Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan Padang Di Tanah Rantau

Total Page:16

File Type:pdf, Size:1020Kb

Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan Padang Di Tanah Rantau JURNAL ILMIAH PENELITIAN MarKa, ISSN: 2580-8745 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan Padang Di Tanah Rantau Muhammar Khamdevi Program Studi Arsitektur, Universitas Matana Abstrak Masakan Padang sangat populer dan banyak tersebar di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Keberadaan Rumah Makan Padang, memberikan identitas tersendiri keberadaan suku Minang dalam perantauan yang mudah dikenali oleh para peminat Masakan Padang. Oleh karena itu, karakteristik arsitektural Rumah Makan Padang di Sumatra Barat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebudayaan Minang di tanah asal dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu dengan tanah rantaunya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik rumah makan padang di tanah rantau. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis data yang dilakukan dengan cara metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan tentang karakteristik khas rumah makan padang dan menemukan tiga tipe klasisfikasi rumah (tempat) makan padang. Kata Kunci : masakan padang, minangkabau, arsitektur tradisional, rumah makan padang, identitas budaya Abstract Padang cuisine is very popular and widely spread throughout Indonesia, even abroad. The existence of Padang Restaurant, giving its own identity of Minang ethnic presence in the overseas which is easily recognized by the enthusiasts of Padang Cuisine. Therefore, the architectural characteristics of Padang Restaurant in West Sumatra are influenced by Minang customs and culture in the land of origin with certain adjustments to its rantau (overseas or outsine West Sumatra). This study aims to describe the characteristics of padang restaurant in rantau area. The method used in this research is using data analysis done by qualitative descriptive method. This study yields conclusions about the typical characteristics of the padang restaurant and discusses three types of classification of eating places of Padang cuisine. Keywords : padang cuisine, minangkabau, traditional architecture, padang restaurant, cultural identity Pendahuluan Rumah Makan Padang adalah sebutan umum untuk usaha kuliner yang khusus menyajikan masakan Padang di luar daerah Sumatra Barat. Kata “Padang” di sini yang merujuk pada sebuah kota ketimbang budaya adalah hasil reduksi dari kata dan makna “Minangkabau”. Contohnya “Manado” adalah hasil reduksi dari “Minahasa” dan seterusnya. Rumah Makan Padang termasuk jenis spesialist restaurant yang menyediakan masakan khas dan cara penyajian Gambar 1. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang (Putra, 2015) yang khas dari daerah tertentu. Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 | 33 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada “Tempat” Makan Padang Di JABODETABEK Bangunan Rumah Makan Padang memiliki kekhasan tersendiri yang mewakili identitas “Minang”. Pada umumnya karakteristik rumah makan pada saat tertentu berfungsi sebagai identitas, supaya mudah dikenali dan ditangkap gagasannya oleh masyarakat. Misalnya apa yang ada pada restoran seafood, restoran cepat saji dan lain-lain. Hal ini tak ada bedanya yang terjadi pada rumah makan khas budaya atau kedaerahan tertentu. Identitas tersebut dikomunikasikan dengan bahasa arsitektur tertentu melalui pemakaian elemen-elemen dan unsur-unsur arsitektural pembentuk bangunan yang merupakan Gambar 3. Makan Bajamba sambil Baselo kombinasi dari metode dan gaya tertentu. Manusia (Minangkabaunews, 2015) dalam mengamati lingkungannya selalu berusaha menemukan karakter terpenting pada lingkungan Sejatinya tempat makan padang mengadopsi tradisi tersebut dan menyimpannya dalam memori ingatan makan bajamba dan baselo budaya Minangkabau ke sebagai penanda (Bell