Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang menegaskan bahwa Tiongkok berupaya melaksanakan Declaration on the Conduct of Parties dan Code of Conduct di Laut Cina Selatan.87

3.3 Posisi Amerika Serikat, Jepang dan ASEAN

Setiap Presiden AS yang terpilih melalui Pemilu, selalu merumuskan suatu National Security Strategy.88 Misalnya, Presiden AS Barack Obama (2009-2017) mengembangkan strategi “pivot” 118 atau “rebalance to the Asia-Pacific” yakni memanfaatkan energi pertumbuhan Asia guna mempromosi pertumbuhan ekonomi AS, khususnya akibat pukulan krisis global tahun 2008-2009. 89 Secara umum, pergerakan kekuatan AS di Asia Timur khususnya merujuk pada The San Francisco System (The Treaty of San Francisco), yakni perjanjian perdamaian antara AS atau negara-negara Sekutu dan Jepang yang ditanda-tangan oleh 48 negara pada 8 September tahun 1951di San Francisco, California, AS. Perjanjian ini mulai berlaku sejak 28 April tahun 1952. Pasal 11 Perjanjian ini menyatakan bahwa Jepang menerima keputusan-keputusan International Military Tribunal for the Far East dan Allied War Crimes Courts lain yang dijatuhkan kepada Jepang baik dalam negeri Jepang maupun luar negeri Jepang. 90

87 Liu Zhenmin, “China-ASEAN: Fruitful Results of Good-Neighborly Friendship,” People’s Daily, August 29, 2013; International Crisis G roup, “Stirring Up the South China Sea (III): A Fleeting Opportunity for Calm,” Asia Report 267 (2015), hlm. 1. 88 White House, National Security Strategy, (Washington, DC : White House, 2010). 89 Brad Glosserman, “Can the United States Share Power in the Asia Pacific”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pa cific Security: An Introduction, Georgetown University Press, 2016. 90 Ken’ichi Goto, Paul H. Kratoska, Tensions of empire: Japan and Southeast Asia in the colonial and postcolonial world, NUS Press, 2003.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Perjanjian San Francisco (1952) mengakhiri posisi Jepang sebagai kekuasaan imperial, memberikan kompensasi kepada sipil Sekutu dan bekas tawanan perang yang menderita selama Perang Dunia II dan mengakhiri pendudukan oleh Sekutu terhadap Jepang dan menyerahkan kedaulatan Jepang kepada Jepang sendiri. Perjanjian ini lazim disebut “San Francisco System” yang ditanda-tangan oleh 48 negara, dan ditolak oleh tiga negara yakni Cekoslovakia, Polandia, dan Uni Soviet.91 Dokumen perjanjian San Francisco itu juga mengakhiri hak Jepang atas Korea, Formosa (Taiwan), Hong Kong, Kepulauan Kuril, Kepulauan Spratly, Antartica, Kepulauan Sakhalin, Pescadores, dan hak wilayah Jepang menurut Boxer Protocol tahun 1901. Perjanjian San Francisco juga menyatakan bahwa Jepang melepaskan Kepulauan Bonin dan Ryukyu termasuk Okinawa, Amami, Miyako, dan kepulauan Yaeyama di bawah pengawasan 119 atau perwalian dari Amerika Serikat. Kepulauan Amami akhirnya dikembalikan ke Jepang pada 25 Desember 1953 dan Kepulauan Bonin 5 April 1968.92 Tahun 1969, AS-Jepang melakukan negosiasi pengalihan kewenangan atas Kepulauan Ryukyu kepada Jepang tahun 1972. Menurut Jepang, kesepakatan ini juga mencakup kepulauan Senkaku. Namun, Tiongkok dan Taiwan menolak klaim Jepang ini.93 Menurut Perjanjian Taipei (Treaty of Taipei) antara Jepang dan Taiwan, pada 28 April 1952, di Taiwan bahwa Taiwan mengakui syarat- syarat Perjanjian San Francisco, tetapi menambahkan bahwa penduduk Taiwan dan Pescadores diakui sebagai warga Taiwan.94

91 Ibid. 92 “Agreement between Japan and the United States of America Concerning Nanpo Shoto and Other Islands”, Institute for Advanced Studies on Asia (IASA), The University of Tokyo, April 5, 1968. 93 “Agreement between Japan and the United States of America Concerning the Ryukyu Islands and the Daito Islands”, Institute for Advanced Studies on Asia (IASA), The University of Tokyo, June 17, 1971. 94 United States Department of State, Foreign relations of the United States, 1955-1957, China, Volume II (1955-1957), Washington, 1955.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Pada April 2012, Jepang dan Amerika Serikat sepakat merelokasi 8.600 Marinir dari Okinawa (Jepang) ke Guam 95 dan membangun fasilitas baru di Okinawa (Futenma).96 Tanpa basis Okinawa, sulit bagi Amerika Serikat mendapat akses strategis lebih jauh zke Taiwan dan Laut Cina Selatan. Jadi, melalui Sistem San Fransisco, AS telah “mengontrol” seluruh wilayah sekitar Jepang, Taiwan dan Tiongkok. Sistem ini membatasi ruang-gerak militer Taiwan, Jepang, dan Tiongkok yang terikat oleh Perjanjian San Francisco. Apalagi Pasal 5 US-Japan Treaty of Mutual Cooperation and Security tahun 1960—antara Jepang, Korea Selatan, Amerika Serikat, Thailand, Australia, dan Filipina menyatakan bahwa setiap serangan terhadap Jepang merupakan serangan terhadap Amerika Serikat. Hal ini melegitimasi intervensi AS terhadap keamanan 120 dalam negeri Jepang dan negara-negara anggota lainnya. Pasal 6 kesepakatan ini mengizinkan penempatan pasukan AS di Jepang. Sedangkan kemitraan strategis AS-Korsel telah diatur dalam kesepakatan Republic of Korea (ROK)/United States Mutual Security Agreement tahun 1954. Pada September 2010, kesepakatan keamanan ini dijabarkan lagi pada September 2010 melalui rencana Strategic Alliance 2015. Pada tahun 2005, Pemerintah Korea Selatan menyusun rencana Defense Reform 2020 yang hendak mereformasi angkatan bersenjata Korea Selatan menjadi kekuatan yang sangat otonom, mobile, dan diperkuat teknologi canggih sehingga tidak lagi bergantung pada kekuatan militer Amerika Serikat. Melalui program kerja strategis tersebut di atas, angkatan bersenjata Korea Selatan siap melaksanakan operasi tempur masa perang dan tidak bergantung lagi pada AS sejak tahun 2015.

95 Chico Harlan and Craig Whitlock, “US likely to scale down plans for bases in Japan and Guam,” The Washington Post, February 9, 2012; Martin Fackler, “US and Japan in Talks to Expedite Exit of 8,000 Marines on Okinawa,” The New York Times, February 8, 2012. 96 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Namun, AS masih menyebarkan lagi sekitar 28 ribu personil militer di Korea Selatan. Sedangkan 9.000 personil lainnya siap meninggalkan basisnya di Yongsan, Korea Selatan, dan disebarkan ke Pyeongtaek, sekitar 60 km dari Seoul, ibukota Korea Selatan. AS dan Korea Selatan juga sepakat bahwa pasukan AS di Korea Selatan akan fokus pada reaksi cepat merespons ancaman dan serangan ke timur-laut Asia dan perang skala global.97 Tiongkok sulit mengembangkan politik Mao Tse Tung pada tahun 1960-an. Mao Tse Tung menjadikan Tiongkok pelopor revolusi negara-negara lain di Asia seperti Vietnam, Birma, Laos, Korea Utara, Malaysia, India, dan bahkan Negara Republik Indonesia. Selama Perang Vietnam 1965-1969, pasukan artileri PLA diperkirakan mampu menembak jatuh 1.707 kapal perang AS dan merusak sekitar 1608 kapal perang lainnya.98 Pemimpin Tiongkok Deng Xiaoping tahun 1970-an dan 121 tahun 1980-an akhirnya mengubah haluan politik luar negeri ini dengan siasat baru mulinwaijiao (good-neighbour diplomacy). Deng menerapkan kebijakan reformasi dan keterbukaan (gaige kaifang) ke dunia luar,99 penerapakan ‘one country, two systems” dan strategi “seek truth from facts” untuk melaksanakan pragmatisme ekonomi- politik.100 Bukan soal, kucingnya hitam atau putih, yang penting dapat menangkap tikus! Hasilnya, Gaige Kaifang mengubah tata-sosial-ekonomi Tiongkok dari basis petani ke superpower industri dengan GDP nomor 2 terbesar dunia setelah AS. Pijakan pada agrikultur, industri ringan, kemampuan penduduk 1,3 miliar, pasar tenaga

97 Evan S. Medeiros et al., Pacific Currents, The Responses of US Allies and Security Partners in East Asia to China’s Rise (Santa Monica, CA: Rand Corporation, 2008), hlm. 82. 98 Lowell Dittmer, “Is China an Asia-Pacific Great Power”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pacific Security: An Introduction, Georgetown University Press, 2016, hlm. 48. 99 Spence, Jonathan D. “A Road is Made.” dalam The Search for Modern China. 310. New York, NY: W.W. Norton & Company, 1999. 100 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

kerja murah, yang menjadi faktor pendukung Tiongkok berdaya- saing di level ekonomi global. Sintesa ekonomi pasar sosialis Tiongkok Deng Xiaoping melalui pembangunan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) telah membuka keran investasi asing, pasar global, dan membatasi persaingan swasta. Hasilnya, Deng Xiaoping menjadi arsitek pertumbuhan ekonomi paling cepat dalam sejarah umat manusia dan mampu meningkatkan standar hidup rakyat yang berjumlah satu miliar lebih jiwa.101 Bagaimana Deng Xiaoping berhasil? Ia belajar dari Restorasi Meiji Jepang abad 19 M. Restorasi Meiji Jepang memacu industri Jepang sehingga kekaiseran Jepang menjadi kekuatan militer sejak tahun 1905 dengan slogan : “Makmurkan negara (Jepang) dan perkuat angkatan bersenjata” (fukoku kyōhei).102 Oligarkhi Meiji 122 mengkonsolidasi pemerintahan Kaiser Jepang untuk menghadapi ancaman kelompok shogun, daimyo, dan samurai. Lahan milik Shogun dikontrol oleh prerogatif kekaiseran.103 Berikutnya, Restorasi Meiji melakukan reformasi kepemilikan lahan, pajak, upah, obligasi pemerintah, tata-sosial masyarakat, pendidikan, dan militer, pelajaran berharga lainnya dari model Restorasi Meiji ialah percepatan industrialisasi dan modernisasi Jepang melalui peningkatan produktivitas kerja dan pembangunan infrastruktur. Restorasi Meiji membangun industri perkapalan, peleburan besi, dan pabrik pemintalan yang dijual kepada para pengusaha atau kontraktor. Hasilnya, perusahaan dalam negeri menjadi konsumen teknologi Eropa dan penerapannya menghasilkan produk yang dijual

101 Michael Y. M. Kau, Susan H. Marsh (eds), China in the Era of Deng Xiaoping: A Decade of Reform, Sharpe, M. E. Inc., 1993, hlm. 179. 102 Beasley, W.G. (1995). The Rise of Modern Japan: Political, Economic and Social Change Since 1850. New York: St. Martin’s Press. 103 Wall, Rachel F. (1971). Japan’s Century: An Interpretation of Japanese History since the Eighteen-fifties. London: The Historical Association.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

murah ke pasar global. Maka zona-zona industri tumbuh pesat dan migrasi pusat industri sampai ke pedalaman Jepang. Kemajuan industri diimbangi oleh modernisasi komunikasi dan sistem transportasi.104 Hal paling mendasar dari Reformasi Meiji ialah melakukan pendataan seluruh hak, kapital, modal, aset, keluarga, dan tanah rakyat. Alasannya, daya-saing negara bergantung pada Rakyat dan Tanahnya. Oleh karena itu, pelajaran sangat pokok dari Restorasi Meiji ialah pembuatan arsip seluruh harta milik, keturunan, lahan, pajak, pendidikan, dan lain-lain dari Rakyat. Pengaruh manajemen arsip Rakyat Jepang ini sampai hari ini tata-kelola pemerintahan dan sosial-ekonomi rakyat Jepang sangat solid. Berikutnya, sejak 1970-an, Jepang mempengaruhi transformasi kawasan Asia-Pasifik, khususnya Asia Tenggara. Jepang adalah ilham dan model modernisasi Asia serta donor utama teknologi industri dan dana untuk pembangunan negara-negara Asia-Pasifik, termasuk 123 Negara Republik Indonesia di zona Asia Tenggara.105 Ketika krisis nilai tukar melanda Asia tahun 1997-1998, peran Jepang menjadi penentu stabilitas nilai tukar kawasan dan pemulihan ekonomi melalui financial assistance secara bilateral.106 Pada tahun 1980, Perdana Menteri (PM) Jepang Masayoshi Ohira menginagurasi skema kerjasama Pan-Pasifik. Skema alliance network ini berkembang menjadi Pacific Economic Cooperation Council (PECC).107 Tahun 1989, Jepang dan Australia mempromosi pembentukan forum Asia Pacific Economic Cooperation (APEC). Tahun 1997, PM Jepang Ryutaro Hashimoto mengajukan proposal kerangka

104 Yamamura, Kozo. “Success Iligotten? The Role of Meiji Militarism in Japan’s Technological Progress.” The Journal of Economic History 37.1 (1977). 105 Naoko Munakata, “Evolution of Japan’s Policy toward Economic Integration”, Center for Northeast Asian Policy Studies (CNAPS), The Brookings Institution, Desember 2001, hlm. 2-4. 106 “Secretary Robert E. Rubin testimony before the House Banking Committee,” Treasury News, January 30, 1998. 107 Brown, James Robert. (1999). The Ministry of Finance : bureaucratic practices and the transformation of the Japa nese Economy, Greenwood Publishing, Westport, Connecticut, AS.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

kerjasama ASEAN + 3 (Jepang, RRC, dan Korea Selatan).108 Jepang adalah model modernisasi Asia dan arsitek kerjasama ekonomi kawasan. Meskipun saat krisis keuangan melanda Asia tahun 1990- an, Jepang seakan kehilangan pesona sebagai model ekonomi di Asia.109 Peran pivotal Jepang dan kerjasamanya dengan AS menciptakan level kondusif stabilitas dan alliance network Asia-Pasifik era Perang Dingin 1970-an hingga awal abad 21.110 Maka kemajuan ekonomi Korea Selatan, Taiwan, Tiongkok, dan Asia Tenggara sulit dijelaskan tanpa mengakui peran dan faktor Jepang. Faktor Jepang ini diakui oleh arsitek modernisasi Tiongkok, Deng Xiaoping, sejak tahun 1970-an. Dengan mengutip pengalaman Restorasi Meiji sejak 1868 di Jepang, Deng Xiaoping meyimpulkan: “Respect Knowledge, Respect Trained Personnel” dalam dialognya dengan dua kamerad Komite Sentral Partai Komunis Tiongkok pada 111 124 24 Mei tahun 1977 di Beijing, Tiongkok. Menurut Joseph Nye, Jr (2004), bahwa Jepang akhirnya keluar sebagai pemenang dari era Perang Dingin, meskipun kalah dalam Perang Dunia II. Karena Jepang mengembangkan basis-basis soft- power. Jepang mengembangkan gastro-diplomacy, kerjasama budaya, pendidikan, sains, teknologi, investasi, industri, dan otomotif. Karena itu, AS lebih memilih bermitra dengan Tiongkok, bukan Jepang, di Asia atau AS masih berupaya “membatasi” ruang-gerak Jepang. Hal ini antara lain terlihat dari data nilai perdagangan Tiongkok-AS mencapai 562 miliar tahun 2013; perusahan-perusahan AS di Tiongkok mempekerjakan sekitar 1,4 juta tenaga kerja tahun 2011. 112 Kedua

108 Amako Satoshi, “The Idea of New International Order China Is Seeking and An East Asia Community”, The Council on East Asian Community, 13 Juni, 2006, hlm. 2. 109 Clyde Prestowitz, “What happened to the Japanese Economic Model?,” The Washington Post, December 14, 1997. 110 Akio Watanabe, “A Continuum of Change”, The Washington Quarterly, The Center for Strategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology, 2004, hlm. 143-144. 111 Deng Xiaoping, “Respect Knowledge, Respect Trained Personnel”, Selected Works of Deng Xiaoping, 24 Mei 1977, hlm. 1. 112 Wayne M. Morrison, China-US Trade Issues, (Washington, DC : Congressional Research Service, 2014, hlm. 15.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

negara ini juga aktif melakukan sekitar 90-an dialog dan konsultasi bilateral pada semua level periode tahun 2010-2014.113 Di sisi lain, di Asia Pasifik pada masa-masa datang, ancaman- ancaman berbasis negara, kecuali ancaman nuklir dari Korea Utara, nyaris zero. Ancaman keamanan setiap negara yang laten ialah pemanasan global, perubahan iklim, serangan teroris, pirasi, HIV/AIDS, narkotika, human-trafficking, dan lain-lain mendorong perubahan rencana strategis keamanan berbagai negara di Asia dan negara-negara lainnya.114 Khusus faktor strategis bagi Jepang dan Korea Selatan ialah basis pulau Guam yang menjadi stategic-hub bagi kekuatan AS di Pasifik yang biayanya dapat mencapai 23 miliar dollar AS. Tiga kapal selam nuklir berbasis pangkalan Apra. B-2s dan B-52s juga ditempatkan di Andersen Air Force Base. Upaya modernisasi sistem senjata AS di zona ini dilengkapi unmanned aerial vehicles (UAVs), 125 KC-135s, dan jet-jet tempur. Guam sangat strategis bagi AS di Pasifik guna menjaga kapal-kapal perang dan dukungan logistik dan dekat pesisir Asia Timur. Dari Guam kira-kira 3 jam penerbangan dan tiga hari dengan kapal laut ke Jepang, Taiwan, dan Filipina.115 Melihat peta rivalitas kekuatan ekonomi-politik awal abad 21 di Asia Pasifik khususnya antara Amerika Serikat (AS) dan sekutunya vs Yi dai Yi lu dari Tiongkok, dapat diduga bahwa zona penentu kedua pihak ialah 10 ASEAN. Karena itu, misalnya, Tiongkok kurang menyetujui prakarsa AS melalui East Asia Summit (EAS) tahun 2011 yang melahirkan Treaty of Amity and Cooperation in Southeast Asia.

113 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, “Yang Jiechi’s Remarks on the Result of the Presidential Meeting between Xi Jinping and Obama at the Annerberg Estate”, Press Release, 9 Juni 2013. 114 White House, National Security Strategy, (Washington, DC : White House, 2015). 115 Bruno Tertrais, “Problématiques stratégiques en Asie à l’horizon 2025 : essai de prospec¬tive,” Recherches & Docu ments, n° 12 (Paris: Foundation pour la Recherche Stratégique, November 14, 2008), hlm. 26.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Secara bilateral, AS dan Singapura menyepakati program kerjasama keamanan U.S.-Singapore Strategic Framework Agreement for a Closer Cooperation Partnership in Defense and Security (SFA) tahun 2005. Kerjasama ini mencakup beragam bidang seperti kontra-teror, proliferasi nuklir, keamanan maritim, dan kerjasama militer bilateral dan multilateral. Singapura juga menjadi tuan-rumah US Navy Logistics Group West Pacific dan US Air Force 497th Combat Training Squadron. Kini kerjasama militer Singapura dan AS semakin memudahkan AS memantau trafik maritim di selat-selat Wilayah Indonesia dan menempatkan kapal-kapal yang dapat memantau pasokan energi ke Tiongkok dari Timur Tengah dan negara lainnya melalui sea lines of communication (SLOC) Selat Malaka. Karena itu, Presiden Tiongkok Xi Jinping melanjutkan strategi pemerintahan Hu Jintao sebelumnya 126 sejak Kongres Rakyat Nasional PKT tahun 2004 yaitu “great powers are the key, the periphery is the priority, [and] developing countries are the foundation.” 116 Zona prioritas diplomasi periferi Presiden Tiongkok Xi Jinping sejak 2013 ialah ASEAN. Alasannya, sekitar 85% impor Tiongkok diangkut melalui rute Selat Malaka, termasuk sekitar 80% energi impor Tiongkok.117 Maka kawasan ASEAN termasuk zona vital (Dingwei) bagi Tiongkok. Berikutnya, PLA Tiongkok mengubah basis kekuatan strategisnya dari kekuatan lepas pantai ke sinergi kekuatan lepas pantai dan perlindungan udara untuk mengawal kedaulatan Tiongkok, dan kepentingan dan hak maritim Tiongkok sepanjang jalur Maritime Silk Road (MSR).118

116 M. Taylor Fravel (2011:70). 117 F. Umana (2012:3, 5, 14). 118 The State Council Information Office of the People’s Republic of China (May 26, 2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Maritime Silk Road (MSR) merupakan jalur komunikasi laut (sea line) sangat vital bagi Tiongkok. Jalur ini memberi Tiongkok akses ke tiga zona ekonomi utama yakni Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah; jalur MSR merupakan rute impor material- material strategis Tiongkok, seperti minyak, bijih besi, bijih tembaga. Maka rute-rute MSR dibangun oleh Tiongkok guna mengimbangi dan melindungi dari “containment” dan “encirclement” strategi “pivot Asia” AS di Asia.

3.4 Posisi Maluku dan Negara RI

Dokumen Sustaining US Global Leadership menetapkan Priorities for 21st Century Defense (2012) yang merilis kebijakan geopolitik AS di Asia Pasifik yakni: “US economic and security interests are inextricably linked 127 to developments in the arc extending from the Western Pacific and East Asia into the Indian Ocean region and South Asia, creating a mix of evolving challenges and opportunities. Accordingly, while the US military will continue to contribute to security globally, we will of necessity rebalance toward the Asia-Pacific region.”119 Zona fokus strategi AS tersebut di atas memasukkan posisi Negara RI. Jika melihat pilar dasar dari formasi strategi AS, terlihat “pengepungan” posisi Yi dai Yi lu Tiongkok di Asia Tenggara dan Asia Timur yang diadopsi dari Daltenre Damien (2012) (lihat peta 5).

119 U.S. Department of Defense, Sustaining U.S. Global Leadership, USA, 2012, hlm. 2.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Peta 5. Segitiga strategi AS berbasis Guam di Asia Pasifik120

128 3.4.1 Nilai Strategis Maluku

Dari peta (5) tersebut di atas, terlihat jelas bahwa pergerakan kekuatan AS dan sekutunya di Asia Pasifik dari Guam-Australia, Australia-Guam, Australia-Taiwan, Taiwan-Australia, Australia- Singapura, dan Singapura-Australia tentu saja melintasi zona Negara RI. Artinya, sangat besar biaya dan waktu yang dihabiskan oleh kekuatan AS dan sekutunya jika tidak melintasi zona Negara RI. Dari peta tersebut di atas juga sangat jelas terlihat, bahwa zona Maluku dan sekitarnya berada pada posisi strategis karena berdekatan atau tepat pada garis hubungan segitiga antara Australia-Singapura-Taiwan-Guam. Peta tersebut di atas juga sekaligus memperlihatkan zona Maluku dan sekitarnya memiliki jalur-jalur terbuka yang sangat banyak, khususnya jika zona Maluku dan sekitarnya dijadikan basis

120 Daltenre Damien (2012).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

produksi, penyedia, dan transit arus komoditi, jasa, mineral strategis, manusia, barang, jasa, uang, dan informasi. Karena zona ini terbuka ke Filipina, Brunei, Guam, Australia, Papu new Guinea, Taiwan, Korea Selatan, Jepang, Tiongkok, hingga Korea Utara. Sebaliknya, jika masih mengikuti rute-rute yang dibangun oleh Belanda (basisnya pemerintahan dan perdagangan di Batavia) dan commercial-hub dan transit di Singapura (dibangun oleh Inggris), maka ruang gerak arus barang, jasa, manusia, uang, informasi, dan komoditi dari Indonesia sangat terbatas. Lagi pula, jalur ini hanya menguntungkan Singapura. Maka sudah tiba saatnya, rute ini diubah untuk kesejahteraan Rakyat kawasan Timur dan Negara RI sesuai dengan amanat Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Pada level kawasan, kekuatan Tiongkok dan Yi dai Yi lu awal abad 21, terjepit oleh 3 jenis busur lingkaran yakni (1) busur lingkaran dari Jepang-Korea Selatan (Diego Garcia); (2) busur 129 lingkaran dari Guam ke Australia; dan (3) busur lingkaran Hawai- Midway-Kepulauan Aleutian-Alaska.121 Maka Tiongkok perlu memotong jalur-jalur busur lingkaran ini atau menetralkan arusnya dalam rangka proyeksi kekuatan. Sehingga Tiongkok keluar dari jepitan “containment” geografis

3.4.2 Dasar dan Arah Kebijakan Pemerintah RI

Sebagaimana telah dikemukakan pada bagian awal bab 3 buku ini, Presiden Soeharto telah merintis pencairan hubungan RI-Tiongkok tahun 1989 122 untuk mewujudkan cita-cita Bangsa dan Negara RI sesuai amanat UUD 1945. Pemerintah Negara RI merupakan negara yang merdeka dan

121Yoshiara, Toshi, “Chinese Missile Strategy and the U.S. Naval Presence in Japan: The Operational View from Beijing,” 122 Naval War College Review 63, no. 3 (Summer 2010), hlm. 43.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

berdaulat, yang melaksanakan hubungan luar negeri berdasarkan pada asas kesamaan derajat, saling menghormati, dan saling menguntungkan sesuai amanat dan jiwa Pancasila dan Undang- Undang Dasar (UUD) 1945. Pada Alinea IV Pembukaan UUD 1945, para pendiri NKRI menyepakati tujuan pembentukan Pemerintah NKRI ialah “ikut melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial”. Selama ini, cita-cita hukum (rechtsidee) pembentukan Pemerintah Negara RI telah dijabarkan melalui pelaksanaan kegiatan hubungan luar negeri baik regional maupun internasional, melalui forum bilateral atau multilateral, berdasarkan prinsip politik luar negeri yang bebas aktif untuk kepentingan nasional NKRI. Prinsip politik bebas aktif bagi Rakyat dan Pemerintah Negara RI bertujuan untuk mewujudkan kepentingan nasional yang 130 memberi kebebasan memilih kebijakan luar negeri terhadap isu-isu regional dan global agar secara aktif dapat memberi sumbangan dan partisipasi aktif untuk mewujudkan ketertiban dunia berdasarkan kemerdekaan, perdamaian, dan keadilan sosial sesuai amanat Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Khusus hubungan RI-Tiongkok, pada tahun 2013, perdagangan RI-Tiongkok mencapai 57,2 miliar dollar AS atau sekitar 15,5% dari total perdagangan internasional Negara RI.123 Meskipun, tahun 2012-2013, terjadi defisit perdagangan Negara RI dengan Tiongkok hingga 7 miliar dollar AS dan 6,7 miliar dollar AS. Pada tahun 2010, sekitar 1.000 perusahan asal Tiongkok melakukan investasi lebih dari 6 miliar dollar AS hingga akhir 2010.124 Namun, menurut data Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Negara RI, hanya 1,1 miliar dollar AS atau sekitar 6% dari

123 “Chinese, Indonesian Presidents Pledge Strategic Partnership,” Want China Times, October 3, 2013. 124 Ministry of Foreign Affairs of the People’s Republic of China, “Remarks by His Excellency Wen Jiabao Premier of the People’s Republic of China at China-Indonesia Strategic Dialogue,” April 30, 2011.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

rencana investasi 18,4 miliar dollar AS dari Tiongkok yang telah terwujudkan. Sehingga tahun 2010-2014, Tiongkok menempati urutan ke-13 dari negara-negara asal investasi asing di Indonesia. 125 Di sisi lain, ada pula “gesekan kecil” hubungan RI-Tiongkok belakangan ini. Milsanya, Maret 2013, 9 awak kapal Tiongkok ditangkap oleh patroli laut-pantai RI di perairan Natuna. Alasannya, 9 awak kapal Tiongkok itu melakukan illegal fishing di Kepulauan Natuna. Namun, polisi maritim Tiongkok mengejar patroli laut RI dan mengancam penggunaan kekuatan jika 9 awak kapal Tiongkok tidak dibebaskan.126 Berikutnya, tahun 2014, RRT menerbitkan paspor baru dengan peta Tiongkok yang memasukan perairan Natuna ke zona Tiongkok.127 Panglima TNI Jenderal Moeldoko bersikap bahwa “China has included parts of the Natuna Islands within the nine- dash line, thus apparently claiming a segment of Indonesia’s Riau 128 Islands province as its territory.” 131 Karena itu, latihan militer multilateral di Kepulauan Natuna, menurut pejabat tinggi TNI, sebagai tanggapan atas “the aggressive stance of the Chinese government by entering the Natuna area” atau sikap agresif Pemerintah Tiongkok masuk ke Natuna.129. Selain itu, Presiden RI Joko Widodo dalam kunjungannya ke Jepang Maret 2015 menyatakan bahwa “nine-dashed line that China says marks its maritime border has no basis in any international law. 130. Tahun 2015, Pemerintah RI mencabut perjanjian bilateral dengan Tiongkok tentang perikanan dan menyita dan menenggelamkan kapal penangkap ikan asal Tiongkok yang tertangkap di wilayah perairan Indonesia. 131

125 BKPM (2014). 126 Scott Bentley (2013). 127 Berni Moestafa and Sharon Chen (May 30, 2014). 128 Moeldoko (2014). 129 Zachary Keck (March 20, 2014). 130 Yomiuri (March 23, 2015). 131 Prashanth Parameswaran (January 28, 2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Meskipun ada sedikit gesekan dalam hubungan Indonesia- Tiongkok, namun periode November 2014-April 2015, Presiden Joko Widodo mengadakan kunjungan kenegaraan ke Tiongkok. Presiden RI Joko Widodo menghendaki “[bilateral] strategic partnership to take more concrete forms,” seperti investasi dan pembangunan infrastruktur. 132 Penggunaan kekuatan dalam diplomasi di Asia Pasifik akhirnya memicu respons yang seimbang dari negara-negara ASEAN, termasuk Indonesia secara bilateral dan multilateral. Rivalitas kawasan awal abad 21 juga mendorong Pemerintah meningkatkan sistem senjata dan kemampuan pertahanan-keamanan Negara RI. Misalnya, tahun 2011, Presiden Amerika Serikat Barack Husein Obama menyetujui penjualan 24 pesawat tempur F-16 sebagai bagian dari transaksi persenjatan senilai 700 juta dollar AS ke RI. Berikutnya Pemerintah 132 RI membeli 8 helikopter tempur AH64 seharga 500 juta dollar AS dari Amerika Serikat tahun 2013.133 Angkatan Laut Indonesia memesan korvet kelas Sigma dan kapal serang cepat dari AS.134 Sehingga anggaran militer RI naik dari 4,3 miliar dollar AS tahun 2009 menjadi 5,8 miliar dollar AS tahun 2011 dan meningkat sekitar 8 – 9 milliar dollar AS tahun 2012-2014.135 Kemudian akhir 2014, Presiden Joko Widodo membuat kebijakan Poros Maritim 5 (lima) bidang yaitu budaya maritim, kedaulatan pangan maritim, konektivitas dan infrastruktur, diplomasi maritim, dan pertahanan maritim. Sasarannya ialah mengawal kepentingan nasional dan kedaulatan maritim RI.136 Presiden Joko Widodo juga meningkatkan anggaran pertahanan RI dari 0.8% GDP tahun 2014 menjadi 1,5% dalam 5

132 Robertus Wardhi and Primus Dorimulu (November 10, 2014). 133 Cheryl Pellerin, 2015. 134 Felix Chang, 2015. 135 APBN, 2014. 136 Rendi A. Witular, November 13, 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

tahun ke depan atau sekitar 20 miliar dollar AS per tahun.137 Tahun 2015, Pemerintah RI-AS menanda-tangan rencana kerjasama militer.138 Berikutnya, sejak 2014, Negara RI menjadi tuan rumah Exercise Komodo, latihan angkatan laut skala multi-lateral termasuk Amerika Serikat di Provinsi Kepulauan Riau.139

3.4.3 Nilai Historis-Strategis Maluku dan Sekitarnya

Zona Maluku dan sekitarnya merupakan zona rivalitas dan perebutan kekuatan-kekuatan global sejak Portugal, Spanyol, Belanda, Inggris, Jepang, dan Amerika Serikat. Sejak awal abad 16 M, kekuatan kolonialis dan imperialis seperti Portugal, Spanyol, Belanda dan kekuatan global lainnya mengetahui kekayaan sumber daya alam di Papua.140 Tahun 1907, eksplorasi geologis Belanda melakukan survei 133 zona utara Papua dan menemukan minyak. Dari sini lahir perusahan merger asal Belanda dan British Petroleum menjadi Royal Dutch Shell Company. Orang Biak pertamakali direkrut untuk bekerja diladang minyak Belanda di Papua. Awal abad 20, Jepang membangun perkebunan di Papua. Orang-orang asal Biak direkrut untuk bekerja di perkebunan Jepang. Ketika itu, perkebunan Jepang mengalami kesulitan Sumber Daya Manusia (SDM).141 Sejak dini Jepang telah mempersiapkan logistik untuk persaingan dan perang 1940-an di Asia Pasifik. Maka tidak mengherankan pada Perang Pasifik, Biak termasuk titik strategis yang diperebutkan oleh pasukan Jepang vs Sekutu.

137 Murphy, 219. 138 Fatiyah Wardah, January 7, 2015. 139 Kanupriya Kapoor and Randy Fabi, April 13, 2015. 140 Danilyn Rutherford, Raiding the Land of the Foreigners: The Limits of the Nation on an Indonesian Frontier, Princeton University Press, 2002, hlm. 186. 141 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Awal abad 21, di Papua beroperasi elit korporasi Freeport- McMoRan yang menjadi bagian dari 1 (satu) persen elit dunia awal abad 21. Freeport-McMoRan (FCX) merupakan industri ekstraksi emas dan tembaga terbesar awal abad 21. Perusahan ini mengontrol cadangan emas dan tembaga sangat besar di Papua dan juga beroperasi di zona Amerika Utara dan Amerika Selatan hingga Afrika. Tahun 2010, perusahan ini menjual 3,9 miliar pon tembaga, 1,9 juta ons emas, dan 67 juta pon molybdenum. Pada tahun 2010, Freeport-McMoRan dilaporkan meraih pendapatan 18,9 miliar dollar AS dengan net income sebesar 4,2 miliar dollar AS.142 Jaringan elit korporasi ini memiliki koneksi dengan jajaran puncak elit di Gedung Putih, AS, dan Pentagon (Departemen Pertahanan AS).143 Tahun 1960-an, elit korporasi Freeport merupakan inner- circle pembuatan keputusan strategis global AS. Misalnya, Orang 134 kuat Partai Republik, John Hay “Jock” Whitney mendirikan majalah The New Republic, dan pemimpin redaksi The New York Herald Tribune, serta memiliki jaringan ke Pentagon yang mendukung dana kampanye Presiden AS Eisenhower. Jock memiliki hubungan kuat dengan dinas intelijen AS, Central Intelligence Agency (CIA), dan meniti kemitraan bisnis dengan Nelson Rockefeller untuk Office of Strategic Services (OSS) di AS.144 Tahun 1967 atau dua tahun sebelum Pepera (Penentuan Pendapat Rakyat) tahun 1969 di Papua, Freeport menjadi perusahan pertama penanda-tangan kontrak investasi asing dengan Pemerintah RI. Freeport mendapat izin penambangan dan eksplorasi sumber-

142 Freeport-McMoRan Copper and Gold, “Notice of Annual Meeting of Stockholders,” 15 Juni, 2011. 143 Lebih rinci tentang jaringan elit dunia dapat diperiksa dalam G. Willian Domhoff, Who Rules America 6th edition, Boston, McGraw Hill Higher Education, 2009; William Carroll, The Making of a Transnational Capitalist Class, Zed Books, 2010. Lihat juga Peter Phillips and Kimberly Soeiro, “The Global 1%: Exposing the Transnational Ruling Class”, 22 Agustus 2012. 144 Colby, Gerard, and Charlotte Dennett (1995), Thy Will Be Done. The Conquest of the Amazon: Nelson Rockefeller and Evangelism in the Age of Oil. New York: Harper Collins. Reich, Cary (1996), The Life of Nelson A Rockefeller: Worlds to Conquer 1908–1958. New York: Doubleday, hlm. 216-217.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

sumber alam di Papua. Tahun 1988, Freeport menemukan deposit terbesar emas dan tembaga dunia di Grasberg, Papua.145 Tahun 2001, kebijakan maritim departemen pertahanan Amerika Serikat (AS) mulai bergeser dari fokus Eurocentric ke Asia-Pacific-centric. Isunya ialah dampak ekonomi terhadap kehadiran angkatan laut AS di zona strategis Asia-Pasifik.146 Risiko konflik pada jalur lintasan rute minyak sepanjang Timur Tengah hingga Asia Timur mendorong peningkatan peran U.S. Marine Corps dan kekuatan maritim negara lain. Hal ini berdampak pada penempatan U.S. Marine Corps, US Navy, dan US Coastal Guard di Australia awal abad 21. Di dekat zona Maluku dan sekitarnya, Portugal, Australia, dan Selandia Baru sangat aktif dalam kerjasama eksploitasi sumber minyak dan gas di laut Timor. Pengelolaan ladang minyak dan gas terbesar, Greater Sunrise, memasuki tahap akhir siap-produksi. Timor Leste telah 135 menerima pendapatan dari Bayu-Undan, ladang cadangan minyak dan gas skala kecil. Nilai cadangannya berkisar enam miliar dollar AS.147 Di sisi lain, pada pertengahan September 2012, Menteri Luar Negeri (Menlu) AS, Hillary Clinton berkunjung ke Timor Leste. Ini merupakan kunjungan pertama Menlu AS ke Timor Leste sejak tahun 2002.148 Menlu AS Hillary Clinton menegaskan bahwa AS telah, masih, dan akan tetap merupakan “a resident Pacific power”.149 Sehingga tujuan kunjungan Menlu AS Hillary Clinton ialah mendapatkan kepastian tentang arah kebijakan Presiden Timor Leste, Taur Matan Ruak, dan PM Timor Leste, Xanana Gusmao, tentang aliran investasi besar-besaran Tiongkok ke sektor infrastruktur di Timor Leste.150

145 Karishma Vaswani (2011). 146 Trangedi, 2002:11. 147 John McBeth, “Dark Clouds Over Timor-Aussie Sunrise Tussle,” The Straits Times, June 15, 2010. 148 Silas Everett, “U.S. Secretary of State Clinton’s Timor-Leste Visit Highlights Growth”, In Asia / The Asia Foundation, 12 September 2012. 149 “Hillary Clinton in landmark East Timor visit”, BBC, 6 September 2012. 150 Silas Everett, “U.S. Secretary of State Clinton’s Timor-Leste Visit Highlights Growth”, In Asia / The Asia Foundation, 12 September 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Kunjungan Menlu AS, Hillary Clinton, hanya beberapa bulan sejak AS menempatkan kekuatan militernya di daratan Australia untuk pertamakalinya. AS menempatkan 2.500 personil marinir AS di sisi utara kota Darwin, Australia, 151 yang dipandang sebagai upaya kontra terhadap peningkatan kerjasama keamanan Tiongkok-Timor Leste dan aliran investasi Tiongkok ke sekitar kawasan Timor Leste.152 Timor Leste berbagi perbatasan darat dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan perbatasan laut dengan Provinsi Nusa Tenggara Timur dan Provinsi Maluku dari Negara RI awal abad 21. Menurut Departemen Pertahanan RI pada 10 Februari 2014 bahwa sebagai negara kepulauan, RI memiliki tiga Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) yang dapat dilintasi armada mana saja, termasuk Angkatan Laut Tentara Pembebasan Rakyat Tiongkok (PLA).153 Selama ini, Angkatan Laut Amerika Serikat (US Navy) dan 136 AL Australia (Royal Australian Navy) juga biasa melintas secara damai di perairan RI. US Navy juga memiliki fasilitas perbekalan dan perbaikan di Singapura untuk elemen Armada Ketujuh yang beroperasi di kawasan Asia Pasifik.154 Awal abad 21, Tiongkok mengalirkan investasi ke sektor pembangunan infrastruktur markas kementerian pertahanan, Istana Presiden, Kementerian Luar Negeri, Pusat Studi Diplomatik, barak dan rumah tentara, dan kapal-kapal patroli untuk Timor Leste. Tiongkok juga mengajukan proposal untuk pembangunan sistem radar di Timor Leste. AS dan Australia mengantisipasi sasaranTiongkok bergerak ke zona sekitar kawasan Timur RI yang didukung oleh Bank BUMN Tiongkok untuk melakukan kontrak- kontrak bisnis di Timor Leste.155

151 T. Seng Chey, ‘Changing Global Landscape and Enhanced US Engagement with Asia – Challenges and Emerging Trends’, Asia Pacific Review, Vol. 19, Issue 1, 2012, hlm. 108. 152 “Why East Timor is important to the US”, The Wall Street Journal, 5 September 2012. 153 “Timor Leste Izinkan China Bangun Pangkalan Militer”, Kompas, 11 Februari 2014.

154 Ibid. 155 Silas Everett (2012).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

Tahun 2008, pemerintah Timor Leste memberi kontrak pembangunan senilai 43,08 juta dollar AS ke China Nuclear Industry 22nd Construction Company (CNI22) untuk pembangunan listrik nasional Timor Leste tanpa tender. Menurut laporan The Nation (2012) dari Thailand, bahwa lebih dari 10 ribu tenaga kerja asal Tiongkok aktif membangun infrastruktur telekomunikasi dan listrik di Timor Leste. Tentu saja, perkembangan ini memicu rivalitas antara RRT dan AS khususnya zona seperti Papua yang dekat dengan basis Armada ke-7 Amerika Serikat di Pasifik. Tiongkok memperkuat basis-basis maritimnya di zona internasional selama 20 tahun ke depan dan memperluas eksplorasi sumber-sumber lautan dan mengakselerasi riset dan pembangunan teknologi laut dalam.156 Tahun 2020, Tiongkok menjadi pasar otomotif terbesar dunia. Kebutuhan energi akan naik sekitar 40%. Ini berdampak pada stabilitas pasar energi fosil dunia khususnya 137 keamanan rute-rute maritim.157 Kapal-kapal selam nuklir, satelit orbit bumi, dan jenis aplikasi teknologi laut dalam lainnya akan mempengaruhi lingkungan maritim saat ini dan masa datang. Kondisi ini sangat berbeda dengan kondisi paruhan pertama abad 20 khususnya ketika India dan Tiongkok belum merupakan negara nuklir.158 Melihat dinamika regional tersebut di atas, ke depan zona Maluku dan sekitarnya semakin strategis. Di masa silam, selama Perang Dunia II, pasukan Sekutu di bawah pimpinan AS membangun markas komando di Australia dan zona stage-points di Papua, Maluku (Morotai) dan sekitarnya. Pada tahun 1960-an, AS memperkuat basis ekonomi di Papua. Pada masa era Perang Dingin akhir 1950-an dan 1960-an,

156 Ocean Development Report/China, 2013. 167 Barnett, 2002. 158 Holland, 2002; Keegan (1988: 319-327).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

zona Papua dan sekitarnya menjadi incaran kekuatan global. Maka Desember 1957, Presiden RI Soekarno mulai menasionalisasi sekitar 246 perusahan Belanda, seperti NHM, Royal Dutch Chell, subsidiari Bataafsche Petroleum Maatschappij, Escomptobank, Internatio, Geo Wehry & Co, Jacobson & Berg, dan mengusir 40 ribu warga Belanda dari Indonesia, karena gagal negosiasi RI-Belanda atas New Guinea (kini Papua) melalui Konferensi Meja Bundar tahun 1949. Pada tahun 1956, Presiden RI Soekarno mengunjungi Beijing, guna meningkatkan hubungannya dengan Tiongkok dan khususnya blok Eropa Timur. Pada awal tahun 1960-an, blok komunis di bawah pimpinan Uni Soviet mengalirkan bantuan militer ke Indonesia. Hal ini meningkatkan kekhawatiran di pihak AS, khususnya pada masa Presiden Dwight Eisenhower dan Presiden John F. Kennedy.159 Posisi Soekarno semakin kuat di forum internasional, antara lain 138 melalui aliansi politik sejak 1961 dengan para pimpinan Gerakan Non- Blok (GNB), seperti Gamal Abdul Nasser asal Mesir, Joseph Broz Tito asal Yugoslavia, Presiden Kwane Nkrumah asal Ghana, dan Perdana Menteri Pandit Jawaharlal Nehru asal India. Kelima tokoh GNB ini mendukung politik Soekarno anti-Nekolim (Neo-kolonialisme) terhadap Asia dan Afrika. Nama Soekarno pun dijadikan nama jalan di Kairo (Mesir), Rabat (Maroko), dan alun-alum utama di Peshawar (Pakistan). Pada tahun 1956, Presiden Soekarno menerima anugerah doktor honoris causa dari Universitas Beograd, Yugoslavia.160 Kini sinyal rivalitas di Pasifik tampak semakin kuat. Tiongkok berupaya keras melindungi gerbang basis kapal selam nuklir terbesarnya di sekitar zona udara internasional Pulau Hainan ke zona Laut Cina Selatan. Penerbangan surveilans pesawat militer Amerika Serikat (AS) rutin memantau zona ini. Awal abad 21, pilihan Tiongkok, antara lain,

159 Blum, William. Killing Hope: US Military and CIA Interventions Since World War II, Black Rose, 1998. Lihat juga U.S. Central Intelligence Agency, Research Study: Indonesia—The Coup that Backfired, 1968. Kahin, Audrey R. and George McT. “Subversion as Foreign Policy: The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia”, The New Press, 1995. 160 Bob Hering (2001), Soekarno, architect of a nation, 1901–1970, KIT Publishers Amsterdam, Leiden.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

ialah meningkatkan anggaran militer sebesar 12,2% tahun 2014.161 Filipina, Vietnam, Malaysia, dan Brunei mengklaim hak atas perairan Laut Cina Selatan. Jepang, Sri Lanka, India, dan Australia menjalin kerjasama keamanan dan maritim miliaran dollar AS. India siap memasok rudal Brahmos anti-ship cruise ke negara seperti Vietnam, Filipina, dan RI.162 AS dan sekutunya menentang upaya Beijing (Tiongkok) sejak 2013 tentang ‘Air Defense Identification Zone’ (ADIZ) di Laut Cina Timur dan klaim teritorial Tiongkok atas zona ekonomi eksklusif di Laut Cina Selatan. Tiongkok membangun MSR (Maritime Silk Route) berupa investasi jalan, kereta-api, dan pelabuhan, pinjaman murah dan kesepakatan dagang di sekitar India, khususnya Gwadar, Pakistan, Hambantota, Sri Lanka, Chittagong, Bangladesh, dan sekitarnya. Strategi MSR Tiongkok ini kontra terhadap strategi maritim AS yang bergeser dari “Euro-center” ke “Asia-Pacific Center” sejak awal 139 abad 21. Proposal Trans-Pacific Partnership (TPP) AS didesain untuk meredam dominasi ekonomi Tiongkok atau kerjasama mutual-benefit ekonomi antara Tiongkok, AS, dan mitranya di Asia.163 Dari paparan persaingan global dan regional Asia Pasifik tersebut di atas, tiba saatnya, Pemerintah, Rakyat dan swasta di Maluku, Papua, NTT, dan sekitarnya merevitalisasi kearifan-kearifan lokal, mengakui dan menjamin hak-hak ulayat dan hak-hak dasar rakyat, mempersiapkan SDM sejak abad 21, dan sinkronisasi-sinergi program rakyat, pemerintah dan swasta hingga ke pelosok atau pedalaman. Keempat program ini mesti dilaksanakan secara serentak guna meraih kecerdasan, kesetaraan, keadilan, perdamaian dan kesejahteraan rakyat serta pelestarian ekosistem Maluku, Papua, NTT dan sekitarnya serta Negara RI. ***

161 Bloomberg, 29 September 2014. 162 RIS, 2012. 163 Asia News Network, 11 September 2014.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 3 MALUKU, RI DAN GEOPOLITIK ASIA PASIFIK ABAD 21

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

140

BAB 4

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Bab 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

“Kita hidup dalam zaman pembangunan bangsa. Kenyataan ini jauh lebih penting daripada senjata-senjata nuklir.”- Presiden RI Soekarno (1960).

“Hukum nasional tentang tenaga atom harus mewujudkan penjelmaan dari pada Pancasila.” -UU No. 31/1964.

“When Sukarno Sought The Bomb”. Ini judul tesis Robert M. Cornejo di Naval Postgraduate School, United States Navy, di 141 Monterey, California, Amerika Serikat (AS) dengan sponsor badan monitoring Defense Threat Reduction Agency, AS, pada Maret 1999. Cornejo (1999), alumnus West Point, AS, yang menulis bahwa menurut Departemen Luar Negeri dan Atomic Energy Commission AS tahun 1960-an, Indonesia tidak memiliki kapasitas membuat senjata atom. Karena Direktur Lembaga Tenaga Atom (LTA) Indonesia, Dr. G.A. Siwabessy, hanyalah seorang dokter dan ahli radiologi, dan bukan insinyur nuklir.1 Tentu saja, penilaian departemen luar negeri, badan tenaga atom AS dan Robert M. Cornejo (1999) itu memperlihatkan bahwa AS kurang memahami strategi Presiden Republik Indonesia Soekarno. Tahun 1964, Presiden RI Soekarno merilis kebijakan strategis tenaga atom untuk perdamaian dan kesejahteraan manusia khususnya

1 Robert M. Cornejo (1999:20-21).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Rakyat Negara RI. Karena itu, Presiden Soekarno memilih ahli medis dan radio-aktif Dr. G. A. Siwabessy asal Saparua (Maluku) untuk mewujudkan impian dan harapan Rakyat RI untuk memasuki “Era Atom” dan “Era Antariksa” sejak 1960-an. Topik ini dibahas lebih rinci dalam bab 4 buku ini. “To build the world a new” atau “Membangun Tata Dunia Baru”. Begitu judul dan pesan pidato setebal 28 halaman Presiden Soekarno di depan sidang tahunan ke-15 Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di markas PBB Lake Success, Long Island, New York, Amerika Serikat (AS), Jumat 30 September tahun 1960.2 Pidato Presiden Soekarno itu menembus ruang dan waktu. Di tempat yang sama di Lake Success, Long Island, AS, Jumat 25 September 2015 atau 55 tahun kemudian, Sidang Tahunan ke- 70 dari 193 negara anggota PBB merilis juga harapan Tata Dunia 142 Baru (A New World Order) yang hendak diraih melalui cetak- biru 17 Sustainable Development Goals (SGDs) dan 169 target guna membebaskan dunia dari kelaparan, kemiskinan, ketimpangan, dan perubahan iklim.3 Di depan Sidang Majelis Umum PBB, Presiden Soekarno mengingatkan risiko konfrontasi ideologi-ideologi, persaingan nuklir, bom hidrogen, dan pemecahan atom terhadap tata-dunia, kedaulatan Negara-Bangsa dan pembangunan bangsa.4 Presiden RI Soekarno merilis resep solusi konflik ideologi global tahun 1960 di depan Majelis Umum PBB, Lake Success, Long Island, AS : “Saya percaya, ada jalan keluar daripada konfrontasi ideologi-ideologi ini. Saya percaya bahwa jalan keluar itu terletak pada dipakainya Pancasila secara universal. Apakah Lima Sendi itu?

2 Soekarno, To Build the World A New, Department of Information, Jakarta,1960. 3 Lynn Grayson, “UN Sustainable Development Summit”, Thompson Reuters, 8 Oktober 2015. 4 Soekarno, To Build the World A New, Department of Information, Jakarta,1960.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Itu sangat sederhana: pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa; kedua, Nasionalisme; ketiga, Internasionalisme; keempat, Demokrasi, dan kelima, Keadilan Sosial,” papar Presiden Soekarno.5 Presiden Soekarno menutup pidatonya: “Bangunlah dunia ini kembali! Bangunlah dunia ini kokoh dan kuat dan sehat! Bangunlah suatu dunia, tempat semua bangsa hidup dalam damai dan persaudaraan. Bangunlah dunia sesuai impian dan cita-cita umat manusia!” 6 Presiden Soekarno merilis impian dan harapan tata dunia baru tanpa konflik ideologi, pemecahan zat atau tenaga atom untuk perdamaian dan kesejahteraan umat manusia! Presiden Soekarno ingin mewujudkan impian dan harapan tata-dunia baru pada era Perang Dingin (konflik ideologi antara AS dan sekutunya vs Uni Soviet dan sekutunya) tahun 1960-an, yakni era baru dunia tanpa konflik ideologi dan mengembangkan tenaga atom untuk perdamaian dan kesejahteraan rakyat, melalui rancangan 143 undang-undang (RUU) tanggal 26 November 1964. Undang-undang (UU) RI No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom diundangkan pada 26 Desember 1964 di Jakarta.7 UU No. 31/1964 tentang Tenaga Atom Negara RI, antara lain, mempertimbangkan bahwa bahan-bahan tenaga atom sangat penting bagi penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain bidang guna kepentingan Rakyat dan Negara Republik Indonesia. Karena itu, tenaga atom harus dikuasai oleh negara untuk perdamaian dan kesejahteraan Rakyat.8 Presiden RI, menurut Pasal 2 UU No. 31 Tahun 1964, membentuk suatu Dewan Tenaga Atom yang anggotanya terdiri sekurang-kurangnya atas 5 orang yang diketuai oleh Presiden dan

5 Ibid. 6 Ibid. 7 UU No. 31 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom Tahun 1964. 8 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

bertugas memberi pertimbangan kepada Presiden dalam soal-soal politis, teknis, dan kemasyarakatan yang berhubungan dengan perkembangan dan penggunaan tenaga atom baik di Indonesia maupun dunia internasional.9 Selanjutnya pada Maret 1965, Presiden RI Soekarno menetapkan Lembaga Tenaga Atom (LTA) menjadi Badan Tenaga Atom setingkat departemen dan menetapkan Dr. Gerrit Augustinus Siwabessy sebagai Direktur LTA setingkat jabatan menteri dalam kabinet Negara RI. Jadi, Presiden RI Soekarno mempercayakan dan menugaskan Dr. G. A. Siwabessy (1914 – 1982) asal Ullath, Saparua (Maluku), untuk mewujudkan impian dan harapan tata-dunia baru dari Rakyat dan Pemerintah Negara RI yang berbasis tenaga atom untuk perdamaian dan kesejahteraan manusia, khususnya rakyat Indonesia.10 144 Untuk melaksanakan misi perdamaian dan kesejahteraan bagi Rakyat Negara RI melalui program tenaga atom, Presiden Soekarno menunjuk Prof. Dr. G.A. Siwabessy, ahli radiologi bidang kesehatan, bukan ahli atom. Presiden Soekarno menunjuk Dr. G.A. Siwabessy sebagai pimpinan Panitia Penyelidikan Radioaktivitas dan Tenaga Atom, yang melibatkan anggota berbagai unsur Angkatan Darat, Angkatan Udara, badan meteorologi, RSPAD, dan sejumlah universitas.11 Prof. Dr. G.A. Siwabessy dikenang sampai hari ini sebagai “Bapak Atom Negara Indonesia”. Lebih rinci hal ini dibahas berikut ini. Tugas dan tanggungjawab Dr. G. A. Siwabessy sebagai Direktur LTA Negara RI khususnya melaksanakan amanat Pasal 3 ayat (1) UU No.31/1964 . Pasal 3 ayat (1) UU No. 31/1964 menyatakan

9 Daniel B. Poneman (1982: 186). 10 AN Uyung Pramudiarja, “100 Tahun Prof Siwabessy, Bapak Atom Indonesia Perintis Cikal Bakal BPJS”, DetikHealth, Sabtu, 30 Agustus 2014. 11 Belinda Goldsmith, “Who funds the trillion dollar plan of the U.N.’s new global goals?”, Thomson Reuters Foundation, 26 September 2015.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

bahwa “Presiden membentuk suatu Badan Tenaga Atom Nasional yang melaksanakan, mengatur dan mengawasi penelitian serta penggunaan tenaga atom di Indonesia demi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.” Di sisi lain, pada September 2015, impian “Tata Dunia Baru” Agenda 2030 PBB juga merilis harapan serupa impian Presiden RI Soekarno sejak awal abad 21 melalui pelaksanaan program kerja sukarela SDGs di negara anggota PBB selama 15 tahun ke depan atau kira-kira 800 pekan sejak 1 Januari 2016 dengan dana sekitar 3 (tiga) triliun dollar AS per tahun. Impian tata-dunia baru versi Agenda 2030 PBB tidak secara khusus menyebutkan tenaga atom untuk perdamaian. Kecuali cetak biru 17 SDGs dan 169 target PBB (Agenda 2030) itu dirilis saat karakter risiko dan krisis beberapa dekade terakhir di berbagai negara di Asia, Afrika, Amerika, Eropa, dan Australia bersifat sistemik 145 dan “multiplier-effect” seperti ledakan penduduk, krisis pangan, kerapuhan ekosistem, krisis energi, dan krisis akibat perubahan iklim. Sebanyak 108 kepala negara, 50 kepala pemerintahan, dan selebriti dunia menghadiri sesi MU PBB ke-70, antara lain, peraih anugerah Nobel Perdamaian Malala Yousafzai, Kepala Negara Vatikan Paus Francis, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Rusia Vladimir Putin, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla, Presiden Kuba Raul Castro, Presiden MU PBB Danish Mogens Lykketoft, Presiden Tiongkok Xi Jinping, Raja Willem-Alexander asal Belanda, Perdana Menteri Belanda Mark Rutte, Presiden Amerika Serikat Barack Obama, musisi Angelique Kidjo, artis Shakira, Beyoncé, dan pemain sepak bola David Beckham.12

12 Philip Pullella and Scott Malone, “At U.N., Pope rails against craving for wealth and power”, Reuters, 25 September, 2015; “Sikap Aktif Indonesia di Kancah Dunia”, Kompas, 4 Oktober 2015. Sam Jones and Carla Kweifio-Okai, “World leaders agree sustainable development goals – as it happened”, The Guardian, 26 September 2015.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Agenda 2030 PBB diharapkan dapat mentransformasi tata- dunia ke arah tata-baru masyarakat adil, damai, sehat, cerdas dan kuat, dan ekosistem sehat-lestari. “We have reached a defining moment in human history,” papar Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki- moon (2015).13 Ini momen menentukan sejarah utama manusia. SGDs PBB merupakan rencana kerja berbasis strategi dan sinergi program 3-Ps yakni people, planet dan prosperity.14 Selain Agenda 2030 PBB, Undang-undang Dasar setiap negara juga selama ini tidak khusus merumuskan program tenaga atom untuk perdamaian dan kesejahteraan rakyat. Misalnya, UUD tertulis pertama negara modern, Konstitusi Negara Amerika Serikat tahun 1787, tidak menyebutkan ketentuan yuridis tentang atom dan bom hidrogen. Mjalah Time edisi 4 Juli 2011 zona Asia Pasifik pernah merilis judul : “Does the U.S. Constitution still matter?” Atau apakah Undang-undang 146 Dasar (UUD) Amerika Serikat (AS) masih merupakan dasar dan arah perubahan Rakyat, Pemerintahan, dan lingkungan Negara Amerika Serikat? Menurut Richard Stengel (2011), penulis artikel itu, bahwa ada banyak unsur baik nasional maupun internasional yang berada di luar pengetahuan dan penglihatan penyusun UUD AS dan pendiri Negara-bangsa AS pada tahun 1787, seperti George Washington, Thomas Jefferson, John Adams, Benjamin Franklin, Alexander Hamilton, John Jay, dan James Madison yaitu “World War II. DNA. Sexting. Airplanes. The atom. Television. Medicare. Collateralized debt obligations. The germ theory of disease. Miniskirts. The internal combustion engine. Computers. Antibiotics. Lady Gaga!” 15 Kira-kira 158 tahun kemudian sejak konstitusi tertulis pertama Negara AS tahun 1787, DNA (Deoxyribonucleic acid), atom, teori germ tentang wabah dan Lady Gaga sebagai fenomena

13 Xuxin (ed), “Sustainable development agenda adopted by 193 UN member states”, Xinhua, 26 September 2015. 14 United Nations, “Transforming our world: the 2030 Agenda for Sustainable Development”, UN Sustainable Develop ment : Knowledge Platform, 2015. 15 Richard Stengel (2011).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

global, kecuali Perang Dunia II di Asia Pasifik dan lahirnya era nuklir melalui sistem senjata atom, juga tidak diselidiki oleh Mr. Johannes Latuharhary asal Saparua (Maluku), Ir. Soekarno asal Surabaya (Jawa Timur), Drs. Mohammad Hatta asal BukitTinggi (Sumatera Bart), Raden Mas Margono Djojohadikusumo asal Purbolinggo, Haji Abdoel Wachid Hasjim asal Jombang, Koen Hiam Liem asal Banjarmasin, dan anggota-anggota Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) lainnya dalam mempersiapkan kemerdekaan Bangsa Indonesia pada Juni-Juli 1945 di Jakarta. BPUPKI tidak membahas DNA sebagai molekul pembawa instruksi- instruksi genetik guna pertumbuhan, perkembangan, penggunaan, dan reproduksi semua unsur hayati dan banyak virus di bumi. Begitu pula, Radjiman, Soepomo, Wahid Hasjim, Oto Iskandardinata, Johannes Latuharhary, I Gusti Ktut Pudja, Ki Hadjar Dewantara, Ir. Soekarno, Sam Ratulangi, Moh. Hatta, Yap Tja Wan Bing, dan anggota-anggota Panitia Persiapan Kemerdekaan 147 Indonesia (PPKI) lainnya tidak memasukkan DNA, antibiotik, komputer, teori germ tentang wabah, pesawat, dan kolateral dan sejenisnya ketika mengesahkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Indonesia merdeka tahun 1945 pada tanggal 18 Agustus 1945 di Jakarta.16 Sejumlah 60 anggota BPUPKI dibentuk oleh Rigukun (Angkatan Darat Jepang) pada tanggal 29 April tahun 1945 mengadakan masa Sidang I di Jakarta tanggal 29 Mei - 1 Juni tahun 1945 semata-mata untuk mempersiapkan dasar negara (philosofische grondslag), bukan tentang era baru dunia sistem senjata nuklir, atom, bom hidrogen, dan sejenisnya. Begitu pula masa sidang II BPUPKI tanggal 10 Juli – 17 Juli tahun 1945 hanya menyelidik usaha persiapan Hukum Dasar tentang bentuk negara, wilayah, warga negara, pemerintahan, Pembelaan Tanah Air, dan tata ekonomi negara Indonesia merdeka.17

16 Ibid. 17 RM. A.B. Kusuma, Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universi tas Indonesia (2004), Jakarta, hal. 7-8, 151-153.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Kemudian Sidang PPKI mengangkat Presiden, Wakil Presiden, dan membentuk Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dan menetapkan UUD 1945 sebagai UUD Negara Indonesia merdeka pada Sidang PPKI tanggal 18 Agustus tahun 1945 di Jakarta.18 PPKI juga tidak membahas persiapan bom hidrogen, DNA, pemecahan atom, teori germ tentang wabah, pesawat terbang, kolateral perbankan, dan sejenisnya. Maka dasar yuridis UU No. 31/1964 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Tenaga Atom yaitu (1) kewenangan Presiden RI mengajukan rancangan undang-undang (RUU) (Pasal 5 UUD 1945); (2) Tiap UU menghendaki persetujuan DPR RI (Pasal 20 ayat 1 UUD 1945); (3) APBN, pajak, dan keuangan (Pasal 23 UUD 1945); dan (4) dasar yuridis kesejahteraan sosial, cabang-cabang produksi, bumi, air, dan kekayaan alam yang dikuasai oleh negara untuk kemakmuran 19 148 rakyat (Psl 33 UUD 1945). Pasal 3 ayat (1) UU No. 31/1964 menyatakan bahwa “Presiden membentuk suatu Badan Tenaga Atom Nasional yang melaksanakan, mengatur dan mengawasi penelitian serta penggunaan tenaga atom di Indonesia demi keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia.” Dalam hal ini, sebagai Direktur LTA (Lembaga Tenaga Atom) Negara RI, Dr. G. A. Siwabessy membantu Presiden mewujudkan cita-cita pembentukan Negara RI sesuai amanat Pembukaan UUD 1945 melalui pelaksanaan program tenaga atom Negara RI khususnya sesuai amanat Pasal 3 ayat (1) UU No.31/1964. Presiden Soekarno menugaskan Dr. G.A. Siwabessy mempersiapkan rakyat Indonesia memasuki “Era Antariksa” dan “Era Atom”. Ada banyak ahli atom dan energi asal kawasan Maluku

18 Ibid. hlm. 376-412. 19 UU No. 31/1964.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

dan sekitarnya tahun 1960-an yang sengaja tidak disebutkan oleh penulis dalam bab 4 buku ini karena alasan non-teknis tertentu.

4.1 Era Atom Asia Pasifik Abad 20 – Awal abad 21

Memasuki awal abad 21, sistem senjata nuklir menjadi isu sensitif di Asia Pasifik. Secara umum dapat dikemukakan, bahwa awal abad 21, intelijen-intelijen negara Tiongkok berupaya menguasai rumus pemecahan zat hingga level terkecil (libelium). Namun hingga awal tahun 2014, meskipun intelijen negara Tiongkok berupaya mendapat rahasia rumus ini di berbagai negara Eropa, Amerika dan Asia, namun belum berhasil. Karena itu, di Asia awal abad 21, hanya negara Jepang menjadi satu-satunya yang menguasai rahasia rumus pemecahan zat level terkecil (libelium). Hal ini dibahas lebih rinci berikut ini. 149 4.1.1 Jepang dan Korea Utara

Kota Hungnam awal abad 21, termasuk kota besar di Korea Utara. Kota ini terletak di pantai timur Korea Utara ke arah Laut Jepang. Kini luas kota Hungnam berkisar 250 km2. Jaraknya kira-kira 8 mil dari kota pedalaman Hamhung, kota kedua terbesar di Korea Utara awal abad 21 dan ibukota Provinsi Hamgyong Selatan. Awal abad ini, kota Hŭngnam seakan terlupakan. Padahal, di zona ini adalah basis proyek nuklir Jepang pada Perang Dunia II, karena proyeknya di Jepang dibom oleh pasukan Amerika Serikat. Ini merupakan sejarah awal dari pengembangan nuklir di Korea Utara. Awalnya tahun 1940, Jepang membangun Rikken (The Institute for Physical and Chemical Research) dengan ketua proyek riset fisika dan kimia, Dr. Yoshio Nishina. Imperial Navy juga berupaya membuat “bom- super” dengan nama sandi proyek F-Go atau No. F untuk fusi nuklir yang dipimpin oleh Bunsaku Arakatsu (25 Maret 1890 – 25 Juni 1973).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Dr. Yoshio Nishina adalah rekan dekat dari Niels Bohr, Robert Oppenheimer, dan Albert Einstein.21 Nishina juga adalah co-author Klein-Nishina formula.22 Tahun 1931, Nishina membangun laboratorium riset nuklir “Nuclear Research Laboratory” untuk mempelajari fisika high-energy di RIKEN Institute yang dibangun oleh pemerintah Jepang untuk bidang riset ilmu dasar tahun 1917 di Tokyo, Jepang.23 Tahun 1936, Nishina berhasil membuat kiklotron (cyclotron) 660 mm dan 1.500 mm, dan pada tahun 1937, Nishina membuat kliklotron 220-ton. Bahkan tahun 1938, Jepang membeli sebuah kiklotron dari Universitas Barkeley, Amerika Serikat. Karena itu, dari pantauan hingga tahun 1939, Nishina khawatir bahwa potensi fusi nuklir dapat dipakai oleh Amerika Serikat untuk menghadapi Jepang. Justeru pada tahun 1939 itu, Presiden AS 150 Franklin D. Roosevelt mulai merintis riset dan pengembangan awal fusi nuklir sebagai senjata di Amerika Serikat melalui Manhattan Project. Pada Oktober tahun 1940, Nishina berhasil meyakinkan Letnan Jenderal Takeo Yasuda dari Imperial Amry Jepang, bahwa Jepang perlu meriset dan mengembangkan cepis senjata atom. Proyek ini diberi nama “Ni Project” dan mulai beroperasi sejak Juli 1941. Proyek ini menggunakan rumus dan konsep pemecahan atau pemisahan isotop elektro-magnetik yang menggunakan kalutron (Calutron) yaitu cyclotron dari California, AS. Sebelum pecah Perang Dunia II, Ersnet Lawrence dari Amerika Serikat memasok magnet 220-ton untuk Nishina. Ini merupakan magnet terbesar di dunia masa itu. Magnet ini dikirim dari Amerika

21 Magdi Ragheb (2014). 22 Klein, O; Nishina, Y (1929). “Über die Streuung von Strahlung durch freie Elektronen nach der neuen relativistischen Quantendynamik von Dirac”, Z. Phys. 52 (11-12), hlm. 853, 869. 23 Demetriou, Danielle, “Japan ‘should develop nuclear weapons’ to counter North Korea threat,” The Daily Telegraph, 20 April 2009.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Serikat ke Jepang untuk tujuan riset ilmiah dasar bidang pembentukan suatu cyclotron studi-studi fisika partikel energi. Magnet itu hanya dipakai untuk memisahkan atau memecahkan beberapa gram kuantitas riset U-235, bukan kuantitas beberapa kilogram untuk pembuatan bom atom. Sehingga proyek pengayaan elektromagnetik kalutron Jepang ini gagal menghasilkan cepis senjata bom. Jadi, meskipun ahli menggunakan dan membentuk cyclotron serta magnet-magnet besar, namun ahli-ahli Jepang masa itu sulit menyesuaikan keahliannya untuk menghasilkan dan membangun industri Calutrons. Padahal, keahlian ini dibutuhkan untuk memisahkan berkilogram-kilogram kuantitas U-235. Pada tahun 1943, komando Angkatan Laut (Imperial Navy) Jepang juga mulai merintis program riset nuklir Proyek F-Go yang dipimpin oleh Bunsaku Arakatsu di Imperial University, Kyoto, Jepang. Seperti halnya Nishina, Arakatsu juga menghabiskan waktunya belajar di luar negeri 151 seperti Cavendish Laboratory di Cambridge. Di sini ia dibimbing oleh Ernest Rutherford. Arakatsu juga dibimbing oleh Albert Einstein di Universitas , Jerman.24 Semula riset F-Go hendak difokuskan pada energi nuklir untuk mengatasi kelangkaan pasokan sumber energi minyak ke Jepang, akibat embargo Amerika Serikat jelang Perang Dunia II. Targetnya ialah solusi kelangkaan minyak akibat embargo dari Amerika Serikat. Karena embargo minyak dari Amerika Serikat terhadap Jepang melumpuhkan perekonomian dan militer Jepang. Imperial Navy Jepang juga dipengaruhi oleh laporan hasil kajian Committee on Research di bidang Application of Nuclear Physics periode Juli 1942-Maret 1943 tentang bom atom, yang dipimpin oleh Dr. Yoshio Nishina. Kesimpulannya yakni “it would probably be difficult

24 Zeman, Zbynek; Rainer Karlsch (2008). Uranium Matters: Central European Uranium in International Politics, 1900- 1960. Central European University Press, hlm. 15.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

even for the United States to realize the application of atomic power during the war”. Akibatnya, Imperial Navy memusatkan riset dan pengmbangan bidang radar.25 Alasan lainnya, krisis energi yang berisiko melumpuhkan ekonomi dan kekuatan militer Jepang jelang Perang Dunia II memiliki sejarah panjang dan berkaitan dengan Hindia Belanda. Produksi minyak Hindia Belanda tahun 1939 berkisar 8 juta ton. Sedangkan kebutuhan minyak Jepang per tahun sebesar 5 juta ton. Palembang, Aceh dan Sumatera memproduksi 3 juta ton minyak. Tarakan memproduksi 0,7 juta ton minyak. Cepu memproduksi 1 juta ton minyak. Perdagangan minyak Hindia Belanda dikuasai oleh perusahaan Inggris dan Amerika Serikat.26 Jepang melihat peluang negosiasi energi dengan Hindia Belanda. Pada Februari 1940, Pemerintah Jepang menginginkanHindia Belanda 152 dapat berdagang langsung dengan Jepang; Jepang juga menghendaki kelonggaran atau penghapusan restriksi imigrasi, dan fasilitas investasi bagi Jepang di Hindia Belanda. Mei 1940, Jepang meminta komitmen ekspor dari Hindia Belanda untuk memasok 13 komoditi ke Jepang yaitu sekitar 1 juta ton minyak per tahun, 20 ribu ton karet, bijih mangan, bijih wolfram, besi cor kromium, garam industri, minyak jarak, kulit kina, molybdenum, 200 ribu ton bauksit, 3 ribu ton timah, bijih nikel dan potongan besi.27 Selama bertahun-tahun jelang Perang Dunia II, Jepang sangat bergantung pada pasokan komoditi dan sumber energi dari Hindia Belanda. Pada tahun 1937, Jepang mengimpor 870 ribu ton minyak;

25 Dahl, Per F. (1999). Heavy water and the wartime race for nuclear energy. CRC Press, hlm. 279–285. 26 Arima, Yuichi (December 2003), “The Way to Pearl Harbour : US vs Japan” ICE Case Studies Number 118. American University. Morison, Samuel Eliot (1948). The Rising Sun in the Pacific; 1931–April 1942. History of United States Na val Operations in World War II, Boston: Little, Brown and Company, hlm. 274-280. Hubertus Johannes van Mook (1944), The Netherlands Indies and Japan: Their Relations, 1940–1941, (London: G. Allen & Unwin). 27 Willem Remmelink (editor dan penerjemah), The Invasion of the Dutch East Indies, (The War History Office of the National Defense College of Japan), Leiden University Press, 2015, hlm. 12.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

670 ribu ton minyak tahun 1938; dan 570 ribu ton minyak tahun 1939 dari Hindia Belanda.28 Ketergantungan Jepang kepada pasokan sumber energi, khususnya minyak dari Hindia Belanda ini, mendorong Jepang mendesak semua pihak yang berperang untuk menjaga status quo Hindia Belanda pada tanggal 11 Mei 1940.29 Kemudian tanggal 20 Mei 1940, Jepang meminta komitmen ekspor sebesar 1 juta ton minyak, 200 ribu ton bauksit, dan komoditi lainnya dari Hindia Belanda. Namun, Pemerintah Belanda dari pengasingan samar-samar merespons Jepang pada Juni 1940. Hindia Belanda meminta Jepang melakukan negosiasi minyak dengan perusahan Inggris dan Amerika Serikat. Kemudian 20 Agustus 1940, Jepang mengirim Menteri Perdagangan dan Industri Kobayashi Ichizō ke Hindia Belanda. Hanya sebulan kemudian, tanggal 23 September, pasukan Jepang bergerak ke wilayah Indo- 153 China, koloni Perancis. Berikutnya, tanggal 27 September 1940, Jepang, Jerman dan Italia membentuk Pakta Triparti.30 Bulan berikutnya, tanggal 17 Oktober 1940, Kobayashi Ichizō kembali ke Jepang dari Hindia Belanda, karena gagal menegosiasi impor minyak sebesar 3.150.000 ton atau 3.800.000 ton minyak dari Hindia Belanda. Duta besar Yoshizawa Kenkichi asal Jepang untuk Hindia Belanda, gagal melakukan negosiasi impor minyak dari Hindia Belanda pada Desember 1940. Hal ini mendorong, Jepang melakukan perjanjian netralitas dengan Uni Soviet pada April 1941.31 Cukup lama Amerika Serikat (AS) merespons keras terhadap langkah Jepang-Uni Soviet tersebut di atas. Baru pada Juli 1941, AS membekukan aset-set Jepang di AS. Langkah ini diambil oleh AS,

28 Ibid. 29 Ibid., hlm. 2. 30 Wolf Mendl, Japan and South East Asia: From the Meiji Restoration to 1945, Volume 1, Taylor & Francis, 2001, hlm. 120-121. 31 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

karena April-Juli 1941, Jepang gagal menegosiasi minyak dengan Amerika Serikat dan Inggris. Hal ini mendorong Jepang menyerang posisi strategis ekonomis Asia Tenggara sejak Desember 1941. Pada 8 Desember 1941, pasukan Jepang menyerang Pearl Harbor (Amerika Serikat), Malaysia, Filipina, dan zona selatan Asia Tenggara.32 Jadi, fokus tim riset Angkatan Laut Jepang jelang serangan Jepang ke pusat produksi minyak di Asia Tenggara ialah energi alternatif atau atom untuk sumber energi. Di sisi lain, tim riset Arakatsu masa itu termasuk Hideki Yukawa, yang akhirnya menjadi ahli pertama fisika asal Jepang yang menerima Anugerah Nobel tahun 1949. Ketika pecah Perang Dunia II, Komandan Perang Kitagawa, Kepala Chemical Section Navy Research Institute, meminta Arakatsu meriset program pemisahan uranium-235. Namun, riset 154 ini lamban dan hanya berhasil merancang suatu ultracentrifuge dan desain mesin pada September tahun 1945.33 Ada sejumlah kendala riset dan pengembangan bom atom di Jepang awal 1940-an. Misalnya, tahun 1942, proyek F-Go mulai beroperasi di Kyoto, Jepang. Namun, hingga akhir Perang Dunia II di Asia Pasifik tahun 1945, proyek ini belum berhasil menciptakan “bom super”, karena sumber-sumbernya kurang mendukung. Meskipun Jepang telah merebut dan menguasai zona Asia dan Asia Tenggara yang kaya uranium masa itu, seperti Manchuria dan pasir-pasir Monazite aluvil di Birma. Monazite terdiri dari fosfor, thorium, dan uranium.34 Namun Jepang kurang memiliki tenaga ahli dan SDM pertambangan. Kelangkaan organisasi, manajemen, dan

32 Ibid., hlm. 4. 33 Dahl, Per F. (1999). Heavy water and the wartime race for nuclear energy. CRC Press. hlm. 279–285. Lihat juga Dees, Bowen C. (1997). The Allied Occupation and Japan’s Economic Miracle: Building the Foundations of Japanese Science and Technology 1945–52. Routledge, hlm. 96. 34 Wilcox, Robert K. Japan’s Secret War: Japan’s Race Against Time to Build Its Own Atomic Bomb, Morrow Publishing, NY 1985.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

tenaga ahli penambangan ini menyulitkan Jepang menjaga pasokan uranium dari Asia. Proyek F-Go dari Imperial Army Jepang pada Perang Dunia menggunakan metode pengayaan uranium centrifuge fluoride (F) yang berbeda dari NI-Go Project Imperial Army Jepang yang menggunakan Cyclotrons sebagai akselerator partikel untuk bombardis atom- atom. F-Go menekankan pengembangan gas sentrifugal uranium. Dengan cepis-cepis ini, unsur-unsur reaksi nuklir dapat diuji dan diukur dalam suatu skala lab sebagai pijakan teoretis senjata nuklir.35 Namun, Imperial Army Jepang lebih memilih proyek eksperimen melalui Ni-Go Project di RIKEN. Targetnya ialah memisahkan uranium-235 dengan difusi thermal, bukan metode pemisahan elektromagnetik, difusi gas, dan pemisahan sentrifugal. Februari 1945, sejumlah ahli berhasil memproduksi sejumlah kecil material melalui proses pemisahan belum begitu sempurna 155 di RIKEN. Material cyclotron ini bukan uranium-235.36 Menurut Manhattan Project Intelligence Group asal Amerika Serikat, bahwa rendahnya kualitas uranium dihasilkan oleh proyek RIKEN Jepang menghambat upaya Jepang menciptakan bom atom.37 Selain itu, pasukan AS berhasil membom pusat riset atom Jepang yang merusak peralatan dan bahan mentahnya di Institute for Physics and Chemical Research. Sehingga Jepang memindahkan pusat riset dan pengembangan atomnya ke Konan dan Hungnam (kini wilayah Korea Utara) awal tahun 1945. Kawasan Konan dan Hungnam (Korea Utara awal abad 21) terletak di dekat sumber bahan mentah bijih uranium dan kurang berisiko bagi serangan pasukan udara Amerika Serikat. Namun,

35 Wilcox, Robert K. Japan’s Secret War: Japan’s Race Against Time to Build Its Own Atomic Bomb, Morrow Publishing, NY, 1985. 36 Ibid. 37 Williams, Susan (2016). Spies in the Congo. New York: Publicaffaris, hlm. 231

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

perpindahan pusat riset dan pengembangan atom ini menunda proses kerja tim ahli Jepang. Apalagi Jepang menghadapi masalah kelangkaan SDM bidang pertambangan. Upaya Jepang menciptakan senjata nuklir pada Perang Dunia II juga mulai terganggu pada April 1945. Serangan B-29 merusak peralatan pemisahan difusi termal. Akibatnya operasinya dipindahkan ke Hŭngnam. Akhir Perang Dunia II, “proyek Hungnam” milik Jepang ini direbut oleh pasukan Rusia. Hasil kerja pabrik ini setiap bulan pada era Perang Dingin, dikumpulkan oleh kapal selam Rusia untuk pengembangan program nuklirnya. 38 Berikutnya, Mei 1945, kapal selam Jerman menyerah ke pasukan Amerika Serikat. Kapal selam ini membawa 560 kg uranium oksida untuk proyek atom Jepang. Dua perwira Jepang – Letnan Commander Hideo Tomonaga dan Letnan Commander Genzo 156 Shoji – seorang ahli asal Jerman berada dalam kapal selam itu. Kargonya dilabel U-235. Karena Jerman menyerah 8 Mei 1945 kepada Sekutu, maka Laksamana Dönitz dari Angkatan Bersenjata Jerman, memerintahkan kapal selam itu menyerah kepada Amerika Serikat pada 10 Mei 1945. Tanggal 14 Mei 1945, kapal selam itu dibawa ke Amerika Serikat. Kemudian Agustus 1945, pasukan AS yang menguasai Jepang, menemukan 5 (lima) siklotron (cyclotrons) yang dipakai untuk memisahkan material fusi dari uranium. Pasca Perang Dunia II, khususnya pemboman atas kota Hiroshima dan Nagasaki, lahir sentimen anti-senjata nuklir di Jepang. Apalagi Konstitusi Jepang pasca Perang dunia melarang pembentukan kekuatan militer untuk bertempur, kecuali bela-diri. Namun, akibat uji- coba nuklir Tiongkok tahun 1964, pada Januari 1965 Perdana Menteri Jepang Eisaku Sato mengusulkan kepada Presiden Lyndon Johnson

38 Joseph M. Siracusa, Nuclear Weapons: A Very Short Introduction, OUP Oxford, 2008, hlm. 15-16.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

agar Jepang juga boleh melakukan riset dan uji-coba nuklir. Karena ada tekanan dari AS, tahun 1967, Jepang mengadopsi Three Non- Nuclear Principles (TNTP) yang menolak produksi, pemilikan, atau riset senjata nuklir.39 TNTP menjadi dasar dan arah kebijakan nuklir Jepang sejak 1967 hingga awal abad 21. Meskipun, pada masa Perdana Menteri Yasuhiro Nakasone, muncul gagasan tactical nuclear weapons atau senjata nuklir taktis skala kecil yang tidak bertentangan dengan Konstitusi Jepang.40 Apalagi Februari 1968, PM Sato mengajukan ke Diet Jepang tentang “Four Nuclear Policies”, antara lain perihal promosi energi nuklir untuk perdamaian, promosi perlucutan senjata nuklir dunia, pijakan pada payung pertahanan AS berdasarkan Perjanjian AS-Jepang tahun 1960 (US-Japan Security Treaty) dan TNTP. Jadi, jika payung pertahanan dari AS tidak lagi menjamin keamanan Jepang, maka terbuka 41 ruang bagi Jepang untuk membangun sistem senjata nuklir. 157 Tahun 1970, Pemerintah Jepang menanda-tangan Nuclear Non-Proliferation Treaty (NPT). Tahun 1976, Jepang meratifikasi NPT, setelah ada jaminan dari AS bahwa AS tidak akan melakukan intervensi terhadap program nuklir Jepang bidang sipil.42 Ketika Korea Utara mengarahkan rudal Taepodong-1 ke zona Jepang Agustus 1998, muncul protes Jepang dan desakan dari dalam negeri Jepang untuk membangun senjata nuklir. PM Jepang Keizo Obuchi menegaskan bahwa Jepang tetap memegang prinsip NPT. Namun, PM Jepang Keizo Obuchi menambahkan bahwa meskipun Jepang mampu membangun senjata nuklir, Jepang tidak menggunakannya.43 Kemudian PM Jepang Shinzo Abe memilih arah

39 Campbell, Kurt M.; Robert J. Einhorn; Mitchell Reiss (2004). The Nuclear Tipping Point: Why States Reconsider Their Nuclear Choices. Brookings Institution Press, hlm. 228–230. 40 Ibid. 41 Jonathan Schell, The Seventh Decade: The New Shape of Nuclear Danger. Macmillan, 2007, hlm. 145. 42 Campbell, Kurt M.; Robert J. Einhorn; Mitchell Reiss (2004). The Nuclear Tipping Point: Why States Reconsider Their Nuclear Choices. Brookings Institution Press, hlm. 228–230 43 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

kebijakan yakni Konstitusi Jepang tidak melarang senjata nuklir, sejauh pada level senjata nuklir taktis dan skala minimum. 44 Awal abad 21, Jepang merupakan suatu negara de facto berbasis kekuatan nuklir. Karena Jepang memiliki teknologi, bahan mentah, dan modal untuk memproduksi senjata nuklir dalam waktu setahun.45 Misalnya, tahun 2012, Jepang memiliki 9 ton plutonium di Jepang. Jumlah ini cukup untuk memproduksi 1.000 hulu ledak nuklir dan sebanyak 35 ton plutonium di Eropa.46 Jepang membangun Rokkasho Reprocessing Plant yang dapat memproduksi plutonium. Jepang memiliki jumlah cukup highly-enriched-uranium (HEU sekitar 1.200 sampai 1.400 kg tahun 2014 yang dipasok dari AS dan Inggris untuk riset reaktor nuklir dan program fast-neutron-reactor. Jepang 158 juga memiliki pabrik pengayaan uranium di zona pedalaman Jepang.48 Jepang telah mengembangkan basis teknologi rudal solid-fuel rocket tahap tiga M-V yang mirip dengan desain LGM-118A Peacekeeper ICBM milik Amerika Serikat. Sehingga sangat mudah bagi Jepang merilis Epsilon, generasi ke-2 solid-fuel rocket. Jadi, kapabilitas rudal balistik Jepang sudah kredibel,49 atau sekilas kekuatan Jepang setara dengan Rusia dan Tiongkok di Asia atau mendukung posisi AS dalam isu nuklir Korea Utara di Asia.50

44 Jonathan Schell, The Seventh Decade: The New Shape of Nuclear Danger. Macmillan, 2007, hlm. 145. 45 John H. Large (2005); Campbell, Kurt M.; Robert J. Einhorn; Mitchell Reiss (2004). The Nuclear Tipping Point: Why States Reconsider Their Nuclear Choices. Brookings Institution Press. pp. 243–246; CSIS (2010). Brumfiel, Geoff (November 2004). “Nuclear proliferation special: We have the technology”. Nature. 432-437. 432 (7016): 432–7. 46 Horner, Daniel (November 2012). “Strains Seen in Japan’s Plutonium Policy”. Arms Control Association. Harlan, Chico (27 March 2012). “Japan has lots of plutonium on hand, little way to use it”. Washington Post. 47 Ibid. 48 “Our Business – Uranium Enrichment”. Japan Nuclear Fuel Limited. 2 July 2007. 49 Dawson, Chester (28 October 2011). “In Japan, Provocative Case for Staying Nuclear”. Wall Street Journal. 50 Park, Tong Whan (1998). The U.S. and the Two Koreas: A New Triangle. Lynne Rienner Publishers. p. 111. [Ama zon-US | Amazon-UK].

