Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan Padang Di Tanah Rantau
Total Page:16
File Type:pdf, Size:1020Kb
JURNAL ILMIAH PENELITIAN MarKa, ISSN: 2580-8745 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada Rumah Makan Padang Di Tanah Rantau Muhammar Khamdevi Program Studi Arsitektur, Universitas Matana Abstrak Masakan Padang sangat populer dan banyak tersebar di seluruh Indonesia, bahkan mancanegara. Keberadaan Rumah Makan Padang, memberikan identitas tersendiri keberadaan suku Minang dalam perantauan yang mudah dikenali oleh para peminat Masakan Padang. Oleh karena itu, karakteristik arsitektural Rumah Makan Padang di Sumatra Barat dipengaruhi oleh kebiasaan dan kebudayaan Minang di tanah asal dengan penyesuaian-penyesuaian tertentu dengan tanah rantaunya. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik rumah makan padang di tanah rantau. Metode yang dilakukan pada penelitian ini yaitu menggunakan analisis data yang dilakukan dengan cara metode deskriptif kualitatif. Penelitian ini menghasilkan kesimpulan tentang karakteristik khas rumah makan padang dan menemukan tiga tipe klasisfikasi rumah (tempat) makan padang. Kata Kunci : masakan padang, minangkabau, arsitektur tradisional, rumah makan padang, identitas budaya Abstract Padang cuisine is very popular and widely spread throughout Indonesia, even abroad. The existence of Padang Restaurant, giving its own identity of Minang ethnic presence in the overseas which is easily recognized by the enthusiasts of Padang Cuisine. Therefore, the architectural characteristics of Padang Restaurant in West Sumatra are influenced by Minang customs and culture in the land of origin with certain adjustments to its rantau (overseas or outsine West Sumatra). This study aims to describe the characteristics of padang restaurant in rantau area. The method used in this research is using data analysis done by qualitative descriptive method. This study yields conclusions about the typical characteristics of the padang restaurant and discusses three types of classification of eating places of Padang cuisine. Keywords : padang cuisine, minangkabau, traditional architecture, padang restaurant, cultural identity Pendahuluan Rumah Makan Padang adalah sebutan umum untuk usaha kuliner yang khusus menyajikan masakan Padang di luar daerah Sumatra Barat. Kata “Padang” di sini yang merujuk pada sebuah kota ketimbang budaya adalah hasil reduksi dari kata dan makna “Minangkabau”. Contohnya “Manado” adalah hasil reduksi dari “Minahasa” dan seterusnya. Rumah Makan Padang termasuk jenis spesialist restaurant yang menyediakan masakan khas dan cara penyajian Gambar 1. Rumah Tuo Kampai Nan Panjang (Putra, 2015) yang khas dari daerah tertentu. Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 | 33 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada “Tempat” Makan Padang Di JABODETABEK Bangunan Rumah Makan Padang memiliki kekhasan tersendiri yang mewakili identitas “Minang”. Pada umumnya karakteristik rumah makan pada saat tertentu berfungsi sebagai identitas, supaya mudah dikenali dan ditangkap gagasannya oleh masyarakat. Misalnya apa yang ada pada restoran seafood, restoran cepat saji dan lain-lain. Hal ini tak ada bedanya yang terjadi pada rumah makan khas budaya atau kedaerahan tertentu. Identitas tersebut dikomunikasikan dengan bahasa arsitektur tertentu melalui pemakaian elemen-elemen dan unsur-unsur arsitektural pembentuk bangunan yang merupakan Gambar 3. Makan Bajamba sambil Baselo kombinasi dari metode dan gaya tertentu. Manusia (Minangkabaunews, 2015) dalam mengamati lingkungannya selalu berusaha menemukan karakter terpenting pada lingkungan Sejatinya tempat makan padang mengadopsi tradisi tersebut dan menyimpannya dalam memori ingatan makan bajamba dan baselo budaya Minangkabau ke sebagai penanda (Bell et al, 1996). Citra identitas dalam lapau nasi, yakni tradisi makan bersama, menuntut pengenalan pada obyek dimana duduk bersila (lesehan), dan sambil menikmati didalamnya patut tersirat perbedaan obyek itu makanan yang digelar. Seperti halnya warung dan dengan obyek yang lain, sehingga manusia akan kedai, perkembangan Rumah Makan Padang – mudah bisa mengenalinya (Lynch, 1982). dalam penelitian ini akan disebut sebagai Tempat Makan Padang – di mulai dari sebuah lapau nasi terbuka beratap. Yang seperti ini banyak kita temui pada nasi kapau sepanjang wilayah Padang Panjang dan Bukittinggi. Gambar 2. Lapau Nasi di Payakumbuh 1911 (KITLV, 2015) Yang sangat khas pada Rumah Makan Padang adalah penggunaan atap Bagonjong diasumsikan oleh masyarakat di Jabodetabek sebagai penanda pada Rumah Makan Padang (Khamdevi, 2012). Identitas ini juga bersinggungan dengan pengertian “brand Gambar 4. Nasi Kapau di Bukittingi (Nohara, 2016) image” (Citra Merek) secara luas sebagai startetgi bisnis dan pemasaran yang mengidentifikasikan Lalu perkembangan berikutnya adalah lapau nasi pembuat atau penjual produk atau jasa tersebut tertutup, yang selanjutnya disebut ampera. Nama (Kotler et al, 2003). ampera yang lekat dengan “nasi bungkus” ini memang diambil dari sebuah momen sejarah AMPERA (Amanat Penderitaan Rakyat), dengan kabar lisan di masyarakat mengenai besar porsi nasi yang lebih banyak ketika dibungkus untuk dibawa pulang, sebagai semacam subsidi silang antara yang kaya dengan yang miskin. 