et al, 1996). Citra identitas dalam lapau nasi, yakni tradisi makan bersama, menuntut pengenalan pada obyek dimana duduk bersila (lesehan), dan sambil menikmati didalamnya patut tersirat perbedaan obyek itu makanan yang digelar. Seperti halnya warung dan dengan obyek yang lain, sehingga manusia akan kedai, perkembangan Rumah Makan Padang – mudah bisa mengenalinya (Lynch, 1982). dalam penelitian ini akan disebut sebagai Tempat Makan Padang – di mulai dari sebuah lapau nasi terbuka beratap. Yang seperti ini banyak kita temui pada nasi kapau sepanjang wilayah Padang Panjang dan Bukittinggi. Gambar 2. Lapau Nasi di Payakumbuh 1911 (KITLV, 2015) Yang sangat khas pada Rumah Makan Padang adalah penggunaan atap Bagonjong diasumsikan oleh masyarakat di Jabodetabek sebagai penanda pada Rumah Makan Padang (Khamdevi, 2012). Identitas ini juga bersinggungan dengan pengertian “brand Gambar 4. Nasi Kapau di Bukittingi (Nohara, 2016) image” (Citra Merek) secara luas sebagai startetgi bisnis dan pemasaran yang mengidentifikasikan Lalu perkembangan berikutnya adalah lapau nasi pembuat atau penjual produk atau jasa tersebut tertutup, yang selanjutnya disebut ampera. Nama (Kotler et al, 2003). ampera yang lekat dengan “nasi bungkus” ini memang diambil dari sebuah momen sejarah AMPERA (Amanat Penderitaan Rakyat), dengan kabar lisan di masyarakat mengenai besar porsi nasi yang lebih banyak ketika dibungkus untuk dibawa pulang, sebagai semacam subsidi silang antara yang kaya dengan yang miskin. 34 | Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 Muhammar Khamdevi Gambar 5. Ampera di Kayu Tanam (Khamdevi, 2015) Gambar 7. Pelayan dan Akrobatik Piring-piringnya (Pratama, 2016) Lalu berikutnya muncul tipe restoran dengan mendapat pengaruh budaya Eropa dari Belanda, di mana terdapat meja dan kursi beserta table mannernya, sedangkan yang masih dipertahankan Metode Penelitian secara tradisi adalah makanan tetap diantar dengan piring yang bertingkat-tingkat oleh pelayan hingga Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah digelar sekaligus di meja. Tipe restoran ini kualitatif dengan pendekatan deskriptif dari hasil kemungkinan dipopulerkan oleh pendatang observasi. Hal ini dimaksudkan supaya peneliti dapat Tionghoa yang bersentuhan dengan orang Belanda menemukan pola tertentu atau deskripsi baru pada dan Minangkabau di kota Padang. Diketahui bahwa sampel kasus, dengan mengidentifikasi karakteristik restoran tertua yang menyajikan Masakan bangunan dari sitem sistem spasial, sistem fisik dan Minangkabau di kota tua Padang yang dikelola oleh sistem stilistik atau tampilan (Habraken, 1988). keluarga Tionghoa Muslim sejak tahun 1947. Sebagai tambahan, bahwa dalam penelitian ini peneliti lebih memilih istilah “tempat makan” untuk membuka klasifikasi yang lebih luas. Hasil dan Pembahasan Sistem Fisik dan Kualitas Figural Gambar 6. Restoran , di Bukittinggi (Kadir, 2013) Sabana Kapau, Jakarta Saiyo, Bandung Ambun Pagi, Semarang Bagaimanakah yang terjadi di luar Sumatra Barat ? Bagaimanakah karakteristik arsitekturalnya ? Melalui penelitian ini akan diungkap karakteristiknya, serta pergeseran dan perubahannya. Sehingga hasil kajian ini dapat menjadi sumber dokumentasi dna referensi Mentari Pagi, Solo Sari Minang, Ubud Roda Baru, Sofifi Gambar 8. Fisik dan Figural Tempat Makan Padang di tanah yang berguna di masa mendatang. rantau (Khamdevi, 2012 - 2016) Atap Bagonjong adalah elemen kuat yang selalu menghiasi restoran-restoran Padang sebagai Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 | 35 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada “Tempat” Makan Padang Di JABODETABEK penanda kehadiran para perantau dari Sumatra Sistem Stilistik Barat sejak lama. Bagi pengunjung elemen ini sangat mudah dikenali sebagai restoran Padang (Khamdevi, 2012). Namun pada tipe-tipe rumah makan dan lapau, elemen ini jarang muncul dengan berbagai alasan ekonomi, peraturan setempat, dan lain