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Sejak 2003 hingga 2006, setiap bulan Korea Utara melakukan uji-coba intercontinental ballistic missile (ICBM). Korea Utara melakukan 5 (lima) kali uji-coba nuklir tahun 2006-2016. Januari 2016, Korea Utara melakukan uji-coba satu bom hidrogen miniatur (thermonuclear device). Namun, banyak ahli nuklir meragukan klaim Korea Utara tentang uji-coba hulu-ledak H-bomb itu. Meskipun, Korea Utara memulai program pengembangan nuklir sejak 1950-an khususnya program nuklir di reaktor nuklir Yongbyon, Korea Utara.51 Secara umum, Korea Utara memiliki hubungan dagang historis dengan Jepang. Misalnya, jelang 1960-an, total perdagangan Tiongkok dan Uni Soviet mencapai hampir ¾ nilai perdagangan Korea Utara. Tahun 1962, Uni Soviet dan Tiongkok mengurangi pasokan bantuan pembangunan ke Korea Utara. Di sisi lain, nilai perdagangan dengan Jepang naik tajam 159 yang mencapai ½ total perdagangan Korea Utara akhir 1960-an, meskipun tanpa adanya hubungan diplomatik kedua negara. Sejauh ini, Jepang belum memperlihatkan dasar dan arah merespons uji-coba nuklir Korea Utara, jika dibandingkan dengan sikap tegas Jepang terhadap uji-coba nuklir India dan Tiongkok. Tahun 2006, Dewan Keamanan PBB (U.N. Security Council) menjatuhkan sanksi terhadap Korea Utara atas upaya uji-coba senjata nuklir dan mempertegas sanksinya sebagai reaksi terhadap 5 (lima) kali uji-coba nuklir dan 2 (dua) peluncuran roket jarak- jauh Korea Utara. Sanksi Dewan Keamanan PBB berisi larangan terhadap setiap negara anggota PBB memasok sodium sianida ke Korea Utara dan Korea Utara harus mengakhiri semua program dan senjata biologis dan kimia.52

51 Simon Scarr, Weiyi Cai and Wen Foo, “Nuclear North Korea”, Reuters, 31 Desember 2016. 52 Michelle Nichols, “North Korea says U.S. has to roll back ‘hostile policy’ before talks”, Reuters, Jumat 19 mei 2017.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

4.1.2 Amerika Serikat

Sejak 1939, Amerika Serikat juga membangun Manhattan Project yang melibatkan kira-kira 6.500 tenaga ahli dan karyawan yang tersebar di 30 lokasi Amerika Serikat dan Kanada. Khusus produksi senjata dan lab rahasianya dipusatkan di Los Alamos, Meksiko, bekas sebuah sekolah peternakan kecil dekat Santa Fe. Lab desain dan produksi bom atom pertama kali mulai beroperasi musim semi tahun 1942 atas rekomenasi US Office of Scientific and Research Development Amerika Serikat (AS) dan Angkatan Bersenjata AS yang melihat peluang riset dan pengembangan bom atom dilakukan pada saat itu. J. Robert Oppenheimer memimpin sekelompok ahli dalam Manhattan Project, seperti Felix Bloch, Hans Bethe, Edward 160 Teller, dan Robert Seber. John H. Manley membantu J. Robert Oppenheimer melalui koordinasi dengan riset fusi di seluruh AS dari lab Metallurgical Laboratory di Chicago, Amerika Serikat. Akhir Perang Dunia II, Jenderal Groves dari jajaran Angkatan Bersenjata AS menghitung total pembiayaan riset dan pengembangan bom atom dari Manhattan Project berkisar 2,2 miliar dollar AS. Biaya ini tersedia, karena proyek itu didukung oleh Presiden Amerika Serikat. Sekitar pukul 05.30 pagi waktu setempat, Senin 16 Juli 1945, “Trinity”, nama kode situs uji-coba Manhattan Project di Alamorgodo, New Mexico, para ahli yang dipimpin oleh Oppenheimer dan Jenderal Groves menyaksikan ledakan pertama kali satu bom atom dengan daya ledak sekitar 19.000 ton TNT. Hingga akhir Juli 1945, Manhattan Project memproduksi dua jenis bom atom dengan nama kode “Fat Man” dan “Little Boy”.53

53 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

“Little Boy” itu akhirnya dijatuhkan oleh tentara Amerika Serikat di Hiroshima dan Nagasasi. Orang Jepang menyebutnya gensi bakudan – literer bermakna “original child bomb”. Ketika itu, Akio Morita, pendiri Sony, mantan perwira AL Jepang, 7 Agustus 1945, makan siang bersama koleganya di Kamakura, ketika berita dari pemboman Hiroshima tiba. Di saat-saat musim panas Agustus 1945 di Tokyo, Jepang, saat itu, Akio Morita berkomentar : “My reaction was the reaction of a scientist... We might as well give up our research right now. If the Americans can build an atomic bomb, we must be too far behind in every field to catch up!”54 Komentar Akio Morita itu mengisyaratkan bahwa para ahli di Jepang tidak menyangka bahwa ahli-ahli atom di Amerika Serikat jauh lebih cepat meriset dan mengembangkan bom atom daripada ahli-ahli atom di Jepang. 161 Bagi Akio Morita, teknologi sangat pokok ketika ia menjadi perwira Angkatan Laut Jepang pada Perang Dunia II. Akio Morita ditugaskan untuk memimpin tim riset sistem senjata canggih dan penginderaan malam hari (night-vision gun shights). Maskar Besar Angkatan Bersenjata Kekaiseran Jepang saat itu yakin bahwa terobosan dan inovasi teknologi dapat menentukan akhir gelombang Perang Dunia II. Semula Akio Morita mengira bahwa jarak atau kesenjangan sains dan teknologi antar Amerika Serikat dan Jepang tidak begitu jauh. Namun, ketika bom atom meluluh-lantakan Hiroshima dan Nagasaki, Morita langsung menyimpulkan : “a new kind of weapon that flashed and shone” telah digunakan oleh Amerika Serikat. Akio Morita, insyinur sangat terlatih dan ahli fisika, akhirnya mengetahui secara pasti, jenis senjata apa yang digunakan itu. 55

54 Gerard DeGroot, The Bomb: A Life, Random House, 2011, hlm. 92. 55 “The Miracle : The Epic Story of Asia’s Quest for Wealth”, The Washington Post, Michael Schuman, 2009.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Pada 2 September 1945, secara resmi, akhirnya Jepang menyerah kalah kepada Amerika Serikat dan Sekutu dalam Perang Dunia II Pasifik di kapal Missouri, AS, yang merapat ke Tokyo, Jepang. Saat itu, Akio Morita, 24, alumnus Universitas, bekerja di Tokyo, Jepang, menjadi anggota tim ahli dan insinyur yang meriset dan mengembangkan sistem senjata canggih pada Perang Dunia II.56 Saat itu, Akio Morita dapat memperkirakan jenis senjata AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki, dan ketertinggalan Jepang saat itu. Kini awal abad 21, Amerika Serikat berupaya merespons dinamika persaingan senjata nuklir di Asia Timur. Misalnya, Minggu 21 Mei 2017, Korea Utara melakukan uji-coba terakhir rudal balistik jarak-medium-jauh Pukguksong-2 sejak 500 km ke arah timur (Lautan Pasifik). Percobaan ini bertujuan menguji indeks teknis sistem 162 senjata dan kadar penyesuaian terhadap berbagai kondisi, sebelum digunakan oleh kekuatan militer.57 Hingga Mei 2017, terdapat sekitar 80 ribu personil militer AS berada di Jepang dan Korea Selatan. Uji-coba rudal antar-benua (ICBM) Korea Utara belakangan ini tidak hanya mampu mencapai Korea Selatan dan Jepang, tetapi juga diklaim, mampu mencapai zona daratan Amerika Serikat.58

4.1.3 Tiongkok dan India

Tiongkok pertamakali melakukan uji-coba bom atom tahun 1964 dan uji-coba bom hidrogen tahun 1967. Jumlah hulu-ledak nuklir Tiongkok termasuk rahasia negara. Tahun 2015, sejumlah ahli asal AS memperkirakan, Tiongkok memiliki sekitar 260 hulu ledak

56 David Marshall, Akio Morita And Sony, Orient Blackswan, 1996, hlm. 6-7. 57 “The Latest : North Korea confirms details of missile launch”, Associated Press, 21 Mei 2017. 58 Eric Talmadge, “North Korea says ready to doploy, mass-produce new missile”, Associated Press, 22 Mei 2017.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

nuklir pada tahun 2015.59 Tahun 2011, Tiongkok merilis White Paper (2011) hankam bahwa negara itu menerapkan no-first-use policy senjata nuklir.60 Mao Tse Tung merintis kebijakan program senjata nuklir sejak krisis Tiongkok vs Taiwan tahun 1954-1955 atas Quemoy dan Matsu Islands. Tahun 1958, Tiongkok membangun pabrik pengayaan uranium di Baotou dan Lanzhou dan fasilitas pabrik plutonium di Jiuquan serta situs uji-coba nuklir di Lop Nur tahun 1960. Ahli asal Rusia membantu program Tiongkok ini akhir 1950-an,61 seperti menyediakan proto-tipe bom, rudal, dan teknologi lainnya pada Oktober 1957. Tiongkok mengekspor uranium ke Rusia, yang memasok rudal R-2 untuk Tiongkok tahun 1958.62 Kemudian Tiongkok melakukan uji-coba nuklir pertama dengan kode 596 pada 16 Oktober 1964.63 Hasilnya, Tiongkok sulit mengembangkan program nuklir tanpa bantuan dari Uni Soviet. Uji- 163 coba nuklir bawah-tanah terakhir dengan total 45 kali, dilakukan oleh Tiongkok pada 29 juli 1996. Menurut Australian Geological Survey Organization di Canberra, Australia, hasil uji-coba nuklir Tiongkok itu berkisar 1-5 kiloton.64 Menurut perkiraan Defense Intelligence Agency (DIA) (Defense Estimative Brief, 1984) tahun 1984, bahwa persediaan nuklir Tiongkok berkisar 150-160 hulu ledak nuklir. Tahun 1993, menurut National Security Council (NSC) AS, Tiongkok memiliki kekuatan pertahanan nuklir berbasis 60-70 rudal balistik senjata nuklir.65

59 Hans M. Kristensen and Robert S. Norris (November/December 2011 vol. 67 no. 6). “Chinese nuclear forces, 2011. Bulletin of the Atomic Scientists. hlm. 81–87. 60 Ibid. 61 Burr, W.; Richelson, J. T. (2000–2001). “Whether to “Strangle the Baby in the Cradle”: The United States and the Chinese Nuclear Program, 1960–64. International Security. 25 (3): 54–99. 62 Jersild, Austin. “Sharing the Bomb among Friends: The Dilemmas of Sino-Soviet Strategic Cooperation”. Cold War International History Project, Wilson Center. 28 October 2013. 63 Burr, W.; Richelson, J. T. (2000–2001). “Whether to “Strangle the Baby in the Cradle”: The United States and the Chinese Nuclear Program, 1960–64. International Security. 25 (3): 54–99. 64 “Chinese Nuclear Tests Allegedly Cause 750,000 Deaths” Epoch Times. March 30, 2009. 65 “Report to Congress on Status of China, India and Pakistan Nuclear and Ballistic Missile Programs”. Fas.org.”, 2010.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Perkiraan Department of Defense (DoD) AS tahun 2004 bahwa Tiongkok memiliki sekitar 20 rudal balistik antara benua (ICBM) yang dapat mencapai zona AS. Pada tahun 2006, laporan DIA ke Komite Senat AS (Senate Armed Services Committe) bahwa “China currently has more than 100 nuclear warheads.” 66 Laporan DoD (2013) AS ke Kongres AS tahun 2013 menyebutkan bahwa arsenal nuklir Tiongkok terdiri dari 50-75 ICBM baik di darat maupun kapal selam rudal balistik. Laporan itu juga menambahkan bahwa Tiongkok memiliki sekitar 1.100 rudal balistik jangkauan jarak-pendek.67 Hingga awal abad 21, Tiongkok termasuk satu dari negara nuklir (nuclear weapons states) yang mengakui Nuclear Non- Proliferation Treaty (NPT). Tiongkok meratifikasi NPT pada tahun 1992. Tiongkok juga satu-satunya negara nuklir yang memberi 68 164 jaminan keamanan bagi negara tidak bersenjata nuklir. Sedangkan India mulai membangun teknologi nuklir sebagai respons terhadap konflik India-Pakistan, dan upaya AS menekan India selama Perang India vs Pakistan tahun 1971. Hasil, uji-coba nuklir India pertama kali tahun 1974 sebagai uji-coba nuklir dengan perkiraan 6-15 kiloton untuk perdamaian. Sejak itu, India melakukan riset dan pengembangan rudal balistik dan program nuklir. Pada Mei tahun 1998, India berhasil melakukan uji-coba lima cepis nuklir melalui 4 fusi dan satu cepis thermo-nuklir yang gagal. Awal abad 21, India diperkirakan memiliki sekitar 100 senjata nuklir.69 Tiongkok masih menolak India bergabung dalam kelompok negara The Nuclear Suppliers Group (NSG) yang berupaya

66 Ibid. 67 “Annual Report to Congress: Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2013” (Report). Office of the Secretary of Defense. 2013. 68 “Statement on security assurances issued on 5 April 1995 by the People’s Republic of China”, United Nations. 6 April 1995. 69 Robert Farley (2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

mencegah proliferasi senjata nuklir dengan mengendalikan akses teknologi sensitif bagi produksi senjata nuklir. NSG mengadakan pertemuan di Seoul, Korea Selatan, pada Juni 2016. Tiongkok menolak hadir dengan alasan bahwa India belum menanda-tangan NPT yang merupakan pakta kendali senjata nuklir global.70 Keanggotaan India ke dalam NSG membuka ruang kerjasama bidang persenjataan nuklir antara India-Amerika Serikat sejak tahun 2008. Karena itu, AS mendukung keanggotaan India ke dalam NSG. Sebaliknya, sebagian besar anggota NSG menolak keanggotan Pakistan, sekutu dekat Tiongkok. Karena Pakistan selama ini dituding sebagai kanal jaringan-kerja gelap selama bertahun-tahun bagi rahasia nuklir dari dan ke negara-negara seperti Korea Utara dan Iran.71 Secara umum, dapat dikemukakan bahwa kekuatan nuklir Tiongkok awal abad 21, telah “terkepung” oleh kesepakatan nuklir (khususnya sipil) antara AS dan sekutu-kutunya di Asia Pasifik. 165 Misalnya, kerjasama nuklir sipil India-AS semakin berkembang melalui kesepakatan bidang liabilitas dalam kasus kecelakaan dan bencana akibat nuklir. Kesepakan ini dicapai pada saat kunjungan Presiden AS Barack Obama ke India pada tahun 2015. Penanda-tanganan kerjasama nuklir sipil India-AS berlangsung pada tahun 2008.72 Perancis merupakan negara pertama merajut kerjasama nuklir dengan India usai pencabutan embargo dari NSG terhadap India September 2008. April 2015, hasil kunjungan PM India, Modi, ke Perancis, suplier nuklir Perancis dan Nuclear Power Corporation of India (NPCI) merencanakan pembangunan sekitar 6 reaktor nuklir di negara bagian Maharashtra, India.73 Program energi nuklir sipil India terhambat karena embargo negara-negara NSG sejak uji-coba nuklir India di Pokhran tahun

70 James Pearson and Michael Martina, “China rejects bending rule for India to join NSG”, Reuters, Jumat 24 Juni 2016. 71 Ibid. 72 Sinderpal Singh, Modi and the World: (Re) Constructing Indian Foreign Policy, World Scientific, 2017, hlm 153. 73 “Areva Signs Jaitapur Agreements”, World Nuclear News, 13 April 2015.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

1974. Keterbatasan akses uranium dalam negeri menyebabkan India mengandalkan siklus bahan nuklir dari cadangan thorium India. 74 Kanada dan India juga mencapai kesepakatan ekspor uranium senilai 280 juta dollar dari Kanada untuk India sejak April 2015 selama 5 (lima) tahun mendatang. Capaian tersebut merupakan hasil kunjungan PM India, Modi, ke Kanada pada April 2015. 75 Sebelumnya, pada September 2014, Pemerintah Australia dan Pemerintah India menanda-tangan kesepakatan nuklir sipil yang membuka ruang bagi Australia mengekspor uranium ke India. Kesepakatan ini merupakan hasil kunjungan PM Australia, Tony Abbot, ke India pada September 2014. Desember 2015, India dan Jepang mencapai memorandum kerjasama energi nuklir sipil. Pada Rabu 17 Mei 2017, Pemerintah India menyetujui 166 rencana pembangunan 10 reaktor nuklir dengan kapasitas sekitar 7.000 megawatts (MW) atau lebih dari seluruh kapasitas India saat ini. Langkah Perdana Menteri ini merespons risiko batalnya kesepakatan India dengan pembangunan reaktor Westinghouse (milik Toshiba Jepang) yang hendak membangun 6 dari reaktor AP1000 di India.76 India telah membangun kapasitas nuklir 6.780 MW dari 22 pembangkit nuklir dan merencanakan pembangunan 6.700 MW tahun 2021-2022. Pembangunan reaktor nuklir India tersebut diperkirakan akan menciptakan lapangan kerja sekitar 33.400 pekerjaan di berbagai sektor industri.77

74 “India and Australia seal civil nuclear deal for uranium trade”, Reuters, 5 September 2014. 75 “Canada, India unveil nuclear supply deal, bury nuclear discord”, Reuters, 15 April 2015. 76 Geert De Clercq and Kentaro Hamada and Makiko Yamazaki; Douglas Busvine and Sanjeev Miglani, “Battered Toshiba seeks exit from UK, India in nuclear retreat: sources”, Reuters, Jumat 3 Februari 2017. 77 Sudarshan Varadhan, “Indian cabinet approves plans to build 10 nuclear reactors”, Reuters, Kamis 18 Mei 2017.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

4.2 Ahli Asal Maluku dan Awal Era Atom Negara RI

AS melakukan uji-coba senjata nuklir dengan nama kode Able di Pulau Karang Bikini (Bikini Atol) tanggal 30 juni 1946. Ini merupakan tahap awal dari seluruh uji-coba senjata nuklir Amerika Serikat periode tahun 1946 – 1962 di sejumlah situs Kepulauan Marshall dan Lautan Pasifik. Pemerintah AS menyebut zona ini “The Pacific Proving Grounds”.78 Serangkaian uji-coba senjata thermo-nuklir daya ledak tinggi dilaksanakan oleh Amerika Serikat di Bikini Atoll, Kepulauan Marshall, sebagai bagian dari Operation Castle. Uji-coba 1 Maret 1954 menggunakan cepis nuklir (nuclear devices) sangat kuat dan merupakan senjata thermo-nuklir berbahan lithium-deuteride. Operasi perdana ini dilabel Castle Bravo dengan kekuatan sekitar 15 megaton TNT atau hampir 2,5 lebih besar dari yang diduga. 167 Akibatnya, terjadi kontaminasi radio-aktif di zona timur Bikini Atoll.79 Limbahan atau curahan radioaktif detonasi akibat uji- coba senjata nuklir AS tersebut di atas mencapai penduduk di pulau karang Rongelap dan Utirik serta menyebar ke berbagai zona dunia. Penduduk yang gagal dievakuasi selama 3 (tiga) hari kemudian terkena radiasi. Awak kapal penangkapan iklan Jepang (Daigo Fukuryu Maru) juga terkena limbahan radio-aktif (acute radiation syndrome). Sehingga uji-coba nuklir AS itu memicu reaksi keras masyarakat internasional terhadap uji-coba thermo-nuklir atmosferik. 80

78 Chuck Hansen, U. S. Nuclear Weapons: The Secret History (Arlington: AeroFax, 1988) 79 Holly M. Barker, Bravo for the Marshallese: Regaining control in a Post-Nuclear, Post Colonial World (Belmont, CA: Wadsworth, 2004) 80 Foster, John Bellamy (2009). “The Ecological Revolution: Making Peace with the Planet”. Monthly Review Press. hlm. 73.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Pasca tragedi Castle Bravo, AS membayar 15,3 juta dollar AS kepada Jepang.81 Karena uji-coba atmosferik skala besar, khususnya dampak operasi Castle Bravo tahun 1954, banyak pulau di Pacific Proving Grounds sampai awal abad 21 ini masih terkontaminasi limbah nuklir (nuclear fallout). Banyak penduduk terkena kanker dan lahir cacat.82 Sejak 1956, AS telah membayar sedikitnya 759 juta dollar AS ke penduduk Kepulauan Marshall sebagai kompensasi atas derita akibat uji-coba thermo-nuklir AS. 83 Presiden RI Soekarno juga merespons potensi risiko dan akibat dari uji-coba thermo-nuklir AS di Pasifik tersebut di atas dengan merilis Keputusan Presiden RI No. 230 Tahun 1954. Isinya, yakni pembentukan Panitia Negara dengan tugas antara lain menyelidiki radio-aktivitet dan tenaga atom. Keputusan Presiden RI Soekarno ini juga menetapkan Dr. G. A. Siwabessy sebagai Ketua 168 Panitia Negara. Ini pula menjadi jejak awal dari Era Atom (Atomic Era) Negara RI yang dibahas berikut ini.

4.2.1 Tenaga Atom Sebagai Energi Pembangunan Negara

Presiden Republik Indonesia Serikat (RIS) Soekarno menerbitkan keputusan strategis Keppres No. 230 Tahun 1954 sebagai jejak awal dan pijakan strategi nuklir Negara RIS pada tahun 1954. Presiden RIS Soekarno merilis keputusan strategis tenaga atom sebagai energi pembangunan Negara RIS berdasarkan 2 (dua) pertimbangan pokok yakni :

81 “Welcome to the Marshall Islands Nuclear Claims Tribunal” The Brookings Institution. 1998. 82 Land, CE; Bouville, A; Apostoaei, I; Simon, SL. “Projected lifetime cancer risks from exposure to local radioactive fallout in the Marshall Islands”, Health Phys. 99: 201–15 83 “Welcome to the Marshall Islands Nuclear Claims Tribunal” The Brookings Institution. 1998.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Pertama, dinamika lingkungan global awal 1950-an menunjukkan perkembangan pemakaian tenaga atom di berbagai negara. Karena itu, Negara RIS perlu mengadakan usaha-usaha di bidang tenaga atom yaitu (1) menjelidiki radio-aktivitet dan tenaga atom; (2) menyelidiki pemakaian tenaga atom sebagai energi yang baru dalam masa pembangunan negara; (3) memberikan penerangan kepada kalayak ramai tentang tenaga atom dan akibat-akibatnja dalam waktu damai dan dalam waktu perang; dan (4) melaporkan kepada Pemerintah tentang hasil- hasil penelitian poin ke-1 dan poin ke-2 tersebut di atas. Kedua, ketiga tugas tersebut di atas mesti dilaksanakan oleh suatu Panitia Negara. Penanganan tenaga atom harus dikuasai oleh Negara RIS untuk kemakmuran rakyat, perlindungan segenap Bangsa dan seluruh tumpah-darah sesuai amanat Alinea IV Pembukaan UUD 1945. Panitia Negara ini diberi nama “Panitia 169 Negara untuk Penjelidikan Radio-aktivitet”. Ketiga, dasar yuridis dari keputusan strategis Presiden RIS Soekarno No. 230/1954 ialah Pasal 82 dan Pasal 85 Undang- undang Dasar Sementara (UUDS) Republik Indonesia. Presiden RIS Soekarno juga mendengar laporan hasil rapat Dewan Menteri ke-75 tanggal 21 September 1954. UUDS RI berlaku sejak 7 Agustus tahun 1950 sampai 5 Juli tahun 1959.84 Keputusan Presiden No. 230/1954 menetapkan juga susunan Anggota Panitia Negara yakni :

84 Keppres No. 230/1954.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Tabel. Susunan Keanggotaan Panitia Negara 85

No. Nama Kementerian 1 Dr. Sjahriar Rassad Kementerian Kesehatan 2 Charidji Kesuma Kementerian Pertanian 3 Prof. Ir. Johannes Kementerian PP dan K 4 Ir. Sudjito Danuseputro Kementerian Perhubungan 5 Prof. Ir. Gunarso Kementerian Perhubungan 6 Prof. Dr. Bahder Djohan Kementerian PMI Pusat 7 Dr. Rubiono Kertopati Kementerian Jawatan Sandi 8 Suwito Kementerian Penerangan 9 Ir. Inkiriwang Kementerian PU dan Tenaga 10 Kolonel Adam Kementerian Pertahanan 11 Mayor Udara Dr. Sarjanto Kementerian Pertahanan

Biaya pelaksanaan tugas-tugas Panitia Negara dibebankan kepada Kabinet Perdana Menteri sesuai dengan Peraturan- Peraturan Panitia Negara Kusus. Keputusan Presiden RIS Soekarno 170 No. 230/1954 mulai berlaku sejak 23 November tahun 1954.86 Berdasarkan laporan hasil penyelidikan Panitia Negara tentang nilai strategis dari kegiatan riset tenaga atom bagi pembangunan negara, pada tahun 1958, Presiden RIS Soekarno menebitkan Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1958 tanggal 5 Desember 1958. Presiden Sukarno menerbitkan Keppres No 230/1954 tentang pembentukan Panitia Negara untuk Penjelidikan Radio- Aktivitet pada 23 November 1954. Panitia Negara ini dipimpin ahli radiologi dalam negeri, Dr. G.A. Siwabessy, yang baru menyelesaikan studi di London, Inggris. Tim Siwabessy memusatkan fokus penyelidikan di zona- zona yang berdekatan dengan Samudera Pasifik, seperti Manado,

85 Ibid. 86 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Ambon, dan Timor. Hasil penelitian tim Siwabessy menyimpulkan bahwa Rakyat dan negara RIS aman dari dampak ujicoba thermo- nuklir AS tahun 1954 di Pasifik.

4.2.2 Tenaga Atom Sebagai Alat Kesejahteraan Rakyat

Akhir 1950-an, Pemerintah Republik Indonesia Serikat (RIS) sudah melihat fungsi strategis dari tenaga atom untuk mensejahterakan rakyat. Pemerintah RIS di bawah pimpinan Presiden RIS Soekarno juga melihat unsur politik internasional dari pengembangan tenaga atom serta peran partikelir atau swasta dalam usaha pengembangan tenaga atom di Negara RIS sejak akhir 1950-an. Tim Siwabessy juga menyampaikan sarana kepada Pemerintah RIS agar memperhatikan riset dan pengembangan tenaga nuklir. 171 Hasilnya, Pemerintah RIS membentuk Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) berdasarkan PP No. 65 tahun 1958. Dari hasil penyelikan terhadap dampak radio-aktif terhadap Rakyat dan kawasan Negara RI, tim Dr. G.A. Siwabessy juga mengajukan saran kepada Pemerintah RIS untuk memperhatikan riset dan pengembangan tenaga atom untuk pembangunan Bangsa dan Negara. Berdasarkan saran tim Dr. G.A. Siwabessy yang tergabung dalam Panitia Negara itu pula menjadi alasan Pemerintah RI menerbitkan PP No. 65/1958. Tanggal 5 Desember 1958, Presiden RIS Soekarno menetapkan Peraturan Pemerintah (PP) No. 65 Tahun 1958 tentang Dewan Tenaga Atom dan Lembaga Tenaga Atom. Presiden RIS Soekarno mencabut surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 230 tahun 1954. Presiden RIS Soekarno menerbitkan PP No. 65/1958 setelah mendengar laporan Dewan Menteri dalam Sidang tanggal 21 November tahun 1958.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Dari laporan Dewan Menteri, Presiden RIS Soekarno mendapat gambaran sebagai pertimbangan pokok bahwa (1) perkembangan tenaga atom sangat penting dalam usaha kemajuan dunia; (2) untuk menyelenggarakan kesejahteraan Rakyat Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) perlu dipergiat usaha bidang tenaga atom; dan (3) Pemerintah Negara RI perlu membentuk badan-badan Pemerintah sebagai pusat kegiatan bidang tenaga atom untuk melaksanakan tugas poin ke-1 dan poin ke-2 tersebut di atas. Dasar yuridis PP No. 65/1958 yakni (1) Pasal-pasal 37 ayat (3), 39 ayat (3), 82 dan 98 Undang-undang Dasar Sementara Republik Indonesia; (2) Indische Bedrijvenwet (Stbl. 1927 No. 419). Pemerintah RI membentuk 2 (dua) badan pemerintah 172 untuk merespons dinamika global dan kebutuhan pembangunan, khususnya mewujudkan kesejahteraan Rakyat Negara RI, yakni (1) Dewan Tenaga Atom bertugas untuk memberi nasehat kepada Dewan Menteri dalam soal-soal politik yang berhubungan dengan perkembangan tenaga atom di Indonesia dan dunia internasional (Pasal 1 ayat 1 PP No. 65 Tahun 1958); dan (2) Lembaga Tenaga Atom untuk melaksanakan, mengatur dan mengawasi penyelidikan dan penggunaan tenaga atom di Indonesia demi keselamatan dan kepentingan umum (Pasal 1 ayat 2 PP No. 65 Tahun 1958). Dewan Tenaga Atom, menurut Pasal 2 PP No. 65/1958, terdiri dari Perdana Menteri sebagai Ketua, dan Menteri Kesehatan, Menteri Pertanian, Menteri Perindustrian, Menteri Luar Negeri, Menteri Pertahanan, Menteri Keuangan dan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan sebagai anggota, yang jika perlu diperluas atas penunjukan Dewan Menteri.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Lembaga Tenaga Atom (LTA), menurut PP No. 65/1958, melaksanakan program-program strategis bidang tenaga atom Negara RI. Oleh karena itu, pimpinan LTA dikepalai oleh seorang Direktur Jenderal yang diangkat oleh Presiden atas usul Perdana Menteri (Pasal 4 ayat 1 PP No. 65/1958). Dalam pekerjaannya, Direktur Jenderal dibantu oleh Kepala- kepala Departemen yang diangkat oleh Perdana Menteri atas usul Direktur Jenderal (Pasal 4 ayat 2 PP No. 65/1958). Untuk meraih sasaran tenaga atom sebagai sarana mewujudkan kesejahteraan rakyat dan kemajuan dunia, menurut Pasal 7 PP. No. 65/1958, Lembaga Tenaga Atom melaksanakan 8 (delapan) tugas pokok yaitu :

(1) Lembaga berdasar keselamatan dan kepentingan umum mengatur dan mengawasi, serta melaksanakan hal-hal tersebut dalam pasal ini, dan bekerja-sama dengan semua 173 instansi Pemerintah dan partikeli yang mempunyai sangkut- paut dengan perkembangan tenaga atom di Indonesia; (2) Lembaga menyelidik di mana dalam wilayah Negara Republik Indonesia terdapat bahan tenaga atom dan berapa jumlah kekayaan Indonesia akan bahan-bahan tersebut; (3) Lembaga memajukan penggunaan tenaga atom dalam lapangan-lapangan pengobatan, pertanian, perindustrian dan lapangan-lapangan lain; (4) Untuk maksud-maksud tersebut, Lembaga membangun peralatan serta perlengkapan yang perlu untuk menyelenggarakan penyelidikan-penyelidikan; (5) Lembaga mendidik tenaga-tenaga ahli untuk mencapai maksud-maksud tersebut; (6) Lembaga mempelajari dan menye lesaikan soal-soal hu- kum yang bertalian dengan pelaksanaan tugas Lembaga; (7) Lembaga memberikan penerangan-penerangan yang

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

bersifat tehnik maupun umum untuk semua lapisan masyarakat agar rakyat sadar dan menaruh minat akan arti perkembangan dan penggunaan tenaga atom, terutama untuk maksud-maksud damai; (8) Lembaga menyelenggarakan tugas-tugas lain di dalam lapangan tenaga atom.

Pasal 8 PP No. 65/1958 menetapkan pula mata-rantai pertanggung jawaban pelaksanaan tugas-tugas Lembaga Tenaga Atom yaitu (1) Direktur Jenderal menerima dan melaksanakan petunjuk dari Perdana Menteri; (2) (2) Direktur Jenderal bertanggung jawab kepada Perdana Menteri. Sedangkan sumber pembiayaan pelaksanaan tugas-tugas LTA, menurut Pasal 9 PP. No. 65/1958 yaitu (1) Semua pengeluaran untuk Dewan dan Lembaga dibebankan 174 atas Anggaran Belanja Bagian I Pemerintah Agung dan Badan-badan Pemerintah Tertinggi; (2) Cabang-cabang atau Bagian-bagian dari Cabang-cabang dapat ditunjuk menjadi perusahaan Negara dalam arti pasal 2 “Indische Bedrijvenwet” (Stbl. 1927 No.419). Khusus Pasal 9 ayat (2) PP No. 65/1958 menyatakan bahwa untuk kelancaran oleh Lembaga dapat didirikan cabang-cabang, yang untuk seluruhnya atau sebagian dapat ditunjuk menjadi perusahaan Negara dalam arti pasal 2 “Indische Bedrijven Wet (Stbl. 1927 No.419)”, misalnya bagian produksi isotop-radioaktif untuk keperluan rumah sakit dan lain-lain. Dalam hubungan ini dapatlah dipakai sebagai contoh Undang-undang Darurat No.14 tahun 1955 (Lembaran Negara 1955 No.42) tentang Penunjukan bagian pembuatan serum dan vaksin dari pada Lembaga Pasteur di Bandung menjadi perusahaan Negara dalam arti “Indische Bedrijvenwet (Stbl. 1927 No.419)”. Sebagai Direktur LTA, Dr. G.A.Siwabessy membuat blue print pengembangan nuklir Negara RIS. Program lain dari LTA ialah

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

menyediakan program beasiswa kepada mahasiswa atau mahasiswa Negara RIS untuk mempelajari nuklir di negara-negara lain. LTA juga memprakarsai berbagai kerjasama internasional, seperti Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA). Upaya LTA di bawah pimpinan Direktur Dr. G.A. Siwabessy terkait program tenaga atom membuahkan hasil antara lain. mendapatkan bantuan dari AS. Pada Juni 1960, Negara RI menandatangani kerjasama bilateral bidang nuklir dengan AS melalui program “Atom for Peace”. AS mengirim tenaga ahlinya ke program tenaga atom Indonesia. Pada April 1961 Indonesia berhasil membangun reaktor nuklir pertamanya, Triga-Mark II.

4.2.3 Tenaga Atom dan Revolusi Nasional

Pada 5 Juli 1959, Presiden RIS Soekarno merilis Dekrit 175 Presiden untuk kembali ke UUD 1945. Sebagaimana telah dipaparkan pada bagian awal tulisan bab 4 ini, bahwa tanggal 26 Desember tahun 1964, dengan persetujuan Dewan Perwakilan Gotong Royong, Presiden RI Soekarno memutuskan penetapan UU No. 31 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Dasar yuridisnya ialah Pasal 5 jo pasal 20, 23 dan 33 Undang- Undang Dasar Tahun 1945. Satu dari pertimbangan pokok dan strategis dari penetapan UU No. 31/1964 ialah “bahan-bahan tenaga atom mempunyai arti yang penting sebagai unsur bagi pembangunan dan kemajuan dalam bidang penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain bidang guna kepentingan rakyat dan negara di dalam menyelesaikan revolusi nasional, dan oleh karena itu harus dimiliki dan dikuasai oleh Negara.” 87

87 UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Tenaga Atom.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Enam pertimbangan strategis lain dari UU No. 31/1964 yakni pertama, penggunaan dan perkembangan tenaga atom di lapangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan soal yang mutlak dalam usaha kemajuan dunia zaman sekarang. 88 Kedua, penggunaan dan perkembangan tenaga atom di segala bidang dan dalam segala bentuk sangat perlu untuk pediawasi, serta mendapat bimbingan dan dorongan dari Pemerintah untuk kepentingan nasional pada umumnya dan pembangunan semesta pada khususnya; Ketiga, pengusahaan, penggunaan, pengembangan dan pengawasan dalam lapangan tenaga atom ditujukan kepada keselamatan/kesehatan dan kesejahteraan rakyat Indonesia; Keempat, berhubung dengan pertimbangan-pertimbangan di atas perlu adanya hukum nasional tentang tenaga atom yang 176 menjamin penggunaan bahan-bahan tenaga atom di segala bidang dan mengawasi keselamatan dan kesehatan para petugas, penduduk di sekitarnya dan seluruh rakyat serta keperluan dan hajat hidupnya; Kelima, hukum nasional tentang tenaga atom harus mewujudkan penjelmaan dari pada Pancasila sebagai azas kerohanian negara dan cita-cita bangsa, seperti yang tercantum dalam Mukadimah Undang-Undang Dasar; Keenam, oleh karena itu perlu diletakkan sendi-sendi dan ditetapkan ketentuan-ketentuan pokok dalam bentuk Undang- undang, yang akan merupakan dasar bagi penyusunan hukum tenaga atom Negara RI. Hal pokok pertimbangan strategis tenaga atom menurut UU No. 31 Tahun 1964 yakni ideologi yang dianut dalam pengembangan tenaga atom ialah Pancasila. Sedangkan dasar yuridisnya ialah UUD 1945. Revolusi nasional hendak diwujudkan

88 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

melalui pemanfaatan bahan-bahan atom segala bidang penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain bidang. Karena itu, bahan-bahan atau tenaga atom harus dikuasai oleh negara untuk kepentingan rakyat dan negara. Sejak akhir 1950-an, Amerika Serikat juga sudah melihat faktor strategis dari penggunaan tenaga atom. Di sisi lain, program nuklir menghabiskan anggaran besar dari Pemerintah Federal AS. Tanpa ada gambaran bagi profit. Karena semua program nuklir berada di bawah kendali militer dan Pemerintah AS. Maka Pemerintah AS mulai melihat peluang melibatkan swasta dalam proyek nuklir atau pengembangan teknologi nuklir. 89 Dari kebutuhan dana tersebut di atas, AS mengembangkan program teknologi nuklir sipil. AS juga mendorong negara- negara lain mengembangkan program dan industri nuklir sipil. Presiden AS Eisenhower merilis gagasan AS ini di depan sidang 177 Majelis Umum PBB tahun 1953. Isinya ialah gagasan AS tentang program “Atoms for Peace”. Gagasan ini menjadi cikal-bakal pembentukan badan nuklir dunia, International Atomic Energy Agency (IAEA), yang bertugas sebagai pengawas dan pengendali proliferasi senjata nuklir duni.90 Faktor dan dinamika global tersebut di atas mendorong Pemerintah RIS tahun 1954-1959 dan Pemerintah RI mengembangkan kapasitas nuklir Negara RIS/RI tahun 1954 – 1964. Di sisi lain, Ketua Lembaga Tenaga Atom (LTA), Dr. G. A. Siwabessy dan timnya mendapat celah untuk bermitra dengan IEA dan akses ke teknologi nuklir AS. Misalnya, LTA diberi hibah 350 ribu dollar AS dari Atoms for Peace Program Amerika Serikat untuk membangun reaktor nuklir pertama di Bandung, Jawa Barat.

89 Lee Clarke, “The Origins of Nuclear Power: A Case of Institutional Conflict,” Social Problems 32,5 (1995): 474–87. 90 Joseph A. Camilleri, The State and Nuclear Power: Conflict and Control in the Western World (Brighton: Wheatsheaf Books, 1984).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Juli 1960, Pemerintah Negara RI mengadakan kontrak kerjasama dengan Pemerintah AS selama jangka waktu 5 (lima) tahun yang isisnya antara lain mengenai pembelian dan pemasangan reaktor jenis Triga Mark II dari General Atomic San Diego USA seharga 350 ribu dollar AS pada 11 Maret 1961. Tanggal 9 April 1961, Presiden RI Soekarno meletakkan batu pertama pembangunan reaktor Triga Mark II. Tenaga ahli IEA melakukan penelitian radiasi di lingkungan reaktor yang hendak dibangun. Reaktor nuklir perdana Negara RI tersebut diberi nama oleh Presiden RI Soekarno, Triga Mark II dengan kapasitas 250-kilowatt. Fokusnya ialah memproduksi isotop dan uji-coba fisika neutron. Kemudian pada tahun 1965, LTA diganti dengan nama BATAN (Badan Tenaga Atom Nasional). Badan ini sudah 178 selevel dengan kabinet dalam pemerintahan Negara RI. Sejak itu pula, Presiden RI Soekarno mengirim tenaga ahli belajar ke berbagai negara di bidang engineering dan sains nuklir, antara lain dari Universitas Gajah Mada (UGM) dan Institut Teknologi Bandung (ITB).91 Tahun 1965, Indonesia memasuki era atom dengan beroperasinya dan diresmikannya reaktor pertama “Triga Mark II”, oleh Preside Soekarno, yang berdaya 250 kw. Pemerintah RI membentuk Badan Tenaga Atom sesuai dengan ketentuan UU No. 31 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom Tahun 1964 yang tugasnya yaitu melaksanakan, mengatur, dan mengawasi penggunaan tenaga nuklir.

91 Daniel Poneman, Nuclear Power in the Developing World (London: Allen and Unwin, 1982).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

4.2.4 Faktor Politik Tenaga Atom Era Atom (Atomic Era) Negara RI tahun 1960-an memiliki sejarah panjang. Sekembalinya dari Kairo (Mesir) tahun 1964, Presiden RI Soekarno berkunjung ke Shanghai (Tiongkok) pada 4 November 1964, hampir tiga pekan pasca uji coba peledakan bom atom pertama Tiongkok tanggal 16 Oktober 1964. Presiden RI Soekarno terbang ke Shanghai, Tiongkok, dan mengadakan pertemuan dengan Perdana Menteri Tiongkok Zhou Enlai (1949-1976). Pertemuan Presiden RI Soekarno – PM Zhou Enlai menandai babak baru perkembangan strategi kebijakan Presiden RI Soekarno di bidang tenaga tom. Dalam pertemuan di Shanghai itu, PM Tiongkok Zhou Enlai menjanjikan bantuan ekonomi dan militer untuk Negara RI. PM Tiongkok Zhou Enlai tidak menyediakan bantuan pesawat tempur dan kapal perang dari bantuan Uni Svoiet untuk Negara 179 RI. Zhou Enlai menawarkan bantuan senjata untuk Indonesia.92 Jenis senjata ini lazimnya merupakan jenis senjata “fifth force” (angkatan ke-5) atau “people’s militia” dalam perang grilya (revolusi).93 Pertemuan Presiden RI Soekarno dan PM Tiongkok Zhou Enlai diikuti oleh kunjungan khusus Menlu Tiongkok, Chen Yi dan Chang Wen-chin, direktur Deplu TIONGKOK, ke Jakarta pada tanggal 27 November 1964. Rilis pemberitaan pers hasil pertemuan Menlu RI Dr. Subandrio dan Menlu Tiongkok Chen Yi pada tanggal 3 Desember 1964 menyatakan bahwa Pemerintah RI dan Pemerintah Tiongkok sepakat memperkuat kemitraan kebijakan luar negeri.94

92 J. D. Armstrong, Revolutionary Diplomacy: Chinese Foreign Policy and the United Front Doctrine, University of California Press, 1980, hlm. 129. 93 Rex Mortimer, Indonesian Communism Under Soekarno: Ideology and Politics 94 Antonie C.A. Dake, In the Spirit of the Red Banteng: Indonesian Communists between Moscow and Peking 1959-1965, the University of Michigan, hlm. 326-327.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Chen Yi juga menegaskan dukungan Tiongkok terhadap politik Presiden RI Soekarno terhadap Federasi Malaysia. Menteri Luar Negeri (Menlu) Tiongkok Chen Yi juga menambah jumlah pinjaman sebesar 50 juta dollar AS dari Tiongkok untuk pembangunan ekonomi dan cadangan devisa Negara RI. Sejak Maret 1964, Tiongkok siap menyediakan dana melalui Bank of China di Jakarta.95 Karena Malaysia diterima sebagai anggota PBB, pada tanggal 7 Januari 1965, Presiden RI Soekarno memutuskan bahwa Negara RI keluar dari keanggotaanya pada PBB. Kebijakan itu dirilis oleh Presiden RI Soekarno jelang pertemuan 42 orang anggota delegasi di bawah pimpinan Menlu RI Dr. Subandrio dengan delegasi Zhou Enlai di Canton, Tiongkok, pada 23-28 Januari 1965. Tim delegasi Menlu RI Dr. Subandrio ke Canton, Tiongkok, 180 terdiri dari unsur sipil dan perwira Angkatan Darat (AD), Angkatan Laut (AL), dan Angkatan Udara (AU) Negara RI. Hasil pertemuan delegasi Subandrio ke Tiongkok dirumuskan dalam pernyataan bersama tanggal 28 Januari 1965 bahwa wakil Pemerintah Negara Indonesia dan negara Tiongkok menyepakati : “…to strengthen their technical cooperation, expand trade, develop maritime transportation between them and strengthen friendly contacts in the military field.” 96 Pertemuan Presiden RI Soekarno dan PM Tiongkok, Zhou Enlai di Shanghai, Tiongkok, pada bulan November 1964,

95 Tang Tsou, China in Crisis, Volume 2: China’s Policies in Asia and America’s Alternatives, University of Chicago, Center for Policy Study, hlm. 339.. ,96 “China-Indonesia Joint Statement”, Peking Review, 6, 1965, hlm. 8.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

dilaksanakan beberapa saat setelah Tiongkok melakukan uji-coba peledakan bom atom pertama pada tanggal 16 Oktober 1964. Sedangkan Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet telah menanda- tangan perjanjian Nuclear Test Ban Treaty tanggal 5 Agustus 1963 di Moskwa, Uni Soviet. 97 Kemudian di New York, Amerika Serikat, Desember 1964, Menlu Negara RI Dr. Subandrio menyampaikan kepada sejumlah diplomat Indonesia dalam suatu pertemuan rahasia bahwa delegasi 42 sipil dan militer Negara Republik Indonesia ke Canton (Tiongkok) membuka jalan bagi kerjasama militer dengan Tiongkok. Langkah ini merupakan bagian dari desain strategi besar untuk memecah kekuatan Inggris dan Amerika Serikat dan melawan sisa-sisa basis neo-kolonialisme di Asia Tenggara. 98 Tanggal 26 Desember 1964 atau lebih dari sebulan pasca pertemuan Presiden RI Soekarno dan Perdana Menteri Tiongkok, 181 Zhou Enlai, di Shanghai, Presiden RI Soekarno mengesahkan UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Tenaga Atom. Pasal 5 ayat (1) UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan- Ketentuan Pokok Tenaga Atom menyatakan bahwa : “Bahan-bahan tenaga atom dan bahan-bahan bakar nuklir mempunyai arti yang penting sebagai unsur bagi pembangunan dan kemajuan dalam bidang penelitian, pendidikan, kesehatan, biologi, pertanian, industri dan lain-lain bidang guna kepentingan rakyat dan negara di dalam menyelesaikan revolusi nasional, dan oleh karena itu harus dimiliki dan dikuasai oleh Negara.”

97 Jonathan Medalia, Comprehensive Nuclear-Test Ban Treaty: Updated, Safeguards, and Net Assessments, DIANE Publishing, 2009, hlm. 3. 98 David Mozingo, Chinese Policy Toward Indonesia, 1949-1967, Equinox Publishing, hlm. 12. R. Shaplen, Time Out of Hand, London, 1969, hlm. 80.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Pasal 5 ayat (1) UU No. 31/1964 berkaitan dengan kewenangan dan kekuasaan atas tenaga atom. Bunyi pasal ini menyiratkan revolusi nasional Presiden Soekarno melalui strategi tenaga atom atau negara RI menjadi kekuatan nuklir. Tanggal 21 September tahun 1960, Pemerintah RI telah menanda-tangan kerjasama program asistansi nuklir US Atom for Peace secara bilateral selama 5 (lima) tahun dengan Amerika Serikat.99 US Atom for Peace merupakan program pokok strategi AS di bidang non-proliferasi atom tahun 1950-an hingga 1970-an. Bentuk programnya ialah alih-teknologi nuklir dan fusi nuklir dari stok negara nuklir ke program energi atom negara non-senjata nuklir.100 Melalui kesepakatan kerjasama US Atom for Peace antara negara RI dan negara AS tersebut, negara AS menjanjikan hibah 350 ribu dollar AS untuk mendanai suatu reaktor riset di Bandung, Jawa 182 Barat dan mengizinkan US Agency for International Development menyediakan dana 141 ribu dollar AS untuk program riset atom. 101 Bagian dari perjanjian RI-AS tersebut di atas berisi kesepakatan non-proliferasi dan larangan penggunaan material nuklir untuk tujuan militer dan senjata : “no material … will be used for atomic weapons or for research on or development of atomic weapons.” 102 Sejumlah Menteri Kabinet Dwikora negara RI menyampaikan penghargaan kepada Tiongkok atas keberhasilan melakukan peledakan bom atom pertama pada Oktober 1964, melalui Kedutaan Besar Tiongkok di Jakarta,.103 Tanggal 15 November 1964, seorang perwira militer Negara RI menyampaikan kepada Antara bahwa Negara Republik

100 Peter R. Lavoy, “Learning and Evolution of Cooperation in US and Soviet Nuclear Nonproliferation Acvitities”, dalam George W. Breslauer and Philip E. Tetlock, eds., Learning in US and Soviet Foreign Policy, Boulder, CO : Westview Press, 1991, hlm. 754. 101 Daniel B. Poneman, “Indonesia”, dalam James E. Katz and Onkar S. Marwah, eds., Nuclear Power in Developing Countries, Lexington, MA: Lexington Books, 1982, hlm. 183. 102 Ibid. 103 “World Acclaims China’s Nuclear Success,” Peking Review 43 (1964), hlm. 10.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Indonesia mungkin dapat memiliki bom atom sendiri dan memberi kejutan pada Hari ABRI tanggal 5 Oktober 1965.104 Pernyataan perwira ABRI itu menyita perhatian berbagai negara di Asia Tenggara, khususnya Inggris dan Amerika Serikat. Misalnya, Tun Abdul Razak wakil PM Malaysia melihat ini sebagai ancaman kawasan : “It is a serius threat.” 105 Namun, pemerintah Amerika Serikat dan Australia meragukan potensi bom atom dari Indonesia. Sebab TRIGA-Mark II dan Lembaga Tenaga Atom (LTA) tidak memiliki staf ahli khusus melakukan program nuklir tersebut dan fasilitas riset nuklir di Bandung (Jawa Barat) juga belum dapat meriset senjata nuklir atau bom atom. TRIGA-Mark II tidak dapat mengembangkan program senjata nuklir.106 Menurut intelijen pada DIA dari AS, bahwa tidak lebih dari belasan orang di Negara Republik Indonesia saat itu memiliki kompetensi riil di bidang 107 nuklir. 183 Karena itu, Amerika Serikat, Inggris, Australia, dan negara- negara kawasan Asia Tenggara melihat potensi bom atom untuk revolusi nasional dari Presiden Soekarno melalui kerjasama dengan pihak lain. Sebab kapasitas industri, riset, fasilitas, ilmiah, dan tenaga, tidak ada di Indonesia.108 Namun di sisi lain, muncul kekhawatiran terhadap gagasan revolusi nasional dari Presiden RI Soekarno yang menjalin kemitraan dengan Chou En Lai.109 Maret 1965, Presiden

104 “Indonesia to Explode Atom Bom in 1965?” Antara Home News (Jakarta), November 16, 1964, hlm. 1. 105 “Razak Doubts Indoensia has Guided Missiles”, Indonesian Observer (Jakarta), November 17, 1964, hlm. 1. 106 “Australian, US Comment on Indonesia A-Bomb”, Indonesian Observer (Jakarta), November 18, 1964, hlm. 1. “Indo nesia Asserts She Plans A-Bomb”, New York Times, November 16, 1964, hlm. 1. Daniel B. Poneman, “Indonesia”, dalam James E. Katz and Onkar S. Marwah, eds., Nuclear Power in Developing Countries, Lexington, MA: Lexington Books, 1982, hlm. 184. US, Congress, Office of Technology Assessment, Technologies Underlying Weapons of Mass Destruction, OT-BP-ISC-115 (Washington, DC: US Government Printing Office, 1993, hlm. 174. 107 “Indonesia Talks Big About Nuclear Club”, Business Week, February 6, 1965, hlm. 32. 108 Daniel B. Poneman, “Indonesia”, dalam James E. Katz and Onkar S. Marwah, eds., Nuclear Power in Developing Countries, Lexington, MA: Lexington Books, 1982, hlm. 186. 109 Tad Szulc, “Jakarta Build-up Linked to Peking”, New York Times, January 8, 1965, hlm. 2. “Army Maintenance Corps to Produce High Quality Guided Missile”, Antara Home News, (Jakarta), February 2, 1965, hlm. 6.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

Soekarno menetapkan LTA menjadi Badan Tenaga Atom setingkat departemen, sedangkan direkturnya saat itu Dr. G.A. Siwabessy diangkat setingkat jabatan dalam kabinet.110 Sejak itu, Pemerintah AS dan Inggris sebetulnya khawatir bahwa Presiden RI Soekarno melaksanakan revolusi nasional berbasis penggunaan tenaga atom. Hingga awal abad 21, nama Prof. Dr. G. A. Siwabessy masih dikenang oleh Rakyat Negara RI atas jasa-jasanya. Misalnya, sebagai Menteri Kesehatan, program kerja Prof Dr GA Siwabessy berhasil memberantas penyakit cacar dan melahirkan cikal bakal BPJS.111 Gerrit Agustinus Siwabessy adalah bungsu dari 4 bersaudara yang lahir pada 19 Agustus 1914 di Pulau Saparua, Maluku Tengah. Lulus dari MULO (setingkat SMP) di Ambon (Maluku), Siwabessy 184 melanjutkan studi ke sekolah kedokteran NIAS (Neederlandsch Indische Artsen School) (kini Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga) di Surabaya, Jawa Timur. Usai lulus dari kuliah di Fakultas Kedokteran NIAS, Siwabessy belajar radiologi di London, Inggris. Ia mendapat bewa-siswa British Council. Di Inggris, Siwabessy belajar sistem kesejahteraan bidang kesehatan yang mengilhaminya untuk merilis program ASKES sebagai cikal bakal BPJS untuk Rakyat di Negara RI. Departemen Radioterapi di RS Cipto Mangunkusumo dan fasilitas pengobatan dengan nuklir di RS Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto hingga saat ini dirintis oleh Dr. G.A. Siwabessy. Atas jasanya mengembangkan teknologi atom, Prof. Dr. G.A. Siwabessy mendapat Bintang Mahaputera III pada tahun 1968

110 Daniel B. Poneman (1982: 186). 111 AN Uyung Pramudiarja, “100 Tahun Prof Siwabessy, Bapak Atom Indonesia Perintis Cikal Bakal BPJS”, DetikHealth, Sabtu 30 Agustus 2014

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

dari Pemerintah RI. Pemerintah Negara RI juga memberinya gelar “Bapak Atom Indonesia”. Prof. Dr. G.A. Siwabessy meninggal di Jakarta pada 11 November 1982. Kini awal abad 21, “Bapak Atom Indonesia” asal Saparua, Maluku, itu beristirahat dalam damai (Rest in Peace) di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta Selatan. ***

185

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 4 AHLI ASAL MALUKU DAN ERA ATOM NEGARA RI

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

186

BAB 5

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Bab 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

“...hout en zout, gedroogd vleesch en visch zonder betaling moesten leveren. Dat alle werken en leveranties van materialen, die vroeger door de Nederlanders en Engelschen betaald werden, thans kosteloos werden verlangd.” – Thomas Matulessy (1817). “Penjajahan di atas dunia harus dihapuskan, karena tidak sesuai dengan peri-ke- manusiaan dan peri-keadilan.” – Pembukaan UUD 1945.

Hari-hari ini 200 tahun silam, revolusi rakyat Saparua, Hitu, Haruku, Nusa Laut, dan sekitarnya di Maluku, yang dipimpin oleh Thomas Matulessy (berusia 34 tahun), melawan pemerintah kolonial Belanda. Kamis 29 Mei 1817 di Saparua, Maluku, 21 wali atau wakil rakyat merilis 187 manifesto berisi 14 pernyataan sikap terhadap pemerintah kolonial Belanda dari Residen Jean Lubbert van den Berg di ibukota Saparua (Maluku).1 Manifesto pernyataan sikap dan pendirian Rakyat Saparua dan Nusa Laut tersebut di atas ditanda-tangan oleh 21 pemimpin asal Saparua dan Nusa Laut, seperti Melojior Kesaulija, Patti asal Siri-Sori Serani, Sarassa Sanaki, dan Patti dari Siri-Sori Islam.2 Isi manifesto Rakyat Saparua dan Nusa Laut (1817) antara lain menyatakan bahwa kolonial Belanda di Ambon, Maluku, mengintervensi sekolah-sekolah dan kehidupan beragama rakyat; orang Ambon dipaksa bekerja di Jawa; uang kertas Belanda tidak dapat diterima; tidak ada upah untuk orang yang berkarya melayani pemerintah kolonial Belanda; pemerintah kolonial menghukum dan menembak rakyat desa; menolak

1 “Porto Report”, Porto, 13 November, 1817, dalam Bijdragen Vol. 65 (19ll). 2 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

perintah kolonial Belanda mewajibkan produksi garam; dan Residen Belanda meningkatkan pajak.3 Hingga awal abad 21, perjuangan rakyat di Maluku awal abad 19 tersebut di atas merupakan jejak awal perjuangan melawan penjajahan, praktek kolonialisme, dan perbudakan pertama di Hindia Belanda dan bahkan dunia. Jejak awal kolonialisme ialah Banda, Maluku. Vincent C. Loth (1992: 15) menulis : “The year 1621 marks a watershed in the history of the Banda Islands. In that year, the Dutch United East India Company (Vereenigde Oost-indische Compagnie, VOC) completed its conquest of the main islands, a campaign in which the greater part of the population of Banda perished. ... The VOC colonized it, and from the settlers, slaves, and other migrants grew a wholly new society.”4

Gambar 1. Peta Maluku dan sketsa gerbang Residen van den Berg di Saparua tahun 1817.5 188

Tahun 1636-1637, rakyat Maluku pernah berupaya melawan monopoli VOC terhadap perdagangan rempah di Maluku,6 khususnya perlawanan rakyat yang dipimpin oleh Kimelaha Leliato dari basisnya

3 H.A.Idema. “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923). 4 Vincent C. Loth (1992: 15). 5 Ver Huell (1835). 6 Knaap 1987a: 17-22; Enkhuizen 399:2-3, 16; Ticlc & Heeres 1890:48-70; Rumphius 1910, hlm. 51-52.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

di Lusiela, Ternate, Maluku Tengah. Perlawanan rakyat Maluku masa itu dibantu oleh para saudagar asal Asia.7 Namun, perjuangan ini lebih menentang monopoli dan praktek hongi perdagangan rempah dari VOC di Maluku. Perjuangan rakyat Saparua, Nusa Laut, dan sekitarnya di Maluku sejak 4 April tahun 1817, menurut M. van der Kroef (1961), merupakan jejak dan tahap awal perjalanan menuju kemerdekaan Bangsa Indonesia. Revolusi rakyat Maluku di bawah pimpinan Thomas Matulessy, tulis M. van der Kroef (1961:160), merupakan “... a potential conduit that would have connected the aspirations and development of his own people with those of the broader Indonesian world around them.” 8 Revolusi rakyat Maluku di Saparua, Nusa Laut, dan sekitarnya, terjadi sejak 4 April 1817 atau 10 hari pasca penempatan Residen Belanda, Van den Berg, pelaksana pemerintahan kolonial Belanda di Saparua (Maluku) pada 25 Maret 1817. Basis perjuangan di Liang 189 (Hitu) awal revolusi rakyat Maluku terletak pada gugus kepulauan zona Ambon, pusat pemerintahan kolonial Belanda di Maluku tahun 1817.

Gambar 1. Sketsa Thomas Matulessy dan potret Jean Lubbert van den Berg tahun 1817. 9

7 Gcrrit J. K.naap (1992: 21). 8 J.M. van der Kroef. Two forerunners of Modern Indonesian Independence ll The AustraliartJournalof Politics and History. Vol.VIII, No.1, May 1961, hlm.160. 9 Ver Huell (1835).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Revolusi di berbagai zona dunia selalu terjadi ketika kebutuhan pokok rakyat, hak dan kemerdekaannya diabaikan, dilecehkan, dan dijajah. Begitu pula revolusi rakyat Saparua, Nusa Laut dan sekitarnya tahun 1817. Perihal ini, Thomas Matulessy (Pattimura), pemimpin revolusi rakyat Maluku tahun 1817,10 misalnya, menyatakan :

“Wij hebben veel zwaar werk gedaan voor het gouvernement, maar geen loon ontvangen. Van de Engelsche Regeering kregen we steeds betaling. De Resident heeft gelast dat wij zout zouden maken, dat wij droge visch moesten leveren. Vol hebben wij onze handen met nagelen koffietuinen, toch is ons nog gelast notenmuskaattuinen aan te leggen....dat zij hout en zout, gedroogd vleesch en visch zonder betaling moesten leveren. Dat alle werken en leveranties van materialen, die vroeger door de Nederlanders en 11 190 Engelschen betaald werden, thans kosteloos werden verlangd.”

5.1 Revolusi Melawan Kolonialisme dan Perbudakan

Menurut Matulessy (1817), rakyat Maluku awal abad 19 M telah bekerja-keras untuk pemerintah kolonial Belanda, namun tanpa upah atau pembayaran. Sedangkan Rakyat Saparua pernah mendapat upah layak dari Pemerintah Inggris. Residen Belanda (Van den Berg di Saparua, red.) memerintah rakyat Saparua untuk membuat garam, memasok ikan kering, kayu, kopi, dan dendeng, tanpa pembayaran. Semua karya dan komoditi ini digunakan oleh Belanda. Inggris membayarnya, tapi Belanda bebas memintanya.12 Laporan komisioner pemerintah kolonial Hindia Belanda di Ambon, Nicolaas Engelhard, dan Gubernur kolonial Belanda di

10 De Jong, De protestantse kerk in de Midden-Molukken, 9; Van den Doel, Zo ver de wereld strekt, hlm. 48. 11 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923), hlm. 605. 12 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Ambon, J. Van Middelkoop dan Komisioner Jenderal Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, A. A. Buyskes, di Batavia juga menyimpulkan bahwa sasaran utama dari revolusi rakyat Maluku di Saparua, Nusa Laut dan sekitarnya tahun 1817 ialah kemerdekaan dan kebebasan dari penjajahan pemerintah kolonial Belanda. Dalam laporannya, Buyskes (1818) menulis : “...I repeat smouldering fire of revolt, since it appears ...there was correspondence between the inhabitants of Hitu and the north coast of Haruku and most likely with those of Saparua, at which they committed themselves under solemn oaths to make themselves free and independent.”13 Menurut poran Komisioner dan Gubenur kolonial Belanda Van Middelkoop (1818) di Ambon bahwa oposisi dan perlawanan rakyat terhadap Kolonel Groot di Hatawano, Saparua, Nusa Laut dan sekitarnya di Maluku, meliputi 8 (delapan) hal yaitu (1) uang 191 kertas kolonial Belanda; (2) perintah membuat garam; (3) memotong tanaman pala (nutmeg); (4) pemotongan dan pasokan kayu; (5) pemecatan guru sekolah dan perintah mengirim anak sekolah ke ibukota Saparua; (6) penerimaan orang Ambon menjadi tentara di Batavia; (7) pasokan ikan kering dan dendeng; dan (8) kewajiban mengirim kopi.14 Thomas Matulessy (Pattimura) juga menyatakan keluhan dan penolakan rakyat Saparua dan Nusa Laut tersebut di atas, benar adanya, dengan menegaskan : “If the Dutch government wishes to rule us then it must do so well and just, as the British did, who kept their promises; but regarding the Dutch government, if they do not govern us as they (the British) did then we will resist them in eternity,” tegas Thomas Matulessy.15

13 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 25 September 1818. 14 H.A.Idema. “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923), hlm. 605-612. 15 P.J.M. Noldus, The Pattimura Revolt of 1817 : Its Causes, Course and Consequences, University of Canterbury, 1984.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Dasar sikap Thomas Matulessy dan para pejuang di Saparua, Nusa Laut, dan sekitarnya di Maluku tersebut di atas sesuai dengan perkembangan internasional, khususnya kebijakan negara Inggris terhadap perbudakan. Karena ada desakan dari Partai Konservatif, Inggris memiliki Slave Trade Act tahun 1807.16 UU tersebut di atas berisi penghapusan perdagangan budak yang disetujui oleh Parlemen Inggris pada 25 Maret 1807 dengan judul : An Act for the Abolition of the Slave Trade. Kemudian karena tekanan dari Inggris, pada Juni 1814, dekrit kerajaan Raja William I Belanda melarang partisipasi Belanda dalam perdagangan budak.17 Tanpa dukungan Inggris, Raja William I sulit menduduki tahta Kerajaan Belanda pada 16 Maret 1815. Dengan menghapus perdagangan budak, Raja William I berupaya mendapatkan lagi 192 koloni-koloni Belanda, seperti Maluku, yang berada di bawah kekuasaan Inggris. Ini merupakan alasan Raja William I menanda- tangan Perjanjian Inggris-Belanda tahun 1814 tentang larangan melakukan perdagangan budak.18 Menurut Perjanjian Inggris-Belanda (1814), jika ada kapal Belanda atau Inggris yang mengangkut budak, maka kapalnya ditahan dan awak kapalnya diajukan ke Mixed Courts of Justice. Misalnya tahun 1819 – 1862, total 22 kapal Belanda ditahan dan awaknya diajukan ke Mixed Courts of Justice di Freetown, Sierra Leone. Sedangkan Mixed Court of Justice di Paramaribo, Suriname, tahun 1819-1845, hanya menahan satu kapal Nueve of Snauw dan menghukum awaknya tahun 1823.19

16 A. Zamoyski, De ondergang van Napoleon en het congres van Wenen, Amsterdam: Uitgeverij Balans 2007, hlm. 140, 395; J. Van Zanten, Schielijk, Winzucht, Zwaarhoofd en Bedaard. Politieke discussie en oppositievorming (1813- 1840), Amsterdam: Wereldbibliotheek, hlm. 32-34. 17 Postma, Johannes M. (1990), hlm. 290. 18 Koninklijk besluit van 13 augustus 1814 19 Emmer, Pieter Cornelis (2011). De Nederlandse slavenhandel 1500-1850, Utrecht: Arbeiderspers. .

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Sebelum tahun 1814, zona Karibia dan Curacao lazim dipakai oleh kapal-kapal Belanda untuk mengangkut budak-budak ke kawasan Amerika Selatan. Periode 1658-1730, sekitar 100 ribu budak diangkut oleh kapal-kapal Belanda melalui zona ini untuk dipekerjakan ke Amerika Selatan. Pada masa itu, perdagangan budak juga dilakukan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) periode tahun 1602–1800 di kawasan India Timur (East India), termasuk Nusantara.20 Perihal perdagangan budak di zona India Timur, menurut G.J. Oostindie (2007), “Overigens werd er ook slavenhandel gedreven in ‘de Oost’ door de Verenigde Oost-Indische Compagnie (VOC); schattingen van de omvang van die handel liggen rond de half miljoen, ongeveer dezelfde orde van grootte als de Atlantische slavenhandel.” 21 Jadi, serikat dagang Hindia Belanda, VOC, memperdagangkan budak dan jumlah perdagangan budak kawasan India Timur dan Atlantik 193 yang hampir sama jumlahnya selama abad 17-18 M. Inggris-Belanda juga mencapai kesepakatan melalui Anglo- Dutch Treaty (Convention of London) tahun 1814. Perjanjian ini ditanda-tangan oleh Robert Stewart, Viscount Caslereagh sebagai wakil Inggris dan Hendrik Fagel sebagai wakil dari Belanda di London (Inggris) pada 13 Agustus 1814. Isinya yaitu pengembalian kepemilikan koloni-koloni Belanda di Afrika, Asia, dan Amerika seperti 1 Januari 1803, sebelum pecah Perang Napoleon. Kekecualian Convention of London (1814) yaitu Cape of Good Hope dan Demerara, Essequibo, dan Berbice di Amerika Selatan yang membolehkan hak-hak perdagangan kapal-kapal Belanda. Inggris menyerahkan Pulau Bangka (Sumatera) yang ditukar dengan Kochin di India.

20 G.J. Oostindie, Slavernij, canon en trauma, Universiteit Leiden op 19 oktober 2007, hlm. 14. 21 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Perjanjian itu juga menyebutkan pernyataan Belanda tertanggal 15 Juni 1814 bahwa kapal-kapal perdagangan budak dari Belanda tidak lagi diizinkan memasuki pelabuhan-pelabuhan Inggris dan larangan bagi warga Belanda melakukan perdagangan budak. Perjanjian Perdagangan Budak Inggris-Belanda (Anglo-Dutch Slave Trade Treaty / British-Nederlands verdrag ter wering van de slavenhandel) ditanda-tangan oleh wakil Inggris dan Belanda pada tanggal 4 Mei 1818 di Den Haag, Belanda. Tujuannya ialah mencegah perdagangan budak melalui kapal-kapal Belanda. Perjanjian tersebut di atas mengizinkan Royal Navy (Inggris) dan Royal Netherlands Navy (Belanda) meneliti dan menyidik dugaan angkutan budak melalui kapal satu-sama lain.22 Akhir Mei tahun 1817, para pejuang di Saparua dan Nusa Laut (Maluku) merilis manifesto 23 yang menolak penjajahan dan perbudakan. 194 Perjanjian Anglo-Dutch Slave Trade Treaty (1818) juga membentuk Mixed Courts of Justice di Freetown, Sierra Leone, dan Paramaribo, Suriname, yang memiliki kewenangan menghukum budak.24 Perjanjian Anglo-Dutch Slave Trade Treaty (1818) diamandemen dengan menambah pasal-pasal lainnya pada 31 Desember tahun 1822, 25 Januari 1823, 7 Februari 1837, dan 31 Agustus 1848.25 Perjanjian penghapusan perbudakaan antara Inggris dan Belanda ini mula-mula diawali oleh perjuangan rakyat di Saparua dan Nusa Laut (Maluku), yang melawan segala bentuk penjajahan dan perbudakan karena tidak sesuai dengan peri-kemanusiaan dan peri-keadilan.

22 Postma, Johannes M. (1990). The Dutch in the Atlantic Slave Trade, 1600-1815, Cambridge: Cambridge University Press, hlm. 290-291. 23 Van Alphen Archief 2 -21-4 No.2, 2-21-10 No. 315; Department van Kolonien Archief No. 1058; Schneither Archief Inv. Nr. 57 No. 128. 24 Zie P.C. Emmer (2000), hlm. 193-201. 25 E. Hoogendijk, “Inventaris van stukken gedeponeerd bij of overgebracht met de bestuursarchieven van Suriname, 1810-1845”, Nationaal Archief, Den Haag, 1933.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Spirit perjuangan rakyat Maluku, khususnya Saparua, Nusa Laut, Haruku, Hitu, dan sekitarnya, terhadap penjajahan kolonial Belanda, akhirnya merambat ke zona-zona lain di Nusantara (Hindia Belanda). Misalnya, perjuangan Imam Bonjol melawan monopoli, penjajahan, dan kekejaman Belanda dalam Perang Padri (1821-1838), perjuangan Diponegoro (1825-1830) di Jawa, perlawanan rakyat Bone (1825), perlawanan rakyat Bali (1846), perlawanan rakyat Nias (1847), perlawanan rakyat Jambi (1834, 1858), perlawanan rakyat Palembang (1818, 1849), dan perlawanan rakyat Flores (1838). Thomas Matulessy dan para pejuang revolusi rakyat Saparua, Nusa Laut, Haruku, Hitu dan sekitarnya, akhirnya menyerah kepada pasukan kolonial Belanda yang dipimpin oleh Komisaris Jenderal Laksamana A. A. Buyskes, yang didukung oleh pasukan 20 kora-kora yang dipersenjata asal Ternate dan 195 Tidore.26 Para pejuang diadili oleh Raad van Rustitie (Court of Justice) di Ambon (Maluku), Sebanyak 23 pejuang kemerdekaan dan anti-perbudakan di Saparua, Nusa Laut, Haruku, Hitu, dan sekitarnya, dihukum mati. Sebanyak 14 pejuang di antaranya dieksekusi dan 9 pejuang lainnya dihukum seumur hidup sebagai tenaga-kerja paksa di Jawa.27

26 “Aanteekeningen nopens den staat der tegenwoordige gesteldheid der Molukse eilanden”; H.J. de Graaf, De geschiede nis van Ambon en de Zuid-Molukken (Franeker 1977) 217-234; De Clercq, Bijdragen, hlm. 170. 27 P.J.M. Noldus (1984:161).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Gambar 3. Surat konfirmasi hukuman mati terhadap Thomas Matulessy (1817)28

196

Hindia Belanda (Nederlandsch-Indië) merupakan koloni Belanda di Nusantara dan dibentuk dari nasionalisasi VOC sejak tahun 1800. Sejak itu, administrasi pemerintahan di Nusantara, berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Selama abad 19, hegemoni, monopoli, dan penjajahan Belanda atas Nusantara memberi banyak keuntungan ekonomi bagi Belanda.29 Hindia Belanda juga memasok komoditi pertanian, perkebunan, dan khususnya rempah kualitas terbaik dunia selama abad 17 hingga awal abad 20.30 Struktur masyarakat kolonial berdasarkan status sosial dan ras yang sangat ketat. Orang-orang Belanda memiliki status tertinggi.

28 Ver Huell (1835). 29 Booth, Anne, et al. Indonesian Economic History in the Dutch Colonial Era (1990). 30 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Sedangkan status orang-orang asli Nusantara memiliki status paling rendah dalam struktur masyarakat kolonial.31 Kekuasaan Belanda atas seluruh Nusantara sering menghadapi oposisi dari tokoh-tokoh dan pejuang di berbagai wilayah Nusantara. Sehingga kolonial Belanda tidak sepenuhnya menguasai wilayah Nusantara. Jawa, misalnya, dikuasai sepenuhnya oleh Belanda. Sedangkan zona lainnya seperti Aceh, Bali, Lombok, dan Kalimantan, relatif masih independen dari administrasi kolonial VOC dan Belanda hingga awal abad 19. Sejak rakyat Maluku berjuang melawan monopoli, penjajahan, dan kekuasaan kolonial Belanda, para pejuang di berbagai daerah juga melawan hegemoni, monopoli, dan penjajahan dari pemerintah kolonial Belanda. Perlawanan ini juga dipicu oleh perbedaan dari praktek penjajahan negara-negara Eropa awal abad 19 di Nusantara. Misalnya, tahun 1806, Belanda berada di bawah pemerintahan 197 Gubernur Jenderal Herman William Daendels asal Perancis. Maka administrasi pemerintahan kolonial mengikuti hukum dan pemerintahan Perancis periode 1806-1810. Tahun 1811, kekuatan dagang dan militer Inggris merebut dan menguasai beberapa pelabuhan di Nusantara, khususnya Jawa. Sejak saat itu hingga tahun 1816, kawasan Nusantara menjadi koloni Inggris dengan Gubernur Jenderal Thomas Stamford Raffles. Belanda akhirnya berkuasa lagi di Nusantara tahun 1816. Sejak itu, khususnya sejak perjuangan rakyat Maluku melawan penjajahan dan kolonialisme, pemerintah kolonialis Belanda menghadapi perlawanan dan oposisi rakyat dan para pejuang di berbagai daerah Nusantara.32 Meskipun semula kebijakan kolonial Belanda melalui Gubernur Jenderal Graaf van den Bosch terutama

31 Cribb, R.B., Kahin, A. Historical dictionary of Indonesia (Scarecrow Press, 2004), hlm. 118 32 Ricklefs, M.C. (1991). A Modern History of Indonesia, 2nd edition. MacMillan, hlm. 131.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

difokuskan di Sumatera, Jawa, dan Bangka tahun 1830-1835. 33 Revolusi rakyat melawan penjajahan dan kolonialisme itu misalnya Perang Padri (1821-1838) di Sumatera, Perang Diponegoro (1825- 1830),34 Perang Banjarmasin (1859-1863),35 Perang Bali (1846, 1848- 1849), Perang Aceh (1873-1912), dan Sumatera Utara (1895).36

Gambar 4. Peta revolusi Rakyat berbagai daerah melawan kolonial Belanda abad 19.