34 | Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 Muhammar Khamdevi Gambar 5. Ampera di Kayu Tanam (Khamdevi, 2015) Gambar 7. Pelayan dan Akrobatik Piring-piringnya (Pratama, 2016) Lalu berikutnya muncul tipe restoran dengan mendapat pengaruh budaya Eropa dari Belanda, di mana terdapat meja dan kursi beserta table mannernya, sedangkan yang masih dipertahankan Metode Penelitian secara tradisi adalah makanan tetap diantar dengan piring yang bertingkat-tingkat oleh pelayan hingga Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah digelar sekaligus di meja. Tipe restoran ini kualitatif dengan pendekatan deskriptif dari hasil kemungkinan dipopulerkan oleh pendatang observasi. Hal ini dimaksudkan supaya peneliti dapat Tionghoa yang bersentuhan dengan orang Belanda menemukan pola tertentu atau deskripsi baru pada dan Minangkabau di kota Padang. Diketahui bahwa sampel kasus, dengan mengidentifikasi karakteristik restoran tertua yang menyajikan Masakan bangunan dari sitem sistem spasial, sistem fisik dan Minangkabau di kota tua Padang yang dikelola oleh sistem stilistik atau tampilan (Habraken, 1988). keluarga Tionghoa Muslim sejak tahun 1947. Sebagai tambahan, bahwa dalam penelitian ini peneliti lebih memilih istilah “tempat makan” untuk membuka klasifikasi yang lebih luas. Hasil dan Pembahasan Sistem Fisik dan Kualitas Figural Gambar 6. Restoran , di Bukittinggi (Kadir, 2013) Sabana Kapau, Jakarta Saiyo, Bandung Ambun Pagi, Semarang Bagaimanakah yang terjadi di luar Sumatra Barat ? Bagaimanakah karakteristik arsitekturalnya ? Melalui penelitian ini akan diungkap karakteristiknya, serta pergeseran dan perubahannya. Sehingga hasil kajian ini dapat menjadi sumber dokumentasi dna referensi Mentari Pagi, Solo Sari Minang, Ubud Roda Baru, Sofifi Gambar 8. Fisik dan Figural Tempat Makan Padang di tanah yang berguna di masa mendatang. rantau (Khamdevi, 2012 - 2016) Atap Bagonjong adalah elemen kuat yang selalu menghiasi restoran-restoran Padang sebagai Volume 1 Nomor 1 Agustus 2017 | 35 Studi Karakteristik Arsitektur Khas Pada “Tempat” Makan Padang Di JABODETABEK penanda kehadiran para perantau dari Sumatra Sistem Stilistik Barat sejak lama. Bagi pengunjung elemen ini sangat mudah dikenali sebagai restoran Padang (Khamdevi, 2012). Namun pada tipe-tipe rumah makan dan lapau, elemen ini jarang muncul dengan berbagai alasan ekonomi, peraturan setempat, dan lain sebagainya. Elemen ini makin hilang keberadaannya Sabana Kapau, Jakarta Saiyo, Bandung Ambun Pagi, Semarang ketika makin menjauh dari Sumatra Barat maupun Jakarta, contohnya di daerah seperti Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, dan Maluku Utara. Alasan yang paling kuat menjawab hal tersebut adalah adanya peraturan daerah yang mengatur standard bangunan yang berlaku. Mentari Pagi, Solo Sari Minang, Ubud Roda Baru, Sofifi Gambar 9. Stilistik Tempat Makan Padang di tanah rantau (Khamdevi, 2012 - 2016) Sebagai pengganti atap Bagonjong, pemilik tempat makan memilih pemakaian gambar Rumah Gadang Secara langgam, tempat makan Padang mengadopsi dengan atap Bagonjongnya sebagai rekaman shape lapau dan tradisi makan bajamba dan baselo sebagai dan formnya yang berfungsi sebagai penanda embrionya. Sedangkan Rumah Gadang sebagai pengganti. Selain atap Bagonjong, etalase makanan ragam hias yang menunjang dan melengkapi tempat dengan susunan piringnya yang khas dan banner makan Padang tersebut sebagai penegas budaya. merah pada etalase juga sering dikenali sebagai Hingga akhirnya terbentuklah tempat makan Padang elemen dari tempat makan Padang. Jika bannernya yang kita kenali sekarang. berwarna selain merah, itu dapat dipastikan pemiliknya bukanlah dari Sumatra Barat, namun dari Dari penelitian ini juga dapat ditemukan tipe-tipe Sunda, Jawa, dan lain-lain, bahkan menikah campur tempat makan Padang di tanah rantau, yang tidak dengan suku lain. Selain itu penamaan tempat berbeda jauh dengan daerah asalnya, yakni: makanan dengan menyematkan kata “Minang” atau “Minang Asli” semakin menyatakan bahwa 1. Tipe lapau terbuka pemiliknya dan atau kulinernya adalah dari Sumatra 2. Tipe lapau tertutup (warung makan) Barat (Khamdevi, 2012). 3. Tipe restoran Dari segi bentuk bangunannya tidak terlalu kaku dengan pakem tertentu, namun fleksibel dengan bangunan dan ruangan yang tersedia. Karena bangunan untuk tempat makan Padang ada yang custom dan ada yang memanfaatkan ruang usaha Lapau Nasi “Minang Rumah Makan “Putra Restoran Padang “SSS”, yang sudah terbangun. Secara umum bentuk