sebagainya. Elemen ini makin hilang keberadaannya Sabana Kapau, Jakarta Saiyo, Bandung Ambun Pagi, Semarang ketika makin menjauh dari Sumatra Barat maupun Jakarta, contohnya di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Maluku Utara. Alasan yang paling kuat menjawab hal tersebut adalah adanya peraturan daerah yang mengatur standard bangunan yang berlaku. Mentari Pagi, Solo Sari Minang, Ubud Roda Baru, Sofifi Gambar 9. Stilistik Tempat Makan Padang di tanah rantau (Khamdevi, 2012 - 2016) Sebagai pengganti atap Bagonjong, pemilik tempat makan memilih pemakaian gambar Rumah Gadang Secara langgam, tempat makan Padang mengadopsi dengan atap Bagonjongnya sebagai rekaman shape lapau dan tradisi makan bajamba dan baselo sebagai dan formnya yang berfungsi sebagai penanda embrionya. Sedangkan Rumah Gadang sebagai pengganti. Selain atap Bagonjong, etalase makanan ragam hias yang menunjang dan melengkapi tempat dengan susunan piringnya yang khas dan banner makan Padang tersebut sebagai penegas budaya. merah pada etalase juga sering dikenali sebagai Hingga akhirnya terbentuklah tempat makan Padang elemen dari tempat makan Padang. Jika bannernya yang kita kenali sekarang. berwarna selain merah, itu dapat dipastikan pemiliknya bukanlah dari Sumatra Barat, namun dari Dari penelitian ini juga dapat ditemukan tipe-tipe Sunda, Jawa, dan lain-lain, bahkan menikah campur tempat makan Padang di tanah rantau, yang tidak dengan suku lain. Selain itu penamaan tempat berbeda jauh dengan daerah asalnya, yakni: makanan dengan menyematkan kata “Minang” atau “Minang Asli” semakin menyatakan bahwa 1. Tipe lapau terbuka pemiliknya dan atau kulinernya adalah dari Sumatra 2. Tipe lapau tertutup (warung makan) Barat (Khamdevi, 2012). 3. Tipe restoran Dari segi bentuk bangunannya tidak terlalu kaku dengan pakem tertentu, namun fleksibel dengan bangunan dan ruangan yang tersedia. Karena bangunan untuk tempat makan Padang ada yang custom dan ada yang memanfaatkan ruang usaha Lapau Nasi “Minang Rumah Makan “Putra Restoran Padang “SSS”, yang sudah terbangun. Secara umum bentuk
Recommended publications
  • FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007 JURNAL Diajukan Sebagai Untuk Memperoleh Gelar Sarjana
    FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007 JURNAL Diajukan Sebagai untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata 1 (S1) ULFA ATIKA NPM. 12020127 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATRA BARAT PADANG 2016 FATIMAH: BIOGRAFI PENGUSAHA RUMAH MAKAN SEDERHANA PADANG TAHUN 1940-2007 Oleh Ulfa Atika1 Anatona Gulo2 Livia Ersi3 Program Studi Pendidikan Sejarah STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRACT This researh the authors discuss the problems that may Fatimah What is the background of life that saw falls in business and becoming an entrepreneur restaurants. How's career as an entrepreneur Fatimah simple restaurant paddock years 1940-2007. Goals to be achieved in the writing of this Fatimah is to explain and describe the journey of life and career Fatimah as a woman entrepreneur simple restaurant typical dishes meadow pioneering efforts simple restaurant is from zero, until he became an entrepreneur who has had many branches restaurant and be able to build a cooperative relationship with the investors who want investing. The method used in this research is the historical method, which is carried out by several phases. First heuristic, which explores and collects data from relevant sources; The second source criticism, namely doing the processing and testing of the data found. Third interpret the information that has been selected, the historical resources that has been filtered through source criticism sorted out in order to obtain items of information required in the form of facts freelance later assembled and processed in accordance with the subject of research.The fourth presentation of the results of scientific papers that thesis.