198

5.2 Kolonialisme dan Penjajahan Maluku

Rempah-rempah merupakan bahan dasar obat-obatan Abad Pertengahan di Eropa Barat37 dan sejak pra-Masehi, dijadikan bahan ritual keagamaan, kosmetik, parfum, menu, bumbu, pengawet, dan lain-lain38 yang diimpor dari Asia dan Afrika melalui para “Levants” (pedagang Anatolia dan Mesir) yang menguasai rute-rute dagang

33 Ibid. 34 Ibid., hlm. 142 35 Friend, T. (2003). Indonesian Destinies. Harvard University Press), hlm. 21. 36 Ibid. 37 Burns, 2001:14. 38 Science Daily (March 5, 1998).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

maritim Lautan India.39 Rute India-Asia Tenggara sangat vital bagi saudagar Arab dan Persia abad 7-8 M. Pedagang Arab--khususnya Yaman dan Oman--merahasiakan wilayah asal-usul rempah kualitas terbaik dunia masa itu dari Maluku.40 Para pedagang Arab, Persia, India, dan Tiongkok hanya berdagang rempah-rempah tanpa upaya merebut dan menguasai pemerintahan dan wilayah rute dagang rempah-rempah. Maka rempah-rempah asal Maluku dikapalkan oleh para Levants (penguasa rute dagang melalui Lautan India, seperti Yaman dan Oman) ke emporium koloni dagang, di India melintasi pelabuhan Kozhikode dan Sri Lanka. Kemudian rempah-rempah asal Maluku itu dikapalkan melalui pelabuhan di Timur Tengah ke Ormus di Teluk Persia dan Jeddah di Laut Merah dan Afrika Timur. Imperium Abbasid (Arab) menggunakan Alexandria, Damietta, Aden, dan Siraf sebagai pos 41 masuk ke India dan Tiongkok. 199 Pedagang-pedagang asal Arab, India, Gujarat, Turki, Sri Lanka, Tiongkok, dan Jepang merahasiakan Maluku sejak abad 4 M – abad 15 M. Bangkitnya kekaiseran Ottoman Turki memblokir akses para saudagar asal Eropa tahun 1453 ke rute perdagangan rempah. Namun, Eropa mendapat peta bumi, rute rempah dan uraiannya dari Mohammad Al-Idrisi asal Maroko atas pesanan Raja Roger II di Sisilia (Italia) awal abad 12 M. Peta dagang Abu Abd A. Muhammad Al-Idrisi menuntun rute laut ke pusat rempah di Maluku yang memicu lonjakan perdagangan rempah-rempah dunia.42 Topik ini dibahas lebih rinci pada bab 7 buku ini. Kemajuan teknologi Eropa Barat awal abad 16 M memudahkan armada dagang Portugal melakukan navigasi dan ekspedisi ke

39 UCL Institute of Archaeology, 2008. 40 Rawlinson, 2001:10-13. 41 Richard Burton, 1850: 92. 42 Encyclopædia Britannica, 2002.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

berbagai zona dunia, pembuatan kapal, dan senjata. Ekspedisi Portugal ke Asia bermula dari perebutan Malaka tahun 1522. Armada Portugal merupakan armada pertama negara Eropa yang memasuki zona Nusantara awal abad 16. Tujuan utamanya ialah merebut dan menguasai zona sumber rempah-rempah mahal dan berkualitas dunia asal Kepulauan Maluku.43 Melalui kekuatan militer dan aliansi dengan raja-raja setempat di Maluku, Portugal membangun pelabuhan, pos dagang, benteng, dan perdagangan rempah-rempah di kawasan timur Nusantara, khususnya Ternate, Ambon, dan Solor.44 Ternate, Tidore, Moti, Makian, dan Bacan di Kepulauan Maluku menarik saudagar rempah Eropa, khususnya Portugal, tahun 1522 M. Pada 10 Agustus 1519, Raja Charles I (Spanyol) membiayai pelayaran Ferdinand Magellan 5 kapal (Trinidad, San Antonio, 200 Concepcion, Victoria, dan Santiago dengan 235 awak kapal yang dipandu oleh navigator dan penerjemah Enrique asal Maluku yang disebut sebagai orang pertama mengelilingi bumi dengan melintasi Lautan Atlantik dan Pasifik hingga ke pusat rempah-rempah di Maluku.45 Tahun 1574, rakyat Maluku melawan Portugal usai pembunuhan Sultan Jamal ul-Khair (Hairun). Kemudian tanggal 3 Maret 1599, armada Belanda yang dipimpin oleh Jacob van Heemskerk, merapat ke Hitu (Maluku).46 Armada Belanda dengan satu kapal dipimpin oleh Steven van der Hagen, merapat ke Hitu (Maluku) tahun 1600. Hitu dan armada Belanda mengadakan perjanjian kerjasama melawan armada Portugal di Maluku dengan membangun satu benteng di Hitu yang merupakan

43 Ricklefs, M.C (1969). A History of Modern Indonesia Since c. 1300, second edition. London: MacMillan. hlm. 22–24. 44 Miller, George (ed.) (1996). To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia. New York: Oxford University Press 45 Pigafett a, Antonio, 2010: 200. 46 Bonke, 2010: 34; lihat juga J. A. van der Chijs, De vestiging van het Nederlandsch gezag over de Banda-eilanden (1599–1621) (Batavia, 1886).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

benteng pertama Belanda di Asia dan Hitu menjual semua rempah ke armada Belanda sesuai kesepakatan harga. Perjanjian ini menandai jejak awal monopoli armada dagang Belanda terhadap perdagangan rempah-rempah asal Maluku.47 Persaingan Portugal vs Belanda untuk merebut zona Maluku meningkat jelang awal abad 17. Tanggal 10 Februari 1602, armada Portugal dengan kekuatan 11 kapal dan 2.700 personil yang dipimpin oleh Andrew Furtado de Mendoza, bergerak ke Pantai Ambon. Garnisun Benteng Belanda dengan 27 sukarelawan yang dibangun di Hitu, diserang oleh armada Andrew Furtado de Mendoza.48 Kekerasan armada Andrew Furtado de Mendoza tersebut di atas memicu konsolidasi kekuatan anti-Portugal di Maluku. Tiga delegasi termasuk Kapitan Hitu asal Hitu berangkat ke Banten menjalin kerjasama dengan armada Belanda melawan Portugal. Tanggal 21 Februari 1605, armada Belanda tiba di Hitu. Armada Van 201 der Hagen asal Belanda didukung oleh 20 kora-kora dari Kapitan Hitu, merebut benteng dari armada Portugal.49 Tahun 1606, armada laut Spanyol merebut Ternate. Sultan Said (Ternate) mengungsi ke Filipina. Tiga tahun kemudian, serikat dagang Belanda, Vereenigde Oost-Indische Compagnie (VOC), membuat konsesi perdagangan rempah dengan Ternate tahun 1609. Untuk menguasai produk dan memonopoli perdagangan rempah, VOC membumi-hanguskan pohon-pohon cengkeh di Maluku, kecuali di Ambon dan zona tertentu, abad 17.50 Siasat VOC dengan pasokan cengkeh yang langka dan menetapkan harga yang tinggi mengakibatkan harga cengkeh lebih mahal, dibandingkan dengan harga emas (jika dihitung berdasarkan

47 de Graaf, 1977: 71. 48 H.J.de zuid Molukken, De Geschiedenis van Ambon en de (1977), hlm. 43-44. 49 Vlekke op. cit., hlm.118. 50 Ricklefs, 1991.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

berat). Taktik produksi rempah Belanda di Maluku memicu risiko, antara lain perlawanan dari masyarakat rempah Maluku. Secara perlahan, rempah dibudi-dayakan di zona lain dunia, seperti di Brazil, Zanzibar, dan Afrika. Sehingga pasokan rempah naik dan harganya turun.51 VOC menguasai struktur imperialisme secara tidak langsung di Maluku utara dan secara langsung Maluku selatan abad 17 M. Awal 1605, VOC merebut benteng Portugal di kota Ambon yang dijadikan markas VOC tahun 1610-1619. Rakyat Maluku dipaksa berdagang dengan VOC dan produksi cengkeh dikendalikan oleh VOC.52 VOC membangun “shell” kehidupan koloni di Nusantara, khususnya Maluku. Basis ini menyediakan perlindungan militer dan maritim, seperti kapal-kapal, pelabuhan, benteng, dan infrastruktur seperti transportasi, bangunan-bangunan, sumur, dam air, dan 202 fasilitas industri. VOC juga memasok kebutuhan-kebutuhan dan komoditi pokok, seperti buah-buahan, sayur, dan kebutuhan pokok lainnya. VOC memasok budak atau tenaga-kerja paksa, membangun gudang pangan, dan menjual bahan-bahan kebutuhan pokok tersebut. Budak-budak atau tenaga kerja paksa umumnya berusia antara15-30 tahun yang dijual-belikan dengan harga sekitar 40 real atau seharga beras per pikul (last).53 Kepulauan Banda ditaklukan oleh VOC dan memicu evakuasi rakyat Banda tahun 1621. VOC membentuk ekspedisi Hongi. Selama ekspedisi ini, rumah dan kapal-kapal dagang rempah rakyat Maluku dibakar. Tanaman cengkeh dihancurkan. Sebagian besar harta rakyat dijarah oleh gerombolan Hongi. Akibatnya, selama 200 tahun tanpa perlawanan rakyat Maluku di Seram Timur, menderita dan dipaksa berdagang dengan VOC.54

51 Miller, 1996. 52 Jan de Vries & Ad van der Woude, 1997. 53 Vincent C. Loth (1995:8). 54 Widjojo, 2007.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Selama abad 17-18, Perancis dan Spanyol keluar dari persaingan merebut Maluku. Sedangkan Belanda, Perancis, dan Inggris bersaing merebut monopoli perdagangan rempah di Maluku. Misalnya, Perjanjian Paris (Peace of Paris atau Treaty of Paris) tahun 1783, ditanda-tangan oleh wakil-wakil Raja George III Inggris dan wakil-wakil dari Amerika Serikat di Paris, Perancis. Sebelumnya, ada perjanjian antara wakil dari States General Republik Belanda (1581-1795) dan wakil Inggris yang mengakhiri Perang ke-4 Inggris vs Belanda. Abad 18 Kekuatan militer Perancis mampu mempertahankan semua koloni Belanda, khususnya Maluku, tidak jatuh ke tangan Inggris. Inggris setuju mengembalikan koloni- koloni Belanda di India Timur (East Indies), termasuk Maluku.55 Butir ke-5 pendahuluan Perjanjian Damai Inggris-Belanda tanggal 2 September 1783 di Paris (Perancis) menyatakan bahwa Inggris mengembalikan ke States General Republik Belanda, semua 203 kota, benteng, pelabuhan, dan zona hunian, termasuk perdagangan East India, yang direbut oleh Inggris selama perang tahun 1780. Butir ke-6 merupakan pasal yang sangat penting yakni States General Republik Belanda berjanji untuk tidak mengganggu navigasi Inggris di kawasan laut Asia (Eastern Seas), seperti India, koloni Inggris di Singapura dan Australia sebagai penghubung zona dagang Hindia Belanda. Perjanjian Damai (Peace of Paris) ini ditanda-tangan oleh Daniel Hailes, Lestevenon van Berkenroode dan Gerard Brantsen di Paris, Perancis, tanggal 20 Mei 1784.56 Di sisi lain, Perancis berupaya melucuti upaya monopoli produksi dan perdagangan rampah-rempah asal Maluku. Karena itu, tahun 1769-1772, Perancis menyelundupkan bibit cengkeh untuk

55 Richard Morris, The Peacemakers: The Great Powers and American Independence (1983); Lawrence S. Kaplan, “The Treaty of Paris, 1783: A Historiographical Challenge,” International History Review, Sept 1983, Vol. 5 Issue 3, hlm. 431-442. 56 Stone, Bailey, The Genesis of the French Revolution : A Global-historical Interpretation, UK, Cambridge University Press (1994). Lihat

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

kemudian dibawa ke luar Maluku. Tanaman cengkeh, misalnya, mulai dibudi-daya di wilayah koloni Perancis yaitu Kepulauan Mauritius dan Kepulauan Karibia.57 Hal ini sekaligus menandai akhirnya fase komersial dan perdagangan global berbasis rempah-rempah asal Maluku. Hal ini lebih rinci dibahas pada bab 6 buku ini. Abad 18, VOC mengandalkan barang mewah, namun pangsa pasar kecil di Eropa. Kemudian VOC beralih ke perdagangan barang murah dan skala pasar besar. Namun, meskipun volume perdagangan dan penjualannya meningkat, margin keuntungannya kecil.58 Di sisi lain, VOC terus berinvestasi, jaringan semakin mahal, dan ongkos administrasi, personil, kapal, dan pertahanan juga mahal. Perang Inggris vs Belanda tahun 1780-1784, makin menyulitkan posisi armada dagang Belanda (VOC). Pajak-pajak daerah koloni tidak bertambah. Akhirnya, VOC bangkrut dan bubar.59 204 Tahun 1795, pasukan Napoleon Bonaparte dari Perancis merebut dan menduduki Belanda. Tanggal 5 September Belanda menyatakan perang terhadap Inggris. Dengan dukungan pasukan Perancis, Republik Belanda memproklamirkan Republik Batavia seperti Republik Perancis berbentuk Negara Kesatuan tanggal 19 Januari 1795. Periode 1806-1810, Kerajaan Belanda dihidupkan lagi oleh Napoleon Bonaparte dengan rajanya ialah Louis Bonaparte untuk dapat mengendalikan Belanda dan koloni-koloninya, termasuk India Timur (East Indies) dan Maluku. Pada masa itu, Belanda menjadi bagian dari Perancis hingga tahun 1813.60 Perang di Eropa jelang akhir abad 18 merambat ke koloni- koloni negara-negara Eropa di Asia. Misalnya, ekspedisi Rainer asal

57 de Graaf, 1977: 254. 58 P. Emmer, J. Gommans, Rijk aan de rand van de wereld. De geschiedenis van Nederland overzee 1600-1800 (Amster dam 2012), hlm. 27, 43, 128. 69 Ibid., hlm. 46, 129. 60 Vries, J. de, and Woude, A. van der (1997), The First Modern Economy. Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500-1815, Cambridge University Press; lihat juga J.J. Israel, (1995), The Dutch Republic: Its Rise, Greatness and Fall, 1477-1806, Oxford University Press.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Inggris masuk ke Pantai Ambon 17 Februari 1796.61 Saat itu, tidak ada tembakan dari Benteng Victoria (Belanda). Tidak ada perlawanan pasukan kolonial Belanda. Tentara Eropa sebagian besar Polandia dan Jerman tidak menghormat bendera Inggris. Banyak raja, Pati, dan orangkaya melakukan hal yang sama. Pada masa itu, cengkeh mulai ditanam di luar Maluku, khususnya program budi-daya zaman Daendels dari Perancis.62 Kemudian rakyat Maluku berupaya melawan kekuatan Inggris. Namun perlawanan itu mudah dipatahkan. Banyak pejuangnya dihukum mati dan dipenjara oleh Inggris. Tahun 1785-1802, tidak ada kapal Belanda memasuki Nusantara. Posisi kapal Belanda sangat lemah, sehingga kapal Amerika Serikat (AS) mengangkut rempah ke Amsterdam, Belanda. Pada tahun 1797, 20 kapal Denmark dan 31 kapal Amerika Serikat merapat ke Jawa untuk mengangkut kopi dan 64 rempah-rempah dengan total 12 juta pon tahun 1797. 205 Tahun 1803, Maluku dikuasai lagi oleh Belanda. Karena Belanda direbut oleh Napoleon Bonaparte dari Perancis. Napoleon memilih saudaranya Louis sebagai raja di Belanda. Raja Louis memilih Gubernur Jenderal Herman William Daendels (21 Oktober 1762-2 Mei 1818) untuk memimpin bekas Hindia Belanda. Namun, angkatan Laut Inggris berupaya memblokade perdagangan rempah dari Nusantara. Daendels menolak tunduk pada kesepakatan perdagangan dengan kapal-kapal Amerika Serikat.65 Akibatnya, Daendels yang menjadi Gubernur Jenderal ke-36 di Batavia (1808-1811) kesulitan keuangan. Maka Daendels berupaya merilis kebijakan khusus di Maluku. Misalnya pemerintah kolonial

61 Walter Lenon dalam “Een Engelsche Lezing omtrent de Ver overing van Banda en. Ambon in 1796”, P.J.Heeres dalam Bydragen Vol.60 (1908), hlm. 277. 62 Ibid. 63 De Graaf (1977), op. cit., hlm., 198. 64 Dermigny, 1964, hlm. 206. 65 Stapel F.W. Geschiedenis van Nederlandsch indie, Amsterdam, 1943, hlm,. 218.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Belanda di Maluku terpaksa menjual 100 ribu pon cengkeh yang biasanya masuk ke Batavia, akhirnya diperjual-belikan ke berbagai zona di Asia Tenggara. Orang-orang Maluku di kirim untuk menjadi tentara di Jawa, sebaliknya orang Jawa dilatih sebagai tentara kolonial untuk Maluku.66 Tahun 1809 terdapat sekitar 1.145 tentara terlatih ditempatkan oleh Daendels di Maluku. Jumlah ini belum termasuk “Burger Schutterij” atau Milisi Ambon yang dipimpin oleh Jean Philippe Filz, asli kelahiran Perancis, dari posisi letnan tahun 1793 menjadi kolonel tahun 1809. Jadi, benteng-benteng Maluku diperkuat, dijaga dan dibentengi oleh Daendels untuk menghadapi kekuatan armada Inggris. Pada 16 Februari 1810, tiga kapal Inggris dipimpin oleh komandan Tucker, mendaratkan 404 personil di Pantai Ambon.67 Namun, armada Inggris memblokir pelabuhan Batavia (kini 206 Jakarta). Akibatnya, terjadi kelangkaan pangan di Batavia. Kekuatan armada dagang Belanda akhirnya tergusur dari zona India Timur. Saudagar-saudagar Inggris dengan leluasa melakukan perdagangan berbagai komoditi di berbagai zona dan pelabuhan India Timur, seperti Aceh, Kalimantan, Sulu, Mindanao, dan Dore (Papua). Pedagang-pedagang Inggris menguasai seluruh jalur-jalur jual- beli kapas, wol, tembaga, perunggu, besi, baja, dan berbagai jenis peralatan lainnya dari Eropa dan India yang sudah dikuasai juga oleh Inggris serta barang-barang komoditi dari seluruh kawasan timur India Timur dan Tiongkok. Armada Inggris diperkuat oleh Captain Court yang sangat memahami zona Maluku. Karena itu, sasaran pertama serangan pasukan ini ialah benteng-benteng di perbukitan. Pasukan Inggris menyerang pelabuhan, benteng, dan kapal. Pasukan Filz asal Perancis

66 Paul van ‘t Veer, Daendels, maarschalk van Holland (Zeist/Antwerpen: De Haan-Standaard Boekhandel 1963). 67 J.v. Stubenvoll, History of the island of Celebes and the Trial of Colonel Filz, Vol. Iv

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

sulit bertahan, meskipun memiliki banyak amunisi.68 Gubernur Jenderal Daendels dari Batavia sulit mempertahankan dominasi atas Nusantara akibat blokade dari Inggris. Kemudian Captain Court dari Inggris menjadi gubernur sipil di Maluku. Tahun 1811, Ambon Militia dibentuk oleh Inggris untuk menjaga keamanan Maluku. Orang-orang Maluku diberi kewenangan komando terbatas. Ambon Corps baru dipimpin oleh 5 orang Eropa dan 6 perwira Ambon. Sebagai senior N.C.O dengan Sersan Mayor Thomas Matulessy.69 Tentara British Ambon Corps mendapat gaji lumayan pada masa Inggris berkuasa di Maluku. Mereka dipersenjatai dengan senapan mesin atau senjata tempur; dan berseragam; tidak boleh bertempur di luar Maluku. Syarat-syarat dan ketentuan ini dimasukkan ke dalam kontrak kerjanya. Korps ini umumnya berasal dari seluruh Maluku, termasuk Thomas Matulessy dari Saparua. 207 Tetapi, Belanda tidak melibatkan British Ambon Corps ke dalam pemerintahan koloni Belanda di Maluku.70 Tanggal 19 Agustus 1816, Jawa diambil alih secara resmi dari Inggris oleh Commission General Belanda. Belanda membangun markas di Batavia dan pada akhir 1816, menunjuk satu Komisi untuk mengambil-alih pemerintahan Maluku yang terdiri dari N. Engelhard, dan berikutnya ialah J. van Middlekoop dan Johannes van den Berg. Komisi ini tiba di Ambon 17 Februari 1817 tanpa dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) birokrasi dan kapal. Van den Berg yang dikirim ke India Timur (Nusantara), dengan level pegawai sipil Kelas III, dengan usia sangat muda dan minim pengalaman, menjadi Residen Saparua. Padahal, zona Saparua

68 P.J. Heeres, “Een Enge1sche Lezing omtrent de Verovering van Banda en Ambon in 1796”, BijdragenVo1. 60 1908, hlm. 251. 69 Indische Letteren, “De Molukken en de Literatuur”, Tiende Jaargang 10(1995). 70 Ver Huell, Herinneringen aaneen Reis naar Indie, Vol. I, 1835, hlm. 242-244.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

termasuk zona sulit untuk diperintah. Van den Berg tiba di Saparua pada 5 Maret 1817. Wakil Inggris W.B. Martin dan Commissioner General sudah mencapai kesepakatan di Ambon untuk melakukan transfer kekuasaan pada 25 Maret 1817.71 Kontak antara penduduk kawasan Timur India Timur dengan perdagangan internasional umumnya masih sporadis, sehingga pejabat Inggris atau kapal dagang Inggris jarang melakukan kunjungan ke kepulauan zona timur India Timur. Maka sangat sedikit warga mengetahui bahwa Belanda telah melepaskan Batavia dan Ambon kepada Inggris. Meskipun pihak Inggris menyebar-luaskan sejumlah bendera nasional Inggris. Namun, hanya sedikit desa mengibarkan bendera Inggris di kawasan Maluku dan sekitarnya. Apalagi kekuasaan Inggris atas India Timur tidak permanen karena hanya merupakan respons sesaat 208 atau temporer terhadap langkah Perancis menganeksasi Belanda. Berdasarkan Treaty of London pada 13 Agustus tahun 1814, Pengembalian Jawa kepada Belanda dilaksanakan pada 16 Agustus tahun 1816; Kepulauan Maluku dikembalikan kepada kekuasaan Belanda pada 25 Maret 1817.72

5.3 Penjajahan dan Perbudakan di Maluku Awal Abad 19

Perjanjian Perdagangan Budak Inggris-Belanda (Anglo-Dutch Slave Trade Treaty / British-Nederlands verdrag ter wering van de slavenhandel) ditanda-tangan oleh wakil Inggris dan Belanda pada tanggal 4 Mei 1818 di Den Haag, Belanda. Sejak itu, perbudakan termasuk perbuatan melawan hukum di Belanda. Namun, tidak demikian di koloni-koloni Belanda seperti Nusantara, termasuk

71 Van den Berg. “De Tragedie op het Eiland Saparua”, dalam Bijdragen Vol. 104 (1948). 72 Hoek, I. H. J., “Het Herstel v:an het Nederlandsche Gezag over Java en Onderhoorigheden 1816-1819”, The Hague, 1862.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Maluku, Jawa, Sumatera, Amerika, Afrika, dan Sri Lanka. Karena jual- beli budak sangat membantu perekonomian Belanda.73 Rute perdagangan budak dari Belanda melintasi Ghana, Benin, Togo, Nigeria, hingga Nusantara (kini Negara Republik Indonesia). Mula-mula kapal-kapal Belanda mengangkut budak- budak ke utara Brasil. Pada paruh abad 17, kapal-kapal Belanda juga mengangkut budak ke koloni-koloni Spanyol di berbagai zona dunia. Masa itu, Suriname dan Guyana menjadi pusat pasar jual-beli budak dari kapal-kapal Belanda. Bahkan tahun 1612 – 1872, Belanda membangun 10 benteng sepanjang Gold Coast (kini Ghana) guna memasok budak sepanjang Atlantik.74 Milsanya, laporan tahun 1670 menyebutkan bahwa tiap tahun kapal Belanda mengangkut sekitar 2.500 – 3.000 budak atau tenaga-kerja paksa dari Offra 75 (Slave Cost) ke zona Amerika. 209 Perbudakan juga menjadi bagian penting imperialisme Belanda di Nusantara (kini Negara RI). Orang-orang asal Nusantara, misalnya, menjadi penduduk di Afrika Selatan dan Suriname. Kapal-kapal Belanda menjual sekitar 250 ribu budak di koloni Belanda Guianas, 142 ribu di koloni Belanda Karibia, 28 ribu budak di koloni Belanda Brazil.76 Puluhan ribu budak diangkut oleh kapal-kapal Belanda dari India dan Afrika ke Hindia Belanda (Dutch East Indies). Belanda merupakan negara terakhir di Eropa Barat, yang menghapus praktek jual-beli budak.77 Pemerintah kolonial Belanda juga melakukan penjajahan dan perbudakan di Maluku awal abad 19. Hal ini diuraikan berikut ini.

73 Johannes Postma, The Dutch in the Atlantic Slave Trade, 1600–1815 (2008). 74 Willem Bosman, Nauwkeurige beschrijving van de Guinese Goud- Tand- en Slavekust (1703). 75 P. C. Emmer, Chris Emery, "The Dutch Slave Trade, 1500–1850" (2006). 76 Rik Van Welie, "Slave Trading and Slavery in the Dutch Colonial Empire: A Global Comparison," NWIG: New West Indian Guide / Nieuwe West-Indische Gids, 2008, Vol. 82 Issue 1/2, hlm. 47–96 77 Vink Markus, “’The World’s Oldest Trade’: Dutch Slavery and Slave Trade in the Indian Ocean in the Seventeenth Century,” Journal of World History, June 2003.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

5.3.1 Pencabutan dan Pemotongan Tanaman Pala

Rakyat Saparua dan Maluku umumnya bekerja untuk budi- daya cengkeh dan kopi. Namun, pria dan perempuan Saparua dan Nusa Laut juga harus mencabut dan memotong tanaman pala. Rakyat dipaksa bekerja untuk melayani kebutuhan perdagangan kolonial Belanda, bukan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri.78 Alasan Van Middelkoop, komisioner di Ambon -- Van Middelkoop dan Engelhard – gempa tahun 1816 di Banda dapat berdampak besar terhadap budi-daya pala. Karena itu, komisioner kolonial Belanda memerintahkan para Residen untuk memotong tanaman pala. Saparua saat itu telah menanam 750 pohon pala. Sedangkan tanah Haruku tidak cocok untuk pala dan Hila tidak melaporkan budi-daya pala ke kolonial Belanda.79 210 5.3.2 Kewajiban Mengirim Kayu

Komisioner kolonial Belanda merilis dekrit No. 39 tanggal 12 April tahun 1817 yang isinya mengenai permintaan kepada Residen di Saparua, Hila dan Haruku untuk mengirim kayu-kayu dan gaba- gaba guna memperbaiki bangunan-bangunan pemerintah kolonial Belanda di Banda, Maluku.80 Namun, hingga akhir April 1817, tidak ada kayu yang dikirim dari Saparua ke Banda. Ada pasokan kayu dari Hila, namun kapal angkutnya tidak tersedia. Kuota pengiriman kayu kemudian diperluas ke desa-desa Saparua, Hila, dan Haruku. Alasan komisioner Van Middelkoop adalah karena pada masa pemerintahan kolonial Inggris, pengiriman kayu-kayu merupakan kewajiban rakyat. Rendahnya

78 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923). 79 Ibid. 80 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

upah bagi rakyat, karena rakyat menebang pohon-pohonnya dari lahan liar milik pemerintah kolonial Belanda. Dekrit itu sangat bertentangan dengan hukum adat rakyat Saparua, Haruku, dan Hila. Meskipun ada teori di Jawa era Raffles asal Inggris yang menyatakan bahwa lahan liar merupakan lahan sewa (tenant farm) dari pemerintah kolonial.81 Dalam Perintah Rahasia No. 36 pada tanggal 12 April 1817, komisioner pemerintah kolonial Belanda di Ambon, Maluku, merilis daftar harga kayu pasokan ke pemerintah kolonial Belanda di Ambon. Misalnya, balok ukuran 6” x 12’ hingga 18’ seharga 2,16 gulden; kayu balok ukuran 6” x S ‘ sampai 12’ seharga 0,18 gulden; papan 1,5’ x 12’ sampai 18’ seharga 2 gulden; papan ukuran kurang dari 1,5’ seharga 0,8 gulden; dan lain-lain.82 Cara pembayaran mensyaratkan perintah dari Gubernur Hindia Belanda di Ambon. Akibatnya, jangka waktunya sangat lama, tertunda, dan pembayaran melalui uang kertas kolonial Hindia 211 Belanda, bukan koin atau logam gulden Pemerintah Belanda. Hal ini memicu oposisi dari para Residen di daerah Saparua, Hila, Haruku, dan Nusa Laut. Oposisi rakyat antara lain berawal dari penolakan terhadap pengiriman kayu melalui orembaai di Porto. Oposisi dan perlawanan rakyat semakin luas karena Dekrit Komisioner di Ambon tanggal 24 Mei tahun 1817 memaksa, rakyat melakukan pembayaran kepada para inspektur desa-desa dalam bentuk uang logam atas pengiriman-pengiriman kayu-kayu ke pemerintah kolonial di Maluku. Menurut Buyskes, bahwa perintah wajib mengirim kayu-kayu, garam, dan jenis komoditi lainnya untuk kolonial Belanda di Maluku, termasuk jenis perintah yang memicu oposisi dan perlawanan rakyat terhadap komisioner Van Middelkoop di Ambon.83

81 C. van Vollenhove. Het’ Adat Recht van Nederlandsch Indie. Leiden (1931), hlm.236. 82 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923), hlm. 598-618. 83 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 1817.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Tanggal 3 Mei 1817, Residen Saparua menanyakan komisioner kolonial Belanda di Ambon tentang jumlah upah dan jadwal pembayaran kepada para pendayung perahu angkut kayu. Karena banyak pendayung orembaai yang diperlukan oleh kolonial Belanda. Pada masa penjajahan Inggris di Maluku, biaya angkut barang, orang, atau surat, harus dibayar harian sebesar 4 stiver (1/20 satu gulden) per hari per orang. Jelang revolusi melawan penjajah Belanda tahun 1817, biaya angkut surat ke Seram sebesar 4 (empat) gulden, dan angkut surat ke Ambon sebesar 2 (dua) gulden.

5.3.3 Uang Kertas, Gulden Logam, dan Sistem Keuangan

Tanggal 14 Januari 1817, Komisi Jenderal Pemerintah Kolonial Belanda di Batavia merilis pernyataan kebijakan moneter dan 212 keuangan. Komisi ini ingin memiliki kewenangan bidang moneter dan sirkulasi uang seperti pemerintah di Belanda. Selain 2 (dua) juta gulden logam milik Komisi ini, uang kertas akan diterbitkan oleh Komisi ini. Nilai uang logam gulden tidak diterbitkan atau diterima dengan nilai di atas atau di bawah dari nilai nominalnya.84 Uang kertas yang diterbitkan, ternyata sulit ditukar di Maluku. Alasannya, bank tukar-menukar uang kertas hanya terdapat di Ambon, Ternate, dan Banda. Saat sirkulasi uang kertas itu terjadi, bank-bank ini belum beroperasi. Akibatnya, tahun 1810, ekonomi rakyat Maluku berjalan tanpa dukungan sistem dan sirkulasi uang sebagai alat tukar. Keadaan ini berlangsung sejak 1810-1817 di Maluku.85 Tanggal 10 April 1817, Komisi Jenderal kolonial Batavia merilis Dekrit No. 18 yang menetapkan semua transaksi dan tukar-

84 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923). 85 Van Middelkoop, “Sourabaya Report”, 1817.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

menukar lainnya di daerah-daerah yang berada di bawah kendali pemerintahan kolonial Belanda di Ambon, harus berbentuk kontan. Dekrit kolonial Belanda itu menyulitkan rakyat di Maluku, termasuk Saparua dan sekitarnya. Karena rakyat harus datang ke Ambon untuk menukarkan uang kertasnya dengan uang logam di bank penukaran. Di sisi lain, ketika Maluku berada di bawah kekuasaan Inggris, pemerintah kolonial Inggris di Ambon, Maluku, menggunakan dollar Spanyol tahun 1811 yang tidak menyulitkan rakyat Maluku. Pemerintah kolonial Belanda di Ambon, tidak membayar rakyat Maluku dengan uang kertas. Uang kertas itu hanya digunakan untuk membayar rempah-rempah dan pengiriman komoditi lainnya, khususnya kopi rakyat Maluku. Komisi pemerintah kolonial Belanda di Ambon melarang tukar-menukar atau penjualan koin perak selama dua bulan pertama pasca perubahan status Maluku 213 dari koloni Inggris menjadi koloni Belanda pada 25 Maret 1817. Langkah ini diambil guna mencegah kelangkaan koin perak di Jawa dan zona lainnya.86 Sistem pembayaran dengan uang kertas kolonial Belanda memicu oposisi rakyat. Karena rakyat Maluku sudah terbiasa dengan sistem nilai tukar dollar Spanyol tahun 1810 pada masa penjajahan Inggris atas Maluku. Rakyat dipaksa menggunakan sistem nilai tukar dengan uang kertas Hindia Belanda daripada dengan uang logam.87

5.3.4 Kewajiban Produksi Garam

Komisioner kolonial Belanda di Ambon mewajibkan rakyat untuk memproduksi garam yang hendak dijual oleh kolonial Belanda.

86 Ibid. 87 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 1817.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Rakyat Saparua sendiri tidak terbiasa dengan karya produksi garam, sehingga perintah dari kolonialis Belanda ini memicu perlawanan rakyat Saparua khususnya.88 Guna mewujudkan keinginannya Komisioner kolonial Belanda di Ambon, Van Middelkoop, merilis dekrit No. 30 tanggal 10 April 1817, yang isinya mengenai perintah kepada para Residen di berbagai daerah Maluku untuk meneliti kemungkinan pembangunan pabrik garam di wilayahnya. Gubernur kolonial dan Komisioner Van Middelkoop di Ambon membentuk satu komisi meneliti kemungkinan pembangunan pabrik garam di Kepulauan Ambon. Hasilnya, tidak ada zona yang cocok untuk pabrik garam di Ambon.89 Namun, Komisioner Van Middelkoop mendesak para Residen untuk memproduksi garam guna swa-sembada garam dan mengatasi kelangkaan garam akibat kurangnya pasokan garam dari Inggris, Jawa, 214 dan swasta. Upaya swa-sembada garam Maluku dari Komisioner Van Middelkoop, memicu oposisi rakyat.90

5.3.5 Pemecatan Guru Sekolah dan Pendeta

Kolonial Inggris mengakui dan menjamin rakyat memeluk agama tertentu dan melaksanakan ibadahnya menurut imannya masing-masing. Karena itu, rakyat Saparua, Haruku, Hila, dan Nusa Laut mematuhi pemerintahan kolonial Inggris. Namun, ketika kolonial Belanda berkuasa di Maluku, semua pengakuan dan jaminan ini sirna. Akibatnya, rakyat Saparua dan Nusa Laut menentang penjajah Belanda.91 Pada masa Gubernur Jenderal Daendels dari Perancis berkuasa di Maluku, kekurangan dana/biaya sekolah dan guru, biayanya

88 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923). 89 Ibid. 90 Van Middelkoop, “Sourabaya Report :, 1817. 91 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

ditanggung oleh desa-desa. Begitu pula pada masa kolonial Inggris di Maluku, kekurangan dana pemerintah kolonial untuk guru dan sekolah dibiayai oleh desa-desa. Sedangkan kolonial Belanda ingin memperluas sekolah di Saparua untuk meningkatkan pelajaran bahasa Belanda. Terkait hal tersebut Van Middelkoop mengirim surat permintaan saran ke Residen di Saparua dan Haruku.92 Surat Van Middelkoop tertanggal 9 April 1817 ditanggapi oleh Residen Saparua, Van den Berg, pada tanggal 15 April 1817 yang isinya, menolak usul Gubernur Maluku, Van Middelkoop dengan alasan, sistem sekolah semacam itu akan menghambat sistem sekolah yang sudah terealisasikan sejak zaman Daendels asal Perancis dan Inggris di Saparua. Khususnya jika upah para guru dari masa kolonial Inggris, belum dipulihkan. Zaman Daendels asal Perancis mewajibkan pembayaran sekolah kepada desa-desa. Jika kebijakan diubah, risikonya merusak jaringan 215 gereja dan sekolahnya.93 Sikap serupa juga berasal dari Residen Haruku. Karena beredar rumor bahwa sentralisasi sistem pendidikan dari kolonial belanda akan berisiko pemecatan guru-guru sekolah yang berkaitan erat dengan jaringan keagamaan pada masyarakat Maluku.94 Karena itu, para pemimpin perjuangan rakyat Saparua, Haruku, Hila, dan Nusa Laut umumnya berasal dari kalangan guru sekolah.95

5.3.6 Tentara Batavia

Dalam memorandum transfer kekuasaan dari kolonial Inggris kepada kolonial Belanda atas Maluku tanggal 25 Maret 1817, monopoli perdagangan masih berlaku seperti periode sebelumnya, seperti petani

92 Van Middelkoop, “Sourabaya Report”, 1817. 93 J.v. Doren, Thomas Matulesia het Hoofd der Opstandelingen op het Eiland Honimoa. Amsterdam (1857), hlm. 106 . 94 “Livett Reportll to London Missionary Society”, Ambon,12 May, 1818. Dalam J.H.Enklaar, Joseph Kam Apostel der Molukken. (1963). 95 J. v. Doren (1857).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

wajib menjual seluruh rempah ke pemerintah kolonial dengan harga rendah yang ditentukan oleh pemerintah kolonial. British Ambon Corps yang terdiri dari lebih dari 400 orang yang dibentuk oleh W.B. Martin, tidak dimasukkan ke dalam Treaty of London.96 Tetapi, Pemerintah Inggris berpandangan, masalah British Ambon Corps di Maluku bukan hal mudah. Alasannya, masing-masing anggota British Ambon Corps menanda-tangan kontrak yang ada klausul khusus mengenai kontraknya. Kontrak British Ambon Corps menyatakan bahwa jika terjadi transfer kekuasaan, maka masing- masing anggota British Ambon Corps bebas menentukan pilihan, apakah bergabung dengan pemerintahan kolonial Belanda atau tidak. Mantan prajurit kembali ke desa tentu berisiko.97 Komisi Umum (Commission General) di Batavia membutuhkan penambahan tentara. Pilihannya ialah orang-orang 216 asal Maluku. Pasal 5 Perintah Komandan Militer di Batavia ini berisi perintah penerimaan tentara yang berasal dari Maluku untuk bertugas di Jawa. Namun, menurut Komisioner Engelhard di Ambon, perintah ini sulit dilaksanakan di Maluku. Alasannya, rakyat Maluku sangat menentang perintah tersebut. Hal ini disampaikan melalui surat dari Engelhard ke S. Van Basel tanggal 12 Juni 1817 yang isinya adalah tentara dari Maluku hanya terbatas pada pemenuhan kebutuhan tentara kolonial di Maluku.98 Sedangkan Recruitment Officer, Letnan Kolonel Krayenhoff berupaya melaksanakan Pasal 5 Perintah Komandan Militer kolonial di Batavia tersebut. Letnan Kolonel Krayenhoff merujuk pada filosofi militer bahwa tugas seorang tentara terikat dan tunduk

96 Ibid. 97 Ver Huell (1835), hlm. 37. 98 H. A. Idema, “De Oorzaken van den Opstand van Saparua in 1817”, Bijdragen Vol. 79 (1923).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

pada perintah kedaulatan negaranya. Begitu pula Komisioner Van Middelkoop di Ambon menyetujui Pasal 5 tersebut alasannya, tentara yang berasal dari penduduk daerah Kepulauan Maluku, dapat mencegah penyelundupan rempah-rempah melalui Seram. Sebaliknya, kekhawatiran rakyat Maluku terhadap dinas militer di Batavia berawal dari pengangkatan secara paksa masa Gubernur Jenderal Daendels. Lagi pula, adanya keraguan terhadap jaminan bagi para tentara kolonial, keluarga, atau anak dan isterinya. Pada masa kolonial Inggris, hal ini dijamin dan diakui melalui suatu kontrak kerja. Ketika pecah revolusi perjuangan rakyat di Saparua dan Nusa Laut, tentara asal Maluku hanya ditugaskan oleh kolonial Belanda selama tiga tahun di Maluku. Berdasarkan Dekrit No. 230 tertanggal 23 Februari 1818, orangtua, anak, saudara, atau saudari dari warga Maluku yang ikut dalam penerimaan tentara kolonial di Jawa, akan mendapat 20 pon 217 beras dan setengah pon garam per bulan. Perekrutan Tentara asal Maluku sudah dimulai sejak abad 16. Korps tentara yang dibentuk ini sangat maju awal abad 19 karena peran dari kolonial Inggris yang menghidupkan milisi Ambon (Ambonese Schutterij atau Burger Militia) khususnya di Saparua, Maluku. Pasukan asal Maluku berkembang lagi pasca kunjungan Gubernur Jenderal kolonial Belanda, Van der Capellen, di Batavia ke Maluku tahun 1824. Milisi Ambon dengan latihan dan tradisi garnisun, akhirnya bubar tahun 1923. Tentara asal desa-desa mengalami kemunduran pada masa Gubernur Daendels tahun 1804. Gubernur Jenderal Daendels memerintahkan penerimaan tiga kompi infanteri, satu kompi kavaleri, dan satu peleton yang berasal dari warga desa. Namun, ada protes dari rakyat. Rakyat hanya bertugas sebagai tentara di Maluku dan tidak banyak tentara kolonial asal Ambon yang terlibat dalam Perang Jawa tahun 1825-1830.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

5.3.7 Pasokan Ikan Kering dan Dendeng Tanpa Bayar

Komandan Sloterdijk dari skuadron Angkatan Laut kolonial Belanda di Ambon membutuhkan pasokan daging dan garam, namun pasokan garam dan dendeng dari Ambon sendiri sering menjadi busuk. Karena itu Gubernur kolonial Belanda di Ambon memerintahkan pasokan komoditi ini dari Residen di Saparua, Hila, dan Haruku. Alasannya, pasokan komoditi ini tidak tersedia di Ambon dan tidak ada impor dari Jawa. Berdasarkan daftar permintaan tertanggal 30 April 1817 dari Gubernur kolonial di Ambon, harga satu pikul sebesar 15 Rix Dollar. Rakyat Haruku dan Hila menerima penawaran harga ini. Namun, rakyat Saparua minta harga 20 Rix Dollar per pikul. Patokan Kolonial Belanda menyetujui Pembayaran jumlah tersebut kepada 218 rakyat Saparua jika rakyat Saparua dapat membuktikan pembayaran sebelumnya.99

5.3.8 Kewajiban Mengirim Kopi

Kolonial Belanda mewajibkan rakyat Saparua dan sekitarnya untuk mengirim kopi guna mengatasi kelangkaan pasokan kopi dari Jawa di Ambon. Hal ini sudah pernah diterapkan pada masa kolonial Inggris di Maluku. Dalam hal ini, Van Middelkoop mengutip keterangan mantan raja di Pelauw dan Orang Kaya di Kailolo bahwa pertemuan para pejuang terjadi 4 April 1817, atau hanya 10 hari penyerahan Maluku dari kolonial Inggris kepada kolonial Belanda atau dua pekan usai Residen Belanda Van den Berg tiba di Saparua, Maluku.100

100 Van Middelkoop’ s Souurabaya Report. f. 26. 99 Van Middelkoop’s Sourabaya Report.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Namun, Government Gazette edisi 7 Agustus 1817 merilis laporan dari Ambon ke pemerintah kolonial Inggris di Bengal, India, tertanggal 17 Juni 1817 bahwa “The causes of the unfortunate rebellion are said to be the paper money, the recruitment of people for Java, the fact that the Resident had had a woman stripped naked and flogged in the bazaar, that he had demanded supplies of fish and sago for the troops without payment and that he had relied too much on his clerk Ornek”. Surat kabar Bataviasche Courant edisi No. 49 tanggal 6 Desember 1817 memperkuat laporan tersebut di atas: “The experiences and reports, which anybody here can obtain, will show these reports and the opinions expressed therein, for what they are”. Begitu pula laporan Van der Capellen melalui surat pribadi ke Menteri Koloni Belanda, A. R. Falck, pada tanggal 8 Juli 1817, menyebutkan : “The sad affair of Saparua is conveyed to you in the Official Missive. Wrong direction, 219 tactless treatment of people and affairs, and the misuse of authority are undoubtedly the causes”.101 Dalam hal ini, Residen Van den Berg di Saparua, dinilai sebagai penanggungjawab revolusi rakyat Saparua dan Nusa Laut awal abad 19 M.102

5.4 Rakyat Maluku Melawan Penjajahan dan Perbudakan

“Slavery is such an atrocious debasement of human nature … may sometimes open a source of serious evils!” Begitu tulis Benjamin Franklin, satu di antara founding fathers Amerika Serikat (1787) dan Presiden the Pennsylvania Society for Promoting the Abolition of Slavery di Amerika Serikat.103 Perbudakan adalah penghinaan keji

101 A. R. Falck, Gedenkschriften, 1817, hlm. 467. 102 Ibid., hlm. 471. 103 Writings, 1789.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

terhadap sifat dasar manusia dan sumber kejahatan-kejahatan serius. Abraham Lincoln, Presiden ke-16 Amerika Serikat (AS), tewas dibunuh pada April 1865 karena spirit melawan dan menghapus perbudakan di AS.104 Spirit melawan perbudakan lebih dahulu mengalir dalam diri Thomas Matulessy, Anthony Reebok, Latumahina, gadis remaja usia 17 tahun asal desa Abubu, Nusalaut, Maluku, Martha Christina Tiahahu ketika Abraham Lincoln masih berusia 8 tahun di AS. Martha Christina Tiahahu menolak perbudakan. Ia mogok makan, tidak mau makan obat, hingga jatuh sakit, karena tidak mau dibawa ke Jawa melalui kapal penjajah Belanda, Evertsen, untuk menjadi budak pada kebun kopi milik kolonalis Belanda di Jawa.105 Spirit keadilan selalu lahir dari kemerdekaan dan kesetaraan (equality). Hak-hak setiap orang diakui, dijamin, dan dilindungi. 220 Kewajiban setiap orang dilaksanakan. Kemerdekaan adalah gerbang menuju kesetaraan. Melalui kesetaraan, manusia bersatu sebagai saudara. Sedangkan sistem perbudakan memperlakukan manusia sebagai properti atau harta yang dapat diperjual-belikan, dan dipaksa bekerja, yang benar-benar bertentangan dengan kehendaknya, di bawah ancaman atau hukuman dan pembatasan kemerdekaannya.106 Karena itu, “There are no tyrants if there are no slaves!”, tulis pejuang kemerdekaan Filipina Jose P. Rizal (19 Juni 1861 - 30 Desember 1896).107 Filosofi melawan perbudakan pernah diperjuangkan oleh ahli-ahli atom asal Yunani--Leucipus, Epicurus, dan Democritus abad 4 Sebelum Masehi (SM). Alasannya, kebenaran tidak identik dengan kekuasaan politik. Gerakan atom di ruang hampa dapat menentukan perubahan alam. Maka hubungan hamba dan raja

104 Pencak, 2009:222; Finkelman, et al, 2009: 388. 105 Alaidrus, 2010. 106 Brace, 2004: 161-162. 107 Rizal, Jose P. et al, 1890 edisi I/2007.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

atau budak dan majikan harus dihapus. Sebaliknya, kesetaraan hak dan kewajiban setiap orang perlu diakui, dijamin dan dilindungi oleh hukum (negara).108 Gaung filosofi para ahli atom itu antara lain bergema pada tripartite motto seperti “Einigkeit und Recht und Freiheit” (Persatuan, Keadilan, dan Kemerdekaan) dari Jerman, “Liberté, Égalité, Fraternité” (Kemerdekaan, Persamaan, Persaudaraan) Perancis, dan “Peace, Order, and Good Government” dari Kanada. Ketiga frasa ini juga dirumuskan dalam Bab 3 ayat 13 Konstitusi Jepang tahun 1947 (Dyck, 2000), atau 130 tahun setelah perjuangan Martha Christina Tiahahu melawan penjajahan dan perbudakan dari Belanda di Nusalaut, Maluku. Spirit Martha Christina Tiahahu juga seperti filosofi para ahli atom Yunani itu. Martha Christina Tiahahu sangat konsisten dan tegar dengan sikap dan perjuangannya melawan kejahatan terhadap 221 kemanusiaan dalam bentuk perbudakan dan penjajahan. Mohandas Karamchand Gandhi (2 Oktober 1869 – 30 Januari 1948), pejuang keadilan dan kemanusiaan asal India melukiskan karakter perempuan pejuang: “The real ornament of woman is her character, her purity!”109 Martha Christina Tiahahu (4 Januari 1800-2 Januari 1818), pejuang keadilan dan kemanusian Maluku, lahir dari keluarga desa Abubu, Nusa Laut, Maluku. Ayahnya, Kapitan Paulus Tiahahu berasal dari klen Soa Huluputy. Ibunya meninggal saat Martha Christina Tiahahu masih bayi. Maka ia dibesarkan oleh ayahnya, termasuk di bidang perencanaan serangan militer.110 Tahun 1817, Martha Christina Tiahahu mengikuti ayahnya dalam perang grilya melawan penjajah Belanda 111 dan mendukung perjuangan Pattimura di Saparua.112

108 Titus Lucretius Carus, 1976. 109 Goodreads Inc., 2014. 110 Alaidrus, 2010. 111 Tunny, 2008. 112 Azizah, 2011: 121.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

5.4.1 Perjuangan Thomas Matulessy dan Martha Christina Tiahahu

Tahun 1810, Inggris mengambil-alih Maluku dari Belanda. Thomas Matulessy (8 Juni 1783 – 16 Desember 1817) dan sekitar 399 warga Maluku lainnya mengikuti latihan militer Inggris untuk pengamanan pusat produksi rempah-rempah dunia masa itu di Maluku. Sehingga standar pelatihan militernya selevel dengan pelatihan pasukan tempur Gurkha dari Inggris. Pada 13 Agustus 1814, ada perjanjian Anglo-Dutch Treaty yang menghasilkan Convention of London di London, Inggris.113 Sersan mayor Thomas Matulessy diduga menghadiri perjanjian Convention of London 114 yang ditanda-tangani oleh Robert Stewart, Viscount Castlereagh dari Inggris dan Hendrik Fagel dari Belanda. Isi 222 perjanjian ini antara lain pengembalian kepemilikan kolonial Belanda dari Inggris seperti pada 1 Januari 1803, sebelum Perang Napoleon di Eropa, di Amerika, Asia, dan Afrika, kecuali Cape of Good Hope dan Demerara, Essequibo, Berbice (Amerika Selatan). Tahun 1816, Maluku diserahkan oleh Inggris ke Belanda. Anglo-Dutch Treaty gagal meredam persaingan Inggris vs Belanda merebut pengaruh dan kedaulatan atas Hindia Timur tahun 1814-1824. Selama Perang Napoleon di Eropa, terjadi perubahan pengaruh, kedaulatan atas koloni-koloni seluruh dunia, dan pola- pola dagang di seluruh dunia. Belanda gigih berjuang merebut lagi keuntungan dari era pra-Perang Napoleon di Hindia Timur, khususnya rempah-rempah mahal dari Maluku dan kopi yang diperoleh dari sistem penjajahan dan perbudakan yaitu (1) tenaga-kerja paksa (perbudakan), (2) harga rempah sangat mahal di Eropa, (3) monopoli dagang rempah

113 Ajisaka et al, 2010:9. 114 Sudarmanto, 2007:1999.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

dan kopi, dan (4) pembatasan penanaman atau kontrol produksi rempah-rempah di Maluku.115 Di sisi lain, Inggris telah menikmati keuntungan dari jalur- jalur perdagangan dengan zona Hindia Timur, khususnya barang- barang asal Eropa dijual ke Asia dan Hindia Timur serta menikmati keuntungan dari perdagangan komoditi rempah dan kopi dari Belanda ke Eropa. Pasca perjanjian Anglo-Dutch tahun 1814, propaganda Inggris ialah kebijakan kolonial lebih liberal atau merkantilisme-kolonial. Sistem ini akhirnya berbenturan dengan sistem tanam-paksa, perbudakan, dan monopoli dari penjajah Belanda di Maluku.116 Ada pelanggaran terhadap perjanjian Anglo-Dutch Treaty (1814), oleh Belanda sendiri semisalnya, Thomas Matulessy dan pasukannya dilucuti dan dikembalikan oleh Belanda ke daerah- 117 daerahnya. Thomas Matulessy (Pattimura) dan prajurit yang 223 dilatih Inggris, menentang upaya Belanda menguasai lagi Maluku. Rakyat Saparua bersatu memilih Pattimura sebagai Kapitan Saparua dan melawan Belanda. Tanggal 15 Mei 1817, Thomas Matulessy, Said Parintah, Anthony Reebhok, Paulus Tiahahu dan Martha Christina Tiahahu memimpin perlawanan terhadap penjajahan Belanda. Hanya sehari, pasukan ini berhasil merebut Benteng Duurstede di Saparua dan menewaskan residen Belanda, Van den Berg,118 namun gagal merebut Benteng Zeelandia di Haruku.119 Martha Christina Tiahahu ikut melawan penjajah Belanda di Nusalaut. Komandan Belanda Richement tewas tertembak dan Komandan Meyer terluka. Martha Christina Tiahahu dengan

115 Wright, 1950. 116 Wright, 1950. 117 Poesponegoro et al, 1992:183. 118 Kusumaputra, 2009. 119 Sudarmanto, 2007:10.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

bersenjatakan tombak, api dan batu pasukannya membakar Benteng Duurstede.120 Pada 16 Mei 1817, Pattimura dan pasukannya menguasai benteng Duurstede.121 dan memukul mundur pasukan Major Beetjes, dan Letnan dua E.S. de Haas. Tanggal 29 Mei 1817, pasukan Pattimura dan para pemimpin Maluku lainnya menyatakan perang melawan kolonial Belanda di Maluku. (Sudarmanto, 2007: 200) Kolonel Ferdinand Vermeulen Krieger, mantan komandan pasukan Belanda pada Perang Waterloo (Belgia) 250 ribu tentara Napoleon (Perancis) vs 850 ribu tentara sekutu 7 negara di Eropa mengambil-alih komando pasukan Belanda di Maluku yang menjadi pusat produksi rempah-rempah berkualitas dunia.122 Kolonialis Belanda di Ambon tanggal 12 Oktober 1817 juga mendapat bantuan pasukan asal Ternate dan Tidore sebanyak 20 kora-kora 123 224 yang dipersenjatai. Ferdinand Vermeulen Krieger (1782-1865), kolonel Tentara Kerajaan Hindia Belanda Timur menulis perihal “perang hutan dan pegunungan” di Maluku tahun 1818, Vermeulen Krieger (1829:25) sebagai berikut:

“...daar eenige dezer in oorlog zijnde volkeren, voornamelijk die der Moluksche eilanden en de Bantamsche muitelingen, wier grootst gedeelte van schietgeweren voorzien is, de gewoonte hebben, om zich in zoodanige boomen te verschuilen. ... Dezelfde natien op de Moluksche eilanden bedienen zich in hunne oorlogen, wanneer zij door hunnen vijand in de bosschen en het gebergte achtervolgd worden, veelal van de volgende verraderlijke listen.”124

120 Alaidrus, 2010; Tunny, 2008. 121 Ajisaka et al, 2010: 9; Adhi Kusumaputra, 2009. 122 Van Rees Wa, 1870. 123 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 25 September, 1818; Van Rees. Het Nederlandsch Indische Leger, Amsterdam, 1859: 89. 124 Ferdinand Vermeulen Krieger, Oost-Indische oorlogen, of, Listen, hinderlagen en verdedigings-wijze der, Broese, 1829.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Usia 14 tahun, Ferdinand Vermeulen Krieger terdaftar sebagai prajurit Kerajaan Belanda. Tahun 1806, Vermeulen Krieger ikut dalam perang di Prusia dan mendapat anugerah bintang perak. Tahun 1812, Letnan Vermeulen Krieger termasuk dalam pasukan Napoleon (Perancis) dalam pertempuran di Borisov, Polotsk (Berezina), dan selatan Saint Petersburg di Rusia. Di kota Borisov, pasukan Letnan Vermeulen Krieger mengawal mundurnya pasukan Napoleon dari Rusia. Namun, karena cuaca sangat dingin, Letnan Vermeulen Krieger termasuk di antara tentara Napoleon yang ditawan oleh pasukan Rusia. Tanggal 3 September 1814, Letnan Vermeulen Krieger dikembalikan oleh Rusia ke Belanda. Tahun 1815, Vermeulen Krieger ikut dalam operasi militer di Quesnoy dan Valenciennes. Kemudian Letnan Jenderal Antingh di Hindia Belanda mengirim Ferdinand Vermeulen Krieger ke Hindia Belanda. Vermeulen Krieger 225 mendapat kenaikan pangkat luar biasa sebagai kapten karena berhasil memadamkan Revolusi Pattimura di Saparua, Maluku, tahun 1818. Maret 1819, Vermeulen Krieger meraih pangkat Mayor. Hingga usia 57 tahun, Vermeulen Krieger telah mengikuti 22 pertempuran dan meninggal usia 83 tahun di Etten (Belanda). Martha Christina Tiahahu, Kapitan Paulus Tiahahu, Thomas Matulessy, dan pejuang lainnya dapat dikalahkan pada November 1817 karena kehabisan amunisi menghadapi pasukan Krieger yang didukung oleh personil bantuan melalui 2 kora-kora dari Ternate dan Tidore. Pattimura ditahan pada 11 November 1817 di Siri Sori. Benteng Duurstede direbut lagi oleh pasukan Belanda.125 Para pejuang itu dibawa ke kapal HNLMS Evertsen di Nusalaut. Maria Christina Tiahahu tidak dihukum karena usianya masih remaja. Setelah ditahan di Benteng Beverwijk, ayahnya dihukum mati dan

125 Ajisaka et al, 2010:10; Sudarmanto, 2007: 201.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Martha Christina Tiahahu dibebaskan.126 Martha Christina Tiahahu melanjutkan perang grilya melawan penjajah Belanda. Pasukan Belanda menangkap Martha Christina Tiahahu dan 39 pejuang lainnya pada Desember 1817.127 P.J.M. Noldus dalam tesisnya berjudul The Pattimura Revolt of 1817 (1984:123) di Unversitas Canterbury melukiskan spirit perjuangan, kegigihan, dan keberanian Martha Christina Tiahahu: “The rebels had fought bravely, inspired, not by the Rajah of the negory, Paulus Triago, but by his sixteenyear-old daughter Christina Martha. She had helped with the building of the fortifications and, when the ammunition ran out, she was the first to throw stones at the troops. In the end she was dragged, half suffocated, out of the burning house, still clutching a spear in her hand. This was the end of the resistance.” 226 Spirit perjuangan Thomas Matulessy, Anthony Reebok, Martha Christina Tiahahu dan para pejuang kemerdekaan dan anti- perbudakaan asal Maluku merupakan jejak panjang dari perjuangan manusia untuk keadilan dan nilai-nilai kemanusiaan. Martha Christina Tiahahu adalah corner-stone di Asia bidang emansipasi dan kesetaraan gender, bahwa pria-perempuan merupakan mitra- strategis dan setara dalam perjuangan nilai-nilai kemanusiaan dan keadilan; usia Maria Christina Tiahahu masih sangat belia namun memiliki karakter pejuang; gigih melawan penjajahan dan perbudakan. Spirit perjuangan Martha Christina Tiahahu juga akhirnya disusul oleh perang grilya Cut Nyak Dien (1873- 1905), perlawanan grilya Cut Meutia dan Pocut Meurah Intan melawan penjajahan Belanda akhir abad 19 di hutan-hutan Aceh. Ilham perjuangan itu juga lahir dalam gerakan emansipasi Habis Gelap, Terbitlah Terang

126 Tunny, 2008. 127 Tunny, 2008; Alaidrus, 2010.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Kartini di Jepara abad 20 hingga gerakan HAM The Voice of Hope Aung San Suu Kyi sejak tahun 1988 di Birma. Cengkraman kolonialisme dan imperialisme terhadap Maluku selama hampir 296 tahun sejak 1522 M dilawan oleh Pattimura, Letnan Said Parintah, Paulus Tiahahu, Martha Christina Tiahahu, para pejuang asal Saparua, Haruku, Nusalaut dan Maluku lainnya. Kolonialisme dan imperialisme menjarah harta Maluku—rempah, keadilan, dan nilai-nilai kemanusiaan. Semula rempah-rempah hanya merupakan barang sangat berharga untuk perdagangan, akhirnya memicu lahirnya “source of evils” seperti perbudakan, penjarahan, pembunuhan, dan kekejaman terhadap rakyat Maluku. Perjuangan rakyat melawan penjajahan, perbudakan, hegemoni, dan imperialisme atau kolonialisme di Maluku, bukanlah hanya kerusuhan dan protes masyarakat (social unrest). Meskipun, 227 revolusi abad 19 M di berbagai zona Nusantara (India Timur) sering dianggap sebagai “social unrest”. Karena tidak berlangsung lama, tanpa terencana dan terorgansir, tanpa ideologi, dan tanpa agitasi secara nasional di seluruh Nusantara.128 Maka Revolusi Pattimura, misalnya, seakan-akan hanya dilabel sebagai revolusi petani (peasant revolt). Seolah-olah para petani tidak benar-benar memahami dasar dan sasaran perjuangannya. Namun, dalam Revolusi Pattimura terlihat jelas bahwa perjuangan revolusi di Maluku awal abad 19 tersebut, merupakan ekspresi dan perwujudan dari penolakan terhadap pelanggaran terhadap nilai-nilai hakiki kemanusiaan, peradaban, dan kultur. Revolusi itu merupakan perjuangan meraih kemerdekaan dari kontrol, hegemoni, sistem perbudakan, dan monopoli ekonomi-politik kolonialis Belanda. Hal ini diuraikan berikut ini.

128 Sartono Kartodirdjo, The Peasant revolt in Banten, 1818, hlm. 2.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Pattimura diakui sebagai Pahlawan Nasional Negara RI, pejuang kemerdekaan, yang meletakan tahap awal perjuangan kemerdekaan Bangsa Indonesia. Bahkan sejumlah ahli sejarah mengakui bahwa Revolusi Pattimura di Maluku awal abad 19 berkaitan dengan aspirasi dan perjuangan serupa di seluruh Nusantara abad 19.129

5.4.2 Struktur Kolonial-Penjajahan Belanda di Maluku

Tahun 1855, Kepulauan Amboina berpenduduk sekitar 28.000 jiwa, penduduk Saparua berkisar 10.000 jiwa, penduduk Haruku sekitar 7.000 jiwa, dan penduduk Nusa Laut sekitar 3.500 jiwa.130 Sebagian besar penduduk tinggal dan hidup di desa-desa pinggir pantai, bukan pedalaman. Karena desakan dari armada 228 dagang VOC untuk memudahkan perdagangan rempah-rempah (khususnya pala) abad 17-18 M. Lahan Kepulauan Maluku cocok bagi usaha kehutanan. Meskipun sagu tumbuh subur dan menjadi sumber pangan bagi penduduk.131 Tradisi ketergantungan pada pangan lokal secara turun-temurun sulit diubah dengan membangun kebiasaan baru seperti menanam kopi, lada, atau nila yang diperkenalkan oleh VOC. Tradisi rakyat ratusan tahun ini teruji secara empiris. Misalnya, hasil riset ahli pertanian tahun 1929 menemukan bahwa lahan Kepulauan Maluku terutama sangat cocok untuk sagu dan singkong.132 Hasil riset Oliver (1824) juga menemukan bahwa sago menghasilkan kesehatan penduduk.133

129 J.M. van der Kroef, “Two Forerunners of Modern Indonesian Independence”, The Australian of Modern Indonesian Politics and History, Vol. VIII, No. 1, May 1961, hlm. 169. 130 H. Kroeskamp, Early Schoolmasters in a Developing Country, Assen, 1947, hlm. 49. 131 A.J. Beversluis dan A.H. Gieben, Het Gouvernement der Molukken, We1tevreden, 1929, hlm. 79-80. 132 A.J.Koens, “Soerabaiaans Handelsblad”, 28 Januari 1929. 133 Olivier Jz., J., Land en Zeetochten in Nederlandsche Indie. Amsterdam 1830, hlm. 46.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Lahan Kepulauan Maluku terbagi secara komunal. Masing- masing desa lazimnya terbagi ke dalam jumlah dati atau kelompok keluarga yang memiliki dan menguasai kepemilikan lahan turun- temurun (dusun-dati). Jika pasokan sagu berkurang pada satu desa, penduduk desanya dapat melintas ke desa lain guna mendapatkan pasokan sagu.134 Di masa lalu, zona Maluku sering mencakup zona Sulawesi hingga Papua. Namun, khususnya Kepulauan Rempah (Spice Islands) hanya kepulauan Maluku yang memasok rempah-rempah lada, pala, dan cengkeh–khususnya Ternate, Tidore, Bachan. Maluku mencakup pula Pulau Amboina, Kepulauan Uliasan, dan Banda. Semula Portugal memegang monopoli perdagangan rempah- rempah Maluku hingga awal abad 17 M. Kekurangan SDM, kapal, korupsi, dan tanpa organisasi dagang kuat dan sejenisnya, khususnya 229 perkembangan ekonomi-politik di Eropa, merupakan alasan pokok berakhirnya monopoli Portugal atas perdagangan rempah dan komoditi lainnya dari Nusantara seperti telah diuraikan pada bagian awal dari bab 5 buku ini. Ketika Raja Philip II menduduki singgasana Monarkhi Portugal tahun 1580, Portugal langsung berhadapan dengan Inggris, Perancis, dan Belanda. Ini memicu perang dagang rempah antara kekuatan-kekuatan komersial di Eropa Barat. Belanda meraih kemerdekaan dari Spanyol. Armada dagang Belanda semakin kuat dan menguasai dan memonopoli perdagangan rempah di Asia Tenggara, membangun pelabuhan-pelabuhan dan pabrik di Jawa dan Malaka serta membangun Batavia sebagai basis perdagangan di Asia Tenggara.

134 Kroeskamp (1974:51).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Armada dagang Belanda mula-mula merapat ke zona Maluku melalui Hitu yang dipimpin oleh Jacob van Heemskerk pada 3 Maret 1599. Sultan Ternate, Kapitan Hitu Tepil, yang berada di bawah ancaman langsung dari kekuatan Portugal, merespons baik masuknya armada Belanda ke Ternate. Steven van der Hagen, misi armada dagang Belanda berikutnya, mulai menjalin kemitraan dengan warga Hitu. Warga Hitu meminta bantuan armada Belanda untuk menghadapi armada dagang Portugal. Laksamana Belanda, Steven van der Hagen, yang hanya memiliki satu kapal, berhasil menyepakati sebuah perjanjian kerjasama Hitu-Belanda yang isinya antara lain, semua hasil rempah Hitu dijual kepada armada dagang Belanda. Sementara itu Portugal memperkuat armadanya dengan 11 kapal dan 2.700 personil yang dipimpin oleh Andrew Furtado de 230 Monza yang berlayar ke Ambon tanggal 10 Februari 1602. Delegasi 3 (tiga) orang asal Hitu dikirim secara rahasia berangkat ke Banten untuk mengingatkan janji Belanda kepada Hitu. Ini merupakan awal dari kontrol dan monopoli armada Belanda di Maluku dan sekitarnya selama 3,5 abad.135 Pada 21 Februari 1605, armada Belanda tiba di Hitu. Kapitan Hitu, satu dari anggota delegasi ke Banten, segera menambah 20 kora- kora kepada armada van der Hagen dan merebut benteng Portugal.136 Portugal tidak benar-benar berupaya menguasai dan memaksanakan monopoli perdagangan rempah Maluku. Sebaliknya, Belanda dan VOC berupaya memonopoli tidak hanya perdagangan, tetapi juga perkebunan atau budi-daya rempah-rempah Maluku. Ini menjadi dogma ekonomi-politik VOC dan Belanda. Pada tahun 1670, Gubernur Jenderal Speelman menanam belasan pohon

135 H.J. de Graaf, De Geschiedenis van Ambon en de zuid Molukken, 1977, hlm. 43-43. 136 Vlekke, B. H. M., Nusantara.• A Bistory of Indonesia. The Hague 1943, hlm.118.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

cengkeh asal Maluku di taman kebunnya di Batavia, hanya karena ia menyukai pohon cengkeh. Ketika High Government pemerintah kolonial Belanda di Batavia mendengar hal ini, pohon-pohon cengkeh itu harus dihancurkan.137 Sistem monopoli perdagangan dan budi-daya rempah Maluku dari VOC dan Belanda masuk melalui struktur dati di Maluku. VOC dan Belanda menjadikan dati sebagai unit penyedia lahan bagi VOC untuk budi-daya cengkeh, distribusi, perdagangan, dan harganya murah karena ditetapkan harga rendah. Penduduk desa tidak boleh berpindah ke wilayah desa lainnya; penduduk desa hanya bekerja pada wilayah dusun dati untuk budi-daya dan perdagangan rempah. Produsen tidak dapat menentukan harga cengkeh. VOC dan Belanda menentukan harga cengkeh dari petani. Semua pohon cengkeh di luar wilayah yang sudah ditunjuk oleh VOC dan Belanda, dicabut dan dibakar melalui ekspedisi 231 hongi. Paksaan monopoli ini berlangsung hingga tahun 1864, ketika Menteri Koloni Fransen van de Putte menghapuskan sistem monopoli.138 Hongi merupakan pelayaran dengan kora-kora untuk mengawasi budi-daya dan perdagangan rempah di Maluku.139 W.B. Martin, Residen Inggris tahun 1811-1817 di Maluku, menyatakan : “While the Hongi was originally introduced with the benevolent view of listening to complaints and redressing grievances and, by periodic visits, to curb the tendencies of subordinate Residents to abuse power, it soon perverted from the beneficient ends of its establishment and became an instrument of governors for extending their deprecations and multiplying the abuse.”140

137 Oliver (1830), op. cit. Vol. III, hlm. 179. 138 Kroeskamp (1947:52). 139 J. Oliver Jzn, Land en Zeetogten in Nederland’s Indie, Vo. 1 (1080), hlm. 136. 140 W.B.Martin Letter to Bengal dated 29 February, 1812. Bengal Proceedings hlm.167/40 India Office Library and Records, London.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

5.4.3 Revolusi Rakyat Melawan Kolonialis Belanda

Sistem imperialis-kolonialis dari penjajah Belanda tersebut di atas memicu ketidak-puasan di kalangan tokoh masyarakat dan warga masyarakat di Saparua, Hitu, Haruku, dan Nusa Laut. Secara diam-diam, mereka membentuk jaringan kerjasama untuk memperjuangkan kemerdekaan dari monopoli dan pemerintahan kolonial Belanda. Hal ini dilaporkan oleh kaki-tangan kolonial Belanda ke Komisi Ambon dari Residen Uitenbroek Haruku. Laporan 20 April 1817 itu menyatakan bahwa ada pertemuan lebih dari 100 orang di distrik Liang pada tanggal 4 April 1817 tentang konspirasi melawan pemerintahan kolonailis Belanda di Maluku.141 Casus belli atau pemicu meletusnya aksi oposisi dan revolusi rakyat Saparua pada 4 April 1817 ialah pengiriman kayu 232 ke pemerintah kolonial Belanda di Ambon. Pemerintah kolonial Belanda di Ambon membutuhkan kayu untuk pembangunan. Kayu potongan dan pasokan orembaai, untuk transportasinya dilaksanakan melalui kewajiban kerja. Orang-orang Porto dan Haria, zona asal-usul kayu-kayu ini dikapalkan, tidak setuju dengan besar upah yang diberikan kepada para pekerja. Meskipun pada masa VOC, tenaga kerja asal Porto dan Haria diwajibkan oleh VOC untuk memasok kapal dan perahu untuk pengapalan kayu pemerintah kolonial di Maluku. Padahal, periode 1811-1816, kewajiban dan kebiasaan pengiriman kayu ke Ambon ini dihapuskan oleh pemerintah kolonial Inggris di Maluku.142 Residen kolonial Belanda di Saparua, Van den Berg, mendapat perintah dari Gubernur J. Van Middelkoop di Ambon untuk mengirim kayu kebutuhan pemerintah kolonial Belanda di

141 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 25 September, 1818. 142 “Porto Report”, Porto, 13 November, 1817. Dalam Bijdragen Vol. 65 (19ll).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Ambon. Kewajiban kerja ini memicu protes dan penolakan rakyat Porto dan Haria.143 Sedangkan kayu-kayunya sudah dipotong dan dimuat di orembaai, perahu besar. Van den Berg merilis perintah kapalnya berangkat ke Ambon dan Van den Berg ikut ke Ambon untuk menyampaikan langsung informasi gerakan rakyat Saparua kepada Gubernur kolonial Belanda di Ambon.144 Perintah Gubernur J. Van Middelkoop dari Ambon memicu aksi protes rakyat yang menolak kapal berangkat ke Ambon dan menangkap Residen Van den Berg di Saparua.145 Johannes Matulessy, saudara Thomas Matulessy, dan 5 orang lainnya, mendatangi rumah ke rumah di Haria agar mengikuti pertemuan di Haria. Agendanya ialah pembahasan tentang rencana pemerintah kolonial Belanda di Ambon menekan penduduk untuk berangkat ke Jawa sebagai tentara. Hasilnya, sekitar 100 orang 233 berkumpul. Mereka merencanakan perebutan Benteng Duurstede. Kira-kira 6 (enam) hari kemudian, pada tanggal 9 Mei 1817, diadakan pertemuan untuk memilih pemimpin gerakan perlawanan. Thomas Matulessy hadir pada pertemuan itu. Pada 15 Mei 1817, Residen Van den Berg yang mendengar laporan tentang gerakan rakyat di Porto, berupaya berangkat sendiri ke Porto. Residen Van den Berg diterima oleh masyarakat, namun tidak dizinkan pulang. Informasi ini didengar oleh pegawainya, bernama Ornek yang langsung berangkat dari Saparua ke Porto.146 Namun, Ornek melarikan diri dan kembali ke Saparua setelah mendapat perlawanan rakyat. Ornek berupaya membebaskan Van den Berg dengan dibantu oleh 5 tentara kolonial Belanda asal

143 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 25 September, 1818. 144 Doren, J.B.J. van, Thomas Matu1esia hetHoofd der Opstande1ingen op hetEiland Honimoa na de Overgave aan het Neder1and sche Gouvernement in 1817, Amsterdam, 1857, hlm. 18. 145 “Porto Report”, Porto, 13 November, 1817. Dalam Bijdragen Vol. 65 (19ll). 146 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Jawa dan 20 milisi bersenjata asal Ambon. Namun, pasukan Ornek terpukul mundur ke Saparua. Di kalangan gerakan rakyat, terdapat Thomas Matulessy, Strudiek, Pattiwael, Rissakota yang semuanya tinggal dan hidup di Huria.147 Ada perbedaan pendapat di kalangan pimpinan revolusi rakyat terkait hukuman terhadap Van der Berg. Akhirnya, Van den Berg tidak dihukum mati dan ia boleh kembali ke Saparua dan Benteng Duurstede. Sedangkan gerakan perlu diperluas ke seluruh pulau, khususnya Saparua.148 Kemudian Van den Berg mendapat kunjungan dari Anthony Rhebok dan Latumahina yang telah dihukum cambuk olehnya beberapa pekan sebelumnya. Rhebok menyampaikan kepada Van den Berg bahwa situasinya gawat, karena gerakan perlawanan dari rakyat bakal meluas hingga Saparua dan Ambon. Pilihannya 234 ialah penyelesaian damai, yakni Van den Berg harus menerbitkan surat bahwa pihaknya menyesal atas keputusannya menghukum Rhebok.149 Atas perintah Rhebok, Van den Berg menulis surat kepada rakyat Siri-Sori Slam, yang menurut Rhebok, sangat tersinggung oleh sikap dan keputusan Van den Berg menghukum cambuk Anthony Rhebok. Istri Van den Berg berupaya berangkat ke Ambon, dan menyampaikan surat ke pamannya, Komisioner Engelhard, yang berisi permohonan bantuan. Ornek juga mengirim surat melalui kurir yang sama ke Komisioner Middelkoop, Gubernur Maluku saat itu. Siasat Rhebok berhasil, karena cara itu membuka ruang bagi gerakan rakyat untuk mengetahui kekuatan pasukan pada Benteng Duurstede. Pasukan perlawanan rakyat akhirnya menyerang

147 Ibid. 148 “Porto Report”, Porto, 13 November, 1817. Dalam Bijdragen Vol. 65 (19ll). 149 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Benteng Duurstede. Van den Berg tertembak di kakinya dan terkapar. Belasan personil tentara asal Jawa dan personil milisi dari Maluku sulit membendung serangan dari gerakan perlawanan rakyat.150 Benteng Duurstede dikuasai dan diduduki oleh gerakan perlawanan rakyat di bawah pimpinan Thomas Matulessy. Van den Berg diikat dan dihukum mati, kecuali anaknya yang masih berusia sekitar 5 tahun. Anak itu dirawat oleh Salomon Pattiwael dan isterinya. Hingga November 1817, anak itu diserahkan kepada Komandan tentara kolonial, Ver Heull, yang merawat anak itu dan membawanya ke Surabaya. Anak itu hidup hingga usianya 82 tahun.151 Gerakan perlawanan rakyat meluas ke seluruh Saparua dan merambat ke Haruku dan Hitu, Maluku. Ketika surat dari nyonya Van den Berg dan pegawai kolonial Ornek tentang revolusi di Saparua tiba di Ambon, Dewan Tertinggi pemerintah kolonial Belanda di 235 Ambon, melakukan rapat dan mencari cara meredam revolusi di Saparua. Sementara itu Komandan Ver Huell dari kapal Evertsen sedang berlayar ke Saparua untuk merebut Benteng Duurstede. 152 Pimpinan tertinggi pemerintahan kolonial Belanda, tidak mengetahui peristiwa di Saparua hingga 16 Mei 1817. Tanggal 18 Mei 1817, Residen Martin asal Inggris berangkat dari Ambon ke Bengal, India. Harbour Master, Weith, dari pengalaman-pengalaman sebelumnya, memutuskan tidak dapat mengirim kapal ke Saparua, karena arus laut dan angin. Satu-satunya kapal kecil yang dapat berlayar ke Saparua saat itu adalah kapal Corvette H.M. Iris. Namun, kapal ini baru tiba di Ambon, dan membutuhkan masa jedah sebelum balik ke Saparua. Maka Dewan Tertinggi pemerintahan kolonial Belanda di Ambon

150 Ibid. 151 Ver Huell, “Herinneringen van eene Reis naar de oost Ihdien”, Vol. I, Haarlen 1835, hlm. 230-340. 152 Ver Huell (1835:102). Surat Engelhard ke Commissioner General di Batavia,

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

akhirnya memutuskan tanggal 16 Mei 1817, bahwa kapal Evertsen tetap berada di Ambon dan H.M. Frigate Maria Reigersbergen yang segera tiba di Ambon, akan dikirim ke Saparua. Ver Heull mendapat perintah, bahwa kapalnya yang dilengkapi amunisi merapat ke posisi tenggara Benteng Victoria atau tepat di depan kota, guna menghadapi Revolusi Pattimura.153 Karena tidak ada kapal perang saat itu, Dewan Tertinggi kolonial di Ambon, menggunakan ekspedisi kapal-kapal masyarakat lokal ke Saparua. Ekspedisi ini dipimpin oleh Let. Kol. Krayenhoff yang memilih Mayor Beetjes (Engineer Corps) memimpin pasukan yang terdiri dari 120 personil tentara kolonial Belanda, 30 personil tentara Eropa, dan 50 personil milisi lokal. Mayor Beetjes pernah bekerja sebagai insinyur sipil di Saparua, maka ia mengetahui situasi Saparua.154 Ekspedisi Mayor Beetjes meninggalkan Ambon 17 Mei tahun 236 1817, menuju ke Baguala Pass, untuk mendapatkan kapal menuju Saparua. Ekspedisi ini menuju Tial untuk mendapatkan kapal ke Haruku. Di saat bersamaan, revolusi rakyat sudah menyebar hingga pantai timur Haruku. Maka ekspedisi bergerak ke sisi utara Haruku malam hari dan dari sana menuju Saparua pada pagi hari. Namun, kapalnya merapat ke zona payau dan rawa-rawa. Laju pasukan kolonial Belanda, terhambat, karena senjata terendam air. Revolusi rakyat yang dipimpin oleh Thomas Matulessy dan Anthony Rhebok sudah mengintai dari balik hutan pantai dan menyerang pasukan ekspedisi kolonial Belanda. Pasukan Mayor Beetjes yang dipecah menjadi tiga divisi, kalah terhadap serangan pasukan revolusi rakyat Saparua. Akhirnya, Mayor Beetjes tewas. Hanya satu dari 20 kora-kora pasukan kolonial dengan 30 personil militernya lolos dari serangan pasukan Revolusi Saparua.155

153 Ver Huell (1835:129). 154 V.D. Kemp, Bijdragen, Vol. 65, 1911, hlm. 403, 407-408. 155 Doren, J.B.J. van, Thomas Matu1esia hetHoofd der Opstande1ingen op hetEiland Honimoa na de Overgave aan het Neder1andsche Gouvernement in 1817, Amsterdam, 1857, hlm. 32.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Kemudian sekitar 1.000 pejuang asal Seram bergerak ke Saparua untuk membantu revolusi melawan kolonialis Belanda di Maluku. Thomas Matulessy mengirim sebuah kapal asal Seram untuk meminta bantuan senjata dari Raja Bali. Namun, kapal itu dicegat oleh korvet kolonial Belanda, Wilhelmina, dan kargonya disita dan dirampas oleh kolonial Belanda. Thomas Matulessy berupaya mendapatkan bubuk mesiu, dan pada tanggal 28 Agustus–13 Oktober 1817, Metulessy berhasil membeli bubuk mesiu barter dengan cengkeh di Benteng Duurstede.156

Gambar 5. Sketsa Pasukan Pattimura mengepung pasukan kolonial Belanda tahun 1817.157

237

Pasukan kolonial Belanda yang lolos ke pelabuhan Zelaandia, Haruku, bergabung dengan 50 personil pasukan kolonial Belanda lainnya yang tertinggal di pelabuhan ini sebelumnya tanggal 22 Mei 1817. Kapal Inggris Swallo dengan kapten Wilson membantu

156 Bijdragen vol. 65, 1911, hlm. 641. 157 Ver Huell (1835).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

persenjataan lapangan untuk pasukan kolonial Belanda di Zeelandia, Haruku.158 Pada saat bersamaan, kapal Inggris Nautilus tiba di Ambon dari Ternate untuk membawa Residen Mackenzie asal Inggris ke Bengal. Komisi Tertinggi kolonial Belanda di Ambon meminta bantuan kapten Nautilus, Commander Hepburn, untuk memadamkan revolusi rakyat di Saparua. Karena revolusi rakyat itu mengibarkan bendera Inggris.159 Namun, Residen Mackenzie asal Inggris tegas menolak permintaan kolonialis Belanda di Ambon. Meskipun kapten kapal Swallow, Wilson, tidak mensyaratkan persetujuannya. Tetapi, kapten Wilson harus bertanggungjawab atas tindakannya terhadap Pemerintah Inggris dan kapalnya terancam disita oleh Pemerintah Inggris. Karena kapten dan kapalnya berperang melawan rakyat yang telah memiliki hubungan baik dengan Inggris dan tidak 160 238 melakukan hal yang merugikan Inggris. Gubernur Jenderal Inggris di Bengal (India) juga tidak mengotorisasi penggunaan kapal-kapal yang tidak sesuai dengan kebijakan Inggris. Apalagi, perwakilan Inggris di Bengal, terusik oleh keterlibatan kapal dagang swasta yang membantu Komisi Pemerintah Kolonial Belanda di Maluku untuk menghadapi perlawanan rakyat Saparua dan sekitarnya.161 Hari-hari berikutnya, kekuatan revolusi rakyat sekitar 600 orang dari Haruku menyerang Benteng Zeelandia pada 30 Mei 1817. Namun, tembakan senapan mesin (field-guns) menewaskan banyak pejuang dan kekuatan revolusi rakyat mundur.162 Tanggal 3 Juni 1817, kekuatan revolusi rakyat Haruku, Saparua dan sekitarnya berjumlah sekitar 2.000 orang yang

158 Ver Huell (1835: 181-188). 159 Surat Engelhard ke Batavia, Juni, 1817. 150 V.d. Kemp Bijdragen Vol. 65 (19ll), hlm. 64l. 161 Ibid., hlm. 642. 162 Ver Huell (1835), Vol. II, hlm. 142-144.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

bersenjatakan tombak dan pedang, menyerang Benteng Zeelandia dari berbagai arah. Namun, rencana serangan ini bocor ke pasukan Gubernur Middelkoop di Ambon, yang mengirim tambahan 200 personil pasukan kolonial Belanda ke Benteng Zeelandia. Karena kurangnya persenjataan, kekuatan revolusi rakyat Saparua dan sekitarnya mundur. Kemudian serangan-serangan revolusi rakyat Saparua, Haruku, dan sekitarnya gagal merebut Benteng Zeelandia. Saat itu, bendera Inggris dikibarkan oleh revolusi rakyat di berbagai zona Pulau Haruku, namun kapal Swallo dan Kapten Wilson asal Inggris tetap mengibarkan bendera Belanda. Sebagai Komandan Lapangan (field commander), Thomas Matulessy membangun sejumlah benteng dengan tinggi 6 kaki dan lebar 4 kaki dari bahan batu karang guna menghadapi serangan balik pasukan penjajah Belanda di Saparua. Pada setiap jarak 30 239 meter, Thomas Matulessy membangun pelintasan berupa tembok diagonal dari dinding benteng. Tembok-tembok diagonal ini memberi ruang zig-zag bagi prajuritnya pada pelintasan, jika para pejuang revolusi rakyat ditembak oleh tentara musuh.163 Saat itu, kekuatan penjajah Belanda terdiri dari 55 personil artileri, 55 personil dan 250 personil tentara infanteri. Gubernur Jenderal koloniali Belanda di Ambon juga melibatkan milisi yang dipimpin oleh perwira angkatan laut. Jumlahnya sekitar 800 orang. Sekitar 300 memiliki senjata mesin dan sisanya bersenjatakan tombak.164 Gubernur Jenderal kolonial Belanda di Ambon juga membentuk sukarelawan untuk menjaga Benteng Victoria di Ambon. Jumlahnya sekitar 350 – 300 orang. Sekitar 100 orang

163 Ver Huell (1835), Vol. I, hlm. 249. 164 Bijdragen Vol. 65 (1911), hlm. .630.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

bersenjata mesin. Sebanyak 1/3 sukarelawan itu berasal dari sejumlah desa di Maluku. Sisanya berjumlah 40 orang merupakan tentara asal Bengal (India) yang dilatih oleh Inggris. Tugasnya melakukan patroli kota dan gunung.165 Kekuatan Revolusi Pattimura menyebarkan berita perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda di Saparua. Akibatnya, terjadi perlawanan di gugus Pulau Hitu. Raja Oeloehapa yang berusia 80 tahun memimpin perlawanan terhadap penjajah Belanda. Sejak abad 16 M, keluarga Raja Oeloehapa menentang Belanda.166 Tanggal 25 Juni 1817, H.M. Reygersbergen, yang dipimpin oleh Komandan Groot, bergerak menuju ke Pantai Ambon untuk mempersiapkan serangan ke Saparua. Kapal ini dibantu oleh kapal Iris, Swallow, Dispatch, dan kapal Inggris lainnya, yang dipimpin oleh Kapten Crozier, tanpa menghiraukan kebijakan Pemerintah Inggris di Bengal 167 240 (India), berupaya memadamkan revolusi rakyat Saparua dan sekitarnya. Rencana serangan pasukan Belanda ialah lima desa di Hatawano, timur-laut Saparua.168 Serangan ini bersifat sporadis dan hanya mengenai rumah-rumah bambu penduduk. Pasukan Belanda akhirnya menyerah. Lieutenant Ellinghuizen dan Lieutenant Christiaansen yang dapat berbahasa Melayu, menuju pantai dan melakukan negosiasi damai dengan Kepala Desa. Kepala-kepala desa mengajukan keberatan yakni :

(1) kolonial Belanda menghambat rakyat melaksanakan ke baktian sesuai imannya; (2) menolak uang kertas Belanda karena tidak dapat melayani kaum papa dengan duit kertas itu; adat mengatur penyer- ahan uang ke kotak amal dengan uang kontan;

165 Ibid. 166 “Porto Report”, Porto, 13 November, 1817. Dalam Bijdragen Vol. 65 (19ll). 167 Van Doren (1857: 45-46). 168 Van Doren (1857).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

(3) Residen menolak pembayaran ke kolonial Belanda dengan uang kertas Belanda kecuali dengan keping- keping perak; (4) Jika rakyat menolak pembayaran dengan keping perak, mereka dipenjara dan dikirim ke Jawa untuk dijadikan budak-budak; (5) Residen memerintahkan para burger dan penduduk desa menyerahkan paten-paten dan menolak pengembaliannya kecuali membayar 50 dollar Spanyol atau sekitar 125 gulden); (6) Rakyat harus menyerahkan garam lokal dan dendeng tanpa pembayaran; (7) Seluruh karya, bantuan, dan material yang pada masa silam dibayar oleh Belanda dan Inggris, sekarang tidak 169 dibayar oleh pemerintah kolonial Belanda. 241

Tanggal 19 Juli 1817, sebagai syarat perdamaian, para kepala desa di Saparua mengajukan syarat kepada wakil komandan pasukan Belanda yakni dua pendeta dari Batavia untuk melayani kebaktian sesuai imannya. Sebelum tuntutan para kepala desa terpenuhi oleh Gubernur Belanda di Ambon, bendera putih tanda pasukan Belanda menyerah, harus tetap berkibar. Christiaansen dan Ensign Feldman menuju Saparua untuk mengadakan perundingan damai dengan Thomas Matulessy bersama dengan sekitar 600 personil tentaranya. Ensign Feldman dipulangkan ke Hatawano setelah menjanjikan bahwa komandannya mengirim satu rompi sutera hitam dan sejumlah bubuk mesiu.170

169 J. Boelen, “Ret Merkwaardig Dagboek vaneen Nederlandsch Zeeman”, Vol. II, Amsterdam, 1860, hlm. 42. 170 Ver Huell (1835), Vol. I, hlm. 181-188.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Sore 19 Juli 1817, Komandan Groot akhirnya menemui para pejuang revolusi Saparua dan sekitarnya. Kepada Groot, para pejuang menyampaikan bahwa mereka berperang karena alasan agama. Ketika Matulessy muncul, pasukannya menyerang komandan Belanda, kecuali Kapten Crozier asal Inggris sebagai penerjemah dan pejuang bersekutu dengan Inggris.171 Tanggal 31 Juli 1817, kapal Reygersbergen bergerak ke Saparua. Sebelumnya kapal Iris bergerak ke Laut Banda guna menghadang pasokan senjata dan amunisi dari Flores dan Sumbawa. Kemudian kapal Iris bergabung dengan kapal Reygersbergen, Maria dan Dispatch menuju Saparua. Pagi 3 Agustus 1817, armada kolonial Belanda itu menyerang kota Saparua dan Benteng Duurstede. Armada Belanda berhasil merebut Benteng Duurstede.172 Pasukan Matulessy telah beralih ke benteng-benteng yang telah dibangun di 173 242 dekat Duurstede. Pada pagi 21 September 1817, ketika sedang melakukan ibadat, pasukan Belanda menyerang dari benteng Duurstede. Komandan Groot menyerukan agar para pejuang segera menyerah dan menyediakan hadiah ribuan gulden jika menyerahkan Thomas Matulessy. Seruan Komandan Groot tidak ditanggapi oleh para pejuang.174 Informasi revolusi rakyat Saparua dan sekitarnya, terlambat sampai ke pemerintah kolonial Belanda di Batavia. Karena suratnya baru diantar oleh kapal Nautilus dari Ambon ke Batavia pada 9 Juni 1817. Pemerintah kolonial Belanda merilis Dekrit Rahasia tanggal 24 Juli 1817 dengan mengirim Komisioner III kolonial Belanda di Batavia, Buyskes, ke Maluku.

171 Ibid., hlm. 190. 172 Boelen (1860:264). 173 Ibid., hlm. 92. 174 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

Dalam suratnya kepada Buyskes tanggal 28 Juli 1817, Komisi Kolonial Belanda di Batavia menyimpulkan bahwa aksi protes dan revolusi rakyat di Saparua dan sekitarnya adalah tanggungjawab Komisi kolonial Belanda di Ambon. Maka Buyskes disarankan oleh Komisi Kolonial Belanda di Batavia untuk menggantikan Van Middelkoop di Ambon. Surat dan saran ini antara lain merupakan hasil konsultasi Komisi Kolonial Belanda di Batavia dengan Residen Inggris, Mackenzie.175 Dari Surabaya, Jawa Timur, Buyskes dengan pasukan terdiri dari 250 personil asal Belanda dan asli Hindia Belanda, yang dipimpin oleh Mayor Meyer, bergerak ke Maluku. Pasukan ini tiba di Ternate 1 September 1817. Buyskes memperbaharui kontrak dengan Sultan Ternate dan Tidore.176 Sultan Ternate dan Tidore membantu pasukan Buyskes dengan pasukan 20 kora-kora yang dipersenjatai.177 Saat itu, Saparua, Haruku, Hitu, Seram selatan, dan Nusa 243 Laut melawan kolonial Belanda. Awal Oktober 1817, Buyskes memecat Komisioner kolonial Belanda, Middelkoop dan Engelhard, di Ambon. Karena dukungan 20 kora-kora asal Ternate dan Tidore awal Oktober 1817, Buyskes menyerang Hitu dan merilis seruan agar rakyat Hitu menyerah.178 Para pejuang yang menyerah, disekap dalam gereja. Sekitar 21 pemimpin pejuang dikeluarkan ke halaman gereja. Ke-21 pejuang itu dipaksa berlutut, berdoa, dan sesudahnya dibunuh oleh tentara Belanda.179 Kekuatan perlawanan pejuang sangat bergantung pada benteng- benteng yang telah dibangun di Saparua. Menurut Mayor Meyer (1841) dari pasukan kolonial Belanda, “One cannot wonder enough at the construction of the enemy’s defences; walls of coral stone 12

175 Van der Kemp. Bijdragen Vol. 66 (1912) p. 6. 176 Ver Huell (1835), Vol. I, hlm. 196. 177 Buyskes Buitenzorg Report, 25 September, 1818.Van Rees. Het Nederlandsch Tndische (1859) p.89. 178 Van Doren, op.cit. p.75. 179 Ver Huell (1835:220); Van Rees, p.138.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

to 14 feet thick and 15 feet high, buttressed on both sides with heavy beams which could not be penetrated by thirty pounders.” 180

Gambar 6. Sketsa 20 kora-kora berbendera Belanda mendukung kolonial Belanda melawan pasukan Pattimura tahun 1817 di Saparua.181

244

Pada 10 November 1817, sekitar 400 personil pasukan kolonial Belanda dipimpin oleh kapten Kriegel dan 150 orang Ternate menyerang basis-basis benteng pasukan Matulessy.182 Rakyat desa Oelat dan Ow melakukan perlawanan kuat terhadap pasukan Kapten Kriger dan Mayor Meyer.183 Tentara-tentara kolonial Belanda asal Jawa yang dipimpin oleh Mayor Meyer, terkepung di desa Ow. Pasukan kolonial ini dibantu oleh kekuatan angkatan laut kolonial Belanda dari Tiouw dan pasukan tiga kora-kora asal Ternate. Pasukan pejuang tidak dipimpin oleh Raja Paulus Triago, tetapi oleh puteri Martha Christina Tiahahu yang

181 Ver Huell (1835). 182 Buyskes, “Buitenzorg Report”, 1817. 183 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

baru berusia 16 tahun. Martha Christina Tiahahu tertolong oleh benteng-benteng (Siri-Sori) yang dibangun oleh Thomas Matulessy. Ia melawan tentara kolonial Belanda dengan senjata batu. Akhirnya Martha Christina Tiahahu tertangkap, tercekik, dan tangannya masih memegang tombak.184 Raja Boi, Letnan Pietersen, dan 40 personil kolonial Belanda, menyarankan Matulessy menyerahkan diri. Semua kapal pejuang akhirnya dibakar oleh pasukan kolonial Belanda. Di pantai Paparoe, tentara Belanda juga membakar orembaai rakyat. Karena khawatir orembaai dibakar oleh Belanda, rakyat akhirnya melaporkan keberadaan pimpinan perjuangan lainnya Anthony Rhebook, Latumahina, dan Thomas Pattiwael. Denyut revolusi rakyat Saparua, Hitu, Haruku, Nusa Laut, dan sekitarnya untuk memperjuangkan kemerdekaan itu seakan- akan redup sejenak. Namun, spiritnya tidak luntur, bahkan akhirnya 245 menyebar ke seluruh rakyat berbagai daerah Nusantara abad 19. Sejak itu, hingga tahun 1945, rakyat di berbagai wilayah Nusantara melawan penjajahan, kolonialisme, imperialisme, dan perbudakan dari kolonial Belanda. ***

184 Van der Kemp, Bijdragen Vol. 66 (1911), hlm. 71.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN BAB 5 MALUKU : JEJAK AWAL PERJUANGAN KEMERDEKAAN DAN ANTI-PERBUDAKAN

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

246

BAB 6

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Bab 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

“God made Timor for sandalwood and Banda for mace and the Moluccas for cloves, and that this merchandise is not known anywhere else in the world except in these places.” - -Tomé Pires (1468 – 1540).1

“He who controls the spice controls the universe.” – - Frank Herbert.2

Abad 16-18 Masehi (M), cengkeh (cloves), pala (nutmeg) dan lada Maluku disebut “the holy trinity of spices” yang melahirkan tata- 247 ekonomi dunia (the birth of global economy). Ketiga komoditi dunia ini sangat langka dan mahal bahkan melampaui harga emas sehingga menjadi suatu nilai tukar global (a form of global currency) abad 16- 18 M di pasar-pasar Asia-Timur Tengah-Eropa. Zona Kepulauan Maluku pun disebut the Islands of Imagination.4 Selama 200 tahun, abad 16 – 18 Masehi (M), zona Maluku memasok kebutuhan rempah-rempah dunia yang melahirkan globalisasi, jaringan maritim dunia, inovasi dan revolusi sistem keuangan dan korporasi global pertamakali di dunia. Rempah-rempah Maluku memicu kelahiran jaringan maritim dunia, globalisasi, dan inovasi-revolusi keuangan Eropa sejak abad akhir abad 16 Masehi (M).5 Ini adalah nilai historis dan strategis Maluku.

1 Tomé Pires (1512-1515). 2 Frank Herbert, Dune, Hodder & Stoughton, 2015; Cheryl Jamison, Bill Jamison (2015:2). 3 Jelle Miedema et al. (1998: 427). 4 Charles Zuber, 2005:2; Hatib Abdul Kadir, 2014: 184. 5 Tai-yoo Kim, Daeryoon Kim (2017:91); John Rennie Short (2012: 37); Ronald Findlay, Kevin H. O’Rourke (2009: 156).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Kota Amsterdam (Belanda) awal abad 17 M merupakan pusat keuangan modern pertama kali di dunia. Kota ini menyediakan perdagangan rempah Maluku dan Wisselbank, Pasar Saham Amsterdam (Amsterdamsche Beurs atau Beurs van Hendrick de Keyser), Korenbeurs (pasar komoditi), asuransi skala besar, brokerage dan perusahan-perusahan dagang lintas-negara yang dikenal di berbagai pasar dunia hingga hari ini.6 Revolusi dan globalisasi sistem keuangan pertama kali di Amsterdam (Belanda) awal abad 17 M, diciptakan oleh mega- korporasi, transnasional dan semi-pemerintah Verenigde Oostindische Compagnie (VOC), seperti kekuasaan menyatakan perang, memiliki angkatan bersenjata, menegosiasi perdagangan, perjanjian dengan negara lain, menciptakan uang dan membangun koloni di seluruh dunia.7 Maka VOC merupakan “administrasi pemerintahan dunia” 248 yang pernah ada selama ini. Tahun 1602-1796, VOC mengirim hampir 1 (satu) juta tenaga kerja asal Eropa sektor perdagangan pada pelayaran 4.785 kapal dagang rute Asia-Eropa Barat. VOC menguasai monopoli perdagangan rempah sepanjang abad 17 M.8 Karena keuntungan sangat besar dari perdagangan rempah asal Maluku di pasar Eropa, tahun 1619, VOC membangun pusat administrasi pemerintahan dan perdagangannya di Jayakarta dengan nama Batavia (kini Jakarta). Sejak itu, selama 200 tahun kemudian, VOC mengakuisisi pelabuhan-pelabuhan sebagai basis perdagangan dan pengamanan kepentingan bisnisnya di sepanjang rute perdagangan rempah dari Timur Tengah-Afrika-Asia hingga Nagasaki (Jepang) dan Maluku.9

6 Ibid. 7 Ames, Glenn J. (2008). The Globe Encompassed: The Age of European Discovery, 1500–1700, hlm. 102–103. 8 Van Boven, M. W. “Towards A New Age of Partnership (TANAP) : An Ambitious World Heritage Project (UNESCO Memory of the World, 2002), VOC Archives Appendix 2, hlm.14. 9 Vickers (2005:10).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Inovasi dan revolusi finansial di Eropa Barat dan dunia lahir di Amsterdam (Belanda) karena perdagangan rempah-rempah asal Maluku. Misalnya, perdagangan rempah-rempah asal Maluku di Amsterdam (Belanda) abad 17-18 M memicu kelahiran asuransi maritim, tunjangan pegawai, future trading atau perdagangan sistem ijon, perdagangan surat berharga atau efek trans-nasional, dana pensiun, reksa dana (mutual funds), investasi dan perbankan modern.10 Jaringan-kerja dunia (global-network) mula-mula dirintis oleh East India Company (EIC) asal Inggris tahun 1600 dan VOC (Vereenigde Oost-Indische Compagnie) (1602-1798), serikat dagang Hindia Timur asal Belanda dengan komoditi utama rempah-rempah asal Maluku. Tahun 1602, VOC menjadi perusahan multinasional pertama dan perusahan penerbit saham pertama di dunia. VOC dapat melakukan perjanjian dengan pemerintah negara lain, menerbitkan mata-uang, 11 menyatakan perang, dan membentuk koloni. 249 Abad 16-18 M, VOC dan EIC membangun depot-depot, kamar-dagang (trading house) dan produksi komoditi utama khususnya rempah-rempah, tekstil, teh, proselin, dan logam mulia di sepanjang kota Afrika-Asia seperti Surat, Kalkuta, Madras, Bombai di India; Canton, Macao, Shanghai di Tiongkok; Hong Kong, Batavia di Hindia Timur. Serikat-serikat dagang asal Perancis, Swedia, dan Denmark juga berupaya memasuki jaringan-kerja global perdagangan rempah- rempah dan komoditi Asia lainnya di kota-kota ini. 13 Tahun 1610-1619, VOC membangun markas-besarnya di Ambon. Sekilas kota ini sangat strategis di dekat pusat produksi rempah dunia, Maluku. Namun, letaknya jauh dari rute perdagangan

10 Wu, Wei Neng (26 Februari 2014), “Hub Cities – London : Why did London lose its preeminent port hub status, and how has it continued to retain its dominance in marine logistics, insurance, financing and law?”, Civil Service of Singapore. 11 Glenn J. Ames, 2008: 102-103. 12 Furber, 1976:191-201; Philip Lawson, 2014: 68-69. 13 Joseph Marshall, 1772: 111-112; Jonathan I. Israel, 1989: 279-295.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Afrika-India-Tiongkok-Jepang.14 Maka VOC memilih Batavia yang berada di bawah kendali kekuatan lokal dan jauh dari pengaruh Tiongkok dan armada Inggris atau Portugal.15

Gambar 1. Obligasi VOC untuk Jacob van Neck tanggal 7 November 1622.16

250

Rempah-rempah asal Maluku melahirkan juga globalisasi berbasis maritim yang dirintis oleh armada dagang dan ekspedisi maritim asal Portugal abad 16 M. Karena nilai sejarah, nilai ekonomis dan nilai strategis Maluku ini pula mendorong penulis menulis buku ini. Tujuannya, antara lain, menguraikan pilihan strategi melahirkan daya-saing Negara Republik Indonesia (RI) dan mewujudkan cita- cita Rakyat sehat, cerdas, dan makmur serta ekosistem Negara RI sehat-lestari berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dengan kawasan Maluku dan sekitarnya sebagai ‘staging-point’ penyedia dan penyalur komoditi global sejak awal abad 21.

14 Om Prakash, 1985:20; William De Lange, 2006:21. 15 M.C. Ricklefs, 1991: 25-28. 16 Vereinigte Ostindische Compagnie (VOC), 2005.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Sejak abad 16 M sampai hari ini, akar (the root cause) dan pilar utama globalisasi ialah jaringan maritim. Karena hingga awal abad 21, sekitar 90% perdagangan dunia—berdasarkan berat dan volume--masih ditransportasi melalui jalur-jalur maritim antara benua dan lautan.17 Arsitek kelahiran jaringan globalisasi maritim ialah armada dagang dan ekspedisi-ekspedisi Portugal dan Spanyol abad 16 M. Pemicunya ialah rempah-rempah asal Maluku. Hal ini dibahas lebih rinci berikut ini. Komoditi penggerak awal globalisasi ekonomi-politik berbasis poros-poros atau jalur-jalur maritim dunia ialah rempah-rempah asal Kawasan Maluku dan komoditi asal kawasan timur Nusantara awal abad 16. Maka rempah-rempah dan Maluku adalah “the blood” dan nutrisi kelahiran tata-ekonomi dunia (the birth of global economy) (lihat peta 1).

Peta 1. Rute maritim perdagangan rempah Maluku, dibangun Portugal abad 15-16 M.18 251

Perintis dan arsitek awal pembangunan jalur-jalur eksplorasi maritim dari Portugal ke seluruh Timur Tengah-Afrika-Asia yaitu Infante D. Henrique (Duke of Viseu) (4 Maret 1394-13 November

17 Sam J. Tangredi, ed., Globalization and Maritime Power, Institute for National Strategic Studies, National Defense University, 2009, hlm. 4. 18 Descobrimentos_e_explorações_portugueses.png, 2009.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

1460) yang disebut Pangeran Henry Sang Navigator (Infante Dom Henrique, o Navegador), pemrakarsa Age of Discovery asal Eropa abad 15 M.19 Hingga akhir abad 15 M, orang-orang Eropa belum mengetahui zona di sebelah timur Cape Bojador, pantai Afrika. Pangeran Henry Sang Navigator ingin mengeksplorasi zona ini ke Asia melalui laut guna mencapai zona sumber rempah-rempah sangat mahal dan berkualitas nomor satu di pasar Eropa masa itu.20 Atas sponsor Pangeran Henry Sang Navigator, ekspedisi maritim Portugal mencapai kepulauan Atlantik, Madeira (1420) dan Azores (1427) yang dijadikan zona produksi gandum ekspor ke Portugal. 21 Monopoli perdagangan rempah-rempah mahal asal Maluku menjadi sasaran utama armada dagang Portugal membangun jaringan dan rute maritim melalui Lautan India. Maka tahun 1500- 252 1510, armada Portugal membangun pelabuhan, pos dagang dan diplomasi sepanjang Mozambique, Kilwa, Brava, Sofala, Mombasa dan Ethiopia.22 Sejak era pra-Masehi di Mesir, produksi, ekstraksi, perdagangan dan konsumsi rempah-rempah selalu menjadi tanda- tanda alam jatuh-bangunnya peradaban dan kerajaan besar dunia. Sekitar 400 tahun kejayaan Firaun Mesir pra-Masehi ditandai oleh perdagangan dan konsumsi rempah dan herbal. Jejak otentik pertama konsumsi rempah dan herbal bermula dari era Piramida Mesir tahun 2.600 – 2.100 SM. Sejak itu, Mesir menjadi penentu bisnis rempah, emas dan perak sepanjang Asia-

19 Diffie, Bailey W.; Winius, George D. (1977). Foundations of the Portuguse Empire, 1415-1580, University of Minneso ta Press, hlm. 56; Randles, W.G.L. “The alleged nautical school founded in the fifteenth century at Sagres by Prince Henry of Portugal called the ‘Navigator’”. Imago Mundi, vol. 45 (1993), hlm. 20–28. 20 Boxer, Charles Ralph (1969). The Portuguese Seaborne Empire 1415-1825, Hutchinson, hlm. 19; Anderson, James Maxwell (2000). The History of Portugal, Greenwood Publishing Group, hlm. 50. 21 Coates, Timothy Joel (2002), Convicts and Orphans : Forced and State-Sponsored Colonization in the Portuguese Empire, 1550-1755, Stanford University Press, hlm. 60. 22 Diffie, Bailey (1977), Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580, University of Minnesota Press, hlm. 57–58.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Afrika-Eropa. Rempah-rempah mempertemukan Kekaiseran Romawi (Eropa), Parthian (Mesopotamia), Kushan (utara India), dan dinasti Han (Tiongkok) sejak pra-Masehi hingga abad 1 M.23 Perdagangan rempah melahirkan pertukaran peradaban- peradaban dunia sepanjang Asia, timur-laut Afrika, dan Eropa. Kayu manis, kasia, kapulaga, jahe, merica, dan kunyit dikenal dan digunakan di zaman kuno untuk perdagangan Asia-Afrika.24 Kejayaan Firaun Mesir ditandai oleh kontrol perdagangan rempah-rempah dari Afrika dan Arab di Laut Merah.25 Lebih rinci hal ini dibahas dalam bab 8 buku ini. Kejayaan kekaiseran Ottoman Turki ditandai oleh kontrol terhadap perdagangan rempah. Tahun 1453, Kekaiseran Ottoman merebut Konstantinopel yang mengakhiri era Imperium Byzantium. Ottoman menguasai dan monopoli perdagangan rempah dari Asia 26 melalui rute darat ke Eropa. 253 Ottoman menetapkan pajak-pajak tinggi terhadap setiap aliran barang dan komoditi dari Asia ke Eropa. Pada masa itu, Venetia (Italia) meraup untung karena berdagang dengan Ottoman. Tahun 1411, kapal-kapal Venetia mengangkut rempah senilai 540.000 dukat ke pasar-pasar Eropa. Venetia memonopoli perdagangan rempah Arab-Venetia-Eropa.27 Kejayaan Ottoman dan Venetia berakhir abad 15, ketika Portugal berupaya merajut jaringan maritim ke Afrika. Arsiteknya ialah Henry Sang Navigator asal Portugal. Portugal ingin menguasai monopoli perdagangan rempah-rempah melalui rute maritim Lautan India. Tahun 1488, ekspedisi Bartolomeus Dias asal Portugal

23 Mehrdad Kia (2016:132). 24 “Spice Trade”, Encyclopædia Britannica, 2016; Nabhan, Gary Paul: Cumin, Camels, and Caravans: A Spice Odyssey. [History of Spice Trade] University of California Press, 2014. 25 Rawlinson (2001: 11-12). 26 Giancarlo Casale (2010:145). 27 Doz. Udo Pollmer (2000: 66).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

mencapai Cape of Good Hope.128 Sejak itu, terbuka rute maritim bagi armada dagang asal Eropa, khususnya Portugal, Spanyol, Inggris, Belanda, dan Perancis untuk merebut zona pusat rempah di Maluku dan memonopoli perdagangan rempah-rempah Maluku.29 Penyandang dana awal pembangunan jaringan ekonomi global antara lain Jakob Fugger (6 Maret 1459 – 30 Desember 1525), saudagar kaya, bankir, dan pengusaha pertambangan asal Jerman, yang ikut-serta mendanai ekspedisi perdagangan perdana para saudagar asal Jerman dan 22 kapal dagang yang dipimpin oleh Francisco de Almeida asal Portugal ke pantai India tahun 1505-1506 untuk mendapatkan rempah-rempah, permata, dan mutiara. Meskipun sepertiga barang impor itu diserahkan kepada Raja Portugal, namun para saudagar seperti Jakob Fugger masih meraup untung.30 Raja Portugal Manuel I (31 Mei 1469 – 13 Desember 1521) 254 merilis titah menyatakan bahwa Kerajaan Portugal memegang monopoli perdagangan rempah guna mengamankan pendapatan Kerajaan Portugal dan tidak mengizinkan partisipasi pedagang asing. Karena itu, Jakob Fugger mendanai ekspedisi perdagangan Spanyol dan membangun basis pabrik rempah di Lisabon, Portugal. Jokob Fugger juga membidik Maluku dengan mendanai ekspedisi Spanyol, yang dipimpin oleh Garcia de Loaisa, ke Maluku, namun, ekspedisi ini gagal.31 Kemudian jaringan bisnis Jakob Fugger mendanai ekspedisi Ferdinand Magellan untuk Raja Spanyol keliling dunia dan khususnya ke zona pusat rempah Maluku. Ekspedisi ini gagal merebut monopoli perdagangan rempah Maluku. Akhirnya, Jokob Fugger

128 Paczensky, G. von, Dünnebier, A. Leere Töpfe, volle Töpfe Die Kulturgeschichte des Essens und Trinkens. Munich: Albrecht Knaus, 1994; Küster, H. Wo der Pfeffer wächst: Ein Lexikon zur Kulturgeschichte der Gewürze. Munich: Beck, 1987. 29 Ibid. 30 Franz Hümmerich, Die erste deutsche Handelsfahrt nach Indien, Munich: Oldenbourg / Muchen und Berlin,1922. 31 Mark Häberlein: Die Fugger. Geschichte einer Augsburger Familie (1367–1650), Kohlhammer, Stuttgart 2006, hlm. 66

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

memanfaatkan kelemahan Kerajaan Spanyol yang sangat bergantung pada pasokan tembaga dari Jakob Fugger untuk ekspor ke India. Akibatnya, Raja Spanyol mengizinkan jaringan bisnis Jakob Fugger menguasai perdagangan rempah (lada), permata, dan mutiara di Lisabon.32 Raja Manuel I asal Portugal adalah peletak dasar ekspansi koloni, imperium bisnis (Império Português) dan maritim dunia (Ultramar Português) untuk Kerajaan Portugal di seluruh dunia, yang merupakan pertamakali dalam sejarah dunia awal abad 16 M. Pelaut- pelaut dan armada maritim Portugal mengembangkan teknologi navigasi, kartografi dan maritim seperti karavel guna menemukan rute laut ke sumber rempah-rempah kualitas terbaik dunia, yang sangat mahal dari Maluku.33 Mula-mula tahun 1488, ekspedisi Bartolomeus Dias asal Portugal tiba di Cape of Good Hope. Tahun 1498, ekspedisi Vasco 255 da Gama asal Portugal tiba di India. Tahun 1500, secara rahasia Raja Manuel Portugal mengirim ekspedisi 13 kapal di bawah pimpinan Pedro Álvares Cabral (1467-1520), komandan militer, peneliti, dan navigator, ke Brazil dan Amerika Selatan. Sampai hari ini, Cabral adalah kapten pertama mencapai 4 benua dari Eropa ke Afrika, Amerika, dan Asia.34 Hingga tahun 1571, armada maritim Portugal telah membangun jaringan perdagangan maritim, pabrik-pabrik, pelabuhan, dan perdagangan yang menghubungkan kota Lisabon (Portugal) hingga pantai Nagasaki (Jepang) sepanjang Afrika, Timur Tengah, India, dan

32 Franz Hümmerich (1922). 33 Kevin Joseph Sheehan (2008); Roderich Ptak, “The Northern Trade Route to the Spice Islands : South China Sea - Sulu Zone - North Moluccas (14th to early 16th century)”, Archipel Année 1992 Volume 43, Num. 1, hlm. 27-56; 34 Lima, Susana (2012), Grandes Exploradores Portuguese, A lfragide Portugal: Publicações D., hlm. 189. Quixote; Diffie, Bailey W.; Winius, George D. (1977). Foundations of the Portuguese empire, 1415–1580. Europe and the World in the Age of Expansion. 1. Minneapolis: University of Minneapolis Press, hlm. 187; Belvederi, Rafaell (1998), “Cristoforo Colombo : un problema di storia e di valori”, Revista da Faculdade de Letras. Lisboa: Universidade de Lisboa. 5 (23), hlm., 2003; Duarte Nuno G. J. Pinto da Rocha (2004), “Cabral, Pedro Álvares”, Navegações Portuguesas. Instituto Camões.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Asia Selatan. Jaringan komersial dan perdagangan global-kolonial ini berlangsung sejak tahun 1500 hingga akhir abad 18 M. Portugal akhirnya gagal mempertahankan monopoli perdagangan rempah-rempah asal Maluku awal abad 17. VOC yang menggunakan informasi dan peta maritim armada Portugal akhirnya berhasil menguasai dan memonopoli perdagangan rempah Maluku di Asia dan Eropa selama 100 tahun pada abad 17 M. Awal abad 17, VOC membangun inovasi dan revolusi keuangan dan korporasi skala global. Perintis awal revolusi sistem keuangan modern skala global ialah Republik Belanda melalui VOC awal 1600-an.35

Gambar 2. Sketsa basis perdagangan rempah VOC pertengahan abad 17 di Ambon; benteng Victoria yang dibangun Portugal di sisi kiri.36

256

VOC dan Republik Belanda tidak merajut revolusi sistem keuangan modern karena memiliki kekayaan sumber alam, tetapi perdagangan rempah-rempah yang dipasok dari Maluku sejak awal abad 17. Perihal ini, Witold Rybczynski (1987) menulis bahwa

35 Sylla, Richard (2015). “Financial Development, Corporations, and Inequality”. (BHC-EBHA Meeting). 36 Lubiesque (2012).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Republik Belanda zaman keemasan abad 17 “had few natural resources—no mines, no forests—and what little land there was needed constant protection from the sea.” VOC belajar dari informasi dan peta-peta armada dagang Portugal sejak awal abad 16 M. Sejak itu, VOC dan Belanda membuat peta khusus zona asal rempah-rempah mahal dari Maluku. Tahun 1592, Petrus Plancius membuat peta Insulae Moluccae (lihat peta 2). Peta itu memperlihatkan zona Maluku sebagai pusat komersial di Asia, khususnya Asia Tenggara.

Peta 2. Insulae Moluccae karya Petrus Plancius tahun 1592.37

257

Republik Belanda (Republiek der Verenigde Nederlanden) menjadi negara produsen kapal dan membangun armada dagang, angkatan laut, dan perikanan yang sangat tangguh. Amsterdam menjadi pusat keuangan dunia abad 17-18. Belanda berhasil

37 lancius/Claesz. - “Verloren Geschiedenis”; Bell, Packard; Leo Bagrow, History of , London, Watts, 1964. raphy of the East Indian Islands, plate 4.20.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

menggusur posisi Perancis sebagai negara industri terkemuka di dunia masa itu.38 Berikutnya, Blaeu (1571-1638) membuat peta “Moluccæ insulæ celeberrimæ” tahun 1640. Ekuatornya menyentuh Tidore. Peta ini memperlihatkan pelabuhan VOC yang direbut dari Spanyol tahun 1609 dan diberi nama Fort Barneveld oleh VOC. Halmahera disebut “Gilolo” dan pulau Bacan terdapat pada inset (lihat peta 2). Peta 3. Peta Maluku karya Blaeu tahun 1640.39

258

Di sisi lain, inovasi dan revolusi keuangan Amsterdam (Belanda) berbasis perdagangan rempah berhasil menggusur Perancis sebagai pusat keuangan dunia. Gieseking, Jen Jack et

38 Soll, Jacob (2014). The Reckoning: Financial Accountability and the Making and Breaking of Nations. (Penguin, 2014). 39 Blaeu, Appendice de la I & II partie du Theâtre du monde, ou, Nouvel atlas, Amsterdam, 1638–1640; arry, Cartogra phy of the East Indian Islands, plate 4.20.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

al (2014) menulis, “The Netherlands introduced many financial innovations that made it a major economic force—and Amsterdam became the world center for international finance. Its manufacturing towns grew so quickly that by the middle of the century the Netherlands had supplanted France as the leading industrial nation of the world.”40 Industri kapal Belanda sangat maju abad 17-18 M. Immanuel Wallerstein (1980) melukiskan revolusi industri perkapalan Belanda masa itu : “It was highly mechanized and used many labor-saving devices wind-powered sawmills, powered feeders for saw, block and tackles, great cranes to move heavy timbers all of which increased productivity.”41

6.1 Ekspedisi Maritim Dunia Asal Portugal Ke Pusat Rempah Maluku 259

Tahun 1492, Christopher Columbus menemukan Asia—zona baru dunia. Ini memicu sangketa antara Spanyol dan Portugal yang diselesaikan melalui Perjanjian Tordesillas tahun 1494 yang membagi dunia di luar Eropa ke dalam duo-poli antara Spanyol dan Portugal.42 Upaya Portugal menemukan rute laut ke Asia berikutnya dirintis oleh Vasco da Gama. Targetnya ialah monopoli perdagangan rempah dengan membangun benteng dan pos dagang tahun 1500-1510. Portugal adalah peletak dasar globalisasi.43

40 Gieseking, Jen Jack; Mangold, William, et al.: The People, Place, and Space Reader. (Routledge, 2014). 41 Wallerstein, Immanuel (2011). The Modern World-System II: Mercantilism and the Consolidation of the European World-Economy, 1600–1750. (Academic Press, 1980), hlm.. 43-44. Lihat juga Wilson, Charles.H. (1973). “Transport as a Factor in the History of European Economic Development”, Journal of European Economic History, 2 (2): 320–37; Lidon, Olof. Tanegashima: The Arrival of Europe in Japan, NIAS Press (2002). 42 National Library of Australia (2007:26); Jack Turner, Spice: The History of a Temptation, Knopf Doubleday Publishing Group, 2008. 43 Crowley, Roger. Conquerors: How Portugal Forged the First Global Empire (2015).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Ketika tiba di India, Ceylon, dan Malaka tahun 1511, ekspedisi Portugal akhirnya menemukan bahwa semua cengkeh, pala, dan lada yang lezat dan mahal berasal dari zona yang belum ditemukan di Timur yakni Jazirat-al-mulk (Tanah para raja) di Maluku. Usai merebut Malaka tahun 1511, Antonio de Abreu asal Portugal mencari Maluku, khususnya Banda, zona asal rempah yang diangkut oleh kapal-kapal Malaka masa itu. Pedagang-pedagang asal Tiongkok selama berabad-abad telah lama berdagang dengan orang-orang Jilolo.44 Tahun 1521, Abreau menemukan tanda-tanda alam zona kaya rempah-rempah lezat dan mahal yakni kepulauan Banda dengan luas sekitar 17 mil persegi, terletak di laut terbuka ke arah Seram selatan, 12 pulau kecil, dan gunung api di tengahnya. Di zona ini, terletak Jazirat-al-mulk (Moluccas) yang terdiri dari 5 pulau Ternate, 260 Tidore, Mare, Mutir, dan Makian sebagai zona satu-satunya masa itu, selain Bachian, tumbuh cengkeh dan pala kualitas terbaik dunia dan harganya mahal.45 Tahun 1525, Raja Charles V Kerajaan Spanyol mengirim juga ekspedisi Ferdinand Magellan (1519-1522) untuk kolonisasi Kepulauan Maluku. Alasannya, Maluku berada di zona milik Spanyol berdasarkan Perjanjian Tordesilas (1494). Karena tidak ada batas ke arah timur dari Eropa. Ekspedisi García Jofre de Loaísa juga mencapai Tidore, Maluku. Akibatnya, terjadi sangketa Spanyol vs Portugal yang dekat ke Ternate. Kedua negara mencapai kesepakatan melalui Perjanjian Zaragoza (1529) dengan menyerahkan zona Maluku pada Portugal dan Filipina yang tidak kaya rempah-rempah, kepada Spanyol.

44 Donald F. Lach, Asia in the Making of Europe, Volume I: The Century of Discovery, University of Chicago Press, 1994, hlm. 579; Jack Turner, Spice: The History of a Temptation, Knopf Doubleday Publishing Group, 2008, hlm. 30; Thomas Suarez, Early Mapping of Southeast Asia: The Epic Story of Seafarers, Adventurers, and Cartographers Who First Mapped the Regions Between China and India, Tuttle Publishing, 2012. 45 Harry Hamilton Johnston, Pioneers in , Asian Educational Services, 2000, hlm. 88-89.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Gambar 3. Sketsa 5 pulau rempah Maluku dari Antonio Pigafetta (480/91–15340 M) (kanan)46 dan peta Maluku, karya Thomaso Porcacchi tahun 1576 (kiri).47

261

Francisco Zeimoto dan pedagang Portugal dari Eropa untuk pertamakalinya tiba di Jepang awal abad 16. Ekspedisi lain asal Portugal merapat ke Tanegashima, Jepang. Armada Portugal memperkenalkan senjata api pertamakali kepada orang Jepang tahun 1542. Karena itu, hingga awal abad 21, senjata api di Jepang, lazim disebut Tanegashima. Ekspedisi armada dagang Portugal tidak hanya berdagang senjata api, tetapi berdagang juga sabun, rokok, dan barang lain ke Jepang.48

46 R. A. Skelton (ed.), Magellan’s Voyage: A Narrative Account of the First Circumnavigation, Vol. 2, (New Haven, Conn., 1969. 47 “Isole Molucche.” Copperplate map, Porcacchi, L’isole piu famose del mondo (Venice, 1576). 48 Sansom, George (1961). A History of Japan, 1334–1615. Stanford University Press; Yara Ken’ichir (2012). “Chei kki no Tanegashima-shi to minami Kysh kaiiki. Shigaku-zasshi. 121 (11): 1–36.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Tahun 1557, Tiongkok menyetujui armada Portugal membangun gudang pelabuhan di Macao. Portugal menjadikan pelabuhan ini sebagai gudang perdagangan Tiongkok, Jepang, dan Eropa. Portugal membayar biaya tahunan kepada Tiongkok. Tahun 1570, armada Portugal membeli zona khusus Nagasaki di Jepang untuk kota pelabuhan dagang bagi Portugal. 49 Sejak akhir abad 16 M, kota Nagasaki (Jepang) menjadi pelabuhan pusat perdagangan Jepang ke seluruh dunia. Jelang akhir abad 16, armada dan ekspedisi Portugal membangun pelabuhan dagang sepanjang Goa, Ormuz, Malaka, Kochi, Kepulauan Maluku, Macao, dan Nagasaki di Asia untuk menguasai jalu-jalur pedagangan di Asia dan Asia-Afrika-Eropa. Sedangkan di benua Afrika, Negara-negara Mozambique, Kilwa, Brava, Sofala, dan Mombasa di Afrika Timur, dijadikan sekutu oleh 50 262 Portugal. Goa dijadikan basis pemerintahan Portugal-India (Estado da India) dari Albuquerque asal Portugal. Portugal mengalahkan Sultan Bijapur tahun 1510 di Goa. Gujarat dan Kalikut mengirim duta dan penawaran aliansi dengan hadiah pembangunan benteng.51 Juli 1511, ekspedisi Afonso de Albuquerque (1453–16 Desember 1515) asal Portugal merebut Malaka, kota dagang sangat penting di Asia masa itu yang mempertemukan pedagang-pedagang asal Jawa, Gujarat, Tiongkok, Jepang, Bengali, Persia, dan Arab. Tomé Pires (1468 – 1540), apoteker Pangeran Alfonso, putera Raja John II, asal Lisabon (Portugal), melukiskan perdagangan rempah masa itu sebagai “invaluable eastern point of trade network”. Malaka dijadikan basis strategi ekspansi dagang

49 Boxer, The Christian Century In Japan 1549–1650, hlm. 100–101. 50 Bethencourt, Francisco. Curto, Diogo Ramada. (2007). Portuguese Overseas Expansion, 1400-1800. Cambridge University Press, hlm.142. 51 João Vicente Carvalho de Melo (2012: 7-28); “Carta do governador da India, D. Luis Carlos Inacio Xavier de Meneses para Bassavea Navaru sarsubedar das terras de Ponda, 12/11/1717”, Boletim da Filmoteca Ultramarina Portuguesa (BFUP), Volume 46 (1984), hlm. 298; “Carta do governador da India, D. Luis Carlos Inacio Xavier de Meneses para o Rey Samorym, 4/02/1718”, BFUP, 46, hlm. 301; “Carta do governador da India, D. Luis Carlos Inacio Xavier de Meneses para o Rey de Tanor,5/02/1718”, BFUP, 46, hlm. 301.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Portugal dengan Tiongkok, Jepang, dan Asia Tenggara, di Malaka dengan membangun benteng A Fomosa.52 Tahun 1512-1515, Tomé Pires asal Portugal, berada di Malaka usai melintasi India tahun 1511. Kemudian ia menjadi duta diplomasi Portugal ke Kaiser Zhengde, dinasti Ming, Tiongkok. Di Malaka dan Kochin, Pires mengumpulkan dan mendokumentasi informasi tentang zona Malaka dan Nusantara sebagai hasil kunjungannya ke Jawa, Sumatera, dan Maluku. Tomé Pires meninggal di Kiangsu, Tiongkok, tahun 1540 pada usia 72 tahun.53 Albuquerque mengirim misi diplomasi Duarte Fernandes ke Kerajaan Siam (kini Thailand).54 Duarte Fernandes menjadi orang pertama Eropa menjalin hubungan diplomatik negara asal Eropa (Kerajaan Portugal) dan negara Asia Tenggara (Kerajaan Siam).55 November 1511, Albuquerque menemukan arah zona Maluku dan mengirim ekspedisi di bawah pimpinan perwira angkatan 263 laut dan navigator António de Abreu (1480 –1514) ke Maluku. Dengan tiga kapal melacak zona asal rempah-rempah di kawasan timur Nusantara, António de Abreu, kapten kapal Santa Catarina, memimpin ekspedisi pertama orang Eropa mencari zona asal rempah- rempah mahal dan lezat di timur Nusantara. Ekspedisi António de Abreu tiba di Maluku (Banda) dan Timor awal tahun 1512.56

52 (Pires 1990) Armando Cortesão, The ‘Suma Oriental’ of Tomé Pires: An Account of the East, from the Red Sea to China, 2 vols., (1944) 1990; Muller, Karl, and David Pickell (eds) (1997). Maluku: Indonesian Spice Islands. (Singapore: Periplus Editions); Cortesão, A. A propósito do ilustre boticário quinhentista Tomé Pires., Revista Portuguesa de Farmácia, 13,3 (1963), hlm. 298-307. 53 lbuquerque, L. “Tomé Pires”, dalam Dictionary of Scientific Biography. 1974. Vol. 10, hlm. 616; Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c. 1300 (2nd ed.). London: MacMillan; Dias, J. Lopes. Medicinas da ‘Suma Oriental’ de Tomé Pires. Porto, 1947. Sep. ``Jornal do Médico, vol. 9, n.º 208, hlm. 76-83. 54 John J. Butt, The Greenwood Dictionary of World History, hlm. 10; Keat Gin Ooi, Southeast Asia: A Historical Encyclo pedia, from Angkor Wat to East Timor. Vol. 1, hlm. 137. 55 Shihan de Silva Jayasuriya (2008:189). Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300 (edisi ke-2), London: Macmillan, hlm. 24. Hannard, Willard A. (1991). Indonesian Banda: Colonialism and its Aftermath in the Nutmeg Islands. Bandanaira: Yayasan Warisan dan Budaya Banda Naira, hlm. 7-8. 56 Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia since c.1300 (edisi ke-2), London: Macmillan, hlm. 24. Hannard, Willard A. (1991). Indonesian Banda: Colonialism and its Aftermath in the Nutmeg Islands. Bandanaira: Yayasan Warisan dan Budaya Banda Naira, hlm. 7-8.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Fransisco Serrão, wakil komandan Abreu, menjadi kapten kapal Sabaia. Simão Afonso Bisagudo menjadi kapten kapal ke-3 (karavel) dengan kartografer Francisco Rodrigues sebagai pilot navigasi dan penulis ekspedisi-navigasi itu.57 Dengan awak kapal 120 orang Portugal, 60 budak dan dipandu oleh pilot navigasi asal Malaka, ekspedisi António de Abreu asal Portugal menuju ke Jawa, Sunda, dan Maluku. Ekspedisi ini tiba di Maluku awal tahun 1512.58 Selama sebulan ekspedisi António de Abreu tinggal di Maluku untuk membeli dan memuat pala dan cengkeh ke kapal- kapalnya. Abreu menuju Amboina dan wakilnya, Serrão, berlayar ke Ternate. Dengan berlayar dari Maluku, Desember 1512 Abreu tiba di Malaka. Januari 1513, Abreu berlayar ke Portugal melalui India. Namun, ia meninggal di Azores.59 Kapal Serrão karam di dekat Seram. Sultan Ternate, Sultan 264 Abu Lais, mendengar kapal terdampar di Seram itu dan membawa awak kapal Portugal itu ke Ternate tahun 1512. Atas izin Sultan Abu Lais, armada Portugal membangun benteng Forte de São João Baptista de Ternate di Ternate.60 Ekspedisi Afonso de Albuquerque adalah peletak dasar globalisasi hingga awal abad 21. Albuquerque memimpin pelayaran perdana asal Eropa ke Laut Merah dan Teluk Persia.61 Karya administrasi dan militer yang dibangun Albuquerque, sampai sekarang umumnya diakui sebagai sangat vital bagi Eropa-Timur Tengah-Asia, yang berbasis rute-rute dan pelabuhan rempah awal abad 16 M.62

57 Cortesão, Armando, The Suma Oriental of Tome Pires : an account of the east, from the Read Sea to Japan, written in Malacca and India in 1512 – 1515 / The Book of Francisco Rodriques rutter of a voyage in the Red Sea, nautical rules, almanack, and maps, written and drawn in the east before 1515, The Hakluyt Society, 1944. 58 Milton, Giles, Nathaniel’s Nutmeg, London: Sceptre, 1999, hlm. 5, 7. 59 Cortesão, Armando (1944). 60 Hannard (1991:7); Giles Milton (1999). Nathaniel’s Nutmeg. London: Sceptre, hlm. 5, 7. 61 J.Stevens (ed), A new collection of voyages and travels, 1711, 2 vols. Oxford University, hlm. 113. 62 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Albuquerque masih diakui sebagai jenius militer,63 dan bahkan komandan Angkatan Laut terbesar hingga awal abad 21,64 karena ia berhasil merajut jaringan armada laut sepanjang Lautan India-Atlantik, Laut Merah, Teluk Persia, dan Lautan Pasifik. Pada 16 M, ia berhasil merajut jaringannya ke dalam mare clausum Portugal dan menembus blokade Kekaiseran Ottoman terhadap perdagangan langsung Eropa-Asia-Afrika abad 15 M.65 Persaingan itu memicu perang Portugal vs Ottoman di Lautan India, zona Teluk Persia, dan pantai-pantai India. Kekalahan Ottoman dari Turki mengantar awal imperium perdagangan dunia berbasis maritim pertamakali dunia dari Kerajaan Portugal awal abad 16.66 Sebagai Gubernur ke-2 India-Portugal, Afonso de Albuquerque merintis perdagangan laut asal Eropa pertamakali dengan Dinasti Ming di Tiongkok dan Jepang. Utusannya bernama 265 Rafael Perestrello, Duarte Fernandes (Thailand), António de Abreu dan Fransisco Serrão (Maluku dan Timor melalui Malaka dan Nusantara).67 Gubernur Alfonso de Albuquerque juga merintis diplomasi dan hubungan perdagangan antar Portugal dengan Ethiopia melalui utusan khusus João Gomes dan João Sanches dan merajut hubungan diplomatik dengan Persia masa Dinasti Safavid.68 Karena perannya merintis jalur maritim, perdagangan global, dan diplomasi Eropa-

63 Afonso De Albuquerque; John Villiers; Thomas Foster Earle (1990). Albuquerque, Caesar of the East: Selected Texts by Afonso de Albuquerque and His Son. Aris & Phillips, hlm. 7. 64 Merle Calvin Ricklefs (2002). A History of Modern Indonesia Since ca. 1200, hlm. 26. 65 “Albuquerque, Alphonso”, Encyclopædia Britannica 1911 (Net Industries). Sykes, Sir Percy Molesworth (1921), A History of Persia, Macmillan and Company, limited, hlm. 186. 66 Andew Erickson, Lyle J. Goldstein (eds), China Goes to Sea: Maritime Transformation in Comparative Historical Perspective, Naval Institute Press, 2012, hlm. 403. 67 John Jeremy Hespeler-Boultbee (2011). A Story in Stones: Portugal’s Influence on Culture and Architecture in the Highlands of Ethiopia 1493–1634, hlm. 186; Cecil H. Clough (1994). The European Outthrust and Encounter — The First Phase, 1400–1700: Essays in Tribute to David Beers Quinn on His 85th Birthday, hlm. 85. 68 Couto, Dejanirah; Loureiro, Rui (2008). Revisiting Hormuz: Portuguese Interactions in the Persian Gulf Region in the Early Modern Period, Otto Harrassowitz Verlag, hlm. 219.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Afrika-Asia skala global, Afonso de Albuquerque dilabel “Sang Agung”,69 “Kaisar dari Timur”, dan “Singa Laut”.70 Fransisco Serrão membangun benteng di Ternate. Portugal merebut Makasar (Sulawesi) dan Timor tahun 1514. Dari Malaka, Jorge Alvares berlayar ke Tiongkok selatan tahun 1513 untuk merintis perdagangan Eropa-Asia melalui Guangzhou dan membangun pos dagang di Macao. Tahun 1515, armada dan ekspedisi dagang Afonso de Albuquerque merebut negara Huwula di Hormuz, Teluk Persia. Tahun 1516, armada Antonio Correia, pengganti Afonso de Albuquerque, menguasai Bahrain.71 Di Goa, Alfonso de Albuquerque membangun basis fasilitas pabrik koin sebagai alat-tukar perdagangan yang pertamakali dari Portugal di Timur (Asia), karena para pedagang Timoja mengeluh karena kelangkaan alat-tukar perdagangan.72 Sultan Gujarat dan 266 Zamorin asal Kalikut mengirim duta dan menawarkan kerjasama dengan penyerahan zona untuk pembangunan benteng Portugal. Sejak itu, armada Portugal menjadikan Goa sebagai basis pengamanan perdagangan rempah.73 Februari 1511, melalui saudagar Nina Chatu, Alfonso de Albuquerque menerima surat dari Rui de Araújo, satu dari 19 orang Portugal yang tinggal di Malaka sejak 1509 minta armada dan ekspedisi Afonso de Albuquerque bergerak ke arah Timur dan rincian benteng di Malaka. April 1511, Afonso de Albuquerque menyewa 200 tentara asal India, 18 kapal, dan 900 personil asal Portugal untuk berlayar ke Malaka.74

69 Henry Morse Stephens (1897), Albuquerque, Rulers of India series, Asian Educational Services. 70 Sanjay Subrahmanyam, The Career and Legend of Vasco Da Gama, Cambridge University Press, 1998, hlm. 365. 71 R. S. Whitewayy (1995), The Rise of Portuguese Power in India (1497–1550), New Delhi : Asian Education Service, 1989, hlm. 126. 72 Teotonio R. De Souza, Goa Through the Ages: An economic history, Concept Publishing Company, 1990, hlm. 220–221. 73 Ricklefs, M.C. (1991), A History of Modern Indonesia Since c. 1300 (edisi ke-2), London: MacMillan, hlm.. 23. 74 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Ferdinand Magellan mengorganisir ekspedisi Spanyol ke India Timur tahun 1519-1522. Perwira angkatan laut dan pelaut ini lahir dari keluarga terpandang di Portugal tahun 1480. Ia dipilih oleh Raja Charles I asal Spanyol untuk melacak rute Kepulauan Maluku melalui sisi barat Eropa. Dengan 5 (lima) kapal, armada Magellan berlayar melalui Lautan Atlantik ke Patagonia ke Lautan Pasifik. Ekspedisi laut itu berhasil menembus badai-badai dan mencapai Maluku tahun 1521. Magellan hendak berlayar lagi melintasi Lautan India ke Spanyol, namun ia terbunuh di Filipina (Battle of Mactan) tahun 1521. Sebelumnya, Magellan sudah tiba di Malaka tahun 1511.75 Tanggal 11 September 1509, Fransisco Serrão dan Ferdinand Magellan mengikuti pelayaran Diogo Lopes de Sequeira (1465–1530), duta pertama Portugal menuju Malaka.76 Tujuan ekspedisi ini ialah mengkaji peluang dan risiko perdagangan Portugal dengan Malaka 77 melalui Madagaskar. Tahun 1511, Magellan dan Serrão terlibat dalam 267 upaya ekspedisi armada Afonso de Albuquerque merebut Malaka. Dari Malaka, Magellan hendak kembali ke Portugal tahun 1512. Sedangkan Serrão melaksanakan ekspedisi pertama untuk menemukan Kepulauan Rempah-rempah (Spiece Islands) Maluku. Serrão akhirnya menetap di Maluku, menikah dengan seorang perempuan asal Amboina dan menjadi penasihat militer Sultan Ternate, Bayan Sirrullah. Surat-surat Serrão dari Ternate ke Magellan memberikan informasi tentang zona-zona penghasil rempah di Maluku.78 Antonio Pigafetta (1491 – 1531O, sarjana dan peneliti asal Republik Venetia, berlayar bersama Ferdinand Magellan dan awak

75 Gordon Miller, Voyages: To the New World and Beyond, University of Washington Press, First American edition, 2011, hlm. 30; Lihat juga Steve Dutch, Circumnavigations of the Globe to 1800, University of Wisconsin-Green Bay. 76 William J. Bernstein, A Splendid Exchange: How Trade Shaped the World, Grove Press, 2009, hlm.183-185; lihat juga Zweig, Stefan, “Conqueror of the Seas – The Story of Magellan”, Read Books, 2007, hlm.44-45, 77 Haywood, John (2002). Historical Atlas of the Early Modern World 1492-1783. Barnes & Noble Books. James Max well Anderson, “The history of Portugal”, conquest of the city of Malacca, Greenwood Publishing Group, 2000, hlm. 72. 78 Stefan Zweig (2007:51); Lihat juga R. A. Donkin, Between East and West : The Moluccas and the Traffic in Spices up to the Arrival of Europeans”, Volume 248 of Memoirs of the American Philosophical Society, Diane Publishing, 2003, hlm. 29.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

kapalnya atas perintah Raja Charles I asal Spanyol. Pigafetta menjadi asisten dan melaporkan perjalanan Magellan. Pigafetta termasuk satu dari 18 orang berhasil kembali ke Spanyol 6 September tahun 1522 dari pelayaran keliling dunia pertamakali. Sedangkan sisanya 222 orang, tidak diketahui nasibnya.79 Para awak kapal dan Pigafetta yang tiba di Spanyol itu merupakan orang pertama berlayar keliling dunia sepanjang 81.449 km. Karena Magellan tewas dalam pertempuran di Filipina tahun 1521 sebelum tiba di Maluku,80 Juan Sebastián Elcano (1476 – 4 August 1526) asal Basque, Spanyol, menjadi kapten kapal Nau Victoria dari Maluku ke Sanlúcar de Barrameda, selatan Spanyol.81 Kapal Victoria dan Trinidad tiba di Maluku pada 6 November 1521. Ekspedisi ini isitirahat di Maluku dan memuat banyak kargo cengkeh dan pala. Pada 18 Desember 1521, kapal Trinidad masih

268 rusak, Carvalho dan awak kapalnya 52 orang tinggal di Maluku. Sedangkan kapal Victoria, dengan kapten kapal Elcano dan 17 orang Eropa dan 4 orang asal Timor berlayar ke Spanyol melintasi Lautan India dan Atlantik. Pengaruh sangat kuat dari ekspedisi dan armada dagang Portugal di Asia Tenggara ialah disrupsi dan reorganisasi perdagangan Asia Tenggara dan kawasan Timur Nusantara, khususnya Maluku.82 Pengaruh Portugal sangat kuat di kawasan timur Nusantara.83 Gubernur India-Portugal Afonso de Alburqueque mempelajari rute khusus ke Kepulauan Banda di Maluku dan mengirim 3 (tiga) kapal

79 Magellan, The first voyage round the world, London: The Hakluyt Society (1874); Antonio Pigafetta, “Magellan’s Voyage around the World”, diterjemahkan oleh James Alexander Robertson, Cleveland : The Arthur H. Clark Company (1906); Vol. I, Vol. 2, Vol. 3; Murphy, Patrick J.; Coye, Ray W. (2013), Mutiny and Its Bounty : Leadership Lessons from the Age of Discovery, Yale University Press. 80 Humble, Richard (1978). The Seafarers—The Explorers. Alexandria, Virginia: Time-Life Books. 81 Kattan-Ibarra, Juan (1995), Perspectivas Culturales de España, hlm. 71. 82 Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan, hlm. 26. Donkin, R. A. (1997). Between East and West: The Moluccas and the Traffic in Spices Up to the Arrival of Europeans. Ameri can Philosophical Society; Milton, Giles (1999). Nathaniel’s Nutmeg. London: Sceptre. 83 Ricklefs, M.C. (1991: 24). Monk, Kathryn A., Yance De Fretes, Gayatri Reksodiharjo-Lilley (1997). The Ecology of Nusa Tenggara and Maluku. Singapore: Periplus Press.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

ekspedisi di bawah pimpinan Simão Afonso Bisigudo dan Francisco Serrão.84 Francisco Serrão tinggal di Ternate karena kapalnya karam di Kepulauan Hitu (utara Ambon) tahun 1512. Serrão menjalin hubungan dan kerjasama dengan kesultanan Ternate yang terkesan oleh keahlian bela-dirinya. Ternate dan Tidore mulai berdagang rempah-rempah dengan pembeli baru asal Eropa. Sebelumnya, pedagang Ternate dan Tidor hanya berdagang dengan pedagang asal Jawa dan Malaka (Tiongkok, India, Jepang, dan Arab). Karena pedagang-pedagang baru mulai berdatangan ke Maluku, armada dagang Portugal tidak dapat sepenuhnya memonopoli perdagangan rempah.85 Francisco Serrão bersekutu dengan Sultan Ternate dan membangun benteng di Ternate. Serrão juga menjadi komandan tentara bayaran dari Portugal untuk mengawal kesultanan Ternate 269 yang menguasai perdagangan rempah-rempah. Francisco Serrão asal Portugal dan Ferdinand Magellan asal Spanyol tidak pernah bertemu di Maluku.86 Jelang akhir abad 16, Sultan Baab Ullah (1570–1583) dan Sultan Said bersikap oposisi terhadap upaya monopoli perdagangan rempah oleh saudagar dan armada dagang asal Eropa.87 Zona Asia Tenggara adalah satu sumber utama rempah-rempah dan aromata.88 Robin A. Donkin (2003:xviii) menulis : “Clove, nutmeg, mace, and sandalwood all came, and effectively only came, from easternmost Indonesia.” Tome Pires (1512-1515) yang mengutip

84 E. C. Abendanon and E. Heawood (December 1919). “Missing Links in the Development of the Ancient Portuguese Cartography of the Netherlands East Indian Archipelago”. The Geographical Journal. Blackwell Publishing, 54 (6): 347–355. 85 Ricklefs, M.C. (1991:24). George Miller (editor), To The Spice Islands And Beyond: Travels in Eastern Indonesia, Oxford University Press, 1996, Paperback. Severin, Tim The Spice Island Voyage: In Search of Wallace, Abacus, 1997. 86 Ricklefs, M.C. (1991:24). 87 Ricklefs, M. C. (1991: 25). Muller, Dr. Kal Spice Islands: The Moluccas, Periplus Editions, 1990. 88 Donkin, 1999: hlm. 1 1-14, dan Map 1.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

para pedagang di Malaka awal abad 16 menulis : “God made Timor for sandalwood and Banda for mace and the Moluccas for cloves, and that this merchandise is not known anywhere else in the world except in these places.” 89 Tidak ada pedagang asal Eropa yang mencapai Maluku sebelum tahun 1500. Namun, pasokan rempah-rempah asal Maluku telah mencapai Tiongkok, India, Asia Barat, zona Mediteranian, jauh sebelum era Pra-Masehi. Pedagang asal Malaka, Sulawesi, Sumetera, dan Jawa memperdagangkan rempah-rempah Maluku jauh sebelum abad 15 M. Rempah- rempah juga mempertemukan India dan penduduk Nusantara sejak abad 5 M. Saudagar Portugal merupakan pedagang asal Eropa yang pertamakali masuk ke Maluku melalui Banda tahun 1512.90 Sejak 270 itu, lada, pala, dan cengkeh asal Maluku dan cendana asal Timor diangkut melalui kapal laut ke pasar-pasar Eropa. Ferdinand Magellan, misalnya, membawa lada, pala, dan cengkeh asal Maluku untuk memperlihatkan kepada pedagang-pedagang rempah Eropa.91 Kapal Victoria dari ekspedisi Ferdinand Magellan, pulang dari Maluku membawa 533 kwintal (sekitar 53.000 pon) cengkeh dengan keuntungan penjualannya sekitar 2.500% di pasar Eropa. Hasil penjualan cengkeh itu cukup untuk menutup biaya ekspedisi Ferdinand Magellan dari Eropa ke Maluku dan dari Maluku ke Eropa. Sebastian del Cano, yang memimpin perjalanan kembali ekspedisi armada Ferdinand Magellan dari Maluku ke Spanyol, dianugerah gelar kesatria oleh Raja Charles I (Kaisar Charles V) dari Spanyol.92

89 Pires [ca. 1512-1515] (editor dan penerjemah. A. Cortesao), 1944: 1: hlm. 204. 90 A. Cortesao (1973: 98, 158-159). 91 Pigafetta [1519-1522] (editor dan penerjemah R. A. Skelton) 1969: 1: hlm. 64. Likewise Vasco da Gama (editor dan penerjemah E. G. Ravenstein) 1898, hlm. 7 (Bay of St Helena, South West Africa, November 1497). 92 Donkin (2003: xix).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

6.2 Persaingan Armada Dagang Dunia Merebut Maluku

Pada tahun 1527, Hernan Cortes asal Spanyol membentuk armada untuk menemukan daratan baru, pulau dan benua baru di kawasan “Laut Selatan” (Lautan Pasifik). Cortes melibatkan sepupunya, Alvaro de Saavedra, sebagai pimpinan ekspedisi. Tanggal 31 Oktober 1527, Saavedra berlayar dari Spanyol Baru (Meksiko), melintasi Pasifik dan bergerak menuju ke utara, New Guinea yang mereka namakan Isla de Oro (kini Papua). Pada Oktober 1528, satu dari kapal armada itu mencapai Kepulauan Maluku. Upaya armada Spanyol tersebut untuk kembali ke “Spanyol Baru” gagal, karena kapalnya didorong oleh tiupan angin kencang. Akibatnya, kapalnya terdorong kembali. Karena itu, kapalnya bergerak ke selatan dan kembali lagi ke New Guinea selanjutnya berlayar ke arah timur-laut. 271 Dari situ, Alvaro de Saavedra dan anak buah kapalnya melihat Marshall Islands dan Admiralty Islands. Namun, secara mengejutkan, kapalnya untuk ketiga-kalinya dihantam angin kencang yang membawanya untuk ketiga-kalinya ke Maluku. Rute kembali ke Spanyol Baru sangat sulit ditemukan oleh armada Alvaro de Saavedra.93 Awal abad 16, zona Nusantara diperebutkan oleh kekuatan imperialis asal Eropa. Mula-mula tahun 1509, raja Portugal mengirim Diogo Lopes de Sequeira untuk menemukan Malaka, basis perdagangan Asia masa itu. Sultan Mahmud Syah (Malaka) berhasil mematahkan ekspedisi armada de Sequeira dan hampir merebut empat kapal Portugal yang berhasil lolos dari kepungan pasukan Sultan Mahmud Syah.94 Bulan Agustus tahun 1511, Malaka jatuh ke tangan Portugal. Armada laut pimpinan Afonso de Albuquerque yang didukung oleh

93 Armesto, Felipe Fernandez (2006). Pathfinders : A Global History of Exploration. W.W. Norton & Company, hlm. 202. 94 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

17 kapal perang dan 1.200 personil dari basisnya di Goa-Portugal mengalahkan Kesultanan Malaka.95 Setahun kemudian, ekspedisi Portugal di bawah pimpinan Francisco Serrao, bergerak dari Malaka menuju zona rempah-rempah Maluku. Tahun 1520, armada Protugal membangun pos perdagangan di desa Lamalera, timur Solor, yang menghubungkan Maluku dan Malaka.96 Tahun 1520, Sultan Ali Mughayat Shah di Aceh mengepak sayap kekuasaan ke arah Daya di pantai Barat Sumatera dan lahan produksi lada dan emas di pantai timur Sumatera. November tahun 1521, ekspedisi Ferdinand Magellan mencapai Maluku dan berdagang cengkeh dengan kesultanan Ternate. Armada Portugal itu memutuskan untuk menjalin hubungan dagang dengan Kesultanan Ternate dan membangun pelabuhan dagang.97 Selama periode 1569-1583, Portugal berupaya menguasai jalur 272 perdagangan rempah-rempah di Ternate dan Maluku yang mendapat perlawanan dari Kesultanan Ternate sehingga terjadi perang selama lima tahun 1570-1575. Sultan Baabullah dapat memukul mundur armada laut Portugal tahun 1575. Sejak itu, Portugal membangun pelabuhan dan pusat perdagangannya di Ambon.98 Armada dagang Belanda bergerak masuk ke kawasan Nusantara (India Timur) dengan kekuatan 249 personil dan 64 meriam di bawah pimpinan Cornelis de Houtman. Armada laut Houtman yang berupaya memasuki Jawa Barat melalui Banten, bentrok dengan armada Portugal dan orang-orang pribumi. Kondisi ini memaksa armada Houtman bergerak ke arah Timur, termasuk Madura.99

85 Ricklefs, M.C. (1991:24). George Miller (editor), To The Spice Islands And Beyond: Travels in Eastern Indonesia, Oxford University Press, 1996, Paperback. Severin, Tim The Spice Island Voyage: In Search of Wallace, Abacus, 1997. 86 Ricklefs, M.C. (1991:24). 87 Ricklefs, M. C. (1991: 25). Muller, Dr. Kal Spice Islands: The Moluccas, Periplus Editions, 1990. 88 Donkin, 1999: hlm. 1 1-14, dan Map 1. 89 Pires [ca. 1512-1515] (editor dan penerjemah. A. Cortesao), 1944: 1: hlm. 204. 99 Winschester, Simon. (2003). Krakatoa: The Day the World Exploded, August 27, 1883. New York: HarperCollins, hlm. 17.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Ekspedisi Houtman kembali ke Belanda tahun 1597 dengan membawa cengkeh yang sangat menguntungkan. Tahun 1599, 8 kapal yang dipimpin oleh Jacob van Neck meninggalkan Belanda, berlayar ke kepulauan rempah-rempah Maluku. Setahun kemudian, ekspedisi ini kembali ke Eropa dengan membawa cengkeh dan rempah-rempah yang menghasilkan keuntungan sekitar 400% untuk ekspedisi van Neck asal Belanda.100 Rempah-rempah memicu perang dagang abad 17 di zona Maluku. Tahun 1600, armada Portugal menang perang laut di pantai Ambon. Namun, armada Belanda bergabung dengan penduduk Hituese dalam aliansi anti-Portugal yang menolak monopoli Portugal dagang rempah-rempah Hitu. Saat itu, Ratu Elizabeth I Kerajaan Inggris membentuk British East India Company (BEIC) guna memacu ekspansi dagang dan armada perang Inggris di kawasan Asia. Tahun 1602, Dutsch East India Company (VOC)—persekutuan 273 dagang Hindia – dibentuk oleh Belanda untuk merebut monopoli perdagangan di Nusantara.101 Juni tahun 1602, ekspedisi BIEC yang dipimpin oleh Sir James Lancaster, tiba di Aceh dan berlayar menuju Batam untuk membangun pos perdagangan. Dari sini selama 80 tahun kemudian, BEIC menjadikan Batam sebagai pusat perdagangannya di Nusantara.102 Di sisi lain, VOC membangun pos perdagangan di Banten, Jawa Barat. BEIC lebih dahulu bergerak ke Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Persaingan dan perang dagang VOC vs BEIC bermula dari akses rempah-rempah ke Banda.103 Ini merupakan fase awal dari sejarah panjang masa penjajahan kolonialis Belanda dan VOC di Nusantara.

100 Ricklefs (1991:27). 101 Ibid., hal. 29. 102 Ibid. 103 Pada periode 1611 – 1617, armada dagang Inggris membangun pangkalan di Sukadana (Kalimantan), Makasar, Jayakarta, Jepara di Jawa, Aceh, Pariaman, Jambi (Sumatera) yang mengancam monopoli perdagangan rempah dari VOC (armada dagang Belanda). Ibid. hal. 29.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

6.3. Rempah Maluku, VOC dan Revolusi Sistem Keuangan Dunia

Motivasi awal saudagar-saudagar asal Eropa berdagang ke Asia, khususnya India Timur ialah rempah-rempah asal Maluku. Misalnya, tahun 1594 di Amsterdam (Belanda), 9 saudagar berupaya mengakhiri monopoli Portugal terhadap perdagangan rempah- rempah asal India Timur melalui jalur maritim (lautan India).104 Dengan menggunakan informasi dan peta armada Portugal, armada dagang Belanda (Compagnie van Verre) dengan tujuan East Indies (India Timur) melalui Cape of Good Hope pertamakali berlayar dari Belanda 2 April 1595. Armada dagang ini berkekuatan 4 (empat) kapal dan 240 awak kapal yang dipimpin oleh komandan Cornelis de Houtman. Agustus 1597, 3 (tiga) dari 4 (empat) kapal 274 ekspedisi yang mengangkut rempah-rempah asal Maluku itu, tiba kembali di Belanda. Hanya 87 awak kapal berhasil tiba dengan selamat di Belanda. Ekspedisi ke-2 armada Belanda ke India Timur dipimpin oleh Jacob Cornelisz van Neck. Ekspedisi ini sangat berhasil dengan mengangkut rempah-rempah India Timur. Tahun 1595-1601, sekitar 65 kapal asal Belanda berlayar dalam 15 ekspedisi ke India Timur untuk mendapatkan rempah-rempah. Pada periode yang sama, Portugal yang dilabel sebagai “the master of spice trade” hanya berhasil mengirim ekspedisi 46 kapal ke India Timur untuk mendapatkan rempah-rempah. 105 Lonjakan pasokan rempah ke pasar Eropa melalui kapal- kapal Belanda akhir abad 16, memicu anjloknya harga rempah. Atas prakarsa Johand van Oldenbarnevelt, pemerintah Belanda menekan

104 Sjoerd Beugelsdijk, Steven Brakman, Harry Garretsen,Charles van Marrewijk, International Economics and Business: Nations and Firms in the Global Economy, Cambridge University Press, 2013, hlm. 394. 105 Dirk Barreveld (2009:31).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

para pedagang rempah-rempah untuk membuat wadah bersama bagi pedagang rempah, pemerintah kota dan provinsi Republik Belanda. Karena tekanan dari 6 Staten Generaal (General Federal States) yakni Amsterdam, Middelburg, Delft, Rotterdam, Hoorn, dan Enkhuizen) dan peran Pangeran Maurits, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) atau United East Indian Company dibentuk untuk memonopoli perdagangan ke Asia, khususnya perdagangan rempah-rempah. 106

Peta 4. Peta Batavia sebagai pusat administrasi dan perdagangan VOC di Asia tahun 1681.107

275

VOC yang diprakarsai oleh Johand van Oldenbarnevelt berdiri tanggal 20 Maret 1602. Perusahan ini pailit dan bubar pada 31 Desember

106 Sjoerd Beugelsdijk et al (2013: 394). 107 (1681).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

1799. Markas utama VOC terletak di Amsterdam, Belanda. Pusat administrasinya terletak di Batavia (kini Jakarta). Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) melayani perdagangan lintas Asia-Eropa dan Asia. Pimpinan puncaknya ialah Heeren XVII/Gentlemen Seventeen tahun 1602-1799 dan Gubernur Jenderal Dutch East Indies di Batavia (kini Jakarta) tahun 1610-1800. Produk utamanya ialah rempah-rempah, selain sutera, proselin, teh, beras, biji-bijian (beras dan kedele), logam, gula tebu, dan industri perkapalan.

(a) VOC : Mega-korporasi Semi-Pemerintahan Global Satu-satunya

VOC diberi kewenangan mencetak uang sendiri, membentuk armada dagang, dan angkatan perang serta sistem administrasi- pemerintahan. Maka VOC merupakan satu-satunya bentuk 276 pemerintahan global (a global government) dari Eropa-Timur Tengah- Afrika-Asia (Jepang)-Australia hingga Maluku (Indonesia). Karena VOC dapat menyatakan perang, membuat perjanjian dengan negara lain, merebut wilayah, membangun pelabuhan, dan benteng-benteng.108 VOC adalah peletak dasar dan awal sejarah korporasi global. VOC merupakan pusat komersial dan administrasi pemerintahan tunggal dunia yang pernah ada di planet bumi. Perihal ini, Hugh Edwards menulis : “The Vereenigde Oost-Indische Compagnie was the most powerful single commercial concern the world has ever known. General Motors, British Tobacco, ford, The Shell Company, Mitsubishi, Standard Oil, any of the other giant holdings of today are on the level of village bootmakers compared with the might and power and influence once wielded by the VOC.”109

108 Reinhard, Wolfgang, History of European Expansion (Geschichte der europäischen Expansion), vol.I: The Old World until 1818 (Die Alte Welt bis 1818); Editor, Kohlhammer, Stuttgart/Berlin/Cologne/Mainz, 1983, vol.I, hlm.114 109 Edwards, Hugh (1970). The Wreck on the Half-Moon Reef. (Australia, Adelaide: Rigby); lihat juga Ariese, Csilla (2012). A Series of Firsts: Australian & Dutch Representations of the (VOC).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Hasil riset dan kajian Russell Shorto (2013) menemukan bahwa VOC adalah pionir globalisasi dan birokrasi modern. Shorto (2013) meringkas warisan sejarh VOC : “It advanced cartography and shipbuilding. It fostered disease, slavery, and exploitation on a scale never before imag ed.” 110 Administrasi pemerintahan, jaringan komersial, dan bisnis VOC terbentang dari Cape Town (Colombo), Chennai, Den Haag, Brazil dan Jepang hingga Maluku, timur Nusantara abad 17-18 M. Karena rempah- rempah, VOC menjadi mega-korporasi global satu-satunya yang pernah ada sampai hari ini. VOC memiliki kekuasaan semi-pemerintah, antara lain, membangun angkatan bersenjata, menyatakan perang, dan perjanjian dengan negara-negara lain, menahan dan mengeksekusi terdakwa, menciptakan uang dan membangun koloni-koloni. Maka VOC merupakan satu-satunya perusahan global sangat berkuasa sampai hari ini.111

Peta 5. 277 Peta perdagangan VOC tahun 1700.112

110 Russell Shorto (2013). Amsterdam: A History of the World’s Most Liberal City. 111 Brook, Timothy, Vermeer’s Hat: The Seventeenth Century and the Dawn of the Global World, Profile Books, 2008; Taylor, Bryan (6 Nov 2013), “The Riset and Fall of the Largest Corporation in History”, Business Insider; Chambers, Clem (14 Jul 2006), “Who needs stock exchange?”, Mondo Visione 112 Nationaal Archief Ref. 4.VEL-TBL9.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

(a) VOC : Peletak Dasar SDM dan Manajemen Perusahan Global

Selama 200 tahun, sejak 1602, VOC memproduksi 1.500 kapal. Tahun 1625, VOC mempekerjakan 7.700 karyawan dan mempekerjakan 36.000 karyawan pada sektor perdagangan dan bisnis tahun 1750. Dari jumlah ini, sekitar 20.000 karyawan bekerja pada kantor-kantor VOC di Eropa. Sedangkan komoditi utamanya ialah lada, pala, dan cengkeh asal Maluku.113 Periode 1602 – 1796, VOC mengirim sekitar 500.000 tenaga kerja asal Eropa pada 4.785 kapal dalam perdagangannya ke Asia dan mengangkut lebih dari 2,5 juta ton perdagangan barang asal Asia ke Eropa. Sedangkan total barang dagang yang diangkut oleh armada dagang negara-negara Eropa 278 lainnya hanya mempekerjakan 882.412 tenaga kerja bidang perdagangan ke Asia tahun 1500-1795. Serikat dagang asal Inggris, East India Company, hanya melakukan pelayaran 2.690 kapal dan hanya 1/5 berat total barang dagang yang diangkut oleh VOC dari Asia selama periode yang sama.114 VOC meraup untung sangat besar dari monopoli perdagangan rempah asal Maluku. Hingga tahun 1669, VOC menjadi perusahan paling kaya pernah ada dengan 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara bayaran, dan pembayaran dividen sebesar 40% dari investasi awal.115 VOC adalah peletak dasar lahirnya globalisasi korporasi, tata-kelola korpoasi, identitas korporasi, corporate social

113 Friso Wielenga (2015); Sjoerd Beugelsdijk, Steven Brakman, Harry Garretsen, Charles van Marrewijk (2013:394). 114 Van Boven, M. W., “Towards A New Age of Partnership (TANAP) : An Ambitious World Heritage Project”, (UNESCO Memory of the World, 2002), VOC Archives Appendix 2, hlm.14. 115 Sarna, David E. Y. (2010). History of Greed: Financial Fraud from Tulip Mania to Bernie Madoff; Wilson, Paula (21 April 2014), “What’s The Most Valuable Company in History?”, Celebrity Net Worth.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

responsibility (CSR), keuangan korporasi, wira-usaha modern, dan kapitalisme finansial global.116 VOC pernah menghimpun sumber-sumber keuangan dari sejumlah besar investor dan menciptakan usaha bersama mirip monarkhi.117 Timothy Brook melukiskan kapitalisme dan model korporasi VOC : “The Dutch East India Company the VOC, as it is known—is to corporate capitalism what Benjamin Franklin’s kite is to electronics : the beginning of something momentous that could not have been predicted at the time.” Maka kelahiran VOC diakui sebagai permulaan dari era globalisasi korporasi di dunia yang memadukan kekuatan ekonomi-politik-militer yang sangat mempengaruhi umat manusia di seluruh dunia sampai hari ini.118 VOC merintis identitas korporasi global dengan logo korporasi global, spirit wira-usaha, struktur operasional lintas- 279 negara dan multi-nasional, kapital permanen (fixed-capital-stock), legal-personhood,119 jual-beli saham secara bebas, jual-beli sekuritas secara bebas, dan pemisahan kepemilikan perusahan dengan manajemen perusahan, limited-liability bagi pemegang saham dan para manajer. Maka VOC diakui sebagai pionir terobosan manajemen korporasi global dan model usaha skala besar dari tata-ekonomi global dewasa ini. 120

116 Neal, Larry: The Rise of Financial Capitalism: International Capital Markets in the Age of Reason (Studies in Monetary and Financial History). (Cambridge University Press, 1993; Goetzmann, William N.; Rouwenhorst, K. Geert: The Origins of Value: The Financial Innovations that Created Modern Capital Markets. (Oxford University Press, 2005. 117 Hagel, John; Brown, John Seely (12 Maret 2013), “Institutional Innovation : Creating smarter Organizations”, Deloitte University Press. 118 Brook, Timothy, Vermeer’s Hat: The Seventeenth Century and the Dawn of the Global World, (Profile Books, 2008). 119 Ferguson, Niall (2002). Empire: The Rise and Demise of the British World Order and the Lessons for Global Power, hlm. 15. Clarke, Thomas; Branson, Douglas (2012). The SAGE Handbook of Corporate Governance (Sage Handbooks). (SAGE Publications Ltd, hlm. 431); Harris (2005: 45). 120 Gepken-Jager, Ella; van Solinge, Gerard; Timmermann, Levinus (eds.): VOC 1602–2002: 400 Years of Company Law (Series Law of Business and Finance, Vol. 6). (Deventer: Kluwer Legal Publishers, 2005; Funnell, Warwick; Robertson, Jeffrey: Accounting by the First Public Company: The Pursuit of Supremacy (Routledge New Works in Accounting History), (Routledge, 2013).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

(b) VOC : Peletak Dasar Pasar Saham dan Pasar Modal

Tanggal 7 November 1623, Verenigde Oostindische Compagnie (VOC) menerbitkan obligasi (bond). Maka VOC adalah perusahan pertama dalam sejarah ekonomi dunia yang menerbitkan obligasi dan saham ke masyarakat. VOC juga merintis investasi ke perusahan daripada ventura khusus yang dikelola oleh perusahan VOC. VOC merupakan perusahan pertama yang menggunakan pasar saham (capital-market) seperti bon-market dan stock-market untuk menghimpun dana jangka panjang dan dana jangka menengah. VOC yang didirikan tahun 1602, menjadi perusahan pertama yang terdaftar secara resmi pada pasar saham (stock exchange) atau perusahan publik pertama di pasar saham resmi dunia, yang dimulai oleh VOC sebagai pedagang rempah. Pada tahun 1602, 280 VOC pertamakali mendaftarkan IPO--initial public offering. IPO perdana VOC berhasil menghimpun dana awal 6,5 juta gulden.121 Inovasi VOC melahirkan dasar-dasar dari perusahan-perusahan multinasional dan pasar saham yang sekarang mendominasi tata ekonomi dunia dan globalisasi. VOC merajut jaringan dan kantor pusat-perwakilan di Amsterdam (Belanda), Batavia (Indonesia), Western Cape atau Stellenbosch, Swellendam, Franschhoek, Paarl (Afrika Selatan), Tainan dan Fort Zeelandia (Taiwan), Nagasaki, Hirado, Dejiman (Jepang), Malacca, Stadhuys (Malaysia), Dirk Hartog Island dan Houtman Abrolhos di Western Australia (Australia). Abad 17, VOC melahirkan bursa saham (Stock Exchange) Amsterdam (bursa awal Amsterdam, a.k.a. Beurs van Hendrick de Keyser di Belanda) yang didirikan oleh Hendrick de Keyser tahun 1612. Bursa saham Amsterdam (Beurs van Hendrick de

121 Dimitris N. Chorafas (2004:79).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Keyser) didirikan oleh VOC awal abad 17. Bursa ini menjadi pasar saham resmi pertama di dunia yang merintis jual-beli sekuritas- sekuritas berupa obligasi dan saham VOC.122 Di sisi lain, VOC juga merintis globalisasi monopoli, kolonialisme, perdagangan budak (slave trade), kekerasan, dan kerusakan lingkungan khususnya deforestasi.123 Di Perancis abad 12, ada perusahan jual-beli saham water- mill dan perusahan jual-beli saham perdagangan wol (Staple of London) di Inggris. Sahamnya dan cara jual-beli sahamnya tidak benar-benar membolehkan kepemilikan oleh masyarakat.124 Namun, VOC merintis demokratisasi kepemilikan saham perusahan. Tidak hanya orang kaya dan aristokrat, tapi setiap anggota masyarakat dapat memiliki saham VOC. Karena itu, VOC menciptakan suatu pasar modal (capital-market) bagi setiap anggota masyarakat dengan harga tertentu dan peluang 281 mendapatkan untung.125 Jadi, VOC adalah perusahan multinasional, perusahan joint-stock, dan limited-liability corp pertama di dunia. Bahkan VOC juga merupakan kartel dagang pertamakali yang didukung oleh pemerintah. Sedangkan Our own East India Company yang didirikan tahun 1600, masih menjadi rumah-dagang ketika akhirnya menjual saham pada tahun 1657. Namun, jual-beli sahamnya hanya dilakukan di dalam perusahan John Company itu sendiri.126

122 Balk, G.L.; van Dijk, F.; Kortlang, D.J.; Gaastra, F.S. et al.: The Archives of the Dutch East India Company (VOC) and the Local Institutions in Batavia (Jakarta). (BRILL, 2007); Murphy, Richard McGill (1 Juli 2014), “Is Asia the next financial center of the world”, CNBC. Femme Gaastra, The Dutch East India Company: expansion and decline. Zutphen: Walburg Pers, 2003; Gelderblom, Oscar, and Joost Jonker. "Completing a financial revolution: The finance of the Dutch East India trade and the rise of the Amsterdam capital market, 1595–1612." Journal of Economic History 64.03 (2004): 641–672. 123 Taylor, Bryan.”The First and the Greatest : The Rise and Fall of the Vereenigde Oost-Indische Compagnie”, Global Financial. Shorto, Russel (2013). Amsterdam: A History of the World's Most Liberal City. 124 Kevin Kaiser & David Young (2013). 125 Kaiser, Kevin; Young, S. David (2013): The Blue Line Imperative: What Managing for Value Really Means. (Jossey- Bass, 2013). 126 Sayle, Murray (5 April 2001). “Japan goes Dutch”, London Review of Books, Vol. 23 No. 7.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Perusahan joint-stock pertama pernah ada di Inggris abad 16 M. Namun, perusahan-perusahan joint-stock awal di Inggris ini hanya memiliki charters sementara dari pemerintah. Kadan-kadang charter dari Pemerintah hanya berlaku untuk satu pelayaran saja. Misalnya, Muscovy Company, tercatat di London (Inggris) tahun 1533, untuk perdagangan dengan Rusia. Begitu pula perusahan perdagangan dengan Guinea Adventurers. Sedangkan VOC merupakan perusahan joint-stock dengan permanent-charter.127 Sebagai perusahan publik dan perusahan terdaftar pada pasar saham pertama di dunia, VOC merupakan perusahan pertama yang menerbitkan saham dan obligasi ke masyarakat luas. Bahkan VOC juga dianggap sebagai satu-satunya korporasi global yang pernah ada.128 VOC merupakan perusahan joint-stock dan limited-liability pertama di dunia dengan basis kapital permanen. 129 282 Pasar uang dan pasar modal pertama skala global dirintis oleh VOC. Kota Amsterdam (Belanda) menjadi markas perusahan- perusahan publik, korporasi lintas-negara, pasar-pasar modal seperti obligasi dan saham, sistem pusat perbankan, sistem bank investasi, dan dana-dana investasi. Amsterdam Stock Exchange (1602) dari VOC130 merupakan asal-usul pasar-pasar modern saat ini. Investor-investor Belanda merupakan pelaku pasar yang memperdagangkan saham pada pasar saham regular. Maka proses jual-beli saham di VOC menjadi dasar pasar saham resmi yang pertama dalam sejarah ekonomi dunia.131

127 Phelan, Ben (7 Jan 2013), “Dutch East India Company : The World’s First Multinational”, PBS.org (PBS Online). 128 Phelan, Ben (7 Jan 2013), “Dutch East India Company : The World’s First Multinational”, PBS.org (PBS Online); Tarrant, Nicholas (29 April 2014), “The VOC : The Birth of the Modern Corporation”, The Economics Student Society of Australia. 129 Hawley, James P.; Williams, Andrew T. (2000), The Rise of Fiduciary Capitalism: How Institutional Investors Can Make Corporate America More Democratic, University of Pennsylvania Press, 2000. 130 Petram, Lodewijk: The World's First Stock Exchange (Columbia Business School Publishing), Columbia University Press, 2014. 131 Shiller, Robert (2011). Economics 252, Financial Markets: Lecture 4 – Portfolio Diversification and Supporting Financial Institutions (Open Yale Courses) [Transcript]; Murphy, Richard McGill (1 Juli 2014), “Is Asia the next financial center of the world?”, CNBC.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Teknik-teknik manipulasi pasar saham pertamakali lahir dan berkembang di Amsterdam (Belanda) melalui perdagangan saham VOC. Begitu pula, VOC menjadi perintis stock futures, stock options, short selling, bear raids, debt-equity swap, dan instrumen spekulasi pasar lainnya yang dikenal dan dipraktekan oleh para pelaku pasar saham sampai hari ini.132 Bahkan buku karya pelaku pasar Joseph de la Vega berjudul Confusion of Confusions (1688) merupakan buku pertama tentang jual-beli saham.