    [Show full text]
  • Atraksi Wisata Gastronomi Di Desa Kapau Kabupaten Agam Sumatera Barat
    No Daftar FPIPS : 1191/UN 40.A2.8/PP/2019 ATRAKSI WISATA GASTRONOMI DI DESA KAPAU KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Oleh : Putri Andan Sari NIM. 1501507 PROGRAM STUDI MANAJEMEN INDUSTRI KATERING FAKULTAS PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2019 LEMBAR HAK CIPTA ATRAKSI WISATA GASTRONOMI DI DESA KAPAU KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT Oleh : Putri Andan Sari Sebuah Skripsi Yang Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pariwisata Pada Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial © Putri Andan Sari 2019 Universitas Pendidikan Indonesia Agustus 2019 Hak Cipta Dilindungi Undang-Undang Skripsi Ini Tidak Boleh Diperbanyak Seluruhnya, Atau Sebagian Dengan Cara Di Cetak Ulang, Difotocopy Atau Cara Lainnya Tanpa Izin Penulis i PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul ATRAKSI WISATA GASTRONOMI DI DESA KAPAU KABUPATEN AGAM SUMATERA BARAT ini sepenuhnya karya saya sendiri. Tidak ada bagian di dalamnya yang merupakan plagiat dari karya orang lain dan saya tidak melakukan penjiplakan atau pun pengutipan dengan cara yang tidak sesuai etika keilmuan yang berlaku dalam masyarakat keilmuan. Atas pernyataan ini, saya siap menanggung resiko/ sanksi yang dijatuhkan kepada saya apabila ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya saya ini, atau ada klaim dari pihak lain terhadap keaslian karya saya ini. Bandung, Agustus 2019 Yang Membuat Pernyataan (Putri Andan Sari) iii ABSTRAK Putri Andan Sari (2019), Atraksi Wisata Gastronomi Di Desa Kapau Kabupaten Agam Sumatera Barat. Pembimbing : (I) Dr. Dewi Turgarini, SS., MM. Par, (II) Indriyani Handyastuti, M.Sc Penelitian ini ditulis dengan tujuan untuk mengetahui apa saja gastronomi unggulan di Desa Kapau, bagaimana komponen gastronomi unggulan di desa tersebut, dan apa saja kontribusi masyarakat dan juga pemerintah terhadap pelestarian gastronomi di Desa Kapau, Kabupaten Agam Sumatera Barat.
    [Show full text]
  • Downloads/Dasar Manuskrip Melayu Perpustakaan Negara Malaysia.Pdfdiakses Pada
    Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun Himpunan Tulisan Editor: Ab. Razak Bin Ab. Karim Pramono Lembaga Pengembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi Universitas Andalas Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun: Himpunan Tulisan Editor: Ab. Razak Bin Ab. Karim Pramono Khazanah Bahasa, Sastra dan Budaya Serumpun: Himpunan Tulisan Editor: Ab. Razak Bin Ab. Karim Pramono Tata Letak: Multimedia LPTIK Desain sampul: Multimedia LPTIK ISBN 978-602-50377-4-0 Diterbitkan oleh Hak cipta dilindungi undang-undang Dilarang mengutip atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa izin tertulis dari penerbit PENGANTAR EDITOR ubungan antara Indonesia dan Malaysia selalu dibungkus dengan Hadigium “budaya serumpun”, “saudara sepadan” dan “bahasa yang sama”. Namun demikian, dalam dinamikanya, khususnya dalam hubungan bilateral, selama dekade terakhir sering terganggu dengan isu- isu pekerja asing dan sengketa batas wilayah. Bahkan, sering pula terjadi ketengan akibat perkara warisan budaya Indonesia-Malaysia. Tanpa disadari, justru dinamika tersebut telah mendorong kedua negara untuk terus “berlomba” dalam memajukan pembangunan kebudayaannya. Peluang yang diberikan UNESCO, seperti pendaftaran Memory of the Word dan pendaftaran budaya takbenda lainnya telah dimanfaatkan kedua negara untuk mendaftarkan berbagai mata budaya ke tingkat internasional. Dalam rangka itu pula, berbagai kajian bidang i bahasa, sastra dan budaya menjadi penting untuk dijadikan “naskah akademik” khazanah warisan budaya yang dianggap potensial. Sebagai negara yang memiliki batas kebudayaan yang “tipis”, maka antara Indonesia dan Malaysia mestilah tercipta “seni bercinta” untuk terus membina kemesraan kedua negara. Hal ini dimaksudkan agar tidak ada lagi isu pengakuan sepihak mata budaya pada masa mendatang. Salah satu yang dapat dilakukan adalah menjalin komunikasi ilmiah secara intens— khususnya berkenaan dengan kajian dengan tema-tema kebudayaan—antara kelompok ilmiah antara kedua negara.