(c) Rempah, Emas, Perak, dan Proselin

Komditi utama perdagangan antara negara hingga akhir abad 18 ialah rempah, emas dan perak. Namun, tidak seperti halnya rempah-rempah, komoditi lainnya seperti emas, perak, dan proselin tidak memicu revolusi komersial, keuangan, pasar dunia atau lahirnya 283 ekonomi global. Abad 16 M, perekonomian Tiongkok (dinasti Ming) dipacu oleh perdagangan dengan Portugal, Spanyol, dan Belanda. Pedagang Eropa dan Jepang menjual perak, pengganti tembaga dan uang kertas sebagai alat tukar umum di Tiongkok. Selama dekade akhir dinasti Ming, aliran perak ke Tiongkok merosot tajam. Akibatnya, merosot pula pendapatan negara dan perekonomian dinasti Ming. Kemerosotan ini disertai pula oleh kerugian sektor agrikultur, kegagalan pertanian, epidemik mendadak, dan bencana alam. Akibatnya, kehidupan rakyat merosot tajam dan memicu pemberontakan seperti Li Zicheng menentang kekuasaan Ming di Tiongkok. Pada abad 16 M, sarjana-sarjana Eropa, seperti Matteo Ricci, Adam Schaal dan Ferdinand Verbiest (1623-1688), bekerjasama

132 Stringham, Edward (2003). “The Extralegal Development of Securities Trading in Seventeenth Century Amsterdam”. Quarterly Review of Economics and Finance. 43 (2): 321–344.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

dengan ahli astronomi Tiongkok untuk memperkenalkan prinsip-prinsip Copernicus. Kerjasama ini melibatkan pula Pau Siu (Xu Guangqi), Colao atau Perdana Menteri Cina, dan cucunya Candide Hiu. Matteo Ricci (1552-1610) asal Italia menjadi orang Eropa memasuk ke Kota Terlarang (Forbidden City), yang mengajarkan orang Tiongkokbagaimana membangun dan memainkan spinet, menerjemahkan teks-teks Tiongkok ke dalam bahasa Latin dan sebaliknya. Ia bekerja sangat erat dengan mitra asal Cina, Xu Guangqi (1562-1633) di bidang matematika. Orang-orang Tiongkok membeli perak, kacang-kacangan, jagung, umbi-umbian; karena gandum, jewawut, dan padi, sulit dibudi-daya. Lonjakan pasokan pangan ini memicu pula lonjakan penduduk Tiongkok masa itu.133 Pada masa dinasti Song berkuasa di Tiongkok tahun 960–1279, padi menjadi tanaman pokok penduduk miskin.134 Ubi 284 jalar diperkenalkan oleh Portugal ke Tiongkok sekitar tahun 1560, secara perlahan ubi-jalar menjadi makanan utama tradisional dari masyarakat Tiongkok, yang berpendapatan rendah.135 Pedagang Portugal masuk ke Jepang tahun 1542 yang mengawali fase perdagangan Nanban. Dari Portugal, orang-orang Jepang mempelajari praktek teknologi dan kebudayaan, seperti senjata api, kapal, kuirase, seni dekorasi, dan bahasa. Ketika Tiongkok melarang perdagangan langsung pedagang Tiongkok- Jepang, kekosongan ini diisi oleh pedagang Portugal sebagai pedagang perantara Tiongkok- Jepang. Pedagang Portugal membawa sutera Tiongkok dan dijual ke Jepang. Dari Jepang, pedagang Portugal membawa perak yang

133 Ebrey, Patricia Buckley, Anne Walthall, James B. Palais (2006 /2008). East Asia : A Cultural, Social, and Political History. Houghton Mifflin, hal. 211. Lihat juga Crosby, Alfred W., Jr. (1972, 2003). The Columbian Exchange : Biological and Cultural Consequences of 1492; 30th Anniversary Edition. Greenwood Publishing Group, hlm. 198–201. 134 Gernet, Jacques (1962). Daily Life in China, on the eve of the Mongol Invasion, 1250-1276. Stanford University Press, hlm.136. 135 Crosby, Alfred W., Jr. (1972, 2003 reissue). The Columbian Exchange : Biological and Cultural Consequences of 1492; 30th Anniversary Edition. Greenwood Publishing Group, hlm. 200.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

harganya sangat mahal di pasar Tiongkok. Karena itu, perak asal Jepang dipakai oleh Portugal untuk membeli sutera Tiongkok.136 Namun pada tahun 1573, setelah Spanyol membangun basis perdagangan di Manila (Filipina), peran perantara Tiongkok-Jepang dari Portugal, diganti oleh pasokan perak Spanyol ke Tiongkok.137 Ebrey et al (2006) menulis tentang besarnya transaksi komersial antara Tiongkok dan Eropa abad 16 M. Satu kapal berlayar ke wilayah Spanyol dari Asia, membawa 50 ribu pasang sutera. Tiongkok mengimpor banyak perak dari pertambangan perak Meksiko dan Peru, yang dikirim oleh Spanyol melalui Manila, Filipina. Saudagar Tiongkok sangat aktif dalam perdagangan perak sehingga banyak migran asal Tiongkok masuk ke Filipina dan Kalimantan untuk meraup keuntungan komersial dari peluang perdagangan ini pada era dinasti Ming.138 Lonjakan kekayaan di Spanyol disertai oleh siklus inflasi baik di 285 Spanyol dan Eropa, yang dikenal sebagai “price revolution”. Spanyol menimbun perak dan emas dari benua Amerika.139 Pada tahun 1520, Spanyol mulai mengekstraksi skala besar perak di Guanajuato Meksiko. Dengan pembukaan tambang perak di Zacatecas dan Potosi Bolivia tahun 1546, perdagangan besar-besaran perak menjadi sumber kekayaan baru di Spanyol dan Eropa. Namun, perak belum menggerakkan inovasi dan revolusi keuangan dan pasar dunia. Selama abad 16, Spanyol menguasai ekuivalen 1,5 triliun dollar AS (perhitungan tahun 1990) nilai emas dan perak dari New Spain (Meksiko). Raja Philip II dari Spanyol sangat kaya dan melancarkan perang di seluruh Eropa. “I learnt a proverb here… Everything is

136 Spence, Jonathan D. (1999). The Chan’s Great Continent: China in Western Minds. W.W. Norton & Co., hlm. 19–20. 137 Brook, Timothy (1998). The Confusions of Pleasure : Commerce and Culture in Ming China. University of California Press, hlm. 205. 138 Ebrey, Patricia Buckley, Anne Walthall, James B. Palais (2006 /2008). East Asia : A Cultural, Social, and Political History. Houghton Mifflin, hlm. 211. 139 Walton, Timothy R. (1994). The Spanish Treasure Fleets. Pineapple Press (FL), hlm. 43–44

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

dear in Spain except silver” tulis seorang pelancong asal Perancis tahun 1603.140 Namun, lonjakan permintaan dan penggunaan perak di seluruh Eropa memicu persebaran inflasi.141 Pemicunya ialah level produksi statis, upah rendah, dan lonjakakn biaya hidup. Tata-ekonomi Spanyol terjebak oleh pengeluaran di sektor militer dan bergantung pada pendapatan imperium merkantil di Amerika. Akhirnya, Spanyol bangkrut tahun 1557.142 Raja Philip II Spanyol dinyatakan pailit dan menyatakan negara bangkrut tahun 1157, 1560, 1575, dan 1596—menjadi negara berdaulat pertama dalam sejarah yang menyatakan pailit. Di sisi lain, ketika arus komoditi mahal mengalir ke Eropa melalui maritim-laut, maka pasar-pasar barang mewah Eropa yang dipasok melalui darat, macet. Perdagangan pada zona Atlantik menggusur peran Italia dan Jerman yang bergantung pada jaringan 286 dagang saudagar Arab, Rusia dan Baltik. Komoditi dagang baru asal Amerika dan Asia itu juga memicu perubahan sosial di Eropa. Karena gula, rempah, perak, dan sutera asal Tiongkok memasuki pasar-pasar barang mewah di Eropa. Berikutnya, pusat ekonomi Eropa bergeser dari Mediteranian ke Eropa Barat. Kota , bagian dari Duchy of Brabant, menjadi “the center of the entire international economy” yang dikendalikan oleh oligarkhi aristokrat-bankir asal Venesia, Rusia, Spnayol dan Portugal,143 sehingga menjadi kota paling kaya di Eropa masa itu. Francesco Guicciardini asal Venesia (Italia) menyatakan bahwa ratusan kapal merapat dan melintasi Antwerp per hari dan 2.000 kereta angkut memasuki kota itu per pekan. Kapal-kapal

140 Braudel, Fernand (1979–1992 terbit-ulang). The Wheels of Commerce, vol. II of Civilization and Capitalism 15th – 18th Century. University of California Press, hlm. 171. 141 Tracy, James D. (1994). Handbook of European History 1400–1600: Late Middle Ages, Renaissance, and Reforma tion. Boston: Brill Academic Publishers, hlm. 655. 142 Braudel, Fernand (1979–1992 terbit-ulang). The Wheels of Commerce, vol. II of Civilization and Capitalism 15th – 18th Century. University of California Press, hlm. 523–525. 143 Braudel, Fernand (1985–1992 terbitan-ulang). The Perspective of the World. University of California Press, hlm. 143.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Portugal penuh berisi muatan lada dan kayu manis membongkar kargonya.144 Namun, perak asal Amerika yang dipasok dari Seville oleh para pedagang Spanyol, hanya menggerakkan perekonomian Antwerp hingga pertengahan abad 16. Karena tahun 1557, perekonomian Spanyol pailit. Sedangkan perdagangan Portugal di Asia semakin maju. Tahun 1549, Portugal mengirim misi dagang tahunan ke Pulau Shangchuan, Tiongkok. Tahun 1557, orang Portugal berupaya mendapatkan persetujuan dari Kaiser dinasti Ming untuk mendapatkan hak hukum membangun Macao sebagai koloni dagang resmi dari Portugal.145 Tiongkok mengekspor sutera dan proselin selera Eropa ke pasar-pasar Eropa. Ekspor proselin asal Tiongkok memompa rasa bangga di kalangan konsumen Eropa. Sehingga dalam bahasa Inggris, China menjadi sinonim dengan proselin. Proselin Kraak Tiongkok 287 dibawa oleh Portugal dalam jumlah sangat besar untuk pertamakalinya. Hanya orang-orang paling kaya di Eropa dapat membeli barang impor asal Tiongkok ini.146 Orang-orang Eropa berupaya meniru proselin Tiongkok. Tahun 1575-1587, proselin Medici asal Florentina, misalnya, pertamakali sukses meniru proselin asal Tiongkok. Meskipun tembikar Belanda tidak segera dapat meniru proselin Tiongkok, namun Belanda mulai meniru proselin Tiongkok ketika pasokan ke Eropa mengalami jedah pasca meninggalnya Kaisar Wanli di Tiongkok tahun 1620. Saat itu, armada dagang VOC mengimpor 6 juta proselin dari Tiongkok ke pasar-pasar Eropa tahun 1602 – 1682.147

144 Dunton, Larkin (1896). The World and Its People. Silver, Burdett, hlm. 163. 145 Brook, Timothy (1998). The Confusions of Pleasure : Commerce and Culture in Ming China. University of California Press, hlm. 124. 146 Hochstrasser (2007). 147 Brook, Timothy (1998). The Confusions of Pleasure : Commerce and Culture in Ming China. University of California Press, hlm. 206; Volker, T. (1971), Porcelain and the Dutch East India Company: as recorded in the Dagh-registers of Batavia Castle, those of Hirado and Deshima and other contemporary papers, 1602–1682.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Kraak, terutama proselin biru dan putih, ditiru di seluruh dunia oleh tukang tembikar di Arita, Jepang dan Persia, ketika pedagang Belanda beralih sejak jatuhnya Dinasti Ming. Sehingga barang proselin asli Tiongkok sulit ditemui. Desain proselin Tiongkok mengilhami desain Belanda dan Delfware Inggris tahun 1630 hingga abad 18 M. Meskipun proselin, dan komoditi lainnya seperti perak dan emas banyak diimpor oleh masyarakat Eropa, namun belum memicu inovasi dan revolusi sistem keuangan dan pasar di seluruh dunia.

6.4 VOC Monopoli Perdagangan Rempah Maluku

Komoditi perdagangan utama VOC ialah rempah-rempah asal Maluku. Perihal ini, Dirk J. Barreveld (2001:222) menulis: 288 “The spice trade was, especially during the early years of the VOC, the main thrust of the Dutch activities in the Far East. Most of these spieces, such as cloves, nutmeg, and mace grow only in a limited area in the eastern part of the Indonesian archipelago : the Moluccas.” 148 VOC membangun pusat administrasi utamanya markas besar ke-2 di Batavia, Hindia Belanda, periode 1610-1800. Sedangkan markas besar VOC terletak di Amsterdam (Republik Belanda). VOC juga memiliki kantor operasional di berbagai zona dunia di Afrika, Australia, dan Asia. Pada Kekaiseran Romawi klasik, ada juga perusahan yang melakukan jual-beli atau pengalihan saham. Namun, perusanan-perusahan itu tidak mengembangkan usahanya dan tidak memiliki pasar lainnya (secondary market). 149

148 Dirk J. Barreveld, The Dutch Discovery of Japan: The True Story Behind James Clavell’s Famous Novel Shogun, iUniverse, 2001, hlm. 222. 149 Neal (1997:61).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

(a) Batavia Sebagai Pusat Administrasi-Pemerintahan dan Kolonialisme VOC

Dengan komoditi utama rempah-rempah asal Maluku, VOC merupakan kekuatan utama kebangkitan kota Amsterdam (Belanda) sebagai pusat model keuangan dunia yang menguasai tata-keuangan dunia abad 17-18 M. Kota Amsterdam menjadi sangat berpengaruh dan sangat berkuasa sebagai pusat keuangan150 dengan pusat administrasi pemerintahan di Batavia (kini Jakarta) periode abad 17-18 M. Dengan modal 6.440.200 gulden tahun 1602, VOC mendapat hak monopoli perdagangan rempah dari Pemerintah Belanda dan monopoli perdagangan ke Asia umumnya.151 Anggaran dasar VOC membolehkan perusahan ini membangun pelabuhan, angkatan perang, mencetak uang, dan membuat perjanjian, termasuk 289 perjanjian dengan kerajaan-kerajaan di Maluku. Februari 1603, VOC menguasai kraak niaga 1500 ton Santa Catarina milik saudagar Portugal di Singapura.153 Penjualan kapal Santa Catarina melipat- gandakan kapital VOC lebih dari 50%.154 Tahun 1603, VOC membangun pos dagang di Banten, Jawa Barat. Tahun 1611, VOC membangun pos dagang di Jayakarta (Batavia).155 Tahun 1610, VOC membentuk basis dan pusat administrasi pemerintahan Gubernur Jenderal di Batavia untuk

150 Kennedy, Paul (1989). The Rise and Fall of the Great Powers; Bindemann, Kirsten (1999). The Future of European Fi nancial Centres; Cassis, Youssef (2010). Capitals of Capital: The Rise and Fall of International Financial Centres 1780–2009 (diterjemahkan oleh Jacqueline Collier. (Cambridge University Press, 2010), hlm. 9; Mead, Walter Russell (18 April 2009), “Walter Russel Mead on Why Lula Ws Right (The Debt We Owe the Dutch : Blue-Eyed Bankers Have Given Us More Than the Current Financial Crisis”, Newsweek Magazine. Taylor, Bryan (8 Desember 2013), “How 3 Countries Lost Their Position As The World’s Dominant Financial Power Over The Last 800 Years”, Business Insider. 151 Bruce, John (1810). Anals of the Honorable East-India Company, Black, Parry, and Kingsbury, hlm. 28. 152 Vries, Jan de, and A. van der Woude. The First Modern Economy. Success, Failure, and Perseverance of the Dutch Economy, 1500–1815, (Cambridge University Press, 1997), hlm. 384–385. 153 Boxer, C.R. (1948). Fidalgos in the Far East, 1550–1770. The Hague: Martinus Nijhoff, hlm. 50. 154 Boyajian, James C. (2008), Portuguese Trade in Asia under the Habsburgs, 1580-1640, JHU Pres, hlm. 151 155 Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan, hlm. 29.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

mengontrol seluruh perdagangannya di Asia dengan penasihatnya Raad van Indië (Dewan India Timur). Heeren XVII, badan 17 pemegang saham masih memegang kontrol seluruh perdagangan VOC.156 VOC mendapat hak monopoli selama 21 tahun perdagangan rempah Belanda di Nusantara sejak 1602. Untuk mengontrol perdagangan rempah dari Maluku, tahun 1619, VOC membangun basis pelabuhan dan administrasi pemerintahan di Batavia. Sejak itu, selama 200 tahun berikutnya, VOC membangun pelabuhan sebagai basis perdagangan dan mengawal kepentingan bisnisnya.157 Karena Perang Inggris vs Belanda dan invasi Perancis ke Belanda, VOC dinasionalisasi tahun 1800 oleh Pemerintah Belanda.158 Bekas koloni VOC dijadikan koloni Hindia Belanda (Dutch East Indies). 290 VOC menguasai Jayakarta tahun 1619. Dari zona ini, VOC membangun Batavia sebagai koloni Belanda. Batavia dijadikan pusat jaringan perdagangan VOC di Asia.159 VOC memonopoli perdagangan lada, merica, pala, dan cengkeh asal Maluku dan kopi, teh, kakao, tembakau, karet, opium, dan gula asal pulau-pulau lain di Nusantara. Untuk mengawal monopoli perdagangannya, VOC menjadikan zona-zona Nusantara sebagai koloni.160 VOC juga menghadapi masalah imigrasi warga Tiongkok di Batavia. Ketika industri gula VOC di pedalaman Batavia, pailit tahun 1730-an.161 Banyak penganggur memicu gangguan keamanan. Tahun 1739, sekitar 10.574 warga Tiongkok tedaftar dan hidup

156 Ibid., hlm. 25–28. 157 Vickers (2005:10). 158 Balk, L., Van dijk, F., Kortlang, D., Gaastra, F. Niemieijer, H., Koenders, P. (2007) The Archives of the Dutch East India Company (VOC) and the Local Institutions in Batavia (Jakarta), hlm. 14. 159 Vickers A. A History of Modern Indonesia, Cambridge University Press, 2005. 160 Ibid., hlm. 10. 161 Kanumoyoso, B. Beyond the city wall : society and economic development in the Ommelanden of Batavia, 1684-1740, tesis doktoral, Leiden University 2011, hlm. 169; Knight GR. Sugar, Steam and Steel: The Industrial Project in Colonial Java, 1830-1885 University of Adelaide Press, 2014, hlm. 29.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

di Ommelanden, Batavia. Ketegangan terjadi karena pemerintah kolonial Belanda membatasi imigrasi warga Tiongkok. Kolonial Belanda mendeportasi warga Tiongkok ke Ceylon dan Afrika Selatan.162 Kerusuhan sulit dielakan karena aksi warga Tiongkok.163 Sekitar 10.000 warga Tiongkok terbunuh periode 9 Oktober – 22 Oktober 1740. Pada periode berikutnya, warga Tiongkok berpindah ke arah Glodok, zona di luar benteng kota Batavia.164

(b) VOC Merebut Monopoli Perdangan Rempah Maluku

Tahun 1598, terjadi persaingan antara pedagang-pedagang rempah Maluku di Belanda dan sekitarnya. Akibatnya, sejumlah ekspedisi perdagangan rempah dari Eropa ke Maluku, menderita kerugian. Hanya sedikit ekspedisi perdagangan yang berhasil meraup 291 untung. Maret 1599, ekspedisi Jacob van Neck asal Belanda mencapai Maluku. Ekspedisi kapal dagang ini kembali ke Eropa dengan meraup untung sekitar 400%. 165 Tahun 1600, armada dagang asal Belanda bekerjasama dengan warga Hitu di Maluku untuk melawan kekuatan armada dagang Portugal. Armada dagang Belanda mendapat hak membeli rempah- rempah dari warga Hitu.166 Aliansi Hitu-armada dagang Belanda berhasil merebut Ambon dari kekuatan armada dagang Portugal. Tahun 1613, berupaya merebut basis Portugal dari Solor. Namun, armada Portugal mengalahkan armada Belanda. Armada Belanda merebut kembali Solor tahun 1636.167

162 Gimon CA. Sejarah Indonesia: An Online Timeline of Indonesian History. gimonca.com 2001. 163 Ward K. Networks of Empire: Forced Migration in the Dutch East India Company. Cambridge University Press, 2009, hlm. 99. 164 Vaisutis, Justine; Martinkus, John; Batchelor, Dr. Trish (2007). Indonesia. Lonely Planet, hlm. 101. 165 Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300 (edisi ke-2), London: MacMillan, hlm. 27. 166 Ibid. hlm. 25–28. 167 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Topasses, kekuatan Eurasia-Portugal yang otonom dan berpengaruh, tetap menguasai perdagangan cendana selama abad 17-18 M. Hingga Timor-Timur masih dikuasai oleh Portugal hingga awal abad 20.168 Markas besar VOC mula-mula dibangun di Ambon periode tahun 1610-1619. Meskipun terletak di pusat produksi rempah berkualitas nomor satu dunia dan harganya sangat mahal, namun Ambon terletak jauh dari rute-rute perdagangan Asia, khususnya basis-basis utama pos perdagangan VOC sepanjang Afrika-India- Jepang.169 Basis VOC permanen di Banten juga tidak dijadikan pusat administrasi VOC, karena kuatnya pengaruh penguasa daerah dan khawatir terhadap persaingan dengan pedagang Tiongkok dan Inggris.170 Tahun 1604, ekspedisi perdagangan ke-2 Inggris di bawah 292 pimpinan Sir Henry Middleton mencapai Ternate, Tidore, Ambon, dan Banda. Di Banda, armada dagang Inggris menghadapi persaingan dengan VOC untuk menguasai perdagangan rempah Maluku.171 Untuk meredam pengaruh VOC terhadap perdagangan rempah Maluku, periode 1611-1617, armada dagang Inggris, East India Company, membangun pos dagang di Sukadana (Kalimantan barat-daya), Makasar (Sulawesi Selatan), Jayakarta, Jepara (Jawa), Aceh, Pariaman, dan Jambi (Sumatera). Jaringan dagang Inggris ini mengancam monopoli VOC terhadap perdagangan rempah- rempah dari Maluku dan komoditi lainnya dari Nusantara.172

168 Matos, Artur Teodoro de (1974), Timor Portugues, 1515–1769, Lisboa: Instituto Histórico Infante Dom Henrique. (Dutch) Roever, Arend de (2002), De jacht op sandelhout: De VOC en de tweedeling van Timor in de zeventiende eeuw, Zutphen: Walburg Pers. 169 Om Prakash, The Dutch East India Company and the Economy of Bengal, 1630–1720 (Princeton University Press, 1985); William De Lange, Pars Japonica: the first Dutch expedition to reach the shores of Japan, (2006). 170 Ricklefs, M.C. (1991:25–28). 171 Ibid., hlm. 29. 172 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Kesepakatan diplomatik antara Inggris-Belanda tercapai tahun 1620 yang menandai jejak awal kerjasama Belanda-Inggris dalam perdagangan rempah asal Maluku. (31) Namun, kemitraan ini terganggu oleh tragedi Amboyna massacre, sekitar 10 warga Inggris ditahan karena tuduhan hendak melakukan perlawanan konspirasi terhadap pemerintahan kolonial belanda.173 Tahun 1619, Jan Pieterszoon Coen menjadi Gubernur Jenderal VOC. Tahun 30 Mei 1619, Coen didukung oleh 19 kapal merapat ke Jayakarta dan merebut Banten serta membangun Batavia sebagai markas besar VOC di Asia. Tahun 1620, seluruh wilayah Banda di Maluku direbut oleh VOC. Warga asli Banda diusir, dibunuh, dan terjebak pada derita kelaparan. Karena VOC hendak menjadikan zona lahan Banda sebagai perkebunan rempah VOC.174 Tanaman lada dan cengkeh di Banda hendak 175 dijadikan komoditi utama ekspor oleh VOC. 293 Pedagang-pedagang asal Eropa masa itu membeli rempah asal Maluku dengan batu-batu berharga dan logam-logam berharga. Coen dan VOC mengupayakan perdagangan di Asia. Hasil keuntungannya mendanai perdagangan rempah dengan Eropa. Ekspor logam mulia asal Eropa membutuhkan modal dana perdagangan di India Timur. Siasat dagang VOC ini sangat menguntungkan VOC hingga tahun 1630.176

(c) Upaya VOC Mengontrol Perdagangan Asia

Dari basis administrasi pemerintahan kolonial di Batavia dan monopoli perdagangan rempah-rempah Maluku, VOC berdagang

173 Miller, George (ed.) (1996). To The Spice Islands and Beyond: Travels in Eastern Indonesia. New York: Oxford University Press. xvi 174 Ricklefs, M.C. (1991:30). 175 The Dutch Seaborne Empire 1600–1800, hlm. 218. 176 De Vries and Van der Woude (1997:386).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

di seluruh zona Asia. Kapal-kapal VOC berlayar dari Belanda membawa komodoti dagang ke pasar-pasar Asia. Perak dan tembaga asal Jepang dijual oleh VOC ke India dan Tiongkok. Dari India dan Tiongkok, VOC membeli sutera, kapas, proselin, dan tekstil. Produk-produk ini dijual-belikan di Asia dengan rempah-rempah atau diekspor ke pasar Eropa. Melalui perdagangan rempah dan komoditi Asia lainnya, VOC memasarkan gagasan-gagasan, inovasi, dan teknologi Eropa ke Asia. Pos perdagangan VOC di Jepang terletak di Dejima, pantai Nagasaki. Pedagang-pedagang asal Eropa hanya berdagang dengan Jepang di pos perdagangan Dejima.177 Dengan kekuatan militer, VOC menekan Dinasti Ming agar berdagang dengan VOC. Namun, armada Dinasti Ming yang dipimpin oleh Brigjen Zheng Zhilong—dikenal sebagai Nicholas 294 Iquan Gaspard (1604–1661), mengalahkan armada VOC (Belanda) di Kepulauan Penghu tahun 1623-1624. Armada Tiongkok mendesak VOC keluar dari Penghu dan mengalahkan armada VOC yang dipimpin oleh Hans Putmans pada Pertempuran Pantai Liaoluo, pantai Fujian (Tiongkok) pada tahun 1633.178 Armada Nguyen asal Vietnam mengalahkan armada VOC pada Perang Trjnh–Nguyen tahun 1643.179 Armada Kamboja mengalahkan VOC dalam Perang Sungai Mekong tahun 1643- 1644. Sekitar 1.000 personil dari armada Kamboja tewas dan 156 personil dari 432 tentara VOC tewas. Kapal-kapal perang Belanda direbut dan dikuasai oleh warga Kamboja.180 Duta besar VOC dan Pierre de Rogemortes asal Belanda tewas. Usai tragedi 1643 itu,

177 Ames, Glenn J. (2008), The Globe Encompassed: The Age of European Discovery, 1500–1700, hlm. 115. 178 Andrade, Tonio (2011). Lost colony : the untold story of China’s first great victory over the West. Princeton, N.J: Princeton University Press, hlm. 35; onio Andrade, Lost Colony: the untold story of China’s first great victory over the West (Princeton 2011). 179 Hoang, Anh Tuan (2007). Silk for Silver : Dutxh-Vietnamese Relations : 1637-1700, Volume 5 of TANAP monographs on the history of the Asian-European interaction (illustrated ed.). BRILL. 180 Kiernan (2008:157, 253); Cormack (2001:447); Reid (1999:36); Chakrabarty (1988:497).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

VOC dan kolonial Belanda meninggalkan semua pos perdagangannya di Kamboja.181 Tahun 1640, VOC merebut pelabuhan Galle, Sri Lanka, dari Portugal. Sejak itu hingga tahun 1796, VOC menguasai monopoli perdagangan kayu manis dari Asia ke Eropa. Tahun 1659, VOC merebut Kolombo dari Portugal. Sejak itu hingga akhir abad 18, VOC memopoli perdagangan kayu manis di Kolombo. VOC merebut seluruh Pantai Malabar dari pengaruh Inggris dan kekuasaan Portugal. Akibatnya, armada Inggris dan Portugal keluar dari basis zona perdagangan di seluruh pantai barat India. Tahun 1663, Belanda (VOC) mencapai suatu kesepakatan perdagangan di Asia. Goa menjadi satu- satunya basis perdagangan Portugal di Pantai Barat Asia Selatan.182 Tahun 1652, Johan Anthoniszoon "Jan" van Riebeeck (21 April 1619 – 18 Januari 1677, pendiri Cape Town dan birokrat kolonial Belanda, membangun Cape of Good Hope (kini Cape 295 Town, Afrika Selatan). Zona ini dijadikan basis transit kapal- kapal asal Eropa ke Asia Tenggara. Pos ini kemudian dijadikan koloni oleh Belanda dengan nama Cape Colony.183 Jelang akhir abad 17, VOC telah membangun pos- pos perdagangan di Persia, Bengal, Malaka, Siam (Thailand), Kanton (Tiongkok), Formosa (kini Taiwan), Malabar, dan pantai Koromandel di India. Meskipun tahun 1662, Zheng Chenggong (Koxinga) merebut pos dagang VOC (Belanda) di Taiwan. 184 VOC berupaya menguasai zona strategis jalur perdagangan dari Nusantara tahun 1660-an. Misalnya, tahun 1663, beberapa penguasa daerah di zona Painan, Sumatera, mencapai kesepakatan dengan

181 Osborne (2008:45). 182 Furber, Holden, Rival Empires of Trade in the Orient 1600–1800. Minneapolis, 1976. 183 Hunt, John, and Heather-Ann Campbell. Dutch South Africa: early settlers at the Cape, 1652–1708. Leicester, UK: Matador, 2005; Collins, Robert O. Central and South African history. Topics in world history. New York, NY, USA: M. Wiener Pub, 1990; 184 Wills (1974:28); Keene (1950:46); Chang (1995:740).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

VOC melalui Perjanjian Painan (Painan Treaty). Perjanjian ini memberi VOC hak membangun pos perdagangan di zona Painan. Perjanjian ini akhirnya memberi VOC monopoli perdagangan, khususnya perdagangan emas dan lada, di Painan.185 Karena menguasai monopoli perdagangan komoditi rempah, emas, dan komoditi lain di sepanjang pos-pos perdagangan utama Asia Tenggara, Asia Timur, Asia Selatan, dan Eropa, maka VOC menjadi perusahan swasta yang paling kaya sejak tahun 1660-an. Ketika itu, VOC sudah memiliki 150 kapal dagang, 40 kapal perang, 50.000 karyawan, 10.000 tentara bayaran dan pembayaran dividen perusahan VOC berkisar 40% dari investasi awal.186

6.5 Rempah Maluku dan Tata-Dunia Berbasis “Knowledge 296 Network”

Perdagangan rempah-rempah Maluku selama berabad-abad antara Asia-Eropa memicu kelahiran tata-dunia baru yakni tata- dunia berbasis tukar-menukar peradaban dan komoditi pertanian dan perkebunan melalui jaringan maritim dan sains-teknologi (knowledge-network). Huigen, Siegfried et al (2010), misalnya, meriset dan mengkaji perusahan-perusahan dagang Belanda sebagai jaringan sains-teknologi.187 Pengalaman Portugal membangun jaringan dan pos-pos perdagangan rempah dan komoditi lainnya sepanjang Asia-Afrika-

185 Bulbeck, David (1998: 81–82). 186 Femme Gaastra, The Dutch East India Company: expansion and decline. Zutphen: Walburg Pers, 2003; Gelderblom, Oscar, and Joost Jonker. “Completing a financial revolution: The finance of the Dutch East India trade and the rise of the Amsterdam capital market, 1595–1612.” Journal of Economic History 64.03 (2004): 641–672; Glamann, Kristof., Dutch-Asiatic Trade 1620–1740. (The Hague, 1958); onker, Joost; Sluyterman, Keetie: At Home on the World Markets: Dutch International Trading Companies from the 16th Century until the Present. McGill Queens University Press, 2001. 187 Huigen, Siegfried; de Jong, Jan L.: The

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Eropa memperlihatkan bahwa kekuatan globalisasi selalu berbasis jaringan kerja sains-pengetahuan (knowledge-network). Hal ini dibahas lebih rinci berikut ini.

(a) Keahlian Eksplorasi dan Diplomasi

Globalisasi yang dipicu oleh perdagangan rempah-rempah asal Maluku abad 15-17 M sepanjang Asia-Afrika-Eropa, berbasis jaringan-kerja berbagai keahlian. Keahlian pokok sebagai arsitek dan peletak dasar globalisasi abad 16 M ialah keahlian eksplorasi. Jorge Álvares (meninggal 8 Juli, 1521) diakui sebagai orang pertama asal Eropa yang mencapai daratan Tiongkok melalui laut. Mei 1513, dengan 5 (lima) kapal layar Tiongkok (junk) dan kaptennya Rui de Brito Patalim di bawah otoritas koloni Portugal atas Malaka (1511–1641), Álvares berlayar dari Pegu ke Tiongkok. Álvares 297 dikawal oleh 2 (dua) marinir Portugal.188 Tim Álvares menginjakan kaki pertama kali di pulau Tamao berdekatan dengan Guangzhou, selatan Tiongkok (sekitar Pulau Lantau dan Pulau Lintin), pada bulan Mei 1513.189 Ketika mendarat di zona itu (Tamão), Álvares menyerahkan padrão, sebuah batu- silang dengan lambang heraldik Portugal sebagai tanda klaim Portugal terhadap suatu wilayah oleh para penjelajah asal Portugal abad 15-16 M.190 Sejak itu, Tamão diakui sebagai zona basis perdagangan pertamakali yang dibangun oleh Portugal dan terletak di kawasan sekitar Hong Kong dan Shenzen awal abad 21. Perdagangan di zona ini sudah ramai sejak Dinasti Tang di Tiongkok.191 Armada

188 Porter, Jonathan. [1996] (1996). Macau, the Imaginary City: Culture and Society, 1557 to the Present. Westview Press. 189 Edmonds. [2002] (2002) China and Europe Since 1978: A European Perspective. Cambridge University Press. 190 Porter, Jonathan (1996). 191 Braga, J. M. (1956). "China Landfall 1513, Jorge Alvares Voyage to China". Macau: Imprensa Nacional.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Portugal hanya bertahan selama 7 (tujuh) tahun di basis ini, selama 1514-1521, dan akhirnya keluar dari Tamão sejak dikalahkan oleh angkatan laut Dinasti Ming.192 Sejumlah pelaksana misi perdagangan dan kolonialisme asal Portugal abad 15-16 M, selalu membawa padrão. Misalnya, Diogo Cão (Diogo Cam atau Diego Cam) melaksanakan navigasi, misi dagang, diplomasi dan misi kolonialisme ke pantai barat Afrika tahun 1480-an guna meneliti Sungai Kongo dan zona yang kini disebut Angola dan Namibia.193 Bartolomeus Dias (1451- 29 Mei 1500) adalah pelaksana misi dagang dan diplomasi lainnya asal Portugal abad 15. Ia berlayar sepanjang pantai selatan Afrika tahun 1488 dan mencapai Lautan India dari Lautan atlantik. Bartolomeus Dias adalah orang pertama asal Eropa yang melaksanakan rute pelayaran laut pada zona-zona 298 ini. Raja John II Portugal menunjuk Bartolomeus Dias pada Oktober 1487 untuk memimpin ekspedisi pelayaran pada pantai selatan Afrika guna menemukan rute pelayaran ke India.194 Pemegang padrão lainnya ialah Vasco da Gama (1460 – 24 Desember 1524), orang pertama asal Eropa yang mencapai India melalui rute laut. Pelayaran perdananya ke India tahun 1497-1499 merupakan rute maritim pertamakali yang menghubungkan Eropa dan Asia melalui Lautan India, dan menghubungkan Lautan Atlantik dan Lautan India. Jadi, rute pelayaran Vasco da Gama merupakan rute perdana melalui laut yang menghubungkan dua lautan dan tiga benua, Timur (Asia) dan Barat (Eropa).195

192 Porter, Jonathan (1996). 193 E; G. Ravenstein, Voyages of Diogo Cão, &c., in Geog. Jnl. vol. xvi. (1900), also Geog. Jnl. xxxi. (1908); António da Costa de Albuquerque de Sousa Lara, 2nd Count de Guedes, Vasco de Bettencourt de Faria Machado e Sampaio and Marcelo Olavo Correia de Azevedo, Ascendências Reais de Sua Alteza Real a Senhora Dona Isabel de Herédia Duquesa de Bragança, I, pelos Costados Herédia, Bettencourt e Meneses da Ilha da Madeira” (Universitária Editora, 1999) 194 David Fromkin (2000), The Way of the World, Vintage Books (New York, U.S.); Spoken, Howard (2006). The World’s History (Third ed.). New Jersey, U.S.: Prentice Hall. 195 Diffie, Bailey W. and George D. Winius, Foundations of the Portuguese Empire,

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Setelah berpuluh-puluh tahun pelayaran ke India selalu berakhir gagal, ribuan awak kapal tewas, dan puluhan kapal hilang, karam, atau diserang perompak, akhirnya ekspedisi Vasco da Gama berhasil merapat ke Kalikut, India, 20 Mei 1498. Rute pelayaran Vasco da Gama merupakan akses berbeda dengan rute perdagangan rempah dari India sepanjang utara Afrika dan pantai Afrika Barat. Rempah-rempah ini diperoleh pedagang India dari zona Asia Tenggara, yang semula komoditi lada dan kayu manis. Ekspedisi Vasco da Gama itu menjadi jejak awal multikulturalisme-global melalui laut dan dari monopoli perdagangan rempah Maluku, supremasi armada laut Eropa seperti Inggris, Perancis, Belanda, dan Den Mark. 196

(b) Keahlian Komersial dan Farmasi 299 Kapten Fernão Pires de Andrade (Fernam (Fernã) Perez Dandrade) asal Portugal, memiliki 4 (empat) keahlian yakni perdagangan, farmasi, dan diplomasi. Tahun 1517, sebagai diplomat, Andrade merajut hubungan dagang (komersial) dan diplomatik langsung antara Eropa dan Tiongkok pada masa Dinasti Ming yang sudah dirintis oleh Marco Polo, Jorge Álvares dan Rafael Perestrello (1514–1517) pada tahun 1513-1516. Rafael Perestrello merapat ke pantai selatan Tiongkok tahun 1516 dan tahun 1517 untuk berdagang di Guangzhou. Rafael Perestrello juga menjadi pedagang dan kapten kapal perang Portugal di Sumatera dan koloni Portugal Malaka.197

196 Nigel, Cliff (September 2011). Holy War: How Vasco da Gama’s Epic Voyages Turned the Tide in a Centuries-Old Clash of Civilizations. Harper. 197 Pfoundes, C. “Notes on the History of Eastern Adventure, Exploration, and Discovery, and Foreign Intercourse with Japan,” Transactions of the Royal Historical Society (Volume X; 1882): 82–92; Wills, John E., Jr. (1998). “Relations with Maritime Europe, 1514–1662,” dalam The Cambridge History of China: Volume 8, The Ming Dynasty, 1368–1644, (editor Denis Twitchett dan Frederick W. Mote), New York: Cambridge University Press, hlm. 336.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Fernão Pires de Andrade menjadi komandan satu kapal dari amarda Afonso de Albuquerque dari Kochin (India) untuk merebut Malaka tahun 1511.198 Ketika kapal Simão Martinho dari armada Afonso de Albuquerque karam di laut dalam antara Sri Lanka dan Aceh, kapal Fernão Pires de Andrade menyelamatkan para awak kapal karam itu. Armada Portugal merebut 5 (lima) kapal lain dari pelayaran Gujarat ke Malaka dan Sumatera guna menampung awak-awak kapal Simão Martinho.199 Armada Albuquerque terlibat pertempuran selama dua hari dengan armada kapal pedagang Afrika Utara dan Asia Timur pada zona dekat pulau antara Lumut dan Belawan.200 Kapal pedagang asal Afrika Utara (O Bravo) membakar kapalnya, menyeruduk ke kapal armada Albuquerque dan melepaskan tembakan artileri jarak dekat ke kapal Albuquerque.201 Pada awal abad 16 itu, rute perdagangan Sumatera- 202 300 India, dikuasai oleh saudagar-saudagar Tiongkok. Kapal Fernão Pires de Andrade mengangkut rempah dari sebuah Kerajaan di sumatera untuk dijual dan dijadikan hadiah ke Dinasti Ming (Tiongkok).203 Raja Manuel I Portugal mengotorisasi misi dagang Andrade dengan 7 (tujuh) kapal dagang bersenjata dan seorang penerjemah (Muslim) pada Juni 1517 ke Tiongkok. Andrade dipilih oleh Raja Manuel I Portugal sebagai diplomati tahun 1515 di Lisabon (Portugal). Sejak itu, sebagai apoteker, Fernão Pires de Andrade dapat meneliti obat farmasi Asia Tenggara untuk dijual di Portugal dan Eropa.204 Dalam misi dagang Andrade tersebut di atas, ahli perdagangan dan saudagar Giovanni da Empoli asal Florentina (Italia), dipilih juga

198 Dion, Mark. “Sumatra through Portuguese Eyes: Excerpts from João de Barros ‘ ‘Decadas da Asia’,” Indonesia (Volume 9, 1970), hlm. 135. 199 Ibid. 200 Ibid., hlm. 138. 201 Ibid., hlm. 138-139. 202 Ibid., hlm. 148. 203 Ibid., hlm. 149. 204 Wills, John E., Jr. (1998).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

sebagai kepala agensi komersial antara Portugal dan Tiongkok. Ketika tinggal di India, Giovanni da Empoli pernah menyusun sebuah laporan tentang perdagangan India-Tiongkok.205 Namun, Giovanni da Empoli akhirnya meninggal dalam misi perdananya 15 Oktober 1517 ke Tiongkok, ketika kapalnya terbakar.206

(c) Keahlian Teknologi Kapal

Hingga abad 15 M, armada dagang Portugal hanya mencapai kemajuan navigasi cabotage dengan menggunakan barques (kapal layar) dan barinel (kapal kargo kuno di laut zona Mediteranian). Cabotage jelang abad 15 M ialah transportasi barang dan manusia dari satu zona ke zona lain di negara yang sama.207 Operator cabotage selalu berasal dari negara lain yang 301 melayani jasa angkut-laut dari satu pantai ke pantai berikutnya, pelabuhan ke pelabuhan, dan sejenisnya. Lazimnya perusahan berupaya mendapatkan hak cabotage untuk mendapatkan hak berdagang dari satu negara ke negara lainnya. Kapal-kapal cabotage umumnya berukuran kecil dan rapuh, sehingga tidak kuat melawan terjangan ombak dan angin kuat atau badai lautan. Meski begitu, cabotage sangat bermanfaat melayani transportasi di sepanjang Kepulauan Madeira, Azores, Kanaria, dan zona sepanjang Mediteranian. Bahkan eksplorasi zona pantai utara Afrika dari orang-orang Eropa menggunakan cabotage hingga mencapai Arguim (kini Mauritania).208

205 Rawlinson (2001: 11-12). 206 Giancarlo Casale (2010:145). 207 Doz. Udo Pollmer (2000: 66). 208 Paczensky, G. von, Dünnebier, A. Leere Töpfe, volle Töpfe Die Kulturgeschichte des Essens und Trinkens. Munich: Albrecht Knaus, 1994; Küster, H. Wo der Pfeffer wächst: Ein Lexikon zur Kulturgeschichte der Gewürze. Munich: Beck, 1987.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Fase awal eksplorasi dan ekspedisi armada Portugal ke pantai barat Afrika dan Lautan India awal abad 15 M, mulai menggunakan caravela, kapal layar segitiga (lateen) ukuran kecil dengan kemampuan manuver (kecepatan dan kapasitas berlayar) sesuai arah angin bertiup. Pangeran Henry Sang Navigator, Christopher Columbus, dan Bartolomeus Dias asal Portugal abad 15 menggunakan caravela.209 Portugal mengembangkan caravela dari kapal-kapal ikan sejak tahun 1451. Sponsor utamanya masa itu ialah Pangeran Henry Sang Navigator. Sebutan caravela berasal dari istilah Latin carabus atau καραβος (Yunani) dan qārib (Arab). Caravela lebih lincah dan kuat jika dibandingkan dengan barca dan barinel. Kemampuan angkut caravela berkisar 50-160 ton. Sedangkan barinel di Mediteranian mampu mengakut 5-200 ton. Namun, tidak kuat menghadapi terjangan ombak, arus laut, dan badai di lautan luas.210 302 Caravela lebih cepat, lentur, dan bertenaga khususnya melintasi lautan Atlantik dan Lautan India. Karena itu, Portugal dan Spanyol mengembangkan caravela untuk melacak zona pusat rempah-rempah di Asia melalui rute lautan awal abad 16 M. Caravela sangat berperan dalam ekspedisi awal Portugal untuk merebut basis-basis perdagangan di Afrika dan Asia awal abad 16. Karena kemajuan teknologi, caravela yang berkapasitas angkut lebih kecil, digantikan oleh karak lebih besar (nau), seperti kapal Santa Maria dengan kemampuan 100 ton. Caravela tilhada abad 15 dapat mencapai ukuran 12 x 18 m.211 Armada Portugal menyebut Nau sebagai kapal kapasitas besar, khususnya kapal dagang. Karena adanya risiko ancaman perompak laut, maka Nau juga dilengkapi dengan meriam. Kapasitas

209 George Robert Schwarz, B.A, The History and Development of Caravels, tesis pada University of Cincinnati, Chair of Advisory Committee: Dr. Luis Filipe Vieira de Castro, Mei, 2008. 210 Sleeswyk, André W. (1998), “Carvel-planking and Carvel Ships in the North of Europe”, Archaeonautica. 14: 223–228 (224f.). 211 Russell, Peter E. (2000), Prince Henry ‘the Navigator’: A Life”, Yale University Press, hlm. 229.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Nau berkisar 200 ton bahkan 500 ton pada abad 16. Nau dilengkapi dengan dek, tiang, layar, dan ruang pertahanan. Berikutnya, perdagangan Portugal ke India menggunakan kapal lebih besar dan kapasitas besar seperti karak kapasitas 2000 ton.

(d) Keahlian Navigasi

Hingga abad 13 M, navigasi di berbagai negara umumnya dipandu oleh posisi matahari (celestial navigation). Begitu pula armada Portugal menggunakan navigasi selestial dengan peralatan asal Arab, seperti astrolabe dan quadrant. Astrolabe (ἀστρολάβος / astrolabus, istilah Yunani) merupakan inklinometer yang dirintis oleh astronom dan navigator untuk mengukur posisi inklinasi orbit di langit siang atau malam. 303 Astrolabe dapat dipakai untuk melihat posisi bintang dan planet serta penetapan waktu setempat atau melakukan survei lokasi. Astrolabe juga dapat dipakai untuk menentukan lintang di darat atau laut tenang.212 Armada Portugal mampu dan ahli membuat astrolabe dan quadrant lebih mudah dan sederhana. Portugal juga menciptakan tongkat ballastella (cane of Jacob) untuk mengukur di laut, posisi ketinggian matahari atau bintang lainnya. João de Santarém dan Pedro Escobar abad 15 Masehi asal Portugal menggunakan alat ini ketika berlayar ke São Tomé (21 Desember 1471), Provinsi Annobón di Guinea (Januari 1472), dan Príncipe di pantai barat Afrika (Guinea)

212 Evans, James (1998), The History and Practice of Ancient Astronomy, Oxford University Press; King, D. A (1981), “The Origin of the Astrolabe According to the Medieval Islamic Sources”, Journal for the History of Arabic Science, 5: 43–83; Krebs, Robert E.; Krebs, Carolyn A. (2003), Groundbreaking Scientific Experiments, Inventions, and Discoveries of the Ancient World, Greenwood Press.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

(17 Januari 1472). Ekspedisi João de Santarém juga mencapai Sassandra di Ivory Coast tahun 1471 dan Ghana hingga Niger Delta tahun 1472. Januari 1471, Joao de Santaram dan Escobar menemukan emas di Mina.213 Armada Portugal juga menggunakan tabel-tabel astronomis (Ephemeris) untuk navigasi di lautan, khususnya perhitungan lintang. Misalnya, Abraham Zacuto ((Salamanca, 12 Agust 1452 – Damascus, 1515) mengembangkan Almanach Perpetuum yang digunakan oleh ekspedisi Vasco da Gama dan Pedro Álvares Cabral (1468 – 1520) asal Portugal.214

(e) Keahlian Teknik Berlayar

Armada Portugal abad 15-16 M mengumpulkan informasi 304 lautan sepanjang Madeira, Azores, hingga laut Sargasso, Maluku dan Nagasaki (Jepang). Pola angin, trade-winds dan oceanic gyres di Atlantik, serta penentuan lintang untuk rute pelayaran terbaik sepanjang lautan India dan Atlantik, misalnya, ditemukan oleh armada dan ekspedisi Portugal dan Spanyol. Misalnya, pelayaran melintasi Atlantik Tengah hingga lintang Azores menggunakan arah angin dan arus laut yang memutar searah jarum jam di belahan utara bumi (utara garis khatulistiwa). Karena sirkulasi atmosfer dan efek Corolis membantu pelayaran ke arah Lisabon (Portugal) dan memungkinkan armada Portugal kembali ke Lisabon (volta do mar). Tahun 1565, armada dan ekspedisi Spanyol menggunakan prinsip ini untuk rute dagang melalui lautan ke Manila Galleon.

213 Albertino Francisco, Nujoma Agostinho, Exorcising Devils from the Throne: São Tomé and Príncipe in the Chaos of Democratization, hlm. 28, (2011); Wilks, Ivor. Wangara, Akan, and Portuguese in the Fifteenth and Sixteenth Cen- turies (1997). Bakewell, Peter, ed., Mines of Silver and Gold in the Americas. Aldershot: Variorum, Ashgate Publishing Limited, hlm. 1–39. 214 Miguel, Cirilo Flórez (2007), “Zacut : Abraham ben Samuel Zacut”, dalam Thomas Hockey; et al. The Biographical Encyclopedia of Astronomers. New York: Springer, hlm. 1255–6.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

(f) Keahlian Kartografi

Pangeran Henry Sang Navigator mewujudkan impiannya melakukan navigasi melalui laut untuk mencapai zona asal rempah- rempah mahal di Eropa abad 15 M. Pangeran Henry dibantu oleh kartografer Jehuda Cresques (1360-1410), anak kartografer Catalan, Abraham Cresques abad 15 M. Jehuda Cresques melatih para pembuat peta armada Portugal tahun 1420-an.215 Bagan dan grafik peta navigasi armada Portugal terutama berbasis peta navigasi dengan panduan dan kompas penentu jarak berupa Portolan.216 Peta grafis ini membantu nakoda kapal untuk memperkirakan arah dan jarak di laut. Teknologi ini mula-mula dibuat pada abad 13 M di Italia, kemudian Spanyol dan Portugal mengembangkan teknologi ini abad 14-15 M.217 Pada abad 15-16 M, Portugal dan Spanyol sudah dapat membuat peta-peta grafis yang 305 lebih akurat dari para kartografer kedua negara. Pedro Reinel (1462 -1542) termasuk kartografer Portugal dan pencipta peta grafis nautikal paling tua (1485) di Portugal. Jenis peta grafisnya ialah portolan yang meliputi seluruh Eropa dan Afrika. Peta grafis itu melukiskan eksplorasi dan ekspedisi Diogo Cão asal Portugal ke Namibia, Kongo, dan Angola di Afrika tahun 1482-1485. Bersama Jorge Reinel (1502-1572) dan kartografer Lopo Homem, Pedro Reinel membuat Miller Atlas tahun 1519. Peta grafis Atlantik karya Pedro Reinel tahun 1504 merupakan peta grafis nautikal pertamakali dengan skala lintang dan menggambarkan wind- rose dan grafis atau sketsa gambarfleur-de-lys. 218

215 Reparaz (1930); Aldershot (2000:1 – 14). 216 Francesco Maria Levanto, Prima Parte dello Specchio del Mare, Genova, G.Marino e B.Celle, 1664. 217 Konrad Kretschmer, Die italianischen Portolane des Mittelalters, Ein Beitrage zur Geschichte der Kartographie und Nautik, Berlin, Veroffentlichungen des Institut fur Meereskunde und des Geographischen Instituts an der Universitat Berlin, Vol. 13, 1909; Rehmeyer, Julie. The Mapmaker’s Mystery, Discover, June 2014, hlm. 44–49. 218 Jeremy Harwood, To The Ends of the Earth: 100 Maps That Changed the World. (London, Marshall Editions: 2006; Malyn Newitt. A History of Portuguese Overseas Expansion 1400–1668, (Milton Park, Routledge: 2005).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Secara umum, Portugal dan Spanyol lebih dahulu menguasai sains dan teknologi kartografi. Sedangkan Inggris dan Belanda belajar dari kartografi Portugal dan Spanyol untuk melakukan navigasi sepanjang Lautan Atlantik dan Lautan India. Sedangkan Portugal dan Spanyol belajar dari Italia. Istilah portolan berasal dari istilah Italia, portolano yang bermakna pelabuhan atau kumpulan arah pelayaran. Portolan karya Pedro Reinel tahun 1485 memperlihatkan Eropa Barat dan sebagian Afrika. Tahun 1517, Raja Manuel I Portugal memberikan Lopo Homem satu piagam dan anggaran dasar yang memberikan kepada Lopo Homen hak istimewa dan previlese bagi sertifikasi semua kompas yang digunakan, dibuang atau diubah dalam setiap pelayaran. Fernão Vaz Dourado (1520 di Goa - 1580) merintis fase 306 ketiga kartografi Portugal. Kartografi nautikal karya Dourado sudah meninggalkan ciri dan pengaruh peta grafis Ptolomeus, khususnya representasi gambar Asia. Peta grafisnya mulai akurat melukiskan daratan dan benua. Hingga kini Fernão Vaz Dourado diakui sebagai satu dari kartografer terbaik abad 16. Umumnya karya Fernão Vaz Dourado merupakan peta grafis yang ukuran besar dan memasukan peta nautikal tahun 1568-1580.219

(g) Keahlian Sains dan Botani

Monopoli perdagangan rempah menjadi basis utama kemakmuran pusat-pusat perdagangan Belanda (VOC) abad 17-18. "Until about 1670, the Dutch East India Company was the richest company in the world," tulis Henry Hobhouse (1985). Karena

219 Cortesão A. and Mota, Teixeira da (1987)– Portugaliae Monumenta Cartographica. Imprensa Nacional – Casa da Moeda, Lisboa.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

rempah-rempah khususnya rempah-rempah asal Maluku masa itu, menurut Henry Hobhouse (1985),220 membantu pendanaan peradabaan Belanda, seperti Rembrandt, Vermeer, Frans Hals, Vondel, Grotius, industri-industri penerbitan, penulis, sastrawan, arsitektur, dan patron seni abad 17 Masehi.221 Sedangkan armada dagang Belanda mengembangkan keahliannya di bidang bisnis, kartografi, pembuatan kapal, navigasi, dan pelayaran. Belanda mendominasi pembuatan peta dunia dan industri percetakan dunia untuk melayani kebutuhan niaga, bisnis, perdagangan, jaringan komersial, dan pelayarannya ke seluruh dunia.222 Ketika kapal-kapal Belanda mencapai satu zona dunia, kartografer Belanda langsung memasukkannya ke dalam peta geografis. Para kartografer Belanda menerbitkannya dan menjadikannya mudah diakses oleh siapa saja di seluruh dunia. Jadi, penggandaan peta mudah dan bebas. Ini terjadi ketika abad 17-18 307 M, VOC mendominasi perdagangan dunia.223 Kapal-kapal Belanda membawa barang-barang dagang dan membuka ruang bagi tukar-menukar pengetahuan dan peradaban. Jaringan komersial VOC juga membuka infrastruktur bagi setiap warga Eropa untuk melakukan penelitian di Asia dan Afrika.224 Buku “Bookeeper” Hendrick Hamel merupakan karya pertama orang Eropa tentang era Joseon Korea. Hendrick Hamel (1666) mengisahkan kehidupan sehari-hari orang Korea dan narasi tersebut menarik bagi orang-orang Eropa.225 Rangaku (Dutch

220 Hobhouse, H. Seeds of Change: Five plants that transformed mankind. London: Sidgwick & Jackson, 1985. 221 Ibid. 222 Koeman, Cornelis; Schilder, Günter; van Egmond, Marco; van der Krogt, Peter; Zandvliet, Kees: The History of Cartog raphy, Volume 3: Cartography in the European Renaissance (Part 2: Low Countries), hlm. 1246–1462, David Wood- ward ed. (Chicago: University of Chicago Press, 2007). 223 Israel, Jonathan Irvine: Dutch Primacy in World Trade, 1585–1740. (Oxford University Press, 1990, hlm. 488. 224 Cook, Harold J.: Matters of Exchange: Commerce, Medicine, and Science in the . (Yale University 225 Press, 2008, hlm. 576); Huigen, Siegfried; de Jong, Jan L.: The Dutch Trading Companies as Knowledge Networks (Intersections), hlm. 1, (BRILL, 2010); Swan, Claudia (2013). Lost in Translation: Exoticism in Early Modern Holland, in “Art in Iran and Europe in the 17th Century: Exchange and Reception”, edited by Axel Langer (Museum Rietberg, Zurich, CH, 2013), hlm. 100-117.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

Learning) merupakan pengetahuan yang dikembangkan oleh Jepang tentang teknologi Eropa dan obat-obat Eropa di Dejima tahun 1641-1853. Akhir abad 18 M, monopoli rempah-rempah asal Maluku dari VOC tutup-buku. Karena sulitnya pengangkutan rempah- rempah asal Asia akibat perang antara Perancis-Inggris-Amerika Serikat hingga akhir abad 18 M. Selain itu, Perancis mengembangkan botani rempah di koloni-koloni tahun 1769-1770. Pierre Pouvre asal Perancis merintis ekspedisi ke Maluku untuk mendapatkan bibit rempah- rempah. Sejak itu, rempah-rempah mulai dibudi-daya di koloni Perancis, seperti Cayenne dan Kepulauan Karibia. Sampai hari ini, Pierre Pouvre disebut sebagai 'bapak kultur rempah Perancis'. Selain itu, usai Peace Treaty of Paris (1784), Inggris mendapat 308 hak untuk melakukan pelayaran di seluruh zona India Timur (Nusantara). Dalam prakteknya, perjanjian ini hanya merupakan pengesahan dari praktek yang sudah terjadi di zona Nusantara masa itu. R. Farquhar merupakan Gubernur Maluku pada masa peralihan pemerintahan ke Inggris tahun 1796 – 1803. W.B. Martin, Residen Inggris tahun 1811-1817 di Maluku, menasihati Gubernur Jenderal tentang keunggulan dan keuntungan komersial perdagangan rempah Maluku. Jika perdagangan rempah dilakukan melalui India dapat menghasilkan sekitar 200 ribu poundsterling per tahun. Jika rempah-rempah dijual di Inggris, maka penghasilannya dapat mencapai dua kali lipat.226 Menurut W.B. Martin, keuntungan ini mudah diraih, jika rekrut tenaga kerja lokal.227 Maka Martin menaikan upah satu

226 Surat Minto ke East India Company, London, Inggris, tertanggal 15 Desember 1810. 277 Surat W.B. Martin ke Bengal, tertanggal 29 Februari 1812.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

stiver dan 1 1b beras per diem menjadi 3 stivers dan 1 1/3 lbs. beras per hari. Setelah Kolonel Filz asal Perancis menyerah di Maluku, Gubernur Jenderal Daendels membuat perhitungan keuntungan perdagangan rempah Maluku yakni berdasarkan harga pembelian cengkeh 3 stivers dan harga jual 50 stivers. Sedangkan harga per pon lada dan pala hanya dihitung rata-rata oleh Daendels. Komoditi rempah-rempah tidak lagi mahal di pasar Eropa akhir abad 18 M, karena Perancis telah melakukan riset botani rempah-rempah Maluku dan menanam bibit-bibit rempah Maluku di koloni-koloni Perancis akhir abad 18 M.***

309

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16 BAB 6 REMPAH MALUKU DAN KELAHIRAN JARINGAN-EKONOMI GLOBAL ABAD 16

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

310

BAB 7

227 Surat W.B. Martin ke Bengal, tertanggal 29 Februari 1812.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Bab 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

“De nobis fabula narrator” (about us is the story told) – Latin Proverb.

“Dark Ages” atau masa-masa kegelapan Eropa terjadi antara abad 8 – 11 Masehi (M).1 Pada periode tersebut, orang-orang Eropa belum mempelajari dan membuat peta bumi. Sedangkan di Timur Tengah, studi tentang peta bumi dipacu oleh sejumlah pemerintah, misalnya, Kalifa Abu Ja’far Abdullah Al-Ma’mun bin Harun Al-Rashid (Al-Ma’mun) September 786 – 9 Agustus 833 M, mempromosikan 311 studi geografi di Bagdad, Irak, guna membuat peta bumi. Kalifa Al- Ma’mun adalah pionir kartografi yang menugaskan sekelompok geografer dan astronom untuk membuat peta Eropa, Asia, dan Afrika.2 Tahun 1154 M di Sisilia (Italia), Muhammad Al-Idrisi (1099- 1166) membuat peta bumi yang mengilhami perjalanan dan ekspedisi pelayaran musafir Marco Polo asal Venetia tahun 1298 ke Tiongkok dan Christopher Columbus asal Italia ke Asia dan Vasco da Gama asal Portugal menuju Pantai Barat Afrika tahun 1487.3 Lebih rinci pengaruh dan ilham peta Al-Idrisi dibahas dalam bab 7 buku ini, khususnya pengaruh peta Muhammad Al-Idrisi

1 Joseph J. Kerski P., Interpreting Our World: 100 Discoveries That Revolutionized Geography: 100 Discoveries That Revolutionized Geography, ABC-CLIO, 2016, hlm. 16. 2 Michael Cooperson, Al-Ma’mun, Oneworld Publications, Oxford, 2005; Rekaya, M. (1991). “al-Ma’mun”. The Encyclo pedia of Islam, New Edition, Volume VI: Mahk–Mid. Leiden and New York: BRILL, hlm. 331–339. 3 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

terhadap upaya navigasi dan eksplorasi orang-orang Eropa ke Asia, Asia Tenggara, India, dan khususnya zona rempah-rempah kualitas terbaik dunia di Maluku awal abad 16 M. Waktu pembuatan peta Muhammad al-Idrisi ini pula dijadikan patokan waktu oleh penulis untuk menguraikan nilai sejarah dan strategis Maluku kini dan ke depan. Raja Roger II asal Sisilia, Italia, memesan peta bumi karya Muhammad al-Idrisi tahun 1154 M. Selama 18 tahun, di Palermo, pantai utara, Sisilia (Italia), Muhammad al-Idrisi menyelesaikan peta bumi Kitab nuzhat al-mushtaq (Opus Geographicum) atau Tabula Rogeriana dalam bentuk piringan perak yang kokoh sebesat 204 kg dan diameter 2 (dua) meter.4 Al-Idrisi menggabungkan pengetahuan tentang Afrika, Lautan India, dan Asia, khususnya Tiongkok, yang dikumpulkan oleh 312 saudagar-saudagar dan peneliti asal Arab dan pengetahuan yang dicatat dalam peta-peta asal Arab. Informasi dan pengetahuan- pengetahuan ini digabungkan pula oleh Muhammad Al-Idrisi dengan informasi yang dihimpun oleh para musafir asal Norman guna menciptakan satu peta yang sangat akurat tentang dunia pada abad 12 M.5 Ilustrasi peta Al-Idrisi sangat rinci tentang Eropa, Asia, dan Afrika Utara dengan judul Kitab nuzhat al-mushtaq, (Opus Geographicum) yang bermakna A Diversion for the Man Longing to Travel to Far-Off Places.6 Namun, peta karya Muhammad al-Idrisi tidak memasukan zona Djibouti, Eritrea, Ethiopia, Somalia, India, Jepang, Asia Tenggara, dan Kepulauan Maluku. Peta Muhammad Al-Idrisi masa itu sangat rinci tentang garis

4 Amodeo, Christian. “Al-Idrsisi (1099-1166) : Moroccan Cartographer Al-Idrisi Oversaw the Production of the Most Elaborate and Systematic Geographical Work of the Middle Ages”, Geographical 76 (8), August, 2004. 5 Scott, S.P. (1904), History of the Moorish empire in Europe (Vol. 3), Philadelphia: Lippincott, hlm. 461–462 6 John Dickie, Delizia! The Epic History of the Italians and their Food (New York, 2008).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

pantai, laut, dan daratan Eropa, Asia, dan Afrika Utara. Jauh sebelum abad 12 M, kapten-kapten kapal asal Arab sudah dapat memanfaatkan siklus angin musim untuk berdagang dan melintasi jarak sangat jauh. Karena itu, pada abad 9 M, pedagang-pedagang jalur maritim asal Arab sudah mencapai zona Guangzhou, Tiongkok. Sedangkan peta-peta orang Yunani dan Romawi hanya berisi pengetahuan tentang laut-laut sekitar kekaiseran Romawi seperti Mediteranian. Tetapi peta-peta itu hanya sedikit menggambarkan lautan luas di luar Mediteranian.7 Zona Afrika Timur, Asia Tenggara, dan India tidak dimasukan oleh Al-Idrisi. Zona-zona ini merupakan jalur utama perdagangan rempah-rempah Asia ke pasar Eropa melalui Venetia dan Genoa yang dikuasai oleh saudagar-saudagar Timur Tengah. Pada abad 8-14 M itu, saudagar-saudagar Arab mengetahui zona rempah kualitas terbaik dengan nama Jazirat-al-mulk, tanah para raja. Kemudian 313 abad 16 M, Portugal menyebut Mulk sebagai Moluco (tunggal) dan Moluccas (jamak).8 Portugal dan Spanyol mengetahui zona ini dari peta navigasi asal Venetia (Italia). Dengan merujuk pada informasi rahasia peta dan buku Muhammad al-Idrisi, Niccolò de' Conti (1395–1469), saudagar kaya dan musafir asal Chioggia, Republik Venetia (Italia), melakukan perjalanan dan navigasi dari Venetia tahun 1419 ke India dan Asia Tenggara, termasuk zona Jawa, awal abad 15 M. Niccolò de' Conti adalah nara-sumber pembuatan peta Fra Mauro tahun 1450 tentang petunjuk rute laut dari Eropa-Afrika-India.9 Niccolò de' Conti adalah musafir yang mula-mula menyebutkan Maluku dalam laporan perjalannya ke India, Asia, dan Jawa.

7 Charles Recknagel, “World: Historian Reveals Incredible Contributions Of Muslim Cartographers”, Radio Free Europe / Radio Liberty, 15 Oktober 2004. 8 Swadling (996:23). 9 Bracciolini, Poggio, De varietate fortunae, book iv [c.1445] (ed. Abbé Oliva, Paris 1723).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

De' Conti pernah belajar bahasa Arab di Damaskus, Suriah. Dengan kapal milik para saudagar Arab, De' Conti melakukan travel dan navigasi ke sejumlah zona di Asia, termasuk Jawa di Nusantara. Laporan dan keterangan perjalanan De' Conti ke Asia merupakan pengetahuan pokok awal rute navigasi dari Eropa ke Asia secara khusus, De' Conti adalah ahli asal Eropa yang pertamakali menyebutkan zona Maluku sebagai pusat rempah kualitas terbaik dunia.10 Selama abad 8- awal abad 15 M, rute perdagangan rempah dan komoditi lainnya asal Asia ke Eropa dimonopoli oleh Republik Venetia dan republik maritim lainnya di Italia. Selain rempah dan sutera, komoditi dagang asal Asia juga termasuk kemenyan, herbal, obat-obatan dan opium. Karena rempah menjadi komoditi sangat mahal dan dipakai sebagai obat herbal 314 pada Abad Pertengahan. Republik Venetia menjadi pemain kunci perdagangan rempah ke Eropa.11 Abad 8-14 M, Venetia sangat kaya dan mengontrol perdagangan komoditi asal Asia, khususnya rempah-rempah, antara Levant (jaringan pedagang Mediteranian Timur) dan pasar-pasar Eropa.12 Sejak abad 10 Masehi, pelabuhan Venetia dan Genoa (Italia) maju dan ramai karena perdagangan rempah Maluku dan komoditi lain asal Asia. Eropa meyakini bahwa pala mengharumkan busana dan makanan13 dan simbol status sosial tinggi serta bahan seremoni dan ritual atau hadiah seperti permata.14 Abad 10 M, Italia memasuki perdagangan rempah-rempah melalui Republik Venetia dan Genoa guna memasok cengkeh dan rempah lainnya ke Eropa Utara. Pelabuhan-pelabuhan Italia

10 Ibid. 11 Pollmer, Udo Priv. Doz. “The spice trade and its importance for European expansion”. Migration and Diffusion, Vol. 1, Issue Number 4, 2000, hlm. 9. 12 Norwich, John Julius (1982). A History of Venice. New York City: Alfred A. Knopf, hlm. 72. 13 Mulherin (1994:10). 14 Schivelbusch (1992:9).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

menjadi kaya-raya karena perdagangan rempah dan barang eksotik lainnya dari Asia. Abad Pertengahan, orang Eropa meninggalkan ketergantungannya pada sutera dan komoditi lain asal Asia, kecuali rempah-rempah, khususnya rempah-rempah Maluku. Karena rempah-rempah memiliki banyak manfaat selain herbal obat, penyedap masakan, juga pewangi pakaian.15 Rempah menjadi label dan simbol status masyarakat, simbol dan sarana seremonial bagi orang-orang Eropa. Rempah- rempah juga dijadikan hadiah seperti permata. Bahkan pasangan kekasih menjadikan rempah sebagai jaminan kesetiannya.16 Karena itu, sasaran geo-strategi ekspedisi laut dan navigasi Portugal abad 15-16 M ialah pertama, kontrol pasokan rempah, kayu manis, dan obat asal Asia untuk meningkatkan pendapatan Kerajaan Portugal; kedua, Kerajaan Portugal memonopoli perdagangan rempah dan kayu manis di Eropa, dengan memotong 315 jalur perdagangan rempah melalui Levant dan Venetia; ketiga, Estado da India melaksanakan tugas perdagangan merkantilis sepanjang pantai barat India. 17

7.1 Peta Al-Idrisi, Saudagar Venetia dan Rempah Maluku

Selama 18 tahun di Sisilia (Italia), antara tahun 1136- 1154 M, Muhammad Al-Idrisi membuat kopendium geografi Kitab nuzhat al-mushtaq fi ikhtiraq al-afaq (The Book of Pleasant Journeys into Faraway Lands) atau The Book of Roger. Buku ini memasukan satu peta dunia yang terdiri dari 70 bagian tentang wilayah, perbatasan, daratan, dan rute-rute melalui laut dan darat ke sejumlah zona pada 7 (tujuh) climates.

15 Mulherin (1994:10). 16 Schivelbusch (1992:9). 17 Pearson (1996:107-118); K.S. Matthew, 1983: 170-173.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Sisilia abad 12 M menjadi tempat pertukaran kebudayaan, barang, dan pemikiran antara orang-orang Eropa-Timur Tengah. Al-Idrisi merupakan personifikasi dari Sisilia abad 12 M itu. Muhammad Al-Idrisi yang lahir di Ceuta, pantai utara Maroko pada usia 16 tahun sudah bepergian ke Anatolia (Turki), Cordoba (Spanyol), Portugal, Pyrenees (perbatasan Spanyol-Perancis), pantai Atlantik dari Perancis. Muhammad Al-Idrisi lahir dari keluarga Hammudid di Afrika Utara dan Al-Andalus, yang disebut-sebut sebagai keturunan Idrisid asal Maroko.18 Kakek Al-Idrisi menetap di zona Ceuta pada masa dinasti Zirids di Grenada.19 Ketika masih berusia 16 tahun, Muhammad al-Idrisi pernah belajar di Córdoba, Andalusia, kota di selatan Spanyol. Ia juga pernah bepergian ke sejumlah wilayah Eropa 316 seperti Hongaria, Pyrenees (perbatasan Spanyol-Perancis), dan Jórvík (York Skandinavia). Karena konflik dan rapuhnya keamanan di Al-Andalus (Spanyol),20 Al-Idrisi bergabung dengan Abu al-Salt di Sisilia (Italia), zona sangat beragam asal-usul penduduk dan budaya, seperti Norman, Yunani, Lombardia, dan Arab.21

(a) Peta Bumi Karya Al-Idrisi Tahun 1154

Untuk membuat peta bumi, Muhammad al-Idrisi mendapatkan informasi dari saudagar asal Norman (Sisilia) dan Arab yang telah bepergian hingga ke Tiongkok dan India.

18 Pierre Herman Leonard Eggermont (1 Januari 1975). Alexander’s Campaigns in Sind and Baluchistan and the Siege of the Bahmin Town of Harmatelia. Peeters Publishers, hlm. 7. 19 Helaine Selin (16 April 2008). Encyclopaedia of the History of Science, Technology, and Medicine in Non-Western Cultures. Springer, hlm. 128. 20 Esposito, John L (2003). Oxford Dictionary of Islam. Oxford University Press. 21 Loud, Graham A. The Age of Robert Guiscard: Southern and the Norman Conquest (seri The Medieval World) Essex: Longman 2000.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Informasi saudagar Norman dan Arab digunakan oleh Al-Idrisi untuk melengkapi pengetahuan matematika dan geografi yang sangat penting bagi pembuatan peta bumi pada masa itu. Muhammad Al-Idrisi juga menulis sains herbal dan tanaman obat-obatan dalam buku Kitab al-Jamili-Sifat Ashtat al-Nabatat berbasis hasil observasinya dan laporan ahli-ahli asal Arab lainnya. Al-Idrisi menguraikan kapal-kapal Tiongkok (jung) mengangkut kulit, pedang, besi, dan sutera. Ia juga melukiskan kota Hangzhou, Tiongkok, kota asal sutera terbaik dunia masa itu. Abad 8-12 M, seperti halnya Muhammad al- Idrisi, ahli-ahli asal Arab mengembangkan banyak konsep, teknik, dan model produksi, investasi, keuangan, pajak, properti seperti Hawala, awal sistem transfer nilai secara informal, wakaf, kontrak antara pedagang, nilai tukar, cek, 22 promissory notes, bills of exchange, dan mufawada. 317 Kompilasi pengetahuan geografi karya Muhammad al- Idrisi menandai fase awal dari sejarah sains. Buku dan petanya berisi informasi sejarah yang sangat menarik dan bernilai. Bahkan petanya masih otoritatif sampai 300 tahun kemudian. Selama 300 tahun, sejak 1154, peta karya Al-Idrisi dikopi oleh geografer dan kartografer lainnya tanpa perubahan.23 Al-Idrisi sangat jenius di bidang planisphere selestial dan terestial dari bahan perak, yang berisi zodiak dan rasi- rasi, daratan dan air, dan informasi geografis lainnya tentang Eropa, Asia, dan Afrika Utara.24 Usai Raja Roger meninggal tahun 1154, istananya di Sisilia (Italia) diserang oleh Bizantium. Peta bahan perak karya

22 Martin, Richard C., (ed.),”Riba”. Encyclopedia of Islam and the Muslim World. Macmillan Reference USA, 2004, hlm. 596–597. 23 Scott, S.P. (1904), History of the Moorish Empire in Europe (Vol. 3), Philadelphia: Lippincott, hlm. 461–462. 24 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Muhammad Al-Idrisi dihancurkan dan dijadikan senjata oleh Bizantium. Muhammad al-Idrisi melarikan diri dan membawa buku The Book of Roger.25

Peta 1. Peta bumi karya Muhammad al-Idrisi (Tabula Rogeriana) tahun 1154.26

318

Peta Tabula Rogeriana (The Book of Roger) karya Muhammad al-Idrisi tahun 1154 M berisi kompilasi informasi rinci dalam bahasa Arab setiap daerah dengan uraian iklimnya, daftar dan uraian kota-kota utamanya, jarak antara kota-kota, budaya, bahasa, agama penduduknya, dan lain-lain. Tahun 1160 M, warisan istana Raja Roger II, dihancurkan oleh Bizantium. Piringan perak peta bumi Tabula Rogeriana juga dihancurkan oleh Bizantium. Sisanya sampai awal abad 21 berasal dari kopi buku ke-2 al-Idrisi untuk Raja William, putra Roger II.27

25 Joseph J. Kerski Ph.D., Interpreting Our World: 100 Discoveries That Revolutionized Geography: 100 Discoveries That Revolutionized Geography, ABC-CLIO, 2016. 26 Encyclopaedia Mauritiana, 2005. 27 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Peta 2. Manuskrip peta bumi karya Muhammad al-Idrisi yang dikopi oleh ‘Alî ibn Hasan al-Hûfî al-Qâsimî di Kairo, Mesir, tahun 1456 M.28

319

Meskipun peta karya Al-Idrisi dihancurkan oleh Bizantium, namun jejak dan warisannya masih hidup hingga beberapa ratus tahun kemudian. Misalnya, rute navigasi orang Eropa melalui rute laut ke India (1497-1499), Pedro Álvares Cabral asal

28 Bergreen (2007:340-342).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Spanyol ke Brazil (1500) dan navigasi orang Eropa abad 15-16 M ke Afrika, Asia, dan benua Amerika antara lain diilhami oleh peta Muhammad al-Idrisi selain peta Cantino. Karya Al-Idrisi juga mengilhami navigasi Ibn Battuta, Ibn Khaldun, Piri Reis, Christopher Columbus, dan Vasco da Gama.

(b) Laporan Ahli dan Navigator Venetia Tentang Zona Maluku

Peta dan buku karya Muhammad Al-Idrisi di Sisilia, Italia, pada tahun 1154 mempengaruhi saudagar, peneliti, kartografer, musafir, raja, bangsawan, dan pedagang Italia sejak akhir 13-15 M. Marco Polo (1254 – 1324), musafir dan pedagang Venetia, mencatat perjalanannya sejak 1269, selama 24 tahun ke Asia, dalam 320 Livres des merveilles du monde (Book of the Marvels of the World atau The Travels of Marco Polo, tahun1300 M). Laporan perjalanan Marco Polo itu melukiskan kekayaan dan luasnya Tiongkok, dan ibukotanya Peking dan kota lain Asia.29 Uraian tentang Tiongkok dari Al-Idrisi mempengaruhi petualangan ekspedisi Marco Polo ke Tiongkok. Laporan perjalanan Marco Polo ke Asia mengilhami juga Christopher Columbus. Marco Polo melintasi Sumatera dalam perjalanannya ke Eropa (1292-1295) dan menyebutkan bahwa Jawa memiliki “nutmegs and cloves and other kinds of spices.”30 Marco Polo mencatat perjalanannya dari Eropa ke Asia tahun 1271-1295. Dalam Travels, Marco Polo menulis bahwa ia menjadi tamu Dinasti Yuan, Kubilai Khan (Tiongkok). Laporan Marco Polo itu dibaca oleh orang-orang Eropa.31

29 Ibid. 30 Polo (ed. dan terjemahan H. Yule, rev. H. Cordier) 1903:2, hlm. 272. 31 Mancall, Peter C. (2006). Travel narratives from the age of discovery : an anthology. Oxford University Press US, hlm.3.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Navigator dan musafir lain asal Italia ialah Franciscan Odoric of Pordenone (1316-1330) berhasil mencapai Jawa dan melaporkan bahwa Jawa memproduksi kamper dan pala.32 Masih awal abad 14 M, tahun 1325 – 1354, sarjana asal Tangier (Maroko), Ibn Battuta, melakukan perjalanan dari Utara Afrika, Selatan Eropa, Timur Tengah, dan Asia, hingga mencapai Tiongkok. Usai kembali ke Maroko, ia menulis laporan (Rihla atau The Journey) sebagai pertanggungjawaban perjalanan kepada seorang sarjana di Granada.33 Tahun 1400, edisi bahasa Latin dari Geographia, karya Ptolomeus, masuk ke Italia dari Konstantinopel. Penemuan pengetahuan geografi orang Roma masa itu ibarat penyingkapan tabir dan rahasia alam,34 pembuatan peta dan pandangan tentang dunia.35 Meskipun pengetahuan itu memperkuat lagi pandangan bahwa Lautan India terkurung oleh daratan. Masa itu, dalam 321 upaya eksplorasi Atlantik, dua saudagar kaya dan bersaudara, Vadino dan Ugolino Vivaldi, berlayar dari Genoa (Italia) dengan dua kapal dayung, namun hilang di pantai Maroko.36 Nicolo de' Conti, saudagar kaya asal Venetia (Italia) abad 15 M dan Ludovico di Varthema asal Bologna (Italia) abad 16 M melintasi Maluku. Sejak itu, orang-orang Eropa mengetahui zona asal-usul pala, lada, cengkeh, dan cendana kualitas terbaik dunia masa itu. Perjalanan Nicolo de' Conti ke Asia berlangsung tahun 1419-1444. Catatan perjalanan itu dibuat oleh Poggio Bracciolini (1380-1459) : “Fifteen days' sail beyond [Java]... two other

32 Odoric, dalam H. Yule and H. Cordier (ed. dan terjemahan), 1913:153. 33 Dunn, Ross E. (2004). The adventures of Ibn battuta, a Muslim traveler of the fourteen century. University of California Press, hlm. 310. 34 Arnold, David (2002). The Age of Discovery, 1400-1600, Lancaster pamphlets. Routledge, hlm. 5. 35 Love, Ronald S. (2006). Maritime Exploration in the Age of Discovery, 1415-1800. Greenwood Press, hlm. 130. 36 Parry (2006:69); Diffie, Bailey (1977). Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580. University of Minnesota Press, hlm. 24-25.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

[islands] are found: the one is called Sandai [Ptolemy's Sindai 37] in which nutmegs and maces grow; the other is called Bandam; this is the only island in which cloves grow, which are exported hence to the Java islands.”38 Sandai tidak mudah dikenali,39 yang mungkin merupakan Sunda saat ini awal abad 21 atau Sangihe (utara dan northeastern Sulawesi), atau Kepulauan Banggai di timur Sulwesi, atau Semenanjung Candyn dari Behaim (1492), atau Seke (Seque) dari Galvao (1544) dan Barros (1563).40 Zona-zona ini disebut oleh Nicolo de' Conti, yang sangat mungkin merupakan Kepulauan Maluku awal abad 21 ini. Narasi Nicolo de’ Conti tercakup dalam dua peta asal Italia dari era yang sama. Yakni peta anonim asal Genoa tahun 1457. Peta itu menyebutkan Sandai “nuces muscatas et macis” dan Bandam “garafalorum copiam ad Javas transmittunt.”41 Nicolo de’ Conti 322 khusus menyebut Maluku dalam laporan perjalanannya ke Asia (lihat peta 3).