    [Show full text]
  • Randai PUTI MANIH TALONSONG -.:: GEOCITIES.Ws
    WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong Randai PUTI MANIH TALONSONG oleh: Wisran Hadi Pelakon: 1. PUTI ANIH TALONSONG 2. SUTAN BALIDAH AMEH 3. PUTI BASUSUAK INTAN 4. MANDE BATIMAH ITAM 5. DATUK KARIH PATAH Page 1 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong I. RANDAI Iyolah Puti Basusuak Intan Duduak tamanuang surang diri Di rumah batingkek paga basi Halaman laweh batabua bungo Duduak diateh kurisi banta Bakasua bameja kaco Langkok pidio jo tipinyo Ase barambuih patang pagi Tibo junjuangan maso itu Bagala Sutan Balidah Ameh Urang panggaleh baru naiak Suko baragiah dinan rami Puti tagak galak bagumam Mancaliak uda nan lah datang Pinggue dikakok dado diragang Sinan dimulai paretongan * SUTAN BALIDAH AMEH : Manolah diak kanduang janyo denai Puti Basusuak Intan si buah hati agak kamari molah adiak ado bicaro nak disampaikan. Capeklah! E, kalau bajalan Page 2 of 35 WISRAN HADI; Randai Manih Talonsong jaan saroman paragawati bana lai! (PUTI BASUSUAK INTAN TIBO) Nan hari sahari nangko ado nan tapikie dek diri denai nan takana dikiro-kiro jadi buah mimpi tiok malam yantangan Puti Manih Talonsong adiek dek kito nan baduo PUTI BASUSUAK INTAN : Manolah junjuangan janyo denai buah hati limpo bakruang nan bagala Sutan Balidah Ameh. kok tantangan Puti Manih Talonsong adiak dek kito nan baduo iyolah gadih gadang nyo tu kini lah asiang asiang tampak dek urang lah rundo jakun nan mudo mamandangi sikola tamaik karajo alun gilo dek raun patang pagi gilo bajilbab ilie mudiek kok kawannyo nan samo gadang alah bibalaki kasadonyo. SUTAN BALIDAH AMEH : Itu bana nan marusuah diri denai siang menjadi kiro-kiro malam manjadi angan-angan.
    [Show full text]
  • Oktavianus, LANDSCAPE of CULTURAL IDENTITY at RUMAH
    JATI-Journal of Southeast Asian Studies, Volume 24(2), December 2019, 155-175 ISSN 1823-4127/e-ISSN 2600-8653 LANDSCAPE OF CULTURAL IDENTITY AT RUMAH MAKAN MINANG Oktavianus Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Andalas Kampus Limau Manis Padang, Indonesia ([email protected]) DOI: https://doi.org/10.22452/jati.vol24no2.9 Abstract Every ethnic group in the world has its own cultural identity. It marks the characteristic and indicates the uniqueness of a particular ethnic group. The landscape of cultural identity is very complex and dynamic. Continuous studies are needed. This research is an attempt to investigate the landscape of cultural identity of one ethnic group in Indonesia. The research is conducted on Rumah Makan Minang (RM Minang) – the culinary business of Minangkabau people of West Sumatera. The signs used at RM Minang are assumed to represent cultural identities. The data for this research is taken from RM Minang in Sumatera, Java, Bali, Lombok, Sulawesi, Papua and Kuala Lumpur. The analysis of data is conducted from the perspective of the linguistic and nonlinguistic landscape through a multimodal approach. In terms of the form, the result of the analysis indicates that the landscape of cultural identity at RM Minang consists of linguistic and nonlinguistic signs marking Minangkabau, national and foreign cultural identity. In terms of design, the landscape of cultural identity at RM Minang always uses different semiotic modes in one text to construct cultural identity. Keywords: landscape, cultural identity, linguistic sign, nonlinguistic sign, Rumah Makan Minang (RM Minang) Introduction The use of language in a broad sense to fulfil human needs and to run their life is very complex.
    [Show full text]
  • Bab I Pendahuluan
    1 KEDUDUKAN DAN PERAN BUNDO KANDUANG DALAM SISTEM KEKERABATAN MATRILINEAL DI MINANGKABAU BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sudah sejak lama masyarakat Minangkabau menarik perhatian banyak peneliti, baik dari dalam maupun luar negeri. Hal itu disebabkan karena sistem kekerabatan matrilineal yang dianut oleh masyarakat Minangkabau di tengah sistem patrilineal yang pada umumnya dinaut oleh masyarakat dunia. Kekhasan itu memancing keingintahuan para peneliti. Pada sistem kekerabatan matrilineal atau garis keturunan menurut garis ibu, kaum perempuan menempati posisi yang sangat penting di dalam kehidupan bermasyarakat. Keberadaan suku, kaum, dan paruik di Minangkabau tergantung pada perempuan. Suku atau kaum bisa menjadi punah bila perempuan tidak ada lagi. Kedudukan perempuan yang menjamin keberadaan suku atau kaum menyebabkan perempuan disimbolkan sebagai “Limpapeh rumah nan gadang”. Oleh sebab keberadaan perempuan sebagai penjamin keberlangsungan dan keberadaan suatu suku atau kaum menyebabkan perempuan amat menentukan atas harta benda kaum yang dinamakan sebagai “amban puruak aluang bunian” bagi rumah gadang. Kaum perempuan yang akan memelihara harta benda itu dengan sebaik-baiknya sebagai jaminan hidup bagi anak-anak serta kaumnya. Selain itu, perempuan merupakan tiang rumah tangga dan nagari yang mempunyai fungsi pemberi arah dan pengaruh yang besar terhadap anak-anaknya. Hal itu sesuai dengan yang ditulis di dalam Alquran (16:72) yang menyebut perempuan dengan an Nisa atau Ummahat. An Nisa adalah tiang negeri1 , salah satu penafsiran Islam untuk perempuan yang menyimpan arti pemimpin (raja), orang pilihan, ahli yang pandai, serta pintar dengan segala sifat keutamaan yang lain. Perempuan adalah tiang nagari, artinya kalau mereka baik, maka akan baiklah seluruh nagari. Oleh sebab itu, Kitabullah yang menjadi sendi syarak menyebut perempuan dengan Ummahat sama dengan ibu, artinya “Ikutan Bagi Umat”2 (Abidin, 2002:2—3) 1 Bila Annisa-nya baik, maka baiklah negeri itu; bila Annisa-nya rusak, maka celakalah negeri itu (Alhadis).
    [Show full text]
  • Does Bukittinggi Need an Airport?
    Advances in Engineering Research (AER), volume 147 Conference on Global Research on Sustainable Transport (GROST 2017) DOES BUKITTINGGI NEED AN AIRPORT? Prima Saputra1, Wike Arinda Putri2, Basri Fahriza3 1. STMT Trisakti, 2. STMT Trisakti, 3. STMT Trisakti corresponding author: [email protected] Abstract: Building a new airport in Bukittinggi becomes necessity to support tourism industry in west Sumatera and strengthen Bukittinggi as tourist destination. Eventhough the distance from Minangkabau International Airport to Bukittinggi is 72 km, the route and traffic condition have made the time to reach Bukittinggi about 2.5 hours on regular day but in holiday season the travel can take 10 hours. To analyze the problem we used SWOT and IFE and EFE to find the result of the discussion. Keywords: Bukittinggi, Airport, Transportation, Tourism, Infrastructure Introduction Transportation infrastructure is a key element for the development of tourist destination (Rai, 2017) . An airport is not only as infrastructure function but also as a supporting facilities of tourism sector. An air transport is able to move faster than other transportation and has a straight path with barrier free (Setiani, 2015). An airport can help reducing land transportation problems and can be an alternative in solving various problems which caused by land transportation. The tourism itself can bring so many impacts on the transportation, social, economy, etc. Tourism has become one of the fastest growing economic sectors in the world (Ferreira & Dias, 2015). Bukittinggi is a city in West Sumatera Province and it has become a tourism icon in Indonesia since 33 years ago. Bukittinggi offers plenty of tourism attractions that attract tourists who come to its area.
    [Show full text]
  • Instructions for Preparing Manuscript for Bulletin of Chemical Reaction Engineering & Catalysis
    THE JOURNAL GASTRONOMY TOURISM Volume 5 Nomor 2, Juni 2019, 29-41 Tersedia daring di: https://ejournal.upi.edu/index.php/gastur Gastronomic Tourism Attractions in the Kapau Village, Agam Regency, West Sumatra Putri Andan Sari 1, Dewi Turgarini 1, Indriyani Handyastuti 2 1 Indonesia University of Education, Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154, Indonesia 2 Bandung College of Tourism, Jl. Dr. Setiabudi No.186, Hegarmanah, Kec. Cidadap, Kota Bandung, Jawa Barat 40141 * Corresponding Author. E-mail: [email protected] (Putri Andan Sari) ABSTRACT This research's aim is to find out the grand of gastronomy in Kapau , the components of gastronomy in Kapau, people 's contributions and government acts to preserve traditional gastronomy in Kapau, Agam , West Sumatra. Kapau, is a small region in West Sumatra that is known by fine traditional foods that have a unique taste on every food they are made. Therefore, Kapau is also known as a village that creates many expert chefs. To reach the aims written above, this research uses the mix method both qualitative and quantitative. Observation, questionnaire, interview and some documentary studies used to get the data. The result of this research is shows that Kapau Rice is a kind of traditional gastronomy that is very famous, not only among the Kapau citizens, but it is also known by the larger society outside. Regarding gastronomic tourist attractions in Kapau Village, Kapau rice has a good and unique taste and which cannot be found in other food. Gastronomy conservation has been done by government, chefs, and local leaders of the village by passing the cooking method from generation to generation.