37 G. Coedes (ed. dan terjemahan), 1910:160. 38 Conti, dalam R.H.Major (ed.), and J. Winter Jones (penerjemah), 1857:17. 39 Hallberg, 1907: 449. 41 T. Fischer, 1886:182; Tooley, et al., 1969:115.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Peta 3. Rute perjalanan Nicolo de’ Conti ke Jawa (Nusantara) awal abad 15 M.42

323

Akhir Abad Pertengahan, jaringan perdagangan berkembang di zona Mediteranian. Kota-kota Italia, khususnya Genoa dan Venetia, menjadi kota utama perdagangan Mediteranian masa itu yang membentuk pusat perdagangan Mediteranian. Sedangkan di Asia Timur, Tiongkok menjadi zona utama perdagangan Asia. Ini mendorong eksplorasi dan ekspedisi Marco Polo (1254-1324) dan Niccolò de’ Conti (1395-1469) asal Venetia ke Asia Tenggara.43 Laporan perjalanan De’ Conti Asia juga digunakan pula oleh sejumlah penulis travel dan peneliti atau musafir dunia, seperti Ludovico di Varthema (1510) dan Antonio Pigafetta asal Italia yang mengikuti perjalanan keliling dunia dari ekspedisi Ferdinand

42 Diolah dari laporan Bracciolini, Poggio, The Travels of Nicolo Conti, in the East., Londen: Hakluyt Society, vertaling J.W. Jones, 1857. 43 Niccolò de’ Conti, De varietate fortunae (1431-1448).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Magellan. Alfred Russel Wallace juga menyebutkan De’ Conti dalam bukunya The Malay Archipelago (1869), laporan hasil observasi Alfred Russel Wallace tentang masyarakat Jawa dan Sumatera.44 Peta lainnya, Fra Mauro (Mappa Mundi) tahun 1459, hasil karya kartografer Fra Mauro (biara Camaldolese) asal Pulau Murano, dekat Republik Venetia (Italia).45 Peta Fra Mauro sangat penting. Karena peta ini terutama bersumber dari laporan perjalanan Nicolo de’ Conti ke Asia Tenggara. Peta ini juga diakui sebagai memori terbesar kartografi Abad Pertengahan Eropa, yang menggambarkan peta planisphere sirkular pada bahan kulit hewan dengan kerangka bahan kayu sepanjang 2 (dua) meter tentang Asia, Lautan India, Afrika, Eropa, dan Atlantik.46 Fra Mauro adalah akuntan dan kartografer profesional. Peta Fra Mauro dibuat khusus untuk raja dan penguasa Republik Venetia 324 dan Kerajaan Portugal, dua negara aktif melakukan navigasi dan ekspedisi maritim abad 15-16 M. Karena itu, peta Fra Mauro sangat penting karena memandu navigasi dan hubungan dagang Asia-Afrika- Eropa, khususnya perdagangan rempah. Peta Fra Mauro berisi ratusan ilustrasi rinci dan lebih dari 3.000 teks uraian peta.47 Tahun 1492, peta Martin Behaim melukiskan dengan tepat bahwa rempah-rempah (gariofilli negel, muscat) diangkut ke Pulau Jaua Maior dari Kepulauan tanpa nama pada arah timur Nusantara dan rempah-rempah itu “distributed throughout the world, for which many merchants are generally to be found there.” 48 Hingga awal 1500-an, distribusi cengkeh sangat terbatas, jika dibandingkan dengan produk atau komoditi perdagangan antar

44 Wallace, Alfred Russel (1869). The Malay Archipelago: The land of the orang-utan, and the bird of paradise. A narra tive of travel, with sketches of man and nature (1 ed.). Macmillan, hlm. 444. 45 Zurla, 1806: 49; Bagrow and Skelton, 1964:172. 46 Almagià, Roberto. (1944), Monumenta cartographica vaticana, Città del Vaticano; Siebold, 47 Brotton, Jerry. 2014), Great Maps: the worlds masterpieces explored and explained, Dk Smithsonian. 48 Murr, 1802:139.144; Ravenstein, 1908:87,89.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

negara lainnya. Cengkeh kualitas terbaik dunia masa itu hidup dan tumbuh pada 5 (lima) pulau atau “cinco Ilhas do Cravo"49 yang mula-mula digambar dalam peta Francisco Rodrigues (1512)50 yaitu Ternate (Tarenate), Tidore (Tadore), Moti (Mutir), Makian (Machian), and Batjan (Bacan, Bacchian).51 Kemudian saat Portugal berdagang rempah di Maluku abad 16 M, cengkeh mulai ditanam di Seram, Buru, Soela (Sula), Sulawesi, dan mungkin juga Jawa.52 Kelima pulau ini tidak disebut oleh Tome Pires (1515) sebagai pulau cengkeh. Namun, Tome Pires diberitahu oleh orang-orang daerah di Nusantara masa itu bahwa cengkeh asal Batjan, pulau terbesar dari lima pulau cengkeh di Maluku, merupakan zona masih belantara hanya beberapa tahun jelang masuknya armada dagang Portugal ke Maluku tahun 1512.53 Kira-kira 600 tahun sebelumnya, Ibn Khurdadhbeh 325 menyebutkan “land where spices grow, fifteen days' sailing to the east of Salahit (Strait of Malacca)”. Bandam adalah Banda, zona tumbuhnya cengkeh Maluku yang dipanen teratur.54 Bersama pala asal Maluku, cengkeh Maluku juga diangkut dengan kapal ke Jawa. Pola arah angin menyulitkan pelayaran dari Jawa ke Kepulauan Maluku, jika dibandingkan pelayaran ke Banda. Ahli lainnya asal Venetia (Italia) ialah Antonio Pigafetta. Musafir dan ilmuwan asal Republik Venesia (Italia) ini mengikuti ekspedisi Spanyol yang dipimpin oleh Ferdinand Magellan. Ekspedisi itu merupakan pelayaran pertama keliling dunia dan pelayaran ke zona pusat rempah-rempah dan komoditi langka, Maluku, Papua dan

49 Rebello (ed. A.B. de Sa), 1954-1958:3, hlm. 363. 50 Pires and Rodriquez (ed. dan terjemahan A. Cortesao), 1944:1, hlm. 208. 51 Pigafetta, 1969:120. 52 Rumphius, 1750: 2, hlm. 2-4. 53 Pires, 1944:1, hlm. 219. 54 Pires (1512-1515), 1944:1, hlm. 207.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

sekitarnya. Dari sekitar 240 awak ekspedisi Magellan tahun 1519, Pigafetta termasuk 18 orang berhasil kembali ke Spanyol tahun 1522. Laporan Antonio Pigafetta (1521) menyebutkan rempah- rempah Maluku.55 Pigafetta melaporkan bahwa awal abad 16 M, pohon cengkeh juga dapat ditemukan di Giailolo (Gilolo atau Halmahera) dan pulau kecil (Mare) antara Tidore dan Moti, “but they are not good.”56 Sedangkan Rumphius (1750) menyebutkan bahwa cengkeh diperkenalkan ke Amboina beberapa waktu jelang tibanya ekspedisi Portugal tahun 1512 di Maluku. Tahun 1560, Rebello melaporkan bua lavoa asal Maluku.57 Rumphius (1750) menyebutkan bugulawan dan bongulawan (Melayu), yang mirip dengan sebutan Maluku, seperti bobolawa atau boalawa di Ternate.58 326 Aroma kayu manis dan cengkeh kadang-kadang mirip bagi orang-orang Eropa. Karena itu, pada Abad Pertengahan Eropa, daun cengkeh dan kulit cengkeh digunakan sebagai pengganti kayu manis. Abad 14 M, Friar (1325) pernah meneliti bahwa kayu manis di zona Asia memiliki buah dan bunga mirip cengkeh.59 Jelang abad 16 M, pala (nutmeg dan mace) pernah memiliki sebutan beragam di berbagai pulau Nusantara, seperti palo, falo, padla, pahalo, palang, parang, para, pal, pana, palalo, kapalo.60 Khusus di Banda, sumber utama pala kualitas nomor satu dunia hingga abad 18, Da Orta (1913) menyebut nama pala dan bunapala (mace atau fuli). Sedangkan Rumpius (1750) menyebutkan nama pela. Meskipun, ada pula sebutan Maluku lainnya yaitu galago.61

55 Ibid. 56 Pigafetta, 1969:1, hlm. 121. 57 Robello, dalam A.B.de Sa (ed), 1954-1958:3, hlm. 379. 58 Rumphius, 1750:2, hlm. 3; Clercq, 1890:255. 59 Ibid. 60 Heyne, 1927:1, hlm. 640; Forrest (1779:446) 61 Orta, 1913:275;Crawfurd, 1856:304.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Ternate dan Tidore memiliki sebutan gosora dan gasori,62 atau menurut Pigafetta, sebutan buapala gosoga.63 Ludovico di Varthema (1505), yang merupakan orang pertama asal Eropa melihat pala, menyatakan bahwa “... before the nut arrives at perfection, the mace stands around [it] like an open rose, and when the nut is ripe the mace clasps it."64 Begitu pula Duarte Barbosa (1518) menyampaikan laporan tentang pala Maluku. Ludovico di Varthema (1470- 1517) adalah musafir, aristokrat, dan penulis asal Bologna (Italia). Laporan perjalanannya sejak akhir 1502 dari Italia- Alexandria-Nil-Kairo-beirut-Tripoli-Aleppo-Damaskus hingga Malaka, Sumatera, Maluku, Kalimantan, dan Jawa, diterbitkan dengan judul Itinerario de Ludouico de Varthema Bolognese tahun 1510 di Roma, Italia. 327 Dari Pegu, Varthema bersama mitranya asal Persia, Cazizioner, dan dua (dua) warga Tiongkok, berlayar dengan kapal menuju Malaka, pelabuhan komersial entreport utama di Asia Tenggara. Ekspedisi ini merapat ke kota pelabuhan Pedir, pusat komersial utama dan ibukota Kesultanan Utara Sumatera masa itu.65 Varthema melukiskan kelimpahan kayu- manis (Piper longum) dan beragam kayu-kayu parfum yang tersedia di Pedir.66 Cazizioner mengusulkan tim ekspedisi ini berlayar ke Kepulauan Rempah, Maluku, dan melihat secara langsung sumber utama cengkeh dan pala, “the glorious species”, asal Maluku. Tim ekspedisi ini berlayar dengan menggunakan 2

62 Heyne, 1927:640. 63 Pigafetta, 1969:1, hlm. 174; Gonda, 1938:116. 64 Varthema, 1863:244. 65 Duarte Barbosa, Book of Duarte Barbosa, Volume 1, J Jetley for Asian Educational Services, 2002, hlm. 182. 66 Lodovico de Varthema, 1928: xxi-xxii.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

(dua) perahu sampan ke Maluku. Dari Pedir hingga Kepulauan Banda, zona sumber pala kualitas terbaik dunia masa itu, tim ekspedisi Varthema menghabiskan waktu 2 (dua) pekan.67 Dari Banda, tim ekspedisi ini berlayar ke Kepulauan Maluku. Sejak itu, Ludovico de Varthema adalah orang Eropa pertama sekitar tahun 1505, melihat langsung Kepulauan Maluku, khususnya budi-daya rempah dan harganya di Maluku. Pemandu pelayaran tim Varthema saat itu menggunakan satu kompas magnet dan nautical chart.68 Navigasi di zona Mediteranian masa itu juga menggunakan alat kompas magnet dan nautical-chart. Namun, tidak lazim alat ini dipakai pada pelayaran zona Lautan India yang biasanya memakai navigasi celestial. Dari Maluku tim Varthema berlayar ke Kalimantan dan Jawa dengan menghabiskan waktu pelayaran 5 hari. Varthema tinggal beberapa pekan di Jawa dan kembali ke Malaka dengan 69 328 menyewa giunco (junk).

(c) Rempah Maluku

Spesimen-spesimen pohon cengkeh disebut-sebut indah dan harum di kebun-kebun kecil milik perorangan pada pertengahan abad 18. Sejak akhir abad 1870 atau sekitar 1770, cengkeh mulai ditanam oleh Perancis dan Inggris di koloni-koloninya di luar Maluku guna meraup untung 71 seperti Mauritius dan Bourbon (1770-1772),72 Cayene dan India Barat Perancis (1793), Bengal dan Sri Lanka (akhir 1790-an), Penang dan Sumatra (1798), hingga Zanzibar-Pemba

67 Jafari Mazhab, Mohsen: “Iran in Itinerary of Ludovico Di Varthema” (Iran dar Safarnameye Lodovico Vartema) (dalam edisi Persia) Ketab-e Mah-e Tarikh va Joghrafia, Tehran no.37-38, Nov.-Dec. 1998; Richard Carnac Temple (1928), “A Discourse on Varthema and his Travels”, dalam 1928 (edisi cetak-ulang) J.W. Jones (1863), The Itinerary of Ludovico di Varthema of Bologna, from 1502 to 1508. 68 Ibid. 69 Ibid. 70 Barrow (1792-1793), 1806:188. 71 Heniger, 1986:71. 72 Voigt, 1845:48.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

(1800-1818) dan Madagascar (1820). Spesimen cengkeh mencapai Kew tahun 1797 atas prakarsa Sir Joseph Banks.73 Cengkeh liar (Caryophyllum sylvestre), memiliki buah lebih besar dan daun lebih kasar dengan kurang beraroma dan berminyak daripada cultigen.74 Di Kepulauan Maluku, cengkeh tumbuh dan berkembang bukan karena adanya upaya konservasi dan perlindungan, budi-daya, dan penyiangan, tetapi merupakan hasil seleksi alam.75 Pembibitan hasil transplantasi cengkeh pra-abad 16 M, tidak jelas. Menurut hasil observasi Rumphius (1750), pohon-pohon cengkeh mulai berbunga usia 7 - 8 tahun, atau 10 - 12 tahun di Amboina.76 Pohon cengkeh masih berbuah hingga kira-kira 70 tahun. Pohon cengkeh tidak dipanen selama 3 (tiga) tahun, menurut Rumphius (1750), “to run wild...and the yield thereafter is 329 worthless.” Pohon cengkeh tumbuh dan berkembang dari buah yang jatuh dan transplantasi bibit. Burung-burung mengkonsumsi buah cengkeh dan meluahkan benihnya. Karena itu, burung membantu proses awal persebaran benih dan bibit cengkeh. Era pra-1800-an, ada upacara-upacara ritual khusus bagi kesuburan cengkeh dan guna mendapatkan panen baik di Maluku. Pada musim bunga, pohon-pohon cengkeh dirawat atau “trea ted like pregnant women: no noise may be made near them; no light or fire may be carried past them at night; no one may approach them with his hat on, all must uncover in their presence. These precautions are observed lest the tree should be alarmed and bear no fruit, or should drop its fruit too soon....”77

73 Aiton, 1811:3, hlm. 188. 74 De Candolle (1886) (1964:161. 75 Orta, 1913: 218. 76 Rimphius, 1750:2-4. 77 Frazer, (1913) 1990:2, hlm. 28.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Cengkeh membutuhkan aliran air yang cukup, tanah liat, dan iklim yang selalu hangat dan lembab dengan curah hujan kira-kira 150 cm per tahun. Maka Kepulauan vulkanik seperti Maluku sangat sesuai dan ideal bagi tumbuh dan berkembangnya cengkeh. Narasi Pigafetta (1969) menyebutkan bahwa cengkeh “... grow only in the mountains [up to about 600 meters]...and if one of these trees is planted in the low ground. ..it dies;. ..we saw almost every day a cloud descend and encircle first one of these mountains and then the other, whereby the cloves become more perfect.”78 Sedangkan hasil observasi Garcia da Orta (1913) menyatakan bahwa “they do not grow very near the sea, but a cannon shot distant from it, though on islands surrounded by the sea.” 79 Hasil observasi serupa juga diperoleh Rumphius 330 bahwa cengkeh membutuhkan “the shade of other trees, but not dense shade.” 80 Antonio Galvao Historia das Moluccas (1544) menulis tentang masyarakat dan cengkeh Maluku : “[The islanders] eat before they harvest [the clove] because it causes a strong nausea. As soon as it begins to ripen, they gather it; for if they let it attain ripeness, it becomes woody and falls without being of any use. The harvesters climb up the trees and take with them a rope and a pole. They throw the rope down, and those who are standing there tie a basket to it, and it is hoisted up. And they fasten it with some cord around their shoulders, and thus it stays on their back. They pick the clove with their hands, breaking the ends of the boughs bearing it, and throw it into the saloi. Where their hand

78 Ibid. 79 Pigafetta, 1969:1, hlm. 121. 80 Orta, 1913:218.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

cannot reach, they substitute the pole for it; and when the basket is filled they send it back down the rope. They bring it to their houses, and they put it to dry on mats in the sun or on reeds in the smoke as [one does with] chestnuts.” 81

Berat cengkeh yang tidak dikeringkan lebih dahulu, berkurang akibat dehidrasi saat transit ke pedagang. Tome Pires (1944) melaporkan bahwa tiap tahun, panen cengkeh sebanyak 6 (enam) kali.82 Kira-kira total produksi cengkeh dari lima pulau Maluku awal abad 16 M, berkisar 6.000 bahar.83 Kadang-kadang produksi cengkeh per pulau bisa mencapai lebih 1.000 bahar atau kurang. Makian, Tidore dan Moti adalah pulau produsen utama atau eksportir cengkeh pra-abad 16 M.84 Karena itu, misalnya, Makian memiliki pelabuhan lebih bagus. Awal abad 15 M, sebagian besar ekspor cengkeh asal Maluku melintasi rute maritim melalui Malaka 331 menuju India atau Eropa, atau Asia Tenggara dan Tiongkok. Sebagian kecilnya dijual ke zona tengah dan barat Nusantara.85 Buah cengkeh kadang-kadang diawetkan dengan garam atau cuka. Hasilnya diekspor ke Malaka dan India.86 Lebih dari 1000 tahun sebelum orang Eropa datang ke Maluku, pertumbuhan dan panen cengkeh di Maluku menjadi misteri. Aroma cengkeh dan pala sangat kuat mempengaruhi para saudagar di berbagai zona dunia. Da Orta (1913), misalnya, menulis bahwa dalam pelayarannya antara Cochin dan Goa (India), ia merasakan aroma lezat dan kuat yang berasal dari kapal kargo cengkeh dari Malnco.87

81 Galvao (1971:137-138). 82 Pirres, 1944. 83 Pigafetta, 1969. 84 Pirres, 1944: 217-218. 85 Orta, 1913:26. 86 Silva, 1996:260. 87 Orta, 1913:273.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Sedangkan pala (Myristica fragrans) terdiri dari benih atau buah pala (nutmeg) dan arillus (kulit biji) atau fuli (mace) dengan aroma sangat khas dan lezat. Maka Myristica fragrans lazim disebut pula “double spice”. Khusus pala Maluku abad 16 M, Duarte Barbosa (1918-1921) melukiskan : “The fruit is the nut; over it spreads the mace like a flower, and above that again another thick rind."88 Garcia da Orta (1913) memperkirakan bahwa pohon pala mirip pohon persik kecil.89 Pala sering tumbuh pada ketinggian 40-45 kaki dan berbunga selama 60-80 tahun. Buah matang pala tersebar sepanjang cabang dengan warna coklat atau aril merah. Pusat budi-daya pala ialah Kepulauan Banda, khususnya Lontor, Neira, Gunung Api, Ai, Run, dan Rozengain. Pada pulau-pulau ini, pala hidup dan berkembang. Awal abad 16 M, pala atau mace ekspor berasal dari Pulo Banda dan Neira.90 Jenis 332 pala liar juga hidup dan berkembang di Halmahera, Seram, Buru dan barat Papua.91 Pala (Myristica) dikapalkan secara besar-besaran keluar Maluku, khususnya Malaka,92 Nusantara tengah dan barat, dan Filipina.93 Di India, Myristica malabarica94 termasuk satu dari 20 jenis rempah. Namun, jenis rempah-rempah ini kurang beraroma dan dijual-belikan hingga masuknya jenis rempah impor, seperti Myristica fragrans dari zona Asia Tenggara.95 Jenis rempah Myristica fragrans terutama didistribusi di zona Nusantara hingga awal abad 21.96 Di zona Kepulauan Banda, pala seperti halnya cengkeh, diseminasi oleh burung-burung khususnya merpati (Ducula

88 Pirres, 1944. 89 Pennat, 1800:234. 90 Ridley, 1922-1925:66. 91 Lamarck, 1788; Comyn, 1821. 92 Khory and Katrak, 1903:523. 93 Blanco, 1877-1880:177. 94 Burkill, 1935:1524 95 Blanco, 1877-1880:177. 96 Burkill, 1935:1524..

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

perspicillata) yang memakan mace (fuli) pala dan meninggalkan bijinya. Karena pala yang ditanam, lazimnya sulit tumbuh dan berkembang. Namun, kisah ini menurut John Ovington (1689), mungkin rekaan kolonial Belanda guna mencegah transplantasi pala.97 Pra-abad 18 M, banyak upaya menanam Myristica fragrans di zona-zona tropis Asia lainnya, selain Asia Tenggara. Begitu pula upaya budi-daya cengkeh.98 Namun, upaya budi-daya ini kurang berhasil. Misalnya, ada laporan menyebutkan upaya budi-daya pala Myristica fragrans Chihao dan Ho-p’u (Annam ke barat-daya Tiongkok) pada abad 11 M.99 Pohon-pohon Myristica fragrans mulai berbuah dan berbunga usai 9-10 tahun. Jenis tanaman ini berumah dua (diocious), pohon jantan dan pohon betina. Daunnya berbentuk elips tipis. Buahnya berbentuk lonjong dan berwarna kuning. Daging buah pala 333 mengandung minyak atsiri. Setiap pohon pala menghasilkan buah pada setiap tahap pertumbuhannya. Buah pala matang kira-kira 9 bulan. Saat buahnya matang, kulit dan isinya mekar dan biji pala terbungkus fuli merah. Satu buah pala selalu berisi satu biji warna coklat.100 Biji, arillus (myristicae arillus), dan isi buah (myristicae fructus cortex) pala dipanen dan dijual-belikan di pasar Asia Tenggara hingga Eropa. Bijinya dijemur kira-kira 6-8 pekan agar kering dan terpisah dari fulinya. Bagian dalam bijinya menyusut dan berbunyi jika digoyang-goyang. Kemudian cangkang biji akan pecah dan bagian dalam bijinya dijual sebagai pala untuk penyedap roti, kue, puding, saus, sayuran, dan minuman. Sedangkan minyaknya dipakai untuk parfum dan sabun.

97 Ovington, 1929:135. 98 Brandis, 1906:524. 99 Li, 1979:81-82. 100 Crawfurd, 1820:505; Burkill, 1935.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan pala sama seperti cengkeh. Misalnya, lahannya vulkanik, subur, dan curah hujan cukup, suhu tetap tinggi, dan adanya kelembaban atmosfer serta naungan dari pohon seperti kanari. Dengan lingkungan seperti ini, satu pohon pala dapat menghasilkan sekitar 10-14 pon biji pala dan fuli (mace) atau kira-kira 2000 buah per tahun. Harga fuli pala asal Banda umumnya sangat mahal di pasar- pasar Eropa dan Asia abad 16-18 M. Harga fuli asal Banda di Goa abad 16, tulis Da Orta (1563), dapat mencapai 3 (tiga) kali harga fuli pala dari zona lainnya di Asia Tenggara.101 Bahkan ada pula perkiraan harganya dapat mencapai 7 – 10 kali harga fuli dari zona selain Maluku.102 Menurut laporan Pires (1944), bahwa orang Banda abad 16 M, hanya menjual satu bahar (sekitar 450 pon) fuli pala jika 7 bahar 334 fuli lainnya juga dibeli. Awal abad 16 M, harga fuli pala dan cengkeh hampir setara. Namun, awal abad 17 M, harga fuli pala asal Maluku berbanding 10 : 7 dengan harga cengkeh.103 Buah pala dipanen dengan tangan dan tongkat pengangkat pala.104 Benihnya dipisahkan dari bijinya. Fuli yang mengering karena panas matahari selama beberapa hari, berubah warnanya dari merah tua menjadi kuning. Seperti halnya cengkeh, daging buah pala kadang diawetkan dalam cuka atau ditambah gula yang dapat menghasilkan “a pleasant scent [and was] very good for the brain and for nervous complaints.”105 Hasil observasi Rumphius (1750) menyimpulkan bahwa proses pengawetan pala itu mungkin berasal dari orang-orang Tiongkok.106

101 Orta, 1913:273. 102 Pirres, 1944; Barbosa, 1921;197. 103 Lach, 1965:110. 104 Forbes, 1885:287. 105 Fryke and Schewitzer, 1929:88. 106 Slooten, 1959:322.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Nama ilmiah cengkeh selama ini selalu menyebutkan sekitar 5 (lima) genera yakni Caryophyllus, Eugenia, Myrtus, Jambosa, dan Syzygium. Dalam istilah Latin umum, cengkeh disebut caryophyllus atau karyophyllon dalam istilah Yunani. A. A. Bullock dan S. G. Harrison menyebut tiga nama ilmiah cengkeh yakni Jambosa caryophyllus (1893), Syzygium aromaticum (1939), da Eugenia caryophyllus (1958-1959). Istilah ilmiah yang tepat bergantung pada klasifikasinya.107 Para ahli ini umumnya menggunakan istilah Eugenia, satu genus dri Family Myrtaceae.108

7.2 Jazirat al-Mulk, Levant dan Rempah Maluku

Di Jawa dan Kalimantan, pengenalan kultur India menciptakan kebutuhan aromatik.109 Maka di Nusantara dan India, pos-pos terdepan perdagangan rempah-rempah beraroma, melayani mitra 335 dagang asal India, Arab dan Tiongkok.110 Peripplus Maris Erythraei asal Yunani, misalnya, menyebut beberapa pelabuhan dagang India, tempat kapal-kapal besar berlayar ke sisi timur planet bumi ke Khruse.111 Saat armada dagang Portugal berdagang di Maluku sejak 1512, kekuasaan Kesultanan Ternate di bawah Sultan Baabullah (1570– 1583), mencapai sebagian dari zona Papua.112 Abad 12-14 M, Baab Mashur Malamo membangun Kerajaan Ternate di Maluku dan pada masa yang sama, Kerajaan Majapahit Hindu didirikan di Jawa Timur. Raja Hayam Wuruk mencatat masa keemasan Kerajaan Majapahit tahun 1350 M.113

108 Linnaeus, 1753:515. 109 Donkin, Robin A. (August 2003). Between East and West: The Moluccas and the Traffic in Spices Up to the Arrival of Europeans. Diane Publishing Company, hlm. 59. 110 Ibid. 111 Ibid., hlm. 64. 112 Witton, Patrick (2003). Indonesia (7th edition). Melbourne: Lonely Planet. p. 821. 113 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Di Jawa, teks buku Nagarakertagama ditulis tahun 1365. Tahun 1377, Majapahit mengirim pasukan ekspedisi ke Palembang, Sumatera. Pangeran Parameswara—kemudian dikenal sebagai Iskandar Syah melarikan diri, dan membangun Malaka sebagai pusat pelabuhan internasional. Akhir abad 14, di Kerajaan Majapahit, raja Wikramawardhana menggantikan Sri Rajasanagara tahun 1389. Tahun 1429, Ratu Suhita menggantikan Wikramawardhana. Masa itu, agama Islam sudah memasuki pulau Jawa. Wijayaparakramawardhana menggantikan Suhita tahun 1447. Tahun 1466 – 1478 M, Singhawikramawardhana menggantikan raja Girindrawardhana di Kerajaan Majapahit.114 Pada masa-masa itu, musafir asal Tiongkok, Chon You Kwa, menulis bahwa di Nusantara terdapat daerah bernama Tungki (mungkin Papua) dan menjadi bagian dari Kerajaan di Maluku. 336 Sekitar abad 8-14 M, saudagar dan pedagang asal Arab menguasai perdagangan komoditi asal Maluku dan Papua, jauh sebelum armada dagang Portugal tiba di Maluku tahun 1512.115 Jazirat-al-mulk atau tanah para raja (the land of many kings), begitu saudagar-saudagar rempah asal Arab menyebut Maluku sebagai zona pusat rempah-rempah kualitas terbaik dunia. Para pedagang Arab memperkenalkan dan memasarkan rempah Maluku ke zona Eropa abad 4 - abad 15 M. Jelang abad 12 M, Maluku dirahasiakan oleh saudagar-saudagar India, Arab, Persia, dan Mediteranian Timur (levants). Rahasia ini baru tersingkap, sejak saudagar-saudagar Portugal awal abad 16 M pertamakali berhasil melakukan navigasi langsung ke Maluku dari Eropa dan menyebut nama mulk dengan Moluco atau Moluccas. 116

114 Ibid. Ricklefs, M.C. 1991. A History of Modern Indonesia since c.1300. 2nd Edition, Stanford: Stanford University Press. 115 Scott Flower, Islam and Cultural Change in Papua New Guinea, Routledge, 2016, hlm. 116 Swadling, 1996:23.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Hingga lahirnya karya peta Muhammad al-Idrisi di istana Raja Roger II, Sisilia, Italia, tahun 1154, rahasia letak zona pusat rempah kualitas terbaik dunia belum tersingkap bagi musafir, ahli, saudagar, dan para raja asal Eropa. Rute menuju Maluku ialah jaringan perdagangan India-Asia Tenggara yang sangat vital bagi saudagar Arab dan Persia abad 7-8 M.117 Pedagang Arab (khususnya Yaman dan Oman) menguasai rute-rute maritim sepanjang Lautan India dan merahasiakan zona Asia Tenggara yang merupakan zona letak Kepulauan Rempah (Spice Islands) yakni Maluku dan Banda. Di Nusantara, misalnya, nama Maluku baru ditulis dalam beberapa catatan babad tanah Jawa tahun 1365 yang menyebut Maluku dengan sebutan “Maloko”. 118 Sejak karya peta Muhammad al-Idrisi abad 12 M, karya- karya navigasi abad 14-15 menyebutkan jelas tentang referensi 119 dari saudagar Arab tentang Maluku. Misalnya, Sulaima al-Mahr 337 menulis “East of Timor (where sandalwood is found) are the islands of Bandam and they are the islands where nutmeg and mace are found. The islands of cloves are called Maluku ...” 120

(a) Jaringan Levant dan Rempah Maluku

Komoditi asal Maluku dikapalkan oleh saudagar India ke emporium perdagangan di India dengan melintasi pelabuhan seperti Kozhikode dan Sri Lanka. Kemudian komoditi rempah itu dikapalkan oleh saudagar Levants (Mediteranian Timur) ke pedagang Arab di pelabuhan Arabia; dari sini komoditi rempah asal Asia Tenggara, termasuk rempah mahal asal Maluku, dijual ke para pedagang Persia di Ormus di Teluk Persia

117 Donkin, Robin A. (August 2003). Between East and West: The Moluccas and the Traffic in Spices Up to the Arrival of Europeans. Diane Publishing Company, hal. 59. 118 Ibid., hlm. 88. 119 Ibid. 120 Donkin, Robin A.( 2003: 88).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

dan Jeddah di Laut Merah dan kadang-kadang ke Afrika Timur, yang menggunakan rempah untuk banyak hal termasuk ritus pemakaman.121 Abad Pertengahan, Abbasids menggunakan Alexandria, Damietta, Aden, dan Siraf sebagai pos masuk ke India dan Tiongkok.122 Saudagar yang tiba dari India di kota pelabuhan Aden membayar upeti dalam bentuk jebat (musk), kapur barus, ambar, dan kayu cendana ke Ibnu Ziyad, Sultan Yaman.123 Karena merosotnya keuntungan dari rempah-rempah, Yaman beralih ke ekspor kopi melalui pelabuhan Laut Merah, al-Mocha.124 Karena saudagar-saudagar Arab, Persia, Levant, India dan Tiongkok menguasai jalur perdagangan Asia-Eropa hingga abad 14 M, ekspor komoditi rempah-rempah dari India dapat ditemukan dalam karya Ibnu Ibn Khurdadhbeh (850), al-Ghafiqi (1150), Ishak bin Imaran (907) dan Al Kalkashandi (abad 14 M). Sedangkan 338 musafir asal Tiongkok, Hsuan Tsang, menyebut kota Puri, tempat “merchants depart for distant countries.”125 Jelang abad 14 M, posisi Republik Venesia (Italia) dan Genoa (Italia) menjadi kekuatan tangguh dan pemain utama perdagangan rempah asal India, Tiongkok, dan Arab ke pasar-pasar Eropa.126 Oleh karena itu, dalam upaya membendung kontrol Venesia terhadap perdagangan rempah, beberapa negara di Eropa berupaya mencari dan membangun rute baru perdagangan rempah melalui laut. Namun, tahun 1453, Kekaiseran Ottoman dari Turki merebut Konstantinopel. Runtuhnya Kekaiseran Bizantium mengakibatkan rute perdagangan rempah tertutup. Maka orang-orang Eropa berupaya mencari jalur perdagangan melalui laut.127

121 Ross I. Thomas, 2012: 170-172; Lionel Casson, Ancient Trade and Society, 1984. 122 Ibid. 123 Lane, A., 1948. 124 Colburn, 2002: 14. 125 Ghulam M. Suhrawardi, 2015:22; Gail Omvedt, 2003. 126 “Spice Trade”, Encyclopædia Britannica, 2002. 127 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Tahun 1497, Manuel I dari Portugal memerintahkan empat kapal di bawah pimpinan navigator Vasco da Gama mengitari Cape of Good Hope dan melanjutkan perjalanan ke pantai timur Afrika ke Malindi dan menyeberangi Lautan India ke Calicut, Selatan India.128 Maka terbuka jalur dagang melalui laut dari Eropa ke Asia yang dipionir oleh Portugal dan membantu kemajuan Portugal dari perdagangan rempah masa itu. 129 Asia terlibat dalam perdagangan rempah-rempah sejak zaman kuno, dan era peradaban Yunani-Romawi diikuti oleh perdagangan sepanjang rute Incense route 130 dan rute-rute India- Roma yang sangat bergantung pada kekuatan armada dagang maritime, Kerajaan Axum (abad ke-5 SM - abad 11 M) yang telah dipionir oleh rute-rute Laut Merah sebelum abad pertama M. Abad ke-7 M, kekuatan armada dagang Arab, Persia, dan Levant menutup rute perdagangan darat Asia-Eropa melalui Mesir 339 dan Suez. Pedagang Arab juga mengambil-alih perdagangan komoditi melalui pedagang Levant dan pedagang-pedagang Venesia ke Eropa hingga Kekeaiseran Ottoman di Turki memotong rute dagang itu tahun 1453. Oleh karena itu, rute-rute perdagangan rempah awalnya saja melintasi daratan, namun rute-rute dagang melalui jalur maritime akhirnya melahirkan pesatnya arus perdagangan rempah Asia-Afrika-Eropa.131 Sepanjang Asia, Afrika, India, Timur Tengah hingga Eropa, rempah-rempah bermanfaat untuk bumbu masakan, obat herbal, dan terapi aroma. Bahkan orang-orang Eropa meyakini bahwa rempah-rempah adalah sumber kemakmuran bagi zona Timur (Asia). Asia Tenggara adalah sumber utama rempah dan aromata (3).

129 Ibid. 130 “Spice Trade”, Encyclopædia Britannica, 2002. 131 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Fuli pala berasal dari Banda, cendana dari Timor, dan cengkeh dari Kepulauan Maluku. Jenis komoditi mahal ini hanya tumbuh dan berkembang alamiah pada zona ini jelang abad 16 M. Pedagang Arab dan Persia dapat mencapai Laut Tiongkok pada abad 7 atau 8 M. Maka pedagang awal rempah-rempah asal Maluku dan cendana asal Timor ialah pedagang Melayu, Jawa, dan Sumatera. Sisi penting perjumpaan orang-orang Eropa dengan rempah- rempah Maluku ialah riset dan kajian ilmiah. Misalnya, Duarte Barbosa (1518) dan Garcia da Orta (1563) menulis rempah Maluku dan cendana Timor, ketika keduanya berada di India. Sedangkan Tome Pires (1512-1515), penulis Suma Oriental, pernah tinggal di Malaka dan bepergian ke Gresik, Jawa Timur. Saksi mata dan penulis lain tentang rempah-rempah asal 340 Maluku dan cendana Timor awal abad 16 ialah Antonio Pigafetta (1521-1522), penulis laporan navigasi keliling dunia, dan Antonio Galvao (1536-1544) asal Portugal adalah prajurit dan administrator di Maluku awal abad 16 M. Berikutnya, Gabriel Rebello, penulis Infonnacdo das cousas de Maluco (1561-1569) berisi laporan lengkap tentang Maluku abad 16 M. Ahli botani lainnya seperti Georg Eberhard Rumph (1627-1702) yang dikenal sebagai Rumphius pernah tinggal di Amboina selama 40 tahun dengan hasil karyanya 6 volume Herbarii Amboinensis tahun 1750. Karyanya merupakan patokan dan rujukan observasi ilmiah tentang zona tropis, khususnya Maluku.

(b) Jaringan Radhanite dan Rempah Maluku

Hingga milenium pertama Masehi, rute-rute laut ke India dan Sri Lanka dikuasai oleh orang India dan Ethiopia. Kedua negara ini menjadi kekuatan perdagangan Laut Merah. Kerajaan Axum,

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

misalnya, selama abad 5 pra-Masehi hingga abad 11 Masehi merintis rute perdagangan melalui Laut Merah.132 Sejak pertengahan abad 7 M hingga Ottoman Turki abad 15 M, pedagang-pedagang Arab menguasai rute-rute perdagangan maritim Asia-Eropa. Sebelumnya rute perdagangan maritim ini dikuasai oleh saudagar-saudagar Venetia dan jaringan Levant. 133 Jaringan Radhanite dan saudagar Arab khususnya asal Mesir menguasai perdagangan barang atau komoditi melalui Levant ke Eropa. Jalur perdagangan Eropa-Asia Tenggara dikontrol oleh pedagang perantara asal Asia Tengah dan Persia. Jaringan Radhanite mula-mula merintis perdagangan Eropa-Asia Timur jauh sebelum navigasi Marco Polo dan Ibn Battuta ke Asia.134 Di sisi lain, cara produksi kertas asal Tiongkok dibawa ke Eropa melalui pedagang Arab. Dugaan lain juga menyatakan bahwa pedagang Yahudi seperti Radhanite membawa alat produksi kertas 341 asal Tiongkok ke Eropa.135 Karena adanya kertas, jaringan Yahudi menggunakan letters of credit (LC) guna membawa uang dalam jumlah besar dengan risiko pencurian sangat kecil.136 Pada Abad Pertengahan, sistem LC dikembangkan oleh jaringan Yahudi.137 Para saudagar Yahudi dapat berbicara dalam bahasa Arab, persia, Latin, Italia, Spanyol, Perancis, dan Slavia. Jaringan pedagang Yahudi berdagang dari Barat ke Timur, dari Timur ke Barat, melalui laut dan darat. Jaringan perdagangan Yahudi mengangkut seperti kasim, budak perempuan, anak-anak, kastor, brokad, pedang, dan pakaian bulu hewan. Mereka membawa kapal dari Firanja (Perancis) untuk Farama (Pelusium).138

132 Ibid. 133 Ibid. 134 “China.” Encyclopedia of World Trade: From Ancient Times to the Present, vol. 1, ed. Cynthia Clark Northrup, hlm. 29. Armonk, NY: M.E. Sharpe, 2005. 135 Encyclopedia of World Trade, “Radanites” 764. 136 Antiquities 18.6.3 137 Rabinowitz, Louis, Jewish Merchant Adventurers: a study of the Radanites. London: Edward Goldston, 1948, hlm. 91 138 Gil, Moshe. “The Radhanite Merchants and the Land of Radhan.” Journal of the Economic and Social History of the Orient 17:3 (1976). 299–328.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Jaringan perdagangan Yahudi mengangkut barang dan komoditi dengan unta dengan rute daratan ke al-Kolzum (Suez). Mereka embarkasi di East Sea dan berlayar dari al-Kolzum ke al-Jar dan al-Jeddah menuju Sind, India, dan Tiongkok.139 Dari Tiongkok, pedagang-pedagang Yahudi membawa jebat, gaharu, kapur barus, dan kayu manis serta komoditi lainnya asal Asia ke al-Kolzum dan Farama. Di sana para pedagang Yahudi embarkasi lagi di Western Sea. Sebagian pedagang Yahudi berlayar ke Konstantinopel untuk menjual barang-barang kepada orang Romawi atau kalangan istana Raja Perancis.140 Kadang-kadang sebagian pedagang Yahudi yang embarkasi di daratan Perancis (Western Sea), bergerak ke Antiokia dan melalui darat ke al-Jabia (al-Hanaya di tepi sungai Eufrat. Dari embarkasi Eufrat, pedagang Yahudi itu bergerak ke Baghdad (Irak), Tigris, dan 342 al-Obolla. Dari al-Obolla jaringan pedagang Yahudi berlayar dan travel ke Oman, Sindh, Hind hingga Tiongkok.141 Perdagangan rempah-rempah masa itu menghasilkan kekayaan bagi Kalifat Abbasid. Para pedagang rempah, khususnya pala dan kayu manis, berlayar dari Basra untuk menjual rempah-rempah di Baghdad, ibukota Ababasid.142 Jaringan komersial India-Asia Tenggara sangat penting bagi pedagang Arab dan Persia selama abad 7-8 M.143 Pedagang Arab asal Yaman dan Oman menguasai jalur-jalur maritim sepanjang Lautan India dan merahasiakan zona Asia Tenggara yang berhubungan dengan zona rempah di Kepulauan Maluku dan Banda. Tahun 1365,

139 Bareket, Elinoar. “Rdhnites”. Jewish Civilization: An Encyclopedia. Norman Roth, ed. Routledge, 2002; Gil, Moshe. “The Radhanite Merchants and the Land of Radhan.” Journal of the Economic and Social History of the Orient 17:3 (1976). 299–328; Rabinowitz, Louis. Jewish Merchant Adventurers: a study of the Radanites. London: Edward Goldston, 1948. 140 Ibid. 141 Dunlop, Douglas. The History of the Jewish Khazars, Princeton, NJ: Princeton University Press, 1954, hlm. 138, 209, 230. 142 Philip K. Hitti, ‘History of the Arabs’, London, (1974), hlm.292-93; G.F. Hourani, Arab Seafaring, New York, (1975), hlm. 53, 64. 143 Guy, John, 2014; D R SarDesai, 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

dalam satu laporan bahasa Jawa, zona ini disebut Maloko.144 Rempah asal Maluku dikapalkan ke emporium India melalui pelabuhan seperti Kozhikode dan Sri Lanka.145 Dari pelabuhan Kozhikode dan Sri Lanka, rempah-rempah asal Maluku dan cendana asal Timor dikapalkan ke pelabuhan Arabia Ormus di Teluk Persia dan Jeddah di Laut Merah. Kadang-kadang rempah-rempah asal Maluku dikapalkan pula ke Afrika Timur untuk tujuan ritus pemakaman.146

(c) Geostrategi Perdagangan Portugal dan Rempah Maluku

Vasco da Gama adalah orang pertama asal Eropa yang merintis rute perdagangan Eropa-Asia melalui Laut ke India. Da Gama melintasi Cape of Good Hope, Afrika, dan berhasil menembus monopoli perdagangan rempah dari saudagar-saudagar asal Venesia, 343 Levant, Persia, dan Arab.147 Pangeran Henry asal Portugal berupaya menemukan rute melalui laut ke India sehingga Portugal mendapat akses ke perdagangan rempah mahal asal Asia Tenggara. Selama 40 tahun, hingga awal abad 15, Pangeran Henry mensponsori pencarian rute melalui laut ini. Hasilnya, Portugal menemukan rute laut ke pantai barat Afrika, khususnya jalur perdagangan emas dan budak. Namun, orang-orang Portugal masih sulit mencapai zona selatan Afrika. Tahun 1487, Bartolomeuz Dias mencapai zona selatan Afrika di Cape of Good Hope. Hasilnya, Lautan Atlantik dan Lautan India terpisah dan tanpa penghubung daratan. Sebelumnya, ahli geografi asal Eropa memperkirakan bahwa ada penghubung daratan kedua lautan ini.

144 Donkin 2003: 88 145 Andrea, Alfred J., James H. Overfield, 2015:10. 146 Suhrawardi, Ghulam M., 2015: 21. 147 Shane Winser, “Vasco da Gama”, BBC, 17 Februari 2011.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Berikutnya, Raja John II asal Portugal mengirim Pedro da Covilha (1460 – 1526) ke India. Misi khususnya ialah menemukan rute dan akses ke perdagangan rempah-rempah asal Asia Tenggara melalui India. Selama 3 (tiga) tahun, ia mengumpulkan informasi penting tentang pelabuhan-pelabuhan di pantai timur Afrika dan India.148 Rujukan utama dari ekspedisi Pedro da Covilha, Bartolomeuz Dias, dan Vasco da Gama ialah peta dan buku karya Muhammad al-Idrisi tahun 1154 di istana Raja Roger II, Sisilia (Italia). Al-Idrisi, misalnya, menulis tentang daratan Zanj, jaringan perdagangan dan kota-kota di pantai Afrika Barat. Komoditi dagang asal Tiongkok dan India sangat pokok bagi saudagar-saudagar Arab dalam perdagangan melalui rute Lautan India. Banyak komoditi dijual-belikan melalui rute perdagangan melalui Afrika Timur, seperti kulit hewan, emas, dan gading.149 344 Tahun 1497, Raja Manuel I asal Spanyol, menunjuk Vasco da Gama untuk merintis rute laut Eropa ke India. Vasco da Gama lahir di Sines, sebuah kota pelabuhan di selatan Portugal, tahun 1460. Vasco da Gama pernah mengikuti angkatan laut Portugal dan mempelajari pengetahuan navigasi. Bartolomeus Dias mengawasi persiapan navigasi Vasco da Gama, seperti kapasitas kargo dan kapal untuk rute perjalanan lama dan panjang. Sedangkan ekspedisi pelayaran Vasco da Gama dengan rute Portugal-Afrika-India-Portugal, melibatkan navigator ulung dan berpengalaman asal Portugal seperti Pero de Alenquer yang pernah memandu pelayaran Bartolomeus Dias tahun 1487, Pedro Escobar, João de Coimbra, dan Afonso Gonçalves. Hanya 55 awak kapal kembali ke Portugal dengan dua kapal, sedangkan dua kapal lainnya hilang.150

148 Malyn Newitt (5 November 2004). A History of portuguese Overseas Expansion 1400-1668, Routledge. hlm. 50; James Bruce, Travels to Discover the Source of the Nile (1805 edition), vol. 3, hlm. 135. 149 Guy, Jeff, 2017.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Pelayaran armada Vasco da Gama melibatkan 170 awak dari Lisabo 8 Juli 1497 dengan 4 (empat) kapal menuju India yakni São Gabriel dengan kapten Vasco da Gama. Kapal São Gabriel merupakan kapal layar (karak) 178 ton, panjang 28 meter, lebar 8,5 meter, tinggi 2,3 meter dan layar 372 m2. Kapal São Rafael dengan kapten kapal Paulo da Gama, memiliki ukuran dan struktur sama dengan kapal São Gabriel.151 Kapal lainnya Berrio (São Miguel) berukuran lebih kecil dari São Rafael dan São Gabriel, yang dipimpin oleh Nicolau Coelho. Kapal lainnya berupa kapal barang dan dipimpin oleh Gonçalo Nunes, akhirnya hilang dekat Pantai São Brás, pantai timur Afrika.152 Pada 7 November 1497, armada pelayaran itu tiba di St Pantai Helena, sekitar 200 km dari Cape of Good Hope. Sekitar 27 hari berikutnya, armada pelayaran itu melintasi laut Arab melalui Kepulauan Laccadice menuju Pantai Malabar, India. Angin musim (monsoon winds) mempercepat pelayaran armada ini hingga tiba 20 Mei 1498 di Kalikut, kota yang 345 dilabel sebagai “city of truth”.153 Pada masa itu, Pantai Malabar yang dikuasai oleh dinasti Zamorin, merupakan pusat perdagangan rempah, khususnya kayu manis melalui Kerala dan pelabuhan bagi kapal-kapal angkut rempah- rempah asal Maluku, seperti cengkeh yang diperdagangkan oleh saudagar-saudagar asal Arab di Laut Merah dan Teluk Persia. Armada Vasco da Gama tinggal 3 bulan di Pantai Malabar.154 Armada Vasco da Gama kembali ke Malindi tanpa pilot navigasi. Akibatnya, angin musim berlawanan dengan arah pelayaran kapal. Perjalan sejauh 3.700 km itu menghabiskan waktu 3 (tiga) bulan. Sekitar 30 orang awak kapal meninggal.155

150 Diffie, Bailey W.; Winius, George D. (1977). Europe and the World in the Age of Expansion. I, hlm. 177. 151 Ames, Glenn J. (2008). The Globe Encompassed, hlm. 27. 152 Ibid. 153 M.G.S. Narayanan, Calicut, The city of Truth Revisited, Calicut, (2006). 154 Shane Winser, 2011. 155 Martin, Esmond Bradley (2009) [penerbitan edisi ke-1 tahun 1970]. Malindi. Past and Present (New ed.). The National Museum of Kenya.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Sultan Malindi berhasil menyelamatkan awak-awak kapal yang masih hidup dengan buah-buahan dan daging segar. Kapal St Raphael terbakar. Pelayaran itu melintasi Cape of Good Hope tanggal 20 Maret 1499 dan berlayar ke pantai barat Afrika. Paolo da Gama, yang menderita sakit, akhirnya meninggal di Azores.156 Vasco da Gama (1460– 24 Desember 1524) memimpin armada awal asal Eropa tiba di India tahun 1497-1499. Armada ini merintis rute perdagangan laut Eropa dan Asia yang juga menghubungkan Lautan India dan Lautan Atlantik, Asia dan Eropa. Rute pelayaran Da Gama membuka imperialisme global dan imperium perdagangan Portugal sepanjang Eropa-Afrika-Asia dengan menghidari zona pelayaran Mediteranian dan Semenanjung Arab.157 Rute maritim armada Vasco da Gama juga menjadi jalur utama perputaran barang dan komoditi lainnya dari Asia ke Eropa. Rute 346 rempah ini pula membuka ruang bagi armada Belanda, Inggris, Perancis dan Denmark yang bersaing untuk merebut monopoli perdagangan komoditi asal Asia ke Eropa dan supremasi laut (naval supremacy) di Cape Route. Pelayaran Vasco da Gama menandai jejak awal fase multi-kulturalisme global berbasis maritim.158 Tujuan utama pelayaran armada Vasco da Gama ke India ialah membuka jaringan kerja komersial antara Portugal dengan negara- negara pedagang lada asal Asia seperti India. Karena itu, armada pelayaran Portugal melibatkan pilot-pilot navigasi laut asal Afrika dan berupaya mendapat informasi navigasi dan geografis yang akurat tentang sisi barat Lautan India. Pelabuhan dagang lada utama di Asia Selatan abad 15 ialah Kalikut, India. Kargo-kargo lada diangkut oleh perahu dari Kalikut ke Laut Merah dan Teluk Persia. Rute perdagangan rempah-rempah itu

156 Ibid. 157 Diffie, Bailey W. and George D. Winius, Foundations of the Portuguese Empire, 1415–1580, hlm.176. 158 Nigel, Cliff (September 2011). Holy War: How Vasco da Gama’s Epic Voyages Turned the Tide in a Centuries- Old Clash.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

dikuasai oleh pemilik perahu dan kapal asal Arab, Hadramaut, dan saudagar India yang membentuk organisasi Mappilas di Kalikut.159 Jaringan Hadramaut hanya bagian kecil jaringan-kerja merkantilis lada masa itu. Simpul mata-rantai awalnya ialah para petani lada yang hidup jauh dari pantai. Mereka menjual lada ke para pedagang perantara yang menjualnya ke saudagar di pelabuhan utama Malabar dan pelabuhan kecil seperti Cochin, Kulam, dan Cannanur.160 Dari pelabuhan-pelabuhan itu, kargo-kargo rempah-rempah, termasuk lada, diangkut ke pelabuhan Teluk Persia dan Laut Merah. Dari sini pedagang perantara membawa kargo-kargo rempah-rempah dengan karavan ke Mediteranian. Mereka membayar pajak tinggi ke para penguasa negara-negara Teluk Persia dan Laut Merah. Karena itu, harga lada menjadi sangat mahal ketika dijual di Venetia (Italia) dan pasar-pasar Eropa. Hasil ekspedisi armada Vasco da Gama memberi gambaran 347 jelas bagi Portugal bahwa lada hanya satu dari rempah-rempah mahal yang dijual-belikan melalui pelabuhan-pelabuhan di India. Masih banyak komoditi rempah lainnya yang diperdagangkan, seperti pala, cengkeh, jahe, kayu manis. Komoditi ini termasuk barang mewah yang mahal, seperti halnya batu permata, gading, cendana, wangian kemenyan (incense), bahkan kuda dan gajah perang. Sedangkan komoditi lainnya lebih murah seperti kain katun, kayu, proselin, tembikar, barang logam, dan komoditi pangan lainnya. Umumnya perdagangan berlangsung barter melalui tukar-menukar barang seperti kayu-manis asal Sri Lanka, kuda-kuda dari Arab, dan emas dari Sofala (timur Afrika). Cengkeh terutama berasal dari Kepulauan Maluku dan lada dari Malabar atau Sumatera. Proselin berasal dari Tiongkok dan kain katun dari Gujarat (barat laut India) atau Koromandel. Spesialisasi

159 Miller, Roland E., 2015: 44. 160 Miller, Roland E., 2015: 44.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

komoditi dan perdagangan barter ini juga dipicu oleh faktor iklim dan geografis. Iklim dan lahan Sri Lanka cocok untuk kayu-manis dan kuda perang cocok bagi zona Arab. Informasi ini disampaikan oleh armada dagang Vasco da Gama ke Portugal awal September 1499. Karena itu, Maret 1500, pelayaran armada Portugal skala lebih besar dipimpin oleh Pedro Alvares Cabral berlayar ke zona India.161 Sejak itu, eksplorasi dan ekspansi armada dagang Portugal abad 15-16 M ke Atlantik dan Pantai Afrika di bawah komando Pangeran Henry Sang Navigator, John II, dan Manuel I. Abad 15 M, Portugal mengawali kolonisasi sejumlah pulau di Atlantik, seperti Azores, Cape Verde Islands dan Sao Theme. Di zona koloni ini, armada Portugal menanam tebu, membangun benteng, dan gudang- gudang sepanjang pantai barat Afrika.162 Dengan mengontrol perdagangan sepanjang Pantai 348 Barat Afrika, armada Portugal dapat memotong jalur dan rute perdagangan emas, budak, dan gading dari karavan trans-Saharan yang dikuasai oleh Ottoman dan Mameluke (Levantine spice trade) melalui rute laut menuju Asia Tenggara, zona pusat rempah- rempah. Armada Portugal memanfaatkan keahlian nautikal dan teknik navigasi laut. Armada dagang Portugal melahirkan model baru jaringan bisnis global berbasis tiga jaringan pokok yakni (1) crown-marchant nexus, (2) chain of forts, dan (3) chain of factories yang sangat pokok bagi monopoli perdagangan rempah sepanjang Afrika sebagai jembatan Asia-Eropa. Ini menjadi cikal-bakal dari imperium global Portugal abad 15-16 M.163 Mula-mula Bartolomeus Dias tiba di Cape of Good Hope (1487) sebagai batu penjuru bagi perdagangan langsung dan permanen dari Eropa ke Asia melalui rute-rute India.

161 Subrahmanyam, The Career and Legend of Vasco da Gama, hlm. 174–7. 162 Diffie and Winius, hlm. 57-143. 163 Embree, Ainslie T. And Carol Gluck, 2015: 66-67.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Tahun 1497, Raja Manuel I asal Portugal memerintahkan Vasco da Gama ke India melalui rute Laut untuk menguasai perdagangan rempah-rempah.164 Vasco da Gama mencapai pantai utara Kalikut, pantai utama perdagangan rempah di Pantai Malabar, pada 20 Mei 1498. Perlahan armada dan ekspedisi Portugal menguasai arah angin dan arus laut melalui Lautan India ke Asia. Hal ini memicu ketegangan dengan jalur perdagangan rempah Laut Merah-Kalikut. Sejak itu pula, militerisasi dan politisasi perdagangan melalui jalur maritim Lautan India, lahir, dengan komoditi utamanya ialah rempah-rempah asal Asia Tenggara. Hal ini diawali oleh ekspedisi II Vasco da Gama yang membangun benteng di Pantai Malabar tahun 1502. Kemudian geo-strategi Portugal (Monarkhi Portugal) untuk memonopoli perdagangan rempah-rempah asal Asia Tenggara, 349 khususnya Maluku, semakin meningkat melalui ekspedisi armada Alfonso de Albuqurque tahun 1509-1515.165 Goa direbut oleh armada Portugal yang memberi “superb port” strategis bagi Portugal untuk menguasai dan memonopoli jalur dagang antara Gujarat dan Malabar serta mengawasi jalur perdagangan pantai barat India. Sebelumnya zona ini dikuasai oleh armada dagang Turki.166 Langkah geo-strategis berikut armada Alfonso de Albuqurque ialah merebut zona Malaka yang awal abad 16 dilukiskan sebagai “the largest, the wealthiest and most significant entreport linking India and the Far East”.167 Kavaleri-gajah Sultan Mahmud menghadapi artileri dari armada Alfonso de Albuqurque di Malaka tahun 1511. Portugal mendapat dukungan dari tentara bayaran asal India dan pedagang- pedagang asal Tiongkok. Karena kesultanan Malaka dituding korup.168

164 Ibid., 177-186. 165 Pearson, The Portuguese in India, Cambridge University Press, 2006, hlm. 136; Diffie and Winius, 1977: 243-271. 166 Ainslie T. Embree, Carol Gluck, 2015 : 67.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Hingga 1511, armada Alfonso de Albuqurque merebut jalur- jalur perdagangan rempah melalui laut sepanjang Hormuz-India-Malaka. Hormuz terletak di kepala Teluk Persia. Namun, armada ini belum merebut satu jalur utama “Levantine spice trade” yakni Aden. Akibatnya, Portugal belum mampu memonopoli seluruh jalur perdagangan rempah- rempah melalui maritim sepanjang Asia Tenggara-India-Afrika-Eropa. Ekspedisi dan armada Portugal juga dapat melakukan penyelundupan, perdagangan budak, tentara bayaran, perampokan, perampasan, pemerasan, pirasi, di zona Asia-Afrika.169 Selama tiga dekade awal abad 16, sekitar 6 kapal kayu manis per tahun berlayar dari Pantai Malabar ke Lisabon dengan total angkut pepper sekitar 1,46 juta ton per tahun.170 Rempah-rempah asal Asia Tenggara dijual di Casa da India kepada sindikat kayu manis Antwerp (Eropa). Komoditi impor lainnya mencakup 350 rempah-rempah yakni ginger, cloves, nutmeg, cardamon, cinnamon, mace, dengan rute Malaka-Pantai Malabar-Sri Lanka ke Eropa.171 Pepper akhirnya terkhusus oleh rempah-rempah asal Maluku, yang langka dan mahal. Komoditi tambahan lainnya dalam kargo pelayaran Portugal ke Eropa yakni cendana, sealing wax, indigo, brazil wood, sutera dan proselin asal Tiongkok, rubies, incense, musk, budak asal India, dan kadang-kadang gajah. Tahun 1520-an, harga pepper sekitar 2,5 cruzados di India, dijual sekitar 30-40 cruzados di pasar-pasar Portugal.172 Menurut C.H. Wake, pada abad 16, sekitar 75% pepper Eropa dipasok oleh Portugal dan sebagian besar rempah-rempah asal Asia Tenggara dipasok oleh Portugal ke Eropa.173

168 Ainslie T. Embree, Carol Gluck, 2015: 68. 169 Collis, 1983. 170 Matthew, K.S., 1983: 121-123. 171 Ibid., hlm. 123-141. 172 Ibid., 194-199. 173 C.H.H. Wake, 1979: 394-395.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

Namun, supremasi perdagangan global dari armada dagang Portugal mulai surut awal abad 17 M. Di Nusantara, misalnya, armada Sultan Aceh dan Sultan Ternate melawan upaya monopoli perdagangan rempah oleh armada dagang Portugal. Bahkan Sultan Ternate mampu melumpuhkan benteng Portugal di Ternate tahun 1574. Berikutnya, armada Portugal juga menghadapi perlawanan dari Spanyol, Belanda, Inggris, dan Perancis pada akhir abad 16 - awal abad 17 Masehi (M). Tidak ada lagi Panglima dan ahli geo-strategi selevel Alfonso de Albuqurque di Portugal. Padahal, Alfonso de Albuqurque mampu membangun 40 benteng dan pabrik perdagangan rempah sepanjang timur Afrika hingga Macao dan Nagasaki, Malaka dan Sri Lanka hingga Pantai Malabar (India). Sekitar 16.000 tenaga kerja asal Portugal dan semi-Portugal mengelola jaringan ini, belum termasuk personil militer dan pelaut (sailors) asal Portugal. 174 351

174 Pearson, 1996:136; C.R. Boxer, The Dutch Seaborne Empire 1415-1825, 1969, hlm. 53-57, 129-132.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK BAB 7 PETA AL-IDRISI, VENETIA, MALUKU DAN JAZIRAT-AL-MULK

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

352

BAB 8

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Bab 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Sejak era pra-Masehi, rute-rute aliran barang dan jasa hasil karya manusia di seluruh dunia, seperti kertas, sutera, tekstil, proselin, batu-batuan mulia dan bahan logam lainnya, selalu beragam dari satu negara atau kerajaan dengan negara lainnya, karena berbasis keahlian dan pengalaman manusia (technical know-how) dalam suatu skala waktu tertentu.1 Kecuali satu jenis komoditi hingga abad 18 M yakni rempah-rempah yang berbasis hasil seleksi alam. Produksi sutera, misalnya, bermula dari Tiongkok sekitar milenium ke-3 pra-Masehi.2 Namun, sutera bukan komoditi pokok 353 pembentuk peradaban dan perdagangan global berabad-abad dari Asia-Afrika-Eropa. Sedangkan rempah sejak era pra-Masehi hingga abad 18 M, memicu kelahiran suatu tata sosial-ekonomi-lingkungan dunia berbasis keragaman hayati, menciptakan kultur pangan, perdagangan, gastronomi, diet, geopolitik, dan geografi dunia. Sisi penting rute rempah sejak pra-Masehi ialah tukar- menukar kebudayaan, saling-menghargai, dan dialog peradaban antara Eropa-Asia-Afrika, Muslim dan Kristen, Hindu-Kristen, Muslim-Kristen.3 Lada, pala, cengkeh, kayu manis, merica, jahe, gula, mastik, dan aroma cendana misalnya, melahirkan taste of paradise atau cita-rasa peradaban.4 Berabad-abad arus peradaban rempah-rempah di seluruh

1 Helpman, Elhanan, 2011:22; Arndt, Sven W., 2014: 2. 2 Fan and Wen 1993: 2. 3 Paul Freedman, 2007. 4 Wolfgang Schivelbusch, 1994.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

dunia melahirkan “moment of truth” tentang siklus alam dan daya-sangga alam untuk kehidupan manusia di bumi. Maka rempah memiliki nilai waktu alam (kronos). Bukti arkeologis menunjukkan bahwa rempah Maluku dengan kualitas terbaik, telah masuk ke lembah Eufrat (Timur-Tengah) sejak tahun 1.700 pra-Masehi.5 Rempah menarik kultur metal-drums (drum perunggu) Dinasti Han asal Tiongkok ke Maluku sejak era pra-Masehi.6 Drum perunggu (Dongson) tersebut berukuran diameter maksimum 71 cm dan tinggi 47,5 cm dari era pra-Masehi. Awal abad 21, drum- drum semacam itu terdapat di Pulau Leti, Luang, Tanimbar, dan Kei, dari perdagangan rempah-rempah Maluku-Tingkok khususnya era Dinasti Han (206 SM-220 M).7 Zona Maluku pun disebut sebagai “Kepulauan Impian”, the Islands of Imagination.8 Selama berabad-abad, orang-orang Asia, Afrika dan Eropa 354 menggunakan rempah sebagai menu, bahan ritual, kosmetik, dan obat. Hingga abad 18 M, rempah-rempah merupakan komoditi mewah, langka, dan mahal sehingga disebut “millions of gold”.9 Karena nilai sejarah dan nilai ekonomis rempah-rempah bagi pembentukan peradaban ramah-lingkungan dan harmoni lintas budaya, suku, ras, bahasa, dan agama skala dunia, maka zona Maluku, Timor, dan sekitarnya, memiliki nilai strategis selama berabad- abad. Karena natural-capital (sumber alam), Maluku dan sekitarnya memiliki posisi sangat strategis dan unik dalam perdagangan global abad 16-18 M. Pada masa-masa itu, harga rempah-rempah lebih mahal dari emas.10 Kontribusi Yunani dari era pra-Masehi (SM) bagi peradaban dunia, seni, eksplorasi, riset, literatur, filsafat, arsitektur, musik,

5 Ch. Zuber, 2005. 6 De Jong et al., 1995:21. 7 Nico De Jonge, Joss van Dijk, 2012: 1-21. 8 Charles Zuber, 2005:2; Hatib Abdul Kadir, 2014: 184. 9 Fernand Barudel, 1966:551. 10 Roy F Ellen, 1977:21-25; John Villiers, 1981: 723-750.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

matematika, sains, teknologi, bisnis, menu makan, olahraga, dan medis sejak abad 8 SM hingga Kaisar Aleksander Agung tahun 323 SM, terjadi dan berlangsung pada masa-masa Yunani merawat dan mengembangkan peradaban rempah. Selama ribuan tahun, orang- orang Yunani menggunakan rempah-rempah sebagai penyedap masakan, pencipta cita-rasa tenang, hidup sehat dan aphrodisiac.11 Banyak rempah mahal, seperti adas manis (glykaniso), masticha, and kayu-manis merah, sejak pra-Masehi sudah tumbuh dan berkembang di Yunani. Sehingga Yunani memiliki tradisi dan peradaban rempah untuk pangan, parfum, obat-obatan, dan ritual keagamaan.12 “Exotic spices” seperti lada hitam, kayu-manis, cengkeh, pala, dan mahlepi asal Asia, diimpor oleh Yunani melalui karavan Arab yang menjual rempah di Konstantinopel, Alexandria dan kota- kota di Yunani. Rempah dipasok ke Yunani pada pra-Masehi dari 355 India, Ceylon, dan Molokai. Rempah sangat mahal, yang hanya dapat ditukar dengan emas atau budak.13 Maka sejak era pra-Masehi di Yunani dan Mesir lahir mitos dan legenda rempah-rempah kualitas terbaik dari Timur (Asia). Topik ini dibahas dalam bab 8 buku ini untuk memberi gambaran perihal nilai sejarah, nilai strategis, nilai ekonomi-lingkungan, dan nilai tradisi dari Maluku, Timor, Papua dan sekitarnya dulu, kini dan ke depan sejak awal abad 21. Sejak era pra-Masehi, rempah-rempah asal Asia Tenggara sudah dipasok melalui India ke kota-kota Yunani, Konstantinopel, dan Alexandria. Hal ini pula yang memicu mitos dan legenda tentang zona pusat rempah dengan kualitas terbaik di Asia pada masa itu. Filsuf Yunani, Lucius Mestrius Plutarchus (46-120 M), menulis

11 Elaine Gavalas, 1998:15. 12 Ibid. 13 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

tentang rempah-rempah lezat-aromatik yang digunakan selama perayaan keagamaan. Perihal parfum Kyphi dari bahan opium, Plutarch melukiskan: “Its aromatic substances lull to sleep, allay all anxieties, and brighten the dreams.” 14

8.1 Rempah-Rempah Asia : Legenda dan Mitos Sejak Pra-Masehi

Ahli sejarah J.I. Miller (1969) menemukan banyak petunjuk bahwa sejak milennium ke-2 pra-Masehi, kasia (kayu teja) dan kayu manis (cinamon) diperdagangkan ke Timur-Tengah dari Asia Tenggara, khususnya Nusantara, melalui rute Madagaskar dengan kano-kano sederhana sepanjang pantai-pantai Asia Tenggara ke Madagaskar (Cinamon Route).15 356 Kulit-kulit kayu beraroma sedap ini diangkut ke pantai Afrika Timur menuju Sungai Nil (Mesir) dan zona Punt. Saudagar-saudagar Arab yang memasok kasia dan rempah-rempah ini berupaya menjaga monopoli bisnisnya dengan merahasiakan asal-usul komoditi- komoditi ini. Akibatnya, orang-orang Yunani dan Romawi pra- Masehi memiliki dugaan dan gagasan sangat tidak masuk akal tentang asal-usul rempah-remah dari zona Asia.16 Hal ini lebih rinci dibahas berikut ini.

(a) Rempah Asia, Firaun Mesir, Arabia dan Mediteranian

Mula-mula jejak arkeologis pertama penggunaan rempah- rempah dan herbal bermula dari Era Piramida Mesir sekitar tahun 2.600 – 2.100 Sebelum Masehi (SM). Bawang dan bawang putih,

14 Mary Muryn, 1995: 28. 15 J. I. Miller, The Spice Trade of the Roman Empire 29 B.C. to A.D. 641 (Oxford, 1969). 16 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

misalnya, dikonsumsi oleh 100 ribu pekerja yang membangun piramida Cheops. Herbal itu merupakan obat untuk merawat kesehatan pekerja.17 Satu monumen Firaun Mesir, Sahure, sekitar tahun 25 SM, menyebutkan sejumlah emas, perak, eboni, dan 8.000 mur atau kemenyan dari tanah Punt. Komoditi itu, selain teja dan kayu manis, menjadi bahan kebutuhan pokok yang diimpor oleh Mesir dari Tiongkok dan Asia Tenggara.18 Kebutuhan pokok Mesir pra-Masehi yakni parfum, obat, balsem, minyak urapan, dan wewangian para dewa hingga rempah mengusir roh jahat, insekta, kutu, dan ular. Masyarakat kaya Mesir masa itu, mengasapi rumah-rumah dengan dupa rempah wangi- wangian rempah dan herbal yang dapat menghasilkan asam karbol, fenol, dan antiseptik. Orang-orang kaya, bangsawan, dan keluarga Raja-raja Mesir 357 pra-Masehi, tidak membedakan tegas antara tanaman aroma, pangan, rempah, obat, dan tanaman pemujaan dewa. Jika buah, benih, akar-akar dan getah tanaman tertentu bercita-rasa lesat, enak, dan beraroma wangi, maka sejak itu pula secara perlahan dibudi-daya dan diperjual-belikan sebagai bumbu-bumbu menu masakan. Misalnya, rempah-rempah dipakai oleh orang-orang Mesir sebagai minyak mur, salep atau balsem tubuh dan pomades. Tubuh dibalsem parfum rempah-rempah pada era Mesir pra- Masehi. Pada masa Raja Cyrus (559-529) di Persia, rekor penjualan bawang putih mencapai 395.000 tandan bawang putih. Akibat okupasi Persia yang merebut Mesir, Persia melahirkan tradisi

17 Tapsell LC, Hemphill I, Cobiac L, Patch CS, Sullivan DR, Fenech M, Roodenrys S, Keogh JB, Clifton PM, Williams PG, Fazio VA, Inge KE. Health benefits of herbs and spices: the past, the present, the future. Med J Aust. 2006 Aug 21;185(4 Suppl):S4-24. 4. History Online. Medicinal Uses of Herbs and Spices; Chevallier A. The encyclopedia of medicinal plants. London: Dorling Kindersley, 1996; McCormick Science Institute, 2017. 18 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

konsumsi bawang putih dan bawang merah, minyak dari mawar, lili, ketumbar, minyak wijen, dan safron.19 Minyak wijen dipakai oleh orang-orang kaya Persia untuk menu makanan, obat, salep, dan minyak lampu pada kuil-kuil. Lahan Persia kurang cocok untuk minyak zaitun, maka minyak penggantinya ialah minyak wijen (sesame seed oil). Pada abad 5 pra-Masehi, Raja Darius I asal Persia mendapat upeti tahunan sekitar 60 ribu pon kemenyan dari Arabia. Dari naskah kuno era pra-Masehi, makam Raja Asa dari Kerajaan Judah (913-873 SM) di Timur Tengah – kini awal abad 21, zona sekitar Israel, Palestina, dan Jordania – diisi oleh rempah- rempah dan minyak wangi.20 Zona Kerajaan Judah lazim dilabel sebagai “Levant Selatan”. Zona ini selalu menjadi obyek riset arkeologis selama ini dan terletak 358 di pantai timur Laut Mediteranian yang sering disebut “Near East”, “Middle East”, atau “South-Western Asia”. Zona ini berbatasan di timur, tenggara, dan barat-daya dengan Suriah, Arabia, dan gurun Sinai.21 Zona ini pula yang sejak era pra-Masehi, Zaman Besi (Iron Age), mengendalikan perdagangan rempah-rempah dari Asia ke Eropa.22 Tahun 1874, epitolog Jerman Georg Ebers menemukan rempah-rempah dan herbal era pra-Masehi dalam suatu dokumen medis ‘Ebers Papyrus’ tahun 1.550 SM. Panjang gulungan ini mencapai 65 kaki dan berisi informasi lengkap sekitar 800 obat penyakit dalam tubuh dan operasi bedah.

19 Rosengarten Jr, Frederic. “The Book of spices.” The Book of Spices. (1969). 20 Thomas Stackhouse, A history of the holy Bible, corrected and improved by G. Gleig, Universitas Oxford, 1817 (2007), hlm. 276-277; Edwin Thiele, The Mysterious Numbers of the Hebrew Kings, (1st ed.; New York: Macmillan, 1951; 2d ed.; Grand Rapids: Eerdmans, 1965; 3rd ed.; Grand Rapids: Zondervan/Kregel, 1983. 21 Routledge, Bruce (2004). Moab in the Iron Age : hegemony, Polity, Archaeology. University of Pennsylvania Press, hlm. 223; Steiner, Margreet L.; Killebrew, Ann E. (2014). The Oxford Handbook of the Archaeology of the Levant : C. 8000-332 BCE, OUP Oxford, hlm. 35. 22 C.L. Crouch, 2014:57-58.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Daftar obat-obat medis (medical drug) itu mencakup banyak rempah dan herbal yang kita gunakan hingga awal abad 21 sebagai bumbu dan bahan obat seperti adas manis, jintan, kasia, ketumbar, adas, kapulaga, bawang, bawang putih, sesawi, wijen, timi (thyme), kelabat (fenugreek), kunyit , dan benih opium. Rempah dan herbal ini antara lain bermanfaat bagi pengobatan sakit diabetes atau sakit gula. Orang-orang Mesir kuno menggunakan herbal dan rempah- rempah untuk pengobatan (medicine), kosmetik, parfum, minyak aromatik, bumbu masakan, dan pengasapan khususnya pembalseman jenazah. Selama milenium ke-2 dan milenium pertama pra-Masehi, Arabia Felix, “Fortunate Arabia”, meraih kemakmuran terutama karena memonopoli pengangkutan komoditi dengan keledai dan unta sepanjang “Incense Routes”. Incense Routes adalah rute perdagangan wangi-wangian, rempah-rempah dan ukupan dari zona Timur (Asia Tengah, Asia 359 Tengara, Jepang dan Tiongkok) ke zona Barat (Eropa) melalui Mesir dan Suriah seperti batu-batuan mahal dan permata dari India, kayu- manis dari Asia Tenggara (Far East), kayu-eboni dan mur dari pantai Afrika Timur. Bukti botanik aliran rempah asal Asia Selatan dan Asia Tenggara ke Timur Tengah pada era Zaman Besi dan Zaman Perunggu (pra- Masehi) antara lain mumi Ramesses II (1279-1213 SM) di Mesir. Butir-butir lada hitam (Piper nigrum) terdapat di dalam perut dan rongga-rongga hidungnya. Ini merupakan petunjuk bahwa rempah- rempah dipakai dalam proses mumifikasi. Bukti botanik ini telah diuji dan diidentifikasi berdasarkan analisis botani dan radiografi.23 Pada masa abad 13 pra-Masehi, lada hitam antara lain hidup dan berkembang di selatan India.24 Bukti botani lain dari aliran

23 Lichtenberg and Thuilliez, 1981; Plu, 1985:174. 24 Fuller et al. 2011:547.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

rempah asal Asia ke Yunani sekitar abad 8 pra-Masehi ialah satu bunga C. Cassia di zona sakral pemujaan dewi Hera di Samos (Yunani).25 Edouard Naville (1913) melaporkan bahwa sisa-sisa pala di Deir el-Bahari, Mesir, dari Dinasti ke-18 sekitar abad 16-14 SM. Naville menghubungkan sisa-sisa pala ini dengan ekspedisi Hatshepsut ke Punt yang tertuju ke situs itu.26 Kapal-kapal Mesir tahun 1.485 pra-Masehi dikirim dari Mesir oleh Ratu Hatshepsut ke zona Punt guna membawa tanaman kemenyan, kayu-manis, dan mur.27 Pada masa itu, rempah hanya bisa ditukar dengan emas atau budak. Misalnya, pemuda bernama Joseph dijual kepada saudagar asal Gilead, seberang Jordan, yang mengangkut rempah-rempah dengan unta-unta ke istana Firaun di Mesir.28 360 Namun, bukti botani yang dikemukakan oleh Edouard Naville (1913), tidak dapat menjelaskan alasan ribuan musafir, peneliti, prajurit, pedagang, saudagar, dan pekerja asal Eropa pada Abad Pertengahan, terlibat dalam ekspedisi dagang ke India-Asia Tenggara menuju ke Maluku awal abad 16. Mereka mencari zona asal rempah-rempah kualitas terbaik dunia di Maluku. Begitu pula, klaim dari Buccelati and Kelly-Buccelati (1983:54) yang menemukan cengkeh di Terqa, zona tengah Eufrat, kira-kira berasal dari era 1.600 SM. Sebaliknya, data ini menunjukkan bahwa pasokan rempah-rempah dari Asia India dan Maluku sudah masuk ke Eufrat sejak abad 16 pra-Masehi. Loh-loh tanah liat tentang literatur medis bangsa Sumeria berasal dari milenium ke-3 pra-Masehi menyebutkan beragam

25 Kučan, 1995:52–3. 26 Naville et al. 1913:18. 27 J Janick, 2007. 28 M. K. Agarwal, From Bharata to India: Chrysee the Golden, iUniverse, 2012, hlm. 81-82; Emmet Scott, Hatshepsut, Queen of Sheba, Algora Publishing, 2012, hlm. 65.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

tanaman wangi-wangian, termasuk thyme. Hukum Hammurabi tahun 1.700 pra-Masehi menetapkan bahwa jika seorang dokter bedah terbukti harus bertanggungjawab atas meninggalnya seorang pasien, maka tangan sang dokter harus diamputasi. Gulungan tulisan paku pada perpustakaan besar Niniveh dibangun oleh Raja Ashurbanipal dari Kerajaan Asiria (668-633 SM) mencatat daftar panjang tanaman aromatik, seperti timi, wijen, kapulaga, kunyit, popi, bawang putih, jintan, adas, ketumbar, silfium, dil, dan mur. Orang-orang Asiria menggunakan wijen sebagai minyak menu sayur-sayuran. Babilonia diperintah oleh Raja Merodach- baladan II (721–710 SM). Hobinya ialah bercocok-tanam dan di kebun kerajaannya, ditanam 64 spesies tanaman. Ia juga menulis risalah pertama di dunia tentang tanaman sayur-sayuran dengan panduan-panduan tepat tentang budi-dayanya seperti rempah dan 361 herbal jahe, bawang, bawang putih, ketumbar, timi, zafaran dan kunyit. Sealinks Project dari Universitas Oxford pernah meneliti jaringan komunikasi melalui Lautan India secara lintas disiplin.29 Hasilnya ialah adanya agensi maritim antara Asia-Afrika melalui jalur Lautan India sejak milenium ke-2 pra-Masehi. Jenis tanaman jewawut sejenis gandum (Panicum) khas asal Tiongkok saat ini awal abad 21, hidup dan berkembang di Nubia dan barat-daya Arabia.30 Kedua zona ini antara lain merupakan koridor penghubung perdagangan rempah-rempah zona Afrika Timur, Arabia, Asia Selatan, dan Asia Tenggara sejak awal Zaman Besi (Iron Age) pra- Masehi.31

29 Boivin and Fuller 2009; Fuller et al. 2011. 30 Fuller et al. 2011:Figure 1. 31 Boivin et al. 2009:265.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Jejak lain dari kontak antara Asia Tenggara dan Yunani atau Mesir ialah beras (Oryza sativa L.) yang terdapat di Tiryns, Greek Argolid, dari era Zaman Perunggu.32 Beras berasal dari Asia Tenggara yang tersebar ke India dan zona lain dunia. Hingga awal abad 21, belum terbukti dan teruji bahwa beras atau padi merupakan tanaman budi-daya di Near East atau zona barat lainnya sejak era Hellenistik Yunani.33 Hanya gandum merupakan jenis budi-daya di zona-zona ini.34 Berbagai dokumen Mesir sejak era milenium ke-2 pra-Masehi menyebutkan istilah ti-spš yang bermakna kayu-manis.35 Banyak ahli mengutip terjemahan istilah Mesir asal era pra-Masehi ini.36 Ti-spš merupakan senyawa zat yang dipersembahkan oleh para raja Mesir ke kuil-kuil dan para dewa.37 Senyawa zat ini juga sering dipakai dalam ramuan, salep, minyak parfum, dan bahkan disebutkan dalam 38 362 lagu-lagu. Meskipun, banyak pula ahli bahasa lainnya yang meragukan terjemahan dari ti-spš sebagai kayu-manis.39 Ahli lain menerjemahkan istilah ini sebagai pohon dan rempahnya, atau pohon wangi, dan lain- lain.40 Meskipun, masih ada perdebatan tentang makna istilah ini, namun sangat jelas bahwa selama ini, tidak terdapat rempah-rempah kayu-manis, cengkeh, dan lain-lain di Mesir era pra-Masehi. Naskah Hibrani juga menyebut rempah-rempah dari Timur Jauh (Far East), seperti qinman atau qinnamon.41 Penyebutan rempah-rempah asal Asia ini juga bersamaan dengan jenis rempah wangi mahal lainnya.