    [Show full text]
  • PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL Dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia
    PROSIDING PROSIDING SEMINAR NASIONAL dan Pertemuan PD-PGMI Se-Indonesia dan Pertemuandan Se-Indonesia PD-PGMI SEMINARNASIONAL “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal Pada Program Pendidikan Dasar Islam” PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ IAIN Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Email: [email protected] PERKUMPULAN DOSEN PGMI INDONESIA PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Palangkaraya, 4-6 Mei 2018 Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | 1 PROCEEDING SEMINAR NASIONAL SEMINAR NASIONAL DAN PERTEMUAN PERKUMPULAN DOSEN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH SE-INDONESIA Hak Cipta dilndungi oleh Undang-undang Cetakan Pertama Juni 2018 Penanggung Jawab : Dr. Fauzan, M.A Ketua Redaksi: Dr. Fidrayani, M.Pd., M.Si Editor : Dr. Sita Ratnaningsih, M.Pd Dr. Fery Muhamad Firdaus, M.Pd Fatkhul Arifin, M.Pd Layout & Desain Sampul: Fatkhul Arifin, M.Pd ISSN : 2621-3044 Redaksi: PD-PGMI Indonesia Alamat: Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta Jl. Ir. H. Juanda No.95 Ciputat, Tangerang Selatan, Banten, 15412 Telp. (62-21) 7443328 Fax. (62-21) 7443328 http:// adpgmiindonesia.com/ Email: [email protected] Prosiding Seminar Nasional 2018 ISSN: 2621-3044 | ii KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Alhamdulillahi Robbil „Alamin, puji syukur kepada Allah SWT, acara Seminar Nasional dan Pertemuan Perkumpulan Dosen Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PD-PGMI) Se-Indonesia dapat diselenggarakan yang kesekian kalinya pada tahun 2018 di IAIN Palangkaraya, yang sebelumnya dilaksanakan di UIN Sultan Syarif Kasim Riau. Tema Seminar Nasional kali ini adalah adalah “Pengembangan KKNI Berbasis Kearifan Lokal pada Program Pendidika Dasar Islam”.
    [Show full text]
  • Local Wisdom of Minangkabau Tradition “Malamang” As a Supplementary Material in Teaching Geography at Senior High School
    2017 International Conference on Education and Science (ICONS 2017) LOCAL WISDOM OF MINANGKABAU TRADITION “MALAMANG” AS A SUPPLEMENTARY MATERIAL IN TEACHING GEOGRAPHY AT SENIOR HIGH SCHOOL Muhammad Aliman Teacher at SMAN 15 PADANG, Doctoral Student of Geography Education at UM [email protected] Key Words: ABSTRACT Local Wisdom Malamang is a tradition of Minangkabaunese in West Sumatera. It Minangkabau is a tradition of cooking pulut rice served in customary activities Tradition such as welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid al-Adha, Geography Teaching engagement, marriage, Batagak Panghulu, Mauluik nabi and other Material traditions. Malamang uses stems of bamboo trees as containers of pulut rice. The existence of bamboo trees is decreasing due to increased land conversion of increasing population. Furthermore, this article uses descriptive writing method by analyzing various literature sources and research results. The results of the analysis show that Malamang tradition contains local wisdom value in the fields of economy, environmental preservation and cultural planting of minangkabau culture. Malamang tradition can be used as a teaching material supplement by adjusting core competencies in high school geography curriculum. In addition, Malamang tradition also contributes to conservation of the existence of bamboo trees. INTRODUCTION Malamang tradition is done at Local wisdom of Minangkabaunese certain times / moments such as is reflected in the philosophy of "Alam welcoming Ramadan, Eid al-Fitr and Eid Takambang Jadi Guru" which means that al-Adha, engagement, marriage, Mauluik the nature can be used as a lesson in nabi, Batagak Panghulu and so on humans’ life (Agustina, Ramadhan, & (Damanhuri, 2015; Minangkabaunews, Asri, 2016). In addition, local wisdom is 2011).
    [Show full text]
  • Rekap Acara Bupati
    REKAP ACARA BUPATI HARI / TEMPAT JAM YANG NO ASAL SURAT ACARA CP KET TANGGAL MENGHADIRI 1 Rabu, 6 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Rukam Pauh Manis Nag.Koto 13.00 Alfa Edison 2016 Dalam Kec.Pd.Sago DPRD diwakilkan 2 Kamis,7 1 DPRD Kab.Solok Selatan HUT Kab.Solok Selatan ke - 12 Ruang Rapat DPRD Solok Selatan 09.00 Januari 2016 Tahun 2016 diwakilkan 2 DPRD Kab.Pasaman Barat HUT Kab.Pasaman Barat ke - 12 Gedung DPRD Kab.Pasaman Barat 10.00 diwakilkan Tahun 2016 3 Diskoperindag ESDM Rapat Koperasi Pegawai Negeri Ruang Rapat Sekda 10.00 (KPN) 4 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Mesjid Al Ikhlas Korong Pauh 13.00 diwakilkan Nagari Ketaping 3 Sabtu,9 1 Panitia Maulid Nabi Tabligh Akbar Maulid Nabi Komplek Pondok Pesantren Nurul 14.00 Januari 2016 Muhammad SAW Yaqin Ringan-ringan Pakandangan diwakilkan 4 Minggu,10 1 PT.IBS Group Grand Opening PT.IBS Graup Jl.Merdeka No.54 Duku Batang Anai 10.00 diwakilkan Januari 2016 5 Selasa, 12 Jan 1 Bag.Organisasi Evaluasi Kinerja PTT & Swakelola Hall IKK Paritmalintang 08.00 2016 Jumat, 15 Jan 1 Kodim Pariaman Penanaman Padi Serentak Kr.Kp.Rimbo Nag.Padang 09.15 2016 Bintungan Kec.Nan Sabaris 1 Sabtu, 16 Jan 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Ponpes Imam Gazali Lb.Aur 09.00 2016 Nag.Anduring Kec.2x11 Kayu Tanam 2 Minggu, 17 1 Panitia Maulid Nabi Maulid Nabi Muhammad SAW Masjid Raya Kr.Talao Mundam 13.00 Januari 2016 Nag.Ketaping Kec.Bt.Anai 1 Rabu, 20 Jan 1 DPRD Kab.Pd.Pariaman Rapat Penetapan Peresmian Ruang Rapat Pimpinan DPRD 09.00 2016 Pasar Sungai Geringging
    [Show full text]
  • Solidarity and Art Form on Minangkabau Death Rituals
    SOLIDARITY AND ART FORM ON MINANGKABAU DEATH RITUALS Nurwani Universitas Negeri Medan Email: nurwanipilago@gmail .com Abstract: This study is aimed to uncover the solidarity and art form found on Minangkabau death rituals. Solidarity is as a form of relationship that binds each individual in society, that was based on moral feelings and beliefs held. Solidarity on Minangkabau death rituals could be seen in a thick way, which is as the collective awareness of the social community in each villages. On Minangkabau people there are various kinds of death rituals, which gave birth to the same sense of togetherness and responsibility, so that there was a very close bond with each other. Art symbols in the form of lamentations, singing, motion, music, and appearance are contained in various Minangkabau death rituals Keywods: Solidarity, Art, Death Ritual, Minangkabau Minangkabau is a cultural area consisting of nagari, which is characterized by language and custom. The culture system adopted is a matrilineal kinship system, where kinship goes beyond the maternal lineage and has a very strong culture, characterized by thick Islamic teachings. Before the inclusion of Islam the Minangkabau people first embraced animism, dynamism, Hinduism and Buddhism. Phase by phase of the beliefs and religions embraced, there are various forms of death rituals in the nagari community in Minangkabu such as the bakajian ritual, mangapiang kayu, bailau, and ratok bawak, and the song of Shalawat Makah. Ritual "Rituals are a form of ceremony or celebration that relates to several religious beliefs, characterized by special characteristics, which give the rise to noble respect, in the sense of a sacred experience".3 That experience includes everything that is made or used by humans to express their relationship with the highest.
    [Show full text]