32 Kroll 1982:469. 33 Zohary et al. 2012:73–5. 34 Muthukumaran, 2014. 35 Beaux 1990:130; Nunn 1996:152; Breasted, 2001: 234, 240, 286, 344. 36 Darby et al. 1976:797; Manniche 1999:17; Kiple and Ornelas 2000 II:160; Toussaint-Samat 2009:437; Broodbank 2013:360. 37 Grandet 1994 II:70. 38 Bardinet 1995; Manniche 1999:39, 44, 54. 39 Caminos 1954:209, 468; Erman and Grapow 1971 V:243; Altenmüller and Moussa 1991:15, 42; Faulkner 1991:294. 40 Bardinet 1995; Kitchen 1999 41 Exodus 30:23; Proverbs 7:17; Song of Songs 4:14.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Jenis senyawa zat khusus “the holy anointing oil” juga disebutkan oleh Musa. Jenis zat ini umumnya diakui oleh banyak peneliti dan ahli, seperti Olck (1899), Moldenke dan Moldenke (1952:76), Zohary (1982:202), dan lain-lain, sebagai rempah Cinnamomum asal Asia Tenggara.42 Meskipun hanya beberapa ahli lain menyebutkan bahwa senyawa zat ini berasal dari tanaman asal Afrika atau Arabia. 43

(b) Yunani Pra-Masehi : Mitos dan Peradaban Rempah

Abad 5 pra-Masehi, Herodotus menulis The Histories yakni sebuah kisah perang antara Persia dan Yunani pada era pra-Masehi. Narasi itu memperlihatkan bahwa Herodotus adalah musafir yang telah menjelajahi berbagai zona di Mediteranian. Pada Buku 3 The Histories, Herodotus menulis khusus tentang para pedagang Arab. Menurut Herodotus, para saudagar dan pedagang Arab 363 mengisahkan asal-usul rempah-remah kepada pembeli rempah- rempah di zona Persia dan Yunani pada masa itu. Kisah saudagar dan pedagang Arab, menurut Herodotus, bahwa sangat sulit untuk mendapatkan rempah-rempah. Bahkan sangat berisiko dan berbahaya yang mengancam jiwa. “When the Arabians go out to collect cassia, they cover all their body and their face with the hides of oxen and other skins, leaving only holes for the eyes, and. thus protected, go in search of the cassia, which grows in a lake of no great depth. All round the shores and in the lake itself there dwell a number of winged animals, much resembling bats, which screech horribly, and are very valiant. These creatures they must keep from their eyes all the while that they gather the cassia.”44

42 Olck 1899; Moldenke and Moldenke 1952:76; Zohary 1982:202; Casson 1984; Keel 1994:180; Brown 1995:42; Amigues 1996; Goyon 1996:653; Amar 2002:123, 125: nn. 538, 539; Jacob 2011:11–2; Hurowitz 2012:241. 43 De Romanis (1996); Crone (2004)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Herodotus juga mengisahkan kayu-manis. Dari pedagang- pedagang Arab, Herodotus, menulis tentang kayu-manis era pra- Masehi di Kekaiseran Persia dan Yunani : “Still more wonderful is the mode in which they collect the cinnamon. Where the wood grows, and what country produces it, they cannot tell---only some, following probability, relate that it comes from the country in which Bacchus was brought up. Great birds, they say, bring the sticks which we Greeks, taking the word from the Phoenicians, call cinnamon, and carry them up into the air to make their nests. These are fastened with a sort of mud to a sheer face of rock, where no foot of man is able to climb. So the Arabians, to get the cinnamon, use the following artifice. They cut all the oxen and asses and beasts of burden that die in their land into large pieces, which they carry with them into those regions and 364 place near the nests : then they withdraw to a distance, and the old birds, swooping down, seize the pieces of meat and fly with them up to their nests; which, not being able to support the weight, break off and fall to the ground. Hereupon the Arabians return and collect the cinnamon, which is afterwards carried from Arabia into other countries.” 45 Narasi Herodotus tentang kayu-manis dan kasia tersebut di atas melahirkan imajinasi. Asal-usul kasia seakan-akan tumbuh dan berkembang di rawa-rawa dangkal, batas-batasnya dijaga oleh hewan ganas bersayap, yang menyerupai kelelawar raksasa dengan lengkingan suaranya sangat keras.46 Bahkan Herodotus memperkirakan bahwa kayu-manis dibudi- daya di puncak-puncak gunung di sekitar Arab. Burung-burung raksasa membawa ranting-ranting kayu-manis ke sarang-sarangnya

44 Herodotus. Herodotus: The Histories: The Complete Translation, Backgrounds, Commentaries. Translated by Walter Blanco. Edited by Jennifer Tolbert Roberts. New York: W. W. Norton &, 2013; A. D. Godley Herodotus : The Persian Wars : Volume III : Books 5–7 (Cambridge, MA 1922). 45 Ibid. 46 F. Rosengarten, Jr. 1969. The Book Of Spices, Jove Publ., Inc., New York, hlm. 23–96.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

yang sulit dicapai oleh manusia. Untuk memanen kayu-manis itu, daging segar keledai ditempatkan di dekat sarang burung-burung raksasa itu. Karena itu, kayu-manis sangat mahal harganya. 47 Selama berabab-abad hingga abad 15 M, rempah-rempah Asia Tenggara dan Asia Selatan telah membangkitkan imajinasi musafir, filsuf, sastrawan, peneliti, para raja, saudagar, dan pedagang Eropa, Yunani, dan Mesir.48 Karya tulis asal Yunani pra-Masehi menunjukkan bahwa perdagangan rempah-rempah asal Asia ke Eropa, Yunani, dan Mesir sudah dimulai kurang-lebih abad 6 pra-Masehi. Misalnya, Herodotus (484-425 SM), The Father of History, asal Halicarnassus (kini Bodrum, Turki) era Kekaiseran Persia, menyebutkan Eropa mulai mengenal kayu-manis dan kasia kira-kira abad 6-5 SM. Aliran komoditi asal Asia ke Mediteranian sudah dimulai sejak Kekaiseran Persia pra-Masehi.50 Menurut narasi Herodotus, orang-orang Eropa, Yunani atau 365 Mediteranian, tidak mengetahui asal-usul rempah-rempah seperti kasia dan kayu-manis. Komoditi ini dipasok oleh saudagar-saudagar Arab, seperti halnya mur dan kemenyan. Herodotus menyatakan bahwa asal-usul kayu-manis memang tidak diketahui. Komoditi ini mungkin dibawa dari Nysa “where Dionysus was reared.” Ada dugaan bahwa Herodotus mungkin hendak menduga asal-usul kayu-manis dari Ethiopia. Masa pra- Masehi itu, kasia dan mur digunakan oleh orang-orang Mesir untuk pembalseman.51 Herodotus mengisyaratkan bahwa kayu-manis dan kasia berasal dari Arabia dan berkaitan dengan Trogodytica atau Somalia di Afrika Timur. Hal ini mendorong sejumlah peneliti menduga

47 Ibid. 48 Keay, 2006. 49 Sebutan Herodotus sebagai “Bapak Sejarah” mula-mula dikemukakan oleh Cisero. Lihat T. James Luce, The Greek Historians, 2002, hlm. 26. 50 Salles 1996:257; Van Alfen 2002:299–300 51 Lucas and Harris 1989:354).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

bahwa kasia dan kayu-manis bukan pada era pra-Masehi di zona Eropa dan Mediteranian, bukan berasal dari rempah-rempah Asia. Kasia dan kayu-manis ini diduga, merupakan tanaman Arabia atau Afrika. Namun, hal ini sulit teruji dan tidak terbukti dari segi botani.52 Jadi, rempah-rempah seperti kayu manis, kasia, dan lain- lain berasal dari Asia. Van Alfen (2002:50) menulis: “…those arguing for non-Far Eastern origins [are in] the unenviable position of first trying to find an African or Arabian species to label ‘cinnamon’ and ‘cassia,’ and then to explain the shift in meaning to the Far Eastern species later on.” Pada era Helenistik, sejak kematian Aleksander Agung tahun 323 SM di Yunani dan Kekaiseran Romawi sekitar tahun 31 SM,53 hingga era Kekaiseran Romawi (100 SM – 400 M), perdagangan rempah-rempah asal Asia, Timur-Tengah dan Eropa sudah 366 berkembang. Hal ini juga sudah terbukti dan teruji secara historis, botani, dan arkeologis.54 Misalnya, sampel bukti arkeologis adalah hasil penggalian fosil merica atau lada pada emporium rempah Berenike di Gurun Timur Mesir.55 Hal sangat menarik dari siklus perdagangan rempah sejak era pra-Masehi ialah zona-zona yang mengkonsumi rempah-rempah sangat tinggi, memperlihatkan kemajuan peradaban. Misalnya, era Helenistik Yunani memperlihatkan kemajuan pengaruh budaya Yunani di Mesir, Asia, dan Afrika. Pengaruh dan keperkasaan kultur Yunani mempengaruhi seni, penelitian, literatur, teater, arsitektur, matematika, filsafat, dan sains di Eropa, Asia, dan Afrika.56 Orang Yunani pra-Masehi meyakini rempah-rempah sangat

52 De Romanis 1996; Crone 2004:36–7. 53 Green, Peter (2008). Alexander The Great and the Hellenistic Age. London: Orion. 54 Miller 1969; Salles 1993; Reade 1996; Thapar 1997; Burstein 2002; Pearson 2003; Ray 2003; Bellina and Glover 55 2004; McPherson 2004; Tomber 2008; Sidebotham 2011. 55 Sidebotham 2011:224–6. 56 Green, Peter (2008). Alexander The Great and the Hellenistic Age. London: Orion.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

pokok dan bermanfaat bagi kesehatan manusia, obat herbal, dan penyedap masakan. Dokter Hippocrates (Ἱπποκράτης atau Hippokrátēs 460 – 370 SM), misalnya, mengajarkan : “Let thy food be thy medicine and thy medicine be thy food.” 57 Hingga awal abad 21, Hippocrates diakui sebagai “the father of medicine” atau Bapak Obat-obatan karena pengetahuan dan keahliannya tentang pemanfaatan racikan rempah yang menyehatkan manusia.58 Hippocrates adalah peletak dasar herbal dan sains rempah-rempah dari era Yunani pra-Masehi. Misalnya, wine-recipe dari bahan rempah, karya Hippocrates, berisi cinnamon, cloves, allspice and honey, dapat menyembuhkan seseorang dari jenis sakit umum dan dipakai hingga awal abad 21. Karena pengetahuannya tentang rempah-rempah, Hippocrates melahirkan revolusi sains dan intelektual bidang obat sebagai suatu disiplin ilmu pengetahuan yang berbeda dari 367 filsafat dan theurgy. Karena pengetahuan rempah-rempah pula, Hippocrates meletakan dasar medicine sebagai profesi yang kita kenal sampai hari ini.59 Peradaban rempah-rempah Yunani pra-Masehi juga melahirkan tradisi Olimpiade sejak tahun 776 pra-Masehi. Karya- karya Homer abad 8 pra-Masehi menjadi dasar bagi etos, sejarah, mitologi, dan nasionalisme Yunani pra-Masehi. Oracle of Appolo di Delphi, misalnya, dibangun pada periode peradaban rempah Yunani pra-Masehi ini. Begitu pula, peradaban klasik atau zaman keemasan (Golden Age) Yunani sejak abad 5 pra-Masehi hingga kematian Aleksander Agung tahun 323, merupakan peradaban rempah-rempah.

57 G Wegener, 2014; D Cardenas, 2013 58 Grammaticos PC, Diamantis A (2008). "Useful known and unknown views of the father of modern medicine, Hippo crates and his teacher Democritus". Hell J Nucl Med. 11 (1): 2–4; Strong, W.F.; Cook, John A. (July 2007), “Reviving the Dead Greek Guys”, Global Media Journal, Indian Edition. 59 Garrison, Fielding H. (1966), History of Medicine, Philadelphia: W.B. Saunders Company, hlm. 92–93; Nuland, Sherwin B. (1988), Doctors, Knopf, hlm. 5.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Loyalitas utama sebagai akar nasionalisme ialah kesetiaan kepada negara-kota atau polis.60 Seni, filsafat, arsitektur, dan literatur era klasik Yunani ini pula menjadi cikal-bakal dan unsur utama dari pembentukan dan perkembangan kultur Eropa sampai hari ini.61 Aleksander Agung mengalahkan Imperium Archaemenid melalui pertempuran Granicus, Issus, dan Gaugemela, serta memasuki zona awal abad 21, Pakistan dan Tajikistan.62 Zona ini menjadi outlet penting bagi peradaban Yunani melalui pembentukan koloni dan rute-rute perdagangan sepanjang jalur-jalur zona ini.63 Pengaruh peradaban Hellenisme Yunani masa itu juga menyusup ke zona Timur Tengah dan Asia.64 Banyak orang Yunani menetap pada kota-kota Hellenistik seperti Alexandria, Antiokia, dan Seleucia.65 Karena hampir 200 tahun kemudian, masih ada masyarakat Hellenistik asal Yunani, 66 368 seperti masyarakat Kalash, di Pakistan dan Afghanistan. Kultur Hellenistik Yunani juga menyebar ke Tiongkok.67 Misalnya, Alexandria Eschate dikenal oleh masyarakat Tiongkok sebagai Dayuan.68 Tradisi pendidikan dan komersial (phanariotes) Yunani sejak pra-Masehi juga menjadi akar keberhasilan dan daya-saing SDM Yunani pada masa Imperium Ottoman.69 Phanariotes adalah kelas

60 Steinberger, Peter J. (2000). Readings in Classical Political Thought. Indianapolis and Cambridge: Hackett Publishing Company, Inc, hlm. 17; Burger, Michael (2008). The Shaping of Western Civilization : From Antiquity to the Enlighten- ment. Ontario: Broadview Press, hlm. 57–58. 61 Konstan, David (2001). “To Hellenikon Ethnos: Ethnicity and the Construction of Ancient Greek Identity”. Dalam Malkin, Irad. Ancient Perceptions of Greek Ethnicity. Washington, DC: Center for Hellenic Studies, Trustees for Harvard Universit, hlm. 29–50. 62 Brice, Lee L. (2012). Greek Warfare : From the Battle of Marathon to the Conquests of Alexander the Great. Santa Barbara, CA: ABC-CLIO, LLC., hlm. 281–286. 63 “Alexander the Great”. Columbia Encyclopedia. United States: Columbia University Press. 2008. Online Edition. 64 Green, Peter (2008). Alexander the Great and the Hellenistic Age : A Short History. London: ., hlm. xiii. 65 Morris, Ian (December 2005). “Growth of the Greek Colonies in the First Millenium BC”. Princeton/Stanford Working Papers in Classics. Princeton/Stanford University. 66 Wood, Michael (2001) [1997]. In the Footsteps of Alexander the Great : A Journey from Greece to Asia. Berkeley, CA: University of California Press, hlm. 8. 67 Foltz, Richard (2010) [1999]. Religions of the Silk Road : Premodern Patterns of Globalization. (edisi ke-2). New York: Palgrave Macmillan, hlm. 43–46. 68 Burton, Watson (1993). Records of the Grand Historian by Sima Qian, Han Dynasty II (Edisi revisi). New York: Columbia University Press, hlm. 244–245.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

pedagang kaya dan memiliki jaringan kuat serta kapital intelektual sebagai ciri pokok Yunani pra-Masehi.70 Maka bukan kebetulan bahwa jelang tahun 1821, misalnya, tiga pusat studi Yunani, Chios, Smyrna, dan Aivali, merupakan pusat komersial Yunani.71 Sejak kejatuhan Konstantinopel pada 29 Mei 1453, banyak orang Yunani mencari pekerjaan dan pendidikan ke Eropa, khususnya Italia, Eropa Tengah, Jerman, dan Rusia.72 Karena itu, orang-orang Yunani berperan besar melahirkan revolusi peradaban Eropa, Renaissance. Warga Yunani memiliki jaringan sosial, budaya, dan politik sepanjang zona Western Thrace dan Masedonia (Yunani) di zona utara Yunani. Sebagian besar warga Yunani menetap pada zona bekas Byzantium dengan ibukota Konstantinopel. Maka orang-orang berbahasa Yunani berperan dalam periode Kekaiseran Ottoman, seperti angkatan bersenjata, angkatan laut, dan birokrasi melalui 369 jaringan devshirme (Albania dan Sebia) hingga zona taklukan Kekaiseran Ottoman, seperti Yaman, Aljazair, dan zona provinsi- provinsi Ottoman.

(c) Lonjakan Konsumsi Rempah : Yunani dan Romawi Tahun 331 SM – 641 M

Kaiser Alexander Agung dari Yunani menguasai seluruh bekas Kekaiseran Persia, termasuk Mesir sejak tahun 331 M. Zona taklukan Alexander Agung mencakup pula wilayah Turkistan, Afghanistan, Pakistan, dan barat-laut India, termasuk lembah Indus. Pos komersial dan hunian Yunani dibangun di antara Mediteranian

69 “Phanariote”, Encyclopædia Britannica. United States: Encyclopædia Britannica Inc. 2016. Online Edition. 70 “History of Greece, Ottoman Empire, The merchant middle class”. Encyclopædia Britannica. United States: Ency lopædia Britannica Inc. 2008. Online Edition 71 Ibid. 72 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

dan India yang menjadi Jalur Sutera selama abad pertama Masehi. Alexander Agung membangun pelabuhan Alexandria sebagai pusat perdagangan penting antara Mediteranian dan Lautan India, koridor dan gerbang ke Asia, dan zona perjumpaan antara musafir dan saudagar komersial Asia, Afrika, dan Eropa. Yunani pra-Masehi mengimpor rempah-rempah dari Asia, seperti kayu manis, kasia, lada atau merica, dan jahe. Rempah dan herbal dipakai sebagai obat oleh orang-orang Yunani kuno. Hippocrates, misalnya, membuat kerangka kode etik medis dan menulis banyak risalah tentang tanaman obat-obatan, seperti safron, kayu manis, timi, ketumbar, marjoram. Sekitar 400 sampel atau racikan herbal dipakai oleh Hipocrates, yang masih dipakai awal abad 21.73 Filsuf dan ilmuwan Theophrastus (372–287 SM), yang 370 dijuluki “Father of Botany” sampai hari ini, adalah murid filsuf Aristoteles. Begitu pula, Alexander Agung adalah murid filsuf Aristoteles. Theophrastus memanfaatkan informasi botani yang dikumpulkannya ketika Alexander Agung merebut India. Theophrastus menulis dua buku yakni On Odors dan An Enquiry into Plants tentang pengetahuan ringkas perihal rempah-rempah dan herbal. 74 Dioscorides, dokter terkemuka Yunani abad pertama Masehi, menulis De Materia Medica. Selama 1.500 tahun, buku ini menjadi karya ilmiah dasar tentang botani dan obat-obatan di Eropa dan Asia. Rute rempah pra-Masehi asal India ke Eropa dan Timur Tengah atau Mediteranian dapat melintasi daratan, laut, atau

73 Sargent, II, Frederick (1982), Hippocratic heritage : a history of ideas about weather and human health, New York: Pergamon Press; Phillips, E.D. (1973), Aspects of Greek Medicine, New York: St. Martin's Press; Jouanna, Jacques (1999), Hippocrates, M. B. DeBevoise, trans, Baltimore: Johns Hopkins University Press; Boylan, Michael (2006), “Hippocrates”, Internet Encyclopedia of Philosophy. 74 Theophrastus". Encyclopedia of classical philosophy. Greenwood. 1997; Grene, Marjorie; Depew, David (2004). The philosophy of biology: an episodic history. Cambridge University Press.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

keduanya. Pelabuhan tua untuk perdagangan rempah antara lain Muziris Barygaza dan Barbaricon melalui Teluk Persia ke Charax; rute berikutnya ialah pantai Arabia ke Arabia Eudaemon (Aden) dan melintasi Laut Merah ke Mesir. Dari Charax dapat melintasi rute alternatif ke Eufrat dan lembah Tigris ke Seleucia, dan dari Antiokia ke Mediteranian. Penemuan angin musin abad pertama Masehi memudahkan pengangkutan rempah-rempah melalui jalur maritim dari Pantai Malabar, India. Pada abad pertama Masehi, harga rempah sangat mahal. Misalnya, harga long-pepper mencapai 15 denarii, lada putih seharga 7 denarii, dan lada hitam seharga 4 denarii per pon. Awal abad 21, satu denarii berkisar 16 sen dollar AS.75 Pada masa itu, Kekaiseran Romawi era Plinius, aktif mengembangkan perdagangan rempah dengan Arabia Selatan dan 371 Somalia, melalui rute langsung ke India. Konsumsi rempah Romawi sangat tinggi. Akibatnya, terjadi aliran emas dari Romawi ke India dan Asia untuk membayar rempah, permata, sutera, cendana, kayu manis, dan gem. Ketika rempah mencapai Roma (Italia) pada masa itu, rempah dijual seharga 100 kali dari harga awalnya. Akibatnya, terjadi defisit perdagangan Romawi-India sekitar 20 juta denarii per tahun atau sekitar 3.200.000 dollar AS. Karena emas dan perak dalam jumlah sangat besar dikapalkan ke India untuk membeli rempah dan komoditi Asia lainnya.76 Risiko lain dari perdagangan komoditi mahal dan mewah masa itu ialah kerugian akibat kapal karam, badai, perompak laut, dan risiko sejenisnya. Karena itu, tahun 24 SM, Kaisar Agustus dari Romawi berupaya mempersatukan kerajaan yang berdagang

75 F. Rosengarten, Jr. 1969. The Book Of Spices, Jove Publ., Inc., New York, hlm. 23–96. 76 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

rempah di Arabia Selatan ke dalam Imperium Romawi. Kemudian Aelius ditunjuk oleh kaiser Romawi untuk merebut wilayah Selatan Arab. Namun, upaya itu gagal karena badai laut. Selama 6 bulan kemudian pasukan Kekaiseran Romawi itu tidak pernah mencapai Aden yang menurut Strabo, karena sakit, jenuh, lapar, dan medannya sulit.77 Pada tahun 40 M, pedagang Yunani, Hippalus, menemukan sistem angin musim untuk berlayar ke Lautan India. Yakni siklus angin musim dua kali setahun dengan arah berlawanan. Angin musim barat-daya berlayar April-Oktober atau dari Mesir ke India, dan angin musim timur laut antara Oktober-April setiap tahun, atau pelayaran kembali dari India ke Mesir. Kata musim (moonson) berasal dari istilah Arab, mawsim atau musim (season).78 372 Berdasarkan perhitungan siklus musim tersebut di atas, maka rata-rata pelayaran per tahun antara Berenice, pantai Mesir di Laut Merah ke pelabuhan asal kayu-manis di Malabar, India, menghabiskan waktu kurang dari setahun. Sebelumnya pelayaran ini menghabiskan waktu lebih dari 2 (dua) tahun.79 Penemuan angin musim mendorong orang-orang Romawi membuat kapal-kapal skala besar untuk meningkatkan skala pengangkutan rempah dari India dan memotong jalur monopoli perdagangan rempah India-Arab. Pada masa itu, Romawi sangat doyan rempah dan buku Apicius, yang lazim disebut De Re Coquinaria (On the Subject of Cooking), berisi uraian tentang masakan eksotik dengan rempah- rempah seperti adas, basil, jintan, ketumbar, bawang putih, madu,

77 P. Mayerson, “Aelius Gallus at Cleopatris (Suez) and on the Red Sea”, Greek, Roman and Byzantine Studies, t. 36(1), 1995; Strabo, xvi. hlm. 780-783. 78 Federico De Romanis and André Tchernia, Crossings: Early Mediterranean Contacts with India (New Delhi 1997) 79 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

jahe, lada, atau merica, dan lain-lain. Rempah-rempah tidak hanya dipakai sebagai menu makanan, penyedap makanan, obat-obatan, tetapi juga kosmetik hingga pengasapan atau terapi aroma.80 Perluasan Kekaiseran Romawi ke zona utara Eropa menyebarkan tradisi konsumsi rempah, khususnya kayu manis dan rempah lainnya dari Asia, bagi orang-orang Goths, Vandals, dan Huns. Orang Goths umumnya menjadi prajurit Romawi atau mencari suaka politik di Romawi. Suku-bangsa ini mulai terbiasa dengan konsumsi jintan, bawang, rosemari, dan timi. Ketika Alaric, Raja Gothic, hendak memasuki kota Roma pada September 408 M, harga kayu manis sudah sangat mahal di Romawi. Kayu manis hanya dapat dibeli dengan emas, perak, atau budak. Alaric mensyaratkan pasokan dari Kota Roma yakni 5.000 pon emas, 30.000 pon perak, 4.000 baju sutera, 3.000 kulit hewan berharga, dan 3.000 pon kayu-manis. Penduduk kota Roma yang terkepung, 373 berupaya memenuhi tuntutan Alaric. Namun, kota Roma akhirnya jatuh ke suku-bangsa Goth pada 24 Agustus 410.81 Tahun 330, Kaiser Konstantinus mendirikan kota Konstantinopel sebagai ibukota baru Imperium Byzantium. Karavan dan rute laut mulai berkembang di kota ini. Selama periode ini, dua jenis rempah-rempah, cengkeh dan pala, yang tumbuh di Maluku, mulai dikenal pertama kali di Eropa dan Mediteranian. Pada pedagang dan pelaut asal Nusantara membawa rempah mahal dan kualitas terbaik ini melalui India, Tiongkok, dan Ceylon menuju rute perdagangan ke Arab dan Romawi.82

8.2 Maluku : The Islands of Imagination

80 Lindsay, H. (1997). “Who was Apicius?”. Symbolae Osloenses, 72: 144-154; Grainger, Sally (2006). Cooking Apicius: Roman Recipes for Today. Totnes: Prospect Books. 81 F. Rosengarten, Jr. 1969. The Book Of Spices, Jove Publ., Inc., New York, hlm. 23–96. 82 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Kepulauan Maluku sejak pra-Masehi adalah misteri, mitos, legenda dan imajinasi orang Yunani, Mesir, dan Eropa. Hal ini lahir dan berkembang dari jantung sains medis Eropa Abad Pertengahan berakar dari teori humor Hippocrates (460 – 370 SM) dan Claudius Galenus (September 129 M – 200/216 M). Revolusi sains medis ini melahirkan imajinasi, eksplorasi, ekspedisi, dan kegairahan orang- orang Eropa tentang rempah-rempah asal Maluku khususnya pada Abad Pertengahan yang diuraikan berikut ini.

(a) Sains Humor dan Rempah-Rempah

Unsur pokok keceriaan, kesehatan dan kebugaran (humor) ialah harmoni antara manusia dan alam. Menurut filsuf Empedocles (490-430 SM) asal Acragas, kota Yunani di Sisilia, Italia, misalnya, 374 alam semesta terdiri dari 4 (empat) unsur yakni tanah atau bumi (earth), air, api, dan udara (air). Tiap elemen memiliki kadar kehangatan (warmth) dan kelembaban (humidity) berbeda.83 Empedocles, penganut aliran Pitagoras, adalah seorang vegetarian. Ia tidak memilah ke-empat unsur alam sebagai “elemen” atau stoicheion (στοιχεῖον) dalam istilah Yunani, seperti yang pertamakali digunakan oleh Plato.84 Empedocles menggunakan istilah akar (roots) dari alam,85 karena akar-akar ini bersifat “indestructible and unchangeable elements” untuk tumbuh, meningkat, atau menyusut. Tidak ada akar baru atau dapat masuk menjadi akar baru. Tidak ada yang baru di bawah matahari. Satu-satunya perubahan ialah perubahan dalam “juxtaposition” akar dengan akar. Teori 4 (empat) akar

83 Frag. B17 (Simplicius, Physics, 157–159). 84 Plato, Timaeus, 48b–c. 85 Frag. B6 (Sextus Empiricus, Against the Mathematicians, x, 315).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

atau elemen alam ini menjadi dogma standar hampir 2000 tahun kemudian sejak Empedocles merilis ilhamnya abad 5 pra-Masehi. Angin memiliki unsur-unsur kering dan dingin; air memiliki unsur dingin dan basah (wet); api memiliki unsur hangat dan kering; dan udara (air) memiliki unsur hangat dan basah.86 Dari ajaran tentang 4 (empat) elemen alam tersebut, Hippocrates (460 – 370 SM) asal Yunani, memilah humor ke dalam 4 (empat) unsur berbeda yakni darah (blood), kuning empedu (yellow bile), hitam empedu (black bile), dan lendir (phlegm) yang berkaitan dengan 4 (empat) unsur alam semesta. Humor unsur darah (blood) memiliki sifat hangat dan basah yang berkaitan dengan udara (air); humor hangat (warm) dan kering kuning-empedu berkaitan dengan api; humor dingin dan kering hitam empedu berkaitan dengan tanah (soil); dan dingin dan basah atau cair berkaitan dengan unsur air alam semesta. 375 Karena ada korelasi unsur alam semesta dengan humor, maka hukum alam dan alam semesta mempengaruhi makhluk hidup di bumi dan tubuh menderita sakit jika tidak harmoni dan seimbang dengan alam semesta. Ilham Hipocrates dikembangkan oleh filsuf dan dokter Aelius Galenus atau Claudius Galenus (Κλαύδιος Γαληνός, September 129 M – 200/216 M) asal Yunani pada masa Imperium Romawi.87 Karya Galenus mempengaruhi disiplin sains seperti anatomi, 88 fisiologi, patologi,89 farmakologi, neurologi, filosofi, dan logika. Pemikiran dan karya ilmiah Galenus sangat kuat mempengaruhi dan mendominasi sains medis Eropa lebih dari 1.300 tahun kemudian. Misalnya, laporan anatomi Galenus, khususnya berbasis diseksi kera,

86 Freedman, 2008: 53. 87 Nutton Vivian (1973). “The Chronology of Galen’s Early Career”. Classical Quarterly. 23 (1): 158–171. 88 “Galen on the affected parts. Translation from the Greek text with explanatory notes.” Med Hist. 21 (2): 212 89 Arthur John Brock (translator), Introduction. Galen. On the Natural Faculties. Edinburgh 1916.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

tidak terkalahkan hingga tahun 1543. Ketika deskripsi dan ilustrasi potongan tubuh manusia diterbitkan dalam karya seminal Andreas Vesalius, penerjemah karya Galenus dari bahasa Yunani ke dalam bahasa Latin, dengan judul De humani corporis fabrica.90 Teori fisiologi Galenus tetap dimasukkan ke dalam hasil observasi baru tentang anatomi tubuh manusia karya seminal Andreas Vesalius. Karya ilmiah Andreas Vesalius,91 ahli anatomi tubuh manusia asal Belgia tahun 1530-an, sangat dipengaruhi oleh pemikiran dan ilham Galenus tentang tubuh manusia.92 Bahkan teori fisiologi Galenus tentang sistem sirkulasi masih bertahan hingga tahun 1628, ketika William Havey merilis risalah ilmiah dengan judul De motu cordis bahwa jantung adalah pompa sirkulasi darah dalam tubuh manusia.93 Menurut Galenus, humor menentukan kepribadian seseorang.94 Seseorang memiliki humor 95 376 selalu dominan terhadap orang lain tanpa unsur humor. Susunan fisik dan pribadi berbeda sesuai dengan jenis unsur humornya. Misalnya, seseorang dengan unsur humor darah (blood) memiliki sifat riang, optimis, penuh harapan, dan gembira (sanguine). Sedangkan orang dengan unsur humor hitam-empedu (black bile) bersifat melankoli; orang dengan unsur humor dingin dan tenang (phlegm) bersifat tenang dan dingin; sedangkan orang dengan unsur humor kuning-empedu (yellow-bile) bersifat kolerik.96 Setiap organ tubuh memiliki corak humornya sendiri.

90 Andreas Vesalius (1543). De humani corporis fabrica, Libri VII. Basel, Swiss : Johannes Oporinus; O'Malley, C., Andreas Vesalius of Brussels, 1514–1564, Berkeley: University of California Press. 91 Siraisi, Nancy G., (1991), “Girolamo Cardano and the Art of Medical Narrative”, Journal of the History of Ideas, hlm. 587–88. 92 Peter Dear, Revolutionizing the Sciences: European Knowledge and Its Ambitions, 1500–1700. (2001), hlm. 37–39. 93 William Harvey (1628). Exercitatio Anatomica de Motu Cordis et Sanguinis in Animalibus. am Main, Ger many,Sumptibus Guilielmi Fitzeri. hlm. 72. Furley, D, and J. Wilkie, 1984, Galen On Respiration and the Arteries, Princeton University Press, and Bylebyl, J (ed), 1979, William Harvey and His Age, Baltimore: Johns Hopkins University Press. 94 Siegel (1968); Garcia-Ballester (2002); Irwin (1947: 57); Hankinson (2008: 304-322); Powell (2003: 10-13); Park (2009: 15-16). 95 De la Haye, 1888: xxvii. 96 Woolf, 2003: 247- 248.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Jantung, misalnya, hangat dan otak bersifat dingin.97 Dalam hal ini, perubahan-perubahan dalam unsur humor dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal, seperti halnya fisik atau tubuh manusia umumnya. Misalnya, ketika seseorang menginjak usia dewasa, unsur fisiknya menjadi lebih dingin dan kering; perempuan memiliki unsur lebih dingin dan lebih basah. Ini faktor internal. Karena pemikiran Galenus tersebut di atas, orang-orang Eropa Abad Pertengahan khususnya, meyakini bahwa darah manusia sangat menentukan humor. Apalagi, filsuf Aristoteles menyatakan bahwa orang bijak dan berpendirian teguh selalu memiliki darah hangat, jernih, dan encer. Dalam proses pembentukan darah, humor berbasis unsur-unsur tubuh juga terbentuk dan peran sirkulasi darah. Empedu-kuning misalnya memurnikan darah dan empedu-hitam memperkuat darah.98 Ilham tentang humor asal Yunani sejak pra-Masehi tersebut 377 di atas, dipelajari dan dikembangkan oleh ahli-ahli asal Arab (Timur Tengah).99 Misalnya, teknik meracik sirup obat dari campuran gula dan madu merupakan hasil karya ahli-ahli asal Arab. Bahkan Ibnu Sina (980- 1037) mengembangkan sains medis Galenus selama abad 11 M.101 Buku-buku medis hasil karya ahli-ahli asal Arab tersebut diterjemahkan ke dalam bahasa Latin dan masuk ke Eropa. Hasil terjemahan sains-medis ini memicu kelahiran sekolah sains dan medis di Bologona, Paris, Universitas Montpellier yang sangat populer hingga akhir abad 13 M. Lahir pula revolusi sains medis di Eropa pada masa itu.102 Ahli-ahli medis asal Arab dan Eropa tidak mengubah struktur

97 Siraisi, 1990: 102. 98 Siraisi, 1990: 105-106. 99 Balard, 1987: 127. 100 Siraisi, 1990: 100. 101 Abu-Asab, Amri and Micozzi, 2013: 50-85 102 Garcia- Ballester, 2002: 55-56; Freedman, 2008: 62-63.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

dasar dari pemikiran Hippocrates dan Galenus asal Yunani sejak era pra-Masehi.103 Sehingga pemikiran Hippocrates dan Galenus mempengaruhi pula Eropa hingga abad 18 M. Teori humor pun menjadi tulang-punggung sains medis Abad Pertengahan Eropa Barat. Humor tidak hanya mempengaruhi temperamen seseorang, tetapi kesehatan seseorang. Maka kategori fisik sehat ialah sakit, sehat, dan antara sakit-sehat. Pemicu sakit ialah trauma, humor tak seimbang, dan kelainan jaringan atau cacat. Banyak sakit timbul karena humor tidak seimbang.104 Maka bagi orang-orang Eropa, tubuh sehat sangat bergantung pada keseimbangan humor. Unsur hati dan limpa menjadi sangat penting, karena kedua organ ini mengendalikan produksi dan sirkulasi humor tubuh.105 Masyarakat Eropa Abad Pertengahan 378 mempelajari hal ini. Bukan hanya dokter, tetapi juga anggota masyarakat umumnya meyakini hal ini.106 Ada 6 unsur luar tubuh yang mempengaruhi aliran dan keseimbangan humor yakni udara, makanan, istirahat atau tidur, emosi, olahraga, dan ekskresi. Untuk menghasilkan suatu keseimbangan humor, dokter-dokter Abad Pertengahan Eropa mengekstrak ekses humor atau menetral humor dengan menggunakan obat dengan unsur-unsur berbeda dari humor. Ekstraksi humor, misalnya, dilakukan dengan memakai obat perangsang pembersihan darah atau membiarkan darah keluar.107 Pada Abad Pertengahan di Eropa, misalnya, satu jenis rempah asal Asia, scammony, dipakai untuk mengeluarkan unsur empedu-merah dari tubuh.108 Scammony biasa tumbuh di zona

103 Bonner, 1985: 1119-1120. 104 Siraisi, 1990: 120. 105 Ospomer-Halleux, 1984: 17. 106 Hunt, 1994: 64; Syros, 2013: 161-213. 107 Siraisi, 1990: 97.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Asia kecil dan termasuk jenis tanaman merambat yang memiliki minyak krim, bunga warna ungu, dan akar panjang-kuat serta diduga, menghasilkan suatu damar pereda emosi (cathartic resin). Sedangkan lada hitam dan anggur dari pohon atau buah ara dipakai untuk mengeluarkan air empedu pekat (thick-bile) dari paru-paru dan organ-organ pernafasan.109 Buku-buku farmasi Eropa Barat khususnya pada Abad Pertengahan menjelaskan obat dan medis dengan membaginya ke dalam 4 unsur yakni unsur hangat, dingin, kering, dan basah. Unsur-unsur ini berkaitan dengan unsur-unsur pokok humor.110 Keempat unsur humor, medis, dan obat tersebut di atas dan manfaat jenis-jenis rempah diuraikan sangat rinci dan jelas dalam buku farmasi sejak era pra-Masehi sampai hari ini. Misalnya, buku Circa Instans, karya Matthaeus Platearius, doktor terkenal di Salerno Medical School, Selatan Italia, selama abad 12 M. 379 Matthaeus Platearius merujuk pada buku Dioscorides, Galenus, Oribasius, dan Constantinus. Buku-buku para ahli itu menyediakan uraian singkat sinonim dan kategori tanaman serta unsur-unsur manfaatnya atau khasiatnya. Unsur-unsur, kandungan, dan manfaat dari masing- masing tanaman dan substitusinya. Khasiat masing-masing tanaman diukur dari 4 (empat) kualitas humor yakni panas, dingin, kering, dan lembab atau basah dari suatu obat sederhana dan kadarnya. Matthaeus Platearius menguraikan 273 obat sederhana dan manfaat atau dampaknya. Dari jumlah ini terdapat 229 tanaman, 14 bahan dari hewan, 28 mineral, dan 2 preparat. Sejak abad 13 M, buku ini diterjemahkan ke dalam bahasa Perancis, Inggris, dan Jerman. Dalam setiap edisi terjemahan, selalu ada penambahan

108 McVaugh, 1982: 250. 109 spomer-Halleux, 1984: 229. 110 Ospomer-Halleux, 1984.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

tanaman baru. Misalnya, edisi versi terjemahan Perancis dari buku Circa Instans, dengan judul Le Livre des Simples Medecines, berisi 472 obat sederhana. Tahun 1422, buku ini dijadikan sebagai suatu kodifikasi herbal di Paris, Perancis.111 Edisi Perancis Le Livre des Simples Medecines menjelaskan secara rinci unsur-unsur dan pengaruh atau manfaat dari rempah- rempah asal Asia seperti lada atau merica, cengkeh (cloves), jahe, kayu manis, pala (nutmeg), dan fuli (mace). Ahli, saudagar, musafir, peneliti dan bangsawan Eropa Abad Pertengahan, sangat giat meneliti dan mendapatkan 6 (enam) jenis rempah-rempah ini. Hasilnya, abad 15 M, Le Livre des Simples Medecines merilis khusus ke-6 jenis rempah-rempah asal Asia ini. Le Livre des Simples Medecines merilis jenis-jenis rempah dan khasiatnya asal Asia. Misalnya, cengkeh (cloves) memiliki unsur 380 panas dan kering (level ke-3). Aromanya baik sehingga menjadi “benteng” kesehatan pernafasan; karena kualitasnya, cengkeh menyebarkan humor dalam tubuh. Untuk membantu pencernaan, anggur dicampur ke dalam cengkeh yang telah dimasak dengan minyak adas benih (fennel seed); cengkeh juga menfaat untuk pengobatan diare, heart pains dan syncope. 112 Sedangkan pala (nutmeg) menghasilkan aliran dan keseimbangan humor karena memiliki aroma baik (good-smell). Maka pala cocok untuk perawatan perut dan gangguan pencernaan; meningkatkan warna “air muka”; pengobatan perut-perih dan intestines akibat flatulence. Pala juga dapat meningkatkan kerja fungsi otak dan pernafasan. Fuli (mace) memiliki sifat panas dan kering (level 2). Fuli berkhasiat untuk memulihkan pencernaan; memperkuat kerja

111 Ospomer-Halleux, 1984: 9-12, 15. 112 Le Livre des Simples Medecines. Ospomer-Halleux, 1984.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

fungsi otak; memperkuat perut dan liver karena dingin; Fuli juga berkhasiat bagi penderita gangguan buang air (basal); Fuli juga berkhasiat bagi penderita astma dan gangguan perut lainnya; Fuli berkhasit bagi penderita dada berlendir (dahak); dan lain-lain.113 Secara umum, rempah-rempah asal Asia dapat dijadikan obat herbal karena nualitas hangat dan keringnya. Sehingga banyak rempah asal Asia dipakai untuk menyembuhkan gejala dingin, asthma, dan gangguan pencernaan. Buku-buku medis Eropa Abad Pertengahan memilah obat-obat termasuk rempah-rempah ke dalam 4 (empat) kelompok yaitu kadar kehangatan, kedinginan, kekeringan, atau kelembaban.114 Level atau kadar satu ialah kadar paling lemah, dan level 4 ialah unsur kadar paling kuat sebagai obat herbal sederhana. Misalnya, pala dan fuli termasuk panas dan hangat level 2. Kayu manis memiliki unsur panas level 3 dan kering level 2. Sedangkan 381 jahe memiliki unsur panas level 3. Lada atau merica memiliki unsur panas dan kering level 4. Karena itu, lada termasuk obat “kuat”. Lada mengisi separuh dari total impor rempah Eropa dari Asia pada Abad Pertengahan.115 Orang-orang Eropa meyakini rempah-rempah sangat penting dan berperan bagi aliran dan keseimbangan humor tubuh manusia. Lada dan fuli, misalnya, dipakai untuk menyehatkan tubuh dari unsur dingin dan lembab khususnya pada pencernaan dan pernafasan. Cengkeh dipakai untuk menyebarkan sirkulasi humor ke seluruh tubuh. Orang Eropa Abad Pertengahan, misalnya, mengunyah fuli atau membiarkan pala berada dalam mulut selama beberapa waktu guna menyegarkan otak dan relaksasi perut. Singkatnya,

113 Ibid. 114 Fabbri, 2007: 255. 115 Wake, 1979: 393.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

orang Eropa mengkonsumsi rempah-rempah untuk penyehatan, perawatan, dan penguatan dada, organ pernafasan, perut, hati, otak, bibir, muka, kandungan, dan liver.116 Khasiat luar biasa rempah-rempah asal Asia sejak era pra- Masehi telah membius orang-orang Yunani, Mesir, Mediteranian, hingga Eropa Abad Pertengahan. Rempah-rempah asal Asia juga melahirkan misteri, legenda, dan mitos di kalangan masyarakat Eropa, Yunani, Mesir, dan Mediteranian. Mitos, legenda, dan mistifikasi rempah-rempah asal Asia di kalangan orang-orang Eropa Barat hingga Abad Pertengahan, diuraikan oleh Nam Jung Kuk (2014: 342) : “Such mystification was related to the terrestrial Paradise. They believed that the oriental spices were grown in Paradise which was located in the Far East and were brought to the Earthly world along the four 382 rivers flowing from the Paradise.” Mistifikasi, mitos, dan legenda rempah-rempah ini pula merupakan sejarah Maluku, zona pusat rempah-rempah kualitas terbaik dunia, sejak era pra-Masehi.

(b) Maluku : The Land of Imagination

Revolusi sains medis dan khasiat rempah-rempah dari era pra-Masehi hingga abad Pertengahan Eropa, dan mitos atau legen- da rempah-rempah dari Yunani yang telah diuraikan pada bagian terdahulu bab 8 buku ini, akhirnya melahirkan imajinasi tentang zona pusat rempah dengan kualitas terbaik dunia di Asia, yakni Kepulauan Maluku. Jual-beli berbagai jenis barang atau komoditi antara Papua, Maluku, dan Asia, telah berlangsung kira-kira 4.000 tahun silam.117 Khususnya burung Bird of Paradise, bukan rempah-rempah.

116 Ospomer-Halleux, 1984: 229, 163-164, 219. 117 Swadling, 1996:16.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

Perlahan rempah-rempah, kulit-kulit pohon aromatik, dan kayu- kayuan menggantikan bulu-bulu burung sebagai barang mewah Asia.118 Kira-kira tahun 300 pra-Masehi, Maluku dan Timor mengambil-alih peran Papua sebagai zona pemasok komoditi atau barang-barang mewah perdagangan Asia. Perahu-perahu atau kapal-kapal layar Tiongkok (junk) masih merapat ke zona ini ketika Portugal masuk ke Maluku awal abad 16 M. Dari sumber catatan tertulis dan bukti arkeologis, tampaknya Dinasti Han menggunakan drum-drum bahan logam guna mengangkut cengkeh dari Maluku Selatan.119 Orang- orang Tiongkok era Dinasti Han menggunakan cengkeh untuk menyegarkan pernafasan, obat-obatan, dan penyedap masakan. Tradisi Tiongkok ini akhirnya menyebar pula ke Mediteranian sejak era pra-Masehi. 383 Pala dan cengkeh dari Maluku mulai dikenal di Tiongkok sekitar abad ke-3 pra-Masehi. Saat itu, kalangan istana Kekaiseran Tiongkok yakni membawa cengkeh di mulutnya agar nafasnya wangi ketika memakaikan busana sang kaisar. Maka dugaan upaya pengawetan pala di Maluku, misalnya, menurut Rumpius (1750), berasal dari sains-teknologi Tiongkok. Kepulauan Banda sejak lama merupakan satu dari sumber utama pemasok rempah khususnya lada dan cengkeh untuk saudagar dan pasar di Tiongkok, Timur Tengah, dan Eropa selama berabad-abad sebelum saudagar-saudagar asal Eropa secara langsung mendapatkan rempah-rempah di Maluku. Secara perlahan, rempah-rempah terserap ke masyarakat Eropa sebagai komoditi sangat eksotik, mahal, dan membuat ketagihan. Sehingga rempah-rempah apa saja dicari, diperjual-

118 Swadling, 1996:23. 119 De Jong & Van Dijk, 1995:21.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

belikan, dan dikonsumsi oleh masyarakat Eropa. Dari semua jenis rempah yang paling mahal ialah “the holy trinity of spices” yakni lada, pala, dan cengkeh asal Kepulauan Maluku. Bukti-bukti arkeologis menunjukkan bahwa cengkeh- cengkeh ditemukan di lembah Eufrat dari era kira-kira 1.700 pra-Masehi. Ini merupakan bukti perdagangan cengkeh asal Maluku sejak era pra-Masehi. Saudagar-saudagar Arab menguasai perdagangan rempah- rempah asal Maluku yang memasok pasar-pasar Eropa. Mereka menyebut negeri sumber rempah-rempah itu : “jazirat-al-mulk”, tanah para raja. Saudagar-saudagar asal Portugal menyebut “mulk” dengan bunyi “Moluco” atau bentuk jamaknya “Moluccas”.120 Nama “Moluca” atau Maluku, mudah diucap, namun selama ratusan tahun hingga awal abad 16, saudagar-saudagar 384 dan orang-orang Eropa hanya dapat membayangkannya sebagai zona atau kepulauan imajinasi – lands of imagination, eksotik, reka-rekaan, bahkan aneh. Karena, rempah-rempah kualitas terbaik asal Maluku, seperti cengkeh, lada, pala atau gada asal Maluku mesti melintasi darat dan laut sebelum tiba di pasar-pasar Eropa. Akibatnya, harganya sangat mahal. Thomas Saurez (1999) menemukan bahwa informasi lisan dan tulisan tentang Kepulauan Rempah- rempah (Spices Islands) sangat samar di Timur Tengah sejak era pra-Masehi hingga abad 15 M. Alasannya, zonanya jauh dan sulit dipastikan letaknya masa itu. Apalagi tidak ada peta, tidak ada kontrak kerjasama, kecuali mata-rantai perdagangan berbasis saling-percaya verbal, kisah lisan, dan tanpa tulisan. Di sisi lain, rahasia dagang juga memudahkan jual-beli rempah-rempah yang meraup untung dan

120 Swadling, 1996:23.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

merawat jaringan-dagang. Abad 10 M, Italia mulai menjual-belikan rempah-rempah dari Asia. Kota dagangnya terletak di Venetia dan Genoa. Kedua kota ini menjual cengkeh dan rempah lainnya untuk pasar Eropa utara. Pelabuhan-pelabuhan Italia ini menjadi kaya sebagai “clearing houses” perdagangan rempah-rempah dan barang- barang eksotik lainnya asal Asia. Selama Abad Pertengahan, Eropa mulai meninggalkan ketergantungan pada saudagar-saudagar Asia untuk mendapatkan sutera dan barang mewah lainnya dari Asia, kecuali rempah- rempah asal Maluku.121 Sisi mistik Kepulauan Rempah-rempah, Maluku, menjadi semakin berkembang karena permintaan rempah-rempah asal Maluku melampaui pasokan. Meskipun lada dan pala, misalnya, semata-mata untuk cita-rasa menu masakan, namun sugesti dan 385 imajinasi era Abad Pertengahan mengisahkan bahwa rempah- rempah juga dapat membuat busana beraroma sedap dengan cita-rasa mewah.122 Rempah-rempah menjadi simbol status sosial pada era Abad Pertengah di Eropa; Rempah-rempah menentukan status sosial seseorang. Maka rempah memiliki fungsi simbol dan seremonial.123 Rempah-rempah dijadikan kado, seperti halnya permata. Sang kekasih dapat menjamin janjinya dengan rempah-rempah. Rempah-repmah juga dibayangkan sebagai “obat” pertolongan dini. Cengkeh, misalnya, dibayangkan dapat memulihkan pernafasan yang kurang baik dan pereda sakit gigi. Akibatnya, selama masa Abad Pertengahan, rempah- rempah menjadi bagian penting dari masyarakat Eropa. Rempah- rempah tidak hanya mendatangkan keuntungan bagi para

122 Ibid. 123 Schivelbusch, 1992:9.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

pedagang, tetapi juga meniupkan cita-rasa “tastes of paradise” dari Timur. Hingga akhir abad 15 M, orang-orang Eropa sama sekali belum mengetahui secara tepat zona asal-usul rempah berkualitas nomor satu dunia dan sangat mahal di Eropa masa itu. Bahkan pedagang-pedagang Melayu hanya membeli rempah- rempah dari pedagang-pedagang Banda. Para pedagang tidak ingin terlalu bersusah-payah mencari ke pulau tempat asal-usul rempah-rempah mahal di Maluku, mengingat terdapat sangat banyak pulau di zona Maluku. Karena itu pula, zona asal-usul rempah-rempah berkualitas terbaik dunia, penuh teka-teki bagi orang-orang Eropa. Zona Kepulauan Maluku pun dilabel pula sebagai “the islands of imagination”. Rempah-rempah menjadi kisah fiksi, imajinasi, dan 386 legenda bagi orang-orang Eropa. Maka tidak dapat diragukan bahwa rempah-rempah adalah penggerak utama navigasi orang- orang Portugal, Spanyol, Belanda, Inggris, dan Perancis ke Asia sejak abad 15 M. Menurut Leonard Andaya (1993), mitologi, dongeng, hikayat dan legenda asal Yunani mempengaruhi cara orang- orang melihat zona Timur. Misalnya, Kepulauan Rempah-rempah terletak di suatu zona Timur atau di suatu tempat para monster mungkin berkeliaran.124 Mitologi Yunani berkembang pada masa Romawi. Para monster juga dikisahkan oleh mitologi Yunani dan bahkan dianggap nyata di India. Troglodytes dan antipodean, misalnya, seakan-akan lahir dari Timur (Asia). Bahkan kakinya seakan-akan terbalik atau tidak seperti kaki lazimnya orang-orang Eropa. Hingga awal Abad Pertengahan, orang Eropa seakan masih

124 Leonard Andaya, The World of Maluku, 1993.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

meyakini dugaan Aristoteles bahwa zona di garis khatulistiwa seperti Nusantara dan Kepulauan Maluku termasuk lifeless zone atau unihabitable zone yang dirilis awal oleh filsuf Aristoteles (384- 322 SM) asal Yunani.125 Dugaan Aristoteles itu sirna, ketika Tome Pires (1515) menulis zona Maluku : “God made Timor for sandalwood and Banda for mace and the Moluccas for cloves, and that this merchandise is not known anywhere else in the world.” Sedangkan dari hasil observasinya awal abad 16 M, Antonio Pigafetta (1969) melaporkan : “The people told us that those birds came from the terrestrial paradise, and they call them bolon diuata, that is to say, ‘birds of God”.126 Jelang kedatangan orang-orang Eropa ke Maluku dan Papua, bulu burung cendrawasih adalah bahan busana dan ritual. Kemudian jelang akhir abad 19 dan awal abad 20, bulu burung itu sangat 387 populer di Eropa seperti mode topi feisyen perempuan.127 Sangat populer di Eropa ialah genus Paradisaea, khususnya Paradisaea apoda. Spesies ini diuraikan dari spesimen yang dikirim ke Eropa melalui ekspedisi perdagangan awal abad 16 M. Spesimen burung Cendrawasih dipasok oleh pedagang- pedagang lokal yang memotong kaki dan sayapnya sebagai dekorasi. Hal ini tidak diketahui oleh para musafir asal Eropa jelang abad 16 M. Maka spesimen burung-burung ini mula-mula diduga merupakan burung mitologi Yunani, phoenix. Burung tanpa kaki dan sayap itu memicu keyakinan bahwa burung-burung itu tidak pernah menyentuh bumi, tetapi tetap berada di angkasa. Ferdinand Magellan adalah musafir yang membawa hadiah

126 Harrison, Thomas P. (1960). “Bird of Paradise: Phoenix Redivivus”. Isis. 51 (2): 173–180. 127 Firth, Clifford B.; Firth, Dawn W. (2009). “Family Paradisaeidae (Birds-of-paradise)”. Dalam del Hoyo, Josep; Elliott, Andrew; Christie, David. Handbook of the Birds of the World. Volume 14, Bush-shrikes to Old World Sparrows. Barcelona: Lynx Edicions. hlm. 404–459.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

burung cendrawasih dari Sultan Bacan untuk Raja Spanyol. Ini adalah asal-usul nama bird of paradise dengan sebutan khusus apoda atau tanpa kaki.128 Maximilianus Transylvanus menggunakan istilah Mamuco Diata yang sama maknanya dengan birds of paradise hingga abad 19 M. Kultur Helenik Yunani dan Eropa Abad Pertengahan tidak habis-habisnya mengisahkan legenda dan mitologi Kepulauan Rempah-rempah hingga navigasi Marco Polo abad 13 M. 129 Kemudian abad 14 M, buku Mandeville’s Travels mengisahkan petualangannya ke Asia dan menjadi buku sangat laris di pasar Eropa masa itu. Kini kisah Mandeville’s Travels dianggap fiksi karena diduga merupakan plagiat dari perjalanan orang-orang lain ke Asia. Meskipun buku itu kini dianggap tidak akurat, namun buku itu 388 berhasil menyebar-luaskan legenda dan mitos tentang Kepulauan Rempah-rempah di Timur (Asia) dan memicu upaya Eropa bergerak ke arah Timur guna mendapatkan emas, perak, dan rempah-rempah. Bahkan petualangan ke Asia pun disertai oleh kisah-kisah tentang burung-burung menakjubkan, monster-monster laut, putri duyung, dan kepiting raksasa, menjadi kisah-kisah dari mulut ke mulut, cerita pendek, dan fiksi. Kepulauan rempah- rempah menjadi mitos dan legenda, antara nyata dan khayalan, antara fiksi dan fakta, antara langit dan bumi. Maka petualangan ke zona rempah-rempah dibayangkan sebagai petualangan ke Garden of Eden, suatu perjalanan ke asal- usul terbitnya matahari. Dalam hal ini, Timur (Asia) lazimnya memiliki tradisi magos yakni tradisi membaca tanda-tanda alam yang memberi petunjuk bagi makna, dasar, dan arah peristiwa-

128 Jobling, James A. (1991). A Dictionary of Scientific Bird Names. Oxford: Oxford University Press, hlm. 15–16. 129 Humble, 1978:24.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

peristiwa manusia di bumi. Mur, misalnya, merupakan tanda kematian dan pemuliaan. Kemenyan adalah tanda kebangkitan atau hidup. Ini antara lain tradisi Armenia, Arabia (Yaman, Etiophia), India, dan Persia kuno.130

389

130 Hattaway, Paul; Brother Yun; Yongze, Peter Xu; and Wang, Enoch. Back to Jerusalem; Authentic Publishing, 2003; Nicholas Penny, 2008: 401; Gertud Schiller, 1971: I, 113.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION” BAB 8 MALUKU : “THE ISLANDS OF IMAGINATION”

M A L U K U STAGING POINT RI ABAD 21

390

BAB 9

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Bab 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

“Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.” – Psl 33 (3) UUD 1945.

“Earth provides enough to satisfy every man’s needs, but not every man’s greed.” - Mahatma Gandhi.

391

“Datangnya badai sering didahului oleh angin semilir!” Hingga awal abad 21, kita mengenal era emas langka dan komoditi pertanian dan kehutanan melimpah, maka harga atau nilai emas menjadi mahal. Sehingga arus dan harga barang, jasa, uang, dan komoditi dunia berabad-abad memakai standar emas. Namun, sejak akhir abad 20, kita menyaksikan bahwa daya- sangga ekosistem terhadap kehidupan di planet bumi tidak lagi disebut berkelimpahan dan tanpa akhir. Revolusi dan gejolak sosial- politik selama 100 tahun di berbagai negara hanya memperlihatkan satu gejala awal serupa yakni langkanya pasokan pangan atau lonjakan harga komoditi pangan. Kini tiba saatnya melahirkan suatu tata sosial-ekonomi- lingkungan berbasis keragaman-hayati (biodiversity-standard) dan penyehatan ekosistem setiap negara guna melahirkan level Rakyat sehat, cerdas, damai dan sejahtera (human well-being) dan ekosistem

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

negara sehat-lestari (ecosystem well-being). Karena human well- being dan ecosystem well-being adalah indikator dan pilar utama survival dan daya-saing Rakyat, Pemerintah, dan ekosistem setiap negara saat ini dan masa-masa datang. Jejak sejarah masa silam memperlihatkan bahwa sejak Revolusi Industri di Eropa Barat dan redupnya ekonomi global berbasis rempah-rempah abad 18 M, Rakyat dan Pemerintah di berbagai negara memasuki fase kapitalisme fosil—minyak, gas, dan batu-bara. Tren ini kemudian diikuti oleh ledakan penduduk dunia sejak 1950- an yang memicu lonjakan konsumsi energi dan kian rapuhnya daya- sangga ekosistem planet bumi serta penipisan sumber-sumber alam akibat ledakan penduduk sejak pertengahan abad 20 M. Penduduk dunia bertambah pesat dari 3 (tiga) miliar tahun 1959 menjadi 6 (enam) miliar tahun 1999. Lonjakan ini berkisar 392 2 (dua) kali lipat dalam 40 tahun terakhir. Proyeksi pertambahan penduduk dunia hingga 2050 berkisar 9 (sembilan) miliar atau lonjakan sekitar 50% dalam kurun waktu 45 tahun.1 “Angin semilir” itu sekilas luput dari bidikan mata. Tahun 1927, jumlah penduduk dunia berkisar 2 (dua) miliar jiwa. Tahun 1960, jumlah penduduk dunia naik 3 (tiga) miliar jiwa. Tahun 1974, penduduk dunia mencapai 4 (empat) miliar jiwa. Tahun 1987 mencapai 5 (lima) miliar jiwa, tahun 1999 mencapai 6 (enam) miliar jiwa, dan tahun 2012 mencapai 7 (tujuh) miliar jiwa.2 Ledakan penduduk dunia terjadi di Tiongkok dan India dengan total sekitar 2,6 miliar jiwa awal abad 21. Alasannya, Tiongkok dan India, tidak memiliki titik dalam sistem dan strategi negaranya. Selama 11.000 tahun terakhir, siklus pusat-pusat peradaban dunia terutama berkembang pada zona utara garis khatulistiwa. Dari

1 The United States Census Bureau, “International Data Base World Population: 1950-2050”, U.S. Department of Commerce, 2011. 2 United Nations, “World Population Prospects”, New York, 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

era pra-Masehi, misalnya, bukti arkeologis menunjukkan peradaban kota Jericho (awal abad 21 di Palestina) kira-kira 11.000 tahun silam; peradaban Mesopotamia (Irak) berkembang antara tahun 3.100-539 SM; peradaban Persia (awal abad 21 Iran) perkasa selama tahun 728-330 SM (Iran); peradaban Yunani maju selama abad 6-4 SM; peradaban Romawi berkembang abad 1 SM-2 M (Italia). Hingga awal abad 21, kekuatan dominan sosial, ekonomi dan politik dunia juga terletak di zona utara khatulistiwa, seperti Inggris, Perancis, Jerman, Rusia, Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat. Sedangkan pada zona selatan khatulistiwa, hanya Mohenjodaro menjadi pusat peradaban Lembah Indus sekitar 2.600 SM di Sind (awal abad 21 di Pakistan). Mohenjodaro membangun tangki air pertama di dunia untuk masyarakat dan sistem pengairan serta tata-kota teratur. The Great Bath, arsitektur pusat pemandian dan 3 kegiatan spiritual, dibangun millenium 3 SM di Sind. 393 Selain risiko rapuhnya daya-sangga ekosistem awal abad 21, selama berabad-abad korupsi memusnahkan peradaban dan merusak ekosistem. Sifat pokok korupsi ialah death, greedy, dan fruitless—atau kepunahan, rakus, dan tidak menghasilkan buah (legasi). Misalnya, bangkrutnya peradaban Mesopotamia di Irak tahun 3.100 – 539 pra- Masehi akibat praktek korupsi. Kejayaan Persia tahun 728-330 pra-Masehi di Iran, redup karena praktek korupsi. Kejayaan Yunani hanya bertahan 300 tahun, abad 6-4 SM, dan berakhir karena perilaku dan praktek korupsi. Kekaiseran Romawi abad 1 pra-Masehi sampai abad 2 Masehi di Italia, akhirnya rapuh dan bangkrut akibat praktek korupsi.4 Di Nusantara, pudarnya kejayaan Sriwijaya dan Majapahit karena korupsi.

3 Singh, 2008. 4 Servas Pandur, Evolusi Korupsi Dari Era Pra Masehi Sampai Abad 21, Risk Consulting Group, Jakarta, 2012.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Sejak abad 16 Masehi (M), Portugal membangun imperium maritim dengan mambangun rute-rute globalisasi berbasis maritim pada zona selatan khatulistiwa. Rute maritim ini berbasis perdagangan rempah-rempah dari Asia Tenggara, khususnya Nusantara seperti Maluku, Timor, Sumatera, dan Jawa. Armada dagang Portugal yang dipimpin Alfonso de Albuqurque, membangun 40 benteng dan pabrik untuk perdagangan rempah sepanjang Ormuz, timur Afrika, Pantai Malabar (India), Sri Lanka, Goa, Kochi, Malaka, Sumatera, Makasar, Ternate (Maluku), Guangzhou, Macao hingga Nagasaki (Jepang). Abad 16 M, sekitar 16.000 tenaga-kerja asal Portugal dan Porto mengelola jaringan maritim ini, belum termasuk personil militer dan pelaut (sailors) asal Portugal.5 Dari seluruh mata-rantai maritim ini, hanya zona Maluku yang tidak berkembang pada era globalisasi hingga awal abad ini. 394 Sejak tahun 1950-an hingga awal abad 21, Rakyat dan Pemerintah berbagai negara di seluruh dunia menghadapi 4 (empat) krisis berkarakter multiplier-effect yakni ledakan penduduk, krisis energi, krisis pangan, dan krisis akibat pemanasan global dan perubahan iklim. Untuk keluar dari ancaman dan risiko krisis ini, tata-sosial ekonomi dunia dan berbagai negara atau daerah perlu beralih dari kapitalisme-fosil ke tata dunia baru, natural-biodiversity capitalism. Bab 9 buku ini membahas lebih rinci tentang sistem dan strategi pembangunan berbasis keragaman-hayati alam dan keahlian produktif Sumber Daya Manusia (SDM) di Maluku dan sekitarnya guna mempercepat terwujudnya cita-cita masyarakat sehat, cerdas, adil, dan makmur serta sehat-lestari ekosistem di Maluku, kawasan Timur Indonesia, dan Negara Republik Indonesia (RI) sejak awal abad 21 serta daya-saing Negara RI awal abad 21.

5 Pearson, 1996:136; C.R. Boxer, The Dutch Seaborne Empire 1415-1825, 1969, hlm. 53-57, 129-132.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Kawasan Maluku menjadi zona penyedia, produksi, dan penyalur komoditi-komoditi untuk memenuhi kebutuhan nasional, regional, dan internasional melalui rute baru, bukan rute yang dibangun oleh imperialis dan kolonialis di zona Malaka (Singapura), secara langsung dari kawasan Timur RI ke zona Asia Timur (Jepang, Korea Selatan, Hong Kong, Korea Utara, dan Taiwan), Pasifik Selatan, dan Australia. Dari sini, kawasan Maluku dan sekitarnya dapat menjadi staging point untuk daya- saing Negara RI sejak awal abad 21 di Asia-Pasifik dan dunia. Untuk menjabarkan visi Maluku Staging Point Negara RI sejak awal abad 21, penulis menggunakan Sistem Cincin yang pernah diadopsi oleh Jepang era Restorasi Meiji abad 19 Masehi dan model Egg of Sustainability (Sustainable Development atau Pembangunan Berkelanjutan) yang diadopsi dan diterapkan oleh Norwegia (Harlem Brundtland) sejak akhir abad 20. 395 9.1 Filosofi, Sistem dan Strategi

Zona Papua, Maluku, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan sekitarnya merupakan satu garis arus alam. Pola hubungan alam zona-zona ini saling terkait (interlink), saling-mendukung, dan saling melindungi. Oleh karena itu, penerapan strategi sosial-ekonomi- lingkungan (triple bottom line) pada segitiga ini akan menghasilkan perubahan siginfikan dan bersamaan pada seluruh sektor, yakni pertanian, kehutanan, perikanan, kelautan, peternakan, dan perhubungan baik pada level nasional maupun tingkat global. Secara historis ratusan tahun sejak era pra-Masehi, kebutuhan masyarakat dunia dapat dipasok dari kawasan zona segitiga arus alam Papua, Maluku, dan NTT atau tersedia di zona ini (VOM). Tetapi, kawasan barat Indonesia memiliki kelemahan yakni garis siklus alamnya bersifat kumparan membalik, lamban, kurang saling terkait, dan kurang saling mendukung (DOV).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Akibatnya, kawasan barat Indonesia hanya memasok kebutuhan zona-zona tertentu, bukan pelayanan kebutuhan global. Maka jika Indonesia ingin menjadi penentu tata-dunia yang adil, sehat, damai, dan tertib serta lingkungan sehat-lestari berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, maka titik strategisnya ialah kawasan Timur Negara RI, yakni Maluku, Papua, dan NTT. Dari sudut strategi, menentukan titik merupakan hal paling pokok, seperti halnya waktu. Titik mencakup dasar dan arah atau sasaran. Sedangkan waktu meliputi (1) waktu alam atau chronos, (2) waktu administrasi dan waktu legal, dan (3) waktu momentum atau kairos yang (a) sulit diukur, (b) melampaui ruang-waktu, (c) fundamental, dan (d) the opportune right-time.6 Secara filsafat, hasil riset Theophrastus (371 – 287 SM), “Bapak Botani”, ahli biologi, fisika, etika dan metafisika asal Eresos, 396 Yunani pra-Masehi, menyimpulkan : “Time is the most valuable thing a man can spend.”7 Maka dalam setiap strategi, “time is the most intractable”.8 Secara empirik, Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769– 5 Mei 1821), panglima perang Perancis abad 18-awal abad 19 M menemukan : “Strategy is the art of making use of time and space. Space we can recover, lost time never.”9 Karena itu, dalam setiap srategi memilih titik dan skala waktu sangatlah penting dan menentukan.

6 Anthony P. Stone, “Time as Chronos and Kairos: Physical and metaphysical time”, 20 Harding Close, Redbourn, St Albans, Herts, 2006 (2011). Anthony J. Kulic, “Reviews, Michael Strevens. Depth: An Account of Scientific Explanation”, Spontaneous Generations 4:1 (2010), The University of Toronto, HAPSAT Society, hlm. 294. Anthony P. Stone, ‘A program model of becoming’, Physics Essays, 10, 150-163 (1997). 7 Cinique Scott, Love Life, AuthorHouse, 2012, hlm. 9. Harry Choron, Sandy Choron, Money: Everything You Never Knew About Your Favorite Thing to Find, Save, Spend & Covet, Chronicle Books, 2011, hlm. 31. 8 Colin S. Gray, Irregular Enemies and the Essence of Strategy: Can the American Way of War Adapt?, Lulu.com, 2006, hlm. 26. 9 Steven W. Martin, Heavy Hitter Sales Wisdom: Proven Sales Warfare Strategies, Secrets of Persuasion, and Com mon-Sense Tips for Success, John Wiley & Sons, 2006, hlm. 19.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(a) Filosofi Negara

Dalam praktek kehidupan berbangsa dan bernegara, titik dasar dan arah sasaran lazim disebut staat fundamental norm atau kaidah fundamental negara. Alinea IV Pembukaan UUD 1945 menetapkan patokan dasar yaitu : “..susunan Negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat dengan berdasar kepada Ketuhanan Yang Maha Esa, Kemanusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia dan Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan, serta dengan mewujudkan suatu Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.” Tugas konstitusional Pemerintah Negara Indonesia, menurut Alinea IV Pembukaan UUD 1945 yaitu “…untuk membentuk suatu Pemerintah Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan kesejahteraan 397 umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.” Rumusan dasar dan arah Negara RI tersebut di atas, secara filsafat, memenuhi sifat dasar manusia selama berabad-abad, yang selalu mencita-citakan hal-hal baik atau kebaikan dalam kehidupan. Misalnya, menurut filsuf Aristoteles (384 – 322 SM) asal Stagira, Yunani pra-Masehi bahwa hakekat manusia merupakan zoon politikon 10 yang selalu bercita- cita meraih kebaikan tertinggi dalam hidupnya (eudaimonia). Karena itu, menurut Aristoteles, “Every state is a community of some kind, and every community is established with a view to some good; for mankind always act in order to obtain that which they think good.”11

10 Istilah Yunani zoon politikon lebih tepat dimaknai sebagai political animal dalam istilah Inggris. Lihat Aristotels, The Politics, Book I, terjemahan Benjamin Jowett (Batoche Books: 1999). 11 Aristoteles, Politics, Book 1, diterjemahkan oleh Benjamin Jowett, Batoche Books,1999, hlm. 1986-1989. Ellen Goodman, The Origins of the Western Legal Tradition: From Thales to the Tudors, Federation Press, 1995, hlm. 48. J. H. Hexter (ed.), The Traditions of the Western World, University Press of America, 1988.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Begitu pula masyarakat Maluku dan Rakyat Negara RI, memiliki filosofi dan cita-cita untuk hidup lebih sejahtera, adil, damai dan lestari adat-istiadat dan lingkungan hayati dan non-hayatinya. Alasannya, menurut Prof. Soepomo, Ketua Tim Kecil Perumus Undang-undang Dasar Negara Indonesia merdeka dari Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUKI) tahun 1945, bahwa setiap masyarakat atau negara memiliki kekhasan sejarah, riwayat hukum, corak- masyarakat dan lingkungannya serta strategi membangun masyarakat atau negaranya.12 Karena nilai sejarah dan karakter khusus setiap masyarakat dan lingkungan tersebut di atas, sistem dan strategi Maluku sebagai staging point Negara RI awal abad 21, menggunakan dan mempertimbangkan dasar perhitungan waktu alam (chronos) dan waktu legal. Alasannya, antara lain, menurut Napoleon Bonaparte (15 Agustus 1769–5 Mei 398 1821), panglima perang Perancis abad 18-awal abad 19 bahwa “Strategy is the art of making use of time and space. I am less concerned about the latter than the former. Space we can recover, lost time never.”13 Strategi adalah seni memanfaatkan ruang dan waktu. Memulihkan ruang gerak lebih mudah, dibanding memulihkan waktu. Selan itu, dalam setiap strategi, mungkin saja terjadi imponderabilia yakni faktor-faktor yang sulit diperhitungkan dan tidak terduga yang dapat mengubah situasi.14 Oleh karena itu, Sun Tzu (2008:70) menyarankan: “Hence the saying : If you know the enemy and you know yourself, your victory will not stand in doubt; if you know Heaven and you know

12 Pidato Prof. Soepomo, anggota BPUPKI, pada Sidang Pertama Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indo nesia (BPUPKI) 31 Mei 1945 di Gedung Tyuuoo Sangi-In, Jakarta. Saafroedin Bahar, Nannie Hudawati Sinaga, Ananda B. Kusuma, et al. (eds.), Ri salah Sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) – Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) (Jakarta : Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1992, hlm. 28. 13 Steven W. Martin, Heavy Hitter Sales Wisdom: Proven Sales Warfare Strategies, Secrets of Persuasion, and Com mon-Sense Tips for Success, John Wiley & Sons, 2006, hlm. 19. 14 Menteri Hankam/Panglima Angkatan Bersendjata, Djenderal TNI Soeharto, “Pidato Menteri Hankam/Pangab Djenderal Soeharto Pada Penutupan Rapat Kerdja Hankam Tahun 1967 di Djakarta”, dalam Staf Pertahanan-Kea- manan, Realisasi Pembangunan Pertahanan-Keamanan Nasional dan Kekarjaan ABRI, Departemen Pertahanan-Kea- manan, Jakarta, 1968, hlm. 171.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Earth, you may make your victory complete.”15 Bahwa mengenal diri, memahami musuh, mendengar Langit dan memanfaatkan bumi adalah jaminan meraih keberhasilan dalam seni perang atau perjuangan.

(b) Strategi : Two-Pronged Strategy

Dari pengenalan diri, pengetahuan tentang musuh dan bumi selama 100 tahun terakhir, kita sudah merasakan risiko-risiko rapuhnya daya-sangga ekosistem planet bumi; rakyat menderita kemiskinan dan terlibat konflik-konflik di zona kaya sumber alam(the paradox of plenty),16 penipisan sumber alam akibat eksploitasi sumber alam untuk pertumbuhan ekonomi tanpa upaya konservasi ekosistem; rapuhnya kontrol negara (rakyat) terhadap sumber-sumber mineral (the impotence of state),17 dan korupsi kronis terhadap tata-kelola 18 sumber-sumber alam di berbagai negara. 399 Krisis-krisis ini berisiko merapuhkan tata sosial-ekonomi dan ekosistem setiap negara serta merapuhkan upaya-upaya meraih cita-cita kesejahteraan rakyat. Krisis-krisis tersebut di atas berisiko merapuhkan karakter suatu masyarakat, bangsa, dan negara. Maka memulihkan kedua unsur ini (two-pronged strategy) kerapuhan ekosistem dan kerapuhan karakter manusia perlu dan harus berbasis alam seperti eco-pedadogy dan environmental education. Manfaat two-pronged strategy ialah pemulihan karakter masyarakat dan penyehatan ekosistem berjalan seiring dan saling-mendukung. Hal ini pula yang perlu dan harus dilakukan di kawasan Maluku dan sekitarnya sebagai staging point Negara RI sejak awal abad 21.

16 Le Billon, Philippe. (2003). “Getting it done: Instruments of enforcement.” Dalam Ian Bannon & Paul Co l lier ( Eds . ), Natural Resources and Violent Confl ict: Options and Actions, Washington, DC : World Bank, hlm. 216. 17 Hay, Colin (1994). “Environmental Security and State Legitimacy.” In Martin O’Connor (eds.) Is Capitalism Sustainable? New York: The Guilford Press, hlm. 223. 18 Bellman, Eric dan I Made Sentana, “Indonesia Tackles Graft in Energy Sector : Regulator Arrested for Allegedly Accepting Bribes of More Than $700,000”, The Wall Street Journal, 14 Agustus 2013.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(c) Sistem Cincin

Sistem yang cocok untuk mendukung penjabaran dan pemanfaatan strategi “pisau-bermata-dua” (two-pronged strategy) tersebut di atas ialah Sistem Cincin, bukan Sistem Piramida. Sistem Cincin mengelompokkan rencana strategis agar memiliki : (a) dasar kuat, (b) tidak bias, (c) tidak tercampur dengan unsur-unsur lain, (d) terkontrol, dan (e) terarah atau terukur. Komponen pokok Sistem Cincin dalam rangka membangun Maluku dan sekitarnya sebagai staging-point Negara RI awal abad 21, misalnya, dapat merujuk pada komponen pokok sistem menurut biolog asal Austria, Karl Ludwig von Bertalanffy (1902- 1971). Komponen pokok sistem menurut Bertalanffy (1969:196) 400 ialah (1) Goal, (2) Input, (3) Process, (4) Output, (5) Feed-back, (6) Boundary, (7) Control, dan (8) Ecology.19 Secara historis-empirik, paktek sistem ini pada era pra-Masehi di Yunani berintikan sistem pertahanan guna membendung ekspansi negara-negara besar terhadap negara- negara kecil di Yunani pada era Sebelum Masehi dan era Masehi kerajaan-kerajaan di Timur Tengah. Sistem Cincin dirancang oleh ahli-ahli atom asal Yunani pra-Masehi seperti Epicurus (perwira militer asal Yunani pra- Masehi), Leucippus dan Democritus—penemu istilah dan kata atom (a = negasi, nomos = pemecahan, pembelahan atau sesuatu yang tidak dapat dipecah lagi). Bahwa perubahan-perubahan di alam semesta terjadi akibat gerakan-gerakan dan interaksi- interaksi atom-atom di ruang hampa (empty-space).20

19 Bertalanffy (1969:196). 20 Bailey C., 1928; Eugene O’ Connor, 1993; Edelstein, 1987.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Di zona Asia, penerapan Sistem Cincin dipionir oleh Jepang pra-Perang Dunia II. Kaiser Jepang merilis instruksi pengarsipan tanah dan sejarah orang atau keluarga, khususnya pejabat di daerah-daerah seperti tuan-tuan tanah. Data itu dicatat dan dilaporkan ke kekaiseran Jepang. Berdasarkan data tanah dan sejarah silsilah keluarga ini, Jepang melakukan Restorasi Meiji abad 19 M dengan slogan sejak tahun 1905 “Makmurkan negara (Jepang) dan perkuat angkatan bersenjata” (fukoku kyōhei) yang mengadopsi program-program modernisasi yang mengadopsi model Eropa dengan tetap berdasarkan nilai-nilai dan tradisi Jepang.21 Penjabaran dan pemanfaatan Sistem Cincin dapat dilaksanakan melalui komponen dasar model Egg of Sustainability. Bahwa kebutuhan setiap orang, setiap masyarakat dan suatu negara dipasok oleh dan sangat bergantung pada daya-dukung 401 ekosistem. Jika ekosistem tidak sehat, maka masyarakat berisiko tidak sehat.22 Begitu pula sebaliknya. Karena ada saling pengaruh antara masyarakat dan ekosistemnya.23 Sejak awal 1990-an, model Egg of Sustainability dikembangkan oleh para ahli dan berbagai lembaga internasional berupa konsep Egg of Sustainability yang melukiskan pola hubungan antara komponen-komponen dasar pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development). Seperti halnya sebutir telur, hanya baik jika putih telur maupun kuning telurnya sehat.24 (Lihat gambar 1)

21 Van Straelen, Yoshida Shin, 1952. 22 Prescott-Allen (2001). 23 Elkington, 1999. Barbier, 1987. 24 Guijt, et al., 2001.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Gambar 1. Sistem Negara RI dan Model Egg of Sustainability dari IUCN (1994)

Model Egg of Sustainability perlu digunakan untuk membangun kawasan Maluku dan sekitarnya sebagai staging-point Negara RI sejak awal abad 21. Model Egg of Sustainability melukiskan pola hubungan antara manusia dan ekosistem sebagai satu lingkaran di 402 dalam lingkaran yang lain. Rakyat berada di dalam suatu ekosistem sebagai komponen dasar, sehingga masing-masing komponen sangat bergantung satu sama lain. Menurut model Egg of Sustainability, suatu masyarakat mencapai fase well-being dan sustainable, jika baik rakyat maupun lingkungannya dalam keadaan baik atau Sustainable Development = human well- being + ecosystem well-being.25 Model dan konsep dasar pembangunan berkelanjutan Egg of Sustainability dapat diterapkan di Maluku sebagai staging-point RI abad 21. Model Egg of Sustainability mensyaratkan satu hal sangat pokok yaitu strategi kebijakan dan program pembangunan mesti menerapkan prinsip-prinsip keseimbangan dan saling dukung, tanpa konflik, antara nilai-nilai sosial, nilai ekonomi dan nilai lingkungan,26 melalui kebijakan, kelembangaan dan program kerja pemerintah guna menghasilkan

25 Prescott Allen, 2001; Centre for Environment Education, 2007:13. 26 Kaiser et al, 1995; Neuman, 1999.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

manfaat bagi masyarakat, nilai ekonomi dan nilai lingkungan27 sehingga rakyat sehat-sejahtera (human well-being) dan sehat-lestari ekosistem (ecosystem well-ebing).28

(d) Dasar Hukum

Penjabaran dan pemanfaatan Sistem Cincin dan Model Egg of Sustainability di Maluku sebagai Staging Point Negara RI awal abad 21, harus mematuhi hukum, khususnya ketentuan-ketentuan Undang- undang Dasar 1945 (UUD 1945), Undang-undang dan peraturan pelaksanaannya yang disajikan berikut ini :

(i) Pelestarian Nilai-Nilai Rakyat (Social Sustainability)

403

Ketentuan-ketentuan Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tentang hak-hak dasar dan tanggungjawab Rakyat dalam tabulasi tersebut di atas, telah dijabarkan dalam berbagai Undang-undang (UU) dan peraturan pelaksanaannya, seperti hak budaya, hak cipta, hak identas

27 Alier, 2000; Lawn, 2006. 28 Prescott Allen, 2001.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

budaya, hak bahasa daerah, hak anak-anak, hak anak terlantar, hak fakir miskin, hak pelayanan kesehatan, hak fasilitas umum, hak hidup makmur atau sejahtera, hak hidup, hak rasa aman, hak tempat tinggal dan lain-lain. Hak-hak dasar dan tanggungjawab rakyat harus dilayani oleh negara melalui program-program kebijakan dan program kerja pemerintah baik yang didanai oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), maupun dari sumber-sumber lain seperti dana-dana berasal dari Tanggungjawab Sosial Perusahan (TSP) sesuai dengan ketentuan UU dan peraturan pelaksanaannya.

(ii) Pelestarian Nilai dan Keuntungan Ekonomi (Economic Sustainability)

404

(iii) Pelestarian Nilai dan Manfaat Lingkungan (Environmental Sustainability)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Penerapan prinsip-prinsip model Egg of Sustainability di Maluku perlu menjabarkan ketentuan UU, Peraturan Pemerintah, dan keputusan pemerintah terkait lainnya. Ketentuan hukum perlu menjamin dan melindungi suku, setiap masyarakat dan lingkungannya di Maluku agar dapat hidup dan tumbuh-berkembang sesuai keadaan sejarah, kultur, lingkungan atau alam, potensi, dan tantangan daerahnya. Tujuannya ialah (a) Rakyat Maluku dapat tumbuh atau berkembang, mandiri dan sejahtera sesuai dengan nilai-nilai adat- istiadat, potensi, tantangan, dan lingkungannya di bidang pendidikan, energi, pangan, pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan kesehatan; (b) tercipta suatu model kemajuan bercorak masyarakat daerah, karakter lingkungan dan sejarah masyarakatnya yang ber-bhinneka tunggal ika yakni lestarinya kehidupan layak rakyat dan lingkungannya sebagai dasar ketahanan sosial, ekonomi, dan 405 lingkungan rakyat per daerah Negara RI. Maka Peraturan Daerah (Perda) Khusus Provinsi tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dan Hak Perorangan Warga Masyarakat Hukum Adat Atas Tanah di Maluku, misalnya, termasuk jenis peraturan daerah yang dapat menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) di Maluku sejak awal abad 21. Perda semacam ini perlu mengakui, melindungi, menjamin, dan mengembangkan hak ulayat masyarakat hukum adat dan atau hak perorangan warga masyarakat hukum adat atas tanahnya. Pengakuan hukum (legal-recognition), jaminan hukum (legal- guarantee) dan perlindungan hukum (legal-protection) atas hak ulayat masyarakat adat atas lahannya dan hak-hak dasar rakyat, telah tercantum dalam UUD 1945. Misalnya, hak tradisional (Pasal 18 B ayat 2 UUD 1945), kesatuan hukum adat (Pasal 18B ayat 1 UUD 1945), hak hidup layak

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(Pasal 27 ayat 2 UUD 1945), hak atas pekerjaan (Pasal 27 ayat 2 UUD 1945), hak dan kewajiban bela negara (Pasal 27 ayat 3 UUD 1945), hak menyatakan pikiran dengan lisan dan tulisan (Pasal 28 UUD 1945), hak hidup (Pasal 28A UUD 1945), hak berkeluarga (Pasal 28B ayat 2 UUD 1945), hak mendapat perlindungan dari ancaman kekerasan dan diskriminasi (Pasal 28B ayat 2 UUD 1945), hak sains, teknologi, seni untuk kemajuan diri dan memajukan Bangsa dan Negara (Pasal 28C UUD 1945), hak setara di hadapan hukum dan pemerintahan (Pasal 27 ayat 1 UUD 1945), hak beriman (Pasal 28E, 29 UUD 1945), hak komunikasi dan informasi (Pasal 28F UUD 1945). Oleh karena itu, bentuk hukum dari penerapan prinsip Egg of Sustainability antara lain jaminan, pengakuan, dan perlindungan terhadap hak-hak ulayat dan hak-hak dasar rakyat di Maluku melalui 406 Peraturan Pemerintah, UU, dan Peraturan Daerah (Perda), misalnya Perda Khusus Perekonomian Berbasis Kerakyatan, Perda Khusus tentang Pengelolaan Hutan Berkelanjutan, Perda Khusus tentang Perlindungan dan Pengelolaan Sumber Daya Alam Masyarakat Hukum Adat dan Perda Khusus tentang Hak Ulayat Masyarakat Hukum adat dan Hak Perorangan warga Masyarakat Hukum Adat atas Tanah di Maluku sejak awal abad 21. Berdasarkan filosofi (geistlichen hintergrund) yang dianut oleh para penyusun Undang-undang Dasar (UUD) 1945 tentang prinsip negara-hukum, riwayat hukum (Rechtsgeschichte) dan corak masyarakatnya (Sociale Structuur) sesuai dengan perkembangan zaman, maka jaminan dan perlindungan hukum terhadap hak-hak ulayat suku-suku di Maluku perlu memperhatikan tiga hal pokok yakni (1) Adanya masyarakat hukum adat yang memenuhi ciri-ciri tertentu sebagai subyek hak ulayat; (2) Adanya tanah atau wilayah dengan batas-batas tertentu sebagai lebensraum yang merupakan obyek hak ulayat; dan (3) Adanya kewenangan masyarakat hukum

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

adat untuk melakukan tindakan-tindakan tertentu sebagaimana diuraikan di atas.29 Ketiga unsur hukum ini perlu diteliti dan diterapkan guna memudahkan titling, mapping, recording atau inventarisasi dan pengarsipan aset-aset rakyat berbasis hak-hak ulayat di seluruh Maluku.

(e) Pemangku Kepentingan Pembangunan Berkelanjutan dan Model Pembuatan Keputusan

Pembuatan keputusan untuk menerapkan model Egg of Sustainability sesuai prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development), perlu melibatkan kemitraan, partisipasi, aspirasi dan representasi luas para pemangku kepentingan di Maluku pada tingkat daerah dan Pemerintah Pusat. Pasal 18 UUD 1945 ayat (5) menyatakan : “Pemerintahan daerah menjalankan 407 otonomi seluas-luasnya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh undang-undang ditentukan sebagai urusan Pemerintah Pusat.”; Pasal 18 ayat (6) UUD 1945 menyatakan: “Pemerintahan daerah berhak menetapkan peraturan daerah dan peraturan-peraturan lain untuk melaksanakan otonomi dan tugas pembantuan”; dan Pasal 18 ayat (7) UUD 1945 berbunyi : “Susunan dan tata cara penyelenggaraan pemerintahan daerah diatur dalam undang-undang.” Pasal 18A ayat (1) UUD 1945 menyatakan : “Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten, dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.”; Pasal 18 ayat (2) UUD 1945 menyatakan : “Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan

29 Maria S.W. Sumardjono, Kebijakan Pertanahan antara Regulasi dan Implementasi, Jakarta, Penerbit Buku Kompas, 2001, hlm. 57.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-undang.” Jika proses pembuatan keputusan tidak memenuhi standar demokrasi-sosia-ekonomi, maka hasil akhirnya berisiko tanpa nilai dan manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan. Karena itu, tata-kelola program Pembangunan Berkelanjutan di Maluku, perlu melibatkan sekurang-kurangnya 15 (lima-belas) pemangku kepentingan (stakeholders) dari kerangka dan prinsip Triple Bottom Line Pembangunan Berkelanjutan yang disajikan dalam tabel berikut ini.

Tabel. Pemangku Kepentingan Program Pembangunan Berkelanjutan

No Stakeholders Ekonomi Lingkungan Sosial 408 1 Karyawan 2 Serikat Kerja lingk 3 Kontraktor / / 4 Suppliers 5 Konsumen (customers) 6 Pemegang Saham / Investor 7 Kreditor dan Perbankan 8 Asuransi 9 Masyarakat Adat 10 Pemerintah Daerah 11 Pemerintah Pusat 12 Organisasi swadaya/LSM (NGOs) 13 Fakir miskin 14 Anak-anak terlantar 15 Masyarakat umumnya

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Tabel tersebut di atas merupakan perkiraan kadar isu, kepentingan dan kebutuhan masing-masing pemangku kepentingan berdasarkan hasil riset empirik dari Adisa Azapagic (2004: 642) dalam setiap program pembangunan berkelanjutan. Tentu saja, termasuk pula pembangunan berkelanjutan di Maluku sejak awal abad 21 yaitu (1) = kepentingan sangat kuat; (2) = kepentingan sedang; (3) = kepentingan kurang. Dari tabel tersebut di atas, dapat dikemukakan bahwa partisipasi masyarakat di Maluku dalam program kerja pembangunan berkelanjutan di Maluku dapat terwakili dalam kelompok : (1) ketenaga-kerjaan/karyawan (employees), (2) serikat kerja, (3) suppliers, (4) kontraktor, (5) konsumen (customers), (6) masyarakat daerah (masyarakat adat), dan (7) organisasi swadaya masyarakat (NGOs), (8) masyarakat umum, 409 (9) anak-anak terlantar, (10) fakir miskin, atau (11) investor atau pemegang saham pada suatu usaha di daerah. Perumusan dan pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan juga perlu menyeimbangkan pelayanan nilai dan manfaat bagi masyarakat yakni masyarakat sehat, cerdas, adil, makmur, tertib, dan damai (human well-being) dan sehat- lestarinya ekosistem baik yang bernilai ekonomi maupun bernilai daya-sangga kehidupan planet bumi (ecosystem well-being).

30 Model diadopsi dari model sustainable-decision making Aidan Davy (1998:3)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Gambar 2. Sinergi Pelayanan dan Penyeimbangan Nilai dan Manfaat sosial, ekonomi dan lingkungan Maluku 30

410

Dengan merujuk pada Pasal 33 UUD 1945 dan Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) Nomor 36/PUU-X/2012 tanggal 13 November 2013 (beberapa pasal UU Nomor 22 Tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi bertentangan dengan UUD 1945 dan tidak memiliki kekuatan hukum mengikat), peran Pemerintah ialah (a) merumuskan kebijakan (beleid); (b) pengurusan (bestuursdaad), (c) pengaturan (regelendaad), (d) pengelolaan (beheersdaad), dan (e) pengawasan (toezichthoudensdaad) untuk mewujudkan sebesar- besarnya kemakmuran dan kemandirian sosial-ekonomi rakyat melalui demokrasi ekonomi, efisiensi, keadilan dan sehat-lestarinya ekosistem.

31 The Economist, “The Paradox of Plenty”, 20 Desember 2005.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

9.2 Program Maluku Staging Point Negara RI

Secara umum, program Maluku sebagai staging point Negara RI abad 21 dilaksanakan melalui penjabaran dan pemanfaatan sistem cincin dan strategi berbasis sumber alam dan pembentukan karakter SDM (two-pronged strategy) dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Program- program ini dipilah ke dalam dua kelompok yakni program umum dan program khusus yang diuraikan berikut ini.

(a) Maluku dan Negara RI Awal Abad 21

Sejak era kolonialisme abad 17 yang pertamakali terjadi di zona kaya rempah-rempah Banda, Maluku, dan Revolusi Industri (Revolusi Energi) tahun 1760 – 1820 Masehi di Eropa Barat hingga 411 era modern awal abad 21, zona-zona ekstraksi sumber-sumber alam di negara-negara berkembang, sering mengidap 3 (tiga) paradoks31 yaitu (1) masyarakat zona kaya sumber alam terperangkap kemiskinan kronis dan keterbelakangan (marginal); (2) zona kaya sumber alam terperangkap konflik berlarut-larut; dan (3) paradoks dan kontradiksi karena ekstraksi sumber alam seperti minyak, gas dan batubara, lazimnya tidak lestari dan menggerus kapasitas regenerasi, reproduksi dan daya-dukung ekosistem; di sisi lain, eksploitasi sumber alam dibayangkan sebagai rute pembangunan ekonomi.32 Hingga awal abad 21, Indonesia belum memiliki pengalaman dalam menerapkan strategi Sustainable Development sebagai policy paradigm di berbagai sektor. Misalnya, dengan menggunakan akunting lingkungan (environmental accounting), Repetto et.al., (1989)

32 Hilson and Basu, 2003.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

dan World Bank (1994) mengkaji kinerja perekonomian Indonesia tahun 1971-1984. Melalui net price method, Repetto et al. (1989) menganalisis deplesi (penipisan cadangan) mineral Indonesia. Repetto et.,al., (1989) mengkaji kinerja pembangunan RI tahun 1971-1984 berdasarkan deplesi tiga aset sumber alam (natural assets) utama yakni hidrokarbon, hutan, dan tanah. Hasil kajian Repetto et.al., (1989) menyimpulkan, bahwa deplesi aset sumber daya alam Indonesia mengurangi rata-rata pertumbuhan ekonomi dari kisaran 7,1% per tahun menurut akunting nasional, menjadi rata-rata pertumbuhan berkelanjutan hanya 4% per tahun. Alasannya, Indonesia belum menerapkan prinsip- prinsip Sustainable Development (SD) dalam tata-kelola sumber- sumber alam. Repetto et.al., (1989) juga menemukan bahwa lebih dari sepertiga pertumbuhan ekonomi Indonesia 1971-1984 adalah 412 hasil konsumsi natural capital. Kesimpulan Repetto et.al., (1989) didukung oleh Winter dan Nelson (1995). Hasil riset dan kajian Repetto et al. (1989) didukung pula oleh riset dan kajian-kajian lain. Misalnya, Terry Lynn Karl (1997) merilis hasil riset dan kajiannya tentang booming minyak negara Indonesia, Iran, Venezuela, Nigeria, dan Algeria tahun 1970-an, berjudul The Paradox of Plenty : Oil Booms and Petrostates. Negara-negara kaya minyak menerapkan strategi “petrolization” pemerintahan dan kelembagaan khususnya birokrasi, sentralisasi dan policy-making. Ketergantungan pada sumber alam khususnya minyak menyebabkan negara-negara ini mengalami : (a) kondisi tidak sebanding antara ketergantungan fiskal pada petrodollar dan belanja negara (public spending); (b) booming minyak dengan ilusi kesejahteraan rakyat merapuhkan kinerja dan kapasitas negara yang bergantung pada minyak; (c) keputusan-keputusan pemerintah terpateri-erat dengan kepentingan dan kekuatan pasar dalam negeri dan pasar global.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Hasil riset dan kajian Terry Lynn Karl (1997) mendukung hasil riset dan kajian Alan Gelb and Associates (1988) berjudul Oil Windfalls: Blessing or Curse dan didukung oleh R. Auty and Mikesell (1998) berjudul Sustainable Development In Mineral Economies. Di sisi lain, negara-negara lain yang kaya sumber alam, seperti Australia, Norwegia dan Kanada telah memetik manfaat dan keuntungan dari sektor pertambangan yang menghasilkan kemakmuran rakyatnya. Alasan pokoknya bukan karena sumber alam berlimpah, tetapi karena negara-negara ini memiliki institusi keuangan, demokrasi, materialisasi jaminan dan perlindungan hukum terhadap hak-hak dasar rakyat (negara-hukum)33 dengan menerapkan prinsip-prinsip pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development) di bidang sosial, kultural, ekonomi dan lingkungan dalam setiap tata-kelola sektor pertambangan. Data Bank Dunia (1962), awal 1960-an, standar hidup warga 413 Korea Selatan lebih rendah dari Ghana, Nigeria, dan Senegal yang kaya minyak, emas, berlian dan produk-produk hutan. Namun, pada tahun 2007, pendapatan negara Korea Selatan yang miskin sumber alam, mencapai 35 kali pendapatan nasional Ghana dan tiga kali pendapatan nasional Botswana. Pendapatan nasional Tiongkok tahun 1992 lebih rendah dari pendapatan nasional negara yang paling miskin di Afrika. Namun tahun 2007, GDP Tiongkok mencapai 5 kali lebih besar dari total ekonomi seluruh Afrika.34 Sebaliknya, di negara-negara kaya sumber alam lainnya, misalnya sektor pertambangan membawa mudarat dan tidak mengentaskan kemiskinan.35 Bahkan eksploitasi sumber-sumber alam memicu konflik dan kemiskinan atau resource curse yakni zona kaya sumber alam terperangkap dalam kemiskinan dan konflik.36

33 Slack, 2010. 34 Anatole Kaletsky, “The Paradox of Plenty”, The Times, 2007. 35 Extractive Industries, 2003. 36 Sachs and Warner, 2001; Liebenthal et al, 2005.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Mudarat lainnya seperti polusi air dan udara, rapuhnya jasa- jasa ekosistem dan keragaman hayati, deforestasi yang memicu perubahan iklim (CSD, 2011); perpindahan dan migrasi penduduk; kehilangan akses ke air bersih; risiko kesehatan, tergerusnya budaya dan mata-pencaharian.37 Karena itu, ekonom Joseph Stiglitz (2006:138) berpandangan : “The first challenge facing any resource-rich country is to ensure that the public gets as much of the value of the resources that lie beneath its land as possible”. Bahwa tantangan utama negara dan zona kaya sumber alam ialah adanya jaminan dan perlindungan bahwa masyarakat mendapatkan nilai-nilai dan manfaat sosial-ekonomi dan lingkungan sebesar mungkin dari sumber-sumber alamnya.

(b) Program Khusus Provinsi Maluku Utara 414 Secara geografis Provinsi Maluku Utara terletak pada posisi di antara 3º Lintang Utara sampai 3º Lintang Selatan dan 124º – 129º Bujur Timur. Luas wilayah Provinsi Maluku Utara 145.801,10 km2, terdiri dari luas lautan 113.796,53 km2 atau 69,08 persen dan luas daratan 32.004,57 km 2 atau 30,92 persen. Penduduk Provinsi Maluku Utara berdasarkan Sensus Penduduk (SP) Tahun 2010 sebanyak 1.038.087 jiwa dan sampai tahun 2013 berjumlah 1.114.897 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-laki sebanyak 569.264 jiwa dan penduduk perempuan 545.633 jiwa (BPS RI, 2010; BKPM Provinsi Maluku Utara, 2013). Provinsi Maluku Utara dihuni oleh suku Tabelo, Galela, Ternate, Makian, Tidore, dan Sula, Buton, Jawa, Sangir, Loloda, Tobaru, Kao, Bugis, Patani, Bajo, dan lain-lain, yang menganut agama dan kepercayaan utama yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan

37 ELAW, 2010.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Budha. Suku-suku ini menggunakan bahasa Indonesia dan bahasa daerah seperti Melayu Ternate, Melayu Bacan, dan Melayu Sanana. Total luas Provinsi Maluku Utara terdiri dari 1.474 pulau – sebanyak 89 pulau yang dihuni oleh penduduk dan 1.385 pulau tidak dihuni oleh penduduk. Peta 1. Provinsi Maluku Utara 38

415

Secara umum, Provinsi Maluku Utara memiliki potensi di bidang (1) Perikanan, (2) Tanaman perdagangan, (3) Pariwisata. Tantangannya antara lain ialah (1) Kesenjangan pengetahuan dan kemajuan kelompok-kelompok masyarakat; (2) Rapuhnya ekosistem kelautan, khususnya biota laut. Sedangkan peluang provinsi ini ialah (1) tingginya minat dan respons tinggi masyarakat terhadap program

38 Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melalui Proyek Atlas Sumber Daya dan Lingkungan, Tahun 2003.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

sosial-ekonomi berbasis koperasi sesuai kebutuhan dan potensi daerah; (2) pemulihan biota laut. Berdasarkan potensi, peluang, dan tantangan tersebut di atas, program umum sosial-ekonomi jangka pendek bagi masyarakat Maluku Utara ialah (a) edukasi dan fasilitasi IT dan pendidikan; (b) Pemulihan ekosistem pesisir; (b) pemulihan terumbu-karang; (c) lokalisasi tempat budi-daya mutiara. Program jangka-menengah bidang sosial-ekonomi-lingkungan antara lain : (a) pemulihan ekosistem pesisir pantai sampai batas zona ekonomi 12 mil dari pantai untuk mengembalikan habitat asli; (b) Pelatihan dan pendidikan SDM. Ada 3 (tiga) sasaran dan manfaat yang dapat diraih dari program-program ini yakni (a) Pemanfaatan hasil laut (perikanan), tanaman perdagangan, dan parwisata; (b) Penyehatan ekosistem; (c) Perbaikan dan penguatan sosial-ekonomi keluarga dan ekonomi daerah. 416 Komoditi utama Provinsi Maluku yang perlu dikelola dan dikembangkan untuk melayani kebutuhan nasional dan internasional sejak awal abad 21 ialah (i) mutiara, (ii) kopi, (iii) cengkeh, (iv) vanili, (v) lada, (vi) pala, (vii) merica, (viii) damar, (ix) kakao, (x) pinang, (xi) gaharu, (xii) kopra, (xiii) pertambangan: emas, (xiv) infrastruktur: jalan, jembatan, pelabuhan, (xv) pemulihan atau penyehatan jasa-jasa ekosistem pesisir.

(c) Program Khusus Provinsi Maluku

Wilayah Provinsi Maluku terletak antara 2o30 - 9o Lintang Selatan dan 124o - 136o Bujur Timur dan dibatasi oleh Laut Seram disebelah Utara, Lautan Indonesia dan Laut Arafura disebelah Selatan, Provinsi Papua disebelah Timur dan Laut Sulawesi disebelah Barat. Luas wilayah Provinsi Maluku secara keseluruhan adalah 581.376 km2, terdiri dari luas lautan 527.191 km2 dan luas daratan 54.185 km2 (KADIN RI, 2010).

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Provinsi Maluku dihuni oleh sejumlah suku seperti Alifuru, Arab, Eropa, Sulawesi, Jawa, dan Sumatera dengan agama dan keyakinan utama yaitu Islam, Katolik, Kristen, Budha, Hindu, dan Khong Hu Chu. Total luas wilayah Provinsi Maluku mencapai 705.645 km2 dengan rincian luas daratan mencapai 47.350,42 km2 dan luar perairan mencapai 658.294,69 km2.

Peta 2. Peta Provinsi Maluku39

417

Secara umum, Provinsi Maluku memiliki potensi sosial, ekonomi dan lingkungan di bidang (1) Perdagangan, (2) Pariwisata, (3) Perikanan-kelautan, (4) Kehutanan. Tantangannya ialah (a) kondisi persaingan di kalangan masyarakat; (b) infrastruktur

39 Badan Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional melalui Proyek Atlas Sumber Daya dan Lingkungan, Tahun 2003.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

masih kurang, khususnya Informasi Teknologi belum maksimal; (c) Rapuhnya ekosistem pesisir. Peluang Provinsi Maluku ialah (1) Minat dan respons tinggi masyarakat terhadap program sosial- ekonomi-lingkungan berbasis koperasi sesuai kebutuhan dan potensi daerah; (2) pemulihan biota laut; (3) Partisipasi anggota masyarakat meningkat di bidang program pembangunan. Program jangka pendek di Provinsi Maluku antara lain membuka keran dan akses pasar bagi produk-produk daerah; fasilitas, pelatihan, dan pendampingan masyarakat di bidang edukasi berbasis infrastruktur IT. Sedangkan program jangka menengah dan panjang yakni (a) pemulihan ekosistem pesisir pantai sampai batas zona ekonomi 12 mil dari pantai untuk mengembalikan habitat asli; (b) program sosial-ekonomi lingkungan berbasis koperasi di bidang perdagangan, pariwisata, perikanan-kelautan, dan kehutanan dengan 418 sasaran dan manfaat yaitu (a) Penyehatan ekosistem, (b) Penguatan ekonomi keluarga berbasis koperasi, (c) Kontribusi ekonomi daerah, (d) Pembentukan karakter sumber daya manusia melalui edukasi berbasis IT dan keahlian produktif lainnya. Prioritas komoditi yang perlu dibudi-daya dan dikelola untuk melayani kebutuhan nasional dan internasional di Provinsi Maluku yaitu (i) mutiara, (ii) kopi, (iii) cengkeh, (iv) vanili, (v) lada, (vii) pala, (viii) merica, (ix) damar, (x) kakao, (xi) pinang, (xii) gaharu, (xiii) kopra, (xiv) minyak, (xv) emas, (xvi) infrastruktur jalan, jembatan, pelabuhan, (xvii) perikanan tripang.

(d) Program Umum Maluku Staging Point RI Abad 21

Prinsip dan strategi Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development) di Maluku sejak awal abad 21, dapat dilakukan melalui sejumlah pilihan kebijakan dan program kerja. Pilihan kebijakannya meliputi 4 (empat) sektor pokok dari Triple Bottom Line pembangunan

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

berkelanjutan yaitu (1) sektor sosial, (2) sektor ekonomi, (3) sektor lingkungan, (4) sektor infrastruktur, dan (5) Sektor khusus pendidikan berbasis alam dan budaya di Maluku. Perumusan kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan berkelanjutan di Maluku harus dapat mewujudkan nilai yuridis dan etika dasar, khususnya yaitu (1) program-programnya menerapkan nilai-nilai kemanusiaan (Psl 27 ayat 2 UUD 1945); (2) Melindungi nilai dan tradisi daerah (Psl 32 ayat 1 UUD 1945); (3) Menghargai Etika Fundamental dan HAM (Bab XA UUD 1945); (4) Menyusun usaha bersama berazas kekeluargaan (Psl 33 UUD 45); (5) Melestarikan lingkungan (Psl 33 ayat 4 UUD 45); (6) Menerapkan prinsip-prinsip good-governance, akuntabilitas, efisiensi (Psl 33 ayat 4 UUD 1945); (7) Menjabarkan prinsip pembangunan berkelanjutan (sustainable development) (Psl 33 (4) UUD 1945); (8) Mengalokasikan dan menggunakan anggaran secara tepat (Psl 23 ayat 1 UUD 1945); dan 419 (9) Menciptakan keahlian-keahlian produktif rakyat (Psl 31 UUD 1945).

(1) Sektor Kecerdasan dan Kesejahteraan Masyarakat

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(2) Sektor Ekonomi

(3) Sektor Infrastruktur

420

(4) Sektor Lingkungan (Ekosistem)

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(5) Sektor Khusus

(6) Program “Triple Helix Nexus”

Edukasi Sumber Daya Manusia (SDM) Maluku awal abad 21 sangat penting dan strategis. Karena secara historis, tata-global berbasis rute maritim perdagangan rempah sejak abad 16 sampai kapitalisme global berbasis fosil hingga awal abad 21, dikelola oleh jaringan global tiga unsur pokok yakni (1) crown-marchant nexus, 421 (2) chain of forts, dan (3) chain of factories. Jaringan ini sangat pokok bagi monopoli perdagangan rempah sepanjang Afrika sebagai jembatan Asia-Eropa. Ini menjadi cikal-bakal dari imperium global Portugal abad 15-16 M.40 Tata global ini sulit mengadopsi keadilan, untuk itu, perlu dibangun jaringan baru triple helix nexus yang diuraikan berikut ini.

(i) Nexus Global Bisnis Keluarga

Awal abad ini, tidak mudah membangun suatu zona jasa dan infrastruktur jaringan-kerja dan mata-rantai nilai global. Alasannya, jaringan-kerja global sudah terpateri ke dalam mata-rantai perusahan raksasa serikat dagang dari jaringan keluarga dan kerajaan khususnya Eropa. Misalnya, tahun 1500-an M, perdagangan rempah dikuasai oleh Portugal dengan staple port kota Lisabon di Portugal dan Antwerp sebagai pusat distribusi Eropa Utara. Tahun 1591, armada

40 Embree, Ainslie T. And Carol Gluck, 2015: 66-67.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

dagang Portugal melibatkan jaringan bisnis keluarga Jacob Fugger dan Welser (Bartholomeo Welser dan Jacob Werlser).41 Fugger mendanai navigasi Ferdinand Magelland ke Maluku awal abad 16 M.42 Sejak 1579, armada perdagangan Spanyol dan Italia menggunakan kota Hamburg di Jerman sebagai rute distribusi dan staple port utara Eropa yang memotong jalur serikat dagang Belanda.43 Jaringan-kerja global tersebut di atas dibangun oleh jaringan bisnis keluarga Jacob Fugger, arsitek keuangan dan kapitalisme merkantilis di Augsburg, Roma dan Florence (Italia), Innsbruck (Austria) melalui perdagangan komoditi rempah, tembaga, perak, tambang, smelter di Austria, Hongaria hingga Peru dan Afrika dan perdagangan budak tahun 1367-1641; keluarga Medici di Florence tahun 1434-1737 dan Rothschild di Frankfurt (Jerman), khususnya tahun 1744-1820-an membangun perbankan di Frankfurt, London, Paris, Vienna, dan Napoli.44 422 Pasca tata-ekonomi global berbasis rempah, lahir tata dunia berbasis kapitalisme fosil berbasis jaringan global bisnis keluarga. Misalnya, jaringan bisnis minyak dikelola oleh John D. Rockefeller (1839- 1937), pendiri Standard Oil Company. Jaringan-kerja global industri dan keuangan sejak abad 17 berbasis jaringan bisnis keluarga seperti Mitsui, Mitsubishi, dan Sumitomo di Jepang. Mitsui didirikan oleh Mitsui Takatoshi (1622-1694). Akhir abad 20, Mitsui termasuk konglomerasi (keiretsu) terbesar di Jepang dan perusahan publik terbesar dunia.45 Jaringan-kerja global serikat dagang dan bisnis keluarga tersebut melahirkan evolusi kapitalisme keuangan dunia melalui Bank of Amsterdam, Bank of England, British East India Company, dan Dutch East India Company (VOC) yang merupakan the driving forces akumulasi dan perdagangan barang dan komoditi atau jasa

41Donald J. Harreld, 2004: 139-142. 42 Pölnitz, 1999: 79; Greg Steinmetz, 2015. 43 (J.P. Cooper, 1979:302) 44 George W. Edward, 1938:9, 17. 45 J.P. Kotter, 1997.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

yang membentuk tata ekonomi-politik kota-kota dunia sejak Revolusi Industri di Eropa sampai awal abad 21.46 Berikutnya, jaringan-kerja bisnis komoditi menjadi “sistem syaraf” kota-kota Renaisans Eropa abad 14-17 M. Jaringan bisnis Fuggers, misalnya, menjadikan peternak lebah di Thuringian di Jerman yang menukar madu dengan lada, pala, dan merica dari Maluku. Begitu pula tekstil fustian kota Augsburg di Jerman, perak dari Florence di Italia, sutera asal Tiongkok dan Jepang melalui kota Venetia (Italia), kain brokat dari Lahore (Pakistan), parfum Alexandria dan kapas dari pelabuhan Mediteranian.47 Hingga awal abad 21, jaringan-kerja global bisnis keluarga tidak hanya memiliki instink tawar-menawar, tetapi juga keahlian organisasi, akunting, jasa-jasa lainnya hingga pabrik produksi komoditi-komoditi. Rute ekspor-impor rempah, logam mulia, sutera, brokat, karya seni, herbal, obat-obatan, dan permata dilayani oleh jaringan bisnis keluarga 423 sepanjang kota-kota pesisir Eropa, Afrika, dan Asia. Dari sini pula, kota-kota itu tumbuh dan berkembang hingga hari ini. Venetia di Italia pernah menjadi pusat perdagangan rempah di Eropa. Namun, armada dagang Portugal menjadikan Lisabon (Portugal) dan Antwerpen (Belgia) sebagai the world’s spice capital melalui monopoli jaringan kerajaan di Portugal. Bisnis keluarga Fuggers berbisnis rempah ke Asia. Keluarga Rothschild berdagang ke Asia melalui perbankan dan keuangan dari hasil bisnis rempah dan emas di India. Ketika Portugal merebut India, konsorsium saudagar Augsburg keluarga Welser, membuat perjanjian bisnis lada dengan raja India dan Portugal. Awal abad 16, Ferdinand Magellan mengklaim monopoli atas Spice Islands, Maluku, untuk Raja Spanyol.48

46 John H. Bodley, 2011:355. 47 Ludwig von Mises Institute, 2007:11. 48 John T. Flyn, 2007:13-14.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Serikat dagang Belanda, VOC (1602-1798), memonopoli perdagangan rempah asal Maluku, sutera, teh, dan komoditi eksotik lain dari Asia ke Eropa yang melahirkan kapitalisme merkantilis.49 Sejak akhir abad 18 hingga akhir abad 20, keluarga Sassoon dan Kadoorie pindah dari Bagdad di Irak ke Bombai di India yang mengelola jaringan bisnis komoditi sepanjang kota Asia dan Afrika. Keluarga Sassoon menjadi perantara EIC dari jaringan bisnis keluarga Rothschild guna mengendalikan perdagangan rempah, gandum, beras, gula, teh, logam mulia, tekstil dan opium di kota-kota Kalkuta, Hong Kong, Nanking, Shanghai, dan Canton hingga Jepang. Tahun 1929, Ellice Victor Sassoon mendirikan hotel tertinggi di Shanghai dan mengendalikan jaringan bisnis India-Shanghai-Bahamas sejak 1948.50 Jaringan bisnis keluarga Sir Elly Kadoorie (1867-1944) pindah dari Baghdad (Irak) ke Bombai (India) dan membangun jaringan 424 bisnis komoditi sepanjang Tianjin, Ningbo, Wuhu dan Weiha di Tiongkok. Sir Horace Kadoorie (1902-1995), putra Sir Elly Kadoorie, kelahiran London (Inggris) membangun jaringan hotel, real-estate, kapas, karet, demarga dan utilitas di Shanghai dan Hong Kong. Kedua keluarga ini (“The Rothschilds of the East”) mengelola jaringan-kerja perdagangan sepanjang rute rempah asal Maluku dan rute-sutera asal Tiongkok dan Jepang abad 16-18 M.51 Jaringan-kerja global bisnis keluarga tersebut di atas, tulis Kenneth T. Jackson (2005) menciptakan kota pusat kapitalisme dan kota metropolis hingga awal abad 21: “In 1624, the set up a small trading post in a huge, sheltered harbor where three rivers met and several islands offered protection against potential enemies. Three hundred years later, this small settlement at the southern tip of the island of Manhattan has grown

49 Thelma Wills Foote, 2004: 247. 50 Léo-Paul Dana, 2010:87. 51 L. Friedfeld & P. Metoudi, 2015: 234.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

into the center of capitalism and the largest metropolis on earth.” Tanggal 3 Juni 1621, Dutch West India Company, cabang VOC, beroperasi dari Karibia dan sangat berpengaruh melalui perdagangan rempah asal Maluku, gula, bulu hewan, dan budak.52 Dampaknya terjadi sampai hari ini, awal abad 21, negara seakan kurang berdaya menghadapi jaringan bisnis keluarga skala global. Negara mengidap sindrom impoten (impotence of state).

(ii) Triple Helix Nexus

Dari paparan singkat tentang jaringan bisnis keluarga skala global tersebut di atas, kini tiba saatnya membangun suatu jaringan yang lebih adil dan ramah-lingkungan dengan berbasis Triple Helix Nexus. Konsep dasarnya ialah sinergi antara universitas-sektor industri-pemerintah yang dipionir oleh Etzkowitz (1993), Etzkowitz dan Leydesdorff (1995), Lowe 425 (1982), Sábato dan Mackenzi (1982), dan Leydesdorff (2006). Target Triple helix nexus ialah terciptanya inovasi dan kreasi produktif guna melahirkan kesejahteraan dan kecerdasaran Rakyat, penyehatan lingkungan, dan profit bagi industri. Konsep ini sejalan dengan pemikiran Adam Smith abad 18 bahwa wira-usaha sangat penting bagi kemajuan sosial ekonomi. Dengan memakai pendekatan modal, seperti Model-Norwegia (Norway-Model), rumus Triple Helix Nexus yang melahirkan negara- kesejahteraan yaitu bahwa kesejahteraan rakyat dan sehat-lestari lingkungan dapat diraih dari rumus W = f(FC, RC, HC, NC, IC, TC) yakni W = welfare, FC = financial capital, RC = real capital, HC = human capital, NC = natural capital, IC = institutional capital, TC = the stock of technological knowledge. Rumus ini adalah formula dasar daya-saing dan sustainabilitas Norwegia awal abad 21.53

52 Jan Jansson et al., 2008: 129; P. M. Sonnenburg, 2003:711; Mill Hill Books, 2015. 53 Moe, 2010: 7-12.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Kapital alam (NC) terdiri dari (a) modal alam berbasis pasar (market-based capital/MNC) seperti gas, minyak, mineral, perikanan, dan lain-lain; (b) modal alam yang tidak dapat diperjual-belikan (non-market- based capital/NMNC) seperti fungsi ekosistem, fungsi daya-sangga kehidupan, keragaman-hayati, dan lain-lain. Model Norwegia tersebut di atas berhasil melahirkan kesejahteraan rakyat Norwegia, sehat-lestari ekosistemnya dan nasionalisme sosial-ekonomi. Karena itu, model ini menjadi konsep dasar pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang dirilis pertamakali oleh Komisi Perserikatan Bangsa-Bangsa, Brundtland Commission, yang dimpimpin oleh Perdana Menteri Norwegia Gro Harlem Brundtland tahun 1987.54 Dengan demikian, dalam kerangka Triple Helix Nexus, kesejahteraan rakyat dan sehat lestari lingkungan, tidak mengandalkan 426 satu modal. Maka SDM Maluku perlu menguasai pengetahuan dan keahlian tata-kelola sumber alam melalui pendidikan dan pelatihan di dalam negeri dan luar negeri. Triple helix nexus adalah resep dan jalan keluar dari sindrom Resource Curse selama ini. Bahwa zona-zona kaya sumber alam, seperti emas, minyak, gas, dan sumber alam lainnya, sering terperangkap dalam paradoks : kaya sumber alam namun rakyatnya miskin dan terjebak konflik.55 Melalui penerapan Triple helix nexus, Maluku dapat menjadi zona penyedia jasa dan komoditi, infrastruktur, dan jaringan-kerja skala dunia untuk daya-saing dan kesejahteraan Rakyat Maluku dan RI abad 21. Kita dapat belajar dari kota Nagasaki di Jepang, tidak kaya sumber alam dan hanya desa nelayan ketika pada tahun 1543, kapal navigator Portugal, Fernao Mendes Pinto, merapat ke dekat Tanegashima, Nagasaki. Tahun 1569-1571, daimyo Omura Sumitada mengizinkan armada dagang Portugal membangun dermaga-pelabuhan kapal-kapal

54 Majah-Leah Ravago, 2009:3 55 Auty, 1993; Sachs and Warner, 1997; Humphreys, Sachs and Stiglitz, 2007:1.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Portugal di Nagasaki.56 Tahun 1575, Portugal juga membangun benteng di Ambon, Maluku.57 Namun, VOC memindahkan pusat perdagangannya dari Ambon ke Batavia awal abad 17. Sedangkan kota Nagasaki (Jepang) menyediakan perdagangan komoditi tembakau, roti, tekstil asal Tiongkok, sutera asal Jepang, dan kastela asal Portugal. Selama masa Restorasi Meiji (1868-1912) di Jepang, Nagasaki dipilihs sebagai pusat produksi kapal Mitsubishi (kontraktor Angkatan Laut Jepang), Mitsubishi Steel and Arms Works, Akunoura Engine Works, Mitsubishi Arms Plant, Mitsubishi Electric Shipyards, Mitsubishi Steel and Arms Works, dan Mitsubishi-Urakami Ordnance Works. Akibatnya, Nagasaki menjadi sasaran bom Sekutu pada Perang Dunia II. (US GPO, 1946) Pasca Perang Dunia II, Nagasaki membangun lagi jaringan-kerja perdagangan dunia, perikanan dan produksi kapal-kapal.58 Meskipun benteng dan pelabuhan di Nagasaki dan Ambon 427 sama-sama dibangun oleh Portugal, namun Maluku dan Ambon belum berkembang seperti Nagasaki. Karena kemampuan kota (SDM) menyediakan jasa dan komoditi pasar dunia menjadi faktor utama daya- saing, pengaruh dan keunggulan berbagai kota dan zona dunia.59 Oleh karena itu, penyediaan jasa, fasilitas, infrastruktur dan Sumber Daya Manusia untuk jaringan-kerja global membuat Nagasaki tetap menjadi kota global awal abad 21. Ini pula peluang kota Maluku melalui Blok Gas Masela sejak awal abad 21. Misalnya, Universitas Pattimura di Ambon, menyediakan SDM bidang gas, minyak dan kelautan khususnya pasca Presiden Joko Widodo menetapkan pembangunan proyek gas abadi Blok Masela di darat April 2016 dan penyiapan SDM- nya di daerah melalui Universitas Pattimura.60

56 C.R. Boxer, 1993:100-101. 57 M.C. Ricklefs, 1991:25. 58 Gian P. Gentile, 2000: 86-87. 59 Zachary P. Neal, 2012; Augusto Cusinato, et al, 2015; Phil Hubbard, 2006:174.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Awal abad 21, sekitar 90% komoditi dunia dikirim melalui pelabuhan, pilar mata-rantai komersial global 61 seperti minyak, gas, bijih besi, batu-bara, buah, sayur, beras, gandum, teh, cengkeh, dan lain-lain. Maka pelabuhan dan pabrik menyediakan jasa-jasa dan spesialisasi SDM sangat strategis dan penting.62 Apalagi, awal abad 21, sekitar 90% kepulauan Maluku dengan luas 850.000 km2, terdiri dari laut. Sekitar 17.000-an pulau besar dan kecil zona Maluku, tulis Saul Bernard Cohen (2014: 331): “Today the Islands are unimportant agriculturally and economically.” Namun, Saul Bernard Cohen keliru. Karena Maluku sangat kaya keragaman-hayati, ikan, emas, minyak, gas dan mineral strategis lainnya. Tanpa program Triple helix nexus, risikonya yakni selama 400 tahun terakhir, zona-zona kaya sumber alam selalu terjebak konflik dan kemiskinan atau the paradox of plenty. 63 Hal ini terjadi selama ini, karena 428 rapuhnya keahlian dan daya saing SDM Maluku. Maka kini tiba saatnya, SDM Maluku mengelola nilai sejarah, nilai komoditi, mineral strategis, dan geostrategi sejak awal abad 21. Apalagi tren sejak akhir abad 20 dan awal abad 21 menunjukkan bahwa GDP Maritime Economy dunia, Tahun 1970 berkisar 13 miliar dollar AS; tahun 1980 mencapai 280 miliar dollar AS; tahun 1991, mencapai 600-800 miliar dollar AS; tahun 2010, mencapai 1500 miliar dollar AS atau sekitar 15% GDP dunia; 64 Selain itu, awal abad 21, 60% penduduk dunia hidup pada radius sekitar 1-100 km dari pantai; Zona pesisir, khususnya kota-kota pesisir, merupakan simpul kawasan ekonomi, budaya dan pengetahuan manusia; Zona ekonomi pesisir dunia adalah lokomotif ekonomi dunia. Daerah pesisir dijadikan simpul dasar pembangunan ekonomi dan perlindungan lingkungan.65

60 Hanni Sofia Soepardi, 2016; Jimmy Ayal, 2016. 61 Wang & Olivier 2006; Jacobs & Hall 2007; Jacobs 2007; Robinson 2002. 62 De Langen 2003). 63 Terry Lynn Karl, 1997; Alan Gelb and Associates, 1988; R. Auty and Mikesell, 1998. 64 “Revaluing the Ocean Economy”, The World Ocean Observatory, 2011. 65 Ibid.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

Tahun 1982, PBB merilis UN Convention on the Law of the Sea (UNCLOS). Isinya antara lain mempercayakan 35% wilayah laut berada di bawah yurisdiksi setiap negara guna mencegah timbulnya tragedi kelautan antar-negara dan dasar hukum untuk manajemen kelautan secara terpadu. PBB merilis lagi UN Conference on Environment and Development (UNCED) yang lazim disebut Agenda 21 antara lain menyedikan pedoman dan cara pembangunan kelautan sustainabel melalui manajemen pantai dan kelautan secara terpadu. Kondisi ini juga mendorong kemajuan kerjasama internasional guna mengatasi pencemaran di laut atau lautan. Oleh karena itu, strategi Maluku sebagai Staging-Point Negara RI abad 21 mesti menghasilkan globaliasi berbasis maritim dari Papua, Maluku, NTT dan sekitarnya akan sangat bermanfaat bagi Kawasan Timur (KTI) dan daya-saing Indonesia khususnya abad 21. Sebab luas KTI berkisar 68 persen dari luas wilayah Negara RI. Kepulauan 429 Maluku, Sulawesi, Papua dan Nusa Tenggara sangat sesuai untuk strategi sosial-ekonomi-lingkungan pesisir, kelautan dan komoditi keragaman-hayati. Kawasan ini memiliki tradisi maritim level dunia ratusan tahun. Penduduk di Maluku sangat kuat memiliki kearifan dan tradisi maritim.66 Jaringan bisnis dunia membutuhkan zona penyedia jasa telekomunikasi,67 infrastruktur bandara,68 koneksi Internet 69 yang memudahkan aliran barang, jasa, manusia, informasi, dana dan komoditi global.70 Ini juga peluang kota Ambon, khususnya menyongsong pembangunan dan pengelolaan 25 blok Migas di kepulauan Maluku abad 21. Oleh karena itu, strategi jasa, infrastruktur dan SDM jaringan-

66 “Kadin: Perekonomian Indonesia Bagian Timur Kurang Diperhatikan”, detikFinance, 18 Juli, 2010. Lihat juga “Pere konomian Indonesia Timur masih Memprihatinkan”, Media Indonesia, 28 Agustus 2010. 67 Rimmer, 1999. 68 Derudder & Witlox, 2005. 69 Choi, et al. 2006. 70 Smith & Timberlake, 1995; Derudder & Taylor, 2005.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

kerja global di Maluku dapat mengadopsi Model-Norwegia tersebut di atas. Karena model Norwegia menghasilkan 985 miliar dollar AS kekayaan Norwegia yang hanya berpenduduk 5.213.985 jiwa Mei tahun 2016 di zona seluas 385.252 km2.71 Konservasi jasa-jasa ekosistem yang tidak dapat diper-jual-belikan, sangat penting guna melahirkan kota sehat-lestari dan ekosistem sehat-lestari. Maka kini tiba saatnya, Rakyat dan Pemerintah Daerah meningkatkan investasi dan kapitalisasi teknologi, inovasi, keahlian, pengetahuan, dan pendidikan SDM Maluku bidang gas, minyak, mineral strategis, perikanan, lingkungan dan jaringan- kerja jasa dan nilai skala global.

(e) Sasaran dan Manfaat

Ada 9 sasaran dan manfaat yang dapat diraih dari penerapan 430 prinsip-prinsip dan strategi Pembangunan Berkelanjutan berbasis model Egg of sustainability di seluruh Maluku sejak awal abad 21 yaitu : (1) Membangun perekonomian daerah untuk mensejahterakan rakyat Maluku dan Negara RI yang dapat mencapai level pembangunan-berkelanjutan (sustainable development) dan berkeadilan di Maluku (Psl 33 ayat 4 UUD 1945); (2) Memulihkan, menyehatkan dan melestarikan ekosistem Maluku (ecosystem-well-being) di Maluku (Psl 33 ayat 4 UUD 1945); (3) Pembangunan infrastruktur dan pelayanan kepabeanan, keimigrasian, karantina, dan hankam untuk memudahkan perputaran dan arus barang, jasa, dan manusia di desa- desa perbatasan dan mendukung pertumbuhan kesatuan ekonomi Maluku dan wilayah-wilayah lain (Alinea IV Pembukaan UUD 1945);

71 Statistics Norway, 2016.

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21 BAB 9 MALUKU : ‘STAGING POINT’ NEGARA RI ABAD 21

(4) Mencerdaskan dan menyehatkan rakyat (human-well- being) di Maluku. (5) Melaksanakan amanat Pasal 18A UUD 1945 yang meningkatkan partisipasi rakyat dalam pembangunan sosial, ekonomi dan lingkungan di Maluku. (6) Konservasi cultural capital, natural capital, dan local- knowledge di Maluku. (7) Merawat Bhinneka Tunggal Ika melalui pembangunan berbasis desa-desa di Maluku; (8) Meningkatkan kerjasama untuk ketertiban dan perdamaian dunia/kawasan. (9) Mendukung program-program Pemerintah mewujudkan cita-cita perdamaian, kesejahteraan rakyat, keadilan, dan kecerdasan rakyat sesuai amanat Alinea IV Pembukaan UUD 1945. 431 Sedangkan indikator sehat-sejahtera masyarakat dan sehat- lestarinya lingkungan (Well-Being Index) program-program kerja Pembangunan Berkelanjutan di Maluku dapat memadukan beragam indikator lingkungan dan indikator masyarakat melalui suatu skala indeks yang menggambarkan hirarki Sustainability. Well-Being Index (WI) dari Prescott Allen (2001: 298). Asumsi pokoknya ialah jika rakyat dan lingkungan sehat dan makmur (well-being), maka level Sustainability dapat tercapai. Sehingga, Well-being Index (WI) merupakan titik-tengah aritmetik dari suatu kondisi Human Well-Being Index (HWI) dan Ecosystem Well- Being Index (EWI). Indeks HWI dan EWI meliputi 5 (lima) sub indeks. HWI terdiri dari indeks: (1) kesehatan dan populasi, (2) kesejahteraan, (3) pengetahuan, (4) budaya dan masyarakat, dan (5) ekuitas. Sedangkan EWI terdiri dari indeks : (1) lahan, (2) air, (3) udara, (4) spesies dan gen, (5) penggunaan sumber daya. Ada 5 (lima) dimensi dari indeks HWI berbasis 36 indikator dan 51 indikator EWI.***

Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 Maluku ‘STAGING POINT’ RI ABAD 21 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

A. UUD, UU, PP & Keppres

Keputusan Presiden No. 230 Tahun 1954. Peraturan Pemerintah No. 65 Tahun 1958. Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. UU No. 31 Tahun 1964 tentang Ketentuan-Ketentuan Tenaga Atom.

B. Buku, Jurnal dan Laporan Pers

Agarwal, M. K., From Bharata to India: Chrysee the Golden, iUniverse, 2012. Aizhu, Chen. “China’s natural gas drive may cut oil demand by a tenth”, Reuters, 28 Februari, 2013. Akerman, James R, The Imperial Map (Chicago: University of Chicago Press, 2009). Alfian, “S.Korea energy firms to invest $2 bln in Indonesia gas power”,Reuters , Kamis 30 Juni, 2011. Altvater, Elmar, The Social and Natural Environment of Fossil Capitalism, 2009. Amodeo, Christian. “Al-Idrsisi (1099-1166) : Moroccan Cartographer Al-Idrisi Oversaw the Production of the Most Elaborate and Systematic Geographical Work of the Middle Ages”, Geographical 76 (8), August, 2004. Ames, Glenn J. (2008). The Globe Encompassed: The Age of European Discovery, 1500–1700. Andaya, Leonard Y., The world of Maluku: Eastern Indonesia in the early modern period (Honolulu: University of Hawaii Press, 1993. Angus, Ian. Facing the Anthropocene: Fossil Capitalism and the Crisis of the Earth System, NYU Press, 2016. Anthony Farrington, Trading Places : The East India Company and Asia 1600-1834, (London: British Library), 2002. Asian Development Bank (ADB), Asia 2050: Realizing the Asian Century: Executive Summary (Manila: ADB, August 2011). Asia - Pacific Economic Cooperation (2007), “The Darwin Declaration on Achieving Energy Security and Sustainable Development Through Efficiency, Conservation and Diversity -29 May 2007”, APEC, Darwin, Australia, 2007. ASEAN Secretariat (2013). Atlas,Terry. “Kerry Fights Mythof US ‘Fading’ under Obama”, Bloomberg News, 24 Januari 2014. Ayal, Jimmy. “Rizal tegaskan Maluku harus berperan di Blok Masela”, Antara, Sabtu, 28 Mei 2016. Bahar, Sjaafroedin; Nanie Hudawati Sinaga, Ananda B. Kusuma, et al (ed), DAFTAR PUSTAKA

Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945 – 19 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta, 1992. Bajpaee, Chietigj, “China-India Relations: Regional Rivalry Takes World Stage,” China Security 6, no. 2 (2010): 3–20. Bailey, C. (1928) The Greek Atomists and Epicurus, Oxford : Clarendon Press. BantleY, Jerry. Old World Encounters: Cross-Cultural Contacts and Exchanges in Pre-Modern Times (New York: Oxford University Press, 1993). Beasley, W.G. (1995). The Rise of Modern Japan: Political, Economic and Social Change Since 1850. New York: St. Martin’s Press. Bertrand, Ayse and Emilie Kothe, “FDI In Figures”, OECD Investment Division – Secretariat of the OECD Investment Committee , April 2013. Bertrand, Ayse and Emilie Kothe, “FDI In Figures”, OECD Investment Division – Secretariat of the OECD Investment Committee , April 2013. Black, Richard (26 Maret 2010). “China steams ahead on clean energy”, BBC News. Blum, William. Killing Hope: US Military and CIA Interventions Since World War II, Black Rose,1998. Boulnois, Luce (2005). Silk Road: Monks, Warriors & Merchants. Hong Kong: Odyssey Books. Boxer, C.R., The Portuguese Seaborne Empire 1415–1825, Hutchinson, London, 1969. Boxer, C.R., The Dutch Seaborne Empire 1415-1825, 1969. Bracciolini, Poggio, The Travels of Nicolo Conti, in the East., London: Hakluyt Society, vertaling J.W. Jones, 1857. Brotton, Jerry. (2014), Great Maps: the worlds masterpieces explored and explained, Dk Smithsonian. Brown, James Robert. (1999). The Ministry of Finance : bureaucratic practices and the transformation of the Japanese Economy, Greenwood Publishing, Westport, Connecticut, AS. Burkhardt, Paul. “Gas May Transform Mozambique Even as Debt Darkens Confidence”,Bloomberg , 3 Juni 2016. Burr, W.; Richelson, J. T. (2000–2001). “Whether to “Strangle the Baby in the Cradle”: The United States and the Chinese Nuclear Program, 1960–64. International Security. 25 (3): 54–99. Campbell, Kurt M.; Robert J. Einhorn; Mitchell Reiss (2004). The Nuclear Tipping Point: Why States Reconsider Their Nuclear Choices. Brookings Institution Press. Candra, Sapto Andika. “Rizal: SKK Migas Dipengaruhi Asing Soal Blok Masela”, Republika.co.id, Rabu 7 Oktober 2015. Carroll, Sean. From Eternity to Here, Oneworld Publications, 2001. Chakrabarti, Pratik. (2013). Medicine and Empire : 1600-1960. Palgrave Macmillan. Chefurka, Paul. “World Energy and Population — Trends to 2100”, Population Matters, Vol. 13, No 1, 2013. Chey, T. Seng, ‘Changing Global Landscape and Enhanced US Engagement with Asia – Challenges and Emerging Trends’, Asia Pacific Review, Vol. 19, Issue 1, 2012. Christopher, Tom Di, “United States may become net energy exporter by 2026, DAFTAR PUSTAKA

EIA reports”, CNBC, 5 Januari 2017. Clarke, Lee, “The Origins of Nuclear Power: A Case of Institutional Conflict,” Social Problems 32,5 (1995): 474–87. Clem Chambers, “Who Needs Stock Exchange?” Mondo Vision, 14 Juli 2006. Cochrane, Joe. “Indonesia to Decide on Joining Trans-Pacific Partnership”, The New York Times, 25 Oktober 2015. Cody, Edward. “In Face of Rural Unrest, China Rolls Out Reforms”, The Washington Post, 28 Januari 2006. Cooperson, Michael, Al-Ma’mun, Oneworld Publications, Oxford, 2005. Crane, Keith et al., “Imported Oil and U.S. National Security”, RAND Corporation, the Institute for 21st Century Energy, U.S. Chamber of Commerce, 2009. Crawford, Jonathan, “Want to Build a Gas Pipeline? Be Prepared to Wait Years”, Bloomberg, 21 Juli 2016. Cronshaw, Ian and Quentin Grafton, “Reflections on Energy Security in the Asia Pacific”, Asia & the Pacific Policy Studies, vol. 1, no. 1. Crow, John A. (1992). The Epic of Latin America. Edisi ke-4. University of California Press. Dahl, Per F. (1999). Heavy water and the wartime race for nuclear energy. CRC Press. Daniel Griffiths. “China worried over pace of growth”, BBC, 16 April 2006. Daojiong, Zha.“Oiling the Wheels of Foreign Policy? Energy Security and China’s International Relations,” S. Rajaratnam School of International Relations (RSIS), Asia Security Initiative Policy Series, Working Paper, no. 1, March 2010. Davenport, Frances Gardiner, ed., European Treaties Bearing on the History of the United States and Its Dependencies to (Washington, DC: Carnegie Institute of Washington, 1917). Davies, Gavyn. “The Decade of Xi Jinping”, Financial Times, 25 November 2012. Daws, Gavan and Marty Fujita, Archipelago: The Islands of Indonesia, (Berkeley: University of California Press, 1999). Dees, Bowen C. (1997). The Allied Occupation and Japan’s Economic Miracle: Building the Foundations of Japanese Science and Technology 1945–52. Routledge. Demetriou, Danielle, “Japan ‘should develop nuclear weapons’ to counter North Korea threat,” The Daily Telegraph, 20 April 2009. Department of Defense – United States of America. “Military and Security Developments Involving the People’s Republic of China 2013”. Annual Report to Congress, Office of the Secretary of Defense, 2013. Depew, David (2004). The philosophy of biology: an episodic history. Cambridge University Press. Dewanto, Kelik. “Inpex hormati keputusan Presiden Jokowi soal Masela”, Antara, Jumat, 15 April 2016. Dewanto, Kelik, “Keekonomian Masela syarat ciptakan efek ganda”, Antara, Selasa, 21 Juni 2016 . Dittmer, Lowell, “Is China an Asia-Pacific Great Power”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pacific Security: An Introduction, Georgetown University Press, 2016. Diffie, Bailey (1977). Foundations of the Portuguese Empire, 1415-1580. University DAFTAR PUSTAKA

of Minnesota Press. Donkin, Robin A. (August 2003). Between East and West: The Moluccas and the Traffic in Spices Up to the Arrival of Europeans. Diane Publishing Company. Duarte Barbosa, Book of Duarte Barbosa, Volume 1, J Jetley for Asian Educational Services, 2002. Emma Graham-Harrison, “Islands on the frontline of a new global flashpoint: China v Japan”, The Guardian, 5 Februari 2017. Ernowo, Penny Oktaviani, “Review of Chromite Deposits of Indonesia”, Buletin Sumber Daya Geologi 10 Volume 5 Nomor 1 – 2010. Evan S. Medeiros et al., Pacific Currents,The Responses of US Allies and Security Partners in East Asia to China’s Rise (Santa Monica, CA: Rand Corporation, 2008). Evans-Pritchard, Ambrose (23 Juli 2013), “China eyes fresh stimulus as economy stalls, sets 7pc growth floor”,Daily Telegraph (London). Everett, Silas, “U.S. Secretary of State Clinton’s Timor-Leste Visit Highlights Growth”, In Asia / The Asia Foundation, 12 September 2012. Food and Agriculture Organization (FAO), “The State of World Fisheries and Aquaculture”, FAO-UN, Rome, 2014. Friedman, Lisa (25 Maret 2010), “China Leads Major Countries With $34.6 Billion Invested in Clean Technology”, The New York Times. Fueyo, Norberto; Antonio Gómez, and César Dopazo, “Energy Security, Sustaina bility, And Affordability in Asia and the Pacific”, ADB Economics Working Paper Series, No. 401, July 2014. Gareta, Sella Panduarsa. “Nilai tambah industri petrokimia di Blok Masela capai 2 miliar dollar”, Antara, Minggu 22 Januari 2017. Gil, Moshe. “The Radhanite Merchants and the Land of Radhan.” Journal of the Economic and Social History of the Orient 17:3 (1976). Glosserman, Brad. “Can the United States Share Power in the Asia Pacific”, dalam Andrew Carr,Joanne Wallis, Asia-Pacific Security:An Introduction, Georgetown University Press, 2016. Goldsmith, Belinda, “Who funds the trillion dollar plan of the U.N.’s new global goals?”, Thomson Reuters Foundation, 26 September 2015. Gordon, Michael R., “Israel Selling China Military Technology, C.I.A. Chief Asserts”, The New York Times, 12 Oktober 1993. Grayson, Lynn, “UN Sustainable Development Summit”, Thompson Reuters, 8 Oktober 2015. Griess, Thomas E. (ed), The Second World War: Asia and the Pacific, West Point Military Series, 2002. Hadar, Leon T., “China and Indonesia Warming Ties With Israel”, The Washington Report on Middle East Affairs, Washington XII.5 (31 Januari 1994). Halpin, Tony. “Brazil, Russia, India and China form bloc to challenge US dominance”, The Times, 17 Juni 2009. Hall, Darwin C. Oil and National Security, Butterworth-Heinemann Ltd, 1992. Hatta, Mohammad, Kumpulan Karangan IV, Djakarta – Amsterdam-Surabaya, 1954. Herberg, Mikkal E. and David Zweig, “China’s ‘Energy Rise,’ ” Pacific Council on International Policy, April 2010. Herberg, Mikkal E., The Rise of Energy and Resource Nationalism in Asia, The National Bureau of Asian Research, USA, 2014. DAFTAR PUSTAKA

Herberg, Mikkal E. “Energy Security Survey 2007: The Rise of Asia’s National Oil Companies,” National Bureau of Asian Research, NBR Special Report, no. 14, December 2007. Herberg, ME. Asia’s Energy Insecurity, 2004. Herberg, Mikkal E., “Energy Competition and Energy Cooperation in Northeast Asia”, dalam Bo Kong, Jae H. Ku, Energy Security Cooperation in Northeast Asia, Routledge, 2015. Hering, Bob (2001), Soekarno, architect of a nation, 1901–1970, KIT Publishers Amsterdam, Leiden. Herodotus. Herodotus: The Histories: The Complete Translation, Backgrounds, Commentaries. terjemahan Walter Blanco; edit oleh Jennifer Tolbert Roberts. New York: W. W. Norton, 2013. Hilyard, Joseph, The Oil & Gas Industry: A Nontechnical Guide, PennWell Books, 2012. Hitti, Philip K., ‘History of the Arabs’, London (1974). Hornby, Lucy (23 September 2009), “Factbox: US-China Interdependence Outweighs Trade Spat.” Reuters. Hu, Zuliu and Moshin S. Khan, “Why is China Growing so Fast”, IMF Working Paper, No 96/75, IMF Research Department, 1997. Hugh, Thomas. (1999). The Slave Trade : The History of the Atlantic Slave Trade : 1440 – 1870, Simon & Schuster. Hugh, Thomas. (2013). Rivers of Gold: The Rise of the Spanish Empire, from Columbus to Magellan, Random House. International Bank for Reconstruction and Development, The East Asian Miracle, Oxford University Press, 1993. International Monetary Fund(IMF), “World Economic Outlook Database”, IMF, April 2014. International Energy Agency, “International Energy Outlook 2016”, U.S. Energy Information Administration, Mei, 2016. International Energy Agency,World Energy Outlook, 2009, Paris : International Energy Agency. International Energy Agency. Gas pricing and regulation: China’s challenges and IEA experience. Paris: IEA, 2012. International Energy Agency. Energy policies of IEA countries: the Republic of Korea 2012 review. Paris: International Energy Agency, 2012. International Energy Agency. Developing a natural gas trading hub in Asia: obstacles and opportunities. Paris: International Energy Agency, 2013. Jacobs, Hubert Th. Th. M. (1980). New Sources for the History of Portuguese Maluku, 1575- 1605, Letters of the Captains. Erste Reihe, Aufsatze zur Portugiesischen Kulturgeschichte. Jiang, J. (2011); Karen Smith Stegen (2015),“Understanding China’s global energy strategy”, International Journal of Emerging Markets, 10:2. Jonse, Sam and Carla Kweifio-Okai, “World leaders agree sustainable development goals – as it happened”, The Guardian, 26 September 2015. Jung-Won, Shin. “South Korea Aims to Triple KNOC Assets by 2012,” Dow Jones Newswires, June 12, 2008. Jun,Tsunekawa. “Energy Situation in East Asia and Its Impact on the Strategic Environment”, NIDS Security Reports, No. 3 (March 2002). DAFTAR PUSTAKA

Junida, Ade. “Blok Masela serap 380.000 tenaga kerja”, Antara, Selasa, 19 April 2016. Junida, Ade Irma, “Pemerintah bahas permintaan Inpex untuk garap Masela”, Antara, 5 Desember 2016. Kahin, Audrey R. and George McT. “Subversion as Foreign Policy: The Secret Eisenhower and Dulles Debacle in Indonesia”, The New Press, 1995. Kapoor, Kanupriya. “Indonesia’s president cuts short U.S. trip due to haze crisis”, Reuters, 27 Oktober 2015. Karmini, Niniek and Stephen Wright, “Indonesia, Japan affirm deeper ties during Abe’s Asian tour”, Japan Today, 16 Januari 2017. Katakey, Rakteem and John Duce, “India Loses Out to China in Africa-Kazakhstan- Venezuela Oil,” Bloomberg News, June 29, 2010. Kau, Michael Y. M., Susan H. Marsh (eds), China in the Era of Deng Xiaoping: A Decade of Reform, Sharpe, M. E. Inc., 1993. Kaya, M., Kammesheidt, L. & Weidelt, HJ., “The forest garden system of Saparua island Central Maluku, Indonesia, and its role in maintaining tree species diversity”, Agroforestry Systems (Juli, 2002) 54: 225-234. Kemp, Geoffrey, The East Moves West: India, China, and Asia’s Growing Presence in the Middle East, Brookings Institution Press, 2012. Ken’ichi Goto, Paul H. Kratoska, Tensions of empire: Japan and Southeast Asia in the colonial and postcolonial world, NUS Press, 2003. King, Earnest J., Second Report to the Secretary of the Navy: Covering Combat Operations from 1 March 1944 to 1 March, 1945. March 1945. Kolb, Robert W., The Natural Gas Revolution: At the Pivot of the World’s Energy Future, FT Press, 2013. Krauss, Clifford. “Can We Do Without Middle East?”, The New York Times, 30 Maret 2011. Kratoska, Paul H. South East Asia, Colonial History: High imperialism (1890s-1930s), Taylor & Francis, 2001. Kerski, Joseph J. P., Interpreting Our World: 100 Discoveries That Revolutionized Geography: 100 Discoveries That Revolutionized Geography, ABC- CLIO, 2016. Kusuma, RM. A.B., Lahirnya Undang-Undang Dasar 1945, Pusat Studi Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Indonesia (2004), Jakarta. Landes, David S. (1969). The Unbound Prometheus: Technological Change and Industrial Development in Western Europe from 1750 to the Present. Cambridge, New York: Press Syndicate of the University of Cambridge. Large, John H. (2005); Campbell, Kurt M.; Robert J. Einhorn; Mitchell Reiss (2004). The Nuclear Tipping Point: Why States Reconsider Their Nuclear Choices. Brookings Institution Press. Lavoy, Peter R., “Learning and Evolution of Cooperation in US and Soviet Nuclear Nonproliferation Acvitities”, dalam George W. Breslauer and Philip E. Tetlock, eds., Learning in US and Soviet Foreign Policy, Boulder, CO : Westview Press, 1991. Li, Cheng. China’s Emerging Middle Class: Beyond Economic Transformation (Washington, DC: Brookings Institution Press, 2010). Lord Stanley of Alderley, The first voyage round the world by Magellan, London: Hakluyt, 1874. DAFTAR PUSTAKA

Love, Ronald S. (2006). Maritime Exploration in the Age of Discovery, 1415-1800. Greenwood Press. Lucretius Carus, Titus (1976). On the nature of the universe. R. E. Latham, terjemahan, London: Penguin Books. Luhn, Alec and Terry Mecalister, “Russia signs 30-year deal worth $400bn to deliver gas to China”, The Guardian, 21 Mei, 2014. Lynn White, Jr., Medieval Technology and Social Change, Oxford, UK : Oxford University Press, 1966. Malik, Mohan. “China’s Strategy of Containing India,” Power and Interest News Report, February 6, 2006. Malm, Andreas, Fossil Capital: The Rise of Steam Power and the Roots of Global, Verso, 2016. Marshall, David, Akio Morita And Sony, Orient Blackswan, 1996. Mazneva, Elena and Stepan Kravchenko, “Russia, China Sign $400B Gas Deal After Decade of Talks”, Bloomberg, 21 Mei, 2014. McBeth, John, “Dark Clouds Over Timor-Aussie Sunrise Tussle,” The Straits Times, June 15, 2010. Megan, McKenna, Listen Here!: The Art and Spirituality of Listening, Paulist Press, 2016. Medalia, Jonathan, Comprehensive Nuclear-Test Ban Treaty: Updated, Safeguards, and Net Assessments, DIANE Publishing, 2009. Meidan, Michal. “The structure of China’s oil industry: Past trends and future prospects”, The Oxford Institute for Energy Studies, Mei 2016. Mendl, Wolf, Japan and South East Asia: From the Meiji Restoration to 1945, Volume 1, Taylor & Francis, 2001. Miller, George (ed). (1996). To the Spice Islands and Beyond : Travels in Eastern Indonesia, Oxford University Press. Miller, J. I. The Spice Trade of the Roman Empire 29 B.C. to A.D. 641 (Oxford,1969). Mitchell, John V. and Glada Lahn, Oil for Asia: The Rise of Asian National Oil Companies (London: Chatham House, 2007). Mochizuki, Mike M., Deepa M. Ollapally, Energy Security in Asia and Eurasia, Routledge, 2016. Mook, Hubertus Johannes van (1944), The Netherlands Indies and Japan: Their Relations, 1940–1941, (London: G. Allen & Unwin). Moore, Malcolm (15 November 2012). “Xi Jinping crowned leader of China Communist Party”, The Daily Telegraph (London). Morrison, Wayne M., China-US Trade Issues, (Washington, DC : Congressional Research U.S. Department of Defense, Sustaining U.S. Global Leadership, USA, 2012. Mouawad, Jad. “China’s Growth Shifts the Geopolitics of Oil,” The New York Times, March 19, 2010 . Mucari, Manuel. “Exxon, Eni, Sasol win rights to explore Mozambique’s oil and gas reserves”, Reuters, 28 Oktober, 2015. Muldavin, Joshua (9 Februari 2006). “From Rural Transformation to Global Integration: The Environmental and Social Impacts of China’s Riset to Superpower”. Carnegie Endowment for International Peace. Munakata, Naoko, “Evolution of Japan’s Policy toward Economic Integration”, Center for Northeast Asian Policy Studies (CNAPS), The Brookings DAFTAR PUSTAKA

Institution, Desember 2001. Murray, L. Weidenbaum (1 January 1996). The Bamboo Network : How Expatriate Chinese Entrepreneurs are Creating a New Economic Superpower in Asia. Martin Kessler Books, Free Press. Ncube, Mthuli and John C. Anyanwu, “Inequality And Arab Spring Revolutions In North Africa And The Middle East”, Africa Economic Brief, African Development Bank, Volume 3, Issue 7, July 2012. Nichols, Michelle, “North Korea says U.S. has to roll back ‘hostile policy’ before talks”, Reuters, Jumat 19 Mei 2017. Oebadillah, Syarief. “Maluku Provinsi Kaya, Tidak Layak Miskin”, Media Indonesia, Selasa 25 Agustus 2015. Office of Naval Intelligence, Worldwide Submarine Challenges, 1997. Office of the Secretary of Defense, “Report on the Military Power of the People’s Republic of China,” Report to Congress Pursuant to the FY2000 National Defense Authorization Act, Juni 2000. Oxford Analytica, “China: Energy Companies Change Strategic Tack,” April, 2010. Pandur, Servas. 70 Tahun Teddy Rusdy : Think Ahead, Pustaka Gramedia, 2007. Panichas, George Andrew (1967). Epicurus. New York: Twayne Publishers. Park, Tong Whan (1998). The U.S. and the Two Koreas: A New Triangle. Lynne Rienner Publishers. Parry, J. H. (1973). The Age of Reconnaissance: Discovery, Exploration, and Settlement, 1450–1650. London: Cardinal. Pennington, Matthew. “U.S. trip offers Jokowi a chance to build rapport with Obama”, Associated Press, 25 Oktober 2015. Poneman, Daniel B., “Indonesia”, dalam James E. Katz and Onkar S. Marwah, eds., Nuclear Power in Developing Countries, Lexington, MA: Lexington Books, 1982. Perkowski, Jack (27 Juli 2012), “China Leads the World in Renewable Energy Investment”, Forbes. Pollmer, Udo Priv. Doz. “The spice trade and its importance for European expansion”. Migration and Diffusion, Vol. 1, Issue Number 4, 2000. Pramudiarja, Uyung, “100 Tahun Prof Siwabessy, Bapak Atom Indonesia Perintis Cikal Bakal BPJS”, DetikHealth, Sabtu, 30 Agustus 2014. Prestowitz, Clyde, “What happened to the Japanese Economic Model?,” The Washington Post, December 14, 1997. Pullella, Philip and Scott Malone, “At U.N., Pope rails against craving for wealth and power”, Reuters, 25 September, 2015. Pumphrey, David. “U.S. Perspective on National Energy Security,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 2010. Pusat Data, Statistik dan Informasi Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan, “Profil Kelautan dan Perikanan Provinsi Maluku”, Jakarta, 2017. Rabinowitz, Louis, Jewish Merchant Adventurers: a study of the Radanites. London: Edward Goldston, 1948. Rasmussen, Chris and Susan Xu, “Jobs Supported by Export Destination 2015,” Office of Trade and Economic Analysis (USA), September 2016. Reed, Stanley and Dexter Roberts, “Red Star over Iraq: China’s Ambitions in the Iraqi Oil Fields Could Change the Landscape,” BusinessWeek, January DAFTAR PUSTAKA

20, 2010. Remmelink, Willem (editor dan penerjemah), The Invasion of the Dutch East Indies, (The War History Office of the National Defense College of Japan), Leiden University Press, 2015. Retnowati Abdulgani-Knapp, Soeharto: The Life and Legacy of Indonesia’s Second President : an Authorised Biography, Marshall Cavendish, 2007. Ricklefs, M.C. (1991). A History of Modern Indonesia Since c.1300, 2nd Edition. London: MacMillan. Rice University, “Increasing liquefied natural gas exports ‘marginally positive’ for US economy”, Science Daily, 4 Januari 2016. Rist, J.M. (1972). Epicurus : an introduction. London: Cambridge University Press. Roelofz, M.A.P Meilink, Asian Trade and European Influence in the Indonesia Archipelago between 1500 and about 1630, The Hague : Martinus Nijhoff, 1962. Rogers, Howard V., “Asian LNG Demand : Key Drivers and Outlook”, The Oxford Institute for Energy Studies, April 2016. Rose, Adam.“China’s 2015 natural gas output growth slowest in at least 10 years”, Reuters, 19 Januari 2016. Rosengarten Jr, Frederic. “The Book of spices.” The Book of Spices, Jove Publ., Inc., New York ,1969. Rusdy, Teddy (Marsekal Madya), “Doktrin TNI Dan Strategi Peratahanan- Keamanan Negara”, dalam Letjen TNI (Purn) Julius Henuhili : Komunikasi Strategi, Jakarta, 2014, Russell, Bertrand. A History of Western Philosophy, Simon & Schuster, 1972. Rutherford, Danilyn, Raiding the Land of the Foreigners: The Limits of the Nation on an Indonesian Frontier, Princeton University Press, 2002. Ryu, Ji-Chul. “Korea’s Perspective on Energy Security,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 2010. Satoshi, Amako, “The Idea of New International Order China Is Seeking and An East Asia Community”, The Council on East Asian Community, 13 Juni, 2006. Schell, Jonathan, The Seventh Decade: The New Shape of Nuclear Danger. Macmillan, 2007. Scott, Emmet, Hatshepsut, Queen of Sheba, Algora Publishing, 2012. Scott, S.P. (1904), History of the Moorish empire in Europe (Vol. 3), Philadelphia: Lippincott. Sharma, S.D. (2002); China Statistical Yearbook, 1997. Beijing: China Statistical Publishing House. Shichor, Yitzhak, “Reconciliation: Israel’s Prime Minister in Beijing”, China Brief, Vol. 7, No. 2, 2007. Shorto, R. The Island at the Center of the World. Doubleday 2004. Siracusa, Joseph M., Nuclear Weapons: A Very Short Introduction, OUP Oxford, 2008. Sirait, Darwin. “Indonesia Current Policy and Regulation”, Directorate of Upstream Business Development, Ministry of Energy and Mineral Resources , Jakarta, May 7, 2013. Szulc, Tad, “Jakarta Build-up Linked to Peking”, New York Times, January 8, 1965. Smith, Michael B., Organic Chemistry: An Acid-Base Approach, edisi ke-2, CRC Press, 2016. DAFTAR PUSTAKA

Soeharto, Realisasi Pembangunan Pertahanan-keamanan Nasional dan Kekarjaan ABRI, Departemen Pertahanan dan Keamanan, Jakarta, 1967. Soekarno, To Build the World A New, Department of Information, Jakarta,1960. Soepardi, Hanni Sofia, “Presiden beberkan alasan Blok Masela dibangun onshore”, Antara, Senin, 4 April 2016. Soepardi, Hanni Sofia, “Presiden minta disiapkan 12.000 SDM untuk kelola Blok Masela”, Antara, Rabu, 6 April 2016. Spence, Jonathan D. “A Road is Made.” dalam The Search for Modern China. 310. New York, NY: W.W. Norton & Company, 1999. Stiglitz, Joseph. “Second Generation Strategies for Reform for China” address given at Beijing University, July 20, 1998. Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI), SIPRI Military Expenditure Data Base, Stockholm SIPRI, 2015). Sukma, Rizal. Indonesia and China: The Politics of Troubled Relationship (London: Routledge, 1999). Supriadi, Agust. “Bos Chevron Bertemu Jokowi di AS Bahas Proyek Laut Dalam”, CNN, Selasa, 27 Oktober 2015. Supriadi, Agust. “Jokowi jadi Saksi 18 Kesepakatan Bisnis US$ 20 Miliar di AS”, CNN, Selasa, 27 Oktober 2015. Syafril, Afut. “Jonan ancam batalkan kerja sama pengembangan Blok Masela dengan Inpex”, Antara, Rabu 3 Mei 2017 Takeishi, Reiji. “Japan’s Energy Security Strategy,” dalam Fesharaki, Kim, and Kim, Energy Security in the North Pacific, 208–56. Tamkin, Emily. “Japan Talks Tough on Senkaku Islans Dispute with China”, Foreign Policy, 21 Desember 2016. Trangedi, Sam J., Globalization and Maritime Power, Institute for National Strategic Studies, National Defense University, 2002. Tunsj, Ystein. Security and Profit in China’s Energy Policy: Hedging Against Risk, Columbia University Press, 2013. Tzu, Lao. Tao te Ching, CreateSpace Independent Publishing Platform, 2016. United Nations Development Programme, “Joint China-India study underscores need for South-South exchanges on climate change”, UNDP, 17 Maret 2014. United Nations, “Demographic Yearbook-Table 3: Population by sex, rate of population increase, surface area and density”, UN Statistics, 2007. United Nations, “World Population Prospects, the 2015 Revision”, Departmen of Economic and Social Affairs, United Nations, 2015. Upton, John (25 Juli 2013), “China to spend big to clean up its air”, Grist Magazine. U.S. Central Intelligence Agency, Research Study: Indonesia—The Coup that Backfired, 1968. Utami, Rini and A. Saragih, “Indonesia-China, from Soekarno to Jokowi”, Antara, 13 April 2015. Vadime, Elisseeff. (2001). The Silk Roads: Highways of Culture and Commerce. UNESCO Publishing / Berghahn Books. Waghorn, Terry (7 Maret 2011), “Fighting Desertification”,Forbes . Wall, Rachel F. (1971). Japan’s Century: An Interpretation of Japanese History since the Eighteen-fifties. London: The Historical Association. Wallace, Alfred Russel (1869). The Malay Archipelago: The land of the orang-utan, DAFTAR PUSTAKA

and the bird of paradise. A narrative of travel, with sketches of man and nature (1 ed.). Macmillan. Waples, David A., The Natural Gas Industry in Appalachia: A History from the First Discovery to the Tapping of the Marcellus Shale, edisi ke-2, McFarland, 2012. Watanabe, Akio, “A Continuum of Change”, The Washington Quarterly, The Center for Strategic and International Studies and the Massachusetts Institute of Technology, 2004. White House, National Security Strategy, (Washington, DC : White House, 2010). White, Garry (10 Februari 2013). “China trade now bigger than US”, Daily Telegraph. Wijayanto, Nanang. “Maluku Miliki 25 Blok Migas”, Sindo News, Rabu, 5 Agustus 2015. Wijaya, Ahmad, “Akhir silang pendapat Blok Masela”, Antara, Sabtu 26 Maret 2016. Wilcox, Robert K. Japan’s Secret War: Japan’s Race Against Time to Build Its Own Atomic Bomb, Morrow Publishing, NY 1985. Williams, Susan (2016). Spies in the Congo. New York: Publicaffaris. Wilson, Jeffrey D., “Multilateral organisations and the challenge of international energy cooperation”, Asia Research Centre, Murdoch University, Australia, 2014. Winning, David. “KNOC Loses Race for Addax, But Has Edge on China Peers,” Dow Jones Newswires, June 25, 2009. World Bank, Armed Forces Personnel, (Washington, DC : World Bank, 2015). World Bank, East Asia: The Road to Recovery. (World Bank: Washington, D.C.: 1998). Xiaoping, Deng, “Respect Knowledge, Respect Trained Personnel”, Selected Works of Deng Xiaoping, 24 Mei 1977. Xinru, Liu, The Silk Road in World History (New York: Oxford University Press, 2010). Yamamura, Kozo. “Success Iligotten? The Role of Meiji Militarism in Japan’s Technological Progress.” The Journal of Economic History 37.1 (1977). Yamei, “Spotlight: Xi, Trump engage in deep-going, friendly, long-time talks at Mar- a-Lago resort”, Xinhua, 7 April 2017. Yang, Stephanie and Alison Sider, “New Milestone: The U.S. Is Now a Net Exporter of Natural Gas”, The Wall Street Journal, 28 November 2016. Yinan, Gao. “China and India low carbon pursuits central to south-south cooperation”, Xinhua, 19 Maret 2014. Yoshiara, Toshi, “Chinese Missile Strategy and the U.S. Naval Presence in Japan: The Operational View from Beijing,” Naval War College Review 63, no. 3 (Summer 2010). Young, Victoria , “Macquarie launches Australia’s first BRIC funds,” Investor Daily, 17 November 2006. Zeman, Zbynek; Rainer Karlsch (2008). Uranium Matters: Central European Uranium in International Politics, 1900-1960. Central European University Press. Zhou, Qinnan, “The U.S. Energy Pivot: A New Era for Energy Security in Asia?”, Environmental Change and Security Program, 26 Maret 2015. Zielinski, Sarah.“Ten Ancient Stories and the Geological Events That May Have Inspired Them”, smithsonian.com, April 4, 2014. INDEX

INDEX Brinkhoff, 12 Buccelati and Kelly-Buccelati, 338 Jenderal Groves, 149 Captain Court, 192, 193 Abdoel Wachid Hasjim, 136 Charidji Kesuma, 158 Abraham Cresques, 288 Chester Nimitz, 97 Abraham Lincoln, 204, 205 Chon You Kwa, 316 Abraham Zacuto, 287 Christopher Columbus, 241, 286, 294, Adam Schaal, 267 301, 302 Aelius Gallus, 350 Copernicus. See Afonso de Albuquerque, 244, 247, 248, Cornelis de Houtman, 255, 257 249, 250, 254, 283 Daniel Hailes, 189 Akio Morita, 149, 150 Danny Quah, 3 Albert Einstein, 138, 140 David Beckham, 134 Alexander Agung, 348, 349 Democritus,, 2 Alfonso de Albuqurque, 328, 329, 330, Deng Xiaoping, 111, 113, 114, See 369 Diogo Cam atau Diego Cam, 282 Alfred Russel Wallace, 33, 305 Diponegoro, 182, 184 Andrade, 278, 283, 284 Donald Trump, 4, 37 Andreas Vesalius, 354 Dönitz, 145 Andrew Furtado de Mendoza, 187 Douglas MacArthur, 97 Angelique Kidjo, 134 Dr. Rubiono Kertopati. See Anthony Reebok. See Dr. Sjahriar Rassad, 158 António de Abreu, 8, 245, 246, 247 Dr. Yoshio Nishina, 138, 140 Antonio Pigafetta, 243, 250, 305, 307, Drs. Mohammad Hatta, 135 320, 364 Duarte Barbosa, 285, 308, 312, 320 Aristoteles, 349, 355, 364, 372, 373 Duarte Fernandes, 245, 247 Barack Obama, 4, 5, 17, 107, 134, 154 Edward Teller, 149 Bartolomeus Dias, 235, 237, 282, 286, Eisaku Sato, 145 324, 328 Eisenhower., 124 Benjamin Netanyahu, 61 Empedocles, 352, 353 Beyoncé, 134 Epicurus, 2, 205, 376 Ersnet Lawrence, 139 Homer, 345 Escobar, 287, 324 Ibn Battuta, 301, 302, 321 Felix Bloch, 149 Ibn Khaldun, 301 Ferdinand Magellan, 8, 186, 236, 242, Ir. Inkiriwang, 159 249, 250, 252, 253, 255, 305, 307, 365, Ir. Soekarno. See 399 Ir. Sudjito Danuseputro, 159 Ferdinand Verbiest, 267 J. Robert Oppenheimer, 149 Fernao Mendes Pinto, 28 Jacob Cornelisz van Neck., 257 Fernão Vaz Dourado, 290 James Johnson, 4 Firaun, 9, 234, 235, 335, 338 Jehuda Cresques, 288 Fra Mauro, 296, 305 Jenderal Moeldoko, 120 Francisco Serrao, 8, 255 Jepang Shinso Abe, 37 Fransisco Serrão, 246, 248, 250 Jiang Zemin, 19, 84 Friar Jordanus, 307 Jim O’Neill, 13 Galenus, 352, 353, 354, 355, 356, 358 Joao de Santaram, 287 Genzo Shoji, 145 Johan Anthoniszoon “Jan” van Rie- Georg Ebers, 336 beeck, 279 George Soros, 85 Johannes Latuharhary, 135, 136 Gerard Brantsen, 189 John H. Manley, 149 Grether dan Mathys, 12 Joko Widodo, 4, 37, 38, 60, 64, 66, 67, Groot di Hatawano, 178 68, 69, 73, 74, 121, 122, 402 Hans Bethe, 149 Jorge Álvares, 281, 283 Hassan Rouhani, 134 Joseph Broz Tito, 128 Hendrick Hamel, 291 Jusuf Kalla,, 134 Henry Hobhouse, 290 Kaiser Zhengde, 245 Heraclitus, 2 kapten Wilson, 221 Herman William Daendels, 184, 191 Karl Ludwig von Bertalanffy, 375 Hermarchus,, 2 Kesaulija, Patti, 174 Hideo Tomonaga, 145 Kitagawa, 143 Hillary Clinton, 125 Koen Hiam Liem, 136 Hippocrates, 345, 348, 352, 353, 356 Kolonel Adam, 159 Komandan Groot, 223, 225 Nicolo de’ Conti, 303, 304, 305 Kwane Nkrumah, 128 Niels Bohr, 138 Lady Gaga, 135 Nimitz, 30 Lao Tzu, 2, 3 Nishina, 138, 139, 140 Latumahina, 205, 217, 228 Pandit Jawaharlal Nehru, 128 Leonteus, 2 Pangeran Alfonso, 244 Lestevenon van Berkenroode, 189 Parameswara, 316 Let. Kol. Krayenhoff, 219 Paul H. Kratoska, 7, 108 Leucipus, 2, 205 Paus Francis, 134 Li Peng, 19, 84 Pedro Reinel, 289 Lieutenant Ellinghuizen, 223 Pires, 228, 244, 245, 246, 253, 283, Ludovico di Varthema, 303, 305, 308, 284, 306, 311, 314, 320, 364 309 Plato, 352 Malala Yousafzai, 134 Plinius, 349 Margono Djojohadikusumo, 136 PM Sato, 146 Martha Christina. See Polyaenus, 2 Martha Christina Tiahahu, 205, 206, Prof. Dr. Bahder Djoha, 159 208, 210, 211, 227 Prof. Dr. G.A. Siwabessy, 133, 172 Matteo Ricci, 267 Prof. Ir. Gunarso. See Matthaeus Platearius, 357, 358 Prof. Ir. Johannes, 159 Mayor Beetjes, 219, 220 Qian Qichen, 83 Mayor Meyer, 226, 227 Quah, 11, 12, 13 Mayor Udara Dr. Sarjanto, 159 Radjiman, 136 McKinsey, 10, 11 Rafael Perestrello, 247, 283 Melojior, 174 Raja Charles I, 186, 249, 250, 253 Muhammad al-Idrisi, 294, 295, 298, Raja Charles V, 242 299, 300, 301, 317, 323 Raja Hayam Wuruk, 316 Napoleon Bonaparte, 68, 190, 191, Raja John II, 244, 282, 323 371, 373 Raja Louis, 191 Niccolò de’ Conti, 305 Raja Merodach-baladan, 339 Nicolau Coelho, 324 Raja Oeloehapa, 223 Raul Castro, 134 Theophrastus, 349, 371 Residen Mackenzie, 221 Thomas Matulessy, 174, 176, 177, 179, Robert M. Cornejo, 130 182, 193, 205, 206, 207, 208, 210, 216, Robert Oppenheimer, 138, 149 217, 218, 220, 222, 224, 225, 227 Robert Seber, 149 Thomas Stamford Raffles, 184 Rui de Brito Patalim, 281 Timothy Brook, 262 Rumphius, 176, 306, 307, 310, 311, Van Alfen, 343, 344 315, 320 Van den Berg, 176, 178, 193, 200, 203, Rumpius, 308, 361 204, 208, 216, 217, 218 Russell Shorto, 259, 260 Van der Capellen, 202, 204 satiris Colotes, 2 Van Middelkoop, 178, 195, 196, 197, Shakira, 134 198, 199, 200, 202, 203, 216, 225 Singhawikramawardhana, 316 Vasco da Gama, 237, 241, 253, 282, Siwabessy, 130, 131, 133, 137, 157, 283, 288, 294, 301, 318, 323, 324, 325, 160, 163, 165, 171, 172 326, 327, 328 Soeharto, 83 Victor Niederhoffer, 85 Soekarno, 1, 2, 83, 88, 127, 128, 130, Vladimir Putin, 134 131, 132, 133, 135, 136, 137, 157, 158, W.B. Martin, 193, 201, 215, 292 159, 160, 161, 163, 166, 167, 168, 169, Wijayaparakramawardhana, 316 171 Wikramawardhana, 316 Soepomo, 136, 373 William Havey, 354 Sri Rajasanagara, 316 Witold Rybczynski, 238 Suhita, 316 Xanana Gusmao, 26, 125 Sultan Abu Lai, 246 Xi Jinping, 4, 5, 6, 17, 20, 37, 39, 101, Sultan Gujarat, 249 102, 104, 107, 114, 115, 116, 134 Sultan Said, 187, 252 Yap Tjawan, 136 Sultan Ternate, 213, 226, 246, 250, Yasuhiro Nakasone, 145 252, 330 Yitzhak Rabin, 83, 84 Susilo Bambang Yudhoyono, 3, 6, 101 Yoshizawa Kenkichi. See Suwito, 159 Zheng Chenggong, 279 Teddy Rusdy, 1, 22, 23, 24, 88 Zhu Rongji, 19, 86